referat jantung

33
Referat Penyakit Dalam BAB I PENDAHULUAN Aritmia adalah kelainan pada jantung yang berupa gangguan pada frekuensi, ketidakteraturan, tempat asal denyut atau konduksi impuls listrik pada jantung. Di Amerika, lebih dari 850,000 orang dirawat di rumah sakit karena aritmia setiap tahunnya. Di Amerika Utara, prevalensi Atrial Fibrilasi diperkirakan meningkat dua sampai tiga kali lipat pada tahun 2050. Ini menunjukan bahwa kejadian aritmia semakin meningkat setiap tahunnya. Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah peradangan jantung, gangguan sirkulasi koroner, intoksikasi obat, gangguan keseimbangan elektrolit, gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom, gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat, gangguan metabolic, gangguan endokrin, gangguan irama jantung akibat gagal jantung, tumor jantung atau penyakit degenerasi. Klasifikasi aritmia sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan impuls dan gangguan sistem konduksi. Sebuah aritmia mungkin "Silent" dan tidak menimbulkan gejala apapun. Gejala-gejala yang mungkin muncul seperti palpitasi, dada berdebar – debar, pusing atau kepala terasa melayang , sesak napas, dada terasa tidak nyaman atau nyeri dada, merasa lemah atau kelelahan (merasa sangat lelah), kesadaran menurun. Adapun tujuan penulisan refrat ini adalah untuk menambah wawasan rekan sejawat mengenai aritmia, terutama dalam hal 1

Transcript of referat jantung

Page 1: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

BAB I

PENDAHULUAN

Aritmia adalah kelainan pada jantung yang berupa gangguan pada frekuensi,

ketidakteraturan, tempat asal denyut atau konduksi impuls listrik pada jantung.

Di Amerika, lebih dari 850,000 orang dirawat di rumah sakit karena aritmia setiap

tahunnya. Di Amerika Utara, prevalensi Atrial Fibrilasi diperkirakan meningkat dua sampai

tiga kali lipat pada tahun 2050. Ini menunjukan bahwa kejadian aritmia semakin meningkat

setiap tahunnya. Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah

peradangan jantung, gangguan sirkulasi koroner, intoksikasi obat, gangguan keseimbangan

elektrolit, gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom, gangguan psikoneurotik dan

susunan saraf pusat, gangguan metabolic, gangguan endokrin, gangguan irama jantung akibat

gagal jantung, tumor jantung atau penyakit degenerasi.

Klasifikasi aritmia sendiri dibagi menjadi 2 yaitu gangguan impuls dan gangguan

sistem konduksi. Sebuah aritmia mungkin  "Silent" dan tidak menimbulkan gejala apapun. 

Gejala-gejala yang mungkin muncul seperti palpitasi, dada berdebar – debar, pusing atau

kepala terasa melayang , sesak napas, dada terasa tidak nyaman atau nyeri dada, merasa

lemah atau kelelahan (merasa sangat lelah), kesadaran menurun.

Adapun tujuan penulisan refrat ini adalah untuk menambah wawasan rekan sejawat

mengenai aritmia, terutama dalam hal diagnosa dan penanganan awal untuk mencegah

komplikasi lanjut yang bahkan dapat menyebabkan kematian.

1

Page 2: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

BAB II

PEMBAHASAN

I. ANATOMI

Lapisan jantung terdiri dari : 1

1. Perikardium  adalah lapisan paling atas dari jantung yang terdiri atas :

• Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang

melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan fibrosa

bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian dinding dalam

sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini termasuk penghubung

antara jaringan, khususnya pembuluh darah besar yang menghubungkan

dengan lapisan ini ( vena cava, aorta, pulmonal arteri dan vena pulmonal).

• Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa

• Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan luar

dari otot jantung atau epikardium.

Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral terdapat ruang

atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang disebut dengan cairan

perikardium. Cairan perikardium berfungsi untuk melindungi dari gesekan-gesekan

yang berlebihan saat jantung berdenyut atau berkontraksi. Banyaknya cairan

perikardium ini antara 15 – 50 ml.

2. Epikardium adalah bagian terluar dari otot jantung.

3. Miokardium yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab atas

kemampuan kontraksi jantung.

4. Endokardium lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan tipis endotel sel

yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat sangat licin untuk aliran darah.

2

Page 3: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Sistem konduksi jantung terdiri dari :

SA ( Sinoatrial ) node : merupakan serabut-serabut saraf yang terdapat pada dinding

atrium kanan dekat muara vena cava superior dan vena cava inferior.

