disertasi - Universitas Hasanuddin
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of disertasi - Universitas Hasanuddin
i
DISERTASI
EFEK PEMBERIAN KRIM TOPIKAL EKSTRAK BUAH NAGA MERAH
(HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP DINAMIKA KADAR TRANSFORMING GROWTH FACTOR (TGF)-β1, GRANULASI
DAN EPITELISASI JARINGAN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA AKUT
PADA TIKUS MODEL
THE EFFECT OF TOPICAL CREAM OF RED DRAGON FRUIT EXTRACT
( HYLOCEREUS POLYRHIZUS ) APPLICATION TOWARDS
THE DYNAMICS OF TGF-β1 LEVEL, GRANULATION, AND
EPITHELIZATION TISSUE IN THE HEALING PROCESS
OF ACUTE WOUNDS IN MOUSE MODEL
TAKDIR TAHIR
NIM P 0200311402
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2017
ii
EFEK PEMBERIAN KRIM TOPIKAL EKSTRAK BUAH NAGA MERAH (HYLOCEREUS POLYRHIZUS) TERHADAP DINAMIKA KADAR
TRANSFORMING GROWTH FACTOR (TGF)-β1, GRANULASI
DAN EPITELISASI JARINGAN PADA PROSES PENYEMBUHAN LUKA AKUT
PADA TIKUS MODEL
Penelitian Disertasi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Doktor
Program Studi
Ilmu Kedokteran
Disusun dan diajukan oleh
TAKDIR TAHIR
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDIN
MAKASSAR
2017
iv
ABSTRAK
Takdir Tahir, “Efek Pemberian Ekstrak Buah Naga Merah ( Hylocereus polyrhizus) Topikal terhadap Dinamika Kadar Transforming Growth Factor (TGF)-β1, Granulasi dan Epitelisasi Jaringan pada Proses Penyembuhan Luka Akut pada Tikus Model ” dibimbing oleh Syakib Bakri, Ilhamjaya Patellongi, dan A. Makbul Aman (xvii + 137 halaman + 12 tabel + 5 lampiran) Latar Belakang: Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) secara phytokimia memiliki kandungan flavanoid, folifenol dan antioksidan yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan luka. Salah satu sitokin yang berperan pada penyembuhan luka adalah TGF-β1. Tujuan penelitian ini untuk membuktikan efek pemberian EBNM terhadap dinamika TGF- β1 dalam proses penyembuhan luka akut pada tikus model. Metode: Wistar Jantan Albino (n=54), berat badan (250-350 gr) yang dibagi ke dalam 3 kelompok (kontrol, obat establish dan EBNM 7,5% topikal). Wistar dilukai pada punggung kiri dan kanan dengan menggunakan punch biopsy 8 mm. Penyembuhan luka dinilai pada hari ke-3, 7 dan 14. Data dianalisis menggunakan uji kruskall-wallis dan korelasi spearman menggunakan SPSS 21 dengan nilai p < 0,05. Hasil: EBNM topikal 7,5% mempercepat penyembuhan luka akut ditandai dengan diameter luka yang lebih kecil (0,83 mm) dan tidak lebih inferior dari obat establish (1,33 mm), mempercepat penipisan granulasi jaringan (50%) dan tidak lebih inferior dari obat establish (33,3%), mempercepat epitelisasi jaringan (100%) dan tidak lebih inferior dari obat establish (83,3%), meningkatkan TGF β-1 (178,59 μg/g) lebih tinggi dari obat establish (157,53 μg/g) dalam penyembuhan luka akut. Peningkatkan kadar TGF β-1 berkorelasi positif dengan skor granulasi dan skor epitelisasi jaringan pada penyembuhan luka akut (p=0,000). Kesimpulan: EBNM topikal mempercepat penyembuhan luka yang dibuktikan dengan percepatan penipisan granulasi dan penutupan epitelisasi jaringan yang sama baiknya dengan obat establish, penyembuhan luka dengan pemberian EBNM topikal terjadi melalui mekanisme peningkatan kadar TGF- β1 Kata kunci : Hylocereus polyrhizus), Luka Akut , Penyembuhan Luka, Epitelisasi, Granulasi dan TGF-β1. Kepustakaan : 80 (2002-2017)
v
ABSTRACT Takdir Tahir, "The Effect of Topical Cream Red Dragon Fruit Extract (Hylocereus polyrhizus)
towards the Dynamics Level of Transforming Growth Factor (TGF) -β1, Tissues Granulation and
Epithelialization on the Acute Wound Healing Process In Mice Model" Supervised by Syakib
Bakri, Ilhamjaya Patellongi, and A. Makbul Aman
Background: Red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) contains flavonoids, folyphenol and
antioxidants needed in the process of wound healing. One of the cytokine that plays a role in
wound healing is TGF-β1. The purpose of this study to examine the giving effect of the Red
Dragon Fruit Extract topical cream towards the dynamics level of TGF- β1 in acute wound
healing process in mice model.
