Post on 13-Jan-2016
description
FAAL KERJA:METABOLISME &
KAPASITAS KERJA
Penyaji :Dr. Sinatra Gunawan, MK3, SpOk
Referensi :Dr. Astrid Sulistomo, MPH, SpOkSubbagian Kedokteran Okupasi
Bag. I. Kedokteran Komunitas - FKUI
PENDAHULUAN
• Banyak industri masih menuntut Kerja Fisik .
• Kerja Fisik: – konsumsi energi & stres jantung/paru
• Keterbatasan kemampuan konsumsi energi dan beban pada jantung membatasi kapasitas kerja
• Tujuan penerapan prinsip-prinsip ergonomi di tempat kerja:– mempertahankan keseimbangan antara
tuntutan kerja dan kapasitas kerja
M E T A B O L I S M E
PRINSIP DASAR• Proses Biologis:
NUTRIEN OKSIGEN
TGI
PARU
HATI
M E T A B O L I S M E
ENERGI MEKANIK PANAS
PERAN SISTEM KARDIOVASKULER PADA KERJA OTOT
• Peranan Utama adalah untuk transportasi:• Panas dari otot yang bekerja ke
permukaan tubuh• Zat nutrisi (asam lemak dan glukosa) dari
depositnya di hati dari jaringan lemak ke otot yang kerja
• Oksigen dari paru-paru ke otot• CO2, H2O dan asam laktat dari otot ke
paru2 dan hati untuk ekskresi dan metabolisme
Untuk memenuhi peranan diatas, sirkulasi darah dapat meningkatkan kapasitas transportasi sampai 100 kali dalam beberapa menit setelah mulai bekerja, dengan:
• Meningkatkan distribusi otot yang bekerja
• Meningkatkan efisiensi O2 uptake dan ekskresi Co2
• Meningkatkan aliran darah total, dengan meningkatkan Volume denyut jantung dan frekwensi denyut jantung
KONSUMSI ENERGI• Diukur dalam kJ (kilo Joules), secara
indirect dengan mengukur uptake O2 yang dibutuhkan untuk proses oksidasi nutrien.
• Rata-rata uptake 1l O2 – 20 kJ (5 kcal) enersi, berlaku untuk KH, lemak, protein atau alkohol
• Untuk mengetahui jenis nutrien yang dibakar – diukur volume CO2 udara ekshalasi;
• RQ (Respiratory Quotient): CO2/O2– 1 untuk KH– 0.8 untuk protein– 0.7 untuk lemak dan alkohol
TOTAL ENERGY EXPENDITURE
• METABOLISME BASAL– Tergantung pada ukuran, BB dan gender– Hampir seluruh energi kimiawi diubah
menjadi panas
• WORK JOULE– Hanya mengukur kerja fisik– Tidak mengukur beban mental, kerja statis
& beban lingkungan
• LEISURE JOULES:– Beban kegiatan fisik diluar pekerjaan
KERJA OTOT
KERJA OTOT
• Kerja dinamis: – pergantian antara kontraksi otot
dan relaksasi secara ritmis• Kerja statis:
– Kontraksi otot terjadi untuk waktu yang lama, biasanya untuk mempertahankan posisi tubuh tertentu
Kerja Dinamis
• Frekwensi pernafasan meningkat • Denyut jantung & tekanan darah
meningkat• Aliran darah & Oksigen meningkat ke
otot yang aktif dan berkurang ke daerah inaktif
• Beban kerja yang dianjurkan 30 – 35% dari maksimum konsumsi
Oksigen (VO2maks)
Kerja Statis
• Dibandingkan kerja dinamis:– Konsumsi energi lebih tinggi– Frekwensi jantung lebih tinggi– Memerlukan waktu istirahat yang lebih
panjang
• Daya tahan untuk bekerja secara statis jauh lebih kecil daripada kerja statis, karena terjadinya hambatan pada aliran darah, sehingga menghambat pertukaran oksigen
Kerja statis dan dinamis:Kontraksi otot – hambatan aliran darah
dimulai pada 25%. Bila 70% hambatan total
• DINAMIS• Kontraksi otot-
hambatan aliran darah sementara “pumping effect”
• Oksigen 20 – 30 kali lebih banyak
• Heart Rate tidak maksimal
• Tekanan darah tidak banyak berubah
• STATIS• Kontraksi otot –
hambatan aliran darah lama
• Bila pekerjaan > 15% VO2 maks – O2 kurang
