TUGAS BAB I (SATU) TESIS
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of TUGAS BAB I (SATU) TESIS
TUGAS BAB I (SATU) TESIS
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN
I.1.1. Pengertian
Untuk mewujudkan upaya penyelesaian tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, peneliti
memfokuskan diri terhadap tema penelitian mengenai “MUTU”.
Setelah diadakan analisis penelaahan, ditemukan sumber buku yang
membahas mengenai masalah mutu. Ternyata masalah tersebut
merupakan isu sentral saat ini khususnya dalam dunia pendidikan
kita. Untuk membahas tema ini selanjutnya penulis mengarahkan
tujuan penelitian kepada masalah yang berkaitan dengan tema
tersebut. Kemudian ditentukanlah sebuah judul penelitian yaitu
“Merangkai Sistem Mutu Sendiri Berbasis Badan Pelayanan
Penjaminan Mutu Internal Berkelanjutan”.
Judul penelitian ini hasil dari kajian filosofis internal
sendiri yang dipilih karena relevan dengan tema mutu saat ini.
Sebagaimana Rektor Universitas Galuh dalam pertemuan ilmiahnya
pernah mengatakan bahwa masalah mutu adalah isu nasional yang
berkembang saat ini dan perlu dipahami secara menyeluruh.
Berkaitan dengan itu dimulailah penelitian ini. Focus kajian
ditujukan pada implementasi penjaminan mutu berkelanjutan yang
berbasis pelayanan dengan suatu badan standar mutu internal yang
mandiri. Strategi implementasi dari badan ini ialah dengan
menggunakan alat dan teknik terhadap penerapan kriteria dari
suatu daftar uji yang dilaksanakan secara terencana, bertahap dan
sistematis. sehingga ditemukan suatu penilaian evaluasi diri
yang nantinya akan dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan
pengajuan akreditasi kepada BAN-PT yang telah distandarkan dan
disetujui badan mutu internal.
I.1.2. Pentingnya Kegiatan Penelitian
Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah merupakan aspek
penting bagi kehidupan suatu manusia. Hal tersebut disebabkan
beberapa alasan sebagai berikut :
1. a. Tuntutan kebutuhan manusia sebagai mahluk social terus
berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Manusia selalu berusaha untuk mencoba
menemukan, menghasilkan dan menerapkan berbagai pengetahuannya
termasuk penemuan dibidang teknologi dan inovasi.
2. b. Karena berkaitan dengan prasyarat tugas mata kuliah
Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif.
3. c. Merupakan bahan kajian secara menyeluruh terhadap tema
sentral nasional, sebagai bahan implementasi internal pendidikan,
dalam menambah wawasan dan khasanah keilmuan.
4. d. Sebagai tahap awal dalam proses penyusunan Tesis, pengajuan
judul dan sebagai bahan pelaporan pengembangan Tesis selanjutnya.
I.1.3. Pendekatan Untuk Memperoleh Kebenaran
I.1.3.1. Mengapa kita Memerlukan Filsafat
Kata filosofis (philosophy) berasal dari perkataan Yunani :
philos (cinta) dan Sophia (kebijaksanaan). Filsafat berarti cinta
kepada kebijaksanaan. Filsafat bekerjasama dengan ilmu-ilmu lain,
memainkan peran yang sangat penting untuk membimbing kita kepada
keinginan-keinginan dan aspirasi kita.
Filsafat ilmu merupakan pengetahuan tentang hakikat
kebenaran suatu ilmu. Filsafat mempelajari akal budi manusia,
yang salah satu cirinya adalah selalu ingin tahu terhadap
berbagai hal dan persoalan yang belum diketahui dan difahaminya,
karena dorongan ingin tahu itulah, maka manusia selalu mengajukan
berbagai pertanyaan-pertanyaan seperti apa (what), mengapa (why)
dan bagaimana (how). Untuk memperoleh jawaban dan kebenaran dari
pertanyaan tersebut ada tiga cara pendekatan yang lazim digunakan
yaitu :
1. Penemuan kebenaran melalui pendekatan wahyu
Berkaitan dengan tema “Mutu” secara essensial, merupakan
tantangan riil bagi umat manusia untuk terus menerus mengkaji
berbagai kandungan ayat dalam Al Qur’an sebagai solusi tepat dari
beragam problematika kehidupan sehari-hari
Sebagaimana dalam firman Allah Subhannahu Wata’ala dan Al-Hadist,
sebagai berikut :
Wahuwalladzii kholakossamaawaati wal’ardo pi sittati ayyamiw wakaanaarsyuhu alal maa’i liyabluwakum ayyukum ahsanu amalan. (Qs. Hud, 11 : 7).
