Post on 11-Aug-2015
ANALISIS KINERJA RUMAH SAKIT SARI ASIH CILEDUG MENGGUNAKAN INSTRUMEN EUROPEAN FOUNDATION
for QUALITY MANAGEMENT EXCELLENCE MODEL
Tesis Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Sarjana S-2
Minat Utama Manajemen Rumah Sakit Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat
Jurusan Ilmu-Ilmu Kesehatan
Diajukan oleh :
EKO RUSDIYANTOSO NIM : 12792/PS/IKM/03
Kepada PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA 2008
ii
iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL ........................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vi
PERNYATAAN .............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................... viii
ABSTRAK .................................................................................... x
ABSTRACT................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ……………………………… …………… 5
C. Tujuan Penelitian ………………………………………………… 5
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 5
E. Keaslian Penelitian ……………………………………………. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka
1. Penilaian Kinerja …………………………………………… 8
2. Tujuan dan Manfaat Penilaian Kinerja …………………… 10
3. The European Foundation for Quality Management
(EFQM) ........................................................................... 11
4. Indikator Kinerja Rumah Sakit ……………………….. 15
5. Standar Perijinan Rumah Sakit ……………………….……. 18
6. Balanced Score Card dan EFQM Excellence Model ........ 19
B. Kerangka Konsep ……………………….....…………………. 20
C. Landasan Teori …………………………………………………. 20
D. Pertanyaan Penelitian ……………………………………...…. 22
iv
BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian …………………………………………. 23
B. Subjek Penelitian . ……………………………………………… 23
1. Batasan Populasi …………………………………………... 23
2. Besar Sampel ………………………………………………. 24
3. Cara Pengambilan Sampel ……………………………….. 25
C. Identifikasi Variabel Penelitian ……………………………….. 26
D. Definisi Operasional Variabel ………………………………… 26
E. Instrumen Penelitian …………………………………………… 27
F. Cara Analisis Data …………………………………………….. 28
G. Keterbatasan Penelitian ………………………………………. 29
H. Jalannya Penelitian ………………………………………. 30
I. Metode Pengumpulan Data ………………………………….. 30
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .................................................................... 32
1. Penilaian Kelengkapan Perijinan RSSA Ciledug .............. 32
2. Penilaian hasil self- assessment EFQM ……… ……. .. 34
3. Penilaian Indikator Kinerja RSSA Ciledug ........................ 36
B. Pembahasan Umum ............................................................ 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................... 46
B. Saran
............................................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 50
LAMPIRAN 1. Tabel distribusi
2. Skoring kuesioner EFQM
3. Instrumen perijinan RSSAC
4. Instrumen kinerja RSSAC
5. Kuesioner EFQM-1
6. Kuesioner EFQM-2
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Tingkat BOR, LOS, TOI dan Rata-rata kunjungan
Pasien sampai Bulan November 2006 ......................... 3
Tabel 2 Indikator Standar Kinerja Rumah Sakit ....................... 18
Tabel 3 Komposisi Responden ................................................ 25
Tabel 4 Kelebihan dan Resiko Questionnaire Method .............. 31
Tabel 5 Perbandingan antara pencapaian indikator kinerja
RS dan standard Departemen Kesehatan .................. 38
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Model Self Assessment EFQM .................................... 12
Gambar 2 Hasil Keluaran EFQM .................................................. 14
Gambar 3 Kerangka Konsep ....................................................... 20
Gambar 4 Penilaian kelengkapan perijinan RSSAC ..................... 33
Gambar 5 EFQM dan pemahamannya di RSSAC ........................ 35
Gambar 6 Dimensi kualitas kepuasan pasien ............................... 39
vii
SURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Yogyakarta, Januari 2008
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT atas ridho, rahmat, taufik
serta hidayah-Nya, sehingga tesis yang berjudul “Analisis Kinerja Rumah Sakit Sari Asih Ciledug Menggunakan Instrumen European Foundation For Quality Management Excellence Model”
ini dapat diselesaikan oleh penulis.
Tesis ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
memenuhi Pendidikan Pascasarjana pada Minat Utama Manajemen
Rumah Sakit, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jurusan
Ilmu- ilmu kesehatan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Selain itu
karena penulis merasa tertarik dengan adanya suatu metode penilaian
kinerja rumah sakit yang relatif baru dan potensial untuk digunakan
untuk menilai kinerja rumah sakit- rumah sakit yang ada di Indonesia
ini.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan
kepada yang terhormat :
1. Bapak Agastya SE, MBA, MPM sebagai dosen pembimbing
tesis yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya
dengan penuh keikhlasan dan kesabaran untuk memberikan
pengarahan pada penulisan tesis ini.
