Ppt Respi Skenario 1 B-4

40
Skenario 1 B - 4

description

Blok RespirasiSkenario 1

Transcript of Ppt Respi Skenario 1 B-4

  • Skenario 1B - 4

  • AnggotaKetua : Yosfikriansyah 1102013313Sekretaris : Mutiara Adysti 1102013190Anggota : Pradita Wahyu1102013227Tri Andini Ayu Lestari1102011284Rumi Aulia1102012257Seno Pamungkas1102013267Miftahuddin Alif1102013168Syafira Kusuma Wardhanie1102012287Tony Fadjerin1102013287

  • Skenario PILEK PAGI HARISeorang pemuda 20 tahun, selalu bersin bersin di pagi hari, keluar ingus encer, gatal di hidung dan mata, terutama bila udara berdebu, diderita sejak usia 14 tahun. Tidak ada pada keluarganya yang menderita seperti ini, tetapi ayahnya mempunyai riwayat penyakit asma. Pemuda tersebut sangat rajin shalat tahajud, sehingga dia bertanya adakah hubungannya memasukan air wudhu ke dalam hidungnya di malam hari dengan penyakitnya? Kawannya menyarankan untuk memeriksakan ke dokter, menanyakan mengapa bisa terjadi demikian, dan apakah bahaya apabila menderita seperti ini dalam waktu yag lama

  • Sasaran BelajarLI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Pernafasan AtasLO 1.1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi MakroskopisLO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi MikroskopisLI 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi PernafasanLO 2.1 Memahami dan Menjelaskan Mekanisme PernafasanLO 2.2 Memahami dan Menjelaskan Mekanisme Pertahanan TubuhLI 3. Memahami dan Menjelaskan RhinitisLO 3.1 Memahami dan Menjelaskan definisi RhinitisLO 3.2 Memahami dan Menjelaskan klasifikasi RhinitisLI 4. Memahami dan Menjelaskan Rhinitis AlergiLO 4.1 Memahami dan Menjelaskan definisi RhinitisalergiLO 4.2 Memahami dan Menjelaskan etiologi RhinitisalergiLO 4.3 Memahami dan Menjelaskan epidemiologi Rhinitis alergiLO 4.4 Memahami dan Menjelaskan patofisiologi Rhinitis alergiLO 4.5 Memahami dan Menjelaskan manifestasi klinis Rhinitis alergiLO 4.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dandiagnosis banding Rhinitis alergiLO 4.7 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Rhinitis alergiLO 4.8 Memahami dan Menjelaskan KomplikasiRhinitis alergiLO 4.9 Memahami dan Menjelaskan Pencegahan Rhinitis alergi LO 4.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rhinitis alergiLI5. Memahami dan MenjelaskanSistemPernafasanMenurut PandanganIslam

  • LI 1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Saluran Pernafasan Atassaluran pernafasan atas terdiri dari mulai nares anterior hidung sampai cartilago cricoid larynx.

  • HIDUNGOrgan pertama yang berfungsi dalam saluran napas. Terdapat vestibulum nasi yang terdapat cilia kasar yang berfungsi sebagai saringan udara. Bagian dalam rongga hidung ada terbentuk terowongan yang disebut cavum nasi mulai dari nares anterior sampai ke nares posterior lalu ke nasofaring. Sekat antara kedua rongga hidung dibatasi dinding yang berasal dari tulang dan mucusa yaitu septum nasi yang dibentuk oleh :a. Cartilago septi naso b. Os vomer c. Lamina perpendicularis os ethmoidalis

  • LanjutanTerdapat 3 buah concha nasalis, yaitu :a. Concha nasalis superior B. Concha nasalis inferior c. Concha nasalis media Di antara concha nasalis superior dan media terdapat meatus nasalis superior. Antara concha media dan inferior terdapat meatus nasalis media. Antara concha nasalis inferior dan dinding atas maxilla terdapat meatus nasalis inferior. Sinus-sinus yang berhubungan dengan cavum nasi disebut sinus paranasalis :a. Sinus sphenoidalis mengeluarkan sekresinya melalui meatus superior b. Sinus frontalis ke meatus media c. Sinus maxillaris ke meatus media d. Sinus ethmoidalis ke meatus superior dan media.

