UPTSA MPP KELOMPOK PRINT
-
Upload
pascaunesa -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of UPTSA MPP KELOMPOK PRINT
24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pelayanan publik merupakan salah satu tugas
vital para aparatur pemerintah dalam rangka wujud
baktinya sebagai abdi masyarakat, dimana mereka
harus senantiasa berkomitmen untuk memberikan
layanan terbaik terhadap masyarakat. Di dalam UU no.
25 tahun 2009 tentang pelayanan publik juga
dikatakan bahwa arti dari pelayanan publik itu
sendiri adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan
dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan bagi warga
Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayananpublik. Berdasarkan hal itu,
kegiatan memberikan pelayanan kepada masyarakat
tersebut haruslah menjadi pusat perhatian dan diatur
agar masyarakat sebagai objek layanan dapat
terpenuhi kebutuhannya dan merasakan kepuasan.
Kemudian, disahkannya UU No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah merupakan tonggak awal
penyelenggaraan pemerintahan yang desentralisasi dan
otonomi daerah dimana konsekuensi logis daripada itu
adalah pemerintah daerah mempunyai wewenang untuk
mengatur dan mengurus daerahnya sendiri. Harapannya
24
akan terjadi peningkatan kinerja pemerintah daerah
dalam memberikan akses pelayanan yang mudah dan
ramah dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan
masyarakat yang semakin beragam. Selain itu,
peningkatan kualitas pelayanan publik juga menjadi
salah satu fokus utama dalam melakukan
penilaian keberhasilan otonomi daerah, sehingga
masalah-masalah pelayanan publik harus segera
diminimalisir.
Sama halnya dengan penyelenggaraan pelayanan
perizinan. Para aparatur pemerintah yang bekerja
harus memberikan pelayanan prima kepada masyarakat,
hal ini tentunya harus berpedoman pada standar dan
prinsip pelayanan publik yang telah ditetapkan
sebelumnya. Oleh karena itu, penyusun ingin
mengkajii lebih dalam mengenai pelaksanaan pelayanan
perizinan di kantor cabang Unit Pelayanan Terpadu
Satu Atap (UPTSA) yang penyusun tuangkan dalam
makalah yang berjudul “Pelayanan Publik di Kantor
Cabang Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota
Surabaya”.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan
di atas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai
berikut :
“Bagaimana Pelayanan Publik di Kantor Cabang Unit
Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota Surabaya?”.
24
1.3. TUJUAN
Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pelayanan
publik di kantor cabang Unit Pelayanan Terpadu Satu
Atap (UPTSA) Kota Surabaya serta analisisnya.
1.4. MANFAAT
1.4.1. Manfaat Teoritis
Memberikan kontribusi terhadap ilmu
pengetahuan, khususnya disiplin ilmu
Administrasi Negara terkait pelaksanaan
pelayanan publik di instansi pelayanan
perizinan.
1.4.2. Manfaat Praktis
Bagi Penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan tentang
pelayanan publik sehingga dapat dijadikan
bekal dan referensi ketika terjun di dunia
kerja.
Bagi Pembaca
Memberikan informasi kepada pembaca
khususnya mengenai deskripsi pelaksanaan
pelayanan publik di kantor cabang Unit
Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota
Surabaya.
Bagi Instansi terkait
Sebagai bahan masukan kepada instansi
terkait terutama kantor cabang UPTSA Kota
Surabaya dalam hal pelayanan publik sehingga
24
kedepannya dapat terwujud pelayanan publik
yang lebih berkualitas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, pelayanan publik dapat diartikan
sebagai segala bentuk jasa pelayanan kepada masyarakat
baik dalam bentuk barang maupun jasa yang pada
prinsipnya menjadi tanggung jawab dan dilaksanakan oleh
para penyelenggara pelayanan, baik instansi pemerintah
di Pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha
Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam
rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Terdapat beberapa kelompok dalam pelayanan
publik, yaitu kelompok pelayanan administratif yang
menghasilkan berbagai bentuk dokumen resmi yang
dibutuhkan oleh publik, misalnya status
kewarganegaraan, sertifikat kompetensi, kepemilikan,
atau penguasaan terhadap suatu barang dan sebagainya.
Dokumen-dokumen ini antara lain Kartu Tanda Penduduk
(KTP), akte kelahiran, akte kematian, Buku Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB), Surat Izin Mengemudi (SIM),
Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK), Izin Mendirikan
Bangunan (IMB), Paspor, Sertifikat kepemilikan atau
penguasaan Tanah dan sebagainya, kemudian pelayanan
barang, dan pelayanan jasa.
