PPT OSTEOARTRITIS

Post on 27-Jan-2016

499 views 48 download

description

RADIOLOGI

Transcript of PPT OSTEOARTRITIS

04/21/20231

LAPORAN KASUSOSTEOARTRITIS GENU BILATERAL

Oleh: Siska Lesnussa ( 2009-83-028)

Elawia Sufiana Oei ( 2009-83-003)Maria K.Bogastim ( 1008012033)

Melisa M.Temaluru ( 1008011047)

Pembimbing Residendr. Ulfiawaty

SupervisorDr. Dario A. Nelwan, Sp. Rad

KASUS

IDENTITAS

Nama pasien : Tn. I

No. MR : 734424

Umur : 55 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Perawatan Bagian : L1ADKIII/5 Bed 1

Tgl. MRS : 26-11-2015

Tgl. Pem. Radiologi : 01-12-2015

ANAMNESIS• Nyeri pada kedua lutut

Keluhan utama

Nyeri

pada

kedua

lutut

• Satu tahun terakhirsatu minggu terakhir. Nyeri dirasakan saat lutut mulai membengkak, ditusuk-tusuk,hilang ketika pasien beristirahat dan bertambah nyeri jika pasien melakukan aktivitas

Bengkak

• Satu minggu terakhir namun mulai mereda. Bengkak sulit berakitivitas terutama berjalan. Saat bengkak lutut terasa hangat. Bengkaknya tidak mengecil walau sudah dikompres dengan air es.

Kaku

pada

kedua

lutut

• Pagi hari setelah bangun tidur dan menetap hingga 30 menit. Kaku tidak dapat menggerakan kaki. Dan pasien juga mengatakan merasakan gemertak ketika lutut digerakan.

Gejala Lain

• Nyeri pada pinggang yang dialami 5 hari SMR. Nyerinya terus menerus dan tidak menjalar. Mual tidak ada, muntah tidak ada, BAB dan BAK lancar normal

• Hipertensi dua tahun terakhir, asam urat satu tahun terakhir

Riwayat penyakit dahulu

• Tidak ada Riwayat keluarga

• Obat darah tinggi• Asam urat (Hospina)

Riwayat pengobatan

• Daging Satu Kg/minggu• Kacang-kacangan

Riwayat kebiasaan

PEMERIKSAAN FISISKeadaan umum : Pasien tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis (GCS E4V5E6)

Gizi : Cukup

Tanda-tanda Vital

Tekanan Darah : 130/80 mmHg

Nadi : 92x/menit

Nafas : 20x menit, reguler, kedalaman cukup

Suhu : 37,0 oC (aksila)

Kepala

• Deformitas (-). Rambut hitam, tidak mudah dicabut, dan tersebar merata, wajah simetris

Mata

• Hematoma pada palpebra (-/-), Ptosis (-), eksoftalmus (-), enoftalmus (-), xanthelasma (-/-), pupil isokor, refleks pupil langsung (+ /+), refleks pupil tidak langsung (+/+), konjungtiva anemis (-/-). sklera ikterik (-/-).

Hidung

• Perdarahan (-), deformitas (-), sekret (-), deviasi septum nasal (-), pernafasan cuping hidung (-)

Mulut

• Lidah bersih/tidak hiperemis/tidak ada ulcer/tidak ada jamur/tidak ada selaput, stomatitis (-), perdarahan gusi (-), tonsil T1-T1 hiperemis (-), caries dentis (-)

Telinga

• Pendengaran normal, tophi (-/-), deformitas (-), serumen (-/-), nyeri tekan di processus mastoideus -/-

Leher

• Trakea di tengah, JVP 5-2 cmH2O, struma (-), tumor (-), kaku kuduk (-), Kelenjar getah bening tidak membesar

Inspeksi : bentuk dada normal, pergerakan dada simetris kiri dan kanan, pola pernapasan normal, sela iga tidak ada pelebaran, deformitas (-), benjolan (-), jaringan parut (-), venektasi (-), bentuk tulang belakang normal

Palpasi: tidak ada pergeseran trakea, nyeri tekan (-), fremitus taktil normal (tidak meningkat maupun berkurang)

Perkusi: Paru kiri dan kanan = sonor, batas bawah paru belakang setinggi vertebra torakal X dan batas kanan lebih tinggi 1 jari dari batas kiri

Auskultasi : Bunyi pernapasan: vesikuler, Bunyi tambahan : Ronchi : -/-, Wheezing -/-

PARU-PARU

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba pada ICS V sejajar midclavicula sinistra, kuat angkat (+), thrill (-).