Serabut saraf ini merupakan cabang dari sistem syaraf tak sadar dan juga dipengaruhi

saraf vagus (saraf ke- 10).

AV ( atrioventricular ) node : merupakan serabut – serabut saraf yang terletak di

bagian basal dari interatrial dalam atrium kanan.

Bundle of His ( berkas His) : menyebar dari nodus AV, yang memasuki selubung

fibrosa yang memisahkan atrium dari ventrikel. Bercabang menjadi right dan left

bundle branch kemudian menjadi serabut purkinje.

II. FISIOLOGI 1,2

Peristiwa Listrik Pada Jantung

Miokardium seperti halnya otot rangka, dapat berkontraksi setelah diinisiasi oleh potensial

aksi yang berasal dari sekelompok sel konduktif pada SA node (nodus sinoatrial) yang

terletak pada dinding atrium kanan. Dalam keadaan normal, SA node berperan sebagai

pacemaker (pemicu) bagi kontraksi miokardium. Selanjutnya potensial aksi menyebar ke

seluruh dinding atrium dan menyebabkan kontraksi atrium. Selain menyebar ke seluruh

dinding atrium, impuls juga menyebar ke AV node (nodus atrioventrikular) melalui traktus

internodal, kemudian ke berkas his dan selanjutnya ke sistem purkinye. Penyebaran impuls

pada sistem purkinye menyebabkan kontraksi ventrikel.

3

Page 4: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Penyebaran potensial aksi pada ventrikel terdiri dari 4 fase yaitu :

1. Fase 0: Initial rapid depolarization.

Pada fase ini terjadi influks natrium akibat pembukaan saluran natrium saat terjadi

peningkatan permeabilitas membran terhadap natrium. Awal depolarisasi adalah

keadaan polarisasi (resting membrane potential) dimana muatan sisi dalam membran

lebih negative dibanding sisi luar (polarisasi).

2. Fase 1: Brief initial repolarization.

Pada fase ini saluran kalium mulai terbuka.

3. Fase 2: Prolonged plateau.

Pada fase ini saluran lambat natrium dan kalsium terbuka sehingga terjadi

keseimbangan antara influks natiurm dan kalsium serta efluks kalium.

4. Fase 3: Late rapid repolarization dimana terjadi pembukaan saluran lambat kalium.

5. Fase 4: Resting membrane potential (-100 mv)

Fase ini merupakan keadaan membaran istirahat dimana muatan sisi dalam membran

sel menjadi lebih elektronegatif dbanding sisi luar (polarisasi).

III. DEFINISI 4

Aritmia (gangguan irama jantung) adalah kelainan dalam kecepatan, irama, tempat asal dari

impuls/gangguan konduksiyang menyebabkan perubahan dalam urutan normal aktivasi

atrium sampai ventrikel.

4

Page 5: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

IV. EPIDEMIOLOGI 6

Di Amerika, lebih dari 850,000 orang dirawat di rumah sakit karena aritmia setiap tahunnya.

Atrial fibrilasi mengenai± 2,3 juta orang di amerika utara dan 4,5 juta orang di eropa,

terutama yang berusia lanjut. Di amerika, kira-kira 75 % orang yang terkena atrial fibrilasi

berusia 65 tahun atau bahkan lebih tua. AF merupakan aritmia yang paling sering terjadi

dengan prevalensi 0,4 % pada golongan usia<65 tahun dan meningkat 10 % pada kelompok

usia > 75 tahun. . Di Amerika Utara, prevalensi AF diperkirakan meningkat dua sampai tiga

kali lipat pada tahun 2050.

V. ETIOLOGI 4,5

Beberapa kondisi atau penyakit yang dapata menyebabkan aritmia adalah :

1. Peradangan jantung, misalnya demam reumatik, peradangan miokard (miokarditis

karena infeksi).

2. Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),

misalnya iskemia miokard, infark miokard.

3. Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-obat anti

aritmia lainnya.

4. Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).

5. Gangguan pada pengaturan susunan saraf autonom yang mempengaruhi kerja dan

irama jantung.

6. Gangguan psikoneurotik dan susunan saraf pusat.

7. Gangguan metabolic (asidosis, alkalosis).

8. Gangguan endokrin (hipertiroidisme, hipotiroidisme).

9. Gangguan irama jantung akibat gagal jantung.

10. Gangguan irama jantung karena karmiopati atau tumor jantung.

11. Gangguan irama jantung karena penyakit degenerasi (fibrosis system konduksi

jantung).