24
Penyelenggaraan pelayanan publik
Asas Pelayanan Publik
Berikut adalah asas-asas pelayanan publik menurut
Lijan Poltak Sinambela(2008:6) :
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan
secara memadai serta mudah dimengerti.
b. Akuntabilitas
Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Kondisional
Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi
dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang
pada prinsip efisiensi dan efektivitas.
d. Partisipatif
Mendorong peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pelayanan publik dengan
memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan harapan
masyarakat.
e. Kesamaan Hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan
suku, agama, ras, golongan, gender dan status
ekonomi.
f. Keseimbangan Hak dan kewajiban
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus
memenuhi hak dan kewajiban masing- masing pihak.
24
Prinsip Pelayanan Publik
Berikut adalah prinsip-prinsip pelayanan publik
yang dapat dijadikan sebagai pegangan dalam
mendukung jalannya kegiatan menurut keputusan
MENPAN No. 63/ KEP/ M. PAN/ 7/ 2003, antara lain :
a. Kesederhanaan
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-
belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan
Persyaratan teknis dan administratif pelayanan
publik : unit kerja atau pejabat yang
berwenang dan bertanggung jawab dalam
memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan
atau persoalan dan sengketa dalam pelaksanaan
pelayanan publik; rincian biaya pelayanan
publik dan tata cara pembayaran.
c. Kepastian waktu
Pelaksanaan pelayanan publik dapat
diselesaikan dalam kurun waktu yang telah
ditentukan.
d. Akurasi
Produk pelayanan publik diterima dengan benar,
tepat, dan sah.
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan publik
memberikan rasa aman dan kepastian hukum.
24
f. Tanggung jawab
Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau
pejabat yang ditunjuk bertanggung jawab atas
penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian
keluhan atau persoalan dalam pelaksanaan
pelayanan publik.
g. Kelengkapan sarana dan prasarana
Tersedianya sarana dan prasarana kerja dan
pendukung lainnya yang memadai termasuk
penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan
informatika.
h. Kemudahan akses
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan
yang memadai, mudah dijangkau oleh
masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi
telekomunikasi dan informatika.
i. Kedisiplinan, kesopanan, dan keramahan
Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin,
sopan dan santun, ramah, serta memberikan
pelayanan dengan ikhlas.
j. Kenyamanan
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,
disediakan ruang tunggu yang nyaman, bersih,
rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta
dilengkapi dengan fasilitas pendukung
pelayanan seperti parkir, toilet, tempat ibadah,
dan lain- lain.
24
Standar Pelayanan Publik
Penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki
standar pelayanan dan dipublikasikan sebagai
jaminan adanya kepastian bagi penerima
pelayanan. “Standar pelayanan merupakan ukuran yang
dibakukan dalam penyelenggaraan pelayanan publik
yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau
penerima pelayanan.” Kep. MENPAN No. 63 Th 2003,
meliputi :
1) Prosedur pelayanan
Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi
pemberi dan penerima pelayanan termasuk
pengadaan.
2) Waktu penyelesaian
Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak
saat pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan.
3) Biaya pelayanan
Biaya atau tarif pelayanan termasuk
rinciannya yang dititipkan dalam proses
pemberian pelayanan.
4) Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan
ketentuan yang telah ditetapkan.
24
5) Sarana dan prasarana
Penyedia sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.
6) Kompetensi petugas pemberi pelayanan
Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus
ditetapkan dengan tepat berdasarkan pengetahuan,
keahlian, keterampilan, sikap dan perilaku
yang dibutuhkan.
Azas, prinsip, dan standar pelayanan tersebut
diatas merupakan pedoman dalam penyelenggaraan
pelayanan publik oleh instansi pemerintah dan juga
berfungsi sebagai indikator dalam penilaian serta
evaluasi kinerja bagi penyelenggara pelayanan
publik. Dengan adanya standar dalam kegiatan
pelayanan publik ini diharapkan masyarakat bisa
mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan
dan prosesnya memuaskan dan tidak menyulitkan
masyarakat.
Biaya Pelayanan Publik
Sesuai Kep. MENPAN No. 63/2004 penetapan besaran
biaya pelayana publik perlu memperhatikan hal-hal
berikut:
a. Tingkat kemampuan dan daya beli masyarakat;
b. Nilai/ harga yang berlaku atas barang dan atau
jasa;
24
c. Rincian biaya harus jelas untuk jenis pelayanan
publik yang memerlukan tindakan seperti
penelitian, pemeriksaan, pengukuran dan
pengajuan;
d. Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan
memperhatikan proses sesuai ketentuan peraturan
perundangan.
Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Pengawasan sesuai dengan Kep. MENPAN No. 63/2004
dilakukan melalui berbagai cara sebagai berikut:
a. Pengawasan melekat; pengawasan yang dilakukan
oleh atasan langsung, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundangan.
b. Pengawasan fungsional; pengawasan yang dilakukan
oleh aparat pengawas fungsional sesuai dengan
peraturan perundangan.
c. Pengawasan masyarakat; pengawasan yang dilakukan
oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan
masyarakat tentang penyimpangan dan kelemahan
dalam penyelenggaraan pelayanan publik.
