Materi Inquiry

49
  0 PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI DI KELAS V SD NEGERI 2 ADIPALA Oleh : RANGGI ANDANG S X7107061 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2011

Transcript of Materi Inquiry

Page 1: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 1/49

 

 

0

PENINGKATAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI

DI KELAS V SD NEGERI 2 ADIPALA

Oleh :

RANGGI ANDANG S

X7107061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2011

Page 2: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 2/49

 

 

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun

2003 (2003 : 2), tercantum tentang pengertian pendidikan sebagai berikut :

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif 

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

 Negara”. 

Pelaksanaan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama

antara pemerintah, masyarakat dan orang tua. Kerja sama antara ketiga

pihak diharapkan dapat terwujudnya tujuan pendidikan nasional yaitu

untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia

Indonesia seutuhnya, dalam arti manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki

pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian

yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan

kebangsaan.

Pemerintah bertujuan menyempurnakan kurikulum 2004 yang

Page 3: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 3/49

 

 

2

format pembelajarannya Kurikulum Berbasis Kompetensi dengan

kurikulum 2006 atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Sejatinya,

melalui pembelajaran dan pengembangan potensi diri pada pembelajaran

IPA siswa akan memperoleh bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap

yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap

fenomena dan perubahan-perubahan di lingkungan sekitar dirinya,

disamping memenuhi keperluan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi. Pembelajaran dan pengembangan potensi ini merupakan

salah satu kunci keberhasilan peningkatan kompetensi sumber daya

manusia dalam memasuki dunia teknologi, termasuk teknologi informasi

pada era globalisasi. Meskipun demikian, pencermatan terhadap realitas di

lapangan; pada mayoritas waktu dan tempat, pembelajaran IPA di sekolah

dasar masih menunjukkan sejumlah kelemahan.

Demi tercapainya pendidikan yang berkualitas diperlukan suatu

strategi belajar mengajar yang dapat digunakan dalam penyampaian ilmu

pengetahuan kepada peserta didik. Siapapun tidak pernah menyangkal

bahwa kegiatan belajar mengajar tidak berproses dalam kehampaan, tetapi

dengan penuh makna. Di dalamnya terdapat sejumlah norma yang

ditanamkan ke dalam ciri setiap pribadi anak didik. Sebagai seorang guru,

sebaiknya mengetahui apa yang seharusnya dilakukan untuk menciptakan

kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ke tujuan.

Di sini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang

menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik.

Page 4: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 4/49

 

 

3

Suasana belajar yang tidak menggairahkan dan menyenangkan bagi

anak didik biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan belajar mengajar

yang kurang harmonis. Anak didik gelisah duduk berlama-lama di kursi

mereka masing-masing. Kondisi ini tentu menjadi kendala yang serius bagi

tercapainya tujuan pengajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti,

ternyata guru kelas di SD Negeri 2 Bojongsari, Kecamatan Kembaran,

Kabupaten Banyumas dalam mengajar masih sering menggunakan metode

ceramah dan masih terlihat teacher centered, sehingga siswa belum terlibat

secara aktif dalam proses pembelajaran. Siswa juga belum sepenuhnya

menyukai pelajaran IPA. Hal itu menyebabakan minat maupun kreativitas

siswa menjadi berkurang.

Tidak hanya sarana dan prasarana yang menunjang seperti

laboratorium serta kurangnya media atau alat peraga untuk mata pelajaran

IPA juga dapat menjadi faktor yang mempengaruhi minat maupun prestasi

belajar yang diperoleh siswa. Pembelajaran yang monoton membuat siswa

menjadi bosan dan kurang bergairah dalam mengikuti proses belajar

mengajar. Minat yang kurang terhadap mata pelajaran IPA akan berimbas

pada perolehan prestasi belajar yang kurang maksimal. Hal itu terbukti

dari observasi awal yg peneliti lakukan di kelas V SD Negeri 2 Bojongsari,

yaitu prestasi belajar siswa kelas V pada tahun 2009/2010 yang belum

tuntas yakni masih ada 60% siswa yang belum mencapai KKM yang telah

Page 5: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 5/49

 

 

4

ditentukan oleh sekolah yaitu 66.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas, maka diperlukan

strategi pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa secara optimal yaitu dengan menggunakan metode Inkuiri. Menurut

Piaget (dalam Mulyasa, 2007 : 108) mengemukakan bahwa metode inkuiri

merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk 

melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi,

ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari

  jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu dengan

penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan

yang ditemukan peserta didik lain.

Dalam pembelajaran dengan metode inkuiri, siswa didorong untuk 

belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif mereka sendiri dengan

konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru mendorong siswa untuk 

memiliki pengalaman dan melakukan percobaan yang memungkinkan

mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri.

Pembelajaran dengan metode inkuiri memacu keinginan siswa untuk 

mengetahui, memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga

mereka menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah

secara mendiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka

harus selalu menganalisis dan menangani informasi.

Secara umum proses pembelajaran dengan menggunakan metode

inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: orientasi,

Page 6: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 6/49

 

 

5

merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data,

menguji hipotesis, dan merumuskan kesimpulan. Melalui metode inkuiri

ini, diharapkan proses pembelajaran berlangsung secara menarik, hidup,

serta bermakna sehingga dapat meningkatkan minat belajar yang tinggi

terhadap mata pelajaran IPA khususnya kompetensi dasar

mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi. Dengan minat

belajar yang tinggi, tentu saja diharapkan akan tercapai prestasi belajar

yang optimal.

B.  Identifikasi Masalah

Dari deskripsi latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi

masalah-masalah sebagai berikut:

1.  Proses pembelajaran berlangsung secara monoton dan menggunakan

metode yang kurang bervariasi.

2.  Peserta didik kurang menyukai mata pelajaran IPA sehingga kurang

aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

3.  Kurangnya penggunaan media dalam mata pelajaran IPA.

4.  Kurangnya pengetahuan guru dalam penerapan model-model

pembelajaran IPA.

5.  Prestasi belajar siswa yang masih di bawah KKM.

C.  Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, rumusan masalah

Page 7: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 7/49

 

 

6

dalam penelitian ini adalah :

1.  Apakah penerapan metode Inkuiri dapat meningkatkan minat siswa

pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Bojongsari,

Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas khususnya pada

Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Hubungan antara Gaya, Gerak 

dan Energi?