Perkusi : Pinggang jantung di ICS 3 D, batas kanan jantung di linea sternalis D, batas kiri jantung di linea midclavicula S

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular normal, murmur (-), gallop (-)

Jantung

Abdomen

Inspeksi : cembung, purpura (-), ikterus (-), dilatasi vena (-), striae (-), jaringan parut (-)

Palpasi : Nyeri tekan (-) pada semua regio, hepatomegali (-), splenomegali (-).

Perkusi : Timpani pada 9 kuadran

Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal.

Ekstermitas Superior

Inspeksi : Pembengkakan (-), kemerahan (-)

Palpasi : Teraba hangat (-), nyeri tekan (-), Krepitasi (-)

Inferior

Inspeksi : Pembengkakan (-), kemerahan (-)

Palpasi : Teraba hangat (+), nyeri tekan (+), Krepitasi (-)

LABORATORIUMDARAH RUTIN ( 26/12/2015)

URINALISIS (26/12/2015)

DARAH KIMIA/SEROLOGI/ELEKTROLIT (26/11/2015)

KIMIA DARAH (27/12/2015)

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

KesanCardiomegali dengan tanda-tanda bendungan paru kiriDilatasi et elongasi aortaElevasi diafragma kanan (proses intraabdomen)

Foto thorax AP pasien (01-12-2015)

Kesan :Osteoartritis genu bilateral grade I ( Klasifikasi Kallgren dan Lawrence)Osteoporosis sinilis

Foto Genu Bilateral Ap/Lateral (01/12/2015)

DIAGNOSIS

OSTEOARTRITIS GENU BILATERAL

, HT DAN CKD

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIS

PEMERIKSAAN RADIOLOGI

LABORATORIUM

TERAPI

Rl 16 tpm

Nephrosteril 250cc/24 jam

Paracetamol 500 mg/8 jam

Amlodipine 10 mg/24 jam/oral

Recolfar 25 mg/12 jam/oral

Meloxicam 15 mg/24 jam/oral

DISKUSI

PENDAHULUAN

Osteoartritis (OA) merupakan penyakit sendi degeneratif yang berkaitan dengan kerusakan kartilago sendi

Predileksi OA : Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan lutut paling sering terkena OA.

OA terbagi atas OA primer dan OA sekunder

Diagnosis OA anamnesis , pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologis.

DEFINISI

Osteoartritis penyakit sendi degeneratif non inflamasi yang di tandai dengan degenerasi tulang rawan sendi, hipertrofi tulang pada tepinya dan perubahan pada membran sinovial serta nyeri setelah aktivitas berkepanjangan dan kekakuan khususnya pada pagi hari atau setelah inaktivitas.

ANATOMI DAN FISIOLOGI ARTICULATIO GENU

Tulang- tulang pembentuk articulatio genu adalah:

1. Os. Femur

2. Os. Tibia

3. Os. Patella

Otot – otot yang mempunyai fungsi pada sendi lutut:6

1. Flexi - flexor

M. biceps femoris, m. semitendinosus, m. semimembranosus, dibantu oleh m. gracilis, m. sartorius, dan m.popliteus. flexi dibatasi oleh kontak bagian belakang tungkai bawah dengan tungkai atas.

2. Extensi - extensor

M. quadriceps femoris. Extensi dihambat oleh tegangnya seluruh ligamentum- ligamentum utama sendi.

3. Rotasi Medial

M. sartorius, m. gracilis dan m. semitendinosus

4. Rotasi Lateral

M. biceps femoris

Gambar 2.1. Articulatio Genu dan Ligament Ekstrinsik

Gambar 2.2. Meniscus Articulatio Genu

Gambar 2.3. Otot Popliteus Articulatio Genu

Gambar 2.4. Gambaran Radiologi Normal dari Articulatio Genu

INSIDEN DAN PREVALENSI

OA

• Kelaianan muskuloskeletal yang paling sering dijumpai di seluruh dunia

Penyebab

• Impairment dan disabilitas pada usia lanjut dan menimbulkan beban ekonomi yang bermakna dalam masyarakat