Penyelesaian Pengaduan
Setiap pimpinan unit penyelenggara pelayanan publik
wajib menyelesaikan setiap laporan/pengaduan
masyarakat mengenai ketidakpuasaan masyarakat dalam
pemberian pelayanan sesuai dengan kewenangannya.
24
Untuk menampung pengaduan masyarakat tersebut,
unit pelayanan menyediakan loket/kotak
pengaduan.Sesuai Kep. MENPAN No. 63/2004 dalam
menyelesaikan pengaduan masyarakat, pimpinan unit
penyelenggara pelayanan publik perlu memperhatikan
hal-hal berikut:
a. Prioritas penyelesaian pengaduan.
b. Penentuan pejabat yang menyelesaikan pengaduan.
c. Prosedur penyelesaian pengaduan.
d. Rekomendasi penyelesaian pengaduan.
e. Pemantauan dan evaluasi penyelesaian pengaduan.
f. Pelaporan proses dan hasil penyelesaian
pengaduan kepada pimpinan.
g. Penyampaian hasil pengaduan kepada yang
mengadukan.
h. Dokumentasi penyelesaian pengaduan.
Penyelesiaan Sengketa
Apabila pengaduan tidak dapat diselesaikan oleh
unit penyelenggara pelayanan publik yang
bersangkutan dan terjadi sengketa, maka Kep. MENPAN
No. 63/2004 mengatur bahwa penyelesaiannya dapat
dilakukan melalui jalur hukum.
Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Sesuai Kep.MENPAN No. 63/2004 pimpinan
penyelenggara pelayanan publik wajib secara berkala
24
mengadakan evaluasi terhadap kinerja
penyelenggaraan pelayanan dilingkungan secara
berkelanjutan dan hasilnya secara berkala
dilaporkan kepada pimpinan tertinggi penyelenggara
pelayanan publik. Dalam mengevaluasi kinerja
pelayanan publik harus menggunakan indikator yang
jelas dan terukur sesuai ketentuan yang berlaku.
Budaya pelayanan prima berdasarkan konsep A6 menurut
Atep Adya Barata itu adalah
a. Kemampuan (Ability)
Pengetahuan dan keterampilan tertentu yang
mutlak diperlukan untuk menunjang program
layanan prima, yang meliputi kemampuan dalam
bidang kerja yang ditekuni, melaksanakan
komunikasi yang evektif, mengambangkan
komunikasi, dan menggunakan public relations
sebagai instrumen dalam membina hubungan kedalam
dan keluar organisasi.
b. Sikap (Attitude)
Perilaku atau perangai yang harus ditonjolkan
ketika menghadapi pelanggan.
c. Penampilan (Appearance)
24
Penampilan seseorang, baik yang bersifat fisik
saja maupun fisik dan non fisik, yang mampu
merefleksikan kepercayaan diri dan kredibilitas
dari pihak lain.
d. Perhatian (Attention)
Kepedulian penuh terhadap pelanggan, baik yang
berkaitan dengan perhatian akan kebutuhan dan
keinginan pelanggan maupun pemahaman atas saran
dan kritiknya.
e. Tindakan (Action)
Berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan
dalam memberikan layanan kepada pelanggan.
f. Tanggung Jawab (Accountability)
Suatu sikap keberpihakan kepada pelanggan
sebagai wujud kepedulian untuk menghindarkan
atau meminimalkan kerugian atau ketidakpuasan
pelanggan.
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. PROFIL UNIT PELAYANAN TERPADU SATU ATAP (UPTSA)
Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap Kota Surabaya
merupakan suatu unit yang memberikan pelayanan
publik dalam hal pengurusan administrasi perizinan,
baik perizinan rumah maupun tempat usaha, seperti
SIUP, IMB, izin gangguan, izin pemasangan reklame,
pendirian tempat ibadah, dan lainnya. Unit Pelayanan
Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota Surabaya dibentuk
berdasarkan Peraturan Walikota Surabaya Nomor 28
Tahun 2007 yang mengalami perubahan menjadi
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 24 Tahun 2009,
serta mengalami perubahan kedua kali menjadi
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 40 Tahun 2009 dan
kemudian dirubah lagi untuk ketiga kali menjadi
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 8 Tahun
2010.Keberadaan UPTSA ini merupakan salah satu
24
inovasi dari pemerintah Surabaya untuk lebih dekat
dan mempermudah masyarakat dalam mengurus keperluan
perizinan yang beralamatkan di Jalan Raya Menur 31 C
Surabaya. UPTSA difungsikan sebagai frontline dari
dinas-dinas yang ada untuk menjadi satu-satunya
lembaga yang berhubungan dengan masyarakat yang
memerlukan berbagai pelayanan. UPTSA ini bertugas
antara lain menerima berkas permohonan ijin,
meneliti kelengkapan persyaratan, sebagai
koordinator bersama-sama dengan dinas teknis terkait
melakukan accessment atau peninjauan lapangan dan
membuat draft keputusan serta memberikan izin yang
telah disahkan atau diputuskan oleh dinas teknis
terkait. Bagian UPTSA pada dasarnya terbagi atas 3
kelompok utama berdasarkan fungsi yaitu frontline,
operasional lapangan, dan administrasi (back office).
