TUGAS PENULISAN SEMINAR DAN PROPOSAL PROPOSAL TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE DMAIC SIX SIGMA DALAM...
Transcript of TUGAS PENULISAN SEMINAR DAN PROPOSAL PROPOSAL TUGAS AKHIR PENERAPAN METODE DMAIC SIX SIGMA DALAM...
TUGAS PENULISAN SEMINAR DAN PROPOSAL
PROPOSAL TUGAS AKHIR
PENERAPAN METODE DMAIC SIX SIGMA DALAM MENINGKATKAN
KUALITAS PRODUK ROKOK
(Studi kasus di PT. Rindhang Djaya, Salatiga)
Di susun oleh :
Taufiq Setya Darma 11522411
PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembang dunia industry saat ini sangat pesat sehingga
tiap-tiap industry harus mempu bersaing terutama kualitas
produk yang dihasilkan pada awalnya system untuk mengawasi
kualitas produk hanya dengan inspeksi namun seiring dengan
perkembangannya muncul system baru yaitu system quality
control.
Pengendalian kualitas marupakan hal yang paling penting
dan berkaitan erat dengan proses produksi dimana setiap
kegiatannya meliputi aktivitas pemeriksaaan atau pengujian
karakteristik kualitas yang dimiliki produk tersebut.
Tuntutan kualitas produk dari dulu sampai sekarang banyak
mengalami perubahan yang awalnya dulu tidak begitu
diperhatikan namun sekarang menjadi hal utama dalam kegiatan
produksi. Tujuan utama dalam pencapaian pengendalian
kualitas produksi harus adalah memenuhi kepuasan konsumen
sesuai dengan spesifikasi dan standar kualitas yang
ditetapkan system pengendalian kualitas produksi. Adanya
peningkatan permintaan yang tinggi dari konsumen, bukan
berarti persaingan produk di pasar menjadi ringan. Hal ini
dibuktikan dengan munculnya beberapa perusahaan baru dengan
kapasitas produksi yang bisa dikatakan tidak sedikit. Oleh
karena alasan tersebut, maka perusahaan dituntut untuk
menghasilkan produk yang benar-benar berkualitas, agar bisa
menang dalam bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis.
PT Rindang Djaya merupakan salah satu pabrik rokok yang
berada di kota Salatiga. Perusahaan rokok merupakan
perusahaan rokok skala kecil di kawasan Salatiga.. Dalam
proses produksinya perusahaan dituntut agar menaikkan
kualitas produknya agar produk yang diproduksi mendapatkan
tempat dipasaran dan diminati oleh para penikmat rokok.
Untuk menghadapi permasalahan yang terjadi yaitu, maka
peningkatan kualitas produksi merupakan jawabannya, dan bisa
disimpulkan bahwa, dengan memproduksi rokok yang benar-benar
berkualitas, perusahaan PT Rindang Djaya diharapkan bisa
memenangkan persaingan di pasar. Yang dimaksud dengan
peningkatan kualitas di sini bukan berarti harus menambah
jumlah tenaga kerja atau mengganti mesin yang lama dengan
yang baru melainkan memaksimalkan kinerja elemen – elemen
perusahaan rokok tersebut yang telah ada. Salah satu faktor
yang menyebabkan belum maksimalnya kinerja elemen perusahaan
tersebut adalah kurangnya pengetahuan tentang pengendalian
kualitas itu sendiri. Sehingga ini merupakan permasalahan
intern perusahaan yang harus diselesaikan lebih dahulu. Jadi
perusahaan harus memfokuskan perhatian pada pemahaman dan
penerapan ilmu pengetahuan tersebut, agar bisa menyelesaikan
permasalahan dalam hal kualitas produk rokok yang
dihasilkannya. Lebih jauh diharapkan agar hal tersebut bisa
meningkatkan volume penjualan, sehingga bisa mencapai target
penjualan perusahaan. Adapun dalam pengendalian kualitas itu
sendiri, banyak metode yang dikenal, tetapi dari sekian
banyak metode tersebut belum mampu membuktikan performance-
nya dalam masalah peningkatan kualitas secara dramatik
menuju tingkat kegagalan nol (zero defect). Selain itu diketahui
pula sistem manajemen kualitas yang telah ada seperti halnya
Malcolm Baldrige National Quality Award (MBNQA), ISO 9000
dimana hanya menekankan pada upaya peningkatan terus-menerus
(continuous improvement) berdasarkan kesadaran mandiri dari
manajemen, tanpa memberikan solusi yang ampuh, seperti
halnya upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kualitas secara dramatik menuju tingkat kegagalan nol.