Methods: Male Wistar Albino (n = 54), weight (250-350 g) were divided into 3 groups (control,
established drug and 7.5% Red Dragon Fruit Extract topical). The Wistars were wounded on the
left and right back using 8 mm punch biopsy. Healing wounds were assessed on day 3rd, 7th
and 14th. Data were analyzed using Kruskal-Wallis test and Spearman correlation using SPSS
21 with p value <0.05.
Results: the topical 7.5% Red Dragon Fruit Extract accelerate the acute wound healing
characterized by a smaller diameter (0.83 mm) and not more inferior than the established drug
(1.33 mm), accelerating the depletion of granulation tissue (50%) and no more inferior to the
established drug (33.3%), accelerating tissue's epithelialization (100%) and not more inferior
than the established drug (83.3%), increasing the TGF-β1 level (178.59 mg / g) which was
higher than the established drug (157.53 g / g) in the acute wound healing. The increase the
TGF β-1 level was also positively correlated with granulation and epithelialization tissue score in
acute wound healing (p = 0.000).
Conclusion: The topical Red Dragon Fruit Extract accelerate the wound healing proven by the
acceleration the granulation depletion and epithelialization closure of the tissue which is as good
as the established drug, wound healing by Red Dragon Fruit Extract topical occurs through a
mechanism of the increased levels of TGF- β1
Keywords: Hylocereus polyrhizus, acute wounds, wound healing, epithelialization, granulation
and TGF-β1.
References: 80 (2002-2017)
vi
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN DISERTASI
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Takdir Tahir
Nomor Mahasiswa : P0200311402
Program Studi : Ilmu Kedokteran
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa disertasi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau
pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa
sebagian atau keseluruhan disertasi ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan tersebut.
Makassar, 07 April 2017
Yang membuat pernyataan
Takdir Tahir
P0200311402
vii
PRAKATA
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah Puji Syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala berkah, Rahmat, Hidayah dan Nikmat-Nya, serta salam dan salawat
tercurah kepada junjungan Nabiullah Muhammad SAW sehingga penulis dapat
menyelesaikan disertasi ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan untuk
mencapai gelar pendidikan sebagai Doktor.
Pertama-tama saya haturkan ucapan terima kasih yang tulus kepada orang tua
saya tercinta , Ibunda Hj. Kinarung dan Ayahanda H. Muhammad Tahir (alm), yang
memelihara menjaga membersarkan dan mendidik saya dengan penuh kasih sayang
serta menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam diri saya sehingga saya mampu menjadi
insan seperti saat ini. Ucapan terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada Mertua
saya : M. Djafar dan Hj. Mimbar yang telah senantiasa memberikan semangat,
motivasi dan doa dalam melaksanakan tugas sehari-hari dan penyelesaian studi saya.
Penyusunan dan penyelesaian disertasi ini tidak lepas dari bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak, sehingga penulis dengan rasa syukur menyampaikan
terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : Prof. dr. Dr.
Syakib Bakri Sp PD KGH selaku Promotor yang telah memberikan bimbingan dan
ilmunya dengan iklhas sehingga disertasi ini dapat saya selesaikan dengan baik, Dr. dr.
Ilhamjaya Patellongi M.Kes selaku Co- Promotor, guru, atasan dan sekaligus
sebagai pengganti Ayah saya , beliau telah banyak memberikan motivasi, membimbing
viii
dan mengarahkan dalam perjalanan tugas dan profesi saya sebagai dosen, Dr. dr. A.
Makbul Aman Sp PD., KEMD selaku Co-Promotor yang telah banyak memberikan
saran, ide dan bimbingan untuk kesempurnaan disertasi ini. Prof. Dr. Nursalam MN
(hons) selaku penguji Eksternal dan Guru kami dalam bidang keperawatan yang telah
memberikan banyak arahan dalam penyelesaian disertasi ini.
Prof. Dr. Suryani As’ad M.Sc. , Prof. Dr. Gemini Alam., M.Sc., Apt, Dr. dr.
Wardihan Sinrang MS, Sp. And, dr. Upik A. Miskad, Ph. D, Dr. dr. Fonny Josh, Sp.
Bp RE, terima kasih yang tulus atas kesediaannya membimbing sekaligus sebagai tim
penguji yang telah memberikan ide, saran dan pemikiran positif sehingga disertasi
dapat tersusun dengan baik.