VI. KLASIFIKASI ARITMIA 1,2

Aritmia terbagi atas :

1. Gangguan impuls

a. SA-Node

Takikardia sinus

Bradikardia sinus

Aritmia sinus

5

Page 6: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

b. Atrial

• Atrial extra systole & para systole

• Atrial takikardi

• Atrial gelepar (flutter)

• Atril fbrilasi

• Atrial wondering pace maker/kelana

c. AV junction

• Nodal extra systole dan para systole

• Nodal takikardi

• Nodal escape

d. Ventrikel

• Ventrikular ekstra systole dan parasystole

• Ventrikular takikardi

• Ventrikular fibrilasi

• Ventrikular escape

2. Gangguan system Konduksi ( penghantaran arus listrik)

a. Berdasarkan tempat blok

Blok SA

Blok AV

Blok fasikular

Blok Bundle Branch

Blok IVCD ( intra Ventricular conduction defect)

b. Berdasarkan derajat blok

Derajat I

Derjat II

Mobitz I ( wanckebach)

Mobitz II

Derajat III : blok total (jantung masih berdenyut)

c. Aksesori konduksi

• Jalur Kent/ Sindroma Wolff – Parkinson – white

• Jalur James/ Sindroma Lown – Ganong – Levin

• Jalur Mohain

1. GANGGUAN IMPULS 3,5

A. Irama sinus

6

Page 7: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Aritmia yang terjadi pada keadaan bradikardia atau takikardi atau sinus aresst.

Sinus Bradycardi

                                   Sinus Tachycardia

                                       Sinus Aresst

B.  Irama Atrial

Dibagi menjadi :

i. Atrial Flutter

     irama atrial pada atrial Flutter (jumlah gel.P banyak)

Gambaran terlihat baik pada sadapan II, III, dan aVF seperti gambaran gigi gergaji ,

kelaianan ini dapat terjadi pada kelainan katub mitral atau tricuspid, cor pulmonal

akut atau kronis , penyakit jantung koroner dan dapat juga akibat intoksikasi digitalis

ii. Atrial Fibrilasi

7

Page 8: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

                                    Atrial fibrillation

Pada EKG terlihat gelombang yang sangat tidak teratur dan cepat sekali , mencapai

300 -500 kali permenit dan sering kali ditemukan pulsus deficit.

Pada atrial fibrillation beberapa signal listrik yang cepat dan kacau "menyala" dari

daerah-daerah yang berbeda di atria, dari pada hanya dari satu daerah pemacu jantung

di SA node. Signal-signal ini pada gilirannya menyebabkan kontraksi ventricle yang

cepat dan tidak beraturan. Penyebab-penyebab dari atrial fibrillation termasuk

serangan jantung, tekanan darah tinggi, gagal jantung, penyakit klep mitral (seperti

mitral valve prolapse), tiroid yang aktif berlebihan, gumpalan darah di paru

(pulmonary embolism), alkohol yang berlebihan, emphysema, dan radang dari lapisan

jantung (pericarditis).

iii. Atrial takikardi

Biasanya adalah paroksimal (PAT= paroxysmal atrial tachycardia ), disebut juga

takikardi supraventrikuler paroksimal, yaitu takikardai yang berasal dari atrium dan

nodus AV. Pada gambar terdapat ektrassistole yang berturut- turut.                

                         Atrial tachycardia

iv. Ekstrasistole atrial

8

Page 9: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Disebut juga Premature atrial beats. Hal ini timbul akibat impuls yang berasal dari

atrium timbul premature . kelainan ini biasanya tidak memiliki arti klinis penting dan

biasanya tidak butuh terapi 

                                Ekstrasistole Atrial

C.  Irama Junctional

Gambaran EKG menunjukan laju QRS antara 40 -60 permenit dengan irama biasanya

teratur , gelombag { biasanya terlihat negative disadapan II , III, aVF . Gelombang P  bisa

mendahului atau tumpang tindih dengan QRS.

Biasanya disebabkan karena nodus SA kurang aktiv sehingga diambil alih :

i. AV junctional ektrasistole

           

                                                                             

9

Page 10: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

ii. AV junctional takikardi paroksimal seperti PAT

iii.  AV junctional takikardi Non  paroksimal

D. Irama Ventrikuler

i. Ventrikel Ekstra Sistole (VES)

Adalah gelombang ventrikel yang muncul tiba tiba pada gelombang sinus , ini muncul

karena pace maker ventrikel tiba – tiba lebih kuat dari SA node dalam memproduksi

listrik . jenis ini terdiri dari :

VES Uniform atau Unifokal

VES yang bentuknya serupa pada lead yang sama.

