TEORI KURIKULUM
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of TEORI KURIKULUM
TEORI KURIKULUM
Suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulumsekolah; makna tersebut terjadi karena adanya penegasan hubunganantara unsur-unsur kurikulum, karena adanya petunjuk perkembangan,penggunaan dan evaluasi kurikulum.
PERKEMBANGAN TEORI KURIKULUM 1).Franklin Bobbit : kehidupan manusia terbentuk oleh sejumlahkecakapan, diperoleh melalui pendidikan yakni penguasaan pengetahuan,keterampilan, sikap, kebiasaan, apresiasi à TUJUAN Kurikulum.Keseluruhan tujuan & pengalaman menjadi bahan kajian teori kurikulum
2).1920 : pengaruh pendidikan progresif berkembang gerakan pendidikanyang berpusat pada anak. Isi kurikulum didasarkan pada minat &kebutuhan siswa
3).Caswell : konsep kurikulum yang berpusat pada masyarakat àkurikulum interaktif yang menekankan pada partisipasi guru
4).1947 : dirumuskan 3 tugas teori kurikulum :a.Identifikasi masalah yang muncul dalam pengembangan kurikulum b.Menghubungkan masalah dengan struktur yang mendukungnya c.Meramalkan pendekatan di masa yang akan datang
5).Ralph W Tyler : 4 pertanyaan pokok inti kajian kurikulum :a.Tujuan b.Pengalaman pendidikan c.Organisasi pengalaman d.Evaluasi
6).1963 : Beauchamp : teori kurikulum berhubungan erat dengan teori-teori lain Othanel Smith : sumbangan filsafat terhadap teori kurikulum(perumusan tujuan & penyusunan bahan)
7).Mc Donald (1964) : 4 sistem dalam persekolahan yakni kurikulum,pengajaran, mengajar, belajar
8).Beauchamp (1960 – 1965) : 6 komponen kurikulum sebagai bidangstudi (1) landasan kurikulum, (2) isi kurikulum, (3) disainkurikulum, (4) rekayasa kurikulum, (5) evaluasi kurikulum, (6)penelitian dan pengembangan
9).Mauritz Johnson (1967) : membedakan kurikulum (tujuan) denganproses pengembangan kurikulum. Pengalaman belajar merupakan bagiandari pengajaran
Teori Kurikulum
Konseep-konsep teori kurikulum yaitu sebagai suatu perangkatt
pernyataan yang memberikan makna terhadap kurikulum sekolah, makna tersebut terjadi
karena adanya penegasan hubungan antara unsure-unsur kurikulum, karena adanya
petunjuk perkembangan, penggunaan dan evaluasi kurikulum.Bahan penyajian dari
teori kurikulum adalah hal-hal yang berkaitan dengan penetuan
keputusan, penggunaan,perencanaan,pengembangan,evaluasi kurikulum,
1. Konsep Kurikulum
Ada tiga konsep tentang kurikulum,kurikulum sebagai substansi,
Sebagai system,dan sebagai bidang studi. Konsep pertama,kurikulum
sebagai substansi,suatu kurikulum dipandang orang sebagai suatu
rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di sekolah, atau sebagai
suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum juga dapat
menunjuk kepada dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan
ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Konsep
kedua,adalah kurikulum sebagai suatu system, yaitu suatu system
kurikulum. System kurikulum merupakan bagian dari system
persekolahan, system pendidikan, bahkan system masyarakat. Suatu
system kurikulum mencakup system personalia, dan prosedur kerja
bagaimana cara menyusun suatu kurikulum,melaksanakan, mengevaluasi,
dan menyempurnakannya. Konsep ketiga,kurikulumm sebagain sebagai bidang
studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para
ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum
sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan
system kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari
Charless dan McMurry, tetapi secara definitive berawal dari hasil
karya Frankin Babbit tahun 1918. Bobbit sering dipandang sebagai ahli
kurikulum Yng pertama, ia perintis pengembangan praktek kurikulum.
Menurut Bobbit teori kurikulum itu sederhana,yaitu kehidupan manusia.
Kehidupan manusia meskipun berbeda-beda pada dasarnya sama terbentuk
oleh sejumlah kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupa mempersiapkan
kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Mulai tahun
1920, karena pengaruh pendidikan progresif, berkembang gerakan
pendidikan yang berpusat pada anak(child centered). Teori kurikulum
berubah dari yang menekankan pada organisasi isi yang diarahkan pada
kehidupan sebagai orang dewasa (Bobbit dan Charles) kepaada kehidupan
psikologis anak pada saat inii. Anak menjadi pusat perhatian
pendidikan. Perkembangan teori kurikulum selanjutnya di bawakan oleh
Hollis Dasweel. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang
kurikulum di beberapa negara di bagian Amerika Serikat. Ia
mengembangkan kurikulum yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan.
