TUGAS PENULISAN SEMINAR DAN PROPOSAL PROPOSAL TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE DMAIC SIX SIGMA DALAM...

32
TUGAS PENULISAN SEMINAR DAN PROPOSAL PROPOSAL TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE DMAIC SIX SIGMA DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK ROKOK (Studi kasus di PT. Rindhang Djaya, Salatiga) Di susun oleh : Taufiq Setya Darma 11522411 PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Transcript of TUGAS PENULISAN SEMINAR DAN PROPOSAL PROPOSAL TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE DMAIC SIX SIGMA DALAM...

TUGAS PENULISAN SEMINAR DAN PROPOSAL

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PENERAPAN METODE DMAIC SIX SIGMA DALAM MENINGKATKAN

KUALITAS PRODUK ROKOK

(Studi kasus di PT. Rindhang Djaya, Salatiga)

Di susun oleh :

Taufiq Setya Darma 11522411

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

2015

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembang dunia industry saat ini sangat pesat sehingga

tiap-tiap industry harus mempu bersaing terutama kualitas

produk yang dihasilkan pada awalnya system untuk mengawasi

kualitas produk hanya dengan inspeksi namun seiring dengan

perkembangannya muncul system baru yaitu system quality

control.

Pengendalian kualitas marupakan hal yang paling penting

dan berkaitan erat dengan proses produksi dimana setiap

kegiatannya meliputi aktivitas pemeriksaaan atau pengujian

karakteristik kualitas yang dimiliki produk tersebut.

Tuntutan kualitas produk dari dulu sampai sekarang banyak

mengalami perubahan yang awalnya dulu tidak begitu

diperhatikan namun sekarang menjadi hal utama dalam kegiatan

produksi. Tujuan utama dalam pencapaian pengendalian

kualitas produksi harus adalah memenuhi kepuasan konsumen

sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas yang

ditetapkan system pengendalian kualitas produksi. Adanya

peningkatan permintaan yang tinggi dari konsumen, bukan

berarti persaingan produk di pasar menjadi ringan. Hal ini

dibuktikan dengan munculnya beberapa perusahaan baru dengan

kapasitas produksi yang bisa dikatakan tidak sedikit. Oleh

karena alasan tersebut, maka perusahaan dituntut untuk

menghasilkan produk yang benar-benar berkualitas, agar bisa

menang dalam bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.

PT Rindang Djaya merupakan salah satu pabrik rokok yang

berada di kota Salatiga. Perusahaan rokok merupakan

perusahaan rokok skala kecil di kawasan Salatiga.. Dalam

proses produksinya perusahaan dituntut agar menaikkan

kualitas produknya agar produk yang diproduksi mendapatkan

tempat dipasaran dan diminati oleh para penikmat rokok.

