Post on 01-Feb-2018
EFEKTIVITAS METODE PEMBELAJARAN INQUIRY
DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR
MATA PELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS VIII
SEMESTER 1 SMP NU 01 MUALLIMIN WELERI
TAHUN PELAJARAN 2010-2011
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
FARIDAH 063111067
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2010
Penguji I,
ABSTRAK
Faridah (NIM: 063111067). Efektivitas Model Pembelajaran
Inquiry Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa Kelas VIII Semester 1 SMP
NU 01 Muallimin Weleri Kendal Tahun Pelajaran 2010-2011. Skripsi.
Semarang: Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo 2010.
Permasalahan yang dikaji dalam skripsi ini adalah Bagaimana
efektivitas model pembelajaran Inquiry Discovery Learning Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa
Kelas VIII Semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri Kendal Tahun
Pelajaran 2010-2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
efektivitas model pembelajaran Inquiry Discovery Learning Terhadap
Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Pada Siswa
Kelas VIII Semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri Kendal, dengan
indikator efektivitas hasil belajar kognitif dan aktivitas siswa dilihat ranah
psikomotorik.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan bentuk
true experiment design yaitu eksperimen yang berbentuk pretest-posttest
control design. Pada bentuk ini terdapat dua kelompok. Pertama,
kelompok eksperimen yaitu kelompok yang diberi pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning. Kedua,
kelompok kontrol yaitu kelompok yang tidak diberi pembelajaran dengan
model pembelajaran Inquiry Discovery Learning. Pengumpulan data
menggunakan metode tes, observasi, dan dokumentasi.
Hasil analisis uji hipotesis diketahui bahwa kelompok
eksperimen lebih baik dari kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dari
nilai thitung = 2,81. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan ttabel di
mana derajat kebebasan (α) adalah 5% dengan dk = n1+n2-2 (34 + 34 – 2)
diperoleh t(0,95)(66) = 2.00 karena thitung > (1 – α)(n1+n2–2), berarti Ha
diterima, atau signifikan. Maka, hipotesis menyatakan bahwa kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran
Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik efektif
digunakan yaitu ditunjukkan dengan adanya perbedaan rata-rata hasil
belajar kognitif dan psikomotorik siswa pada kelas eksperimen lebih baik
dari pada kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan analisis
keefektifan pembelajaran Inquiry Discovery Learning didapatkan bahwa
persentase rata-rata hasil belajar siswa ranah kognitif dan ranah
psikomotorik kelas eksperimen adalah 75,30%. Perolehan tersebut
mempunyai kriteria efektif. Kemudian, dalam kelas kontrol yaitu kelas
yang tidak memakai pembelajaran Inquiry Discovery Learning
didapatkan 64,66% yang mempunyai kriteria cukup.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan.
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Desember 2010
Deklarator,
FARIDAH
NIM. 063111067
PERSEMBAHAN
Sebuah karya sederhana dalam menggapai cita, tak akan berarti tanpa
kehadiran mereka. Penulis persembahkan karya ini pada keluarga, sahabat, dan
orang-orang terdekat :
1. Ayahanda dan Ibunda yang selalu mencurahkan kasih perhatian dan selalu
memberi semangat. Terima kasih atas jasa-jasamu yang takkan pernah aku
lupakan. Doamu selalu kuharapkan dalam setiap langkah hidupku.
2. Teruntuk kakak Subchan dan adik Rozaq, Navis, Zian, mereka saudara-
saudaraku yang selalu memberi kebahagiaan keceriaan dan juga semangat
dalam kehidupanku.
3. Sahabat-sahabatku yang sejak datang ke IAIN, Rodhi, jo2n, Rofiq, Fida, Intan,
Nafi, Mb’ Ya2, banyak sekali kenangan yang telah kita lalui, hal ini
mengingatkanku bahwa kita akan selalu bersahabat.
4. Sahabat- sahabatku senasib seperjuangan di PMII Rayon Tarbiyah, PMII
Komisariat, yang menemaniku dalam menjalani hidup, terlebih lagi dalam hal
pergerakan di dalam maupun di luar kampus, kau akan ku ingat selalu.
5. Sahabat- sahabatku senasib seperjuangan di LPM Edukasi, Racana Walisongo
dan kelas PAI B ’06 yang selalu memberikan motivasi dan pengalaman baru,
kau tak kan ku lupakan.
6. Dan juga sahabat-sahabat senior maupun semuanya yang tidak dapat aku
sebutkan satu persatu, merupakan sebuah pengalaman yang dapat menuntun
perjalanan hidup menjadi lebih berarti.
MOTTO
¢(#θçΡuρ$yès?uρ ’ n? tã Îh É9ø9 $# 3“uθø) −G9 $# uρ ( Ÿωuρ (#θçΡuρ$yès? ’ n? tã ÉΟ øO M}$# Èβ≡ uρô‰ãèø9 $# uρ 4 (#θà) ¨?$# uρ ©!$# ( ¨βÎ) ©!$#
߉ƒ ωx© É>$s) Ïèø9 $# ∩⊄∪
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah
kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya (QS. Al-Maidah: 2).1
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2006), hlm. 85.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam, atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Shalawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, seluruh keluarga, sahabat, serta
seluruh pengikut-pengikutnya.
Skripsi yang berjudul “Efektivitas Metode Pembelajaran Inquiry
Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran PAI Pada Siswa
Kelas VIII Semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri Tahun Pelajaran 2010-
2011”, semata-mata bukan hasil dari kemampuan penulis sendiri, melainkan juga
atas bimbingan, petunjuk, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Sudja'i, M.Ed Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang beserta stafnya yang telah memberi izin penulisan skripsi ini.
2. Ahmad Muthohar, M.Ag ketua Jurusan PAI beserta stafnya.
3. Drs. Wahyudi, M.Pd sekeluarga dan H. Abdul Kholiq, M.Ag sekeluarga yang
senantiasa membimbingku dengan penuh kesabaran.
4. Semua dosen yang telah mendidik selama studi di Fakultas Tarbiyah IAIN
Semarang.
5. Mudiyono, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
beserta staf dan siswa-siswinya, yang telah berkenan memberi izin untuk
melaksanakan penelitian.
6. Zaki Mubarok, S.Pd.I selaku guru mata pelajaran PAI kelas VIII yang telah
membantu dalam proses penelitian.
7. Semua pihak yang dengan rela membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga jasa-jasa mereka mendapat balasan dari Allah SWT dan menjadi amal sholeh sebagai bekal di hari kemudian. Amin.
Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan,
Sehubungan itu, kritik dan saran dari pihak-pihak yang terkait sangat penulis
harapkan. Akhirnya semoga bermanfaat bagi dunia pendidikan dan menjadi
motivasi penulis untuk menghasilkan karya-karya lain. Amien...
Semarang, Desember 2010
Penulis
FARIDAH
NIM. 063111067
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN ABSTRAK ...................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN DEKLARASI .................................................................................. iv
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. v
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................vii
HALAMAN KATA PENGANTAR.....................................................................viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6
C. Penegasan Istilah ............................................................................. 6
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .... ...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI
A. Metode Pembelajaran Inquiry Discovery Learning
1. Pengertian Metode Pembelajaran ........................................... 8
2. Factor-faktor pemilihan metode ............................................. 9
3. Metode Inquiry Discovery Learning
a. Pengertian …………………………………………... .....9
b. Tujuan dan manfaat...........................................................12
c. Macam-macam pelaksanaan ……………………….. ......14
d. Proses pelaksanaan ………………………………….......15
e. Keunggulan dan kelemahan ………………………… ....16
B. Pembelajaran PAI
1. Pengertian PAI .......................................................................18
2. Fungsi PAI .............................................................................19
3. Tujuan PAI .............................................................................20
C. Metode Inquiry dalam PAI ..........................................................21 D. Langkah-langkah pelaksanaan metode Inquiry Discovery
Learning.. ....................................................................................4 E. Peningkatan hasil belajar peserta didik mata pelajaran PAI
menggunakan metode Inquiry Discovery Learning .....................26 F. Evaluasi pembelajaran PAI dengan metode Inquiry Discovery
Learning 1. Hasil belajar
a. Pengertian hasil belajar …………………………….. . ....27
b. Aspek-aspek hasil belajar …………………………… ....29
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ……. ....30
2. Penilaian hasil belajar ……………………………………… 32
G. Kajian penelitian yang relevan ………………………………….33
H. Pengajuan Hipotesis …………………………………………….34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian ............................................................................35
B. Waktu dan Tempat Penelitian .........................................................35
C. Variabel Penelitian ..........................................................................35
D. Metode Penelitian ...........................................................................36
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi ..................................................................................36
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .............................37
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Observasi ..................................................................37
2. Metode Tes .............................................................................38
3. Metode Dokumentasi .............................................................38
G. Analisis Uji Coba Instrumen
1. Validitas Soal .........................................................................38
2. Reliabilitas Soal .....................................................................39
3. Tingkat kesukaran soal ..........................................................41
4. Daya Pembeda Soal ................................................................41
H. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Awal ................................................................43
a. Uji Normalitas ..................................................................43
b. Uji Homogenitas ..............................................................45
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................45
2. Analisis data akhir ..................................................................47
a. Uji Normalitas ..................................................................47
b. Uji Homogenitas ..............................................................47
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................47
3. Analisis deskripsi observasi ...................................................48
4. Analisis deskripsi keefektifan ................................................48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil penelitian .......................................................50
1. Kondisi Awal Penelitian ........................................................50
2. Tahapan Penelitian dan Data Hasil Penelitian .......................51
B. Analisis data dan pengujian hipotesis .............................................53
1. Analisis Uji Coba Instrumen ..................................................53
a. Validitas Soal ...................................................................54
b. Reliabilitas Soal ...............................................................54
c. Tingkat kesukaran soal ....................................................55
d. Daya Pembeda Soal ..........................................................55
2. Analisis Tahap Awal ..............................................................56
a. Uji Normalitas ..................................................................56
b. Uji Homogenitas ..............................................................56
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata ............................................57
3. Analisis Tahap Akhir .............................................................58
a. Uji Normalitas ..................................................................58
b. Uji Homogenitas ..............................................................58
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata ............................................59
4. Analisis Deskriptif Observasi ................................................60
5. Analisis Deskriptif Keefektifan ..............................................60
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................61
D. Keterbatasan Penelitian ...................................................................63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................................64
B. Saran ................................................................................................64
C. Penutup ............................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Uji Bartlet
Tabel 4.1 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pretest
Tabel 4.2 Daftar Uji Barlett Nilai Pretest
Tabel 4.3 Daftar Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Tabel 4.4 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Posttest
Tabel 4.5 Daftar Uji Barlett Nilai Posttest
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan t-test nilai posttest
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan nilai psikomotorik
Tabel 4.8 Perhitungan Analisa Keefektifan Model Pembelajaran Inquiry
Discovery Learning
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Daftar nama peserta didik kelas uji coba
Lampiran 2. Daftar nama peserta didik kelas eksperimen
Lampiran 3. Daftar nama peserta didik kelas kontrol
Lampiran 4. Soal uji coba
Lampiran 5. Kunci jawaban soal uji coba
Lampiran 6. Hasil analisis soal uji coba
Lampiran 7. Perhitungan validitas tes
Lampiran 8. Perhitungan reliabilitas tes
Lampiran 9. Tingkat kesukaran soal
Lampiran 10. Daya pembeda soal
Lampiran 11. Soal pre test
Lampiran 12. Kunci jawaban soal pre test
Lampiran 13. Soal post test
Lampiran 14. Kunci jawaban soal post test
Lampiran 15. Data pre test dan post test
Lampiran 16. Uji normalitas nilai pre test kelas eksperimen
Lampiran 17. Uji normalitas nilai pre test kelas kontrol
Lampiran 18. Tabel homogenitas nilai pre test kelas eksperimen dan tabel uji
bartlet
Lampiran 19. Tabel homogenitas nilai pre test kelas kontrol dan tabel uji bartlet
Lampiran 20. Uji kesamaan dua rata-rata pre test kelas eksperimen dan kontrol
Lampiran 21. Uji normalitas nilai post test kelas eksperimen
Lampiran 22. Uji normalitas nilai post test kelas kontrol
Lampiran 23. Tabel homogenitas nilai post test kelas eksperimen dan tabel uji
bartlet
Lampiran 24. Tabel homogenitas nilai post test kelas kontrol dan tabel uji bartlet
Lampiran 25. Uji perbedaan dua rata-rata post test kelas eksperimen dan kontrol
Lampiran 26. Aspek penilaian psikomotorik
Lampiran 27. Daftar penilaian psikomotorik
Lampiran 28. Lembar jawaban soal uji coba
Lampiran 29. Lembar jawaban soal pre test
Lampiran 30. Lembar jawaban soal post test
Lampiran 31. Silabus
Lampiran 32. RPP kelas eksperimen
Lampiran 33. RPP kelas kontrol
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam adalah sebutan yang di berikan pada salah
satu subjek pelajaran yang harus di pelajari oleh peserta didik muslim dalam
menyelesaikan pendidikannya pada tingkat tertentu.1 Pendidikan Agama Islam
adalah salah satu mata pelajaran yang ada pada tingkat dasar yang memuat
beberapa aspek di antaranya adalah aspek Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak,
Fiqih dan Sejarah Kependidikan Islam.
Untuk menuju ke arah efisiensi dalam mengelola pendidikan, kegiatan
belajar mengajar di sekolah idealnya harus mengarah pada kemandirian
peserta didik dalam belajar. Menurut teori kontruktivisme, peserta didik harus
dapat menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks,
mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila
aturan-aturan itu tidak sesuai lagi.2
Untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
diperlukan strategi pembelajaran yang sistematis dan terarah, sementara itu
strategi yang selama ini dipakai dalam pembelajaran kurang memberikan
kebebasan pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai kecerdasan
baik intelektual, emosional, spiritual dan kreativitas. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti, yaitu pada
pembelajaran PAI di SMP NU 01 Muallimin Weleri, tampak bahwa keaktifan
dan kinerja peserta didik kurang memberi respon terhadap materi dan
pertanyaan dari guru. Pembelajaran di kelas masih berfokus pada guru sebagai
sumber utama pengetahuan, kemudian ceramah menjadi pilihan utama strategi
belajar.
1 Chabib Thoha, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 13
2
Pada proses pembelajaran PAI ini, metode yang digunakan guru dalam
pembelajaran kurang bervariasi. Dengan adanya aplikasi pengembangan
kurikulum proses pembelajaran guru sudah cukup memadai, tetapi suasana
belajar belum cukup kondusif akibat metode mengajar guru yang kurang
bervariasi. Di dalam kelas peserta didik duduk berjam-jam, tetapi selama itu
pikiran dan perasaan peserta didik tidak berada di dalam kelas. Peserta didik
kurang terlibat aktif dalam proses pembelajaran baik itu dalam
memperhatikan, mendengarkan atau merasakan apa yang sedang berlangsung,
sehingga pelajaran tidak merangsang dibenak peserta didik, akibatnya tidak
ada kesan cukup jelas untuk memahami gambaran secara umum dari pelajaran
yang telah disampaikan oleh guru. Sehingga prestasi yang dihasilkan peserta
didik kurang baik.
Untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal
diperlukan strategi pembelajaran yang sistematis dan terarah, sementara itu
strategi yang selama ini dipakai dalam pembelajaran kurang memberikan
kebebasan pada peserta didik untuk mengembangkan berbagai kecerdasan
baik intelektual, emosional, spiritual dan kreativitas. Guna mencapai tujuan pembelajaran tersebut, perlu dirancang desain
pembelajaran yang sesuai. Metode pengajaran yang masih konvensional
terkadang membuat para siswa merasa tidak nyaman di kelas. Rasa jenuh dan
bosan pada saat pembelajaran agama merupakan tantangan yang berat bagi
seorang guru. Intensitas perhatian terhadap mata pelajaran agama kini sudah
mulai surut. Prioritas utama siswa adalah mata pelajaran yang diujikan dalam
ujian nasional. Terkadang pihak sekolah pun juga menomorduakan mata
pelajaran agama. Padahal, pelajaran agama merupakan filter utama atas
hegemoni budaya yang negatif.
Komponen utama dalam pembelajaran di kelas adalah interaksi antara
guru dan siswa. Dalam interaksi di kelas, guru menjadi pusat perhatian dari
para siswa. Mulai dari penampilan, kemampuan mengajar, sikap, kedisiplinan
mengajar serta hal-hal kecil yang terkadang lepas dari perhatian guru pun
3
dapat menjadi objek penilaian siswa terhadap gurunya. Tak jarang, siswa
melakukan imitasi terhadap kebiasaan atau pola pikir dari guru tersebut.
Setelah penulis berwawancara dengan bapak Zaki Mubarok, S.Pd.I
selaku guru PAI SMP NU 01 Muallimin Weleri, penulis mendapati ada
kesenjangan antara metode guru dan prestasi belajar peserta didik. Ada
beberapa peserta didik yang prestasi belajarnya masih dibawah KKM, yaitu
7,0. Pada proses pembelajaran peserta didik masih ada yang sukar diatur
karena pikiran mereka sudah tidak di dalam kelas, peserta didik hanya
mendengarkan penjelasan dari guru. Peserta didik kurang terlibat dalam proses
pembelajaran. Meskipun metode pembelajaran guru yang digunakan selain
ceramah menggunakan metode tanya jawab dan demonstrasi, tetapi guru
masih dominan menggunakan metode ceramah dan belum juga menggunakan
strategi pembelajaran yang banyak dikenalkan sekarang ini seperti dalam
strategi pembelajaran PAIKEM.
Sementara ini asumsi peneliti bahwa penyebab hasil belajar peserta
didik SMP NU 01 Muallimin Weleri masih rendah adalah sebagai berikut:
1. Sistem pembelajaran banyak menekankan pada hafalan-hafalan, sehingga
peserta didik cepat bosan dan mudah lupa.
2. Proses pembelajaran didominasi oleh guru, peserta didik hanya duduk,
mendengarkan guru dan mengerjakan perintah guru.
3. Di dalam kelas peserta didik dianggap mempunyai kesamaan baik dari
kesiapan belajar, maupun sosial ekonomi dan sebagainya.
4. Model pembelajaran kurang bervariasi, setiap peserta didik hanya diam,
mendengarkan keterangan guru, bertanya (bila berani) dan mengerjakan
soal yang ditugaskan oleh guru.
5. Tidak semua peserta didik mempunyai buku pegangan mata pelajaran
PAI.3
Melihat kondisi tersebut maka model pembelajaran guru harus
dibenahi. Guru harus lebih bervariasi dalam menyampaikan informasi kepada
3 Observasi dengan Bapak Zaki Mubarok, S.Pd.I Selaku Guru PAI SMP NU 01
Muallimin Weleri, 12 Februari 2010
4
peserta didik, sehingga peserta didik tertarik dan dapat terlibat dalam proses
pembelajaran. Dengan terlibatnya peserta didik dalam proses pembelajaran
akan merangsang peserta didik untuk mengikuti proses belajar tersebut.
Sehingga akan cukup kuat untuk membuat kesan yang lama dan hidup dalam
memahami pelajaran yang telah disampaikan, dan prestasi yang dihasilkan
peserta didik akan lebih baik.
