perubahan - rencana pembangunan jangka menengah daerah

352
PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL RENCANA PEMBANGUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH JANGKA MENENGAH DAERAH RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 TAHUN 2016-2021 TAHUN 2016-2021 PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017 TAHUN 2017 PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017 PERUBAHAN

Transcript of perubahan - rencana pembangunan jangka menengah daerah

PEMERINTAHKABUPATEN GUNUNGKIDUL

RENCANA PEMBANGUNANRENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH DAERAHJANGKA MENENGAH DAERAHRENCANA PEMBANGUNANJANGKA MENENGAH DAERAHTAHUN 2016-2021TAHUN 2016-2021TAHUN 2016-2021

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDULPEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDULTAHUN 2017TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDULTAHUN 2017

PERUBAHAN

BERITA DAERAH

KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul )

Nomor : 14 Tahun : 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

NOMOR 14 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI GUNUNGKIDUL,

Menimbang : a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 telah ditetapkan

dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016;

b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten

Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan

dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul

perlu dilakukan penyesuaian terhadap Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana

dimaksud dalam huruf a;

c. bahwa berdasarkan hasil pencermatan kembali terhadap

indikator dan target kinerja perlu dilakukan penyesuaian

terhadap beberapa indikator dan target kinerja yang telah

ditetapkan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam huruf b dan c, perlu mengubah Peraturan Daerah

sebagaimana dimaksud dalam huruf a;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut

huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu menetapkan

Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah

Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021;

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang

Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan

Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58);

5. Peraturan Pemerintah 32 Tahun 1950 tentang Penetapan

Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12,

13, 14, dan 15 dari hal Pembentukan Daerah-daerah

Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa

Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59);

6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun

2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025

(Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010

Nomor 2 Seri E);

7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun

2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2010 – 2030 (Lembaran Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 Nomor 3 Seri E);

8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18

Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana

Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 Nomor 11 Seri E);

9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun

2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016–2021

(Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016

Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten

Gunungkidul Nomor 14);

10. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun

2016 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 Nomor 6,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul

Nomor 15);

11. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun

2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah

Kabupaten Gunungkidul (Lembaran Daerah Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran

Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 16);

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

KABUPATEN GUNUNGIDUL

dan

BUPATI GUNUNGKIDUL

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR

4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN

JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021.

Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul

Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun

2016 Nomor 4) diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 3

Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEBANGUNAN

DAERAH

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM

PERANGKAT DAERAH

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IX PENUTUP

2. Mengubah lampiran sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam

lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan

Daerah ini.

Pasal II

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten

Gunungkidul.

Ditetapkan di Wonosari

pada tanggal 27 Desember 2017

BUPATI GUNUNGKIDUL,

ttd

BADINGAH

Diundangkan di Wonosari

pada tanggal 27 Desember 2017

SEKRETARIS DAERAH

KABUPATEN GUNUNGKIDUL,

ttd

DRAJAD RUSWANDONO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017 NOMOR 14

NOMOR REGISTRASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA : (20, 71/2017)

Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL KEPALA BAGIAN HUKUM,

HERY SUKASWADI, SH. MH. NIP. 19650312 198903 1 009

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

NOMOR 14 TAHUN 2017

TENTANG

PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021

I. UMUM

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2016-2021 telah ditetapkan dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016–2021. Sebagai

dokumen perencanaan jangka menengah yang berlaku selama 5 tahun

telah diupayakan disusun sesuai dengan peraturan perundangan yang

berlaku. Dalam penyusunannya juga telah memperhatikan dinamika

perkembangan masyarakat, lingkungan strategis daerah untuk menjawab

segala isu dan permasalahan pembangunan selama periode RPJMD.

Namun dalam perjalanan pelaksanaan RPJMD terdapat beberapa hal yang

harus disesuaikan guna penyempurnaan dokumen RPJMD.

Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021

disusun pada saat masih diterapkan peraturan daerah tentang organisasi

perangkat daerah yang disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor

38 Tahun 2008. Setelah RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-

2021 ditetapkan, sebagai tindak lanjut ditetapkannya Undang-Undang

Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pemerintah telah

menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang

Perangkat Daerah. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah tersebut

kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan menetapkan

Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah yang berakibat pada

perubahan susunan organisasi perangkat daerah.

Dengan diundangkanya Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul

Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah Kabupaten Gunungkidul, terdapat beberapa hal yang perlu

disesuaikan dalam RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

yang berkaitan dengan :

1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;

2. Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan

Pendanaan;

3. Penajaman indikator tujuan pembangunan daerah;

4. Penyesuaian rumusan indikator sasaran Perangkat Daerah;

5. Penyesuaian Indikator Kinerja Sasaran Perangkat Daerah;

6. Penyesuaian dan penataan program pembangunan prioritas dengan

sasaran yang akan dicapai;

7. Penyesuaian dan penataan program dengan Perangkat Daerah

pengampu program;

8. Penyesuaian numenklatur program;

9. Penyesuaian indikator program.

Pada saat proses penyusunan Peraturan Daerah ini, pemerintah

menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017

tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,

dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Apabila dibandingkan dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, terdapat beberapa

perbedaan mendasar dalam proses penyusunan dokumen perencanaan

pembangunan daerah, termasuk di dalamnya dokumen RPJMD. Salah satu

perbedaan adalah berkaitan dengan sistematika penyajian dokumen RPJMD,

sehingga dokumen RPJMD yang ada saat ini perlu disesuaikan sitematika

penyajiannya.

Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, perlu membentuk Peraturan

Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten

Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016–2021.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal I

Cukup jelas.

Pasal II

Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 33

i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… i DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………… iii DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………….. viii BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………. I-1 1.1 Latar Belakang …………………………………………………. I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan ………………………………….. I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen ………………………………….. I-4 1.3.1 Hubungan RPJMD dengan RPJPD ……………… I-4 1.3.2 Hubungan RPJMD Kabupaten RPJMN ………… I-4 1.3.3 Hubungan RPJMD Kabupaten RPJMD Daerah

Istimewa Yogyakarta ………………………………..

I-5 1.3.4 Hubungan RPJMD dengan RKPD I-5 1.3.5 Hubungan RPJMD dengan Renstra Perangkat

Daerah ………………………………………………… I-5

1.3.6 Hubungan RPJMD dengan Rencana Tata

Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gunungkidul …………………………………………..

I-5 1.3.7 Hubungan RPJMD Kabupaten Gunungkidul

dengan RPJMD dan RTRW Kabupaten/Kota Lain ………………………………………………………

I-5 1.3.8 Hubungan RPJMD dengan KLHS RPJMD I-5 1.4 Maksud dan Tujuan …………..………………………………. I-6 1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………… I-7 1.6 Tahapan Penyusunan RPJMD ..…………………………… I-7 BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah …………….…………………. II-1 2.1 Aspek Geografi dan Demografi ……………………………… II-3 2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah ………………. II-3 2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah …………………. II-10 2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ………………………….. II-14 2.1.4 Demografi …………………………………………….. II-17 2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat………………………….. II-21 2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemetaan Ekonomi.. II-21 2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ……………………… II-42 2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ………………. II-50 2.3 Aspek Pelayanan Umum …………………………………… II-50 2.3.1 Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar II-51 2.3.2 Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan

Dasar …………………………………………………..

II-78 2.3.3 Urusan Pemerintahan Pilihan ……………………. II-120 2.3.4 Fungsi Penunjang Urusan ………………………. II-129 2.3.5 Evaluasi Pencapaian RPJMD Tahun 2010-

2015 ……………………………………………………

II-135 2.4 Aspek Daya Saing Daerah …………………………………… II-141 2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah …………………… II-141 2.4.2 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur …………………. II-142 2.4.3 Iklim Investasi ……………………………………….. II-145 2.4.4 Sumber Daya Manusia …………………………….. II-146 BAB III Gambaran Keuangan Daerah.................................................. III-1 3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu …………………………...... III-1 3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD………………………… III-1 3.1.2 Neraca Daerah………………………………………... III-6 3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu…...…........ III-12 3.2.1 Analisis Pembiayaan …..…………………………... III-14 3.3 Kerangka Pendanaan.................................................... III-17 3.3.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan

Daerah…………………………………………………..

III-17 3.3.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah … III-20

ii

3.3.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah …………… III-25 BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis ……………………………………………... IV-1 4.1 Permasalahan Pembangunan ………………………………. IV-1 4.1.1 Pemerintahan ………………………………………… IV-1 4.1.2 Sosial dan Budaya …………………………………. IV-1 4.1.3 Kependudukan dan Keluarga Berencana ……. IV-3 4.1.4 Ekonomi, Pariwisata, dan Sumber Daya Alam . IV-3 4.1.5 Prasarana Wilayah ………………………………….. IV-4 4.1.6 Geomorfologi dan Lingkungan Hidup ………….. IV-6 4.2 Kajian Lingkungan Strategis ………………………………… IV-6 4.2.1 Kajian Kebijakan Pembangunan Internasional

dan Nasional …………………………………………..

IV-6 4.2.2 Kebijkan Pembangunan Pemerintah Daerah

Daerah Istimewa Yogyakarta ………………………

IV-16 4.2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya …….. IV-19 4.2.4 Kajian Kebijakan Pemerintah Kabupaten

Gunungkidul ………………………………………….

IV-23 4.3 Isu Stragetis Kabupaten Gunungkidul ……………………. IV-26 BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran ……………………………………. V-1 5.1 Visi ………………………………………………………………. V-2 5.2 Misi ………………………………………………………………. V-5 5.3 Tujuan dan Sasaran …………………………………………. V-10 BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan dan Program Pembangunan

Daerah.................................................................................... VI-1

6.1 Analisis Eksternal …………………………………………….. VI-2 6.2 Analisis Internal ………………………………………………. VI-3 6.3 Strategi dan Arah Kebijakan ………………………………… VI-6 BAB VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat

Daerah ……............................................................................. VII-1

BAB VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah………............. VIII-1

BAB IX Penutup ………..………………………………………………………… IX-1 9.1 Pedoman Transisi ……………………………………………… IX-1 9.2 Kaidah Pelaksanaan …………………………………………… IX-1

iii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perubahan Perangkat Daerah ………………………………. I-2 Tabel 2.1 Nama Bupati Gunungkidul .......................................... II-2 Tabel 2.2 Luas dan Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten

Gunungkidul ……………………………………………………..

II-5 Tabel 2.3 Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Gunungkidul ……… II-6 Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2016 ….. II-17 Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per

Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 ….

II-20 Tabel 2.6. Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2016 …………………………………….

II-20 Tabel 2.7. PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHB Tahun 2010

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah) ……………………………………………………………

II-26 Tabel 2.8. PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHK Tahun 2010

Menurut Lapanga Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah) ……………………………………………………………

II-27 Tabel 2.9 PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHB Menurut Lapanga

Usaha Tahun 2010-2015 (%) ………………………………...

II-28 Tabel 2.10 PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHK Tahun 2010

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (%) ………

II-29 Tabel 2.11 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Riil

Kabupaten Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (%) …………………………………………..

II-30 Tabel 2.12 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Juta Rp)….

II-34 Tabel 2.13 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Juta Rp) ………………………………………………………….

II-34 Tabel 2.14 Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran,

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012 - 2016 (%) ………

II-35 Tabel 2.15 Distribusi PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran,

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012 - 2016 (%)……….

II-36 Tabel 2.16 Laju Inflasi Tahun ke Tahun (year on year) di

Gunungkidul Kota Yogyakarta, dan Nasional Tahun 2011 - 2016 ………………………………………………………

II-38 Tabel 2.17 Rasio Gini Menurut Tipe Daerah di Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2011-2014 ……………….…………….

II-38 Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk

Miskin Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2016 ……

II-40 Tabel 2.19 Status Kesejahteraan Individu per Kecamatan di

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015……………………..

II-40 Tabel 2.20 Jumlah Penerima Raskin dan Jenis Kloset per

Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016…….

II-41 Tabel 2.21 Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan WC

Cemplung di Kecamatan Saptosari dan Kecamatan Gedangsari Tahun 2016 ……………………………………….

II-42 Tabel 2.22 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2012-2016

Kabupaten Gunungkidul ……………………………………..

II-43 Tabel 2.23 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan

Usia Sekolah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015 (%) ………………………………………………………….

II-44 Tabel 2.24 Status Gizi Balita Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-

2015 ……………………………………………………….………

II-49 Tabel 2.25 Jumlah Grup Kesenian dan Klub Olahraga Tahun 2012-

2016 …………………………………………………….………….

II-50 Tabel 2.26 Aspek Pelayanan Umum Urusan Pnedidikan Jenjang

SD/MI Kabupaten Gunungkidul 2012-2016..……………..

II-51

iv

Tabel 2.27 Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTP Kabupaten Gunungkidul 2011-2015..………………..

II-52

Tabel 2.28 Aspek Pelayanan Umum Urusan Pnedidikan Jenjang SLTA Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015..………………………………………………………………

II-53 Tabel 2.29 Capaian SPM Bidang Pendidikan Dasar…...…………….. II-54 Tabel 2.30 Jenis dan Jumlah Fasilitas Penunjang Kesehatan

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016……………….

II-60 Tabel 2.31 Jumlah Tenaga Medis yang Bekerja di 30 Puskesmas se-

Kabupaten Gunungkidul 2012-2016 ……………………….

II-60 Tabel 2.32 Jumlah Tenaga Kesehatan di RSUD Wonosari

Kabupaten Gunungkidul 2017 ………………………………. II-61

Tabel 2.33 Indikator Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016….………………………….

II-61

Tabel 2.34 Capaian SPM Bidang Kesehatan ………………………….. II-62 Tabel 2.35 Panjang Jalan menurut Statusnya di Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Km) ……………………..

II-64 Tabel 2.36 Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016 (Km) ..............................................

II-64 Tabel 2.37 Jenis Perkerasan Jalan Kabupaten di Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Km) .…………………….

II-64 Tabel 2.38 Kondisi Jembatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun

2012-2016 (Buah) ………………………………………………

II-65 Tabel 2.39 Capaian SPM Bidang Pekerjaan Umum………………….. II-68 Tabel 2.40 Indikator Perumahan Kabupaten Gunungkidul Tahun

2012-2016 ………………………………………………………..

II-72 Tabel 2.41 SPM Bidang Perumahan Rakyat …………………………… II-72 Tabel 2.42 Jumlah Aparat, Sarana Keamanan dan Jumlah

Pelanggaran K3 Kabupaten Gunungkidul 2012-2016 …

II-73 Tabel 2.43 SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri ……………….. II-74 Tabel 2.44 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-75 Tabel 2.45 Capaian SPM Bidang Sosial ………………………………… II-76 Tabel 2.46 Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016 ……………………………………………….

II-78 Tabel 2.47 Capaian SPM Bidang Ketenagakerjaan ………………….. II-79 Tabel 2.48 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan dan

Jenis Kelamin Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………………………………………….

II-81 Tabel 2.49 Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016 ………………………............................

II-81 Tabel 2.50 Jumlah Anggota DPRD Gunungkidul Menurut Komisi

dan Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 …………………….

II-82 Tabel 2.51 Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-82 Tabel 2.52 SPM Bidang layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan ……………………………………………..

II-83 Tabel 2.53 Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2016 ……………………………………

II-87 Tabel 2.54 Perkembangan Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………..

II-88 Tabel 2.55 Desa Rawan Pangan Kabupaten Gunungkidul Tahun

2016 ………………………………………………………………..

II-89 Tabel 2.56 SPM Bidang Ketahanan Pangan …………………………… II-90 Tabel 2.57 Jumlah Tanah Yang Bersertifikat di Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-90 Tabel 2.58 Indeks Pencemaran Air Sungai Yang Melewati Kota

Wonosari Tahun 2016 …………………………………………

II-92 Tabel 2.59 SPM Bidang Lingkungan Hidup ……………………………. II-93

v

Tabel 2.60 Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ………………………………………………………..

II-95

Tabel 2.61 Perkemangan Kepemilikan Dokumen Kependudukan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………..

II-95

Tabel 2.62 Data Desa Menurut Indeks Desa Membangun Tahun 2016 ………………………………………………………………..

II-97

Tabel 2.63 Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016……………….

II-97

Tabel 2.64 SPM Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera………………………………………………………….

II-98

Tabel 2.65 Indikator Urusan Perhubungan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………………………….

II-99

Tabel 2.66 Capaian SPM Bidang Perhubungan ……………………….. II-101 Tabel 2.67 SPM Bidang Komunikasi dan Informatika ………………. II-108 Tabel 2.68 Data Koperasi yang Melaksanakan RAT Tahun 2011-

2015 ………………………………………………………………..

II-109 Tabel 2.69 Perkembangan Investasi di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2013-2016 ………………………………………………

II-110 Tabel 2.70 Jumlah Izin yang Dilayani oleh Kantor Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………………………….

II-110

Tabel 2.71 SPM Bidang Penanaman Modal ……………………………... II-111 Tabel 2.72 Jumlah Karang Taruna, Jumlah Organisasi Olahraga

dan Jumlah Gedung Olahraga di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-117

Tabel 2.73 Indikator Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ………………………………………………………..

II-118

Tabel 2.74 Capaian SPM Bidang Kesenian ……………………………. II-118 Tabel 2.75 Jumlah Koleksi, Pustakawan, Pengunjung, Anggota dan

Sarana Prasarana Perpustakaan Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2016 …………………………….

II-119 Tabel 2.76 Volume, Jumlah SDM dan Sarana Kearsipan kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-120 Tabel 2.77 Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-121 Tabel 2.78 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-122 Tabel 2.79 Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016 ……………………………………………….

II-122 Tabel 2.80 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi dan

Palawija Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 …

II-123 Tabel 2.81 Perkembangan Indikator Peternakan di Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………

II-124 Tabel 2.82 Luas Areal, Luas Panen, Jumlah Produksi, Rata-rata

Produksi dan Jumlah Petani Komoditas Perkebunan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………….

II-126 Tabel 2.83 Luas dan Produksi Komoditas Kehutanan Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-127 Tabel 2.84 Sarana Perdagangan di Kabupaten Gunungkidul Tahun

2012-2016 …………………………………………………………

II-128 Tabel 2.85 Data Industri Kecil Menengah di Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2014-2016 …………………………….

II-128 Tabel 2.86 Jumlah Pemberangkatan Transmigram Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….

II-129 Tabel 2.87 Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2012-2016

Kabupaten Gunungkidul ……………………………………..

II-130 Tabel 2.88 Data Realisasi Pendapatan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2014 sampai dengan 2016 ………………………….

II-131 Tabel 2.89 Data Realisasi Belanja Kabupeten Gunungkidul Tahun

vi

2014 sampai dengan 2016 …………………………………… II-131 Tabel 2.90 Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupeten Gunungkidul

Tahun 2014 s.d. 2016 ………………………………………….

II-132 Tabel 2.91 Komposisi PNS Kabupaten Gunungkidul Menurut

Golongan Tahun 2012-2016 ………………………………….

II-133 Tabel 2.92 Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016 ……………………………………………….

II-133 Tabel 2.93 Skala Pengukuran Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun

2010-2015 ………………………………………………………...

II-136 Tabel 2.94 Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2010-2015 ……….. II-137 Tabel 2.95 Kondisi Jalan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-

2016 ………………………………………………………………..

II-143 Tabel 2.96 Jumlah Tenaga Kerja Listrik yang Diproduksi, Terjual

dan Jumlah Pelanggan Listrik Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2016 ……………………………………………….

II-143 Tabel 2.97 Kapasitas Produksi, Kapasitas Air yang Termanfaatkan,

Jumlah Pelanggan dan Sumber Mata Air yang Dikelola Oleh PDAM Tirta Handayani dan Jumlah Sambungan Rumah Sistem Pengelolaan Air Minum Pedesaan (SPAMDES) Tahun 2012-2016 ………………………………

II-144 Tabel 2.98 Jumlah Tindak Kriminal Kabupaten Gunungkidul 2012-

2016 ………………………………………………………………..

II-145 Tabel 2.99 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2016 ……………..

II-146 Tabel 2.100 Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan di

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………..

II-147 Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 ……………..

III-2 Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 …………….

III-5 Tabel 3.3 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja

Kabupaten Gunungkidul ……………………………………..

III-6 Tabel 3.4 Neraca Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-

2015……......................................................................... III-7

Tabel 3.5 Analisa Rasio Keuangan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015………………………………………………..............

III-11

Tabel 3.6 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 ………………

III-12

Tabel 3.7 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Gunungkidul ………………………………………

III-13

Tabel 3.8 Tabel Surplus (Defisit) Kabuaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 …………………………………………………………

III-14

Tabel 3.9 Penutup Defisit Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 …………………………………………………………………

III-15

Tabel 3.10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 ……………………………..

III-16

Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 ……………………………………………….

III-19

Tabel 3.12 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 ……………………………………………….

III-21

Tabel 3.13 Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021 ……………………………...

III-22

Tabel 3.14 Proporsi untuk Belanja Menurut Prioritas ………………… III-23 Tabel 3.15 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan

Daerah ……………………………………………………………. III-24

Tabel 3.16 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021........................................................

III-26

Tabel 4.1 Keterkaitan Kebijakan Kabupaten Gunugkidul Dengan Daerah Lain ………………………………………………………

IV-20

vii

Tabel 4.2 Hasil Telaah RPJPD 2005-2025 ………………………….. IV-23 Tabel 5.1 Sinkronisasi Visi RPJMN, RPJMD DIY, dan RPJMD

Kabupaten Gunungkidul …………………………...………..

V-4 Tabel 5.2 Sinkronisasi Visi Rancangan RPJMD DIY, dan RPJMD

Kabupaten Gunungkidul ……………………………………..

V-5 Tabel 5.3 Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan

Agenda Prioritas RPJMN (Nawacita) …………………………

V-7 Tabel 5.4 Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan

RPJMD DIY ……………………………………………………….

V-9 Tabel 5.5 Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan

Rancangan RPJMD DIY ….……………………………………

V-9 Tabel 5.6 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2016-2021 ……………………………..

V-11 Tabel 5.7 Target Pencapaian Tujuan Jangka Menengah…………. V-13 Tabel 5.8 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Kabupaten Gunungkidul.................................………….

V-14 Tabel 6.1 Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahunan dalam

RPJPD Tahun 2005-2025 ……………………………………..

VI-1 Tabel 6.2 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.. VI-4 Tabel 6.3 Analisis SWOT ………………………………………………….. VI-5 Tabel 6.4 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah

Kebijakan Pembangunan Kabupaten Gunungkidul …...

VI-7 Tabel 6.5 Program Pembangunan Daerah..................................... VI-14 Tabel 7.1

Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi 1 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021….

VII-5

Tabel 7.2 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi 2 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021….

VII-12

Tabel 7.3 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi 3 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021….

VII-17

Tabel 7.4 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi 4 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021….

VII-19

Tabel 7.5 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi 5 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021….

VII-22

Tabel 7.6 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi 6 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021….

VII-25

Tabel 7.7 Program Pembangunan Tahun 2016 ………………………. VII-28 Tabel 7.8

Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan Pendanaan Tahun 2016-2021 ……………….

VII-34

Tabel 7.9 Indikasi Rencana Program Pendukung Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah yang Disertai Kebutuhan Pendanaan Tahun 2016-2021 ……………………………………………….

VII-46 Tabel 8.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Daerah …………. VIII-1 Tabel 8.2 Penetapan Indiktor Kinerja Utama Daerah Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2016-2021 …….………………………..

VIII-2 Tabel 8.3 Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Perangkat

Daerah …………………………………………………………….

VIII-8

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan ............................. 1-6 Gambar 1.2 Tahapan Penyusunan RPJMD ............................................... 1-9 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Gunungkidul ........................... II-4 Gambar 2.2 Peta Rawan Bencana Kabupaten Gunungkidul ................... II-16 Gambar 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul

Tahun 1961-2010................................................................ II-17 Gambar 2.4 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2011-2015 .......................................... II-18 Gambar 2.5 Persentase Komposisi Penduduk Menurut Umur

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 ........................ II-19 Gambar 2.6 Piramida Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun

2015 .................................................................................... II-19 Gambar 2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul

(%) Tahun 2012-2016 .......................................................... II-30 Gambar 2.8 PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul (Juta

Rupiah) 2010-2015 ............................................................. II-33 Gambar 2.9 Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan

Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012-2016 ....................... II-35

Gambar 2.10 Nilai (Juta Rp) dan Pertumbuhan (%) PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2011-2015 ........................................................................... II-37

Gambar 2.11 Nilai Inflasi YoY di Kota Wonosari, Kota Yogyakarta dan Nasional Tahun 2011-2015 ................................................. II-37

Gambar 2.13 Angka Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 (%) ..................................................................... II-39

Gambar 2.14 Angka Melek Huruf Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2016 ........................................................................... II-43

Gambar 2.15 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 .......................................... II-44

Gambar 2.16 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 (%) .......................................................... II-45

Gambar 2.17 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2015 .................................................................................... II-46

Gambar 2.18 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupten Gunungkidul Tahun 2011 – 2015 (%) ....................................................... II-47

Gambar 2.19 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2016...................... II-47

Gambar 2.20 Angka Kematian Ibu Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2016 ........................................................................ II-48

Gambar 2.21 Usia Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011- 2015 .......................................................................... II-49

Gambar 2.22 Jumlah Desa Rawan Pangandan Gizi Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2016 .......................................... II-89

Gambar 2.23 Jumlah PNS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 .................................................................................. II-133

Gambar 2.24 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dalam PDRB menurut penggunaan atas dasar harga berlaku Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016 (Juta Rp) .... II-141

ix

Gambar 2.25 Pengeluaran konsumsi Makanan dan bukan makanan dalam PDRB menurut penggunaan atas dasar harga berlaku Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016 (Juta Rp) ........................................................................... II-142

Gambar 2.26 Jumlah Demontrasi / Unjuk rasa Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011– 2015 ...................................... II-145

Gambar 6.1 Indikasi Tema Pembangunan Tahun 2016-2021 ................ VI-12

I-1

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

TAHUN 2016-2021

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta yang menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah secara serentak pada tahun 2015. Sesuai ketentuan Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah beserta peraturan teknisnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih harus menyusun rencana pembangunan jangka menengah sesuai periode jabatannya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang telah disampaikan pada saat kampanye dan akan dicapai selama 5 (lima) tahun masa jabatan.

Dalam kerangka perencanaan pembangunan jangka panjang daerah, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025, saat ini Kabupaten Gunungkidul masuk dalam periode perencanaan lima tahun ketiga 2015-2020. Namun, sebagai implikasi pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara serentak pada tahun 2015 dan sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor: 050/795/SJ tanggal 4 Maret 2016 tentang Penyusunan RPJMD dan RKPD Tahun 2017, maka periode RPJMD Kabupaten Gunungkidul yang akan disusun adalah tahun 2016-2021.

Penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 menggunakan pendekatan perencanaan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-up) sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pendekatan teknokratis menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan pembangunan di daerah. Pendekatan politis dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi kepala daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah yang dibahas bersama dengan DPRD. Pendekatan atas-bawah dan bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam musyawarah pembangunan. Dengan demikian diharapkan RPJMD yang ditetapkan dapat benar- benar menjawab permasalahan pembangunan daerah dan mengakomodir kebutuhan masyarakat.

Untuk mewujudkan konsistensi dan sinkronisasi perencanaan pembangunan, pada saat proses penyusunan dan penetapan pada tahun 2016 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 disusun dengan berdasar

LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021

I-2

pada arah kebijakan RPJPD Tahun 2005-2025, memperhatikan RPJMD DIY Tahun 2012-2017 dan RPJMN Tahun 2015-2019. Strategi, kebijakan dan program prioritas pembangunan jangka menengah daerah yang disusun diarahkan agar dapat mewujudkan sasaran pembangunan daerah dan mendukung pencapaian sasaran yang ditetapkan pemerintah DIY serta pemerintah pusat.

Pada Tahun 2016 RPJMD tahun 2016-2021 disusun dan ditetapkan berdasarkan peraturan daerah yang mengatur Urusan Daerah dan Susunan Perangkat Daerah yang lama. Selanjutnya sebagai tindak lanjut amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul. Dengan berlakunya Peraturan Daerah tersebut, terjadi perubahan dalam susunan perangkat daerah yang berakibat adanya ketidaksesuaian dalam dokumen RPJMD terutama yang berkaitan dengan pengelompokan urusan dan penjabaran Perangkat Daerah pengampu pencapaian target sasaran. Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dan atau perubahan terhadap dokumen RPJMD yang berkaitan dengan numenklatur perangkat daerah, nomenklatur dan indikator program prioritas, serta rumusan dan indikator sasaran perangkat daerah disesuaikan dengan perubahan kelembagaan tersebut. Selain pertimbangan tersebut, proses reviu RPJMD juga diupayakan untuk disinkronkan dengan materi rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022.

Untuk memberikan gambaran tentang perubahan Perangkat Daerah berikut ini data perubahan Perangkat Daerah sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah :

Tabel 1.1

Perubahan Perangkat Daerah

No. Nama SKPD (Lama) No. Nama PD (Baru)

1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga

1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga

2. Dinas Kesehatan 2. Dinas Kesehatan

3. Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

3. Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

4. Dinas Pekerjaan Umum 4. Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman

5. Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

5. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

6. Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika

7. Dinas Perhubungan

8. Dinas Komunikasi dan Informatika

7. Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan

9. Dinas Lingkungan Hidup

8. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

10. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi

11. Dinas Sosial

12. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

10. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan ESDM

13. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

14. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

11. Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan

15. Dinas Kebudayaan

I-3

No. Nama SKPD (Lama) No. Nama PD (Baru)

16. Dinas Pariwisata

12. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 17. Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

13. Badan Penanggulangan Bencana Daerah

18. Badan Penanggulangan Bencana

14. Satuan Polisi Pamong Praja 19. Satuan Polisi Pamong Praja

15. Sekretariat Daerah 20. Sekretariat Daerah

16. Sekretariat DPRD 21. Sekretariat DPRD

17. Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

22. Badan Keuangan dan Aset Daerah

18. Inspektorat Daerah 23. Inspektorat Daerah

19. Kecamatan Wonosari 24. Kecamatan Wonosari

20. Kecamatan Paliyan 25. Kecamatan Paliyan

21. Kecamatan Panggang 26. Kecamatan Panggang

22. Kecamatan Tepus 27. Kecamatan Tepus

23. Kecamatan Rongkop 28. Kecamatan Rongkop

24. Kecamatan Semanu 29. Kecamatan Semanu

25. Kecamatan Ponjong 30. Kecamatan Ponjong

26. Kecamatan Karangmojo 31. Kecamatan Karangmojo

27. Kecamatan Playen 32. Kecamatan Playen 28. Kecamatan Nglipar 33. Kecamatan Nglipar 29. Kecamatan Ngawen 34. Kecamatan Ngawen 30. Kecamatan Semin 35. Kecamatan Semin 31. Kecamatan Patuk 36. Kecamatan Patuk 32. Kecamatan Saptosari 37. Kecamatan Saptosari 33. Kecamatan Gedangsari 38. Kecamatan Gedangsari 34. Kecamatan Girisubo 39. Kecamatan Girisubo 35. Kecamatan Tanjungsari 40. Kecamatan Tanjungsari 36. Kecamatan Purwosari 41. Kecamatan Purwosari 37. Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu 42. Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu

38. Badan Kepegawaian Daerah 43. Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah

39. Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan

40. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Keluarga Berencana

44. Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

41. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah

45. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

42. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

46. Dinas Pertanian dan Pangan

43. Dinas Peternakan

44. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

45. Dinas Kelautan dan Perikanan 47. Dinas Kelautan dan Perikanan

46. Kantor Pengelolaan Pasar

Sumber : Bagian Organisasi (diolah), 2017

1.2. Dasar Hukum Penyusunan

Dasar hukum penyusunan RPJMD Tahun 2016-2021 adalah: 1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-

Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta; 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

I-4

Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dan Hal Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 - 2025;

13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012– 2017 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2012-2017;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025;

15. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010–2030;

16. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan;

17. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2016 -2021;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan Daerah;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul.

1.3. Hubungan Antar Dokumen

1.3.1. Hubungan RPJMD dengan RPJPD Dokumen RPJMD Kabupaten merupakan penjabaran RPJPD Kabupaten. RPJMD disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten sebagai dokumen perencanaan yang berlaku 20 (dua puluh) tahun.

1.3.2. Hubungan RPJMD Kabupaten dengan RPJMN Dalam penyusunan RPJMD harus mempedomani RPJMN yang dilakukan melalui penyelarasan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran,

I-5

kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah kabupaten dengan arah, kebijakan umum, serta prioritas pembangunan nasional, arah kebijakan, dan prioritas untuk bidang-bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan kewenangan, kondisi, dan karakteristik daerah.

1.3.3. Hubungan RPJMD Kabupaten dengan RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta Penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten/Kota harus memperhatikan Dokumen RPJMD Provinsi. Memperhatikan RPJMD provinsi sebagaimana dilakukan melalui penyelarasan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota dengan arah, kebijakan, prioritas pembangunan jangka menengah provinsi.

1.3.4. Hubungan RPJMD dengan RKPD Dokumen RPJMD dijabarkan ke dalam RPKD sebagai dokumen operasional tahunan yang memuat rancangan kerangka ekonomi makro daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas, sasaran pembangunan, dan rencana program dan kegiatan prioritas daerah.

1.3.5. Hubungan RPJMD dengan Renstra Perangkat Daerah Dokumen RPJMD Kabupaten sebagai pedoman penyusunan dan penetapan Renstra Perangkat Daerah. Rencana strategis Perangkat Daerah memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap Perangkat Daerah.

1.3.6. Hubungan RPJMD dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gunungkidul RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 harus memperhatikan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Gunungkidul sebagaimana telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2030, agar pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, dan masyarakat sesuai dengan tata ruang yang ditetapkan.

1.3.7. Hubungan RPJMD Kabupaten Gunungkidul dengan RPJMD dan RTRW Kabupaten/Kota Lain Bahwa dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul memperhatikan RPJMD dan RTRW kabupaten/kota lainnya yang dilakukan melalui penyelarasan antara rencana pembangunan jangka menengah daerah kabupaten/kota dengan pemanfaatan struktur dan pola ruang kabupaten/kota lain sekitarnya (tetangga) terutama yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul.

1.3.8. Hubungan RPJMD dengan KLHS RPJMD Bahwa dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul memperhatikan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program. Hubungan antar dokumen perencanaan tersebut secara lebih jelas dapat dlihat dalam gambar berikut :

I-6

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

1.4. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 adalah menjabarkan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah dan keuangan daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD dan RPJMN.

Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

adalah :

1. Sebagai pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun dokumen Rencana Strategis Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra PD;

2. Sebagai pedoman penyusunan RKPD; 3. Sebagai acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

RPJMD. 4. Sebagai alat koordinasi dan acuan kerja bagi penyelenggaraan

pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat di daerah dalam periode waktu 5 (lima) tahun;

5. Memberikan arah dan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan pembangunan daerah baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, strategi, dan sasaran pembangunan daerah;

6. Menjamin terlaksananya koordinasi antar pelaku pembangunan; 7. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas perencanaan

pembangunan antar wilayah, antar ruang, antar fungsi pemerintah maupun antara Pusat dan Daerah; dan

8. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengendalian.

Diperhatikan

1 TAHUNAN

Dijabarkan

Diperhatikan

Diperhatikan

Dijabarkan

Dipedomani

RTRW dan RPJMD Kabupaten/Kota

Lainnya (tetangga) KLHS RPJMD

RPJMD KABUPATEN

RKPD KABUPATEN

RPJPD KABUPATEN

RPJMN

Rencana Strategis Perangkat Daerah

(Renstra PD)

RPJMD Provinsi

RTRW Kabupaten

Dipedomani

Dipedomani

Rencana Kerja Perangkat Daerah

(Renja PD)

Dipedomani

20 TAHUNAN

5 TAHUNAN

I-7

1.5. Sistematika Penulisan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 disajikan dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.2. Dasar Hukum Penyusunan 1.3. Hubungan Antar Dokumen 1.4. Maksud dan Tujuan 1.5. Sistematika Penulisan 1.6. Tahapan Penyusunan RPJMD

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat 2.3. Aspek Pelayanan Umum 2.4. Aspek Daya Saing Daerah

BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu 3.3. Kerangka Pendanaan

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

4.1. Permasalahan Pembangunan 4.2. Kajian Lingkungan Strategis 4.3. Isu Strategis

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

5.1. Visi

5.2. Misi

5.3. Tujuan dan Sasaran

BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEBANGUNAN DAERAH

6.1. Analisis Eksternal 6.2. Analisis Internal 6.3. Strategi dan Arah Kebijakan 6.4. Program Pembangunan Daerah

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM PERANGKAT DAERAH

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB IX PENUTUP

1.6. Tahapan Penyusunan RPJMD

Sebagai sebuah dokumen perencanaan pembangunan, RPJMD disusun melalui tahapan-tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Tahapan-tahapan yang harus dilalui tersebut menunjukkan perwujudan dari pendekatan-pendekatan perencanaan pembangunan baik teknokratis, politis, partisipatif, serta atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up).

Secara garis besar, proses penyusunan RPJMD meliputi beberapa tahapan sebagai berikut :

I-8

a. Persiapan penyusunan RPJMD; Dalam tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan data dan informasi yang diperlukan untuk proses penyusunan RPJMD, pembentukan dan orientasi tim penyusun, serta penyusunan jadwal kegiatan/ agenda kerja tim.

b. Penyusunan Rancangan Awal RPJMD; Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah analisis terhadap data dan informasi yang telah dikumpulkan selanjutnya dirumuskan permasalahan, isu strategis, tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, serta rancangan program pembangunan jangka menengah, yang kemudian ditampilkan dalam bentuk rancangan awal dengan sistematika yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Proses analisis terhadap data dilaksanakan oleh tim dan juga dilaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan perangkat daerah untuk membahas hal- hal yang bersifat teknis. Pada tahap ini juga dilaksanakan proses konsultasi publik untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan terkait rancangan awal yang disusun. Selain itu dalam tahap penyusunan rancangan awal ini juga dilaksanakan pembahasan kebijakan umum dan program prioritas antara pemerintah daerah dan DPRD yang selanjutnya dituangkan dalam kesepakatan bersama antara Bupati dan DPRD.

c. Penyusunan Rancangan RPJMD; Dalam tahapan ini yang dilaksanakan adalah penyampaian rancangan awal RPJMD kepada seluruh Perangkat Daerah sebagai bahan penyusunan Rancangan Renstra. Masing-masing Perangkat Daerah harus menyusun rancangan Renstra untuk menerjemahkan Rancangan Awal RPJMD sesuai tugas dan fungsi masing-masing yang selanjutnya menjadi bahan penyempurnaan Rancangan Awal RPJMD menjadi Rancangan RPJMD. Dalam tahapan ini juga dilaksanakan forum Perangkat Daerah yang membahas Rancangan Awal Renstra Perangkat Daerah.

d. Pelaksanaan Musrenbang RPJMD; Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah pembahasan Rancangan RPJMD dalam forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan di tingkat kabupaten yang melibatkan para pemangku kepentingan. Dalam proses ini diharapkan dapat memberikan tanggapan dan saran terhadap rancangan RPJMD yang telah disempurnakan dengan mempertimbangkan masukan pemangku kepentingan pada saat pelaksanaan konsultasi publik serta sinkronisasi dengan rancangan Renstra Perangkat Daerah.

e. Perumusan Rancangan Akhir RPJMD; Dalam tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah penyempurnaan Rancangan RPJMD oleh Tim Penyusun dengan memperhatikan hasil Musrenbang RPJMD. Dalam tahapan ini juga dilaksanakan proses review oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam hal ini adalah Inspektorat Daerah serta konsultasi kepada Gubernur DIY. Rekomendasi hasil reviu dan konsultasi tersebut selanjutnya dijadikan bahan penyempurnaan Rancangan Akhir RPJMD.

f. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD. Proses penetapan peraturan daerah tentang RPJMD diawali dengan pengiriman Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD dengan dilampiri Rancangan Akhir RPJMD untuk selanjutnya dibahas antara Bupati (Pemerintah Daerah) dan DPRD. Setelah dibahas dan disepakati selanjutnya dituangkan dalam kesepakatan bersama antara Bupati dan DPRD. Kegiatan selanjuntya adalah pengiriman Raperda yang telah disepakati tersebut kepada Gubernur untuk dievaluasi. Setelah dievaluasi oleh Gubernur, Raperda RPJMD Tahun 2016-2021 ditateapkan menjadi peraturan daerah. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini disajikan bagan alur proses penyusunan RPJMD tersebut :

I-9

Gambar 1.2

Tahapan Penyusunan RPJMD

II - 1

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Menurut Mr R.M Suryodiningrat dalam bukunya ”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, berdirinya Gunungkidul (daerah administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa ”Goenoengkidoel, wewengkon pareden wetan lepen opak. Poeniko siti maosan dalem sami kaliyan Montjanagari ing jaman kino, dados bawah ipun Pepatih Dalem. Ing tahoen 1831 Nagoragung sarta Mantjanagari-nipoen Ngajogjakarta sampoen dipoen perang-perang, Mataram dados 3 wewengkon, dene Pangagengipoen wewengkon satoenggal-satoenggalipoen dipoen wastani Boepati Wadono Distrik kaparingan sesebatan Toemenggoeng, inggih poeniko Sleman (Roemijin Denggong), Kalasan serta Bantoel. Siti maosan dalem ing Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati Wedono Distrik Pamadjegan Dalem. Makanten oegi ing Sentolo wonten pengageng distrik ingkang kaparingan sesebatan Riya. Goenoengkidoel ingkang nyepeng siti maosan dalem sesebatan nipoen Riya.”

Upaya yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No : 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs.KRT Sosro Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.

Dalam rangka mengabadikan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul dibangun prasasti berupa tugu di makam bupati pertama Mas Tumenggung Pontjodirjo dengan bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala berbunyi : NYATA WIGNYA MANGGALANING NATA ”HANYIPTA TUMATANING SWAPROJO” Menuruut Suryo sangkala tahun 1831 dibalik 1381, sedang Condro sangkala 1758 dibalik 8571.

Secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat. Data Bupati Gunungkidul sejak berdiri sampai dengan saat ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

II - 2

Tabel 2.1

Nama Bupati Gunungkidul

No. Tahun Nama

1 1831 - …. Mas Tumenggung Pontjodirjo

2 Raden Tumenggung Prawirosetiko

3 Raden Tumenggung Suryokusumo

4 Raden Tumenggung Tjokrokusumo

5 Raden Tumenggung Padmonegoro

6 …. - 1901 Raden Tumenggung Danuhadiningrat

7 1901 – 1914 Raden Tumenggung Wiryodiningrat

8 1914 - 1930 KRT.Yudodiningrat

9 1930 – 1935 KRT.Pringgodiningrat

10 1935 – 1944 KRT.Djojodiningrat

11 1944 - 1945 KRT.Mertodiningrat

12 1945 – 1946 KRT.Dirjodiningrat

13 1946 - 1947 KRT.Tirtodiningrat

14 1947 - 1949 KRT.Suryaningrat

15 1949 - 1952 KRT.Labaningrat

16 1952 - 1955 KRT.Brataningrat

17 1955 - 1958 KRT.Wiraningrat

18 1958 - 1959 Prawirosuwignyo

19 1959 – 1974 KRT.Djojodiningrat,BA

20 1974 – 1984 Ir.Raden Darmakum Darmokusumo

21 1984 – 1989 Drs.KRT.Sosrodiningrat

22 1989 – 1994 Ir.Soebekti Soenarto

23 1994 – 2001 KRT.Harsodingrat,BA

24 2001 – 2005 Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno)

25 2005 – 2010 Suharto,SH

26 2010 Prof.Dr Ir Sumpeno Putro, MSc

27 2010 - 2015 Hj Badingah S.Sos

28 2016 - 2021 Hj Badingah S.Sos

Sumber : Bagian Administrasi Pemerintahan Umum SETDA Kabupaten Gunungkidul

II - 3

2.1 Aspek Geografi dan Demografi

2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah

2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Admistrasi

Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang terletak 39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.

Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan batas wilayah dirinci sebagai berikut:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa Tengah.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia

Gambaran wilayah Kabupaten Gunungkidul secara administratif dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

II - 4

Sumber : RTRW Kabupaten Gunungkidul 2010-2030

Gambar 2.1

Peta Administrasi Kabupaten Gunungkidul

II - 5

Secara administratif Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi 18 Kecamatan yang meliputi 144 desa dan 1.431 padukuhan. Luas dan pembagian wilayah administratif Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2

Luas Dan Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Gunungkidul

No. KECAMATAN LUAS (km2)

Persentase (%)

JUMLAH DESA

JUMLAH PADUKUHAN

JUMLAH RW

1 Panggang 99,8 6,72 6 44 44

2 Purwosari 71,76 4,83 5 32 32

3 Paliyan 58,07 3,91 7 50 50

4 Saptosari 87,83 5,91 7 60 60

5 Tepus 104,91 7,06 5 83 84

6 Tanjungsari 71,63 4,82 5 72 71

7 Rongkop 83,46 5,62 8 100 100

8 Girisubo 94,57 6,37 8 82 82

9 Semanu 108,39 7,30 5 106 136

10 Ponjong 104,49 7,03 11 119 120

11 Karangmojo 80,12 5,39 9 104 104

12 Wonosari 75,51 5,08 14 103 151

13 Playen 105,26 7,09 13 101 101

14 Patuk 72,04 4,85 11 72 82

15 Gedangsari 68,14 4,59 7 67 67

16 Nglipar 73,87 4,97 7 53 53

17 Ngawen 46,59 3,14 6 67 67

18 Semin 78,92 5,31 10 116 121

Jumlah 1.485,36 100,00 144 1.431 1.525

Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, (Gunungkidul Dalam Angka 2016)

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Gunungkidul berada pada 746 LS-809 LS dan 11021 BT-11050 BT, berada di bagian tenggara dari Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul tidak memiliki kawasan pedalaman maupun kawasan terpencil. Menurut kondisi geografis, desa-desa di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 18 desa pesisir, 56 desa terletak di lereng/punggung bukit dan 70 desa terletak di dataran.

Ditinjau dari posisi geostrategis, Kabupaten Gunungkidul berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang kaya akan sumberdaya laut dan menjadikan Kabupaten Gunungkidul memiliki wilayah berupa kepulauan. Kabupaten Gunungkidul memiliki 28 pulau tersebar pada lima kecamatan, yaitu Purwosari, Panggang, Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo. Daftar pulau di wilayah Kabupaten Gunungkidul tersebut disajikan seperti dalam tabel berikut:

II - 6

Tabel 2.3

Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Gunungkidul

No Kecamatan Desa Nama Pulau

1 Purwosari Giricahyo Gunungsemar

2 Panggang Giriwungu Payung/ Ngunggah

3

Tanjungsari

Kemadang

Ngrawe Jumpino

Banjarejo Drini

Ngestirejo Watupayung siratan

4

Tepus

Sidoharjo Watulawang Watukubengan

Purwodadi

Timang Ngondo Watupayung siung Watupanjang Watulambor Watunganten Lor Watuganten Kidul Watubebek

5

Girisubo

Balong Watutogog Watumanukan Watusemar Watulumbung Karangmomang

Jepitu

Jungwok Watutopi Ngusalan Glati/Kalong

Tileng

Tahu Amben

Pucung Gununggandul

Songbanyu Godeg Watucetingan/Baron Layar Krokoh

Sumber : RTRW Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2030

2.1.1.3.Topografi

Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangan, yaitu :

a. Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200m - 700m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit terdapat sumber-sumber air tanah kedalaman 6m – 12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi latosol dengan batuan induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong bagian utara.

b. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan ketinggian 150m – 200m di atas permukaan laut. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang, partikel-partikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi di musim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar

II - 7

antara 60m – 120m di bawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah, dan Semanu bagian utara.

c. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0m – 300m di atas permukaan laut. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian selatan, dan Semanu bagian selatan.

Lahan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tingkat kemiringan yang bervariasi yang dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu : (1) datar (0-2%) : 26.768 Ha; (2) bergelombang (3-15%) : 41.435 Ha; (3) curam (16-40%) : 59.452 Ha dan (4) sangat Curam (>40%) : 20.881 Ha

Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak pada ketinggian yang bervariasi antara 0–800 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul yaitu 1.341,71 km2 atau 90,33 % berada pada ketinggian 100–500 m di atas permukaan laut (dpl). Sedangkan sisanya 7,75 % terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dpl, dan 1,92 % terletak pada ketinggian lebih dari 500-1.000 m dpl. 2.1.1.4. Geologi

Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gunungkidul cukup beragam, dengan rincian sebagai berikut: a. Latosol, dengan batuan induk kompleks sedimen tufan dan batuan

vulkanik,yang terletak pada wilayah bergunung-gunung, tersebar di wilayah Kecamatan Patuk bagian Utara dan Selatan, Gedangsari, Ngawen, Semin bagian Timur, dan Ponjong bagian Utara

b. Kompleks latosol dan mediteran merah, dengan batuan induk batuangamping, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan Panggang, Purwosari, Saptosari, Tepus, Tanjungsari, Semanu bagian Selatan dan Timur, Rongkop, Girisubo, serta Ponjong bagian Selatan.

c. Asosiasi mediteran merah dan renzina, dengan batuan induk batu gamping, bentuk wilayah berombak sampai bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Ngawen bagian Selatan, Nglipar, Karangmojo bagian Barat dan Utara, Semanu bagian Barat, Wonosari bagian Timur, Utara dan Selatan, Playen bagian Barat dan Utara, serta Paliyan bagian Selatan.

d. Grumosol hitam, dengan batuan induk batu gamping, bentuk wilayah datar sampai bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Playen bagian Selatan, Wonosari bagian Barat, Paliyan bagian Utara, dan Ponjong bagian Selatan.

e. Asosiasi latosol merah dan litosol, dengan bahan induk tufan dan batuanvulkanik intermediet, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan Semin bagian Utara, Patuk bagian Selatan, dan Playen bagian Barat.

Struktur tanah di Kabupaten Gunungkidul dibedakan atas dasar

komposisi komponen pasir, debu, dan lempung, sehingga secara garis besar dipilahkan menjadi tekstur kasar, sedang, dan halus.

II - 8

2.1.1.5. Hidrologi Di Kabupaten Gunungkidul terdapat dua daerah aliran sungai

(DAS) permukaan yaitu DAS Opak–Oyo dan DAS Dengkeng. Masing-masing DAS itu terdiri dari beberapa Sub DAS yang berfungsi untuk mengairi areal pertanian, juga terdapat DAS bawah permukaan yaitu DAS Bribin.

Air permukaan (sungai dan mata air) banyak dijumpai di Gunungkidul wilayah utara dan tengah. Di wilayah tengah beberapa tempat mempunyai air tanah yang cukup dangkal dan dimanfaatkan untuk sumur ladang. Wilayah selatan Gunungkidul merupakan kawasan karst yang jarang ditemukan air permukaan. Di wilayah ini dijumpai sungai bawah tanah seperti Bribin, Ngobaran, dan Seropan serta ditemukan juga telaga musiman yang multiguna bagi penduduk sekitarnya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 3045/2014 tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst Gunungsewu sebagian wilayah Kabupaten Gunungkidul merupakan kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan bentang alam karst berupa kawasan perbukitan batu gamping yang terletak di Kecamatan Wonosari, Ponjong, Panggang, Semanu, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Rongkop, Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo. Kawasan tersebut perlu dikelola sesuai dengan daya dukung lingkungannya dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan potensi kawasan karst yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Jumlah sungai di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 14 buah, sebagian besar terdapat di wilayah utara. Sungai terbesar di Kabupaten Gunungkidul adalah Sungai Oyo dengan lokasi mata air di Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah) dan bermuara di Samudera Hindia.

Jumlah mata air di wilayah Kabupaten Gunungkidul ada 215 buah, sedangkan jumlah telaga ada 252 buah. Di wilayah Kabupaten Gunungkidul bagian tengah dan sebagian kecil wilayah selatan terdapat sumur bor (deep well) sebanyak 77 buah dengan fungsi untuk irigasi pertanian dan untuk air minum penduduk setempat. Untuk kepentingan irigasi, satu sumur bor mempunyai kemampuan oncoran antara 15–50 ha. Kemampuan masing-masing sumur tergantung pada debit airnya.

Beberapa sungai bawah tanah dimanfaatkan airnya untuk memenuhi kebutuhan air baku/air bersih bagi rumah tangga antara lain, di Bribin, Ngobaran, Seropan, dan Baron. Air sungai bawah tanah juga dirintis untuk kepentingan irigasi pertanian seperti Seropan untuk wilayah Kecamatan Semanu.

Lingkungan Hidup di Kabupaten Gunungkidul dibedakan menjadi 4 kategori satuan ekosistem yaitu: a. Satuan Ekosistem Perbukitan Baturagung b. Satuan Ekosistem Dataran Wonosari c. Satuan Ekosistem Perbukitan Karst Gunungsewu d. Satuan Ekosistem Wilayah Kepesisiran.

Gambaran singkat untuk satuan ekosistem Baturagung, Dataran Wonosari dan Perbukitan Karst Gunungsewu sebagaimana diuraikan dalam pembagian tiga daerah pengembangan. Untuk wilayah pesisir di Kabupaten Gunungkidul, secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) tipologi pesisir primer, yaitu: a. Pesisir erosi lahan-lahan daratan (land erosion coast) terbentuk akibat

bekerjanya proses erosi dan solusional yang intensif pada topogafi karst akibat air hujan dan aliran permukaan, yang menyebabkan sebagian permukaan lahan terkikis membentuk alur-alur atau lembah-lembah sempit dan igir-igir sisa yang menjorok atau membentuk pola menjari ke arah laut. Tipologi ini hampir dijumpai pada seluruh wilayah pesisir di Kabupaten Gunungkidul, yang secara khusus tampak di wilayah pesisir Ngerenehan, Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, dan Sundak.

II - 9

b. Pesisir akibat aktivitas gunungapi purba (volcanic coast), yang ditandai oleh adanya bantukan-bentukan morfologi sisa (residual) yang tersusun atas batuan beku volkan tua berumur Oligosen, yang berada pada tebing dan pelataran pantainya. Tipologi ini dijumpai di pesisir Siung dan Wediombo.

c. Pesisir akibat struktural (structurally shape coast), merupakan pesisir yang ditandai oleh adanya tebing-tebing cliff yang curam, pola garis pantai lurus, dengan gua-gua abrasi (sea cave) yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia. Tipologi ini meliputi pesisir Ngobaran, Ngungap, dan Sadeng.

Selanjutnya wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) zona akuifer dan potensi airtanahnya, yaitu: akuifer produksi sedang dengan persebaran lokal, akuifer produksi rendah dengan persebaran lokal, dan non akuifer atau daerah langka airtanah.

Potensi sumberdaya hayati yang ada di Ekosistem Wilayah Kepesisiran meliputi keanekaragaman hayati alami, potensi hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, maupun kelautan. Sementara itu, sumberdaya mineral yang umum terdapat di wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul terbatas pada Bahan Galian Golongan C, yaitu: batugamping, lempung, dan pasir marin. Mineral batugamping menempati satuan perbukitan karst yang merupakan batugamping terumbu, dan berlanjut menjadi pelataran pantai (shore platform) pada dasar pantai dekat (near shore).

Kawasan pesisir di Kabupaten Gunungkidul terletak di: 1. Desa Girijati, Giricahyo dan Giripurwo, Kecamatan Purwosari 2. Desa Giriwungu dan Girikarto, Kecamatan Panggang 3. Desa Krambilsawit, Kanigoro dan Planjan, Kecamatan Saptosari 4. Desa Kemadang dan Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari 5. Desa Sidoharjo, Tepus dan Purwodadi, Kecamatan Tepus 6. Desa Balong, Jepitu, Tileng, Pucung dan Songbanyu, Kecamatan

Girisubo 2.1.1.6. Klimatologi

Jumlah rata-rata bulan basah di Kabupaten Gunungkidul tiap tahunnya berkisar 4-5 bulan, sedangkan bulan kering berkisar antara 7–8 bulan. Musim hujan dimulai pada bulan Oktober–Nopember dan berakhir pada bulan Maret–April setiap tahunnya. Puncak curah hujan terjadi pada bulan Desember – Pebruari dengan wilayah bagian utara mengalami curah hujan lebih tinggi dibandingkan wilayah tengah dan selatan.

Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu rata-rata harian 27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4° C. Kelembaban nisbi di Kabupaten Gunungkidul berkisar antara 80% – 85%. Kelembaban nisbi ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul tidak terlalu dipengaruhi oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim. Kelembaban tertinggi terjadi pada bulan Januari–Maret, sedangkan terendah pada bulan September.

2.1.1.7. Penggunaan Lahan

Luas Hutan rakyat tahun 2016 adalah 44.110,87 Ha (29,67% dari luas total Kabupaten Gunungkidul), meningkat dibandingkan tahun 2015 seluas 43.726,13 Ha, dan luas kawasan Hutan Negara 13.221,5 ha (8,9% luas total Kabupaten Gunungkidul). Sedangkan luas lahan potensial kritis di tahun 2016 yang perlu ditangani seluas 28.928 ha. Secara kuantitatif pada tahun 2015 di Kabupaten Gunungkidul terdapat lahan kritis seluas 11.235 Ha dan telah berhasil diturunkan dengan program-program penghijauan yang dilakukan di Kabupaten Gunungkidul hingga mencapai luas 6.570 Ha. Lahan kritis di Kabupaten Gunungkidul berada di kawasan

II - 10

Pegunungan Batur Agung maupun Pegunungan seribu. Lahan pertanian pangan berkelanjutan pada lahan beririgasi seluas kurang lebih 7.865 Ha meliputi: a. Sawah beririgasi teknis berada di Kecamatan Ponjong dan Kecamatan

Karangmojo. b. Sawah beririgasi non teknis (setengah teknis, sederhana dan/atau air

permukaan tadah hujan) meliputi : 1. Kecamatan Ponjong; 2. Kecamatan Karangmojo; 3. Kecamatan Semin; 4. Kecamatan Ngawen; 5. Kecamatan Gedangsari; 6. Kecamatan Nglipar; 7. Kecamatan Patuk; 8. Kecamatan Purwosari; 9. Kecamatan Semanu; 10. Kecamatan Panggang; 11. Kecamatan Paliyan; 12. Kecamatan Wonosari; dan 13. Kecamatan Playen.