  • Persarafan HidungBagian depan dan atas Cavum Nasi mendapat persarafan sensoris dari nervus nasalis, nervus ethmoidalis anterior semuanya dari cabang N. OpthalmicusBagian bawah belakang termasuk mucosa conchae nasalis depan di persarafi oleh rami nasalis posterior cabang dari N. MaxillarisDaerah nasofaring dan conchae nasalis belakang mendapat persarafan sensorik dari cabang ganglion pterygopalatinum.Nervus olfactorius memberikan sel-sel reseptor untuk penciuman. Proses penciuman : pusat penciuman pada gyrus frontalis, menembus lamina cribrosa ethmoidalis ke traktus olfactorius, bulbus olfactorius, serabut n. olfactorius pada mucusa atas depan cavum nasi.

  • Perdarahan HidungBerasal dari cabang arteri carotis interna dan arteri carotis eksterna Arteri carotis interna mempercabangkan arteria opthalmica. Selanjuntnya arteria opthalmica mempercabangkan arteri :Arteri ethmoidalis dengan cabang-cabang : arteri nasalis externa dan lateralis, arteri septalis anterior Arteri ethmoidalis posterior dengan cabang-cabang : arteri nasalis posterior, lateralis dan septal, arteri palatinus majus

  • FARINGPipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan Krikoid. Maka letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Faring terbagi menjadi 3, yaitu Nasofaring terdapat Pharyngeal Tonsil dan Tuba Eustachius, Orofaring merupakan pertemuan rongga mulut dengan faring, terdapat pangkal lidah, gabungan sistem respirasi dan pencernaan Laringofaring terjadi persilangan antara aliran udara dan aliran makanan

  • LARINGorgan yang berfungsi sebagai spincter pelindung pada sistem respirasi dan berperan dalam pembentukan suara. Rangka laring terbentuk dari tulang rawan dan tulang bagian terbawah dari saluran napas atas.

  • LO 1.2 Memahami dan Menjelaskan Anatomi MikroskopisSistem pernapasan biasanya dibagi menjadi 2 daerah utama: Bagian konduksi, meliputi rongga hidung, nasofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus dan bronkiolus terminalis Bagian respirasi, meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris dan alveolus Sebagian besar bagian konduksi dilapisi epitel respirasi, yaitu epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet. Dengan menggunakan mikroskop elektron dapat dilihat ada 5 macam sel epitel respirasi yaitu sel silindris bersilia, sel goblet mukosa, sel sikat (brush cells), sel basal, dan sel granul kecil.

  • HIDUNGPada vestibulum disekitar nares terdapat kelenjar sebasea dan vibrisa (bulu hidung). Epitel didalam vestibulum merupakan epitel respirasi sebelum memasuki fosa nasalis. Konka media dan inferior ditutupi oleh epitel respirasi, sedangkankonka superior ditutupi oleh epitel olfaktorius yang khusus untuk fungsimenghidu/membaui.

  • FARING Faring terbagi menjadi tiga, yaitu :Nasofaring yang terletak di bawah dasar tengkorak (epitel bertingkat torak bersilia, dengan sel goblet). Orofaring, belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah (epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk) Laringofaring, belakang laring (epitel bervariasi) Epitel yang membatasi nasofaring bisa merupakan epitel bertingkat silindris bersilia dengan sel goblet atau epitel berlapis gepeng. Di dalam lamina propria terdapat kelenjar, terutama kelenjar mukosa. Tapi dapat juga terdapat kelenjar serosa dan kelenjar campur.

  • LARINGLaring merupakan bagian yang menghubungkan faring dengan trakea Pada lamina propria laring terdapat tulang rawan hialin dan elastin yang berfungsi sebagai katup yang mencegah masuknya makanan dan sebagai alat penghasil suara pada fungsi fonasi. Epiglotis merupakan juluran dari tepian laring, meluas ke faring dan memiliki permukaan lingual dan laringeal. Bagian lingual dan apikal epiglotis ditutupi oleh epitel gepeng berlapis, sedangkan permukaan laringeal ditutupi oleh epitel respirasi bertingkat bersilindris bersilia. Di bawah epitel terdapat kelenjar campuran mukosa dan serosa.

