Asam Karboksilat Dan Turunannya

28
1. Apakah asam karboksilat dan turunannya? Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik alifatik yang memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H + . Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya. Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum disebut sebagai asam lemak karena sifat-sifat fisiknya. Asam karboksilat bersifat polar. Asam karboksilat rantai kecil (1 sampai 5 karbon) dapat larut dalam air, sedangkan pada rantai yang lebih panjang semakin kurang larut karena sifat hidrofobik dari rantai alkil. Asam karboksilat termasuk dalam kelompok asam lemah, yang artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi kation H + dan anion RCOO dalam larutan. Sebagai contoh, pada suhu ruangan, 1 molar asam asetat hanya terdisosiasi 0,4% saja. Adanya substituen elektronegatif (seperti halogen) menambah sifat keasaman.

description

Tugas Kimia Organik

Transcript of Asam Karboksilat Dan Turunannya

Page 1: Asam Karboksilat Dan Turunannya

1. Apakah asam karboksilat dan turunannya?

Asam alkanoat (atau asam karboksilat) adalah golongan asam organik

alifatik yang memiliki gugus karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH).

Semua asam alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya

terionisasi dengan melepas atom hidrogen menjadi ion H+.

Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam

karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat

(alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.

Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum

disebut sebagai asam lemak karena sifat-sifat fisiknya.

Asam karboksilat bersifat polar. Asam karboksilat rantai kecil (1 sampai 5

karbon) dapat larut dalam air, sedangkan pada rantai yang lebih panjang semakin

kurang larut karena sifat hidrofobik dari rantai alkil.

Asam karboksilat termasuk dalam kelompok asam lemah, yang artinya

hanya terdisosiasi sebagian menjadi kation H+ dan anion RCOO– dalam larutan.

Sebagai contoh, pada suhu ruangan, 1 molar asam asetat hanya terdisosiasi 0,4%

saja. Adanya substituen elektronegatif (seperti halogen) menambah sifat keasaman.

Anion karboksilat R-COO– biasanya dinamai dengan akhiran -at, jadi asam

asetat, misalnya, menjadi ion asetat. Dalam tatanama IUPAC, asam karboksilat

mempunyai akhiran -oat (contoh asam oktadekanoat). Dalam tatanama derifat,

akhirannya adalah -at saja (contoh asam stearat).

Suatu senyawa yang menghasilkan asam karbokslilat apabila dihidrolisa

oleh air disebut turunan asam karboksilat. Beberapa di antaranya adalah halida

asam, anhidrida asam, ester, amida, dan nitril.

1. Anhidrid Asam Karboksilat

Asam anhidrid mempunyai dua molekul asam karboksilat dimana sebuah

molekul airnya dihilangkan. (Anhidrid berarti “ suatu senyawa tanpa air”).

Page 2: Asam Karboksilat Dan Turunannya

Anhidrid diberi nama dari asam karboksilat asal dengan mengganti kata asam

menjadi anhidrid.

Apabila dua asam karboksilat yang berbeda membentuk anhidrid, nama

kedua asam tersebut dipakai pada nama anhidridnya.

2. Halida Asam

Asam haida juga disebut asil halide karena mempunyai struktur dari

gugusan asil terikat ke halida.

Gugusan asil Asam halida, atau asil halide

Didalam sistem baik IUPAC maupun trivial, asam halide diberi nama

seperti asam karboksilat asalnya dengan akhiran asam –at berubah menjadi –il

halide.

3. Ester Dari Asam Karboksilat

Tidak seperti asam halida dan anhidrid, ester dari asam karboksilat

merupakan golongan senyawa yang tersebar luas. Tidak seperti asam karboksilat

yang mudah menguap, kebanyakan berbau busuk, ester yang mudah menguap

baunya manis seperti buah-buahan. Beberapa ester adalah zat pemberi bau harum

alami. Gugusan ester, seperti gugusan karboksilat, dapat ditulis dalam berbagai

cara.

