Post on 18-Feb-2018
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 1/11
DIAGNOSIS ATRIAL FIBRILASI
Idar Mappangara, Dian Pratiwi
Bagian Kardiologi/SubBagian Kardiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
1. Pendahuluan
Atrial fibrilasi (AF) adalah aritmia yang ditandai dengan disorganisasi dari
depolarisasi atrium sehingga berakibat pada gangguan fungsi mekanik atrium. AF merupakan
aritmia yang paling sering dijumpai dalam praktik klinis, mencakup 1-2 populasi umum.
Angka kejadian atrial fibrilasi dipastikan akan terus meningkat terkait dengan usia harapan
hidup yang meningkat, perbaikan dalam manajemen penyakit jantung koroner maupun
penyakit jantung kronis lainnya, serta sebagai konsekuensi dari semakin baiknya alat
monitoring diagnosis.1,2
AF terkait dengan berbagai macam faktor penyebab dan kondisi komorbid. !ada
jantung, kondisi yang paling sering menyebabkan AF antara lain hipertensi (seringkali disertai
hipertrofi "entrikel kiri), penyakit jantung koroner, penyakit jantung katup, penyakit jantung
ba#aan, kardiomiopati, dan gagal jantung kronik. $elainan lain yang terbukti meningkatkan
resiko terjadinya AF yakni usia tua, hipertiroid, penyakit paru, obesitas, obstructive sleep
apneu, konsumsi alkohol berlebihan, pasca bedah jantung, infark miokard, diabetes, dan gagal
ginjal kronik.2,%
!asien dengan AF memiliki & kali lipat risiko stroke dan 1 dari & kasus stroke secara
keseluruhan terkait dengan aritmia ini. 'troke iskemik terkait AF seringkali fatal, dan pasien
yang bertahan hidup memiliki derajat kecacatan yang lebih tinggi dan resiko lebih besar
mengalami rekurensi stroke dibanding pasien dengan penyebab stroke yang lain. 'ementara,
sepertiga dari seluruh pasien AF adalah asimtomatik. al ini membuat diagnosis AF menjadi
lebih sulit. !adahal, deteksi lebih a#al dari aritmia ini memungkinkan pemberian terapi yang
lebih cepat untuk melindungi pasien tidak hanya dari komplikasi aritmia, tetapi juga
mencegah progresifitas AF dari kondisi yang mudah ditangani sebelum menjadi kondisi yang
refrakter. 1,%
iagnosa kasus atrial fibrilasi dilakukan hampir sama dengan metode diagnosa kasus-
kasus penyakit lain, yaitu melalui pemeriksaan klinis (anamnesa gejala klinis dan pemeriksaan
fisis tanda-tanda fisik), dilanjutkan dengan pemeriksaan penunjang (elektrokardiografi untuk
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 2/11
memastikan diagnosa, ekokardiografi dan lain-lain untuk mencari etiologi*faktor risiko). !ada
kasus kega#atan maka diagnosa atrial fibrilasi harus segera dibuat dengan segera melakukan
pemeriksaan elektrokardiografi monitor.
2. Anamnesis
'ekitar sepertiga pasien AF tidak bergejala. 'isanya memilki gejala yang ber"ariasi.