  • EPIGLOTISKerangka epiglotis terbentuk dari tulang rawan elastis. Kerangka ini dilapisi oleh epitel yang berbeda. Permukaan laringeal dilapisi oleh epitel bertingkat torak dengan silia dan sel goblet sama seperti epitel saluran pernafasan lainnya. Sedangkan permukaan lingual dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang merupakan kelanjutan dari epitel rongga mulut. Dibawah epitel terdapat lamina propria yang terisi oleh kelenjer campur.

  • LI 2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi dan Pertahanan PernafasanMekanisme Pertahanan Mekanisme pertahanan non spesifik disebut juga komponen nonadaptif atau innate, atau imunitas alamiah, sudah ada sejak bayi lahir. Jadi bukan merupakan pertahanan khusus untuk antigen tertentu. MEKANISME BATUK Fase 1 (Inspirasi), paru2 memasukan kurang lebih 2,5 liter udara, oesofagus dan pita suara menutup, sehingga udara terjerat dalam paru2 Fase 2 (Kompresi), otot perut berkontraksi, diafragma naik dan menekan paru2, diikuti pula dengan kontraksi intercosta internus. Pada akhirnya akan menyebabkan tekanan pada paru2 meningkat hingga 100mm/hg. Fase 3 (Ekspirasi), Spontan oesofagus dan pita suara terbuka dan udara meledak keluar dari paru

  • LanjutanReflek bersin mirip dengan reflek batuk kecuali bahwa refleks ini berlangsung pada saluran hidung, bukan pada saluran pernapasan bagian bawah. Rangsangan awal menimbulkan refleks bersin adalah iritasi dalam saluran hidung, impuls saraf aferen berjalan dalam nervus ke lima menuju medulla tempat refleks ini dicetuskan. Terjadi serangkaian reaksi yang mirip dengan refleks batuk tetapi uvula ditekan, sehingga sejumlah besar udara dengan cepat melalui hidung, dengan demikian membantu membersihkan saluran hidung dari benda asing.

  • FISIOLOGI PERNAFASAN Secara fungsional (faal) saluran pernafasan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :Zona Konduksi berperan sebagai saluran tempat lewatnya udara pernapasan, serta membersihkan, melembabkan dan menyamakan suhu udara pernapasan dengan suhu tubuh. Disamping itu zona konduksi juga berperan pada proses pembentukan suara. 2. Zona Respiratorik Zona respiratorik terdiri dari alveoli, dan struktur yang berhubungan. Pertukaran gas antara udara dan darah terjadi di dalam alveoli

  • Proses terjadinya pernapasan terbagi 2 bagian, yaitu :1. Menarik napas (inspirasi) 2. Menghembus napas (ekspirasi)

    Sistem respirasi bekerja melalui 3 tahapan yaitu :1. Ventilasi 2. Difusi 3. Transfortasi 4. Regulasi

  • LI 3. Memahami dan Menjelaskan Rhinitis LO 3.1 Memahami dan Menjelaskan definisi RhinitisRhinitis adalah peradangan pada membran mukosa hidung oleh karena adanya alergen yang kemudian berdifusi di jaringan hidung.

    LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan klasifikasi Rhinitis

    Rhinitis Allergi Berdasarkan waktu paparannya: Rhinitis seasonal : alergi karena musiman, seperti serbuk sari bunga yang bersifat eksternal/ luar rumah Rhinitis parrenial: tanpa tergantung musim. Co: alergi debu, kutu rumah, bulu binatang, jamur, yang biasanya ditemukan di dalam rumah. Berdasarkan sifat berlangsungnya: Intermiten (kadang-kadang): bila gejala kurang dari 14 hari/ minggu atau kurang dari 4 minggu. Presisten / menetap : bila gejala lebih dari 4 hari/minggu dan lebih dari 4 minggu. Berdasarkan tingkat berat ringannya penyakit: Ringan : bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian. Sedang berat : bila terrdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut.