Page 3: Asam Karboksilat Dan Turunannya

Bagian dari gugusan ester yang mengandung gugusan karbonil berasal

dari asam karboksilat, sedangkan gugusan yang terikat ke oksigen berasal dari

alkohol atau fenol

Nama dari ester terdiri dari dua kata- nama dari gugusan alkil atau aril

terikat pada O, diikuti dengan nama dari asam karboksilat dengan akhiran asam-

at berubah menjadi –ot

4. Amida Asam Karboksilat

Struktur amida sama dengan ester, tetapi amida mengandung gugusan

nitrogen bukannya gugusan oksigen yang terikat kepada karbon karbonil. Amida

mengalami reaksi sama dengan ester, tetapi sedikit kurang reaktif.

Jika direaksikan dengan asam encer, amida tidak membentuk garam

seperti apa yang terjadi pada amina. Sebabnya ialah electron valensi yang “tidak

berpasangan” dari nitrogen amida digunakan dalam ikatan rangkap sebagian dan

dengan sendirinya tidak dapat diberikan.

Amida yang mengandung gugusan N – H dapat mengalami ikatan

hydrogen. Amida ini mempunyai titik leleh dan titik didih yang lebih tinggi

daripada amida yang mengandung gugusan ----NR2

Page 4: Asam Karboksilat Dan Turunannya

5. Nitril

Nitril adalah senyawa yang mempunyai ikatan rangkap tiga C dengan N.

Rumus umum nitril adalah RC≡N. Gugus fungsional dalam nitril adalah gugus

siano. Nitril terkenal sebagai senyawa yang sangat beracun. Pemberian nama

dengan menggantikan imbuhan asam –at menjadi akhiran –nitril, atau –onitril.

IUPAC: etananitril benzenakarbonitril

trivial: asetonitril benzinitril

Nitril dapat dihidrolisis dengan memanaskannya dengan asam atau basa berair.

6. Poliamida

Contoh poliamida yang paling penting ialah protein. Contoh poliamida

yang dibuat manusia ialah poliamida sintetik nilon6,6 yang dibuat dari asam

adipat (suatu dwi asam) dan heksametilenadiamina (suatu diamida) seperti rekasi

pada poliester.

2. Bagaimana mendapatkan karboksilat dan turunannya tersebut?

1. Pembuatan Asam Anhidrid

Dalam Laboratorium, asam anhidrid dapat dibuat dengan mereaksikan

asam halida dengan karboksilat. Reaksi ini adalah substitusi nukleofilik asil,

analog langsung dengan reaksi asam halida dan air atau alcohol. Reaksi dari asil

halide dan karboksilat akan menjadi metode pilihan untuk pembuatan anhidrid

campuran, suatu anhidrid yang terbentuk dari dua asam karboksilat yang

berbeda.

Page 5: Asam Karboksilat Dan Turunannya

Cara lain untuk membuat anhidrid adalah memanaskan asam karboksilat

dengan asetat anhidrid. Dalam campuran reaksi, kesetimbangan terjadi antara

asam asetat, asetat anhidrid, asam karboksilat, dan anhidridnya, campuran

asetat karboksilat anhidrid. Reaksi yang reversible didorong kearah

penyempurnaan dengan menghilangkan hasil reaksi asam asetat dari campuran

dengan destilasi.

2. Pembuatan dari Asam HalidaKarena reaktivitasnya dan karena mudah disiapkan dalam laboratorium

asam klorida dan asam bromida adalah pereaksi yang berguna dalam

laboratorium organik. Ini dibuat dengan mereaksikan asam karboksilat dengan

zat penghalogenasi aktif yang diperdagangkan, seperti SOCl2, PCl5, atau PBr3.

Persamaan Reaksi Umum untuk Pembentukan Asam Halida

3. Pembuatan Ester

Alkil ester dapat dibuat melalui reaksi esterifikasi sederhana yaitu dengan

memanaskan suatu asam karboksilat dengan suatu alkohol dan sedikit asam

kuat.

Page 6: Asam Karboksilat Dan Turunannya

4. Pembuatan Amida

Amida dapat dibuat dari turunan asam karboksilat lain dan amomonia

atau amina.

