Post on 22-Oct-2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia organik adalah studi ilmiah mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, dan belerang. Senyawa organik adalah senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Pembeda antara kimia organik dan anorganik adalah ada/tidaknya ikatan karbon-hidrogen. Sehingga, asam karbonat termasuk anorganik, sedangkan asam format, asam lemak termasuk senyawa organik. Pada tahun 1828, Friedrich Wohler mendapatkan bahwa senyawa organik urea (suatu komponen urin) dapat dibuat dengan menguapkan larutan yang berisi senyawa anorganik amonium sianat.
Ester merupakan senyawa yang penting dalam industri dan secara biologis. Ester yang merupakan turunan asam karboksilat yang mana gugus – OH pada asam karboksilat (RCOOH) diganti menjadi gugus –R ( alkil ) sehingga menjadi ester dengan rumus RCOOR. Ester terdapat pada hampir semua makhluk hidup terutama tumbuh-tumbuhan. Ester mempunyai sifat kimia yang sangat khas yaitu berbau cukup menyengat terutama berbau harum, sehingga ester banyak diproduksi oleh makhluk hidup untuk menarik lawan jenis maupun untuk membantu metabolisme dan aktivitasnya terutama pada tumbuh-tumbuhan yang digunakan untuk menarik serangga untuk membantu penyerbukan yang mana bau tersebut berasal dari campuran yang kompleks dari ester volatil. Oleh karena sifatnya itu ester banyak dimanfaatkan oleh manusia, baik yang diekstrak langsung dari tumbuh-tumbuhan dan hewan ataupun disintetis melalui reaksi-reaksi kimia.
B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Asam Karboksilat dan Ester ?
2. Bagaimana sifat fisika dan kimia Asam Karboksilat dan Ester ?
3. Bagaimana uji Asam Karboksilat dan Ester
4. Apa dampak positif dan negatif Asam Karboksilat dan Ester ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu
1. Untuk mengetahui pengertian asam karboksilat dan ester
2. Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia asam karboksilat dan ester
3. Untuk mengetahui uji asam karboksilat dan ester
4. Untuk mengetahui dampak positif dan negatif asam karboksilat dan ester
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
1. Rumus dan Struktur Umum Asam Karboksilat dan Ester
1.1 Asam Karboksilat
Senyawa yang mempunyai satu gugus karbonil yang berikatan dengan satu gugus
hidroksil yang disebut dengan “gugus karboksil” (karbonil + hidroksil).
Tata nama :
A. IUPAC
1. Dimulai dengan asam + rantai karbon terpanjang yang mengandung gugus
karboksilat (CO2H) + akhiran oat.
Contoh :
2. Jika mengandung rantai cabang, maka atom C dari gugus karboksilat dengan
rantai terpanjang diberi nomor 1
Contoh :
2
3. Jika terdapat lebih dari satu cabang atau gugus cabang maka penulisan rantai atau
gugus cabang menurut abjad
4. Jika senyawa mempunyai 2 gugus karboksilat, penamaan rantai utama diberi
akhiran dioat.
B. TRIVIAL
1. Tidak mempunyai sistematika
2. Letak susbtituen dinyatakan dengan , , , dan seterusnya
3
Formula/struktur IUPAC Trivial
HCO2H As. metanoat Asam formiat
CH3CO2H Asam etanoat Asam asetat
CH3(CH2)2CO2H Asam butanoat Asam butirat
CH3(CH2)2CO2H As. pentanoat Asam valerat
CH3(CH2)4CO2H As. heksanoat Asam kaproat
CH3(CH2)5CO2H As. heptanoat Asam enantat
HO2CCO2H As. etandioat Asam oksalat
HO2CCH2CO2H As.propandioat As. malonat
HO2(CH2)2CO2H As. butandioat As. suksinat
3. Alkil karboksilat
4
1.2 Ester
Struktur :
Adapun rumusan penentuan tata nama ester didasarkan pada beberapa hal:
1. Rantai induk adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus alkanoat.
2. Penomoran dimulai dari atom C pertama yang terikat pada atom O.
Rumus penentuan tata nama senyawa ester secara umum adalah:
(no.cabang) (nama cabang) (nama rantai induk)
Contoh:
CH3-CH2-COO-CH2-CH3: etil propanoat
CH3-CH2-CH2-CH2-COO-CH3: metil pentanoat
CH3-CH2-COO-CH2-CH(CH3)-CH3: 2-metil propil propanoat
5
2. Sifat Asam Karboksilat Dan Ester
Sifat fisika
1. Asam karboksilat mempunyai titik didih lebih tinggi daripada senyawa
organik golongan lain yang berat molekulnya sebanding.
