TUGAS BAB I (SATU) TESIS

29
TUGAS BAB I (SATU) TESIS BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN I.1.1. Pengertian Untuk mewujudkan upaya penyelesaian tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, peneliti memfokuskan diri terhadap tema penelitian mengenai “MUTU”. Setelah diadakan analisis penelaahan, ditemukan sumber buku yang membahas mengenai masalah mutu. Ternyata masalah tersebut merupakan isu sentral saat ini khususnya dalam dunia pendidikan kita. Untuk membahas tema ini selanjutnya penulis mengarahkan tujuan penelitian kepada masalah yang berkaitan dengan tema tersebut. Kemudian ditentukanlah sebuah judul penelitian yaitu “Merangkai Sistem Mutu Sendiri Berbasis Badan Pelayanan Penjaminan Mutu Internal Berkelanjutan”. Judul penelitian ini hasil dari kajian filosofis internal sendiri yang dipilih karena relevan dengan tema mutu saat ini.

Transcript of TUGAS BAB I (SATU) TESIS

TUGAS BAB I (SATU) TESIS

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

I.1.1. Pengertian

Untuk mewujudkan upaya penyelesaian tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, peneliti

memfokuskan diri terhadap tema penelitian mengenai “MUTU”.

Setelah diadakan analisis penelaahan, ditemukan sumber buku yang

membahas mengenai masalah mutu. Ternyata masalah tersebut

merupakan isu sentral saat ini khususnya dalam dunia pendidikan

kita.  Untuk membahas tema ini selanjutnya penulis mengarahkan

tujuan penelitian kepada masalah yang berkaitan dengan tema

tersebut. Kemudian ditentukanlah sebuah judul penelitian yaitu

“Merangkai Sistem Mutu Sendiri Berbasis Badan Pelayanan

Penjaminan Mutu Internal Berkelanjutan”.

Judul penelitian ini hasil dari kajian filosofis internal

sendiri yang dipilih karena relevan dengan tema mutu saat ini.

Sebagaimana Rektor Universitas Galuh dalam pertemuan ilmiahnya

pernah mengatakan bahwa masalah mutu adalah isu nasional yang

berkembang saat ini dan perlu dipahami secara menyeluruh.

Berkaitan dengan itu dimulailah penelitian ini. Focus kajian

ditujukan pada implementasi penjaminan mutu berkelanjutan yang

berbasis pelayanan dengan suatu badan standar mutu internal yang

mandiri. Strategi implementasi dari badan ini ialah dengan

menggunakan alat dan teknik terhadap penerapan kriteria dari

suatu daftar uji yang dilaksanakan secara terencana, bertahap dan

sistematis. sehingga ditemukan suatu penilaian evaluasi diri 

yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan

pengajuan akreditasi kepada BAN-PT yang telah distandarkan dan

disetujui badan mutu internal.

I.1.2. Pentingnya Kegiatan Penelitian

Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah merupakan aspek

penting bagi kehidupan suatu manusia. Hal tersebut disebabkan

beberapa alasan sebagai berikut :

1.      a. Tuntutan kebutuhan manusia sebagai  mahluk social terus

berkembang  sejalan dengan perkembangan kehidupan untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. Manusia selalu berusaha untuk mencoba

menemukan, menghasilkan dan menerapkan berbagai pengetahuannya

termasuk penemuan dibidang teknologi dan inovasi.

2.      b. Karena berkaitan dengan prasyarat tugas mata kuliah

Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.

3.     c. Merupakan bahan kajian secara menyeluruh terhadap tema

sentral nasional, sebagai bahan implementasi internal pendidikan,

dalam menambah wawasan dan khasanah keilmuan.

4.    d. Sebagai tahap awal dalam proses penyusunan Tesis, pengajuan

judul dan sebagai bahan pelaporan pengembangan Tesis selanjutnya.

