PROPOSAL DISERTASI byhq

36
Oleh: Oleh: B A E H A Q I B A E H A Q I Presentasi Presentasi P P ENDIDIKAN KARAKTER DI PESANTREN ENDIDIKAN KARAKTER DI PESANTREN DAN RELEVANSINYA DENGAN DAN RELEVANSINYA DENGAN TOLERANSI BERAGAMA TOLERANSI BERAGAMA ( ( Studi Kasus di Pesantren Tangerang Studi Kasus di Pesantren Tangerang dan Pandeglang dan Pandeglang ) ) 11/18/22 1

Transcript of PROPOSAL DISERTASI byhq

Oleh:Oleh:

B A E H A Q IB A E H A Q I

PresentasiPresentasi

PPENDIDIKAN KARAKTER DI PESANTREN ENDIDIKAN KARAKTER DI PESANTREN DAN RELEVANSINYA DENGAN DAN RELEVANSINYA DENGAN

TOLERANSI BERAGAMATOLERANSI BERAGAMA((Studi Kasus di Pesantren Tangerang Studi Kasus di Pesantren Tangerang

dan Pandeglangdan Pandeglang))

11/18/221

SLIDE ASLIDE ABerkaitan dengan paparan berupa outline Berkaitan dengan paparan berupa outline

terdiri dari 6 slideterdiri dari 6 slide

SLIDE BSLIDE BBerkaitan dengan tuntutan UIN Berkaitan dengan tuntutan UIN

Syahid Jakarta terdiri dari 4 slideSyahid Jakarta terdiri dari 4 slide

LET BEGIN…..!LET BEGIN…..! 211/18/2211/18/22

Slide IASPEK PENDIDIKAN KARAKTER DI ASPEK PENDIDIKAN KARAKTER DI PESANTREN:PESANTREN:

311/18/2211/18/22

INSTRUMEN PKPINSTRUMEN PKP1. Fasilitas2. Kyai sebagai pemimpin dan figur sentral3. Jiwa dan Filsafat Hidup4. Berasrama5. Integrated

a) Integrasi Tripusat Pendidikanb) Integrasi Jalur Pendidikanc) Integrasi Kurikulumd) Integrasi Iman-Ilmu-Amal

6. Komprehensif 7. Kemandirian 8. Orientasi kemasyarakatan

Diadopsi dari; POLA PENDIDIKAN PESANTREN DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSAOleh: DR. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA 

411/18/2211/18/22

KARAKTER

KARAKTER adalah Watak, tabiat, akhlak atau keperibadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berfikir, bersikap dan bertindak

511/18/2211/18/22

Hakekat KarakterHakekat KarakterMenurut Simon Philips dalam Buku Menurut Simon Philips dalam Buku Refleksi Karakter Bangsa Refleksi Karakter Bangsa (2008:235), karakter adalah (2008:235), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju kumpulan tata nilai yang menuju pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan pada suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. perilaku yang ditampilkan.

Sedangkan Doni Koesoema A (2007:80) memahami bahwa Sedangkan Doni Koesoema A (2007:80) memahami bahwa karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap karakter sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagaisebagai ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas ”ciri, atau karakteristik, atau gaya, atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkunganyang diterima dari lingkungan, , misalnya lingkungan keluarga misalnya lingkungan keluarga pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.” Hal pada masa kecil dan juga bawaan seseorang sejak lahir.” Hal yang selaras disampaikan dalam Buku yang selaras disampaikan dalam Buku Refleksi Karakter BangsaRefleksi Karakter Bangsa (2008:233) yang mengartikan karakter bangsa sebagai kondisi (2008:233) yang mengartikan karakter bangsa sebagai kondisi watak yang merupakan identitas bangsa. watak yang merupakan identitas bangsa.

611/18/2211/18/22

KARAKTER SANTRI:KARAKTER SANTRI:

711/18/2211/18/22

PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER MENURUT UU SISDIKNASMENURUT UU SISDIKNAS

1)Beriman&bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

2)berakhlak mulia, 3)sehat, 4)berilmu, 5)cakap, 6)kreatif, 7)mandiri, 8)menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3).

