Good Governance and Clean Government Legitimate Good ... 2015/2. B… · Pemerintah dalam rangka...

of 32 /32
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean Government) merupakan prasyarat bagi setiap Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan Legitimate agar penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat terselenggara dengan baik apabila terwujudnya Good Governance. Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas sebagaimana dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui program dan kegiatan yang telah di rencanakan secara periodik. Ini berarti bahwa akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan reviu dan evaluasi mengenai standar pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut. Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

Embed Size (px)

Transcript of Good Governance and Clean Government Legitimate Good ... 2015/2. B… · Pemerintah dalam rangka...

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 1

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good

    Governance and Clean Government) merupakan prasyarat bagi setiap

    Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan

    serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan

    penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan Legitimate agar

    penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara

    berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari

    korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat

    terselenggara dengan baik apabila terwujudnya Good Governance.

    Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas sebagaimana dalam

    Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem

    Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas

    merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk

    mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi

    dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui

    program dan kegiatan yang telah di rencanakan secara periodik. Ini berarti bahwa

    akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan reviu dan evaluasi mengenai standar

    pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi

    dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki

    tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut.

    Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama

    dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan

    reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 2

    pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu.

    Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik

    adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain

    pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan

    mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas

    yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian

    tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian

    tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi.

    Tujuan tersebut dapat dilihat dalam Rencana Strategis (Renstra) organisasi,

    Rencana Kinerja Tahunan, dan Perjanjian Kinerja, dengan tetap berpegangan

    pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana

    Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor.

    Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor adalah sebagai

    bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor

    dalam pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam

    perspektif yang lain Laporan Kinerja merupakan alat kendali, penilai kinerja secara

    kuantitatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi

    Pemerintah dalam rangka menuju perwujudan Good Governance, atau sebagai

    media pertanggung-jawaban Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap masyarakat

    Kabupaten Bogor.

    Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015

    dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang

    Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan

    Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

    Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur

    Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

    Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

    Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem

    Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah

    Kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean

    Government) di Indonesia.

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 3

    Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 ini berisikan

    mengenai pencapaian program dan kegiatan dalam Rencana Pembangunan

    Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor berikut indikator

    kinerjanya, penjelasan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja, serta memuat

    perbandingan pencapaian kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah

    Kabupaten Bogor mengacu pada :

    1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang

    Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa

    Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8);

    2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang

    Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan

    Nepotisme;

    3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang

    Keuangan Negara;

    4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang

    Perbendaharaan Negara;

    5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang

    Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

    Pemerintahan Daerah;

    6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

    Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;

    7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang

    Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;

    8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang

    Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan

    Pembangunan Daerah;

    9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang

    Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

    10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan

    kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 4

    11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan

    Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara

    Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana

    Pembangunan Daerah;

    12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

    Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan

    Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

    13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003

    tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

    Instansi Pemerintah;

    14. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan

    dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah;

    15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 tahun 2014 tentang Perubahan

    Perda Nomor 16 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

    Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;

    16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2014 Tanggal 31

    Desember 2014 tentang Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah

    (APBD) Kabupaten Bogor Tahun 2015; dan

    17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 10 Tahun 2015 Tanggal 2

    November 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

    Daerah (APBD) Tahun 2015.

    1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor

    Amanah Konstitusi pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

    tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dijabarkan lebih lanjut pada Pasal 2

    bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah provinsi, dan

    Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota. Lebih lanjut dalam

    Pasal 3 nya menegaskan bahwa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan

    daerah dan masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah. Secara garis besar

    terdapat 3 (tiga) urusan Pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang

    Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 ini, yaitu Urusan Pemerintahan Absolut,

    Konkuren dan Umum. Urusan pemerintahan Absolut adalah Urusan Pemerintahan

    yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, Urusan Umum adalah

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 5

    urusan yang menjadi urusan pemerintahan baik di Pusat, Provinsi atau

    Kabupaten/Kota, Urusan Pemerintahan Konkuren adalah Urusan Pemerintahan

    yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi dan

    Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang

    diserahkan ke daerah sehingga inilah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi

    Daerah. Urusan Konkuren dibagi menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.

    Sedangkan Urusan Wajib dibagi menjadi Pelayanan Dasar dan Non Pelayanan

    Dasar. Urusan pemerintahan Wajib dan menjadi Pelayanan Dasar ada 6 (enam)

    urusan, yaitu: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang;

    perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum,

    dan pelindungan masyarakat; dan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 12

    Undang-Undang Pemerintah Daerah tersebut.

    Untuk melaksanakan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, telah ditetapkan

    Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan

    Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor. Perangkat

    Daerah Kabupaten Bogor terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan

    Lembaga Teknis Daerah.

    Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur staf Pemerintah

    Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional,

    sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur penunjang

    Pemerintah Kabupaten Bogor, baik sebagai unit staf maupun unit lini yang terdiri

    dari Badan dan Kantor.

    Dinas Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur pelaksana pemerintah

    daerah Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di

    bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Selain

    itu, kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor merupakan Organisasi Perangkat

    Daerah (OPD) Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Kepala Kecamatan yang

    disebut Camat, sementara Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang

    dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah.

    Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor selengkapnya disajikan

    dalam Gambar 1.1.

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 6

    Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008

    Kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah

    Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:

    1. Bupati/ Wakil Bupati

    Bupati Bogor mempunyai kewajiban :

    1) Mempertahankan dan memelihara ketentraman Negara Kesatuan

    Republik Indonesia sebagai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan tanggal

    17 Agustus 1945;

    2) Memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

    3) Menghormati kedaulatan rakyat;

    4) Menegakan seluruh peraturan perundangan;

    5) Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat;

    6) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan

    7) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah dan menetapkannya sebagai

    Peraturan Daerah bersama DPRD.

    BUPATI

    WAKIL BUPATI

    SEKRETARIAT DAERAH

    DINAS DAERAH SEKRETARIAT DPRD

    KELURAHAN

    KECAMATAN

    LEMTEKDA

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 7

    Wakil Bupati Bogor mempunyai tugas :

    1) Membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan kewajibannya;

    2) Mengkoordinasikan kegiatan organisasi perangkat daerah/instansi

    pemerintah di daerah; dan

    3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor.

    2. Sekretariat Daerah

    Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu

    Bupati Bogor dalam mengkoordinasikan tugas-tugas penyelenggaraan

    pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat serta memberikan

    pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.

    Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat Daerah Kabupaten

    Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut :

    1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;

    2) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;

    3) Pengkoordinasian pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan,

    prasarana, dan sarana Pemerintah Daerah;

    4) Pengkoordinasian staf terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh

    perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan administrasi

    pemerintahan;

    5) Pengkoordinasian tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan

    kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data,

    merumuskan program dan petunjuk teknis serta monitoring dan

    evaluasi perkembangan penyelenggaraan pemerintahan,

    pembangunan dan kemasyarakatan;

    6) Pengkoordinasian perumusan peraturan perundangan yang

    menyangkut tugas pemerintahan daerah;

    7) Pengkajian kebijakan pendayagunaan aparatur, organisasi dan tata

    laksana serta pelayanan teknis administratif perangkat daerah;

    (8) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; dan

    (9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai

    dengan tugas dan fungsinya.