I.1.3. Pendekatan Untuk Memperoleh Kebenaran

I.1.3.1. Mengapa kita Memerlukan Filsafat

Kata filosofis (philosophy) berasal dari perkataan Yunani :

philos (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan). Filsafat berarti cinta

kepada kebijaksanaan. Filsafat bekerjasama dengan ilmu-ilmu lain,

memainkan peran yang sangat penting untuk membimbing kita kepada

keinginan-keinginan dan aspirasi kita.

Filsafat ilmu merupakan pengetahuan tentang hakikat

kebenaran suatu ilmu. Filsafat mempelajari akal budi manusia,

yang salah satu cirinya adalah selalu ingin tahu terhadap

berbagai hal dan persoalan yang belum diketahui dan difahaminya,

karena dorongan ingin tahu itulah, maka manusia selalu mengajukan

berbagai pertanyaan-pertanyaan seperti apa (what), mengapa (why)

dan bagaimana (how). Untuk memperoleh jawaban dan kebenaran dari

pertanyaan tersebut ada tiga cara pendekatan yang lazim digunakan

yaitu :

1.      Penemuan kebenaran melalui pendekatan wahyu

Berkaitan dengan tema “Mutu” secara essensial, merupakan

tantangan riil bagi umat manusia untuk terus menerus mengkaji

berbagai kandungan ayat dalam Al Qur’an sebagai solusi tepat dari

beragam problematika kehidupan sehari-hari

Sebagaimana dalam firman Allah Subhannahu Wata’ala dan Al-Hadist,

sebagai berikut :

Wahuwalladzii kholakossamaawaati wal’ardo pi sittati ayyamiw wakaanaarsyuhu alal maa’i liyabluwakum ayyukum ahsanu amalan. (Qs. Hud, 11 : 7).

Artinya : Dan Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalamenam hari, adapun arasy-nya telah tegak pada air untuk mengujisiapa di antara kalian yang lebih tinggi amalnya.

Innapi kholqissamaawaati wal’ardi wakhtilaapi laili wannahaari la’aayaatillii’uulil albaab. (Qs. Ali Imran, 3 : 190)

Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi sertasilih bergantinya malam dan siang, terdapat ayat-ayat Allah bagiorang-orang yang berakal.

Awalam yarolladziina kaparuu annasamaawaati wal’ardo kaanata rot’qonpapataqnaahumaa waja’alnaa minal maa’I kulla syai’in hayyin apala yu’minuun.(Qs. Al-Anbiya, 21 : 30).

Artinya : Apakah manusia-manusia yang ingkar itu tidakmenyaksikan (mengetahui) bahwa langit dan bumi (jagat raya ini)adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan keduannya. Dandari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakahmereka tiada beriman ?

2.      Penemuan kebenaran melalui pendekatan Non Ilmiah

Yaitu pendekatan kebenaran diperoleh melalui akal sehat,

kebetulan, intutitif, trial and error, otoritas dan kewibawaan.

a.       Penemuan kebenaran melalui pendekatan akal sehat, biasannya

ditemukan dan digunakan dalam kehidupan praktis misalnya saat

bekerja dirumah, saat bekerja di kantor, saat kita sedang

belajar, berolah raga, nonton televisi, saat berkreatifitas dan

sebagainya.

b.      Penemuan kebenaran melalui pendekatan kebetulan, bukanlah

kebenaran yang diperoleh secara ilmiah, tetapi memang secara

kebetulan menemukan, misalnya : perjumpaan dengan teman/sahabat

yang tidak dijanjikan terlebih dahulu, memperoleh rejeki yang

tidak disangka-sangka, pepatah yang dipatuhi akan memberikan

keberuntungan dalam hidup.

c.       Penemuan kebenaran melalui pendekatan trial and error,

dilakukan oleh manusia secara aktif dengan cara mengulang – ulang

pekerjaannya sampai ditemukan suatu kebenaran tertentu. Misalnya

mengenai informasi data, dimana data sebagai bahan mentah untuk

dijadikan informasi. Karena data adalah proses kebenaran dalam

memberikan informasi.

d.      Penemuan kebenaran melalui pendekatan intuitif, diperoleh

melalui proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses

berfikir ilmiah. Misalnya bisikan kalbu atau ilham. Kalbu yang

sehat membimbing kita pada kebaikan, memohon ampunan kepada Tuhan

dan memohon diberikan keselamatan di dunia dan akhirat.

e.       Penemuan kebenaran melalui pendekatan otoritas dan

kewibawaan, muncul dari pernyataan – pernyataan mereka yang

memegang otoritas atau yang memiliki kewibawaan tertentu. Karena

dengan otoritas berarti memiliki kredibilitas dan tentunya

memperoleh kebenaran atau pada jalan kebenaran.