Inggris 8,5 juta nyeri akibat OA (0,5% Derajat ringan dan sedang)

Amerika 80% pada usia 60 tahun

Indonesia

Penelitian poliklinik sub bagian reumatologi RSUPN Cipto Mangunkusumo 43,83% dari seluruh pasien baru reumatik

yang berobat merupakan OA

Di kota Batu, Malang ditemukan sekitar 24.05% penderita OA dari 11.715 kasus

rematik

15,5% pada pria, dan 12.7% pada wanita 1 sampai 2 juta orang

menderita OA

FAKTOR RISIKO

Umur

Jenis kelamin

Suku bangsa

Genetik

Obesitas

Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga

Faktor-faktor lain

Pada kasus pasien laki-laki berumur 55 tahun

PATOGENESIS

Selama ini OA-> Proses Ketuaan

Akhir-akhir ini para pakar berpendapat Penyakit gangguan hemostasis dari metabolisme kartilago dengan kerusakan struktur proteoglikan (belum jelas)

Jejas kimiawi maupun mekanik diduga merangsang terbentuknya molekul yang abnormal dan produk degradasi kartilago dalam cairan sinovial inflamasi sendi dan kerusakan kondrosit

GEJALA KLINIS

Nyeri sendi

Hambatan gerakan sendi

Kaku pagi hari

Krepitasi

Pembesaran sendi (deformitas)

Perubahan gaya berjalan

Pada kasus pasien mengeluh nyeri sendi, hambatan pada gerakan sendi, kaku pada pagi hari, krepotasi

DIAGNOSISAnamnesis

Pemeriksaan Fisis

Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium dan Radiologi)

Anamnesis

• Nyeri sendi, hambatan gerakan, krepitasi,kaku pada pagi hari

Pemfis

• Nyeri tekan pada kedua patela dan teraba hangat

PP

• Lab Asam urat 8.0• Rad Ditemukan osteofit pada os tuberesitas tibia

sinistea, emantia intracondylare L/M Bilateral

KASUS

Klinik & Laboratorium

Klinik &

Radiologik

Klinik

Nyeri lutut + minimal 5 dari 9 kriteria berikut :

1) Usia > 50 tahun2) Kaku pagi hari <

30 menit3) Krepitus4) Nyeri tekan 5) Pembesaran

tulang6) Tidak panas pada

perabaan7) LED < 40 mm/jam8) RF < 1:409) Analisis cairan

sendi normal

Nyeri lutut +

minimal

1 dari 3 kriteria

berikut:

a) Usia > 50 tahun

b) Kaku pagi hari

< 30 menit

c) Krepitus

+

Osteofit

Nyeri lutut +

minimal 3 dari 6

kriteria berikut :

1) Usia > 50 tahun

2) Kaku pagi hari <

30 menit

3) Krepitus

4) Nyeri tekan

5) Pembesaran

tulang

6) Tidak panas pada

perabaan

Tabel 2.1 Kriteria Klasifikasi Osteoartritis Lutut18

Pemeriksaan Radiologi

Gambaran Radiologis OA:

Joint space narrowing (celah sendi menyempit)

Sklerosis

Osteofit

Cyst subkondral

Gambaran radiologi OA. (Foto Genu)

Gambar A & B tampak penyempitan sendi dan pembentukan osteofit pada pasien genu bilateral.

Gambar 3. Gambaran jari di daerah sendi proksimal dan distal interfalangs dengan OA.

Joint space narrowing

Osteofit

Subchondral schlerosis

Klasifikasi Kellgren –Lawrence

Foto genu bilateral AP/LAT pada pasien

Gambar 5. Tampak osteofit pada tuberitas tibia sinistra eminentia intercondilare lateral et media os tibia

bilateral

Ditemukan gambaran osteofit pada tuberitas tibia sinistra, eminentia intercondilare lateral et medial os tibia bilateral.

Pasien terdiagnosis Osteoarthritis dengan ditentukan dengan klasifikasi KL grade 1.

Pemeriksaan radiologi lain

A. Computed Tomography (CT)

Jarang digunakan untuk diagnosis OA Primer (kecuali prencanaan pra OP). Meskipun dpt digunakan untuk malaligment dari sendi patello femoral, kaki atau pergelangan kaki.

Evaluasi detail tulang dari bentuk tulang belakang.