Six sigma merupakan salah satu metode baru paling popular
sebagai salah satu alternatif dalam prinsip-prinsip
pengendalian kualitas yang merupakan terobosan dalam bidang
manajemen kualitas (Gasperzs, 2005). Menurut Vanany dan
Emilasari (2007), tahap-tahap implementasi peningkatan
kualitas six sigma terdiri dari lima fase yaitu menggunakan
metode DMAIC (Define, Measure, Analyse, Improve dan Control). Six sigma
dapat dijadikan ukuran kinerja sistem industri yang
memungkinkan perusahaan melakukan peningkatan yang luar
biasa dengan terobosan strategi yang aktual. Dengan
menerapkan metode Six Sigma secara tepat, diharapkan dapat
meningkatkan kualitas produk tersebut. Dengan konsep DMAIC
nya, metode Six Sigma mengupayakan untuk mencapai tingkat
kegagalan nol. Konsep DMAIC yang dikenal dengan siklus define,
measure, analyze, improve dan control, diharapkan bisa mengurangi
jumlah defect. Hal ini sangat menguntungkan bagi perusahaan
karena mengurangi biaya yang terbuang percuma akibat produk
gagal. Lebih tepatnya bisa menekan biaya produksi serta bisa
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produk cacat.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka di dapatkan
sebagai berikut :
1. Bagaimana implementasi pengendalian kualitas produk
rokok RINDANG menggunakan metode six sigma?
2. Faktor-Faktor apa sajakah yang menyebabkan
menyimpangnya ukuran spesifikasi produk?
1.3 Batasan Masalah
Berdasar Latar bekang dan pertanyaan penelitian di atas
supaya masalah dapat berjalan baik, maka diberi batasan
ruang lingkup dan kajian.
1. Penelitian di teliti di salatiga khususnya pada
produksi rokok.
2. Penelitian di tekankan pada quality control produk
rokok.
3. Pengambilan data dilakukan berdasarkan pengamatan dan
data yang diterbitkan oleh perusahaan.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian maka dapat disusun tujuan
penelitian sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi masalah kualitas produk PT Rindang
Djaya menggunakan metode six sigma.
2. Mengetahui kodisi kinerja perusahaan menggunkan
metode six sigma.
3. Mendapatkan solusi dalam mengatasi masalah kualitas
produk pada PT Rindang Djaya.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Dengan identifikasi permasalahan yang dilakukan,
dapat diperoleh informasi mengenai urutan atau
prioritas permasalahan kualitas bagi perusahaan.
2. Dapat diperoleh solusi penangan masalah yang dihadapi
PT Rindang Djaya.
1.6 Sistemtika Penulisan
Untuk lebih terstruktur penulisannya tugas akhir ini maka
selanjutnya sistematika penulisan ini disusun sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini akan menguraikan secara singkat mengenai latar
belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penulisan
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Berisi tentang konsep dan prinsip dasar yang di perlukan
untuk memecahkan masalah penelitian. Di samping itu juga
memuat uraian tetang hasil penelitian yang pernah di
lakukan sebelumnya oleh peneliti lain yang ada
hubungannya dengan penelitian yang di lakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Mengandung uraian tentang kerangka dan bagan alir
penelitian, teknik yang di lakukan, model yang di pakai,
pembangunan dan pengembangan model, bahan atau materi,
alat, tata cara penelitian dan data yang akan di kaji
serta cara analisis yang akan di pakai.
