RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG ...

209
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat Acara rapat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir I. Pimpinan Pansus 2006-2007 111 4 (empat) Rapat Kerja Tertutup Rabu, 24 Januari 2007 Pukul 14.00 WIB Ruang Rapat Pansus B Gedung Nusantara II Lantai 3 DPR RI. Menyusun Jadwal Acara dan Mekanisme Pembahasan RUU tentang tentang Kernenterian Negara. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. Ors. Ristam 35 dari 50 Anggota, 4 ljin. 1. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. 2. Permadi, SH. 3. Maiyasak Johan, SH.MH. (ljin) 4. Dr. H. Achmad Fauzie, S.H. 5. Arbab Paproeka, S.H. II. Anggota Pansus Fraksi PG 6. Rambe Kamarulzaman, M.Sc. 7. Ors. Eldie Suwandi 8. GBPH. Joyokusumo 9. Ir. Herman Widyananda, SE. M.Si. 10. Mesir Suryadi, SH. 11. H. Gusti lskandar Sukma Alamsyah, SE. 12. Ora. H. Chairunnisa, MA. 13. DR. H. Abdul Gafur

Transcript of RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG ...

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat

Acara rapat

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir

I. Pimpinan Pansus

2006-2007 111

4 (empat) Rapat Kerja Tertutup Rabu, 24 Januari 2007 Pukul 14.00 WIB Ruang Rapat Pansus B Gedung Nusantara II Lantai 3 DPR RI. Menyusun Jadwal Acara dan Mekanisme Pembahasan RUU tentang tentang Kernenterian Negara. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. Ors. Ristam 35 dari 50 Anggota, 4 ljin.

1. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. 2. Permadi, SH. 3. Maiyasak Johan, SH.MH. (ljin) 4. Dr. H. Achmad Fauzie, S.H. 5. Arbab Paproeka, S.H.

II. Anggota Pansus Fraksi PG 6. Rambe Kamarulzaman, M.Sc. 7. Ors. Eldie Suwandi 8. GBPH. Joyokusumo 9. Ir. Herman Widyananda, SE. M.Si. 10. Mesir Suryadi, SH. 11. H. Gusti lskandar Sukma Alamsyah, SE. 12. Ora. H. Chairunnisa, MA. 13. DR. H. Abdul Gafur

Fraksi POI P 14. Dr. Yasonna H.Laoly, SH., M.Sc. 15. Drs. H. Djoemad Tjiptowardojo, M.M. 16. Suwignyo 17. Drs. Suwarno 18. Ors. Yoseph Umar Hadi 19. Taufan Tampubolon, SE., MM. 20. Wiliem Tutuarima 21. Ir. H.Sutjipto

Fraksi PPP 22. Ors. H. Tosari Widjaja 23. Ors. H. Lukman Hakiem

Fraksi PD 24. Ors. H. Guntur Sasono, M.Si 25. Marcus Silano, S.l.P. 26. H. Dasrul Djabar 27. Surya Supeno

Fraksi PAN 28. Nidalia Djohansyah Makki 29. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. 30. Patrialis Akbar, SH.

Fraksi KB 31. Masduki Baidlowi (ljin) 32. Ors. Saifullah Ma'shum 33. H.A. Effendy Choirie, M.Ag. MH.

Fraksi PKS 34. Aboe Bakar Al-Habsyi 35. Mustafa Kamal, S.S. 36. Refrizal

Fraksi BPD 37. Jamaluddin Karim, SH.

Fraksi PBR 38. H. Ade Daud lswandi Nasution

Fraksi PDS 39. Carol Daniel Kadang, S.E., M.M.

2

PEMERINTAH: 1. Menteri Sekretaris Negara : Prof. Dr. Yusril lhza Mahendra, SH. 2. Deputi PUU Setneg, Sapta Murti, MSc. 3. Karo PUU Bidang Polkesra, Wisnu, SH. MH. 4. Karo Hublem, Ors. Legiman, M.Si. 5. Kantor MenPAN, Ors. Endang S. 6. LAN RI, Ora. Hadiati, M.Si. 7. Kantor Menkopolkam, Chairuman Harahap 8. Kantor Menkopolkam, K.Suparlan. 9. Sadan Kepegawaian Negara, E.Nainggolan

RAPAT DIBUKA PUKUL 14.10 WIB.

KETUA RAPAT (DRS. AGUN GUNANJAR SUDARSA, M.SI): Yang kami hormati Menteri Sekretaris Negara yang mewakili pemerintah beserta

dengan jajarannya. Pada hari ini dengan mengucapkan Bismillahirahmannirohiem rapat kerja panitia khusus rancangan undang-undang tentang kementerian negara secara resmi kami nyatakan di buka.

(KETOK 1 X)

Assalamu'alaikum.wr.wb. Bapak Menteri Sekretaris Negara yang saya hormati. Sebelum kami menghantarkan pada kesempatan rapat kerja yang pertama kali, dalam rangka pembahasan rancangan undang-undang tentang kementerian negara ini, terlebih dahulu mungkin kami ingin sampaikan beberapa hal sesuai dengan apa yang menjadi keputusan rapat internal dari Pansus bahwa agenda acara pada hari ini ada tiga.

Yang pertama adalah pembahasan sekaligus mungkin penetapan terhadap rancangan yang kami siapkan berkenaan dengan jadwal acara rapat-rapat kegiatan Pansus Rancangan Undang-Undang tentang Kementerian Negara yang dalam masa sidang DPR ini masuk pada masa sidang ke tiga tahun 2006-2007, yang secara keseluruhan dari hari-hari pansus yang dialokasikan dalam masa sidang ini teralokasikan cukup waktu dalam pandangan DPR untuk menyelesaikan rancangan undang-undang ini dalam masa sidang. Sehingga untuk agenda acara yang pertama, sebelum nanti kami serahkan sepenuhnya kepada pemerintah untuk juga memberikan tanggapannya bahwa agenda acara yang pertama berkenaan dengan rancangan jadwal acara ini, kami merencanakan bahwa rancangan undang-undang ini sudah dapat diselesaikan dalam masa sidang ini pula. Dimana pada tanggal 28 Maret 2007 itu diharapkan pembicaraan pada tingkat I sudah bisa diselesaikan dan yang pada akhirnya pada tanggal 30 Maret 2007 sudah bisa dilakukan pengambilan keputusan pada tingkat II di Sidang Paripurna Dewan, sehingga sahlah rancangan undang-undang ini menjadi undang-undang. Untuk itu, berkenaan dengan rancangan jadwal acara pada hari kita akan memulai rapat kerja tersebut dengan agenda pertama menetapkan jadwal acara.

3

Yang kedua menetapkan tentang mekanisme kerja, dan yang ketiga kami juga akan mendengarkan tanggapan umum dari pemerintah atas rancangan usul inisiatif dewan perwakilan rakyat berkenaan dengan undang-undang kementerian negara tersebut. Dan untuk yang selanjutnya setelah tanggapan umum dari pemerintah ini, sudah disampaikan tentunya menjadi kesepakatan dan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Perundang-undangan kepada pemerintah dimintakan untuk segera menyerahkan Daftar lsian Masalah (DIM) untuk dilanjutkan pembahasan-pembahasan pada rapat-rapat kerja yang dilanjutkan dengan rapat panja mungkin dengan rapat tim perumus, rapat tim sinkronisasi , dan lain sebagainya.

Dan untuk itulah berkenaan dengan rancangan jadwal acara bahan juga telah kami kirimkan kepada Bapak Menteri Sekretaris Negara berkenaan dengan undangan yang dilaksanakan pada hari ini, termasuk juga mekanisme kerja yang sudah kami kirimkan yang tentunya mekanisme pembahasannyapun tidak jauh berbeda dengan mekanisme pembahasan dengan berbagai rancangan peraturan perundang-undangan yang sudah kita lakukan selama ini. Tidak ada yang berubah mekanismenya juga sama hanya yang secara spesifik mungkin berkenaan dengan rancangan jadwal acara. Apabila memang rancangan jadwal acara ini bisa disepakati, tentunya kita bisa masuk kepada makanisme dan tentunya kita akan segera masuk kepada tanggapan umum pemerintah untuk didengarkan oleh seluruh anggota pansus, seluruh perwakilan dari fraksi-fraksi yang ada dan setelah itu rapat bisa kita tutup. Dan untuk selanjutnya pansus akan bekerja sesuai dengan jadwal.

Nah jadwal-jadwal yang sudah kami susun itu perlu kami jelaskan diantaranya bahwa kami harapkan nanti rapat-rapat pansus ini kita juga akan melakukan kembali dalam rangka lebih melengkapi berbagai masukan berbagai pandangan agar rancangan undang-undang ini betul-betul bisa mendapatkan sebuah masukan dari berbagai elemen walaupun pada tahap awal kami juga sudah melakukan penyerapan yang sama, tapi kami telah menyepakati secara terbatas terhadap rancangan undang-undang ini, kami tetap akan mintakan kembali seperti mengadakan Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Prof.Dr. Eko Prasodjo dengan Prof.Dr. Emil Salim. Termasuk juga kami mintakan dari beberapa pakar yang lain, diantaranya Pak Jimly Ashidiqie dan Pak Adnan Buyung Nasution. Setelah itu, kami juga kembali akan mengadakan program kerja sama dalam rangka penyerapan aspirasi atas substansi rancangan undang-undang kementerian negara ini dengan Hrna universitas, yang pertama dengan Universitas Andalas di Padang, dengan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta, dengan Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin, dengan Universitas Hasanudin di Makasar, dan yang terakhir dengan Universitas Indonesia di Depok, Jakarta.

Setelah itulah baru kita masuk pada tanggal 15 Februari 2007 dengan mengadakan Rapat Kerja kembali dengan Bapak Menteri. Tentunya dengan tim pemerintah yang kita alokasikan selama tiga kali melakukan rapat-rapat kerja. Setelah itu kita mengadakan rapat­rapat panja, dilanjutkan tim perumus, kembali dilanjutkan dengan tim sinkronisasi, dan kembali setelah rumusan-rumusan setelah tersinkronisasi dengan baik kewajiban timus, timsin melaporkan kembali kepada panja, panja melaporkan kembali kepada rapat kerja dan pada saatnyalah rapat kerja pengambilan keputusan tingkat I itu bisa dilakukan, yang diharapkan pengambilan keputusan tingkat II pada tanggal 30 Maret 2007 ini bisa dilaksanakan.

4

Demikian beberapa perkembangan-perkembangan yang keseluruhan jadwal dan keseluruhan mekanisme ini telah diputuskan dalam rapat internal pansus sehingga pada hari ini kami menunggu dan berharap dari apa yang menjadi kewajiban pemerintah pada posisi hari ini karena tidak mungkin sebuah undang-undang itu berjalan hanya dengan dasar yang dilakukan oleh dewan. Tapi setiap undang-undang harus mendapatkan persetujuan bersama antara DPR dengan Pemerintah. Untuk itulah posisi peranan pemerintah pada hari ini kami persilahkan untuk yang menanggapi pertama berkenaan dengan rancangan jadwal acara, yang kedua berkenaan dengan mekanisme kerja. Dua hal ini kami padukan lebih dulu untuk kami berikan kesempatan pada Bapak Menteri Sekretaris Negara, atas beberapa hal yang kami sampaikan pada bapak menteri dan setelah itu mungkin kita akan lanjutkan tanggapan umum dari pemerintah. Demikian bapak-bapak dan segenap anggota pansus dari pimpinan yang dapat kami sampaikan dan untuk selanjutnya kami persilahkan kepada menteri sekretaris negara untuk menyampaikan pandangan, pendapat, dan sikap atas rancangan yang telah kami persiapkan.

SAIFULLAH MAKSUM (F.PKB) : lnterupsi pimpinan. Sebelum Pak Menteri. Bapak Pimpinan yang saya hormati, sebelum

bapak menteri menyampaikan tanggapan menyangkut soal jadwal dan mekanisme, saya ingin minta klarifikasi kepada pimpinan menyangkut soal jadwal. lni mungkin ralat ya, mohon konfirmasi menyangkut soal pada item ke 12, yaitu raker membahas DIM yaitu keterangan adalah hadir Eselon I Pemerintah, Apakah maksudnya ini atau ada ralat. Untuk saya inikan sangat penting, tapi sebelum pak menteri, saya ingin ada perbaikan dulu. Raker-raker disini masih tercantum eselon 1 pemerintah, satu.

Yang kedua, untuk Point Nomor 5 saya kira hari ini saya mohon tambahkan bahwa pembahasan jadwal kegiatan dan mekanisme kerja sekaligus tanggapan pemerintah.

KETUA RAPAT (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA): Jadi untuk yang agenda acara sudah kami sampaikan tadi. Jadi ada tiga agenda

penetapan jadwal acara, pembahasan mekanisme, dan tanggapan umum pemerintah, karena setelah itu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10, pemerintah diwajibkan untuk menyerahkan DIM. Kemudian persoalan masalah rapat kerja, ini di kolom keterangan mungkin ada beberapa hal yang perlu disempurnakan saya sependapat posisi rapat kerja disini adalah dihadiri oleh menteri. Jadi artinya eselon I hadir ini diharapkan pada tataran berikutnya itu eselon I pada waktu rapat-rapat kerjapun senantiasa akan terus hadir sehingga kesinambungan ketika masuk di Panja yang diwakili oleh eselon I itu sudah ada kelanjutan substansi yang memang terhantarkan dari forum rapat kerja, forum rapat-rapat panja. Saya kira mungkin ini yang dapat kami jelaskan, terima kasih, Pak Saifullah.

REFRIZAL (F. PKS): Yang hilang itu adalah Indra J Piliang ya. Oulu kita minta bukan dihilangkan, dia

mewakili lembaganya (CSIS) datang kesini bukan dihilangkan. Hilang di sini, datang kesini dia bawa lembaganya bukan nama pribadinya.

5

KETUA RAPAT: Baiklah saya jawab sekali lagi, mungkin Bapak yang pada waktu rapat yang terlupakan

yang kita sepakati hanya ada 4 orang pakar, dan itu tidak mewakili lembaga. Jadi person yang kita undang dalam kapasitas beliau Prof. Dr. Eko Prasojo lebih pada kebutuhan dalam rangka penataan bagaimana sebetulnya pengelolaan urusan-urusan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Karena ada bab yang mengatur tentang kementerian negara dan pemerintahan daerah. Kemudian Prof. Dr. Emil Salim, lebih kita mintakan bagaimana membuat birokrasi kementerian negara itu yang betul-betul secara sistemik kearah terbentuknya penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih. Kemudian juga dengan Pak Jimly lebih kita posisikan tidak dalam kapasitas sebagai seorang hakim tapi dia sebagai orang yang paham tentang hukum tata negara. Kita juga ingin minta masukan termasuk dengan Adnan Buyung Nasution, waktu itu yang menggantikan pada posisi Masyarakat Transparasi International (MTI) yang waktu itu pada akhirnya menyepakati Pak Adnan Buyung Nasution yang diharapkan bisa lebih memberikan masukan. Jadi tidak lagi pada posisi kelembagaan-kelembagaan. Dan kelembagaan yang kita mintakan kita sepakat kepada perguruan tinggi. Kira-kira itu kesepakatan keputusan rapat internal pada waktu itu. Baiklah kami persilahkan kepada bapak menteri sekretaris negara untuk menyampaikan pandangan, pendapat, dan sikap atas rancangan yang kami persiapkan ini.

MENSESNEG (PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA): Terima kasih saudara pimpinan. Saudara-saudara pimpinan dan saudara-saudara para

anggota pansus yang terhormat, hadirin yang saya muliakan. Terhadap rancangan jadwal acara yang kami dapat menyetujui jadwal ini. Jadi rapat kerja dengan menteri akan kita laksanakan pada tanggal 15 Februari 2007 pada hari kamis mulai membahas DIM dan lnsyaAllah beberapa hari kalau bisa seminggu sebelum pembahasan ini, DIM sudah disampaikan kepada DPR dan sekarang kami sedang dalam proses untuk menyiapkan bahan draft dengan melakukan rapat antar departemen untuk menyiapkannya. Kami juga dapat menyetujui adanya usulan supaya ada rapat panja dilaksanakan di lstana Kepresidenan Yogyakarta. Mengenai mekanisme acara karena pembahasan karena memang sudah baku maka kami juga dapat menerimanya. Demikian saudara ketua, apakah saya lanjutkan dengan tanggapan.

KETUA RAPAT: Baiklah ibu dan bapak yang hadir dalam kesempatan ini, saya ketok palu dulu ini pak

menteri.

(KETOK PALU 1X)

Jadi terhadap rancangan jadwal acara dan mekanisme kerja setuju ya? Ketok 3kali. Terima kasih, itu ketok palu yang pertama kita memulai untuk pembahasan rancangan undang­undang tentang kementerian negara ini. Kemudian dengan satu catatan, yang memang juga dalam setiap keputusan selalu kita juga sudah menyepakati bahwa terhadap rancangan jadwal acara ini adalah tidak di tutup kemungkinan akan ada pergeseran-pergeseran apabila memang ada hal-hal yang tidak bisa kita hindari. Jadi itu menjadi catatan penting kita. Jadi pada kondisi­kondisi tertentu kita juga tidak menutup kemugkinan bisa saja terjadi peruabahan karena kondisi yang tidak bisa kita hindari. Catatan yang kedua, kita juga tetap bahwa publik itu cukup menyoroti, menanggapi, dan merespon terhadap berbagai perkembangan yang ada di sekitar pansus ini. Jadi pak permadi, pak arbab, dan saya yakin juga beberapa anggota pansus sudah banyak mungkin dari pihak pemerintah yang menyelonong minta waktu, minta waktu dan lain

6

sebagainya. lni juga perlu kami sampaikan sebagai catatan. Pak menteri, kesepakatan kami di pihak pansus pintu pemerintah hanya satu pak yaitu bapak menteri sekretaris negara yang ditandatangani oleh presiden sebagai wakil resmi pemerintah. Artinya bahwa, pansus tidak akan menerima secara formal siapapun yang akan mengajukan permohonan untuk ketemu di level pansus. Tapi kalau Pak Effendi Choirie mau bertemu Pak Erman Supamo, ya boleh-boleh saja. Atau Pak Patrialis mau ketemu Pak Hatta Rajasa ya boleh-boleh saja. Jadi Pak Lukman Hakiem ingin bertemu dengan Suryadarma Ali, itu silahkan. ltu kesepakatan pertama.

Kemudian bagaimana dengan yang lain-lainnya, pansus tetap akan membuka diri tapi sifatnya resmi. Artinya, kalau memang ada elemen-elemen masyarakat yang berkirim surat minta waktu untuk ketemu dengan pansus mungkin kami akan menerima tapi menerimanya itu mungkin lewat pimpinan atau lewat perwakilan-perwakilan fraksi jadi tidak harus diterimakan dalam bentuk sidang utuh seperti ini. ltu juga menjadi bagian karena ruang publik tetap harus kita lakukan. Karena sudah ada beberapa surat yang masuk dari berbagai LSM juga, mereka minta untuk diberikan kesempatan menyampaikan gagasan-gagasan pemikirannya. Dan gagasan-gagasan pemikiran itu walaupun diterima oleh pimpinan atau hanya sekedar oleh beberapa perwakilan fraksi dan pimpinan tapi tetap prinsipnya seluruh anggota pansus, termasuk pihak pemerintahpun seluruh bahan-bahan masuk yang ke pansus akan diberikan baik untuk DPR, anggota pansus, maupun dari pemerintah. Sehingga pada tataran itu, tidak ada diantara kita yang tidak menerima informasi yang tidak lengkap. Jadi semua akan menerima dengan lengkap masukan dari pihak manapun. ltu catatan. Demikian mungkin untuk acara dan untuk mekanisme sudah kita sepakati maka kita melanjutkan acara berikutnya yaitu tanggapan dari pemerintah atas rancangan usul inisiatif dewan berkenaan dengan rancangan undang­undang kementerian negara. Kami persilahkan kepada Pak Yusril.

MENSESNEG (PROF. YUSRIL IHZA MAHENDRA): Assa/amu'a/aikum wr. wb. Saudara Ketua, Saudara-saudara wakil ketua, dan para

anggota pansus yang saya hormati. Hadirin yang saya muliakan, marilah kita bersama-sama memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya kita dapat memulai pembahasan rancangan undang-undang tentang kementerian negara. Sebagaimana kita maklumi bersama rancangan undang-undang ini adalah insiatif dewan yang disampaikan kepada Presiden pada tanggal 9 november tahun 2006 yang lalu. Presiden telah menjawab surat pimpinan dewan pada tanggal 27 november 2006. dan menunjuk saya menteri sekretaris negara untuk mewakili beliau dalam membahas rancangan undang-undang ini. Oleh sebab itu, izinkanlah saya saudara ketua atas nama Presiden menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada dewan yang telah mengambil inisiatif telah menyiapkan, mengajukan, dan membahas undang-undang ini bersama-sama dengan Presiden. Menjadi harapan kita bersama agar pembahasan rancangan undang-undang ini dapat kita laksanakan dalam suasana yang demokratis sesuai dengan mekanisme pembahasan rancangan undang-undang sebagaimana diatur di dalam undang-undang dasar, undang­undang, dan peraturan-peraturan pelaksana lainnya.

Saudara-saudara pimpinan dan para anggota pansus yang terhormat. Titik tolak kita untuk membahas rancangan undang-undang ini, adalah amanat yang tertera di dalam pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menegaskan bahwa Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan sementara pembentukan, pengubahan, pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang.

7

Sebagaimana kita memaklumi bersama, ketentuan ayat 2, 3, dan 4 dari pasal 17 Undang­Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hasil perubahan undang-undang dasar dalam perubahan pertama, kedua, dan ketiga. Yang latar belakang historis perdebatannya dapat kita telaah di dalam risalah-risalah persidangan baik panitia adhoc 1 maupun panitia adhoc 3 Badan Peke~a Majelis Permusyawaratan Rakyat, masing-masing tanggal 11 oktober 1999, 17 Mei 2000, dan tanggal 18 September Tahun 2001. sebagaimana kita maklumi bersama perubahan-perubahan undang-undang dasar negara republik Indonesia tahun 1945 tidak lagi mencantumkan adanya penjelasan baik umum maupun pasal demi pasal. Sebagaimana keadaannya sebelum perubahan.

Oleh karena itu dalam pandangan saya memahami latar belakang perdebatan perumusan pasal 17 ketika proses amandemen dilakukan menjadi sangat penting dan dengan telaah itu kita dapat memahami latar belakang filosofis, sosiologis, dan politis perdebatan dan dapat pula memahami suasana kebatinan yang meliputi alam pikiran para penyusun rumusan perubahan dari pasal-pasal itu. Konteks filosofis yang melatar belakangi perubahan undang­undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 antara lain keinginan yang kuat dari para pemikir akademisi dan praktisi politik untuk membangun pemerintahan yang lebih demokratis, terbuka dan bertanggung jawab. Undang-undang dasar negara Republik Indonesia tahun 1945 sebelum amandemen dinilai memberikan kekuasaan yang terlampau besar kepada presiden sementara peranan badan-badan perwakilan DPR dan MPR dianggap lemah. Hal ini tidak sejalan semangat demokrasi karena itu dalam rangka menegakkan eek and balance antara lembaga-lembaga negara maka perubahan diarahkan untuk menyeimbangkan tugas dan kewenangan antara lembaga-lembaga negara tadi.

Dalam konteks itulah kita memahami mengapa kekuasaan membentuk undang-undang yang semula ada pada presiden kemudian dibalik menjadi berada di tangan DPR, demikian pula pengangkatan duta dan menerima duta negara lain yang semula menjadi kewenangan presiden dirubah harus dengan memperhatikan pertimbangan dewan perwakilan rakyat. Perdebatan­perdebatan di badan pekerja MPR dalam membahas usul perubahan pasal 17 itu dilatarbelakangi pula oleh faktor-faktor sosiologis dan politik yang berkembang pada waktu itu yang antara lain adalah yang pertama, dimasa lalu pernah terjadi penggabungan 2 departemen yaitu departemen perindustrian dan perdagangan, yang sebelumnya berdiri sendiri-sendiri. Penggabungan kedua departemen ini memakan proses yang panjang untuk pemantapannya. Boleh dikatakan proses pemantapan itu belum tuntas karena menghadapi kendala-kendala birokrasi, administrasi, dan anggaran. Pembentukan kementerian negara urusan khusus pada masa akhir jabatan presiden soeharto juga menimbulkan kontrofersi, hal yang menambah kontrofersi itu ialah pembubaran departemen sosial dan departemen penerangan pada awal pemerintahan presiden abdul rahman wahid.

Selain pembubaran kedua departemen ini terjadi pula reorganisasi pada sekretariat negara dan perubahan nomenklatur beberapa departemen seperti departemen pekerjaan umum menjadi departemen permukiman dan prasarana wilayah serta departemen kehakiman berubah menjadi departemen hukum dan perundang-undangan. Disampangi itu terjadi pula pembentukan departemen dan kementerian negara yang baru seperti misalnya kementerian negara urusan HAM dan lain lain. Yang dalam waktu yang relatif singkat kemudian diubah lagi dihapus dan digabungkan kembali dengan departemen yang lain. Perubahan-perubahan yang begitu cepat terkesan kurang dilatarbelakangi dari pemikiran dan perencanaan yang matang. Akibatnya timbul kekisruhan dalam penyelenggaraan pemerintahan negara disamping

8

kebingungan para pegawai pemerintah yang kehilangan jabatan dan pekerjaan. Kedua, latar belakang filosofisnya juga telah utuh memantapkan cara pandang yang berkaitan dengan pembentukan satu kementerian esensi gagasan ini adalah kita harus lebih dahulu menemukan menentukan urusan pemerintahan yang hendak ditangani barulah membicarakan pembentukan kementerian atai organisasinya. Ketiga, khusus mengenai pembentukan, pengubahan, dan penggabungan kementerian negara juga muncul beberapa gagasan yang dapat diringkaskan menjadi dua gagasan besar yaitu pandangan yang menghendaki agar DPR ikut dilibatkan apabila presiden ingin membentuk, mengubah, atau menggabungan kementerian negara.

Bentuk keterlibatannya adalah memberikan persetujuan, pandangan lainnya adalah DPR cukup memberikan pertimbangan bukan persetujuan disamping itu ada pula gagasan yang menolak adanya persetujuan maupun pertimbangan DPR dalam kaitan pembentukan, pengubahan, dan penggabungan kementerian negara. Akan tetapi gagasan melibatkan DPR dalam kaitan dengan pembentukan, pengubahan, dan penggabungan kementerian negara itu di tolak oleh sidang umum MPR tahun 1999. Keempat, gagasan tentang mengikutsertakan DPR dalam hal pembentukan, pengubahan, dan penggabungan kementerian negara didasarkan pada pemikiran bahwa hal itu berkaitan dengan hak buget DPR disamping mencegah terjadinya inefisiensi di satu sisi dan sisi lain untuk menjamin tercapainya efektifitas penyelenggaraan pemerintahan. Sebagaimana telah kita ketahui bersama, bahwa pemberian persetujuan DPR terkait dengan kementerian ini, tidak tercapai kesepakatan oleh MPR untuk dimasukan kedalam pasal 17 ayat 4. sangat kuat pendapat anggota MPR pada saat itu, bahwa kata persetujuan dalam konteks pasal 17 dianggap menyalahi atau bertentangan dengan prinsip pemerintahan presidensial.

Selain itu keterlibatan DPR dalam pembentukan, perubahan, dan penggabungan kementerian dapat menyulitkan presiden untuk segera membentuk kabinet setelah ia terpilih menjadi presiden bahkan kata pertimbangan yang semula dianggap tidak mengurangi hak presiden dan tidak memiliki akibat hukum yang mengikat bila tidak diikuti oleh presiden juga tidak disepakati oleh MPR untuk dicantumkan di dalam undang-undang dasar. Saudara pimpinan dan anggota pansus yang terhormat perubahan undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 jug a telah meniadakan garis-garis besar haluan negara presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat. Setiap calon pasangan presiden dan wakil presiden telah menawarkan programnya langsung kepada rakyat. Setelah terpilih presiden akan menuangkan program kerjanya itu kedalam rencana pembangunan dan selanjutnya dituangkan lagi ke dalam rencana kerja pemerintah melalui satu proses yang diatur dalam undang-undang. Dalam konteks untuk melaksanakan programnya itulah maka presiden menyusun kementerian negara mengangkat menteri-menteri untuk membantunya.

Dalam konteks ini timbul pertanyaan haruskah presiden terkait dan dibatasi oleh undang-undang dalam membentuk, mengubah, dan membubarkan kementerian negara. Pertanyaan lain adalah keberadaan departemen atau kementerian negara telah disebutkan dalam begitu banyak undang-undang atau peraturan lainnya sehubungan seorang presiden baru dilantik setelah terpilih di dalam pemilihan, kewenangan-kewenangan menteri tertentu bahkan secara tegas disebutkan di dalam undang-undang. Sementara undang-undang itu tetap berlaku lantas apakah sesungguhnya yang dimaksud oleh kata-kata di dalam pasal 17 ayat 4 undang-undang dasar negara republik indonesia tahun 1945 bahwa pembentukan, pengubahan dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang. Kami cenderung berpendapat mengingat bahwa kementerian negara secara defacto maupun dejure telah ada

9

ketika RUU ini kita bahas dan juga telah ada ketika nanti RUU ini disahkan maka kementerian negara yang ada sekarang ini haruslah dianggap telah terbentuk oleh presiden tanpa harus terikat dengan undang-undang yang sekarang sedang kita bahas ini.

Untuk selanjutnya, undang-undang akan mengatur syarat-syarat pembentukan, mekanisme pembentukan, pengubahan dan pembubarannya beserta konsekuensi­konsekuensinya oleh sebab itu secara substansial karena menyarankan agar rancangan undang-undang ini kiranya dapat dipertimbangkan, baik judul maupun muatan materinya sehingga bukan RUU tentang kementerian negara melainkan rancangan undang-undang tentang pembentukan, penggabungan, dan pembubaran kementerian negara. Kami berpendapat judul dan muatan materi seperti itu lebih sejalan dengan substansi pengaturan pasal 17 ayat 4 Undang-Undang Dasar Negara Republik indonesia tahun 1945, latar belakang perdebatan dalam perumusannya dan lebih sejalan dengan sistem pemerintah presidensial yang kita anut.

Satu hal yang patut menjadi perhatian dan pertimbangan kita bersama ialah bagaimana kita harus menyelesaikan persoalan-persoalan berat yang kini tengah dihadapi oleh bangsa dan negara kita. Perubahan mendasar atas struktur kementerian negara akan menimbulkan problema internal pemerintahan yang tidak ringan bahkan perubahan nomenklatur satu kementerian negara harus segera disusul oleh penyesuaian struktur organisasinya, pengangkatan para pejabatnya, dan penyesuaian anggaran yang akan menyita banyak waktu, tenaga, dan biaya. Jadi kita mengetahui bahwa presiden baru akan dilantik pada tanggal 20 oktober tahun 2009. Sementara pada saat presiden baru dilantik, APBN tahun 2010 telah disahkan oleh presiden sebelumnya dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan kalau presiden harus membentuk kabinet baru dan mencantumkan kementerian-kementerian negara tertentu atau ada kementerian negara yang sudah sesuai dengan undang-undang ini maka kita harus merefisi APBN secara total sebelum presiden itu dapat bekerja. Kita mengetahui juga bahwa satu kementerian dihapuskan nomenklatur berubah maka otomatis pejabat-pejabat dikementerian itu tidak dapat lagi menandatangani surat-surat, tidak dapat mencairkan anggaran di KPN dan sebagainya. Kecuali nomenklatur dirubah, pejabat dilantik lagi dengan berita acara dan kemudian penggabungan-penggabungan serta pembentukan baru itu akan memakan waktu berbula-bulan bahkan bertahun-tahun lamanya.

Sementara pemerintah ditantang untuk segera menyelesaikan masalah-masalah berat yang kita hadapi bersama. Keberlakuan undang-undang yang sedang kita bahas ini harus pula kita dalami dengan sungguh-sungguh masa pemerintahan presiden ini akan berakhir pada tanggal 20 oktober tahun 2009 jika ditengah jalan harus dilakukan penataan terhadap kementerian negara dalam seperti di dalam rancangan undang-undang ini, ketiga kementerian koordinator hapus dsb. beberapa menteri digabung dalam satu departemen, ada yang baru lagi maka seluruh program presiden ini akan mengalami hambatan-hambatan yang serius. Jika struktur ini juga mengalami perubahan besar dan diberlakukan setelah presiden baru dilantik pada tanggal 20 oktober tahun 2009, maka presiden baru itupun akan menghabiskan waktu, tenaga dan biaya untuk melakukan pembenahan internal struktur kementerian negara dan kabinetnya. Pertanyaannya kemudian adalah berapa banyak waktu yang tersisa bagi presiden itu untuk menyelesaikan masalah-masalah berat yang dihadapi oleh bangsa dan negara kita.

10

Saudara pimpinan dan anggota pansus yang terhormat, demikianlah pandangan umum kami terhadap rancangan undang-undang kementerian negara ini untuk jadi bahan pemikiran dan renungan kita bersama sebelum kita masuk ke dalam pembahasan substansi rancangan undang-undang ini. Atas perhatian saudara pimpinan dan anggota pansus yang terhormat saya ucapkan terima kasih dan saya menandatangani ini atas nama Presiden Republik Indonesia. Kami ingin menyampaikan sedikit saran kepada saudara pimpinan mengingat undang-undang dasar mengatakan satu rancangan undang-undang dibahas bersama untuk mendapat persetujuan bersama antara presiden dengan dewan perwakilan rakyat maka saya disini tidak mewakili pemerintah saya hadir disini mewakili presiden republik indonesia supaya menjadi kesepakatan kita agar sesuai dengan undang-undang dasar saya tidak mewakili menteri yang lain, tidak mewakili gubernur, tidak mewakili bupati, yang semuanya itu adalah pemerintah tapi saya hadir disini dengan mandat khusus presiden oleh karena itu saya bertindak untuk dan atas nama presiden republik indonesia bukan atas nama pemerintah, demikian koreksi kami saudara ketua.

KETUA RAPAT : Terima kasih saudara Menteri Sekretaris Negara yang mewakili presiden Republik

Indonesia. Yang tentunya ibu dan bapak anggota pansus yang kami hormati, tanggapan umum dari pemerintah ini telah kita dengar dan telah kita saksikan dan sesuai dengan mekanisme pembahasan tidak ada tanggapan fraksi-fraksi atas tanggapan umum ini karena kelanjutan dari tanggapan umum ini adalah karena rancangan undang-undang ini sudah kami kirimkan dan surat dari presiden juga sudah ditugaskan dan presiden sudah menugaskan menteri sekretaris negara untuk mewakili dalam pembahasan rancangan undang-undang ini untuk mendapatkan persetujuan bersama maka kelanjutan dari tanggapan umum ini adalah pemerintah dengan segera seperti apa yang disampaikan tadi oleh menteri sekretaris negara dalam waktu yang relatif tidak terlalu lama DIM akan segera diserahkan kepada pansus. Dan DIM yang akan kita terimakan tersebut nanti itu pula yang akan kita bawa ke berbagai universitas dengan melakukan kerjasama dengan 5 universitas. Karena kami melihat dan menangkap nampaknya memang banyak hal yang harus kita perbincangkan, yang harus kita bicarakan, dan saya yakin bahwa apa yang disampaikan oleh menteri sekretaris negara tersebut semua akan secara tekstual tertuang penyikapan itu dalam DIM yang sudah dirumuskan dalam bentuk konstruksi rancangan undang-undang yang sudah kita persiapkan. DIMnya seperti apa, itulah yang mungkin perlu kita dalami, kita pelajari, dan yang selanjutnyapun kita akan sama-sama pemikiran DPR, pemikiran dari pemerintah dalam hal ini presiden yang menugaskan menteri sekretaris negara dengan DIMnya kita akan lihat mungkin kita akan menerima masukan dari berbagai kalangan dan pada akhirnya kami berkeyakinan bahwa rancangan undang-undang ini pada akhirnya juga akan mengambil keputusan. Keputusannya seperti apa, rumusannya seperti apa nanti pada waktunya kita akan masuk sesuai dengan agenda pembahasan yang sudah kita sepakati. Saya kira demikian.

DR. ABDUL GAFUR (F. PG) : Saudara ketua, pikiran presiden yang disampaikan oleh menteri sekretaris negara ini

sangat mendasar. Begitu banyak pertanyaan yang dapat kita gali dan kembangkan bagi kita maka menarik sekali. Oleh karena itu, bisa tidak besok kita perbanyak pandangan ini untuk dibagikan kepada semua anggota pansus, supaya kita juga siap-siap melakukan pembahasan. Terima kasih.

11

KETUA RAPAT : Baik, jadi memang ini rumusan dari Undang-Undang Dasar Pasal 17 kebijakan yang

kontitusional, bahkan saya membaca juga disini hadir saudara Hamdan yang juga sudah posisinya disana, sama-sama juga dengan saya di depan di sini Pak Hamdan, ada Pak Patrialis, dan ada yang lain-lain yang juga risalah-risalah sidang itu kita juga perlu simak dan kita kaji dan kita baca kembali posisi itu. Tapi paling tidak, apa yang disampaikan oleh Pak Gafur, apa yang tadi sudah dibacakan oleh Menteri Sekretaris Negara ini menjadi bagian dari proses penyelesaian rancangan undang-undang tentang kementerian negara tentang format sistem pemerintahan presidensiil ke depan, yang kita semua punya komitmen agar penyelengaraan pemerintahan ke depan itu akan semakin baik. semakin bagus kearah peningkatan kesejahteraan rakyat yang akan dipimpin oleh presiden itu sendiri yang dibantu para menteri­menterinya. Saya kira sebagai catatan, bahan yang sudah disampaikan tadi kami berharap kepada sekretariat untuk tidak menunda besok, kami harapkan pada hari ini juga sudah di foto copykan dan sudah bisa di terimakan pada hari pula kepada seluruh anggota pansus. Saya kira tidak ada hal-hal lain yang ingin disampaikan dari Pak Menteri masih ada yang ingin disampaikan, cukup? Baik dengan mengucapkan Alhamdulillahirabil 'allamin, rapat kerja pada hari ini kami nyatakan di tutup.

Wassalamu'a/aikum. Wr. Wb.

RAPAT DITUTUP PUKUL 16.15 WIB.

KETOK PALU 3 X

Jakarta, Januari 2007

a.n. Ketua Rapat Sekretaris,

Ttd. Ors. Ristam

12

' DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapat ke Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat

Acara

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir

2006-2007 Ill RAKER dengan MENSESNEG

Terbuka Rabu, 15 Maret 2007 Pukul 10.00 WIS s.d. selesai Ruang Rapat Komisi Ill DPR RI Gedung Nusantara II Paripurna DPRRI. Membahas pembentukan Panitia Kerja (PANJA) RUU tentang Kementri::in Negara. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. Ors. Ristam 38 hadir dari 50 Anggota I. Pimpinan Pansus

1. Gunandjar Sudarsa, M.Si. 2. Permadi, SH. 3. H.Maiyasyak Johan, SH.M.H. 4. Dr. H. Achmad Fauzie. S.H. 5. Arbab Paproeka, S.H.

II. ANGGOTA PANSUS A. Fraksi PG

6. Rambe Kamarulzaman, M.Sc. 7. Dr. H. Happybone Zuikarnaen, MS. 8. Ors. Eldie Suwandi 9. GBPH. H. Joyokusumo 10. Ir. Herman Widyananda, S.E.,M.Si. 11. Dr. H.M. Markum Singodimejo 12. H. Mesir Suryadi, S.H. 13. H. Gusti lskandar Sukma Alamsyah, S.E. 14. Ora. Chairunnisa, M.A. 15. Dr. H. Abdul Gafur

B Fraksi PDl-P 16. Dr. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc. 17. Ors. H. Djoemad Tjiptowardojo, M.M. 18. Suwignyo 19. Ors. Yoseph Umar Hadi 20. Taufan Tampubolon, S.E., M.M. 21. Wiliem Tutuarima 22. Ors. H.A. Razak Porosi 23. Jacobus K. Mayong Padang (izin)

C Fraksi PD 24. Syarief Hasan, S.E., M.M., M.B.A. 25. Dr. Benny Kabur Harman, S.H. 26. Ors. ldealisman Dachi

D Fraksi PPP 27. Ors. H. Tosari Widjaya 28. Drs. Arief Mudatsir Mandan, M.Si. 29. Ors. H. Luman Hakiem

E Fraksi PAN 30 Nidalia Djohansyah Makki (izin) 31. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. 32. H. Patrialis Akbar, S.H. 33. H. Hermansyah Nazirun, S.H.

F. Fraksi KB 34. Masduki Baidlowi (izin)

G. Fraksi PKS 35. Aboe Bakar Al-Habsyi 36. Agus Purnomo, S.l.P. 37. Mustafa Kamal S.S. 38. Refrizal

H. Fraksi BPD 39. Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid, M.A. (izin) 40 Jamaluddin Karim, S.H. (izin).

Fraksi PBR 41 H. Ade Daud lswandi Nasution

J Fraksi PDS 42 Carol Daniel Kadang, S.E., M.M.

2

Ill. PEMERINTAH 1. Prof. Yusri\ lhza Mahendra, S.H. (Mensesneg). 2. Abdul Wahid Masru, S.H., M.H, (Deputi PUU Setneg). 3. M. Sapta Murti, S.H., M.A., M.Kn (Setneg). 4. Sumarwoto (Setneg) 5. Hamdan Zoe\va (Setneg) 6. lsmadi A. (Kemeneg PAN) 7. Mulia P. Nasution (Dep.Keu) 8. Wisnu (Setneg) 9. Suhariyono AR (Dep. Hukum dan HAM) 10. K. Suparlan (Kantor Menko Po\hukam) 11. Chairuman Harahap (Kantor Menko Po\kam) 12. Purwastuti (LAN RI) 13. Nasrudin (Setneg) 14. Ors. Legiman, M.Si. (Setneg). 15. Pejabat Perwaki\an Kantor Kemeneg PAN 16. Pejabat Bappenas 17. Pejabatoephan.

KETUA RAPAT (Ors. AGUN GUNANDJAR SUDARSA, M.Si): Sesuai dengan ketentuan Pasa\ 99 rapat kami buka.

( KETUK PALU 1 KALI)

Namun karena belum terpenuhinya ketentuan kuorum sebagaimana diatur di dalam Pasal 99, maka rapat kami tunda selama 20 menit untuk menunggu kehadiran rekan-rekan Anggota Pansus yang lain untuk memenuhi persyaratan kuorum. Jadi rapat kami tunda se\ama 20 menit.

( KETUK PALU 1 KALI )

KETUA RAPAT: Bisa kita mulai Pak? Baiklah \bu dan Bapak Anggota Pansus yang terhormat, Bapak

Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden beserta dengan jajaran pemerintah yang hadir pada kesempatan ini.

Skorsing kami cabut, dan Rapat Kerja dalam rangka membahas Rancangan Undang Undang Kementerian Negara pada hari ini tangga\ 15 Maret 2007 kami nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

( KETUK PALU 1 KALI)

Assalamu'a\aikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Bapak Menteri Sekretaris Negara beserta dengan jajarannya yang kami hormati.

3

Sesuai dengan jadwal-jadwal yang sudah disepakati bersama antara pihak Pemerintah dan pihak Dewan bahwa Rancangan Undang Undang Kementerian Negara yang telah disepakati pada bagian awal kita akan mulai pembahasan yang diharapkan pada akhir masa sidang pada bulan Maret tahun 2007, tepatnya pada tanggal 30 Maret sudah bisa diambil proses pengambilan keputusan di tingkat dua. Namun jadwal tersebut mengalami kemunduran-kemunduran, karena memang beberapa hal yang juga sudah dipahami bersama dan itu disepakati oleh DPR dan Pemerintah dimana DIM yang sudah kita terimakan yang pertama juga membutuhkan pendalaman­pendalaman yang dilakukan o\eh masing-masing fraksi, termasuk juga mengadakan rapat-rapat internal, sehingga baru pada kesempatan pagi hari ini pada tanggal 15 kita bisa melaksanakan Rapat Kerja.

Oleh karena itu dari penjadwalan-penjadwalan yang ada dalam masa sidang ini kita hanya menyisakan kurang lebih lima kali pertemuan dalam kesempatan rapat-rapat Pansus, karena agenda yang telah ditetapkan oleh Bamus, Pansus-Pansus itu bekerja pada hari Rabu dan hari Selasa. Jadi kalau mengikuti penjadwalan yang ada kita akan berakhir pada tanggal 30 Maret, sehingga hanya dalam kurun waktu lima kali pertemuan sepertinya hampir bisa dipastikan tidak mungkin Rancangan Undang Undang ini bisa diselesaikan dalam kurun waktu yang sesingkat itu. Karena masih harus ada Rapat Panja, Rapat Tim Perumus, Rapat Tim Sinkronisasi, dan sebagainya.

Namun demikian, dalam kesempatan rapat internal yang sudah dilaksanakan oleh Pansus pada hari Rabu kemarin perlu kami sampaikan kepada pihak Pemerintah, kepada pihak Presiden yang diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara, bahwa rapat internal kemarin kami telah menetapkan dan memutuskan keseluruhan Anggota Pansus, keseluruhan fraksi sepakat untuk tetap melanjutkan pembahasan ini. Jadi tidak ada satupun fraksi pada kesempatan di Pansus seperti apa yang diramaikan di publik ada kesan yang menolak dan sebagainya. Semua dalam posisi yang sama untuk membahas Rancangan Undang Undang ini.

Adapun dalam catatan rapat internal mengenai substansi, Pansus tetap terbuka. Artinya, bahwa Rancangan Undang Undang yang dipersiapkan oleh DPR adalah sebuah Rancangan Undang Undang yang sedang melalui proses perjalanan yang cukup panjang, yang sesungguhnya itu adalah Rancangan Undang Undang pada waktu masih pemerintahan dipimpin oleh lbu Megawati yang pada tahun periode 1999-2004 yang pada saat itu Rancangan Undang Undang tersebut juga sudah dibentuk pansusnya yang dipimpin oleh Pak Soekardjo dari POI Perjuangan dan salah satu wakilnya Saudara Ferry Mursyidan Baldan dari Fraksi Partai Golkar.

Namun pada periode tersebut, Rancangan Undang Undang ini tidak bisa diselesaikan, sehingga dilanjutkan pada periode DPR tahun 2004-2009 ini, yang telah menghasilkan draft yang draftnya juga sudah diterimakan oleh Bapak Presiden dan telah menetapkan Menteri Sekretaris Negara, dan juga telah menyerahkan Daftar lnventarisasi Masalah yang DIM nya sudah kami terimakan dan sudah kami distribusikan kepada seluruh Anggota Pansus, bahkan ke berbagai pihak pun kami secara terbuka sudah menyampaikan hal ini untuk memerankan peran serta masyarakat dalam ikut memberikan sumbangsih pemikirannya untuk menyempurnakan Rancangan Undang Undang yang sedang dikerjakan ini.

Oleh karena itu, substansi-substansi yang kami maksudkan itu adalah substansi yang bersifat terbuka. Apakah rumusannya seperti draft Rancangan Undang Undang yang diusulkan oleh DPR tentunya akan mengikuti perkembangan-perkembangan dalam pembahasan, karena pada hakekatnya Rancangan Undang Undang ini dalam proses, proses pengambilan keputusan

4

tetap sesuai apa yang sudah ditegaskan dalam konstitusi kita bahwa Undang-Undang itu harus mendapatkan persetujuan bersama antara DPR dengan Presiden. Oleh karena itulah semua fraksi dalam rapat internal kemarin kita bersepakat untuk membahas melanjutkan pembahasan Rancangan Undang Undang ini yang tentunya seperti air mengalir kapan ini akan diselesaikan. Namun target kami tetap, Bapak Menteri Sekretaris Negara, karena Rancangan Undang Undang ini adalah Prolegnas tahun 2007, sehingga diharapkan dalam tahun 2007 ini pula Rancangan Undang Undang ini bisa diselesaikan.

Beberapa hal yang menarik yang mungkin nanti juga akan terkait dalam pembicaraan ketika soal pemberlakuan dan lain sebagainya, itupun masih bersifat terbuka. Menyangkut kelompok, pengelompokkan kementerian, dan lain sebagainya. ltu adalah substansi-substansi yang mungkin nanti juga kami siap untuk membicarakan dalam rangka menyepakati bersama rumusan-rumusan seperti apa, dan Rancangan Undang Undang ini betul-betul bisa menghasilkan sebuah tata kelola pemerintahan yang lebih efisien, lebih efektif dalam koridor sistem pemerintahan presidensil sebagaimana yang ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar. ltu sebagai informasi awal yang perlu kami sampaikan kepada Menteri Sekretaris Negara berkenaan dengan rapat internal yang sudah kami laksanakan pada hari kemarin.

Selanjutnya, juga pada kesempatan ini sesuai dengan mekanisme tata tertib bahwa surat­surat yang masuk juga harus diumumkan, dan untuk itu pada hari ini kami juga telah menerima surat baru dari Pimpinan Fraksi Partai Demokrat dimana ada pergantian Anggota Pansus, dan untuk itu akan kami sampaikan beberapa pokoknya saja. Yang pertama bahwa, satu hari yang lalu dalam rapat internal kemarin kami juga sudah mengumumkan adanya penggantian Anggota, dari Saudara Suryo Supeno itu digantikan oleh Bapak Syarif Hasan. Kami mohon untuk berdiri Pak Syarif.

SYARIFUDDIN HASAN, S.E., M.M., M.B.A. (F·PD) : Assalamu'alaikum Pak Menteri, terima kasih.

KETUA RAPAT: Yang berikutnya untuk hari ini dan juga dari Fraksi Partai Demokrat ada pergantian tiga

anggota, yang semula Bapak Ors. Guntur Sasono digantikan oleh Bapak Benny Kabur Harman, SH, MH. Kemudian yang kedua Bapak Markus Silano, Sip, digantikan oleh Bapak Jhonny Allen Marbun, MM. Kemudian Bapak Haji Dasrul Jabar digantikan oleh Bapak ldealisman Dachi. Untuk itu kami atas nama Pimpinan dan segenap Anggota Pansus mengucapkan selamat datang kepada Bapak-Bapak dari Anggota Pansus yang baru dari Fraksi Partai Demokrat bergabung dalam Pansus kami, mudah-mudahan kehadiran Bapak dapat ikut memberikan pemikiran-pemikirannya sehingga proses pengambilan keputusan itu secara bersama, secara komprehensif mempertimbangkan dan mendiskusikan beberapa hal yang akan kita sepakati bersama.

Demikian, mungkin beberapa hal pengantar dari Pimpinan yang dapat kami sampaikan sebelum kita memulai agenda acara pada hari ini.

Segenap lbu dan Bapak Anggota Pansus yang kami hormati.

Dari meja pimpinan yang hadir saya dengan Bapak Permadi dengan Pak Arbab Paproeka, kemudian Pak Maiyasyak dengan Pak Achmad Fauzi sampai dengan hari ini masih dalam perjalanan jadi masih belum bisa berkesempatan hadir, dan mudah-mudahan dalam perkembangan rapat-rapat pada hari ini beliau juga masih bisa berkenan hadir di tengah kita. Dan

5

juga hadir beberapa Anggota Pansus yang nanti mungkin sesuai dengan agenda pembahasan pada kesempatan pagi hari ini.

Sesuai dengan mekanisme tata tertib, dalam pembahasan kita akan segera memasuki pembahasan Daftar lnventarisasi Masalah yang juga sudah kami terimakan.

Sesuai dengan mekanisme, karena Rancangan Undang Undang ini berasal dan bersumber dari usul DPR, maka tentunya Daftar lnventarisasi Masalah ini dilakukan dikerjakan oleh pemerintah. Oleh karena itu pada bagian awal kami tetap memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk memberikan beberapa penjelasan-penjelasan tambahan kalau memang masih diperlukan. Setelah itu mungkin memberikan kesempatan kepada fraksi-fraksi untuk memberikan respon, apakah itu dalam bentuk tanggapan, pikiran, termasuk pertanyaan atau klarifikasi, dan untuk itu nanti selanjutnya di respon kembali oleh pihak pemerintah dan dikembalikan lagi kepada fraksi.

Mekanisme tata tertib yang sudah disepakati antara DPR dengan pihak presiden yang diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara yang pada waktu Rapat Kerja yang lalu bahwa mekanisme pembahasan setiap DIM itu dilakukan dengan mekanisme dua putaran. Setelah dua putaran kalau memang disetujui, ya mungkin kita akan tetapkan, kalau tidak disetujui kalau bersifat redaksional bisa ke Tim Perumus, kalau masih sifatnya substantif apakah akan didelegasikan ke Panja, apakah akan di pending, itu adalah bagian-bagian alternatif yang bisa diputuskan dalam setiap pembahasan DIM.

Demikian dan sebelum kepada segenap anggota, kami lebih dulu mempersilakan dari Pimpinan mungkin ada yang ingin disampaikan. Pak Permadi? cukup? Pak Arbab? cukup? Baik.

lbu dan Bapak Anggota Pansus yang kami hormati Kita mulai saja agenda kita pada hari ini dengan membuka halaman pertama.

Drs. LUKMAN HAKIEM (F·PPP): Ketua, saya interupsi teknis saja. lni soal jadwal, tempo hari itukan sudah kita sepakati

pada masa sidang ini disahkan. Tapi sekarang sudah tanggal 15 ini kita baru mulai Raker. Barangkali perlu kita sebelum kita mulai kita tinjau lagi jadwal kita ini, apakah mungkin kita selesaikan dua minggu ke depan. Kalau melihat perdebatannya polemik di koran kayaknya bisa­bisa agak panjang ini. Jadi ada kesepakatan bahwa jadwal yang kemarin itu kita setujui.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Lukman.

Seperti apa yang kami sampaikan tadi Pak Menteri, dalam kesepakatan jadwal kita memang kita sepakati pada tanggal 30 ini sudah diambil proses pengambilan keputusan, namun senyatanya Rapat Kerja baru bisa kita mulai pada tanggal 15 ini. Jadi kalau melihat panjadwalan hari Rabu itu tinggal menyisakan dengan hari ini itu lima kali, jadi masih ada empat hari lagi untuk jadwal Pansus. Oleh karena itu kami mengusulkan jadwal ini tetap kita pergunakan, jadi agak fieksibel begitu usulan kami pak, tapi nanti kami serahkan kembali kepada pemerintah. Kami tidak akan memutuskan sepihak karena jadwal ini juga menjadi bagian yang harus disepakati.

6

Tawarannya adalah bahwa substansi-substansi yang harus diputuskan ini karena ada semacam perbedaan visi antara pihak DPR dengan Presiden dalam membuat Rancangan Undang Undang ini, kami pikir banyak sekali substansi-substansi yang perlu melakukan pendalaman­pendalaman lebih dahulu, sehingga kami mengusulkan bagaimana kalau untuk yang jadwal sampai dengan masa sidang ini semua kita gunakan untuk rapat-rapat kerja, hak rapat kerja untuk mendalami berbagai substansi-substansi yang ada. Tentunya catatan-catatan substansi itulah yang nanti akan kita follow up selanjutnya. Kita tidak bisa memprediksi, karena kita juga tidak mungkin mengeintervensi gagasan, pikiran, ide, yang ada di pihak Presiden yang diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara.

Mudah-mudahan saja Pak Lukman, kalau tiba-tiba ada sesuatu yang mungkin ternyata bisa sejalan dengan pikiran Dewan kan tidak menutup kemungkinan. Bahkan bisa saja tidak perlu rapat Panja ternyata dalam Rapat Kerja selesai semua kan juga itu bisa. Jadi kita prioritaskan untuk Rapat Kerja, artinya bahwa itu semua ada jadwal lima hari kita gunakan untuk rapat-rapat kerja terlebih dahulu. Toh pada akhirnya kalau rapat kerjanya juga sudah tidak punya agenda artinya kita harus merubah kembali. Jadi kami usulkan tetap fleksibel. Namun demikian sebelum kepada pihak pemerintah, kami minta untuk merespon soal ini dulu. Pak Syarif ada? Silakan Pak.

SYARIFUDDIN HASAN, S.E., M.M., M.B.A. (F·PD): Terima kasih Pimpinan.

Saya setuju bahwa time schedule itu tidak perlu harus seketat itu, karena kalau seketat itu saya pikir akan terjadi suatu keputusan yang sifatnya rush. Seperti yang saya jelaskan kemarin bahwa, materi pembahasan ini pada dasarnya kami setuju. Tetapi saya melihat content daripada usulan Rancangan Undang Undang ini masih perlu banyak yang harus kita bicarakan bersama. Jadi saya setuju kalau kita fleksibel dan tidak perlu rush, karena baik pemerintah maupun kita juga masih banyak yang harus kita diskusikan bersama.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPA T : Jadi kita tetap fleksibel, jadi hanya ada lima hari dengan hari ini kita prioritaskan untuk

rapat-rapat kerja untuk membahas, menyamakan beberapa gagasan pikiran-pikiran kita, nanti mekanisme selanjutnya bisa kita putuskan kemudian. Untuk yang ini dulu mungkin kami minta tanggapan dari pemerintah.

PEMERINTAH I MENTER! SEKRETARIS NEGARA ( Prof. Dr. YUSRIL IHZA MAHENDRA, S.H.) : Terima kasih Saudara Ketua. Saudara-saudara para Anggota Pansus yang terhormat.

Kami terima kasih diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan mengenai waktu pembahasan dari seluruh Rancangan Undang Undang ini yang pada hemat kami sependapat dengan para anggota yang lain, Pak Lukman maupun Pak Syarif. Bahwa sebaiknyalah kita tidak tergesa-gesa menyelesaikan Rancangan Undang Undang ini karena mungkin terikat dengan masa reses ini harus selesai dan sebagainya, oleh karena memang kita memerlukan pendalaman, diskusi yang lebih mendalam dalam rangka membahas Rancangan Undang Undang ini sehingga kita menghasilkan sesuatu yang terbaik. Dan memang juga dari segi pengaturannya pun bukan sesuatu yang mendesak harus kita laksanakan sekarang, tetapi memang kapan akan diberlakukan

7

tergantung dari pembahasan kita dalam rapat-rapat sekarang ini. Mudah-mudahan kita dapat menyusun suatu waktu yang fleksibel yang lebih tenang.

Dan kami mohon maaf juga karena kami sendiri ditunjuk Presiden untuk mewakili beliau membahas Rancangan Undang Undang ini, sementara saya harus berbagi waktu antara membahas Rancangan Undang Undang ini dengan tugas-tugas di Sekretariat Negara yang tidak seluruhnya dapat saya tinggalkan, oleh karena seperti kita maklum tugas-tugas Sekretariat Negara terkait langsung dengan tugas-tugas Presiden, jadi kalau disini mandat itu akan mengganggu kelancaran dari tugas-tugas Presiden juga, karena itu kami mohon ada waktu yang cukup fleksibel bagi kita, lebih tenang, lebih dalam mendiskusikan materi-materi ini, sehingga nanti kita harapkan akan menghasilkan suatu yang terbaik bagi kita semua. Terima kasih Saudara Ketua.

KETUA RAPAT: Saya rasa kita bisa menyepakati, jadi artinya soal jadwal ini kita tetap terbuka. Jadi lima

hari ini kita prioritaskan untuk melakukan proses pembahasan yang mendalam. Yang jelas Pak Menteri, waktu jadwal kita itu Rabu dan Kamis saja, jadi tidak setiap hari kita mengadakan Rapat Kerja, karena memang Anggota DPR pun harus bekerja untuk Undang-Undang yang lain. Saya kira itu dulu yang pertama ya, setuju ya ?

(RAPAT : SETUJU) (KETOK PALU IX)

Baiklah dengan demikian nampak bahwa sesungguhnya opini yang berkembang di publik kalau ada kesan mengatakan bahwa Rancangan Undang Undang ini ditolak oleh pemerintah atau fraksi-fraksi juga ada yang menolak, sebetulnya itu hanya berita di media massa saja. Yang senyatanya faktanya bahwa pemerintah sudah menetapkan Menteri yang mewakili Presiden, senyatanya juga Rapat Kerja sudah berlangsung, bahkan DIM pun sudah kita terima. Artinya, mekanisme ini tetap berjalan.

Dan kita semua sepakat bahwa kita ingin menghasilkan sebuah Undang-Undang yang betul-betul akan menata kehidupan kenegaraan kita yang bisa lebih akomodatif, yang lebih baik untuk kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Saya kira itu dibagian awal.

Baiklah lbu dan Bapak Anggota Pansus yang kami hormati, Bapak Menteri Sekretaris Negara dengan jajarannya yang kami hormati. Memasuki agenda pembahasan pada hari ini kita bisa melihat di Daftar lnventarisasi Masalah. Yang kita mulai sesuai dengan mekanisme tata tertib sebetulnya kami melihat seharusnya bahwa substansi-substansi yang rumusannya sudah tetap itu bisa diketok lebih dulu. Namun nampaknya hal ini sulit untuk kami lakukan, karena antara DIM yang satu dengan DIM yang lain, karena banyak sekali dari DIM pemerintah ini yang sarannya ada dihapus dan sebagainya, itu ternyata terkait substansi yang satu dengan substansi yang lain. Sehingga pada posisi ini kita seperti air mengalir saja, tidak usah terburu-buru, tidak usah rusuh­rusuh, lebih baik kita menatanya dari awal dengan membicarakan pertamakali tentang judul.

Jadi judul Rancangan Undang Undang dari DPR itu di DIM Nomor 1 'Tentang Kementerian Negara'. Sementara judul dari pemerintah itu 'Tentang Pembentukan, Pengubahan, dan Pembubaran Kementerian Negara'. Yang ini memang agak sedikit berbeda ketika kita melihat rumusan yang ada di dalamnya. Konsekuensinya dari DPR implikasinya seperti yang tertuang dalam draft, begitu pula dari usul perubahan yang disampaikan oleh pemerintah. Untuk sementara dengan melihat DIM seperti yang sudah juga kita bisa lihat dari DIM ini. Oleh karena itu mungkin

8

untuk lebih memperjelas pemahaman dari segenap Anggota Pansus, mungkin secara gamblang, secara umum bisa digambarkan dipaparkan lebih dulu oleh pihak Menteri Sekretaris Negara, termasuk pada akhirnya pemilihan penetapan terhadap judul yang dilakukan oleh pemerintah. Kami persilakan kepada Menteri Sekretaris Negara.

RAMBE KAMARUL ZAMAN, MSc. (F.PG) : lnterupsi Ketua.

KETUA RAPA T : Sebentar Pak Menteri, ada interupsi. Silakan Pak Rambe.

RAMBE KAMARUL ZAMAN, MSc. (F.PG) : Saya kira sudah banyak klarifikasi yang disampaikan oleh Saudara Ketua. Oleh karena itu

sudah tempatnya sebelum kita masuk pada pembahasan satu persatu, ini memang karena ini dari DPR, pemerintah mengajukan DIM. DIM itu pada dasarnya semuanya memang menjadi masalah dianggap oleh pemerintah, sampai pada judu\ juga dirubah. Jadi kita ingin dengar cerita dulu sebenarnya agar jangan me\uas begitu, kita dengar cerita dulu sebab begitu pentingnya tampaknya Undang-Undang ini sampai pikiran-pikiran ini harus dikoordinasikan dalam Rapat Kabinet. Begitu pentingnya ini Undang-Undang yang maha penting.

Oleh karena itu Saudara Ketua, secara umum dulu dijelaskan kenapa bisa masalah­masa\ah yang diajukan oleh pemerintah dari acuan yang disampaikan oleh DPR sebagai Rancangan Undang Undang terjadi seperti ini perubahannya. Jadi dasar pemikirannya. Sebab kalau kita nanti masuk langsung kepada kenapa harus perubahan judul begitu, kita tidak tahu persis persoalan-persoalan yang kita beda persepsi didalamnya, itu agak merepotkan nanti kita. Jadi ini dulu disampaikan oleh pemerintah karena ini terbuka. Seperti yang dikatakan oleh Saudara Ketua tadi 'tidak mungkin ini ditolak oleh pemerintah'. Karena perintah Undang-Undang Dasar bagaimana ditolak, dan sudah diajukan juga untuk DIM nya untuk siap dibahas. DIM sudah masuk, tapi DIM ini latar belakangnya bagaimana. Saudara Ketua, saya kira kita ingin dengar dari pemerintah. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Rambe.

Saya rasa tidak ada beda dengan apa yang saya sampaikan. Tadi juga saya meminta kepada Menteri Sekretaris Negara untuk menggambarkan lebih dulu secara umum tentang Rancangan Undang Undang DIM yang disampaikan oleh pemerintah itu yang pada akhirnya nanti menukik sampai pada pilihan judul itu. Kami persilakan Bapak Menteri Sekretaris Negara.

PEMERINTAH I MENTER! SEKRETARIS NEGARA: Terima kasih Saudara Ketua. Memenuhi harapan Pak Rambe Kamarulzaman, kami menjelaskan dengan serba ringkas

\atar belakang penyusunan DIM sekarang ini.

Kalau kita tarik jauh ke belakang pada waktu pembentukan pemerintahan yang baru dibawah Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, memang pemerintah telah merumuskan satu rencana program legislasi dari internal pemerintah. Pada waktu itu kami menitipkan kepada Menteri Hukum dan HAM yang mewakili pemerintah dalam rapat-rapat Sadan Legislasi agar dua Rancangan Undang Undang itu inisiatifnya diajukan oleh presiden, yaitu Rancangan Undang

9

Undang tentang Kementerian Negara dan Rancangan Undang Undang tentang yang belakangan menjadi Dewan Penasehat Presiden dan Pertimbangan Presiden.

Oleh karena memang kalau dilihat pada titik berat siapa yang menangani langsung, berkaitan langsung, atau berkepentingan langsung dengan lahirnya Undang-Undang itu, walaupun semua pihak tentu dapat mengatakan mereka berkaitan dan berkepentingan langsung, sebenarnya adalah presiden sendiri, karena presiden lah yang akan menggunakan para penasehat atau para pemberi pertimbangan itu, dan karena itu presiden pulalah yang akan membentuk kabinet, bukan siapa-siapa, karena itu lebih baik inisiatifnya itu datang dari presiden. Tetapi Menteri Hukum dan HAM melaporkan bahwa dalam rapat-rapat Baleg usul itu tidak disetujui. Jadi Baleg tetap menghendaki asal-usul inisiatif dua hal ini datang dari DPR sendiri. Dan karena itu kami menunggu cukup lama, sampai akhirnya beberapa waktu yang lalu DPR telah mengajukan inisiatif tentang Undang-Undang yang kemudian menjadi Undang-Undang tentang Dewan Pertimbangan Presiden dan kemudian Rancangan Undang Undang tentang Kementerian Negara sekarang ini.

Setelah datangnya usul inisiatif itu sebagaimana biasanya Sekretariat Negara menerima surat dari Pimpinan DPR dan kami menganalisis apa yang disampaikan itu, dan menyampaikan saran-saran dan masukan kepada presiden bagaimana langkah-langkah menyikapi Rancangan Undang Undang yang diajukan ini. Pada akhirnya presiden memutuskan untuk menunjuk hanya kami sendiri, Menteri Sekretaris Negara, untuk mewakili beliau dalam membahas Rancangan Undang Undang ini dengan pesan untuk menelaah lebih mendalam dari sudut konstitusi dan semua peraturan perUndang-Undangan yang berlaku, dan kemudian mengkoordinasikan dengan menteri-menteri yang lain yang relevan dalam rangka menyusun pendirian pemerintah terhadap Rancangan Undang Undang Kementerian Negara ini.

Kami beberapa kali mengadakan rapat pada level eselon satu, eselon dua juga ada yang hadir dari beberapa departemen dan kementerian negara yang terkait, mendiskusikannya pada level menteri koordinator. Dan pada akhirnya kami sendiri yang menyarankan kepada Presiden supaya sebelum kami membahas materi Rancangan Undang Undang ini ada baiknya diadakan Rapat Kabinet untuk membahasnya sehingga seluruh menteri, seluruh anggota kabinet memahami betul apa yang menjadi pendirian pemerintah dalam menyikapi Rancangan Undang Undang ini. Memang tidak sempat terlaksana rapat kabinet paripurna untuk membahas materi ini, tetapi dilaksanakan rapat kabinet terbatas. Mereka yang hadir diUndang oleh sekretaris kabinet, dan kepada kami diberi kesempatan untuk memberikan pandangan, tanggapan, yang disampaikan kepada seluruh peserta, dan kami juga mendengar masukan-masukan. Dan rapat itu juga dihadiri oleh Presiden dan oleh Wakil Presiden. Dan setelah itu dilakukan perbaikan-perbaikan sampai sebelum diserahkan ke DPR, kami sendiri masih menghadap Presiden untuk meminta penegasan beliau tentang beberapa hal yang akan dijadikan pendirian pemerintah dalam menyikapi Rancangan Undang Undang ini. Sampai akhirnya DIM siap dikirimkan kepada Pansus beberapa waktu yang lalu. Dan pemerintah memang mempunyai satu pendirian, jadi pemerintah satu dalam hal ini dan tidak terpecah-pecah pendiriannya. Dan karena memang kami harus mewakili Presiden, maka kami akan melapor kepada Presiden setiap ada hal-hal yang mungkin berbeda daripada apa yang telah disepakati pemerintah dalam menyusun DIM dari Rancangan Undang Undang sekarang ini.

Kami juga ingin mengklarifikasi apa yang diberitakan oleh media massa bahwa 'pemerintah menolak Rancangan Undang Undang ini'. ltu bukan merupakan satu statement yang datang dari pemerintah. Kami sungguh-sungguh menyadari dan kami juga kadang-kadang mengingatkan rekan-rekan para menteri yang lain yang tidak setuju terhadap satu Rancangan

10

Undang Undang, kami tetap mengatakan bahwa kalau pemerintah menolak Rancangan Undang Undang itu maka penolakan itu harus diungkapkan di dalam sidang. Dan saya memberitahu kepada mereka bahwa dalam sejarah republik, saya pernah satu kali menolak RUU yang diajukan oleh DPR, yaitu RUU tentang Pembentukan Pelabuhan Bebas Batam, dan itu pertamakali terjadi dalam sejarah pemerintah menolak untuk mengesahkan Rancangan Undang Undang itu. Jadi tidak mungkin pemerintah menolak di luar sidang, kalau akan ditolak pasti akan di dalam sidang. lnilah sekedar penjelasan kami Saudara Ketua, dan kami ucapkan terima kasih.

KETUA RAPAT: Mungkin Pak Menteri, kami mintakan itu tentang proses mungkin yang bersifat

substansial terhadap DIM Nomor 1 ini kami minta tambahan-tambahan penjelasan, sehingga langsung pada penetapan judul tentang 'Pembentukan'. Karena dalam rapat internal kami juga memang ada beberapa hal yang juga perlu mendapatkan pendalaman-pendalaman lebih jauh dari Rapat Pansus ini, karena dalam rapat internal kami juga berbicara tentang berbagai kemungkinan­kemungkinan yang terjadi yang berkenaan dengan Rancangan Undang Undang ini. Namun pemahaman tentang 'Pembentukan, Pengubahan, dan Pembubaran Kementerian' itukan lebih pada posisi sesungguhnya kelembagaan.

Kelembagaan yang akan dibentuk ini adalah kelembagaan tentang kementerian. Kementeriannya itu sendiri dalam format benak pemikiran Pansus itu adalah kementerian yang memang dalam Undang-Undang ini sudah juga tertera seperti apa, walaupun dari pihak pemerintah juga sudah menyebut beberapa kementerian yang juga sudah disebut, seperti Menteri Pertahanan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, termasuk juga ada dalam DIM tentang tetap dibutuhkannya Menteri Koordinasi. ltu yang mungkin dalam Undang-Undang ini secara tersurat dan tersirat di dalam naskah itu jelas dalam Undang-Undang ini. Namun diluar itu semua, ini yang mungkin juga pembentukannya seperti apa, karena ini akan berimplikasi dengan posisi kementerian yang hari ini berkenaan dengan pemberlakuan.

Jadi banyak sekali hal yang berkembang seperti ini, sehingga persoalan judul ini ruang lingkupnya seperti apa mungkin ini yang kami mohonkan beberapa penjelasan tambahan yang tentunya nanti fraksi-fraksi akan juga ikut memberikan share terhadap substansi tersebut. Kami persilakan Pak.

PEMERINTAH/MENTERI SEKRETARIS NEGARA: Terima kasih Saudara Ketua.

Memang kalau kita melihat DIM yang kami ajukan itu dari DIM 1 pun sudah mengajukan perubahan. Memang tidak lazim hal seperti ini terjadi, namun kami menganggap bahwa substansi dengan Rancangan Undang Undang yang sangat penting dan sehingga kita berharap bahwa seluruh isi dari Rancangan Undang Undang ini apabila nanti telah diUndangkan menjadi Undang­Undang benar-benar sesuai dengan ketentuan-ketentuan di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Pada waktu kami menyampaikan tanggapan umum atas nama Presiden terhadap Rancangan Undang Undang ini beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 24 Januari 2007 yang lalu, kami telah menelaah dengan seksama perdebatan-perdebatan, baik di dalam panitia adhoc Majelis Permusyawaratan Rakyat, atau juga di dalam Badan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat, tentang apakah yang menjadi latar belakang pokok pikiran dan suasana kebathinan dari

11

lahirnya ketentuan-ketentuan di dalam Pasal 17 dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada waktu dilakukan proses amandemen.

Dari telaah itu kami sampai pada kesimpulan bahwa para pembuat Undang-Undang Dasar sebenarnya sebagian besar mereka berkeinginan untuk merumuskan tentang bagaimanakah mekanisme syarat-syarat dan tata cara pembentukan, pengubahan, dan pembubaran dari kementerian negara dengan beberapa kasus-kasus konkret yang terjadi pada masa Presiden Abdurrahman Wahid pada waktu itu yang banyak sekali terjadi perubahan-perubahan pembubaran bahkan penggantian anggota kabinet, sehingga perdebatan-perdebatan itu juga disamping hal-hal yang bersifat teoritis melatarbelakangi rumusan ketentuan amandemen dalam Pasal 17 dari Undang-Undang Dasar itu.

Selain hal ini kita juga menghadapi satu kenyataan bahwa kementerian-kementerian negara itu sudah ada sejak awal kita merdeka pada tahun 1945. Sudah ada kabinet yang pertama diumumkan tanggal 5 September 1945, kemudian diubah dengan kabinet parlementer dan seterusnya sampai sekarang kementerian negara itu sudah ada. Oleh karena itu akan menjadi mudah bagi kita, baik bagi pemerintah sekarang maupun bagi Presiden yang akan datang, jika kita menganggap bahwa seluruh kementerian negara sampai yang terakhir sekarang ini, khususnya adalah kabinet yang dibentuk oleh Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono, itu harus kita anggap sebagai sudah terbentuk. Untuk selanjutnya barulah kita membicarakan bagaimana pengubahan, pembubaran, dan penggabungan atau juga pembentukan kementerian negara yang baru. Sebab kita tidak menyusun Undang-Undang ini dengan anggapan bahwa kementerian negara itu belum ada. Dia sudah ada, tapi bagaimana mengubahnya. Dan ini juga akan memudahkan bagi presiden yang akan datang, siapapun dia, untuk membentuk pemerintahan dalam waktu yang singkat setelah beliau itu nanti dilantik sebagai presiden dalam hasil pemilihan umum tahun 2009 dan periode-periode berikutnya bahwa ini sudah ada.

Tapi kalau mau dibentuk yang baru atau mau diubah atau mau dibubarkan, maka akan sangat memudahkan bagi presiden itu. Daripada memang kalau kita mengikuti seluruh draft Rancangan Undang Undang ini bahwa misalnya pembentukan yang baru memerlukan dari persetujuan DPR yang sangat tidak mungkin bagi presiden itu dapat melaksanakannnya. Oleh karena presiden bisa terpilih tetapi beberapa kementerian tidak dapat dibentuk karena belum ada persetujuan DPR dan sebagainya, padahal presiden harus berfokus untuk melaksanakan tugas­tugasnya seperti yang telah dia kampanyekan dalam kampanye pemilihan presiden seperti biasanya. Karena itu memang dengan cara berpikir seperti ini maka kita akan menjadi lebih mudah membahas Rancangan Undang Undang ini.

Yang kedua, selain dari soal itu kami juga memfokuskan perhatian kepada nama-nama kementerian yang dirumuskan oleh RUU sekarang ini, baik klasifikasi kementerian negara ke dalam tiga kelompok maupun juga nomenklatur dari kementerian negara-kementerian negara itu sendiri.

Kalau kita lihat kabinet sekarang sudah dibentuk oleh presiden berdasarkan Keputusan Presiden. Andaikata Undang-Undang ini kita sahkan dalam periode sekarang ini, maka tentu akan menghambat program-program presiden yang sudah dikampanyekan dalam pemilihan presiden maupun sudah dituangkan di dalam RPJM yang disahkan oleh presiden, karena presiden sudah mempunyai program dan telah menyusun kementerian-kementerian negara yang kalau kita lihat beberapa tidak ada pada kabinet sebelumnya seperti Kementerian Negara Perumahan Rakyat, Kementerian Negara Pemuda dan Olah Raga, tidak ada sebelumnya. Tapi karena presiden

12

mempunyai program untuk itu, maka dia merasa perlu untuk membentuk kementerian untuk mewujudkan program yang sudah dikampanyekan kepada rakyat dalam pilpres itu.Kalau sekarang ini kita mengikuti sekiranya pemerintah setuju dengan usulan inisiatif DPR kementerian negara seperti ini, maka akan terjadi pembubaran beberapa kementerian negara, akan terjadi pemisahan, dan mungkin juga akan terjadi penggabungan. Dari sudut waktu, hal ini bukan saja akan menghambat program kerja presiden, tapi juga akan berimplikasi kepada persoalan-persoalan birokrasi, keuangan, kepegawaian dan sebagainya-sebagainya yang jauh lebih rumit daripada apa yang kita perkirakan. Saya ingin memberikan satu contoh berdasarkan pengalaman. Di masa yang lalu ketika kami memimpin departemen yang lain, pernah tiga kali terjadi perubahan kementerian. Pertama, dari Departemen Kehakiman menjadi Departemen Hukum dan PerUndang-Undangan, kemudian berubah lagi menjadi Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia. Begitu terjadi perubahan nama pertama dari Kehakiman ke PerUndang-Undangan, maka nomenklatur harus berubah, semua kop surat harus berubah, semua stempel harus berubah, semua badge pegawai penjara dan imigrasi harus berubah, semua papan nama kantor dari kantor pusat sampai ke penjara di kecamatan harus berubah, dan itu menghabiskan anggaran tidak kurang dari 20 miliar hanya untuk merubah itu saja.

Belum lagi kita harus mereorganisasi, menata ulang, itu masih pakai nomenklatur yang lama untuk mencairkan uang di Kantor Perbendaharaan Negara saja sudah jadi masalah. Begitu juga ketika melakukan penegakkan hukum pun jadi masalah karena sudah lain nomenklaturnya. Pejabatnya pun harus dirubah, harus dilantik kembali, disahkan kembali, dan itu akan memakan waktu satu tahun-dua tahun akan habis waktu hanya untuk menangani ini, sehingga kalau kabinet sekarang ini harus dirubah sesuai dengan rancangan ini kalau kita sepakati, maka akan timbul persoalan-persoalan seperti itu. Yang diusulkan disini Departemen Keuangan dipecah dua, Departemen Keuangan dan Departemen Perbendaharaan Negara, dan diperkirakan akan habis waktu dua setengah tahun bagi presiden sekarang ini menjalankan masa bakti hanya akan terlibat menangani soal-soal seperti ini yang berakibat program presiden itu tidak dapat terlaksana dengan baik seperti yang kita harapkan bersama.

Kesulitan-kesulitan seperti ini tidak hanya akan dialami oleh presiden sekarang, tapi juga akan dialami oleh presiden yang akan datang, siapapun orangnya yang terpilih pada waktu yang akan datang itu, karena memang harus merubah nomenklatur kembali, menggabungkan, harus membubarkan kalau perlu dan lagi-lagi saya katakan bukan saja menimbulkan masalah birokrasi, masalah keuangan, dan masalah kepegawaian yang rumit, tetapi juga sekaligus dapat menimbulkan hambatan bagi presiden untuk melaksanakan tugas-tugasnya.

Karena itulah latar belakang mengapa DIM disusun seperti ini, kenapa pemerintah kemudian tidak menyetujui adanya nomenklatur-nomenklatur kementerian, apalagi disini tidak ada lagi Kementerian Koordinator. Oleh karena memang justru satu hal yang sering disoroti oleh kita bersama adalah masalah koordinasi, dan kadang-kadang sangat sulit bagi presiden untuk mengkoordinasikan begitu banyak bidang di dalam pemerintahan. Dan seperti sekarang ini ada tiga menteri koordinator yang sebenarnya hanya tugasnya itu melakukan rapat-rapat koordinasi saja, dan menteri koordinator itu sama sekali tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan apapun kecuali melakukan koordinasi, dan hasil koordinasi itu dilaporkan kepada presiden. Dan tetap dianggap bahwa menteri-menteri koordinasi itu tetap perlu ada. Dan kita ingat sejak zaman kabinet parlementer itu Perdana Menteri didampingi, bahkan pernah oleh tiga wakil perdana menteri, yang wakil perdana menteri itu sebetulnya memainkan peran kira-kira hampir sama dengan menteri koordinator sekarang ini mengkoordinasikan bidang-bidang tertentu. Dan sejak kita kembali ke UUD 1945 tahun 1959 pun Presiden Soekarno juga pada waktu itu

13

mengadakan jabatan kementerian koordinator itu sampai kepada kabinet Presiden Soeharto dan sampai kepada presiden yang terakhir untuk koordinasi itu. Jadi kami berpendapat bahwa, kita serahkanlah kepada presiden apakah presiden perlu membentuk menteri koordinator atau tidak. Karena itu kita memberikan satu perumusan yang lebih lunak bahwa 'untuk mengkoordinasikan penye/enggaraan pemerintahan, presiden dapat membentuk kementerian koordinator' misalnya, jadi tidak merupakan sesuatu yang mutlak mengikat presiden harus atau tidak harus mengadakan kementerian koordinator itu, yang semuanya kita serahkan kepada kebijakan presiden dalam membentuk kabinet.

lnilah Saudara Ketua, sekedar latar belakang kami dalam menyusun DIM ini. Dan hal-hal yang lain tidak perlu kami jelaskan lagi oleh karena telah dituangkan di dalam tanggapan umum terhadap Rancangan Undang Undang ini yang sebenarnya lebih banyak berisi latar belakang sejarah dan landasan teoritis kami dalam menyusun rancangan DIM yang diserahkan sekarang ini. Terima kasih Saudara Ketua.

KETUA RAPAT : Terima kasih Bapak Menteri Sekretaris Negara.

Dan nampaknya dari apa yang sudah dijelaskan oleh Saudara Menteri ini akan mempermudah bagi Pansus di dalam merespon menanggapi berbagai agenda pembahasan dalam DIM yang sudah kita terimakan ini. Oleh karena itu kepada masing-masing fraksi, kami nanti akan mintakan tanggapan pemikiran, termasuk juga mungkin sedikit beberapa yang bersifat pertanyaan, karena memang beberapa perkembangan yang juga perlu kita sepakati bersama nampaknya soal masalah pemberlakuan yang tadi banyak disampaikan menimbulkan kesulitan, kemudian juga dengan kondisi kementerian yang sudah ada juga harus sudah dianggap sudah dibentuk, karena apakah ini memang bisa akan kita terimakan seperti ini atau seperti apa. lni akan menjadi bagian­bagian di awal Rapat Kerja ini. Mungkin yang dikatakan tadi oleh Saudara Rambe, kami mempersilakan secara umum katakanlah, yang pada akhirnya kita juga perlu menjelaskan kepada pihak pemerintah kenapa juga Pansus begitu mengambil judul yang lebih luas tentang kementerian, ini juga yang mungkin perlu diketahui, didalami oleh pihak pemerintah sehingga nanti bisa kita lakukan pendalaman-pendalaman lebih lanjut.

Baiklah untuk putaran pertama kita mulai sesuai dengan urutan fraksi saja ya, baik kami persilakan dari Fraksi Partai Golkar Pak Gafur, silakan.

Dr. ABDUL GAFUR (F-PG) : Saudara Ketua, Saudara Menteri dan seluruh jajaran yang saya hormati. Para rekan-rekan sekalian Pansus Kementerian Negara. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah akhirnya setelah tertunda beberapa kali Rapat Kerja yang penting ini dapat

terlaksana pada hari ini.

Yang kedua, kita terima kasih juga kepada pemerintah, dalam hal ini Saudara Menteri yang mewakili Presiden, telah memberikan penjelasan kembali mengenai apa yang menjadi pikiran pemerintah dan sedikit riwayat mengapa hal ini sampai dibicarakan dalam kabinet. Dan sepanjang pengetahuan saya, tidak ada satu RUU dari sini yang dibicarakan oleh kabinet terkecuali yang satu ini. Karena barangkali begitu pentingnya dan dia menyangkut masalah subyektifitas, ini sudah pasti, karena ada menteri-menteri yang membaca RUU ini merasa akan hilang dan sebagainya. Padahal yang kita berpikir disini sebagai negarawan-negarawan kita berbicara bukan hari ini,

14

bukan selama Presiden Soesilo Bambang Yodhoyono. Yang kita mau berbicara Indonesia ke depan setelah tahun 2009 itu bagaimana kita mau melihat kelanjutan daripada reformasi ini berjalan. Termasuk didalamnya reformasi birokrasi yang sampai sekarang ini belum berjalan.

Jadi Saudara Menteri, dari fraksi kami setelah mendalami dan membaca DIM yang diajukan oleh pemerintah terus terang kami agak terkejut, karena dari RUU ini dan masuknya DIM dari pemerintah kita hanya mempunyai satu kalimat seperti digunakan anak-anak remaja di luar 'kejamnya bukan main' begitu istilahnya, kejam ini karena hampir-hampir mau dipangkas habis, sehingga RUU yang dari inisiatif DPR ini hampir-hampir tidak punya harganya, tapi Alhamdulillah seperti penjelasan Saudara Menteri tadi ini tidak di tolak. Karena ada berita pemerintah menolak itu sumber lain, kami juga mengetahui itu, itu sumber lain.

