Makalah Inquiry

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Metode Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat prosedural yaitu berisi tahapan tertentu. Suatu yang yang terpenting bagi seorang guru bukan hanya menyampaikan informasi dan bahan ajar kepada siswa, melainkan guru harus berusaha menciptakan agar siswa dapat memahami secara keseluruhan isi dari materi pelajaran yang disampaikan. Agar proses belajar-mengajar menjadi berhasil, untuk itu seorang guru harus mampu mempersiapkan bahan-bahan untuk kegiatan belajar- mengajar di kelas serta merancang model-model pembelajaran yang sesuai agar siswa tidak bosan dan akan lebih menyenanginya. Banyak kejadian di lapangan siswa yang merasa bosan terhadap salah satu mata pelajaran dikarenakan metode yang digunakan oleh guru tidak mampu membuat siswa mengerti materi bahkan akan timbul persepsi yang negatif. Misalkan pada pelajaran IPS, siswa merasa jenuh dengan cara guru menerangkan materi karena siswa tidak diberi kesempatan bebas untuk mengeluarkan pendapat,tetapi hanya mendengarkan saja penjelasan dari guru sehingga siswa merasa jenuh. Dengan bekal kemampuan dan keterampilan dalam merancang model-model pembelajaran tentunya guru memahami dan menguasai materi serta mampu menentukan jenis model-model pembelajaran yang

Transcript of Makalah Inquiry

Page 1: Makalah Inquiry

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Metode Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat prosedural yaitu berisi tahapan tertentu.

Suatu yang yang terpenting bagi seorang guru bukan hanya menyampaikan informasi dan bahan ajar kepada siswa, melainkan guru harus berusaha menciptakan agar siswa dapat memahami secara keseluruhan isi dari materi pelajaran yang disampaikan.

Agar proses belajar-mengajar menjadi berhasil, untuk itu seorang guru harus mampu mempersiapkan bahan-bahan untuk kegiatan belajar-mengajar di kelas serta merancang model-model pembelajaran yang sesuai agar siswa tidak bosan dan akan lebih menyenanginya. Banyak kejadian di lapangan siswa yang merasa bosan terhadap salah satu mata pelajaran dikarenakan metode yang digunakan oleh guru tidak mampu membuat siswa mengerti materi bahkan akan timbul persepsi yang negatif. Misalkan pada pelajaran IPS, siswa merasa jenuh dengan cara guru menerangkan materi karena siswa tidak diberi kesempatan bebas untuk mengeluarkan pendapat,tetapi hanya mendengarkan saja penjelasan dari guru sehingga siswa merasa jenuh.

Dengan bekal kemampuan dan keterampilan dalam merancang model-model pembelajaran tentunya guru memahami dan menguasai materi serta mampu menentukan jenis model-model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan digunakan dalam kegitan belajar- mengajar di kelas.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegitan belajar- mengajar IPS SD Kelas 3 adalah Model Pembelajaran Inkury. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk belajar sendiri dan menemukan sendiri pengetahuan. Proses pembelajarannya lebih berpusat kepada siswa.

Banks (1990) mengemukakan bahwamodel pembelajaran IPS dengan menggunakan inkury sosial untuk menghasilkan fakta, konsep, generalisasi, dan teori.namun tujuan utama inkury sosial adalah untuk membangun teori. Para ilmuwan sosial percaya salah satu cara membantu masyarakat adalah dengan membangun teori. Teori dapat digunakan untuk memehami, menjelaskan, memprekdisi, dan mengontrol perilaku masyarakat. Selain itu, tujuan inkuri sosial pun diharapkan dapat

Page 2: Makalah Inquiry

membantu masyarakat dalam memecahkamn masalah – masalah sosial sehingga mereka dapat memperoleh kehidupan yang lebih baik. Untuk itu inkuri harus difokuskan pada masalah-masalah praktis kemasyarakatan.

Dalam inkuiry siswa dihadapakan pada suatu yang bersifat misterius, yang belum diketahui tetapi dapat menarik siswa, masalah tersebut harus didasarkan pada suatu gagasan yang memang dapat ditemukan kebenarannya dan bukan hanya mengada-ada.