Pemeriksaan radiologi lain

A. Computed Tomography (CT)

Gambar 6. CT Scan melintang yang diperoleh melalui tulang belakang daerah lumbar bawah menunjukkan sclerosis dari sendi

Lanjutan…..

Gambar 7. CT Scan melintang yang diperoleh melalui aspek superior pinggul menunjukkan penyempitan sendi , pembentukan osteofit , dan kista subchondral khas osteoarthritis.

B. MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Evaluasi perubahan komposisi tulang subchondral baik menggunakan MRI.

Lesi sumsum tulang yang edema (BMLs): nekrosis sumsum tlg, fibrosis, kelainan trabekular

lesi kista subchondral, gesekan tulang subchondral.

Menilai cairan Sinovial

Gambar 8. Gambar A. menunjukan penebalan pada cairan synovial. B. dengan MRI genu menampilkan lesi sumsum tulang  

Lanjutan….

Gambar 9. A dan B. tampak cairan sinovial pada penderita OA (arah panah).

Lanjutan…

C. Nuklear Imaging ( Skintigrafi)

Penggunaan terbatas dalam diagnosis OA

Resolusi gambar untuk tulang lebih rendah dibandingkan dengan modalitas yang lain.

C. Nuklear Imaging ( Skintigrafi)

Gambar 10. scintigram tulang mengungkapkan fokus peningkatan akumulasi radiotracer pada beberapa sendi interphalangeal ( lingkaran ) ; Temuan ini kompatibel dengan osteoarthritis

D. Tomografi koherensi optik (Oktober)

Oktober dilakukan dengan dimasukan ke dalam atroskopi dan menghasilkan gambar penampang tulang rawan artikular pada resolusi sebanding dengan daya rendah histologi.

Memberikan informasi kuantitatif tentang keadaan penyakit tulang rawan artikular.

Sensitif pada perubahan struktural kolagen akibat proses trauma maupun degeneratif.

E. Ultrasonography

Lebih untung daripada MRI dan skintigrafi.

Menggunakan resolusi yang tinggi sehingga mampu mendiagnosis adanya penebalan kartilago, meniscus, tendons, ligamen, persendian hingga cairan sinovialnya.

Lanjutan….

Gambar 14. Penebalan synovial pada sendi carpometacarpal Idan peningkatan vascular pda gambaran doppler 

 

Diagnosa banding radiologi

Rheumatoid arthritis

Artritis Reumatoid atau Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit autoimun sistemik. RA merupakan salah satu kelainan multisistem yang etiologinya belum diketahui secara pasti dan dikarateristikkan dengan destruksi sinovitis

• Multiple & Symetris

• Paling sering terkena : proksimal interphalangeal joint,metacarpophalangeal joint,wrist joint (radiocarpal), tidak semua joint bisa terkena.

Rontgen :

Periartikular soft tissue swelling

Osteoporosis daerah periarticular

Celah sendi menyempit destruksi rawan sendi

Marginal erotion articular

Ulnar deviation dari jari2 Akibat subluxatio ( flexi extensi → swan neck Appearance )

RHEUMATOID ARTHRITIS

Gout

Gout Kelebihan asam urat dalam tubuh Pembentukan kristal kecil asam urat yang terakumulasi di jaringan tubuh, terutama sendi.Ketika kristal membentuk pada sendi serangan berulang dari peradangan sendi (artritis).

Sinar-X kadang-kadang bisa membantu dan bisa menunjukkan pengendapan tofi-kristal dan kerusakan tulang sebagai akibat serangan berulang dari peradangan.Sinar-X juga dapat membantu untuk memantau dampak gout kronis pada sendi. 

Osteolitik juxta artikular kecil/besar batas

tegas

Ada subartikuler cystic area tepi sklerotik

Over hanging edge,D±0,3-3 cm atau disebut

PUNCHED OUT

Bila ada deposit Ca pada tophi tophi terlihat

Sendi sempit

Osteoporosis kurang

Penatalaksanaan

1.Terapi farmakologis

yaitu :

Medikamentosa sistemik

Medikamentosa topikal

Medikamentosa intraartikular.

2.Operasi

Tindakan operasi seperti arthroscopic debridement, joint debridement, dekompresi tulang, osteotomi, dan artroplasti merupakan tindakan yang efektif pada penderita dengan OA yang sudah parah.

TERIMAKASIH