Pedoman Pedoman Penelitian Penelitian

sayasaya

811/18/2211/18/22

RENCANA AKSI NASIONAL RENCANA AKSI NASIONAL PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER

KEMDIKNASKEMDIKNASEnam Program Utama dalam RAN Enam Program Utama dalam RAN Kementerian Pendidikan Nasional adalah Kementerian Pendidikan Nasional adalah Pengembangan Pendidikan Karakter, yaitu Pengembangan Pendidikan Karakter, yaitu (1) (1) Harmonisasi Kebijakan dan Regulasi Harmonisasi Kebijakan dan Regulasi Pendidikan Karakter, Pendidikan Karakter, (2)(2) Pengembangan Pengembangan Sinergi dan Konsep Pendidikan karakter, Sinergi dan Konsep Pendidikan karakter, (3)(3) Pengembangan Kapasitas Sumber Pengembangan Kapasitas Sumber Daya, Daya, (4)(4) Penelitian Pendidikan Karakter, Penelitian Pendidikan Karakter, (5)(5) Perintisan Model Pendidikan Karakter, Perintisan Model Pendidikan Karakter, (6)(6) Implementasi dan Diseminasi Model Implementasi dan Diseminasi Model Pendidikan Karakter. Pendidikan Karakter.

911/18/2211/18/22

PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER DLM DLM

4 PILAR UNESCO4 PILAR UNESCO

LEARNING TO KNOWLEARNING TO DOLEARNING TO BELEARNING TO LIVE TOGETHER

1011/18/2211/18/22

PENDIDIKAN KARAKTER PENDIDIKAN KARAKTER menurut menurut Dr. Thomas Lickona:Dr. Thomas Lickona:

Dapat dipercaya (trustworthy) sifat jujur (honesty) integritas (integrity)Memperlakukan orang lain dengan hormat (treats people with respect)Bertanggungjawab (responsible),Adil (fair),Kasih sayang (caring)Warganegara yang baik (good citizen)

TRUSTWORTHINESSTRUSTWORTHINESS RESPECTRESPECT RESPONSIBILITYRESPONSIBILITY FAIRNESSFAIRNESS CARINGCARING

HONESTYHONESTY COURAGECOURAGE DILIGENCEDILIGENCE INTEGRITYINTEGRITY CITIZENSHIPCITIZENSHIP

1111/18/2211/18/22

Slide IIPESANTREN:PESANTREN:Sejarah Pesantren di Banten Peran Pesantren di Banten dibidang Agama, Dakwah dan SosialUlama&Tokoh Masyarakat di Banten (perspektif sejarah)Model Pendidikan Pesantren di Banten

1211/18/2211/18/22

KENAPA PESANTREN:KENAPA PESANTREN:1. Peran Sejarah1. Peran SejarahPosisi pesantren dilihat dari tiga periode sejarah bangsa (masa penjajahan, masa orbe, masa reformasi)5 Element Dasar Lahirnya Pesantren:5 Element Dasar Lahirnya Pesantren:

1. Kyai1. Kyai2. Santri2. Santri3. Pondok atau Asrama3. Pondok atau Asrama4. Masjid4. Masjid5. Pengajaran 5. Pengajaran

2. Letak Geografis Banten2. Letak Geografis Banten1311/18/2211/18/22

1. Komprehensif a. kognitif, afektif, psikomotorik b. al-tarbiyah al-‘aqliyyah,

al-tarbiyah al- ruhiyyah, al-tarbiyah al-khuliqiyyah, al-tarbiyah al-ijtima’iyyah. al-arbiyah al-jismiyyah,

2. Kemandirian: lembaga, sistem, kurikulum, dana3. Orientasi kemasyarakatan

KARAKTER SISTEM PENDIDIKAN KARAKTER SISTEM PENDIDIKAN PESANTRENPESANTRENmenurut; menurut; DR. K.H. ABDULLAH SYUKRI ZARKASYI, M.A.DR. K.H. ABDULLAH SYUKRI ZARKASYI, M.A. PIMPINAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PONOROGOPIMPINAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PONOROGO

1411/18/2211/18/22

NILAI-NILAI PENDIDIKAN DI NILAI-NILAI PENDIDIKAN DI PESANTRENPESANTRENmenurut;menurut; DR. K.H. ABDULLAH SYUKRI ZARKASYI, M.A.DR. K.H. ABDULLAH SYUKRI ZARKASYI, M.A. PIMPINAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PONOROGOPIMPINAN PONDOK MODERN DARUSSALAM GONTOR PONOROGO