+ejala yang paling sering yakni palpitasi, lemah, sesak, intoleransi fisik, dan pusing. apat
terjadi poliuria karena pelepasan hormon natriuretik atrium. anyak pasien dengan AF
paroksismal yang simtomatik juga mengalami episode asimtomatik, dan beberapa pasien
dengan AF persisten hanya mengalami gejala yang intermitten, menyebabkan kesulitan dalam
menilai secara akurat frekuensi dan durasi AF berdasarkan gejala dasarnya.2,
erdapat sekitar 2& pasien AF asimtomatik, terutama pada usia lanjut dan dengan AF
persisten. $adangkala terjadi kekeliruan dimana pasien dikatakan sebagai AF asimtomatik
padahal ia memiliki gejala lemah atau intoleransi fisik disebabkan kedua gejala tersebut
bersifat nonspesifik, khususnya pada AF persisten. 'inkop merupakan gejala AF yang jarang,
biasanya disebabkan karena sinus pause yang panjang pada terminasi AF pasien dengan sick
sinus sndro!e. /ebih jarang, sinkop terjadi pada AF dengan respon "entrikel cepat
disebabkan respon neurokardiogenik ("asodepressor) yang dipicu takikardi atau karena
penurunan drastis tekanan darah akibat penurunan tiba-tiba pada cardiac output . al ini
terutama pada pasien dengan gangguan struktural jantung seperti kardiomiopati hipertrofik
atau stenosis aorta.2
!asien AF yang sebelumnya asimtomatik atau gejala minimal dapat muncul tiba-tiba
dengan komplikasi tromboemboli seperti stroke atau onset gagal jantung yang berat. &
Anamnesis diarahkan untuk menentukan jenis dan tingkat keparahan, onset pertama
AF, apakah AF bersifat paroksismal ataupun persisten, pencetus AF, apakah episode acak atau
terjadi pada #aktu-#aktu khusus (misalnya pada saat tidur), dan frekuensi serta durasinya.
Anamnesis juga diarahkan untuk mengidentifikasi penyebab potensial AF (misalnya
hipertiroidisme, konsumsi alkohol berlebihan), penyakit jantung struktural dan faktor
komorbid lain.2,%
3. Pemeriksaan Fisik
!enanda utama AF pada pemeriksaan fisik adalah nadi yang irregularl irregular"
0nter"al denyut "entrikel yang pendek dan tidak teratur selama AF menyebabkan #aktu
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 3/11
pengisian diastolik "entrikel kiri tidak adekuat sehingga stroke volu!e berkurang. al ini
menyebabkan tidak adanya nadi perifer yang teraba. al ini muncul sebagai pulsus defisit,
dimana nadi perifer tidak secepat denyut apeks. 3anifestasi yang lain yakni pulsasi "ena
jugular yang iregular dan intensitas bunyi jantung pertama yang ber"ariasi.2
'ecara sistematis pemeriksaan fisik dilakukan untuk diagnosis AF dan mencari
etiologi yang mungkin. !ada pemeriksaan tanda "ital dapat ditemukan suhu tinggi pada
kondisi tirotoksikosis serta denyut jantung yang cepat dan tidak teratur pada AF secara umum.
!ada pemeriksaan kepala dan leher dapat ditemukan eksoftalmus pada tirotoksikosis, atau
peningkatan desakan "ena sentral pada kondisi gagal jantung. ruit pada arteri karotis
mengarahkan pada penyakit arteri perifer yang mungkin ekui"alen dengan penyakit jantung
koroner. !emeriksaan paru dapat menunjukkan bukti gagal jantung (misalnya ronkhi basah
halus pada kedua basal paru, efusi pleura), #hee4ing atau penurunan bunyi nafas
mengarahkan pada kemungkinan penyakit paru (misalnya penyakit paru obstruktif kronik,
asma). !emeriksaan jantung merupakan yang terpenting dalam e"aluasi pasien dengan AF.
!alpasi dan auskultasi jantung untuk kecurigaan adanya penyakit jantung katup atau
kardiomiopati. !ergeseran titik maksimal impuls atau adanya '% gallop menunjukkan
pembesaran "entrikel dan peningkatan tekanan "entrikel kiri. !2 yang keras menunjukkan
adanya hipertensi pulmonal. !ada pemeriksaan abdomen, adanya ascites, hepatomegali atau
refle5 hepatojugular yang positif menunjukkan kemungkinan gagal jantung kanan.
!emeriksaan ekstremitas ba#ah dapat menunjukkan sianosis, clubbing, atau edema.