Menciptakan kegiatan belajar yang mampu mengembangkan hasil
belajar semaksimal mungkin merupakan tugas dan kewajiban guru. Oleh
karena itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan kegiatan belajar
mengajar yang dapat merangsang hasil belajar yang efektif dan efisien.
Kenyataan di sekolah menunjukkan bahwa para guru dalam mengajar
masih menggunakan cara lama dengan strategi mengajar yang konvensional.
Dalam pembelajaran, guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengembangkan diri sesuai dengan taraf kemampuannya. Salah satu
strategi yang dapat digunakan untuk mengatasi pembelajaran seperti ini adalah
dengan menggunakan metode eksperimen.
Oleh karena itu, guru harus dapat menciptakan proses pembelajaran
yang menyenangkan dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Penggunaan berbagai macam metode pembelajaran yang merangsang minat
siswa untuk lebih bisa aktif dalam kegiatan pembelajaran sudah mulai
dilakukan oleh sekolah-sekolah.
Salah satu upaya yang akan ditawarkan oleh peneliti untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dan kualitas pengajaran guru tersebut
adalah model pembelajaran Inquiry Discovery Learning. Dengan model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning ini diharapkan dapat menciptakan
pembelajaran yang kondusif.
Strategi pembelajaran inquiry banyak dipengaruhi oleh aliran belajar
kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental dan
proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap
individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan
5
menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang
diperolehnya bermakna untuk siswa melalui ketrampilan berpikir.
Teori belajar lain yang mendasari strategi pembelajaran inquiry adalah
teori belajar konstruktivistik. Teori belajar ini dikembangkan oleh Piaget.
Menurut Piaget, pengetahuan itu akan bermakna manakala dicari dan
ditemukan sendiri oleh siswa. Sejak kecil, menurut Piaget, setiap individu
berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui skema
yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara terus menerus
diperbaharui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi. Dengan
demikian, tugas guru adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema
yang terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itu.4
Strategi Inquiry Discovery Learning adalah sebagai suatu rangkaian
kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa
untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis,
sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri.5
Ini berarti tekanan dalam strategi Inquiry Discovery Learning adalah
sebagai usaha menemukan dan meneliti pola-pola hubungan, fakta,
pertanyaan-pertanyaan, pengertian, kesimpulan-kesimpulan, masalah,
pemecahan-pemecahan dan implikasi-implikasi yang ditonjolkan oleh salah
satu bidang studi.6 Sehingga dalam pembelajaran terjadi sebuah penelitian
yang dapat dipertanggung jawabkan.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah:
4 Wina sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2010), cet. 7, hlm.196 5 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), hlm. 84 6 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia,
1999), hlm. 42
6
1. Pembelajaran konvensional tidak dapat memberikan pemahaman yang
lebih mudah pada peserta didik sehingga mereka beranggapan bahwa PAI
merupakan salah satu pelajaran yang sulit dipahami;
2. Guru belum memperoleh cara mengajar yang efektif untuk meningkatkan
hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran PAI.
C. Penegasan Istilah
Untuk memudahkan pemahaman dan menghindari kesalahpahaman
dalam menafsirkan judul, maka perlu adanya beberapa penegasan istilah yang
berkaitan dengan judul penelitian ini yaitu:
1. Efektivitas
Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas berkaitan
dengan terlaksananya semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan
waktu, dan adanya partisipasi aktif dari anggota.7
Dalam penelitian ini, efektivitas yang dimaksud adalah efektivitas
keaktifan siswa, hasil belajar kognitif siswa, dan efektivitas ketepatan
waktu pembelajaran.
2. Inquiry Discovery Learning
Menurut kamus psikologi Discovery Learning yaitu situasi
belajar dimana subyek harus menemukan isi sendiri atau prinsip dan
kemudian memadukan hal-hal tersebut kedalam tingkah laku dan cara
berpikirnya.8
Inquiry Learning artinya belajar penyelidikan, sedangkan
Discovery Learning artinya belajar penemuan.9
Dalam artian pembelajaran berlangsung melalui pencarian, siswa
akhirnya dapat memperoleh suatu penemuan dengan pemecahan masalah
7 E. Mulyasa, Managemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 82. 8 Kartini Kartono, Kamus Psikologi, (Bandung: CV. Pionir Jaya, 1987), hlm. 121 9 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Sinar Baru
Algesindo, 2000), hlm. 86
7
bahan atau materi pelajaran. Sedangkan menurut Nana Sudjana, Inquiry
Learning artinya pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar
dan mengembangkan cara berpikir ilmiah.10
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.11 Dalam penelitian ini, yang dimaksud adalah
hasil belajar siswa mengenai kemampuan akademis peserta didik
khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
4. Pendidikan Agama Islam
Menurut Chabib Toha Pendidikan Agama Islam adalah sebutan
yang diberikan pada salah satu subyek pelajaran yang harus dipelajari oleh
peserta didik muslim dalam menyelesaikan pendidikannya dalam tingkat
tertentu.12
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan permasalahannya
adalah bagaimana Efektivitas metode pembelajaran inquiry discovery learning
terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI pada siswa kelas VIII semester 1
SMP NU 01 Muallimin Weleri tahun pelajaran 2010-2011?
E. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Manfaat dalam penelitian ini adalah dapat memberi informasi
tentang efektivitas model pembelajaran Inquiry Discovery Learning
terhadap hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa
kelas VIII semester 1 SMP NU 01 Muallimin Weleri.
10 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru, 1989),
hlm. 154 11 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), hlm. 40. 12 Chabib Toha, dkk, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1999), hlm. 4
8
2. Secara praktis
a. Manfaat bagi siswa
Meningkatkan minat siswa untuk lebih aktif dan mandiri dalam
kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.
b. Manfaat bagi guru
Memberikan informasi pada guru agar menggunakan model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
c. Manfaat bagi sekolah
Memberikan kontribusi bagi sekolah dalam rangka perbaikan
proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga dapat
meningkatkan mutu pendidikan.
d. Manfaat bagi peneliti
Menambah pengetahuan dan pengalaman.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Metode Pembelajaran Inquiry Discovery Learning
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut W.J.S Poerwadarminta, metode adalah cara yang telah
teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud. Metode
adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun
tercapai secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi
yang telah ditetapkan. Metode dalam sistem pembelajaran memegang
peranan yang sangat penting. Keberhasilan implementasi strategi
pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode
pembelajaran. Suatu strategi pembelajaran dapat diimplementasikan
melalui penggunaan metode pembelajaran.1
Metode mengajar adalah cara yang digunakan oleh guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran. Peranan metode mengajar adalah sebagai alat untuk
menciptakan proses mengajar dan belajar. Melalui metode ini diharapkan
tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan
mengajar guru. Terciptanya interaksi edukatif ini, guru berperan sebagai
penggerak dan pembimbing. Sedangkan siswa berperan sebagai penerima
atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik kalau siswa
banyak aktif dibandingkan dengan guru. Metode mengajar yang baik
adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.2
1 Wina Sanjaya, strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007), Cet.3, hlm. 147
2 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), Cet.3, hlm. 76
10
2. Faktor-Faktor Pemilihan Metode Mengajar
Seorang guru sebelum memutuskan untuk memilih suatu metode
agar lebih efektif maka ia harus juga mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. kesesuaian metode dengan tujuan pengajaran
b. kesesuaian metode dengan materi pelajaran
c. kesesuaian metode dengan sumber dan fasilitas tersedia
d. kesesuaian metode dengan situasi-kondisi belajar mengajar
e. kesesuaian metode dengan kondisi siswa
f. kesesuaian metode dengan waktu yang tersedia.3
3. Metode Inquiry Discovery Learning
a. Pengertian Metode Inquiry Discovery Learning
“Inkuiri yang dalam bahasa inggris inquiry discovery learning,
berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai
suatu proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau
memahami informasi.”4
Menurut E. Mulyasa inquiry adalah cara menyadari apa yang
telah dialami. Sistem belajar mengajar ini menuntut peserta didik
berpikir. Metode ini menempatkan peserta didik pada situasi yang
melibatkan mereka pada kegiatan intelektual, dan memproses
pengalaman belajar menjadi sesuatu yang bermakna.5
Sedangkan menurut Syafrudin Nurdin, metode inquiry
discovery learning adalah suatu metode yang dapat disusun oleh guru
dalam proses belajar mengajar, sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan. Melalui metode ini siswa akan mampu mengembangkan
3 Muhammad Ali, Guru dalam proses belajar mengajar, (Bandung: Sinar baru Algesindo,
2007), cet. 13, hlm. 88 4Trianto, op., .cit., hlm. 135. 5E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2008), Cet 11, hlm. 235
11
rasa ingin tahunya, dan keberanian berpartisipasi dalam proses belajar
mengajar.6
Inquiry discovery learning adalah belajar mencari dan
menemukan sendiri. Sistem belajar mengajar ini guru menyajikan
bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final, tetapi anak didik diberi
peluang untuk mencari dan menemukannya sendiri dengan
mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.7
Metode inquiry discovery learning adalah suatu teknik
instruksional dimana dalam proses belajar mengajar Siswa dihadapkan
dengan suatu masalah. Bentuk pengajaran terutama memberi motivasi
kepada siswa untuk menyelidiki masalah-masalah yang ada dengan
menggunakan cara-cara dan keterampilan ilmiah dalam rangka
mencari penjelasan. Pengajaran ini untuk menolong siswa
mengembangkan keterampilan-keterampilan penemuan ilmiah
(scientific inquiry discovery learning). Pengajaran ini untuk menarik
siswa menyelidiki sejumlah informasi dalam rangka mencari
pemecahan masalah serta untuk melatih siswa mengembangkan fakta-
fakta, membangun konsep-konsep dan menarik kesimpulan umum
atau teori-teori yang menerangkan fenomena-fenomena yang
dihadapkan kepadanya.
Metode Inquiry discovery learning adalah sebagai suatu
rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri
penemuannya dengan penuh percaya diri.8
Melihat hal di atas, metode inquiry discovery learning ialah
belajar pencarian dan penemuan. Dalam proses belajar mengajar
6Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: PT
Intermasa 2002), hlm. 129. 7 Syaiful bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Cet.3, Hlm. 19. 8 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), Hlm. 84
12
dengan model inquiry discovery learning, seorang guru dalam
menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuk yang final (utuh dari
awal hingga akhir) atau dengan kata lain guru hanya menyajikan
sebagian. Selebihnya diserahkan kepada siswa untuk mencari dan
menemukannya sendiri. Kemudian guru memberi kesempatan seluas-
luasnya kepada siswa untuk mendapatkan apa-apa yang belum
disampaikan oleh guru dengan pendekatan belajar problem solving.9
Ini berarti tekanan dalam metode inquiry discovery learning
adalah sebagai usaha menemukan dan meneliti pola-pola hubungan,
fakta, pertanyaan-pertanyaan, pengertian, kesimpulan-kesimpulan,
masalah, pemecahan-pemecahan dan implikasi-implikasi yang
ditonjolkan oleh salah satu bidang studi.10 Sehingga dalam
pembelajaran terjadi sebuah penelitian yang dapat dipertanggung
jawabkan.
Penggunaan metode inquiry discovery learning dalam proses
belajar mengajar, untuk melatih siswa melakukan berbagai macam
aktivitas, yaitu pengamatan, penyelidikan, percobaan,
membandingkan penemuan yang satu dengan yang lain, mengajukan
pertanyaan dan mencari jawaban atas pertanyaan sendiri. Sehingga
hasil dari kegiatan itu siswa akan mendapatkan fakta-fakta secara
lengkap tentang obyek yang diamati.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
metode inquiry discovery learning adalah suatu proses belajar
mengajar yang berpusat pada siswa, guru tidak perlu menjejalkan
seluruh informasi kepada siswa. Guru perlu membimbing suasana
belajar siswa sehingga mencerminkan proses penemuan bagi siswa.
Materi yang disajikan bukan berupa informasi, akan tetapi siswa
diberi kesempatan untuk mencari dan menemukan informasi dari
9 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997), Hlm. 244
10 J. Drost, Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, (Jakarta: PT Gramedia, 1999), Hlm. 42
13
bahan ajar yang dipelajari. Dengan metode inquiry discovery learning
mendorong siswa untuk mengembangkan potensi intelektualnya.
Dengan menemukan hubungan dan keteraturan dari materi yang
sedang dipelajari, siswa menjadi lebih mudah mengerti struktur materi
yang telah dipelajari.
b. Tujuan dan Manfaat Metode Inquiry discovery learning
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan
belajar mengajar. Tujuan akan memberi arah kemana kegiatan belajar
mengajar akan tercapai bila seorang guru bias memilih dan
menerapkan strategi yang tepat. Tujuan dirumuskan agar anak didik
memiliki keterampilan tertentu, maka strategi atau metode yang
digunakan harus sesuai dengan tujuannya. Seorang guru sebaiknya
menggunakan strategi atau metode yang dapat menunjang kegiatan
belajar mengajar, sehingga dapat dijadikan sebagai alat yang efektif
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Bruner sebagaimana dikutip Syaiful Bahri Djamarah
dan Aswan Zain, sistem pembelajaran itu bertujuan agar hasil belajar
dengan cara ini lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer
untuk memecahkan masalah pengetahuan dan kecakapan anak didik
dapat menumbuhkan motivasi intrinsic, karena anak didik merasa
puas atas usahanya sendiri.11
Seorang guru menggunakan metode inquiry discovery learning
dengan tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari
serta meneliti pemecahan masalah itu sendiri, mencari sumber dan
belajar bersama di dalam kelompok. Diharapkan juga siswa mampu
mengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah, dan
memperhatikan pendapatnya, menumbuhkan sikap obyektif, jujur,
hasrat ingin tahu, terbuka dan lain sebagainya.12
11 SyaifulBahri jamarah dan Aswan zain., Op.Cit., hlm. 23 12 Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rhineka Cipta, 1998), Cet. V,
hlm. 76
14
Tujuan pelaksanaan inquiry discovery learning adalah
mengarah pada peningkatan kemampuan baik dalam bentuk kognitif,
afektif, maupun psikomotor. Hal ini tidak terlepas dari tujuan dan
perencanaan (kurikulum) pengajaran, sehingga tujuan pengajaran
dapat tercapai sesuai dengan pemilihan metode yang dilakukan.
Manfaat diterapkannya metode inquiry discovery learning
sebagai berikut:
1) Merupakan suatu cara belajar siswa aktif
2) Melalui penemuan sendiri, dan menyelidiki sendiri, maka hasil
yang diperoleh akan tahan lama dalam ingatan, tak mudah
dilupakan.
3) Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang
betul-betul dikuasai dan mudah ditransfer dalam situasi lain.
4) Anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema
yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam
kehidupan bermasyarakat.13
5) Metode ini akan meningkatkan potensi intelektual siswa. Melalui
metode ini siswa diberi kesempatan untuk mencari dan
menemukan hal-hal yang saling berhubungan melalui pengamatan
dan pengalamannya sendiri.
6) Jika siswa telah berhasil dalam penemuannya, ia akan memperoleh
kepuasan intelektual yang datang dari diri siswa sendiri yang
merupakan suatu hadiah intrinsic.
7) Belajar bagaimana melakukan penemuan hanya dapat dicapai
secara efektif melalui proses melakukan penemuan.14
c. Macam-macam Pelaksanaan Metode Inquiry discovery learning
Sund dan Trow Bridge (1973) mengemukakan tiga macam
metode inquiry discovery learning, sebagai berikut:
13 B. Suryosubroto, Proses belajar mengajar di Sekolah, (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2002),
Cet.1, Hlm. 191-192 14 Udin s Winata Putra, Op.Cit., Hlm.222
15
1) Inquiry terpimpin (Guide inquiry)
Siswa memperoleh pedoman sesuai dengan yang
dibutuhkan. Pedoman-pedoman tersebut biasanya berupa
pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. Metode ini digunakan
terutama bagi siswa yang belum berpengalaman belajar dengan
metode inquiry discovery learning, dalam hal ini guru memberikan
bimbingan dan pengarahan yang cukup luas. Tahap awal
pembelajaran, bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit demi
sedikit dikurangi sesuai dengan pengembangan pengalaman siswa.
Pelaksanaannya, sebagian besar perencanaan dibuat oleh guru.
Siswa tidak merumuskan permasalahan. Petunjuk yang cukup luas
tentang bagaimana menyusun dan mencatat data diberikan oleh
guru.
2) Inquiry bebas (Free inquiry)
Pada inquiry discovery learning bebas, siswa melakukan
penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan. Siswa harus dapat
mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan
yang hendak diselidiki. Pelaksanaannya, melibatkan siswa dalam
kelompok tertentu. Setiap anggota kelompok memiliki tugas,
misalnya koordinator, pembimbing teknis, pencatatan data dan
mengevaluasi proses.
3) Inquiry bebas yang dimodifikasi (Modified free inquiry)
Pada inquiry discovery learning ini guru memberikan
permasalahan atau problem, selanjutnya siswa diminta untuk
memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan,
eksplorasi, dan prosedur penelitian.15
Ketiga macam cara pelaksanaan metode inquiry discovery
learning di atas, yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
inquiry discovery learning terpimpin. Hal ini dikarenakan siswa
15E. Mulyasa, op., cit., hlm. 109.
16
belum terbiasa melakukan metode tersebut dan keterbatasan
kemampuan siswa.
d. Proses Metode Inquiry discovery learning
Mengingat belajar merupakan proses bagi siswa dalam
membangun pemahaman atau gagasan sendiri, maka kegiatan
pembelajaran hendaknya memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan hal itu secara lancar dan termotivasi. Suasana belajar yang
diciptakan guru harus melibatkan siswa secara aktif: mengamati,
bertanya, mempertanyakan, menjelaskan, dan sebagainya. Situasi
seperti itu sangat cocok dengan metode inquiry discovery learning
yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mencari dan
menemukan konsep-konsep sendiri. Pembelajaran inquiry discovery
learning merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis,
analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.
Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan
mengadaptasi dari tahapan pembelajaran inquiry discovery learning
yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak (1996). Adapun tahapan
pembelajaran inquiry discovery learning sebagai berikut:
Tabel
Tahap pembelajaran inquiry discovery learning. 16
Fase Perilaku guru 1. Menyajikan pertanyaan atau
masalah Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis. Guru membagi siswa dalam kelompok.
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru
16Trianto, op., cit., hlm. 141-142.
17
membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas pendidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Guru membimbing siswa mengurutkan langkah-langkah pemecahan masalah.
4. Melakukan diskusi untuk memperoleh informasi
Guru membimbing siswa mendapatkan informasi melalui diskusi.
5. Mengumpulkan dan menganalisis data
Guru memberi kesempatan pada tiap kelompok untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan
e. Keunggulan dan Kelemahan Metode Inquiry discovery learning
Metode inquiry discovery learning memiliki keunggulan dan
kelemahan. Adapun keunggulan metode inquiry discovery learning
adalah sebagai berikut:
1) Menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
2) Mampu melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di
atas rata-rata, sehingga siswa yang memiliki kemampuan belajar
bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.17
3) Dapat membentuk dan mengembangkan diri siswa, sehingga siswa
dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
17Hamruni, op., cit., hlm. 143-144
18
4) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi
proses belajar yang baru.
5) Mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya
sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
6) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan
hipotesisnya sendiri.
7) Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
8) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka
dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.18
Inquiry discovery learning menyediakan siswa beranekaragam
pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan
memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil
inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah,
pengambilan keputusan, dan penelitian sehingga memungkinkan
mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat. Inquiry discovery
learning melibatkan komunikasi yang berarti tersedia suatu ruang,
peluang, dan tenaga bagi siswa untuk mengajukan pertanyaan dan
pandangan yang logis, obyektif, dan bermakna, dan untuk melaporkan
hasil-hasil kerja mereka. Inquiry discovery learning memungkinkan
guru belajar tentang siapakah siswa mereka, apa yang siswa ketahui,
dan bagaimana pikiran siswa dalam bekerja, sehingga guru dapat
menjadi fasilitator yang lebih efektif berkat adanya pemahaman guru
mengenai siswa mereka.
Di samping memiliki beberapa keunggulan, metode inquiry
discovery learning juga mempunyai beberapa kelemahan. Berikut ini
kelemahan metode inquiry discovery learning:
1) Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2) Tidak mudah mendesainnya, karena terbentur pada kebiasaan
siswa.
18 Roestiyah NK, Op.Cit., Hlm. 76-77
19
3) Terkadang dalam implementasinya memerlukan waktu yang
panjang, sehingga guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang
telah ditentukan.
4) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, maka strategi ini akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.19
5) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya
sebagian besar waktu dapat hilang karena membantu seorang
siswa menemukan teori-teori atau menemukan bagaimana ejaan
dari bentuk kata-kata tertentu.
6) Strategi ini tidak memberi kesempatan untuk berpikir kreatif kalau
pengertian-pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi terlebih
dahulu oleh guru.20
Pendapat diatas jelaslah, bahwa metode inquiry discovery
learning mempunyai kebaikan dan kelemahan. Kebaikan metode
inquiry discovery learning dapat mengembangkan konsep yang
mendasar pada diri siswa, daya ingatan siswa akan lebih baik, dan
dapat mengembangkan kreatifitas siswa dalam kegiatan belajarnya,
serta melatih siswa untuk belajar sendiri. Metode inquiry discovery
learning ini akan dapat membantu tercapainya tujuan pengajaran yang
diinginkan oleh pengajar.
Kelemahan metode ini bagi para pendidik dituntut benar-benar
menguasai konsep-konsep dasar, harus pandai merangsang siswa,
tujuan yang diinginkan harus benar-benar jelas serta pendidik dituntut
untuk member pertanyaan-pertanyaan yang bersifat mengarahkan
pada tujuan.
19Ibid. hlm. 144 20 B. Suryosubroto,Op., Cit., hlm. 201-202
20
B. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam di SMP
Menurut Zakiyah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah
pendidikan dengan melalui ajaran agama Islam yaitu berupa bimbingan
dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-
ajaran agama Islam yang telah diyakini secara menyeluruh serta
menjadikan ajaran agama itu sebagai suatu pandangan hidupnya dari
keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat.21
Jadi pembelajaran PAI adalah suatu proses yang bertujuan untuk
membantu siswa dalam belajar agama Islam. Dalam pengajaran PAI
mungkin saja terjadi tanpa proses pembelajaran. Pengaruh pembelajaran
atas pengajaran sering menguntungkan dan biasanya mudah untuk
diamati.22
2. Fungsi Pendidikan Agama Islam
Kurikulum Pendidikan Agama Islam untuk sekolah atau madrasah
berfungsi sebagai berikut:
a. Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta
didik kepada Allah yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
b. Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan akhirat.
c. Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik fisik maupun social yang dapat mengubah sesuai
dengan ajaran agama Islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dan
kekurangan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pemahaman
dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
21 Abdul majid, et, al, Pendidikan agama Islam, (Bandung: Remaja Rosda karya,2000),
hlm. 21 22 Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, (Jakarta: CV. Mizaka Galiza, 2003), hlm. 13
21
e. Pencegahan untuk menangkal hal-hal negative dari lingkungan dan
budaya luar yang membahayakan dirinya dalam menuju manusia
Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan bakat agar berkembang secara
optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya dan orang lain.23
Fungsi pendidikan Islam adalah melestarikan dan mempertahankan
nilai-nilai ilahi dan insani sebagaimana terkandung dalam kitab-kitab
ulama terdahulu sedangkan hakekat tujuan pendidikan Islam adalah
terwujudnya penguasaan ilmu agama Islam serta tertanamnya perasaan
agama yang mendalam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari.24
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Insan kamil yang mati dalam keadaan berserah diri kepada Allah
merupakan tujuan akhir dari proses pendidikan agama untuk membentuk
generasi yang akan datang sebagai pewaris yaitu mempertinggi nilai-nilai
akhlak hingga mencapai akhlakul karimah dalam upaya mengaplikasikan
yang terangkum dalam cita-cita setiap muslim.25 Adapun tujuan
pendidikan agama Islam yang lain adalah untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha
esa serta berakhlak mulia.
Tujuan pendidikan agama Islam yaitu untuk meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, pengalaman peserta didik tentang
agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.26
23 Ibid, hlm. 133-135 24 Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, (Bandung: Nuansa Cendekia,
2003), hlm. 17 25 Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam (konsep dan perkembangan pemikirannya),
(Jakarta: Raja Grafindo persada, 1999), cet.3, hlm. 38 26 Marasudin siregar, Metodologi pengajaran Agama, (Semarang: Fakultas tarbbiyah
IAIN Walisongo Semarang, 2003), hlm. 181
22
C. Metode Inquiry discovery learning dalam PAI
Metode inquiry discovery learning merupakan metode pembelajaran
yang berupaya menanamkan dasar-dasar berpikir ilmiah pada diri siswa,
sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri,
mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.. siswa benar-benar
ditempatkan sebagai subyek yang belajar. Peran guru dalam pembelajaran
dengan metode inquiry discovery learning adalah sebagai pembimbing dan
fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan
kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah
yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah
menyelidiki sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah.
Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap
kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
Penggunaan metode inquiry discovery learning dalam pembelajaran
PAI diharapkan siswa tidak hanya tergantung dari guru saja. Siswa harus
lebih aktif dalam mencari segala sesuatu yang akan atau sudah dipelajari,
tidak hanya menghafal materi yang sudah diajarkan saja, tetapi harus benar-
benar dipahami sehingga pengetahuan lebih menunjukkan pada pengalaman
seseorang. Tanpa pengalaman seseorang tidak dapat membentuk.
Pengetahuan bukanlah sesuatu yang ditransfer begitu saja dari bentuk guru ke
dalam bentuk siswa. Guru hanya bersifat mengarahkan, tidak ikut campur
tangan penuh dalam proses belajar. Siswa dituntut untuk mandiri dan aktif
mencari sendiri segala sesuatu yang berhubungan dengan materi yang
dipelajari baik dalam diskusi maupun individu.
Metode pembelajaran inquiry discovery learning adalah rangkaian
kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis
dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu
masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan
melalui Tanya jawab antara guru dan siswa. Pendekatan inquiry discovery
learning merupakan pendekatan mengajar yang berusaha mengembangkan
cara berpikir ilmiah. Pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar
23
sendiri dan mengembangkan kekreatifan dalam pemecahan masalah. Siswa
betul-betul ditempatkan sebagai subyek belajar.27
Pendekatan inquiry discovery learning berprinsip menjadikan anak
didik sebagai individu yang mempunyai potensi untuk mencari dan
mengembangkan dirinya. guru tidak perlu menjejali anak didik dengan
segudang informasi sehingga membuat anak didik kurang kreatif. Dengan
mencari dan menemukan informasi ilmu pengetahuan yang ada dalam buku-
buku bacaan, guru memberi kesempatan kepada anak didik untuk mencari
dan menemukan sendiri dasar pijakan bagi anak didik. Cara mengajar seperti
ini akan menemukan kepercayaan pada diri anak didik tentang apa yang
mereka lakukan.
Pendekatan inquiry discovery learning dalam pembelajaran adalah
solusi dari berbagai persoalan pembelajaran pada saat ini, karena pendekatan
inquiry discovery learning merupakan pendekatan yang berpusat pada
“student centered” siswalah yang memegang peranan utama, siswa harus
berpikir sendiri. Guru harus menolong setiap murid dalam kesulitan yang
dihadapi, seperti: memperjelas tujuan, mencari sumber-sumber, membantu
murid dalam segala hal yang memerlukan guru dan sebagainya.28
آبر مقتا عند الله أن )٢(يا أيها الذين آمنوا لم تقولون ما ال تفعلون )٣(تقولوا ما ال تفعلون
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (Q.S As Shaff 2-3).29
Ayat tersebut menerangkan, bahwa untuk mendorong manusia
terdidik agar mengamalkan segala pengetahuan yang telah diperoleh dalam
proses belajar mengajar atau pengamatan dari keyakinan dan sikap yang
mereka hayati dan pahami sehingga benar-benar nilai yang telah
27 Nana Sudjana, Op. Cit., hlm 154 28 B. Suryobroto, Op. Cit., hlm. 9 29 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2006), hlm. 440
24
ditransformasikan ke dalam diri manusia didik akan menghasilkan buah yang
bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitar. Hal ini menjadi prinsip
keharusan dalam proses belajar mengajar, manusia diberi pelajaran ilmu
pengetahuan baru yang dapat menarik minat dan mendorong untuk belajar ak
Seorang guru menggunakan teknik ini dengan tujuan agar siswa
terangsang oleh tugas, aktif mencari dan meneliti pemecahan masalah itu
sendiri, mencari sumber dan belajar bersama di dalam kelompok. Diharapkan
juga siswa mampu mengemukakan pendapatnya, berdebat, menyanggah dan
mempertahankan pendapatnya, menumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat
ingin tahu, terbuka dan sebagainya.
Guru mempunyai peranan penting dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang mendorong keaktifan siswa. Usaha untuk menciptakan
kondisi pembelajaran yang dapat melibatkan peran aktif siswa,
menumbuhkan kemampuan siswa dalam menerapkan metode pembelajaran
yang sesuai dan bervariasi agar siswa tidak merasa bosan. Salah satu
alternatif yang dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran
adalah dengan menerapkan pendekatan melalui metode inquiry discovery
learning. Pembelajaran menggunakan metode inquiry discovery learning,
membangun pengetahuan siswa dengan cara mengaitkan informasi baru
dengan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, sehingga memungkinkan
keingintahuan siswa untuk melakukan penyelidikan sehingga dapat
menemukan sendiri jawabannya.
Pembelajaran inquiry discovery learning dapat mempermudah dan
memotivasi siswa untuk mengenal, menerima, menyerap dan memahami
keterkaitan atau hubungan antara konsep pengetahuan dan tindakan yang
termuat dalam tema pembelajaran. Melalui metode pembelajaran yang sesuai
dengan kehidupan sehari-hari, peserta didik digiring untuk berfikir luas dan
mendalam untuk menangkap dan memahami hubungan konseptual yang
disajikan guru. Selanjutnya peserta didik akan terbiasa berfikir terarah dan
teratur. Peserta didik akan lebih termotivasi dalam belajar bila mereka
menerapkan apa yang telah dipelajarinya.
25
Tujuan menggunakan metode pembelajaran inquiry discovery
learning adalah mengembangkan kemampuan berfikir secara sistematis,
logis, kritis. Siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan
tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
Metode pembelajaran inquiry discovery learning merupakan bentuk dari
pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, karena dalam
metode ini siswa memegang peranan yang sangat dominan dalam proses
pembelajaran.30
D. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Inquiry discovery learning
Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode
inquiry discovery learning dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Orientasi
Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim
pembelajaran yang bersifat responsive. Pada langkah ini guru
mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan proses pembelajaran.
2. Merumuskan masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
3. Mengajukan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang
dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya.
Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada dasarnya sudah
dimiliki sejak individu itu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari
kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira
(berhipotesis) dari suatu permasalahan.
30 Wina Sanjaya, Op. Cit., hlm. 196-197
26
4. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran strategi
inquiry discovery learning, mengumpulkan data merupakan proses mental
yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses
pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat dalam
belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan kemampuan
menggunakan potensi berpikirnya.
5. Menguji hipotesis
Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis adalah
mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6. Merumuskan kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis.
E. Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Mata Pelajaran PAI
Menggunakan Metode Inquiry discovery learning
Metode mengajar merupakan salah satu kunci pokok keberhasilan
suatu proses pembelajaran, karena dengan menggunakan metode mengajar
yang sesuai, tujuan yang diharapkan dapat tercapai atau terlaksana dengan
baik. Penerapan metode mengajar harus memperhatikan partisipasi peserta
didik untuk terlibat aktif di dalam proses pembelajaran. Peserta didik
dirangsang untuk menyelesaikan problem-problem baik secara individu
maupun kelompok yang pada akhirnya diharapkan dapat terlatih untuk belajar
mandiri dan tidak selalu tergantung pada guru.
Meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran
merupakan tugas guru sebagai motivator, karena yang didapatkan sewaktu
proses pembelajaran untuk bekal hidup di masa mendatang.
27
Melalui metode inquiry discovery learning ini dapat mendorong
peserta didik untuk memahami hakikat, makna dan manfaat belajar sehingga
akan memberikan stimulus dan senantiasa belajar. Hal ini mendorong peserta
didik untuk bersemangat atau mempunyai keinginan (wish) yang kuat dalam
belajar.
Metode inquiry discovery learning merupakan bagian dari
pembelajaran aktif yang sekaligus pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran yang menyenangkan tersebut akan memotivasi peserta didik
dalam belajar dan mengurangi kejenuhan ketika setiap hari peserta didik
berada di dalam kelas. Hal ini membuat semangat peserta didik menjadi
semakin besar hasrat mereka untuk mencari ilmu. Pembelajaran dengan
metode ini juga akan menjadi lebih bermakna, menemukan situasi baru ketika
belajar bersama teman-temannya dan mampu menyelesaikan permasalahan
baik individu maupun kelompok.
F. Evaluasi pembelajaran PAI dengan metode inquiry discovery learning
1. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Sebelum mengurai tentang pengertian hasil belajar, terlebih
dahulu penulis akan memaparkan pengertian belajar.
Menurut Muhammad Ali, belajar adalah proses perubahan
perilaku akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perilaku itu
mencakup pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan
sebagainya. Perilaku yang dapat diamati disebut keterampilan,
sedangkan yang tidak bisa diamati disebut kecenderungan perilaku.31
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.32 Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses,
31 Muhammad Ali, Guru dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2004), hlm. 14. 32 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet VII,
hlm. 27.
28
suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa belajar pada hakikatnya adalah suatu proses perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang setelah melakukan aktivitas tertentu. Tetapi
tidak semua perubahan merupakan belajar. Pengalaman belajar yang
diperoleh seseorang akan membekas dan meresap dalam jiwa sehingga
akibat apa yang diperolehnya itu dapat bermanfaat bagi dirinya dan
tingkah lakunya akan mengalami perubahan.
Sedangkan pengertian hasil belajar adalah kemampuan yang
dimiliki setelah seseorang menerima pengalaman belajarnya.33 Hasil
belajar adalah prestasi aktual yang ditampilkan oleh anak, sedangkan
hasil belajar dipengaruhi oleh besarnya usaha yang dilakukan oleh anak.
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh inteligensi dan penguasaan awal
anak tentang materi yang akan dipelajari. Ini berarti bahwa guru perlu
menetapkan tujuan belajar.
Selain itu hasil belajar juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan
yang diberikan pada anak. Ini berarti bahwa guru perlu menyusun
rancangan dan pengelolaan pembelajaran yang memungkinkan anak
bebas untuk melakukan eksplorasi terhadap lingkungan.34 Hasil dan
bukti belajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang,
misalnya dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi
mengerti.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan suatu hasil yang telah dicapai seseorang setelah
menerima pengalaman belajar dan dibuktikan dengan adanya perubahan
tingkah laku baik jasmani maupun rohani.
33 Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 22.
34 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), hlm. 97.
29
b. Aspek-Aspek Hasil Belajar
Belajar tidak ada warnanya apabila tidak menghasilkan
pengetahuan, pembentukan sikap serta keterampilan. Oleh karena itu,
proses belajar mengajar harus mendapat perhatian yang serius yang
melibatkan berbagai aspek yang menunjang keberhasilan belajar
mengajar. Benyamin Bloom secara garis besar mengklasifikasikan
hasil belajar menjadi 3 ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik.35
1) Ranah kognitif
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual
yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
2) Ranah afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri
dari penerimaan, jawaban, reaksi, dan organisasi.
3) Ranah psikomotorik
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari
lima aspek, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,
kemampuan keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks dan gerakan ekspresif.
Ketiga ranah hasil belajar tersebut sangat penting diketahui oleh
seorang guru dalam merumuskan tujuan pengajaran dan menyusun alat-
alat penilaian, baik tes maupun bukan tes.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu dapat dibagi
menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
35 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 22
30
Faktor internal
1) Faktor biologis (jasmaniah)
Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi
fisik yang normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan
sampai sesudah lahir. Kondisi fisik normal ini terutama harus
meliputi keadaan otak, panca indera, anggota tubuh. Kedua, kondisi
kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar.36 Di dalam menjaga kesehatan
fisik, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan
dan minum yang teratur, olahraga serta cukup tidur.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,
intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang
memang berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang.
Kedua, kemauan. Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu
keberhasilan belajar seseorang. Ketiga, bakat. Bakat ini bukan
menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam suatu bidang,
melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan
seseorang dalam suatu bidang.37
Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar
ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
seseorang. Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan
belajar adalah kondisi mental yang mantap dan stabil.
Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan keluarga
Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan
lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan keberhasilan
belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang,
adanya perhatian orang tua terhadap perkembangan proses belajar
36 Thursan Hakim, Belajar Secara Efektif, (Jakarta: Puspa Swara, 2005), hlm. 12. 37 Ibid. Hlm. 13
31
dan pendidikan anak-anaknya maka akan mempengaruhi
keberhasilan belajarnya.
2) Faktor lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan
keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi
keberhasilan belajar para siswa di sekolah mencakup metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin yang
ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.
3) Faktor lingkungan masyarakat
Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan
masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat
merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar
siswa karena keberadaannya dalam masyarakat.38 Lingkungan yang
dapat menunjang keberhasilan belajar di antaranya adalah, lembaga-
lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing,
bimbingan tes, pengajian remaja dan lain-lain.
Dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar seseorang dan dapat mencegah siswa dari
penyebab-penyebab terhambatnya pembelajaran.
2. Penilaian Belajar
Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai
belajar sistem melalui kegiatan penilaian dan atau pengukuran hasil
belajar.
Menurut Muhibbin Syah, evaluasi merupakan pengungkapan
penyusunan deskripsi peserta didik, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif.
38 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), hlm. 64.