VES multiform

VES Begimini

Artinya setiap satu komplek normal diikuti oleh satu VES

VES trigemini

Artinya setiap dua komplek normal diikuti oleh satu VES

VES Couplet

Artinya setelah komplek normal , muncul 2 VES sekaligus , jika muncul

lebih dari 2 sekaligus disebut Run of

ii. Ventrikular Takikardi (VT)

                            Ventrikel tachycardia

Pelepasan impuls yg cepat oleh fokus ektopic di Ventricel, yang ditandai oleh sederetan

denyut Ventrikel. Terdapat 3 atau lebih komplek yang berasal dari ventrikel secara

berurutan dengan laju lebih dari 100x/ menit. Pengaruhnya terhadap jantung adalah

10

Page 11: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

ventrikel yang berdenyut sangat cepat tanpa sempat mengosongkan dan mengisi darah

secara sempurna, Akibatnya sirkulasi darah menjadi tidak cukup.

iii. Ventrikel Fibrilasi (VF)

Adalah gambaran bergetarnya ventrikel , yang disebabkan karena begitu banyak tempat

yang memunculkan implus, sehingga sel jantung tidak sempat berdepolarisasi dan

repolarisasi sempurna. Disini sudah tidak terlihat gelombang P, QRS dan T. hal ini biasa

terjadi pada iskemiaakut atau infrak miokard.

iv. Ventrikel Flutter

Ventrikel Fluter adalah gambaran getaran ventrikel  yang disebabkan oleh produksi

sebuah pacemaker diventrikel dengan frekuensi 250 – 350 kali permenit. Gambaran yang

muncul adalah gelombang berlekuk dan rapat.

2. GANGGUAN KONDUKSI 3,5

Gangguan konduksi adalah gangguan yang terjadi pada jaringan konduksi ( jalur listrik

jantung ) sehingga listrik jantung tidak berjalan lancer atau berhenti di tengah

jalan.terdiri:

A. Block SA node

Gangguan pada SA node menyebabkan block SA dan sinus Aresst.

B. Gangguan AV block

11

Page 12: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

i. AV Block derajat 1

Umumnya disebabkan karena gangguan konduksi di proximal His bundle , sering terjadi

pada intoksitas digitalis, peradangan , proses degenerasi maupun varian normal . Gambar

yang muncul pada EKG adalah interval PR yang melebar > 0,22 detik dan interval PR

tersebut kurang lebih sama disetiap gelombang 

ii. AV Block derajat II

Dibagi menjadi 2 tipe :

Mobitz tipe 1  ( wenckebach block)

Interval PR secara progresif bertambah panjang sampai suatu ketika implus dari atrium

tidak sampai ke ventrikel dan denyut ventrikel ( gelombang QRS)tidak tampak , atau

gelombang P tidak diikuti oleh QRS. Hal ini disebabkan karena tonus otot yang

meningkat , keracunan digitalis atau iskemik .

 

Mobitz tipe 2

12

Page 13: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Interval PR tetap sama tetapi didapatkan denyut ventrikel yang berkurang. Dapat terjadi

pada infrak miocard akut, miocarditis, dan proses degenerasi.

iii. AV Block derajat III

Disebut juga block jantung komplit , dimana implus dari atrium tidak bisa sampai pada

ventrikel , sehingga ventrikel berdenyut sendiri karena implus yang berasal dari ventrikel

sendiri .gambaran EKG memperlihatkan adanya gelombang P teratur dengan kecepatan

60 – 90 kali permenit , sedangkan komplek QRS hanya 40 – 60 kali permenit . hal ini

disebabkan oleh infrak miocard akut, peradangan, dan proses degenerasi. Jika menentap

diperlukan pemasangan pacu jantung.

third degree AV Block ( Total AV block)

C. Gangguan pada serabut HIS menyebabkan RBBB dan LBBB

Bundle Branch Block menunjukan adanya gangguan konduksi dicabang kanan atau kiri

sistem konduksi , atau divisi anterior atau posterior cabang kiri. Dimana pada EKG

ditemukan komplek QRS yang melebar lebih dari 0,11 detik disertai perubahan bentuk

komplek QRS dan aksis QRS. Bila cabang kiri yang terkena disebut sebagai Left Bundle

Branch Block (LBBB) dan jika kanan yang terkena disebut Right Bundle Branch Block

(RBBB)

13

Page 14: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

i. LBBB

Pada EKG akan terlihat bentuk rsR’ atau R di lead I, aVL, V5 dan V6 yang melebar.

