RINGKASAN DISERTASI

65
RINGKASAN DISERTASI AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DI PELABUHAN MAKASSAR (Studi Pada Pelayanan Barang di Divisi Pelayanan barang Dan Aneka Usaha- PT. Persero PELINDO IV-Cabang Makassar ) PUBLIC SERVICE ACCOUNTABILITY AT THE PORT OF MAKASSAR (Case Study at goods service in the division of Goods and business- PT. (Persero) PELINDO IV-Makassar Branch) TRISNOWATI RAHAYU

Transcript of RINGKASAN DISERTASI

RINGKASAN DISERTASI

AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DI PELABUHAN MAKASSAR

(Studi Pada Pelayanan Barang di Divisi Pelayanan barangDan Aneka Usaha- PT. Persero PELINDO IV-Cabang Makassar

)

PUBLIC SERVICE ACCOUNTABILITY AT THE PORT OF MAKASSAR

(Case Study at goods service in the division of Goodsand business-

PT. (Persero) PELINDO IV-Makassar Branch)

TRISNOWATI RAHAYU

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2014

AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DI PELABUHAN MAKASSAR

(Studi Pada Pelayanan Barang di Divisi Pelayanan barangDan Aneka Usaha- PT. Persero PELINDO IV-Cabang Makassar

)

DISERTASI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai DerajatDoktor

Program Studi Administrasi Publik

Disusun dan diajukan oleh

TRISNOWATI RAHAYU

Nomor Pokok : 10A05024

Kepada

PROGRAM PASCA SARJANAUNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2014

AKUNTABILITAS PELAYANAN PUBLIK DI PELABUHAN MAKASSAR

(Studi Pada Pelayanan Barang di Divisi Pelayanan barang Dan AnekaUsaha- PT. Persero PELINDO IV-Cabang Makassar )

Disusun dan diajukan olehTRISNOWATI RAHAYU

Nomor Pokok : 10A05024

Memenuhi Syarat untuk Promosi Doktor

Menyetujui:

Prof. Dr. H.Muh. Tahir Malik, M.Si.Promotor

Prof. Dr. Chalid Imran Musa, M.Si. Dr. H.Hamka, SH, M.H

Ko Promotor Ko Promotor

Mengetahui :

Ketua Program Studi Direktur Program PascasarjanaAdministrasi Publik, Universitas Negeri Makassar,

Prof. Dr. H. Haedar Akib, M.Si Prof. Dr. Jasruddin,M.SiNIP. 19650522 199003 1 002 NIP. 19641222 199103 1 002

PRAKATA

Assalamu’alaikum Wr.Wb. Alhamdulillah, tiada henti penulispanjatkan Kehadirat Allah Tuhanku yang Maha Besar, Maha Agung,Maha Indah dan Maha Mempesona yang berkenan memberikan kekuatan,petunjuk, ridho dan kasih sayang-Nya sehingga penyusunan danpenulisan disertasi ini dapat diselesaikan dengan waktu yangtelah direncanakan. Disertasi ini berjudul ‚‘‘AkuntabilitasPelayanan Publik Di Pelabuhan Makassar (Studi Pada Pelayanan

Barang di Divisi Pelayanan barang Dan Aneka Usaha- PT. PerseroPELINDO IV-Cabang Makassar )’’.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa selama prosespenyelesaian disertasi banyak mendapatkan kendala dan tantanganyang penulis hadapi. Namun, Alhamdulillah penulis mendapatkanmotivasi, bimbingan, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itudengan segala kerendahan hati serta penghargaan yang tulusikhlas, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhinggakepada Prof. Dr. H. Moch. Tahir Malik, M.Si, M.Si. selakuPromotor, Prof. Dr. H. Chalid Imran Musa, M.Si. Dr. H.Hamka, SH,M.H sebagai Kopromotor, serta Prof. Dr. H. Andi Makkulau,M. Si,Prof. Dr. H. Prof. Dr. Haedar Akib, M.Si, Prof. Dr. SuradiTahmir, M.S, selaku anggota tim penguji yang dengan penuhkesabaran dan ketulusan hati telah meluangkan waktu untukmemberikan bimbingan, dorongan, saran yang konstruktif. Olehkarena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasihyang sebesar-besarnya.

Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepadaProf.Dr. H. Arismunandar,M.Pd, Rektor UNM, Prof. H. SofyanSalam,M.A,Ph.D, Pembantu Rektor I, Prof. Dr. H. Nurdin Noni, M.Pd, Pembantu Rektor II , Prof. Dr. H. Heri Tahir, S.H, M.H,Pembantu Rektor III, Prof. Dr. H. Jasruddin, M.Si, Direktur PPsUNM, Prof. Dr. Suradi Tahmir, Asisten Direktur I PPs UNM, Prof.Dr. H. Andi Ikhsan M.Si, Prof, Asisten Direktur II PPs UNM. Prof.Dr. H. Haedar Akib, M. Si,Ketua Program Studi AdministrasiPublik, serta Prof. Dr. H. Andi Makkulau M.Si mantan ketua ProdiAdministrasi Publik selaku Pimpinan Universitas Negeri Makassardan Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar. Atas segalabantuan, motivasi, dan dukungannya kepada penulis selama kuliah,di ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih atasbimbingan dan ilmu pengetahuan yang telah diberikan oleh paradosen selama kuliah di Program S3 Administrasi Publik UNM, yaitu:Prof. Dr. H. Arismunandar, M.Pd, Prof. Dr. H. Idris Arief, M.S.,

Prof. Dr. H. Andi Makkulau,M. Si, Prof. Dr. H. Muhammad Ramli,M.Si., Prof. Dr. Jonathan Salusu, M.A., Prof. Dr. H. MurtirJeddawi, S.H, S.Sos, M.Si, Prof. Dr. H. Juanda Nawawi, M.S.,Prof Dr. H. Makmur, M.Si., Prof. Dr. Haedar Akib, M.Si, Prof. Dr.H. Andi Munarfah, MS., Prof. Dr. Amir Imbaruddin, MDA,Ph.D.,Prof. Dr. Kholid Imran Musa, M.Si., Prof. Dr. H. M. ArifTiro, M.Sc, M.Pd, Prof. Dr. Andi Agustang, M.Si., serta Dr.Muhammad Rusdi, M. Si.

Kepada para pejabat dan pimpinan serta petugas pelaksanayang menjadi informan penelitian, yaitu ; Kepala OtoritaPelabuhan cq Kepala bidang Lalu lintas angkuta laut Drs H. Much.Juanda, M.Pd, Manajer Pelayanan Barang dan Aneka usaha H. AbdulAziz SE, MM., Asisten Manajer Pelayanan Barang, Victor Mantiri,SE., Assisten Manajer Aneka Usaha Drs. H. Moch Akil, PimpinanPerusahaan ; PT. Nikmal Putra Mandiri (EMKL), PT. Nikmal PutraNusantara (PBM), PT. Global Internusa Line (Perush. Pelayaran)Usman, S.SiT, M.Si, Pimpinan Perusahaan ; PT. Supreme MandiriSejati (PBM) dan PT. Anugerah Berkat Samudra (Perush. Pelayaran)Ludwig John Rungkat, Perwakilan Perusahaan Pelayaran PT.Bosowa,Awalludin, S.SiT, serta Sekretaris INSA & Pimpinan Perusahaan ;PT Indri Samudra Line Dr.Hamkah, SH,MH.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada KepalaBadan Pengembangan SDM - kementrian Perhubungan, Bp. Santoso Edy,M.Si dan Kepala Pusat Pengembangan SDM - kementrian Perhubunganyang memberikan izin belajar kepada penulis dan kepada DirekturPolitehnik Ilmu Pelayaran Makassar, Bp. Capt. Edy Santoso, MMbeserta jajarannya, yaitu Pembantu Direktur I, Bp. H. Jumardin,M.Pd, M,Mar.E Pembantu Direktur II, Bp. Egbert Edward M.Pd,M,Mar. dan Pembantu Direktur III, Bp H. Irwan, SH., M.Pd, M,Mar.Eserta seluruh civitas akademika Politehnik Ilmu PelayaranMakassar yang telah memberi motivasi, dukungan (moril & materiel)dan kebijakan dalam proses penyelesaian studi S3 ini.

Penulis tidak akan melupakan bantuan yang sangat berhargadari pegawai PPs UNM; Drs. Burhanuddin, Drs. Jamaluddin,

Muhammad Daniel serta pegawai PPs UNM lain yang tidak dapatdisebutkan namanya satu persatu.

Para rekan mahasiswa Program Studi Administrasi Publikangkatan 2010 Klas B Program Pascasarjana (S3) Universitas NegeriMakassar yang tak henti-hentinya memberikan motivasi, dukungan,dan kerjasamanya sehingga dapat menyelesaikan studi S3 ini,penulis menyampaikan banyak terima kasih.

Penulis secara khusus mengucapkan terima kasih yang takterhingga kepada seluruh anggota keluarga, Ayahanda (Almarhum) H.Sutrisno, Ibunda Hj.Oerifah, Suami tercinta Drs. H. JafarNajib, serta adik –adik ku yang kusayangi yaitu TrisnaniPurwanti, Tressetyorini Tri Hanggar Sari, SE, Sonny TristantoHendro Nugroho, SH., Utik Trisnaningdyah, SE., Sri Undarti, HanaTrisminarsih, A.Md. Ft., Dyah Suprihandini, SE., Trisnovy AmeliaSandra, SE, dan seluruh anggota keluarga lainnya yang denganpenuh kesabaran memberi semangat, saran, dan bantuan sehinggapenulis dapat menyelesaikan kuliah S3 ini dengan baik dan lancar.

Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatuyang selama ini berjasa dalam penyusunan dan penulisan disertasiini.

Semoga Allah S.W.T membalas dengan lebih baik atas budi baikdan ketulusan yang telah diberikan oleh berbagai pihak yangmemungkinkan selesainya penelitian dan penyusunan disertasi ini.Penulis berharap semoga Disertasi ini mempunyai arti dan manfaatbagi siapa saja yang membacanya dan berguna bagi pengembanganilmu Administrasi Publik. Amin.Billahi fi sabilil haq fastabiqul khairatWassalamu‘ alaikum Wr.Wb.

Makassar, Januari 2014

TRISNOWATI RAHAYU

ABSTRAK

TRISNOWATI RAHAYU. 2014 Akuntabilitas Pelayanan Publik DiPelabuhan Makassar (Studi Pada Pelayanan Barang di DivisiPelayanan barang Dan Aneka Usaha- PT. Persero PELINDO IV-CabangMakassar (dibimbing oleh H.Muh. Tahir Malik, sebagai promotor,Chalid Imran Musa dan H.Hamka, masing-masing sebagai kopromotor).

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui dan menganalisisproses akuntabilitas pelayanan barang pada Divisi pelayananbarang dan aneka usaha - di PT. (Persero) Pelindo IV cabangMakassar, sekaligus menemukan model pelayanan yang akuntabel.Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung pada akuntabilitaspelayanan barang pada Divisi pelayanan barang dan aneka usaha- diPT. (Persero) Pelindo IV cabang Makassar.

Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus menggunakanpendekatan analisis kualitatif. Pengumpulan data dilakukanmelalui; observasi, wawancara, dan dokumen. Sumber data informanpenelitian meliputi; Manajer pelayanan barang dan aneka usaha ;Ass. Manajer pelayanan barang; Ass. Manajer aneka usaha; KepalaBidang Lalu Lintas Dan Angkutan Laut, Operasi Dan UsahaKepelabuhan; Perwakilan Perusahaan Bongkar Muat Barang ;Perusahaaan pelayaran; supervisor gudang dan lapangan penumpukan;petugas pelaksana fasilitas pergudangan dan supervisor peralatan;Petugas di bagian PPSA, PPKB. Disamping informan kunci tersebutdi atas, juga dilakukan wawancara terhadap : Petugas di bagianPPSA, PPKB, pengguna jasa pelabuhan adalah anggota INSA(Indonesian National Ship Ownersship Association) yang berdomisili diMakassar. Sedangakan analisis data dilakukan secara deskriptifkualitatif.

