Praktikum Pengenalan dan Penggunaan Alat Volume Metri

25
PRAKTIKUM II PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT VOLUMETRI 1. Tujuan Praktikum Tujuan praktikum ini adalah sebagai sebagai berikut: 1.1 Untuk mengenal dan mengetahui alat-alat yang digunakan dalam praktikum di laboratorium, 1.2 Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan masing-masing alat yang dipergunakan dalam praktikum 1.3 Untuk mengetahui cara kerja masing-masing alat, dan 1.4 Untuk mengkalibrasi peralatan alat ukur volumetri dengan benar dan teliti. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut: 2.1 Bagaimana mengidentifikasi alat yang biasa digunakan pada saat praktikum? 2.2 Apa fungsi dari masing-masing alat tersebut? 2.3 Bagaimana cara yang tepat dalam penggunaan alat tersebut pada saat praktikum? 2.4 Bagaimana cara mengkalibrasi alat ukur volumetri dengan bebar dan teliti? 3. Kajian Pustaka Defenisi ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana benda atau materi di alam raya dapat diubah dari bentuk yang ada dengan sifat-sifat tertentu menjadi bentuk-bentuk lain dengan sifat-sifat berbeda. Sebagai contoh, ilmu kimia memberikan pengetahuan yang memungkinkan untuk perubahan

Transcript of Praktikum Pengenalan dan Penggunaan Alat Volume Metri

PRAKTIKUM II

PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT VOLUMETRI

1. Tujuan PraktikumTujuan praktikum ini adalah sebagai sebagai berikut:

1.1 Untuk mengenal dan mengetahui alat-alat yang digunakan

dalam praktikum di laboratorium,

1.2 Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan masing-masing alat

yang dipergunakan dalam praktikum

1.3 Untuk mengetahui cara kerja masing-masing alat, dan

1.4 Untuk mengkalibrasi peralatan alat ukur volumetri dengan

benar dan teliti.

2. Rumusan MasalahRumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

2.1 Bagaimana mengidentifikasi alat yang biasa digunakan

pada saat praktikum?

2.2 Apa fungsi dari masing-masing alat tersebut?

2.3 Bagaimana cara yang tepat dalam penggunaan alat tersebut

pada saat praktikum?

2.4 Bagaimana cara mengkalibrasi alat ukur volumetri dengan

bebar dan teliti?

3. Kajian PustakaDefenisi ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana

benda atau materi di alam raya dapat diubah dari bentuk yang

ada dengan sifat-sifat tertentu menjadi bentuk-bentuk lain

dengan sifat-sifat berbeda. Sebagai contoh, ilmu kimia

memberikan pengetahuan yang memungkinkan untuk perubahan

bentuk minyak alami menjadi berbagai bahan bakar dan sejumlah

plastik, obat-obatan, dan pestisida (Petrucci, 1987).

Praktikum di laboratorium merupakan sarana yang efektif

untuk melatih dan mengembangkan aspek kognitif dan

psikomotorik praktikan, serta jiwa kerjasama abtar praaktikan.

Pengamatan dan percobaan menghasilkan data kualitatif yang

didapat melalui pengukuran. Dalam mengukur harus memerhatikan

keabsahan yang menyangkut alat ukur dan kuantitas pengukuran

yang menyangkut kecermatan dan ketelitian. Data hasil

pengukuran harus menggunakan satuan dengan aturan-aturannya

(Tim Dosen Teknik Kimia, 2009).

Dalam praktikum, analisis yang baik biasanya cermat dalam

hal kerapian. Mahasiswa dengan meja praktikum yang tertib,

kecil kemungkinan mencampuradukkan sampel, salah menambah

reagensia, menumpahkan larutan, dan memecahkan alat kaca.

Kerapian dalam laboratorium tentu saja harus melebar, mulai

dari meja praktikumnya sendiri ke rak dimana tersedia bahan-

bahan untuk seluruh kelas. Banyak waktu terbuang untuk mencari

sebuah benda kecil dalam kumpulan alat kaca yang berantakan

atau untuk mencuci suatu botol reagensia tertentu yang salah

ditaruh pada rak samping. Kerapian hendaknya mencakup juga

pemeliharaan perabot laboratorium yang permanen, seperti oven,

lemari asam, dan bak meja. Bahkan korosif yang tumpah harus

segera dikeringkan dari peralatan, bangku, ataupun lantai.