Lahan pertanian pangan berkelanjutan pada lahan tidak beririgasi seluas kurang lebih 36.065 Ha terletak pada lahan kering di semua kecamatan.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah

Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010–2030, potensi pengembangan wilayah di Kabupaten Gunungkidul meliputi beberapa kawasan antara lain : a. Kawasan peruntukan hutan produksi

Rencana penetapan kawasan hutan produksi tetap seluas kurang lebih 12.810,100 Ha yang berada di 10 kecamatan.

b. Kawasan hutan rakyat; Kawasan hutan rakyat meliputi 18 kecamatan seluas kurang lebih 38.444 Ha

c. Kawasan peruntukan pertanian: 1. Kawasan tanaman pangan:

a) Lahan pertanian pangan pada lahan beririgasi seluas kurang lebih 7.865 Ha meliputi: 1) Sawah beririgasi teknis seluas 2.355 (dua ribu tiga ratus lima

puluh lima) hektar meliputi : Kecamatan Ponjong; dan Kecamatan Karangmojo.

2) Sawah beririgasi non teknis (setengah teknis, sederhana dan/atau air permukaan tadah hujan) seluas kurang lebih 5.510 Ha meliputi : Kecamatan Ponjong, Karangmojo, Semin, Ngawen, Gedangsari, Nglipar, Patuk, Purwosari, Semanu, Panggang, Paliyan, Wonosari dan Kecamatan Playen.

b) Lahan pertanian pangan pada lahan tidak beririgasi seluas kurang lebih 36.065 Ha terletak pada lahan kering di semua kecamatan.

c) Lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas kurang lebih 5.500 Ha berada pada lahan pertanian pangan beririgasi dan lahan pertanian pangan tidak beririgasi.

2. Kawasan hortikultura meliputi kawasan pengembangan buah-buahan dengan komoditas utama sawo, mangga, rambutan, srikaya, pisang dan durian serta pengembangan kawasan sayuran.

3. Kawasan perkebunan seluas kurang lebih 189 Ha meliputi: Kecamatan Patuk, Gedangsari, Ponjong, Karangmojo, Panggang, Purwosari, Paliyan Wonosari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan Semanu.

II - 11

4. Kawasan peternakan meliputi: a) Kawasan pengembangan pembibitan ternak sapi potong meliputi:

Kecamatan Ponjong, Semanu, Semin, Nglipar, Ngawen, Patuk, Playen, Wonosari, Karangmojo dan Kecamatan Gedangsari.

b) Kawasan pengembangan penggemukan ternak sapi potong dan kambing meliputi seluruh kecamatan;

c) Kawasan pengembangan kambing bligon meliputi : Kecamatan Girisubo, Rongkop, Tepus, Tanjungsari, Saptosari, Paliyan, Panggang, dan Kecamatan Purwosari.

d) Kawasan pengembangan ternak unggas meliputi : Kecamatan Ponjong, Karangmojo, Semanu, Wonosari, Patuk, Semin dan Kecamatan Playen.

d. Kawasan peruntukan perikanan 1. kawasan budidaya air tawar meliputi seluruh kecamatan; 2. kawasan budidaya perikanan laut di kawasan pesisir selatan, dan 3. kawasan perikanan tangkap di sepanjang kawasan pesisir selatan

meliputi Kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus dan Kecamatan Girisubo.

e. Kawasan yang memiliki potensi bahan galian : 1. Kawasan Playen dan sekitarnya dengan potensi kalkarenit dan

batupasir gampingan; 2. Kawasan Gedangsari dan sekitarnya dengan potensi batupasir, zeolit,

breksi andesit, batupasir tufan, breksi pumis dan andesit; 3. Kawasan Patuk-Nglipar dan sekitarnya dengan potensi breksi andesit,

tanah urug, batupasir tufan, breksi pumis dan andesit 4. Kawasan Karangmojo-Nglipar-Wonosari dan sekitarnya dengan potensi

kalkarenit dan batupasir gampingan dan mangaan; 5. Kawasan Semin-Ngawen dan sekitarnya dengan potensi kalkarenit dan

breksi pumis, kaolin, felspar, zeolit, mangaan, tras, dan tanah urug; 6. Kawasan Panggang dan sekitarnya dengan potensi batugamping,

phospat dan kalsedon; 7. Kawasan Tepus dan sekitarnya dengan potensi batugamping; 8. Kawasan Semanu dan sekitarnya dengan potensi batugamping dan

pasir kwarsa; dan 9. Kawasan Ponjong – Semanu Selatan – Paliyan dan sekitarnya dengan

potensi batugamping, kalsedon dan mangaan

f. Kawasan potensi industri 1. Kawasan potensi industri kecil terletak di seluruh kecamatan 2. Kawasan potensi agroindustri meliputi :

a) Agroindustri Mangga Malam di Kecamatan Gedangsari; b) Agroindustri Patilo di Kecamatan Tepus dan Tanjungsari; c) Agroindustri Mete di Kecamatan Karangmojo dan Semin; d) Agroindustri Kakao di Kecamatan Patuk dan Ponjong; e) Agroindustri Tepung Cassava di Kecamatan Paliyan, Panggang dan

Rongkop; f) Agroindustri Srikoyo di Kecamatan Gedangsari, Tepus dan

Tanjungsari; g) Agroindustri Sawo di Kecamatan Gedangsari; h) Agroindustri Pisang di Kecamatan Patuk,Gedangsari dan Girisubo; i) Agroindustri Garut di Kecamatan Gedangsari; dan j) Agroindustri Jagung di Kecamatan Semin.

3. Wilayah potensial dikembangkan sebagai kawasan peruntukan industri menengah: a) Kawasan Mijahan di Kecamatan Semanu. b) Kawasan Mulo di Kecamatan Wonosari. c) Kawasan Candirejo di Kecamatan Semin.

II - 12

g. Kawasan Pengembangan Pariwisata Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014-2025, Strategi pembangunan daya tarik wisata diwujudkan dalam 6 (enam) Kawasan Strategis Pariwisata, yaitu:

1. Kawasan Strategis Pariwisata I (KSP I) berupa Pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pantai dengan pendukung Wisata budaya meliputi pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Parangendog, Pantai Watu Gupit, Pantai Bekah, Pantai Grigak, Pantai Gesing, Pantai Ngunggah, Pantai Ngedan, Pantai Nguyahan, Pantai Ngobaran, Pantai Ngrenehan, Pantai Torohudan, Goa Langse, Goa Cerme, Pesanggrahan Gembirowati, Wonongobaran, Pertapaan Kembang Lampir, Sendang Beji, Cupu Panjolo, Hutan Wisata Turunan, kesenian tradisional dan pelestarian adat budaya setempat, pengembangan Desa Wisata dan Desa Budaya;

2. Kawasan Strategis Pariwisata II (KSP II) berupa pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pantai dengan pendukung Wisata kuliner olahan hasil laut meliputi pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Sanglen, Pantai Watu Kodok, Pantai Drini, Pantai Sarangan, Pantai Krakal, Pantai Slili, Pantai Sadranan, Pantai Watu Lawang, Pantai Ngandong, Pantai Sundak, Pantai Somandeng, Pantai Pulang Sawal, Pantai Potunggal, Baron Agro Forestry Technopark, Goa Maria Tritis, pengembangan Desa Wisata dan Desa Budaya;

3. Kawasan Strategis Pariwisata III (KSP III) berupa pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pantai dengan pendukung Wisata pendidikan, konservasi, dan petualangan meliputi Pantai Timang, Pantai Jogan, Pantai Siung, Pantai Wediombo, Pantai Jungwok, Pantai Sadeng, Pantai Pulau Kalong, Bengawan Solo Purba, Taman Keanekaragaman Hayati Bajo, Taman Keanekaragaman Hayati Koesnadi Hardjasoemantri, Goa Senen, Gunung Batur, pengembangan Desa Wisata dan Desa Budaya;

4. Kawasan Strategis Pariwisata IV (KSP IV) berupa pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pegunungan dengan pendukung Wisata pendidikan, konservasi dan petualangan meliputi Gunung Api Purba Nglanggeran, Kebun Buah Durian dan Kakao (Patuk), Pasar buah (Patuk), Gunung Butak, Taman Hutan Raya Bunder, Telaga Kemuning, Hutan Wanagama, Lokasi Out Bond Jelok, Air Terjun Sri Getuk, Air Terjun Banyunibo, Goa Ngrancang Kencana, Kerajinan Batik Kayu Bobung, pengembangan Desa Wisata dan Desa Budaya;

5. Kawasan Strategis Pariwisata V (KSP V) berupa pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam bentang alam karst dengan pendukung Wisata petualangan meliputi Goa Pari, Goa Ngingrong, Kali Suci, Goa Gelatik, Goa Buri Omah, Goa Grubug, Goa Jomblang, Goa Bribin, Goa Seropan (Gombang-Ngeposari), Goa Braholo, Goa Nglengket, Goa Jlamprong, Bendungan Simo/Dam Beton,Water Byur, Telaga Jonge, Telaga Mliwis Putih, Goa Song Gilap, Goa Paesan, Goa Gremeng, Goa Cokro, Goa Pindul, Goa Sriti, Goa Si Oyot, Gunung Kendil, Wayang Beber, Situs Megalitikum Sokoliman, Upacara Adat Cing-cing Goling, Kerajinan Batu Alam, Susur Sungai Oyo, Makam Ki Ageng Giring, Taman Kota Wonosari, Suaka Marga Satwa, pengembangan Desa Wisata dan Desa Budaya; dan

6. Kawasan Strategis Pariwisata VI (KSP VI) berupa pembangunan Daya Tarik Wisata unggulan alam pegunungan dengan pendukung wisata budaya meliputi Petilasan Gunung Gambar, Taman Keanekaragaman

II - 13

Hayati Hutan Wonosadi, Candi Risan, Gunung Gede, Air Terjun Jurug, Kebun Buah Mangga Malam (Gedangsari dan Ngawen) Upacara Sadranan, Kesenian Tayub, Rinding Gumbeng, Jathilan, Reog, Kerajinan Akar Wangi, Kerajinan Lampu Hias, pengembangan Desa Wisata dan Desa Budaya.

h. Kawasan Geopark Gunung Sewu Geopark Gunung Sewu terletak antara Yogyakarta dan Pacitan. Kawasan ini memanjang arah barat-timur ini melintasi 3 wilayah kabupaten (Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan) dan sekaligus 3 wilayah provinsi (Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur). Luasnya 1.802 km2; dibatasi oleh koordinat 07050’-07015’ Lintang Selatan dan 110020’-111000’ Bujur Timur. Geopark Gunung Sewu telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia pada tanggal 13 Mei 2013 dan ditetapkan menjadi Geopark Global yang didukung oleh UNESCO pada 19 September 2015 di Tottori, Jepang. Pada bulan Nopember 2015 Geopark Gunung Sewu menjadi Gunung Sewu UNESCO Global Geopark. Geopark Gunung Sewu terdiri dari 33 situs, yang tersebar di tiga Geo Area, yaitu Geo Area Gunungkidul sebanyak 13 geo tapak, Geo Area Wonogiri sebanyak 7 geo tapak, dan Geo Area Pacitan sebanyak 13 geo tapak. Situs–situs yang terletak di Kabupaten Gunungkidul adalah : 1. Geosite Gunungapi Purba Nglanggeran, terletak di Desa Nglanggeran

Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan kegunungapian yang berlangsung sekitar 20 juta tahun lalu menghasilkan runtuhan batuan gunungapi seperti breksi gunungapi, aglomerat dan lava. Batuan selanjutnya terkekarkan dan tersesarkan, serta membentuk morfologi kubah. Situs geologi menjadi tipe Formasi Nglanggeran.

2. Geosite Endapan Laut Tua dan Fosil, terletak di Desa Ngalang Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Fasa sedimentasi setelah letusan gunungapi Nglanggeran menghasilkan endapan laut yang terbentuk sekitar 16 Juta tahun lalu. Longsoran bawah laut yang dialami oleh sedimen pasir, lempung, dan serpih menghasilkan struktur sedimen yang unik seperti lapisan terpelintir, perlapisan bersusun, dan perariran sejajar.Situs Geologi ini merupakan lokasi tipe Formasi Sambipitu.

3. Geosite Gua Pindul, terletak di Desa Bejiharjo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Gua yang mulajadinya dipengaruhi oleh sesar, yang berkembang pada batugamping berumur antara 12-5 juta tahun

4. Geosite Kali Suci, terletak di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul. Kali Suci dari Plato Wonosari masuk ke dalam tanah di Kawasan Gunung Sewu. Setelah memperoleh imbuhan air dari percabangan sungai bawah tanah disekitarnya, sungai keluar di pantai selatan sebagai muara sungai bawah tanah di Pantai Baron. Deretan sumur tegak Glatik-Gelung-mBuriomah adalah dolina runtuh, yang mulajadinya dipengaruhi oleh peruntuhan dan pelarutan disepanjang sesar. Bentang alam karst bawah permukaan ini berkembang pada batu gamping Formasi Wonosari yang berumur 15-2 juta tahun.

5. Geosite Luweng Jomblang, terletak di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul, Fenomena dolina-runtuh yang dasarnya terhubung dengan Luweng Grubug, yang terbentuk sejak 1,2juta tahun laluTerbentuk pada batugamping Formasi Wonosari

6. Geosite Pantai Siung-Wediombo, terletak di Desa Purwodadi Kecamatan Tepus dan Desa Balong, Desa Jepitu Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul. Pantai yang mulajadinya dipengaruhi oleh

II - 14

sesar, yang menyingkapkan sentuhan stratigrafi antara batugamping dan batuan gunungapi tua yang mengalasinya

7. Geosite Lembah Kering Purba Sadeng, terletak di Desa Pucung Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul. Lembah-kering yang pembentukannya dipengaruhi oleh struktur geologi (sesar, kekar), dan fenomena undak-sungai yang disebabkan oleh pengangkatan. Di masa lalu, gua dan ceruk di sepanjang lembah pernah dihuni oleh manusia prasejarah.

8. Geosite Air Terjun Sri Getuk, terletak di Desa Bleberan Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Sungai yang berasal dari ketinggian pematang batu gamping memotong tebing batuan membentuk air terjun sebelum akhirnya bermuara di Sungai Oyo. Air terjun ini terbentuk pada batu gamping berlapis Formasi Oyo terbentuk dilaut dangkal antara 15-2 juta tahun lalu.

9. Geosite Pantai Baron-Kukup-Krakal, terletak di Desa Kemadang, Desa Banjarejo, Desa Ngestirejo Kecamatan Tanjungsari dan Desa Sidoharjo Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul. Bentangalam pantai yang dipengaruhi oleh struktur geologi (sesar), proses pengangkatan aktif yang disebabkan oleh tektonik, yang membentuk endapan gisik (beach-rocks), dan abrasi.

10. Geosite Luweng Cokro, terletak di Desa Umbulrejo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Sistem perguaan tegak yang speleogenesisnya dipengaruhi oleh struktur geologi.

11. Geosite Gua Ngingrong, terletak di Desa Mulo Kecamatan Wonosari Kabupaten Gunungkidul. Sistem perguaan yang berkembang di ujung lembah-kering yang buntu (blind-valley), yang speleogenesisnya dipengaruhi oleh sesar.

12. Biosite Geoforest Wanagama, terletak di Desa Banaran Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul. Hutan di kawasan kars yang dimanfaatkan untuk keperluan konservasi, pendidikan dan pembibitan tanaman langka.

13. Biosite Geoforest Turunan, terletak di Desa Girisuko Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul. Hutan konservasi yang dikelola oleh masyarakat setempat, dengan pemandangan alamnya yang indah.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2010–2030, penetapan kawasan rawan bencana alam di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : a. Kawasan rawan gempa bumi di seluruh wilayah Kabupaten dengan

tingkat resiko paling tinggi berada pada jalur sesar patahan aktif; b. kawasan rawan gerakan tanah dan longsor meliputi :

1. Kecamatan Patuk meliputi Desa Patuk, Desa Semoyo, Desa Ngoro-oro, Desa Terbah, Desa Nglanggeran, Desa Nglegi;

2. Kecamatan Gedangsari meliputi Desa Watugajah, Desa Ngalang, Desa Mertelu, Desa Tegalrejo, Desa Sampang, Desa Serut, Desa Hargomulyo;

3. Kecamatan Nglipar meliputi Desa Natah, Desa Pilangrejo, Desa Kedungpoh, Desa Pengkol, Desa Katongan;

4. Kecamatan Ngawen meliputi Desa Jurangjero, Desa Tancep, Desa Sambirejo;

5. Kecamatan Semin meliputi Desa Pundungsari, Desa Karangsari, Desa Rejosari, Desa Candirejo;

6. Kecamatan Ponjong meliputi Desa Sawahan dan Desa Tambakromo; dan

II - 15

7. Wilayah lain dengan kemiringan lereng lebih dari atau sama dengan 40%.

Adapun hasil Penyusunan Peta dan Kajian Risiko Bencana Longsor Kabupaten Gunugkidul yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten Gunungkidul bekejasama dengan Pusat Studi Bencana Universitas Gadjah Mada Tahun 2016 menyebutkan : 1. Tingkat Risiko Tanah Longsor Sangat Tinggi, meliputi :

a) Kecamatan Gedangsari , meliputi : Desa Sampang, Serut dan Desa Tegalrejo

b) Kecamatan Karangmojo : Desa Jatiayu c) Kecamatan Ngawen, meliputi : Desa Beji, Kampung, Sambirejo dan

Desa Tancep d) Kecamatan Nglipar, meliputi : Desa Kedungpoh, Natah dan Desa

Pengkol e) Kecamatan Panggang, meliputi : Desa Giriharjo, Girisuko dan Desa

Giriwungu f) Kecamatan Patuk, meliputi : seluruh desa di Kecamatan Patuk g) Kecamatan Playen, meliputi : Desa Banyusoco, dan Desa Getas h) Kecamatan Ponjong, meliputi : Desa Tambakromo dan Desa

Umbulrejo i) Kecamatan Purwosari, meliputi : Desa Giricahyo, dan Girijati j) Kecamatan Semanu : Desa Candirejo k) Kecamatan Semin, meliputi : Desa Candirejo, Kalitekuk, Karangsari,

dan Desa Rejosari l) Kecamatan Tepus : Desa Sumberwungu

2. Tingkat Risiko Tanah Longsor Tinggi, meliputi a) Kecamatan Gedangsari, meliputi : Desa Hargomulyo, Mertelu,

Ngalang dan Desa Watugajah b) Kecamatan Ngawen : Desa Jurangjero c) Kecamatan Nglipar : Desa Pilangrejo d) Kecamatan Ponjong : Desa Sawahan e) Kecamatan Semin : Desa Pundungsari dan Desa Semin

c. Kawasan rawan banjir di Sungai Oyo meliputi: 1. Kecamatan Semin meliputi Desa Karangsari, Desa Semin, Desa

Kemejing dan Desa Kalitekuk; 2. Kecamatan Ngawen meliputi Desa Watusigar; 3. Kecamatan Nglipar meliputi Desa Kedungkeris, Desa Nglipar, dan Desa

Katongan; 4. Kecamatan Karangmojo meliputi Desa Bejiharjo; 5. Kecamatan Wonosari meliputi Desa Gari, dan Desa Karangtengah; 6. Kecamatan Playen meliputi Desa Banyusoco; dan 7. Kecamatan Gedangsari meliputi D esa Ngalang

d. Kawasan rawan angin topan di seluruh wilayah kecamatan; e. Kawasan rawan kekeringan meliputi di 11 wilayah kecamatan, meliputi :

Kecamatan Rongkop, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Panggang, Purwosari, Paliyan, Patuk, Gedangsari, sebagian Wonosari dan Kecamatan Semanu;

f. Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami meliputi kawasan pantai di Kecamatan Purwosari, Kecamatan Panggang, Kecamatan Saptosari, Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Tepus, dan Kecamatan Girisubo.

II - 16

Sumber : RTRW Kabupaten Gunungkidul 2010-2030

Gambar 2.2

Peta Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Gunungkidul

II-17

2.1.4. Demografi a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2016

No. Kecamatan Jumlah (Jiwa)

Persentase (%)

1 Panggang 28.360 3,93

2 Purwosari 20.713 2,87

3 Paliyan 31.110 4,31

4 Saptosari 36.658 5,07

5 Tepus 34.110 4,72

6 Tanjungsari 27.488 3,80

7 Rongkop 28.773 3,98

8 Girisubo 23.732 3,28

9 Semanu 55.342 7,66

10 Ponjong 53.273 7,37

11 Karangmojo 52.162 7,22

12 Wonosari 84.257 11,66

13 Playen 58.299 8,07

14 Patuk 32.460 4,49

15 Gedangsari 37.719 5,22

16 Nglipar 31.756 4,40

17 Ngawen 33.828 4,68

18 Semin 52.439 7,26

Jumlah 722.479 100,00 Sumber: Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2017

Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk dari

waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk secara alami dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat BPS Kabupaten Gunungkidul 2016

Gambar 2.3. Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 1961-2010

II-18

Pada umumnya laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Gunungkidul

dari 1961 sampai dengan 2010 terus melambat dari 0,81 % per tahun pada periode 1961 – 1971 menjadi 0,68 % per tahun pada periode tahun 1971 – 1980. Bahkan pada periode tahun 1980-1990 terjadi pertumbuhan sebesar 0,13 % per tahun. Sedangkan pada periode tahun 1990 – 2000 pertumbuhan penduduk naik kembali menjadi 0,30 % per tahun dan pada periode 2000 – 2010 melambat menjadi 0,07 % per tahun.

Penurunan laju pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul lebih dipengaruhi oleh migrasi keluar (out migration). Kondisi geografis dan sosial ekonomi yang tidak menguntungkan menjadi salah satu faktor pendorong penduduk untuk mencari nafkah keluar daerah.

Sumber: Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2016 (Diolah)

Gambar 2.4

Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

b. Struktur Umur Komposisi kelompok umur penduduk Gunungkidul selama kurun waktu

tahun 2011-2015 didominasi oleh penduduk usia dewasa/produktif. Penduduk kelompok umur 0-14 tahun selama kurun waktu tersebut cenderung tidak mengalami perubahan. Struktur umur penduduk Gunungkidul dikatakan sebagai “penduduk usia tua” karena penduduk umur 0-14 tahun kurang dari 30% dan penduduk usia 65 tahun ke atas mengalami kenaikan. Semakin meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut mengindikasikan tingginya usia harapan hidup penduduk Gunungkidul.

II-19

Sumber: Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2016 (Diolah)

Gambar 2.5 Persentase Komposisi Penduduk Menurut Umur

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

Sumber : Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2016 (Diolah)

Gambar 2.6

Piramida Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015

II-20

c. Jenis Kelamin

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan

di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016

No. Kecamatan Laki-laki

(Jiwa) Perempuan

(Jiwa) Jumlah (Jiwa)

Rasio Jenis Kelamin

(%)

1 Panggang 13.588 14.772 28.360 91,98

2 Purwosari 9.895 10.818 20.713 91,47

3 Paliyan 14.917 16.193 31.110 92,12

4 Saptosari 17.646 19.012 36.658 92,82

5 Tepus 16.248 17.862 34.110 90,96

6 Tanjungsari 13.208 14.280 27.488 92,49

7 Rongkop 13.853 14.920 28.773 92,85

8 Girisubo 11.256 12.476 23.732 90,22

9 Semanu 26.632 28.710 55.342 92,76

10 Ponjong 25.731 27.542 53.273 93,42

11 Karangmojo 25.109 27.053 52.162 92,81

12 Wonosari 41.146 43.111 84.257 95,44

13 Playen 28.146 30.153 58.299 93,34

14 Patuk 15.817 16.643 32.460 95,04

15 Gedangsari 18.453 19.266 37.719 95,78

16 Nglipar 15.383 16.373 31.756 93,95

17 Ngawen 16.448 17.380 33.828 94,64

18 Semin 25.349 27.090 52.439 93,57

Jumlah 348.825 373.654 722.479 93,36

Sumber: Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat di hitung bahwa sex ratio penduduk

Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016 sebesar 93,36 yang dapat diartikan bahwa jumlah penduduk laki-laki 6,64 % lebih sedikit dibanding jumlah penduduk perempuan atau dari setiap 100 orang perempuan terdapat 93,36 laki-laki. Kecamatan dengan sex ratio paling tinggi adalah Kecamatan Gedangsari dengan nilai 95,78 sedangkan Kecamatan dengan sex ratio paling rendah adalah Kecamatan Girisubo dengan nilai 90,54.

Untuk mengetahui gambaran kepadatan penduduk per kecamatan di

Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada tabel 2.6. di bawah ini

Tabel 2.6. Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2016

No. Kecamatan Luas Areal (Km2)

Total (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

1 Panggang 99,8 28.360 284,17

2 Purwosari 71,76 20.713 288,64

3 Paliyan 58,07 31.110 535,73

4 Saptosari 87,83 36.658 417,37

5 Tepus 104,91 34.110 325,14

6 Tanjungsari 71,63 27.488 383,75

II-21

No. Kecamatan Luas Areal (Km2)

Total (Jiwa)

Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2)

7 Rongkop 83,46 28.773 344,75

8 Girisubo 94,57 23.732 250,95

9 Semanu 108,39 55.342 510,58

10 Ponjong 104,49 53.273 509,84

11 Karangmojo 80,12 52.162 651,05

12 Wonosari 75,51 84.257 1115,84

13 Playen 105,26 58.299 553,86

14 Patuk 72,04 32.460 450,58

15 Gedangsari 68,14 37.719 553,55

16 Nglipar 73,87 31.756 429,89

17 Ngawen 46,59 33.828 726,08

18 Semin 78,92 52.439 664,46

Kab. Gunungkidul 1.485,36 722.479 486,40 Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul 2017

Berdasarkan tabel 2.6 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Gunungkidul adalah 486 jiwa/km2, dengan angka kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Wonosari sebesar 1.115 jiwa/km2 dan angka kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Girisubo sebesar 250 jiwa/km2.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

Gambaran kondisi perekonomian dapat dicerminkan oleh beberapa indikator makro ekonomi suatu daerah. Salah satu indikator ekonomi makro tersebut adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Besarnya nilai PDRB yang berhasil dicapai merupakan refleksi dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Dengan membandingkan nilai PDRB yang berhasil dicapai dari tahun ke tahun maka akan terlihat bagaimana perkembangan tingkat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu wilayah. a. Nilai dan Kontribusi PDRB

PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut lapangan usaha dirinci menjadi 17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi subkategori. Pemecahan menjadi subkategori ataupun golongan ini disesuaikan dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2009. Perkembangan setiap lapangan usaha diuraikan di bawah ini.

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Pada tahun 2016 kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan memberi kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar 25,28 %. Golongan tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar terhadap kategori pertanian yaitu tercatat sebesar 47,31 % dari seluruh nilai tambah kategori ini. Pertumbuhan golongan ini mengalami penurunan dari 2,58% pada tahun 2015 menjadi 2,18% pada tahun 2016. Dalam sub kategori ini, golongan yang mengalami pertumbuhan negatif adalah tanaman hortikultura sebesar –0,71%. Sedangkan golongan lainnya tetap memperlihatkan laju pertumbuhan positif. Walaupun pertumbuhan golongan pada sub kategori ini tahun 2016 ada yang mengalami minus, namun semua sub kategori masih tumbuh positif dengan pertumbuhan terbesar adalah pada subkategori

II-22

pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian yaitu sebesar 2,29% yang diikuti oleh subkategori perikanan mencetak laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1,98%.

2. Pertambangan dan Penggalian Pada kategori Pertambangan dan Penggalian, yang berkegiatan ekonomi secara aktif hanyalah subkategori Pertambangan dan Penggalian Lainnya, hal ini karena kategori ini sangat berkaitan dengan ketersediaan sumber daya alam. Secara umum, peranan subkategori ini cenderung tidak banyak mengalami perubahan selama tahun 2012-2016, dengan kontribusi sebesar 1.52 %, 1.48 %, 1.42 %, dan 1,37% secara berturut-turut untuk tahun 2012-2016. Secara keseluruhan pada tahun 2016, kategori Pertambangan dan Penggalian menunjukkan laju pertumbuhan sebesar 0,79 %. Selama lima tahun terakhir, laju pertumbuhan kategori ini sangat dipengaruhi oleh regulasi yang mengatur tentang ijin dan larangan kawasan penambangan

3. Industri Pengolahan Diantara 16 sub kategori pada Kategori Industri Pengolahan, tiga sub kategori tidak ada kegiatan ekonomi secara aktif di Gunungkidul yakni sub kategori industri batubara dan pengilangan migas, sub kategori industri logam dasar dan sub kategori industri alat angkutan. Subkategori yang menyumbang peranan terbesar adalah sub kategori industri makanan dan minuman yaitu sebesar 65,10 % pada tahun 2016, kemudian diikuti oleh sub kategori Industri furnitur sebesar 10,09 % dan sub kategori industri barang galian bukan logam sebesar 7,67 %. Sedangkan peranan subkategori yang lain berturut-turut mulai dari yang terbesar hingga terkecil adalah subkategori Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 4,28 %, subkategori Industri Lainnya; Jasa Reparasi; Pemasangan Mesin dan Peralatan 3,43 %, sub kategori Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 3,35 %, sub kategori Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,91 %, sub kategori Industri Mesin dan Perlengkapan 1,58 %, sub kategori Industri Tekstil dan Pakaian Jadi 1,53 % Masih terdapat empat kategori lain yang mempuyai peranan di bawah 1% yakni subkategori Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman 0,47 %, diikuti sub kategori Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 0,27 %, dan sub kategori Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,26 % serta sub ketegori Industri Pengolahan Tembakau 0,06 %. Secara keseluruhan, laju pertumbuhan kategori Industri Pengolahan pada tahun 2016 adalah sebesar 5,27 %, sedangkan subkategori yang mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah sub kategori Industri kimia,farmasi dan obat tradisional yaitu sebesar 7,54 % pada tahun 2016, kemudian diikuti oleh sub kategori Industri makanan dan minuman jadi 6,75 % dan sub kategori Industri Industri tekstil dan pakaian yaitu sebesar 6,18 %

4. Pengadaan Listrik dan Gas Kategori Pengadaan Listrik dan Gas hanya berkontribusi sebesar 0,08 % terhadap perekonomian Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016. Dari kontribusi tersebut, hampir seluruhnya disumbangkan oleh subkategori Ketenagalistrikan, dan hanya 1,40 % oleh subkategori Pengadaan Gas dan Produksi Es. Sedangkan laju pertumbuhan kategori ini pada tahun 2016 adalah 14,33 %, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 2,37 %. Masing-masing subkategori

II-23

juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi, di mana subkategori Ketenagalistrikan sebesar 14,47 % dan Pengadaan Gas dan Produksi Es sebesar 2,33 %.

5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang ategori ini mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan pengumpulan, penjernihan dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan dll. Tidak termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan pertanian. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Kabupaten Gunungkidul hampir konstan selama tahun 2012-2016 sebesar 0,17 %, 0,17 %, 0,18 %, 0,17 %, dan 0,16 %. Sedangkan laju pertumbuhannya dihiasi pasang surut, yaitu sebesar 2,53 %, 1,45 %, 3,88 %, 2,88 % dan 2,29 % berturut-turut untuk tahun 2012-2016

6. Konstruksi

Pada tahun 2016 kategori konstruksi menyumbang sebesar 9,40 % terhadap total perekonomian Kabupaten Gunungkidul, peranan ini mengalami sedikit penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 9,41. Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2010, pertumbuhan kategori konstruksi di Kabupaten Gunungkidul selalu bernilai positif walaupun dalam perjalanannya diwarnai turun naik laju. Berikut berturut-turut angka laju pertumbuhan kategori ini: 5,87 % pada tahun 2012 menjadi 4,52 % tahun 2013; 5,06 % dan 4,36 % di dua tahun berikutnya, dan tahun 2016 ini tumbuh 5,34 %.

7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Selama 5 tahun terakhir, Kategori Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menyumbang di atas 8,5 %. Pada tahun 2016, kontribusi kategori ini sebesar 9,22 %, dengan sebesar 8,71 % (94,48 % terhadap kategori) disumbangkan oleh sub kategori Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor. Sedangkan sub kategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan Reparasinya hanya berkontribusi sebesar 0,51 % (5,52 % terhadap kategori). Kategori ini merupakan bagian dari kategori yang mengalami laju pertumbuhan menggembirakan selama tahun 2016, sebesar 6,96 %. Laju ini lebih besar dibanding tahun 2015 yang sebesar 6,89 namun masih lebih kecil dibanding tahun 2012 yang mencapai 7,01 % yang merupakan puncak pertumbuhan dalam kurun 2012 - 2016. Dimana pertumbuhan yang paling rendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,11 %.

8. Transportasi dan Pergudangan Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri dari 6 subkategori, yaitu subkategori Angkutan Rel, subkategori Angkutan Darat, subkategori Angkutan Laut, subkategori Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan, subkategori Angkutan Udara, serta subkategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan. Namun di Gunungkidul hanya ada dua sub kategori yang ada kegiatan ekonominya yakni Subkategori Angkutan Darat dan subkategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan. Kategori ini memberikan kontribusi sebesar 5,04 % tahun 2016. Persentase kontribusinya cenderung menurun dalam lima tahun terakhir. Tercatat tahun 2012 dan 2013 masing-masing masih sebesar 5,23 %, naik menjadi 5,25 % di tahun 2014 dan kembali turun menjadi 5,13 % pada tahun 2015. Kontribusi tersebut berasal dari sub

II-24

kategori angkutan darat sebesar 77,40 % dan sisanya 22,60 dari sub kategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan. Sisi pertumbuhan ketegori ini menunjukkan adanya pola naik turun dalam kurun lima tahun terakhir. Jika 2012 tumbuh 2,59 %, maka tahun setelahnya tumbuh secara berurutan 4,73 %, 2,43 %, 3,68 % serta tahun 2016 tumbuh sebesar 3,53 %

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Pada tahun 2016, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul sebesar 5,90 %, di mana sebesar 5,79 %nya (98,11 % terhadap kategori) merupakan kontribusi dari subkategori Penyediaan Makan Minum dan sebesar 0,11 % (1,89 % terhadap kategori) disumbangkan oleh subkategori Penyediaan Akomodasi. Kontribusi kategori ini semakin meningkat tidak lepas dari semakin majunya industri pariwisata sejak 2012. Tahun 2012 kontribusi kategori ini 5,16 %; 5,45 % tahun 2013; 5,78 % pada tahun 2014 dan 5,90 % pada tahun 2015. Secara keseluruhan, kategori ini mencatatkan laju pertumbuhan positif

sebesar 5,55 % pada tahun 2016, menurun jika dibandingkan dengan

tahun 2014 dan 2015 yang mencapai 8,61 % dan 6,43 %. Walaupun menurun namun salah satu sub kategori yakni penyediaan akomodasi justru meningkat dengan 8,25 % tahun 2016 dibanding 7,39 % tahun sebelumnya. Sedangkan untuk sub kategori penyediaan makan minum mengalami penurunan dari 6,41 % menjadi 5,51 %.

10. Informasi dan Komunikasi Dalam era globalisasi, peranan kategori informasi dan komunikasi menjadi sangat strategis dalam menunjang aktivitas di setiap bidang ekonomi. Hampir di setiap kategori industri mulai pertanian hingga jasa kehadiran kategori ini memiliki peran dalam produksi hingga pemasaran. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Kabupaten Gunungkidul selama tahun 2012-2016 sebesar 7,66%, 7,42%, 7,30%, 6,98% dan 7,02 %. Sedangkan laju pertumbuhannya menunjukkan pola yang naik turun, yaitu 10.56 %, turun menjadi 6,23 %, naik kembali 7,90 % di tahun 2014, kembali turun 5,65 % pada tahun 2015 dan kembali naik menjadi 8,78 pada tahun 2016.

11. Jasa Keuangan dan Asuransi Kontribusi kategori ini terhadap perekonomian Gunungkidul hanya 2,32 % tahun 2016, angka ini merupakan yang terbesar dalam kurun lima tahun terakhir. Kegiatan ekonomi pada subkategori jasa perantara keuangan menjadi penyumbang mayoritas kontribusi perekonomian pada kategori jasa keuangan dan asuransi ini. Selama tahun 2012-2016, kontribusinya mencapai 89,24 % terhadap PDRB kategori jasa keuangan dan asuransi. Penyumbang terbesar berikutnya adalah Jasa Keuangan Lainnya dengan sumbangan sekitar 6,64 %, subkategori Asuransi dan Dana Pensiun 4,08 %, dan terakhir adalah Jasa Penunjang Keuangan dengan nilai kontribusi terhadap kategori ini sekitar 0,03 %.

Adapun laju pertumbuhan kategori ini tahun 2016 mencapai 4,72 % melambat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8,54 %.

12. Real Estat Kategori real estat memberikan kontribusi yang relatif stabil bagi PDRB Kabupaten Gunungkidul dengan peranan sebesar sedikit diatas 3 %. Selama tahun 2012-2016, secara berturut-turut sumbangan kategori real estat sebesar 3,34 %, 3,35 %, 3,43 %, 3,44 %, dan 3,53 %.

II-25

Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi kategori ini sedikit berkontraksi pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,09 % setelah selama dua tahun berturut turut hanya sebesar 5,53 % dan 4,44 % pada tahun 2012 dan 2013. Kemudian pada tahun 2015 dan 2016 ini mengalami penurunan kembali menjadi 6,65 % dan 6,83 %

13. Jasa Perusahaan Selama 5 tahun terakhir, kontribusi kegiatan ekonomi pada kategori jasa perusahaan nyaris tidak beranjak dari hampir setengah %, yaitu dari 0,47 % pada tahun 2012, menjadi 0,43 %, 0,44 %, 0,44 %, dan 0,43% untuk tahun 2012-2016. Sedangkan laju pertumbuhannya mengalami situasi yang naik turun selama periode lima tahun terakhir ini, dari 8,75 % pada tahun 2012 menjadi 5,06 % pada tahun 2016. Pada tahun 2013 - 2015 pertumbuhan kategori jasa perusahaan sebesar 3,53 %, 6,37 %, dan 7,04 %.

14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib APBD masih menjadi mesin penggerak ekonomi Gunungkidul, hal ini terlihat dari peranan kategori ini terhadap perekonomian secara umum. Kontribusinya hanya kalah dari tiga kategori utama yakni pertanian, industri manufaktur dan konstruksi dan setara dengan kontribusi kategori perdagangan. Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya pemerintahan, yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan termasuk juga perundangundangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan pengadilan dan menurut peraturannya. Selama tahun 2012 - 2016 peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit peningkatan, yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 8,82 %, 9,10 %, 9,29 %, 9,34 %, dan 9,38 %. Sedangkan laju pertumbuhannya selalu positif dengan pola yang naik turun, yaitu pernah mencapai 7,77 % di tahun 2012 namun pernah juga mencapai menjadi 4,54 % di tahun 2013, untuk tahun 2014 dan 2015 pertumbuhannya mencapai 5,79 % dan 5,26 %. Dan pada tahun 2016 ini tetap sebesar 5,26 %

15. Jasa Pendidikan Kontribusi jasa pendidikan terhadap perekonomian Gunungkidul memang tidaklah besar namun diantara kategori jasa nilainya menempati urutan kedua setelah jasa pemerintahan. Pada tahun 2016 jasa pendidikan menyumbang sebesar 6,20 % terhadap total perekonomian Kabupaten Gunungkidul, sedikit meningkat dibandingkan pada tahun 2015 yang bernilai 5,35 %. Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2010, laju pertumbuhan jasa pendidikan 2016 mencapai 3,42 %, mengalami perlambatan dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,61 %.

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya. Pada tahun 2016, kontribusinya terhadap perekonomian Kabupaten Gunungkidul sebesar 2,00 % dengan laju pertumbuhan sebesar 4.48 %. Selama tahun 2012-2015 peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit peningkatan, yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 1,97 %, 1,97 %, 1,97 %, dan 2,01 %. Sedangkan laju pertumbuhannya cenderung menurun dari 10,89 % tahun 2012 menjadi 8,42 % tahun 2013 dan terus menurun di tiga tahun sesudahnya menjadi 7,37 % kemudian 7,19 % dan 4,48 % di tahun 2016 ini

II-26

17. Jasa lainnya

Kontribusi Jasa Lainnya terhadap perekonomian Kabupaten Gunungkidul relatif kecil yaitu berturut-turut sejak 2012-2016 sebesar 3,21 %, 3,18 %, 3,26 %, 3,28 % dan 3,35%. Sedangkan laju pertumbuhannya selalu positif yaitu 5,64 %, 5,17 %, 6,42 %, 8,65 %, dan 7,47 % selama tahun 2012 - 2016

Tabel 2.7.

PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHB Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2.838.937 3.046.995 3.150.565 3.535.657 3.787.293

B Pertambangan dan Penggalian 160.265 170.195 178.643 188.773 195.600

C Industri Pengolahan

956.960 1.086.106 1.204.712 1.284.288 1.405.322

D Pengadaan Listrik dan Gas

8.037 7.563 8.991 10.404 12.444

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

17.941 19.539 22.135 23.521 24.682

F Konstruksi 1.004.222 1.109.379 1.198.556 1.298.853 1.407.758

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

935.267 1.002.567 1.126.234 1.218.310 1.381.432

H Transportasi dan Pergudangan 551.035 603.119 659.676 707.695 755.287

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

544.435 628.770 726.389 813.608 883.857

J Informasi dan Komunikasi 808.025 855.560 916.150 963.598 1.051.970

K Jasa Keuangan dan Asuransi

211.943 243.580 284.852 322.775 346.868

L Real Estat

351.999 385.701 430.299 474.734 528.959

M,N Jasa Perusahaan 49.078 49.473 55.036 60.222 64.966

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

930.487 1.048.848 1.166.154 1.289.112 1.405.268

P Jasa Pendidikan

629.714 678.670 772.874 876.367 928.759

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 208.238 227.172 247.288 277.851 299.359

R,S,T,U Jasa lainnya 338.771 367.105 408.817 452.889 502.231

Produk Domestik Regional Bruto 10.545.355 11.530.341 12.557.371 13.798.657 14.982.055

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan

Usaha Tahun 2012-2016

II-27

Tabel 2.8.

PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHK Tahun 2010

Menurut Lapanga Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)

Lapangan Usaha/Industry Tahun

2012 2013 2014 2015* 2016**

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

2.452.277 2.508.677 2.493.156 2.557.403 2.613.142

B Pertambangan dan Penggalian

151.108 158.456 160.985 161.383 162.657

C Industri Pengolahan 895.218 968.728 1.008.531 1.035.144 1.089.755

D Pengadaan Listrik dan Gas

9.378 10.026 10.775 11.030 12.611

E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

16.545 16.785 17.437 17.940 18.351

F Konstruksi 904.780 945.651 993.510 1.036.793 1.092.138

G

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

866.000 910.272 971.904 1.038.835 1.111.128

H Transportasi dan Pergudangan

523.855 548.633 561.987 582.658 603.242

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

507.494 549.676 596.989 635.346 670.616

J Informasi dan Komunikasi

834.951 886.938 957.028 1.011.120 1.099.900

K Jasa Keuangan dan Asuransi

177.684 198.812 220.771 239.630 250.943

L Real Estat 326.602 341.097 368.705 393.209 420.060

M,N Jasa Perusahaan 48.071 49.767 52.937 56.663 59.528

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

849.357 887.945 939.395 988.812 1.040.788

P Jasa Pendidikan 610.114 640.147 692.198 744.845 770.301

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

192.217 208.405 223.761 239.841 250.576

R,S,T,U Jasa lainnya 330.331 347.420 369.723 401.692 431.709

Produk Domestik Regional Bruto/Gross Regional Domestic Product

9.695.980 10.177.433 10.639.792 11.152.363 11.697.447

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan

Usaha 2012-2016

b. Struktur Ekonomi Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam memproduksi

barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing lapangan usaha dapat menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.

Struktur perekonomian sebagian masyarakat Gunungkidul masih didominasi kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sumbangan kategori ini masih mencapai lebih dari seperempat nilai PDRB. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir sumbangan kategori ini semakin kecil. Sumbangan masing-masing kategori pada 2016 ini masih didominasi oleh kategori tersebut, diikuti oleh kategori konstruksi; kategori industri pengolahan; kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib serta kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Kategori lain yang

II-28

menyumbang lebih dari 5 % adalah kategori transportasi dan pergudangan; kategori penyediaan akomodasi dan makan minum, kategori informasi komunikasi, serta kategori jasa pendidikan. Sementara peranan kategori lainnya di bawah 5 %.

Tabel 2.9

PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (%)

Lapangan Usaha Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

26,92 26,43 25,09 25,62 25,28

B Pertambangan dan Penggalian

1,52 1,48 1,42 1,37 1,31

C Industri Pengolahan 9,07 9,42 9,59 9,31 9,38

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,07 0,07 0,08 0,08

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0,17 0,17 0,18 0,17 0,16

F Konstruksi 9,52 9,62 9,54 9,41 9,40

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

8,87 8,70 8,97 8,83 9,22

H Transportasi dan Pergudangan

5,23 5,23 5,25 5,13 5,04

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

5,16 5,45 5,78 5,90 5,90

J Informasi dan Komunikasi 7,66 7,42 7,30 6,98 7,02

K Jasa Keuangan dan Asuransi

2,01 2,11 2,27 2,34 2,32

L Real Estat 3,34 3,35 3,43 3,44 3,53

M,N Jasa Perusahaan 0,47 0,43 0,44 0,44 0,43

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

8,82 9,10 9,29 9,34 9,38

P Jasa Pendidikan 5,97 5,89 6,15 6,35 6,20

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

1,97 1,97 1,97 2,01 2,00

R,S,T,U Jasa lainnya 3,21 3,18 3,26 3,28 3,35

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha 2012-2016

II-29

Tabel 2.10 PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHK Tahun 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (%)

Lapangan Usaha Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 25,46 25,29 24,65 23,43 22,93

B Pertambangan dan Penggalian 1,62 1,56 1,56 1,51 1,45

C Industri Pengolahan 10,02 9,23 9,52 9,48 9,28

D Pengadaan Listrik dan Gas 0,09 0,10 0,10 0,10 0,10

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 0,17 0,17 0,16 0,16 0,16

F Konstruksi 9,24 9,33 9,29 9,34 9,30

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8,75 8,93 8,94 9,13 9,31

H Transportasi dan Pergudangan 5,52 5,40 5,39 5,28 5,22

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 5,24 5,23 5,40 5,61 5,70

J Informasi dan Komunikasi 8,17 8,61 8,71 8,99 9,07

K Jasa Keuangan dan Asuransi 1,87 1,83 1,95 2,07 2,15

L Real Estat 3,35 3,37 3,35 3,47 3,53

M,N Jasa Perusahaan 0,48 0,50 0,49 0,50 0,51

O

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8,52 8,76 8,72 8,83 8,87

P Jasa Pendidikan 6,25 6,29 6,29 6,51 6,68

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,87 1,98 2,05 2,10 2,15

R,S,T,U Jasa lainnya 3,38 3,41 3,41 3,47 3,60

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha 2012-2016

c. Pertumbuhan PDRB Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk

melihat kinerja nyata ekonomi di suatu wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat sebagai peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua bidang usaha kegiatan ekonomi di suatu daerah selama jangka waktu satu tahun.

II-30

Sumber : PDRB Kabupaten Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha 2012-2016

Gambar 2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul (%)

Tahun 2012-2016

Perekonomian Gunungkidul pada tahun 2016 mengalami percepatan dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Gunungkidul tahun 2016 mencapai 4,89 %, sedangkan tahun 2015 sebesar 4,82 %. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori pengadaan listrik dan gas sebesar 14,33 %. Seluruh kategori ekonomi PDRB yang lain pada tahun 2016 mencatat pertumbuhan yang positif.

Tabel 2.11 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Riil Kabupaten

Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016(%)

Lapangan Usaha Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,16 2,30 -0,62 2,58 2,18

B Pertambangan dan Penggalian 0,87 4,86 1,60 0,25 0,79

C Industri Pengolahan -3,41 8,21 4,11 2,64 5,28

D Pengadaan Listrik dan Gas 11,26 6,91 7,48 2,37 14,33

E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,53 1,45 3,88 2,88 2,29

F Konstruksi 5,87 4,52 5,06 4,36 5,34

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,01 5,11 6,77 6,89 6,96

H Transportasi dan Pergudangan 2,59 4,73 2,43 3,68 3,53

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,76 8,31 8,61 6,43 5,55

J Informasi dan Komunikasi 10,56 6,23 7,90 5,65 8,78

K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,79 11,89 11,05 8,54 4,72

L Real Estat 5,53 4,44 8,09 6,65 6,83

M,N Jasa Perusahaan 8,75 3,53 6,37 7,04 5,06

II-31

Lapangan Usaha Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 7,77 4,54 5,79 5,26 5,26

P Jasa Pendidikan 5,64 4,92 8,13 7,61 3,42

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 10,89 8,42 7,37 7,19 4,48

R,S,T,U Jasa lainnya 5,64 5,17 6,42 8,65 7,47

Produk Domestik Regional Bruto 4,84 4,97 4,54 4,82 4,89

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan Usaha 2011-2015

Berdasarkan Tabel 2,11, di atas dapat diketahui bahwa pada tahahun

2016 kategori-kategori tersebut berturut- turut mencatat pertumbuhan sebagai berikut, kategori pengadaan listrik dan gas mencatat 14,33 %, kategori informasi dan komunikasi sebesar 8,78 %, jasa lainnya sebesar 7,47 %, kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 6,96 %, kategori real estate 6,83 %, kategori konstruksi sebesar 5,34 %, kategori industri pengolahan 5,27 %, Kategori administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 5,26 %, diikuti kategori jasa perusahaan 5,06 %. Adapun kategori yang pertumbuhannya kurang dari lima % adalah kategori jasa keuangan dan asuransi 4,72 %, kategori jasa kesehatan dan kegiatan sosial 4,48 %, kategori Transportasi dan Pergudangan sebesar 3,53 %, kategori jasa pendidikan 3,42 %, kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,29 %, kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,18 % dan kategori Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,79 %. Secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan Pertumbuhan kategori pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami penurunan dari 2,58 % pada tahun 2015 menjadi 2,18 % pada tahun 2016. Dalam sub kategori ini, golongan yang mengalami pertumbuhan negatif adalah tanaman hortikultura sebesar –0,71 %. Sedangkan golongan lainnya tetap memperlihatkan laju pertumbuhan positif. Walaupun pertumbuhan golongan pada sub kategori ini tahun 2016 ada yang mengalami minus, namun semua sub kategori masih tumbuh positif dengan pertumbuhan terbesar adalah pada subkategori pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian yaitu sebesar 2,29 % yang diikuti oleh subkategori perikanan mencetak laju pertumbuhan ekonomi sebesar 1,98 %

2. Pertambangan dan Penggalian Secara keseluruhan pada tahun 2016, kategori Pertambangan dan Penggalian menunjukkan laju pertumbuhan sebesar 0,79 %. Selama lima tahun terakhir, laju pertumbuhan kategori ini sangat dipengaruhi oleh regulasi yang mengatur tentang ijin dan larangan kawasan penambangan.

3. Industri Pengolahan Secara keseluruhan, laju pertumbuhan kategori Industri Pengolahan pada tahun 2016 adalah sebesar 5,27 %, sedangkan subkategori yang mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah sub kategori Industri kimia,farmasi dan obat tradisional yaitu sebesar 7,54 % pada tahun 2016, kemudian diikuti oleh sub kategori Industri makanan dan minuman jadi 6,75 % dan sub kategori Industri Industri tekstil dan pakaian yaitu sebesar 6,18 %

II-32

4. Pengadaan Listrik dan Gas Laju pertumbuhan kategori pengadaan listrik dan gas pada tahun 2016 adalah 14,33 %, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 2,37 %. Masing-masing subkategori juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi, di mana subkategori Ketenagalistrikan sebesar 14,47 % dan Pengadaan Gas dan Produksi Es sebesar 2,33 %.

5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Laju pertumbuhan katagori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dihiasi pasang surut, yaitu sebesar 2,53 %, 1,45 %, 3,88 %, 2,88 % dan 2,29 % berturut-turut untuk tahun 2012-2016

6. Konstruksi Pertumbuhan kategori konstruksi di Kabupaten Gunungkidul selalu bernilai positif walaupun dalam perjalanannya diwarnai turun naik laju. Berikut berturut-turut angka laju pertumbuhan kategori ini: pada tahun 2011 sebesar 4,90 % kemudian menjadi 5,87 % ditahun 2012, 4,52 % di tahun 2013, di tahun 2014 sebesar 5,06 % di tahun 2015 sebesar 4,36% dan di tahun 2016 menjadi sebesar 5,34 %..

7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Kategori ini merupakan bagian dari kategori yang mengalami laju pertumbuhan menggembirakan selama tahun 2016, sebesar 6,96 %. Laju ini lebih besar dibanding tahun 2015 yang sebesar 6,89 namun masih lebih kecil dibanding tahun 2012 yang mencapai 7,01 % yang merupakan puncak pertumbuhan dalam kurun 2012 - 2016. Dimana pertumbuhan yang paling rendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,11%.

8. Transportasi dan Pergudangan Sisi pertumbuhan ketegori Transportasi dan pergudangan menunjukkan adanya pola naik turun dalam kurun lima tahun terakhir. Jika 2012 tumbuh 2,59 % , maka tahun setelahnya tumbuh secara berurutan 4,73 %, 2,43 %, 3,68 % serta tahun 2016 tumbuh sebesar 3,53%.

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Secara keseluruhan, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum mencatatkan laju pertumbuhan sebesar 5,55 % pada tahun 2016, menurun dibandingkan tahun 2014 dan 2015 yang mencapai 8,61% dan 6,43%. Walaupun menurun namun salah satu sub kategori yakni penyediaan akomodasi justru meningkat dengan 8,25 % tahun 2016 dibanding 7,39 % tahun sebelumnya. Sedangkan untuk sub kategori penyediaan makan minum mengalami penurunan dari 6,41 % menjadi 5,51 %

10. Informasi dan Komunikasi Laju pertumbuhan kategori informasi dan komunikasi menunjukkan pola yang naik turun, yaitu 10,56 % menjadi turun ke level 6,23 %, naik kembali 7,90 % di tahun 2014 dan turun kembali menjadi sebesar 5,65% ditahun 2015 dan kembali naikmenjadi 8,78 % pada tahun 2016.

11. Jasa Keuangan dan Asuransi Laju pertumbuhan kategori Jasa Keuangan dan Asuransi tahun 2016 mencapai 4,72 % melambat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8,54%.

12. Real Estat Laju pertumbuhan ekonomi kategori real estat sedikit berkontraksi pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,09 % setelah selama dua tahun berturut-turut hanya sebesar 5,53 % dan 4,44 % pada tahun 2012 dan 2013. Kemudian pada tahun 2015 dan 2016 ini mengalami penurunan kembali menjadi 6,65 % dan 6,83 %.

13. Jasa Perusahaan Laju pertumbuhan kategori Jasa perusahaan mengalami situasi yang naik turun selama periode lima tahun terakhir ini, dari 8,75 % pada tahun 2012 menjadi 5,06 % pada tahun 2016. Pada tahun 2013-2015 pertumbuhan kategori jasa perusahaan adalah sebesar 3,53% dan 6,37% dan 7,04 %.

II-33

14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Laju pertumbuhan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib selalu positif dengan pola yang naik turun, yaitu pernah mencapai 7,77 % di tahun 2012 namun pernah juga mencapai menjadi 4,54 % di tahun 2013 dan untuk tahun 2014 dan 2015 pertumbuhannya mencapai 5,79 % dan 5,26 %.

15. Jasa Pendidikan Laju pertumbuhan jasa pendidikan 2016 mencapai 3,42 %, mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yang sebesar 7,61%.

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Laju pertumbuhan kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial cenderung menurun dari 10,89 persen tahun 2012 menjadi 8,42 persen tahun 2013 dan terus menurun di tiga tahun sesudahnya menjadi 7,37 persen kemudian 7,19 persen dan 4,48 persen di tahun 2016 ini.

17. Jasa lainnya Laju pertumbuhan Jasa lainnya selalu positif yaitu 5,64 %, 5,17 %, 6,42 %, 8,65% dan 7,47 % selama tahun 2012-2016.

d. PDRB Per Kapita

Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.

Pada tahun 2016, PDRB per kapita Gunungkidul mencapai 20,74 juta Rupiah dengan pertumbuhan sebesar 6,97 persen. Pertumbuhan PDRB perkapita ini sedikit menurun apabila dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,03 persen.

Sumber : PDRB Kabupaten Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha 2012-2016

Gambar 2.8 PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul (Juta Rupiah),

Tahun 2012- 2016

II-34

e. PDRB Menurut Pengeluaran Kondisi perekonomian Gunungkidul terus menunjukkan peningkatan,

terutama sejak banyak dibukanya tempat-tempat wisata baru yang menjadi alternatif tujuan baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini terlihat dari nilai PDRB yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan arah positif. Peningkatan ekonomi tersebut digambarkan melalui Nilai PDRB ADHB dan ADHK, serta pertumbuhan pada total PDRB.

Tabel 2.12

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Juta Rp)

Komponen Pengeluaran Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1. Konsumsi Rumah Tangga

6.979.973 8.162.455 8.990.881 9.894.797 10.677.860

2. Konsumsi LNPRT 122.949 143.690 171.379 187.766 189.006

3. Konsumsi Pemerintah 1.671.152 1.894.995 2.124.945 2.374.595 2.563.473

4. PMTB 2.626.617 2.989.108 3.387.064 3.683.453 4.034.561

5. Perubahan Inventori 125.271 127.646 129.550 154.800 172.355

6. Ekspor 6.016.883 6.223.576 6.625.928 7.183.640 7.668.782

7. Impor 6.997.490 8.011.129 8.872.376 9.680.394 10.323.983

Total PDRB 10.545.355 11.530.341 12.557.371 13.798.657 14.982.055

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut Pengeluaran 2012-2016

Nilai PDRB Gunungkidul (adh Berlaku) selama periode tahun 2012s.d 2016 menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai tersebut dipengaruhi oleh adanya perubahan harga dan juga perubahan volume. Selain dinilai atas dasar harga (adh) Berlaku. PDRB menurut pengeluaran juga dinilai adh Konstan 2010 atau adh berbagai produk yang dinilai dengan harga pada tahun 2010. Melalui pendekatan penghitungan adh konstan. PDRB di masing-masing tahun dapat memberikan gambaran tentang perubahan PDRB secara volume atau secara kuantitas saja (tanpa ada pengaruh perubahan harga).