B. Rumusan Masalah

1. Adakah kesulitan guru dalam menentukan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran inkury dalam proses belajar-mengajar pada mata pelajaran IPS SD Kelas 3?

3. Bagaimana keaktifan siswa setelah guru menerapkan model pembelajaran Inkuiry ?

4. Apakah kelemahan dan kelebihan dari model pembelajran Inkuiry?

C. Tujuan Makalah

Dengan proses inquiry, diasumsikan bahwa sekolah menyediakan pengajaran yang terbaik kepada siswa untuk mengarahkan diri, berpikir kritis, dan dapat memecahkan masalah. Karena itu inquiry mengajaran yang berpusat pada siswa, menghendaki siswa terlibat secara aktif dalam pengajaran, yang berarti siswa berlatih dalam proses inquiry.

Dengan proses inquiry siswa dilatih untuk melakukan proses . penemuan (discovery) dan proses pemecahan masalah (problem solving). Siswa menemukan arti suatu konsep kemudian membuat suatu kesimpulan dan menyusun suatu generalisasi dari data yang mereka simpulkan.

Pembelajaran inquiry dipandang lebih efektif karena secara pribadi terlibat ( baik fisik dan mental ) dalam kegitan belajar mengajar. Namun model ini memakan waktu banyak (time consuming) dan, jika kurang terpimpin atau terarah, dapat menjurus pada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajarainya.

D. Manfaat Makalah

1. Manfaat Bagi Mahasiswa

a. Untuk mempersiapkan bahan – bahan untuk kegiatan belajar mengajar di kelas.

b. Mengetahui pentingnya sebuah perencanaan yang matang agar proses belajr mengajar berjalan dengan baik.

Page 3: Makalah Inquiry

2. Manfaat Bagi Guru

a. Guru diharapkan sedapat mungkin memperbanyak latihan dalam merancang model-model pembelajaran.

b. Menciptakan proses belajar mengajar yang lebih efektif dengan menerapan model pembelajaran Inkuiry.

3. Manfaat Bagi Siswa

a. Melatih siswa untuk mampu memecahkan masalah damn menarik kesimpulan sendiri.

b. Siswa lebih berperan aktif, belajar melakukan penelitian dalam pembelajaran.

Page 4: Makalah Inquiry

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

1. Pengertian Inquiry

Inquiri berasal dari kata to inquire yang berarti ikut serta, atau terlibat, dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Ia menambahkan bahwa pembelajaran inkuiri ini bertujuan untuk memberikan cara bagi siswa untuk membangun kecakapan-kecakapan intelektual (kecakapan berpikir) terkait dengan proses-proses berpikir reflektif. Jika berpikir menjadi tujuan utama dari pendidikan, maka harus ditemukan cara-cara untuk membantu individu untuk membangun kemampuan itu.(----------------------

Sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke dunia. Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui indera penglihatan, pendengaran, pengecapan dan indera-indera lainnya. Hingga dewasa keingintahuan manusia secara terus menerus berkembang dengan menggunakan otak dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) apabila didasari oleh keingintahuan itu. Didasari hal inilah suatu model pembelajaran yang dikenal dengan inkuiri dikembangkan.

Selanjutnya Sanjaya (2008;196) menyatakan bahwa  ada beberapa hal yang menjadi ciri utama strategi pembelajaran inkuiri. Pertama, strategi inkuiri menekankan kepada aktifitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya pendekatan inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Artinya dalam pendekatan inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktvitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa, sehingga kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam melakukan inkuiri. Ketiga, tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental, akibatnya dalam pembelajaran inkuiri siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.

Page 5: Makalah Inquiry

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Inquiry dalam Pembelajaran

Inquiry merupakan komponen dari CTL. Inquiry adalah proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman, Yang di awalai dari pengamatan dari pertanyaan yang muncul. Jawaban pertanyaan – Pertanyaan tersebut didapat melalui siklus menyusun dugaan, menyusun hipotesis, membuat pengamatan lebih jauh, dan menyusun teori serta konsep yang berdasar pada data dan pengetahuan. Di dalam pembelajaran berdasarkan inquiry, siswa belajar menggunakan ketrampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas data, memproses, membuat kesimpulan. Kemudian menentukan bagaimana mempresentasikan dan menjelaskan penemuannya, dan menghubungkan ide – ide atau teori untuk mendapatkan konsep.