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 8

    3. Sekretariat DPRD

    Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan

    administratif kepada anggota DPRD. Dalam menyelenggarakan tugas pokok,

    Sekretariat DPRD mempunyai fungsi :

    1) Penyelenggaraan fasilitasi rapat DPRD;

    2) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota

    DPRD;

    3) Penyelenggaraan tata usaha DPRD;

    4) Pengkajian produk peraturan perundangan; dan

    5) Penyelenggaraan hubungan antara lembaga dan kemasyarakatan.

    4. Dinas Daerah

    Dinas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam

    melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang tertentu dalam

    rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugas

    pokok, Dinas Daerah mempunyai fungsi :

    1) Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis operasional sesuai dengan

    bidang tugasnya;

    2) Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum; dan

    3) Pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas.

    Dinas Daerah pada tahun 2015, terdiri dari :

    1) Dinas Kesehatan;

    2) Dinas Pendidikan;

    3) Dinas Bina Marga dan Pengairan;

    4) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

    5) Dinas Kebersihan dan Pertamanan;

    6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;

    7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

    8) Dinas Komunikasi dan Informasi;

    9) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan

    Perdagangan;

    10) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 9

    11) Dinas Pemuda dan Olahraga;

    12) Dinas Pendapatan Daerah;

    13) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah;

    14) Dinas Pertanian dan Kehutanan;

    15) Dinas Peternakan dan Perikanan;

    16) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

    17) Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman;

    18) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan;

    5. Lembaga Teknis Daerah

    Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor

    dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidangnya.

    Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Lemtekda mempunyai fungsi :

    1) Perumusan kebijakan teknis sesuai bidang tugasnya; serta

    2) Pelaksanaan koordinasi dan pelayanan penunjang penyelenggaraan

    Pemerintahan Daerah.

    Lembaga Teknis Daerah tahun 2015 terdiri dari :

    1) Inspektorat;

    2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI;

    3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

    4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;

    5) Badan Lingkungan Hidup;

    6) Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan

    dan Kehutanan;

    7) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;

    8) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

    9) Badan Perizinan Terpadu;

    10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

    11) RSUD Ciawi;

    12) RSUD Cibinong;

    13) RSUD Leuwiliang;

    14) RSUD Cileungsi

    15) Satuan Polisi Pamong Praja;

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 10

    16) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;

    17) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;

    18) Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa.

    6. Kecamatan

    Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam

    menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan

    kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Bupati Bogor. Dalam

    menyelenggarakan tugas pokok, kecamatan mempunyai fungsi :

    1) Penyelenggaraan tugas-tugas pokok kecamatan dan pembinaan

    kelurahan/desa;

    2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah;

    3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan

    yang menjadi tanggungjawab kecamatan;

    4) Penyelenggaraan pelayanan umum;

    5) Pengkoordinasian perangkat daerah dalam wilayah kecamatan; dan

    6) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa,

    kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

    pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.

    Pembagian wilayah kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun

    2015 terdiri dari :

    1) Kecamatan Babakan Madang,

    2) Kecamatan Cariu,

    3) Kecamatan Cibinong,

    4) Kecamatan Cileungsi,

    5) Kecamatan Citeureup,

    6) Kecamatan Gunung Putri,

    7) Kecamatan Jonggol,

    8) Kecamatan Klapanunggal,

    9) Kecamatan Sukamakmur,

    10) Kecamatan Tanjungsari,

    11) Kecamatan Bojonggede,

    12) Kecamatan Ciomas,

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 11

    13) Kecamatan Ciseeng,

    14) Kecamatan Dramaga,

    15) Kecamatan Gunung Sindur,

    16) Kecamatan Kemang,

    17) Kecamatan Parung,

    18) Kecamatan Rancabungur,

    19) Kecamatan Sukaraja,

    20) Kecamatan Tajurhalang,

    21) Kecamatan Caringin,

    22) Kecamatan Ciampea,

    23) Kecamatan Ciawi,

    24) Kecamatan Cigombong,

    25) Kecamatan Cijeruk,

    26) Kecamatan Cisarua,

    27) Kecamatan Megamendung,

    28) Kecamatan Pamijahan,

    29) Kecamatan Tamansari,

    30) Kecamatan Tenjolaya,

    31) Kecamatan Cibungbulang,

    32) Kecamatan Cigudeg,

    33) Kecamatan Jasinga,

    34) Kecamatan Leuwiliang,

    35) Kecamatan Leuwisadeng,

    36) Kecamatan Nanggung,

    37) Kecamatan Parung Panjang,

    38) Kecamatan Rumpin,

    39) Kecamatan Sukajaya, dan

    40) Kecamatan Tenjo.

    7. Kelurahan

    Kelurahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam

    menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan

    kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Camat. Dalam

    menyelenggarakan tugas pokok, Kelurahan mempunyai fungsi :

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 12

    1) Penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan;

    2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah;

    3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan

    yang menjadi tanggungjawab kelurahan;

    4) Penyelenggaraan pelayanan umum; dan

    5) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa,

    kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam

    pembangunan dan kemasyarakatan.

    Jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor terdapat sebanyak 17

    kelurahan, sebagaimana dilihat pada Tabel 1.1.

    Tabel 1.1. Kelurahan di Kabupaten Bogor

    Kecamatan Kelurahan

    1 Cibinong

    1 Pabuaran

    2 Cibinong

    3 Cirimekar

    4 Ciriung

    5 Nanggewer

    6 Nanggewer Mekar

    7 Sukahati

    8 Tengah

    9 Pakansari

    10 Karadenan

    11 Harapanjaya

    12 Pondok Rajeg

    2 Kemang 13 Atang Senjaya

    3 Ciomas 14 Padasuka

    4 Cisarua 15 Cisarua

    5

    Citeureup

    16 Karang Asem Barat

    17 Puspanegara Sumber : Kab. Bogor Dalam Angka 2015

    1.3 Kondisi Ekonomi

    Kondisi Ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2015 relatif stabil bahkan

    mengalami peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan tumbuhnya

    beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang

    ekonomi daerah. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pengembangan potensi

    unggulan daerah maupun sektor-sektor pergerakan nilai Produk Domestik

    Regional Bruto (PDRB).

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 13

    Untuk lebih jelasnya mengenai uraian potensi unggulan daerah dan sektor-

    sektor penggerak nilai PDRB tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

    a. Potensi Unggulan Daerah

    Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan suatu barang atau jasa yang

    dimiliki dan dikuasai oleh suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan

    daya saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang

    diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan

    pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi,

    kemampuan sumber daya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi

    sosial budaya setempat) yang berkembang di lokasi tertentu. Kabupaten

    Bogor memiliki banyak sekali sumber daya alam yang sangat potensial untuk

    dikembangkan menjadi produk unggulan daerah. Untuk itu potensi-potensi

    sumber daya alam tersebut harus selalu dikembangkan agar menjadi

    komoditi unggulan yang memiliki daya saing yang kuat, baik di tingkat

    kabupaten, regional maupun tingkat nasional bahkan internasional.

    Kebijakan pengembangan komoditas unggulan baik yang telah berkembang

    maupun yang masih potensial di Kabupaten Bogor didasarkan pada

    Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2014 tentang Revitalisasi Pertanian dan

    Pembangunan Perdesaan dan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010

    tentang Peningkatan Daya Saing Komoditas Kabupaten Bogor serta hasil-

    hasil kajian pengembangan komoditas unggulan kecamatan oleh Bappeda

    Kabupaten Bogor, yang diantaranya memuat zonasi dan arah

    pengembangan sebagaimana tercantum pada Tabel 1.2.