  • B. Rhinitis Non-Allergi Rhinitis non-alergi dikaraktensasi oleh gejala periodik atau parrenial yang bukan merupakan hasil dari kejadian IgE dependent. Tipe-tipe rhinitis non alergi :Rhinitis vasomotor Rhinitis infeksiosa Rhinitis okupational Rhinitis Medikamentosa

  • LI 4. Memahami dan Menjelaskan Rhinitis AlergiLO 4.1 Memahami dan Menjelaskan definisi Rhinitisalergi

    Rinitis alergi adalah peradangan pada membran mukosa hidung, reaksi peradangan yang diperantarai IgE, ditandai dengan obstruksi hidung, sekret hidung cair, bersin-bersin, dan gatal pada hidung dan mata. Rinitis alergi mewakili permasalahan kesehatan dunia mengenai sekitar 10 25% populasi dunia, dengan peningkatan prevalensi selama dekade terakhir. Rinitis alergi merupakan kondisi kronik tersering pada anak dan diperkirakan mempengaruhi 40% anak-anak.

  • LO 4.2 Memahami dan Menjelaskan etiologi RhinitisalergiPenyebab rinitis alergi berbeda-beda bergantung pada apakah gejalanya musiman, perenial, ataupun sporadik/episodik. Beberapa pasien sensitif pada alergen multipel, dan mungkin mendapat rinitis alergi perenial dengan eksaserbasi musiman. Ketika alergi makanan dapat menyebabkan rinitis, khususnya pada anak-anak, hal tersebut ternyata jarang menyebabkan rinitis alergi karena tidak adanya gejala kulit dan gastrointestinal.Untuk rinitis alergi musiman, pencetusnya biasanya serbuksari (pollen) dan spora jamur. Sedangkan untuk rinitis alergi perenial pencetusnya bulu binatang, kecoa, tikus, tungau, kasur kapuk, selimut, karpet, sofa, tumpukan baju dan buku-buku.

  • LO 4.3 Memahami dan Menjelaskan epidemiologi Rhinitis alergiDi daerah tropis, insidensi penyakit tinggi pada musim hujan. Sebagian besar orang, kecuali mereka yang tinggal di daerah dengan jumlah penduduk sedikit dan terisolasi, bisa terserang satu hingga 6 kali setiap tahunnya. Insidensi penyakit tinggi pada anak-anak di bawah 5 tahun dan akan menurun secara bertahap sesuai dengan bertambahnyaumur.

  • LO 4.4 Memahami dan Menjelaskan patofisiologi Rhinitis alergiRinitis alergi merupakan suatu penyakit inflamasi yang diawali dengan tahap sensitisasi dan diikuti dengan reaksi alergi. Reaksi alergi terdiri dari 2 fase yaitu :Immediate Phase Allergic Reactionatau Reaksi Alergi Fase Cepat (RAFC) yang berlangsung sejak kontak dengan alergen sampai 1 jam setelahnya. Munculnya segera dalam 5-30 menit, setelah terpapar dengan alergen spesifik dan gejalanya terdiri dari bersin-bersin, rinore karena hambatan hidung dan atau bronkospasme. Hal ini berhubungan dengan pelepasan amin vasoaktif seperti histamin.Late Phase Allergic Reactionatau Reaksi Alergi Fase Lambat (RAFL) yang berlangsung 2-4 jam dengan puncak 6-8 jam (fase hiperreaktifitas) setelah pemaparan dan dapat berlangsung sampai 24-48 jam. Muncul dalam 2-8 jam setelah terpapar alergen tanpa pemaparan tambahan. Hal ini berhubungan dengan infiltrasi sel-sel peradangan, eosinofil, neutrofil, basofil, monosit dan CD4+ sel T pada tempat deposisi antigen yang menyebabkan pembengkakan, kongesti dan sekret kental.(1,3)

  • pada rinitis alergi, antigen merangsang epitel respirasi hidung yang sensitif, dan merangsang produksi antibodi yaitu IgE. Sintesis IgE terjadi dalam jaringan limfoid dan dihasilkan oleh sel plasma. Interaksi antibodi IgE dan antigen ini terjadi pada sel mast dan menyebabkan pelepasan mediator farmakologi yang menimbulkan dilatasi vaskular, sekresi kelenjar dan kontraksi otot polos.

