disertasi - Universitas Hasanuddin

27
i DISERTASI EFEK PEMBERIAN KRIM TOPIKAL EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP DINAMIKA KADAR TRANSFORMING GROWTH FACTOR (TGF)-β1, GRANULASI DAN EPITELISASI JARINGAN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA AKUT PADA TIKUS MODEL THE EFFECT OF TOPICAL CREAM OF RED DRAGON FRUIT EXTRACT ( HYLOCEREUS POLYRHIZUS ) APPLICATION TOWARDS THE DYNAMICS OF TGF-β1 LEVEL, GRANULATION, AND EPITHELIZATION TISSUE IN THE HEALING PROCESS OF ACUTE WOUNDS IN MOUSE MODEL TAKDIR TAHIR NIM P 0200311402 SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2017

Transcript of disertasi - Universitas Hasanuddin

i

DISERTASI

EFEK PEMBERIAN KRIM TOPIKAL EKSTRAK BUAH NAGA MERAH

(HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP DINAMIKA KADAR TRANSFORMING GROWTH FACTOR (TGF)-β1, GRANULASI

DAN EPITELISASI JARINGAN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA AKUT

PADA TIKUS MODEL

THE EFFECT OF TOPICAL CREAM OF RED DRAGON FRUIT EXTRACT

( HYLOCEREUS POLYRHIZUS ) APPLICATION TOWARDS

THE DYNAMICS OF TGF-β1 LEVEL, GRANULATION, AND

EPITHELIZATION TISSUE IN THE HEALING PROCESS

OF ACUTE WOUNDS IN MOUSE MODEL

TAKDIR TAHIR

NIM P 0200311402

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017

ii

EFEK PEMBERIAN KRIM TOPIKAL EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP DINAMIKA KADAR

TRANSFORMING GROWTH FACTOR (TGF)-β1, GRANULASI

DAN EPITELISASI JARINGAN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA AKUT

PADA TIKUS MODEL

Penelitian Disertasi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Doktor

Program Studi

Ilmu Kedokteran

Disusun dan diajukan oleh

TAKDIR TAHIR

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDIN

MAKASSAR

2017

iii

iv

ABSTRAK

Takdir Tahir, “Efek Pemberian Ekstrak Buah Naga Merah ( Hylocereus polyrhizus) Topikal terhadap Dinamika Kadar Transforming Growth Factor (TGF)-β1, Granulasi dan Epitelisasi Jaringan pada Proses Penyembuhan Luka Akut pada Tikus Model ” dibimbing oleh Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, dan A. Makbul Aman (xvii + 137 halaman + 12 tabel + 5 lampiran) Latar Belakang: Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) secara phytokimia memiliki kandungan flavanoid, folifenol dan antioksidan yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka. Salah satu sitokin yang berperan pada penyembuhan luka adalah TGF-β1. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan efek pemberian EBNM terhadap dinamika TGF- β1 dalam proses penyembuhan luka akut pada tikus model. Metode: Wistar Jantan Albino (n=54), berat badan (250-350 gr) yang dibagi ke dalam 3 kelompok (kontrol, obat establish dan EBNM 7,5% topikal). Wistar dilukai pada punggung kiri dan kanan dengan menggunakan punch biopsy 8 mm. Penyembuhan luka dinilai pada hari ke-3, 7 dan 14. Data dianalisis menggunakan uji kruskall-wallis dan korelasi spearman menggunakan SPSS 21 dengan nilai p < 0,05. Hasil: EBNM topikal 7,5% mempercepat penyembuhan luka akut ditandai dengan diameter luka yang lebih kecil (0,83 mm) dan tidak lebih inferior dari obat establish (1,33 mm), mempercepat penipisan granulasi jaringan (50%) dan tidak lebih inferior dari obat establish (33,3%), mempercepat epitelisasi jaringan (100%) dan tidak lebih inferior dari obat establish (83,3%), meningkatkan TGF β-1 (178,59 μg/g) lebih tinggi dari obat establish (157,53 μg/g) dalam penyembuhan luka akut. Peningkatkan kadar TGF β-1 berkorelasi positif dengan skor granulasi dan skor epitelisasi jaringan pada penyembuhan luka akut (p=0,000). Kesimpulan: EBNM topikal mempercepat penyembuhan luka yang dibuktikan dengan percepatan penipisan granulasi dan penutupan epitelisasi jaringan yang sama baiknya dengan obat establish, penyembuhan luka dengan pemberian EBNM topikal terjadi melalui mekanisme peningkatan kadar TGF- β1 Kata kunci : Hylocereus polyrhizus), Luka Akut , Penyembuhan Luka, Epitelisasi, Granulasi dan TGF-β1. Kepustakaan : 80 (2002-2017)

v

ABSTRACT Takdir Tahir, "The Effect of Topical Cream Red Dragon Fruit Extract (Hylocereus polyrhizus)

towards the Dynamics Level of Transforming Growth Factor (TGF) -β1, Tissues Granulation and