32
Evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang
terdapat dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil belajar
peserta didik. Secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yakni
ranah kognitif, afektif, psikomotorik.39
Hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari penilaian sebagai aktivitas
di dalam menentukan tinggi rendahnya hasil, sebab evaluasi merupakan
suatu tindakan untuk menentukan nilai. Untuk mengetahui prestasi belajar
yang telah dicapai perlu diadakan evaluasi atau tes yang diberikan kepada
peserta didik secara periodik. Evaluasi merupakan salah satu kegiatan
dalam pembelajaran yang wajib dilaksanakan oleh guru setelah proses
pembelajaran berakhir. Hasil dari evaluasi belajar tersebut diharapkan
dapat memberikan informasi tentang kemampuan yang telah dicapai
peserta didik setelah mempelajari suatu mata pelajaran.
G. Kajian Penelitian yang Relevan
Beberapa kajian yang relevan dengan judul penelitian ini adalah:
1. Skripsi yang ditulis oleh Fathurrohman, Mahasiswa IKIP PGRI Semarang
dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui Metode Inquiry
discovery learning pada Pembelajaran Biologi Kelas VIII Semester I MTs
Al Khoiriyyah Wonosekar Karangawen Demak. Dari hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran biologi dengan metode inquiry discovery
learning pada pokok bahasan pengangkutan pada tumbuhan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan pada kelompok eksperimen yaitu nilai rata-rata sebesar 68,89.
pada indikator keberhasilan skor tersebut berada di antara 61 dan 80
sehingga hasil belajarnya dapat ditafsirkan berada pada kriteria tinggi.
Sedangkan skor rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 53,10. pada
indikator keberhasilan angka tersebut terletak diantara 41 dan 60 yang
berarti kriteria keberhasilannya cukup.
39 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan baru, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000), 141-142
33
2. Skripsi yang disusun oleh Trisna Damayanti (NIM 04451077) Mahasiswa
Fakultas Sain dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang
berjudul “Upaya Peningkatan Kerjasama Dan Prestasi Belajar Siswa
Melalui Implementasi Cooperative Learning Tipe Think Pair Share Pada
Pembelajaran Biologi Di SMA Negeri 2 Playen Gunungkidul Tahun
Ajaran 2007/2008” Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Cooperative Learning tipe
Think Pair Share dapat diterapkan pada pembelajaran Biologi materi
pokok sistem indera siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Playen;
3. Skripsi yang disusun oleh Isna Kholifa (NIM 04430991) Fakultas Sain dan
Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Upaya
Mewujudkan Pakem Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Berpikir
Berpasangan Berbagi (Think Pair Share) Dalam Pembelajaran
Matematika Kelas XI IPA MA Ibnul Qoyyim Putri”. Jenis penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe berpikir
berpasangan berbagi (Think Pair Share) Pembelajaran Aktif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) di kelas XI IPA MA Ibnul Qoyyim
Putri dapat terwujud.
Dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian yang terdahulu, di
mana dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian eksperimen
yang ingin mengetahui seberapa efektif model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta didik dibanding model
pembelajaran lain pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
H. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, ”hypo” yang artinya ”di
bawah” dan ”thesa” yang artinya ”kebenaran”.40 Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan
40Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Metode Praktik, (Jakarta; PT Rineka
Cipta, 2006), Cet. 13, hlm. 71.
34
masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis
juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik.41
Adapun rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Ha = Terdapat perbedaan antara hasil belajar PAI yang menggunakan metode
Inquiry Discovery Learning dengan metode konvensional.
Ho = Tidak terdapat perbedaan antara hasil belajar PAI yang menggunakan
metode Inquiry Discovery Learning dengan metode konvensional.
Hipotesis dalam penelitian ini yaitu terdapat perbedaan antara hasil
belajar PAI yang menggunakan metode Inquiry Discovery Learning dengan
metode konvensional materi pokok ibadah puasa kelas VIII SMP NU 01
Muallimin Weleri tahun pelajaran 2010/2011.
41Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2008), Cet. 5, hlm. 64.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
Metodologi berasal dari kata metode dan logos. Metode berarti cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu, sedangkan logos berarti ilmu atau pengetahuan.
Jadi, metodologi adalah cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara seksama untuk mencapai suatu tujuan.1 Sedangkan penelitian adalah suatu
kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu
bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta atau prinsip baru yang bertujuan
untuk mendapatkan pengertian baru dan menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.2
Pada bab ini, akan diuraikan waktu dan tempat penelitian, variabel penelitian,
metode penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas model pembelajaran Inquiry Discovery Learning
terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI pada siswa kelas VIII semester 1
SMP NU 01 Muallimin Weleri.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini berlangsung selama 1 bulan, dimulai pada tanggal 27
September 2010 sampai dengan 30 Oktober 2010 dan dilaksanakan di SMP
NU 01 Muallimin Weleri.
C. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.3 Jadi variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
1 Cholid Narbuko, dkk, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 1 2 Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), hlm. 1 3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2006), hlm. 118
36
nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Hasil Belajar siswa.
D. Metode penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan
dengan mengajukan prosedur yang reliabel dan terpercaya.5 Metode yang
digunakan yaitu metode penelitian kuantitatif menggunakan desain penelitian
eksperimen.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research)
maksudnya, penelitian yang dilakukan di kancah atau medan terjadinya gejala-
gejala.6 Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, sedangkan desain
atau rancangan ini terdiri dari dua kelas yaitu kelompok eksperimen
(kelompok yang dikenai model pembelajaran Inquiry Discovery Learning dan
kelas kontrol sebagai kelas pembanding yaitu menggunakan metode ceramah.
Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu teknik uji t-test untuk mengetahui efektivitas hasil belajar peserta didik
yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery
Learning pada mata pelajaran PAI.
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau totalitas dari
semua obyek atau semua individu yang mempunyai karakteristik tertentu.7
Populasi dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas
VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri, sebanyak lima kelas yaitu VIIIa,
VIIIb, VIIIc, VIIId dan VIIIe dengan jumlah 157.
4 Sugiono, Op Cit, hlm. 61 5 Sutrisno Hadi, Analisis Regresi, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 1 6 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, (Yogyakarta: Andi, 2001), cet 32, hlm. 10 7 Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 96.
37
lima kelas ini dipandang sebagai satu kesatuan populasi, karena
adanya kesamaan-kesamaan sebagai berikut:
a. Siswa yang terdapat dalam populasi tersebut adalah siswa yang berada
pada kelas dan semester yang sama yaitu kelas VIII semester satu.
b. Seluruh siswa tersebut memperoleh mata pelajaran PAI dengan silabus
dan guru yang sama.
Sebelum populasi dipilih menjadi sampel, populasi tersebut diuji
homogenitas untuk mengetahui bahwa populasi tersebut bersifat homogen.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, sebagai contoh yang diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu.8 Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini yaitu Teknik Cluster Random Sampling. Cluster
Random Sampling adalah pengambilan sampel secara kelompok. Cara
mengambil sampel dari pengambilan sampel ini dengan cara acak. Sampel
dalam penelitian ini adalah kelas VIIIb dan VIIIe. Kelas VIIIe sebagai
kelas kontrol dan kelas VIIIb sebagai kelas eksperimen.
F. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pengamatan (Observasi)
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk
kemudian dilakukan pencatatan. Teknik observasi digunakan untuk
melihat atau mengamati perubahan fenomena sosial yang tumbuh dan
berkembang yang kemudian dapat dilakukan penilaian atas perubahan
tersebut.9
Metode observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
memperoleh data ranah psikomotorik siswa kelas eksperimental dan kelas
kontrol pada mata pelajaran PAI kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri
8 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005), Cet.
V, hlm. 121. 9 Joko Subagyo, Metode Penelitian dari Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hlm. 63.
38
2. Metode Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.10 Tes
pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar
siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan
pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa
kelas eksperimental dan kelas kontrol pada mata pelajaran PAI yang
diperoleh melalui pre test dan post test.
3. Metode Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya barang-
barang tertulis.11 Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti
menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, dokumen dan lain-lain.
Dalam penelitian kuantitatif, teknik ini berfungsi untuk menghimpun
secara selektif bahan-bahan yang dipergunakan di dalam kerangka atau
landasan teori.
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
mendapatkan data nama dan jumlah siswa yang menjadi anggota populasi
serta untuk penentu sampel. Metode ini digunakan untuk memperoleh
daftar nama dan jumlah siswa kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri
G. Analisis Uji Coba Instrumen
1. Validitas Soal
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu mampu
mengukur apa yang hendak diukur. Untuk menghitung validitas butir soal
digunakan rumus korelasi product moment.12
10 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 150 11 Ibid, hlm.154 12 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002),
hlm. 72.
39
rxy = Keterangan:
rxy = koefisien korelasi item soal.
N = banyaknya peserta tes.
X = jumlah skor item.
Y = jumlah skor total.13
Kriteria rxy adalah sebagai berikut:
0,00 < rxy ≤ 0,20 sangat rendah
0,20 < rxy ≤ 0,40 rendah
0,40 < rxy ≤ 0,60 cukup
0,60 < rxy ≤ 0,80 tinggi
0,80 < rxy ≤ 1,00 sangat tinggi
Dari perhitungan rumus di atas, harga rxy yang diperoleh dari tiap-
tiap item soal kemudian dengan r product moment dengan taraf
signifikansi 5% dan n sesuai dengan jumlah siswa. Jika rxy ≥ rtabel maka
dapat dikatakan butir soal tersebut valid.
Berdasarkan uji coba yang telah dilakukan, diperoleh bahwa butir-
butir soal yang valid adalah 21 soal, yaitu butir soal nomor 1,3,7,12,13,14,
15,17,18,20,21,26,27,28,31,32,33,39,40,47,50. Perhitungan keseluruhan
butir soal yang valid dapat dilihat pada lampiran.
2. Reliabilitas soal
Sebuah tes dapat dikatakan reliabilitas atau mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi, jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap artinya apabila tes tersebut kemudian dikenakan pada sejumlah
subyek yang sama pada waktu yang berbeda, maka hasilnya akan tetap
sama.14
Rumus:
r11 =
13 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, hlm. 159. 14 Ibid, hlm. 101.
40
Keterangan:
r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan.
p = Proporsi subyek yang menjawab item dengan benar.
q = Proporsi subyek yang menjawab item dengan salah. (q =
1 – p)
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q.
k = Banyaknya item soal.
S = Standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar
varians).
Rumus varian:
S2 =
Kriteria r11 adalah sebagai berikut:
0,00 < r11 ≤ 0,20 sangat rendah
0,20 < r11 ≤ 0,40 rendah
0,40 < r11 ≤ 0,60 cukup
0,60 < r11 ≤ 0,80 tinggi
0,80 < r11 ≤ 1,00 sangat tinggi
Dari perhitungan rumus di atas hasil perhitungan r11 yang didapat
akan dibandingkan dengan harga product moment. Harga dihitung dengan
taraf signifikan 5% dan n sesuai dengan jumlah butir soal. Jika r11 ≥ rtabel,
maka dapat dinyatakan bahwa butir soal tersebut reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh r11 = dan rtabel = . dari data
tersebut sangat jelas bahwa r11 > rtabel. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa instrumen tersebut reliabel. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat
pada lampiran.
41
3. Tingkat Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah.15 Rumus tingkat kesukaran soal yang digunakan adalah sebagai
berikut:
P = Keterangan:
P = indeks kesukaran.
B = jumlah siswa yang menjawab benar.
JS = jumlah siswa peserta tes.
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
P = 0,00 butir soal terlalu sukar
0,00 < P ≤ 0,30 butir soal sukar
0,30 < P ≤ 0,70 butir soal sedang
0,70 < P ≤ 1,00 butir soal mudah
P = 1 butir soal terlalu mudah
Dari analisis tingkat kesukaran soal, soal yang tergolong sukar
adalah soal nomor 7,8,13,23,35,36. Sedangkan soal yang tergolong dalam
tingkat kesukaran sedang adalah soal nomor 1,2,3,4,5,6,12,14,15,16,17,18,
19,20,21,22,26,27,28,29,30,33,38,39,40,41,43,45,46,47,48,49 Soal dengan
kategori mudah ditunjukkan nomor 9,10,11,24,31,32,34,37, 42,44,50. Soal
yang kategori sangat sukar adalah nomor 25. Hasil perhitungan tingkat
kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran.
4. Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan
antara peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai.16
Besarnya angka yang menunjukkan daya pembeda soal disebut indeks
15 Ibid, hlm. 207 16 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
cet.VII, hlm.211
42
diskriminasi. Langkah pertama untuk menentukan indeks diskriminasi
adalah dengan membagi dua peserta tes untuk kelompok atas dan peserta
tes untuk kelompok bawah. Rumus daya pembeda soal adalah:17
D =
Keterangan:
D : daya pembeda soal
Ba : banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab benar
Bb : banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab benar
Ja : banyaknya peserta didik kelompok atas yang menjawab salah
Jb : banyaknya peserta didik kelompok bawah yang menjawab salah
Kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
D = 0,00 butir soal sangat jelek
0,00 < D ≤ 0,20 butir soal jelek
0,20 < D ≤ 0,40 butir soal cukup
0,40 < D ≤ 0,70 butir soal baik
0,70 < D ≤ 1,00 butir soal sangat baik
Hasil analisis daya pembeda soal hasil belajar adalah soal yang
tergolong baik adalah soal nomor 15,18,20,21,26,27,28,33,40,42. Soal
yang tergolong cukup adalah soal nomor 1,3,7,10,12,13,14,17,19,22,
29,30,31,32,39,41,43,47,50. Soal yang tergolong jelek adalah soal nomor
2,4,5,6,11,16,24,25,34,35,36,37,38,44,45,46. Soal yang tergolong sangat
jelek adalah soal nomor 8,9,23,48,49. hasil perhitungan dapat dilihat pada
lampiran.
Hasil analisis uji coba, dengan memperhatikan segenap aspek
analisis item, baik validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda soal. Soal-soal yang digunakan adalah soal yang memenuhi
syarat soal yang valid, tingkat kesukaran sedang, daya beda yang baik atau
cukup. Dari 50 butir soal yang telah diujicobakan, hanya 21 butir soal
17 Ibid, hlm. 213.
43
yang digunakan, yaitu soal nomor 1,3,7,12,13,14,15,17,18,20,21,26,27,
28,31,32,33,39,40,47,50.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah suatu langkah yang paling menentukan dalam
penelitian karena analisis data berfungsi untuk menyimpulkan hasil penelitian.
1. Analisis data awal
Sebelum peneliti menentukan teknik analisis statistik yang
digunakan, terlebih dahulu peneliti memeriksa keabsahan sampel. Cara
yang digunakan untuk memeriksa keabsahan sampel tersebut adalah uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji beda.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui data terdistribusi
secara normal atau tidak. untuk mengetahui distribusi data yang
diperoleh, dilakukan uji normalitas dengan uji Chi-Kuadrat, adapun
langkah-langkah uji Chi-Kuadrat adalah sebagai berikut:
1. Menentukan rentang (R), yaitu data terbesar dikurangi data
terkecil.
2. Menentukan banyak kelas interval (P) dengan rumus:
k = 1 + (3,3) log n
3. Menentukan panjang kelas, dengan rumus:
P =
4. Membuat tabel distribusi frekuensi
5. Menentukan batas kelas (bk) dari masing-masing kelas interval
6. Menghitung rata-rata Xi ( ), dengan rumus:
= 7. Menghitung variansi dengan rumus:
44
s2 =
8. Menghitung nilai Z, dengan rumus:
Z = x = batas kelas
= rata-rata
s = standar deviasi
9. Menentukan luas daerah tiap kelas interval.
10. Menghitung frekuensi ekspositori (fh), dengan rumus:
fh = n x luas daerah dengan n jumlah sampel
11. Membuat daftar frekuensi observasi (fo) dengan frekuensi
ekspositori sebagai berikut:
Kelas BK Z L fh fo
12. Menghitung Chi Kuadrat (x2), dengan rumus:
x2 = 13. Menentukan derajat kebebasan (dk) dalam perhitungan ini, data
disusun dalam daftar distribusi frekuensi yang terdiri atas k buah
interval sehingga untuk menentukan kriteria pengujian digunakan
rumus dk = k – 3, di mana k adalah banyaknya kelas interval, dan
taraf nyata α = 0,05
14. Menentukan harga x2 tabel
15. Menentukan distribusi normalitas dengan kriteria pengujian:
Jika x2hitung > x2
tabel maka data tidak berdistribusi normal dan
sebaliknya jika x2hitung > x2
tabel maka data berdistribusi normal.18
18 Ibid, hlm. 320.
45
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
tersebut homogen atau tidak. Pengujian homogenitas data dilakukan
dengan uji Bartlett. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: 19
1. Data dikelompokkan untuk menentukan frekuensi varians dan
jumlah kelas.
2. Membuat tabel Uji Bartlett seperti tersebut di bawah ini.
Harga-harga yang berlaku untuk uji Bartlett.
Ho : σ12 = σ2
2 = …… σk2
Sampel ke Dk 1/ dk s12 Log S1
2 (dk) Log S12
1 n1 – 1 1/ (n1 – 1) s12 Log S1
2 (n1 – 1) Log S12
2 n2 – 1 1/ (n2 – 1) s12 Log S2
2 (n2 – 1) Log S22
… … … … … …
K nk – 1 1/ (nk – 1) s12 Log Sk
2 (n2 – 1) Log Sk2
Jumlah
Dimana ni : frekuensi kelas ke-i
si : variasi kelas ke-i
3. Menguji variasi gabungan dan semua sampel:
S2 = /
4. Menghitung satuan B dengan rumus:
B = (Log Si2)
5. Menghitung X2 dengan rumus:
X2 = (In10) {B – }
6. Membandingkan X2hitung dengan X2
tabel peluang (1 – x) dan dk = (k
– 1) apabila X2hitung < X2
tabel maka data berdistribusi homogen.
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata/ Uji Beda
Uji kesamaan dua rata-rata ini bertujuan untuk mengetahui
apakah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol mempunyai rata-
19 Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito, 2002), Cet. 6, hlm. 262.
46
rata nilai yang tidak berbeda pada tahap awal ini. Jika rata-rata kedua
kelompok tersebut tidak berbeda berarti kelompok itu mempunyai
kondisi yang sama. Uji ini menggunakan uji dua pihak. Hipotesis yang
akan diujikan adalah:
Ho : µ1= µ 2
Ha : µ 1 ≠ µ 2
Keterangan:
µ 1 : rata-rata data kelompok eksperimen
µ 2 : rata-rata data kelompok kontrol
Uji beda dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus t-test
untuk menguji signifikansi perbedaan dua buah mean yang berasal
dari dua buah distribusi.20 Bentuk rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:21
21
21
11nn
S
XXt
+
−= dengan
2)1()1(
21
222
211
−+−+−
=nn
SnSnS
Keterangan:
1X = rata-rata data kelas eksperimen
2X = rata-rata data kelas kontrol
n1 = banyaknya peserta didik kelas eksperimen
n2 = banyaknya peserta didik kelas kontrol
S = simpangan baku gabungan
S1 = simpangan baku kelas eksperimen
S2 = simpangan baku kelas kontrol.