3.      Penemuan kebenaran melalui pendekatan ilmiah.

Penemuan kebenaran melalui pendekatan ilmiah, yaitu

kebenaran yang diperoleh dari proses berpikir dan prosedur

ilmiah, yaitu diawali dengan merumuskan masalah, merumuskan

kerangka pemikiran, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan

menarik kesimpulan. Sebagai realisasi dari pendekatan ilmiah ini

adalah penyusunan Tesis sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil

kebenaran mengenai implementasi mutu secara terencana, bertahap,

dan sistematis dengan berbasiskan pelayanan di badan mutu

internal sebagai siklus penjaminan mutu pendidikan.

Beberapa kriteria metode ilmiah yang harus diperhatikan,

diantarannya :

1.      Berdasarkan fakta;

2.      Pertimbangan objektif;

3.      Sifatnya kuantitatif & kualitatif;

4.      Logika deduktif – hypotetik;

5.      Logika hipotetik – generalisasi.

Prinsip-prinsip kegiatan penelitian yang harus diperhatikan,

yaitu :

a.    Kegiatan penelitian merupakan usaha sadar melalui proses

berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran;

b.   Kegiatan penelitian harus dilakukan secara hati-hati melalui

prosedur kerja yang teratur, sistematis dan terkontrol sehingga

kondisi ini akan menumbuhkan keyakinan kritis mengenai hasil

penelitian;

c.    Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan yang mengkaitkan

antara penalaran dan empiris atau antara teori konsep, ilmu

pengetahuan dengan empiris (kenyataan);

d.   Kegiatan penelitian harus memperhatikan beberapa nilai seperti

netralitas, emosional, universalisme, keterbukaan, kemandirian

dan kekuatannya terletak pada argument.

I.1.4. Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, yaitu

penelitian menurut sifat masalahnya dan menurut tujuannya.

I.1.4.1. Menurut sifat masalah (Dirjen Dikti : 1981)

Menurut sifat masalah, penelitian ini bersifat :a. Penelitian Historisb. penelitian deskriptifc. penelitian perkembangan

d. penelitian kasus dan penelitian lapangan (case study and fieldresearch)e. penelitian eksperimenf. penelitian korelasionalg. penelitian kausal komparatifh. penelitian tindakan (action research).

I.1.4.2. Berdasarkan Tujuannya (Rusidi, 1991) :

Berdasarkan tujuannya penelitian ini ingin berdasarkan :

1. penelitian penjajagan (eksploratif)

2. penelitian penjelasan (eksplanatory atau confirmatory)

3. penelitian deskriptif (developmental).

I.1.4.3. Menurut Pendekatannya (Masri Singarimbun : 1982)

Menurut pendekatannya, penelitian menurut :

1. Penelitian eksperimen

2. Penelitian evaluasi

3. Penelitian grounded research

4. Analisis data sekunder.

I. 1.5. Bentuk Metode Penelitian

Mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan

pendekatannya, ada empat macam metode penelitian :

1.      Metode eksperimen

2.      Metode verifikasi

3.      Metode deskriptif

4.      Metode historis.

I.2. MENGIDENTIFIKASI, MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH

I.2.1. Mengidentifikasi Masalah

I.2.1.1. Masalah Karena Relevan Dan Menarik Untuk Diteliti

Selama penelitian penulis memperoleh informasi dan dukungan

dari berbagai sumber buku bacaan yang diperoleh melalui

perpustakaan, seminar, kuliah, diskusi dan pertemuan – lain yang

berkaitan dengan tema sentral “Mutu”. Permasalahan mutu adalah

permasalahan menyeluruh artinya harus dipahami secara menyeluruh

secara terintegrasi dengan segenap komponen-komponen dengan

terencana, bertahap dan sistemik. Konstribusi dari  sejumlah

peneliti bahwa mutu harus segera direalisasikan dalam bentuk

perencanaan yang berkelanjutan, dan juga menyeluruh. Hal ini

menarik kesimpulan kepada penulis untuk ditelaah dan dianalisis

permasalahannya. 