Epithelialization on the Acute Wound Healing Process In Mice Model" Supervised by Syakib

Bakri, Ilhamjaya Patellongi, and A. Makbul Aman

Background: Red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) contains flavonoids, folyphenol and

antioxidants needed in the process of wound healing. One of the cytokine that plays a role in

wound healing is TGF-β1. The purpose of this study to examine the giving effect of the Red

Dragon Fruit Extract topical cream towards the dynamics level of TGF- β1 in acute wound

healing process in mice model.

Methods: Male Wistar Albino (n = 54), weight (250-350 g) were divided into 3 groups (control,

established drug and 7.5% Red Dragon Fruit Extract topical). The Wistars were wounded on the

left and right back using 8 mm punch biopsy. Healing wounds were assessed on day 3rd, 7th

and 14th. Data were analyzed using Kruskal-Wallis test and Spearman correlation using SPSS

21 with p value <0.05.

Results: the topical 7.5% Red Dragon Fruit Extract accelerate the acute wound healing

characterized by a smaller diameter (0.83 mm) and not more inferior than the established drug

(1.33 mm), accelerating the depletion of granulation tissue (50%) and no more inferior to the

established drug (33.3%), accelerating tissue's epithelialization (100%) and not more inferior

than the established drug (83.3%), increasing the TGF-β1 level (178.59 mg / g) which was

higher than the established drug (157.53 g / g) in the acute wound healing. The increase the

TGF β-1 level was also positively correlated with granulation and epithelialization tissue score in

acute wound healing (p = 0.000).

Conclusion: The topical Red Dragon Fruit Extract accelerate the wound healing proven by the

acceleration the granulation depletion and epithelialization closure of the tissue which is as good

as the established drug, wound healing by Red Dragon Fruit Extract topical occurs through a

mechanism of the increased levels of TGF- β1

Keywords: Hylocereus polyrhizus, acute wounds, wound healing, epithelialization, granulation

and TGF-β1.

References: 80 (2002-2017)

vi

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Takdir Tahir

Nomor Mahasiswa : P0200311402

Program Studi : Ilmu Kedokteran

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan disertasi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima

sanksi atas perbuatan tersebut.

Makassar, 07 April 2017

Yang membuat pernyataan

Takdir Tahir

P0200311402

vii

PRAKATA

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala berkah, Rahmat, Hidayah dan Nikmat-Nya, serta salam dan salawat

tercurah kepada junjungan Nabiullah Muhammad SAW sehingga penulis dapat

menyelesaikan disertasi ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan untuk

mencapai gelar pendidikan sebagai Doktor.

Pertama-tama saya haturkan ucapan terima kasih yang tulus kepada orang tua

saya tercinta , Ibunda Hj. Kinarung dan Ayahanda H. Muhammad Tahir (alm), yang

memelihara menjaga membersarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang

serta menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam diri saya sehingga saya mampu menjadi

insan seperti saat ini. Ucapan terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada Mertua

saya : M. Djafar dan Hj. Mimbar yang telah senantiasa memberikan semangat,

motivasi dan doa dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan penyelesaian studi saya.

Penyusunan dan penyelesaian disertasi ini tidak lepas dari bantuan dan

dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dengan rasa syukur menyampaikan

terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : Prof. dr. Dr.

Syakib Bakri Sp PD KGH selaku Promotor yang telah memberikan bimbingan dan

ilmunya dengan iklhas sehingga disertasi ini dapat saya selesaikan dengan baik, Dr. dr.

Ilhamjaya Patellongi M.Kes selaku Co- Promotor, guru, atasan dan sekaligus

sebagai pengganti Ayah saya , beliau telah banyak memberikan motivasi, membimbing

viii

dan mengarahkan dalam perjalanan tugas dan profesi saya sebagai dosen, Dr. dr. A.

Makbul Aman Sp PD., KEMD selaku Co-Promotor yang telah banyak memberikan

saran, ide dan bimbingan untuk kesempurnaan disertasi ini. Prof. Dr. Nursalam MN

(hons) selaku penguji Eksternal dan Guru kami dalam bidang keperawatan yang telah

memberikan banyak arahan dalam penyelesaian disertasi ini.

Prof. Dr. Suryani As’ad M.Sc. , Prof. Dr. Gemini Alam., M.Sc., Apt, Dr. dr.