5. Pembuatan Nitril

Nitril (R-CN) dihasilkan  bila suatu alkil halida direaksikan dengan

natrium sianida dalam pelarut dimetil sulfoksida. Reaksi ini berupa reaksi

eksotermik yang berlangsung dengan cepat pada suhu kamar. Senyawa nitril

yang dihasilkan kemudian dihidrolisis dalam asam sambil di didihkan.

6. Pembuatan Poliamida

 Polyamide (Poliamida) adalah polimer yang terdiri dari monomer amida

yang tergabung dengan ikatan peptida. Poliamida dapat terbentuk secara alami

ataupun buatan. Salah satu bentuk poliamida alami yaitu protein, seperti wol

Page 7: Asam Karboksilat Dan Turunannya

dan sutra. Poliamida dapat dibuat secara artifisial melalui polimerisasi atau

sintesis (fase padat).

Ikatan amida dihasilkan dari reaksi kondensasi gugus amino dan asam

karboksilat atau gugus asam klorida. Suatu molekul kecil, biasanya air atau

hidrogen klorida dieliminasi. Kelompok amino dan kelompok asam karboksilat

bisa berada pada monomer yang sama, atau polimer dapat dibentuk dari dua

monomer bifungsional yang berbeda. Satu dengan dua gugus amino, dan yang

lain dengan dua asam karboksilat atau gugus asam klorida. Asam amino dapat

diambil dari monomer tunggal (jika perbedaan antara kelompok R diabaikan)

bereaksi dengan molekul identik untuk membentuk poliamida. Persamaan

reaksinya dapat terlihat pada gambar berikut :

Reaksi Pembentukan Poliamida

Pembentukan poliamida dari gugus monomer juga dapat terlihat pada

pembuatan aramid (aromatic polyamide) sebagai berikut :

Reaksi Pembentukan Aramid (aromatic polyamide)

3. Apakah itu gula, garam, cuka, vetsin, asam benzoat, dan asam sitrat?

1. Gula

Gula merupakan sejenis pemanis yang telah digunakan

oleh manusia sejak 2000 tahun dahulu untuk mengubah rasa dan

sifat makanan dan minuman. Dalam pemakaiannya, orang-orang yang

bukan ahli sains menggunakan kata "gula" untuk menyebut sukrosa atau

sakarosa yang merupakan disakarida berbentuk butiran yang berwarna putih.

Page 8: Asam Karboksilat Dan Turunannya

Gula yang dibuat seperti yang biasa dipakai dalam rumah tangga berasal

dari pokok tebu atau pokok bit gula. Dalam istilah kimiawi, suatu kata yang

berakhir denga "osa" mungkin merupakan gula. Dalam istilah masakan, gula

dikenali sebagai makanan yang memberikan rasa manis.

Jenis-jenis Gula

Diketahui gula terbagi menjadi tiga, yaitu golongan monosakarida,

golongan disakarida dan golongan polisakarida.

a. Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat dalam bentuk gula

sederhana. Gula ini mempunyai satu molekul saja. Sebagaimana

disakarida, monosakarida berasa manis, larut air, dan kebanyakan bersifat

tidak berwarna dan padat kristalin. Monosakarida menyimpan tenaga yang

dapat digunakan oleh sel-sel biologi.

Rumus kimia umum monosakarida adalah (CH2O)n  dengan

beberapa pengecualian (misalnya deoksiribosa atau gula amino).

Monosakarida mengandung salah satu dari gugus

fungsi keton atau aldehida. Monosakarida yang mengandung

gugus aldehida digolongkan sebagai aldosa, sedangkan yang mengandung

gugus keton disebut ketosa. Cara lazim untuk menampilkan struktur siklik

monosakarida adalah dengan menggunakan proyeksi Haworth.

Monosakarida digolongkan berdasarkan jumlah atom karbon yang

dikandungnya (triosa, tetrosa, pentosa, heksosa, dan heptosa) dan gugus

aktifnya, yang bisa berupa aldehida atau keton. Ini kemudian bergabung,

menjadi misalnya aldoheksosa dan ketotriosa.