Gangguan konduksi ini dapat menyebabkan aksis bergeser ke kiri yang ekstrim, yang

disebut sebagai left anterior hemiblock (jika gangguan dicabang anterior kiri ) dan left

posterior hemiblock (jika gangguan dicabang posterior kiri )

ii. RBBB

Pada EKG akan terlihat kompleks QRS yang melebar lebih dari 0,12 detik dan akan

tambapk gambaran rsR’atau RSR’ di V1, V2 , sementara itu di I, aVL , V5 didapatkan S

yang melebar karena depolarisasi ventrikel kanan yang terlambat.

                           

VII. PATOFISIOLOGI 2,5

14

Page 15: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

         Mekanisme aritmogenik dapat dibagi menjadi : ganguan pembentukan impuls dan gangguan

konduksi

1. Gangguan pembentukan impuls

             gangguan ini dapat dibagi menjadi:

a.       kelainan automatisasi

pada keadaan normal, automatisasi (depolarisasi spontan) hanya terjadi pada nodus SA. Hal

ini disebabkan karena impuls-impuls yang dicetuskan di nodus SA sedemikian cepatnya

sehingga menekan proses automatisasi di sel lain.Apabila terjadi perubahan tonus susunan

saraf pusat otonom atau karena suatu penyakit di Nodus SA sendiri maka dapat terjadi aritmia

b.      trigger automatisasi

         dasar mekanisme trigger automatisasi ialah adanya early dan delayed after-depolarisation

yaitu suatu voltase kecil yang timbul sesudah sebuah potensial aksi,apabila suatu ketika

terjadi peningkatan tonus simpatis misalnya pada gagal jantung atau terjadi penghambatan

aktivitas sodium-potassium-ATP-ase misalnya pada penggunaan digitalis, hipokalemia atau

hipomagnesemia atau terjadi reperfusi jaringan miokard yang iskemik misalnya pada

pemberian trombolitik maka keadaan-keadaan tersebut akan mnegubah voltase kecil ini

mencapai nilai ambang potensial sehingga terbentuk sebuah potensial aksi prematur yang

dinamakan “trigger impuls”. trigger impuls yang pertama dapat mencetuskan sebuah trigger

impuls yang kedua kemudian yang ketiga dan seterusnya samapai terjadi suatu iramam

takikardai.

2. Gangguan konduksi

         a.  re-entry

Bilamana konduksi di dalah satu  jalur tergaggu sebagai akibat iskemia atau masa refrakter,

maka gelombang depolarisasi yang berjalan pada jalur tersebut akan berhenti, sedangkan

gelombang pada jalur B tetap berjalan sepetisemual bahkan dapat berjalan secara retrograd

masuk dan terhalang di jalur A. Apabila bebrapa saat kemudian terjadi penyembuhan pada

jalur A atau masa refrakter sudah lewat maka gelombang depolarisasi dari ajlur B akan

menemus rintangan jalur A dan kembali mengkatifkan jalur B sehingga terbentuk sebuah

gerakan sirkuler atau reentri loop. Gelombang depolarisasi yang berjalan melingkar ini

bertindak seagi generator yang secara terus-menerus mencetuskan impuls.

Reentr loop ini dapat berupa lingkaran besar melalui jalur tambahan yang disebut

macroentrant atau microentrant.

    b.  concealed conduction (konduksi yang tersembunyi)

15

Page 16: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

         impuls-impuls kecil pada janutng kadang-kadang dapat menghambat dan menganggu

konduksi impuls utama. Keadaan ini disebut concealed conduction. Contoh concealed

conduction ini ialah pada fibrilasi atrium, pada ekstrasistol ventrikel yang dikonduksi secara

retrograd. Biasanya gangguan konduksi jantung ini tidak memiliki arti klinis yang penting.

c.        Blok

        Blok dapat terjadi di berbagai tempat pada sistem konduksi sehingga dapat dibagi menjadi

blok SA (apabila hambatan konduksi pada perinodal zpne di nodus SA); blok AV (jika

hambatan konduksi terjadi di jalur antara nodus SA sampai berkas His); blok cabang berkas

(bundle branch block=BBB) yang dapat terjadi di right bundle branch block atau left bundle

branch block.

VIII. GEJALA KLINIS 1,4

Sebuah aritmia mungkin "Silent" dan tidak menimbulkan gejala apapun. 

