Good Governance and Clean Government Legitimate Good ... 2015/2. B… · Pemerintah dalam rangka...
Embed Size (px)
Transcript of Good Governance and Clean Government Legitimate Good ... 2015/2. B… · Pemerintah dalam rangka...
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Terselenggaranya Kepemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa (Good
Governance and Clean Government) merupakan prasyarat bagi setiap
Pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan
serta cita-cita berbangsa dan bernegara, sehingga diperlukan pengembangan dan
penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas dan Legitimate agar
penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara
berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme. Fungsi pemerintahan tersebut akan dapat
terselenggara dengan baik apabila terwujudnya Good Governance.
Salah satu pilar good governance adalah akuntabilitas sebagaimana dalam
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah menjelaskan bahwa akuntabilitas
merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan misi organisasi
dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan melalui
program dan kegiatan yang telah di rencanakan secara periodik. Ini berarti bahwa
akuntabilitas berkaitan dengan pelaksanaan reviu dan evaluasi mengenai standar
pelaksanaan kegiatan, apakah standar yang dibuat sudah tepat dengan situasi
dan kondisi yang dihadapi, dan apabila dirasa sudah tepat, manajemen memiliki
tanggung jawab untuk mengimplementasikan standar-standar tersebut.
Akuntabilitas juga merupakan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama
dalam pencapaian hasil pada pelayanan publik. Dalam hubungan ini, diperlukan
reviu dan evaluasi kinerja yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 2
pencapaian hasil serta cara-cara yang digunakan untuk mencapai semua itu.
Pengendalian (control) sebagai bagian penting dalam manajemen yang baik
adalah hal yang saling menunjang dengan akuntabilitas. Dengan kata lain
pengendalian tidak dapat berjalan efisien dan efektif bila tidak ditunjang dengan
mekanisme akuntabilitas yang baik demikian juga sebaliknya. Media akuntabilitas
yang memadai dapat berbentuk laporan yang dapat mengekspresikan pencapaian
tujuan melalui pengelolaan sumber daya suatu organisasi, karena pencapaian
tujuan merupakan salah satu ukuran kinerja individu maupun unit organisasi.
Tujuan tersebut dapat dilihat dalam Rencana Strategis (Renstra) organisasi,
Rencana Kinerja Tahunan, dan Perjanjian Kinerja, dengan tetap berpegangan
pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bogor.
Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor adalah sebagai
bentuk pertanggungjawaban pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor
dalam pelaksanaan setiap program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Dalam
perspektif yang lain Laporan Kinerja merupakan alat kendali, penilai kinerja secara
kuantitatif dan sebagai wujud transparansi pelaksanaan tugas dan fungsi
Pemerintah dalam rangka menuju perwujudan Good Governance, atau sebagai
media pertanggung-jawaban Pemerintah Kabupaten Bogor terhadap masyarakat
Kabupaten Bogor.
Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah. Hal ini merupakan bagian dari Implementasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah guna mendorong terwujudnya sebuah
Kepemerintahan yang baik bersih dan berwibawa (Good Governance and Clean
Government) di Indonesia.
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 3
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015 ini berisikan
mengenai pencapaian program dan kegiatan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor berikut indikator
kinerjanya, penjelasan evaluasi dan analisis pencapaian kinerja, serta memuat
perbandingan pencapaian kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah
Kabupaten Bogor mengacu pada :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Djawa
Barat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 8);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara;
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2013 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan
Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Perubahan
kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 4
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
12. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan
Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
13. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan
dan Kedudukan Organisasi Perangkat Daerah;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 5 tahun 2014 tentang Perubahan
Perda Nomor 16 tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 8 Tahun 2014 Tanggal 31
Desember 2014 tentang Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kabupaten Bogor Tahun 2015; dan
17. Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 10 Tahun 2015 Tanggal 2
November 2015 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) Tahun 2015.
1.2 Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor
Amanah Konstitusi pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dijabarkan lebih lanjut pada Pasal 2
bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas Daerah provinsi, dan
Daerah provinsi itu dibagi atas Daerah kabupaten dan kota. Lebih lanjut dalam
Pasal 3 nya menegaskan bahwa daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota merupakan
daerah dan masing-masing mempunyai Pemerintahan Daerah. Secara garis besar
terdapat 3 (tiga) urusan Pemerintahan yang diatur dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2014 ini, yaitu Urusan Pemerintahan Absolut,
Konkuren dan Umum. Urusan pemerintahan Absolut adalah Urusan Pemerintahan
yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat, Urusan Umum adalah
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 5
urusan yang menjadi urusan pemerintahan baik di Pusat, Provinsi atau
Kabupaten/Kota, Urusan Pemerintahan Konkuren adalah Urusan Pemerintahan
yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah provinsi dan
Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintahan konkuren yang
diserahkan ke daerah sehingga inilah menjadi dasar pelaksanaan Otonomi
Daerah. Urusan Konkuren dibagi menjadi Urusan Wajib dan Urusan Pilihan.
Sedangkan Urusan Wajib dibagi menjadi Pelayanan Dasar dan Non Pelayanan
Dasar. Urusan pemerintahan Wajib dan menjadi Pelayanan Dasar ada 6 (enam)
urusan, yaitu: pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang;
perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum,
dan pelindungan masyarakat; dan sosial sebagaimana tercantum dalam Pasal 12
Undang-Undang Pemerintah Daerah tersebut.
Untuk melaksanakan Urusan Wajib dan Urusan Pilihan, telah ditetapkan
Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008 tentang Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Bogor. Perangkat
Daerah Kabupaten Bogor terdiri atas Sekretariat Daerah, Dinas Daerah, dan
Lembaga Teknis Daerah.
Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur staf Pemerintah
Kabupaten Bogor dalam pelaksanaan perumusan kebijakan teknis operasional,
sedangkan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur penunjang
Pemerintah Kabupaten Bogor, baik sebagai unit staf maupun unit lini yang terdiri
dari Badan dan Kantor.
Dinas Daerah Kabupaten Bogor adalah unsur pelaksana pemerintah
daerah Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Selain
itu, kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bogor merupakan Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) Kabupaten Bogor yang dipimpin oleh Kepala Kecamatan yang
disebut Camat, sementara Kelurahan merupakan perangkat kecamatan yang
dipimpin oleh Kepala Kelurahan yang disebut Lurah.
Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor selengkapnya disajikan
dalam Gambar 1.1.
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 6
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Bogor Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor 9 Tahun 2008
Kedudukan, tugas pokok dan fungsi masing-masing perangkat daerah
Kabupaten Bogor adalah sebagai berikut:
1. Bupati/ Wakil Bupati
Bupati Bogor mempunyai kewajiban :
1) Mempertahankan dan memelihara ketentraman Negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai cita-cita Proklamasi Kemerdekaan tanggal
17 Agustus 1945;
2) Memegang teguh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;
3) Menghormati kedaulatan rakyat;
4) Menegakan seluruh peraturan perundangan;
5) Meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat;
6) Memelihara ketentraman dan ketertiban masyarakat; dan
7) Mengajukan rancangan Peraturan Daerah dan menetapkannya sebagai
Peraturan Daerah bersama DPRD.
BUPATI
WAKIL BUPATI
SEKRETARIAT DAERAH
DINAS DAERAH SEKRETARIAT DPRD
KELURAHAN
KECAMATAN
LEMTEKDA
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 7
Wakil Bupati Bogor mempunyai tugas :
1) Membantu Bupati Bogor dalam melaksanakan kewajibannya;
2) Mengkoordinasikan kegiatan organisasi perangkat daerah/instansi
pemerintah di daerah; dan
3) Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor.
2. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah Kabupaten Bogor mempunyai tugas pokok membantu
Bupati Bogor dalam mengkoordinasikan tugas-tugas penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat serta memberikan
pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Sekretariat Daerah Kabupaten
Bogor mempunyai fungsi sebagai berikut :
1) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
2) Pengkoordinasian perumusan kebijakan Pemerintah Daerah;
3) Pengkoordinasian pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan,
prasarana, dan sarana Pemerintah Daerah;
4) Pengkoordinasian staf terhadap segala kegiatan yang dilakukan oleh
perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan administrasi
pemerintahan;
5) Pengkoordinasian tugas-tugas pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan dalam arti mengumpulkan dan menganalisis data,
merumuskan program dan petunjuk teknis serta monitoring dan
evaluasi perkembangan penyelenggaraan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan;
6) Pengkoordinasian perumusan peraturan perundangan yang
menyangkut tugas pemerintahan daerah;
7) Pengkajian kebijakan pendayagunaan aparatur, organisasi dan tata
laksana serta pelayanan teknis administratif perangkat daerah;
(8) Pelaksanaan hubungan masyarakat dan hubungan antar lembaga; dan
(9) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati Bogor sesuai
dengan tugas dan fungsinya.
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 8
3. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD mempunyai tugas pokok memberikan pelayanan
administratif kepada anggota DPRD. Dalam menyelenggarakan tugas pokok,
Sekretariat DPRD mempunyai fungsi :
1) Penyelenggaraan fasilitasi rapat DPRD;
2) Pelaksanaan urusan rumah tangga dan perjalanan dinas anggota
DPRD;
3) Penyelenggaraan tata usaha DPRD;
4) Pengkajian produk peraturan perundangan; dan
5) Penyelenggaraan hubungan antara lembaga dan kemasyarakatan.
4. Dinas Daerah
Dinas Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam
melaksanakan kewenangan Pemerintah Daerah di bidang tertentu dalam
rangka pelaksanaan tugas desentralisasi. Dalam menyelenggarakan tugas
pokok, Dinas Daerah mempunyai fungsi :
1) Perumusan pelaksanaan kebijakan teknis operasional sesuai dengan
bidang tugasnya;
2) Pemberian izin dan pelaksanaan pelayanan umum; dan
3) Pembinaan terhadap unit pelaksana Teknis Dinas dan Cabang Dinas.
Dinas Daerah pada tahun 2015, terdiri dari :
1) Dinas Kesehatan;
2) Dinas Pendidikan;
3) Dinas Bina Marga dan Pengairan;
4) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;
5) Dinas Kebersihan dan Pertamanan;
6) Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;
7) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
8) Dinas Komunikasi dan Informasi;
9) Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan
Perdagangan;
10) Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 9
11) Dinas Pemuda dan Olahraga;
12) Dinas Pendapatan Daerah;
13) Dinas Pengelolaan Keuangan dan Barang Daerah;
14) Dinas Pertanian dan Kehutanan;
15) Dinas Peternakan dan Perikanan;
16) Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;
17) Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman;
18) Dinas Tata Ruang dan Pertanahan;
5. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor
dalam menyelenggarakan tugas-tugas pemerintahan daerah di bidangnya.
Dalam menyelenggarakan tugas pokok, Lemtekda mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis sesuai bidang tugasnya; serta
2) Pelaksanaan koordinasi dan pelayanan penunjang penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah.
Lembaga Teknis Daerah tahun 2015 terdiri dari :
1) Inspektorat;
2) Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI;
3) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;
4) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan;
5) Badan Lingkungan Hidup;
6) Badan Ketahanan Pangan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan
dan Kehutanan;
7) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa;
8) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;
9) Badan Perizinan Terpadu;
10) Badan Penanggulangan Bencana Daerah;
11) RSUD Ciawi;
12) RSUD Cibinong;
13) RSUD Leuwiliang;
14) RSUD Cileungsi
15) Satuan Polisi Pamong Praja;
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 10
16) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;
17) Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik;
18) Kantor Layanan Pengadaan Barang dan Jasa.
6. Kecamatan
Kecamatan mempunyai tugas pokok membantu Bupati Bogor dalam
menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Bupati Bogor. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok, kecamatan mempunyai fungsi :
1) Penyelenggaraan tugas-tugas pokok kecamatan dan pembinaan
kelurahan/desa;
2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah;
3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan
yang menjadi tanggungjawab kecamatan;
4) Penyelenggaraan pelayanan umum;
5) Pengkoordinasian perangkat daerah dalam wilayah kecamatan; dan
6) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa,
kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Pembagian wilayah kecamatan di wilayah Kabupaten Bogor pada tahun
2015 terdiri dari :
1) Kecamatan Babakan Madang,
2) Kecamatan Cariu,
3) Kecamatan Cibinong,
4) Kecamatan Cileungsi,
5) Kecamatan Citeureup,
6) Kecamatan Gunung Putri,
7) Kecamatan Jonggol,
8) Kecamatan Klapanunggal,
9) Kecamatan Sukamakmur,
10) Kecamatan Tanjungsari,
11) Kecamatan Bojonggede,
12) Kecamatan Ciomas,
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 11
13) Kecamatan Ciseeng,
14) Kecamatan Dramaga,
15) Kecamatan Gunung Sindur,
16) Kecamatan Kemang,
17) Kecamatan Parung,
18) Kecamatan Rancabungur,
19) Kecamatan Sukaraja,
20) Kecamatan Tajurhalang,
21) Kecamatan Caringin,
22) Kecamatan Ciampea,
23) Kecamatan Ciawi,
24) Kecamatan Cigombong,
25) Kecamatan Cijeruk,
26) Kecamatan Cisarua,
27) Kecamatan Megamendung,
28) Kecamatan Pamijahan,
29) Kecamatan Tamansari,
30) Kecamatan Tenjolaya,
31) Kecamatan Cibungbulang,
32) Kecamatan Cigudeg,
33) Kecamatan Jasinga,
34) Kecamatan Leuwiliang,
35) Kecamatan Leuwisadeng,
36) Kecamatan Nanggung,
37) Kecamatan Parung Panjang,
38) Kecamatan Rumpin,
39) Kecamatan Sukajaya, dan
40) Kecamatan Tenjo.
7. Kelurahan
Kelurahan mempunyai tugas pokok membantu Camat dalam
menyelenggarakan sebagian kewenangan pemerintahan, pembangunan dan
kemasyarakatan berdasarkan pelimpahan dari Camat. Dalam
menyelenggarakan tugas pokok, Kelurahan mempunyai fungsi :
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 12
1) Penyelenggaraan tugas-tugas kelurahan;
2) Penyelenggaraan tugas-tugas ketentraman dan ketertiban wilayah;
3) Pengkoordinasian tugas-tugas pembangunan dan kemasyarakatan
yang menjadi tanggungjawab kelurahan;
4) Penyelenggaraan pelayanan umum; dan
5) Pelaksanaan upaya-upaya pemberdayaan, menumbuhkan prakarsa,
kreativitas dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan dan kemasyarakatan.
Jumlah kelurahan yang ada di Kabupaten Bogor terdapat sebanyak 17
kelurahan, sebagaimana dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1. Kelurahan di Kabupaten Bogor
Kecamatan Kelurahan
1 Cibinong
1 Pabuaran
2 Cibinong
3 Cirimekar
4 Ciriung
5 Nanggewer
6 Nanggewer Mekar
7 Sukahati
8 Tengah
9 Pakansari
10 Karadenan
11 Harapanjaya
12 Pondok Rajeg
2 Kemang 13 Atang Senjaya
3 Ciomas 14 Padasuka
4 Cisarua 15 Cisarua
5
Citeureup
16 Karang Asem Barat
17 Puspanegara Sumber : Kab. Bogor Dalam Angka 2015
1.3 Kondisi Ekonomi
Kondisi Ekonomi Kabupaten Bogor pada tahun 2015 relatif stabil bahkan
mengalami peningkatan yang sangat signifikan seiring dengan tumbuhnya
beberapa sektor penggerak ekonomi dan membaiknya infrastruktur penunjang
ekonomi daerah. Hal ini dapat terlihat dari peningkatan pengembangan potensi
unggulan daerah maupun sektor-sektor pergerakan nilai Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB).