Dengan taraf nyata α, maka kriteria pengujian adalah terima Ho
jika – t1-1/2α < thitung <t 1-1/2α. Dengan derajat kebebasan dk (n1 + n2 – 2)
dan peluang (1-1/2α), tolak Ho untuk harga t lainnya.
20 Tulus Winarsunu, op. cit., hlm. 81. 21 Sudjana, op. cit., hlm. 239
47
2. Analisis Data Akhir
a. Uji Normalitas
Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkah uji
normalitas data awal.
b. Uji Homogenitas
Langkah-langkah normalitas kedua sama dengan langkah uji
normalitas data awal.
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata/Uji Beda
Teknik statistik yang digunakan untuk menentukan taraf
signifikansi perbandingan (membandingkan nilai rata-rata suatu
kelompok dengan rata-rata kelompok yang lain) adalah uji-t atau t
test.22
Hipotesis Ho dan Ha
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Rumus yang digunakan dalam Uji t sebagai berikut:
t = Dengan
S2 = Keterangan:
t = statistik
1 = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas eksperimen
2 = rata-rata hasil tes peserta didik pada kelas kontrol
S12 = varians kelas eksperimen
S22 = varians kelas kontrol
22 Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan,
(Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), Cet. I, hlm. 251.
48
n1 = Jumlah subyek kelompok eksperimen
n2 = Jumlah subyek kelompok kontrol
kriteria pengujian adalah: terima Ho jika –t1-1/2α < t < t1-1/2α, di
mana t1-1/2α didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1 + n2 – 2) dan
peluang (1 – 1/2α). Untuk harga-harga t lainnya Ho ditolak.
3. Analisis Deskriptif Observasi
Observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa selama
pembelajaran berlangsung. Aktivitas di sini merupakan hasil belajar
ranah psikomotorik siswa. Ranah psikomotorik diambil dari proses
aktivitas siswa. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif yang
bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa baik kelas eksperimen,
maupun kelas kontrol.
Rumus yang digunakan adalah:
Nilai = x 100 %
Kategori rata-rata aktivitas adalah sebagai berikut:
80% - 100% = Sangat baik
66% - 79% = Baik
56% - 65% = Cukup
40% - 55% = Kurang
30% - 39% = Gagal23
4. Analisis Deskriptif Keefektifan
Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang
melakukan tugas dengan sasaran yang dituju, dapat dikemukakan
bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua tugas pokok
tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari
anggota.24
23 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Ed. Revisi V, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2006), hlm. 133. 24 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),
hlm. 82
49
Analisis yang digunakan untuk mengukur efektivitas tersebut
adalah analisis deskriptif dan bertujuan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning lebih efektif daripada model pembelajaran lain.
Dalam penelitian ini keefektifan model pembelajaran Inquiry Discovery
Learning dilihat dari hasil belajar siswa, yaitu (ranah kognitif dan ranah
psikomotorik).
Kategori rata-rata hasil belajar siswa (ranah kognitif dan ranah
psikomotorik ) adalah sebagai berikut:
80% - 100% = Sangat Efektif
66% - 79% = Efektif
56% - 65% = Cukup Efektif
40% - 55% = Kurang Efektif
30% - 39% = Gagal
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal Penelitian
Siswa SMP NU 01 Muallimin Weleri dalam kegiatan pembelajaran
PAI, sebelum penelitian masih menggunakan pembelajaran konvensional
(ceramah). Pada metode ini, guru lebih aktif sebagai pemberi pengetahuan
kepada siswa, dan siswa hanya mendengarkan keterangan dari guru. Hal
tersebut tidak diimbangi dengan aktifnya siswa, akibatnya siswa akan
cenderung bergantung pada guru, tidak mandiri, dan potensi yang dimiliki
siswa tidak berkembang secara optimal. Hal ini dapat diketahui dari
sedikitnya siswa yang aktif untuk menyampaikan pendapat atau kesulitan
yang dihadapi kepada guru mengenai materi yang disampaikan. Dengan
pembelajaran tersebut maka kurang adanya interaksi antara murid dengan
guru, bahkan interaksi murid dengan murid sehingga akan berdampak
negatif pada hasil belajar siswa.
Mengatasi masalah tersebut di atas, guru memerlukan suatu model
pembelajaran yang memberi kesempatan pada setiap siswa untuk lebih
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, agar siswa mempunyai tanggung
jawab sendiri dalam memahami pembelajaran PAI. Berdasarkan kondisi
siswa sebelum penelitian maka penulis tertarik untuk menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan yaitu mencoba mengganti
pembelajaran konvensional (ceramah) dengan model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning pada materi Ibadah Puasa dengan indikator keaktifan
dan hasil belajar siswa ranah kognitif dan psikomotorik pada materi
tersebut.
Model pembelajaran Inquiry Discovery Learning ini cocok dengan
mata pelajaran PAI materi Ibadah Puasa, karena dalam penerapannya
peserta didik bukan hanya diajak diskusi tetapi juga dilatih untuk berpikir
secara individu kemudian mengekspresikan kepada teman-teman lainnya.
51
Dengan penerapan model pembelajaran ini ternyata peserta didik lebih
mudah hafal dengan materinya sekaligus paham dengan isi yang
terkandung.
2. Tahapan Penelitian dan Data Hasil Penelitian
Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning terhadap hasil belajar peserta
didik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen, yakni
menempatkan subyek penelitian ke dalam dua kelas yang dibedakan
menjadi kategori kelas eksperimen VIII B dan kelas kontrol VIII E.
Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 27 September2010
sampai dengan 30 Oktober 2010 dengan 4 kali pertemuan, sekaligus
dengan dilaksanakannya pre test dan post test.
Secara rinci tahapan proses penelitian dan data yang dihasilkan
dapat dipaparkan sebagai berikut.
a. Pre test dan data nilai pre test
1) Kelas Eksperimen
Sebelum pembelajaran, dalam kelas eksperimen dilakukan
pre test. Menurut Ngalim Purwanto, pre test adalah tes yang
diberikan sebelum pengajaran dimulai dan bertujuan untuk
mengetahui sampai di mana penguasaan siswa terhadap bahan
pengajaran (pengetahuan) yang akan diajarkan. Tujuannya adalah
untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
yang akan diajarkan dan sebagai data awal untuk mengetahui
kondisi awal sampel. Adapun data nilai pada kelas eksperimen
dapat dilihat di Lampiran 15.
2) Kelas Kontrol
Seperti dalam kelas eksperimen, kelas kontrol juga
dilaksanakan pre test, pelaksanaan pre test dalam kelas kontrol ini
juga mempunyai tujuan yang sama seperti pre test yang
dilaksanakan pada kelas eksperimen yaitu untuk mengetahui
penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang akan diajarkan
52
dan sebagai data awal untuk mengetahui kondisi awal sampel.
Adapun data nilai pada kelas kontrol dapat dilihat di lampiran 15.
b. Proses atau Treatment (Perlakuan)
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, bahwa penelitian
ini menggunakan metode penelitian eksperimen yang terdiri dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen yaitu kelas yang
diberi perlakuan berupa model pembelajaran Inquiry Discovery
Learning, sedangkan kelas kontrol adalah kelas yang tidak diberi
perlakuan atau kelas yang tidak menggunakan model pembelajaran
Inquiry Discovery Learning.
Dalam hal ini, proses pembelajaran kedua kelas tersebut
menggunakan cara yang berbeda, di mana kelas eksperimen diajar oleh
peneliti dengan menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery
Learning sesuai dengan RPP pada Lampiran 32. Sedangkan kelas
kontrol diajar oleh guru kelas dengan menggunakan metode
konvensional (ceramah). Proses ini dilaksanakan langsung setelah pre
test, mulai dari pertemuan pertama sampai keempat dan ditutup dengan
post test.
c. Observasi dan Data Observasi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui hasil belajar siswa ranah psikomotorik siswa. Observasi
ranah psikomotorik diperoleh selama proses pembelajaran PAI baik
kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning maupun kelas kontrol yang tidak menggunakan
model pembelajaran Inquiry Discovery Learning.
d. Post test dan Data Nilai Post test
1) Kelas Eksperimen
Post test dilaksanakan setelah pembelajaran selesai.
Menurut Ngalim Purwanto, post test adalah tes yang diberikan
pada setiap akhir pengajaran untuk mengetahui sampai dimana
penguasaan siswa terhadap bahan pengajaran (pengetahuan)
53
setelah mengalami suatu kegiatan belajar. Tujuannya adalah untuk
mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran yang telah
diajarkan dan sebagai data akhir untuk mengetahui kondisi akhir
sampel. Adapun data nilai pada kelas eksperimen dapat dilihat di
Lampiran 15.
2) Kelas Kontrol
Seperti dalam kelas eksperimen, kelas kontrol juga
dilaksanakan post test. Pelaksanaan post test dalam kelas kontrol
ini juga mempunyai tujuan yang sama seperti post test yang
dilaksanakan pada kelas eksperimen. Adapun data nilai pada kelas
kontrol dapat dilihat di Lampiran 15.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk
memperoleh data tentang efektivitas model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning tersebut terhadap hasil belajar mata pelajaran PAI
pada siswa kelas VIII, diperoleh dari hasil ranah kognitif dan psikomotorik
siswa. Hasil ranah kognitif siswa diperoleh dari hasil tes yang diberikan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk melihat adanya perbedaan
hasil belajar yang telah dicapai peserta didik. Instrumen tes yang
digunakan untuk menguji kedua kelas adalah sama, yaitu soal yang sudah
diuji kevalidannya pada kelas lain selain kelas eksperimen dan kontrol.
Sedangkan hasil ranah psikomotorik siswa didapat dari hasil observasi
keterampilan siswa.
B. Analisis data dan Pengujian Hipotesis
1. Analisis Soal Uji Coba
Uji coba tes dilaksanakan pada tanggal 27 September 2010
terhadap kelas uji coba yaitu peserta didik kelas VIII A, dengan jumlah
soal 50 dan berbentuk pilihan ganda, dengan alokasi waktu 90 menit.
Berikut ini adalah hasil analisis soal uji coba:
54
a. Validitas soal
Validitas soal dapat dicapai apabila terdapat kesejajaran skor
butir soal. Sebagai contoh nomor 1 diperoleh hasil sebagai berikut:
rxy = =
=
= 0.528
Karena rtabel = 0.423, maka rhitung > rtabel dan soal nomor 1
tergolong valid. Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada
lampiran.
b. Reliabilitas soal
Hasil perhitungan reliabilitas soal pada lampiran didapatkan:
= pq1 + pq2 + pq3 + … + pq50
= 0.2400 + 0.2500 + 0.2475 + … + 0.1275
= 10.2550
S2 =
=
=
=
= 69.640
r11 =
55
=
= = (1.0204)(0.8527)
= 0.870
Dari perhitungan tersebut, diperoleh r11 = 0.870 kemudian
diinterpretasikan dengan rtabel = 0.423. Karena r11 > rtabel maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut mempunyai reliabilitas yang
tinggi. Perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada lampiran.
c. Tingkat kesukaran soal
Dari perhitungan pada lampiran diperoleh beberapa soal yang
tergolong mudah, sedang dan sukar. Misalnya soal yang tergolong
mudah. Dan untuk melihat hasil analisis tingkat kesukaran soal
keseluruhan dapat dilihat pada lampiran. Sebagai contoh soal nomor 1
diperoleh hasil sebagai berikut:
P =
=
= 0.60
Dari hasil perhitungan indeks kesukaran soal tersebut,
kemudian diinterpretasikan dengan 0,30 < P ≤ 0,70, maka soal nomor
1 mempunyai tingkat kesukaran sedang.
d. Daya pembeda soal
Dari perhitungan pada lampiran, diperoleh daya pembeda butir
soal nomor 1. Contoh perhitungannya sebagai berikut:
D =
=
= 0.40
56
Dari hasil perhitungan daya pembeda soal tersebut, kemudian
diinterpretasikan dengan 0,20 < D ≤ 0,40, maka soal nomor 1
mempunyai tingkat kesukaran sedang.
2. Analisis Tahap Awal
Analisis tahap awal digunakan untuk mengetahui normalitas dan
homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum penelitian. Data
yang digunakan pada analisis tahap awal adalah nilai pre test. Pada
analisis tahap awal terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji
kesamaan dua rata-rata.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan
adalah chi kuadrat. Kriteria pengujian adalah tolak Ho �2 hitung ≥ �2
tabel untuk taraf nyata α = 0,05 dan dk = k - 3 dan terima Ho �2hitung <
�2 tabel. Hasil uji normalitas data pre test kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Pre test
No Kelas Kemampuan �2 hitung �2 tabel Keterangan
1. Eksperimen Pre test 3.29 7.81 Normal
2. Kontrol Pre test 2.37 7.81 Normal
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa kedua kelas yaitu
kelas eksperimen (VIII B) dan kelas kontrol (VIII E) dalam kondisi
normal dan tidak berbeda, karena �2hitung < �2
tabel Untuk lebih jelasnya
perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada lampiran.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas
populasi.
Ho: �12 = �2
2 = ….= �k2
Ho: �12 ≠ �2
2 ≠ ….≠�k2
Kriteria pengujiannya adalah apabila �2hitung < �2
tabel untuk
taraf nyata α = 0,05 dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen.
57
Hasil analisis data uji homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2 Daftar Uji Barlett Nilai Pre test
No Kelas Kemampuan �2 hitung �2 tabel Keterangan
1. Eksperimen Pre test 4.99 11.07 Homogen
2. Kontrol Pre test 2.25 11.07 Homogen
Berdasarkan Tabel data di atas, diperoleh �2hitung < �2
tabel
dengan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima yang berarti populasi homogen yaitu antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen. Perhitungan uji normalitas dapat dilihat secara
terperinci pada lampiran.
c. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Uji kesamaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui
apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai rata-rata yang
tidak jauh berbeda pada tahap awal ini. Rata-rata kedua kelas
dikatakan tidak berbeda apabila -ttabel < thitung < ttabel. Hasil analisis uji
kesamaan dua rata-rata dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Daftar Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Kelas N Varians Standar Deviasi t hitung ttabel
Eksperimen 34 118.05 10.87
Kontrol 34 94.61 9.09 0.75 2.00
Dari perhitungan diperoleh thitung = 0.75 dan ttabel (0,95)(66) = 2.00
dengan taraf signifikansi α = 5% dengan dk = n1 + n2 – 2 = 66, maka
dikatakan bahwa rata-rata pre test kedua kelas tidak berbeda. Ini dapat
diartikan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih,
mempunyai kondisi yang sama. Untuk lebih jelasnya perhitungan t-test
dapat dilihat pada lampiran.
58
3. Analisis Tahap Akhir
Analisis tahap akhir bertujuan untuk menjawab hipotesis penelitian
yang telah dirumuskan. Data yang digunakan adalah data nilai post test
siswa kelas VIII B (kelas eksperimen) yaitu kelas yang diberi
pembelajaran dengan model Inquiry Discovery Learning dan kelas VIII E
(Kelas kontrol) yaitu kelas yang tanpa menggunakan model Inquiry
Discovery Learning. Langkah dalam menganalisis tahap akhir meliputi uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Rumus yang digunakan
adalah chi kuadrat. Dengan kriteria pengujian adalah tolak Ho �2hitung
≥ �2 tabel untuk taraf nyata α =0,05 dan dk = k - 3 dan terima Ho �2
hitung
< �2 tabel. Hasil uji normalitas data pre test kelas kontrol dan kelas
eksperimen dapat dilihat Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4. Daftar Uji Chi Kuadrat Nilai Post test
No Kelas Kemampuan �2 hitung �2 tabel Keterangan
1. Eksperimen Post test 6.36 7.81 Normal
2. Kontrol Post test 1.54 7.81 Normal
Berdasarkan Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa kedua kelas
yaitu kelas eksperimen (VIII B) dan kelas kontrol (VIII E) dalam
kondisi normal dan tidak berbeda. Untuk lebih jelasnya perhitungan uji
normalitas dapat dilihat pada lampiran
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui homogenitas
kedua sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan
kriteria pengujian apabila �2hitung < �2
tabel untuk taraf nyata α = 0,05
dan dk = k-1 maka data berdistribusi homogen. Hasil analisis data uji
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut.
59
Tabel 4.5 Daftar Uji Barlett Nilai Post test
No Kelas Kemampuan �2 hitung �2 tabel Keterangan
1. Eksperimen Post test 1.94 11.07 Homogen
2. Kontrol Post test 3.86 11.07 Homogen
Berdasarkan tabel data 4.5 di atas, diperoleh �2hitung < �2
tabel
dengan taraf signifikan 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima yang berarti populasi tidak berbeda satu dengan yang lain
(homogen) yaitu antara kelas eksperimen (VIII B) dan kelas kontrol
(VIII E). Untuk lebih jelasnya perhitungan uji normalitas dapat dilihat
pada lampiran
c. Uji Perbedaan Dua Rata-rata Kondisi Akhir
Uji perbedaan dua rata-rata bertujuan untuk mengetahui apakah
hasil belajar ranah kognitif siswa kelas eksperimen lebih baik daripada
kelas kontrol. Untuk mengetahui terjadi tidaknya perbedaan, maka
digunakan rumus t-test dalam pengujian hipotesis adalah sebagai
berikut.
Ha = µ1 > µ2: artinya hasil belajar kognitif siswa yang menggunakan
model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih
baik daripada siswa yang tidak menggunakan model
Inquiry Discovery Learning pada materi pokok ibadah
Puasa
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa hasil penelitian yang
diperoleh untuk kemampuan ranah kognitif kelas eksperimen dengan
model pembelajaran Inquiry Discovery Learning diperoleh rata-rata
nilai postest adalah dan standar deviasi (SD) adalah sedangkan kelas
kontrol dengan pembelajaran ceramah diperoleh rata-rata nilai postest
adalah dan standar deviasi (SD) adalah dengan dk = 34 + 34 – 2 = 66
dan taraf nyata 5% maka diperoleh thitung = 2,81 dengan ttabel = 2,00.
Dari perhitungan t-test, jika dibandingkan antara thitung dan ttabel, maka
thitung > ttabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil analisis uji
hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut.
60
Tabel 4.6 Hasil Perhitungan t-test nilai postest
Kelas N Varians Standar Deviasi thitung ttabel
Eksperimen 34 117.48 10.84
Kontrol 34 94.61 10.73 2.81 2.00
Untuk lebih jelasnya perhitungan t-test dapat dilihat pada
lampiran.
4. Analisis Deskriptif Observasi
Dalam penelitian ini metode observasi digunakan untuk
mengetahui aktivitas siswa pada saat diskusi berlangsung yaitu hasil
belajar siswa ranah psikomotorik. Analisis yang digunakan adalah analisis
deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar ranah
psikomotorik siswa yang dikenai dengan model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning lebih baik atau tidak. Hasil analisis deskriptif
observasi tersebut berdasarkan Tabel berikut 4.7 berikut.