6kstremitas yang teraba dingin dan nadi yang tidak teraba mungkin mengarahkan pada
komplikasi iskemik tungkai akut akibat emboli perifer. !emeriksaan neurologis diperlukan
untuk mencari kemungkinan komplikasi berupa transient isc#e!ic attack atau stroke
iskemik.%
4. Fak!r Resik! dan k!ndisi "!m!r#id Terkai Arial Fi#rilasi
!ada proses membuat diagnosa suatu penyakit, faktor resiko dan komorbid merupakan
hal yang sangat membantu mengarahkan apakah seseorang 7berhak*pantas8 mendapat suatu
penyakit termasuk kasus atrial fibrillasi. al ini perlu diperhatikan terlebih dahulu sebelum
melakukan pemeriksaan penunjang diagnosa atrial fibrillasi.
a) 9sia
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 4/11
!ada usia dua dekade pertama, AF jarang ditemukan. ila AF muncul pada kelompok usia
ini, biasanya terkait dengan penyakit jantung struktural atau adanya jalur konduksi
aksesori. 'eiring pertambahan usia, pre"alensi AF makin meningkat, dilaporkan sekitar
:.& pada pasien berusia &:-&; tahun dan <.< pada usia <:-<; tahun. al ini mungkin
diakibatkan kerusakan degeneratif pada miokardium atrial dan sistem konduksi 1,%
b) ipertensi
ipertensi adalah faktor resiko untuk insiden AF dan komplikasi AF seperti stroke dan
tromboemboli sistemik. 'tudi ekokardiografi fungsi atrium kiri pada pasien hipertensi
menunjukkan bah#a pasien dengan paroksismal AF mengalami pembesaran atrium kiri
dan penurunan fungsi kontraksi atrium akibat peningkatan tekanan "entrikel kiri selama
earl diastole"%
c) +agal jantung
AF adalah aritmia yang sering ditemukan pada pasien dengan gagal jantung, dengan pre"alensi dilaporkan dalam sekitar 1: pada pasien =>A 0 hingga &: pada pasien
dengan =>A 0?. +agal jantung dapat terjadi akibat AF (misalnya pada takikardiomiopati
atau dekompensasi pada onset akut AF) ataupun menjadi penyebab AF melalui
peningkatan tekanan atrium dan overload "olume, disfungsi katup sekunder atau stimulasi
neurohormonal jangka panjang.1,%
d) !enyakit @antung katup!enyakit katup ditemukan pada sekitar %: pasien AF. Atrial fibrilasi akibat distensi
atrium kiri merupakan manifestasi a#al mitral stenosis atau mitral regurgitasi. 'ementara,
atrial fibrilasi pada penyakit katup aorta biasanya muncul pada tahap akhir penyakit. 1
e) efek 'eptum Atria ('A) dan efek jantung kongenital lain
Atrial Fibrilasi relatif sering ditemukan pada dua bentuk kelainan jantung ba#aan, defek
septum atrium dan anomali eibstein. 0nsidennya makin meningkat seiring pertambahan
usia. erdapat 1:-1& pasien defek septum atria yang mengalami AF. al ini
berimplikasi klinis pada manajemen antitrombotik pada pasien 'A dengan ri#ayat
stroke atau transient isc#e!ic attack"1,%
f) !enyakit jantung koroner
!@$ terdapat pada 2: populasi AF. =amun, pada !@$ tanpa komplikasi, hubungan
antara perfusi koroner dengan kejadian AF masih belum jelas. !ada infark miokard akut,
dapat terjadi AF bila oklusi terjadi pada cabang koroner kanan atau disertai dengan
disfungsi "entrikel.1
g) ipertiroid
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 5/11
Atrial Fibrilasi terjadi pada 1:-1& pasien dengan hipertiroidisme. ormon tiroid berefek
pada sistem sirkulasi dan miokardium. ormon tiroid berkontribusi pada akti"itas
aritmogenik dengan menurunkan ambang eksitasi miosit atrium, pemendekan durasi aksi
potensial, peningkatan automatisasi dan triggered activit pada miosit jantung. Besiko
tromboemboli arterial meningkat pada kondisi AF dengan tirotoksikosis, khususnya pada
usia tua, sehingga pemberian antikoagulan diperlukan hingga eutiroid dan irama sinus
tercapai.%
h) !ost operasi bedah jantung
Atrial Fibrilasi setelah bedah jantung sering ditemukan dan dilaporkan pada 2& hingga
: pasien yang menjalani coronar arter bpass surger atau penggantian katup. al
ini berhubungan dengan peningkatan stroke post operatif dan pemanjangan masa
pera#atan di rumah sakit. Besiko AF mencapai puncak pada hari kedua operasi.