Rasa hormat dan terima kasih juga saya sampaikan kepada Rektor Universitas
Hasanuddin Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu MA, Dekan Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Hasanuddin Prof. Dr. Muhammad Ali, SE, MS dan Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Hasanuddin Prof. Dr. dr. A. Asadul Islam, Sp. BS dan Ketua
Program Studi S3 Ilmu Kedokteran Pascasarjana unhas Prof. dr. Mochammad Hatta,
Ph.D, Sp.MK (K) yang telah berkenan memberikan izin kepada saya untuk mengikuti
program pendidikan S3 bidang Ilmu Kedokteran Pascasarjana Unhas.
Direktur RSP Unhas, Dr.dr Fachruddin Benyamin, Sp.PD., KHOM serta jajaran
Direksi atas perkenan dan dukungannya sehingga saya dapat menyelesaikan studi
saya dengan baik, Dr. Werna Nontji SKp., M. Kep selaku Guru dan selaku Kepala
Bidang Keperawatan RSP Unhas yang telah memberikan dukungan, motivasi dan izin
untuk melanjutkan pendidikan pada program doktor. Dr. Elly L. Sjattar S. Kp., M. Kes
ix
selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Keperawatan sekaligus atasan saya yang
telah memberikan semangat dan dukungan selama proses menyelesaikan studi.
Dr. Ariyanti Saleh S. Kp., M. Kes selaku Ketua Prodi Studi Ilmu Keperawatan
yang memberikan izin dan motivasi dalam menyelesaikan studi S3 saya dan seluruh
Dosen dan Staf S1 dan S2 Keperawatan yang telah memberikan dukungan dan
bantuan dalam proses menyelesaikan pendidikan ini. Dr. Yuliana Syam S.Kep., Ns.,
M. Kes , Rini Rachmawaty S. Kep., MN., PhD, Abd. Majid S.Kep.,M. Kep., Sp. KMB,
Rosyidah Arafat S. Kep., Ns., M. Kep. Sp. KMB, Andina Setyawati S. Kep., Ns., M.
Kep, Moh. Syofar Sangkala S.Kep., Ns., MANP, Titi Iswanti Afelya S. Kep., Ns. M.
Kep., Sp. KMB , Saldy Yusuf S. Kep., Ns. MN, Ph.D, Syahrul Nigrat S. Kep., Ns., M.
Kep., Sp. KMB, Ns. Nur Fadillah S. Kep., MN selaku guru, senior dan rekan di bagian
Keperawatan Medikal Bedah PSIK Unhas yang telah memberikan dukungan dan
semangat mengikuti pendidikan S3.
Terima kasih yang tulus saya sampaikan kepada Yayu Evary SSi., Apt sebagai
staf lab Fitofarmaka, Handayani S.Si., M. Kes selaku staf lab Penelitian RSP dan
Bapak Bahar selaku staf lab animal Fak. Kedokteran Unhas atas bantuan dan fasilitas
penelitian yang diberikan. Terima kasih yang tulus buat Ahmad Dahlan S. Kep., Ns.,
Ade Irma Rahayu S. Kep., Ns dan Hasriyani S. Kep., Ns atas kerjasamanya dan
bantuannya merawat binatang coba, mengumpulkan sampel selama proses penelitian
pada lab animal.
Kepada rekan-rekan seperjuangan dosen keperawatan yang kuliah bersama
angkatan 2011 Dr. Maryunis S. Kep., Ns., M. Kes., Dr. Kadek Ayu Erika S. Kep., Ns.,
x
M. Kes., Dr. Makkasau S. Kep., Ns. M. Kes., dan Dr. Zaenal S. Kep., Ns., M. Kes
atas kerjasama, kebersamaan dan dukungan selama proses pendidikan, begitu pula
teman-teman Dr. Aminuddin Syam., M. Kes , Dr.dr. Muhammad Anwar M. Kes,
Dr.dr. Fias., M. Kes, dan Dr. Wahyu Hendrarti S.S., M. Kes dan seluruh teman-teman
angkatan 2011, semua akan menjadi kenangan yang indah yang tak terlupakan.
Rasa bangga dan terima kasih yang dalam penulis sampaikan kepada Isteri
tercinta Midawati S. Kep., Ns dan ananda tersayang Atiqah Ithrah Salsabila, Arifah
Nailathul Aqhila dan Atifah Nur Khairunniswah atas segala pengertian, kesabaran,
dukungan doa dan cinta kasih yang tak ternilai. Dan kepada saudaraku Muh. Taslim
Tahir SKM., M. Kes., Triana Tasniati Tahir S. Si. Apt., M. Kes., Hartati Tahir S.