Organisasi ini sekurang-kurangnya dipimpin oleh
pejabat eselon III. Bagian frontline bertugas
menerima permohonan perijinan dari masyarakat dan
menyerahkan hasil perizinan yang sudah memiliki
ketetapan hukum yang sah. Selain itu frontline bertugas
untuk melakukan verifikasi awal data berupa
kelengkapan data sebelum disampaikan petugas yang
akan memverifikasi lebih detail. Adapun bagian
operasional adalah bagian yang meneliti keabsahan
data, melakukan peninjauan lapangan, melakukan
koordinasi dengan dinas terkait dan merekomendasikan
24
perijinan. Bagian pendukung atau back office berfungsi
memberikan dukungan terhadap kelancaran tugas dua
bagian lainnya. Bagian back office ini meliputi
pengelolaan sumber daya manusia, keuangan, dukungan
sistem informasi yang berbasis komputerisasi dan
komunikasi, perawatan peralatan dan perlengkapan
kantor, dan pekerjaan yang bersifat adminsitrasi.
Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota
Surabaya merupakan garda terdepan pelayanan
administrasi perijinan di Surabaya. Pernyataan
tersebut tidaklah berlebihan mengingat sedikitnya
ada 68 jenis perijinan yang ditangani UPTSA. Belum
lagi 26 perijinan baru siap menambah deretan 'menu'
Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota
Surabaya pada bulan Oktober Tahun 2013. UPTSA Kota
Surabaya memiliki beberapa kantor cabang yang
berfungsi sebagai frontline yang tersebar di beberapa
mall di surabaya, antara lain ITC Mall, Pakuwon
Trade Center (PTC), dan Royal Plaza Surabaya,
sehingga dengan demikian masyarakat tidak perlu
berkunjung ke kantor pusat, akan tetapi mereka dapat
mengurus perizinan di pusat perbelanjaan. Kantor
Cabang UPTSA merupakan unit perizinan yang melayani
masyarakat dalam mengurus Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), baik mulai dari SIUP untuk
perseorangan, UD, CV, maupun PT. Kantor cabang UPTSA
ini bertempat di beberapa pusat perbelanjaan yang
24
ada di Kota Surabaya antar lain Royal Plaza Lantai
LG Blok AB-1, Pakuwon Trade Center (PTC) Lantai LG
A2 dan ITC Lantai G Blok AB-1.
MOTTO
Gambar 3. Motto, Visi Dan Misi Serta Maklumat
Pelayanan
Motto Dari Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap
(Uptsa) Adalah : Terdepan Dalam Layanan
Administrasi Perijinan
VISI DAN MISI
24
Adapun visi dan misi serta pedoman pelayanan
UPTSA Surabaya, khususnya cabang Royal Plaza yang
kesemuanya tertera atau di tempel di dalam
ruangan kantor, adalah sebagai berikut :
VISI
Melaksanakan Pelayanan Prima Dengan Cerdas Bagi
Publik
MISI
1.Melaksanakan tertib administrasi.
2.Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana
UPTSA surabaya timur.
3.Mengembangkan sistem pelayanan berbasis
informasi teknologi.
4.Meningkatkan kualitas serta kemampuan problem
solving petugas UPTSA dalam memberikan
pelayanan.
MAKSUD DAN TUJUAN
MAKSUD
1. Memberikan akses yang lebih mudah dan luas
kepada masyarakat dalam memperoleh informasi dan
layanan publik.
2. Terwujudnya pelayanan prima dan transparansi.
3. Meningkatkan investasi di Kota Surabaya.
TUJUAN
1. Memberikan penguatan kelembagaan dalam
pemberian layanan perijinan kepada masyarakat.
24
2. Menumbuhkan citra yang baik di masyarakat
dengan memberikan pelayanan perijinan prima.
3. Menciptakan suatu formula teknis pelayanan
perijinan kepada masyarakat sehingga proses
perijinan menjadi semakin transparan yang pada
gilirannya memberikan kepastian atas waktu dan
biaya pengurusan perijinan.