Maka Caswell mengembangkan kurikulumyang bersifat interaktif. Dalam
pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi guru-
guru berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan stuktur
organisasi dari penysusun kurikulum, dalam merumuskan pengertian
kurikulum,merumuskan tujuan, memilih isi, menetukan kegiatan belajar,
desain kurikulum,menilai hasil. Pada tahun 1947 di Univertas Chicago
berlangsung diskusi besar pertama tentang kurikulum. Sebagai hasil
diskusi tersebut dirumuskan tiga tugas utama teori kurikulum:(1)
mengidentifikasi masalah-masalah penting yang muncul dalam
pengembangan kurikulum dan konsep-konsep yang mendasarinya,(2)
menentukan hubungan antara masalah-masalah tersebut dengan struktur
yang mendukungnnya,(3) mencari atau meramalkan pendekatan-pendekatan
pada masa yang akan datang untuk memecahkan masalah tersebut. Ralph
W.Tylor (1949) mengemukakan empat pertanyaan pokok yang menjadi inti
kajian kurikulum:
1. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai oleh sekolah?
2. pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan
untuk mencapai tujuan tersebut?
3. bagaimana mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut
secara efektif?
Pengembang kurikulum pertama bertolak dari kehidupan dan
pekerjaan
orang dewasa, karena sekolah mempersiapkan anak nagi kehidupan orang
dewasa,kurikulum terutama isi kurikulum diambil dari kehidupan orang
dewasa. Dalam pengembangan selanjutnya, sumber ini menjadi luas
meliputi semua unsure kebudayaan. Manusia adalah makhluk yang
bebudaya, hidup dalam lingkungan budaya, dan turut mrnciptakan
budaya. Sumber lain penyusunan kurikulum adalah anak. Dalam
pendidikan atau pengajaran, yang belajar adalah anak. Pendidikan atau
pengajaran bukan memberikan sesuatu pada anak, melainkan menumbuhkan
potensi-potensi yang telah ada pada anak. Ada tiga pendekatan
terhadap anak sebagai sumber kurikulum, yaitu kebutuhan siswa,
perkembangan siswa, dan minat siswa. Beberapa pengembang kurikulum
mendasarkan penentuan kurikulum pada pengalaman-pengalaman penyusunan
kurikulum yang lalu. Pengalaman pengembangan kurikulum yang lalu
menjadi sumber penyusunan kurikulum kemudian. Hal lain yang menjadi
sumber penyusunan kurikulum adalah nilai-nilai. Beauchamp menegaskan
bahwa nilai dapat merupakan sumber penemuan keputusan yang dinamis.
Terakhir yang menjadi sumber penentuan kurikulum adalah kekuasaan
sosial-politik. Di Amerika Serikat pemegang kekuasaan social-politik
yang menentukan kebijaksanaan dalam kurikulum adalah board of education
local yang mewakili negara bagian. Di Indonesia, pemegang kekuasaan
social-politik dalam penentuan kurikulum adalah Mentri Pendidikan dan
Kebudayaan yang dalam pelaksanaannya dilimpahkan kepada Dirjen
serta
proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap
perkembangan pendidikan. Dalam desain kurikulum akan tergambar
unsure-unsur dan kurikulum, hubungan antara satu unsure dengan unsure
lainnya, prinsip-prinsip pengorganisasian, serta hal-hal yang
diperlukan dalam pelaksanaannya. Dalam desain kurikulum, ada dua
dimensi penting, yaitu: (1) substansi, unsure-unsur serta organisasi
dari dokumen tertulis kurikulum,(2) model pengorganisasian dan
bagian-bagian kurikulum terutama organisasi dan proses pengajaran.
Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum: Pertama,
ketentuan-ketentuan, tentang bagaimana penggunaan kurikulum serta
bagaimana mengadakan penyempurnaan-penyempurnaan berdasarkan masukan
dari pengalaman, kedua, kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk
desainnya maupun system pelaksanaannya.
Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana proses
memungkinkan kurikulum disekolah, upaya-upaya yang perlu dilakukan
para pengelola kurikulum agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-
baiknya. Pengelola kurikulum disekolah terdiri dari: para
pengawas/penilik dan kepala sekolah sedangkan pada tingkat pusat
adalah Kepala Pusat Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para
Kasubdit/Kepala Bagian Kurikulum di Direktorat. Seluruh system
rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup lima hal, yaitu (1)
arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai proses rekayasa
kurikulum, (2) keterlebatan orang-orang dalam proses kurikulum, (3)