Post on 21-Oct-2021
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE
DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Studi Kasus Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Emelinda Tiara Ardhyantoro Putri
NIM : 152114054
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
HALAMAN JUDUL
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE
DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Studi Kasus Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Emelinda Tiara Ardhyantoro Putri
NIM : 152114054
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
”Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apa pun juga, tetapi
nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan
permohonan dengan ucapan syukur.”
(Filipi 4:6)
“Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan
bertekunlah dalam doa.”
(Roma 12: 12)
Kupersembahkan untuk:
Allah Bapa, Tuhan Yesus, dan Bunda Maria
Orang Tuaku Agustinus Budiyantoro & Scholastica Titik Rahayu
Adikku Angelina Karonka Ardhyantoro Putri
Seluruh sahabat-sahabatku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE
DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Studi Kasus Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten
Dan dimajukan untuk diuji tanggal 14 Juni 2019 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan
cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang
menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang seolah-
olah sebagai tulisan saya sendiri dana tau tidak terdapat bagian atau keseluruhan
tulisan yang saya salin, tiru, atau yang saya ambil dari tulisan orang lain tanpa
memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak, dengan
ini saya menyatakan menarik skripsi yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya
sendiri ini. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalinatau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijasah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang membuat pernyataan,
Emelinda Tiara Ardhyantoro Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAN UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswi Universitas Sanata Dharma:
Nama : Emelinda Tiara Ardhyantoro Putri
NIM : 152114054
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : “PENERAPAN
PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE DALAM PENGELOLAAN
ALOKASI DANA DESA” Studi Kasus Desa Bugisan Kecamatan Prambanan
Kabupaten Klaten.
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Yang menyatakan
Emelinda Tiara Ardhyantoro Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
HALAMAN KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih tak
terhingga kepada:
1. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D. selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang memberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan
kepribadian kepada penulis.
2. A. Yudi Yuniarto, S.E., MBA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma.
3. Dr. Fr. Ninik Yudianti, M.Acc selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah
membantu mengarahkan, membimbing menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. YP Supardiyono, M.Si., Akt., QIA., CA selaku Ketua Program Studi
Akuntansi dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah
memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
5. Heru Nugroho selaku Kepala Desa Bugisan dan segenap masyarakat Desa
Bugisan yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk
melakukan penelitian.
6. Kedua orang tuaku, Agustinus Budiyantoro dan Scholastica Titik Rahayu serta
adikku Angelina Karonka yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan
motivasi sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
7. Sahabat karibku, Nora Tisa, Agatha Fitri, Elizabeth Rifa, Karina Eka, Regina
Fajar yang telah menemani, memberi semangat dan motivasi dalam
menyelesaikan skripsi dengan baik.
8. Teman Seperjuanganku, teman-teman “Skripsi Woyo-woyo” dan teman-teman
kelas “Banana Premium15” yang telah berdinamika bersama dan selalu kompak
dalam menyelesaikan perkuliahan.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Yogyakarta, 31 Juli 2019
Emelinda Tiara Ardhyantoro Putri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS .............................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKADEMIS................................................. vi
HALAMAN KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
ABSTRAK ........................................................................................................................... xiv
ABSTRACT .......................................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................1
A. Latar Belakang .............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian .........................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................6
E. Sistematika Penulisan ...................................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................................9
A. Pemerintah Desa...........................................................................................................9
B. Alokasi Dana Desa ..................................................................................................... 13
C. Good Government Governance .................................................................................. 16
D. Prinsip Good Government Governance dan Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) 22
BAB III METODE PENELITIAN......................................................................................24
A. Jenis Penelitian ........................................................................................................... 24
B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................................... 24
C. Sumber Data ............................................................................................................... 24
D. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................................................... 25
E. Populasi dan Sampel .................................................................................................. 26
F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................................... 26
G. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel ............................................................ 28
H. Teknik Analisis Data .................................................................................................. 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
BAB IV GAMBARAN UMUM DESA BUGISAN .............................................................35
A. Deskripsi Wilayah Penelitian ..................................................................................... 35
B. Kependudukan ........................................................................................................... 36
C. Aparatur Pemerintah Desa Bugisan ............................................................................ 39
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .............................................................40
A. Deskripsi Data ............................................................................................................ 40
B. Analisis dan Pembahasan terhadap Penerapan Prinsip Good Government Governance
dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa .......................................................................... 46
1. Penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD menurut responden Perangkat Desa
............................................................................................................................... 50
2. Penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD menurut Responden Masyarakat
Desa .......................................................................................................................... 59
3. Penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD di Desa Bugisan .......................... 75
BAB VI PENUTUP ..............................................................................................................77
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 77
B. Keterbatasan ............................................................................................................... 78
C. Saran .......................................................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................................80
LAMPIRAN .........................................................................................................................82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Pengukuran Variabel Prinsip Good Government Governance . 29
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Usia Desa Bugisan
Tahun 2018............................................................................... 36
Tabel 4.2 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Bugisan
Tahun 2018............................................................................... 37
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Bugisan
Tahun 2018............................................................................... 37
Tabel 4.4 Sarana/ Prasarana Pendidikan Desa Bugisan
Tahun 2018............................................................................... 38
Tabel 4.5 Sarana/ Prasarana Ibadah Desa Bugisan
Tahun 2018............................................................................... 38
Tabel 4.6 Sarana/ Prasarana Olahraga Desa Bugisan .............................. 38
Tabel 4.7 Formasi Aparatur Desa Bugisan ............................................... 39
Tabel 5.1 Data Responden Perangkat Desa .............................................. 40
Tabel 5.2 Data Responden Perangkat Desa Berdasarkan Usia ................ 41
Tabel 5.3 Data Responden Perangkat Desa Berdasarkan
Jenis Kelamin ........................................................................... 41
Tabel 5.4 Data Responden Perangkat Desa Berdasarkan
Pendidikan ................................................................................ 42
Tabel 5.5 Data Responden Perwakilan Masyarakat Desa ........................ 42
Tabel 5.6 Data Responden Perwakilan Masyarakat Desa
Berdasarkan Usia ...................................................................... 44
Tabel 5.7 Data Responden Perwakilan Masyarakat Desa
Berdasarkan Jenis Kelamin ...................................................... 45
Tabel 5.8 Daya Responden Perwakilan Masyarakat Desa
Berdasarkan Pendidikan .......................................................... 46
Tabel 5.9 Kategori Penilaian .................................................................... 47
Tabel 5.10 Hasil jawaban penerapan prinsip GGG dalam
pengelolaan ADD responden perangkat desa .......................... 48
Tabel 5.11 Hasil jawaban penerapan prinsip GGG dalam
pengelolaan ADD responden masyarakat desa ........................ 48
Tabel 5.12 Data Hasil Jawaban Responden Perangkat Desa
tentang Penerapan Prinsip GGG dalam pengelolaan ADD...... 50
Tabel 5.13 Data Hasil Jawaban Responden Masyarakat Desa
tentang Penerapan Prinsip GGG dalam pengelolaan ADD...... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 ....................................................................................................... 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ................................................................. 83
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ................................................................. 85
Lampiran 3 Data Jawaban Kuesioner .......................................................... 89
Lampiran 4 Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................. 91
Lampiran 5 Hasil Pelaksanaan ADD Desa Bugisan Tahun 2018 ................ 92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRAK
PENERAPAN PRINSIP GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE
DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA (ADD)
Studi Kasus Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten
Emelinda Tiara Ardhyantoro Putri
NIM: 152114054
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip Good
Government Governance yaitu prinsip demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya
hukum, kewajaran dan kesetaraan dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Bugisan Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten. Penelitian ini dilakukan untuk
mengajak masyarakat berpartisipasi dan mengawasi proses pengelolaan ADD, serta
meningkatkan pemahaman, kesadaran bagi perangkat desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan desa.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data diperoleh dengan menggunakan
kuesioner, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
teknik analisis deskripstif kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pemerintah Desa Bugisan sudah
menerapkan prinsip Good Government Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana
Desa (ADD). Meskipun prinsip-prinsip sudah diterapkan dengan baik namun masih
ditemukan pendapat dan masukan dari pihak perangkat desa maupun pihak
masyarakat di setiap penerapan item prinsip GGG. Penerapan pada setiap item prinsip
GGG memunculkan banyak saran sehingga Pemerintah Desa masih perlu
mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan.
Kata Kunci: alokasi dana desa, good government governance, demokrasi,
transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, kewajaran dan kesetaraan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF GOOD GOVERNMENT GOVERNANCE
PRINCIPLE IN
VILLAGE FUND ALLOCATION MANAGEMENT
A Case Study at Desa Bugisan, Prambanan, Klaten District
Emelinda Tiara Ardhyantoro Putri
NIM: 152114054
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2019
This research aims to determine the implementation of Good Government
Governance principles namely democracy, transparency, accountability, legal culture,
fairness and equity to village fund allocation at Bugisan Village, Prambanan, Klaten
District. This research was conducted to improve participating and controlling village
fund allocation’s management as well as improving the understanding, awareness of
the village officials in organizing village governance.
This research was a case study. Data were obtained through questionnaire,
interview, and observation. The data was analyzed by descriptive qualitative analysis.
The result indicated that Bugisan’s village government has applied the good
government governance principles in village fund allocation. Although the principles
have been applied however there are some opinions and suggestion from village
officials and village community in each GGG principles. Implementation of GGG
principles bring up a lot of good idea so that the village government still needs to
reevaluate the organizing village governance.
Keywords: village fund allocation, good government governance, democracy,
transparency, accountability, rule of law, fairness and equity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era reformasi, Indonesia menganut sistem desentralisasi untuk mendukung
demokrasi dalam pemerintahan. Dicetuskannya sistem desentralisasi di Indonesia
disebabkan pemerintah pusat pada masa pemerintahan sebelumnya melakukan
intervensi yang terlalu besar dan berpengaruh, sehingga tingkat kompetensi dan
efektivitas pemerintah daerah dalam mendukung dan mendorong proses
pembangunan serta kehidupan demokrasi menjadi rendah. Hal tersebut dapat
dilihat dari rendahnya peran masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam proses
pemerintahan, karena pada waktu itu pemerintah pusat masih memandang kondisi
sumber daya manusia di daerah masih relatif lemah. Maka sistem sentralisasi
dipandang lebih cocok dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pada waktu itu.
Namun dalam jangka panjang sistem sentralisasi memunculkan masalah
akuntabilitas yang rendah, memperlambat pembangunan infrastruktur sosial,
rendahnya tingkat pengembalian proyek-proyek publik, serta memperlambat
pengembangan kelembagaan sosial ekonomi di daerah (Shah, et al., 1994 dalam
Mardiasmo 2004).
Perkembangan zaman yang telah memasuki globalisasi, pemerintah pusat
akan menghadapi banyak persoalan baik dari dalam negeri maupun dunia
internasional. Oleh sebab itu kendali pemerintah pusat terhadap berbagai masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
di pemerintah daerah tidak dapat diselesaikan secara optimal. Maka dengan
diberlakukan sistem desentralisasi dirasa lebih tepat untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang dihadapi pemerintah daerah. Sistem desentralisasi berarti
pemerintah daerah diberi pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat untuk
mengatur pemerintahannya sendiri. Bentuk dari kewenangan tersebut meliputi
membuat kebijakan serta peraturan yang disesuaikan dengan lingkungan dari
setiap daerah, dan mengelola keuangannya sendiri sehingga proses alokasi
sumber daya menjadi lebih efisien. Pada pelaksanaannya pemerintah daerah
masih tetap diawasi oleh pemerintah pusat. Di sisi lain, kebijakan desentralisasi
akan menghasilkan wadah bagi masyarakat setempat untuk berperan serta dalam
menentukan prioritas dan preferensinya sendiri dalam meningkatkan taraf hidup
sesuai dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam batas-batas
kepentingan nasional (Mardiasmo, 2004: 5).
Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintahan yang lebih
rendah dalam desentralisasi, membuat pemerintah daerah dituntut untuk
meningkatkan potensi serta sumber daya yang dimiliki masing-masing daerah.
Pemerintah daerah yang lebih dekat dalam proses pemberdayaan dan peningkatan
potensi serta sumber daya didalam masyarakat adalah Pemerintah Desa. Menurut
UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa, Pemerintah Desa adalah penyelenggaraan
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desa mempunyai
kewenangan dalam pelaksanaan pemerintahannya, kewenangan desa meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
kewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
Pembangunan Desa, pembinaan masyarakat Desa, dan pemberdayaan masyarakat
Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat desa.
Demi mendukung penyelenggaraan pemerintahan desa yang lebih optimal,
pemerintah daerah yaitu Pemerintah Kabupaten/Kota memberikan bantuan dana
untuk penyelenggaraan pemerintah desa yaitu kepentingan pembangunan desa,
pembinaan dan pemberdayaan masyarakat desa, melalui Alokasi Dana Desa
(ADD). Alokasi Dana Desa merupakan bagian dari dana perimbangan yang
diterima Kabupaten/Kota. Alokasi Dana Desa merupakan salah satu sumber
pendapatan Desa untuk membiayai program Pemerintahan Desa dalam
melaksanakan kegiatan pemerintahan, pemberdayaan masyarakat dan
pembangunan.
Dengan adanya ADD, pemerintah desa dituntut untuk melakukan pengelolaan
yang baik sehingga pembangunan dapat terlaksana sesuai dengan kebutuhan
masyarakat secara optimal dan terhindar dari segala bentuk penyelewengan.
Berdasarkan Permendagri No 37 tahun 2007 Bab IX, pengelolaan alokasi dana
desa mempunyai berbagai tahapan yaitu proses penyaluran dana dan pencairan
dana, pelaksanaan kegiatan, serta pertanggungjawaban dan pelaporan. Maka
dalam pengelolaan ADD diharapkan dapat sesuai dengan prinsip good
government governance atau tata kelola pemerintahan yang baik. World Bank
dalam Mardiasmo (2009) mendefinisikan good governance sebagai suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan bertanggungjawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi, baik secara politik maupun
administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha. Menurut KNKG (Komite Nasional
Kebijakan Governance) 2008 terdapat beberapa prinsip yaitu demokrasi,
transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, kewajaran dan kesetaraan. Dengan
menerapkan prinsip Good Government Governance dalam pengelolaan ADD,
dapat membantu sosialisasi mengenai ADD kepada masyarakat serta mengajak
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan ADD maupun dalam pengawasan
kegiatan pengelolaan. Selain kepada masyarakat dengan menerapkan prinsip
Good Government Governance mampu meningkatkan pemahaman, kesadaran,
dan kapasitas khususnya para aparat pemerintah desa dalam penyelenggaraan
pemerintah desa, hal ini disebabkan masyarakat memberikan kepercayaan kepada
pemerintah desa dalam mengelola pemerintahan, sehingga diharapkan ADD dapat
digunakan secara optimal sesuai dengan kebutuhan.
Penelitian sebelumnya menyampaikan, bahwa prinsip-prinsip good
government governance sudah mampu diterapkan dalam proses pengelolaan
alokasi dana desa, namun hanya sebatas pada prinsip transparansi dan
akuntabilitas namun penelitian tersebut memiliki keterbatasan yaitu hanya melihat
dari sudut pandang pemerintah desa dan kurangnya partisipan masyarakat dalam
penelitiannya. Penelitian tersebut dilakukan oleh Maria Fransisca Vina (2017)
mengenai penerapan prinsip good government governance dalam perencanaan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
pelaksanaan, dan pertanggungjawaban alokasi dana desa. Pandangan dan
partisipasi masyarakat mengenai proses pengelolaan alokasi dana desa merupakan
kunci penting bagi pemerintah desa agar lebih terpacu menjalankan kewajibannya
untuk melayani masyarakat secara optimal.