Artinya : Dan Dialah yang telah menciptakan langit dan bumi dalamenam hari, adapun arasy-nya telah tegak pada air untuk mengujisiapa di antara kalian yang lebih tinggi amalnya.
Innapi kholqissamaawaati wal’ardi wakhtilaapi laili wannahaari la’aayaatillii’uulil albaab. (Qs. Ali Imran, 3 : 190)
Artinya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi sertasilih bergantinya malam dan siang, terdapat ayat-ayat Allah bagiorang-orang yang berakal.
Awalam yarolladziina kaparuu annasamaawaati wal’ardo kaanata rot’qonpapataqnaahumaa waja’alnaa minal maa’I kulla syai’in hayyin apala yu’minuun.(Qs. Al-Anbiya, 21 : 30).
Artinya : Apakah manusia-manusia yang ingkar itu tidakmenyaksikan (mengetahui) bahwa langit dan bumi (jagat raya ini)adalah sesuatu yang padu, kemudian kami pisahkan keduannya. Dandari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakahmereka tiada beriman ?
2. Penemuan kebenaran melalui pendekatan Non Ilmiah
Yaitu pendekatan kebenaran diperoleh melalui akal sehat,
kebetulan, intutitif, trial and error, otoritas dan kewibawaan.
a. Penemuan kebenaran melalui pendekatan akal sehat, biasannya
ditemukan dan digunakan dalam kehidupan praktis misalnya saat
bekerja dirumah, saat bekerja di kantor, saat kita sedang
belajar, berolah raga, nonton televisi, saat berkreatifitas dan
sebagainya.
b. Penemuan kebenaran melalui pendekatan kebetulan, bukanlah
kebenaran yang diperoleh secara ilmiah, tetapi memang secara
kebetulan menemukan, misalnya : perjumpaan dengan teman/sahabat
yang tidak dijanjikan terlebih dahulu, memperoleh rejeki yang
tidak disangka-sangka, pepatah yang dipatuhi akan memberikan
keberuntungan dalam hidup.
c. Penemuan kebenaran melalui pendekatan trial and error,
dilakukan oleh manusia secara aktif dengan cara mengulang – ulang
pekerjaannya sampai ditemukan suatu kebenaran tertentu. Misalnya
mengenai informasi data, dimana data sebagai bahan mentah untuk
dijadikan informasi. Karena data adalah proses kebenaran dalam
memberikan informasi.
d. Penemuan kebenaran melalui pendekatan intuitif, diperoleh
melalui proses luar sadar tanpa menggunakan penalaran dan proses
berfikir ilmiah. Misalnya bisikan kalbu atau ilham. Kalbu yang
sehat membimbing kita pada kebaikan, memohon ampunan kepada Tuhan
dan memohon diberikan keselamatan di dunia dan akhirat.
e. Penemuan kebenaran melalui pendekatan otoritas dan
kewibawaan, muncul dari pernyataan – pernyataan mereka yang
memegang otoritas atau yang memiliki kewibawaan tertentu. Karena
dengan otoritas berarti memiliki kredibilitas dan tentunya
memperoleh kebenaran atau pada jalan kebenaran.
