TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT
Dosen Pengampu : Prof. Dr. dr. Adik Wibowo MPH
Disusun Oleh :
1. Aldine Andriza
2. Asep Zaenal Muttaqien
3. Candraditya Dwaya Putra
4. Yulianto
SISTEM INFORMASI DAN INTELEGEN KESEHATAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat telah
merambah ke berbagai sektor termasuk kesehatan. Meskipun
dunia kesehatan (dan medis) merupakan bidang yang bersifat
information-intensive, akan tetapi adopsi teknologi
informasi relatif tertinggal. Masyarakat menyadari bahwa
teknologi informasi merupakan salah satu tool penting dalam
peradaban manusia untuk mengatasi (sebagian) masalah
derasnya arus informasi.
Teknologi informasi (dan komunikasi) saat ini adalah
bagian penting dalam manajemen informasi. Di dunia
kesehatan, dengan perkembangan pengetahuan yang begitu cepat
(kurang lebih 750.000 artikel terbaru di jurnal kedokteran
dipublikasikan tiap tahun), dokter akan cepat tertinggal
jika tidak memanfaatkan berbagai tool untuk mengudapte
perkembangan terbaru. Selain memiliki potensi dalam
memfilter data dan mengolah menjadi informasi, TI mampu
menyimpannya dengan jumlah kapasitas jauh lebih banyak dari
cara-cara manual. Konvergensi dengan teknologi komunikasi
juga memungkinkan data kesehatan di-share secara mudah dan
cepat. Disamping itu, teknologi memiliki karakteristik
perkembangan yang sangat cepat. Setiap dua tahun, akan
muncul produk baru dengan kemampuan pengolahan yang dua kali
lebih cepat dan kapasitas penyimpanan dua kali lebih besar
serta berbagai aplikasi inovatif terbaru. Dengan berbagai
potensinya ini, adalah naif apabila manajemen informasi
kesehatan tidak menjadi salahsatu hal yang harus di
perhatikan.
Teknologi informasi dan komunikasi ibarat pisau bermata
dua karena seiring dengan globalisasi, perkembangan
pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan
masyarakat membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan
kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.
1.2 Sistem Informasi Kesehatan
1.2.1. Definisi Sistem
Istilah sistem merupakan istilah dari bahasa yunani “system”
yang artinya adalah himpunan bagian atau unsur yang saling
berhubungan secara teratur untuk mencapai tujuan bersama.
Sistem menurut para ahli
L. James Havery : Sistem adalah prosedur logis dan rasional
untuk merancang suatu rangkaian komponen yang berhubungan
satu dengan yang lainnya dengan maksud untuk berfungsi
sebagai suatu kesatuan dalam usaha mencapai suatu tujuan
yang telah ditentukan.
John Mc. Manama : Sistem adalah sebuah struktur konseptual
yang tersusun dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan
yang bekerja sebagai suatu kesatuan organik untuk mencapai
suatu hasil yang diinginkan secara efektif dan efesien.
C.W. Churchman : Sistem adalah seperangkat bagian-bagian
yang dikoordinasikan untuk melaksanakan seperangkat tujuan.
J.C. Hinggins : Sistem adalah seperangkat bagian-bagian yang
saling berhubungan.
Edgar F Huse dan James L. Bowdict : Sistem adalah suatu seri
atau rangkaian bagian-bagian yang saling berhubungan dan
bergantung sedemikian rupa sehingga interaksi dan saling
pengaruh dari satu bagian akan mempengaruhi keseluruhan.
Sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan
dari unsur, komponen, atau variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain dan
terpadu.
1.2.1.2. Syarat -syarat Sistem
Adapun syarat-syarat menjadi sebuah system, yaitu :
1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan
2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan
3. Adanya hubungan diantara elemen sistem
4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan
material) lebih penting dari pada elemen sistem
5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan
elemen
1.2.1.3. Klasifikasi Sistem
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak (abstract system) adalah sistem yang
berisi gagasan atau konsep, misalnya sistem teologi yang
berisi gagasan tentang hubungan manusia dan tuhan.
Sedangkan sistem fisik (physical system) adalah sistem
yang secara fisik dapat dilihat, misalnya sistem komputer,
sistem sekolah, sistem akuntansi dan sistem transportasi.
