TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT

29
TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT Dosen Pengampu : Prof. Dr. dr. Adik Wibowo MPH Disusun Oleh : 1. Aldine Andriza 2. Asep Zaenal Muttaqien 3. Candraditya Dwaya Putra 4. Yulianto SISTEM INFORMASI DAN INTELEGEN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi informasi relatif tertinggal. Masyarakat menyadari bahwa teknologi informasi merupakan salah satu tool penting dalam peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah derasnya arus informasi. Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia kesehatan, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat

Transcript of TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT

TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT

Dosen Pengampu : Prof. Dr. dr. Adik Wibowo MPH

Disusun Oleh :

1. Aldine Andriza

2. Asep Zaenal Muttaqien

3. Candraditya Dwaya Putra

4. Yulianto

SISTEM INFORMASI DAN INTELEGEN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah

merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun

dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat

information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi

informasi relatif tertinggal. Masyarakat menyadari bahwa

teknologi informasi merupakan salah satu tool penting dalam

peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah

derasnya arus informasi.

Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah

bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia

kesehatan, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat

(kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran

dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal

jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte

perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam

memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu

menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari

cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi

juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan

cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik

perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan

muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali

lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar

serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai

potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi

kesehatan tidak menjadi salahsatu hal yang harus di

perhatikan.

Teknologi informasi dan komunikasi ibarat pisau bermata

dua karena seiring dengan globalisasi, perkembangan

pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang

kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan

masyarakat membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan

kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.

1.2 Sistem Informasi Kesehatan

1.2.1. Definisi Sistem

Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system”

yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling

berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.

Sistem menurut para ahli

L. James Havery : Sistem adalah prosedur logis dan rasional

untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan

satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi

sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan

yang telah ditentukan.

John Mc. Manama : Sistem adalah sebuah struktur konseptual

yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan

yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai

suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.

C.W. Churchman : Sistem adalah seperangkat bagian-bagian

yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.

J.C. Hinggins : Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang

saling berhubungan.

Edgar F Huse dan James L. Bowdict : Sistem adalah suatu seri

atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan

bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling

pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.

Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan

dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir,

saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan

terpadu.

1.2.1.2. Syarat -syarat Sistem

Adapun syarat-syarat menjadi sebuah system, yaitu :

1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan

2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan

3. Adanya hubungan diantara elemen sistem

4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan

material) lebih penting dari pada elemen sistem

5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan

elemen

1.2.1.3. Klasifikasi Sistem

1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik

Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang

berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang

berisi gagasan tentang hubungan manusia dan tuhan.

Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem

yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer,

sistem sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.

2. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik

Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu

sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat,

misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistik

(probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat

diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas,

misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-

rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat

ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat

ditentukan dengan pasti.

3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak

bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan,

dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak

dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam

tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open

system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan

dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem

perusahaan dagang.

4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia

Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang

terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya. Sedangkan

sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem

yang dibuat oleh manusia,misalnya sistem komputer.

5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks

Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan

menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem

kompleks (misalnya otak manusia)

1.2.1.4. Karakteristik Sistem

1. Sistem Komponen-komponen

Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa Elemen-

elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan

sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras,

perangkat lunak dan manusia. Elemen-elemen yang lebih

besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat

keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU,

perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat

keras adalah sistem komputer.

2. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan

luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem

dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem

menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.

3. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari

sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar

sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga

bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang

mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan

demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang

lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan

dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan

hidup dari sistem.

4. Penghubung

Penghubung merupakan media perantara antar subsistem.

Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya

mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output

dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem

yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung

satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang

lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Masukkan

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.

Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input.

Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah

energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan

diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa

pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk

subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau

sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang

akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem

produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan

bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang

jadi.

8. Sasaran atau tujuan

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau

suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem

tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat

menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan

keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem

dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

1.2.2. Definisi Sistem Informasi

Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi

informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu

untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang

sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan

merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik,

data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini

digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan

organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi

juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi

ini dalam mendukung proses bisnis.

Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari

manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan

komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan

menyebarkan informasi dalam organisasi.

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu

organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi

harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan

strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar

tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

1.2.3. Definisi Sistem Informasi Kesehatan

Sistem Informasi Kesehatan (SIK)  adalah integrasi antara

perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk

mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung

pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh

dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu

sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua

tingkt pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk

mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan

pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan

program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan

prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan

program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi

terhadap pelaksanaan program-program kesehatan.

Secara Umum domain system informasi kesehatan dapat

dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada karakteristik

intergrasin system informasi (Raghupathi dan Tan, 2002).

1. Sistem informasi yang mempunyai derajat intergritasi

internali yang tinggi.

Sistem informasi rekam medis elektronik

Sistem informasi managemen dokumen

Sistem informasi farmasi

Sistem informasi geografis

Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan

Sistem informasi eksekutif.

Data Warehouse dan data mining

2. SIstem informasi yang mempunyai derajat integritasi

internali yang tinggi

Telemedicine

Internet, Intranat, Ekstranet

Sistem informasi kesehatan publik

1.3 Tujuan Penulisan Buku

Setelah membaca dan mengamati tulisan ini, diharapkan

pembaca dapat menjelaskan tentang:

1. Definisi informasi, system informasi, system

informasi kesehatan ditinjau dari berbagai sudut

pandang

2. Pengaruh dari kemajuan teknologi informasi terhadap

perkembangan ilmu kesehatan masyarakat serta

penerapanya

Aplikasi system informasi dibidang kesehatan masyarakat

di dunia dan system informasi kesehatan yang berada di

Indonesia serta pengembangan system informasi kesehatan

BAB II IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI

2.1. Konsep Sistem Informasi

Terdapat beberapa konsep dasar berkenaan dengan rancang

bangun sistem informasi :

1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem

komputerisasi

2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang

dinamis

3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti

siklus hidup sistem

4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat

integritas sistem itu snediri

5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat

bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan

sistem tersebut

6. Pengembangan sistem informasi organisasi harus

menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara

menyeluruh (holistik)

7. Informasi adalah aset organisasi

8. Penjabaran sistem sampai dengan penggunaan aplikasi

haruslah menggunakan sistem hirarkis yang mudah dipahami

2.2 Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung manajemen

informasi kesehatan

Secara umum masyarakat mengenal produk teknologi

informasi dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak dan

infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input

(keyboard, monitor, touch screen, scanner, mike, camera

digital, perekam video, barcode reader, maupun alat digitasi

lain dari bentuk analog ke digital).

Perangkat keras ini bertujuan untuk menerima masukan

data/informasi ke dalam bentuk digital agar dapat diolah

melalui perangkat komputer. Selanjutnya, terdapat perangkat

keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing

unit) dan memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi

untuk mengolah serta mengelola sistem komputer dengan

dikendalikan oleh sistem operasi komputer.

Selain itu, terdapat juga perangkat keras penyimpan data

baik yang bersifat tetap (hard disk) maupun portabel

(removable disk). Perangkat keras berikutnya adalah

perangkat outuput yang menampilkan hasil olahan komputer

kepada pengguna melalui monitor, printer, speaker, LCD

maupun bentuk respon lainnya.

Selanjutnya dalam perangkat lunak dibedakan sistem

operasi (misalnya Windows, Linux atau Mac) yang bertugas

untuk mengelola hidup matinya komputer, menhubungkan media

input dan output serta mengendalikan berbagai perangkat

lunak aplikasi maupun utiliti di komputer. Sedangkan

perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan

untuk membantu pelaksanaan tugas yang spesifik seperti

menulis, membuat lembar kerja, membuat presentasi, mengelola

database dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga

program utility yang membantu sistem operasi dalam

pengelolaan fungsi tertentu seperti manajemen memori,

keamanan komputer dan lain-lain.

Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah

jaringan komputer baik yang bersifat terbatas dan dalam

kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan

nama Local Area Network maupun jaringan yang lebih luas,

bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara atau yang

dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). Saat ini, aspek

infrastruktur dalam teknologi informasi seringkali disatukan

dengan perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga muncul

istilah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi.