Oleh sebab itu penelitian ini akan melengkapi dari penelitian sebelumnya
yaitu dengan melihat penerapan prinsip good government governance
berdasarkan 5 prinsip dari KNKG 2008 dalam pengelolaan alokasi dana desa,
yang dimulai dari proses penyaluran dana dan pencairan dana, pelaksanaan
kegiatan, sampai pada pertanggungjawaban dan pelaporan. Maka penelitian ini
tidak hanya melihat dari sudut pandang pemerintah desa namun juga melibatkan
masyarakat setempat. Penelitian ini dilakukan di Desa Bugisan, Kecamatan
Prambanan, Kabupaten Klaten. Motivasi penulis melakukan penelitian dengan
judul “Penerapan Prinsip Good Government Governance dalam Pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD)” adalah ingin mengetahui apakah Pemerintah Desa
Bugisan sudah menerapkan prinsip Good Government Governance dalam
pengelolaan Alokasi Dana Desa. Berdasarkan uraian diatas, pentingnya penelitian
diharapkan dengan menerapkan prinsip Good Government Governance dapat
membantu sosialisasi mengenai ADD kepada masyarakat serta mengajak
masyarakat untuk berpartisipasi dan mengawasi proses pengelolaan ADD, serta
meningkatkan pemahaman, kesadaran, dan kapasitas bagi para perangkat desa
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Rumusan Masalah
Apakah Pemerintah Desa Bugisan sudah menerapkan prinsip Good
Government Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan prinsip Good
Government Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Bugisan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti:
Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan, pengalaman tentang
bagaimana penerapan prinsip Good Government Governance dalam
pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).
2. Bagi Para Akademisi:
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi kemajuan para akademisi, dan dapat dijadikan acuan atau
referensi untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Pemerintah Desa Bugisan:
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan penerapan prinsip
Good Government Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa dan
untuk mengevaluasi pemerintah desa terhadap pengelolaan Alokasi Dana
Desa apabila dilihat dari sudut pandang masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
E. Sistematika Penulisan
BAB I. Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian bagi Pemerintah Desa Bugisan,
Akademisi, Peneliti, dan Sistematika Penulisan.
BAB II. Kajian Pustaka
Bab ini mengungkapkan mengenai segala teori-teori yang mendukung
penelitian, berkaitan dengan Pemerintah Desa, Alokasi Dana Desa
(ADD) dan Good Government Governance, yang dipakai penulis
sebagai dasar untuk menganalisis data-data yang diperoleh di Desa
Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
BAB III. Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai jenis penelitian, sumber data, tempat dan
waktu penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel,
variabel dan pengukuran, teknik analisis data yang akan digunakan
untuk menjawab permasalahan.
BAB IV. Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini digunakan untuk membahas segala sesuatu yang berkaitan
dengan Desa Bugisan yang digunakan menjadi lokasi penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB V. Analisis dan Pembahasan
Pada bab ini, akan membahas mengenai penerapan prinsip- prinsip
good government governance dalam alokasi dana desa. Kemudian dari
setiap prinsip akan dibahas satu-persatu.
BAB VI. Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data dan pembahasan
dalam Bab V, keterbatasan penelitian, dan saran yang sekiranya
berguna bagi penelitian berikutnya dan instansi terkait.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pemerintah Desa
1. Pengertian Pemerintah Desa
Menurut UU No 6 tahun 2014, Desa adalah kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
2. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Menurut UU 6 tahun 2014, Penugasan dari Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah kepada Desa meliputi Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, Pembinaan Masyarakat Desa
berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
Penyelenggaraan Pemerintahan Desa berdasarkan asas :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
a. Kepastian hukum;
b. Tertib penyelenggaraan pemerintahan;
c. Tertib kepentingan umum;
d. Keterbukaan;
e. Proporsionalitas;
f. Profesionalitas
g. Akuntabilitas;
h. Efektifitas dan efisiensi;
i. Kearifan lokal;
j. Keberagaman; dan
k. Partisipatif
3. Struktur Organisasi Desa
Berdasarkan Peraturan Bupati Klaten No 46 tahun 2017 tentang
Pedoman Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa,
dalam penyelenggaraan pemerintah desa yang efektif dan efisien, perlu
adanya organisasi Pemerintah Desa yang dapat mewadahi seluruh tugas dan
fungsi dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa. Pembentukan organisasi dan
tata kerja Pemerintah Desa ditetapkan dengan peraturan desa dengan
memperhatikan kebutuhan dan kemampuan desa. Berikut susunan organisasi
pemerintahan desa Kabupaten Klaten yang juga menjadi acuan bagi
Pemerintah Desa Bugisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA
KABUPATEN KLATEN
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa
Sumber : Peraturan Bupati Klaten Nomor 46 Tahun 2017 tentang Pedoman
Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.
Organisasi Pemerintah Desa terdiri atas Pemerintah Desa dan BPD.
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Perangkat desa terdiri atas :
a. Sekretariat Desa
b. Pelaksana Kewilayahan
c. Pelaksana Teknis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Berdasarkan bagan struktur organisasi pemerintah desa diatas
menjelaskan, Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintah Desa
yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Sekretariat Desa
dipimpin oleh Sekretaris Desa dan dibantu oleh unsur staf sekretariat yang
bertugas membantu kepala desa dalam bidang administasi pemerintahan.
Sekretariat Desa paling banyak terdiri dari 3 (tiga) urusan yaitu urusan tata
usaha,urusan keuangan, dan urusan perencanaan, dan paling sedikit 2 (dua)
urusan yaitu urusan umum dan perencanaan, dan urusan keuangan. Masing-
masing urusan dipimpin oleh Kepala Urusan.
Pelaksana Kewilayahan merupakan unsur pembantu Kepala Desa
sebagai satuan tugas kewilayahan. Pelaksana Kewilayahan dilaksanakan oleh
Kepala Dusun. Tugas Kepala Dusun meliputi penyelenggaraan Pemerintah
Desa, pelaksana pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan desa, dan
pemberdayaan masyarakat desa. Pelaksana Teknis merupakan unsur
pembantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional. Pelaksana teknis
paling banyak terdiri atas 3 (tiga) seksi yaitu seksi pemerintahan, seksi
kesejahteraan dan seksi pelayanan, paling sedikit 2 (dua) seksi yaitu seksi
pemerintahan serta seksi kesejahteraan dan pelayanan. Masing-masing seksi
tersebut dipimpin oleh Kepala Seksi.
Dalam penyelenggaraan pemerintahan, pemerintah desa berkoordinasi
dengan Badan Permusyarawatan Rakyat (BPD). BPD adalah lembaga yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk desa dari perwakilan wilayah desa. Hubungan kerja antara
pemerintah desa dan BPD bersifat kemitraan dan koordinatif. BPD
mempunyai fungsi:
a. Membahas dan menyepakati Rancangan Peraturan Desa bersama Kepala
Desa
b. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa
c. Melakukan pengawasan kinerja pemerintah desa.
B. Alokasi Dana Desa
1. Pengertian Alokasi Dana Desa (ADD)
Menurut Permendagri Nomor 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan
Keuangan Desa, Alokasi Dana Desa, disingkat ADD adalah dana
perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi khusus.
Alokasi Dana Desa berasal dari APBD Kabupaten/Kota yang bersumber dari
bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
kabupaten/kota untuk Desa paling sedikit 10% (sepuluh persen). ADD
dianggarkan dan dialokasikan setiap tahun. Alokasi Dana Desa merupakan
pendapatan desa yang termasuk dalam kelompok transfer, sehingga dalam
pemberian dan penyaluran ADD dari Kabupaten/Kota kepada Desa,
Pemerintah Provinsi wajib membina dan mengawasi. Setelah ADD diterima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
oleh desa, Pemerintah Kabupaten/Kota dan Camat wajib membina dan
mengawasi pelaksanaan pengelolaan ADD. Menurut Permendagri Nomor 37
tahun 2007 pembinaan dan pengawasannya meliputi:
a. Memberikan pedoman dan bimbingan pelaksanaan ADD;
b. Memberikan bimbingan dan pelatihan dan penyelenggaraan keuangan
desa yang mencangkup perencanaan dan penyusunan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban;
c. Membina dan mengawasi pengelolaan keuangan desa dan pendayagunaan
asset desa.
2. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD)
Dikatakan dalam Permendagri Nomor 37 tahun 2007 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Desa, Pengelolaan Alokasi Dana Desa merupakan satu
kesatuan dengan pengelolaan keuangan desa. Dalam pengelolaan alokasi dana
desa proses tersebut dimulai dari berbagai tahap meliputi :
a. Mekanisme Penyaluran dan Pencairan
Kepala Desa mengajukan permohonan penyaluran Alokasi Dana
Desa kepada Bupati melalui Camat setelah dilakukan verifikasi oleh Tim
Pendamping Kecamatan. Mekanisme pencairan Alokasi Dana Desa dalam
APBDesa dilakukan secara bertahap atau disesuaikan dengan kemampuan
dan kondisi daerah kabupaten/kota.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
b. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang pembiayaannya bersumber dari
ADD dalam APBDesa, sepenuhnya dilaksanakan Tim Pelaksana Desa
dengan mengacu pada peraturan Bupati/Walikota. Penggunaan Anggaran
ADD adalah sebesar 30% (tiga puluh persen) untuk belanja aparatur dan
operasional pemerintah desa, sebesar 70% (tujuh puluh persen) untuk
biaya pemberdayaan masyarakat. Bagi Belanja Pemberdayaan Masyarakat
di gunakan untuk :
1) Biaya perbaikan sarana publik dalam skala kecil;
2) Penyertaan modal usaha masyarakat melalui BUMDesa;
3) Biaya untuk pengadaan ketahanan pangan;
4) Perbaikan lingkungan dan pemukiman;
5) Teknologi Tepat Guna;
6) Perbaikan kesehatan dan pendidikan;
7) Pengembangan sosial budaya;
8) Dan sebagainya yang dianggap penting.
c. Pertanggungjawaban dan Pelaporan
Pertanggungjawaban ADD terintegrasi dengan pertanggungjawaban
APBDesa, sehingga bentuk pertanggungjawabannya adalah
pertanggungjawaban APBDesa. Atas kegiatan-kegiatan dalam APBDesa
yang dibiayai dari ADD, harus menyusun laporan kegiatan meliputi
Laporan Berkala yang dibuat rutin setiap bulannya, dan Laporan akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
penggunaan ADD yang mencakup perkembangan pelaksanaan dan
penyerapan dana.
3. Tujuan Alokasi Dana Desa adalah:
a. Menanggulangi kemiskinan dan mengurangi kesenjangan;
b. Meningkatkan perencanaan dan penganggaran pembangunan di tingkat
desa dan pemberdayaan masyarakat;
c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur perdesaan;
d. Meningkatkan pengamalan nilai-nilai keagamaan, sosial budaya dalam
rangka mewujudkan peningkatan sosial;
e. Meningkatkan ketentraman dan ketertiban masyarakat;
f. Meningkatkan pelayanan pada masyarakat desa dalam rangka
pengembangan kegiatan sosial dan ekonomi masyarakat;
g. Mendorong peningkatan keswadayaan dan gotong royong masyarakat;
h. Meningkatkan pendapatan desa dan masyarakat desa melalui Badan Usaha
Milik Desa (BUMDesa).
C. Good Government Governance
1. Pengertian Good Government Governance
Pengertian good government governance sering diartikan sebagai tata
kelola pemerintahan yang baik. Dalam Mardiasmo (2004) World Bank
memberikan definisi governance sebagai “the way state power is used in
managing economic and sosial resources for development of society”. Dalam
hal ini World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah mengelola
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan
masyarakat. Duadji (2012) mengatakan konsep governance bukan hanya
ditunjukan sebatas orientasi internal organisatoris, melainkan juga pada aspek
eksternal, output, outcome dan impact, yaitu upaya mewujudkan kemakmuran
yang berkeadilan dan adil berkemakmuran bagi rakyatnya sebagai parameter
dari penyelenggaraan pemerintahan yang memiliki kinerja tinggi.
Sementara itu, World Bank mendefinisikan good governance sebagai
suatu penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid dan
bertanggungjawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang
efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi, dan pencegahan korupsi
baik secara politik maupun administratif menjalankan disiplin anggaran serta
penciptaan legal and political framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha
(Mardiasmo, 2009:16). Definisi good governance menurut LAN (2000) dalam
Manossoh (2015) adalah suatu penyelenggaraan pemerintahan negara yang
solid dan bertanggung jawab, serta efisien dan efektif, dengan menjaga
kesinergian interaksi yang konstruktif diantara domain-domain negara, sektor
swasta dan masyarakat (state, private sector and society). Konsep good
government governance sudah lama menjadi perbincangan di atmosfer
Indonesia. Oleh karena itu good government governance meliputi penataan
hubungan antara lembaga-lembaga tinggi negara, antar lembaga pemerintah,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
termasuk juga hubungannya dengan masyarakat sebagai pihak yang memiliki
kedaulatan dalam suatu negara demokrasi (Manossoh, 2015).
2. Prinsip Good Government Governance
Dalam penerapan good government governance perlu diperhatikan
prinsip-prinsip berikut, berdasarkan KNKG 2008 yaitu:
a. Demokrasi
Demokrasi mengandung tiga unsur pokok yaitu partisipasi, pengakuan
adanya perbedaan pendapat dan perwujudan kepentingan umum. Asas
demokrasi harus diterapkan baik dalam proses memilih dan dipilih sebagai
penyelenggara negara maupun dalam proses penyelenggaraan negara.
Duadji (2012) mengatakan partisipasi adalah prinsip bahwa setiap orang
memiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan disetiap
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan. Keterlibatan karena aksesnya
memang disediakan (dibukakan) dan dilindungi sehingga ada banyak
informasi sebagai pengetahuan yang akan membuka kesadaran masyarakat
untuk terlibat secara aktif. Keterlibatan dalam pengambilan keputusan
secara langsung atau secara tidak langsung. Dalam hal penguatan
partisipasi masyarakat beberapa hal yang sebaiknya perlu dilakukan oleh
pemerintah adalah:
1) Mengeluarkan informasi yang dapat diakses masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2) Menyelenggarakan proses konsultasi untuk menggali dan
mengumpulkan masukan-masukan dari stakeholder termasuk aktivitas
warga negara dalam kegiatan publik.
3) Mendelegasikan otoritas tertentu kepada pengguna jasa layanan publik
seperti proses perencanaan dan penyediaan panduan bagi kegiatan
masyarakat dan layanan publik.
4) Pemerintah membuat terobosan-terobosan baru melalui komitmen
politik untuk membuat produk-produk kebijakan yang menjadi dasar
legal formal penerapan prinsip-prinsip good government governance
dan perlindungan hak-hak masyarakat.
b. Transparansi
Tranparansi mengandung unsur pengungkapan (disclosure) dan
penyediaan informasi yang memadai dan mudah diakses oleh pemangku
kepentingan. Transparansi diperlukan agar pengawasan oleh masyarakat
dan dunia usaha terhadap penyelenggaraan negara dapat dilakukan secara
obyektif. Untuk itu, diperlukan penyediaan informasi melalui sistem
informasi dan dokumentasi yang dapat diakses dengan mudah tentang
pola perumusan dan isi peraturan perundang-undangan dan kebijakan
publik serta pelaksanaannya oleh masing-masing lembaga negara.