Untuk menghadapi permasalahan yang terjadi yaitu, maka

peningkatan kualitas produksi merupakan jawabannya, dan bisa

disimpulkan bahwa, dengan memproduksi rokok yang benar-benar

berkualitas, perusahaan PT Rindang Djaya diharapkan bisa

memenangkan persaingan di pasar. Yang dimaksud dengan

peningkatan kualitas di sini bukan berarti harus menambah

jumlah tenaga kerja atau mengganti mesin yang lama dengan

yang baru melainkan memaksimalkan kinerja elemen – elemen

perusahaan rokok tersebut yang telah ada. Salah satu faktor

yang menyebabkan belum maksimalnya kinerja elemen perusahaan

tersebut adalah kurangnya pengetahuan tentang pengendalian

kualitas itu sendiri. Sehingga ini merupakan permasalahan

intern perusahaan yang harus diselesaikan lebih dahulu. Jadi

perusahaan harus memfokuskan perhatian pada pemahaman dan

penerapan ilmu pengetahuan tersebut, agar bisa menyelesaikan

permasalahan dalam hal kualitas produk rokok yang

dihasilkannya. Lebih jauh diharapkan agar hal tersebut bisa

meningkatkan volume penjualan, sehingga bisa mencapai target

penjualan perusahaan. Adapun dalam pengendalian kualitas itu

sendiri, banyak metode yang dikenal, tetapi dari sekian

banyak metode tersebut belum mampu membuktikan performance-

nya dalam masalah peningkatan kualitas secara dramatik

menuju tingkat kegagalan nol (zero defect). Selain itu diketahui

pula sistem manajemen kualitas yang telah ada seperti halnya

Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA), ISO 9000

dimana hanya menekankan pada upaya peningkatan terus-menerus

(continuous improvement) berdasarkan kesadaran mandiri dari

manajemen, tanpa memberikan solusi yang ampuh, seperti

halnya upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan

kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol.

Six sigma merupakan salah satu metode baru paling popular

sebagai salah satu alternatif dalam prinsip-prinsip

pengendalian kualitas yang merupakan terobosan dalam bidang

manajemen kualitas (Gasperzs, 2005). Menurut Vanany dan

Emilasari (2007), tahap-tahap implementasi peningkatan

kualitas six sigma terdiri dari lima fase yaitu menggunakan

metode DMAIC (Define, Measure, Analyse, Improve dan Control). Six sigma

dapat dijadikan ukuran kinerja sistem industri yang

memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan yang luar

biasa dengan terobosan strategi yang aktual. Dengan

menerapkan metode Six Sigma secara tepat, diharapkan dapat

meningkatkan kualitas produk tersebut. Dengan konsep DMAIC

nya, metode Six Sigma mengupayakan untuk mencapai tingkat

kegagalan nol. Konsep DMAIC yang dikenal dengan siklus define,

measure, analyze, improve dan control, diharapkan bisa mengurangi

jumlah defect. Hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan

karena mengurangi biaya yang terbuang percuma akibat produk

gagal. Lebih tepatnya bisa menekan biaya produksi serta bisa

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produk cacat.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka di dapatkan

sebagai berikut :

1. Bagaimana implementasi pengendalian kualitas produk

rokok RINDANG menggunakan metode six sigma?

2. Faktor-Faktor apa sajakah yang menyebabkan

menyimpangnya ukuran spesifikasi produk?

1.3 Batasan Masalah

Berdasar Latar bekang dan pertanyaan penelitian di atas

supaya masalah dapat berjalan baik, maka diberi batasan

ruang lingkup dan kajian.

1. Penelitian di teliti di salatiga khususnya pada

produksi rokok.

2. Penelitian di tekankan pada quality control produk

rokok.

3. Pengambilan data dilakukan berdasarkan pengamatan dan

data yang diterbitkan oleh perusahaan.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian maka dapat disusun tujuan

penelitian sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi masalah kualitas produk PT Rindang

Djaya menggunakan metode six sigma.

2. Mengetahui kodisi kinerja perusahaan menggunkan

metode six sigma.

3. Mendapatkan solusi dalam mengatasi masalah kualitas

produk pada PT Rindang Djaya.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Dengan identifikasi permasalahan yang dilakukan,

dapat diperoleh informasi mengenai urutan atau

prioritas permasalahan kualitas bagi perusahaan.

2. Dapat diperoleh solusi penangan masalah yang dihadapi

PT Rindang Djaya.

1.6 Sistemtika Penulisan

Untuk lebih terstruktur penulisannya tugas akhir ini maka

selanjutnya sistematika penulisan ini disusun sebagai

berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan secara singkat mengenai latar

belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika

penulisan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang di perlukan

untuk memecahkan masalah penelitian. Di samping itu juga

memuat uraian tetang hasil penelitian yang pernah di

lakukan sebelumnya oleh peneliti lain yang ada

hubungannya dengan penelitian yang di lakukan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Mengandung uraian tentang kerangka dan bagan alir

penelitian, teknik yang di lakukan, model yang di pakai,

pembangunan dan pengembangan model, bahan atau materi,

alat, tata cara penelitian dan data yang akan di kaji

serta cara analisis yang akan di pakai.