    Tabel 1.2. Pengembangan Zonasi Pertanian dan Non Pertanian

    Zona Kecamatan Arah Pengembangan

    1 Rumpin, Cigudeg, Parung Panjang, Jasinga, Tenjo

    Agrosilvopastoral, yaitu pengembangan agroforestry yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan peternakan

    2 Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan

    Agroekowisata yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan perikanan. Pola pengembangan komoditas strategis: agropolitan dan minapolitan

    3 Ciampea, Tenjojaya, Dramaga, Ciomas

    Industri non-farm yang didukung dengan sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan

    4 Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Industri perdesaan dan pengembangan

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 14

    Zona Kecamatan Arah Pengembangan

    Parung, Ciseeng, Gunung Sindur UMKM, yang tetap berbasiskan pada produk atau komoditas pertanian secara luas serta perikanan berbasis minapolitan

    5 Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin

    Diversifikasi pertanian dan agroekowisata

    6 Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang

    Ekowisata yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak dalam rangka membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat

    7 Cileungsi, Klapanunggal, Gunung Putri, Citeureup, Cibinong, Bojonggede

    Pertanian perkotaan dan industri. Pengembangan urban agriculture bertitik tolak pada produk atau komoditas pertanian yang sudah diusahakan oleh warga. Pengembangan industri besar dikaitkan dengan ada rencana pengembangan Cibinong Raya

    8 Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Jonggol

    Lumbung pangan melalui peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pemukinman

    Sumber : Perbup Bogor No. 38/2014 dan Perbup Bogor No. 62/2010

    b. Sektor-Sektor Penggerak Nilai PDRB

    1) Pertanian dan Tanaman Pangan

    Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor untuk

    dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi

    unggulan tanaman pangan, antara lain : Talas, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar.

    Pengembangan Talas sangat bergantung pada lokasi (spesifik lokasi).

    Produksi Talas tahun 2015 mencapai 8.509 ton, sentra komoditi

    ungulan talas di Kecamatan Cigombong dengan lokasi pengembangan

    terdapat di Kecamatan Tamansari dan Cijeruk. Sedangkan produksi ubi

    kayu pada tahun 2015 mencapai 111.116 ton, sentra komoditi terdapat

    di Babakan Madang dan Sukaraja dengan lokasi pengembangan

    terdapat di Kecamatan Cibungbulang, Cibinong, Citeureup, Babakan

    Madang dan Sukamakmur. Varietas yang telah dikembangkan adalah

    Varietas Darul Hidayah, Adira 4 dan Manu, dengan pertimbangan

    varietas tersebut mempunyai potensi hasil produksi yang cukup tinggi

    yaitu 50 - 100 ton/ha dengan kadar pati 25-31 %, sedangkan untuk

    varietas yang biasa ditanam oleh petani hanya mampu memproduksi

    sebesar 20 - 25 ton/ha, sehingga peluang terjadinya peningkatan

    produksi cukup tinggi. Komoditi unggulan tanaman pangan lainnya

    adalah ubi jalar. Jenis yang dikembangkan adalah varietas kuningan

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 15

    putih (AC putih) dengan pertimbangan bahwa varietas ini memiliki

    potensi produktivitas yang relatif tinggi dan tahan terhadap penyakit

    boleng, dengan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan

    Tamansari, Ciampea, Tenjolaya, Pamijahan, Cibungbulang, Leuwiliang,

    dan Leuwisadeng. Produksi ubi jalar yang dihasilkan selama tahun

    2015 sebanyak 52.851 ton, hal ini dipengaruhi oleh jenis penggunaan

    varietas unggul, bantuan sarana produksi (saprodi), dan tindakan

    pengamanan produksi selama masa panen hingga pasca panen. Belum

    terbentuk sentra ubi jalar, tetapi akan diarahkan di Kecamatan Ciomas.

    Penumbuhan agribisnis komoditas ubi jalar dan ubi kayu telah berhasil

    meningkatkan nilai ekonomis produk dari umbi segar menjadi tepung

    halus atau tepung tapioka setelah adanya bimbingan teknis dan

    bantuan alat pengolahan dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Dengan

    kegiatan ini diharapkan para petani dapat meningkatkan nilai tambah

    dari komoditas sekaligus dapat meningkatkan pendapatan para petani.

    2) Pertanian Hortikultura

    Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor untuk

    dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi

    unggulan hortikultura, antara lain : Jambu Biji Kristal, Pepaya,

    Rambutan, Manggis, Tanaman Obat, Tanaman Hias dan Nanas.

    Produksi Jambu Biji Kristal tahun 2015 mencapai 59.422 ton, dengan

    sentra komoditi unggulan diarahkan ke Kecamatan Caringin dan

    Tajurhalang, sedangkan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan

    Rancabungur, Tamansari, Dramaga, Cibungbulang, Cigombong, dan

    Pamijahan. Sentra komoditi unggulan tanaman Pepaya dikembangkan

    di Kecamatan Rancabungur, sedangkan wilayah pengembangan

    meliputi Kecamatan Sukaraja, Caringin, Jasinga, dan Cigudeg, dengan

    produksi mencapai 75.870 ton. Komoditas Rambutan banyak

    dikembangkan di Kecamatan Gunung Putri, dengan produksi mencapai

    222.587 ton, sedangkan untuk komoditas Manggis pemasarannya

    sampai ke mancanegara seperti Hongkong dan Taiwan, juga ke

    negara-negara di Timur Tengah. Pengembangan Manggis telah

    menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Good Agricultural

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 16

    Practices dalam budidayanya. Lokasi sentra komoditi unggulan terdapat

    di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng dan Cigudeg, wilayah

    pengembangannya di Kecamatan Jasinga, dengan produksi mencapai

    76.057 ton pada tahun 2015.

    3) Perkebunan

    Komoditi unggulan perkebunan yang dikelola masyarakat adalah : kopi,

    karet, pala, dan cengkeh. Produksi kopi pada tahun 2015 sebanyak

    10.312,13 ton meningkat 3 (tiga) persen dari tahun 2014. Adapun

    sentra komoditi unggulan kopi di Kecamatan Sukamakmur, selain itu

    wilayah pengembangannya di Kecamatan Pamijahan, Tanjungsari,

    Cigudeg, dan Jasinga juga menjadi penyumbang terbesar produksi

    kopi. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki

    nilai ekonomis tinggi.

    Tanaman karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap

    pada umur 5 tahun dengan masa produksi selama 25 - 35 tahun. Pada

    tahun 2015 produksi karet rakyat sebesar 3.028,64 ton. Sentra komoditi

    unggulan karet adalah Kecamatan Jasinga, dimana Kecamatan

    Cigudeg dan Tanjungsari sebagai wilayah pengembangannya.

    Sedangkan sentra komoditi unggulan pala diarahkan di Kecamatan

    Sukajaya, sedangkan sebagai wilayah pengembangannya adalah

    Kecamatan Caringin, Cigombong dan Tamansari. Produksi pala pada

    tahun 2015 sebesar 972,81 ton, daging pala banyak digunakan sebagai

    bahan manisan pala baik kering maupun basah. Selain itu biji pala juga

    mempunyai potensi ekonomis sebagai rempah-rempah untuk obat dan

    bumbu dapur.