4. Penyederhanaan prosedur perijinan guna
mendukung iklim investasi yang kondusif pada
akhirnya dapat meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi, PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan
pembangunan di kota surabaya secara lebih
optimal dan berkelanjutan.
MAKLUMAT PELAYANAN
Melayani dengan santun
Memproses layanan secara cermat
Memberikan kemudahan pelayanan secara on line
Meningkatkan layanan secara berkesinambungan
berdasarkan saran dan masukan
Memproses ijin sesuai peraturan dan perundangan
yang berlaku
Tidak meminta dan menerima imbalan dalam bentuk
apapun
Apabila tidak menepati maklumat pelayanan, siap
menerima sanksi sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku.
24
DASAR HUKUM UPTSA
Dasar Hukum Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap
(UPTSA) :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007
tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan
Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
Tentang Organisasi Perangkat Daerah.
3. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2006 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Satu Pintu.
4. Peraturan Walikota Surabaya Nomor : 28 Tahun
2007 tentang Organisasi Pelayanan Terpadu Satu
Atap
5. Peraturan Walikota Surabaya Nomor : 24 Tahun
2009 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota
Surabaya Nomor 28 Tahun 2007 tentang Organisasi
Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota
Surabaya.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2009
Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Walikota
Surabaya Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Organisasi
Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Kota
Surabaya.
24
SIUP
SIUP adalah Surat Ijin Usaha Dagang.
Sebagaimana disebutkan dalam Perda No.1 Tahun 2010
Bab IV Pasal 5 ayat 1 bahwa Setiap perusahaan
perdagangan wajib memiliki Surat Izin Usaha
Perdagangan. SIUP memiliki masa yakni 5 tahun,
setelah itu dapat di perpanjang. Pelayanan SIUP
membutuhkan waktu 3 hari dan tanpa dipungut biaya.
SIUP ditujukkan untuk perorangan (Toko, UD), CV,
PT maupun koperasi. Adapun Persyaratan dalam
mengajukan SIUP :
1. Mengisi Formulir Pedaftaran
2. Copy KTP Direktur / Pemilik
3. Surat Pernyatan Lokasi (1 Lembar)
4. Copy Akta (Pendidikan Dan Perubahan) + SK
Pengesahan (1 Lembar)
5. Pas Foto Warna Terbaru Kualitas Cetak Studio
3X4 (2 Lembar)
6. SIUP Asli, Untuk Perpanjangan / Perubahan
7. Surat Kuasa (Sesuai Format) + Copy KTP Kuasa
(1 Lembar)
8. Neraca Perusahaan, Untuk Perubahan Modal
9. Ijin Khusus Terkait Bidang Usaha Tertentu
(Seperti SPBU, LPG, Konservasi Alam, Dll)
10. Ijin Dari Atasan Bagi PNS
11. Untuk Cabang, Dilampirkan: Surat Permohonan
Pembukaan Cabang, Akta Pendirian Cabang, Surat
24
Penunjukan Kop. Cabang, Legalisir SIUP Pusat
(3 Lembar), Copy TDP Pusat (1 Lembar) Dengan
Status KANTOR PUSAT.
B. DESKRIPSI PELAYANAN KANTOR CABANG UPTSA
Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA) Pemkot
Surabaya adalah salah satu instansi pemerintah yang
menaungi masalah perijinan dan non-perijinan. Adapun
motto dari UPTSA adalah “Terdepan Dalam Layanan
Administrasi Perijinan”. UPTSA telah melaksanakan kegiatan
di bidang pelayanan masyarakat sejak tanggal 5
Nopember 2007 dengan melayani 66 bidang pelayanan
publik yang terdiri dari 52 pelayanan perizinan dan
pelayanan non-perizinan.
Demi meningkatkan performa pelayanan di bidang
perijinan dan non-perijinan serta untuk memudahkan
masyarakat dalam hal pengurusan surat ijin, maka
UPTSA Pusat yang berlokasi di Jl. Menur 31 C
Surabaya membuka gerai-gerai kantor cabangnya di
beberapa pusat perbelanjaan di Kota Surabaya. Adapun
pusat-pusat perbelanjaan yang terdapat Kantor Cabang
UPTSA tersebut ialah Supermall Pakuwon Trade Center
Surabaya, Royal Plaza Surabaya, dan ITC Mega Grosir
Surabaya.
Masyarakat yang berada di Surabaya Barat dapat
mengunjungi gerai UPTSA di Supermall Pakuwon Trade
Center Surabaya yang berlokasi di Lt. LG A2 006-007,
24
masyarakat yang berada di Surabaya Selatan dapat
mengunjungi gerai UPTSA di Royal Plaza Surabaya yang
berlokasi di Lt. LG Blok AB-1 No. 12-15, sedangkan
untuk masyarakat yang berada di Surabaya Utara dapat
mengunjungi gerai UPTSA di ITC Mega Grosir Surabaya
yang berlokasi di Lt. G Blok C-24 No. 3.
