PROFIL PERBANDINGAN KANDUNGAN TANAMAN HIDROPONIK DENGAN TANAMAN KONVESIONAL

38
PROFIL PERBANDINGAN KANDUNGAN TANAMAN HIDROPONIK DENGAN TANAMAN KONVESIONAL PADA SELADA/ ROMAN LETTUE (Brassica oleracea L.)

Transcript of PROFIL PERBANDINGAN KANDUNGAN TANAMAN HIDROPONIK DENGAN TANAMAN KONVESIONAL

PROFIL PERBANDINGAN KANDUNGAN TANAMAN HIDROPONIK DENGAN TANAMAN KONVESIONAL PADA SELADA/ ROMAN

LETTUE (Brassica oleracea L.)

PROFIL PERBANDINGAN KANDUNGAN TANAMAN HIDROPONIK DENGAN TANAMAN KONVESIONAL

PADA SELADA/ ROMAN LETTUE (Brassica oleracea L.)

Waode Hardianthi Permatasari.SNIM: 201351262

Pembimbing 1 : Nabil Anas Yamin, SSi., Apt.

Pembimbing 2 : Ivans Panduwiguna, M.Farm., Apt.

PROFIL PERBANDINGAN KANDUNGAN TANAMAN HIDROPONIK DENGAN TANAMAN KONVESIONAL PADA SELADA/ ROMAN LETTUE (Brassica oleracea L.)

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANGHIDROPONIK KONVESIONAL

HIDROPONIK• Hidroponik berasal dari bahasa Yunani, yaitu hydros yang berarti air dan ponos yang berarti pekerja.

• Hidroponik dapat didefinisikan sebagai budidaya tanaman pada media tanam selain tanah dan menggunakan campuran nutrisi esensial yang dilarutkan di dalam air (Sudarmodjo, 2008).

• Menurut Lingga (1985) beberapa keuntungan hidroponik adalah sebagai berikut: (1) produksi tanaman lebih tinggi, (2) tanaman lebih terjamin bebas dari serangan hama dan penyakit, (3) pemakaian pupuk lebih hemat, (5) tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit, (6) budidaya tanaman tidak bergantung iklim, dan (7) lebih efisien karena dapat dilakukan di lahan yang sempit.

• Karsono (2008) menyatakan terdapat enam tipe dasar dari sistem hidroponik, yaitu wick system (sistem sumbu), water culture (kultur air), nutrient film technique (NFT), aeroponic, ebb and flow (flood and drain), drip irrigation (irigasi tetes).

• Media tanam hidroponik dapat menggunakan berbagai macam bahan seperti pasir, batu bata, styrofoam, arang sekam, busa, cocopeat, kerikil, rockwool, air, bahkan udara (Lestari, 2009).

• Sampel sayuran diambil di Parung Farm.

• Sayuran yang diproduksi Parung Farm dikelompokkan menjadi tiga yaitu selada, non selada, dan tomat.

Rumusan Masalah

• Apakah ada perbedaan kandungan pada tanaman yang ditanam secara hidroponik dan konvesional?

Hipotesis

• Terdapat perbedaan kandungan tanaman yang ditanam secara hidroponik dan konvesional.

Tujuan Penelitian

• Untuk menentukan perbandingan kandungan tanaman hidroponik dan konvesional.

Manfaat PenelitianMemberikan informasi kepada masyarakat bahwa pada tanaman yang ditanam secara hidroponik dan non – hidroponik mengandung unsur mineral makro sehingga dapat digunakan sebagai salah satu makanan tambahan dengan kandungan mineral yang cukup tinggi, terutama untuk asupan kalium yang baik bagi tubuh.

TINJAUAN PUSTAKA

SeladaTaksonomi tumbuhan selada :

Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Class : Dicotyledonae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Lactuca Species : Lactuca sativa L.

• Selada merupakan salah satu tanaman yang banyak dibudidayakan secara hidroponik dan non-hidroponik. Adapun beberapa varietas selada yang banyak dibudidayakan yaitu (Anonim a, 2010) :

• Selada kepala (Lactuca sativa var. capitata L.)

• Selada rapuh (Lactuca sativa var. longifolia L.)

• Selada daun ( Lactuca sativa var. crispa L.)

• Selada batang (Lactuca sativa var. asparagina L.)