Transparansi juga diperlukan dalam rangka penyusunan dan penggunaan
anggaran. Asas transparansi ini tidak mengurangi kewajiban lembaga
negara serta penyelenggara negara untuk merahasiakan kepentingan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
harus menolak memberikan informasi yang berkaitan dengan keselamatan
negara, hak-hak pribadi dan rahasia jabatan.
c. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan
cara mempertanggungjawabkannya. Akuntabilitas diperlukan agar setiap
lembaga negara dan penyelenggara negara melaksanakan tugasnya secara
bertanggungjawab. Untuk itu, setiap penyelenggara negara harus
melaksanakan tugasnya secara jujur dan terukur sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan dan kebijakan publik yang berlaku serta
menghindarkan penyalahgunaan wewenang. Menurut Ismail et al.(2016)
Akuntabilitas adalah kewajiban pemegang amanah/agent/kepala desa dan
aparatnya untuk memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,
melaporkan, dan mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan yang
menjadi tanggung jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal)
yang memiliki hak dan kewenangan untuk meminta pertanggungjawaban
tersebut. Secara singkat, kepala desa dan aparaturnya harus
mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan
kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan secara periodik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
d. Budaya Hukum
Budaya hukum mengandung unsur penegakan hukum (law inforcement)
secara tegas tanpa pandang bulu dan ketaatan terhadap hukum oleh
masyarakat berdasarkan kesadaran. Budaya Hukum harus dibangun agar
lembaga negara dan penyelenggara negara dalam melaksanakan tugasnya
selalu didasarkan pada keyakinan untuk berpegang teguh pada ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk itu, setiap lembaga
negara dan penyelenggara negara berkewajiban untuk membangun sistem
dan budaya hukum secara berkelanjutan baik dalam proses penyusunan
dan penetapan perundang-undangan serta kebijakan publik maupun dalam
pelaksanaan dan pertanggungjawabannya. Penetapan perundang-undangan
dan kebijakan publik harus dilakukan atas dasar kepentingan umum dan
dilaksanakan secara konsekuen.
e. Kewajaran dan Kesetaraan
Kewajaran dan kesetaraan mengandung unsur keadilan dan kejujuran
sehingga dalam pelaksanaannya dapat diwujudkan perlakuan setara
terhadap pemangku kepentingan secara bertanggungjawab. Kewajaran dan
kesetaraan diperlukan untuk dapat mewujudkan pola kerja lembaga negara
dan penyelenggara negara yang lebih adil dan bertanggungjawab.
Kewajaran dan kesetaraan juga diperlukan agar pemangku kepentingan
dan masyarakat menjadi lebih mentaati hukum dan dihindari terjadinya
benturan kepentingan. Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
melaksanakan fungsi dan tugasnya lembaga negara dan penyelenggara
negara harus senantiasa memperhatikan kepentingan dan memberikan
pelayanan kepada masyarakat berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.
D. Prinsip Good Government Governance dan Pengelolaan Alokasi Dana Desa
(ADD)
Di bidang ekonomi, perbaikan kinerja instansi pemerintah akan mendorong
perbaikan iklim investasi, sedangkan dalam bidang politik perbaikan kinerja
instansi pemerintah akan mampu memperbaiki tingkat kepercayaan masyarakat
kepada pemerintah. Prinsip good government governance harus senantiasa
diaplikasikan dalam setiap aktivitas pada instansi pemerintahan, khususnya dalam
pengelolaan Alokasi Dana Desa yang ditekankan pada penelitian ini. Saat ini
good government governance tidak hanya didominasi pemerintah semata.
Masyarakat mulai menunjukkan kapasitas dalam pembangunan. Komponen
masyarakat dan pemerintah harus bersinergi untuk menciptakan good goverment
governance, khususnya dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa. Apabila
perangkat desa mengalami keterbatasan sumber daya manusia seperti kebutuhan
tenaga ahli, maka bisa dibantu pihak akademisi atau lembaga profesional.
Pemerintah Desa dan Pemerintah Kabupaten/Kota juga harus membangun
kemitraan dengan organisasi masyarakat sipil yang berkompeten dalam
melakukan pendampingan. Peningkatan pendapatan desa diharapkan dapat
meningkatkan kualitas dan kesejahteraan masyarakat. Hasil akhir yang
diharapkan dari program ini adalah terciptanya desa yang berkualitas sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
input yang bermanfaat, baik bagi desa itu sendiri maupun bagi desa lainnya.
Berdasarkan pemahaman atas kondisi riil itulah kemudian dimusyawarahkan
suatu cara agar tidak terjadi kekeliruan maupun ketidakberesan dalam mengelola
program desa. Masyarakat diharapkan mau berperan aktif dalam proses
pengelolaan Alokasi Dana Desa (Rustiarini, 2016)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang lebih
menitikberatkan pada kedalaman daripada keluasan. Studi ini lebih menekankan
pada analisis konteks secara mendalam, berdasarkan peristiwa atau situasi yang
sedang berlangsung, serta mencari hubungan antarperistiwa satu dengan lainnya
(Nuryaman, 2015:83). Kesimpulan dari studi kasus hanya berlaku pada kasus
yang diteliti dan tidak dapat digeneralisasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Bugisan, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Klaten, Provinsi Jawa Tengah
2. Waktu penelitian
Februari 2019
C. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang berasal dari sumber yang asli dikumpulkan
secara khusus untuk menjawab pertanyaan penelitian (Spillane, 2008:137)
Data primer memiliki kelebihan yaitu peneliti dapat mengontrol kualitas data,
peneliti dapat mengatasi kesenjangan waktu saat dibutuhkan data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
tersedia, peneliti lebih leluasa dalam menghubungkan masalah penelitian
dengan kemungkinan ketersediaan data di lapangan (Sanusi, 2011). Dalam
penelitian ini data diperoleh dengan cara wawancara, kuesioner, serta
observasi dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Data primer dalam
penelitian ini berupa penilaian para responden serta narasumber terhadap
penerapan prinsip Good Government Governance dalam pengelolaan Alokasi
Dana Desa Bugisan, yang dipaparkan dalam jawaban wawancara dan
kuesioner, serta hasil observasi peneliti dalam bentuk foto.
2. Data Sekunder
Menurut Sanusi (2014:104) data sekunder adalah data yang sudah tersedia dan
dikumpulkan oleh pihak lain. Terkait dengan data sekunder, peneliti tinggal
memanfaatkan data tersebut menurut kebutuhannya. Pada penelitian ini data
diperoleh dari data milik Balai Desa Bugisan dan data milik Kecamatan
Prambanan. Data-data tersebut berupa data wilayah Desa Bugisan, data
jumlah penduduk Desa Bugisan, laporan penerimaan ADD Desa Bugisan.
D. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian dan
berperan sebagai sumber informasi, antar lain:
a. Masyarakat Desa Bugisan yang diwakili oleh BPD (Badan
Permusyawaratan Desa) dan Tokoh Masyarakat.
b. Pemerintah desa meliputi Kepala Desa Bugisan, dan perangkat desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
2. Objek penelitian
Objek penelitian yang digunakan adalah penerapan prinsip Good Government
Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa.
E. Populasi Sasaran
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono: 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah Aparat Pemerintah Desa Bugisan yang terdiri dari Kepala
Desa serta perangkat Desa Bugisan yang terdiri dari 8 orang, dan Masyarakat
Desa Bugisan yang menjabat sebagai pengurus desa, diwakili oleh 8 orang
anggota BPD (Badan Permusyawaratan Desa) serta tokoh masyarakat yaitu Ketua
RT (Rukun Tetangga) dan Ketua RW (Rukun Warga) di seluruh Desa Bugisan
yang berjumlah 30 orang. Dalam penelitian ini, populasi sasaran dipilih
menggunakan teknik purposive sampling, maka populasi sasaran berdasarkan
asumsi bahwa narasumber terlibat langsung dalam pengelolaan Alokasi Dana
Desa sehingga dapat memberikan informasi mengenai penerapan GGG dalam
pengelolaan ADD.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner
Teknik ini dilakukan dengan mengajukan beberapa daftar pernyataan.
Kuesioner diberikan kepada Masyarakat Desa Bugisan yang diwakili oleh
BPD dan tokoh masyarakat serta perangkat desa. Kuesioner disebarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
kepada dua pihak responden yaitu masyarakat serta perangkat desa karena
ingin membuktikan bahwa dalam pengelolaan ADD, Pemerintah Desa
Bugisan telah menerapkan prinsip GGG. Kuesioner dalam penelitian ini
mendefinisikan kegiatan pengelolaan ADD dari variabel yang diteliti kedalam
indikatornya masing-masing. Indikator tersebut dijabarkan dalam bentuk
pernyataan, kemudian diberi skor atas jawaban para responden atas
pernyataan-penyataan yang ada. Untuk menentukan skor pada penelitian ini,
peneliti menggunakan likert scale dengan 3 alternatif jawaban yaitu “tidak
diterapkan” yang diberi skor 1, “sebagian diterapkan” yang diberi skor 2, dan
“secara penuh diterapkan” dengan diberi skor 3. Likert scale digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010)
2. Wawancara
Teknik wawancara dalam penelitian ini akan dilakukan kepada Kepala
Desa Bugisan. Wawancara dalam penelitian ini dimaksudkan untuk
melengkapi hasil jawaban kuesioner. Wawancara tersebut dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara lisan. Daftar pertanyaan disesuaikan dengan
topik penelitian ini yaitu penerapan prinsip Good Government Governance
(GGG) dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD).
3. Observasi
Teknik observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat
kegiatan yang dilaksanakan atau yang telah dilaksanakan dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Bugisan. Observasi dilakukan dengan
alat bantu kamera untuk mengabadikan foto kegiatan dan hasil pengelolaan
ADD di Desa Bugisan.
G. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel
Dalam penelitian ini, hanya terdapat satu variabel yang digunakan yaitu
penerapan prinsip Good Government Governance dengan 5 prinsip yaitu :
1. Prinsip Demokrasi
2. Prinsip Transparansi
3. Prinsip Akuntabilitas
4. Prinsip Budaya Hukum
5. Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan
Pengukuran variabel prinsip GGG tersebut dilakukan dengan wawancara
dan kuesioner. Wawancara meliputi beberapa pertanyaan yang berhubungan
dengan penerapan prinsip GGG yang ditujukan kepada Pemerintah Desa yaitu
kepala desa. Wawancara yang bertujuan untuk melengkapi dan memperdalam
jawaban yang diajukan dalam kuesioner. Kuesioner meliputi pernyataan yang
berhubungan dengan penerapan prinsip good government governance yang
dilakukan dalam pengelolaan ADD. Pernyataan dalam kuesioner dibuat
berdasarkan KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance) pedoman umum
Good Public Governance Indonesia tahun 2008. Pernyataan tersebut telah
dimodifikasi yang disesuaikan situasi Pemerintah Desa karena dalam pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
tersebut lebih ditujukan untuk para penyelenggara negara. Pernyataan dibuat
berdasarkan 5 prinsip GGG, setiap prinsip akan terdiri dari 5 item pernyataan
sehingga setiap responden akan menjawab 25 item pernyataan yang disediakan.
Pengukuran variabel pada jawaban responden terhadap kuesioner dinilai dengan
menggunakan skala Likert, adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1 Pengukuran variabel prinsip Good Government Governance
Jenis Jawaban Skor Kriteria
Tidak Diterapkan (TD)
1
Prinsip GGG tidak diterapkan dalam
pengelolaan ADD
Sebagian Diterapkan
(SD)
2 Prinsip GGG sebagian diterapkan dalam
pengelolaan ADD
Secara Penuh Diterapkan
(PD)
3 Prinsip GGG sudah diterapkan dalam
pengelolaan ADD
Hasil pengukuran dengan kuesioner akan menunjukkan total skor dari setiap
responden perangkat desa dan responden masyarakat desa yang menunjukkan
penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD di Desa Bugisan.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini, peneliti hendak mengetahui apakah
Pemerintah Desa Bugisan sudah menerapkan prinsip Good Government
Governance dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa yang mengacu pada KNKG
tahun 2008 tentang pedoman pelaksanaan prinsip good public governance, maka :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Memisahkan jawaban kuesioner responden menjadi 2 bagian yaitu responden
dari masyarakat desa dan responden dari pemerintah desa.
2. Menghitung jumlah skor setiap responden dari 25 item pernyataan,
berdasarkan pengukuran variabel prinsip GGG yaitu untuk jawaban Tidak
Diterapkan (TD) diberi skor 1, untuk jawaban Sebagian Diterapkan (SD)
diberi skor 2, untuk jawaban Secara Penuh Diterapkan (PD) diberi skor 3,
maka diketahui bahwa jumlah skor setiap responden yaitu skor minimal
adalah 25 dan skor maksimal adalah 75.
3. Menghitung rata-rata jawaban responden yang telah dibedakan menjadi 2
bagian yaitu dari masyarakat desa dan perangkat desa, dengan rumus:
Jumlah total masing-masing skor responden
Jumlah responden
4. Berdasarkan hasil rata-rata jawaban tersebut, untuk mengetahui penilaian
masyarakat dan perangkat desa terhadap penerapan GGG dalam pengelolaan
ADD, dapat ditunjukkan dengan total skor yang diperoleh dengan interval
skala likert sebagai berikut:
Rumus mencari R (rentang):
R = Xt - Xr
Keterangan :
R = Rentang
Xt = Skor terbesar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Xr = Skor terendah
Sumber: Partino (2009)
R = 75 – 25 =50
Untuk menentukan interval (i) nilai digunakan rumus:
i = 50
3
i = 16,67 17
Untuk penentuan skor dibagi 3 kategori adalah sebagai berikut:
Kategori “Tidak Diterapkan” : skor 25-41
Kategori “Sebagian Diterapkan” : skor 42-58
Kategori “Secara Penuh Diterapkan” : skor 59-75
Kuesioner yang dijawab oleh responden berdasarkan kondisi riil
mengenai penerapan GGG dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa
Bugisan. Dikatakan “Tidak Diterapkan” jika pernyataan kuesioner
dihubungkan dengan kondisi riil memang tidak terjadi atau tidak diterapkan.
Dikatakan “Sebagian Diterapkan” jika pernyataan kuesioner dihubungkan
dengan kondisi riil yaitu pemerintah desa sudah menerapkan prinsip GGG
namun tidak secara menyeluruh melaksanakan pengelolaan ADD berdasarkan
i = Rentang (R)
Banyak Kelas (b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
setiap pernyataan kuesioner yang menggambarkan penerapan prinsip GGG.
Dikatakan “Secara Penuh Diterapkan” jika pernyataan kuesioner dihubungkan
dengan kondisi riil yaitu pemerintah desa secara penuh menerapkan prinsip
GGG dalam pengelolaan ADD.
5. Menganalisis hasil rata-rata jawaban kuesioner mengenai penerapan prinsip
Good Government Governance dalam pengelolaan alokasi dana desa di Desa
Bugisan yang didapat dari kedua pihak responden. Hasil rata-rata tersebut
disesuaikan dengan kategori yang telah ditentukan yaitu kategori tidak
diterapkan jika jumlah skor 25-41, kategori sebagian diterapkan jika jumlah
skor 42-58, kategori secara penuh diterapkan jika jumlah skor 59-75.
6. Informasi yang didapatkan dari wawancara dilakukan dengan kepala Desa
akan dinarasikan untuk melengkapi jawaban mengenai apakah Pemerintah
Desa Bugisan sudah menerapkan prinsip Good Government Governance
dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa di Desa Bugisan.
7. Mempersentasekan jumlah responden yang menjawab pada setiap item prinsip
GGG pada kuesioner untuk menjelaskan secara rinci dan mendalam mengenai
penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD. Peneliti akan membagi
berapa orang jumlah responden yang menjawab tidak diterapkan (TD),
sebagian diterapkan (SD), dan secara penuh diterapkan (PD) dengan jumlah
seluruh responden, yaitu responden perangkat desa sebesar 8 orang responden
dan responden masyarakat desa yaitu 38 orang responden. Hasil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pembagian tersebut akan dikalikan 100 persen(%) sehingga akan
menghasilkan persentase jumlah responden yang menjawab tidak diterapkan
(TD), sebagian diterapkan (SD), dan secara penuh diterapkan (PD) dari setiap
item prinsip GGG.
8. Peneliti akan menganalisis hasil persentase jumlah responden. Total
persentase akan menghasilkan pembahasan mengenai setiap item dalam
prinsip GGG yang diterapkan dalam pengelolaan ADD di Desa Bugisan.
Selain itu, keterangan pada kuesioner bagi responden yang menjawab tidak
diterapkan (TD), sebagian diterapkan (SD) membantu peneliti untuk
menganalisis lebih mendalam terkait seberapa jauh penerapan GGG dalam
pengelolaan ADD,
9. Peneliti akan menganalisis kesesuaian antara hasil jawaban wawancara dan
kuesioner yang dilakukan oleh Pemerintah Desa berdasarkan prinsip GGG
dengan hasil jawaban kuesioner dari masyarakat desa. Hal ini dilakukan agar
peneliti mendapatkan hasil jawaban yang lebih mendalam, terutama apakah
memang Pemerintah Desa Bugisan benar-benar telah melakukan pengelolaan
ADD sesuai dengan prinsip GGG.