Keikhlasan KesederhanaanKemandirianUkhuwwah IslamiyyahJiwa Bebas

1511/18/2211/18/22

PENDEKATAN PENDEKATAN PENELITIANPENELITIANPendekatan fenomenologis;

berusaha untuk memahami makna peristiwa serta interaksi pada orang-orang dalam situasi tertentu. Pendekatan ini menghendaki adanya sejumlah asumsi yang berlainan dengan cara yang digunakan untuk mendekati perilaku orang dengan maksud menemukan “fakta” atau “penyebab”. 1611/18/2211/18/22

PENDEKATAN INI DIDUKUNG OLEH PENDEKATAN INI DIDUKUNG OLEH TEORITEORI: :

EMILE DURKHEIM, ROBERT N. EMILE DURKHEIM, ROBERT N. BELLAH, BELLAH,

THOMAS LUCKMANN, DAN CLIFFORD THOMAS LUCKMANN, DAN CLIFFORD GEERTZGEERTZ

Lanjutan...Lanjutan.................

1711/18/2211/18/22

PERILAKU SOSIOLOGISPERILAKU SOSIOLOGIS(Emile Durkheim)(Emile Durkheim)

PERI

LAKU

MAS

A LA

LUPE

RILA

KU M

ASA

LALU

PERILAKU MASA DATANG

PERILAKU MASA DATANG

PERI

LAKU

TER

APAN

PERI

LAKU

TER

APAN• Apa yg jadi motif

• Bgm pola perilakunya• Apa ciri individu

• Mengarahkan• Mengubah• Mengendalikan

Anda tdk dpt

Memukul bola

Jk hanya bljr dr

buku• Mencoba

• Mempraktikkan

POTENSIPOTENSIMANUSIAMANUSIA

• Kepaduan (cohesiveness)• Komitmen (commitment)

Ikut serta / tdk sibuk dg kegiatan sendiri

““A social fact is identifiable through A social fact is identifiable through the power of external coercion which the power of external coercion which it exerts or is capable of exerting it exerts or is capable of exerting upon individuals” (Durkheim,  [1895] upon individuals” (Durkheim,  [1895] 1982, p. 56). 1982, p. 56).

Dikembangkan oleh Emile Durkheim dlm The Rules of Sociological Method th.1895 dan Suicide th . 1897.

Robert N. Bellah Robert N. Bellah “Beyond Belief : Essays on Religion in a Post-Tradisionalist World”

11/18/22 19

1) Agama sebagai persoalan teoritis yang utama dalam memahami tindakan sosial,

2) kaitan antara agama dan berbagai wilayah kehidupan sosial lainnya, seperti ekonomi, politik dan kelas sosial,

3) mempelajari peran, organisasi dan gerakan-gerakan keagamaan.

20

Robert N. Bellah Robert N. Bellah ((Tokugawa ReligionTokugawa Religion))

Pengaruh Agama melalui Pranata keluargaPengaruh Agama melalui Pranata keluarga

Pemahaman etika untuk mengabdi tanpa batas tidak hanya berlaku dalam lingkup negara melainkan juga untuk mengatur rumah tangga pedagang. Untuk menaikkan, memenuhi dan menjaga harga diri keluarga dan kewajiban sakral lainnya, sikap dan tingkah laku sombong, malas, dan tidak jujur dianggap sebagai tingkah laku terkutuk. Seseorang tidak boleh mengurangi dan atau menjatuhkan nama baik kelurga atau menghancurkan usaha keluarga, karena ini akan menimbulkan rasa malu luar biasa bagi nenek moyangnya.

Thomas Luckmann Thomas Luckmann Teori Konstruksi SosialTeori Konstruksi Sosial

11/18/22 21

“the Social Construction of Reality: A Treatise in the Sociology of Knowledge”

Istilah konstruksi sosial atas realitas (social construction of reality) didefinisikan sebagai proses sosial melalui tindakan dan interaksi dimana individu menciptakan secara terus-menerus suatu realitas yang dimiliki dan dialami bersama secara subyektif.