2. dr. Adi Utarini MSc, MPH, PhD sebagai Ketua Minat Magister
Manajemen Rumah Sakit atas kesempatan yang diberikan.
3. Direktur beserta seluruh staf Pengelola Program Magister
Manajemen Rumah Sakit Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
4. Seluruh dosen dan staf pengajar Magister Manajemen Rumah
Sakit Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
5. Seluruh staf Magister Manajemen Rumah Sakit yang namanya
tidak dapat disebutkan satu persatu
6. Seluruh pimpinan dan staf PT. Sari Asih Tangerang khususnya
Bapak Arief R. Wismansyah, Bsc, MKes sebagai Direktur Utama
ix
sekaligus teman baik yang telah meluangkan waktunya yang
berharga dan memperbolehkan dilakukan penelitian kinerja di
Rumah Sakit Sari Asih Ciledug,
7. Seluruh pimpinan dan staf Rumah Sakit Sari Asih Ciledug yang
telah membantu penulis dalam mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini, semoga Rumah Sakit Sari Asih
Ciledug dapat mempertahankan, bahkan dapat meningkatkan
kinerja yang telah dicapainya saat ini.
8. Seluruh rekan- rekan mahasiswa serta semua pihak yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu baik bantuan moril maupun materil.
Kepada istriku tercinta, dr. Ni Ken Ritchie, M.Biomed yang dengan
kasih sayangnya selalu memberikan semangat ketika motivasi
menurun dan mendukung dalam proses penyusunan tesis serta
mendoakan sepanjang waktu, juga kepada kedua anakku M. Anargya
Rusdiantoso dan M. Anindya Rusdiantoso yang menjadi pemacu
semangatku dalam menyusun tesis ini, terima kasih banyak. Terima
kasih tak terhingga kepada kedua orang tuaku, H. Mohammad
Yarman, SE dan Ir. Hj. Siti Wahyuni yang mendukung baik secara
moril, materil dan mendoa’kan keberhasilan pendidikan penulis mulai
taman kanak- kanak hingga saat ini. Tidak ketinggalan kepada adik-
adik tercinta Ika dan Lisa juga kedua orang tua istriku, terima kasih.
Akhir kata, tidak ada manusia yang sempurna, demikian pula
dengan tesis ini saya yakin masih jauh dari sempurna. Segala kritik
dan saran yang membangun sangat saya harapkan. Mudah-mudahan
hasil penelitian ini dapat bermanfaat.
Amin Ya Robbal Alamin
Yogyakarta, Januari 2008
Penulis
x
INTISARI
Latar Belakang : Selama ini penilaian kinerja Rumah Sakit Sari Asih (RSSA) Ciledug hanya berdasarkan informasi dari data kinerja yang dilihat dari nilai BOR, LOS, TOI dan informasi dari laporan keuangan serta survey kepuasan pasien. Belum pernah dilakukan penilaian kinerja secara komprehensif terkait dengan penerapan konsep-konsep mutu di RSSA Ciledug. Untuk itu diperlukan suatu metode penilaian yang menyeluruh yang didalamnya terdapat faktor-faktor yang menunjukkan kualitas pelayanan serta kinerja suatu rumah sakit. Diharapkan dari hasil penelitian ini menjadi masukan bagi RSSA Ciledug untuk terus menerus melakukan perbaikan. Tujuan : untuk mengetahui kinerja yang ada pada Rumah Sakit Sari Asih Ciledug sehingga dapat digunakan sebagai masukan dalam menerapkan kebijakan-kebijakan di masa yang akan datang. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus deskriptif. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen perijinan RS, instrumen kinerja RS dan kuesioner standar EFQM. Cara analisis data pada instrumen perijinan RS disesuaikan dengan standar perijinan menurut Depkes yang sudah dimodifikasi oleh Badan Mutu Pelayanan Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta (BMPK Yogya), instrumen kinerja RS dengan standar kinerja menurut Depkes dan data pada kuesioner standar EFQM dinilai skornya. Hasil : RSSA Ciledug merupakan RS tipe C dengan total jumlah tempat tidur sebanyak 152 buah. Dari 4 komponen dalam penilaian kelengkapan perijinan, RSSA Ciledug telah melengkapi komponen fungsi sosial, hak pasien dan etika RS sedangkan komponen pelayanan RS, manajemen RS dan fisik bangunan RS masih di bawah 100%. Rerata skor penilaian dimensi- dimensi dalam variabel self- assessment 93,32 dan rerata skor tingkat pemahaman EFQM 75,56. Kekuatan RSSA Ciledug terutama pada dimensi manajemen SDM dan sistem-proses mutu sedangkan skor terendah pada dimensi hasil kinerja utama. Indikator kinerja RSSA Ciledug yang belum sesuai standar Depkes adalah kelengkapan total