10. Menarik kesimpulan dari hasil analisis jawaban kuesioner dan jawaban hasil
wawancara berdasarkan jawaban responden masyarakat desa dan responden
pemerintah desa untuk masing-masing prinsip tersebut mengenai apakah
prinsip GGG yang diterapkan di Pemerintah Desa Bugisan sudah sesuai
dengan peraturan yaitu pemerintah desa menjalankan prinsip demokrasi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, kewajaran dan kesetaraan. Setelah
menarik kesimpulan untuk masing prinsip-prinsip GGG, peneliti akan
menarik kesimpulan secara menyeluruh untuk menilai apakah prinsip good
government governance tidak diterapkan, sebagian diterapkan atau secara
penuh diterapkan dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB IV
GAMBARAN UMUM DESA BUGISAN
A. Deskripsi Wilayah Penelitian
Desa Bugisan yang terbentuk tahun 1938 merupakan salah satu desa dari 16
desa yang terdapat di Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa
Tengah, yang merupakan perbatasan paling barat wilayah Kabupaten Klaten yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Sleman. Sebagian wilayah Desa Bugisan
berada di sebelah utara komplek Candi Prambanan. Desa Bugisan juga menjadi
desa wisata sejak 2 September 2016 yang memiliki luas wilayah 165.3638 Ha
yang terbagi menjadi 2 Dusun. Setiap dusunnya terdiri dari 4 RW(Rukun Warga)
sehingga jumlah keseluruhan ada 8 RW(Rukun Warga) yaitu RW Purwodadi,
RW Plaosan, RW Bener, RW Candirejo, RW Cepoko, RW Bugisan, RW
Sukoharjo serta RW Dengok Kulon dengan jumlah RT(Rukun Tetangga) yaitu
24. Memiliki topografi dataran rendah dengan ketinggian tanahnya 148 m diatas
permukaan laut, suhu udara rata-rata 30o C. Batas-batas wilayah Desa Bugisan
Kecamatan Prambanan Kabupaten Klaten sebagai berikut:
1. Sebelah Utara : Desa Kokosan dan Desa Kebondalem Lor
2. Sebelah Selatan : Desa Tlogo dan Desa Taji
3. Sebelah Barat : Kabupaten Sleman
4. Sebelah Timur : Desa Kemudo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Desa Bugisan berjarak 1 km dari Kecamatan Prambanan, berjarak 15 km dari
Kabupaten Klaten, dan berjarak 180 km dari Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah.
B. Kependudukan
Menurut data monografi Desa Bugisan jumlah penduduk jika dilihat
berdasarkan usia terdapat 2 kelompok masyarakat yaitu kelompok pendidikan dan
kelompok tenaga kerja. Secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk berdasarkan Usia Desa Bugisan Tahun 2018
No Usia Jumlah Satuan
Kelompok Pendidikan
1. 00 – 05 tahun 350 Orang
2. 06 – 12 tahun 293 Orang
3. 12 – 15 tahun 592 Orang
4. 16 – 18 tahun 473 Orang
5. 19 – 23 tahun 1.842 Orang
Kelompok Tenaga Kerja
1. 20 – 26 tahun 485 Orang
2. 27 – 40 tahun 620 Orang
3. 41 – 56 tahun 578 Orang
4. 57 – keatas 1.096 Orang
Sumber:Data Monografi Desa Bugisan Tahun 2018
Kondisi desa yang sebagian besar wilayah adalah persawahan, mayoritas
mata pencaharian masyarakat Desa Bugisan adalah buruh tani. Hal tersebut
dibuktikan dengan jumlah penduduk yang bekerja sebagai buruh tani sebanyak
950 orang dan petani 149 orang. Secara rinci data mata pencaharian masyarakat
Desa Bugisan dapat dilihat pada tabel 4.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Tabel 4.2 Mata Pencaharian Masyarakat Desa Bugisan Tahun 2018
No Mata Pencaharian Jumlah Satuan
1. Pegawai Negeri Sipil 107 Orang
2. ABRI /POLRI 19 Orang
3. Swasta 740 Orang
4. Wiraswasta /Pedagang 655 Orang
5. Tani 149 Orang
6. Pertukangan 64 Orang
7. Buruh Tani 950 Orang
8. Pensiunan 52 Orang
9. Pemulung 12 Orang
10. Jasa 31 Orang
Sumber: Data Monografi Desa Bugisan Tahun 2018
Dalam pembangunan desa untuk menjadi desa yang lebih maju, pendidikan
mampu berperan penting dalam membantu berpikir kreatif dan mampu mengikuti
perubahan dan pola pikir yang berorientasi pada pembangunan. Berdasarkan data
monologi Desa Bugisan dapat dilihat tingkat pendidikan masyarakat Desa
Bugisan dan sarana prasarana pendidikan dapat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Bugisan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Satuan
Pendidikan Umum
1. Taman Kanak-kanak 120 Orang
2. Sekolah Dasar 524 Orang
3. SMP/SLTP 904 Orang
4. SMA/SLTA 1.767 Orang
5. Akademi (D1 – D3) 287 Orang
6. Sarjana (S1-S3) 87 Orang
Pendidikan Khusus
1. Pondok Pesantren 15 Orang
2. Madrasah 35 Orang
3. Sekolah Luar Biasa 3 Orang
ISumber: Data Monografi Desa Bugisan Tahun 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel 4.4 Sarana/ Prasarana Pendidikan Desa Bugisan
No Sarana /Prasarana Jumlah Satuan
Pendidikan Umum
1. Taman Kanak - Kanak 1 Buah
2. SD/ Madrasah 2 Buah
3. Paud 1 Buah
Pendidikan Non Formal
1. Kursus Menjahit 1 Buah
2. PLK (Pusat Latihan Kerja) 1 Buah
Sumber: Data Monografi Desa Bugisan Tahun 2018
Desa Bugisan selain memiliki sarana/ prasarana pendidikan juga memiliki
kelengkapan sarana/ prasana lain yang bertujuan untuk meningkatkan
pengembangan pemberdayaan masyarakat. Secara rinci dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 4.5 Sarana/ Prasarana Ibadah Desa Bugisan Tahun 2018
No Sarana/ Prasarana Jumlah Satuan
1. Masjid 8 Buah
2. Mushola 7 Buah
Sumber: Data Monografi Desa Bugisan Tahun 2018
Tabel 4.6 Sarana/ Prasarana Olahraga Desa Bugisan Tahun 2018
No Sarana/ Prasarana Jumlah Satuan
1. Lapangan Volly 8 Buah
2. Lapangan Bulu Tangkis 1 Buah
3. Lapangan Tenis Meja 2 Buah
4. Fitnes/ Sanggar Senam 3 Buah
5. Rumah Bilyard 1 Buah
Sumber: Data Monografi Desa Bugisan Tahun 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
C. Aparatur Pemerintah Desa Bugisan
Pemerintah Desa Bugisan terdiri dari 8 orang aparatur desa yang terdiri dari
kepala desa hingga perangkat-perangkatnya. Setiap perangkat mempunyai
peranan tugas masing masing namun tetap saling bekerjasama satu sama lain.
Berikut formasi Aparatur Pemerintah Desa Bugisan adalah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Formasi Aparatur Desa Bugisan
No Nama Pejabat Jabatan
1. Heru Nugroho Kepala Desa
2. Dwijo Pitoyo Sekretaris Desa
3. Sumarno Kepala Seksi Pemerintahan
4. Tri Sutikno Kepala Seksi Kesejahteraan dan Pelayanan
5. Anang Mustiyanto Kepala Urusan Umum dan Perencanaan
6. Suraji, S. Pd. Kepala Urusan Keuangan
7. Sunaryo Kepala Dusun I
8. Heri Kiswanto Kepala Dusun II
Sumber: Pemerintah Desa Bugisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini melibatkan 46 orang responden. Responden dipilih oleh peneliti
berdasarkan bahwa responden terlibat langsung dalam proses pengelolaan Alokasi
Dana Desa terutama pada penerapan prinsip Good Government Governance di
Desa Bugisan. Responden terdiri dari 2 (dua) pihak yaitu pihak pemerintah desa
meliputi 8 (delapan) orang, yang terdiri dari kepala desa serta perangkat desa dan
pihak masyarakat Desa Bugisan yang diwakili oleh 8 (delapan) orang anggota
BPD (Badan Permusyawaratan Desa) serta 30 orang tokoh masyarakat yang
mewakili dari setiap RW dan RT di Desa Bugisan.
Tabel 5. 1 Data Responden Perangkat Desa
No Nama Pendidikan Jenis
Kelamin
Jabatan Usia
1. Heru Nugroho SMA Laki-laki Kepala Desa 44 tahun
2. Dwijo Pitoyo S1 Laki-laki Sekretaris Desa 36 tahun
3. Sumarno SMA Laki-laki Kepala Seksi
Pemerintahan
55 tahun
4. Tri Sutikno SMA Laki-laki Kepala Seksi
Kesejahteraan
dan Pelayanan
43 tahun
5. Anang Mustiyanto SMA Laki-laki Kepala Urusan
Umum dan
Perencanaan
49 tahun
6. Suraji, S. Pd. S1 Laki-laki Kepala Urusan
Keuangan
42 tahun
7. Sunaryo SMA Laki-laki Kepala Dusun I 56 tahun
8. Heri Kiswanto SMK Laki-laki Kepala Dusun II 30 tahun
Sumber: Data Diolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
1. Responden Perangkat Desa Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Data Responden Perangkat Desa Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
30 – 39 Tahun 2 25
40 – 49 Tahun 4 50
50 – 59 Tahun 2 25
TOTAL 8 100
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 5.2 diketahui bahwa responden perangkat desa
dalam penelitian ini berusia 40 – 49 tahun berjumlah 4 orang responden.
Responden lainnya berusia 30 – 39 tahun berjumlah 2 orang, berusia 50 – 59
tahun berjumlah 2 orang.
2. Responden Perangkat Desa Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.3 Data Responden Perangkat Desa Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Laki-laki 8 100
Perempuan 0 0
TOTAL 8 100
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 5.3 diketahui bahwa responden perangkat desa
dalam penelitian ini semua responden berjenis kelamin laki-laki yang
berjumlah 8 orang responden, sedangkan responden perempuan berjumlah 0
orang responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Responden Perangkat Desa Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.4 Data Responden Perangkat Desa Berdasarkan Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase(%)
SMA / SMK 6 75
S1 2 25
TOTAL 8 100
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 5.4 diketahui bahwa tingkat pedidikan responden
perangkat desa sebagian besar adalah berpendidikan SMA atau SMK
berjumlah 6 orang responden. Lainnya berpendidikan strata 1 atau S1
berjumlah 2 orang responden.
Selain responden perangkat desa, penelitian ini juga melibatkan responden
lain yaitu masyarakat Desa Bugisan yang diwakili oleh BPD dan beberapa tokoh
masyarakat. Sasaran responden dalam penelitian ini adalah masyarakat yang
terlibat langsung dalam proses pengelolaan Alokasi Dana Desa sebanyak 38
orang responden dari setiap RT dan RW di Desa Bugisan.
Tabel 5.5 Data Responden Perwakilan Masyarakat Desa
No Nama Pendidi
kan
Jenis
Kelamin
Jabatan /
Pekerjaan
Usia
1. Mulyono SMA Laki-laki BPD 59 tahun
2. Darsono SMK Laki-laki BPD 44 tahun
3. Nuriyani S1 Perempuan BPD 29 tahun
4. Singgih Hariyadi S1 Laki-laki BPD 30 tahun
5. Sudarno S1 Laki-laki BPD 60 tahun
6. Slamet Kusnanto SMA Laki-laki BPD 58 tahun
7. Sarwono SMP Laki-laki BPD 47 tahun
8. Bambang T. S1 Laki-laki BPD 53 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
No Nama Pendidi
kan
Jenis
Kelamin
Jabatan /
Pekerjaan
Usia
9. Responden RW
Candirejo
SMA Laki-laki PNS 35 tahun
10. Responden RW
Candirejo RT 01
S1 Laki-laki Guru 58 tahun
11. Responden RW Bener SMA Laki-laki Swasta 53 tahun
12. Responden RW Bener
RT 01
SMA Laki-laki Dagang 48 tahun
13. Responden RW Bener
RT 02
SD Laki-laki Pensiunan 67 tahun
14. Responden RW Bener
RT 03
SMA Laki-laki Wiraswasta 45 tahun
15. Responden RW
Plaosan
SMA Laki-laki Wiraswasta 63 tahun
16. Responden RW
Plaosan RT 01
SMA Laki-laki Dagang 55 tahun
17. Responden RW
Plaosan RT 02
SMA Laki-laki Dagang 45 tahun
18. Responden RW
Plaosan RT 03
SMP Laki-laki Buruh
Harian
Lepas
42 tahun
19. Responden RW
Purwodadi
SMA Laki-laki Wiraswasta 39 tahun
20. Responden RW
Purwodadi RT 01
SMA Laki-laki Buruh
Harian
Lepas
48 tahun
21. Responden RW
Purwodadi RT 02
SMA Laki-laki PNS 56 tahun
22. Responden RW
Purwodadi RT 03
SMA Laki-laki Pensiunan 62 tahun
23. Responden RW
Purwodadi RT 04
SD Laki-laki Pemungut
Sampah
65 tahun
24. Responden RW
Bugisan
SMA Laki-laki Tani 48 tahun
25. Responden RW
Bugisan RT 01
SMK Laki-laki Buruh 57 tahun
26. Responden RW
BugisanRT 02
SMA Laki-laki Pensiunan 67 tahun
27. Responden RW
Bugisan RT 03
SMA Laki-laki PNS 56 tahun
28. Responden RW D3 Laki-laki Petani 50 tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
No Nama Pendidi
kan
Jenis
Kelamin
Jabatan /
Pekerjaan
Usia
Dengok Kulon
29. Responden RW
Dengok Kulon RT 01
SMA Laki-laki Swasta 50 tahun
30. Responden RW
Dengok Kulon RT 02
SMA Laki-laki Buruh 55 tahun
31. Responden RW
Dengok Kulon RT 03
SMK Laki-laki Swasta 33 tahun
32. Responden RW
Cepoko
SMP Laki-laki Swasta 52 tahun
33. Responden RW
Cepoko RT 02
SMP Laki-laki Wiraswasta 58 tahun
34. Responden RW
Cepoko RT 03
S1 Laki-laki Guru 57 tahun
35. Responden RW
Cepoko RT 04
SMP Laki-laki Wiraswasta 54 tahun
36. Responden RW
Sukoharjo
S1 Laki-laki Wiraswasta 56 tahun
37. Responden RW
Sukoharjo RT 01
SMP Laki-laki Swasta 47 tahun
38 Responden RW
Sukoharjo RT 02
SMP Laki-laki PNS 57 tahun
Sumber: Data Diolah
4. Responden Perwakilan Masyarakat Desa Berdasarkan Usia
Tabel 5.6 Data Responden Perwakilan Masyarakat Desa Berdasarkan Usia
Usia Jumlah (orang) Persentase (%)
25 – 34 tahun 3 7,9
35 – 44 tahun 4 10,5
45 – 54 tahun 13 34,5
55 – 64 tahun 15 39,5
65 – 74 tahun 3 7,9
TOTAL 38 100
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan hasil data responden perwakilan masyarakat Desa
Bugisan berdasarkan usia, hasil tertinggi diperoleh pada rentang usia 55–64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
tahun yang berjumlah 15 orang responden. Lainnya 25–34 tahun berjumlah 3
orang responden, usia 35–44 tahun berjumlah 4 orang responden, usia 45–54
tahun berjumlah 13 orang responden, dan usia 65-74 tahun berjumlah 3 orang
responden.