Penting bahwa saluran pembuangan disterilkan dengan mengguyur

asam dan basa dengan banyak air (Day and Underwood, 1999).

Alat perngukur volume merupakan alat bantu yang penting

untuk setiap penentuan kuantitatif. Dari sifat dan fungsi

dapat dibedakan : pipet, buret, dan labu takar. Pipet

merupakan alat untuk mengukur volume kecil . Pipet volume

digunakan unuk mengukur volume tertentu. Pipet harus ditera

sebelum digunakan, yaitu pada penggunaan pipet volume tertentu

cairan harus mengalir keluar secara kuantitatif. Buret

mempunyai ujung pelepasan yang dapat diatur, berupa tabung

kaca dengan ukuran isi, 5, 10, 20, atau 50 mL yang bagian

bawahnya ditutup dengan keran gelas. Buret ditera melalui

pelepasannya.

Labu takar atau labu ukur adalah labu berleher panjang

yang mempunyai bagian bundar (perut) dengan volume 10, 25, 50,

100, 250 atau 1000 mL, yang ditutup dengan sumbat gelas yang

diasah atau sumbat dari zat sinafsis. Ruang isinya ditandai

denga batas garis pada lehernya (Herman, 1988: 146-147).

Hasil akhir analisis kimia secara kuantitatif biasanya

menunjukkan konsentrasi suatu senyawa di dalam sampel, hasil

ini biasanya tidak selalu tepat. Oleh karena itu diperlukan

cara untuk mengurangi ketidaktepatan tersebut agar hasilnya

bisa dipertanggungjawabkan. Akurasi merupakan tingkat

ketepatan antara nilai terukur dengan nilai yang sebenarnya.

Presisi adalah tingkat atau derajat ketepatan antara ukuran-

ukuran ulangan pada nilai yang sama, jadi presisi merupakan

derajat kedapatulangan suatu hasil pengukuran.

Ada dua kelompok kesalahan dapat mempengaruhi akurasi atau

presisi dari nilai terukur. Kesalahan pasti adalah suatu

kesalahan yang dapat ditentukan dan dapat duhindari atau

koreksi. Kesalahan ini biasanya konstan, misalnya pada kasus

timbangan yang tak terkalibrasi yang biasanya digunakan untuk

penimbangan. Kesalahan ini kadang-kadang bervariasi, tetapi

dapat dihitung dan dikorekksi, seperti suatu buret yang

mempunyai kesalahan pada pembacaan volumenya. Kesalahan tak

pasti atau kesalahan acak yaitu suatu kesalahan pengukuran

yang terjadi secara tak tentu. Kesalahan ini tak dapat

diramalkan atau diduga. Kesalahan ini mengikuti pola

distribusi acak, jadi persamaan matematika mengenai

probabilitas dapat diterapkan pada beberapa kesimpulan dari

hasil pengukuran yang mungkin pada sederetan pengukuran.

Kesalahan tak pasti sesungguhnya dikarenakan kemampuan yang

terbatas dari analis (Anonim, 2000:2-3).

Prasyarat pertama untuk pengukuran yang tepat untuk

pengukuran yang tepat dan membuatnya sampai volume tertentu

adalah alat gelas yang memenuhi syarat. Hal-hal yang harus

diperhatikan dalam penetapan volume sebenarnya dari wadah

gelas adalah:

4.

1

Berat jenis air tergantung pada suhu, sehingga berat satu

liter air bukan 1000 gram untuk semua suhu.

4.

2

Oleh karena gaya tekan udara yang pada suhu tertentu

tergantung pada tekanan barometer, satu wadah dengan

volume besar beratnya akan lebih kecil dibanding apabila

ini ditimbang dalam hampa, dan seharusnya diadakan

koreksi.

4.

3

Volume wadah gelas berubah-ubah dengan suhu.

(Eckschlager, 1984)

Pengetahuan dasar tentang alat dan bahan merupakan syarat

utama yang harus dimiliki oleh setiap praktikan yang melakukan

kegiatan dilaboratorium.Dalam kimia analitik yang berhubungan

dengan volumetri ada tiga alat pokok, yaitu:

4.1 Labu Takar

Digunakan untuk membuat larutan dengan volume tertentu.