    Sentra komoditi unggulan cengkeh diarahkan di Kecamatan Nanggung

    dengan wilayah pngembangan di Kecamatan Tanjungsari, adapun

    produksi cengkeh tahun 2015 sebesar 1.354,48 ton meningkat sebesar

    2 (dua) persen dari tahun 2014. Sentra komoditi unggulan tanaman

    obat diarahkan di Kecamatan Cileungsi dengan wilayah pengembangan

    di Kecamatan Ciseeng dan Nanggung.

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 17

    Sentra komoditi unggulan tanaman hias diarahkan di Kecamatan

    Tamansari dengan wilayah pengembangan meliputi Kecamatan

    gunungsindur dan Cijeruk.

    4) Kehutanan

    Belum ada komoditi kehutanan baik hasil hutan kayu maupun non kayu

    yang ditetapkan sebagai komoditi unggulan. Namun berdasarkan

    jumlah produksi di masyarakat terdapat potensi kayu rakyat yang dapat

    dikembangkan menjadi komoditi unggulan, yaitu kayu afrika dengan

    produksi 199,83 m, kayu sengon (albizia) 718,05 m, kayu mahoni

    313,44 m, kayu jati 37,03 m dan campurab 361,00 m.

    Sedangkan hasil hutan non kayu yang memiliki potensi unggulan di

    Kabupaten Bogor adalah jamur kayu dengan produksi 1.770,62 ton,

    lebah madu dengan produksi 4.089,6 liter, dan bambu dengan produksi

    350.793 batang.

    5) Perikanan

    Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi,

    pembibitan maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan

    kebutuhan akan ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten

    Bogor.

    Pada tahun 2015 produksi ikan konsumsi sebanyak 112.790,38 ton dan

    Benih ikan konsumsi sebanyak 3.107.74,10 RE, dengan komoditi

    unggulan ikan lele, ikan gurame dan ikan mas. Komoditas lele

    dikembangkan di Kecamatan Ciseeng, Parung, Gunungsindur, Rumpin

    dan Ciawi. Komoditas gurame merupakan unggulan yang

    dikembangkan di Dramaga dan Bojonggede. Selain itu, daerah

    potensial lainnya adalah Ciampea, Gunungsindur, Ciseeng, Parung dan

    Kemang. Sedangkan komoditas ikan mas merupakan unggulan yang

    dikembangkan di Kecamatan Pamijahan dan Cibungbulang. Daerah

    potensial lainnya untuk pengembangan ikan mas adalah Ciseeng,

    Kemang, Parung, Ciampea dan Dramaga.

    Komoditas unggulan lainnya adalah ikan hias air tawar, sentra komoditi

    unggulan diarahkan di Kecamatan Cibinong, Ciampea dan Citeureup,

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 18

    dengan lokasi pengembangannya adalah Kecamatan Pamijahan,

    Cibungbulang, Tenjolaya, Ciomas, Tajurhalang, Kemang, Tajur dan

    Ciseeng. Produksinya pada tahun 2015 sebesar 242.520,23 RE.

    6) Peternakan

    Komoditas unggulan usaha peternakan pada tahun 2015 antara lain

    sapi perah dengan sentra komoditi unggulan di Kecamatan Cisarua dan

    Megamendung, dengan wilayah pengembangan di Kecamatan Ciawi,

    Pamijahan, Cibungbulang, Cijeruk dan Caringan.

    Produksi susu Kabupaten Bogor Tahun 2015 sebesar 11.430.374 liter

    atau hanya mencapai 91,14% dari target sebesar 12.541.329 liter.

    Tidak tercapainya produksi susu ini akibat banyaknya ternak sapi perah

    produktif yang dijual karena ketidakmampuan peternak dalam

    pelunasan kredit usaha sapi perah yang telah jatuh tempo. Populasi

    sapi perah pada tahun 2015 sebanyak 8.029 ekor.

    Pengembangan sapi perah saat ini sudah mampu melakukan

    diversifikasi produk yaitu selain susu juga yoghurt dan bahan makanan

    lainnya. Komoditas peternakan lainnya yang dikembangkan sebagai

    komoditas unggulan tahun 2015 adalah sapi potong dengan populasi

    sebanyak 43.577 ekor. Sentra komoditi unggulan terdapat di

    Kecamatan Jonggol dan Cariu, dengan daerah pengembangannya di

    Kecamatan Tanjungsari, Sukamakmur, Cileungsi, Gunungsindur,

    Rumpin, Cigombong dan Babakan Madang. Komoditi unggulan

    peternakan lainnya adalah kelinci, sentra komoditi unggulan terdapat di

    Kecamatan Tenjolaya. Selain untuk konsumsi, kelinci banyak dijual

    sebagai cindera mata yang berwisata di Gunung Salak Endah.

    Kabupaten Bogor juga mampu meniningkatkan produksi konsumsi

    protein hewani asal ternak sebesar 5,72 gram/kapita/hari. Peningkatan

    konsumsi protein hewani salah satunya karena didukung oleh produksi

    telur yang telah mampu mencukupi kebutuhan konsumsi telur

    masyarakat di Kabupaten Bogor. Populasi ayam ras petelur Tahun

    2015 sebanyak 4.404.665 ekor dengan produksi telur sebesar

    50.997.745 kg/tahun.

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 19

    Kondisi Potensi Unggulan Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di

    atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.3.

    Tabel 1.3. Komoditas Unggulan Primer Kabupaten Bogor Tahun 2015

    No Kegiatan/

    Usaha/Sektor

    Data

    Jenis Komoditi Unggulan

    Produksi / Populasi

    Keseluruhan

    Lokasi Desa/Kecamatan

    1 Usaha Tanaman Pangan

    Ubi Kayu (ton) 111.116 Babakan Madang,

    Sukaraja, Sukamakmur

    Ubi Jalar (ton) 52.851 Ciomas, Dramaga

    Talas (ton) 8.509 Cijeruk, Cigombong,

    Tamansari

    2 Usaha Hortikultura Pepaya (ton) 75.870 Cigudeg dan Rancabungur

    Manggis (ton) 76.057 Leuwisadeng, Cigudeg,

    Klapanunggal, Leuwiliang

    Jambu Biji (Kristal) (ton)

    59.422

    Rancabungur, Tamansari, Caringin, Pamijahan,

    Tajurhalang, Dramaga, Ciungbulang

    3 Perkebunan Rakyat

    Pala (ton) 972,81 Sukajaya, Caringin,

    Tamansari, Cigombong

    Karet (ton) 3.028,64 Jasinga, Tanjungsari,

    Cigudeg

    Cengkeh (ton) 1.354,48 Nanggung dan

    Tanjungsari

    Kopi (ton) 10.312,13 Sukamakmur

    4 Usaha Perikanan

    a Budidaya Ikan Konsumsi dan Penangkapan di Perairan Umum

    Lele (ton)

    82,397.10 Ciseeng, Parung, Kemang, Gunungsindur

    Mas (ton)

    11,165.77

    Pamijahan, Cibungbulang, Ciseeng, Kemang, Parung, Ciampea, Dramaga

    Gurame (ton)