2. Kelarutan asam karboksilat dalam air lebih besar daripada alkohol,
eter, aldehida, dan keton yang berat molekulnya sebanding.
3. Kelarutan asam karboksilat dalam air menurun seiring dengan
meningkatnya berat molekul.
4. Asam karboksilat dengan 1-4 atom karbon dapat larut sempurna dalam
air.
Sifat kimia
Beberapa sifat asam karboksilat adalah:
1. Asam karboksilat merupakan asam lemah. Makin pendek rantai
karbon, kekuatan asam makin bertambah.
2. Asam karboksilat dapat bereaksi dengan basa menghasilkan garam.
Reaksi ini disebut penetralan.
3. Asam karboksilat dapat bereaksi dengan alkohol menghasilkan ester.
Reaksi ini dikenal dengan nama reaksi esterifikasi.
4. Dapat membentuk ikatan hidrogen dengan air sehingga pada
umumnya mempunyai titik didih tinggi.
5. Mulai dari C1 sampai dengan C4 mudah larut dalam air. Makin
panjang rantai C-nya makin sukar larut dalam air.
6. Adanya cabang akan mempengaruhi derajat keasaman. Cabang alkil
akan mengurangi keasaman, sedangkan jika cabangnya atom-atom
halogen akan menambah keasaman.
6
Sifat-sifat asam karboksilat
Asam karboksilat mempunyai 3 ikatan kovalen polar senyawa polar
Asam karboksilat mampu membentuk ikatan hidrogen melalui gugus
ikatan hidrogen yang terbentuk > ikatan hidrogen pada alkohol titik didih asam
karboksilat > titik didih alkohol yang Mr sama
Asam karboksilat mampu membentuk ikatan hidrogen dengan air mudah larut dalam
air.
7
Sifat – sifat Ester
Sifat Fisik :
Polar
Tidak larut dalam air
Larut dalam pelarut organic polar
Misal : eter, aseton
Mr <, berbau harum spesifik : buah, bunga.
Propil asetat : seperti buah pear
Etil butirat : seperti buah nanas
Metil salisilat : seperti gandapura
Sifat Kimia :
Dapat mengalami hidrolisis
Dapat mengalami reaksi penyabunan
3. REAKSI ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
Reaksi-reaksi Ester dan Asam Karboksilat
1. Reaksi Pembentukan Garam
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik
padatannya, NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi,
larut dalam air dan tidak berbau. Reaksi yang terjadi adalah:
HCOOH + Na+ → HCOONa + H2O
2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R
dapat berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat
dengan alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
Reaksi esterifikasi adalah reaksi pembentukan ester dengan cara merefluks sebuah
asam karboksilat bersama sebuah alkohol dengan katalis asam. Asam yang digunakan sebagai
katalis biasanya adalah asam sulfat.Pembentukan ester melalui asilasi langsung asam
karboksilat terhadap alkohol, seperti pada esterifikasi Fischer lebih disukai ketimbang asilasi
8
dengan anhidrida asam ( atom yang rendah) atau asil klorida (sensitif terhadap kelembapan).
Kelemahan utama asilasi langsung adalah konstanta kesetimbangan kimia yang rendah.Hal
ini harus diatasi dengan menambahkan banyak asam karboksilat, dan pemisahan air yang
menjadi hasil reaksi. Pemisahan air dilakukan melalui distilasi Dean-Strak atau penggunaan
saringan molekul.
Ester diturunkan dari asam karboksilat.Sebuah asam karboksilat mengandung gugus -
COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah gugus
hidrokarbon dari beberapa jenis. Hidrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus
alkil, meskipun tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada
sebuah cincin benzen).