4.2 Pipet Volume

Digunakan untuk memindahkan suatu volume tertentu (pipet

transfer).

4.3 Buret

Digunakan untuk memindahkan suatu volume sembarangan.

(Tim Analitik, 2012)

Disamping itu, ada beberapa alat lain yang sering digunakan,

misalnya:

4.1 Gelas Ukur

Digunakan untuk menuang volume sembarangan dengan

ketelitian yang kurang dibandingkan dengan buret.

4.2 Pipet Ukur

Merupakan pipet yang dapat memindahkan suatu volume

tertentu, lebih teliti dari gelas ukur.

4.3 Pipet Tetes

Digunakan untuk memberikan larutan setetes demi setetes.

4.4 Erlenmeyer

Merupakan bejana tempat melakukan titrasi.

4.5 Gelas Kimia

Untuk wadah larutan dengan volume sembarangan.

(Tim Analitik, 2012)

Ketelitian dan kualitas alat ini bermacam-macam, ada yang

terbuat dari kaca khusus dengan ketelitian yang tinggi, ada

yang terbuat dari kaca biasa dengan ketelitian yang tidak

terlalu tinggi, ada yang dibuat dengan kualitas industri, dan

ada yang untuk laboratorium standar (Tim Analitik, 2012).

4.1 Labu Takar

Labu takar atau labu volumetrik adalah sebuah bejana gelas

beralasar dan berleher panjang yang relatif sempit. Sebuah

garis tipis mengelilingi leher labu untuk menunjukkan dengan

tepat batas volume cairan tertentu dan terukur. Ukuran atau

volumenya beragam dengan ketelitian antara 0,02 s.d. 0,05 mL

(Tim Analitik, 2012).

Labu takar digunakan untuk membuat larutan dengan

konsentrasi tertentu. Biasanya volume dapat digunakan berkisar

antara 100 sampai 1000 mL (Tim Analitik, 2012).

4.2 Membuat Larutan

4.2.1 Membuat larutan yang berasal dari zat padat

Zat yang dilarutkan dimasukkan kedalam labu takar (untuk

praktisnya melalui corong), kemudian dibilas kedalam labu

takar. Selanjutnya labu diisi dengan pelarut yang lazim, yaitu

aquadest sampai kira-kira setengah penuh. Singkirkan corong

yang digunakan tadi, kemudian goyangkan labu, sehingga air

didalamnya bergerak memutar sampai zat padat yang ada di dalam

labu melarut semuanya. Kemudian semprot sebelah dalam leher

labu dengan aquadest dan isi hampir sampai ke garis (Tim

Analitik, 2012) .

Air yang membasahi leher labu harus diberi waktu

secukupnya untuk mengalir kebawah. Dengan sendirinya tidak

boleh ada tetesan yang melekat pada leher labu di atas

permukaan cairan. Jika hal ini terjadi, maka bersihkan leher

labu dengan kertas tisu, tetapi kertas tidak boleh menyentuh

permukaan larutan (Tim Analitik, 2012).

Penambahan air pada akhirnya dilakukan dengan pipet tetes

sampai bagian bawah miniskus cairan berimpit dengan garis

batas volume. Setelah itu, labu ditutup dengan tutup bersih

dan kering, kemudian larutan dicampurkan homogen dengan cara

membalik labu berulang kali. Larutan yang sudah dicampurkan

dengan baik segera dipindahkan ke botol penyimpanan yang

bersih dan kering. Setelah itu diberi etiket dengan botol

dengan mencantumkan nama dan rumus kimia larutan, konsentrasi,

dan tanggal pembuatan larutan (Tim Analitik, 2012).

Gambar 2.1

Etiket

(Tim Analitik,

2012)

Penimbangan zat padat yang akan dilarutkan disesuaikan dengan

konsentrasi yang dibutuhkan.

Contoh:

Membuat 500 mL larutan K2Cr2O7 0,01 M. Berarti kristal K2Cr2O7

yang harus ditimbang adalah ....