Tabel 2.13 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Juta Rp)

Komponen Pengeluaran Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1. Konsumsi Rumah Tangga

6.108.243 6.394.906 6.693.691 6.992.867 7.294.493

2. Konsumsi LNPRT 111.691 122.976 135.962 141.442 137.482

3. Konsumsi Pemerintah 1.512.267 1.591.532 1.656.231 1.740.454 1.778.398

4. PMTB 2.366.573 2.474.181 2.590.677 2.706.368 2.861.810

5. Perubahan Inventori 104.080 108.139 120.381 127.799 135.592

6. Ekspor 5.615.728 5.815.627 5.983.395 6.195.823 6.434.616

7. Impor 6.122.602 6.329.928 6.540.545 6.752.390 6.944.944

Total PDRB 9.695.980 10.177.433 10.639.792 11.152.363 11.697.447

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut Pengeluaran 2012-2016

PDRB komponen pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan menggambarkan perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya berkaitan dengan peningkatan volume konsumsi akhir. Selama kurun waktu 2012 - 2016,

II-35

gambaran tentang perkembangan ekonomi Gunungkidul berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dapat dilihat pada tabel 2.13 diatas. Sama halnya dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, seluruh komponen pengeluaran akhir PDRB Atas Dasar Harga Konstan juga menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut

Pengeluaran 2012-2016

Gambar 2.9 Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan

Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012-2016

Dari gambar 2.9 di atas, nampak bahwa pada umumnya nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku selalu lebih besar dari nilai PDRB adh Konstan. Perbedaan tersebut disebabkan karena ada pengaruh perubahan harga dalam perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan pengaruh faktor harga telah ditiadakan. Terbentuknya keseluruhan PDRB atau total PDRB merupakan kontribusi dari semua komponen pengeluarannnya, yang terdiri dari konsumsi akhir rumah tangga (PKRT), konsumsi akhir LNPRT (PK-LNPRT), konsumsi akhir pemerintah (PK-P), pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor neto (E) atau ekspor dikurangi impor.

Tabel 2.14

Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gunungkidul,

Tahun 2012 - 2016 (%)

Komponen Pengeluaran Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1. Konsumsi Rumah Tangga 66,19 70,79 71,6 71,71 71,27

2. Konsumsi LNPRT 1,17 1,25 1,36 1,36 1,26

3. Konsumsi Pemerintah 15,85 16,43 16,92 17,21 17,11

4. PMTB 24,91 25,92 26,97 26,69 26,93

5. Perubahan Inventori 1,19 1,11 1,03 1,12 1,15

6. Ekspor 57,06 53,98 52,77 52,06 51,19

7. Impor 66,36 69,48 70,65 70,15 68,91

Total PDRB 100 100 100 100 100

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut Pengeluaran 2012-2016

II-36

Berdasarkan tabel 2.14 diatas terlihat bahwa selama periode 2012-2016, produk yang dikonsumsi di wilayah domestik sebagian besar masih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumah tangga (di atas 65%). Ekspor juga mempunyai peran yang relatif besar, karena sekitar 51 s.d 57% produk Gunungkidul bisa terjual ke daerah lain; demikian halnya impor masih mempunyai peran yang relatif besar, karena sekitar 66 s.d 70% permintaan domestik masih dipenuhi oleh produk dari impor. Di sisi lain, pengeluaran untuk kapital (PMTB) juga mempunyai peran relatif besar dengan kontribusi sekitar 24 s.d 26%. Proporsi konsumsi akhir pemerintah masih cukup tinggi, berada pada rentang 15,85–17,11 %. Hal ini menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam menyerap produk domestik masih cukup besar.

Tabel 2.15 Distribusi PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran,

Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012 - 2016 (%)

Komponen Pengeluaran Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1. Konsumsi Rumah Tangga 63,00 62,83 62,91 62,70 62,36

2. Konsumsi LNPRT 1,15 1,21 1,28 1,27 1,18

3. Konsumsi Pemerintah 15,60 15,64 15,57 15,61 15,20

4. PMTB 24,41 24,31 24,35 24,27 24,47

5. Perubahan Inventori 1,07 1,06 1,13 1,15 1,16

6. Ekspor 57,92 57,14 56,24 55,56 55,01

7. Impor 63,15 62,20 61,47 60,55 59,37

Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut

Pengeluaran 2012-2016

Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan

riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth),

yang menggambarkan kinerja pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan

ekonomi Gunungkidul dari tahun 2011 s.d 2015 secara rata-rata mencapai 4,72

%, dengan masing-masing pertumbuhan sebesar 4,52 % (2011); 4,84 % (2012);

4,97 % (2013); 4,54 % (2014); dan 4,81% (2015). Pertumbuhan tertinggi terjadi

pada tahun 2015 yakni sebesar 4,97 %, sebaliknya yang terendah terjadi pada

tahun 2011 (4,52 %).

II-37

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut Pengeluaran 2011-2015 (diolah)

Gambar 2.10 Nilai (Juta Rp) dan Pertumbuhan (%) PDRB ADHK 2010 Menurut

Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2011-2015

f. Laju Inflasi Pada tahun 2016, laju inflasi tahun ke tahun (year on year) kota Wonosari

sebesar 2,58 % tercatat lebih tinggi bila dibanding dengan kota Yogyakarta yang

tercatat mengalami laju inflasi tahun ke tahun sebesar 2.29 %, namun lebih

rendah bila dibanding dengan nasional yang tercatat mengalami laju inflasi

sebesar 3,02 %. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan

bakarmenunjukkan angka inflasi tertinggi di kota Wonosari. Kelompok sandang

mengalami laju inflasi tertinggi untuk kota Yogyakarta, sedangkanpada

kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakaumengalami laju inflasi

tertinggi untuk nasional.

Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul (Warta IHK 2011-2015) Gambar 2.11

Nilai Inflasi YoY di Kota Wonosari, Kota Yogyakarta dan Nasional Tahun 2011-2015

II-38

Tabel 2.16 Laju Inflasi Tahun ke Tahun (year on year) di Gunungkidul,

Kota Yogyakarta, dan Nasional Tahun 2011 – 2016

Tahun Laju Inflasi Tahun ke Tahun (year on year)

Gunungkidul Yogyakarta Nasional

2011 3,94 3,88 3,79

2012 4,76 4,31 4,30

2013 8,11 7,32 8.38

2014 7,71 6,59 8.36

2015 3,22 3,09 3,35

2016 2,58 2,29 3,02

Sumber: Publikasi BI Februari 2017, BPS Gunungkidul, 2016.

g. Rasio Gini Untuk melihat ketimpangan pendapatan penduduk, salah satu indikator

yang sering dipakai adalah Rasio Gini. Ide dasar perhitungan Rasio Gini sebenarnya berasal dari upaya pengukuran luas suatu kurva (yang kemudian dinamakan Kurva Lorenz) yang menggambarkan distribusi pendapatan untuk seluruh kelompok pengeluaran.

Tabel 2.17 Rasio Gini Menurut Tipe Daerah di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2015

No. Tipe

Daerah

Tahun

2012 2013 2014 2015

Rasio Gini

Kriteria Oshima

Rasio Gini

Kriteria Oshima

Rasio Gini

Kriteria Oshima

Rasio Gini

Kriteria Oshima

1 Perkotaan 0,3668 Moderat 0,3624 Moderat 0,3393 Moderat 0,3562 Moderat

2 Perdesaan 0,3422 Moderat 0,3132 Moderat 0,2825 Rendah 0,3007 Moderat

3 Kota + Desa

0,3579 Moderat 0,3213 Moderat 0,2897 Rendah 0,3114 Moderat

Sumber : Rasio Gini Kabupaten Gunungkidul 2012-2015

Pada Tahun 2015, Rasio Gini Kabupaten Gunungkidul tercatat 0,3114, lebih rendah 0,0217 poin dibandingkan dengan Rasio Gini pada 2014. Hal ini berarti distribusi pendapatan penduduk Kabupaten Gunungkidul pada 2014 lebih merata dibanding 2015. Dengan kata lain, distribusi pendapatan penduduk Kabupaten Gunungkidul pada 2015 lebih timpang dibanding tahun 2014 Ketimpangan distribusi pendapatan ini terjadi di semua wilayah baik perkotaan maupun pedesaan, dengan peningkatan derajat ketimpangan yang berbeda.

Jika kita bandingkan dengan kabupaten/kota lain di DIY, tingkat ketimpangan di Kabupaten Gunungkidul masih belum mengkhawatirkan seperti halnya kabupaten lain. Distribusi pendapatan Kabupaten Gunungkidul masih lebih merata dibandingkan dengan kabupaten/kota lain walaupun tidak semuanya berada dalam kategori rendah.

II-39

h. Kemiskinan Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung garis kemiskinan menggunakan

konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) dengan data SUSENAS-nya. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan adalah menghitung garis kemiskinan, yang terdiri dari dua komponen yaitu garis kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non-makanan, sehingga garis kemiskinan merupakan penjumlahan garis kemiskinan makanan dengan garis kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan makanan merupakan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100 kalori per kapita per hari, sedangkan garis kemiskinan non-makanan adalah kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul 2017

Gambar 2.13 Angka Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2016 (%)

Secara absolut maupun Persentase jumlah penduduk miskin di

Kabupaten Gunungkidul sejak tahun 2011 terus menurun hingga tahun 2014.

Namun pada tahun 2015 jumlah penduduk dari 148.390 menjadi 155.000 (naik

0,9%), dan turun kembali di Tahun 2016 menjadi 136.153 (turun 2,39%). Hal ini

didukung oleh berkembangnya sektor pariwisata yang dapat membuka peluang

usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga perekonomian

masyarakat di Kabupaten Gunungkidul meningkat.

II-40

Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Miskin Dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2011-2016

No Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(Jiwa) Persentase Penduduk

Miskin (%)

1 2011 157100 23,03

2 2012 156.500 22,72

3 2013 152.400 21,70

4 2014 148.390 20,83

5 2015 155.000 21,73

6 2016 136.153 19,34

Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, 2016

Menurut data Basis Data Terpadu (BDT) 2015 yang diterima dari Tim Nasional

Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah rumah tangga dengan

status kesejahteraan 40% terendah di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 97.217

RT dengan jumlah individu sebanyak 328.207 jiwa. Adapun rekap data status

kesejahteraan individu per kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.19 Status kesejahteraan individu per Kecamatan

di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015

Kecamatan Jumlah Individu Jml

Penduduk

(BPS 2015)

Persentase Rangking

Kemiskinan Desil 1

*)

Desil 2

*)

Desil 3

*)

Desil 4

*) TOTAL

Saptosari 5.464 5.414 7.989 5.231 24.098 35.722 67,46 1

Tanjungsari 3.599 4.098 5.610 3.787 17.094 26.786 63,82 2

Gedangsari 3.910 4.502 8.316 5.979 22.707 36.757 61,78 3

Nglipar 3.450 4.380 5.405 4.335 17.570 30.945 56,78 4

Panggang 3.243 2.968 5.462 3.441 15.114 27.635 54,69 5

Tepus 4.055 3.875 5.857 4.354 18.141 33.240 54,58 6

Rongkop 2.290 2.714 5.724 4.221 14.949 28.039 53,32 7

Girisubo 2.473 2.691 4.100 3.051 12.315 23.126 53,25 8

Semanu 4.687 5.246 9.285 7.654 26.872 53.930 49,83 9

Paliyan 2.627 3.181 4.961 3.809 14.578 30.315 48,09 10

Semin 3.951 4.370 8.819 7.240 24.380 51.101 47,71 11

Ponjong 4.652 4.572 8.862 6.617 24.703 51.912 47,59 12

Purwosari 1.469 1.695 3.380 2.869 9.413 20.183 46,64 13

Ngawen 2.062 2.592 5.088 4.161 13.903 32.964 42,18 14

Karangmojo 2.367 3.588 6.816 5.855 18.626 50.830 36,64 15

Playen 2.203 3.889 7.164 6.735 19.991 56.808 35,19 16

Patuk 996 1.630 4.294 4.029 10.949 31.630 34,62 17

Wonosari 3.038 3.754 8.530 7.482 22.804 82.103 27,77 18

JUMLAH 12.013 18.043 35.703 31.458 97.217 704.026

Sumber : Bappeda Kabupaten Gunungkidul, 2016

II-41

Dari tabel 2.19 diketahui bahwa Kecamatan Saptosari merupakan

kecamatan yang menduduki peringkat tertinggi dalam hal presentase status

kesejahteraan penduduk 40% terendah, yakni 67,46% yang berarti bahwa

Kecamatan Saptosari mempunyai status kesejahteraan terendah di Kabupaten

Gunungkidul. Status kesejahteraan terendah kedua adalah Kecamatan

Tanjungsari, dengan Persentase individu miskin 63,82% dan ketiga adalah

Kecamatan Gedangsari dengan Persentase individu miskin sebesar 61,78%. Hal

tersebut sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta

yang menetapkan sasaran prioritas kegiatan pengurangan kemiskinan tahun

2018 untuk Kabupaten Gunungkidul adalah Kecamatan Saptosari dan

Kecamatan Gedangsari. Berikut adalah perbandingan data penerima program

beras miskin (raskin) dan jenis kloset di Kecamatan Saptosari dan Gedangsari

Tahun 2016 yang ditampilkan dalam Tabel 2.20.

Tabel 2.20

Jumlah Penerima Raskin dan Jenis Kloset per Kecamatan

di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016

Sumber : Bappeda Kab. Gunungkidul, 2016 (Sikab.gunungkidulkab.go.id)

Dari tabel 2.20 dapat diketahui bahwa Persentase penerima raskin di Kecamatan Gedangsari merupakan yang terbesar se Kabupaten Gunungkidul, yakni 16,61%. Kecamatan Saptosari juga mempunyai Persentase penerima raskin yang cukup tinggi (tertinggi ke-3) yakni sebesar 15,14%. Besarnya penerima raskin di kedua kecamatan tersebut menjadi indikator tingkat kesejahteraan masyarakatnya cukup rendah. Demikian pula dengan kondisi jamban yang kurang layak, yakni jamban cemplung

Kecamatan

Jumlah

Penduduk

(BPS 2015)

Penerima

Raskin

% Penerima

Raskin

Jenis Kloset

Cemplung

cubluk

Tidak

pakai

Saptosari 35.722 5.409 15,14 2.043 22

Gedangsari 36.757 6.105 16,61 3.050 23

Tanjungsari 26.786 3.869 14,44 824 31

Nglipar 30.945 5.040 16,29 1.478 4

Panggang 27.635 4.096 14,82 640 19

Tepus 33.240 4.214 12,68 1.471 11

Rongkop 28.039 3.613 12,89 1.064 36

Girisubo 23.126 2.812 12,16 1.007 20

Semanu 53.930 5.312 9,85 1.713 5

Paliyan 30.315 4.534 14,96 2.472 5

Semin 51.101 5.838 11,42 2.736 24

Ponjong 51.912 5.660 10,90 1.851 19

Purwosari 20.183 1.713 8,49 284 6

Ngawen 32.964 3.775 11,45 1.621 6

Karangmojo 50.830 5.074 9,98 1.244 12

Playen 56.808 6.764 11,91 1.745 21

Patuk 31.630 2.817 8,91 984 13

Wonosari 82.103 3.967 4,83 754 12

II-42

cubluk yang masih sangat banyak di Kecamatan Gedangsari dan Kecamatan Saptosari, yakni masing-masing 3.050 rumah tangga dan 2.043 rumah tangga. Bahkan di kedua kecamatan tersebut masih terdapat rumah tangga yang tidak memakai jamban. Dengan masih banyaknya rumah tangga dengan kondisi jamban yang tidak layak, maka diperlukan program-program untuk dapat mengatasi masalah tersebut.

Di Kecamatan Saptosari dan Kecamatan Gedangsari terdapat pula Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Adapun jumlah RTLH Di Kecamatan Saptosari sebesar 107 RT, sedangkan di Kecamatan Gedangsari sebanyak 54 RT. Tabel 2.21 di bawah ini menyajikan data jumlah RTLH per desa di Kecamatan Saptosari dan Kecamatan Gedangsari.

Tabel 2.21

Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan WC cemplung Di Kecamatan Saptosari dan Kecamatan Gedangsari Tahun 2016

Sumber : Bappeda Kab. Gunungkidul, 2016

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial Analisis Kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap

indikator-indikator : angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka konsumsi riel per kapita, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kematian bayi, angka kematian ibu, angka usia harapan hidup dan status gizi balita.

a. Angka Melek Huruf Proses pendidikan akan melahirkan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan dan keterampilan sehingga bekal untuk berperan dan berinteraksi dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang diperoleh dalam proses belajar adalah kemampuan baca-tulis. Salah satu indikator untuk mengukur kemampuan baca-tulis penduduk adalah angka melek huruf. Indikator ini merepresentasikan kemampuan dasar penduduk dalam memahami basis ilmu pengetahuan secara umum.

Kecamatan Desa Jumlah

Penduduk

Jumlah

RTLH

Jumlah WC

Cemplung

Gedangsari Ngalang 7.800 232 556

Hargomulyo 6.565 196 655

Mertelu 3.647 164 494

Tegalrejo 7.092 385 468

Watugajah 3.820 172 141

Sampang 2.801 7 312

Serut 5.032 70 424

JUMLAH 36.757 1.226 3.050

Saptosari Planjan 5.654 321 476

Kanigoro 6.064 127 216

Kepek 5.875 36 401

Monggol 4.376 171 460

Krambilsawit 5.680 56 183

Jetis 4.822 13 154

Ngloro 3.251 22 153

JUMLAH 35.722 746 2.043

II-43

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul 2016

Gambar 2.14 Angka Melek Huruf Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2016

Tabel 2.22 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2012 - 2016

Kabupaten Gunungkidul

No. Uraian 2012 * 2013 * 2014 2015 2016

1 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Ke

Atas Yang Dapat Membaca dan

Menulis

* * 596.087 599.557 607.410

2 Jumlah penduduk usia 15 tahun ke

atas

* * 605.647 606.409 609.488

3 Angka Melek Huruf 84,97 85,22 98,42 98,87 99,66

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016 * Metode penghitungan oleh BPS

Angka melek huruf Kabupaten Gunungkidul yang mencapai 99,66 % di

tahun 2016 menunjukkan bahwa proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis sebanyak 99,66% dari jumlah total penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.

b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah Di samping kemampuan dasar baca tulis, diperlukan suatu indikator yang

dapat mewakili tingkat ketrampilan bagi mereka yang telah memperoleh pendidikan. Semakinlama mereka mengenyam bangku sekolah diharapkan memiliki ketrampilan yang lebih baik. Indikator yang digunakan untuk menggambarkan hal itu adalah rata-rata lama sekolah yang dijalani oleh penduduk berusia lima belas tahun ke atas. Ukuran ini memberikan informasi sejauh mana tingkat pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk.

II-44

Sumber Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2016

Gambar 2.15 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2015

Pada tahun 2015, rata-rata lama sekolah penduduk mencapai 6,46 tahun. Rata-rata lamanya penduduk berusia 15 tahun ke atas ini setara dengan kelas tujuh SLTP. Perkembangan angka rata-rata lama sekolah menunjukkan perkembangan yang cukup lambat. Dibandingkan dengan daerah lain di DIY,relatif lebih rendahnya rata-rata lama sekolah penduduk di Kabupaten Gunungkidul menunjukkan prioritas meningkatkan akses penduduk untuk memperoleh pendidikan masih perlu perhatian serius di daerah ini. Lebih lanjut, jika dicermati ada perbedaan yang cukup signifikan angka partisipasi sekolah pada level SLTP dan SMA penduduk Kabupaten Gunungkidul dengan lainnya memberi petunjuk perlunya kesempatan yang lebih luas bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan SLTP dan SMA.

c. Partisipasi Sekolah

Ada beberapa indikator yang berguna untuk menjelaskan situasi partisipasi sekolah penduduk. Beberapa indikator tersebut adalah Angka Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM).

APS merupakan indikator daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Sebagai indikator dasar, APS dapat digunakan untuk melihat akses pada pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi APS, maka semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Akan tetapi meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Tabel 2.23 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan Usia Sekolah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015 (%)

Kelompok

Umur

2013 2014 2015

L P L + P L P L + P L P L + P

7 – 12 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

13 – 15 91,78 97,20 94,16 96,70 100,00 98,20 100,00 100,00 100,00

16 – 18 69,13 81,16 75,67 77,80 83,90 80,80 74,44 80,40 77,18

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015

II-45

Berdasarkan Tabel 2.23 terlihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) tertinggi terdapat pada kelompok usia 7-12 tahun, yaitu sebesar 100,00 %. Hal ini berarti sudah tidak ada penduduk berusia 7-12 tahun yang tidak bersekolah. Demikian juga untuk APS penduduk berusia 13 – 15 tahun, baik laki-laki maupun perempuan mempunyai angka APS absolut yaitu 100 %, hal ini menunjukkan bahwa sudah tidak ada lagi penduduk berusia 13-15 tahun yang tidak bersekolah. Jika dilihat menurut jenis kelamin, terlihat APS penduduk usia 16-18 tahun perempuan lebih besar daripada laki-laki. Perlu dikaji lebih jauh untuk melihat penyebab fenomena ini namun diduga berkaitan dengan kultur mencari kerja atau sekedar membantu orang tua mencari nafkah bagi kaum laki-laki di Gunungkidul.

1. Angka Partisipasi Kasar Angka Partisipasi Kasar (APK) berguna untuk melihat partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. APK merupakan Persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan program pembangunan pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Nilai APK suatu jenjang pendidikan bisa lebih dari 100 % karena masih terdapat siswa yang berusia di luar batasan usia sekolah baik yang lebih tua maupun yang lebih muda.

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul Tahun

2011-2015 Gambar 2.16

Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 (%)

Angka Parttisipasi Kasar (APK) Kabupaten Gunungkidul tahun 2011-2015 untuk tingkat SD dari tahun ke tahun mencapai lebih dari 100%, untuk SMP pada tahun 2015 juga mencapai lebih dari 100%, dimana pada tahun-tahun sebelumnya di bawah 100%. Perbedaan angka-angka di atas lebih disebabkan oleh banyaknya anak sekolah yang masuk suatu tingkatan sekolah namun diluar umur umumnya untuk tingkatan tersebut semisal anak yang berumur kurang dari tujuh tahun namun sudah masuk SD.

II-46

2. Angka Partisipasi Murni

Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan Persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Bila APK digunakan untuk mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu tanpa melihat berapa usianya, maka APM mengukur proporsi anak yang bersekolah tepat waktu. Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM akan mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah dari APK karena nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang pendidikan yang bersangkutan.

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul Tahun

2011-2015 Gambar 2.17

Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2015

Pada 2015 di Kabupaten Gunungkidul, APM pada jenjang SD sebesar 100 % yang berarti bahwa seluruh anak usia 7-12 tahun telah bersekolah di SD tepat waktu. Untuk jenjang SLTP dan SLTA belum 100 % anak usia sekolah SLTP dan SLTA yang bersekolah karena bisa disebabkan beberapa hal seperti putus sekolah atau setelah lulus SD atau SLTP langsung bekerja.

d. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas Sumber

Daya Manusia (SDM) adalah pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin tinggi kualitas SDM nya dan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Berdasarkan Susenas 2015, jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk usia 10 tahun ke atas di Kabupaten Gunungkidul terbesar adalah tamatan SD sederajat, yaitu sebesar 36,60%. Jenjang pendidikan tertinggi berikutnya adalah tamat SLTP sederajat 25,70%, tidak/belum punya ijasah SD sederajat 17,40%, SLTA sederajat 16,40% dan paling sedikit tamatan perguruan tinggi yang hanya mencapai 4,10%.

II-47

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kab. Gunungkidul 2011 – 2015

Gambar 2.18 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2015 (%)

e. Angka Kematian Bayi Indikator ini dapat menunjukkan dimensi sosial dan kesehatan

masyarakat dengan bertitik tolak pada pandangan bahwa penduduk yang rentan terhadap perubahan sosial ekonomi dan kualitas lingkungan adalah mereka yang berumur kurang dari satu tahun. Kualitas kehidupan bayi sangat tergantung dari kondisi sosial ekonomi orang tua atau orang yang mengasuh, dengan kecenderungan bahwa semakin baik kondisi sosial dan ekonomi orang tua, makin besar pula peluang seorang bayi memperoleh kualitas hidup lebih baik serta berumur panjang.

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2016 Gambar 2.19

Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 - 2016

Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016

menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul diperkirakan sebesar 8 bayi untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Artinya bahwa dari 1000 anak yang terlahir dengan menunjukkan tanda-tanda kehidupan, 8 diantaranya meninggal sebelum genap berumur setahun. Angka kematian bayi selama

II-48

beberapa tahun terakhir di Kabupaten Gunungkidul diperkirakan relatif menurun dengan jumlah kasus kematian bayi kurang dari 20 untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Yang perlu dicatat bahwa upaya menurunkan angka kematian bayi memerlukan waktu yang relatif panjang serta kebijakan yang konsisten dengan keberpihakan terhadap kesehatan ibu dan anak. Di masa mendatang diperlukan berbagai terobosan program di bidang kesehatan untuk memperkecil AKB yang telah dicapai saat ini, khususnya pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak keluarga tidak mampu, karena mereka memiliki keterbatasan dalam menyisihkan biaya untuk kesehatan bahkan ada keluarga yang sama sekali tidak mampu berobat jika mengalami keluhan kesehatan. Dalam kondisi ini, posisi Pemerintah dibutuhkan untuk menyusun skema pembiayaan kesehatan yang tidak hanya berorientasi pada mereka yang memiliki uang cukup, namun mereka yang tidak mampu juga memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan. Disamping itu, upaya untuk meningkatkan usia perkawinan pertama penduduk terutama wanita dan kesempatan untuk memperoleh pelayanan persalinan dari tenaga medis/paramedis juga perlu dilakukan oleh pemerintah untuk memperkecil angka kematian bayi.

f. Angka Kematian Ibu Angka kematian ibu yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul tahun 2016

sebesar 65 per 100.000 kelahiran hidup, turun dibandingkan tahun 2015, dan angka tersebut masih dibawah target angka kematian ibu tingkat nasional 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Kasus kematian ibu tersaji pada Gambar 2.20 di bawah ini :

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2016

Gambar 2.20 Angka Kematian Ibu Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 - 2016

g. Usia Harapan Hidup

Indikator ini menunjukkan kondisi dan sistem pelayanan kesehatan masyarakat, karena mampu merepresentasikan output dari upaya pelayanan kesehatan secara komprehensif. Angka harapan hidup merupakan indikator yang cukup efektif untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pada khususnya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan di suatu wilayah akan disertai oleh peningkatan usia harapan hidup penduduknya, namun sebaliknya semakin rendah usia harapan hidup di suatu wilayah mencerminkan buruknya kualitas pembangunan kesehatan. Angka harapan hidup menggambarkan perkiraan rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.

II-49

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat KabupatenGunungkidul. 2011-2015

Gambar 2.21 Usia Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011- 2015

Berdasarkan Gambar 2.21 dari tahun ke tahun Angka Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul semakin meningkat, artinya derajat kesehatan penduduk Kabupaten Gunungkidul memiliki kecenderungan terus meningkat. Peningkatan usia harapan hidup juga dapat dijadikan sebagai gambaran keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi. Pada 2010 Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Gunungkidul mencapai 73,35 tahun dan pada 2015 meningkat menjadi 73,69 tahun. Angka ini bermakna bahwa anak yang lahir pada tahun 2015 diperkirakan akan hidup rata-rata sampai umur 73,69 tahun.

Hal yang menarik adalah Angka Harapan Hidup penduduk perempuan rata-rata jauh lebih tinggi yaitu 75,55 tahun dibandingkan laki-laki yang memiliki angka harapan hidup 71,46 tahun. Kenyataan ini dapat dimaklumi karena perempuan memiliki pola hidup yang lebih baik daripada laki-laki dan laki-laki memiliki perilaku yang lebih beresiko.

h. Status Gizi Balita Status gizi balita dapat merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan. Penilaian status gizi merupakan pengukuran yang dapat berdasarkan pada data antropometri atau serta biokimia. Dalam menentukan status gizi balita harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Pengukuran baku antropomentri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Klasifikasi Status Gizi Balita dibagi menjadi empat yaitu : Gizi Buruk, Gizi Kurang, Gizi Baik dan Gizi Lebih. Untuk mengetahui status gizi balita di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.24 berikut ini :

Tabel. 2.24

Status Gizi Balita Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015

Status Gizi Balita

Target (%)

2013 2014 2015

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Buruk < 1 % 193 0,52 162 0,48 170 0,52

2. Kurang < 20 % 2.777 8,01 2.292 6,76 2.017 6,19

3. Baik > 80 % 31.184 88,95 30.692 90,51 29.609 90,91

4. Lebih < 3 % 728 2,1 765 2,26 775 2,38

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2015

II-50

Berdasar tabel di atas terlihat bahwa balita gizi buruk di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015 mengalami peningkatan, namun untuk kasus gizi kurang menunjukkan angka yang lebih baik. Masalah gizi di Kabupaten Gunungkidul perlu diwaspadai untuk gizi lebih dan masalah gizi lain diantaranya masalah gizi mikro.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga

Budaya menjadi modal utama dalam merumuskan kebijakan pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten Gunungkidul memiliki karakter budaya khas sehingga dengan karakter tersebut ke depan Kabupaten Gunungkidul diharapkan lebih maju, mantap, dan mampu menjalankan roda pembangunan. Dinamisasi budaya juga harus diimbangi dengan mental yang sehat serta fisik yang kuat, sehingga pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga keseimbangan tersebut. Setidaknya terdapat keanekaragaman seni budaya dan olah raga baik modern maupun tradisional di Kabupaten Gunungkidul yang perkembangannya tergambarkan dalam tabel berikut :

Tabel 2.25

Jumlah Grup Kesenian dan Klub Olahraga Tahun 2012 – 2016

No Capaian Pembangunan 2012 2013 2014 2015 2016

1. Jumlah organisasi kesenian

1.828 2.151 2.151 2.151 2.151

2 Jumlah gedung kesenian 1 1 1 9 9

3 Jumlah organisasi Olahraga

25 25 30 30 30

4 Jumlah gedung olahraga 0 1 1 1 1

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Gunungkidul, 2016

2.3. Aspek Pelayanan Umum Aspek pelayanan umum menjelaskan kondisi pelayanan urusan wajib dan

urusan pilihan yang menjadi jangkauan pelayanan dari Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul secara keseluruhan. Salah satu indikator aspek pelayanan umum adalah pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal telah ditetapkan sebanyak 15 bidang, yaitu : 1. Bidang Lingkungan Hidup 2. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri 3. Bidang Kesehatan 4. Bidang Perumahan Rakyat 5. Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan 6. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 7. Bidang Pendidikan Dasar 8. Bidang Ketenagakerjaan 9. Bidang Sosial 10. Bidang Komunikasi dan Informatika 11. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 12. Bidang Kesenian 13. Bidang Ketahanan Pangan 14. Bidang Perhubungan 15. Bidang Penanaman Modal

II-51

Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, terdapat perubahan kebijakan dan konsep SPM. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut diatur tentang urusan pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi bidang pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat; dan sosial. Penyelengaraan pemerintahan daerah harus memprioritaskan pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yang merupakan pelayanan dasar tersebut. Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Namun demikian, Standar Pelayanan Minimal serta petunjuk teknis lebih lanjut terkait penerapan SPM pada keenam bidang tersebut belum terbit. Mensikapi kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap menerapkan dan melaporkan penyelenggaraan pelayanan dasar dengan mendasarkan pada 15 bidang Standar Pelayanan Minimal sebagaimana ketentuan sebelum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 terbit.

Dalam mempercepat pencapaian target SPM di daerah memerlukan

komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. Kecenderuangan daerah mengedepankan pendekatan politis terkadang mengesampingkan kewajiban untuk memprioritaskan pemenuhan SPM. Keterbatasan anggaran di daerah menuntut untuk mensinergikan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif top down, bottom up dalam proses perencanaan dan penganggaran.

Keterlambatan pemerintah pusat dalam menetapkan Standar Pelayanan Minimal berikut pedoman teknisnya pada urusan wajib yang berkaitan dengan 6 (enam) bidang pelayanan dasar yang mendasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 menjadi salah satu hambatan untuk merencanakan program dan kegiatan yang mendukung pencapaian SPM. Namun demikian, dalam perencanaan tetap diupayakan pemenuhan terhadap 15 bidang SPM. Meskipun nantinya tidak lagi menjadi bidang SPM ataupun terdapat perubahan indikator dan targetnya, SPM yang selama ini telah diterapkan tetap harus diupayakan pencapaiannya.

2.3.1. Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar

1. Urusan Pendidikan Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu pembangunan di bidang pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan minimal kesempatan untuk mengenyam pendidikan dasar 9 (sembilan) tahun. Pemerataan tersebut juga harus diimbangi dengan usaha peningkatan mutu pendidik maupun sarana dan prasarana yang relevan dengan kondisi dan dinamika yang ada, untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas manajemen pendidikan. a) Jenjang SD/MI

Tabel 2.26 Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SD/MI

Kabupaten Gunungkidul 2012-2016

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 1 Jumlah SD 486 485 485 485 474

Negeri 432 431 431 429 419 Swasta 54 54 54 54 55

II-52

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 2 Jumlah MI 78 78 78 79 79

Negeri 12 12 12 12 12 Swasta 66 66 66 67 67 3 Jumlah Siswa SD 52.976 51.869 51.216 51.543 56.637

Negeri 48.014 46.904 46.185 46.274 48.059

Swasta 4.962 4.965 5.031 5.269 8.578

4 Jumlah Siswa MI 5.479 5.372 5.426 5.742 5.777

Negeri 1.274 1.476 1.476 1.667 1.666 Swasta 4.205 3.898 3.950 4.075 4.111 5 Lulusan SD/MI 10.417 10.230 10.230 8.760 9.408

7 Ruang Kelas SD Negeri/Swasta

3.272 3.593 3.071 3.070 2.965

8 Ruang Kelas MI Negeri/ Swasta

468 461 461 461 461

9 Jumlah Guru SD Negeri 3.570 3.232 3.473 4.220 4.051

Swasta 1.558 1.634 2.192 554 482

10 Jumlah Guru MI Negeri 253 240 228 134 155

Swasta 615 614 574 655 667

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul 2016

b) Jenjang SLTP Tabel 2.27

Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTP Kabupaten Gunungkidul 2011-2015

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah SMP Negeri/ Swasta 107 107 108 113 111

Negeri 60 60 60 62 61

Swasta 47 48 49 51 55

2 Jumlah MTs Negeri/Swasta 29 29 30 31 31 Negeri 9 9 9 9 9 Swasta 20 21 21 22 22 3 Jumlah Siswa SMP Negeri/Swasta 24.961 25.203 25.119 25.025 30.761 Negeri 19.456 19.515 19.635 19.781 22.773 Swasta 5.505 5.688 5.484 5.244 7.988 4 Jumlah Siswa MTs 4.571 5.713 5.811 5.673 5.753 Negeri 2.774 2.025 3.020 2.908 2.899 Swasta 1.797 2.688 2.791 2.765 2.854 5 Lulusan SMP/MTs 10.131 10.040 9.545 10.262 10.262

7 Ruang Kelas SMP Negeri/Swasta 845 908 897 942 1.009

8 Ruang Kelas MTs Negeri/Swasta 175 219 219 219 219

9 Jumlah Guru SMP Negeri 1.515 1.371 1.437 1.563 1.210

10 Jumlah Guru SMP Swasta 830 644 844 827 827

11 Jumlah Guru MTs Negeri 231 232 226 224 219

12 Jumlah Guru MTs Swasta 335 357 362 373 289

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul 2016

II-53

c) Jenjang SLTA Tabel 2.28

Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTA Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

No Uraian Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah SMA 23 23 24 24 22

Negeri 11 11 11 11 11

Swasta 13 13 13 13 11

2 Jumlah SMK 44 44 46 46 46

Negeri 13 13 13 13 13

Swasta 31 31 33 33 33

3 Jumlah MA 6 8 9 9 9

Negeri 1 1 1 1 1

Swasta 5 7 8 8 8

4 Jumlah Siswa SMA 5.420 6.541 5.729 5.907 5.971

Negeri 4.233 5.081 4.787 4.920 4.992

Swasta 1.187 1.460 942 987 979

5 Jumlah Siswa SMK Negeri/Swasta 16.153 16.444 16.531 16.721 17.623

Negeri 8.271 8.362 8.034 8.854 8.922

Swasta 7.882 8.082 8.497 7.867 8.701

6 Jumlah Siswa MA Negeri/Swasta 925 1.192 1257 1365 1.529

Negeri 415 489 457 383 479

Swasta 510 703 800 982 1.050

7 Lulusan SMA Negeri/Swasta 2.000 1.924 1.751 7.441 7.441

8 Lulusan SMK Negeri/Swasta 4.843 5.016 3.666

9 Lulusan MA Negeri/Swasta 164 297 180

10 Ruang Kelas SMA Negeri/Swasta 218 236 266 241 258

11 Ruang Kelas SMK Negeri/Swasta 461 596 523 633 506

12 Jumlah Guru SMA Negeri 497 502 486 537 733

13 Jumlah Guru SMA Swasta 335 323 326 295

14 Jumlah Guru SMK Negeri 633 684 634 755 1.409

15 Jumlah Guru SMK Swasta 983 1.021 1.031 1.009

16 Jumlah Guru MA Negeri 61 55 60 44 37

17 Jumlah Guru MA Swasta 94 97 65 168 108

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, 2016

Pada bidang pendidikan, SPM dari 27 indikator, baru tercapai 6

indikator. Keberhasilan penerapan dan pencapaian target SPM bidang pendidikan dasar tidak hanya ditentuan oleh pemerintah kabupaten saja namun juga Kementerian Agama. Capaian indikator terpenuhinya kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombongan belajar masih di bawah target nasional. Pada 139 sekolah belum memenuhi sub inikator ini, masih terdapat kursi siswa tanpa sandaran (tidak sesuai SPM) dan kursi yang rusak masih dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Capaian indikator setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan

II-54

yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA masih rendah yaitu masing-masing 32,91% dan 7,59% dari target nasional 100%. Beberapa SD/MI memiliki alat peraga dan bahan IPA tetapi jenisnya tidak lengkap dan beberapa kondisinya rusak sehingga perlu pemeliharaan/penggantian alat praktik IPA.

Sebagian SMP/MTs belum memiliki laboratorium IPA lengkap dengan

meja kursi untuk 36 peserta didik beserta 1 set alat praktik IPA untuk

demonstrasi dan eksperiman yang terdiri dari 41 item alat peraga. Terdapat 92

sekolah yang belum memiliki ruang laboratorium IPA yang dilngkapi dengan

meja dan kursi untuk 36 peserta didik. Sebanyak 125 sekolah belum memiliki

set peraga IPA secara lengkap. Belum terpenuhinya kebutuhan ruang kelas,

meja/kursi dan papan tulis setiap rombongan belajar pada sebagian SMP/MTs

disebabkan masih ada sekolah yang menggunakan kursi tanpa sandaran dan

meja kursi yang rusak digunakan untuk proses KBM. Masih terdapat

SMP/MTs yang belum memiliki ruang guru, ruang Kepala Sekolah yang

terpisah dengan ruang guru berikut meja dan kursinya (beberapa sekolah

yang disekat dengan tirai dan almari). Belum tercapainya indikator di setiap

SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah

memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran

Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn karena

ketidaksesuaian ijazah guru dengan mata pelajaran yang dibutuhkan. Selain

terkendala dengan distribusi, kebijakan pemerintah terkait moratorium PNS

juga menjadi hambatan. Data capaian tersebut secara lengkap dapat dilihat

pada tabel berikut :

Tabel 2.29

Capaian SPM Bidang Pendidikan Dasar

No. Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun %)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kab/Kota

1 Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil;

SD 100% 2014 100 100 100,00

MI 100 100 100,00

SMP 100 100 100,00

MTs 100 100 100,00

2 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis

SD 100% 2014 100 90,02 92,41

MI 100 98,73 98,73

SD 87,63 63,91 74,89

MI 100 56,962025 69,62

SMP 100 90,09 96,40

MTS 100 100 100,00

SMP 94,44 83,78 85,59

MTS 31,03 31,03 82,76

II-55

No. Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun %)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

3 Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik;

SMP 100% 2014 81,48 23,42 34,23

MTS 24,14 24,14 20,69

SMP 81,48 7,21 10,81

MTs 58,62 6,90 3,45

4 Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru;

SD 100% 2014 7,22 59,45 77,00

MI 98,68 59,49 70,89

SMP 92,59 86,49 58,56

MTs 62,07 62,07 86,21

SMP 92,59 38,74 95,50

MTs 62,07 31,03 100,00

5 Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6 (enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4 (empat) orang guru setiap satuan pendidikan

SD 100% 2014 82,68 99,58 99,79

MI 100 98,73 98,73

SD 50,10 98,09 98,52

MI 100 98,73 98,73

6 Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran;

100% 2014

SMP 100 100 41,44

MTs 100 100 100,00

7 Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik

SD 100% 2014 100 99,15 99,37

MI 88,16 25,32 98,73

SD 100 94,27 94,09

MI 96,05 91,14 91,14

8 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV

SMP 100% 2014 100 76,58 94,59

MTS 100 75,86 100,00

SMP 100 56,76 74,77

II-56

No. Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun %)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20%

MTs 100 51,72 86,21

9 Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia,Bahasa Inggris dan PKn

SMP 100% 2014 100 80,18 38,74

MTs 55,17 55,17 24,14

10 Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik

SD 100% 2014 100 79,40552

93,46

MI 76,62 22,78 87,34

11 Di setiap kab/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;

SMP 100% 2014

MTs 100 76,58 83,78

89,66 75,86 75,86

12 Di setiap kab/kota semua pengawas sekolah/ madrasah memiliki kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat Pendidik

SD 100% 2014 100 100 100,00

MI 100 100 100,00

13 Pemerintah kab/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif;

SD 100% 2014 100 100 100

MI 100 100 100

SMP 100 100 100

MTs 100 100 100

100 bila kab/ kota memiliki rencana dan telah melaksanakan kegiatan untuk membantu sekolah

II-57

No. Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun %)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif

50 bila memiliki rencana tetapi belum melaksanakan

0 bila tidak memiliki rencana untuk membantu sekolah dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif.

14 Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan;

SD 100% 2014 62,27 43,95 87,55

MI 25,97 77,63 94,94

SMP 100 78,38 88,29

MTs 100 75,86 100,00

Pendidikan dasar oleh satuan pendidikan

15 Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik

SD 100% 2014 100 24,20 90,29

MI 100 23,53 15,19

SD 0,94 24,20 45,57

MI 1,46 23,53

15,19

16 Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap perserta didik;

SMP 100% 2014 100 30,84 87,68

MTs 89,85 28,85 0,00

SMP 100 16,22 18,02

MTs 100 13,79 0,00

17 Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia,

SD 100% 2014 62,27 11,25 32,91

MI 82,89 0,00 7,59

II-58

No. Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun %)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA;

18 Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi,dan setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi;

SD 100% 2014 64,54 53,08 79,54

MI 82,89 18,99 51,90

SMP 50,93 46,85 61,26

MTs #DIV/0!

6,90

31,03

19 Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan;

guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan

100% 2014 99,12 61,83 97,88

SD 100 66,67 91,35

MI 43,04 89,87

SMP 100 46,85 53,15

MTs 31,03 100,00

20 Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran sebagai berikut :

Jumlah rombongan belajar yang memenuhi standar

100% 2014 100 68,82 100,00

Kelas I - II : 18 jam per minggu

SD 100 37,15 94,94

Kelas III : 24 jam per minggu

MI 100 54,43 22,78

Kelas IV – VI : 27 jam per minggu

SMP 100 69,37 94,59

Kelas VII – IX : 27 jam per minggu

MTs 100 62,07 89,66

21 Setiap satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai ketentuan yang berlaku

SD 100% 2014 100 37,15 100,00

MI 100 54,43 100,00

SMP 100 69,37 100,00

MTs 100 62,07 100,00

22 Setiap guru yang menerapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

SD 100% 2014 100 93,42 95,36

MI 100 94,94 97,47

SMP 100 93,69 100,00

II-59

No. Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun %)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya

MTs 100 89,66 100,00

23 Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik

Jumlah guru yang mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik

100% 2014 99,12 90,99 100,00

SD 100 94,48 100,00 MI 100 89,87

98,73 SMP 100 80,56

100,00 MTs 0 31,03

100,00 24 Kepala sekolah

melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester

SD 100% 2014 88,66 89,38 95,57

MI 89,47 79,75 98,73

SMP 81,48 58,56 83,78

MTs 100 31,03

100,00 25 Setiap guru

menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil presentasi belajar peserta didik

SD 100% 2014 100 95,54 100,00

MI 100 88,61

100,00 SMP 100 77,48

100,00 MTs 100 51,72 100,00

26 Kepala Sekolah atau Madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaiakan Kelas (UKK) serta Ujian Akhire (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan kabupaten/kota atau Kantor Kemenag Kabupaten/Kota pada setiap akhir semester.

Jumlah satuan pendidikan yang menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN)

100% 2014 100 96,82 78,71

SD 100 96,39 98,95

MI 88,16 93,67 98,73

SMP 100 81,08 89,19

MTs 89,66 51,72 96,55

Sumber : Bagian Organisasi Setda,2016

II-60

2. Urusan Kesehatan

Sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang lebih baik. Melalui berbagai kebijakan program dan kegiatan, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berupaya meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan yang semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Pelayanan kesehatan masyarakat diwujudkan oleh pemerintah dengan menambah fasilitas kesehatan maupun pelayanannya misalnya membangun sarana dan prasarana Puskesmas dan menambah tenaga dokter maupun tenaga kesehatan lainnya.

Tabel 2.30 Jenis dan Jumlah Fasilitas Penunjang Kesehatan

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016

No. Sarana Kesehatan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Posyandu 1.467 1.464 1465 1.465 1.465

2 PosKesDes 31 20 21 21 21

3 Puskesmas

- Induk 30 30 30 30 30

- Pembantu 110 110 110 110 110

- Keliling 42 30 30 30 30

4 Rumah Sakit Umum

Tipe C 1 1 1 1 1

5 Laboratorium pemerintah 1 1 1 1 1

6 Rumah Sakit Umum Swasta

Tipe D 2 2 2 4 4

7 Rumah Sakit Umum 3 3 3 5 5

8 Klinik/Praktek Dokter 156 156 156 154 154

9 Apotek 25 21 21 25 25 Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2016

Tabel 2.31

Jumlah Tenaga Medis yang bekerja di 30 Puskesmas se-Kabupaten Gunungkidul 2012-2016

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2016

No TENAGA KESEHATAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1. Dokter Umum 135 76 78 56 60

2. Dokter Gigi 43 35 35 28 29 3. Perawat 298 223 223 217 4. Bidan 43 148 148 135 134 5. Ahli Penyehatan Lingkungan 42 25 25 24 24 6. Sarjana Farmasi 2 2 2 2 2 7. Ahli Gizi 39 31 31 28 26 8. Analis Laboratorium 61 30 30 29 31

9. Ahli Rontgen 15 2 2 1 1

10. Asisten Apoteker 7 7 22 26 28

11. Sanitarian 28 35 35 24 26 12. Penyuluh Kesehatan Masyarakat 28 28 28 28 28

II-61

Tabel 2.32

Jumlah Tenaga Kesehatan di RSUD Wonosari Kabupaten Gunungkidul 2017

Sumber : RSUD Wonosari, 2016

Tabel 2.33 Indikator Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

NO Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah komplikasi kebidanan yang

mendapat penanganan difinitif

1.890 1.502 1.368 914 1.467

2 Jumlah ibu dengan komplikasi

kebidanan

1.890 1.832 1.825 1.169 1.817

3 Jumlah sasaran ibu bersalin 8.414 9.159 8.164 7.813 9.984

4 Jumlah ibu bersalin yang ditolong

oleh tenaga kesehatan

8.390 8.056 8.158 7.803 6.131

5 Jumlah desa/kelurahan dengan

Universal Child Immunization (UCI)

144 144 144 144 144

6 Jumlah balita gizi buruk yang

mendapat perawatan di sarana

Yankes

242 44 23 17 27

7 Jumlah seluruh balita gizi buruk 242 44 23 17 27

8 Jumlah penderita TBC BTA + yang

ditemukan dan diobati

291 157 178 173 121

9 Jumlah penderita DBD yang

ditangani sesuai SOP

78 310 379 486 1.073

10 Jumlah penderita DBD yang

ditemukan

78 310 379 498 1.073

12 Jumlah kunjungan bayi

memperoleh yankes sesuai standar

8.363 8.129 8.101 7.338 5.355

13 Jumlah seluruh bayi lahir hidup 8.374 8.058 8.141 7.796 6.147

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2016

No TENAGA KESEHATAN

TAHUN 2017

PNS Tenaga Kontrak

BLUD WKDS THL Jumlah

1. Dokter spesialis 20 2 5 0 27

2. Dokter Umum 6 5 0 0 11

3. Dokter Gigi 1 0 0 0 1

4. Perawat Gigi 1 1 0 0 2

5. Perawat 130 56 0 0 186

6. Bidan 25 8 0 0 33

7. Sarjana Farmasi/Apoteker 2 6 0 0 8

8. Ahli Gizi 8 2 0 0 10

9. Analis Laboratrium 16 0 0 0 16

10. Ahli Rongten 5 1 0 1 7

11. Asisten Apoteker 10 8 0 0 18

12. Sanitarian 2 1 0 0 3

Jumlah 226 90 5 1 322

II-62

Penyakit menular masih merupakan ancaman potensial dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyakit deman berdarah dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang secara kontinyu diwaspadai mengingat Case Fatality Rate (CFR) dan insidensi DBD masih tinggi. Kasus penyakit ini selalu muncul dalam setiap tahun terutama pada musim penghujan dan puncaknya periode bulan Februari hingga April. Berdasar pemantauan selama pada tahun 2016 kasus DBD di Kabupaten Gunungkidul terjadi 1.073 kasus. Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD telah dilakukan secara rutin setiap tahunnya melalui pengasapan (fogging) dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Tabel 2.34

Capaian SPM Bidang Kesehatan

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Pelayanan Kesehatan Dasar

1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4.

95% 2015 90,34 89,83 57,55

2 Cakupan Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani.

80% 2015 74,96 80,74 54,39

3 Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan.

90% 2015 99,93 99,88 64,39

4 Cakupan pelayanan Ibu Nifas

90% 2015 91,99 92,61 57,58

5 Cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani

80% 2010 70,27 78,19 46,25

6 Cakupan kunjungan bayi. 90% 2010 91,75 97,79 59,05

7 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI).

100% 2010 100,00 100 100

8 Cakupan pelayanan anak balita.

90% 2010 89,99 88,39 57,24

9 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin.

100% 2010 100,00 100,00 60,31

10 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan

100% 2010 100 100 100

11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat

100% 2010 99,47 99,68 99,96

12 Cakupan peserta KB Aktif 70% 2010 79,04 77,31 9,30

13 Cakupan Penemuan dan penanganan penderita penyakit

A. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

100% 2010 98,02 98,16 96,93

B. Penemuan Penderita Pneumonia Balita

100% 2010 15,21 60,45 21,44

C. Penemuan Pasien Baru TB BTA Positif

100% 2010 53,13 45,41 26,02

D. Penderita DBD yang Ditangani

100% 2010 100 100 100

E. Penemuan Penderita Diare

100% 2010 59,16 82,52 57,62

14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin

100% 2015 100 100,00 83,68

II-63

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

II Pelayanan Kesehatan Rujukan

15 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin.

100% 2015 100 49,24 5,12

16 Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota.

100% 2015 100 100 100

III Penyelidikan 17 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi <24 jam

100% 2015 100 100 100

IV Promosi 18 Cakupan Desa Siaga Aktif 80% 2015 100 100 100

Sumber : Bagian Organisasi Setda, 2016 Pada Bidang Kesehatan, dari 18 indikator yang belum terpenuhi antara

lain cakupan kunjungan ibu hamil (K4), cakupan ibu hamil dengan komplikasi ditangani, cakupan pelayanan ibu nifas, dan cakupan neonatal dengan komplikasi yang ditangani. Indikator tersebut belum tercapai karena: adanya pindah domisili untuk keperluan melahirkan dan mendekatkan pelayanan; masih kurangnya jejaring pencatatan dengan lintas batas kabupaten/provinsi; kurang lengkapnya pencatatan pelayanan yang diberikan di buku KIA; sasaran yang digunakan bukan jumlah riil, namun proyeksi yang lebih tinggi dari angka sebenarnya (ketentuan perhitungan proyeksi tidak tepat diterapkan pada semua daerah); mobilitas penduduk tinggi; kematian neonatus cukup tinggi sehingga tidak bisa ke KN (Kunjungan Neonatus) 3 dan terbatasnya fasilitas kesehatan yang mampu PONED dan PONEK. Cakupan Pelayanan Anak balita belum tercapai karena masih belum 8 bulan pelayanan sesuai dengan definisi operasional sehingga hasilnya belum sesuai target. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit yang tidak tercapai ada 3 yaitu: penemuan penderita pnemonia balita, penemuan pasien baru TB BTA positif, dan penemuan penderita diare. Penemuan tersebut rendah karena: pendekatan pasif bukan aktif case finding; belum optimalnya pelaporan penyakit berjejaring dengan swasta, lintas faskes, dan lintas kewilayahan; respon time pelaporan rendah (pelaporan tidak tepat waktu); lemahnya monitoring dan evaluasi yang disertai feedback yang menyebabkan under reporting. Perlu dilakukan evaluasi terhadap rumusan idikator ini sehingga bisa diterapkan pada semua daerah. Khususnya untuk angka kesakitan diare di tingkat nasional menunjukkan adanya peningkatan 214/1000 menjadi 240/1000, sedangkan berdasarkan penemuan kasus di kabupaten didapatkan penurunan angka kesakitan diare di kabupaten dari 176/1000 penduduk di tahun 2015 menjadi 155/1000 penduduk di tahun 2016. Hal ini dapat dikaitkan dengan keberhasilan STBM di kabupaten Gunungkidul, dan juga program PHBS.

3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang

Penanganan urusan pekerjaan umum meliputi pembangunan di bidang keciptakaryaan dan tata ruang, kebinamargaan dan pengairan. a) Jalan dan jembatan

Panjang jalan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 sepanjang 1.410,296 km dengan perincian menurut kewenangannya adalah jalan negara 61,42 km, jalan provinsi sepanjang 212,39 km, jalan kabupaten 1.136,66 km. Rasio antara panjang jalan dengan luas wilayah di Kabupaten Gunungkidul belum ideal. Dengan Luasan 1.485,36 km2 secara ideal panjang jalan yang harus tersedia adalah sekitar 2.000 km. Untuk itu selama lima tahun kedepan akan dilakukan peningkatan status jalan yang memenuhi persyaratan menjadi jalan kabupaten.

II-64

Kabupaten Gunungkidul dilalui oleh Jaringan Jalan Kolektor Primer sebagai Jalan Strategis dengan nama Jaringan Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang direncanakan mencapai panjang 81,092 km, pembangunan jalan ini merupakan sharing anggaran antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten dengan Persentase 90:10 untuk pengadaan tanah sedangkan fisik pembangunan konstruksi jalan dibangun oleh Pemerintah Pusat. Adapun data jalan berdasarkan tingkat kondisinya sebagaimana disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.35 Panjang Jalan menurut Statusnya di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016 (Km)

No. Status Jalan Tahun 2012 2013 2014 2015 2016

1. Nasional 61,42 61,42 61,42 61,42 61,42

2. Provinsi 260,33 260,33 260,33 212,39 212,39

3. Kabupaten 686,00 686,00 686,00 686,00 1.136,66

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

Jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Gunungkidul sudah mampu menjangkau seluruh wilayah, hanya saja tidak semua ruas jalan dalam kondisi baik. Bila terjadi cuaca ekstrim hujan terus menerus juga mempercepat proses kerusakan jalan tersebut. Panjang ruas jalan sekitar 1.136,6 km, dengan kondisi baik sekitar 515,46 km atau 45,35%, kondisi sedang sekitar 126,38 km atau 11,11%, kondisi rusak ringan dan berat sepanjang 489,02 km atau sekitar 43,02%.

Tabel 2.36 Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016 (Km)

No. Kondisi Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Baik 438,81 452,77 452,77 479,15 515,46

2 Sedang 46,12 46,65 46,65 51,14 126,38

3 Rusak ringan 80,34 71,89 71,89 63,53 157,78

4 Rusak berat 120,73 114,69 114,69 92,18 331,24

Jumlah 686,00 686,00 686,00 686,00 1.136,66

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

Tabel 2.37

Jenis Perkerasan Jalan Kabupaten di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Km)

Jenis Perkerasan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

ATB/Penetrasi/

Macadam 632,92 634,40 634,40 645,20 902,26

Telford/kerikil 53,08 51,60 51,60 40,80 222,01

Tanah -

-

- - 12,39

Jumlah 686,00 686,00 686,00 686,00 1.136,66

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

II-65

Jumlah jembatan di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 172 buah dengan panjang keseluruhan 2.260 meter. Sebanyak 109 buah atau 83,72% diantaranya dalam kondisi baik, selebihnya mengalami kerusakan baik rusak ringan maupun sedang.

Tabel 2.38

Kondisi Jembatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Buah)

Kondisi Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Baik 140 138 144 144 109

Rusak ringan 25 25 25 25 41

Rusak sedang 5 6 3 3 19

Rusak berat 2 3 0 0 3

Jumlah 172 172 172 172 172 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

b) Air bersih

Kondisi Umum Air Tanah Dangkal, Air Tanah Sedang, dan Air Tanah Dalam di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut: (1) Terdapat 1 (satu) daerah perkotaan yang kondisi air tanah dangkal

dan air tanah sedang relatif baik (kualitas dan kuantitas), yaitu: Wonosari.

(2) Dari jumlah IKK yang ada, 2 (dua) IKK yang kondisi umum air tanah dangkal dan air sedang relatif baik dan 10 (sepuluh) IKK yang kondisi umum air tanah dangkal dan air tanah sedangnya relatif tidak baik. Pada wilayah pelayanan perdesaan, ada 25 desa yang kondisi umum air tanah dangkal dan air sedang relatif baik dan 25 desa yang kondisi umum air tanah dangkal dan air tanah sedangnya relatif tidak baik.

(3) Secara umum di Kabupaten Gunungkidul kondisi air tanah dalam relatif baik kecuali pada musim penghujan.