Ester dapat dibuat oleh suatu reaksi keseimbangan antara suatu alkohol dan suatu asam
karbon.Ester dinamai menurut kelompok alkil dari alkohol dan kemudian alkanoat (bagian
dari asam karbon).Sebagai contoh, reaksi antara metanol dan asam butir menghasilkan ester
metil butir C3H7-COO-CH3 seperti halnya air. Yang paling sederhana adalah H-COO-
CH3,metil metanoat. Karena ester dari asam yang lebih tinggi, alkana menyebut dengan - oat
pada akhiran.Secara umum Ester dari asam berbau harum meliputi benzoat seperti metil
benzoat (Anonim, 1995). Reaksi esterifikasi merupakan reaksi pembentukan ester dengan
reaksi langsung antara suatu asam karboksilat dengan suatu alcohol.
Hal-hal yang mempengaruhi esterifikasi adalah:
a. Suhu
b. Perbandingan zat pereaksi
c. Pencampuran
d. Katalis
3. Reaksi Oksidasi
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti
asam sulfat, CrO3, panas.Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
4. Pembentukan Asam Karboksilat
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat
dikelompokkan dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi
oksidasi, reaksi Grignat.
5. Reaksi saponifikasi Reaksi saponifikasi adalah reaksi ester dengan suatu basa menghasilkan alcohol dan
garam karboksilat .
9
4. UJI ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
A. Alat dan Bahan
Dalam percobaan ini digunakan alat-alat, yaitu tabung reaksi, Erlenmeyer, penangas air,
kertas lakmus, dan pipet tetes. Serta bahan-bahan yang digunakan adalah asam asetat, NaOH
2 M dan 6 M, ETOH, asam salisilat, metal salisilat, asam benzoat, HCl 3 M dan 6 M, isoamil
alkohol, MeOH, H2SO4, dan aquades.
B. Cara Kerja
a) Asam karboksilat dan garamnya
Mula-mula 2 mL aquades dimasukan ke dalam tabung reaksi pertama. Kemudian
ditambahkan 10 tetes CH3COOH. Setelah itu dicium baunya dan dicatat pH nya. Lalu tabung
reaksi kedua ditambahkan campuran CH3COOH dengan NaOH 2 M. Dikocok dan diamati
baud an pH nya, serta dibandingkan hasil sebelumnya. Dan pada tabung reaksi ketiga
ditambahkan campuran CH3COOH dengan HCl 3 M hingga asam. Kemudian diamati
baunya, dibandingkan dengan uji sebelumnya.
Percobaan kedua untuk asam karboksilat dan garamnya, mula-mula ditimbang 0,1
gram asam benzoat. Kemudian dimasukan ke dalam tabung reaksi yang selanjutnya
ditambahkan dengan 2 mL aquades. Lalu diamati bau dan kelarutannya. Pada tabung kedua,
asam benzoat ditambahkan dengan 1 mL NaOH 2 M. Digoyangkan dan diamati reaksi yang
terjadi. Selanjutnya pada tabung ketiga yang berisi 0,1 gram asam benzoate ditambahkan
dengan HCl 3 M sampai asam. Lalu diamati baunya.
b) Esterifikasi
Disiapkan tiga tabung reaksi. Pada tabung pertama, dimasukan campuran asam asetat
dan etanol yang masing-masing sebanyak 10 tetes. Tabung reaksi kedua, dimasukan
campuran asam asetat dan butanol masing-masing 10 tetes. Dan tabung reaksi ketiga
ditambahkan campuran asam salisilat dan methanol masing-masing sebanyak 10 tetes.
Setelah itu, pada tiap tabung reaksi tersebut ditambahkan dengan H2SO4 sebanyak 5 tetes.
Kemudian digoyangkan. Lalu dipanaskan selama 15 menit pada suhu 60oC. Didinginkan dan
ditambahkan 2 mL aquades. Serta dicatat baunya.