3. Penemuan kebenaran melalui pendekatan ilmiah.
Penemuan kebenaran melalui pendekatan ilmiah, yaitu
kebenaran yang diperoleh dari proses berpikir dan prosedur
ilmiah, yaitu diawali dengan merumuskan masalah, merumuskan
kerangka pemikiran, merumuskan hipotesis, menguji hipotesis, dan
menarik kesimpulan. Sebagai realisasi dari pendekatan ilmiah ini
adalah penyusunan Tesis sehingga diharapkan dapat diperoleh hasil
kebenaran mengenai implementasi mutu secara terencana, bertahap,
dan sistematis dengan berbasiskan pelayanan di badan mutu
internal sebagai siklus penjaminan mutu pendidikan.
Beberapa kriteria metode ilmiah yang harus diperhatikan,
diantarannya :
1. Berdasarkan fakta;
2. Pertimbangan objektif;
3. Sifatnya kuantitatif & kualitatif;
4. Logika deduktif – hypotetik;
5. Logika hipotetik – generalisasi.
Prinsip-prinsip kegiatan penelitian yang harus diperhatikan,
yaitu :
a. Kegiatan penelitian merupakan usaha sadar melalui proses
berpikir ilmiah dalam mencari kebenaran;
b. Kegiatan penelitian harus dilakukan secara hati-hati melalui
prosedur kerja yang teratur, sistematis dan terkontrol sehingga
kondisi ini akan menumbuhkan keyakinan kritis mengenai hasil
penelitian;
c. Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan yang mengkaitkan
antara penalaran dan empiris atau antara teori konsep, ilmu
pengetahuan dengan empiris (kenyataan);
d. Kegiatan penelitian harus memperhatikan beberapa nilai seperti
netralitas, emosional, universalisme, keterbukaan, kemandirian
dan kekuatannya terletak pada argument.
I.1.4. Bentuk Penelitian
Bentuk penelitian dapat dibedakan kedalam dua jenis, yaitu
penelitian menurut sifat masalahnya dan menurut tujuannya.
I.1.4.1. Menurut sifat masalah (Dirjen Dikti : 1981)
Menurut sifat masalah, penelitian ini bersifat :a. Penelitian Historisb. penelitian deskriptifc. penelitian perkembangan
d. penelitian kasus dan penelitian lapangan (case study and fieldresearch)e. penelitian eksperimenf. penelitian korelasionalg. penelitian kausal komparatifh. penelitian tindakan (action research).
I.1.4.2. Berdasarkan Tujuannya (Rusidi, 1991) :
Berdasarkan tujuannya penelitian ini ingin berdasarkan :
1. penelitian penjajagan (eksploratif)
2. penelitian penjelasan (eksplanatory atau confirmatory)
3. penelitian deskriptif (developmental).
I.1.4.3. Menurut Pendekatannya (Masri Singarimbun : 1982)
Menurut pendekatannya, penelitian menurut :
1. Penelitian eksperimen
2. Penelitian evaluasi
3. Penelitian grounded research
4. Analisis data sekunder.
I. 1.5. Bentuk Metode Penelitian
Mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan
pendekatannya, ada empat macam metode penelitian :
1. Metode eksperimen
2. Metode verifikasi
3. Metode deskriptif
4. Metode historis.
I.2. MENGIDENTIFIKASI, MEMILIH DAN MERUMUSKAN MASALAH
I.2.1. Mengidentifikasi Masalah
I.2.1.1. Masalah Karena Relevan Dan Menarik Untuk Diteliti
Selama penelitian penulis memperoleh informasi dan dukungan
dari berbagai sumber buku bacaan yang diperoleh melalui
perpustakaan, seminar, kuliah, diskusi dan pertemuan – lain yang
berkaitan dengan tema sentral “Mutu”. Permasalahan mutu adalah
permasalahan menyeluruh artinya harus dipahami secara menyeluruh
secara terintegrasi dengan segenap komponen-komponen dengan
terencana, bertahap dan sistemik. Konstribusi dari sejumlah
peneliti bahwa mutu harus segera direalisasikan dalam bentuk
perencanaan yang berkelanjutan, dan juga menyeluruh. Hal ini
menarik kesimpulan kepada penulis untuk ditelaah dan dianalisis
permasalahannya.