2.  Apakah penerapan metode Inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 2 Bojongsari,

Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas khususnya pada

Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Hubungan antara Gaya, Gerak 

dan Energi?

D.  Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, tujuan

umum dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran IPA di Sekolah Dasar melalui metode Inquiri.

Adapaun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1.  Meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran IPA melalui metode

inkuiri di kelas V SD Negeri 2 Bojongsari Kecamatan Kembaran

Kabupaten Banyumas khususnya kompetensi dasar meneskripsikan

hubungan antara gaya, gerak dan energi.

2.  Meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui

metode inkuiri di kelas V SD Negeri 2 Bojongsari Kecamatan

Page 8: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 8/49

 

 

7

Kembaran Kabupaten Banyumas khususnya kompetensi dasar

meneskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi..

E.  Manfaat Penelitian

1.  Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan kepada pembelajaran IPA terutama pada peningkatan

minat dan prestasi siswa pada mata pelajaran IPA dengan Metode

Inkuiri pada Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Hubungan Antara

Gaya, Gerak dan Energi.

2.  Manfaat Praktis

a.  Bagi Sekolah

Dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar

peserta didik melalui metode Inkuiri pada berbagai mata

pelajaran.

b.  Bagi Guru

Guru akan mendapatkan gambaran positif tentang perlunya

penggunaan metode Inkuiri sehingga dapat diadopsi

penggunaannya sesuai dengan mata pelajaran dan kondisi

lingkungan sekolah sebagai upaya untuk meningkatkan minat dan

prestasi belajar peserta didik.

c.  Bagi Peserta Didik 

1)  Memberikan motivasi belajar kepada peserta didik untuk 

Page 9: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 9/49

 

 

8

meningkatkan minat serta prestasi belajar khususnya mata

pelajaran IPA.

2)  Meningkatkan aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran

berlangsung dengan menggunakan metode Inkuiri.

3)  Meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPA khususnya kompetensi dasar mendeskripsikan

hubungan antara gaya, gerak dan energi.

Page 10: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 10/49

 

 

9

BAB II

LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A.  Landasan Teori

1.  Belajar

Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu

proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh

aspek tingkah laku. “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya” Slameto (2010 : 2). 

Sedangkan dalam pendapat lain yaitu menurut Gagne (dalam

Purwanto, 2010 : 84) mengatakan bahwa “Belajar terjadi apabila suatu

situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa

sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performance-nya) berubah

dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia

mengalami situasi tadi”. Menurut MKDK IKIP (1996 : 1) belajar 

adalah suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk 

memenuhi kebutuhan dan sekaligus mengembangkan dirinya.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

Page 11: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 11/49

 

 

10

belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dialami oleh siswa

ditandai dengan adanya interaksi dengan lingkungannya menuju ke

arah yang lebih baik (positif), berawal dari siswa yang tidak tahu

menjadi tahu.

Ciri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengetian belajar

menurut Slameto (2010 : 3) yaitu:

a)  Perubahan terjadi secara sadar,  ini berarti bahwa seseorang yang

belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-

kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan

dalam dirinya.

b)  Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, sebagai

hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.

c)  Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, dalam

perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah

dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya.

d)  Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara,  perubahan

yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau

permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah

belajar akan bersifat menetap.

e)  Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, ini berarti bahwa

perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang akan

Page 12: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 12/49

 

 

11

dicapai.

f)  Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, perubahan yang

diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi

perubahan keseluruhan tingkah laku.

2.  Pengertian Minat

Menurut Slameto (2010 : 57), minat adalah kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang

disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap

belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai

dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang

menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena

minat menambah kegiatan belajar.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar

selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi

minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong

belajar selanjutnya. Walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak 

merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut,

asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membentu seseorang

mempelajarinya.

Page 13: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 13/49

 

 

12

Selain itu, menurut Sardiman (2007 : 76), minat diartikan

sebagai suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri

atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-

keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri. Kemudian menurut

Slameto (2010 : 180), minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara

diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat

hubungan tersebut, semakin besar minat. Oleh karena itu, apa yang

dilihat seseorang sudah tentu akan membangkitkan minatnya sejauh

apa yang dilihat itu mempunyai hubungan dengan kepentingannya

sendiri.

Menurut Bernard (dalam Sardiman 2007 : 76), minat timbul

tidak secara tiba-tiba/spontan, melainkan timbul akibat dari

partisipasi, pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja.

Jadi jelas bahwa soal minat akan selalu berkait dengan soal kebutuhan

atau keinginan. Sardiman (2007 : 94) salah satu bentuk-bentuk 

motivasi di sekolah adalah minat. Proses belajar itu akan berjalan

lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain

dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: a)

membangkitkan adanya suatu kebutuhan, b) menghubungkan dengan

persoalan pengalaman yang lampau, c) memberi kesempatan untuk 

mendapatkan hasil yang baik, d) menggunakan berbagai macam

Page 14: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 14/49

 

 

13

bentuk mengajar.

Jadi, dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

minat adalah keinginan yang dimiliki oleh setiap siswa untuk 

mengikuti suatu kegiatan yang disenanginya tanpa ada pengaruh atau

ajakan dari siapapun.

Sedangkan menurut Safari (2005 : 111) minat belajar adalah

pilihan kesenangan dalam melakukan kegiatan dan dapat

membangkitkan gairah seseorang untuk memenuhi kesediaannya

dalam belajar. Kemudian definisi operasional dari minat belajar adalah

skor siswa yang diperoleh dari tes minat belajar yang mengukur

aspek: (1) kesukacitaan, (2) ketertarikan, (3) perhatian dan (4)

keterlibatan. Dari definisi tersebut dapat disusun indikator minat

belajar sebagai berikut:

1) Gairah siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar.

2) Inisiatif siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar dan

mengerjakan tugas.

3) Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh guru.

4) Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan mengerjakan

latihan soal yang diberikan oleh guru.

5) Konsentrasi siswa dalam belajar.

6) Ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas dan soal latihan yang

diberikan oleh guru.