5. Responden Perwakilan Masyarakat Desa Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.7 Data Responden Perwakilan Masyarakat Desa Berdasarkan Jenis
Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
Perempuan 1 2,6
Laki - laki 37 97,4
TOTAL 38 100
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 5.7 dapat dilihat jumlah perwakilan responden
masyarakat Desa Bugisan mayoritas didominasi masyarakat yang berjenis
kelamin laki-laki dengan jumlah 37 orang responden, sedangkan responden
yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 1 orang responden. Hal ini
disebabkan responden yang menjabat sebagai anggota BPD dan berjenis
kelamin perempuan hanya berjumlah 1 orang. Sedangkan untuk responden
masyarakat desa, orang-orang yang dipilih menjadi tokoh-tokoh penting RT
dan RW biasa dijabat oleh masyarakat yang berjenis kelamin laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
6. Responden Perwakilan Masyarakat Desa Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.8 Data Responden Perwakilan Masyarakat Desa Berdasarkan
Pendidikan
Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
SD 2 5,3
SMP 7 18,4
SMA/ SMK 21 55,3
D3 1 2,6
S1 7 18,4
TOTAL 38 100
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan data tersebut dapat dilihat tingkat pendidikan responden
perwakilan masyarakat Desa Bugisan tertinggi adalah pada tingkat pendidikan
SMA/ SMK sebanyak 21 orang responden. Responden lainnya yang
menempuh tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) berjumlah 2 orang
responden, Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 7 orang responden,
Diploma 3 sebanyak 1 orang responden dan Strata 1 (S1) sebanyak 7 orang
responden.
B. Analisis dan Pembahasan terhadap Penerapan Prinsip Good Government
Governance dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa
Analisis penerapan Good Government Governance (GGG) dinilai berdasarkan
prinsip demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, kewajaran dan
kesetaraan dalam Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD). Masing-masing
prinsip terdiri dari beberapa pernyataan yang menggambarkan pelaksanaan GGG
dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa. Hasil jawaban dari pernyataan tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dibagi menjadi 3 kategori penilaian, sehingga ditentukan klasifikasi sebagai
berikut :
Tabel 5.9 Kategori Penilaian
Skor Kategori Penilaian
25 – 41 Tidak Diterapkan
42 – 58 Sebagian Diterapkan
59 – 75 Secara Penuh Diterapkan
Kategori tersebut menjelaskan sebagai berikut:
1. Jika skor rata-rata jawaban responden pada rentang skor 25 – 41, maka
penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa tidak
diterapkan oleh pemerintah Desa Bugisan.
2. Jika skor rata-rata jawaban responden pada rentang skor 42 – 58, maka
penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa sebagian
diterapkan oleh pemerintah Desa Bugisan.
3. Jika skor rata-rata jawaban responden pada rentang skor 59 – 75, maka
penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa secara
penuh diterapkan oleh pemerintah Desa Bugisan.
Hasil dari jawaban mengenai penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan
Alokasi Dana Desa di Desa Bugisan berdasarkan 8 orang responden pemerintah
desa dan 38 orang responden masyarakat desa adalah sebagai berikut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 5.10 Hasil jawaban penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD
responden perangkat desa
Responden Skor Keterangan
1 68 Secara Penuh Diterapkan
2 75 Secara Penuh Diterapkan
3 75 Secara Penuh Diterapkan
4 74 Secara Penuh Diterapkan
5 74 Secara Penuh Diterapkan
6 75 Secara Penuh Diterapkan
7 73 Secara Penuh Diterapkan
8 75 Secara Penuh Diterapkan
Total Skor 589
Rata-rata 73,63 Secara Penuh Diterapkan
Sumber: Data Diolah
Tabel 5.11 Hasil jawaban penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD
responden masyarakat desa
Responden Skor Keterangan
1 69 Secara Penuh Diterapkan
2 75 Secara Penuh Diterapkan
3 63 Secara Penuh Diterapkan
4 71 Secara Penuh Diterapkan
5 73 Secara Penuh Diterapkan
6 75 Secara Penuh Diterapkan
7 70 Secara Penuh Diterapkan
8 75 Secara Penuh Diterapkan
9 72 Secara Penuh Diterapkan
10 73 Secara Penuh Diterapkan
11 73 Secara Penuh Diterapkan
12 73 Secara Penuh Diterapkan
13 75 Secara Penuh Diterapkan
14 75 Secara Penuh Diterapkan
15 71 Secara Penuh Diterapkan
16 42 Sebagian Diterapkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Tabel 5.11 Hasil Jawaban Penerapan Prinsip GGG dalam Pengelolaan ADD
Responden Masyarakat Desa. (Lanjutan Tabel 5.11)
Responden Skor Keterangan
17 69 Secara Penuh Diterapkan
18 75 Secara Penuh Diterapkan
19 45 Sebagian Diterapkan
20 72 Secara Penuh Diterapkan
21 33 Tidak diterapkan
22 58 Sebagian Diterapkan
23 60 Secara Penuh Diterapkan
24 72 Secara Penuh Diterapkan
25 71 Secara Penuh Diterapkan
26 74 Secara Penuh Diterapkan
27 69 Secara Penuh Diterapkan
28 60 Secara Penuh Diterapkan
29 72 Secara Penuh Diterapkan
30 75 Secara Penuh Diterapkan
31 75 Secara Penuh Diterapkan
32 69 Secara Penuh Diterapkan
33 64 Secara Penuh Diterapkan
34 74 Secara Penuh Diterapkan
35 49 Sebagian Diterapkan
36 47 Sebagian Diterapkan
37 75 Secara Penuh Diterapkan
38 75 Secara Penuh Diterapkan
Total 2558
Rata-rata 67,32 Secara Penuh Diterapkan
Sumber: Data Diolah
Dilihat dari hasil jawaban responden di atas, skor rata-rata jawaban responden
perangkat desa sebesar 73,63, berdasarkan rata-rata jawaban tersebut maka
penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan alokasi dana desa secara penuh
diterapkan oleh Pemerintah Desa Bugisan. Sedangkan skor rata-rata jawaban
responden masyarakat desa sebesar 67,32, berdasarkan rata-rata jawaban tersebut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
maka penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan alokasi dana desa secara penuh
diterapkan oleh Pemerintah Desa Bugisan. Jawaban dari responden perangkat
desa maupun masyarakat desa tidak bisa mencapai skor maksimal yaitu sebesar
75 disebabkan beberapa responden memilih opsi jawaban tidak diterapkan (TD)
yang memiliki skor 1 dan opsi jawaban sebagian diterapkan (SD) yang memiliki
skor 2 dalam beberapa pernyataan pada kuesioner yang menggambarkan prinsip-
prinsip GGG dalam pengelolaan ADD di Desa Bugisan. Demi mendapatkan hasil
penerapan GGG pada setiap item prinsip GGG secara rinci, maka hasil data
jawaban dari kedua pihak responden sebagai berikut:
1. Penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD menurut responden
Perangkat Desa
Tabel 5.12 Data Hasil Jawaban Responden Perangkat Desa tentang Penerapan
Prinsip GGG dalam pengelolaan ADD
No Pernyataan
Jawaban Responden
Perangkat Desa
TD SD PD
f % f % f %
Prinsip Demokrasi 1 Pemilihan aparat Pemerintah Desa dilakukan secara
bertanggungjawab, atas dasar kepentingan
masyarakat.
0 0 0 0 8 100
2 Pemerintah Desa mampu mendengar, memilah,
memilih dan menyalurkan aspirasi masyarakat
dengan berpegang pada kepentingan masyarakat
terutama dalam proses pengelolaan Alokasi Dana
Desa.
0 0 0 0 8 100
3 Penyusunan RAPBDesa terutama dalam Alokasi
Dana Desa mengikutsertakan partisipasi masyarakat
secara bertanggungjawab.
0 0 0 0 8 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
No Pernyataan
Jawaban Responden
Perangkat Desa
TD SD PD
f % f % f %
4 Penyusunan rencana pengelolaan Alokasi Dana
Desa disusun dalam rangka mewujudkan
kepentingan masyarakat.
0 0 0 0 8 100
5 Pemerintah Desa menerapkan prinsip partisipasi
dalam melaksanakan fungsi, tugas dan
kewenangannya
0 0 1 12,5 7 87,5
Prinsip Transparansi 1 Pemerintah Desa menyediakan informasi proses
pengelolaan Alokasi Dana Desa agar masyarakat
dapat berpartisipasi dalam proses pelaksanaan
kegiatannya.
0 0 0 0 8 100
2 Pemerintah Desa mengumumkan secara terbuka
proses pengelolaan Alokasi Dana agar pemangku
kepentingan dapat memahami dan
melaksanakannya.
0 0 0 0 8 100
3 Pemerintah Desa menyediakan informasi yang
mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat
mengenai pengelolaan Alokasi Dana Desa.
0 0 1 12,5 7 87,5
4 Pemerintah Desa menyediakan informasi mengenai
penyusunan rencana strategis, program kerja dan
anggaran serta pelaksanaan.
0 0 1 12,5 7 87,5
5 Kelengkapan penyediaan informasi pengelolaan
Alokasi Dana Desa oleh Pemerintah Desa dinilai
dan diawasi oleh masyarakat sebagai bagian dari
kontrol sosial.
0 0 1 12,5 7 87,5
Prinsip Akuntabilitas
1 Pemerintah Desa menetapkan rincian fungsi, tugas
serta wewenang dan tanggungjawab masing-masing
yang selaras dengan tujuan pemerintah desa.
0 0 1 12,5 7 87,5
2 Aparat Pemerintah Desa memiliki ukuran kinerja
serta memastikan tercapainya kinerja tersebut.
0 0 1 12,5 7 87,5
3 Dalam rangka mempertanggungjawabkan
kinerjanya, setiap aparat pemerintah desa
melaksanakan tugasnya secara jujur terutama dalam
proses pengelolaan Alokasi Dana Desa.
0 0 0 0 8 100
4 Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa harus
disampaikan secara berkala sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
0 0 0 0 8 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
No Pernyataan
Jawaban Responden
Perangkat Desa
TD SD PD
f % f % f %
5
Pemerintah Desa menindaklanjuti setiap keluhan
atau pengaduan yang disampaikan masyarakat
terutama proses pelaksanaan Alokasi Dana Desa.
0
0
1
12,5
7
87,5
Prinsip Budaya Hukum
1 Penyusunan RAPBDesa dilakukan secara
terkoordinasi, dengan mengedepankan asas
transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan Hak
Asasi Manusia.
0
0 0 0 8 100
2 RAPBDesa mengandung nilai yang mendukung
terwujudnya supremasi hukum demi terciptanya
kepastian hukum dan masyarakat.
0 0 0 0 8 100
3 Dalam proses pengelolaan Alokasi Dana Desa,
Pemerintah Desa menjalankan tugas dan
kewajibannya secara professional,jujur dan taat
sehingga terhindar dari praktek kolusi, korupsi, dan
nepotisme.
0 0 0 0 8 100
4 Pemerintah Desa memastikan terwujudnya
penyelenggaraan Alokasi Dana Desa yang bersih
dan sesuai dengan prinsip-prinsip.
0 0 0 0 8 100
5 Jika terdapat pelanggaran dalam proses pengelolaan
Alokasi Dana Desa akan ada sanksi yang
dilaksanakan secara taat sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
0 0 1 12,5 7 87,5
Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan
1 Setiap aparat Pemerintah desa memiliki
kewenangan untuk menetapkan dan melaksanakan
peraturan terutama dalam proses pengelolaan
Alokasi Dana Desa dan mengutamakan hak-hak
masyarakat.
0 0 1 12,5 7 87,5
2 Untuk melaksanakan pelayanan kepada masyarakat,
pemerintah desa menetapkan standar pelayanan
yang berkualitas.
0 0 1 12,5 7 87,5
3 Standar pelayanan yang berkualitas disusun dengan
memperhatikan lingkungan,kepentingan, dan
masukan dari masyarakat.
0 0 1 12,5 7 87,5
4 Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Alokasi
Dana Desa diawasi oleh masyarakat dan lembaga
0 0 0
0 8
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
No Pernyataan
Jawaban Responden
Perangkat Desa
TD SD PD
f % f % f %
yang diberi kewenangan untuk melakukan
pengawasan. 5 Pada proses pelaksanaan Alokasi Dana Desa atas
dasar kewajaran dan kesetaraan tanpa membedakan
agama, suku, kelompok, dan golongan yang
bersangkutan.
0 0 0 0 8 100
Sumber: Data Diolah
Keterangan: TD: Tidak Diterapkan
SD: Sebagian Diterapkan
PD: Secara penuh
Diterapkan
f: frekuensi jumlah responden
Berdasarkan tabel 5.12 dapat dijelaskan hasil jawaban responden perangkat
desa tentang penerapan setiap item prinsip GGG dalam pengelolaan ADD di
Desa Bugisan sebagai berikut:
a. Prinsip Demokrasi
Pada item prinsip demokrasi yang pertama, 8 orang (100%) responden
perangkat desa memilih opsi jawaban secara penuh diterapkan. Hal
tersebut dapat dilihat dalam pemilihan aparat pemerintah desa yang
dilakukan secara bertanggung jawab atas dasar kepentingan masyarakat.
Pada item prinsip demokrasi yang kedua responden juga berpendapat
bahwa Pemerintah Desa Bugisan telah mampu mendengar, memilah,
memilih dan menyalurkan aspirasi masyarakat serta mengikutsertakan
partisipasi masyarakat dalam perencanaan pengelolaan ADD. Begitu juga
dalam item prinsip demokrasi yang ketiga dan keempat yaitu penyusunan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
RAPBDesa dalam pengelolaan ADD, Pemerintah Desa Bugisan sudah
mengikutsertakan partisipasi masyarakat dan penyusunan rencana tersebut
disusun dalam rangka mewujudkan kepentingan masyarakat. Namun pada
item prinsip demokrasi yang kelima mengenai pemerintah desa
menerapkan prinsip partisipasi dalam melaksanakan fungsi, tugas dan
kewenangan, terdapat 1 dari 8 orang responden perangkat desa yaitu
sebesar 12,5% memilih opsi jawaban sebagian diterapkan. Satu orang
responden tersebut berpendapat bahwa terbatasnya kewenangan yang
dimiliki, membuat responden tidak dapat berpartisipasi secara penuh
dalam pelaksanaan fungsi dan tugas terutama pada saat penyusunan
rencana pengelolaan ADD.
b. Prinsip Transparansi
Menurut 8 orang (100%) responden perangkat desa pada item prinsip
transparansi yang pertama dan kedua, bahwa pemerintah desa telah
menyediakan informasi serta mengumumkan secara terbuka mengenai
proses pengelolaan ADD agar masyarakat dan pemangku kepentingan
dapat memahami serta berpartisipasi dalam pelaksanaannya. Namun 2 dari
8 orang responden berpendapat bahwa pada item prinsip transparansi yang
ketiga, keempat dan kelima masih sebagian diterapkan (SD) oleh
Pemerintah Desa Bugisan. Berdasarkan 2 dari 8 orang responden, 1 orang
responden (12,5%) pada item prinsip transparansi ketiga dan keempat
berpendapat bahwa pemerintah desa belum menyediakan sarana media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
elektronik untuk menyediakan akses informasi yang lebih mudah diakses
dan dipahami oleh masyarakat. Sedangkan 1 orang (12,5%) responden
lainnya pada item prinsip transparansi yang kelima mengatakan bahwa
responden tersebut tidak terlibat langsung dalam proses penyediaan
kelengkapan informasi terkait penyusunan rencana strategis, program
kerja, dan anggaran dalam pelaksanaan ADD sehingga tidak didapatkan
keterangan lebih lanjut dari responden.