Sumber air bersih di Kabupaten Gunungkidul berasal dari air permukaan dan air bawah tanah. Khusus untuk sistem perpipaan, pasokan air bersih belum dapat menjangkau seluruh wilayah guna mencukupi kebutuhan air bersih dilakukan dengan beberapa hal di antaranya: (a) Pengembangan peningkatan pelayanan sistem perpipaan.

Bentuk pengembangan dan peningkatan sistem perpipaan ini dilakukan melalui pengembangan sistem Bribin dan Seropan serta pengembangan sistem interkoneksi Baron-Ngobaran. Guna meningkatkan cakupan pelayanan air bersih sejak tahun 2004 telah dilakukan kerjasama pengembangan teknologi pengelolaan air sungai bawah tanah dengan Universitas Karlsurhe, Jerman menggunakan sistem mikrohidro pada proyek Bribin II dan Seropan II. Pada tahun 2010 telah dioperasikan proyek Bribin II dengan kapasitas 80 liter/detik, sementara Seropan II dalam tahap perencanaan. Dengan sistem ini diharapkan akan terpenuhi air baku untuk air bersih yang mampu mencukupi kebutuhan air lima kecamatan, meliputi Kecamatan Semanu, Tepus, Ponjong, Rongkop dan Girisubo. Selain itu, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga bekerjasama dengan Japan International Corporation Agency (JICA), Jepang untuk mengembangkan pengelolaan sungai bawah tanah Baron. Sistem ini nantinya merupakan interkoneksi Baron-Ngobaran, dan direncanakan mampu memasok kebutuhan

II-66

air bersih guna mencukupi kebutuhan air bersih terutama untuk wilayah-wilayah di Kecamatan Tanjungsari, Saptosari, Panggang, dan Paliyan.

(b) Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Mandiri Guna peningkatan cakupan pelayanan air bersih di Kabupaten Gunungkidul maka dilakukan pengembangan Sistem Pengelolaan Air Mandiri. Diarahkan pada 58 kawasan perkotaan/ibukota kecamatan/perdesaan, khususnya masyarakat perkotaan rawan air minum, ibukota kecamatan rawan air minum/desa rawan air minum.

(c) Pengembangan PAH (Penampungan Air Hujan) (d) Dropping air

Dropping air dilakukan dalam kondisi darurat yang biasanya meliputi wilayah-wilayah kecamatan yang rawan air seperti Kecamatan Panggang, Kecamatan Purwosari, Kecamatan Patuk, Kecamatan Rongkop, Kecamatan Tepus, Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Gedangsari, Kecamatan Semanu, Kecamatan Paliyan, dan Kecamatan Saptosari.

(e) Konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk daerah resapan dan daerah tangkapan air.

c) Drainase Sistem drainase masih terpusat di Wonosari dan ibukota-ibukota kecamatan di Kabupaten Gunungkidul. Jaringan drainase yang ada terdiri atas saluran-saluran alami dan buatan, baik yang masih terbuka maupun tertutup, baik yang belum diberi pasangan maupun yang sudah terbuat dari pasangan batu/beton. Sebagian besar saluran drainase yang ada, baik saluran terbuka maupun tertutup mempunyai sedimentasi berupa sampah/kotoran dan pasir/tanah yang cukup tinggi. Khusus untuk perkotaan Wonosari terdapat 3 (tiga) saluran terbuka berupa sungai yang cukup besar yaitu Sungai Kepek, Sungai Bansari, dan Sungai Besole.

d) Pengairan/Irigasi Pengelolaan irigasi juga melibatkan masyarakat melalui Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) ataupun Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) yang ikut berpartisipasi dalam perencanaan, pengelolaan, pemeliharaan jaringan irigasi khususnya di jaringan tersier. Jumlah jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Gunungkidul adalah jaringan primer 11.933,20 m, jaringan sekunder 390.827,70 m dan jaringan tersier 46,25 m.

e) Sanitasi Buruknya kondisi air minum dan sanitasi masih menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, kualitas air tercatat: kualitas baik 44,64% dan kurang baik sebesar 55,35% dari jumlah 112 sampel. Sedangkan pemenuhan air yang berasal dari Sumur Gali yang baik 26,15% sedangkan sumur gali dengan kualitas jelek 73,84%. Kondisi sanitasi untuk masyarakat juga belum optimal karena tingkat/cakupan pelayanan air limbah masuk kategori rendah dan tingkat/cakupan pelayanan persampahan masuk kategori cukup.

f) Penataan Ruang Amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruangseperti tertuang pada pasal 3 disebutkan bahwa bahwa penyelenggaraanpenataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional. Penyelenggaraan penataan ruang tersebut meliputi aspek-aspekpengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan, dimana untukmasing-masing aspek tersebut merupakan suatu rangkaian

II-67

kegiatan yang saling berkaitan dalam mewujudkan ruang wilayah nasional, provinsi,kabupaten, kota atau kawasan lainnya. Terkait dengan penataan ruang, Kabupaten Gunungkidul telah menyusun Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010–2030. Dalam Perda tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Gunungkidul adalah mewujudkan wilayah Kabupaten Gunungkidul sebagai pusat pengembangan usaha yang bertumpu pada pertanian, perikanan, kehutanan dan sumberdaya lokal untuk mendukung destinasi wisata menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera. Dalam peraturan daerah tersebut dikemukakan bahwa kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah dilakukan melalui: (1) kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang, (2) kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang; dan (3) kebijakan dan strategi pengembangan kawasan strategis.Terkait dengan berbagai aktivitas pembangunan di Kabupaten Gunungkidul pada beberapa aspek penataan ruang yang perlu mendapatkan perhatian padamasa mendatang, yaitu kawasan lindung, kawasan ruang terbuka hijau,kawasan rawan bencana alam, kawasan budidaya, kawasan pariwisata. Pengaturan tersebut perlu dilakukan untuk mengendalikan kebutuhan masing-masing kawasan agar tetap sinkron dengan tetap mengedepankan kepentingan masyarakat.

Beberapa indikator SPM yang capaiannya masih jauh dari target nasional pada Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, meliputi: tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan tidak lebih dari 2 x setahun dan terlayani masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya. Dalam pelaksanaan percepatan pencapaian SPM Bidang Pekerjaan Umum dan penataan ruang, masih banyak permasalahan yang ada, di antaranya belum adanya Rencana Induk Drainase, ketersediaan data serta kurangnya koordinasi antar perangkat daerah yang terkait dengan indikator SPM. Terkait indikator terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya, dari target nasional 100% baru tercapai 34,09%. Jumlah kumulatif Perda tentang RTRW Kabupaten/Kota sampai akhir tahun pencapaian SPM baru 15 dari 44 jumlah kumulatif Perda tentang RTRW Kabupaten/Kota yang seharusnya ada sampai akhir tahun pencapaian SPM. Selain itu dengan adanya Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang terdapat perubahan indikator serta perubahan waktu target pencapaian, akan tetapi perubahan peraturan tersebut belum diikuti dengan perubahan template Petunjuk Teknis dari Kementrian Dalam Negeri.

II-68

Tabel 2.39 Capaian SPM Bidang Pekerjaan Umum

No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Sumber Daya Air

Prioritas Utama penyediaan Air untuk kebutuhan masyarakat

1 Tersedianya air baku untuk memenuhi kebutuhan pokok minimal sehari hari.

100% 2014 83,08 83,46 83,63

2 Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada sistem irigasi yang sudah ada.

70% 2014 61,67 67,00 70,45

II Jalan Jaringan

Aksesbilitas 3 Tersedianya jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan dalam wilayah kabupaten/kota.

100% 2014 100 100 100

Mobilitas 4 Tersedianya jalan yang memudahkan masyarakat perindividu melakukan perjalanan.

100% 2014 179,64 163,31 162,49

Keselamatan 5 Tersedianya jalan yang menjamin pengguna jalan berkendara dengan selamat

60% 2014 77,31 77,30 79,31

Ruas

Kondisi Jalan

6 Tersedianya jalan yang menjamin kendaraan dapat berjalan dengan selamat dan nyaman.

60% 2014 77,31 77,30 79,31

Kecepatan 7 Tersedianya jalan yang menjamin perjalanan dapat dilakukan sesuai dengan kecepatan rencana

60% 2014 77,31 77,30 79,31

III

Air Minum

Cluster Pelayanan

8 Tersedianya akses air minum yang aman melalui Sistem Penyediaan Air Minum dengan jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan terlindungi dengan kebutuhan pokok minimal 60 liter/orang/ hari

Sangat buruk

40% 2014 81,74 88,96 89,47

Buruk 50%

II-69

No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

Sedang

70%

Baik 80%

Sangat Baik 100%

IV Penyehatan Lingkungan Pemukiman (Sanitasi Lingkungan dan Persampahan

Air Limbah Permukiman

9.Tersedianya sistem air limbah setempat yang memadai.

60% 2014 52,86 53,85 61,91

10.Tersedianya sistem air limbah skala komunitas/kawasan/kota

5% 2014 5,35 5,66 6,19

Pengelolaan Sampah

11.Tersedianya fasilitas pengurangan sampah di perkotaan.

20% 2014 11,94 12,00 12,79

12.Tersedianya sistem penanganan sampah di perkotaan.

70% 2014 67,52 68,77 69,09

Drainase 13. 1 Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota

50% 2014 78,59 81,46 81,46

2 Tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan skala kota sehingga tidak terjadi genangan (lebih dari 30 cm, selama 2 jam) dan tidak lebih dari 2 kali setahun

50% 2014 3,33 3,33 3,33

V Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

14 Berkurangnya luasan permukiman kumuh di kawasan perkotaan.

10% 2014 25,68 10,09 10,09

VI Penataan Bangunan dan Lingkungan

Izin Mendirikan Bangunan

15 Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan IMB di kabupaten/ kota.

100% 2014 71,25 89,5 107,6

Harga Standar Bangunan Gedung Negara (HSBGN)

16 Tersedianya pedoman Harga Standar Bangunan Gedung Negara di Kabupaten/Kota

100% 2014 100 100 100

VII Jasa Konstruksi

Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

17 Penerbitan IUJK dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja setelah persyaratan

100% 2014 100 100 100

II-70

No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

lengkap.

Sistem Informasi Jasa Konstruksi

18 Tersedianya Sistem Informasi Jasa Konstruksi setiap tahun

100% 2014 85,71 85,71 85,71

VIII Penataan Ruang

Informasi Penataan Ruang

19. 1.Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog

100% 2014 Kab. /Kota

100 100 100

100% 2014 Kecamatan

100 100 100

100% 2014 (Kelurahan)

100 100 100

2.Tersedianya informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya melalui peta analog

100% 2014 Kab. /Kota

100 100 100

100%

2014 Kecamatan

100 100 100

100% 2014 (Kelurahan)

100 100 100

Pelibatan Peran Masyarakat Dalam Proses Penyusunan RTR

20. Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang, yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang.

100% 2014 90 90 90

Terlaksananya penjaringan aspirasi masyarakat melalui forum konsultasi publik yang memenuhi

100% 2014 100 100 100

II-71

No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator Target Nasional

Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

syarat inklusif dalam proses penyusunan RTR dan program pemanfaatan ruang, yang dilakukan minimal 2 (dua) kali setiap disusunnya RTR dan program pemanfaatan ruang.

Izin Pemanfaatan Ruang

21 Terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota beserta rencana rincinya

100% 2014 (Kabupaten /Kota)

34,09 34,09 34,09

Pelayanan Pengaduan Pelanggaran Tata Ruang

22 Terlaksanakannya tindakan awal terhadap pengaduan masyarakat tentang pelanggaran di bidang penataan ruang, dalam waktu 5 (lima) hari kerja

100% 2014 (Kab. /Kota dan Kecamatan

- - -

Penyediaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik

23 Tersedianya luasan RTH publik sebesar 20% dari luas wilayah kota/kawasan perkotaan.

25% 2014 77 70,69 70,69

4. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Penyediaan perumahan di Kabupaten Gunungkidul masih didominasi oleh rumah milik sendiri karena masih luasnya areal permukiman yang ada di seluruh wilayah. Penyediaan jaringan /instalasi listrik maupun air PDAM dari tahun ketahunpun terus meningkat. Untuk mengetahui indikator perumahan tahun 2012 -2016 pada tabel berikut:

II-72

Tabel 2.40 Indikator Perumahan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016

No. URAIAN TAHUN

SATUAN 2012 2013 2014 2015 2016

1

Status Kepemilikan

a. Rumah Milik Sendiri

203.990 204.561 206.606 206.606 207.332 unit

b. Rumah Dinas/Bebas sewa

138 138 151 151 151 unit

2 Jumlah sambungan Rumah Tangga(PLN)

133.290 140.031 147.190 154.336 166.618 Pelanggan

3 Jumlah sambungan Rumah Tangga (PDAM)

37.250 34.890 38.081 40.878 43.348 Sambungan

4 Luas Permukiman 28.737,80 28.665,96 28.665,96 n/a Ha

5 Luas Permukiman Kumuh

1.180,54 1.174,64 1.168,46 n/a 164,94 Ha

6 Jumlah rumah tinggal layak huni

188.207 188.778 190.822 n/a Unit

7 Jumlah bangunan berIMB

1.508 1.786 2.073 2.274 2,799 Unit

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, PT. PLN dan PDAM Kabupaten Gunungkidul, 2016

Tabel 2.41

SPM Bidang Perumahan Rakyat

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target

Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Rumah Layak

Huni dan

Terjangkau

1 Cakupan ketersediaan

rumah layak huni

100% 2009 -

2025

92,90 93,78 93,78

2 Cakupan Layanan

Rumah Layak Huni

Yang Terjangkau

70 % 2009 -

2025

26,79 29,47 29,47

II Lingkungan yang

Sehat dan Aman

yang didukung

dengan

Prasarana,

Sarana dan

Utilitas Umum

(PSU)

3 Cakupan lingkungan

yg sehat dan aman yg

didukung Prasarana,

sarana dan Utilitas

Umum (PSU)

100% 2009 -

2025

100 100 100

Sumber : Bagian Organisasi,2016

Pada bidang perumahan rakyat, indikator yang belum terpenuhi adalah

cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau. Target nasional 70%

di tahun 2025, baru tercapai 29,47% di tahun 2016. Belum tercapainya

indikator tersebut antara lain disebabkan belum optimalnya koordinasi,

validasi data, dan kegiatan yang secara nyata mendukung pencapaian

indikator tersebut.

II-73

5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat Kondisi stabilitas keamanan daerah salah satunya ditunjukkan adanya gangguan keamanan baik oleh masyarakat maupun oleh sekelompok orang. Selama ini kondisi stabilitas keamanan Kabupaten Gunungkidul cukup baik, meskipun jumlah tindak kriminal tahun 2016 menurun dibanding tahun-tahun sebelumnya, sehingga kondisi Kabupaten Gunungkidul relatif aman dan terkendali. Berikut adalah tabel Indikator Ketentraman, Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2016.

Tabel 2.42.

Jumlah Aparat, Sarana Keamanan dan Jumlah Pelanggaran K3 Kabupaten

Gunungkidul 2012-2016

No Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Aparat dan Sarana Keamanan

Jumlah Aparat Keamanan (Polisi)

904 932 1.183 1.011 1.068 Orang

Jumlah Aparat Pamong Praja

53 50 51 49 49 Orang

Jumlah Aparat Linmas 4.805 5.868 5.868 5.868 6.780 Orang

Jumlah Pos Keamanan (Polisi)

1 1 1 1 1 Unit

Jumlah Mobil Pemadam Kebakaran

3 3 4 4 4 Unit

Jumlah Pos Pemadam Kebakaran

1 1 1 1 1 Unit

Jumlah Pos Siskamling 3.729 3.729 3.729 3.740 3.740 Unit

Jumlah Patroli Petugas Satpol PP Pemantauan dan Penyelesaian Pelanggaran K3 Dalam 24 Jam

12 12 12 12 12 Orang

Jumlah Petugas Perlindungan Masyarakat

38 38 36 38 38 Orang

2 Jumlah Pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)

104 285 6.793 7.884 1.406 Kasus

3 Jumlah Penyelesaian Pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman, keindahan)

98 275 6.783 7.855 1.406 Kasus

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja dan BPBD Kabupaten Gunungkidul 2016

Pada Bidang Pemerintahan Dalam Negeri jenis pelayanan dasar pelayanan dokumen kependudukan, indikator yang belum tercapai cakupan penerbitan Kartu Tanda Penduduk yaitu 94, 71% (target nasional 100%). Belum tercapainya indikator tersebut karena banyaknya warga wajib KTP yang belum ber KTP merupakan masyarakat berkebutuhan khusus. Selain itu juga disebabkan karena keterbatasan blangko yang disediakan pemerintah pusat. Untuk pemenuhan perekaman KTP bagi warga berkebutuhan khusus telah dilakukan pelayanan bed to bed (petugas datang ke lokasi/tempat tinggal warga berkebutuhan khusus). Namun demikian, pelayanan tersebut kurang ditunjang dengan sarana prasarana dan jumlah SDM yang mencukupi.

II-74

Pada jenis layanan pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban

masyarakat, indikator yang belum terpenuhi adalah cakupan rasio petugas perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota. Dari target nasional 100% baru tercapai 85,89%. Untuk mencapai adanya petugas linmas pada setiap RT memang sulit mengingat daerah belum mampu memberikan kompensasi kepada petugas linmas untuk menarik animo masyarakat. Pada jenis layanan cakupan Penanggulangan Bencana Kebakaran di kabupaten/kota masih jauh dari target nasional yaitu 6,73% dari target nasional 80% pada tahun 2015. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan anggaran. Luas potensi kebakaran di Gunungkidul sangat besar, sehingga perlu anggaran yang mencukupi untuk menambah luas Wilayah Manajemen Kebakaran (WMK) dengan menambah pos pembantu. Persentase aparatur pemadam kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi juga belum sesuai target nasional. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran untuk meningkatkan kuantitas dan kompetensi petugas yang ada.

Tabel 2.43 SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri

No Pelayanan Dasar Indikator Target Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Pelayanan Dokumen

Kependudukan

1 Cakupan Penerbitan

Kartu Keluarga

100% 2015 90,59 88,47 86,26

2 Cakupan Penerbitan

Kartu Tanda

Penduduk

100% 2015 92,73 85,36 94,71

3 Cakupan Penerbitan

Kutipan Akta

Kelahiran

90% 2020 57,38 34,32 37,40

4 Cakupan Penerbitan

Kutipan Akta

Kematian

70% 2020 12,66 64,20 100

II Pemeliharaan

Ketentraman &

Ketertiban Masyarakat

5 Cakupan penegakan

peraturan daerah

dan peraturan

kepala daerah di

Kabupaten/Kota

100% 2015 100 100 100

6 Cakupan patroli

siaga ketertiban

umum dan

ketentraman

masyarakat

3 x

patrol

dlm

sehari

2014 100 100 100

7 Cakupan rasio

petugas

perlindungan

masyarakat (Linmas)

di kabupaten / kota

1 org

setiap

RT atau

sebuta

n

lainnya

2014 84,51 85,89 85,89

II-75

No Pelayanan Dasar Indikator Target Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

III Penanggulangan

Bencana Kebakaran

8 Cakupan Pelayanan

Bencana Kebakaran

di Kabupaten/Kota

80% 2015 6,73 6,73 6,73

9 Tingkat Waktu

Tanggap (Response

Time Rate)

75% 2015 100 100 100

10 Persentase aparatur

pemadam kebakaran

yang memenuhi

standar kualifikasi

85% 2015 0 20,83 17,24

11 Jumlah mobil

pemadam kebakaran

diatas 3000-5000

liter pada WMK (

Wilayah Manajemen

Kebakaran)

90% 2015 100 100 100

Sumber : Bagian Organisasi, 2016

6. Sosial Usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat meliputi berbagai bidang. Di bidang sosial, pemerintah dan lembaga swasta melakukan aktifitas-aktifitas sosial di antaranya dengan mendirikan panti asuhan bagi anak-anak telantar, memberikan santunan kepada korban bencana alam, dan memberikan kursus keterampilan bagi penduduk usia produktif yang masih menganggur maupun kepada kelompok disabilitas agar dapat meningkatkan kesejahteraannya. Permasalahan sosial di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2011 – 2016 masih menunjukkan angka yang tinggi, khususnya pada masalah sosial penyandang cacat, lanjut usia terlantar, anak terlantar dan wanita rawan sosial ekonomi, Dari data permasalahan yang ditangani oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul diperlukan fokus dan prioritas dalam penanganan masalah sosial serta prioritas penganggaran.

Tabel 2.44 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012 – 2016

Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1. Anak Balita Terlantar 609 735 842 816 583 Anak

2. Anak Terlantar 8.404 7.979 7.838 6.777 4.211 Anak

3. Anak Yang Berhadapan Dengan Hukum

63 0 - 14 21

Anak

4. Anak Jalanan 61 57 52 47 50 Anak

5. Anak Dengan Kedisabilitasan 1.026 826 1.110 1.028 938 Anak

6. Anak yang menjadi korban tindak kekerasan atau diperlakukan salah

349 304 270 133 7

Anak

7. Anak yang memerlukan 30 0 17 2 0 Anak

II-76

Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

perlindungan khusus

8. Lanjut Usia Terlantar 15.422 14.851 15.485 13.249 18.366 Orang

9. Penyandang Disabilitas 9.274 8.881 7.833 7.860 7.297 Orang

10. Tuna Susila 18 13 11 9 150 Orang

11. Gelandangan 9 8 9 7 41 Orang

12. Pengemis 36 34 32 27 36 Orang

13. Pemulung 81 79 81 69 106 Orang

14. Kelompok Minoritas - - - - 0 Orang

15. Bekas Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan

417 433 445 455 10 Orang

16. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) 61 105 131 346 243 Orang

17. Korban Penyalahgunaan NAPZA 228 178 197 162 57 Orang

18. Korban Trafficking - 2 - - 0 Orang

19. Korban Tindak Kekerasan 2.139 2.033 1.910 1.657 254 Orang

20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial 323 44 115 103 75 Orang

21. Korban Bencana Alam 182 452 454 14 120 Keluarga

22. Korban Bencana Sosial 11 21 22 24 52 Keluarga

23. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi 3.817 3.354 3.952 3.900 4.048 Orang

24. Keluarga Bermasalah Sosial Psikologis

953 900 932 745 1.380

Keluarga

25. Fakir Miskin 99.277 99.277 99.277 99.277 112.300 Keluarga

Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul, 2016

Pada Bidang Sosial, dari 7 (tujuh) indikator pada 4 (empat) jenis palayanan dasar, indikator yang belum tercapai anatara lain Persentase (%) PMKS skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis lainnya dan Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial. Hal tersebut disebabkan banyaknya jumlah PMKS serta penyandang cacat fisik dan mental di Kabupaten Gunungkidul, sementara anggaran terbatas. Capaian SPM bidang sosial dapat dilihat pada tabel 2.44.

Tabel 2.45

Capaian SPM Bidang Sosial

No Jenis Pelayanan Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Pelaksanaan

program/kegiatan

bidang sosial:

a

.

Pemberian bantuan

sosial bagi

Penyandang

Masalah

Kesejahteraan

Sosial skala

Kabupaten/ Kota

1 Persentase (%) PMKS

skala kab/kota yang

memperoleh bantuan

sosial untuk

pemenuhan

kebutuhan dasar.

80% 2008-

2015

46,49 67,84 77,92

II-77

No Jenis Pelayanan Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

b

.

Pelaksanaan

kegiatan

pemberdayaan

sosial skala

Kabupaten/Kota

2 Persentase (%) PMKS

skala kab/kota yang

menerima program

pemberdayaan sosial

melalui Kelompok

Usaha Bersama

(KUBE) atau

kelompok sosial

ekonomi sejenis

lainnya.

80% 2008-

2015

12,50 73,83 4,30

II Penyediaan sarana

dan prasarana

sosial:

a

.

Penyediaan sarana

prasarana pantai

sosial skala

kabupaten/kota

3 Presentase (%) pantai

sosial skala

kabupaten/ kota yang

menyediakan sarana

prasarana pelayanan

kesejahteraan sosial.

80% 2008-

2015

100 100 100

b

.

Penyediaan sarana

prasarana

pelayanan luar

panti skala

Kabupaten/Kota

4 Presentase (%)

wahana kesejahteraan

sosial berbasis

masyarakat (WKBSM)

yang menyediakan

sarana prasarana

pelayanan

kesejahteraan sosial.

60% 2008-

2015

100 100 100

III Penanggulangan

korban Bencana:

a

.

Bantuan sosial bagi

korban bencana

skala

Kabupaten/Kota

5 Presentase (%) korban

bencana skala

kabupaten/kota yang

menerima bantuan

sosial selama masa

tanggap darurat

80% 2008-

2015

100 100 100

b

.

Evaluasi korban

bencana skala

Kabupaten/kota

6 Presentase (%) korban

bencana skala

kabupaten/kota yang

dievakuasi dengan

menggunakan sarana

prasarana tanggap

darurat lengkap

80% 2008-

2015

0 - 100

IV Pelaksanaan dan

pengembangan

jaminan sosial bagi

penyandang cacat

II-78

No Jenis Pelayanan Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

fisik dan mental,

serta lanjut usia

tidak potensial:

Penyelenggaraan

jaminan sosial skala

Kabupaten/Kota

7 Presentase (%)

penyandang cacat

fisik dan mental, serta

lanjut usia tidak

potensial yang telah

menerima jaminan

social

40% 2008-

2015

8,59 37,56 3,56

Sumber : Bagian Organisasi

2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar

1. Tenaga Kerja Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan

lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran

di suatu daerah. Pengangguran di Kabupaten Gunungkidul masih menjadi

menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Dalam pembahasan ini

penduduk usia kerja (tenaga kerja) didefinisikan sebagai penduduk yang

berumur 15 tahun ke atas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan

Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka yang termasuk dalam Angkatan

Kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan,

sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah,

mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya.

Tabel 2.46 Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

No. Ketenagakerjaan Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 a. Penduduk 15 Tahun keatas

543.342 549.212 555.830 562.398 566.258 Orang

b. Penduduk 15 Tahun keatas (dalam %)

63,44 71,91 74,17 74,42 74,27 %

2 a. Angkatan Kerja 437.001 427.681 431.612 397.984 440.324 Orang

b. Angkatan Kerja (dalam %)

51,02 56,00 57,59 52,66 57,75 %

3 Kesempatan Kerja (dalam %)

98,62 98,31 98,39 97,10 97,70 %

4 a. Penganggur Terbuka

6.010 7.227 6.943 11.526 10.106 Orang

b. Penganggur Terbuka (dalam %)

12,53 18,72 18,05 27,38 25,15 %

5 a. Penempatan TKI 114 150 51 55 52 Orang

b. Penempatan TKI (dalam %)

26,51 13,60 4,89 15 7,84 %

6 a. PHK pada tahun yang bersangkutan

6 5 4 3 3 Kasus

II-79

No. Ketenagakerjaan Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

b. Jumlah TK PHK 6 5 4 3 3 Orang

c. Jumlah TK PHK (dalam %)

2,46 2,02 1,57 0.43 0.49 %

7 Rata2 Kebutuhan Hdp Min/Keb.Hdp Layak(KHL)

802.000 890.000 920.000 951.449 NA Rupiah

8 Rata2 Upah Min.Reg./Upah Min Kab(UMK)

892.660 947.114 988.580 1.235.700 1.337.650 Rupiah

9 a. Pencari Kerja (yang ditempatkan)

1.103 1.423 820 741 663 Orang

b. Pencari Kerja (dalam %)

11,54 35,96 36,95 31,21 30,74 %

10 Setengah Pengangguran

175.192 38.298 31.286 25.279 30.073

Orang

Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul, 2016

Pada bidang ketenagakerjaan, indikator SPM yang masih sulit terpenuhi antara lain besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta program Jamsostek. Masih banyak perusahaan yang tidak mendaftarkan pekerja/buruhnya untuk mengikuti Jamsostek. Indikator besaran pengujian peralatan di perusahaan juga belum terpenuhi karena kurangnya tenaga pengawas tenaga kerja, khususnya dalam uji peralatan di perusahaan serta kurangnya pemahaman dan kesediaan perusahaan melaksanakan kewajiban sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Capaian SPM bidang ketenagakerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.47 Capaian SPM Bidang Ketenagakerjaan

No Pelayanan Dasar Indikator

Target

Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Pelayanan Pelatihan Kerja

1 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis kompetensi

75% 2016 90 91,43 63,60

2 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan berbasis masyarakat

60% 2016 100 56,47 64,29

3 Besaran tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan kewirausahaan

60% 2016 100 0 0

II Pelayanan Penempatan Tenaga Kerja

Besaran pencari kerja yang terdaftar yang ditempatkan

70% 2016 36,95 31,21 84,02

II-80

No Pelayanan Dasar Indikator

Target

Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

III Pelayanan Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

Besaran Kasus yang diselesaikan dengan Perjanjian Bersama (PB)

50% 2016 0 100 100

IV Pelayanan Kepesertaan Jamsostek

Besaran Pekerja/buruh yang menjadi peserta Jamsostek

50% 2016 15,59 18,24 0

V Pelayanan Pengawasan Ketenagakerjaan

1 Besaran pemeriksaan perusahaan

45% 2016 21,51 10,71 10,49

2 Besaran pengujian peralatan di perusahaan

50% 2016 6,29 1,72 0,34

Sumber : Bagian Organisasi,2016

2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Sesuai dengan amanat Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan Nasional dan Permendagri Nomor 67 Tahun Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah, maka pembangunan di Kabupaten Gunungkidul juga harus memperhatikan kebijakan pengarusutamaan gender. Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan strategi yang dibangun untuk mengintegrasikan perspektif gender menjadi satu dimensi integral dari perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas kebijakan dan program pembangunan. Pelaksanaan integrasi PUG ke dalam siklus perencanaan dan penganggaran daerah diharapkan dapat mendorong pengalokasian sumber daya pembangunan menjadi lebih efektif, dapat dipertanggungjawabkan, dan adil dalam memberikan manfaat pembangunan bagi seluruh penduduk Gunungkidul, baik perempuan maupun laki-laki. Sesuai dengan kebijakan nasional, maka upaya penting yang menjadi fokus pengarusutamaan gender adalah : a) peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam

pembangunan; b) perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan; dan c) peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan

perempuan. Pelaksanaan PUG harus terefleksikan dalam proses penyusunan kebijakan yang menjadi acuan perencanaan dan penganggaran untuk menjamin program dan kegiatan yang dibuat oleh seluruh lembaga pemerintah menjadi responsif gender. Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG) merupakan perencanaan yang disusun dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu: akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-laki. Dengan demikian perencanaan dan penganggaran harus mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan dan permasalahan pihak perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunan maupun dalam pelaksanaan kegiatan.

II-81

a) Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah

Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan dapat ditunjukkan dengan data Pegawai Negeri Sipil menurut golongan dan jenis kelamin, serta data pejabat struktural di pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Tabel 2.48

Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No. URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1 Golongan I 459 447 362 282 208

Laki-laki 404 392 319 250 180

Perempuan 55 55 43 32 28

2 Golongan II 2.721 2.116 1.840 1.739 1.620

Laki-laki 1.375 1.145 1.096 1.099 1.104

Perempuan 1.346 971 744 640 516

3 Golongan III 4.209 4.280 4.539 4.642 4.688

Laki-laki 2.370 2.237 2.274 2.28 2.227

Perempuan 1.839 2.043 2.265 2.362 2.461

4 Golongan IV 3.749 3.834 3.863 3.695 3.602

Laki-laki 2.244 2.260 2.265 2.154 2.092

Perempuan 1.505 1.574 1.598 1.541 1.510

Sumber : Badan Kepepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul 2016

Tabel 2.49

Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

No Jabatan TAHUN

L/P 2012 2013 2014 2015 2016

1 Eselon II L+P 24 24 26 24 24

-IIA L 1 1 1 0 0

P 0 0 0 0 0

-IIB L 21 21 23 22 22

P 2 2 2 2 2

2 Eselon III L+P 146 145 147 148 140

-IIIA L 51 51 51 52 51

P 7 7 9 9 8

-IIIB L 66 66 66 65 60

P 22 22 21 22 21

3 Eselon IV L+P 510 508 519 524 498

-IVA L 293 291 293 300 286

P 112 112 112 110 106

-IVB L 72 72 74 73 68

P 33 33 40 41 38

4 Eselon V L+P 53 51 61 65 60

-VA L 39 37 45 48 45

P 14 14 16 17 15

Jumlah L+P 733 728 753 761 722 Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2016

II-82

b) Partisipasi Perempuan di Lembaga Legislatif

Tabel 2.50 Jumlah Anggota DPRD Gunungkidul Menurut Komisi dan Jenis Kelamin

Tahun 2012-2016

No URAIAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1 Komisi A 10 10 9 9 9

Laki-laki 8 8 7 7 8

Perempuan 2 2 2 2 1

2 Komisi B 9 9 10 10 10

Laki-laki 7 7 9 9 9

Perempuan 2 2 1 1 1

3 Komisi C 12 12 11 11 11

Laki-laki 11 11 9 9 10

Perempuan 1 1 2 2 1

4 Komisi D 10 10 11 11 10

Laki-laki 9 9 9 9 8

Perempuan 1 1 1 1 2

5 Unsur

Pimpinan

4 4 4 4 4

Laki-laki 4 4 4 4 4

Perempuan - - - - -

Sumber : Sekretariat DPRD Gunungkidul, 2016

c) Kekerasan Terhadap Perempuan Kekerasan terhadap perempuan bukanlah hal yang baru. Timbulnya berbagai macam bentuk kekerasan terhadap perempuan disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Bentuk-bentuk kejahatan yang dapat dikategorikan sebagai kekerasan terhadap perempuan antara lain adalah perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga atau kekerasan domestik dan pelecehan seksual. Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPMPKP Kabupaten Gunungkidul menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak terus bertambah jumlahnya yang dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 2.51 Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

No Jenis Kekerasan Tahun

201

2

2013 2014 2015 2016

1 Fisik : - Perempuan - Anak - Laki-laki

10 6 -

5 - -

7 2 1

6 5 6

8 2 -

II-83

No Jenis Kekerasan Tahun

201

2

2013 2014 2015 2016

2 Psikis : - Perempuan - Anak - Laki-laki

4 3 -

7 4 1

6 2 -

11

- 2

10 7 -

3 Seksual : - Perempuan - Anak - Laki-laki

4

17 -

4

15 -

3

18 -

5

13 -

4

36 -

4 Penelantaran : - Perempuan - Anak - Laki-laki

11 4 -

- - -

1 - -

2 - -

- - -

Sumber : BPMPKB, 2016

SPM bidang layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban

kekerasan, indikator yang belum terpenuhi adalah cakupan petugas

bimbingan rohani terlatih dalam melakukan bimbingan rohani

(tercapai 33,3%) dan cakupan penyelesaian penanganan kasus

kekerasan terhadap perempuan dan anak di tingkat kepolisian

(tercapai 37,3%). Kendala pencapaian SPM pada bidang layanan

terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan antara lain

keberhasilan pelaksanaan SPM pada bidang ini ditentukan oleh

berbagai pihak yang di antaranya di luar kewenangan Pemerintah

Kabupaten dan belum tersedianya sarana dan prasarana memadai

pada Unit Pelayanan Terpadu untuk korban kekerasan perempuan

dan anak serta keterbatasan jumlah SDM pelayanan/petugas

terlatih. Capaian SPM bidang layanan terpadu bagi perempuan dan

anak korban kekerasan dapat dilihat pada tabel 2.51.

Tabel 2.52

SPM Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target

Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

1 Penanganan

Pengaduan/

Laporan Korban

Kekerasan

Terhadap

Perempuan dan

Anak

1 a. Cakupan

Perempuan dan

Anak Korban

Kekerasan yang

Mendapatkan

Penanganan

Pengaduan oleh

Petugas Terlatih di

dalam Unit Pelayan

Terpadu

100% 2014 100 100 100

1 b. Cakupan

ketersediaan

petugas di Unit

Pelayanan Terpadu

yg memiliki

kemampuan utk

100 100 100

II-84

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target

Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

menindaklanjuti

pengaduan/laporan

masyarakat

II Pelayanan

Kesehatan Bagi

Perempuan dan

Anak Korban

Kekerasan

2 Cakupan Perempuan dan

Anak Korban Kekerasan

yang Mendapatkan

Layanan Kesehatan oleh

Tenaga Kesehatan

Terlatih di Puskesmas

Mampu Tatalaksana

KtP/A dan PPT / PKT di

RS

100% 2014 100 100 100

a.Cakupan Puskesmas

mampu tatalaksana kasus

kekerasan terhadap

perempuan dan anak

(KtP/A)

300 300 300

c. Cakupan RSU

Vertikal/RSUD/RS

Swasta/RS Polri yang

melaksanakan pelayanan

terpadu bagi perempuan

dan anak korban

kekerasan

33,33 100 100

d. Cakupan tenaga

kesehatan terlatih tentang

tatalaksana kasus korban

kekerasan terhadap

perempuan dan anak

(KtP/A) di Puskesmas

150 150 150

e. Cakupan tenaga

kesehatan terlatih tentang

tatalaksana kasus korban

kekerasan terhadap

perempuan dan anak di

Rumah Sakit

388,8

9

388,8

9

388,89

III Rehabilitasi Sosial

Bagi Perempuan

dan Anak Korban

Kekerasan

3. Cakupan Layanan

Rehabilitasi Sosial yang

Diberikan oleh Petugas

Rehabi-litasi social

Terlatih Bagi Perempuan

dan Anak Korban

Kekerasan di dalam Unit

Pelayanan Terpadu

75% 2014 - - 100

a. Cakupan petugas

rehabilitasi sosial

yang terlatih

- 100 100

II-85

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target

Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

4.Cakupan Layanan

Bimbingan Rohani yang

Dierikan Oleh Petugas

Bimbingan Rohani

Terlatih Bagi Perempuan

dan Anak Korban

Kekerasan di Dalam Unit

Pelayanan Terpadu

75% 2014 100 100 100

a. Cakupan petugas

bimbingan rohani terlatih

dalam melakukan

bimbingan rohani

33,33 100,0

0

33,33

IV Penegakan dan

Bantuan Hukum

Bagi Perempuan

dan Anak Korban

Kekerasan

5.Cakupan Penegakan

Hukum dari Tingkat

Penyidikan sampai dengan

Putusan Pengadilan atas

Kasus-kasus Kekerasan

terhadap Perempuan dan

Anak

80% 2014 88,89 100 100

a.Cakupan penyelesaian

penanganan kasus

kekerasan terhadap

perempuan dan anak di

tingkat kepolisian

b.Cakupan penyelesaian

penanganan kasus

kekerasan terhadap

perempuan dan anak di

tingkat kepolisian

c.Cakupan ketersediaan

sarana dan prasarana di

UPPA

100 40,91 37,29

0 100 100

- 100 100

d.Cakupan ketersediaan

polisi yang terlatih dalam

memberikan layanan yang

sensitif gender

eCakupan ketersediaan jaksa

yang terlatih dalam

penuntutan kasus kekerasan

terhadap perempuan dan

anak

fCakupan ketersediaan

hakim yang terlatih dalam

menanggani perkara

kekerasan terhadap

perempuan dan anak

100 100 100

100 100 100

100 100 100

6Cakupan Perempuan dan

Anak Korban Kekerasan yang

Mendapatkan Layanan

Bantuan Hukum

50% 2014 100 100 100

II-86

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target

Nasional

Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

a. Cakupan ketersediaan

petugas pendamping

hukum atau advokat yang

mempunyai kemampuan

pendampingan pada saksi

dan/atau korban

kekerasan terhadap

perempuan dan anak

100 100 100

V Pemulangan dan

Reintegrasi Sosial

Bagi Perempuan

dan Anak Korban

Kekerasan

7 Cakupan Layanan

Pemulangan Bagi

Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan

50% 2014 0,00 0 2,99

8 Cakupan Layanan

Reintegrasi Sosial Bagi

Perempuan dan Anak

Korban Kekerasan

100% 2014 - - -

9 a. Cakupan

ketersediaan

petugas terlatih

untuk melakukan

reintegrasi sosial

- - -

Sumber : bagian Organisasi, 2016

3. Pangan Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat Indonesia. Pangan harus senantiasa tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi, dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat, serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat. Penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata, dan berkelanjutan dengan berdasarkan pada kedaulatan pangan, kemandirian pangan, dan ketahanan pangan. Kerawanan pangan dapat dilihat dari aspek produksi, distribusi dan konsumsi. Dari aspek produksi, rawan pangan terjadi akibat kemampuan produksi yang tidak seimbang dengan kebutuhan, sehingga kekurangan pasokan dibandingkan permintaan. Dari aspek distribusi adalah ketidakseimbangan pasokan untuk memenuhi permintaan pangan sehingga terjadi kelangkaan pangan di suatu tempat, waktu, pada jumlah dan harga yang tidak memadai atau ketidakmampuan membeli pangan karena tidak ada daya beli atau karena kemiskinan. Sedangkan dari aspek konsumsi adalah ketidakmampuan dalam memenuhi konsumsi pangan yang sesuai dengan standar kecukupan kalori dan protein, yaitu energi 2.150 kkal/kapita/hari serta protein 57 gr/kapita/hari (WNPG X tahun 2012). Penilaian kondisi kerawanan pangan memperhatikan 3 indikator, yaitu ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan. a) Ketersediaan Pangan

Indikator Ketersediaan Pangan dihitung menggunakan data produksi pangan serealia (beras, jagung, ubi kayu dan ubi jalar) yang diperbandingkan dengan populasi penduduk dan jumlah konsumsi

II-87

normatif pangan serealia. Produksi pangan serealia yang digunakan adalah produksi netto yang berasal dari konversi produksi bruto yang telah dikurangi dengan susut untuk kebutuhan benih (s), pakan (f) dan tercecer (w). Pada tahun 2015, kondisi pangan dan gizi Kabupaten Gunungkidul dilihat dari indikator ketersediaan pangan berada dalam kategori aman atau masuk skor 1. Hal ini dapat dilihat dari data ketersediaan pangan pokok sumber karbohidrat yang jika dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi kalori telah menunjukkan kondisi yang surplus (aman). Ketersediaan pangan serealia per kapita per hari sebesar 2.513 gram, sedangkan kebutuhan konsumsi kalori sebesar 300 gram. Dari angka tersebut maka rasio ketersediaan pangan sebesar 8,38 sehingga dikategorikan surplus atau masuk skor 1.

b) Akses Pangan Indikator Akses Pangan dinilai dengan pendekatan jumlah Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I alasan ekonomi berdasarkan data setahun terakhir. Berdasarkan indikator akses pangan pada tahun 2015, dari 243.002 keluarga di Kabupaten Gunungkidul terdapat 13.131 keluarga pra sejahtera alasan ekonomi dan 7.766 keluarga sejahtera I alasan ekonomi atau total terdapat 20.897 keluarga miskin (8,60%) sehingga masuk skor 1.

c) Pemanfaatan Pangan Indikator Pemanfaatan Pangan dihitung menggunakan data status gizi balita yangdinilai dari prevalensi KEP (kekurangan energi protein) yang terdiri dari data balita gizi kurang dan gizi buruk. Data ini disusun satu tahun sekali melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG). Dari indikator pemanfaatan pangan, dilihat dari pemantauan status gizi terhadap 33.741 balita yang ditimbang, terdapat balita yang termasuk kategori gizi buruk sebanyak 161 balita (0,48%) dan gizi kurang sejumlah 2.352 balita (6,97%), sehingga total KEP sebanyak 2.513 balita (7,45%) atau masuk skor 1. Berdasarkan penilaian ketiga indikator di atas maka Kabupaten Gunungkidul memiliki skor total sebesar 3 dan masuk dalam kategori Aman. Apabila penilaian kerawanan pangan dijabarkan lagi ke tingkat wilayah yang lebih kecil (Kecamatan), maka hasil penilaian dari ketiga indikator rawan pangan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.53

Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi Kab. Gunungkidul Tahun 2016

No. Kecamatan Skor

Ketersediaan

Skor Akses

Pangan

Skor Pemanfaatan

Pangan Total Skor Kategori

1 Panggang 1 1 1 3 Aman

2 Purwosari 1 1 1 3 Aman

3 Paliyan 1 2 1 4 Aman

4 Saptosari 1 1 1 3 Aman

5 Tepus 1 1 1 3 Aman

6 Tanjungsari 1 1 1 3 Aman

7 Rongkop 1 1 1 3 Aman

8 Girisubo 1 1 1 3 Aman

9 Semanu 1 1 1 3 Aman

10 Ponjong 1 1 1 3 Aman

11 Karangmojo 1 1 1 3 Aman

12 Wonosari 1 1 1 3 Aman

II-88

No. Kecamatan Skor

Ketersediaan

Skor Akses

Pangan

Skor Pemanfaatan

Pangan Total Skor Kategori

13 Playen 1 1 1 3 Aman

14 Patuk 1 1 1 3 Aman

15 Gedangsari 1 1 1 3 Aman

16 Nglipar 1 1 1 3 Aman

17 Ngawen 1 1 1 3 Aman

18 Semin 1 1 1 3 Aman

Kab.Gunungkidul 1 1 1 3 Aman

Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gunungkidul,

2016

Berdasarkan kondisi kerawanan pangan dan gizi sesuai dengan tabel tersebut, dapat dilakukan pemetaan wilayah (Kecamatan) sebagai berikut : 1) Daerah Hijau (Aman) : 18 Kecamatan 2) Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Tanjungsari, Girisubo,

Semanu, Ponjong, Karangmojo, Playen, Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, Tepus, Rongkop, Wonosari.

3) Daerah Kuning (Waspada) : 0 Kecamatan 4) Daerah Merah (Rawan) : 0 Kecamatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 tidak terdapat Kecamatan potensi rawan pangan di Kabupaten Gunungkidul. Perkembangan potensi kerawanan pangan dan gizi Kabupaten Gunungkidul mulai tahun 2012 hingga tahun 2016 dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 2.54 Perkembangan Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No. Kecamatan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Panggang Aman Aman Aman Aman Aman

2 Purwosari Aman Aman Aman Aman Aman

3 Paliyan Aman Aman Aman Aman Aman

4 Saptosari Aman Aman Aman Aman Aman

5 Tepus Rawan Rawan Aman Aman Aman

6 Tanjungsari Aman Aman Aman Aman Aman

7 Rongkop Rawan Rawan Aman Aman Aman

8 Girisubo Aman Aman Aman Aman Aman

9 Semanu Aman Aman Aman Aman Aman

10 Ponjong Aman Aman Aman Aman Aman

11 Karangmojo Aman Aman Aman Aman Aman

12 Wonosari Aman Rawan Aman Aman Aman

13 Playen Aman Aman Aman Aman Aman

14 Patuk Aman Aman Aman Aman Aman

15 Gedangsari Aman Aman Aman Aman Aman

16 Nglipar Aman Aman Aman Aman Aman

17 Ngawen Aman Aman Aman Aman Aman

18 Semin Aman Aman Aman Aman Aman

Kabupaten Gunungkidul Aman Aman Aman Aman Aman

Sumber: Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten

Gunungkidul, 2016

II-89

Pada tataran wilayah yang lebih kecil (Desa) juga telah terjadi penurunan jumlah desa potensi tinggi rawan pangan dari 38 Desa pada tahun 2011 menjadi 24 Desa pada tahun 2012, 22 Desa pada tahun 2013, tahun 2014, 2015 dan 2016 menjadi 7 Desa. Penurunan tersebut telah menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul bersama masyarakat untuk mewujudkan kondisi ketahanan pangan secara lebih merata, walaupun pada kenyataannya masih terdapat sejumlah Desa rawan pangan.

Tabel 2.55 Desa Rawan Pangan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016

Sumber :BP2KP Kabupaten Gunungkidul, 2016

Sumber : BP2KP Kabupaten Gunungkidul, 2016

Gambar 2.22 Jumlah Desa Rawan Pangan dan Gizi Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2016

SPM bidang Ketahanan Pangan sebagian besar indikator telah melebihi

target nasional. Data capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

NO DESA - KECAMATAN POTENSI KERAWANAN

PANGAN

1 Karang Asem - Paliyan Rawan

2 Grogol - Paliyan Rawan

3 Pucung - Girisubo Rawan

4 Kenteng - Ponjong Rawan

5 Wonosari - Wonosari Rawan

6 Banyusoca - Playen Rawan

7 Mertelu - Gedangsari Rawan

II-90

Tabel 2.56 SPM Bidang Ketahanan Pangan

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Ketersediaan dan

Cadangan Pangan

1 Ketersediaan Energi

dan Protein Per Kapita

90% 2015 154,43 150,33 145,86

2 Penguatan Cadangan

Pangan

60% 2015 293,64 279,71 284,42

II Distribusi dan Akses

Pangan

3 Ketersediaan Informasi

Pasokan, Harga dan

Akses Pangan di

Daerah

90% 2015 99,48 97,98 97,08

4 Stabilitas Harga dan

Pasokan Pangan

90% 2015 133,85 112,44 127,72

III Penganekaragaman

dan Keamanan

Pangan

5 Skor Pola Pangan

Harapan (PPH)

90% 2015 80,73 81,68 0

6 Pengawasan dan

Pembinaan

Keamanan Pangan

80% 2015 85 82,35 82,61

IV Penanganan

Kerawanan Pangan

7 Penanganan Daerah

Rawan Pangan

60% 2015 100 100 100

Sumber : Bagian Organisasi,2016

4. Pertanahan Urusan pertanahan dilaksanakan untuk meningkatkan penataan dan tercapainya perumusan kebijakan dalam urusan pertanahan. Jumlah tanah bersertifikat di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel 2.56 di bawah ini :

Tabel 2.57 Jumlah Tanah Yang Bersertifikat di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

No Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Tanah yang bersertipikat(bangunan/gudang) per tahun

a. Hak Milik 176.421 189.679 199.022 208.162 312.018 Buah

b. Hak Guna Bangunan

815 840 1.058 1.146 1.281 Buah

c. Hak Pakai 4.794 4.818 4.876 4.906 4.922 Buah

Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul, 2016

5. Lingkungan Hidup Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut maka upaya peningkatan pengetahuan dan

II-91

penyadaran para pemangku kepentingan, melalui berbagai metode dan media yang efektif perlu terus dilaksanakan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa kualitas lingkungan hidup yang semakin menurun mengancam kelangsungan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Untuk dapat mewujudkan hal tersebut maka upaya peningkatan pengetahuan dan penyadaran para pemangku kepentingan, melalui berbagai metode dan media yang efektif perlu terus dilaksanakan.

Kondisi lingkungan Kabupaten Gunungkidul secara umum masih

dalam kondisi cukup baik, artinya untuk kualitas air, udara, laut dan

tanah belum mengalami pencemaran yang berat. Indikatornya adalah

sebagian besar hasil pemeriksaan komponen lingkungan tersebut belum

melebihi baku mutu. Tetapi kuantitas sumberdaya alam yang dimiliki

seperti lahan, hutan dan air sudah mengalami kerusakan, seperti

kerusakan sumberdaya air, kerusakan lahan akibat pertambangan dan

lahan kritis sudah cukup mengkhawatirkan, karena kecenderungan

meningkat terus seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan

kebutuhan masyarakat. Meskipun demikian upaya pengendalian

kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup harus terus dilakukan guna

mencegah kerusakan lingkungan yang lebih besar atau bencana

lingkungan.

1. Kondisi air sungai dalam Kota Wonosari

Dari hasil pemantauan kualitas air sungai yang melewati kota Wonosari

selama lima tahun terakhir pada musim penghujan yang dilakukan

kualitas air di alur sungai bagian hulu memiliki status mutu air

memenuhi baku mutu bila digunakan sebagai prasarana/sarana

rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk

mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan

mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (mutu air kelas 2)

menurut Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 20

tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta, sedangkan alur sungai bagian hilir memiliki status mutu

air tercemar ringan bila digunakan untuk peruntukan yang sama. Pada

pemantauan musim kemarau, di alur sungai bagian hulu sampai hilir,

status mutu air sungai termasuk dalam kategori memenuhi baku mutu,

kecuali di alur bagian tengah status mutu airnya termasuk dalam

kategori tercemar ringan. Parameter yang dominan menyebabkan

sungai bagian hilir memiliki status mutu air tercemar ringan pada

pemantauan bulan Maret adalah parameter Biological Oxygen Demand

(BOD), sedangkan parameter yang dominan menyebabkan sungai

bagian tengah pada pemantauan pada musim kemarau memiliki status

mutu air tercemar ringan adalah kandungan nitrit. Status mutu air

sungai yang melewati kota Wonosari sebagai sampel pada tahun 2016

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

II-92

Tabel 2.58 Indeks Pencemaran Air Sungai Yang Melewati Kota Wonosari

Tahun 2016

Sungai Bulan Maret Bulan SEPTEMBER

IP Kategori IP Kategori

Besole 7,664 Tercemar Sedang 3,696 Tercemar Ringan Kepek 7,907 Tercemar Sedang 17,571 Tercemar Berat Krapyak 0,751 Memenuhi Baku Mutu 25,269 Tercemar Berat Blimbing 2,300 Tercemar Ringan 4,493 Tercemar Ringan Wareng 1,841 Tercemar Ringan 3,580 Tercemar Ringan

Sumber : Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Gunungkidul 2016

b) Kondisi Kualitas Udara Ambien

Kualitas udara di Kabupaten Gunungkidul bisa dikatakan masih cukup

baik, karena dari hasil pemantauan yang dilakukan di 7 titik lokasi

(simpang tiga Sambipitu, simpang empat Kantor Pos Wonosari, taman

parkir Pasar Argosari Wonosari, Kawasan Industri Mijahan, simpang

tiga Bedoyo, simpang empat Karangmojo dan Pasar Semin) pada bulan

Maret maupun Oktober, hasil pengujian parameter-parameter kualitas

udara ambiennya masih berada di bawah ambang batas yang

diperkenankan berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta No. 153 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien

Daerah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, namun untuk

parameter kebisingan, di beberapa titik sudah melebihi ambang batas

yang diperkenankan berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah

Istimewa Yogyakarta No. 176 Tahun 2003 tentang Baku Tingkat

Getaran, Kebisingan dan Kebauan di Propinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta.Kandungan gas ozon (Ox) dan partikel (debu) di udara pada

pemantauan bulan Oktober di sebagian besar lokasi mengalami

peningkatan dibandingkan pada pemantauan bulan Maret.

c) Kondisi Kualitas Tanah

Hasil pemantauan kualitas tanah secara umum selama lima tahun

terakhir mewakili 3 zona. Pada pemeriksaan kualitas tanah tahun 2016

di zone Utara, yang meliputi kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar,

Ngawen, Ponjong dan Semin dapat dilihat bahwa sampel tanah dari

Ngawen melebihi ambang kritis untuk 2 parameter dibandingkan

dengan Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (di

lahan kering) menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000

tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa,

yaitu parameter daya hantar listrik (DHL) dan potensial redoks. Sampel

tanah dari Patuk (Widoro Kulon) melebihi ambang kritis untuk 3

parameter, yaitu parameter berat isi, daya hantar listrik (DHL) dan

potensial redoks. Sampel tanah dari Patuk (Kemuning), Ponjong dan

Semin melebihi ambang kritis untuk 4 parameter, yaitu untuk

parameter berat isi (Ponjong dan Semin), porositas total (Patuk dan

Semin), derajat pelulusan air (Patuk dan Ponjong), daya hantar listrik

(Patuk, Ponjong dan Semin) serta potensial redoks (Patuk, Ponjong dan

Semin). Sampel dari Gedangsari dan Nglipar melebihi ambang batas

untuk 5 parameter, yaitu komponen koloid, berat isi, derajat pelulusan

air, daya hantar listrik dan potensial redoks untuk sampel tanah di

Gedangsari, sedangkan untuk sampel tanah dari Nglipar melebihi

II-93

ambang batas untuk parameter berat isi, porositas total, derajat

pelulusan air, daya hantar listrik dan potensial redoks.

Dari pemantauan kualitas tanah di zone Tengah, yang meliputi

kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo dan Semanu dapat dilihat

bahwa sampel tanah dari Playen dan Karangmojo melebihi ambang

kritis untuk 2 parameter, yaitu daya hantar listrik dan potensial redoks.

Sampel tanah dari Wonosari, baik dari desa Pulutan maupun

Karangrejek serta dari Semanu melebihi ambang kritis untuk 3

parameter, yaitu untuk parameter ketebalan solum, derajat pelulusan

air (permeabilitas), daya hantar listrik (DHL) dan potensial redoks.

Dari pemantauan kualitas tanah di zone Selatan, yang meliputi

kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Tanjungsari,

Tepus, Rongkop dan Girisubo dapat dilihat bahwa sampel tanah dari

Saptosari, Paliyan dan Tepus melebihi ambang kritis untuk 2

parameter, yaitu untuk parameter daya hantar listrik (DHL) dan

potensial redoks, sampel tanah dari Tanjungsari, Rongkop dan Girisubo

melebihi ambang kritis untuk 3 parameter, yaitu untuk kebatuan

permukaan, DHL dan potensial redoks untuk sampel tanah dari

Tanjungsari, sedangkan sampel tanah dari Rongkop dan Girisubo

melebihi ambang kritis untuk parameter derajat pelulusan air

(permeabilitas), DHL dan potensial redoks. Sampel tanah dari Purwosari

melebini ambang kritis untuk 4 parameter, yaitu porositas total, derajat

pelulusan air (permeabilitas), daya hantar listrik dan potensial redoks,

sedangkan sampel tanah dari Panggang melebihi ambang kritis untuk 5

parameter, yaitu berat isi, porositas total, derajat pelulusan air

(permeabilitas), daya hantar listrik dan potensial redoks.