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
Pada sub bab ini berisi tentang data yang di peroleh
selama penelitian dan bagaimana menganalisa data
tersebut. Hasil pengolahan data di tampilkan baik dalam
bentuk tabel maupun grafik. Yang di maksud dengan
pengolahan data juga termasuk analisis yang di lakukan
terhadap hasil yang di peroleh. Pada sub bab ini
merupakan acuan untuk pembahasan hasil yang akan di tulis
pada sub bab V yaitu pembahasan hasil
BAB V PEMBAHASAN
Melakukan pembahasan hasil yang di peroleh dalam
penelitian, dan kesesuaian hasil dengan tujuan penelitian
sehingga dapat menghasilkan sebuah rekomendasi.
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berisi tentang kesimpulan terhadap analisis yang di buat
dan rekomendasi atau saran-saran atas hasil yang di capai
dan permasalahan yang di temukan selama penelitian,
sehingga perlu di lakukan rekomendasi untuk di kaji pada
penelitian selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan tentang kajian literatur yang
dibagi dalam 2 bagian yaitu induktif dan deduktif. Kajian
induktif diperoleh dari jurnal, proceding, dan majalah yang
terbit secara berkala. Sedangkan kajian deduktif adalah
kajian yang diperoleh dari buku teks berkaitan dengan teori
dasar dan pendukung penelitian yang bersifat umum. Kedua
model kajian pustaka ini untuk mencari “state of the art”
atau kekinian kajian.
2.1 Kajian Induktif
Pada tahun 1985, Bill Smith Motorola mengembangkan dan
menerapkan pendekatan untuk mencapai mendekati kesempurnaan
dalam pembuatan produk yang disebut Six Sigma (Breyfogle,
Cupello dan Meadows, 2001). Fokus pada tingkat kerusakan dan
pengakuan eksplisit dari korelasi antara jumlah cacat produk
, biaya operasi yang tinggi , dan tingkat kepuasan pelanggan
membuat Six Sigma unik di antara perbaikan proses lainnya
inisiatif (Abdelhamid, 2003). Dalam konteks
pendekatan Six Sigma , ' sigma ' memiliki telah digunakan
sebagai metrik yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk
memproduksi suatu produk atau menyediakan layanan dalam
ditentukan batas spesifikasi (atau dalam nol cacat)
( Abdelhamid, 2003).
Ada dua metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan
Six Sigma ; DMAIC (define, measure, analyze, improve, and control) dan
Tentukan untuk Six Sigma ( DFFS). DMAIC merupakan lima fase
masalah loop tertutup pola pemecahan yang eliminasi langkah
yang tidak produktif , dan menerapkan teknologi untuk
perbaikan terus-menerus . DMAIC adalah umumnya digunakan
pada proses bisnis yang gagal untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan. Berikut ini kegunaan DMAIC:
a. Mendefinisikan dan memahami persyaratan, faktor dan
harapan pelanggan yang mempengaruhi output proses.
b. Mengukur proses data primer proses melalui Six Metrik
Sigma.
c. Menganalisis penyebab cacat dan sumber variasi
menggunakan alat kontrol kualitas.
d. Meningkatkan proses dengan menurunkan dalam tahap
analisis yang paling penting sumber variasi.
e. Mengontrol dan memonitor variasi proses menggunakan
proses statistic Strategi untuk mempertahankan.
Pada tahun 2002 , Bechtel Corporation, salah satu
rekayasa terbesar dan konstruksi perusahaan di dunia ,
melaporkan penghematan sebesar $ 200 juta dengan investasi $
30 juta yang program Six Sigma untuk mengidentifikasi dan
mencegah ulang dan cacat di segala sesuatu dari desain untuk
konstruksi ( Kwak et al, 2004). Contoh lebih lanjut dari
implementasi Six Sigma dalam rekayasa diterapkan pada Proyek
telekomunikasi nasional untuk membantu mengoptimalkan
pengelolaan biaya dan jadwal , dan pada proyek kimia untuk
merampingkan proses menetralkan kimia agen ( Moreton, 2003).