Dari penemuan masalah tersebut penulis mencoba untuk

menganalisis ketiga masalah besar yang sedang dihadapi oleh

bangsa kita terhadap factor-faktor yang menjadi penyebab tidak

efektifnya kebijakan dan tidak opitimalnya kinerja penjaminan

mutu di Indonesia. Masalah ini telah relavan diteliti oleh Dr. A.

Hanif Saha Ghafur dosen Universitas Indonesia, antara lain

beberapa masalah tersebut ialah :

1.    Tidak adanya badan penjamin mutu internal yang mandiri dan non

structural pada sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia;

2.    Belum terintegrasinya dengan baik antara system penjaminan

mutu dan perbaikan mutu berkelanjutan menjadi tindak lanjut

pembinaan dan pengawasan mutu yang terpadu;

3.    Siklus penjaminan mutu yang belum sesuai dengan standar

prosedur yang berlaku semestinya.

Itulah beberapa argument permasalahan yang berhasil

diidentifikasi terkait oleh ketertarikan dan relevansinya.

1.2.1.2. Masalah dapat dicari melalui “Pancaindera”, yaitu

a. Pengamatan

Dengan pengamatan penulis, terhadap permasalahan di atas

berkesimpulan bahwa : permasalahan mutu harus dipahami secara

menyeluruh, perlu komitmen yang formal antara pimpinan dan

segenap komponen terhadap kebijakan standar mutu,

menginformasikan kepada segenap sivitas akademika bahwa standar

mutu penting untuk direalisasikan.

b.    Pendengaran

Dengan pendengaran, penulis saat ini sedang menempuh studi

pada program Magister Manajemen Pendidikan di Pascasarjana

Universitas Galuh. Dari sejumlah mata kuliah yang disampaikan

diperoleh informasi terhadap permasalahan yang bertema sentral

kajian “Mutu” terutama pada mata kuliah Manajemen Mutu yang

disampaikan oleh : Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.A.

c.    Penglihatan

Berkat adanya kegiatan membaca penulis dapat memperoleh

kejelasan materi dari berbagai sumber buku dan informasi

diantaranya : Media Perpustakaan Unigal, Media Internet, Seminar,

Diskusi, tugas kuliah dan sebagainya.

d.   Perasaan

Berkaitan dengan makna filosofis bahwa setiap orang pasti

memiliki filsafat dimana istilah kata tersebut memiliki

pengertian “cinta dan kebijaksanaan”  sehubungan dengan hal cinta

tersebut penulis berharap dianugerahi “cinta” yang bijaksana

selama penyusunan karya ilmiah ini (Tesis).  Amiin.

e.    Penciuman

Berkaitan dengan penyusunan karya tulis ini penulis dibimbing

terarah secara filsafat bahwa tema penelitian ini adalah tepat

sesuai waktu, situasi dan kondisi dimana pada saat ini sedang

menduduki jabatan kepala Sub Bagian Kemahasiswaan pada Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Galuh dan terkait

dengan permasalahan ini. Semoga penulisan ini menunjang terhadap

kredibilitas penulis dalam berkarir, Amin.

I.2.1.3. Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das

sollen dan das sein.

Maksudnya yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya

dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan

dengan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Masalah

berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu

menghambat, menyulitkan, yang menunjukan adanya kesenjangan

antara harapan dan kenyataan. “A problem as any situation where a gap exist

between the actual and the desired ideal state (sekarang, 1992).