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan nilai psikomotorik
Kelas Nilai
Rata-rata Psikomotorik Kriteria
Eksperimen 75,58% Baik
Kontrol 61,32% Cukup
Berdasarkan kategori yang ada, hal ini menunjukkan bahwa nilai
siswa dalam ranah psikomotorik pada kelas eksperimen masuk dalam
kriteria baik, sedangkan pada kelas kontrol dikatakan cukup. Perhitungan
yang selengkapnya mengenai observasi ranah psikomotorik siswa dapat
dilihat pada lampiran.
5. Uji Analisis Deskriptif Keefektifan
Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif daripada yang tidak
menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning, maka
dapat diketahui dengan menggunakan analisis keefektifan. Hasil analisis
keefektifan dilihat dari persentase rata-rata hasil belajar siswa pada ranah
kognitif dan ranah psikomotorik pada tabel 4.8 berikut.
61
Tabel 4.8 Perhitungan Analisa Keefektifan Model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning
Kelas Kognitif Psikomotorik Rata-rata Kriteria
Eksperimen 75% 75,58% 75,30% Efektif
Kontrol 68% 61,32% 64,66% Cukup
Berdasarkan hasil perhitungan dan indikator tercapainya tujuan
belajar dalam proses belajar dengan menggunakan model pembelajaran
Inquiry Discovery Learning yaitu dengan meningkatnya hasil belajar ranah
kognitif dan meningkatnya aktivitas siswa yang merupakan hasil belajar
siswa ranah afektif dan ranah psikomotorik didapatkan bahwa model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif daripada model
lain biasa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan analisis data yang telah diuraikan di atas, dapat diketahui
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran PAI yang menggunakan model pembelajaran Inquiry
Discovery Learning dengan pembelajaran yang tidak menggunakan model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada materi Ibadah Puasa kelas VIII
di SMP NU 01 Muallimin Weleri tahun Pelajaran 2010/2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase nilai rata-rata ranah
kognitif dan psikomotorik yang diperoleh peserta didik yang menggunakan
model pembelajaran Inquiry Discovery Learning (kelas eksperimen) VIII B:
75,30%, sedangkan persentase nilai rata-rata peserta didik menggunakan
metode ceramah (kelas kontrol) VIII E : 64,66%. Dari hasil tersebut, maka ada
perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Oleh
karena itu dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
peserta didik yang diberi pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif dari pada peserta didik
yang tidak diberi pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
62
Inquiry Discovery Learning. Setelah diketahui rata-rata, langkah selanjutnya
yaitu analisis uji hipotesis. Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis
ini menggunakan uji t atau t-tes.
Hasil analisis uji hipotesis diketahui bahwa kelas eksperimen lebih
baik dari kelas kontrol. Hal ini ditunjukkan dari nilai thitung= 2,81. Hasil
tersebut kemudian dikonsultasikan dengan ttabel di mana derajat kebebasan (α)
adalah 5% dengan dk = n1+n2-2 (34 + 34 – 2) diperoleh t(0,95)(66) = 2,00 karena
thitung > (1 – α)(n1+n2–2), berarti Ha diterima, atau signifikan. Maka, hipotesis
menyatakan bahwa kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol.
Pembelajaran PAI dengan menggunakan Inquiry Discovery Learning
akan merangsang peserta didik untuk mengembangkan kemampuan berpikir
yang dimilikinya dan dapat melatih peserta didik untuk hidup bekerja sama
dengan peserta didik yang lain. Dan yang paling utama adalah terciptanya
suasana yang kooperatif dan menyenangkan dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian, model pembelajaran Inquiry Discovery Learning
lebih efektif digunakan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini
ditunjukkan dari presentase nilai rata-rata hasil belajar kelas yang
menggunakan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning (kelas
eksperimen) sebanyak 75,30%. Jadi pembelajaran PAI dengan menggunakan
model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif yaitu
ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik baik kognitif
maupun psikomotorik. Pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Inquiry Discovery Learning ini memberikan kontribusi hasil
belajar yang lebih baik sebab dalam anggota kelas tersebut terjadi diskusi
dalam membahas masalah sehingga terjadi interaksi tatap muka dan
keterampilan dalam menjalin hubungan interpersonal.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
dengan model pembelajaran Inquiry Discovery Learning efektif diterapkan
pada mata pelajaran PAI pada siswa kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri
tahun Pelajaran 2010/2011.
63
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwasanya pada
proses penelitian pasti mengalami banyak hambatan dan kendala. Hal tersebut
bukan suatu kesenjangan, akan tetapi karena adanya keterbatasan dalam
melakukan penelitian.
Adapun beberapa keterbatasan yang dialami dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Keterbatasan lokasi
Penelitian ini hanya dilakukan di satu tempat yaitu di SMP NU 01
Muallimin Weleri dan yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah
peserta didik kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri yang terdiri dari 5
kelas, dan tidak berlaku bagi peserta didik di sekolah lain.
2. Keterbatasan waktu
Waktu dalam penelitian ini hanya berlangsung satu bulan karena
sedikitnya waktu pembelajaran materi Ibadah Puasa yang ditentukan
sekolah. Oleh karena itu peneliti kurang dapat membagi waktu sehingga
mengakibatkan kurangnya observasi.
3. Keterbatasan Materi dan Variabel Penelitian
Penelitian ini terbatas pada materi pokok Ibadah Puasa kelas VIII
Semester Ganjil di SMP NU 01 Muallimin Weleri. Variable yang diteliti
dalam penelitian ini yaitu peneliti hanya mengukur hasil belajar siswa
dengan menggunakan metode Inquiry discovery learning saja. Apabila
dilakukan pada materi dan tempat berbeda kemungkinan hasilnya tidak
sama.
Dari keterbatasan-keterbatasan yang ada, maka dengan sejujurnya
penulis menyadari bahwa inilah kekurangan dalam penelitian yang penulis
lakukan di SMP NU 01 Muallimin Weleri.
.
64
BAB V
KESIMPULAN, SARAN, DAN PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa hasil
belajar PAI siswa kelas VIII SMP NU 01 Muallimin Weleri tahun Pelajaran
2010/2011 pada materi Ibadah Puasa dengan menggunakan metode
pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih efektif dibandingkan dengan
pembelajaran yang menggunakan metode pembelajaran konvensional
(ceramah) dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan
dari hasil uji t dengan diperoleh thitung > ttabel yang berarti Ha diterima. Rata-rata
hasil belajar pada kelas eksperimen adalah 75,30% dan pada kelas kontrol
adalah 64,66%. Adanya perbedaan hasil belajar ini disebabkan karena pada
model pembelajaran Inquiry Discovery Learning lebih menekankan pada kerja
sama, diskusi, dan presentasi yang aktif sehingga dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan:
1. Guru diharapkan dapat mengembangkan kreativitas dalam melaksanakan
pembelajaran sehingga keaktifan siswa dapat lebih ditingkatkan. Selain itu
guru dapat lebih memotivasi siswa untuk lebih aktif sehingga terjalin
komunikasi yang baik antara siswa dengan siswa ataupun antara guru
dengan siswa.
2. Metode pembelajaran Inquiry Discovery Learning perlu dikembangkan
dan diterapkan pada materi yang lain sehingga dapat meningkatkan
keaktifan siswa dan dapat memaksimalkan hasil pembelajaran.
3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai pengembangan dari penelitian
ini.
65
C. Penutup
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan rahmad, hidayah dan taufiq-Nya kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesakan penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
kesalahan dan kekeliruan. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu
dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu saran dan kritik yang
konstruktif dari berbagai pihak, sangat penulis harapkan demi perbaikan untuk
mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Amin.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 1999.
Ali, Muhammad, Guru dalam proses belajar mengajar, Bandung: Sinar baru Algesindo, 2007, cet. 13.
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, Cet. VII.
_________________, Prosedur Penelitian Suatu Metode Praktik, Jakarta; PT Rineka Cipta, 2006, Cet. 13.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, Cet.3.
Drost, J., Proses Pembelajaran Sebagai Proses Pendidikan, Jakarta: PT Gramedia, 1999
Gulo, W., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Grasindo, 2004.
Hadi, Sutrisno, Analisis Regresi, Yogyakarta: Andi Offset, 2004.
____________, Metodologi Research 1, Yogyakarta: Andi, 2001, Cet 32.
Hadjar, Ibnu, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), Cet. I.
Hakim, Thursan, Belajar Secara Efektif, Jakarta: Puspa Swara, 2005.
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, Cet VII.
Jalaludin, Filsafat Pendidikan Islam (konsep dan perkembangan pemikirannya), Jakarta: Raja Grafindo persada, 1999, cet.3.
Kartono, Kartini, Kamus Psikologi, Bandung: CV. Pionir Jaya, 1987.
Majid, Abdul, et, al, Pendidikan agama Islam, Bandung: Remaja Rosda karya,2000.
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Margono, S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005, Cet. V.
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam, Bandung: Nuansa Cendekia, 2003.
_________, et. Al, Paradigma pendidikan Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001.
Mukhtar, Desain Pembelajaran PAI, Jakarta: CV. Mizaka Galiza, 2003.
Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep, Strategi, dan Implementasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
__________, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008, Cet 11.
__________, Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
N.K, Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Rhineka Cipta, 1998, Cet. V.
Narbuko,Cholid, dkk, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.
Nurdin, Syafrudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: PT Intermasa 2002.
Sanjaya, Wina, strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2007, Cet.3.
Siregar, Marasudin, Metodologi pengajaran Agama, Semarang: Fakultas tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,2003.
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2003.
Subagyo, Joko, Metode Penelitian dari Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: PT Tarsito, 2002), Cet. 6.
Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru, 2009.
____________, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2008, Cet. 5.
Suryosubroto, B., Proses belajar mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002, Cet.1.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan baru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997.
Thoha, Chabib, dkk., Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1999.
Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Faridah
Tempat/ tanggal lahir : Kendal, 06 Pebruari 1987
Alamat asal : Desa Sukodadi RT 03 RW I Kec. Kangkung Kab. Kendal
Alamat sekarang : Desa Sukodadi RT 03 RW I Kec. Kangkung Kab. Kendal
Pendidikan Formal :
1. SDN 01 Sukodadi lulus tahun 1999
2. SMP N 01 Cepiring lulus tahun 2002
3. MA NU 02 Muallimin Weleri lulus tahun 2006
4. Fakultas Tarbiyah PAI IAIN Walisongo Angkatan
2006
Pendidikan non Formal : 1. MDA Miftahuddiniyah Sukodadi
2. -
Pengalamam Organisasi :
1. PMII Rayon Tarbiyah
2. PMII Komisariat Walisongo
3. LPM Edukasi
4. Racana Walisongo
5. BEMJ PAI
Semarang, Desember 2010
Penulis,
Faridah 063111067
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS TEST UJI COBA
No Nama Kode
1. Abdul Azis UC‐1 2. Abdul Rosyid UC‐2 3. Ahmad Nurrohman UC‐5 4. Dimas Lutfi Iriawan UC‐9 5. Dina Ristiani UC‐10 6. Fifin Ariyanto UC‐11 7. Ismu Awali UC‐12 8. Khusni Hidayat UC‐13 9. Lisa Dwi Apriyani UC‐14 10. M. Akhid Rizal UC‐15 11. Muh. Zaeni UC‐17 12. Naela Riskiyani UC‐18 13. Novi Setyawati UC‐19 14. Nur Kholifah UC‐20 15. Rahmawati UC‐21 16. Siti Salamah UC‐23 17. Susi puji Astutik UC‐24 18. Tri kurniawati UC‐27 19. Uki Siska Pratiwi UC‐28 20. Yulianto UC‐29
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS EKSPERIMEN
KELAS VIII B
No. Nama Kode
1 A. Widiantoro E‐01 2 Afif Noviansah E‐02 3 Agus Setiono E‐03 4 Ali Ja'far Shodiq E‐04 5 Alip Hidayat E‐05 6 Andini Gita F E‐06 7 Andre Irawan E‐07 8 Angga Prasetya E‐08 9 Anik Rahayu E‐09 10 Ardi Nur Ramadhan E‐10 11 Arif Yulianto E‐11 12 Astri Puji Lestari E‐12 13 Dwi Noviani E‐13 14 Heri Gusti Praponco E‐14 15 Hermawan E‐15 16 Iramawati E‐16 17 Khusnul Khotimah E‐17 18 Lupi E‐18 19 M. Arfian Wildan Ana E‐20 20 M. Khoirur Rohimin E‐21 21 Mahendra Rozaki E‐19 22 Moh. Abidin E‐22 23 Muh. Ulil Albab E‐23 24 Mukti Aldi Wibowo E‐24 25 Nanak Kurniawan E‐25 26 Rizki E‐26 27 Rofiqoh E‐27 28 Said ardianto E‐32 29 Shela Nurwati E‐28 30 Siti Kuniarti E‐31 31 Siti Mazizah E‐29 32 Siti Pristiwati E‐30 33 Zulaikhah E‐33 34 Zuliyanto E‐34
KISI-KISI SOAL UJI COBA PENELITIAN
Satuan Pendidikan : SMP NU 01 Muallimin Weleri Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam Kelas/ Semester : VIII/ I Materi Pokok : Puasa Alokasi Waktu : 80 menit Jumlah Soal : 50 Bentuk Soal : Pilihan Ganda Standar Kompetensi : Memahami Tata cara Puasa
Bentuk Tes Kompetensi Dasar Materi Indikator Pilihan Ganda
7.1 Menjelaskan
ketentuan puasa 7.1 Menjelaskan
ketentuan puasa wajib
7.1 Menjelaskan
ketentuan puasa sunah
Puasa
7.1.1 Menjelaskan pengertian puasa dan hukum puasa 7.1.2 Menjelaskan syarat-syarat dan rukun puasa 7.1.3 menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa 7.1.4 Menjelaskan macam-macam puasa 7.1.5 Menjelaskan Puasa wajib dan ketentuannya 7.1.6 Menjelaskan puasa ramadhan dan puasa nazar 7.1.7 Menjelaskan macam-macam puasa sunah 7.1.8 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah 7.1.9 Menyebutkan hikmah melaksanakan puasa
1,4,10,7,8,11,12,13,19,21,22,38,42 2,3,5,6,14,16,17,18,20,23,28,29,33,34,36,37,39,40,43,44,45,46,47 15,24,25,26,27,30,31,32,35,41,48,49,50
DAFTAR NAMA PESERTA DIDIK KELAS KONTROL
KELAS VIII E
No. Nama Kode
35 A. Khaerul Mufid K‐01 36 Afif Yusuf K‐02 37 Andika Kurniawan K‐03 38 Anisa Yulian K‐04 39 C. Vanesa S K‐07 40 Chalul Ikhlas K‐05 41 Chika Uli Andriani K‐06 42 Ela Afriani K‐09 43 Eva Isnaini Zanuari K‐08 44 Imron Nur Arifin K‐10 45 Khifyan Aji Andrean K‐12 46 Khurilana Shofa K‐11 47 Luluk Novalia K‐13 48 M. Makruf Al‐Faqi K‐14 49 M. Yasin Yusuf K‐15 50 Maulidin K‐16 51 Misbah Adib Maulana K‐17 52 Moh. Alfian Darmawan K‐18 53 Moh. Yanuar Efendi K‐19 54 Muh. Heri Pahlawan K‐20 55 Nasir Masrokhan K‐21 56 Nikmatul Nazilah K‐22 57 Nila Indriyana K‐23 58 Siti Alifatul Istitoah K‐24 59 Siti Walidatus sita K‐25 60 Teguh Ti Muh. Yusuf K‐26 61 Tino Irwanto K‐31 62 Wachid Abdul Jamil K‐27 63 Wulansari K‐28 64 Yuliani K‐29 65 Yuni P. K‐32 66 Zaenal Arifin K‐33 67 Zainul Imron K‐34 68 Zelin Pujayanti K‐30
Soal Uji Coba Penelitian
Mata pelajaran : PAI Kelas/ Semester : VIII/ 1 Alokasi waktu : 40 menit
Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen di sudut kiri atas pada lembar jawaban yang tersedia
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Periksalah pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas
Petunjuk Khusus Berilah tanda silang (X) pada huruf, a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Untuk menentukan awal ramadhan dengan melihat keluarnya ..... a. Bintang c. Bumi b. Matahari d. bulan
2. Puasa ramadhan diwajibkan kepada …..
a. Semua orang c. Perempuan dewasa b. Laki-laki dewasa d. Orang beriman
3. Puasa bulan ramadhan mulai diwajibkan sejak …..
a. Tahun 5 Hijriyah b. Nabi Muhammad SAW menjadi rasul c. Tahun 2 Hijriyah d. Rasul terdahulu sebelum nabi Muhammad
4. Menahan diri dari sesuatu dan meninggalkan sesuatu adalah ….. a. Arti puasa menurut istilah syar'i c. Fungsi puasa sesuai hukum syar'i b. Arti puasa menurut bahasa d. Fungsi puasa sesuai hukum agama
5. Hukum puasa nazar adalah ….. a. wajib c. sunnah muakkad b. jaiz d. sunnah
6. Hal yang tidak termasuk orang yang dibolehkan meninggalkan puasa
adalah ….. a. orang sakit c. orang hamil b. orang tua d. orang bekerja di kantor
7. Orang yang sedang sakit dibolehkan tidak berpuasa. Ini karena ia tidak memenuhi ….. a. Syarat sah puasa c. Syarat wajib puasa b. Rukun puasa d. wajib puasa
8. Berikut ini yang tidak membatalkan puasa adalah ….. a. niat puasa c. Mulut keluar darah b. bersetubuh d. mengeluarkan sperma dengan sengaja
9. Salah satu firman yang mewajibkan puasa pada bulan ramadhan adalah ….. a. surah al-Baqarah ayat 181 c. surah al-Baqarah ayat 193 b. surah al-Baqarah ayat 185 d. surah al-Baqarah ayat 183-184
10. Berdasarkan hukumnya puasa itu ada berapa macam? a. 3 c. 4 b. 2 d. 5
11. Salah satu rukun puasa adalah ….. a. niat mengerjakan puasa c. mumayiz b. baligh dan berakal sehat d. Islam
12. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat wajib puasa adalah ….. a. kuat atau mampu berpuasa c. berakal b. baligh d. Suci dari haid dan nifas
13. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat sah puasa adalah ….. a. Islam b. Mereka yang telah dapat membedakan yang baik dengan yang tidak
baik c. Suci dari haid dan nifas d. Baligh dan berakal sehat
14. Di bawah ini adalah hari-hari yang diharamkan berpuasa, yaitu ….. a. puasa pada tanggal 11, 12, dan 13 zulhijjah. b. puasa pada tanggal 20 zulhijjah. c. puasa pada tanggal 10 syawal. d. puasa pada bulan syakban
15. Salah satu hikmah puasa di bidang sosial kemasyarakatan, adalah ….. a. merupakan tanda bakti kita kepada Allah SWT b. mendidik mengendalikan hawa nafsu c. menumbuhkan rasa belas kasih terhadap fakir miskin. d. Menjaga kesehatan.
16. Berjanji akan berpuasa apabila lulus Ujian Nasional (UN) disebut ..... a. Nazar c. Wisal b. Kafarat d. Arafah
17. Jika seseorang tidak melaksanakan nazarnya, maka ia berdosa dan harus menebus dengan membayar ….. a. Kafarat c. Fidyah. b. Qada d. Dam.