Kep., Ns. Serta Saudara Iparku Mirawati Djafar S. Kom dan Irmawati Djafar SH
terima kasih atas dukungan moril dan materil dalam menyelesaikan pendidikan saya.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu yang tidak sempat saya
tuliskan satu persatu, penulis sampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang
setinggi-tingginya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan karunia dan RahmatNya
kepada semua pihak yang telah banyak membantu penyelesaian disertasi ini.
Makassar, April 2017
Takdir Tahir
xi
DAFTAR ISI
Hal
Halaman judul ................................................................................ i
Halaman persetujuan .................................................................... ii
Halaman Pengesahan .................................................................... iii
Abstrak ........................................................................................... iv
Abstract .......................................................................................... v
Pernyataan Keaslian disertasi ........................................................ vi
Kata Pengantar .............................................................................. vii
Daftar Isi ........................................................................................ xi
Daftar Tabel ................................................................................... xiii
Daftar Gambar ............................................................................... xiv
Daftar Lampiran ............................................................................. xv
Daftar Singkatan ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................... 9
C. Tujuan Penelitian ............................................................ 9
D. Kegunaan Penelitian ....................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................ 12
A. Tinjauan Tentang Luka dan Penyembuhan Luka ........... 12
B. Tinjauan Tentang TGF-β1 ............................................... 32
C. Tinjauan Tentang Buah Naga Merah .............................. 41
D. Penelitian tentang Antioksidan, Flavonoid, dan Polivenol 50
E. Kerangka Teori ................................................................ 62
F. Kerangka Konsep ............................................................ 63
G. Hipotesis .......................................................................... 63
H. Definisi Operasional ......................................................... 64
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................... 67
xii
A. Rancangan Penelitian....................................................... 67
B. Pemodelan Akut pada Wistar ........................................... 68
C. Protokol Alur Kerja Hewan Coba ...................................... 72
D. Pemeriksaan Histopatologi Jaringan Luka ........................ 73
E. Pemeriksaan Sitokin ........................................................ 74
F. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................ 74
G. Populasi dan Teknik Sampel ............................................ 75
H. Alat dan Bahan ................................................................. 75
I. Prosedur Kerja Sediaan Krim Topikal .............................. 78
J. Alur Penelitian .... ……………………………………………. 87
K. Analisa Data ........................................................................... 88
L. Etika Penelitian ....................................................................... 88
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ 89
A. Hasil Penelitian .................................................................... 89
B. Pembahasan …. .................................................................. 103
C. Keterbatasan Penelitian ....................................................... 118
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... 120
A. Ringkasan .......................................................................... 120
B. Kesimpulan...... .................................................................... 120
C. Saran ............................................................................. 121
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran
xiii
DAFTAR TABEL
.................................................................................................. Halaman
Tabel 1.1. Fase, Karakteristik dan Sitokin yang berperan pada penyembuhan luka......…………………...
28
Tabel 2.1. Perbandingan Kandungan Zat aktif pada Buah
Naga Merah dan Buah Naga Putih………….....
47 Tabel 3.1. Komposisi Pembuatan Krim Topikal
EBNM.................................................................
82 Tabel 4.1. Diameter Luka pada Wister Menurut Kelompok
dan Lama Perlakuan … ………………...............
91 Tabel 4.2. Perbedaan Diameter Luka pada Wistar
Berdasarkan Lama Perlakuan ………………….
92 Tabel 4.3. Korelasi Lama Perlakuan dengan Diameter luka
pada Wistar masing-masing Kelompok .......
93 Tabel 4.4. Perbedaan Score Granulasi Berdasarkan
Kelompok pada Wistar Model Perlukaan Akut ...
95 Tabel 4.5. Perbedaan Score Epitelisasi Jaringan
Berdasarkan Kelompok pada Wistar Model Perlukaan Akut ................................................
97 Tabel 4.6.
Kadar TGF β-1 pada Wistar Menurut Kelompok dan Lama Perlakuan ……….…..........................
99
Tabel 4.7. Perbedaan Kadar TGF TGF β-1 pada Wistar Berdasarkan lama perlakuan ….......................
101
Tabel 4.8 Korelasi Lama Perlakuan dengan Kadar TGF
TGF β1 pada Wistar masing-masing
Kelompok……………....................................
102 Tabel 4.9 Korelasi Kadar TGF β-1 dengan Score
Granulasi Berdasarkan Kelompok pada Wistar
Model Perlukaan Akut …………………...
102
Tabel 4.10 Korelasi Kadar TGF β-1 dengan Score
Epitelisasi Masing-masing Kelompok ………
103
xiv
DAFTAR GAMBAR
.................................................................................................. Halaman
Gambar 1. Normal Wound Healing Consists three Overlapping Phase........................................….