rekam medis. Dalam perspektif keuangan (indikator cost recovery), RSSA Ciledug telah melebihi standar Depkes. Kesimpulan : Rerata tingkat kepatuhan RSSA Ciledug terhadap persyaratan perizinan belum sesuai standar Depkes yaitu sebesar 94,33%. Rerata skor untuk semua kriteria EFQM Excellence Model di atas 75 % menunjukkan bahwa manajemen RSSA Ciledug telah mengelola serta menjalankan konsep- konsep mutu dengan baik (masuk kategori world class). Kelengkapan total pengisian rekam medis masih belum memenuhi standar sedangkan cost recovery jauh melampaui standar dari Depkes Kata Kunci : perijinan RS, EFQM, indikator kinerja RS, kinerja RS
xi
ABSTRACT
Background : Up to now, the evaluation of Sari Asih Hospital (SAH) Ciledug only based on BOR, LOS, TOI, financial report and patient survey. There has not been any comprehensive performance assessment that linked with quality concepts at SAH Ciledug. Therefore, we need a comprehensive assessment method that can show the quality of hospital service and hospital performance. Hopefully the result of this research can be used for continuous improvement in SAH Ciledug. Objective : To identify the performance of the SAH Ciledug, therefore it can be used as an input for applying performance improvement policies in the future. Methods : This research is a descriptive case study. The sampling method is stratified random sampling. Instruments that used in this research are hospital licensing standard from Health Department of Republic Indonesia that modified by Health Service Quality Body of Yogyakarta, hospital performance from Health Department Republic of Indonesia and standard questionnaires EFQM excellence model. The fulfilling of regulation in SAH Ciledug was compared with hospital licensing standard and the performance in SAH Ciledug was compared with hospital performance standard. The data from questionnaires EFQM excellence model was analyzed by its scoring. Results : SAH Ciledug is a type C hospital with 152 total beds capacity. From 4 components in hospital licensing standard, SAH Ciledug has fulfilled only one component, the social, patient right and hospital ethics. Although the scores of other three components (hospital services, hospital management and hospital buildings physics) are above 90 % but still under 100 %. The scores for all self- assessment variables dimensions are above 75 %, the highest score is in the quality system and process dimension while the lowest is in the key performance result. The performance indicators of SAH Ciledug that is under the Health Department of Republic Indonesia standard, completeness of medical record. In the financial perspective, SAH Ciledug has achieved Health Department of Republic Indonesia standard. Conclusion : The obidience level of SAH Ciledug with standard regulations from Health Department of Republic Indonesia is 94,33 %. Average EFQM Excellence Model score is above 75 % which is show that SAH Ciledug has managed to apply the quality concepts in correct way. Anyhow there is still a room for improvement for SAH Ciledug management in key performance result criteria. The completeness of medical records is still has to improve while the cost recovery indicator has over Health Department of Republic Indonesia standard Keywords : Hospital regulation, EFQM Excellence Model , hospital performance indicators, Hospital Performance
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Rumah Sakit Sari Asih Ciledug (RSSA Ciledug) merupakan
rumahsakit (RS) keempat dari Sari Asih Group yang merupakan
perusahaan yang bergerak di bidang jasa perumahsakitan. RSSA
Ciledug dibangun pada awal tahun 2004 kemudian mulai beroperasi
pada pertengahan tahun 2005 sampai dengan sekarang, dikelola oleh
PT. Sari Asih. RSSA Ciledug berkapasitas 150 tempat tidur dan
terletak di kawasan timur Tangerang yang berbatasan langsung
dengan Jakarta Selatan dan dapat dicapai hanya dalam waktu
setengah jam dari Kebayoran Baru, Jakarta.
RSSA Ciledug dibangun dengan perencanaan dan desain
arsitektur modern yang dapat menunjang pelayanan terhadap pasien,
terdiri dari bangunan 7 lantai dengan luas bangunan sekitar 8000m2.