7) Kemauan siswa untuk belajar IPA.

Page 15: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 15/49

 

 

14

8) Keuletan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang

diberikan oleh guru.

9) Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang

diberikan oleh guru.

Dengan adanya indikator di atas, dapat diketahui siswa yang

berminat dan siswa yang tidak berminat dalam mengikuti Kegiatan

Belajar Mengajar pada mata pelajaran IPA.

3.  Pengertian Prestasi Belajar

Kemampuan intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan

siswa dalam memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil

tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu

evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa

setelah proses belajar mengajar berlangsung. Menurut (Ridwan: 2008)

prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa

dalam menerima, menolak dan menilai informasi-informasi yang

diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar seseorang

sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi

pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau raport setiap bidang

studi setelah mengalami proses belajar mengajar. Prestasi belajar

siswa dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. Hasil dari evaluasi

dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar

siswa.

Page 16: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 16/49

 

 

15

Menurut Winkel (1996 : 482) prestasi belajar yang diberikan

oleh siswa, berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai

dengan tujuan instruksional, menampakkan hasil belajar. Dari tepat

atau tidak tepatnya prestasi belajar akan nampak, apakah hasil belajar

telah tercapai atau belum tercapai. Maka dalam rangka evaluasi

produk, siswa selalu dituntut untuk memberikan prestasi-prestasi

tertentu yang akan menampakkan hasil belajar secara nyata dan yang

relevan bagi tujuan instruksional. Dari tepat atau tidak tepatnya

prestasi belajar, dapat ditarik kesimpulan mengenai dimilikinya

kemampuan internal.

Dalam evaluasi produk yang diberikan kepada siswa biasanya

berupa sebuah tes yang sering disebut TPB (Tes Prestasi belajar).

Menurut (Muhibbin : 141) TPB (Tes Prestasi Belajar) adalah alat-alat

ukur yang banyak digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan

sebuah proses belajar-mengajar atau untuk menentukan taraf 

keberhasilan sebuah program pengajaran. Sedangkan menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (1998 : 700), prestasi belajar adalah hasil

yang telah dicapai dari penguasaan pengetahuan atau keterampilan

yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan

dengan nilai tes/angka nilai yang diberikan guru.

Kemudian menurut Dimyati dan Mudjiono (2006 : 243) Salah

satu faktor intern belajar adalah kemampuan berprestasi/unjuk hasil

belajar yang merupakan suatu puncak proses belajar. Pada tahap ini

Page 17: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 17/49

 

 

16

siswa membuktikan keberhasilan belajar. Siswa menunjukkan bahwa

ia telah mampu memecahkan tugas-tugas belajar/mentransfer hasil

belajar. Dari pengalaman sehari-hari di sekolah diketahui bahwa ada

sebagian siswa tidak mampu berprestasi dengan baik. Kemempuan

berprestasi tersebut terpengaruh oleh proses-proses penerimaan,

pengaktifan, pra-pengolahan, pengolahan, penyimpanan, serta

pemanggilan untuk pembangkitan pesan berpengalaman. Bila proses

tersebut tidak baik, maka siswa dapat berprestasi kurang/dapat juga

gagal berprestasi.

4.  Tinjauan Pembelajaran IPA

a.  Pengertian IPA

Pendidikan IPA menjadi suatu bidang ilmu yang memiliki

tujuan agar setiap siswa memiliki kepribadian yang baik dan

dapat menerapkan sikap ilmiah serta dapat mengembangkan

potensi yang ada di alam untuk dijadikan sebagai sumber ilmu

dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan

IPA merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk 

mengungkap gejala-gejala alam dengan menerapkan langkah-

langkah ilmiah serta untuk membentuk kepribadian atau tingkah

laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPA dan dapat

dikembangkan di masyarakat.

Page 18: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 18/49

 

 

17

Dengan demikian pendidikan IPA bukan hanya sekedar

teori akan tetapi dalam setiap bentuk pengajarannya lebih

ditekankan pada bukti dan kegunaan ilmu tersebut. Bukan berarti

teori-teori terdahulu tidak digunakan, ilmu tersebut akan terus

digunakan sampai menemukan ilmu dan teori baru. Teori lama

digunakan sebagai pembuktian dan penyempurnaan ilmu-ilmu

alam yang baru. Hanya saja teori tersebut bukan untuk dihapal

namun di terapkan sebagai tujuan proses pembelajaran. Melihat

hal tersebut di atas nampaknya pendidikan IPA saat ini belum

dapat menerapkannya.

Perlu adanya usaha yang dilakukan agar pendidikan IPA

yang ada sekarang ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan

awal yang akan dicapai, karena kita tahu bahwa pendidikan IPA

tidak hanya pada teori-teori yang ada namun juga menyangkut

pada kepribadian dan sikap ilmiah dari peserta didik. Untuk itu

maka kepribadian dan sikap ilmiah perlu ditumbuhkan agar

menjadi manusia yang sesuai dari tujuan pendidikan.

Selain itu, menurut Aly dan Rahma (2010 : 18) IPA adalah

pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan cara yang

khas/khusus, yaitu melakukan observasi eksperimentasi,

penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan

demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu dengan

cara yang lain.

Page 19: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 19/49

 

 

18

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA

merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang

diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang

berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau

observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di

sempurnakan.

b.  Hakikat IPA

1)  IPA Sebagai Produk 

IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya

para perintis IPA terdahulu dan umumnya telah tersusun

secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks. Dalam

pengajaran IPA seorang guru dituntut untuk dapat mengajak 

anak didiknya memanfaatkan alam sekitar sebagai sumber

belajar. Alam sekitar merupakan sumber belajar yang paling

otentik dan tidak akan habis digunakan.

2)  IPA Sebagai Proses

Yang dimaksud proses IPA tidak lain adalah metode

ilmiah. Untuk anak SD, metode ilmiah dikembangkan secara

bertahap dan berkesinambungan, dengan harapan bahwa pada

akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga

anak SD dapat melakukan penelitian sederhana. Jadi, pada

hakikatna, dalam proses mendapatkan IPA diperlukan

sepuluh keterampilan dasar. Oleh karena itu, jenis-jenis

Page 20: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 20/49

 

 

19

keterampilan dasar yang diperlukan dalam proses

mendapatkan IPA disebut juga “keterampilan proses”. Untuk 

memahami sesuatu konsep, siswa tidak diberitahu oleh guru,

tetapi guru member peluang pada siswa untuk memperoleh

dan menemukan konsep melalui pengalaman siswa dengan

mengembangkan keterampilan dasar melalui percobaan dan

membuat kesimpulan.