Wardihan Sinrang MS, Sp. And, dr. Upik A. Miskad, Ph. D, Dr. dr. Fonny Josh, Sp.

Bp RE, terima kasih yang tulus atas kesediaannya membimbing sekaligus sebagai tim

penguji yang telah memberikan ide, saran dan pemikiran positif sehingga disertasi

dapat tersusun dengan baik.

Rasa hormat dan terima kasih juga saya sampaikan kepada Rektor Universitas

Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, Dekan Sekolah Pasca Sarjana

Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Muhammad Ali, SE, MS dan Dekan Fakultas

Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof. Dr. dr. A. Asadul Islam, Sp. BS dan Ketua

Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Pascasarjana unhas Prof. dr. Mochammad Hatta,

Ph.D, Sp.MK (K) yang telah berkenan memberikan izin kepada saya untuk mengikuti

program pendidikan S3 bidang Ilmu Kedokteran Pascasarjana Unhas.

Direktur RSP Unhas, Dr.dr Fachruddin Benyamin, Sp.PD., KHOM serta jajaran

Direksi atas perkenan dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan studi

saya dengan baik, Dr. Werna Nontji SKp., M. Kep selaku Guru dan selaku Kepala

Bidang Keperawatan RSP Unhas yang telah memberikan dukungan, motivasi dan izin

untuk melanjutkan pendidikan pada program doktor. Dr. Elly L. Sjattar S. Kp., M. Kes

ix

selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Keperawatan sekaligus atasan saya yang

telah memberikan semangat dan dukungan selama proses menyelesaikan studi.

Dr. Ariyanti Saleh S. Kp., M. Kes selaku Ketua Prodi Studi Ilmu Keperawatan

yang memberikan izin dan motivasi dalam menyelesaikan studi S3 saya dan seluruh

Dosen dan Staf S1 dan S2 Keperawatan yang telah memberikan dukungan dan

bantuan dalam proses menyelesaikan pendidikan ini. Dr. Yuliana Syam S.Kep., Ns.,

M. Kes , Rini Rachmawaty S. Kep., MN., PhD, Abd. Majid S.Kep.,M. Kep., Sp. KMB,

Rosyidah Arafat S. Kep., Ns., M. Kep. Sp. KMB, Andina Setyawati S. Kep., Ns., M.

Kep, Moh. Syofar Sangkala S.Kep., Ns., MANP, Titi Iswanti Afelya S. Kep., Ns. M.

Kep., Sp. KMB , Saldy Yusuf S. Kep., Ns. MN, Ph.D, Syahrul Nigrat S. Kep., Ns., M.

Kep., Sp. KMB, Ns. Nur Fadillah S. Kep., MN selaku guru, senior dan rekan di bagian

Keperawatan Medikal Bedah PSIK Unhas yang telah memberikan dukungan dan

semangat mengikuti pendidikan S3.

Terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada Yayu Evary SSi., Apt sebagai

staf lab Fitofarmaka, Handayani S.Si., M. Kes selaku staf lab Penelitian RSP dan

Bapak Bahar selaku staf lab animal Fak. Kedokteran Unhas atas bantuan dan fasilitas

penelitian yang diberikan. Terima kasih yang tulus buat Ahmad Dahlan S. Kep., Ns.,

Ade Irma Rahayu S. Kep., Ns dan Hasriyani S. Kep., Ns atas kerjasamanya dan

bantuannya merawat binatang coba, mengumpulkan sampel selama proses penelitian

pada lab animal.

Kepada rekan-rekan seperjuangan dosen keperawatan yang kuliah bersama

angkatan 2011 Dr. Maryunis S. Kep., Ns., M. Kes., Dr. Kadek Ayu Erika S. Kep., Ns.,

x

M. Kes., Dr. Makkasau S. Kep., Ns. M. Kes., dan Dr. Zaenal S. Kep., Ns., M. Kes

atas kerjasama, kebersamaan dan dukungan selama proses pendidikan, begitu pula

teman-teman Dr. Aminuddin Syam., M. Kes , Dr.dr. Muhammad Anwar M. Kes,

Dr.dr. Fias., M. Kes, dan Dr. Wahyu Hendrarti S.S., M. Kes dan seluruh teman-teman

angkatan 2011, semua akan menjadi kenangan yang indah yang tak terlupakan.