28
Gambar 2. Regulation of Wound Healing by Growth Factor
and Cytokines………………................................
38 Gambar 3. Fungsi TGF-β pada tahapan penyembuhan
luka ....................................................................
39 Gambar 4. Pohon dan Buah Naga Merah............................ 46 Gambar 5. Kerangka Teori .................................................. 62 Gambar 6. Kerangka Konsep Penelitian ..........………........ 63 Gambar 7. Alur Penelitian .............………....................... 86 Gambar 8. Gambaran Secara Makro Tahapan
Penyembuhan Luka...........................................
94 Gambar 9. Perbedaan skor Granulasi Berdasarkan
Kelompok dengan Waktu pada wistar ………….
96 Gambar 10. Epitelisasi dan Granulasi Jaringan pada
masing-masing kelompok ………………………..
98 Gambar 11. Gambaran Histopatologi Tahapan
Penyembuhan Luka ………………………………
98
Gambar 12. Kadar TGF β-1 Berdasarkan Kelompok dan
Lama perlakuan..........................................……
100
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Komisi Etik
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Komisi Etik
Lampiran 3 Lembar Observasi Penelitian
Lampiran 4 Master Tabel Penelitian
Lampiran 5 Hasil Analasis SPSS
Lampiran 6 Surat Ijin Penelitian dari Program Studi S3 Kedokteran Unhas
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Meneliti Laboratorium Penelitian Rumah Sakit
Unhas
Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup
xvi
DAFTAR SINGKATAN
ECM : Extracellular Matrix
EGF : Epidermal Growth Factor
FGF : Fibroblast Growth Factor
PDGF : Platelet-Derived Growth Factor
PMNL : Polymorphonuclear Neutrophilic Leukocyte
TGF-β1 : Transforming Growth Factor-Beta 1
IL-1 : Interleukin-1
IGF : Insulin-like Growth Factors
NLR : NOD-like Receptor
NO : Nitric Oxide
MMP : Matrix Metalloproteinase
WCCA : Wound Care Clinician Associate
WHO : World Health Organization
TGF- β1 : Transforming Growth Factor-β1
VEGF : Vascular Endothelial Growth factor
EBNM : Ekstrak Buah Naga Merah
In-WCCA : Indonesia-Wound Care Clinician Associate
WCCA : Wound Care Clinician Associate
WHO : World Health Organization
ECM : Extract Cellular Matric
EBNM : Ekstrak Buah Naga Merah
GEA/g : Gallic Acid Equivalents (GAE)/g
KEPK : Komisi Etik Penelitian Kesehatan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara besar yang terkenal karena
keanekaragamannya, salah satunya adalah keanekaragaman hayati
(megabiodiversity) khususnya tumbuhan.. Banyak dari jenis tumbuhan
itu telah ribuan tahun digunakan oleh nenek moyang bangsa
Indonesia sebagai bahan obat atau jamu tradisional untuk berbagai
macam penyakit dan memberikan hasil yang baik bagi kesehatan dan
pengobatan (Mills, 1996). Di bumi ini diperkirakan terdapat 40.000
spesies tumbuhan. Dari jumlah tersebut sekitar 30.000 spesies hidup
di kepulauan Indonesia dan sekurang-kurangnya 9.600 spesies
diketahui berkhasiat obat, tetapi baru 300 spesies yang telah
dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional dan industri obat
tradisional (Kemenkes RI, 2007).
Pengalaman empiris, pengobatan tradisional masa lalu
menggunakan bahan alam sebagai alternatif untuk menyembuhkan
luka. Bahan alam banyak digunakan pada saat itu dengan cara
mengoles, meneteskan dan menempelkan bahan alam tersebut
langsung ke luka (Ruben F. Pereira, 2016). Salah satu bahan alam
yang memiliki potensi digunakan untuk penyembuhan luka adalah
Hylocereus polyrhizus yang dikenal dengan buah naga merah . Buah
2
Naga Merah (BNM) adalah suatu jenis tanaman yang banyak
ditemukan termasuk di Indonesia, buah naga merah sering
dikonsumsi sebagai minuman atau makanan bagi masyarakat pada
umumnya.
Masalah luka merupakan masalah yang sangat sering dijumpai
di masyarakat yang terjadi akibat terputusnya kontuinitas kulit sebagai
akibat dari trauma, tekanan dan prosedur bedah yang mengakibatkan
rusaknya komponen jaringan atau terdapat substansi jaringan yang
rusak atau hilang (Lydia Mayers, 2016).