Kantor-kantor cabang UPTSA tersebut merupakan
tempat yang memberikan pelayanan dalam hal
pengurusan Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP).
Terhitung sejak tanggal 1 Oktober 2013, perijinan
SIUP harus melalui Surabaya Single Window (SSW) di
alamat website http://ssw.surabaya.go.id atau unit
pelayanan terpadu satu atap (UPTSA). Program ini
dimaksudkan agar kualitas pelayanan publik di UPTSA
Kota Surabaya dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
Pelayanan perijinan di gerai-gerai UPTSA Kota
Surabaya tersebut dilaksanakan setiap hari mulai
dari hari senin sampai dengan hari minggu dan hanya
tutup pada saat libur hari besar. Jam pelayanan yang
fleksibel yaitu dari jam 11.00 sampai dengan jam
18.00 juga menjadi nilai tambah bagi kantor cabang
UPTSA Kota Surabaya. Waktu pelayanan tersebut
tentunya sangat menguntungkan masyarakat karena
masyarakat tidak harus diburu dengan hari dan waktu
yang terbatas.
24
Sesuai dengan konsep budaya pelayanan prima yang
dikemukakan oleh Atep Adya Barata dalam bukunya yang
berjudul “Dasar-Dasar Pelayanan Prima”, para pelayan
publik di UPTSA Kota Surabaya telah menerapkan
konsep yang ke 3 (tiga) yaitu Appearance
(penampilan). Hal ini dapat dilihat dari adanya
peraturan untuk setiap pegawai agar menggunakan
seragam UPTSA Kota Surabaya. Adapun seragam yang
digunakan oleh setiap pegawai pada hari senin sampai
rabu adalah seragam resmi dari UPTSA Kota Surabaya,
hari kamis sampai hari jum’at menggunakan pakaian
batik sedangkan pada hari sabtu dan minggu setiap
pegawai diberi kebebasan untuk menggunakan pakaian
bebas namun tetap sopan rapi.
Selain itu, pelayanan di UPTSA Kota Surabaya juga
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang memadai
seperti adanya ruang tunggu yang dilengkapi dengan
sofa-sofa yang akan membuat para pemohon menjadi
nyaman. Selain itu ruangan juga dilengkapi dengan
pendingin ruangan atau AC, pengharum ruangan, jam
dinding, alat kebersihan, dispenser, hiasan-hiasan
ruangan, hiasan dinding yang menunjukkan motto,
maklumat pelayanan, visi dan misi instansi serta
terdapat pula juga dua kursi yang dapat digunakan
oleh pemohon saat mengajukan persyaratan-persyaratan
yang dibutuhkan. Kelengkapan sarana dan prasarana
tersebut tentunya sangat bernilai jika dilihat dari
24
sudut pandang estetika yang mengutamakan keindahan
dan kenyamanan.
Selain sarana dan prasarana yang telah disebutkan
diatas, UPTSA Kota Surabaya juga menerapkan konsep
budaya pelayanan prima yang ke 4 (empat) yaitu
Attention (perhatian). Hal ini dapat dilihat dari
ketersedian kotak kritik dan saran di setiap gerai
kantor cabang UPTSA Kota Surabaya. Kotak kritik dan
saran ini merupakan salah satu fasilitas bagi para
pemohon untuk menyalurkan keluhan-keluhan maupun
saran-saran dalam hal pelayanan di UPTSA Kota
Surabaya. Selanjutnya kritik dan saran dari pemohon
akan dijadikan bahan pertimbangan bagi UPTSA Kota
Surabaya untuk memperbaiki lagi kualitas pelayanan
demi meningkatkan indeks kepuasan masyarakat.
Pemahaman tentang pelayanan administrasi yang
berbelit-belit yang selalu melekat pada birokrasi di
Indonesia nampaknya tidak terlihat di UPTSA Kota
Surabaya. Hal ini dikarenakan prosedur yang
diterapkan di UPTSA Kota Surabaya sangatlah
sederhana dan memudahkan masyarakat. Masyarakat atau
pemohon yang ingin mengurus perijinan SIUP hanya
perlu datang ke kantor cabang UPTSA Kota Surabaya
yang dikehendaki dengan membawa persyaratan-
persyaratan yang dibutuhkan dan kemudian pihak
kantor cabang akan mengantarkan berkas-berkas
tersebut ke kantor pusat UPTSA yang selanjutnya akan
24
disalurkan ke dinas-dinas terkait. Adapun berkas-
berkas yang disyaratkan adalah fotokopi KTP pemilik
usaha, surat pernyataan lokasi sebanyak 1 (satu)
lembar, pas foto berwarna terbaru kualitas cetak
studio ukuran 3x4 sebanyak 2 (dua) lembar.