Melakukan inquiry berarti melibatkan diri dalam tanya jawab, mencari informasi dan melakukan penyelidikan. Karena itu strategi inquiri dalam proses belajar mengajar adalah strategi yang melibatkan siswa dalam tanya jawab, mencari informasi, dan melakukan penyelidikan. Dalam pelaksanaan siswa bertanggung jawab untuk memberikan ide atau pemikiran dan pertanyaan untuk eksplorasi, mengajukan hipotesa untuk diuji, menguji hipotesa, dan sampai pada pengambilan kesimpulan yang masih tentatif. Inquiry ada banyak bentuk dan model, dan pemecahan ,masalah adalah salah satu dari kegiatan inquiry yang paling sering digunakan. Proses ini terdiri dari 5 tahap. Siswa menghadapi atau dihadapkan pada suatu permasalahan, kemudian siswa bekerja untuk memecahkan masalah itu dengan meneliti untuk suatu pemecahan. Dalam proses itu, suatu kemungkinan pemecahan atau suatu hipotesa diajukan, kemudian penyelidikan dilakukan untuk membuktikan apakah kemungkinan pemecahan atau hipotesa itu diterima atau ditolak. Dengan dasar kata yang telah terkumpul, dan pengujian untuk pemecahan, siswa akan sampai pada suatu kesimpulan yang masih tentatif, atau menolak hipotesa itu dan melanjutkan penyelidikan sampai menemukan pemecahan masalah yang memuaskan.

Page 6: Makalah Inquiry

B. Jenis – Jenis Inquiry

Inquiry terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.

1. Inquiry Terbimbing (guided inquiry approach)

Pendekatan inquiry terbimbing yaitu pendekatan inquiry dimana guru membimbing siswa melakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan secara mandiri.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafolding yang diperlukan oleh siswa.

2. Inquiri Bebas (free inquiry approach).

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau langkah-langkah yang diperlukan.

Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih

Page 7: Makalah Inquiry

dari satu cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang lain dari masalah yang diselidiki.

Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: 1) waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang sudah ditetapkan dalam kurikulum, 2) karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum, 3) ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa, 4) karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3. Inquiri Bebas yang Dimodifikasikan ( modified free inquiry approach)

Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya, yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya, maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok lain.

4. Inquiry Training

Model pembelajaran ini dikembangkan oleh seoranh tokoh yang bernama Suchman. Suchman menyakinkani bahwa anak-anak merupakan individu yang penuh rasa ingin tahu akan segala sesuatu. Oleh karena itu, prosedur ilmiah dapat diajarkan secara langsung kepada mereka. Berikut ini adalah postulat yang diajukan oleh Suchman untuk mendukung teori yang mendasari model pembelajaran ini.

Page 8: Makalah Inquiry

1. Secara alami manusia mempunyai kecenderungan untuk selalu mencari tahu segala sesuatu yang menarik perhatiannya.

2. Mereka akan menyadari keingintahuan akan segala sesuatu tersebut dan akan belajar untuk menganalisis strategi berpikirnya.

3. Strategi baru dapat diajarkan secara langsung dan ditambahkan/digabungkan dengan strategi lama yang telah dimiliki siswa.

4. Penelitian kooperatif (cooperative inquiry) dapat memperkaya kemampuan berpikir dan membantu siswa belajar tentang suatu ilmu yang senantiasa bersifat tentatif dan belajar menghargai penjelasan atau solusi alternatif.

Secara singkat model ini bertujuan untuk melatih kemampuan siswa dalam meniliti, menjelaskan, fenomena, dan memecahakan masalah secara almiah.

C. Syarat – syarat inquiry

1. Guru harus terampil memilih persoalan – persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber pada bahan pelajaran yang menantang siswa atau yang problematis) dan sesuai dengan daya nalar siswa.

2. Guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan.

3. Adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup

4. Adanya kebebasan siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi.

5. Partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar.

6. Guru tidak banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.

D. Tujuan Utama, Peranan Guru, Peranan Siswa, Penggunaan Sumber Pengajaran Evaluasi Inquiry.

1. Tujuan Utama

Tujuan utama pengajaran inquiry adalah menyediakan peralatan atau cara bagi siswa untuk mengembangkan ketrampilan intelektualnya yang berkaitan dengan berfikir kritis dan memecahkan masalah. Apabila berpikir merupakan tujuan pendidikan, maka cara yang harus dipikirkan

Page 9: Makalah Inquiry

adalah untuk membantu mengembangkan kemampuan individual. Perhatian utama pada inquiry adalah pengembangan proses mental seperti mengidentifikasi dan menganalisis masalah, menyusun hipotesa, mengumpulkan dan mengklasifikasi data yang relevan, menafsirkan dan meferivikasi data, menguji hipotesa dan sampai pada suatu kesimpulan. Inquiry meminta siswa untuk berfikir secara bebas. Siswa ditingkatkan kemampuannya untuk dapat menemukan sesuatu untuk diri mereka sendiri dengan mengaplikasikan prinsip metode ilmiah inquiry. Melalui inquiry, mereka akan “belajar bagaimana belajar”. Inquiry menekankan menemukan sesuatu untuk diri mereka sendiri. Tujuan inquiry adalah memberi latihan untuk mengembangkan ketrampilan intelektual yang khusus, tidak mencakup menspesifikasi faktor – faktor dari suatu ilmu.

2. Peranan Guru

Karena inquiry adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, maka peranan guru adalah sebagai pembimbing dan sebagai stimulator; sebagai fasilitator yang berhadapan dengan siswa membantu mereka mengidentifikasi pertanyaan dan masalah, dan membimbing dalam melakukan penyelidikan. Guru membuat suasana yang menjamin kebebasan untuk melakukan eksplorasi, melakukan hubungan pribadi yang baik, dan bersamaan dengan itu diperlukan bantuan psycologis. Sejauh mungkin guru berusaha untuk meningkatkan cara kerja siswa secara bebas. Guru membantu siswa dalam menemukan sumber informasi yang tepat dan bertanggung jawab bahwa sejumlah sumber pengajaran itu cukup dan digunakan. Guru menyusun kembali dan mengklarifikasi respon siswa, dan menyarankan suatu alternatif penafsiran terhadap data. Situasinya dibuat sedemikian rupa sehingga inquiry dapat berjalan dengan baik. Karena itu siswa tidak secara keseluruhan bebas mengluyur sendiri melakukan inquiry. Guru tidak menekankan kebenaran jawaban, tetapi membantu siswa menemukan dan mengklarifikasi jawaban yang tepat. Guru harus memilikiketrampilan khusus dalam bertanya yang dapat meningkatkan berfikir kritis dan dapat memecahkan masalah.

3. Peranan Siswa

Peranan siswa dalam pengajaran inquiry adalah sebagai pengambil inisiatif atau prakarsa dalam menemukan sesuatu untuk mereka sendiri. Mereka aktif menggunakan cara belajar mereka sendiri. Sesungguhnya, tidak diharapkan bahwa mereka tidak dibimbing dalam penyelidikan mereka, tetapi diharapkan bahwa mereka ditingkatkan keberanian mengajukan pertanyaan, untuk merespon masalah yang diberikan, dan berfikir untuk alternatif pemecahan. Dengan keterbatasannya, siswa dengan bantuan guru

Page 10: Makalah Inquiry

menyusun tujuan mereka sendiri. Siswa bebas melakukan eksplorasi, dan diberi kesempatan untuk malakukan pemilihan alternatif pemecahan masalah. Peranan siswa tidak hanya merespon pertanyaan yang diajukan guru, tetapi juga mengajukan pertanyaan dan menemukan jawabannya melalui penyelidikan.

4. Penggunaan Sumber Pengajaran

Berlawanan seperti apa yang sering dianggap, model inquiri tidak memerlukan menggunakan materi pengajaran. Sumber – sumber seperti buku teks, buku pertanyaan atau anjuran, film, film strip, gambar, nara sumber, perpustakaan dapat digunakan secara efektif untuk penyelidikan inquiry. Dalam pengajaran inquiry seperti halnya dengan model yang lain, masalahnya bukan sumber pengajaran apa, tetapi bagaimana mereka menggunakan sumber pengajara itu. Inquiry memerlukan data untuk penafsiran. Sumber pengajaran itu digunakan untuk membuka tabir pertanyaan yang berupa hipotesa.