3)  IPA Sebagai Pemupukan Sikap

Menurut Sulistyorini (2007 : 10), makna “sikap” pada

  pengajaran IPA SD/MI dibatasi pengertiannya pada “sikap

ilmiah terhadap alam sekitar”. Setidak -tidaknya ada sembilan

aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak 

usia SD/MI, yaitu: a) sikap ingin tahu, b) sikap ingin

mendapatkan sesuatu yang baru, c) sikap kerja sama, d) sikap

tidak putus asa, e) sikap tidak berprasangka, f) sikap mawas

diri, g) sikap bertanggung jawab, h) sikap berpikir bebas, i)

sikap kedisiplinan diri.

Sikap ilmiah ini bisa dikembangkan ketika siswa

melakukan diskusi, percobaan, simulasi, atau kegiatan di

lapangan. Dalam hal ini, maksud dari sikap ingin tahu

sebagai bagian sikap ilmiah adalah suatu sikap yang selalu

ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang

diamati. Melalui kerja kelompok, maka “tembok 

Page 21: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 21/49

 

 

20

k etidaktahuan” dapat dikuak untuk memperoleh pengetahuan.

Disini, berlangsungnya kerjasama dimaksudkan untuk 

memperoleh pengetahuan lebih banyak. Melalui kerjasama,

anak didik akan belajar bersikap kooperatif, dan menyadari

bahwa pengetahuan yang dimiliki orang lain mungkin lebih

banyak dan lebih sempurna daripada yang dimilikinya. Oleh

karena itu, untuk meningkatkan pengetahuannya ia merasa

membutuhkan kerjasama dengan orang lain.

c.  Kompetensi Dasar Mendeskripsikan Hubungan antara Gaya,

Gerak dan Energi

1)  Gaya Gravitasi

Menurut Sulistyanto (2008 : 98) gravitasi adalah gaya

tarik-menarik  yang terjadi antara semua partikel yang

mempunyai massa di alam semesta. Bumi yang mempunyai

massa yang sangat besar menghasilkan gaya gravitasi yang

sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya,

termasuk benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini

  juga menarik benda-benda yang ada di luar angkasa seperti

meteor, satelit buatan manusia, dan bulan. Gaya tarik ini

menyebabkan benda-benda tersebut selalu berada di

tempatnya. Menurut Azmiyawati (2008 : 83) gaya gravitasi bumi

sering disebut juga gaya tarik bumi. Kecepatan benda-benda

Page 22: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 22/49

 

 

21

yang jatuh ke bumi tidak selalu sama. Gaya gravitasi bumi

menyebabkan benda-benda yang ada di bumi tidak terlempar

ke angkasa luar. Selain itu, gaya gravitasi membuat kita dapat

berjalan di atas tanah. Gaya gravitasi juga menyebabkan

semua yang ada di bumi mempunyai berat sehingga tidak 

melayang-layang di udara. Kekuatan gaya gravitasi bumi

terhadap benda tergantung pada jarak benda dari pusat bumi.

Semakin jauh letak suatu benda dari pusat bumi, gaya

gravitasinya semakin kecil.

2)  Gaya Gesek

Menurut Azmiyawati (2008 : 84) gaya gesek 

merupakan gaya yang menimbulkan hambatan ketika dua

permukaan benda saling bersentuhan. Sedangkan menurut

Syuri (2004 : 113) gaya gesekan terjadi ketika dua buah

benda yang bersentuhan bergerak. Semaki kasar permukaan

benda, gaya gesekan semakin besar. Semakin licin

permukaan benda, gaya gesekan semakin kecil. Gaya gesekan

 juga menyebabkan benda yang bergerak menjadi berhenti.

Gaya gesekan dapat diperbesar atau diperkecil. Syuri

(2004 : 114) gaya gesekan dapat diperkecil dengan cara

berikut:

a)  Memperhalus permukaan benda yang bergesekan.

b)  Mengaspal jalan agar permukaannya lebih halus.

Page 23: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 23/49

 

 

22

c)  Memberikan pelumas pada mesin kendaraan.

d)  Memasang bantalan peluru pada poros.

Selain itu, gaya gesek juga dapat diperbesar dengan cara:

a)  Membuat alur-alur pada permukaan ban.

b)  Membuat kampas rem menjadi lebih kasar.

c)  Memasang karet pada kaki meja dan kursi yang terbuat

dari besi.

d)  Memasang pul (paku-paku) pada alas sepatu bola.

e)  Memasang karet pada alas sandal atau sepatu.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak pernah terlepas

dari gaya gesekan. Gaya gesek ada yang menguntungkan dan

merugikan. Gaya gesek yang menguntungkan yaitu:

a)  Gaya gesekan antara alas sepatu dengan lantai atau

permukaan jalan.

b)  Gaya gesekan antara pensil dengan buku tulis.

c)  gaya gesekan antara ban sepeda dengan jalan.

d)  Gaya gesekan antara sepatu bola dan lapangan berumput.

Gaya gesek yang merugikan yaitu:

a)  Gaya gesekan pada mesin kendaraan menyebabkan

mesin cepat panas dan aus.

b)  Gaya gesekan antara mobil dengan udara menyebabkan

mobil tidak dapat melaju dengan maksimal.

Page 24: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 24/49

 

 

23

c)  Gaya gesekan antara air hujan dengan tanah yang tandus

menyebabkan erosi tanah.

d)  Gaya gesekan antara ban dan jalan dapat menyebabkan

ban panas dan mudah pecah.

3)  Gaya Magnet

Menurut Syuri (2004 : 117) Magnet merupakan benda

yang dapat menarik benda lainnya. Namun, tidak semua

benda dapat ditarik oleh magnet. Benda yang dapat ditarik 

oleh magnet disebut benda feromagnetis. Sebaliknya, benda

yang tidak dapat ditarik oleh magnet disebut benda

diamagnetis.