Saat ini bangunan tersebut telah berdiri dengan penataan fungsi dan
zoning sesuai dengan aturan yang berlaku serta sudah beroperasi.
Sebagai bagian dari PT Sari Asih yang mempunyai visi; menjadi
perusahaan jasa kesehatan yang peduli dan berkualitas dengan
mendirikan dan mengembangkan jaringan rumah sakit yang paling
diminati masyarakat terutama di wilayah Banten dan sekitarnya.
Misinya adalah secara berkelanjutan memberikan pelayanan yang
memuaskan pelanggan dan memberi nilai (value) yang optimal kepada
karyawan, pemasok dan pemilik, serta berperan aktif dalam
menjalankan tanggung jawab sosial. Sejalan dengan visi dan misi
yang telah dijabarkan, RSSA Ciledug berupaya melaksanakan
pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara terpadu dengan upaya peningkatan dan
1
2
pecegahan serta melaksanakan upaya rujukan. Untuk melaksanakan
tugas tersebut di atas, maka RSSA Ciledug mempunyai fungsi :
1. Menyelenggarakan pelayanan medis.
2. Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis.
3. Menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan.
4. Menyelenggarakan pelayanan rujukan.
5. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan.
6. Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan.
7. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan.
Klinik di RSSA Ciledug antara lain :
1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik Eksekutif
3. Poliklinik Gigi Umum dan Gigi Spesialis
4. Poliklinik Spesialis dan Sub Spesialis
5. Pelayanan Khusus dan Pelayanan Terpadu
6. Pelayanan Ibu dan Anak
RSSA Ciledug didukung oleh 300 karyawan yang terdiri dari
tenaga medis, paramedis dan penunjang medis. Sejak beroperasi
pada pertengahan tahun 2005. RSSA Ciledug telah menunjukkan
peningkatan kinerja yang signifikan, hal ini bisa dilihat dari kenaikan
tingkat pemanfaatan tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR)
serta tingkat kunjungan rawat inap RSSA Ciledug yang disajikan
dalam tabel 1 sebagai berikut :
3
Tabel 1 Tingkat BOR, LOS, TOI dan Rata-rata kunjungan pasien Sampai Bulan November 2006
Tahun BOR LOS TOI Rata-rata
kunjungan 2005 49.67% 4.1 hari 4.6 hari 142 Pasien/hari 2006 69.56% 4.02 hari 1.71 hari 287 Pasien/hari
Keterangan : BOR: Bed Occupacy Ratio; Sumber: Rekap Tahunan LOS:Length of Stay; TOI: Turn Over Interval RSSA Ciledug (2006)
Dari tabel indikator produktivitas rumah sakit di atas tampak
bahwa produktivitas RSSA Ciledug sudah cukup baik, namun melihat
pertumbuhan jumlah rumah sakit di wilayah Tangerang secara umum
dan Ciledug secara khusus baik yang dikelola pemerintah maupun
swasta merupakan ancaman bagi RSSA Ciledug. Beberapa rumah
sakit yang merupakan pesaing RSSA Ciledug antara lain adalah RS.
Husada Insani, RS Honoris dan RS Gleanegles. Fakta tersebut
membuat manajemen RSSA Ciledug mencari suatu cara untuk menilai
sekaligus mempertahankan kinerja RSSA Ciledug sehingga tetap
unggul dari pesaing- pesaingnya.
Kemudian timbul pertanyaan- pertanyaan sebagai berikut; apa
saja yang akan dinilai di RSSA Ciledug, mengingat beberapa indikator
produktivitas RSSA Ciledug menunjukkan trend yang positif? Apakah
pelayanan yang diberikan oleh RSSA Ciledug kepada pelanggannya
sudah bermutu baik? Apakah kegiatan penilaian kinerja yang
komprehensif di RSSA Ciledug masih relevan untuk dilakukan? Kalau
masih relevan (penilaian kinerja yang komprehensif), metode apa
yang dapat digunakan?
Selama ini penilaian kinerja rumah sakit Sari Asih Ciledug
hanya berdasarkan informasi dari data kinerja yang dilihat dari nilai
BOR, LOS, TOI dan informasi dari laporan keuangan serta survey
kepuasan pasien. Belum pernah dilakukan penilaian kinerja secara
komprehensif terkait dengan penerapan konsep-konsep mutu di RSSA
4
Ciledug. Untuk itu diperlukan suatu metode penilaian yang menyeluruh
yang di dalamnya terdapat faktor-faktor yang menunjukkan kualitas
pelayanan rumah sakit dan diharapkan dari hasil penilaian ini menjadi
masukan bagi RSSA Ciledug untuk terus menerus melakukan
perbaikan.