Hasil penelitian menunjukan bahwa; Semua pelaksanaan jasapelayanan pelabuhan di Makassar telah mengacu pada UU pelayaransampai pada peraturan tehnis pelaksanaan dilapangan. Hal inimenandakan bahwa pelaksanaan jasa pelayanan yang ada diPT.Pelindo sesuai dengan ketentuan dan landasan hukum yangberlaku namun belum ditemukan adanya aturan hukum atau sanksibagi penyedia layanan maupun bagi pengguna jasa layanan apabila

melanggar dalam proses kegiatan pelayanan. Sedangkanakuntabilitas mekanisme pelayanan publik, yang di PT. (Persero)Pelindo IV cabang Makassar belum sepenuhnya mengacu padaketentuan dari MENPAN Nomor 26 Tahun 2004 tentang AkuntabilitasPenyelenggaraan Pelayanan Publik dan model akuntabilitas SheilaElwood dan model Jabra & Dwivedi. Temuan di lapangan menunjukkanbahwa mulai dari proses di kantor otorita pelabuhan sampai kepadaPT. (Persero) Pelindo IV cabang Makassar belum terdapat baganalir proeses pelayanan kegiatan di pelabuhan. Standar pelayananyang ada di PT.Pelindo IV belum menunjukkan transparansi karenatidak adanya pengumuman secara resmi yang harus dilalui olehpengguna jasa pelabuhan, seperti contohnya prosedur pelayanan,waktu pelayanan dan biaya pelayanan dalam kegiatan bongkar muatbarang. Temuan lainnya dalam penelitian ini adalah komitmen untukmemberikan pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan denganmemberikan kepastian dan mutu pelayanan yang tertuang dalamservice level guarantee & Services Level Agreement, Disamping itu, jugaterdapat pernyataan pemenuhan keamanan fasilitas pelabuhan(statement of compliance of a port facility), Sedangkan Faktor-faktor yangmendukung akuntablitas pelayanan barang pada Divisi pelayananbarang dan aneka usaha- PT. Pelindo IV cabang Makassar, adalahsebagai berikut ; (a) bentuk partisipasi dari pengguna jasapelabuhan dalam menyampaikan keluhan terhadap permasalahanmelalui partisipasi langsung; (b) belum terlihat Penggambarantugas dan fungsi organisasi secara hirarkis dan horizontal yangtercermin dari standar operasi system dalam papan pengumuman.(c). Otorita Pelabuhan Makassar dan PT. Pelindo IV melakukanpengawasan terhadap jalannya kegiatan pelayanan. Sedangkanpengawasan secara eksternal yang dilakukan oleh asosiasi penggunajasa pelabuhan seperti dari asosiasi perusahaan bongkar muatIndonesia (APBMI), Asosiasi perusahaan pelayaran nasional atauIndonesia national shipowner association (INSA), Asosiasi logistic danforwarder Indonesia (ALFI); (c). PT. Pelindo IV membuka akses yangseluas-luasnya kepada seluruh komponen masyarakat pengguna jasa

pelabuhan melalui peran pers; (d). SDM yang terdapat dilingkungan Pelabuhan Makassar cukup mengakomodir kebutuhanpelayanan di lapangan. Sedangkan mengenai sarana dan prasaranadalam menunjang pelayanan publik yang ada di PT. Pelindo IV telahtersedia dengan dengan jumlah yang cukup signifikan untukpelaksanaan kegiatan bongkar muat barang pada hari normal; (e)Pada saat ini penggunaan tehnologi informasi yang ada di PT.Pelindo IV hanya untuk melayani pembuatan dokumen PPKB, yangterhubung melalui program SIMPAT.

BAB I

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang dilaksanakan olehaparatur pemerintah dan lembaga publik dalam berbagai sektorpelayanan, terutama yang menyangkut pemenuhan hak sipil dankebutuhan dasar masyarakat, kinerjanya masih jauh dari yangdiharapkan. Hal ini dapat dilihat antara lain dari banyaknyapengaduan dan keluhan dari masyarakat dan dunia usaha, baikmelalui surat pembaca maupun media pengaduan lainnya, sepertimenyangkut prosedur dan mekanisme kerja pelayanan yang berbelit-belit, tidak transparan, kurang informatif, kurang akomodatif,dan terbatasnya fasilitas, sarana, dan prasarana sehingga tidakmenjamin kepastian (hukum, waktu, dan biaya), serta masih banyakpraktek pungutan liar dan tindakan-tindakan yang berindikasikanpenyimpangan dan KKN.

Akuntabilitas adalah ukuran yang menunjukkan apakahbirokrasi publik atau pelayanan yang diberikan oleh pemerintahsudah sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut olehmasyarakat dan apakah pelayanan publik tersebut mampumengakomodasi kebutuhan masyarakat yang sesungguhnya. Dengandemikian akuntabilitas terkait dengan falsafah bahwa lembagapemerintah (eksekutif) yang tugas utamanya adalah melayanirakyat harus bertanggung jawab secara langsung maupun tidaklangsung kepada masyarakat. Dengan kata lain Starling dalamWahyudi Kumorotomo (2005 : 4) mengatakan bahwa akuntabilitasadalah kesediaan untuk menjawab pertanyaan publik, yaitu;

A good synonym for the term accountability is answerability. An organizationmust be answerable to someone or something outside itself. When things go wrong,someone must be held responsibility. Unfortunately, a frequqntly heard charge is thatgovernment is faceless and that, consequently, affixing blame is difficult.

Karena Negara Indonesia sebagai negara kepulauan terbesardi dunia, dengan memiliki kepulauan yang tersebar dari sabangsampai merauke tentu sarana transportasi laut menjadi salah satutumpuan aktivitas distribusi lalu lintas barang dan penumpang.Salah satu pelayanan publik untuk memenuhi kebutuhan mobilitas

dan distribusi barang dan penumpang adalah peran dan fungsi daripelabuhan.

Pelabuhan sebagai salah satu simpul denyut nadi pertumbuhanekonomi suatu bangsa akan selalu berkembang mengikuti dinamikaperekonomian suatu bangsa. Meningkatnya arus perdagangan danperkembangan teknologi perkapalan mengharuskan pelabuhan untukselalu meningkatkan segala infrastuktur dan kinerja organisasinyake arah yang lebih baik yang pada akhirnya bermuara padapeningkatan mutu layanan kepada pengguna jasa.

Pada dasarnya pelayanan yang diberikan oleh pelabuhan adalahpelayanan terhadap kapal dan pelayanan terhadap muatan ( barangdan penumpang ). Secara teoritis, sebagai bagian dari mata rantaitransportasi laut, fungsi pelabuhan adalah tempat pertemuan (interface ) dua moda angkutan atau lebih serta interface berbagaikepentingan yang saling terkait.

Untuk menjalankan fungsi tersebut, maka dalam operasionalnyadiatur oleh institusi- institusi yang memiliki kapasitas danotoritas penuh untuk melaksanakan berbagai regulasi yangberkaitan dengan aktivitas pelayanan di pelabuhan.

Menurut UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran dan PP No. 61tahun 2009 tentang kepelabuhan, instansi pelaksana kegiatan dipelabuhan meliputi ; Otoritas Pelabuhan, PT. Pelindo, Bea Cukai,Imigrasi, Dinas Kesehatan dan Dinas Karantina Hewan dan Tumbuh-tumbuhan.

Sedangkan pengelolaan pelabuhan sendiri terdapat perubahansetelah di terbitkan UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran,yaitu; Sebelum tanggal 7 mei 2008 Pelindo (Pelabuhan Indonesia)menjadi satu satunya badan yang menangani dan mengurusi masalahpelabuhan secara monopoli, meliputi hak sebagai badan regulator(pembuat aturan dan kebijakan), fasilitator (pemberi fasilitasinsfrastruktur) dan operator (urusan kepelabuhan itu sendiri).Setelah tanggal 7 mei 2008 setelah lahirnya undang- undangpelayaran, Pelindo tidak lagi memonopoli ke 3 badan urusan

tersebut. Pelindo hanya berperan sebagai operator, dimana sebagaibadan regulator dan fasilitator adalah pemerintah.

Selanjutnya menurut PP No. 61 tahun 2009 tentang kepelabuhanmemberi batasan mengenai Pelabuhan adalah tempat yang terdiriatas daratan dan perairan disekitarnya dengan batas batastertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatanpengusahaan yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar,naik turun penumpang dan bongkar muat barang, berupa terminalyang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan/keamanan pelayarandan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahanintra dan antra moda transportasi.

Dari pengertian pelabuhan di atas, dapat dimaknai tigaaspek, yakni aspek fisik geografis, aspek fungsi umum sebagaitempat berlangsungnya kegiatan pemerintahan dan ekonomi, yangberarti di pelabuhan terdapat berbagai kegiatan berupa pelayananpublik. Sedangkan fungsi yang bersifat khusus, pelabuhan sebagaitempat yang yang berhubungan dengan aktivitas kapal. Pelabuhansebagai tempat untuk kegiatan pelayanan publik berarti sebagaitempat dalam memberikan layanan kepada masyarakat dalam hal iniadalah pengguna jasa pelabuhan.

Demikian halnya dengan permasalahan akuntabilitas yangterdapat di pelabuhan dalam kenyataannya masih ditemukanSejumlah persoalan yang masih ditemui dalam pelayanan publikpelabuhan di seluruh Indonesia; mulai dari panjang danberbelitnya prosedur, lamanya masa tunggu kapal, keterbatasansarana dan prasarana, tingginya tarif pelayanan sampai dengankualitas sumber daya manusia yang manangani kepelabuhanan.Kesemua persoalan tersebut membawa dampak pada ketidakefisienpelayanan sehingga memicu pada ekonomi biaya tinggi.

Berbagai fakta di atas diperkuat dengan studi dari LPEM-FEUIpada tahun 2007 (Arianto Patunru et.al), yang membuat buruknyapelayanan di pelabuhan adalah kemacetan (congestion) pergerakanbarang, terbatasnya infrastruktur, terbatasnya crane,administrasi manifest kargo. Terkait dengan kemacetan (congestion)

pergerakan barang tidak saja terjadi di dalam pelabuhan tetapijuga di luar pelabuhan yang mengakibatkan tersendatnya pengirimanbarang dan mengakibatkan kapal harus menunggu lebih lama.

Fenomena ini dipertegas melalui hasil survey yang dilakukanoleh Bank Dunia secara periodik, menempatkan Indonesia padaperingkat 75 dari 155 negara yang diteliti terkait dengan kinerjasektor pelabuhan. Untuk wilayah ASEAN, Indonesia berada di bawahNegara Singapura, Malaysia dan Thailand pada tahun 2010. (worldbank, The logistic performance index and it’s the indicator).

Berbagai masalah pelabuhan di atas, nampaknya kondisi inijuga masih ditemui di Pelabuhan Makassar, alasan sertapertimbangan pemilihan lokasi pelabuhan Makassar karena pelabuhanMakassar merupakan Pusat Kegiatan Perdagangan terbesar di KawasanTimur Indonesia yang terletak di selat Makassar dan sebagai salahsatu pintu gerbang keluar masuk kapal dan barang baik secaradomestik maupun ekspor impor dan tergolong pelabuhan kelas utamakeempat setelah Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak.

Sebagai kota maritim, Makassar didukung denganinfrastruktur Pelabuhan Soekarno - Hatta yang terbesar di KawasanTimur Indonesia (KTI). Pelabuhan Soekarno Hatta merupakan salahsatu pelabuhan di Indonesia yang memiliki peran penting dalamkegiatan arus barang baik itu impor maupun ekspor di wilayahpantai timur Indonesia. Pelabuhan Soekarno - Hatta juga merupakanpelabuhan internasional yang merupakan pelabuhan utama sekunderyang berfungsi melayani kegiatan dan alih muat angkutan nasionaldan internasional dalam jumlah besar dan jangkauan pelayanan yangluas serta merupakan simpul dalam jaringan laut transportasiinternasional.maka dari itu permasalahan diseputar pengelolaanpelabuhan perlu mendapat perhatian yang serius, seperti :1. Perbedaan kenyataan antara SOP dengan kenyataan di lapangan

antara lain pada proses pelayanan berupa keterlambatanlayanan kapal karena koordinasi antar instansi yang kurangoptimal sehingga berakibat pada waktu kapal berlabuh jauhlebih panjang ketika waktu berlayar.

2. Masalah transparansi biaya tambahan ( Surcharge) yang masihtinggi sebagai bukti bahwa masih ada pungutan atau opportunitycost yang terjadi disekitar kegiatan pelayanan pelabuhan.

3. Kapasitas sarana prasarana pelabuhan yang menyebabkankesemrawutan dan kemacetan dalam areal pelabuhan karenakurangnya tempat penyimpanan barang dan arus kegiatan bongkarmuat barang yang sangat padat.

4. Prosedur pelayanan satu atap yang masih dilakukan secaramanual dari satu meja ke meja yang lainnya, yang sarat denganpanjangnya birokrasi yang serta membutuhkan waktu samapai 3hari untuk di institusi penyedia pelayanan jasa pelabuhan,belum ditambah dengan untuk pemeriksaan di bea cukai yangmembutuhkan waktu sehingga menjadi lama dikhawatirkanpengiriman barang kepada pengusaha yang memesan barang jugaakan mengalami keterlambatan. Padahal jika prosedurnyasederhana, cepat dan akurat maka barang-barang dapat diurusdengan lancar dan cepat dan biaya yang dikeluarkan akan dapatditekan dan biaya yang tinggi akan dapat dihindari.

5. Pelaksanaan pengurusan dalam perencanaan pelayanan kapal danbongkar muat barang melalui mekanisme kerja system PusatPelayanan Satu Atap (PPSA) setelah diberlakunya ketentuan UUNo. 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, masih ditemukanketidaksinkron antara perencanaan dengan pelaksanaan pelayanankapal dan bongkar muat barang. Padahal seharusnya denganadanya ketentuan UU No. 17 tahun 2008 tentang Pelayarandiharapkan fungsi PPSA dapat menekan biaya dan waktu pelayanandi Pelabuhan.

Berbagai permasalahan yang terjadi disekitar pelayanan dipelabuhan diakibatkan oleh karena kurang diaplikasikannya aspek-aspek akuntabilitas dalam pelayanan kepada pengguna jasapelabuhan.

Dari berbagai fenomena di atas, memberi inspirasi bagipenulis untuk meneliti lebih mendalam tentang pelayanan pelabuhandalam hal ini penulis lebih memfokuskan pada pelayanan terhadap

muatan/ barang, sedangkan pelayanan terhadap kapal akan dijelaskan secara umum karena pelayanan kapal juga berhubungansecara langsung dengan pelayanan terhadap barang/ muatan danpelayanan penumpang tidak menjadi kajian dalam penelitian ini.

Dengan adanya berbagai fenomena di atas, maka untukmewujudkan pengelolaan pelabuhan yang professional, akuntabel danberdaya saing dengan pelabuhan lainya maka aspek-aspekakuntabilitas dalam pelayanan menjadi prinsip mutlak yang harusdiaplikasikan oleh setiap institusi yang berwenang dalampengelolaan pelabuhan.