Gejala-gejala yang mungkin muncul :

Palpitasi

Dada berdebar – debar

Pusing atau kepala terasa melayang

Sesak napas

Dada terasa tidak nyaman atau nyeri dada

Merasa lemah atau kelelahan (merasa sangat lelah)

Kesadaran menurun

Syncope

Tanda yang dapat terjadi :

Bradikardi atau takikardi

Hipotensi

Syok

Edema paru

Akral dingin

Penurunan kondisi urin

IX. DIAGNOSIS 4

16

Page 17: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik yang didapatkan tanda dan gejala seperti diatas,

juga dilakukan pemeriksaan penunjang seperti :

Electrocardiogram (ECG or EKG): 

Sebuah gambar impuls listrik yang berjalan melalui otot jantung. Sebuah EKG dicatat

pada kertas grafik, melalui penggunaan elektroda yang melekat pada kulit lengan,

dada dan kaki.

Ambulatory monitors, seperti :

- Holter monitor:  Rekorder kecil yang portable dimana menempel pada elektroda

di dada pasien. Merekam ritme jantung secara kontinu selama 24 jam.

- Transtelephonic monitor: monitor kecil ditempelkan pada elektroda, biasanya

di jari atau pergelangan tangan. Melalui alat ini, ritme jantung pasien dikirim

melalui line telepon ke dokter.

- Transtelephonic monitor with a memory loop:  rekorder kecil yang portable

dipakai terus-menerus dalam jangka waktu tertentu untuk merekam dan

menyimpan informasi ritme jantung pasien.

Stress test: sebuah tes untuk merekam aritmia yang muncul atau memburuk

dengan latihan. Tes ini membantu untuk menentukan apakah ada penyakit jantung

atau jantung koroner yang menjadi penyebab kelainan ritme.

Echocardiogram: alat ultrasound untuk melihat jantung, menentukan jika ada

kelainan otot atau katup jantung yang menyebabkan aritmia. Tes ini dilakukan saat

istirahat atau dengan aktivitas.

Cardiac catheterization: menggunakan local anestesi, kateter dimasukan melalui

pembuluh darah dan diarahkan dengan mesin x-ray. Pada kateter dimasukan

kontras sehingga dapat tampak gambaran arteri koroner, rongga jantung dan katup.

Tes ini dapat mendeteksi kerja otot dan katup jantung.

17

Page 18: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Electrophysiology study (EPS): kateterisasi khusus jantung yang dapat

mengevaluasi sistem konduksi jantung. Kateter dimasukan untuk merekam

aktivitas elektrik jantung. Alat ini digunakan untuk menentukan penyebab kelainan

ritme jantung dan penanganan yang sesuai. Selama tes, aritmia dapat dimunculkan

dan dihentikan.

Tilt table test (passive head-up tilt test or head upright tilt test): merekam tekanan

darah dan nadi setiap menitnya saat meja dinaikkan dengan posisi kepala diatas

pada level yang berbeda-beda. Hasil tes ini digunakan untuk mengevaluasi ritme

jantung, tekanan darah.

X. PENATALAKSANAAN 1,2,4

Penanganan aritmia tergantung pada tipe dan tingkat keparahan dari aritmia yang diderita.

Pada beberapa kasus aritmia tidak diperlukan penanganan. Penanganan aritmia terdiri dari

pemberian obat, perubahan gaya hidup, terapi elektrik, atau operasi.

Farmakologi Terapi

Banyak jenis obat yang digunakan untuk penanganan aritmia. Beberapa obat yang sering

digunakan :

Anti aritmia

Anti koagulan atau antiplatelet terapi untuk mengurangi resiko penggumpalan darah

atau terjadinya stroke

Vaughan-Williams Klasifikasi

Class Basic Mechanism Comments

18

Page 19: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Isodium-channel blockade

Reduce phase 0 slope and peak of action potential.

IA - moderate Moderate reduction in phase 0 slope; increase APD; increase ERP.

IB - weak Small reduction in phase 0 slope; reduce APD; decrease ERP.

IC - strong Pronounced reduction in phase 0 slope; no effect on APD or ERP.

II beta-blockade Block sympathetic activity; reduce rate and conduction.

IIIpotassium-channel blockade

Delay repolarization (phase 3) and thereby increase action potential duration and effective refractory period.

IVcalcium-channel blockade

Block L-type calcium-channels; most effective at SA and AV nodes; reduce rate and conduction.