5. Evaluasi

Evaluasi hasil belajar siswa pada model inquiry dipusatkan pada sampai sejauh mana siswa dapat menggunakan ketrampilan intelektual yang berhubungan dengan pengajaran inquiry. Siswa tidak hanya dievaluasi pada kemampuan mengingat (recall) dan mereproduksi informasi, Tetapi inquiry mengutamakan bagaimana siswa itu menghasilkan dan meferivikasi permasalahan. Seringkali, bila inquiry digunakan maka evaluasinya didasarkan pada banyak pengetahuan yang dipindahkan. Tes yang berstandart memusatkan pada pengukuran berfikir kritis dan ketrampilan memecahkan masalah adalah lebih tepat dibandingkan dengan evaluasi yang mendasarkan diri terutama pada penguasaan suatu bidang ilmu.

SINTAKSIS MODEL INQUIRY

Tahap Satu : Menghadapkan pemasalahan. Penjelasan prosedur inquiry.

Menyampaikan peristiwa peristiwa yang kontradiksi.

Tahap Dua : Pengumpulan data dan verivikasi. Memverifikasi benda, keadaan, sifat dan peristiwa.

Tahap Tiga : Pengumpulan data eksperimentasi. Mengisolasi variabel yang relevan.

Menyusun dan menguji hipotesa. Hubungan sebab akibat.

Page 11: Makalah Inquiry

Tahap Empat : Mengorganisir, Formulasi dan Penjelasan. Menyusun aturan atau penjelasan.

Tahap Lima : Analisis Proses inquiryAnalisis strategi inquiry dan mengembangkan proses inquiry lebih efektif.

E. Karakteristik Model Inquiry

1. Koneksi

proses koneksi melalui : konsiliasai, pertanyaan, dan observasi

proses koneksi melalui : konsiliasai, pertanyaan, dan observasi

proses koneksi melalui : konsiliasai, pertanyaan, dan observasi

siswa mampu menghubungkan pengetahuan sains pribadi dengan

konsep komunitas sains.

Dilakukan dengan diskusi bersama, eksplorasi fenomena

Guru mendorong untuk mendiskusikan dan menjelaskan

pemahaman mereka bagaimana suatu fenomena bekerja,

menggunakan contoh dari pengalaman pribadi, menemukan

hubungan dengan literature.

2. Desain

Proses desain melalui prosedur materi.

Siswa membuat perencanaan mengumpulkan data yang bermakana

yang ditujukan pada pertanyaan. Disini terjadi integrasi konsep

sains dengan proses sains.

guru memantauketepatanaktifitassiswa

3. Investigasi

proses melalui koleksi dan mempresentasikan data

Page 12: Makalah Inquiry

siswa dapat membaca data secara akurat, mengorganisasi data

dengan cara yang logis dan bermakna, dan memperjelas hasil

penyelidikan.

4. MembangunPengetahuan

proses melalui reflektif – konstruksi – prediksi.

konsep yang dilakukan dengan eksperimen akan memberi arti yang

lebih bermakna dan mampu berfikir kritis. Ia harus

menghubungkan antara interpretasi ilmiah yang diterima.

siswadapatmengaplikasikanpemahamannyapadasituasibaru yang

mengembangkaninferensi, generalisasi, danprediksi.

gurubertukarpendapatterhadappemahamansiswa.