!atogenesisnya bersifat multifaktorial dan mungkin melibatkan akti"asi adrenergik,
inflamasi, iskemia atrium, gangguan elektrolit dan faktor genetik.%
i) Cbesitas dan $bstructive Sleep %pnea
Cbesitas dan $bstructive Sleep %pnea saling berhubungan satu sama lain dan keduanya
secara independen meningkatkan resiko AF. ata yang ada menunjukkan dilatasi atrial
dan peningkatan faktor inflamasi sistemik bertanggung ja#ab pada kejadian AF pada
obesitas. 3ekanisme yang mungkin AF pada pasien dengan sleep apnea termasuk
hipoksia, lonjakan tonus otonom dan hipertensi.%
j) !enyakit !aru Cbstruktif $ronik !asien dengan penyakit paru obstruktif kronik seringkali mengalami hipoksia, perubahan
pada gas darah, serta perubahan hemodinamik akibat hipertensi pulmonal yang
memudahkan timbulnya AF.%
k$ $ondisi lain seperti kardiomiopati, diabetes mellitus, gagal ginjal kronik, gangguan
elektrolit dan asam basa, penggunaan obat-obatan simpatomimetik dan konsumsi alkohol
berlebihan
%. Pemeriksaan &enun'an(
+angguan irama dalam praktek sehari-hari sangat tergantung pada pemeriksaan
penunjang, tidak hanya untuk memastikan diagnosa tetapi juga untuk menentukan faktor
etiologi, resiko, komorbid maupun membantu tatalaksana.
a. )lekr!kardi!(ra*i
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 6/11
6$+ merupakan alat diagnostik utama pada AF. 0dentifikasi atrial fibrilasi adalah dengan
menggunakan 6$+ 12 sadapan atau monitor olter 2 jam yang didukung dengan
kualitas dokumentasi yang baik. !ada 6$+, AF dicirikan dengan osilasi amplitudo rendah
( &ibrilator atau gelombang f) dan irama "entrikel yang tidak teratur (ditandai dengan
inter"al gelombang B yang tidak teratur). +elombang f memilki frekuensi %::-D::
kali*menit dan ber"ariasi dalam hal amplitudo, bentuk dan #aktunya. !ada AF, gelombang
f di lead ?1 kadangkala tampak seragam dan menyerupai irama flutter. >ang membedakan
adalah tidak adanya akti"itas atrium yang seragam dan regular yang tampak pada lead
lain.2,D
'ecara umum, AF memiliki karakteristik sebagai berikutE2
1. $etidakteraturan inter"al BB yaitu tidak ada pola repetitif pada 6$+.
2. idak ada gambaran gelombang ! yang jelas pada 6$+.
%. 'iklus atrial (jika terlihat) yaitu inter"al di antara dua akti"asi atrial sangat ber"ariasi
(2:: ms) atau %:: kali per menit
'ebagaimana aritmia supra"entrikular lain, sebagian besar AF memiliki kompleks
GB' yang sempit. =amun pada kondisi dimana terdapat bundle branc# block, konduksi
aberan atau jalur konduksi aksesori, kompleks GB' pada atrial fibrilasi memiliki durasi yang
lebar. $ondisi ini kadang membuat gambaran AF sulit dibedakan dengan "entrikular takikardi.
!erbedaan yang penting terletak pada iregularitas inter"al BB yang terdapat pada AF. !asien
dengan jalur aksesori dengan periode refrakter pendek seperti halnya pada sindrom Holff-
!arkinson-Hhite (H!H) dapat mengalami respon "entrikel yang sangat cepat selama AF.