1.2.2. Sumber Masalah

Masalah dapat diperoleh dari berbagai media informasi dan

sumber buku bacaan antara lain :

1.    Bahan Bacaan :

S.G. Hanief, Dr. 2008. Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi

di Indonesia (suatu analisis kebijakan).

Diperoleh dari Perpustakaan Unigal;

Sallis E. 2010. Total Quality Manajemen in Education Manajemen

Mutu Pendidikan;

Materi kuliah : Manajemen Mutu Pendidikan

Suhardan D. 2008. Economy of Education. Pascasarjana : UPI;

Materi kuliah : Pembiayaan Pendidikan

Suryana, Prof. Dr. 2009. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.

Bahan Perkuliahan Praktis.

     Materi kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif &

Kuantitatif.

2.    Seminar, Diskusi dan Pertemuan Ilmiah

Seminar Nasional. 2009. Strategi Penjaminan Mutu Penyelenggaraan

Perguruan Tinggi.

Paniti seminar : sivitas akademika Universitas Galuh.

Seminar Nasional. 2009. Pengembangan Penjaminan Mutu Perguruan

Tinggi. Universitas Galuh.

Panitia seminar : sivitas akademik Universitas Galuh.

Diskusi kelompok. 2010. Rumusan Konsep Mutu dan Indikator Mutu

Pendidikan.

Presentasi kelompok. 2011.  Rumusan Konsep Mutu dan Indikator

Mutu Pendidikan. Materi presentasi program magister pendidikan

Presentasi dan Diskusi kelompok. 2010. Manajemen Mutu Strategik

SMP Plus Al-Afsar. Materi presentasi program magister pendidikan.

3.    Pengamatan sepintas.

Media internet :

Pengamatan sepintas terhadap implementasi mutu dibeberapa

universitas dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia, seperti :

Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),

Universitas Padjajaran (UNPAD), Institute Technologi Bandung

(ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), FKIP Universitas

Langlangbuana, FKIP Universitas Islam Nusantara, Universitas

Sunan Kalijaga.

4.    Perasaan Intutitif dan Pengalaman Pribadi

Secara filosofis penulis percaya bahwa setiap orang

memiliki filsafat, dan dalam kaitan itu penulis percaya bahwa

filsafat membawa kita kepada permasalahan dalam arti filsafat

membawa kita, mengarahkan, membimbing pada hidup kita dalam

kaitannya dengan ilmu pengetahuan, karena filsafat makhluk hidup

yang berfikir.

1.2.3. Memilih Masalah / Pembatasan

Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang diperoleh banyak

sekali permasalahan yang harus diteliti / dikaji secara seksama

terutama pada persoalan persoalan sekarang, antara lain

keterbelakangan pendidikan kita jika dibanding dengan pendidikan

dengan di luar negeri, permasalahan mutu, permasalahan sumber

daya lulusan dimana tiap tahun kian meningkatkat angka

pengangguran, kemudian keadaan ekonomi bangsa ini dan pembiayaan

pendidikan kita. serta persoalan-persoalan lain yang berkaitan

dengan penelitian ini.

Karena untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga maka penulis

memilih masalah yang telah relevan dan layak untuk dijadikan

bahan penelitian Tesis di Program Magister Manajemen Pendidikan

Pascasarjana Universitas Galuh. Antara lain masalah tersebut

mengenai factor-faktor yang menjadi penyebab tidak efektifinya

kebijakan dan tidak oftimalnya kinerja penjamin mutu (Hanief,

2008). Dari sana penulis memilih pembatasan masalah terhadap :

a.       Tidak adanya badan penjamin mutu internal yang mandiri dan

nonstructural pada sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia;

b.      Belum terintegrasinya dengan baik antara system penjamin mutu

dan perbaikan mutu berkelanjutan menjadi tindak lanjut pembinaan

dan pengawasan mutu yang terpadu;

c.       Siklus penjaminan yang belum sesuai dengan prosedur

semestinya.