F. Aplikasi inquiry

Salah satu model inquiry yang berangkat dari fakta sampai pada teori, adalah latihan inquiry yang dianjurkan oleh Bruce Joyce dan Marsha Weil (1986). Kelima tahap pelaksanaan inquiry adalah sebagai berikut :

a. Tahap pertama, guru memberi permasalahan, dan menjelaskan prosedur pelaksanaan inquiry kepada siswa. Di dalam penjelasan diaturkan tentang tujuan, dan prosesnya dilakukan dengan “yes and no questions” yaitu pertanyaan yang diajukan siswa, dan akan dijawab oleh guru dengan “jawaban ya atau tidak”. Dalam memberikan permasalahan dapat berupa peristiwa yang kontradiksi, teka – teki yang sederhana yang tidak banyak memerlukan latar belakang pengetahuan tentang teka – teki tersebut. Namun permulaan pelaksanaan inquiry dapat dimulai dengan masalah yanmg sederhana, ide atau pikiran yang sederhana, dan dapat juga berbentuk tekai – teki. Yang diutamakan dalam hal ini ialah pengalaman proses berfikir secara inquiry.

b. Tahap kedua, ialah verifikasi, dimana para siswa mengumpulkan data atau informasi tentang peristiwa (masalah) yang telah mereka lihat atau alami, dengan mengajukan pertanyaan kepada guru sedemikian rupa sehingga guru terpaksa menjawab “ya atau tidak”.

c. Tahap ketiga, ialah melakukan eksperimentasi. Siswa mengajukan faktor atau unsur yang baru ke dalam permasalahan untuk dapat

Page 13: Makalah Inquiry

melihat apakah peristiwa itu dapat terjadi secara berbeda. Walaupun tahap kedua dan ketiga terpisah, namun cara berpikir siswa dan bentuk pertanyaan yang diajukan umumnya berada di antara dua tahap ini.

Eksperimen memiliki dua fungsi; yaitu eksplorasi dan menguji langsung. Eksplorasi adalah merubah sesuatu untuk melihat apa yang akan terjadi dan tidak perlu bimbingan teori atau hipotesis, tetapi dapat memberi saran untuk suatu teori. Menguji secara langsung terjadi bila siswa melakukan uji coba teori atau hipotesa. Proses merubah hipotesa kedalam eksperimentasi adalah tidak mudah dan memerlukan latihan atau praktek. Banyak pertanyaan verifikasi dan eksperimen diperlukan hanya untuk meneliti suatu teori.

Tugas berikutnya dari guru ialah memperdalam proses inquiry siswa dengan memperluas jenis-jenis informasi yang mereka peroleh. Dalam proses verifikasi mereka boleh mengajukan pertanyaan tentang :

1) Benda (obyects)

2) Sifat (properties)

3) Kondisi (conditions)

4) Peristiwa (events)

d. Tahap keempat, guru meminta siswa untuk mengorganisir data dan menyusun suatu penjelasan. Biasanya siswa mendapatkan kesulitan dalam membuat lompatan intelektual, dari informasi yang komprehen yang mereka kumpulkan menjadi suatu penjelasan yang cukup jelas. Mereka diperkenankan memberi penjelasan yang kurang dengan menghilangkan beberapa bagian yang penting. Seringkali ada beberapa teori atau penjelasan yang didasarkan pada data yang sama.

e. Tahap kelima, siswa diminta untuk menganalisis proses inquiry. Mereka boleh menentukan bahwa pertanyaan itu efektif atau tidak efektif, pertanyaan itu produktif atau tidak produktif, ada informasi yang diperlukan tapi tidak diperoleh. Tahap ini penting jika kita ingin membuat proses inquiry secara sadar dan secara sistematis mencoba untuk memperbaikinya.

G. Prosedur Inquiry

Di dalam sistem belajar – mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam bentuknya yang final, tetapi peserta didik yang diberi peluang

Page 14: Makalah Inquiry

untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis besar prosedurnya sebagai berikut :

1. Stimulation : Guru mulai dengan bertanya mengajukan mengajukan persoalan, atau menyuruh peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.

2. Problem statement : Peserta didik diberi kesempatan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan, sebanyak mungkin memilihnya yang dipandang paling menarik dan fleksibel untuk dipecahkan. Permasalahan yang dipilih ini selanjutnya harus dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis (pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan tersebut).

3. Data collection : Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis itu, peserta didik diberi kesempatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan., dengan jelas membaca literatur mengamati objeknya, mewawancarai orang sumber, mencoba (uji coba) sendiri, dan sebagainya.

4. Data processing : Semua informasi (hasil bacaan wawancara, observasi, dan sebagainya) itu diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasikan, bahkan kalu perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.