Sebagai contoh, galaktosa adalah aldoheksosa, namun memiliki

sifat yang berbeda dari glukosa karena atom-atomnya disusun berlainan.

Page 9: Asam Karboksilat Dan Turunannya

Contoh lainnya: 

triosa : gliseraldehida dan dihidroksiaseton; 

tetrosa : eritrosa;  

pentosa : liksosa, ribosa, dan deoksiribosa;

heksosa : idosa, glukosa, fruktosa, dan galaktosa.

Glukosa terdapat dalam dekstrosa dan gula darah. Glukosa

ialah monomer bagi karbohidrat. Glukosa disintesis oleh tumbuhan hijau

saat proses fotosintesis. Tumbuh-tumbuhan menyimpan glukosa sebagai

karbohidrat yang dinamai  seperti dalam biji beras, jagung, dan

sebagainya. Fruktosa atau levulosa terdapat dalam gula buah.

Galaktosa terdapat dalam susu.

b. Disakarida

Disakarida merupakan dua molekul yang diikat

melalui penggabungan. Sukrosa yang terdapat dalam gula pasir merupakan

gabungan satu molekul glukosa dengan satu molekul

fruktosa. Laktosa yang terdapat dalam gula susu merupakan gabungan

molekul glukosa dengan molekul galaktosa. Maltosa yang terdapat dalam

gula malt merupakan gabungan dua molekul glukosa.

c. Polisakarida

Polisakarida adalah polimer yang tersusun dari ratusan hingga

ribuan satuan monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik.

Polisakarida adalah karbohidrat, sehingga tersusun hanya dari

atom karbon (C), hidrogen (H), dan oksigen (O). Contoh polisakarida

adalah pati, glikogen, agarosa, dan selulosa. Beberapa polisakarida

kompleks dapat juga memiliki atom tambahan misalnya nitrogen,

seperti pektin, kitin, dan lignin. Polisakarida mencakup senyawa yang

paling sering ditemukan di bumi (selulosa) dan memasok energi dan

aktivitas bagi kehidupan di dalamnya.

Page 10: Asam Karboksilat Dan Turunannya

2. Garam

Garam dapur adalah sejenis mineral yang lazim dimakan manusia.

Bentuknya kristal putih, dihasilkan dari air laut. Biasanya garam dapur yang

tersedia secara umum adalah sodium klorida (NaCl). Senyawa ini

adalah garam yang paling mempengaruhi salinitas laut dan cairan

ekstraselular pada banyak organisme multiselular.

3. Cuka (Asam Asetat)

Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu. Cuka dihasilkan oleh

berbagai bakteria penghasil asam asetat, dan asam asetat merupakan hasil

samping dari pembuatan  anggur.

4. Vestin (Monosodium Glutamat)

Monosodium glutamat (MSG), juga dikenali sebagai Vetsin, ialah

sejenis garam natrium berasaskan asid glutamik yang dipergunakan sebagai

sejenis bahan tambahan makanan dan dipasarkan secara umum sebagai

"penambah perisa". Nama-namanya yang lain termasuk: natrium glutamat,

penambah perisa 621, kod bahan tambahan makan EU: E621, kod HS:

29224220, IUPAC: asid 2-aminopentanedioik, juga dikenali sebagai asid 2-

aminoglutarik.

MSG ditemui dan dipatenkan pada tahun 1909 oleh

Perbadanan Ajinomoto di Jepang. Dalam bentuk tulennya, ia merupakan sejenis

serbuk butiran-butiran putih, tetapi apabila dilarut di dalam air (atau air liur), ia

berpisah dengan pantas menjadi ion-ion natrium dan glutamat yang bebas.

Glutamat ialah anion asid glutamik.

5. Asam Benzoat

Asam benzoat adalah bahan pengawet yang dijumpai sering dipakai

dalam pembuatan makanan. Penggunaan bahan pengawet ini cukup banyak

mendominasi produk makanan dan minuman untuk mempertahankan bahan

Page 11: Asam Karboksilat Dan Turunannya

pangan dari serangan mikroba pembusuk seperti bakteri dan jamur, dengan cara

mencegah atau menghentikan proses pembusukan.