• HR < 120/menit• TD meningkat beban
jantung meningkat
Waktu maksimal untuk kerja otot statis dibandingkan kekuatan
yang dibutuhkan(Menurut Monod – 1967)
Persentase Kekuatan yang dibutuhkan dari
kekuatan maksimum
Waktu maksimal kontraksi
(dalam menit)
20 %30%40%50%
60% - 100%
9 menit4 menit2 menit1 menit
< 1menit
FAKTOR RISIKO PEKERJAAN
Terdapat 7 faktor risiko pekerjaan, yaitu:1. Kerja fisik berat2. Sikap kerja statis3. Membungkuk dan berputar4. Mengangkat, mendorong dan menarik5. Kerja berulang6. Getaran7. Psikologis dan psiko-sosial
KAPASITAS KERJA FISIKPHYSICAL WORK CAPACITY
• Kemampuan individu untuk bekerjja sangat bervariasi, ditentukan oleh faktor genetik yang mempengaruhi ukuran tubuh maupun kapasitas fungsionalnya
• Kemampuan mengerjakan kerja aerobik paling baik diukur denganMaksimum Aerobic Power yang dikur dengan VO2 max
• Kemampuan individu untuk mencapai aerobic power terbesar didapat melalui proses adaptasi
DEFINISI
• Kemampuan funsional sesorang untuk melakukan suatu tugas yang memerlukan kerja otot untuk suatu periode waktu tertentu
• Kemampuan Kerja Fisik dipengaruhi oleh:– Muscle strength – statis & dinamis– Muscle endurance– Cardiovascular Endurance– Joint Flexibility– Compressive strength of the lumbar spine
Aktifitas tubuh utama
• Menggerakan tubuh atau anggota tubuh: jalan, lari
• Memindahkan/membawa objek• Mempertahankan sikap tubuh
FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KKF/PWC
• Umur• Gender• Body Weight• Tingkat kebugaran• Faktor Lingkungan (suhu ekstrem)
– PWC maksimal pada umur 25 – 35 tahun– Pada umur 60an turun hingga 50% maks– PWC perempuan 2/3 laki2– PWC pada Tingkat kebugaran optimal 2-3X
PENGUKURAN PWC
• Maksimum Oxygen Consumption• Kekuatan Otot• Posisi Kerja• Waktu istirahat
PENGUKURAN BEBAN KERJA
• KONSUMSI ENERGI:Ternyata tidak cukup hanya mengukur kJ– Perlu diperhatikan otot yang terlibat– Kerja statis atau dinamis– Tidak memperhitungkan faktor lingkungan
• PENGUKURAN DENYUT JANTUNG:Denyut Jantung meningkat setara:– Meningkatnya suhu ambien– Meningkatnya proporsi kerja statis terhadap
dinamis– Menurunnya jumlah otot terlibat
KLASIFIKASI FAALI AKTIVITAS KERJA
PEKERJAAN Konsumsi O2
(l/menit)
Energi(kcal/menit)
HR(kali/menit
RinganSedangBeratSangat BeratLuar Biasa Berat
< 0.50.5 – 1.01.0 – 1.51.5 – 2.0
> 2.0
< 2.52.5 – 5.05.0 – 7.57.5 – 10
> 10
< 9090 – 110
110 – 130
130 – 150
150 - 170
Astrand & Rodahl (1986)
PERUBAHAN SISTEM TUBUH PADA KERJA FISIK
Kerja fisik menuntut adanya penyesuaian hampir semua organ tubuh, yang terpenting adalah:– Pernafasan makin dalam dan cepat– Denyut Jantung & Cardiac Output (awal) meningkat– Adaptasi vasomotor: Dilatasi p.d otot & jtg, tetapi
p.d lain vasokonstriksi– Peningkatan tekanan darah– Peningkatan suplai gula (glukose & glikogen) dari
hati– Peningkatan suhu tubuh & metabolisme
Bila kerja berlangsung terus akan timbul efek sekunder dari metabolisme: Asam laktat
METODA BROUHA (1967)
• Sesudah berhenti bekerja ukur denyut nadi dalam keadaan duduk– 30 detik – 1 menit– 1 ½ menit – 2 menit– 2 ½ menit – 3 menit
• Bila Nadi 1 – N 3 > 10 dan N1, N2 dan N3 semua 90/m maka pemulihan normal
• Bila rata-rata N1 < 110/m dan N1 – N3 > maka beban kerja tidak berat
• Bila N1 – N3 < 10 dan bila N3 > 90 maka pemulihan tidak adekwat sesudah tugas dikerjakan