BAYAM MERAHKingdom : PlantaeSubkingdom : TracheobiontaSuperdivisi: SpermatophytaDivisi : MagnoliophytaKelas : MagnoliopsidaSubkelas : HammamelidaeOrdo : CaryophyllalesFamili : AmaranthaceaeGenus : AmaranthusSpesies : Amaranthus tricolor L.

Non selada (pakchoy dan khailan)

• Kingdom : Plantae• Divisio : Spermatophyta• Kelas :Dicotyledonae• Ordo : Rhoeadales • Famili : Brassicaceae• Genus : Brassica• Spesies : Brassica rapa L

• (Brassica pekinensis)family Brassicaceae. Pada umumnya memiliki daun yang lebar dan berlekuk – lekuk, kasar, berkerut-kerut mudah rapuh, berbulu tajam sampai halus, dan membentuk krop bulat, bulat memanjang atau variasi bentuk lainnya yang umumnya padat atau kompak (Rukmana, 1994).

• bayam merah juga mengandung banyak serat dan di dalam daunnya terdapat karotenoid, klorofil saponin. Sementara pada batangnya ditemui alkaloid, flavonoid dan polifenol

• Kandungan gizi yang terdapat pada 100 g bayam adalah 36 kalori; 3.5 g protein; 6.5 g karbohidrat; 0.5 g lemak; 267 mg kalsium; 67 mg fosfor; 3.9 mg zat besi; 6.090 SI vitamin A; 0.08 vitamin B1; 80 mg vitamin C; dan 86.9 g air.

• Menurut Hadisoeganda (1996) kandungan terpenting yang terdapat pada bayam adalah kalsium dan zat besi yang dapat mengatasi anemia (kekurangan darah).

• Tabel Kandungan gizi selada dalam tiap 100 gram bahan :

Nilai Gizi KomposisiKalori 17.00 kaloriProtein

1,70 g

Lemak 0,30 gKarbohidrat 3,0 gKalsium 182.00 mgFosfor 27,00 mgZat besi 2,50 mgVitamin A 2.420 SIVitamin B1 0,08 mg Vitamin C 50 mgAir 94,80 mg

Kandungan gizi varietas non selada (pakchoy dan khailan)

Nilai gizi1 KomposisiAir 93Kalori 21Protein 1,8Lemak 0,3Karbohidrat 4Serat 0,7Calsium 147Fosfor 33Zat besi 4,4Beta karoten equid 2,160Thiamin 0,07Riboflavin 0,13Niacin 1,0Vitamin C 7

maserasi• Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Maserasi merupakan teknik ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi keseimbangan.

Ekstraksi

• Ekstraksi adalah pemisahan suatu zat dari campurannya dengan pembagian sebuah zat terlarut antara dua pelarut yang tidak dapat tercampur untuk mengambil zat terlarut tersebut dari satu pelarut ke pelarut yang lain.

KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

• Merupakan analisis kualitatif dari suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen sampel.

• Cara pemisahan campuran senyawa menjadi senyawa murninya.

Prinsip kerja KLT• Pemisahan komponen berdasarkan distribusinya pada fase diam dan fase gerak.

• Fase diam (absorben atau lapisan penyerap) yang digunakan silika gel.

• Fase gerak (Eluen)merupakan pelarut atau campuran pelarut yang sesuai seperti:metanol,etanol,etil asetat,eter,dan kloroform.

Spektrofotometri UV-VIS

Metode penelitianTempat • Tempat Penelitian : Penelitian dilakukan di Laboratorium Farmasi Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal (ISTA).

Waktu• Waktu Penelitian : Juni – Agustus 2014

Alat dan bahan1. Alat-alat gelas laboratorium2. Pisau3. Saringan4. Batang pengaduk5. Timbangan analitik6. Spektofotometer uv-vis7. Rotary evaporator8. Lempeng KLT9. pH meter

Tanaman Hidroponik dan konvesional

Etanol 70 % dan 96 %AquadestEs batun-heksanaEtil asetatReagen-reagen kimia

Bagan metode penelitianSampel Rajangan Pengeringa

n sampel

maserasi

eksrasi

identifikasi

rotary

organoleptis

instrumental

Reaksi dan uji warna

KLT dan spektrofotometri uv-vis

Hasil dan pembahasan