Benzoat sebenarnya bisa ditemukan secara natural pada buah dan

rempah. Cengkeh, cinnamon dan buah berry mengandung benzoat.

6. Asam Sitrat

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun

dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Rumus kimia asam sitrat

adalah C6H8O7. Struktur asam ini tercermin pada namaIUPAC-nya, asam 2-

hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.

4. Bagaimana sifat-sifat zat kimia tersebut?

1. Gula / Glukosa

Sifat fisik dan kimia dari glukosa :

1. Nama senyawa : Glukosa (d-)(α-)

2. Rumus molekul : C5H11O5.CHO

3. Massa molekul : 180.16

4. Bentuk dan warna : rhombik

5. Densitas : 1.54 gr/cm3

6. Titik leleh : 146°C

2. Garam/ Natrium Klorida

Keadaan fisik dan penampilan : Solid. (Bubuk kristal padat.)

Bau : Sedikit

Rasanya : Garam

Berat Molekul : 58,44 g / mol

Warna : Putih

pH (1% soln / air) : Netral 7

Titik Didih : 1413 ° C (2575,4 ° F)

Melting Point : 801 ° C (1473,8 ° F)

Spesifik Gravity : 2.165 (Air = 1)

Page 12: Asam Karboksilat Dan Turunannya

Properti Dispersi : Lihat kelarutan dalam air.

kelarutan : Mudah larut dalam air dingin, air

panas. Larut dalam gliserol, dan

amonia. Sangat sedikit larut

dalam alkohol. tidak larut dalam

Asam klorida.

3. Asam Asetat

Asam asetat, asam metanoat atau asam cuka adalah senyawa

kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi

rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris

C2H4O2. Rumus ini sering kali ditulis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH,

atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah

cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C.

Atom hidrogen (H) pada gugus karboksil (−COOH) dalam asam

karboksilat seperti asam asetat dapat dilepaskan sebagai ion H+ (proton),

sehingga memberikan sifat asam. Asam asetat adalah asam

lemah monoprotik dengan nilai pKa=4.8. Basa konjugasinya adalah

asetat (CH3COO−). Sebuah larutan 1.0 M asam asetat (kira-kira sama dengan

konsentrasi pada cuka rumah) memiliki pH sekitar 2.4.

4. Vetsin

Di bawah keadaan-keadaan suhu dan tekanan yang standar (STP), MSG

secara umumnya merupakan sejenis senyawa yang stabil, tetapi tidak serasi

dengan unsur-unsurpengoksida yang kuat. Bagaimanapun, membakar MSG

menghasilkan karbon monoksida, karbon dioksida, dan oksida-oksida nitrogen.

Terdapat dua jenis isomerenantiomer kiral untuk monosodium glutamat, tetapi

hanya L-glumat yang berbentuk awal dipergunakan sebagai penambah perisa.

Page 13: Asam Karboksilat Dan Turunannya

5. Asam benzoat

Bentuk        : padat

Warna zat   : putih

Titik leleh   : 122,4 °C

Titik didih  : 249,2 °C

Tekanan uap : 0,001 hPa

Titik nyala      : 121 °C

Titik sublimasi :  >100 °C

Suhu menyala   : 570 °C

Densitas curah         : Ca.500 kg/m3

Berat jenis uap relatif  : 4,21

Berat jenis      : 1,321 g/cm3  pada 20 °C

Kelarutan dalam air : 2,9 g/L

pada25°C.

Sedikit larut : petroleum eter dan

heksana.

6. Asam Sitrat

Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang

dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan

adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk

mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam

membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam

dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan

penghilang kesadahan air.

Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna

putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau

bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul

asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas,

sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air

dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous

dengan pemanasan di atas 74 °C.

Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika

dipanaskan di atas 175°C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon

dioksida dan air.

Page 14: Asam Karboksilat Dan Turunannya

7. Apakah kegunaan zat-zat kimia tersebut?

1. Gula

Rasa gula yang manis menjadikan gula digunakan sebagai bahan pemanis

pada baik makanan maupun minuman. Selain itu gula dapat digunakan sebagai

bahan pengawet makanan.