Dari penjelasan Saudara Menteri tadi kami catat ada empat hal yang barangkali bisa kita bicarakan menyangkut masalah judulnya, kemudian persoalan pembentukan, pengubahan, dan pembubaran. Dan kemudian yang tadi agak memperoleh penekanan persoalan pemberlakuannya, ini yang tadinya agak ditekankan dengan penjelasan nanti kalau itu terjadi maka akan mempunyai dampak yang dahsyat akan keluaran dana yang begitu besar. Maka saya mulai dari situ Saudara Ketua. Fraksi kami sudah bertekad di dalam pembahasan RUU ini kita jangan ngotot-ngototan. Pemerintah tidak boleh ngotot, DPR tidak boleh ngotot, karena ini kepentingan negara dan bangsa. Kita adu argumentasi sesuai dengan sejarah republik ini yang lahir sejak proklamasi sampai sekarang dan bagaimana dia ke depan, bagaimana kepentingan negara bangsa kita. Maka fraksi kami sudah menekankan bahwa masalah pemberlakuan itu bisa dibahas. Kita tidak bermaksud memberlakukan pada saat Undang-Undang ini disahkan lalu dia setelah satu tahun berlaku. Bukan itu Saudara Menteri. Barangkali dalam satu tahun itu dia mulai berlaku, pemerintah mempersiapkan segala sesuatunya, mempersiapkan segala perangkat-perangkat yang bagaimana supaya presiden 2009 yang terpilih dia sudah punya buku pintarnya, sudah punya payung hukumnya, sudah mempunyai peraturan-peraturan dan segala macam itu. Jadi tolong sampaikan bahwa kita tidak bermaksud, terutama fraksi kami, tidak menekankan bahwa begitu satu tahun harus berlaku, tahun 2008 harus berlaku. Kalau itu kejadian, maka kacaulah republik ini, dan itu lnsya Allah tidak akan pasti terjadi begitu. ltu yang pertama. Persoalan Saudara Menteri mengatakan tentang pembentukan sudah dengan sendirinya. lzinkanlah saya untuk sedikit menarik kita kebelakang kembali dalam sejarah pembentukan kabinet-kabinet kita sejak kita proklamasi sampai sekarang ini.

Saudara Menteri, sejak kita merdeka sampai sekarang ini sudah ada 37 kabinet yang dibentuk. Satu diantaranya kabinet darurat dipimpin oleh Mister Syafrudin Prawiranegara yang waktu itu berada di Sumatera, karena revolusi perjuangan kita tidak mengizinkan pemerintah berjalan. Dan diselingi oleh satu lagi oleh satu kabinet peralihan yang dibentuk oleh Presiden Soekarno dan Bung Hatta karena RIS kembali untuk menjadi RI. Maka kabinet RIS yang dipimpin oleh Bung Hatta itu sementara mempersiapkan segala waktu akan kembali ke RI, dibentuklah satu kabinet peralihan. Fraksi kami mencoba mau melihat yang 37 ini dalam rangka pembentukan supaya jangan diremehkan bahwa pembentukan sebegitu adanya saja, jangan diserahkan pada presiden saja masalah pembentukan, karena ternyata ada implikasi luar biasa soal pembentukan ini, Saudara Ketua. Kita lihat pada kabinet presidensil yang pertama, hanya ada 14 kementerian, tidak ada pengelompokkan, tidak ada apapun juga. Dan sejak 14 kementerian itu yang sudah ada pada waktu itu adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, kemudian Menteri Penerangan, Menteri Sosial. Yang lain itu saya tidak sebut ada Menteri Keuangan. Yang lain saya tidak sebutkan akan ada perubahan-perubahan terus. Tapi yang saya sebut tadi itu adalah permanen dia sampai sekarang ini, terkecuali Penerangan dan Sosial yang dibubarkan oleh Gus Dur. ltu dia

15

berlangsung terus. Jadi ada kementerian tetap terus selama 60 tahun, kementerian yang lain-lain itu berubah-ubah. ltu kabinet presidensil yang pertama.

Kabinet berikutnya yaitu kabinet parlementer yang Saudara Menteri sebut tadi, mulai kabinet Syahrir yang pertama sampai kabinet Syahrir yang kedua sampai kabinet-kabinet Hatta yang kedua, itu juga mempunyai kementerian-kementerian yang mulai bertambah, pembentukannya mulai bertambah. Kemudian disitu mulai ada pengubahan-pengubahan nama. Kementerian Pertahanan misalnya diawali dengan Kabinet Keamanan Rakyat, dia mulai berubah menjadi Menteri Pertahanan pada waktu kabinet Syarifudin. Disini kita lihat mulai ada pembentukan yang mulai dia meningkat jumlah kementerian, dan mulai ada pengubahan­pengubahan. Kita lihat lagi mulai Kabinet RIS yang dimulai Kabinet Parlementer dia berjalan terus, Kabinet RIS mulai 20 Desember 1949 sampai dengan tahun 1950. Bila kita melihat disini kabinet RIS ini yang dipimpin aleh Bung Hatta juga mulai ada peningkatan dalam pembentukan­pembentukan juga sudah mulai ada pengubahan-pengubahan dan mulai ada pembubaran­pembubaran. Demikian juga Kabinet Halim, apalagi ini kabinet parlementer yang sudah paling murni, mulai kabinet Halim sampai kabinet Ali Sastroamidjaja yang kedua. Disitu juga tidak ada pengelampakkan, hanya ada dalam pembentukannya mulai bertambah-bertambah. lni masalah pembentukan Saudara Menteri, jadi setiap perdana menteri membentuk kabinet ada perubahan­perubahan.

Dari kabinet mulai yang pertama mulai adakan pengelampakkan adalah Bung Karna. Mulai dari Kabinet Kerja I sampai dengan Kabinet IV. Apa yang dikelampakkan ? Kabinet Inti, Kabinet Bukan Inti. Dia sudah bikin pengelampakkan pada waktu itu. Bung Karna mulai dengan Kabinet Kerja I dan Kabinet Kerja II sampai Kabinet Kerja IV. Dan selanjutnya itu dimulai dengan pengelampakkan kampartimen-kampartimen, dan pada waktu Kabinet Kerja IV Bung Karna mulai memperkenalkan Menka pada waktu itu. Sebelumnya tidak ada Menka sama sekali. Kampartimen pendidikan, kampartimen pertahanan, dan menteri kaardinatarnya menteri kaardinatarnya itu ada. Dan sejak itu mulai ada penamaan, Bung Karna mulai memberikan nama kepada kabinet pada waktu beliau menunjuk dia sebagai warganegara membentuk Kabinet Karya, maka dinamakanlah Kabinet Karya. Sebelum itu kabinet tidak ada nama sama sekali. Nama Perdana Menterinya, Kabinet Sukiman, Kabinet Syamsir, Kabinet Burhanudin Harahap and so on. Tapi mulai Bung Karna maka dimulai dengan nama Kabinet Karya.

Kemudian Kabinet Kerja I, Kabinet Kerja II, Kabinet Kerja Ill, Kabinet Kerja IV. Lalu Kabinet Dwikara. Disinilah Saudara Menteri, Kabinet Dwikara ini luar biasa, hampir 100 menteri. lni menyangkut pembentukan. Jadi kalau tidak diatur ini ya ini seperti ini Saudara Menteri. Katanya sudah ada sejak awal, kalau tidak diatur maka dia menjadi 100 menteri. Akhirnya pada waktu datang kita aksi-aksi tahun 1966 Dwikara mulai disempurnakan, tinggal 29 menteri pada waktu itu. Mulai di redusir kembali.

Pada waktu Kabinet Dwikara itu Saudara lihat saja dalam sejarah dan Saudara lebih tahu dari saya, ahli tata negara, bagaimana searang menteri hanya mengurusi bank sentral, diurusi bank sentral. Bagaimana searang menteri mengurusi jalan raya Sumatera, jadi menteri. Caba bayangkan pada waktu itu, menteri urus ini-urus ini yang kecil-kecil maka jadilah 100 menteri. Bahkan searang tukang capet di Jakarta jadi menteri. Bisa bayangkan saja tukang capet Saudara Menteri, jadi menteri pada zaman itu, karena seenaknya saja, karena tidak ada payung hukum, tidak ada persyaratan, tidak ada apapun juga masalah itu. Kemudian kita lihat lagi setelah Pak Harta dengan Kabinet Ampera, Kabinet Ampera yang disempurnakan, lalu Kabinet Pembangunan I sampai VII, kemudian dilanjutkan dengan Kabinet Reformasinya Habibie, Kabinet Persatuan

16

Nasional oleh Gus Dur, kemudian Kabinet Gotong Royong, lalu yang terakhir ini Kabinet Indonesia Bersatu, semua ikutin zaman Bung Karna dengan penamaan-penamaan kabinet. Dan di dalam seluruh itu kami tarik kesimpulan Saudara Menteri, ada pembentukan yang perlu kita perhatikan, masalah pengubahan yang sering mereka ubah. ltu Menteri Pendidikan tadinya Menteri Pengajaran sekarang berubah, sekarang Menteri Pendidikan Nasional. Demikian juga Menteri Kehakiman, tadinya Menteri Kehakiman terus menerus. Demikian juga Menteri Perdagangan tadinya Menteri Kemakmuran dirubah-rubah, sekarang Menteri Perdagangan, digabung lagi dengan Perindustrian dan sebagainya.

Jadi Saudara Menteri menurut kami dari fraksi kami, masalah pembentukan, masalah pengubahan, dan masalah pembubaran memang harus diatur, dan dipesankan di dalam ayat (4) Pasal 17 itu. Bukan karena trauma Gus Dur bikin, bukan. Mengapa Gus Dur membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan menjadi heboh, karena dua departemen yang paling inti dibubarkan. Sebelumnya Pak Harto banyak bubarkan kementerian. Menteri-menteri muda dulu itu dibubarkan, diganti menteri muda dengan nama lain, orang tidak ribut. Tapi begitu Gus Dur bubarkan dua departemen inti ini orang jadi ribut. Jadi Saudara Menteri menurut fraksi kami ini akan menyangkut judulnya kemudian, kita atur kementerian negara ini. Persoalan pembentukan, persoalan pengubahan, dan persoalan pembubaran, itu nanti kita akan atur dalam bagaimana tata cara dan sebagainya tentang kementerian negara ini. Jadi fraksi kami berpendapat, judulnya tetap saja sebagai 'Kementerian Negara'. Dalam hal pembentukan, pengubahan, dan pembubaran, itulah yang diatur. Dan itulah fraksi kami mencoba di dalam RUU inisiatif ini kita ingin masukkan beberapa hal didalamnya. Termasuk bagaimana kaitan dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah ini. Bukan lalu dikatakan seperti dalam DIM bahwa itu kita tidak mempunyai hak seperti begitu, bukan itu. Tapi kita lihat sekarang ini bagaimana satu struktur pemerintahan yang bidang-bidangnya terbalik, di pusat gemuk di daerah yang kecil. Saudara bisa bayangkan saja, disini ada 34 kementerian, di provinsi cuma ada 14 dinas dalam era otonomi seperti sekarang ini, 10 dinas, nanti di kabupaten ada 14 dinas. lnipun kami pandang perlu untuk bagaimana kita bahas.

Jadi Saudara Menteri, melihat daripada masalah sejarah kita bukan masalah trauma, tidak. Tapi sejarah adalah guru yang terbaik bagi kita semuanya. Mari kita pelajari kembali sejarah pembentukan republik ini dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Sampai sekarang ini karena kita tidak pernah konsisten Saudara Menteri, baik di bidang ekonomi, baik di bidang politik, maka kita seperti sekarang ini. Maka kita ketinggalan dengan Malaysia, kita ketinggalan Singapura, mereka yang konsisten dalam sistem politiknya, dalam sistem ekonominya. Mulai rusak ekonomi kita pada waktu Bung Karna mulai mengadakan nasionalisasi seluruh perusahaan-perusahaan Belanda, maka mulai rusaklah ekonomi.

Pada waktu itu saya ingat benar Saudara Mahesa baru datang dari Ternate, 1 dollar itu 17 rupiah pada waktu itu sebelum nasionalisasi. Begitu nasionalisasi maka kurs binasa. Sementara 1 Republik Afrika Tengah yang jajahan Perancis dia merdeka, dia pelihara seluruh ekonomi yang dipelihara oleh Perancis, maka makmur negara itu di Afrika, sementara kita tidak. Demikian sistem politik kita, dari Demokrasi Terpimpin, kemudian Demokrasi Pancasila, lalu demokrasi apa lagi kita sekarang ini kita tidak tahu. Sampai sekarang ini kita Pancasila sudah mulai malu-malu kita sebut, kita tidak pernah konsisten Saudara Menteri. Maka marilah kita kembali dengan masalah mengatur kementerian kita, ada payung hukum yang tetap supaya kita betul-betul ke depan, presiden siapapun juga ada payungnya.

17

,------.

Kita tidak merebut prerogatifnya, tidak Saudara Menteri. Presiden punya prerogatif, di dalam penunjukkan menteri itu tidak siapapun campur. Toh juga berunding di dalam pembentukan kabinet sekarang ini, berunding juga beliau dengan Saudara Yusril, dengan Saudara Jusuf Kalla, berunding-berunding juga. Kalau menggunakan prerogatif murni, beliau sendiri, tapi tidak. Prerogatif beliau juga dibatasi dalam Undang-Undang Dasar ini, itu tidak bisa dicabut kalau menunjuk menterinya. Tapi kalau dalam ha! pembentukan, dalam ha! perubahan, karena ini masalah rakyat masalah bangsa, tolonglah. Dan itu bukan kita rebut prerogatif presiden, tidak, tidak sama sekali menurut pemahaman fraksi kami Saudara Menteri. Lebih kurang kami mohon maaf Saudara Ketua, ini pandangan fraksi kami secara garis besar, nanti lnsya Allah kita bahas. Dan sekali lagi Bapak Menteri, ini fieksibel, fraksi kami tidak ngotot-ngototan. Tetapi apa yang merupakan prinsip, kita akan pertahankan betul-betul.

Terima kasih Saudara Ketua, Saudara Menteri, lebih kurang saya mohon maaf. Billaahitaufiq Wal Hidaayah Wassalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT: Ada satu tambahan dari Fraksi Golkar, silakan.

Ors. YOSEPH UMARHAOI (F·POIP) : Pak Ketua, interupsi sebentar kalau boleh.

KETUA RAPAT: Sebentar, ada interupsi sebentar. Silakan Pak Yoseph.

Ors. YOSEPH UMARHAOI (F·PDIP) : Saya ingin menanyakan sedikit berkaitan dengan mekanisme kita ini. Apakah memang

sekarang kita sudah memulai langsung membahas masalah judul, atau kita ada semacam pendapat awal fraksi duluan atau bagaimana ini ceritanya ini. Kalau memang begitu saya kira lebih baik kita siapkan untuk mengantarkan pada pembahasan secara menyeluruh, begitu nantinya ke depan. Kalau begitu nanti berurutan saja, dari Fraksi Golkar, dari Fraksi PDIP, dan seterusnya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Yoseph.

Jadi dalam rapat internal kita memutuskan bahwa kita sudah masuk pembahasan DIM. Namun dalam pembahasan DIM ini karena mekanisme yang normal yang tetap-tetap itu langsung diputuskan tidak bisa karena terkait satu dengan yang lain, maka tadi kita sudah memulai dengan memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk menjelaskan secara keseluruhan dan pemerintah telah gunakan itu. Lalu sekarang bagaimana sikap dan pandangan fraksi untuk menyikapi itu semua, sehingga nanti secara bergiliran masing-masing fraksi akan menggambarkan lebih dulu secara keseluruhan ini semua. Saya kira demikian Pak Yoseph.

Silakan Pak Rambe.

18

Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc. (F·PAN) : Pimpinan, karena kita harus mendengar semua pandangan fraksi pada hari ini tentu kita

harus batasi waktu, dan masing-masing satu per fraksi dulu karena semua mau menambahkan.

KETUA RAPAT: Jadi kami pikir Pak Rambe bisa ditunda sebentar biar nanti kita berikan satu-satu dulu

kepada fraksi.

RAMBE KAMARUL ZAMAN, M.Sc. (F·PG) : Kalau itu tadi pandangan, ada pandangan yang perlu kami tambahkan, dianggap satulah.

KETUA RAPAT: Silakan Pak Rambe, tapi mohon waktu dibatasilah karena seluruh fraksi harus kebagian.

RAMBE KAMARUL ZAMAN, M.Sc. (F·PG): Terima kasih.

Yang pertama, sikap fraksi kami tentang apa yang dijelaskan oleh pemerintah tentang Bab V Kementerian Negara judulnya tetap sebelum dan sesudah perubahan. Jika Bab V Kementerian Negara Pasal 17 sebelum dilakukan perubahan adalah 3 (tiga) ayat. Pasal 17, 3 (tiga) ayat.

Sekarang setelah perubahan, sebab tadi terkait dengan bagaimana catatan-catatan atau di dalam rapat-rapat Sadan Pekerja Majelis Permusyawaratan Rakyat pada waktu itu, ayat (1) nya tetap pemerintah 'Presiden dibantu o/eh menteri-menteri negara'. Ayat yang kedua itu hanya perubahan, tahun 1999 itu ditetapkan hanya perubahan kata dari 'diperhentikan' menjadi 'diberhentikan'. lni kita clear dulu, sebab kaitannya tadi dengan pembatasan itu. Yang ketiga dinyatakan disana 'Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan', yang lama tidak ada dinyatakan itu. Dinyatakan yang lama adalah 'Menteri-menteri itu memimpin departemen pemerintahan' ini jadi hilang. lni kaitannya dengan semangat yang dijelaskan oleh pemerintah tadi. Baru yang keempat dinyatakan ayat (4) dalam perubahan tahun 2001 'bahwa pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam Undang-Undang'. lni perintah. Oleh karena itu sikap fraksi kami, jika tadi Pak Abdul Gafur menyatakan bahwa judul harus tetap, memang bab nya ini tetap 'Kementerian Negara'. Jika yang dinyatakan oleh pihak pemerintah, Pak Yusril tadi mengatakan bahwa ini adalah proses, disini bahasanya sampai pada 'pembentukan'. Jika dikatakan 'pembentukan' ini dinyatakan di dalam DIM adalah prerogatif, tapi disini dinyatakan 'dengan Undang-Undang'. lni kita beda persepsi. Dari awal kita beda persepsi soal ini.

Yang pertama adalah apa hak prerogatif yang dinyatakan di dalam Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 45. Sebenarnya ayat (4) Pasal 17 setelah perubahan 'pembentukan' yang dimaksudkan itu sampai pada nomenklatur.

Pak Mensesneg, kita lima tahun memperdebatkan soal ini, masih banyak yang hadir disini, tapi yang mengisi orangnya itu adalah presiden, jadi disini kita berbeda. Oleh karenanya sebelum pembahasan lebih lanjut, fraksi kami meminta ada kesepakatan kita dulu menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 45 ini apa-apa saja yang hak prerogatif daripada presiden itu. ltu yang pertama.

19

Yang kedua, fraksi kami berpendapat bahwa jika alasan yang dinyatakan oleh pemerintah sekarang sudah pemilihan langsung dan tidak ada lagi Garis-Garis Besar Haluan Negara, ini dinyatakan disana. Kalau GBHN tidak ada lagi, tapi sudah ada yang mengatur dibuat oleh DPR dan itu juga sebagai amanat adanya Undang-Undang tentang RPJPM 20 tahun itu. Jadi sudah ada sebenarnya juga dasar, tidak kita perlu membawa-bawa lagi kepada hal-hal yang menyangkut Garis-Garis Besar Haluan Negara, memang Undang-Undang Dasar tidak menyatakan itu lagi.

Oleh karenanya Saudara Ketua, ini termasuk dalam bahas pembahasan kita. Tetapi fraksi kami mengangkat memang persepsi kita dari awal sudah berbeda dengan pemerintah tentang hak prerogatif daripada Presiden itu sebagaimana sistem presidensial yang dimaksudkan.

Terima kasih, itu saja tambahannya lbu Andi Paris

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Rambe. Kami persilakan berikutnya dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Pak

Yoseph.

Ors. YOSEPH UMARHADI (F·PDIP) : Terima kasih Pak Ketua. Pimpinan yang saya hormati. Pak Menteri Sekretaris Negara beserta seluruh jajaran yang saya hormati, serta rekan-rekan Anggota Panitia Khusus Kementerian Negara yang saya cintai. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua.

Pertama-tama kami ingin menyampaikan rasa kegembiraan kami bahwa pada pagi ini kita sudah bisa memulai pembahasan Rancangan Undang Undang mengenai Kementerian Negara yang kami harapkan nantinya dapat menghasilkan suatu kesepakatan-kesepakatan yang baik dan berharga atau penting bagi proses penataan kelembagaan negara kita yang memang telah menjadi komitmen dan kesepakatan kita setelah kita bersama-sama dengan sepenuh hati menerima dan ingin melaksanakan secara baik dan bulat mengenai Amandemen Undang-Undang Dasar 1945.

Jadi Fraksi POI Perjuangan tentu saja sangat gembira dan menyambut baik pembahasan RUU tersebut, RUU Kementerian ini, yang setelah saya menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh pemerintah melalui Pak Yusril bahwa pemerintah pada dasarnya juga siap untuk membahas dan melanjutkan pembahasan mengenai RUU Kementerian ini. Meskipun setelah saya mencoba menyimak pertimbangan-pertimbangan dan berbagai catatan ataupun usulan perbaikan­perbaikan, secara halus sebenarnya saya menangkap adanya suatu ketidaksamaan di dalam persepsi bagaimana kita merumuskan suatu kementerian kita ke depan ini.

Pertama-tama saya ingin mengajak kita semua bahwa setelah kita menerima dengan baik Undang-Undang Dasar 1945 yang telah dilakukan perubahan, maka dengan demikian kita menerima semua resiko dan hal-hal yang berkaitan dengan suatu amanat atau keharusan pelaksanaan penataan sistim ketatanegaraan kita ke depan, dalam arti Undang-Undang ini dengan sendirinya kita harus siap bersama-sama menata lembaga-lembaga negara kita yang diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Tidak hanya menyangkut masalah bahwa kita telah juga siap membahas masalah lembaga yang ada, Mahkamah Konstitusi, DPD, DPR, termasuk juga lembaga-lembaga yang berkaitan dengan kementerian ini. Maka saya kira kita telah berada di

20

dalam sebuah langkah dan jalur yang benar apabila kita ingin menata kementerian ini di dalam sebuah lembaga negara, lembaga kepresidenan, yang akan kita bahas ke depan ini, sehingga ini betul-betul apa yang kita laksanakan ini melaksanakan apa yang diamanatkan oleh Undang­Undang Dasar 1945 terutama Pas al 17. Kai au ini kita semua sudah siap, maka say a kira tidak ada suatu perbedaan dan persepsi apakah lembaga ini diperlukan untuk diatur di dalam sebuah Undang-Undang atau tidak, maka tidak ada lagi suatu perdebatan mengenai hal itu. ltu yang pertama.

Saya dapat melihat dan mengerti apa yang dimaksud oleh pemerintah bahwa keinginan untuk tetap mempertahankan keberadaan kementerian yang sudah ada saat ini sebelum Undang­Undang itu ditetapkan. Dan justru itulah maka kita ingin hal ini menjadi suatu yang kita bakukan ke depan ini supaya tidak setiap di dalam suatu pemerintahan baru senantiasa melakukan reorganisasi terhadap kelembagaan itu, maka mulai saat ini dan seterusnya untuk tidak dilakukan perubahan setelah kita semua sepakat, baik dari unsur pemerintah maupun DPR, untuk menetapkan organisasi kementerian ini.

Saya masih ingat persis ketika bagaimana setiap pemerintahan baru senantiasa melakukan sebuah organisasi terhadap kementerian itu. Semenjak Pak Soesilo Bambang Yodhoyono terpilih sebagai presiden, pada saat itu juga dilakukan suatu perubahan-perubahan di dalam susunan organisasi kementerian. lnilah yang menjadi kekhawatiran kita juga ke depan kalau kita tidak memiliki suatu payung hukum yang jelas, kesepakatan mengenai organisasi itu, maka dimungkinkan hal ini akan terus berulang-ulang pada saat pemerintahan itu muncul terpilih pada waktu yang akan datang. Sehingga dengan demikian maka yang dikhawatirkan oleh Pak Yusril saya kira justru inilah kekhawatiran kita semua. Mari kita tetapkan bersama-sama organisasi kementerian tadi.

Saya kira kalau kita semua, termasuk pemerintah saya yakin pemerintah juga menghormati terhadap keberadaan kelembagaan itu, seperti halnya DPR menghargai kekuasaan presiden, demikian juga maka saya kira pemerintah juga akan menghormati kewenangan yang diberikan oleh DPR dalam rangka membentuk Undang-Undang. Dengan demikian maka kita sudah sangat tepat artinya dengan menyiapkan Rancangan Undang Undang itu dibahas, maka pemerintah juga akan menghormati apa yang kita lakukan, karena kita memiliki kewenangan di dalam membentuk Undang-Undang ini. ltu yang kedua.

Kemudian kami dari Fraksi POI Perjuangan saya kira dengan selesainya Rancangan Undang Undang ini, maka tidak ada lagi suatu perbedaan atau pandangan persepsi yang berbeda berkaitan dengan Pasal 17 tadi yang menjadi amanat rancangan ini. Dengan hasil RUU ini atau rancangan ini maka dengan sendirinya kita tidak perlu lagi kembali apakah yang dimaksud dengan Pasal 17 oleh Undang-Undang Dasar 45 itu, tidak. Kita sudah menangkap dengan jelas bahwa yang dimaksud itu telah kita terjemahkan di dalam Rancangan Undang Undang yang kita siapkan inisiatif DPR ini. Sehingga dengan demikian ini merupakan produk kita bersama yang akan kita sampaikan kepada pemerintah untuk dapat disetujui untuk dibahas bersama ke depan ini. lni satu hal yang penting bagi kami dari Fraksi POI Perjuangan untuk jangan kita kembali pada mari kita bahas kembali apa yang menjadi maksud dari Pasal 17 itu tidak perlu lagi, karena kita sudah sama-sama satu persepsi dengan menghasilkan produk Undang-Undang ini.

Saya kira demikian dari kami dari Fraksi POI Perjuangan. Sekali lagi kami menyambut baik dan siap untuk melanjutkan pembahasan ini. Barangkali mungkin secara substansial akan ada tambahan dari rekan-rekan kami, kami persilakan. Demikian Pak Ketua, terima kasih.

21

Wassalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT: Silakan substansinya Pak Laoly.

Dr. YASONNA H. LAOL Y, S.H, M.Sc. (F-PDIP) : Saya kira Pak Rambe tadi sudah menyampaikan, Pak Yoseph sudah menyampaikan

bahwa kita punya pandangan yang sama di DPR tentang Pasal 17 ayat (4) dan Pasal 17 secara keseluruhan pada umumnya, tapi kita mendengar keterangan dari Saudara Menteri Sekretaris Negara tadi ini ada perbedaan yang cukup mendasar yang perlu kita klarifikasi, karena sama-sama mengutip latar belakang historis daripada dirubahnya Pasal 17, lahirnya Pasal 17 ayat (4). lni Pak Ketua perlu kesepakatan, karena tidak sepakat di pucuk awalnya ini semua berantakan sampai ke bawah. Tapi ini ada pelaku sejarah, disini ada Pak Rambe, ada Pak Patrialis, semua ini nampaknya founding fathers jilid 2. Jadi saya kira Pak Ketua, ini perlu kita klarkan.

Yang berikutnya barangkali kami hanya mau menyampaikan bahwa tidak ada maksud dari DPR disini untuk mencoba mau menyandera pemerintah dengan Rancangan Undang Undang ini, membatasi hak prerogatif presiden. Saya kira Rancangan Undang Undang ini betul-betul murni untuk bangsa ke depan. Kita meletakkan dasar kementerian negara, termasuk didalamnya pembentukan, pembubaran dan lain-lain itu supaya kedepannya ada guidelines bagi pemerintah yang akan datang untuk membentuk kementerian negara. Kita sudah melihat di berbagai negara bagaimana jumlah kementeriannya. Karena kita tidak bisa menjamin ke depan, adakah seorang presiden yang ke depan yang dipilih oleh rakyat yang kita jamin tidak akan membuat kementerian negara menjadi 50, kita tidak bisa menjamin itu. Hanya dengan Undang-Undang kita menjamin itu. Bisa terjadi kalau kita tidak melakukan pembatasan ini mungkin nanti presiden yang akan datang dibikinnya mungkin 10, ada yang sangat cerdas mungkin 50, mungkin 45. Tapi disini kita buat melalui perdebatan yang panjang dan dalam bahkan membatasi partai politik yang kita semua orang-orang partai politik disini secara sadar bahwa ini penting untuk bangsa dan negara. Saya kira ini jelas, tidak ada maksud membatasi presiden, menyandera, tidak ada barangkali disitu.

Jadi saya kira Ketua, kami sarankan kita mulai dulu penyesuaian paham ini dengan pemerintah, baru kita nanti bertolak kedepannya. Tanpa itu akan susah kita meluncur ke pasal­pasal berikutnya.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Laoly. Berikutnya dari Fraksi Partai Demokrat, silakan.

SYARIFUDDIN HASAN, S.E, M.M, M.B.A (F-PD): Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Yang terhormat Pimpinan Pansus, Bapak Menteri dan seluruh jajarannya, Anggota Pansus Kementerian Negara yang saya hormati.

Saya akan mulai dari semangat daripada pembentukan Pansus ini dan membahas Undang-Undang ini. Bahwa pada dasarnya apa yang menjadi semangat daripada kita semua pada

22

dasarnya kami mendukung, karena saya yakin kita-kita yang berada disini adalah bagaimana agar supaya Indonesia ini ke depan lebih bagus dan lebih bagus, itu yang azasnya demikian. Begitupun halnya dengan Rancangan Undang Undang ini. Dengan catatan Pimpinan, bahwa terlalu banyak permasalahan yang harus kita bahas satu persatu dalam DIM yang sudah ada di depan kita masing-masing.

Pertama menyangkut masalah judul juga harus kita bahas bersama, sekalipun sumbernya adalah sama menyangkut tentang Pasal 17. lni menimbulkan satu persepsi yang berbeda, sehingga judul pun agak berbeda. ltu yang pertama. Yang kedua, pada dasarnya kami Fraksi Partai Demokrat setuju membahas DIM ini dengan satu catatan bahwa adanya satu kesepakatan diantara kita bahwa pembahasan Rancangan Undang Undang ini adalah tidak mengeliminir atau mereduksi hak prerogatif presiden, itu yang utama. Yang ketiga, bahwa masa berlaku daripada Rancangan Undang Undang ini sebagaimana sudah dipaparkan oleh Saudara Menteri, maka kami menginginkan supaya Rancangan Undang Undang diberlakukan pada tahun 2009 untuk periode kabinet yang akan datang. lni merupakan satu hal yang menurut hemat kami adalah sangat substansi, sehingga dengan demikian materi pembahasannya dapat kita mulai setelah hal-hal tersebut dapat kita sepakati bersama.

Kalau kita mulai menyangkut permasalahan menyangkut masalah DIM-DIM ini, saya pikir juga banyak hal yang harus kita sepakati. Termasuk antara lain pembagian dari yang dicantumkan dalam DIM tentang pembagian kelompok-kelompok kementerian. Saya setuju bahwa kementerian itu adalah perlu kita atur jumlahnya, nomenklaturnya, dengan catatan bahwa presiden dapat membentuk suatu kementerian sesuai dengan urgensi yang diinginkan, karena apa yang diinginkan itu adalah sesuai dengan visi-misi presiden pada saat dia melakukan kampanye. Yang kedua, bahwa di dalam DIM ini juga harus secara tegas dikatakan bahwa apabila akan melakukan suatu pemberhentian seorang presiden ataupun mengangkat seorang presiden, itu harus secara eksplisit bahwa itu tidak ada suatu lembaga atau institusi manapun yang boleh melakukan intervensi. ltu harus secara eksplisit dikatakan.

Jadi saya setuju yang dikatakan oleh Saudara saya dari Golkar bahwa definisi daripada hak prerogatif presiden pun juga perlu kita secara eksplisit kita sepakati, sehingga tidak menutup kemungkinan ruang untuk partai-partai lain atau siapapun untuk melakukan intervensi yang seharusnya kita hormati bersama. ltu saya garisbawahi. Yang seperti saya katakan tadi menyangkut masalah pembagian kementerian. Menurut hemat kami alasan-alasan yang kita kemukakan di dalam hal ini, ini sudah menyangkut masalah substansi kelihatannya, tetapi kita berbicara tidak bisa keluar dari substansi. Bahwa sebenarnya DIM yang diusulkan oleh DPR ini, saya juga bagian daripada ini, menurut hemat saya memang juga perlu kita secara tegas substansi alasan mengapa dilakukan pembagian kementerian. Karena menurut hemat saya, saya melihat dari sini, alasannya adalah untuk kesejahteraan rakyat.

Menurut hemat kami semua menteri itu demi untuk kesejahteraan rakyat, at the end of work, corp of work, adalah kesejahteraan rakyat, jadi tidak ada pembedaan-pembedaan dalam hal ini. Semua menteri tugasnya sama, adalah untuk bagaimana dia mengarah kepada kesejahteraan rakyat. Yang berbeda adalah job description masing-masing menteri. lnilah yang mungkin menurut hemat saya yang perlu untuk dibicarakan, termasuk yang perlu akan dibicarakan dalam Pansus ini.

Yang terakhir, menurut hemat saya bahwa sebenarnya sesuai dengan sistem pemerintahan kita dimana menganut trias politika menyangkut masalah separation of power, maka kita menginginkan supaya jangan ada terjadi dominasi kekuatan DPR terhadap eksekutif, harus

23

seimbang. Dengan demikian kita bisa berjalan seiring, saling kontrol, demi untuk kemajuan bersama. Dengan demikian saya mengharapkan perlu untuk kita bahas satu persatu setiap DIM yang kita ajukan. Dan saya melihat bahwa ternyata dari DIM yang kita ajukan ini ternyata banyak yang di revisi oleh pihak pemerintah. Jadi menurut hemat kami, mari kita mulai dengan membahas satu persatu, mulai dari judul dan seterusnya.

Kembali kepada judul, saya setuju dengan apa yang disampaikan oleh Saudara Menteri bahwa sebenarnya kementerian itu sudah ada. Jadi yang perlu kita bahas disini adalah menyangkut masalah Pasal 17 itu menyangkut masalah pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara.

Jadi demikian Pimpinan, jadi saya setuju dengan apa yang dikatakan oleh Saudara Menteri bahwa judulnya itu juga pun juga seharusnya harus kita bahas, dan saya setuju apa yang disampaikan oleh Saudara Menteri bahwa judulnya akan mengalami perubahan. Saya pikir demikian pada dasarnya, mungkin akan ditambahkan salah satu anggota kami, mohon izin Pimpinan. Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

KETUA RAPAT: Ada tambahan, silakan Pak Benny.

Dr. BENNY KABUR HARMAN, S.H. (F·PD) : Terima kasih Pimpinan. Pak Menteri yang mewakili presiden yang saya hormati.

Saya ingin menambahkan hal-hal yang fundamental yang telah disampaikan oleh teman kami tadi. Fraksi kami jelas sikapnya bukan semata-mata soal judul, tapi ada yang sangat esensial disini berkaitan dengan konstruksi ketatanegaraan dalam sistem presidensial yang kita anut. Saya ingin menegaskan ini dan nanti ada kaitan dengan persepsi yang hendak kita bangun berkaitan dengan ketentuan Pasal 17 Bab V, dan itu ada hubungannya dengan ketentuan Pasal 4 Undang­Undang Dasar Republik Indonesia.

Pasal 4 jelas sekali menegaskan bahwa pelaksana kekuasaan pemerintahan itu ada pada presiden, untuk itu dia dibantu oleh wakil presiden dengan kapasitas yang lain. Kemudian juga Pasal 17 menyebutkan dia jug a dibantu oleh menteri-menteri. Jelas Pasal 17 ayat ( 1), yang diangkat dan diberhentikan juga oleh presiden.

Kemudian ayat (3) ditegaskan disitu 'setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan'. Dan ayat (4) tegas 'pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian diatur dalam Undang-Undang'. Apa makna ayat ini ? Maknanya bahwa Undang-Undanglah yang mengatur pembentukan, pengubahan, dan pembubaran. Mestinya juga penggabungan, tapi dulu lupa pembuat Undang-Undang Dasar ini. Jadi jelas yang diatur ini adalah pembentukan, pengubahan, dan pembubaran.

Dengan demikian dengan merujuk ayat (1) maka : Satu, Undang-Undang ini tidak boleh mengatur mengenai jenis-jenis kementerian. Jenis-jenis maupun jumlah itu adalah hak prerogatif presiden. Tidak boleh memasuki wilayah ini. Kalau kita memasuki wilayah ini, ini bertentangan dengan prinsip hak prerogatif presiden untuk membentuk itu. Yang diminta disini adalah

24

pembentukannya, bagaimana membentuknya, bagaimana mengubahnya, bagaimana membubarkannya itu diatur oleh Undang-Undang. Tapi jenis-jenisnya tidak boleh diatur dalam Undang-Undang.

Undang-Undang Dasar menegaskan 'presiden me/aksanakan kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar'. Jelas itu Pak. Mengapa kita dalam Rancangan Undang Undang itu mengatur banyak sekali soal kementerian ini, kementerian ini. Tidak. Sekarang kita bisa buka melakukan kajian perbandingan dimanapun tidak ada yang begini. Di negara-negara yang menganut sistem presidensil jelas, dia membentuk kementerian ini sesuai dengan apa saya punya visi dan misi untuk periode saya. Mau saya bentuk 50, mau saya bentuk 100 itu urusan dia. Yang diatur dalam Undang-Undang ini adalah bagaimana dia membentuk kementerian itu, bagaimana dia membubarkannya, itu ada implikasinya. lnikan dulu ayat (4) ini kan dulu dibikin sehubungan dengan kebijakan Presiden Wahid membubarkan sejumlah departemen yang punya implikasi sosial. Untuk mencegah implikasi-implikasi semacam itu, maka pembubaran kementerian itu diatur dalam Undang-Undang. Tapi jenis, sekali lagi saya katakan, jenis itu tidak boleh diatur oleh Undang-Undang. Jumlahnya tidak boleh diatur oleh Undang-Undang. ltu kewenangan ekslusif presiden untuk menentukan itu. ltu satu soal.

Soal yang kedua adalah, kita bisa membuat Undang-Undang ini untuk mencegah tadi berbagai ketakutan dan lain sebagainya itu, kita bisa buat nanti dalam pasal-pasal yang paling akhir itu, sunset clause disitu, Undang-Undang ini diberlakukan bukan sejak diUndangkan pada saat diUndangkan, tetapi pada tahun 2009. Sehingga tidak ada problem implikasi yang akan muncul pada saat ini sampai pada tahun 2009.

Jadi ini Pimpinan, jadi bagi saya sangat fundamental berkaitan dengan konsensus persepsi kita bersama mengenai makna Pasal 17 ayat (4) dikaitkan dengan Pasal 4 itu dalam konteks sistem presidensil. Jelas sekali kami berbeda pandangan dengan teman senior saya Bung Abdul Gafur tadi, jelas persepsi beliau berbeda dengan persepsi kami. Fraksi Partai Demokrat jelas menghendaki jenis-jenis kementerian itu tidak boleh diatur dalam Undang-Undang ini, sebab itu menjadi kewenangan ekslusif presiden, siapapun dia. Sekian Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Benny. Berikutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

Ors. H. TOSARI WIDJAJA (F-PPP) : Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Saya sementara mohon izin ini, karena kita mulai tadi terlambat, sesuai dengan tatib

sebetulnya kita harus skors jam dua belas, saya mohon izin diperpanjang sampai dengan jam setengah dua belas, lalu kita istirahat kita lanjutkan.

H. PATRIALIS AKBAR, S.H. (F-PAN): Pimpinan, masalah waktu saya kira kita satu putaran semua baru kita istirahat. Satu

putaran dulu semua.

KETUA RAPAT: Jadi ini jalan saja dulu ? Baik, silakan lanjut.

25

Ors. H. TOSARI WIDJAJA (F·PPP) : Saudara Pimpinan Pansus, Saudara Menteri beserta seluruh jajaran, Para Anggota Pansus yang terhormat.

Tentu Fraksi P3 sangat menghargai dari pemerintah yang telah mempunyai itikad baik untuk melakukan pembahasan Rancangan Undang Undang yang sangat berbeda dengan berita­berita yang bersimpang siur diluaran, dan ternyata pemerintah memang berniat untuk membahasnya yang dibuktikan dengan dimasukkannya DIM ini walaupun di dalamnya keterkejutan saya sebagaimana juga Pak Gafur merasa terkejut. Barangkali yang muncul di dalam DIM itu kurang lebih sekitar 80 persen itu akan sangat berbeda, atau kalau tidak dikatakan akan dihapus. Jadi hanya sedikit sekali yang tersisa, tetapi ini saya dapat memahami itu terjadi. Kalau dapat saya tangkap kalau tidak saya keliru, karena satu kekhawatiran kalau ini Undang-Undang selesai dan disahkan pasti akan membongkar kabinet yang sekarang. Kalau ini memang yang menjadi persepsi maka tidak salah pemerintah harus mempertahankan kabinetnya sehingga tidak diperlukan perubahan-perubahan yang mendasar.

Sementara di kalangan Pansus yang saya tangkap dalam proses penyusunan rancangan ini tidak pernah sedikitpun terpikir untuk melakukan penggusuran dalam jangka pendek. Justru yang kita pikirkan apakah kabinet-kabinet pemerintahan Indonesia ke depan bisa melakukan tugasnya tidak dilakukan perubahan-perubahan dalam waktu jangka pendek bahkan di dalam masa periode seorang presiden. Sehingga semangat yang muncul di dalam penyusunan ini adalah bagaimana memberikan garis-garis besar lewat aturan Undang-Undang ini kepada seorang presiden, atau mungkin lebih tepat saya katakan seorang calon presiden yang akan menghadapi pemilihan presiden, mereka sudah memegang sebuah peraturan perundang-undangan tentang pembentukan kabinet, sehingga tidak perlu lagi ketika terpilih

sebagai seorang presiden dia harus berpikir apakah ini dibubarkan, apakah ini dibentuk, atau ini digabung dan sebagainya, karena guidelines tentang pembentukan ini sudah ada. ltulah semangat itu.

Kalau memang persoalannya dikhawatirkan ini berlaku dalam waktu jangka pendek, barangkali kita bisa bersepakat dulu, kapan sih kita akan mulai berlaku ini Undang-Undang. Kalau berlaku paling cepat saya kira sesudah pemilu yang akan datang, berarti aman bagi kabinet yang sekarang untuk melaksanakan tugas program-programnya, dan kita harus jamin itu. Atau bahkan apakah kita tidak siap pada hasil pemilu 2009 untuk memperlakukan Undang-Undang ini, ya mari kita coba bicarakan apakah masih harus diberlakukan pada pemilu 2014, ini hal-hal yang kami inginkan, karena kita tidak ingin seperti yang dikemukakan oleh Pak Gafur tadi, setiap ganti presiden melakukan perubahan-perubahan yang sangat fundamental sehingga juga tidak ada akuntabilitas hubungan ulama dan militer ada menterinya. Tentu ke depan kita tidak ingin hal-hal semacam ini. Ada teman saya berseloroh, ya mungkin ini sebagai joke barangkali, 'jangan presiden ketika tadi malam mimpi, pagi terus membentuk kementerian', nah ini tentu tidak kita harapkan itu karena kita sudah punya guidelines.

Nampaknya Saudara Pimpinan, pada garis besarnya ada pada tiga hal menu rut saya yang perlu kita cermati atau kita bangun kesepahaman dulu sehingga rincian pembahasannya menjadi lebih lancar.

26

Pertama adalah soal judul. Apakah judul seperti yang disarankan oleh Pansus atau akan ditetapkan seperti yang disarankan oleh pemerintah, mari kita bahas bersama-sama, mari kita argumentasikan bersama-sama. Tadi sudah dikatakan kita tidak ada harga mati untuk kepentingan bangsa dan negara ke depan. Jika alasannya memang kuat yang diajukan oleh pemerintah mengapa kita tidak setujui. Tapi sekiranya juga alasan yang dikemukakan oleh Pansus atau DPR bisa kuat argumentasinya mengapa pemerintah tidak bisa menyetujui. Semangat ini harus kita bangun.

Yang kedua juga pada susunan organisasi kementerian. Dikemukakan oleh Pak Gafur pernah terjadi kabinet 29 menteri, kabinet 100 menteri, kabinet 35 menteri. Jika setiap presiden melakukan perubahan-perubahan semacam ini secara total, tentu kekhawatiran yang dikemukakan oleh Saudara Menteri bisa dibenarkan. Begitu berubah kementerian maka dia berubah mulai papan nama, stempel, kop surat, bahkan juga personil, dan ini juga harus menjadi perhatian kita juga. Sehingga kesulitan-kesulitan ke depan, presiden tidak hanya disibukkan oleh urusan PNS yang harus dibongkar pasang, dan bahkan juga kepada papan nama, kop surat, dan sebagainya. Sebenarnya semangat perUndang-Undangan ini yang kita ajukan ini adalah semangat untuk memberikan stabilitas bagi pemerintahan ke depan, siapapun presidennya, siapapun menterinya.

Yang ketiga, yang sangat banyak mendapatkan sorotan dari pandangan pemerintah adalah masalah persyaratan sebagai seorang menteri dan larangan bagi seorang menteri, dan sekaligus tentang hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Memang mungkin di dalam urusan kementerian ini tidak pernah menyebut tentang otonomi daerah. Tetapi bagaimanapun kabinet yang terdiri menteri-menteri negara itu tidak bisa tidak dia juga harus mengayomi secara nasional. lni yang harus menjadi pertimbangan kita. Apakah kita akan tetap akan menyerahkan kepada Undang-Undang Nomor 32 mengatur tentang otonomi daerah, sementara hubungan antara pusat dan daerah kemudian tidak ketemu. Nah disini sebenarnya kita ingin kemukakan. Kalau otonomi daerah itu sudah bisa berjalan dengan baik, tentu kabinet ini pada satu saat akan makin mengecil. Piramidanya mengecil diatas, mungkin lebih luas pada di bawah di tingkat gubernur. lni juga harus menjadi pertimbangan kita, apakah ini harus dihapus, harus diadakan. Tetapi hubungan pusat dan daerah harus juga diyakinkan sehingga kementerian-kementerian itu bisa melaksanakan tugasnya dengan sebaik-baiknya.

Jadi Saudara Pimpinan dan Saudara Menteri,

Pembahasan ini sekali lagi saya katakan fraksi kami menghendaki adanya satu guideline bagi pemerintah, bagi presiden ke depan, bukan dalam jangka waktu pendek. Oleh karena itu mari semangat untuk menyelesaikan Rancangan Undang Undang ini kita lakukan, tentu sesuai dengan waktu yang kita sediakan. Saya kira ini dari kami, dan izinkan Saudara Ketua rekan saya untuk menambahkan sedikit tentang persoalan ini.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

KETUA RAPAT : Silakan Pak Lukman.

27

Ors. H. LUKMAN HAKIEM (F·PPP) : Terima kasih Ketua. Saudara Menteri.

Saya ingin menambahkan sedikit saja, bahwa republik kita ini sampai sekarang masih dalam proses menjadi, terus menerus sedang kita sempurnakan konstruksi dari republik kita ini. Kalau tadi disebut-sebut misalnya tentang sistem pemerintahan yang presidensil, saya cuma ingin mengatakan bahwa di bawah Undang-Undang Dasar 1945 itu pernah lahir berbagai sistem pemerintahan. Di bawah Undang-Undang Dasar 1945 pernah dibentuk kabinet parlementer, presiden tetap Soekarno, wapres tetap Hatta, tapi kemudian Syahrir jadi perdana menteri berturut­turut. Di bawah Undang-Undang Dasar 1945 juga pernah terjadi presiden itu hanya sebagai kepala negara, kepala pemerintahannya wakil presiden Hatta sebagai perdana menteri. Di bawah Undang-Undang Dasar 1945 pernah terjadi juga presiden mengangkat wakil-wakil perdana menteri. Dia presiden sekaligus perdana menteri kalau begitu. Ada 3 Waperdam. Di bawah Undang-Undang Dasar 1945, bahkan di bawah jargon melaksanakan Pancasila dan Undang­Undang Dasar secara murni dan konsekuen, pernah terjadi Bung Karno tetap presiden, Jenderal Soeharto Ketua Presidium Kabinet, itu di awal orde baru. Di bawah Undang-Undang Dasar 1945 pernah terjadi juga ada menteri-menteri utama. Menteri Utama Bidang Pertahanan Jenderal Soeharto, Menteri Utama Bidang Luar Negeri Pak Adam Malik, Menteri Utama Bidang Kesejahteraan Rakyat Pak ldham Khalid. Saya lupa lagi Ruslan Abdulgani menteri utama bidang apa itu. Di bawah Undang-Undang Dasar 1945 juga kita mengenal sistem mandataris. Karena mandataris maka berlaku hak prerogatif, itu yang disebut-sebut dari tadi.

Jadi karena itu saya kira kalau ditanya apa sistem pemerintahan kita, saya cenderung mengatakan sistem pemerintahan kita adalah sistem yang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 itu. Apakah itu presidensil, nggak tahu, suka-sukalah. Ya kan begitu kecenderungannya. lnilah perlunya kita mengatur ini dalam rangka proses menjadi tadi itu perlu kita atur ini. Tidak ada mengurangi hak prerogatif karena dari kemarin itu saya baca-baca Undang-Undang Dasar 1945 tidak ada satu kata 'prerogatif' pun yang muncul dalam Undang-Undang Dasar. Yang ada justru dilucuti itu. Sebelum amandemen itu duta besar, konsul, dan segala macam itu diangkat oleh presiden, sesudah amandemen itu 'dengan pertimbangan presiden'.

Ada satu pasal yang tidak di amandemen soal kekuasaan presiden terhadap Angkatan Darat, Laut, Udara. Tapi juga pengangkatan panglima TNI itu harus dengan persetujuan DPR. Bahkan sekarang untuk duta besar pun harus juga dengan pertimbangan DPR, itu agak aneh memang itu. Jadi Saudara Ketua, Saudara Menteri, saya kira tidak usah ada kekhawatiran apa­apa, tidak usah ada kekhawatiran ini akan mengganggu hak prerogatif presiden, karena memang sudah lama sejak amandemen ini hak-hak presiden itu dilucuti satu-satu oleh Undang-Undang Dasar, konstitusi memang itu tugasnya. Kenapa ? Karena memang presiden kita itu juga manusia bukan malaikat. Kalau presiden malaikat barangkali tidak perlu kita batas-batasi itu, dia akan baik itu. Tapi karena presiden itu masih manusia, maka perlu kita batasi. Apa yang membatasi ? ya konstitusi, Undang-Undang ini. Dan terakhir saya ingin ingatkan bahwa kenapa kita tidak boleh membiarkan presiden membikin kabinet 50, membikin kabinet 100 dan sebagainya, karena itu nanti pembentukan kementerian negara itu juga menyangkut anggaran. Pasal 23 itu jelas sekali hak budget itu ada pad a DPR, itu akan mengganggu.

Saya tertarik sekali itu sebelum di amandemen itu saya paling senang membaca penjelasan Pasal 23 Undang-Undang Dasar, betapa caranya rakyat sebagai bangsa akan hidup dan darimana didapatnya belanja buat hidup harus ditetapkan oleh rakyat sendiri. Jadi karena itu

28

saya kira pembentukan kementerian pun harus tetap oleh rakyat melalui wakil-wakilnya di parlemen ini. Terima kasih Saudara Menteri, terima kasih Saudara Ketua.

Wassalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Lukman. Berikutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

H. PATRIALIS AKBAR, S.H (F·PAN) : Terima kasih Pimpinan. Saudara Menteri dan seluruh jajaran yang saya hormati. Rekan-rekan Pansus yang saya hormati.

Sa ya kira Rap at Kerja kita hari ini cukup positif, dimana kita mencoba mengumpulkan beberapa pikiran-pikiran yang terbaik untuk merumuskan Rancangan Undang Undang ini. Kalau menurut Saudara saya Benny Kabur Harman itu mengatakan dialektika ini perlu kita bangun untuk mencari yang terbaik. Jadi semua kita sekarang bicara adalah mencari yang terbaik untuk bangsa ini.

Setelah saya mendengarkan apa yang disampaikan oleh Saudara Menteri tadi, ada beberapa hal yang saya kira perlu kita sepakati bersama. Pertama adalah tentang masalah paradigma di dalam sistem ketatanegaraan ini. Sebab kalau kita melihat sesuatu dengan paradigma yang berbeda, maka ujungnya tidak ketemu. Tapi kalau paradigmanya sudah bisa kita dekatkan kalaupun tidak bersamaan seratus persen, saya kira lnsya Allah tentu juga akan mencari jalan permusyawaratan dengan hasil yang terbaik. Tentunya selain dari paradigma tentunya juga kita bisa memahami latar belakang atau sejarah lahirnya kenapa muncul Pasal 17 Bab V tentang Kementerian Negara ini beserta 4 ayat yang ada didalamnya. lni juga bagian dari pengayaan kita untuk bisa menyempurnakan Rancangan Undang Undang ini, kemudian juga terhadap substansi keputusan politik yang sudah diputuskan oleh MPR pada masa lalu.

T erakhir, satu hal yang juga perlu kita sepakati tentang masalah keberlakuan tadi, karena ada kekhawatiran yang sangat mendalam dari Saudara Menteri kalau Undang-Undang ini kita berlakukan sekarang dengan isinya yang dibuat oleh DPR, saya kira ini juga sama pendapatnya kita akan sang at khawatir pemerintahan ini tidak akan berjalan secara efektif, bahkan bisa terganggu perjalanannya. Masa dipertengahan jalan sebuah kementerian diganti kemudian diporakporandakan seperti itu, negara bangsa ini akan menjadi bermasalah. Saya kira ini bisa kita bicarakan dengan baik di dalam Pansus ini.

Pertama, saya bicara tentang masalah paradigma dulu, yang disampaikan oleh Saudara Menteri tadi bahwa di dalam perubahan Undang-Undang Dasar kita pakai sistem presidensil. ltu sama, tapi bagaimana isi presidensil di dalam sistem ketatanegaraan kita, ini yang perlu kita elaborasi lebih jauh. Di dalam pembahasan konstitusi kita, sistem yang kita bina ini tidak bisa kita lepaskan dari sistem check and balances. Kenapa ? Karena ini adalah negara bangsa dimana kita semua punya tanggungjawab penuh untuk membangun bangsa ini, sehingga dengan sistem check and balances ini tidak ada lagi lembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan kita yang bersifat otoriter, yang bersifat kemutlakan, tidak ada. Semua kita bangun secara bersama.

29

Misalkan di dalam konstitusi kita, kita melihat bahwa katakanlah misalnya sistem pemerintahan yang bersifat presidensil itu misalnya di dalam melaksanakan masa jabatan. Sistem lima tahun itu prinsipnya presiden tidak bisa diganggu dengan kegiatan-kegiatan politik. Tetapi presiden bisa di makzulkan apabila memenuhi landasan konstitusi, 'Indonesia adalah negara hukum' berdasarkan Pasal 1 ayat (3). Kemudian, meskipun di dalam Pasal 20 ayat (1) 'Fungsi kekuasaan membuat Undang-Undang itu berada di tangan DPR' tetapi DPR tidak bisa sendiri, dia harus bersama-sama dengan presiden, karena ini adalah negara bangsa. Apabila presiden dan DPR salah di dalam membuat Undang-Undang dan bertentangan dengan Undang-Undang Oasar pintunya Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga kekuasaan kehakiman yang bersifat final, tidak boleh lagi diganggu. Jadi semua kita bangun. Jadi tidak ada yang merasa lebih hebat, yang lebih tinggi di tengah-tengah bangsa ini. ltu paradigma presidensil yang kita ciptakan di dalam konstitusi kita.

Kalau dulu pemberian amnesti, abolisi, itu kewenangan prerogatif presiden di dalam kekuasaan yudikatif, sekarang harus pertimbangan DPR. Di dalam memberikan grasi dan rehabilitasi dengan pertimbangan Mahkamah Agung. Kenapa ? Karena kita kembalikan kepada lembaga-lembaga yang memang membidangi hal-hal itu. lnilah sebetulnya check and balances Pak Yusril, jadi saya kira paradigma ini perlu kita samakan. Dan kalau saya tidak salah lihat di tengah-tengah pemerintah juga ada sahabat saya Saudara Hamdan Zoelva yang juga bersama­sama dengan kita ketika membuat Undang-Undang Dasar ini. Dan saya yakin ini tidak akan berbeda paradigma ini, karena memang ini kita sepakati secara bersama-sama.

Yang kedua bicara tentang masalah latar belakang atau sejarah kenapa lahir Pasal 17 ayat (4) ini, itu tidak bisa kita melepaskan sama sekali dari kehadiran ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), itu merupakan satu kesatuan. Bungkusannya itu adalah kementerian negara yang isinya ada dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), kemudian dibungkus lagi dengan ayat (4). Kalau kita bicara judulnya hanya tentang Pembentukan, Pengubahan, Pembubaran Kementerian Negara diatur dalam Undang-Undang, bagaimana kita bisa mengatur setiap menteri membidangi urusan-urusan tertentu dalam pemerintahan, tidak nyambung judulnya itu dengan isi.

Jadi empat-empatnya itu berada di judul bab, yaitu adalah Kementerian Negara. lsinya antara lain bagaimana kita bisa membubarkan, bagaimana kita bisa pembentukan, itu dalam Undang-Undang. Sehingga kekhawatiran besar yang disampaikan oleh Pak Yusril tadi terjawab dengan Undang-Undang ini. Pak Yusril sudah menggambarkan betapa Menteri Hukum dan HAM berapa kali dirubah namanya hanya karena kehendak dan kemauan sang presiden, paduka yang mulia. Check and balances dalam sistem ketatanegaraan kita, kita justru membantu presiden membuat program yang lebih mantap untuk lima tahun yang akan datang, sehingga tidak bisa presiden memaksakan kehendak. Apalagi keberadaan kementerian-kementerian negara itu kita sepakati bersama antara DPR dengan Presiden. Kita sepakati bersama kita bicara dengan baik apa isinya.

Saya ingin Pak Yusril, ini ada buku panduan kemasyarakatan yang dikeluarkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat yang sekarang disosialisasikan ke seluruh daerah-daerah. lntinya adalah antara lain saya ingin membacakan sedikit supaya jangan salah. Mengenai Pasal 17 ayat (4) 'Ketentuan ini dimasukkan ke dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. karena belajar dari praktek ketatanegaraan yang pemah terjadi pada era sebelumnya, yakni pembubaran departemen oleh presiden terpilih. Akibatnya, terjadi ketegangan yang berlarut­larut, kesulitan menyalurkan pegawai negeri sipil departemen itu, serta kesulitan mengatur tugas

30

dan tanggungjawab pemerintah dalam melanjutkan program pembangunan yang sebelumnya menjadi tugas departemen yang dibubarkan itu.

Belajar dari kejadian tersebut, dalam perubahan Undang-Undang Dasar 1945 dimasukkan ketentuan bahwa pembubaran, pembentukan, pengubahan kementerian negara diatur dalam Undang-Undang. Jadi memang pengalaman kita karena departemen-departemen itu dibubarkan. Jadi Gus Dur di dalam membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan itu hikmahnya masuk di dalam Perubahan Undang-Undang Dasar, karena ini adalah kejadian pada masa lalu. Sehingga jiwa nasionalisme dari Menteri Sekretaris Negara tadi khawatir negara ini akan pecah sebetulnya sudah tertampung dalam Rancangan Undang Undang ini. ltu tertampung betul, dan kita setuju apa yang disampaikan oleh Pak Yusril.

Oleh karena itu saya kira, karena ini merupakan latar belakang dan sejarah dan bukunya masih ada, kemudian para the new founding fathers jilid dua, katakanlah seperti itu, juga masih ada, bisa kita mendapatkan informasi. Salah satu diantaranya sahabatnya Pak Yusril dan sahabat saya Pak Hamdan Zoelva, kalau berbeda saya kira gawat juga, tapi lnsya Allah tidak berbeda. Saya punya keyakinan penuh. Bahkan kami referensikan Saudara Hamdan ini menjadi narasumber tetap di dalam tim kaijan Majelis Permusyawaratan Rakyat, kita sama-sama berjuang pada waktu itu.

Jadi saya kira kita menghargai pendapat pemerintah, menghargai pendapat fraksi-fraksi lain, dengan ketentuan untuk menunjuk orangnya yes itu adalah hak prerogatif presiden kita tidak boleh ikut campur. Tapi bungkusan, badannya, institusinya, ini tugas kita semua, ini untuk kepentingan bangsa. Sehingga kita 20 tahun yang akan datang sudah bisa memprogram, pokoknya 20 tahun bangsa ini harus demikian, kementeriannya sudah kita persiapkan dari sekarang. Tapi tiba-tiba seperti tadi dikatakan 'sekarang presiden mimpi besok bikin kementerian' itukan dengan alasan hak prerogatif. Jadi prerogatif itu tidak lagi berorientasi pada otoriter, tetapi adalah ini negara bangsa. Jadi saya kira bisa kita satukan pikiran-pikiran ini dengan baik, kekhawatiran Pak Yusril juga tertampung, kemudian masa berlakunya kami pun sangat setuju diberlakukan untuk kabinet yang akan datang. Meskipun disini pemerintah menghendaki langsung diberlakukan setelah diUndangkan karena isinya mungkin agak berbeda. Tapi kalau, saya baca DIM nya ada disini Pak, mohon maaf ini. lni DIM nya dari pemerintah maunya diberlakukan setelah Undang-Undang ini disahkan. Nah kita bisa bicara, kalau memang isinya contentnya yang kita bicarakan sesuai dengan DPR ini masa berlakunya nanti dong, jangan sekarang, jadi ada aturan peralihan disitu. Saya kira demikian Pak Agun, terima kasih. Pak Herman mau nambah.

KETUA RAPAT: Silakan Pak Herman.

H. PATRIALIS AKBAR, S.H (F-PAN) : Pak Agun, saya mohon maaf, boleh saya menyerahkan buku ini ke Pak Menteri ?

boleh ? Nanti semua kita kasih, termasuk Saudaraku Benny Kabur Harman, doktor baru.

H. HERMANSYAH NAZIRUN, S.H (F-PAN): Bapak/lbu sekalian yang saya hormati. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Jadi saya menambah sedikit saja yang disampaikah oleh Saudara kami Patrialis Akbar. Memang banyak pendapat yang sangat ekstrim mengenai hal ini, bahkan sebuah harian menulis

31

yang dibacakan Pak Gafur dulu adalah hak prerogatif presiden katanya kalau membikin kementerian sontoloyo dengan menteri yang juga sontoloyo. Kita khawatir jangan-jangan tajuk rencana ini juga tajuk rencana sontoloyo. Na'udzubil/aahimindzaalik.

Jadi ini saya akan membacakan juga seperti Pak Patrialis tadi. lni ada buku panduan 'Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945', persisnya halaman 78, dan saya kira hampir semua barangkali Bapak-bapak disini terlibat dalam penyusunan ini dan sudah mensosialisasikan. Tetapi barangkali perlu kita baca ulang.

Belajar dari kejadian tersebut, yaitu pergantian kementerian, pembubaran, penggabungan dan segala macam, di dalam perubahan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 dimasukkan ketentuan bahwa pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian oleh presiden diatur dalam Undang-Undang. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan hak prerogatif presiden, ulangi, hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan hak prerogatif presiden mempunyai aturan yang baku yang disusun DPR bersama presiden, sehingga tidak hanya sesuai dengan kehendak presiden saja. Karena diatur dalam Undang-Undang hal itu berarti kepentingan dan aspirasi rakyat juga diwadahi dan menjadi pedoman. Ketentuan ini juga merupakan perwujudan saling mengawasi dan saling mengimbangi antar lembaga negara, yaitu antara presiden dan DPR.

Kemudian last but not least, kita mengingatkan akan ucapan Hakim Agung Amerika, sekalipun kita tidak menganut persis seperti demokrasi Amerika, bahwa pemerintahan ini tidak dijalankan oleh para malaikat. Maka oleh karena itu, sebab the man is not an angel, manusia sama sekali bukan malaikat. Maka oleh karena itu perlu disini kita atur bersama, dan sudah barang tentu nanti dialog kita akan lebih konstruktif pada titik mana kita sependapat. Dan saya yakin ada dua kata yang nanti paling krusial kalau kita telah bisa berlanjut membicarakan DIM demi DIM yang ada, yaitu satu perkataan 'persetujuan', perkataan yang satu lagi adalah 'pertimbangan'. Dan saya yakin haqqul yaqin andaikata DIM demi DIM itu nanti atau sebagian besar memakai kata-kata 'harus dengan persetujuan DPR' saya kira akan otomatis ditolak oleh pemerintah barangkali. Maka oleh karena itu barangkali escape close nya adalah pada kata kunci 'pertimbangan'. Sebab 'pertimbangan' di dalam buku panduan ini juga disebutkan dia tidak mengikat secara yuridis formal, tetapi secara sosial politik, nah itu kita sama-sama berada disitu. Jadi barangkali kita nanti akan bermain di dalam dua kata ini, apakah 'persetujuan', apakah 'pertimbangan', atau yang lain nanti yang lebih tepat itu kembali kepada kita bersama. Sekian. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc. (F·PAN) : Jadi hanya tambahan. Mungkin ya benar Pemerintah, tadi Pak Patrialis sudah

menyampaikan buku panduan sosialisasi. Kita lihat naskah asli tentang kementerian di naskah yang lama itu menyebut 'departemen' kemudian diganti menjadi 'urusan'. RUU usulan DPR itu sudah menyebutkan 'urusan', tidak menggunakan kata 'departemen'. Dalam DIM pemerintah itu menyebutkan 'departemen'. lni juga sebenarnya landasan berpikimya yang memang tidak sama. Kemudian pemerintah juga menyebutkan prinsipnya adalah efisiensi. Tentunya dalam prinsip efisiensi ini pembentukan kementerian itu harus menggunakan landasan efisiensi itu berkaitan dengan Pasal 23 Undang-Undang Dasar mengenai Anggaran Pendapatan Belanja Negara disahkan oleh DPR. lni konteks pembentukan kementerian itu juga adalah dalam konteks tadi Pak Gafur sudah mengatakan efisiensi.

32

Kemudian ketiga, berkaitan dengan saran nanti untuk pembahasan DIM supaya bisa terjadi progress, dialektika ini memang harus kita bangun. Dan sebenarnya beberapa DIM atau usul~n dar~ RUU ini tidak begitu banyak, mungkin kita mulai dari hal-hal yang mudah sehingga nantmya b1sa ada kemajuan di dalam membahas ini, sehingga tidak masing-masing bertahan seperti yang dikatakan oleh Pak Gafur.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPA T : Terima kasih lbu Andi. Berikutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. Ya rupanya masih izin.

Kami persilakan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera, silakan Pak Mustafa.

MUSTAFA KAMAL, S.S. (F·PKS): Bismillahirrohmanirrohim. Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Para Anggota Dewan yang saya hormati. Saudara Menteri dan jajaran yang kami banggakan.

Saya termasuk yang percaya dan yakin dengan apa yang dikampanyekan oleh Pak SBY bahwa 'Bersama Kita Bisa', begitu Pak Syarif, 'Bersama Kita Bisa', 'Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita Runtuh', saya kira dari sanalah jargon ini berkembang. Dan oleh karenanyalah berdasarkan semboyan itu di dalam Pansus Kementerian Negara ini seluruh fraksi-fraksi telah menyepakati satu draft yang sama-sama sekarang kita sedang bicarakan. Termasuk juga menyepakati Pasal 25 di ketentuan penutup bahwa Undang-Undang ini berlaku 1 (satu) tahun setelah tanggal pengUndangannya, itu disepakati di dalam Pansus ini. Luar biasa ini, jadi sangat progressive revolusioner. lngin segera menerapkan hasil dari RUU Kementerian Negara ini jika disepakati dengan pemerintah. Tidak menunggu adanya pemerintahan yang baru, baru kemudian disesuaikan. ltu karena yakin bahwa dengan kebersamaan kita bisa, kita bisa menyegerakan proses perubahan-perubahan dan perbaikan negara kita ini.

Apa yang disebut oleh, ini mohon maaf saya sebut Bung Gafur karena mungkin ini egaliter ya Pak, senior yang sangat kita hormati, ini ingin menyukseskan agenda reformasi. Dan kalau kita bersama-sama belajar dari founding fathers kita Bung Hatta, beliau selalu mengingatkan dan saya selalu ingat juga dengan kata-kata beliau itu, bahwa proses berbangsa dan bernegara itu yang paling inti adalah keinsyafan, kita insyaf terhadap sejarah yang kita pernah jalani. Oleh karena itu sebelum kita masuk kepada substansi dari Undang-Undang ini, marilah kita insyaf bersama bahwa ada fakta yang tidak bisa kita tutup-tutupi dari perjalanan sejarah bangsa kita ini yang tadi dikatakan oleh senior kita juga 'suka-suka saja, bisa begini, bisa begitu'. Sekarang tentu saja bangsa kita sudah pada fase yang harus bisa menentukan pikiran-pikiran yang lebih baik dan lebih maju.

Kita membaca buku-buku tentang bagaimana memanage bangsa ini, ada buku tentang Reeventing Goverment misalnya. Bagaimana kita membentuk sebuah kabinet yang kecil dan cepat, smaller and faster, bukan bigger and slower. Atau dalam khasanah yang lain dia kaya dengan fungsi, bukan kaya dengan struktur. Hemat struktur tapi kaya fungsi. Kita menginginkan adanya kabinet yang sangat efisien. Dan luar biasanya di Pansus ini yang terdiri dari berbagai partai politik, baik partai pendukung pemerintah maupun partai yang menyebut dirinya sebagai oposisi, meskipun ini istilah yang mungkin dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 juga mungkin

33

masih perlu diperdebatkan, tetapi ada yang ada menyebut oposisi, kita bersama-sama disini bersepakat bahwa kita menginginkan sebuah kabinet yang definitif sehingga kita bisa menjalinkan dengan Undang-Undang yang baru diketuk palu kemarin, ada Undang-Undang tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, lalu ada kementerian yang bisa ditetapkan. Dan kita bisa mengatur negara ini secara bersama-sama, secara seimbang. lni saya garis bawahi apa yang dikatakan oleh Pak Patrialis rekan kami dari PAN, bahwa semangat kita disini bersama adalah diantara lembaga-lembaga tinggi negara ada check and balances, kita bisa saling mengkoreksi.

Bagaimana kalau ada wilayah abu-abunya. Kalau hak prerogatif lalu bisa diterjemahkan, artinya presiden bisa terserah, sewenang-wenang, bisa menentukan dan membubarkan begitu saja. Ada perubahan nomenklatur lalu nanti ada pembahasan di DPR, ini bisa menciptakan situasi yang tidak jelas, dan ini bisa rawan mulai dari aspek-aspek yang kalau terkait dengan anggaran mungkin mengarah kepada moral hazard, tapi juga terkait dengan politik bisa menjadi suatu permainan yang kurang sehat. Oleh karena itu kita punya semangat yang sama, kita ingin memperjelas apa keinginan bangsa kita ini secara lebih definitif. Dengan itulah kita dengan bekal kejelasan ini kita bisa mengatur peraturan-peraturan turunannya, bagaimana reformasi birokrasi itu dilakukan selanjutnya setelah ada kepastian. Jadi kalau Saudara Menteri tadi mengatakan bahwa di khawatirkan akan ada gonta-ganti apa namanya itu lencana, ada gonta-ganti nama, ada gonta­ganti percetakan dan sebagainya untuk kop surat, ya justru dengan Undang-Undang ini kita ingin menuntaskan menyelesaikan sekarang ini. Sudah, dalam sejarah Republik Indonesia cukup sampai disini saja, di masa yang akan datang kita tidak akan lagi memboroskan uang negara untuk hal-hal yang sepele seperti itu.

Jadi Bapak-bapak, lbu-ibu sekalian, para Hadirin yang saya muliakan,

Marilah dengan kebersamaan ini kita mencari titik temu bagaimana Undang-Undang Kementerian Negara ini bisa segera. Saya percaya kepada Pak Ketua Pansus bahwa mengalir betul, tapi mengalir dengan deras juga boleh kan, mengalir dengan deras itu termasuk juga hal yang dibolehkan begitu. Kalau mengalir pelan-pelan lalu ke pojok diam itu jadi sarang nyamuk Pak nanti, jadi sarang nyamuk. Kalau perlu arung jeram begitu tapi selamat gitu kan Pak, kira-kira begitu. Demikian mungkin yang bisa saya sampaikan. Ada tambahan mungkin dari rekan saya Pak Agus Purnomo, silakan.

KETUA RAPAT : Pak Agus silakan.

AGUS PURNOMO, S.l.P {F-PKS) : Terima kasih Ketua.

Tambahan sedikit. Jadi dalam konteks dialektika kekuasaan selalu bahwa asal muasal dari kekuasaan itu eksekutif dimana saja. Di dalam prakteknya kemudian dibagi dalam teori yang paling tradisional menjadi tiga, eksekutif, yudikatif, sama legislatif. Walaupun kemudian sekarang itu tidak bisa menampung lagi, jadi dalam konteks sekarang misalnya Bung Maiyasyak Johan itu selalu cerita KPK itu jenis kelaminnya masuk kemana itu tidak jelas, tetapi itu diatur Undang-Undang. Kemudian kalau di Indonesia masih mending baru 50 komisi, tetapi kalau di lnggris ada 10 ribu yang jenisnya tidak jelas masuk ranah mana. Dalam konteks kita asalnya memang kekuasaan eksekutif yang tidak diatur oleh Undang-Undang Dasar maupun oleh Undang-Undang. Karena itu kemudian supaya tidak terjadi otoritarianisme dalam bentuk yang mungkin dalam implementasi sekarang kita memang perlu membuat sebuah Undang-Undang khusus yang judulnya

34

Kementerian Negara di dalam rangka untuk mencegah hal itu terjadi, yang keduanya di dalam rangka untuk ada check and balances. Saya kira ini yang penting untuk kemudian kita melanjutkan pembahasan Ketua, dengan judul yang tetap.

Kemudian yang keduanya Ketua, dalam konteks kementerian secara faktual di lapangan kita menemukan yang jenis kelaminnya beda. Ada yang jenis kelaminnya itu lengkap, jadi punya kaki dari mulai pusat sampai daerah beberapa departemen, tapi ada yang sekarang judulnya Menteri Negara kayak menteri yang dikasih ke kita dua itu Menpera sama Menpora yang dua­duanya tidak ada korelasi. Jadi dengan kenyataan Menpora itu tidak ada korelasi dengan prestasi olah raga, dengan Asian Games, karena yang menangani prestasi olah raga sebenarnya Koni, misalnya begitu. Adanya perbedaan jenis kelamin inilah yang saya kira harus diberi nama supaya kita itu tidak kebablasan atau tidak terus menerus itu tidak jelas, walaupun itu sama-sama membantu presiden. Dalam konteks itulah kemudian judul tetap.

Kemudian masyarakat kategorisasi saya memandang perlu, sehingga kemudian kalau ada kategorisasi kemudian kita menentukan skup kerjanya seperti apa, dan kemudian dalam konteks efektifitas kita juga bisa menentukan. PP atau mungkin Perpres atau Keppres apapun namanya nanti yang mengatur detail tentang masalah gaspoksi tugas pokok dan seluruhnya, itu menurut saya tidak diatur di dalam Undang-Undang tetapi peraturan yang di bawah itu.

Saya kira ini dua masukan Ketua, dan terima kasih atas kesempatannya. Wassalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Agus. Dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi izin. Tinggal berikutnya Fraksi Partai Bintang

Reformasi. Kami persilakan Pak Ade.

H. ADE DAUD ISWANDI NASUTION (F·PBR) : Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Terima kasih Pimpinan Pansus Kawan-kawan Pansus Pak Menteri Sekneg dan jajarannya

Saya tidak banyak-banyak bicara panjang karena yang lain sudah bicara soal Undang­Undang, saya bukan ahli Undang-Undang, cuma kita lihat pengawasan saja sama efisiensi. Menurut judul yang Pak Yusril majukan itu, sedang kita tahu bahwa Pasal 17 Bab V ayat (4) yang menjadi judul sedang-sedang itu adalah isinya, mestinya substansi utama yang jadi judul daripada Undang-Undang itu. Kalau tidak salah DIM dari Pak Yusril kalau tidak salah yang di Bab V ayat (4) nya yaitu mengenai pembentukan kementerian dan seterusnya.

Saya bicara begini saja Pak Yusril, tadi Pak Yusril mengatakan contoh-contoh begitu banyak. Memang yang paling penting ini dalam ke depan ini kalau bisa pemerintah itu jangan kerjanya lihat APBN belanja pegawai melulu. Kalau bisa anggaran pembangunan perbesar. Makin ramping kementerian, makin banyak efisiensi, makin besar anggaran pembangunan. Karena APBN kita kan sekarang bayar utang, belanja pegawai negeri, cuma itu saja, anggaran pembangunan tinggal sedikit. Saya pikir juga begini, mungkin Pak Yusril bisa direnungkan juga, mungkin ada disitu saya lihat Pak Dirjen Pak Mulia Nasution, ini sekarang ini seperti kita lihat negara-negara

35

maju Pak, di Amerika itu Departemen Perindustrian itu tidak ada, yang ada itu Departemen Perdagangan yang diperbesar. Perindustrian itu bikin kalau dia untung dia bikin, dia rugi dia tidak bikin, buat apa mengurusi begituan. BKPM saja serahkan itu. Dia untung, dia tidak, dia bayar pajak, nah itu baru urusannya.

Kemudian saya kasih contoh juga. Pak Yusril inikan ahli Malaysia, iya kan ? di Malaysia itu Pak, Departemen Pariwisata itu sekarang adalah nomor tiga penghasilan terbesar untuk negara. Di Indonesia ini di bawah Kesra, sudah itu digabung sama Kebudayaan. Kebudayaan itu buang duit kerjaannya, pariwisatanya dianggap ecek-ecek. Sedang Malaysia itu bisa 10 billion dollar, revenue ketiga terbesar. ltulah yang kita lihat bagaimana mengefisienkan dalam ke depan. Saya pikir satu­satunya Anggota Pansus yang selalu membela pariwisata, yang lain-lain kelihatan kurang ini kawan-kawan. Dan ini juga Pak, saya mau nanya satu, mungkin Pak Yusril bisa jawab. Kalau misalnya presiden mangkat, wakil presidennya mangkat juga, yang kuasa kan triumvirat. Kalau presiden dan wakil presiden jelas dipilih rakyat, Anggota DPR dipilih rakyat, nah kalau menteri diangkat presiden. Triumvirat itu misalnya kalau dia membelot dari Undang-Undang Dasar apa tidak perlu suatu saat ditanya ke DPR siapa Menteri Luar Negeri, siapa Menteri Dalam Negeri, siapa Menteri Pertahanan, coba tolong dijawab. Mungkin bisa dipikirkan hal ini, karena Triumvirat itulah nanti yang menjalankan Republik Indonesia. Nah coba itu saja.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

KETUA RAPAT: Wa'alaikum salam.

Jadi suaranya walaupun Pak Ryaas Rasyid tidak hadir, ini sepertinya ada titipan dari Prof. Ryaas ini. Karena tiga kementerian itu dianggap yang sangat fundamental, kira-kira pertanyaannya seperti itu. Jadi mungkin karena kemarin bisik-bisik dengan Prof. Ryaas ini.

Berikutnya kami persilakan dari Fraksi Partai Damai Sejahtera. Silakan Pak Carol.

CAROL DANIEL KADANG, S.E, M.M. (F-PDS) : Terima kasih Pimpinan. Pak Mensesneg dan kawan-kawan yang hadir dari jajaran pemerintah.

lnilah kalau memang partai yang selalu nomor buntut, apa yang mau diomongin semua sudah diomongin orang. Tapi yang penting adalah pemahaman daripada pemerintah dalam hal ini diwakili oleh Pak Yusril sangat aneh ketika seorang ahli hukum masih memperdebatkan tentang pembahasan kita ini sebenarnya mengebiri daripada hak prerogatif presiden. Hal ini saya pikir ketika Bapak berada pada posisi disitu.

PEMERINTAH I MENTERI SEKRETARIS NEGARA: lnterupsi Ketua, Saya tidak pernah bicara seperti itu, saya interupsi.

CAROL DANIEL KADANG, S.E, M.M (F-PDS) : Terkesan, saya mengatakan bukan 'Bapak mengatakan' tapi 'terkesan'. Jadi dalam hal ini

saya sangat mengatakan bahwa mungkin Bapak ketika menjadi Anggota DPR memahami arti daripada hak prerogatif. Tapi ketika Bapak sekarang di eksekutif, bagi saya pribadi dan PDS,

36

terkesan bahwa pemerintah dalam hal ini merasa bahwa akan berkurang dirombak kabinetnya ketika Undang-Undang ini berlaku sekarang. Padahal kita juga tidak ingin menghancurkan negara. Tujuan kita adalah ingin membangun negara ini agar benar-benar efisien, benar-benar dapat terkoordinasi dengan baik, sehingga Undang-Undang ini kita rasakan sangat penting. Dengan demikian berarti konsekuensinya memang ada hak prerogatif presiden yang terasa, yang saya katakan tadi, terkesan dikebiri atau dikurangi, sehingga dengan demikian inilah yang menjadi kebakaran jenggot bagi kelompok-kelompok tertentu. Ya saya katakan tertentu, kita sendiri menerjemahkan masing-masing lah.

Dengan demikian saya berpikir bahwa agar kita bisa konsultasi langsung juga dengan presiden, sebab apa yang kita bicarakan disini pemahaman kita itu belum tentu Bapak bisa menerjemahkan dengan baik kepada presiden sehingga sampai saat ini presiden belum juga bisa memahami isi daripada materi Undang-Undang ini. Untuk itu kami juga mengatakan bahwa konsultasi itu penting agar apa yang kita bicarakan sama pemerintah dalam hal ini Pak Yusril bisa nyambung dengan langsung kepada presiden, tetapi bukan di forum ini. ltu yang ingin saya maksudkan. Sehingga dengan demikian kita bisa melanjutkan pembahasan DIM demi DIM tanpa pembahasan yang sangat terkesan bertolak belakang antara konsep ini dengan konsep pemerintah. Saya pikir itu pokok-pokok pikiran yang saya bisa tanggapi sementara.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT: Kami harapkan kepada segenap dan seluruh Anggota Pansus dalam pembahasan DIM ini

untuk lebih fokus kepada substansi, jadi kita juga harus saling menghargai, saling menghormati keberadaan dan eksistensi mekanisme yang berlangsung di tubuh masing-masing lembaga negara, yang berlangsung di lembaga kepresidenan, tentunya ada prosedur dan mekanisme yang memang kita juga tidak mungkin bisa terlalu jauh. Termasuk juga dalam mekanisme di DPR pun kami harapkan juga pihak pemerintah bisa kita menjaga dalam koridor itu. Jadi kami sebagai Pimpinan menggariskan ini. Dan untuk selanjutnya, sekarang sudah pukul satu. Nah ini kami ingin tawarkan Pak, pasti kita perlu istirahat makan. Namun sebelum istirahat makan, inikan kita juga perlu menyepakati jadwal ini akan berakhir sampai dengan jam berapa. Tapi sebelum kesana sebelum kami tawarkan, kita berikan dulu kesempatan kepada pemerintah lah untuk mengusulkan tentang kelanjutan pembahasan ini apakah akan di respons pada saat sekarang atau mungkin bagaimana begitu. Kita dengar dululah dari pemerintah, silakan Pak.

PEMERINTAH I MENTERI SEKRETARIS NEGARA: Terima kasih Saudara Ketua. Kalau boleh karena semua sudah satu putaran, lebih baik sebelum kita skors kami juga

memberikan tanggapan terhadap apa yang telah disampaikan oleh semua fraksi sehingga adil pembahasan ini.

KETUA RAPAT : Saya kira kita sepakat ya, jadi untuk putaran pertama ini kita berikan dulu kepada

pemerintah, nanti perkembangannya nanti kita respons setelah tanggapan dari pemerintah ini kita terima, kita dengarkan. Ya, setuju ya?

Kami persilakan Pak Menteri.

37

PEMERINTAH I MENTERI SEKRETARIS NEGARA: Terima kasih Saudara Ketua, dan Saudara-saudara para Anggota Pansus yang terhormat.

Pertama ingin kami tegaskan bahwa sejak awal pemerintah mempunyai komitmen untuk membahas Rancangan Undang Undang ini, walaupun memang dulunya pemerintah berharap supaya pemerintah yang mengajukan inisiatif. Tapi karena Baleg tidak setuju, pemerintah menunggu. Dan setelah RUU ini ada, kami persiapkan diri.

Sebenarnya kita sudah masuk pada pembahasan tingkat pertama ketika kami telah menyampaikan tanggapan umum atas nama presiden terhadap Rancangan Undang Undang ini sebelum kami menyerahkan DIM. Oleh karena itu kami malah balik bertanya, siapa yang mengatakan pemerintah tidak ingin membahas, dan kemudian siapa yang mengatakan pemerintah menolak RUU ini. Kalau kami akan menolak, kami secara ksatria akan menolak dalam sidang ini. Di Paripurna pun saya akan bertindak menolak RUU DPR ini. Dan itu Saudara Ketua, sudah pernah saya lakukan pada waktu saya menjadi Menteri Hukum dan HAM menolak RUU yang diajukan oleh DPR. Jadi tidak mungkin kami menolak suatu RUU di luar sidang, dan itu semua sudah aturan-aturan dan mekanisme yang berlaku dalam pembahasan tentang Rancangan Undang Undang.

Bahwa kemudian RUU inisiatif DPR itu di counter oleh DIM pemerintah yang mungkin sekitar 80 persen adalah merubah apa yang diusulkan oleh DPR, itu adalah prinsip keseimbangan. Pemerintah berhak untuk mengcounter RUU itu dengan satu DIM, dan nanti akan kita bahas apakah kita sepakat atau kita tidak sepakat. Sama juga ketika pemerintah mengajukan Rancangan Undang Undang, DPR boleh merubah. Pada waktu Muhammad Roem menjadi Menteri Dalam Negeri di ajukan 30 pasal Undang-Undang Pemilu, Fraksi PKI ajukan 200 amandemen. Lebih banyak daripada yang diusulkan oleh Menteri Muhammad Roem. Jadi itu hal wajar saja, dan tidak perlu Saudara-saudara merasa gusar begitu banyak adanya usulan DIM perubahan yang datang dari pemerintah. Ayo kita berdebat disini, fair. Saya cuma sendiri mewakili presiden, Saudara begitu banyak disini, ayolah kita berdebat. Saya minta presiden supaya tambah menteri lagi, beliau bilang tidak, Pak Yusril saja sendiri. Ya oke saya akan hadapi sendiri.