Jawab: 0,01 x Mr K2Cr2O7 gram/L

0,01 x 294,184 gram/L

2,94184 gram/L

1,47092 gram/500 mL

147092 miligram/500 mL

Jika kita membutuhkan satuan konsentrasi dalam bentuk

normal atau normalitas, maka kita harus menggunakan berat

Kalium Dikromat K2Cr2O7

0,1 N4 Oktober 2005Natrium Hidroksida NaOH0,1 N4 Oktober 2005

ekivalen yang diketahui melalui persamaan reaksi (Tim

Analitik, 2012).

4.2.2 Membuat larutan yang berasal dari bahan pekat

Membuat larutan dari bahan pekat berarti melakukan

pengenceran. Sebagai pelarut biasanya digunakan aquadest.

Dalam mengencerkan larutan pekat perlu diketahui hal-hal yang

akan menimbulkan bahaya, misalnya pembuatan larutan dari bahan

yang korosif (HCl, NaOH, dan lain-lain) hendaknya memakai

sarung tangan. Pengenceran zat yang mudah terbakar, seperti

alkohol dan aseton harus dikerjakan jauh dari api, demikian

pula pembuatan larutan yang berasal dari asam pekat hendaknya

dilakukan dilemari asam atau diruang terbuka. Dan yang paling

penting yang harus diingat “Jangan sekali-kali menuangkan air ke dalam

bahan pekat terutama asam pekat.” Jadi, kalau kita ingin

mengencerkan asam pekat harus diisikan dulu aquadest sedikit

kedalam labu takar, baru bisa dituangkan asam pekat sesuai

dengan yang dibutuhkan (Tim Analitik 2012).

Untuk mengambil volume larutan pekat yang dibutuhkan, kita

menggunakan perhitungan tertentu. Jika konsentrasi larutan

pekat diketahui, maka rumus:

V1.N1=V2.N2

Jika normalitas larutan pekat tidak diketahui, sifat fisiknya

diketahui, maka digunakan rumus:

a=NxVxM

10xKxLxn

Keterangan A = Volume asam pekat yang dibutuhkan

:N = Normalitas larutan yang akan dibuatV = Volume larutan encer yang dibutuhkanM = Massa molekul relatifK = Kadar asam pekatL = DencityN = Valensi asam

Catatan:

Jika membuat larutan dari bahan padat yang agak sukar larut,

sebaiknya dilarutkan dulu dalam gelas kimia dengan sedikit

aquadest sambil diaduk. Untuk bahan seperti NaOH atau zat yang

bersifat mengeluarkan panas sebaiknya sebelum memasukkan zat

kedalam labu takar, terlebih dahulu labu telah diisi sedikit

aquadest (Tim Analitik, 2012).

4.Alat dan Bahan Praktikum4.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan dan

penggunaan alat volumetri ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Alat Praktikum Pengenalan dan Penggunaan AlatVolumetri

No.

Nama Alat Ukuran Jumlah

1 Batang pengaduk 42 Buret 33 Botol bersih 14 Botol penyimpanan 15 Erlenmeyer 500 mL 26 Gelas kimia 50 mL 27 Kaca arloji 2

8 Labu takar 100 mL 19 Penggaris 50 Cm 110 Penjepit tabung

reaksi4

11 Pipet tetes 112 Tabung reaksi 413 Timbangan 114 Stopwatch 115 Sudip 4

4.1 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan dan

penggunaan alat volumetri ini adalah sebagai berikut

Tabel 4.2 Bahan Praktikum Pengenalan dan Penggunaan AlatVolumetri

No. Nama Bahan Rumus Kimia Bentuk(Wujud)

1 Aquadest H2O Cair2 Asam Nitrat HNO3 Cair3 Asam Sulfat H2SO4 Cair4 Etiket (Kertas) (C6H10O5)n Padat5 Natrium Klorida NaCl Padat5 Natrium Klorida NaCl Padat6 Natrium Oksalat N2C2O4 Padat7 Rhodamin ( Zat

warna merah)C28H31N2O3Cl Padat

8 (Zat warnahijau)

9 Selotipe - Padat

5. Prosedur Kerja5.1 Membuat larutan

5.1.1 Membuat larutan dari bahan padat

5.1.1.1 Membuat 100 mL larutan NaCl 0,5 M

5.1.1.1.1 Timbang kristal NaCl sebanyak yang

dibutuhkan.

5.1.1.1.2 Larutkan dalam labu takar 100 mL

(lakukan sesuai petunjuk teori).