Rasa bangga dan terima kasih yang dalam penulis sampaikan kepada Isteri

tercinta Midawati S. Kep., Ns dan ananda tersayang Atiqah Ithrah Salsabila, Arifah

Nailathul Aqhila dan Atifah Nur Khairunniswah atas segala pengertian, kesabaran,

dukungan doa dan cinta kasih yang tak ternilai. Dan kepada saudaraku Muh. Taslim

Tahir SKM., M. Kes., Triana Tasniati Tahir S. Si. Apt., M. Kes., Hartati Tahir S.

Kep., Ns. Serta Saudara Iparku Mirawati Djafar S. Kom dan Irmawati Djafar SH

terima kasih atas dukungan moril dan materil dalam menyelesaikan pendidikan saya.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak sempat saya

tuliskan satu persatu, penulis sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang

setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia dan RahmatNya

kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian disertasi ini.

Makassar, April 2017

Takdir Tahir

xi

DAFTAR ISI

Hal

Halaman judul ................................................................................ i

Halaman persetujuan .................................................................... ii

Halaman Pengesahan .................................................................... iii

Abstrak ........................................................................................... iv

Abstract .......................................................................................... v

Pernyataan Keaslian disertasi ........................................................ vi

Kata Pengantar .............................................................................. vii

Daftar Isi ........................................................................................ xi

Daftar Tabel ................................................................................... xiii

Daftar Gambar ............................................................................... xiv

Daftar Lampiran ............................................................................. xv

Daftar Singkatan ............................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .......................................................... 9

C. Tujuan Penelitian ............................................................ 9

D. Kegunaan Penelitian ....................................................... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 12

A. Tinjauan Tentang Luka dan Penyembuhan Luka ........... 12

B. Tinjauan Tentang TGF-β1 ............................................... 32

C. Tinjauan Tentang Buah Naga Merah .............................. 41

D. Penelitian tentang Antioksidan, Flavonoid, dan Polivenol 50

E. Kerangka Teori ................................................................ 62

F. Kerangka Konsep ............................................................ 63

G. Hipotesis .......................................................................... 63

H. Definisi Operasional ......................................................... 64

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 67

xii

A. Rancangan Penelitian....................................................... 67

B. Pemodelan Akut pada Wistar ........................................... 68

C. Protokol Alur Kerja Hewan Coba ...................................... 72

D. Pemeriksaan Histopatologi Jaringan Luka ........................ 73

E. Pemeriksaan Sitokin ........................................................ 74

F. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 74

G. Populasi dan Teknik Sampel ............................................ 75

H. Alat dan Bahan ................................................................. 75

I. Prosedur Kerja Sediaan Krim Topikal .............................. 78

J. Alur Penelitian .... ……………………………………………. 87

K. Analisa Data ........................................................................... 88

L. Etika Penelitian ....................................................................... 88

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 89

A. Hasil Penelitian .................................................................... 89

B. Pembahasan …. .................................................................. 103

C. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 118

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 120

A. Ringkasan .......................................................................... 120

B. Kesimpulan...... .................................................................... 120

C. Saran ............................................................................. 121

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

xiii

DAFTAR TABEL

.................................................................................................. Halaman

Tabel 1.1. Fase, Karakteristik dan Sitokin yang berperan pada penyembuhan luka......…………………...

28

Tabel 2.1. Perbandingan Kandungan Zat aktif pada Buah

Naga Merah dan Buah Naga Putih………….....

47 Tabel 3.1. Komposisi Pembuatan Krim Topikal

EBNM.................................................................

82 Tabel 4.1. Diameter Luka pada Wister Menurut Kelompok

dan Lama Perlakuan … ………………...............

91 Tabel 4.2. Perbedaan Diameter Luka pada Wistar

Berdasarkan Lama Perlakuan ………………….

92 Tabel 4.3. Korelasi Lama Perlakuan dengan Diameter luka

pada Wistar masing-masing Kelompok .......

93 Tabel 4.4. Perbedaan Score Granulasi Berdasarkan

Kelompok pada Wistar Model Perlukaan Akut ...

95 Tabel 4.5. Perbedaan Score Epitelisasi Jaringan

Berdasarkan Kelompok pada Wistar Model Perlukaan Akut ................................................

97 Tabel 4.6.

Kadar TGF β-1 pada Wistar Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan ……….…..........................

99

Tabel 4.7. Perbedaan Kadar TGF TGF β-1 pada Wistar Berdasarkan lama perlakuan ….......................

101

Tabel 4.8 Korelasi Lama Perlakuan dengan Kadar TGF

TGF β1 pada Wistar masing-masing

Kelompok……………....................................

102 Tabel 4.9 Korelasi Kadar TGF β-1 dengan Score

Granulasi Berdasarkan Kelompok pada Wistar

Model Perlukaan Akut …………………...

