MODUL PRAKTIKUM - Teknik Pemeriksaan Fisik Mata Kuliah

48
Teknik Pemeriksaan Fisik 1 PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES KEMENKES SURABAYA MODUL PRAKTIKUM Teknik Pemeriksaan Fisik Mata Kuliah : Ketrampilan Dasar Klinik-1 Di susun oleh : SUNARTO.,S.Kep.,Ners.,M.MKes Buku Kerja Mahasiswa (BKM) Tahun Akademik Unit Belajar : 2017/2018 Akademik : 1

Transcript of MODUL PRAKTIKUM - Teknik Pemeriksaan Fisik Mata Kuliah

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 1

PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

MODUL PRAKTIKUM Teknik Pemeriksaan Fisik

Mata Kuliah : Ketrampilan Dasar Klinik-1

Di susun oleh :

SUNARTO.,S.Kep.,Ners.,M.MKes

Buku Kerja Mahasiswa (BKM)

Tahun

Akademik Unit Belajar

: 2017/2018

Akademik : 1

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 2

PROGRAM STUDI KEBIDANAN MAGETAN

JURUSAN KEBIDANAN

POLTEKKES KEMENKES SURABAYA

MODUL PRAKTIKUM Teknik Pemeriksaan Fisik

Mata Kuliah : Ketrampilan Dasar Klinik-1

Di susun oleh :

SUNARTO.,S.Kep.,Ners.,M.MKes

Buku Kerja Mahasiswa (BKM)

Tahun

Akademik Unit Belajar

: 2017/2018

Akademik : 1

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 3

PENYUSUN MODUL

Sunarto, S.Kep.,Ners.,M.MKes

Penyunting Modul :

Dr. Heru Santoso Wahito Nugroho

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 4

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul ....................................................................... i Penyusun Modul ....................................................................... 3 Daftar Isi ........................................................................ 4 Kata Pengantar ........................................................................ 5 Kompetensi ........................................................................ 8 Bagian-1 ........................................................................ 11 Bagian-2 ........................................................................ 12 Bagian-3 ........................................................................ 22

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 5

KATA PENGANTAR

Modul ini merupakan buku kerja mahasiswa sebagai pelengkap model pembelajaran berbasis kompetensi. Modul ini dikhususkan untuk memudahkan mahasiswa melakukan ketrampilan pemeriksaan fisik secara umum per sistem atau (general examination), pemeriksaan khusus status obstetri (obstetri examination) dan pemeriksaan fisik untuk ibu nifas. Modul ini sangat cocok untuk mahasiswa Diploma III kebidanan.

Secara berturut-turut unit belajar yang harus dipahami secara sekuen oleh mahasiswa adalah; 1) bagaimana cara melakukan anamnesa yang benar, 2) alat yang harus disediakan dan dimiliki oleh bidan untuk melakukan pemeriksaan pada pasien, 3) bagaimana cara pemeriksaan fisik per sistem.

Kami penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan modul belajar sebagai bagian dari pembelajaran berbasis kompetensi ini. Untuk itu saran dan koreksi untuk perbaikan maupun revisi sangat kami harapkan dan bisa dikirim secara langsung melalui e-mail berikut. Contact person Sunarto e-mail : [email protected]

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 6

PPRRAAKKAATTAA

DDIIRREEKKTTUURR PPOOLLTTEEKKKKEESS SSUURRAABBAAYYAA

Kami atas nama Pribadi dan Institusi Politeknik Kesehatan

Kemenkes Surabaya menyambut baik dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Sdr. Sunarto beserta tim dosen Ketrampilan Dasar Klinik (KDK-1) pada Jurusan Kebidanan Prodi Kebidanan Kampus Magetan yang telah berkenan membuat modul petunjuk praktikum pemeriksaan fisik sebagai pelengkap kurikulum berbasis kompetensi bagi mahasiswa kebidanan. Modul ini merupakan wujud pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi bagi dosen yang bersangkutan.

Sesuai dengan visi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya yaitu; Pendidikan tinggi kesehatan yang mandiri dan inovatif dalam menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dan bermartabat , bisa tercapai bilamana ada komitmen yang tinggi dari seluruh civitas akademika. Wujud komitmen tersebut diantaranya adalah pengembangan metode pengajaran termasuk didalamnya kegiatan menulis buku, modul, diktat perkuliahan dan sarana-sarana pembelajaran yang lain. Oleh karena itu penerbitan modul praktikum ini meskipun baru untuk kalangan mahasiswa kebidanan diharapkan nantinya bisa diterbitkan untuk mahasiswa yang lain di lingkup berbagai Jurusan di Direktorat Poltekkes Kemenkes Surabaya.

Kami telah membaca isi modul praktikum ini, untuk kalangan mahasiswa DIII-Kebidanan dirasa sangat cocok sesuai dengan kompetensi dasar yang harus mereka capai. Akhirnya semoga modul ini lebih memberikan semangat pada para mahasiswa untuk berkarya, terima kasih, wassalamu’alaikum wr.wb. Surabaya, September 2017 Direktur Politeknik Kesehatan Surabaya

drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes NIP. 196204291993031002

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 7

PPRRAAKKAATTAA

KKEETTUUAA PPRROODDII KKEEBBIIDDAANNAANN KKAAMMPPUUSS MMAAGGEETTAANN

Kami atas nama Pribadi dan Institusi Prodi Kebidanan Kampus

Magetan menyambut baik dan memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Sdr. Sunarto, dkk tim dosen Ketrampilan Dasar Klinik (KDK-1) pada Jurusan Kebidanan Prodi Kebidanan Kampus Magetan yang telah berkenan membuat modul petunjuk praktikum bagi mahasiswa kebidanan khususnya mahasiswa Prodi Kebidanan Kampus Magetan. Kami mengharap agar langkah ini akan diikuti oleh dosen-dosen yang lain. Kami menyadari sepenuhnya bila dosen telah melakukan tugas pokok fungsinya dengan baik maka visi dan misi Poltekkes Surabaya akan terwujud dengan baik pula. Tugas Pokok dosen adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran, melakukan penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat sebagaimana wujud dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Modul ini merupakan wujud pelaksanaan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi tersebut.

Sesuai dengan visi Politeknik Kesehatan Surabaya yaitu Pendidikan tinggi kesehatan yang mandiri dan inovatif dalam menghasilkan tenaga kesehatan yang profesional dan bermartabat bisa tercapai bilamana ada komitmen yang tinggi dari seluruh civitas akademika. Wujud komitmen tersebut diantaranya adalah pengembangan metode pengajaran termasuk didalamnya kegiatan menulis buku, modul, diktat perkuliahan dan sarana-sarana pembelajaran yang lain. Meskipun setiap tahunnya Prodi belum memberikan anggaran yang sesuai untuk kepentingan pengembangan bahan ajar dan penelitian namun sesuai dengan beban kerja dosen (BKD) yang harus dipenuhi oleh masing-masing dosen maka kendala ini bukan menjadi hambatan untuk berkarya disamping untuk memenuhi bebas kerja dosen tersebut. Untuk itu diharapkan setiap dosen harus menghasilkan karya terbaiknya minimal 1 karya dalam setahun.

Membuat bahan ajar, modul praktikum, buku literatur maupun melakukan penyuntingan, menghasilkan penelitian dan mempublikasikan hasil penelitian merupakan tugas pokok dosen yang harus dilakukan disetiap semester untuk mencapai beban kerja minimal 12 SKS. Untuk itu kami menghimbau agar langkah yang telah dilakukan oleh tim dosen Biodas ini bisa dicontoh dan ditindaklanjuti oleh tim dosen mata kuliah yang lain.

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 8

Kami telah membaca isi modul ini, untuk kalangan mahasiswa DIII-Kebidanan dirasa sangat cocok sesuai dengan kompetensi dasar yang harus mereka capai. Akhirnya semoga modul ini lebih memberikan semangat pada para mahasiswa untuk berkarya, terima kasih, wassalamu’alaikum wr.wb.

Magetan, September 2017

Kaprodi Kebidanan Kampus Magetan

Sulikah, SST.,M.Kes ` NIP. 19680623 198803 2 001

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 9

DAFTAR KOMPETENSI PRAKTIKUM

1. Melakukan anamnesa pada pasien dengan benar 2. Menyebutkan beberapa metode pemeriksaan fisik pasien 3. Menyebutkan teknik pemeriksaan fisik 4. Menyebutkan alat-alat untuk pemeriksaan fisik 5. Melakukan pemeriksaan fisik kulit secara inspeksi dan palpasi 6. Melakukan pemeriksaan fisik kepala secara inspeksi dan palpasi 7. Melakukan pemeriksaan fisik telinga secara inspeksi dan palpasi 8. Melakukan pemeriksaan fisik mata secara inspeksi dan palpasi 9. Melakukan pemeriksaan fisik hidung secara inspeksi dan palpasi 10. Melakukan pemeriksaan fisik mulut dan tenggorikan secara inspeksi 11. Melakukan pemeriksaan fisik leher secara inspeksi dan palpasi 12. Melakukan pemeriksaan fisik thorak dan paru-paru secara inspeksi,

palpasi, auskultasi dan perkusi 13. Melakukan pemeriksaan fisik jantung secara auskultasi 14. Melakukan pemeriksaan fisik abdomen secara inspeksi, auskultasi,

palpasi dan perkusi 15. Melakukan pemeriksaan fisik genetalia secara inspeksi dan palpasi 16. Melakukan pemeriksaan fisik anggota gerak secara inspeksi dan

palpasi 17. Melakukan pemeriksaan fisik sistem syaraf secara perkusi dan palpasi

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 10

PPEENNDDAAHHUULLUUAANN

Pemeriksaan fisik bertujuan untuk memperoleh data kesehatan

pasien. Pemeriksaan fisik bisa disebut juga Physical assessment atau

Examination of the patient atau Physical diagnosis. Dasar utama pemahaman

teknik pemeriksaan fisik, petugas memahami anatomi dan fisiologi serta

patologinya.

Melakukan pemeriksaan fisik yang benar dibutuhkan ketrampilan

dan kemampuan mengorganisasikan keluhan dan gejala penyakit yang

dirasakan oleh pasien. Keluhan berhubungan dengan fokus perasaan sakit

yang hanya dirasakan oleh pasien, sedangkan gejala merupakan

sekumpulan perasaan sakit yang tidak hanya dirasakan oleh pasien tapi

bisa juga diamati oleh petugas. Fungsi perawat/bidan dalam pemeriksaan

fisik adalah membantu menegakkan diagnosa keperawatan atau diagnosa

kebidanan. Dalam langkah proses keperawatan/manajemen kebidanan

penulisan hasil pemeriksaan fisik pada langkah O (Obyektif) pada

dokumentasi SOAP. Fungsi kedua adalah kerja sama dengan tim

kesehatan lain (fungsi interdependen) untuk membantu memenuhi

kebutuhan dasar yang hilang karena penyakit.

Buku modul ini dapat digunakan sebagai petunjuk praktis bagi

para mahasiswa untuk melakukan teknik pemeriksaan fisik dengan baik

dan benar. Pada modul ini dibahas teknis pemeriksaan fisik dengan

metode “Head to Toe” dengan pendekatan IPPA (Inspeksi, palpasi, perkusi

dan auskultasi).

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 11

Mudah-mudahan modul ini dapat membantu memecahkan

berbagai masalah yang sering dihadapi para mahasiswa dalam

melakukan pemeriksaan fisik untuk membantu menegakkan diagnosa.

kritik dan tanggapan demi penyempurnaan isi modul ini di masa yang

datang sangat kami harapkan. Untuk itu penulis mengucapkan terima

kasih dan penghargaan yang tidak terhingga.

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 12

BBAAGGIIAANN 11

AAnnaammnneessaa ddaann PPeemmeerriikkssaaaann UUmmuumm

Pemeriksaan umum dilakukan bertujuan untuk memberikan

penilaian awal terhadap status penampilan pasien. Prasarat utama

sebelum melakukan pemeriksaan umum adalah terjalinnya komunikasi

interpersonal dengan baik. Dasar komunikasi interpersonal adalah

hubungan saling percaya. Upaya yang kita berikan untuk hubungan

kepercayaan itu adalah memberikan bantuan/pertolongan secara

profesional. Kaidah profesional ini berarti kita memiliki tiga kekuatan

dasar yaitu intellectual scill, technical scill and interpersonal scill.

Petugas kesehatan harus menyadari bahwa klien datang ke dokter

praktek, bidan praktek, polindes, Puskesmas, Rumah sakit atau tempat

pelayanan kesehatan lain karena unsur keterpaksaan ( karena sakit). Oleh

karena itu imbalan yang harus diterimakan kepada klien adalah

pelayanan yang bermutu, terjangkau dan kepuasan pada klien.

1. Anamnesa

Anamnesa awal bertujuan untuk mengetahui keluhan utama yang

dirasakan oleh klien. Dipersilahkan klien mengungkapkan secara

verbal keluhan yang dirasakan. Keluhan ini bersifat subyektif. Analisa

keluhan (symptom) meliputi PQRST.

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 13

PP

Artinya provokatif atau paliatif ?

Tanyakan kepada klien :

Apakah yang dapat menyebabkan keluhan itu muncul ?

Apa saja yang dapat mengurangi atau memperberat keluhan

?

QQ

Artinya Qualitas atau Quantitas

Tanyakan kepada klien :

Bagaimana keluhan itu dirasakan ?

Bagaimana gejala dirasakan sekarang ini ?

Apakah mengganggu aktivitas sehari-hari ?

RR

Artinya regional atau area radiasi

Tanyakan kepada klien :

Dimana (organ mana) gejala atau keluhan itu dirasakan ?

Pada kasus nyeri, apakah ada penyebaran rasa nyeri ?

SS

Artinya skala keparahan

Secara obyektif, bila keluhan itu bisa dinilai, lakukanlah

penilaian dengan membuat skala 1–10 ( normal --------- parah)

TT

Artinya Timing atau waktu

Tanyakan kepada klien :

Kapan keluhan itu sering dirasakan ?

Apakah tiba-tiba, sering dirasakan atau hilang-timbul.

Bagaimana frekuensi keluhan ?

Bagaimana durasi keluhannya ?

Dari hasil anamnesa ini kita mendapatkan Symptom focus ( fokus

keluhan utama )

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 14

Posisi Anamnesa

2. Pemeriksaan Umum Pasien

Pemeriksaan umum dilakukan untuk memberikan penilaian terhadap

penampilan klien. Tujuannya adalah membantu memfokuskan keluhan

utama yang dirasakan klien. Survai umum atau pemeriksaan umum

diamati bersamaan selama melakukan wawancara (anamnesa).

Langkah kerja :

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Status penampilan Tegap, sakit akut, lemah

Warna kulit Pucat, sianosis (kebiruan), dan ikterik

Tinggi badan Tinggi, pendek

Berat badan Kurus, ramping, gemuk, obesitas

Cara berjalan Pincang, ataksia (patah-patah)

Cara berpakaian, berhias dan hygiene perseorang-an

Menor, pakaian rangkap (pasien hipertiroid) baju lengan panjang untuk menutupi luka, lesi

Bau badan dan bau napas

Alkohol, bau diabetes asidosis, uremia

Ekspresi wajah Melotot, menyeringai

Bicara Bicara cepat, serak karena miksedemia

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 15

Observasi vital sign meliputi :

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Tekanan darah dan frekuensi denyut nadi

Takikardia, hipertensi, hipotensi

Frekuensi pernapasan Takipnea

Suhu tubuh Demam, hipotermia

Meraba Denyut Nadi Mengukur Tekanan darah

Status mental :

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Tingkat kesadaran Normal, letargia, stupor, koma

Perilaku motorik Gelisah, agitasi, gerakan involunter

Ekspresi wajah Cemas, depresi, gembira, marah

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 16

3. Teknik pemeriksaan fisik

Inspeksi Observasi menggunakan mata. Amati dari yang

umum ke yang khusus. Pemeriksaan inspeksi

memerlukan pengetahuan dan pengalaman.

Palpasi Periksa dengan cara menyentuh atau meraba.

Sentuhan ringan dengan jari, sentuhan dalam

menggunakan 2 tangan.

Perkusi Periksa dengan cara mengetuk, berguna untuk

menentukan bats organ, membedakan adanya udara,

cairan dan benda padat di dalam rongga tubuh guna

merasakan vibrasi. Bandingkan organ kanan dan kiri.

Auskultasi Periksa dengan cara mendengarkan menggunakan

stetoskope. Contoh bunyi jantung, bunyi paru, bunyi

usus, dll.

Khusus Pemeriksaan Abdomen urutannya adalah ; Inspeksi, Auskultasi, Palpasi dan

Perkusi

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 17

BBAAGGIIAANN 22

AAllaatt--AAllaatt uunnttuukk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk

Tempat praktek yang baik dan standart terdiri dari : ruang terima,

kamar periksa, kamar tindakan, kamar rawat inap, ruang tunggu, ruang

penyuluhan, gudang, kamar mandi, ruang ibadah, dan ruang latihan.

Alat-alat pemeriksaan fisik yang harus dimiliki oleh petugas ( Bidan)

dan ditempatkan di ruang pemeriksaan antara lain :

1. Meja kerja, lengkap dengan buku dan alat tulis

2. Kursi

3. Rak dokumentasi

4. Bad/tempat tidur

5. Timbangan berat badan lengkap

6. Kartu Snellen

7. Meja dorong berisi : Tensimeter, stetescope, perkusi hamer, metlin,

senter, garpu tala, jangka panggul, lila meter, funandoscope,

doppler, spatel lidah, lidi waten, speculum hidung dan telinga,

pinset anatomi, pinset bedah, tromol berisi sarung tangan, tromol

berisi korental stiril, speculum vagina.

Catatan : alat-alat diatas tidak termasuk alat-alat kebidanan baik

kebidanan darurat maupun kebidanan fisiologis. Alat-alat kebidanan ini

harus disiapkan pada tempat steril dan disendirikan.

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 18

BBAAGGIIAANN 33

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk

11.. PPEEMMEERRIIKKSSAAAANN KKUULLIITT

Teknik pemeriksaan kulit : inspeksi dan palpasi Alat yang digunakan adalah : senter Cara melakukan pemeriksaan : 1) Pada keadaan pasien duduk atau berbaring di tempat tidur

lakukan pengamatan pada kulit 2) Pada saat pengamatan bisa menggunakan senter 3) Lakukan kesimpulan pengamatan sebagai berikut :

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Warna Sianosis, ikterik, karotenemia, perubahan warna

Kelembaban Lembab, kering, berminyak

Suhu Dingin, hangat

Tekstur Halus, kasar

Mobilitas Menurun pada edema

Turgor Menurun pada dehidrasi

Luka/lesi Luka bersih, kotor, meradang

Psoriasis

Dermatitis

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 19

Bisul

Eruption

2. PEMERIKSAAN KUKU

Pemeriksaan kuku dengan cara inspeksi dan palpasi kuku tangan dan kuku jari kaki Alat yang digunakan adalah : senter Cara melakukan pemeriksaan : 1) Pada keadaan pasien duduk atau berbaring di tempat tidur

lakukan pengamatan pada kuku 2) Pada saat pengamatan bisa menggunakan senter 3) Lakukan kesimpulan pengamatan sebagai berikut :

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Warna Sianosis, pucat

Bentuk Jari tabuh ( finger stick)

Lesi/kerusakan Onikolisis, paronikia

Onikoliosis

Paronikia

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 20

Paronikia

Jari tabuh

Jari tabuh 3. PPEEMMEERRIIKKSSAAAANN MMAATTAA DDAANN KKEEPPAALLAA

33..11 RRaammbbuutt

Pemeriksaan rambut secara inspeksi dan palpasi Alat yang digunakan adalah kedua tangan pemeriksa Cara pemeriksaan : 1) Posisi pasien bisa duduk atau berbaring di tempat tidur

2) Lakukan pengamatan pada rambut pasien

3) Setelah itu lakukan palpasi rambut kepala dengan menggunakan

kedua tangan anda dari atas dahi sampai belakang kepala, dan

tariklah rambut pasien apakah rontok atau tidak

4) Lakukan penyimpulan pemeriksaan sebagai berikut

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan Kuantitas Tipis, lebat

Penyebaran Jarang atau botak(alopecia)

Tekstur Halus, kasar

3.2 KKeeppaallaa

Pemeriksaan kepala bisa dilakukan secara inspeksi dan palpasi. Posisi pasien bisa duduk atau berdiri, bila memakai kaca mata harus dilepas.

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 21

Cara pemeriksaan sebagai berikut : 1) Lakukan pengamatan pada kepala pasien apakah kelihatan

membesar atau kecil dari ukuran sesuai umur 2) Lakukan palpasi dari ujung dahi sampai belakang kepala

dengan menggunakan kedua tangan anda 3) Lakukan penyimpulan sebagai berikut

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Kulit kepala Psoriasis, cicatrix

Lesi Adanya luka atau bekas luka

Tulang tengkorak Hidrosefalus, lekukan bekas trauma

Wajah Paralysis, emosi

Hidrochepalus Mengukur LILA

3.3 MMaattaa

Pemeriksaan mata dengan cara inspeksi dan palpasi Alat yang digunakan adalah : senter Pemeriksaan meliputi : bulu mata, kelopak mata, sklera, kornea, lensa, konjungtiva, pupil, gerak bola mata dan posisi mata Cara pemeriksaan : 1) Posisi pasien dalam keadaan duduk atau berbaring 2) Lakukan pengamatan pada kedua mata pasien dengan

menggunakan senter 3) Lakukan palpasi kedua mata pasien secara bersamaan

menggunakan jari tangan anda

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 22

4) Lakukan pemeriksaan pandang dengan menggunakan jari anda 5) Lakukan pemeriksaan visus 6) Lakukan penyimpulan sebagai berikut :

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Posisi mata Strabismus, eksoftalmus

Alis mata Dermatitis, seborea

Kelopak mata Bintil, kalazion, ptosis, edema

Aparatus lakrimalis Bengkak pada sakus lakrimalis

Sklera Putih atau Ikterik

Konjungtiva Merah atau pucat

Kornea, iris, lensa Katarak

Pupil Miosis, midriasis, anisokor, pin point Normal : isokor

Gerak bola mata Strabismus, nistagmus

Pemeriksaan VISUS

Memakai kartu Snellen

Pasien duduk dengan jarak 5-6 meter

Atur penerangan, menutup mata yang tidak di tes

Test dari huruf besar ke huruf kecil Pemeriksaan palpasi Dipergunakan untuk mengukur tekanan bola mata dengan tonometer Sziot.

Exopthalmus

Ikterus

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 23

Juling sentral

Pucat

Kalazion

Juling

Mata sembab

4. PPEEMMEERRIIKKSSAAAANN TTEELLIINNGGAA

Pemeriksaan telingan dengan cara inspeksi dan palpasi Pemeriksaan meliputi : daun telingan, lubang telinga dan gendang telinga, serta test pendengaran.

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 24

Alat yang digunakan adalah : Senter, speculum telinga, pinset bayonet, cutton but. Cara pemeriksaan : 1) Posisi pasien duduk 2) Lakukan pengamatan terhadap kedua daun telinga pasien 3) Suruh pasien untuk menoleh ke kiri maksimal, kemudian

lakukan pengamatan terhadap lubang telinga kanan 4) Suruh pasien untuk menoleh ke kanan maksimal, kemudian

lakukan pengamatan terhadap lubang telinga kiri 5) Untuk meyakinkan ambil speculum dan senter 6) Buka lubang telinga dengan speculum, dan terangilah lubang

telinga dengan senter 7) Ambil garpubtala, kemudian lakukan test pendengaran

7.1 Test Weber

Ambil garputala

Getarkan garputala

Letakkan pangkal garputala pada daerah vertex pangkal

dahi pasien

Tanyakan nyaring mana antara telinga kanan dan telinga

kiri

7.2 Test Rinne

Getarkan garputala

Letakkan garputala yang sudah digetarkan tadi pada tonjolan tulang di belakang telinga sampai pasien

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 25

menyatakan tidak merasakan getaran garputala, dengan mengangkat tangan

Segera pindahkan garputala ke depan telinga pasien

Tanyakan nyaring mana antara telinga kanan dan kiri

Test dilakukan pada kedua telinga secara bergantian

7.3 Test Swabach

Getarkan garputala

Letakkan garputala yang sudah digetarkan tadi, pada tonjolan tulang di belakang telinga pemeriksan, lalu setelah pemeriksa tidak merasakan adanya getaran/bunyi pindahkan ke depan telinga pasien

Tanyakan pada pasien antara telinga kanan dan kiri nyaring sebelah mana.

8) Hasil pengamatan sebagaimana kotak bantuan berikut

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan Daun telingan Gerakkan daun telingan ke atas dan ke bawah Tekan kuat di belakang telingan, kesemuanya dengan kedua ibu jari

Nyeri Nyeri tekan dan sakit

Lubang telinga, dan gendang telingan Alat : Speculum telinga, Otoskope, dan senter

Serumen, otitis eksterna, perforasi

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 26

Test pendengaran Dengan garputala 512 Hz Uji Weber Uji Rinne Uji Swabach

Tuli konduksi

Pemeriksaan telinga

5. PPEEMMEERRIIKKSSAAAANN HHIIDDUUNNGG

Tujuan pemeriksaan untuk mengamati bentuk dan fungsi. Urutan pemeriksaan dari bagian luar ke dalam baru sinus-sinus. Posisi pasien duduk berhadapan dengan pemeriksa. Teknik pemeriksaan secara inspeksi dan palpasi. Alat yang digunakan adalah : senter, speculum hidung, pinset bayonet Teknik pemeriksaan : 1) Lakukan pemeriksaan secara inspeksi atau pengamatan terhadap

kedua lubang hidung pasien

2) Ambil speculum hidung, buka lubang hidung dan terangi

dengan senter, adakah sumbatan ?

3) Lakukan pemeriksaan secara palpasi dari bagian pangkal ke

ujung hidung dengan menggunakan jari kanan pemeriksa.

4) Lakukan penyimpulan sebagaimana petunjuk berikut :

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 27

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Inspeksi hidung eksternal Simetris, tidak simetris

Inspeksi hidung dengan speculum

Mukosa

Septum nasi

Bengkak, warna merah, polip, luka Perforasi

Palpasi sinus frontalis dan maksilaris

Nyeri tekan pada sinus

Posisi pemeriksaan hidung

6. PPEEMMEERRIIKKSSAAAANN MMUULLUUTT DDAANN FFAARRIINNGG

Pemeriksaan mulut dan faring dilakukan secara inspeksi Organ yang diperiksa atau diamati antara lain: mukosa bibir, gigi, lidah, uvula dan tonsil. Alat pemeriksaan : spatel lidah, senter

Organ pemeriksaan mulut

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 28

Teknik pemeriksaan : 1) Posisi pasien bisa duduk atau berbaring 2) Ambil spatel lidah dan senter 3) Suruh pasien membuka mulut 4) Lakukan pengamatan terhadap bibir, gigi, lidah, uvula dan tonsil 5) Lakukan penyimpulan sebagaimana petunjuk berikut :

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Bibir Sianosis, pucat

Mukosa oral Stomatitis

Gusi Berdarah

Gigi Ompong, karies

Langit-langit mulut Lesi

Lidah Bercak putih, luka

Faring Merah, bengkak

7. LLEEHHEERR Pemeriksaan leher dilakukan secara inspeksi dan palpasi. Organ yang diperiksa meliputi ; kelenjar gondok, vena jugularis, kelenjar limfe submandibularis dan kelenkar limfe aurikularis. Alat pemeriksaan : kedua jari tangan pemeriksa. Hasil pemeriksaan apakah pasien mengalami penyakit :

Gondok (hipertiroid)

Parotitis (gondong)

Peningkatan vena jugularis (dehidrasi berat/kelainan jantung)

Pembesaran kelenjar limfe (infeksi)

Gondok

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 29

Pemeriksaan gondok

LLiihhaatt ddaann ppeerrhhaattiikkaann ggaammbbaarr ssaammppiinngg

PPeemmeerriikkssaaaann lleehheerr mmeelliippuuttii iinnssppeekkssii ddaann

PPaallppaassii kkeelleennjjaarr lliimmffee,, iinnssppeekkssii ddaann ppaallppaassii

PPoossiissii ttrraakkeeaa,, ddaann iinnssppeekkssii kkeelleennjjaarr ttiirrooiidd

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 30

8. TTOORRAAKKSS DDAANN PPAARRUU--PPAARRUU Pemeriksaan thorak khususnya organ paru-paru dilakukan secara; inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi. Organ yang diperiksa meliputi : dada, tulang iga, tulang dada, otot dada dan paru-paru. Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan : stetoscope, kedua tangan pemeriksa dan jari pemeriksa.

Inspeksi : Amati bentuk torak, apakah biasa atau normal atau ada kelainan misalnya kiposis, lordosis, scoliosis, bentuk dada burung ( sternum menonjol), bentuk dada cekung ( funnel chest) atau bentuk dada menggembung muka belakang ( barrel chest). Amati ekspansi dada dan ukur frekuensi pernapasan : Frekuensi : 12-20 x/mt, perbandingan rr : HR = 1:4 Takipnea bila rr > 20x/mt Bradipnea bila rr < 12x/mt ( rr = respiration rate, HR = heart rate) Amati apakah pola napas teratur, hal yang biasa ditemukan tentang pola napas antara lain : Chyne stoke : Cepat--- dalam ---cepat---dangkal Biot : Cepat dan dangkal Kussmaul : Cepat dan dalam Hiperventilasi : dalam saja Hipocrates : irama satu-satu sebelum meninggal Amati pula ketidaknyamanan dalam bernafas, antara lain : Retraksi interkostal : penarikan tulang iga saat bernapas Retraksi suprasternal : penarikan otot dada saat bernapas Pernapasan cuping hidung D’effort inspirasi : bila dibuat aktivitas saat menghirup nafas sesak D’effort ekspirasi : bila dibuat aktivitas saat mengeluarkan nafas sesak Orthopnoe : bila dibuat tidur merasakan sesak nafas Amati pula apakah klien batuk kering, batuk berdahak. Palpasi : Gunanya untuk merasakan adanya getaran suara (fremitus local) di seluruh permukaan dada.

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 31

Caranya adalah taruhlah kedua telapak tangan ke punggung atau dada pasien, suruh pasien menarik nafas. Perkusi : Perkusi toraks dengan cara mengetuk dengan jari tengah tangan kanan pada jari tengah tangan kiri yang ditempelkan erat pada ISC. Hasil perkusi : SONOR : normal REDUP : lebih padat PEKAK : padat berisi cairan TIMPANI : rongga kosong, atau berisi udara HIPERSONOR : berisi banyak udara Batas perkusi toraks depan meliputi : Perkusi di atas jantung : pekak Batas atas jantung : ICS 2-3 Batas kanan jantung : linea sternal kanan Batas kiri jantung : 1 jari MCL kiri Keterangan : MCL adalah mid clavicula line (menarik garis kebawah dari titik tengah clavicula. ICS : intercostalis (daerah antar tulang iga) Auskultasi : Lihat gambar berikut, perhatikan letak-letak membrane stetoskope yang harus kita tempelkan saat periksa auskultasi toraks.

Posisi menempelkan stetoscope

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 32

Stetostoke dipindah dengan urutan : kanan-kiri, atas-bawah Ada 3 suara : nafas, ucapan dan tambahan 1) suara nafas

Vesikuler : terdengar disemua lapangan paru-paru, sifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari pada ekspirasi. Bronkovesikuler : terdengar di daerah bronkus-trakea, nada sedang, lebih kasar, inspirasi=ekspirasi Bronkial : terdengar di daerah trakea, kasar, nada tinggi, inspirasi lebih pendek dibanding ekspirasi.

2) Suara ucapan Pasien suruh mengatakan “Tujuh puluh tujuh” disetiap akhir inspirasi dan berulang-ulang. Normal : kualitas nafas halus sama kanan-kiri Broncoponi : suara jelas ucapannya, lebih keras pada sisi lain akibat pemadatan.

3) Suara tambahan Rales : bunyi eksudat saat saluran pernapasan mengembang saat inspirasi. Ronchi : bunyi dari cairan dalam trakea, kasar, terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Whezzing : terjadi karena penyempitan saluran napas, bunyi mengi saat ekspirasi. Pelural friction rub : bunyi terdengar kering seperti gosokan amplas.

Palpasi dada dan posisi stetoscope saat auscultasi

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 33

9. JJAANNTTUUNNGG Pemeriksaan jantung dilakukan secara auskultasi saja. Organ yang diperiksa hanya organ jantung Alat yang digunakan adalah stetoscope. Lakukan pemeriksaan dengan cara : 1) Posisi pasien berbaring atau duduk 2) Letakkan stetoscope sesuai gambar di bawah 3) Lakukan kesimpulan sebagai berikut :

Tempat penempelan stetscope

Posisi jantung sebagian kecil di kanan, dan sebagian besar kiri. Dasar (basis) berada di bagian atas, sedangkan apeks di bagian bawah. BUNYI JANTUNG : S1 : timbul akibat penutupan katub mitral dan trikuspidalis S2 : timbul akibat penutupan katub aorta dan pulmunal Deskripsi : S1----- LUP; S2------DUP, jarak kedua bunyi 1 detik Periode sistolik : antara S1----S2, periode diastolik : antara S2---S1

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 34

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Inspeksi : Amati dada daerah anterior terhadap adanya pulsasi. Identifikasi impuls apical. Balikan pasien miring ke kiri perhatikan :

letak impuls

Diameter

Amplitudo

Durasi

Letaknya pindah kekiri pada kehamilan Meningkat bila ada pembesaran ventrikel

Raba terhadap impuls ventrikel kanan pada parasternum kiri dan area epigastrik

Impuls menonjol pertanda adanya pembesaran ventrikel kanan.

Auskultasi :

Pada S1

Ada S2 pada ICS 2-3

Bunyi jantung ekstra sistolik

Bunyi jantung ekstra diastolic

Murmur sistolik

Murmur diastolik

Penekanan patologis bila S2 saat ekspirasi S3,S4 Midsistolik Murmur awal, mid atau lanjut

Identifikasi bila ada murmur, terhadap ben-tuk, radiasi ketinggian, kualitas

Murmur di daerah apeks Stenosis mitral

Murmur di daerah sternal kiri bawah kea rah apeks ketika pasien duduk, menjorok ke depan, dengan menahan nafas saat ekspirasi.

Murmur regurgitasi aortik

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 35

10. PPAAYYUUDDAARRAA DDAANN AAKKSSIILLAA Pemeriksaan payudara dan aksila dilakukan secara inspeksi dan palpasi. Organ yang diperiksa adalah ; payudara dan aksila Alat yang digunakan adalah tangan pemeriksa atau kedua tangan pasien Prosedur pemeriksaan : 1) Posisi pasien berdiri 2) Pakaian bagian atas dibuka 3) Lakukan pemeriksaan secara pandang dan raba

PPaayyuuddaarraa wwaanniittaa

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan Inspeksi payudara :

Ukuran dan simetris

Kontur

Penampilan kulit

Putting

Asimetris Datar, membentuk lesung Edema ( peau d’orange) pada kanker payudara Inversi (kedalam), retraksi Pada ibu hamil sudah keluar ASI atau belum.

Palpasi payudara :

Konsistensi

Nyeri tekan

Palpasi puting

Nodularitas fisiologis Infeksi, nyeri tekan premenstrual Penebalan karena kanker

PPaayyuuddaarraa pprriiaa Inspeksi putting dan areola kemungkinan adanya ginekomastia, kanker Palpasi areola dan area sekitar kemungkinan adanya ginekomastia Aksila Inspeksi aksila kemungkinan ada kemerahan, ingat hidradenitis supurative Palpasi aksila kemungkinan adanya limfadenopati. Bila kecurigaan adan limfadenopati maka periksa kelenjar limfe yang lain.

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 36

Posisi pemeriksaan payudara

11. AABBDDOOMMEENN

Pemeriksaan perut dilakukan secara; inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi. Organ yang diperiksa antara lain; lambung, pergerakan usus, hati, limpa, apendiks (usus buntu), uterus untuk wanita, inguinal, umbilikus. Alat yang diperlukan untuk pemeriksaan : stetoscope, kedua tangan pemeriksa, Pembagian daerah abdomen ada 9 regio dan 4 kwadran. 1) epigastrica 2) hipochondrium kanan 3) hipocondrium kiri 4) umbilicalis 5) lumbalis kanan 6) lumbalis kiri 7) hipogastrica 8) iliaca (inguinal) kanan 9) iliaca (inguinal) kiri Pembagian kwadran : (1) kwadran kanan atas ( right upper quadrant)

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 37

(2) kwadran kiri atas ( left upper quadrant) (3) kwadran kanan bawah ( right lower quadrant) (4) kwadrant kiri bawah ( left lower quadrant)

Inspeksi abdomen, termasuk : Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan Kulit Jaringan parut, striae Umbilikus Hernia, inflamasi

Bentuk perut

Pulsasi

Tonjolan suprapubik kemungkinan adanya massa, hepatomegali, splenomegali Obstruksi GIT

Auskultasi : Bising usus Desiran Friction rubs

Hiperperistaltik, bising usus – Desiran karena stenosis arteri renalis Tumor hepar

Palpasi Untuk mengetahui adanya massa

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 38

Perkusi Asites, obstruksi GI Catatan : Palpasi pada ibu hamil meliputi Leopold I,II,III dan IV. Auskultasi abdomen pada ibu hamil untuk mendengarkan DJJ.

HHEEPPAARR

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 39

LLIIMMPPAA Perkusi sepanjang bagian bawah kiri dada anterior, perhatikan perubahan timpani menjadi pekak. Palpasi limpa : KETERANGAN : Palpasi daerah tertentu

di suprapubik pertanda adanya sistitis

di titik Mc Burney pertanda adanya apendiksitis

di region epigastrium pertanda adanya gastritis

di iliaca pertanda adanya adnexitis

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 40

Infeksi lambung

Hernia Scrotalis

Posisi Palpasi Hati

Hernis Inguinalis

Hernia umbilikalis

Kardiomegali

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 41

Posisi suara jantung

Stiae perut

Striae perut

Sianosis

12. GGEENNEETTAALLIIAA

Pemeriksaan genetalia dilakukan secara inspeksi dan palpasi. Organ yang diperiksa adalah genetalia luar

GGeenneettaalliiaa pprriiaa PPeenniiss Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan Inspeksi

Perkembangan penis, kulit dan rambut.

Prepusium

Glan penis

Meatus uretral

Kematangan seksual, kutu Fimosis Herpes, kanker, kutil Hipospadia, uretritis

Palpasi

Adanya lesi

Korpus penis

Kanker Striktura uretra

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 42

SSccrroottuumm ddaann iissiinnyyaa :: Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan Inspeksi

bentuk scrotum

kulit scrotum

Hernia scrotalis, hidrokel, kriptokidi Kemerahan

Palpasi

testis

epididimis

Korda spermatikus

Kanker Peradangan Varikokel

GGeenneettaalliiaa wwaanniittaa

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 43

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan Dapatkan specimen untuk pemeriksaan pap smear (sitologi)

Usap endoservikal dengan spatula untuk mengusap ektoserviks.

Bila pasien hamil, sikat servikal untuk kombinasi spesimen

Kanker dini

Inspeksi mukosa vagina ketika speculum dilepas

Warna kebiruan dan rugae kas kehamilan, ada kanker vagina

Palpasi servik dan fornikus

Nyeri serviks, inflamasi

Palpasi bimanual untuk perabaan uterus dan adneksia kanan kiri

Kehamilan, mioma, istmus lunak pada kehamilan dini Masa ovarian, salpingitis, kehamilan tuba

13. SSIISSTTEEMM VVAASSKKUULLEERR PPEERRIIFFEERR

Teknik pemeriksaan Kemungkinan yang ditemukan

Lengan Inspeksi pola vena Palpasi denyut radialis dan brakialis

Obstruksi vena Teraba / tidak teraba denyut.

Tungkai Inspeksi pola vena Palpasi denyut femoralis, popliteal, dorsalis pedis, tibialis posterior Palpasi kelenjar limfe inguinal

Varises vena Teraba/tidak teraba denyut Limfadenitis

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 44

14. SSIISSTTEEMM MMUUSSKKUULLOOSSKKEELLEETTAALL Teknik pemeriksaan secara inspeksi dan palpasi Organ yang diperiksa adalah anggota gerak atas dan bawah, meliputi ; kaki, pergelangan kaki, siku, tangan, pergelangan tangan, jari tangan dan jari kaki.

Beberapa gambar cara palpasi anggota gerak

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 45

15. SSIISSTTEEMM SSYYAARRAAFF Pemeriksaan syaraf untuk mengetahui apakah fungsi syaraf masih bagus atau tidak. Dilakukan secara perkusi dan palpasi. Alat yang digunakan adalah perkusi hamer Organ yang diperiksa antara lain; reflek bisep, reflek trisep, reflek supinator, reflek patela, reflek babinski, dll

Test babinski

Reflek plantaris Reflek patella

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 46

Reflek bisep Reflek trisep Test kekuatan otot

SSkkaallaa kkeekkuuaattaann oottoott

00 == ttiiddaakk aaddaa kkoonnttrraakkssii

11 == jjeejjaakk kkoonnttrraakkssii ddaappaatt tteerrddeetteekkssii

22 == ggeerraakkaann aakkttiiff ddeennggaann bbaannttuuaann

33 == ggeerraakkaann aakkttiiff sseennddiirrii

TTeesstt RRoommbbeerrgg ((kkeesseeiimmbbaannggaann)) :: ssuurruuhh ppaassiieenn bbeennddiirrii,, kkaakkii rraappaatt,, mmaattaa

tteerrbbuukkaa,, kkeemmuuddiiaann ppeejjaammkkaann mmaattaa sseellaammaa 2200 ddeettiikk,, kkeemmuunnggkkiinnaann aaddaa sseeddiikkiitt

ggooyyaannggaann..

SSAARRAAFF KKRRAANNIIAALL

PPeemmeerriikkssaaaann ssyyaarraaff KKeemmuunnggkkiinnaann yyaanngg ddiitteemmuukkaann

SSyyaarraaff ccrraanniiaall II

((OOllffaakkttoorriiuuss)) LLaakkuukkaann tteesstt aallccoohhooll ppaaddaa

mmaassiinngg--mmaassiinngg lluubbaanngg hhiidduunngg

IInnddrraa ppeenncciiuummaann hhiillaanngg ppaaddaa

kkeerruussaakkaann lloobbuuss ffrroonnttaalliiss

SSyyaarraaff ccrraanniiaall IIII

(( OOppttiikkuuss)) PPeerriikkssaa llaappaanngg ppaannddaanngg ddeennggaann

sseenntteerr

KKeebbuuttaaaann

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 47

SSyyaarraaff ccrraanniiaall IIIIII

((OOkkuulloommoottoorriiuuss))

tteesstt rreeaakkssii ppuuppiill ddeennggaann ccaahhaayyaa sseenntteerr

KKeebbuuttaaaann,, ppaarraallyyssiiss ssyyaarraaff ccrraanniiaall IIIIII

SSyyaarraaff ccrraanniiaall IIVV

((TTrrookklleeaarr)) kkaajjii ggeerraakkaann eekkssttrraaookkuulleerr

SSttrraabbiissmmuuss kkaarreennaa ppaarraallyyssiiss ssyyaarraaff

ccrraanniiaall IIIIII,,IIVV aattaauu VVII;; nniissttaaggmmuuss

SSyyaarraaff ccrraanniiaall VV

(( TTrriiggeemmiinnaall))

RRaabbaa kkoonnttrraakkssii ddaaeerraahh tteemmppoorraall ddaann oottoott mmaasseetteerr

HHiillaannggnnyyaa sseennssoorriikk aattaauu mmoottoorriikk kkaarreennaa kkeerruussaakkaann ssyyaarraaff kkrraanniiaall

SSyyaarraaff ccrraanniiaall VVII

(( AAbbdduusseenn)) NNiissttaaggmmuuss

SSyyaarraaff ccrraanniiaall VVIIII

((FFaassiiaalliiss)) MMiinnttaallaahh ppaassiieenn uunnttuukk

mmeennggaannggkkaatt kkeedduuaa aalliiss mmaattaannyyaa,, tteerrsseennyyuumm,, cceemmbbeerruutt

SSyyaarraaff ccrraanniiaall VVIIIIII

((AAkkuussttiikkuuss)) tteesstt wweebbeerr ddaann RRiinnnnee

TTuullii kkoonndduukkssii

SSyyaarraaff ccrraanniiaall IIXX

((GGlloossooffaarriinnggeeuuss))

SSuurruuhh ppaassiieenn bbeerrssuuaarraa ddaann mmeenneellaann

KKeessuulliittaann mmeenneellaann,, ssuuaarraa sseerraakk aattaauu bbiinnddeenngg

SSyyaarraaff ccrraanniiaall XX

(( vvaagguuss))

SSyyaarraaff ccrraanniiaall XXII

AAddaa kkeelleemmaahhaann

TTeekknniikk PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk 48

AAkksseessoorrii ssppiinnaall))

SSuurruuhh ppaassiieenn mmeemmuuttaarr kkeeppaallaa

SSyyaarraaff ccrraanniiaall XXIIII

(( HHiippoogglloossaall))

lliihhaatt sseelluurruuhh lliiddaahh ssaaaatt ddiijjuulluurrkkaann

AAttrrooffii,, ffaassiikkuullaassii,, ppeennyyiimmppaannggaann kkee ssiissii

yyaanngg lleemmaahh

DDAAFFTTAARR PPUUSSTTAAKKAA

11.. BBaatteess BBaarrbbaarraa,, AAlliihh bbaahhaassaa AAssiihh YYaassmmiinn,, 11999988.. BBuukkuu SSaakkuu PPeemmeerriikkssaaaann

FFiissiikk ddaann RRiiwwaayyaatt KKeesseehhaattaann,, EEGGCC,, JJaakkaarrttaa..

22.. SSuuhhaarrttoo,, 22000000.. PPeemmeerriikkssaaaann FFiissiikk DDeewwaassaa.. MMoodduull KKuulliiaahh PPSSIIKK FFKK UUnnaaiirr,, ttiiddaakk ddiippuubblliikkaassiikkaann..