Klasifikasi luka berdasarkan kontaminasi terbagi atas clean
wounds (luka bersih) yaitu luka bedah yang tidak terinfeksi,
menghasilkan luka yang tertutup, clean-contamined wounds (luka
bersih terkontaminasi) merupakan luka pembedahan dimana
kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% – 11%. Contamined
wounds (luka terkontaminasi), termasuk luka terbuka, luka akibat
kecelakaan dan operasi dirty or infected wounds (luka kotor atau
infeksi), yaitu terdapatnya mikroorganisme pada luka. (Li, Chen, &
Kirsner, 2007).
Luka akut merupakan luka yang terjadi akibat jaringan yang
rusak oleh trauma. Luka akut ini dapat terjadi dengan disengaja,
seperti luka akibat pembedahan, kecelakaan, oleh benda tumpul,
proyektil, panas, listrik, bahan kimia atau gesekan. Luka akut
biasanya terjadi melalui proses perbaikan teratur dan tepat waktu
3
yang menghasilkan perbaikan integritas yang berkelanjutan secara
anatomi maupun fungsional.
Luka kronis terjadi akibat proses tahapan penyembuhan luka
yang memanjang yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk yang
paling sering adalah infeksi. (Lazarus et al., 1994). Luka kronis
berkaitan dengan adanya faktor intrinsik dan ekstrinsik termasuk obat-
obatan, gizi buruk dan penyakit penyerta.
Beberapa faktor yang diketahui mempengaruhi penyembuhan
luka antara lain faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor lokal yang
mempengaruhi penyembuhan luka antara lain oksigenasi, infeksi,
benda asing dan insufisiensi vena, sedangkan faktor sistemik yang
mempengaruhi penyembuhan luka antara lain dipengaruhi oleh umur
dan jenis kelamin, hormon, stress, iskemia, penyakit (DM, fibrosis,
keloid), obesitas, pengobatan, perokok, peminum alkohol dan nutrisi
(Guo & Dipietro, 2010)
Penyembuhan luka merupakan proses biologis yang kompleks
dimana perbaikan jaringan dapat dibagi menjadi 3 fase yang saling
tumpang tindih. Penyembuhan luka terdiri dari fase inflamasi,
proliferasi, dan remodeling.(Li et al., 2007)(Young & McNaught, 2011).
Penyembuhan luka memerlukan integrasi yang baik dalam pengaturan
mekanisme biologis dan molekuler yang kompleks termasuk migrasi
sel, proliferasi sel, dan deposisi matriks ekstraselular (ECM).
4
Respon seluler terhadap mediator inflamasi, faktor
pertumbuhan, sitokin, dan kekuatan mekanik harus sesuai dan tepat
(Falanga, 2005). Penyembuhan luka adalah proses biologis yang
kompleks yang memerlukan interaksi selular antara berbagai sel,
termasuk fibroblas, myofibroblasts, sel-sel otot polos, sel endotel,
keratinosit dan sel-sel kekebalan (Martí-carvajal, Rojas-reyes, &
Reveiz, 2010)
Secara fisiologi mekanisme penyembuhan luka berdasarkan 4
fase yang saling tumpang tindih yaitu hemostasis, inflamasi, proliferasi,
dan maturasi (Young & McNaught, 2011). Trombosit memainkan peran
penting dalam pembentukan bekuan selama hemostasis, sel-sel
inflamasi men-debridement jaringan cedera selama fase inflamasi.
Epitelisasi, fibroplasia, dan angiogenesis terjadi selama fase
proliferasi. Sementara itu, bentuk jaringan granulasi dan luka mulai
berkontraksi. Akhirnya, selama fase maturasi, kolagen menguatkan
dan membentuk cross-link ke kolagen lain dan dengan molekul
protein, sehingga meningkatkan kekuatan kontraksi dari bekas luka.(Li
et al., 2007)
Penyembuhan luka akut sangat ditentukan oleh keseimbangan
cytokines, aktivitas mitogenik, pro-inflamasi dan anti inflamasi serta
protease yang berperan pada setiap tahapan penyembuhan luka
(Lobmann, Schultz, & Lehnert, 2005) . Peranan growth factor sangat
5
penting dalam proses penyembuhan luka, termasuk luka akut dan luka
kronis. (Alexiadou & Doupis, 2012)
Faktor pertumbuhan yang sering ditemukan pada luka yang
berperan pada penyembuhan luka antara lain Epidermal Growth
Factor (EGF), Fibroblast Growth Factor (FGF), Insulin-like Growth
Factor (IGF), Keratinocyte Growth Factor (KGF), Platelet-Derived
Growth Factor (PDGF), Transforming Growth Factor (TGF) dan
Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) (Martí-carvajal et al., 2010)
Transforming Growth Factor-β1 (TGF- β1) pada luka akut
berfungsi membentuk jaringan granulasi, re-epitelisasi dan remodeling,
(Lobmann et al., 2005), pada kondisi luka akut konsentrasi TGF- β1
akan meningkat sedangkan pada kondisi luka kronis maka
konsentrasi TGF- β1 akan menurun. TGF- β1 merupakan salah satu
growth factor yang berperan terhadap penyembuhan luka baik akut
maupun kronis.