Dari penemuan masalah tersebut penulis mencoba untuk
menganalisis ketiga masalah besar yang sedang dihadapi oleh
bangsa kita terhadap factor-faktor yang menjadi penyebab tidak
efektifnya kebijakan dan tidak opitimalnya kinerja penjaminan
mutu di Indonesia. Masalah ini telah relavan diteliti oleh Dr. A.
Hanif Saha Ghafur dosen Universitas Indonesia, antara lain
beberapa masalah tersebut ialah :
1. Tidak adanya badan penjamin mutu internal yang mandiri dan non
structural pada sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia;
2. Belum terintegrasinya dengan baik antara system penjaminan
mutu dan perbaikan mutu berkelanjutan menjadi tindak lanjut
pembinaan dan pengawasan mutu yang terpadu;
3. Siklus penjaminan mutu yang belum sesuai dengan standar
prosedur yang berlaku semestinya.
Itulah beberapa argument permasalahan yang berhasil
diidentifikasi terkait oleh ketertarikan dan relevansinya.
1.2.1.2. Masalah dapat dicari melalui “Pancaindera”, yaitu
a. Pengamatan
Dengan pengamatan penulis, terhadap permasalahan di atas
berkesimpulan bahwa : permasalahan mutu harus dipahami secara
menyeluruh, perlu komitmen yang formal antara pimpinan dan
segenap komponen terhadap kebijakan standar mutu,
menginformasikan kepada segenap sivitas akademika bahwa standar
mutu penting untuk direalisasikan.
b. Pendengaran
Dengan pendengaran, penulis saat ini sedang menempuh studi
pada program Magister Manajemen Pendidikan di Pascasarjana
Universitas Galuh. Dari sejumlah mata kuliah yang disampaikan
diperoleh informasi terhadap permasalahan yang bertema sentral
kajian “Mutu” terutama pada mata kuliah Manajemen Mutu yang
disampaikan oleh : Prof. Dr. H. Djam’an Satori, M.A.
c. Penglihatan
Berkat adanya kegiatan membaca penulis dapat memperoleh
kejelasan materi dari berbagai sumber buku dan informasi
diantaranya : Media Perpustakaan Unigal, Media Internet, Seminar,
Diskusi, tugas kuliah dan sebagainya.
d. Perasaan
Berkaitan dengan makna filosofis bahwa setiap orang pasti
memiliki filsafat dimana istilah kata tersebut memiliki
pengertian “cinta dan kebijaksanaan” sehubungan dengan hal cinta
tersebut penulis berharap dianugerahi “cinta” yang bijaksana
selama penyusunan karya ilmiah ini (Tesis). Amiin.
e. Penciuman
Berkaitan dengan penyusunan karya tulis ini penulis dibimbing
terarah secara filsafat bahwa tema penelitian ini adalah tepat
sesuai waktu, situasi dan kondisi dimana pada saat ini sedang
menduduki jabatan kepala Sub Bagian Kemahasiswaan pada Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Galuh dan terkait
dengan permasalahan ini. Semoga penulisan ini menunjang terhadap
kredibilitas penulis dalam berkarir, Amin.
I.2.1.3. Permasalahan ada kalau ada kesenjangan (gap) antara das
sollen dan das sein.
Maksudnya yaitu ada perbedaan antara apa yang seharusnya
dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan
dengan apa yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Masalah
berkaitan dengan suatu kondisi yang mengancam, mengganggu
menghambat, menyulitkan, yang menunjukan adanya kesenjangan
antara harapan dan kenyataan. “A problem as any situation where a gap exist
between the actual and the desired ideal state (sekarang, 1992).
1.2.2. Sumber Masalah
Masalah dapat diperoleh dari berbagai media informasi dan
sumber buku bacaan antara lain :
1. Bahan Bacaan :
S.G. Hanief, Dr. 2008. Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi
di Indonesia (suatu analisis kebijakan).