5.1.1.1.3 Simpan larutan ini dalam botol

bersih lalu beri etiket.

5.1.1.1.4 Berapa mg NaCl harus ditimbang untuk

membuat larutan tersebut diatas?

5.1.1.2 Membuat 100 mL larutan Natrium Oksalat 0,1 N

5.1.1.2.1 Lakukan penimbangan seperti kegiatan

5.1.1.1.

5.1.1.2.2 Larutkan serta beri etiket pada botol

penyimpanan.

5.1.1.2.3 Berapa mg kristal Natrium Oksalat

yang dibutuhkan untuk membuat 100 mL

larutan Natrium Oksalat 0,1 N tersebut?

5.1.2 Membuat larutan dari bahan pekat

5.1.2.1Membuat 100 mL larutan HNO3 0,01 N

5.1.2.1.1 Hitung volume HNO3 pekat yang

diperlukan

5.1.2.1.2 Sediakan aquadest, lalu buat larutanHNO3 tersebut sesuai petunjuk teori.

5.1.2.2 Membuat 100 mL larutan H2SO45.1.2.2.1 Lakukan kegiatan seperti pada

kegiatan

5.2 Pengaruh Waktu Pengaliran Pipet

Untuk kegiatan ini digunakan pipet tetes dengan ujung

lancip. Berilah tanda dengan selotipe kira-kira pada 2/3

bagian pipet tersebut (1/3 bagian dari atas). Anda juga

memerlukan pencatat waktu atau stopwatch atau jam tangan yang

ada jarum detiknya, tetapi kurang teliti.

Prosedur:

5.2.1 Buatlah larutan berwarna dari zat warna

makanan merah atau hijau dengan

konsentrasi 1 s.d 2% (warna harus jelas

terlihat).

5.2.2 Sedot larutan ini kedalam pipet sampai

ke tanda dan biarkan mengalir keluar.

Tandai ujung lancip pipet itu pada suatu

tempat: 2x diatas larutan (a).

5.2.3 Sedot larutan kedalam pipet, sentuhkan

ujung-ujungnya ke ujung bejana yang

berisikan cairan berwarna. Lalu tiup

keluar sampai ketanda (a) dan angkat

pipet ini dengan segera

5.2.4 Gantung atau jepit pipet tetes ini tegak

lurus tanda ada sesuatu yang menyentuh

ujungnya dan biarkan selama lebih kurang

2 menit.

5.2.5 Ukur panjang larutan dalam ujung lancip

pipet dan catat.

5.2.6 Ulangi kegiatan ini, tetapi sekarang

tutup pipet dengan jari dan buka sedikit

hingga air mengalir keluar dengan

lambat, selanjutnya kegiatan sama dengan

di atas.

5.2.7 Ulangi kegiatan, tetapi sekarang bairkan

air mengalir dengan bebas keluar sampai

ke tanda (a) dan lakukan juga sama

dengan diatas.

5.2.8 Kegiatan sama dengan kegiatan 6.2.7,

tetapi sekarang biarkan ujung pipet

menyentuh dinding selama 2 detik dan

kegiatan selanjutnya sama dengan di

atas.

5.2.9 Kegiatan sama dengan kegiatan 6.2.8,

tetapi ujung pipet menyentuh dinding

bejana, cairan berwarna selama 5 detik.

5.2.10 Tiap kali ukur panjang larutan dalam

ujung pipet yang lancip tersebut, lalu

dicatat.

5.2.11 Bandingkan panjang larutan dalam ujung

lancip itu pada berbagai waktu

pengaliran. Kesimpulannya apa yang

terjadi? Berikan alasan yang tepat!

5.3 Menera buret

5.3.1 Siapkan buret dengan cara yang telah

dijelaskan diatas, isi dengan aquadest

sampai volume 0 mL, catat V0.

5.3.2 Sediakan gelas kimia 50 mL, timbang, dan

catat beratnya

5.3.3 Alirkan 5 mL air kedalam gelas kimia

yang sudah diketahui beratnya tadi,

catat Va dan dapatkan pertambahan berat

gelas kimia dengan menimbang lagi.

5.3.4 Dengan demikian, anda akan mendapatkan

berat air dengan suatu volume tertentu.

5.3.5 Alirkan lagi 5 mL air dari buret kedalam

gelas kimia dan timbang lagi pertambahan

beratnya.