    5,316.81

    Dramaga, Bojonggede, Ciampea, Gunungsindur, Ciseeng, Parung, Kemang

    b Budidaya ikan hias Ikan hias air

    tawar (RE)

    242,520.23

    Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Ciomas, Tajurhalang, Kemang, Tajur, Ciseeng

    c Pembenihan

    Benih Ikan Konsumsi (RE)

    3,107,748.10

    Parung, Ciseeng, Megamendung, Ciampea, Pamijahan, Dramaga, Rancabungur, Ciomas, Tenjolaya, Cibungbulang

    5 Usaha Peternakan

    a Ternak Besar

    Sapi potong (ekor)

    43,577

    Jonggol, Cariu, Tanjungsari, Sukamakmur, Cileungsi, Gunungsindur, Rumpin, Cigombong, Babakan Madg

    Sapi perah (ekor)

    8,029

    Pamijahan, Cibungbulang, Cisarua, Ciawi, Mega mendung,Cijeruk,Caringin

    Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2015 Dinas Pertanian dan

    Peternakan Kabupaten Bogor, 2015

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 20

    Selanjutnya komoditi unggulan sekunder di 40 kecamatan tersaji pada

    Tabel 1.4.

    Tabel 1.4. Komoditi Unggulan per Kecamatan Tahun 2013-2018

    No Kecamatan Komoditi unggulan

    Sekunder

    1 Babakan Madang Aneka Minuman/Kopi/Jahe

    2 Bojong Gede Aneka minuman/nata de coco

    3 Caringin Alas kaki/sepatu bayi

    4 Cariu Aneka Makanan

    5 Ciampea Kerajinan/tas

    6 Ciawi Aneka makanan/kue brownies

    7 Cibinong Aneka minuman/nata de coco

    8 Cibungbulang Alas Kaki

    9 Cigombong Aneka Makanan

    10 Cigudeg Aneka Makanan

    11 Cijeruk Alas kaki

    12 Cileungsi Aneka Minuman

    13 Ciomas Alas kaki

    14 Cisarua Aneka makanan/kue pelangi

    15 Ciseeng Kerajinan Logam

    16 Citeureup Kerajinan/logam

    17 Dramaga Aneka minuman/minuman pala

    18 Gunung Putri Kerajinan/sangkar burung

    19 Gunung Sindur Aneka Makanan

    20 Jasinga Kerajinan Kayu

    21 Jonggol Aneka Makanan

    22 Kemang Alas kaki

    23 Klapa Nunggal Kerajinan/boneka

    24 Leuwiliang Bahan bangunan/bata merah

    25 Leuwi Sadeng Bahan bangunan/bata merah

    26 Megamendung Aneka makanan/gemblong

    27 Nanggung Kerajinan Logam

    28 Pamijahan Aneka makanan/kue cincin

    29 Parung Aneka Makanan

    30 Parung Panjang Aneka Makanan

    31 Rancabungur Aneka Makanan

    32 Rumpin Aneka Makanan

    33 Sukajaya Konveksi

    34 Sukamakmur Aneka Minuman/Kopi

    35 Sukaraja Aneka makanan/Olahan ubi kayu

    36 Tajur Halang Aneka Makanan

    37 Taman sari Alas kaki

    38 Tanjung sari Kerajinan Kayu

    39 Tenjo Aneka Makanan

    40 Tenjolaya Aneka makanan/cincau hitam Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2015 Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bogor, 2015 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bogor, 2015

    7) Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah

    Sektor industri terdiri Industri Menengah Besar dan Industri Kecil

    Menengah. Sektor industri menengah besar didominasi oleh industri agro

    dan industri logam dengan nilai investasi sebesar Rp.976.824.847.670,-

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 21

    dan Rp.622.879.892.378.,-. Selain unggul dalam nilai investasi, kedua

    industri ini juga unggul dalam jumlah unit usaha yaitu sebesar 240 unit

    usaha untuk industri agro dan 158 unit usaha untuk industri logam. Industri

    menengah besar yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah

    industri tekstil dan produk tekstil dengan jumlah tenaga kerja sebanyak

    28.287 orang.

    Potensi industri kecil menengah meliputi IKM hasil hutan dengan nilai

    investasi sebesar Rp.11.043.559.252,- dari 205 unit usaha, IKM agro

    dengan nilai investasi sebesar Rp.28.333.626.666,- dari 444 unit usaha

    serta IKM tekstil dan produk tekstil dengan nilai investasi sebesar

    Rp.16.612.173.250,- dari 405 unit usaha.

    Sedangkan komoditi unggulan perdesaan industri kecil menengah (IKM)

    baik formal maupun non formal meliputi produk alas kaki, tas dan logam.

    Ketiga komoditi tersebut menjadi concern pemerintah daerah dalam

    pengembangannya yang meliputi beberapa kecamatan. Untuk lebih

    jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.5.

    Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun 2015

    No Kegiatan /

    Usaha / Sektor

    Data

    Jenis Potensi Unggulan

    Produksi / Populasi

    Keseluruhan

    Lokasi Desa/Kecamatan

    1 Industri Industri Besar

    1 Komponen Kendaraan bermotor

    407.209.465 pcs Ciawi, Cibinong, Citeureup, Gn. Putri, Cileungsi, Sukaraja, Babakan Madang, Parung panjang

    2 Peralatan Kantor dari Logam

    463.325 buah Gunung Putri, Cileungsi, Cibinong, Citeureup

    3 Kemasan kaleng 35.500 pcs Gunung Putri

    4 Karoseri 165.899 buah Cileungsi, Babakan Madang, Sukaraja, Gunung Putri, Cibinong, Klapanunggal

    5 Mesin Industri 320.601 buah Ciampea, Cibinong, Gunung Putri, Citeureup, Cijeruk, Cileungsi Klapanunggal, Ciomas

    6 Karet

    2.000.000 pcs Gunung Putri, Tajurhalang, Cileungsi, Cibinong, Ciampea

    1.821 ton

    18.000 lembar

    7 Bahan Kimia 34.460 ton Babakan madang, Cibinong

    8 Air Kemasan 144.677.000

    liter

    Citeureup, Tamansari, Cijujung,Sukaraja, Klapanunggal, Ciampea, Cigombong, Ciseeng, Megamendung

    9 Furniture

    1.440 ton Cileungsi, Gunungputi, Babakan madang, Cioteureup, Jonggol

    193.076 buah

    40.000 set

    2 Industri Kecil dan Menengah

    1 Konveksi/ Garment 660.000 kodi Ciampea, Caringin, Ciawi, Ciseeng

    2 Sepatu, sandal dan tas

    2.272.244 kodi Tamansari, Ciomas, Dramaga, Kemang, Cibungbulang

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 22

    No Kegiatan /

    Usaha / Sektor

    Data

    Jenis Potensi Unggulan

    Produksi / Populasi

    Keseluruhan

    Lokasi Desa/Kecamatan

    3 Miniatur pesawat 720 buah Cikarawang, Dramaga,

    4 Meubel bambu 150 set Cariu, Cibinong

    5 Anyaman bambu 33.368 pcs Rumpin, Tenjo, Tenjolaya, Cigudeg

    6 Bunga kering 30.735 tangkai Leuwisadeng, Tenjolaya

    Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2015

    8) Penggalian dan Pertambangan

    Pada komoditi lapangan usaha penggalian dan pertambangan, pada

    umumnya sudah banyak diusahakan dengan pangsa pasar tersendiri.

