Ppt Skenario b

Post on 03-Jan-2016

61 views 3 download

description

skeb

Transcript of Ppt Skenario b

Laporan Tutorial 1Skenario B

ADMINISTRASI KESEHATAN

Feri Aprizal 70 2009 005

Rini Anadofani 70 2009 008

Karina Puspita Sari 70 2009 011

Wahyu Mareta Handayani 70 2009 015

Jaka Purna Yudha 70 2009 026

Ria Anggreani 70 2009 027

Vera Irawanda 70 2009 030

Amalia Kharisma 70 2009 031

Hudori Oki Ramadhani 70 2009 032

Ade Pratama Heriansa 70 2009 041

Wilayah kerja Puskesmas Sukses, yang terdiri dari 5 (lima) desa, sedang terjadi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD), sedangkan lingkungan pemukiman penduduk sudah bersih, rumah sudah berlantai semen atau keramik, sarana air bersih sudah memadai. Namun setelah dilakukan pengamatan oleh petugas surveilens, ditemukan masih rendahnya Angka Bebas Jentik (ABJ) sekitar 40% diakhir bulan ini (Desember). Hal ini disebabkan karena masih banyaknya penduduk yang menggunakan bak-bak penampungan air terbuka.

Petugas Puskesmas yang bertugas di dalam gedung puskesmas terdiri dari 2 (dua) orang perawat, 3 (tiga) orang bidan, 1 (satu) orang petugas surveilens, 1 (satu) orang sanitarian, dan di tiap-tiap desa sudah ada Poskesdes dengan 1 (satu) orang bidan.

Sarana pendidikan yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sukses berupa SD, masing-masing 2 (dua) di tiap desa, SMP hanya ada 3 (tiga) desa, sedangkan SMA hanya ada 1 (satu) di satu desa

Dokter Agung selaku pimpinan Puskesmas akan mrencanakan Lokakarya Mini awal Januari nanti membahas kasus ini. Dokter Agung akan menentukan langkah untuk menanggulangi dan mencegah DBD jangan sampai terjadi lagi di tahun-tahun mendatang, dengan pendekatan Administrasi Kesehatan.

1. KLB (Kejadian Luar Biasa)

Timbulnya atau meningkatnya kesakitan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu.

2. Puskesmas

Pusat kesehatan masyarakat untuk pelaksanaan teknis dinas kesehatan, kabupaten atau kota yang bertanggung Jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar di wilayah kerja administrasinya.

3. Petugas surveilens

Orang yang bertugas melakukan survei atau pengamatan untuk mendata tingkat kesehatan di suatu daerah.

4. ABJ (Angka Bebas Jentik)

Jumlah rumah yang tidak ada jentik x 100 %

Seluruh rumah di wilayah kerja puskesmas

5. Sanitarian

Orang yang bertugas untuk memantau kesehatan lingkungan.

6. Poskesdes

Wujud upaya kesehatan berbasis masyarakat yang dibentuk oleh dan untuk masyarakat setempat atas dasar musyawarah.

7. Lokakarya Mini

Penerapan manajemen penggerakan pelaksanaan dalam bentuk forum pertemuan.

8. Administrasi Kesehatan

Kegiatan kerjasama secara rasional yang tercermin pada pengelompokkan kegiatan menurut fungsi yang dilakukan yang diterapkan pda upaya kesehatan demi terciptanya suatu keadaan sehat.

9. DBD (Demam Berdarah Dengue)

Suatu penyakit yang disebarkan oleh vector aedes aegypthi.

1. Puskesmas Sukses yang terdiri dari 5 (lima) desa, terjadi KLB Demam Berdarah Dengue (DBD), sedangkan lingkungan pemukiman penduduk sudah bersih, rumah sudah berlantai semen atau keramik, sarana air bersih sudah memadai.

2. Setelah dilakukan pengamata oleh petugas surveilens, ditemukan masih rendahnya ABJ sekitar 40% di akhir bulan Desember karena masih banyaknya penduduk yang menggunakan bak-bak penampungan air terbuka.

3. Puskesmas Sukses terdiri dari 2 (dua) orang perawat, 3 (tiga) orang bidan, 1 (satu) orang petugas sanitarian, di tiap-tiap desa sudah ada Poskesdes dengan 1 (satu) orang bidan dan SD masing-masing 2 (dua) di tiap desa, SMP hanya ada 3 (tiga) desa, sedangkan SMA hanya ada 1 (satu) di satu desa.

4. Dokter Agung selaku pemimpim Puskesmas akan merencanakan Lokakarya Mini awal Januari untuk membahas kasus ini. Dokter Agung akan menentukan langkah untuk menanggulangi dan mencegah DBD jangan sampai terjadi lagi dengan pendekatan Administrasi Kesehatan.

1. a. Apa saja faktor penyebab terjadinya DBD?