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 13
Untuk lebih jelasnya mengenai uraian potensi unggulan daerah dan sektor-
sektor penggerak nilai PDRB tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Potensi Unggulan Daerah
Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan suatu barang atau jasa yang
dimiliki dan dikuasai oleh suatu daerah, yang mempunyai nilai ekonomis dan
daya saing tinggi serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar, yang
diproduksi berdasarkan pertimbangan kelayakan teknis (bahan baku dan
pasar), talenta masyarakat dan kelembagaan (penguasaan teknologi,
kemampuan sumber daya manusia, dukungan infrastruktur, dan kondisi
sosial budaya setempat) yang berkembang di lokasi tertentu. Kabupaten
Bogor memiliki banyak sekali sumber daya alam yang sangat potensial untuk
dikembangkan menjadi produk unggulan daerah. Untuk itu potensi-potensi
sumber daya alam tersebut harus selalu dikembangkan agar menjadi
komoditi unggulan yang memiliki daya saing yang kuat, baik di tingkat
kabupaten, regional maupun tingkat nasional bahkan internasional.
Kebijakan pengembangan komoditas unggulan baik yang telah berkembang
maupun yang masih potensial di Kabupaten Bogor didasarkan pada
Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2014 tentang Revitalisasi Pertanian dan
Pembangunan Perdesaan dan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2010
tentang Peningkatan Daya Saing Komoditas Kabupaten Bogor serta hasil-
hasil kajian pengembangan komoditas unggulan kecamatan oleh Bappeda
Kabupaten Bogor, yang diantaranya memuat zonasi dan arah
pengembangan sebagaimana tercantum pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2. Pengembangan Zonasi Pertanian dan Non Pertanian
Zona Kecamatan Arah Pengembangan
1 Rumpin, Cigudeg, Parung Panjang, Jasinga, Tenjo
Agrosilvopastoral, yaitu pengembangan agroforestry yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan peternakan
2 Sukajaya, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Cibungbulang, Pamijahan
Agroekowisata yang didukung oleh sektor pertanian tanaman pangan dan perikanan. Pola pengembangan komoditas strategis: agropolitan dan minapolitan
3 Ciampea, Tenjojaya, Dramaga, Ciomas
Industri non-farm yang didukung dengan sektor pertanian, perikanan, kehutanan, dan peternakan
4 Tajurhalang, Kemang, Rancabungur, Industri perdesaan dan pengembangan
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 14
Zona Kecamatan Arah Pengembangan
Parung, Ciseeng, Gunung Sindur UMKM, yang tetap berbasiskan pada produk atau komoditas pertanian secara luas serta perikanan berbasis minapolitan
5 Tamansari, Cijeruk, Cigombong, Caringin
Diversifikasi pertanian dan agroekowisata
6 Ciawi, Cisarua, Megamendung, Sukaraja, Babakan Madang
Ekowisata yang dikerjasamakan dengan berbagai pihak dalam rangka membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat
7 Cileungsi, Klapanunggal, Gunung Putri, Citeureup, Cibinong, Bojonggede
Pertanian perkotaan dan industri. Pengembangan urban agriculture bertitik tolak pada produk atau komoditas pertanian yang sudah diusahakan oleh warga. Pengembangan industri besar dikaitkan dengan ada rencana pengembangan Cibinong Raya
8 Sukamakmur, Cariu, Tanjungsari, Jonggol
Lumbung pangan melalui peningkatan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pemukinman
Sumber : Perbup Bogor No. 38/2014 dan Perbup Bogor No. 62/2010
b. Sektor-Sektor Penggerak Nilai PDRB
1) Pertanian dan Tanaman Pangan
Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor untuk
dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi
unggulan tanaman pangan, antara lain : Talas, Ubi Kayu, dan Ubi Jalar.
Pengembangan Talas sangat bergantung pada lokasi (spesifik lokasi).
Produksi Talas tahun 2015 mencapai 8.509 ton, sentra komoditi
ungulan talas di Kecamatan Cigombong dengan lokasi pengembangan
terdapat di Kecamatan Tamansari dan Cijeruk. Sedangkan produksi ubi
kayu pada tahun 2015 mencapai 111.116 ton, sentra komoditi terdapat
di Babakan Madang dan Sukaraja dengan lokasi pengembangan
terdapat di Kecamatan Cibungbulang, Cibinong, Citeureup, Babakan
Madang dan Sukamakmur. Varietas yang telah dikembangkan adalah
Varietas Darul Hidayah, Adira 4 dan Manu, dengan pertimbangan
varietas tersebut mempunyai potensi hasil produksi yang cukup tinggi
yaitu 50 - 100 ton/ha dengan kadar pati 25-31 %, sedangkan untuk
varietas yang biasa ditanam oleh petani hanya mampu memproduksi
sebesar 20 - 25 ton/ha, sehingga peluang terjadinya peningkatan
produksi cukup tinggi. Komoditi unggulan tanaman pangan lainnya
adalah ubi jalar. Jenis yang dikembangkan adalah varietas kuningan
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 15
putih (AC putih) dengan pertimbangan bahwa varietas ini memiliki
potensi produktivitas yang relatif tinggi dan tahan terhadap penyakit
boleng, dengan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan
Tamansari, Ciampea, Tenjolaya, Pamijahan, Cibungbulang, Leuwiliang,
dan Leuwisadeng. Produksi ubi jalar yang dihasilkan selama tahun
2015 sebanyak 52.851 ton, hal ini dipengaruhi oleh jenis penggunaan
varietas unggul, bantuan sarana produksi (saprodi), dan tindakan
pengamanan produksi selama masa panen hingga pasca panen. Belum
terbentuk sentra ubi jalar, tetapi akan diarahkan di Kecamatan Ciomas.
Penumbuhan agribisnis komoditas ubi jalar dan ubi kayu telah berhasil
meningkatkan nilai ekonomis produk dari umbi segar menjadi tepung
halus atau tepung tapioka setelah adanya bimbingan teknis dan
bantuan alat pengolahan dari Pemerintah Kabupaten Bogor. Dengan
kegiatan ini diharapkan para petani dapat meningkatkan nilai tambah
dari komoditas sekaligus dapat meningkatkan pendapatan para petani.
2) Pertanian Hortikultura
Beberapa potensi yang dimiliki wilayah Kabupaten Bogor untuk
dikembangkan pada lapangan usaha pertanian terutama komoditi
unggulan hortikultura, antara lain : Jambu Biji Kristal, Pepaya,
Rambutan, Manggis, Tanaman Obat, Tanaman Hias dan Nanas.
Produksi Jambu Biji Kristal tahun 2015 mencapai 59.422 ton, dengan
sentra komoditi unggulan diarahkan ke Kecamatan Caringin dan
Tajurhalang, sedangkan lokasi pengembangan terdapat di Kecamatan
Rancabungur, Tamansari, Dramaga, Cibungbulang, Cigombong, dan
Pamijahan. Sentra komoditi unggulan tanaman Pepaya dikembangkan
di Kecamatan Rancabungur, sedangkan wilayah pengembangan
meliputi Kecamatan Sukaraja, Caringin, Jasinga, dan Cigudeg, dengan
produksi mencapai 75.870 ton. Komoditas Rambutan banyak
dikembangkan di Kecamatan Gunung Putri, dengan produksi mencapai
222.587 ton, sedangkan untuk komoditas Manggis pemasarannya
sampai ke mancanegara seperti Hongkong dan Taiwan, juga ke
negara-negara di Timur Tengah. Pengembangan Manggis telah
menggunakan Standar Operasional Prosedur (SOP) Good Agricultural
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 16
Practices dalam budidayanya. Lokasi sentra komoditi unggulan terdapat
di Kecamatan Leuwiliang, Leuwisadeng dan Cigudeg, wilayah
pengembangannya di Kecamatan Jasinga, dengan produksi mencapai
76.057 ton pada tahun 2015.