c. Prinsip Akuntabilitas
Responden perangkat desa berpendapat bahwa item prinsip
akuntabilitas yang ketiga dan keempat secara penuh diterapkan (SD),
terutama dalam pertanggungjawaban kinerja, bahwa aparat pemerintah
desa telah menjalankan tugasnya secara jujur dan pertanggungjawaban
pengelolaan ADD sudah dilakukan secara berkala sesuai dengan aturan
perundang-undangan yang berlaku. Namun 2 dari 8 orang responden pada
item prinsip akuntabilitas yang pertama, kedua dan kelima berpendapat
bahwa pemerintah Desa Bugisan masih sebagian diterapkan. Satu orang
(12,5%) responden pada item prinsip akuntabilitas yang pertama dan
kedua mengatakan dalam penetapan rincian fungsi, tugas dan wewenang
sebagai ukuran kinerja, perangkat desa belum melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya masing-masing karena keterbatasan jumlah sumber daya
manusia (SDM) yang bekerja sebagai perangkat desa sehingga setiap
perangkat desa bekerja ekstra dari fungsi dan tugas yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Sedangkan 1 orang (12,5%) responden lainnya pada item prinsip
akuntabilitas yang kelima memilih opsi jawaban sebagian diterapkan
karena pada item penyataan mengenai penindaklanjutan setiap pengaduan
masyarakat terkait proses pelaksanaan ADD, responden berpendapat tidak
semua pengaduan dari masyarakat akan ditangani dengan cepat oleh
pemerintah desa. Hal ini disebabkan pemerintah desa akan menyeleksi
terlebih dahulu setiap aduan masyarakat, berdasarkan tingkat prioritas
masalah yang harus ditindaklanjuti.
d. Prinsip Budaya Hukum
Pada item prinsip budaya hukum yang pertama, kedua, ketiga dan
keempat terdapat 8 orang (100%) responden perangkat desa berpendapat
bahwa Pemerintah Desa Bugisan secara penuh menerapkan prinsip
tersebut meliputi dalam penyusunan RAPBDesa dilakukan secara
terkoordinasi; RAPBDesa yang disusun mengandung nilai yang
mendukung terwujudnya supremasi hukum demi terciptanya kepastian
hukum di masyarakat; dalam proses pengelolaan ADD, Pemerintah Desa
sudah menjalankan tugas dengan professional, jujur, dan taat hukum; dan
penyelenggaraan ADD yang dilakukan secara bersih serta sesuai dengan
prinsip-prinsip. Namun pada item prinsip budaya hukum yang kelima,
menurut 1 orang (12,5%) responden perangkat desa, memilih opsi
jawaban sebagian diterapkan (SD) pada salah satu item pernyataan yaitu
jika terjadi pelanggaran dalam proses pengelolaan ADD akan ada sanksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yang diberlakukan. Responden berpendapat sebagian diterapkan karena
sejauh yang diketahui oleh responden bahwa dalam proses pengelolaan
ADD belum pernah terjadi pelanggaran di Desa Bugisan sehingga
responden tersebut tidak mengetahui sanksi apa yang akan diberlakukan.
e. Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan
Responden perangkat desa berpendapat bahwa Pemerintah Desa
Bugisan secara penuh telah menerapkan item prinsip kewajaran dan
kesetaraan yang keempat yaitu sebanyak 8 orang (100%). Penerapan
prinsip tersebut meliputi proses pengelolaan ADD yang diawasi oleh
masyarakat dan lembaga tertentu yang diberi kewenangan untuk
melakukan pengawasan yaitu BPD. Proses pengelolaan ADD yang
diawasi oleh masyarakat dan BPD, dimulai dari proses pencairan ADD
yang dilakukan oleh kepala desa beserta jajarannya, berikut hasil
wawancara dengan kepala desa:
“….yang jelas dalam pencairan ADD, Kepala Desa dan Bendahara
Desa, Sekdes (sekretaris desa) berperan dalam pencairan dana.
Selain itu tiga orang ini juga yang berkompeten untuk mencairkan
dana, dan memang itu syaratnya dalam mencairkan dana, harus ada
tanda tangan 2 orang yaitu saya dan bendahara, kalau pak sekdes
hanya mendampingi saja.”
(Hasil wawancara dengan Kepala Desa, pada tanggal 25 Februari
2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Selain proses pencairan ADD, pengelolaan ADD yang diawasi oleh
masyarakat dan BPD adalah proses pelaksanaan ADD. Proses
pelaksanaan ADD juga dijelaskan oleh Kepala Desa Bugisan sebagai
berikut:
“Dalam pelaksanaan kegiatan Alokasi Dana Desa di Desa
Bugisan, jika berupa kegiatan fisik diserahkan kepada TPK (Tim
Pelaksana Kegiatan). Fungsi dari TPK adalah melaksanakan semua
alokasi dana desa dan pelaporannya akan dilaporkan kepada
Bendahara Desa.”
(Hasil wawancara dengan Kepala Desa, pada tanggal 25 Februari
2019)
Begitu juga pada item prinsip kewajaran dan kesetaraan yang kelima
sebesar 100% yaitu 8 orang responden perangkat desa berpendapat bahwa
Pemerintah Desa Bugisan secara penuh menerapkan pada proses
pelaksanaan ADD yang dilakukan tanpa membedakan agama, suku,
kelompok, dan golongan yang bersangkutan. Namun 1 orang (12,5%)
responden perangkat desa pada item prinsip kewajaran dan kesetaraan
yang pertama, berpendapat bahwa penerapan prinsip kewajaran dan
kesetaraan masih sebagian diterapkan terutama dalam hal kewenangan
yang dimiliki oleh setiap aparat pemerintah dalam menetapkan dan
melaksanakan proses pengelolaan ADD. Dari hasil wawancara dengan
kepala desa menunjukkan bahwa tidak semua aparat pemerintah desa
memiliki kewenangan dalam menetapkan dan melaksanakan peraturan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
terutama proses pengelolaan ADD. Selain itu pada item prinsip kewajaran
dan kesetaraan yang kedua dan ketiga 1 orang responden lainnya memilih
opsi jawaban sebagian diterapkan mengenai pelaksanaan standar
pelayanan yang berkualitas dengan memperhatikan lingkungan dan
kepentingan masyarakat, namun responden tidak memberikan keterangan
lebih lanjut.
2. Penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD menurut Responden
Masyarakat Desa
Selain dari responden pemerintah desa yaitu kepala desa beserta
perangkat desa, peneliti juga membandingkan penerapan prinsip GGG dalam
pengelolaan ADD berdasarkan pendapat dari masyarakat Desa Bugisan
sebanyak 38 responden. Hal tersebut ingin membuktikan apakah penerapan
GGG dalam pengelolaan ADD yang dikatakan oleh pihak pemerintah desa
juga sesuai yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Dilihat dari rata-rata
jawaban responden masyarakat yang dapat dilihat pada tabel 5.11 diketahui
bahwa skor rata-rata jawaban dari respoden masyarakat yaitu 67,32 yang
berarti penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa secara
penuh diterapkan oleh pemerintah Desa Bugisan. Secara rinci mengenai hasil
penerapan setiap item prinsip GGG dalam pengelolaan ADD dari responden
masyarakat desa, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 5.13 Data Hasil Jawaban Responden Masyarakat Desa tentang
Penerapan Prinsip GGG dalam pengelolaan ADD
No Pernyataan
Jawaban Responden Masyarakat
Desa
TD SD PD
f % f % f %
Prinsip Demokrasi 1 Pemilihan aparat Pemerintah Desa dilakukan
secara bertanggungjawab, atas dasar
kepentingan masyarakat.
1 2,63 6 15,79 31 81,58
2 Pemerintah Desa mampu mendengar,
memilah, memilih dan menyalurkan aspirasi
masyarakat dengan berpegang pada
kepentingan masyarakat terutama dalam
proses pengelolaan Alokasi Dana Desa.
1 2,63 10 26,32 27 71,05
3 Penyusunan RAPBDesa terutama dalam
Alokasi Dana Desa mengikutsertakan
partisipasi masyarakat secara
bertanggungjawab.
1 2,63 4 10,53 33 86,84
4 Penyusunan rencana pengelolaan Alokasi
Dana Desa disusun dalam rangka
mewujudkan kepentingan masyarakat.
0 0 5 13,16 33 86,84
5 Pemerintah Desa menerapkan prinsip
partisipasi dalam melaksanakan fungsi, tugas
dan kewenangannya
0 0 10 26,32 28 73,68
Prinsip Transparansi 1 Pemerintah Desa menyediakan informasi
proses pengelolaan Alokasi Dana Desa agar
masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses
pelaksanaan kegiatannya.
5 13,16 11 28,95 22 57,89
2 Pemerintah Desa mengumumkan secara
terbuka proses pengelolaan Alokasi Dana
agar pemangku kepentingan dapat
memahami dan melaksanakannya.
2 5,26 9 23,69 27 71,05
3 Pemerintah Desa menyediakan informasi
yang mudah diakses dan dipahami oleh
masyarakat mengenai pengelolaan Alokasi
Dana Desa.
6 15,79 10 26,32 22 57,89
4 Pemerintah Desa menyediakan informasi
mengenai penyusunan rencana strategis,
program kerja dan anggaran serta
2 5,26 10 26,32 26 68,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
No Pernyataan
Jawaban Responden Masyarakat
Desa
TD SD PD
f % f % f %
pelaksanaan. 5 Kelengkapan penyediaan informasi
pengelolaan Alokasi Dana Desa oleh
Pemerintah Desa dinilai dan diawasi oleh
masyarakat sebagai bagian dari kontrol
sosial.
3 7,89 11 28,95 24 63,16
Prinsip Akuntabilitas
1 Pemerintah Desa menetapkan rincian fungsi,
tugas serta wewenang dan tanggungjawab
masing-masing yang selaras dengan tujuan
pemerintah desa.
4 10,53 2 5,26 32 84,21
2 Aparat Pemerintah Desa memiliki ukuran
kinerja serta memastikan tercapainya kinerja
tersebut.
1 2,63 11 28,95 26 68,42
3 Dalam rangka mempertanggungjawabkan
kinerjanya, setiap aparat pemerintah desa
melaksanakan tugasnya secara jujur terutama
dalam proses pengelolaan Alokasi Dana
Desa.
2 5,26 5 13,16 31 81,58
4 Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa
harus disampaikan secara berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
2 5,26 5 13,16 31 81,58
5 Pemerintah Desa menindaklanjuti setiap
keluhan atau pengaduan yang disampaikan
masyarakat terutama proses pelaksanaan
Alokasi Dana Desa.
1 2,63 11 28,95 26 68,42
Prinsip Budaya Hukum
1 Penyusunan RAPBDesa dilakukan secara
terkoordinasi, dengan mengedepankan asas
transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan
Hak Asasi Manusia.
2
5,26
5
13,16
31
81,58
2 RAPBDesa mengandung nilai yang
mendukung terwujudnya supremasi hukum
demi terciptanya kepastian hukum dan
masyarakat.
1 2,63 8 21,05 29 76,32
3 Dalam proses pengelolaan Alokasi Dana
Desa, Pemerintah Desa menjalankan tugas
2 5,26 9 23,69 27 71,05
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
No Pernyataan
Jawaban Responden Masyarakat
Desa
TD SD PD
f % f % f %
dan kewajibannya secara professional,jujur
dan taat sehingga terhindar dari praktek
kolusi, korupsi, dan nepotisme. 4 Pemerintah Desa memastikan terwujudnya
penyelenggaraan Alokasi Dana Desa yang
bersih dan sesuai dengan prinsip-prinsip.
1 2,63 3 7,89 34 89,48
5 Jika terdapat pelanggaran dalam proses
pengelolaan Alokasi Dana Desa akan ada
sanksi yang dilaksanakan secara taat sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
3
7,89
7
18,43
28
73,68
Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan
1 Setiap aparat Pemerintah desa memiliki
kewenangan untuk menetapkan dan
melaksanakan peraturan terutama dalam
proses pengelolaan Alokasi Dana Desa dan
mengutamakan hak-hak masyarakat.
3 7,89 6 15,79 29 76,32
2 Untuk melaksanakan pelayanan kepada
masyarakat, pemerintah desa menetapkan
standar pelayanan yang berkualitas.
2 5,26 6 15,79 30 78,95
3 Standar pelayanan yang berkualitas disusun
dengan memperhatikan
lingkungan,kepentingan, dan masukan dari
masyarakat.
2 5,26 8 21,05 28 73,68
4 Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban
Alokasi Dana Desa diawasi oleh masyarakat
dan lembaga yang diberi kewenangan untuk
melakukan pengawasan.
2 5,26 6 15,79 30 78,95
5 Pada proses pelaksanaan Alokasi Dana Desa
atas dasar kewajaran dan kesetaraan tanpa
membedakan agama, suku, kelompok, dan
golongan yang bersangkutan.
2 5,26 3 7,89 33 86,84
Sumber:Data Diolah
Keterangan : TD: Tidak Diterapkan SD: Sebagian Diterapkan
PD: Secara Penuh Diterapkan f: frekuensi
Berdasarkan tabel 5.13 di atas, jawaban masyarakat mengenai
penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD lebih bervariasi jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dibandingkan dengan jawaban dari responden perangkat desa pada tabel 5.12.
Pada kuesioner menyediakan kolom keterangan bagi responden masyarakat
desa yang memilih jawaban sebagian diterapkan (SD) atau tidak diterapkan
(TD) sehingga peneliti dapat mengetahui bagaimana situasi kondisi penerapan
prinsip GGG dalam pengelolaan ADD secara lebih mendalam di Desa
Bugisan. Maka hasil jawaban dari responden masyarakat sebagai berikut:
a. Prinsip Demokrasi
Dalam Prinsip Demokrasi terdapat tiga unsur yang menjadi
pembahasan yaitu partisipasi, pengakuan terhadap perbedaan pendapat
dan perwujudan kepentingan umum. Menurut pendapat dari masyarakat,
Pemerintah Desa Bugisan sudah menerapkan item prinsip demokrasi yang
pertama. Sebanyak 31 orang (81,58%) responden dari 38 orang responden
masyarakat, berpendapat bahwa prinsip demokrasi secara penuh
diterapkan dalam proses pemilihan aparat pemerintah desa yang
berdasarkan kepentingan masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan pemilihan
kepala desa yang dipilih langsung oleh rakyat, serta pemilihan perangkat
desa yang dipilih berdasarkan hasil seleksi oleh panitia TP3D (Tim
Penjaringan dan Penyaringan Perangkat Desa). Mekanisme pemilihan
perangkat desa sendiri harus melalui serangkaian ujian dan seleksi
sehingga bagi peserta yang mendapatkan skor ujian tertinggi akan diterima
menjadi perangkat desa. Dibentuknya panitia TP3D dapat mengurangi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
adanya tindak nepotisme sehingga perangkat desa yang terpilih benar-
benar memiliki kualitas dan standar dalam menjalankan pemerintahan
desa untuk melayani masyarakat. Namun sebesar 6 orang (15,79%)
responden masyarakat memilih opsi jawaban sebagian diterapkan (SD)
karena responden merasa masyarakat tidak terlibat dalam proses
pemilihan perangkat desa. Hal tersebut disebabkan responden merasa
bahwa pada pemilihan perangkat desa, pemerintah desa hanya melibatkan
panitia berwenang tanpa mengikutsertakan masyarakat. Sedangkan
sebesar 2,63% yaitu 1 orang responden memilih opsi tidak diterapkan
(TD) karena responden tidak memahami item pernyataan pada kuesioner
disebabkan responden tersebut tidak terlibat langsung dalam proses
pemilihan aparat pemerintah desa.
Pada item prinsip demokrasi yang kedua sebagian besar masyarakat
yaitu 71,05% atau 27 orang dari 38 orang responden masyarakat
berpendapat, bahwa Pemerintah Desa Bugisan secara penuh telah mampu
mendengar, memilah, memilih dan menyalurkan aspirasi masyarakat
dalam proses pengelolaan ADD. Di Desa Bugisan, aspirasi masyarakat
dalam proses pengelolaan ADD dapat disalurkan dalam
MUSRENBANGDES (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan
Desa). Pemerintah Desa telah berupaya agar MUSRENBANGDES
berjalan secara efektif sehingga mampu menampung semua aspirasi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
masyarakat, hal tersebut dijelaskan dengan wawancara yang dilakukan
oleh kepala desa:
“ …semua hal yang ingin kita laksanakan berdasarkan pertemuan
MUSRENBANGDES dengan masyarakat, setiap RT/RW akan muncul
pendapat-pendapat tentang penggunaaan Alokasi Dana Desa,
selanjutnya pemerintah desa dengan BPD akan merekap mana yang
harus dilaksanakan terlebih dahulu dengan adanya skala prioritas.