102

Tabel 4.10 Korelasi Kadar TGF β-1 dengan Score

Epitelisasi Masing-masing Kelompok ………

103

xiv

DAFTAR GAMBAR

.................................................................................................. Halaman

Gambar 1. Normal Wound Healing Consists three Overlapping Phase........................................….

28

Gambar 2. Regulation of Wound Healing by Growth Factor

and Cytokines………………................................

38 Gambar 3. Fungsi TGF-β pada tahapan penyembuhan

luka ....................................................................

39 Gambar 4. Pohon dan Buah Naga Merah............................ 46 Gambar 5. Kerangka Teori .................................................. 62 Gambar 6. Kerangka Konsep Penelitian ..........………........ 63 Gambar 7. Alur Penelitian .............………....................... 86 Gambar 8. Gambaran Secara Makro Tahapan

Penyembuhan Luka...........................................

94 Gambar 9. Perbedaan skor Granulasi Berdasarkan

Kelompok dengan Waktu pada wistar ………….

96 Gambar 10. Epitelisasi dan Granulasi Jaringan pada

masing-masing kelompok ………………………..

98 Gambar 11. Gambaran Histopatologi Tahapan

Penyembuhan Luka ………………………………

98

Gambar 12. Kadar TGF β-1 Berdasarkan Kelompok dan

Lama perlakuan..........................................……

100

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Komisi Etik

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Komisi Etik

Lampiran 3 Lembar Observasi Penelitian

Lampiran 4 Master Tabel Penelitian

Lampiran 5 Hasil Analasis SPSS

Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi S3 Kedokteran Unhas

Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Meneliti Laboratorium Penelitian Rumah Sakit

Unhas

Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

xvi

DAFTAR SINGKATAN

ECM : Extracellular Matrix

EGF : Epidermal Growth Factor

FGF : Fibroblast Growth Factor

PDGF : Platelet-Derived Growth Factor

PMNL : Polymorphonuclear Neutrophilic Leukocyte

TGF-β1 : Transforming Growth Factor-Beta 1

IL-1 : Interleukin-1

IGF : Insulin-like Growth Factors

NLR : NOD-like Receptor

NO : Nitric Oxide

MMP : Matrix Metalloproteinase

WCCA : Wound Care Clinician Associate

WHO : World Health Organization

TGF- β1 : Transforming Growth Factor-β1

VEGF : Vascular Endothelial Growth factor

EBNM : Ekstrak Buah Naga Merah

In-WCCA : Indonesia-Wound Care Clinician Associate

WCCA : Wound Care Clinician Associate

WHO : World Health Organization

ECM : Extract Cellular Matric

EBNM : Ekstrak Buah Naga Merah

GEA/g : Gallic Acid Equivalents (GAE)/g

KEPK : Komisi Etik Penelitian Kesehatan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara besar yang terkenal karena

keanekaragamannya, salah satunya adalah keanekaragaman hayati

(megabiodiversity) khususnya tumbuhan.. Banyak dari jenis tumbuhan

itu telah ribuan tahun digunakan oleh nenek moyang bangsa

Indonesia sebagai bahan obat atau jamu tradisional untuk berbagai

macam penyakit dan memberikan hasil yang baik bagi kesehatan dan

pengobatan (Mills, 1996). Di bumi ini diperkirakan terdapat 40.000

spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar 30.000 spesies hidup

di kepulauan Indonesia dan sekurang-kurangnya 9.600 spesies

diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 300 spesies yang telah

dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional dan industri obat

tradisional (Kemenkes RI, 2007).

Pengalaman empiris, pengobatan tradisional masa lalu

menggunakan bahan alam sebagai alternatif untuk menyembuhkan

luka. Bahan alam banyak digunakan pada saat itu dengan cara

mengoles, meneteskan dan menempelkan bahan alam tersebut

langsung ke luka (Ruben F. Pereira, 2016). Salah satu bahan alam

yang memiliki potensi digunakan untuk penyembuhan luka adalah

Hylocereus polyrhizus yang dikenal dengan buah naga merah . Buah

2

Naga Merah (BNM) adalah suatu jenis tanaman yang banyak

ditemukan termasuk di Indonesia, buah naga merah sering

dikonsumsi sebagai minuman atau makanan bagi masyarakat pada

umumnya.

Masalah luka merupakan masalah yang sangat sering dijumpai

di masyarakat yang terjadi akibat terputusnya kontuinitas kulit sebagai

akibat dari trauma, tekanan dan prosedur bedah yang mengakibatkan

rusaknya komponen jaringan atau terdapat substansi jaringan yang

rusak atau hilang (Lydia Mayers, 2016).