Diperoleh dari Perpustakaan Unigal;
Sallis E. 2010. Total Quality Manajemen in Education Manajemen
Mutu Pendidikan;
Materi kuliah : Manajemen Mutu Pendidikan
Suhardan D. 2008. Economy of Education. Pascasarjana : UPI;
Materi kuliah : Pembiayaan Pendidikan
Suryana, Prof. Dr. 2009. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.
Bahan Perkuliahan Praktis.
Materi kuliah : Metodologi Penelitian Kualitatif &
Kuantitatif.
2. Seminar, Diskusi dan Pertemuan Ilmiah
Seminar Nasional. 2009. Strategi Penjaminan Mutu Penyelenggaraan
Perguruan Tinggi.
Paniti seminar : sivitas akademika Universitas Galuh.
Seminar Nasional. 2009. Pengembangan Penjaminan Mutu Perguruan
Tinggi. Universitas Galuh.
Panitia seminar : sivitas akademik Universitas Galuh.
Diskusi kelompok. 2010. Rumusan Konsep Mutu dan Indikator Mutu
Pendidikan.
Presentasi kelompok. 2011. Rumusan Konsep Mutu dan Indikator
Mutu Pendidikan. Materi presentasi program magister pendidikan
Presentasi dan Diskusi kelompok. 2010. Manajemen Mutu Strategik
SMP Plus Al-Afsar. Materi presentasi program magister pendidikan.
3. Pengamatan sepintas.
Media internet :
Pengamatan sepintas terhadap implementasi mutu dibeberapa
universitas dan perguruan tinggi yang ada di Indonesia, seperti :
Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI),
Universitas Padjajaran (UNPAD), Institute Technologi Bandung
(ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), FKIP Universitas
Langlangbuana, FKIP Universitas Islam Nusantara, Universitas
Sunan Kalijaga.
4. Perasaan Intutitif dan Pengalaman Pribadi
Secara filosofis penulis percaya bahwa setiap orang
memiliki filsafat, dan dalam kaitan itu penulis percaya bahwa
filsafat membawa kita kepada permasalahan dalam arti filsafat
membawa kita, mengarahkan, membimbing pada hidup kita dalam
kaitannya dengan ilmu pengetahuan, karena filsafat makhluk hidup
yang berfikir.
1.2.3. Memilih Masalah / Pembatasan
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang diperoleh banyak
sekali permasalahan yang harus diteliti / dikaji secara seksama
terutama pada persoalan persoalan sekarang, antara lain
keterbelakangan pendidikan kita jika dibanding dengan pendidikan
dengan di luar negeri, permasalahan mutu, permasalahan sumber
daya lulusan dimana tiap tahun kian meningkatkat angka
pengangguran, kemudian keadaan ekonomi bangsa ini dan pembiayaan
pendidikan kita. serta persoalan-persoalan lain yang berkaitan
dengan penelitian ini.
Karena untuk menghemat waktu, biaya dan tenaga maka penulis
memilih masalah yang telah relevan dan layak untuk dijadikan
bahan penelitian Tesis di Program Magister Manajemen Pendidikan
Pascasarjana Universitas Galuh. Antara lain masalah tersebut
mengenai factor-faktor yang menjadi penyebab tidak efektifinya
kebijakan dan tidak oftimalnya kinerja penjamin mutu (Hanief,
2008). Dari sana penulis memilih pembatasan masalah terhadap :
a. Tidak adanya badan penjamin mutu internal yang mandiri dan
nonstructural pada sebagian besar perguruan tinggi di Indonesia;
b. Belum terintegrasinya dengan baik antara system penjamin mutu
dan perbaikan mutu berkelanjutan menjadi tindak lanjut pembinaan
dan pengawasan mutu yang terpadu;
c. Siklus penjaminan yang belum sesuai dengan prosedur
semestinya.
1.2.4. Merumuskan Masalah
Dari hasil penelitian tersebut, dibuatlah rumusan
masalah yang akan menjadi persoalan terhadap implementasi
penyusunan karya tulis ini, antara lain dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana merancang system mutu sendiri yang berbasis pada
badan pelayanan mutu internal secara berkelanjutan ?