Skala prioritas adalah semua pendapat aspirasi masyarakat yang
telah diterima, akan disampaikan kembali ke RT/RW mana yang akan
direalisasikan terlebih dahulu, misalkan seperti selokan harus segera
dibetulkan karena mampet atau ada pemberdayaan masyarakat terkait
dengan pemberian santunan kepada fakir miskin, yatim piatu. Setelah
skala prioritas tersebut disetujui maka akan dimasukkan pada
anggaran APBDes.”
(Hasil wawancara dengan Kepala Desa, pada tanggal 25 Februari
2019)
Sedangkan 10 orang (26,32%) responden memilih opsi jawaban
sebagian diterapkan (SD) dan 1 orang responden memilih tidak
diterapkan (TD) dengan anggapan, pada proses penyaluran aspirasi
masyarakat dalam pengelolaan ADD tidak dilakukan secara efektif dan
aspirasi yang diterima hanya berdasarkan keberpihakan kelompok tertentu
untuk kepentingan pribadi.
Selain itu sebagian besar responden masyarakat pada item prinsip
demokrasi yang ketiga dan keempat sebesar 33 orang (86,84%) responden
dari 38 orang responden memilih opsi jawaban secara penuh diterapkan
pada item pernyataan yaitu setiap penyusunan rencana pengelolaan alokasi
dana desa atau penyusunan RAPBDes, pemerintah desa Bugisan selalu
mengikutsertakan masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
MUSDUS (Musyawarah Dusun), MUSRENBANGDES yang melibatkan
Ketua RT/RW, Tokoh Masyarakat (perwakilan orang-orang yang dituakan
per RT dan dianggap bisa mewakili RT-nya), LPMD (Lembaga
Pemberdayaan Masyarakat Desa), BPD (Badan Permusyawaratan Desa).
Namun sebagian kecil responden sebanyak 4 sampai 5 orang dari 38
responden masyarakat desa berpendapat sebagian diterapkan (SD) karena
responden merasa kurang transparan pada proses penyusunan rencana
ADD dan RAPBDes.
Sedangkan untuk item prinsip demokrasi yang kelima sebanyak 28
orang (73,68%) berpendapat bahwa Pemerintah Desa Bugisan secara
penuh sudah menerapkan partisipasi dalam melaksanakan fungsi, tugas,
dan kewengannya. Namun sebanyak 10 orang (26,32%) memilih opsi
sebagian diterapkan karena responden berpendapat hal tersebut tidak
transparan dan kurangnya keterbukaan dalam pelaksanaan fungsi dan
tugas.
b. Prinsip Transparansi
Prinsip Transparansi diperlukan agar pengawasan oleh masyarakat
terhadap penyelenggaraan pemerintahan dapat berjalan dengan objektif.
Sebagian besar responden masyarakat desa pada item prinsip transparansi
yang pertama dan kedua yaitu 22 orang (57,89%) dan 27 orang (71,05%)
dari 38 orang responden masyarakat, bahwa pemerintah desa secara penuh
telah menyediakan informasi dan mengumumkan secara terbuka mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
proses pengelolaan ADD. Namun sebanyak 9 orang (23,69) sampai 11
orang (28,95%) responden memilih jawaban sebagian diterapkan (SD).
Menurut masyarakat desa yang memilih opsi jawaban sebagian
diterapkan, mereka beranggapan bahwa tingkat transparansi di Desa
Bugisan dirasa kurang dirasakan oleh beberapa warga, terutama
ketersediaan informasi mengenai proses pengelolaan ADD. Minimnya
papan informasi di tempat umum membuat beberapa masyarakat tidak
mengetahui mengenai pengelolaan ADD, sehingga walau telah diadakan
MUSRENBANGDES, pemerataan informasi masih belum efektif.
Masyarakat menganjurkan agar pemerataan informasi bagi masyarakat
lebih efektif, maka perlu disediakan papan informasi atau mading di
tempat umum yang membuat informasi dapat tersebar secara merata.
Sedangkan sebanyak 2 orang (5,26%) sampai 5 orang (13,16%) dari 38
responden memilih opsi jawaban tidak diterapkan dengan anggapan
bahwa penyediaan informasi tidak transparan.
Berdasarkan 57,89% yaitu 22 orang dari 38 orang responden
masyarakat desa pada item prinsip transparansi yang ketiga, memilih opsi
secara penuh diterapkan (SD) pada item pernyataan bahwa pemerintah
desa Bugisan telah menyediakan informasi yang mudah diakses dan
dipahami mengenai pengelolaan ADD. Namun sebanyak 10 orang
(26,32%) responden memilih opsi jawaban sebagian diterapkan (SD) dan
6 orang (15,79%) memilih opsi tidak diterapkan. Hal tersebut disebabkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
masyarakat mengharapkan kemudahan akses informasi mengenai
pengelolaan ADD. Masyarakat juga mengharapkan informasi tidak hanya
diakses di Balai Desa saja, namun diharapkan dengan adanya kemajuan
teknologi, pemerintah desa dapat memanfaatkan akses sosial media atau
pembuatan website.
Pada item prinsip transparansi yang keempat, sebagian besar
masyarakat yaitu sebanyak 26 orang (68,42%) responden masyarakat
berpendapat bahwa dalam penyediaan kelengkapan informasi rencana
strategis, program kerja dan anggaran mengenai pengelolaan ADD secara
penuh telah diterapkan. Begitu juga pada item prinsip transparansi yang
kelima sebanyak 24 orang (63,16%) responden yang memilih opsi
jawaban secara penuh diterapkan, pada item pernyataan mengenai
kelengkapan informasi yang disampaikan, diharapkan masyarakat sebagai
kontrol sosial dapat menilai dan mengawasi kinerja Pemerintah Desa.
Namun 10 orang (26,32%) sampai 11 orang (28,95%) responden
masyarakat memilih opsi jawaban sebagian diterapkan (SD) dan 2 orang
(5,26%) sampai 3 orang (7,89%) responden masyarakat memilih opsi
jawaban tidak diterapkan (TD) pada kedua item pernyataan tersebut.
Responden beranggapan bahwa dalam kelengkapan informasi yang
disampaikan masih tidak transparan dan responden merasa masyarakat
kurang dilibatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
c. Prinsip Akuntabilitas
Pada item prinsip akuntabilitas yang pertama, sebesar 32 dari 38 orang
responden (84,21%) berpendapat bahwa Pemerintah Desa sudah
menerapkan prinsip dalam penetapan rincian fungsi, tugas, wewenang
serta tanggungjawab yang sesuai dengan tujuan pemerintah desa. Sebesar
68,42% yaitu 26 responden masyarakat pada item prinsip akuntabilitas
yang kedua, berpendapat bahwa pemerintah desa telah menerapkan ukuran
kinerja pada setiap aparat pemerintah desa. Namun sebanyak 11 orang
(28,95%) responden memilih opsi jawaban sebagian diterapkan (SD) dan
1 orang responden (2,63%) memilih opsi jawaban tidak diterapkan (TD).
Hal tersebut disebabkan responden menganggap bahwa ukuran kinerja
yang telah ditetapkan tidak sesuai dengan pelaksanaannya karena
responden merasa kinerja aparat pemerintah desa tidak memuaskan dalam
pelayanan kepada masyarakat.
Berdasarkan 31 orang (81,58%) dari 38 orang responden masyarakat,
memilih opsi jawaban secara penuh diterapkan pada item prinsip
akuntabilitas yang kedua dan ketiga mengenai pertanggungjawaban
kinerja aparat pemerintah desa. Hal tersebut ditunjukkan pada pelaksanaan
tugasnya pemerintah desa diawasi langsung oleh BPD. Diharapkan
dengan pengawasan dari BPD, aparat pemerintah desa mampu
melaksanakan tugasnya secara jujur dan bertanggung jawab terutama
dalam proses pelaksanaan ADD. Selain itu Pertanggungjawaban Alokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Dana Desa disampaikan secara berkala sesuai dengan peraturan
perundang–undangan, hal ini didukung dari wawancara dengan anggota
BPD sebagai berikut :
”…setiap dana dari pemerintah tersebut termasuk ADD, setiap tahun
akan diaudit oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) sehingga dalam
mengelola dana tersebut harus benar-benar bertanggung jawab”
(Hasil wawancara dengan B.T, pada tanggal 2 Maret 2019)
Bentuk pertanggungjawaban pengelolaan ADD tersebut juga
dibuktikan dengan pernyataan dari wawancara dengan Kepala Desa
sebagai berikut:
“Setiap laporan pertanggungjawaban ADD harus dilaporkan ke BPD.
Setelah semua pelaksanaan pengelolaan ADD sudah dikerjakan
selanjutnya dilaporkan kepada BPD bahwa dana tersebut sudah
terserap semua dan dirasakan oleh masyarakat, dan tanpa ada
kendala apapun. BPD akan menyampaikan menyampaikan laporan
pertanggungjawaban tersebut kepada masyarakat melalui rapat/
kumpulan di setiap RW, jadi pihak pemerintah desa dalam laporan
pertanggungjawabnnya tidak langsung menyampaikan ke masyarakat
namun diwakili oleh BPD. Hal tersebut menjadikan masyarakat
mengetahui program mana yang sudah selesai dan program yang
belum terlaksana. Jika terdapat program yang belum terlaksana maka
akan ada APBDes perubahan terkait dengan program yang tidak
dapat dilaksanakan. Dalam APBDes Perubahan terdapat Dana
Perubahan, Dana Perubahan merupakan masalah yang harus
dilaksanakan secara mendesak dan harus merubah program lain. Jika
masalah mendesak untuk dilaksanakan tapi pada APBDes awal belum
dimasukkan maka masalah tersebut akan dimasukkan ke APBDes
Perubahan. Masalah mendesak tersebut menggeser program lain yang
harus dilaksanakan sehingga menjadi tidak dilaksanakan karena ada
masalah mendesak yang harus dilaksanakan.”
(Hasil wawancara dengan Kepala Desa, pada tanggal 25 Februari
2019)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Di sisi lain sebanyak 2 orang (5,26%) responden masyarakat memilih
opsi jawaban tidak diterapkan (TD) dan 5 orang (13,16%) responden
masyarakat memilih opsi jawaban sebagian diterapkan (SD). Hal tersebut
disebabkan masyarakat tidak memahami item pernyataan karena
responden tidak terlibat langsung pada proses pertanggungjawaban kinerja
dalam pengelolaan ADD. Begitu juga dengan penindaklanjutan setiap
keluhan atau pengaduan dari masyarakat dalam proses pelaksanaan ADD
pada item prinsip akuntabilitas yang kelima, sebesar 68,42% yaitu 26
orang responden berpendapat bahwa Pemerintah Desa Bugisan secara
penuh telah menerapkan. Namun 11 orang (28,95%) responden memilih
opsi jawaban sebagian diterapkan (SD) dan 1 orang (2,63%) responden
yang memilih jawaban tidak diterapkan (TD), hal ini disebabkan
responden merasa setiap aduan atau keluhan dari masyarakat mengenai
pelaksanaan ADD tidak sepenuhnya ditindaklanjuti oleh pemerintah desa
karena responden menilai masalah yang segera ditindaklanjuti oleh
pemerintah desa adalah masalah yang sedang menjadi pembicaraan hangat
ditengah masyarakat.
d. Prinsip Budaya Hukum
Prinsip budaya hukum harus diterapkan supaya Pemerintah Desa
dalam melaksanakan tugas selalu berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Berdasarkan 81,58% yaitu 31 dari 38 orang
responden masyarakat pada item prinsip budaya hukum yang pertama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
berpendapat bahwa Pemerintah Desa Bugisan secara penuh telah
menerapkan prinsip budaya hukum dalam hal penyusunan RAPBDesa
yang dilakukan secara terkoordinasi. Sebanyak 29 orang (76,32%)
responden pada item prinsip budaya hukum yang kedua, masyarakat
berpendapat bahwa RAPBDes yang disusun telah mengandung nilai-nilai
yang mewujudkan supremasi hukum. Pada proses pengelolaan ADD
dalam item prinsip budaya hukum yang ketiga, sebesar 71,05% yaitu 27
dari 38 orang responden berpendapat bahwa Pemerintah Desa Bugisan
secara penuh telah menerapkan tugas dan kewajiban secara professional,
taat, dan jujur. Disisi lain 2 orang (5,26%) memilih opsi jawaban tidak
diterapkan (TD) dan sebesar 23,69% yaitu 9 orang responden memilih
opsi jawaban sebagian diterapkan (SD). Responden tersebut menganggap
bahwa dalam pengelolaan ADD, sebagian aparat pemerintah desa tidak
menjalankan tugas dengan professional, taat, dan jujur yang menyebabkan
kecurigaan terjadinya praktek KKN. Hampir sama dengan item prinsip
budaya hukum yang keempat sebesar 89,48% atau 34 dari 38 orang
responden berpendapat bahwa pemerintah desa secara penuh sudah
menerapkan penyelenggaraan ADD yang bersih dan sesuai dengan
prinsip-prinsip.
Pada item prinsip budaya hukum yang kelima mengenai pemberlakuan
sanksi terhadap pelanggaran dalam proses pengelolaan ADD, sebanyak
73,68% yaitu 28 dari 38 orang responden berpendapat, bahwa Pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Desa Bugisan sudah menerapkannya. Sisanya sebesar 18,43% yaitu 6
orang responden memilih opsi jawaban sebagian diterapkan (SD) karena
responden berpendapat bahwa jika terdapat pelanggaran yang bersifat
ringan dalam proses pengelolaan ADD hanya didiamkan tanpa ada
tindakan pemberian sanksi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Sedangkan 7,89% yaitu 3 orang responden masyarakat memilih opsi
jawaban tidak diterapkan (TD) karena mereka berpendapat bahwa selama
ini dalam proses pengelolaan ADD, belum pernah terjadi pelanggaran
sehingga responden tidak mengetahui sanksi yang akan diberlakukan.
e. Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan
Diterapkannya prinsip kewajaran dan kesetaraan dalam tata kelola
pemerintah bertujuan agar pemerintah desa mampu bekerja secara lebih
adil dan bertanggungjawab. Berdasarkan 76,32% yaitu 29 orang
responden masyarakat pada item prinsip kewajaran dan kesetaraan yang
pertama berpendapat bahwa Pemerintah Desa Bugisan sudah menerapkan
prinsip tersebut yaitu setiap aparat pemerintah memiliki kewenangan
untuk menetapkan peraturan dalam melaksanakan proses pengelolaan
ADD. Namun sebesar 15,79% yaitu 6 orang memilih opsi jawaban
sebagian diterapkan (SD) dan 7,89% yaitu 3 orang memilih opsi jawaban
tidak diterapkan (TD) disebabkan responden menganggap bahwa dalam
penetapan peraturan terutama pada proses pengelolaan ADD, hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
dimiliki oleh aparat desa tertentu sehingga tidak semua aparat pemerintah
desa memiliki kewenangan tersebut.
Pada prinsip kewajaran dan kesetaraan yang kedua dan ketiga,
Pemerintah Desa Bugisan menetapkan standar pelayanan yang berkualitas
yang disusun dengan memperhatikan lingkungan, kepentingan, dan
masukan dari masyarakat. Pada item pernyataan tersebut sebesar 78, 95%
yaitu 30 orang dan 73,68% yaitu 28 orang responden masyarakat memilih
opsi jawaban secara penuh diterapkan (PD). Namun sebesar 15,79% yaitu
6 orang dan 21,05% yaitu 8 orang responden memilih opsi jawaban
sebagian diterapkan (SD) karena dalam standar pelayanan yang diberikan,
masyarakat menganggap bahwa aparat desa perlu memperbaiki masalah
disiplin waktu. Responden masyarakat berpendapat masalah disiplin
waktu dapat menghambat proses pelayanan masyarakat. Sedangkan
sebesar 5,26% yaitu 2 orang responden memilih opsi jawaban tidak
diterapkan (TD) karena responden merasa dalam standar pelayanan yang
diberikan, pemerintah desa kurang peka terhadap setiap masukan dari
masyarakat.