2. Sistem Deterministik dan Sistem Probabilistik
Sistem deterministik (deterministic system) adalah suatu
sistem yang operasinya dapat diprediksi secara tepat,
misalnya sistem komputer. Sedangkan sistem probabilistik
(probabilistic system) adalah sistem yang tak dapat
diramal dengan pasti karena mengandung unsur probabilitas,
misalnya sistem arisan dan sistem sediaan, kebutuhan rata-
rata dan waktu untuk memulihkan jumlah sediaan dapat
ditentukan tetapi nilai yang tepat sesaat tidak dapat
ditentukan dengan pasti.
3. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup (closed system) adalah sistem yang tidak
bertukar materi, informasi, atau energi dengan lingkungan,
dengan kata lain sistem ini tidak berinteraksi dan tidak
dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya reaksi kimia dalam
tabung yang terisolasi. Sedangkan sistem terbuka (open
system) adalah sistem yang berhubungan dengan lingkungan
dan dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya sistem
perusahaan dagang.
4. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem Alamiah (natural system) adalah sistem yang
terjadi karena alam, misalnya sistem tata surya. Sedangkan
sistem buatan manusia (human made system) adalah sistem
yang dibuat oleh manusia,misalnya sistem komputer.
5. Sistem Sederhana dan Sistem Kompleks
Berdasarkan tingkat kerumitannya, sistem dibedakan
menjadi sistem sederhana (misalnya sepeda) dan sistem
kompleks (misalnya otak manusia)
1.2.1.4. Karakteristik Sistem
1. Sistem Komponen-komponen
Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa Elemen-
elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan
sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras,
perangkat lunak dan manusia. Elemen-elemen yang lebih
besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat
keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU,
perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat
keras adalah sistem komputer.
2. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan
luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem
dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem
menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar
sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga
bersifat merugikan sistem tersebut. lingkungan luar yang
mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan
demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang
lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan
dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan
hidup dari sistem.
4. Penghubung
Penghubung merupakan media perantara antar subsistem.
Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya
mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output
dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem
yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung
satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang
lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukkan
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem.
Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input.
Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya
sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah
energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa
pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk
subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
7. Pengolah
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau
sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang
akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem
produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan
bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang
jadi.
8. Sasaran atau tujuan
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau
suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem
tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat
menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan
keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem
dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
1.2.2. Definisi Sistem Informasi
Sistem Informasi (SI) adalah kombinasi dari teknologi
informasi dan aktivitas orang yang menggunakan teknologi itu
untuk mendukung operasi dan manajemen. Dalam arti yang
sangat luas, istilah sistem informasi yang sering digunakan
merujuk kepada interaksi antara orang, proses algoritmik,
data, dan teknologi. Dalam pengertian ini, istilah ini
digunakan untuk merujuk tidak hanya pada penggunaan
organisasi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), tetapi
juga untuk cara di mana orang berinteraksi dengan teknologi
ini dalam mendukung proses bisnis.
Sistem informasi adalah gabungan yang terorganisasi dari
manusia, perangkat lunak, perangkat keras, jaringan
komunikasi dan sumber data dalam mengumpulkan, mengubah, dan
menyebarkan informasi dalam organisasi.
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu
organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi
harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan
strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar
tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.
1.2.3. Definisi Sistem Informasi Kesehatan
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara
perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk
mengelola siklus informasi secara sistematis untuk mendukung
pelaksanaan manajemen kesehatan yang terpadu dan menyeluruh
dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu
sistem pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua
tingkt pemerintahan secara sistematis dan terintegrasi untuk
mendukung manajemen kesehatan dalam rangka peningkatan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Informasi kesehatan selalu diperlukan dalam pembuatan
program kesehatan mulai dari analisis situasi, penentuan
prioritas, pembuatan alternatif solusi, pengembangan
program, pelaksanaan dan pemantauan hingga proses evaluasi
terhadap pelaksanaan program-program kesehatan.
Secara Umum domain system informasi kesehatan dapat
dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pada karakteristik
intergrasin system informasi (Raghupathi dan Tan, 2002).
1. Sistem informasi yang mempunyai derajat intergritasi
internali yang tinggi.
Sistem informasi rekam medis elektronik
Sistem informasi managemen dokumen
Sistem informasi farmasi
Sistem informasi geografis
Sistem pendukung pengambilan keputusan kesehatan
Sistem informasi eksekutif.