Pengukuran suatu kualitas produk tidak lepas dari
penggunaan six sigma. Six Sigma adalah konsep statistik yang
mengukur suatu proses yang berkaitan dengan cacat – pada
level enam (six) sigma dengan 3.4 cacat dari sejuta peluang
(Brue, 2002). Konsep, alat, dan sistem Six Sigma telah
berhasil dikembangkan oleh GE dan Allied Signal/ Honeywell
seperti big picture mapping, dan Failure Mode Effect Analysis (FMEA).
Kedepannya penambahan konsep, alat dan sistem yang
dibutuhkan pada Six Sigma akan berperan meningkatkan usaha
perbaikan proses dan kualitas sesuai dengan kebutuhan para
manager perusahaan.
2.2 Kajian Deduktif
2.2.1 Six Sigma
Menurut Gasperz, v. (2002) Six sigma merupakan
sebuah metodologi untuk memperbaiki suatu proses dengan
memfokuskan pada usaha-usaha memperkecil variansi yag
terjadi sekaligus mengurangi cact atau produk yang
keluar dari spesifikasi dengan mengguanakan metode
statistik. Secara sederhana six sigma dapat
diterjemahkan sebagai suatu proses yang mempunyai
kemungkinan cacat (defect opportunity) sebesar 0,00034% atau
sebanyak 3,4 buah dalam satu juta produk (defect per
million). Suatu proses dengan nilai sigma yang lebih
tinggi akan mempunyai cacat yang lebih sedikit
presentase dan jumlah kecacatan dari beberapa sigma
dapat dilihat pada table berikut:
Sigm
a
Presentase
Kecacatan
Jumlah cacat
per juta
1 69% 691,469
2 31% 308,538
3 6,7% 66,807
4 0,62% 6,210
5 0,023% 233
6 0,00034% 3,4
7 0,0000091% 0,019
Menurut pyzex, Thomas (2001) Dalam usaha memperkecil
variansi six sigma dilakukan secara sistematis dengan
mengidentifikasikan, mengukur menganalisa, memperbaiki, dan
mengendalikannya. Dalam pelaksanaan six sigma yang terdiri
dari pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
six sigma meliputi:
a. Executive Leader
Diduduki oleh pemimpin puncak perusahaan yang
bertekad untuk mewujudkan six sigma. Memulai dan
memasyarakatkan di seluruh bagian, divisi,
departemen dan cabang-cabang lainnya.
b. Champion
Yaitu orang-orang yang sangat menentukan
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan six sigma.
c. Master black belt
Yaitu orang yang bertindak sebagai pelatih dan
pemandu. Master black belt adalah orang-orang yang
sangat mengusai alat-alat six sigma.
d. Black belt
Yaitu orang yang berperan memimpin proyek
perbaikan kinerja perusahaan.
e. Green belt
Yaitu orang-orang yang membantu black belt
berdasarkan keahliannya.
2.2.2 Metode Perbaikan Six Sigma
Menurut Pande, Peter S. (2002) Dalam six sigma ada
siklus 5 fase DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control)
yaitu proses peningktan terus menerus menuju target six
sigma. DMAIC dilakukan secara sistematik berdasarkan
pengetahuan dan fakta. DMAIC merupakan suatu proses
closed-loop yang menghilangak langkah-langkah proses
yang tidak produktif, sering berfokud pada pengukuran-
pengukuran baru dan menerapakan teknologi untuk
peningkatan kualitas menuju target six sigma. DMAIC
teridiri atas 5 tahap utama yaitu:
1. Define
Define merupakan langkah pertama dalam
pendekatan six sigma. Langkah ini
mengidentifikasi masalah penting dalam proses
yang sedang berlangsung.