Pada penyembuhan luka, TGF-β1 sangat penting pada proses
inflamasi, angiogenesis, re-epitelisasi dan regenerasi jaringan ikat,
TGF- β1 membantu memulai pembentukan jaringan granulasi dengan
meningkatkan ekspresi gen yang terkait dengan pembentukan ECM
termasuk fibronektin, reseptor fibronektin, kolagen dan protease
inhibitors. Selain itu juga terlibat dalam mengatur faktor pertumbuhan
angiogenik VEGF. TGF-β1 memainkan peran dalam kontraksi luka
6
dengan memfasilitasi kontraksi fibroblast matriks kolagen (Barrientos,
Stojadinovic, Golinko, Brem, & Tomic-canic, 2008).
Survei yang dilakukan oleh Wounds West Wound Prevalence
Survey menunjukkan bahwa kategori luka yang terbanyak adalah luka
akut 48 %, pressure injury 19 %, luka robek 17 %, luka pada tungkai 4
%, luka bakar 1 % dan luka akibat keganasan masing-masing 1 % dan
luka lainnya 9 % (Mulligan S., Prentice J., 2011).
Proporsi jenis luka di Indonesia didominasi oleh luka
lecet/memar sebesar 70,9 %, selanjutnya luka terkilir sekitar 27,5 %
dan luka robek mencapai 23,2 %. Sedangkan proporsi jenis cedera
menurut jenis kelamin terbanyak luka lecet adalah laki-laki 70,6 % dan
perempuan 71,2 % , sedangkan luka robek pada laki-laki mencapai
26,6 % dan pada perempuan mencapai 17,8 % (Riskesda, 2013).
Banyaknya kasus luka yang terjadi di Indonesia mengakibatkan
RS dan Puskesmas kurang mampu mencover semua kasus luka, hal
ini yang mendasari banyaknya praktisi luka ( wound clinician) yang
berperan dalam perawatan dan manajemen luka. Berdasarkan data
WOCARE tahun 2014 bahwa jumlah perawat luka (wound clinician) di
Indonesia mencapai sekitar 4.460 orang yang terdiri atas Certified
Wound Care Clinician Associate (CWCCA) 4.258 orang dan Certified
Wound Care Clinician (CWCC) 202 orang.
Upaya dan pendekatan telah dilakukan di klinik dan rumah sakit
untuk menyembuhkan berbagai jenis luka antara lain dengan
7
debridement, rekonstruksi arteri, perawatan luka dengan dressing
modern, dan sebagainya. Namun, dibutuhkan pengembangkan
beberapa cara terapi alternative yang baru dari bahan alam yang dapat
digunakan untuk meningkatkan efektivitas dalam manajemen luka baik
luka akut maupun luka kronis.(Lobmann et al., 2005).
Pengalaman empiris, pengobatan tradisional masa lalu
menggunakan bahan alam sebagai alternatif untuk menyembuhkan
luka. Bahan alam banyak digunakan pada saat itu dengan cara
mengoles, meneteskan dan menempelkan bahan alam tersebut
langsung ke luka (Ruben F. Pereira, 2016)
Salah satu bahan alam yang memiliki potensi digunakan untuk
penyembuhan luka adalah Hylocereus polyrhizus yang dikenal dengan
buah naga merah. Buah Naga Merah (BNM) adalah suatu jenis
tanaman yang banyak ditemukan termasuk di Indonesia, buah naga
merah sering dikonsumsi sebagai minuman atau makanan bagi
masyarakat pada umumnya.
Buah Naga Merah memiliki berbagai kandungan zat aktif
(pitokimia) yang dapat digunakan dalam pendekatan terapi baik pada
penyakit kardiovaskuler maupun penyakit degeneratif (Ramli, Brown,
Ismail, & Rahmat, 2014), kandungan zat aktif buah naga merah yang
paling dominan adalah plavonoid, polyphenol dan antioksidan
(Rebecca, Boyce, & Chandran, 2010). Buah naga merah juga
ditemukan kandungan yang lain yang berupa β-amyrin (23,3%), ϫ-
8
sitosterol (19,3%), octadecane (9,2%) (Luo, Cai, Peng, Liu, & Yang,
2014). Selain itu, tanaman ini juga banyak digunakan di dalam bidang
kesehatan sebagai antioksidan (Xican et al., 2013)
Penelitian telah dilakukan dengan menggunakan zat aktif yang
sejenis (polyphenolic) yang memiliki kandungan sama pada buah naga
sebagai terapi pada penyembuhan luka pada tikus yang diinduksi
allosane (Feng-mei, Peng, Jia-gui, & Xin-chun, 2013). Penelitian yang
sejenis juga dilakukan untuk menilai efek ekstrak buah naga sebagai
krim topikal terhadap granulasi jaringan, pertumbuhan kolagen dan
hexosamine terbukti mempercepat penyembuhan luka (Perez G,
Vargas S, & Ortiz H, 2005).