Data Warehouse dan data mining
2. SIstem informasi yang mempunyai derajat integritasi
internali yang tinggi
Telemedicine
Internet, Intranat, Ekstranet
Sistem informasi kesehatan publik
1.3 Tujuan Penulisan Buku
Setelah membaca dan mengamati tulisan ini, diharapkan
pembaca dapat menjelaskan tentang:
1. Definisi informasi, system informasi, system
informasi kesehatan ditinjau dari berbagai sudut
pandang
2. Pengaruh dari kemajuan teknologi informasi terhadap
perkembangan ilmu kesehatan masyarakat serta
penerapanya
Aplikasi system informasi dibidang kesehatan masyarakat
di dunia dan system informasi kesehatan yang berada di
Indonesia serta pengembangan system informasi kesehatan
BAB II IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
2.1. Konsep Sistem Informasi
Terdapat beberapa konsep dasar berkenaan dengan rancang
bangun sistem informasi :
1. Sistem informasi tidak identik dengan sistem
komputerisasi
2. Sistem informasi organisasi adalah suatu sistem yang
dinamis
3. Sistem informasi sebagai suatu sistem harus mengikuti
siklus hidup sistem
4. Daya guna sistem informasi sangat ditentukan oleh tingkat
integritas sistem itu snediri
5. Keberhasilan pengembangan sistem informasi sangat
bergantung pada strategi yang dipilih untuk pengembangan
sistem tersebut
6. Pengembangan sistem informasi organisasi harus
menggunakan pendekatan fungsi dan dilakukan secara
menyeluruh (holistik)
7. Informasi adalah aset organisasi
8. Penjabaran sistem sampai dengan penggunaan aplikasi
haruslah menggunakan sistem hirarkis yang mudah dipahami
2.2 Aplikasi teknologi informasi untuk mendukung manajemen
informasi kesehatan
Secara umum masyarakat mengenal produk teknologi
informasi dalam bentuk perangkat keras, perangkat lunak dan
infrastruktur. Perangkat keras meliputi perangkat input
(keyboard, monitor, touch screen, scanner, mike, camera
digital, perekam video, barcode reader, maupun alat digitasi
lain dari bentuk analog ke digital).
Perangkat keras ini bertujuan untuk menerima masukan
data/informasi ke dalam bentuk digital agar dapat diolah
melalui perangkat komputer. Selanjutnya, terdapat perangkat
keras pemroses lebih dikenal sebagai CPU (central procesing
unit) dan memori komputer. Perangkat keras ini berfungsi
untuk mengolah serta mengelola sistem komputer dengan
dikendalikan oleh sistem operasi komputer.
Selain itu, terdapat juga perangkat keras penyimpan data
baik yang bersifat tetap (hard disk) maupun portabel
(removable disk). Perangkat keras berikutnya adalah
perangkat outuput yang menampilkan hasil olahan komputer
kepada pengguna melalui monitor, printer, speaker, LCD
maupun bentuk respon lainnya.
Selanjutnya dalam perangkat lunak dibedakan sistem
operasi (misalnya Windows, Linux atau Mac) yang bertugas
untuk mengelola hidup matinya komputer, menhubungkan media
input dan output serta mengendalikan berbagai perangkat
lunak aplikasi maupun utiliti di komputer. Sedangkan
perangkat aplikasi adalah program praktis yang digunakan
untuk membantu pelaksanaan tugas yang spesifik seperti
menulis, membuat lembar kerja, membuat presentasi, mengelola
database dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga
program utility yang membantu sistem operasi dalam
pengelolaan fungsi tertentu seperti manajemen memori,
keamanan komputer dan lain-lain.
Pada aspek infrastruktur, kita mengenal ada istilah
jaringan komputer baik yang bersifat terbatas dan dalam
kawasan tertentu (misalnya satu gedung) yang dikenal dengan
nama Local Area Network maupun jaringan yang lebih luas,
bahkan bisa meliputi satu kabupaten atau negara atau yang
dikenal sebagai Wide Area Network (WAN). Saat ini, aspek
infrastruktur dalam teknologi informasi seringkali disatukan
dengan perkembangan teknologi komunikasi. Sehingga muncul
istilah konvergensi teknologi informasi dan komunikasi.
Perangkat PDA (personal digital assistant) yang berperan
sebagai komputer genggam tetapi sarat dengan fungsi
komunikasi (baik Wi-Fi, bluetooth maupun GSM) merupakan
salah satu contoh diantaranya.