Tabel 2.59

Capaian SPM bidang Lingkungan Hidup

No Pelayanan

Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Pelayanan

Pencegahan

Pencemaran Air

1 persentase jumlah

usaha dan/atau

kegiatan yang

mentaati

persyaratan

administrasi dan

teknis pencegahan

pencemaran air

100% 2013 100 50 83,33

II Pelayanan

Pencegahan

Pencemaran

Udara dari

Sumber Tidak

Bergerak

2 persentase jumlah

usaha dan/atau

kegiatan sumber

yang tidak bergerak

yang memenuhi

persyaratan

administrasi dan

teknis pencegahan

pencemaran udara

100% 2013 100 100 100

III Pelayanan

Informasi

Status

Kerusakan

3 persentase luasan

lahan dan/atau

tanah untuk

produksi biomassa

100% 2013 100 100 100

II-94

No Pelayanan

Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian

(Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

Lahan

dan/atau tanah

untuk produksi

Biomassa

yang telah

ditetapkan dan

diinformasikan

status

kerusakannya

IV Pelayanan

Tindak Lanjut

Pengaduan

Masyarakat

akibat adanya

dugaan

pencemaran

dan/atau

perusakan

lingkungan

hidup

4 persentase jumlah

pengaduan

masyarakat akibat

adanya dugaan

pencemaran dan/

atau perusakan

lingkungan hidup

yang ditindaklanjuti

100% 2013 100 100 100

Sumber : Bagian Organisasi 2017

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa SPM bidang Lingkungan Hidup hampir semua indikator telah memenuhi target nasional. Satu-satunya indikator yang belum sesuai target nasional adalah pencegahan pencemaran air yang terealisasi 83,33%. Dari 6 usaha dan/atau kegiatan yang dipantau, 5 usaha dan/atau kegiatan sudah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis, sedangkan 1 usaha dan/atau kegiatan sudah memenuhi persyaratan administrasi namun belum memenuhi persyaratan teknis. Kendala utama dalam penerapan SPM bidang lingkungan hidup meliputi keterbatasan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, serta anggaran.

6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Pelayanan bidang kependudukan dan pencatatan sipil menjadi salah satu sasaran utama dalam pembangunan. Keberadaan penduduk yang merupakan salah satu modal utama pembangunan perlu mendapatkan perhatian agar penerapan administrasi kependudukan berjalan sesuai dengan amanat undang-undang yang berlaku. Penerapan sistem informasi administrasi kependudukan seperti yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil serta Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP Berbasis NIK Secara Nasional, memerlukan koordinasi, fasilitasi dan pembinaan di bidang kependudukan dan catatan sipil yang baik antara Pemerintah Pusat, Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Implementasi sistem informasi administrasi kependudukan (SIAK) on line perlu mendapatkan dukungan dengan peningkatan kapasitas SDM dalam rangka pengoperasiannya termasuk pelatihan pemeliharaan peralatan jaringan SIAK on line. Menurut catatan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 mencapai angka 762.452 orang dengan komposisi penduduk perempuan sebanyak 380.527 orang dan 375.217 orang penduduk laki-laki. Pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Gunungkidul yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil antara lain pelayanan KTP, KK, Akta kelahiran, akta perkawinan dan perceraian.

II-95

Pelayanan ini harus diberikan kepada semua masyarakat dan juga ada beberapa jenis pelayanan yang telah mempunyai standar pelayanan minimal (SPM) yang harus dicapai.

Tabel 2.60 Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Uraian Tahun

Satuan 2012 2013*) 2014 2015 2016

Laki-Laki

- Jumlah 423.919 381.159 375.168 375.217 376.875 Orang

- Persentase

49,5 49,91 50,06 49,6487 49,82 %

Perempuan

- Jumlah 432.530 382.606 374.279 380.527 382.577 Orang

- Persentase

50,5 50,09 49,94 50,3513 50,17 %

Jumlah 856.449 763.765 749.447 755.744 762.452 Orang Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2017*) Adanya Integrasi

eKTP dan SIAK serta penghapusan data ganda dan anomaly

Tabel 2.61 Perkembangan Kepemilikan Dokumen Kependudukan

di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No Dokumen Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Kartu Keluarga 140.512 163.289 179.363 196.217 206.884

KTP 473.190 484.154 484.985 508.300 534.018

Akta Kelahiran 132.402 142.486 193.690 215.786 289.335

Akta Kematian 257 498 1.707 8.901 17.813

Akta Perkawinan 146.605 148.960 188.547 203.114 214.097

Akta Perceraian 4,412 5,484 7.214 10.263 12.973

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2017

7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat lebih di titik beratkan pada aspek pengembangan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam pembangunan melalui penguatan kapasitas pengembangan lembaga masyarakat dan pengembangan pola pembangunan partisipatif, pemantapan nilai-nilai sosial dasar bagi masyarakat, pengembangan usaha ekonomi produktif, pengembangan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup dengan mendayagunakan teknologi tepat guna. a) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra pemerintah desa atau kelurahan dalam menampung dan menyampaikan aspirasi masyarakat di bidang pemerintahan. Jumlah LPM menggambarkan besarnya pelayanan penunjang yang dapat diciptakan oleh pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat agar berperan aktif dalam pembangunan daerah. Seluruh desa (144 desa) di Kabupaten Gunungkidul telah membentuk LPM dan juga telah terbentuk asosiasi LPMD.

b) Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Desa Keberadaan lembaga pemberdayaan ekonomi desa sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat desa diarahkan melalui pembinaan dan pendampingan agar dapat menjadi Badan Usaha Milik Desa

II-96

(BUMDES), yang dapat menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Desa. Jumlah lembaga pemberdayaan ekonomi desa yang ada di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015 diantaranya adalah: 38 unit Badan Usaha Milik Desa, 59 unit Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED-SP), 48 unit Lumbung Pangan Desa, 77 unit Pasar Desa, 15 unit Badan Kredit Desa dan 24 unit Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM/P2KP)

Indeks Desa Membangun mengklasifikasi Desa dalam lima (5) status, yakni: (i) Desa Sangat Tertinggal; (ii) Desa Tertinggal; (iii) Desa

Berkembang; Desa Maju; dan (v) Desa Mandiri. Klasifikasi Desa tersebut untuk menunjukkan keragaman karakter setiap Desa dalam rentang skor 0,27 – 0,92 Indeks Desa Membangun. Klasifikasi dalam 5 status Desa tersebut juga untuk menajamkan penetapan status perkembangan Desa dan sekaligus rekomendasi intervensi kebijakan yang diperlukan. Status Desa Tertinggal, misalnya, dijelaskan dalam dua status Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal di mana situasi dan kondisi setiap Desa yang ada di dalamnya membutuhkan pendekatan dan intervensi kebijakan yang berbeda. Menangani Desa Sangat Tertinggal akan berbeda tingkat afirmasi kebijakannya di banding dengan Desa Tertinggal. Dengan nilai rata-rata nasional Indeks Desa Membangun 0,566 klasifikasi status Desa ditetapkan dengan ambang batas sebagai berikut: 1. Desa Sangat Tertinggal : < 0,491 2. Desa Tertinggal : > 0,491 dan < 0,599 3. Desa Berkembang : > 0,599 dan < 0,707 4. Desa Maju : > 0,707 dan < 0,815 5. Desa Mandiri : > 0,815 Desa Berkembang terkait dengan situasi dan kondisi dalam status Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dapat dijelaskan dengan faktor kerentanan. Apabila ada tekanan faktor kerentanan, seperti terjadinya goncangan ekonomi, bencana alam, ataupun konflik sosial maka akan membuat status Desa Berkembang jatuh turun menjadi Desa Tertinggal. Dan biasanya, jika faktor bencana alam tanpa penanganan yang cepat dan tepat, atau terjadinya konflik sosial terus terjadi berkepanjangan maka sangat potensial berdampak menjadikan Desa Tertinggal turun menjadi Desa Sangat Tertinggal. Sementara itu, kemampuan Desa Berkembang mengelola daya, terutama terkait dengan potensi, informasi / nilai, inovasi / prakarsa, dan kewirausahaan akan mendukung gerak kemajuan Desa Berkembang menjadi Desa Maju. Klasifikasi status Desa berdasar Indeks Desa Membangun ini juga diarahkan untuk memperkuat upaya memfasilitasi dukungan pemajuan Desa menuju Desa Mandiri. Desa Berkembang, dan terutama Desa Maju, kemampuan mengelola Daya dalam ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi secara berkelanjutan akan membawanya menjadi Desa Mandiri. Indeks Desa Membangun merupakan komposit dari ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi. IDM didasarkan pada 3 (tiga) dimensi tersebut dan dikembangkan lebih lanjut dalam 22 Variabel dan 52 indikator.

II-97

Penghitungan IDM Kabupaten Gunungkidul pada 144 Desa berdasar data Podes 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.62

Data Desa menurut Indeks Desa Membangun Tahun 2016

No. Status Desa Jumlah Persentase (%)

1 Sangat Tertinggal 0 0 2 Tertinggal 26 18,05 3 Berkembang 86 59,72 4 Maju 31 21,53 5 Mandiri 1 0,69

Sumber :DP3AKBPMD, 2017

8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Permasalahan yang masih dihadapi dalam pelaksanaan Urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera antara lain adalah sulitnya regenerasi kader dan keterbatasan petugas penyuluh Keluarga Berencana serta berbagai masalah terkait kesehatan reproduksi. Program Keluarga Berencana dikatakan berhasil apabila angka kepesertaan KB Mandiri tinggi, kepesertaan KB Pria tinggi, dan unmet need yang rendah.

Tabel 2.63

Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

A. Jumlah Peserta Program KB Aktif 107.479 109.519 108.979 100.645 91.224 Jiwa

1). Laki - Laki 3.221 3.555 3.690 3.706 4.230 Jiwa

2). Perempuan 104.258 105.964 105.289 96.939 87.584 Jiwa

B. Jumlah Akseptor KB Baru 101.570

1). Laki - Laki 1.020 1.081 1.830 509 3.831 Jiwa

2). Perempuan 12.880 13.826 12.473 9.803 97.739 Jiwa

C. Jumlah Pasangan Usia Subur 132.128 132.780 131.966 124.622 126.254 Pasang

D. Jumlah Pasangan Usia Subur ber KB 107.479 109.519 108.979 100.645 101.570 Pasang

E. Metode Kontrasepsi Peserta KB Baru 13.900 14.907 14.303 10.312

1). IUD 2.259 3.196 2.805 2.466 2.370 Orang

2). MOP 184 34 40 22 11 Orang

3). MOW 37 245 222 151 441 Orang

4). Implant 1.988 2.255 2.302 1.970 2157 Orang

5). Suntikan 7.324 7.070 6.956 5.632 5180 Orang

6). PIL 1.125 1.060 1.188 1.349 890 Orang

7). Kondom 983 1.047 790 559 441 Orang

F. Jumlah Kegagalan Menurut Metode

Kontrasepsi

1). IUD 10 4 11 7 21 Orang

2). MOP 1 8 - 0 Orang

3). MOW 2 2 0 - 0 Orang

4). Implant - - 3 3 4 Orang

II-98

Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

5). Suntikan - - - - 0 Orang

6). PIL - - - - 0 Orang

7). Kondom - - - - 0 Orang

Sumber Data : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB, 2016

Pada bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, dari 9

(sembilan) indikator yang belum terpenuhi adalah indikator cakupan

pasangan usia subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need)

5% yang baru tercapai 61,34 dari target nasional 100. Hal tersebut

dikarenakan tidak semua pasangan usia subur menghendaki atau

berkebutuhan ber-KB. Kendala lain dalam pencapaian SPM bidang

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera antara lain sulitnya

meningkatkan kesertaan KB pria. Berikut capaian SPM bidang

Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera :

Tabel 2.64

SPM Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Komunikasi Informasi

dan Edukasi Keluarga

Berencana dan

Keluarga Sejahtera (KIE

KB dan KS)

1 Cakupan Pasangan

Usia Subur yang

isterinya dibawah usia

20 tahun (3,5%)

100 2014 197 163 170

2 Cakupan Sasaran

Pasangan Usia Subur

menjadi Peserta KB

aktif (65%)

100 2014 127 124 124

3 Cakupan Pasangan

Usia Subur yang ingin

ber-KB tidak terpenuhi

(unmet need) 5%

100 2014 71 61 61

4 Cakupan Anggota Bina

Keluar-ga Balita (BKB)

ber-KB (70%)

100 2014 119 117 123

5 Cakupan PUS peserta

KB Ang-gota Usaha

Peningkatan Pen-

dapatan Keluarga

Sejahtera (UPPKS) yang

ber-KB (87%)

100 2014 106 107 105

6 Ratio Petugas

Lapangan Keluarga

Berencana/Penyuluh

Keluarga Berencana

(PLKB/ PKB) 1

Petugas di setiap 2

(dua) desa/kelurahan

100 2014 93 97 96

II-99

No Jenis Pelayanan Dasar Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

7 Ratio Pembantu

Pembina Keluarga

Berencana (PPKBD) 1

(satu) petugas di setiap

desa/ kelurahan

100 2014 100 100 100

II Penyediaan Alat dan

Obat Kontrasepsi

8 Cakupan Penyediaan

alat dan obat

kontrasepsi untuk

memenuhi permintaan

masyarakat 30% setiap

tahun

100 2014 106 274 325

III Penyediaan Informasi

Data Mikro

9 Cakupan penyediaan

informasi data mikro

keluarga di setiap

desa/kelurahan 100%

setiap tahun

100 2014 100 100 100

9. Perhubungan Kondisi perhubungan dan transportasi secara umum masih kurang. Hal ini dapat dilihat masih terbatasnya pelayanan transportasi umum baik yang dilakukan oleh swasta maupun pemerintah (perintis). Lesunya industri transportasi penumpang di Kabupaten Gunungkidul juga disebabkan semakin beralihnya calon penumpang ke moda transportasi sepeda motor yang lebih fleksibel dalam jangkauan maupun kemudahan dalam kepemilikan. Masih banyak wilayah di Kabupaten Gunungkidul yang belum terlayani angkutan umum terutama wilayah utara yaitu Kecamatan Gedangsari dikarenakan kendala sarana jalan dan kondisi geografis. Oleh karena itu sejak Tahun 2011 Pemerintah Kabupaten Gunungkidul telah mengoperasionalkan mobil bus perintis di Kecamatan Gedangsari.

Tabel 2.65

Indikator Urusan Perhubungan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No Jenis Data Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1. Kendaraan wajib uji 6.170 6.716 7.331 8.057 9.622 Kendaraan

2. Kendaraan yang diuji 6.967 7.048 7.528 7.884 8.092 Kendaraan

3. Kendaraan yang numpang

uji

256 279 226 224 520 Kendaraan

4. Kendaraan mutasi masuk 285 258 301 373 401 Kendaraan

5. Kendaraan tidak lulus uji 552 370 355 581 655 Kendaraan

6. Pelanggaran PERDA

Perhubungan (sidang PN)

3 51 65 198 227 Kasus

7. Terminal

Kelas A 1 1 1 1 1 Unit

Kelas B - - - - - Unit

Kelas C - - - 1 1 Unit

8. Sarana Transportasi - - - - Unit

Bus (AKAP) 446 323 323 323 323 Unit

II-100

No Jenis Data Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

Bus (AKDP) 767 74 74 74 74 Unit

Bus Perkotaan 40 40 40 40 40 Unit

Angkutan perintis

perdesaan

1 1 2 2 2 Unit

9 Sarana dan Prasarana Lau-

lintas

Rambu-rambu lalu lintas 1.324 1.430 1.540 1.947 2.042 Unit

Trafic light 17 17 17 17 17 Unit

Warning lamp 29 29 29 29 29 Unit

Zebra cross 11 11 11 11 11 Unit

Pagar pengaman/Guardrail 7.655 7.855 8.015 7.979 8.079 Meter

Marka jalan 42.539 44.059 45.759 47.639 49.239 Meter

Deliniator 150 656 956 1.526 1.726 Buah

Halte 38 43 43 38 47 Buah

Sumber : Dinas Perhubungan dan Kominfo Gunungkidul, 2016

Pada Bidang Perhubungan, seluruh indikator pada jenis pelayanan dasar angkutan sungai dan danau, angkutan penyeberangan, dan angkutan laut tidak terpenuhi. Hal tersebut dikarenakan Pemerintahah Kabupaten Gunungkidul tidak memungkinkan menyelenggarakan pelayanan tersebut. Pada jenis pelayanan dasar angkutan jalan, indikator tersedianya angkutan jalan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah tesedia jaringan jalan kabupaten tidak terpenuhi karena mulai tahun 2013 Gunungkidul dinyatakan bukan daerah terpencil lagi. Pada indikator tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan Kabupaten/Kota baru tercapai 61,22 dari target nasional 75% tahun 2014, sementara indikator terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota baru tercapai 78,38%. Kondisi tersebut disebabkan rendahnya minat masyarakat menggunakan angkutan umum sehingga menimbulkan lesunya industri transportasi saat ini. Banyak kendaraan angkutan umum yang tidak diujikan oleh pemiliknya dikarenakan tidak dioperasikan untuk angkutan umum lagi. Untuk lebih jelasnya capaian SPM Bidang Perhubungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

II-101

Tabel 2.66 Capaian SPM Bidang Perhubungan

No Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Angkutan Jalan

1. Jaringan Pelayanan Angkutan Jalan

1 Tersedianya angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan untuk jaringan jalan Kabupaten/Kota

75% 2014 61,22 61,224 61,224

2 Tersedianya angkutan umum yang melayani jaringan trayek yang menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah tersedia jaringan jalan Kabupaten/Kota.

60% 2014 - - -

2. Jaringan Prasarana Angkutan Jalan

3 Tersedianya halte pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.

100% 2014 97,73 86,000 90

4 Tersedianya terminal angkutan penumpang pada setiap Kabupaten/Kota yang telah dilayani angkutan umum dalam trayek.

40% 2014 50,00 50 100

3. Fasilitas Perlengkapan Jalan

5 Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrill) dan penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Kabupaten/Kota.

60% 2014 95,34 95,248 95,94

a.

Tersedianya fasilitas perlengkapan jalan (rambu, marka, dan guardrill) pada jalan Kabupaten/Kota.

91,48 93,371 94,39

II-102

No Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

b.

Tersedianya fasilitas penerangan jalan umum (PJU) pada jalan Kabupaten/Kota.

99,20 97,125 97,50

Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor

6 Tersedianya unit pengujian kendaraan bermotor bagi Kabupaten/Kota yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4000 (empat ribu) kendaraan wajib uji.

60% 2014 100 100 100

Sumber Daya Manusia (SDM)

7 Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang terminal pada Kabupaten/Kota yang telah memiliki terminal.

50% 2014 - - -

8 Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang pengujian kendaraan bermotor pada Kabupaten/Kota yang telah melakukan pengujian berkala kendaraan bermotor.

100% 2014 - - -

9 Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) di bidang MRLL, Evaluasi Andalalin, Pengelolaan Parkir pada Kabupaten/Kota.

40% 2014 - - -

10 Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi sebagai pengawas kelaikan kendaraan pada setiap

100% 2014 - - -

II-103

No Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

perusahaan angkutan umum

Keselamatan Terpenuhinya standar keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam Kabupaten/Kota.

100% 2014 108,92

57,475083

78,38

II Angkutan Sungai dan Danau.

Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai dan Danau

12 Tersedianya kapal sungai dan danau untuk melayani jaringan trayek dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari.

75% 2014 - - -

13 Tersedianya kapal sungai dan danau yang melayani trayek dalam Kabupaten/Kota yang menghubung-kan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang tersedia alur sungai dan danau yang dapat dilayari.

40% 2014 - - -

Jaringan Prasarana Angkutan Sungai dan Danau

14 Tersedianya pelabuhan sungai dan danau untuk melayani kapal sungai dan danau yang beroperasi pada trayek dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang telah dilayari angkutan sungai dan danau.

60% 2014 - - -

II-104

No Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

Keselamatan 15 Terpenuhinya standar keselamatan bagi kapal sungai dan danau yang beroperasi pada lintas antar pelabuhan dalam satu Kabupaten/Kota.

100% 2014 - - -

Sumber Daya Manusia (SDM)

16 Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan sungai dan danau untuk daerah yang telah melayani angkutan sungai dan danau.

50% 2014 - - -

III Angkutan Penyeberang-an

Jaringan Pelayanan Angkutan Penyeberangan

17 Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang telah ditetapkan lintas penyeberangan dalam Kabupaten/Kota.

60% 2014 - - -

Tersedianya kapal penyeberangan yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota untuk menghubung-kan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang telah ditetapkan lintas penyeberangan dalam kabupaten/Kota

100% 2014 - - -

II-105

No Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

.

Jaringan Prasarana Angkutan Penyeberangan

18 Tersedianya pelabuhan penyeberangan pada Kabupaten/Kota yang memiliki pelayanan angkutan penyeberangan yang beroperasi pada lintas penyeberangan dalam Kabupaten/ Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran.

60% 2014 - - -

Keselamatan Terpenuhinya standar keselamatan kapal penyeberangan dengan ukuran di bawah 7 GT dan kapal penyebe-rangan yang beroperasi pada lintas penyeberangan dalam Kabupaten/ Kota

100% 2014 - - -

Sumber Daya Manusia (SDM)

21 Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal penyeberangan dengan ukuran di bawah 7 GT atau yang beroperasi di lintas penye-berangan dalam Kabupaten/Kota

50% 2014 - - -

IV Angkutan Laut

Jaringan Pelayanan Angkutan Laut

22 Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif

90% 2014 - - -

II-106

No Jenis

Pelayanan Dasar

Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

angkutan jalan.

23 Tersedianya kapal laut yang beroperasi pada lintas atau trayek dalam Kabupaten/Kota untuk menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang telah berkembang pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.

100% 2014 - - -

Jaringan Prasarana Angkutan Laut

24 Tersedianya dermaga pada setiap ibukota Kecamatan dalam Kabupaten/Kota untuk melayani kapal laut yang beroperasi pada trayek dalam Kabupaten/Kota pada wilayah yang memiliki alur pelayaran dan tidak ada alternatif angkutan jalan.

60% 2014 - - -

Keselamatan 25 Terpenuhinya standar keselamatan kapal dengan ukuran di bawah 7 GT yang beroperasi pada lintas dalam Kabupaten/Kota.

100% 2014 - - -

Sumber Daya Manusia (SDM)

26 Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi sebagai awak kapal angkutan laut dengan ukuran di bawah 7 GT

100% 2014 - - -

Sumber : Bagian Organisasi,2016

II-107

10. Komunikasi dan Informatika Penyelenggaraan bidang komunikasi dan informatika bertujuan untuk mewujudkan masyarakat sadar informasi dan terjaminnya hak masyarakat terhadap informasi yang luas dan transparan, melalui peningkatan kesadaran terhadap kebutuhan informasi, pelayanan informasi multi media, serta perluasan jaringan sarana dan prasarana informasi seluruh kecamatan. Pencapaian kinerja penyelengaraan bidang komunikasi dan informatika adalah operasi dan pemeliharaan website Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yakni gunungkidulkab.go.id sebagai media untuk terjalinnya komunikasi yang harmonis antar pelaku pembangunan, dan dalam mendukung globalisasi informasi di berbagai bidang, Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus berupaya membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaran urusan komunikasi dan informatika menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mencakup Pengelolaan informasi dan komunikasi publik Pemerintah Daerah kabupaten/kota, pengelolaan nama domain yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan sub domain di lingkup Pemerintah Daerah kabupaten/kota dan Pengelolaan e-government di lingkup Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Fasilitas telekomunikasi sangat diperlukan untuk memperlancar arus informasi dalam rangka memacu kegiatan ekonomi yang semakin menuntut pelayanan yang efisien, efektif dan cepat. Pemanfaatan sarana telekomunikasi khususnya telepon dari tahun ke tahun menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan data dari Kantor Cabang Pelayanan PT Telkom Gunungkidul pada tahun 2015 tercatat sentral telepon yang tersedia sebanyak 4.500 SST sementara sentral telepon yang terpasang sebanyak 3.974 SST. Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik (e-government) mengamanatkan tentang pentingnya penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Melalui pengembangan e-government, pemerintah mengharapkan dapat melakukan penataan sistem manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk menindaklanjuti Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berupaya untuk melakukan pembangunan infrastruktur jaringan komputer (LAN, WAN dan internet/global area network) di lingkungan pemerintah. Pembangunan jaringan komputer tersebut memungkinkan terkoneksinya tiap-tiap SKPD dalam jaringan internet/intranet, sehingga tranformasi data/informasi antara masing-masing unit kerja dapat berjalan semakin lancar. Diharapkan dengan konsep penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis elektronik tersebut, informasi dan layanan kepada masyarakat dapat lebih mudah diakses dan digunakan. Selain itu, hal yang terpenting masyarakat dapat berinteraksi dan ikut berperan aktif dalam mendukung dan memberikan partisipasi di setiap kegiatan pembangunan. .

II-108

Tabel. 2.67 SPM Bidang Komunikasi dan Informatika

No

Jenis

Pelayanan

Dasar

Indikator

Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Pelaksanaan

Diseminasi

Informasi

Nasional

1 Pelaksanaan Diseminasi

dan Pendistribusian

Informasi Nasional

melalui:

a. Media massa seperti

majalah, radio, dan

televisi;

12 x

/tahun

2014 2350

(282x)

3167 2.808

b. Media baru seperti

website (media online);

Setiap

hari

2014 100

(setiap

hari)

100 100

c. Media tradisionil seperti

pertunjukan rakyat;

12 x

/tahun

2014 17 (2x) 25 17

d. Media interpersonal

seperti sarasehan,

ceramah/ diskusi dan

lokakarya;

12 x

/tahun

setiap

kecamat

an

2014 33 (4x) 208 217

e. Media luar ruang

seperti media buletin,

leaflet, booklet, brosur,

spanduk, dan baliho

12 x

/tahun

2014 1617

(194x)

442 583

II Pengembanga

n dan

Pemberdayaan

Kelompok

Informasi

Masyarakat

(KIM)

2. Cakupan

pengembangan dan

pemberdayaan

Kelompok Informasi

Masyarakat di Tingkat

Kecamatan

50% 2014 78 67 67

Sumber : Bagian Organisai, 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian SPM pada Bidang Komunikasi dan Informatika, seluruh indikator dari jenis pelayanan dasar diseminasi informasi nasional serta pengembangan dan pemberdayaan KIM (Kelompok Informasi Masyarakat) telah tercapai bahkan melebihi target nasional.

11. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah Sampai dengan tahun 2015, koperasi yang terdaftar di Gunungkidul berjumlah 296 koperasi dengan jumlah anggota tercatat 79.065 orang dan jumlah pengurus tercatat 1.243 orang, yang 46% diantaranya mengalami stagnan dari indikator terselenggaranya RAT. Adapun data jumlah koperasi yang rutin menjalankan Rapat Anggota Tahunan (RAT) adalah sebagai berikut :

II-109

Tabel 2.68 Data Koperasi yang Melaksanakan RAT Tahun 2011- 2015

No Jenis

Koperasi

Jumlah Koperasi Koperasi dengan RAT

2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015

1 KPRI 51 51 51 51 50 50 50 50

2 KOPABRI 2 2 2 2 2 2 2 2

3 KOPKAR 12 12 12 12 5 4 5 5

4 KUD 16 16 16 16 14 13 13 13

5 Koperasi Tani 46 46 46 48 18 14 14 14

6 Koperasi Ternak

6 6 6 7 2 4 4 4

7 Koperasi Perikanan

1 1 1 1 - 0 1 1

8 Koperasi Pondok Pesantren

11 11 11 11 3 3 2 2

9 Koperasi BMT / KJKS

20 21 22 24 12 17 16 16

10 Koperasi Pasar

4 3 3 3 1 0 0 -

11 Koperasi Simpan Pinjam

17 27 34 37 14 13 16 17

12 Koperasi Pensiunan

6 6 6 6 4 3 4 4

13 Koperasi Industri Kerajinan

6 6 6 6 5 4 4 4

14 Koperasi Serba Usaha

52 55 56 57 17 20 19 18

15 Koperasi Angkutan Darat

1 1 1 1 - 0 0 -

16 Koperasi Wanita

11 11 11 11 8 8 8 8

17 Koperasi Pemuda

1 1 1 1 - 0 0 -

18 Koperasi Sekunder

2 2 2 2 1 1 1 1

JUMLAH 265 278 287 296 156 156 159 159

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Energi dan Sumber Daya

Mineral Kabupaten Gunungkidul, 2015

12. Penanaman Modal Dalam rangka mengoptimalkan potensi perekonomian daerah, maka Kabupaten Gunungkidul masih memerlukan penanaman modal baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA). Dengan keanekaragaman sumber daya yang ada di Kabupaten Gunungkidul, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menawarkan kepada para investor untuk menanamkan modalnya di Gunungkidul. Dalam hal ini untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi yang ada untuk kesejahteraan masyarakat dan pemilik modal.

II-110

Tabel 2.69 Perkembangan Investasi di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2016

SEKTOR TAHUN

2013 2014 2015 2016

Industri 8.673.650.000 10.691.000.000 124.145.521.008 573.683.038.981

Jasa 42.505.800.000 37.799.750.000 160.948.056.885 140.512.883.000

Kesehatan 14.098.000.000 14.584.600.000 7.834.074.031 12.545.442.000

Pariwisata 2.788.500.000 1.807.000.000 249.497.350.000 126.117.650.000

Keuangan 50.632.539.000 162.515.290.000 14.550.000.000 5.246.250.000

Perdagangan 22.856.630.000 192.531.161.000 25.187.160.000 15.827.700.000

Perhubungan 24.714.000.000 9.408.000.000 20.041.160.000 24.921.400.000

Peternakan 1.580.000.000 12.495.000.000 13.203.010.000 731.400.000

Total (Rp.) 167.849.119.000 441.831.801.000 615.406.331.924 899.585.763.981

Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul, 2016

Jumlah izin yang dilayani oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.70

Jumlah Izin yang Dilayani Oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No Jenis Pelayanan Satuan

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Ijin Yang Dikeluarkan Unit 3.173 3.232 3.201 3.10

5

2.898

2 Jumlah IMB Yang Dikeluarkan Unit 299 236 205 365 385

3 Jumlah Ijin Prinsip Penanaman Modal dalam negeri

Unit - - 1 3 4

4 Jumlah Ijin Usaha Yang Di Keluarkan (SIUP)

Unit 293 333 306 230 227

5 Jumlah Ijin Untuk Hak Pengusahaan Perkebunan

Unit - - - - -

6 Jumlah Ijin Untuk Hak Pengusahaan Kehutanan

Unit - - - - -

7 Jumlah ijin Untuk Hak Pengusahaan Pertambangan

Unit - - - - -

8 Jumlah Perijinan Investasi PMA Yang Dikeluarkan/Setujui

Unit - - - - -

9 Jumlah Perijinan Investasi PMDN Yang Dikeluarkan/Setujui

Unit 7 18 9 11 1

10 Jumlah izin lokasi Unit - 4 4 5 4

11 Jumlah pemohon izin lokasi Orang 4 9 4 4

Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul, 2016

II-111

Tabel 2.71

SPM Bidang Penanaman Modal

No Jenis Pelayanan Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

1 Kebijakan

Penanaman

Modal adalah

serangkaian

peraturan

perundang-

undangan untuk

menciptakan

iklim usaha yang

kondusif bagi

penanam modal,

memperkuat daya

saing

perekonomian

dan mempercepat

peningkatan

Penanaman

modal di

sektor/bidang

usaha unggulan

daerah

Tersedianya

informasi

peluang usaha

sektor/bidang

unggulan

sampai

dengan 2014

sekurang-

kurangnya 1

(satu)

sektor/bidang

usaha

pertahun :

1 (satu)

sektor/

bidang

usaha/

tahun

2014 2 sektor 1 Sektor 4 sektor

- Nama

Bidang

Usaha

(Jenis

Bidang

Usaha yang

dilakukan)

1. Sektor

Pariwisata

2. Sektor hasil

hutan rakyat

1. Sektor

pariwisata

1. sektor

pertanian 2.

sektor

Pariwisata 3.

Sektor

Industri

4.Sektor

Perikanan

Lokasi

Peluang

Usaha

(Tempatnya

pelaksanaa

n Kegiatan

Bidang

Usaha)

Kabupaten

Gunungkidul

Kabupaten

Gunungkid

ul

semua

kecamatan di

kabupaten

Gunungkidul

Ketersediaa

n Lahan

(Ha)

Hutan rakyat :

41,953 Ha

belum

terpetakan

(sepanjang

kawasan

Pantai di

Kab.

Gunungkid

ul)

semua

kecamatan di

kabupaten

Gunungkidul

Sektor bidang

usaha unggulan

adalah

sektor/bidang

usaha yang

memiliki

keunggulan

komparatif

(comparative

advantage) di

daerahnya.

Kesesuaian

dengan Tata

Ruang Daerah

(sudah sesuai

atau belum

dan alasannya

RTRW Kab.

Gunungkidul

RTRW Kab.

Gunungkid

ul

RTRW Kab.

Gunungkidul

Bentuk

Dukungan

pemerintah

Daerah

(Keuangan,

Perijinan dll)

Pelatihan dan

Perizinan

Pelatihan

dan

Perizinan

Pelatihan dan

Perizinan

II-112

No Jenis Pelayanan Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

Informasi Peluang Usaha Mencakup : Lokasi, Ketersediaan lahan, Kesesuaian dengan tata ruang, daerah, bentuk dukungan pemerintah daerah, Potensi Pasar, Perkiraan Investasi

Potensi Pasar Lokal, Dalam Negeri, dan Luar negeri

Lokal, Dalam

Negeri, dan Luar negeri

Lokal, Dalam Negeri, dan Luar negeri

Perkiraan Investasi ( Perkiraan nilai (Rp) investasinya)

15 milyar 15 milyar

871 milyar

II Kerjasama Penanaman Modal Oleh PDPKM fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK tingkat Kabupaten/Kota dengan pengusaha tingkat Provinsi/Nasional

Terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah Kabupaten/Kota dalam rangka kerjasama kemitraan:

a Antara Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) tingkat kabupaten/kota dengan pengusaha tingkat provinsi/nasional

1 (satu) kali/ tahun

2014 8 kali pameran 5 kali pameran

5 kali pameran

b Jumlah UMKMK potensial yang akan dimitrakan di Kab/Kota

1 (satu) kali/ tahun

2014 15 25 105

c Jumlah Potensi Pengusaha Provinsi /Nasional yang berminat melakukan kemitraan dengan UMKMK tingkat Kabupaten/Kota

12 - 15

II-113

No Jenis Pelayanan Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

III Promosi

Penanaman

Modal PDKPM

adalah kegiatan

yang ditujukan

untuk

meningkatkan

citra Indonesia

dan Citra

Kabupaten Kota

secara khusus

sebagai daerah

tujuan

penanaman

modal yang

kondusifdan

meningkatnya

minat akan

peluang

penanaman

modal yang

prospektif di

Kabupaten/kota

tersebut

a. Terseleng

garanya

promosi

peluang

penanaman

modal

provinsi.

1 (satu)

kali/

tahun

2014 1 kali di Alun-

alun Kabupaten

Gunungkidul

Bulan Mei 2014

1 kali

pameran

potensi

Gunungkid

ul Bulan

Mei 2015

1 kali

pameran

potensi

Gunungkidul

Bulan Mei

2015

b. Tindak

Lanjut

Kegiatan Hasil

Promosi

Penanaman

Modal tingkat

Kabupaten

(Jenis

kegiatan

Promosi)

1 (satu)

kali/

tahun

2014 2 Kali Pameran 3 Kali

Pameran

3 Kali

Pameran

IV Pelayanan

Penanaman

Modal adalah

Pemberian segala

bentuk

persetujuan

untuk

melakukan

penanaman

modal yang

diterbitkan oleh

Pemerintah

Kabupaten/Kota

sesuai

kewenangannya

berdasarkan

ketentuan

peraturan

perundang-

undangan

Terselenggaran

ya pelayanan

perizinan dan

non perizinan

bidang

penanaman

modal melalui

Pelayanan

Terpadu Satu

Pintu (PTSP)

PDKPM di

tingkat

Kabupaten

Rumus:

Jumlah jenis

perizinan dan

non perizinan

yang dilayani

PTSP PDPKM /

6 X 100%

100% 2014 91% 91% 91%

Jumlah jenis

perizinan dan

non perizinan

yang dilayani

PTSP PDPKM

/ 6 X 100%

10 10 10

1 Pendaftar

an

Penanam

an Modal

sudah di hapus

di perka yang

baru

sudah di

hapus di

perka yang

baru

0

II-114

No Jenis Pelayanan Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

2 Izin

Prinsip

Penanam

an Modal

Dalam

Negeri

1 (sudah

dilayani)

1 1

3 Izin

Prinsip

Perluasan

Penanam

an Modal

Dalam

Negeri

1 (sudah

dilayani)

1 1

4 Izin

Prinsip

Perubaha

n

Penanam

an Modal

Dalam

Negeri

1 (sudah

dilayani)

1 1

5 Izin

Prinsip

Penggabu

ngan

Penanam

an Modal

Dalam

Negeri

1 (sudah

dilayani)

1 1

6 Izin

Usaha

Penanam

an Modal

Dalam

Negeri

1 (sudah

dilayani)

1 1

7 Izin

Usaha

Perluasan

Penanam

an Modal

Dalam

Negeri

1 (sudah

dilayani)

1 1

8 Izin

Usaha

Perubaha

n

Penanam

an Modal

Dalam

Negeri

1 (sudah

dilayani)

1 1

II-115

No Jenis Pelayanan Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

9 Izin

Usaha

Penggabu

ngan

Penanam

an Modal

Dalam

Negeri

1 (sudah

dilayani)

1 1

10 TDP

(Tanda

Daftar

Perusaha

an)

1 (sudah

dilayani)

1 1

11 SIUP (

Surat Ijin

Usaha

Perdagan

gan)

1 (sudah

dilayani)

1 1

12 Perpanja

ngan

IMTA

yang

bekerja di

lebih dari

1 (satu)

kabupate

n/kota

0 (belum

dilayani)

0 0

V Pengendalian

Pelaksanaan

Penanaman

Modal adalah

melaksanakan

pemantauan

pembinaan dan

pengawasan

terhdap

pelaksanaan

Terselenggaran

ya bimbingan

pelaksanaan

Kegiatan

Penanaman

Modal kepada

masyarakat

dunia usaha.

1 (satu)

kali/

tahun

2014 1 kali 1 kali 1 kali

VI

Pengelolaan Data

dan Sistem

Informasi

Penanaman

Modal

Terimplementa

sikannya

Sistem

Pelayanan

Informasi dan

Perizinan

Investasi

Secara

Elektronik

(SPIPISE):

Rumus :

Jumlah Jenis

Pelayanan yang

dilayani

menggunakan

SPIPISE / 4 x

100% 2014 - 100 100

II-116

No Jenis Pelayanan Indikator Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

100%

Jumlah Jenis

Pelayanan yang

dilayani

menggunakan

SPIPISE

0 (belum

dilayani)

4

4

Jumlah

Pendaftaran

Penanaman

Modal Dalam

Negeri.

0 (belum

dilayani)

1

1

Jumlah Izin

Prinsip

Penanaman

Modal Dalam

Negeri.

0 (belum

dilayani)

1

1

Jumlah Izin

Usaha

Penanaman

Modal Dalam

Negeri.

0 (belum

dilayani)

1

1

Jumlah

Laporan

Kegiatan

Penanaman

Modal (LKPM).

0 (belum

dilayani)

1

1

VII Penyebarluasan,

Pendidikan dan

Pelatihan

Penanaman

Modal.

Terselenggaran

ya sosialisasi

kebijakan

penanaman

modal kepada

masyarakat

dunia usaha

1 (satu)

kali/

tahun

2014 1 kali 1 kali 1 kali

Sumber : Bagian Organisasi 13. Kepemudaan dan Olahraga

Pelaksanaan urusan kepemudaan dan keolahragaan di Kabupaten Gunungkidul didukung oleh beberapa program yaitu pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda, peningkatan peran serta kepemudaan, peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan, pembinaan dan pemasyarakatan olahraga serta program peningkatan sarana dan prasarana olahraga. Pembinaan terhadap generasi muda dilakukan dengan melakukan fasilitasi/pembinaan organisasi kepemudaan, pendidikan dan pelatihan dasar kepemimpinan, pengembangan jiwa kewirausahan dan kemandirian bagi pemuda.

II-117

Tabel 2.72 Jumlah Karang Taruna, Jumlah Organisasi Olahraga dan Jumlah Gedung

Olahraga di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No Elemen Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016 1 Karang Taruna

a. Tumbuh b. Berkembang c. Maju d. Percontohan

-

101 43 -

-

99 45 -

-

97 48 -

-

97 48 -

-

97 48 -

2. Jumlah organisasi Olahraga 25 25 30 30 30 3. Jumlah gedung olahraga 0 1 1 1 1

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, dan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Gunungkidul.2016

Untuk bidang olahraga pembinaan dilakukan dengan mengidentifikasi potensi dan bakat bidang olahraga baik bagi pelajar maupun masyarakat luas melalui proses seleksi, pembinaan dan kompetisi-kompetisi olahraga di tingkat kabupaten yang akan dipersiapkan untuk menghadapi kompetisi tingkat provinsi, regional maupun nasional. Pembangunan dan pembinaan olahraga harus didukung dengan kesiapan tenaga pelatih, sarana dan prasarana, serta fasilitas lain yang mengikuti perkembangan teknologi informasi.

14. Statistik

Penyediaan data/informasi yang akurat dan dapat dipertanggung jawabkan merupakan salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan pemerintah daerah dan menentukan kualitas kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah. Kelengkapan data statistik dapat memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang permasalahan dan tantangan pembangunan daerah. Statistik diselenggarakan untuk mendukung pembangunan daerah, mengembangkan sistem statistik nasional yang handal, efektif dan efisien, meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik, mendukung pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik. Sesuai dengan ketentuan Undang Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik itu pula, BPS menangani urusan statistik dasar dan statistik khusus, sedangkan statistik sektoral menjadi tanggungjawab instansi pemerintah di daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya secara mandiri atau bersama dengan badan. Hal ini juga sejalan dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa kewenangan daerah kabupaten/kota dalam pembagian urusan pemerintahan bidang statistik adalah Penyelenggaraan statistik sektoral di lingkup Daerah kabupaten/kota.

15. Persandian Urusan persandian merupakan salah satu kewenangan untuk melakukan komunikasi secara vertikal yaitu dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Kabupaten Gunungkidul sudah memiliki pelayanan persandian yang merupakan bagian dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gunungkidul. Subbagian persandian ini belum optimal dalam mengelola persandian karena belum sepenuhnya dipahami dan diterapkan sehingga persandian masih sebatas sarana komunikasi antar pemerintah, baik secara vertikal dan antar SKPD di Kabupaten Gunungkidul.

II-118

16. Kebudayaan Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal (bahasa jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia) secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor, pendidikan, fasilitas umum, dan lain-lain). Di pedesaan wilayah Kabupaten Gunungkidul masih memegang teguh adat istiadat dan tradisi yang mewarnai kehidupan masyarakat. Pada proses kehidupan pada saat kelahiran, kematian, pernikahan, perpindahan tempat tinggal, hari-hari besar agama dan peringatan terbentuknya suatu kawasan masih dilakukan upacara-upacara adat dan tradisi. Perayaan bersih dusun atau dalam istilah setempat disebut “Rasulan” merupakan salah satu tradisi masyarakat Gunungkidul yang sampai saat ini masih dilestarikan dan turut berpengaruh pada pelestarian kesenian tradisional. Kesenian tradisional yang berkembang di Gunungkidul antara lain adalah: Wayang Orang/Kulit, Kethoprak, Reog (Jathilan Topeng), Campursari, dan Tayub banyak dipentaskan oleh masyarakat Gunungkidul pada perayaan bersih dusun tersebut. Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 2.70 berikut ini.

Tabel 2.73 Indikator Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, 2016

Pada bidang kesenian, 7 indikator SPM sudah memenuhi target nasional,

terlihat pada tabel 2.71 di bawah ini :

Tabel 2. 74 Capaian SPM Bidang Kesenian

No Jenis Pelayanan

Dasar Indikator

Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Bidang Kesenian

1 Cakupan Kajian Seni (50%)

100 2014 147 173 173

2 Cakupan Fasilitasi Seni (30%)

100 2014 286 286 286

3 Cakupan Gelar Seni (75%)

100 2014 100 133 133

4 Misi Kesenian 100 2014 100 100 100

II Sarana dan Prasaran

5 Cakupan Sumberdaya Manusia Kesenian (25%)

100 2014 250 250 200

6 Cakupan Tempat (100%)

100 2014 100 100 100

7 Cakupan Organisasi

100 2014 196,08 196,08 196,08

Sumber : Bagian Organisasi,2016

No. Jenis Data Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Suku/Etnis 1 1 1 1 1

2 Jumlah Bahasa Lokal 1 1 1 1 1

3 Jumlah Kawasan Cagar Budaya 4 4 4 4 4

4 Jumlah Organisasi Kesenian 1.828 2.151 2.151 2.151 2.337

5 Jumlah Desa Budaya 10 10 10 12 12

6 Jumlah Benda Cagar Budaya 361 363 381 496 499

II-119

17. Perpustakaan Urusan perpustakaan di Kabupaten Gunungkidul sejak tahun 2006 ditangani oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Gunungkidul berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 12 Tahun 2006 dan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor 39/KPTS/2007 tentang Uraian Tugas Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Gunungkidul. Perkembangan jumlah koleksi buku, SDM pengelola dan sarana prasarana penunjang perpustakaan Tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.75 Jumlah Koleksi, Pustakawan, Pengunjung, Anggota dan Sarana Prasarana

Perpustakaan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No. Jenis Data Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah koleksi yang dimiliki

- Koleksi buku 54.278 56.517 59.475 60.473 62.577 Eksemplar

- Koleksi kriya 40 75 102 102 102 Jenis

- Multimedia 209 250 270 293 293 Buah

2 Jumlah pustakawan 4 4 6 9 13 Orang

3 Jumlah pengunjung Orang

- Perpustakaan umum 30.445 30.219 30.388 19.950 47.301 Orang

- Perpustakaan keliling

5.776 2.336 2.598 6.764 17.698 Orang

4 Perpustakaan kolektif (silang layan)

75 90 92 114 121 Kelompok

5 Jumlah anggota Orang

- Umum 11.013 14.439 16.311 14.506 15.837 Orang

- Keliling 5.805 6.323 6.657 3.175 6.168 Orang

6 Jumlah mobil perpustakaan keliling

2 3 3 3 3 Unit

7 Jumlah lokasi layanan keliling

22 31 34 37 43 Lokasi

8 Jumlah warintek 10 10 10 11 19 Unit

9 Jumlah komputer layanan

4 6 6 10 6 Unit

10 Layanan home theatre 1 1 1 1 1 Unit

11 Jumlah perpustakaan bentukan / binaan

- Perpustakaan desa 82 104 148 158 148 Lokasi

- Perpustakaan komunitas

10 15 15 15 45 Lokasi

- Perpustakaan rumah / tempat ibadah

95 138 523 523 523 Lokasi

Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2016

18. Kearsipan Pelaksanaan urusan kearsipan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah dengan jumlah SDM dan sarana parasarana masih terbatas. Untuk mengetahui volume, SDM dan sarana prasarana kearsipan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

II-120

Tabel 2.76 Volume, Jumlah SDM dan Sarana Kearsipan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2016

2.3.3. Urusan Pemerintahan Pilihan

1. Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul memiliki panjang pantai sekitar 70 km, dengan jumlah kecamatan pesisir sebanyak 6 kecamatan, yaitu kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo, dengan 19 desa pesisir (Girijati, Giricahya, Giripurwa, Giriwungu, Girikarto, Krambil Sawit, Kanigoro, Planjan, Kemadang, Banjarejo, Ngestirejo, Sidoharjo, Tepus, Purwodadi, Balong, Jepitu, Tileng, Pucung, Songbanyu). Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebanyak 7 unit, Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) 1 unit, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI dan sub TPI) sebanyak 9 unit (TPI Sadeng, TPI Nampu, TPI Siung, TPI Ngandong, TPI Drini, TPI Baron, TPI Ngrenehan, TPI Gesing, dan sub TPI Bekah Purwosari). Kewenangan daerah kabupaten/kota bidang kelautan dan perikanan menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah meliputi kewenangan pengelolaan perikanan tangkap dan perikanan budidaya, adapun dengan rincian kewenangan sebagai berikut: a) Perikanan Tangkap :

1) Pemberdayaan nelayan kecil dalam Daerah kabupaten/kota. 2) Pengelolaan dan penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).

b) Perikanan Budidaya : 1) Penerbitan IUP (Ijin Usaha Perikanan) di bidang pembudidayaan ikan

yang usahanya dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota. 2) Pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan. 3) Pengelolaan pembudidayaan ikan.

No. Jenis Data Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Volume Arsip Inaktif dikelola LKD

2.033 2.044 1.622 1.205 313 meter lari

2 Jumlah lembaga pencipta arsip yang telah menyerahkan arsip inaktif ke LKD

2 3 6 19 4 Instansi

3 Jumlah instansi pemerintah yang menerapkan SKPB

50 50 51 11 48 Instansi

4 Jumlah pengunjung yang memanfaatkan layanan arsip (informasi, jasa, rujukan)

13 5 50 56 11 Orang

5 Jumlah SDM pengelola arsip di LKD

7 7 7 5 8 Orang

6 Jumlah Arsiparis di LKD 4 4 4 4 4 Orang

7 Jumlah arsiparis se Kabupaten Gunungkidul

10 10 10 10 16 Orang

8 Box Arsip 1.470 1.520 1.622 1.341 2.010 Unit

9 Jumlah sasaran pembinaan kearsipan

- Badan/Dinas/Kantor/Kecamatan

45 48 44 49 48 Instansi

- Desa 40 40 10 10 144 Desa

- Sekolah 5 10 0 2 - Sekolah

II-121

Potensi lahan untuk perikanan budidaya darat 37,76 Ha dan penangkapan ikan perairan umum (rawa, danau, sungai dan lain-lain) sebesar 99,82 ha. Sebagian besar pantai di Kabupaten Gunungkidul merupakan pantai karang yang curam. Pantai yang telah dikembangkan menjadi objek wisata meliputi Pantai Sadeng, Pantai Sundak, Pantai Krakal, Pantai Drini, Pantai Kukup, Pantai Baron, Pantai Ngrenehan, Pantai Ngobaran, Pantai Siung, Pantai Sepanjang, dan Pantai Wediombo. Disamping potensi wisata, laut juga memiliki potensi perikanan yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu Kabupaten untuk pengembangan kawasan minapolitan juga telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. Kep. 32/MEN/2010 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan. Pada Tahun 2011 berdasarkan SK Direktur Jenderal Perikanan Budidaya No:70/DJ-PB/2010 tentang Penetapan 24 Lokasi Sentra Produksi Perikanan Budidaya sebagai Percontohan Tahun 2011, Kecamatan Playen Kabupaten Gunungkidul ditetapkan sebagai salah satu kawasan Percontohan Minapolitan. Kecamatan Playen memiliki 13 desa, sebagai Minapolis adalah Desa Bleberan, Plembutan, Banyusoco, Playen, Ngawu, Gading Sedangkan hinterland/penyangganya adalah: Desa Getas, Bandung, Logandeng, Banaran, Ngleri, Dengok dan Ngunut. Program yang dilaksanakan adalah Pengembangan Budidaya LELAKI (Lele Lahan Kering).

Tabel 2.77

Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No. Komoditas Produksi

2012 2013 2014 2015 2016

1 Perikanan laut (ton) 2.746,09 2.400,26 4.678,50 3.103,32 2.700

2 Perikanan budidaya (ton)

4.860,31 6.509,44 4.577,79 7.200,36 9.611,34

3 Jumlah unit pembenihan rakyat (UPR)

48 62 64 66 66

4 Benih ikan UPR (juta ekor)

10,13 9,36 9,12 14,26

5 Jumlah Balai Benih Ikan

2 2 2 2 2

6 Benih ikan BBI (juta ekor)

2,18 0,94 0,92 0,87 0,81

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, 2016

Hasil produksi perikanan (tangkap laut maupun budidaya perikanan darat) mengalami fluktuasi setiap tahun. Adapun penyebab penurunan produksi untuk perikanan laut adalah kondisi iklim laut yang ekstrim sehingga lokasi penangkapan ikan menjadi lebih jauh ke tengah samudera yang tidak bisa dijangkau oleh nelayan lokal, sedangkan penyebab fluktuasi produksi perikanan budidaya dikarenakan banyak kelompok pembudidaya di kabupaten Gunungkidul yang masih bersifat pemula sehingga faktor teknis dan pasar belum dikuasai secara baik.