Atas dasar pelayanan publik yang berpedoman dengan prinsipdan kriteria akuntabilitas dalam pelayanan dalam sektor jasakepelabuhanan inilah dapat dikatakan bahwa pelabuhan sebagaisalah satu infrastruktur transportasi yang dapat membangkitkankegiatan perekonomian suatu wilayah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, makadirumuskan masalah sebagai berikut :1. Bagaimanakah akuntabilitas pelayanan barang pada Divisi

Pelayanan Barang dan Aneka Usaha- di PT. (Persero) PelindoIV cabang Makassar?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung pada akuntabilitaspelayanan barang pada Divisi Pelayanan Barang dan AnekaUsaha - di PT. (Persero) Pelindo IV cabang Makassar?

Tujuan Dan Manfaat Penelitian.1. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pada rumusan masalah, maka penelitian inibertujuan untuk:a. Mengetahui dan menganalisis akuntabilitas pelayananbarang pada Divisi Pelayanan Barang dan Aneka Usaha- diPT. (Persero) Pelindo IV cabang Makassar Makassar,sekaligus menemukan model pelayanan yang akuntabel.

b. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mendukung danmengatasi (paling tidak mengeliminir) faktor-faktor yangkurang mendukung pada akuntabilitas pelayanan barang pada

Divisi Pelayanan Barang dan Aneka Usaha- di PT. (Persero)Pelindo IV cabang Makassar.

2. Manfaat Penelitian.Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaatsebagai berikut:a. Manfaat secara teoritis :

Untuk menambah dan memperkaya khasanah keilmuanAdministrasi Publik khususnya teori administrasipelayanan dan peningkatan akuntabilitas pelayananpublik pada umumnya.

Untuk mengembangkan khasanah teori administrasi,sekaligus dapat dimanfaatkan oleh peneliti lainnya yangberminat untuk meneliti aspek-aspek lain dari layananjasa kepelabuhanan.

b. Manfaat secara praktis : Menjadi bahan rujukan bagi para pemegang otoritas

pelabuhan dan PT. ( Persero) Pelindo IV cabang Makassarsebagai acuan untuk meningkatkan kinerja pelayanannyasehingga mampu mencapai derajat akuntabilitas yangtinggi dalam memberikan jasa pelayanan kepelabuhanan.

Menjadi bahan informasi bagi instansi terkait sepertiKementrian Perhubungan, Badan Usaha Milik Negara,Pelabuhan Indonesia dan pihak yang terkait dengansector jasa kepelabuhanan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. Perkembangan Paradigma Administrasi Publik

Teori yang digunakan dalam menganalisis fenomena yangterdapat pada fokus penelitian akan memaparkan terlebih dahuluperkembangan persepektif administrasi publik sebagai landasandalam menjelaskan berbagai fenomena mengenai pengelolaan layananpublik yang berdasarkan pada aspek-aspek akuntabilitas padapelayanan jasa kepelabuhanan.

Perkembangan Paradigma Administrasi Publik menurut NicolasHenry (1995) dikelompokkan ke dalam lima paradigma, yaitu;Paradigma 1: Dikotomi Politik dan Administrasi. Pada Paradigmapertama ini kajian lebih diarahkan pada fokus dan lokusadministrasi sehingga kajian tentang akuntabilitas /responbilitas belum mendapat perhatian; Paradigma 2: Prinsip –

Prinsip Administrasi. Henry mengutip prinsip-prinsipadministrasi yang dikemukakan oleh Gulick dan Urwich, yaituplanning, organizing, staffing, directing, coordinating,reporting, reporting dan budgeting yang lebih dikenal dengansebutan POSDCORB. Prinsip reporting merupakan bentukresponsibilitas/ akuntabilitas dalam administrasi; Paradigma 3:Administrasi Negara sebagai Ilmu Politik ; pada paradigma ketigaini lebih mempersoalkan lokus kajian dari birokrasi pemerintahbergabung dalam ilmu politik; Paradigma 4: Administrasi Negarasebagai Ilmu Administrasi ; mulai dikembangkan teori-teoriorganisasi yang telah ada yang berakar pada bidang psikologisocial. Dari sini mulai dikembangkan dan mengadopsi teori-teoriorganisasi sebagai bidang ilmu; Paradigma 5: AdministrasiNegara sebagai Administrasi Negara ; paradigma kelima kembalimenegaskan bahwa locus dari administrasi Negara yakni teoriorganisasi.

Sedangkan perkembangan pada fokus dan lokus administrasisebagai kajian tentang akuntabilitas dari Denhart dan Denhart(2007). diklasifikasikan ke dalam tiga perspektif, yaitu ; TheOld Public Administration (OPA), The New Public Management (NPM)dan The New Public Service (NPS).

The Old Public Administration (OPA), akuntabilitas dalamperspektif OPA berciri khas formal, hirarkhis dan legal dantetap sebagai model yang familiar guna meninjau akuntabilitasadministrasi saat ini. Pandangan akuntabilitas ini bersandarpada asumsi bahwa administrasi tidak wajib menjalankan diskresi.Mereka hanya perlu mengimplementasikan hukum, aturan, danstandar yang ditetapkanbaginya oleh pimpinan hirarkhi, electedofficial dan pengadilan. Akuntabilitas berfokus pada pemastianbahwa administrator mematuhi standard dan tunduk pada aturan danprosedur yang dibuat untuknya dalam menjalankan fungsinya. Bukansoal menggunakan diskresi secara benar dan bertanggung jawab,tapi masalah menghindari penggunaan diskresi dengan patuh padahukum, regulasi, prosedur organisasional. Dalam pandangan ini,

daya tanggap serta akuntabilitas kepada publik terlihat kurang.elected official dipandang satu-satunya yang bertanggung jawabdan akuntabel untuk menyampaikan keinginan publik menjadikebijakan. Publik tidak punya peran dalam keterlibatan langsungdalam proses pelaksanaan kebijakan.

The New Public Management (NPM). fokusnya NPM, adalahpemberian kesempatan yang luas pada administrator untukbertindak sebagai entrepreneur. Dalam entrepreneur, manajerpublic dituntut untuk bertanggung jawab terutama dalam halefisiensi, efektivitas biaya dan responsive terhadap tekananpasar.

The New Public Service (NPS). Dengan kondisi masyarakat yangdinamis serta tuntutan masyarakat yang ingin memperoleh layanansebagai haknya sebagai warga Negara maka akuntabilitas danresponsibilitas dalam administrasi publik telah mengalamiperubahan. Akuntabilitas dan responsibilitas tidak hanyasekedar memenuhi kebutuhan pasar tetapi juga harus memperhatikanaspek hukum, nilai-nilai dalam masyarakat, norma politik,standar professional serta juga kebutuhan masyarakat. Sepertiyang dijelaskan oleh Denhart dan Denhart (2007) berikut :

“ recognize that accountability isn’t simple. Public servants should be attentiveto more than the market; they should also attend to statutory and constitutionallaw, community value, political norm, professional standard and citizen interest”.

Dengan merujuk teori dasar teoritis pelayanan publik yangideal menurut paradigma new public service tersebut diatas makamenjadi landasan bagi penelahaan kajian serta membahas masalahpengelolaan pelabuhan. Dengan landasan teoritis pelayanan publikyang ideal menurut paradigma new public service khususnya pada aspekakuntabilitas yang Multi aspek: akuntabel pada hukum,nilaikomunitas, norma politik, standar profesional, kepentingan wargaNegara tentu dapat memberikan pelayanan jasa kepelabuhanan yangtertib, lancar dan aman dengan biaya kompetitif dalam rangkamendukung percepatan pengembangan dan kesetaraan wilayah.

  Disamping itu, pelayanan publik model baru (NPS) harusbersifat non-diskriminatif sebagaimana dimaksud dasar teoritisyang digunakan yaitu teori demokrasi yang menjamin adanyapersamaan warga negara tanpa membeda-bedakan asal-usul,kesukuan, ras, etnik, agama, dan latar belakang kepartaian. Iniberarti setiap warga negara diperlakukan secara sama ketikaberhadapan dengan birokrasi publik untuk menerima pelayanansepanjang syarat-syarat yang dibutuhkan terpenuhi. Hubungan yangterjalin antara birokrat publik dengan warga negara adalahhubungan impersonal sehingga terhindar dari sifat nepotisme danprimodialisme.

Pelayanan publik merupakan pilar dasar penyelenggaraanpemerintahan yang berbasis kerakyatan, secara substansial telahterbangun pemahaman untuk mewujudkan pelayanan publik (publicservice) yang sesuai dengan  koridor tata kelola pemerintahan yangbaik (good governance).

B. Pelayanan Publik yang sesuai dengan  koridor goodgovernance.

1. Pengertian pelayanan publikTaliziduhu (2000 : 59-60) menyatakan bahwa layanan dapat

diartikan sebagai produk dan dapat juga diartikan sebagai caraatau alat yang digunakan oleh provider (penyedia layanan) dalammemasarkan atau mendistribusikan produknya.

Dalam hubungannya dengan pelayanan publik, di Indonesia,konsep pelayanan administrasi pemerintahan seringkalidipergunakan secara bersama-sama atau dipakai sebagai sinonimdari konsep pelayanan perijinan, pelayanan umum, serta pelayananpublik. Keempat istilah pelayanan itu dipakai sebagai terjemahandari public service. Hal ini dapat dilihat dalam dokumen-dokumenpemerintah sebagaimana dipakai oleh Kementerian PendayagunaanAparatur Negara. Secara normatif, Keputusan Menpan No. 81 Tahun1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum, yang kemudiandisempurnakan dengan Keputusan Menpan No. 63 Tahun 2003 tentangPedoman Penyelenggaraan Pelayanan mendefinisikan pelayanan umum

sebagai berikut : ”Segala bentuk pelayanan yang dilaksanakaninstansi pemerintah di Pusat, di Daerah, dan di lingkungan BUMNatau BUMD dalam bentuk barang dan atau jasa, baik dalam rangkaupaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangkapelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Keputusan Menpan No. 63 Tahun 2003 menyatakan bahwa hakikatpelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepadamasyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparaturpemerintah sebagai abdi masyarakat. Berdasarkan Keputusan Menpandi atas, maka untuk dapat memberikan pelayanan yang memuaskanbagi pengguna jasa, penyelenggaraan pelayanan harus memenuhiKrakteristik pelayanan sebagai berikut : Transparan,Akuntabilitas, Kondisional,Partisipatif,Kesamaan hak,Keseimbangan hak dan kewajiban (pemberi dan penerima pelayananpublik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak).Sedangkan Prinsip-prinsip penyelenggaraan pelayanan publik,Sesuai Kep. MENPAN No. 63/2003 prinsip penyelenggaran pelayananadalah sebagai berikut:Kesederhanaan;Kejelasan; Kepastian waktu;Keamanan; Tanggung jawab; Kelengkapan sarana dan prasarana;Kemudahan akses; Kedisiplinan, kesopanan dankeramahan;Kenyamanan; lingkungan pelayanan harus tertib, teratur,ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, serta disediakanfasilitas pendukung seperti tempat parkir, toilet, tempat ibadah,dll. Standar Pelayanan Publik;Merupakan ukuran yang dibakukan dalampenyelenggaraan pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberidan atau penerima pelayanan; sekurang-kurangnya meliputi:Prosedur pelayanan;Waktu penyelesaian;Biaya pelayanan; Produkpelayanan;Sarana dan  prasarana; Kompetensi petugas pemberipelayanan.Pola penyelenggaraan pelayanan publik. Sesuai Kep. MENPAN No.63/2004 ada 4 pola pelayanan yaitu :

a. Fungsional; Pola Pelayanan publik diberikan olehpenyelenggara pelayanan, sesuai dengan tugas, fungsi dankewenangannya.

b. Terpusat ; Pola pelayanan publik diberikan secara tunggaloleh penyelenggara pelayanan berdasarkan pelimpahan wewenangdari penyelenggara pelayanan terkait lainnya yangbersangkutan.

c. Terpadu; Pola penyelenggara pelayanan terpadu dibedakan menjadi dua yaitu: (1) Terpadu satu atap; diselenggarakandalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yangtidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani beberapapintu; (2) Terpadu satu pintu; diselengarakan pada satu tempatyang meliputi berbagai jenis pelayanan yang memilikiketerkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu.

d. Gugus tugas; petugas pelayanan publik secara peroranganatau dalam bentuk gugus tugas ditempatkan pada instansimemberi pelayanan dan lokasi pemberian pelayanantertentu.

Biaya pelayanan publik.Sesuai Kep. MENPAN No. 63/2004 penetapan besaran biaya

pelayana publik perlu memperhatikan hal-hal berikut: a. Tingkat kemampuan dan daya beli masyarakat;b. Nilai/ harga yang berlaku atas barang dan atau jasa; c. Rincian biaya harus jelas untuk jenis pelayanan publik

yang memerlukan tindakan seperti penelitian, pemeriksaan,pengukuran dan pengajuan;

d. Ditetapkan oleh pejabat yang berwenang dan memperhatikanproses sesuai ketentuan peraturan perundangan.

E. Akuntabilitas Pelayanan PublikSalah satu prinsip penting yang terkandung dalam Good

Governance adalah prinsip akuntabilitas. Akuntabilitas secaraharfiah dalam bahasa inggris biasa disebut dengan accoutabilityyang diartikan sebagai “yang dapat dipertanggungjawabkan”. Ataudalam kata sifat disebut sebagai accountable. Lalu apa bedanya

dengan responsibility yang juga diartikan sebagai “tanggung jawab”.Pengertian accountability dan responsibility seringkali diartikan sama.Padahal maknanya jelas sangat berbeda. Beberapa ahli menjelaskanbahwa dalam kaitannya dengan birokrasi, responsibility merupakanotoritas yang diberikan atasan untuk melaksanakan suatukebijakan. Sedangkan accountability merupakan kewajiban untukmenjelaskan bagaimana realisasi otoritas yang diperolehnyatersebut.