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

Pada sub bab ini berisi tentang data yang di peroleh

selama penelitian dan bagaimana menganalisa data

tersebut. Hasil pengolahan data di tampilkan baik dalam

bentuk tabel maupun grafik. Yang di maksud dengan

pengolahan data juga termasuk analisis yang di lakukan

terhadap hasil yang di peroleh. Pada sub bab ini

merupakan acuan untuk pembahasan hasil yang akan di tulis

pada sub bab V yaitu pembahasan hasil

BAB V PEMBAHASAN

Melakukan pembahasan hasil yang di peroleh dalam

penelitian, dan kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian

sehingga dapat menghasilkan sebuah rekomendasi.

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang di buat

dan rekomendasi atau saran-saran atas hasil yang di capai

dan permasalahan yang di temukan selama penelitian,

sehingga perlu di lakukan rekomendasi untuk di kaji pada

penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Daftar Tabel

Daftar Gambar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pada bab ini akan dijelaskan tentang kajian literatur yang

dibagi dalam 2 bagian yaitu induktif dan deduktif. Kajian

induktif diperoleh dari jurnal, proceding, dan majalah yang

terbit secara berkala. Sedangkan kajian deduktif adalah

kajian yang diperoleh dari buku teks berkaitan dengan teori

dasar dan pendukung penelitian yang bersifat umum. Kedua

model kajian pustaka ini untuk mencari “state of the art”

atau kekinian kajian.

2.1 Kajian Induktif

Pada tahun 1985, Bill Smith Motorola mengembangkan dan

menerapkan pendekatan untuk mencapai mendekati kesempurnaan

dalam pembuatan produk yang disebut Six Sigma (Breyfogle,

Cupello dan Meadows, 2001). Fokus pada tingkat kerusakan dan

pengakuan eksplisit dari korelasi antara jumlah cacat produk

, biaya operasi yang tinggi , dan tingkat kepuasan pelanggan

membuat Six Sigma unik di antara perbaikan proses lainnya

inisiatif (Abdelhamid, 2003). Dalam konteks

pendekatan Six Sigma , ' sigma ' memiliki telah digunakan

sebagai metrik yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk

memproduksi suatu produk atau menyediakan layanan dalam

ditentukan batas spesifikasi (atau dalam nol cacat)

( Abdelhamid, 2003).

Ada dua metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan

Six Sigma ; DMAIC (define, measure, analyze, improve, and control) dan

Tentukan untuk Six Sigma ( DFFS). DMAIC merupakan lima fase

masalah loop tertutup pola pemecahan yang eliminasi langkah

yang tidak produktif , dan menerapkan teknologi untuk

perbaikan terus-menerus . DMAIC adalah umumnya digunakan

pada proses bisnis yang gagal untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan. Berikut ini kegunaan DMAIC:

a. Mendefinisikan dan memahami persyaratan, faktor dan

harapan pelanggan yang mempengaruhi output proses.

b. Mengukur proses data primer proses melalui Six Metrik

Sigma.

c. Menganalisis penyebab cacat dan sumber variasi

menggunakan alat kontrol kualitas.

d. Meningkatkan proses dengan menurunkan dalam tahap

analisis yang paling penting sumber variasi.

e. Mengontrol dan memonitor variasi proses menggunakan

proses statistic Strategi untuk mempertahankan.

Pada tahun 2002 , Bechtel Corporation, salah satu

rekayasa terbesar dan konstruksi perusahaan di dunia ,

melaporkan penghematan sebesar $ 200 juta dengan investasi $

30 juta yang program Six Sigma untuk mengidentifikasi dan

mencegah ulang dan cacat di segala sesuatu dari desain untuk

konstruksi ( Kwak et al, 2004). Contoh lebih lanjut dari

implementasi Six Sigma dalam rekayasa diterapkan pada Proyek

telekomunikasi nasional untuk membantu mengoptimalkan

pengelolaan biaya dan jadwal , dan pada proyek kimia untuk

merampingkan proses menetralkan kimia agen ( Moreton, 2003).