Bahwa sebenarnya disini ada titik tolak pemahaman kita terhadap Pasal 17 ayat (4) itu berbeda, ya itu wajar. Tidak perlu Saudara Fraksi PDIP memaksakan kehendaknya disini supaya tidak perlu diperdebatkan pemahaman Pasal 17 ayat (4). Siapa yang melarang kita mempermasalahkan tafsir Pasal 17 ayat (4) itu. Setiap kita menyusun Rancangan Undang Undang artinya kita menafsirkan konstitusi dan menuangkannya di dalam peraturan perUndang-Undangan. Kalau kita tidak boleh menafsirkan konstitusi, kita berhenti bikin Undang-Undang. Jadi disinilah kita memperdebatkan makna Pasal 17 ayat (4) itu sendiri.

Kalau kita membaca sebenarnya rumusan Pasal 17 itu, ada satu putusan Mahkamah Konstitusi tentang Pengadilan Tipikor itu dikatakan 'dibentuk dengan Undang-Undang', ternyata tidak dengan Undang-Undang tersendiri dan itu dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Kalau kita lihat disini bukan pembentukan kementerian itu diatur dengan Undang-Undang, tapi diatur di dalam Undang-Undang. Caba kita baca hati-hati ketentuan Pasal 17 ayat (4) itu sendiri. Nah kalau begitu dalam tafsiran kami, bukan membentuk kementerian itu, kementerian ini, yang diatur dengan Undang-Undang, tapi di dalam Undang-Undang itulah diatur pembentukan kementerian dan sebagainya dan sebagainya. Dan saya tidak pernah mengatakan bahwa ada kekhawatiran terhadap hak prerogatif presiden dan sebagainya. Saya mengerti betul bahwa prerogatif dalam hal

38

ini adalah mengangkat person dalam satu jabatan tertentu. Dan kedudukannya pengangkatan itu adalah kewenangan mutlak pejabat yang bersangkutan tanpa dapat dicampurtangani oleh pihak lain. ltulah pemahaman saya tentang hak prerogatif.

Karena itu di dalam menyusun kabinet yang baru, walaupun saya bukan presiden tapi wakil presiden terpilih meminta saya membantu menyusun struktur kabinet, saya tegas mengatakan 'Panglima TN I dan Kapolri bukan anggota kabinet'. Mereka hadir dalam sidang kabinet tapi mereka bukan anggota kabinet. Karena presiden tidak prerogatif, karena pengangkatan Panglima TNI dan Kapolri itu memerlukan pertimbangan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Maka itu saya balik bertanya kepada Fraksi PDIP, mestinya pada waktu lbu Megawati berhenti sebagai presiden, Da'i Bachtiar dan ... (tidak jelas) itu juga harusnya out dari kabinet. Tapi kan tidak, mereka tetap sebagai Panglima TNI dan Kapolri padahal mereka menteri, setingkat menteri negara dan anggota kabinet. Dalam kabinet sekarang itu tiga orang yang tidak anggota kabinet, Panglima TNI, Kapolri, Sekretaris Kabinet. Bukan anggota kabinet. Hadir dalam rapat kabinet. Panglima TNI, Kapolri diUndang, BIN diUndang, peserta sidang kabinet tapi bukan anggota kabinet. Saya tegas menerapkan itu berdasarkan prinsip-prinsip dari ilmu yang saya pahami tentang apa arti dari hak prerogatif itu sendiri.

Jadi kita tidak ada kekhawatiran bahwa hak prerogatif akan terganggu. Tidak tercermin dalam RUU yang diajukan DPR mengenai prerogatif. Tapi RUU itu masuk kepada pengaturan struktur organisasi, kementerian itu, kementerian ini. Bahkan dirjen-dirjennya diatur, maksimum sekian-sekian irjen. Yang kami menganggap bahwa itu semua sebenarnya lebih diatur oleh lembaga yang bersangkutan. Presiden juga tidak pernah mau ikut campur berapa banyak komisi DPR itu. Kalau kita lihat DPR, KNIP pertama itu tidak ada komisinya. Sekarang komisi pernah ada 13, ada 11, ada berapa lagi komisi. Ya sudahlah, komisi diserahkan kepada DPR saja. Walaupun dalam Undang-Undang Susduk jelas dikatakan bahwa susunan itu diatur dengan Undang-Undang. Tapi toh Undang-Undang Susduk juga tidak mengatur lebih jauh berapa banyak komisi-komisi DPR. Nah sekarang juga kita mengatakan, kalau begitu sudahlah berapa banyak menteri, berapa banyak dirjen, ya kita serahkanlah kepada DPR. Kalau dikatakan itu terkait dengan Pasal 23 tentang hak budget. Hak budget pun tidak semata-mata dikuasai oleh DPR. Undang-Undang APBN dibahas bersama pemerintah dengan DPR. Terus mengapa kita punya ide bahwa ini harus diatur juga oleh DPR dengan dalih semua bicara tentang check and balances yang menurut saya sudah jauh sekali daripada pengertian teoritis tentang check and balances itu sendiri.

Di Amerika Serikat ada separation of power. Jelas. Kongres membuat Undang-Undang, tapi Mahkamah Agung bisa uji materil. Presiden bisa veto Undang-Undang itu. Dia terpisah, supaya check and balances ini punya hak veto. Bukan check and balances itu terus DPR bisa mengatur-ngatur kementerian negara sampai dirjennya, itu saya tidak memahami apa yang Saudara maksud dengan check and balances itu. Mana Patrialis sudah pergi dia?

Marilah kita buka literatur tentang apa sih yang dimaksud tentang check and balances itu. Check and balances itu separation of power. lni punya kewenangan, ini bisa veto. ltu check and balances. lni check and balances bicara duta besar diangkat harus dengan pertimbangan DPR, kemudian memberi grasi, amnesti harus dengan persetujuan Mahkamah Agung. Dan sama sekali itu tidak masuk akal. Mahkamah Agung sudah menghukum mati A ini, tapi ketika presiden memberi grasi minta pertimbangan kepada Mahkamah Agung. Lho, kami sudah kasih hukum mati kenapa kamu kasih pertimbangan sama kasih grasi? Tapi katanya itu· check and balances. Tidak ada Check and balances, Check and balances Mahkamah Agung bisa putuskan hukuman mati, presiden bilang 'aku bisa ampuni', itu baru ada check and balances. Kacau pemikiran kita ini

39

semua tentang check and balances ini. Nah jadi ini kita jernihkan lebih dahulu persoalan-persoalan seperti ini.

Saya kira bahwa disini saya mendengar ada pendapat bahwa kita perlu belajar dari sejarah. Sejarah guru yang paling baik. Sebenarnya kehebohan tentang pembubaran-pembubaran kabinet itukan pada waktu hanya dua kejadian sejarahnya, yaitu Kabinet Dwikora dengan 100 menteri dan kemudian Presiden Gus Dur itu bubar-bubarkan dan copot-copot menteri karena mimpi-mimpi seperti dikatakan Pak PKB ini. Mimpi hari ini, besok copot begitu. Tapi kan itu suatu kecelakaan sejarah. Coba kita lihat Kabinet Dwikora itu berapa lama sih.

Kabinet Dwikora itu dibentuk tanggal 21 Pebruari 1966, dibubarkan 27 Maret 1966, hanya 1 bulan 3 hari. Gus Dur itu jatuh juga karena kelakuannya begitu. Jadi kalau bicara Gus Dur, Pak PKB ya, jangan itu bukan hanya departemen-departemen dibubarkan, DPR/MPR dia bubarkan. Jadi sudahlah jangan kita jadikan itu kemudian pertimbangan. Justru pelajaran sejarahnya adalah, setiap presiden yang akan datang 'eh, kau jangan bikin lagi kabinet 100 menteri seperti Bung Karna, berabe juga. Jangan kau membubarkan menteri seperti Gus Dur'. Disitulah presiden yang bijak itu yang harus belajar dari sejarah. Bukan karena kecelakaan kabinet 100 menteri dan Gus Dur kita atur dengan Undang-Undang. Saya kira itu keliru pemahaman seperti ini.

lnilah yang pelajaran yang terpenting untuk kita petik. Ya barangkalilah besok kalau Bung Gafur jadi presiden atau Patrialis jadi presiden, ya sudahlah jangan kayak Gus Dur dong, nanti anda celaka sendiri. Disitulah pelajaran yang penting yang harus kita petik dari kasus semua ini. Jadi intinya Saudara-saudara semua, pemerintah terus bahas RUU ini, mudah-mudahan kita sepakat, kita kompromi, mudah-mudahan juga pemerintah mengalah, DPR mengalah, dan kita lihat bagaimana pembahasan Rancangan Undang Undang ini. Dan saya tidak apriori dan tidak juga pesimis bahwa kita tidak dapat menyelesaikan RUU ini. Dapat lnsya Allah kita selesaikan dengan i'tikad baik bersama.

Terima kasih Wassalaamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh.

H. ADE DAUD ISWANDI NASUTION (F-PBR) : Pimpinan, tadi Pak Yusril belum jawab mengenai Triumvirat itu bagaimana pendapat Pak

Yusril, sebagai pemimpin kalau dua-duanya, presiden dan wakil presiden, mangkat.

PEMERINTAH I MENTERI SEKRETARIS NEGARA: Kalau dalam Triumvirat itu sudah jelas di dalam Undang-Undang Dasar sendiri dinyatakan

demikian, yaitu di dalam Pasal 8 ayat (3) 'Jika presiden dan wakil presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana tugasnya itu Mendagri, Menhan, sama Menlu', tapi hanya diberi waktu selambat-lambatnya 30 hari, MPR sudah harus bersidang untuk memilih presiden dan wakil presiden yang baru. Jadi tidak lebih daripada waktu 30 hari itu saja.

Kalau untuk mengatasi ini yaitu disinilah presiden itu harus bijak nanti yang terpilih dalam pemilu 2009 itu, bahwa dia harus ada Menteri Pertahanan, harus ada Menteri Luar Negeri, harus ada Menteri Dalam Negeri. Kalau tidak bentuk kementerian itu, ini akan menghambat kalau-kalau apa yang dirumuskan dalam Pasal 8 ayat (3) itu terjadi.

40

Jadi jangan karena ini kita atur Undang-Undang harus ada begini kementerian. Saya kira presiden itu tahulah dia bentuk itu harus ada ini. Kalau begitu sudah jangan jadi presiden, tidak mengerti apa-apa itu orang.

Saya kira begitu saja, terima kasih.

KETUA RAPA T : Terima kasih Pak Yusril.

lbu dan Bapak Anggota Pansus dan pihak pemerintah, terutama Menteri Sekretaris Negara dengan segenap jajarannya dari unsur pemerintah yang hadir.

Saya kira kita perlu skors dulu ya, jadi nanti kita lanjutkan mungkin pukul dua cukup kita mulai lagi? pukul dua untuk masuk putaran yang kedua?. Kalau saya melihat begini, ini hanya usulan saja, kami berharap belum secara keseluruhan apa yang disampaikan oleh seluruh fraksi itu terjawab secara apa yang dimintakan, itu baru gambaran yang secara pemahaman yang tadi disampaikan oleh PDIP, Golkar, hampir semua fraksilah. Bagaimana kita menyamakan pemahaman, paling tidak satu hal yang mungkin bisa kita dapatkan dari satu putaran ini, bahwa pemerintah, Menteri Sekretaris Negara yang mewakili presiden dalam hal ini, bersama-sama dengan DPR, itu punya itikad niat yang sama, itu satu, bahwa Undang-Undang ini yakin akan selesai, dengan semangat itu yang dikatakan 'Bersama Kita Bisa'. Jadi kami kembalikan ke presiden 'Bersama Kita Bisa'. Artinya, bahwa Rancangan Undang Undang ini memang betul kita tidak pada posisi ngotot-ngototan, harus begini, harus begitu, tidak. Kita harus menemukan pemahaman yang sama terhadap konstitusi kita, lalu menuangkanya dalam sebuah Undang­Undang yang memang juga menjamin tentang sistem pemerintahan kita ke depan yang akan lebih baik. Sebetulnya kan itu.

Pada tataran-tataran itu kami berharap ke depan agar pada putaran kedua itu sudah jauh lebih mengena kepada hal-hal yang lebih substansial. Salah satunya misalkan tentang ruang lingkup materi Rancangan Undang Undang, kan bisa disinggung. Seperti dari pihak pemerintah ruang lingkupnya itu mengatakan nomenklatur kementerian ada tertera disini, itu ruang lingkup. Syarat menteri, ada ruang lingkup disini. ltu ruang lingkupnya mengatur tentang apa saja, nanti bisa kita pertemukan. Seperti nanti akan bicara tentang klasifikasi gradasi kementerian. Sebentar Pak Lukman, ijinkan saya dulu untuk memadu. Karena pimpinan ini kewajibannya itu. Ketika kita masuk pada kategori itu, fraksi ada yang mengatakan tidak perlu, tapi fraksi yang lain mengatakan ini perlu. Sampai pada tingkatan apa, karena pemerintah menyebut hanya tiga, mungkin DPR punya gagasan enam atau mungkin tujuh, karena ada yang dalam kacamata kita seperti Pendidikan, Kesehatan. Yang dikatakan tadi jangan sampai yang dibubarkan itu yang bisa bikin heboh. Mungkin itu ada yang bisa kita bagian-bagian tertentu yang masih bisa kita pemahamannya untuk sama.

Kemudian tentang jumlah mungkin juga bisa kita bicarakan, karena faktanya hari ini gitu kan, piramidnya sudah terbalik, bagaimana mengatasi persoalan ini. Nah, itu lebih substansial Pak. Tentang berikutnya bagaimana perlu pengaturan yang dikatakan Pak Menteri tadi apakah memang perlu mengatur sampai ke tingkat hubungan pusat dan daerah. Tapi senyatanya juga mungkin DPR punya argumen karena faktanya seperti ini.

41

Bagaimana dengan pengaturan sampai ke tingkat dirjen? Kita pernah membedah, dulu punya Keppres 44, punya Keppres 45 tentang pokok-pokok organisasi kementerian yang jumlah dirjen itu dibatasi 8 dalam Keppres tersebut. Hari ini nyatanya direktorat jenderal itu sudah membengkak nambah-nambah. Nah, solusinya bagaimana melihat kondisi seperti itu? Dalam kacamata Dewan kan perlu didiskusikan. Apakah nanti akan masuk dalam penuangan rancangan ini atau dianggap seperti mungkin terlalu jauh, ini mungkin bagian-bagian yang nanti kita bisa kompromikan, bisa kita bicarakan, termasuk soal pemberlakuan.

Jadi pada putaran kedua nanti kami harapkan masing-masing fraksi sudah masuk menukik kepada substansi itu, sehingga nanti pada bagian awal yang diharapkan tadi oleh dari PDIP Pak Yoseph sehingga pemahaman kita itu sudah lebih bisa dipertemukan satu dengan yang lain, sehingga dengan gagasan-gagasan ide ini kami yakin kita akan bisa menyelesaikan Rancangan Undang Undang ini. Jadi kami usul untuk di skors dulu, karena kita punya kewajiban yang tidak bisa juga kita abaikan.

Dr. ABDUL GAFUR (F-PG): Saudara Ketua, interupsi. Saudara Ketua, saya kira hari ini semua fraksi mengemukakan pandangan umumnya,

telah ditanggapi oleh Saudara Menteri tadi jelas, kita renungkan lagi. Jadi kami usulkan kita selesailah hari ini, lalu pada putaran berikutnya hari Rabu yang akan datang kita mulai, kita menukik. Begitu Saudara Ketua, itu lebih bagus.

Terima kasih Saudara Ketua.

KETUA RAPAT: Kalau demikian adanya, kami tawarkan dulu kepada pemerintah Pak, ini ada usulan dari

fraksi-fraksi agar suasana pembahasan ini mungkin lebih memudahkan di dalam proses kelanjutannya ke depan. Kami harapkan juga kepada pemerintah dengan catatan mungkin, kami usul Pak, dengan harapan kiranya pihak Bapak Menteri Sekretaris Negara, Pak Yusril, paling tidak dari catatan-catatan nanti dari sekretariat pandangan-pandangan fraksi ini, mungkin kalau belum tertulis belum terekam di pihak kami, akan kami kerjakan di sekretariat, nanti akan kami kirimkan kepada pihak Mensesneg, untuk paling tidak ada jawaban-jawaban yang bisa lebih menjadi dokumen kenegaraan kita tentang apa yang disampaikan oleh fraksi-fraksi. Kemudian pada Rapat Kerja yang akan datang di rapat hari Rabu yang akan datang kita akan dalami kembali persoalan­persoalan yang lebih substansial. Begitu ya. Dan kita mungkin bisa mengakhiri, namun sebelum mengakhiri, ada beberapa hal dari Pimpinan yang mungkin juga jangan sampai dikebiri haknya Pak, karena Pimpinan sebagai anggota juga tetap punya hak untuk juga menyampaikan gagasan­gagasan.

Dr. ABDUL GAFUR (F-PG) : lnterupsi lagi Saudara Ketua.

Saudara Ketua, saya kira ini DIM kan sudah dari pemerintah, sekarang kita sudah dengar lagi penegasan dari Saudara Menteri dan dari fraksi-fraksi. Yang akan datang kita langsung mulai bicara DIM, begitu saja sudah kita menukik di DIM ini, sudah mulai. Karena kita sudah lihat, pemerintah dan kita ada yang tetap, ada yang tetap, ada yang tetap. Nah ada yang berbeda. Nah itu perbedaannya itu kita mulai Saudara Ketua. Mulai judul, mulai jumlah menteri, segala macam kita mulai masuk disitu kita berdebatlah dengan pemerintah.

Terima kasih.

42

KETUA RAPAT:

Kalau saya tetap ya, sebelum saya respons pendapatnya Pak Gafur, saya masih menganggap perlu satu putaran untuk menyamakan pendekatan-pendekatan yang supaya lebih pemahaman itu sama dulu Pak. Jadi ada hal-hal yang sangat substansial tentang ruang lingkup, tentang nama, tentang jumlah walaupun belum menukik namanya apa, jumlahnya, belum. Tapi sudah ada bayang-bayang bahwa rumah yang akan kita bangun itu rumah Undang-Undang yang seperti itu, yang judulnya pun hari ini masih sangat apa, belum ketemulah, katakanlah begitu. Saya masih mengusulkan di Rabu yang akan datang kita awali dululah satu putaran, setelah satu putaran itu selesai kita langsung masuk ke DIM.

Setuju ya ? Baik

(RAPA T : SETUJU) (KETOK PALU IX)

Baiklah, sebelum kami tutup, dari meja Pimpinan, Pak Permadi ada beberapa hal yang ingin disampaikan, silakan.

PERMADI, S.H. (F·PDIP) : Terima kasih Pak Ketua. Saudara Menteri dan jajarannya.

Saya mempunyai kesan bahwa apa yang dikemukakan Saudara Menteri ini seakan-akan Undang-Undang ini ditujukan kepada pemerintahan SBY. Sebenarnya kita ini carry over, sebelumnya sudah dibahas dalam pemerintahan Saudari Megawati dimana Ketua Pansus nya dari PDIP yang tentunya setiap saat konsultasi sehingga tidak ada keberatan-keberatan dari presiden pada waktu itu untuk melanjutkan. Nah oleh karena itu, kalau nanti presiden SBY menyelesaikan pemerintahannya, Undang-Undang ini tetap berlaku untuk penggantinya. Jadi sama sekali tidak ada niat untuk menujukan Undang-Undang ini kepada pemerintahan SBY.

Yang kedua mengenai hak prerogatif. Hak prerogatif ini adalah hak presiden, tapi bukannya tak terbatas. Karena itu dalam Undang-Undang Dasar maupun Undang-Undang, berbagai hak prerogatif presiden sebagai kepala negara maupun presiden sebagai kepala pemerintahan itu dibatasi. Nah, yang disebut oleh menteri tadi dengan hak presiden prerogatif tentang kabinet itulah hak sebagai kepala pemerintahan. Sementara Panglima, Kapolri dan lain sebagainya adalah hak presiden sebagai kepala negara. ltu dibatasi di Undang-Undang Dasar maupun di dalam Undang-Undang.

Pertanyaan saya sebenarnya adalah, kita selalu ngomong hak prerogatif. Padahal hak prerogatif adalah asumsi kita, tidak diatur. Undang-Undang Dasar maupun Undang-Undang sama sekali tidak menyebut hak prerogatif presiden. Sebenarnya hak dan kewajiban presiden yang lebih besar dari menteri dan sebagainya, tapi hak prerogatif itu tidak dikenal secara normatif. Jadi sebenarnya itu asumsi kita saja untuk memberikan kepada presiden hak yang lebih banyak. Nah oleh karena itu, maka kita jangan mendewakan hak prerogatif karena sudah ada batasan-batasan baik dalam Undang-Undang maupun Undang-Undang Dasar.

43

Kemudian, mengenai tadi disebut Saudara Menteri mengenai program dan lembaga. Menurut saya justru kita tentukan Undang-Undang ini kemudian selesai seluruhnya, tidak ada lagi penggantian departemen dan lain sebagainya. Nah, mengenai program dan kelembagaan itu tidak bisa disatukan. Katakanlah Menteri Negara Olah Raga, itu bisa di cover dengan Dirjen Olah Raga pada Departemen Pendidikan atau departemen apapun. Menteri Negara Perumahan Rakyat bisa di cover dengan Dirjen di Menteri PU, misalnya demikian. Jadi tidak ada hal-hal yang dihilangkan sesuai dengan kebutuhan presiden. Kemudian mengenai nama ini, saya sepakat bahwa namanya adalah 'Kementerian Negara', tetapi di dalam substansinya sistematikanya dirubah, yaitu tentang pembentukan pasal bab tentang pembentukan, kemudian bab tentang perubahan, bab tentang pembubaran, dan tentunya bab-bab lain yang tidak tercakup dalam pembentukan perubahan maupun pembubaran Dengan demikian, keinginan pemerintah untuk menyatakan bahwa Undang­Undang ini menyangkut pembentukan, perubahan dan pembubaran sudah dapat dipenuhi apabila Undang-Undang ini bernama 'Kementerian Negara' dengan bab-bab tentang pembentukan, perubahan dan lain sebagainya.

Dengan demikian, saya sepakat dengan Saudara Menteri kita ini dinamis. DPR punya hak, pemerintah punya hak. Apakah hak itu bisa disatukan ? ltu terserah. Nah, paling tidak kalau kita membahas dan mencapai konsensus untuk menjadikan ini sebuah Undang-Undang, betapapun kurangnya itu adalah hak Mahkamah Konstitusi. Apakah mau dihapuskan lagi, atau mau dirubah pasalnya atau apa, terserah. Tetapi pemerintah dan DPR telah menjalankan masing-masing fungsinya untuk menyelesaikan Undang-Undang ini.

Kalau misalnya terjadi konfiik-konflik yang besar, pemahaman-pemahaman yang tidak bisa bertemu, ya tentunya akan macet. Akan macet ini bisa ditembus misalnya seperti Undang-Undang Peradilan Militer. Pimpinan DPR berkirim surat kepada presiden, presiden memperhatikan lebih seksama lagi mengenai RUU itu, kemudian presiden menjawab. Kalau presiden sepakat dengan menteri yang mewakili, nah tentunya akan ada deadlock. Dan deadlock itu terserah kepada kita, apakah mau diberhentikan sebagai sesuatu yang tidak bisa berjalan ataukah ada upaya lain, misalnya konsultasi presiden dengan Pimpinan DPR untuk melihat sesuatu yang lebih banyak. Saya yakin bahwa akhirnya kita akan mencapai kesepakatan-kesepakatan, karena Undang­Undang ini juga merupakan perintah dari Undang-Undang Dasar untuk diadakan. Jadi bagaimanapun juga kita sepakat. Kita ini dinamis, lembaga yang dinamis. DPR punya hak, pemerintah punya hak, maka dipersatukanlah hak-hak yang bersangkutan untuk dapat menghasilkan Undang-Undang yang lebih baik.

Demikian, terima kasih atas perhatian.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Permadi. Menteri Sekretaris Negara yang saya hormati. Segenap lbu dan Anggota Pansus.

Sesuai dengan apa yang sudah kita sepakati sebelum saya tadi mempersilakan Pak Permadi, bahwa kita akan kembali pada Rapat Kerja satu minggu yang akan datang, tepatnya pada hari Rabu tanggal 21 Maret akan dimulai kembali pada jam sepuluh. Ya pemerintah bisa menyepakati ini Pak? untuk Rapat Kerja yang akan datang hari Rabu ? Baik.

44

Dengan demikian, lbu dan Bapak sekalian, bahwa Rapat Kerja yang kali ini dapat kita segera akhiri, dan kita akan ketemu dalam Rapat Kerja yang akan datang dengan agenda yang pertama untuk melakukan lagi pemahaman satu putaran, dan selanjutnya kita akan menukik pembahasan kepada DIM-DIM.

Dengan mengucapkan Alhamdulillaah Rapat Kerja ini kami nyatakan ditutup. Wassalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

(Rapat ditutup pukul : 14.20 WIB) KETOK PALU 3 X

Jakarta, Maret 2007

a.n. Ketua Rapat Sekretaris,

Ttd.

Ors. Ristam

45

Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapat ke Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat Acara

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPA T PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG

TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

2006-2007 Ill Raker dengan Menteri Sekretaris Negara

Terbuka Rabu, 21 Maret 2007 Pukul 10.00 WIB s.d. selesai Ruang Rapat Komisi Ill, Gedung Nusantara II Paripurna Membicarakan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM) RUU tentang Kementerian Negara Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. Ors. Ristam 26 hadir dan 12 ijin dari 50 Anggota I. Pimpinan Pansus

1. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si.

11. ANGGOTA PANSUS A. Fraksi PG

2. Rambe Kamarulzaman, M.Sc. 3. Dr. H. Happybone Zulkarnaen, MS 4. Ors. Eldie Suwandi 5. GBPH. H. Joyokusumo 6. H. Mesir Suryadi, S.H. 7. H. Gusti lskandar Sukma Alamsyah, S.E. 8. Ora. Chairunnisa, M.A. 9. Dr. H. Abdul Gafur

B Fraksi PDl-P 10. Ors. Yoseph Umar Hadi

C Fraksi PD 11. Syarief Hasan, S.E., M.M., M.B.A. 12. DR. Benny Kabur Harman, S.H.

D Fraksi PPP 13. Ors. H. Lukman Hakiem

E Fraksi PAN 14. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. 15. H. Patrialis Akbar, S.H 16. H. Hermansyah Nazirun, S.H.

F. Fraksi KB 17. Masduki Baidlowi 18. Drs. Saifullah Ma'shum 19. Marwan Ja'far, S.H., S.E. 20. H. A. Effendy Choirie, M.Ag., M.H.

G. Fraksi PKS 21. Aboe Bakar Al-Habsyi 22. Agus Purnomo, SIP 23. Mustafa Kamal, S.S.

H Fraksi BPD 24. Prof. DR. M Ryaas Rasyid, M.A.

Fraksi PBR 25. H. Ade Daud lswandi Nasution

J Fraksi PDS 36. Carol Daniel Kadang, S.E., M.M.

KETUA RAPAT (Ors. AGUN GUNANDJAR SUDARSA, M.Si./F-PG): Sesuai dengan catatan dari Sekretariat bahwa kuorum telah terpenuhi dan telah dihadiri oleh

seluruh unsur Fraksi kecuali dari Fraksi Partai Damai Sejahtera yang belum hadir. Dengan ini Rapat Kerja Pansus RUU Kementerian Negara dengan Menteri Sekretaris Negara Republik Indonesia pada hari ini Rabu, 21 Maret 2007 kami nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

(KETOK PALU 1 KALI)

Assa/amu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

Saudara Menteri Sekretaris Negara yang kami hormati, Segenap Anggota Pansus yang terhormat,

Sesuai dengan undangan bahwa pada hari ini kita akan mengadakan Rapat Kerja kembali untuk membahas DIM, namun sesuai dengan apa yang diputuskan dalam Rapat Kerja yang lalu pada kesempatan yang awal ini kita masih mencoba melakukan proses dialog atau semacam dialektika diantara segenap Anggota Pansus dengan Menteri Sekretaris Negara.

2

Sebelum kita memasuki pembahasan ke DIM-DIM, karena banyak hal yang mungkin pada kesempatan ini yang perlu disamakan visi dan persepsi antara segenap Anggota Pansus dengan Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden. Yang tentunya hal ini nanti diharapkan, kita berharap dengan rahmat dan ridho Allah SWT dan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT mudah-mudahan pembahasan Rapat Kerja pada hari ini bisa banyak memberikan kemajuan­kemajuan yang diharapkan tekad dan semangat dari DPR maupun dari Pemerintah yang memang punya komitmen bersama untuk menyelesaikan Rancangan Undang-Undang ini diharapkan dalam perjalanannya ke depan bisa semakin lebih dimudahkan, lebih lancar sehingga berbagai hal yang harus kita bicarakan untuk kita putuskan ini mendapatkan satu kualitas dari undang-undang yang diharapkan ke depan bisa lebih menjamin adanya satu tata kelola pemerintahan yang lebih efisien, lebih efektif, yang betul-betul lebih berpihak kepada masyarakat. Yang tentunya Pemerintah maupun DPR berkewajiban secara konstitusional untuk mewujudkan itu semua.

Untuk itu pada putaran pertama ini pada minggu yang lalu Menteri Sekretaris Negara telah menyampaikan beberapa penjelasan atas beberapa pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan oleh segenap Anggota Pansus. Oleh karena itu mungkin pada kesempatan ini sesungguhnya ketika Pemerintah menyampaikan tanggapan-tanggapannya biasanya dilakukan dengan respon yang disampaikan kembali oleh masing-masing Fraksi. Oleh karena itu pada kesempatan awal nanti kami mintakan dari masing-masing Anggota Pansus melalui Fraksi tentunya untuk menyampaikan beberapa hal-hal yang terkait dengan Rancangan Undang-Undang ini yang masih bersifat umum. Yang masih bersifat umum di antaranya kami mencatat dari meja Pimpinan ada beberapa hal yang perlu dipersamakan diantara kita sebagai Anggota Pansus dengan Menteri Sekretaris Negara yang tentunya terkait dengan apa yang sudah disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara seperti halnya beberapa perkembangan yang juga mungkin selaku Pimpinan Pansus kami berkewajiban untuk menyampaikan beberapa perkembangan atau lingkungan-lingkungan di sekitar pembahasan itu yang terkait dengan berbagai peraturan perundang-undangan atau maupun dengan perkembangan­perkembangan yang ada. Seperti halnya yang disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara bahwa sesungguhnya tidak ada kekhawatiran sedikitpun di pihak Pemerintah berkenaan dengan Rancangan Undang-Undang ini. Kalau pun terjadi perbedaan pemahaman, perbedaan pandangan terhadap Rancangan Undang-Undang ini kita adalah satu proses yang memang masing-masing memiliki hak konstitusional untuk membicarakan masalah-masalah ini.

Oleh karena itulah kita tidak lagi pada posisi untuk saling bertahan atau saling berpegang kepada pemikiran-pemikiran itu tapi semuanya harus diarahkan sesuai dengan landasan konstitusi kita bahwa setiap Rancangan Undang-Undang itu harus ada keputusan bersama. Keputusan bersama itulah yang mungkin diharapkan kita bisa mempertemukan pandangan-pandangan yang ada di DPR maupun pandangan-pandangan dari Presiden yang disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara.

Diantaranya kami mencatat dari dialog 1 minggu yang lalu, yang pertama berkenaan dengan Rancangan Undang-Undang ini. Tentang ruang lingkup, kalau kita tanggap dari DIM Pemerintah ruang lingkup dari pada Rancangan Undang-Undang ini sesungguhnya adalah Rancangan Undang-Undang yang paling tidak ada kesamaan. Kesamaan itu tentang apa? Kalau bicara tentang apa jadi saya lewatkan dulu judul. Misalnya tentang ruang lingkupnya apa. Apa yang dimaksud dengan Rancangan Undang-Undang Usul lnisiatif DPR adalah Rancangan Undang­Undang yang diatur dalam undang-undang ini. Apanya itu seperti ada pengelompokan kementerian dan sebagainya yang lebih menyoroti aspek kelembagaan, itu sama. Aspek kelembagaan yang diatur dalam undang-undang itu kita telah menetapkan ada kementerian pokok, kementerian utama, dan ada kementerian khusus. Kesamaannya paling tidak dari Pemerintah itu

3

tentang apanya itu sudah secara limitatif disebut. Nama kementerian, nama kementerian itu disebut dalam Rancangan Undang-Undang dari DIM Pemerintah, paling tidak menyebut 3 (tiga) yang disebut triumvirat, kemudian juga dalam DIM Pemerintah masih ada juga sebutan menteri koordinasi. ltu paling tidak kalau bicara numenklaturnya peraturannya seperti itu.

Kemudian berkenaan dengan itu semua ruang lingkup yang berikutnya juga sama, bahwa dalam DIM Pemerintah juga merespon tentang syarat-syarat untuk menjadi menteri, bagaimana pengangkatan dan pemberhentian itu juga menjadikan ruang lingkup dari pada Rancangan Undang­Undang ini. Yang masih berbeda mungkin nanti akan kita bahas dalam DIM berikutnya seperti pengaturan berkenaan dengan Pasal 18 tentang hubungan kementerian dan pemerintahan daerah dengan Lembaga Pemerintahan Non Kementerian itu bagian-bagian yang mungkin nanti akan kita bicarakan yang memang belum sama. Begitu pula disampaikan berkenaan dengan apa yang disampaikan oleh Pemerintah bahwa Menteri Sekretaris Negara berkenaan dengan kampanye­kampanye yang disampaikan oleh Presiden yang itu diharapkan bisa memberikan ruang gerak kepada Presiden setelah terpilih untuk membentuk kementerian sesuai dengan visi dan misinya yang sebetulnya kesamaan itu diwujudkan dalam rancangan bab kita yang disebut kementerian khusus. ltu juga ada kesamaan.

Berkenaan juga dengan masalah Garis-Garis Besar, tidak ada lagi Garis-Garis besar Haluan Negara. Tapi sebagai informasi bahwa kita pada saat ini bahwa kampanye Presiden ke depan bagaimana pun karena harus menjalankan Undang-Undang Dasar dan segala peraturan perundang­undangan yang berlaku yang sesungguhnya bahwa kita sudah memiliki undang-undang sebagai "pengganti GBHN" kalau mau dikatakan pengganti karena kurun waktunya juga cukup panjang. Yang disebut dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional dari tahun 2005-2025.

Kemudian berkenaan dengan pemberlakuan, pemberlakuan ini terkait dengan apa yang diatur dalam undang-undang. Karena apa yang diatur dalam undang-undang Pemerintah itu bahwa numenklatur secara limitatif di dalam Rancangan Undang-Undang dari pihak Presiden yang diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara, di sini juga sudah diatur artinya bahwa kementerian itu secara eksplisit disebutkan ada 3 (tiga) yang tidak bisa diubah. Kementerian-kementerian yang sudah ada, yang sekarang itu berlangsung di dalam DIM Pemerintah di dalam Pasal 13 die/ear, dianggap berlaku setelah undang-undang ini diundangkan. Maka itu artinya bahwa kementerian yang sudah ada ini oleh undang-undang ini diakui sebagai kementerian yang sudah ada.

lni yang mungkin agak berbeda tentang apa yang ada dalam pemikiran DPR. Tentang apa itu, mari kita bicarakan dalam Rancangan Undang-Undang ini. Sehingga berkenaan dengan pemberlakukan, Pemerintah itu setelah undang-undang ini diundangkan serta merta dia diberlakukan. Tapi pada prinsip DPR pemberlakuan ini menurut pandangan-pandangan Fraksi kemarin saya menganggap nampaknya terkait dengan apa yang akan dibentuk kita desain sekarang tapi pemberlakuan itu sebagian besar menyatakan merespon apa yang menjadi kendala dan kesulitan Pemerintah, seperti ada kecenderungan untuk diberlakukan tahun 2009.

Dengan kewajiban tentunya sebagai informasi untuk Menteri Sekretaris Negara pengalaman selama ini kalau undang-undang itu serta merta diberlakukan untuk tahun 2009, itu juga banyak yang tidak jalan karena berbagai aturan-aturan pelaksanaannya itu tidak diberikan kewajiban kepada Pemerintah. Sehingga ketika terbentuk Pemerintahan itu baru sibuk mengurus PP nya dan sebagainya. lni mungkin bagian yang tentang pemberlakuan.

4

Berkenaan dengan hal-hal lain sudah disinggung, berkenaan dengan masalah membutuhkan biaya kalau perubahan waktunya dan lain sebagainya dari Pemerintah menyampaikan seperti itu akan menimbulkan kesu\itan dan akan tergangggunya konsep atau gagasan Pemerintah yang sudah ditetapkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah oleh Perpres yang setiap tahunnya dikeluarkan, setiap perubahan kementerian itu akan berdampak paling tidak membutuhkan biaya 20 miliar. Pemahaman ini sama, DPR juga mempertimbangkan itu. Justru dalam draf Undang­Undang, pemikiran DPR bagaimana ke depan ha\ itu tidak lagi terjadi, bagaimana ha\ itu tidak lagi terulang. Sehingga dengan adanya Rancangan Undang-undang ini diharapkan tentu tidak dengan serta merta dengan segampang dan semudah itu membubarkan atau menghapuskan setiap kementerian. Sehingga muncul sebuah pertanyaan bagaimana jaminan ke depan kalau ini tidak diatur karena kalau tidak diatur berarti Presiden tidak menutup kemungkinan juga masih bisa melakukan hal-hal itu semua. Walaupun prinsip-prinsip ditegaskan dalam DIM Pemerintah.

Kemudian juga secara faktual juga mungkin nanti bisa dikembangkan lebih jauh tentang pengaturan-pengaturan dirjen yang dianggap terlalu jauh mencampuri hal-hal yang terkait dengan kewenangan otoritas birokrasi pemerintahan. Satu hal yang juga perlu kami sampaikan atas nama segenap Anggota melalui Pimpinan kepada Menteri Sekretaris Negara bahwa organisasi struktur pemerintahan kita secara faktual hari ini grafiknya sudah terbalik. Jadi itu yang perlu mencari jalan ke \uar. Yang pada akhirnya keterkaitan Pemerintah Pusat sampai ke daerah karena sudah ada PP Nomor 11 Tahun 2003 dimana jumlah dinas itu di provinsi dibatasi 10 (sepuluh), jumlah dinas di kabupaten/kota dibatasi maksimal 14 (empat belas). Sehingga kalau ditarik kore\asi dengan kementerian itu grafiknya menjadi terbalik.

Fakta juga yang kami temukan di antaranya bahwa ka\au du\u kita punya Kepres 45 tentang Pokok-pokok Organisasi Kementerian dimana setiap kementerian itu dibatasi maksimal memiliki direktorat jenderal itu minimal 8 (delapan). Saya tidak tahu perubahannya sampai sejauhmana tapi sudah terjadi banyak kementerian yang jumlah direktorat jenderalnya itu sudah melampau itu semua. lni juga sampai bagaimana menata karena membutuhkan budget yang besar. Dan terkait dengan fungsi budget yang ada di DPR, kita mengkhawatirkan kondisi-kondisi itu semua. Kemudian yang berikut juga tentang komisi-komisi yang sudah disinggung oleh Pemerintah oleh Presiden diwakili Menteri Sekretaris Negara bahwa sesungguhnya komisi-komisi yang terbentuk di DPR lebih pada posisi merespon apa yang sudah terjadi selama ini. Sehingga komisi-komisi itu menampung atau membentuk terhadap kementerian yang sudah ditentukan Pemerintah. Jadi kami berkeyakinan justru kalau jumlah kementerian itu bisa ditetapkan atau di-fixed-kan mau mau tidak mau jumlah komisi juga bisa fixed karena sudah ada aturan yang tidak bisa lagi DPR. Jadi DPR mau tidak mau akan bergantung kepada format kementerian yang ada.

Berkenaan dengan sejarah juga disinggung disampaikan tentang ada kabinet seratus menteri yang hanya berlaku sesaat. Dan Gus Dur juga pernah membubarkan. Namun yang terpenting buat DPR ke depan tidak lagi terjadi gejolak-gejolak yang seperti itu sehingga diharapkan adanya satu kepastian ke depan. Bagaimana ke depan agar bisa lebih memiliki kepastian terhadap riwayat pemerintahan karena dalam praktek dalam pandangan Dewan memang hukum itu ada yang tertulis dan yang tidak tertulis. Yang tidak tertulis ini sesungguhnya dalam praktek kontensi Kementerian Negara ini yang tidak pernah terbentuk sehingga tidak menutup kemungkinan kalau menyangkut masalah numenklatur dan jumlah ini tidak secara limitatif dirumuskan dalam Rancangan Undang-Undang ini, kita tidak bisa lagi menjamin ke depan akan ada satu proses-proses yang dimungkinkan terjadi seperti proses sejarah yang sudah pernah kita alami. lnilah beberapa ha\ yang kami catat sehingga kami harapkan poin-poin ini nanti bisa dipertanyakan lebih jauh oleh masing-masing Fraksi. Dan setelah itu mungkin pihak Pemerintah akan memberikan respon. Kami berdoa dan berharap mudah-mudahan dalam Rapat Kerja kali ini kami bisa sama-

5

sama saling mendekatkan gagasan pemikiran ini untuk bisa kita rampungkan keseluruhan substansi dalam draf Rancangan Undang-Undang ini. Saya kira demikian.

Gafur ! Untuk yang pertama kami persilahkan dari Fraksi Partai Golkar Pak Rambe. Tidak ada? Pak

Dr. H. ABDUL GAFUR (F·PG): Pimpinan, Saudara Menteri, dan seluruh jajarannya, Rekan-rekan Pansus yang kami hormati.

Kita pada Rapat Kerja lalu memang telah mendengarkan penjelasan-penjelasan dari Saudara Menteri Negara dan hari ini semacam rangkuman.

INTERUPSI F-PD (SYARIEF HASAN, S.E., M.M., M.B.A.): lnterupsi Pimpinan. Assalamu'alikum Wr. Wb.

Saya mohon maaf kalau saya salah. Kemarin pada waktu awal kita melakukan Rapat Kerja yang pertama itu kepada Pimpinan Fraksi sudah diberi kesempatan sikap masing-masing, padangan masing-masing. Kemudian dari pihak Pemerintah juga sudah memberikan satu jawaban. Saya mengusulkan bagaimana kalau kita masuk kepada pembahasan dari pada DIM supaya waktu ini bisa lebih cepat dan lebih efektif. ltu merupakan usul saja Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Syarif.

Keputusan yang di minggu lalu juga sudah kita bicarakan seperti itu. Namun nanti agar wawasan pemahaman kita lebih kompeten membicarakan substansi yang ada dalam DIM ini sehingga gagasan-gagasan pemikiran itu tidak muter-muter Pak, tidak ke utara lagi, tidak ke selatan. Tapi pemahaman ini paling tidak sudah sedikit punya bayang-bayang. Saya kira itu.

Silahkan Pak Gafur.

Dr. H. ABDUL GAFUR (F-PG): Jadi ini kembali lah kita dengar semacam resume dari Pimpinan Pansus menanggapi

penjelasan Saudara Menteri dan kita catat beberapa hal tadi. Saudara Ketua, memang kalau kita melihat DIM yang disodorkan Pemerintah ini dari 149 DIM yang tetap hanya 24. Jadi dibayangkan saja bahwa 100 lebih itu disarankan untuk dihapus. Oleh karena itu apa yang disampaikan Saudara Ketua tadi yang menyangkut ruang lingkup misalnya itu disana kita harus mengadakan pembahasan-pembahasan dari kita, kita bagi 2 (dua) yang disarankan dihapus, itu menurut Fraksi kami memang ada hal-hal yang secara sungguh-sunggguh misalnya hubungan Pemerintah dengan daerah, persoalan organisasi akan kita atur sampai dirjen dan lain-lain sebagainya dalam RUU ini menurut Fraksi kami harus kita bahas secara mendalam apakah memang kita sependapat dengan Pemerintah untuk diketok. Tetapi dari penjelasan mengenai penjelasan tentang ruang lingkup tadi kita bisa melihat tentang susunan organisasi.

6

• •

Bagaimana dalam rangka pembentukan kementerian-kementerian ini. Kementerian itu dibentuk tentu berdasarkan apa yang diisyaratkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalam tujuan preambulenya dimana di dalamnya menyangkut falsafah bangsa, filosofi, ideologi negara, tujuan nasional. Tujuan nasional yang pertama adalah bagaimana melindungi segenap Bangsa Indonesia dan tumpah darah Indonesia. lsyarat dari sini harus ada beberapa kementerian yang harus kita susun di dalam undang-undang ini supaya terpancar dia. Misalnya di dalam tujuan nasional itu ada kementerian yang perlu bertanggung jawab, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertahanan sebagai penyatu yang melindungi seganap bangsa dan tumpah darah Indonesia.

Yang kedua, bagaimana supaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Kementerian Pendidikan, kementerian apa lagi ada di situ. Kemungkinan dulu berkembang di sana ada kementerian pendidikan tinggi dan ilmu pengetahuan, disini tergambar. Kemudian tujuan nasional berikutnya meningkatkan kesejahteraan umum, masalah perekonomian, perdagangan perindustrian dan segala macam itu supaya ada kejelasan di sana.

Kemudian mewujudkan ketertiban dunia, di sini Kementerian Luar Negeri ada terpancar di sana. Jadi dari tu ju an nasional ini harus terpancar disana. Jadi itulah tujuan yang sebenarnya ini ....... (rekaman tidak jelas)......... Kementerian Agama harus ada di sana, kemudian Kementerian Pertahanan Keamanan Negara ada di sana, menyangkut HAM ada di sana, kemudian lagi tentang pendidikan dan kebudayaan, tentang perekonomian dan kesejahteraan sosial perlu tertera secara jelas dalam undang-undang ini. .................................................... (rekaman tidak ada suara/hening)

KETOK PALU 3 X

RAPAT DITUTUP PUKUL 10.50 WIB.

Jakarta, Maret 2007

a.n. Ketua Rapat Sekretaris,

Ttd.

Ors. Ristam

7

DE\\Al\ PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEMENTERIAN NEGARA

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang Masa Pers1dangar Rapat ke Jenis Rapat Sifat

2006-2007 111

Rapat Kerja Terbuka Karn is, 22 Maret 2007 Pukul 10.00 s.d. 13.30 WIB

Hari, tanggar Waktu Tempat Ketua Rapat Acara rapat

Ruang Ra pat Pansus A Gedung N usantara 11 Lt. 3 Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. Membicarakan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM) RUU tentang Kementerian Negara Ors. Ristam Sekretans Rapat

Hadir 21 Anggota dari 50 Anggota dan 17 orang Anggota izin

A. Pirnpinan Pansus '1. Drs. Agun Gunandjar Sudarsa (Ketua/F-PG)

B. Anggota Pansus Fraksi PG

2. Rambe Kamarulzaman, M.Sc. 3. GBPH H. Joyokusumo 4. ir. Herman Widyananda, S.E., M.Si. 5. H. Gusti lskandar Sukma Alamsyah, S.E. 6. Ora. Chairunnisa, MA 7. Dr. H. A!:Jdul Gafur

Fraksi PDIP 8. Ors. Yoseph Umar Hadi

Fraksi PD 9. Syarief Hasan, S.E., M.M., M.BAi 10. Dr. Benny Kabur Harman, S.H. 11. Drs. ldealisman Oachi

Fraksi PPP 12. Ors. H. Arief Mudatsir Mandan, M.Si 13. Ors. H. Lukman Hakiem

/Fraksi ...

Fraksi PAN !4. f~:daiia D_1ohansyar, Makki 15 I~. Hi And: Yu\1ani Paris, M.Sc. 16. H. Hermansya11 Nazirun, S.H.

Fraksi KB ~7. Drs Saifuilah Ma'shum

Fraksi PKS 12. ,l\gus Purnomo. S.IP. 1 S. Refnza

Fraksi BPD

Fraksi PBR 20. H. A.de Daud lswandi Nasution

Fraksi PDS 2'1. Caro! Daniel Kadang, S.E., M.M.

C. Pemerintah

1. Menteri Sekretaris Negara, Prof. Dr. Yusril lhza Mahendra, S.H. 2. Deputi Mensesneg Bidang Perundang-undangan,

D. lzin: '<. Permadi, S.H.(Wakii Ketua/F-PDIP) 2. H. Maiyasyak Johan, S.H., M.H.(Wakil Ketua/F-PPP) 3. Dr. H. Achmad Fauzie, S.H. (Wakil Ketua/F-PD) 4. Arbab Paproeka, S.H. (Wakil Ketua/F-PAN) 5. Dr. Happybone Zulkarnaen, MS (F-PG) 6. Drs. Eldie Suwandi (F-PG) 7. Dr. H. Markum Singodimejo (F-PG) 8. 0:. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc. (F-PDIP) 9. Ors. H. Djoemad Tjiptowardojo, M.M. (F-PDIP) 10. Ors. Soewarno (F-PDIP) 11. Taufan Tampubolon, S.E., M.M. (F-PDIP) 12. Jacobus K. Mayong Padang (F-PDIP) 13. Ors. Masduki Baidlowi (F-KB) 14. Marwan Ja'far, S.H., S.E. (F-KB) 15. Aboe Bakar Al-Habsyi (F-PKS) 16. Mustafa Kamal, S.S. (F-PKS) 17. Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid, M.A. (F-BPD)

2

KETUA RAPA T (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA, M.Si. ) :

Yang Kam hormati Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden dengan segenai::, JaJarannya

Rapat Ker_ia dalam rangka pembahasan DIM Rancangan Undang-undang Kementerian Negara pada har 1n: tangga! 22 Maret kami nyatakan di buka dan terbuka untuk umum.

(KETOK 1X)

Assaiamu alaikum. Wr. Wb.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat 11/ahi Robbi Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa pada pagi hari in: dalam kondisi cuaca yang hujan rintik-rintik mudah-mudahan tidak besar dan tidak membuat Jakarta banjir kembali. Mudah-mudahan pembicaraan­pembicaraan yang Kita lanjutkan dalam rangka pembahasan DIM ini bisa mendapatkan perkembangan-perkembangan yang lebih baik dan tanpa kita sadari kemarin kita sudah memulai dan kita merasa bersyukur, sadar betul. Kita sudah sampai kepada DIM 15 yang salah satu ha: yang juga pada hari ini kalau kita lihat pemberitaan di berbagai media itu sudah cukup kondusif untuk berjalannya pembahasan substansi dari pada Rancangan Undang­undang ini karena nampak bahwa hubungan komunikasi antara Presiden dengan DPR meialui mekanisme Pansus RUU Kementerian Negara ini sudah mulai ada perubahan-perubahan. Bahkan beberapa perkembangan disampaikan yang menyangkut yang titik pokok krusial pun sudah disepakati ada mekanisme iobi, sehingga ketika masuk ke Panja nanti itu tidak terlalu lagi menyulitkan dalam perumusan-perumusan. Oleh karena itu semangat kebersamaan ini yang masing-masing pihak sudah mengutarakan dan sudah menyampaikan bagi DPR juga sudah mengatakan ini adalah bagian yang memang harus kita tempuh sebagai proses dialektika, tidak akan mungkin ngotot-ngototan karena Pasal 20 Ayat 2 mengunci kita, tidak mungkin Rancangan Undang-undang ini bisa selesai kalau tidak ada kesepakatan bersama. Dan nampaknya juga Pemerintah sudah mengutarakan secara tegas bahwa Pemerintah pun siap untuk berkompromi sepanjang apa yang disampaikan dalam rangka objektivitas. rasionalitas dengan argumen-argumen yang betul-betul bisa mengharapkan ke arah terbentuknya sebuah sistem penyelenggaraan pemerintah Presidensil yang semakin baik, semakin kuat. Kalau pada posisi itu diyakini memang sesuatu yang menjadi keniscayaan kebenaran, pihak Pemerintahpun pada posisi seperti itu akan objektif, akan rasional dengan segala pertimbangan-pertimbangannya.

lni yang kita satu rahmat mungkin satu hidayah buat kita sehingga dalam pembahasan berikutnya kita tidak dalam posisi selalu sa\ing bertahan, tapi ada proses yang memang pada tingkatan-tingkatan tertentu akan ada yang sedikit sulit, akan ada sedikit yang tidak terlalu sulit, itu gradasi itu saja yang mungkin nanti proses pada akhirnya harus kita putuskan. Apakah akan ada, apakah tiada, apakah rumusannya seperti A atau seperti B itu adalah bagian dari proses demokrasi yang dalam posisi antara DPR dan Pemerintah memiliki kedudukan yang sama dalam proses pengambilan keputusan.

Namun sebelum memasuki kepada substansi-substansi yang akan kita bahas dalam DIM selanjutnya, perkenankan kami dari meja Pimpinan menyampaikan beberapa hal yang berkenaan dengan persoalan-persoalan berikutnya terhadap pembahasan rancangan DIM ini.

3

Kiia aKar1 segera memulai dengan DIM nomor 16 dan seterusnya. Oleh karena itu mungkin yang pertama yang harus kita sepakati berkenaan dengan waktu. Waktu pembahasan seperti vang sudah disepakati kemarin dalam forum informal kita ketemu bahwa Pansus ini diharapkar. akan bekerja sampai dengan pukul 14.00. Untuk itu tanpa melalui mekanisme istiraha:. Jadi kita lanjut sampai dengan pukul 14.00 setelah itu kita stop dan kita akan lanjutkan pada kesempatan Rapat Kerja yang akan datang di hari jadwal kita selalu di hari Rabu dan hari Kamis. Tentunya persoalan Rabu dan Kamis itu tetap jadwal, apakah bisa terselenggara atau tidak ya kejujuran, keikhlasan dan pada akhirnya Tuhan Yang Maha Kuasa yang akan tahu apakah ada halangan tidak ada halangan. Harapan kita adalah dengan harapan mudah-mudahan seiuruh jadwal-jadwal yang sudah kita rencanakan itu bisa terlaksana sebagaimana adanya tanpa ada halangan apapun. Baik untuk hari ini kita sepakat waktu berakhir sampai dengan Pukul 14.00 ya?

(KETOK 1X)

Kemudian yang berikutnya tentang mekanisme ini untuk bisa lebih memperdalam berbagai substansi di dalam DIM ini, kami pikir tidak ada salahnya kalau pada tahapan awal karena memang RULJ ini berangkat dari DPR kemudian DIM nya diserahkan oleh Pemerintah. Walaupun Pemerintah sudah menyampaikan tanggapan umum dan kemarin sudah ada beberapa putaran, saya berpendapat kalau mungkin langsung kepada Pemerintah menyampaikan masukannya terhadap DIM tersebut, kami mengusulkan bagaimana kalau setiap DIM yang ada ini karena draft ini dari DPR, kami mohon izin anggota, kami juga mohon izin kepada Pemerintah kalau Pimpinan diberikan kewenangan sedikit untuk mengantarkan kenapa hal in: muncul? Lalu nanti respon Pemerintah setelah itu baru fraksi-fraksi, ini hanya usui. Supaya seperti misalkan tentang DIM nomor 16, Lembaga Pemerintah non Kementerian. In! kaiau langsung ke Pemerintah saran dihapus langsung ke fraksi 'kan nampak substansinya itu tidak terdalami secara mendalam. Kalau ini diizinkan ya paling sekitar 1, 2 menit saya jelaskan tentang ini, bisa sepakati ya?

F-PG (DR. H. ABDUL GAFUR):

Saudara Ketua, interupsi dulu. lni sejak kemarin kita lihat Pemerintah makin serius ini, Saudara Ketua bisa terangkan

enggak? Wakil-wakil ketua 4 orang ini, apakah izin? Atau berhalangan apa? Sakit apa, kelihatan kurang serius wakil-wakil Ketua ini. Supaya nanti tiba saudara mau kebelakang skors 5 menit lagi. Apa izin apa bagaimana mereka berempat itu?

KETUA RAPAT:

Jadi kalau Pak Permadi itu memang izin pak, dari kemarin ada suratnya. Kemudian Pak Arbab juga ada suratnya izin pak. Kemudian Pak Achmad Fauzie juga memberitahukan izin. Pak Maiyasyak ini yang tidak ada kabar pak. Jadi itu saja, tapi kalau tidak ada kabar itu biasanya suka nyelonong tahu-tahu datang gitu, ya kira-kira itu. Tapi terima kasih Pak Gafur ini menjadi perhatian. Artinya kami mohon pada sekretariat untuk segera diadakan Rapat Pimpinanlah menyikapi kondisi-kondisi perkembangan pembahasan ini, terima kasih Pak Gafur.

4

3aif~. lbu dar Bapak yang kami hormat! terutam2 Menteri Sekretaris Negar2. '\ita memasuki D!M nomor 16. yang dalam draft DPR dijelaskan dalam Ketentuan

Umum Lembaga Pemerintahan nor: Kementerian.

F-PG (DR. H. ABDUL GAFUR):

Saudara ketua interupsi itu 'kan 15 itu bisa kita setujui, kita setujui saja. i 5 duiu baru yang ini Saudara. kita ber! kekuasaan, kesempatan untuk memberi penjeiasan dulu. itu barang kali bisa.

KETUA RAPAT:

Maaf-maaf. lupa saya DIM nomor 15 ini belum, kemarin sampai dengan 14. DIM nomor 15 ini hanya ada perubahan redaksional saja. Jadi, "Menteri Negara yang selanjutnya disebut Menteri adalah Pembantu Presiden memimpin kementerian". Saya pikir ini konsisten karena kalau di ketentuan sebelumnya sudah selanjutnya disebut Kementerian, tidak periu lagi menyebut. "Kementerian Negara". Sepakat ya usu Ian Pemerintah ya?

(KETOK 1X)

BaiK, terima kasih. Kita masuk DIM nomor 16. DIM nomor 16 ini. kenapa DPR mengkaitkan Rancangan

Undang-undang ini dengan Lembaga Pemerintahan Non Kementerian? Karena semangatnya yang pertama kita ingin keseluruhan katakanlah tanda petik menggunakan istilah Lembaga Pemerintah atau Perangkat Pemerintah yang nanti akan kita diskusikan, karena non kementerian masih menyebut dengan Lembaga Pemerintah. Bahwa sejalan dengan apa yang dibicarakan kemarin hari ini cukup banyak problem-problem ketatanegaraan, apa yang dimaksud dengan iembaga negara? Apa yang dimaksud dengan Komisi-komisi negara? Belum lagi ada yang namanya independen dan sebagainya. Dan MK juga sudah menegaskan lewat bukunya, tidak keputusan yuridis tapi bukunya ada, 70 Lembaga Negara yang dimaksud dalam Undang-Undang Dasar. Nah, ini persoalan-persoalan yang perlu kita tata bagaimana mekanisme diantara mereka dalam melakukan tugas-tugas itu secara benar. Nah, di sisi lain dalam tataran Pemerintah ini juga cukup banyak munculnya lembaga-lembaga baru katakanlah termasuk yang sudah ada. Yang satu sama lain ini mungkin sering terjadi dispute di dalam menjalankan kewenangannya. Sehingga terkesan di media, terkesan di publik itu terjadinya saling salah menyalahkan. Diantaranya antara Departemen Kesehatan dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan. ltu sering di media itu terjadi overlap, sehingga kita mengharapkan ke depan bahwa Kementerian Negara ini juga ada korelasi hubungan dengan lembaga tersebut supaya dalam melaksanakan tugasnya itu ada proses hirarki pertanggung jawaban. Hirarki instruksi pada Presiden itu tetap dalam satu jalur bahwa semuanya yang namanya Pembantu Presiden itu adalah Menteri.

Jadi kita berharapkan itu diatur semata-mata supaya lembaga itu boleh posisinya berada di bawah Presiden secara langsung tapi melalui menteri yang terkait terhadap urusan tersebut. Sebetulnya substansi yang ingin kita pasang adalah itu supaya tidak ada lagi nanti lembaga-lembaga yang bisa nyelonong begitu saja ke Pres id en. Pad a hal sebetulnya substansinya terkait dengan menteri yang sebetulnya dia pembantu utamanya. Sebut saja

5

amar2 DepKe~ oen;iar, PJfv1, yang sampai han ini terus berpolemik enggak selesai-seiesa1. Semangatny2 itL;.

Semanga'. yang kedua kita ingin membicarakan masalah ini juga dalam konteks kalau sampai terjadi katakanlah reformasi birokrasi dalam pengertian perampingan, maka sesungguhnya kementerian tersebut bisa saja tidak dalam bentuk nomenklatur Kementerian, tapi bisa menjadi Lembaga Pemerintah non Kementerian. Yang mencuat pada waktu pembahasan d: Pansus diantaranya tentang keberadaan LAN, keberadaan BKN. dengan Menpan. Yang ini JUga cukup menguat sehingga rumusannya seperti itu saja berbagai lata1 belakang Kenapa Pansus menggagas pemikiran-pemikiran seperti itu.

ltu saJa sebagai pengantar, lalu kami persilahkan kepada pihak Presiden (Menten Sekretaris t~egata) yang menyarankan ini di hapus, yang mungkin akan ada beberapa tambahan-tambahan penjelasan.

Kami persiianKan Pak Mensesneg 1

PEMERINTAH (PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA):

Terima kasih Saudara Ketua. Saudara-saudara para Anggota Pansus yang terhormat.

Sehubungan dengan DIM nomor 16 ini memang Pemerintah menyarankan supaya rumusan DIM nomor 16 ini dihapus saja. Pertama ialah karena Pasal 17 UUD '45 itu hanya memerintahkan pengaturan pembentukan, pengubahan, dan penghapusan Kementeriar, Negara yang diatm di dalam Undang-undang, sama sekali tidak menyebutkan tersurat maupun tersirat tentang keberadaan dari Lembaga Pemerintahan non Departemen sekarang ini atau istilah Lembaga Pemerintahan non Kementerian di dalam Rancangan Undang-undang ini.

Kami memang menyadari bahwa terhadap LPND yang ada sekarang ini perlu ada penataan dan Pemerintah juga sebenarnya juga sebenarnya telah terus-menerus melakukan penataan ulang bukan saja keberadaan dari LPND-LPND itu tapi juga Komisi-komisi termasuk pula BUMN-BUMN kepada siapa mereka itu bertanggung jawab? Dan di bawah siapa mereka itu dikoordinasikan? Memang dahulunya semuanya lepas, sempat lepas langsung kepada bertanggungjawab kepada Presiden. Tapi Presiden sekarang itu menggariskan suatu kebijakan bahwa yang langsung bertanggungjawab kepada Presiden itu ialah Menteri, termasuk Panglima TNI dan kemudian Kapolri, yang lain-lain itu tidak, tapi di bawah koordinasi sekarang ini tidak langsung di bawah satu departemen, satu kementerian tapi di bawah koordinasi dari departemen atau kementerian-kementerian yang bersangkutan. Contoh misalnya, seperti LIPI, BATAN, itu di bawah koordinasi dari Menteri Negara Riset dan Tekhnologi. Jadi sudah dikembalikan seperti itu.

Pada waktu mereka mengajukan pejabatnya jadi mengajukan calon Ketua LIPI atau Ketua BA TAN itu diajukan Menristek kepada Presiden dalam rapat Badan Pertimbangan Jabatan. Penataan juga sedang dilakukan terhadap BUMN-BUMN yang sekarang ini seluruhnya berada di bawah Menteri Negara BUMN. Sementara kalau terjadi kecelakaan kereta api, terjadi kecelakaan pesawat terbang yang dimarahi Menteri Perhubungan. Sementara Menteri Perhubungan tidak ada jalur langsung kepada BUMN-BUMN itu. Jadi ini

6

juga memang masaiar, yang Kami hadapi Pemerintah dan sedang dilakukan penataan­penataan. r~amur demikiar; kalau itu perlu di tata dalam bentuk undang-undang, tidaklah kiranya dibahas di da1arr Undang-undang tentang Kementerian Negara ini, saran kami begitu. Menyadari bahwc. itu per!u d: tata, kalau perlu sampai tingkat undang-undang. Tapi mohon dipertimbangKan kiranya itu tidaK di bahas pada waktu kita membahas Undang-undang tentang Kementeriar Negara in: sehingga dia lebih foKus

:::iemikian ;:iandangan kam Saudara Ketua.

KETUA RAPA T :

Terima kasih. Jadi art1ny2 masih tetap perlu kita dalami ya. perlu kita sikapi. Karena memang satu

na1 mungkin Pemerintah ini 'kan draft judulnya itukan pembentukan. Tapi kalau kita itu memang kementerian, sehingga kementerian itu ada korelasi yang kami katakan tadi ke Pasai 18 antara struktur pemerintahan yang memang sebagai pembantu utama Presiden itu menteri akan sampai ke bawah, ke dinas-dinas dalam rangka pertanggungjawaban substansinya termasuk dengan LP!~K ini. Oleh karena itu kami persilahkan pada masing-masing fraksi mungkin untuk memberikan pandangan-pandangannya. Kami mulai dengan fraksi.

Baik kami persiiahkan dari Fraksi Bintang Reformasi.

F-PBR (ADE DAUD NASUTION):

Assa/amu Alaikum. WR. WB. Terima kasih Pimpinan Pansus, Pak Menteri Sesneg dan jajarannya, Pak Dirjen Keuangan.

Saya pikir tadi Pak Menteri katakan bahwa Pemerintah memang bekerja keras untuk bekerja dalam menanggulangi segala macam. Tapi akhir-akhir ini di surat kabar Pak, setiap ada kejadian setiap ada badan berdiri. lni hari pesawat Adam Air menghilang terus ada badan BKKT, terus ada lagi badan KNKT, macam-macam. Terus ada Basarnas, ada Basornas. ltu di Perhubungan itu mungkin badan itu banyak benar sekarang. Jadi setiap satu kasus kapal tenggelam satu badan berdiri. Jadi mungkin hal ini dari fraksi kami pikirkan mungkin hari ini kalau dihapus semua ya mungkin kurang bijaksana juga. Karena saya pikir ini sesuai dengan apa kejadian sekarang dan takutnya nanti ada bagaimana anggarannya, bagaimana nomenklaturnya. Sebab kalau saya lihat begini kalau bisa itu memang yang namanya DIM nomor 16 ini kalau seluruhnya dihapus mungkin kurang bijaksana.

Terima kasih Pimpinan. Assalamu Alaikum. WR. WB.

KETUA RAPAT:

Terima kasih, berikutnya dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, enggak ada ya? Berikutnya dari PKS, silahkan.

7

~-PKS (AGUS PURNOMO):

~\aiaL meliha~ kembal: KE: 1nduknya, jadi memang diawal: dengan kata "Daiarr' itlJ. Daiarr konteks '·Jalarn' iti.: kita bisa memahami bahwa Kementerian Negara itu tldak mest: harus d1atur dalarn sebuah undang-undang khusus. Nah, oleh karena itu kita kemudian bisa menerima alasar Pemerintar dalarr konteks ini. Waiaupun kita kemudian menemukan fakta beium ada undang-undang ia1r: yang berkaitan dengan manajemen pemerintahan. Jadi yang pertama yang terkait langsung dengan kementerian itu tidak ada. Kemudian yang keduanya yang terkait dengan lembaga Pemerintah. Apakah memang ini diatur dengan undang-undang ataL; hanya untuk kepentingar manajeria! semata begitu. Nah, itu terkait dengan nanti di dalam DIM berikutnva yang diajukan oleh Pemerintah yang berkenaan dengan masalah pert!mbangar untuk pembentukan. Jadi masalah aspek continuity, aspek kesinambungan ya. Kaiau memang nanti itu diseoakati saya kir2 ini sudah mencakup bahwa di dalam kita mendraft undang-undang Keterkaitannya sangat cukup banyak. Bukan hanya mencakup masalah ketatanegaraan tetaoi Juga masalah manajerial. Masalah manajerial, masalah administrasi kepemerintahar:. Sementara itu masukkannya Ketua.

Jad: kita bisa memahami alasan itu walaupun kemudian nampaknya dalam konteks draft ini ke depar: harus ada undang-undang atau apapun yang kemudian mengatur tentang ~embaga Pemerintahan non Departemen itu.

Say2 i\ira it~ tenma kasih Ketua.

KETUA RAPAT :

·'enma k2sir. Pak .A.gus dari F-PKS. Berikutnya dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. silahkar..

~-KB (DRS. SYAIFULLAH MA'SUM):

Terima kasih Pimpinan. Saudara Menter! dan rekan-rekan anggota Pansus yang kami hormati.

Untuk DIM nomor 16 ini saya kira kita ada persamaan diantara pandangan DPR dengan Pemerintah menyangkut bahwa adanya realitas LPND-LPND yang dalam prakteknya masih menimbulkan problem itu kesamaan kita di sana. Jadi ada dinyataan atau badan-badan atau lembaga atau Komisi-komisi negara yang makin menjadi masalah dalam kaitan hubungan dengan lembaga-lembaga yang langsung dialamatkan dan diamanatkan oleh konstitusi. Tapi sekarang pada tingkat pengaturan kita masih agak berbeda.

Menurut saya ini terkait dengan ruang lingkup RUU ini. Kalau kita sudah menyepakati nanti bahwa apakah ruang lingkup RUU ini menyangkut soal hanya sesuai dengan versi Pemerintah yaitu pembentukan, pengubahan, dan pembubaran itu sendiri disepakati. Otomatis Ketentuan Umum ini menjadi tidak berlaku. Sebaliknya kalau disepakati adalah versi DPR bahwa ruang lingkup RUU ini adalah soal Kementerian Negara, otomatis menjadi sangat

8

reievar: adanya Bab \11 nant kita ada materi tentang Hubungan Fungsional Kementerian dengan l..PN~: itulah RUU in~.

:Jler karena itu saya usu! dari fraksi kami konkrit saja ini diarahkan ke Panja, sebab ini terkai~ dengan soar ruang lingkup yang perlu kita sepakati persis. lni 'kan Ketentuan Umum, mengikuti saja, kalau Ketentuan Umum ini ada substansi muatan atau materi pengaturan menyangkut soat Bab Hubungan Fungsionai antar Kementerian Negara dengan Lembaga Kementerian non Kementerian, Lembaga Negara non Kementerian maksudnya, maka otomatis Ketentuan Umum itu mesti masih harus ada.

Demikian sikap kami, terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPA T :

Terima kasih Pak Syaifullah. Berikutnya dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

F-PAN (HERMANSYAH NAZIRUN, SH):

Assaiamu'alaikum, wr. wb.

Jadi tentang DIM 16 ini, jadi bagaimanapun juga ada kenyataan bahwa selama ini setelah puluhan tahun kita mengenai adanya LPNK (Lembaga Pemerintah Non Kementerian) atau apapun istiiahnya. Kemudian memang ada juga istilah LPND, kemudian di sini dari Pemerintah menafsirkan lembaga - lembaga semacam itu adalah merupakan unit Pemerintah. Saya kira yang penting bagi kita bagaimana kita bisa memasukkan problem atau masalah katakanlah unit-unit Pemerintah ini tercantum dalam suatu klausul nanti di pasal mana. Bagaiman kita memberikan guidance kepada Pemerintah bahwa dalam pembentukan lembaga atau badan-badan itu ada persyaratan-persyaratan tertentu dan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Jadi dicantumkan di dalam salah satu klausul nanti terserah di mana. Karena memang kita menghadapi kenyataan bahwa memang itu ada dan kita juga mengenal dalam penyelenggaraan negara dan penyelenggaraan pemerintahan, kita mengenal ada badan­badan atau lembaga atau unit yang sifatnya permanen dan ada yang sifatnya semi permanen dan ada yang bersifat Ad Hock dan ini barangkali sering tumpang tindih maka kita hindarilah tumpang tindih yang mungkin terjadi tentang apakah namanya lembaga unit Pemerintah atau lain-lain yang penting ada pengaturannya pada saat kita membicarakan Rancangan Undang­undang ini.

Saya kira itu dari kami, sekian. Assaf am 'alaikum wr. wb.

KETUA RAPAT :

Terima kasih, berikutnya dari Fraksi Partai Demokrat, silahkan Pak Dachi. Oh, maaf ke Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

9

F·PPP (H. LUKMAN HAKIEM):

Jadi Saudara Ketua. saya kira semangatnya sama ini. Artinya concern kita Pemerintah dengan DPR in! sama, dan karena itu teriepas apapun nanti rumusannya fraksi kami minta supaya ada cantelan itu. Sehingga pada lembaga negara, lembaga Pemerintah non kementerian. non departemen itu tidak nyelonong ke Presiden gitu. ltu harus ada diatur itu bahwa mereka itu di bawah koordinasi menteri. Di mana ditaruh itu saya kira akan diskusikan lah. Kan enggak apa-apa kita sisipkan itu tapi dalam kerangka kewenangan menteri misalnya. Jadi seperti itu Pak. saya kira Pemerintah itu enggak keberatan itu. Yang penting ada cantelan­nya saja. Karena semangat kita sama, concern kita sama untuk menertibkan LPND ini.

Terima kasil:.

KETUA RAPA T :

Berikutnya dari Fraksi Partai Demokrat.

F·PD (IDEALISMAN DACHI):

T erima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum wr. wb. Salam sejahtera buat kita semua. Pimpinan yang saya hormati dan teman-teman, begitu juga dengan saudara Menteri.

Yang menyangkut DIM 16 ini Fraksi Demokrat berpendapat bahwa kami sangat mendukung yang disampaikan oleh Pemerintah, itu sarannya dihapus karena tidak ada korelasinya kita bahas sekarang. Karena ini yang kita bahas menyangkut Undang-undang Kementerian, bukan Undang-undang Non Kementerian. Tentunya ini juga kita harus melihat kondisi ini karena pertanggungjawaban dari pada setiap badan yang dibentuk itu 'kan tanggung jawab itu 'kan tidak bisa didelegasikan kepada menteri. Artinya biarkanlah itu kalau seandainya itupun kalau ada badan yang akan dibentuk, biarkanlah itu dalam bentuk Keppres. Artinya biarkanlah itu kewenangan Presiden dan kepada menteri siapa yang akan ditunjuk untuk berkoordinasi. ·

Jadi itu saja yang kami sampaikan pimpinan. Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Terima kasih dari Partai Demokrat. Berikutnya Fraksi POI Perjuangan. Belum ada yang hadir ya?

Baik kami persilahkan dari Fraksi Partai Golkar.

10

F-PG IGBPH. jQYOKUSUMO):

'erim2 Kasir Paf; P1mp1nan Ba;:iar< fv'!enteir oar tema:-Heman Pansus yang Kami hormati.

Jar: penJeiasan Paf rv1enteri pada prinsipnya Kami bisa memaliami. Memang kalau Pemerintar sudar: mempunvai tekaa untuk mengatu:- posisi-posisi kelembagaan Pemerintar sederniK1ar rup2. Sebagaiman2 kemarin jug2 kami ingatkan bahwa peristilahan dan posisi akan sanga: menentukan status protokoler, kemudian fasilitas yang harus diberiKar, dan back uc oar prog:-arr: yang d1dukung oleh APBN. lni kam: bisa memahami kalau itu memang menjadi tekad dar: Pernerintah dan ini bisa kita ikuti lebih ianjut yaitu dalam tentunya mernang masing-masing lembag2 Pemenntah atau lembag2 negara atau apapun yang kemudian di oack U:J oengan prograrr dar t>PBr~ tentunya harus ada cantolannya. Cantolannya, apakar, aKan mengikut1 undang-undang ini yang berkaitan dengan kementerian ini akar: merujuk sesuai dengar, Konsep Kita dari awal kita akar menyeluruh bukan hanye sekeder pembentuKan peiiguoahan dar, pembubaran tapi kita ingin melihat secara keseluruhen kelembagaan kementerian negara itu kaitannye dengan non kementerian yang di bawen Presider iuaa atau nant: eKan diatu~ di dalam undana-undano. , v v v

Jedi ~PNC'. 1embaga-1embaga pemerintah yang non departemen ini 'kan masih juge aae oesar hukumnya pembentukannya. Tidak hanya sekedar maunya Presider, membentuk 1n, tetapi ada keterkeitar: aengan program-program yang telah disepakati antara Pemer1nt2r; dengan JPP. tentunya. lni kaitannya dengan pembentukan tadi yang secara keseluruhan itJ. Jadi m~.mgkin pada onnsipnya Kami bisa memaham1 tapi mungkin periu kita bicarakan lebii~

mendaiam gitu Kaitannya dengan kelembagaan kementerian secara menyeiuruh tadi. Dikaitkan dengar, Keberadaan lembaga, karena ini akan menyangkut berbagai aspek dalarr kehidupan kenegeraar yang lair:.

Jadi sementara dar: Kam: begitu, bisa memahami tetapi kite akan lihat kapen ini. apaKah in1 akan tetap masuk atau akan kita atur di dalam aturan yang lain. Kita lihat nanti daiam pendalamar: pembahasan kita.

Saya Kira dari Kam: itu. terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ada tambahan Pak Gafur ') Silahkan:

F-PG (DR. H. ABDUL GAFUR):

Saudara Ketua, Sauda1a Menteri yang kami hormati.

Dua observasi kita Pansus dan Pemerintah sebenarnya sama dalam ha! Lembaga Non Kementerian ini. Samanya bahwa kita melihat sekarang ini seperti juga diuraiankan oleh Saudara Menteri ada yang tumpang tindih dan sebagainya. Tapi contoh itu komisi-komisi yang demikian banyak itu. Ada Komisi Ombudsman, apa kerjanya sampai sekarang juga. Dan komisi yang enggak jalan sama sekali. Jadi kita kebanyakan komisi ya, lembaga-lembaga lain

1 l

beg!w oanyaK gitL:. Nan itu var1g sam2 kemarin saya meng observe betui dan kit2 juga betu:. Nar:. 01er Karen2 iru Pansus memasukkan di sini.

Taoi kita 1uga memaham' penJelasan pemerintah tad1 saran untuk dihapus karen2 ad2 dasa: ataL: dengar argumentas' ::iasai 17 itu hanya menyangkut masalah kementeriar: negara pada ayat (4:: itu. Nah. ada satu yang tadi coba Saudara Menten ungkapkan bahwa kalau nant: kita bahas hai in' tersendirl untuk jadi undang-undang, apakah sekarang ini dalam kaitannya unoang-undang ini dimana ada cantoiannya. Supaya nanti kalau itu toh itu nanti terjad: suatu saa: JUga barangkali DPR. in' atau periode yang sekarang ini juga mengambil inisiatif untuk ke arar: sana. Tapi yang kita inginkan itu adakah cantolannya. Oleh karena saran kami. kami sependapa: dengar; PKB barangkali justru ini kita bawa ke Panja untuk kita dalami. kita cari d: mana itu. kaiau 1stilah P2 tad: gantungan dan segala macam. kami mau lihat dimana? Ada cantoian enggak. Sepert! yang diharapkan Saudara Menteri tadi itu penting sekali. Sebab Kalau tidar'.. ada undang-undang ya akan begitu terus itu. Ada tumpang tindih, ada komis1 yang beriungsi, kadang-kadang berfungsi yang luar biasa. KPK itu sudah luar biasa kaya super boay, ada komis yang cuma embei-embel saja pada pemerintahan kita. Jadi macarn-macarn d Kita in.:. Dier Karena itu ke deoar: perlu ada pengaturan.

!tt.: tambahan dari kami Saudara Ketua, terima kasih.

KETUA RAPA T :

Tenma kasih pada :=raksi Partai Golkar. Jadi Saudara Mensesneg, semangatnya dari DIM ini sesungguhnya adalah tidak

hanya sekedar yang kami sampaikan tadi. Sebetulnya ini adalah iebih pada semangat ingin memberikan penguatan. penguatan kepada menteri. Karena sesungguhnya dalam konstitusi pembantu menteri itu adalah menteri-menteri negara. Jadi sesungguhnya ini ingin memberikan penguatan kepada jabatan menteri agar tidak ada lagi di luar menteri itu ada yang bisa selanang-selonong secara langsung ke Presiden. Sehingga pada posisi ini nampaknya tidak dalam posisi mengatur secara rinci, tegas tentang LPNK itu seperti apa? Tapi hanya sekedar memberikan cantolan agar menteri di dalam menjalankan tugasnya sebagai pembantu 0 residen itu tidak lagi terganggu atau terhambat oleh birokrasi yang justru yang ada di pemerintar, yang bisa selanang-selonong, yang semuanya ini akan bisa menimbulkan problem-problem koordinasi yang pada akhirnya nanti akan menjadi tidak baik.

Yang kedua juga ditemukan fakta, di sini ada Sekjen Departemen Keuangan, bahwa sekarang ini Pak Menteri itu betapa kuatnya desakan lembaga-lembaga pemerintahan non deoartemen ini minta nomenklatur sendiri di anggaran. Mendesak minta nomenklatur tersendiri-sendiri, itu luar biasa desakan itu. Nah, ini kalau tidak di bawah koordinasi menteri, itu yang mungkin bagi Pemerintah di dalam rangka menyusun budget anggaran pun ini akan sulit kalau tidak ada cantelan sama sekali bahwa itu dia bisa langsung ke Presiden. lni akan timbul problem. Menteri Keuangan pun akan kesulitan, yang faktanya hari ini hampir semua Lembaga Kementerian Non Departemen yang sekarang ini, itu semua mendesak minta nomenklatur sendiri Pak di Panitia Anggaran. Minta ini, badan ini minta ini, sampai BPH Migas, terakhir itu juga minta untuk di nomenklatur sendiri, kami ingin mengelola secara langsung tidak lagi di ganggu oleh Menteri Keuangan, Menteri ini pingin. lni bagaimana koordinasinya. lni yang mungkin kami melihat Pemerintah juga pada pemahaman yang sama sehingga kami mengusulkan karena hal ini katakanlah terkait dengan DIM nomor 1 yang terkait juga dengan judul, terkait juga dengan ruang lingkup sehingga kami mengusulkan ini kita dalami saja di

12

Pan1a kiic: dalam 1ebir iauh Persoalannya nanti apakah akan dirumuskan atau tidak tetap osngambiian keputusar itu narus di Pansus. Jadi PanJ2 tidak memutuskan

F-PD (SYARIF HASAN):

-:-enma kasih 0 impinar

usu! P1rnpinan untuK di tansfer ke Panja menurut hemat saya juga, saya juga sangat menghargai. Namur; menurut hemat kami masalah ini tidak ter\alu substansi untuk di bawa ke Panja. Karena kaiau saya melihat seakan-akan in! semuanya dibawa ke Panja Jadinya. Sedangkan menuru~ hemat saya sudah je\as bahwa substansi tentang pembahasan lembaga non departemen 1n' adaiar di luar kementerian. Sementara yang kita bahas adalah kementeriar •. Jad: menurut hemat kami ini supaya di drop saja. karena tidak ada Korelasinya. fv1etodeioginya juga tidak jelas.

Kalau kite berool2 pikirannya itu mau diambil maka bukan lembaga ini saja yang harus dibahas tetapi masih banyak lagi lembaga-\embaga yang lebih kecit dari pada lembaga non departemen yang juga harus dibahas. Jadi saya pikir, secara tegas korelasinya enggak ada gitu. Di dalam metode-metode analisisnya itu jelas tidak ada korelasinya, ya kan sama sekali tida~: ada. Jad: menurut hemat saya, mohon maaf Pak Pimpinan kalau bisa ini di drop saja. f<arena sudah Jelas tidak ada sama sekali korelasinya. Katakanlah kita mau bahas kemenierian tap; kok isunya kok non kementerian. Kecuali kalau usulan yang RUU 1n1 adalah membahas ientang Kementerian dan Non Kementerian. Lain, itu ada korelasinya, gitu loh. Nah kalau memang mau diperjelas lagi, mau difokuskan lagi ya buat lagi Rancangan Undang­undang Non Kementerian. Jadi saya pikir sudah jelas substansinya. Kasihan Panja ini kalau terlalu banyak yang tidak ter!alu substansi diberi beban yang sangat substansi sehingga rapat kita dengan Menteri itu akhirnya ya yang sudah jelas-jelas saja di ketok-ketok gitu.

Jadi menurut hemat saya, saran saya Pak Ketua di drop sajalah. Jadi saya pikir sama saja dengan begini, ini ibaratnya agak sedikit agak berbeda mungkin. Ya, kalau kita bahas tentang kapa! perang, ya jangan bahas kapal penumpang lah. ltulah istilahnya. lni dasarnya gitu \oh. Jadi tapi kaiau kita berbicara tentang kapal that's fine semua termasuk. Nah, sekarang kita sudah fokus kita berbicara tentang kementerian, oke klta bicara tentang kementerian, tidak berbicara tentang non departemen atau non kementerian.

Terima kaslh Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Saya berikan tanggapan iebih dulu Pak Syarif ya. Sebentar Pak biar saya dulu Pak. Masing-masing fraksi 'kan sudah menyampaikan pandangannya dan sebagian besar fraksi minta ini di dalam bukan berarti harus masuk kan tidak pada posisi itu. Bahkan nampak sekali bahwa sebetulnya kita tidak akan mengatur tentang Lembaga Non Kementerian ini. Karena itu akan ada ranahnya sendiri, silahkan dibentuk undang-undang. Tapi yang justru disadari oleh kita adalah dalam rangka penguatan menteri dalam menjalankan tugasnya sebagai pembantu Presiden, karena dalam konstitusi itu pembantu Presiden itu ya menteri, ada cantolannya. Supaya nanti ketika ada undang-undang Lembaga Non Kementerian itu ada cantelan yang terkait di sini. Sehingga fungsi koordinasi, fungsi jalurnya bagaimana menyusun anggaran,

13

fungs; baga1mana Kaiau dia ing1r ks Presiden, itu dalam undang-undang dalam LPNK lar, yang akar, mengatur tentang itL: cap: di sini itu hanya sekedar cantolan, kira-kira itu.

Ji oersiiahkan ciu!u mungkin pada Pemerintah pak, silahkan 1

PEMERINT .A.H ( DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA) :

BaiK. terima kasih Saudara Ketua dan Saudara-saudara Anggota Pansus yang terhorma~.