Untuk melihat keragaman definisi akuntabilitas, berikut inidikemukakan beberapa definisi yang dikembangkan oleh kalanganakademisi dan pemerintah, diantaranya adalah sebagai berikut ;

Joseph G. jabbra and O.P. Dwivedi (1989) mengemukakan bahwa“akuntabilitas adalah merupakan pondasi bagi prosespenyelenggaraan pemerintahan, dan efektivitas proses itutergantung pada bagaimana mereka yang berwenangmempertanggungjawabkan dalam memenuhi tanggung jawab merekasecara konstitusional dan legal. Pertanggungjawaban adalahmerupakan prasyarat pokok untuk mencegah terjadinyapenyalahgunaan kekuasaan yang didelegasikan dan sekaligus untukmemastikan bahwa kekuasaan itu diarahkan menuju pencapaian tujuanorganisasi dengan derajat efisiensi, efektivitas, kejujuran dankebijaksanaan”.

Jabra dan Dwivedi (1989) mengatakan bahwa akuntabilitaspublik dapat diwujudkan apabila: (1) aparat memahami dan menerimatanggungjawab untuk melaksanakan tugas-tugasnya dengan berhasil;(2) aparat diberi kewenangan yang sama besarnya dengantanggungjawab; (3) kegiatan evaluasi kinerja aparat dilaksanakansecara efektif dan hasilnya dikomunikasikan baik kepada pimpinanmaupun individu-individu tertentu; (4) tindakan-tindakan yangakurat, adil dan tepat waktu diambil sehubungan dengan hasil-hasil yang diperoleh; (5) diperlukan komitmen pimpinan untukmenghormati mekanisme dan prosedur, dan menghindari penggunaankewenangan untuk mempengaruhi peran dan fungsi administrasi yangnormal.

Sedangkan menurut Menurut LAN-RI, akuntabilitas adalahkewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab danmenerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinansuatu organisasi kepada pihak yang memilki hak atau berwenanguntuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban (LAN &BPKP,2004).

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwaAkuntabilitas adalah derajat yang menunjukan besarnya tanggungjawab aparat atas kebijakan maupun proses pelayanan publik yangdilaksanakan oleh birokrasi publik. Yang terlihat pada duaakuntabilitas, yaitu akuntabilitas eksplisit dan akuntabilitasimplisit. Akuntabilitas eksplisit (secara konseptual disebutanswerability) adalah pertangungjawaban seorang aparat (lembagapublik) manakala ia diharuskan untuk menjawab atau menanggungkonsekuensi dari cara cara yang mereka gunakan dalammelaksanakan tugas-tugas kedinasan. Akuntabilitas implisitberarti bahwa setiap pejabat secara implisit bertangung jawabatas setiap kebijakan, tindakan, atau proses pelayanan publikyang dilaksanakan termasuk didalamnya ialah menghindari penyakitpenyakit birokrasi yang dikeluhkan masyarakat berupa korupsi,kolusi, dan nepotisme atau penyelewengan wewenang (WahyudiKumorotomo,2005).

Untuk mengetahui macam-macam akuntabilitas dalam pelaksanaandapat dibedakan atas beberapa jenis. Sheila Elwood dalamMardiasno (2002), dapat mengemukakan 4 (empat) jenisakuntabilitas publik, yaitu: (1) accountability for probity and legality(akuntabilitas hukum dan peraturan); (2) process accountability(akuntabilitas proses); (3) program accountability (akuntabilitasprogram); dan (4) policy accountability (akuntabilitas kebijakan).

Jabra dan Dwivedi (1989), mengembangkan 5 (lima) macamakuntabilitas, yaitu: (1) Administrative/Organizationtal Accountability;(2) Legal Accountability; (3) Political Accountability; (4) ProfessionalAccountability; dan (5) Moral Accountability. Sementara itu, Paul (1991)membedakan adanya 3 (tiga) jenis akuntabilitas, yaitu: (1)

Democratic Accountability; (2) Professional Accountability; dan (3) LegalAccountability.

Berikut ini dikemukakan uraian dan penjelasan masing-masingjenis akuntabilitas yang disebutkan diatas, sebagai berikut:Sheila Elwood dalam Mardiasno (2002), mengemukakan 4 (empat)jenis akuntabilitas publik, yaitu: (1) Akuntabilitas hukum danperaturan (accountability for probity and legality), yaitu akuntabilitasyang terkait dengan jaminan adanya kepatuhan terhadap hukum danperaturan lain yang diisyaratkan dalam penggunaan sumber danapublik. Untuk menjamin dijalankannya jenis akuntabilitas iniperlu dilakukan audit kepatuhan (complience audit); (2)Akuntabilitas proses (process accountability), yaitu akuntabilitasyang terkait dengan prosedur yang digunakan dalam melaksanakantugas apakah sudah cukup baik. Jenis akuntabilitas ini dapatdiwujudkan melalui pemberian pelayanan publik yang cepat,responsif, dan murah biaya. Pengawasan dan pemeriksaan terhadappelaksanaan akuntabilitas proses dapat dilakukan misalnya denganmemeriksa ada tidaknya mark-up dan pungutan-pungutan lain diluaryang ditetapkan, serta sumber-sumber inefisiensi dan pemborosanyang menyebabkan mahalnya biaya pelayanan publik dan kelambananpelayanan. Pengawasan dan pemeriksaan akuntabilitas proses jugaterkait dengan pemeriksaan terhadap proses tender untukmelaksanakan proyek-proyek publik. Yang harus dicermati dalampemberian kontrak tender adalah proses tender telah dilakukansecara fair melalui compulsory competitive tendering (CCT) ataukahdilakukan melalui pola korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN); (3)Akuntabilitas program (program accountability), yaitu akuntabilitasyang terkait dengan perimbangan apakah tujuan yang ditetapkandapat dicapai dengan baik, atau apakah pemerintah daerah telahmempertimbangkan alternatif program yang dapat memberikan hasiloptimal dengan biaya yang minimal; (4) Akuntabilitas kebijakan(policy accountability), yaitu akuntabilitas yang terkait denganpertanggungjawaban pemerintah daerah terhadap DPRD sebagailegislatif dan masyarakat luas. Ini artinya, perlu adanya

transparansi kebijakan sehingga masyarakat dapat melakukanpenilaian dan pengawasan serta terlibat dalam pengambilankeputusan.

Memperhatikan jenis-jenis akuntabilitas seperti dikemukakanSheila Elwood diatas, maka pejabat publik didalam menjalankantugas dan tanggungjawabnya disamping harus berakuntabilitasmenurut hukum atau peraturan, juga dalam proses pelaksanaan tugasdan tanggungjawabnya, dalam program yang diimplementasikan, danjuga dalam kebijakan yang dibuat atau dirumuskan.

Jabbra dan Dwivedi: Lima Jenis AkuntabilitasDipandang sebagai strategi untuk menjamin kepatuhan terhadap

standart yang diterima, dan sebagai alat untuk meminimalkanpenyalahgunaan kekuasaan dan otoritas, maka akuntabilitas harusdapat diimplementasikan sebagai suatu kebijakanyang strategis.Oleh karenanya setiap aparat pelayanan publik harus mampumamahaminya, sebagaimana yang disarankan oleh Jabra dan Dwivedi(1989), untuk mengembangkan 5 (lima) macam akuntabilitas, yaitu:(1) Administrative / Organizational Accountability. Akuntabilitas organisasisuatu lembaga membutuhkan hubungan hirarkis yang jelas antarapusat pertanggungjawaban dan unit-unit dimana perintahdilaksanakan. Hubungan hirarki memiliki batasan umum dan jelas,entah dalam bentuk aturan organisasi formal ataupun dalam bentukaturan organisasi formal ataupun dalam bentuk jaringan hubunganinformal.; (2) Legal accountability. Akuntabilitas legal mengaitkantindakan pada domain publik dengan proses peraturan danpengadilan yang berlaku. Hal ini dapat dilakukan dengan tindakpengadilan atau kajian pengadilan atas tindakan administrasi bilaorganisasi atau pegawainya dimintai akuntabilitasnya karena tidakmematuhi kewajiban hukum atau peraturan. Setiap tindakanadministrasi dari aparat pemerintah harus dipertanggungjawabkandi bawah legislatif dan atau di depan mahkamah.; (3) PoliticalAccountability. Disemua sistim pemerintahan demokrasi, administrasiberkewajiban mengakui kekuasaan otoritas politik, untuk mengatur,menetapkan prioritas, mendistribusikan kembali sumber daya, dan

menjamin kepatuhan atas perintah. Dalam banyak hal, akuntabilitaspolitik mengalahkan akuntabilitas administrasi atau organsasi,karena politiknya yang terpilih (lewat pemilihan umum) memilikitanggung jawab (baik politik maupun hukum) untuk menjalankanpekerjaan. Kadang hal ini menyebabkan politisasi akuntabilitasadministrasi, karena politikus ingin mendapatkan pujian namunenggan mengakui kesalahan dan cenderung melimpahkan tanggungjawabsemacam itu pada administrator. Maka, kegunaan politik dalammengalihkan akuntabilitas mengalahkan sistim politik. Para aparatdalam menjalankan tugas-tugasnya dan juga kewajibannya harusmengakui adanya kewenangan pemegang kekuasaan politik untukmengatur, menetapkan prioritas dan pendistribusian sumber-sumberdan menjamin adanya kepatuhan pelaksanaan perintah-perintahnyaserta tanggungjawab dan legal harus dapat diterima oleh pejabatpolitik; (4) Professional accountability, seiring dengan peningkatanprofesionalisme dalam organisasi sektor publik, pegawai publikyang memiliki pendidikan profesionalisme dalam organisasi sektorpublik, pegawai publik yang memiliki pendidikan profesional(seperti dokter, insinyur, pengacara, ekonom, pekerja sosial,danakuntan) diharapkan memiliki kebebasan yang lebih besar dalammenjalankan tugasnya dan dalam menentukan kepentingan publik,sehingga jika tidak mampu menjalankan pekerjaannya, mereka akanmendapatkan peringatan. Akuntabilitas profesional menuntutkalangan profesional dalam layanan publik untuk menyeimbangkankode profesi mereka dengan konteks melindungi kepentingan publikyang lebih luas. Kadang dua aspek ini tidak dapat disesuaikan dankadang kala mucul tuntutan yang bertolak belakang. Maka,kepentingan publik harus menetukan tanggungjawab danakuntabilitas profesional. Para aparat profesional berharap dapatmemperoleh kebebasan yang lebih besar dalam melaksanakan tugas-tugasnya dan dalam menetapkan kepentingan publik dan merekaberharap pula ada masukan-masukan yang baik demi perbaikan.; (5)Moral accountability. Pemerintah dalam hal ini dituntut untukmempertanggungjawabkan secara moral atas tindakan-tindakannya.

Oleh sebab itu setiap tindakan aparat hendakanya didasari padaprinsip-prinsip moral dan etika sebagaimana diakui olehkonstitusi dan peraturan-peraturan lainnya serta diterima olehpublik sebagai norma dan perilaku sosial yang telah mapan. Olehkarena itu tidak berlebihan bila publik berharap agar perilakupara politisi dan aparat pemerintah didasarkan atas nilai-nilaimoral. Akuntabilitas moral perlu dikembangkan untuk menghindaridevian behavior.

F. Pelabuhan sebagai tempat penyedia jasa pelayananpelabuhan.

1. Pengertian pelabuhanPelabuhan adalah tempat yang terdiri dan daratan dan

perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempatkegiatan pemerintahan dan kegiatan ekonomi yang dipergunakansebagai tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpangdan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitaskeselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan sertasebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

Sedangkan yang dimaksudkan dengan kepelabuhan adalahmeliputi segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatanpenyelenggaraan pelabuhan dan kegiatan lainnya dalammelaksanakan fungsi pelabuhan untuk menunjang kelancaran,keamanan dan ketertiban arus lalu lintas kapal, penumpangdan/atau barang, keselamatan berlayar, tempat perpindahan intradan/ atau antar moda serta mendorong perekonomian nasional dandaerah. Kemudian yang dimaksudkan dengan tatanan pelabuhannasional dimana Tatanan Kepelabuhanan Nasional merupakan dasardalam perencanaan pembangunan, pendayagunaan, pengembangan danpengoperasian pelabuhan di seluruh Indonesia, baik pelabuhanlaut, pelabuhan penyeberangan, pelabuhan sungai dan danau,pelabuhan daratan dan pelabuhah khusus yang bertujuan: a. Terjalinnya suatu jaringan infrastruktur pelabuhan secara

terpadu, selaras dan harmonis agar bersaing dan tidak salingmengganggu yang bersifat dinamis.

b. Terjadinya efisiensi transportasi taut secara nasional.c. Terwujudnya penyediaan jasa kepelabuhanan sesuai dengan

tingkat kebutuhan.d. Terwujudnya penyelenggaraan pelabuhan yang handal dan

berkemampuan tinggi dalam rangka menunjang pembangunannasional dan daerah.

e. Selain itu, tatanan kepelabuhan nasional ini juga dituntutuntuk memperhatikan :(1)tata ruang wilayah; (2)sistem transportasi nasional; (3)pertumbuhan ekonomi; (4) pola/jalur pelayanan angkutan tautnasional dan internasional; (5)kelestarian tingkungankeselamatan pelayaran; dan standarisai nasional, kriteriadan norma.