Perangkat keras (baik input, pemroses, penyimpan, maupun
output), perangkat lunak serta infrastruktur, ketiga-tiganya
memiliki potensi besar untuk meningkatkan efektivitas maupun
efisiensi manajemen informasi kesehatan. Beberapa contoh
penting yang akan diulas adalah (1)rekam medis berbasis
komputer, (2) teknologi penyimpan portabel seperti smart
card,(3) teknologi nirkabel dan (4) komputer genggam.
1. Rekam medis berbasis komputer (Computer based patient
record)
Salah satu tantangan besar dalam penerapan teknologi
informasi dan komunikasi di rumah sakit adalah penerapan
rekam medis medis berbasis komputer. Dalam laporan resminya,
Intitute of Medicine mencatat bahwa hingga saat ini masih
sedikit bukti yang menunjukkan keberhasilan penerapan rekam
medis berbasis komputer secara utuh, komprehensif dan dapat
dijadikan data model bagi rumah sakit lainnya.
Pengertian rekam medis berbasis komputer bervariasi, akan
tetapi, secara prinsip adalah penggunaan database untuk
mencatat semua data medis, demografis serta setiap event
dalam manajemen pasien di rumah sakit. Rekam medis berbasis
komputer akan menghimpun berbagai data klinis pasien baik
yang berasal dari hasil pemeriksaan dokter, digitasi dari
alat diagnosisi (EKG, radiologi, dll), konversi hasil
pemeriksaan laboratorium maupun interpretasi klinis. Rekam
medis berbasis komputer yang lengkap biasanya disertai
dengan fasilitas sistem pendukung keputusan (SPK) yang
memungkinkan pemberian alert, reminder, bantuan diagnosis
maupun terapi agar dokter maupun klinisi dapat mematuhi
protokol klinik.
2. Teknologi penyimpan data portable
Salah satu aspek penting dalam pelayanan kesehatan yang
menggunakan pendekatan rujukan (referral system) adalah
continuity of care. Dalam konsep ini, pelayanan kesehatan di
tingkat primer memiliki tingkat konektivitas yang tinggi
dengan tingkat rujukan di atasnya. Salah satu syaratnya
adalah adanya komunikasi data medis secara mudah dan
efektif. Beberapa pendekatan yang dilakukan menggunakan
teknologi informasi adalah penggunaan smart card (kartu
cerdas yang memungkinkan penyimpanan data sementara). Smart
card sudah digunakan di beberapa negara Eropa maupun AS
sehingga memudahkan pasien, dokter maupun pihak asuransi
kesehatan. Dalam smart card tersebut, selain data
demografis, beberapa data diagnosisi terakhir juga akan
tercatat. Teknologi penyimpan portabel lainnya adalah model
web based electronic health record yang memungkinkan pasien
menyimpan data sementara kesehatan mereka di Internet. Data
tersebut kemudian dapat diakses oleh dokter atau rumah sakit
setelah diotorisasi oleh pasien. Teknologi ini merupakan
salah satu model aplikasi telemedicine yang tidak berjalan
secara real time.
Aplikasi penyimpan data portabel sederhana adalah bar
code (atau kode batang). Kode batang ini sudah jamak
digunakan di kalangan industri sebagai penanda unik merek
datang tertentu. Hal ini jelas sekali mempermudah
supermarket dan gudang dalam manajemen retail dan inventori.
Food and Drug Administration (FDA) di AS telah mewajibkan
seluruh pabrik obat di AS untuk menggunakan barcode sebagai
penanda obat. Penggunaan bar code juga akan bermanfaat bagi
apotik dan instalasi farmasi di rumah sakit dalam
mempercepat proses inventori. Selain itu, penggunaan barcode
juga dapat digunakan sebagai penanda unik pada kartu dan
rekam medis pasien.
Teknologi penanda unik yang sekarang semakin populer
adalah RFID (radio frequency identifier) yang memungkinkan
pengidentifikasikan identitas melalui radio frekuensi. Jika
menggunakan barcode, rumah sakit masih memerlukan barcode
reader, maka penggunaan RFID akan mengeliminasi penggunaan
alat tersebut. Setiap barang (misalnya obat ataupun berkas
rekam medis) yang disertai dengan RFID akan mengirimkan
sinyal terus menerus ke dalam database komputer. Sehingga
pengidentifikasian akan berjalan secara otomatis.