11/18/22 22

Dalam perspektif ini, Thomas Luckman melihat kenyataan sosial lebih diterima sebagai kenyataan ganda daripada hanya suatu kenyataan tunggal. Kenyataan kehidupan sehari-hari memiliki dimensi-dimensi obyektif dan subyektif. Masyarakat sebagai produk manusia dan manusia sebagai produk masyarakat.

Lanjutan...Lanjutan.................

CLIFFORD GEERTZ“Trikotomi”

Kata kunci kebudayaan adalah; ide tentang makna (meaning, significance). Manusia adalah hewan yang terkurung dalam jaring-jaring makna yang mereka pintal sendiri.

Kemudian dikenal dengan istilah Thick Description (lukisan mendalam)11/18/22 23

Menurut Edmund Husserl, salah satu tokoh utama fenomenologi, tujuan fenomenologi adalah untuk mempelajari bagaimana fenomena manusia dialami dalam struktur kesadaran manusia, dalam tindakan yang melibatkan aspek kognitif dan persepsi Fenomenologi berusaha memahami bagaimana individu membangun makna-makna.

APA ITU APA ITU FENOMENOLOGI?FENOMENOLOGI?

2411/18/2211/18/22

Metode fenomenologis yang digunakan adalah yang dikemukakan oleh Husserl yang disebut Wesensschau: melihat gejala sebagai esensi, sebagai gejala murni ada.

Lanjutan...Lanjutan.................

2511/18/2211/18/22

TOLERANSITOLERANSI

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

TOLERANSITOLERANSI dapat mencegah konflik komunal dapat mencegah konflik komunal2611/18/2211/18/22

Toleransi dalam konteks ini dapat dirumuskan sebagai satu sikap keterbukaan untuk mendengar pandangan yang berbeda, berfungsi secara dua arah yakni mengemukakan pandangan dan menerima pandangan dan tidak merusak pegangan agama masing-masing dalam ruang lingkup yang telah disepakati bersama.

TOLERANSI BERAGAMA

Lanjutan...Lanjutan.................

2711/18/2211/18/22

Perkataan atau term toleransi merujuk pada istilah yang dikemukakan Rohi Baalbaki, berasal dari bahasa Inggris tolerance atau tolerantia dalam bahasa Latin. Dalam bahasa Arab istilah ini merujuk kepada kata tasamah atau tasahal yaitu; to overlook, excuse, to tolerate, to be indulgent, tolerant, forbearing, lenient, merciful. Perkataan tasamah; bermakna hilm dan tasahul; diartikan indulgence, tolerance, toleration, forbearance, leniency, lenitt, clemency, mercy dan kindness.

28

Lanjutan...Lanjutan.................

11/18/2211/18/22

Menurut terminologi, toleransi yaitu;1)Bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan)

•Berpendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dsb) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan pendiriannya.

(Kamus Besar B.Indonesia Edisi. 2 Cetakan 4 Th.1995).

29

Lanjutan...Lanjutan.................

11/18/2211/18/22

PRINSIP-PRINSIP TOLERANSI PRINSIP-PRINSIP TOLERANSI BERAGAMA SESUAI NASH AL-BERAGAMA SESUAI NASH AL-

QURANQURANAdapun hubungan prinsip-prinsip toleransi sebagai berikut:1.Kaum muslimin walaupun sebagai penguasa dilarang memaksa orang-orang kafir untuk masuk Islam. (Al Baqarah: 256) 2.Kaum muslimin harus tetap berbuat adil walaupun terhadap orang-orang kafir dan dilarang mendhalimi hak mereka. (Al-Maidah: 2) 3.Orang-orang kafir yang tidak menyatakan permusuhan terang-terangan kepada kaum muslimin, dibolehkan kaum muslimin hidup rukun dan damai bermasyarakat, berbangsa dengan mereka

3011/18/2211/18/22

Kerukunan hidup beragama artinya hidup dalam suasana damai, tidak bertengkar, walaupun berbeda agama. Kerukunan umat beragama merupakan program pemerintah meliputi semua agama, semua warga negara RI. (UUD 1945 Pasal 29 ayat 1 dan ayat 2)

AGENDA BESARAGENDA BESARVisi Indonesia 2025: Menerapkan agama dalam hidup sehari-hari dan kerukunan intern dan antar umat beragama serta mengembangkan toleransi atas keberagaman budaya. (UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005 – 2025)