Persyaratan tersebut berlaku untuk setiap usaha
perdagangan baik yang berbentuk UD, CV maupun PT.
Namun untuk usaha perdagangan yang berbentuk CV dan
PT harus menambahkan surat keterangan domisili yang
diketik.
Setelah persyaratan-persyaratan tersebut telah
dilengkapi, selanjutnya pemohon diminta untuk
mengisi formulir pendaftaran yang telah disediakan
oleh pihak UPTSA Kota Surabaya untuk kemudian akan
diproses. Adapun prosesnya menghabiskan waktu selama
3 (tiga) sampai 5 (lima) hari kerja. Proses ini
tentunya lebih lama jika dibandingkan dengan
mengurus langsung ke kantor pusat UPTSA di Jl. Menur
31 C Surabaya yang hanya membutuhkan waktu selama 3
hari. Proses yang lebih lambat beberapa hari
tersebut tentunya bukan tanpa alasan, hal itu
dikarenakan setelah pemohon menyerahkan berkas-
berkas persyaratan yang ditentukan kepada pihak
kantor cabang UPTSA Kota Surabaya selanjutnya pihak
kantor cabang akan mengirimkannya ke kantor pusat
UPTSA. Masyarakat tidak perlu merasa khawatir dengan
biaya yang akan dikeluarkan dalam pengurusan Surat
24
Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) ini karena sejak
kepemimpinan Walikota Tri Rismaharini, biaya
pengurusan SIUP digratiskan. Jadi masyarakat tidak
akan dipungut biaya sedikitpun dalam pengurusannya.
Dari ketiga kantor cabang tersebut, tingkat
keramaian dari masing-masing kantor cabang sangatlah
berbeda. Dan berdasarkan hasil pengamatan yang telah
kami lakukan, maka kami dapat menyimpulkan bahwa
kantor cabang UPTSA Kota Surabaya yang terdapat di
Royal Plaza Surabaya merupakan gerai UPTSA Kota
Surabaya yang paling ramai dengan tingkat pengunjung
antara 50 sampai 80 pemohon perhari pada saat ramai.
Namun, meskipun memiliki tingkat keramaian yang
berbeda-beda tetapi hari-hari yang relative ramai
diantara ketiganya adalah sama yaitu pada hari senin
sampai hari kamis.
Kemudian, di dalam pelayanan publik harus selalu
ada pengawasan dari instansi. Sama halnya dengan
kantor cabang UPTSA Kota Surabaya, setiap sebulan
sekali pihak kantor pusat UPTSA melakukan inspeksi
mendadak (sidak) ke ketiga kantor cabang yang berada
di pusat perbelanjaan. Hal ini merupakan kegiatan
yang patut dilaksanakan secara kontinyu agar
performa pelayanan yang diberikan dapat berkualitas.
C. ANALISIS PELAYANAN UPTSA
24
Berdasarkan deskripsi yang telah dipaparkan
diatas, maka penyusun menggunakan konsep A6 yang
dikemukakan oleh Atep Adya Barata dalam bukunya yang
berjudul “Dasar-Dasar Pelayanan Prima” untuk
menganalisis pelayanan di kantor cabang UPTSA Kota
Surabaya.
Penerapan konsep A6 tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Ability (Kemampuan)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh
penyusun, penyusun menilai bahwa beberapa pegawai
kantor cabang UPTSA Kota Surabaya masih kurang
mengerti akan standar operasional prosedur (SOP)
instansi. Hal ini dibuktikan dengan ketidakmampuan
pegawai dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh pnyusun terkait dengan SOP UPTSA.
2. Attitude (Sikap)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh
penyusun, penyusun menilai bahwa pegawai kantor
cabang UPTSA Kota Surabaya telah memberikan
pelayanan dengan ramah, sopan, tidak
diskriminatif, serta mampu melayani dengan penuh
kesabaran.
3. Appearance (Penampilan)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh
penyusun, penyusun menilai bahwa pegawai kantor
cabang UPTSA Kota Surabaya telah memperhatikan
24
faktor penampilan. Hal ini dibuktikan dengan
diberlakukannya aturan untuk setiap pegawai agar
menggunakan seragam sesuai dengan jadwal. Kami
mengamati bahwa para pegawai UPTSA berpakaian
dengan sopan dan rapi.