Pengukuran suatu kualitas produk tidak lepas dari

penggunaan six sigma. Six Sigma adalah konsep statistik yang

mengukur suatu proses yang berkaitan dengan cacat – pada

level enam (six) sigma dengan 3.4 cacat dari sejuta peluang

(Brue, 2002). Konsep, alat, dan sistem Six Sigma telah

berhasil dikembangkan oleh GE dan Allied Signal/ Honeywell

seperti big picture mapping, dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA).

Kedepannya penambahan konsep, alat dan sistem yang

dibutuhkan pada Six Sigma akan berperan meningkatkan usaha

perbaikan proses dan kualitas sesuai dengan kebutuhan para

manager perusahaan.

2.2 Kajian Deduktif

2.2.1 Six Sigma

Menurut Gasperz, v. (2002) Six sigma merupakan

sebuah metodologi untuk memperbaiki suatu proses dengan

memfokuskan pada usaha-usaha memperkecil variansi yag

terjadi sekaligus mengurangi cact atau produk yang

keluar dari spesifikasi dengan mengguanakan metode

statistik. Secara sederhana six sigma dapat

diterjemahkan sebagai suatu proses yang mempunyai

kemungkinan cacat (defect opportunity) sebesar 0,00034% atau

sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk (defect per

million). Suatu proses dengan nilai sigma yang lebih

tinggi akan mempunyai cacat yang lebih sedikit

presentase dan jumlah kecacatan dari beberapa sigma

dapat dilihat pada table berikut:

Sigm

a

Presentase

Kecacatan

Jumlah cacat

per juta

1 69% 691,469

2 31% 308,538

3 6,7% 66,807

4 0,62% 6,210

5 0,023% 233

6 0,00034% 3,4

7 0,0000091% 0,019

Menurut pyzex, Thomas (2001) Dalam usaha memperkecil

variansi six sigma dilakukan secara sistematis dengan

mengidentifikasikan, mengukur menganalisa, memperbaiki, dan

mengendalikannya. Dalam pelaksanaan six sigma yang terdiri

dari pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan

six sigma meliputi:

a. Executive Leader

Diduduki oleh pemimpin puncak perusahaan yang

bertekad untuk mewujudkan six sigma. Memulai dan

memasyarakatkan di seluruh bagian, divisi,

departemen dan cabang-cabang lainnya.

b. Champion

Yaitu orang-orang yang sangat menentukan

keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan six sigma.

c. Master black belt

Yaitu orang yang bertindak sebagai pelatih dan

pemandu. Master black belt adalah orang-orang yang

sangat mengusai alat-alat six sigma.

d. Black belt

Yaitu orang yang berperan memimpin proyek

perbaikan kinerja perusahaan.

e. Green belt

Yaitu orang-orang yang membantu black belt

berdasarkan keahliannya.

2.2.2 Metode Perbaikan Six Sigma

Menurut Pande, Peter S. (2002) Dalam six sigma ada

siklus 5 fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control)

yaitu proses peningktan terus menerus menuju target six

sigma. DMAIC dilakukan secara sistematik berdasarkan

pengetahuan dan fakta. DMAIC merupakan suatu proses

closed-loop yang menghilangak langkah-langkah proses

yang tidak produktif, sering berfokud pada pengukuran-

pengukuran baru dan menerapakan teknologi untuk

peningkatan kualitas menuju target six sigma. DMAIC

teridiri atas 5 tahap utama yaitu:

1. Define

Define merupakan langkah pertama dalam

pendekatan six sigma. Langkah ini

mengidentifikasi masalah penting dalam proses

yang sedang berlangsung.