Sepert! saya kataKar, tad: bahwa memang Pemerintah menyadari dengan sungguh­sungguh periunya kita menata Lembaga-lembaga Pemerintah Non Oepartemen, komisi­komisi, badan-badan, balk yang betu!-betul merupakan suatu Lembaga Pemerintah Non Jepartemen maupun merupakan suatu badan yang ada di bawah departemen tersendiri. Ambil contoh misalnya sekarang in: resminya Lembaga Pemerintahan Non Departemen itu ada 23. itu resmimya 23. Selain itu memang ada Komisi-komisi negara, baik komisi yang dibentuk dengan undang-undang maupun komisi yang dibentuk dengan Peraturan Presiden atau Keputusan Presiden dahulunya. Seperti Ombudsman itu dibentuk dengan Keputusan Presiden. Komnas HAM pada mulanya dibentuk dengan Keputusan Presiden, tapi diperkuat dengan undang-undang kemudian. i\da pula badan-badan yang oleh undang-undang diperintahkan untuk dibentuK seperti BPH fv1igas itu yang tadi disebut-sebut itu Tapi ada juga badan-badan yang berada d: dalam struktur satu departemen. Katakanlah di Departemen Hukum dan HAM ada 2 badan, Badan Pembinaan Hukum Nasional dan kemudian Badan Penelitian dan Dengembangan H,l\M

Jadi in: memang perli; kita data, biasanya kalau badan itu ada di dalarn departemen hanya satu pejabat Esselon ! iainnya itu Esselon II. Tapi kalau satu Lembaga Pemerintah Non Departemen itu ada Esselon I membawahi Esselon I juga. Jadi Ketua ini Esselon membawahi Deputi Ketua LIP! yang juga Esselon I. Di Sekretariat Negara pun juga begitu, dalam struktur Sekretariat Negara itu, Sekretaris Waki! Presiden, kepala rumah tangga kepresidenan, itu Esselon I tapi di bawahnya itu juga ada Esselon I lagi. lni memang jadi pikiran bagi kita bagaimana untuk melakukan penataan terhadap semua ini. Di samping itu juga memang ada Lembaga Pemerintah yang non struktural. Ada di bawah suatu sepertinya independen bergerak sendiri, campuran di dalamnya itu ada yang dari pemerintah, ada yang dari swasta, LSM, masyarakat dan lain-lain sebagainya. Jadi memang kita sadari perlu kita tata tapi alangkah baiknya kalau kita menata ini dalam satu undang-undang tersendiri tanpa mencari seperti yang disampaikan Pak Lukman tadi, cantelan pada kementerian ini dengan LPND ini memang perlu kita pikirkan juga, apakah perlu kita muat dalam undang-undang ini, ataukah kita muat dalam undang-undang tersendiri itu baiklah kita dalami sama-sama. Jadi kami juga tidak keberatan kalau mendalami ini di Panja nanti laporan ke Pansus apakah akan kita setujui itu ada atau itu tidak ada.

Mungkin juga karena DPR sedang mempersiapkan Rancangan Undang-undang tentang Kepresidenan. Karena Kewenangan membentuk lembaga-lembaga itu ada di tangan Presiden, apakah nanti masuk di sana Undang-undang tentang Kepresidenan. Jadi banyak pilihan-pilihan, alternatif-alternatif tapi kita memang menyadarl bahwa diperlukan satu penataan. Sekarang ini ada Lembaga Pemerintah Non Departemen yang pimpinannya itu diberi status setingkat menteri negara. Seperti Lemhanas sebagai satu contoh, ini diberi status setingkat Menteri Negara. Bahkan ada satu badan Ad Hock juga di beri status setingkat menteri negara itu Sadan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh. Jadi ini juga kadang-kadang

14

bag saya JUga Jadi pertanyaar, ka!au pejabat setingkat menteri negarc itu anggota kabinet apa. bukan') ltu Jad: tand2 tanya juga. hak-haknya bagaimana? Karena memang itu pun ada masaiah juga Saudara Ketua kalau kita dalami. Jadf ada yang pejabat, ada yang menteri negara seiuruhnya itu fa.da yang pejabat setingkat menteri negara, ada pejabat yang mendapatkar gaj:, tunjangan dan fasilitas setingkat menteri negara. Ada lagi kategori-kategori ketiga itu. Say2 sendiripur agak bingung. dan ini membawa implikasi seperti yang disampaikan oieh Fraksi Golkar kepada Undang-undang tentang Protokoier yang sekarang 1n1 juga sedang dipersiaokan oleh Sekretariat Negara. Bagaimana menempatkan semua ini. Jadi karena memang itu memang masir: memerlukan suatu pendalaman, jadi kami terima kasih Pak Fraksi Demokra~ yang mendukung Pemerintah, tapi kami pun tidak keberatan juga untuk membahas ini di Panja. Dari diskusi kita di Panja itu kita pikirkan ulang apakah kita mencantumkan di sini ataLJ kita cantumkan daiam undang-undang yang lain.

Terima kasir Saudara Ketua.

KETUA RAPAT :

Terima kasih Pemerintah. Jadi artinya bahwa semuanya masih serba terbuka Pak Syarif. Apakah ini barang akan

masuk. akan tidak tapi memang ini persoa!an, ini problem yang harus kita coba diskusikan kita coba b.icarakan ~~alau toh pada akhirnya nanti akan ada cantolannya itu ke mana ke undang­undang tersendiri apakah ke Lembaga Kepresidenan atau mungkin ternyata secara signifikan ini sedikit cantelan di sini. Biarlah nanti itu kita dalami lebih jauh di Panja, toh kita masih sangat terbuka kemungkinan-kemungkinan itu. Saya kira demikian ya? Baik terima kasih

(KETOK 1X)

F-PG (GBPH. JOYOKUSUMO):

Mohan maaf, walaupun sudah di ketok, ini hanya satu pertanyaan saja. Pak Menteri tadi mengatakan demikian lengkap. Saya yakin Pak Menteri rnenguasai permasalahannya. Cuma sekarang, sebetulnya di pemerintah itu ada enggak sih tim atau badan yang mengkaji itu pak?

Terima kasih.

KETUA RAPAT:

Silahkan pak.

PEMERINTAH (DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA) :

Secara umum ini memang tugas dari Kementerian Negara Pendayagunaan Aparatur Negara. Tetapi kami dalam rapat-rapat dengan Komisi II itu dalam kesimpulan rapat itu ada permintaan dari Komisi II DPR kepada Sekretariat Negara untuk mengkaji, untuk mengkaji komisi-komisi khusus tentang komisi-komisi. Baik komisi yang dibentuk dengan undang­undang maupun komisi yang dibentuk dengan Keputusan Presiden atau Peraturan Presiden.

15

f\iam k1t2 aKa: ;ne!ina: rnan2 yang oerlu direkomendasikan kepad2 Preside~- LJ'ltu~

d1:iert2na11Kar n1an2 yar1; t1:1ar: perit.,

,Jaj seaer1arnv2 na semacam ini pernah dikemukaKar, olen Presider: l1/1egav11at Kep1inat1na:- bel:aL pad2 waKtL itu banyaknya komisi-kom1si yang overlap yang sa\i.; dengar, vang lair, A,moi. contor. pada 1ivaKti; itu lbu Mega menggambarKan Komis! Huku:r: l\lasior;a' yan~ d101mp1r ::iar: Sanstap,. lti; dibentuk dengan Keputusan Presiden. Ketuanyc: Pav. Sanetap~ Pak Sa:1e1ap;-nya anggota DPR sementara ini adalah satu komisi pemerintah ltu pur men1mouiKan sa:L problerr, pada waktu itu. Kemudian kontribusi dari Komisi HuKurr, Nas1ona ill! our tidaK begitL: jelas sebenarny2 apa yang dikerjakan dan bagaimana karena wgas--u9as it:..: sebenarnya suda!-: ditangani oleh Badan Pembina Hukum Nas1ona: d Jepartemer: H J~,u:r: aar

Se1a1r itu JJga Komis Jmbudsman itu juga pada masa Presiden Abdurrahrnan Vvah1c dibentuK ciengan Keputusan Presiden. Komisi Ombudsman itu tetapi olel1 rvJPR itu merne:intahkan Kepada Presider: dan Pemerintah untuk membentuk Undang-undang Jmbudsmar: dan sehingga Jadi dilematis. Kawan-kawan di DPR mengajukan RUU temang Ombusman it1..: sementara tugas-tugas dari Ombudsman dalam itu sudah banyak ditangani 01eh lembaga-iembaga yang lair: sebenarnya. JadL marilah kita, kami akan mengkaji masalah tr:! menyampaiknnya 1uga kepada Komisi II tapi ini juga akan memberikan rekomendasi Kepada ~resider, bagaiman2 kita menata ulang komisi-Komisi yang overlap yang sebenarnya t1dar: oeriu dibubarK.arnar

KETUA RAPAT.

:Jemikian PaK Joye. ya. Jadi terima kasih Menteri Sekretaris Negara. 3aiklah. jadi Kami sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Pemerintah

terutama yang 1uga telah menambah beberapa hal yang juga secara terbuka bahwa problem­problem kebangsaan kita ini memang banyak ha! yang harus kita tata, kita benahi ke depan yang ientunya ini menjad1 concern kita supaya penyelenggaraan pemerintahan ke depan ini akan semakin betul-beiui bisa berjalan lebih efektif, tidak menimbulkan problem-problem Koordinasi problem budget dan sebagainya. Demikian DIM nomor 16.

Kemudian DIM nomor 17 saya pikir ini tidak ada persoaian dari Pemerintah hanya menambahkan ada kata "Ketentuan". Pimpinan melihat justru dengan mencantumkan kata kententuan ini lebih tegas, lebih tepat begitu. Kalau tidak ada tanggapan dari fraksi. setuju ya kita setuju ya? Baik.

(KETOK 1X)

Terima kasih. Memasuki DIM nomor 18, DIM 18 ini kalau kita perhatikan substansinya ini terkait

dengan putusan terhadap DIM yang nomor 6. DIM yang nomor 6 ini tentang konsiderans mengingat kita mencantumkan Pasal 18 yang sesungguhnya substansi yang akan diatur berkenaan dengan DIM nomor 6 terkait dengan DIM nomor 18, ini terkait lagi nanti dengan DIM nomor 127 sampai dengan DIM 137. Dan DIM nomor 6 ini sudah kita putuskan terkait dengan DIM nomor 127 - DIM 137. Maka usu! kami yang DIM yang nomor 18 juga ini

16

probiemny2 sam2 ~eta~ Panja itL: diberikan kewenangan untuk mendalami Jadi gitu ya. -;-idak untuK memutuskar a::iaKar, nanti posisinya ini nan ti akan sama dengan yang DIM nomor 16 . . A.pakah akar mencapai, yang sesungguhnya juga di sana kalau boleh kam: tegaskan sebetulny2 in hanya cantelan. Cantelan untuk kembali menguatkan menteri Supaya yang penyelenggaraan otonomi di bawah yang selalu berdasar otonomi seluas-luasnya. itu sering­senn~ seka!i pemerintahan provinsi, pemerintahan kabupaten/kota dengan dinas itu seolah­oiar sudar'. memiiik otoritas penuh bisa segala-galanya. Pada hal yang dalarT: negar2 kesatuan kebiJaKar: itu semua harus tersentralistik di pusat. Pengaturan-pengaturar: standarisasi norma-norm2 aturan. itu semua harus diputuskan oleh menteri sebagai pembantu utam2 °resider

Sebetulnya juga ini adalah cantolan dalam rangka penguatan posisi menteri di dalam menialankar tugasnya. Supaya menteri punya akses secara langsung sampai ke tingkat Dinas di P:ovins! mauour Dinas Kabupaien dalam mengamankan berbagai kebijakan yang dia harus bertanggung jawab kepada Presiden terhadap urusan yang dipertanggung jawabkan Sesungguhnya keoentingannya itu. bukan lalu ingin mengatur tentang daerah itu begini-begini sebenarnya tidak. Karena fakta yang ditemukan Pak Menteri, fakta yang ditemukar1 itu, struktur pemerintahan ini yang mungkin perlu kita tata supaya menteri nanti punya cantelan dalam rangkan menata dinas-dinas di daerah. Karena dinas di daerah ini seolah-olah terkesan itu langsung hepiny2 Depdagri Pak. yang pada akhirnya PP Nomor 8 Tahun 2003 itu jelas bersumber dari Jepdagri yang mengeluarkan PP tersebut yang itu bertentangan dengan prins10 sebetulnya dalarr; konteks kebijakan yang harus diperoleh dari menteri. Sehingga strukturnya itu menjadi oiramid yang terbalik. Jadi jumlah kementerian ada 34 dengan Menko. dengan PP 8 Tahun 2003 ditegaskan Dinas di Provinsi di batasi 10, lalu Dinas di Kabupaten d; kasih ruang gerak lebih besar jadi 14. Jadi ada 34, 10 jadi 14. Nah, kalau kembali kepada pelayanar publik ya 1elas tidak akan tercapai. Salah satunya warga negara itu berhak dan wajib mendapatkan peiayanan dari pejabat yang kompeten di bidangnya. Sementara penggabungan itu di bawah karena dibatasi mau tidak mau digabungkan, ini problem.

Jadi tapi kite. tidak akan menata itu sedemikian itu terlalu jauh yang terpenting ada cantolan untuk oenguatan menteri di dalam rangka mengamankan seluruh kebijakannya itu diimplementasikan pada tingkat Dinas Provinsi dan Kabupaten. Nah, itu semangantnya oleh karena itu mengusulkan ini kita dalami kembali di Panja, posisinya sama dengan DIM nomor 16, tetap pengambilan keputusan itu dilakukan di Pansus.

Saya pikir begitu ya? Baik, terima kasih

(KETOK 1X)

Kita memasuki DIM nomor 19 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Wewenang. Dari pemerintah mengusulkan kata "tentang" ini ditiadakan. Kalau boleh kami sekedar mengingatkan pada segenap anggota pansus kita juga sudah melakukan kerja sama dengan 5 Perguruan Tinggi dan hampir sebagian besar Perguruan Tinggi juga mengusulkan tidak perlu ada istilah wewenang. Jadi kembali pada tugas pokok dan fungsi tersebut dengan istilah itu Tupoksi. Jadi DIM 19 kita setujui usulan pemerintah ya?

(KETOK 1X)

Terima kasih.

17

BeriKutny2 Jil\/ no:'!o- 2C Pasai 2 cir Ayat (1 ). Pemerintah mengusulkan u;ituK drruoar van~ semul2. "Kementeriar berada di bawah dan bertanggung jawab kepad2 Presider: Nar. oa1arr saran peme:intar 'l<ementerian dioimoin oler: seoranc menteri vano berkedudukar d'

' ' ' ....., J ,_.;

bawar dan ne:-ranggung J2Wab kepada Presiden". Jadi pada posisi yang memang memennyalah yang 'Tlemang berad2 di bawar: Presiden. Saya pikir tidak ade keoeratar va? Pa~ .t...de si:ankar.

F-PBR (ADE DAUD NASUTION):

:n-in: saya bukan ahl: tata negara. Mau nanya Pak Yusrii dulu. Kar: Pres1den itu punvs Har:. '.Jrerogatif. Kalau suatu saat dia mau mimpin sendiri memimpin sendir: KememerianKar, nak dia. 0 residen Pangiima Tertinggi dia bilang saya mau jadi Menteri Pertahanar Dua'. sementara. Apakah itu dilarang? Dan saya tahu pak kita mau raoat international .0 ariement Union bulan depan di Bali, itu Presiden Israel merangkap Ketua DPR. Jad dalam hai in; saye oiki: kata-kata "Kementerian berada bertanggung jawab kepad2 0 resider ataupur di bawan Presiden" saya usui paling benar. Sebab kalau dia bilang "Kalau saya mau jad' Menteri Pertahanari", hak dia. Karena dia Hak Prerogatif dia kok. Saya enggak mau Menter! Pe;tahanan. saya mau merangkap Menteri Pertahanan.

itL sa12 tJIDnQ d1 pikirkar: terima kasih.

KETUA. RAPAT:

SilahKan Keoaca pemerimah untuk, silahkan.

PEMERINTAH (DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA):

Terima kasih Saudara Ketua, terima kasih Pak Ade. lni!ar1 yang kita bicarakan kemarin. Ada beda Presidensial Amerika Serikat dengan

Presidensial kita. Di Amerika Serikat itu kabinet itu Extra Constitusiona/. Jadi karena itu tidak di sebut Menteri, disebut Secretary, Philipina juga begitu. Kalau di sebut Minister itu kan asosiasinya ada Prime Minister. Kita ini ada Presiden tapi ada menteri. Jadi memang agak unik kita itu. Ya, inilah Presidensial kita. Jadi di Amerika Serikat kalau Presiden itu tidak mengangkat Secretary dia mau jalankan tersendiri, boleh saja. Tapi dalam kenyataannya selalu ada secretary itu, kira-kira Menterilah di sini. Tetapi kita, Undang-Undang Dasar kita impraktis sifatnya. Presiden dibantu oleh Menteri Negara. Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden. Jadi ada imperatif Konstitusi bahwa Presiden itu sepertinya kira­kira wajib hukumnya membentuk kementerian, mengangkat menteri sebagai pembantu­pembantunya. Dan dalam praktek kita itu tidak pernah Presiden itu langsung mengepalai suatu departemen pemerintahan, yang selalu terjadi kalau menterinya tidak ada maka dia mengangkat menteri lain sebagai menteri Ad Interim. Pernah terjadi pada waktu kita menganut sistem pariementer. Di bawah Presiden itu, kabinet yang pertama pun membentuk kabinet begitu. Tapi pada waktu Sutan Syahrir diangkat sebagai Perdana Menteri, Syahrir juga pernah Perdana Menteri merangkap sebagai Menteri Luar Negeri. Muhammad Nasir itu juga Perdana Menteri merangkap Menteri Pertahanan. ltu Mahatir juga begitu, Perdana Menteri merangkap Menteri Dalam Negeri Malaysia. Tapi tidak pernah Presiden itu merangkap jadi menteri karena memang menteri itu pembantu Presiden. Jadi Presiden itu aneh juga kalau merangkap jadi

18

oemban:L c:F :oc; c e::ggaf tahu berangkali pembantu bisa merangkac ba:angka::

maiikar

Meman; nca~ oernan Kejadian Pak .Ade tap' dalam sistem parlementer memang b:se terJad: Perdanc: iV!s:-1ter seperti juga Mahmoan Singh sekarang ini juga merangkac jabatan memei menangan masaiah ~konomi kalau enggak salah begitu memang keahliannya Jad karena itL.: karen2 Ur1dang-Undang Dasa~ demikian, mengatakan demikian make kite hanya membentuK Undang-undang Kementerian Negara ini yang baru sekarang kite mau bentuk duiuny2 kementeriar :tu ad2 dar1 berdasarkan konvensi-konvensi saja. berdasarkar·, aturan­aiuran tertulis :nau::iur tidak iertui:s dan sekarang kita akan memformalkannya dalam bentuk saiu aturar. ten:ui1s karena perintah konstitusi setelah Amandemen UUD '45 itu.

~erimc K2si~-· .saudarc Ketua

r:.pr- (nR 0.1 "BDUL GA~UR)· ....... _ t-· L ',,., < 1 > ,i-i!,_ I ,

Ketu2. mau tanya iagi pada Saudara Menteri. Jalarr sejarahnya Ka bi net Ampera dulu itu Pak Harto itu sud ah menjabat Presiden.

Jadi memang barangkai: karena masih Pejabat Presiden lalu merangkap jadi Menteri 0 ertahanar .. Dar segi huku:T• oada waktu itu ya karena memang belum punya undang-undang y2 suda~ iar, Kar: begitu. Sekarang mau diatur undang-undang. Jadi saya kira rumusar sekaran~ karena kit2 sudar memang ke depan mau berundang-undang ya sudah kita sumberny2 ya:19 betu[ Tap, di masa laiu memang begitu karena belum ada undang­undangnyc:. Dar waKtu oembentukan waktu masih gejolak itu, masih ada dualisme kepemimoinar, Bun9 Karno masih dianggap seorang Presiden tapi Pak Harto juga disebut pejaba'. Presider oada waktu itu. Saya ingat betul waktu kejadian itu. Jadi ya saya kira kita terima saja rumusan oemerintah ini karena ke depannya kita mau atur semuannya, supaya Presider: jangar Ke bawar1-bawah lagi sudah harus membentuk kementerian kalau tiba-tiba mau ada segala rnacam. Kalau seorang menteri meninggal ya beliau punya Prerogatif. bentuk lagi kementerian tunjuk lagi menteri, kan begitu.

T erima kasih,

KETUA RAPA T :

Ya, periu ditanggapi mungkin.

PEMERINTAH (DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA):

Memang betui apa yang dikatakan Pak Gafur itu. Bahwa sebenarnya istilah pejabat Presiden itu tidak ada dalam konstitusi kita. Pada waktu itu memang Pak Harto ditunjuk sebagai pejabat Presiden oleh MPRS. Karena itu mungkin tidak merasa full sebagai Presiden, karena itu masih merangkap sebagai Menteri Pertahanan. Apa yang disampaikan Pak Ade, Israel pernah kejadian juga. Mister Ash Ert itu adalah Ketua KNIP. Tapi merangkap menjadi pembantu Presiden Republik di Jogja ketika Bung Karno sebagai Presiden RIS, itu pernah ada kejadian begitu atau malah juga mengalahkan Dokter Leimina itu pernah menjadi sebagai

19

Jeiaba: Pres1oe:·. r:eti~zs ::;resider, melaKukan rugas ke iua~ negeri. Pada waktu itu Bung Hatta Iiciak lag: :11eriia::l Vvaki. Presider,.

KETUJ; RAP/.,.,.

i<embai: Keoad2 Undang-Undang Dasar yang memang sudah kita amandemen Di mane; di Pas2 ~:Aye.: '.i: Jelas seKali bahwa Presiden di bantu oleh menteri-menteri negara . . L..ya! '.2)-nya jeias seKai: menteri-menteri itu diangkat, diberhentikan oleh Presiden. menteri menangani urusar. Jad: memang yang memegang kekuatan pemerintahan itu ya Pasal 4 A.yat ;1) y2 Presider .. Sehingga oada posisi itu menurut hemat kami secara hirarkis ya menterinya itu yang bertanggung 1awab kepada Presiden. !tu dengan dasar kebijakan itu saya pikir kita sudah samaiaf-; ya. 0 ak Dach' masih ada yang disampaikan? Benar sudah sama? Cocok ya? Baik. terim2 Kasir,

(KETOK 1X)

Berikumy2 Ki;a meiangkah ke DIM nomor 21. Nah, DIM nomor 2': ini terkaii dengan DIM nomor ~ 2 DiM nomo; i 3 dan DIM nomor 14 yang keputusannya ini dibawa ke forurr, !obi, kesepakatannya d. bawa_ ke forum lob!. Saya kira demikian ya? Baik

(KETOK 1X)

5eriw:ny2 k1:: J!iv~ nomo; 22. ini sudah bersifat tetap tidak ada masalah

(KETOK 1X)

Kemudian DIM nomor 23, judui bagian disarankan diubah, menjadi "Tugas dan Fungsi" karena tadi kewenangan juga sudah kita drop maka kita harus mengikuti konstruksi yang di gambarkan oleh pihak Pemerintah. Yang semula kementerian mempunyai tugas membantu Presiden dalam rangka membantu pemerintahan, lalu dirubah menjadi "Tugas dan Fungsi" Pasal 4, "Kementerian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan tertentu dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara". Nah. saya pikir mungkin redaksinya saja yang mungkin nanti kita coba kaitkan yang satu dengan yang :a1n In! kita setujui substansinya, tapi kita serahkan ke Timus lah ya? Setuju?

(KETOK 1X)

Kemudian mau tidak mau DIM nomor 24 ini sudah terkait karena masuk ke DIM nomor 4 kongkordan ke DIM nomor 23.

Kemudian DIM nomor 25 dan seterusnya menurut saya ini tinggal DIM nomor 25, 26, 27. Nah, ini satu hai, ini ada pengaturan tentang fungsi-fungsi. Kalau menurut hemat kami fungsi yang dirumuskan tentang hirarki apa itu tugas dan fungsi, itukan sudah ada standar yang baku tentang itu. semua yang menurut hemat kami itu substansinya tetap harus diatur tentang fungsi-fungsi semua yang substansinya itu semua kita serahkan kepada Tim Perumus. Hanya yang terkait dengan DIM nomor 25, 26, 27 saya melihat sampai DIM yang nomor DIM nomor 39, menurut hemat kami substansinya tentang fungsi itu harus kita rumuskan, substansinya nanti kita akan sikapi di dalam Tim Perumus. Namun yang terkait dengan itu yang berbeda itu hanya persoalan substansi yang diputuskan dalam forum lobi. Karena dalam

20

KonsFuKs ::y_:( ,;1:2 ''1asi:· ada Kementeriar Pokok. Kementerian Utama. sam2 ~\e;nente:1ar Knusus. :c sat~ sa:--n2 ia1'· aga~ beda ?.pakah nanti pokok utama, knusu::: itu ada aiaL tidak aoc: •;a· ··;3c;: sKa:· r:it2 PiJtJskar dengan lobi.

,.lad s~cstar:s. ki;2 serahkar: kepad& TirT, Perumus. Nah, tentang pengeiompoKar• yang sava Ka::iK21· 1:id :tu terkait dengan forum !obi. Saya pikir keputusannya begiw sampa de;ig2r. =)if\/ r<r""'""':~Y- 2~' Setui:_; vcr::

~-PG {DR. r. ABDU!_ GAFUR):

Saudar2 r:.etua dar Jlfl:-:JIM yang tadi itu ada 2 DIM yang sudah olen Pemerintar, 1n' akar, tetas Jaci KaiaL yang 1etap-tetap itu kita putuskan di sini kita sama. Yang lair, itu sarar Sauoara ~;e:ua menl;:-u; pendapa! kami begitu Saudara Ketua. Karena ada yang teta~- di sin' bahkar, adc: 1ugc: sarar yang dihapus begitu banyak, itu barangkali yang dimasukkan Timus yang kite: ingi:· r-;-ier1sob2 me:umuskan sesuai dengan bagian tugas dar: fungsi itu sedemikiar rupa supaya kit2 aaa matchmg begit..: antara saran pemerintah dengan kita. Tetap yang tetap

y2 tetap.

KE-:-UJ- RAPAT

!viaKs~Jc sL;Dstans, itu kita sudah sepakat semua pak termasuk yang tetap-tetap 1:u ".'a;:; Kar-' narus n;asi.W d '11T' Perumus. Jadi ada Tim Perumus. ada Tim Sinkronrsasi yang ter·kai: saL dengan y·ang ia!r:. 1tu hanya soal teknis lah begitu. Tapi yang tidak teknis itu yang rnenyangku: ::iasa;ar ::ienge:omookan itu. ltu terkait dengan lobi. sehinggs keputusannya itu ya? SetUJ0 "

(KETOK 1X)

Terirnc: kasih sehingga DIM nomor 40 tentang Wewenang sampai dengan DIM nomor 56 1ni sudah tidak lagi diperiukan, itu pak, itu bisa kita drop. Karena hakekatnya tugas, pokok dan fungs: itu yang sudah menjabarkan itu semua di mana kewenangan sebetulnya sudah ada di dalam rumusan tugas dan fungsi. Jadi DIM nomor 40 sampai dengan DIM nomor 56 ini bisa kita drop kita sepakati karena tidak ada penamaan dengan istilah wewenang. Setuju ya? Baik

{KETOK 1X)

Teri ma kasih. Berikutnya dengan susunan organisasi. Nah. susunan organisasi mulai dari DIM nomor 57, DIM nomor 58, sampai dengan

DIM nomor 87 menurut hemat kami ini menjadi bagian dari forum lobi karena semuanya terkait di sana. Jadr DIM nomor 58 sampai dengan 87 ini masuk ke forum lobi. Karena itu menyangkut masalah yang isi dari pada undang-undang kita ini. Tentang Susunan Organisasi Kementerian Utama bagaimana? Pokok bagaimana? lni yang kita sepakati terkait dengan DIM sebelumnya, ini putusan ke !obi. Tapi sebe\um kami putus kami mintakan masukan terlebih dahulu dari Pemerintah untuk DIM yang kami sampaikan tadi pak. Jadi dari DIM nomor 57 sampai dengan DIM nomor 87.

21

f<ami oers11an:<a1 pemer:mah Ya, keseluruhan Bab 3. Jad Jiff nomor 5~ in: 'kan tentang Bab 3 teniang Susunan Organisas: Kementerian

yang diatu' tentang ::iaga1mana Kementerian Utama. bagaimana Kementerian Pokok dan Kemente1iar Knusus cia:-- vang tentunya 1ni semua JUga ierkai: dengan persoaian-persoalar b1rokras, oemerintanannya termasuk keberadaan Dirjen dan segala macaf!, menurut nema'. kami. in: saran Kami1ar in1 tidak perlu ini diputar, gagasan pemikiran Pemerintah kita sudah bisa rnenangKapnv2. Seningga lebih baik ini langsung dibawa ke forum lobi. Sehingga nanti hasii lob' seoert aaa" Nanti barn Panja bisa bekerJa

~~am! ::iersi!an•;ar Par: Menteri.

PEMERINTAH ( DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA ) :

Ya. Kami sependapat in: kita daiami di lobi. Jadi kita ada diskusi lebih intensif antar2 kita sepe:ii m1salny2 mengena: susunan kementerian itu. Kalau Pemerintah kan berpendapat iiu serahkan Kepada Presiden dalam bentuk Peraturan Pemerintah ada Peraturan Presiden. di sini kan mau diatu~. Mungkin nanti dalam !obi kita bisa sepakat barangkali jumlah maksimum apa namanya Jir1en m1sa1nya 7. ada kompromi !ah. Saya percaya sebab kita beritikad baik bisa selesal. Jadi daiam iob! Kiia lebih enak bicara satu sama lain.

Tenma Kasi"' Sauaara ketua.

KETUA RAPA T :

!erima kasit-1 Pak IV1enteri. Jadi sepakat Kita masuk ke lobi ya? Setuju?

(KETOK 1X)

Terima kasih. Kemudian di Bab 4 tentang Pembentukan, Pengubahan, dan Pembubaran, yang ini

juga terkait dengan persoalan-persoalan beberapa prinsip yang menurut hemat kami ini tentang Pembentukan Pengubahan. dan Pembubaran dari DIM nomor 88 sampai dengan DIM nomor 97. Menurut hemat kami ini juga menjadi bagian yang akan harus diputuskan di !obi karena ini juga menyangkut terkait dengan ruang lingkup, terkait juga dengan yang tadi dikatakan terkait dengan Pasal 13 dari usulan Pemerintah kementerian yang ada ini di declare, sementara DPR tidak menghendaki itu. Tapi kami yakin bahwa semuanya ini akan selesai, gitu. Karena ada patokannya yang kita sepakati pada waktu forum lobi itu, kita tetap semuanya harus merujuk dan mengacu kepada konstitusi. Karena memang amanat mandat konstitusinya tegas mengatakan itu harus, ya siapa yang berani mengatakan "Tidak" kalau itu memang perintah konstitusi. Jadi itu menjadi bagian Bab 4 dengan judul Pembentukan, Pengubahan, dan Pembubaran. DIM nomor 88 sampai dengan DIM nomor 97, ini kita sepakati di forum lobi ya? Baik.

(KETOK 1X)

Terima kasih.

22

r\it2 n1as:_H d. Sat E tentang Pengangkatan dan Pemberhentianny2. In; judui Babny2 sama 1ern:: setJil

(KETOK 1X)

(KETOK 1X)

Dliv', ncm:Y 100 Ade: saran perubahan substansi, syarat-syarat untuk dapat diangkat menjad: mente1: aaalah. ini di kalimat Pemerintah dengan menggunakan kalimat di hadapannya itu "Untuk'. Jadi pengKalimatannya pertama menteri diangkat oleh Presiden. Aya; yang kedua, ·untuk dapat diangkat menjadi menteri seseorang harus memenuhi persyaratar:" titik dua Say2 pikir in iauh lebih tegas ya? Baik

(KETOK 1X)

Yang Jeias syara: yang pertama Warga Negara Indonesia, gitu ya tetap. Warga Negara Asing enggak boieh berarti

(KETOK 1X)

BertaKwa Kepad2 Tuhan Yang Maha Esa. tetap

(KETOK 1X)

Kemudian ada syarat perubahan untuk butir c, setia kepada Pancasila dan UUO 1945. lni pengkaiimatannya yang dipanjangkan, saya pikir ini memang harus dituliskannya seperti ini. setuju usul Pemerintah?

(KETOK 1X)

Kemudian sehat jasmani dan rohani, tetap.

(KETOK 1X)

Memiliki integritas dan kepribadian yang balk, tetap

(KETOK 1X)

Kemudian DIM nomor 106, mempunyai kompetensi dalam tug as kementerian, tetap

(KETOK 1X)

Kemudian yang DIM 107, juga memiliki pengalaman kepemimpinan, tetap

(KETOK 1X)

DIM 108, sanggup dan dapat bekerja sama sebagai pembantu Presiden, ada saran perubahan.

23

F-DBR. (ADE DAUD NASUTION):

Ptmoinar, :adi keceoatan diketok. "Memiliki pengaiaman kepemimp1nan" maksudnya t\epemimp1na1~ ao2 t:-i Partai Poiitik apa Perusahaan. Kepemimpinan ap2 ini. itL; dijeiasKan Kepemrno:nar; &oa~ Keceoatan :tu.

KETUA RAPA T ;

'~a 1adi o data~ perdebatan di Pansus Pak Ade, "memiiik: pengaiamar1 Keoemim;:iina:,· d' sir:, karena dia adalah pembantu Presiden yang menJalankan fungsi-fungs' oemerintahan yan~ cuKuo besar, tanggung jawabnya seorang menteri, tentunya d1a harus memiliki pengaiaman kepemimpinan. Pengalaman kepemimpinan di s1ni itu, lebih diorientasikan Kepada publik services, dia pelayan publik Pak. Jadi bagaimana melayani publik kaiau. ukuran pengaiaman Kepemimpinan itu kan menjadi persyaratan bagi seorang Presiden ketika di2 akan mengangkat. Jangan sampai dia orang yang mohon maaflah dia tidak pernar, bersentuhan tldak oemar1 bersinggungan dengar1 komunitas yang dalam jumlah misalkan ya dia lebih banyak bekerja dengan ala'. tidak dengan manusia. ltu kan ya mungkin.

F·PBR r:ADE DAUD NASUTION):

Pimpina:--,, say a pikir Kata-kata "Pengalaman kepemimpinan'', dirubah, ''Memilik1 :..eadersh1/i<epem1mo1nar bukan pengalaman kepemimpinan. Kalau dia punya Leadership meskipun pengalamannya kurang dia jago, dari pada pengalamannya enggak ada Kepemimpinan buat aps. Jadi Leadership sebetulnya, Leadership yang dibutuhkan, bukan pengalaman kepemimoinan.

KETUA RAPAT:

Jadi yang DIM ini tetap saya buka dulu ya? Oke, saya buka dulu. Saya persilahkan Pak Dachi.

F-PD (IDEALISMAN DACHI):

lya, terima kasih Pimpinan. lni memang yang disampaikan oleh saudara kita dari Saudara Ade ini memang sangat

penting sekali karena ini memang unsur subjektifnya sangat tinggi sekali. Tentunya kalau seorang Presiden kan punya kemampuan untuk melihat seorang menteri itu. Jadi kalau juga kita cantumkan harus memiliki pengalaman kepemimpinan seolah-olah kita lihat Presiden itu tidak tahu bahwa memilih seorang menteri itu yang bagaimana gitu loh. Artinya jangan juga dalam aspek itu kita sentuh Presiden untuk harus seperti ini. Padahal itu sudah given, yang dimiliki oleh seorang Presiden untuk melihat siapa pembantu-pembantu yang terbaik untuk itu. Artinya semua aspek dilihat. Usul konkrit kami pimpinan bahwa dari Fraksi Oemokrat itu di delete saja, itu biarkanlah seorang Presiden yang punya kapasitas untuk melihat siapa yang layak dan pantas untuk memilih pembantu-pembantunya, kira-kira gitu, terima kasih.

24

F-PDS (CAROL DANIEL KADANG, S.E., M.M.):

Saya kurang sependapat dengan Pak Dachi, kalau Pak Dachi bilang itu seakan-akan Presiden tidak tahu ya kaiau begitu yang 106, 105 juga dihapus karena Presiden juga tahu, ya repoi itu nantinya. Jadi kepemimpinan di sini yang saya pikirkan memang pengalaman kepemimpinan di sini ya ini masih harus diperdebatkan, tapi apa yang dikatakan Pak JI.de mempunyai pengalaman, mempunyai jiwa Leadership, kepemimpinan ya itu. Jadi kalau pengalaman kepemimpinan kalau selama ini dia hanya sebagai ketua departemen saja di Parpoi atau di mana hanya sebagai manajer tidak pernah jadi direktur atau direktur utama, ya itu nanti bisa gugur lagi. Jadi persyaratannya harus jelas, atau bisa diatur dalam PP.

Saya oikir demikian Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT:

lntinya yang penting kita semua sepakat bahwa harus ada Leadership itu. lnikan hanya persoalan pengkalimatan pengalaman yang digugat oleh Pak Ade. Apakah mau menggunakan kata pengalaman atau tidak, itu saja persoalan.

Silahkan Pak Gafur !

F-PG (DR. H. ABDUL GAFUR):

Pertama kita kurang sejalan dengan pandangan dari rekan-rekan Fraksi Demokrat karena leadership ini adalah kunci daripada suatu manajemen apapun juga dia. Pengalaman Pilkada-pilkada ini yang sangat kita rasakan soal leadership. Tiba-tiba orang bengkel karena dia populer dia dipilih sebagai Bupati. Apa yang terjadi di sana? Rusaklah pemerintahan, karena tidak ada leadership. Jadi soal Leadership ini penting bahasanya enggak mau buang itu pengalaman, ya silahkan saja. Tapi harus ada Leadership, harus kepemimpinan. Menurut Michcel, leadership ada 2. Dia memiliki responsbility dan power ada 2 hal arahnya. Kesejahteraan atau kerusakan. ltu sajakan. Nah, bukti di dalam Pilkada ini 2 hal ini terjadi. Ada pemimpin yang bagus terjadi punya power ada kesejahteraan. Tidak ada power rusak lah itu. Di Maluku Utara itu kita saksikan betul itu Bupati yang tidak punya Leadership itu. Jadi saya kira kita setujui ini barangkali kata pengalaman itu barangkali bisa di drop bisa diganti lain, tapi Leadership is Very Important, menjadi syarat.

Terima kasih.

KETUA RAPAT :

Ya, kalau gitu substansi di setujui, rumusannya kita serahkan ke Timus lah ya?

25

F-PD ilDEAUSMAN DACH!):

in, c:m::;·:nar 01s2 saJa kita sepakat untuk ih tapi maksud kita begin! kita d: :JDR 1n' juga membentu• uridang--undang ini supaya jangan ada perdebatan di kemudiar! hari An::nya ape.. apabiia seo~ang z:iresiden menun1uk seorang menteri dan dilihat dari backgrounc' nv2 ttda~: memiliK ke::iem1m:::;i:--,an dan itu akan menjadi perdebatan di masyarakat dan ini kita JUga akan disesai 01eh masyaraKat ini kenapa? Karena seorang Presiden bisa mengetanui bahwa dia :iuny2 feade:ship tap' bisa juga di lain sisi orang lihat tidak punya leadership. iniKan sudah menjad: perdebatan yang akan mengganggu kinerja daripada departemen itu sendiri. Artiiiya apa? lv1ungkir 1angan disebutkan secara eksplisit begitu, tetapi mungkin poin-po1n yang mempunyaf komoetensi dan bidang tugas kementerian itu kan bisa dihubungkan. Tetap: kalau dikatakan 'kar btsa saj& dia sebagai ~(etua RT memimpin juga. Artinya ini jangan menjadi perdebatar: d K,emu'.:l:ar, har' gitL.

Kira-Kira gitL P1mpinar,. terima kasih.

KETUA RAPA T :

lya taD. intinya Pak Dach: juga setuju, bukan berarti tidak sepakat Artinya bahwa memang untuk jabatan itu perlu leadership. Tapi yang di khawatirkan oieh Pak Dachi ini sesungguhnya tidak akan teriaiu dikhawatirkan pak Dachi, ini hanya sekedar norma rambu toh bagi Presiden Mengangka~ dan memberhentikan itu semuanya kembali kepada Presiden. Hanya Presider: di dalarn meiakukan satu proses sampai pemilihan si A. si B. si C. si D. di2 akan melihaI itu. Tapi kaiau dia tidak ada kan bisa lepas gitu, tetapi dengan ada norma ini dia akan me!ihat kondis!-kondis itu. Saya kira enggak ada masalah lah ya. Jadi ini kita Timus lah nanti kita serahkar y2 BaiK.

(KETOK 1X)

Kemudian DIM nomor '108, dari Pemerintah menambahkan ada "huruf (. Jadi kaiau sanggup dan mampu bekerja sama sebagai pembantu Presiden sudah sepakat. Nah, Pemerintah mengusulkan usulan baru yaitu "tidak pernah dijatuhi pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yag diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih". Setuju?

F-PBR (ADE DAUD NASUTION):

Tidak setuju pak, ini kenapa 5 tahun? Nanti ini hari Widjanarko dia bilang korupsi 11 Milyar mau dipulangin sekarang juga masuk lagi tahanan sebentar masih bisa? Jadi saya pikir orang-orang itu harus yang tidak ada cacat, tidak ada ini. Kalau cuma, sebab begini ancaman atau istilahnya kenyataannya dihukum tetap akhimya 'kan di Indonesia ini 'kan hukum suka dimain-mainin semua. Orangnya salah, besok bebas. Jadi kalau bisa orang yang berkelakuan baik tidak pernah ada urusan kriminil pidana. Kalau cuma 5 tahun nanti dibikin saja 4 tahun 10 bulan masih bisa jadi menteri. Jadi apa ini kriteria 5 tahun ini apa. Sebab kita memerlukan menteri itu yang betul-betul baik. Saya pikir Presiden juga setuju, kalau dia bilang kenapa mesti yang hukumannya 4 tahun 10 bulan.

Terima kasih.

26

F-PDS (CAROL DANIEL KADANG, S.E., M.M):

Sebenarnya sama dengan Pak /",de kalau mencantumkan jumlah angka di sin: repot ~~aiau dia dipumskan 1 C tahun oenjara terus tiba-tiba dapat bebas remisi dar: Presicien akhirnya L tanur sa.is dihuKurn. itu 'kan repot lagi. Nah. itu mau hitung baga1mana dulu outusannya 1C tanur tao temyata 4 tahun saja karena bebas. Nah. itu bisa jad: menter: atau tidak? Jadi susah ka1au menyebu~ angka ini.

'erima r;asin Prnoir-ian. itu dipertimbangkan.

F-PG (Df\. H. ABDUL GAFUR):

Sauoara Ketua 111: b1cara tidak ahli hukum. Kita juga tanya pemerintah yang ahi: hukum 1n: menje!askan duiu karena ini standar sebetulnya ini. lni standar di undang-undang lain Kita .iuga temukan svara: . ,lad! tolong barangkali biar ahli hukum terangkan.

KETUA RAPAT ·

Sebeium Ke pemenntah karni berikan hak dulu kepada masing-masing anggota. silahkan dar; ;:;raks: PLJ<

F-PAN (IR. HJ. ANDI YUUANI PARIS, M.Sc.):

Assalamu Aiaikum. WR. WB. Sebenarnya karni mengerti pemerintah menambahkan, hanya mungkin saya perlu

menjelaskan bahwa Rancangan Undang-undang Penyelenggara Pemilu yang sudah di ketok Selasa lalu pada waKtu karni membahas di Pansus itu malah tersangka saja dia harus sudah berhenti. Artinya tidak bisa menjadi tersangka. Kernudian bargaining, pihak Pemerintah ini minta menjadi terdakwa Jadi sesuai anggota KPU itu apabila dia jadi terdakwa saja itu sudah harus diberhentikan. r~ah, tentunya ini apalagi rnenjadi seorang rnenteri, mungkin saja apa dia sudah menjadi terdakwa, satu kasus apa putusan tetap atau tidak tetap ya sebenarnya dia tidak layak menjadi menteri. lni konteksnya berarti dia tidak punya leadership lah segala macam, tidak punya integritas. lntegritas itu yang rnenjadi syarat utama. lni perlu dipertimbangkan mungkin Pak, langkah kita perlu dulu hukuman 5 tahun. Ancaman pidana penjara 5 tahun atau lebih ini menjadi keputusan tetap atau yang sudah pernah menjadi tersangka atau terdakwa, dia tidak layak menjadi menteri misalnya.

Terirna kasih Pimpinan.

F-PBR {ADE DAUD NASUTON):

Pimpinan, ini saya kasih contoh kejadian pada waktu Pak Harto baru jadi Presiden dia ngangkat Mashuri. Mashuri itu kalau enggak salah baru keluar Komdak waktu itu penadah rnobil curian, saya ingat, sama Sugiharto Ketua Himpunan Nelayan. Saya tahu betul cerita itu.

27

Jadi ha 1-ha 1niiar vang Kita hindan dalam berikut-berikut ini. ltu Sugiharto Ketua masyarakat Nelayan suda~ meningga: Masnur'.. Pak Gafur tahu itu siapa Pak Mashuri.

KETU.L RAPAT:

Baik y-c. 1ad: Kalau saya melihat semangat ini tidak ada perbedaan antar2 usuian Pemenman dengan Dandangan Fraksi-fraksi. lni perlu, hanya sebelum Pemerintah menjeiaskar P1moinar juga b1sa menjelaskan. Bahwa yang dimaksud dengan putusan pengadiian yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap di sini bukan lalu terkait dengan hukumannya L tahun. Bisa enggak memenuhi syarat atau tidak? Bisa memenuhi syarat pak. sepan_iang ancamar vang didakwakan dalam delik itu memang ancaman untuk tindak pidan2 itu ancamanny2 5 1ahur. Walauoun mungkin hukumannya cuma setahun, itu masuk pak Jadi enggak ada kaitannya dengar; remisi, enggak ada kaitannya dengan macam-maca1T, itu enggak ada giiu. Jadr itu yang saya bantu Pak Gafu; lah. Jadi artinya ini hukumannya ya11g Jeias bahwa hukumanny2 bisa setahun pak. Yang terpenting kalau didalam kaiau d1 dalam KUHP itu tercamum bahwa tindak pidana yang dicantumkan disangkakannya itu ancamannya 5 tahun lebin. waiaupun putusar pengadilannya dia hanya 6 bulan sekalipun, dia tidak bisa. kira-kir2

vang keoua. terKait dengan apa yang disampaikan oleh rekan kita dar1 PAt0 Sebetulnya Dii/: nomo~ 108 kalau kita perhatikan ini terkait dengan DIM nomor 120. DIM 120 itu tentang iarangan, tentang pemberhentian, bahwa menteri jug a bisa diberhentikan, ka\au di2 me1aKukar> tindak pidana. Bahkan dalam draft kita tidak mencantumkan ancaman 5 tahun. Pokoknya telah memiliki kekuatan hukum tetap, ya mau ancamannya berapapun yang penting dia sudah dijatuhi oengadiian memiliki kekuatan hukum tetap, dia berhenti. Nah, ini yang say2 minta terkait dengan DIM nomor 120, karena dalam DIM Pemerintah yang diberhentikan itu juga terkait dengan yang ancaman pidananya 5 tahun. Apakah kita ingin progresif maju seperti itu? Apakah kita ingin mengikuti standar norma atau belum dikatakan norma, atau kebiasaan-kebiasaan yang sering kita rumuskan dalam berbagai peraturan perundang-undangan. Di dalam berbagai peraturan perudang-undangan selalu kita mencantumkar; kategori ancaman 5 tahun. Karena itu yang dimaksudkan dengan kategori tindak pidana yang relatif berat. Karena ada hukuman kita semuanya masih menggunakan pidana penjara. Bapak nabrak motor sekalipun, pakai mobil nabrak orang, Padahal yang sebetulnya yang nabrak itu motornya nabrak kita, tapi hukum kita itu enggak ada motor yang salah, pasti mobii yang disalahkan, tetap saja bapak masuk penjara. ltupun kalau pakai yang draft punya DPR kekuatan hukum tetap dia bisa diberhentikan. Nah, adilkah itu, itulah yang menimbulkan perdebatan pada akhirnya secara umum kita lebih banyak menggunakan norma ancaman 5 tahun. Sebelum Pemerintah Pak Carol masih ada yang mau ditambahkan?

F-PDS (CAROL DANIEL KADANG, S.E., M.M.):

Masih ada Ketua. Jadi pada dasarnya ini kami setuju, tetapi pada sampai pidana saja, titik. "Yang diancam pidana penjara 5 tahun", itu di hapus. Jadi sampai "pidana" saja. Jadi konkritnya "tidak pernah dijatuhi pidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana", titik. Yang lainnya itu di hapus Ketua. Karena kalau berbicara pada waktu diangkat bisa dia pernah dipenjara, tapi ketika dia terlibat lagi dia harus diberhentikan. Nah, itukan tidak sinkron. Dia diberhentikan ketika dia sudah menjadi menteri pada saat dia jadi terdakwa, dia diberhentikan. Pada ha!

28

pada waKt:~ d:angka: len1r Pa:-ah lag:. pemah melakukan tindak pidana hukuma:-, Nah itu Jadi supav2 stn ;~: jengar, Dasa: yang : 20 itu yang saya katakar, in! sampai di 01dan2 saJ2. tibk.

F-PBR (ADE DAUD NASUTION):

Tad Par~ Ketua ka:akan bahwa ini kebiasaan. Tapi saya piki:- bangsa kita itu musti mengnilangir kebiasaar, yang jelek. kaya enggak ada orang lain saJa, cari saja orang lai1-: yang bagus 1ad rnerne:- kan. Sebab kalau enggak nanti jadi condition presedence yang begini­giniar. Misa!ny2 duiL, mungkin ketua umum Bapak dulu pernah di tahan Pak Akbar Tandjung. it1J masin bisa enggak--:: Car: sa1a orang-orang yang masih bagus.

F-PD iBENNY KABUR HARMAN):

·:-erirr;a Kasi1~ PaK Ketua. ;:,asa: ~ 2C. saya hanya in gin kasih catatan untuk kita menin1au ulang nih pak mengena!

persyaratan pengangkatan maupun pemberhentian. Sebab dengan kita menyetujui masuk da!arn undang-undang ad2 1mplikasi, tidak hanya implikasi politik, tapi 1uga impiikasi hukum. implikas, huku~ yang sayc: maksudkan apabila seorang menteri diberhentikan oieh Presiden dengan aiasar, misainya tidaK bisa bekerjasama dengan Presiden atau ada alasan-alasan lain maka yar:g oersangkutan bisa melakukan perlawanan secara hukum. lni implikasi yang rnenurut say2 Ki~a harus betul-betul menimbang ulang mencantumkan ketentuan-ketentuar semacam 1ni dalam kaitan atau dalam konteks dengan prinsip politik yang kita anut itu sebagaimana dicantumkan daiam Pasal 4 ayat (1), kemudian Pasaf 17 ayat (1), (2). dan (3). Jadi kalau itu prinsip pokoknya maka mestinya soal-soai begini tidak boleh diatur dalam undang-undang. Sebab itu nanti akan membawa implikasi hukum itu Pak. Saya bisa diberhentikan saya bisa iawan Presiden.

Alasan pemberhentian itu tidak sesuai dengan Pasal 18 ayat (2) atau ayat (3), ini bisa kacau balau itu. Saya enggak bisa bayangkan apa yang akan terjadi dengan dicantumkan apalagi kalau formulasinya tidak begitu jelas. ltu sangat potensial dibawa ke PTUN misalnya, saya diberhentikan tentu ada SK Keputusan Presiden. Saya bisa menggugat keputusan Presiden itu ke PTUN. Panjang lagi nanti. lni saya hanya kasih catatan Pimpinan untuk ke hal-hal semacam ini nanti kalau toh ini nanti di bawa ke tingkat Panja atau Timus mohonlah di buka ulang hal-hal semacam ini untuk dibahas. Tapi prinsip bahwa ada pengaturan mengenai pengangkatan dan pemberhentian itu tentu saja, tapi tolong hati-hati dilakukan dengan formulasi yang jelas, yang disertai dengan indikator yang jelas yang bisa diukur secara hukum.

!tu saja yang sempat bisa saya sampaikan, sekian dan terima kasih.

KETUA RAPAT:

Ya, tidak ada lagi yang lain dari anggota? Kami persilahkan dari pemerintah.

29

PEMERIN"AH . DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA) :

Tenrn2 Kasi:· Sauaara Ketua dan tenma kasih tanggapan-tanggapar masuKan aan saran oar, pa:c ~,~;ggoLc- yan~ terhormat.

Sebaga1man2 Kic2 makium sebenarnya ketentuan-ketentuan pernah diJatun: hukumari i;i: 1n. tidak ad2 da1am usulan DPR Jadi semulanya itu sebenarnya mau dihukurn berapapur boleh saJ2 Jad menter: Taoi Pemerintah mempunyai pikiran klausui seperti ini periu ada. Kalau yang dikataKan :Jak Gafur tad1 itu betul, kita baru saja membahas tentang Undang-undang temang Dewar, ::iertimbangan Presider:. ltu pun di dalam Pasai 8 g, itu rumusnya sama. Syarat untuk menjadt Jewar: Pertimbangan Presiden itu "g. tidak pernah dijatuhi pidana berdasarkan putusan oengadiia;i yang teiah memoeroleh kekuatan hukum tetap karena telah melakukan tindak 01dana yang d1ancam dengan pidana penjara 5 tahun atau iebih''. !tu sudah kita sepakati baru saja kita bahas RUU ini. Kenapa ini perlu dicantumkan? Dan kenapa harus 5 tar1un? tv\emang oertama kit2 ingin supaya calon menteri itu orang baiklah dan salah satu kategori ciri orang baik tiaa~. oernah di_iatuh! pidana tapi pidana itu pun banyak sekali kategori­kategorinv2.

:.Jertam2. hukum pidana kita itu masih membedakan antara Kejahatan dengan pelanggaran D smi kita tidak mencantumkan pelanggaran karena tidak ada pelanggaran d1ancan-, p1dan2 leoin 5 tahun oenjara. Tapi kaiau setiap pidana pelanggaran JUga tidak boleh jadi mente1·i berar' melanggar perboden itu tidak bisa menjadi menteri. !tu repot juga kit2. Sedangkan. Jad, r,uKu1T pidana kita itu masih membedakan antara kecuali kalau KUHAP yang baru draf: itu sudan. Kaiau KJHAP yang sekarang masih membedakan. Undang-undang yang kita bikir, jelas mengatakan kejahatan ini adaiah tindak pidana, apa kejahatan, apc: oelanggaran Jadi kalau pelanggaran tidak. Jadi itu pidana, tapi pidana itu pun sanksinya itu ada macam-macarn. Ada pidana denda. ada kurungan, ada pidana penjara. ada hukuman percobaan.

Jadi di sini ini kita katakan pidana penjara 5 tahun itu tergolong kategori sebagaf tindak kejahatar: yang dapat dikategorikan kejahatan yang berat sebenarnya. Dan oleh KUHAP orang yang disangka meiakukan kejahatan yang diancam 5 tahun ke atas itu dapat ditahan. Kalau tidak itu tidak b1s2 di tahan. Hanya 5 tahun ke atas yang bisa di tahan, termasuk hukuman mati itu bisa di tahan. Jadi itu termasuk kategori berat. Jadi kalau misalnya orang itu dijatuhi pidana ancamannya itu tidak sampai 5 tahun tapi hanya dikasih hukuman kurungan, itu masih boleh jadi menteri. JI.tau dijatuhi hukuman denda masih boleh jadi menteri. Dihukum percobaan pun masih boleh, kalau tidak Egy Sudjana tidak bisa jadi menteri. Jadi apa namanya karena itu memang ini yang berat ini. Tapi ini kan juga timbul juga masalah kalau sama sekali penjara itu Bung Karno pun enggak bisa menjadi Presiden kalau ada seperti ini dulu, karena pernah dipenjara oleh Belanda, enggak bisa juga jadi anu. Kalau harus begini juga Arvl Fatwa pun enggak bisa jadi Wakil Ketua DPR segala macam karena pernah dipenjarakan juga. Nah, jadi mungkin harus ada ketegasan seperti ini dengan ancaman pidana 5 tahun bahwa dia dihukum mungkin dia dihukum hanya 1 tahun atau cukup 1 bulan kalau ancamannya 5 tahun dia enggak boleh lagi dicalonkan jadi menteri. Kalau diberhentikan itu kita sepakat bahwa kalau sudah dipidana itu ya diberhentikanlah. Pegawai Negeri juga ada PP 30 kalau sudah dipenjarakan ada hukuman tetap, final itu pun biasanya diambil tindakan pemberhentian juga. Jadi ini penjelasan kami, tapi sudahlah bagaimana pendapat kita semua nanti apa mau dibicarakan di Panja lagi silahkan lah.

30

F-PBR (ADE DAUD NASUTION):

P1rnoc,ar .. fzare:ia tadt saya yang nanya boleh ya? Gini Pak Yusri:. Waktu lagi diketok mengena 0ndang-undang Penasihat Presiden kebetulan saya enggak ada kali. Bukar. karena Pansu~ Keoanyakan. ~~aiau enggak Par.sus saya peisoaiin Karena Pansus keoanvakar. ma1ziu;r, Karena ::::uma i4 kurs:. i orang 5 Pansus.

Ja:J g1r1 :Jak Yusri· saya mau nanya keadilan misalnya begini, Bapak bilang ada kejaha;ar yang nanya dihukum i tahun 8 bulan, Suyitno Landung keJahatannya Bank BN! yang begin, neoat. sekarang dia bisa jadi menteri dong? Karena hukumanny2 dia itu bukan hukumar teta~. misalr1y2 . .Jadi ini keadilan masyarakat, larinya ke situ Kan ini hubungannya Presider, ad2 Keadilar masyarakat. Jadi hai-ha! begini mungkin kalau saya saran saya bagus di bawa ke Panic. saJa

i er1ma Kasir.

KETUA RAPAT:

lye. tap: sebelum disepakati dikembalikan di Panja, kalau saya sih berkenendak mungk1r rnsa disepakatiiah usulan Pemerintah ini. Apalagi kalau kita mau mendalami tentang perkembanga:. dalam disiplin ilmu kriminalogi yang disebut dengan Fictimologi. Jujur saya harus mengmakan bahwa banyak pelaku-pelaku kejahatan itu sesungguhya dia korban. ~;orbar: oar: prooiem-problem sosial yang dia terkendala untuk melakukan fungsi-fungs! sosia1ny2 se::::a>a benar dan baik. Karena tidak memberikan tatanan itu yang cukup bagi d1a daiam menjalankan fungs>-fungsi sosialnya. Salah satu contoh misalkan bahwa seseorang yang nar' 1ni katakaniah melakukan tindak pidana terlepas apapun itu motifnya berbeda. Pada kasus pembunuhan, ada orang yang terpaksa membunuh itu karena mungkin sudah meiihat betapa dia penderitaan itu sudah dalam kondisi ter preasure kategori bela diri segala macam tapi tetap menghilangkan nyawa orang. Saya sedikit banyak agak bergelut dengan dunia itu yang disebut dengan dunia Penologi. Saya cukup banyak menampung beberapa mantan narapidana yang juga masih kami berikan harapan untuk tetap bisa hidup karena mereka itu suiit untuk mendapatkan lapangan pekerjaan di mana-mana. Karena harus ada kelakuan baik yang pada akhirnya dia tidak pernah memperoleh Surat Pernyataan Kelakuan Baik. Padahal tindak pidana yang dilakukan sesungguhnya itu karena motif keterpaksaan.

Nah. kondisi-kondisi pada akhirnya timbul perdebatan di Dewan Pertimbangan Presiden pun timbui perdebatan itu sehingga okelah tetapi harus ada toleransi. Toleransi itulah yang disebut dengan yang "5 tahun" itu. Jadi harus ada ukuran yang pasti karena yang dikatakar: oleh Pak Ade itu juga menjadi benar masa sih. Karena kita kalah argumennya ketika. apa memang sulit Presiden mencari orang-orang yang tidak pernah di hukum. Kan sudah juga. Tapi di sisi lain dalam rangka keadilan Pak Ade ada juga orang-orang yang mungkin pada potensi-potensi kasuistik tertentu yang dia juga tidak boleh ditutup haknya sebagai seorang warga negara yang masih punya harapan masa depan yang cukup baik. Nah, komprominya itu ketemu diangka 5 tahun itu. lni usulan saya saja supaya kongkordan dengan yang lalu-lalu.

Silahkan Pak Syaifullah.

3 1

f=-KE (DRS. SYAIFULLAH MA'SHUM):

P;m:::i:nar say2 K1r2 kam; agak kurang sependapat dengan tawaran oimpinan untuk menyeIUJU usuiar-, oemerintah. Saya kira kita tetap melihat pentingnya kita mempertahankan draft kit2 dengar se.1um1ar argumentasi baik filosofis. yuridis maupun poiitis. Clleh karena itu. saya seDen2rr1vs :_mtuk kit2 perdalam di Panja. Karena begini saya teringat almarhum Gus Yus sebe1urr beiiau mernngga\ itu berkali-kaii dalam konteks pembahasan undang-undang menyangku: soa, KuaiifiKas' dan persyaratan pejabat-pejabat publik apakah itu DPR. terus apa1ag, rnenter da~, Presider. lbaratnya begini, jadi jangankan pidana penjara yang ancamanny2 5 tahun nyoiong sandal di fv1asjid pun kalau bisa jangan jadi pejabat publik itu. prins1p beiiaL . Jadi ibaratnya nyolong sandal di fvlasjid jangan diperkenankan ;adi pejaba\ oubiik iap' iuKan ketik2 itu terjadi. filosofinya yang kita kehendaki itu boleh enggak seseorang itu umuk me1af\ukan oertobatan terus setelah masa lampau setelah sek1an lama itu dia mengajuKar d11 atau menduduki jabatan-jabatan publik dan dia dibuka hak umuk itu. Saya kira ini persoaiannya

Jad apakah yang kita maksud itu adalah ancaman hukumannya atau kapan kejahatan itu diberiakuKan, itu satu persoalan. Tapi menurut saya yang penting kita tekan di sini adalah bahwa betui pelanggaran harus kita enyahkan dari kriteria ini sehingga tidak masuk dalam oersyaratan yang kita kehendaki dalam undang-undang ini. Tapi paling tidak kalau tindak Ke_iahatar. 01dan2 periu kita pertimbangkan untuk tidak usah kita mencantumkan ancaman 5 tahun itu. iDarntny2 kita ingin mendapatkan sosok yag sangat bersih. Tap1 dengan ketentuan kita kasih batasar1 wakru orinsip pertobatan itu dalam Islam saya kira juga memahami betul. masa orang oertobat dan sudah masa lalunya mungkin mereka bergelimang dengan dosa tapi mereka sudai: mengatakan diri bertobat secara total dan lebih bagus daripada kita yang tidak pernah sekaii misalnya .. £\pakah ha!-hai semacam ini tidak masuk kualifikasi bisa jadi calon menter:. caior, JPR dan lain sebagainya, itu satu hal.

Yang kedua, saya kira Pak Menteri menyampaikan yang cukup bagus mengiyakan tentang kasus Pak Fatwa misalnya atau Pak Karno saya kira. Karena itu undang-undangnya harus ketat sekali bahwa pidana penjara apapun namanya itu dikecualikan alasan politik kan gitu. Saya kira harus tegas itu mungkin nanti di penjelasan pasal atau apa sehingga itu pernah kita perdebatkan di undang-undang Penyelenggara Pemilu sehingga orang yang pernah di penjara 5, 10 tahun karena alasan politik itu dikecualikan dalam ketentuan ini.

Terima kasih Pimpinan.

KETUA RAPAT:

Sebetulnya, sebentar Pak. Saya lebih setuju kalau tadi Pemerintah menawarkan ini di dalami saja di Panja. Kita

dalami dulu di Panja, karena ini sesuatu yag sangat prinsipil saya pikir bukan lalu. Jadi saya menawarkan itu bukan berarti ini dipaksakan untuk disetujui. Artinya mendapatkan satu pemahaman bahwa sesungguhnya persoalan-persoalan yang dikatakan tadi tobat apa segala macam. ltu yang penting Prinsip Equality bagi setiap warga negara juga harus ada jaminan ketika ada seseorang seperti sebut Pak Fatwa. Pak Fatwa prosesnya setelah keluar lebih dulu oleh Pak Habibie itu. Saya di Komisi I itu. begitu banyak nama itu lewat proses yang namanya rehabilitasi, amnesti itu diberikan dulu haknya itu. Sehingga dia Clear bersih dulu. Nah itu bagian-bagian, jadi kategorinya tidak bisa ini kita kejahatan ekonomi, ini kejahatan politik, ia

32

namanva KeJanata1- t~an. ~ap Ketik2 kit2 masuk ke terminolog: kejahaian KUHP kit2 yang dikataKa;- oier :Jar Vusri tad:. ad2 keJahatan, ada pelanggaran. Ancamannya semu2 pidan2 oen1a:·2. ao2 01aan2 in. DiOana Jadi saya pikir ini kita dalamiiah di PanJ2

r=.os {DR H. ABDUL GAFUR):

::;ansus Kira :ni sudan \am2 bicara satu paket. Jadi saya mau bicara konsistensi saja. Kaiima'. :n ;:;ersis yang ada di Dewan Pertimbangan kita bicara. Pansus yang sekarang in: bar-u ada awa: yang baru yang mereka dulu belum ikut segala macam. jad1 kalau mau meng­compi&!r 1ag si1ahka1-si:ahKar: saJa. Jadi mariiah kita konsisten mengurus suatu persoaiar,. Jad, sat:_;.

'ang Kecua, sayakarc karena bukan ahli ini, kalau ngga ahlinya tanya sam2 yang ani:nya. Saye: tarrya ahllnya. Paf< Yusrii kan ahli itu, makanya saya terima ini rumusan ini. Kedua KOnsistensi. kedua yang arili menerangkan kepada kita. Nah. bahwa nanti kita menambarr soal penjelasar: yang diminta tadi nanti kita atur dalam penjelasan. Jadi konsistensi itu enggaK usah di bawa ke Panja untuk apa di bawa ke Panja Menurut fraksi kami begiru saudar2 ketu2. In. hanya sesuatu yang ada kesinambungan, ada konsistensi. Sehingga untuk apa lag Kii2 perdebatkan di sin: Kalau kita konsisten anggota Pansus in! karena terpisah dengar: Kita duiu waktu Kita berbicara di Dewan Pertimbangan, tidak ada satupun bahwa itu bahw2 hadi~ tidav. hadi,-nadi! ya memang dia jarang hadir.

F·PBR (ADE DAUD NASUTION):

Saye; orotes pak Saya termasuk yang paling sering hadir. Saya pegang 5 Pansus.

F-PG (DR. H. ABDUL GAFUR):

Jadi kalau anggota Pansus dari dulu harus kita ta'ati. Bukan apa-apa. Saya hanya mau menghimbau saja soai konsistensi kita di dalam menetapkan segala sesuatu. Kalau tidak ya itu sifat bangsa kita yang tidak pernah konsisten. Berubah saja itu dari masa ke masa persoaiannya itu. lni kan belum lama ini Dewan Pertimbangan ini. Anggota Dewan Pertimbangan belum diangkat, kan baru 3 bulan. Kita sudah mau anu lagi segala macam.

Jadi saya minta kalau bisa saya minta ya kita setujui, tapi saya sepakat kalau diberi penjelasan sesuai yang tadi itu. Dalam tadi di depan bab penjelasanlah kita pindahkan mereka ini. Apakah ini, dia akan wajar kena masalah politik, kalau enggak, karena semua mereka masuf< dalam kabinet juga memang orang-orang politik, kan begitu. Kalau zaken kabinet lain iagi ada orang ahlinya, meskipun ahli pasti ada afiliasinya juga. Dukungan orang poiitik, Gubernur Bank Indonesia itu kan persetujuan Partai Politik padahal dia seorang ahli. Jadi kaitan dengan politik itu 'kan "dua sisi dalam satu koin" .Jadi saya sarankan kita putuskan saja sekarang di sini baru penjelasannya kita rancang di belakang, begitu Saudara Ketua, itu merupakan laporan.

T erima kasih banyak.

33

~-PC !IDEA~!SMAN DACH!):

· ew1c: =t11::iinar' :~! mem2ng menJad perdebatan terus pimpinan karena yang saya katakan tadi bahwa

lane me:-iy2:·;g1<c.r pembahasan kita pada saat in1 menyangkut kementerian. menyangku! ;nstitus, bJkar 01e;1yangku! person. Yang sebagaimana kita ketahu1 bahwa di Undang­Undang Das2· L2 Tiengatakan bahwa, "Hak Prerogatif Presiden itu jelas mengangkat dan memberner;ti~.a:-. :'lenter!'. Tetapi kalau seandainya pun itu kita. "Memberhentikan menteri'. '<ala:~ Kite: me~nasuKir- poin--poin tadi yang sangat subjektif sekaii ini menjadi perdebatan terus L_riinya yang Kita sentun itu sudah menyangkut person iagi, sudah menyangkut menteri. padana: :L ucusannva Presi::len. Kan Presiden tahu kan kalau itu terhukum pun kalau seorang Dresider. me'.'un_1ur .. mengangkat seorang menteri yang terhukum, itu adalah tar1ggung Jawab moral oar ;x:iiitis keoada masyarakat. ltu merupakan tanggung jawab politiknya kepada masyaraka: /c.rtiny2 oeriode ke depan dia tidak akan dipilih, gitu ioh. lni kan Presiden kite: bukar- 1uga ;::;res:off yang artinya asai milih-milih saja.

vang Kite katakan tadi, jangan menjadi perdebatan bagi kita aan jangan JUga meniadi :xordebatar0 bag: masyarakat apalagi yang menyentuh hai privilese dari paaa ;::;resider. yc::r:g di~:atakar tadi pemimpin. yang dikatakan tadi ini, yang dikatakan tadi kom::ietens:. <ar tenwnya kan Presiden punya pemahaman soat kompetensi dari masing­masing menter vang aKan ditunjuk dan biarkanlah masyarakat yang akan menila1 sejauh mane: kemampuar, ;:;resid·er memilih. menunjuk. mengangkat seorang menteri untuk membantu dia. Jadi Jangar, Kita atur daiam konteks di undang-undang ini, ini akan menjadi perdebatan terus­menerus sepanjang republik in: ada. Kira-kira gitu Pimpinan, jadi fraksi kami mengusulkan ini untuk d' delete dan serahkanlah kepada Presiden sesuai Undang-Undang Dasar '45.

~~i:-a-kir2 begitu Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPA i:

Pak Ade sabar dulu, nanti Pak Agus, lbu Andi baru bapak ya. Silahkan Bapak Agus.

F-PKS (AGUS PURNOMO):

EnggaK saya enggak bawa SIM A saya. Jadi kalau enggak bawa SIM itu ancamannya kurungannya 2 bulan. Jadi orang nanti bisa karena dia enggak bawa SIM kemudian dia menteri mungkin ditangkap enggak pakai dinas. Ditanggkap kemudian gara-gara, enggak bawa SIM dia enggak jadi menteri kira-kira gitu. Menu rut saya ini tidak fair karena yang kita butuhkan itu dalam kompetensinya, bukan karena urusan ini lalai urusan SIMnya itu. Jadi ini membedakan pelanggaran dengan urusan pidana itu. Nah kenapa 5 tahun? Memang ini urusan pidana berat begitu dan kemudian saya kira ini kongkordan, bukan konkordan, ini sesuai dengan undang­undang yang lainpun standarnya pun begitu. KPU begitu, KPK begitu, kemudian Penasihat Presiden begitu. Kenapa kita kemudian kita ribut-ribut ini dimasukkan. Kalau memang seperti

34

mest1nv2 :::,res1oer :ug2 rneno:ar; Kaiau. pemerintah mestinya ya Ka!au memang =-raks 0 a12 :JernoK;a: menaatav,ar bahwa in! tidak perlu ierserah pada Pres1den. Mestinv2 se;ak ,_, . ' . ~ _,

d i::Jenasi:-:a: :::i"es1oer ataL 8 ert1mbangan Presider: Juga begitu. Cuma ini kan tidak. 1ad: 1n diusuiKar oar !T usu:a1: 8 e;':lenmah menurut saya ini sangat bagus. Jad: 1:-: standa· kJngKo~dar me0u:u: unciang-undang yang lain. saya kira begitu. Saya usu! untuk disahkar~ seKaran;; _ ~<etuc.

K!:TU .. t., R/~P/-,_ .. ~,

r:.01.,,N (iR. Hj. AND: YULiANI PARIS, M.Sc.):

Setelah mendengar masukKar. dari Pak Menteri kami setuju ini dimasukkan dengan cata~ar. tad sucar dijelaska" bahwa seperti kasus Pak Fatwa dan lain-lain karena itu poiitik oerlu a11'1aS;JkKar. ~c.Fen2 1n: Jabatan menteri itu kan jabatan politik

v~emudiar1 peril: kite: saoari bersama ini penting bahwa rancangan undang-undang yang rnenjad undang-undang ini buKan untuk Presiden SBY saja. Jadi jangan artinya semu2 Kaiau sernua P"esiden tahL: y2 enggak usah saja syarat-syarat, Presiden tahu semua kok syarat-syaratnya. Presider dia tahu warga negara Indonesia. Jadi artinya enggak perlu kite. canturnkan d: sin: Tap! inikar: kan Undang-undang ini kan mengatur tentang Pembentukan f<ementenan Ker:u·Jian kemenier:ar itu diisi o!eh menteri. Terserah orangnya A.. 13 C y2 itu memang hak f::>resider:. Tetac syarat-syara~ untuk dapat diangkat menjadi menteri itu baru d1atu: d s:ni. Jadi adaiah kita harapkan undang-undang ini untuk Long Term lah bukar: hanya umuk ',. '.:' Presider- /ang akar datang.

F-PBR (ADE DAUD NASUTION):

Terima kasih P1mp1nan. Jadi mungkin Keterangan Pak Gafur ada benarnya ada enggaknya juga. Kalau yang

namanya Sadan Penasihat Kepresiden itu tidak megang anggaran. Saya kenapa concern mengenai menteri ini karena dia punya anggaran. Saya itu tahu jamannya Pak Harto duiu ada Menteri Sosial yang saya enggak sebut namanya. ltu kalau mau habis anggaran itu dia bikin proyek fiktif supaya habis anggaran. Jadi kita perlu orang-orang yang mental, moralnya baik. Karena gini kita ini Fraksi Bintang Reformasi. Karena itu kebetulan yang kerja di sana itu adiknya bapak saya, dia yang cerita itu semua. Jadi begini, masalahnya itu pak karena kita Fraksi Bintang Reformasi biar sejarah mencatat kita ini mau Reform supaya itu peraturan­peraturan menteri itu bisa baik, iya kan. Jadi kita enggak mau lagi ada nanti menteri dipanggil KPK, kan sedih negara kita. Setiap habis ini menterinya ditangkap. Yang katanya guru besar !PB orang paling baik ditangkap, karena enggak tahu peraturan. Maka diperiukan seorang menteri yang bermoral dan baik dan tahu segala peraturan tata negara apapun harus tahu.

ltu saja, terima kasih Pimpinan.

35

·-e~1m2 1'.asir Saudar2 Ketu2. Jad say2 agak Kurang bersemangat di Pansus ini, ya karenc; ini usu! kan usu!

1n:siati'. J'.:IR. sudan berlayar habis-habisan ini sampai RUU ini bisa sampai panggi: Presiden r'lan. KaiaL d1antarc fraksi berkelahi sendiri ini kan susah jadinya ini. Padahal ini pun usulnv2 Presider, usui dari Presider. vane dibawa oleh menteri. Karena dalam undana-undano , ,. ,_, '-" -....)

itu ieias oahwc; RJU 1n bisa dibahas dengan persetujuan bersama Presiden. bukan Pe:ner1n;a:· :er ~'nciang-Undang Dasar Pasal 20 itu persetujuan Presider:. Jadi Menier· SeKretaris r~egar2 wakilnv2 Presiden, jadi kalau Wakiinya Presiden ini pun sudah setuiu 1ni. kok ribu: ki'.2 sebab kita dulu sudah setuju juga. Jadi barangkaii sebelum lobi dengan Pemerimar. lob antar fraksi dulu !ah, supaya enggak ribut. Jadi kalau tidak ya sudah ini waktu Dewar1 Pertimoangar, Presider1 juga seperti ini kalimatnya, masukkan saja, kemudian kita ketuk. Jangar san:Ja ter.iadi voting di antara fraksi gitu.

KETUt. RAPA T •

!Ve. 120 persiiahkan duiu kepada Pemerintah, silahkan.

PEMERINTAH :

T erima kasih Saudara Ketua. Pemerintah, kami mewakili Presiden berpendapat bahwa ini perlu ada. Tapi kami

menamp:.mg oikiran-pikiran yang berkembang antara lain misalnya mungkin ada Pasal tambahan atau mungkin penjelasannya. Terus ini dengan Undang-undang nomor 10 tahun 2004 penjeiasan itu kadang-kadang problem juga, karena penjelasan itu tidak mengandung norma, sekali menjelaskan saja, gitu. Jadi Ketua harus ada kategorinya pidana penjara 5 tahun ini ketentuan 1ni tidak berlaku misalnya bagi mereka dipenjara karena pidana politik. Kategon pidana politik masih ada dalam hukum pidana kita atau juga tidak berlaku apabila telah diberikan amnesti misa!nya. ltu bisa kita diskusikan lagi dalam Panja apakah itu nanti akan ada daiam Pasai tambahan, apakah itu dalam penjelasannya. ltu nanti kita bicarakanlah sama­sama tapi yang prinsip bahwa kita sepakat dulu "5 tahun" ini perlu ada dan yang ketentuan !ebih lanjutnya kita rumuskan.

Jadi kalau seperti Pak Syaifullah Ma'sum tadi mengatakan bahwa orang yang mencuri sendai di mesjid saja jangan jadi menteri, itu betul. Karena mencuri sendal itu ancamanya 5 tahun penjara, sudah masuk di sini, ancamannya 5 tahun. Bahwa mencuri sendal itu mungkin dihukum 3 hari bisa jadi. Tapi ancaman pidananya itu 3 tahun. Jadi Pak Ade katakan Pak Suyitno Landung itu kan tindak pidana korupsi. !tu ancamannya mati malah Pak. Jadi itu bukan soal berapa dijatuhkan, tetapi adalah ancamannya. Tapi kalau mesti kembali ke hukum fikih ya bagaimana sebelum di hukum orangnya sudah tobat. Tapi ya tobat saja belum. Terus Tobatan

36

:Jagaimana oegiru Jad· memang syarat-syaratnya bisa panjang. Kalau mat., kemDa1 Ke nuKurr fikir. mest1r,1y2 syaratnya itu mesti Akil Balig. ini kan enggak ada 1ni. Jad1 :::ires1oer KaJac; enggak Baiig bo1e~, jad1 menteri kan bis a begitu. Syaratnya enggak ad2 F.ki 8al1g Jaci K::2 se~UJL Sauda~c: Ketu2 kita d1skusikan lagi di Panj2 nanti kita lain-iainnya sudar

v2. say2 pik1~ demiKiar ya Jadi substansinya kita dalami di Panja sampai dengan 1<a1aL mamang periu penjelasa:c yang terpenting ini adalah ide pemikiran yang cukuo oos1tif daiarT. 1angka menghasilkan karena orang-orang yang terpilih itu, yang bis2 menjal2nkan se'.)ert yang diharnpkar oieh Pak /-«de tadi. Ya, setuju ya Pan12 ya?

(KETOK 1X)

8aiK. oeriKutnya norm: 109 berkenaan dengan larangan. lni ada saran perubahan redaKs1. "fv'1enter diiarang merangkap Jabatan atau menjad1 pengurus". Di rubah menjadi "Menteri dilarang merangkap 1abatan sebagai". lni kalau lihat pengkalimatannya nampaknya usu:a~ Pemerintan Jauh lebih tidak muter-muterlah gitu, langsung mengarah. Setuju ya draft peme11n:2r: DIM 0 emerintahr; "Menteri dilarang merangkao jabatan sebagai (Titik due;\ ' setu!u vc~·

(KETOK 1X)

~~emudiar yanQ D!rv : iO. Karena konstruksinya sudah pada posisi Pemerintah pengkalimatannya make:. "Menteri diiarang merangkap jabatan sebagai pejabat negara sesuai dengar1 Peraturan Perundang-undangan". Saya pikir tidak problem ya? Setuju?

(KETOK 1X)

Kemudian ''organisasi politik'. ini sarannya di ha pus. Mungkin kita berikan dulu kepada pemerintah berbagai aiasan pertimbangan dan lain sebagainya. Yang sesungguhnya dalam benak pikiran DPR. pak menterl, kita juga menyadari sepenuhnya bahwa problematik Rancangan Undang-undang ini kita sudah sangat menyadari akan menimbulkan problem­problem di dalam penyelenggaraan pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu. Kami menyadari itu semua sehingga kalau kita mengikuti dan mendengarkan pandangan umum dari masing­masing fraksi ketika kita membicarakan awal di tingkat rapat kerja yang sesungguhnya Rancangan Undang-undang ini diorientasikan, diprioritaskan untuk penyusunan kabinet Rezim Pemerintahan di masa pemerintahan yang akan datang. Hanya satu hal tentang pemberlakuan ini memang semangatnya adalah kita punya problem yang selama ini sering terjadi yang sering dikritik oleh media, oleh publik bahwa ada inkonsistensi terhadap berbagai undang-undang yang sudah dijalankan. Undang-undangnya sudah dibentuk namun karena diberlakukannya itu ke depan sehingga tidak ada hal-hal yang dipersiapkan secara matang sebelum itu terjadi. Sehingga ketika itu dilaksanakan menimbulkan persoalan Peraturan Perundang-undangan itu tidak bisa segera dijalankan karena berbagai turunan peraturan perundang-undangan dari undang-undang tersebut tidak dikerjakan. Salah satu contoh, misalkan tentang Undang­undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang seyogyanya itu juga akan berlaku efektif pada rezim pemerintahan hari ini. Tapi pada waktu itu pun yang sebetulnya diundangkan pada waktu pemerintahan Presiden sebelumnya itu nampak sekali birokrasi

37

peme:imahar tida': rnempers1apka;; PP-PP itu. Sehingga ketikc: itu dijalankan itu PP-PP tersebul ticar. bis2 berjalar; efektif terhadap undang-undang yang ada.

in sebetu1ny2 orientas; in' lebih pada bagaimana pemerintahan ke depan dengan adanya iarangan-iarangan itu. itu sudah bisa terwujud. sudah bisa ada sehingga kurun waktu ini sebe1u:1 adc. tapi tetap pemerintah itu punya kewajiban untuk mempersiapkan berbagai perangkat-perangka~ Peratu~an Perundang-undangan berikutnya. apakah dalam bentuk PP. daiarT bentuk PerD1es yang pada akhirnya ketika ini serta merta diberlakukan itu semuanya itu sudah jad:. Sebetulnya persoalan perumusan ini lebih diorientasikan ke sana. lni gambaran yang mungkin ada daiarn benak pikiran Pansus dan untuk itu kami persilahkan pada pemerintah lebih untuk menyampaikan beberapa idenya.

Sebe!urn pemerintah. kami muiai dari Pak Rambe silahkan. Sebentar Pak Dachi.

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, M.Sc.):

Saya ingin bicara. karena yang di sebelah saya ini sudah mundur, setelah muktamar P3 agak mundu1 dis.

Saudara Kew& dan Saudara Menteri.

?asa' ! ·: 1ni sebenarnya "poin d" pada waktu itu kita rumuskan "organisasi politik'·. ini jug2 terlaku. memang terlalu tajam. Artinya hak seseorang itu jadi untuk berpolitk juga tidak boleh karena untuk berpolitik harus masuk ke organisasi politik. Jadi kalau memang organisasi politik di sin' kita tetapi konsisten ini juga menurut kami kurang tepat. Oleh karenanya tapi dihapus juga. itu juga kurang tepat. Lalu di undang-undang yang kita sepakati yang lalu tentang Pertimbangar: Presiden bahwa memang juga terlalu ketat bahwa pengurus harian kita nyatakan di situ. Pengurus harian. Apabila dia diangkat menjadi Penasihat Presider: dia harus melepaskan diri dari jabatan pengurus harian di Partai Politik. Oleh karena itu Saudara Ketua, agi fraksi kami tentang organisasi politik ini juga masih kita sesuaikan bahwa persyaratan yang menyangkut untuk menjadi menteri cukuplah hanya Ketua Umum. Artinya kalau dia Ketua Umum. In! 'kan berlaku untuk tahun 2009. Kalau ada kesepakatan kita menyangkut itu bukan sekarang ini, jadi untuk tahun 2009. Kalau memang seorang Ketua Umum Partai Politik terpilih dia harus mengundurkan diri dari Partai Politik, dari jabatan di Partai Politik. !ya, dalam hal ini kita berbeda pendapat sekarang. Jadi memang inilah perkembangan politik itu. Oleh karenanya Saudara Ketua, sebelum pertimbangan dari pada Pemerintah, saya syarat "organisasi politik" ini kalau boleh juga ditawar, ya Ketua Umum Partai Politik saja.

T erima kasih.

KETUA RAPAT:

Pak Dach:. silahkan !

38

F-PD flDEALISME!\ DACH!;:

'e:r:nc; kasin °1mpi:iar ::;;;:Ks Kam berpenoa:Ja'. D:rnp:narr setelah kita bahas Pasa' 16 dan masuk paa2 Pasa'

'-:- oar in fzare;-,2 saiin~ kete:-Kaitar. craksi kami berpendapat bahwa in i kita bah as semu2 sec2~2 lebin daiar.; d1 :Jan12 karena menyangkut sistem pemerintahan kita yang Presidenti: Tentc. kita mengambi: Keputusan 1n' sangat hati-hati sekali jangan juga menyentuh yang bukan kewenangar, kit2. t...:tinv2 ka:11: ois2 saja untuk membahas ini lebih dalam tapi biarkar: in! aari ~Jasa' ~ S samo2' sasa 1 ' - :n supav2 lebih singkat juga kite bahas di Panja supays kajiar· kite

iebih daiar;-,

terima kasih.

!<ETUA RAPAT •

2iiahka" Par Svaifu!ia:' '')ak Syaifullah lebin dulu.