Perangkat PDA (personal digital assistant) yang berperan

sebagai komputer genggam tetapi sarat dengan fungsi

komunikasi (baik Wi-Fi, bluetooth maupun GSM) merupakan

salah satu contoh diantaranya.

Perangkat keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun

output), perangkat lunak serta infrastruktur, ketiga-tiganya

memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas maupun

efisiensi manajemen informasi kesehatan. Beberapa contoh

penting yang akan diulas adalah (1)rekam medis berbasis

komputer, (2) teknologi penyimpan portabel seperti smart

card,(3) teknologi nirkabel dan (4) komputer genggam.

1.     Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient

record)

Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi

informasi dan komunikasi di rumah sakit adalah penerapan

rekam medis medis berbasis komputer. Dalam laporan resminya,

Intitute of Medicine mencatat bahwa hingga saat ini masih

sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan rekam

medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat

dijadikan data model bagi rumah sakit lainnya.

Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan

tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk

mencatat semua data medis, demografis serta setiap event

dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis

komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik

yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari

alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil

pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam

medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai

dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang

memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis

maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi

protokol klinik.

2.      Teknologi penyimpan data portable

Salah satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan yang

menggunakan pendekatan rujukan (referral system) adalah

continuity of care. Dalam konsep ini, pelayanan kesehatan di

tingkat primer memiliki tingkat konektivitas yang tinggi

dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu syaratnya

adalah adanya komunikasi data medis secara mudah dan

efektif. Beberapa pendekatan yang dilakukan menggunakan

teknologi informasi adalah penggunaan smart card (kartu

cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart

card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS

sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi

kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data

demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan

tercatat. Teknologi penyimpan portabel lainnya adalah model

web based electronic health record yang memungkinkan pasien

menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data

tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit

setelah diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan

salah satu model aplikasi telemedicine yang tidak berjalan

secara real time.

Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar

code (atau kode batang). Kode batang ini sudah jamak

digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik merek

datang tertentu. Hal ini jelas sekali mempermudah

supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan inventori.

Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan

seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai

penanda obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi

apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam

mempercepat proses inventori. Selain itu, penggunaan barcode

juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan

rekam medis pasien.

Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer

adalah RFID (radio frequency identifier) yang memungkinkan

pengidentifikasikan identitas melalui radio frekuensi. Jika

menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode

reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan

alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas

rekam medis) yang disertai dengan RFID akan mengirimkan

sinyal terus menerus ke dalam database komputer. Sehingga

pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.

3.      Teknologi nirkabel

Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis

sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu.

Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan

Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network

(LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai

komputer dari satu terminal di nursing station. Saat itu,

media yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat ini,

jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap

tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya

oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu

terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun

mobilitasnya.

4.      Komputer genggam (Personal Digital Assistant)

Saat ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal

yang semakin lumrah di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh

persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun menggunakan

PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data

klinis pasien, informasi obat, maupun panduan

terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di

Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta

digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang

sudah disertai dengan jaringan telepon memungkinkan dokter

tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien di

rumahs akit melalui jaringan Internet. Salah satu contoh

penerapan teknologi telemedicine adalah pengiriman data

radiologis pasien yang dapat dikirimkan secara langsung

melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan

interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback

kepada rumah sakit.

Teknologi informasi dan komunikasi ibarat pisau bermata dua

karena seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan

dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga

mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat

membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang

bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.

2.2. Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan

Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah

satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam

sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building

block) sistem kesehatan tersebut adalah:

1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)

2. Medical product, vaccine, and technologies (produk

medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)

3. Health worksforce (tenaga medis)

4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)

5. Health information system (sistem informasi kesehatan)

6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)

Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan

Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu

pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan.

Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan

subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan,

administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hokum

kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan

upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna,

dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam

SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.

Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia,

yaitu:

1. Upaya kesehatan

2. Penelitian dan pengembangan kesehatan

3. Pembiayaan kesehatan

4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan

5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan

6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan

7. Pemberdayaan masyarakat.

Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan,  harus

dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan

kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan

dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi

komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis

Komputer (Computer Based Information System). Melalui hasil

pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapa

menghasilkan hal-hal sebagai berikut :

1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan

sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah

daerah.