3) Perkebunan
Komoditi unggulan perkebunan yang dikelola masyarakat adalah : kopi,
karet, pala, dan cengkeh. Produksi kopi pada tahun 2015 sebanyak
10.312,13 ton meningkat 3 (tiga) persen dari tahun 2014. Adapun
sentra komoditi unggulan kopi di Kecamatan Sukamakmur, selain itu
wilayah pengembangannya di Kecamatan Pamijahan, Tanjungsari,
Cigudeg, dan Jasinga juga menjadi penyumbang terbesar produksi
kopi. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki
nilai ekonomis tinggi.
Tanaman karet yang memiliki tingkat pertumbuhan normal siap disadap
pada umur 5 tahun dengan masa produksi selama 25 - 35 tahun. Pada
tahun 2015 produksi karet rakyat sebesar 3.028,64 ton. Sentra komoditi
unggulan karet adalah Kecamatan Jasinga, dimana Kecamatan
Cigudeg dan Tanjungsari sebagai wilayah pengembangannya.
Sedangkan sentra komoditi unggulan pala diarahkan di Kecamatan
Sukajaya, sedangkan sebagai wilayah pengembangannya adalah
Kecamatan Caringin, Cigombong dan Tamansari. Produksi pala pada
tahun 2015 sebesar 972,81 ton, daging pala banyak digunakan sebagai
bahan manisan pala baik kering maupun basah. Selain itu biji pala juga
mempunyai potensi ekonomis sebagai rempah-rempah untuk obat dan
bumbu dapur.
Sentra komoditi unggulan cengkeh diarahkan di Kecamatan Nanggung
dengan wilayah pngembangan di Kecamatan Tanjungsari, adapun
produksi cengkeh tahun 2015 sebesar 1.354,48 ton meningkat sebesar
2 (dua) persen dari tahun 2014. Sentra komoditi unggulan tanaman
obat diarahkan di Kecamatan Cileungsi dengan wilayah pengembangan
di Kecamatan Ciseeng dan Nanggung.
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 17
Sentra komoditi unggulan tanaman hias diarahkan di Kecamatan
Tamansari dengan wilayah pengembangan meliputi Kecamatan
gunungsindur dan Cijeruk.
4) Kehutanan
Belum ada komoditi kehutanan baik hasil hutan kayu maupun non kayu
yang ditetapkan sebagai komoditi unggulan. Namun berdasarkan
jumlah produksi di masyarakat terdapat potensi kayu rakyat yang dapat
dikembangkan menjadi komoditi unggulan, yaitu kayu afrika dengan
produksi 199,83 m, kayu sengon (albizia) 718,05 m, kayu mahoni
313,44 m, kayu jati 37,03 m dan campurab 361,00 m.
Sedangkan hasil hutan non kayu yang memiliki potensi unggulan di
Kabupaten Bogor adalah jamur kayu dengan produksi 1.770,62 ton,
lebah madu dengan produksi 4.089,6 liter, dan bambu dengan produksi
350.793 batang.
5) Perikanan
Budidaya perikanan air tawar baik untuk produksi ikan konsumsi,
pembibitan maupun ikan hias mampu menjadi tumpuan pemenuhan
kebutuhan akan ikan konsumsi, bibit ikan dan ikan hias di Kabupaten
Bogor.
Pada tahun 2015 produksi ikan konsumsi sebanyak 112.790,38 ton dan
Benih ikan konsumsi sebanyak 3.107.74,10 RE, dengan komoditi
unggulan ikan lele, ikan gurame dan ikan mas. Komoditas lele
dikembangkan di Kecamatan Ciseeng, Parung, Gunungsindur, Rumpin
dan Ciawi. Komoditas gurame merupakan unggulan yang
dikembangkan di Dramaga dan Bojonggede. Selain itu, daerah
potensial lainnya adalah Ciampea, Gunungsindur, Ciseeng, Parung dan
Kemang. Sedangkan komoditas ikan mas merupakan unggulan yang
dikembangkan di Kecamatan Pamijahan dan Cibungbulang. Daerah
potensial lainnya untuk pengembangan ikan mas adalah Ciseeng,
Kemang, Parung, Ciampea dan Dramaga.
Komoditas unggulan lainnya adalah ikan hias air tawar, sentra komoditi
unggulan diarahkan di Kecamatan Cibinong, Ciampea dan Citeureup,
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 18
dengan lokasi pengembangannya adalah Kecamatan Pamijahan,
Cibungbulang, Tenjolaya, Ciomas, Tajurhalang, Kemang, Tajur dan
Ciseeng. Produksinya pada tahun 2015 sebesar 242.520,23 RE.
6) Peternakan
Komoditas unggulan usaha peternakan pada tahun 2015 antara lain
sapi perah dengan sentra komoditi unggulan di Kecamatan Cisarua dan
Megamendung, dengan wilayah pengembangan di Kecamatan Ciawi,
Pamijahan, Cibungbulang, Cijeruk dan Caringan.
Produksi susu Kabupaten Bogor Tahun 2015 sebesar 11.430.374 liter
atau hanya mencapai 91,14% dari target sebesar 12.541.329 liter.
Tidak tercapainya produksi susu ini akibat banyaknya ternak sapi perah
produktif yang dijual karena ketidakmampuan peternak dalam
pelunasan kredit usaha sapi perah yang telah jatuh tempo. Populasi
sapi perah pada tahun 2015 sebanyak 8.029 ekor.
Pengembangan sapi perah saat ini sudah mampu melakukan
diversifikasi produk yaitu selain susu juga yoghurt dan bahan makanan
lainnya. Komoditas peternakan lainnya yang dikembangkan sebagai
komoditas unggulan tahun 2015 adalah sapi potong dengan populasi
sebanyak 43.577 ekor. Sentra komoditi unggulan terdapat di
Kecamatan Jonggol dan Cariu, dengan daerah pengembangannya di
Kecamatan Tanjungsari, Sukamakmur, Cileungsi, Gunungsindur,
Rumpin, Cigombong dan Babakan Madang. Komoditi unggulan
peternakan lainnya adalah kelinci, sentra komoditi unggulan terdapat di
Kecamatan Tenjolaya. Selain untuk konsumsi, kelinci banyak dijual
sebagai cindera mata yang berwisata di Gunung Salak Endah.
Kabupaten Bogor juga mampu meniningkatkan produksi konsumsi
protein hewani asal ternak sebesar 5,72 gram/kapita/hari. Peningkatan
konsumsi protein hewani salah satunya karena didukung oleh produksi
telur yang telah mampu mencukupi kebutuhan konsumsi telur
masyarakat di Kabupaten Bogor. Populasi ayam ras petelur Tahun
2015 sebanyak 4.404.665 ekor dengan produksi telur sebesar
50.997.745 kg/tahun.