Class

Known as Examples Mechanism Clinical uses [ 1 ]

Iafast-channel blockers

Quinidine

Procainamide

Disopyramide

(Na + ) channel block (intermediate association/dissociation)

Ventricular arrhythmias

prevention of paroxysmal recurrent

atrial fibrillation (triggered

by vagal overactivity)

procainamide in Wolff-Parkinson-

White syndrome

Ib Lidocaine

Phenytoin

Mexiletine

(Na + ) channel block (fast association/dissociation)

treatment and prevention during and

immediately after myocardial

infarction , though this practice is now

discouraged given the increased risk

of asystole

ventricular tachycardia

atrial fibrillation

Ic Flecainide

Propafenone

Moricizine

(Na + ) channel block (slow association/dissociation)

prevents paroxysmal atrial fibrillation

treats recurrent tachyarrhythmias of

abnormal conduction system .

contraindicated immediately post-

myocardial infarction.

19

Page 20: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

IIBeta-blockers

Propranolol

Esmolol

Timolol

Metoprolol

Atenolol

Bisoprolol

beta blocking Propranolol also shows some class I action

decrease myocardial

infarction mortality

prevent recurrence

of tachyarrhythmias

III

Amiodarone

Sotalol

Ibutilide

Dofetilide

Dronedarone

E-4031

K + channel blocker

Sotalol is also a beta

blocker [ 2 ]

In Wolff-Parkinson-White syndrome

(sotalol:) ventricular

tachycardias and atrial fibrillation

(Ibutilide:) atrial flutter and atrial

fibrillation

IVslow-channel blockers

Verapamil

Diltiazem

Ca 2+ channel blocker

prevent recurrence of paroxysmal

supraventricular tachycardia

reduce ventricular rate in patients

with atrial fibrillation

V Adenosine

Digoxin

Work by other or unknown mechanisms (Direct nodal inhibition).

Used in supraventricular arrhythmias, especially in Heart Failure with Atrial Fibrillation, contraindicated in ventricular arrhythmias.

Perubahan Pola Hidup

Aritmia mungkin dapat berhubungan dengan gaya hidup tertentu. Jadi diharapkan

menghindari factor resiko tersebut :

Berhenti merokok

Membatasi konsumsi alcohol

Membatasi atau menghentikan konsumsi produk yang mengandung kafein ( teh atau

kopi )

Electrical Cardioversion

Pada pasien dengan aritmia yang persisten ( seperti atrial fibrilasi ), ritme yang normal

terkadang tidak dapat didapatkan hanya dengan terapi farmokologi. Setelah pemberian

20

Page 21: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

anestesi, disalurkan syok elektrik ke dada pasien yang akan mensinkronisasi jantung dan

memacu jantung kembali ke normal ritme.

Permanent Pacemaker

Suatu alat yang mengirim impuls elektrik ke otot jantung untuk mendapatkan nadi yang

normal. Pacemaker memiliki ‘pulse generator’ dan lead yang menghantarkan impuls dari

generator ke otot jantung. Pacemaker biasanya digunakan untuk menghindari terjadinya

denyut jantung yang lemah.

Penatalaksanaan Pada Kegawat daruratan Aritmia 3

a. Pada Bradikardi

Dalam menghadapi pasien dengan bradikardi yang penting adalah menentukan apakah

bradikardi sudah menimbulkan gejala dan tanda seperti diatas. Jika benar demikian

usahakan untuk meningkatkan denyut jantung dengan langkah sebagai berikut :

-          Segera pastikan tidak ada gangguan jalan nafas

-          Berikan oksigen

-          Pasang monitor EKG , tekanan darah dan oksimetri

-          Pasang jalur IV line

Perhatikan EKG :

21

Page 22: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Jika EKG bukan AV block derajat  II tipe 2 atau AV total / derajat 3 lakukan langkah

sebagai berikut:

-          Berikan sulfas Atropin 0,5 mg IV sambil perhatikan monitor EKG untuk melihat

responpeningkatan denyut jantung, jika tidak ada ulangi lagi 0,5 mg (setiap 3 – 5 menit),

sampai ada respon peningkatan denyut jantung atau dosis atropine telah mencapi 3 mg.

-          Jika dosis suldaf atropine telah mencapai 3 mg dan belum terjadi peningkatan denyut

jantung > 60x/menit, pertimbangkan pemberian obat yang lain seperti epinefrin 2 -10

microgram/ menit atau dopamine 2-10 microgram/kgBB/menit.