Jawab:

1. Faktor Host : yaitu dapat dipengaruhi oleh kerentanan dan sistem imun setiap individu masing-masing.

2.Faktor Lingkungan : Kondisi geografik

b. Apa kriteria KLB DBD?

Jawab:

7 (tujuh Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah:

1. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu daerah.

2. Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kuru waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.

3. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.

4. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya.

5. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.

6. Angka kematian suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

7. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

c. Bagaimana kriteria lingkungan pemukiman bersih?

Jawab:Persyaratan kesehatan perumahan dan lingkungan

pemukiman menurut Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) No. 829/Menkes/SK/VII/1999 meliputi parameter sebagai berikut :

1. Lokasi

Tidak terletak pada daerah rawan bencana alam seperti bantaran sungai, aliran lahar, tanah longsor, gelombang tsunami, daerah gempa, dan sebagainya;

2. Kualitas udara

a. Gas H2S dan NH3 secara biologis tidak terdeteksi;

b. Debu dengan diameter kurang dari 10 g maksimum 150 g/m3;

c. Gas SO2 maksimum 0,10 ppm;

d. Debu maksimum 350 mm3/m2 per hari.

3. Kebisingan dan getaran

Kebisingan dianjurkan 45 dB.A, maksimum 55 dB.A;

4.Kualitas tanah di daerah perumahan dan pemukiman

a. Kandungan Timah hitam (Pb) maksimum 300 mg/kg

b. Kandungan Arsenik (As) total maksimum 100 mg/kg

5. Prasarana dan sarana lingkungan

Memiliki taman bermain untuk anak, sarana rekreasi keluarga dengan konstruksi yang aman dari kecelakaan;

6. Vektor penyakit

a. Indeks lalat harus memenuhi syarat;

b. Indeks jentik nyamuk dibawah 5%.

7. Penghijauan

d. Bagaimana kriteria rumah sehat?

Jawab:

Kriteria Rumah Sehat Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999, sebagai berikut:

a. Bahan bahan bangunan.

Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat yang dapat membahayakan kesehatan

b. Pencahayaan

Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

c. Kualitas udara

Suhu udara nyaman, antara 18 – 30 0C

d. Ventilasi

Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas lantai.

e. Vektor penyakit

Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah.

Penyediaan air

f. Penyediaan air

g. Pembuangan Limbah

h. Kepadatan hunian

Luas kamar tidur minimal 8 meter persegi, dan dianjurkan tidak untuk lebih dari 2 orang tidur.

e. Bagaimana kriteria air bersih?

Jawab:

Kriteria kualitas air yang dapat digunakan sebagai air minum. Parameternya :

- Fisika

- Kimia

- Bakteriologi

-

f. Mengapa di daerah kerja Puskesmas Sukses terjadi KLB DBD sedangkan lingkungan penduduk sudah bersih, rumah sudah berlantai semen atau keramik dan air bersih memadai?

Jawab:

Karena penduduk masih menggunakan tempat penampungan air dengan bak-bak terbuka dan itu tempat berkembang biaknya permanen nyamuk aedes aegypthi

2. a. Berapa target pencapaian ABJ menurut SPM?

Jawab:

Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk Aedes > 95%

b. Apa makna rendahnya ABJ yang terjadi pada bulan Desember?

Jawab:Maknanya adalah rendahnya nilai ABJ dipengaruhi

oleh cuaca,karena cuaca dibulan desember lembab diakibatkan hujan. Dimana dalam bulan tersebut banyak jentik nyamuk yang berkembang biak dalam bak-bak penampungan yang terdapat di desa-desa wilayah kerja puskesmas.

c. Bagaimana cara meningkatkan angka bebas jentik?

Jawab:

- Melakukasn sosialisasi dan penyuluhan tentang pemberantasan sarang nyamuk khususnya tentang gerakan 3M

- Dilakukan fogging untuk membasmi vektor nyamuk dewasa yang membawa virus dengue

d. Bagaimana hubungan rendahnya ABJ dengan banyaknya bak-bak penampungan air terbuka?

Jawab:

Ada hubungannya, bak-bak penampungan tersebut bisa menjadi tempat berkembangnya vektor aedes aegypthi

3. a. Berapa standar jumlah petugas yang ada di puskesmas?

Jawab :

b.Apa peran puskesmas dalam sarana pendidikan?

Jawab

Puskesmas dapat berperan dengan sektor pendidikan untuk meningkatkan kesehatan pengembangan yaitu dengan usaha kesehatan sekolah yaitu dengan cara membentuk UKS di setiap sekolah untuk selanjutnya siswa-siswi dapat diberikan pengetahuan seputar DBD, setelah itu siswa-siswi nantinya diharapkan dapat melakukan pemantauan jentik dirumah masing-masing dan selanjutnya siswa-siswi dapat melaporkannya.

c. Apa peran sarana pendidikan dalam peningkatana ABJ?

Jawab:Setiap siswa sekolah menjadi pemantau jentik di

rumahnya masing-masing

4. a. Apa tujuan lokakarya mini?Jawab:Tujuan Umum :Terselenggaranya lokakakrya bulanan intern

puskesmas dalam rangka pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara membandingkan rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.