4. Attention (Perhatian)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh
penyusun, penyusun menilai bahwa kantor cabang
UPTSA Kota Surabaya telah memberikan perhatian
kepada masyarakat khususnya para pemohon. Hal ini
dibuktikan dengan disediakannya ruang bagi
masyarakat untuk menyalurkan aspirasi, keluhan
maupun saran-saran baik melalui kotak kritik dan
saran di setiap gerai kantor cabang UPTSA Kota
Surabaya maupun melalui website resmi UPTSA Kota
Surabaya. Kantor UPTSA juga memberikan kuesioner
kepada masyarakat untuk mengetahui indeks kepuasan
masyarakat terkait pelayanan yang diberikan. Dari
indeks tersebutlah UPTSA Kota Surabaya dapat terus
memperbaiki kualitas pelayanannya agar lebih baik
lagi dari tahun ketahun.
5. Action (Tindakan)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh
penyusun, penyusun menilai bahwa kantor cabang
UPTSA Kota Surabaya telah menerapkan konsep
action. Para pegawai UPTSA telah memberikan
tindakan berupa pelayanan kepada setiap pemohon
24
yang ingin membuat surat ijin usaha perdagangan
(SIUP).
6. Accountability (Pertanggungjawaban)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh
penyusun, penyusun menilai bahwa kantor cabang
UPTSA Kota Surabaya telah menerapkan konsep
accountability. Hal ini dibuktikan dengan pegawai
kantor UPTSA cabang kota Surabaya yang
bertanggung jawab atas SIUP pemohon dengan
mengambil SIUP di kantor UPTSA pusat. Selain itu
ketika terjadi keasalahan di dalam pengurusan
SIUP, misalnya salah nama, pegawai bertanggung
jawab dengan memperbaiki kesalahan tersebut.
24
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan
oleh penyusun, maka penyusun dapat menarik
kesimpulan bahwa penerapan pelayanan publik di
kantor cabang UPTSA Kota Surabaya terbilang cukup
baik karena penyusun menilai kantor cabang UPTSA
Kota Surabaya telah menerapkan beberapa asas-asas
dan prinsip-prinsip pelayanan prima, dan konsep A6
dari pelayanan publik. Hal tersebut dapat dibuktikan
dengan adanya transparansi dan tanggungjawab serta
profesionalitas dari pihak kantor cabang UPTSA Kota
Surabaya pada saat pelayanan. Selain faktor-faktor
yang telah disebutkan diatas, penilaian penyusun
juga berdasarkan pada hasil indeks kepuasan
24
masyarakat yang dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini tentunya
ditengarai oleh adanya inovasi, peningkatan, dan
perbaikan dalam hal kualitas pelayanan publik yang
dilakukan pihak kantor cabang UPTSA Kota Surabaya
secara terus-menerus. Salah satu inovasi yang
dilakukan oleh pihak UPTSA Kota Surabaya dalam hal
pelayanan adalah dengan menerapkan program Surabaya
Single Window (SSW) sehingga kualitas pelayanan publik
dapat berjalan secara efektif dan efisien. Namun,
sayangnya pelayanan publik yang diberikan oleh
pegawai belum lengkap tanpa adanya pengetahuan dan
pemahaman pegawai terhadap Standar Operasional
Prosedur (SOP) UPTSA. SOP ini sangat penting untuk
diketahui dan dipahami oleh pegawai karena merupakan
acuan atau pedoman dalam pemberian pelayanan.
B. SARAN
Pelayanan publik merupakan salah satu aspek
penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai
abdi masyarakat, para penyelenggara pelayanan harus
senantiasa berkomitmen memberikan layanan terbaik
kepada masyarakat. Oleh karena itu, kami memberikan
saran kepada pihak UPTSA untuk selalu meningkatkan
pelayanan publik dengan menyuguhkan inovasi-inovasi
sehingga masyarakat mendapat kepuasan. Kemudian,
kami juga memberikan saran kepada para pegawai UPTSA
24
terutama kantor cabang UPTSA Kota Surabaya untuk
selalu meningkatkan pengetahuan dan wawasan terkait
instansinya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Barata, Atep Adya. 2004. “Dasar-dasar Pelayanan Prima”.
Jakarta: PT. Gramedia.
Rahmayanty, Nina. 2010. “Manajemen Pelayanan Prima :
Mencegah Pembelotan dan Membangun Customer Loyality”.
Yogyakarta : CVGraha Ilmu
Sintaningrum dan Tomi Setiawan. 2010. “Reformasi Pelayanan
Publik Bidang Perizinan”. Jurnal Administrasi Negara.
Vol. 1 No. 1, 2007.
Sumaryanto, Bagus. 2014. “Kualitas Pelayanan Perizinan di UPTSA
Surabaya Berdasarkan Indeks Kepuasan”. Program Sarjana.
Universitas Pembangunan Veteran. (
http://eprints.upnjatim.ac.id/6224/1/file1.pdf).