Jika gambaran EKG adalah block derajat  II tipe 2 atau AV total / derajat 3 lakukan

langkah sebagai berikut:

-          Segera pasang pacu jantung transkutan sambil menunggu pemasangan pacu jantung

tranvesa( Konsultasi ke dokter ahli jantung)

-          Cari dan tangani penyebab yang dapat menyokong seperti hipoglikemia,

hipokalemia, hipovolumia, asidosis, tamponade jantung, trauma.

Perfusi baik Perfusi buruk

b.             Pada Takikardi

22

Bradikardi = Detak nadi <60x/min

Kondisi klinis tidak adekuat

Pastikan jalan napas aman

Bantu jalan napas jika diperlukan beri O2

Ukur tensi, oximetri, monitor EKG, pasang infus

Observasi monitor kondisi klinis Persiapkan pacu jantung transkutan . jika pada EKG terlihat AV blok derajat 2 tipe 2 atau total AV blok, pertimbangkan pemberian atropine 0,5 mg iv/5 menit (maks dose 3 mg) sambil menunggu pacu jantung trancutan. Pertimbangkan pemberian epineprin (2-10 mcg/min) atau dopamine 2-10 mcg/KgBB/min) diinfuskan.

Persiapkan pacu jantung transvenus

Obati penyebab dasar

Knsultasi ke dokter ahli jantung

Page 23: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

Dalam penanganan takikardi yang paling penting adalah menetukan apakah nadi teraba

atau tidak .jika nadi teraba, tentukan apakah pasien stabi atau tidak stabil (terdapat syok ,

edem paru, hipotensi). Semua takikardi tidak Stabil harus segera di kardioversi kecuali

sinus takikardi. Sinus takikardi adalah respon fisiologi untuk mempertahankan curah

jantung.Jika terjadi gangguan hemodinamik (misalnya ada tanda- tanda syok) maka harus

dicari penyebabnya , bukan dilakukan kardioversi pada sinus takikardinya.

Monitoring hasil EKG dan lakukan tatalaksana seperti pada alogaritma Bantuan Hidup

Jantung Lanjut.

GAMBAR ALOGARITMA BHJL UNTUK TAKIKARDI

BAB III

23

Page 24: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

PENUTUP

Kejadian aritmia sering dijumpai pada pasien jantung ataupun yang bukan mengidap

penyakit jantung. Diperkirakan aritmia akan semakin menigkat jumlah kejadiannya pada

tahun ketahun. Aritmia itu sendiri tidak selalu menimbulkan manifestasi klinis yang

bermakna, oleh karena itu pengertian mengenai tipe – tipe aritmia sangat dibutuhkan. Salah

satu diagnosis aritmia yang paling popular digunakan adalah dengan Electrocardiograph

(ECG), jadi gambaran aritmia pada ECG juga sangat penting untuk diketahui dengan jelas.

Banyaknya jenis aritmia sehingga dalam menentukan penanganan yang diberikan

pada aritmia tergantung pada jenis dan keparahan aritmia itu sendiri. Tidak semua kasus

aritmia harus diobati. Penanganan aritmia juga bervariasi, dapat berupa terapi farmakologi,

non farmakologi ataupun gabungan keduanya. Pengertian mengenai jenis aritmia baik dapat

mendukung dalam pemilihan terapi yang tepat pada aritmia.

Aritmia merupakan penyakit yang berbahaya, sehingga memerlukan pengobatan yang

segera dan terapi yang teratur untuk mencegah kondisi yang lebih buruk.

DAFTAR PUSTAKA

24

Page 25: referat jantung

Referat Penyakit Dalam

1. Price, Wilson. Pathophysiology: Clinical Concepts of Disease Processes. Edisi 6.

Elsevier Science. 2002

2. Muchtar, Suyatna. Obat Antiaritmia. In: Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta.

Balai Penerbit FKUI. 2007

3. Karo- karo, Santoso, Anna Ulfah Rahajo, Sigit Sulistyo, dkk. Buku Panduan Kursus

Bantuan Hidup Jantung Lanjut, Jakarta.  Perhimpunan

Dokter Spesialis Kardiovaskuler  Indonesia.2008

4. Management of Arrhythmias (Abnormal Heart Beats).

http://my.clevelandclinic.org/heart/disorders/electric/arrhythmia.aspx, diaskes 19

April 2011.

5. Heart Disease and Abnormal Heart Rhythm (Arrhythmia).

http://www.medicinenet.com/arrhythmia_irregular_heartbeat/article.htm, diaskes 19

April 2011.

6. http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-13134-Abstract_id.pdf , diaskes 19

April 2011.

25