Gaya magnet masih berpengaruh terhadap benda-benda

logam meskipun ada penghalang di antara magnet dan benda

yang ditariknya. Besarnya daya tembus gaya magnet

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain jenis

penghalang, tebal tipisnya penghalang, dan kekuatan magnet.

Selain itu, pengaruh gaya magnet juga ditentukan oleh jarak 

magnet dengan benda. Kekuatan gaya tarik magnet tidaklah

sama di setiap sisi atau bagiannya. Gaya magnet paling kuat

terletak di kutub-kutub magnet. Daerah di sekitar magnet

yang masih dipengaruhi oleh gaya magnet disebut medan

magnet. Kutub-kutub magnet mempunyai sifat-sifat khusus.

Saat kutub yang sama dari dua buah magnet batang saling

Page 25: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 25/49

 

 

24

didekatkan, keduanya akan saling menolak. Sebaliknya jika

kutub yang berbeda dari dua magnet didekatkan, akan terjadi

tarik-menarik.

Gaya tarik magnet banyak digunakan dalam kehidupan

sehari-hari. Gaya tarik magnet digunakan pada berbagai

macam alat, mulai dari alat yang sederhana hingga alat yang

rumit. Magnet digunakan pada alat-alat berikut.

a.  Ujung gunting untuk memudahkan mengambil jarum jahit.

b.  Bel listrik untuk menggerakkan pemukul lonceng.

c.  Papan catur agar buah catur tidak mudah terguling.

d.  Kompas sebagai penunjuk arah utara-selatan.

e.  Dinamo sepeda dan generator untuk membangkitkan

tenaga listrik.

f.  Alat untuk mengangkut benda-benda dari besi.

Menurut Azmiyawati (2008 : 91) cara membuat magnet

dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:

a.  Cara Induksi

Cara induksi adlah cara membuat magnet dengan

menempelkan atau mendekatkan magnet dengan benda

feromagnetis yang akan dijasikan magnet. Sifat magnet

yang dibuat dengan cara induksi sifatnya sementara. Sifat

magnet ini akan hilang begitu magnetnya dilepaskan.

Page 26: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 26/49

 

 

25

b.  Cara Gosokan

Cara membuat magnet dengan cara gsokan mudah sekali

dilakukan. Gosokkan benda feromagnetis dengan salah

satu kutub magnet. Cara menggosoknya harus hanya satu

arah saja. Semakin banyak gosokan semakin kuat gaya

magnet yang diterima benda feromagnetis.

c.  Dialiri Arus Listrik 

Magnet yang dihasilkan dengan cara dialiri listrik disebut

elektromagnet. Paku yang akan dibuat magnet digulung

dengan kabel listrik. Lalu edua ujung kabel dihubungkan

dengan kutub positif dan kutub negatif baterai. Arus listrik 

dari baterai akan mengalir dari batu baterai ke paku

melalui kabel listrik, sehingga paku mendapat gaya

magnet dari arus listrik tersebut. Semakin rapat gulungan

kabel maka aka semakin besar gaya magnet yang diterima

paku.

5.  Metode Inkuiri

Ink uiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harfiah

berarti penyelidikan. Adapun Piaget (dalam Mulyasa, 2007 : 108)

mengemukakan bahwa metode inkuiri merupakan metode yang

mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan

eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin

Page 27: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 27/49

 

 

26

melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari

  jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu

dengan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan peserta didik 

lain.

Sedangkan menurut Sanjaya (2007 : 194) metode inkuiri adalah

rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses

berpikir secara kritis dari analitis untuk mencari dan menemukan

sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Menurut

Nurhadi (2003 : 71) dalam pembelajaran dengan penemuan/inkuiri,

siswa didorong untuk belajar sebagian besar melalui keterlibatan aktif 

mereka sendiri dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip, dan guru

mendorong siswa untuk memiliki pengalaman dan melakukan

percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-prinsip

untuk diri mereka sendiri.

Ada beberapa hal yang menjadi ciri utama metode inkuri, yaitu:

a.  Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara

maksimal untuk mencari dan menemukan, artina metode inkuiri

menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses

pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima

pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka

berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu

sendiri.

Page 28: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 28/49

 

 

27

b.  Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari

dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,

sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.

Dengan demikian, strategi pembelajaran inkuiri menempatkan guru

bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan

motivator belajar siswa.

c.  Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah

mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan

kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian

dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran

inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran,

akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang

dimilikinya.

Menurut Sanjaya (2007 : 199) proses pembelajaran dengan

menggunakan metode inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah

sebagai berikut:

a.  Orientasi

Langkah orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau

iklim pembelajaran yang responsif. Pada langkah ini guru

mengkondisikan agar siswa siap menlaksanakan proses

pembelajaran. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat

penting. Keberhasilan metode inkuiri sangat tergantung pada

kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya

Page 29: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 29/49

 

 

28

dalam memecahkan masalah; tanpa kemauan dan kemampuan itu

tidak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan lancar.

b.  Merumuskan masalah

Merumuskan msalah merupakan langkah membawa siswa pada

suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang

disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir

memecahkan teka-teki itu. Dikatakan teka-teki dalam rumusan

masalah yang ingin dikaji disebabkan maslah itu tentu ada

  jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yang

tepat.

c.  Mengajukan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang

sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji

kebenarannya. Potensi berpikir individu dimulai dari kemampuan

setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira dari suatu

permasalahan. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk 

mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap

anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat

mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara

atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban

dari suatu permasalahan yang dikaji.

d.  Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang

Page 30: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 30/49

 

 

29

dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi

pembelajaran inkuri, mengumpulkan data merupakan proses mental

yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses

pengumpulan data bukan hanya memerlukan motivasi yang kuat

dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan

kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

e.  Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang

dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang

diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga

berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.

f.  Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan

yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk 

mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu

menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.

Sund and Trowbridge (dalam Mulyasa : 2007) mengemukakan

tiga macam metode inkuiri sebagai berikut:

a.  Inkuiri terpimpin (Guide Inquiry); peserta didik memperoleh

pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman-pedoman

tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang

membimbing. Pendekatan ini digunakan terutama bagi para peserta

didik yang belum berpengalaman belajar dengan metode inkuiri.