2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan

jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan

lain.

3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan

mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan

penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit

pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai

komponen sistem di masa depan.

4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan

mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi

video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide

Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai

bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah

daerah.

5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan

merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat

penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori

materi teknologi informasi yang komprehensif.

6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara

proaktif mencari, menganalisis, memahami,

menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis

data/informasi bagi seluruh stakeholders.

7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan

memanfaatkan website dan access point lain agar data

kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas

dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki

pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat

dicapai sebaik-baiknya.

8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan

merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem

informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan

dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan

pengembangan karir.

9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan

mengembangkan unit organisasi pengembangan dan

pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan

dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi

kesehatan dan kedokteran.

10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan,

produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar

organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.

11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat

ditemukan.

BAB III INTELEGENSI PENYAKIT DAN PENYAJIAN INFORMASI

Penanggulangan penyakit yang sering muncul pada musim-musim

tertentu seperti demam berdarah tentu membutuhkan data-data

serta informasi yang memadai bagi pengambil keputusan guna

membuat langkah-langkah strategis dalam pncegahan dan

penanggulangan penyakit sehingga dapat berjalan dengan

efektif dan efisien. Kekuratan data merupakan syarat mutlak

didalam pengambilan keputusan. Menurut anis fuad seringkali

yang menjadi pelaku survailance didalam penyelidikan suatu

kejadian lebih banyak peranannya diambil oleh media masa.

Seringkali kita lihat dibeberapa media masa menayangkan

tentang hasil investigasi suatu kasus tentang penyakit atau

kasus-kasus kejahatan dimana zat-zat berbahaya yang dicampur

kedalam makanan yang berakibat fatal terhadap kesehatan

masyarakat. Selain itu kualitas lingkungan tempat tinggal

terutama disekitar pemukiman kumuh berpengaruh terhadap

kualitas kesehatan masyarakat disekitarnya dan berpotensi

menimbulkan gangguan kesehatan serta timbulnya wabah-wabah

penyakit.

Berbicara tentang penyelidikan kesehatan atau yang lebih

dikenal dengan health surveillance, istilah ini pertama kali

digunakan dalam bidang penyelidikan/intelijen dengan tujuan

untuk memata-mati seseorang yang dicurigai yang dapat

membahayakan. Surveillance berasal dari Bahasa Perancis

yang berarti mengamati tentang sesuatu. Dibidang kesehatan

masyarakat, surveillance merupakan cabang ilmu tersendiri

yang yang diterapkan secara luas seiring berkembangnya

aplikasi dan teori tentang kesehatan masyarakat, pada

mulanya istilah surveillance hanya dikenal dalam bidang

epidemiologi. Surveillance mencakup masalah morbiditas,

mortilitas, masalah gizi, demografi, penyakit-penyakit

menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan, kesehatan

kerja pada tingkat individu maupun populasi.

Suveillance epidemiologi secara umum digunakan untuk:

a. Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi

suatu masalah kesehatan

b. Penentuan skala prioritas dalam pemecahan masalah

kesehatan yang harus diatasi

c. Untuk meramalkan terjadinya wabah

d. Untuk menilai dan memantau pelaksanaan program

terkait dengan pemberantasan penyakit menular,

program pencegahan kecelakaan, program peningkatan

gizi masyarakat serta program kesehatan lainnya.

e. Untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan

Dalam ruang lingkup yang lebih luas, kesiapan tanggap

darurat serta penanggulangan bencana atau kondisi emergensi

merupakan isu utama didalam penyelidikan kesehatan.

Informasi-informasi yang tersedia serta data-data yang

memadai sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan

dalam menangani bencana yang terjadi. Menurut WHO, definisi

tentang bencana (disaster) merupakan setiap kejadian yang

menyebabkan kerusakan gangguan ekologis, hilangnya nyawa

manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan

kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari

luar masyarakat atau wilayah yang terkena termasuk kejadian

luar biasa (KLB).