Efek utama dari suatu ekstrak tanaman terhadap penyembuhan
luka adalah adanya pitokimia berupa polifenol, flavonoid (kaempferol
dan quercetin), phyto-ekstrak dimana memiliki peranan yang penting
dalam proses regenerasi pada luka (Sharad, Thangapazham, &
Maheshwari, 2016). Phyto-ekstrak memberikan kontribusi sebagai
antimikroba, antioksidan free radical scanvengers, peningkatan
proliferasi sel, angiogenesis, peningkatan produksi kolagen dan
peningkatan sintesis DNA (Ghosh & Gaba, 2013).
Berdasarkan data tersebut diatas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian yang berjudul “ Efek Pemberian Ekstrak Buah
Naga Merah (EBNM) Topikal (Hylocereus polyrhizus) Terhadap
Penyembuhan Luka Akut Pada Wistar “(Tinjauan tentang Perubahan
9
Kadar TGF β-1, Granulasi Jaringan, Epitelisasi Jaringan dalam
Penyembuhan Luka Akut).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka rumusan
masalah pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah EBNM topikal dapat mempercepat penutupan luka dalam
proses penyembuhan luka akut? Apakah penutupan luka sama
baiknya dengan obat establish?
2. Apakah EBNM topikal dapat mempercepat proses penipisan
lapisan granulasi jaringan? Apakah penipisan lapisan granulasi
jaringan sama baiknya dengan obat establish?
3. Apakah EBNM topikal dapat mempercepat proses epitelisasi
jaringan? Apakah proses epitelisasi jaringan sama baiknya
dengan obat establish?
4. Apakah EBNM topikal dapat meningkatkan TGF β-1 dalam proses
penyembuhan luka akut? Apakah peningkatan TGF β-1 sama
baiknya dengan obat establish?
5. Apakah ada korelasi antara peningkatkan kadar TGF β-1 dengan
score granulasi dan score epitelisasi jaringan akibat pemberian
EBNM topikal pada luka akut?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. TUJUAN UMUM
Membuktikan pengaruh pemberian Ekstrak Buah Naga Merah
(EBNM) terhadap penyembuhan luka akut pada wistar.
10
2. TUJUAN KHUSUS
a. Membuktikan bahwa EBNM topikal memberikan efek
mempercepat penutupan diameter luka dalam proses
penyembuhan luka akut dan membandingkan dengan obat
establish.
b. Membuktikan bahwa EBNM topikal memberikan efek
mempercepat proses penipisan lapisan granulasi jaringan dalam
proses penyembuhan luka akut dan membandingkan dengan
obat establish.
c. Membuktikan bahwa EBNM topikal memberikan efek
mempercepat proses epitelisasi jaringan dalam proses
penyembuhan luka akut dan membandingkan dengan obat
establish.
d. Membuktikan bahwa EBNM topikal memberikan efek
meningkatkan TGF β-1 dalam proses penyembuhan luka akut
dan membandingkan dengan obat establish.
e. Mengidentifikasi korelasi antara peningkatkan kadar TGF β-1
dengan score granulasi dan score epitelisasi jaringan akibat
pemberian EBNM topikal pada luka akut.
11
D. KEGUNAAN PENELITIAN
1. Bagi Aplikasi
a. Menemukan bahan alam yang potensial sebagai produk untuk
digunakan sebagai obat dalam penyembuhan luka akut yang
dapat digunakan dalam pelayanan di RS dan Klinik.
b. Memberikan informasi kepada petugas kesehatan (dokter dan
perawat) di RS dalam penanganan penyembuhan luka akut
berdasarkan kadar mitogen, protease dan sitokin dengan
bahan Ekstrak Buah Naga Merah (EBNM)
2. Bagi Keilmuan
Memberikan informasi ilmiah dan landasan teori sebagai bukti
bahwa ekstrak Buah Naga Merah membantu dalam proses
penyembuhan luka akut melalui mekanisme peningkatan TGF-β1,
perbaikan granulasi jaringan dan peningkatan re-epitelisasi
jaringan.