    Namun demikian terdapat komoditi yang menjadi unggulan, antara lain :

    emas, perak dan andesit sebagai bahan konstruksi serta tanah liat dan batu

    kapur sebagai bahan baku semen. Dalam Tabel 1.6 berikut menyajikan

    komoditi potensi unggulan dan komoditi unggulan lapangan usaha

    penggalian dan pertambangan.

    Tabel 1.6. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan Kabupaten Bogor Tahun 2015

    No Kegiatan /

    Usaha / Sektor

    Data

    Jenis Potensi Unggulan

    Produksi / Populasi

    Keseluruhan

    Lokasi Desa/Kecamatan

    1 Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan (ton)

    Andesit 12.251.692,57 Rumpin, Cigudeg

    Pasir dan Kerikil 43.489,40 Rumpin, Caringin, Jonggol

    Trass 132.624,47 Rumpin, Cigudeg, Parung panjang, Gunungsindur

    Tanah Liat 2.513.155,66 Klapanunggal, Citeureup

    Batu Kapur 18.933.383,21 Klapanunggal, Citeureup

    Tanah Urug 63.927,55 Rumpin

    Andesit Lapuk 551.800,45 Rumpin, Cigudeg

    2 Pertambangan Mineral Logam (kg)

    Emas 1.498,1172 Nanggung

    Perak 13.218,2332 Nanggung

    Galena 5.360,81 Cigudeg

    Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor, 2015

    9) Pariwisata

    Daya tarik wisata Kabupaten Bogor merupakan perpaduan antara karakter

    alamnya yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Kawasan Puncak

    merupakan kawasan primadona yang sampai saat ini belum tergantikan.

    Berdasarkan dokumen RIPPARDA 2014 pengembangan pariwisata

    diarahkan menjadi 5 destinasi yaitu : 1) destinasi wisata perkotaan, 2)

    destinasi wisata MILE dan rekreasi, 3) destinasi wisata warisan budaya dan

    pendidikan, 4) destinasi wisata kreatif, dan 5) destinasi wisata ekowisata.

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 23

    Jumlah wisatawan pada tahun 2015 sebanyak 5.083.214 orang. Daya tarik

    wisata Kabupaten Bogor menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun

    2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, yaitu

    meliputi :

    a) Daya Tarik Wisata Alam

    Kawasan Puncak terletak di Selatan Bogor yang merupakan

    daerah perbukitan dengan ketinggian antara 800-1500 m diatas

    permukaan laut (dpl), sehingga memiliki udara yang sejuk dan

    segar. Pada kawasan ini dapat dinikmati keindahan aneka obyek

    dan daya tarik wisata diantaranya : wisata Agro Gunung Mas,

    Telaga Warna, Curug Cilember, dan Taman Safari Indonesia.

    Selain itu banyak aktifitas wisata yang dapat dilakukan dengan

    setting alam diantaranya : tea walk, menunggang kuda,

    paralayang, outbond, fotografi dan lain-lain. Kawasan wisata

    dengan panorama alam yang indah dan berhawa sejuk tersebut

    telah didukung fasilitas camping ground, taman rekreasi, hutan

    wisata, hotel bintang dan non-bintang, tempat pertemuan dan

    seminar, sarana olah raga dan rumah makan/restoran.

    b) Daya Tarik Wisata Buatan

    Daya tarik wisata buatan dikembangkan dalam rangka memenuhi

    kebutuhan masyarakat di suatu wilayah yang tidak memiliki

    potensi asli. Salah satu wisata buatan yang menjadi tujuan wisata

    terbesar di Kabupaten Bogor adalah Taman Safari Indonesia (TSI)

    di Kecamatan Cisarua Bogor. TSI merupakan taman satwa

    terbesar di Indonesia dengan jumlah spesies satwa asing dan

    lokal tidak kurang dari 1.500 spesies. Jumlah kunjungan di TSI

    tahun 2015 tercatat 1.249.090 orang.

    Selain Taman Safari Indonesia masih banyak daya tarik wisata

    buatan lainnya yang tersebar di Kabupaten Bogor yaitu : Taman

    Wisata Matahari, Sirkuit Sentul, Taman Rekreasi Lido, Junggle

    Land Sentul, Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Wisata

    Cinangneng, serta Museum Mobil dan Keramik Sentul.

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 24

    c) Wisata Budaya

    Kabupaten Bogor memiliki berbagai atraksi seni dan budaya

    tradisional yang digelar dalam event Helaran secara rutin setiap

    tahun. Acara ini merupakan ajang atraksi seni dan budaya yang

    merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan. Objek

    wisata yang menjadi unggulan pada wisata budaya adalah

    Kampung Budaya Sindang Barang. Selain Kampung Budaya

    Sindang Barang, terdapat potensi wisata budaya unggulan lainnya

    seperti : Situs Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Adat Urug di

    Kecamatan Sukajaya, Bellacampa, Kampung Cina, Pura

    Parahyangan Agung Jagatkarta dan 19 Benda Cagar Budaya.

    Jenis daya tarik wisata di Kabupaten Bogor pada tahun 2015

    selengkapnya disajikan dalam Tabel 1.7.