2. Measure
Measure merupakan tindak lanjut dari langkah
Define dan merupakan sebuah jembatan untuk
langkah berikutnya yaitu analis. Langkah
Measure memiliki dua sasaran utama yaitu
a) Mendapatkan data untuk memvalidasi dan
mengkuantifikasi masalah atau peluang.
b) Memulai menyentuh fakta dan angka-angka
yang memberikan petunjuk tentang akar
masalah Milestone (batu loncatan) pada
langkah measure adalah mengembangkan
ukuran sigma awal untuk proses yang
sedang diperbaiki.
3. Analyze
Langkah ini mulai masuk kedalam hal-hal
detail. Meningkatkan pemahaman terhadap
proses dan masalah serta mengidentifikasi
akar masalah. Pada langkah ini, pendekatan
six sigma menerapkan statistical tool untuk
memvalidasi akar permasalahan. Tujuan dari
tahap ini adalah untuk mengetahui seberapa
baik proses yang berlangsung dan
mengindetifikasi akar permasalahan yang
mungkin menjadi penyebab timbulnya variasi
dalam proses. Untuk mengetahui seberapa baik
proses berlangsungnya maka perlun adanya
suatau nilai atau ineks yaitu indeks
kemampuan proses (index Capability Process).
4. Improve
Selama tahap ini diuraikan ide-ide perbaikan
atau solusi-solusi yang mungkin untuk
dilaksanakan.
5. Control
Sebagai bagian dari pendekatan six sigma,
perlu adanya pengawasan untuk meyakinkan
bahwa hasil-hasil yang diinginkan sedang
dalam proses pencapaian.
2.2.3 Kualitas
Menurut Feigenbaun, A.V (1961) kata kualitas yang
berorientasi pada kepuasan konsumen tidak harus
mempunyai arti “yang terbaik” dalam dunia industri,
melainkan kualitas berarti lebih baik dalam memuaskan
kebutuhan konsumen. Sedangkan dalam orientasi pada
proses produksi kualitas adalah kesesuaian spesifikasi
dari desain produk yang telah ditetapkan produsen.
Sedangkan pengendalian kualitas adalah aktivitas
keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu
kita ukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkanya
dengan spesifikasi atau persyaratan , dan mengambil
tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan
antara penampilan yang sebenarnya dengan yang standart.
Ini berarti bahwa proses produksi harus stabil dan
mampu beroperasi sedemikian hingga sebenarnya semua
produk yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi.
Dalam pengendalian kualitas terdapat tujuh alat
pengendali kualitas sebagai seven tools yang digunakan
untuk mengidentifikasi perbaikan yang mungkin dapat
dilakukan, yaitu:
a. Histogram
b. Check Sheet
c. Diagram Pareto
d. Defect Concentration Diagram
e. Cause-Effect Diagram
f. Control Chart
g. Scatter Diagram
Pengukuran suatu kualitas produk tidak lepas dari
penggunaan six sigma. Six Sigma adalah konsep statistik
yang mengukur suatu proses yang berkaitan dengan cacat
– pada level enam (six) sigma dengan 3.4 cacat dari sejuta
peluang (Brue, 2002). Konsep, alat, dan sistem Six Sigma
telah berhasil dikembangkan oleh GE dan Allied Signal/
Honeywell seperti big picture mapping, dan Failure Mode Effect
Analysis (FMEA). Kedepannya penambahan konsep, alat dan
sistem yang dibutuhkan pada Six Sigma akan berperan
meningkatkan usaha perbaikan proses dan kualitas sesuai
dengan kebutuhan para manager perusahaan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Obyek Penelitian
Fokus kajian penelitian ini adalah mengembangkan
kualitas produk rokok dengan penerapan metode DMAIC
six sigma Obyek penelitian berada di PT Rindhang
Djaya yang berlokasi di salatiga.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Jadwal penelitian dapat dilihat pada table 3.1
dibawah ini
Tabel 3.1 Tabel jadwal penelitian
RencanaKegiatan
Februari Maret April Mei1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survey Perusahaan Identifikasimasalah pengambilan data analisis data evaluasi penyusunan laporan
3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data
3.3.1 Data Primer
Data primer merupakan data penelitian yang
diperoleh secara langsung dari sumber asli.