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 19
Kondisi Potensi Unggulan Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di
atas secara ringkas disajikan pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3. Komoditas Unggulan Primer Kabupaten Bogor Tahun 2015
No Kegiatan/
Usaha/Sektor
Data
Jenis Komoditi Unggulan
Produksi / Populasi
Keseluruhan
Lokasi Desa/Kecamatan
1 Usaha Tanaman Pangan
Ubi Kayu (ton) 111.116 Babakan Madang,
Sukaraja, Sukamakmur
Ubi Jalar (ton) 52.851 Ciomas, Dramaga
Talas (ton) 8.509 Cijeruk, Cigombong,
Tamansari
2 Usaha Hortikultura Pepaya (ton) 75.870 Cigudeg dan Rancabungur
Manggis (ton) 76.057 Leuwisadeng, Cigudeg,
Klapanunggal, Leuwiliang
Jambu Biji (Kristal) (ton)
59.422
Rancabungur, Tamansari, Caringin, Pamijahan,
Tajurhalang, Dramaga, Ciungbulang
3 Perkebunan Rakyat
Pala (ton) 972,81 Sukajaya, Caringin,
Tamansari, Cigombong
Karet (ton) 3.028,64 Jasinga, Tanjungsari,
Cigudeg
Cengkeh (ton) 1.354,48 Nanggung dan
Tanjungsari
Kopi (ton) 10.312,13 Sukamakmur
4 Usaha Perikanan
a Budidaya Ikan Konsumsi dan Penangkapan di Perairan Umum
Lele (ton)
82,397.10 Ciseeng, Parung, Kemang, Gunungsindur
Mas (ton)
11,165.77
Pamijahan, Cibungbulang, Ciseeng, Kemang, Parung, Ciampea, Dramaga
Gurame (ton)
5,316.81
Dramaga, Bojonggede, Ciampea, Gunungsindur, Ciseeng, Parung, Kemang
b Budidaya ikan hias Ikan hias air
tawar (RE)
242,520.23
Pamijahan, Cibungbulang, Ciampea, Tenjolaya, Ciomas, Tajurhalang, Kemang, Tajur, Ciseeng
c Pembenihan
Benih Ikan Konsumsi (RE)
3,107,748.10
Parung, Ciseeng, Megamendung, Ciampea, Pamijahan, Dramaga, Rancabungur, Ciomas, Tenjolaya, Cibungbulang
5 Usaha Peternakan
a Ternak Besar
Sapi potong (ekor)
43,577
Jonggol, Cariu, Tanjungsari, Sukamakmur, Cileungsi, Gunungsindur, Rumpin, Cigombong, Babakan Madg
Sapi perah (ekor)
8,029
Pamijahan, Cibungbulang, Cisarua, Ciawi, Mega mendung,Cijeruk,Caringin
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2015 Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Bogor, 2015
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 20
Selanjutnya komoditi unggulan sekunder di 40 kecamatan tersaji pada
Tabel 1.4.
Tabel 1.4. Komoditi Unggulan per Kecamatan Tahun 2013-2018
No Kecamatan Komoditi unggulan
Sekunder
1 Babakan Madang Aneka Minuman/Kopi/Jahe
2 Bojong Gede Aneka minuman/nata de coco
3 Caringin Alas kaki/sepatu bayi
4 Cariu Aneka Makanan
5 Ciampea Kerajinan/tas
6 Ciawi Aneka makanan/kue brownies
7 Cibinong Aneka minuman/nata de coco
8 Cibungbulang Alas Kaki
9 Cigombong Aneka Makanan
10 Cigudeg Aneka Makanan
11 Cijeruk Alas kaki
12 Cileungsi Aneka Minuman
13 Ciomas Alas kaki
14 Cisarua Aneka makanan/kue pelangi
15 Ciseeng Kerajinan Logam
16 Citeureup Kerajinan/logam
17 Dramaga Aneka minuman/minuman pala
18 Gunung Putri Kerajinan/sangkar burung
19 Gunung Sindur Aneka Makanan
20 Jasinga Kerajinan Kayu
21 Jonggol Aneka Makanan
22 Kemang Alas kaki
23 Klapa Nunggal Kerajinan/boneka
24 Leuwiliang Bahan bangunan/bata merah
25 Leuwi Sadeng Bahan bangunan/bata merah
26 Megamendung Aneka makanan/gemblong
27 Nanggung Kerajinan Logam
28 Pamijahan Aneka makanan/kue cincin
29 Parung Aneka Makanan
30 Parung Panjang Aneka Makanan
31 Rancabungur Aneka Makanan
32 Rumpin Aneka Makanan
33 Sukajaya Konveksi
34 Sukamakmur Aneka Minuman/Kopi
35 Sukaraja Aneka makanan/Olahan ubi kayu
36 Tajur Halang Aneka Makanan
37 Taman sari Alas kaki
38 Tanjung sari Kerajinan Kayu
39 Tenjo Aneka Makanan
40 Tenjolaya Aneka makanan/cincau hitam Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, 2015 Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bogor, 2015 Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Bogor, 2015
7) Industri Menengah Besar dan Industri Kecil Menengah
Sektor industri terdiri Industri Menengah Besar dan Industri Kecil
Menengah. Sektor industri menengah besar didominasi oleh industri agro
dan industri logam dengan nilai investasi sebesar Rp.976.824.847.670,-
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 21
dan Rp.622.879.892.378.,-. Selain unggul dalam nilai investasi, kedua
industri ini juga unggul dalam jumlah unit usaha yaitu sebesar 240 unit
usaha untuk industri agro dan 158 unit usaha untuk industri logam. Industri
menengah besar yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah
industri tekstil dan produk tekstil dengan jumlah tenaga kerja sebanyak
28.287 orang.
Potensi industri kecil menengah meliputi IKM hasil hutan dengan nilai
investasi sebesar Rp.11.043.559.252,- dari 205 unit usaha, IKM agro
dengan nilai investasi sebesar Rp.28.333.626.666,- dari 444 unit usaha
serta IKM tekstil dan produk tekstil dengan nilai investasi sebesar
Rp.16.612.173.250,- dari 405 unit usaha.
Sedangkan komoditi unggulan perdesaan industri kecil menengah (IKM)
baik formal maupun non formal meliputi produk alas kaki, tas dan logam.
Ketiga komoditi tersebut menjadi concern pemerintah daerah dalam
pengembangannya yang meliputi beberapa kecamatan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Industri Kabupaten Bogor Tahun 2015
No Kegiatan /
Usaha / Sektor
Data
Jenis Potensi Unggulan
Produksi / Populasi
Keseluruhan
Lokasi Desa/Kecamatan
1 Industri Industri Besar
1 Komponen Kendaraan bermotor
407.209.465 pcs Ciawi, Cibinong, Citeureup, Gn. Putri, Cileungsi, Sukaraja, Babakan Madang, Parung panjang
2 Peralatan Kantor dari Logam
463.325 buah Gunung Putri, Cileungsi, Cibinong, Citeureup
3 Kemasan kaleng 35.500 pcs Gunung Putri
4 Karoseri 165.899 buah Cileungsi, Babakan Madang, Sukaraja, Gunung Putri, Cibinong, Klapanunggal
5 Mesin Industri 320.601 buah Ciampea, Cibinong, Gunung Putri, Citeureup, Cijeruk, Cileungsi Klapanunggal, Ciomas
6 Karet
2.000.000 pcs Gunung Putri, Tajurhalang, Cileungsi, Cibinong, Ciampea
1.821 ton
18.000 lembar
7 Bahan Kimia 34.460 ton Babakan madang, Cibinong
8 Air Kemasan 144.677.000
liter
Citeureup, Tamansari, Cijujung,Sukaraja, Klapanunggal, Ciampea, Cigombong, Ciseeng, Megamendung
9 Furniture
1.440 ton Cileungsi, Gunungputi, Babakan madang, Cioteureup, Jonggol
193.076 buah
40.000 set
2 Industri Kecil dan Menengah
1 Konveksi/ Garment 660.000 kodi Ciampea, Caringin, Ciawi, Ciseeng
2 Sepatu, sandal dan tas
2.272.244 kodi Tamansari, Ciomas, Dramaga, Kemang, Cibungbulang
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 22
No Kegiatan /
Usaha / Sektor
Data
Jenis Potensi Unggulan
Produksi / Populasi
Keseluruhan
Lokasi Desa/Kecamatan
3 Miniatur pesawat 720 buah Cikarawang, Dramaga,
4 Meubel bambu 150 set Cariu, Cibinong
5 Anyaman bambu 33.368 pcs Rumpin, Tenjo, Tenjolaya, Cigudeg
6 Bunga kering 30.735 tangkai Leuwisadeng, Tenjolaya
Sumber : Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bogor, 2015
8) Penggalian dan Pertambangan
Pada komoditi lapangan usaha penggalian dan pertambangan, pada
umumnya sudah banyak diusahakan dengan pangsa pasar tersendiri.