5.3.6 Ulangi kegiatan ini sampai delapan kali

5.3.7 Hitung volume air yang ditimbang itu

dari beratnya dan massa jenis air pada

suhu tertentu (suhu kamar). Sebut volume

ini V (sebenarnya) dan volume yang

dibaca pada buret V (buret).

5.3.8 Buat tabel pengamatan dan hitung V

(sebenarnya), sedang V (buret) = 5 mL.

Dari V (sebenarnya) ini anda dengan

mudah mendapatkan penyimpangan baku yang

memberikan ketelitian buret anda.

6. Data Pengamatan6.1 Membuat larutan

6.1.1 Membuat larutan dari bahan padat

6.1.1.1Membuat 100 mL larutan NaCl 0,5

M

6.1.1.2Mem bua

t larutan 100

mL Natrium oksalat K2Cr2O7

Pengamatan HipotesisKalium

kromat(K2Cr2O7)

sebanyak 2,94 gram

dilarutakan dengan

aquadest didalam

labu takar sampai

larutan homogeny

Larutan tersebut akan

menghasilkan warna

orange diaman warna

diatas tidak terlalu

pekat dan yang dibawah

pekat

6.1.2 Membuat larutan dari bahan pekat

6.1.2.1Membuat 100 mL larutan HNO30,01 N

Pengamatan Hipotesis

NaCl 0,5 M

dilarutkan dengan

aquadest sebanyak

100 mL

Larutan berwarna bening

K2Cr2O7 0,1 M

dilarutkan dengan

aquadest 100 mL

Larutan berwarna orange

pekat

Pengamatan Hipotesis

Dihitung volume HNO3

pekat yng dibutuhkan

0,07 mL

Larutan HNO3pekat

dilautkan dengan

aquadest

6.2 Pengaruh Waktu Pengaliran Pipet

Pelakuan Waktu(s) Panjang

Larutan(cm)Pipet berisi cairan

ditutup keluar

(pipet volume)

9 15

Pipet berisi cairan

ditutup keluar

(pipet volume)

7 1

Pipet volume ditutup

dengan jari dan

dibuka sedikit

1 menit 40

detik

1,1

Pipet volume

dibiarkan mengalir

bebas

9 1,2

Pipet volume

ujungnya menyentuh

dindingnya bejana 2

detik

13 1

Pipet volume

ujungnya menyentuh

dinding bejana 5

detik

18 1

6.3 Menera Buret

GELAS KIMIASELISIH

BURETSELISIHVo(gr) Vt(gr) Vo(mL) Vt(mL)

64 69,50 5,5 gr 50 45 5 mL69,50 74,10 4,60 gr 45 40 5 mL74,10 79 4,9 gr 40 35 5 mL79 84 5 gr 35 30 5 mL84 88,95 4,95 gr 30 25 5 mL88,95 93,50 4,55 gr 25 20 5 mL93,50 98,40 4,92 gr 20 15 5 mL98,42 103,35 4,93 gr 15 10 5 mLJumlah volume : Gelas( 40 mL) + Buret (10 mL) = 50 mL

7. Pembahasan

Sebelum mengerjakan pengerjaan – pengerjaan volumetri,

terlebih dahulu alat-alat harus di kalibrasi agar kita

mendapatkan hasil yang akurat dan presisi.

Dalam praktikum ini, kami akan mempraktikan beberapa hal,

antara lain:,

1.1. Bagaimana membuat larutan dari berbagai senyawa?

1.2. Bagaimana pengaruh waktu pengaliran pipet?

1.3. Bagaimana cara menera buret?

1 Membuat larutan

1.1. Membuat larutan dari bahan padat

1.1.1 Membuat 100 mL lautan NaCl 0,5 M

Mencari gram NaCl dapat menggunakan rumus :

M=grMr

× 1000V

0,5=gr58,5

× 1000100

gr=2,92Setelah kita mencari gram NaCl yang akan kita gunakan,

kita langsung masukkan NaCl kedalam labu takar. Lalu kita

larutkan dengan aquadest sebanyak 100 ml. Goyangkan sampai

tidak ada lagi endapan yang tersisa, warna yang dihasilkan

yaitu warnaa bening.