Klasifikasi luka berdasarkan kontaminasi terbagi atas clean

wounds (luka bersih) yaitu luka bedah yang tidak terinfeksi,

menghasilkan luka yang tertutup, clean-contamined wounds (luka

bersih terkontaminasi) merupakan luka pembedahan dimana

kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% – 11%. Contamined

wounds (luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, luka akibat

kecelakaan dan operasi dirty or infected wounds (luka kotor atau

infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. (Li, Chen, &

Kirsner, 2007).

Luka akut merupakan luka yang terjadi akibat jaringan yang

rusak oleh trauma. Luka akut ini dapat terjadi dengan disengaja,

seperti luka akibat pembedahan, kecelakaan, oleh benda tumpul,

proyektil, panas, listrik, bahan kimia atau gesekan. Luka akut

biasanya terjadi melalui proses perbaikan teratur dan tepat waktu

3

yang menghasilkan perbaikan integritas yang berkelanjutan secara

anatomi maupun fungsional.

Luka kronis terjadi akibat proses tahapan penyembuhan luka

yang memanjang yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk yang

paling sering adalah infeksi. (Lazarus et al., 1994). Luka kronis

berkaitan dengan adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik termasuk obat-

obatan, gizi buruk dan penyakit penyerta.

Beberapa faktor yang diketahui mempengaruhi penyembuhan

luka antara lain faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal yang

mempengaruhi penyembuhan luka antara lain oksigenasi, infeksi,

benda asing dan insufisiensi vena, sedangkan faktor sistemik yang

mempengaruhi penyembuhan luka antara lain dipengaruhi oleh umur

dan jenis kelamin, hormon, stress, iskemia, penyakit (DM, fibrosis,

keloid), obesitas, pengobatan, perokok, peminum alkohol dan nutrisi

(Guo & Dipietro, 2010)

Penyembuhan luka merupakan proses biologis yang kompleks

dimana perbaikan jaringan dapat dibagi menjadi 3 fase yang saling

tumpang tindih. Penyembuhan luka terdiri dari fase inflamasi,

proliferasi, dan remodeling.(Li et al., 2007)(Young & McNaught, 2011).

Penyembuhan luka memerlukan integrasi yang baik dalam pengaturan

mekanisme biologis dan molekuler yang kompleks termasuk migrasi

sel, proliferasi sel, dan deposisi matriks ekstraselular (ECM).

4

Respon seluler terhadap mediator inflamasi, faktor

pertumbuhan, sitokin, dan kekuatan mekanik harus sesuai dan tepat

(Falanga, 2005). Penyembuhan luka adalah proses biologis yang

kompleks yang memerlukan interaksi selular antara berbagai sel,

termasuk fibroblas, myofibroblasts, sel-sel otot polos, sel endotel,

keratinosit dan sel-sel kekebalan (Martí-carvajal, Rojas-reyes, &

Reveiz, 2010)

Secara fisiologi mekanisme penyembuhan luka berdasarkan 4

fase yang saling tumpang tindih yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi,

dan maturasi (Young & McNaught, 2011). Trombosit memainkan peran

penting dalam pembentukan bekuan selama hemostasis, sel-sel

inflamasi men-debridement jaringan cedera selama fase inflamasi.

Epitelisasi, fibroplasia, dan angiogenesis terjadi selama fase

proliferasi. Sementara itu, bentuk jaringan granulasi dan luka mulai

berkontraksi. Akhirnya, selama fase maturasi, kolagen menguatkan

dan membentuk cross-link ke kolagen lain dan dengan molekul

protein, sehingga meningkatkan kekuatan kontraksi dari bekas luka.(Li

et al., 2007)

Penyembuhan luka akut sangat ditentukan oleh keseimbangan

cytokines, aktivitas mitogenik, pro-inflamasi dan anti inflamasi serta

protease yang berperan pada setiap tahapan penyembuhan luka

(Lobmann, Schultz, & Lehnert, 2005) . Peranan growth factor sangat

5

penting dalam proses penyembuhan luka, termasuk luka akut dan luka

kronis. (Alexiadou & Doupis, 2012)

Faktor pertumbuhan yang sering ditemukan pada luka yang

berperan pada penyembuhan luka antara lain Epidermal Growth

Factor (EGF), Fibroblast Growth Factor (FGF), Insulin-like Growth

Factor (IGF), Keratinocyte Growth Factor (KGF), Platelet-Derived

Growth Factor (PDGF), Transforming Growth Factor (TGF) dan

Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) (Martí-carvajal et al., 2010)

Transforming Growth Factor-β1 (TGF- β1) pada luka akut

berfungsi membentuk jaringan granulasi, re-epitelisasi dan remodeling,

(Lobmann et al., 2005), pada kondisi luka akut konsentrasi TGF- β1

akan meningkat sedangkan pada kondisi luka kronis maka

konsentrasi TGF- β1 akan menurun. TGF- β1 merupakan salah satu

growth factor yang berperan terhadap penyembuhan luka baik akut

maupun kronis.