Tujuan Khusus :

- Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas bulan lalu.

- Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan dan berbagai kebijakan serta program.

- Diketahuinya hambatan/masalah dalam pelaksanaan kegiatan bulan lalu.

- Dirumuskannya cara pemecahan masalah.

- Disusunnya rencana kerja bulan baru.

b. Apa saja yang dibahas dalam lokakarya mini?

Jawab:

Mengidentifikasi masalah yang dihadapi yang selanjutnya dicarikan rumusan pemecahannya, sehingga dapat dilakukan perbaikan rencana kegiatan untuk periode berikutnya secara berkesinambungan.

c. Siapa saja yang harus hadir dalam lokakarya mini?

Jawab:

Penyelenggaraan lokakarya mini bulanan:

- Pengarah : Kepala Puskesmas

- Peserta : Seluruh petugas puskesmas, termasuk petugas puskesmas pembantu dan bidan di desa

Penyelenggara lokakarya Mini Tribulanan

- Pimpinan : Camat

- Peserta :

- Dinas Kesehatan Kabupaten/kota

- Tim penggerak PKK kecamatan

- Puskesmas di wilayah kecamatan

- Staf kecamatan

- Lintas sektor di kecamatan

- Lembaga/organisasi kemasyarakatan

d. Bagaimana langkah atau cara menanggulangi DBD?

Jawab:

1. Melakukan tata laksana kasus, yang meliputi penemuan kasus, pengobatan penderita, dan sistem pelaporan yang cepat dan terdokumentasi dengan baik.

2. Melakukan penyelidikan epidemiologi, terutama terhadap daerah yang terdapat kasus penderita DBD. Penyelidikan ini tentu sangat berguna untuk melakukan penanggulangan fokus terhadap kasus DBD.

3. Adanya penyuluhan tentang DBD kepada masyarakat, melakukan pemantauan jentik secara berkala, melakukan pemetaan penyebaran kasus, dan melakukan pertemuan kelompok kerja DBD secara lintas sektor dan program.

4. Melakukan gerakan bulan PSN (pemberantasan sarang nyamuk) yang dilaksanakan sebelum bulan-bulan musim penularan penyakit DBD (data ini dapat kita peroleh dari data tahun sebelumnya). Artinya, bulan musim penularan penyakit DBD dapat diketahui, bila pencatatan dan pendataan dilakukan secara benar terhadap terjadinya kasus DBD di suatu daerah.

5. Dilakukan kegiatan pelatihan-pelatihan seputar penyakit DBD, mulai dari gejala penyakit DBD, cara pengobatan penderita yang terkena DBD, cara pencegahan penyakit DBD, dan lainnya.

e. Bagaimana pencegahan DBD?

Jawab:

1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN DBD)

- Fisik : Kegiatan 3M

- Kimia : Insektisida pembasmi jentik (larvasida) dan Fogging/pengasapan

- Biologi : Memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah, ikan gupi, ikan cupang/tempalo, dan lain-lain).

2. Abatiasi (Penggunaan Abate)

f. Bagaimana evaluasi pencegahan dan penanggulangan DBD?

Jawab:Evaluasi pencegahan dan penanggulangan DBD

dilakukan setiap bulannya dan setiap akhir tahun. Dimana dinilai bagamaina tingkat keberhasilannya dalam pencapaian target, melalui lokakarya mini.

5. Bagaimana pandangan islam tentang kebersihan?

Jawab:Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang

bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (QS. Al-Baqarah: 222)

KLB DBD di wilayah kerja Puskesmas Sukses dapat ditanggulangi jika ABJ meningkat dengan melakukan pengawasan dan evaluasi dari puskesmas setiap bulannya.

Semua siswa menjadi pemantau jentik di rumahnya sendiri

Pendidikan

UKS

PSN

3M

Penggerakan

Evaluasi

Perencanaan

PengorganisasianABJ

KLB DBD ABJ

P. ProgramP. Masalah

Anymouse, Managemen Puskesmas, in http://belibisa17.com/2010/05/07/manajemen-puskesmas/, 17 mei 2011, 11.20

Anymouse, Program Puskesmas, in http://puskelinfo.wordpress.com/pelayanan/program-puskesmas/, 17 mei 2011, 15.59

Azwar, Azrul, Pengantar Administrasi Kesehatan, ed. III, Tangerang: Binarupa Aksara Publisher, 2010, h 23-77, 125-127.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 128/Menkes/SK/II/2004. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia;2004.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia;1997.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Depkes RI; 2006.

Indonesia, Departemen Kesehatan, Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas, Jakarta : Departemen Kesehatan, 2006, h. 2 – 33.

Indonesia, Departemen Kesehatan, Pedoman Kerja Puskesmas, Jilid II, Jakarta : Departemen Kesehatan, 1990, h C-13.