Reaksi yang terjadi dalam membuat larutan NaCl yaitu:

NaCl+H2O→NaOH+HCl

1.1.2 Membuat larutan K2Cr2O7 0,1 N

Pertama kita kita hitung berat K2Cr2O7 dalam 1 N, dengan

rumus yang sama.

N=α×M

0,1=1×M

M=0,1molaritas

M=grMr

× 1000V

0,1=gr294

×1000100

gr=2,94

Setelah kita mengetahui berat K2Cr2O7 yang dibutuhkan, lalu

kita masukkan ke labu takar kemudian kita campurkan aquadest

100 ml, aduk hingga tidak ada lagi larutan K2Cr2O7 yang

menggedap. Warna yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah

orange pekat. Dengan reaksinya sebagai berikut:

K2Cr2O7→2KOH+H2Cr2O7Namun warna orange yang dihasilkan tidak merata, terdapat

perbedaan antara bagian atas dengan bagian bawah. Hal ini

membuktikan bahwa tekanan mempengaruhi jalannya reaksi.

1.2 Membuat larutan dari bahan pekat

1.2.1 Membuat 100 mL larutan HNO3 0,01 N

Saat kita ingin membuat suatu larutan dari bahan pekat,

maka kita harus melakukan pengencenran dengan cara penambahan

aquadest kedalam laruran pekat yang kita butuhkan tersebut.

Volume asam pekat yang akan kita butuhkan dapat dicari,

perhitungannya sebagai berikut:

M=%×10×ρ

Mr = 65×10×1,463gr/mol=14,44M

M1V1=M2V2

0,01∙100=14,44∙V2

V2=0,07mL

Dalam perhitungan diatas menunjukkan bahwa pengenceraan

asam nitrat dalam100 ml aqudest kita membutuhkan 0,07 ml asam

nitrat perkat

2 Pengaruh Waktu Pengaliran Pipet

Dalam percobaan kedua ini yaitu praktikum pengenalan dan

penggunaan alat volumetri, penggunaan pipet volume dalam

mengukur pengaruh waktu pengaliran pipet. Percobaan kali ini

dilakukan dengan memberikan 5 (lima) macam perlakuan terhadap

pipet volume. Semua perlakuan awal yang diberikan sama yaitu

perlakuan dimana larutan berwarna merah disedot hingga batas

10 cm. Perlakuan yang pertama setelah disedot, pipet berisi

cairan ditiup keluar, hal ini dilakukan dengan dua kali

pengulangan. Waktu pengaliran pipet dan panjang sisa larutan

di dalam pipet yang pertama dengan kedua hanya berbeda sedikit

yaitu 9 detik dengan panjang larutan 1,5 cm dan 7 detik dengan

panjang 1 cm yang berarti memilikis selisih waktu 2 detik dan

selisih panjang 0,5 cm. Perlakuan kedua pipet volume yang

telah berisi larutan ditutup engan jari dan dibuka sedikit

memiliki waktu pengaliran pipet yang cukup lama yaitu 1 menit

40 detik tetapi panjang sisa larutan dipipet hanya beda

sedikit dengan perlakuan sebelumnya yaitu 1,1 cm. Perlkuan

ketiga pada saat pengaliran larutan dibiarkan mengalir bebas

yang memiliki waktu pengaliran yag sama dengan perlakuan satu

yaitu 9 detik dan panjang sisa larutan yang hampir sama juga

yaitu 1,2 cm.Perlakuan keempat pipet volume ujungnya menyentuh

dinding bejana selama 2 detik baru setelah itu dibiarkan

mengalir bebas membutuhkan waktu pengaliran selama 13 detik

dengan panjang sisa larutan di pipet 1 cm. Perlakuan kelima

sama dengan perlakuan keempat hanya saja waktu menyentuh ujung

pipet dengan dinding bejana yaitu selama 5 detik memerlukan

waktu pengaliran selama 18 detik dengan panjang sisa larutan

di pipet 1 cm.Bisa dilihat hasilnya dimana perlakuan yang

berbeda memerlukan waktu pengaliran yang berbeda dengan

selisih waktu yang agak jauh tetapi memiliki panjang sisa

larutan diujung pipet yang hampir sama atau selisihnya hanya

sedikit sekali bahkan ada yang sama.