Pada penyembuhan luka, TGF-β1 sangat penting pada proses

inflamasi, angiogenesis, re-epitelisasi dan regenerasi jaringan ikat,

TGF- β1 membantu memulai pembentukan jaringan granulasi dengan

meningkatkan ekspresi gen yang terkait dengan pembentukan ECM

termasuk fibronektin, reseptor fibronektin, kolagen dan protease

inhibitors. Selain itu juga terlibat dalam mengatur faktor pertumbuhan

angiogenik VEGF. TGF-β1 memainkan peran dalam kontraksi luka

6

dengan memfasilitasi kontraksi fibroblast matriks kolagen (Barrientos,

Stojadinovic, Golinko, Brem, & Tomic-canic, 2008).

Survei yang dilakukan oleh Wounds West Wound Prevalence

Survey menunjukkan bahwa kategori luka yang terbanyak adalah luka

akut 48 %, pressure injury 19 %, luka robek 17 %, luka pada tungkai 4

%, luka bakar 1 % dan luka akibat keganasan masing-masing 1 % dan

luka lainnya 9 % (Mulligan S., Prentice J., 2011).

Proporsi jenis luka di Indonesia didominasi oleh luka

lecet/memar sebesar 70,9 %, selanjutnya luka terkilir sekitar 27,5 %

dan luka robek mencapai 23,2 %. Sedangkan proporsi jenis cedera

menurut jenis kelamin terbanyak luka lecet adalah laki-laki 70,6 % dan

perempuan 71,2 % , sedangkan luka robek pada laki-laki mencapai

26,6 % dan pada perempuan mencapai 17,8 % (Riskesda, 2013).

Banyaknya kasus luka yang terjadi di Indonesia mengakibatkan

RS dan Puskesmas kurang mampu mencover semua kasus luka, hal

ini yang mendasari banyaknya praktisi luka ( wound clinician) yang

berperan dalam perawatan dan manajemen luka. Berdasarkan data

WOCARE tahun 2014 bahwa jumlah perawat luka (wound clinician) di

Indonesia mencapai sekitar 4.460 orang yang terdiri atas Certified

Wound Care Clinician Associate (CWCCA) 4.258 orang dan Certified

Wound Care Clinician (CWCC) 202 orang.

Upaya dan pendekatan telah dilakukan di klinik dan rumah sakit

untuk menyembuhkan berbagai jenis luka antara lain dengan

7

debridement, rekonstruksi arteri, perawatan luka dengan dressing

modern, dan sebagainya. Namun, dibutuhkan pengembangkan

beberapa cara terapi alternative yang baru dari bahan alam yang dapat

digunakan untuk meningkatkan efektivitas dalam manajemen luka baik

luka akut maupun luka kronis.(Lobmann et al., 2005).

Pengalaman empiris, pengobatan tradisional masa lalu

menggunakan bahan alam sebagai alternatif untuk menyembuhkan

luka. Bahan alam banyak digunakan pada saat itu dengan cara

mengoles, meneteskan dan menempelkan bahan alam tersebut

langsung ke luka (Ruben F. Pereira, 2016)

Salah satu bahan alam yang memiliki potensi digunakan untuk

penyembuhan luka adalah Hylocereus polyrhizus yang dikenal dengan

buah naga merah. Buah Naga Merah (BNM) adalah suatu jenis

tanaman yang banyak ditemukan termasuk di Indonesia, buah naga

merah sering dikonsumsi sebagai minuman atau makanan bagi

masyarakat pada umumnya.

Buah Naga Merah memiliki berbagai kandungan zat aktif

(pitokimia) yang dapat digunakan dalam pendekatan terapi baik pada

penyakit kardiovaskuler maupun penyakit degeneratif (Ramli, Brown,

Ismail, & Rahmat, 2014), kandungan zat aktif buah naga merah yang

paling dominan adalah plavonoid, polyphenol dan antioksidan

(Rebecca, Boyce, & Chandran, 2010). Buah naga merah juga

ditemukan kandungan yang lain yang berupa β-amyrin (23,3%), ϫ-

8

sitosterol (19,3%), octadecane (9,2%) (Luo, Cai, Peng, Liu, & Yang,

2014). Selain itu, tanaman ini juga banyak digunakan di dalam bidang

kesehatan sebagai antioksidan (Xican et al., 2013)

Penelitian telah dilakukan dengan menggunakan zat aktif yang

sejenis (polyphenolic) yang memiliki kandungan sama pada buah naga

sebagai terapi pada penyembuhan luka pada tikus yang diinduksi

allosane (Feng-mei, Peng, Jia-gui, & Xin-chun, 2013). Penelitian yang

sejenis juga dilakukan untuk menilai efek ekstrak buah naga sebagai

krim topikal terhadap granulasi jaringan, pertumbuhan kolagen dan

hexosamine terbukti mempercepat penyembuhan luka (Perez G,

Vargas S, & Ortiz H, 2005).