Jika kita telaah definisi bencana tersebut, dapat

disimpulkan bahwa cakupan dari suatu bencana cukup luas

tidak hanya kejadian yang menyebabkan hilangnya nyawa yang

disebabkan oleh wabah penyakit atau bencana alam, namun

memburuknya pelayanan kesehatan serta derajat kesehatan

suatu masyarakat disuatu daerah dapat dikatakan sebagai

bencana, hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah

selaku pembuat kebijakan bagaimana membuat langkah-langkah

strategis dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang

dapat dijalankan oleh unit-unit pelayanan kesehatan seperti

puskesmas yang tersebar diseluruh pelosok daerah. Dalam

rangka meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut tidak hanya

tergantung kepada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah,

namun dibutuhkan juga respon atau umpan balik yang diberikan

oleh masyarakat dalam rangka peningkatan pelayanan

kesehatan.

BAB IV TANTANGAN SISTEM INFORMASI DAN INTELEGENSI KESEHATAN

DI INDONESIA

4.1.Prinsip-prinsip yang Perlu Diperhatikan Dalam

Pengembangan dan

Penguatan Sistem Informasi Kesehatan

Kebutuhan akan data dan informasi disediakan melalui

penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan saat ini masih

terfragmentasi serta belum mampu menyediakan data dan

informasi yang handal sehingga Sistem Informasi Kesehatan

masih belum dapat menjadi alat pengelolaan pembangunan yang

efektif.

Sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan

sebagai berikut :

1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri

yang belum terintegrasi sehingga bila diperlukan

informasi yang menyeluruh diperlukan waktu yang lama

2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat

lunak (software) di berbagai jenjang padahal kapabilitas

di rasa memadai

3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia

untuk mengelola dan mengembangkan sistem informasi

4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan

berdasrakan data/informasi

5. Belum terdapatnya sistem pengembangan karir bagi

pengelola sistem sehingga sering timbulnys keenggsnsn

bsgi petugas untuk memasuki atau dipromosikan menjadi

pengelola sistem informasi

Pengembangan dan penguatan Sistem Informasi Kesehatan

dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai

berikut :

a. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

b. Keamanan dan Kerahasiaan Data

c. Standarisasi

d. Integrasi

e. Kemudahan Akses

f. Ketewakilan

g. Etika, integritas dan kualitas

4.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Pengelolaan

dan

Pengembangan SIK

1. Pemerintah mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan

mengurus pengelolaan dan pengembangan SIK skala nasional

dan fasilitasi pengembangan SIK daerah

2. Pemerintah daerah provinsi mempunyai hak dan kewajiban

untuk mengatur dan mengurus pengelolaan SIK skala

provinsi

3. Pemerintah Daerah Kabupaten?kota mempunyai hak dan

kewajiban untuk mengatur dan mengurus

4.3. Isu Startegis Dalam Pengembangan Sistem Informasi

Kesehatan

Isu strategis dalam rencana pengembangan dan penguatan SIK,

yaitu :

1. Kemampuan pengelolaan SIK masih terbatas antara lain

landasan hukum, kerjasama dan koordinasi

2. Data dan informasi serta indikator yang perlu dikumpulkan

dan digunakan belum seluruhnya dan setepatnya ditetapkan

3. Kemampuan sumber data untuk menyediakan data dan

informasi pada umumnya masih lemah

4. Kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis data serta

informasi masih belum terselenggara secara efektif serta

efisien

5. Dukungan sumber daya terutama sumber daya manusia,

teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan prasarana

serta pembiayaan masih terbatas

6. Kemampuan pengembangan dan peningkatan mutu data dan

informasi kesehatan masih kurang

7. Data dan informasi yang dihasilkan belum sepenuhnya

didesiminasikan kepada pemangku kepentingan yang

berkaitan dan belum digunakan dengan semestinya

4.4. Langkah Konkrit Penguatan Sistem Informasi Kesehatan

Penyusunan Road Map Rencana Aksi Penguatan Sistem Informasi

Kesehatan bertujuan agar terselenggaranya SIK yang

terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi oleh seluruh pemangku kepentingan di tingkat

pusat dan daerah sehingga proses kerja menjadi lebih

efisien, transparan dan mampu menyediakan informasi yang

handal dalam mendukung pembangunan kesehatan.