2. Pariwisata Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi wisata yang cukup potensial dan beragam, mulai dari kekayaan alam berupa pantai, goa, bukit dan

II-122

pegunungan, tempat bersejarah serta desa wisata budaya maupun wisata religi. Obyek wisata pantai merupakan obyek wisata unggulan Kabupaten Gunungkidul dengan jumlah +46 pantai yang terbentang +70 km di wilayah selatan mulai dari ujung barat ke ujung timur dan salah satunya adalah kawasan yang terdiri tujuh pantai yang letaknya saling berdekatan. Ketujuh pantai itu adalah pantai Baron, pantai Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, Slili, Sundak dan Pantai Ngandong. Selain wisata alam pantai, Kabupaten Gunungkidul juga memiliki wisata alam yang sangat unik berupa kawasan karst yang meliputi 10 wilayah kecamatan. Keunikan tersebut bercirikan fenomena di permukaan (ekokarst) dan bawah permukaan (endokarst). Fenomena permukaan meliputi bentukan positif berwujud perbukitan karst dengan jumlah+ 40.000 bukit yang berbentuk kerucut, sedangkan bentukan negatifnya berupa lembah-lembah karst dan telaga karst. Fenomena bawah permukaan meliputi goa-goa karst (119 goa) dengan hiasan stalaktit dan stalakmit serta semua aliran sungai bawah tanah. Beberapa tempat wisata di kawasan karst Kabupaten Gunungkidul yang banyak dikunjungi wisatawan antara lain: goa Ngingrong dan lembah Karst Mulo kecamatan Wonosari, goa Jlamprong, goa Kali Suci, goa Jomblang dan goa Grubug Kecamatan Semanu, goa Seropan perbatasan Kecamatan Semanu dan Kecamatan Ponjong, goa Cokro Kecamatan Ponjong dan goa Pindul Kecamatan Karangmojo. Untuk mengetahui jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.78 Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

WISATAWAN TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Asing (Mancanegara)

3.508 5.772 4.228 4.125 3.891

Domestik (Nasional)

1.171.735 1.766.208 2.026.026 2.638.634 2.989.006

Jumlah 1.175.243 1.771.980 2.030.257 2.642.759 2.992.897 Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul 2016

Tabel 2.79 Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Elemen Data TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Pajak Hotel 39.221.677 42.987.911 56.512.620 236.626.223 377.692.366

Pajak Restoran 817.454.404 1.339.666.031 2.014.769.578 2.837.757.051 4.504.005.100

Pajak Hiburan 18.435.000 23.178.000 27.041.000 53.146.850 64.432.200

Retribusi Tempat

Penginapan/

Pesanggrahan/Villa

37.700.000 20.300.000 12.712.500 23.593.750 43.543.750

Retribusi Tempat

Rekreasi dan Olah

Raga

3.665.955.845 5.760.742.500 14.989.421.527 16.264.048.485 24.020.468.803

Jumlah 4.578.766.926 7.186.874.442 17.100.457.225 19.415.172.359 29.010.142.219

Sumber: Dinas Pendapataan dan Pengelolaan Kekayaan Aset Daerah Kabupaten Gunungkidul 2016

II-123

3. Pertanian

Sektor pertanian masih merupakan sektor yang penting bagi Kabupaten

Gunungkidul karena sebagai penyedia lapangan kerja bagi penduduk,

peyedian bahan pangan dan sebagai bahan baku sektor industri. Sektor

pertanian sampai dengan tahun 2015 masih memberikan sumbangan

terbesar pada PDRB Kabupaten Gunungkidul yaitu 25,77 %.

a) Tanaman Pangan Peran sektor pertanian sebagai penyedia bahan pangan dapat terlihat

dari peningkatan produksi tanaman pangan terutama padi gogo dan

jagung dari tahun ketahun yang tersaji pada Tabel 2.77 berikut ini :

Tabel 2.80 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi dan Palawija Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2012-2016

No Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

Padi Sawah

1 Luas Areal Produksi (Panen) 14.420 15.563 14.886 14.936 15.223 Ha

2 Jumlah Produksi Gabah Kering Giling

86.434 93.957 92.602 94.245 92.808

Ton

3 Produksi Beras Giling 546.263 59.381 58.524 59.563 58.654,6 Ton

4 Rata-rata Produktivitas 60 60 62,21 63,10 60,9 Kw/Ha

Padi Ladang

1 Luas Areal Produksi (Panen) 43.358 43.361 42.315 42.078 41.318 Ha

2 Jumlah Produksi Gabah Kering Giling

195.563 195.563 197.185 195.326 168.157 Ton

3 Produksi Beras Giling 123.596 123.596 124.621 123.446 106.275 Ton

4 Rata-rata Produktivitas 45 45 46,60 46,42 40,70 Kw/Ha

Total Padi

1 Luas Areal Produksi (Panen) 57.778 58.924 57.201 57.014 56.541 Ha

2 Jumlah Produksi Gabah Kering Giling

281.997 289.520 289.787 289.571 260.965 Ton

3 Produksi Beras Giling 178.222 178.222 183.145 183.009 164.929,6 Ton

4 Rata-rata Produktivitas 49 49 50 50 50,8 Kw/Ha

Jagung

1 Luas Areal Produksi (Panen) 55.190 57.867 54.592 51.595 53.242,2

Ha

2 Jumlah Produksi 194.936 207.623 227.013 201.396 309,745

Ton

3 Rata-rata Produktivitas 35 36 41,58 39,03 42,32

Kw/Ha

Kedelai

1 Luas Areal Produksi (Panen) 17.912 19.142 12.306 10.432 9.132,8

Ha

2 Jumlah Produksi 24.221 25.540 13.465 13.551 10,732

Ton

3 Rata-rata Produktivitas 14 13 10,94 12,99 11,75

Kw/Ha

Kacang Tanah

1 Luas Areal Produksi (Panen) 55.708 56.189 57.385 61.705 59.336,30

Ha

2 Jumlah Produksi 42.268 59.563 59.251 69.532 62,918

Ton

3 Rata-rata Produktivitas 8 11 10,32 11,268 10,6 Kw/Ha

II-124

No Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

Kacang Hijau

1 Luas Areal Produksi (Panen) 292 329 290 271 292,1

Ha

2 Jumlah Produksi 164 189 173 158 191

Ton

3 Rata-rata Produktivitas 6 6 5,97 5,83 6,45

Kw/Ha

Ubi Kayu

1 Luas Areal Produksi (Panen) 36.973 55.231 50.999 50.415 48.448,0

Ha

2 Jumlah Produksi 656.419 933.414 790.739 781.610 830,248

Ton

3 Rata-rata Produktivitas 178 169 155,05 155,04 171,37

Kw/Ha

Ubi Jalar

1 Luas Areal Produksi (Panen) 39 55 74 76 44

Ha

2 Jumlah Produksi 375 479 708 699 511

Ton

3 Rata-rata Produktivitas 96 87 95,68 91,97 116,14

Kw/Ha

Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, 2016

b) Peternakan Populasi ternak Kabupaten Gunungkidul dari tahun-ketahun mengalami peningkatan dengan jumlah yang hampir separo dari populasi ternak di Daerah Istimewa Yogyakarta maka tidak salah kalau Kabupaten Gunungkidul menyandang predikat sebagai gudang ternak bagi Daerah Istimewa Yogyakarta. Predikat sebagai gudang ternak membawa konsekuensi bagi pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan meningkatkan populasi ternak yang ada. Usaha yang telah dilakukan untuk peningkatan populasi ternak, antara lain meningkatkan pelayanan inseminasi buatan, meningkatkan pelayanan kesehatan hewan, meningkatkan bantuan modal pemeliharaan ternak bagi masyarakat dan meningkatkan pembimbingan manajemen pemeliharaan ternak. Untuk mengetahui perkembangan indikator di bidang peternakan dapat dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.81

Perkembangan Indikator Peternakan di Kabupaten Gunungkidul Tahun

2012-2016

No Jenis Data Tahun Satuan

2012 2013 2014 2015 2016

A Ternak Sapi Potong

Jumlah Populasi 162.240 140.928 146.503 148.586 151.500

ekor

Jumlah Pemotongan per tahun

7.707 6.779 6.503 6.160 6.000

ekor

B Ternak Kecil

1. Kambing

Jumlah Populasi 162.414 171.530 174.286 176.120 182,498

ekor

2. Domba

Jumlah Populasi 14.415 10.918 11.758 11.930 12020 Ekor

3 . Babi

Jumlah Populasi 280 114 92 73 54

Ekor

C Unggas

1. Jumlah populasi Ayam Buras

1.039.846

870.785 940.988 1.113.152

1.169.540

Ekor

II-125

No Jenis Data Tahun Satuan

2012 2013 2014 2015 2016

2. Ayam Petelur

Jumlah Populasi 236.936 93.275 235.889 241.443 254.101 Ekor

Jumlah Produksi Telur

1.993 331 1.449 19.553 3.232 Ton/Thn

Jumlah Peternak 70 54 58 58 47 Peternak

Rata-rata kepemilikan per peternak

3.385 1.727 4.067 1.900 1.800 ekor/kk

3. Ayam Pedaging

Jumlah Populasi 1.000.982

890.626 1.283.645

1.498.857

1.503.889

Ekor

Jumlah Produksi Telur

3.193 1.016 446 1.506 438 Ton/Thn

Jumlah Peternak 334 297 268 447 1.238 Peternak

Rata-rata kepemilikan per peternak

3.000 3.000 3.000 3.300 3.300 ekor/pet

4. Itik

Jumlah Populasi 20.431 7.147 5.984 6.716 5.832 5.832

Ekor

Jumlah Peternak 275 22 20 25 25 Peternak

Rata-rata kepemilikan per peternak

929 357 290 268 200 ekor/kk

5. Jumlah Populasi Burung Puyuh

616.196 315.924 350.759 340.100 340.389

Ekor

D Industri Peternakan

Jumlah Perusahaan Pembibitan Ayam

1 2 2 2 2 Buah

2. Jumlah Pabrik pakan Ternak

1 1 - - - Buah

E Jumlah Pos Kesehatan Hewan

11 11 11 11 11 Buah

F Jumlah Rumah Potong Unggas

1 1 1 1 1 Buah

G Jumlah Laboratorium kesehatan Hewan

1 1 1 1 1 Buah

H Jumlah Tempat Pemotongan Hewan

50 50 - - - Buah

Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul, 2016

c) Perkebunan Pada tahun 2015 Sektor perkebunan berperan sebesar 0,25 % pada pembentukan PDRB Kabupaten Gunungkidul dengan perincian 0,07% untuk tanaman perkebunan semusim dan perebunan tahunan sebesar 0,18 %. Selama kurun waktu tahun 2012-2016 produksi komoditas perkebunan mengalami fluktuasi yang beragam. Data selengkapnya disajikan pada Tabel 2.79 berikut ini:

II-126

Tabel 2.82 Luas Areal, Luas Panen, Jumlah Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah

Petani Komoditas Perkebunan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No. Komoditas/Uraian TAHUN Satuan

2012 2013 2014 2015 2016

A Tembakau

1 Luas Areal 281,00 198,90 190 600 462,6 Ha

2 Luas Panen 281,00 45,00 109,70 599 337,5 Ha

3 Jumlah Produksi 149,00 6,63 97,52 696 222,9 Ton

B Kakao

1 Luas Areal 1.216,00 1.337,50 546,96 1.403 1.420,00 Ha

2 Luas Panen 564,70 507 160 370 708 Ha

3 Jumlah Produksi 329,60 69,97 5.786,31 476,48 430,31 Ton

C Lada

1 Luas Areal 5,600 135 130 20 18 Ha

2 Luas Panen 5,100 0,20 1,4 1,0 1,2 Ha

3 Jumlah Produksi 2,300 0,24 0,5 0,30 0,21 Ton

D Tebu

1 Luas Areal 352,98 285,48 488,25 352,02 602,48 Ha

2 Luas Panen 352,98 49,00 488,25 352,02 321,64 Ha

3 Jumlah Produksi 1.059 2,45 2.599 1.346,49 193,27 Ton

E Cengkeh

1 Luas Areal 67,00 42,70 58,2 42 39,8 Ha

2 Luas Panen 42,60 5,10 5,6 4,4 3,8 Ha

3 Jumlah Produksi 5,20 0,90 1,12 1,8 0,52 Ton

F Kelapa

1 Luas Areal 9.586,00 9.607,01 9.642,31 9.600 8.767,38 Ha

2 Luas Panen 6.720,00 5.527,45 9.288 8.764 8.636,14 Ha

3 Jumlah Produksi 7.839,19 4.703,99 6.053,05 5.137,94 8.712,69 Ton

G Jambu Mete

1 Luas Areal 16.199,30 15.847,94 14.858,99 13.300,00 9.006,50 Ha

2 Luas Panen 5.649,00 3.000,89 13.778,35 11.114,25 252,50 Ton

3 Jumlah Produksi 387,50 241,21 789,83 986,59 262,91 Ton

H Kapuk Randu

1 Luas Areal 581,00 504,90 97,8 86 86 Ha

2 Luas Panen 477,80 113,000 7,4 6,2 5,7 Ha

3 Jumlah Produksi 27,58 11,480 3,7 1,5 0,45 Ton

Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul, 2016

4. Kehutanan

Pengelolaan hutan negara diarahkan lebih pada fungsi konservasi sehingga memiliki peran sangat strategis untuk mendukung ekonomi wilayah, ekowisata, pusat pendidikan, dan ekonomi masyarakat. Selain itu, keberadaan hutan negara di Kabupaten Gunungkidul memiliki peranan dan kedudukan yang penting dan unik. Di satu sisi, hutan negara itu sejak lama merupakan hutan produksi yang menghasilkan komoditas kehutanan, yang memiliki arti penting bagi perolehan pendapatan asli daerah. Di sisi yang lain, keberadaan hutan negara di Kabupaten Gunungkidul berkaitan dengan upaya pemerintah untuk menghijaukan kembali lahan kritis yang ada di wilayah ini. Hutan rakyat di Kabupaten Gunungkidul pada umumnya adalah hutan produksi dan berperan dalam peningkatan pendapatan masyarakat

II-127

sekaligus lapangan pekerjaan bagi masyarakat pedesaan. Dari hutan rakyat ini berbagai potensi kehutanan dan perkebunan dapat dikembangkan, dengan beberapa hasil komoditas kehutanan seperti kayu jati, mahoni, sonokeling, bambu, akasia, dan sebagainya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, pembagian urusan pemerintahan bidang kehutanan untuk daerah kabupaten/kota hanya sebatas pelaksanaan pengelolaan TAHURA kabupaten/kota.

Tabel 2.83

Luas dan Produksi Komoditas Kehutanan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Uraian Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

Hasil Hutan Non HPH

1. Kayu Bulat 65.390.435 13.025,06 55.285,97 54.337,13 57.656,74 m3

2. Kayu Olahan 29.848.604 1.239,10 6.502,89 1.156,21 1.780,23 m3

Hasil Hutan Ikutan

1. Kemiri 12,6 - 5,68 2,00 0,61 Ton

2. Bambu 541.855 183.087 725.520 923.383 746.815 Batang

3. Madu n/a 421,75 1.165,00 1.621,05 1.793,17 Liter

Hasil Hutan Non HPH

1. Jati 24.708,58 25.172,36 25.279,18 25.668,80 26.466,52 Ha

59.315,29 14.709,84 28.457,40 32.573,12 33.033,11 m3

2. Akasia 8.236,19 8.390,79 8.426,39 8.556,27 8.822,17 Ha

4.053,53 2.751,27 8.713,36 3.406,07 8.853,06 m3

3. Mahoni 4.118,10 4.195,39 4.213,19 4.278,13 4.411,09 Ha

5.403,01 2.505,08 7.373,61 8.337,27 5.027,98 m3

4. Sonokeling 2.882,67 2.936,78 2.106,59 2.139,07 2.205,54 Ha

3.103,69 930,1 345,35 4.023,86 3.198,54 m3

Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul 2016

5. Energi dan Sumber Daya Mineral Penyediaan pasokan energi listrik di Kabupaten Gunungkidul disediakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sebagian besar digunakan oleh konsumen rumahtangga. Hingga tahun 2016 kondisi kelistrikan di Kabupaten Gunungkidul menunjukkan rasio dusun maupun rasio desa berlistrik sudah 100 %. Kapasitas tenaga listrik yang terpasang sebesar 246.560.032 kwh sedangkan yang terjual sebesar 223.063.458 kwh. Pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan solar di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016 didistribusikan melalui 12 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sedangkan penyaluran bahan bakar gas bersubsidi didistribusikan melalui 1 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji yang disalurkan oleh pengecer sampai ke tingkat konsumen rumah tangga di seluruh pelosok wilayah

6. Perdagangan

Kebijakan pembangunan di bidang perdagangan diarahkan pada upaya optimalisasi perdagangan melalui peningkatan sarana prasarana perdagangan, sistem distribusi dan informasi pasar untuk menjamin ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau dan penguatan akses jaringan perdagangan ekspor.

II-128

Pada tahun 2015 sektor perdagangan merupakan sektor sebagai penyumbang terbesar ketiga dalam pembentukan PDRB setelah sektor pertanian dan konstruksi. Sebagai sektor strategis, sektor perdagangan memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di Gunungkidul karena sangat terkait dengan sektor-sektor lain seperti sektor pertanian, industri, pariwisata dan lainnya. Kondisi Politik dan keamanan di Kabupaten Gunungkidul relatif kondusif sehingga masalah politik dan kemananan bukan lagi menjadi faktor utama dalam perdagangan dan perekonomian baik lokal, nasional, maupun mancanegara. Kecenderungan lesunya perdagangan lokal maupun ekspor terutama komoditas industri kecil/menengah di Gunungkidul saat ini belum mampu bersaing dengan produk impor.

Tabel 2.84

Sarana Perdagangan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No. Sarana Perdagangan Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Pasar Tradisional 38 38 38 38 38

2 Pasar Lokal 45 45 45 45 45

3 Pasar Regional - - - - -

4 Pasar Swalayan/Supermarket 38 50 67 69 75

Sumber : Dinas PerindagkopESDM Kabupaten Gunungkidul 2016

7. Perindustrian Sektor industri pengolahan memberikan sumbangan 9,28 % pada PDRB Kabupaten Gunungkidul tahun 2015. Walaupun sumbangan sektor industri pengolahan masih di bawah 15% terhadap struktur perekonomian, sektor industri pengolahan di Kabupaten Gunungkidul memegang peranan yang penting karena sebagian besar merupakan industri kecil dan mikro yang berbasis pertanian, kehutanan dan pertambangan. Keberadaan industri ini hampir merata di semua kecamatan di Gunungkidul.

Tabel 2.85 Data Industri Kecil Menengah di Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2014-2016

No Jenis Tahun

2014 2015 2016 1

Industri Kecil A. Unit Usaha B. Tenaga Kerja (Orang) C. Nilai Produksi (Rp) D. Nilai Investasi (Rp)

20.921 68.174

190.102.176.485 94.283.657.377

21.025 68.268

194.854.000.000 96.829.316.126

21.025 68.268

194.854.000.000 96.829.316.126

2. Jumlah Pengusaha a. Besar b. Menengah

8

14

8

14

8

14

Sumber : Dinas Perindagkop ESDM Kabupaten Gunungkidul, 2016

8. Transmigrasi Pemerintah Gunungkidul sebagai daerah pengirim calon transmigran telah bekerjasama dengan provinsi daerah penempatan dalam penyelenggaraan transmigrasi. Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan dapat memudahkanpenyelenggaraan transmigrasi sehingga permasalahan-permasalahan yang ada dapat diminimalisir sedini mungkin.

II-129

Menurut Undang-undang No 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-undang No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian menyebutkan ada 3 (tiga) jenis transmigrasi, yaitu : a) Transmigrasi Umum (TU) adalah transmigrasi yang dilaksanakan oleh

pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang mengalami keterbatasan dalam mendapatkan peluang kerja dan usaha.

b) Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) adalah transmigrasi yang dirancang oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan mengikut sertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran bagi penduduk yang berpotensi berkembang untuk maju

c) Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) adalah transmigrasi yang merupakan prakarsa transmigran yang bersangkutan atas arahan, layanan, dan bantuan pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang telah memiliki kemampuan.

Tabel 2.86 Jumlah Pemberangkatan Transmigran Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Gunungkidul, 2016

2.3.4. Fungsi Penunjang Urusan Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah terdapat beberapa urusan yang tidak diatur pengelompokannya dalam urusan pemerintahan konkuren. Disamping itu terdapat urusan yang sebenarnya termasuk dalam urusan pemerintahan umum, namun dalam pelaksanaannya masih tetap dilaksanakan oleh pemerintah daerah.

1. Perencanaan Perencanaan menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan secara umum diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh sebuah institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus dilakukan disebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut. Dalam sebuah proses perencanaan, lembaga perencana wajib memperhatikan kondisi sosial, budaya, ekonomi, keamanan, kondisi fisik, segi pembiayaan serta kualitas sumber daya yang ada. Dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah dikehendaki memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom up dan top down process. Penyusunan ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan dan akuntabel dan konsisten dengan rencana lain yang relevan, kepemilikan rencana (sense of ownership) juga menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal bagi implementasinya.

No. Jenis Transmigrasi Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Transmigrasi Umum 40 25 12 15 37 KK

2 TSM (Transmigrasi Swakarsa Mandiri)

- - 1 - - KK

3 TSB (Transmigrasi Swakarsa Berbantuan)

- - - - - KK

II-130

Penyelarasan secara terpadu dokumen perencanaan pembangunan nasional yaitu RPJM Nasional Tahun 2010–2014, RPJMD Daerah Istimewa Yogyakarta 2012-2017 dengan RPJMD Kabupaten Gunungkidul 2010-2015 untuk menyelesaikan permasalahan dan isu strategis sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagaimana telah diganti dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah perlu semakin ditingkatkan. Pelaksanaan perencanaan tahunan RPJMD dijabarkan dalam RKPD yang merupakan implementasi target tahunan RPJMD yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati setiap tahunnya. Ketersediaan dokumen perencanaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.87 Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2012 – 2016

Kabupaten Gunungkidul

No Indikator Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 Tersedianya dokumen RPJPD yang

telah ditetapkan dengan PERDA

ada ada Ada Ada Ada

2 Tersedianya dokumen RPJMD

yang telah ditetapkan dengan

PERDA

ada ada Ada Ada Ada

3 Tersedianya dokumen RKPD yang

telah ditetapkan dengan PERKADA

ada ada Ada Ada Ada

4 Penjabaran Program RPJMD ke

dalam RKPD (%)

100 100 100 100 100

Sumber : Bappeda Gunungkidul, 2016

2. Keuangan Dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), unsur-unsur di dalamnya adalah pendapatan daerah, belanja daerah, dan pembiayaan daerah. Unsur pendapatan daerah akan menentukan kemampuan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan. Kebijakan pendapatan daerah diarahkan pada optimalisasi sumber-sumber pendapatan yang selama ini menjadi sumber pendapatan asli daerah, serta tetap berupaya menggali sumber-sumber pendapatan baru dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di wilayah Kabupaten Gunungkidul. a) Pendapatan Daerah

Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir selalu mengalami kenaikan, akan tetapi porsi terbesar dalam pendapatan daerah masih bersumber pada dana perimbangan yang berasal dari Pemerintah Pusat, baik DAU maupun DAK. Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul tahun anggaran 2016 mencapai 1,654 trilyun rupiah atau turun sebesar 4,70% dibanding tahun anggaran 2015. Pendapatan terbesar berasal dari bagian Dana Perimbangan yaitu sebesar 61,18 %. Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah 206,278 milyar, sumber pendapatan yang berasal dari Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah yang besarnya tercatat 208,440 milyar rupiah. Berikut data realisasi pendapatan Kabupaten Gunungkidul pada kurun waktu 3 (tiga) tahun terakhir :

II-131

Tabel 2.88 Data Realisasi Pendapatan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2014 sampai dengan 2016

No Uraian JUMLAH

2014 2015 2016

A PENDAPATAN 1.380.254.259.787,68 1.599.017.672.985,45 1.654.344.836.987,14

1 Pendapatan Asli Daerah

166.712.302.154,56 196.110.922.085,00 206.278.865.615,38

2 Dana Perimbangan 1.182.972.315.633,12 978.310.012.465,00 1.239.624.998.868,00

3 Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

30.569.642.000,00 424.596.738.435,45 208.440.972.503,94

Sumber: DPPKAD Kabupaten Gunugkidul, per 31 Desember 2016

b) Belanja Belanja Daerah sebagaimana ketentuan dalam Permendagri Nomor 13 tahun 2006 jo Permendagri Nomor 59 tahun 2007 terakhir sebagaimana diubah dengan Permendagri Nomor 21 tahun 2011 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, terdiri dari: (1) Belanja Tidak Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Bunga,

Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, Belanja Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, serta Belanja Tidak Terduga.

(2) Belanja Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa, serta Belanja Modal.

Berikut realisasi dan proyeksi belanja daerah Kabupaten Gunungkidul tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.

Tabel 2.89 Data Realisasi Belanja Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2014 sampai dengan 2016

NO Uraian Jumlah

2014 2015 2016

BELANJA DAERAH 1.345.370.674.028,45 1.586.001.084.202,94 1.651.553.580.385,95

1 Belanja Tidak

Langsung

901.484.951.548,45 1.061.767.453.368,30 1.204.285.055.219,95

Belanja Pegawai 820.238.960.163,45 867.829.590.072,30 912.196.214.277,00

Biaya Bunga 18.580.000,00 10.318.156,00 1.352.596,70

Belanja Hibah 6.742.420.000,00 25.931.107.000,00 13.884.600.000,00

Belanja Bantuan Sosial 13.410.000.000,00 7.116.800.000,00 -

Belanja Bagi Hasil

Kepada Pemerintah

Desa

4.026.001.385,00 7.950.845.510,00 8.824.866.275,00

Belanja Bantuan

Keuangan Kepada

Pemerintah Desa

54.166.750.000,00 152.803.340.630,00 202.517.540.200,00

Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000,00 125.452.000,00 -

2 Belanja Langsung 443.885.722.480,00 524.233.630.834,64 512.893.422.037,25

Belanja Pegawai 48.315.512.012,00 40.151.223.350,00 26.842.131.032,00

Belanja Barang dan

Jasa

235.194.827.248,00 245.907.373.039,70 251.360.757.314,25

Belanja Modal 160.375.383.220,00 238.175.034.444,94 234.690.533.691,00

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, per 31 Desember 2016

II-132

c) Pembiayaan Pembiayaan daerah yaitu semua penerimaaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran berjalan maupun tahun-tahun anggaran sebelumnya. Pembiayaan daerah digunakan untuk menutup defisit anggaran yang terjadi maupun untuk memanfaatkan surplus anggaran. Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan kondisi keuangan daerah. Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal (investasi) daerah yang telah ditetapkan dengan Peraturan Daerah, pembayaran pokok utang yang jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah daerah lain sesuai dengan akad pinjaman. Dalam hal ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus diantisipasi kebijakan yang akan berdampak pada pos penerimaan pembiayaan daerah, sebaliknya jika ada kecenderungan akan terjadinya surplus anggaran, harus diantisipasi kebijakan yang akan berdampak pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti penyelesaian pembayaran pokok utang dan penyertaan modal. Berikut tabel realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Gunungkidul tahun 2014-2016 sebagi berikut:

Tabel 2.90 Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2014 s.d. 2016

NO Uraian Jumlah

2014 2015 2016

Pembiayaan Daerah 97,635,685,050.97 213.795.164.656,70 198.261.972.831,80

1. Penerimaan Pembiayaan

112,105,011,960.97 242.366.516.374,70 226.770.869.058,23

SiLPA 110,770,296,731.97 242.366.516.374,70 226.770.869.058,23 Penerimaan Kembali

Pemberian Pinjaman 1,334,715,229.00 0,00 7.490.644,00

2. Pengeluaran Pembiayaan

14,469,326,910.00 28.571.351.718,00 28.516.386.870,43

Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah.

13,000,000,000.00 28.500.000.000,00 28.462.000.000,00

Pembayaran Pokok Hutang

69,326,910.00 71.351.718,00 54.386.870,43

Pemberian Pinjaman Daerah

1,400,000,000.00 0,00 0,00

Jumlah Pembiayaan Netto 65.536.526.011 213.795.164.656,70 198.261.972.831,80

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, per 31 Desember 2016

3. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan Penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Gunungkidul didukung oleh pegawai sebanyak 10.118 orang PNS pada Tahun 2016, yang tersebar pada seluruh instansi/SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

II-133

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul 2016

Gambar 2.23 Jumlah PNS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Tabel 2.91

Komposisi PNS Kabupaten Gunungkidul Menurut Golongan

Tahun 2012-2016

URAIAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Golongan I 459 447 362 282 208

Golongan II 2,721 2,116 1,840 1,739 1,620

Golongan III 4,209 4,280 4,539 4,642 4,688

Golongan IV 3,749 3,834 3,863 3,695 3,602

Jumlah 11,138 10,677 10,604 10,358 10,118

Sumber : Badan Kepegawaian Kabupaten Gunungkidul 2016

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah PNS di Kabupaten Gunungkidul selama lima tahun mengalami penurunan. Hal ini disebabkan adanya pegawai yang memasuki masa pensiun dan kebijakan moratorium PNS. Untuk jumlah pejabat struktural di Kabupaten Gunungkidul mulai tahun 2012 - 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.92 Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No Jabatan TAHUN

L/P 2012 2013 2014 2015 2016 1 Eselon II L+P 24 24 26 24 24 -IIA L 1 1 1 0 0 P 0 0 0 0 0 -IIB L 21 21 23 22 22 P 2 2 2 2 2 2 Eselon III L+P 146 145 147 148 140 -IIIA L 51 51 51 52 51 P 7 7 9 9 8 -IIIB L 66 66 66 65 60 P 22 22 21 22 21 3 Eselon IV L+P 510 508 519 524 498 -IVA L 293 291 293 300 286 P 112 112 112 110 106 -IVB L 72 72 74 73 68 P 33 33 40 41 38

II-134

No Jabatan TAHUN

L/P 2012 2013 2014 2015 2016 4 Eselon V L+P 53 51 61 65 60 -VA L 39 37 45 48 45 P 14 14 16 17 15 Jumlah L+P 733 728 753 761 722

Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2016

4. Sekretariat Daerah

Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas membantu kepala daerah dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan administratif. Dalam pelaksanaan tugas, Sekretaris Daerah bertanggungjawab kepada Kepala Daerah.

5. Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD yang mempunyai tugas : a. menyelenggarakan administrasi kesekretariatan; b. menyelenggarakan administrasi keuangan; c. mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan d. menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh

DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan. Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administrative bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah

6. Inspektorat Daerah Inspektorat Daerah merupakan Aparatur Pengawas Internal Pemerintah (APIP) yang dipimpin oeh Inspektur, mempunyai tugas membantu kepala daerah membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah. Dalam pelaksanaan tugas, Inspektur bertanggungjawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Inspektorat Daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas nya menyelenggarakan fungsi : a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi

pengawasan; b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan

melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan bupati/wali kota;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan; e. pelaksanaan administrasi inspektorat kabupaten/kota; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait

dengan tugas dan fungsinya. 7. Peanggulangan Bencana

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, urusan bencana tidak diatur secara eksplisit, namun secara riil urusan ini masih dilaksanakan oleh pemerintah daerah. Penaggulangan bencana diatur dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007. Dalam Undang-Undang tersebut diatur bahwa tanggung jawab pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi: a. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena

bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum; b. perlindungan masyarakat dari dampak bencana; c. pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana

dengan program pembangunan; dan d. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah yang memadai.

II-135

Wewenang pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana meliputi:

a. penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya selaras dengan kebijakan pembangunan daerah;

b. pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-unsur kebijakan penanggulangan bencana;

c. pelaksanaan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan bencana dengan provinsi dan/atau kabupaten/kota lain;

d. pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber ancaman atau bahaya bencana pada wilayahnya;

e. perumusan kebijakan pencegahan penguasaan dan pengurasan sumber daya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayahnya; dan

f. pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang berskala provinsi, kabupaten/kota.

8. Kesatuan Bangsa dan Politik Secara eksplisit dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Kesatuan

Bangsa termasuk dalam Urusan Pemerintahan Umum. Namun dalam

pelaksanaannya masih menjadi tanggungjawab pemerintah daerah.

9. Kecamatan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengamanahkan kepada daerah kabupaten/kota untukmembentuk Kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa/kelurahan. Kecamatan dipimpin oleh seorang kepala kecamatan yang disebut camat yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui Sekretaris Daerah. Camat mempunyai tugas: g. menyelenggarakan urusan pemerintahan umum; h. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; i. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban

umum; j. mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada; k. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum; l. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang

dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan; m. membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau

kelurahan; n. melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah

kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah kabupaten/kota yang ada di Kecamatan; dan melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2.3.5 Evaluasi Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2010-2015

Bagian ini merupakan telaah terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan pencapaian kinerja pembangunan daerah. Telaah dilakukan dengan melakukan tinjauan evaluasi terhadap hasil kinerja RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015. Indikator yang dipakai untuk evaluasi adalah indikator kinerja sasaran dokumen RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015, sebagaimana ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 – 2015, indikator sasaran di RPJMD meliputi 23 Sasaran, yaitu : 1. Sentra produksi memiliki infrastruktur air dan sanitasi yang handal; 2. Kawasan permukiman memiliki infrastruktur air yang handal;

II-136

3. Sentra produksi memiliki infrastruktur transportasi, energi, dan telekomunikasi yang handal;

4. Kawasan permukiman memiliki infrastruktur dasar transportasi, energi, air, telekomunikasi, dan sanitasi;

5. Peningkatan daya dukung dan produktivitas Pantai Sadeng sebagai kawasan minapolitan untuk memacu pengembangan kawasan pantai selatan;

6. Seluruh potensi sumber daya alam dipetakan dan dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang akurat untuk mendorong investasi;

7. Setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang dikelola secara lestari dengan menerapkan teknologi produksi dan pengolahan yang tepat guna;

8. Setiap kecamatan memiliki Unit Pelayanan Bisnis dan lembaga pembiayaan yang mampu memfasilitasi pengembangan komoditas unggulan;

9. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan sarana produksi serta penjualan komoditas di wilayahnya;

10. Kabupaten Gunungkidul mencapai ketahanan pangan; 11. Kabupaten Gunungkidul menjadi destinasi wisata unggulan dengan

infrastruktur yang handal; 12. Pengembangan wisata budaya berbasis pemberdayaan masyarakat; 13. Seluruh potensi sumberdaya alam dipetakan dan dipromosikan secara

tepat sasaran dengan data yang akurat untuk mendorong investasi; 14. Anak usia dini terlayani PAUD; 15. Anak usia sekolah lulus SLTA dan memiliki keterampilan bahasa

Inggris, komputer, agrobisnis, dan kewirausahaan; 16. Angkatan kerja menjadi pekerja profesional atau wirausaha yang peduli

memajukan daerahnya; 17. Rumah Sakit, Puskesmas, dan Jaringannya memenuhi standar mutu

serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di wilayahnya; 18. Keluarga sadar gizi, berperilaku hidup bersih sehat, dan menerapkan

norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera; 19. Pemuda-pemudi Gunungkidul meraih prestasi regional, nasional, dan

internasional; 20. Seluruh SKPD dan pemerintahan desa memiliki aparatur yang

kompeten sesuai kebutuhan serta menerapkan akuntabilitas kinerja dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme;

21. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan dilaksanakan secara tepat waktu dan terintegrasi dengan data yang akurat;

22. Pelayanan publik dilaksanakan sesuai standar pelayanan prima serta menciptakan iklim usaha yang kondusif; dan

23. Masyarakat memperoleh perlindungan dan kepastian hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan damai.

Capaian kinerja sasaran tahun 2012 - 2015 secara ringkas sebagai berikut :

Tabel 2.93

Skala Pengukuran Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2010-2015

Skala Ordinal Predikat Jumlah Sasaran Yang Dicapai

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

Tahun 2015

85 ≤ X Sangat Berhasil 20 22 22 22 70 ≤ X < 85 Berhasil 2 0 1 1 55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil 0 0 0 0

X < 55 Tidak Berhasil 0 0 0 0

II-137

Jumlah Seluruh Sasaran 22 22 23 23 Sumber : Evaluasi Hasil RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015 Sampai

Dengan Tahun 2015

1. Hasil Evaluasi

Ringkasan capaian kinerja indikator sasaran di atas menunjukkan bahwa pada tahun 2015 hampir semua indikator kinerja sasaran yang ada dalam Dokumen RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 – 2015 menunjukkan predikat yang dicapai sangat berhasil. Hanya ada 1 (satu) indikator sasaran di sasaran 3 misi 2 yang masuk kategori berhasil. Sasaran tersebut adalah peningkatan daya dukung dan produktivitas Pantai Sadeng sebagai kawasan minapolitan untuk memacu pengembangan kawasan Pantai Selatan. Secara umum dari 23 sasaran RPJMD Kabupaten Gunungkidul berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 15 Tahun 2013 hampir semua sasaran masuk kategori sangat berhasil dalam pencapaian kinerjanya, sehingga secara umum menunjukkan bahwa target sasaran RPJMD sebagai pelaksanaan tugas pokok dan fungsi SKPD sudah dilaksanakan dengan dukungan program dan kegiatan yang relevan. Secara rinci pencapaian sasaran RPJMD Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.91.

Tabel 2.94 Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2010-2015

No Sasaran Capaian Kinerja (%)

2012 2013 2014 2015

1 Sentra produksi memiliki infrastruktur air dan sanitasi yang handal

95,99 98,72 129,44 141,32

2 Kawasan permukiman memiliki infrastruktur air yang handal

98,38 117,14 113,9 114,73

3 Sentra produksi memiliki infrastruktur transportasi, energi, dan terlekomunikasi yang handal

108,26 98,24 104,45 102,09

4 Kawasan permukiman memiliki infrastruktur dasar transportasi, energi, air, telekomunikasi, dan sanitasi

88,35 100,42 98,71 98,05

5 Peningkatan daya dukung dan produktifitas Pantai Sadeng sebagai kawasan misapolitan untuk memacu pengembangan kawasan Pantai Selatan

83,53 100,08 79,02 81,97

6 Seluruh potensi sumber daya alam dipetakan dan dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang akurat untuk mendorong investasi

178,06 114,96 115,45 128,28

7 Setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang dikelola secara lestari dengan menerapkan teknologi produksi dan pengolahan yang tepat guna

92,83 100,32 101,6 99,52

8 Setiap kecamatan memiliki unit pelayanan bisnis dan lembaa pembiayaan yang mempu memfasilitasi pengembangan komoditas unggulan

117,22 118,5 173,85 175,14

II-138

No Sasaran Capaian Kinerja (%)

2012 2013 2014 2015

9 Setiap kecamatan memiliki pasar yang mempu menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan sarana produksi serta penjualan komoditas di wilayahnya

88,89 99,44 95,96 87,84

10 Kabupaten Gunungkidul mencapai ketahanan pangan

171,43 111,36 114,78 111,05

11 Kabupaten Gunungkidul menjadi destinasi unggulan dengan infrastruktur yang hadal

124,68 99,96 101,89 118,58

12 Pengembangan wisata budaya berbasis pemberdayaan masyarakat

na. 103,7 100 216,67

13 Seluruh potensi sumberdaya alam dipetakan dan dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang akurat untuk mendorong investasi

86,11 90,48 100 100

14 Anak usia dini terlayani PAUD 92,96 134,71 97,54 96,39

15 Anak usia sekolah lulus SLTA dan memiliki keterampilan bahasa inggris, kompetensi, agrobisnis, dan kewirausahaan

71,7 90,47 103,56 96,37

16 Angkatan kerja menjadi pekerja profesional atau wirausaha yang peduli memajukan daerahnya

110,49 100,92 87,38 151,22

17 Rumah sakit, puskesmas, dan jaringannya memnuhi standar mutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di wiayahnya

101,09 103,95 99,63 104,69

18 Keluarga sadar gizi, berperilaku hidup bersih, sehat, dan menerapkan norma keluarga kecil, bahgia, dan sejahtera

100,32 121,44 123,71 130,9

19 Pemuda pemudi Gunungkidul meraih prestasi regional, naional, dan internasional

82,47 191,37 375,12 1075,8

20 Seluruh SKPD dan pemerintah desa memiliki aparatur yang kompeten sesuai kebutuhan serta menerapkan akuntabilitas kinerja dan bebas KKN

85,47 95,78 85,59 95

21 Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan dilaksanakan secara tepat waktu dan terintegrasi dengan data yang akurat

96,93 96,99 89,27 96,04

22 Pelayanan publik dilaksanakan sesuai standar pelayanan prima serta menciptakan iklim usaha yang kondsif

97,16 91,23 96,64 101,03

23 Masyarakat memperoleh perlindungan dan kepastian hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan damai

108,65 107,27 88,66 100,65

Sumber : Evaluasi Hasil RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015 Sampai Dengan Tahun 2015

II-139

Berdasarkan evaluasi kinerja sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 – 2015 sampai dengan Desember tahun 2015 dapat dirumuskan kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: a. Capaian kinerja Sasaran RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun

2010 – 2015 dengan kriteria sangat berhasil adalah : 1) Sasaran 1 Misi 1 yaitu sentra produksi memiliki infrastruktur air

dan sanitasi yang handal. 2) Sasaran 2 Misi 1 yaitu kawasan permukiman memiliki infrastruktur

air yang handal. 3) Sasaran 1 Misi 2 yaitu sentra produksi memiliki infrastruktur

transportasi, energi, dan telekomunikasi yang handal. 4) Sasaran 2 Misi 2 yaitu kawasan pemukiman memiliki infrastruktur

dasar transportasi, energi, air, telekomunikasi dan sanitasi. 5) Sasaran 4 Misi 2 yaitu seluruh potensi sumber daya alam dipetakan

dan dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang akurat untuk mendorong investasi.

6) Sasaran 5 Misi 2 yaitu setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang dikelola secara lestari dengan menerapkan teknologi produksi dan pengolahan yang tepat guna.

7) Sasaran 6 Misi 2 yaitu setiap kecamatan memiliki unit pelayanan bisnis dan lembaga pembiayaan yang mampu memfasilitasi pengembangan komoditas unggulan.

8) Sasaran 7 Misi 2 yaitu setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan sarana produksi serta penjualan komoditas di wilayahnya.

9) Sasaran 8 Misi 2 yaitu Kabupaten Gunungkidul mencapai ketahanan pangan.

10) Sasaran 1 Misi 3 yaitu Gunungkidul menjadi destinasi wisata unggulan dengan infrastruktur yang handal.

11) Sasaran 2 Misi 3 pengembangan wisata budaya berbasis pemberdayaan masyarakat.

12) Sasaran 3 Misi 3 yaitu seluruh potensi sumber daya alam dipetakan dan dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang akurat untuk mendorong investasi.

13) Sasaran 1 Misi 4 yaitu anak usia dini terlayani PAUD. 14) Sasaran 2 Misi 4 yaitu anak usia sekolah lulus SLTA dan memiliki

keterampilan bahasa Inggris, komputer, agrobisnis dan kewirausahaan.

15) Sasaran 3 Misi 4 yaitu angkatan kerja menjadi pekerja profesional atau wirausaha yang peduli memajukan daerahnya

16) Sasaran 4 Misi 4 yaitu rumah sakit, puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di wilayahnya.

17) Sasaran 5 Misi 4 yaitu keluarga sadar gizi, berperilaku hidup bersih sehat, dan menerapkan norma keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

18) Sasaran 6 Misi 4 yaitu pemuda-pemudi Gunungkidul meraih prestasi regional, nasional, dan internasional.

19) Sasaran 1 Misi 5 yaitu seluruh SKPD dan pemerintahan desa memiliki aparatur yang kompeten sesuai kebutuhan serta menerapkan akuntabilitas kinerja dan bebas KKN.

20) Sasaran 2 Misi 5 yaitu seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan dilaksanakan secara tepat waktu dan terintegrasi dengan data yang akurat.

II-140

21) Sasaran 3 Misi 5 yaitu pelayanan publik dilaksanakan sesuai standar pelayanan prima serta menciptakan iklim usaha yang kondusif.

22) Sasaran 4 Misi 5 yaitu masyarakat memperoleh perlindungan dan kepastian hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib dan damai.

b. Capaian kinerja sasaran RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 – 2015 dengan kriteria berhasil adalah : Sasaran 3 Misi 2 peningkatan daya dukung dan produktivitas Pantai Sadeng sebagai kawasan minapolitan untuk memacu pengembangan kawasan Pantai Selatan.

2. Rekomendasi a. Proses evaluasi pencapaian target-target RPJMD dapat optimal dan

berhasil hanya dimungkinkan dengan ketersediaan data/informasi yang baik, lengkap, konsisten, reliabel dan terpercaya, yang dalam pengamatan selama evaluasi dalam 5 tahun terakhir masih menjadi titik lemah. Oleh karenanya segala upaya untuk pembenahan data/informasi pembangunan mutlak dilakukan. Data/informasi yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan hendakya dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya yang tersedia.

b. Ke depan agar proses evaluasi pencapaian target-target RPJMD dapat dilakukan dengan optimal, efektif dan efisien maka proses pengumpulan dan kompilasi data capaian target-target RPJMD dari masing-masing SKPD tidak dilakukan secara manual tetapi perlu menggunakan sistem aplikasi secara on-line.

c. Dengan masih adanya indikator yang tidak sesuai atau kurang tepat dengan kemampuan SKPD pemegang mandat untuk penyediaan data karena tidak adanya ketersediaan data pendukung, dan masih adanya sebagian indikator sasaran yang dirumuskan terlalu rigid dan lebih bersifat indikator output, maka dalam penyusunan RPJMD baru yang akan datang perlu dicermati dan dikaji ulang dan menjadi bahan penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015 – 2020 yang didasarkan pada hasil evaluasi ini sesuai aturan perundang-undangan.

d. Seluruh SKPD yang ada agar berfokus dan memberi dukungan penuh pada program-program prioritas pencapaian target, tanpa harus menghindarkan sedapat mungkin menciptakan program-program terobosan dan inovasi baru.

e. Perlu adanya keterpaduan, kesinambungan dan sinkronisasi program kegiatan baik intern maupun antar SKPD dan antar berbagai sumber dana (APBN, APBD Provinsi maupun APBN) untuk merealisasikan target-target RPJMD ke depan. Pencapaian target tidak hanya berasal dari jabaran dokumen RKPD maupun Renja SKPD saja, tetapi secara agregat berasal dari berbagai program kegiatan dan sumber dana sebagai satu kesatuan sistem pembangunan daerah.

f. Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015 – 2020 formulasi sasaran daerah agar dijabarkan ke dalam sasaran SKPD. Masing-masing sasaran agar dijabarkan ke dalam program dan kegiatan. Salah satu prinsipnya adalah 1 (satu) program hanya boleh mendukung 1 (satu) sasaran daerah saja. Selanjutnya perlu program yang fokus pada setiap SKPD, di mana 1 (satu) program

II-141

hanya digunakan oleh 1 (satu) SKPD, kecuali program pada semua urusan.

g. Dalam penyusunan program dan kegiatan agar mempertimbangkan regulasi yang berkaitan dengan hibah sesuai ketentuan dalam pasal 298 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah serta ketentuan tentang kewenangan desa sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah 2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga

Selama periode tahun 2012-2016, pengeluaran konsumsi Rumah Tangga

(RT) Kabupaten Gunungkidul cenderung mengalami kenaikan.

Sumber : BPS Gunungkidul 2017

Gambar 2.24 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dalam PDRB menurut

Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan 2010 Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016 (Juta Rp)

Dalam kurun waktu 2012 - 2016 konsumsi akhir rumah tangga mengalami peningkatan signifikan baik dalam nominal (adh Berlaku) maupun riil (adh Konstan), sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk maupun jumlah rumah tangga. Kenaikan jumlah penduduk mendorong terjadinya kenaikan nilai konsumsi rumah tangga, yang pada akhirnya akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDRB pada periode tahun 2012 s.d 2015 terus menunjukkan peningkatan. Tertinggi terjadi pada tahun 2015 yang mencapai 71,71 %, akan tetapi pada tahun 2016 menurun menjadi 71,27 %. Masa pemulihan ekonomi telah mendorong rumah tangga untuk memperbaiki serta mengembalikan perilaku dan kebiasaan konsumsinya setelah sekian lama mengalami masa-masa krisis. Melimpahnya penawaran dan persediaan berbagai jenis barang dan jasa di pasar domestik (termasuk yang berasal dari impor) turut menjadi pemicu meningkatnya belanja untuk konsumsi, termasuk konsumsi rumah tangga

II-142

2. Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Non Makanan Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk. Semakin tinggi pendapatan maka porsi pendapatan untuk pengeluaran akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan makanan.

Sumber : BPS Gunungkidul 2017

Gambar 2.25 Pengeluaran konsumsi Makanan dan bukan makanan dalam

PDRB menurut penggunaan atas dasar harga berlaku Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012– 2016 (Juta Rp)

Secara rata-rata dari tahun 2012 s.d 2016, nampak pada struktur konsumsi akhir rumah tangga Gunungkidul, bahwa konsumsi makanan dan minuman non beralkohol masih lebih tinggi dibandingkan konsumsi yang lainnya. Proporsi pengeluaran untuk Makanan dan Minuman Non Beralkohol cenderung masih berada pada kisaran yang sama. Proporsi Makanan dan Minuman Non Beralkohol pada masing-masing tahun mencapai 53,53 % (2012); 54,95 % (2013); 54,40 % (2014); dan 53,91 % (2015); dan 53,63 % (2016). Pola proporsi konsumsi di atas, menunjukkan tarik menarik antara kebutuhan rumah tangga atas makanan dan non makanan yang masih cukup kuat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Gunungkidul belum berada pada tingkat kesejahteraan yang baik dengan masih sedikitnya proporsi non makanan. Pengeluaran non makanan di antaranya meliputi biaya untuk pendidikan, pembelian alat dan perlengkapan elektronik, pembelian alat transportasi, jasa komunikasi, jasa transportasi, jasa kesehatan, perjalanan wisata, restoran, sewa bangunan tempat tinggal, jasa hiburan dan sebagainya.

2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastuktur 1. Kondisi Jalan

Perkembangan kondisi jalan yang menghubungkan antar wilayah di Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Tabel 2.92 berikut:

II-143

Tabel 2.95

Kondisi Jalan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

NO. Kondisi Jalan TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

1 Jalan Baik 431,81 431,81 462,57 479,15 486,30

2 Jalan rusak ringan 48,12 46,12 119,11 114,67 117,35

3 Jalan rusak berat 206,07 208,07 104,32 92,18 82,35

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

2. Ketersediaan Daya Listrik PT PLN Persero menjadi pemasok utama kebutuhan tenaga listrik di Kabupaten Gunungkidul. Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik untuk melayani pelanggan rumah tangga. Untuk mengetahui jumlah tenaga listrik yang diproduksi, terjual dan jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.96 Jumlah Tenaga Listrik yang Diproduksi, Terjual dan Jumlah Pelanggan

Listrik Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2016

No. Elemen Data Tahun

Satuan 2013 2014 2015 2016

1 Produksi 190.540.150 251.377.369 254.555.687 273.627.036 kwh

2 Susut 20.270.143 23.496.574 24.998.888 25.424.157 kwh

3 Terpasang 130.331.670 204.392.484 253.098.512 269.128.129 kwh

4 Terjual 167.952.562 223.063.458 228.099.624 243.703.972 kwh

Rumah Tangga 109.891.004 146.720.753 155.024.404 136.931.990 kwh

Bisnis 13.283.729 21.644.983 23.837.676 21.668.783 kwh

Industri 26.588.929 34.973.404 30.281.864 27.160.279 kwh

Umum 12.245.052 11.681.609 10.120.543 8.582.610 kwh

Sosial 5.943.848 8.042.707 8.835.137 8.571.127 kwh

5 Jumlah Pelanggan

Rumah Tangga 147.190 154.336 166.681 172.810 Pelanggan

Bisnis 2.228 2.773 3.265 4.360 Pelanggan

Industri 58 69 74 79 Pelanggan

Umum 1.625 1.415 1.466 1.537 Pelanggan

Sosial 4.769 5.074 5.557 5.941 Pelanggan

Sumber: PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Wonosari 2016

3. Ketersediaan Air Minum PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul melaksanakan pengelolaan dan pemanfaatan air dalam layanan air minum perkotaan. Selama ini produksi air minum oleh PDAM Kabupaten Gunungkidul memanfaatkan beberapa sumber air baku yang berasal dari mata air, sumur bor dan terbanyak berasal dari sungai bawah tanah. Untuk mengetahui kapasitas produksi, kapasitas air yang termanfaatkan, jumlah pelanggan dan sumber mata air yang dikelola oleh PDAM Tirta Handayani dapat dilihat pada tabel berikut :

II-144

Tabel 2.97 Kapasitas Produksi, Kapasitas Air Yang Termanfaatkan, Jumlah Pelanggan

Dan Sumber Mata Air Yang Dikelola Oleh PDAM Tirta Handayani dan Jumlah Sambungan Rumah Sistem Pengelolaan Air

Minum Pedesaan (SPAMDES) Tahun 2012-2016

No Elemen Data Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Kapasitas Produksi Air

725,5 725,5 404,43 430,93 507,98 l/dt

2 Kapasitas Yang Termanfaatkan

469,3 469,3 404,43 430,93 507,98 l/dt

3 Jumlah Pelanggan /Sambungan Rumah PDAM

37.250 34.890 38.081 40.878 43.495 Sambungan

4 Sumber air minum

Mata air 3 / 113 3 / 113 3 / 113 4 / 114 4 / 114 Unit/(l/dt)

Sumur Bor 14 /254 14 / 254

14 / 254 15 /255 15 /

255

Unit/(l/dt)

Sungai - - - 1 / 40 2 / 40 Unit/(l/dt)

Sungai Bawah Tanah

4 /2680 4/2680 4/2680 4/2680 4/2615 Unit/(l/dt)

Sumber : PDAM Kabupaten Gunungkidul, 2016

4. Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Terkait dengan penataan ruang, Kabupaten Gunungkidul telah menyusun Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010–2030. Dalam Perda tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten Gunungkidul adalah mewujudkan wilayah Kabupaten Gunungkidul sebagai pusat pengembangan usaha yang bertumpu pada pertanian, perikanan, kehutanan dan sumberdaya lokal untuk mendukung destinasi wisata menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri dan sejahtera. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul tersebut disusun atas dasar amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 dan Peraturan Menteri PU Nomor: 16/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten serta memperhatikan Perda no 2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DIY Tahun 2009–2029.

II-145

2.4.3. Iklim Investasi

1. Angka Kriminalitas Kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif sangat dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan. Terkait dengan keamanan dan ketertiban di Kabupaten Gunungkidul relatif terkendali dibandingkan Kota Yogyakarta, yang ditunjukkan dengan kecilnya angka kejahatan dan kekerasan yang terjadi pada kurun waktu Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2016. Berikut ini gambaran keamanan dan ketertiban yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul selama 5 (lima) tahun terakhir.

Tabel 2.98 Jumlah Tindak Kriminal Kabupaten Gunungkidul 2012-2016

No Tindak Kriminal

Tahun

Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Kasus narkoba 8 3 7 4 14 Kasus

2 Kasus seksual 17 32 9 18 30 Kasus

3 Kasus penganiayaan 22 16 16 26 17 Kasus

4 Kasus pencurian 127 107 111 118 46 Kasus

5 Kasus penipuan 58 31 36 54 55 Kasus

6 Kasus pemalsuan uang

1 2 1 - 1

Kasus

7 Kasus Bunuh Diri 40 29 18 31 30 Kasus

Sumber Data : Kepolisian Resort Gunungkidul, 2016

2. Jumlah Demonstrasi

Demontrasi atau unjuk rasa merupakan suatu peristiwa biasa yang merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.

Sumber : Polres Gunungkidul, 2016

Gambar 2.26 Jumlah Demonstrasi / Unjuk rasa Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012 – 2016

II-146

2.4.4. Sumber Daya Manusia

9.2.1.1.1. Kualitas Tenaga Kerja Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 mencapai 762.452 jiwa, menduduki peringkat 3 di wilayah Provinsi DIY. Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk didominasi oleh jumlah penduduk perempuan. Dilihat dari angka pencari kerja, yang tercatat di Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2016, mayoritas pencari kerja didominasi oleh lulusan SMK, peringkat berikutnya adalah lulusan SMU, Sarjana (S-1 dan S2),D1/D2/D3, dan SLTP. Dengan demikian untuk dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja, dilaksanakan dengan memberi dukungan peningkatan mutu dan kualitas pendidikan, serta meningkatkan taraf hidup masyarakatnya agar mampu menyekolahkan sampai tingkat pendidikan tinggi (diploma/sarjana). Tentunya hal tersebut tidaklah mudah dan sangat dibutuhkan dukungan pendanaan serta intervensi yang tepat untuk meningkatkan pendapatan penduduknya. Untuk lebih memberikan gambaran riil tentang daya saing ketenagakerjaan yang direpresentasikan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat di Kabupaten Gunungkidul yang tertuang dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.99

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2012-2016

No. TINGKAT

PENDIDIKAN

TAHUN

2012 2013 2014 2015 2016

Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%)

1 Tidak/belum sekolah 218.985 25,57

190.793 24,98

183.333 24,46

190.605 25,22

191.409 25,10

2 Tidak Tamat SD

79.342 9,26

70.504 9,23

69.318 9,25

70.389 9,31

70.118 9,20

3 Tamat SD

248.563 29,02

226.309 29,63

220.614 29,44

217.007 28,71

215.537 28,27

4 Tamat SMP

158.431 18,50

143.167 18,74

142.210 18,98

142.580 18,87

143.826 18,86

5 Tamat SMA

125.268 14,63

110.186 14,43

110.926 14,80

111.828 14,80

117.016 15,35

6 Diploma

11.546 1,35

9.603 1,26

9.319 1,24

9.088 1,20

9.241 1,21

7 Sarjana S1

13.274 1,55

12.239 1,60

12.781 1,71

13.307 1,76

14.307 1,88

8 Sarjana S2

788 0,09

748 0,10

771 0,10

804 0,11

860 0,11

9 Sarjana S3

249 0,03

216 0,03

175 0,02

136 0,02

138 0,02

TOTAL

856.446 100,00

763.765 100,00

749.447 100,00

755.744 100,00

762.452 100,00

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul, 2017

9.2.1.1.2. Tingkat Ketergantungan Penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan komposisi penduduk pada suatu wilayah. Indikator komposisiumur merupakan indikator yang sangat berguna dalam perencanaan pembangunan. Dengan indikator ini akan diketahui kelompok penduduk usia produktif (usia 15-64 tahun) dan kelompok penduduk usia tidak produktif (usia dibawah 14 tahun dan usia diatas 65 tahun). Selain itu juga dapat diketahui pula angka ketergantungan penduduk usia tidak produktif terhadap penduduk usia produktif. Untuk mengetahui komposisi penduduk dan angka beban tanggungan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada tabel 2.97 berikut :

II-147

Tabel 2.100

Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

No. Kelompok Umur (Tahun)

Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

1 0 -14 18,60 18,85 19,19 19,70 19,37

2 15 – 64 67,22 67,73 67,53 66,86 70,76

3 > 65 14,18 13,42 13,28 13,44 9,86

Rasio beban ketergantungan 45,99 44,63 45,13 49,57 46,77

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2017, data diolah.

Berdasarkan Tabel 2.96 terlihat bahwa angka ketergantungan penduduk Gunungkidul tahun tahun 2016 mencapai 46,77 %. Fenomena ini menunjukkan bahwa pada 2016 Persentase penduduk usia produktif mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Angka ketergantungan sebesar 46,77 mengandung arti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 47 penduduk usia tidak produktif, dengan asumsi bahwa penduduk usia produktif benar-benar produktif. Jika tidak demikian maka penduduk usia produktif akan lebih berat lagi dalam menanggung penduduk usia produktif yang tidak benar-benar produktif secara ekonomi (pengangguran).

III-1

BAB III

GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang, termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah. Pembahasan mengenai kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk mengetahui kondisi, dan perkembangan kemampuan keuangan daerah untuk beberapa tahun yang telah lalu, dalam hal ini adalah 5 (lima) tahun yang lalu yaitu Tahun Anggaran 2011-2015. Pembahasan dan analisis terhadap kinerja keuangan Kabupaten Gunungkidul mencakup kinerja pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan neraca daerah.

Kinerja keuangan daerah dalam hal ini APBD tidak terlepas dari pencermatan terhadap struktur keuangan yang mencakup pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sebagaimana dituangkan pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dalam pengelolaan keuangan daerah harus menerapkan azas tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan kemanfaatan untuk masyarakat.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD

Struktur APBD terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan Pembiayaan Daerah. Asumsi dasar sebagai bahan penyusunan APBD dari tahun 2016 sampai dengan 2021, yaitu dengan memperkirakan faktor ekonomi makro antara lain; 1) Trend kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan bakar minyak (BBM); 2) Perkembangan perekonomian internasional yang berdampak pada kondisi perekonomian nasional yang berimbas pada kondisi perekonomian daerah; 3) Laju tingkat inflasi; 4) Stabilitas harga bahan pokok/dasar dan sosial politik lokal; 5) Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB); 6) Kebijakan-kebijakan terkait dana transfer ke daerah; 7) Pertumbuhan APBD selama 5 (lima) tahun yang lalu. a. Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Besar kecilnya pendapatan daerah sangat berpengaruh terhadap kemampuan suatu daerah dalam mendanai program dan kegiatan pembangunan daerah. Penentuan kinerja pendapatan APBD dilakukan dengan mengukur dan membandingkan pertumbuhan pada masing-masing sumber pendapatan. Sumber-sumber pendapatan Kabupaten Gunungkidul terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah. Selama kurun waktu lima tahun yang lalu pendapatan daerah Kabupaten Gunungkidul mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 13,36%, dengan rata-rata pertumbuhan tertinggi pada pos Pendapatan Asli Daerah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 40,39%. Rata-rata pertumbuhan pendapatan Kabupaten Gunungkidul selama 5 (lima) tahun yang lalu (tahun 2011-2015) dapat dilihat pada table 3.1 di bawah ini:

III-2

Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2015

No Uraian Tahun (Rp) Rata-rata

Pertumbuhan 2012 2013 2014 2015 2016

1 PENDAPATAN 1,076,501,995,407.09 1,242,092,675,330.20 1,372,846,295,853.34 1,599,005,995,104.47 1,654,344,836,986.89 8.97%

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 67,050,781,893.09 83,427,447,822.42 159,304,338,220.22 196,099,244,204.02 206,278,865,615.42 25.20%

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 10,728,490,356.00 12,350,676,839.00 28,477,674,863.50 36,178,235,921.92 37,544,018,290.00 28.47%

1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 19,667,336,377.00 25,024,939,544.00 25,682,892,167.00 28,059,628,030.30 32,082,077,804.95 10.28%

1.1.3 Hasil Pengelolaan Daerah yang Dipisahkan

5,329,404,405.12 6,815,317,916.25 7,939,323,691.06 10,584,694,070.93 12,940,951,336.61 19.41%

1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

31,325,550,754.97 39,236,513,523.17 97,204,447,498.66 121,276,686,180.87 123,711,818,183.86 31.61%

1.2 DANA PERIMBANGAN 799,932,048,514.00 877,414,789,454.00 923,974,088,292.00 978,310,012,465.00 1,239,624,998,868.00 9.16%

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak

41,403,139,514.00 38,552,493,454.00 30,413,649,292.00 18,016,718,650.00 28,240,324,144.00 -7.37%

1.2.2 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam

- - - 2,754,962,815.00 2,390,677,489.00

1.2.3 Dana Alokasi Umum 687,944,489,000.00 779,069,238,000.00 847,388,294,000.00 872,566,961,000.00 954,997,369,000.00 6.78%

1.2.4 Dana Alokasi Khusus 70,584,420,000.00 59,793,058,000.00 46,172,145,000.00 84,971,370,000.00 253,996,628,235.00 29.19%

1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH

209,519,165,000.00 281,250,438,053.78 289,567,869,341.12 424,596,738,435.45 208,440,972,503.47 -0.10%

1.3.1 Pendapatan Hibah 174,000,000.00 - - 3,500,000,000.00 3,498,000,000.00 82.24%

1.3.2 Pendapatan Dana Darurat - - - - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov dan Pemda Lainnya

36,406,595,000.00 45,667,988,953.78 60,256,969,641.12 78,539,123,335.45 84,826,454,023.47 18.43%

1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

159,563,905,000.00 199,359,049,100.00 198,741,257,700.00 313,479,390,100.00 105,326,318,480.00 -7.97%

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Prov atau Pemda Lainnya

13,374,665,000.00 36,223,400,000.00 30,569,642,000.00 29,078,225,000.00 14,790,200,000.00 2.03%

1.3.6 Pendapatan Lainnya - - - - -

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul, 2017(data diolah)

III-3

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan pendapatan dalam kurun waktu lima tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik pada Pendapatan Asli Daerah, dengan rata-rata pertumbuhan 25%. Pertumbuhan tertinggi pada Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yakni sebesar 31,61%. Selanjutnya apabila di cermati dan dihitung kembali, pertumbuhan tertinggipada tahun 2014-2015 mencapai 16,47% sedangkan terendah pada tahun 2013-2014 sebesar 10,53%. Dari beberapa komponen pendapatan yang terdiri atas PAD, Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan yang Sah adapun komponen PAD mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 90,95% yang dicapai pada tahun 2014 hal ini karena adanya transfer dana kapitasi. Sedangkan untuk Dana Perimbangan, pertumbuhan tertinggi pada Dana alokasi Khusus (DAK), hal ini sebagai implikasi perubahan pola penganggaran pemerintah yang salah satunya adalah pemindahan beberapa anggaran Tugas Pembantuan menjadi DAK. Selanjutnya apabila dicermati kembali pertumbuhan tertinggi sebesar 19,93% terjadi pada tahun 2012, dimana Dana Alokasi Umum pada tahun yang sama mengalami pertumbuhan 20,27%, pertumbuhan sebesar itu merupakan tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Pada komponen Lain-lain pendapatan daerah yang sah, pada komponen Pendapatan Hibah mengalami peningkatan karena adanya hibah untuk penyertaan modal bagi PDAM. Selanjutnya dapat juga diketahui realisasi pertumbuhan tertinggi sebesar 46,63% yaitu pada tahun 2015, dan bantuan keuangan dari provinsi dan pemda lainnya yang merupakan bagian dari komponen pendapatan tersebut realisasi pertumbuhan yang paling tinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir pada tahun 2013 sebesar 170,84%, namun setelah itu mengalami penurunan.

1. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh daerah dari sumber-sumber dalam daerah, yang terdiri dari penerimaan Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

Pada kurun waktu 2011-2015 Pendapatan Asli Daerah mempuyai rata-rata kenaikan sebesar 40,39%. Sedangkan kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah sendiri rata-rata dalam kurun waktu tersebut sebesar 8,49%. Uraian dari jenis penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah sebagi berikut: a. Pajak Daerah

Pajak daerah terdiri terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Pajak BPHTB.

b. Retribusi Daerah Retribusi daerah terdiri dari retribusi Pelayanan Kesehatan, Pelayanan Persampahan, Penggantian Biaya Akta Pencatatan Sipil dan KTP, Pelayanan Parkir di Tepi Jalan, Pelayanan Pasar, Pengujian Kendaraan Bermotor, Pengendalian Menara Telekomunikasi, Pemeriksaan Kesehatan Ternak di UPT Puskeswan, Pemakaian kekayaan daerah, Tempat Pelelangan Ikan, Jasa Usaha Terminal, Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir, Jasa Usaha Tempat Penginapan/Villa, Usaha Tempat Rekreasi dan Olah Raga, Jasa Usaha Penjualan Produksi Usaha Daerah, Ijin Mendirikan Bangunan, Ijin Gangguan, dan Ijin Trayek.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Terdiri dari penerimaan laba atas Bank BPD DIY, PD BPR Bank Daerah Gunungkidul, PDAM Tirta Handayani.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Terdiri dari penerimaan PAD yang tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

2. Dana Perimbangan Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana Perimbangan terdiri dari:

III-4

a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi. Dana Bagi Hasil yang dibagihasilkan kepada Daerah berdasarkan angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi daerah penghasil. Dana bagi hasil dibagi menjadi:

1. Bagi Hasil Pajak, terdiri dari :

Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan yaitu : DBH PBB sektor Pertambangan dan Non Migas, Penerimaan Biaya Pemungutan dan Bagian Pemerintah Pusat

Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 wajib pajak orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21

2. Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, terdiri dari : Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan Bagi Hasil dari Cukai Tembakau

b. Dana Alokasi Umum, dasar penghitungannya meliputi data jumlah pegawai,

jumlah penduduk, Indeks Kemahalan Konstruksi, luas wilayah, serta jumlah penduduk miskin. DAU dipergunakan hampir semuanya untuk membiayai gaji pegawai.

c. Dana Alokasi Khusus, berupa DAK fisik dan non fisik yang dialokasikan berdasarkan mekanisme pengusulan program dan kegiatan kepada Kementerian terkait, yang secara internal telah dikoordinasikan dengan Perangkat Daerah pada lingkup Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, terdiri dari: a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi terdiri dari Bagi Hasil dari Pajak

Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan dan Bagi hasil pajak rokok

b. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, yaitu Dana desa c. Bantuan Keuangan dari Provinsi yaitu bantuan keuangan yang bersifat umum

dan bersifat khusus b. Belanja

Untuk mengetahui kinerja keuangan daerah, selain dari sisi pendapatan juga perlu melihat pertumbuhan belanja. Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.

III-5

Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2015

Uraian 2012 2013 2014 2015 2016

Rata-Rata Pertumbuhan (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

BELANJA 1,073,158,313,436 1,180,155,596,326 1,267,067,508,328 1,586,001,084,203 1,651,553,580,386 11.66%

Belanja Tidak Langsung 761,024,018,485 851,191,884,974 928,981,200,846 1,102,469,236,946 1,141,880,197,972 10.81%

Belanja Pegawai 699,921,655,871 732,809,398,948 796,259,982,315 867,829,590,072 912,196,214,277 6.86%

Bunga 35,197,128 26,836,255 18,577,205 10,318,156 1,352,597 -46.47%

Subsidi - - - - - 0.00%

Hibah 6,031,450,000 43,223,279,325 61,358,500,671 66,632,890,578 15,779,259,523 147.72%

Bantuan Sosial 5,718,670,500 22,926,163,500 13,212,500,000 7,116,800,000 1,325,380,100 32.75%

Bantuan Keuangan - - 52,289,556,643 152,803,340,630 203,753,125,200 112.78%

Belanja Tak Terduga 198,297,000 - 357,337,000 125,452,000 - -82.45%

Bagi Hasil Pajak 1,939,959,200 1,377,565,700 2,409,115,683 3,487,216,600 4,094,657,500 27.02%

Bagi Hasil Retribusi 1,857,357,350 1,800,000,000 3,075,631,329 4,463,628,910 4,730,208,775 29.72%

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 45,321,431,437 49,028,641,246 - - - -45.91%

Belanja Langsung 312,134,294,950 328,963,711,352 338,086,307,482 483,531,847,257 509,673,382,414 14.15%

Belanja Pegawai 34,472,697,725 42,742,861,900 40,542,034,325 40,151,223,350 26,842,131,032 -3.82%

Belanja Barang Jasa 113,300,656,608 129,847,670,515 170,254,551,667 205,205,589,462 248,140,717,691 21.79%

Belanja Modal 164,360,940,618 156,373,178,937 127,289,721,491 238,175,034,445 234,690,533,691 15.55%

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016

III-6

Dari data tersebut dapat diketahui padaBbelanja Tidak Langsung pertumbuhan belanja tertinggi pada belanja hibah, terutama pada tahun 2013, 2014, dan 2015 hal ini berkaitan dengan adanya Bantuan Keuangan Khusu dari Pemerintah DIY untuk penangan kemiskinan. Pertumbuhan yang tinggi juga terlihat pada belanja bantuan keuangan. Hal ini berkaitan dengan pengalokasian Alokasi Dana Desa.

Pada belanja langsung dapat dilihat pertumbuhan belanja modal dan belanja barang jasa. Sementara di sisi lain belanja pegawai cenerung mengalami penurunan. Hal ini dapat dimaknai bahwa belanja pemerintah daerah sudah lebih mengarah kepada belanja yang lebih berpihak kepada masyarakat.

Berikut ini disajikan data proporsi belanja dalam kurun waktu 5 (lima) tahun yang lalu :

Tabel 3.3 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja

Kabupaten Gunungkidul

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

BELANJA

Belanja Tidak Langsung 73,178% 70,914% 72,125% 73,317% 66,946%

Belanja Pegawai 65,546% 65,221% 62,094% 62,843% 54,718%

Bunga 0,005% 0,003% 0,002% 0,001% 0,001%

Subsidi

Hibah 1,000% 0,562% 3,663% 4,843% 1,635%

Bantuan Sosial 1,753% 0,533% 1,943% 1,043% 0,449%

Bantuan Keuangan - - - 4,12% 9,63%

Belanja Tak Terduga 0,085% 0,018% - 0,028% 0,008%

Bagi Hasil Pajak 0,172% 0,181% 0,117% 0,190% 0,220%

Bagi Hasil Retribusi 0,167% 0,173% 0,153% 0,243% 0,281%

Bagi Hasil Pendapatan Lainnya

4,452% 4,223% 4,154%

Belanja Langsung 26,822% 29,086% 27,875% 26,683% 33,054%

Belanja Pegawai 3,840% 3,212% 3,622% 3,200% 2,532%

Belanja Barang Jasa 11,157% 10,558% 11,003% 13,437% 15,505%

Belanja Modal 11,825% 15,316% 13,250% 10,046% 15,017%

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016 (data diolah)

Dari tabel 3.3 tersebut di atas dapat diketahui bahwa proporsi realisai belanja tidak langsung terhadap APBD Kabupaten Gunungkidul selama 5 (lima) tahun terlihat mengalami fluktuasi, namun terjadi penurunan dari tahun awal (2011) sebesar 73,178% menjadi 66,948% pada tahun 2015. Penurunan belanja pegawai mencerminkan berkurangnya jumlah pegawai dari tahun ke tahun. Belanja Bantuan Sosial yang terus menerus menurun mencerminkan pemberiannya terseleksi dengan baik dan lebih diarahkan ke bantuan sosial di belanja langsung.

Pada belanja langsung terjadi pergeseran pengurangan belanja pegawai yaitu honor tim pelaksana kegiatan hingga sebesar 2.532% pada tahun 2015 untuk menaikkan proporsi belanja barang jasa dan modal. Akan tetapi besarnya proporsi belanja modal yang belum memenuhi ketentuan minimal 30% menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Gunungkidul agar memenuhi ketentuan tersebut.

3.1.2 Neraca Daerah

Neraca merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan pemerintah pada

tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah posisi tentang

aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset mencakup seluruh sumber daya yang

memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial yang dimiliki dan/atau dikuasai

oleh Pemerintah Daerah. Kewajiban merupakan utang yang harus diselesaikan

oleh Pemerintah Daerah di masa yang akan datang. Ekuitas mencerminkan

kekayaan bersih Pemerintah Daerah, yaitu selisih antara aset dan kewajiban.

III-7

Tabel 3.4 Neraca Daerah Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2015

No Uraian

Tahun Rata-rata pertumbuhan

(%) 2012 2013 2014 2015 2016

1 Asset

1.1 Asset lancar 139,234,390,883.84 192,061,808,425.85 276,801,253,493.08 301,367,075,570.62 271,976,734,818.11 20.30

-

Kas di Kas Daerah 38,457,985,413.97 19,727,970,326.17 7,601,188,836.34 44,592,595,639.63 124,604,754,976.41 138.98

Setara Kas 71,000,000,000.00 139,000,000,000.00 223,000,000,000.00 158,000,000,000.00 52,000,000,000.00 14.99

Kas di Bendahara Pengeluaran 171,667,250.00 7,084,248.00 127,679,317.00 160,329,767.00 25,192,470.00 386.93

Kas di Bendahara Penerimaan 271,257,600.00 90,491,000.00 7,506,293,020.61 324,587,000.00 422,889,004.00 2,015.76

Kas di BLUD 1,140,751,568.00 837,823,981.00 11,785,522,198.36 24,610,657,059.60 24,084,243,957.58 346.70

Kas Lainnya - 0.00 0.00 0.00 3,171,512,926.11

Investasi Jangka Pendek - 0.00 0.00 0.00 0.00 -

Piutang Pajak 680,222,826.00 763,842,951.00 8,775,598,068.00 11,272,903,496.00 12,610,743,299.00 275.37

Penyisihan Piutang Pajak Daerah

- 0.00 0.00 (3,952,263,686.85) (5,331,264,872.15) 34.89

Piutang Pajak Netto - 0.00 0.00 7,320,639,809.15 7,279,478,426.85

Piutang Retribusi 30,591,000.00 35,607,400.00 479,647,239.00 33,093,000.00 430,494,310.00 592.80

Penyisihan Piutang Retribusi - 0.00 0.00 (28,327,900.00) (28,229,271.55) (0.35)

Piutang Retribusi Netto - 0.00 0.00 4,765,100.00 402,265,038.45 8,341.90

Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 0.00 0.00 10,635,289,551.01 13,089,000,172.14 23.07

Penyisihan Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

- 0.00 0.00 (53,176,447.76) (65,447,502.43) 23.08

Piutang Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Netto

- 0.00 0.00 10,582,113,103.25 13,023,552,669.71 23.07

Piutang Lain-lain PAD yang sah - 0.00 0.00 3,218,744,992.00 3,467,294,870.00 7.72

III-8

No Uraian

Tahun Rata-rata pertumbuhan

(%) 2012 2013 2014 2015 2016

Penyisihan Piutang Lain-lain PAD yang sah

- 0.00 0.00 (532,234,005.21) (527,073,332.60) (0.97)

Piutang Lain-lain PAD yang sah Netto

- 0.00 0.00 2,686,510,986.79 2,940,221,537.40 9.44

Piutang Lainnya - 0.00 0.00 0.00 784,085,018.10

Penyisihan Piutang Lainnya - 0.00 0.00 0.00 (3,920,425.09)

Piutang Lainnya Netto - 0.00 0.00 0.00 780,164,593.01

Piutang Bunga 5,774,201.00 6,372,530.00 5,537,235.00 0.00 0.00 (1.37)

Piutang Denda 20,960,350.00 20,960,350.00 20,960,350.00 0.00 0.00 -

Beban Dibayar Dimuka - 0.00 0.00 35,574,000.00 7,875,000.00 (77.86)

Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran

- 0.00 0.00 0.00 0.00

Bagian Lancar Tagihan Sewa 73,133,333.33 72,669,333.33 70,510,000.00 0.00 0.00

Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi

20,943,459.08 779,715.91 0.00 0.00 0.00

Piutang Lainnya 905,859,588.80 8,739,301,164.65 3,558,236,164.00 0 0

Penyisihan Piutang - 0.00 (2,068,386,820.05) 0 0

Persediaan 26,455,244,293.66 22,758,905,425.79 15,938,467,884.82 53,049,303,105.20 43,234,584,218.59 42.60

1.2 Asset tetap 1,391,133,736,599.66 1,491,804,828,697.97 1,581,952,729,914.97 1,940,318,219,194.69 2,462,830,267,487.94

Nilai Buku Aset Tetap 1,391,133,736,599.66 1,491,804,828,697.97 1,581,952,729,914.97 1,299,961,976,583.95 1,696,632,204,371.51

Tanah 242,902,108,867.00 250,040,873,156.00 280,106,544,110.00 305,088,820,921.00 433,813,205,053.00 16.52

Peralatan dan Mesin 199,553,989,936.47 221,696,078,069.05 260,860,017,683.52 308,008,598,552.60 361,006,217,964.52 16.01

Gedung dan Bangunan 492,791,234,334.81 539,787,236,854.91 588,512,406,347.44 705,230,098,322.64 862,477,880,948.13 15.17

Jalan, Irigasi, dan Jaringan 434,064,299,186.88 456,259,656,455.36 416,907,436,923.97 588,718,716,620.59 762,613,429,577.83 16.81

Aset Tetap Lainnya 21,445,327,274.50 23,045,876,906.97 25,246,153,219.01 18,556,262,424.24 23,404,662,030.52 4.16

Konstruksi Dalam Pengerjaan 376,777,000.00 975,107,255.68 10,320,171,631.03 14,715,722,353.62 19,514,871,913.94 298.09

Akumulasi Penyusutan - 0.00 0.00 (640,356,242,610.74) (766,198,063,116.43)

1.3 Asset lainnya 13,185,947,318.47 42,763,067,462.16 30,136,683,995.84 22,557,490,823.17 24,463,505,357.05 44.52

III-9

No Uraian

Tahun Rata-rata pertumbuhan

(%) 2012 2013 2014 2015 2016

Tagihan Penjualan Angsuran - 0.00 0.00 0.00 0.00

Kerjasama Pemanfaatan - 0.00 0.00 235,000,000.00 212,500,000.00 (9.57)

Tuntutan Ganti Kerugian Daerah

- 0.00 0.00 0.00 0.00

Kemitraan dengan pihak ketiga - 0.00 0.00 0.00 0.00

Tagihan Sewa - 0.00 0.00

Tuntutan Ganti Rugi - 0.00 0.00

Aset Tak Berwujud 2,494,183,000.00 2,736,354,496.00 4,814,525,996.00 8,890,409,404.00 14,122,037,128.88 57.29

Akumulasi Amortisasi Aset Tak Berwujud

- 0.00 0.00 (3,639,330,364.60) (5,659,450,994.15)

Aset Tak Berwujud Netto - 0.00 0.00 5,251,079,039.40 8,462,586,134.73 61.16

Aset Lain-lain 10,691,764,318.47 40,026,712,966.16 25,322,157,999.84 17,071,411,783.77 15,788,419,222.32 49.38

Jumlah asset daerah 1,627,410,364,289.39 1,824,767,437,498.75 2,011,531,041,631.68 1,761,289,780,376.96 2,157,344,040,683.75

2 Kewajiban

2.1 Kewajiban jangka pendek 125,229,831.07 106,270,781.70 261,133,630.78 4,403,872,599.97 9,387,952,749.59 457.55

Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK)

- 0.00 0.00 0.00 83,850,975.00

Utang Kepada Pihak Ketiga - 0.00 131,004,398.00 0 0.00

Utang Bunga 26,836,254.40 18,577,204.77 10,318,155.85 2,070,419.28 0.00 (63.79)

Bagian Lancar Utang Dalam Negeri

69,326,910.00 69,326,910.26 69,326,910.26 34,663,455.13 0.00 (37.50)

Pendapatan Diterima Dimuka 24,066,666.67 13,366,666.67 29,396,666.67 646,223,104.56 1,159,448,270.59 563.29

Utang Belanja 3,720,915,621.00 7,796,857,829.00

Utang Jangka Pendek Lainnya 5,000,000.00 5,000,000.00 21,087,500.00 0.00 347,795,675.00

2.2 Kewajiban jangka panjang 204,283,055.55 116,378,940.52 36,733,874.41 0.00 0.00 (70.49)

Utang Dalam Negeri 204,283,055.55 116,378,940.52 36,733,874.41 0.00 0.00 (70.49)

Utang Jangka Panjang Lainnya - 0.00 0.00 0.00 0.00

Jumlah kewajiban daerah 329,512,886.62 222,649,722.22 297,867,505.19 4,403,872,599.97 9,387,952,749.59 373.25

III-10

No Uraian

Tahun Rata-rata pertumbuhan

(%) 2012 2013 2014 2015 2016

3 Ekuitas

3.1 Ekuitas dana lancar 139,109,161,052.77 0.00 0.00 0.00 0.00

uraikan

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)

110,770,296,731.97

Pendapatan yang ditangguhkan 271,365,100.00

Cadangan Piutang 1,737,484,758.21

Cadangan Persediaan 26,455,244,293.66

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek

(125,229,831.07)

3.2 Ekuitas dana investasi 1,487,971,690,350.00 1,632,589,250,132.38 1,734,693,054,264.19 0.00 0.00 7.99

uraikan

Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang

83,856,289,487.42 98,137,732,912.77 122,640,374,227.79 (19.33)

Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1,391,133,736,599.66 1,491,804,828,697.97 1,581,952,729,914.97 (28.91)

Diinvestasikan dalam Aset Lainnya

13,185,947,318.47 42,763,067,462.16 30,136,683,995.84 31.59

Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Panjang

(204,283,055.55) (116,378,940.52) (36,733,874.41) (70.49)

Jumlah ekuitas daerah 1,627,080,851,402.77 1,824,544,787,776.53 2,011,233,174,126.49 1,756,885,907,776.99 2,147,956,087,934.16 8.00

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2017

III-11

Dengan mulai diberlakukannya sistem accrual basis pada tahun 2015, maka kondisi Neraca Kabupaten Gunungkidul mengalami perubahan cukup signifikan di beberapa akunnya. Hal tersebut dapat dicermati pada akun persediaan yang mengalami peningkatan menjadi Rp53.049.303.105,20 yang disebabkan karena reklasifikasi dari akun persediaan Piutang pendapatan meningkat menjadi Rp25.195.605.039,01 karena meski belum ditetapkan akan tetapi sudah diakui sebagai pendapatan. Aset daerah secara keseluruhan turun menjadi Rp1.761.289.780.376,96 disebabkan karena penurunan Aset tetap yang sangat signifikan menjadi Rp1.299.961.976.583,96 karena diperhitungkannya akumulasi penyusutan Rp640.356.242.610,74, serta Akumulasi amortisasi aset tak berwujud sebesar Rp3.639.330.364,60 timbul karena adanya penyusutan aset tak berwujud yang selama ini belum diperhitungkan sebelum berlakunya sistem accrual basis. Kewajiban Pemerintah Gunungkidul meningkat tajam akibat diterapkannya pelaporan keuangan berbasis akrual. Pada tahun 2015 total kewajiban Pemerintah Gunungkidul menjadi Rp4.125.417.377,75. Hal ini disebabkan karena pembayaran yang dilakukan pada bulan berikutnya seperti rekening listrik, telepon, air, langganan surat kabar/majalah diakui menjadi kewajiban jangka pendek yang secara keseluruhan sebesar Rp4.125.417.377,75. Sedangkan kewajiban jangka panjang yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) sudah selesai pada tahun 2015. Kinerja keuangan Kabupaten Gunungkidul dapat diketahui dari beberapa Analisa Rasio Keuangan sebagai berikut:

Tabel 3.5 Analisa Rasio Keuangan Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2015

NO Uraian

2011 2012 2013 2014 2015

(%) (%) (%) (%) (%)

1. Rasio lancar (current ratio) 28.956,32 111.183,09 180728,71 105999,85 6843,23

2. Rasio quick (quick ratio) 24357,40 90057,73 159312,75 99896,28 5638,62

3.

Rasio total hutang terhadap total aset

0,05 0,02 0,01 0,01 0,25

4. Rasio hutang terhadap modal 0,06 0,02 0,01 0,02 0,34

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016

Current Ratio (Rasio Lancar) yang digunakan untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar, untuk tahun 2015 adalah setiap Rp1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar Rp6.843,23 yang berarti bahwa Kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sangat liquid.

Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid dengan dikurangi persediaan. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu : aktiva lancar dikurangi persediaan dibandingkan dengan hutang lancarnya. Dalam ratio ini kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul masih sangat liquid.

Rasio Solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan dana yang dipinjam. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank). Salah satu Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva ) Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Dalam hal ini karena kewajiban yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sangat kecil, maka besarnya ratio kurang dari 1 yang berarti bahwa sebagian besar pendanaan untuk pembangunan berasal dari dana transfer pusat, bantuan keuangan Provinsi dan PAD.

III-12

Rasio hutang terhadap modal pada kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga selalu lebih kecil dari 1 (satu). Pada tahun 2015 rasio sebesar 0,34% yang berarti bahwa hutang sebesar Rp0,34 dijamin oleh modal sebesar Rp1.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu

Kondisi kemampuan keuangan daerah mempunyai posisi yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan. Untuk itu analisis terhadap kondisi dan proyeksi keuangan daerah harus dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai/ membiayai program dan kegiatan pembangunan.

Tabel 3.6 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

No. Uraian Total Belanja Untuk

Pemenuhan Kebutuhan Aparatur (Rp)

Total Pengeluaran (Belanja+Pembiayaan

Pengeluaran) (Rp)

Persentase

1 Tahun Anggaran 2011 651.427.062.004,71 925.511.897.169,18 70,39%

2 Tahun Anggaran 2012 734.394.353.596,00 1.035.345.087.830,65 70,93%

3 Tahun Anggaran 2013 775.552.260.848,00 1.194.624.923.236,00 64,92%

4 Tahun Anggaran 2014 836.802.016.640,00 1.291.141.835.237,81 64,81%

5 Tahun Anggaran 2015 907.980.813.422,30 1.614.572.435.920,94 56,24%

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016 Dari tabel 3.7 dapat diketahui bahwa prosentase belanja aparatur dari tahun 2011 sampai dengan 2015 secara terus menerus mengalami penurunan hingga mencapai 56,24%, yang berarti bahwa struktur APBD mengalami pergeseran ke arah yang lebih baik dengan berkurangnya belanja pegawai dari tahun ke tahun untuk membiayai belanja yang lebih prioritas. Selanjutnya untuk mengetahui kondisi pengeluaran wajib mengikat dapat dalam tabel 3.8 dapat dilihat perbandingan pertumbuhan rata-rata belanja langsung sebesar 21,79% dan belanja tidak langsung sebesar 9,02%. Sedangkan untuk rata-rata pembiayaan pengeluaran mengalami pertumbuhan signifikan karena adanya penyertaan modal pada PT. B ank BPD DIY dan PT. Bank BDG Gunungkidul.

III-13

Tabel 3.7 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2015

Uraian Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Rata-rata

Pertumbuhan [% ;+ (-) ] (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

Belanja Tidak Langsung 641.260.059.844,00 711.706.973.499,00 798.985.678.028,00 923.139.116.833,53 1.061.767.453.368,30 9,02

Belanja Pegawai 615.375.145.740,00 699.921.655.871,00 732.809.398.948,00 796.259.982.315,00 867.829.590.072,30 9,02

Belanja Langsung 51.818.448.001,72 312.134.294.950,34 328.963.711.352,00 338.086.307.482,28 524.233.630.834,64 21,79

Belanja Pegawai 36.051.916.264,71 34.472.697.725,00 42.742.861.900,00 40.542.034.325,00 40.151.223.350,00 3,37

Belanja Barang Jasa

104.745.057.835,52

113.300.656.607,61 129.847.670.515,00

170.254.551.666,67

245.907.373.039,70

24,58

Belanja Modal

111.021.473.901,49

164.360.940.617,73 156.373.178.937,00

127.289.721.490,61

238.175.034.444,94

27,92

Pengeluaran Pembiayaan

4.663.344.526,00

7.961.840.410,00 14.469.326.910,00

24.074.326.910,00

28.571.351.718,00

59,38

Pembentukan Dana Cadangan

Penyertaan Modal (Investasi) Pemeritah Daerah

3.000.000.000,00

6.500.000.000,00

13.000.000.000,00

23.000.000.000,00

28.500.000.000,00 79,38

Pembayaran Pokok Utang

85.569.526,00

377.840.410,00 69.326.910,00

74.326.910,00

71.351.718,00 65,78

Pemberian Pinjaman Daerah

1.577.775.000,00

1.084.000.000,00 1.400.000.000,00

1.000.000.000,00

- (10,24)

Penyelesaian Kegiatan DPA-L

Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu Yang Belum Terselesaikan

Total (A+B+C) 897.741.852.371,72 1.031.803.108.859,34 1.142.418.716.290,00 1.285.299.751.225,81 1.614.572.435.920,94 13,19

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016

III-14

3.2.1. Analisis Pembiayaan

Tabel 3.8

Tabel Surplus (Defisit) Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

A Realisasi pendapatan 965,826,232,915.18 1,076,501,995,407.09 1,242,092,675,330.20 1,372,846,295,853.34 1,599,005,995,104.47

Dikurangi

B1 Realisasai belanja daerah 893,872,337,345.72 1,024,039,565,449.34 1,127,949,389,380.00 127,647,058,490.61 1,425,246,898,062.94

B2 Belanja Transfer 44,977,680,272.00 49,118,747,986.44 52,206,206,946.00 5,484,747,012.00 160,754,186,140.00

C= B1+B2 Jumlah Belanja daerah

dan Transfer

938,850,017,617.72 1,073,158,313,435.78 1,180,155,596,326.00 1,267,067,508,327.81 1,586,001,084,202.94

D Pengeluaran pembiayaan

daerah

4,663,344,526.00 7,961,840,410.00 14,469,326,910.00 24,074,326,910.00 28,571,351,718.00

E=A-C-D Defisit riil daerah 22,312,870,771.46 (4,618,158,438.69) 47,467,752,094.20 81,704,460,615.53 (15,566,440,816.47)

Rata rata

pertumbuhan

(%)

No UraianTahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2014

Tahun

2015

Sumber: DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016 (Data diolah)

III-15

Tabel 3.9 Penutup Defisit Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2011-2015

No UraianTahun

2011

Tahun

2012

Tahun

2013

Tahun

2014

Tahun

2015

Rata rata

pertumbuhan (%)

1 Sisa lebih perhitungan

anggaran (SILPA) tahun

anggaran sebelumnya

90,266,101,737.20 114,190,307,971.66 110,770,296,731.97 159,572,764,055.17 242,366,516,374.70 29,86

2 Pencairan dana cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0

3 Hasil penjualan kekayaan

daerah yang dipisahkan

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0

4 Penerimaan pinjaman

daerah

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0

5 Penerimaan kembali

pemberian pinjaman

daerah

1,611,335,463.00 1,198,147,199.00 1,334,715,229.00 1,089,291,705.00 0.00 -33,16

6 Penerimaan piutang

daerah

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016 (Data Diolah)

III-16

Tabel 3.10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

Rp% dari

SILPARp

% dari

SILPARp

% dari

SILPARp

% dari

SILPARp

% dari

SILPA

1 Jumlah SILPA 90,266,101,737.20 114,190,307,971.66 110,770,296,731.97 159,572,764,055.17 242,366,516,374.70 29.86

2 Pelampauan

penerimaan PAD

6,509,194,259.88 7% 1,015,191,410.24 1% 6,753,260,695.09 6% 14,937,120,775.24 9% 36,771,634,680.36 15% 187.04

3 Pelampauan

penerimaa dana

perimbangan

(1,184,305,731.75) -1% (7,273,986,986.00) -6% (3,249,485,576.00) -3% (9,352,869,644.00) -6% (10,175,528,535.00) -4% 163.87

4 Pelampauan

penerimaan lain lain

pendapatan yang sah

(726,150,000.00) -1% 3,830,400,000.00 3% 6,294,272,554.58 6% 11,000,588,105.24 7% 961,635,419.47 0% -144.91

5 Sisa penghematan

belanja atau akibat

lainnya

109,947,501,857.53 122% 108,243,753,957.21 95% 149,740,001,153.50 135% 225,687,385,434.22 141% (27,557,741,564.83) -11% -6.18

6 Kewajiban kepada

pihak ke tiga sampai

dengan akhir tahun

belum terselesaikan

0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00

Kegiatan lanjutan 0.00 0% 0.00 0.00 0.00 0% 0.00 0.00

Rata rata

pertumbuhan (%)

Tahun 2014 Tahun 2015Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

No Uraian

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul , Tahun 2016

III-17

3.3 Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan keuangan daerah mencakup pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Kemampuan keuangan daerah dimaksudkan sebagai sumber pendanaan dalam implementasi program-kegiatan. Pendanaan program kegiatan yang akan diakomodir dalam periode tahun anggaran 2016-2021 harus dikaji secara mendalam agar dapat menjadi dasar perencanaan program kegiatan pembangunan secara lebih tepat, terukur, dan mendasarkan pada kebijakan prioritas yang telah ditetapkan, dengan tertumpu pada visi misi oleh bupati terpilih yaitu “Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021”. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan hal ini seiring dengan meningkatnya pendapatan baik yang berasal dari PAD, dana perimbangan maupun lain-lain pendapatan yang sah. Peningkatan ini diikuti dengan meningkatnya belanja daerah yang dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

Berdasarkan hasil analisis gambaran umum pengelolaan keuangan daerah pada periode tahun anggaran 2011-2015, maka dapat disusun suatu analisis dalam rangka pendanaan program kegiatan pada periode tahun 2016-2021.

3.3.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah

Pendapatan merupakan komponen penting dalam struktur APBD, karena pendapatan merupakan sumber pendanaan untuk membiayai penyelenggaraan jalannya roda pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini pendapatan terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. 3.3.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan asli daerah merupakan komponen penting dalam pendapatan daerah, besar kecilnya PAD merupakan indikator tingkat kemandirian daerah. Unsur Pendapatan daerah pada hakikatnya diperoleh melalui mekanisme pajak dan retribusi atau pungutan lainnya yang dibebankan pada seluruh masyarakat. Keadilan atau kewajaran dalam perpajakan terkait dengan prinsip kewajaran “horisontal” dan kewajaran “vertikal”. Prinsip dari kewajaran horisontal menekankan pada persyaratan bahwa masyarakat dalam posisi yang sama harus diberlakukan sama, sedangkan prinsip kewajaran vertikal dilandasi pada konsep kemampuan wajib pajak/non pajak (retribusi) untuk membayar, artinya masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk membayar tinggi diberikan beban pajak yang tinggi pula. Tentunya untuk menyeimbangkan kedua prinsip tersebut pemerintah daerah dapat melakukan diskriminasi tarif secara rasional untuk menghilangkan rasa ketidakadilan

Kebijakan yang ditempuh untuk mendorong kenaikan Pendapatan Asli

Daerah antara lain : 1) Mengevaluasi regulasi daerah yang berkaitan dengan pendapatan daerah. 2) Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah (intensifikasi) dan

mengupayakan sumber pendapatan baru (ekstensifikasi); 3) Pemantapan kelembagaan dan sistem pemungutan pendapatan daerah; 4) Inventarisasi, pemetaan dan peningkatan kualitas data dasar seluruh potensi

sumber-sumber pendapatan daerah; 5) Peningkatan peran dan fungsi petugas yang ada di kecamatan dalam pelayanan

dan pengamatan potensi yang ada; 6) Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pemungutan pendapatan

daerah; 7) Peningkatan sinergitas dan koordinasi pendapatan asli daerah dengan Pemerintah

DIY, kabupaten/kota, dan instansi terkait. 8) Peningkatan pelayanan publik (masyarakat) baik kecepatan pelayanan

pembayaran maupun kemudahan untuk memperoleh informasi dan kesadaran masyarakat wajib pajak/retribusi daearah;

9) Peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pengelola pendapatan daerah 10) Penerapan pola insentif dan disinsentif

III-18

11) Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan pendapatan daerah 12) Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan

daerah Upaya yang dilakukan dalam pemenuhan target pendapatan dilakukan antara lain dengan, penelitian potensi pendapatan daerah, pembebasan dan penyederhanaan prosedur pajak dan non pajak operasionalisasi penagihan pajak daerah door to door. 3.3.1.2. Dana Perimbangan

Pengalokasian dana perimbangan dimaksudkan untuk mempersempit “gap” atau ketimpangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dana perimbangan ini mencakup; Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), dan Bagi hasil pajak/bukan pajak.

Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar Daerah) dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah. Jumlah DAU setiap daerah kabupaten dipengaruhi oleh jumlah keseluruhan DAU untuk daerah kabupaten, bobot daerah kabupaten yang bersangkutan dan jumlah bobot dari seluruh daerah kabupaten.

Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.

Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak merupakan bagian dana perimbangan untuk mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan melalui pembagian hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari sebagian penerimaan perpajakan.

Kebijakan yang ditempuh dalam upaya peningkatan dana perimbangan yaitu Pengkajian regulasi terkait dengan dana transfer daerah maupun memperkuat jalinan koordinasi dengan pemerintah pusat terutama kementerian lembaga yang mengampu program prioritas nasional. 3.3.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah di dalamnya mencakup dana hibah baik dari kementerian/lembaga maupun dana penyesuaian dan otonomi khusus yang antara lain dana untuk sertifikasi pendidik. Kebijakan yang ditempuh dalam upaya peningkatan dana ini yaitu memperkuat jalinan koordinasi dengan pemerintah pusat terutama kementerian lembaga.

Dalam pengelolaan pendapatan daerah, sumber pendapatan yang berasal dari Pemerintah melalui desentralisasi fiskal dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU) saat ini menempati proporsi yang paling besar terhadap pendapatan daerah, yakni sekitar 54,57% hingga 63,90%. Sedangkan sumber pendapatan asli daerah yang berasal dari pajak dan retribusi perlu ditingkatkan, namun tetap mempertimbangkan kemampuan masyarakat serta tidak membebani perkembangan dunia usaha. Demikian pula halnya dengan sumber-sumber pendapatan lainnya juga perlu ditingkatkan, diantaranya Lain-lain Pendapatan yang sah, Dana Perimbangan Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak, sehingga dalam kurun waktu lima tahun mendatang, porsi DAU secara bertahap dapat terwujud perbandingan yang proporsional dengan sumber-sumber pendapatan yang dapat diupayakan oleh daerah.

III-19

Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021

PENDAPATAN 1,851,513,317,091.83 1,858,069,082,644.38 1,937,497,962,099.36 2,025,875,245,917.44 2,117,933,613,536.70

PENDAPATAN ASLI DAERAH 263,017,048,900.14 219,985,376,790.38 227,834,092,647.61 239,011,998,688.06 253,287,359,960.79

HASIL PAJAK DAERAH 41,214,834,055.00 49,457,800,866.00 51,930,690,909.30 54,527,225,454.77 57,253,586,727.50

HASIL RETRIBUSI DAERAH 32,215,928,810.00 37,398,917,000.00 40,551,924,000.00 43,793,916,800.00 47,842,916,800.00

HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN 13,089,000,170.89 14,626,002,400.00 16,625,771,900.00 18,199,544,650.00 19,199,544,650.00

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 176,497,285,864.25 118,502,656,524.38 118,725,705,838.31 122,491,311,783.29 128,991,311,783.29

DANA PERIMBANGAN 1,270,722,879,100.00 1,266,874,271,955.00 1,311,949,435,552.75 1,358,143,813,330.39 1,406,921,819,676.91

BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK 30,826,246,000.00 30,875,000,000.00 32,535,000,000.00 33,695,000,000.00 35,755,000,000.00

DANA ALOKASI UMUM 938,221,136,000.00 919,240,000,000.00 946,817,200,000.00 975,221,716,000.00 1,004,478,367,480.00

DANA ALOKASI KHUSUS 301,675,497,100.00 316,759,271,955.00 332,597,235,552.75 349,227,097,330.39 366,688,452,196.91

LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 317,773,389,091.69 371,209,433,899.00 397,714,433,899.00 428,719,433,899.00 457,724,433,899.00

PENDAPATAN HIBAH DARI PEMERINTAH 4,750,846,000.00 63,500,000,000 59,000,000,000 59,000,000,000 59,000,000,000.00

DANA BAGI HASIL PAJAK DARI PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH

LAINNYA

82,210,112,192.69 87,565,000,000.00 93,570,000,000.00 99,575,000,000.00 103,580,000,000.00

DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS 160,667,997,000.00 150,000,000,000.00 175,000,000,000.00 200,000,000,000.00 225,000,000,000.00

BANTUAN KEUANGAN DARI PROVINSI ATAU PEMERINTAH DAERAH

LAINNYA

18,260,217,899 18,260,217,899 18,260,217,899 18,260,217,899 18,260,217,899

DANA INSENTIF DAERAH 51,884,216,000.00 51,884,216,000.00 51,884,216,000.00 51,884,216,000.00 51,884,216,000.00

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul,2017 (data diolah)

III-20

3.3.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah diharapkan dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap perkembangan ekonomi daerah secara makro ke dalam kerangka pengembangan yang lebih memberikan efek multiplier yang lebih besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk itu, kebijakan dalam pengelolaan keuangan daerah perlu disusun secara cermat, sistematis dan

terpola. Sebagai komponen APBD, belanja daerah diharapkan mampu mendorong

perkembangan ekonomi daerah. Belanja daerah dimaksudkan untuk mendanai program dan kegiatan pembangunan yang langsung memberikan manfaat sebagai upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat, untuk mendukung pencapaian visi dan misi pembangunan daerah yang merupakan penjabaran visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Dalam pengelolaan belanja harus menerapkan prinsip efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel mulai dari tahapan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan penatausahaan. Efektifitas dan efisiensi dimaksudkan dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat dan harapan selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud transparan dan akuntabel yaitu setiap pengeluaran belanja dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pelaporan dan pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan hasil.

Arah pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:

1) Belanja dialokasikan untuk belanja wajib dan mengikat sesuai ketentuan perundangan

2) Belanja dialokasikan untuk program dan kegiatan prioritas yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat.

3) Belanja dialokasikan untuk program dan kegiatan yang memiliki daya ungkit ataupun memiliki multiplier effects dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.

4) Belanja dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan belanja program prioritas Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran daerah sesuai tugas dan fungsi Perangkat Daerah.

5) Penghematan dan rasionalisasi terhadap belanja personil pada belanja langsung secara selektif

III-21

Tabel 3.12 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

NO REK URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021

2. BELANJA DAERAH 2,033,051,612,339.82 1,893,010,431,000.00 1,963,913,134,213.73 2,060,574,741,245.86 2,143,299,001,848.32

2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,182,737,999,343.57 1,207,290,335,172.01 1,254,000,634,213.73 1,316,150,366,245.86 1,333,517,445,598.32

2.1.1. BELANJA PEGAWAI 905,277,132,843.57 914,329,904,172.01 923,473,203,213.73 932,707,935,245.86 942,035,014,598.32

2.1.2. BELANJA BUNGA 0 0 0 0

2.1.4. BELANJA HIBAH 22,676,994,100.00 23,000,000,000.00 15,000,000,000.00 37,000,000,000.00 15,000,000,000.00

2.1.5. BELANJA BANTUAN SOSIAL - - 500,000,000.00 500,000,000.00 500,000,000.00

2.1.6. BELANJA BAGI HASIL KEPADA PEMERINTAH DESA 9,634,060,300.00 10,000,000,000.00 10,500,000,000.00 11,500,000,000.00 12,000,000,000.00

2.1.7. BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DAN

PARTAI POLITIK

237,149,812,100.00 256,960,431,000.00 301,527,431,000.00 331,442,431,000.00 360,982,431,000.00

2.1.8. BELANJA TIDAK TERDUGA 8,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00

2.2. BELANJA LANGSUNG 850,313,612,996.25 656,750,000,000.00 709,912,500,000.00 744,424,375,000.00 809,781,556,250.00

2.2.1. BELANJA PEGAWAI 44,692,178,200.00 31,750,000,000.00 30,162,500,000.00 28,654,375,000.00 27,221,656,250.00

2.2.2. BELANJA BARANG DAN JASA 386,249,938,833.25 300,000,000,000.00 306,000,000,000.00 312,120,000,000.00 318,362,400,000.00

2.2.3. BELANJA MODAL 419,371,495,963.00 325,000,000,000.00 373,750,000,000.00 403,650,000,000.00 464,197,500,000.00

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 (data diolah)

III-22

Tabel 3.13 Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2017-2021

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

A Belanja Tidak Langsung 1,152,061,005,243.57 1,181,290,335,172.01 1,235,500,634,213.73 1,275,650,366,245.86 1,315,017,445,598.32

1 Belanja Gaji dan Tunjangan

(termasuk Belanja Penerimaan

Anggota dan Pimpinan DPRD serta

Operasional KDH/WKDH)

905,277,132,843.57 914,329,904,172.01 923,473,203,213.73 932,707,935,245.86 942,035,014,598.32

2 Belanja Bunga 0 0 0 0 0

3 Belanja bagi hasil 9,634,060,300.00 10,000,000,000.00 10,500,000,000.00 11,500,000,000.00 12,000,000,000.00

4 Belanja Bantuan Keuangan 237,149,812,100.00 256,960,431,000.00 301,527,431,000.00 331,442,431,000.00 360,982,431,000.00

B Pengeluaran Pembiayaan 18,500,000,000.00 19,500,000,000.00 29,319,649,284.35 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00

1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0

2 Penyertaan Modal (Investasi)

Pemeritah Daerah

18,500,000,000.00 19,500,000,000.00 29,319,649,284.35 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00

3 Pembayaran Pokok Utang 0 0 0 0 0

4 Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0 0

5 Penyelesaian Kegiatan DPA-L 0 0 0 0 0

6 Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu

Yang Belum Terselesaikan0 0 0 0 0

JUMLAH 1,170,561,005,243.57 1,200,790,335,172.01 1,264,820,283,498.08 1,305,650,366,245.86 1,345,017,445,598.32

UraianNo.

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul, 2017

III-23

Belanja daerah diarahkan untuk mendanai prioritas pembangunan dalam upaya pencapaian visi, misi, ujuan dan sasaran pembangunan. Proporsi untuk belanja masing-masing prioritas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.14

Proporsi untuk Belanja menurut Prioritas

Prioritas I : terdiri atas program pembangunan daerah yang menjadi unggulan kepala daerah terpilih, anggaran yang menjadi amanat/kebijakan nasional diantaranya untuk anggaran pendidikan sebesar 20%, anggaran kesehatan sebesar 10%, serta Alokasi Dana Desa. Dalam prioritas I juga termasuk belanja yang bersifat wajib dan mengikat diantaranya anggaran untuk gaji pegawai (termasuk di dalamnya untuk gaji PNS, Gaji dan tujangan Bupati-wakil bupati, DPRD, tambahan penghasilan PNS), kebutuhan administrasi perkantoran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Prioritas II : terdiri atas program-program prioritas di tingkat Perangkat Daerah yang merupakan penjabaran dari hasil analisis kebutuhan dan sasaran yang akan dicapai pada masing- masing urusan pemerintah daerah dan belanja tidak terduga.

Prioritas III : merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja- seperti : belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, dan belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa. Pengalokasian dana pada prioritas III harus memperhatian pemenuhan dana pada prioritas I dan II

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016

Adapun rincian besaran setiap prioritas disajikan pada tabel berikut

III-24

Tabel 3.15 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah

% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp

1 Prioritas I 72% 1,462,832,972,350 79% 1,501,355,461,291 80% 1,565,137,714,117 78% 1,615,146,558,546 78% 1,664,668,523,667

Belanja Tidak

Langsung57% 1,152,061,005,244 62% 1,181,290,335,172 63% 1,235,500,634,214 62% 1,275,650,366,246 61% 1,315,017,445,598

Belanja Langsung 15% 310,771,967,106 17% 320,065,126,119 17% 329,637,079,903 16% 339,496,192,300 16% 349,651,078,069

2 Prioritas II 27% 539,541,645,890 18% 336,684,873,881 19% 380,275,420,097 20% 404,928,182,700 21% 460,130,478,181

3 Prioritas III 2% 30,676,994,100 3% 54,970,095,828 1% 18,500,000,000 2% 40,500,000,000 1% 18,500,000,000

100% 2,033,051,612,340 100% 1,893,010,431,000 100% 1,963,913,134,214 100% 2,060,574,741,246 100% 2,143,299,001,848 Total

No. Jenis Dana

Alokasi

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2017 (data diolah)

III-25

3.3.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah

Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. dalam hal terjadi defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa Lebih perhitungan anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan, dan hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan serta penerimaan piutang. Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal pemerintah daerah dan pembayaran pokok utang.

Arah kebijakan pembiayaan daerah adalah sebagai berikut : 1) Penerimaan Pembiayaan

a. Silpa digunakan untuk menutup defisit anggaran apabila terjadi defisit anggaran

2) Pengeluaran Pembiayaan a. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus anggaran

dan memperhatikan peraturan yang mengatur peyertaan modal BUMD. b. Penyertaan modal BUMD dilaksanakan setelah mempertimbangkan hasil

kajian serta ditindaklanjuti dengan upaya revitalisasi dan restrukturisasi kinerja BUMD serta pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan.

c. Mengupayakan pemanfaatanya untuk kesejahteraan masyarakat, pemenuhan kewajiban daerah, dan penguatan kemampuan keuangan daerah.

Penerimaan pembiayaan diarahkan untuk menutup defisit dengan SILPA sedangkan pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal pada PDAM di tahun 2017, pada PT. Bank BDG Gunungkidul yang akan selesai pada tahun 2019, dan pemenuhan penyertaan modal pada BPD DIY sesuai peraturan daerah provinsi DIY secara bertahap.

III - 26

Tabel 3.16

Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021

PEMBIAYAAN DAERAH 181,538,295,247.99 34,941,348,355.62 26,415,172,114.37 34,699,495,328.42 25,365,388,311.62

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 201,053,229,432.99 54,441,348,355.62 55,734,821,398.72 64,699,495,328.42 55,365,388,311.62

SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN DAERAH TAHUN SEBELUMNYA 201,082,435,932.99 54,441,348,355.62 55,734,821,398.72 64,699,495,328.42 55,365,388,311.62

PENERIMAAN KEMBALI PEMBERIAN PINJAMAN (29,206,500.00) 0 0 0

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 19,514,934,185.00 19,500,000,000.00 29,319,649,284.35 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00

PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) PEMERINTAH DAERAH 18,500,000,000.00 19,500,000,000.00 29,319,649,284.35 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00

PEMBAYARAN POKOK UTANG 0 0 0 0 0

PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH 0 0 0 0

PENGEMBALIAN DANA TRANSFER 1,014,934,185.00 0 0 0 0

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 (data diolah)

IV-1

BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

4.1. Permasalahan Pembangunan Identifikasi permasalahan pembangunan diperlukan untuk menentukan program yang tepat untuk mengatasi masalah pembangunan yang dihadapi. Identifikasi permasalahan diperoleh dari berbagai sumber dan data yang dapat dipertanggungjawabkan dan juga didasarkan pada kriteria tertentu sehingga menghasilkan fakta yang aktual tentang permasalahan pembangunan daerah.

4.1.1. Pemerintahan 1. Akuntabilitas kinerja pemerintah dan kualitas pengelolaan keuangan

daerah masih belum optimal 2. Pelaksanaan reformasi birokrasi belum optimal 3. Penyelenggaraan pelayanan publik belum optimal 4. Penyelenggaraan pemerintahan desa belum seluruhnya berjalan

dengan efektif 5. Sinergi dan koordinasi pelaksanaan program dan kegiatan internal

Perangkat Daerah dan antar Perangkat Daerah masih perlu ditingkatkan

6. Implementasi kerjasama antar daerah belum berjalan secara optimal 7. Keterbatasan sumber daya aparatur pemerintah seiring dengan

kebijakan moratorium PNS 4.1.2. Sosial dan Budaya

1. Sosial a. Angka kemiskinan masih cukup tinggi; b. Jangkauan, mutu, dan akses pelayanan sosial dasar masih

kurang; c. Sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan belum

menjangkau seluruh penduduk yang berhak; d. Kerjasama pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam

memberdayakan kelompok penyandang masalah kesejahteraan sosial masyarakat belum efektif;

e. Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) masih belum optimal;

f. Penanganan dan pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas, penduduk lanjut usia dan penduduk rawan sosial lainnya, dalam rangka mendorong kemandirian serta memberikan peluang untuk berperan nyata dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial belum berjalan seperti yang diharapkan.

2. Pendidikan a. Harapan lama sekolah penduduk masih rendah; b. Masih adanya anak putus sekolah; c. Akses dan kualitas layanan pendidikan belum optimal; d. Standar pelayanan minimal pendidikan belum terpenuhi e. Capaian standar nasional pendidikan sebagai keberlanjutan dari

standar pelayanan minimal belum merata dan optimal; f. Jumlah dan distribusi tenaga kependidikan belum merata; g. Pendidikan berbasis keunggulan dan kearifan lokal yang

berwawasan global serta teknologi informasi belum dikembangkan dengan baik;

h. Atmosfir yang kondusif dan infrastruktur pendidikan yang berkualitas bagi proses pendidikan, penelitian, pengembangan wawasan keilmuan belum tercipta;

i. Pendidikan karakter yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan dan landasan moralitas serta kepribadian mulia, untuk memberikan landasan pada keberlanjutan pendidikan dan

IV-2

berorientasi pembentukan karakter kewirausahaan, belum optimal;

j. Penuntasan wajib belajar 9 (sembilan) tahun belum berjalan sesuai harapan;

k. Daya saing pendidikan masih perlu ditingkatkan; 3. Kesehatan

a. Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dasar dan tenaga medis belum memadai untuk penyelenggaraan layanan yang bermutu;

b. Jumlah dan distribusi pelayanan kesehatan rujukan terbatas dan belum merata;

c. Mutu layanan kesehatan belum sepenuhnya sesuai dengan standar nasional;

d. Perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat menuju derajat kesehatan yang lebih baik masih perlu ditingkatkan;

e. Profesionalisme tenaga kesehatan, serta ketercukupan jumlah tenaga-tenaga medis dan spesialis serta paramedis, bidan, ahli gizi, dan ahli sanitasi masih perlu ditingkatkan;

f. Sistem Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) bagi masyarakat Gunungkidul belum optimal.

4. Kebudayaan a. Pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi lokal belum

optimal; b. Peninggalan warisan budaya belum semua ditangani secara

optimal; c. Budaya sebagai aset dalam membangun jati diri dan mewarnai

segenap sektor kehidupan serta menjadi daya tarik yang khas untuk menarik kunjungan dan perhatian pihak luar dalam skala regional, nasional dan internasional belum dikelola secara optimal;

d. Perlindungan hukum bagi semua aset kebudayaan baik yang fisik maupun non fisik dalam bentuk Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) bangsa belum optimal;

e. Kebudayaan sosial belum menjadi gaya hidup masyarakat, sehingga perlu peningkatan apresiasi masyarakat terhadap seni, budaya, dan sejarah;

f. Budaya penggalian, reaktualisasi dan revitalisasi nilai-nilai budaya belum optimal;

5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a. Pengaruh negatif dari globalisasi bagi anak dan remaja; b. Peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan terutama

dalam struktur pemerintahan dan organisasi politik belum optimal;

c. Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak dasar perempuan dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik belum memadai;

d. Pengarusutamaan gender dalam perumusan peraturan perundang-undangan, kelembagaan, dan kebijakan anggaran masih kurang;

e. Kasus perdagangan perempuan dan anak (trafficking), dan tindak kekerasan terhdap perempuan dan anak masih terjadi.

6. Tenaga Kerja dan Transmigrasi a. Peningkatan mutu dan produktifitas tenaga kerja melalui

pendidikan dan pelatihan ketrampilan belum optimal; b. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan yang dilaksanakan belum

semua sesuai dengan kebutuhan pasar kerja; c. Pengembangan semangat wirausaha bagi penduduk usia kerja

untuk dapat berusaha secara mandiri dan menciptakan lapangan kerja baru belum optimal;

d. Perbaikan perekonomian daerah untuk mendorong perluasan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja masih rendah;

IV-3

e. Pemetaan potensi lokal untuk pemberdayaan tenaga kerja belum tergarap secara optimal.

4.1.3. Kependudukan dan Keluarga Berencana

1. Meningkatnya Usia Harapan Hidup mengakibatkan bertambahnya penduduk usia lanjut yang perlu mendapatkan layanan.

2. Penduduk usia produktif dan terdidik cenderung memilih meninggalkan daerah untuk mencari kerja ke kota.

3. Kualitas keluarga sebagai dasar untuk mewujudkan ketahanan keluarga belum mendapatkan perhatian yang memadahi.

4. Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk (total fertility rate).

4.1.4. Ekonomi, Pariwisata, dan Sumber Daya Alam 1. Investasi

a. Insentif dan kemudahan investasi untuk meningkatkan investasi belum berjalan optimal;

b. Kualitas dan kapasitas kelembagaan pelayanan investasi belum optimal;

c. Daya dukung terhadap peluang investasi unggulan belum siap; d. Inovasi dan upaya promosi belum optimal; e. Dukungan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing investasi

masih kurang; f. Realisasi investasi masih rendah.

2. Industri a. Daya saing produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) belum

optimal; b. Penggunaan bahan baku lokal belum optimal dan tergantung bahan

baku/penolong impor; c. Sistem pengembangan industri/usaha mikro, kecil dan menengah

belum komprehensif dan berkelanjutan; d. Belum optimalnya peningkatan kualitas produk melalui

standarisasi dan sertifikasi produk serta perlindungan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI);

e. Kemampuan teknologi industri kecil menengah (IKM) masih kurang. 3. Perdagangan

a. Akses pasar yang masih rendah; b. Inovasi dan jaringan pemasaran serta pemberian fasilitas masih

kurang mendukung; c. Kesadaran produsen dan konsumen tentang tertib niaga dan

perlindungan konsumen masih kurang; d. Terbatasnya pelaku usaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang

berorientasi ekspor; e. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan produk

dalam negeri; f. Belum optimalnya pengamanan dan penguatan pasar

lokal/domestik. 4. Pariwisata

a. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara masih terbatas; b. Lama tinggal wisatawan masih rendah; c. Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya belum optimal; d. Daya saing kelembagaan usaha pariwisata belum kuat dan

memadai; e. Kualitas pelayanan bagi wisatawan belum semuanya memenuhi

standar; f. Upaya dan inovasi dalam pemasaran, promosi, dan event pariwisata

masih kurang; g. Sistem manajemen pariwisata baik pemerintah, masyarakat dan

pelaku usaha di bidang pariwisata masih lemah;

IV-4

h. Pengembangan produk pariwisata belum optimal karena masih terbatasnya investasi di bidang pariwisata;

i. Manajemen dan pengelolaan geo tapak taman bumi (geosite geopark) belum optimal;

j. Ketergantungan pada destinasi daerah lain masih cukup tinggi. 5. Ketahanan Pangan

a. Ketersediaan dan cadangan pangan dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan di tingkat perseorangan/individu masih kurang;

b. Belum optimalnya pemantauan distribusi, harga, dan akses pangan masyarakat;

c. Keamanan dan keanekaragaman konsumsi pangan melalui pengembangan pangan lokal masih kurang;

d. Masih adanya desa rawan pangan; e. Kuantitas dan kualitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan

kehutanan masih rendah. 6. Pertanian

a. Belum terwujudnya penyaluran dan pemenuhan kebutuhan pupuk bagi petani secara optimal;

b. Belum efektifnya kebijakan pengendalian alih fungsi lahan pertanian;

c. Agribisnis pertanian yang didukung pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian melalui pola pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan masih kurang optimal;

d. Kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan pertanian untuk meningkatkan kesejahteraan petani masih kurang;

e. Produksi, produktifitas dan mutu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakna dalam rangka berkontribusi pada pencapaian swasembada pangan nasional belum mengalami peningkatan yang signifikan.