Naylor (1999) berpendapat bahwa melalui penggunaan model
self assessment EFQM organisasi akan memperoleh pendekatan yang
lebih komprehensif dan akan menjamin bahwa seluruh aspek yang
penting dalam pengukuran kinerja manajemen akan tercakup, tidak
hanya dari segi keuangan namun juga dari faktor kepuasan pasien,
pelayanan medik, kepuasan staf dan karyawan serta kualitas
kesehatan lingkungan. Secara teori model tersebut dapat menjadi
tools yang efektif dan efisien untuk menilai atau mengukur kinerja
manajemen di suatu organisasi atau institusi.
Berpijak pada laporan WHO (2000) berjudul Health System
Performance dan PP no. 25 tahun 2000 tentang kewenangan
pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah otonom,
khususnya bidang kesehatan, ditetapkanlah fungsi Departemen
Kesehatan Republik Indonesia (Depkes) sebagai pengarah (steward
atau oversight). Depkes sebagai wakil pemerintah diharapkan menjadi
lembaga regulasi (baik sebagai penetap kebijakan ataupun turut serta
sebagai pelaksana/ regulator bersama pihak lain) yang mampu
menciptakan regulasi mutu yang memacu perbaikan mutu secara
berkelanjutan melalui pengembangan sistem mutu di tingkat lembaga
ataupun wilayah. Sesuai dengan fungsi yang telah disebutkan maka
Depkes menghasilkan suatu pedoman penyusunan standar pelayanan
minimal RS. Di dalam standar pelayanan minimal RS yang telah
disebutkan termasuk juga adalah standar perijinan RS dan indikator
kinerja RS.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin mengetahui kinerja
RSSA Ciledug secara komprehensif dari tiga aspek, ketiga aspek
5
tersebut adalah The European Foundation for Quality Management
Excellent Model (EFQM), indikator kinerja RS dan standar perijinan
RS.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti
merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:,
”Bagaimana kinerja Rumah Sakit Sari Asih Ciledug? ”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja
yang ada pada RSSA Ciledug sehingga dapat digunakan
sebagai masukan dalam menerapkan kebijakan-kebijakan di
masa yang akan datang.
2. Tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan RSSA Ciledug serta mengetahui aspek-aspek
yang perlu mendapat prioritas perbaikan.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua
pihak antara lain, yaitu :
1. Bagi RSSA Ciledug
a. Sebagai masukan dan acuan bagi RSSA Ciledug dalam
merumuskan strategi bisnisnya.
b. Sebagai pendorong manajemen atau direksi untuk
meningkatkan kinerjanya, sehingga mampu memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat.
6
2. Bagi peneliti lain
Sebagai tambahan referensi dalam pengukuran kinerja perusahaan
khususnya perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan
kesehatan dan atau rumah sakit dengan menggunakan teknik
pengukuran yang bersifat standar dan obyektif seperti yang
digunakan dalam penelitian yang telah dilakukan ini.
3. Bagi penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat dibangku kuliah.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian menggunakan pengukuran EFQM pernah dilakukan
sebelumnya yaitu:
1. Drajad Setiono (2001) meneliti pengaruh pelatihan Total Quality
Management (TQM) terhadap kinerja manajemen di Bapelkes
Salaman dan Bapelkes Gombong dengan pengukuran The
European Foundation for Quality Management (EFQM).
Penelitian Setiono ini dilakukan di badan pemerintah,
sedangkan penelitian ini dilakukan di RS swasta.
Hasilnya adalah adanya peningkatan yang cukup berarti pada
semua kriteria kinerja manajemen di Bapelkes Gombong
setelah dilakukan pelatihan TQM. Kriteria kinerja manajemen di
Bapelkes Salaman juga meningkat tetapi tidak seperti pada
Bapelkes Gombong.