3. Teknologi nirkabel
Pemanfaatan jaringan computer dalam dunia medis
sebenarnya sudah dirintis sejak hampir 40 tahun yang lalu.
Pada tahun 1976/1977, University of Vermon Hospital dan
Walter Reed Army Hospital mengembangkan local area network
(LAN) yang memungkinkan pengguna dapat log on ke berbagai
komputer dari satu terminal di nursing station. Saat itu,
media yang digunakan masih berupa kabel koaxial. Saat ini,
jaringan nir kabel menjadi primadona karena pengguna tetap
tersambung ke dalam jaringan tanpa terhambat mobilitasnya
oleh kabel. Melalui jaringan nir kabel, dokter dapat selalu
terkoneksi ke dalam database pasien tanpa harus terganggun
mobilitasnya.
4. Komputer genggam (Personal Digital Assistant)
Saat ini, penggunaan komputer genggam (PDA) menjadi hal
yang semakin lumrah di kalangan medis. Di Kanada, limapuluh
persen dokter yang berusia di bawah 35 tahun menggunakan
PDA. PDA dapat digunakan untuk menyimpan berbagai data
klinis pasien, informasi obat, maupun panduan
terapi/penanganan klinis tertentu. Beberapa situs di
Internet memberikan contoh aplikasi klinis yang dapta
digunakan di PDA seperti epocrates. Pemanfaatan PDA yang
sudah disertai dengan jaringan telepon memungkinkan dokter
tetap dapat memiliki akses terhadap database pasien di
rumahs akit melalui jaringan Internet. Salah satu contoh
penerapan teknologi telemedicine adalah pengiriman data
radiologis pasien yang dapat dikirimkan secara langsung
melalui jaringan GSM. Selanjutnya dokter dapat memberikan
interpretasinya secara langsung PDA dan memberikan feedback
kepada rumah sakit.
Teknologi informasi dan komunikasi ibarat pisau bermata dua
karena seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan
dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga
mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat
membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang
bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan.
2.2. Peranan SIK dalam Sistem Kesehatan
Menurut WHO, sistem informasi kesehatan merupakan salah
satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam
sistem kesehatan di suatu Negara. Keenam komponen (building
block) sistem kesehatan tersebut adalah:
1. Service delivery (pelaksanaan pelayanan kesehatan)
2. Medical product, vaccine, and technologies (produk
medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3. Health worksforce (tenaga medis)
4. Health system financing (system pembiayaan kesehatan)
5. Health information system (sistem informasi kesehatan)
6. Leadership and governance (kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan
Nasional, SIK merupakan bagian dari sub sistem ke 6 yaitu
pada sub sistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan.
Sub sistem manajemen dan informasi kesehatan merupakan
subsistem yang mengelola fungsi-fungsi kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, informasi kesehatan dan hokum
kesehatan yang memadai dan mampu menunjang penyelenggaraan
upaya kesehatan nasional agar berhasil guna, berdaya guna,
dan mendukung penyelenggaraan ke-6 subsistem lain di dalam
SKN sebagai satu kesatuan yang terpadu.
Adapun sub sistem dalam Sistem Kesehatan Nasional Indonesia,
yaitu:
1. Upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
3. Pembiayaan kesehatan
4. Sumber daya manusia (SDM) kesehatan
5. Sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan
6. Manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan
7. Pemberdayaan masyarakat.
Dalam pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus
dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan
kesehatan agar setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan
dengan baik dan yang lebih terpenting menggunakan teknologi
komputer dalam mengimplementasikan Sistem Informasi Berbasis
Komputer (Computer Based Information System). Melalui hasil
pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapa
menghasilkan hal-hal sebagai berikut :
1. Perangkat lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan
sesuai dengan standar yang ditentukan oleh pemerintah
daerah.
2. Dengan menggunakan open system tersebut diharapkan
jaringan akan bersifat interoperable dengan jaringan
lain.
3. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan
mensosialisasikan dan mendorong pengembangan dan
penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit
pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai
komponen sistem di masa depan.
4. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan
mengembangkan kemampuan dalam teknologi informasi
video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide
Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai
bagian dari jaringan sistem informasi pemerintah
daerah.
5. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan
merencanakan, mengembangkan dan memelihara pusat
penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori
materi teknologi informasi yang komprehensif.
6. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara
proaktif mencari, menganalisis, memahami,
menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis
data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan
memanfaatkan website dan access point lain agar data
kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas
dan bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki
pelayanan kesehatan sehingga kepuasan pengguna dapat
dicapai sebaik-baiknya.
8. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan
merencanakan pengembangan manajemen SDM sistem
informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan
dan pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan
pengembangan karir.
9. Sistem informasi kesehatan terintegrasi ini akan
mengembangkan unit organisasi pengembangan dan
pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan
dengan pemanfaatan dan penggunaan data/informasi
kesehatan dan kedokteran.
10. Dapat digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan,
produk, pelayanan organisasi, untuk mendukung agar
organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11. Mengarah pada peluang-peluang strategis yang dapat
ditemukan.
BAB III INTELEGENSI PENYAKIT DAN PENYAJIAN INFORMASI
Penanggulangan penyakit yang sering muncul pada musim-musim
tertentu seperti demam berdarah tentu membutuhkan data-data
serta informasi yang memadai bagi pengambil keputusan guna
membuat langkah-langkah strategis dalam pncegahan dan
penanggulangan penyakit sehingga dapat berjalan dengan
efektif dan efisien. Kekuratan data merupakan syarat mutlak
didalam pengambilan keputusan. Menurut anis fuad seringkali
yang menjadi pelaku survailance didalam penyelidikan suatu
kejadian lebih banyak peranannya diambil oleh media masa.
Seringkali kita lihat dibeberapa media masa menayangkan
tentang hasil investigasi suatu kasus tentang penyakit atau
kasus-kasus kejahatan dimana zat-zat berbahaya yang dicampur
kedalam makanan yang berakibat fatal terhadap kesehatan
masyarakat. Selain itu kualitas lingkungan tempat tinggal
terutama disekitar pemukiman kumuh berpengaruh terhadap
kualitas kesehatan masyarakat disekitarnya dan berpotensi
menimbulkan gangguan kesehatan serta timbulnya wabah-wabah
penyakit.
Berbicara tentang penyelidikan kesehatan atau yang lebih
dikenal dengan health surveillance, istilah ini pertama kali
digunakan dalam bidang penyelidikan/intelijen dengan tujuan
untuk memata-mati seseorang yang dicurigai yang dapat
membahayakan. Surveillance berasal dari Bahasa Perancis
yang berarti mengamati tentang sesuatu. Dibidang kesehatan
masyarakat, surveillance merupakan cabang ilmu tersendiri
yang yang diterapkan secara luas seiring berkembangnya
aplikasi dan teori tentang kesehatan masyarakat, pada
mulanya istilah surveillance hanya dikenal dalam bidang
epidemiologi. Surveillance mencakup masalah morbiditas,
mortilitas, masalah gizi, demografi, penyakit-penyakit
menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan, kesehatan
kerja pada tingkat individu maupun populasi.
Suveillance epidemiologi secara umum digunakan untuk:
a. Mengetahui dan melengkapi gambaran epidemiologi
suatu masalah kesehatan
b. Penentuan skala prioritas dalam pemecahan masalah
kesehatan yang harus diatasi
c. Untuk meramalkan terjadinya wabah
d. Untuk menilai dan memantau pelaksanaan program
terkait dengan pemberantasan penyakit menular,
program pencegahan kecelakaan, program peningkatan
gizi masyarakat serta program kesehatan lainnya.
e. Untuk mengetahui jangkauan dari pelayanan kesehatan
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, kesiapan tanggap
darurat serta penanggulangan bencana atau kondisi emergensi
merupakan isu utama didalam penyelidikan kesehatan.
Informasi-informasi yang tersedia serta data-data yang
memadai sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
dalam menangani bencana yang terjadi. Menurut WHO, definisi
tentang bencana (disaster) merupakan setiap kejadian yang
menyebabkan kerusakan gangguan ekologis, hilangnya nyawa
manusia atau memburuknya derajat kesehatan atau pelayanan
kesehatan pada skala tertentu yang memerlukan respon dari
luar masyarakat atau wilayah yang terkena termasuk kejadian
luar biasa (KLB).