2. Apakah Komitmen antara sistem penjamin mutu dengan perbaikan
mutu berkelanjutan sehingga terintegrasi dengan baik ?
3. Apa siklus penjaminan telah sesuai dengan prosedur yang
semestinya ?
Petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data guna menjawab
pertanyaan dalam rumusan tersebut di atas ialah bersumber dari :
i. Bahan bacaan dari Perpustakaan Unigal :
S.G. Hanief. Dr. 2008. Manajemen Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi di
Indonesia (Suatu Analisis Kebijakan). Membahas tentang
BAB IV tentang Sistem Penjaminan Mutu dan Akreditasi PerguruanTinggi di Indonesia;
BAB V tentang Penutup : Kesimpulan, Implikasi dan Rekomendasi;
Resensi isi buku.
ii. Bahan materi kuliah :Sallis E. Total Quality Manajement in Education. Alih bahasa : AA.
Riyadi, dan Dr., Fahrurozi. M.Ag. yang berisi :
BAB I s.d. IV Tentang latar belakang, konsep mutu, TQM dan tokoh
mutu
BAB V Tentang BS5750 DAN ISO 9000
BAB VI Tentang Standar Mutu
BAB VII Tentang Beberapa Pertimbangan Operasional
BAB VIII tentang Kepemimpinan Pendidikan Mutu
BAB IX Tentang Kerja TIM Bagi Mutu
BAB X Tentang Alat dan Teknik Peningkatan Mutu
BAB XI Tentang Perencanaan Strategis Mutu
BAB XII Kesimpulan : Mengimplementasikan TQM
Appendix tentang Pengukuran : Daftar Uji Penilaian Diri
Resensi isi buku.
I.3. KERANGKA PEMIKIRAN
1.3.1. Landasan Teoritis dalam Penelitian
Selama penelitian sudah barang tentu penulis sebagai warga
Negara Indonesia yang setia kepada system filsafat Pancasila dan
UUD 1945, dalam melaksanakan tugasnya memiliki landasan teoritis,
sebagai berikut :
1. Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Beberapa diantarannya ialah
Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasiladan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yangberakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dantanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. (Pasal 1 : 2)
Evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, danpenetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikanpada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan sebagai bentukpertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. (Pasal 1 : 21).
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalamrangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untukberkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negarayang demokratis serta bertangung jawab.
2. Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (BHP, beberapa
diantaranya ialah
Penjaminan mutu, yaitu kegiatan sistemik dalam memberikan layananpendidikan formal yang memenuhi atau melampaui Standar NasionalPendidikan, serta dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikansecara berkelanjutan. (BAB II Fungsi, Tujuan dan Prinsip : Pasal4 : 2c).
Akuntanbilitas, yaitu keterbukaan dan kemampuan menyajikaninformasi yang relevan secara tepat waktu sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan dan standar pelaporan yang berlakukepada pemangku kepentingan. (BAB II Fungsi, Tujuan dan Prinsip :Pasal 4b).
Keberlanjutan, yaitu kemampuan untuk memberikan layananpendidikan formal kepada peserta didik secara terus-menerus,dengan menerapkan pola manajemen yang mampu menjaminkeberlanjutan layanan. i. partisipasi atas tanggung jawab Negara,yaitu keterlibatan pemangku kepentingan dalam penyelenggaraanpendidikan formal untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yangmerupakan tanggung jawab Negara. (BAB II Fungsi, Tujuan danPrinsip : 2h).
3. Peraturan Pemerintah (PP) No 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
Standar pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yangberkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasankegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan,kabupaten/kota, provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensidan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. (BAB I Ketentuan UmumPasal 1 : 9).
4. Yang terkutip dari buku berjudul : Manajemen Penjaminan Mutu
Perguruan Tinggi di Indonesia (suatu analisis kebijakan) karangan
: Dr. A. Hanief Saha Ghafur, menjelaskan pada bab akhir sebagai
berikut :
Ada sedikit perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki badankhusus, namun masih menyatu dalam struktur organisasi dan belummenjadi lembaga mandiri nonstructural atau lembaga mandiri, sertabelum menjalankan peran dan fungsi sebagai organisasi penjaminan
mutu internal yang semestinya. Membentuk lembaga mandiri untukmelakukan evaluasi menyeluruh adalah amanat Undang-Undang, namuntidak diimplementasikan dan dilaksanakan sebaik-baiknya.