,. KR ir::!Vi l~U' 'AH' MA' SHUM)· r.. ,_. \.;:, I 1-\ r- L ~~- r • • I

Terim2 kasir: Pimpinar: Sava Kir2 untuV. 0ifv'. terutama Pasal 17 ini. kami setuju untuk kita dalami s1ngkat

sajalar kita maL: disk:.isit\ar t'1an~12 pada DIM 1i1 yang lain kan sudah menyetujui dengar: usui dar, sa:an perubahan da:' ~emerintah. Tapi menyangkut DIM 111 ini ada sediki: periu kita pertimbangkar kemungktnar: Kita tetap bertahan dengan DIM atau dengan draft kita. Mungk11: temar!-teman Parcai-oar:a' agak berubah ya, misalnya P3 kasusnya, kalau kemarin in: setuJu adanya pernyataan tegas bahwa di dalam demokrasi politik, tapi sekarang mungkin berubah garisnya kan gitu. Tapi karena jelas ini diberlakukan tidak untuk sekarang, maka saya kira tidak ada masaiah untuk kita diskusikan plus minusnya kalau mencantumkan persyaratan tidak ter!ibat dalarr" organisasi poiitik tapi tadi Pak Rambe setuju sekali saya usuiannya Prinsipnya adalah kita batasi pada leve! aoa yang dilarang untuk dirangkap jabatan oleh seorang menteri

Tapi yang penting lagi adalah begini pak, saya ingin mendapatkan konfirmasi atau pernyataan Pak Menteri menyangkut Presiden sekarang itu merasa ewuh pakewuh enggak sih, atau ada persoa!an enggak dengan menteri-menteri yang dijabat oleh sebagian oleh aktivis atau oleh pengurus harian oleh partai politik. Kalau ternyata enggak ada masalah saya kira ini kita jadikan acuan untuk kita diskusikan lebih lanjut, kenapa tidak ada masalah? Misainya. Mungkin sudah ada aturan, sudah ada peraturan, ada ketentuan di mana dia walaupun sebagai pejabat atau pengurus Partai Politik juga tidak bisa sewenang-wenang atau tidak bisa leluasa untuk bisa memanfaatkan posisi jabatannya itu dalam konteks kepentingan Partai Politik yang bersangkutan.

Kalau iklim itu sudah bisa dijamin saya kira saya setuju untuk dihapuskan untuk adanya ketentuan itu. Tapi selama belum ada itu sistemnya belum kondusif, sehingga menteri yang kebetulan menjabat sebagai Pimpinan Partai Politik masih berpeluang untuk main-main dalam konteks dan kedudukannya sebagai menteri itu. Maka ini menjadi sangat penting untuk kita tegaskan dalam ketentuan Peraturan Undang-undang ini.

Terima kasih Pimpinan.

39

KETUA RAPA '7":

=-PDIP (YOSHEP UM.A.R HAD!):

'erim2 Kesih Ketu2. Jad say2 kir2 Fraksi PJ: PerJuangan itu berpegang pada suatu prinsip di mana apa

yang telar, kita rumuskan be:sama-sama di dalam draft ini Fraksi POI Perjuangan berusaha untuk teta~ mem;::iertahankan Karena ini merupakan sebuah proses atau dinamika yang memang sudar sangat syarat diskusi, syarat pemahaman sehingga kita memperoleh suatu rumusan yang optima: bag! kita semua. Nah. melihat berbagai pandangan maupun jug2 keinginan Pemerintar untuk melakukan penghapusan terhadap persyaratan ini tentu ya mau tidak maLo ia1c; Kit2 harus perdalam di dalam Panja kalau kita ingin mendalami ini, itu yang pertama

Dan sekali lagi ini saya kira sebuah persyaratan yang keinginan bahwa begitu sese:Yang menJadi sebuar, penyelenggara negara atau pejabat negara maka berakh1rlah semu2 keberadaan ataL: keterKaitar; politik di dalam hidupnya atau di dalam masa tugasnya itu. Jl.rtinya bahw2 dia t1daf; harus meninggalkan kehidupan politik tetapi dari sisi kepengurusar· yang saya kira men1adi titik tekan dar: kenapa kita ingin supaya "organisasi politik" itu menjadi salar. satu persyaratan. Saya kir2 ke depan pun diantara partai-partai yang ada terutam2 parta' kam; in.: 1uga teiah menerapkan untuk menjadi anggota DPR seyogyanya tidak merangkap dengar jabatan penting di dalam kepengurusan partai supaya dia konsentrasi di dalam menjalankan tugasnya. Apakah sebagai Ketua Umum atau sebagai Sekjen dan sebagainya.

lni suatu gagasan yang ideal yang saya kira menjadi harapan masyarakat juga memiliki suatu keinginan seperti itu. Tapi kami tidak ingin masuk terlalu jauh karena memang sudah telalu banyak. Jadi kami setuju di dalam Panja Pak Ketua.

i erima kasih.

KETUA RAPAT:

Pak Lukman 1

F-PPP (H. LUKMAN HAKIEM):

Terima kasih Ketua. Sampai hari ini sikap P3 masih seperti ini Pak. Jadi perlu saya tegaskan, besok belum

tahu Pak. Ya, jadi saya kira ini kita dalamilah, kita dalami kembali. Kemarin itu kan Ketua Umumnya beda dengan yang sekarang. Saya baru mau konsultasi besok soal ini, jadi sampai hari ini masih tetap ada, belum ada perubahan. Jadi saya kira di Panjakanlah.

40

KETUA RAPAT •

Tambahar, :nformasi saj& untuk Pemerintah, dan ini juga sekedar mengingatKar kembai kepada segenac anggota Pansus bahwa rumusan "organisasi politik" yang mungkir belurr tersosia!isasikar: secar2 baik kepada publik. Yang dimaksud dengan ''organisasi poiitik' pada waktu kits mernbicarakan masaiah ini, itu cukup berkembang sampai meiuas Pak. Tidak hanya sebatas kepadc; Parta: Politik sesungguhnya. tapi juga terhadap LSM yang memang foKusnya perhatiannya itL kepada poiitik. ini juga sampai masuk kategori ke sana. Seh1ngga di2 PUI' termasuk bagiar yang pada hakikatnya dilarang harus menanggalkan jabatan di LS!v' yang memang ~srv itL adaiah ~SM politik yang fokus kegiatannya aktivitasnya di bidang oolitik !tu sampa oerbicara sampai cukup jauh. Oleh karena itu menurut hemat kam kalau menangkap dari apa yang disampaikan oieh keseluruhan fraksi apalagi dari Fraksi Demokrat :nemberikan catatan tetap in akan menjadi perhatian kita semua bahwa proses ini tetap seoerti a1: mengalir PanJa berjaian dengan otoritasnya toh pengambilan keputusan itu berjenJang akan ?anja, akan lagi RaKe:. baru iagi pengambilan keputusan tingkat !. Yang jelas kita dalam oroses dialeKtika in! sama-sam2 saling mengungkapkan gambaran-gambaran. harapan­harapan kita dan pemikiran--pemikiran kita. lni tetap kita tempuh proses itu. Oleh karena itu dari gambaran-gambaran yang diperoleh, kami melihat memang ini sebaiknya katakanlah kita daiam! lag! a: Panj2 untuk oada akhirnya nanti kita akan mengkerucutkan pada rumusan­rumusan seperti ap2 ,!\arena persoalan ini jelas yang saya katakan tadi ini juga tidak bisa saya tidak juju~ saya juga harus jujur mengatakan bahwa pembicaraan in juga kental nuansanya dengan nuansa pemberiakuar pada waktu kita merumuskan. lni tidak adalah bagiar, dari perkembagan penalanar proses d1alegtik2 dalam Pansus yang saya tutupi, kita harus buka secara keseiuruhar; pensrus . Jadi tawarannya kepada Panja untuk kita dalami.

Kami oersilahKan Pemerintah.

PEMERINTAH ( DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA) :

Terima kasih Saudara Ketua, Saudara- saudara Anggota yang terhormat. Sebelum saya memberikan tanggapan terhadap DIM 111 ini, mungkin ada sesuatu

yang terlupakan pada kita semua baik DPR yang mengajukan hak lnisiatif maupun Pemerintah. Yaitu misalnya pada DIM 110, "Jadi menteri dilarang merangkap jabatan sebagai a. pejabat negara sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan". Kita lupa menegaskan menteri ini sebagai pejabat negara, itu kita lupa mungkin nanti bisa sisipkan kalau kita sepakat bersama-sama. Kalau misalnya ada kata-kata "dilarang merangkap jabatan sebagai pejabat negara sesuai Peraturan Perundang-undangan" ya mungkin pejabat negara lainnya. Tapi harus kita tegaskan duiu bahwa menteri itu adalah pejabat negara.

Yang lain juga barangkali penting untuk kita pikirkan bersama karena ini kategori pejabat negara ini, apakah ini masih perlu atau tidak saya tidak tahu, tapi kita mewarisi sesuatu bahwa kalau pejabat negara itu, kalau DPR itu ada Undang-undang 11 Tahun 1970 tentang Tindakan Kepolisian terhadap anggota DPRGR/MPRS yang masih berlaku sampai sekarang dan diulang lagi dalam Undang-undang Susduk terhadap tindakan Kepolisian terhadap Anggota DPR sampai ke DPRD itu harus dilakukan dengan persetujuan Presiden bukan dengan izin. Jadi persetujuan walaupun dikoran-koran itu selalu di bilang izin. Persetujuan dengan izin berbeda, kalau izin itu sesuatu yang pada prinsipnya dilarang karena itu boleh dilakukan kalau ada izin. Jadi seperti Surat lzin Mengemudi, membawa mobil dijalan itu pada

41

dasarny2 dilarang karena membahayakan orang lain, boleh membawa mobil kalau ada izir,. jadi gitu. Tapi ka!au mengambi! tindakan Kepolisian itu tidak dilarang, karena itu bukan izin dilakukan untuk persetujuan. Supay2 tidak mengganggu dan juga demi menghormati harkat dan martabat pejabat neg are itu.

Temadap menteri peraturan itu tidak ada. Saya minta maaf kalau subjektif saya sendiri itu 2 ka!L diperiks2 Poiisl ~ kali Jaksa I kali, KPK 1 kali. !tu sama sekali tidak memerlukar; oersetujuar Presider:. Sehingga Presidennya kaget. Bupati saja perlu persetujan say2 kok menter; enggak'. r~ar, ini bagaimana, tolong kita pikirkan jugalah. Kalau tadi menterinya diperiksa-oeriksa ierus kan jad: masalah juga kan begitu, sementara Anggota DPRD pun banyak yang tidak bisa diperiksa. ini karena belum turun persetujuan dari Presiden. Jadi tolong kiia pikirkar; aspek ini. maaf kalau saya agak subjektif.

Kemudiar kita masuk ke organisasi politik dan ini kalau saran kami lebih baik in: kita bawa ke lob! Saudara Ketua, ini materi yang agak berat. Mungkin di Panja ini kita bise mendaiami tapi in: sebenarnya bukan urusannya Panja, ini urusannya politik sebenarnya ini. Panja ini hanya rumus-merumuskannya saja, mendalami rumusan. Saya secara spesifik jujur saja, saya tidak bawa in! ke kabinet membahas "organisasi politik" ini, tapi saya perlu bicara langsung dengan Presiden dan Presiden mengatakan jangan dulu lah Pak Yusrii. Jadi pertimbangannya !tu bukan hanya pengalaman beliau tapi juga pengalaman Presiden­presiden sebelumnya dan mungkin juga ini akan menjadi sedikit problematik bagi Presiden yang akan datang. Jadi kalau kita perhatikan kabinet pertama '45 itu Bung Karno itu memang partai-partai resminya itu beiurn ada, 5 September '45 itu belum ada partai. Tapi orang-orang itu sudah kelihatan afiliasi poiitiknya dan itu parlementer itu sudah jelas partai, tapi waktu tahun Dek1·it Presider: itu masih Juanda sudah jelas partai pada waktu Kabinet Bung Karna pun sudah oarta: lagi. Walaupun sekarang ini Presiden dipilih langsung oleh rakyat jadi tergantung pada komoosisi kekuatan di MPR seperti dulu, tetapi Presiden tetap memerlukan satu kerja sama yang erat dengan DPR. Oleh karena itu Presiden yang lalu pun, baik Pak Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati pun tetap mempertimbangkan kekuatan politik yang ada di DPR. Presiden yang sekarang pun juga begitu, mempertimbangkan kekuatan walaupun dia dipilih langsung oleh rakyat. Tapi Presidennya akan membahas RUU, akan menghadapi interpelasi. angket sampai kepada Impeachment. Tentu Presiden harus mempertimbangkan itu.

Karena itu memang dukungan dari kekuatan-kekuatan politik mutlak diperlukan oleh Presiden untuk mungkin juga menjaga stabilitas pemerintahannya dan sebagai-sebagainyalah. Karena itu Presidennya sendiri mengatakan nanti akan sulit Presiden yang akan datang kalau tidak mempertimbangkan kekuatan di DPR ini. Jadi kalaupun Pemerintah ini memang agak keras mengatakan hapus "organisasi politik". Mungkin nanti setelah kita berbicara sampai kepada level mana. ltu mungkin yang nanti kalau dilobikan ya saya pun akan konsultasi ke Presiden, ada tawaran dari lobi bagaimana kalau Ketua Umum saja tidak boleh, tapi yang lain boleh, Ketua Dewan Suro boleh, atau pengurus yang lain boleh. Dan nanti mudah-mudahan pada lobi politik ada titik temunya di sini. Jadi kalau saran kami Saudara Ketua ini tidak usah di Panja tapi kita lobikan sajalah ini. Ya, mungkin ini saya kira juga Fraksi-fraksi perlu juga bicara di rapat pimpinan partainya juga menyikapi sebenarnya soalnya bagaimana.

Demikian pendapat kami Saudara.Ketua.

42

KETUA RAPAT

umw~ JIM Pak Dachi masih ada? Silahkan

F-PD llDEALISMAN DACH!):

ln1 sama pak menter: in:. Sehubungan yang di sampaikan pak menteri radi menyangkut vang ~angKa~ .iabatannya kar: biasanya ka!au menteri ke iuar negeri maka ada yang ditun1uk mente;; A:' fmerrr in: bsriaku enggak dengan rangkap jabatan dan po in-po in Dlfv" yang ! 1 O

Saya tidaf; tahu 1uga 1n DULUr: perijeiasan. kalau seandainya pada saat itu menteri rangkap Jabatar oada posis; itu bera!i' memang nanti kalau Presiden menunjuk penggantinya atau ap2 in! 1ug2 bisa bertentangan jengan undang-undang Art1nya Presiden mengambi! kebijakan itu berte;ilangar dengar: undang-undang. Jadi saya ingir: dapat penJelasan dari Pak Menter! soa:

KETUA RAPA T :

PEMERINTAH :

Memang Ad lnrerim itu tidak permanen dan tidak bisa mengambii keputusan­Keputusan fundamental yang menjadi tugas, fungsi, dan tanggung jawab dari departemen. Dalam sejarah kita memang beda-beda. Pada masa Pak Harto, Pak Habibie itu kalau menteri itu pergi ke luar negeri nunjuk Ad Interim itu pakai Keppres. Kalau sekarang ini Mensesneg saja, tapi sudah ada arahan dari Presiden. Jadi biasanya tidak saya cukup melapor Presiden saja pak ini Pak Hasan ke luar negeri jadi ini Pak Widodo saja. ltu sudah ada aturannya begitu. Kadang-kadang saya merangkap menjadi Menteri Kehakiman merangkap jadi Menteri Luar Negeri, itu b1sa terjadi dan satu hari. Tapi karena hanya sementara saja begitu, jadi itu dimungkinkan saja dan tidak ada Keputusan Presiden tentang ini.

Jadi sudah kita hilangkan karena sifatnya sementara itu ditunjuk begitu saja, Presiden tahu dan dilaporkan ke Presiden ditunjuk ini. Seperti hari ini Pak Widodo menerima Menlu Iran dalam kedudukannya sebagai Menlu Ad Interim, begitu. Jadi saya kira walaupun ini, tapi tentu tidak bisa kaiau dia itu anggota DPR tidak ada terus Ad Interim. Interim kabinet saja. Saya kira itu mungkin dilakukan.

KETUA P~PAT:

Cukup jelas ya Pak Dachi. Jadi itu internal pemerintahan dan itu Presiden yang akan mengatur soal itu. Jadi enggak termasuk areal pada proses undang-undang ini. Jadi persoalan antar pemerintahan.

Jadi DIM 111 kita sepakati masuk di forum Jobi ya? ltu satu.

43

Kemudian yang kedu2 vang d1sampaikan oleh pemerintah tentang penegasan bahwa menter. adaiar ::ieiabac negara sav2 pikir ini setuju untuk di dalami nanti tempatkanny2 d: manar: D: Panja lah kita seoakat .!\.rtinya yang terkait dengan itu semua konsekuensinya akar !ar ks sana 0 ak Jadi c 1 ~ masuk forum !obi.

(KETOK 1X}

Kemudiar 'menten ada:ar:: oejabat negara" ditempatkan perumusannya secara tepa' di

(KETOK 1X)

~\emudia1 D!f,1 ~, 2 11 t1da~. ada masalah. Saya piki: enggak ada persoalan y2 Dll\!t

(KETOK 1X)

Kemudiar, Dlrv'. nomo1 ! 13 ini hanya ada perubahan redaksi, "pimpinan organisasi ia:nnya d: biayai da( .APBN dan1atau A.nggaran Pendapatan dan Belanja Negara". lni adaiah semanga: dalarr: rangka ciean and good government supaya tidak ada rnekanisme keuangan yang tur11pan; tind!h antar·c: yang satu dengan yang lain. Saya pikir setuju ya sarar, dan perubahan dar: ~:Jemeri:lta::?

(KETOK 1X)

t:JenKunya kita masuk ke DIM 114, yang mengatur tentang pemberhentiar;. 0 engkal1matannya di Pasa! iS d: DIM nomor 114, iya ini tetap setuju ya?

(KETOK 1X)

Kernudian Dlrv1 nomor 115, ada perubahan redaksi, "Menteri diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden". Lalu ayat (2) nya, "Menteri diberhentikan karena", kalimat DIM 115. 116 ini dijadikan satu dalam DIM Pemerintah itu dengan menggabungkannya "menteri diberhentikar: dari jabatannya oleh Presiden karena". Saya pikir ini jauh akan lebih tepat ya setuju ya?.

{KETOK 1X)

Kemudian DIM 117, "meninggal dunia".

(KETOK 1X}

Kemudian 118, "mengundurkan diri atas permintaan sendiri". Saran perubahan, "Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis". lni lebih tegas.

(KETOK 1X)

Kemudian "tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan, tidak dapat melaksanakn tugas selama 3 bulan secara berturut-turut". Nah, ini dari penjelasan oleh

44

pemerintar

rnteru.cs;

me 11Jad: norma. sehing2 semakin teruku1. Ukurannya 2 Dular 1n it'..; 2 buian atau 6 buiar. se1nga'. saya 6 bulan?

::~af~s ~.sm; oe~;:ier;dapa'. oegini Pimpinan Karena ini Pasa: !6. ~; '12 sal1ng Kete1-Kaita:- oar JUQ2 sepaka: t!dak perlu biarkan1ar seoerti air me11galir pembanasa11nya car jug a oengkajiannv2 kite: :121-us iebih da:arn. !ni Pasa I 8 terrnasuk aya1-ayatnya semua ~ ~· '. °7 rn m.: dioanas d. ca!~:J2 ::; 1mpinan ltu usu I konkrit kam; Pimpinan. biar kita ;ug2 Kite: 01•:ngambt; r<e;~·u:u.sar ~:L- ~ebj~-: arif dan b!jaksan2.

ter1ma kasih.

ki[a :::1s2 semua juga nanti akan dibawakan ke Panja tapi beberao2 ::;~insi:::·-::.1r1nsi::: d22a' perlu ad2 penyamaan. Kalau yang sesungguhnya kar, tidak :er:a:~ yanQ subs:ansia !:L: d ' 1 S' itu ada kata "3 bu1ar,', sama yang DIM 120. Yang Dlflf '12C 1n tacii ki~a suoan ss0aKc: dicia!ami d: Panja. Seh1ngga menuru: hemat kami yang '·3 buia:-,' in~

(KETOK 1X)

usar, 3e1-akhir masa jabatannya, otomatis itu gitu ya?

(KETOK 1X)

"Meianggar Ketentuan larangan merangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasa: i7'. Saya pikir "melanggar ketentuan merangkap Jabatan sebagaimana yang dimaksud oalam Pasa! '10''. ini hanya soai perumusan, sinkronisasi. Lalu huruf g ditambah 1 ayat yang bunyinya, nan in: pemberhentiannya ini, "Presiden memberhentikan sementara'·, ini yang baru yang periu kita diskusikan, "Presiden memberhentikan sementara menteri yang di dakwa melakukan tindak pidana yang diancam pidana 5 tahun atau lebih". Substansinya saya pikir kita bisa menyepakati, namun ini kongkordan dengan keputusan yang tadi ini akan di dalami iagi di Panja. Saya rasa setuju ya? Baik,

(KETOK 1X)

Memasuki JIM 123. DIM 123 hubungan fungsional Kementerian dan Lembaga Pemerintahan non Kementerian menurut hemat kami ini juga terkait dengan DIM nomor 16 yang tadi sudah kita panjang lebar membicarakan tentang problematik penyelenggaraan pemerintahan yang ada lembaga yang dibentuk dengan undang-undang, ada yang dengan Keppres, ada yang sifatnya juga ada yang mandiri, ada yang macam-macam itu semua. Termasuk mungkin yang mutakhir Pak Menteri seperti ada yang sekarang berkembang dengan penyebutan Badan Hukum Milik Negara. Contohnya seperti TVRI dan RRI yag direkturnya bisa dipimpin swasta. itu pun langsung ke Presiden. Dalam undang-undangnya jelas itu ke

45

seh1ngga ketika timbui oersoalan di Komis: 1 ketika rib:r --\ii.\ i:;~ sa;noa 1,2:- in ::'robe!r:1atirc:y2 suiit untuk memecahkan persoalan termasuk RR.:. t{a\ac; ~.::iai Sek1en Je::ia::e:iei- ~,euar1gan Ketawa-tawa mur1gKin problem sampai dengar: har ir1

i'.:. :::::~. in.: d' seturu:~ st2Sf\Ji sudah menunggaK untuk membayar listrik. Seiurur stas:ur ;:;;;.:; suja;- mer:mua: sura~ oe:-::vataar hutang kepadc; PU~ karena Pemerintah kesulitar umui< menga:1ggan;a~ Ksua1gar,,-,\'c ber-kenaar dengan Sadar Hukum rviilik Negara ya1g Permurar: cerundang-unda;;gar1n;12 m2sir beium terselesaikan. l\Jail, perkembangan terav.hi' sudar a::;2 ::ie:ien1;Jar V:crnnfc oenga~ lv1enpan dengan Deperiemen Keuangan dengan D1reKs ~.R

:=iac2 1:1, akan dibicarakar di Panitia Anggarar'..

:r: jug2 rnenpc Dag1an yang memang problem-problem institusiona1 yang narus d ta;c. Ssninggc. nanvc: seKedar menambailkar, problematik kita sehingga saran Pemerintan :ad oroblern--:x::Jbien' ,,-, ~:arus di!adiKan solusi yang terbaik sehingga DIM ~ 23 sebetu1r1ya samoa aeng2;- Ji iebir pada posis: penguatan menteri dalam menat2 :nengkoordir1asika1 persc2lar-•-oersoalan itL: supaya aspek budget nya berJaiar1 baif( aspeK 1rn21e:11entas: dari oad2 yang ditangani oleh Lembaga Pemerintahan non Kementeriar-, 1ugc. baif; termasur: yang sekarang 1tu kesulitan terhadap apakah bisa dikategorikan l._embaga ::Jemsnntah non Kementsrian? Seperti T\/Ri, seperti RRI yang dalam undang-undangnya dikatakar Badar. HuKum fv1ilik Negara yang sumbernya dari APBN tapi dia diperkenankar msnarik 1urar !J12 JUQC: d1p21Kenankan mencari uang yang halal dan mengikat dan oisa mengg:.makar:. Keuangarmvc; terp1sar;. lni problem-problem ketika masuk de/ik korupsi yang n-:an2 yang Kxups·r ~~aren2 ::iukar uang negara yang terpisail dengan. Lalu Proses auditny2 a:::aka~ oisr 6DK a:a" , ak'.:mtan pubiik lni problem-problem yang menurut hema: kam iakta J :apangan kit2 temuKar Sehingga terkait DiM 123, 124. 125,126, kita kongkordar ,jengar. DIM ncmor : e sebeiumnya yang sebetulnya kita hanya mencarikan canioiar, untuk menyeiesaikan itc. Jad' di1ar1jutrzar, pendalamanya di Panja. Tapi apakail akan _iadr atau t1aaf( tetap Ke;xJtusarir-:>12 cii se:uju ya?

(KETOK 1X)

Kemudiar yang "hubungan kementerian dengan pemerintahan daerail" ini JUga terkait dsngan DIM sebelumnya DIM nomor 6 tentang Ketentuan Umum. Lalu juga dengan DlrV1 nomor i 8 yang tadi jug a sud ail kita bicarakan lebih jauh tentang problematik birokrasi pemer1ntahar; yang struktumya sudah tidak berbentuk piramid dan kita akan dalami lebiil jauh DIM : 28, 129 sampa' dengan D!M 137. Jadi DIM 6, DIM 18 terkait dengan 127, 137 yang akan didaiami iebih mendalam di Panja iapi tidak untuk diputuskan yang tetap proses pengambilan keputusannya diiakukan di Pansus kongkordan, setuju ya?

(KETOK 1X)

Kemudian berikutnya DIM 138, Ketentuan Peralihan. Saya pikir tetap ketentuan peralihan juga memang ilarus ada DIM nya setuju judu\nya. Kemudian substansinya, nail ini substansinya menurut saya mungkin ilarus menjadi forum \obi ketentuan peralihan ini. Terkait dengan 3 kementerian istiiah kita dan lain sebagainya termasuk Pasal 13 yang dalam DIM Pemerintah pada saat undang-undang ini berlaku kementerian koordinator, departemen dan kementerian negara yang ada dianggap telah terbentuk berdasarkan undang-undang ini. Artinya ini menjadi bagian yang menjadi forum \obi tidak pada forum Panja. Sampai dengan DIM nomor 141 masih forum !obi, setuju ya?

(KETOK 1X)

46

<sn:ud:ar. r~e:eil!c1a;- i)e:1utup juga konsekuensi dengan pembeiakuan konsekuens Jsr1gar Jridan9-u1-aa11g :r:. ;:;ada tangga! d1undangkar ataukah penundaan dar: sebaga1nya 1r

J~a Da;J12- :=2- Ja:::e: 10'.:Ji menurut hema'. kam:. 01 DIM 142 setu1u':

(KETOK 1X)

(KETOK 1X)

~emud:a: Ka:a: ~iii/ se1an1uttlya 144, 145. 146. 147 say2 pikir ini semuanya bersifa'.

(KETOK 1X)

dar: Bap<k ,L,ilggoto Pansus yang kami hormati, Saoak lv1ante:r1 SeKretaris Negara yang mewakili Pres1den ya:ig say2 hormat.

Altiamduii//ar ~!la ;)anjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa bahwa rapat kerja da:a:r: ~angK2 :::;smbar12san JIM secara keseluruhan telah bisa kita lampaui Tentunya kam! rneyak1n :::;ahw2 DJKar :Je~art: oada tingkatan rapat kerja in! kita sudah merampungkar sekiar ;xoser oar: seiur'.1~ ::ieKe:jaar, ya:-ig sesungguhnya kalau kita tarik ke sana masih sangar Jauh Seoe~a::ic: S:JDstans;-su~:s:2r1s yang sangat mendasar, yang sangat fundamental. yang J2ngar, 202 1ag kateg:Y, n ':lsrigurangi hak-hak Presiden dalar1 menjalankan kekuasaar ::iemerimanar terei!rii:I> Gar sebagainya. lni masih jauh dari ap2 yang harus k1t2 seiesaikar1 ta0: Keser:1uanya itt.: aKar 1nenJadi amat sangat baik ketika forum !obi akar: sege:a k:ta KerJakan dar seteiah fonim !obi bisa menyepakati beberapa prinsip-prinsip yang akan kita rumuskan daiam :~ancangar, Undang-undang ini maka Panja akan dengan serta mert2 akan dengan mudah menindakla:ijut: dari apa yang dihasilkan dari forum \obi ini.

Oier Karena 1w kita juga merasa bersyukur dari agenda jam 14.00 yang seyogyanya akan segera Kita akhir"i. kita masih ada menyisakan waktu 30 menit dan untuk 30 menit ini mungkin kami dari Pimpinar karena masih tersisa 2 hari yang diperuntukkan bagi Pansus untuk melaksanakar1 tugasnya yaitu hari Rabu dan hari Kamis pada minggu yang akan datang. Oieh karena itu pada hari Rabu dan hari Kamis mungkin kami mengusulkan bagaimana kalau pada hari Rabu kita manfaatkan untuk forum Jobi untuk mempertemukan antara DPR dengan Pemerintah sehingga setelah forum lobi itu bisa dikerjakan maka Panja akan dapat segera dibentuk untuk menindaklanjuti dari apa yang kita kerjakan seperti itu.

!\Jar1, untuk penawaran ini kami pikir seluruh anggota Pansus bersepakat namum b1sa berjaian atau tidaknya semua juga kita harus menghargai/menghormati hak yang juga di miliki oleh Presider dalam ha1 ini diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara. Untuk itu sebelum kami putuskar kami minta saran. pandangan dan masukkan dari rv1enteri Sekretaris Negara, kami persilahkan.

47

PEMERIN:/::..H '- PROF. DR. YUSRIL IHZA MAHENDRA) :

-; erim2 Kasir Sa'Jdara ~~etua. Aihar'7d:Jfi/1a!-. c iUEF dugaan kita. kita bisa lebih cepat meiaksanankar: tugas kita in!.

:entu masir, ad2 2 peker1aan berat, I forum !obi, ke 2 Panja. Saya kira kita bisa bekerja secara simultan Danja siia::Ka:: beKerJa dar, kemudian kita masing-masing tentu berharap saya akar, konsulrns dengar~ ':.resider dan rentu Saudara-saudara pun akan berkonsultasi dengar, r=raksi-fraks: ;:;arra ;rias1ng--masing. Paling tidak kita perlu waktu 1 minggu \ah, paling tidak. begitu ye. Saye. _1UJ2. car;-car: waktu Presiden juga mendiskusikan masalah lebih dalam dar1 nant kita penghubun~ kita. oenghubung kami Setneg dan penghubung Pansus kita dapat menentukar acars nar,t: di mana kita bertemu ini, apakah di sini, apakah di Setneg. apakar. di istana 8020~ baga1~nanc: begitulah. Kita yang enaklah. sambil minum-minum kopi ngomong­ngomong begitukar-. ,Jadi supaya anulah dengan segala itikad baik, pikiran jernih dengan segala kemauar baik bersama menyelesaikan lnsya Allah tidak ada tugas berat yang tidak bis2 kite: seiesaikar dar; pengaiaman kita selama ini bapak-bapak juga seringkali menghadapi begitL beratnya selesa: juga. Jadi lnsya Allah dengan segala itikad baik, kita car: waktu. Ancer-ance; sir memang Kamis depan, tapi mungkin kita baru bisa putuskan sekitar Senin iah seteiah say2 jug2 :11enghada~' Presiden. Kita bicarakanlah jadwalnya. Jadi memang ini kan tidak buru-burL kita r;-1enyeiesaikan RUU. apalagi kita mau melaksanakan untuk yang Presiden akan datang. Kila '.Jii\:r· yang terbaiK iah bagi kita semua.

KETUf\ RAPAT :

"Terirnc: kasl;- s2y2 persilahkan Pak Lukman.

F·PPP (DRS. H. LUKMAN HAKIEM):

Ya, sudah sesudah reses sajalah, kita ketemu sesudah reses. Kecuali kalau mau barangkali mau lobi, !obi informal lain lagi. Kalau minum kopi kan setiap saat kita bisa, dengan senang hati. Tapi diperhatikan juga jadwal kunjungan kerja kita. Prinsipnya pada masa reses kaiau untuk lobi aoalagi informal.

KETUA RAPAT :

Ya, baiklah. Tapi paling tidak waktu Rabu dan Kamis depan Pak Menteri kita tetap harus menggelar satu kali lagi Rapat Kerja untuk membentuk Panja Pak. Karena Panja harus dibacakan daftar nama-namanya termasuk juga wakil dari Pemerintah siapa saja yang memang secara tertulis itu menjadi dokumen kami dan itu harus di putuskan dalam forum Rapat Kerja untuk memutuskan pembentukan Panja. Nah, apakah nanti jatuhnya hari Rabu, apakah nanti jatuhnya hari Kamis kami memberikan waktu yang cukup kepada Menteri Sekretaris Negara untuk berkonsultasi kepada Presiden momentum-momentum waktu yang mungkin. Kami berkeyakinan karena Pemerintah pun tugasnya banyak, kami yakin Menteri Sekretaris Negara juga. Kalau memang bisa lebih dipercepat lebih maju saya yakin juga pada semangat seperti itu. Oleh karena itu apakah hari Rabu, apakah hari Kamis kita akan ada Rapat Kerja terutama agendanya adalah dalam rangka pembentukan Panja itu yang harus

48

diputuskar karena dafta: nama. Oleh karena itu kam! mintakan kepada seluruh fraksi untuk mengir!mkan daftar nama-nama yang diusulkan untuk menjadi anggota Panja yang )um!ahny2 adalah separur dar; jumiar keanggotaan yang ada di masing-masing Pansus. Jad; kalau t bisa 2. bisa 2 nant kita data secara proporsionai, sesua! dengan aturan Tata Tertib yang ada.

Untuk 1tular1 yang mrakhir kami atas nama Pimpinan Pansus walaupun sendirian Degitu menyamoaikan penghargaan, penghormatan dan terima kasih kepada Presiden yang d1wakiii oleh Mente;: Sekretaris Negara yang telah dengan semangat keterbukaan. kebersamaan. Alhamduli!!ah bahwa tugas-tugas yang harus dibicarakan dalam forum Rapat Kerja in: bisa terseiesaikar; dengan sebaik-baiknya dan juga kepada segenap jajaran yang hadir dari pihafz Pemerinian dan berkenaan dengan itu kepada seluruh anggota Pansus karni JUga menyampaikan penghargaan, penghormatan dan rasa terima kasih. Mudah-mudahan semangat dalam rangka menyelesaikan Rancangan Undang-undang ini tetap kita jaga dan kita oelihara sampai dengan tugas ini bisa terhantarkan di sidang Paripurna dalam tahur 2007 ini Pi.Ji&.

Alhamduli!lah mak2 dengan ini Rapat Kerja kami nyatakan di tutup.

(KETOK 3X)

Assalamu alaikurr; VVF. WE

a.n. KETUA R/.i.PAT SEKRET A.RIS,

Drs. Ristam

49

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPA T PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNiJANG

TENT ANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang Masa Persidangan Jenis Rapat Rapat ke Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat Acara

Ketua Rapat Sekretaris Ra;:iat Hadir

2006-2007 Ill RAKER dengan MENSESNEG

Terbuka Rabu, 28 Maret 2007 Pukul 10.00 WIB s.d. selesai Ruang Rapat Pansus B DPR RI Gedung Nusantara II Membahas pembentukan Panitia Kerja (PANJA) RUU tentang Kementerian Negara. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. Ors. Ristam 30 dari 50 An~:igota, 8 izin. I. Pimpinan Pansus

1. Gunandjar Sudarsa, M.Si. 2. Permadi, SH. 3. H.Maiyasyak Johan, SH.M.H. 4. Arbab Paproeka, S.H.

11. ANGGOTA PANSUS A. Fraksi PG

5. Rambe Kamaru!zaman, M.Sc. 6. Dr. H. Happybono Zulkarnaen, MS. 7. Ors. Eldie Suwar.di 8. GBPH. H. Joyokusumo 9. Dr. H.M. Markum Singodimejo 10. H. Mesir Suryadi, S.H. 11. H. Gusti lskandar Sukma Alamsyah, S.E. 12. Ora. Chairunnisa, M.A. 13. Dr. H. Abdul Gafur

B Fraksi PDl-P 14. Dr. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc. 15. Ors. H. Djoemad Tjiptowardojo, M.M. 16. Ors. Soewarno (i~in) 17. Ors. Yoseph Umar Hadi

18. Taufan Tampubolon, S.E., M.M. 19. Jacobus K. Mayong Padang (izin)

C Fraksi PD 20. Syarief Hasan, S.E., M.M., M.B.A. 21. Dr. Benny Kabur Harman, S.H. 22. Ors. ldealisman Dachi

D Fraksi PPP 23. Ors. H. Luman Hakiem

E Fraksi PAN 24 Nidalia Djohansyah Makki (izin) 25. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. 26. H. Patrialis Akbar, S.H. 27. H. Hermansyah Nazirun, S.H.

F. Fraksi KB 28. Masduki Baidlowi (izin) 29. Ors. Syaifullah Ma'sum 30. Marwan Ja'far, S.H., S.E. 31 H.A. Effendy Choirie, M.Ag., M.H.

G. Fraksi PKS 32. Aboe Bakar Al-Habsyi 33. Agus Purnomo, S.l.P. 34. Mustafa Kamal S.S. 35. Refrizal

H. Fraksi BPD 36. Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid, M.A. (izin)

Fraksi PBR 37. H. Ade Daud lswandi Nasution

J Fraksi PDS 38 Carol Daniel Kadang, S.E., M.M.

Ill. Pemerintah: 1. Prof. Dr. Yusril lhza Mahendra, S.H. (Mensesneg). 2. Pejabat dan staf Setneg

2

KETUA RAPAT (Drs. AGUN GUNANJAR SUDARSA): Dengan mengucapkan bismillah, rapat kerja Pansus RUU kementerian negara kami

nyatakan dibuka pukul 10. 10 Wib dan terbuka untuk umum.

Assalammu'alaikum Wr. Wb. Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirati ilahi rabbi, Allah SWT Tuhan yang maha kuasa bahwa pada hari ini kita dipertemukan kembali untuk melaksanakan tugas-tugas konstitusional kita dimana pada kesempatan rapat kerja yang lalu kita telah berhasil, membahas daftar inventarisasi masalah yang setidaknya kami juga harus melaporkan dalam perkembangan rapat kerja kali ini. Kami banyak sekali di Pimpinan menerima telepon menerima SMS yang tidak memperkirakan, tidak mengira pembahasan daftar inventarisasi masalah ini bisa dikerjakan dalam tempo waktu yang tidak terlalu lama, yang menjungkirbalikkan fakta di publik bahwa seolah olah rancangan undang-undang ini dalam pembahasannya macet, tidak ada perkembangan sama sekali dan untuk itu kami juga menyampaikan atas berbagai perkembangan yang kami terima melalui telepon ataupun melalui SMS ini, kami juga atas nama pimpinan pada kesempatan diawal rapat ini menyampaikan penghargaan, penghormatan dan ucapan terima kasih kepada segenap anggota pansus atas partisipasinya dan juga terutama kepada Bapak Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden yang pada kesempatan kesempatan kita melakukan rapat kerja juga ternyata memiliki komitmen, memiliki kepentingan, memiliki gambaran rencana yang sama bahwa rancangan undang-undang ini, bagaimanapun menjadi bagian yang harus kita kerjakan, karena ini amanat dari undang-undang dasar dan untuk itulah perkembangan perkembangan selanjutnya berkenaan dengan hasil rapat kerja yang sudah dilakukan bahwa tim sekretariat telah menyiapkan atau telah mengkompilasikan keseluruhan materi putusan­putusan rapat kerja dalam bentuk bahan yang mungkin juga sudah diterimakan oleh seluruh Anggota Pansus yang mana diputuskan diserahkan ke Panja mana, yang diserahkan kepada forum lobby yang kesemuanya itu mungkin akan menjadi bagian bahasan untuk kita melakukan kerja-kerja pansus berikutnya.

Walaupun mungkin kami melihat dalam beberapa hal memang ada kesalahan­kesalahan teknis, kesalahan-kesalahan pengetikan, penempatan yang itu semua nanti akan bisa kita sempurnakan pada waktu kita melakukan rapat-rapat panja dalam kesempatan kesempatan mendatang. Yang berikutnya juga pada kesempatan ini sesuai dengan undangan yang telah dikirimkan kepada Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden yang juga sudah dihantarkan, undangan itu kepada segenap Anggota Pansus bahwa Pimpinan Pansus melalui sekretariat telah mengirimkan surat kepada seluruh Pimpinan-pimpinan Fraksi untuk menyampaikan daftar nama-nama anggota yang akan ditetapkan menjadi Anggota Panja. Begitu pula kami pada kesempatan rapat kerja yang terdahulu juga telah memberikan kesempatan kepada pemerintah untuk juga menyerahkan atau melaporkan daftar nama-nama yang akan terlibat dalam rapat-rapat panja yang akan kita gelar, sehingga dengan apa yang sudah dikerjakan apa yang sudah dilakukan berdasarkan mandat rapat kerja yang terdahulu agenda rapat kita pada hari ini adalah Pembentukan Panja. Jadi setelah Panja ini terbentuk maka substansi-substansi yang sudah diputuskan dalam rapat kerja akan didalami dan akan dibahas lebih mendalam di dalam forum-forum Rapat panja yang dalam kesimpulan rapatnya, ada beberapa bagian diantaranya rumusan-rumusan yang dilakukan Panja tidak juga menjadi satu keharusan, harus diputuskan secara final karena tetap kesepakatan kita final pengambilan keputusan itu tetap dilakukan dalam Rapat Kerja antara Pansus bersama dengan Presiden yang diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara, artinya bahwa pendalaman­pendalaman yang dilakukan di Panja adalah bagian-bagian yang harus kita jabarkan secara lebih mendalam secara lebih detail untuk dilaporkan dan diantarkan yang pada akhirnya akan diputuskan dalam forum rapat kerja.

3

Berkenaan dengan itu juga kita sudah menyepakati dan memutuskan ada beberapa subtansi yang disepakati dalam rapat kerja untuk di bawa ke forum lobby. Forum lobby ini tentunya nanti akan kita dengarkan terlebih dahulu dari pihak Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden, untuk menyampaikan laporan, menyampaikan informasi paling tidak perkembangan rencana pelaksanaan lobby yang mungkin nanti kita akan dengarkan bersama karena keberadaan Rancangan Undang-Undang Kementerian Negara ini, karena menyangkut lembaga birokrasi pemerintahan yang sudah ada selama ini tentunya Menteri Sekretaris Negara juga tidak akan mungkin berjalan sendiri, karena harus bertanggung jawab langsung kepada Presiden. Tentunya juga akan kita dengarkan perkembangan-perkembangan apa tentang rencana pelaksanaan dari lobby yang harus kita kerjakan.

Demikian agenda acara kita pada hari ini. Jadi yang pertama adalah laporan atau panyampaian daftar nama-nama dari masing-masing Fraksi untuk Anggota Panja dan yang kedua tentang rencana lobby, yang mungkin nanti akan kita dengarkan dari pihak Pemerintah. Baiklah untuk yang pertama, sesuai dengan surat dari Pansus kami serahkan pertama kali kepada Fraksi Partai Golkar, karena dalam Komposisi Pembentukan Panja jumlahnya itu setengah dari jumlah Anggota Pansus. Untuk itu Fraksi Partai Golkar mendapatkan jatah tujuh, bersama dengan Pimpinan, Jadi ada penambahan dengan Anggota Panja kemudian juga untuk PDIP, enam termasuk dengan Pimpinan, jadi akan ada lima Anggota Panja kemudian yang berikutnya itu dari Fraksi-fraksi yang suratnya sudah kami sampaikan secara proporsional, hanya keberadaan PKB memang juga sama dengan PAN dengan Demokrat dengan PKS itu tiga, namun dari yang lain-lain mungkin juga seperti kita ketahui Bintang Pelopor Demokrasi, PBR dan PDS. ltu sudah pasti satu dan orangnya sudah bisa kita tetapkan karena memang perwakilannya hanya satu orang.

Baiklah kami persilahkan yang pertama kali, seijin dari pihak Menteri Sekretaris Negara kami persilahkan kepada Fraksi Partai Golkar untuk mungkin menyampaikan daftar nama, enam orang yang akan ditetapkan menjadi Anggota Panja. Tadi kami dengar beberapa teman di Fraksi Golkar juga sudah berembuk menyampaikan daftar nama. Kami persilahkan Bapak Gafur.

Dr. H. ABDUL GAFUR (F. PG): Terima kasih saudara ketua, Assa/amu'alaikum Wr Wb, Rekan-rekan dan saudara Menteri dan juga yang hadir dari Fraksi Partai Golongan

Karya yang berjumlah dua belas, termasuk Saudara Ketua.

Dan setelah berembuk dari Fraksi kami telah menginventarisir nama enam orang, enam anggota yang terhormat ini yang pertama dr Abdul Gafur, yang kedua Sdr Rambe Kamarulzaman, yang ketiga Sdr. Mesir Suryadi, yang keempat Sdr. Happy Bone, yang kelima !bu Chairunisa, dan yang keenam yang terhormat Sdr. Djoyo Kusuma. lnilah yang akan duduk dalam panja untuk bersama-sama rekan-rekan yang lain bersama menyelesaikan tugas yang berat ini, terima kasih banyak Saudara Ketua.

KETUA RAPAT: Terimakasih Pak Gafur. Berikutnya dari Fraksi POI Perjuangan, silahkan Pak Laoly.

4

Dr. YASONNA H. LAOL Y, S.H.,M.Sc. (F. PDl-P) : Terima kasih Pak Ketua. Saya kira nama-nama sudah disampaikan oleh Pak Jacobus

tadi walaupun Pak Permadi tidak ada, itu karena Pak Jacobus sama-sama dari Fraksi kita ' saya kira namanya Saya sendiri Pak Djoemad, Pak Suwignyo, Pak Yoseph Umarhadi dan Pak

Jacobus, terima kasih Pak Ketua,

KETUA RAPAT: Terimakasih Pak Laoly. Berikutnya dari Fraksi Partai Demokrat, saya lihat tadi Ketua

Fraksinya Pak Syarif hadir, daftar namanya sudah diserahkan? Jadi kami bacakan saja dari Fraksi Partai Demokrat yaitu Pak Syarif Hasan, dengan Pak Benny Kabur Harman, berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

Terima kasih bung, ya kali ini kami beri kesempatan PAN dulu Pak, saya mau mewakili PPP tapi belum mendapat mandat, dari PAN ini saya sendiri kemudian Pak Hermansyah Nazirun, terima kasih, mohon maaf Pak Lukman, silahkan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

Drs. H. LUKMAN HAKIEM (F. PPP): Ya dari PPP ini kami sudah konsultasi dengan Wakil Ketua Umum supaya jelas

posisinya, dua orang Pak Tosari Widjaja dan saya sendiri.

KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Lukman, Pak Tosari dengan Pak Lukman Hakim. Berikutnya dari

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.

H. A. EFFENDY CHOIRIE, M.Ag., M.H. (F. KB): Dari FPKB telah bermusyawarah dengan teman-teman jadi mengusulkan untuk Panja

tiga orang satu Bapak Effendy Choirie, yang kedua Bapak Marwan Jafar, yang ketiga Saudara Saifullah Ma'sum terma kasih.

KETUA RAPAT: Terimakasih Pak Effendi Choiry, Pak Marwan Jafar sama Pak Syaifullah Maksum.

Berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

REFRIZAL (F. PKS) : Dari PKS, Pak Mustapa Kamal, sama Pak Agus Purnomo, terima kasih.

KETUA RAPAT : Jadi Pak Refrizal tidak ikutan ya, Jadi kesini hadir hanya menghantarkan untuk Pak

Agus Purnomo dengan Pak Mustafa Kamal. Terima kasih biar Professor istirahat sejenak karena kami mungkin mengumumkan terlebih dahulu mungkin Anggota Panja dari Fraksi Partai Bintang Reformasi karena hanya ada satu nama kami kita tegaskan saja yaitu Pak Ade Daud lswandi Nasution kemudian dari Fraksi Partai Damai Sejahtera Pak Carol Daniel Kadang, S.E, M.M. dan yang berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi untuk menyampaikan nama Anggota Panja pada pembahasan RUU Kementerian Negara ini kami silahkan Pak Ryaas, ya jadi sekarang pembentukan Panja. Jadi Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi keanggotaannya di Pansus ini ada dua yaitu Prof. Dr M. Ryaas Rasyid M.A, dengan Pak Jamaluddin Karim SH. Jadi yang akan menjadi Anggota Panja ini tidak mungkin dua hanya satu jadi kami mohon dari Fraksi Bapak, pimpinan saya belum berkonsultasi dengan Pimpinan Fraksi jadi nanti pilihan yang memutuskan, baik dari Fraksi

5

Bintang Pelopor, Bintang Reformasi ya masih belum bisa menyampaikan jadi kita tunggu saja mandat dari Pimpinan Fraksinya keseluruhan Fraksi-fraksi telah menyampaikan daftar nama­nama Anggota Pdan sebelum kami menetapkan kami persilahkan kepada Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden untuk menyampaikan daftar nama-nama yang akan terlibat didalam rapat Panja, kami persilahkan Pak Menteri.

MENSESNEG (Prof. Dr. YUSRIL IHZA MAHENDRA, S.H.): Terima kasih Saudara Ketua, dari pihak kami yang akan menghadiri Rapat-rapat Panja

itu dipimpin Saudara Sapta Murti, disebelah saya ini Saudara M. Sapta Murti ini Deputi Mensesneg Bidang Perundang-Undangan yang baru menggantikan Saudara Abdul Wahid yang sudah ditarik ke Departemen Hukum dan HAM, tapi dia mau dilantik hari Jumat besok. Jadi kalau panja nanti sudah dilantik dia aktif. Jadi selanjutnya akan banyak hadir di DPR ini membahas RUU ini. Kemudian satu lagi Saudara Sumarwoto yang sekarang ini Deputi Kebijakan Mensesneg, kemudian dua Staff Khusus Mensesneg setara Eselon I yaitu Saudara Hamdan Zoelva dan Saudara Maggarito dan kemudian juga Pak Abdul Wahid juga akan hadir sebagai Wakil Departemen Hukum dan HAM. Selebihnya itu adalah pejabat Ekselon II yang tidak perlu disebutkan namanya tapi akan hadir juga yaitu wakil-wakil dari Menteri Negara, Menteri Koordinator Kesra, Menko Kesra, kemudian dari Polkam, Menko Perekonomian juga kemudian ada dari Menpan dan kemudian juga dari Badan Kepegawaian Negara jadi itulah nama-nama Eselon II nya belum dapat kami sebutkan sekarang tapi Eselon I dan setara Eselon I sudah kami sampaikan. Terima kasih Saudara Ketua.

KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Menteri, lbu dan Bapak Anggota Pansus yang kami hormati.

Demikian telah kita dengarkan bersama daftar nama-nama dari masing-masing Fraksi termasuk daftar nama-nama yang telah disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara yang akan menjadi Anggota Panja, yang memiliki kewenangan untuk mendalami lebih jauh atau mengerjakan beberapa substansi dari hasil-hasil rapat kerja ini dan sebelum kami memutuskan, tentunya bahwa keputusan yang akan kami ambil ini tetap dengan sebuah catatan bahwa di dalam perjalanannya tetap kepada segenap Fraksi dimungkinkan untuk adanya pergeseran pergeseran, perubahan perubahan dari keanggotaaan Panja, karena tentunya beban pekerjaan yang menjadi tugas DPR itu tidak hanya Rancangan Undang­Undang Kementerian Negara yang terkadang diperjalanan bisa saja terjadi pergantian, pergeseran pergeseran, karena memang tidak bisa dipungkiri terkadang keberadaan keanggotaan di sebuah Pansus itu juga dibutuhkan di Pansus-pansus yang lain. ltu yang menjadi catatan terpenting sehingga keanggotaam ini tidak lalu menjadi sangat rijid, tapi itu semua kami serahkan kepada Fraksi masing-masing begitu pula kepada Menteri Sekretaris Negara berkenaan dengan nama-nama tersebut tentunya juga menjadi sebuah catatan, karena juga akan mengikuti hirarki, kondisi objektif yang ada di lingkungan pemerintahan berkenaan dengan mutasi promosi dan lain sebagainya, yang tentunya lebih pada kompetensi jabatan yang diemban oleh yang bersangkutan, maka dengan ini keseluruhan Anggota Pkami sahkan dan Panja Rancangan Undang-Undang Kementerian negara ini kami putuskan yang nanti akan dipimpin oleh salah satu unsur Pimpinan Pansus yang akan memimpin Rapat-rapat Panja ini. Bisa disetujui?

RAPAT SETUJU KETOK PALU IX

6

KETUA RAPA T : Terimakasih. agenda pertama telah kita selesaikan. Agenda yang kedua bahwa Panja

ini juga sangat amat bergantung dalam pekerjaannya nanti sesuai dengan keputusan Rapat Kerja adalah dari beberapa subtansi yang disepakati pembahasannya masuk dalam forum lobby, yang masuk dalam forum lobby itu, diantaranya berkenaan dengan judulnya itu sendiri, yang mau tidak mau akan sangat bergantung kepada isi dari pada keseluruhan walaupun di dalam putusannya judul itu masuk di dalam panja, tapi ini terkait dengan hasil lobby karena ini berkenaan dengan beberapa hal yang akan diputuskan dalam forum lobby, diantaranya menyangkut ruang lingkup dari pada rancangan undang-undang ini, karena terkait dengan judul kemudian juga berkenaan dengan nomenklatur-nomenklatur kementerian, dimana nomenklatur kementerian ini juga menjadi bagian yang akan menjadi forum lobby termasuk kementerian-kementerian apa saja, berapa jumlahnya dan lain sebagainya, termasuk didalamnya adalah menyangkut persyaratan larangan bagi seorang yang telah menjabat dalam posisi menteri yang berkenaan dengan organisasi politik, termasuk juga didalamnya berkenaan dengan masalah pemberlakuan dan lain sebagainya, yang kesemuanya materi materi tersebut yang sesungguhnya adalah menjadi isi, menjadi jiwa dari pada rancangan undang-undang ini. Karena panja ini sangat amat bergantung kepada keputusan dalam forum lobby maka diharapkan bahwa forum lobby ini bisa lebih cepat dilakukan, lebih cepat dilaksanakan sehingga Rapat rapat Panja itu bisa menindaklanjuti dari keputusan-keputusan forum lobby, namun satu hal sebagai informasi yang juga kita perlu sampaikan bahwa pada hari Jumat yang akan datang Bapak Menteri Sekretaris Negara, DPR ini akan memasuki masa reses hari Jumat juga penutupan masa sidang sehingga mungkin kita juga membutuhkan beberapa pemikiran pemikiran dari segenap Anggota Pansus berkenaan dengan rencana dimulainya Rapat rapat Panja. Apakah kita akan menggunakan masa reses sebagai bagian dari tugas-tugas Panja, kalau itu memang kita sepakati mau tidak mau kita harus juga mengajukan permohonan kepada pimpinan, namun sebagai informasi saja karena kami juga mengadakan rapat-rapat bersama Pimpinan Baleg, rapat rapat bersama Pimpinan-pimpinan Pansus, yang lain berkenaan dengan penjadwalan-penjadwalan yang ada bahkan lebih lebih lagi keterkaitan dengan penyusunan pembahasan sirklus mekanisme pembahasan anggaran yang nampaknya akan ada perubahan perubahan tentang masa sidang kita, salah satunya tentang momentum tanggal 16 Agustus, ada kemungkinan besar mungkin tidak akan lagi dijadikan sebagai bagian dari momentum penyampaian nota keuangan.

Jadi mungkin enam belas Agustus akan lebih difokuskan kepada peringatan ritual hari proklamasi sehingga pembahasan anggaran ini yang pada akhirnya menimbulkan daya serap rendah DIPA terlambat pembahasan di Komisi tidak maksimal. lni yang pada kesempatan rapat rapat kami sebagai pimpinan itu mengikuti perkembangan-perkembangan itu yang saya melihat bahwa masa reses yang digunakan hari ini yang masa akan datang itu sepertinya sulit menyisakan waktu untuk panja mulai bekerja itu yang pertama. lni sebagai informasi saja. Jadi biar pemahaman ini kita bisa yakini bersama dan publik pun bisa mengetahui itu bahwa kondisi-kondisi ini kondisi objektif yang memang menjadi bagian yang juga kita harus perhitungkan karena kita tetap pada pembahasan termasuk hasil yang akan di keluarkan dalam Rancangan Undang-Undang kementerian negara ini. Karena ini menyangkut rancangan undang undang yang sangat signifikan, yang terkait dengan struktur birokrasi pemerintahan kita, tidak mungkin pengambilan keputusan itu dengan cara dipaksakan dan dengan cara yang tergopoh-gopoh. Kita lebih baik memikirkan memutuskan sesuatu yang diyakini yang terbaik untuk bangsa dan negara ini, ditambah lagi memang juga paling paling mungkin forum lobby yang bisa dilakukan pada masa-masa tertentu.

7

Oleh karena itu mungkin nanti kami harapkan masing masing Fraksi senantiasa untuk menjaga mekanisme komunikasi, walaupun dalam masa reses. Jadi kami akan tetap mencatat berbagai nomor handpone Bapak, nomor kontak Bapak yang suatu ketika mungkin nanti kita akan bisa mendalami lebih jauh. Bagaimana proses lobby ini yang mungkin kita akan sangat amat tergantung kepada Menteri Sekretaris Negara, karena tidak mungkin Menteri Sekretaris Negara membawakan subtansi materi lobby ini tanpa lebih dulu konsultasi atau lapor kepada Presiden untuk itu kita dengarkan lebih dahulu tentang perkembangan rencana lobby ini dari Menteri Sekretaris Negara, sehingga mungkin nanti setelah itu kita bisa memberikan masukan masukan yang terbaik agar proses ini bisa berjalan dengan sebaik baiknya kami persilahkan Menteri Sekretaris Negara.

MENSESNEG (Prof. Dr. YUSRIL IHZA MAHENDRA, S.H.): Terima kasih Saudara Ketua dan Saudara Anggota Pansus yang terhormat, dari

keseluruhan tim yang kami sampaikan, setelah kita melakukan beberapa kali rapat kerja kita sampai pada kesimpulan bahwa ada tiga puluh lima (35) materi disetujui, ada tiga belas (13) dibawa ke Panja dan ada pending lobby ini enam puluh empat (64). Jadi sebenarnya lebih banyak masalah yang harus kita selesaikan, kita rumuskan permulaannya melalui forum lobby, dari pada apa yang sudah diserahkan ke Panja. Saya belum tahu apakah yang telah dihasilkan oleh lobby nantinya akan langsung kita bawa ke Pansus atau kita dalami lagi di Panja, tapi saya kira mungkin lebih baik kalau apa yang sudah kita sepakati dalam forum lobby itu, langsung kita bawa ke Pansus lagi. Jadi tidak perlu lagi ke Panja, karena memang sudah merupakan suatu hasil diskusi yang mendalam diantara kita bersama.

Kini kami sampaikan kepada Saudara Ketua bahwa hari Jumat yang lalu kami sudah melapor kepada Presiden tentang perkembangan pembahasan RUU Kementerian Negara ini, dan beliaupun merasa terkejut di luar dugaan juga bahwa bisa secepat itu Panja menyelesaikan rapat rapatnya sampai diserahkan ke forum lobby dan diserahkan kepada Panja. Jadi di luar dugaan kita bersamalah bahwa kita mengatakan dengan itikad baik semualah bahwa ini kita bisa mencari kesepakatan kesepakatan bersama terhadap materi materi yang akan kita bawa dalam forum lobby itu secara umum sudah saya sampaikan kepada Presiden dan Presiden mengatakan kita perlu untuk mendalami itu. saya dengan tiga Menko dengan beliau dengan Wapres untuk mendalami masalah ini sebelum kita maju ke forum lobby, namun saya melihat bahwa itikad baik kita bersama baik DPR maupun Presiden itu nampak terasa bahwa kita berusahalah bermusyawarah untuk mencari kemufakatan bersama antara kita. Antara lain kita menyampaikan bahwa kita menolak kata nomenklatur klasifikasi Menteri-menteri Negara, tapi Pak Presiden mengatakan ya kita mungkin saja kompromi adanya kementerian-kementerian yang harus ada, ya sambil bergurau beliau mengatakan kalau apa namanya kalau kita ini yang menjadi Presiden beginilah kita, tapi kalau nanti ada Presiden yang tidak karuan, jadi bisa Departemen Luar Negeri dibubarin dulu susah juga kita, jadi ada bayangan lah. Jadi kalau kita memang tidak mungkin kita pemerintah tidak setuju ada tiga klasifikasi kementerian, tapi kita setuju bahwa Presiden itu mungkin nanti ada kementerian yang wajib, ada begitu juga dengan koordinasi sangat penting DPR juga merasakan penting koordinasi pemerintah itu.

Jadi Presiden mengatakan kalau DPR mengatakan bahwa tidak ada koordinator mementingkan koordinator kita mengatakan harus ada, tapi mungkin saja sementara ini kita anggap ada perlu ada mungkin Presiden yang akan datang menganggap tidak ada mungkin kita mengatakan bahwa Presiden dapat membentuk kementerian koordinator untuk mengkoordinasikan bidang-bidang tertentu. Jadi tidak merupakan kewajiban, tapi dapat membentuk itu tetapi dengan menyatakan maksimum berapa, misalnya sebanyak banyaknya

8

empat kepentingan koordinator berapa begitu, begitu juga kementerian-kementerian selebihnya itu dapat dibentuk oleh Presiden digabungkan atau dibubarkan dengan syarat syarat seperti ini dan mungkin kita dapat menyepakati bahwa disamping kementerian yang harus ada katakanlah sepuluh misalnya begitu tapi yang diserahkan kepada Presiden dengan syarat-syarat yang diatur oleh undang undang itu misalnya sebanyak sebanyaknya tiga puluh kementerian. Jadi saya merasa ada hal hal yang kita bisa lobbykan, kompromikan dan lnsyaallah akan menghasilkan sesuatu yang kita anggap baiklah bagi kita semua. Jadi dengan begitu tidak akan lahir kabinet seratus menteri lagi tapi bisa undang-undang ini mengatakan sebanyak-banyaknya katakanlah tiga puluh atau tiga puluh lima kementerian.

Jadi Presiden boleh bentuk selain yang harus ada itu, tapi tidak bisa lebih dari pada tiga puluh misalnya kita sepakati. Jadi inilah gambaran materi yang kira kira nanti Saudara Ketua dalam lobby itu. Kami sudah ada bayanganlah supaya saudara-saudara rapat Pansus tidak mendapatkan gambaran bahwa di sisi Presiden juga ada keinginan untuk mencari jalan yang terbaik yang mudah-mudahan itu merupakan hasil kemufakatan dari kita bersama. Kemudian begitu juga mengenai keanggotaan partai politik itu, Presiden mengatakan itu tidak perlu sebelumnya sumir, dalam Tim DPR harus mungkin kita akan mencari titik temu sampai sejauh tingkat mana dia tidak boleh menjadi menteri, itu apa Ketua Umum plus Ketua Dewan Syuro misalnya atau Ketua Umum tidak boleh, Ketua Dewan Syuro boleh, atau misalnya begitukan atau Ketua Umum sama Sekjen tidak boleh, tapi misalnya Ketua saja boleh, itu nanti kita carilah suatu rumusan yang terbaik bagaimana cara kita menyelesaikan hal ini kemudian mengenai tempatnya insya Allah Saudara Ketua kami berancang-ancang untuk menggunakan lstana Bogor. Jadi di sana ada beberapa paviliun yang kita dapat barangkali sambil minum kopi sambil makan dan tidur. Barangkali semalam, dua malam mengenai waktunya itu kita kompromilah Saudara Ketua apakah sesudah reses tapi memang dalam seminggu ini kami belum bisa rapat. Presiden dengan tiga Menko dan saya untuk membahas masalah ini, tapi kalau waktunya sebulan dari sekarang mungkin saya dapat menjadwalkan rapat kabinet terbatas untuk menyelesaikan masalah ini. Begitu, jadi insya Allah dengan segala itikad baik bahwa pekerjaan kita ini dapat kita selesaikan. Terima kasih saudara ketua.

KETUA RAPAT: Terima kasih Menteri Sekretaris Negara, kami daftar saja ya, mungkin kita mintakan

saja keseluruhan Fraksi kalau gitu ya? Kita mulai dari Fraksi yang paling kecil, Pak Carol sebelum Bapak datang tadi, Bapak sudah kita putuskan juga jadi Anggota Panja. Agenda yang kedua. Kami persilahkan Pak Carol.

CAROL DANIEL KADANG, 5.E., M.M. (F. PDS): Terima kasih Pimpinan, Pak Menteri dan Anggota Pansus sekalian. Pertama-tama

yang saya ingin tanggapi bahwa kita untuk melakukan Panja di masa reses kayanya bagi kami sangat tidak memungkinkan bahkan banyak juga Fraksi lain atau partai lain karena terlalu padat kali ini karena saking lamanya kita bersidang selama tiga bu Ian full tidak ada reses, yaitu di masa reses itu yang di tamping.

Yang kedua, menyangkut forum lobby, kalau forum lobby diadakan ya setelah reses jugalah karena apa yang dibahas dalam forum lobby itu kemungkinan tidak langsung ke Pansus. Pak Menteri karena ketika hal itu diterima oleh kita semua dan anggota yang lain, itu bisa masuk ke Pansus, tapi ketika masih ada yang mengganjal pasti masuk ke Panja. Jadi dengan demikian agar singkron antara lobby dan Panja masing-masing itu setelah masa reses berakhir. Jadi dengan demikian waktu dan pelaksanaannya saya pikir pada saat masa sidang berikut. Terima kasih Ketua.

9

KETUA RAPAT : Terima kasih, dari Fraksi Partai Bintang Reformasi belum kelihatan. Berikutnya dari

Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, Pak Ryaas, ada tanggapan untuk forum lobby ini atau dianggap cukup. Saya kira penjelasan Mensesneg sudah cukup dan kita setuju saja, terima kasih paling tidak kalimat yang singkat itu yang kami butuhkan. Berikutnya dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

RRFRIZAL (F. PKS) : Terima kasih Pak Ketua dan Anggota serta Pak Menteri yang saya hormati, Assalamua/aikum Wr Wb,

Kami menyambut baik pernyataan menteri yang terakhir tidak seperti yang di Koran. Kita ini seolah-olah didepak antara pemerintah dengan DPR, ini seolah-olah ada jalan buntu. lni saya lihat ada jalan terang kita ini kita ingin memang tapi dari terjemahan tadi memang keinginan kita DPR ini satu adalah efesiensi ingin mengurangkan jumlah menteri. lni kata kunci, inipun kita harus sepakati sebelumnya mengenai mengurangan nanti mungkin menko, mungkin saja data, kesepakatan kita yang penting kita itu ingin mengurangkan mengurangi jumlah menteri, seperti cina saja yang jumlahnya 1 ,2 milyar penduduknya, tidak sebanyak kita menterinya dan juga Amerika dan juga sebagainya sebagai contoh terus yang kedua memang sepantasnya kita ke depan membatasi apa yang disebut dengan hak prerogratif Presiden itu. Saya bolak balik, jangan sampai masa yang akan datang orang itu terlalu bebas menterjemahkan hak prerogatif Presiden. ltu atau sesuai dengan kehendaknya masing masing, padahal di negara kerajaan saja sudah dibatasi hak prerogatif itu. Jadi perlu kita atur di dalam undang undang, sebab dalam undang-undang saja saya baca memang tidak ada hak prerogatif itu, seberapa kali saya baca undang undang dasar itu tidak ada yang disebut dengan hak prerogatif. ltu perkataan lama saja sebenarnya, terima kasih.

KETUA RAPAT : Pak Refrizal jangan ke substansi dulu, jadi prinsipnya merespon baiklah ya, Terima

kasih Pak Refrizal, selanjutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.

Ors. SAIFULLAH MA'SHUM (F. KB) : Terima kasih Pimpinan. Saudara Menteri dan Bapak, lbu yang kami hormati,

Menyangkut mekanisme lobby tapi sebelumnya saya ingin menyampaikan bahwa kalau dilihat dari keputusan yang dihasilkan dalam raker, saya ingin mendapat perhatian agak serius menyangkut soal perlunya forum dan penjadwalan lobby ini, menjadi sangat penting karena komposisi hasil yang diputuskan dalam Raker itu disetujui 35, Panja hanya 13, pending justru 64 karena itu saya membayangkan untuk forum lobby untuk menyelesaikan hal-hal yang pendek itu menjadi sangat perlu waktu yang sangat luar biasa leluasanya dibanding Panja yang 13 materi. Oleh karena itu saya ingin mengingatkan bahwa di depan kita nanti juga akan ada pembahasan paket Undang-Undang Bidang Politik dan saya melihat nama nama yang tadi masuk Panja, saya kira nama-nama yang diduga akan masuk dalam pembahasan terlibat dalam pansus atau apapun namanya untuk paket bidang politik. Oleh karena itu kalau boleh saya menyampaikan bahwa lepas dari memang undang-undang ini agak begitu strategis dan agak berat tapi tadi disampaikan oleh Saudara Menteri sudah ada sedikit titik terang dan ada sedikit kondisi yang sangat kondusif.

10

Saya kira kita optimis bahwa bisa tidak kita tuntas itu bulan Mei Juni gitu. Asumsinya Juni, Juli itu sudah dimulai pembahasan paket bidang politik. Oleh karena itu kalau memang Juni, Juli sudah bisa diselesaikan, maka mungkin kalau toh tadi juga ada usulan masa reses tidak ada forum lobby saya justru kebalikannya kenapa tidak saya persilahkan mungkin pimpinan dengan segala kearifan dan bagaimana memanaje waktu bersama dengan Mensesneg untuk mencoba mengatur penjadwalan paling tidak dalam masa masa akhir kita itu reses biasanya tidak sepanjang waktu, itu kita di daerah terus, bosen juga di daerah, pada masa akhir menjelang kita masuk sidang itu bisa dimanfaatkan untuk lobby sehingga 64 materi itu bisa sedikit diselesaikan kalau itu selesai maka Panja tinggal 13 poin itu tidak terlalu banyak masalah. Terima kasih pimpinan.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Saifullah, berikutnya dari Fraksi Partai Amanat Nasional, silahkan

Pak Patrialis Akbar.

H. PATRIALIS AKBAR, S.H.(F. PAN): Terima kasih Pimpinan, Saudara Menteri dan Saudara sekalian, pertama terus terang

kami dari PAN sangat apresiasif sekali telah disampaikan oleh Saudara Menteri, ternyata akhirnya insya allah kita punya visi yang sama meskipun diawali dengan perbedaan perbedaan tapi perbedaan itu saya kira bahwa memperkaya kita para rakyatnya, untuk kepentingan kita bersama, apalagi alasan yang sudah disampaikan oleh Saudara Menteri dari Presiden. Tadi saya kira itu adalah alasan kebangsaan betul. Jadi nampaklah jiwa nasionalisme kita, untuk itu mari kita bahwa ingin bagaimana negara kita akan lebih baik untuk masa depan. Jadi sekali lagi kami menyampaikan apresiasi yang sangat tinggi.

Yang kedua kalau bisa kami menyarankan agar Saudara Menteri mempersiapkan beberapa alternatif-alternatif yang dikatakan tadi. Jadi katakanlah, misal kebutuhan Menteri yang kita inginkan sekian, yang dibolehkan untuk Presiden mengembangkan sekian, persis seperti apa yang tadi disampaikan. Jadi kalau bisa Saudara Ketua secara tertulis sehingga nanti pada masa lobby kita lakukan kita dari Fraksi-fraksi juga sudah dapat bahan dan itupun menjadi bahan konsultasi kita ke Fraksi masing-masing, sehingga nanti pada saat lobby tidak ada lagi alasan bagi kita Fraksi-fraksi ingin menyampaikan dulu masalah itu ke Fraksi, kalau kita ingin menyampaikan lagi ke Fraksi maka akan berguna lagi pembahasannya. Jadi bahan itu sangat kita butuhkan, yang terakhir adalah kami juga menghimbau kalau bisa semua agenda acara kita dilaksanakan nanti setelah masa reses, karena mau mengingat padat sekali acara acara reses kita ini baik kunker pribadi, kunker Komisi, kemudian juga banyak hal. Saya kira itu Saudara Ketua, terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Patrialis Akbar. Banyak hal yang disampaikan nanti bisa kita

simpulkan berkenaan dengan agenda lobby kita ini,berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Demokrat, Bapak ldealisman Dachi silahkan.

Drs. ldealisman Dachi (F.PD): Terima kasih Pimpinan, mohon maaf kami terlambat mengikuti ini karena ada audiensi

dengan Gubernur Sulawesi utara. Jadi karena kami juga tidak mengikuti. Jadi untuk sementara kami pas dulu, terima kasih Pimpinan.

11

KETUA RAPAT: Berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

Ors. H. LUKMAN HAKIEM (F. PPP): Terima kasih Saudara Ketua.

Saudara Menteri, siang ini saya merasa plong betul. Jadi saya sangat mengapresaisi, kelihatan ada jalan terang, sehingga kita optimis ini akan selesai, kalau Panja saya kira memang sebaiknya sesudah masa reses. Barang kali kalau lobby, ini karena proses kita agak panjang juga, saya kira lobby bisa di masa reses ini. Jadi kami setuju itu, tapi kami tergantung pada kesepakatan. Saudara Ketua, sebelum itu saya cuma mau nitip buat Sdr. Menteri Sekretaris Negara, barangkali perlu juga dipikirkan itu, ini bukan substansi tapi saya kira perlu sebagai ahli tata negara mungkin perlu dipertimbangkan.

Undang-Undang Dasar kita itu ada dua istilah yang muncul, pertama soal kekuasaan, kemudian ada soal kewajiban, kekuasaan pemberian negara, Presiden itu memegang kekuasaan misalnya itu, kalau dalam melaksanakan kewajibannya dibantu oleh Wakil Presiden, kemudian dibantu juga dalam masanya juga oleh menteri-menteri, barangkali perlu juga dipikirkan sehingga nanti bisa clear rapat kita ini apa perbedaan itu antara kekuasaan dengan kewajiban secara tata negara, mungkin saya kira itu sebagai pemahaman kita, terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Lukman, tapi paling tidak yang paling bersenang hati itu Pimpinan

Pansus Pak karena tidak bisa lepas, saya hadir kesini itu karena Fraksi Pak, jadi Bapak Menteri tadi sudah menyampaikan bahwa Menteri Sekretaris Negara itu akan ada pertemuan khusus dengan para Menko juga dengan Presiden tapi tadi juga menyebut didalamnya ada wakil presiden, itu yang bikin saya senang. Jadi kira kira antara kekuasaan dan kewajiban, itu nanti pak menteri sudah bisa menangkap isyarat isyarat itu. Baiklah berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Silahkan Pak Yoseph.

Ors. YOSEPH UMAR HAOI (F. PDl·P): Terima kasih Pimpinan. Pimpinan dan seluruh anggota Pansus kementerian yang saya hormati, Pak Menteri selamat pagi.

Saya kira seperti rekan-rekan Fraksi yang lainnya, Fraksi POI Perjuangan juga sangat merespon dan memberikan apresiasi terhadap perkembangan yang sangat baik dari penjelasan Pak Menteri tadi. Berkaitan dengan hal-hal yang selama ini kita khawatirkan akan menjadi sebuah substansi yang cukup alot dan membutuhkan waktu yang lama bahkan lebih jauh saya berpikiran bahwa ini seperti halnya es yang sudah mulai mencair perasaannya seperti itu, bahkan saya lebih terlalu optimis kalau begini, mumpung di dalam Pansus ini kalau bisa kita sepakati bahwa ada salah satu kesepakatan yang bisa kita teruskan disini akan lebih baik, bahwa apa yang disampaikan Pak Menteri tadi bisa kita putuskan disini diantaranya ada menteri-menteri yang pokok harus ada. ltu satu kesepakatan bersama, berapa dan apa saja itu nanti. Oke kita logika, tetapi bahwa itu ada, kita sepakati disini, mumpung ini Pansus maksud saya begitu, itu yang pertama.

12

Kemudian saya sependapat bahwa Panja ini seyogyanya kita lakukan pada waktu setelah reses, karena kita tidak tergesa-gesa untuk merumuskan ini dan alangkah baiknya waktu reses ini kita pergunakan untuk membuka kembali atau memperoleh masukan-masukan yanjg lebih lanjut. Kalau saya boleh mengusulkan ini internal saja melalui Pimpinan, secara formal mungkin kalau kita bisa melakukan, bukan kunjungan tetapi dialog atau sosialisasi mengenai rancangan undang-undang ini dalam rangka memperkuat cara berpikir kita dan presepsi kita tetapi sekaligus juga ingin menyampaikan kepada masyarakat, kita sedang dalam proses ini, supaya masyarakat banyak yang terlibat, jadi ada meskipun ini inisiatif dari sisi anggaran tidak terlalu banyak. Beda kalau undang-undang itu datangnya dari pemerintah, kalau dari inisiatif memang terbatas, tapi saya kira kita sudah mulai berkemampuan untuk melakukan itu, itu yang kedua. Kemudian yang ketiga, satu hal ini yang saya harapkan, mohon melalui Sekretariat Pimpinan untuk menyiapkan RPJPN, Undang-undang tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, dan kalau bisa dilakukan sebuah analisa melalui staf ahli atau melalui pihak-pihak yang kira kira dengan program RPJPN itu kementerian kementerian mana yang paling pokok , dan utama dan seterusnya dari membaca dari program program tadi, ini juga sekaligus akan memberikan dukungan kepada kita nanti untuk menetapkan jumlah kementerian tadi, ini penting menurut saya, ya saya kira itu dari beberapa hal yang kami sampaikan, terima kasih.

KETUA RAPAT : Ya terima kasih Pak Yoseph, yang terakhir dari Fraksi Partai Golkar,

Dr. H. ABDUL GAFUR (F. PG): Pimpinan dan Saudara Menteri yang kami hormati, saya bersyukur sekali, pagi hari ini

atau siang hari ini kita memperoleh penjelasan yang kalau kita simpulkan inilah current-nya dari pada nanti pembahasan inti permasalahan. Tadinya kita menyangka akan mandeg, dan untuk itu kita menyatakan penghargaan yang tinggi dan lebih lagi penghargaan terkuak kepada Saudara Menteri, Presiden, Wakil Presiden, Menko hadir disitu kok tidak diyakinkan Saudara. Mereka belum tentu juga memberikan tanggapan tanggapan yang begitu positif seperti yang digambarkan tadi, jadi kami memberikan penghargaan yang tinggi, dan kalau kita melihat nanti kita sudah setujui 35 DIM ke Panja hanya 13 DIM, yang untuk lobby ini memang porsinya besar maka kami usulkan dan tadi terima kasih. lstana Bogar itu bagus sekali, pagi-pagi kita bisa jalan-jalan untuk aerobic begitu, melihat kijang sana kijang sini. Jadi pikiran kita jadi jernih, sesuatu yang hijau membikin pikiran kita jadi jernih, hijau sekali disana, kami mau sarankan Ketua, kita reses ini biarlah kita reses, karena bukan main banyaknya pekerjaan kita, akhir bulan ini juga IPU banyak diantara kita akan iktu delegasi disana, perhatian kita banyak. Jadi kami mau menyarankan begini Saudara Ketua, karena di forum Panja ini akan kita utamakan lobbynya. Oleh karena itu bulan Mei lah kita mulai saja, kita duduk disana karena yang melakukan lobby itu tidak semua kita ini untuk lobby itu namanya Panja. Jadinya, tapi siapa dari Wakil-wakil Fraksi yang akan bertemu dengan Pemerintah, kita lobby.

Untuk itu maka saya harapkan pada rekan-rekan semua Fraksi, supaya samacam mandatlah, dari apa yang sudah dijelaskan oleh Saudara Menteri tadi, kita masing-masing sudah dibenak kita, berapa kira-kira menteri yang harus itu, berapa yang tidak begitu, sudah ada kita siapkan, dan itu sudah disepakati Fraksi, begitulah kira-kira sehingga yang kita utus dia ke lobby itu, forum lobby itu biar mendapat mandat. Jadi lobby itu juga ada mekanismenya, sebagaimana yang pernah kita alami, kalau sudah istilah lobby itu, dari hasil lobby itu kita bawa ke dalam Panja, kita bahas lagi ke dalam Panja, begitu, nanti dalam Panja kita putuskan semua itu, baru kita ke Pansus saya perkirakan kalau kita intensifkan dalam bulan Mei, saya usulkan Mei-Juni ini selesai, saya punya keyakinan, Mei sampai Juni ini kita bisa

13

menyelesaikan pekerjaan yang amat-amat penting, masa depan negara bangsa kita ini untuk satu undang undang payung hukum yang betul betul kita tunggu-tunggu setelah 61 tahun kita merdeka ini Saudara Ketua.

Jadi sekali lagi terima kasih Saudara Menteri, rekan-rekan sekalian dan saran kami seperti itu, mulai Meilah kita padatkan betul acara lobby dan Rapat Panja ini, dan tempatnya di Bogor kita terima kasih sekali tidak jauh dari Jakarta, sehingga mereka yang nanti tampil di lobby itu boleh berganti-ganti silahkan saja, tetapi kita sudah tetapkan sesuai dengan apa yang kita sudah bayangkan, dengan informasi yang paling akhir ini dari Saudara Menteri tadi, Saudara Ketua kami ucapkan terima kasih banyak.

KETUA RAPAT : Terima kasih Pak Gafur, lbu dan Bapak anggota Pansus dan Menteri Sekretaris

Negara yang saya hormati, dari keseluruhan masukan masukan yang ada dari masing-masing Fraksi, kami dari Pimpinan, sebelum kami memutuskan yang pertama, berkenaan dengan forum lobby ini, ada beberapa hal yang harus kita sepakati bersama. Yang pertama berkenaan dengan waktu, dari masukan-masukan yang ada nampaknya memang kita melihat bahwa tugas-tugas Dewan itu cukup banyak yang harus dikerjakan dan saya tidak akan mengulangi kembali, apa saja yang harus menjadi kewajiban Dewan, yang berikutnya juga dari pemerintah, juga menyampaikan usulan, paling tidak juga diharapkan membutuhkan waktu yang cukup untuk mendalami karena tidak mungkin hari ini dibicarakan, lalu besok berlangsung pertemuan yang seperti disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara dengan tiga Menko, dengan Presiden dan Wakil Presiden, membicarakan tentang substansi ini sehingga dibutuhkan waktu yang cukup memadai, sehingga Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden terhadap rancangan undang-undang ini, itu disamping memang sejak dari awal mendapatkan mandat mewakili Presiden, tapi dari segi substansi itu betul betul sudah Paripurna.

Oleh karena itu menyangkut masalah waktu, kami melihat bahwa seperti usulan pemerintah waktunya ini dikompromikanlah, waktu yang terbaik kapan itu secara tehnis bisa dilakukan secara tehnis. ltu artinya bahwa substansi-substansi yang juga menjadi bagian dari kewajiban pemerintah untuk membawa substansi tersebut dalam forum lobby. ltu menjadi bagian yang juga nanti akan kita jadikan pertimbangan yang tentunya menyangkut masalah waktu, nanti akan dikompromikan antara pihak Presiden yang diwakili oleh Menteri Sekretaris Negara, dengan Pansus yang dalam hal ini diwakilkan oleh unsur Pimpinan. Silahkan Pak Dachi.

Ors. IDEALISMAN DACHI (F. PD) : Begini Pimpinan karena kami juga tadi agak terlambat jadi masih belum

menyampaikan pendapat. Jadi begini Pimpinan, setelah kami baca tadi ada pada pertemuan minggu lalu, bahwa Pasal 16, 17, 18 itu yang menyangkut kewenangan Presiden mengangkat menterinya, itu Fraksi Demokrat minggu lalu mengusulkan untuk dipanjakan, artinya telaahnya kita harus lebih dalam, tapi saya baca disini itu sudah disepakati di Pansus semua, artinya harus kembali ke panja supaya kita lebih dalam untuk mengkaji itu, itu yang pertama Pimpinan, terus yang kedua kami juga bertanya seandainya begini Pasal 16, 17, 18, ini diberlakukan artinya masuk dalam undang-undang ini, sewaktu saat pada waktu Presiden mengangkat menterinya, di tengah perjalanan menterinya tidak beritikad baik atau tidak punya integritas, atau melakukan suatu kesalahan atau korupsi contohnya, apakah disini Presiden dipersalahkan bahwa dia telah menjalani undang-undang, artinya mengangkat orang yang tidak tepat melakukan korupsi. lni bisa menjadi perdebatan nanti, seandainya menteri yang diangkat melakukan suatu kejahatan, maka Presiden bisa dituntut karena melakukan sesuatu,

14

melanggar undang-undang, untuk itu Pimpinan kami dari Fraksi Demokrat berpendapat bahwa seharusnya pasal-pasal ini perlu kita kaji lebih dalam supaya tidak mengganggu dari pada hak yang dinamakan progratif dari pada Presiden. Kira kira begitu Pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPA T : Ya saya pikir itu hak Fraksi, kita punya mekanisme Rapat Panja, kita punya

mekanisme rapat lobby, bahkan kita juga punya mekanisme rapat kerja dan seterusnya dan seterusnya. Jadi sesungguhnya beberapa substansi tersebut pada akhirnyapun nanti akan ada forum-forum yang akan bisa dipergunakan, dioptimalkan termasuk apabila memang ada hal tersebut ternyata jug a ingin diikut disertakan, dibicarakan dalam forum lobby sekalipun itu tidak menutup kemungkinan bahkan setiap Fraksipun dalam forum lobby itu bisa saja mengusulkan sesuatu yang memang dianggap penting, dianggap perlu untuk didiskusikan dibicarakan bersama, yang terpenting bahwa semangat untuk menyelesaikan persoalan Rancangan Undang-Undang ini sudah menjadi kesepakatan kita bersama, karena kita tetap, mari kita bersama-sama bermusyawarah, bermusyawarah merumuskan, membicarakan sesuatu yang terbaik untuk kepentingan kita bersama. Jadi tidak ada masalah lah Pak ldealisman tadi, baik jadi kami kembalikan, waktunya kita kompromikan yang nanti teknis pelaksanaannya mungkin nanti Pimpinan Pansus setelah mengetahui waktu dan sebagainya akan mengundang secara resmi kepada seluruh peserta masuk yang kedua, kepada seluruh peserta untuk forum lobby, adapun peserta dari forum lobby. Yang pertama itu adalah Pimpinan Pansus ini adalah dari pihak DPR sendiri. Yang kedua adalah Anggota-anggota Pansus, yang Anggota-anggota Pansus ini kami menyerahkan katakanlah sepenuhnya siapa yang akan ditunjuk itu kepada Anggota Pansus di masing-masing Fraksi, yang mungkin jumlahnyapun kita atur secara proporsional, tapi yang jelas jumlahnya itu tidak akan mungkin banyak.