2. Tugas dan Peranan pelabuhan.Tugas dan Peranan pelabuhan adalah sebagai berikut :a. Pemerintahan; pelaksana fungsi keselamatan pelayaran;

pelaksana fungsi Bea dan Cukai; pelaksana fungsi imigrasi;pelaksana fungsi karantina; pelaksana fungsi keamanan danketertiban;

b. Pengusahaan jasa kepelabuhanan:Usaha pokok yang meliputipelayanan kapal, barang dan penumpang; Usaha penunjang yangmeliputi persewaan gudang, lahan dan lain-lain.

c. Instansi-instansi yang berkaitan dengan pengelolaankepelabuahanan adalah sebagai berikut :1) Otoritas Pelabuhan, adalah lembaga pemerintah di

pelabuhan sebagai otoritas yang melaksanakan fungsipengaturan, pengendalian dan pengawasan kegiatanpengawasan kegiatan kepelabuh anan yang diusahakan secarakomersial.

2) PT. Pelindo merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)yang bergerak di bidang jasa kepelabuhan yang menyediakansarana dan prasarana kepelabuhan dalam rangka menunjangkelancaran arus kapal laut, angkutan penumpang, danpengiriman barang.

3) Bea Cukai adalah lembaga pemerintah di bawah kementriankeuangan yang Bertugas mengenakan bea import dan eksportdan pajak cukai terhadap barang/muatan yang masuk/keluardaerah.

4) Imigrasi adalah lembaga pemerintah di bawah kementrianHukum dan HAM yang bertugas ;Mengawasi kapal-kapal yangdatang dan berangkat dari dan ke luar negeri; Pasportpelaut dan penumpang; Imigration Clearance.

5) Dinas Kesehatan adalah Bertugas mengawasi kapal-kapalyang berhubungan dengan kesehatan ; Sertifikat bebastikus dan fumigasi kapal; Kesehatan crew, buku kuning(imunisasi); Buku kesehatan kapal; Memberikan healthclearance.

6) Dinas Karantina Hewan dan Tumbuh-tumbuhan adalah lembagayang bertugas Mengawasi pengiriman hewan dan tanamanserta produk yang terkait misalnya : pakan ternak, obathama, bibit tanaman, rumput laut, hasil laut, sapi,kerbau, kambing, babi.

3. Jenis-jenis pelayanan di pelabuhan.Jenis-jenis pelayanan dipelabuhan, terdiri dari tiga kelompok,

yaitu :a. Pelayanan kapal ; jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu danjasa tunda.

b. Pelayanan barang, yaitu penyediaan fasilitas yang diperlukanuntuk melayani keperluan penangan barang-barang melaluipelabuhan baik untuk barang ekspor-impor maupun perdaganganantar pulau.

c. Pelayanan rupa-rupa usaha ; pelayanan yang berkaitan denganbagunan,perairan, air bersih, listrik dan retribusi.

4. Kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan terhadap barang dipelabuhan meliputi : kegiatan bongkar muat secara konvensionaldan Petikemas. Dalam uraian ringkasan disertasi ini hanyamembatasi pada kegiatan bongkar muat secara konvensional.

Kegiatan bongkar muat secara konvensional, yangpengelolaannya berada dibawah manajemen PT. Pelindo yangberfungsi melayani kegiatan bongkar muat barang umum, bagcargo, curah cair/kering dan petikemas antar pulau.

Dalam pelaksanaan bongkar muat barang general cargo dipelabuhan maka ada 3 unsur yang saling terkait, yaitu :Dermaga adalah tempat dimana kapal dapat berlabuh atau sandarguna melakukan kegiatannya, baik bongkar/muat atau kegiatanlainnya. Kegiatan jasa yang berkaitan dengan dermaga akandikenakan biaya terhadap setiap barang yang dibongkar/ dimuatdari atau ke kapal/ tongkang yang bertambat di tambatan maupunyang tidak bertambat yang lokasi kegiatannya berada dalamdaerah lingkungan kerja dan daerah lingkungan kepentinganpelabuhan; Gudang merupakan salah satu fasilitas penunjangdalam kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan. Lapanganpenumpukan adalah suatu bangunan atau tempat yang luas danterletak didekat dermaga yang digunakan untuk menyimpanbarang-barang yang akan dimuat atau setelah dibongkar darikapal atau untuk fasilitas penumpukan dan penyimpanan dengankondisi terbuka dengan lokasi jauh ke sisi darat. Lapanganpenumpukan berfungsi untuk menyimpan barang-barang berat danbesar serta mempunyai ketahanan terhadap panas matahari danhujan. Kegiatan jasa dalam Lapangan penumpukan dimaksudkanuntuk kelancaran kerja Bongkar/ Muat dari/ ke kapal tidakterlalu lama berada di pelabuhan ataupun dijadikan gudangsementara oleh pemilik barang. Pelayanan ini diberikan sejaksaat penumpukan barang di gudang sampai dengan dikeluarkannyabarang dari tempat penumpukan untuk dimuat atau diserahkankepada pemiliknya.

Pemberian pelayanan bongkar/ muat barang ini berdasarkanatas Peraturan Pemerintah (INPRES No.4/1985), yang mengalihkanpelaksanaan bongkar/ muat dari/ ke kapal yang sebelumnyadilakukan oleh perusahaan pelayaran kepada perusahaan yangdidirikan khusus untuk itu (Perusahaan Bongkar Muat/ PBM). PT.

AKUNTABILITAS PELAYANAN DI PELABUHAN :Aspek hukumAspek mekanismeAspek biayaAspek produk

PELAYANAN YANG AKUNTABEL

(Persero) Pelabuhan Indonesia sesuai dengan peraturan dimaksuddapat juga melakukan usaha tersebut.

Kegiatan pelayanan bongkar/ muat barang sejak dari kapalhingga saat kegiatan menyerahkan kegiatan kepada pemilikbarang meliputi : Stevedoring, Cargodoring, Receiving/Delivery.

Dari penjelasan diatas maka akuntabilitas pelayanan barangyang dimaksudkan adalah akuntabilitas pelayanan yangdisediakan oleh penyedia layanan (Pelindo) kepada penggunalayanan (Perusahaan pelayaran, Perusahaan bongkar muat &eksportir dan importer) melalui Kegiatan pelayanan bongkar/muat barang sejak dari kapal hingga saat kegiatan menyerahkankegiatan kepada pemilik barang meliputi : Stevedoring adalahkegiatan yang dilakukan sejak membongkar atau memuat barang dipalka kapal hingga melepas ganco di dermaga; Cargodoring,adalah kegiatan menyusun barang sejak dari dermaga hingga kegudang/ lapangan ataupun sebaliknya; Receiving/ Delivery,adalah kegiatan menyerahkan atau menerima barang di pintugudang lini I (lokasi di pinggir dermaga) dari/ ke atas trukataupun sebaliknya. Proses kegiatan pelayanan bongkar muatbarang sampai diterima kepada pengguna layanan akan dievaluasiapakah telah memenuhi kriteria akuntabilitas pelayanan publikyang lebih akuntabel, dengan mengacu & mengelaborasi padaakuntabilitas model Sheila Elwood ; Akuntabilitas Hukum &Peraturan, Akuntabilitas Proses, Akuntabilitas program,Akuntabilitas Kebijakan dan akuntabilitas model Jabra &Dwivedi ; Administrative / Organizationtal Accountability; Legal Accountability;Political Accountability ; Professional Accountability; dan Moral Accountability,serta indikator dari Menteri Pendayagunaan Aparatur NegaraNomor 26 Tahun 2004 tentang Akuntabilitas PenyelenggaraanPelayanan Publik.

G. Kerangka Konseptual Penelitian

NEW PUBLIC SERVICE AND NEW PUBLICMANAGEMENT FAKTOR PENDUKUNG AKUNTABILITAS PELAYANAN :

Partisipasi Adanya tupoksi sesuai SOPPengawasanPeran PersTersediannya SDMTersedianya sarana & prasaranaTersedianya tehnologi pelayanan

PELAYANAN YANG AKUNTABEL

H.I.J.K.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan dalamrumusan masalah maka jenis penelitian yang akan digunakan adalahjenis penelitian kualitatif. jenis penelitian kualitatif inidianggap relevan dalam disertasi ini karena untuk mengungkapsebuah fenomena terhadap objek yang akan diteliti. Dengan adanyajenis penelitian tehnik kualitatif bertujuan untuk memahamisecara lebih mendalam tentang makna dari proses, interaksi parapelaku sector jasa kepelabuhanan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studikasus. Pendekatan penelitian yang dirancang dengan menggunakanstudi kasus bertujuan untuk mendeskripsikan suatu latar, obyekatau suatu peristiwa tertentu secara rinci dan mendalam.

Ditinjau dari penggolongan studi kasus maka pelaksanaanaspek-aspek akuntabilitas pada pelayanan jasa kepelabuhanan dalambidang layanan terhadap barang yang ada di Divisi Pelayanan &aneka usaha menggunakan rancangan studi kasus observasi dimanadalam penelitian ini hanya mengamati apa yang terjadi dilapangan, yaitu peristiwa yang berkenaan dengan dilakukan denganpelaksanaan akuntabilitas pelayanan jasa kepelabuhanan dalampelayanan terhadap barang di Pelabuhan yang meliputi kegiatanstevedoring, cargodoring dan receiving serta seputar pengelolaanjasa kepelabuhanan dengan fokus pada layanan terhadap barang.

B. Lokasi penelitian.Lokasi penelitian berada dalam kawasan PT. (Persero)

Pelabuhan Indonesia IV Cabang Makassar. Adapun lokus penelitianyang terkait langsung dengan topik penelitian adalah terutama dibagian Divisi aneka usaha dan barang serta akan dibahas jugauntuk Divisi pelayanan kapal karena pada divisi ini juga terkaitmengenai pelayanan barang/ muatan.

C. Sumber data dan Informan Penelitian.Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-

kata dan tindakan dan data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.

Untuk memperoleh kedalaman data, dalam penelitian inimenggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperolehmelalui hasil wawancara dengan informan penelitian, serta hasilobervasi yang dilakukan peneliti. Informan penelitian adalahmereka yang menjadi informan utama yang terlibat secara langsungdalam pelayanan di pelabuhan Makassar serta informan pendukungsebagai pelengkap dalam di pelabuhan Makassar.

Adapun yang termasuk dalam informan penelitian terdiri dari: Informan Utama : Manajer Pelayanan Barang Dan Aneka Usaha, KepalaBidang Lalu lintas Laut dan Kepelabuhanan- Ototrita PelabuhanMakassar, Asisten Manajer Pelayanan Barang, Asisten Manajer Aneka

Usaha, Supervisor Lapangan Penumpukan dan Gudang, SupervisorPeralatan, Pelaksana gudang (senior)/ Kepala Gudang. PerwakilanPBM & Perusahaan Pelayaran di Makassar. Sedangkan Informan Pendukung adalah Manajer Informatika, Ka. Bag.Personalia, Petugas di bagian PPKB, Petugas di bagian PPSA,Sekretaris INSA dan Pimpinan perusahaan pelayaran PT.IndriSamudra Line

Selain data primer, peneliti juga memanfaatkan datasekunder, berupa dokumen yang diperoleh dari : Beberapa regulasiyang terkait dengan pelayaran dan pelabuhan ; Peraturanperundang-undangan dan dokumen dari berbagai instansi terkaitdengan pengelolaan pelabuhan, seperti standar operasionalprosedur (SOP) mengenai pelayanan terhadap barang dan standarkinerja pelayanan operasional pelabuhan.

D. Fokus Masalah Penelitian dan Deskripsi Fokus.Fokus masalah penelitian adalah:

1. Akuntabilitas pelayanan barang pada divisi pelayanan barangdan aneka usaha - di PT. (Persero) Pelindo IV cabang Makassar.

2. Faktor-faktor yang mendukung akuntablitas pelayanan barangpada divisi pelayanan barang dan aneka usaha- PT. Pelindo IVcabang Makassar.

E. Instrumen penelitian.Dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, oleh

sebab itu instrumen penelitian adalah peneliti sendiri.Diharapkan melalui Peneliti sendiri sebagai instrumen penelitianini mendapatkan data yang valid dan reliable. Disamping penelitisebagai instrumen penelitian, instrumen penelitian menggunakanbeberapa alat kelengkapan yang meliputi: (1) pedoman wawancara,(2) lembar observasi, serta (3) catatan dokumen.

F. Teknik Pengumpulan dan Pengabsahan Data1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data disesuaikan dengan tujuan penelitian.Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini,meliputi:Wawancara,Dokumen, Observasi

2. Pengabsahan DataKeabsahan data diperoleh melalui instrument validitas,

menurut Miles dan Huberman (2005: 324) yaitu dengan uji yaitu (1)uji credibility meliputi : perpanjangan pengamatan, peningkatanketekunan, dan triangulasi. Untuk perpanjangan pengamatanpeneliti dapat menemukan suatu kedalaman, keluasaan dan kepastiandata. Kedalaman data yaitu peneliti menggali sampai pada maknayang berarti data dibalik yang tampak. Keluasaan yaitu ketuntasaninformasi yang diperoleh. Kepastian yaitu data yang valid sesuaidengan apa adanya. Peningkatan ketekunan yaitu melakukanpengamatan secara cermat dan berkesinambungan, melalui(1)Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber denganberbagai cara dan berbagai waktu. (2) transferability (keteralihan)yaitu hasil penelitian dibuat dengan rinci, jelas, sistematis,dan dapat dipercaya. (3) dependability, yaitu audit keseluruhanaktifitas dalam melakukan penelitian, dan (4) comfirmabiliy(dapat dikonfirmasi) yaitu menguji hasil penelitian dengan prosesyang dilakukan.