Jika kita telaah definisi bencana tersebut, dapat
disimpulkan bahwa cakupan dari suatu bencana cukup luas
tidak hanya kejadian yang menyebabkan hilangnya nyawa yang
disebabkan oleh wabah penyakit atau bencana alam, namun
memburuknya pelayanan kesehatan serta derajat kesehatan
suatu masyarakat disuatu daerah dapat dikatakan sebagai
bencana, hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah
selaku pembuat kebijakan bagaimana membuat langkah-langkah
strategis dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan yang
dapat dijalankan oleh unit-unit pelayanan kesehatan seperti
puskesmas yang tersebar diseluruh pelosok daerah. Dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan tersebut tidak hanya
tergantung kepada kebijakan yang dibuat oleh pemerintah,
namun dibutuhkan juga respon atau umpan balik yang diberikan
oleh masyarakat dalam rangka peningkatan pelayanan
kesehatan.
BAB IV TANTANGAN SISTEM INFORMASI DAN INTELEGENSI KESEHATAN
DI INDONESIA
4.1.Prinsip-prinsip yang Perlu Diperhatikan Dalam
Pengembangan dan
Penguatan Sistem Informasi Kesehatan
Kebutuhan akan data dan informasi disediakan melalui
penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan saat ini masih
terfragmentasi serta belum mampu menyediakan data dan
informasi yang handal sehingga Sistem Informasi Kesehatan
masih belum dapat menjadi alat pengelolaan pembangunan yang
efektif.
Sistem informasi yang ada saat ini dapat digambarkan
sebagai berikut :
1. Masing-masing program memiliki sistem informasi sendiri
yang belum terintegrasi sehingga bila diperlukan
informasi yang menyeluruh diperlukan waktu yang lama
2. Terbatasnya perangkat keras (hardware) dan perangkat
lunak (software) di berbagai jenjang padahal kapabilitas
di rasa memadai
3. Terbatasnya kemampuan dan kemauan sumber daya manusia
untuk mengelola dan mengembangkan sistem informasi
4. Masih belum membudayanya pengambilan keputusan
berdasrakan data/informasi
5. Belum terdapatnya sistem pengembangan karir bagi
pengelola sistem sehingga sering timbulnys keenggsnsn
bsgi petugas untuk memasuki atau dipromosikan menjadi
pengelola sistem informasi
Pengembangan dan penguatan Sistem Informasi Kesehatan
dilakukan dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)
b. Keamanan dan Kerahasiaan Data
c. Standarisasi
d. Integrasi
e. Kemudahan Akses
f. Ketewakilan
g. Etika, integritas dan kualitas
4.2. Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah dalam Pengelolaan
dan
Pengembangan SIK
1. Pemerintah mempunyai hak dan kewajiban untuk mengatur dan
mengurus pengelolaan dan pengembangan SIK skala nasional
dan fasilitasi pengembangan SIK daerah
2. Pemerintah daerah provinsi mempunyai hak dan kewajiban
untuk mengatur dan mengurus pengelolaan SIK skala
provinsi
3. Pemerintah Daerah Kabupaten?kota mempunyai hak dan
kewajiban untuk mengatur dan mengurus
4.3. Isu Startegis Dalam Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan
Isu strategis dalam rencana pengembangan dan penguatan SIK,
yaitu :
1. Kemampuan pengelolaan SIK masih terbatas antara lain
landasan hukum, kerjasama dan koordinasi
2. Data dan informasi serta indikator yang perlu dikumpulkan
dan digunakan belum seluruhnya dan setepatnya ditetapkan
3. Kemampuan sumber data untuk menyediakan data dan
informasi pada umumnya masih lemah
4. Kegiatan pengumpulan, pengolahan dan analisis data serta
informasi masih belum terselenggara secara efektif serta
efisien
5. Dukungan sumber daya terutama sumber daya manusia,
teknologi informasi dan komunikasi, sarana dan prasarana
serta pembiayaan masih terbatas
6. Kemampuan pengembangan dan peningkatan mutu data dan
informasi kesehatan masih kurang
7. Data dan informasi yang dihasilkan belum sepenuhnya
didesiminasikan kepada pemangku kepentingan yang
berkaitan dan belum digunakan dengan semestinya
4.4. Langkah Konkrit Penguatan Sistem Informasi Kesehatan
Penyusunan Road Map Rencana Aksi Penguatan Sistem Informasi
Kesehatan bertujuan agar terselenggaranya SIK yang
terintegrasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi oleh seluruh pemangku kepentingan di tingkat
pusat dan daerah sehingga proses kerja menjadi lebih
efisien, transparan dan mampu menyediakan informasi yang
handal dalam mendukung pembangunan kesehatan.
Top Related