Page 31: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 31/49

 

 

30

Pada tahap awal bimbingan lebih banyak diberikan, dan sedikit

demi sedikit dikurangi, sesuai dengan perkembangan pengalaman

peserta didik.

b.  Inkuiri bebas (  free inquiry); pada inkuiri bebas peserta didik 

melakukan penelitian sendiri bagaika seorang ilmuwan. Pada

pengajaran ini peserta didik harus dapat mengidentifikasikan dan

merumuskan berbagai topic permasalahan yang hendak diselidiki.

c.  Inkuiri bebas yang dimodifikasi (modified free inquiry); pada

inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan

kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan

tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian.

Menurut Sanjaya (2007 : 206) metode inkuiri mempunyai

keunggulan dan kelemahan, yaitu:

a.  Keunggulan metode inkuiri

1)  Meode inkuiri merupakan metode yang menekankan kepada

pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara

seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap

lebih bermakna.

2)  Metode inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk 

belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3)  Metode inkuiri merupakan metode yang dianggap sesuai

dengan perkembangan psikologi belajar modern yang

menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku

Page 32: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 32/49

 

 

31

berkat adanya pengalaman.

4)  Metode inkuiri dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki

kemampuan diatas rata-rata.

b.  Kelemahan metode inkuiri

1)  Jika metode inkuiri digunakan sebagai strategi pembelajaran,

maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.

2)  Metode ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh

karena terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.

3)  Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan

waktu yang panjang sehingga sering guru sulit

menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

4)  Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh

kemampuan siswa menguasai materi pelajaran, maka metode

inkuiri akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

B.  Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2010) menunjukkan bahwa

penerapan metode inkuiri dengan media foto dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA (Sains) pokok bahasan Penyesuaian

Makhluk Hidup Terhadap Lingkungan. Peningkatan ini ditunjukkan oleh

perbandingan rata-rata hasil belajar yang dicapai antara lain; hasil rata-rata

nilai pra siklus sebesar 56,3 dengan ketuntasan 52% dikategorikan kurang,

siklus I sebesar 64,8 dengan ketuntasan 80% dikategorikan baik dan hasil

Page 33: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 33/49

 

 

32

nilai rata-rata siklus II sebesar 82 peningkatan prosentase ketuntasan 100%

dengan kategori sangat baik.

C.  Kerangka Berpikir

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai

hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya. Pada dasarnya setiap siswa mau dan mampu untuk belajar

tergantung pada minat masing-masing untuk mempelajari sesuatu. Minat

besar pengaruhnya terhadap belajar siswa, karena bila bahan pelajaran

yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan

belajar dengan sebaik-baiknya. Kenyataan menunjukkan bahwa

kebanyakan siswa enggan dan kurang bergairah dalam mengikuti pelajaran

IPA. Hal ini juga dapat berakibat pada prestasi belajar IPA yang juga

menurun.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk dapat

meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan

minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan metode Inkuiri. Metode

Inkuiri diharapkan lebih bermakna bagi siswa, proses pembelajaran

berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan

mengalaminya. Dengan metode Inkuiri diharapkan minat belajar siswa

dapat meningkat, dengan ditandai adanya peningkatan prestasi belajar IPA.

Page 34: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 34/49

 

 

33

D.  Hipotesis Tindakan

Berdasarkan analisis teoritik dapatlah dirumuskan hipotesis

tindakan sebagai berikut : “Jika Materi Pelajaran IPA pada Kompetensi

Dasar Mendeskripsikan Hubungan Antara Gaya, Gerak dan Energi di kelas

V SD Negeri 2 Bojongsari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas

menggunakan metode Inkuiri maka minat dan prestasi belajar siswa akan

meningkat”. 

Page 35: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 35/49

 

 

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.  Setting Penelitian

1.  Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester genap yaitu pada bulan

Desember tahun 2011 sampai bulan April tahun 2012 dengan

menggunakan 3 siklus. Setiap siklusnya dilaksanakan 2 kali

pertemuan.

2.  Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 2 Bojongsari,

Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran

2011/2012.

B.  Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas V SD Negeri 2 Bojongsari,

Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2010/2011.

Jumlah siswa yang diteliti ada 45 siswa yang terdiri dari 28 siswa laki-laki

dan 17 siswa perempuan.

C.  Teknik dan Alat Pengumpulan Data

1.  Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua

Page 36: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 36/49

 

 

35

macam yaitu teknik tes dan teknik non tes.

a.  Teknik tes

Menurut Sudijono (2006 : 66), yang dimaksud dengan tes

adalah cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu

ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang

pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian

tugas (baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab),

atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee,

sehingga (atas dasar data yang diperoleh dari hasil pengukuran

tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku

atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-

nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan

nilai standar tertentu.

Secara umum, ada dua macam fungsi yang dimiliki oleh tes,

yaitu: 1) sebagai alat pengukur terhadap peserta didik. 2) sebagai

alat pengukur keberhasilan program pengajaran. Dalam teknik tes

ini, peneliti menggunakan tes formatif sebagai alat pengumpulan

data.

b.  Teknik non tes

Dengan teknik non-tes maka penilaian atau evaluasi hasil

  belajar peserta didik dilakukan dengan tanpa “menguji” peserta

didik, melainkan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara

sistematis (observation), menyebarkan angket (questionnaire),

Page 37: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 37/49

 

 

36

dan memeriksa atau meneliti dokumen-dokumen (documentary

analysis).

2.  Alat Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

a.  Tes Formatif 

Menurut Sudijono (2006 : 71), tes formatif adalah tes hasil

belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah sejauh manakah

  peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan tujuan pengajaran

yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses

pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Tes formatif ini biasa

dilaksanakan ditengah-tengah perjalanan program pengajaran,

yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau

subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Materi dari

tes formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan

pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas

butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun yang

termasuk kategori sukar.

b.  Observasi

Menurut Sudijono (2006 : 76), observasi adalah cara

menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

Page 38: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 38/49

 

 

37

terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran

pengamatan.

Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan untuk 

menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu

kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya

maupun dalam situasi buatan. Observasi dalam penelitian ini

dilakukan pada guru dan siswa. Observasi untuk guru dilakukan

dengan cara melakukan pengamatan dan mengenai pelaksanaan

pembelajaran IPA melalui metode inkuiri. Observasi untuk siswa

dilakukan dengan cara melakukan pengamatan dan pelaksanaan

proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan dengan

menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan.

c.  Angket

Angket digunakan untuk mengukur kesiapan belajar siswa.

Angket yang digunakan adalah angket dimana siswa disuruh

untuk menuliskan jawaban sesuai dengan hati masing-masing

siswa (angket terbuka). Menurut Sudijono (2006 : 84) pada

umumnya tujuan penggunaan angket dalam proses pembelajaran

terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar belakang

peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis

tingkah laku dan proses belajar mereka.

Berdasarkan definisi operasional minat belajar menurut

Safari (2005 : 111) ada empat aspek yaitu: kesukacitaan,

Page 39: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 39/49

 

 

38

ketertarikan, perhatian dan keterlibatan. Dari aspek-aspek tersebut

dapat disusun indikator minat belajar sebagai berikut:

1) Gairah siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar.

2) Inisiatif siswa dalam mengikuti Kegiatan Belajar Mengajar dan

mengerjakan tugas.

3) Respon siswa terhadap materi dan tugas yang diberikan oleh

guru.

4) Kesegeraan siswa dalam mengumpulkan tugas dan

mengerjakan latihan soal yang diberikan oleh guru.

5) Konsentrasi siswa dalam belajar.

6) Ketelitian siswa dalam mengerjakan tugas dan soal latihan

yang diberikan oleh guru.

7) Kemauan siswa untuk belajar IPA.

8) Keuletan siswa dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang

diberikan oleh guru.

9) Kerja keras dalam mengerjakan tugas dan latihan soal yang

diberikan oleh guru.

Dengan adanya indikator di atas, dapat diketahui siswa yang

berminat dan siswa yang tidak berminat dalam mengikuti

Kegiatan Belajar Mengajar pada mata pelajaran IPA.

Page 40: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 40/49

 

 

39

D.  Teknik Analisis Data

Metode analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan

analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angka

hasil belajar siswa, sedangkan data kualitatif berupa prosentase hasil

observasi dan angket yang juga dideskripsikan dengan kata-kata.

1.  Tes

Untuk menganalisis hasil tes dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan tes formatif. Hasil tes diberi skor angka dan dimasukan

pada tabel statistik, kemudian dicari skor rata-rata di dalam satu kelas

yang dijadikan sebagai objek penelitian. Setelah itu dihitung angka

persentase yang dicapai siswa dalam kegiatan belajar tersebut.

Rumus untuk mencari rata-rata nilai yang diperoleh siswa

dalam satu kelas adalah sebagai berikut :

 X  =n

 x 

Keterangan :

 X  = rata-rata (mean)

 X  = jumlah nilai semua siswa

n = banyaknya siswa

(Sudjana, 2001:109)

Page 41: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 41/49

 

 

40

Sedangkan rumus untuk mencari persentase keberhasilan

prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:

100%xn

N KB

 

Keterangan :

KB = ketuntasan belajar

N = jumlah siswa yang mendapat nilai 66

n = jumlah seluruh siswa

(Trianto, 2010:241)

2.  Lembar observasi aktivitas guru

Analisis data lembar observasi aktivitas guru dalam pembelajaran

dapat dirumuskan sebagai berikut :

item

itemskorrata-Rata

 

(Arikunto, 2006:264)

Dengan penskoran :

1 = sangat kurang baik 

2 = kurang baik 

3 = baik 

4 = sangat baik 

Kriteria penilaian aktivitas guru sebagai berikut:

rata-rata ≤ 1 = kinerja guru kurang baik 

1 < rata-rata ≤ 2 = kinerja guru cukup baik 

Page 42: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 42/49

 

 

41

2 < rata-rata ≤ 3 = kinerja guru baik 

3 < rata-rata ≤ 4 = kinerja guru sangat baik 

3.  Lembar observasi aktivitas siswa

Analisis data lembar observasi aktivitas siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran dapat dirumuskan sebagai berikut :

100%xn

N

 (%)Persentase  

(Trianto, 2010:241)

Keterangan :

N = jumlah nilai yang diperoleh siswa

n = jumlah seluruh skor

Dengan penskoran :

1 = sangat kurang baik 

2 = kurang baik 

3 = baik 

4 = sangat baik 

Kriteria penilaian aktivitas siswa sebagai berikut:

25 % – 43 % = aktivitas siswa kurang baik 

44 % – 62 % = aktivitas siswa cukup baik 

63 % – 81 % = aktivitas siswa baik 

82 % – 100 % = aktivitas siswa sangat baik 

Page 43: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 43/49

 

 

42

4.  Angket

Dalam penelitian ini, untuk mengukur minat belajar siswa

menggunakan angket. Semakin besar skor yang diperoleh siswa, maka

semakin besar minat belajar siswa. Sebaliknya, semakin kecil skor

yang diperoleh siswa maka minat belajar siswa kurang. Jumlah

pertanyaan yang akan diberikan dalam angket ini ada 20 pertanyaan

yang terdiri dari lima pilihan jawaban, yaitu a, b, c, atau d. Sedangkan

frekuensi jawaban siswa seperti tercantum dalam tabel berikut :

Tabel 1.1 Penskoran Angket

Nomor

Pertanyaan

Kategori

Jawaban

Skor

pertanyaan

positif 

Skor

pertanyaan

negatif 

Maksimum

Skor

1

s.d 20

a

b

c

d

e

5

4

3

2

1

1

2

3

4

5

5

Jumlah Skor Maksimum 100

Dengan skala penskoran:

81 – 100 = sangat tinggi minat belajarnya

61 – 80 = tinggi minat belajarnya

41 – 60 = sedang minat belajarnya

21 – 40 = kurang minat belajarnya

0 – 20 =sangat kurang minat belajarnya

(Safari, 2005:112)

Page 44: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 44/49

 

 

43

Kriteria penilaian angket minat belaja IPA sebagai berikut:

1 ≤ rata-rata < 1,8 = tidak berminat terhadap mata pelajaran IPA

1,8 ≤ rata-rata < 2,6 = kurang berminat terhadap mata pelajaran IPA

2,6 ≤ rata-rata < 3,4 = cukup berminat terhadap mata pelajaran IPA

3,4 ≤ rata-rata < 4,2 = berminat terhadap mata pelajaran IPA

4,2 ≤ rata-rata ≤ 5 = sangat berminat terhadap mata pelajaran IPA

E.  Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bersifat

kolaboratif yang didasarkan pada permasalahan yang akan muncul dalam

proses belajar mengajar kelas V mata pelajaran IPA di SD Negeri 2

Bojongsari, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Peneliti

melakukan koordinasi dengan guru kelas sekolah tersebut, yang bertujuan

agar peneliti dapat menyusun jadwal kerja yang mengacu pada alokasi

waktu pembelajaran.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terbagi dalam 3 siklus. Tiap-

tiap siklus terdiri dari dua kali pertemuan dan dilaksanakan sesuai dengan

perubahan yang dicapai, sesuai dengan desain dari faktor-faktor yang

diselidiki pada tiap siklus.

Prosedur pelaksanaan tindakan kelas pada setiap siklusnya meliputi:

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun model dan

penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.

Page 45: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 45/49

 

 

44

Gambar 1. Siklus PTK model Arikunto

1.  Perencanaan Tindakan

Kegiatan ini meliputi:

a.  Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b.  Menyiapkan alat dan media pembelajaran yaitu alat peraga,

Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal latihan

c.  Menyusun dan menyiapkan angket minat belajar siswa

d.  Menyusun dan menyiapkan lembar observasi

e.  Membuat soal tes formatif dan kunci jawaban

2.  Pelaksanaan Tindakan

Tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini sesuai

Perencanaan

Refleksi PelaksanaanSIKLUS I 

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi PelaksanaanSIKLUS II 

Pengamatan

?

Page 46: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 46/49

 

 

45

dengan langkah pembelajaran yang sudah dipersiapkan sebelumnya.

Sebelum proses pembelajaran guru membagi siswa menjadi 9

kelompok, yang setiap kelompok terdiri dari 5 siswa. Pada kegiatan

awal, guru memberikan apersepsi tentang kompetensi dasar

mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak dan energi kemudian

guru memberikan materi pembelajaran. Untuk kegiatan inti siswa

melakukan diskusi pada setiap kelompok untuk menemukan sebuah

permasalahan yang diberikan oleh guru kemudian untuk 

dipresentasikan masing-masing kelompok di depan kelas. Kegiatan

akhir yaitu guru melakukan refleksi dan membuat kesimpulan tentang

pembelajaran yang telah dilakukan serta siswa membuat rangkuman

dari kegiatan yang telah dilakukan. Guru dalam melaksanakan

pembelajaran dengan mengacu pada rencana pembelajaran yang telah

dibuat dengan menggunakan metode inkuiri. 

3.  Pengamatan (Observasi)

Kegiatan observasi dilakukan dengan tujuan untuk mengamati

aktivitas guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran dengan

metode inkuiri apakah sudah sesuai dengan scenario pembelajaran.

Peneliti juga telah menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan

siswa. Peneliti dibantu observer melakukan pengamatan terhadap

  jalannya pembelajaran dan mencatat semua hasil pengamatan pada

lembar observasi guru dan siswa tersebut. Hal tersebut dilakukan

Page 47: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 47/49

 

 

46

untuk mengetahui kekurangan-kekurangan selama pelaksanaan

tindakan pada setiap siklus agar tidak terulang lagi di siklus

berikutnya.

4.  Refleksi

Kegiatan yang dilakukan adalah merefleksikan kegiatan yang

telah dilakukan siswa selama pelaksanaan pembelajaran apakah siswa

mampu berperan secara aktif dalam pembelajaran, apakah siswa

mampu memahami materi yang diberikan oleh guru, apakah terjadi

kenaikan prestasi belajar siswa terhadap pelajaran IPA dengan

menggunakan metode Inkuiri pada Kompetensi Dasar

Mendeskripsikan Hubungan Antara Gaya, Gerak dan Energi. Hal ini

dimaksudkan agar hasil refleksi ini dapat berguna bagi siswa maupun

guru pada siklus berikutnya.

F.  Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya

peningkatan minat dan prestasi belajar pada setiap siklus yang

dilaksanakan dan ditandai dengan peningkatan skor minat siswa dan juga

peningkatan nilai rata-rata tes pada setiap siklusnya. Secara klasikal 85%

siswa tuntas belajar dengan nilai minimum 66.

Page 48: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 48/49

 

 

47

DAFTAR PUSTAKA

Aly, Abdullah dan Eny Rahma. 2010. Ilmu Alamiah Dasar . Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2010. Penenlitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara.

________________. 2006.   Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Kamala, Izzatin. 2008. Pengertian Pendidikan IPA. Tersedia pada

http://izzatinkamala.wordpress.com/2008/06/19/pengertian-pendidikan-

ipa/. Diakses pada tanggal 27 Januari 2011.

Mulyasa. 2007.   Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif 

dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nurhadi, dkk. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK .

Malang: Universitas Negeri Malang.

Ridwan. 2008. Ketercapaian Prestasi Belajar . Tersedia pada

http://ridwan202.wordpress.com/2008/05/03/ketercapaian-prestasi-

belajar/. Diakses pada tanggal 26 Januari 2011.

Safari. 2005. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi.

Jakarta: APSI Pusat.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung: Kencana.

Page 49: Materi Inquiry

5/13/2018 Materi Inquiry - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/materi-inquiry 49/49

 

 

48

Sardiman. 2007.   Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada.

Slameto. 2010.   Belajar & Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

RINEKA CIPTA.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Sudjana, Nana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar . Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Sulistyorini, Sri. 2007.   Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan

Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:

PT REMAJA ROSDAKARYA.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Jakarta: Balai Pustaka.

Tim MKDK IKIP Semarang. 1996.   Belajar dan Pembelajaran. Semarang:

Fakultas Ilmu Pendidikan.

Trianto. 2010.   Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif . Jakarta:

Kencana

Winkel, W. S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Indonesia.