Namun demikian terdapat komoditi yang menjadi unggulan, antara lain :
emas, perak dan andesit sebagai bahan konstruksi serta tanah liat dan batu
kapur sebagai bahan baku semen. Dalam Tabel 1.6 berikut menyajikan
komoditi potensi unggulan dan komoditi unggulan lapangan usaha
penggalian dan pertambangan.
Tabel 1.6. Komoditi Potensi Unggulan dan Komoditi Unggulan Kelompok Lapangan Usaha Penggalian dan Pertambangan Kabupaten Bogor Tahun 2015
No Kegiatan /
Usaha / Sektor
Data
Jenis Potensi Unggulan
Produksi / Populasi
Keseluruhan
Lokasi Desa/Kecamatan
1 Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan (ton)
Andesit 12.251.692,57 Rumpin, Cigudeg
Pasir dan Kerikil 43.489,40 Rumpin, Caringin, Jonggol
Trass 132.624,47 Rumpin, Cigudeg, Parung panjang, Gunungsindur
Tanah Liat 2.513.155,66 Klapanunggal, Citeureup
Batu Kapur 18.933.383,21 Klapanunggal, Citeureup
Tanah Urug 63.927,55 Rumpin
Andesit Lapuk 551.800,45 Rumpin, Cigudeg
2 Pertambangan Mineral Logam (kg)
Emas 1.498,1172 Nanggung
Perak 13.218,2332 Nanggung
Galena 5.360,81 Cigudeg
Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Bogor, 2015
9) Pariwisata
Daya tarik wisata Kabupaten Bogor merupakan perpaduan antara karakter
alamnya yang kuat, kebudayaan dan kepurbakalaan. Kawasan Puncak
merupakan kawasan primadona yang sampai saat ini belum tergantikan.
Berdasarkan dokumen RIPPARDA 2014 pengembangan pariwisata
diarahkan menjadi 5 destinasi yaitu : 1) destinasi wisata perkotaan, 2)
destinasi wisata MILE dan rekreasi, 3) destinasi wisata warisan budaya dan
pendidikan, 4) destinasi wisata kreatif, dan 5) destinasi wisata ekowisata.
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 23
Jumlah wisatawan pada tahun 2015 sebanyak 5.083.214 orang. Daya tarik
wisata Kabupaten Bogor menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun
2011 tentang Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Nasional, yaitu
meliputi :
a) Daya Tarik Wisata Alam
Kawasan Puncak terletak di Selatan Bogor yang merupakan
daerah perbukitan dengan ketinggian antara 800-1500 m diatas
permukaan laut (dpl), sehingga memiliki udara yang sejuk dan
segar. Pada kawasan ini dapat dinikmati keindahan aneka obyek
dan daya tarik wisata diantaranya : wisata Agro Gunung Mas,
Telaga Warna, Curug Cilember, dan Taman Safari Indonesia.
Selain itu banyak aktifitas wisata yang dapat dilakukan dengan
setting alam diantaranya : tea walk, menunggang kuda,
paralayang, outbond, fotografi dan lain-lain. Kawasan wisata
dengan panorama alam yang indah dan berhawa sejuk tersebut
telah didukung fasilitas camping ground, taman rekreasi, hutan
wisata, hotel bintang dan non-bintang, tempat pertemuan dan
seminar, sarana olah raga dan rumah makan/restoran.
b) Daya Tarik Wisata Buatan
Daya tarik wisata buatan dikembangkan dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat di suatu wilayah yang tidak memiliki
potensi asli. Salah satu wisata buatan yang menjadi tujuan wisata
terbesar di Kabupaten Bogor adalah Taman Safari Indonesia (TSI)
di Kecamatan Cisarua Bogor. TSI merupakan taman satwa
terbesar di Indonesia dengan jumlah spesies satwa asing dan
lokal tidak kurang dari 1.500 spesies. Jumlah kunjungan di TSI
tahun 2015 tercatat 1.249.090 orang.
Selain Taman Safari Indonesia masih banyak daya tarik wisata
buatan lainnya yang tersebar di Kabupaten Bogor yaitu : Taman
Wisata Matahari, Sirkuit Sentul, Taman Rekreasi Lido, Junggle
Land Sentul, Wisata Desa Kampung Bambu, Kampung Wisata
Cinangneng, serta Museum Mobil dan Keramik Sentul.
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 24
c) Wisata Budaya
Kabupaten Bogor memiliki berbagai atraksi seni dan budaya
tradisional yang digelar dalam event Helaran secara rutin setiap
tahun. Acara ini merupakan ajang atraksi seni dan budaya yang
merupakan perwakilan dari masing-masing kecamatan. Objek
wisata yang menjadi unggulan pada wisata budaya adalah
Kampung Budaya Sindang Barang. Selain Kampung Budaya
Sindang Barang, terdapat potensi wisata budaya unggulan lainnya
seperti : Situs Batu Tulis Ciaruteun, Kampung Adat Urug di
Kecamatan Sukajaya, Bellacampa, Kampung Cina, Pura
Parahyangan Agung Jagatkarta dan 19 Benda Cagar Budaya.
Jenis daya tarik wisata di Kabupaten Bogor pada tahun 2015
selengkapnya disajikan dalam Tabel 1.7.
Tabel 1.7. Daya Tarik Wisata Kabupaten Bogor Tahun 2015
No Nama Obyek Wisata Lokasi Kunjungan wisatawan
Wisnus Wisman Jumlah
1 Taman Safari Indonesia Cisarua 1.170.170 78.985 1.249.090
2 Talaga Warna Cisarua 9.766 679 10.445
3 Wisata Agro Gunung Mas Cisarua 758.066 - 758.066
4 Taman wisata riung Gunung Cisarua 1.394 - 1.394
5 Curug Cilember Cisarua 1.839 174 2.013
6 Taman rekreasi lido Cigombong 15.523 25 15.548
7 Wana Wisata Bodogol Cigombong 1.262 15 1.277
8 Taman Melrimba Cisarua 234 - 234
9 Wana Wisata Citamiang Cisarua 266 - 266
10 Curug Kembar/Batulayang Cisarua 256 - 256
11 Curug Cikaracak Cisarua - - -
12 Curug Panjang Megamendung - - -
13 Taman Wisata Matahari Cisarua 866.276 - 866.276
14 Wisata Desa Kampung Bambu
Cijeruk - - -
15 Curug Nangka Tamansari 69.377 15 69.392
16 Curug Sentul Paradise Babakan Madang 451.257 164 451.421
17 Buper Sukamantri Tamansari - - -
18 Pemandian Air Panas GSE Pamijahan 9.045 100 9.145
19 Curug Cigamea Pamijahan 1.956 100 2.056
20 Curug Seribu Pamijahan 4.075 50 4.125
21 Curug Ngumpet Pamijahan 5.370 55 5.425
22 Wana Wisata Buper Gunung Bunder
Pamijahan 1.698 - 1.698
23 Eko Wisata kawah ratu Pamijahan 123 - 123
24 Curug Jaksa Pamijahan - - -
25 Situs batu tulis Ciaruteun Cibungbulang 6.257 - 6.257
26 Kampung Wisata Cinangneng
Ciampea 13.373 - 13.373
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 25
No Nama Obyek Wisata Lokasi Kunjungan wisatawan
Wisnus Wisman Jumlah
27 Goa Gudawang Cigudeg 3.524 - 3.524
28 Pemandian Air Panas Tirta Sanita
Ciseeng 167.215 1.583 168.798
29 Kampung Budaya Sindang Barang
Tamansari 975 29 1.004
30 Museum Mobil & Keramik Sentul
Citeureup 998 - 998
31 RHU (Rekreasi dan Hiburan Umum)
- - - -
32 Kebun Wisata Pasir Mukti Citeureup 86 - 86
33 TWA Gunung Pancar Babakan Madang - - -
34 Alam Fantasi/ Taman Budaya
Babakan Madang 7.986 - 7.986
35 Taman Wisata Mekarsari Cileungsi 274.484 - 274.484
36 Penangkaran Rusa/WW Giri Jaya
Tanjungsari 9.058 - 9.058
37 Wana Wisata Cipamingkis Sukamakmur - - -
38 Aldepos Tenjolaya 617 - 617
39 Wahana Curug Naga - 559 - 559
40 Wana Wisata Curug Arca - 508 - 508
41 Cibalung Happyland Cijeruk 7.002 122 7.124
42 Jungleland Babakan Madang 689.463 12.061 701.524
43 Waterpark Kingdom Cileungsi 160.378 - 160.378
44 Kampung Wisata Rumah Joglo
Ciampea 1.243 - 1.243
45 Agrowisata Bukit Hambalang Babakan Madang 20.155 - 20.155
46 Desa Wisata Kabupaten Bogor 87.476 - 87.476
Jumlah Total Kunjungan 4.892.320 103.042 5.082.838 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor 2015
1.4 Gambaran Umum Demografis
Secara umum, kondisi demografis Kabupaten Bogor dapat digambarkan
bahwa penduduk Kabupaten Bogor berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS)
pada tahun 2015 berjumlah 5.459.668 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki
2.792.907 jiwa dan penduduk perempuan 2.666.761 jiwa. Pertumbuhan penduduk
Kabupaten Bogor tahun 2015 sebesar 2,41 persen dibandingkan tahun 2014.