1.2.4. Merumuskan Masalah

            Dari hasil penelitian tersebut, dibuatlah rumusan

masalah yang akan menjadi persoalan terhadap implementasi

penyusunan karya tulis ini, antara lain dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1.      Bagaimana merancang system mutu sendiri yang berbasis pada

badan pelayanan mutu internal secara berkelanjutan ?

2.      Apakah Komitmen antara sistem penjamin mutu dengan perbaikan

mutu berkelanjutan sehingga terintegrasi dengan baik ?

3.      Apa siklus penjaminan telah sesuai dengan prosedur yang

semestinya ?

Petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab

pertanyaan dalam rumusan tersebut di atas ialah bersumber dari :

i.      Bahan bacaan dari Perpustakaan Unigal :

S.G. Hanief. Dr. 2008. Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi di

Indonesia (Suatu Analisis Kebijakan). Membahas tentang

BAB IV tentang Sistem Penjaminan Mutu dan Akreditasi PerguruanTinggi di Indonesia;

BAB V tentang Penutup : Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi;

Resensi isi buku.

 ii. Bahan materi kuliah :Sallis E. Total Quality Manajement in Education. Alih bahasa : AA.

Riyadi, dan Dr., Fahrurozi. M.Ag. yang berisi :

BAB I s.d. IV Tentang latar belakang, konsep mutu, TQM dan tokoh

mutu

BAB V Tentang BS5750 DAN ISO 9000

BAB VI Tentang  Standar Mutu

BAB VII Tentang Beberapa Pertimbangan Operasional

BAB VIII tentang Kepemimpinan Pendidikan Mutu

BAB IX Tentang Kerja TIM Bagi Mutu

BAB X Tentang Alat dan Teknik Peningkatan Mutu

BAB XI Tentang Perencanaan Strategis Mutu

BAB XII Kesimpulan  : Mengimplementasikan TQM

Appendix tentang Pengukuran : Daftar Uji Penilaian Diri

Resensi isi buku.

I.3. KERANGKA PEMIKIRAN

1.3.1. Landasan Teoritis dalam Penelitian

Selama penelitian sudah barang tentu penulis sebagai warga

Negara Indonesia yang setia kepada system filsafat Pancasila dan

UUD 1945, dalam melaksanakan tugasnya memiliki landasan teoritis,

sebagai berikut :

1.    Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional. Beberapa diantarannya ialah

Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yangberakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dantanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. (Pasal 1 : 2)

Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, danpenetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikanpada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentukpertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. (Pasal 1 : 21).

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negarayang demokratis serta bertangung jawab.

2.    Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP, beberapa

diantaranya ialah

Penjaminan mutu, yaitu kegiatan sistemik dalam memberikan layananpendidikan formal yang memenuhi atau melampaui Standar NasionalPendidikan, serta dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikansecara berkelanjutan. (BAB II Fungsi, Tujuan dan Prinsip : Pasal4 : 2c).

Akuntanbilitas, yaitu keterbukaan dan kemampuan menyajikaninformasi yang relevan secara tepat waktu sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dan standar pelaporan yang berlakukepada pemangku kepentingan. (BAB II Fungsi, Tujuan dan Prinsip :Pasal 4b).

Keberlanjutan, yaitu kemampuan untuk memberikan layananpendidikan formal kepada peserta didik secara terus-menerus,dengan menerapkan pola manajemen yang mampu menjaminkeberlanjutan layanan. i. partisipasi atas tanggung jawab Negara,yaitu keterlibatan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraanpendidikan formal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yangmerupakan tanggung jawab Negara. (BAB II Fungsi, Tujuan danPrinsip : 2h).

3.    Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 2005 Tentang Standar

Nasional Pendidikan

Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yangberkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasankegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensidan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. (BAB I Ketentuan UmumPasal 1 : 9).