Hingga kini, tidak ada kebijakan khusus Mendiknas atau DirjenDikti yang memerintahkan agar perguruan tinggi membuat badanpenjaminan mutu internal yang mandiri dengan unit pelaksanasecara, berjenjang. Semuanya diserahkan sepenuhnya kepadaperguruan tinggi masing-masing. Karena itu, mendirikan badanpenjamin internal bersifat sukarela dan pelaksanaannya menjaditidak efektif, tidak merata, dan bentuk yang beragam.
Standar mutu yang baik apabila dirumuskan secara sistematik,terencana, realistis dan dapat dicapai (achievable). Standar mutudiri dapat ditingkatkan secara bertahap, hingga mencapai tingkatstandar mutu perguruan tingi kelas dunia (world class UniversityStandard). Melalui standar mutu diri yang ditetapkan maka badanpenjaminan mutu internal dapat melaksanakan evaluasi diri secaratepat dan sesuai dengan prosedur yang semestinya. Praktikevaluasi diri yang tepat dan sesuai adalah apabila didasarkanpada standar mutu diri. Apabila tidak memiliki maka evaluasi diriakan mengacu pada standar mutu minimal yang dibuat BAN PT saatini, atau BSNP di masa depan.
5. Sallis E. Total Quality Manajement in Education. Alih
bahasa : AA. Riyadi, dan Dr., Fahrurozi. M.Ag.
TQM adalah suatu makna dan standar mutu dalam pendidikan. Iamemberikan suatu filosofi perangkat alat untuk memperbaiki mutu.
Mutu, khususnya dalam konteks Total Quality Management (TQM)adalah hal yang berbeda. Mutu bukan sekedar inisiatif lain. Mutumerupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusiuntuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapitekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.
1.3.2. Perincian analisis melalui penalaran deduktif dan induktif
Pada pelaksanaan tugas ini penulis memilih tema sentral
“Mutu secara berkelanjutan” artinya bagaimana mengimplementasikan
mutu secara terencana, bertahap dan sistemik yang diintegrasikan
ke dalam suatu badan yang telah memiliki standar system
penjaminan mutu sendiri berbasis pada pelayanan internal.
Sebagaimana diilustrasikan pada skema kerangka pemikiran gambar 1
di bawah ini :
Gambar 1 :
Merancang badan mutu internal
Penjelasan dari ilustrasi gambar di atas adalah sebagai berikut :
Rancangan mutu berkelanjutan : yaitu suatu pola terencana,
tersusun secara sistemik berbasis pada kebijakan pimpinan
mengenai manajemen pelayanan badan standar mutu internal;
Pelayanan badan standar mutu internal ialah organisasi yang
terintegrasi antara system penjamin mutu dan perbaikan mutu
internal secara berkelanjutan dalam rangka implementasi secara
terpadu;
Kebijakan standar mutu ialah kebijakan pimpinan terhadap
implementasi perencanaan secara bertahap dan sistematis mengenai
pelayanan mutu.
Totalitas system mutu terpadu ialah pelaksanaan kebijakan
pimpinan secara menyeluruh dengan menerapkan system mutu terpadu
yang terintegrasi dengan badan standar mutu.
Siklus penjamin mutu ialah bentuk keluaran terhadap target
penilaian guna pemerolehan keputusan terhadap persetujuan
akreditasi, dan pengawasan mutu.
Sumber masalah ini mengacu pada buku sumber utama yang
diperoleh melalui :
1. Perpustakaan Universitas Galuh tentang Manajemen Penjaminan
Mutu Perguruan Tinggi di Indonesia, karangan : Dr. A. Hanief Saha
Ghafur pada cetakan pertama bulan Desember 2008.
2. Bahan materi kuliah : Total Quality Management in Education,
karangan Edward Sallis dan telah dialih bahasakan oleh : Dr.
Ahmad Ali Riyadi dan Fahrurrozi, M.Ag.
Sehubungan dengan kegiatan penelitian terhadap rancangan
mutu berkelanjutan yang berbasis pada pelayanan badan standar
penjaminan mutu internal ditemukan langkah-langkah dan prosedur
sebagai berikut :
I. Mendeskripsikan, merumuskan organisasi dan merancang
sendiri badan standar mutu internal secara berkelanjutan;
II. Mendeskripsikan, merumuskan terhadap perencanaan strategis
mutu internal;
III. Mendeskripsikan dan merumuskan system penjamin mutu dan
perbaikan mutu dengan menerapkan alat dan teknik peningkatan
mutu;
IV. Mendeskripsikan siklus penjaminan mutu internal yang telah
sesuai dengan prosedur yang semestinya dengan menggunakan
prosedur pengukuran terhadap daftar uji penilaian diri dan hasil
evaluasi diri.
V. Mendeskripsikan pelaporan.
Dari kelima penyataan di atas yang terdiri komponen –
komponen rumusan terhadap implementasi perencanaan rangkaian
system mutu internal. dimana masing-masing komponen harus bekerja
secara terencana, bertahap dan sistematis dalam mencapai tujuan
organisasi penjaminan mutu yang terintegrasi.
1.4. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Ingin mendeskripsikan rancangan system mutu sendiri dengan
membentuk organisasi badan standar mutu internal;
2. Ingin mendeskripsikan perencanaan strategis mutu dengan
menerapkan alat dan teknik peningkatan mutu secara terencana,
bertahap dan sistemik;
3. Ingin mendeskripsikan siklus penjaminan mutu dan perbaikan
mutu berkelanjutan sehingga mampu terintegrasi secara baik dengan
menerapkan metode pengukuran : daftar uji penilaian diri atau
evaluasi diri.
4. Menentukan sendiri prosedur penjaminan mutu yang telah dievaluasi guna mengajukan permohonan Akreditasi kepada BAN-PT;
5. Ingin mendeskripsikan tujuan pelaporan pada akhir periodenya.
1.5. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Memiliki badan standar mutu internal yang bertugas, antara lain
: membuat standar mutu internal evaluasi diri, menetapkan
criteria dan penilaian, serta memberi rekomendasi pembinaan dan
perbaikan mutu;
2. Memiliki prosedur penjaminan mutu yang telah dievaluasi guna
mengajukan permohonan Akreditasi kepada BAN-PT;
3. meningkatkan kredibilitas masyarakat terhadap mutu pendidikan
internal di Indonesia yang dijamin dan diberi penjaminan mutunya;
4. memiliki standar program peningkatan mutu yang terencana,
bertahap dan sistemik;
5. Memiliki siklus penjaminan yang terevaluasi dan menunjang pada
pelaksanaan program pendidikan di akademik;
6. Standar mutu diri dapat ditingkatkan secara bertahap, hingga
mencapai tingkat standar mutu perguruan tinggi kelas dunia (world
class University standard). Seperti standar diri yang dimiliki
Harvard, MIT dst…
1.6. MERUMUSKAN HIPOTESIS
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah
penelitian, yang jawabannya harus diuji. Hipotesis dirangkum atau
diturunkan dari kerangka pemikiran / kesimpulan teoritis.
Hipotesis deskriptif, yaitu hipotesis yang menunjukan pemaknaan
suatu konsep dari suatu teori. Hipotesis dinyatakan dalam kalimat
deklaratif / pernyataan yang jelas, padat dan spesifik.
Hipotesis penelitian ini ialan hasil penilaian evaluasi diri
terhadap penyelenggara pendidikan setelah diadakan penilaian
dengan kriteria daftar uji diri :
Jika Nilai Kumulatif >= 60 maka hipotesisnya signifikan
Jika Nilai Kumulatif < 60 maka hipotesisnya tidak signifikan.