    Tabel 1.7. Daya Tarik Wisata Kabupaten Bogor Tahun 2015

    No Nama Obyek Wisata Lokasi Kunjungan wisatawan

    Wisnus Wisman Jumlah

    1 Taman Safari Indonesia Cisarua 1.170.170 78.985 1.249.090

    2 Talaga Warna Cisarua 9.766 679 10.445

    3 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua 758.066 - 758.066

    4 Taman wisata riung Gunung Cisarua 1.394 - 1.394

    5 Curug Cilember Cisarua 1.839 174 2.013

    6 Taman rekreasi lido Cigombong 15.523 25 15.548

    7 Wana Wisata Bodogol Cigombong 1.262 15 1.277

    8 Taman Melrimba Cisarua 234 - 234

    9 Wana Wisata Citamiang Cisarua 266 - 266

    10 Curug Kembar/Batulayang Cisarua 256 - 256

    11 Curug Cikaracak Cisarua - - -

    12 Curug Panjang Megamendung - - -

    13 Taman Wisata Matahari Cisarua 866.276 - 866.276

    14 Wisata Desa Kampung Bambu

    Cijeruk - - -

    15 Curug Nangka Tamansari 69.377 15 69.392

    16 Curug Sentul Paradise Babakan Madang 451.257 164 451.421

    17 Buper Sukamantri Tamansari - - -

    18 Pemandian Air Panas GSE Pamijahan 9.045 100 9.145

    19 Curug Cigamea Pamijahan 1.956 100 2.056

    20 Curug Seribu Pamijahan 4.075 50 4.125

    21 Curug Ngumpet Pamijahan 5.370 55 5.425

    22 Wana Wisata Buper Gunung Bunder

    Pamijahan 1.698 - 1.698

    23 Eko Wisata kawah ratu Pamijahan 123 - 123

    24 Curug Jaksa Pamijahan - - -

    25 Situs batu tulis Ciaruteun Cibungbulang 6.257 - 6.257

    26 Kampung Wisata Cinangneng

    Ciampea 13.373 - 13.373

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 25

    No Nama Obyek Wisata Lokasi Kunjungan wisatawan

    Wisnus Wisman Jumlah

    27 Goa Gudawang Cigudeg 3.524 - 3.524

    28 Pemandian Air Panas Tirta Sanita

    Ciseeng 167.215 1.583 168.798

    29 Kampung Budaya Sindang Barang

    Tamansari 975 29 1.004

    30 Museum Mobil & Keramik Sentul

    Citeureup 998 - 998

    31 RHU (Rekreasi dan Hiburan Umum)

    - - - -

    32 Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup 86 - 86

    33 TWA Gunung Pancar Babakan Madang - - -

    34 Alam Fantasi/ Taman Budaya

    Babakan Madang 7.986 - 7.986

    35 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi 274.484 - 274.484

    36 Penangkaran Rusa/WW Giri Jaya

    Tanjungsari 9.058 - 9.058

    37 Wana Wisata Cipamingkis Sukamakmur - - -

    38 Aldepos Tenjolaya 617 - 617

    39 Wahana Curug Naga - 559 - 559

    40 Wana Wisata Curug Arca - 508 - 508

    41 Cibalung Happyland Cijeruk 7.002 122 7.124

    42 Jungleland Babakan Madang 689.463 12.061 701.524

    43 Waterpark Kingdom Cileungsi 160.378 - 160.378

    44 Kampung Wisata Rumah Joglo

    Ciampea 1.243 - 1.243

    45 Agrowisata Bukit Hambalang Babakan Madang 20.155 - 20.155

    46 Desa Wisata Kabupaten Bogor 87.476 - 87.476

    Jumlah Total Kunjungan 4.892.320 103.042 5.082.838 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2015

    1.4 Gambaran Umum Demografis

    Secara umum, kondisi demografis Kabupaten Bogor dapat digambarkan

    bahwa penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)

    pada tahun 2015 berjumlah 5.459.668 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki

    2.792.907 jiwa dan penduduk perempuan 2.666.761 jiwa. Pertumbuhan penduduk

    Kabupaten Bogor tahun 2015 sebesar 2,41 persen dibandingkan tahun 2014.

    Data sex ratio penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2015 adalah

    sebesar 105, artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 105 orang laki-laki.

    Hampir di semua kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki sex ratio diatas 100,

    yang berarti berlaku umum bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari

    pada jumlah penduduk perempuan di daerah tersebut. Namun terdapat satu

    kecamatan yang nilai sex rationya di bawah 100, yaitu Kecamatan Gunung Putri

    sebesar 98, yang artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 98 orang laki-laki.

    Hal ini disebabkan sebagai daerah pengembangan usaha industri besar dan

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 26

    sedang, tampaknya menarik minat banyak pekerja wanita untuk bekerja dan

    bermukim di wilayah Kecamatan Gunung Putri.

    Kondisi demografis Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di atas

    secara ringkas disajikan pada Tabel 1.8.

    Tabel 1.8. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2014-2015*)

    No Kecamatan

    2014 (Juni) 2015*) (Juni)

    Laki-laki Perem- puan

    L+P Laki-laki Perem- puan

    L+P

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1 Nanggung 44.805 41.841 86.646 44.955 42.006 86.961

    2 Leuwiliang 61.712 57.777 119.489 62.263 58.331 120.594

    3 Leuwisadeng 38.387 35.318 73.705 38.599 35.534 74.133

    4 Pamijahan 71.739 67.980 139.719 72.192 68.452 140.644

    5 Cibungbulang 67.588 63.696 131.284 68.096 64.215 132.311

    6 Ciampea 80.231 75.839 156.070 81.059 76.670 157.729

    7 Tenjolaya 29.534 28.242 57.776 29.782 28.498 58.280

    8 Dramaga 54.277 53.238 107.515 54.925 53.910 108.835

    9 Ciomas 85.808 82.232 168.040 87.980 84.366 172.346

    10 Tamansari 51.695 48.392 100.087 52.553 49.226 101.779

    11 Cijeruk 44.264 40.369 84.633 44.881 40.955 85.836

    12 Cigombong 49.915 47.778 97.693 50.949 48.800 99.749

    13 Caringin 62.482 59.305 121.787 63.203 60.028 123.231

    14 Ciawi 57.901 54.140 112.041 58.860 55.072 113.932

    15 Cisarua 62.366 58.091 120.457 63.132 58.841 121.973

    16 Megamendung 54.230 49.638 103.868 54.933 50.313 105.246

    17 Sukaraja 98.640 94.180 192.820 100.835 96.336 197.171

    18 Babakan Madang 59.720 56.261 115.981 61.218 57.708 118.926

    19 Sukamakmur 40.298 37.808 78.106 40.587 38.103 78.690

    20 Cariu 23.334 23.140 46.474 23.270 23.093 46.363

    21 Tanjungsari 26.163 25.374 51.537 26.244 25.470 51.714

    22 Jonggol 69.056 66.797 135.853 70.504 68.240 138.744

    23 Cileungsi 153.121 149.401 302.522 160.341 156.543 316.884

    24 Kelapa Nunggal 56.599 53.605 110.204 58.445 55.388 113.833

    25 Gunung Putri 192.309 196.457 388.766 202.428 206.924 409.352

    26 Citeureup 111.597 107.088 218.685 113.812 109.283 223.095

    27 Cibinong 194.999 189.088 384.087 202.428 196.057 398.115

    28 Bojong Gede 148.945 142.959 291.904 156.168 149.986 306.154

    29 Tajur Halang 57.437 54.944 112.381 59.258 56.722 115.980

    30 Kemang 53.187 50.665 103.852 54.503 51.948 106.451

    31 Ranca Bungur 27.331 25.575 52.906 27.589 25.833 53.422

    32 Parung 67.155 63.154 130.309 69.322 65.232 134.554

    33 Ciseeng 55.854 52.196 108.050 56.935 53.240 110.175

    34 Gunung Sindur 61.321 58.361 119.682 63.352 60.332 123.684

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 27

    No Kecamatan

    2014 (Juni) 2015*) (Juni)

    Laki-laki Perem- puan

    L+P Laki-laki Perem- puan

    L+P

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    35 Rumpin 71.079 65.689 136.768 71.785 66.382 138.167

    36 Cigudeg 64.435 58.884 123.319 64.961 59.402 124.363

    37 Sukajaya 29.873 27.556 57.429 29.975 27.668 57.643

    38 Jasinga 49.548 46.434 95.982 49.713 46.617 96.330

    39 Tenjo 36.026 33.858 69.884 36.370 34.203 70.573

    40 Parung Panjang 63.413 59.425 122.838 64.872 60.834 125.706

    Kab. Bogor 2.728.374 2.602.775 5.331.149 2.792.907 2.666.761 5.459.668

    Sumber: BPS Keterangan : *) BPS, Angka Proyeksi

    Selanjutnya, dari piramida penduduk yang disusun berdasarkan kelompok

    umur 5 tahunan menunjukan bahwa penduduk di Kabupaten Bogor termasuk

    penduduk muda. Struktur penduduk muda biasanya diperlihatkan oleh panjang

    piramida kelompok umur 5-9 dan 10-14 tahun lebih panjang dari pada kelompok

    umur lainnya. Hal ini terlihat jelas dari Gambar 1.2. dimana bentuk piramidanya

    cenderung mengerucut di bagian atas. Atau dapat diartikan juga, ada

    kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Bogor di masa depan akan

    semakin didominasi oleh penduduk usia produktif.