4.    Yang terkutip dari buku berjudul : Manajemen Penjaminan Mutu

Perguruan Tinggi di Indonesia (suatu analisis kebijakan) karangan

: Dr. A. Hanief Saha Ghafur, menjelaskan pada bab akhir sebagai

berikut :

 Ada sedikit perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki badankhusus, namun masih menyatu dalam struktur organisasi dan belummenjadi lembaga mandiri nonstructural atau lembaga mandiri, sertabelum menjalankan peran dan fungsi sebagai organisasi penjaminan

mutu internal yang semestinya. Membentuk lembaga mandiri untukmelakukan evaluasi menyeluruh adalah amanat Undang-Undang, namuntidak diimplementasikan dan dilaksanakan sebaik-baiknya.

Hingga kini, tidak ada kebijakan khusus Mendiknas atau DirjenDikti yang memerintahkan agar perguruan tinggi membuat badanpenjaminan mutu internal yang mandiri dengan unit pelaksanasecara, berjenjang. Semuanya diserahkan sepenuhnya kepadaperguruan tinggi masing-masing. Karena itu, mendirikan badanpenjamin internal bersifat sukarela dan pelaksanaannya menjaditidak efektif, tidak merata, dan bentuk yang beragam.

Standar mutu yang baik apabila dirumuskan secara sistematik,terencana, realistis dan dapat dicapai (achievable). Standar mutudiri dapat ditingkatkan secara bertahap, hingga mencapai tingkatstandar mutu perguruan tingi kelas dunia (world class UniversityStandard). Melalui standar mutu diri yang ditetapkan maka badanpenjaminan mutu internal dapat melaksanakan evaluasi diri secaratepat dan sesuai dengan prosedur  yang semestinya. Praktikevaluasi diri yang tepat dan sesuai adalah apabila didasarkanpada standar mutu diri. Apabila tidak memiliki maka evaluasi diriakan mengacu pada standar mutu minimal yang dibuat BAN PT saatini, atau BSNP di masa depan.

5.        Sallis E. Total Quality Manajement in Education. Alih

bahasa : AA. Riyadi, dan Dr., Fahrurozi. M.Ag.

TQM adalah suatu makna dan standar mutu dalam pendidikan. Iamemberikan suatu filosofi perangkat alat untuk memperbaiki mutu.

Mutu, khususnya dalam konteks Total Quality Management (TQM)adalah hal yang berbeda. Mutu bukan sekedar inisiatif lain. Mutumerupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusiuntuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapitekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.

1.3.2. Perincian analisis melalui penalaran deduktif dan induktif

Pada pelaksanaan tugas ini penulis memilih tema sentral

“Mutu secara berkelanjutan” artinya bagaimana mengimplementasikan

mutu secara terencana, bertahap dan sistemik yang diintegrasikan

ke dalam suatu badan yang telah memiliki standar system

penjaminan mutu sendiri berbasis pada pelayanan internal.

Sebagaimana diilustrasikan pada skema kerangka pemikiran gambar 1

di bawah ini :

 

                                                   

Gambar 1 :

Merancang badan mutu internal

Penjelasan dari ilustrasi gambar di atas adalah sebagai berikut :

Rancangan mutu berkelanjutan : yaitu suatu pola terencana,

tersusun secara sistemik berbasis pada kebijakan pimpinan

mengenai manajemen pelayanan badan standar mutu internal;

Pelayanan badan standar mutu internal ialah organisasi yang

terintegrasi antara system penjamin mutu dan perbaikan mutu

internal secara berkelanjutan dalam rangka implementasi secara

terpadu;

Kebijakan standar mutu ialah  kebijakan pimpinan terhadap

implementasi perencanaan secara bertahap dan sistematis mengenai

pelayanan mutu.

Totalitas system mutu terpadu ialah pelaksanaan kebijakan

pimpinan secara menyeluruh dengan menerapkan system mutu terpadu

yang terintegrasi dengan badan standar mutu.

Siklus penjamin mutu ialah bentuk keluaran terhadap target

penilaian guna pemerolehan keputusan terhadap persetujuan

akreditasi, dan pengawasan mutu.

Sumber masalah ini mengacu pada buku sumber utama yang

diperoleh melalui :

1.    Perpustakaan Universitas Galuh tentang Manajemen Penjaminan

Mutu Perguruan Tinggi di Indonesia, karangan : Dr. A. Hanief Saha

Ghafur pada cetakan pertama bulan Desember 2008.