2. Garam

Garam digunakan untuk mengawetkan makanan dan sebagai bumbu.

Garam sangat diperlukan tubuh, namun bila dikonsumsi secara berlebihan dapat

menyebabkan berbagai penyakit, termasuk tekanan darah tinggi. Untuk

mencegah penyakit gondok, garam dapur juga sering ditambahi Iodium.

3. Cuka

Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan

berbagai senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia

digunakan sebagai bahan untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl

acetate monomer, VAM).

Selain itu asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan

juga ester. Penggunaan asam asetat lainnya, termasuk penggunaan dalam cuka

relatif kecil.

4. Vetsin

Salah satu kegunaan yang sering digunakan oleh masyarakat adalah

sebagai penyedap makanan. Tetapi ada juga masyarakat yang menggunakannya

untuk mencuci pakaian dan menyiram tanaman, tetapi efektivitasnya belum

teruji. 

5. Asam Benzoat

Asam benzoat juga digunakan sebagai pengawet dalam industri kosmetik

dan farmasi. Asam benzoat juga dapat digunakan untuk mengontrol penyakit

pascapanen pada berbagai buah dan sayur. Asam benzoat dan turunannya telah

Page 15: Asam Karboksilat Dan Turunannya

disarankan untuk digunakan sebagai fungisida, khususnya terhadap A. flavus

pada kacang.

6. Asam Sitrat

Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita

rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode

asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330. Garam sitrat

dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut

(sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat sitrat

sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan

pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan.

Kemampuan asam sitrat untuk mengikat logam menjadikannya berguna

sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan mengikat logam pada air sadah,

asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi

dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam

sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada

alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang

terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.

Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan

untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai

ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah

digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak.

Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga

terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat

dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.

6. Bagaimana efek negative terhadap tubuh atas pemakaian zat-zat tersebut?

1. Gula

Beberapa bahaya / efek buruk / dampak negatif gula bagi kesehatan manusia:

Gula membuat orang kelebihan berat badan (Obesitas / Kegemukan)

Page 16: Asam Karboksilat Dan Turunannya

Gula meningkatkan resiko kerusakan hati dan ginjal.

Gula merusak otot jantung dan menyebabkan gagal jantung.

Gula dapat menyebabkan penyakit Diabetes Mellitus (DM) / kencing manis

/ penyakit gula.

Gula merusak mekanisme pertahanan tubuh dari berkembangnya sel

kanker.

Gula mengakibatkan kerusakan otak karena merusak kemampuan ingatan

dan kognitif.

Gula menyebabkan menimbunnya lemak di daerah perut.

Gula bisa mempercepat penuaan sel-sel tubuh manusia.

2. Garam

Kelebihan garam dalam tubuh bisa menyebabkan efek yang serius pada

kesehatan, termasuk rasa haus, anemia, rasa lapar palsu dan beberapa penyakit

utama seperti dikutip dari Lifemojo,Jumat (17/6/2011) yaitu:

1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Asupan garam yang tinggi diketahui bisa meningkatkan tekanan

darah. Studi tahun 2007 menemukan pasien dengan tekanan darah tinggi

akan mendapatkan manfaat yang signifikan dengan mengurangi asupan

garam.

2. Penyakit kardiovaskular

Tekanan darah yang tinggi bisa mengakibatkan seseorang terkena

penyakit serius yang berhubungan dengan kardiovaskular seperti jantung

dan kelumpuhan stroke. Diketahui mengurangi asupan 1 gram garam bisa

mengurangi risiko stroke hingga seperenamnya.

3. Pembesaran jantung

Catatan medis menemukan asupan garam yang tinggi bisa membuat

seseorang berisiko menderita left ventricular hypertrophy (pembesaran dari

jaringan otot yang membentuk dinding utama jantung untuk memompa).