enyut "entrikel lebih dari 2&: hingga %:: kali per menit. indakan kardio"ersi perlu
dilakukan pada kondisi hemodinamik yang tidak stabil.%
Halaupun denyut atrium sangat cepat, respons "entrikel dapat ber"ariasi bergantung
pada perangkat elektrofisiologi dari nodus A? dan jaringan konduktif lainnya, derajat tonus
"agal dan simpatis, ada atau tidaknya jalur konduksi aksesoris serta efek dari obat-obatan
tertentu. anpa adanya jalur aksesoris, respons "entrikel jarang melebihi 2:: kali permenit
dan umumnya kurang dari 1&: kali permenit. @ika laju jantung kurang dari D: kali permenit
disebut atrial fibrilasi dengan respon "entrikel lambat (Slow 'entricular (esponse/ '?B), jika
laju jantung D:-1:: kali permenit disebut atrial fibrilasi respon "entrikel normal ( )or!o
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 7/11
'entricular (esponse*=?B) sedangkan jika laju jantung lebih dari 1:: kali permenit disebut
atrial fibrilasi dengan respon "entrikel cepat ( (apid 'entricular Besponse*B?B).%
ila denyut "entrikel terjadi sangat cepat (1I: kali per menit), derajat iregularitas
inter"al gelombang B akan berkurang dan irama tampak seperti regular.1
*onto# ga!baran %F dengan gelo!bang & ang !enon+ol pada ' !enerupai ga!baran &lutter -pana#
tipis." erli#at gelo!bang & ang k#as di lead II dan '0-pana# tebal., !enegakkan diagnosis %F" Per#atikan
interval (( ang tidak teratur
1 lead 2K3 dengan %F di!ana gelo!bang & tidak dapat diidenti&ikasi" Frekuensi ventrikel -(( interval. ang tidak teratur !enun+ukkan ba#wa ini adala# suatu atrial &ibrilasi
3a!baran atrial &ibrilasi dengan pola 4e&t Bundle Branc# Block" a!pak durasi 5(S lebar dengan
interval (( irregular dan gelo!bang p ang sulit diidenti&ikasi
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 8/11
3a!baran atrial &ibrilasi pada sindro! 6P6" a!pak ko!pleks 5(S ko!pleks ang lebar, cepat
-!ecapai 788 kali/!enit. dan tidak teratur"
ifferensial iagnsosis Atrial Fibrilasi pada 6$+
1. Atrial Flutter
!ada atrial flutter, terdapat sirkuit re9entrant dalam atrium menghasilkan irama sekitar
%:: kali permenit. Atrial Flutter dicirikan dengan pola gergaji ( saw toot#ed ) yang
paling jelas terlihat pada lead 00, 000, a?F dan ?1. $onduksi atrio"entrikular
menentukan respon "entrikel. 0mpuls alternans dengan blok 2E1 menghasilkan irama
"entrikel sekitar 1&: kali permenit. Atrial flutter dengan blok atrio"entrikular yang
ber"ariasi akan memiliki irama "entrikel yang tidak teratur dan seringkali sulit
dibedakan dengan atrial fibrilasi.<
Perbandingan antara gelo!bang & pada %F -panel atas. dan gelo!bang &lutter pada ira!a &lutter
-panel bawa#." a!pak gelo!bang & -pana# tipis. ang bervariasi dala! #al &rekuensi, bentuk dan
a!plitudona, sedangkan gelo!bang &lutter -pana# tebal. konstan dala! #al &rekuensi dan !or&ologi
-lead ang diperli#atkan: ',II dan '0.
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 9/11
2. Atrial 6kstrasistol
6kstrasistol atrium sering terjadi dan ditemukan pula nadi yang tidak teratur sehingga
seringkali salah didiagnosis sebagai AF. @eda yang seharusnya ada setelah irama sinus
normal menghilang dengan adanya ekstrasistol. Atrial 6kstasistol multifokal sering
ditemukan pada penyakit paru. <
Ira!a sinus dengan ekstrasistol atrial !ultipel" Per#atikan !or&ologi gelo!bang P ang bervariasi
-pana# tipis. dan gelo!bang P tersebut kadangkala sulit terli#at akibat terse!buni pada gelo!bang
-pana# tebal.
%. 3ultifokal atrial takikardi3ultifokal atrial takikardi ditandai dengan irama atrial iregular yang cepat yang
muncul dari fokus ektopik multipel pada atrium. 0rama ini paling sering ditemukan
pada !!C$ berat. iasanya merupakan irama transisi dari atrial ekstrasistol yang
frekuen sebelum menjadi atrial flutter*atrial fibrilasi. enyut "entrikel 1:: kali per
menit (biasanya 1::-1&: kali), tidak teratur, dengan berbagai "ariasi inter"al !!, !B
dan BB. 'etidaknya harus terdapat % morfologi gelombang ! yang berbeda pada lead
yang sama.