  • LO 4.5 Memahami dan Menjelaskan manifestasi Rhinitis alergiSerangan bersin berulang terutama pada pagi hari atau bila terdapat kontakdengan sejumlah besar debu.Ingus (rinore) yang encerHidung tersumbatHidung dan mata gatalBanyak air mata yang keluar (lakrimasi)Lipatan hidung melintang (garis hitam melintang pada tengah punggunghidung akibat sering menggosok hidung ke atas menirukan pemberian hormat(allergic salute)Lubang hidung bengkakEdema kelopak mataKongesti konjungtivaLingkar hitam di bawah mata (allergicshiner)k.Otitis media serosa sebagai hasil hambatan tuba eustachii

  • LO 4.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dandiagnosis bandingRhinitis alergiAnamnesis :Perlu ditanyakan gejala-gejala spesifik yang mengganggu pasien (seperti hidung tersumbat, gatal-gatal pada hidung, rinore, bersin), pola gejala (hilang timbul, menetap) beserta onset dan keparahannya, identifikasi faktor predisposisi, respon terhadap pengobatan, kondisi lingkungan dan pekerjaan. Karena rhinitis alergi seringkali berhubungan dengan konjungtivitis alergi, maka adanya gatal pada mata dan lakrimasi mendukung diagnosis rinitis alergi. Riwayat keluarga merupakan petunjuk yang cukup penting dalam menegakkan diagnosis pada anak. Pemeriksaan Fisik : Pada muka biasanya didapatkan garis Dennie-Morgan dan allergic shinner, yaitu bayangan gelap di daerah bawah mata karena stasis vena sekunder akibat obstruksi hidung. Selain itu, dapat ditemukan juga allergic crease yaitu berupa garis melintang pada dorsum nasi bagian sepertiga bawah. Garis ini timbul akibat hidung yang sering digosok-gosok oleh punggung tangan (allergic salute). Pada pemeriksaan rinoskopi ditemukan mukosa hidung basah, berwarna pucat atau livid dengan konka edema dan sekret yang encer dan banyak. Perlu juga dilihat adanya kelainan septum atau polip hidung yang dapat memperberat gejala hidung tersumbat. Selain itu, dapat pula ditemukan konjungtivis bilateral atau penyakit yang berhubungan lainnya seperti sinusitis dan otitis media.

  • Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan sitologi hidung tidak memastikan diagnosis, tetapi berguna sebagai pemeriksaan pelengkap. Ditemukannya eosinofil dalam jumlah banyak (5 sel/lapang pandang) menunjukkan kemungkinan alergi. Hitung jenis eosinofil dalam darah tepi dapat normal atau meningkat. Pemeriksaan IgE total seringkali menunjukkan nilai normal, kecuali bila tanda alergi pada pasien lebih dari satu penyakit. Lebih bermakna adalah pemeriksaan IgE spesifik dengan cara RAST (Radioimmuno Sorbent Test) atau ELISA (Enzyme Linked Immuno Sorbent Test). Uji kulit alergen penyebab dapat dicari secara invivo.

  • Diagnosis banding dari rhinitis alergika yang harus diperhatikan, adalah : Rhinitis Vasomotor: suatu keadaan idiopatik yang didiagnosis tanpa adanyainfeksi, alergi, eosinofilia, perubahan hormonal danpajanan obat.Rhinitis Medikamentosa: suatu kelainan hidung berupa gangguan responnormal vasomotor yang diakibatkan oleh pemakaian vasokonstriktor topicaldalam waktu lama dan berlebihan sehingga menyebabkan sumbatan hidungyang menetap.Rhinitis Simpleks: penyakit yang diakibatkan oleh virus. Biasanya adalahrhinovirus. Sangat menular dan gejala dapat timbul sebagai akibat tidakadanya kekebalan atau menurunnya daya tahan tubuh.Rhinitis Hipertrofi:Hipertrofi chonca karena proses inflamasi kronis yangdisebabkan olehbakteri primer atausekunder.Rhinitis Atrofi: Infeksi hidung kronik yang ditandai adanya atrofi progresifpada mukosa dan tulang chonca.