    Gambar 1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2015 Berdasarkan Hasil Proyeksi

    Sementara itu, penggolongan usia produktif atau tidak produktif

    berdasarkan kriteria sebagai berikut :

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 28

    1. Penduduk Usia Tidak Produktif jika persentase penduduk 0-14 tahun minimal

    sebanyak 40 persen dan penduduk 65 tahun ke atas tidak melebihi 5 persen dari

    total penduduk secara keseluruhan;

    2. Penduduk Usia Produktif jika persentase penduduk yang berusia 0-14 tahun

    maksimal 30 persen dan penduduk yang berusia 15-64 tahun persentasenya lebih

    dari 60 persen.

    Tabel 1.9. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun 2015

    Kelompok Umur

    (tahun) Laki-laki Perempuan

    Jumlah L+P

    Persentase (%)

    0 - 4 291.974 278.718 570.692 10,45

    5 - 9 302.644 287.791 590.435 10,81

    10-14 295.535 280.277 575.812 10,55

    15-19 270.170 259.460 529.630 9,70

    20-24 252.700 253.359 506.059 9,27

    25-29 262.132 260.059 522.191 9,56

    30-34 240.645 240.241 480.886 8,81

    35-39 227.070 212.605 439.675 8,05

    40-44 187.893 169.493 357.386 6,55

    45-49 145.541 128.375 273.916 5,02

    50-54 110.751 96.592 207.343 3,80

    55-59 76.945 62.811 139.756 2,56

    60-64 48.426 47.756 96.182 1,76

    65-69 34.129 34.397 68.526 1,26

    70-74 22.908 26.219 49.127 0,90

    75+ 23.444 28.608 52.052 0,95

    Jumlah 2.792.907 2.666.761 5.459.668 100,00

    Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010

    Dari gambaran Tabel 1.9 dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten

    Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (15-64) tahun

    sebanyak 65,08 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun sebanyak

    31,81 persen, dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 3,11 persen. Hal ini memberikan

    indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor merupakan pekerjaan

    rumah yang harus mendapat perhatian serius.

    Penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan

    rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan

    merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia 0-14 tahun dan

    penduduk berusia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun.

    Hasil proyeksi menunjukkan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun

    2015 sebesar 48,89 persen dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 4,78 persen atau

    secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor sebesar 53,67

    persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif harus

    menanggung sebanyak 53 penduduk yang tidak/belum produktif.

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 29

    Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu

    indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja, dan

    sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu wilayah.

    Pada Tabel 1.10.

    Tabel 1.10. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2014

    Lapangan Usaha 2013 2014

    Jumlah % Jumlah %

    1. Pertanian 259.020 12,15 260.204 12,17

    2. Pertambangan & Penggalian 53.872 2,53 68.939 3,22

    3. Industri Pengolahan 545.895 25,61 553.347 25,88

    4. Listrik, Gas dan Air Minum 3.432 0,16 6.955 0,33

    5. Konstruksi 119.832 5,62 181.740 8,50

    6. Perdagangan, Hotel & Restoran 571.620 26,82 621.651 29,08

    7. Transportasi & Komunikasi 122.859 5,76 108.474 5,07

    8. Lembaga Keuangan 58.402 2,74 62.949 2,94

    9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 396.546 18,60 273.695 12,80

    J u m l a h 2.131.478 100.00 2.137.954 100,00 Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2015-BPS

    Secara total, jumlah penduduk bekerja di Kabupaten Bogor mengalami

    peningkatan dari 2.131.478 orang pada tahun 2013 menjadi 2.137.954 orang tahun 2014

    (meningkat 0,30%). Tabel di atas memperlihatkan bahwa ada 2 (dua) sektor mengalami

    penurunan dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sektor Transportasi dan Komunikasi

    serta sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan, 7 (tujuh) sektor mengalami peningkatan, yaitu

    sektor-sektor : Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik,

    Gas dan Air Minum; Konstruksi; Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Lembaga

    Keuangan. Komposisi di atas menunjukkan adanya transisi pergeseran sektor

    penyerapan tenaga kerja Kabupaten Bogor dari sektor Jasa, ke sektor Pertanian;

    Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Minum;

    Konstruksi; Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Lembaga Keuangan. Struktur

    pendidikan penduduk bekerja di Kabupaten Bogor secara umum dapat dilihat pada

    Gambar 1.3.

    Gambar 1.3. Penduduk Bekerja Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun 2013-2014

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. PT

    50.17

    19.23.99

    6.51

    51.44

    17.9424.69

    5.92

    2013

    2014

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 30

    1.5 Sistematika Penyajian

    Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan kewajiban

    suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan

    pencapaian sasaran strategis organisasi yang berkaitan dengan Visi dan Misi organisasi

    melalui berbagai program dan kegiatan tahunan. Sistematika Laporan Kinerja Kabupaten

    Bogor tahun 2015 disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan

    Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis

    Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi

    Pemerintah.

    Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor

    tahun 2015 dan keterkaitan dengan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

    disajikan dalam Gambar 1.4.

    Gambar 1.4. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015

    Sumber : Hasil Analisis Tim, 2015

    PEMDA KAB. BOGOR UNIT KERJA

    RPJMD KAB. BOGOR 2013-2018 RENSTRA SKPD 2013 - 2018

    RENJA 2015 RKPD 2015

    RKA 2015 RAPBD 2015

    DPA 2015 APBD 2015

    JANKIN SKPD 2015 JANKIN PEMDA 2015

    Laporan Kinerja SKPD 2015

    LKSKPD 2015

    LKPJ 2015

    LKD KONSOLIDASI 2015

    LAPORAN KINERJA 2015

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 31

    Alur pikir pengukuran kinerja pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor

    mengikuti alur pikir sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.5.

    Gambar 1.5. Alur Pikir Pengukuran Kinerja

    Sumber : Hasil Analisis Tim, 2015

    Adapun sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Bogor Tahun

    Anggaran 2015 dan ringkasan dari masing-masing Bab adalah sebagai berikut :

    RINGKASAN EKSEKUTIF

    BAB I PENDAHULUAN

    Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor,

    Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, Sistematika Penyajian.

    BAB II PERENCANAAN KINERJA

    Berisi gambaran singkat mengenai RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018

    dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015, RPJMD

    menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi Kabupaten Bogor,

    Perjanjian Kinerja menguraikan sasaran strategis Kabupaten Bogor tahun 2015.

    BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

    Berisi uraian hasil pencapaian kinerja 25 (dua puluh lima) penciri, pencapaian

    indikator makro, serta evaluasi dan analisis akuntabilitas pencapaian sasaran

    tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 dan akhir RPJMD termasuk

    didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan/ kegagalan,

    hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah

    antisipasi yang akan diambil, Selain itu juga menyajikan realisasi keuangan

  • LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)

    KABUPATEN BOGOR 32

    yang memaparkankan alokasi dan realisasi APBD, juga Prestasi yang

    didapatkan Pemerintah Kabupaten Bogor di tahun 2015.

    BAB IV PENUTUP

    Berisi tinjauan tujuan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan,

    permasalahan dan kendala yang terjadi serta strategi pemecahan masalahnya.