G. Teknik Analisis DataPenelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus, sehingga

teknik analisis data yang sesuai adalah teknik analisiskualitatif. Sedangkan langkah proses analisis data menggunakananalisis interaktif model Miles dan Huberman (2009).

Komponen dalam analisis data (interactive model) dapat dilihatpada gambar berikut: Data Collection

Data reduction

Data displayyy

Verivication

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data (interctive model)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian dapat diinterpreasikan bahwa sesuai

dengan penyelenggaraan pelabuhan yang baru, sesuai UU Pelayaran

No. 17 tahun 2008, terbagi dalam dua kelompok kegiatan yaitu

kegiatan Pemerintahan dan Kegiatan Pengusahaan. Kegiatan

Pemerintahan meliputi kegiatan yang menjalankan fungsi

pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan kegiatan

pelabuhan penyediaan jasa kepelabuhanan dilakukan oleh

penyelenggara pelabuhan yaitu Otoritas Pelabuhan (OP) dan

kegiatan pengusahaan oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP). Tabel di

bawah ini menunjukkan akuntabilitas pelayanan yang dilakukan oleh

pihak Otoritas Pelabuhan (OP) dan Badan Usaha Pelabuhan (BUP)

Tabel 4.1 Rekapitulasi akuntabilitas pelayanan

oleh Otoritas Pelabuhan (OP) dan Badan Usaha Pelabuhan

(BUP)

No Kegiatan Pelaksana Akuntabilitas pelayanan 1 Pemerintahan

kegiatan OtoritasPelabuhan (OP)

Melaksanakan rapat terpadu dengan para stakeholder untuk menentukan kapal sandardi dermaga.

Melaksanakan fungsi pengawasan di pelabuhanterhadap jalannya kegiatan bongkar muat barang.

Melaksanakan pengendalian terhadap daerah kerja pelabuhan

2 Kegiatan Pengusahaan

Badan Usaha Pelabuhan (BUP)

Melaksanakan pelayanan  jasa  dermaga untuk bertambat

Melaksanakan pelayanan jasa dermaga untuk pelaksanaan kegiatan

bongkar muat barang danpeti kemas

Melaksanakan pelayanan jasa gudang dan tempat penimbunan barang, alatbongkar muat, serta peralatan pelabuhan

Melaksanakan jasa terminal peti kemas,curah cair, curahkering, dan Ro-Ro;

Melaksanakan pelayanan penyediaan dan/atau pelayanan jasa bongkar muat barang

Penyediaan dan/atau pelayanan jasa penundaan kapal

Sedangkan akuntabilitas pelayanan barang pada Divisi

Pelayanan Barang Dan Aneka Usaha- Di PT. (Persero) Pelindo IV

Cabang Makassar, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Rekapittulasi akuntabilitas pelayanan barang pada

Divisi Pelayanan Barang Dan Aneka Usaha- Di PT. (Persero)

Pelindo IV Cabang Makassar

No Aspek/Dimensi Pelaksanaan Fakta / Data

1. Akuntabilitas hukum pelayanan

Acuan normatif pada ketentuan UU no. 17 Th. 2008 tentang Pelayaran dan PP no. 61 tentang kepelabuhanan dalam memberikan pelayanan di pelabuhan

Tidak ada aturanhukum kepada penyedia maupun pengguna bila terjadi pelanggaran dalam aktivitas di pelabuhan

2. Akuntabilitas mekanisme pelayanan publik

Ada SISPRO dan standarpelayanan di pelabuhanyang konsistensi terhadap UU 17 Tahun 2008 dan PP no.61 Tahun 2009 sudah berlangsung dilaksanakan di lingkungan pelabuhan Makassar

Namun dalam akuntabilitas adminstrasi berupa SISPRO dan standar pelayanan di pelabuhantidak tergambar secarajelas di papan informasi adanya, dan akuntabilitas proses kegiatan pelayanan stevedoring, cargodoring & receiving masih ditemukan berbagai kendala serta akuntabilitas professional SDM dalammelayani pengguna jasapelabuhan kurang teliti, cermat dan piawai untuk kegiatan penumpukan barang di gudang

Belum sesuai dengan ketentuandari Kep. Men.Pan Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publikdan Kep. MenPan Nomor 26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi danAkuntabilitas Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

3. Akuntabilitas biaya pelayanan publik

Biaya pelayanan telah disesuaikan dengan yang dipersyaratkan sesuai kesepakatan antara asosiasi pelayaran, Perusaahan Bongkar Muat, PT.Pelindo, Pemerintah.

Masih ditemukan adanyatambahan biaya-biaya pelayanan lain selain biaya yang dipersyaratkan sesuai ketentuan, adanya penyimpangan dalam pelayanan karena faktor dualisme PT.Pelindo IV sebagai penyedia layanan yang juga sebagai unit usaha (perusahaan bongkar muat)Dan pembengkakan biayaakibat dari dwelling time.

Belum sesuai dengan persyaratan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63/Kep/ M.Pan/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayanan publikkhususnya pada item rincian biaya pelayanan

4. Akuntabilitas produk pelayanan publik

Produk pelayanan publikbelum sepenuhnya sesuaidengan mutu layanan ISO9000:2008 dan jaminankepastian layanandalam bentuk SLA &SLGserta ISPS Code.

di lapangan masih ditemukan produk

Tidak ditemukan adanya kompensasi bagi pengguna layananapabila penyedialayanan tidak memenuhi layananyang dipersyaratkan

layanan yang tidak sesuai dengan mutu layanan, seperti masihterjadi dwelling time,fasilitas pelabuhan yang kurang memadai mengenai tingkat kedalaman pelabuhan ada sebagian besar pelabuhan di Indonesia(termasuk pelabuhan Makassar), luas lahan gudang dan lapangan penumpukan yang tidak sesuai dengan muatan karena berbagai faktoratau sebab antara lainperalatan yang tidak siap, angkutan barang yang belum tersedia yang diikuti dengan jalan akses dari dan ke pelabuhan tidak memadai dan jumlah tenaga kerja bongkar muat yang tidak sesuaidengan kebutuhan sertabiaya TKBM tinggi yangbelum menjadi slogan PT. Pelindo IV yaitu memberikan pelayanan jasa yang berkualitas,tepat waktu dengan tarif layak

Sumber Data : hasil olah data penelitian, 2012

Selanjutnya di bawah ini merupakan intisari kegiatan yang

berkaitan dengan pelayanan barang pada Divisi Pelayanan Barang

Dan Aneka Usaha- Di PT. (Persero) Pelindo IV Cabang Makassar.

Tabel 4.3 Rekapitulasi kegiatan pelayanan barang pada

Divisi Pelayanan Barang Dan Aneka Usaha

Stevedoring Cargodoring Receving/ Delivery

Seharusnya :kemampuan dan kecepatan pelaksanaan penanganan barang yang dapat dicapai untuk kegiatan pembongkaran barangdari atas kapal sampai ke gudang atau lapangan penumpukan atau sebaliknya. Tingkatkemampuan kecepatanpelaksanaan penanganan barang tersebut di tunjukkan oleh indikator ; jumlah rata-rata bongkar muat yang dicapai perjam dan dilakukan oleh 1 gang buruh ( 12 orang) di atas kapal yang diukur dengan satuan ton/gang/jam

Seharusnyamanajemen operasional pergudangan yang harus dilaksanakansecara efektif danefisien pada tujuan penyediaan area penyimpanan jangka panjang danjangka pendek. Pelaksanaan operasional yang efisien dan efektif bila terdapat struktur tarif rasional, ketersediaan staf /petugas, peralatan bongkar muat yang cukup dan rencana pengaturan lokasi penyimpanan yang tepat. Kenyataanya :

SeharusnyaPenerimaan barang kepada pemilik sesuai dengan waktu dan jadwal yang disepakati Kenyataan :Kegiatan receiving and delivery yang terjadi masih ditemukan berbagai kendala karena kurang koordinasi antar berbagai pihak sehingga penerimaan barangkepada pemilik jadi terhambat.

(T/G/J). Kenyataannya : pada pelaksanaan yang terjadi di lapangan sering terjadi delay pada kegiatan stevedoring, salahsatu permasalahannya adalah waktu tunggu kapal (dwelling time)

Kompetensi dan kualitas pelayananSDM masih kurang teliti, cermat, piawai dalam mengelola fungsi pergudangan dan ketersediaan fasilitas peralatan bongkar muat yang kurang memadai dan peralatan yang sudah tua & seringterjadi kerusakan.

Sumber Data : hasil olah data penelitian, 2012Untuk mengetahui faktor pendukung dalam akuntabilitas

pelayanan barang, terlihat pada rekapitulasi faktor-faktor yangmendukung akuntablitas pelayanan barang terlihat pada tabel 4.4

Tabel 4.4 Rekapitulasi faktor-faktor yang mendukung

akuntablitas pelayanan barang

No.

Item/ factorpendukung

Akuntabel Belum akuntabel

1. Partisipasi penerima layanan

Akuntabel dengan memberikan situasi yang kondusif kepada pengguna jasa melalui partisipasi dalam menyampaikan

keluhan

2. Penggambaran tugas dan fungsi organisasi secara vertikal& horizontal yang tercermin dari standar operasi system

Belum akuntabelkarena pengambarantupoksi tidakterlihat jelas padapapan informasi

3. Pengawasan terhadap proseskegiatan bongkar-muat barang dari internal organisasi serta pengawasan darieksternal organisasi

Telah dilaksanakan pengawasan secara internal maupun eksternal terhadap proses kegiatan bongkar-muat barang

4. Peran Pers dalam penyelenggaraanpelayanan publik di pelabuhan

Penyedia layanan membuka akses bagi pers dalam penyelenggaraan pelayanan publik di pelabuhan

5. Aspek Sumber Daya Manusia dalam pelayanankepada masyarakat.

Masih ditemukan SDMdi lapangan yang menurut pengakuan pengguna jasa pelabuhan kurang teliti, cermat dan

piawai dalam menata barang di gudang danlapangan penumpukan.Oleh karena itu, SDMpelayanan sebagai kunci keberhasilan kinerja organisasi pelayanan harus mendapatkan perhatian utama dalam perbaikan kualitas pelayanan.

6. Aspek sarana &prasarana

Sarana dan prasarana yang ada di PT.Pelindo IV Cabang Makassar belum sepenuhnya mengacu pada ketentuan yang dipersyaratkan karena masih terbatasnya gudang dan lapangan penumpukan untuk penyimpanan barang, kapasitas dermaga dan peralatan bongkar muat barang banyak yang sudah tua dan sering terjadi kerusakan

7. Tehnologi Pelayanan

Program SIMPAT ini belum dapat mengakses Informasi tentang data tentanggudang & lapangan

yang ada di lingkungan Pelabuhan, fasiltas kade/ tambatan, kapal yang diageni, realisasi bongkar muat, penerimaan & pengeluaran barang posisi barang serta informasi kapal, lengkap & terkini, untuk pengguna jasa pelabuhan yang menggunakan berbasiswebsite

Sumber Data : hasil olah data penelitian, 2012

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat

dikemukakan beberapa kesimpulan dan temuan penelitian sebagaiberikut :1. Akuntabilitas pelayanan barang pada di divisi pelayanan barang

dan aneka usaha- di PT. (Persero) Pelindo IV cabang Makassaradalah sebagai berikut :a. Untuk aspek akuntabilitas hukum pelayanan; Pelaksanaan

pelayanan barang mengacu kepada peraturan perundangan yangberlaku di Indonesia mulai dari UU pelayaran sampai padaperaturan tehnis pelaksanaan dilapangan dan sudahberlangsung dilaksanakan tapi belum maksimal, terutama dalam

hal penegakan hukum dan belum di temukan aturan sertasanksi dan pemberian kompensasi apabila terjadi pelanggaranyang dilakukan oleh penyedia layanan.

b. Untuk aspek akuntabilitas mekanisme pelayanan publik ; AdaSISPRO dan standar pelayanan di pelabuhan yang konsistensiterhadap UU 17 Tahun 2008 dan PP no.61 Tahun 2009 sudahberlangsung dilaksanakan di lingkungan pelabuhan Makassarnamun tidak tergambar secara jelas di papan informasi adanyaSISPRO dan standar pelayanan di pelabuhan. Sedangkanakuntabilitas proses pelayanan untuk kegiatan stevedoring,cargodoring dan receiving masih ditemukan berbagai kendala.

c. Untuk aspek akuntabilitas biaya pelayanan publik ; Masihditemukan adanya tambahan biaya pelayanan selain biaya yangdipersyaratkan, adanya penyimpangan dalam pelayanan karenafactor dualisme PT.Pelindo IV sebagai penyedia layanan jugasebagai unit usaha (perusahaan bongkar muat).

d. Untuk aspek akuntabilitas produk pelayanan publik ;Persyaratan tehnis dan administrasi pelayanan di pelabuhanlebih spesifik dibandingkan dengan persyaratan tehnis danadministrasi pelayanan di bidang pelayanan jasa lainnyakarena berkenaan dengan berbagai dokumen yang bervariatifyang berisi tentang dokumen kapal. Produk pelayanan publiktelah disesuaikan dengan mutu layanan ISO 9000:2008 danjaminan kepastian layanan dalam bentuk SLA &SLG serta ISPSCode, namun di lapangan masih ditemukan produk layanan yangtidak sesuai dengan mutu layanan yang menjadi slogan PT.Pelindo IV yaitu memberikan pelayanan jasa yang berkualitas,tepat waktu dengan tarif layak.