2.    Bahan materi kuliah : Total Quality Management in Education,

karangan Edward Sallis dan telah dialih bahasakan oleh : Dr.

Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi, M.Ag.

Sehubungan dengan kegiatan penelitian terhadap rancangan

mutu berkelanjutan yang berbasis pada pelayanan badan standar

penjaminan mutu internal ditemukan langkah-langkah dan prosedur

sebagai berikut :

I.                Mendeskripsikan, merumuskan organisasi dan merancang

sendiri badan standar mutu internal secara berkelanjutan;

II.             Mendeskripsikan, merumuskan terhadap perencanaan strategis

mutu internal;

III.          Mendeskripsikan dan merumuskan system penjamin mutu dan

perbaikan mutu dengan menerapkan alat dan teknik peningkatan

mutu;

IV.          Mendeskripsikan siklus penjaminan mutu internal yang telah

sesuai dengan prosedur yang semestinya dengan menggunakan

prosedur pengukuran terhadap daftar uji penilaian diri dan hasil

evaluasi diri.

V.             Mendeskripsikan pelaporan.

Dari kelima penyataan di atas yang terdiri komponen –

komponen rumusan terhadap implementasi perencanaan rangkaian

system mutu internal. dimana masing-masing komponen harus bekerja

secara terencana, bertahap dan sistematis dalam mencapai tujuan

organisasi penjaminan mutu yang terintegrasi.

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1.      Ingin mendeskripsikan rancangan system mutu sendiri dengan

membentuk organisasi badan standar mutu internal;

2.      Ingin mendeskripsikan perencanaan strategis mutu dengan

menerapkan alat dan teknik peningkatan mutu secara terencana,

bertahap dan sistemik;

3.      Ingin mendeskripsikan siklus penjaminan mutu dan perbaikan

mutu berkelanjutan sehingga mampu terintegrasi secara baik dengan

menerapkan metode pengukuran : daftar uji penilaian diri atau

evaluasi diri.

            4. Menentukan sendiri prosedur penjaminan mutu yang telah dievaluasi guna mengajukan permohonan                 Akreditasi kepada BAN-PT;

5.      Ingin mendeskripsikan tujuan pelaporan pada akhir periodenya.

 1.5. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Memiliki badan standar mutu internal yang bertugas, antara lain

: membuat standar mutu internal evaluasi diri, menetapkan

criteria dan penilaian, serta memberi rekomendasi pembinaan dan

perbaikan mutu;

2. Memiliki prosedur penjaminan mutu yang telah dievaluasi guna

mengajukan permohonan Akreditasi kepada BAN-PT;

3. meningkatkan kredibilitas masyarakat terhadap mutu pendidikan

internal di Indonesia yang dijamin dan diberi penjaminan mutunya;

4. memiliki standar program peningkatan mutu yang terencana,

bertahap dan sistemik;

5. Memiliki siklus penjaminan yang terevaluasi dan menunjang pada

pelaksanaan program pendidikan di akademik;

6. Standar mutu diri dapat ditingkatkan secara bertahap, hingga

mencapai tingkat standar mutu perguruan tinggi kelas dunia (world

class University standard). Seperti standar diri yang dimiliki

Harvard, MIT dst…

 1.6. MERUMUSKAN HIPOTESIS

              Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang jawabannya harus diuji. Hipotesis dirangkum atau

diturunkan dari kerangka pemikiran / kesimpulan teoritis.

Hipotesis deskriptif, yaitu hipotesis yang menunjukan pemaknaan

suatu konsep dari suatu teori. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat

deklaratif / pernyataan yang jelas, padat dan spesifik.

Hipotesis penelitian ini ialan hasil penilaian evaluasi diri

terhadap penyelenggara pendidikan setelah diadakan penilaian

dengan kriteria daftar uji diri :

Jika Nilai Kumulatif  >= 60 maka hipotesisnya signifikan

Jika Nilai Kumulatif < 60 maka hipotesisnya tidak signifikan.