Efek utama dari suatu ekstrak tanaman terhadap penyembuhan

luka adalah adanya pitokimia berupa polifenol, flavonoid (kaempferol

dan quercetin), phyto-ekstrak dimana memiliki peranan yang penting

dalam proses regenerasi pada luka (Sharad, Thangapazham, &

Maheshwari, 2016). Phyto-ekstrak memberikan kontribusi sebagai

antimikroba, antioksidan free radical scanvengers, peningkatan

proliferasi sel, angiogenesis, peningkatan produksi kolagen dan

peningkatan sintesis DNA (Ghosh & Gaba, 2013).

Berdasarkan data tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul “ Efek Pemberian Ekstrak Buah

Naga Merah (EBNM) Topikal (Hylocereus polyrhizus) Terhadap

Penyembuhan Luka Akut Pada Wistar “(Tinjauan tentang Perubahan

9

Kadar TGF β-1, Granulasi Jaringan, Epitelisasi Jaringan dalam

Penyembuhan Luka Akut).

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka rumusan

masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah EBNM topikal dapat mempercepat penutupan luka dalam

proses penyembuhan luka akut? Apakah penutupan luka sama

baiknya dengan obat establish?

2. Apakah EBNM topikal dapat mempercepat proses penipisan

lapisan granulasi jaringan? Apakah penipisan lapisan granulasi

jaringan sama baiknya dengan obat establish?

3. Apakah EBNM topikal dapat mempercepat proses epitelisasi

jaringan? Apakah proses epitelisasi jaringan sama baiknya

dengan obat establish?

4. Apakah EBNM topikal dapat meningkatkan TGF β-1 dalam proses

penyembuhan luka akut? Apakah peningkatan TGF β-1 sama

baiknya dengan obat establish?

5. Apakah ada korelasi antara peningkatkan kadar TGF β-1 dengan

score granulasi dan score epitelisasi jaringan akibat pemberian

EBNM topikal pada luka akut?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. TUJUAN UMUM

Membuktikan pengaruh pemberian Ekstrak Buah Naga Merah

(EBNM) terhadap penyembuhan luka akut pada wistar.

10

2. TUJUAN KHUSUS

a. Membuktikan bahwa EBNM topikal memberikan efek

mempercepat penutupan diameter luka dalam proses

penyembuhan luka akut dan membandingkan dengan obat

establish.

b. Membuktikan bahwa EBNM topikal memberikan efek

mempercepat proses penipisan lapisan granulasi jaringan dalam

proses penyembuhan luka akut dan membandingkan dengan

obat establish.

c. Membuktikan bahwa EBNM topikal memberikan efek

mempercepat proses epitelisasi jaringan dalam proses

penyembuhan luka akut dan membandingkan dengan obat

establish.

d. Membuktikan bahwa EBNM topikal memberikan efek

meningkatkan TGF β-1 dalam proses penyembuhan luka akut

dan membandingkan dengan obat establish.

e. Mengidentifikasi korelasi antara peningkatkan kadar TGF β-1

dengan score granulasi dan score epitelisasi jaringan akibat

pemberian EBNM topikal pada luka akut.

11

D. KEGUNAAN PENELITIAN

1. Bagi Aplikasi

a. Menemukan bahan alam yang potensial sebagai produk untuk

digunakan sebagai obat dalam penyembuhan luka akut yang

dapat digunakan dalam pelayanan di RS dan Klinik.

b. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan (dokter dan

perawat) di RS dalam penanganan penyembuhan luka akut

berdasarkan kadar mitogen, protease dan sitokin dengan

bahan Ekstrak Buah Naga Merah (EBNM)

2. Bagi Keilmuan

Memberikan informasi ilmiah dan landasan teori sebagai bukti

bahwa ekstrak Buah Naga Merah membantu dalam proses

penyembuhan luka akut melalui mekanisme peningkatan TGF-β1,

perbaikan granulasi jaringan dan peningkatan re-epitelisasi

jaringan.