Data sex ratio penduduk Kabupaten Bogor pada tahun 2015 adalah
sebesar 105, artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 105 orang laki-laki.
Hampir di semua kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki sex ratio diatas 100,
yang berarti berlaku umum bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari
pada jumlah penduduk perempuan di daerah tersebut. Namun terdapat satu
kecamatan yang nilai sex rationya di bawah 100, yaitu Kecamatan Gunung Putri
sebesar 98, yang artinya setiap 100 orang perempuan terdapat 98 orang laki-laki.
Hal ini disebabkan sebagai daerah pengembangan usaha industri besar dan
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 26
sedang, tampaknya menarik minat banyak pekerja wanita untuk bekerja dan
bermukim di wilayah Kecamatan Gunung Putri.
Kondisi demografis Kabupaten Bogor sebagaimana diuraikan di atas
secara ringkas disajikan pada Tabel 1.8.
Tabel 1.8. Proyeksi Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin Tahun 2014-2015*)
No Kecamatan
2014 (Juni) 2015*) (Juni)
Laki-laki Perem- puan
L+P Laki-laki Perem- puan
L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 Nanggung 44.805 41.841 86.646 44.955 42.006 86.961
2 Leuwiliang 61.712 57.777 119.489 62.263 58.331 120.594
3 Leuwisadeng 38.387 35.318 73.705 38.599 35.534 74.133
4 Pamijahan 71.739 67.980 139.719 72.192 68.452 140.644
5 Cibungbulang 67.588 63.696 131.284 68.096 64.215 132.311
6 Ciampea 80.231 75.839 156.070 81.059 76.670 157.729
7 Tenjolaya 29.534 28.242 57.776 29.782 28.498 58.280
8 Dramaga 54.277 53.238 107.515 54.925 53.910 108.835
9 Ciomas 85.808 82.232 168.040 87.980 84.366 172.346
10 Tamansari 51.695 48.392 100.087 52.553 49.226 101.779
11 Cijeruk 44.264 40.369 84.633 44.881 40.955 85.836
12 Cigombong 49.915 47.778 97.693 50.949 48.800 99.749
13 Caringin 62.482 59.305 121.787 63.203 60.028 123.231
14 Ciawi 57.901 54.140 112.041 58.860 55.072 113.932
15 Cisarua 62.366 58.091 120.457 63.132 58.841 121.973
16 Megamendung 54.230 49.638 103.868 54.933 50.313 105.246
17 Sukaraja 98.640 94.180 192.820 100.835 96.336 197.171
18 Babakan Madang 59.720 56.261 115.981 61.218 57.708 118.926
19 Sukamakmur 40.298 37.808 78.106 40.587 38.103 78.690
20 Cariu 23.334 23.140 46.474 23.270 23.093 46.363
21 Tanjungsari 26.163 25.374 51.537 26.244 25.470 51.714
22 Jonggol 69.056 66.797 135.853 70.504 68.240 138.744
23 Cileungsi 153.121 149.401 302.522 160.341 156.543 316.884
24 Kelapa Nunggal 56.599 53.605 110.204 58.445 55.388 113.833
25 Gunung Putri 192.309 196.457 388.766 202.428 206.924 409.352
26 Citeureup 111.597 107.088 218.685 113.812 109.283 223.095
27 Cibinong 194.999 189.088 384.087 202.428 196.057 398.115
28 Bojong Gede 148.945 142.959 291.904 156.168 149.986 306.154
29 Tajur Halang 57.437 54.944 112.381 59.258 56.722 115.980
30 Kemang 53.187 50.665 103.852 54.503 51.948 106.451
31 Ranca Bungur 27.331 25.575 52.906 27.589 25.833 53.422
32 Parung 67.155 63.154 130.309 69.322 65.232 134.554
33 Ciseeng 55.854 52.196 108.050 56.935 53.240 110.175
34 Gunung Sindur 61.321 58.361 119.682 63.352 60.332 123.684
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 27
No Kecamatan
2014 (Juni) 2015*) (Juni)
Laki-laki Perem- puan
L+P Laki-laki Perem- puan
L+P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
35 Rumpin 71.079 65.689 136.768 71.785 66.382 138.167
36 Cigudeg 64.435 58.884 123.319 64.961 59.402 124.363
37 Sukajaya 29.873 27.556 57.429 29.975 27.668 57.643
38 Jasinga 49.548 46.434 95.982 49.713 46.617 96.330
39 Tenjo 36.026 33.858 69.884 36.370 34.203 70.573
40 Parung Panjang 63.413 59.425 122.838 64.872 60.834 125.706
Kab. Bogor 2.728.374 2.602.775 5.331.149 2.792.907 2.666.761 5.459.668
Sumber: BPS Keterangan : *) BPS, Angka Proyeksi
Selanjutnya, dari piramida penduduk yang disusun berdasarkan kelompok
umur 5 tahunan menunjukan bahwa penduduk di Kabupaten Bogor termasuk
penduduk muda. Struktur penduduk muda biasanya diperlihatkan oleh panjang
piramida kelompok umur 5-9 dan 10-14 tahun lebih panjang dari pada kelompok
umur lainnya. Hal ini terlihat jelas dari Gambar 1.2. dimana bentuk piramidanya
cenderung mengerucut di bagian atas. Atau dapat diartikan juga, ada
kecenderungan komposisi penduduk Kabupaten Bogor di masa depan akan
semakin didominasi oleh penduduk usia produktif.
Gambar 1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Bogor Tahun 2015 Berdasarkan Hasil Proyeksi
Sementara itu, penggolongan usia produktif atau tidak produktif
berdasarkan kriteria sebagai berikut :
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 28
1. Penduduk Usia Tidak Produktif jika persentase penduduk 0-14 tahun minimal
sebanyak 40 persen dan penduduk 65 tahun ke atas tidak melebihi 5 persen dari
total penduduk secara keseluruhan;
2. Penduduk Usia Produktif jika persentase penduduk yang berusia 0-14 tahun
maksimal 30 persen dan penduduk yang berusia 15-64 tahun persentasenya lebih
dari 60 persen.