10
c) Saponifikasi
Mula-mula dimasukan 10 tetes metal salisilat ke dalam tabung reaksi. Lalu
ditambahkan dengan NaOH 6 Msebanyak 5 mL. selanjutnya dipanaskan pada air mendidih
selama 30 menit. Diamati yang terjadi pada lapisan ester. Kemudian didinginkan di dalam air
dingin. Diamati bau yang terjadi pada ester. Setelah itu, ditambahkan dengan HCl 6 M
sebanyak 1 mL pada tiap penambahan sampai asam. Diuji menggunakan kertas lakmus. Dan
diamati reaksinya, serta ditentukan senyawanya.
IV. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
a) Asam karboksilat dan garamnya
Larutan Uji Reaksi pH
CH3COOH + 2 mL aquades Bau asam cuka 2
CH3COOH + NaOH 2 M Tidak ada bau 13
CH3COOH + HCl 3 M Tidak ada bau, lakmus biru
menjadi merah
2
Asam benzoat + Aquades Tidak ada bau dan tidak larut -
Asam benzoate + NaOH 2 M Tidak ada bau, larut -
Asam benzoate + HCl 3 M Bau asam 1
b) Esterifikasi
Larutan Uji Reaksi
Tabung reaksi pertama Bau tidak terlalu menyengat
Tabung reaksi kedua Bau ester menyengat
Tabung reaksi ketiga Bau tidak menyengat
11
c) Saponifikasi
Lapisan Ester Bau Ester Uji Kertas Lakmus Senyawa yang
Terbentuk
Larutan kuning, ↓
putih
Bau metal
salisilat
Lakmus biru
berubah menjadi
merah
Garam Karboksilat
V. Reaksi
Reaksi Asam Karboksilat
C6H7O3 + NaOH → C7H5NaO3 + H2O
NaOH sisa + HCl → NaCl + H2O + HCl sisa
Reaksi Esterifikasi
1) Asetil asetat
CH3CH2OH + CH3COOH → CH3COOCH2CH3 + H2O
2) Butil asetat
C4H9OH + CH3COOH → CH3COOC4H9 + H2O
Saponifikasi
CH3COOCH3+ H2O⎯H2SO4→ CH3COOH + CH3OH
Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang
memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat
adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom
hidrogen menjadi ion H+. Turunan dari asam karboksilat adalah ester. Yang dapat di buat
melalui reaksi esterifikasi. Dengan prinsip penambahan katalis Asam. Tujuan dari praktikum
ini salah satunya dalah mengidentifikasi senyawa asam karboksilat dan ester.
Pada percobaan ini, sampel pertama pada tabung reaksi pertama yang digunakan
adalah CH3COOH. Ketika CH3COOH ditambahkan dengan 2 mL aquades, tercium bau asam
cuka pada pH 2. Pada tabung reaksi kedua, CH3COOH di campur dengan NaOH 2 M tidak
ada bau pada pH 13. NaOH digunakan berfungsi untuk membasakan larutan CH3COOH.
Pada tabung reaksi ketiga, CH3COOH dicampur dengan HCl 3 M tidak menimbulkan bau
dan saat diuji dengan kertas lakmus terjadi perubahan warna lakmus biru menjadi merah pada
12
pH 2. HCl berfungsi untuk mengasamkan kembali larutan tersebut. Kemudian sampel kedua
menggunakan 0,1 gram asam benzoat. Tabung reaksi pertama, asam benzoate dicampurkan
dengan 2 mL aquades tidak menimbulkan bau dan tidak terjadi kelarutan. Pada tabung reaksi
kedua, asam benzoate ditambahkan dengan NaOH 2 M terjadi kelarutan dan menimbulkan
bau. Pada tabung reaksi ketiga, asam benzoate ditambahkan dengan HCl 3 M menimbulkan
bau asam pada pH 1.