2. Measure

Measure merupakan tindak lanjut dari langkah

Define dan merupakan sebuah jembatan untuk

langkah berikutnya yaitu analis. Langkah

Measure memiliki dua sasaran utama yaitu

a) Mendapatkan data untuk memvalidasi dan

mengkuantifikasi masalah atau peluang.

b) Memulai menyentuh fakta dan angka-angka

yang memberikan petunjuk tentang akar

masalah Milestone (batu loncatan) pada

langkah measure adalah mengembangkan

ukuran sigma awal untuk proses yang

sedang diperbaiki.

3. Analyze

Langkah ini mulai masuk kedalam hal-hal

detail. Meningkatkan pemahaman terhadap

proses dan masalah serta mengidentifikasi

akar masalah. Pada langkah ini, pendekatan

six sigma menerapkan statistical tool untuk

memvalidasi akar permasalahan. Tujuan dari

tahap ini adalah untuk mengetahui seberapa

baik proses yang berlangsung dan

mengindetifikasi akar permasalahan yang

mungkin menjadi penyebab timbulnya variasi

dalam proses. Untuk mengetahui seberapa baik

proses berlangsungnya maka perlun adanya

suatau nilai atau ineks yaitu indeks

kemampuan proses (index Capability Process).

4. Improve

Selama tahap ini diuraikan ide-ide perbaikan

atau solusi-solusi yang mungkin untuk

dilaksanakan.

5. Control

Sebagai bagian dari pendekatan six sigma,

perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan

bahwa hasil-hasil yang diinginkan sedang

dalam proses pencapaian.

2.2.3 Kualitas

Menurut Feigenbaun, A.V (1961) kata kualitas yang

berorientasi pada kepuasan konsumen tidak harus

mempunyai arti “yang terbaik” dalam dunia industri,

melainkan kualitas berarti lebih baik dalam memuaskan

kebutuhan konsumen. Sedangkan dalam orientasi pada

proses produksi kualitas adalah kesesuaian spesifikasi

dari desain produk yang telah ditetapkan produsen.

Sedangkan pengendalian kualitas adalah aktivitas

keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu

kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkanya

dengan spesifikasi atau persyaratan , dan mengambil

tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan

antara penampilan yang sebenarnya dengan yang standart.

Ini berarti bahwa proses produksi harus stabil dan

mampu beroperasi sedemikian hingga sebenarnya semua

produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi.

Dalam pengendalian kualitas terdapat tujuh alat

pengendali kualitas sebagai seven tools yang digunakan

untuk mengidentifikasi perbaikan yang mungkin dapat

dilakukan, yaitu:

a. Histogram

b. Check Sheet

c. Diagram Pareto

d. Defect Concentration Diagram

e. Cause-Effect Diagram

f. Control Chart

g. Scatter Diagram

Pengukuran suatu kualitas produk tidak lepas dari

penggunaan six sigma. Six Sigma adalah konsep statistik

yang mengukur suatu proses yang berkaitan dengan cacat

– pada level enam (six) sigma dengan 3.4 cacat dari sejuta

peluang (Brue, 2002). Konsep, alat, dan sistem Six Sigma

telah berhasil dikembangkan oleh GE dan Allied Signal/

Honeywell seperti big picture mapping, dan Failure Mode Effect

Analysis (FMEA). Kedepannya penambahan konsep, alat dan

sistem yang dibutuhkan pada Six Sigma akan berperan

meningkatkan usaha perbaikan proses dan kualitas sesuai

dengan kebutuhan para manager perusahaan.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Obyek Penelitian

Fokus kajian penelitian ini adalah mengembangkan

kualitas produk rokok dengan penerapan metode DMAIC

six sigma Obyek penelitian berada di PT Rindhang

Djaya yang berlokasi di salatiga.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Jadwal penelitian dapat dilihat pada table 3.1

dibawah ini

Tabel 3.1 Tabel jadwal penelitian

RencanaKegiatan

Februari Maret April Mei1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Survey Perusahaan                                Identifikasimasalah                                pengambilan data                                analisis data                                evaluasi                                penyusunan laporan                                

3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Data Primer

Data primer merupakan data penelitian yang

diperoleh secara langsung dari sumber asli.