Tabel 1.9. Jumlah Penduduk Per Kelompok Umur Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Bogor Tahun 2015
Kelompok Umur
(tahun) Laki-laki Perempuan
Jumlah L+P
Persentase (%)
0 - 4 291.974 278.718 570.692 10,45
5 - 9 302.644 287.791 590.435 10,81
10-14 295.535 280.277 575.812 10,55
15-19 270.170 259.460 529.630 9,70
20-24 252.700 253.359 506.059 9,27
25-29 262.132 260.059 522.191 9,56
30-34 240.645 240.241 480.886 8,81
35-39 227.070 212.605 439.675 8,05
40-44 187.893 169.493 357.386 6,55
45-49 145.541 128.375 273.916 5,02
50-54 110.751 96.592 207.343 3,80
55-59 76.945 62.811 139.756 2,56
60-64 48.426 47.756 96.182 1,76
65-69 34.129 34.397 68.526 1,26
70-74 22.908 26.219 49.127 0,90
75+ 23.444 28.608 52.052 0,95
Jumlah 2.792.907 2.666.761 5.459.668 100,00
Sumber : BPS, Proyeksi Hasil SP 2010
Dari gambaran Tabel 1.9 dapat kita lihat bahwa komposisi penduduk Kabupaten
Bogor merupakan penduduk usia produktif dimana penduduk usia (15-64) tahun
sebanyak 65,08 persen, sedangkan penduduk usia non produktif (0-14) tahun sebanyak
31,81 persen, dan usia 65 tahun ke atas sebanyak 3,11 persen. Hal ini memberikan
indikasi bahwa permasalahan ketenagakerjaan di Kabupaten Bogor merupakan pekerjaan
rumah yang harus mendapat perhatian serius.
Penghitungan penduduk usia produktif dan tidak produktif erat kaitannya dengan
rasio beban ketergantungan (Burden of Dependency Ratio). Rasio beban ketergantungan
merupakan perbandingan antara jumlah penduduk yang berusia 0-14 tahun dan
penduduk berusia 65 tahun ke atas terhadap jumlah penduduk yang berusia 15-64 tahun.
Hasil proyeksi menunjukkan bahwa rasio ketergantungan anak di Kabupaten Bogor tahun
2015 sebesar 48,89 persen dan rasio ketergantungan lanjut sebesar 4,78 persen atau
secara keseluruhan angka beban ketergantungan Kabupaten Bogor sebesar 53,67
persen. Hal ini dapat diartikan bahwa untuk setiap 100 penduduk usia produktif harus
menanggung sebanyak 53 penduduk yang tidak/belum produktif.
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 29
Proporsi penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha merupakan salah satu
indikator untuk melihat potensi sektor perekonomian dalam menyerap tenaga kerja, dan
sebagai salah satu ukuran untuk menunjukkan struktur perekonomian suatu wilayah.
Pada Tabel 1.10.
Tabel 1.10. Proporsi Penduduk Usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013 - 2014
Lapangan Usaha 2013 2014
Jumlah % Jumlah %
1. Pertanian 259.020 12,15 260.204 12,17
2. Pertambangan & Penggalian 53.872 2,53 68.939 3,22
3. Industri Pengolahan 545.895 25,61 553.347 25,88
4. Listrik, Gas dan Air Minum 3.432 0,16 6.955 0,33
5. Konstruksi 119.832 5,62 181.740 8,50
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 571.620 26,82 621.651 29,08
7. Transportasi & Komunikasi 122.859 5,76 108.474 5,07
8. Lembaga Keuangan 58.402 2,74 62.949 2,94
9. Jasa Sosial Kemasyarakatan 396.546 18,60 273.695 12,80
J u m l a h 2.131.478 100.00 2.137.954 100,00 Sumber : Indikator Ekonomi Daerah Tahun 2015-BPS
Secara total, jumlah penduduk bekerja di Kabupaten Bogor mengalami
peningkatan dari 2.131.478 orang pada tahun 2013 menjadi 2.137.954 orang tahun 2014
(meningkat 0,30%). Tabel di atas memperlihatkan bahwa ada 2 (dua) sektor mengalami
penurunan dalam penyerapan tenaga kerja yaitu sektor Transportasi dan Komunikasi
serta sektor Jasa Sosial Kemasyarakatan, 7 (tujuh) sektor mengalami peningkatan, yaitu
sektor-sektor : Pertanian; Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik,
Gas dan Air Minum; Konstruksi; Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Lembaga
Keuangan. Komposisi di atas menunjukkan adanya transisi pergeseran sektor
penyerapan tenaga kerja Kabupaten Bogor dari sektor Jasa, ke sektor Pertanian;
Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Listrik, Gas dan Air Minum;
Konstruksi; Perdagangan, Hotel dan Restoran serta Lembaga Keuangan. Struktur
pendidikan penduduk bekerja di Kabupaten Bogor secara umum dapat dilihat pada
Gambar 1.3.
Gambar 1.3. Penduduk Bekerja Berdasarkan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Bogor Tahun 2013-2014
0
10
20
30
40
50
60
1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. PT
50.17
19.23.99
6.51
51.44
17.9424.69
5.92
2013
2014
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 30
1.5 Sistematika Penyajian
Laporan Kinerja adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan kewajiban
suatu Instansi Pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan
pencapaian sasaran strategis organisasi yang berkaitan dengan Visi dan Misi organisasi
melalui berbagai program dan kegiatan tahunan. Sistematika Laporan Kinerja Kabupaten
Bogor tahun 2015 disusun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tatat Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Alur pikir penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor
tahun 2015 dan keterkaitan dengan Laporan Kinerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
disajikan dalam Gambar 1.4.
Gambar 1.4. Alur Pikir Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015
Sumber : Hasil Analisis Tim, 2015
PEMDA KAB. BOGOR UNIT KERJA
RPJMD KAB. BOGOR 2013-2018 RENSTRA SKPD 2013 - 2018
RENJA 2015 RKPD 2015
RKA 2015 RAPBD 2015
DPA 2015 APBD 2015
JANKIN SKPD 2015 JANKIN PEMDA 2015
Laporan Kinerja SKPD 2015
LKSKPD 2015
LKPJ 2015
LKD KONSOLIDASI 2015
LAPORAN KINERJA 2015
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 31
Alur pikir pengukuran kinerja pencapaian sasaran Pemerintah Kabupaten Bogor
mengikuti alur pikir sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.5.
Gambar 1.5. Alur Pikir Pengukuran Kinerja
Sumber : Hasil Analisis Tim, 2015
Adapun sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Kabupaten Bogor Tahun
Anggaran 2015 dan ringkasan dari masing-masing Bab adalah sebagai berikut :
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian tentang Latar Belakang, Organisasi Pemerintah Kabupaten Bogor,
Kondisi Ekonomi, Gambaran Umum Demografis, Sistematika Penyajian.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Berisi gambaran singkat mengenai RPJMD Kabupaten Bogor Tahun 2013-2018
dan Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Bogor Tahun 2015, RPJMD
menguraikan secara singkat pernyataan visi dan misi Kabupaten Bogor,
Perjanjian Kinerja menguraikan sasaran strategis Kabupaten Bogor tahun 2015.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Berisi uraian hasil pencapaian kinerja 25 (dua puluh lima) penciri, pencapaian
indikator makro, serta evaluasi dan analisis akuntabilitas pencapaian sasaran
tahun 2015 dibandingkan dengan tahun 2014 dan akhir RPJMD termasuk
didalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan/ kegagalan,
hambatan/kendala, dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah
antisipasi yang akan diambil, Selain itu juga menyajikan realisasi keuangan
-
LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP)
KABUPATEN BOGOR 32
yang memaparkankan alokasi dan realisasi APBD, juga Prestasi yang
didapatkan Pemerintah Kabupaten Bogor di tahun 2015.
BAB IV PENUTUP
Berisi tinjauan tujuan secara umum tentang keberhasilan/kegagalan,
permasalahan dan kendala yang terjadi serta strategi pemecahan masalahnya.