Multi&okal atrial takikardi dengan ira!a irregular ang cepat ;88 kali per !enit" erdapat setidakna
7 !or&ologi P ang berbeda -tanda pana#.
#. F!! Th!raks!emeriksaan foto thoraks dilakukan terutama bila pada anamnesis atau pemeriksaan
fisik mengarahkan pada penyakit paru. !emeriksaan ini juga dapat menilai ada tidaknya
kelainan struktural jantung sebagai penyebab AF seperti hipertrofi "entrikel kiri pada
hipertensi lama, pembesaran, atrium kiri pada gangguan katup mitral dan lain sebagainya.
+. )k!kardi!(ra*i
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 10/11
6kokardiografi dilakukan untuk menge"aluasi ukuran atrium dan fungsi "entrikel kiri
dan melihat ada tidaknya hipertrofi "entrikel kiri, penyakit jantung kongenital dan
penyakit katup jantung. 6kokardiografi juga bermanfaat dalam stratifikasi risiko
tromboemboli. !ada kelompok pasien dengan atrial fibrilasi risiko tinggi, terdapatnya
disfungsi sistolik "entrikel kiri, trombus, kecepatan aliran darah di atrium kiri yang rendah
dan plak ateroma di aorta torakal dikaitkan dengan tromboembolisme.%,I
d. La#!ra!rium
!emeriksaan laboratorium termasuk kadar gula darah, fungsi tiroid, fungsi hati, dan
fungsi ginjal. 'ebagai tambahan, pemeriksaan d-dimer dapat berguna untuk stratifikasi
risiko tromboembolik pada pasien dengan atrial fibrilasi. !asien AF dengan nilai d-dimer
1&: ng*m/ atau lebih memiliki insidensi tromboembolik lebih besar dibandingkan
kelompok dengan nilai d-dimer rendah.
7/23/2019 Diagnosis Atrial Fibrilasi
http://slidepdf.com/reader/full/diagnosis-atrial-fibrilasi 11/11
")P,STA"AAN
1. Jamm A@, $irchhof !, /ip +>, 'chotten 9, et al . +uidelines for he 3anagement of
Atrial FibrillationE he ask Force for he 3anagement of Atrial Fibrillation of he
6uropean 'ociety of Jardiology (6'J). 2ur Heart < . 2:1:K %1(1;)E 2%D;-22;
2. 3orady F, Lipes . Atrial Fibrillation E Jlinical Features, 3echanism, and
3anagement. 0nE raun#ald8s eart isease. ;th ed. !hiladelphiaK 'aundersK
2:12.p.<2&-%D.
%. !rysto#sky 6=, $at4 A3, Atrial Fibrillation. 0nE opol8s e5tbookof Jardio"ascular
3edicine. 2nd edition. !hiladelphiaE/ippincott Hilliams M HilkinsK 2::2. p.1:&1-D
. 'cheinman 33, Atrial Fibrillation, 0nE Jurrent iagnosis and reatment in
Jardiology" 2nd edition. 3c+ra#-ill Appleton M/angeK 2::2
&. 'chuchert A, ehrens +, 3einert4 . 0mpact of /ong-erm 6J+ Becording on he
etection of !aro5ysmal Atrial Fibrillation 0n !atients After an Acute 0schemic 'troke.
Pacing *lin 2lectrop#siol .1;;;K22E1:<2-
D. Allessie 3, Ausma @, 'chotten 9. 6lectrical, Jontractile and 'tructural Bemodeling
uring Atrial Fibrillation. *ardiovasc (es < . 2::2K&E2%:ND.
I. Fuster ?, Byden /6, Jannom ', et al" AJJ*AA*6'J 2::D +uidelines for he
3anagement of !atients #ith Atrial FibrillationE A Beport of he American Jollege of
Jardiology* American eart Association ask Force on !ractice +uidelines and the
6uropean 'ociety of Jardiology Jommittee for !ractice +uidelines. *irculation.
2::DK11Ee2&I-e%&.
<. /ip +>, Hatson B. ifferential iagnosis of Atrial Fibrillation. BM<" 1;;&K %11E
1;&-<