5. Verifikation : Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran atau informasi yang ada tersebut (available information), pertanyaan atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau, dengan kata lain, terbukti atau tidak.

6. Generalization : Tahap selanjutnya, berdasarkan hasil verifikasi tadi siswa belajar menrik generalisasi atau kesimpulan tertentu.

H. Contoh Penerapan inquiry di SD kelas 3

Pembelajaran IPS dengan menggunakan pendekatan inquiry dapat di terapkan pada semua jenjang dan kelas. Untuk siswa sekolah dasar pada kelas-kelas rendah dapat juga menggunakan pendekatan inquiry ini melalui pembelajaran-pembelajaran yang sederhana, misalnya siswa mengawali dengan belajar bagaimana belajar dan bekerja dengan menggunakan peta dan globe. Dibawah ini adalah contoh pembelajaran inquiry tentang “Peta dan Globe” pada kelas 3 SD.

Page 15: Makalah Inquiry

Tujuan: Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan para siswa dapat (1) mengenal simbol-simbol yang ada di dalam peta dan (2) mengemukakan alasan mengapa harus menggunakan simbol yang berbeda-beda.

Prosedur: Bimbinglah siswa melalui langkah-langkah berikut ini:

Tahap 1

Guru: Siapa diantara kamu yang pernah melihat danau? Sungai? Adakah diantara kamu yang pernah melihat laut? Seperti apakah sungai, danau, dan laut itu? (Siswa menjawab setiap pertanyaan. Kembangkan pertanyaan itu hingga para siswa menyebutkan bahwa semua tempat itu berisi air.) Tahukah kamu bahwa lautan lebih luas daripada daratan? Orang yang membuat peta dan globe mempunyai kesulitan karena harus dapat meyakinkan orang lain wilayah mana yang berupa daratan dan wilayah mana yang berbentuk lautan.

Tahap 2

Guru: Bagaimana pembuat globe untuk mengatasi kesulitan ini? Bagaimana pendapatmu tentang cara menunjukkan lokasi perairan?

Kemungkinan jawaban siswa:

Mungkin siswa menuliskan kata “air” pada tempat yang ada airnya.

Mungkin juga mereka menggambar gelombang pada tempat yang ada airnya.

Mereka mungkin mewarnai bagian/tempat yang ada airnya.

Tahap 3

Guru: Anggaplah bahwa kita adalah ilmuwan yang akan menguji pendapat siapa yang paling tepat. Mari kita lihat bola dunia ini. (Pegang bola dinia ini) Coba berikan nama laut ini? (Apabila kamu tidak tahu coba bantu oleh yang lainnya) Baiklah, mari kita lihat Laut Jawa. Ini ada di peta? Apa warnanya? (Siswa menjawab: “biru”) Mari lihat pula Samudra Indonesia. Inilah ada di peta. Apa warnanya? (Siswa menjawab: “warnanya sama – biru”)

Tahap 4

Beri lagi pertanyaan untuk membuktikan bahwa mereka telah menguasainya. Beri pula dorongan agar mereka bercerita atau menjelaskan apa yang telah mereka ketahui.

Page 16: Makalah Inquiry

Guru: Berdasarkan informasi yang telah kita diketahui, bagaimana pembuat bola dunia menggambar lautan agar berbeda dengan simbol lainnya? (Siswa menjawab: “warnanya biru”) Tahukah kamu, mengapa pembuat bola dunia memilih cara membuat simbol laut dengan warna biru? Maksud saya, mengapa mereka tidak menuliskan “air” pada tempat-tempat yang menunjukan lautan atau menggambarkan gelombang? (Para siswa menjawab: “Apabila pembuat bola dunia itu menuliskan kata ‘air” maka ia harus menuliskan kata air beberapa kali”. Karena ada wilayah perairan laut yang sempit sehingga akan sulit menuliskan kata “air” pada tempat itu”. “Akan sulit juga menuliskan kata “air” untuk menunjukan suatu “sungai”. “Menggambarkan gelombang untuk lautan mungkin saja, namun kesulitan untuk sungai”.)

Tahap 5

Tahap ini adalah kesimpulan dari seluruh pelajaran. Selain itu, pada tahap ini pun dirancang untuk membuat penjelasan umum yang dapat diterapkan dalam situasi lainnya.