3111/18/2211/18/22

DASAR HUKUM DASAR HUKUM PENELITIANPENELITIANKONSEP TEOLOGIS =KONSEP TEOLOGIS =

1.1.Al-QuranAl-Quran2.2.Al-HaditsAl-Hadits3.3.Pendapat Pendapat

UlamaUlamaKONSEP KONSEP YURIDIS YURIDIS • UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional• UU No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional tahun 2005 – 2025• PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan• Perpres No. 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional tahun 2010-2014• Inpres No.1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pembangunan

Nasional Tahun 2010• Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2010 tentang

Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010 yang mengamanatkan program penguatan metodologi dan kurikulum dengan cara menyempurnakan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk membentuk daya saing membentuk daya saing dan karakter bangsadan karakter bangsa.

3211/18/2211/18/22

• Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

• Permendiknas No.23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

• Permendiknas No, 2 Tahun 2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Nasional

• Peraturan Mendagri No. 34 Th 2006 dan UU No.40 Th.2008

• Peraturan Mendagri No. 34 Th 2006 dan UU No.40 Th.2008

• Peraturan mentri dalam negri no 8 thn 2006 tentang Forum Kerukunan Umat Beragama

• Peraturan Bersama antara Menteri Agama Nomor 9 Tahun 2006 dan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 2006 tentang: Pedoman pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam memelihara kerukunan Umat Beragama, pemberdayaan Forum kerukunan Umat Beragama, dan pendirian Rumah Ibadat

11/18/2211/18/22 33

BUKU BUKU RUJUKANRUJUKAN

Ahmad Ropiq, Pemberdayaan Pesantren: Menuju Kemandirian dan Profesionalisme Santri dengan Metode Daurah Kebudayaan, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005)Asrori. S. Karni, Etos Studi Kaum Santri: Wajah Baru Pendidikan Islam, (Bandung: Mizan, 2009)Benjamin J. Hubbard, George Bush, (eds)., Tiga Agama Satu Tuhan”, kumpulan naskah beberapa pemikir, (Bandung: Mizan, 2006)Doni Koesoema. A, Pendidikan Karakter di Zaman Keblinger; MengembangkanVisi Guru sebagai Pelaku Perubahan dan Pendidik Karakter, (Jakarta: Grasido, 2009) Doni Koesoema. A, Pendidikan Karakter; Strategi Mendidik Anak di Zaman Global, (Jakarta: Grasido, 2007) Florian Pohl, Islamic Education and The Public Sphere; Today’s pesantren in Indonesia, (Germany: Waxmann Verlag Gmbh. 2009)Howard Hendricks, Teaching to change lives, (Oregon: Multnomah Publisher, 1987)

11/18/2211/18/22 34

Komarudin Hidayat dan Putu Widjanarko, (ed)., Reinventing Indonesia: Menemukan Kembali Masa Depan Bangsa, (Jakarta: Mizan, 2008) Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996)Mariasusai Dhavamony, Phenomenology of Religion, (Roma: Gregorian University Press, 1973) diterjemahkan kembali tahun 2010 oleh kelompok studi agama DriyarkaraMuhammad Hamidullah, The Prophet’s Establishing a State and His Succession, (Pakistan: Hijra Council, 1988)Muhammad Asad, Islam at The Crossroads, (Kuala Lumpur: The Other Press)Muzammil Qomar, Prof. Dr., M. Ag., Pesantren; Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi Institusi, (Jakarta: PT. Glora Aksara Pratama, 2007)Ratna Megawangi, Pendidikan karakter: Solusi Tepat untuk Membangun Bangsa, (Jakarta: BP MIGAS Star Energy, 2004)

11/18/2211/18/22 35

Shireen T. Hunter., (ed), Repormist Voices of Islam; Mediating Islam and Modernity, (New York, Armonk, 2010) cet, ke 10Zainal Abidin Ahmad (ZAA), menerbitkan bukunya yang berjudul Piagam Nabi Muhammad S.A.W.: Konstitusi Negara Tertulis Pertama di Dunia (Jakarta: Bulan Bintang, 1973).Zuhairi Misrawi, Al-Quran Kitab Toleransi; Tafsir Tematik Islam Rahmatan Lil Alamin, (Jakarta: Grasido, Pustaka Oasis, 2007)

11/18/2211/18/22 36