Percobaan berikutnya, yaitu esterifikasi. Pada percobaan ini dibagi kedalam tiga
tabung reaksi. Tabung reaksi pertama berisikan campuran asam asetat dengan etanol
menghasilkan bau yang tidak terlalu menyengat. Kemudian tabung reaksi kedua berisikan
campuran asam asetat dengan butanol menghasilkan bau ester yang menyengat. Dan pada
tabung reaksi ketiga berisikan campuran asam salisilat dengan metanol terjadi bau yang tidak
menyengat. Dalam percobaan ini, asam asetat dan asam salisilat direaksikan dengan alkohol
menghasilkan larutan bening homogen. Kemudian ditambahkan H2SO4 ke dalam larutan
tersebut. Penambahan asam sulfat ini berfungsi sebagai katalis asam dan juga berfungsi
sebagai sumber proton untuk terjadinya protonasi terhadap atom oksigen pada gugus
karbonil. Dalam mereaksikannya proses pembutan ester dalam reaksi esterifikasi berlangsung
lambat dan dapat balik (reversible). Ester suatu senyawa organik yang terbentuk melalui
penggantian satu (atau lebih) atom hidrogen pada gugus hidroksil dengan suatu gugus
organik (biasa dilambangkan dengan R'). Persamaan reaksi antara sebuah asam RCOOH
dengan sebuah alkohol R’OH (dimana R danR’bisa sama atau beda) adalah sebagai berikut:
RCOOH + R’OH → RCOOR + H2O
Pada Etanol reaksi yang terjadi adalah
H2SO4
C2H5OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOCH3CH2 + H2O
Reaksi ini menggunkan metode reaksi Fischer karena menggunakan katalis asam sulfat pekat,
reaksi esterifikasi ini pun merupakan reaksi yang tergolong eksoterm, karena menghasilkan
panas yang bersumber dari asam pekat H2SO4 . Pada percobaan ini dipakai suhu optimum
dalam pembuatan ester , yaitu pada suhu 60oC guna untuk menggeser kesetimbangan ke arah
ester).
Reaksi yang terjadi pada etanol ataupun butanol dengan asam asetat adalah
menghasilkan bau menyengat seperti bau balon. Bedanya pada bau Etanol, sedikit masih
tercium bau asetat (menyengat) yang dihasilkan dari asam asetat, hal ini dapat terjadi karena ,
reaksinya yang berlangsung lambat dan dapat balik (reversible), maka kemungkinan ester
yang terbentuk pun tidak banyak. Sehingga bau khas ester sering kali tertutupi oleh bau asam
13
asetat. Sedangkan pada butanol, bau ester lebih terasa. Pada Butanol reaksi yang terjadi
adalah :
H2SO4
C4H9OH + CH3COOH Katalis ----> CH3COOC4H9 + H2O
Dan percobaan terkhir adalah saponifikasi. Pada percobaan saponifikasi ini
menggunakan campuran metil salisilat dengan NaOH 6 M yang dilakukan pemanas dalam air
mendidih selama 30 menit dan menghasilkan endapan putih. Saat didinginkan, menimbulkan
bau metil salisilat. Dan terjadi perubahan warna kertas lakmus dari biru menjadi merah ketika
ditambahkan dengan HCl 6 M.
Ester dapat dihidrolisis dengan menggunakan asam atau basa. Hidrolisis ester disebut
juga reaksi penyabunan. Hidrolisis ester tiada lain adalah mengubah ester menjadi alkohol
dan garam yang berasal dari turunannya. Proses hidrolisis berlangsung sempurna jika
dididihkan dengan pelarut basa, seperti NaOH. Reaksi penyabunan bukan merupakan reaksi
kesetimbangan sebagaimana pada esterifikasi sebab pada akhir reaksi, ion alkoksida
mengikat proton dari asam karboksilat dan terbentuk alkohol yang tidak membentuk
kesetimbangan.
CH3COOCH3+ H2O⎯H2SO4→ CH3COOH + CH3OH
5. DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF ASAM KARBOKSILAT DAN ESTER
1. Beberapa Asam Karboksilat
· Asam Asetat
Berupa zat cair tak berwarna, berbau khas yang menusuk, dan dapat larut dalam air dan
pelarut organik (alkohol, eter, aseton). Asam asetat murni dikenal sebagai asam asetat glasial.