Data-data primer dalam penelitian ini meliputi

:

a) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan Tanya jawab secara langsung

kepada obyek penelitian.

b) Observasi yaitu pengumpulan data dengan

pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan

yang berkenaan dengan masalah quality

produk.

3.3.2 Data Sekunder

Data Sekunder merupakan data yang diperoleh

secara tidak langsung atau melalui perantara.

Data ini berfungsi sebagai penunjang data-data

primer yang akan diambil dalam penelitian ini.

Data ini bisa diperoleh dari keterangan nara

sumber ataupun dari buku atau literature.

3.4 Metode Pengolahan Data

Setelah melakukan dan menadapatkan data langkah

selanjutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data

dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:

a. Define

Pada tahap ini merupakan tahap dimana dilakukannya

proses identifikasi penyimpangan kualitas produk

yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang

ditetapkan oleh perusahaan.

b. Measure

Pada tahap ini dilakukan pengukuran baseline kinerja

dengan parameter six sigma.

c. Analyze

Pada tahap ini dilakukan analisis apa penyebab

utama pada masalah yang terjadi dengan menggunakan

diagram sebab akibat.

d. Improve

Pada tahap ini merupakan tahap untuk mengembangkan

tingkat proses dan menghilangkan penyebab masaalah

pada quality produk.

e. Control

Merupakan tahapan untuk mengendalikan proses

produksi agar proses produksi tetap berada pada

level sigma.

3.5 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Gambar Perancangan Laporan Penelitian

3.6 Hasil Penelitian

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Penelitian ini memperoleh informasi factor-faktor

yang mempengaruhi kualitas pada sebuah produk

rokok di kota Salatiga dengan menggunakan metode

DMAIC Six Sigma. Sehingga dapat memberikan masukan

untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan

DAFTAR PUSTAKA

Abdelhamid, T. (2003). Six Sigma in Lean Construction

Systems: Opportunities and

Challenges, Proceedings IGLC-11, Blacksburg Virginia.

Breyfogle, F.W., Cupello, J. M., Meadows, B. (2001).

Managing Six Sigma: A Practical Guide to Understanding, Assessing, and

Implementing the Strategy that Yields Bottom Line Success; Wiley,

New York.

Brue, G., 2002. Six Sigma for Managers. Canary, Jakarta.

Gaspersz, Vincent. (2002). Pedoman  Implementasi Program Six sigma

Terintegrasi dengan ISO 9007:2000. MBNQA & HACCP,. Jakarta:

PT. Gramedia Pustaka Utama,

Gaspersz, Vincent.2001. Total Quality Management. Gramedia

Pustaka

Utama, Jakarta.

Kwak, Y. and Anbari, F. (2004). Benefits, obstacles, and

future of Six Sigma

Approach, Technovation, 2004, 1-8.

Moreton, M. (2003). Featured Company: Bechtel; ASQ Six Sigma

Forum Magazine,

3(1), 2003, 44.

Pande, Peter S, et al. (2002). The Six sigma Way. Penerbit Andi,

Yogyakarta

Pyzdek, Thomas. 2001. The Six Sigma Handbook, A complete Guidefor

Greenbelts, Blackbelts, & Managers at all. New York Mc Graw-Hill

Rander, Bay dan Jay, Heizer. 2001. Prinsip-prinsip managemen

Operasi. Jakarta: Salemba empat

Satish W. K, Sunil B. Deshpande, Mahesh S. Gorde, 2012. Six

Sigma Qualities in Business. International journal of Engineering and

Innovative Technology (IJEIT) vol. 1, issue 4, April 2012