Yang ketiga, yaitu unsur dari Pimpinan Fraksi, jadi Pimpinan Fraksi, Jadi Anggota Pansus tetap harus ada yang ikut dan yang juga berikutnya adalah Pimpinan Fraksi supaya ketika putusan-putusan lobby yang sesungguhnya kewenangan lebih dominan itu kepada Pimpinan Fraksi untuk mengambil sikap atas substansi yang dilobbykan tersebut, pada saat yang sama Anggota Pansus karena ikut terlibat dalam proses forum lobby, maka ketika menjabarkannya substansi tersebut dalam rumusan-rumusan, dalam Rancangan Undang­Undang ini akan semakin lebih mempermudah dalam teknis pengerjaannya. Karena kalau tidak ada Anggota Pansus dari Fraksi yang ada didalamnya itu bisa menimbulkan semacam misskomunikasi ketika melakukan perumusan perumusan, yang berikutnya tempat berkenaan dengan itu semua, juga kalau memang disepakati ini tetap bisa dilaksanakan di lstana Bogor. Namun demikian mungkin tidak hanya sekedar di lstana Bogor mungkin ini juga menjadi salah satu alternatif, yang tidak tertutup kemungkinan bisa dilaksanakan di tempat-tempat yang lain, apakah di Gedung DPR, apakah di gedung negara yang lain, yang memang tidak di lstana Bogor, bisa saja di Jakarta tapi artinya secara teknis itu nanti akan menjadi bagian-bagian pertimbangan dalam kendala-kendala itu semua.

Kemudian yang berikut berkenaan dengan materi-materi lobby, saya menggaris bawahi apa yang diusulkan oleh Pak Patrialis, bahwa Pimpinan Pansus pun nanti akan menyiapkan bahan-bahan apa saja, yang memang menjadi poin-poin putusan dari pada hasil rapat kerja ini.

Karena sesungguhnya Panja ini sulit untuk bisa langsung memulai bekerja, karena dari materi keseluruhan yang disetujui itu 35, yang Panjanya 13, sementara yang di pending untuk masuk lobby itu 64, Timus 17, dihapus 1, didrop 17, sehingga forum lobby ini akan sangat lebih efektif, kalau disertai dengan format materi yang sudah tersusun sedemikian rupa, termasuk

15

juga bahan-bahan tertulis itu semua tentunya akan jadi bagian dari proses pengambilan keputusan dalam forum-forum lobby. Dan untuk itu juga masukan-masukan yang lain terkait dengan itu menurut hemat kami bahwa untuk keperluan pengerjaan-pengerjaan di forum lobby, dalam forum Panja yang akan menjabarkan lebih lanjut, yang terkait itu dengan semua kami juga perlu menginformasikan seperti usulan yang disampaikan dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Undang-Undang RPJPN juga ini menjadi bagian yang harus kita dalami, kita pelajari, karena ada korelasi yang kuat terhadap pembentukan birokrasi pemerintahan ini dengan rencana pembangunan jangka panjang nasional yang sudah disepakati antara DPR dengan Presiden menjadi undang-undang, yang program-program itu disana sudah semakin ada panduan. Paling tidak sudah ada korelasi antara fungsi yang dijalankan, dengan struktur yang akan kita bentuk dan untuk itu yang terakhir, mungkin kami juga ingin menyampaikan kepada segenap Anggota Pansus, mungkin secara keseluruhan bukan hanya Anggota Pansus, saya pikir Anggota Dewan juga sudah menerima buku yang ditulis walaupun dalam buku tersebut bahan bahan yang dikeluarkan itu, sudah ada bahan­bahan yang sudah tidak valid, yaitu buku tentang suatu negara kepulauan, tentang nomenklatur kementerian, yang sebetulnya sudah tapi itu menjadi bagian masukan yang masuk kepada Pansus yang menjadi bagian dari pada proses pengambilan keputusan untuk pembahasannya. Dan yang terakhir mungkin seluruh Anggota Pansus juga sudah menerima masukan dari Bapak Prof. Dr. Awaluddin Jamin, juga memberikan masukan yang ini mungkin menjadi bahan referensi kita dalam proses pembahasan berikutnya, kalau belum mungkin bisa berhubungan dengan sekretariat. Saya kira ini beberapa hal dalam forum lobiby namun sebelumnya kami persilahkan, ke Pak Gafur, ada tambahan?

MENSESNEG (Prof. Dr. YUSRIL IHZA MAHENDRA, S.H.): Terima kasih Saudara Ketua, Mohan ma'af Pak Gafur kami duluan.

Terima kasih banyak pandangan-pandangan seluruh Fraksi, yang menyambut positif apa yang akan kita bicarakan dalam forum lobby, nantinya itu kami akan mempersiapkan materi lobby ini tertulis. Jadi kami sekarang sedang mendraf apa yang kami sampaikan kepada Presiden, Wakil Presiden dan Tiga Menko. Kira-kira sampai dibatas ini kita minimum maksimum komprominya, sehingga nanti dalam rapat Internal Presiden dan Wakil Presiden dan para menteri itu kita memperoleh satu gambaran yang tegas, jelas. lni yang materinya akan kita bawa dalam forum lobby, setelah dimatangkan dalam rapat Bapak Presiden, Wapres dan Para Menko itu kami akan sampaikan kepada Pimpinan untuk disampaikan kepada Fraksi­fraksi. ltu kira-kira pertengahan masa reses, sehingga ada waktu bagi Wakil-wakil Fraksi untuk bicara ke Fraksi maupun ke OPP partai masing-masing, kira kira bagaimana langkah-langkah yang akan di bawa juga ke dalam forum lobby itu. Kami telah melakukan suatu studi sebenarnya tentang ini.

Jadi seluruh kabinet sejak kabinet pertama, sampai kabinet terakhir, kita akan lihat mana saja yang kabinetnya tidak pernah ada, yang selalu ada. Ya jadi kita akan tahu nanti ya ini terkait dengan langsung dengan fungsi-fungsi Negara. Jadi untuk dalam rangka mencapai tujuan fungsi-fungsi negara ini, itu harus ada, tidak bisa tidak. Apakah nanti, tegas namanya itu disebutkan, tidak ada yang membantah bahwa kementerian dalam negeri itu harus ada, itu harus ada tapi apakah nomenklaturnya, apakah kita sebut kementerian yang menangani urusan dalam negeri? itu kamipun mau kompromi dulu dengan Presiden, nanti kalau sudah jelas baru sampai ke nomenklatur atau penyebutan secara umum. ltu kita kompromikan dengan Presiden, kemudian juga dalam pembicaran-pembicaraan kita sekarang ini hampir semua Fraksi-fraksi menginginkan ada efisiensi jangan terlalu banyak, sebut Cina, sebut

16

Amerika dan lain-lain sebagainya, supaya kita ini tidak hanya mengatakan efisiensi tanpa satu perbandingan baiknya kita buat satu perbandingan pembentukan suatu kementerian dengan pembentukan suatu provinsi baru, kabupaten kota baru, itu mana yang lebih banyak biayanya, sebab dengan adanya tunjangan komunikasi intensif bagi anggota DPRD satu dua, provinsi, kabupaten/kota dan tunjangan Pimpinan, praktis pendapatan satu Anggota DPRD provinsi itu lebih besar dari pada gaji menteri. Betul Saudara Ketua, gaji menteri itu tidak sampai dua puluh juta, dengan pendapatan itu dengan TKI, dengan tunjangan dan lain-lain itu Anggota Provinsi itu mendapat lebih tiga puluh juta.

Jadi sekarang ini yang menjadi persoalan itu, dari sorot dari PKS mengatakan ini, apakah betul mengurangi kementerian itu efisiensi, sementara kita terus bikin kabupaten bikin provinsi baru, saya kira itu pegawainya tidak lebih dari 1800 orang, saya mau itu hitung nanti, saya mau sampaikan berapa biaya Sekneg satu tahun, berapa departemen itu karena sekarang ini selain Kehakiman, Hukum HAM, Agama, Deplu dan Pertahanan, itu praktis sudah tidak ada pegawai di daerah itu. Jadi kementerian jadi kecil, berapa gaji pegawai, biaya offer segalanya itu nanti akan kita tonjolkan, nanti kalau kita tahu ternyata suatu departemen itu lebih kecil dari pada biaya satu kabupaten, itu akan membuat kita berfikir untuk pemekaran wilayah. Jadi supaya jelas efisiensi ini jangan kalau Amerika dibilang sekian menterinya, Cina, kita lihat jugalah masalah-masalah yang kita tangani itu bagaimana sehingga harus berapa maksimal kementerian itu 30 kah 35 kah, 40 kah, 20 kah.

Nanti dengan itu jadi clear semua. Jadi kita tidak debat lagi tentang soal ini mudah mudahan untuk harapan kami. Kemudian Pak PDIP tadi, ini kita belum bisa sepakat dulu karena yang saya sampaikan tadi itu gambaran, gambaran itikad baik dari Presiden, kita itu mau mencari kompromilah yang terbaik bagi kita semua. Jadi belum bisa kita sepakati sekarang. Jadi nantilah kita sepakati dalam forum lobby, kalau yang terakhir mengenai tempat ini, barangkali ini hikmahnya karena Sesneg yang mewakili bisa pakai lstana Bogor. Barangkali Pak Gafur, jadi sebenarnya istananya tidak pernah dipakai, di Pelabuhan Ratu Pak, Presiden pun sebenarnya tidak pernah kesana, tapi kalau kita mau ke Pelabuhan Ratu barangkali bisa ketemu Nyi Roro Kidul lumayan juga. Ya insya Allah saya yakinilah lobby ini tidak akan selesai sekali, tapi berkali-kali, setelah lobby mungkin kita konsultasi pada OPP masing-masing, kami kembalikan ke Presiden, lnsya Allah kita akan memanage keadaan ini, menyenangkan bagi kita semua sehingga kita menghasilkan suatu yang paling baiklah bagi kita semua. Terima kasih Saudara Ketua.

KETUA RAPAT: Satu hal mungkin yang Pak Menteri belum jawab menyangkut target penyelesaian

Rancangan Undang-Undang ini. Jadi tetap kami berharap seperti yang disampaikan oleh Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa, itu memasuki masa sidang yang akan datang, kami berkeyakinan Anggota-anggota Fraksi yang ditunjuk oleh Fraksi-fraksi di Rancangan Undang­Undang Kementerian Negara ini, kalau tidak saya mengatakan berlebihan, saya meyakini akan banyak bahkan mungkin lebih dari separuh Anggota Pansus Rancangan Undang-Undang Kementerian Negara ini, akan terlibat di Undang-Undang Bidang Politik, sehingga oleh karena itu mungkin tetap kita membuat satu target. Ada upaya-upaya optimal yang kita meyakini bahwa tetap kita juga punya target waktu diharapkan dalam masa sidang yang akan datang, di bulan Juni ini Rancangan Undang-Undang ini sudah bisa kita selesaikan.

17

Oleh karena itu, karena sudah ada penggambaran-penggambaran yang seperti itu kami meyakini bahwa Menteri Sekretaris Negara juga saya melihat sangat respon lebih jauh dan kami yakin Pak Saifullah, target ini juga menjadi pertimbangan kita bersama. Oleh karena itu, satu hal yang kami meyakini ini berkenaan dengan target karena pada pertengahan di masa reses ini pihak Menteri Sekretaris Negara akan segera mengirimkan daftar, menyerahkan bahan tertulis yang akan menjadi materi lobby. Pak Patrialis mengikuti ya, jadi Pak Menteri sudah menyampaikan dalam pertengahan di masa reses mungkin materi lobby itu sudah bisa kita kaji, kita pelajari, yang waktunya nanti akan menunggu undangan, sebelum kami menutup, kami masih mempersilahkan mungkin bagi Anggota Pansus yang ingin menyampaiakan pandangan pandangan. Pak Gafur, lbu Andi, sama Pak Saifullah? Hanya dua ya?

KETUA RAPA T : Silahkan Pak Gafur.

Dr. H. ABDUL GAFUR (F. PG) : Pertama, saran saya langsung sudah lebih nyambung pikiran saya dengan Pak

Menteri. Jadi itu yang saya mau sarankan, beliau siapkan apa apa yang Saudara Menteri bisa dengan segala apresiasi, kiranya dapat dituangkan dalam suatu naskah. Jadi pegangan kita semua, terima kasih. ltu yang pertama saya mau sarankan.

Yang kedua, tadi yang Saudara sangkakan untuk forum lobby itu Anggota-anggota Pansus, kita sudah kerucutkan menjadi Anggota Panja. Jadi kita ambil dari Anggota Panja saja, kemudian yang ketiga, kalau nanti sudah disepakati untuk jadwal, kita bulan Mei sampai Juni kita harapkan Pimpinan juga merancang jadwal itu termasuk mekanisme lobbynya supaya kita tahu. Yang terakhir sedikit berbeda saja Sdr. Menteri, untuk membandingkan gaji menteri dengan anggota DPRD itu memang betul agak rendah, kapasitas menteri itu jauh lebih hebat dari pada mereka. Karena saya juga dulu menteri jadi tahu itu, kalau jumlah jumlah Anggota DPR memang tinggi kalau menteri meskipun lebih rendah akan lebih jauh dari pada itu, terima kasih.

Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc. (F.PAN) : Assalamu'afaikum Wr Wb, yang terhormat Pak Menteri Sesneg.

Tadi menarik bahwa akan melakukan kajian terhadap ekspenditur dan untuk membandingkan antara departemen, gaji, dan akibat pemekaran, berkaitan dengan nama­nama departemen. Apakah kita sebut secara jelas departemen tersebut atau urusan urusan yang akan ditanganinya itu nanti akan menjadi pilihan kita. Dan ini juga cukup menarik, mungkin juga perlu dikaji karena konteks urusan-urusan, apakah ini disatukan kementerian ini atau dipisah itu berkaitan kita simulasikan, misalnya koordinasi, misalnya urusan perikanan contohnya. Apakah itu berkaitan hanya dengan kementerian yang terpisah, atau misalnya soal lahan, itukan bisa kita simulasikan karena permasalahan permasalahan itukan sulitnya koordinasi, antara berbagai kementerian untuk isu-isu yang sama, misalnya untuk lahan pertanian yang sebenarnya sering dikatakan.

Saya di daerah konservasi ini, kaitannya juga dengan SK-SK bersama antar menteri kita juga harus mensimulasikan ini. lni saran saya Pak Menteri sehingga kita bisa dari simulasi itu, kita bisa melihat bahwa kementerian ini bisa satu saja, hanya menangani berbagai hal seperti contohnya di China, dan beberapa negara lain, terima kasih Pimpinan.

18

KETUA RAPAT: Ya baiklah yang bersifat substansial nanti akan kita dalami dalam forum-forum lobby

saya kira beberapa hal yang secara prinsipil berkenaan dengan rencana pelaksanaan lobby ini, akan ditindak lanjuti oleh Pimpinan Pansus, yang segala sesuatunya nanti akan kita bicarakan melalui komunikasi intensif dengan Menteri Sekretaris Negara dan juga sudah menetapkan anggota yang setiap saat melakukan monitoring. Jadi ada Anggota dari Kementerian Sekretaris Negara, yang memang setiap saat bersama-sama dengan Pansus, setiap waktu komunikasi itu kita kerjakan dalam rangka menjaga, memelihara perjalanan pembahasan ini. Saya kira dengan demikian sudah bisa kita akhiri, dan sebelum kami menutup, informasi yang terakhir, kami merasa juga bersyukur, karena memang kehadiran Prof. Dr. Ryaas Rasyid, ternyata juga pada hari ini sudah ada keputusan dari Pimpinan Fraksi. Jadi dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi, yang masuk Anggota Panja adalah Prof. Dr. Ryaas Rasyid, ini yang menjadi bagian keputusan terhadap Panja.

Dengan mengucapkan Afhamdulil/ah, rapat kerja Pansus Rancangan Undang­undang Kementerian Negara dengan Menteri Sekretaris Negara dapat kita akhiri dan kami tutup dengan Wassalamualaikum Wr. Wb.

RAPAT DITUTUP PUKUL 12.10 WIB. (KETOK PALU 3X)

Jakarta, Maret 2007

a.n. Ketua Rapat Sekretaris,

Ttd.

Ors. Ristam

19

DE\\\_'\ PER\\AKILAI\ RAKYA.T HEP-CBLIK ISDO~ESIA_

RISALAH RAPAT PEM!3AHASM~ R.ANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG KEMENTERiAN NEGAR/,

Di::WAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESiA

Jengar',

/:1. Pimpinan Pansus

2006-2007 iV Rapat Ker_ia lerbuka Kam1s. 21 Juni 2007 Pukui 13.00 - selesai lvlenteri Sekretaris Negara f:Zuang Rapat Pansus A, Gedung Nusantara !l Paripurn2 J

JI. Jend. Gatot Subroto - Jakarta Drs. Agun GunandJar Sudarsa/Ketua Pansus i~!Jl) :enta:--1g Kementerian Negara DPR Ri Ors i~istam/Kabag. Musyawarah Pimpinan Setier OPP. F\i i Menyusun Jadwal Acara Kegiatan Pansus. 2. Tindak lanjut Rapat PanJa 1lobi RUU K.i't 3. Lain-lain. 23 orang dar1 50 Anggota Pansus dan 9 orang 1".nggota iz1n

c ~J:s. kgun Gunandjar Sudarsa " Dr. f-. Achmad Fauz1e, SH ., . .\rbab Papr-oeKa, S.h.

B. Anggota Pansus

Fraksi PG l,

7

Rames Kamarulzaman. M.Sc. D~s. E!die Suwandi f-i Mesir Suryadi, SH. Dra. Chairunnisa, M.A .. Dr. !-'.. ?,bdui Gafur

Fraksi POI P 9. Dr. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc. 10. Dis. Yoseph Umar Hadi 11. Wiliem M. Tutuarima

/Fraksi PD,,,

~2. Sya:·ief :-iasan SE. fvUVi .. M.B . .t .. ~ 2. ~jhonny Alien fv1arbun, rvlM ··14. Dr. Benny Kabui~ Harman. S.H. '15 :Jr~. ldeaHsman Dach[

:=raksl PPP

~~,. Jrs. '~. _ukmar, Hakiern

Fraksi PA.N 18 Nidalia '.Jjohansyah rv1akki

Fraksi KB

i9. ~)rs Saifuiiah lvia shum

Fraksl PKS 20 .. Agus Purnornc 1 S.tP. 21. Refrizai

Fraks! BPD

Fraksi PBR 22. H .. Aas Dauc !svvandi Nasution

Fraksi PDS 23. Caro! Danie! Kadang, S.E., M.M.

C. Pemerintah

1. Menteri Sekretaris Negara, Hatta Rajasa 2. Deputi Mensesneg Bidang Perundang-undangan,

lzin: t Permadi, S.H. (Waki! Ketua/F-PDIP) 2. Dr. Happybone Zulkarnaen, MS (F-PG) 3. Ors. H. Djoemad Tjiptowardojo, M.M. (F-PDIP) 4. Suwignyo F-PDIP) 5. Ors. Soewarno (F-PDIP) 6. Taufan Tampubolon, S.E., M.M. (F-PDIP) 7. Ors. H. Tosari Widjaja (F-PPP) 8. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc.(F-PAN) 9. Drs. Masduki Baidlowi (F-KB)

2

, ,J;~ RAP.L. ·: !DF~S . .i.\GUN GUNANDJAR SUDARSA, M.SL) :

=a~ ca;a'ta1-, sekrernna: daftac hadir kita telah ditanda tangani 28 (due: puluh deiapan; ,~· 0ar1s angg,Jtc: oa:~ ada beberap2 diantaranya seteiah tanda tangan sepert: Pak Beni iangsung ~:smse:: Ks Ko~-n:s: I Karena ada tugas-tugas yang lain. Dan unsur fraksi te!ah terPe:iu!li. i!a11y2 - '.sac:J_ fraKs; y2ng ::ieiu:-r, hadir dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi. I/lake:. Jr: ad2 va!~ .. c:e~a,--t. suda~ ierigka~=. ;.:J[JS ada: Pak!.

,:as a:u:·a,-, Tate ~-e:tib Korum telah terpenuhi maka dengan ini Rapat Ke1-i2 Pansus r.\a":cangar ~'nciang-undang Kementerian Negara dengan Menteri Sekretaris l~egara yang rnewaKil: ~resider, daiarT' rangka pembahasan undang-undang ini telah dapat kita dapa1 muiai. :::-a;, c:2ngan ~enguca;::Kar Bismilah rapat ini dinyatakan terbuka dan dibuka untuk umurr.

KETOK PALU 3 X

Assaiamu·aiaikum Warahmatu!ahi Wabarakatuh. !be dar: i3apak anocio;2 Pansus. terutama Baoal\ fvienteri Sekretaris t\Jeoara vane kami ._,,_. ' ._, ; ._

no:Tneti.

':'ans oerta:m~ karn: segenap Pimpinan yang hadir pad a kesempatan ini. hanya saya 02ng2:-, ~Jaf: i~rbat, Pak Permad: masih ijin, di Padang. Kemudian Pak Fauzie dengar Pak lvlayasak }Ugc: ;msir. ben:ugas d: Komisi Ill. Karena pada jam yang sama d Komis: lli in: sedang ::-enetapar: caion-caion komisioner baru untuk Kornnas HAM. Dan untuk itu mungk!n jug2 kam: mewakil, unsu~ Pimpinan, sekaligus mewakili teman-teman anggota Pansus 1T!8ngucapka1- seiama: kepada Pak Hatta Radjasa yang telah mendapatkan kepercayaan baru d pos yang baru menjadi Menteri Sekretaris Negara. Dan untuk kaii ini adalah Rapat Kerja yang pertama kaii dalam jabatan Bapak yang baru. dimana perkembangan pembahasan Pansus in! sesuai dengan agenda acara Pak Menteri, hari ini acaranya adalah yang pertama oerkembangan oembahasan materi Rancangan Undang-undang Kementerian Negara dimana pada Rapat Kerja terdahuiu seluruh substansi dari Rancangan Undang-undang Kementerian ~~ega;·a ;n: selurur DIM !tu sudah seluruhnya dapat dirampungkan/diselesaikan.

_A,da beberapa mater! yang memang sudah disepakati, ada juga yang diserahkan ke Panja, ke Tim Perumus. Tetapi sebagian besar materi tersebut harus diselesaikan dalam forum-forum loby. Dan untuk itu Pansus bersama-sama dengan Pemerintah dalam Ra pat Kerja yang terakhi~ bersama dengan Bapak Menteri Sekretaris Negara pada waktu itu Bapak Yusril lhza Mahendra menugaskan kepada pihak Pemerintah dalam hal ini Menteri Sekretaris Negara untuk mempersiapkan materi loby. Nah, oleh karena itulah ibu dan Bapak anggota Pansus kita akan mendengarkan beberapa perkembangan-perkembangan yang menjadi kewajiban dari Pemerintah.

Kemudian agenda yang kedua bahwa kita juga akan segera membentuk Panitia Kerja (Panja). Sehingga nanti setelah apa yang disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara itu dipaparkan dan setelah kita ketahui bersama, maka Panja akan sudah mulai bisa melaksanakan pekerjaannya dimana Panja nanti akan bekerja secara paralel bersama dengan forum-forum Joby. Karena substansi-substansi yang akan dikerjakan itu tidak mungkin dikerjakan dalam forum-forum Panja sebelum forum loby itu menyepakati beberapa hal yang secara mendasar yang sempat terpending seperti itu.

3

~-:ar oie,- K2 1Tn2 itL, ii;ungkin nant: sesua: dengan agenda acara. kan; akar 1--,ermersiiah~,a1· kepsd2 'V!enteri Sekretaris t~egara untuk menyampaifcan beberap2 ;::e~kemJ2ng2:-. yan; ::is;Ker-,aa:-: dengan materi Joby tersebut Yang tentunya pembahasar ss:~a;2 imsns;~ 2\as subsTans vang akan dihaniarkan oleh Bapak Menter'. Sekretaris Negar2 te.rsebu: nar1t pada ai:.tlir::y;: akar: dilaksanakan dalarn forum-forum loby, Forum-forurr ioby itu K:t2 1ug2 sudar, rnenve:;ak2t ;;esertanya adalah forum-forum loby akan tetap dipimpir oler Pi::1pinc:r 0ansus van; cihadir: oleh unsur anggot2 Pansus yang mewakili fraks'-flaks: dita~nnar, deng2r waki: c2r fraksi yang duduk atau mewakili Pimpinan frnksinya masing­masing Sehinggc forur-:- 1oby tersebut ketika kita mengagendakan beberapa hai yang secara p~:nsi~i !iarus diputuskar maka materi-materi tersebut nanti akan dihantarkar iangsung ke Danjc :r'uf: dn;rnus~zar! daiarr' bentuk pasai-pasai dan ayat-ayat.

r·~::rm.: 1 • dr:~m1Ki2:-, r1asi' yang dikerjakan 01eh Panja tersebut belumlah menjad sebuah keouiusar fine;, 1<ar·e1;c; 0 2nJa pada akhirnya atas apa yang dikerjakan tersebut akar diiaporf<a:~ Kembai dal21r, fo1um Rapat Kerja atau dalam rapat pieno Pansus, Sehingga segaia sesuatu yang berKenaan dengar mater: loby tersebut, yang dlkerjakan secara finis di Panja, temp proses oengambi:an keputusannya dalam forum-forum Rapat Kerja. lni beberapa perkembangar yanG mungkir, kami harus sampaikan kepada Bapak Menter! berkenaan dengar, tugas--tugas berkenaar, dengan Rancangan Undang-undang Kementerian t~egara. f<arena mungkin ini adalar tBg1an tugas lanjutan dari Menteri sebelumnya, Dan untuK itu :-1antipur.. karr' akar! bacaKar susunan anggoia Panja, Yang tentunya juga nanti kam: ha:·apka1, ~;am -rfintakar, daftar nama yang akan ditµgaskan dari pihak Pemeriniah, sehingge

' . ! ' . %Q8!& sesuaruny2 ca~E Dsnangsung,

:)emikiar s1::bagai oenganta: dari Pimpinan ibu dan Bapak anggota Pansus. terutama kepadc; fvlerneri SeKretaris i'.Jega12 dan untuk selanjutnya, untuk memenuhi agenda acai-a kita kail in" Dengar, merni!iki 2 (dua) agenda tersebut kami mempersilahkan dengan hormat kepada Menter: Sekretaris Negara untuk menyampaikan perkembangan-perkembangan yang berkaitan dengan forum-fo:·um loby,

Untuk itu kami oer·siiahkar1 !

PEMERINI A.H/MENSESNEG (HA TT A RADJASA):

Terima kasih Pimpinan, Bismilahirahmanhirohim. Assalamu'alaikum Warahmatulahi Wabarakatuh Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua, Yang kami hormati Pimpinan Pansus Rancangan Undang-undang Kementerian t~egara. Para anggota Pansus yang kami hormati, Hadirin yang berbahagia,

Pertama-tama ijinkanlah kami atas nama Pemerintah yang mewakili Presiden Republik Indonesia menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya dan sekaligus pada kesempatan yang baik ini kami ingin menyampaikan sebagai Menteri yang mendapat amanah dari Presiden untuk menduduki pos Menteri Sekretaris Negara ingin menyampaikan terima kasih atas sambutan yang disampaikan oleh saudara Ketua tadi. Dan sekaligus pada kesempatan yang baik ini, kami ingin menyampaikan komitmen dan support kami untuk

4

J - , ":: ,1, oaif:

. J ndang-Undang Dasa· ~ 91, ~ :,as a '<-:;" :;sn102nar dan oerr1ouca;·ar, struktur keiemo2ga2:--. ~::_

ossa'::y2 t2l2h te:·Dag habis menjadi ca:' beberapa hai

::,:;e:: a•;an mengulangi kembaii ape sa1a yang suda1' /''"er tetapi ijinkan oade kesempatan yang b2if< rn. vang terkait de11gan substans: yang akar1

::_;an Jade kesempatan in. pu1a Kam aka:: a~;ar: kita bicarakan. 'Tentu saja nanti oembahasainva , dinamika yang berkembang nant: di daiam akan kami sampaikan di ciaiam forum-burr

butir yang pad2 pembahasan-pembahasen dan Pansus, mengenai materi-matari

;ang pertama, yang terkalt dengan klasifikasi keme!:Emar yang kementerian. Kemudian kemanter:an yang harus ade.

negara dan termasuk juga masalah yang terkai: dengan sebagainya. Yang kedua, adalah yang terkait dei1gan susunar1

o:gar::sas, f~ementeriar .. yang tentu nanti ini akan berkembang sub-sub meteri yang akan kita bahss. Dan yan~ adalah pengangkatan dan pemberhentian menteri yang mei1put1. oersyaratar: Kemud;a:- 12rangan perangkapan jabatan pada organisasi politik dan sebaga1nya.

akan berkembang dalam forum-forum loby tersebut. Yang keempat. adalah kerangka terKai: cengan hubungan kementerian dengan Pemerintah Daerah. Kemud1ar1 hubungar Kememeriar: dengan lembaga Pemerintah non kementerian dan JUga oeberapa hai

terka''. dengar rnate1i-materi persyaratan dan sebagainya. Yang terkait. khusus yang Kementerian dengan Pemerintah Daerah, barang kali nant

aka 11 Kita sinkronkan dengan bahan-bahan atau materi-maten yang te~kait de:·1gan ·:~_rnungan antara Pemerintah Pusat dan Oaerah yang telah diatur di daiam 'Jndang-undang Nomor 32 tahun 2004 dan ini akan kita kembangkan di daiam forum-forum ioby tersebut.

inilah kira-kira Pimpina11 yang terhormat, materi-materi yang kami ringkas dari 64 (enam puluh empat) butir tersebut yang nanti akan kita bawa ke dalam forum loby tersebut. Pemerintah saat int teiah siap dengan anggota Panja, yang sudah kami jadikan sebuah

5

KETU/:•_ ru~P/\

yan9 sudar, sepakati . sesuaru y2ng t1da r:. te:lail.' !)e:-a;

c:a~c.rr: pen-ibahasan-pernbahasan narTUnya aga: b)sc kite ta(UKOr'

maupun forum-forurr: iobv tersebut. Sshi:1ggc: i;::2 Disc: dengar·1 efektif Dar seandainya

yang d PanJa da~: vang meiakuka1-, di

· r-3ter; Iersebut

Pansus yang t211lorl'lat.

vang kami sampaikan di dalam pertemuan oe!laT12 Ka11T !li

melakukan pembai1as<:Y1-pembahasan pada fo'un' mernbahasn time tabie yang kita sepakat t~Hsamc_:

rancanga11 unoang-undang yang mas2 pers1dangar~ yang berjalan in1

Wabara!wruh.

~eri:-r12 kasi1- Sauoara rvlenteri Sekretaris Negara. t3apak Pansus.

sar:-1c:o-sam2 mendengarkan. Dan nampaknya menjadi semangat. baru bua: kita. Paling tidak yang pertama bahwa Pemerintah juga memi!iki komitmen yang sarna untuk sege:·a oisa rnenye!esaikan. Bahkan Pemerintah juga Menteri Sekretaris Nega:·a da!am ha: ini menghendak agar dalarn masa sidang ini juga rancangan undang-undang 1n1 sudah bis2 kita rampungkan. Uieh karena itu sebagai informasi untuk Menteri Sekretaris Negara. baiwva masa sid2ng kita akan berakhir pada tanggal 20 Juli yang akan datang. Jadi sesungguhny2 rr:ernang suda~! amat sangat mepet, sekarang sudah tanggal 21 Juni jadi kurang iebih ada : (satu) bulan. Nah, oleh karena itu berkenaan dengan apa yang sudah disarnpaikar, oieh Sekretaris r~ega:-a, tentunya waktu-waktu yang dir·umuskan kembali oieh Pansus kita n1emang harus menyisakan, rnengalokasikan waktu untuk Panja-Panja, termasuk juga kita harus mengalokasikan waktu untuk forum rapat kerja, untuk menerima lapora11 dari forum Panja. Termasuk juga kita mempersiapkan waktu yang rnungkin apabila di daiam rapat-rapat Panja memang segala sesuatunya secara teknis, rumusan dan redaksinya itu sudah blsa kita kerjakan. Mudah-mudahan saja tidak perlu sampai membentuk Tim Perumus atau Tim Sinkronisasi. Kalau memang pada tingkatan Panja secara keseluruhan itu

6

'·>·J:..::~"J:· ::;;:~~ t-~<~2 , \a:au tohpun akar-1 acic -;-tn1us dar; Ttmsin. sernatc-r~~s:~ ss:=:c: 2 re }:3 ~,;e1,~ --,J,";:·11akar beberapa d1at van~ memang narus di!akuka ·

juga tadi n1emang suciai~, disan1paika;;: aa2 SL \ 1jenga:". mmeri loby vang pad2 hakei<at:rya

'~2:2".a•:!a1· ~::Jia:,- :)es:3~a~ Dssa:annya muiai dari i\iasifiKasinya nomenklaw: Kernenter:a~ i\8:'lt?"1ts~a;- c;<:·,-,a,·::_: kementer1ar·, yang memang pemoentukannya. iermasuk susuna;,

:.;:·gan:sa.si:cvc: :c12sa1cw sengangkatar: pemberhentian iermasuk iara:-1gar: 211ca;·i.: ~:211~srneriar1 f~egara hubungannya dengan Pemerintahan Jaerah

n2.1t. ai;c:w ci1sinkronkan dengan bemagar peraturar perundang-uncar:ga1·. r~omor 32 dan iain sebagainya. Termasuk mater

ber:<ena3r 8e;n:Jbung21, de'lpn r\srne:iterian Ne9ar2 ~embag2 Perne:·intah ~·for Ke:·:ren:eriar,

Pernerintah rnengusuikar, aga: kiranya Panja. yar1g na1:t: aKar :11elaksanakan iugasnya paralei. Jadi artinya Panj2 JUga

sam2 mungkin waktu-waktu tertentu. waktu-waktu yang terbatas Diss mernanfaatkan kesempatan para anggota Panj2 be!iei11u.

'.Jar oeker,2 T:y :ug2 para anggota Panja iiulah yang rnungkin juga aKar ya11g nanti akan dilengkapi nanti dari unsur Pimpinar :=r·aks

Fraksi ini pun apabiia memang senyatanya ka!au anggo::2 Pa··1s:E i~L S'J::;e:c m•.:or,c'.a:)c:Ka:' 1Tw1dat oenuh, dari fraksinya kami piki~ 1ug2 in' akan mer:Jad

. Salah satu conton mungkin yang sudah b1sa

ad2 JU92 dan di iuar anggota Pansus yang memang da,-: o!er: Pimpinai·, F1·aksinya

Dengan dernikiar· dari apa yang telah disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara kam: me!ina: bahwa materi-materi loby ini nampaknya sudah dipersiapkar,. Sehingga pembar:asannya nant af;an dilakukan pada waktu forum loby itu diadakan. Yang waktunyc; ka'.akanlai~ dipar·a1elKar kerjanya itu dengan Panja. Untuk itu berkenaan dengan Jadwal-jadvval ya'1g ada m~ngkir, kam' harapkan nanti Pimpinan Pansus bersama-sama dengan ~ihak 0 emertntar yang dibant1~ dengan pihak sekretariat biasanya kami akan koordinasi terus. wrmasuk JUga dengan Pak Menteri menyangkut masalah kesiapan waktunya. Kita akan car·ikan waktuny2 yans oas. yang memungkinkan karena kami juga tetap tidak mungkin mengabaikan ataL rneninggalkan tugas-tugas kedewanan yang lain. yang juga kam1 harus memperhitungkan itL semu2.

r~amun demikian prinsipnya segenap anggota Pansus. tidak ada yang keberatan saya rasa ::iegitu yah. Kalau juga kita akan selesaikan dalam masa sidang ini yah. Artinya target itu retap harus kita buat, problemnya itu nanti bisa tercapai atau tidak, yah kita lihat kedepan lah. Tapi kita tetap mengeja~ target da!am masa sidang ini harus bisa diselesaikan. Nah, ini semua af;ar, amat sanga'. tergantung kepada perkembangan di materi loby.

Nah untuk ini, kami persilahkan terlebih dahulu kepada anggota mungkin sebelum kami melangkah pada agenda acara yang kedua kaiau mungkin ada masukan-masukan berkenaan dengan apa yang sudah disampaikan oleh Menteri, lalu masuk ke forum-forum selanjutnya.

Silahkan Pak I.

7

8::LJ3' iJ1er1Ter' ~ese1·t,~ !3Jaran yang kami hormat: ,~:199012 c211sl.:s 021- ~adiri; yang kami hormat.

<ar11 sanga'. '.:>e!·gembira dan mengapresiasi benar tentang komitrnen dar, oenjeiasan oar: Sa;:iak rJ:ente:i mewaki1: Bapak Presiden yang telah menyampaikan tekadnya ya~1g sam2 :)engar te:\ac i\it2 be:-sem2. Sehingga dengan komitmen itu, kita optimis RUU ir1: bis2 kita se!esaiKar• de~;ga1·. mater: yang bagus dan waktu yang tidak terlalu lama. Tapi say2 ingin r1ens::ibs sediki; menc::'NEl'" iebin dari itu Pak. Jadi ka!au tidak saiah kam: coba mer·unu; keo&iakc.rig pade: waK~u kit2 pe:iemuan sebelum kita mengakhiri Raker dan kita masuf; mau ke fo~u:-r ioby Saya ~:!:·2 Kaia:.: ngga saiah kita pada waktu itu kita memberikan kesempatar: k::;oac12 Pemerintah umuk dalam waktu yang tidak terlalu lama sudah merumuskan berbagai rr1ac2r1 pilinan-pilihar, dari berbagai opsi yang akan dilobykan. Pada waktu itu kita sepakat. kaiau biso sebeiurr 111as2 sidang reses ini berakhir pada waktu itu kita sudah meiakukan serangka!an ioby-ioby. ·rap! prakteknya kita baru sekali ketemu loby di Dharma Wangsa kalau n2ga salan Ta:; itu pur, s:fatnya masih umum, kita belum mendapatkan atau gambarar secara i0b::-. i\c:m:ri: te:1~2'lQ iterr;-iterr :1ang menjadi mater! ioby !tu tersendiri

S2v2 ~em112 iorLiT i!1: tadi saya mengharapkan forum ini sudah agak seciikit iebii-, rnaju. Jodi :::sm2r1n;2:~ sudai .. rnernberikan kepada kami beberapa point-poi:it kira-ki~a Pemerintah sika;; PemerinTai· ;-neny2ngku'. soa! loby itu kaya apa. Jad! yang disampaikan Pak Menter!. say2 k.'12 sudar. bagus. Tao: kalau itu sudah mendapatkan pemahaman bahwa yah itu yang a:,2: f:iI2 ioby~ar .. Oier·, karena itu kalau boleh sebelum kita masuk pad a forum Panja, sekaiigus sinkron dengan ioby, bisa ngga kita mendapatkan kira-kira materi-materi yang akan di!obykar·, itu. Sehingga kita masing-masing fraksi sudah tahu posisioningnya kaya apa dan kita bisa secara lebih cepat itu merumuskan kira-kira opsi-opsi terbaiknya kaya apa sebagai langkah-langkah kompromi antara kami dengan pihak Pemerintah misalnya. Syukur kaiau forum in' i\ita bisa ;nendaDatkan beberapa point-point jawaban maupun hal yang sangat krusial yang seiama ini masih kita iobykan. Jadi kalau tidak, penilaian kami kita masih agak iambat nanti memberikar: waktu kepada Pemerintah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah ?emerimah untuk menyeiesaikan dan merumuskan jawaban-jawaban terhadap forum yang akan dilobvkan

Terima kasih Pimpin2n

KETUA RAPAT :

Si!ai1kan ::Jak Lukrr:an.

8

r~nakfr~: cepat. rnakir tJatk. 1 ap: prakts sejc.k :r:a2.e. Jharma Wangsa Sekarang ituKan Dha:·rr,c:

:_ai~, yang d1utus. yang bicara d: Paripur!1a bsroendapat ngga usah tergesah-gesaian /~d2 39

dii 0 "u 1 ' 1Ko~" s1·1·,~r. ki'l" P"nS' I~ 1·.e 1 a~. "'ah -1·;;~,, u11>...I j \ :1. \GfJ .\ v , Cl~1, Liv" I ;:;, ii i' :::, t\C:t--'

~;ita baca du!u fv1inimai dapat du!u materr . terhada;:: 39 (tiga butir Kt?la'.T:aan reses ini. Jad:

_ sc.~yc: ~(~):isinyering mlnggu de~an teria!u cepat.

:<iTa i::ikar. juga masih, baru ketemu denga:1 P3k Hatta sebentar ,;a:J: saya usulkan minggu depan kita Raker lagi di 0 eme1·111tar

barang kali tanoa perlu pembahasan, kita denga1·ka:·1 . ko11sinyering itu. Jadi karen2 itu ngga us ah jugs pad2 mas a reses

jug2 masa sidang yang akan datang kan 11gga ada rr:asaiah sudah siap misalny2 sika~ Pemerintah seperti aoa boien

renungkan dulu nggc ngga matang ' sebetulnvaka1·.

t:, P""". [C•AMBr: ,, A MARU' ZAMAN M SC)· i "'. \;: \ f\J 1 ~: hf--\ L.. ~ • ,

Saudara f<etua. Saudar2 Menteri. l\alau ci Medan itu, ikan Sepal, ikan Gabus. Lebih cepat lebih bagus. Tapi dalam

konteks ini beium tentu bisa cocok. Oleh karena itu kita memang setuju saja ini masa sidang ini kita upayakan dapat kita selesaikan. Tapi waktu ini sisa 1 (satu) bulan. Pada saat kita merumuskan beberao2 perkara. bukan perkara dipersidangan ini, tapi perkara dari pada Pansus ini. yang intinya yang pending, loby ini saj2 39 (tiga puluh sembilan). Jadi total seiuruhny2 adaiah dikataKan tadi ada 64 (enam puluh empat) soal yang harus terselesaikan. O!eh karen2 saya t\havvatir nanti Saudara Menteri ka!au ini kita terlatu dtpercepat harus sepertinya dipaksakan begitu. Ya, istilah yang di Medan tadi itu ngga cocok, kurang pas Dsgitu. Jadt bisa muncui yang lain, tetapi intinya jangan sampai undang-undang yang akan kita sahkan 11anti menjadi perkara yang lebih panjang. Nah, ini saya kira perlu juga kita pertimbangkan lebih jauh. Oleh karena itu, ya .. mendukung teman-temanlah. Kali ini ia saudara Lukman ya, cocok saja. kita perlu buka lagi forum hal-hal yang kira-kira bagaimana ini yang harus kita loby juga. Mana tahu dari Pemerintah dari hasil lobynya sudah mengikuti usulan yang disampaikan oleh DPR Nah, ini juga kan penting, ini termasuk dalam salah satu faktor loby juga. lni bukan niat atau maksud untuk memperlambat. Oleh karena itu saudara Ketua

9

,'-•

' ~: . \ ' ..

suatu ootim1s"le :2 ::·:;~';le undang-undang a'·v;: n1aunya sepert apa. berna~ap bahw2

tugas-tugas yang lair yang rnenanti begitu l~amun tentu saja kemauar, dar, obyektivita::

kira tidak akan semudah yang rsKal~·rekan sekalian.

sJc:,tu kesadaran akan optimisrne dan semanga: in, suatu pendapa~ bahw2 ada suatu masalah yang ssbenar·:-ya

rs:·1nam0 d1ponding atau dilobykan. Yang sebenarnya menu:-ut rnekanis!T!s . s:Jak :·ancangan undang-undang, mekanisme pending ata:.:

sc;~':Ja· .:x:;ses yang terjadi setelah mekanisme-mekanisrne berikutn)'2 itu tidak Fzaker. kemudiar Panja, kemudian Timus dan seterusny2. 1tu adaiah

teiah dilaiui. Sehingga status 64 (enam puluh em~ati porso:an '.a:~i sebenarnya tidak jeias. Maksudnya. substansinya

~;:i:-ang Pak nanti itu masuknya ke PanJa atau masuknya ::;;::k :·,1arzsudnya d1setujui kan tidak JSlas itu

cia:ang li"!t :1a1; :iiker7ianakan sebenarnya. ~Jah dan rancangan undang-undang ini kira memang kaiau kita bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang sifatnya loby barang kali persoalan-persoaian yang mer~yangkut masalah Panja dan seterusnya itu akan mengikuti dengan mudah, ;:;ikiran saya begitu. Nah, oleh karena itu memang saya me1asa bahwa kita tidak mungkin ia;1gsung mernasuki Panja. Karena akan terganjal pada persoalan-persoalan yang sifatnya ioby clan pending tadi. Tapi kalau pending persoalan-persoalan bisa

10

dengar ka\Na1-i-1<awar; terda~-rui~J. tmsp masth ad2 keser11patar, untuk Rake: r~at··., ~-<a:<e'

pa! barang-barang yang dimasukan di:Jaiarr, :3,-:gs:Jng bisa disetUJUi !i,tau malah mungK1n semuar1~a

fv1isainya Pemerintah setuju serrliJa 'kan. Kita r,arapf;ar tadikar. mungkir, berpik1~ aoa sebuah kesadara11 baru begiu:ah. Ma

1 '1 1s2i«Jc; !\da sebuah kesada~a!" baru sehingga sebena:ny2 masa:ar 1n! nanti b1sa kita cutusKa:1 Kembafi di daia:r ::;;ake~ sete:a1 diman2 it~ tenebi~ dahulu. kalau ir1i s2vs

'kar, kalau ini 'kar-, semua kita sepaka'. ya!i. M::;h;:;r kal:, tap seiurun fi"afzs saya k:ra sepakat juga

s;:T2 sebenarnya. Tapi ada kesada;ar: baru tadi yang

-;':

d1se1esaikan di dala!T1

:-1engusu:kar, barang kal, kita mula: dengar1 loby Ya. so;T1;Ja. dengan Raker. Raker itulah yang, f\alau Raker iru nant:

ternyata tetap tidaf: bisa. lalu kita masuk Panja Siapa tah:_ d Raker ini kita iakukan dapa: rnenjernihkai-, atat.: adc< s:..:att.'

dalen~ "Kesadara:: ban./ ~ad!. teruta111a da~:

02:- iDu-ibu anggota Pansus dan Menter! Sekretaris Negar2 . . silahkan :

i .. GAFUR):

CJa'> Saudara Menteri beserta seluruh jajaran yang saya hormmi.

Sebagaiman2 kite Ketahui bahwa Rancangan Undang-Undang Kementerian Negare in! .tnsya Allah kalau menjadi kenyataan untuk pertama kali sejarah Republik mengalami setelah 60 (enarr puluh) tahun !ebih kita merdeka. Maka kita dituntut untuk betul-betul serius, hati-hati betui menyusunnya aga~ begitu dia diberlakukan langgeng dia. Jangan seperti nasib beberapa undang-undang yang kita iahirkan, dia begitu diberlakukan revisi sana, revisi sini dan sebagainya. Kita semua sepakat untuk kita agak percepat memang, tetapi memang harus kita akui bahwa kaiau banyak sekali masalah yang harus dibahas. Oleh karena itu Saudara Ketua jaowai yang sudah disusun seperti ini coba kita lihat lagi. Dan kita agak sependapat dengan kawan-kawan tadi, bisa nggak Pemerintah coba memberikan gambarannya. Tadi sebenarnya sudah dikemukan oleh Saudara Menteri tadi. 4 (empat) hal ini bisa nggak sudah disusun. Sebagai contoh tadi Saudara Menteri mengatakan, dalam 64 (enam puluh empat) butir ini di da!am forum loby, ada 4 (empat) masalah besar di dalamnya. Pertama, klasifikasi mengenai jumlah kementerian, mengenai klasifikasi pada kementerian itu, itu satu. Yang kedua, susunan organisasi kementerian. Ketiga, pengangkatan, pemberhentian dengan berbagai persyaratan-

l j

,~J,:: ~.a 1 ?:-·- :-on::~rigar undang-undan~ yang te!al~ kite :a;u ~, ---i:~>-3"~ nubunca~ Ken1e~ter;ar Neaar2 cjencan

y y y

h,2-. ::;~~,;;: · e. ,·,::n1·a'"2JiH\a:-, Saudara Ketua b1s2 nggak sesua' denga1·. sa;a· tad / sE:~:,_< d3!1 ~ernerintah coba bis2 memberlkan gan1b2:-ar ,~ , t:a:

Pe~T1sr·intah. dar: ttu nan~: kite gunakar, dalarr, kite

yang jelas. baga1mana pemikirar·

jadvvai ini bis2 melihat se~e~t kawan-kawar: tadi kit2 terin12 keran;ike:

. •' ,;,;.uc:: ';1~ undang-undang in: 'kan kita suda!- sepaka'. akar 200S. Jadi kit2 jug a tidak terlalu tergesa-gesa u rllU: ks 11as2

,-·,as::: sidang itu juga masih bisa Kita d1mu11gki11kar unt:Jf'. ·:- =·2:-· biarkanlah secar2 tentatif program ini agenda i1 d12d2ka1-- ;2ngusulkar1 bisa nggak Per11e1·intah dalam Rapa'.

_. u:o:::21· ,<iee: Rapat Kerja: (sate) kali lagi dan Pemerir1tal~ sudan digambarkar: Saudara fJ\enter·[ tad .

sebeiurr mempersiiahkan kepada Pemerintah untuk memberikar1 tanggapan atas beberapa masukar·: da:: pertanyaan dari segenap anggota Pansus. Kami perlu jug2 mengingatKan Kepada seger1ap anggota Pansus bahwa Daftar lnventarisasi Masalah (DIM: secara kese!uruhar sudah selesai kita bahas. ltu 1 (satu) yang harus kita pahami DIM semua sudar. kita bar1as ada 3S (tiga pulur1 sembilan) DIM yang dipending. Posisi pending itu. artinya bahwa dia akar ditiuka kembali dan akan diputuskan dalam forum yang sama. namany2 Rapat Kerja. Oie: karena :w kite: juga sudah menyepakati, karena substansi yang dipendirig ini berkaitan dengar. ko:1st~uksi, sistem Pemerintahan Presidensial kita. Yang juga berkaitan dengan hal-hal yang mungkin dari sisi Pemerintah ada pertimbangan-pertimbangan tertentu. Maka kita menyecakati pada waktu itu, tidak mungkin dibahas lagi, dibuka lag: dalam forum Rapat-raoat r<erJa !\arnna tidak akan mungkin efektif, karena antara yang satu dengan yang lair saiing be:Ka!t dar: :xoses penyelesaiannya itu harus menyeluruh dalam sebuah forum peTibahasa1, yang lebir cepat bergerak, tidak dalam forum Rapat Kerja. Karena itu mekanisme aKan menja:lr sangat Panjang. Nah, oleh karena itu, kita menyepakati terhadap materi-materi yang dipending tersebut. Kita ielah menyepakati materi tersebut akan diselesaika11 untuk dibicarakan. Dan yang pad a akhirnya dipertemukan berbagai gagasan-gagasan pemikiran­pemikiran yang masih belum disepakati tersebut, yang masih dipending tersebut. Sehingga diharapkan ada perkembangan-perkembangan yang baru. Nah, perkembangan-perkembangan yang baru da!am bentuk kesepakatan-kesepakatan antara DPR anggota Pansus dengan Menteri Sekretaris Negara yang mewakili Presiden itulah diharapkan setiap substansi yang

!2

·!omsnkiatu~

bisc diperiernukai-,, rnakc dihara~kan mete:-; tc~-·sebui_

Danja. i\Jamur1 demikia1. kesepakatan kite itll ~!dar

pada tingka: itu. Jad' seperti ai:· r-i1engai 1 " kita oe·iaiar' e tstap 01·:::isss oe1-1gembiiar·, keputusan:1ys adaiai-

adaiah rne:ilJr·u~ hemat kam: dar1 usuia:·,-us:Jla:. ini. Karen2 111: perilbahasa~i ~ancangcn u doku~ne:1-dokumen kenegaraan

adaiah ioby itupur,

baga!n1an2 penytkapar: matrikuiasi

temsng JPR rancangannya sepert rnungk1n bebe:a'.Ja bahan in' yang dibutu

--,_~:;u( \t foru:-r: lobypun segenap anggota Pansus terlebin dahulu. Jadi tidak dadakan kata Pak . sehtngg2

saya akan serahkan sepenuhnya kepada Pak Menter:. Dan saya kepada forum Rapat Kerja Pansus Kali ini. Ada bebe,·apc: /\lternatif yang pertama, diantaranya adalah 'Jemerntai1

sebuah kewajibar: Pak. tidak bisa tidak Jad: dibuat 1:::::Tc,. LffU'. satu da1i 39 (tiga putuh sembitan) yang d1pending itu apa sa1a

seoerti apa ltu yang mungkin, kan ini dokumen-ookurner undang-undang tentunya bahan-bahan socar2

:,·,snu: :1emat kami alternatif pertama itu, bahan itu setelah dike:jakan. bisa :=>ansus untuk didistribusikan kepada segenap anggota. Baru Pimpinan

::;ansus bsrsama-san:c: derigar: pihak Pemerintah kita akan mencarikan waktu yang repat KaDar oemoanasan temadap matriks yang sudah dikerjakan tersebut. Yang pekerjaan

. seperti yang dimaksud oleh Pak Yoseph. Jadi tetap pengambilan .!.\tau alternatif yang kedua. yang Bapak usulkan tadi bikir1

T12r1Urut saya, Rapat Kerja yang akan diberikanpun kan belurn Juga oada F<apat Ker;a cembahasan substansi. Karena substansinya sudah kita sepakati akan lebih dikerucutkan da!am forum !oby.

~~ah ini, Jar'i kami oerikan beberapa penawaran ini kepada Pemerintah dan selanjutnya nanti kita minta dari segenap anggota.

13

iiinkan kami merespon apa yang disam;:i::iikar-: oiei- a:-:ggotc

'· 2r:s cl0r: anggota Dewan yang tert1orrnat Saifullar Ms snurT. Ksmudiar SauCa:·r,; ~:\c1:n:}.: r<a1_'7.l&!UJ:amar1) Saudara Lukrnan Hakiem, Saudara Yosep :ji-;-;a; had: dar: ie~a~h!- ;a:J -- ts Saudara .A,bdui Gafur.

32:·2·1; :r;2! :;;~T: a::21-: menjawab saj2 substansinya karena substansiny2 sar12. Yan9 osrt2r::2 ::fr.cr1y2Kcj! :)j(.it2;- bagaimana sebetulnya posisi Pemerintai·; atau sikc:T Pemerintar-, •C1ater 1-rrmer ·.·arr: . ciisan-ioaikan dalam f::irum ioby tersebut.

,-:;lrnpiqs:-. :<:ggo:2 Pansus yang terhomiat.

Set:•agai:-na 1-i2 d.at'.F daiam Undang-undang Nomor 10 tahun 2004, sesungguhnya Ketika ir1: menjad: Hi:I~'. inisiat:: Dewan. maka Pemerintah merespon tersebut dan telah membentuk tim il:terdec u:n.:r ·m111oanas draft undang-undang tersebut. Dan sikap Pemer·ir1ta1-. temunya ada1a:- se'~3~3i;:-;:;:·1::: ci~')onQKar di dalam Daftar lnventarisasi Masalar,.

Jad 0et12:u11;_J2 :;osisiny2 adalah disitu, dan saya alumni dari DPR yang ie1·horma~ in: pahart oetu, oengar n1eKanisme dan apa yang harus kita lakukan. Oleh sebab itu, maka keiika Pansus teiah me:we!esaikar, pembahasan DIM tentu ada menyisakan beberap2 hai yang tidak rnternu. Nai--,, di:;iwla:- r;ita piiah, ada yang masuk ke dalam Panja, ada yang masuk ke dalam ·-:-imus, ada yan; masuk ke dalam forum loby tersebut. Kalau seandainya ditanyakan posisi Pemerintah. kita kembai iagi membahas DIM. Karena sikap Pemerintah sudah sangat jelas di daiam DIM itu sendiri sebetulnya di Daftar lnventarisasi Masalah. Oleh sebab itu tentu kita ingin mendeKati persoaian te:-sebut melalui forum loby. Sehingga akan muncu! pemikiran­pemikirar: lair:. pemikiran--pemikiran kita yang brilian yang mampu menghasilkan sesuatu yang pada akhirnya saya akan melaporkan kepada Presiden begini yang akan tentunya menjadi sikap bersamc:. van; akan kemudian kita laporkan ke dalam Pansus atau Panja terserah nantinya a:au iangsung Ke dalam Pansus. lnilah kira-kira rumusan yang beium tentu juga disepakati oieh Pansus tergantung nanti bagaimana forum loby.

Tentunya 0 emerintah menyampaikan kesepakatan dan forum loby tersebut yang kemudian akar: di ketok, disetujui di dalam Rapat Kerja Pansus nantinya. Oleh sebab itu maka kalau kami diminta untuk menyampaikan pokok-pokok materi di dalam masalah yang akan dibawah daia11" forur11 loby tersebut adalah sama saja dengan saya membacakan kembali Daftar inventarisasi tv1asalah 64 (enam puluh empat) butir tersebut yang akan kita bawa ke dalam foru~ looy. Karena itu adaiah posisi Pemerintah dan satu sisi adalah posisi Dewan yang harus kita dekat bersama. Jad: ini mumpung mantan alumni ini memang faham betui soal itu. Jadi terima kasih Pimpina:-:.

14

'").:::· kan1i seba:20_ letJi( te1·a~2r:

:21·ge1 tetap ciaiar:~ oekerjaar·

yang jacli Jrobl·21T:

,~:;::; .Ji9' <cars. juga sudah melihat ada tantangan pekerjaai; oa1·u. ya:·1g :;e:)etulnya orangnya ini-ini JUga Pak iv1enteri. Nggak aKan bergesa:·iar:

saya berharap mudah-mudahan kita semua dengan sis2 waktu yang mudah-mudahan saja kita diberikan satu kemudahan-kemudahar ..

waktu, te1·masuk juga kemajuan-kemajuan dar: pemiKirar, kita Seriingga berbagai hai yang terpending tersebu'. bis2 kita

seiesaikar S2y2 kira untuk acara yang oertama bisa kit2 sepakat:

KETOK PALU 1 X

k2du2 kita memasuk pembentukan Panja dan kami aKar1 bacakar, Panja sesuai dengan masukan dari fraksi-fraksi. Jadi dari Fraksi Parta:

yang pertama anggota Panja itu Pak Rambe Kamaru:zaman, 0 ak Pak rvlesir, !bu Chairunnisa dan Pak /\bdu! Gafur. !<ernudiar

. Yasonna ~aoly, Pak Jumad, Bapak Soewarno, Bapak Yoseph dan Pak Yakobus Karnar·io lv\ayong Padang. Dari Fraksi Partai Demokrat; Pak Syarif Hasan dan D1·. Benny Kabur Harman. Dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan; Bapak Tosari Widjaya dengan Pak Lukman Hakiem. Dari Fraksi Partai Amanat Nasional; !bu Andi Yutiani Paris dan Pak Patrialis ,L,kbar. l<ernudian dari Fraksi Kebangkitan Bangsa; Pak Saifullah Ma'shum, Pak Effendi Choirie dan Pak Maiwan Jafar. Dari Fraksi PKS; Pak Agus Purnomo dan Pak Mustafa Kamai. Dari Fraksi Bintang F'elopor Demokrasi Bapak Prof. Dr. Ryaas Rasyid. Dari Fraksi

15

!~asution. Jan

Dergantar: an2go;2 ki;·any1c _jugo_ disarnpaikan kepa·.jc

:rnntakan dafta' d2~

Pansus

sepe:-t' ha!nya menjadi ditabukan arm: saja seialu dibuka untuk pubiik beg

meiawar, begitu 1::iak, melawan dan ingin membuktika1: Kepaaa rnen:::urigai segenap anggota Pansus kalau rapat-rapatnya di lstanc

ada loby-loby yang fakfor-frakor x berpengaruh terhaaap anggota obyektivitasnya, rasionalitasnya. Kami ingi11 membuktiKar1 bahw2 tidak pada posisi itu. Tapi iebih ingin mengedepankan

dengan fasilitas gedung-gedung negara yang kita selama rni. kami juga mohon perkenan, respon, tanggapan dari Bapak Menter-i periama berkenaan dengan waktu. Mungkin bagaimana sekiranya

dalam konteks di buian-bulan ini atau di awa! bu!an Jui1,

alternatif, pak di Bogor, lstana Bogor, pak di lstana 'fogya atau di kami menutup, mungkin kami persilahkan kepada Bapak merespon rencana-rencana f(egiatan ke

16

,~r-igg:J~;;_ !~2:;s~r~. yang kem~ hormati. !i'nk2r z2r, :;i2:·:9sJo:-; apa yang disampaikan r(etua tadi.

·:2r:~ :::e'ic''!E :<a'11' aKar, membacarakar~ Keputusan Menteri Sekretaris i~egarc, tentang ~;;:n::;er,::J1;2·· ')eryusunan Daftar inventarisas: Masalah dan Pembahas Rancangar, J:1cang-Jn.:ia:-:~ !:(:;'.Jub!ik lndonesie tentang Kementerian Negara. Menimbang dan sete:usnvc: r;-;e,1g1:;ga: dar: sete1usny2, menetapkan yang pertama membentuk -,-im Penyusur, Daftar· :rven~2ns2s' fvlasaian dan Pembahas Rancangan Undang-undang tentang l<emente1·ian i--Jeg2r2 yari;: so:anj~my2 dalam Keputusan ini d!sebut Tim Penyusun DIM dan Pembahas Dlf'v': d2ngs1~ susu:-r:1:· sebaga; berikut : Pengarah : Menter: Sekretaris Negara. Kewa Muhammad Sa;;t2 i/iu~.: i :Jex1t l\,1ensesneg Bidang Perundang-undangan) Wakii r\etua Saudara .Abdu v\Jah1c (Diqer P~ Jeokumham), Sekretaris Saudara Wisnu Setiawan (Kepala Biro Bidang \:Jt_;

Poik9sr2:• ker-n~1 jia!"' a1ggota-anggota adalah yang pertama : Hairuman Harahap (Deput Menkopoihukar;;', yang kedua Sumarwoto (Deputi Mensesneg Bidang Dujak (Dukungan KebiiaKan; yang ket'ga Haria Herawati (Staf Ahli Menko Perekonomian) yang keempat Saudarc. Sud':;i~ar !Sm' A.h!: Menkokesra) yang kelima Mulia Binasution (Sekjen Depkeu) yang ks en21r !srnar::t ,"-nand2 (Staf Ahli Menpan) yang ke tujuh Sri Hadiati (VVK Deput! Lfa.N). yang ksde:2par vci;ie:0 l;s ·-and: (Direktur Jabatan Karier BKN). yang kesambiiar: saudar2 t~!imir,

L'.x!uiia:· :s:a' :z~1 usus Mensesneg), kesepu!ur Saudara ~\ Suparia:i (/.\sdap !V MenKJpo!~uka::·· !<:2 sebelas saudara Dasuki (Karo Menko Perekonomian). y2ng kedua beias Sauca:·z :=::ncia'is c (/'..sdep Menpan) yang ketiga belas Saudare Sudibyo Dvv' Ir: i'.l,try:odjc Jso2,; i1,1:e::sa'1). yang keempat beias Suharyonc fa,R (Direktu~ Pere1;::an2an Depku:"";l:ia:·:-: \'2r,c keii::i2 belas Saudara Dwi Cipto Set1adj; (Direktu~ Harmonisas: Deokurn'1a:;1; , :<eenar;·: belas Setia Budi (Direktur Aparatur r~egara Bapenas). yang ketuju~ beias !< l\gus Jsman (Karo BDHI Setneg) yang kedelapan belas Saudara Ha1yono (Kepaia Birc HuKur:1 dar: Administrasi PUU Sekneg) kesembilan belas Saudara i Nainggola11 (0irektur Hukurr 'JEm Perundang-undangan BKN) kedua puluh Saudara Slamet Karyono (l<epala Bagian PUU i' Sekneg) kedua puluh satu Saudara Nikmah Hidayah !l<epala Bagian PU:J !! Sekneg;.

Diman2 Tim tersebut memiliki tugas untuk menyiapkan pandangan dan pendapat Pemerintah serta menyiapkan saran penyempumaan. Dan yang kedua, menyusun DIM, yang ketiga melakukan pembahasan Kementerian Negara termasuk di dalamnya adalah di dalam forum-forum Panja. Ketiga, mendukung kelancaran tugas-tugas Tim di bidang administrasi dan dapa~ membentuk Sekretariat Tim dengan surat keputusan Ketua Tim Penyusun DIM. lnilah daftar dari pada Tim Pemerintah yang akan membahas di dalam Panja maupun di dalam forum-forum berikutnya.

Yang kedua, !:::iimpinan kami ingin merespon apa yang disampaikan Ketua tadi tentang kita untuk menggunakan istana-istana yang tersebar di beberapa daerah. Tentu kami menyambut baik dar sangat setuju untuk bisa digunakan memang sepanjang waktu ataupun iidak digunakan oleh tamu-tamu negara yang tentu harus kita prioritaskan maupun kepentingan-kepentingan lain. Dan yang ketiga time tablenya kami siap membahas itu. Tentu Tim akan membahas dan kami akan memberikan prioritas yang tinggi persoalan ini. Dan mudah-mudahan soal-soal yang menyita pikiran saya yang orang bilang rambutnya bisa hitam lagi. Masalah interpelasi ini bisa cepat terselesaikan.

17

' '·'

Wa!Jara.'latw·.

r:_2~nJa'.: kepaoa segenap an,ggota Pansus. \Jad~

mengadakan Raoat Pirnoinan Kita akar dengan menyusLrn skedui

·-s~rnasuk jugc mempe~siapka:--, aga1 jalanny2

oernbar1asan dar: tercatat. Nah in' senru2 ;12!1t segei2 Bapak tentunya

, ya:12 . kita kerJakar, selanjutn~ 1 ~:1

tidak ad<~ hai-hai lair: yang b:sa 3:iggot2 :Jansus mengucapka:1 terima

1ug2 ibu dar, Bapak

Kl'.:TO!{ PALU 3 X

WabaraKaruh.

\NIB)

a.n. Ketuc Rapat,

Drs. Ristam ·----NIP. 2!000:313

18

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT PANITIA KHUSUS

RUU TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat

Ketua Rapat Acara rapat

Sekretaris Rapat Hadir

A. Pimpinan Pansus

2007-2008 111

Rapat Kerja Terbuka Rabu, 30 Januari 2008 Pukul 10.00 s.d. 13.00 WIB Ruang Rapat Panitia Anggaran Gedung Nusantara I Paripurna Lt. I Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si. Membicarakan Jadwal Pembahasan RUU tentang Kementerian Negara Ors. Ristam 21 hadir dari 50 Anggota 12 ijin

1. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si 2. Permadi, S.H. 3. Dr. H. Achmad Fauzie, S.H. (ijin) 4. Arbab Paproeka, S.H.

B. Anggota Pansus Fraksi PG

5. Ors. Eldie Suwandi (ijin) 6. GBPH. H. Joyokusumo 7. Ors. Taufiq Hidayat, M.Si. 8. Dr. H. Markum Singodimejo (ijin) 9. H. Mesir Suryadi, S.H. (ijin) 10. Ora. Chairunnisa, M.A. 11. Dr. H. Abdul Gafur (ijin)

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 2 -

Fraksi POI P 12. Dr. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc (ijin) 13. Ors. H. Djoemad Tjiptowardojo, M.M. 14. Suwignyo 15. Ors. Soewarno (ijin) 16. Ors. Yoseph Umar Hadi (ijin) 17. Taufan Tampubolon, S.E., M.M. (ijin) 18. Williem M. Tutuarima 19. Ors. HA Razak Porosi 20. Jacobus K. Mayong Padang (ijin)

Fraksi PD

Fraksi PPP 21. Ors. H. Tosari Widjaja 22. Ors. H. A. Chozin Chumaidy 23. Drs. H. Lukman Hakiem

Fraksi PAN 24. Nidalia Djohansyah Makki 25. H. Patrialis Akbar, S.H. 26. H. Hermansyah Nazirun, S.H.

Fraksi KB 27. Masduki Baidlowi 28. Marwan Ja'far, S.H., S.E. (sakit) 29. HA Effendy Choirie, M.Ag., M.H.

Fraksi PKS 30. Mustafa Kama!, S.S. (ijin) 31. Refriza I

Fraksi BPD

Fraksi PBR 32. Ade Daud lswandi Nasution

Fraksi PDS 33. Carol Daniel Kadang, S.E., M.M.

C. Pemerintah

Menteri Sekretaris Negara : Ir. Hatta Rajasa

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 3 -

KETUA RAPAT (DRS. AGUN GUNANJAR SUDARSA, M.Si):

Yang kami hormati segenap jajaran dari Pemerintah, Bapak-bapak unsur Pimpinan, Bapak/lbu Anggota Pansus Rancangan Undang-Undang Kementerian Negara.

Rapat Kerja dalam rangka membicarakan lanjutan substansi Rancangan Undang­Undang Kementerian Negara pada hari ini kami nyatakan di buka dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DI BUKA PUKUL ... WIB)

Assa/amu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Sesuai dengan agenda acara pada hari ini Saudara Menteri, pihak Pemerintah dan Anggota Pansus, rapat ini hanya sebagai pengantar awal dalam rangka memasuki pembahasan atau penyelesaian tugas Pansus atas keputusan Rapat Konsultasi Pimpinan dengan Pimpinan-pimpinan Fraksi, yang salah satu diktum keputusan dari Rapat Konsultasi tersebut menugaskan kepada Pimpinan-pimpinan Pansus dalam masa sidang ini untuk tidak lagi menunda penyelesaiannya karena sudah masuk dalam Proglegnas yang sesungguhnya. Prolegnas tahun yang lalu yang tidak bisa terselesaikan pada masa sidang yang lalu sehingga diharapkan pada masa sidang ini terselesaikan.

Oleh karena itu kami hendak melaporkan kepada pihak Pemerintah bahwa Pansus sudah mengadakan Rapat Intern pada hari Rabu yang lalu. Salah satu keputusan diantaranya adalah yang pertama bersepakat untuk menuntaskan Rancangan Undang-Undang Kementerian Negara ini, yang tentunya kita mengejar target. Memang diharapkan pada masa sidang ini terselesaikan. Namun hakekatnya dengan catatan bahwa Undang-Undang Kementerian Negara ini sesungguhnya adalah Undang-Undang yang pemberlakuannya itu akan efektif untuk rezim pemerintahan hasil Pemilu Tahun 2009 yang akan datang.

Artinya bahwa komitmen harus dibangun kembali antara DPR dengan Pemerintah dalam bentuk tekad untuk menyelesaikan Rancangan Undang-Undang ini, yang kembali kami nyatakan dengan catatan bahwa substansi yang kita rumuskan itu karena atau pemberlakuannya juga dikaji pemerintahan hasil Pemilu Tahun 2009. Kita tidak lalu memaksakan untuk bisa selesai tetapi mengabaikan prinsip substansi yang harus kita rumuskan. Artinya, tetap berjalan sebagaimana adanya.

Hal ini terkait, ( 1) dengan prioritas perundang-undangan yang jug a sedang mendapatkan sorotan publik, yang juga menjadi harapan-harapan publik, yang tentunya ini justru lebih signifikan kalau tertunda penyelesaiannya yaitu paket Rancangan Undang-Undang di bidang Politik. Undang-Undang Parpol sudah selesai tetapi di Undang-Undang Susduknya masih dalam proses bahkan yang lebih dari itu Undang-Undang Pemilu Legislatif dan Undang­Undang Pilpresnya ini masih dalam proses. Bahkan Undang-Undang Pemilihan Presiden yang ditargetkan pada masa sidang ini juga harus selesai, inilah yang menjadi bayangan dari hasil Rapat Intern kami kemarin Pak Menteri.

Kita kalau memang selesai pada masa sidang ini Alhamdulillah. Tetapi kami tetap akan memantau, mengikuti perkembangan Undang-Undang Pemilu karena sesungguhnya jauh akan lebih. lni pandangan kami di Pansus, sesungguhnya jauh akan lebih Paripurna Undang-

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 4 -

Undang Kementerian Negara ini apabila Undang-Undang organik yang ada di lembaga­lembaga negara yang lain itu sudah selesai.

Bagaimana Susduk DPR, MPR, DPD, dan sebagainya itu sudah selesai. Bagaimana Undang-Undang Pemilu Legislatif, bagaimana Undang-Undang Pilpres? ltu sudah selesai. Karena, Undang-Undang Kementerian Negara ini adalah Undang-Undang ikutan setelah sebuah pemerintahan itu terbentuk. Pemerintahan negara artinya DPR, MPR, DPD termasuk Presiden dan Wakil Presiden itu sudah terpilih, baru format kabinet inilah yang akan mengiring dalam rangka efektivitas penyelenggaraan kekuasaan pemerintahan negara, itu yang pertama.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini sesungguhnya Pansus sudah tidak lagi pada forumnya untuk menggelar, mengadakan Rapat-rapat Kerja. Karena sesungguhnya kita sudah bersepakat, kita sudah membentuk Panja. Hanya problemnya, Rapat Panja yang mungkin nanti akan dipimpin oleh Pak Permadi sebagai Ketua Panja dan Pak Arbab tidak mungkin bisa menjalankan tugas Panja karena dari keseluruhan substansi itu justru yang paling besar, materinya itu 39 dipending di materi lobby. Jadi apa yang mau di Panja-kan kalau substansi yang mau dikerjakan semuanya terpending. Oleh karena itu, pada kesempatan ini nanti pada bagian akhir kami minta respon dari Pemerintah.

Pimpinan dan Anggota,

Berdasarkan Rapat Intern kemarin mengajak membangun kembali dengan Pemerintah. Sekiranya ke depan, kita lebih mengefektifkan forum lobby ini. Jadi forum lobby akan kita efektifkan dengan diawali adanya lobby. Mungkin secara teknis bagaimana penyelenggaraannya, forumnya, pesertanya yang sifatnya teknis mungkin antara Pimpinan dengan Pemerintah terbatas.

Kalau sudah lobby substansi baru mungkin nanti setelah jadwal disusun oleh Pimpinan dan Pemerintah, tempat dimana dan sebagainya, setelah itu baru kita akan rumuskan lobby yang sesungguhnya. Yang sifatnya sudah substansi, yang diantaranya harus dihadiri oleh wakil dari masing-masing fraksi di Pansus yang juga tidak menutup kemungkinan untuk bisa dihadiri oleh Pimpinan Fraksi di luar Anggota Pansus ini. Jadi misalkan dari seluruh fraksi­fraksi, pimpinannya akan ikut hadir itu sudah sangat amat terbuka.

Berkenaan dengan materi lobby itulah diharapkan kalau sudah banyak perkembangan yang maju di dalam materi lobby maka secara paralel sesungguhnya Panja itu sudah bisa dikerjakan. Untuk itu, Sekretariat sudah ditugaskan Pak Menteri, itu ada 39 materi yang dipending dan mungkin juga bahannya sudah disiapkan oleh Sekretariat. Nanti kami juga akan bagikan kepada segenap Anggota, materi yang dipending itu cukup banyak. Di ketentuan umum saja tentang Kementerian Utama, Kementerian pokok, Kementerian khusus, itu materi yang terpending. Kemudian gradasi, klasifikasi, termasuk susunan organisasi Kementerian. Ada Kementerian utama seperti apa itu semua masuk materi yang dipending.

Mungkin ini pada waktunya kami harapkan pihak Pemerintah juga sudah siap dengan bahan-bahan dalam rangka kesempatan nanti. Termasuk juga kami harapkan Anggota Pansus pada waktu kita nanti memasuki materi lobby, bahan-bahan ini sudah ada penyikapannya sehingga beberapa perkembangan berjalan.

lni sebagai pengantar yang dapat kami sampaikan karena materi ini sangat singkat. Jadwalnya sangat singkat hanya menyepakati dalam masa sidang ini kita sudah akan memulai kerja kembali. Tentunya dengan jadwal yang masih sesuai Tatib akan menyesuaikan dengan

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 5 -

Undang-Undang Politik, segala macam. Karena bagaimanapun pada level-level tertentu juga saya beberapa kali hadir dalam forum lobbynya Pak Menteri, berkewajiban hadir pada forum lobby di Undang-Undang Pemilu. Nanti kami mencoba untuk menyesuaikan tetapi tetap dalam masa sidang ini kita akan kejar. Tetapi tidak menargetkan diwajibkan selesai tetapi akan mengikuti secara konkordan yang berkembang di dalam politik.

Sebelum kepada Pimpinan, Pak Permadi silahkan menambahkan.

WAKIL KETUA RAPAT (PERMADI, SH./F-PDIP) : Terima kasih Saudara Ketua.

Saudara Menteri dan jajarannya,

Memang materi lobby ini sebenarnya gampang-gampang susah karena hampir seluruhnya Pemerintah minta dihapuskan. DPR tidak mempunyai kepentingan dan susunan Pemerintah dan lain sebagainya, silahkan saja Pemerintah yang mempunyai domain. Tetapi kalau kami setujui pasti di belakang hari banyak krusial, katakanlah sekarang minta maaf memberikan contoh, Departemen Keuangan membentuk Dirjen-dirjen baru, membentuk Deputi-deputi baru dan itu akan menyulitkan anggaran nanti. Karena, di dalam masalah ini pertama sekali yang diinginkan DPR adalah mata anggaran. Jangan sampai nanti ada 100 departemen sehingga anggaran Pemerintah di bagi dalam 100 akhirnya kecil-kecil.

Oleh karena itu, dalam membahas materi yang dipending ini harus ada kesepakatan. Kalau kami mengatakan dihapus barangkali Panja tidak sampai setengah hari selesai, tetapi Undang-Undang itu hanya terdiri dari beberapa pasal. Tetapi yang kami khawatirkan di belakangnya kalau sudah berlaku akan ada hal-hal yang mengganjal. Oleh karena itu, kita harus berpikir dewasa. Pertama, DPR di dalam membuat Undang-Undang ini sama sekali tidak ditujukan oleh Pemerintah, tidak ingin membatasi dan lain sebagainya domain Pemerintah.

Tetapi untuk struktur organisasi penamaan dan lain sebagainya itu bagaimanapun harus, sekalipun ini nanti dihapus katakanlah pada Kementerian pokok, Kementerian ini dan lain sebagainya itu dihapus. Faktanya dalam pemerintahan sekarang ini ada Menko, ada triumvirat dan lain-lain, dimana menurut Undang-Undang Dasar pembagian-pembagian semacam itu harus diakui sekalipun tidak dimasukkan di dalam perundang-undangan ini.

Oleh karena itu, kami minta kepada Saudara Menteri, dimana kami sepakat bahwa sebenarnya Saudara Menteri ini orangnya cukup lugas, cukup memberikan pengertian karena latar belakang. Terus terang saja kami mengatakan latar belakang insinyur itu lebih lugas, lebih rasional berbeda dengan Pak Yusril yang barangkali punya agenda-agenda yang terselubung. ltu kami kemukakan terus terang di antara Pimpinan. Karena itu, kami menginginkan Pak Hatta juga bisa berpikir secara rasional, mana yang perlu, mana yang tidak perlu. Kami sendiri tidak berkeberatan adanya pencabutan, penghapusan dan sebagainya kalau memang itu kami anggap tidak perlu dan tidak membawa efek negatif kelak di kemudian hari.

Oleh karena itu, marilah kita memasuki lobby terlebih dahulu sebelum memasuki Panja dan saya kira lobby ini bisa sewaktu-waktu Pak, dimana Pak Hatta mempunyai waktu luang telepon saja Pak karena lobby ini antara Pimpinan dan Pimpinan tidak perlu lima-limanya. Pimpinan Fraksi kalau mau ikut silahkan dan lain sebagainya untuk tidak terjadi kong-kalikong diantara Pimpinan Pansus dan Menteri, silahkan saja siapa yang berminat ikut silahkan.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 6 -

Dengan demikian, kaiau lobby ini katakanlah masing-masing lobby 2-3 jam saya perkirakan daiam 3 (tiga) kali lobby sudah selesai Pak. Tiga kali lobby ini langsung kita memasuki Panja. dimana kami tidak mengharapkan langsung di ketok Pak. Kalau lobby-lobby sudah terakomodasi maka Panja ini akan bisa lancar. Sehingga karena kita mempunyai waktu sidang sampai dengan pertengahan bulan April mungkin bisa terselesaikan pada bulan April itu.

Kita masih punya waktu 2 (dua) bulan untuk lobby kemudian setengah bulan untuk Panja dan saya yakin Panjanya seperti waktu kita bahas masalah-masalah lain dengan Menteri Sekretaris Negara itu cukup 1-2 hari saja, satu kali Panja sudah selesai. Dengan demikian, kita bisa berpikir kembali untuk menitikberatkan Undang-Undang Pemilu, Undang-Undang Pemilihan Presiden, dan lain sebagainya. Demikian tambahan kami.

Terima kasih atas perhatian

KETUA RAPA T : lni kami rubah ini, jadi sebelum ke Pak Menteri biar nanti Pak Menteri merespon

secara keseluruhan. Kalau mungkin dari Anggota ada masukan-masukan tambahan, nanti gambaran ke depannya bisa lebih komprehensif.

Pak Tosari. silahkan Pak Tosari.

Drs. H. TOSARI WIDJAJA (F-PPP): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih Pimpinan.

Para Anggota Pansus, Yang terhormat Bapak Menteri beserta seluruh jajaran.

Saya merasa hidup kembali setelah ini mulai akan dibicarakan karena ini proses perjalanan panjang Pak Menteri, yang kemudian berhenti. Kami memahami berhenti itu karena persoalan-persoalan mungkin juga di Pemerintah maupun di DPR dalam sebuah kesibukan. Tetapi saya kira saatnya sekarang perlu kita perbincangkan kembali.

Kedua, mudah-mudahan Pak Menteri juga sepakat dengan kami karena Rancangan Undang-Undang ini sudah masuk dalam proses pembahasan dengan Pemerintah mempunyai makna bahwa Rancangan Undang-Undang ini diperlukan untuk dilahirkan, bukan dibahas untuk dihabiskan. lni barangkali yang perlu karena dari sekian pasal ada sekitar 15 sampai 20 pasal itu harus dihapus sehingga tidak ada lagi materi yang secara substansial perlu dibahas dalam sebuah Pansus, tentu bukan ini maksudnya.

Oleh karena itu, saya ingin urun rembuk dalam kesempatan ini. Dari pasal-pasal yang minta dihapus oleh Pemerintah, apakah tidak ada usulan pengganti dari yang akan dihapus itu? Atau memang dihapus sama sekali tidak perlu diganti tetapi kalau perlu ada yang diganti, saya kira perlu kita dengan juga pendapat Bapak. Mungkin tidak perlu hari ini, lewat proses lobby lalu kemudian perlu ada rumusan itu. Sebab, kalau catatan-catatan yang ada ini semua, hampir semua pasal ini dihapus dan kemudian DPR setuju selesai di undang-undang tetapi tidak mempunyai makna apa-apa bagi kepentingan pemerintahan ke depan.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 7 -

Oleh karena itu, saya mengharapkan kalau ini harus melalui proses lobby saya sepakat, tidak perlu tergesa-gesa karena ini pekerjaan besar menurut saya karena ini akan berdampak jauh luas ke depan terkait dengan berbagai anggaran, perencanaan dan sebagainya. Saya ingin memberikan sedikit ilustrasi kalau undang-undang ini tidak ada, setiap calon Presiden yang akan maju dalam pemilihan umum dia tidak punya rancangan apa-apa kecuali mengira-mengira, bisa jadi calon yang satu berbeda dengan calon yang kedua, berbeda calon ketiga, berbeda calon keempat.

Tetapi kalau Rancangan Undang~Undang ini sudah ada, paling tidak ada koridor walaupun improvisasi masih dimungkinkan. Oleh karena itu, batasan-batasan dalam undang­undang yang sangat mengikat saya setuju untuk dipertimbangkan, ditinjau. Tetapi tidak berarti sama sekali tidak ada batasan.

Alasan kami yang kedua adalah beberapa pengalaman ketika pemerintahan yang lampau begitu dengan mudah membubarkan departemen. Kemudian kehilangan pegangan akhirnya banyak kalangan birokrasi PNS yang berterbangan dari satu departemen ke departemen lain bahkan tidak memperoleh penempatan. Sebaliknya ketika terbentuk departemen baru, mereka tidak mempunyai anggaran untuk beberapa saat. lni hal-hal yang semacam ini jug a ke de pan harus kita antisipasi jangan sampai ini terjadi seperti itu.

Oleh karena itu, Bapak Menteri melalui Ketua atau Pimpinan Pansus atas kesepakatan kita saya setuju kalau lobby itu bisa lebih mengarahkan kepada rancangan rumusan apa yang bisa disepakati dalam rapat-rapat pansus, seperti yang kalau memang dihapus harus dihapus tidak perlu diganti. Kalau kita tidak menemukan seperti itu silahkan atau ini dihapus tetapi ada penggantinya. Mohon dari pihak Pemerintah juga ada saran-saran semacam itu. Sehingga kami bisa melakukan pembahasan-pembahasan di internal untuk ke depan bisa mempermudahkan dalam proses ini. Saya kira itu Pimpinan.

Terima kasih Pak Menteri. Wassalamu'a/aikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Terima kasih Pak Tosari.

Ada yang lainnya? Sementara cukup dulu ya. Ada yang lainnya? Pak Effendi? Silahkan Pak Menteri sebagai informasi tambahan yang disampaikan oleh Pak Tosari

ini. Materi lobby ini muncul akibat dari rumusan hasil Rakernya itu pending. Karena Rancangan Undang-Undang ini berasal dari DPR begitu muncul DIM dari Pemerintah. DIMnya itu semua dihapus jadi pembahasannya macet, apa yang mau dibahas? Wong pending bagaimana, akhirnya disepakati dibentuk Panja tetapi sebelum masuk ke Panja ada materi lobby.

lnilah yang diharapkan oleh Pak Tosari termasuk oleh Pak Permadi tadi. Diharapkan dari pihak Pemerintah sampai muncul optimisme baru tadi Pak Permadi tentang posisi bapak yang sekarang engineer itu pak. Diharapkan ada langkah-langkah yang mempertemukan karena satu memang mandat konstitusi undang-undang ini harus ada dan yang lebih terpenting kita menjaga bagaimana sebuah sistem pemerintahan presidensil ke depan itu bisa lebih adanya satu kepastian, tidak lalu ganti Presiden ganti kabinet, sementara kondisi birokrasi pemerintahan jadi korban, tidak ada kesinambungan.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 8 -

Saya kira itu, kami persilahkan kepada Pak Menteri untuk memberikan beberapa pandangan, gagasan, merespon apa yang telah disampaikan.

PEMERINTAH (Ir. M. HA TT A RAJASA) : T erima kasih. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Yang saya hormati Pimpinan Pansus, Para Anggota Pansus DPR-RI RUU Kementerian Negara yang saya hormati, dan Hadirin yang berbahagia.

Yang pertama, izinkan kami mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Pansus dan segenap Anggota Pansus yang telah mengundang Pemerintah untuk kembali kita membahas Rancangan Undang-Undang Kementerian Negara ini.

Sebagaimana kita pahami bersama bahwa ini adalah merupakan kewajiban kita untuk menyelesaikan draf RUU ini menjadi sebuah undang-undang karena ini adalah kewajiban konstitusi sebagaimana diatur dalam Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara 1945.

Walaupun tad1 Pimpinan mengatakan bahwa apabila memang kita memerlukan tenaga dan pikiran kita untuk memprioritaskan 4 (empat) paket Undang-Undang Politik maka kita harus prioritaskan itu, kami sepakat untuk itu. Namun demikian, tentu kitapun harus memikirkan ini untuk kita selesaikan sebagaimana sudah diputuskan oleh Bamus bahwa ini harus kita selesaikan pada masa persidangan tahun ini.

Pimpinan, Anggota Pansus yang terhormat,

Kami menyimak apa yang disampaikan oleh Pimpinan dan Anggota Pansus yang terhormat, Pak Tosari beserta Pimpinan, tadi Pak Permadi bahwa memang ada hal-hal yang perlu kita rekonstruksi kembali terutama hal-hal yang berkaitan dengan 39 DIM yang dihapus. Menurut pandangan kami, apabila kita menyepakati, apa sih sebetulnya yang kita atur, apa yang tidak perlu kita atur? Kalau kita mencermati Pasal 17 Undang-Undang Dasar Negara 1945 kita itu maka pembentukan, pembubaran, dan pembentukan pengubahan dan pembubaran Kementerian Negara harus diatur oleh undang-undang.

Oleh sebab itu, strukturnyalah yang sangat penting kita lakukan pengaturan dalam undang-undang tersebut untuk memberikan kepastian bahwa struktur Kementerian tersebut atau badan atau organisasi atau struktur Kementerian itu memang tidak berubah-ubah. Siapapun Pemimpin negara ini nantinya karena dia diatur dalam undang-undang.

Namun demikian, kita juga menyadari bahwa ada hal-hal yang terkait juga nanti dengan hal-hal yang sangat teknis, misalkan yang terkait dengan prerogatif presiden siapapun presidennya nanti. Oleh sebab itulah nanti kita melakukan pembahasan dalam forum lobby tersebut. Kami bersyukur bahwa kita telah melakukan lobby pada awal ketika saya menjabat sebagai Menteri Sekretaris Negara. Pertemuan lobby tersebut saya mencatat ada kesepahaman kita yang cukup baik sekali di dalam melihat ini karena toh ini untuk kepentingan kita bersama. Karena pemerintahan bisa silih berganti, Anggota Dewan bisa silih berganti, tapi kita mengharapkan kementerian ini tidak silih berganti. Artinya strukturnya maksudnya. Oleh

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 9 -

sebab itulah maka modalitas yang sudah kita miliki di dalam forum lobby beberapa yang sudah kita dekati, sudah kita capai titik temu, ini kita kembanngkan sampai dengan nanti kita menyepakati itu. Dan kami sangat optimis bahwa semangat kita sama dan ini bisa kita selesaikan dengan baik.

Oleh sebab itu kami menyerahkan sepenuhnya nanti schedul yang akan kita tetapkan karena agenda kita pada pagi hari ini adalah menetapkan agenda atau schedul yang akan kita buat dan titik beratnya kami sepakat bahwa lebih banyak kita lakukan forum lobby. Forum lobby inilah yang akan lebih leluasa kita untuk melihat Undang-Undang Kementerian Negara yang akan kita bangun ini. Setelah itu akan kita sepakati itu dan tentu baru akan kita bawa lagi ke dalam Panja ataupun Pansus untuk kita rumuskan.

Oleh sebab itu pada pagi hari ini kami menyerahkan sepenuhnya agenda-agenda atau time table yang akan kita buat kira-kira sampai dengan bulan April 2008 tersebut seperti apa, dengan catatan tentunya kita fieksible terhadap waktu-waktu tersebut Manakala kita ada hal­hal yang sangat mendesak untuk kita prioritaskan maka kita bisa ganti waktunya itu pada hari­hari berikutnya. Saya kira ini pandangan dari kami.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

KETUA RAPA T : Terima kasih Pak Menteri.

Jadi memang kalau yang pertama tadi kita memiliki kesepahaman yang sama. Adapun tentang teknis pelaksanaan waktu, Pak Menteri menyerahkan kepada kami dengan catatan tentunya kita tetap fieksible dengan tidak harus berbenturan dengan agenda lobby yang juga dilakukan di Undang-Undang Pemilu karena kebetulan kami juga disana.

Oleh karena itu mungkin nanti kami belum bisa memastikan, tapi paling tidak kami bisa melihat dari jadwal yang memang selama dalam masa sidang ini kita diberikan waktu luang setiap hari Rabu dan Kamis dan cukup panjang waktu yang tersedia sampai dengan bu/an April. Nanti mungkin secara teknis waktu, tempat, dan lain sebagainya, tidak perlu dibicarakan di sini. Kami tentunya juga tidak akan jalan sendiri seperti yang dikatakan oleh Pak Permadi, kami juga akan terus koordinasi paling tidak dengan staf Bapak. Sekretariat kami akan tetap intens komunikasi kapan ada waktu-waktu yang memungkinkan untuk bisa dilaksanakan lobby.

Tentunya diharapkan dari pihak Pemerintah pada waktu mengikuti forum lobby tersebut tentunya juga kami serahkan sepenuhnya kepada Pemerintah terkait dengan substansi materi yang akan dibahas. Karena ini menyangkut Kementerian Negara dimana kadang-kadang orang-orang berpikir masih ada atau tidak ada karena struktur kementerian itu kami serahkan sepenuhnya kepada pihak Pemerintah yang akan diundang. Hanya khusus untuk di DPR kami harapkan dalam forum lobby tersebut nanti peserta lobby yang mewakili unsur fraksi apakah itu yang ada di Pansus, itu tidak menutup kemungkinan bisa menghadirkan misalkan unsur fraksi pimpinan yang dalam hal ini tidak ada dalam Pansus. lni tidak menutup kemungkinan. Artinya keputusan-keputusan lobby itulah yang lebih penting dan yang lebih diutamakan. Jadi jangan sampai ketika keputusan lobby sudah berbicara A, B, C, D, nanti dalam perkembangan berikutnya berubah-ubah. Di situ saja yang terkonsisten di situ.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- I 0 -

Kemudian yang lain-lainnya kami rasa sependapat bahwa artinya bahwa terhadap 39 materi DIM yang dipending itu sudah pada semangat yang sama. Artinya kita tetap Undang­Undang Kementerian ini harus diadakan dalam rangka pembentukan, pengubahan, pembubaran sebuah kementerian, struktur, walaupun disadari ada hal-hal terkait Tapi hal-hal yang terkait itu akan kita intens, bicarakan kembali dimana korelasi dan relevansinya. Artinya Pemerintah masih membuka, jadi tidak dalam posisi hapus. ltu tidak. Tapi siap untuk membahas berbagai perkembangan-perkembangan yang ada karena disadari penuh ini adalah kewajiban konstitusional Pasal 17 yang tentunya dengan gagasan pemikiran ini tentu kita meyakini ke depan ada satu kepastian. Jadi artinya pemerintahan itu, presiden, wakil presiden, dari Pemilu ke Pemilu boleh berganti tapi struktur kementerian itu memiliki format yang ajeg. Format yang ajeg itu jumlahnya berapa, apa kementeriannya, namanya apa, nampaknya Pemerintah juga sepakat untuk dirumuskan bersama.

Saya kira mungkin ini catatan dari apa yang kami sampaikan. Dan sebelum masuk kepada hal-hal yang akan kita sepakati ini kami terlebih dahulu kepada Anggota apabila ada tambahan-tambahan. Pak Tosari ada tambahan?

Drs. H. TOSARI WIDJAJA (F-PPP) : Terima kasih.

Saya usu! jika dimungkinkan, karena kita akan memasuki forum lobby atau sesudah lobby jika dimungkinkan, Panja ini antara Pemerintah dan Panja mungkin dalam jumlah terbatas bisa melakukan dialog-dialog di luar gedung. Apakah dengan universitas atau dengan masyarakat sebagai suatu cara bentuk menampung aspirasi dan sekaligus pertanggungjawaban publik. Sehingga masukan-masukan itu juga kita rekam bersama lalu jadikan pokok bahasan jika dimungkinkan itu.

T erima kasih.

KETUA RAPAT: ltu sebetulnya mau masuk ke materi yang kedua, cuma di pengantar saya tidak

sampaikan. Tapi yang pertama kita sepakati dulu tentang komitmen, jadwal, dan sebagainya seperti apa yang disampaikan oleh Pak Menteri. Sepakat ya?

(RAPAT : SETUJU)

Yang berikutnya Pak Menteri, dalam Rapat Intern kita juga dibicarakan salah satunya ada usulan bagaimana Rancangan Undang-Undang Kementerian Negara ini juga jangan tiba­tiba selesai, tiba-tiba menimbulkan reaksi. Oleh karena itu ruang publik, partisipasi publik terhadap Rancangan Undang-Undang ini juga menjadi penting. Jadi sudah forumnya lobby, lalu tiba-tiba muncul Panja yang sidang tertutup, tiba-tiba pengambilan keputusan, tiba-tiba Sidang Paripurna, selesai. lni juga mendapatkan masukan dari segenap Anggota Pansus yang notabene di Pansus Kementerian Negara itu petinggi-petinggi partai yang ada di sini, kecuali Pimpinan Pansusnya.

Jadi disepakati untuk menampung ruang itu agar gagasan pemikiran apakah tidak dimungkinkan karena posisi pembahasan ini bukan lagi pada level DPR semata, materi ini sudah dibahas antara DPR dan Pemerintah. Artinya substansi materi ini sudah tanggung jawab bersama antara DPR dan Pemerintah yang mempunyai kewajiban untuk menyepakati bersama untuk menjadi sebuah Undang-Undang yang akan disahkan.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 11 -

Ada usulan yang pertama bersama-sama dengan Pemerintah itu kita mengadakan satu kegiatan publikasi apakah bentuknya seminar atau apapun, entah bekerja sama dengan pihak ketiga di luar Pemerintah dan DPR, itu kami minta masukan dari Pemerintah. Tetapi pengerjaannya sudah bersama-sama dalam rangka semacam kesempatan kepada publik untuk memberikan masukan, respon, atau semacam publikasi. Kemarin pun disepakati memang pada waktunya nanti kita juga akan semacam jumpa pers ke publik tentang agenda­agenda yang sudah kita bicarakan, itu akan kita sampaikan.

Kedua, di luar kegiatan seminar, dialog, atau apapun yang berkaitan dengan Pemerintah, kami juga merencanakan dalam pembahasan-pembahasan ini ada rencana dimana kami juga akan turun kembali ke daerah. Tapi turun kembali ke daerah itu tidak sekedar DPR tapi bersama-sama juga dengan tim Pemerintah untuk menerima masukan. Tapi masukan yang diharapkan itu bukan lagi masukan terhadap RUU ini tapi hal-hal yang krusial. Misalkan tentang hak prerogatif, tentang struktur pemerintahan, kementerian yang format ideal segala macam, dengan isu-isu yang secara signifikan akan ikut sharing dalam rumusan materi­materi ini. lni kami juga minta tanggapan dari Pemerintah karena tidak mungkin Pansus pada posisi hari ini sudah masuk ke level Panja. Kami bergerak sendiri Pak, tidak bersama-sama. Saya kira 2 (dua) hal ini yang kami minta respon dari Pemerintah.

Silahkan.

PEMERINTAH: Terima kasih.

Saya kira gagasan itu bagus sekali, kami menyambut baik. Memang kita menginginkan satu produk Undang-Undang yang memang tidak hanya dipahami oleh Pemerintah dan Dewan tapi juga bisa dipahami oleh masyarakat luas. Dengan demikian akan ada dukungan yang sangat kuat. Hanya memang teknisnya yang kita pikirkan dalam bentuk apa. Karena dalam bentuk seminar itu biasanya kita dalam kerangka membentuk naskah akademis sebelum kita melahirkan draf final. Karena ini sudah draf final, domainnya itukan ada pada Pemerintah dan DPR, sedangkan DIM-nya dibuat oleh Pemerintah. Sehingga memang sosialisasi ini nanti adalah sebuah sosialisasi yang harus kita pikirkan betul. Artinya jangan nanti secara teknis kita terjebak melanggar ketentuan. Misalnya seperti ini, tidak mungkin dalam posisi walaupun ini merupakan DIM yang sudah dibuat Pemerintah, kewajiban saya untuk mempertahankan itu. Dan tidak mungkin tidak dibenarkan lagi untuk melakukan perubahan terhadap DIM, kecuali di dalam pembahasan Panja atau Pansus itu sendiri. Apabila ini kita pahami maka bagaimana teknisnya itu agar supaya memang apa yang akan kita bahas ini betul-betul tidak disalahartikan sebagai the critical academic, malah nanti lho ini keliru. Mestinya pada saat naskah akademis kita diajak bicara, kok sekarang sudah dalam forum ini baru bicara. ltu yang kita harus ini.

Tapi intinya kami setuju bahwa memang kita perlu untuk sama-sama menyampaikan, ini lho yang sedang di bahas, seperti ini, DIM-nya seperti ini, kami ingin masukan dari masyarakat. lni saja yang kami sampaikan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Pak Tosari cukup ya? Pak Arbab silahkan.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 12 -

WAKIL KETUA (ARBAB PAPROEKA, SH/F-PAN): Terima kasih.

Bapak Menteri yang kami hormati, Bapak/lbu Anggota Pansus yang kami hormati,

Assalamu'a/aikum Warahmatul/ahi Wabarakaatuh.

Kami hanya ingin ingatkan bahwa sebelum naskah RUU ini seperti saat hari ini di tangan kita, telah banyak hal-hal yang telah kita lakukan baik pada saat sebelum menjadi Rancangan Undang-Undang maupun pad a saat bagaimana naskah akan disusun. Telah sangat banyak ahli didatangkan di DPR untuk mendengar masukan-masukannya dan paling tidak ada 10 (sepuluh) perguruan tinggi saat ini di Indonesia Timur, Tengah, dan Barat kita telah dengar pikiran-pikiran mereka tentang materi muatan dalam Rancangan Undang-Undang ini. Dan paling tidak juga ada sekitar 4-5 negara yang Pansus ini datangi dari Amerika sampai Eropa maupun Asia untuk mengadakan komparasi mengenai hal yang sama di negara-negara lain.

Kalau tidak salah tadi Bapak Menteri mengangkat 2 (dua) hal yang amat sering juga disampaikan di sini oleh berbagai pihak yang memberi pengertian terhadap Rancangan Undang-Undang ini. Yang pertama analisis mengenai pemahaman konstruksi Pasal 17 mengenai pembentukan, pengubahan, penggabungan, dan pembubaran. Dalam 3 (tiga) makna itu ada satu pertanyaan yang mendasar apakah karena itu lalu materi muatan Undang­Undang ini hanya mengatur 3 (tiga) hal itu. Namun demikian karena ternyata materi muatan Undang-Undang ini kita tidak berhenti sampai di situ saja tapi ada hal-hal lain yang juga kita masukan. ltu yang pertama.

Kedua, ada ingatan juga menyangkut prerogatif presiden. Semua Anggota Pansus ini sangat hati-hati pada saat membahas mengenai prerogatif presiden karena dipahami demikian oleh karena kita telah mendapat masukan baik dari ahli tata negara maupun ahli politik. Dan kami mendapat satu keyakinan bahwa pada saat Undang-Undang berbicara maka seharusnya prerogatif itu berhenti. Tinggal sekarang bagi kita adalah apa memang prerogatif itu kita maknai dalam keieluasaan presiden untuk menentukan struktur kementerian maupun orang­orangnya dengan segala macam syarat-syaratnya ataukah kita perlu mengaturnya di dalam Undang-Undang ini. Saya kira hal-hal yang disampaikan tadi itu adalah bagian-bagian yang telah pernah terbicarakan di sini dan saya kira dalam forum lobby nanti kita akan lebih maju lagi. Karena kalau tidak salah setelah dua kali kita mengadakan pertemuan dengan Pak Menteri dan kita juga telah menyepakati beberapa hal walaupun mungkin akan ada penajaman-penajaman pada forum-forum yang lain. Demikian Pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPA T: Terima kasih Pak Arbab.

Bapak/lbu yang kami hormati, Bapak Menteri,

Maka agenda rapat yang pertama tentang penjadwalkan sudah kita sepakati akan kita mulai dengan forum-forum lobby, mengintensifkan forum lobby. Dan tentunya kalau sudah ada

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

" - 13 -

perkembangan lebih lanjut akan di-follow up ke Panja. Kedua, tentang ranah peran publik anggaran Undang-Undang ini. Jangan tiba-tiba lalu mendadak publik tidak mengetahuinya. Pemerintah juga menyepakati harus ada peran publik, harus ada sosialisasi, dan sebagainya. Namun yang secara prinsipil teknis pelaksanaannya perlu diperhitungkan betul. Jangan sampai nanti ada inkonsistensi dengan posisi Pemerintah maupun posisi Dewan pada tahapan apa, berkenaan dengan numenklaturnya, dengan judulnya. Jangan sampai kita niat baik malah menimbulkan problem di kemudian hari. lni dipertimbangkan catatan-catatan itu.

Dan sebelum kami menutup pertemuan pada hari ini maka izinkanlah melalui segenap Anggota Pansus terutama dari pihak Pemerintah, Pimpinan mungkin akan mem-follow up, menindaklanjuti kesepakatan Rapat Kerja pada hari ini diantaranya mungkin pembahasan materi lobby tidak dalam bentuk format draf Rancangan Undang-Undang tetapi mungkin kami akan membuat semacam cluster topik tentanng struktur, tentang ini, tentang ini, dan ada kolom pendapat fraksi dan segala macam. Supaya nanti dari hari-hari setiap agenda pembahasan itu ada report, ada record perkembangan-perkembangan yang ada. ltu akan kami persiapkan. Tentunya pandangan Pak Arbab Pabroeka yang menyampaikan tadi sedikit, sekilas, flash back tentang apa yang sudah kami serap dari sekian banyak perguruan tinggi dan sebagainya itu mungkin nanti akan kelihatan di matriks yang akan kami persiapkan.

Dan untuk selanjutnya mungkin nanti pihak Sekretariat kami harapkan Pak Ristam dan kawan-kawan untuk terus menjaga intensitas komunikasinya dengan pihak Sekretariat Jenderal berkenaan dengan monitoring penjadwalan-penjadwalan ini. Karena kesibukan Pak Menteri dan kesibukan kami juga ini, hampir semua merangkap ini Pak. Selesai jam ini ditutup maka pada kabur ke Pansus-pansus yang lain karena juga sudah ditunggu. !tu bisa disesuaikan. Sehingga seluruh agenda prolegnas yang ditargetkan ini bisa tercapai dengan sebaik-baiknya. Saya kira ini beberapa ha! yang dapat kami sampaikan.

Sebelum kami menutup, masih ada yang mau disampaikan Pak? Cukup? Saya kira demikian. Baiklah, dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah, SWT, rapat hari ini kami nyatakan ditutup.

Wassa/amu'alaikum Warahmatul/ahi Wabarakaatuh.

(RAPAT DITUTUP PUKUL ... WIB)

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

~~~~ ~~- ~

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPA T KERJA PANITIA KHU SUS

RUU TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat Acara rapat Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir

2007 - 2008 IV

Rapat Kerja Terbuka Kamis, 29 Mei 2008 Pukul 10.00 WIB Ruang Rapat Komisi Ill, Gd. Nusantara II Paripurna Lt. 1 Membicarakan tentang Jadwal Pembahasan RUU KN Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si Ors. Riyadi Santoso, M.Si 29 dari 50 Anggota A. Pimpinan Pansus

1. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa 2. Permadi, S.H. 3. Dr. H. Achmad Fauzie, SH

B. Anggota Pansus I. Fraksi PG

4. Rambe Kamarulzaman, M.Sc. 5. Ors. Eldie Suwandie 6. Ors. Taufik Hidayat, M.Si 7. H. Mesir Suryadi, SH 8. Dr. H. Abdul Gafur

11. Fraksi PDl-P 9 Ors. H. Djoemad Tjiptowardojo, M.M. 10. Suwignyo 11. Taufan Tampubolon, SE,MM 12. Wiliem M. Tutuarima

Ill. Fraksi PD

IV. Fraksi PPP 13. Ors. H.A. Chozin Chumaidy

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 2 -

V. Fraksi PAN 14. H. Patrialis Akbar, SH

VI. Fraksi KB 15. Ors. Saifullah Ma'shum 16. Dr. HA Effendy Choirie, MH

VII. Fraksi PKS 17. Agus Purnomo, S.IP. 18. Mustafa Kamal, S.S. 19. Refrizal

VII!. Fraksi BPD

IX. Fraksi PBR 20. H. Ade Daud lswandi Nasution

X. Fraksi PDS

lzin: 1. Arbab Paproeka, SH (Wakil Ketua/F-PAN) 2. GBPH. H. Joyokusumo (F-PG) 3. Dr. H.M. Markum Singodimejo (F-PG) 4. Ors. H.A. Razak Porosi (F-PDIP) 5. Angelina Sondakh. S.E. (F-PD) 6. Dr. Benny Kabur Harman, SH (F-PD) 7. Ors. Lukman Hakiem (F-PPP) 8. Nidalia Djohansyah Makki (F-PAN) 9. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc. (F-PAN) 10. H. Hermansyah Nazirun, SH (F-PAN) 11. Masduki Baidlowi (F-KB) 12. Aboe Bakar Al-Habsyi (F-PKS)

KETUA RAPAT (AGUN GUNANDJAR SUDARSA): Rapat kerja Pansus Rancangan Undang-Undang Kementerian Negara pada hari ini

dengan mengucapkan Bismillahirohmanirohim kami buka.

KETOK PALU 1 X

Dan kami nyatakan terbuka untuk umum. Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semua. Bapak Menteri Hukum dan HAM, Bapak Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

beserta dengan jajaran Pemerintah. Segenap unsur Pimpinan yang hadir Pak Permadi, Pak Fauzi dan segenap Anggota

Pansus. Pertama kali mengawali rapat kerja pada pagi hari ini kami ingin menyampaikan hal­hal sebagai berikut, yang pertama tentang agenda acara pada rapat hari ini terbatas hanya membicarakan tentang jadwal acara rapat. Jadi jadwal acara rapat rancangan materi telah

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 3 -

kami haturkan kepada segenap Anggota Pansus termasuk juga kepada pihak Pemerintah. Dimana dalam rancangan jadwal acara ini kami merencanakan dalam masa sidang ke 4 tahun sidang 2007-2008 yang akan berakhir pada tanggal 18 Juli 2008 ini.

Dalam rancangan jadwal acara ini kami harapkan sudah bisa kami selesaikan. Dengan pertimbangan tentunya bahwa rapat internal Pansus di DPR kami sudah menyelenggarakan dalam masa sidang ini selama 2 kali mengadakan rapat. Dan dalam rapat internal tersebut kami menyepakati dari pihak DPR, oleh karenanya nanti kami minta tanggapan dan respon dari pihak Pemerintah bahwa pihak DPR menghendaki pembahasan rancangan undang­undang ini bisa diselesaikan dalam masa sidang ke 4 tahun sidang 2007-2008 ini yang limitasi waktunya berakhir pada tanggal 18 Juli 2008. dengan pertimbangan, yang pertama bahwa rancangan undang-undang kementerian ini sudah cukup lama menjadi prioritas di dalam program legislasi nasional. Sebagai sebuah rancangan undang-undang yang memang menjadi kewajiban DPR dan Pemerintah untuk bisa diselesaikan. Namun dalam perjalanannya rancangan undang-undang ini memang cukup lama dalam pembahasan sampai mengalami beberapa kali pembahasan dalam perubahan-perubahan draft. Diawali dari draft rancangan undang-undang kementerian negara dari usul inisiatif DPR kemudian menyusul adanya draft hasil penyempurnaan di ciloto.

Kemudian rancangan yang ketiga berikutnya juga hasil konsinyering di santika. Dan yang terakhir draft rancangan undang-undang hasil rapat kerja pembahasan antara DPR dan Pemerintah. Dan untuk itu didapatkan 149 dim, diantaranya ada 44 dim yang pihak pemerintah itu minta di hapus. Sehingga panja sudah dibentuk, namun materi-materi yang utama dan yang terpenting yang menjadi konten dari undang-undang tersebut justru dari pihak pemerintah ini banyak yang meminta itu dihapus yang pada akhirnya disepakati itu menjadi bagian yang dipending dan disepakati untuk diselesaikan dalam forum lobby. Karena panja pada hakekatnya sudah terbentuk. ltulah perkembangan-perkembangan pembahasan yang terkait dengan agenda atau jadwal acara yang akan kita sepakati pada rapat kali ini.

Dengan demikian karena memang sudah sangat amat mendesaknya waktu, maka diawal-awal masa sidang ke 4 inilah diharapkan bisa diselesaikan dengan pertimbangan pula diantaranya kalau melalui atau melampaui masa sidang ke 4 ini di khawatirkan tidak tersedia lagi alokasi waktu yang cukup. Karena banyak sekali rancangan undang-undang yang pada hari ini pun harus juga bisa diselesaikan oleh DPR masa bakti 2004-2009 ini, diantaranya rancangan undang-undang tentang Pemilihan Umum Presiden, rancangan undang-undang susduk, Rancangan Undang-Undang tentang Wilayah Negara, Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan Kekuasaan Kehakiman dengan tempat lingkungan peradilan termasuk rancangan undang revisi terhadap KY, MK, MA dan seterusnya. Belum lagi ada banyak rancangan undang-undang yang juga harus diselesaikan. Dengan pertimbangan-pertimbangan itulah maka rancangan jadwal acara ini disusun. Diantaranya pada hari ini kita mengadakan rapat kerja dengan agenda penetapan jadwal acara rapat-rapat kegiatan pansus rancangan undang-undang kementerian negara yang pada breakdown berikutnya kami ingin sampaikan dalam rancangan ini, setelah rapat kerja ini selesai diharapkan pada tanggal 4 juni 2008, ini di dalam rancangan ada rapat intern. Sesungguhnya bukan rapat intern membahas materi panja tetapi diharapkan pada tanggal 4 juni karena belum sempat ini diperbaiki karena baru kemarin kami rapat internalnya Pak.

Tanggal 4 juni kita persiapkan ada rapat lobby, yaitu lobby antara pimpinan pansus dan pihak pemerintah dalam hal ini menteri hukum dan ham, menteri negara pendayagunaan apratur negara dan menteri sekretaris negara. Pada tanggal 4 juni inilah. Pada tanggal 4 juni ini agenda yang pertama adalah agenda teknis, tata cara penyelesaian yang terbaik dalam forum lobby tersebut dalam konteks substansinya itu bagaimana membicarakannya dan membahasnya Pak. Yang tentunya setelah ada pembicaraan secara lebih teknis antara pimpinan pansus dengan bapak-bapak menteri. Ketiga menteri diharapkan itulah nanti ketika

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 4 -

memasuki lobby yang mencerminkan keseluruhan anggota pansus melalui unsure fraksi-fraksi lobby tersebut bisa berjalan. Karena tidak mungkin kita masuk ke lobby tentang agendanya apa, substansinya yang mana, posisinya seperti apa itu yang mungkin unsure pimpinan harus ketemu terlebih dahulu.

lni adalah hasil keputusan rapat intern. Sehingga diharapkan pada tanggal 4 juni kita ada lobby lebih dulu. Kemudian setelah materi lobby yang agenda yang lebih detil antara unsure pimpinan dengan pihak pemerintah ini bisa terselesaikan dengan baik, maka terlebih dahulu pihak DPR akan mengadakan rapat internal lebih dulu pak. Supaya konsolidasi substansi diantara segenap anggota pansus, diantara fraksi-fraksi, diantara sesame anggota fraksi pun itu sudah selesai pak. Jadi pada posisi itulah tentunya dengan merujuk substansinya itu dari sejumlah agenda point yang dipersiapkan unsure pimpinan dengan pihak pemerintah tadi. Sehingga ketika memasuki lobby diharapkan akan bisa berjalan efektif. Setelah substansi materi lobby itu clear/selesai, maka langsung masuk ke panja. Namun tetap proses pengambilan keputusan terhadap materi lobby tetap proses pengambilan keputusannya itu di tingkat rapat kerja. ltu yang memang sudah menjadi bagian mekanisme undang-undang nomor 10 yang tidak mungkin materi-materi tersebut diputuskan pada tingkat panja begitu saja karena kewenangan-kewenangan juga pada akhirnya harus diputuskan pada level panja. Tentunya kalau materi-materi panja yang membreakdown dari materi lobby itu sudah selesai secara teknis akan dilanjutkan dengan tim perumus, dengan tim sinkronisasi pengambilan keputusan tingkat pertama ditingkat pansus dan pengambilan keputusan tingkat 11 di sidang paripurna diharapkan pad a akhir masa sidang kita pad a tanggal 18 Juli itu, sud ah bisa kita selesaikan.

Demikian rancangan yang dapat kami persiapkan. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini dari meja pimpinan termasuk seluruh anggota pansus kami minta respon dan tanggapan dari pihak pemerintah yang tentunya kehadiran bapak menteri hukum dan ham, menteri pendayagunaan aparatur negara. Sudah kami umukan lebih dulu pak dan sudah kami terima tentang surat presiden dengan penunjukan bapak menteri hukum dan ham dan menteri negara pendayagunaan aparatur negara sebagai pihak pemerintah yang pada akhirnya menjadi tiga kementerian yang hadir dalam pembahasan rancangan undang-undang ini. Dan kami menyambut dan merespon dengan baik karena pada hakekatriya rancangan undang­undang ini menjadi sebuah perintah konstitusional, pasal 17 ayat (4) dimana pembentukan, pengubahan, dan pembubaran sebuah kementerian itu harus diatur dengan undang-undang.

Demikian sebagai pengantar, dari apa yang dapat kami sampaikan. Nah tentunya pada kesempatan ini yang pertama respon dari pemerintah terhadap agenda acara itu tentang jadwal yang kami sampaikan tadi. Lalu yang kedua juga mungkin ada gagasan-gagasan pemikiran dari bapak berkenaan dengan berbagai hal materi lobby yang tentunya kita belum masuk sesungguhnya kepada substansi materi. Tapi beberapa hal yang juga sebagai informasi, hal-hal yang dihapus itu berkenaan dengan istilah pengklasifikasian kementerian. Ada kementerian utama, yang dimaksud kementerian utama itu adalah kementerian yang terkait sebagaimana ada dalam undang-undang dasar dan kementerian yang memang harus ada, seperti Menhan, Menlu, Mendagri, Menteri Keuangan, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Agama, itu bagian yang utama pak menjadi sendi-sendi. Lalu ada pengklasifikasian kementerian pokok. Kementerian pokok itu lebih difokuskan kepada kementerian yang berkenaan secara langsung dengan aspek-aspek urusan-urusan pelayanan publik seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur dan seterusnya. Dan ada kementerian khusus. Kementerian khusus ini lebih difokuskan kepada kementerian yang lebih bersifat kepada kebijakan-kebijakan tidak teknis operasional, seperti menteri pendayagunaan aparatur negara, kementerian bappenas, kementerian riset dan sebagainya.

Nah ini yang memang saran dari pihak pemerintah, itupun minta dihapus. Kami tidak ingin memasukkan itu pada substansinya tapi itu mungkin bagian-bagian materi lobby pada level pimpinan yang diharapkan agenda pembahasan itu bisa berjalan. Termasuk diantaranya

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 5 -

juga yang minta dihapus tentang hubungan kementerian dengan lembaga pemerintah non depertemen. Karena kami juga dari DPR mengkhawatirkan sekali, jangan sampai nanti setelah undang-undang kementerian ini lahir ada tapi masih bermunculan keputusan-keputusan presiden yang menempatkan lembaga-lembaga negara itu setingkat, sederajat secara protokoler dengan posisi menteri. Lalu apa makna dari undang-undang kementerian? lni juga menjadi problem yang juga harus disikapi. Termasuk korelasi dengan hubungan kementerian dengan pemerintahan daerah.

Memang betul ada undang-undang nomor 32, tapi senyatanya dari sudut pandang dewan hari ini sudah banyak sekali urusan-urusan antara pusat dan daerah yang timbul masalah. Posisinya seperti apa, kami pada posisi ingin membicarakan itu secara baik. Apakah putusannya tetap ada? Atau tidak ada, inilah semangat yang kami ingin sampaikan. Nah, kami harapkan tentunya gagasan-gagasan pemikiran ini mendapatkan porsi, mendapatkan respon dari pihak pemerintah tidak dalam posisi langsung dihapus begitu saja. Bagaimana penyikapan ini, yang jelas kami dari dewan siap untuk membicarakannyam, mensetujui. Karena pembentukan undang-undang kami tidak mungkin bisa jalan sendiri tanpa ada persetujuan dari pemerintah pun kami tidak bisa merumuskannya.

Saya kira mungkin cukup Pak. Sebagai pengantar dari kami seperti itu, kami persilakan kepada bapak menteri hukum dan ham, dan bapak menteri pendayagunaan aparatur negara untuk memberikan tanggapan, pandangan, dan pemikiran-pemikirannya serta pendapatnya atas hal-hal yang telah kami sampaikan tadi.

Demikian kami persilakan.

PEMERINTAH (MENHUKHAM/ANDI MATTALATTA): Bismillahhirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum wr.wb. Pimpinan dan anggota pansus yang kami hormati. Kalau lihat-lihat kalender saya, pansus ini bekerja sudah hampir 2 tahun barangkali

pak. Iba rat orang berlayar, kita ini sedang di tengah la utan. Dari kiri, kanan banyak angin. ltu yang membuat barangkali pansus ini sedikit agak stagnan, kiri, kanan banyak gangguan karena banyak pansus yang sedang berjalan, angota-anggotanya terlibat dimana-mana. Mau mengakselerasi kecepatan maju juga agak gamang, karena 2009 kita akan menghadapi Pemilu presiden, mungkin banyak gangguan-gangguan psikologis diantara kita. Apakah ini mengganggu presiden yang akan datang atau akan membantu presiden yang akan datang? Sehingga pikiran-pikiran kita diwarnai ramalan-ramalan yang mungkin benar, mungkin juga tidak benar. Dari samping berat, mau maju ada pikiran-pikiran, mau mundur juga susah karena perintah konstitusi menghadang kita di belakang. Konstitusi menyuruh kita berangkat. Berangkatlah dengan perintah bahwa membubarkan, menggabungkan kementerian negara harus dengan undang-undang. Jadi mundur tidak mungkin karena itu perintah undang-undang dasar. Tidak mungkin adalah mengurangi gangguan ke samping dan mengurangi beban untuk melangkah maju ke depan.

Nah kalau kita melihat pesan konstitusi, sebetulnya tidak banyak pak. Yang dibutuhkan disitu, menggabungkan dan membubarkan kementerian negara, lalu apa syaratnya? Tapi sebelum membubarkan dan sebelum menggabungkan, berarti negeri ini punya modal dasar. Modal dasar yang akan digabung, modal dasarnya apa? ltu yang kita tidak punya selama ini. Secara komprehensif memang kita mempunyai undang-undang pokok agraria yang mengatur modal dasar kementerian agraria. Ada beberapa undang-undang lain yang menyebut eksistensi menteri-menteri tertentu. Tetapi sebagai sebuah komprehensif dan sebagai sebuah kesatuan dalam pemerintahan, kita tidka punya itu. Yang saya katakan tadi sebagai sebuah modal dasar. Nah barangkali itulah yang kita pertimbangkan, yang harus dibahas di sini. Apa modal dasar sehingga kita punya alasan mau menggabungkan, mau membubarkan? Karena

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 6 -

kalau kita membubarkan berarti ada sesuatu yang sudah ada. Kita mau menggabung, ada sesuatu yang sudah ada. Sesuatu yang sudah ada itu apa? Substansinya apa? Batasnya apa? Jumlahnya apa? Dari dasar pemikiran itulah, pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam undang-undang. Yang sudah ada ini apa perlu dibentuk kembali? Apakah yang dimaksud pembentukan itu hanya yang baru saja? Atau yang ada ini direinkarnasi? Karena hanya dengan itu baru kita bisa berbicara mengenai pembubaran. Bagaimana kita bisa berbicara mengenai pembubaran sebelum jelas apa yang mau dibubarkan. Bagaimana kita mau berbicara menggabungkan sebelum jelas apa yang mau digabung.

Yang saya katakan tadi dengan istilah modal dasar. Nah modal dasar itu banyak kaitan, ada kaitannya dengan jumlah, ada kaitannya dengan jenis, dan ada juga yang melihat eksistensi kementerian negara ini bukan sekedar sebagai sebuah symbol untuk melaksanakan tugas-tugas kenegaraan. Tapi juga mempunyai beban simbol persatuan. Dengan sekian banyak ragam etnis di tanah air, kita mempunyai suku kira-kira dialeg kebahasaan aja ada 500-an, pulau ada 17.000, apakah bangsa Indonesia misalnya ini suatu saat mau menerima susunan cabinet kalau di dalamnya tidak ada satu pun orang jawa? Atau di dalamnya tidak ada satu pun orang dari sumatera? Jadi selain beban-beban cabinet seperti yang saya katakan tadi untuk melancarkan tujuan negara seperti diamanatkan oleh pembukaan undang-undang dasar 1945, "melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan seterusnya". Kementerian negara juga memikul beban-beban persatuan, beban kebangsaan. Cuma porsi-porsinya itu berapa? Mungkin di dalam ruang lingkup itulah kita bertugas. ltulah sebabnya bapak pimpinan pansus dan anggota pansus yang kami hormati, pemerintah mengusung 3 orang menteri untuk membicarakan ini.

Pertama menteri sekretaris negara yang dekat dengan pusat kepresidenan, pusat kekuasaan yang kira-kira bisa memberikan gambaran tentang beban-beban tugas yang dibutuhkan oleh presiden. Dia mengtus menteri pendayagunaan aparatur negara karena ini terkait dengan birokrasi. Kita sudah punya pengalaman, bagaimana peliknya menyelesaikan persoalan-persoalan kalau ada sebuah departemen yang tiba-tiba bubar. Birokrasinya dibawa kemana? Atau digabung, bagaimana mengatur eselonisasi-eselonisasi? Kemarin saya ketemu dengan anggota DPR, ada pepatah jawa katanya "ada burung kepalanya kecil tapi ekornya panjang". Kalau kita cuma melihat kepalanya membubarkan cabinet, membubarkan kementerian, menggabung kementerian masalahnya kecil. Tapi setelah dilakukan ternyata ekornya banyak, ekornya besar. ltulah sebabnya juga menpan juga ada disini. Dan tentu karena ini undang-undang, ya menteri hukum juga ditugaskan bersama dengan bapak-bapak dan ibu ibu.

ltulah barangkali gambaran yang ada dalam pikiran pemerintah. Sehingga pemerintah tidak punya pikiran lain kecuali maju, karena mundur tidak mungkin. Dalam rangka maju itulah kami melihat schedule, agenda yang ditawarkan oleh pansus pada prinsipnya kami dari pemerintah bisa memahami, bisa menyepakati karena toh surat dari presiden mengutus kami bertiga bisa bersama-sama, bisa juga sendiri-sendiri. Karena kami juga tahu, karena menterinya juga puny2 banyak pekerjaan di luar itu.

ltulah respon dari kami dan mohon perkenan bapak tambahan dari rekanan kami menteri pendayagunaan aparatur negara.

PEMERINTAH (MENPAN/TAUFIK EFFENDI): Bismillahhirrahmanirrahim. Assa/amu'alaikum wr.wb. Satu hal yang menarik ini. di dalam acara yang disampaikan kepada kami yang pada

prinsipnya kami bisa menerima, itu ada dua kali lobby. Lobby ini menunjukkan adanya kehendak bersama yang ikhlas untuk menyelesaikan masalah ini dengan baik dan tepat.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 7 -

Barangkali sebelum kita duduk bersama dalam lobby, harus ada kesamaan kita. Tanpa ada 3 kesamaan tidak mungkin terjadi kata-kata yang sepakat. Kesamaan tentang pasal 17 undang­udnang dasar 1945, yaitu kesamaan persepsi tentang undang-undang itu. Kita baca dengan bahasa yang sama dan pengertian yang sama.

Yang kedua kesamaan tujuan. Kesamaan persepsi diikuti dengan kesamaan tujuan. Persepsi saja sama, tujuannya berbeda-beda kita tidak akan bisa. Sama persepsi, sama tujuan, kemudian sama di dalam kita menentukan bagaimana actionplainnya seperti apa. Barangkali disini adalah, pada hakekatnya undang-undang ini suatu konsep. Suatu konsep demokrasi ke depan yang sangat visioner. Ada dia konsep, makanya dikenal ada prinsip 4 c. C yang pertama adalah konsep yang jelas, memang betul konsep. Tadi antara lain yang disampaikan oleh pak andi. Konsep yang pragmatis, komprehensif, dan jelas. Sangat jelas, jelasnya seterang kristal, orang mengatakan crystal clear concept. Yang kedua adalah, kompeten. Kita mampu melaksanakan konsep itu. Sesuai dengan kondisi obyektif bangsa dilandasi oleh kondisi obyektif bangsa, sejarah bangsa, cita-cita bangsa yang sangat dalam. Sejarah menentukan kita melihat, bapak saudara-saudaraku tercinta. Di Nusantara ini lebih dari 30 kerajaan yang pernah ada di nusantara ini. Dan usianya pendek-pendek pak, nggak ada yang panjang-panjang. Belanda yang menjajah kita itu yang dipimpin oleh turunan orange van nassel masih ada sampai sekarang, ribuan tahun usianya kerajaan itu. Kerajaan jepang juga ribuan tahun usianya. Kerajaan kita itu pendek-pendek dan hancurnya itu bukan oleh serangan musuh. Tapi dari dalam, ini kita harus we back it our consideration. Kita sesungguhnya punya niat baik tapi kita berangkat dari diagnosa yang berbeda akibatnya pengobatannya berbeda. Kita kira pak andi cuma sakit perut biasa, kita kasih bodrek padahal beliau maag. ltu nanti kita bahas dalam lobby.

Kemudian ada sesuatu yang orang tidak punya, kita tidak hanya berbicara out put di dalam pembahasan, tinta naskah akademis kita hanya membicarakan out put tetapi kita seyogyanya juga bericara masalah out come. Saya beri contoh yang sangat sederhana, ibu memasak. Dia tidak selesai hanya dengan memasak. Masih diikuti lagi, memasak aja itu dimakan dengan lahap oleh putra-putranya. ltu belum selesai juga. Makanan itu sehat, halalan toyyiban. Demikian jauhnya out put dan out come. Kita bagus sekali dengan three in one, kita tidak bayangkan itu ada joki begitu banyak. Jadi satu hal lagi bahwa di dalam hal ini tanpa mengetahui kondisi obyektif bangsa kita tidak bisa bicara sekedar hitam dan putih. Karena antara hitam dan putih itu ada ribuan warna antara. Karena itu barangkali kesamaan­kesamaan ini yang kita persiapkan dalam kita melangkah ke dalam kita melakukan lobby. Untuk itu barangkali, dalam kaitannya adalah bagaimana melihat kondisi obyektif. Saya bayangkan mengenai birokrasi saja. Jumlahnya, penyebarannya, kompetensinya. Contoh saja misalnya, departemen keuangan 62.000 pegawainya, sedangkan bu ani perlunya hanya 30.000, yang 30 lagi mau dikemanakan? Salah satu masalah. Nggak bisa simple begitu saja. Pemecahannya, kaitannya dengan investasi, kaitannya dengan segala macam. lni saya kira barangkali yang kita harus. Yang keempat adalah, ini merupakan sesuatu yang sangat strategis. Maju dan harus visioner ke depa. Tentu kita tidak ingin meniru Gorbachev dengan Glassnot, akhirnya dia menjadikan Rusia dengan 15 negara. Rusia yang dibikin hebat itu karena salah langkah dengan Glassnot dan Perestroika, jadi 15 negara itu. Yugoslavia jadi 6 negara sebentar lagi 7 negara. lni betul-betul langkah yang sangat kita dukung karena ini sangat strategis. Dan akhirnya barangkali tentunya kita di dalam setiap langkah kita, kita punya kisi-kisi. Kisi-kisinya itu adalah UUD 1945, taat azas, manfaat dan mudharat. Disini banyak orang yang bijak, saya yakin kita akan sampai kepada manfaat dan kita jauh dari mudharat, insya Allah.

Assalamu'alaikum wr. wb.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 8 -

KETUA RAPAT: Terima kasih kami sampaikan kepada Menteri Hukum dan HAM, Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara dari apa yang kita ikuti bersama. Bapak dan segenap anggota pansus, nampaknya bahwa rancangan jadwal acara

yang sudah kita persiapkan mendapatkan tanggapan, respon yang juga cukup positif dan pada titik kepentingan yang sama. Bahwa rancangan undang-undang ini adalah sebuah rancangan undang-undang yang memang ini perintah undang-undang dasar. Tidak mungkin kita membiarkan begitu saja karena pihak pemerintah dan DPR juga tidak mungkin tidak patuh kepada konstitusi. Dan untuk itu bahwa undang-undang ini memang begitu sangat penting, sangat strategis bahkan diharapkan undang-undang ini bisa tetap menjangkau jauh ke depan dengan tetap memperhatikan karakterisktik kondisi bangsa kita. Termasuk karakteristik mesin birokrasi yang secara faktual ini ada. Jadi bagaimana disampaikan tadi oleh menteri hukum dan ham, bagaimana kita mau membentuk, bagaimana kita mau membubarkan, bagaimana mau menggabungkan sementara yang ada sekarang ini mau diperlakukan seperti apa. lni modal yang mungkin juga menjadi bagian yang harus kita pertimbangkan. Namun dari gambaran berikutnya dari bapak menpan disampaikan bahwa kisi-kisi yang harus kita pegang terkait dengan undang-undang dasar, yang kedua ya tentunya taat azas, dan yang tentunya menjadi consensus kesepakatan kita. Memang kita ingin dengan undang-undang ke depan ini bisa memberikan manfaat yang jauh lebih optimal sehingga system pemerintahan presidensil ke depan dengan komposisi cabinet melalui undang-undang kementerian negara ini diharapkan adanya satu kepastian hukum dan adanya satu dalam pelayanan public. Dan juga satu kepastian dalam bagi mesin birokrasi itu sendiri. Karena tidak mungkin tanpa ada landasan pengalaman-pengalaman pahit kita dimasa yang lalu, masalah pembentukan, pembubaran, penggabungan itu juga menimbulkan problem demokrasi itu sendiri dan problem bagi rakyat karena fungsi pelayanan pun akan menjadi sedikit.

Saya kira inti dari apa yang disampaikan seperti itu. Jadi hakekatnya berkenaan dengan jadwal acara ini sudah tidak ada masalah, hanya mungkin di dalam rapat disampaikan untuk materi-materi lobby ke depan ini diharapkan dengan prinsip-prinsip itu semua kita bisa berjalan melangkah jauh ke depan.

Baik ibu dan bapak agenda kita sudah selesai tidak ada hal yang lain. Tapi kami tetap masih ingin memberi kesempatan, mungkin ada tambahan dari Pak Permadi.

Silakan Pak Permadi.

PERMADI (KETUA PANJA) Terima kasih saudara ketua. Bapak Menteri Hukum dan HAM, Bapak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Negara. Kami melihat ada 2 yang sensitive di dalam masalah ini. Yang pertama sejak semula

itu adalah hak prerogative presiden. Kami ingin mengemukakan atau menekankan bahwa hak prerogative presiden sama sekali tidak diusik. Karena sangat jelas bahwa perintah undang­undang dasar adalah pembentukan kementerian negara. Jadi kementerian negaranya ditentukan dalam undang-undang. Hak prerogative presiden adalah memilih orangnya, siapa yang akan dipilih itu hak prerogative presiden. Jadi tidak benar kalau hak prerogative presiden untuk menentukan kementerian itu memang diatur dalam undang-undang dasar ditentukan oleh undang-undang bukan oleh presiden.

Kemudian kita melihat juga masalah anggaran belanja. Kalau tidak dibatasi departemennya, katakanlah pernah 100 menteri, 67 menteri, 40 menteri, sekarang 33 atau berapa itu anggaran belanja akan terabaikan. Apalagi ada ketentuan 20% minimal untuk anggaran pendidikan. Dan itu sedapat mungkin kami akan menggabungkan pembentukan­pembentukan ini sehingga terdapat keseimbangan di dalam pemberian anggaran belanja itu.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 9 -

Sehingga tidak lagi dibagi 100 departemen atau 60 departemen, tapi betul-betul sudah dan presiden masih diberikan kesempatan untuk menambah. untuk merubah asalkan dengan persetujuan DPR.

Nah, 2 ha! pokok ini periu kami kemukakan karena nampaknya selama inilah menjadi ganjelan mulai dari Pak Yusril, Pak Hatta memang belum teralu intens ya tetapi nampaknya masih mempersoalkan hak prerogative juga. Dengan demikian, dengan masuknya 2 menteri ini kami harapkan pemahaman-pemahaman. Karena DPR itu tidak ada maksud untuk membatasi hak presiden. lni betul-betul berlaku bagi siapapun presidennya yang akan dating. lni perintah undang-undang dasar 1945. Kita mencoba untuk membuat sebaik-baiknya. Nah kalau sudah ada titik temu, dan saya yakin bapak menteri hukum dan perundang-undangan berasal dari DPR mungkin bisa lebih mengerti jiwa DPR dan lain sebagainya. Saya pikir waktu yang ditentukan akan dapat tercapai dalam 2 bulan ini kita akan menyelesaikan rancangan undang­undang ini menjadi undang-undang.

Demikian tambahan kami, terima kasih atas perhatian.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak permadi. Dari floor ada? Saya daftar dulu, pak Sofyan, Pak Gafur,

Pak Ade. Sementara itu dulu ya.

F-KB (DRS. H. SAIFULLAH MA'SHUM): Terima kasih pimpinan. Bapak, ibu anggota pansus dan pak menteri dan jajarannya yang kami hormati. Syukur alhamdulillah pagi ini kita bisa bertemu untuk memulai kerja konstitusional kita

untuk merampungkan tugas berat kita untuk menyelesaikan ruu kementerian negara. Memang soal materi kita bisa membahas lebih panjang dan itu sudah terjadi sejak lama baik pada forum raker, panja, maupun nanti lobby. Tapi paling tidak kami ingin mencermati dan mencoba mengusulkan langkah konkrit menyangkut soal bagaimana strategi kita untuk supaya komitmen kita menyelesaikan undang-undang itu bisa terlaksana dengan tepat waktu.

Kita punya rencana bahwa awal juni itu kita sudah mulai pembahasan paling tidak pada forum lobby. Kemarin kita sepakat di internal pansus ini bahwa kita akan adakan konsolidasi internal fraksi-fraksi untuk mencoba, adakah langkah maju dari kita fraksi-fraksi merespon dan mencermati betul dim dari pemerintah yang sekian puluh itu dialihkan ke panja, sekian banyak pada forum lobby dan sebagian dihapus dan semacam itu. Mungkin di tingkat kami akan ada kemajuan-kemajuan menyangkut soal setelah kita berkonsolidasi mungkin ada sedikit progress untuk lebih ada tidak titik temu. Sebaliknya yang kami harapkan, saya usul konkrit, bisa nggak dalam waktu dari sekarang sampai berapa hari menuju lobby itu juga ada langkah kemajuan dari pihak pemerintah untuk konsolidasi kesekian kali mungkin dari sekian materi. Tetap saja kita posisinya masih tetapkan kita begitu terus pemerintah ya begitu itu. Kita paham kita punya tujuan sama dan punya konstruksi yang sama memformat sebuah kementerian yang betul-betu! form dan bsia menopang tentang kondisi bangsa itu. Tapi pada tingkat implementasi dalam ruu itu menjadi sangat berbeda. Kita muncul dengan design dan konstruksi semacam itu, pemerintah munculnya begitu itu dengan banyak penghapusan­penghapusan itu. Namun kalau saya boleh usul supaya lebih cepat itu, bisa nggak ada konsolidasi ulang dari pihak pemerintah untuk mana-mana sih yang mungkin bisa tetap kekeh untuk tidak bisa mungkin kita diganggu gugat dari pemerintah dan mana yang mungkin bisa agak dikit lebih cair sehingga nanti pada forum lobby itu kita sudah langsung bisa ketemu dengan moda pembahasan kita di forum lobby dan panja-panja sendiri.

Saya kira itu pimpinan hanya usulan konkrit kami yang menyangkut soal konsolidasi dari pihak kami dan pihak pemerintah.

Terima kasih.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 10 -

KETUA RAPA T: Baik. Saya respon saja karena memang tidak ada kewajiban pemerintah untuk

merespon. Pada prinsipnya sekedar masukan. Tambahan informasi dari meja pimpinan. Memang di dalam jadwal ini kami tidak membuat jadwal secara lebih detail pak. lni besaran. Jadi dijadwal detail di luar ini sebetulnya ada, diantaranya pada tanggal 6, 7, dan 8 kita akan konsinyering pak khusus internal pansus dalam rangka menkonsolidasikan keseluruhan substansi yang akan kita bahas. Di luar itu, Pak Saifullah memang kami sudah juga tadi sampaikan pada tanggal 4 juni itu unsure pimpinan akan ketemu dengan bapak-bapak menteri. Mengagendakan teknis penyelesaian bagaimana substansi itu pada format yang dihapus dan lain sebagainya itu nanti mungkin akan sudah mulai kita kerja. Sehingga ketika masuk lobby lengkap dengan seluruh komponen fraksi itu kita sudah mendapatkan guidens yang jelas, itu sebagai tambahan saja.

Terima kasih pak Saifullah Ma'shum. Pak gafur, silakan.

F-PG (DR. H. ABDUL GAFUR): Yang saya hormati pimpinan pansus. Saudara-saudara Menteri Hukum dan Men pan beserta jajarannya yang saya hormati. Assalamu'alaikum wr.wb. Kalau menteri hukum katakan kita sudah 2 tahun, nah memang itu faktanya. Mengapa

dia begitu lama? Karena berbicara suatu undang-undang yang menyentuh eksistensi­eksistensi orang-orang, itu persoalannya. Jadi kita secara psikologis khususnya dari pemerintah itu dengar istilah-istilah baru dalam undang-undang draft pertama dulu, jadi ributnya bukan main. Padahal undang-undang dasar memerintahkan kita. Jadi kalau kita kerjakan ini ya kita ini, tidak mentaati undang-undang dasar. Kalau tidak kita kerjakan sama sekali.

Apapun bentuk undang-undang ini, apapun namannya dia, akarnya memang di undang-undang dasar itu saja. Dan pak menpan betul ya jadi azas manfaat dan segala macam itu harus kita perhatikan betul-betul. Dan mengapa undang-undang dasar dapat mengalami perubahan itu, ya karena memang pengalaman kita yang pahit. Dari sejak bung karno bentuk cabinet yang pertama sampai sekarang kurang lebih 37 kabinet sampai sekarang ini, seenaknya saja itu kok eksekutif membubarkan, mengganti nama dari pertama nama ini diganti. Nah para reformis ini melihat itu maka amandemen undang-undang dasar masuk itu. Cuma itu saja kok sebetulnya.

Jadi menurut saya pada tahap sekarang ini marilah kita percepat saja, keseriusan juga dari pihak pemerintah. Karena DPR ini boleh dikatakan sangat sudah optimal, belum maksimal tapi sudah optimal melaksanakan tugasnya. Tapi karena bikin undang-undang ini tidak boleh DPR sendiri harus juga sama pemerintah ya bersama dengan pemerintah. Saya, saudara­saudara menteri rajin mempelajari sejarah pembentukan cabinet-kabinet sejak proklamasi itu. Dan memang negeri ini tidak pernah konsisten dalam satu system apapun juga, apakah system politik atau system ekonomi. Kita tidak pernah konsisten. Beda dengan negara lain. 17 Agustus tahun 45, Bung Karno mengumumkan system presidensial, September sudah mulai berubah. Parlementer kembali dia. Kemudian kita bergumul dengan undang-undang yang lebih liberal, undang-undang sementara republic berjalan begitu lama, kampanye kita. Tahun 55, pemilu yang dianggap demokratis, tapi apa yang terjadi? Kabinet jatuh bangun tidak sampai satu tahun usianya. Dekrit 5 juli kembali lagi. Nah dalam tangan bung karno inilah muncul Kabinet 100 Menteri. Karena memang tidak ada guldens, tidak ada undang-undangnya mematok. Karena kebetulan, pansus ini mengirim tim-timnya ke luar negeri mencoba membandingkan dengan pemerintah-pemerintahan. The founding fathers kita itu sebetulnya dalam menyusun undang-undang dasar 1945 itu, lebih kurang mendekati undang-undang

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 1 l -

dasar amerika. Tapi amerika lebih tegas lagi, jangankan menteri, wakil mereka di pbb harus minta persetujuan daripada senat, wakil ke pbb. Nah kita disini hanya mau mengatur saja tentang pembentukan, pembubaran daripada partai itu jangan seenaknya aja. Tiba-tiba bubar departemen social, datang bencana siapa lagi yang akan mengurusnya kita sudah tidak tahu. Departemen penerangan dibubarkan, pemuda olahraga dibubarkan. Jadi sesuai selera pemimpin.

Nah, kita di DPR ini khawatir betul ke depannya. Whoever the presiden is? Harus ada guidensnya. Betapapun sederhananya undang-undang ini, insya Allah nanti. Kami minta ada keseriusan daripada pemerintah, kalau tadinya hanya pak yusril sudah ditambah mehukam dan menpan, tolong saudara-saudara bertiga ini bersama-sama dengan pimpinan pansus dan kami semua, kita serius memenuhi jadwal ini. Agar supaya presiden terpilih 2009 itu sudah ada guidensnya. Sudah ada ketentuannya dalam itu tidak menggerogoti prerogative presiden, sama sekali tidak. Beliau silakan juga kalau dipandang perlu membentuk cabinet menteri, kementerian yang diperlukan, silakan saja juga. Tetapi dengan undang-undang ini kita atur supaya tidak seenaknya seorang presiden itu membubarkan kementerian, itu saja. Apalagi sekarang, partai pun tidak bis a dibubarkan.

Nah, jadi itu saja saudara pimpinan pansus, kiat bertemu siang hari ini dan kami setuju jadwal yang sudah diatur ini coba kita patuhi saja. Mudah-mudahan juli ini selesai dia karena kita juli ini sud ah mulai kampanye di partai-partai politik ini. You don't want have any more time, apalagi 2009. Jadi batas waktu itu kita kejar bersama-sama, kita selesaikan dan keseriusan dari pemerintah. Supaya undang-undang ini sesuai dengan perintah konstitusi negara kita tahun 45 itu kita laksanakan dengan sebaik-baiknya.

Terima kasih bapak ketua.

KETUA RAPAT: Terima kasih Bang Gafur. Pak Ade Daud Nasution. Pak Ade dulu, sebentar pak

Rambe.

F-PG (RAMBE KAMARUZAMAN): Berlanjut saja, 1 menit saja. Satu adalah ini sudah ada posisi. Dari posisi ini sudah ada

kita setujui. inikan berubah ini semua. Disetujui, yang disetujui 35 panja masuk kita tinggal proses masuk. Agar jangan nanti dalam pembahasan tentu dipanja. Yang sudah kita setujui ini ya mentah lagi. lni saya kira harus menjadi catatan kita. Oleh karenanya pak menteri hukum dan ham, disini tadi yang menjadi persoalan kita sebenarnya adalah tinggal satu. Persepsi seperti yang dikatakan oleh saudara menteri penertiban aparatur. lni hanya soal persepsi pembentukan. Yang dulu pembentukan tidak termasuk menyebut kementerian mana. Minta dihapus, minta dihapus, kalau kita kaji. Kita menginginkan ya harus, itu saja. lni jangan bunyi undang-undang dasar hanya masuk saja di dalam undang-undang, ya itu tidak pas.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Rambe. Ya, pak Ade Daud Nasution.

F-PBR (ADE DAUD NASUTION): Ya. Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum wr. wb. Terima kasih pimpinan pansus. Kawan-kawan pansus, pak menteri. Pak Andi Mattalatta, dan pak Taufik.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 12 -

Saya sejak semula lihat draft ini. saya tuh punya pikiran selalu bahwa pemerintah kayak takut sama undang-undang ini. Saya pikir karena ini bahasa konstitusi, apalagi pak andi tadinya duduk disini sekarang duduk disana. Mungkin bilang bahwa ini bagaimana kan kita suku, kita banyak. Saya pikir selama pak andi berpikiran begini, Indonesia nggak akan maju. Karena seorang menteri itu nggak lebih dari seorang CEO (event organize) sebetulnya. Kalau kebetulan ya memang putra Papua ya pilih dari papua tapi kalau dia dari papua nggak bisa apa-apa kan akhirnya negara kayak begini, nggak maju-maju. Jadi pikirannya, saya pikir kalau bisa ini justru itu bahwa seorang pembantu presiden begitu dia masuk ke cabinet dia udah mesti lepas partainya. Yang problem kan ini semua. Partainya ini yang bikin pusing, secara langsung atau nggak langsung. Contohnya aja ini kebetulan Effendi Choirie nggak disini. Nari sekarang aja orang yang PKB dua orang aja dikabinet bingung, ini PKB atau apa? Jadi udah bingung semuanya.

Jadi kalau saya bilang kembali ini, kembalilah ke profesi. Kalau memang dia ahli, pak andi mattalatta memang seorang s.h., dosen nah pantes menteri, pak menteri ham kan ngertikan masalahnya. Dan saya lihat juga disini pak. Kalau dilihat dari bahasa konstitusi ini, karena apa? Kita itu presiden itu yang dirunding hak prerogative kalau yang perlu diminta atau hak veto sebetulnya. Kita negara yang namanya presidensil hak vetonya nggak ada. Akhirnya kerjanya pemerintah baik-baikin DPR. lni dengan kata lain ini kita sebut, baik-baikin DPR. Lahirlah cerita Bl, lahirlah Depkeu, lahirlah yang dibilang ayat 14 daripada APBN-P, yang kira­kira jadi masalah selalu. Jadi kalau saya pikir mungkin kawan-kawan pansus ini harus kita dalami masalah ini pak, profesionalisme. Karena saya pikir seorang menteri itu nggak lebih seorang pembantu presiden. Jadi istilahnya kalau kita lihat di negara maju yang demokrasinya udah ratusan tahun, seperti pak taufik bilang tadi katakan bahwa seorang menteri di amerika itu bisa dari partainya bisa bukan. Kenapa? ltu hak prerogative presiden. Jadi presidennya yang nggak perlu takut-takut. Tunjuk, nggak perlu tunjuk orang partainya kalau perlu, kalau bisa temannya memang dia ahli, tunjuk. Nah disitu namanya bahwa seorang presiden adalah legitimate. Nah itulah yang kita musti bawa supaya konstitusi ini jelas, bahwa ini tujuannya kelihatannya sekarang pemerintah ini agak sedikit mau kucing-kucingan. Wah nanti dikerjain sama DPR, ada pikiran begitu dalam hati kecil saya, sejak mula dari DIMnya keluar ini begini, saya lihat. Saya pikir dalam ha! ini dalam ke depan itulah musti kita pikirkan.

Makasih. Wassa/amu'afafkum wr.wb

KETUA RAPAT: Teria kasih pak ade. Tidak ada lagi yang lainnya? Cukup. Baik jadi, Pak Wignyo.

Silakan Pak Wignyo. Kita focus ke agenda ya pak Wignyo ya.

F-PDIP (SUWIGNYO): Terima kasih saudara pimpinan. Sebenarnya ketika saya membaca rancangan kegiatan pada hari ini adalah

menentukan jadwal. Tetapi ketika kita mendengarkan dari perwakilan bapak presiden, dari bapak menteri ternyata masih ada beberapa hal yang kita perlu harus memprihatinkan lagi terhadap perjalanan panjang yang sudah dilalui oleh pansus ini. Misalnya seperti tadi yang dikemukakan oleh pak menteri menpan, bahwa kita sudah ada kesepahaman dulu, ada pengertian, ada sama ini, sama itu. Sehingga sampai perjalanan yang sampai sekarang ini 35 DMI disetujui, 13 DIM masuk panja, 30 pending untuk di lobby, kemudian 17 DIM di timus, 17 minta dihapus pemerintah pada waktu itu. Artinya sudah tidak ada lagi, hapus seolah-olah gitu. Kita harus kembali dari nol. Oleh karena itu sekali lagi dengan hadirnya 3 menteri yang sudah ditugaskan oleh pak presiden untuk bersama pansus ini, kami harapkan itu bisa lebih lancarlah. Nggak tujuannya kita ingin memperkuat posisi presidensil, memperkuat hak

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 13 -

daripada presiden untuk menjalankan kewajibannya. Sehingga dalam pansus ini tidak ada upaya-upaya sebagaimana dikemukakan pak permadi tadi untuk mengebiri atau mengurangi hak kewenangan presiden. Tetapi untuk memberikan payung hukum agar supaya dikemudian hari tidak terlalu goyang pemerintah ini karena selalu berubah-ubah. Sistemnya berubah kemudian juga banyak hal yang oleh masyarakat bangsa ini, banyak yang melakukan penyimpangan-penyimpangan dariapda undang-undang dasar.

Oleh karena itu saudara-saudara pimpinan mengingat bahwa sudah kita sepakat bahwa kita akan menjalankan terus perjalanan pansus ini. Harapan kami kepada pimpinan untuk segera dalam lobby-lobby dilaksanakan sehingga 3 menteri ini bisa memberikan suasana yang lebih lancar.

Sekian terima kasih.

KETUA RAPAT: Ya terima kasih. Bapak-bapak yang kami hormati. Masukan-masukan sudah kami terima, jadi kami kembali ke jadwal. Hal-hal yang

disampaikan oleh pak saifullah ma'shum, bang gafur, pak rambe, pak ade daud nasution, dan pak wignyo, itulah yang pada akhirnya jadwal ini yang harus bisa menjawab. Oleh karena yang pertama kami sampaikan tadi, bahwa pada tanggal 4 juni yang akan dating itu akan ada pertemuan pansus yang diwakili oleh unsure pimpinan untuk bertemu dengan menteri hukum ham, menteri pendayagunaan aparatur negara, dan menteri sekretaris negara untuk bagaimana hal-hal yang berkenaan dengan 44 DIM dan sebagainya itu. Ketika kebijakan atau rumusan pembicaraan lobby pimpinan itulah yang nantinya menjadi format, yang akan menjadi item, agenda, substansi materi yang sudah termatrikulasi gitu pak, yang akan menjadi bagian pekerjaan dari lobby. Lobby itu nanti unsure pimpinan dengan pihak pemerintah dan tentunya nanti dari anggota melalui representative perwakilan dari masing-masing fraksi. Bahkan dalam forum lobby pun sudah kita sepakati sekaligus kami melapor ke pak menteri, menyampaikan informasi bahwa dalam forum lobby tersebut pun tidak tertutup kemungkinan akan menghadirkan kemungkinan yang bukan anggota pansus. ltu masih dibuka pak, apabila mungkin masih ada unsure pimpinan fraksi yang berkehendak berniat untuk ikut terlibat. Kan tetap ketok palunya bukan dilobby itu pak, ketok palunya tetap diforum rapat kerja. ltu yang artinya akan kami cerna. Untuk itu pula kami sampaikan pak Wignyo, kita memang perlu untuk konsolidasi. Pak Chozin kemarin juga melalui pembicaraannya penting secara keseluruhan melalui pak lukman tempo hari untuk substansi-substansi pemikiran-pemikiran itu untuk kita melakukan pendalaman. Sehingga kita sepakati konsinyering itu tanggal 6, 7, dan 8 kita konsinyering. Tentunya input hasil lobby antara pimpinan dengan pemerintah itu sudah kita dapatkan. Demikian mungkin beberapa hal sebagai informasi tambahan.

Sebelum kami menutup, mungkin dari pemerintah ingin ada crossing statement atau terakhir. Masih ada pak andi? Silakan.

PEMERINTAH (MENHUKHAM/ANDI MATTALATTA): Saya tidak percaya pansus ini akan membuat yang terbaik buat bangsa, itu saja.

KETUA RAPA T: Terima kasih bapak Menteri Hukum dan HAM, Bapak Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara beserta dengan jajarannya. Kami juga dari meja pimpinan, saya, pak Permadi, pak Fauzi juga menyampaikan

penghargaan dan terima kasih kepada rekan-rekan angota pansus disela-sela kesibukan kita semua masih bisa hadir dalam rapat kerja dengan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

- 14 -

Menteri Hukum dan HAM dalam rangka pembahasan agenda rancangan undang-undang tentang kementerian negara ini.

Rapat ini kami tutup dengan mengucapkan Alhamdulil/ah hirabbil'alamin.

KETOK PALU 3 X

Wassalamu'alaikum wr. wb.

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISA LAH RAPATKERJA PANITIA KHUSUS

RUU TENTANG KEMENTERIAN NEGARA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK iNDONESIA

Tahun Sidang Masa Persidangan Rapat ke Jenis Rapat Sifat Hari, tanggal Waktu Tempat Acara rapat

Ketua Rapat Sekretaris Rapat Hadir

2008- 2009 I

Rapat Kerja Terbuka Kamis, 16 Oktober 2008 Pukul 10.00 WIB Ruang KK V, lantai 1 Gd. Nusantara DPR-RI 1. Laporan Panja 2. Pendapat Akhir Mini Fraksi 3. Penanda tanganan Draft RUU KN Ors. Agun Gunandjar Sudarsa, M.Si Ors. Riyadi Santoso, M.Si 29 dari 50 Anggota A. Pimpinan Pansus

1. Ors. Agun Gunandjar Sudarsa 2. Permadi, S.H. 3. Dr. H. Achmad Fauzie, SH 4. Arbab Paproeka, SH

B. Anggota Pansus I. Fraksi PG

5. Rambe Kamarulzaman, M.Sc. 6. Ors. Eldie Sueandie 7. GBPH. H. Joyokusumo 8. Dr. H.M. Markam Singodimejo 9. H. Mesir Surya~i, SH 10. Ora. Chairunnisa, M.A. 11. Dr. H. Abdul Gafur

II. Fraksi PDl·P 12. Dr. Yasonna H. Laolly, S.H .. M.Sc. 13. Ors. H. Djoen-1ad Tjiptowardojo, M.M. 14. Ors. Soewarno

/Ill. Fraksi PD

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

2

Ill. Fraksi PD 15. Dr. Benny Kabur Harman, SH 16. Marcus Silano

IV. Fraksi PPP 17. Drs. H.A. Chozin Chumaidy 18. Drs. Lukman Hakiem

V. Fraksi PAN 19. Nidalia Djohansyah Makki 20. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc.

VI. Fraksi KB 21. Masduki Baidlowi 22. Drs. Saifullah Ma'shum 23. KH. Ahmad Rawi 24. Dr. H.A. Effendy Choirie, MH

VII. Fraksi PKS 25. Agus Purnomo, S.IP. 26. Mustafa Kamal, S.S.

VIII. Fraksi BPD 27. Jamaluddin Karim, SH

IX. Fraksi PBR 28. H. Ade Daud lswandi Nasution

X. Fraksi PDS 29. Carol Daniel Kadang, S.E, M.M.

lzin: 1. Taufan Tampubolon, SE,MM (F-PDIP) 2. Angelina Sondakh, S.E. (F-PD) 3. Refrizal (F-PKS) 4. Prof. Dr. M. Ryaas Rasyid, MA (F-BPD)

KETUA RAPAT (DRS. AGUN GUNANDJAR SUDARSA, M.SI): Baiklah ibu dan bapak yang kami hormati, Rapat Kerja Panitia Khusus RUU tentang

Kementerian Negara pada hari ini, kami nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum.

KETOK PALU 1 X

Assalamu'alaikum warahmatul/ahi wabarakatuh. Yang terhormat segenap pimpinan dan anggota Pansus. Yang saya hormati Bapak Menteri Sekretaris Negara beserta dengan jajarannya,

Bapak Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara beserta dengan jajarannya, serta Bapak Menteri Hukum dan HAM yang dalam hal ini mungkin diwakili.

/Pertama-tama ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah Subahanahu wata'ala yang telah melimpahkah rahmat dan karuniaNya kepada kita semua, sehingga pada hari ini dalam suasana yang cukup baik ini, kita dapat bertemu kembali untuk melaksanakan tugas konstitusional kita untuk menyelesaikan RUU tentang Kementerian Negara ini dalam keadaan sehat wal'afiat.

Sesuai dengan laporan dari pihak sekretariat, Rapat Kerja Pansus ini diharapkan sesungguhnya bisa dihadiri oleh seluruh unsur fraksi, dan seluruh anggota yang berjumlah 50 orang. Yang seyogianya tadi dibuka pada pukul 10.00 WIB. Namun karena menunggu terpenuhinya ketentuan Pasal 99 ayat (1) Peraturan Tata Tertib Dewan, syarat korum, maka pada kesempatan ini kita sudah bisa membuka rapat ini. Karena sesuai dengan ketentuan Pasal 99 ayat (1) rapat ini telah dihadiri oleh 8 fraksi dan 23 orang.

Bapak Menteri dan segenap jajarannya, segenap pimpinan dan anggota Pansus yang kami hormati.

Sesuai dengan agenda rapat, pada kesempatan kali ini ada 3 (tiga). Yang pertama adalah mendengarkan laporan Panja yang akan disampaikan langsung oleh Ketua Panja Bapak Permadi. Setelah menyelesaikan laporan Panja, lalu kita juga akan mengambil penyikapan atas laporan Panja ini. Mungkin nanti kita lihat ada beberapa hal yang masih perlu kita selesaikan. Dan tentunya forum rapat kerja ini, untuk bisa mengambil keputusan terhadap beberapa hal yang mungkin masih ada beberapa catatan. Setelah itu, bisa kita selesaikan, baru kita masuk kepada penyampaian pendapat akhir mini. Pendapat Akhir Mini yang akan disampaikan oleh masing-masing fraksi dan setelah itu masuk kepada agenda acara berikutnya yaitu pengambilan keputusan dan diakhiri dengan penanda tanganan naskah rancangan undang-undang ini yang lnsya Allah apabila pada hari ini, keseluruhan substansi materi bisa kita selesaikan sesuai dengan agenda acara. Pada jam 1 (satu) ini diharapkan, kami pimpinan Pansus diundang untuk mengikuti rapat Bamus, untuk mengagendakan pengambilan keputusan tingkat 2 (dua). Dan dalam rencana di Sadan Musyawarah, apabila kita bisa menyelesaikan tugas Pansus ini, lnsya Allah mungkin pada tanggal 21 kita akan bawa rancangan undang-undang ini ke Sidang Paripurna dalam rangka pengambilan keputusan tingkat 2 (dua). ltulah beberapa hal, termasuk agenda acara rapat pada pagi hari ini.

Dan tentunya kita berharap segala problem, segala permasalahan ataupun mungkin nanti catatan-catatan yang masih belum bisa kita selesaikan. Kami segenap pimpinan Pansus mengharapkan kepada segenap anggota Pansus, maupun pihak pemerintah kiranya dapat keseluruhan ini diselesaikan dalam forum rapat kerja ini. Jadi kami berharap betul pada waktu Paripurna itu, sudah tidak ada lagi hal-hal yang tertinggal. Jadi diharapkan semangat kita untuk menuntaskan persoalan itu pada saat rapat kerja ini.

Demikian pengantar dari pimpinan dan untuk selanjutnya kita memasuki agenda yang pertama yaitu penyampaian hasil panitia kerja yang akan disampaikan oleh Bapak Permadi. Dengan segala hormat, kami persilahkan.

KETUA PANJA (PERMADI, SH/FPDIP): T erima kasih saudara ketua. Saya akan membacakan laporan panitia kerja sebagai berikut. Laporan Panitia Kerja RUU tentang Kementerian Negara, Kamis 16 Oktober 2008. Assalamu'alaikum warahmatu/lahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang terhormat Saudara Pimpinan dan anggota Pansus RUU tentang Kementerian

Negara. Yang terhormat Saudara Menteri Sekretaris Negara beserta jajarannya.

/Yang terhormat ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

4

Yang terhormat Saudara Menteri Hukum dan HAM atau yang mewakili beserta jajarannya.

Yang terhormat Saudara Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara beserta jajarannya.

Hadirin sekalian yang kami muliakan. Pertama-tama marilah kita memanjatkan puji dan syukur kita kepada Allah, Tuhan

Yang Maha Esa karena atas perkenan-Nya kita dapat menghadiri rapat pada hari ini dalam keadaan yang sehat walafiat.

Pada kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih atas perhatian Pemerintah dan seluruh anggota Pansus RUU tentang Kementerian Negara, yang telah berkenan hadir untuk mendengarkan laporan panitia kerja. Saya selaku ketua panitia kerja, bermaksud menyampaikan laporan kepada Pansus dalam rapat kerja terkait dengan pembahasan RUU tentang Kementerian Negara, yang telah dilakukan dan telah menerima laporan hasil Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi.

Pimpinan, anggota para menteri dan hadirin sekalian yang berbahagia. Kami ingin menyampaikan, bahwa Panitia Kerja RUU tentang Kementerian Negara

telah dibentuk berdasarkan hasil Rapat Kerja dengan Pemerintah pada tanggal 21 Juni 2007. Panja ini telah berjalan cukup lama, kurang lebih 1'B bulan. Sedangkan Pansusnya telah berjalan hingga hari ini sekitar 3 tahun, 1 Yz bulan yaitu mulai 30 Agustus 2005 sampai dengan 16 Oktober 2008. Untuk melancarkan proses pembahasan RUU tentang Kementerian Negara, Panja telah membentuk Tim Perumus dan Tim Sinkronisasi. Timus dan Timsin telah melakukan rapat pada tanggal 8 dan 9 Oktober, dan tanggal 11 sampai 12 Oktober di lstana Negara Cipanas Provinsi Jawa Barat.

Kami ingin menyampaikan pula, bahwa setelah terbentuk tanggal 21 Juni 2007 Panja mengalami kevakuman yang cukup lama. Selain telah terjadi pergantian Mensesneg dari Bapak Yusril ke Bapak Ir. Hatta Radjasa. Di DPR sendiri telah disepakati, untuk mendahulukan pembahasan RUU Paket Politik khususnya pembahasan RUU tentang Pemilu, hingga akhir tahun 2007. Dengan keluarnya Surat Presiden Nomor Rl.21/Pres/4/2008 tanggal 1 April 2008 Presiden telah menunjuk 3 (tiga) menteri yaitu Mensesneg, Menhukum dan HAM, dan Menpan untuk mewakili Pemerintah melanjutkan pembahasan RUU tentang Kementerian Negara. Surat Presiden tersebut, telah membawa semangat baru untuk menyelesaikan proses pembahasan RUU tentang Kementerian Negara hingga selambat-lambatnya akhir 2008. Lebih khusus lagi pada akhir masa sidang yang sekarang ini. Pada saat Panja mulai bekerja, Pansus menugaskan Panja untuk melakukan pembahasan mendalam atas materi RUU yang berdasarkan raker tanggal 15, 21, dan 22 Maret 2008 sebagai bahan Panja. 35 DIM telah disetujui, 13 DIM ke Panja, 39 DIM loby atau pending, 17 Timus dan 17 dihapus.

Kemudian setelah dilakukan loby-loby 17 DIM dihapus. Kemudian setelah dilakukan loby-loby dan konsolidasi antara Pansus dengan Pemerintah, materi yang dipending dapat dihidupkan kembali dengan menyusun rumusan-rumusan alternatif. Berdasarkan rapat Panja tanggal 2 Juli 2008, telah menyetujui 2 materi, menghapus 5 materi dan menyepakati 23 materi DIM untuk dibawa ke Timus. Sedangkan rapat Panja tanggal 3 Juli 2008, berhasil menyepakati 39 materi ke Timus, 10 materi dihapus, dan 14 materi dipending.

Materi-materi Panja yang dibahas dan dirumuskan kembali adalah DIM nomor 57 dan 63 sampai 87 Susunan Organisasi Kementerian. 109 dan 120 alasan Pemberhentian Menteri telah disetujui langsung dibahas ke Timur.

Dua, DIM 88 sampai 97 Pembentukan, Pengubahan dan Pembubaran Kementerian telah disetujui dibahas Timus dengan catatan meminta Pemerintah merumuskan kembali.

/Tiga, ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

5

Tiga, DIM 58 sampai 62 nomenklatur Kementerian telah disepakati untuk meminta Pemerintah merumuskan terkait DIM 21 tentang Pengelompokan berdasarkan pada amanat UUD 1945.

Empat, DIM 111, 112 Larangan Jabatan, b Organisasi Politik, yang semula pending telah dibahas dan disepakati Timus, Timsin untuk dimasukan dalam penjelasan umum.

Lima, DIM 123 sampai dengan 126, Hubungan Fungsional Kementerian dengan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK), dan DIM 127 Hubungan Kementerian dengan Pemerintah Daerah telah berhasil dirumuskan kembali dan telah disepakati Timus dan Timsin.

Enam, DIM 128 sampai 137 mengenai Pemerintah Daerah disetujui dihapus. Tujuh, DIM 139 sampai 141 Ketentuan Peralihan telah dirumuskan kembali Timus dan

Timsin. Delapan, DIM 143 rumusan Pemberlakukan Undang-undang disetujui langsung

dibahas Timus. Pimpinan, anggota, para menteri dan hadirin sekalian yang berbahagia. Selanjutnya pada tanggal 15 Oktober 2008, Panja telah menerima laporan hasil

pembahasan di tingkat Timus dan Timsin. Adapun rincian hasil yang dicapai dalam rapat Panja sebagai berikut.

Satu, Pasal 5 ayat (2) dan ayat (3), Panja dapat menerima usulan Tim Perumus, mengenai urusan Pemerintahan agar dirumuskan ulang dengan cara mengelompokan atau mendekatkan satu sama lain, dan bukan merinci satu per-satu. Pengelompokan ini dimaksud untuk mempermudah pemahaman dalam membaca RUU.

Dua, Panja dapat menerima usulan Tim Perumus untuk ditambah pasal baru, Pasal 10 yang mengatur bahwa Presiden dapat mengangkat Wakil Menteri pada Kementerian yang menangani urusan tertentu. Hal tersebut, mengingat fakta yang ada pada saat ini, telah diangkat Wakil Menteri Luar Negeri. Sendangkan untuk ke depan diharapkan tidak hanya pada Kementerian Luar Negeri, tetapi pada Kementerian yang menangani urusan tertentu yang dianggap tepat untuk dapat diangkat seorang Wakil Menteri. Adapun rumusan Pasal 10 adalah sebagai berikut, Pasal 10, dalam hal terdapat beban kerja yang membutuhkan penanganan secara khusus Presiden dapat mengangkat Wakil Menteri pada Kementerian tertentu, ini telah disepakati.

Tiga, Pasal 19 mengatur mengenai pengubahan Kementerian akibat pemisahan atau penggabungan dilakukan dengan pertimbangan DPR. Dalam pembahasan di Tim Perumus Menteri Negara PAN, dan Menteri Hukum dan HAM telah memberikan persetujuannya. Khusus Menteri Sekretaris Negara baru memberikan pendapat pada rapat Panja tanggal 15 Oktober 2008. Adapun rumusan pasal sebagai berikut, Pasal 19, 1 (satu) ayat (1) Pengubahan sebagai akibat pemisahan atau penggabungan Kementerian dilakukan dengan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat Ayat (2) Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan Dewan Perwakilan Rakyat paling lama 7 (tujuh) hari kerja sejak Surat Presiden diterima. Ayat (3) apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Dewan Perwakilan Rakyat belum menyampaikan pertimbangannya, Dewan Perwakilan Rakyat dianggap sudah memberikan pertimbangan. Pasal ini sudah disepakati kemarin.

Empat, mengenai Pembubaran Kementerian sebagaimana diatur dalam Pasal 21. Panja dapat menerima usulan Tim Perumus, bahwa Kementerian dapat dibubarkan oleh Presiden dengan meminta pertimbangan DPR, kecuali Kementerian yang menangani urusan Agama, Hukum, Keuangan dan Keamanan harus dengan persetujuan DPR-RI.

/Lima,. ..

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

6

Lima, untuk Masalah Pengangkatan, khususnya Pasal 22 ayat (2) Panja dapat menerima usulan Timus, agar huruf e, f, g, dan huruf h dipertimbangkan untuk tetap dimasukan dalam pasal ini, sebagaimana persyaratan untuk dapat diangkat sebagai menteri. Sehubungan dengan itu Panja menyerahkan kepada Pansus, untuk dapat memberikan keputusan. Adapun rumusan pasal sebagai berikut, Pasal 22 ayat (1) Menteri diangkat oleh Presiden. Ayat (2) untuk dapat diangkat menjadi menteri seseorang harus memenuhi persyaratan a, b, c, d sudah definitif disetujui yaitu a. Warga negara lndonesi. b. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. c. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan, Sehat Jasmani dan Rohani. Adapun yang masih menjadi kontroversi antara sesama anggota DPR adalah huruf e, f, g, h yaitu memiliki integritas dan kepribadian yang baik, mempunyai kompetensi dalam bidang tugas kementerian, memiliki pengalaman kepemimpinan, sanggup dan dapat bekerja sama sebagai pembantu Presiden. Dan i juga sudah disetujui tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih.

Tujuh, masalah Menteri larangan merangkan jabatan organisasi politik yang diatur dalam Pasal 23 huruf b Panja dapat menerima usulan Tim Perumus untuk menghapus huruf b. Namun substansi mengenai larangan perangkapan jabatan dijelaskan pada penjelasan umum.

Selanjutnya Panja telah merumuskan ulang penjelasan umum, khususnya paragraf 7 dan 8.

Delapan, Panja dapat menerima usulan Tim Perumus untuk menata susunan ayat yang mengatur masalah pemberhentian dalam Pasal 24. Semula Pasal 24 terdiri atas 2 ayat dan diubah menjadi 3 ayat. Namun dalam rapat Panja tanggal 15 Oktober 2008 Fraksi Partai Demokrat menyampaikan usulan untuk menghapuskan Pasal 24 ayat (3) dan menempatkannya dalam Pasal 24 ayat (2) huruf c. Sehingga menjadi Pasal 24, ayat (1) Menteri berhenti dari jabatannya karena, a. meninggal dunia atau b. berakhir masa jabatannya. Ayat (2) Menteri diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden karena a. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis. b. Tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga) bulan secara berturut-turut. c. Tidak melakukan tidak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih. d. Melanggar larangan ketentuan rangkap jabatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23. Atau e alasan lain yang ditetapkan oleh Presiden. Pasal dan ayat ini sudah disetujui.

Sembilan, Panja dapat menerima usulan Tim Perumus, bahwa pemberlakukan undang-undang ini dimulai sejak tanggal diundangkan.

Para menteri, pimpinan, anggota serta hadirin sekalian yang berbahagia. Perlu kami laporkan pula disini hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Tim Sinkronisasi.

Berdasarkan ketentuan pembentukan peraturan perundang-undangan, yaitu UU Nomor 10 tahun 2004. Timsin berupaya mensinkronisasikan, mulai dari judul RUU, konsiderans menimbang dan mengingat, bab-bab dan pasal-pasal serta ayat-ayat atau batang tubuh, beserta penjelasannya. Judul telah mencerminkan isi Undang-undang dan konsiderans RUU ini telah disempurnakan redaksionalnya. Tentang susunan bab, pasal dan ayat RUU ini terdiri dari 19 bab dan 28 pasal, tambah 3 pasal.

Selanjutnya diakhir laporan Panja ini, ijinkan kami untuk memohon kiranya forum Raker Pansus ini dapat mengambil keputusan menyetujui atas 4 pasal tersebut di atas yaitu Pasal 10 dan Pasal 19, serta Pasal 22 dan Pasal 24 yang sebenarnya hanya tinggal 1 pasal saja yaitu Pasal 22. Sedangkan yang lain sudah diterima dan diresmikan dalam rapat Panja kemarin.

/Demikian ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

7

Demikian laporan Panitia Kerja RUU tentang Kementerian Negara, kiranya dapat disetujui pada forum Raker ini dan atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih.

Wassa/amu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Jakarta 16 Oktober 2008 Pimpinan Panja RUU tentang Kementerian Negara Ketua Permadi. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Demikian kita telah sama-sama mendengarkan laporan Ketua Panja, berkenaan

dengan apa yang sudah dikerjakannya. Maka selanjutnya pada kesempatan ini ada beberapa hal sesuai dengan laporan Panja yang masih meminta persetujuan Rapat Kerja ini untuk diputuskan. Yaitu yang berkenaan dengan 4 Pasal yaitu Pasal 10, Pasal 19, serta Pasal 22 dan Pasal 24. Untuk itu kami menawarkan terlebih dahulu kepada forum yang terhormat ini untuk melanjutkan apa yang sudah disampaikan oleh Panja ini. Kami mengusulkan agar kiranya pasal-pasal yang sudah memang bulat, tidak ada lagi problem, kami usulkan untuk diambil keputusan dulu. Lalu setelah itu baru kita masuk kepada 4 hal yang akan kita bicarakan kembali. Bisa disetujui pertama ini. Setuju ya?

PESERTA RAPAT: Setuju.

KETOK PALU 3 X

KETUA RAPAT: Terima kasih ibu dan bapak anggota Pansus dan juga Pemerintah. Kita memasuki,

agenda berikutnya yaitu Pasal 10, Pasal 19, serta Pasal 22 dan Pasal 24. Kita bisa lihat di dalam draf rancangan yang sudah dikerjakan oleh Panja. Sebetulnya

yang di Pasal 10, ini ada di halaman 5 dalam draft rancangan undang-undang kita ini. lni sebetulnya tidak ada permasalahan. Pihak DPR juga sudah setuju, pihak Pemerintah juga sudah setuju, hanya proses pengambilan keputusannya memang ini sesuatu yang baru, tidak bisa didalam konteks forum di Panja. Tapi forum Raker inilah yang mengesahkan, karena ini substansi baru dimana rumusannya, dalam hal terdapat beban kerja yang membutuhkan penanganan secara khusus, Presiden dapat mengangkat Wakil Menteri pada Kementerian tertentu. Artinya posisi pengangkatan Wakil Menteri ini menjadi hak sepenuhnya kepada Presiden dan Kementerian apa saja yang membutuhkan Wakil, tentunya Presiden yang mengetahui beban-beban kerja itu. Saya rasa ini tidak ada masalah, bisa kita ketok dulu ini yah.

PESERTA RAPAT: Setuju.

KETOK PALU 1 X

/KETUA RAPAT: ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

8

KETUA RAPA T: T erima kasih. Pasal 10 selesai. Kemudian kita masuk ke Pasal 19 ada di halaman 7. Di halaman 7 ini juga pihak DPR

dan pihak Pemerintah terakhir konfirmasi terakhir dari Bapak Menteri Sekretaris Negara juga bisa menerima, yaitu berkenaan dengan substansi pengubahan kementerian. Pengubahan Kementerian itu adalah dengan cara menggabungkan satu urusan yang satu dengan yang lain, atau memisahkan urusan yang satu dengan yang lain menjadi nomenklatur baru. Nah, ini karena ada konsekuensi terhadap tugas-tugas konstitusional Dewan. Berkenaan dengan penyesuaian alat kelengkapan, membuat kebijakan fungsi pengawasannya, fungsi budgetnya, sehingga Presiden dalam rancangan undang-undang ini dimintakan, kalau ingin melakukan perubahan, terlebih dahulu meminta pertimbangan.

Dan pertimbangan ini, diatur dalam tempo 7 (tujuh) hari. Dan 7 (tujuh) hari ini bukan 7 (tujuh) hari masa sidang, tetapi 7 (tujuh) hari efektif kerja. Dimana 7 (tujuh) hari ini diharapkan forumnya pertimbangan, sesuai dengan mekanisme tata tertib itu tidak akan ada masalah. Karena Pimpinan Dewan, bisa segera mengundang Pimpinan Fraksi, disertai dengan alat kelengkapan yang terkait bisa langsung mengambil keputusan atas pertimbangan tersebut. Dan dalam tempo 7 (tujuh) hari apabila Dewan tidak melakukan itu, dianggap Dewan sudah memberikan pertimbangan. lni sudah sepakat bulat tidak ada masalah. Bisa disetujui yah.

PESERTA RAPAT: Setuju.

KETOK PALU 1 X

KETUA RAPAT: Terima kasih. Berikutnya sebelum ke Pasal 22 yang berat, saya masuk ke yang ringan dulu di Pasal

24. Pasal 24 ini ada halaman 9 yaitu tentang Pemberhentian Menteri di ayat (1) tidak ada masalah. Menteri itu berbenti dengan sendirinya begitu, karena meninggal dunia atau memang berakhir masa jabatan. Lalu di ayat (2) ketentuan yang mengatur tentang diberhentikannya seorang menteri itu karena, a. Mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis. Lalu yang b nya tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 bulan secara berturut-turut. Norma ini sama dengan undang-undang yang lain, yang c ini yang mungkin membutuhkan beberapa apa.

Dalam forum ini harus diungkapkan kembali, yaitu berkenaan dengan dinyatakan bersalah. Jadi kalau dinyatakan bersalah ini sudah ada putusan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. Lalu d. melanggar larangan, e. alasan lain. Nah, sementara yang bersangkutan ini sedang menjalankan proses hukum, rumusan yang sudah kita sepakati adalah di ayat (3) nya kita juga sudah setuju, Presiden memberhentikan sementara. Jadi Presiden memberhentikan sementara, artinya sebetulnya secara konstitusional menteri tersebut masih dalam posisi menteri. Hanya tidak lagi melaksanakan tugas-tugasnya karena diberhentikan sementara. lni prinsip yang dipakai pada waktu di Panja, kita disepakati seluruh Panja sampai ke Timus, sampai ke Timsin ini semuanya setuju. Hanya menjadi ada satu catatan, bahwa yaitu usulan dari Fraksi Partai Demokrat yang masih mengusulkan agar sejak didakwapun dia sudah diberhentikan.

/Sebetulnya ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

9

Sebetulnya kalau kita tarik ke rumusan ayat (3) nya ia memang sudah berhenti. Tapi prinsip yang kita rumuskan di masa yang lalu, yang kita sepakati itu adalah satu, kita menjunjung tinggi menghormati prinsip-prinsip hak asasi manusia, diantaranya ada asas pre assumption. Jadi asumsi tidak bersalah. Nah terhadap ini kami mungkin masih ingin memberi kesempatan kepada pengusul.

Saya dengan segala keterbukaan untuk bisa menyampaikan terlebih dahulu pemikiran-pemikiran. Kami persilahkan pak Benny Kabur Harman.

F-PD (DR. BENNY KABUR HARMAN): Terima kasih pimpinan Pansus, pihak Pemerintah yang kami hormati. Pasal 24 ayat (2) huruf c dan Pasal 24 ayat (3). Secara substansi materi apabila

ketentuan Pasal 24 ayat (2) huruf c dan ayat (3) diberlakukan, maka ada kontradiksi. lstilah hukumnya itu konradiksio interminis. Jadi dua ayat ini satu sama lain saling mematikan dan tidak punya makna. Tapi secara politis, ketentuan ini sangat membebani, menyandera seorang Presiden. Coba bayangkan, seorang menteri dalam status sebagai terdakwa, diberhentikan secara sementara. Kita bisa bayangkan bagaimana efektifitas penyelenggaraan pemerintahan, penyelenggaraan kementerian yang dipimpinnya. Dia tetap menteri, tetapi status terdakwa, diberhentikan sementara. lnikan membuat ketidakpastian pak. Dan kita bisa bayangkan bagaimana seorang Presiden, akan sulit menangani seorang menteri dalam status seperti ini.

Secara teknis hukum pun bisa juga kita bayangkan, proses di pengadilan itupun bisa makan waktu bertahun-tahun. lni bukan soal hak asasi manusia. Kalau soal hak asasi manusia nanti, kalau sudah selesai bisa diangkat lagi. Tapi ini soal efektifitas penyelenggaraaan Pemerintahan. Yang kedua supaya pasal ini, ayat ini tidak menyandera seorang Presiden. Jadi, disatu pihak memberhentikan sementara. Kewenangan apa, kewenangan hanya status. Tetap dapat gaji sampai dia selesai. lni menurut kami pimpinan, supaya tidak menimbulkan dualisme dan implikasi penyelenggaraan pemerintahan, kami berpandangan kemarin itu pada ayat (3) Pasal 24 itu kita naikan mengganti posisi Pasal 24 ayat (2) huruf c. Sedangkan huruf c Pasal 24 pada ayat (2) dihapus. lni pertimbangan kami, sehingga kemudian terlewatkan dalam tahapan-tahapan Timus dan Timsin. Dan baru kita paham setelah membaca dan meneliti kemudian. Dan kesempatan masih ada, maka kemarin kami mengusulkan seperti ini.

Sekian pimpinan, terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Benny, tapi perlu juga diketahui oleh pak Benny dan juga mungkin

biar segenap anggota Pansus juga bisa me rewind kembali. Sebetulnya apa yang diperbincangkan, diperdebatkan dan yang disampaikan oleh pak Benny, itu sudah melampaui beberapa kali pembicaraan pak Benny. Nah, mungkin pada kesempatan-kesempatan tertentu pak Benny tidak ikut serta. Bahkan lebih keras lagi lagi itu usulan-usulan dari fraksi-fraksi. Sehingga pada waktu itu kita menyepakati rumusan Pasal 24 ayat (3) itu dengan memberhentikan sementara. Yang sesungguhnya dalam draft rancangan kata-kata memberhentikan sementara itu belum pernah muncul.

Jadi pemberhentian sementara inilah pada hakekatnya menjadi jalan tengah. Karena kita juga prinsipnya benar, kita sangat amat menyetujui tentang efektifitas pemerintahan. Di satu sisi, tetapi di sisi lain juga tidak bisa juga melanggar prinsip atau asas hukum karena dikemudian hari kalau ternyata putusan pengadilannya itu menyatakan dia bebas itu juga akan menjadikan hal-hal yang menimbulkan problem-problem berikutnya.

/Sehingga ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

10

Sehingga dengan pertimbangan itu waktu di Panja sampai kita merumuskannya kembali ke Timus, keseluruhan fraksi itu bisa menyepakati Pasal 24. Namun karena kemarin, tetap ini bagian dari proses apapun usulan, pemikiran, ini tetap harus melalui satu pembicaraan. Oleh karena itu saya mengembalikan persoalan ini kepada segenap anggota, tentunya melalui fraksi-fraksi. Nah berkenaan dengan apa yang disampaikan oleh Fraksi Partai Demokrat ini. Untuk ini kami mungkin minta masukan, pemikiran dari segenap fraksi-fraksi.

Kami mulai terlebih dahulu kepada Fraksi Partai Golkar. Silahkan. Apakah tetap pada rumusannya. Tetap. Silahkan.

F-PG (H. MESIR SURYADI, SH): Pak Ketua saya kira telah kita dalami dan sudah banyak kita berbicara banyak tentang

setiap forum pertemuan dan juga sebelum ini. Kami dari Fraksi Partai Golkar tetap pada rumusan yang sudah kita lakukan ini.

T erima kasih banyak.

KETUA RAPAT: Baik berikutnya mungkin dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Silahkan

F-PDIP (DRS. H. DJOEMAD T JIPTOWARDOJO, MM): Pendapat dari Fraksi PDI Perjuangan tetap sama dengan yang itu, sama dengan

Golkar kali ini pak.

KETUA RAPAT: Baik, berikutnya dari Demokrat sudah mungkin sudah kita dengar tadi dari pak Benny. Berikutnya, mungkin dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan. Pak Lumkam

silahkan.

F·PPP (DRS. LUKMAN HAKIEM): Terima kasih Ketua. Jadi saya kira Pasal 24 ini sudah melawati proses yang Panjang. Pembicaraan oleh

Pansus sampai Tim Perumus dan sudah mempertimbangkan berbagai aspek. Jadi fraksi kami berpendapat, ia sudahlah kita sepakati yang ini, ia tetap kita sepakati.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Lukman. Berikutnya dari Fraksi Partai Amanat Nasional. Silahkan 1

F-PAN (IR. HJ. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc): Jadi prinsipnya kami sudah bisa mengerti penjelasan Bapak Ketua Pansus. Hanya

kami ingin menanyakan, pendalaman, sehingga tidak kontradiktif satu sama lainnya. Dimana kalau dimengerti, kita yang bisa mengerti perjalanan ini, dari pembahasan ini bahwa yang 24 c itu ketika dia dinyatakan putusan yang tetap. Kemudian ketiga, huruf ke 3 itu didakwa, pemberhentian sementara. Nah, apakah ini tidak kontradiktif antara 2 c dengan 3 ini. Mungkin saya mau ingin bertanya kepada ahli hukum ini. Supaya tidak diinterpretasikan dengan cara yang lain, sehingga menyulitkan posisi Presiden ketika harus melakukan pemberhentian. Ketika seorang menterinya, misalnya terdakwa. Nah, apalagi di sini terdakwa dengan ancaman pidana 5 tahun.

Terima kasih pimpinan. /KETUA RAPAT: ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

11

KETUA RAPA T: Terima kasih. Saya coba jawab dulu karena pertanyaannya ditujukan kepada pimpinan. Sebetulnya

kalau kita melihat rumusannya ini sudah sangat jelas. Bisa kita baca sebagai berikut, Pasal 24 itu terdiri dari ayat (1), ayat (2), dan ayat (3). Posisi ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) itu sepanjang tidak menunjuk itu posisinya equal, sama. Tidak berarti, hanya urutannya itu lebih pada penempatan sistematika. Jadi dengan dasar ketentuan Pasal 24 ayat (3), Presiden dengan sendirinya ketika seseorang itu masuk dalam status terdakwa, yang melakukan tindak pidana, dengan ancaman pidana penjara 5 tahun atau lebih.

Dengan ketentuan Pasal 24 ayat (3) Presiden otomatis langsung memberhentikan sementara. Lalu berikutnya, kalau ketentuan Pasal 2 huruf c dipenuhi, dimana diantaranya dikatakan menteri diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden karena sudah ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, dia melakukan tindak pidana. Maka dia otomatis langkah berikutnya Presiden akan memberhentikan yang bersangkutan berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat (2) huruf c. Jadi menurut pendapat kami, inilah yang bisa kami jelaskan kepada ibu Andi Yuliani Paris.

Berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. Silahkan !

F-KB (DRS. SAIFULLAH MA'SHUM): Terima kasih pimpinan. Bapak ibu yang kami hormati. Saya kira saya sangat memahami dan bersimpati terhadap kerisauan dari rekan kami

Fraksi Demokrat, menyangkut kekhawatiran adanya pasal-pasal yang menyandera hak Prerogatif Presiden. sebagaimana kita juga tidak menyetujui, dan kita mengkawatirkan kalau adanya pasal-pasal itu yang juga memberikan kekuasaan mutlak kepada seorang Presiden. Kita harus balance antara memberikan kekuasaan yang mutlak dengan penyanderaan. Tapi kalau kita pahami, bunyi Pasal 24 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) saya kok tidak melihatnya adanya satupun isyarat baik yang bersangkutan surat yang menyangkut soal adanya penyanderaan terhadap seorang Presiden itu sendiri. !tu perasaan saya demikian pak.

Oleh karena itu pada Pasal 24 ayat (3) itu sendiri, seorang Presiden bisa mempermanenkan pemberhentian sementara itu tanpa menunggu proses hukum yang menurut kawan-kawan Fraksi Demokrat itu sangat lama. Oleh karena itu, jangankan seorang menteri yang diduga melakukan kesalahan. Tidak salahpun, bisa diberhentikan oleh Presiden. Sehingga alasan itu menjadi bisa terpatahkan oleh kami menyangkut soal disanderanya seorang Presiden karena sementara itu bisa dipermanenkan kapanpun oleh Presiden itu. Bahwa dengan hasil penjelasan itu kami menyepakati untuk tetap pada formula yang ada pada Pasal 24 ayat (1 ), ayat (2), dan ayat (3) sebagaimana adanya ini.

Terima kasih.

KETUA RAPA T: Terima kasih pak Saifullah Ma'shum. Berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Silahkan !

/F-PKS (MUSTAFA KAMAL, SS):

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

12

F-PKS (MUSTAFA KAMAL, SS): Terma kasih pak Ketua. Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sama dan senada dengan beberapa rekan sebelumnya. Kalau pendalaman itu

mungkin pernyataan dari PKB tadi terkait dengan tidak ada satupun hambatan dari Presiden untuk memberhentikan. Karena ada di ayat (2) e itu alasan lain yang ditetapkan oleh Presiden. Kalau kita sama persepsinya di ruang sidang ini, bahwa ini membolehkan Presiden memberhentikan menterinya dengan alasan yang dia buat sendiri. Dengan persepsi itu saya kira sudah tidak ada persoalan. Jadi bapak-bapak dan ibu sekalian dengan Pasal 24 ayat (2) e ini saya kira kekhawatiran dari Partai Demokrat tidak diperlukan.

T erima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Memang kalau kita cermati lebih jauh ke Pasal 24 ayat (2) huruf e, sebetulnya

Presiden itu setiap saat, setiap waktu itu bisa memberhentikan. Terima kasih dari PKS mungkin ini menambah pemahaman kita. Berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi. Silahkan 1

F-BPD (JAMALUDDIN KARIM, SH): Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Sebenarnya memang fraksi kami ingin mengkritisi beberapa ayat atau redaksi yang

dicantumkan pada Pasal 24. Karena menurut saya sebenarnya koornya itu di huruf e sebetulnya. Jadi alasan lain yang didapatkan oleh Presiden. Jadi tanpa dicantumkannyapun itu sebenarnya sudah hak Presiden. Tanpa alasanpun tadi disampaikan oleh pak Saiful, tanpa alasan apapun Presiden bisa memberhentikan sewaktu-waktu. Sudah kita rasakan. Jadi saya kira sebenarnya tidak dicantumkannyapun tidak apa-apa. Kalau kami ingin mengkritisi seperti pak Lukman dari PPP katakan, bahwa ini sudah dibahas Panjang lebar, sudah lama dibahas, sudah lama diperdebatkan, ia saya kira saya ikut saja perdebatan itu hasilnya sekarang ini.

Terima kasih pimpinan.

KETUA RAPA T: Terima kasih JK. Berikutnya dari Fraksi Damai Sejahtera.

F-PDS (CAROL DANIEL KADANG,SE, MM): Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Menanggapi Pasal 24 ini ada hal yang sebenarnya mungkin terlupakan. Kita melihat

bahwa pemberhentian itu ada dua jenis, ada berhenti dan diberhentikan. Nah diberhentikan juga ada dua jenis, ada sementara, ada tetap. Untuk itu saya mengusulkan agar lebih memahami yang diinginkan oleh teman saya dari Demokrat, maka ayat (3) ini menjadi ayat (2). Karena itu hanya sementara. Lalu ayat (2) nya yang menjadi ayat (3) diberhentikan tetap. Jadi pakai tetap, karena disini ada sementara, maka disini tetap. Dan ayat (2) e nya ini yang menjadi classing semuanya. Jadi cocok semua ini, asal kalau nomor 3 ditaruh di nomor 2, ayat (2) menjadi ayat (3), maka itu benar-benar lebih jelas. karena ini sementara. Apabila hukum tetap, berkekuatan hukum tetap, maka dia diberhentikan tetap. Kalau belum hukum tetap, maka dia diberhentikan sementara. Jadi ayat (3) ini menjadi pembuka dari pada ayat (2).

/Jadi ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

13

Jadi dengan demikian ayat (3) menjadi ayat (2), ayat (2) menjadi ayat (3). Sehingga ayat (3) e nantinya menjadi classing mart dari segalanya, yang menjadi perdebatan berakhir, ketika kita menjelaskan tentang alasan lainnya yang ditetapkan oleh Presiden. Saya pikir ini yang menjadi pemahaman kami dari PDS, karena pasal pemberhentian ini ada dua, berhenti dan diberhentikan. Kemudian diberhentikan ada dua, sementara dan tetap. Sehingga dengan demikian, apakah di sini ayat (2) kita mengatakan menteri diberhentikan tetap atau seterusnya atau selamanya, saya kurang tahulah redaksionalnya. Yang jelas pemahaman kami, inilah yang menjadi jawaban juga membantu teman dari Demokrat, kalau ayat (3) ini menjadi ayat (2).

Terima kasih pimpinan.

KETUA RAPAT: Sebelum kami kembalikan ke forum, tapi apa yang saya tangkap dari PDS ini

substansinya sama 'kan, hakekatnya sama. Mau soal redaksional, mau soal penempatan, soal Timus, Timsin, prinsipnya substansi ngga ada masalah. Yang penting prinsip, substansi ngga ada masalah. Jadi dari keseluruhan fraksi-fraksi nampaknya tidak ada prinsip dengan substansi ini. Dan kalau rumusan sebetulnya itu soal pilihan saja. Tapi kita lebih Panja, Timus, terutama Timsin. Tapi pada posisi, inipun sudah dikonstruksikan kembali. Yang pertama itu berhenti, yang kedua itu diberhentikan. Nah baru yang ketiga itu klausu/e. Sebetulnya yang diatur itu dua, berhenti dan diberhentikan. Yang ketiga ini hanya klausul dalam hal terjadi seseorang itu dalam status terdakwa. ltu yang menjadi pilihan di Tim Perumus. Nah, oleh karena itu mungkin sebelum kami harus mengambil keputusan, terlebih dahulu kami mintakan kepada Pemerintah untuk merespon, menanggapi, yang berkenaan dengan substansi Pasal 24 ini. Kami persilahkan Pemerintah, apakah tetap pada rumusannya atau mungkin merespon pemikiran dari seluruh fraksi sudah bisa diketahui terhadap usulan dari Demokrat. Silahkan !

PEMERINTAH (MENTERI SEKRETARIS NEGARA/HATTA RADJASA): Terima kasih pimpinan. Assamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bapak/ibu anggota Pansus yang terhormat. Kami menyimak dengan seksama, pandangan dari fraksi-fraksi terhadap Pasal 24 ini.

Mungkin kami sedikit merespon apa yang tadi disampaikan oleh FPO (Fraksi Partai Demokrat). Sesungguhnya apa yang sudah menjadi pembahasan ini, justru memberikan sebuah kepastian. Dimana seorang Presiden, apabila pembantunya dikatakanlah didakwa melakukan tindakan pidana, maka diberhentikan sementara, sampai dengan yang bersangkutan memiliki kekuatan hukum tetap. ltu maknanya adalah memberikan kepastian. Namun didalamnya juga memberikan satu penghormatan, terhadap hak-hak seseorang yang belum bersalah di muka hukum sampai yang bersangkutan dinyatakan memiliki kekuatan hukum tetap.

Oleh sebab itu, maka apa yang sudah kita bahas ini sebetulnya sudah cukup baik. Sehingga kami mengusulkan ini bisa kita terima, karena memang sudah sangat baik. Kami memberikan sebuah contoh yang sangat baik. Seorang Gubernur, saya tidak usah sebutkan namanya, yang pada waktu itu didakwa di pengadilan, Presiden kemudian memberhentikan sementara. Ternyata di dalam persidangan yang bersangkutan dinyatakan tidak bersalah. Lalu Presiden mengangkat kembali yang bersangkutan menjadi gubernur. Saya kira ini adalah sesuatu kepastian, sekaligus penghormatan kepada hak-hak dari pada seseorang di muka hukum.

Terima kasih.

/KETUA RAPAT:

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

14

KETUA RAPAT: Terima kasih, ibu dan bapak yang kami hormati. Kita sudah dengarkan pemikiran, pandangan dan pendapat serta sikap dari fraksi-fraksi

termasuk dari Pemerintah. Oleh karena itu kami dari meja pimpinan memohon kiranya katakanlah kepada pengusul. Tentunya tadi sudah bisa sedikit terjawab, mungkin pemikiran dari PKS dan dari Fraksi Bintang Pelopor Demokrasi. Tentunya soal efektifiktas Pemerintahan ini sebetulnya juga masih bisa terkaver dengan adanya alasan di Pasal 24 ayat (2) di huruf e. Jadi alasan lain yang ditetapkan oleh Presiden. Jadi sebetulnya sangat mungkin pertimbangan­pertimbangan juga. Sehingga dengan segala hormat, mungkin kami kembalikan ke Fraksi Partai Demokrat. Kalau sudah bisa menyetujuinya, bisa menarik usulannya mungkin bisa kita ketok.

Kami persilahkan dulu pak Benny ada tambahan.

F·PD (DR. BENNY KABUR HARMAN): Ya, terima kasih pimpinan. Kalau yang punya menteri saja sudah setuju dengan itu yah, apa boleh buat. Presiden

kan yang memiliki menteri dan yang membahas ini 'kan menteri. Tapi sebagai Fraksi Presiden, saya hanya ingatkan karena undang-undang ini bukan untuk Presiden kami yang sekarang ini, tapi untuk yang akan datang. Bukan itu Presiden Partai Demokrat. Jadi tidak ada kepentingan dengan Pemerintahan yang sekarang ini, tapi itu untuk jangka Panjang.

Yang pertama, saya hanya ingin ingatkan ketentuan ini punya implikasi hukum di kemudian hari. Seorang menteri yang diberhentikan dengan alasan ini, bisa membawa persoalan ini ke Pengadilan Tata Usaha Negara untuk menguji keabsahan putusan Presiden yang memberhentikan yang bersangkutan. ltulah sejak awal saya katakan, persoalan ini sebetulnya ngga boleh diatur dalam undang-undang. Karena ini milik Presiden, bisa besok pagi pun dia berhentikan bisa. lni sebetulnya bukan menegaskan, tetapi menghambat, menyandera seorang Presiden, juga ngga bisa bikin apa-apa terhadap menterinya yang menghadapi masalah hukum. Yang sebetulnya, jangankan soal didakwa, begitu dia dinyatakan sebagai tersangka, Presiden tidak boleh dihambat, tidak boleh ada ketentuan yang melarangnya untuk memberhentikan yang bersangkutan. Nah, ini melarang dia, hanya tunggu sampai dia terdakwa baru bisa memberhentikan sementara lagi.

Yang kedua pimpinan, alasan Pemerintah itu betul. Tapi jangan kita replikasi kasus gubernur. Gubernur itu dipilih oleh rakyat, sehingga Presiden tidak bisa memberhentikan yang bersangkutan dengan alasan itu tadi, saya setuju. Saya setuju, oleh sebab itu kewenangan hak untuk mencabut status seorang gubernur itu tetap ada pada rakyat, tidak boleh oleh Presiden. itu alasan konstitusionalnya karena dia dipilih oleh rakyat. Menteri dipilih oleh Presiden, dia ngga punya tanggung jawab. Menteri tidak, di dalam sistem ketatanegaraan kita, tidak dikenal menteri bertanggungjawab. Tidak ada itu. Kesalahan menteri yang bertanggungjawab nanti, yang tanggung resiko politik nanti adalah Presiden, bukan menteri yang bersangkutan. Kecuali dia melakukan kejahatan personal itu tanggung jawab dia. Saal LNG Tangguh misalnya, tidak bisa kita mempersalahkan menteri yang menanda tangani kontrak itu, tidak bisa, Presiden yang harus bertanggungjawab. Presiden yang harus diadili, menteri tidak dikenal bertanggungjawab dalam sistem ketatanegaraan kita.

Oleh sebab itu sebagaimana saya katakan tadi, apa yang saya kemukakan ini adalah catatan-catatan dokumenter untuk di kemudian hari menjadi sebuah peringatan. Paling tidak ada seorang anggota Dewan dari Fraksi Partai Demokrat yang telah mengingatkan kita semua tentang ini. Dan kalau pada saat ini pimpinan, semua fraksi menyetujui dan Pemerintah menyetujuinya. Tentu dengan besar hati pula kami mengikuti itu, tapi paling tidak tolong jangan dihapus nanti dokumentasi itu, catatan-catatan itu. lni yang ingin kami sampaikan.

/Seki an pimpinan ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

15

Sekian pimpinan, terima kasih. Sekali lagi saya ingin katakan intinya, ya itu silahkan saja karena apa yang saya

katakan hanyalah sebuah peringatan. Terima kasih pimpinan.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Benny. Jadi dapat kami mengerti dan kami pahami apa yang disampaikan tentang catatan­

catatan dokumenter ini. Justru itulah, kami sebagai pimpinan Pansus mencoba berpegang teguh kepada aturan Undang-undang Nomor 10 tahun 2004. Oleh karenanya pula, Panja punya kewenangan untuk membicarakan kembali. Sehingga apa yang diusulkan oleh pak Benny, kalau dilihat di draft rancangan undang-undang ini masuk dalam catatan kita. lni adalah catatan dokumenter, bahkan kami juga menyarankan kepada Fraksi Partai Demokrat untuk bisa juga terdokumentasikan dalam proses pengambilan keputusan dalam tingkat pertama. Bapak pun bisa menyampaikan itu di kesempatan pendapat akhir untuk menjadi catatan­catatan.

Jadi saya kira sudah tidak ada masalah lagi, kita sepakati. Ada pak Karol ?

F-PDS (CAROL DANIEL KADANG,SE, MM): Ya, saya tetap pada pemahaman tadi, bahwa ayat (2) di situ dikatakan diberhentikan

tetap. Sementara ayat (3) ini memberhentikan sementara. Kalau memang tidak disetujui penukaran tempat ayat itu, maka ayat (2) ini supaya tidak menjadi kerancuan apabila ada penjelasan di situ tentang menteri yang diberhentikan tetap. Karena untuk membedakan dengan ayat (3). Sementara yang bawah, yang ayat (2) itu diberhentikan tetap. Nah, dengan demikian membedakan ayat (2) dan ayat (3).

Terima kasih ketua.

KETUA RAPAT: Ya, kalau kita simak secara hati-hati, pak Carol sebetulnya ayat (2) ini yang dimaksud

diberhentikan secara tetap. Tapi 'kan apakah perlu dijelaskan kembali. Menteri diberhentikan dari jatannya dalam konteks tetap. Karena kata-kata sementara itu di ayat (3) kita cantumkan.

F-PDS (CAROL DANIEL KADANG,SE, MM): Ya, maksud saya untuk membedakan. Jadi ada tambah begitu ketua. Menteri

diberhentikan tetap dari jabatannya oleh Presiden. sehingga membedakan ayat (2) itu tetap, ayat (3) itu sementara. ltu saja pemahamannya.

KETUA RAPAT: Satu hal yang mungkin saya harus menggunakan argumen yang lebih jauh pak Carol,

rumusan-rumusan ini sudah melalui legal drafter dan melalui ahli bahasa. Silahkan pak !

F-KB (KH. AHMAD RAWI): Ayat (2) menteri diberhentikan dari jabatannya. Saya kira sudah jelas, tanpa diberi

ditambah tetap. Diberhentikan itu juga sudah tepat diberhentikan, jadi tidak usah diberi tetap. Saya kira ngga ada soal.

/KETUA RAPAT:

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

16

KETUA RAPAT: Ok. pak Karol dengan senyum, baik ini kami sahkan Pasal 24.

KETOK PALU 1 X

Terima kasih ibu dan bapak sekalian. Tinggal satu lagi yaitu berkenaan dengan Pasal 22 ini tinggal satu lagi. Pasal 22 ini perkembangan terakhir di dalam rapat Timus, yang memang mendapatkan

mandat dari Panja untuk dibahas lebih lanjut di Timus. Namun untuk proses pengambilan keputusannya tetap dilakukan di Panja. Dan kemarin pun di Panja belum bisa diputuskan. Di Panja pun belum bisa diputuskan, yang akhirnya dibawa ke forum Rapat Kerja ini. Sebagai pengantar mungkin terhadap substansi Pasal 22 ayat (2) huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h. Huruf e ini yang berkenaan dengan integritas kepribadian yang baik, huruf f kompetensi dalam bidang tugas kementerian. Huruf g pengalaman kepemimpinan, dan huruf h sangggup dan dapat bekerja sama dengan sebagai pembantu Presiden.

Perlu kami laporkan pada forum Rapat Kerja ini, yang pertama memang substansi materi ini ada beberapa bagian, yang pada waktu pembahasan pada tingkat Rapat Kerja dengan Menteri Hukum dan HAM pada waktu pak Yusril itu sudah ada yang disetujui pada tingkatan Pansus. Waktu itu pak Yusril masih Mensesneg, yang selebihnya itu dipending. Kemudian perkembangan berikutnya dalam kronologis pembahasan, ketika kita mengadakan loby dengan Menteri Sekretaris Negara yang pada waktu Bapak Hatta Radjasa, pada forum loby itu memang sudah ada kesepakatan di forum loby untuk menghapuskan huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h ini. Dan sudah kami laporkan. Dan dalam perkembangan pembahasan berikutnya, di Timus, di Timsin, catatan-catatan secara keseluruhan kronologis ini kami tidak ingin ada yang dihilangkan, semuanya itu hidup, ada. lni sudah, sehingga timbul persoalan, sehingga karena kewenangan untuk mengambil keputusan ini ada tetap dalam forum Rapat Kerja. Maka Panja kemarin pun tidak bisa mengambil keputusan, sebelum pada akhirnya dibawakan ke Panja karena terkait dengan beberapa materi yang harus terkait pada waktu itupun. Ada beberapa item yang sudah mendapatkan persetujuan di tingkat Rapat Kerja. Sehingga pada posisi ini, kami mengusulkan, apabila forum ini bisa menyepakati.

Kami merasa bahwa forum ini tidak perlu lagi kita, karena argumen, pendapat, pemikiran sudah cukup panjang lebar kita di loby dan lain sebagainya. Di Timsin, di Timus sudah kita amat sangat berdebat. Sampai posisi Pemerintah juga waktu di Timus, di Panja sebagaimana kami harus memutuskan kalau forumnya sendiri di Rapat Kerja. Tapi untuk tidak pendalaman terus, kita beda. Oleh karena itu kami mengusulkan kepada segenap anggota Pansus, apabila disepakati dan juga mungkin kalau Pemerintah menyepakati begitu pak. Kalau untuk substansi ini kita tidak usah lagi bicara satu persatu. Karena nanti huruf e, huruf f dulu, huruf g dulu, huruf h dulu. Jadi empat hal ini kami mengusulkan kalau disetujui kita langsung saja ada forum loby begitu pak tiap Pansus, wakil-wakil fraksi dengan pemerintah. Mungkin sidang sementara kami skors sementara untuk beberapa waktu, nah setelah itu kita kembali ke ruangan ini untuk bisa mengambil keputusan.

Silahkan !

F-PG (DR. H. ABDUL GAFUR): Yang pertama saya mohon maaf karena terlambat, tapi sebelum skors ini. Ada satu

Pasal yang mungkin sudah disetujui, tapi saya mau angkat saja. Masalah wakil menteri ini, kita sudah punya pengalaman. Menteri Luar Negeri sudah punya wakil, yang saya pertanyakan itu status dia apa?. Kabinet minister atau bukan, itu saja.

I Karena ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

17

Karena ada penjelesan yang cukup jelas. Saya angkat saja supaya tolong jadi perhatian, karena kita punya Wakil Menteri Luar Negeri sekarang ini bukan Kabinet Minister, dia dilantik oleh Menlu. Padahal di sini bunyinya, "Dalam terdapat beban kerja yang membutuhkan penanganan secara khusus, Presiden dapat mengangkat Wakil Menteri pada kementerian tertentu". Di Pasal, penjelasan Pasal 10 cukup jelas. ltu nanti bagaimana itu, prakteknya Wakil Menteri Luar Negeri sekarang ini bukan Kabinet Minister. Dia dilantik oleh pak Hasan kok, itu saja ketua. Saya cuma mengingatkan saja.

Karena supaya dia jangan rancu dia. Pak Hatta saya ingat malam itu, itu pak Hatta angkat dan wakil menterinya dan saya setuju. Tapi tolong statusnya diperjelas betul, ini kabinet minister atau bukan karena wakil menteri is not kabinet minister. Tidak dilantik Presiden, dilantik oleh Menlu, padahal di sini diangkat oleh Presiden. Jadi jangan rancu. lni undang­undang. ltu saja. Jadi saya mohon maaf karena terlambat datang. Pada Panja saya tidak hadir.

Saya ingatkan betul ini, karena saya pengalaman, wakil dulu, menteri muda, dulu menteri muda itu kabinet minister. Kami hadir dalam sidang-sidang kabinet, dilantik oleh Presiden, tapi ini dilantik oleh Menteri, Wakil Menteri Luar Negeri yang sudah ada itu.

Terima kasih pak.

KETUA RAPAT: Ya, saya rasa kita, tidak berarti pak Gafur ingin merubah aturan yang ada. Tetap bisa

menerima, namun hanya himbauan, harapan, agar kiranya Pemerintah dalam mengambil kebijakan sesuai dengan aturan ini memberikan posisi-posisi yang jelas. Sehingga publik juga tidak lalu menimbulkan penafsiran. Dan saya pikir aturan ini sudah cukup jelas, sudah cukup bahwa Presiden dapat mengangkat Wakil Menteri. Namun perdebatannya pak Gafur, itu waktu ada juga usulan dari PPP, untuk menteri muda. Tapi setelah kita perdebatkan lebih jauh, lebih panjang itu bisa menabrak juga. Dengan dasar undang-undang ini dia bisa nabrak keluar dari nomenklatur kementerian yang ada begitu. Bisa saja Menteri Keuangan, tapi Menteri Mudanya bidang apa. ltu, sehingga ini karena hak prerogatif Presiden, kesepatakan kita pada waktu itu. Jadi serahkan sepenuhnya, apakah pada posisi apapun, ia tentunya Presiden dalam mengangkat itu 'kan punya pertimbangan-pertimbangan. Tapi ini catatan pak.

F-PG (DR. H. ABDUL GAFUR): Saya minta penjelasan dari Pemeritah, supaya jelas. kami persilahkan Pemerintah.

PEMERINTAH (MENSESNEG/HATTA RADJASA): Terima kasih pimpinan. Yang terhormat Bapak Gafur, terima kasih atas pandangannya yang ingin kami

sampaikan bahwa Wakil Menlu kalau kita mengambil sekarang contoh Wakil Menlu. Wakil Menteri Luar Negeri, itu adalah bukan Kabinet Minister, bukan anggota kabinet. Oleh sebab itu Wakil Menlu tersebut dilantik oleh Menlu. Dan beliau adalah pejabat eselon I. Nah oleh sebab itu, tentu yang kita maksudkan di dalam ini pun bukanlah anggota kabinet, karena anggota kabinet kita ada 34. Kalau wakilnya anggota kabinet, pasti akan melampaui jumlah 34 itu. Dan ini memang sebagaimana juga kita di dalam ini juga disebutkan sangat selektif. Kepada departemen-departemen atau kementerian, yang memang dirasakan memerlukan jabatan seorang wakil menteri, yang lebih banyak bersifat ke dalam.

Saya kira itu penjelasan dari pemerintah. Sekian dan terima kasih.

/KETUA RAPAT:

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

KETUA RAPAT: Terima kasih pemerintah. Saya rasa kita sudah bisa masuk agenda berikutnya, kita skors untuk meteri. Masih ada tambahan ? Silahkan !

PEMERINTAH (MENPAN/TAUFIK EFFENDI):

18

Kaitannya untuk bahan skors itu, pada prinsipnya tentu seorang Presiden tidak ingin atau tidak berhasil.

Yang kedua tentu kita menghormati hak prerogatif Presiden, itu siapa pun Presidennya. Kemudian mengenai persyaratan dalam Pasal 22 pada dasarnya kita bisa menerima persyaratan yang merupakan keharusan dan jelas itu. Serta kita menghindari persyaratan-persyaratan yang dapat berwahyu arti atau bisa mempunyai arti ganda yang menimbulkan despute.

Saya kira demikian, saya itu merupakan pengantar loby. Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak menteri, memberikan pengantar untuk Loby. Loby 10 menit cukup.

Silahkan pak Chozin.

F-PPP (DRS. H.A. CHOZIN CHUMAIDY): Yang Pasal 10 tadi, yang dari pak Gafur. Jadi saya kira saya sependapat dan bagus

sekali. Tapi supaya tidak rancu nanti atau pemahaman kita tidak bias, apa yang dijelaskan oleh Pak Hatta Radjasa tadi, saya kira perlu dimasukan di penjelasan. Jadi wakil menteri ini adalah bukan anggota kabinet. Karena terus terang pak Agun, saya tadinya membayangkan bahwa wakil menteri itu umpamanya. Kalau di Departemen Dalam Negeri, itu rasanya volume kerja agraria, volume kerja otonomi daerah itu mungkin memerlukan wakil menteri, tapi tidak anggota kabinet itu loh. Jadi secara tegas, bukan anggota kabinet. kalau menurut penjelasan atau apa yang disampaikan oleh pak Hatta Radjasa. Jadi dimasukan dalam penjelasan pimpinan.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih. Karena memang semangatnya sebetulnya sama pak. Karena dalam perdebatan di kita

pun, kita sudah dibatasi menteri itu 34 itu. Jadi bukan lalu membuat organisasi itu menjadi semakin menambah gemuk lagi, namanya bukan reformasi. Tapi saya setuju kalau memang ini dianggap membutuhkan di dalam penjelasan setuju, masuk dalam penjelasan. Setuju yah Pasal 10 diberi penjelasan, seperti tadi apa yang sudah di jelaskan oleh pak menteri.

KETOK PALU 1 X

Terima kasih ibu dan bapak sekalian rapat kita skors 10 menit cukup, kita skors selama 15 menit untuk membicarakan kelanjutan dari Pasal 22 ini. Sidang kami skors selama 15 menit.

KETOK PALU 1 X (Rapat diskors)

/KETUA RAPAT:

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

19

KETUA RAPAT: Baiklah kita melampau waktu sudah di skorsing 20 menit, dengan ini skors kami cabut.

KETOK PALU 1 X (Rapat dibuka)

Bapak menteri beserta dengan jajarannya. Bapak dan ibu anggota Pansus yang kami hormati. Syukur alhamdulilah substansi yang dijadikan materi loby pada kesempatan baru saja

kita bisa selesaikan, yang berkenaan dengan Pasal 22 ayat (2) huruf e, huruf f, huruf g, dan huruf h. Adapun hasil lobynya adalah sebagai berikut.

Yang pertama, huruf e tetap dipertahankan masuk di dalam pasal. Namun huruf f, huruf g, dan huruf h, ini dirumuskan dengan menggunakan kalimat positif di penjelasan umum. Pengambilan keputusan atas loby berkenaan dengan huruf f, huruf g, dan huruf h ini didasarkan atas landasan pemikiran, kesepakatan diantara pihak Dewan dengan pihak Pemerintah. Yang pertama, bahwa sebagaimana diatur di dalam UUD 1945 di Pasal 17 bahwa yang dimandatkan, yang diperintahkan itu adalah Undang-undang tentang Pembentukan dan Pengubahan Kementerian.

Namun seluruh anggota loby juga bersepakat bahwa, tidak juga salah apabila di dalam merumuskan undang-undang ini, juga mencamtumkan sejumlah syarat-syarat yang diharapkan bisa menjadikan pedoman bagi Presiden dalam mengangkat seseorang menjadi menteri. Namun, berkenaan dengan ketentuan huruf f, huruf g, dan huruf h dalam bentuk kompetensi pengalaman kepemimpinan, termasuk persyaratan dapat bekerja sama dengan Presiden. Bahwa undang-undang yang kita rumuskan tidaklah undang-undang dalam konteks sistem Pemerintahan Presidensial. Dimana mengangkat dan memberhentikan menteri itu adalah Hak prerogatif Presiden. Benar harus ada sejumlah persyaratan-persyaratan, namun nampaknya segenap anggota Fraksi melalui Fraksi-fraksi dan Pemerintah menempatkan, disadari bahwa menteri sesungguhnya adalah jabatan politik. Yang tentunya pada akhirnya seluruh tugas urusan yang dilakukan oleh para menteri itu juga adalah menjadi tanggungjawab Presiden. Sehingga Presiden harus didapatkan, harus diberikan keleluasaan, harus diberikan kelonggaran di dalam mengangkat menteri-menteri itu sendiri. Karena sesungguhnya pada akhirnya dalam sistem Pemerintahan Presidensial, Presidenlah yang dipilih secara langsung, yang wajib mempertanggungjawabkan segala tugas pekerjaannya dalam masa jabatannya. Sehingga dengan pertimbangan tersebut, huruf f, huruf g, dan huruf h, ini dirumuskan dalam kalimat positif di penjelasan umum.

Saya kira demikian yang dapat kami laporkan, dan untuk itu Pasal 22 huruf, angka 2 dengan segala konsekuensinya untuk huruf huruf f, huruf g, dan huruf h kami sahkah.

KETOK PALU 1 X

Alhamdulilah kami ucapkan kepada forum yang terhormat ini, yang secara keseluruhan bahwa Pasal 22 hanya menyisahkan huruf a, huruf b, huruf c d, huruf e, dan huruf i ini, menjadi f dan selebihnya masuk di penjelasan umum.

Dengan demikian keseluruhan Rancangan undang-undang Kementerian Negara ini sudah selesai bisa kita rampungkan. Dan kita bisa memasuki agenda acara yang kedua sebelum kita menandatangani draft rancangan undang-undang ini. Kami minta persetujuan kepada forum ini terlebih dahulu, sesuai dengan ketentuan Tata Tertib sebetulnya pukul 12.00 ini kita harus saya skors. Kami minta apakah kita skors makan siang dulu atau kita lanjut. Kita lanjut baik, kalau lanjut kalau begitu kita .

/F-PDIP (PERMADI, SH):

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

20

F·PDIP (PERMADI, SH): Ketua saya usu! lanjut saja, karena nanti jam 13.00 ada rapat Bamus. Maka

hendaknya pendapat fraksi cukup pendapatnya saja. Yang lain-lain tidak perlu dibacakan, yang lain-lain tidak perlu dibacakan, pendapat atau tidak begitu saja.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Permadi. Memang benar jam 13.00 ini ada rapat Bamus, pimpian Pansus harus menyampaikan

laporan untuk bisa diagendakan diputuskan pada tanggal 21. Untuk itu singkat saja, langsung saja kepada masing-masing fraksi. Mulai dari yang bawah, atas. Baik kalau begitu ada dua pendapat, menyerahkan kepada pimpinan. Kami persilahkan kepada Fraksi Partai Golkar, untuk menjadi contoh, memulai. Kalau perlu tidak usah dipanjang-panjang, dibaca semua tetapi kesimpulannya saja.

Terima kasih, kami silahkan pak Mesir dari Golkar.

F-PG (H. MESIR SURYADI, SH): Saudara pimpinan yang saya hormati. Bapak Menteri Sekretaris Negara, Bapak Menteri Hukum dan HAM atau yang

mewakili, Bapak Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara yang saya hormati. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dari tadi tidak ingin kita berbasa basi dan mungkin nanti di kata akhir atau dalam

Paripurna akan kita lebih banyak berpanjang-panjang mengenai apa yang sudah kita lalui dalam pembicaraan awal sampai dengan pengesahan rancangan undang-undang ini. Maka dengan segala kesungguhan dan dengan tekad yang bulat kami dapat menerima seluruh rancangan dari pada RUU ini. Mudah-mudahan apa yang menjadi harapan kita, dan harapan kita ke depan akan menjadi kenyataan dalam rangka mengelola pemerintahan yang baik, efisien dan terhormat di negeri kita ini.

Saya kira demikian pendapat kami. Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan ini juga menjadi pendapat kita semuanya.

Demikian. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPA T: Terima kasih pak Mesir. Berikutnya dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Silahkan !

F-PDIP (DRS. H. DJOEMAD T JIPTOWARDOJO, MM): Terima kasih pimpinan. Pendapat Fraksi POI Perjuangan pada kesempatan ini sebagai berikut. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

F·PDIP (PERMADI, SH): Tolomg membacakan pendapat akhirnya saja.

/F-PDIP (DRS. H. DJOEMAD T JIPTOWARDOJO, MM):

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

21

F-PDIP (DRS. H. DJOEMAD T JIPTOWARDOJO, MM): Sesuai dengan arahan Ketua Poksi, maka saya membacakan bahwa Fraksi POI

Perjuangan menyatakan bahwa kami setuju tentang Rancangan Undang-undang Kementerian Negara yang akan dapat diusulkan untuk disahkan menjadi Udang-undang dalam sidang Paripurna Dewan berikutnya.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.Wss. Mer de k a !!!

KETUA RAPAT: Yang penting padat, singkat, dan jelas itu yang lebih penting ada kata-kata setuju itu

yang lebih penting. Dari Fraksi Partai Demokrat. Silahkan pak Markus !

F-PD (MARKUSD SILANO): Terima kasih pimpinan. Jadi sesuai dengan kesepakatan antara fraksi, baik melalui pembahasan loby-loby

yaitu yang terakhir yang tadi siang. Kesepakatan untuk cukup menyampaikan kesimpulan, maka dengan ini atas nama Fraksi Partai Demokrat menyatakan menerima Rancangan Undang-undang Kementerian Negara untuk dilanjutkan pembahasannya dan pengambilan keputusannya dalam Rapat Paripurna DPR-RI yang akan datang.

Sekian dan terima kasih. Mohon ijin untuk menyerahkan naskahnya pak.

KETUA RAPA T: Silahkan kalau dokumennya ada, langsung disampaikan, silahkan Golkar dan PDIP.

Berikut dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan.

F-PPP (DRS. H. LUKMAN HAKIEM): Saudara ketua karena saya sudah bikin naskah ini, jadi ijinkan saya membacakan

awal dan akhirnya. Saudara ketua, undang-undang ini kita sahkan sesuai pembahasan lebih dari 2 (dua)

tahun. Namanya pembahasan ini, menunjukan tingginya tingkat kepentingan dan tingkat kegentingan rancangan undang-undang ini. Oleh karena itu saudara ketua undang-undang yang akan kita bawa ke tingkat 2 ini adalah menurut hemat kami ini RUU yang amat sangat kompromistis. Jadi kalau dibandingkan ....... (tidak jelas) jenis kelaminnyapun sudah berbeda sekali. Mengakhiri pendapat ini, saudara ketua dan para menteri, marilah kita simak dan merenungkan kembali kalimat-kalimat dalam penjelasan Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang meskipun sudah dihapus tetapi masih terasa kedalaman maknanya. Menteri-menteri Negara bukan pegawai biasa. Sebagai pemimpin departemen menteri mengetahui seluk­beluk, hal-hal yang mengenai lingkungan pekerjaannya.

Berhubung dengan itu menteri mempunyai pengaruh besar terhadap Presiden dalam menentukan politik negara yang mengenai departemennya. Memang yang dimaksudkan ialah para menteri itu pemimpin-pemimpin negara. Saya tambahkan para menteri itu, bukan pemimpin-pemimpin ormas, bukan pemimpin orpol atau lain-lain. Mereka adalah pemimpin­pemimpin negara. Begitulah para pendahulu kita meninggikan derajat para menteri. Perkara para menteri tidak menyadari kultur dan derajat itu soal lain lagi.

/Akhir ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

22

Akhir wassalam, dengan bertawakal kepada Allah Subahanahuwataalah, seraya mengucap bismilahhirahman hirohim, Fraksi PPP dapat menyetujui RUU ini untuk diajukan ke pembicaraan tingkat II guna dimintakan persetujuan.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Lukman. Kami persilahkan berikutnya dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

F·PAN (IR. HJ. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc): Terima kasih pimpinan. Yang saya hormati Bapak Menteri Sekretaris Negara, Bapak Menpan, yang mewakili

Menteri Hukum dan HAM. Bapak dan ibu anggota Pansus Rancangan Undang-undang tentang Kementerian

Negara. Karena sudah dibuat, saya coba singkat untuk menyampaikan. Jadi pada dasarnya ada hal baru yang telah dihasilkan oleh Pansus ini dengan menyebutkan jumlah kementerian yang tidak melebihi jumlah angka 34. Diharapkan bisa mengakomodasi seluruh kebutuhan dalam penyelenggaraan negara secara umum. Jadi tidak menjadi akomodasi politik dengan cara membagi kekuasaan. Yang diperlukan dengan adanya rancangan undang-undang ini nanti disahkan menjadi undang-undang, tentunya memberikan dasar kepada Presiden di dalam membentuk kementerian dan juga memilih menteri-menterinya. Dalam hal ini Fraksi Partai Amanat Nasional menyetujui rancangan undang-undang ini untuk diajukan ke pembicaraan tingkat selanjutnya. Tetapi kami mempunyai catatan, bahwa untuk syarat-syarat menteri yang huruf f, huruf g, dan huruf h tadi dimasukan di dalam penjelasan tentang komitmen, tentang kompetensi dimasukan di dalam penjelasan umum.

Demikian pimpinan pandangan dari Fraksi Partai Amanat Nasional.

KETUA RAPAT: Ada dokumen tertulisnya, tolong disampaikan. Terma kasih ibu Andi Yuliani Paris. Berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa.

F-KB (DRS. SAIFULLAH MA'SHUM): Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera untuk kita semua. Yang terhormat Saudara Menteri Sekretaris Negara, Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara, dan yang mewakili Menteri Hukum dan HAM. Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati. Perkenankan kami dari Fraksi Kebangkitan Bangsa menyampaikan penghargaan dan

apresiasi yang sangat besar terhadap kepada Panja dan Pansus yang telah melaksanakan tugas konstitusionalnya sehingga pada siang hari ini kita akan mencoba mengambil keputusan pada tingkat pertama RUU Kementerian Negara. Fraksi kami memahami bahwa Presiden adalah pemegang kekuasaan tertinggi. Kekuasaan Pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar Tahun 1945, yang dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh menteri-menteri yang membidangi urusan tertentu di bidang pemerintahan.

/Setiap ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

23

Setiap kali kita mendapatkan Presiden baru, maka senantiasa kita tanya siapa yang akan menjadi menteri baru dan berapa kementerian yang akan dibentuk oleh Presiden yang baru tersebut. Hal ini terkadang menimbulkan ketidak jelasan dan bahkan kegelisahan di sejumlah kalangan, baik kalangan elit politik maupun sebagian PNS yang berada di lingkungan departemen atau lembaga kementerian itu. Realitas politik terkadang pemborosan ketika seorang Presiden baru memunculkan badan-badan atau departemen-departemen yang sesungguhnya tidak dibutuhkan. Selain itu intervensi sangat besar terhadap pemerintahan dan dengan mudah menarik kadernya yang menjadi menteri apabila terjadi ketegangan politik. Kondisi seperti itu sangat tidak kondusif bagi pemerintahan dan menyulitkan Presiden di dalam menjalankan manejemen pemerintahan. Artinya Undang-undang Kementerian Negara diharapkan dapat memberikan kepastian dan jaminan dalam proses pembentukan kabinet dan penetapan para menteri yang selama ini lebih terkesan didasarkan pada aspek-aspek kompromi politik semata dan melahirkan politik dagang sapi.

Fraksi kami memahami bahwa Undang-undang Kementerian Negara ini adalah sebuah penegasan terhadap sebuah Pemerintahan Presidensial dimana seorang menteri bertanggungjawab penuh kepada Presiden yang mengangkatnya. Bukan kepada partai politik yang mengusulkan namanya kepada Presiden terpilih.

Saudara pimpinan dan hadirin yang berbahagia. Mengenai berbagai pendapat terkait mengenai hak prerogatif Presiden kami

berpendapat bahwa alasan ini dalam sistem presidensial yang memberikan kekuasaan mutlak kepada Presiden untuk mengangkat menteri dan membentuk kementerian karena mereka adalah pembantu Presiden adalah kurang tepat. Terhadap hak utama seorang Presiden dalam menyusun, membentuk kementerian negara, RUU ini sangat menghormati posisi tersebut dan tidak mengurangi sedikitpun kewenangan Presiden untuk menentukan kementerian negara. Jika di dalam undang-undang ini juga diatur tentang jenis-jenis yang akan menjadi bidang kementerian, pembatasan jumlah kementerian tertentu. Dan ketentuan tentang syarat calon menteri, hal itu tidak bisa dimaknai sebagai suatu pengurangan hak-hak Prerogatif Presiden.

Ketentuan tentang hal ini semata-mata untuk mewujudkan sebuah kepastian tentang organisasi pemerintahan yang efisien dan efektif dan tentu saja seorang Presiden calon menteri yang tidak memiliki beban sosial dan persoalan dengan pandangan umum masyarakat semata-mata. Terutama menyangkut soal persyaratan, integritas bagi seorang menteri. Sebagai contoh adalah negara Amerika Serikat sebagai salah satu penganut sistem Presidensial yang telah berusia lebih dari 400 tahun. Presiden Amerika Serikat dalam menentukan berbagai departeman-departemen dan menteri-menteri harus mendapatkan persetujuan majelis atau salah salah satu organnya dalam hal ini adalah senat. Sehingga pembentukan departemen, pemerintahan dan pemilihan menteri-menteri itu harus dapat dipertanggungjawabkan di hadapan senat. Pelaksanaan kekuasaan yang mutlak dalam bidang apapun sangat rentan terhadap perimbangan kekuasaan.

Fraksi kami berharap, anggapan bahwa Undang-undang Kementerian Negara ini akan mereduksi kewenangan Presiden dan mengebiri hak prerogatif Presiden tidak lagi muncul di dalam masyarakat. Undang-undang Kementerian Negara. lni justru akan memberikan kepastian dalam kehidupan berpolitik dan sebagai perwujudan dari pada Undang-Undang Dasar 1945.

Saudara pimpinan rapat dan hadirin yang kami hormati. Meskipun di dalam RUU ini telah disepakati jumlah kementerian negara paling banyak

34 kementerian, kami mengharapkan kepada Presiden yang akan datang untuk mengedepankan secara lebih bersungguh-sungguh prinsip efisiensi dan efektif serta proporsionalitas organisasi pemerintahan kita.

/Sehingga ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

24

Sehingga boleh jadi jumlah kementerian bisa dikurangi dari jumlah maksimal sebagaimana dipersyaratkan di dalam undang-undang ini. Upaya melakukan reformasi birokrasi sekarang ini, salah satu wujud konkritnya adalah berupa keberanian seorang Presiden untuk mengadakan rasionalisasi jumlah kementerian di atas kerangka pemberian, penajaman terhadap urusan tertentu dan berorientasi pada spirit otonomi daerah.

Saudara pimpinan yang kami hormati. Demikianlah Fraksi PKB memahami dan mencoba mengapresiasi ini, sehinga kami

bisa menyetujui, sepakat bulat untuk diprosesnya RUU ini pada tingkat yang ke 2. Dengan mengucapkan bismilahirohmanhirohim, mudah-mudahan apa yang kita laksanakan ini menjadi yang terbaik untuk kepentingan bangsa dan negara.

Demikian. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Baik, terima kasih pak Saifullah Ma'shum. Berikutnya dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera.

F-PKS (MUSTAFA KAMAL, SS): Bismilahirahman hirohim. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bapak-bapak dan ibu sekalian yang saya hormati. Bapak pimpinan, Bapak menteri dan para anggota Dewan yang saya hormati. Perkenankan saya menyampaikan pandangan mini dari Fraksi Keadilan Sejahtera

bagian tengahnya dan akhirnya. Jadi tidak di awal dan akhir. Karena ini bagian tengahnya, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera dalam perdebatan yang cukup dalam di fraksi, kami masih mempunyai ganjalan terhadap rancangan undang-undang ini terkait dengan dihapuskannya Pasal 23 ayat, saya agak lupa ayat yang ke berapa itu kemarin. Yang berkaitan dengan perangkapan jabatan dengan jabatan partai politik. Memang kemarin saya hadir agak terlambat di Panja, Panjanya luar biasa cepat mengambil keputusan. Mungkin mumpung belum saya datang begitu, tapi kami menghormati segala proses yang sudah berlangsung dengan sangat baik dan saya sungguh bahagia bisa hadir dalam pembahasan-pembahasan yang bersejarah ini.

Saya kira akan sangat menentukan masa depan Republik kita ke depan. Dan komitmen dari Partai Keadilan Sejahtera adalah agar proses reformasi di Republik ini bisa semakin tajam dilaksanakan, dengan menteri-menteri yang baik itu kelembagaannya, maupun personalnya mempunyai kompetensi. Karena itu adalah pesan agama yang kami yakini di Partai Keadilan Sejahtera bahwa masalah kepemimpinan itu adalah masalah kompetensi, masalah keahlian. Oleh karena itu, walaupun banyak sekali muatan-muatan politik, tetapi jangan sampai mengabaikan kompetensi ini. Dan dari sinilah kita bisa mengawali proses reformasi birokrasi dan mendorong kemajuan Republik kita ini di masa yang akan datang. Oleh karena itu dengan catatan di tengah ini, Partai Keadilan Sejahtera setuju untuk dilanjutkannya pembahasan Rancangan Undang-undang tentang Kementerian Negara ini untuk di bawa kepada pembicaraan tingkat 2 di Paripurna. Dengan catatan Pasal 23 yang terkait dengan, Pasal 23 yang terkait dengan perangkapan jabatan menteri dengan jabatan partai politik.

Terima kasih pak ketua. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

/KETUA RAPAT:

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

KETUA RAPAT: T erima kasih pak Mustafa Kamal. Berikutnya dari Fraksi Partai Bintang Pelopor Demokrasi.

F-BPD (JAMALUDDIN KARIM, SH): Terima kasih pimpinan. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Jadi saya pertama kali, ringkas saja bukan dibaca.

25

Pertama kali kita merasa bersyukurlah telah 16 bulan ini kita bisa menyelesaikan pembahasan terhadap Rancangan Undang-undang tentang Kementerian Negara. Dari pandangan Fraksi kami ada dua hal yang perlu mendapatkan perhatian kita semua.

Pertama, adalah Fraksi kami ingin mengajak khsusnya kepada Pemerintah untuk menata kembali terhadap pola hubungan antara kementerian atau lembaga tinggi negara dengan lembaga pemerintah non departemen. Karena tidak kurang dari 70 lembaga non departemen yang sebagian lembaga ini bernomenklatur badan, sebagian lagi bernomenklatur komisi. lni sepanjang perjalanannya lembaga-lembaga non departemen ini juga bisa lambat laun akan mengurangi kewenangan dari Presiden itu sendiri. lni yang perlu mendapat perhatian dari. Karena ini tidak masuk dalam pembahasan materi di sini. Nah, ini yang saya kira fraksi kami betul-betul mengharapkan hal yang sangat serius untuk ditata kembalilah keberadaannya komisi-komisi atau lembaga negara non departemen. Karena dilihat dari sudut tata negara, keberadan komisi atau badan dapat saja membatasi kewenangan Presiden khususnya dalam hal pengisian jabatan-jabatannya sendiri, itu hal yang pertama.

Yang kedua, fraksi kami ingin mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari Pemerintah, keberadaan Sekretariat Negara dan Sekretariat Kabinet ini perlu juga dipikirkan kembali. Karena kedua lembaga ini, sebenarnya tidak menangani urusan tertentu dalam Pemerintahan. Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3) Undang-Undang Dasar Tahun 1945. Secara konstitusional pelayanan terhadap Presiden demi kelancaran tugas-tugasnya sama sekali bukanlah sesuatu yang bersifat urusan Pemerintahan. Sejak tahun 1945 atau sejak tanggal 4 September 1945 pertama kali kabinet dibentuk, Sekretariat Negara selalu berfungsi sebagai pelayan adminstrasi terhadap Presiden. Sebaliknya Sekretariat Kabinet sejatinya adalah bagian dari Sekretariat Negara. Konsekuensinya Sekretariat Kabinet tidak memiliki fungsi yang berdiri sendiri. Menciptakan dua instansi yang memiliki serupa, yakni sama-sama melayani Presiden dapat menimbulkan ketidakproduktifan dan tumpang tindih pekerjaan. Oleh karena itu, hal ini juga harus menjadi perhatian kita. Karena ini levelnya juga adalah level setingkat menteri. Jadi perlu mendapat perhatian, khususnya kepada Presiden dalam menata kebijakan dua lembaga ini. Dan sepanjang fakta berjalan ini juga, terhadap gangguan-gangguan ini terjadi. lni perlu diperhatikanlah, artinya fraksi kami mohon perhatian terhadap pernyataan ini.

Sebenarnya masih banyak juga yang memerlukan perhatian, tetapi karena takut nanti Pak Permadi interupsi, dan akhirnya dengan mengucapkan bismilahirahmanhirohim, fraksi kami menyambut dengan senang hati peningkatan rancangan undang-undang ini untuk dibahas dalam pembicaraan tingkat II dalam Paripurna yang tidak terlalu lama.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

/KETUA RAPAT:

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

26

KETUA RAPAT: Terima kasih pak JK. Berikutnya kami persilahkan dari Fraksi Partai Bintang Reformasi. Silahkan !

F-PBR (H. ADE DAUD ISWANDI NASUTION): Selamat siang, saya sebagai anggota DPR, mungkin bekas Fraksi Bintang Reformasi,

masih tapi sudah kontak. Jadi tadi saya sudah kontak fraksi, lagi disiapkan suratnya, tapi pada prinsipnya menyetujui. Soal baca itu soal biasa, jadi akan diserahkan segera.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPA T: Terima kasih pak Ade. Yang berikutnya Fraksi Partai Damai Sejahtera.

F-PDS (CAROL DANIEL KADANG, SE, MM): Terima kasih pimpinan. Pak menteri dan teman-teman sekalian. Padangan Fraksi Partai Damai Sejahtera, dengan memperhatikan memori dan

sebagainya, maka dengan ini Fraksi Partai Damai Sejahtera berpendapat dan memutuskan untuk mendukung sepenuhnya pembahasan RUU tersebut di Paripurnakan untuk segera disahkan menjadi undang-undang.

Demikian pandangan Fraksi Partai Damai Sejahtera. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salom, damai negeriku, sejahtera bangsaku.

KETUA RAPAT: Terima kasih pak Carol. Demikian pendapat mini dari masing-masing fraksi sebelum kami mengesahkan,

mungkin kami persilahkan dulu kepada Pemerintah untuk menyampaikan kata akhirnya. Silahkan !

PEMERINTAH (MENSESNEG/HA TT A RADJASA): Bismilahirahmanhirohim. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. Pimpinan dan anggota Panitia Khusus Rancangan Undang-undang Kementerian

Negara DPR-RI. Hadirin yang berbahagia. ljinkan kami membaca secara lengkap pimpinan. Pertama-tama marilah kita Panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah

Subahahuwataalah, Tuhan Pencipta Alam Semesta, karena atas rahmat dan ridoh-Nya kita berkumpul bersama-sama untuk menghadiri Rapat Kerja Panita Khusus Rancangan Undang­undang Kementerian Negara DPR-RI dengan Pemerintah. ljinkanlah kami pada kesempatan ini menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Panitia Khusus, Panitia Kerja dan Tim Perumus, Tim Sinkronisasi serta yang di back up oleh Sekretariat Pansus yang telah bekerja keras selama lebih dari 3 tahun untuk menyelesaikan Rancangan Undang­undang Kementerian Negara.

/Berbagai ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

27

Berbagai pandangan dan perdebatan yang konstruktif telah membawa rancangan undang-undang ini pada sebuah produk yang dapat memberikan kepastian hukum sebagaimana diamanatkan oleh dalam UUD Tahun 1945. Dan sekaligus menegaskan dan menegakan sistem Presidensial yang kita anut secara konsisten di dalam bangunan ketatanegaraan kita.

Pimpinan, para anggota Pansus Rancangan Undang-undang Kementerian Negara, hadirin yang kami hormati.

Setelah kita sama-sama mendengar dan menyimak dengan seksama pendapat Fraksi­fraksi atas penyelesaian pembicaraan tingkat I mengenai Rancangan Undang-undang. Kita bersyukur karena semua fraksi telah bersepakat, untuk melanjutkan pembicaraan tingkat I pada Pembicaraan tingkat II guna pengambilan keputusan. Kita berharap melalui pembicaraan tingkat II yang akan datang Rancangan Undang-undang tentang Kementerian Negara ini dapat disetujui bersama dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat untuk selanjutnya disahkan menjadi Undang-undang. Di dalam rancangan undang-undang ini dinyatakan secara tegas, bahwa Presiden dibantu oleh para menteri yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden sebagai Kepala Pemerintah.

Undang-undang ini juga dengan tegas mengatur bahwa Presiden dengan hak prerogatif dalam menyusun Kementerian Negara yang akan membantu dalam menyelenggarakan urusan Pemerintahan. Oleh karena itu dengan hadirnya undang-undang ini, memudahkan Presiden dalam menyusun kementerian negara. Karena secara jelas dan tegas, di dalam undang-undang ini diatur mengenai kedudukan, tugas, fungsi dan susunan organisasi Kementerian Negara. Meskipun undang-undang ini memberikan ruang bagi penggunaan hak prerogatif Presiden, namun tidak mengesampingkan peran Dewan Perwakilan Rakyat. Hal ini tercermin jika Presiden akan melakukan perubahan terhadap sebuah kementerian, baik disebabkan sebagai akibat dari pemisahan atau penggabungan kementerian maka harus dilakukan melalui pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat.

Undang-undang Kementerian Negara, selain mengatur beberapa hal, yang kami kemukakan tadi, juga memuat aturan mengenai pembatasan jumlah kementerian. Jumlah Kementerian dibatasi oleh undang-undang ini paling banyak 34 Kementerian. Pembatasan jumlah kementerian ini sejalan dengan niat kita bersama untuk terus melakukan reformasi birokrasi. Undang-undang ini lebih menitikberatkan pada peningkatan pelayanan publik yang prima. Sehingga Pemerintahan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Pimpinan, para anggota Pansus Rancangan Undang-undang Kementerian Negara DPR-RI dan hadirin yang kam hormati.

Kita bersyukur bahwa selama proses pembahasan RUU tentang Kementerian Negara, yang diajukan DPR-RI kepada Presiden semua permasalahan telah dibahas dengan cermat, mendalam dan hati-hati. Berbagai argumentasi yang melatarbelakangi penentuan penormaan atau substansi yang diatur dapat kita pertanggungjawabkan bersama, baik secara yuridis maupun secara ilmiah. Hal ini kita lakukan semata-mata demi menghasilkan produk undang­undang yang berkualitas.

Demikianlah pendapat Pemerintah yang dapat kami sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Kami mewakili Presiden Republik Indonesia, menyetujui dan menyambut baik atas diselesaikannya pembahasan RUU ini pada pembicaraan tingkat I untuk diteruskan pada pembicaraan tingkat II dalam Rapat Paripurna guna mengambil keputusan.

Kami berharap semoga, RUU ini dapat diaplikasikan dengan baik setelah menjadi undang-undang dengan semangat dan jiwanya setelah disahkan oleh Presiden dan disahkan menjadi undang-undang.

/Akhir ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

28

Akhir kata kami menyampaikan sekali lagi, ucapan terima kasih kepada pimpinan dan anggota para Pansus RUU Kementerian Negara DPR-RI, yang dengan penuh dedikasi, semangat dan kerja keras telah menyelesaikan pembahasan Rancangan Undang-undang pada tingkat pertama ini.

Atas segala perhatian, pimpinan dan anggota Pansus RUU Kementerian Negara DPR­RI, kami mengucapkan terima kasih. Semoga Allahsubahanahuwataallah senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kita semua.

Terima kasih. Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT: Terima kasih Bapak Menteri Sekretaris Negara. lbu dan bapak anggota Pansus, sama-sama telah kita dengarkan pendapat akhir mini

dari masing-masing Fraksi dan juga kita sudah mendengarkan kata akhir dari Pemerintah. Maka perkenankan kami pimpinan Pansus untuk mengesahkan rancangan undang-undang ini menjadi rancangan undang-undang yang akan kita putuskan untuk kita bawa pada pembicaran tingkat lanjut di sidang Paripurna guna disahkan menjadi undang-undang. Namun sebelum kami mengesahkan, sesuai dengan ketentuan Tata Tertib rancangan undang-undang ini nanti akan ada agenda berikutnya yaitu penandatanganan draft. Terlebih dahulu harus dibacakan draft rancangan undang-undang ini.

Kami mengetuk tentunya sesuai dengan ketentuan Tata Tertib harus dibacakan terlebih dahulu draft rancangan undang-undang ini. Namun kami mengusulkan, draft rancangan undang-undang ini sebetulnya sudah bolak balik dibacakan. Di Timus dibaca mulai dari rancangan, judul, nomenklatur segala macam. Di Timus dibaca lagi, di Timsin dibaca lagi, dan kemarin terakhir di Panjapun dibacakan lagi. Namun kami ingin agar lebih afdol, jangan sampai ada sesuatu yang seolah-olah tidak dipublikasikan. Kita lihat dulu di Pasal 10 catatannya sudah hilang, ok sudah bersih. Berikutnya di catatan di Pasal 19 sudah hilang, ok. Berikutnya di Pasal 22 yang tadi sudah berubah, ok. Kemudian yang berikutnya di Pasal 24 sudah bersih catatan, ok. Berikutnya mungkin bisa ditampilkan penjelasan dari hasil loby tadi.

F-PAN (IR. HJ. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc): Untuk Pasal 24 itu tetap ada catatannya karena tadi hasil loby tadi kita masukan ke

penjelasan. Jadi.

KETUA RAPAT: Catatan sudah di kaver langsung di penjelasan. Sekarang ditampilkan.

F-PAN (IR. HJ. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc): Penjelasannya sudah direformulasi kembali ?

KETUA RAPA T: Makanya kita lihat tampilannya. Jadi ada juga memperhatikan kompetensi dalam tugas

kementerian, memiliki kepemimpinan, dan sanggup bekerjasama sebagai pembantu Presiden, ok. lntegritas di penjelasan di sini double, yang di norma itu ada, tapi disinikan ngga mungkin integritasnya dihilangkan pak. Jadi dalam penjelasan itu jadi satu napas.

Baiklah ibu dan bapak sekalian. Masih ada, pak Rambe. Silahkan !

/F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, M.Sc):

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

29

F·PG (RAMBE KAMARULZAMAN, M.Sc): lni ketua saya baru dikontak sama pimpinan fraksi saya. Pasal 23 yang memang waktu

itukan rada, Pasal 23. Redaksional saja, kita ingin perjelas begitu.

KETUA RAPAT: Pasal 23 yang rangkap jabatan, itu juga sudah masuk di penjelasan umum pak.

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, M.Sc): Ya, tapi ayat c nya. Bukan poin c bukan ayat c, Pasal 23 poin c. inikan kita robah pada

waktu itu. pertama-tamakan pimpinan organisasi lainnyakan begitu. lni perkara ditambah sosial kemasyarakatan bisa jadi perkara panjang ini, kalau kita ngga jelas kriterianya. Menteri dilarang merangkap jabatan sebagai, c pimpinan organisasi sosial kemasyarakatan dan pimpinan yang dibiayai dari anggaran pendapatan dan belanja negara dan atau anggaran pendapatan dan belanja daerah. lni kita bedakan khusus poin c, ini politik kita ngga masuk. Ada kata-kata dan disitu, jadi ada pertanyaan. Bagaimana kalau ormas yang biasa saja begitu atau ormas, LSM atau juga hal yang menyangkut misalnya KONI misalnya organisasi juga. Jadi sosial kemasyarakatan dan pimpinan organisasi yang. lni yang harus kita perjelas ini, ketua.

KETUA RAPAT: Kata kuncinya pak Rambe, kata-kata dibiayai dari APBN. Jadi ada organisasi­

organisasi sosial kemasyarakatan kalau memang pembiayaannya itu mutlak 100 % dari APBN, karena ada korelasi kepentingan budget dan sebagainya itu yang dilarang pak. Saya rasa cukup jelas pak. Pimpinan organisasi sosial kemasyarakatan dan pimpinan organisasi yang dibiayai dari anggaran pendapatan negara dan atau anggaran pendapatan daerah.

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, M.Sc): lni ke ahli bahasa ini, kata-kata dan ini yang menjadi. Dan itu sepertinyakan, pimpinan

organisasi sosial kemasyarakatan selesai, dan pimpinan organisasi yang dibiayai. ltu yang menjadi soal dan nya itu. ini bisa debat, makanya ahli bahasa bagaimana ini.

KETUA RAPAT: Dari pemerintah mungkin ada pendapat. Pak Arbab silahkan.

F-PAN (ARBAB PAPROEKA, SH): Saya kira, penempatan kata dan atau itukan memperlihatkan bahwa apakah akan

diperlakukan secara alternatif atau kumulatif. Kai au pemakaian kata dan dengan sendirinya kedua-duanya itu tidak boleh. Jadi baik itu organisasi kemasyarakatan dan organisasi yang dibiayai oleh APBN itu tidak boleh. Tapi kalau atau itu, ada alternatif.

Demikian pimpinan.

KETUA RAPAT: Silahkan pak menteri.

/PEMERINTAH (MENPAN/TAUFIK EFFENDI):

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I ~;

30

PEMERINTAH (MENPAN/TAUFIK EFFENDI): lni yang perlu kita tegaskan, yang tidak bolehnya itu yang dibiayai oleh anggaran

negarakah atau APBD kah ataukah organisasi sosial kemasyarakatan saja disitu letaknya dia masalah disini. Pada hal maksudnya kedua-duanya ini, apabila dia dibiayai oleh itu. Jadi kalau aman itu hanya garis miring saja, lebih aman dari pada itu. Benar pak Rambe tadi, yang kita renungkan serius. Karena ini redaksinya bisa mengundang interpretasi yang jauh betul, saya kira. Pimpian organisasi sosial kemasyarakatan dan pimpinan organisasi. Tidak disebutkan lagi organisasi apa itu.

KETUA RAPAT: Jadi salah satu contoh pak. Saya mungkin saya ambil jalan tengah menggunakan kata

atau saja. Contohnya begini pak seperti KONI, itu ngga bisa lagi merangkap menteri, ketua KONI. ltu yang akhirnya ngurus olah raga, bukan ngurus kementeriannya begitu. Pegang panahan di Indonesia, dulu menteri saya pegang ketua panahan dulu, itu akhirnya kerjanya ngurus panah saja. ok, cukup pak Rambe ia. Setuju?

F-PG (RAMBE KAMARULZAMAN, M.Sc): Kalau saya dari awal fraksi kami mengajukan agar pimpinan politik ngga boleh. Partai

politik, tapi kita turun organisasi kemasyarakatan kita larang-larang. Pada hal organisasi kemasyarakatan mana yang dibiayai oleh APBN. Saya ingin tahu, tanya pak Mensesneg. Yang saya maksudkan Ormas yang dibiayai oleh APBN, atau organisasi Ormas mana. Kalau memang ngga ada karena apa harus dimaksuk-masukin. lnikan pasal ini, adanya karena ada organisasi politik di atas pada waktu itu. Nggak, kita ngga mau, yang tadi saja soal syarat kita drop. Hal-hal yang nggak jelas, ini menurut lebih tidak jelas lagi. Saya pak menteri, sekarang ini misalnya Ketua Umum Kosgoro saya misalnya, yang dibiayai APBN misalnya. Tapi ada anggapan orang karena kata-kata begini. Pimpinan organisasi, rasanya organisasi kemasyarakatan ini sudah karir terakhir dalam masyarakat. lni harus kita cari klarifikasinya saudara ketua. Kalau nggak kita drop atau tidak usah dimasukan organisasi kemasyarakatannya. Pimpinan organisasi yang dibiayai APBN selesai.

KETUA RAPAT: Silahkan dari Pemerintah mungkin.

PEMERINTAH (MENSESNEG/HA TT A RADJASA): Ya, saya kira memang ini bisa menimbulkan multitafsir. Oleh sebab itu lebih baik

disebutkan saja, pimpinan organisasi yang dibiayai oleh Anggaran Pendapat. Jadi semua organisasi apapun yang dibiayai oleh APBN atau APBD dilarang.

Terima kasih.

KETUA RAPAT: lni solusi yang ditawarkan oleh Pemerintah. bagaimana fraksi-fraksi, setuju. Setuju, ok

KETOK PALU 1 X

Terima kasih. Baik ibu dan bapak yang kami hormati.

/Tadi ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

31

Tadi kita sudah lampai keseluruhan proses pembahasan penetapan undang-undang 1n1 untuk pembicaraan tingkat I. Maka tibalah pimpinan mengambil keputusan, dengan mengucapkan bismilahirahmanhirohim, setelah mendengarkan pendapat akhir mini dari masing-masing fraksi dan pendapat dari Pemerintah dengan segenap penjelasan-penjelasan yang dikemukakannya dan dengan ketentuan Tata Tertib, bahwa rancangan undang-undang ini juga sudah kita bacakan dan sudah kita pahami bersama, mulai dari draft rancangan undang-undangnya sampai dengan penjelasannya, dan disertai dengan perbaikan­perbaikannya yang juga sudah kita saksikan. Perbaikan tersebut juga sudah kita lakukan, maka dengan ini Rancangan Undang-undang Kementerian Negara disetujui pada pembicaraan tingkat I untuk selanjutnya dibicarakan, disampakan, dihantarkan pada sidang Paripurna dalam rangka pengambilan keputusan di tingkat II. Dengan ini kami sahkan.

KETOK PALU 3 X

Terima kasih bapak unsur pimpinan, segenap anggota Pansus, pihak Pemerintah beserta dengan segenap jajarannya. Pada kesempatan yang baik ini, ijinkan kami sebagai pimpinan Pansus dalam kata akhir di pembicaraan tingkat I ini, sekali lagi ingin menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada pihak Sekretariat Jenderal Pansus dan di pihak Sekretariat Tim Pemerintah yang tidak bosan-bosanya membopong dan membawa segala perangkatnya, segala komputernya dari satu tempat ke tempat yang lain. Bahkah lebih capai dari kami, yang sangat mendukung, itu apresiasi kami yang pertama, dan yang kedua buat pak Permadi dan unsur pimpinan yang lain dan dengan ketulusan, keiklasan dan kerja kerasnya keseluruhan draft ini dapat kita rampungkan. Dan juga tidak kalah pentingnya kepada Bapak Menteri Sekretaris Negara, Bapak Menpan, Bapak Menteri Hukum dan HAM. Walupun di sela-sela pembahasan ada materi loby yang harus by phone, kita sulit memberi keputusan. Tapi lewat telephon walaupun tidak berada di lokasi masih ikut ngurus dalam proses pengambilan keputusan atas rancangan undang-undang ini. Maka kesemuanya itu, hanya bisa kami kembalikan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subahanahuwataa/a yang mungkin akan memberikan penilaian terhadap apa yang kita kerjakan itu semua.

Dan untuk itu selanjutnya kami persilahkan wakil-wakil fraksi, unsur Pemerintah, dan pimpinan Pansus untuk menandatangani draft yang sudah kami persiapkan.

IPENANDATANGAN NASKAH RUUI

Kami silahkan. Silahkan kembali ke tempat untuk kita menutup. Dengan penandatanganan draft naskah rancangan undang-undang yang sudah kita

lakukan, maka tibalah Rapat Kerja Pansus Rancangan Undang-undang Kementerian Negara ini, kami tutup secara resmi. Dan dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah Subahanahuwatala, alhamduli/ah, Rapat Kerja Pansus Rancangan Undang-undang Kementerian Negara pada hari ini secara resmi kami nyatakan di tutup.

Terima kasih atas segala perhatiannya dan mohon maaf dengan segala kekuarangan dalam penyelenggaraan rapat ini.

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETOK PALU 3 X

/Rapat ...

I I I I I I I I I I I I I I I I I I I I

Rapat ditutup: 13.05 WIB

Jakarta, 16 Oktober 2008 a.n. Ketua Rapat

Pansus RUU Kementerian Negara Sekretaris,

Ors. Riyadi Santoso, M.Si NIP. 210001449

32