  • LO 4.7 Memahami dan Menjelaskan PenatalaksanaanRhinitis alergiMedikamentosa :Antihistaminantagonis H-1 sebagai inti pertama pengobatan rhinitis alergidalam kombinasi atau tanpa kombinasi dengan dekongestan secara peroral.Dibagimenjadi 2 golongan, generasi-1 (klasik) dan generasi-2 (non-sedatif). Dekongestan :Obat ini golongan simpatomimetik yang beraksi pada reseptoralfa-adregenik pada mukosa hidung untuk menyebabkan vasokonstriksi, menciutkanmukosa yang membengkak dan memperbaiki pernafasan, contohnya pseudofedrin,efedrin sulfat dan fenilpropanolamin. Kortikosteroid NasalMerupakan obat yang paling efektif untuk mengatasirhinitis alergi hingga saat ini. Efek utama steroid topikal pada mukosa hidung Antaralain mengurangi inflamasi dengan memblok pelepasan mediator,menekan kemotaksisneutrofil, mengurangi edema intrasel, dan menghambat reaksi fase lambat yangdiperantarai sel mast.

  • Sodium Kromolin Bekerja dengan mencegah degranulasi sel mast danpelepasan mediator, termasuk histamin Ipratropium BromidaBermanfaat pada rhintis alergi perennial atau rhinitisalergi yang persisten, obat ini memiliki sifat antisekretori jika digunakan secara localdan bermanfaat untuk mengurangi hidung berair OperatifTindakan konkotomi (pemotongan konka inferior) bila konka hipertrofi beratdan tidak dapat dikecilkan dengan cara kauterisasi memakai AgNO325% atautroklor asetat.Imunoterapi Desensitasi, hiposensitasi dan netralisasi. Desensitasi dan hiposensitasimembentuk blocking antibody.

  • LO 4.8 Memahami dan Menjelaskan KomplikasiRhinitis alergiPolip hidung. Rinitis alergi dapat menyebabkan atau menimbulkan kekambuhan polip hidung.Otitis media yang sering residif, terutama pada anak-anak.Sinusitis paranasal.Masalah ortodonti dan efek penyakit lain dari pernafasan mulut yang lama khususnya pada anak-anak.Asma bronkial. Pasien alergi hidung memiliki resiko 4 kali lebih besar mendapat asma bronkial.

  • LO 4.9 Memahami dan Menjelaskan PencegahanRhinitis alergiPada dasarnya penyakit alergi dapat dicegah dan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu: Pencegahan primer Pencegahan sekunder Pencegahan tersier

  • LO 4.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Rhinitis alergiBanyak gejala rinitis alergi dapat dengan mudah diobati. Ada kesan klinis bahwa gejala rhinitis alergika dapat berkurang dengan bertambahnya usia. Sementara penderita polip hidung akan tetap mengalami kekambuhan meskipun telah mendapat terapi bedah maupun obat. Pada beberapa kasus (khususnya pada anak-anak), orang mungkin memperoleh alergi seiring dengan sistem imun yang menjadi kurang sensitif pada alergen.

  • LI5. Memahami dan MenjelaskanSistemPernafasanMenurut PandanganIslamBerikut keajaibaan wudhu bagi kesehatan antara lain: Berkumur-kumur, penelitian modern menetapkan berkumur-kumur dapat menjaga mulut dan tenggorakan dari peradangan dan menjaganya dari terjadinya peradangan gusi. Hal ini karena berkumur-kumur berfungsi memelihara gigi dan membersihkannya dari sisa-sisa makanan yang masih menempel. manfaat lain yang sangat penting adalah ia dapat menguatkan sebagian urat wjaah dan menjaga kebersihannya. Ini merupakan suatu latihan penting yang telah dikenalkan oleh para pakar pendidikan olahraga. Membasuh hidung, sebuah penelitian yang dilakukan kelompok dokter di universitas Alexendria yang menetapkan pada umumnya, orang-orang yang berwudhu secara terus menerus hidungnya bersih dari debu, kuman, dan bakteri. Membasuh wajah dan kedua tangan hingga kedua siku memiliki manfaat yang sangat besar dalam menghilangkan keringat dari permukaan kulit, Air wudhu juga berfungsi membersihkan kulit dari kandungan minyak yang tertahan di kelenjar kulit. Membasuh kedua kaki seraya memijat-mijat dengan baik akan menciptakan perasaaan tenang dan nyaman, karena dikakilah terletak semua urat yang berhubungan dengan seluruh anggota badan.

  • AlhamdulillahTERIMA KASIH