3 Menera buret

Dalam praktikum ketiga ini kami melakukan percobaan

menara buret akhirnya kami mendapatkan hasil / data yang

terdapat pada tabel data percobaan dimana volume sebenarnya

dapat kita hitung dengan cara :

V (sebenarnya) = ( Massa air sesudah . ρair ) x ( Massa air sebelum . ρair )Maka :

V1 (sebenarnya) = 3,8 ml

V2 (sebenarnya) = 4,3 ml

V3 (sebenarnya) = 4 ml

V4 (sebenarnya) = 3,7 ml

V5 (sebenarnya) = 2,6 ml

V6 (sebenarnya) = 4 ml

V7 (sebenarnya) = 4,7 ml

V8 (sebenarnya) = 4 ml

8. DiskusiPada percobaan pertama membuat larutan terbagi menjadi 2

( dua ) yaitu :

1) membuat larutan dari bahan padat

(i) pertama membuat 100 ml larutan NaCl 0,5

(ii) kedua adalah membuat 100 ml larutan

Natrium Oksalat 0,1 N

pada percobaan ini praktikan tidak mendapatkan kendala

yang berarti.

(2) membuat larutan dari bahan pekat

(a) membuat 100 ml larutan HNO3 0,01 N

(b) membuat 100 ml larutan H2SO4

karena kurangnya alat dan bahan untuk membuat 100 ml

larutan H2SO4 maka praktikan hanya mendapatkanya dari

literatur.

Pada percobaan kedua yaitu pengaruh waktu pengaliran

pipet dapat dilihat hasilnya dimana perlakuan yang berbeda

memerlukan waktu pengaliran yang berbeda dengan selisih

waktu yang agak jauh tetapi memiliki panjang sisa larutan

diujung pipet yang hampir sama atau selisihnya hanya sedikit

sekali bahkan ada yang sama.

Pada percobaan ketiga yaitu dari perhitungan yang telah

dibahas dalam pembahasan praktikan dapat menyimpulkan bahwsa

volume sebenarnya dalam delapan kali percobaan berbeda –

beda, padahal dalam literatur seharusnya volume sebenarnya

harusnya sama dengan volume gelas ukur. Mungkin diakibatkan

kelalain praktikan dan kurangnya pemahaman saat kalibrasi

buret dan timbangan.

9. KesimpulamDari praktikum kali ini praktikan dapat menyimpulkan :

1) Alat perngukur volume merupakan alat bantu yang penting

untuk setiap penentuan kuantitatif. Dari sifat dan

fungsi dapat dibedakan : pipet, buret, dan labu takar.

2) Prasyarat pertama untuk pengukuran yang tepat untuk

pengukuran yang tepat dan membuatnya sampai volume

tertentu adalah alat gelas yang memenuhi syarat. Hal-

hal yang harus diperhatikan dalam penetapan volume

sebenarnya dari wadah gelas adalah:

I. Berat jenis air tergantung pada suhu, sehingga

berat satu liter air bukan 1000 gram untuk semua

suhu

II. Oleh karena gaya tekan udara yang pada suhu

tertentu tergantung pada tekanan barometer, satu

wadah dengan volume besar beratnya akan lebih

kecil dibanding apabila ini ditimbang dalam hampa,

dan seharusnya diadakan koreksi.

III. Volume wadah gelas berubah-ubah dengan suhu.

3) Labu takar digunakan untuk membuat larutan dengan

konsentrasi tertentu. Biasanya volume dapat digunakan

berkisar antara 100 sampai 1000 mL

10. Daftar Pustaka

Day,R.A., 1981. Analisis Kimia Kuantitatif. Erlangga. Jakarta.

Eckschlager,K. 1984. Kesalahan Pengukuran dan Hasil Dalam AnalisisKimia.PT.Ghalia Indonesia. Jakarta

Roth, Herman J. 1988. Analisis Farmasi. Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Soesatyo, Boedi., 2000. “Standar Filter Untuk Kalibrasi MicroplateReader”,Standar Filter untuk Kalibrasi Microplate Reader (Boedi Soesatyo danMega Pinandito).

Sunaryati, Sri Inang., 2005. “Pengujian Stabilitas PeralatanStandar Sebagai Jaminan Kualitas Kalibrasi Alat UkurRadiasi”. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknik Nuklir.