18. Perintah puasa Ramadhan terdapat dalam Al Qur’an surat … a. Al Baqarah : 183 c. Al Ankabut : 45 b. At Taubah : 103 d. Ali Imran : 97
19. Pernyataan di bawah ini yang tidak termasuk syarat wajib puasa adalah …
a. berniat puasa c. baligh/dewasa b. berakal sehat d. beragama islam
20. Bonia bernadzar akan berpuasa tiga hari bila naik kelas VIII, dan ternyata Bonia naik kelas, maka hukum mengerjakan puasa tiga hari tersebut adalah … a. sunah muakad c. wajib b. sunah ghairu muakad d. makruh
21. Orang-orang jompo, juga orang yang sakit kronis yang tidak bisa diharapkan sembuhnya, maka tidaklah wajib menjalankan shiyam Ramadhan tetapi ia wajib mengganti dengan … a. berpuasa di hari lain c. membayar zakat fitrah b. membayar fidyah d. menyembelih binatang kurban
22. Hal-hal yang dapat membatalkan puasa diantaranya adalah … a. mencium bau masakan c. menggosok gigi b. merokok d. berbicara keras
23. Orang yang menjalan shiyam ramadhan diteruskan dengan shiyam 6 hari
di bulan Syawal,, maka nilai pahalanya adalah … a. dihapus dosanya satu tahun yang lalu b. dihapus dosanya setahun yang lalu dan setahun yang akan dating c. seperti menjalankan shiyam satu tahun d. seperti melaksanakan ibadah haji
24. Puasa Arafah dilaksanakan pada tanggal … a. 8 Dzulhijah c. 10 Dzulhijah b. 9 Dzulhijah d. 11 Dzulhijah
25.
و االثنين صيام يتحرى وسلم عليه اهللا صل اهللا رسول ان الخميس
Hadits di atas merupakan dalil untuk melaksanakan puasa … a. enam hari di bulan syawal c. senin dan kamis b. hari arafah d. ‘asyura
26. Salah satu manfaat puasa adalah …
a. hidupnya akan sukses c. terkabulnya semua do’a b. terhindar dari bahaya d. membentuk jiwa yang sabar
27. puasa menurut QS Al-Baqarah ayat 183, mengandung maksud untuk
meningkatkan ….. a. keimanan c. ketaqwaan b. kesabaran d. kejujuran
28. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah ……
a. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib b. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti c. lebih baik berpuasa kalo mampu d. membayar fidyah
29. Berikut ini adalah puasa yang termasuk wajib hukumnya, kecuali …… a. Puasa ramadhan c. Puasa arafah b. Puasa nazar d. Puasa kafarat
30. puasa arafah itu dilaksanakan bertepatan dengan tanggal …. a. 7 zulhijjah c. 9 zulhijjah b. 11, 12, 13 zulhijjah d. 15 zulhijjah
31. Di bawah ini yang bukan puasa wajib adalah ….. a. Puasa nazar c. puasa kafarat b. Puasa ramadhan d. puasa arafah
32. Puasa Daud adalah a. Puasa senin dan kamis c. puasa karena denda b. 1 hari puasa 1 hari berbuka d. puasa sunnah
33. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… a. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib b. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti c. lebih baik berpuasa kalo mampu d. membayar fidyah
34. Berikut ini adalah puasa yang termasuk wajib hukumnya, kecuali ……
a. puasa ramadhan c. puasa arafah b. puasa nazar d. puasa kafarat
35. puasa arafah itu dilaksanakan bertepatan dengan tanggal …. a. 7 zulhijjah c. 9 zulhijjah b. 11, 12, 13 zulhijjah d. 15 zulhijjah
36. Ketentuan berpuasa ramadhan bagi orang yang sakit adalah …..
a. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib b. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti c. tetap harus berpuasa semampunya d. boleh tidak berpuasa dan harus mengganti pada kesempatan lain
37. Ketentuan berpuasa ramadhan bagi orang yang sudah lanjut usia adalah ….. a. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib b. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti c. tetap harus berpuasa semampunya d. membayar fidyah
38. Mahmud pada bulan ramadhan makan dan minum dengan sengaja pada siang hari, hal ini merupakan ..... a. syarat wajib puasa c. batalnya puasa b. rukun puasa d. fungsi puasa
39. Berikut ini yang wajib mengqada puasanya, kecuali ..... a. musyafir c. orang yang sakit b. wanita yang sedang haid d. orang yang sedang bekerja di
kantor 40. Menetapkan awal ramadhan dengan cara memperhitungkan peredaran
bulan dibandingkan dengan peredaran matahari di sebut ..... a. rukyat c. hisab b. hilal d. istikmal
41. Melaksanakan puasa secara terus menerus tanpa berbuka dan makan sahur
di sebut puasa ..... a. syak c. Dawud b. wisal d. dahr
42. Berikut ini yang membatalkan puasa adalah .....
a. mencicipi makanan c. Muntah dengan sengaja b. gosok gigi di siang hari d. Berendam diri dalam air
43. Bila rembulan tidak tampak karena tertutup mendung dan masih ragu
dalam perhitungan, maka sebaiknya melakukan ..... a. Istikmal c. hisab b. rukyat d. Peneropongan
44. Puasa karena denda disebut ….. a. Puasa Ramadhan c. Puasa Nazar b. Puasa Sunnah d. Puasa kafarat
45. Nazar untuk melakukan keburukan hukumnya ….. a. Sunnah c. Wajib b. Makruh d. Haram
46. Hukum menjalankan puasa ramadhan adalah ….. a. Wajib c. Makruh b. Sunnah d. Haram
47. Berikut ini yang wajib mengqada puasanya, kecuali ….. a. Musyafir c. Orang yang sakit b. Wanita yang sedang haid d. Orang yang bekerja dikantor
48. Manfaat puasa dalam bidang social kemasyarakatan adalah ….. a. Puasa Sunnah c. Puasa wajib b. Puasa makruh d. Puasa Haram
49. Puasa yang dilakukan di luar bulan ramadhan, yang apabila dikerjakan
mendapat pahala adalah pengertian dari …. a. Puasa Sunnah c. Puasa wajib b. Puasa makruh d. Puasa Haram
50. Salah satu hikmah puasa di bidang sosial kemasyarakatan, adalah ….. a. merupakan tanda bakti kita kepada Allah SWT b. mendidik mengendalikan hawa nafsu c. menumbuhkan rasa belas kasih terhadap fakir miskin. d. Menjaga kesehatan.
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
1. D
2. D
3. C
4. B
5. A
6. D
7. C
8. A
9. D
10. C
11. A
12. D
13. C
14. A
15. C
16. A
17. A
18. A
19. A
20. C
21. B
22. B
23. C
24. B
25. C
26. D
27. C
28. C
29. C
30. D
31. D
32. B
33. C
34. C
35. C
36. D
37. D
38. C
39. D
40. D
41. B
42. C
43. A
44. D
45. D
46. A
47. C 48. B
49. A
50. C
Soal Pre Test
Mata pelajaran : PAI Kelas/ Semester : VIII/ 1 Alokasi waktu : 40 menit
Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen di sudut kiri atas pada lembar jawaban yang tersedia
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Periksalah pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas
Petunjuk Khusus Berilah tanda silang (X) pada huruf, a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Untuk menentukan awal ramadhan dengan melihat keluarnya ..... a. Bintang c. Bumi b. Matahari d. bulan
2. Puasa bulan ramadhan mulai diwajibkan sejak ….. a. Tahun 5 Hijriyah b. Nabi Muhammad SAW menjadi rasul c. Tahun 2 Hijriyah d. Rasul terdahulu sebelum nabi Muhammad
3. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat wajib puasa adalah ….. a. kuat atau mampu berpuasa c. berakal b. baligh d. Suci dari haid dan nifas
4. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat sah puasa adalah ….. a. Islam b. Mereka yang telah dapat membedakan yang baik dengan yang tidak
baik c. Suci dari haid dan nifas d. Baligh dan berakal sehat
5. Di bawah ini adalah hari-hari yang diharamkan berpuasa, yaitu ….. a. puasa pada tanggal 11, 12, dan 13 zulhijjah. c. puasa pada tanggal
10 syawal. b. puasa pada tanggal 20 zulhijjah. d. puasa pada bulan
syakban
6. Orang yang sedang sakit dibolehkan tidak berpuasa. Ini karena ia tidak memenuhi ….. a. Syarat sah puasa c. Syarat wajib puasa b. Rukun puasa d. wajib puasa
7. Jika seseorang tidak melaksanakan nazarnya, maka ia berdosa dan harus menebus dengan membayar ….. c. Kafarat c. Fidyah. d. Qada d. Dam.
8. Perintah puasa Ramadhan terdapat dalam Al Qur’an surat … c. Al Baqarah : 183 c. Al Ankabut : 45 d. At Taubah : 103 d. Ali Imran : 97
9. Bonia bernadzar akan berpuasa tiga hari bila naik kelas VIII, dan ternyata Bonia naik kelas, maka hukum mengerjakan puasa tiga hari tersebut adalah … a. sunah muakad c. wajib b. sunah ghairu muakad d. makruh
10. Orang-orang jompo, juga orang yang sakit kronis yang tidak bisa diharapkan sembuhnya, maka tidaklah wajib menjalankan shiyam Ramadhan tetapi ia wajib mengganti dengan … a. berpuasa di hari lain c. membayar zakat fitrah
b. membayar fidyah d. menyembelih binatang kurban
11. و االثنين صيام يتحرى وسلم عليه اهللا صل اهللا رسول ان
الخميسHadits di atas merupakan dalil untuk melaksanakan puasa …
a. enam hari di bulan syawal c. senin dan kamis b. hari arafah d. ‘asyura
12. Salah satu manfaat puasa adalah … c. hidupnya akan sukses c. terkabulnya semua do’a d. terhindar dari bahaya d. membentuk jiwa yang sabar
13. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… e. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib f. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti
g. lebih baik berpuasa kalo mampu h. membayar fidyah
14. Di bawah ini yang bukan puasa wajib adalah ….. e. Puasa nazar c. puasa kafarat f. Puasa ramadhan d. puasa arafah
15. Puasa Daud adalah g. Puasa senin dan kamis c. puasa karena denda h. 1 hari puasa 1 hari berbuka d. puasa sunnah
16. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… i. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib j. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti k. lebih baik berpuasa kalo mampu l. membayar fidyah
17. puasa arafah itu dilaksanakan bertepatan dengan tanggal …. i. 7 zulhijjah c. 9 zulhijjah j. 11, 12, 13 zulhijjah d. 15 zulhijjah
18. Menetapkan awal ramadhan dengan cara memperhitungkan peredaran bulan dibandingkan dengan peredaran matahari di sebut ..... a. rukyat c. hisab
b. hilal d. istikmal
19. Berikut ini yang wajib mengqada puasanya, kecuali ….. k. Musyafir c. Orang yang sakit l. Wanita yang sedang haid d. Orang yang bekerja dikantor
20. Salah satu hikmah puasa di bidang sosial kemasyarakatan, adalah ….. m. merupakan tanda bakti kita kepada Allah SWT n. mendidik mengendalikan hawa nafsu o. menumbuhkan rasa belas kasih terhadap fakir miskin. p. Menjaga kesehatan.
KUNCI JAWABAN SOAL PRE TEST
1. D
2. C
3. A
4. D
5. A
6. C
7. A
8. A
9. C
10. B
11. C
12. D
13. C
14. D
15. B
16. C
17. C
18. D
19. D
20. C
Soal Post Test
Mata pelajaran : PAI Kelas/ Semester : VIII/ 1 Alokasi waktu : 40 menit
Petunjuk Umum
1. Tulislah nama, kelas, dan nomor absen di sudut kiri atas pada lembar jawaban yang tersedia
2. Periksa dan bacalah soal-soal dengan teliti sebelum menjawab 3. Periksalah pekerjaan sebelum diserahkan kepada pengawas
Petunjuk Khusus Berilah tanda silang (X) pada huruf, a, b, c atau d pada jawaban yang paling tepat!
1. Untuk menentukan awal ramadhan dengan melihat keluarnya ..... a. Bintang c. Bumi b. Matahari d. bulan
2. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat wajib puasa adalah ….. a. kuat atau mampu berpuasa c. berakal b. baligh d. Suci dari haid dan nifas
3. Di bawah ini yang tidak termasuk syarat sah puasa adalah ….. a. Islam b. Mereka yang telah dapat membedakan yang baik dengan yang tidak
baik c. Suci dari haid dan nifas d. Baligh dan berakal sehat
4. Puasa bulan ramadhan mulai diwajibkan sejak ….. a. Tahun 5 Hijriyah c. Tahun 2 Hijriyah b. Nabi Muhammad SAW menjadi rasul d.Rasul terdahulu sebelum
nabi Muhammad
5. Menetapkan awal ramadhan dengan cara memperhitungkan peredaran bulan dibandingkan dengan peredaran matahari di sebut ..... a. rukyat c. hisab
b. hilal d. istikmal
6. Orang yang sedang sakit dibolehkan tidak berpuasa. Ini karena ia tidak memenuhi ….. e. Syarat sah puasa c. Syarat wajib puasa f. Rukun puasa d. wajib puasa
7. Jika seseorang tidak melaksanakan nazarnya, maka ia berdosa dan harus menebus dengan membayar ….. g. Kafarat c. Fidyah. h. Qada d. Dam.
8. Perintah puasa Ramadhan terdapat dalam Al Qur’an surat … e. Al Baqarah : 183 c. Al Ankabut : 45 f. At Taubah : 103 d. Ali Imran : 97
9. Bonia bernadzar akan berpuasa tiga hari bila naik kelas VIII, dan ternyata Bonia naik kelas, maka hukum mengerjakan puasa tiga hari tersebut adalah … a. sunah muakad c. wajib b. sunah ghairu muakad d. makruh
10. Di bawah ini adalah hari-hari yang diharamkan berpuasa, yaitu ….. i. puasa pada tanggal 11, 12, dan 13 zulhijjah. j. puasa pada tanggal 20 zulhijjah. k. puasa pada tanggal 10 syawal. l. puasa pada bulan syakban
11. Orang-orang jompo, juga orang yang sakit kronis yang tidak bisa diharapkan sembuhnya, maka tidaklah wajib menjalankan shiyam Ramadhan tetapi ia wajib mengganti dengan … a. berpuasa di hari lain c. membayar zakat fitrah
b. membayar fidyah d. menyembelih binatang kurban
12. و االثنين امصي يتحرى وسلم عليه اهللا صل اهللا رسول ان
الخميسHadits di atas merupakan dalil untuk melaksanakan puasa …
m. enam hari di bulan syawal c. senin dan kamis n. hari arafah d. ‘asyura
13. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… o. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib p. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti q. lebih baik berpuasa kalo mampu r. membayar fidyah
14. Di bawah ini yang bukan puasa wajib adalah ….. m. Puasa nazar c. puasa kafarat n. Puasa ramadhan d. puasa arafah
15. Salah satu manfaat puasa adalah … s. hidupnya akan sukses c. terkabulnya semua do’a o. terhindar dari bahaya d. membentuk jiwa yang sabar
16. Puasa Daud adalah p. Puasa senin dan kamis c. puasa karena denda q. 1 hari puasa 1 hari berbuka d. puasa sunnah
17. ketentuan puasa bagi orang yang bepergian jauh adalah …… t. tetap harus berpuasa karena hukumnya wajib u. boleh tidak berpuasa dan tidak wajib mengganti v. lebih baik berpuasa kalo mampu w. membayar fidyah
18. Berikut ini yang wajib mengqada puasanya, kecuali ..... r. musyafir c. orang yang sakit s. wanita yang sedang haid d. orang yang sedang bekerja di
kantor
19. puasa arafah itu dilaksanakan bertepatan dengan tanggal …. t. 7 zulhijjah c. 9 zulhijjah u. 11, 12, 13 zulhijjah d. 15 zulhijjah
20. Salah satu hikmah puasa di bidang sosial kemasyarakatan, adalah ….. v. merupakan tanda bakti kita kepada Allah SWT w. mendidik mengendalikan hawa nafsu x. menumbuhkan rasa belas kasih terhadap fakir miskin. y. Menjaga kesehatan.