Page 17: Asam Karboksilat Dan Turunannya

4. Cairan

Jumlah natrium dalam tubuh menentukan tingkat cairan. Jika

konsumsi garamnya terlalu banyak maka ginjal akan sulit

menghilangkannya dan membuat tubuh mempertahankan cairan yang bisa

memicu pembengkakan.

5. Gangguan sistem pencernaan

Garam berlebih yang masuk ke tubuh bisa berinteraksi dengan

bakteri H.pylori yang menyebabkan tukak lambung, serta garam berlebih

bisa mengurangi jumlah pepsin (enzim pencernaan) di dalam tubuh yang

akan meningkatkan keasaman dan diare.

6. Meningkatkan sekresi empedu

Ketika seseorang banyak mengonsumsi makanan asin maka sekresi

empedu akan meningkat yang menyebabkan kepadatan darah semakin

tinggi sehingga mengurangi vitalitas. Hal ini juga mengakibatkan masalah

kulit seperti wajah dan bibir kering serta kadang menyebabkan sakit dan

pendarahan di bibir.

7. Osteoporosis 

Kelebihan garam bisa mencegah penyerapan kalsium dalam tubuh

yang membuat seseorang rentan terkena osteoporosis.

3. Cuka

Asam asetat pekat bersifat korosif dan karena itu harus digunakan dengan

penuh hati-hati. Asam asetat dapat menyebabkan luka bakar,

kerusakan mata permanen, serta iritasi pada membran mukosa. Luka bakar atau

lepuhan bisa jadi tidak terlihat hingga beberapa jam setelah kontak. Sarung

tangan latex tidak melindungi dari asam asetat, sehingga dalam menangani

senyawa ini perlu digunakan sarung tangan berbahan karet nitril. Asam asetat

pekat juga dapat terbakar di laboratorium, namun dengan sulit. Ia menjadi

mudah terbakar jika suhu ruang melebihi 39 °C (102 °F), dan dapat membentuk

Page 18: Asam Karboksilat Dan Turunannya

campuran yang mudah meledak di udara (ambang ledakan: 5.4%-16%). Larutan

asam asetat dengan konsentrasi lebih dari 25% harus ditangani di sungkup

asap(fume hood) karena uapnya yang korosif dan berbau. Asam asetat encer,

seperti pada cuka, tidak berbahaya. Namun konsumsi asam asetat yang lebih

pekat adalah berbahaya bagi manusia maupun hewan. Hal itu dapat

menyebabkan kerusakan pada sistem pencernaan, dan perubahan yang

mematikan pada keasaman darah.

4. Vetsin

Gejala yang timbul akibat konsumsi MSG berlebih antara lain sebagai

berikut:

Rasa panas pada tengkuk, lengan, dan dada

Rasa kebas pada tengkuk yang menjalar ke lengan dan bahagian belakang

Kesemutan, panas, dan lesu pada muka, pelipis, bagian belakang atas, leher,

dan lengan

Tertekan atau ketegangan otot muka

Sakit dada

Sakit kepala

Rasa lesu

Denyutan jantung menjadi lebih cepat

Bronkospasma (kesulitan bernafas)

Mengantuk

Lemas.

Monosodium glutamat (MSG) dibuktikan dapat

mengakibatkan obesiti di kalangan tikus-tikus makmal. Penyelidikan-

penyelidikan atas hewan itu membuat beberapa penyelidik mengemukakan

teori bahwa MSG memainkan peranan dalam wabah obesiti.

5. Asam Benzoat

Page 19: Asam Karboksilat Dan Turunannya

Bahaya asam benzoat yang utama yaitu iritasi pada mata. Paparan

jangka pendek dari konsumsi asam benzoate yaitu sakit tenggorokan, mual,

muntah, dan sakit perut. Sedangkan paparan jangka panjangnya yaitu terjadinya

iritasi pada konjungtivitas.

6. Asam Sitrat

Paparan terhadap asam sitrat kering ataupun larutan asam sitrat pekat

dapat menyebabkan iritasi kulit dan mata. Pengenaan alat protektif (seperti

sarung tangan atau kaca mata pelindung) perlu dilakukan saat menangani

bahan-bahan tersebut.