Kegunaan asam asetat cukup luas di antaranya asam cuka 20-25% digunakan untuk pemberi
cita-rasa pada makanan; biang cuka berkadar 80%, untuk proses pewarnaan kain pada
industri tekstil, sebagai pengawet untuk sayuran dan buahan, untuk penggumpalan lateks.
Asam asetat dibuat secara industrial; juga dapat diperoleh dari proses fermentasi (dengan
bantuan bakteri tertentu) terhadap buah-buahan dan zat tepung.
· Asam Butirat
Berupa zat cair berbau tengik. Namun bila berikatan dengan etanol menjadi senyawa ester
(lihat tabel) sebagai etil butirat yang memberikan bau sedap (bau nenas). Dalam mentega,
asam ini juga terikat sebagai ester; mentega yang berbau tengik berasal dari bau asam butirat.
14
2. Beberapa Ester
Karena sifat yang dimilikinya, ester dimanfaatkan pada industri-industri kosmetika, parfum,
konfeksi, dan industri minuman. Bahkan campuran beberapa ester dapat memberikan bau
atau rasa dari buah tertentu. Beberapa ester ada yang digunakan untuk pengobatan, misalnya
etil asetat (untuk penyakit kulit akibat parasit), fenil salisilat (antiseptik untuk usus), dll.
Selain itu etil asetat selain berbau harum juga berperan sebagai pelarut untuk lak, cat kuku,
zat pewangi, danberbagai ester. Essen adalah biang ester yang diperdagangkan secara bebas
dan dapat diperoleh di berbagai toko essen atau toko kimia. Ester dapat diekstraksi atau
didistilasi dari tanaman (dapat berupa bunga, buah, biji, daun, atau akar) dan juga dapat dari
hewan. Ester dapat dibuat secara sintetis dan kini diperdagangkan secara luas.
Lilin (wax) adalah ester yang berasal dari asam karboksilat berantai panjang dan
monoalkohol berantai panjang. Umumnnya lilin alami ini berasal dari asam dan
alkohol, masing-masing dengan panjang rantai C12 sampai C34. Lilin ditemukan baik
pada tanaman maupun pada hewan. Lilin pada tanaman dijumpai pada permukaan
daun dan batangnya yang berfungsi untuk melindungi tanaman itu dari penguapan
atau serangan serangga. Lilin carnauba diperoleh dari daun pohon palm, sedangkan
dari kelenjar lilin lebah mengeluarkan sejenis lilin yang digunakan untuk membentuk
sarangnya.
15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Gugus fungsi adalah atom atau gugus atom yang menjadi ciri khas suatu deret
homolog.
2. Setiap senyawa karbon yang mempunyai gugus fungsi berbeda akan mempunyai sifat
yang berbeda pula.
3. karboksilat merupakan senyawa asam dengan gugus fungsi karboksil ().Gugus fungsi
karboksil merupakan gabungan dari gugus karbonil (–C = O) dengan gugus hidroksil (–
OH).
4. Asam karboksilat dapat dibuat dengan beberapa cara, yaitu oksidasi alkohol primer
atau aldehida dengan suatu oksidator dan hidrolisis senyawa alkana nitril pada suhu tinggi
dan asam kuat.
5. Asam karboksilat banyak dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya
adalah asam formiat (asam semut) banyak digunakan dalam industri tekstil, pe- nyamakan
kulit, dan di perkebunan karet untuk menggumpalkan lateks (getah pohon karet); asam
asetat (asam cuka) sebagai pemberi rasa asam dan sebagai pengawet makanan, sebagai
bahan pembuatan ester dengan cara mereaksikannya dengan alkohol; dan asam
karboksilat suhu tinggi dipergunakan untuk pembuatan sabun jika direaksikan dengan
basa, misalnya asam stearat, asam palmitat.
6. Ester atau alkil alkanoat merupakan senyawa karbon turunan asam karboksilat. Ester
mempunyai rumus struktur:
7. Beberapa sifat ester adalah mudah menguap dibandingkan dengan asam atau alkohol
pembentuknya, ester berbau harum, dan banyak terdapat pada buah-buahan, ester sedikit
larut dalam air, serta titik didih dan titik beku ester lebih rendah daripada asam
karboksilat.
16