Data-data primer dalam penelitian ini meliputi
:
a) Wawancara yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan Tanya jawab secara langsung
kepada obyek penelitian.
b) Observasi yaitu pengumpulan data dengan
pengamatan langsung terhadap sejumlah acuan
yang berkenaan dengan masalah quality
produk.
3.3.2 Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data yang diperoleh
secara tidak langsung atau melalui perantara.
Data ini berfungsi sebagai penunjang data-data
primer yang akan diambil dalam penelitian ini.
Data ini bisa diperoleh dari keterangan nara
sumber ataupun dari buku atau literature.
3.4 Metode Pengolahan Data
Setelah melakukan dan menadapatkan data langkah
selanjutnya yaitu pengolahan data. Pengolahan data
dilakukan dalam beberapa tahap yaitu:
a. Define
Pada tahap ini merupakan tahap dimana dilakukannya
proses identifikasi penyimpangan kualitas produk
yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan oleh perusahaan.
b. Measure
Pada tahap ini dilakukan pengukuran baseline kinerja
dengan parameter six sigma.
c. Analyze
Pada tahap ini dilakukan analisis apa penyebab
utama pada masalah yang terjadi dengan menggunakan
diagram sebab akibat.
d. Improve
Pada tahap ini merupakan tahap untuk mengembangkan
tingkat proses dan menghilangkan penyebab masaalah
pada quality produk.
e. Control
Merupakan tahapan untuk mengendalikan proses
produksi agar proses produksi tetap berada pada
level sigma.
3.5 Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
3.6 Hasil Penelitian
Hasil yang diharapkan dari penelitian ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Penelitian ini memperoleh informasi factor-faktor
yang mempengaruhi kualitas pada sebuah produk
rokok di kota Salatiga dengan menggunakan metode
DMAIC Six Sigma. Sehingga dapat memberikan masukan
untuk meningkatkan kualitas produk perusahaan
DAFTAR PUSTAKA
Abdelhamid, T. (2003). Six Sigma in Lean Construction
Systems: Opportunities and
Challenges, Proceedings IGLC-11, Blacksburg Virginia.
Breyfogle, F.W., Cupello, J. M., Meadows, B. (2001).
Managing Six Sigma: A Practical Guide to Understanding, Assessing, and
Implementing the Strategy that Yields Bottom Line Success; Wiley,
New York.
Brue, G., 2002. Six Sigma for Managers. Canary, Jakarta.
Gaspersz, Vincent. (2002). Pedoman Implementasi Program Six sigma
Terintegrasi dengan ISO 9007:2000. MBNQA & HACCP,. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama,
Gaspersz, Vincent.2001. Total Quality Management. Gramedia
Pustaka
Utama, Jakarta.
Kwak, Y. and Anbari, F. (2004). Benefits, obstacles, and
future of Six Sigma
Approach, Technovation, 2004, 1-8.
Moreton, M. (2003). Featured Company: Bechtel; ASQ Six Sigma
Forum Magazine,
3(1), 2003, 44.
Pande, Peter S, et al. (2002). The Six sigma Way. Penerbit Andi,
Yogyakarta
Pyzdek, Thomas. 2001. The Six Sigma Handbook, A complete Guidefor
Greenbelts, Blackbelts, & Managers at all. New York Mc Graw-Hill
Rander, Bay dan Jay, Heizer. 2001. Prinsip-prinsip managemen
Operasi. Jakarta: Salemba empat
Satish W. K, Sunil B. Deshpande, Mahesh S. Gorde, 2012. Six
Sigma Qualities in Business. International journal of Engineering and
Innovative Technology (IJEIT) vol. 1, issue 4, April 2012