2. Tim dari Sheffield Hallam University (2003) meneliti tentang
penerapan Self Assessment menggunakan EFQM Excellence
Model pada institusi pendidikan tinggi. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian dari Sheffield Hallam University
menggunakan kombinasi antara questionnaire, matrix dan pro-
7
forma, penggunaan lebih dari satu metode ini untuk saling
melengkapi. Dalam penelitian ini hanya digunakan kuesioner
untuk pengambilan data. Penelitian dari Sheffield Hallam
University menghasilkan beberapa point, selain diketahuinya
area untuk perbaikan melalui self assessment ada pula
beberapa faktor yang menghambat implementasi hasil self
assessment ini diantaranya adalah : (1). Budaya manajemen
yang lemah, (2). Persepsi negatif terhadap self assessment.
Secara umum dari self assessment yang di lakukan di beberapa
institusi pendidikan tersebut memberi dampak positif berupa:
(1). Meningkatkan pemahaman, (2). Memperbaiki fokus bisnis,
(3). Meningkatkan kerjasama dalam organisasi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka 1. Penilaian Kinerja
Definisi mengenai apa itu kinerja sangat banyak, oleh karena itu
hanya beberapa saja yang akan diulas di sini. Pada dasarnya kinerja
adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan oleh hasil kerja. Kinerja
perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan
dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang
ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang
dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan
dari berbagai ukuran yang disepakati, untuk mengetahui kinerja yang
dicapai maka dilakukan penilaian kinerja (Yurniwati, 2003). Sedangkan
Handoko (1995) mendefinisikan kinerja sebagai prestasi kerja yang
dicapai karyawan dalam melaksanakan pekerjaan di dalam suatu
organisasi
Seperti halnya definisi mengenai kinerja, definisi mengenai
penilaian kinerja juga sangat banyak, jadi hanya beberapa saja yang
akan diulas. Schneier dan Beatty (1985) mendefinisikan penilaian
kinerja is the process of identifying, measuring and developing human
performance in organizations. Hilman (1994) mendefinisikan penilaian
sebagai suatu proses dari evaluasi organisasi terhadap suatu model
untuk perbaikan berkesinambungan. Evaluasi ini agar dapat
mengidentifikasikan pelaksanaan dan di wilayah mana yang
memerlukan prioritas perbaikan. Menurut Kettner, et al. (1999)
penilaian kinerja as the assessment of the efficiency, quality and
effectiveness of program. Kemudian ada definisi lain sebagai berikut;
Penilaian kinerja perusahaan mengandung makna suatu proses atau
sistem penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu
9
perusahaan atau organisasi berdasarkan standar tertentu (Kaplan &
Norton, 1996 ; Lingle & Scheimann, 1996 ; Brandon & Drtina, 1997).
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh para pengelola RS
untuk menciptakan kinerja yang unggul, diantaranya melalui
mekanisme pengelolaan mutu dan pemberian layanan yang baik serta
tindakan medis yang akurat. Untuk menghasilkan mekanisme
pengelolaan mutu yang baik, perusahaan perlu menerapkan metode
pengukuran yang efektif untuk dapat menganalisis dan menemukan
aspek yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan untuk mencapai mutu
yang baik.
Sejak tahun 1980-an prinsip manajemen mutu banyak
diterapkan di RS, unit pelayanan kesehatan tingkat pertama dan
sistem pelayanan kesehatan pada umumnya. Manajemen mutu ini
bersifat universal yang diturunkan dari prinsip metode dasar ilmiah
untuk dapat diterapkan pada industri-industri, termasuk juga industri
kesehatan (Mukti, 1999).
Menurut Lumenta (2003), penilaian kinerja RS didasarkan atas
lima faktor atau indikator. Pertama, kepuasan pasien, yakni
bagaimana indikator ini dari waktu ke waktu mengalami perubahan.
Kedua, pelayanan medik. Jumlah indikatornya sangat banyak, antara
lain indikator di bidang Gawat Darurat, Bedah, Penyakit Dalam, Anak,
Radiologi, Laboratorium, dan sebagainya. Begitu pula indikator untuk
kinerja keseluruhan RS misalnya angka kematian dan angka
perawatan ulang pasien. Indikator ketiga adalah efisiensi, yakni
indikator di bidang keuangan meliputi rentabilitas, likuiditas dan profit
margin. Di bidang produktivitas tempat tidur mencakup BOR (Bed
Occupancy Rate), ALOS (Average Length of Stay) dan TOI (Turn Over
Interval). Keempat, kepuasan staf dan karyawan juga merupakan
indikator untuk menilai kinerja RS. Kelima, kualitas kesling (kesehatan
lingkungan) terkait dengan penanganan limbah, sanitasi, pengamanan
terhadap risiko keselamatan dan lain-lain. Kelima kelompok tersebut