2. Faktor-faktor yang mendukung akuntablitas jasa pelayananbarang yang ada di divisi pelayanan barang dan aneka usaha-PT. Pelindo IV cabang Makassar.

Berdasarkan hasil penelitian, secara empiris diketahuibahwa fakta-fakta yang mendukung akuntablitas jasa pelayananbarang yang ada di divisi pelayanan barang dan aneka usaha-

PT. Pelindo IV cabang Makassar adalah sebagai berikut : bentukpartisipasi dari pengguna jasa pelabuhan dalam menyampaikankeluhan terhadap permasalahan yang dihadapi seputar pelayanandi pelabuhan Makassar,adalah sebagai berikut; (a) Partisipasilangsung dalam kegiatan bersama secara fisik dan tatap muka.Disamping bentuk Partisipasi langsung, ada salah satu PBMyang melakukan pengaduan permasalahan pelaksanaan kegiatanbongkar muat melalui Partisipasi representative dalammemberikan kepercayaan kepada wakil-wakil rakyat yang lembagalegislative. Pengaduan yang dilakukan oleh PBM kepada DPRtersebut untuk menyampaikan keluhan / permasalahan yangdihadapi oleh PBM.; (b) belum terlihat Penggambaran tugas danfungsi organisasi secara hirarkis (vertikal) tetapi jugahorizontal yang tercermin dari standar operasi system (SOP)dalam papan pengumuman. (c). Dalam perwujudan agar pelaksanaanpelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan yang di lingkunganPelabuhan Makassar maka otorita Pelabuhan Makassar selakulembaga pemerintah di Pelabuhan sebagai otoritas yangmelaksanakan fungsi pengaturan, pengendalian dan pengawasankegiatan kepelabuhan dan PT. Pelindo IV sebagai penyedia jasapelabuhan juga melakukan pengawasan terhadap jalannya kegiatanpelayanan baik terhadap kapal, barang atau muatan sertapenumpang (orang). Sedangkan pengawasan secara eksternal yangdilakukan oleh asosiasi pengguna jasa pelabuhan seperti dariasosiasi perusahaan bongkar muat Indonesia (APBMI), Asosiasiperusahaan pelayaran nasional atau Indonesia national shipownerassociation (INSA), Asosiasi logistic dan forwarder Indonesia (ALFI);(c) Peran Pers dalam penyelenggaraan pelayanan publik dipelabuhan. PT. Pelindo IV membuka akses yang seluas-luasnyakepada seluruh komponen masyarakat pengguna jasa pelabuhan;(d)Aspek Sumber Daya Manusia dalam pelayanan kepada masyarakat.SDM yang terdapat di lingkungan Pelabuhan Makassar cukupmengakomodir kebutuhan pelayanan di lapangan. Kriteriapenempatan dilakukan sesuai dengan tupoksi yang dikerjakan

oleh petugas cukup mamadai dengan bidang pekerjaan dankeahlian Sedangkan mengenai sarana dan prasarana dalammenunjang pelayanan publik yang ada di PT. Pelindo IV telahtersedia dengan dengan jumlah yang cukup signifikan untukpelaksanaan kegiatan bongkar muat barang pada setiap harinyanamun jumlah sarana dan prasarana kurang mendukung kalau padahari-hari besar nasional, hari raya dan tahun baru; (e) Padasaat ini penggunaan tehnologi informasi yang ada di PT.Pelindo IV hanya untuk melayani pembuatan dokumen mengenaiPPKB, melalui program SIMPAT (system informasi manajemenpelabuhan terpadu) akan terhubung dengan divisi yang terkaitdengan pelayanan kapal dan pelayanan barang sampai pada notapembayaran. Namun dalam program SIMPAT ini belum dapatmengakses Informasi tentang data tentang gudang dan lapanganyang ada dilingkungan Pelabuhan, Fasiltas kade/tambatan, kapalyang diageni, realisasi bongkar muat, penerimaan danpengeluaran barang posisi barang serta informasi kapal,lengkap dan terkini, untuk pengguna jasa pelabuhan yangmenggunakan berbasis website. Tehnologi pelayanan yang nampakdalam pelayanan yang diberikan oleh PT. Pelindo lainnya adalahkemudahan untuk melakukan pembayaran tak lagi mesti ke loketuntuk membayar jasa kepelabuhanan. Cukup masuk ke ATM.

B. SaranBerdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka dapat

dikemukakan beberapa saran sebagai berikut:1. Pelaksanaan jasa pelayanan barang hendaknya dilakukan dengan

benar dan baik berdasarkan peraturan perundangan-undangan yangrelevan dengan tetap mengedepankan low enforcement kepadaseluruh stakeholders yang ada di PT. Pelindo IV CabangMakassar. Penegakan hukum ini penting untuk kesinambunganproses pelaksaaaan jasa pelayanan kepada pengguna jasapelabuhan.

2. Akuntabilitas mekanisme pelayanan seyogyanya dengan membuatstandar pelayanan publik sesuai dengan ketentuan dari

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63/Kep/M.Pan/7/2003 tentang pedoman umum penyelenggaraan pelayananpublik, seperti misalnya : PT. Pelindo IV cabang Makassarperlu merumuskan standar pelayanan yang jelas untuk setiapjenis pelayanan (pelayanan jasa kapal, pelayanan jasapemanduan dan pelayanan jasa barang). Adapun standar tersebutmeliputi prosedur pelayanan; persyaratan ; biaya dan waktupenyelesaian untuk setiap jenis pelayanan. Standar pelayananhendaknya diumumkan secara transparan kepada masyarakatmelalui papan pengumuman ataupun brosur-brosur yang diletakkandi loket pelayanan.

3. Akuntabilitas biaya pelayanan publik yang terdapat di PT.Pelindo IV Cabang Makassar -Pelabuhan Makassar, seyogyanyadengan membuat ketentuan secara resmi terhadap setiap biayayang timbul akibat penyelenggaraan didasarkan pada ketentuanperundangan-undang yang berlaku.

4. Akuntabilitas produk pelayanan publik dengan membuat akta ataumaklumat pelayanan untuk setiap jenis pelayanan (pelayananjasa kapal, pelayanan jasa pemanduan dan pelayanan jasabarang) serta memberikan sosialisasi tentang pelayanan diPPSA, mulai dari visi, misi, motto dan janji layanan pada PTPelindo IV (Persero) Cabang Makasar, menjelaskan bagaimanaSistem dan Prosedur Pelayanan Dokumen Permintaan jasa kapaldan Bongkar Muat Barang/ Petikemas, apa saja persyaratandokumennya, serta bagaimana alur proses keluhan pelanggan,visualisasi video tentang alur proses pelayanan dokumenPermintaan Jasa kapal dan bongkar muat Barang/ Petikemas diPPSA, karena PPSA merupakan wadah pertemuan antara Pelindo danPengguna Jasa.

5. Membentuk Saluran Manajemen Komplain Masyarakat (pengguna jasapelabuhan) lewat saluran yang dapat dipilih untuk menerimapengaduan pelanggan melalui dua kelompok yaitu saluraninternal dan saluran eksternal. adalah

a. Saluran Internal adalah pengaduan yang disampaikan secara langsung kepada kantor/institusi yang bersangkutan. Saluran ini dapat terdiri dari :. Hotline (SMS, Telephone, email), Kotak Pengaduan dan Saran,Pooling Kepuasan melalui komputerisasi.

b. Saluran Eksternal adalah pengaduan yang disampaikan tidak secara langsung kepada manajemen, tetapi melalui pihak-pihaklain. Misalnya: Surat kabar,Interaktif Radio dan Televisi, Lembaga Ombudsman daerah, NGO (lokal, nasional, internasional ).

6. Pemanfaatan teknologi informasi dalam mendukung kelancarankegiatan operasional kepelabuhanan melalui system One StopTotal Service yang dioperasikan dan di-manage dengan sistemkomputerisasi misalnya dalam program pertukaran data secaraelektronik (Electronic Data Interchange atau yang disingkatdengan EDI ) EDI adalah proses pertukaran data ataupengiriman dokumen secara elektronik yang mampu mempercepatproses pelayanan dokumen sehingga dapat membantu kelancaranarus kapal dan barang di Pelabuhan.

7. Perlu di tingkatkan pengawasan kegiatan pelayanan dipelabuhan terhadap berbagai institusi yang terkait dansecara sinergi sehingga dapat diketahui secara dini apabilaada hambatan atau permasalahan dalam pelayanan jasakepelabuhanan.

8. Pengembangan SDM adalah komponen yang sangat penting dalamproses untuk memperoleh tenaga handal dalam meningkatkanpelayanan kepada masyarakat.

9. Peningkatan sarana dan prasarana fasilitas pelabuhan denganMEGAPROYEK Makassar New Port yang diharapkan menjadi solusiterhadap padatnya aktivitas bongkar muat barang di PelabuhanMakassar..

10. Penyelenggara pelayanan (PT. Pelindo IV) seharusnyamenyusun “Maklumat Pelayanan” sesuai dengan sifat, jenis dankarakteristik layanan yang diselenggarakan dan

dipublikasikan secara jelas. Istilah maklumat pelayanandalam pasal ini dimaksudkan memiliki kesamaan padanan katadengan istilah dalam bahasa Inggris Service Charter danpublikasi secara jelas adalah publikasi yang mudah dilihat,mudah dibaca dan mudah di akses.

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, N., 2007. Good e-Governance : Transparansi dan Akuntabilitas PublikMelalui egovernment. Bayumedia Publishing. Malang.

Budiarjo, Miriam. 1998. Masalah accountability dalam politik dalam MiriamBudiarjo menggapai kedaulatan untuk rakyat. Bandung : Mizan

Bungin. Burhan. 2007. Metode penelitian Sosial. Surabaya : Universityof Airlangga. Boven. MARK at ell. Public Administration Vol. 86, No. 1, 2008 (225–

242) © 2008 The Authors. Journal compilation © 2008Blackwell Publishing Ltd.

Bovens M.A.P. , T. Schillemans en P. ’t Hart, 2008, Does PublicAccountability Work? An Assessment Tool. Public Administration Vol.86, No. 1, 2008 (225–242).

Burke, John P, 1986. Bureaucratic Responsibility. Baltimore, MD: JohnHopkins Institute for development studies.

Carino, L. V. 2000. From Government to Governance: Reflection on the 99World Conference on Governance. Eastern Regional Organization forPublic Administration: Quezon City Philipines.

Collins dan McLaughlin. 2002. Perubahan Manajemen dalam Organisasi. Terjemahan Miftah Thoha. Jakarta: LP3ES.

Daymon, C. & Holloway. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam PublicRelations dan Marketing Communications. Penerjemah, CahyaWiratama. Yogyakarta: Bentang

Denhart, RB dan JV Denhart. 2007. The New Public service : Serving, notstering.expended edition, New York: ME. Sharpe.

Dwipayana, A., dkk. 2003. Membangun Good Governance di Desa.Yogyakarta: IRE Press.

Dwiyanto, A., dkk. 2006. Reformasi birokrasi publik. Yogyakarta: GadjahMada University Press.

________________. 2006. Mewujudkan Good Governance Melalui PelayananPublik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Dubnick, Melvin.J, 2005. Accountability and the Promise of Performance: InSearch of the Mechanisms. Public Performance and ManagementReview, 28 (3).

Dubnick, Melvin.J, 2002. Seeking salvation for accountability paperwork.Boston : American political sciences association.

Eran Vigoda, 2002. From Responsiveness to Colaboration : Governance, Citizens,and the Next Generation of Public Administration Review. Vol. 62. Iss. 5.Sep/Oct. 2002. Washington. http://proquest.umi.com/ pqdweb?index=55& did=1410310771.

Erkkilä, Tero. 2007. Governance And Accountability – A Shift InConceptualisation, PAQ Spring

Fox, Jonathan. 2000, civil society and political accountability : proposition fordiscussion. Paperwork. University of Notre Dame.

Grosroos, C. 2001. Manajemen Pelayanan dan Pemasaran. Terjemahan Maskur. Jakarta: Rineka

Cipta.Harmon, M. 1995. Responsibility as paradox, a critique of rational discource on

government. Sage publications.Thousand oaks.London.Henry, Nicolas. 1995. Administrasi Negara dan masalah-masalah publik.

Jakarta : Raja Grafindo Persada.Indra Surya, dan Ivan Yustiavandana, 2008. Penerapan Good Corporate

Governance: Mengesampingkan Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha,Kencana, Jakarta.

Inuhan, Yunus, 2010, Makassar Container Terminal, PT. Pelindo IV (Persero) Terminal Petikemas Makassar.

Islamy, M. Irfan. 1998. Agenda kebijakan reformasi administrasi Negara.Pidato pengukuhan guru besar dalam ilmu kebijakan publik,fakultas ilmu administrasiUniversitas Brawijaya pada tanggal 1Agustus 1998.

Ivancevich, Lorenzi, Skinner, dan Crosby. 2000 Manajemen Kualitasdan Kompetitif. Terjemahan Mohammad Musa. Jakarta: Fajar Agung.

Joseph G. Jabbra and O.P. Dwivedi, eds. , 1989, Public ServiceAccountability: A Comparative Perspective (West Hartford, Connecticut: Kumarian Press Inc.)Jinca. M.yamin. 2011. Transportasi laut Indonesia (analisis system & studi

kasus). Surabaya : Brilian Internasional.Keban, Y.T. 2008. Enam dimensi administrasi publik. Yogjakarta :

Penerbit Gava Media.