Pada item prinsip kewajaran dan kesetaraan yang keempat mengenai
proses pelaksanaan dan pertanggungjawaban ADD masyarakat diberi
kewenangan untuk melakukan pengawasan, sebesar 78,95% yaitu 30 dari
38 orang responden memilih opsi jawaban secara penuh diterapkan,
karena responden merasa hal tersebut sudah diterapkan oleh Pemerintah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Desa Bugisan. Sedangkan 15,79 yaitu 6 orang responden, memilih opsi
jawaban sebagian diterapkan dan sebesar 5,26% yaitu 2 orang responden
memilih opsi jawaban tidak diterapkan (TD), disebabkan responden
merasa minimnya keterlibatan masyarakat dalam pengawasan proses
pelaksanaan dan pertangungjawaban ADD.
Pada item prinsip kewajaran dan kesetaraan yang kelima mengena
proses pelaksanaan ADD dilakukan tanpa membedakan agama, suku,
kelompok, dan golongan, maka 33 dari 38 orang responden (86,84%)
berpendapat bahwa Pemerintah Desa Bugisan telah menerapkan prinsip
tersebut, responden berpendapat bahwa keragaman masyarakat di Desa
Bugisan yang membuat mereka memiliki toleransi yang tinggi satu sama
lain, selain itu diadakannya musyawarah dalam proses pengelolaan ADD
dapat menyatukan berbagai aspirasi dari semua masyarakat.
3. Penerapan prinsip GGG dalam pengelolaan ADD di Desa Bugisan
Berdasarkan hasil jawaban dari kedua pihak responden yaitu pihak
pemerintah desa yang terdiri dari kepala desa beserta perangkat desa dan
pihak masyarakat membuktikan bahwa Pemerintah Desa Bugisan sudah
menerapkan prinsip-prinsip Good Government Governance yaitu prinsip
demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum, kewajaran dan
kesetaraan dalam pengelolaan ADD. Sebagian kecil responden masyarakat
desa maupun responden perangkat desa yang memilih opsi jawaban tidak
diterapkan (TD) dan sebagian diterapkan (SD), jawaban tersebut dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
dijadikan sebagai bahan evaluasi dan masukan bagi Pemerintah Desa Bugisan
dalam proses pengelolaan Alokasi Dana Desa. Pendapat dari kedua pihak
responden dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Desa Bugisan untuk
memperbaiki sistem penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan bagi
masyarakat, peningkatan kelengkapan dan keterbukaan informasi mengenai
proses pengelolaan ADD, peningkatan standar kinerja perangkat desa, serta
penindaklanjutan pengaduan dari masyarakat. Adanya kerjasama yang lebih
baik antara masyarakat dengan Pemerintah Desa dapat mendukung penerapan
Good Government Governance yang berkualitas sehingga alokasi dana desa
dapat terserap secara optimal dan tersalurkan kepada masyarakat demi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Bugisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip Good Government Governance telah diterapkan oleh pemerintahan
Desa Bugisan dalam proses pengelolaan Alokasi Dana Desa. Dalam
penyelenggaraan pemerintahan, Pemerintah Desa Bugisan telah menerapkan
prinsip-prinsip GGG yaitu demokrasi, transparansi, akuntabilitas, budaya hukum,
kewajaran dan kesetaraan. Kesimpulan dari masing-masing prinsip GGG dalam
pengelolaan ADD meliputi:
1. Prinsip Demokrasi telah diterapkan dalam pengelolaan ADD, namun
Pemerintah Desa Bugisan perlu meningkatkan keefektifan pelaksanaan
MUSRENBANGDES (Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan Desa)
dan meningkatkan tingkat partisipasi baik aparat desa maupun masyarakat
dalam proses pengelolaan ADD.
2. Prinsip Transparansi telah diterapkan dalam pengelolaan ADD, namun
Pemerintah Desa Bugisan perlu meningkatkan kelengkapan informasi yang
mudah diakses dan dipahami oleh masyarakat sehingga informasi yang
disampaikan dapat tersebar secara merata kepada semua lapisan masyarakat.
3. Prinsip Akuntabilitas telah diterapkan dalam pengelolaan ADD, namun
Pemerintah Desa Bugisan perlu meningkatkan ukuran kinerja aparat
pemerintah dalam pelayanan kepada masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
4. Prinsip Budaya Hukum telah diterapkan dalam pengelolaan ADD. RAPB
Desa yang disusun telah mengandung nilai untuk mewujudkan supremasi
hukum sehingga dalam proses pengelolaan ADD dilaksanakan secara
professional, jujur, dan taat sesuai dengan ketentuan serta tidak ditemukan
pelanggaran dalam pengelolaan ADD di Desa Bugisan.
5. Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan telah diterapkan dalam pengelolaan ADD,
namun hanya aparat pemerintah desa tertentu yang memiliki kewenangan
untuk menetapkan dan melaksanakan peraturan terutama proses pelaksanaan
ADD. Pemerintah Desa juga perlu meningkatkan standar pelayanan dengan
memerhatikan kepentingan dan masukan dari masyarakat.
B. Keterbatasan
1. Jam kerja responden perwakilan masyarakat desa yang bervariasi karena
memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda sehingga peneliti
kesulitan untuk membuat janji untuk bertemu dengan responden secara
langsung untuk menjelaskan maksud dari penelitian dan cara pengisian
kuesioner dengan benar.
2. Situasi penelitian yang kurang kondusif karena mendekati pemilihan kepala
desa, sehingga menyebabkan beberapa responden masyarakat berprasangka
bahwa penelitian ini terkait politik dan dapat menimbulkan jawaban
responden kurang objektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
C. Saran
1. Bagi Pemerintah Desa Bugisan
Pemerintah Desa Bugisan, dalam prinsip demokrasi, perlu mengevaluasi
dan meningkatkan kefektifan pelaksanaan MUSRENBANGDES. Pada
prinsip transparansi, Pemerintah Desa Bugisan perlu menyediakan informasi
terkait pengelolaan ADD yang lengkap dan mudah diakses oleh masyarakat
dengan menyediakan banyak papan informasi serta memanfaatkan internet
dan sosial media. Sedangkan dalam prinsip akuntabilitas serta prinsip
kewajaran dan kesetaraan, Pemerintah Desa Bugisan perlu mengevaluasi dan
meningkatkan standar kinerja aparat pemerintahan serta standar pelayanan
yang berkualitas bagi masyarakat.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Berdasarkan pentingnya penerapan prinsip GGG, peneliti selanjutnya
disarankan tidak hanya memilih desa yang terlihat menonjol kemajuan
desanya namun juga dapat membandingkan dengan desa yang kurang
menonjol kemajuan desanya, sehingga dapat menilai apakah desa yang
kurang dalam kemajuan desanya tidak menerapkan prinsip GGG atau ada
faktor lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
DAFTAR PUSTAKA
Duadji, Noverman. 2012. Good Governance dalam Pemerintah Daerah.
Dipublikasikan. Jurnal. Administrasi Negara FISIP. Universitas Lampung.
Ismail, Muhammad et al. 2016. Sistem Akuntansi Pengelolaan Dana Desa.
Dipublikasikan.Jurnal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Sebelas Maret.
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2008. Pedoman Umum Good
Public Governance Indonesia. Jakarta.
Manaan, Maria Fransisca VF. 2017. “Penerapan Prinsip Good Government
Governance dalam Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban Alokasi
Dana Desa di Desa Wijirejo Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul”. Skripsi.
Program Studi Akuntansi. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Manossoh, Hendrik. 2015. Implementasi Sistem Akuntansi Pemerintahan Dalam
Mewujudkan Good Government Governance pada Pemerintah Provinsi Sulawesi
Utara. Dipublikasikan. Jurnal. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Universitas Sam Ratulangi.
Mardiasmo. 2004. Otonomi & Manajemen Keuangan Daerah. Andi Offset,
Yogyakarta.
Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Andi Offset, Yogyakarta.
Nuryaman, Veronica Christina. 2015. Metodologi Penelitian Akuntansi dan Bisnis.
Ghalia Indonesia, Bogor.
Partino. 2009. Statistik Deskriptif. Safira Isania Press, Yogyakarta.
Peraturan Bupati Klaten Nomor 46 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2007 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 113 Tahun 2014
Tentang Pengelolaan Keuangan Desa.
Rustiarini, Ni Wayan. 2016. Good Governance dalam Pengelolaan Dana Desa.
Dipublikasikan. Jurnal. Simposium Nasional Akuntansi XIX. Lampung.
Sanusi, Anwar. 2011. Metodologi Penelitian Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Spillane, James J. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Lampiran 1. SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Lampiran 2. KUESIONER PENELITIAN
KUESIONER PENELITIAN
A. Data Responden
Nama Responden :
Jenis Kelamin : Laki-Laki / Perempuan
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :
B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah dan jawablah semua pernyataan dengan teliti tanpa ada yang
terlewatkan.
2. Jawab Pernyataan sesuai dengan kenyataan yang terjadi di Desa Bugisan.
3. Berilah tanda centang () untuk jawaban yang menurut ada tepat sesuai
dengan keadaan riil yang terjadi, dengan keterangan:
PILIHAN KETERANGAN
TD Tidak Diterapkan
SD Sebagian Diterapkan
PD Secara Penuh Diterapkan
4. Bagi responden yang menjawab “Sebagian Diterapkan” dan “Tidak
Diterapkan”, silahkan isi penjelasan singkat di kolom keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
C. Daftar Pernyataan
No Pernyataan
Persepsi Keterangan
TD SD PD
Prinsip Demokrasi
1 Pemilihan aparat Pemerintah Desa dilakukan secara bertanggungjawab, atas dasar
kepentingan masyarakat.
2 Pemerintah Desa mampu mendengar, memilah, memilih dan menyalurkan aspirasi
masyarakat dengan berpegang pada kepentingan masyarakat terutama dalam proses
pengelolaan Alokasi Dana Desa.
3 Penyusunan RAPBDesa terutama dalam Alokasi Dana Desa mengikutsertakan
partisipasi masyarakat secara bertanggungjawab.
4 Penyusunan rencana pengelolaan Alokasi Dana Desa disusun dalam rangka
mewujudkan kepentingan masyarakat.
5 Pemerintah Desa menerapkan prinsip partisipasi dalam melaksanakan fungsi, tugas
dan kewenangannya
Prinsip Transparansi
6 Pemerintah Desa menyediakan informasi proses pengelolaan Alokasi Dana Desa
agar masyarakat dapat berpartisipasi dalam proses pelaksanaan kegiatannya.
7 Pemerintah Desa mengumumkan secara terbuka proses pengelolaan Alokasi Dana
agar pemangku kepentingan dapat memahami dan melaksanakannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
87
No Pernyataan
Persepsi Keterangan
TD SD PD
8 Pemerintah Desa menyediakan informasi yang mudah diakses dan dipahami oleh
masyarakat mengenai pengelolaan Alokasi Dana Desa.
9 Pemerintah Desa menyediakan informasi mengenai penyusunan rencana strategis,
program kerja dan anggaran serta pelaksanaan.
10 Kelengkapan penyediaan informasi pengelolaan Alokasi Dana Desa oleh
Pemerintah Desa dinilai dan diawasi oleh masyarakat sebagai bagian dari kontrol
sosial.
Prinsip Akuntabilitas
11 Pemerintah Desa menetapkan rincian fungsi, tugas serta wewenang dan
tanggungjawab masing-masing yang selaras dengan tujuan pemerintah desa.
12 Aparat Pemerintah Desa memiliki ukuran kinerja serta memastikan tercapainya
kinerja tersebut.
13 Dalam rangka mempertanggungjawabkan kinerjanya, setiap aparat pemerintah desa
melaksanakan tugasnya secara jujur terutama dalam proses pengelolaan Alokasi
Dana Desa.
14 Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa harus disampaikan secara berkala sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
15 Pemerintah Desa menindaklanjuti setiap keluhan atau pengaduan yang disampaikan
masyarakat terutama proses pelaksanaan pelaksanaan Alokasi Dana Desa.
Prinsip Budaya Hukum
16 Penyusunan RAPBDesa dilakukan secara terkoordinasi, dengan mengedepankan asas
transparansi, akuntabilitas, dan perlindungan Hak Asasi Manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
88
No Pernyataan
Persepsi Keterangan
TD SD PD
17 RAPBDesa mengandung nilai yang mendukung terwujudnya supremasi hukum demi
terciptanya kepastian hukum dan masyarakat.
18 Dalam proses pengelolaan Alokasi Dana Desa, Pemerintah Desa menjalankan tugsa
dan kewajibannya secara professional,jujur dan taat sehingga terhindar dari praktek
kolusi, korupsi, dan nepotisme.
19 Pemerintah Desa memastikan terwujudnya penyelenggaraan Alokasi Dana Desa
yang bersih dan sesuai dengan prinsip-prinsip.
20 Jika terdapat pelanggaran dalam proses pengelolaan Alokasi Dana Desa akan ada
sanksi yang dilaksanakan secara taat sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Prinsip Kewajaran dan Kesetaraan
21 Setiap aparat Pemerintah desa memiliki kewenangan untuk menetapkan dan
melaksanakan peraturan terutama dalam proses pengelolaan Alokasi Dana Desa dan
mengutamakan hak-hak masyarakat.
22 Untuk melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, pemerintah desa menetapkan
standar pelayanan yang berkualitas.
23 Standar pelayanan yang berkualitas disusun dengan memperhatikan
lingkungan,kepentingan, dan masukan dari masyarakat.
24 Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Alokasi Dana Desa diawasi oleh masyarakat
dan lembaga yang diberi kewenganan untuk melakukan pengawasa.
25 Pada proses pelaksanaan Alokasi Dana Desa atas dasar kewajaran dan kesetaraan
tanpa membedakan agama, suku, kelompok, dan golongan yang bersangkutan.
Sumber: KNKG 2008 tentang Pedoman Umum Good Public Governance Indonesia, dengan adanya modifikasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
Lampiran 3. DATA JAWABAN KUESIONER
Responden Pemerintah Desa
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 total
1 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 68
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
5 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 73
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
Responden Masyarakat Desa
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 total
1 3 3 3 3 3 1 3 1 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 63
4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 71
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
7 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 70
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
9 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 73
11 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 73
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 73
13 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
14 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
15 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
No P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 total
16 3 2 3 3 3 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 42
17 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 69
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
19 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 45
20 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
21 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 33
22 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 2 3 3 58
23 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 60
24 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
25 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 71
26 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
27 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 69
28 1 2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 60
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 72
30 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
32 3 3 3 3 3 1 3 1 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69
33 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 64
34 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 74
35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 49
36 3 2 2 3 3 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 3 2 1 1 1 3 2 47
37 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
38 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Lampiran 4. DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA
Narasumber : Pemerintah Desa terdiri dari Kepala Desa
1. Apakah Pemerintah Desa Bugisan mengetahui 5 prinsip Good Government
Governance (Tata Kelola Pemerintahan yang Baik) yaitu: Demokrasi,
Akuntabilitas, Transparansi, Budaya Hukum, serta Kewajaran dan Kesetaraan?
2. Menurut pandangan anda, sejauh ini bagaimana Desa Bugisan menjalankan tata
kelola pemerintahan yang baik terutama dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa?
3. Bagaimana mekanisme tahap penyaluran dan pencairan Alokasi Dana Desa ?
Apakah seluruh perangkat desa terlibat dalam proses tersebut?
4. Bagaimana proses perencanaan dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa? Apakah
peran masyarakat juga dilibatkan?
5. Dalam proses pelaksanaan kegiatan pengelolaan dana desa, apakah masyarakat
juga ikut terlibat?
6. Bagaimana pemerintah Desa Bugisan melaksanakan pertanggungjawabannya
dalam pengelolaan Alokasi Dana Desa?
7. Apa saja jenis laporan pertanggungjawaban pengelolaan Alokasi Dana Desa?
8. Apakah hasil pelaksanaan program Alokasi Dana Desa telah disesuai dengan
yang direncanakan, apakah hasil pengelolaan Alokasi Dana Desa dapat dirasakan
secara langsung oleh masyarakat?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Lampiran 5. HASIL PELAKSANAAN ADD DESA BUGISAN TAHUN 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI