makalah pertumbuhan fisik remaja

22
TUGAS 2 WAWASAN ILMU SOSIAL KEBUDAYAAN DAERAH SIDOARJO Oleh : Fauziyah Eka Putri NIM : 130721607452 No. Hp : 089656505898, 088230688242 E-mail : [email protected] UNIVERSITAS NEGERI MALANG JURUSAN GEOGRAFI

Transcript of makalah pertumbuhan fisik remaja

TUGAS 2

WAWASAN ILMU SOSIAL

KEBUDAYAAN DAERAH SIDOARJO

Oleh :

Fauziyah Eka Putri

NIM : 130721607452

No. Hp : 089656505898, 088230688242

E-mail : [email protected]

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

JURUSAN GEOGRAFI

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

8 OKTOBER 2013

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan pada setiap individu berlangsung terus menerus

dan tidak dapat diulang kembali. Setiap individu pasti

mengalami suatu tahapan pertumbuhan (masa) dalam hidupnya,

salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa

yang dapat dikatakan masa yang paling indah, karena pada masa

ini remaja mulai merasakan hal baru pada dirinya, berkaitan

dengan fisik maupun psikisnya. Namun, masa remaja juga

merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang

kurang baik. Hal ini dapat diakibatkan karena mereka suka

mencoba hal-hal baru yang belum tentu semua itu baik untuk

mereka.

Pada masa remaja terjadi perubahan-perubahan fisik, baik

yang bersifat struktural maupun fungsinya yang berbeda antara

remaja laki-laki dan remaja perempuan. Gejala-gejala perubahan

fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa awal

remaja, dimana perubahan tersebut hampir selalu disertai

dengan perubahan sikap dan perilaku. Perubahan tersebut

merupakan salah satu dampak dari pengalaman yang belum pernah

dirasakannya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya

permasalahan ataupun ketidakseimbangan pada diri remaja.

Ketidakseimbangan inilah yang dapat memengaruhi pendidikan.

Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk mengetahui dampak

dari pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap

pendidikan.

1.2Rumusan Masalah

1.Apa yang disebut dengan pertumbuhan fisik remaja?

2.Apa saja bentuk-bentuk perubahan fisik remaja?

3.Apa penyebab adanya perubahan fisik remaja?

4.Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik

remaja?

5.Apa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja?

6.Apa saja upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya

terhadap pendidikan?

1.3 Tujuan

1)Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan fisik remaja.

2)Untuk mengetahui bentuk-bentuk perubahan fisik remaja.

3)Untuk mengetahui penyebab perubahan fisik pada masa

remaja.

4)Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

pertumbuhan fisik remaja.

5)Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan fisik terhadap

tingkah laku remaja.

6)Untuk mengetahui upaya pertumbuhan fisik remaja dan

implikasinya terhadap pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pertunbuhan Fisik Remaja

“ Pertumbuhan diartikan sebagai suatu penambahan dalam

ukuran bentuk, berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian-

bagiannya” (Mappiare, 1982:43). “Pertumbuuhan pada umumnya

terbatas pengertiannya pada perubahan-perubahan struktural dan

pisiologis (hal kerja pisik dalam pembentukkan seseorang

secara pisikologis dari masih berbentuk konsepsional (awal

janin) melelui periode-periode pre-natal (belum lahir) dan

post-natal (setelah lahir) sampai pada saat dewasa” (Mappiare,

1982:43).

Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling

pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin

tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan

secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. Hal

ini ditandai dengan datangnya mensturasi pada perempuan dan

pada perempuan dan mimpi basah pada laki-laki.

Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan fisik secara

kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan struktur

biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis

sebagai hasil proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu

tertentu (Fatimah, 2010:41). Perubahan ini berkisar hanya pada

aspek-aspek individu. Pertumbuhan ini meliputi perubahan yang

bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan internal

meliputi perubahan ukuran alat pencernaan, bertambahnya ukuran

besar dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna

sistim kelenjar kelamin, dan berbagai jaringan tubuh. Adapun

perubahan eksternal meliputi bertambahnya tinggi badan,

bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan

lebar tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau

tumbuhnya tanda-tanda kelamin sekunder.

Secara umum, terjadi pertumbuhan fisik yang sangat pesat

dalam masa remaja awal (12/13-17/18 tahun). Dalam jangka tiga

atau empat tahun anak bertumbuh hingga tingginya hamir

menyamai tinggi orang tuanya. Pertumbuhan anggota-anggota

badan dan otot sering berjalan tidak seimbang. Bagi wanita

mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakan dengan tubuh

kanak-kanak. Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak

jelas pada usia 12-14 tahun; dimana remaja putri bertumbuh

demikian cepat meninggalkan pertumbuhan remaja pria.

2.2 Bentuk-bentuk Perubahan Fisik Remaja

Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi pada

masa remaja adalah sebagai berikut:

a.Perubahan ukuran tubuh

Irama pertumbuhan fisik berubah menjadi cepat sekitar dua

tahun sebelum anak mencapai taraf kematangan alat

kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak akan

bertambah tinggi 10 samapai 15 cm dan bertambah berat 5

sampai 10 kg. pertumbuhan tubuh masih terus terjadi, tetapi

dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama empat tahun,

pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat

tubuhnya hampir mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki akan

mencapai bentuk tubuh orang dewasa pada usia 19 sampai 20

tahun, sedangkan anak perempuan pada usia 18 tahun.

b.Perubahan proporsi tubuh

Ciri tubuh yang kurang proporsional pada masa remaja ini

tidak sama untuk seluruh tubuh. Ada pula bagian tubuh yang

semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan

berlangsung terus sampai seluruh masa puber dilalui

sepenuhnya, sehingga proporsi tubuhnya mulai tampak seimbang

menjadi proporsi orng dewasa . Perubahan ini terjadi, baik

di dalam maupun bagian luar tubuh anak.

c.Ciri kelamin yang utama

Pada masa kanak-kanak, alat kelamin yang utama belum

berkembang secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat

kelamin mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berumur 14 tahun

ketika pertama kali anak laki-laki mengalami “mimpi basah”.

Pada anak perempuan, indung telurnya mulai berfungsi pada

usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali mengalami

menstrurasi atau haid. Bagian lain dari alat

perkembangbiakan pada anak perempuan saat ini masih belum

mampu untuk mampu untuk mengandung. Masa interval ini

disebut sebagai “saat steril” masa remaja.

d.Ciri kelamin kedua

Ciri kelamin kedua pada anak perempuan adalah membesarnya

buah dada dan mencuatnya putting susu, pinggul lebih lebar

dariipada lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin,

tumbuh rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri

kelamin kedua pada anak laki-laki adalah tumbuh kumis dan

jenggot, nada suara membesar, bahu melebar lebih besar

daripada pinggul, timbul bulu dada dan bulu di sekitar alat

kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih lebih

kasar dan pori-pori membesar.

Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang membedakan bentuk

fisik anak laki-laki dan perempuan. Ciri ini pula yang

sering menjadi daya tarik antar jenis kelamin. Pertumbuhan

tersebut berjalan seiring dengan perkembangan ciri kelamin

yang utama dan keduanya akan mencapai taraf kematangan pada

tahun pertama atau tahun kedua masa remaja.

Adapun urutan perubahan fisik menurut Sarlito Wiraman

(dalam Fatimah, 2010:48) adalah sebagai berikut:

1)Urutan perubahan fisik pada anak perempuan, misalnya

a.Terjadi pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi,

anggota badan menjadi panjang),

b.Terjadi pertumbuhan payudara,

c.Tumbuh bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan

kakinya,

d.Mencapai pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap

tahunnya,

e.Bulu kemaluan menjadi keriting,

f.Terjadi haid,

g.Tumbuh bulu-bulu pada ketiak,

2)Urutan perubahan fisik pada anak laki-laki

a.Terjadi pertumbuhan tulang-tulang,

b.Testis (buah pelir) membesar,

c.Tumbuh bulu-bulu berwarna gelap pada kemaluan,

d.Terjadi awal perubahan nada suara,

e.Mengalami ejakulasi (keluarnya air mani),

f.Bulu kemaluan menjadi keriting,

g.Pertumbuhan tinggi badan mencapai tingkat yang maksimal

setiap tahunnya,

h.Tumbuh rambut-rambut halus di wajah (kumis, jambang, dan

jenggot),

i.Tumbuh bulu ketiak,

j.Terjadi akhir perubahan suara,

k.Rambut-rambut di wajah bertambah tebal dan gelap,

l.Tumbul bulu di dada dan kaki,

2.3 Penyebab Perubahan Fisik pada Remaja.

Penyebab perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua

kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistim endoktrin.

Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua

macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa

remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang

menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon

gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad

agar mulai aktif bekerja. Tidak berapa lama sebelum saat

remaja dimulai, kedua hormon ini sudah mulai diproduksi dan

pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh proses ini

dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar

endoktrin. Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang

dilakukan kelenjar hypotalamus, yaitu kelenjar yang dikenal

sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada saat remaja

dan terletak di otak.

Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar kelamin sudah ada dan

aktif sejak dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur dan

baru aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari

kelenjar pituitari pada saat si anak memasuki tahap remaja.

Segera setelah tercapai kematangan alat kelamin, hormon gonad

akan menghentikan aktifitas hormon pertumbuhan. Dengan

demikian, pertunbuhan fisik akan terhenti. Keseimbangan yang

tepat antara kelenjar pituari dan gonad akan menimbulkan

perkembangan fisik yang tepat pula. Sebaliknya, bila terjadi

gangguan dalam keseimbangan ini, akan timbul penyimpangan

pertumbuhan.

Selama masa remaja, seluruh tubuh mengalami perubahan

struktur tubuh maupun fungsinya. Dalam kenyataannya, hampir

semua perubahan bagian tubuh mengikuti irama yang tetap,

sehingga waktu kejadiannya dapat diperkirakan sebelumnya.

Perubahan tersebut tampak jelas pada bagian pertama masa

remaja.

2.4 Faktor-faktor yang Memengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja.

Adapun faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik

remaja adalah sebagai berikut:

a)Pengaruh keluarga

Pengaruh keluarga meliputi faktor keturunan maupun faktor

lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat lebih

tinggi atau panjang daripada anak lainnya, jika ayah dan ibu

atau kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan

membantu menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi

keturunan yang dibawa anak. Pada setiap tahapan usia,

lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh

daripada tinggi tubuh.

b)Pengaruh gizi

Anak-anak yang memperoleh gizi yang cukup biasanya akan

lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai masa

remaja dibanding dengan mereka yang memperoleh gizi buruk.

Lingkungan dapat memberikan pengaruh bagi remaja sedemikian

rupa, sehingga menghambat atau mempercepat potensi untuk

pertumbuhan di masa remaja.

c)Gangguan emosional

Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan

mengalami terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini

akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon

pertumbuhan di kelenjar pituitari. Bila terjadi hal demikian,

pertumbuhan awal remajanya akan terhambat dan tidak tercapai

berat tubuh yang seharusnya.

d)Jenis kelamin

Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat

daripada anak perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan 15

tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan

lebih berat daripada anak laki-laki. Terjadi perbedaan berat

dan tinggi tubuh ini karena bentuk tulang dan otot pada anak

laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.

e)Status sosial ekonomi

Anak-anak yang berasal dari keluarga dengan status ekonomi

rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang berasal dari

keluarga yang status sosial ekonominya tinggi. Keluarga yang

kaya akan dapat memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya.

Sebaliknya, keluarga miskin tidak akan dapat memenuhi sembilan

kebutuhan primernya secara memadai.

f)Kesehatan

Anak-anak sehat dan jarang sakit biasanya akan memiliki

tubuh yang lebih berat daripada anak yang sakit-sakitan.

Kurangnya perawatan kesehatan akan menyebabkan anak mudah

terserang penyakit. Cara makan yang salah dalam arti makan

tanpa memerhatikan keseimbangan gizi dan vitamin juga dapat

menyebabkan tubuh menjadi sakit.

g)Pengaruh bentuk tubuh

Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf, atau endomorf akan memengaruhi

besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang bentuk tubuhnya

mesomorf akan lebih besar daripada yang endomorf atau eksomorf,

karena memang mereka lebih gemuk dan berat.

2.5 Pengaruh Pertumbuhan Fisik terhadapTingkah Laku Remaja.

Perubahan-perubahan fisik itu menyebabkan kecanggungan bagi

para remaja karena ia harus menyesuaikan diri dengan

perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Pertumbuhan

badan yang mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang

terlalu cepat akan membuat remaja merasa malu atau kurang

percaya diri. Demikian pula dalam menghadapi haid dan “mimpi”

yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu mengadakan

penyesuaian tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang

tua.

Perubahan fisik selalu disertai oleh perubahan sikap dan

perilaku. Keadaan ini sering menjadi sedikit parah karena

perbedaan sikap orang-orang di sekelilingnya dan sikapnya

sendiri dalam menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa

remaja, perubahan yang terjadi sangat mencolok, sehingga dapat

mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah terbentuk.

Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga dan sering agak

melawan nilai dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu

masa ini sering dinamakan sebagai masa negatif atau masa

pancaroba. Pada saat irama pertumbuhan sedikit lambat dan

perubahan tubuhnya telah sempurna maka akan terjadi

keseimbangan kembali.

Meskipun pengaruh pubertas terhadap remaja berbeda-beda,

cara mereka melampiaskan gangguan ketidakseimbangan itu hampir

sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat terlihat adalah

ia menjadi mudah tersinggung, sangat pemalu, ada kecenderungan

menarik diri dari keluarga atau teman, lebih senang

menyendiri, menentang otorita orang tua dan guru, mendambakan

kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka

melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan sangat tampak

bahwa dirinya tertekan dan tidak bahagia.

Karena sedang terjadi perubahan beberapa kelenjar

pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam bentuk

ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini secara fisik sering

merasa sangat tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah, nafsu

makan berkurang, mengalami gangguan pencernaan, sakit kepala,

sakit punggung, dan sebagainya karena tubuhnya bertambah besar

dan panjang. Gangguan ini lebih banyak menghinggapi anak

perempuan daripada anak laki-laki.

Anak-anak remaja terlalu memerhatikan keadaan tubuhnya yang

sedang mengalami proses perubahan. Tanggapan atas perubahan

dirinya itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu mereka yang

terlalu memerhatikan normal atau tidak dirinya dan mereka yang

terlalu memikirkan tepat atau tidaknya kehidupan kelaminnya.

Jika mereka memerhatikan teman sebayanya, kemudian dirinya

berebeda dari mereka maka akan muncul pikiran tentang normal

tidaknya dirinya. Misalnya, perbedaan dalam hal kecepatan

pertumbuhan dapat menimbulkan kekhawatiran dalam dirinya.

Anak-anak yang cepat dan lebih awal tumbuh sering merasa

khawatir bahwa pada masa dewasanya nanti, tubuhnya akan

terlalu besar dan tinggi, sedangkan anak yang mulai tumbuh

pendek sampai dewasa akan an kehidupan merasa khawatir

pertumbuhan dan kehidupan kelaminnya tidak akan berkembang

secara normal.

Apabila tertinggal dari teman sebayanya dalam hal minat dan

kegiatan lain, atau kurang berminat dalam kegiatan sebayanya,

mereka lalu khawatir apakah mereka akan menjadi dewasa.

Terlalu memerhatikan keadaan kehidupan kelaminnya juga

merupakan hal yang biasa terjadi dalam tahap ini. Pada saat

seorang mencapai remaja, dalam pikirannya telah terbentuk

konsep mengenai wajar-tidaknya kehidupan kelamin dalam

penampilan seseorang. Konsep ini terbentuk melalui pengalaman

si anak sehari-hari misalnya dari televisi, buku cerita,

komik, atau dari orang-orang disekelilingnya yang dikagumi.

Bila mereka berpendapat bahwa dirinya tidak wajar.

Sayangngnya, konsep yang telah terbentuk ini sukar sekali

dihilangkan, bahkan mungkin dapat menetap seumur hidupnya.

Salah satu dari beberapa konsekuensi masa remaja yang

paling penting adalah pengaruh jangka panjangnya terhadap

sikap, perilaku sosial, minat, dan kepribadiannya. Sejumlah

penelitian telah menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap

tertentu yang sudah terbentuk ini biasanya sulit dihilangkan,

bahkan dalam beberapa kasus tampak semakin parah. Pengaruh

ketidaknyamanan pada masa remaja yang paling menetap adalah

dalam hal penyimpangan kematangan kelaminnya. Perkembangan

kehidupan kelamin yang tidak wajar ini akan menimbulkan

pengaruh pada anak laki-laki dan juga pada anak perempuan,

bahkan pengaruh itu tidak hanya terjadi di masa remaja, tetapi

dapat berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki yang

mengalami perkembangan kelamin lebih awal, secara sosial lebih

menguntungkan, sedangkan bagi anak perempuan tidak sedemikian

halnya.

Tinggi, berat, dan kekuatan tubuh yang jauh melebihi teman

sebayanya bagi anak laki-laki akan dapat meningkatkan citra

dirinya di depan teman sebayanya dari kedua jenis kelamin.

Sebaliknya, bila kematangan kelamin ini terlalu cepat terjadi

pada anak gadis, ia akan memperoleh sebutan atau label yang

tidak menyenangkan. Keadaan ini sering menimbulkan pengaruh

buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat dalam

kematangan kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk

menaikkan citra dirinya, merasa kurang dihargai, dan sering

diabaikan.

Hurlock (1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:

a.Ingin menyendiri

b.Bosan

c.Inkoordinasi

d.Antagonis sosial

e.Emosi yang meninggi

f.Hilangnya kepercayaan diri

g.Terlalu sederhana

2.6 Upaya Pertumbuhan Fisik Remaja dan Implikasinya Terhadap

Pendidikan

Dalam batas-batas tertentu, proses pembelajaran dapat

diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat membantu

percepatan pertumbuhan fisik subjek didik. Dalam proses

pembelajaran itu dapat diupayakan berbagai stimulus secara

sistematis, antara lain:

a)Menjaga kesehatan badan.

Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan olahraga secara teratur

akan dapat membantu menjaga kesehatan pertumbuhan tubuh.

Namun, bila ternyata masih juga terkena penyakit, haruslah

segara diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik.

b)Memberi makanan yang baik.

Makanan yang baik ialah makanan yang banyak mengandung

gizi, segar, sehat, dan tidak tercemar oleh kotoran atau

penyakit. Baik buruknya makanan akan menentukan pula

pertumbuhan anak.

Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan

faktor berikut:

a)Menyediakan sarana dan prasarana

Faktor sarana dan prasarana ini jangan sampai menimbulkan

gangguan kesehatan pada anak. Misalnya ruangan kelas, tempat

duduk dan meja, dan sebagainya.

b)Waktu istirahat

Istirahat sangat dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah

dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat yang cukup sangat

diperlukan.

c)Diadakannya jam olahraga bagi siswa

Pelajaran olahraga sangat penting bagi pertumbuhan fisik

anak karena dengan olahraga yang dijadwalkan secara teratur

oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak akan memperoleh

stimulasi secara teratur pula.

Permasalahan dalam pertumbuhan fisik sering disebabkan

karena perasaan dan pikiran mengenai fisiknya. Remaja yang

banyak perhatiannya terhadap kehidupan kolektif, perilakunya

akan banyak dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya. Kelompok

remaja dapat terbentuk di sekolah seperti kelompok tim

olahraga, tim kesenian, pramuka, dan sebagainya. Kegiatan

tersebut dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja. Namun kadang

kala remaja juga dapat terjerumus dalam suatu kelompok yang

membuat mereka menjadi remaja yang tidak baik menurut

pandangan keluarga maupun masyarakat, biasanya kegiatan yang

bernilai negatif tersebut seperti ngebut, begadang, miras, dan

semacamnya yang mengganggu kesehatannya. Oleh karena itu,

pengembangan program kelompok remaja ke arah kegiatan yang

bernilai positif oleh para guru di sekolah merupakan upaya

positif untuk membantu para remaja dalam pertumbuhan fisik

mereka.

Pengembangan kegiatan pramuka, penyelenggaraan senam

kesegaran jasmani, dan pembiasaan hidup bersih perlu diprogram

sebagai kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah

menengah. Pembentukan kelompok atas bimbingan guru merupakan

kegiatan yang dapat membentuk mereka untuk belajar secara

bertanggung jawab. Maka pada saat pembentukan kelompok belajar

atas bimbingan guru dan atau orang tua, sesungguhnya mereka

telah membentuk remaja untuk belajar teratur dan bertanggung

jawab. Di samping itu, baik guru maupun orang tua perlu

membantu remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-

perubahan yang dialami remaja, seperti memberikan pengarahan

kepada mereka berkaitan dengan pertumbuhan yang dialaminya.

BAB III

PENUTUP

3.1Kesimpulan

Pertumbuhan fisik remaja merupakan pertumbuhan yang paling

pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran (semakin

tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan

secara fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”.

Adapun perubahan-perubahan fisik yang penting dan terjadi

pada masa remaja meliputi; perubahan ukuran tubuh, perubahan

proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri kelamin kedua.

Penyebab perubahan fisik pada remaja adalah adanya dua

kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistim endoktrin.

Yaitu kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan

dua macam hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa

remaja. Kedua hormon itu adalah hormon pertumbuhan yang

menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan hormon

gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad

agar mulai aktif bekerja.

Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah

pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis

kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, pengaruh bentuk

tubuh, dan lingkungan.

Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja sering

memengaruhi sikap dan perilaku remaja itu sendiri, seperti

ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi

yang meninggi, hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu

sederhana.

Upaya untuk pertumbuhan remaja meliputi memberi makanan

yang baik dan menjaga kesehatan badan. Kegiatan bernilai

posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat memupuk

pertumbuhan fisik remaja, serta pembentukan kelompok belajar.

Implikasinya bagi pendidikan adalah perlunya menyediakan

sarana dan prasarana, waktu istirahat, dan diadakannya jam

olahraga bagi siswa.

3.2Saran

Dalam upaya untuk membantu percepatan pertumbuhan fisik

remaja, diharapkan adanya sarana dan prasarana yang mendukung,

baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu diperlukan

pengawasan yang lebih terhadap seorang remaja agar tidak

terjadi penyimpangan perilaku pada mereka dan perlunya

pengarahan tentang pertumbuhan remaja dari orang tua dan pihak

sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

Fatimah, Enung. 2006. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta

Didik). Bandung: C.V. Pustaka Setia.

Hurlock, E. B. 1990. Psikologi Perkembangan. Alih Bahasa

Isawidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Mappiare , Andi. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

_________. _______. Pertumbuhan Fisik Remaja, (online),

http://www.scribd.com/doc/28552879/PERTUMBUHAN-FISIK-

REMAJA, diakses pada tanggal 12 November 2010 pukul 11:11.

_________. 2010. Pertumbuhan fisik dan kesehatan remaja, (online),

http://okbip.blogspot.com/2010/04/pertumbuhan-fisik-dan-

kesehatan-remaja.html , diakses pada tanggal 14 November

2010 pukul 11:14.