Kantor Kementerian PAN RI. 2004. Keputusan Menteri PendayagunaanAparatur Negara

Nomor. KEP/26/M.PAN/2/2004 Tentang Petunjuk Teknis Transparansi danAkuntabilitas

Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik.Keputusan Direktorat Jendral Perhubungan Laut No. UM.002/38/ 18 /

DJPL-11 tentang standar kinerja pelayanan Operasional Pelabuhan.Kosasih. Engkos, Et.all. 2007. Manajemen perusahaan pelayaran.

Jakarta : PT. Raja grafindo Persada.Kumorotomo, Wahyudi., 2005. Akuntabilitas Birokrasi Publik Sketsa pada MasaTransisi. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.Kunami, 2007. Pelaksanaan Good Corporate Governance.

http://djajendra.blog.co.uk/2007/11/04/bekerja_dengan_kultur_good_corporate_gov.LAN-BPKP, 2000, Akuntabilitas dan Good Governance, Jakarta, LANRI. LAN, 2005, Acuan Umum Penerapan Good Governance pada Sektor Publik,Jakarta.Lasse, D.A, 2009. Manajemen muatan, aktivitas rantai pasok di area pelabuhan.Jakarta : Nika.Listyawati (dalam laporan kajian manajemen pengaduan masyarakat

dalam pelayanan publik). 2010. Direktur Aparatur Negara.Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional. Jakarta.

Mardiasmo, 2004. Membangun Akuntabilitas Publik Keuangan Negara, MediaAkuntansi Nomor 39,

__________, 2002. Otonomi & Manajemen keuangan daerah. Yogjakarta :Andi offset.

Meijer. Albert Thomas Schillemans. 2009. Fictional Citizens And RealEffects: Accountability To Citizens In Competitive And Monopolistic Markets,Southern public administration education foundation. Volume14 No.2.

Miewald, Robert D dan Comer, John C,1986. “Complaining as participationthe case of ombudsman”. Administration and, 17:481-486

Miles, M.B danHuberman, M. 2009. Analisis Data Kualitatif Terjemahan olehTjetjep Rohendi Rohidi, Jakarta, UI Press.

Moleong. Lexy. 2005. Metode penelitian kualitatif. Bandung : Remajakarya.Mulgan, R. (2000), ‘Accountability’: An Ever-Expanding Concept?. Public

Administration, 78: 555–573. doi: 10.1111/1467-9299.00218Napitupulu. Paimin. 2007. Pelayanan public dan customer satisfaction.

Bandung : Penerbit PT. Alumni.Nisjar S. Karhi, 1997, Beberapa Catatan Tentang Good Governance, Jurnal

Administrasi dan Pembangunan, Vol. 1, No. 2, Himpunan SarjanaAdministrasi Indonesia, Jakarta.

O’Donnel, Guilermo. 1999. Transisi menuju demokrasi, rangkaiankemungkinan dan ketidakpastian. Jakarta : LP3ES.

Oekarson, Ronald J. 1989, Governance structure for enhancting accountabilityand responsibility dalam handbook of public administration,edited by James L.Perry, 114-130. Jossey_Bass. SanFransisco, CA.

Oloan. Raja. Et. All. 2007. Manajemen bisnis pelabuhan. Jakarta :APE Publishing.Othman, A.R., Shavelson, R.J. dan Ruiz Primo, M.A., 2006.

Acccountability in Malaysian Higher Education. Universiti SainsMalaysia. Penang.

Pasolong, Harbani.2007. Teori administrasi publik. Bandung : PenerbitAlfabeta.Patunru, Arianto. Nurridzki, N and Rivayani (2007) Port

Competitiveness: A Case Study of Semarang and Surabaya, Indonesia.Institute for Economic and Social Research (LPEM),University of Indonesia. Report submitted to the AsianDevelopment Bank Institute (ADBI).

Polidano, C., 1998 “Why Bureaucrats Can’t Always Do What Ministers Want:Multiple Accountabilities in Westminster Democracies.” Public Policy andAdministration 13, No. 1, Spring

Pope, J., 2007. Strategi Memberantas Korupsi : Elemen Sistem IntegritasNasional. Transparency International Indonesia dan YAYASAN OborIndonesia. Jakarta.

Purwanto, Erwan Agus. 2006. “Pelayanan yang Partisipasif”, dalamAgus Dwiyanto (ed), Mewujudkan Good Governance Melalui PelayananPublik, Gadjah Mada University Press, Yogjakarta.

Raba, Manggaukang. 2006. Akuntabilitas, konsep dan implementasi.Malang : UMM press.

Ray, David. 2008. Reformasi sector pelabuhan Indonesia & UU pelayaran tahun2008, Usaid & Senada.

R.C. Chandler and J.C. Piano, 1988. The Public AdministrationDictionary,2nd ed. (Santa Barbara : ABC-CLIO Press.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2006. Manajemen Pelayanan :Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter, dan StandarPelayanan Minimal. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.Ratminto, Et. All. 2007. Manajemen Pelayanan. Yogjakarta : PustakaPelajar.Romzek, B.S & Dubnick, JM. 1990. Accountability in the public sector,

Connecticut : Kumarian Press.Romzek, B. and M. Dubnick . 1998 . ‘ Accountability’ , in J.

Shafritz ( ed .), International Encyclopaedia of Public Policy andAdministration, Vol. 1 . Boulder, CO : Westview Press .

Said. Mas’ud. 2009. Birokrasi di Negara birokratis. Malang : UMM Press.Salim. HA.Abbas. 1995. Manajemen pelayaran niaga dan pelabuhan.

Jakarta : Pustaka Jaya.Sinambela. Lijan Poltak. Et.all. 2011. Reformasi pelayanan publik.

Jakarta : PT. Bumi Aksara.Schacter, Mark. 2000. When accountability fails : a framework for diagnosis and

action, journal of policy brief. Canada : Institute ongovernance.

Strom, K., 2000, ‘Delegation and accountability in parliamentary democracies’,European Journal of Political Research, 37:261-289.

Sugiyono. 2008. Memahami penelitian kualitatif. Bandung : Alfabeta.Sumarto, H. S. J. 2004. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance: 20

Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan OborIndonesia.

Suyono, RP., Capt. 2005. Shipping, Pengangkutan Intermoda Ekspor Impormelalui laut, Jakarta : PPM

Swastiono, Sadu. 2003. Peranan control social dalam membangun akuntabilitaspublic, Kapita selekta penyelenggaraan pemerintahan daerah, Bandung :fokus media.

Taliziduhu Ndhara. 2000. Ilmu Pemerintahan I. Jakarta: BKU IIP.Triatmodjo. Bambang. 2003. Pelabuhan. Yogjakarta : BetaOffest.Turner, Mark & Hulme, David, 1997. Governance, Administration and

Development, London: MacMillan Press Ltd.Wayne K. Talley. Devolution, Port Governance and Port Performance Research in

Transportation Economics, Volume 17, 499–516 Copyright 2007 byElsevier Ltd.

Widodo, Joko, 2001, Good Governance - Telaah dari Dimensi : Akuntabilitas danKontrol Birokrasi pada Era Desentralisasi dan Otonomi Daerah, InsanCendekia, Surabaya.

World Bank. 2007. The logistic performance index and it’s the indicator.Washiington DC.

Yango, M.D. 1991. Institutional mechanism for promoting accountability in thephilipines civil service. Asian review of public administration, vol.III. manila

Vigoda, E., 2002. From Responsiveness to Collaboration : Governance, Citizens,and the Next Generation of Public Administration, Public Administration ReviewProQuest Education Journal. Vol. 62, No.5. September/Oktober2002.

MajalahMaritime Magazine, edisi 22 / tahun II/ Juli 2012, Penerbit PT.Maritime Indonesia Perkasa.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I.A. Pribadi

Nama : Dra. Hj. Trisnowati Rahayu, MAP.Tempat/ Tgl lahir : Surabaya, 16 Pebruari 1966Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil-Dosen PolitehnikIlmu Pelayaran MakassarPangkat/Gol : Pembina / IV aJabatan Fungsional : Lektor KepalaAlamat : Jl. KH.Achmad Dahlan No. 16 Makassar

B. KeluargaNama Suami : Drs. H. Jafar Najib Orang TuaNama Ayah : H. Sutrisno (Almarhum)Nama Ibu : Hj. Urifah Sutrisno

II. Pendidikan1980 : Tamat SDN No.216 Klimbungan Surabaya1982 : Tamat SMPN VIII Surabaya1985 : Tamat SMAN III Surabaya1991 : S1 Adm.Negara, Universitas Airlangga Surabaya lulustahun 19912010 : S2 Adm. Publik, Sekolah Tinggi Ilmu Adm.Negara- LANlulus tahun 20102010 : Mendaftar pada program S3 Adm. Publik PPs-Univ.Neg.Makassar

III. Karya ilmiahA. Skripsi, Tesis dan Disertasi

1. Analisis Hubungan Antara Peranan PLKB, Tehnik KomunikasiPersuasi Dengan Tingkat Keberhasilan Pelaksanaan ProgramKB Di Wilayah Surabaya Utara.

2. Analisis pengaruh budaya organisasi dan komitmenorganisasi terhadap kinerja Politeknik Ilmu PelayaranMakassar.

3. Akuntabilitas Pelayanan Publik Di Pelabuhan Makassar(Studi Pada Pelayanan Barang Di Divisi Pelayanan BarangDan Aneka Usaha-PT. (Persero) Pelindo IV-Cabang Makassar)

B. Penelitian

Tahun Judul PenelitianKetua/anggotaTim

SumberDana

2005 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja Pegawai PIP Makassar.

Ketua Swadana

2007 Identifikasi DanAnalisis Faktor-FaktorYang MempengaruhiPerilaku Agresif DanTindak KekerasanTaruna/Ni PIP Makassar

Ketua DIPAPerhubunga

n

2008 Analisis pengaruhperanan pembina tarunaterhadap pembentukanpengetahuan keperwiraantaruna

Ketua DIPAPerhubunga

n

2009 Analisis pengaruhbudaya organisasi dankomitmen organisasiterhadap kinerjaorganisasi di PoliteknikIlmu pelayaran Makassar(TESIS)

Ketua Swadana

2010 Analisis KualitasLayanan PendidikanPeserta Didik PadaProgram DiklatPembentukan (D.IVPelayaran ) PadaPoliteknik IlmuPelayaran Makassar

Ketua DIPAPerhubunga

n

2010 Analisis KualitasLayanan asrama terhadapprestasi belajar tarunaPoliteknik Ilmu

Anggota DIPAPerhubunga

n

Pelayaran Makassar2011 Analisis kecelakaan

pelayaran di wilayahkerja Sulawesi selatandi tinjau dari aspek SDM

Ketua DIPAPerhubunga

n

2013 Analisis studiperbandingan “ AnalisisPerbandingan PelaksanaanPPSA (Pusat PelayananSatu Atap) Yang BerbasisWebb Di PT.Pelindo IICabang Tanjung PriokJakarta denganPT.Pelindo IV CabangMakassar dalam rangkaKelancaran KegiatanOperasionalKepelabuhanan

Anggota DIPAPerhubunga

n

IV. PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT)

TahunJenis

Pelatihan( Dalam/Luar Negeri)

PenyelenggaraJangkawaktu

2007 Pelatihan Penelitian Univ. Hasanudin dgn PIP. Makassar

9 hari

2007 PEKERTI Univ. Negeri Makassar dgn PIP. Makassar

6 hari

2007 Program AppliedApproach (AA)

Univ. NegeriMakassar dgnPIP. Makassar

5 hari

2007 ISO 9001: 2000 Akademie seqfhindo

5 hari

2008 Diklat barang & jasa Kementrian neg. perencanaan pemb.nasional

3 hari

2009 Diklat ISO 9001: PIP Makassar 3 hari

2008

2009 Teknis penyusunan kurikulum

Univ. gajah mada dgn Badan Diklat Perhubungan

3 minggu

2009 Diklat barang & jasa Dep. Pekerjaan umum

3 hari

2010 Basic leadershiptraining

Insada 4 hari

2010 Emotional Quality Management

HR Excellency 3 hari

2011 Training Of Trainer6.09

BP SDM Satuminggu

2011 Diklat wajib pegawai BP SDM dengan Mabes AURI

Satuminggu

2012 Diklat barang & jasa Kementrian neg. perencanaan pemb.nasional

3 hari

V. Penghargaan/ Tanda Jasa yang pernah di perolehSatyalencana Karya Satya 10 tahun pada tahun 2007

VI. RIWAYAT PEKERJAANTahun 1993 s/d 1994 sebagai Peneliti di Penelitian danPengembangan-Departemen Perhubungan Jakarta.Tahun 1995 s/d 1999 sebagai Instruktur di Akademi Tehnik danKeselamatan Penerbangan Surabaya.Tahun 2000 s/d 2004 sebagai Dosen dan Kepala Unit Penelitiandan Pengabdian Kepada Masyarakat di Akademi Tehnik danKeselamatan Penerbangan Surabaya.Tahun 2005 sebagai Dosen dan Sekretaris Unit Penelitian danPengabdian Kepada Masyarakat di Politehnik Ilmu PelayaranMakassar.

Tahun 2006 s/d 2008 sebagai Dosen dan Sekretaris JurusanKetatalaksanaan Angkutan Laut dan Kepelabuhanan di PolitehnikIlmu Pelayaran Makassar.Tahun 2009 s/d 2011 sebagai Dosen dan Sekretaris KelompokDosen di Politehnik Ilmu Pelayaran Makassar.Tahun 2012-2013 sebagai Dosen dan Kepala Unit Sarana Asramadi Politehnik Ilmu Pelayaran Makassar.