KUNCI JAWABAN SOAL POSTEST
1. D
2. D
3. C
4. C
5. D
6. C
7. A
8. A
9. C
10. A
11. B
12. C
13. C
14. D
15. D
16. B
17. C
18. C
19. C
20. C
ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN
Nama Sekolah : SMP NU 01 Muallimin Weleri Kelas/ Semester : VIII/ 1 Mata Pelajaran : PAI Materi Pokok : Ibadah Puasa
Aspek Keterampilan Indikator Skor
A. Keaktifan 1. Bertanya apabila mengalami kesulitan 2. Mampu menjawab pertanyaan 3. Berani presentasi di depan temannya 4. Menyanggah pendapat orang lain yang kurang
tepat
B. Kerja sama dalam kelompok
1. Berdiskusi dengan sebangkunya 2. Saling membantu pada sesama teman 3. Ikut menyelesaikan tugas kelompoknya 4. Membagi tugas
C. Keseriusan 1. Penuh perhatian saat diskusi 2. Tidak membuat gaduh 3. Mendengarkan presentasi dari teman lain 4. Tidak bercanda saat mengutarakan pendapat
D. Kedisiplinan 1. Selalu menyimak diskusi dengan baik 2. Hadir tepat waktu 3. Mengikuti diskusi dari awal sampai akhir 4. Membawa keperluan pembelajaran
Keterangan: Skor maksimal: 20 Skor 5 : jika 4 macam indikator muncul
4 : jika 3 macam indikator muncul 3 : jika 2 macam indikator muncul 2 : jika 1 macam indikator muncul 1 : jika semua indikator tidak muncul
Nilai = x 100
ASPEK PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA
KELAS KONTROL Nama Sekolah : SMP NU 01 Muallimin Weleri Kelas/ Semester : VIII/ 1 Mata Pelajaran : PAI Materi Pokok : Ibadah Puasa
Aspek Keterampilan Indikator Skor
A. Keaktifan 1. Bertanya apabila mengalami kesulitan
2. Mampu menjawab pertanyaan 3. Berani menyampaikan pendapat 4. Menjelaskan pada teman yang
kesulitan
B. Kecakapan 1. Mengerjakan tugas dari guru 2. Mengerjakan soal di depan kelas 3. Menjawab pertanyaan dari guru 4. Selalu mengerjakan PR
C. Keseriusan 1. Penuh perhatian saat proses pembelajaran
2. Tidak membuat gaduh 3. Mendengarkan keterangan dari guru 4. Tidak bercanda saat bertanya
D. Kedisiplinan 1. Selalu mendengarkan keterangan dengan baik
2. Hadir tepat waktu 3. Membawa keperluan pembelajaran 4. Mengikuti pembelajaran dari awal
sampai akhir
Keterangan: Skor maksimal: 20 Skor 5 : jika 4 macam indikator muncul
4 : jika 3 macam indikator muncul 3 : jika 2 macam indikator muncul 2 : jika 1 macam indikator muncul 1 : jika semua indikator tidak muncul
Nilai = x 100
DAFTAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS EKSPERIMEN
Aspek
No. Nama A B C D
Skor Nilai
69 A. Widiantoro 4 3 4 4 15 75 70 Afif Noviansah 5 4 3 4 16 80 71 Agus Setiono 4 3 3 4 14 70 72 Ali Ja'far Shodiq 4 3 4 4 15 75 73 Alip Hidayat 4 4 4 3 15 75 74 Andini Gita F 5 2 4 5 16 80 75 Andre Irawan 4 4 4 3 15 75 76 Angga Prasetya 5 4 4 4 17 85 77 Anik Rahayu 5 2 4 5 16 80 78 Ardi Nur Ramadhan 4 3 4 4 15 75 79 Arif Yulianto 4 3 3 4 14 70 80 Astri Puji Lestari 5 4 4 4 17 85 81 Dwi Noviani 5 4 5 3 17 85 82 Heri Gusti Praponco 4 3 4 3 14 70 83 Hermawan 4 3 3 3 13 65 84 Iramawati 4 3 3 4 14 70 85 Khusnul Khotimah 5 2 4 5 16 80 86 Lupi 5 4 4 4 17 85 87 Mahendra Rozaki 3 3 3 4 13 65 88 M. Arfian Wildan Ana 4 3 4 4 15 75 89 M. Khoirur Rohimin 4 5 4 3 16 80 90 Moh. Abidin 4 3 4 3 14 70 91 Muh. Ulil Albab 4 4 4 3 15 75 92 Mukti Aldi Wibowo 4 5 4 4 17 85 93 Nanak Kurniawan 4 3 4 4 15 75 94 Rizki 4 3 4 5 16 80 95 Rofiqoh 5 4 4 4 17 85 96 Said Ardianto 4 3 4 4 15 75 97 Shela Nurwati 4 3 3 4 14 70 98 Siti kuniarti 5 4 4 4 17 85 99 Siti Mazizah 4 4 4 3 15 75 100 Siti pristiwati 4 4 3 4 15 75 101 Zulaikhah 3 4 4 3 14 70 102 Zuliyanto 4 4 4 4 16 80
Rata-rata Nilai adalah
= 34
2600 = 76,47
DAFTAR PENILAIAN PSIKOMOTORIK SISWA KELAS KONTROL
Aspek
No Nama A B C D
Skor Nilai
1. A. Khaerul Mufid 2 3 3 4 12 60 2. Afif Yusuf 3 3 3 4 13 65 3. Andika Kurniawan 3 3 3 3 12 60 4. Anisa Yulian 4 3 3 3 13 65 5. Chalul Ikhlas 3 4 4 3 14 70 6. Chika Uli Andriani 3 3 3 2 11 55 7. C. Vanesa S 3 3 3 3 12 60 8. Eva Isnaini Zanuari 3 3 3 4 13 65 9. Ela Afriani 4 3 2 2 11 55 10. Imron Nur Arifin 3 3 3 3 12 60 11. Khurilana Shofa 2 2 3 4 11 55 12. Khifyan Aji Andrean 4 3 3 3 13 65 13. Luluk Novalia 3 3 3 4 13 65 14. M. Makruf Al‐Faqi 4 3 4 3 14 70 15. M. Yasin Yusuf 4 3 3 3 13 65 16. Maulidin 3 3 3 3 12 60 17. Misbah Adib Maulana 4 3 3 3 13 65 18. Moh. Alfian Darmawan 4 2 3 3 12 60 19. Moh. Yanuar Efendi 3 3 3 4 13 65 20. Muh. Heri Pahlawan 4 3 4 3 14 70 21. Nasir Masrokhan 3 4 3 3 13 65 22. Nikmatul Nazilah 3 3 3 3 12 60 23. Nila Indriyana 4 4 2 2 12 60 24. Siti Alifatul Istitoah 3 3 3 4 13 65 25. Siti Walidatus sita 4 3 4 3 14 70 26. Teguh Ti Muh. Yusuf 4 3 3 3 13 65 27. Tino Irwanto 3 4 3 3 13 65 28. Wachid Abdul Jamil 4 3 4 3 14 70 29. Wulansari 3 3 3 3 12 60 30. Yuliani 4 3 3 3 13 65 31. Yuni P 3 3 3 3 12 60 32. Zaenal arifin 4 3 3 3 13 65 33. Zaenul Imron 4 2 3 3 12 60 34. Zelin Pujayanti 3 3 3 4 13 65
Rata-rata Nilai adalah
= 34
2150 = 63,23
LEMBAR JAWABAN SOAL UJI COBA
Nama :
Nomer Absen :
Kelas :
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang menurut anda
benar!
1. A B C D
2. A B C D
3. A B C D
4. A B C D
5. A B C D
6. A B C D
7. A B C D
8. A B C D
9. A B C D
10. A B C D
11. A B C D
12. A B C D
13. A B C D
14. A B C D
15. A B C D
16. A B C D
17. A B C D
18. A B C D
19. A B C D
20. A B C D
21. A B C D
22. A B C D
23. A B C D
24. A B C D
25. A B C D
26. A B C D
27. A B C D
28. A B C D
29. A B C D
30. A B C D
31. A B C D
32. A B C D
33. A B C D
34. A B C D
35. A B C D
36. A B C D
37. A B C D
38. A B C D
39. A B C D
40. A B C D
41. A B C D
42. A B C D
43. A B C D
44. A B C D
45. A B C D
46. A B C D
47. A B C D
48. A B C D
49. A B C D
50. A B C D
LEMBAR JAWABAN SOAL PRE TEST
Nama :
Nomer Absen :
Kelas :
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang menurut anda
benar!
1. A B C D
2. A B C D
3. A B C D
4. A B C D
5. A B C D
6. A B C D
7. A B C D
8. A B C D
9. A B C D
10. A B C D
11. A B C D
12. A B C D
13. A B C D
14. A B C D
15. A B C D
16. A B C D
17. A B C D
18. A B C D
19. A B C D
20. A B C D
LEMBAR JAWABAN SOAL POST TES
Nama :
Nomer Absen :
Kelas :
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, dan d pada jawaban yang menurut anda
benar!
1. A B C D
2. A B C D
3. A B C D
4. A B C D
5. A B C D
6. A B C D
7. A B C D
8. A B C D
9. A B C D
10. A B C D
11. A B C D
12. A B C D
13. A B C D
14. A B C D
15. A B C D
16. A B C D
17. A B C D
18. A B C D
19. A B C D
20. A B C D
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EXPERIMEN
Pertemuan ke-1
Nama Sekolah : SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Materi Pokok : Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa
Indikator :
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa
B. Materi Pembelajaran
Puasa
C. Model Pembelajaran
Inquiry discovery learning
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Murid Waktu
A. Kegiatan Awal
• Guru membuka pelajaran
dengan salam.
• Guru menjelaskan dan
memberikan pengetahuan
tentang materi yang akan
dipelajari.
“Materi yang dipelajari pada
Siswa menjawab
salam
Siswa mendengarkan
dengan baik
5 menit
10 menit
7.1.1 Menjelaskan pengertian puasa dan hukum puasa
7.1.2 Menjelaskan syarat-syarat dan rukun puasa
7.1.3 Menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa
hari ini adalah ibadah puasa
menjelaskan arti dan ketentuan
puasa tersebut”
• Guru menyampaikan tujuan dari
pembelajaran.
“Setelah menerima materi,
diharapkan kalian dapat
menjelaskan pengertian puasa
dan ketentuan-ketentuan puasa
• Guru menjelaskan metode
pembelajaran yang akan
digunakan.
“Pada pembelajaran kali ini,
metode yang digunakan adalah
inquiry discovery learning,
dimana semua siswa
memikirkan secara mandiri soal
yang diajukan guru, setelah itu
berdiskusi dengan teman
sekelompoknya, kemudian
mempresentasikan di depan
teman-temannya.
B. Kegiatan Inti
• Guru perihal yang harus
dikerjakan oleh siswa,
menyelidiki persoalan yang
sudah disiapkan oleh guru
• Siswa membuat kelompok @ 4
orang
• Masing-masing kelompok di
Siswa
memperhatikan
Siswa mendengarkan
Siswa melaksanakan
Siswa bergabung
dengan kelompoknya
10 menit
5 menit
5 menit
15 menit
beri satu masalah yang harus
diteliti jawabanya.
• Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya masing-masing
• Setelah siswa menemukan
jawaban dari persoalan yang
didiskusikan, guru
mempersilahkan salah satu
perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan jawaban dari
hasil diskusi dan siswa lain
memperhatikan.
• Guru menyimpulkan materi.
• Guru memberi tugas PR.
C. Penutup
• Guru memberi peringatan
kepada siswa agar mempelajari
materi yang didapat dan materi
selanjutnya.
• Guru menutup pelajaran dengan
salam.
Siswa berdiskusi
Siswa presentasi
Siswa
memperhatikan
Siswa menjawab
salam
15 menit
10 menit
5 menit
E. Sumber Belajar
1. Buku PAI
2. LKS
F. Penilaian
1. LKS
2. Evaluasi Harian
3. Keaktifan Siswa
G. Bentuk Instrumen
1. Essay
Kendal, 4 Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran PAI Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I Faridah
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EXPERIMEN
Pertemuan ke-2
Nama Sekolah : SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Materi Pokok : Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib
Indikator :
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa
B. Materi Pembelajaran
Puasa
C. Model Pembelajaran
Inquiry discovery learning
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Murid Waktu
A. Kegiatan Awal
• Guru membuka pelajaran dengan
salam.
• Guru menjelaskan dan
memberikan pengetahuan tentang
materi yang akan dipelajari.
“Materi yang dipelajari pada hari
ini adalah ibadah puasa
Siswa menjawab
salam
Siswa
mendengarkan
dengan baik
5 menit
10 menit
7.1.4 Menjelaskan macam-macam puasa
7.1.5 Menjelaskan Puasa wajib dan ketentuannya
7.1.6 Menjelaskan puasa ramadhan dan puasa nazar
menjelaskan macam-macam
puasa dan ketentuan puasa
tersebut”
• Guru menyampaikan tujuan dari
pembelajaran.
“Setelah menerima materi,
diharapkan kalian dapat
menjelaskan macam-macam
puasa dan ketentuan-ketentuan
puasa ramadhan dan nazar serta
mengetahui dalil diwajibkannya
puasa ramadhan.
• Guru menjelaskan metode
pembelajaran yang akan
digunakan.
“Pada pembelajaran kali ini,
metode yang digunakan adalah
inquiry discovery learning,
dimana semua siswa memikirkan
secara mandiri soal yang diajukan
guru, setelah itu berdiskusi
dengan teman sekelompoknya,
kemudian mempresentasikan di
depan teman-temannya.
B. Kegiatan Inti
• Guru perihal yang harus
dikerjakan oleh siswa,
menyelidiki persoalan yang sudah
disiapkan oleh guru
• Siswa membuat kelompok @ 4
Siswa
memperhatikan
Siswa
mendengarkan
Siswa
10 menit
5 menit
5 menit
orang
• Masing-masing kelompok di beri
satu masalah yang harus diteliti
jawabanya.
• Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya masing-masing
• Setelah siswa menemukan
jawaban dari persoalan yang
didiskusikan, guru
mempersilahkan salah satu
perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan jawaban dari
hasil diskusi dan siswa lain
memperhatikan.
• Guru menyimpulkan materi.
• Guru memberi tugas PR.
C. Penutup
• Guru memberi peringatan kepada
siswa agar mempelajari materi
yang didapat dan materi
selanjutnya.
• Guru menutup pelajaran dengan
salam.
melaksanakan
Siswa berdiskusi
Siswa presentasi
Siswa
memperhatikan
Siswa menjawab
salam
15 menit
15 menit
10 menit
5 menit
D. Sumber Belajar
1. Buku paket PAI Kelas VIII
2. LKS
E. Penilaian
1. LKS
2. Evaluasi Harian
3. Keaktifan Siswa
F. Bentuk Instrumen
1. Essay
Kendal, 11 Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran PAI Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I Faridah
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EXPERIMEN
Pertemuan ke-3
Nama Sekolah : SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Materi Pokok : Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa sunah
Indikator :
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa
B. Materi Pembelajaran
Puasa
C. Model Pembelajaran
Inquiry discovery learning
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Murid Waktu
A. Kegiatan Awal
• Guru membuka pelajaran dengan
salam.
• Guru menjelaskan dan
memberikan pengetahuan tentang
materi yang akan dipelajari.
“Materi yang dipelajari pada hari
ini adalah ibadah puasa
Siswa menjawab
salam
Siswa
mendengarkan
dengan baik
5 menit
10 menit
7.1.7 Menjelaskan macam-macam puasa sunah
7.1.8 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah
7.1.9 Menyebutkan hikmah melaksanakan puasa
menjelaskan arti dan ketentuan
puasa sunnah tersebut”
• Guru menyampaikan tujuan dari
pembelajaran.
“Setelah menerima materi,
diharapkan kalian dapat
menjelaskan macam-macam
puasa sunnah dan ketentuan-
ketentuannya serta dapat
menjelaskan mengenai hikmah
menjalankan ibadah puasa
• Guru menjelaskan metode
pembelajaran yang akan
digunakan.
“Pada pembelajaran kali ini,
metode yang digunakan adalah
inquiry discovery learning,
dimana semua siswa memikirkan
secara mandiri soal yang diajukan
guru, setelah itu berdiskusi
dengan teman sekelompoknya,
kemudian mempresentasikan di
depan teman-temannya.
B. Kegiatan Inti
• Guru perihal yang harus
dikerjakan oleh siswa,
menyelidiki persoalan yang sudah
disiapkan oleh guru
• Siswa membuat kelompok @ 4
orang
Siswa
memperhatikan
Siswa
mendengarkan
Siswa
melaksanakan
Siswa berpasangan
dengan teman
sebangkunya
10 menit
5 menit
5 menit
15 menit
• Masing-masing kelompok di beri
satu masalah yang harus diteliti
jawabanya.
• Siswa berdiskusi dengan
kelompoknya masing-masing
• Setelah siswa menemukan
jawaban dari persoalan yang
didiskusikan, guru
mempersilahkan salah satu
perwakilan dari masing-masing
kelompok untuk
mempresentasikan jawaban dari
hasil diskusi dan siswa lain
memperhatikan.
• Guru menyimpulkan materi.
• Guru memberi tugas PR.
C. Penutup
• Guru memberi peringatan kepada
siswa agar mempelajari materi
yang didapat dan materi
selanjutnya.
• Guru menutup pelajaran dengan
salam.
Siswa berdiskusi
Siswa presentasi
Siswa
memperhatikan
Siswa menjawab
salam
15 menit
10 menit
5 menit
D. Sumber Belajar
1. Buku paket PAI kelas VIII
2. LKS
E. Penilaian
1. LKS
2. Evaluasi Harian
3. Keaktifan Siswa
F. Bentuk Instrumen
1. Essay
Kendal, 18 Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran PAI Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I Faridah
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Pertemuan ke-1
Nama Sekolah : SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Materi Pokok : Ibadah Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib
Indikator :
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa
B. Materi Pembelajaran
Ibadah Puasa
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, Pemberian tugas
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Murid
D. Kegiatan Awal
• Guru membuka pelajaran dengan salam.
• Appersepsi
E. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari
• Guru menjelaskan pengertian puasa dan
Siswa menjawab
salam
Siswa mendengarkan
dengan baik
7.1.10 Menjelaskan pengertian puasa dan hukum puasa
7.1.11 Menjelaskan syarat-syarat dan rukun puasa
7.1.12 menyebutkan hal-hal yang membatalkan puasa
hukum puasa
• Guru menjelaskan syarat-syarat dan rukun
puasa
• Guru meminta siswa untuk menjelaskan hal-
hal yang membatalkan puasa
F. Penutup
• Guru memberikan tugas PR kepada siswa
• Guru menutup pelajaran dengan salam.
Siswa
memperhatikan
Siswa mengerjakan
Siswa
memperhatikan
E. Sumber Belajar
1. Buku Paket PAI Kelas VIII
2. LKS
F. Penilaian
1. LKS
2. Evaluasi Harian
3. Keaktifan Siswa
Kendal, 6 Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran PAI Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I Faridah
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Pertemuan ke-2
Nama Sekolah : SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Materi Pokok : Ibadah Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib
Indikator :
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa
B. Materi Pembelajaran
Ibadah Puasa
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, Pemberian tugas
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Murid
A. Kegiatan Awal
• Guru membuka pelajaran dengan salam.
• Appersepsi
B. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari
• Guru menjelaskan macam-macam puasa
• Guru menjabarkan macam-macam puasa
Siswa menjawab
salam
Siswa mendengarkan
dengan baik
Siswa
memperhatikan
7.1.13 Menjelaskan macam-macam puasa
7.1.14 Menjelaskan Puasa wajib dan ketentuannya
7.1.15 Menjelaskan puasa ramadhan dan puasa nazar
wajib dan ketentuannya
• Guru menjelaskan puasa Ramadhan dan
puasa nazar
• Guru meminta siswa untuk menyebutkan
dalil yang mewajibkan puasa ramadhan
C. Penutup
• Guru memberikan tugas PR kepada siswa
• Guru menutup pelajaran dengan salam.
Siswa
memperhatikan Siswa mengerjakan
E. Sumber Belajar
1. Buku Paket PAI Kelas VIII
2. LKS
F. Penilaian
1. LKS
2. Evaluasi Harian
3. Keaktifan Siswa
Kendal, 13 Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran PAI Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I Faridah
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Pertemuan ke-3
Nama Sekolah : SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam
Kelas/ Semester : VIII/ 1
Materi Pokok : Ibadah Puasa
Standar Kompetensi : 7. Memahami tata cara puasa
Kompetensi Dasar : 7.1 Menjelaskan ketentuan puasa wajib
Indikator : 7.1.1 Menjelaskan macam-macam puasa sunah
7.1.2 Menjelaskan ketentuan puasa sunnah
7.1.3 Menyebutkan hikmah melaksanakan puasa
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat memahami dan menjelaskan ketentuan- ketentuan puasa
B. Materi Pembelajaran
Ibadah Puasa
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, Tanya jawab, Pemberian tugas
D. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan Guru Kegiatan Murid
A. Kegiatan Awal
• Guru membuka pelajaran dengan salam.
• Appersepsi
B. Kegiatan Inti
• Guru menjelaskan materi yang akan
dipelajari
• Guru menjelaskan macam-macam puasa
sunah
Siswa menjawab
salam
Siswa mendengarkan
dengan baik
Siswa
memperhatikan
• Guru Menjelaskan ketentuan-ketentuan
puasa sunnah
• Guru meminta siswa untuk Menyebutkan
hikmah melaksanakan puasa
C. Penutup
• Guru memberikan tugas PR kepada siswa
• Guru menutup pelajaran dengan salam.
Siswa mengerjakan
Siswa
memperhatikan
E. Sumber Belajar
1. Buku Paket PAI Kelas VIII
2. LKS
F. Penilaian
1. LKS
2. Evaluasi Harian
3. Keaktifan Siswa
Kendal, 20 Oktober 2010
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran PAI Peneliti
Zaki Mubarok, S.Pd.I Faridah
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP NU 01 Muallimin Weleri
Mudiyono, S.Pd