Guru: Dari apa yang telah kita pelajari, dapatkah kamu mengemukakan simbol wilayah perairan pada peta dan bola dunia (globe)? (Siswa menjawab: “Wilayah perairan itu digambarkan dengan warna biru”).

Marilah kita perhatikan peta dan bola dunia lainnya. Samakah simbol yang dibuat untuk wilayah perairan laut? (Guru dan siswa melihat-lihat peta dan bola dunia lainnya.) Kesimpulannya: “Umumnya pada peta dan bola dunia, warna biru digunakan untuk menunjukan perairan”.

Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan inquiry di sekolah dasar untuk kelas yang lebih tinggi dapat dengan cara melakukan analisis terhadap suatu data . Di bawah ini ditampilkan suatu contoh model inquiry untuk siswa SD kelas 6 dengan topik kependudukan.

I. Kelebihan dan Kelemahan Inquiry

Kelebihan

Bahwa hasil belajar dengan cara ini lebih mudah dihafal dan diingat, mudah ditransfer (untuk menghadapi pemecahan masalah). Pengetahuan dan kecakapan (intelektual potency) peserta didik yang bersangkutan lebih jauh lagi dapat menumbuhkan motif intrinsik (karena peserta didik merasa puas atas penggunannya sendiri).

Kelemahan

Page 17: Makalah Inquiry

Kelemahan dari inquiry antara lain memakan waktu banyak (time consuming) dan, kalau kurang terpimpin atau terarah, dapat menjurus pada kekacauan dan kekaburan atas materi yang dipelajarainya.

J. Bagan Penerapan Inquiry

1

2

3

4a 3a

Guru memilih tingkah laku/tujuan

Guru mengajukan pertanyaan yang dapat menumbuhkan siswa menemukan pendapatnya

Siswa menetapkan hipotesis /praduga jawaban untuk dikaji lebih lanjut (alternatif jawaban)

Secara spontan siswa menjelajahi informasi/data

untuk menguji praduga, baik secara individu ataupun

secara kelompok

Siswa tidak banyak berusaha mencari informasi untuk

membuktikan praduga

Page 18: Makalah Inquiry

4b

5

Keterangan :

Jalur

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Model pembelajaran inkuiry dapat dilakukan dengan cara- cara sebagai beriktu : Didasarkan pada artefak (artifact) yaitu benda – benda hasil

kepandaian manusia. Misalnya manusia diminta mempelajari makna simbol yang terdapat pada mata uang bangsanya.

Inquiry berdasarkan situasi masalah yang diminta pemecahan, contoh untuk bentuk ini telah dikemukakan dalam perilaku pemecahan masalah.

Inquiry berdasarkan isu – isu yang kontroversial atau kejadian sekarang. Misalnya adanya protes dari penduduk suatu wilayah tentang pencemaran limbah industri terhadap sumber air penduduk.

Siswa menarik kesimpulan

Guru membantu siswa, mendorong melakukan kegiatan belajar untuk mencari informasi

yang diperoleh

Siswa mengidentifikasi beberapa kemungkinan

jawaban/menarik kesimpulan

Inquiry

1 – 2 – 3 – 4a – 5

1 – 2 – 3 – 3a – 4b – 5

Page 19: Makalah Inquiry

Inquiry yang berdasarkan pada konsep – konsep yang ditemukan dalam pelajaran, misalnya mempelajari bagaimana kontak dengan budaya lain mempengaruhi cara kehidupan. Misalnya kontak – kontak yang dilakukan oleh suku terasing dengan kelompok masyarakat lain dan pengaruhnya terhadap suku terasing tersebut.

Inquiry yang didasarkan pada potret dan ilustrasi. Gambar dan ilustrasi adalah untuk meningkatkan ketelitian terhadap konsep yang dikemukakan dalam buku teks IPS. Untuk itu misalnya guru dapat mengajukan pertanyaan pada siswa misalnya:

1) Apa hubungan antara gambar atau ilustrasi tersebut dengan materi/konsep yang kita bicarakan ? atau

2) Kapan gambar tersebut dibuat?

B. Saran