7. Perikanan dan Kelautan a. Profesi nelayan sebagai mata pencaharian masyarakat belum

banyak diminati; b. Produksi perikanan melalui optimalisasi perikanan budidaya dan

peningkatan pengembangan perikanan tangkap belum optimal; c. Sumber Daya Manusia dan kelembagaan usaha perikanan kurang

memadai; d. Sarana dan prasarana perikanan masih kurang memadai; e. Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan daya saing serta

penguatan pemasaran belum optimal. 8. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

a. Jumlah koperasi aktif masih sedikit; b. Manajemen usaha koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

belum optimal; c. Kualitas kelembagaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah masih kurang; d. Kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi dan Usaha Mikro

Kecil dan Menengah masih rendah; e. Akses pemodalan bagi koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan

Menengah masih rendah. f. Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah belum mampu bersaing di

pasar global.

4.1.5. Prasarana Wilayah 1. Sumber daya air

a. Potensi sumber air baku untuk pemenuhan kebutuhan air minum belum dimanfaatkan secara optimal;

IV-5

b. Penurunan debit air sungai bawah tanah sebagai akibat berkurangnya daerah tangkapan air hujan dan kerusakan bentang alam karst.

c. Pemanfaatan sungai bawah tanah dengan teknologi mikrohidro dalam operasional dan perawatan belum berjalan optimal.

d. Kelembagaan pengelolaan irigasi dan pengairan masih lemah; e. Infrastruktur irigasi banyak yang telah mengalami kerusakan; f. Konservasi terhadap daerah tangkapan air (catchment area) belum

berjalan optimal; g. Banyak telaga dan sumber air kering akibat kerusakan lingkungan;

2. Kebinamargaan a. Kondisi jalan kabupaten kondisi baik berkurang akibat adanya

penambahan ruas-ruas baru; b. Belum optimalnya peran pemerintah dalam pengujian dan

laboratorium kebinamargaan. c. Belum optimalnya peralatan berat yang dimiliki pemerintah dalam

mendukung terselenggaranya pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan jalan yang hingga saat ini peralatan dengan kondisi baik masih 66,67%.

3. Keciptakaryaan a. Bertambahnya perumahan dan permukiman memerlukan

pengembangan prasarana dan sarana dasar yang terpadu; b. Layanan perpipaan air minum belum optimal dengan cakupan

layanan baru mencapai 68%; c. Penanganan kawasan kumuh belum tuntas dan masih terdapat 13

kawasan kumuh kategori sedang dan ringan dengan luas 146,50 ha yang harus ditangani;

d. Cakupan akses sanitasi masih rendah dengan cakupan sebesar 40%;

e. Masih terdapat 10 titik genangan akibat belum optimalnya sistem drainase perkotaan;

f. Belum optimalnya penanganan persampahan serta masih terdapat 7 (tujuh) IKK belum terlayani sistem persampahan.

g. Belum optimalnya layanan jasa konstruksi; h. Masih banyak gedung pemerintah yang kurang memadai; i. Infrastruktur publik bagi penyandang disabilitas pada kawasan

pusat pertumbuhan dan kawasan strategis masih minim. 4. Transportasi

a. Sistem transportasi wilayah yang memperhitungkan keterkaitan dan keterpaduan moda dan antar wilayah belum tertata dengan baik;

b. Terjadi kepadatan dan kemacetan pada ruas-ruas jalan utama menuju obyek wisata;

c. Berkurangnya jumlah armada angkutan umum akibat load factor yang rendah;

d. Pelayanan infrastruktur penghubung antar obyek wisata belum ada; e. Pelayanan transportasi yang aman, nyaman, efisien, dan terpadu

yang mendukung mobilitas penduduk dan barang antara pusat kota dengan kawasan perdesaan dan perbatasan belum optimal.

5. Tata Ruang a. Belum optimalnya pemanfaatan dokumen rencana tata ruang

sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan; b. Pengembangan wilayah yang belum merata ditunjukkan masih

terdapatnya disparitas antar wilayah, yang membutuhkan percepatan pembangunan melalui pembangunan perdesaan, pengembangan Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) dan Pusat Pelayanan Lokal (PKL);

c. Kurangnya percepatan pengembangan kawasan strategis guna mendorong perkembangan kawasan potensial;

IV-6

d. Munculnya konversi lahan akibat tekanan untuk kebutuhan pembangunan;

e. Belum optimalnya pemanfaatan ruang yang diatur dalam rencana umum akibat belum adanya rencana rinci tata ruang;

f. Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang akibat belum optimalnya pelaksanaan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan);

g. Munculnya konflik pemanfaatan ruang akibat belum optimalnya pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan serta pengendalian pemanfaatan ruang dengan pelaksanaan penegakan yustisia.

6. Energi dan Sumber Daya Mineral a. Adanya perubahan kewenangan daerah di bidang energi dan

sumber daya mineral seiring berlakunya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

b. Masih terdapat wilayah padukuhan yang belum terlayani jaringan listrik;

c. Upaya pemenuhan kebutuhan energi di Kabupaten Gunungkidul melalui penyediaan energi baru terbarukan masih belum optimal;

d. Pemanfaatan sumberdaya mineral dan pengelolaan pertambangan yang ramah lingkungan belum dilaksanakan secara baik;

e. Pemanfaatan sumberdaya mineral terutama pertambangan batu gamping akan berdampak pada kelestarian ekosistem karst jika tidak dibatasi dan dikendalikan secara ketat.

7. Komunikasi dan Informatika a. Minimnya infrastruktur dan sumberdaya di bidang teknologi

informasi dan komputer (TIK) dalam rangka implementasi sistem pelayanan pemerintahan berbasis digital (digital government services/DGS);

b. Belum adanya sistem tunggal layanan Digital Government Services yang unggul dan terintegrasi;

c. Belum optimalnya pemberitaan pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah pada mass media dan media online;

d. Masih terdapatnya wilayah blank spot yang belum terlayani akses informasi.

4.1.6. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup a. Sebagian besar kawasan karst merupakan kawasan lindung geologi,

sehingga kegiatan pertambangan yang tidak dikendalikan akan merusak ekosistem;

b. Terjadi kerawanan bencana tanah longsor, angin ribut, banjir, dan kekeringan;

c. Penurunan kualitas sumber daya hutan dan lahan, serta sumber daya air;

d. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pengelolaan sampah secara mandiri masih kurang serta daya tampung TPA yang ada belum memadai untuk melayani cakupan 18 kecamatan;

e. Masih rendahnya tingkat keteduhan di perkotaan.

4.2. Kajian Lingkungan Strategis

4.2.1. Kajian Kebijakan Pembangunan Internasional dan Nasional 4.2.1.1. Sustainable Development Goals (SDG’s) Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDG’s). MDG’s sebagai suatu kesepakatan internasional tentang langkah dan upaya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, terutama di bidang penanggulangan kemiskinan, kesehatan, pendidikan, dan standar hidup yang diukur melalui Human Development Index dilanjutkan dengan pencanangan SDG’s. SDG’s adalah sasaran jangka panjang bagi komunitas dunia dalam rangka mempertahankan

IV-7

keberlanjutan pencapaian kebutuhan dasar melalui keseimbangan pembangunan di sektor ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam konsep ini, pertumbuhan, stabilitas dan efisiensi ekonomi tetap harus diimbangi dengan kesetaraan sosial, partisipasi masyarakat, serta terjaganya kelestarian lingkungan dalam jangka panjang untuk kembali menunjang pembangunan ekonomi di masa mendatang. Dalam dokumen Sustainable Development Goals ini terdapat 17 (tujuh belas) sasaran dan 169 (seratus enam puluh sembilan) target pembangunan. 17 (tujuh belas) sasaran tersebut terdiri dari: 1. Mengentaskan kemiskinan dalam segala bentuknya dimana-mana. 2. Mengatasi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan

gizi dan mengembangkan pertanian berkelanjutan. 3. Memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan

untuk semua pada segala usia. 4. Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan meningkatkan

kesempatan belajar seumur hidup bagi semua. 5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan

anak perempuan. 6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan atas

air dan sanitasi untuk semua. 7. Menjamin akses ke energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan,

dan modern untuk semua. 8. Meningkatkan secara berkelanjutan pertumbuhan ekonomi yang

berkelanjutan dan inklusif serta meningkatkan secara berkelanjutan pekerjaan penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk semua.

9. Membangun infrastruktur yang tangguh, mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan menggiatkan inovasi.

10. Mengurangi ketimpangan di dalam suatu dan diantara negara -negara.

11. Membuat kota dan permukiman penduduk yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan.

12. Memastikan pola konsumsi dan pola produksi yang berkelanjutan. 13. Mengambil tindakan segera untuk mengatasi perubahan iklim dan

dampaknya. 14. Konservasi dan penggunaan berkelanjutan sumberdaya samudera

dan kepesisiran untuk pembangunan yang berkelanjutan. 15. Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan pemanfaatan

berkelanjutan dari ekosistem darat, pengelolaan hutan secara lestari, memerangi dan menghentikan proses penggurunan, memulihkan degradasi lahan dan menghentikan kehilangan keanekaragaman hayati.

16. Meningkatkan ketenteraman masyarakat yang inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, memberi akses keadilan bagi semua dan dibangun lembaga yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan.

17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan revitalisasi kerjasama global untuk pembangunan berkelanjutan.

Untuk upaya pencapaian target SDGs di Kabupaten Gunungkidul dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk lembaga non pemerintah (NGO). Fokus penanganan pada tujuan 14 dan 15 sebagai berikut :

IV-8

a. Tujuan 14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk pembangunan yang berkelanjutan 14.1 Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan

mengurangi segala jenis polusi kelautan, terutama dari aktivitas daratan, termasuk serpihan sisa barang laut dan dan polusi bahan makanan

14.2 Pada tahun 2020, secara berkelanjutan mengelola dan melindungi ekosistem laut dan pesisir untuk menghindari dampak buruk yang signifikan, termasuk dengan memperkuat daya tahannya, dan melakukan aksi restorasi agar dapat mencapai kelautan yang sehat dan produktif

14.3 Meminimalisir dan mengatasi dampak dari bertambahnya keasaman air laut, termasuk memperbanyak kerjasama ilmiah pada setiap evel

14.4 Pada tahun 2020, secara efektif meregulasi panen dan pengambilan ikan secara berlebihan, pemancingan illegal, tidak terlaporkan dan tidak teregulasi, juga praktek-praktek pemancingan yang destruktif serta mengimplementasikan perencanaan manajemen berbasis ilmiah agar dapat mengembalikan persediaan ikan secepat mungkin, setidaknya padalevel dimana dapat memproduksi hasil maksimum yang berkelanjutan sebagaimana karasteristik biologis masing-masing ikan

14.5 Pada tahun 2020, mengkonservasi setidaknya 10 persen dari area pesisir laut, konsisten dengan hukum nasional dan internasional dan berdasarkan informasi ilmiah terbaik yang tersedia

14.6 Pada tahun 2020, melarang bentuk tertentu dari subsidi perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih dan pengambilan ikan yang berlebihan, menghilangkan subsidi yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan yang ilegal, tidak terlaporkan dan tidak teregulasi dan menahan diri dari memperkenalkan bentuk subsidi yang demikian, dengan kesadaran bahwa perlakuan khusus dan diferensial yang layak dan efektif untuk negara-negara berkembang dan kurang berkembang harus menjadi bagian integral dari negosiasi subsidi WTO

14.7 Pada tahun 2030, meningkatkan keuntungan ekonomi bagi negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang dari penggunaan yang berkelanjutan terhadap sumberdaya kelautan, termasuk melalui manajemen yang berkelanjutan dari perikanan, budidaya pariwisata perairan

14.a Meningkatkan pengetahuan ilmiah, mengembangkan kapasitas riset dan transfer teknologi kelautan, dengan melihat pada Kriteria dan Panduan Komisi Antar Pemerintah Oceanografi mengenai Transfer Teknologi Kelautan, agar dapat meningkatkan kesehatan laut dan memperbanyak kontribusi keaneka ragaman hayati laut terhadap pembangunan negara-negara berkembang, khususnya negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang

14.b Menyediakan akses terhadap sumber daya kelautan dan pasar bagi nelayan kecil

14.c Memperbanyak konservasi dan penggunaan yang berkelanjutan terhadap laut dan sumber dayanya, seperti yang tertera di � aragraph 158 dari “The Future We Want” (Masa Depan yang Kami Inginkan)

IV-9

b. Tujuan 15. Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat hilangnya keanekaragaman hayati 15.1 Pada tahun 2020, memastikan bahwa konservasi, restorasi dan

penggunaan yang berkelanjutan dari ekosistem terrestrial dan air daratan dan pelayanannya, khususnya hutan, rawa, pegunungan dan daratan, sejalan dengan kewajiban dibawah perjanjian internasional

15.2 Pada tahun 2020, mendukung pengimplementasian manajemen yang berkelanjutan untuk semua tipe hutan, menghambat deforestasi, merestorasi hutan terdegradasi dan secara substansial meningkatkan aforestasi dan reforestasi secara global

15.3 Pada tahun 2030, memerangi desertifikasi, merestorasi lahan dan tanah terdegradasi, termasuk lahan yang kena dampak desertifikasi, kekeringan, kebanjiran, dan berupaya unutk mencapai dunia yang terdegradasi secara netral

15.4 Pada tahun 2030, memastikan konservasi ekosistem pegunungan, termasuk keaneka ragaman hayati, agar dapat meningkatkan kapasitasnya untuk memberikan manfaat yang esensial bagi pembangunan berkelanjutan

15.5 Melakukan aksi segera dan signifikan untuk mengurangi degradasi natural habitat, menghambat hilangnya keanekaragaman hayati dan, pada tahun 2020, melindungi dan mencegah kepunahan spesies terancam/langka

15.6 Mendorong pembagian keuntungan yang adil dan setara yang berasal dari pemanfaatan sumber-sumber genetika dan mendukung akses yang layak terhadap sumber-sumber tersebut, sebagaimana disepakati secara internasional

15.7 Melakukan aksi segera untuk mengakhiri perburuan dan penjualan spesies flora dan fauna yang dilindungi dan mengatasi baik penawaran maupun permintaan produk satwa liar ilegal

15.8 Pada tahun 2020, mengenalkan upaya-upaya yang dapat mencegah pengenalan dan secara signifikan mengurangi dampak dari invasi spesies asing terhadap ekosistem tanah dan air yang dapat mengurangi jumlah spesies prioritas

15.9 Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai ekosistem dan keanekaragaman hayati kedalam perencanaan nasional dan lokal, proses pembangunan, dan strategi pengentasan kemiskinan

15.a Memobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber daya finansial dari segala macam sumber untuk melakukan konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem

15.b Memobilisasi sumber daya yang signifikan dari semua sumber dan semua level untuk mendanai pengelolaan hutan yang berkelanjutan dan menyediakan insentif yang sesuai kepada negara-negara berkembang untuk dapat melaksanakan model pengelolaan tersebut, termasuk untuk konservasi dan reforestasi

15.c Memperbanyak dukungan global untuk upaya-upaya memerangi perburuan dan penjualan spesies dilindungi, termasuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk mendapatkan kesempatan kesejahteraan yang berkelanjutan.

IV-10

4.2.1.2. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN sehingga pada prakteknya terbentuk sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. MEA ini telah disepakati oleh negara-negara di ASEAN dan mulai diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal sehingga ASEAN akan bersifat lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang menerapkan inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Peraturan untuk mengantisipasi berlakunya MEA di akhir 2015 telah diterbitkan, salah satunya melalui Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2014 tentang Pengesahan Protokol untuk Mengubah Perjanjian Ekonomi ASEAN tertentu terkait Perdagangan Barang.

4.2.1.3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun

2015-2019

Visi dan misi pembangunan daerah juga harus disinkronkan dengan visi dan misi pembangunan nasional. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan Visi Pembangunan Nasional adalah : “Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”. Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 7 (tujuh) misi pembangunan yaitu : 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan

wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum.

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera.

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing. 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,

kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional. 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. Berdasarkan visi dan misi tersebut kemudian dirumuskan 9 agenda Nawacita dengan sub agenda pembangunan nasional sebagai berikut: 1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa

dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara

a. Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif b. Penguatan sistem pertahanan

c. Memperkuat jatidiri sebagai Negara maritim d. Meningkatkan kualitas perlindungan warga Negara Indonesia dan

badan hukum Indonesia di luar negeri

e. Melindungi hak dan keselamatan pekerja migran f. Memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional

g. Meminimalisasi dampak globalisasi h. Membangun industri pertahanan nasional

i. Membangun Polri yang professional

IV-11

j. Peningkatan ketersediaan dan kualitas data serta informasi kependudukan

2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya a. Melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan

kepercayaan publik b. Meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam

politik dan pembangunan c. Membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja

pemerintahan d. Penyempurnaan dan peningkatan kualitas Reformasi Birokrasi

Nasional (RBN) e. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan

kebijakan publik 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan a. Peletakan dasar-dasar dimulainya desentralisasi asimetris b. Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama kawasan

timur Indonesia c. Penanggulangan kemiskinan

4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya a. Peningkatan penegakan hukum yang berkeadilan b. Pencegahan dan pemberantasan korupsi c. Pemberantasan penyalahgunaan narkoba d. Menjamin kepastian hukum hak kepemilikan tanah e. Melindungi anak, perempuan, dan kelompok marjinal

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia a. Pembangunan kependudukan dan keluarga berencana b. Pembangunan pendidikan khususnya pelaksanaan Program

Indonesia Pintar c. Pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan Program

Indonesia Sehat d. Peningkatan kesejahteraan rakyat marjinal melalui pelaksanaan

Program Indonesia Kerja 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar

internasional a. Membangun konektivitas Nasional untuk mencapai

keseimbangan pembangunan b. Membangun transportasi massal perkotaan c. Membangun infrastruktur/prasarana dasar d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembiayaan

infrastruktur e. Menguatkan peran investasi f. Mendorong BUMN menjadi agen pembangunan g. Meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi h. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional i. Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional j. Meningkatkan daya saing tenaga kerja

7. Peningkatan kedaulatan pangan a. Peningkatan kedaulatan pangan b. Peningkatan ketahanan air c. Melestarikan sumber daya alam lingkungan hidup dan

pengelolaan bencana d. Penguatan sektor keuangan

8. Melakukan revolusi karakter bangsa

IV-12

Pemupukan jiwa revolusi mental di kalangan peserta didik melalui pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan

9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia Meletakkan Pancasila pada fungsi dan peranannya sebagai dasar filsafat Negara

4.2.1.4. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Perencanaan yang baik harus mampu mengakomodir upaya pencapaian standar pelayanan minimal ke dalam dokumen rencana pembangunan, caranya adalah dengan cara memasukkan aspek SPM tersebut dalam indikator rencana kerja pembangunan daerah. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan. Ketentuan yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yaitu: 1. Pemerintah Daerah menerapkan SPM sesuai dengan ketentuan

Peraturan Perundang-Undangan; 2. SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan

bagi pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan dan penganggaraan penyelenggaraan pemerintahan daerah;

3. Pemerintah Daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri;

4. Rencana Pencapaian SPM dituangkan dalam RPJMD dan Renstra PD;

Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, ketentuan mengenai SPM juga mengalami perubahan. Arah kebijakan standar pelayanan minimal direncanakan mencakup 6 (enam) bidang SPM yang merupakan pelaksanaan 6 urusan wajib berkaitan dengan pelayanan dasar. Sampai saat ini Standar Pelayanan Minimal (SPM) belum ditetapkan sehingga dalam RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 belum menampilkan SPM yang baru, dan dalam capaian kinerja ditampilkan kondisi sesuai dengan bidang dan indikator yang lama. 4.2.1.5. Sistem Inovasi Daerah (SIDa) Kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul memiliki fokus pada beberapa bidang. Untuk bidang inovasi daerah, kebijakan pembangunan Kabupaten Gunungkidul memfokuskan pada peningkatan kerjasama lembaga penelitian dan pengembangan dan perguruan tinggi dengan industri. Kerjasama ini sebagai interaksi antara pelaku sistem ilmu pengetahuan dan teknologi dan sistem produksi sehingga dapat menjadi kunci kesuksesan dalam aktivitas inovasi. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan interaksi tersebut antara lain melalui forum komunikasi dan kerjasama antara ilmuwan, perekayasa, praktisi di industri, serta masyarakat, dan meningkatkan keterlibatan mereka dalam merumuskan kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kerjasama ini perlu dijalin sebagai langkah peningkatan inovasi dimana penelitian dan pengembangan dan perguruan tinggi merupakan salah satu sumber inovasi namun memiliki keterbatasan dalam pendanaan. Peran industri adalah sebagai penyedia dan serta sebagai lembaga pemasaran hasil inovasi oleh penelitian dan pengembangan serta perguruan tinggi. Inovasi teknologi yang dihasilkan tidak hanya teknologi

IV-13

canggih, namun juga mampu menciptakan inovasi sederhana. Kerjasama ini di masa mendatang akan mendorong industrialisasi yang mendorong penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sumber penggerak kemajuan dan modal utama kemandirian. Mengembangkan budaya inovasi dan kreativitas melalui pengembangan kawasan percontohan untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Budaya inovasi dan kreativitas di masyarakat akan berkembang dalam waktu yang cukup panjang. Membangun budaya inovasi dan kreativitas di masyarakat dalam bidang sosial ekonomi dalam rangka mencapai efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi. Salah satu langkah mempercepat pengembangan budaya inovasi maka perlu dilakukan penetapan dan pengembangan kawasan percontohan pengembangan inovasi, ilmu pengetahuan dan teknologi pada kawasan tertentu. Dalam kawasan tersebut akan dilakukan aktivitas yang melibatkan semua elemen pendukung inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Penguatan SIDa di Kabupaten Gunungkidul diarahkan untuk mempercepat inisiasi program pembangunan sektor pariwisata yang menjadi prioritas utama sebagai berikut : 1. Membentuk lembaga baru yang bersifat sementara dalam kurun

waktu 5 tahun yang terdiri dari seluruh instansi yang terkait dengan kegiatan kepariwisataan baik internal maupun eksternal.

2. Menyusun kerangka inovasi pengembangan destinasi pariwisata. 3. Menyusun kerangka inovasi industri pariwisata yang meliputi

pembangunan sarana dan prasarana (fasilitas pariwisata serta fasilitas umum, pengembangan pariwisata berwawsan lingkungan hidup, pengembangan pariwisata dengan mengangkat budaya local, pengembangan produk-produk olahan industri UMKM).

4. Menyusun kerangka kegiatan (event) kepariwisataan baik tingkat nasional maupun internasional sebagai sarana promosi.

5. Menyusun kerangka inovasi peningkatan kualitas SDM khususnya menyangkut manajemen dan pelayanan kepariwisataan.

Rencana aksi pengembangan SIDa di Kabupaten Gunungkidul dituangkan dalam strategi berdasarkan 4 pilar kepariwisataan sebagai berikut : 1. Kelembagaan pariwisata

a. Peningkatan koordinasi antar lembaga terkait kepariwisataan; b. Peningkatan kualitas pengelolaan kelembagaan pariwisata; c. Peningkatan infrastruktur dan jaringan digitan pariwisata.

2. Industri pariwisata a. Kerjasama dengan lembaga penelitian yang kompeten dalam

pengolahan hasil ikan laut untuk mengembangkan pengolahan hasil ikan laut, pengemasan, dan pemasaran;

b. Kerjasama dengan lembaga penelitian , pengkajian, dan penerapan teknologi untuk meningkatkan penyediaan energy baru terbarukan dalam upaya menambah daya dan arus listrik di sekitar destinasi wisata.

3. Pemasaran Pariwisata a. Peningkatan minat kunjungan melalui kegiatan akademik; b. Pembuatan profile pariwisata Gunungkidul dalam bentuk video.

4. Destinasi Pariwisata a. Peningkatan intensitas komunikasi dengan para investor baik

local, nasional, dan ASEAN; b. Pembangunan prasarana pariwisata, fasilitas umum, dan fasilitas

pariwisata. 4.2.1.6. Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan dan

Pemenuhan Hak Anak Untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, maka dalam perumusan program-program pembangunan agar mempertimbangkan aspek pengarusutamaan gender ke dalam rencana pembangunan sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000

IV-14

tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional. Instruksi Presiden tersebut telah ditindaklanjuti dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah. Pengarusutamaan gender (PUG) merupakan suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan. Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa sebagai tunas, potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis untuk menjamin eksistensi bangsa dan Negara dimasa depan. Menurut Convention on the Rights of the Child, suatu bangsa akan menjadi bangsa yang besar jika mereka dapat memberikan perlindungan yang layak pada anak baik kesejahteraan lahir, bathin maupun sosial. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ditegaskan bahwa Negara dan pemerintah berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan menjamin hak asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental. Komitmen untuk memberikan jaminan terpenuhinya hak-hak dan perlindungan anak menjadi tanggung jawab bersama, baik Pemerintah Daerah (eksekutif), anggota DPRD (legislatif), para penegak hukum (yudikatif), masyarakat, organisasi/forum/kelompok peduli anak, lembaga masyarakat peduli anak maupun dunia usaha. Hak-hak anak yang harus dipenuhi antara lain hak untuk hidup, kelangsungan hidup, tumbuh kembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. 4.2.1.7. Pengarusutamaan Risiko Bencana Dalam Pembangunan Dalam perumusan kebijakan dan program pembangunan daerah agar memperhatikan aspek Pengurangan Risiko Bencana (PRB) sebagaimana diatur pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Hal ini mengingat bahwa sebagian wilayah di Kabupaten Gunungkidul memiliki ancaman dan kerentanan terhadap bencana dan juga sebagai bentuk pelaksanaan amanat undang-undang. Garis besar prioritas-prioritas kebijakan pengurangan risiko bencana yang akan dilakukan adalah : 1. Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas daerah

yang pelaksanaannya harus didukung oleh sistem dan kelembagaan yang kuat.

2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana dan mitigasi bencana termasuk sistem peringatan dini yang berbasis pada kearifan lokal/tradisional masyarakat.

3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangun kesadaran keselamatan diri dan ketahanan terhadap bencana pada semua tingkatan masyarakat.

4. Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana sehingga tingkat kerentanan bencana pada setiap aspek dapat dikurangi.

5. Meningkatkan kesadaran, kesiapsiagaan dan kepedulian pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi bencana sehingga dapat mengurangi dampak yang timbul akibat bencana.

6. Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam upaya penanggulangan bencana.

7. Penyusunan dan penegakan tata ruang yang berbasis penanggulangan bencana.

IV-15

Menyadari betapa pentingnya aspek risiko bencana ini menjadi bagian yang tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia, maka dalam konteks pembangunan diperlukan pengintegrasian pengurangan risiko bencana ke dalam perencanaan pembangunan daerah. Didalam regulasi terakhir tentang penanggulangan bencana, upaya pengintegrasian pengurangan risiko bencana telah diatur di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Di dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 telah diatur tentang wewenang pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, meliputi: 1. Penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya

selaras dengan kebijakan pembangunan daerah; 2. Pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-

unsur kebijakan penanggulangan bencana; 3. Pelaksanaan kebijakan kerjasama alam penanggulangan bencana

dengan propinsi dan/atau kabupaten/kota lain; 4. Pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber

ancaman atau bahaya bencana pada wilayahnya; 5. Perumusan kebijakan pencegahan penguasaan dan pengurasan

sumber daya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayahnya; dan

6. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang berskala Provinsi, Kabupaten/Kota.

4.2.1.8. Pengarusutamaan Disabilitas Dalam Pembangunan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas telah mengamanatkan berbagai aspek yang perlu dilaksanakan dalam upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dan secara tegas menunjuk berbagai sektor yang bertanggung jawab untuk implementasi masing-masing hak penyandang disabilitas. Dengan disahkannya Undang-Undang tersebut menunjukkan komitmen dan kesungguhan Pemerintah Indonesia untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak penyandang disabilitas yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan penyandang disabilitas. Dengan demikian, penyandang disabilitas berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi, merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan perlakuan semena-mena, serta berhak untuk mendapatkan penghormatan atas integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan dengan orang lain, termasuk di dalamnya hak untuk mendapatkan pelindungan dan pelayanan sosial dalam rangka kemandirian, serta dalam keadaan darurat. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban untuk merealisasikan hak yang termuat dalam konvensi, melalui penyesuaian peraturan perundang-undangan, termasuk menjamin pemenuhan hak penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik dan pemerintahan, kebudayaan dan kepariwisataan, serta pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi. Jangkauan pengaturan dalam Undang-Undang ini meliputi pemenuhan kesamaan kesempatan terhadap penyandang disabilitas dalam segala aspek penyelenggaraan negara dan masyarakat, penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, termasuk penyediaan aksesibilitas dan akomodasi yang layak. Pengaturan pelaksanaan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas bertujuan untuk mewujudkan taraf kehidupan penyandang disabilitas yang lebih berkualitas, adil, sejahtera lahir dan batin, serta bermartabat. Selain itu, pelaksanaan dan pemenuhan hak juga ditujukan untuk melindungi penyandang disabilitas dari penelantaran dan eksploitasi, pelecehan dan segala tindakan diskriminatif, serta pelanggaran hak asasi manusia. Undang-Undang ini mengatur mengenai ragam penyandang disabilitas, hak penyandang disabilitas, pelaksanaan penghormatan, pelindungan,

IV-16

dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, koordinasi, Komisi Nasional Disabilitas, pendanaan, kerja sama internasional, dan penghargaan.

4.2.2. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY

Pada saat penyusunan dokumen RPJMD Tahun 2016-2021 yang dilaksanakan pada tahun 2016, sinkronosasi dengan perencanaan DIY, masih menggunakan RPJMD DIY Tahun 2012-2017. Dalam dokumen tersebut, tema Visi Pembangunan DIY yang akan dicapai selama lima periode Tahun 2012-2017 adalah: “Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Maju, Mandiri, dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”.

Sedangkan tema misi pembangunan daerah sebagai berikut: 1) Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai

kemanusiaan; 2) Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan

semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif; 3) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik; 4) Memantapkan prasarana dan sarana daerah.

Berkaitan dengan keistimewaan tersebut dalam Visi Daerah Istimewa Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru dimaknai sebagai awal dimulainya harmonisasi hubungan dan tata laku antar-sesama rakyat, antara warga masyarakat dengan lingkungannya, dan antara insan dengan Tuhan Yang Maha Pencipta, serta kebangkitan kembali kebudayaan yang maju, tinggi dan halus, serta adiluhung. Berkaitan dengan proses reviu terhadap RPJMD Tahun 2016-2021, mengingat saat ini Pemerintah Daerah DIY sedang melaksanakan proses penyusunan RPJMD DIY Tahun 2017-2022, perlu dilakukan sinkronisasi kembali dengan kebijakan perencanaan di DIY selama periode tersebut. Sesuai dengan rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022 sebagaimana disampaikan oleh Gubernur dalam pidato pada Rapat Paripurna DPRD DIY tanggal 2 Agustus 2017, Visi Gubernur DIY Tahun 2017-2022 adalah : Menyongsong “Abad Samudera Hindia” Untuk Kemuliaan Masyarakat Jogja. Selanjutnya Visi tersebut dijabarkan Misi yang disebut lima misi mulia atau “Pancamulia” sebagai berikut : 1. Terwujudnya peningkatan kualitas hidup-kehidupan-

penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban, melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing.

2. Terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan perekonomi masyarakat, serta penguatan ekonomi yang berbasis pada sumberdaya lokal (keunikan teritori ekonomi) untuk pertumbuhan pendapatan masyarakat sekaligus pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.

3. Terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik pada lingkup masyarakat maupun pada lingkup birokrasi atas dasar toleransi, tenggang rasa, kesantunan, dan kebersamaan.

4. Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis.

5. Terwujudnya perilaku bermartabat dari para aparatur sipil penyelenggara pemerintahan atas dasar tegaknya nilai-nilai integritas yang menjunjung tinggi kejujuran, nurani rasa malu, nurani rasa bersalah dan berdosa apabila melakukan penyimpangan- penyimpangan yang berupa korupsi, kolusi, dan nepotisme.

IV-17

Secara eksplisit, esensi dari "Abad Samudera Hindia" yang nantinya akan diletakkan sebagai tema dan payung berpikir dalam perumusan Arah Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Lima Tahun ke depan, dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Yogyakarta akan bertindak secara aktif mengisi kesepakatan-

kesepakatan yang telah dibuat oleh Pemerintah Indonesia dalam Kerangka Perjanjian IORA (Indian Ocean Rim Association), untuk mengembangkan Wilayah Yogyakarta Bagian Selatan semata-mata untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia Jogja secara keseluruhan, baik yang tinggal di Wilayah Selatan maupun yang tinggal di Wilayah lain di seluruh Yogyakarta. Peningkatan harkat dan martabat manusia Jogja mencakup pengertian peningkatan kualitas hidup masyarakat yang berkeadilan sosial dan beradab.

2) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Ekonomi" akan diletakkan sebagai strategi kebudayaan untuk mengatasi kesenjangan dan kemiskinan yang masih menggelayut di Wilayah Yogyakarta secara keseluruhan, dalam kerangka meningkatkan harkat dan martabat manusia Jogja, melalui langkah-langkah perjumpaan dan saling silang: antara pelaku ekonomi kuat dengan pelaku ekonomi lemah, antara pelaku ekonomi perkotaan dengan pelaku ekonomi perdesaan, antara pelaku ekonomi moderen dengan pelaku ekonomi tradisional, antara pelaku ekonomi bermodal besar dengan pelaku ekonomi bermodal kecil, dan antara pelaku ekonomi internasional dengan pelaku ekonomi lokal. Melalui "Strategi Perjumpaan dan Saling Silang", dalam Lima Tahun ke depan, pembangunan ekonomi di WilayahYogyakarta diarahkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah dan masyarakat yang kurang beruntung.

3) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Keruangan Wilayah" akan diletakkan sebagai strategi untuk memajukan wilayah-wilayah pinggiran melalui silang infrastruktur wilayah, sehingga interkoneksi antara permukiman-permukiman terpencil dengan pusat-pusat pelayanan masyarakat akan terbangun secara baik, termasuk "silang kerjasama infrastruktur" dengan wilayah-wilayah kabupaten tetangga terutama untuk wilayah-wilayah tersulit karena faktor topografi.

4) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Birokrasi" akan diletakkan sebagai strategi untuk menciptakan program-program besar yang memiliki kapasitas dan dampak besar bagi perubahan-perubahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat, sehingga ke depan, harus dikurangi program-program kecil berbiaya besar, untuk kemudian digantikan dengan program-program besar berdampak besar melalui program-program berbasis "Silang SKPD". Dengan perkataan lain, ke depan program-program "Silang SKPD" yang berbasis "Tema-tema Besar" akan didorong prioritasnya dibanding dengan programprogram kecil berbasis SKPD tunggal.

5) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Birokrasi" akan diletakkan sebagai strategi untuk menciptakan tatakelola pemerintahan yang demokratis, baik melalui "strategi silang vertikal" (keterbukaan di internal SKPD), "strategi silang horisontal" (keterbukaan antar SKPD), dan "strategi silang heterarki" (gabungan keterbukaan vertikal dan horisontal antar SKPD).

6) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Kelembagaan" akan diletakkan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas SDM aparatur sipil negara, melalui "silang belajar" ke lembagalembaga lain baik di dalam maupun di luar Lembaga

IV-18

Pemerintahan DIY, termasuk lembaga pendidikan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, lembaga perekonomian swasta, serta belajar dari pengalaman-pengalaman daerah dan negara lain, dalam rangka menciptakan "Trilogi SDM-DIY" atau "E2-K" yakni: ETOS, ETIKA, dan KUALITAS. Etos, dalam konteks Trilogi SDM-DIY menyandang pesan perubahan persepsi (mind set) dari tugas birokrasi sebagai pekerjaan kantoran, menjadi tugas birokrasi sebagai "karya peradaban", yang menyandang arti bahwa semua karya pelayanan birokrasi adalah "karya peradaban", karena tanpa kontribusi karya pelayanan birokrasi peradaban di DIY tentu tidak akan berkembang menjadi peradaban seperti yang dapat kita saksikan hari ini. Etika, dalam konteks Trilogi SDM-DIY menyandang pesan "kemuliaan" dalam pengertian bersatunya "pikiran mulia, niat mulia, dan tindakan mulia", dalam rangka menciptakan SDM yang "berintegritas" yang menjunjung tinggi budaya malu dan budaya merasa bersalah apabila melakukan penyimpangan-penyimpangan. Kualitas, dalam konteks Trilogi SDM-DIY menyandang pesan adanya pergeseran mind set, bahwa karya birokrasi bukanlah dipersepsi hanya sebagai "karya proyek berbasis kinerja penyerapan anggaran", melainkan menuju pada pembentukan "sikap" bahwa karya birokrasi DIY adalah "karya yang dapat menjadi rujukan" bagi birokrasi-birokrasi dan lembaga-lembaga lain di tempat lain (nasional maupun internasional). Ketika karya tersebut menjadi "rujukan", maka karya tersebut merupakan karya yang berkualitas, yang merupakan hasil dari karya yang "diniati" untuk menjadi "karya berkualitas tinggi". Untuk itu, membangun birokrasi dengan "Ruh budaya karya berkualitas tinggi" akan menjadi penting bagi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Lima Tahun ke depan. Ketiga aspek "Trilogi SDM-DIY", merupakan satu kesatuan yang utuh.

7) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Budaya" akan diletakkan sebagai strategi untuk meningkatkan harmoni kehidupan bersama masyarakat Yogyakarta, melalui program-program saling silang perjumpaan antara: (i) budaya Jawa dengan budaya-budaya etnik lain yang ada di Yogyakarta, (ii) antara budaya Jawa dengan budaya antar bangsa termasuk dengan budaya-budaya bangsa yang tergabung dalam IORA (Yogyakarta berpotensi sebagai "Hub" atau pusat budaya IORA), (iii) silaturahmi budaya antar kelompok agama yang ada di Yogyakarta dan Indonesia, (iv) program silang belajar antar sekolah pada kelas-kelas awal sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas untuk "saling kenal sekolah" sehingga mata rantai tradisi dan sejarah pertikaian atau tawuran antar sekolah tertentu dapat diputus.

d. Keistimewaan DIY

Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta maka status keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta diakui secara jelas, lebih formal, dan lebih utuh. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 7, DIY memiliki kewenangan dalam urusan Keistimewaan yang mencakup : (a) tatacara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan kewenangan Gubernur dan Wakil Gubernur; (b) kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; (c) kebudayaan; (d) pertanahan; dan (e) tata ruang. Dalam aspek pertanahan menyangkut identifikasi dan penataan serta izin pemanfaatan tanah-tanah Sultan Ground di Kabupaten Gunungkidul termasuk untuk kepentingan pembangunan. Dalam aspek kebudayaan telah menjadi prioritas dan sasaran pembangunan di Kabupaten Gunungkidul. Dalam aspek tata

IV-19

ruang Kabupaten Gunungkidul menjadi bagian dalam kawasan budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan dalam aspek kelembagaan diperlukan kelembagaan perangkat daerah yang secara khusus menangani urusan kebudayaan. Undang-undang tersebut juga menegaskan adanya dua tugas besar yang harus dipenuhi dengan segera, yakni tugas mengisi substansi keistimewaan DIY dan tugas yuridis yang menyangkut pemenuhan tata cara, format dan prosedur formal. Secara substansial, keistimewaan DIY harus dapat ditunjukkan dengan kekuatan-kekuatan nilai masa lalu, masa kini dan masa datang DIY. Karena itu tantangan yang dihadapi adalah membangun kapasitas yuridis agar mampu “mengembalikan”, “menguatkan”, dan “mengarahkan” keistimewaan DIY. Sedangkan “semangat keistimewaan” adalah: 1) Hamemayu Hayuning Bawana. 2) Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti. 3) Tahta Untuk Rakyat. 4) Golong-Gilig, Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh. 5) Catur Gatra Tunggal dengan sumbu imaginer dan filosofis. 6) Pathok Negara.

4.2.3. Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya

Identifikasi kebijakan dari dokumen RPJMD dan Rancangan RPJMD daerah lain disajikan dalam tabel sebagai berikut:

IV-20

Tabel 4.1 Keterkaitan Kebijakan Kabupaten Gunungkidul dengan Daerah Lain

No. Daerah Lain Kebijakan Terkait, Misi, dan Tujuan Keterangan Keterkaitan

1 Kabupaten Sleman Pada Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2017 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 :

Misi 1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan

kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt yang

terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat.

Misi 2: Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas

dan menjangkau bagi semua lapisan masyarakat

Misi 3: Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas

dan kemampuan ekonomi rakyat, dan penanggulangan kemiskinan

Misi 4: Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan sumberdaya

alam, penataan ruang, lingkungan hidup dan kenyamanan

Misi 5: Meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan gender yang

proporsional

Yang berkaitan dengan penataan ruang dan pengembangan adalah arah pengembangan Kabupaten Sleman ke arah timur melalui Kecamatan Prambanan yang berbatasan dengan Kecamatan Patuk sangat berperanan dalam rangka membuka akses Kecamatan Patuk dan menciptakan interkoneksitas wisata Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Sleman. Pengembangan wilayah perbatasan perlu menjadi perhatian oleh kedua Kabupaten. Disamping itu perlu perhatian pelayanan publik baik pendidikan dan kesehatan bagi warga di wilayah perbatasan.

2 Kabupaten Bantul Pada RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021 disebutkan bahwa Visi

Kabupaten Bantul adalah : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bantul yang

sehat, cerdas dan sejahtera, berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan,

nasionalisme dan religius dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

Adapun tujuan pembangunan Kabupaten Bantul yaitu mewujudkan tata kelola

pemerintahan yang baik, efisien dan bebas KKN; mewujudkan peningkatan

kualitas hidup masyarakat; meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

mewujudkan rasa aman dan nyaman dalam kehidupan masyarakat.

Sedangkan pada aspek lingkungan hidup bertujuan menjaga daya dukung

alam dan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan

Arah pengembangan kawasan strategis Kabupaten Bantul ke arah timur dengan ditetapkannya Kawasan Industri Piyungan yang wilayahnya berbatasan dengan wilayah Kecamatan Patuk di Kabupaten Gunungkidul.

Kawasan Bantul Wilayah Timur yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul sebagian besar merupakan kawasan rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor sehingga pada kawasan tersebut perlu serangkaian mitigasi bencana dan sinkronisasi kebijakan penataan ruang daerah.

IV-21

No. Daerah Lain Kebijakan Terkait, Misi, dan Tujuan Keterangan Keterkaitan

3 Kabupaten Klaten Pada RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016 – 2021, Visi Kabupaten Klaten

yaitu: Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing.

Tujuan pembangunan Kabupaten Klaten yaitu Mewujudkan pemenuhan

kebutuhan prasarana, sarana, dan utilitas umum bagi masyarakat dan

mewujudkan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum. Sedangkan pada

aspek lingkungan hidup tujuan pembangunan Kabupaten Klaten yaitu

meningkatkan mutu dan kualitas lingkungan hidup dan mewujudkan

pengurangan risiko bencana.

Arah pengembangan kawasan yang berkaitan dengan wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul yaitu wilayah Kecamatan Gantiwarno, Wedi, Bayat, dan Cawas yang membutuhkan pelayanan publik dan pengembangan infrastruktur wilayah dalam rangka membuka akses perekonomian di wilayah perbatasan. Sebagian wilayah Kabupaten Gunungkidul yang berbatasan dengan Kabupaten Klaten merupakan kawasan rawan bencana. Aspek pembangunan lingkungan hidup dan pembangunan yang berkelanjutan perlu diperhatikan oleh Kabupaten Klaten dan Kabupaten Gunungkidul.

4 Kabupaten Sukoharjo Pada RPJMD Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016-2021, Visi Kabupaten Sukoharjo yaitu Terus Membangun Sukoharjo yang lebih sejahtera, maju, dan bermartabat didukung pemerintahan yang profesional. Misi Pembangunan Kabupaten Sukoharjo yaitu :

1. Memperkuat Tata Kelola Pemerintahan yang bersih, efektif dan transparan

2. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat

3. Memperkuat kemandirian ekonomi daerah dengan menggerakkan sektor unggulan

4. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan bermasyarakat

5. Mewujudkan kondisi masyarakat yang tenteram, aman dan dinamis

Kebijakan pembangunan Kabupaten Sukoharjo adalah:

Peningkatan kerjasama antar daerah sebagai sarana untuk menyerasikan dan menyelaraskan pembangunan antar daerah, mensinergikan pembangunan antar daerah, serta meningkatkan pelayanan publik khususnya yang ada di wilayah perbatasan melalui program penanganan wilayah perbatasan dan program peningkatan kolaborasi regional tematik. Adapun wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul yaitu Kecamatan Weru yang berbatasan dengan Kecamatan Semin. Kabupaten Sukoharjo mempunyai program peningkatan investasi untuk memacu pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, pengembangan dan transfer keahlian dan teknologi. Hal tersebut telah sejalan dengan arah kebijakan pemerintah Kabupaten Gunungkidul yang menetapkan Candirejo sebagai kawasan industri.

Berkaitan dengan sumber daya air, Kabupaten Sukoharjo mempunyai program pemeliharaan sumber daya air melalui perbaikan daerah tangkapan air.

IV-22

No. Daerah Lain Kebijakan Terkait, Misi, dan Tujuan Keterangan Keterkaitan

5 Kabupaten Wonogiri Pada RPJMD Kabupaten Wonogiri Visi Wonogiri yaitu : Membangun Wonogiri sukses, beriman, berbudaya, berkeadilan, berdaya saing, dan demokratis. Misi Pembangunan : 1. Mengelola Pemerintahan dengan Membangun Tata Kelola Pemerintahan

yang Bersih, Efektif dan Demokratis Terpercaya yang Meliputi Unsur Manajemen Keuangan, Manajemen Pelayanan dan Manajemen Hukum dan Pengawasan dengan Semboyan Sukses sebagai Pola Managerial yang Memiliki Makna Sebagaimana Penjelasan Singkat dalam Visi;

2. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Wonogiri Melalui Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Pelatihan dengan Program Wonogiri Pintar, Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dengan Program Wonogiri Kerja Wonogiri Sejahtera, Peningkatan Kualitas Kesehatan Dengan Program Wonogiri Sehat serta Wonogiri Beriman Sesuai Dengan Agama dan Keyakinan Masing-Masing Mengedepankan Sikap Toleransi Antar Umat;

3. Membangun dan Memberdayakan Wonogiri dari Pinggiran dengan Memperkuat Prioritas Pembangunan di Desa;

4. Meningkatkan Produktivitas Rakyat Wonogiri dan Daya Saing di Segala Bidang Sehingga Wonogiri Dapat Maju dan Bangkit Bersama daerah-Daerah Lain;

5. Mengembangkan dan Melestarikan Adat dan Budaya serta Tradisi di Masyarakat Wonogiri;

6. Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan di Segala Bidang; 7. Mengembangkan Seluruh Potensi-Potensi di dalam Jiwa dan Raganya

Wonogiri untuk Kemaslahatan Rakyat Wonogiri. Salah satu sasaran daerah yang diturunkan dari Misi III : Membangun dan Memberdayakan Wonogiri dari Pinggiran dengan Memperkuat Prioritas Pembangunan di Desa. Pada sasaran daerah selanjutnya yang diturunkan dari Misi IV : Meningkatkan Produktivitas Rakyat Wonogiri dan Daya Saing di Segala Bidang Sehingga Wonogiri Dapat Maju dan Bangkit Bersama Daerah-Daerah Lain.

Kabupaten Wonogiri memprioritaskan pembangunan dari daerah pinggiran dan desa-desa. Hal tersebut menyangkut upaya pembangunan wilayah perbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul di segala bidang. Kabupaten Wonogiri bekerjasama dengan Kabupaten Gunungkidul dalam satu kesatuan Kerjasama Pacitan, Wonogiri, dan Gunungkidul (PAWONSARI) dan Gunungsewu UNESCO Global Geopark. Dalam pengembangan Gunungsewu UNESCO Global Geopark dijabarkan dalam kerjasama dibidang pendidikan, lingkungan hidup, kebudayaan, dan kepariwisataan.

Sumber : Bappeda, 2016.

IV - 23

4.2.4. Kajian Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul

4.2.4.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2005 - 2025

Secara ringkas dapat disajikan kerangka umum RPJP Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005 – 2025 sebagai berikut:

Tabel 4.2. Hasil Telaah RPJPD Tahun 2005-2025

VISI DAN MISI TUJUAN SASARAN Visi : Gunungkidul yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera Tahun 2025

Misi :

1. Mewujudkan pemerintahan daerah yang baik dan bersih

Memperkuat sistem pemerintahan yang baik dan bersih melalui penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk KKN, peningkatan kualitas penyelenggaraan administrasi publik, dan peningkatan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan

a. Terwujudnya pemerintahan yang berdasarkan hukum, birokrasi yang profesional dan netral, serta masyarakat sipil dan masyarakat politik yang mandiri;

b. Meningkatnya kualitas aparatur dan penyelenggaraan administrasi publik; dan

c. Meningkatnya kualitas komunikasi dan informasi.

2. Mewujudkan Pemantapan Sistem dan Kelembagaan serta Peningkatan Kualitas Sumberdaya Manusia

Memperkuat sistem dan kelembagaan masyarakat dengan mengedepankan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing, meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

a. Terwujudnya karakter masyarakat yang maju, mandiri, kompetitif, dan bermoral tinggi yang dicirikan sebagai masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, bijaksana, kerja keras, gotong royong, dan mandiri;

b. Kualitas sumberdaya manusia yang semakin meningkat, termasuk peran perempuan dalam pembangunan.

c. Tingkat pembangunan daerah merata ke seluruh wilayah, berupa terwujudnya peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah.

3. Mewujudkan

Pemantapan Sistem dan Kelembagaan Perekonomian

Memperkuat perekonomian daerah berbasis potensi daerah menuju keunggulan kompetitif daerah untuk membangun struktur perekonomian daerah yang, tangguh, kuat, dan kokoh.

a. Terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif. Sektor pertanian dalam arti luas, usaha mikro, kecil, menengah, dan pariwisata menjadi basis aktivitas ekonomi yang dikelola secara ekonomis dan berkelanjutan untuk menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing sehingga mampu menjadi penggerak perekonomian daerah.

IV - 24

VISI DAN MISI TUJUAN SASARAN b. Tercapainya pertumbuhan

ekonomi daerah yang berkelanjutan sehingga terjadi peningkatan pendapatan perkapita yang signifikan, dengan tingkat pengangguran yang rendah dan penurunan jumlah penduduk miskin;

4. Mewujudkan Peningkatan Kemampuan Keuangan Daerah

Memperkuat kapasitas keuangan daerah untuk mendukung pembiayaan pembangunan daerah yang makin mandiri.

a. Meningkatnya kapasitas fiskal daerah;

b. Meningkatnya kemandirian

keuangan daerah.

5. Mewujudkan Penyediaan Prasarana Sarana Dasar yang Memadai

Memperkuat jaringan infrastruktur daerah yang handal dan memadai meliputi sarana transportasi jalan, jembatan, air bersih, pengairan, ketenagalistrikan, pelayanan pos, telepon, dan telematika yang modern.

a. Terwujudnya jaringan infrastruktur daerah yang handal dan memadai meliputi sarana transportasi jalan, jembatan, ketenagalistrikan, pos, telepon, dan telematika yang modern.

6. Mewujudkan Pendayagunaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

Memperkuat dan meningkatkan kesadaran semua pihak dalam pengelolaan dan pendayagunaan sumber daya alam dan pelestarian hasil bagi kesejahteraan masyarakat dengan tetap mempertimbangkan fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi dan daya dukung lingkungan.

a. Terwujudnya pembangunan yang berkelanjutan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dengan tetap menjaga keseimbangan fungsi lingkungan;

b. Terwujudnya konservasi sumberdaya hayati dan non hayati yang mampu menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keberlanjutan fungsi sumber air;

c. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup yang dicerminkan oleh tetap terjaganya fungsi dan daya dukung, dan kemampuan pemulihannya dalam mendukung kualitas kehidupan sosial dan ekonomi secara serasi, seimbang, dan lestari;

d. Terpeliharanya kekayaan keragaman jenis dan kekhasan sumberdaya alam untuk mewujudkan nilai tambah dan daya saing daerah, serta modal dasar pembangunan daerah; dan

e. Meningkatnya kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat.

IV - 25

4.2.4.2. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)

Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam penataan ruang wilayah meliputi: a. pengembangan dan optimalisasi orientasi pembangunan

perekonomian daerah berbasis pertanian, perikanan, kehutanan, dan pariwisata serta kegiatan budi daya yang lain secara berdaya guna, berhasil guna, berdaya saing, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan;

b. pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian fungsi lingkungan hidup yang mampu beradaptasi terhadap dampak resiko bencana;

c. pengembangan dan pemantapan pusat-pusat pelayanan secara merata dan seimbang serta terintegrasi dengan sistem jaringan prasarana wilayah;

d. peningkatan aksesibilitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,telekomunikasi dan informatika, sumber daya air, energi, dan prasarana lingkungan yang handal dan memadai;

e. pengembangan kawasan yang mempunyai nilai strategis sesuai fungsi dan peningkatan potensi ekonomi wilayah, pelestarian sosial budaya, pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi serta pelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan

f. pengembangan ruang darat, ruang bawah tanah, ruang udara dan ruang laut serta harmonisasi pemanfaatan yang berwawasan lingkungan.

4.2.4.3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Pembangunan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan

kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, rencana pembangunan harus berdasarkan kebijakan yang mensinergikan dan mengharmonisasikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi (sustainable development). Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam pasal 15, menyatakan bahwa pemerintah wajib membuat Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah atau kebijakan, rencana, atau program (KRP).

Salah satu KRP yang ada di setiap daerah termasuk Kabupaten Gunungkidul adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan turunan dari Rencana Kebijakan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memiliki periode 20 (dua puluh) tahun. RPJMD Kabupaten Gunungkidul disusun menyesuaikan dengan suksesi kepala daerah (Bupati).

Proses penyusunan KLHS RPJMD dimulai dengan melakukan identifikasi pemangku kepentingan untuk pemetaan pemangku kepentingan, selanjutnya Pra pelingkupan untuk mempersiapkan daftar panjang isu-isu lingkungan kemudian pelingkupan untuk memperoleh daftar pendek isu-isu lingkungan. Tahap berikutnya adalah pengkajian konsistensi pembangunan berkelanjutan RPJMD, pengkajian pengaruh RPJMD sam merumuskan mitigasi/adaptasi dan/atau alternatif dan merumuskan rekomendasi, yang rumusan rekomendasi diintegrasikan dalam RPJMD.

Adapun daftar pendek isu strategis pembangunan berkelanjutan di Kabupaten Gunungkidul antara lain: 1. Daya dukung air permukaan rendah 2. Kualitas air 3. Kekeringan aktual kemarau 4. Potensi sumber air sungai bawah tanah 5. Abrasi pantai

IV - 26

6. Pengembangan kawasan wisata pantai 7. Daya dukung lahan pertanian rendah 8. Permasalahan sampah dan limbah 9. Potensi geopark internasional 10. Ancaman penambangan tidak ramah lingkungan 11. Kemiskinan tinggi 12. Potensi seni budaya.

Hasil kajian dari penyusunan RPJMD dapat disimpulkan adalah sebagai berikut : 1. Hasil kajian menunjukkan bahwa draft RPJMD telah konsisten memiliki

keterkaitan dengan RTRW, RPJM DIY, PRJM Nasional, RPJM Kawasan Berbatasan, serta memperhatikan aspek keterkaitan (antar waktu, sektor, pemangku kepentingan), keseimbangan dan keadilan.

2. Setiap program memiliki dampak atau pengaruh terhadap isu pendek pembangunan berkelanjutan, baik positif dan/atau negatif.

3. Semua program yang direncanakan dalam RPJMD dapat dilanjutkan dengan mengupayakan mitigasi/adaptasi.

Setiap program pembangunan membutuhkan upaya mitigasi/adaptasi dan beberapa membutuhkan KLHS Renstra Perangkat Daerah.

4.3. Isu Strategis Kabupaten Gunungkidul

Isu strategis yang ditetapkan dalam RPJMD ini ditetapkan dengan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

1. Memiliki pengaruh yang besar dan signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional;

2. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; 3. Luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat; 4. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah; 5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; 6. Prioritas komitmen politik yang perlu diwujudkan.

Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan pembangunan dan kondisi lingkungan strategis dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan, maka isu strategis Kabupaten Gunungkidul berdasarakan bidang permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang baik guna peningkatan

kualitas pelayanan publik. Reformasi birokrasi di Kabupaten Gunungkidul masih belum dapat dilaksanakan secara optimal dan terus ditingkatkan. Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah keterbatasan jumlah sumberdaya aparatur di lingkungan Pemerintah Daerah, yaitu jumlahnya yang berkurang karena usia pensiun yang tidak diimbangi pengadaan karena adanya kebijakan moratorium PNS dari Pemerintah Pusat, dan belum optimalnya pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), belum optimalnya pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) daerah serta belum semua Perangkat Daerah mempunyai Standar Pelayanan. Di sisi lain pelayanan masyarakat terus dituntut untuk semakin cepat, transparan dan efisien. Reformasi birokrasi harus terus ditingkatkan dengan cara meningkatkan kinerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan secara umum, baik pengelolaan sumber daya manusia, manajemen keuangan daerah, maupun pelayanan publik. Selain itu penggunaan teknologi informasi dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan keterbatasan sumberdaya aparatur dan tuntutan masyarakat dalam mendapatkan pelayanan yang cepat, akurat dan efisien.

IV - 27

2. Belum optimalnya kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan masyarakat. Belum optimalnya kualitas sumber daya manusia antara lain dapat dilihat dalam aspek pendidikan serta kesehatan. Permasalahan di bidang pendidikan akan diatasi dengan peningkatan kompetensi guru, peningkatan pengeloaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai dengan standar yang ditetapkan. Di bidang kebudayaan akan dilakukan peningkatan fasilitasi kekayaan budaya dan nilai tradisi dan pelestarian nilai budaya. Di bidang kesehatan ke depan akan diatasi dengan peningkatan cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang diiringi dengan akreditasi Puskesmas, pendampingan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan penurunan pengangguran perlu segera disusun strategi dan rencana aksi penanggulangan kemiskinan dan penanganan PMKS yang lebih intensif sehingga menghasilkan upaya penanggulangan kemiskinan dan penanganan PMKS yang terpadu lintas bidang. Untuk menurunkan angka pengangguran perlu diintensifkan pelatihan ketrampilan kepada calon pekerja sesuai dengan kebutuhan lapangan pekerjaan yang sejalan dengan peningkatan kualitas pendidikan serta upaya penumbuhan wirausahawan baru.

3. Belum mantapnya ketahanan ekonomi, daya saing, dan pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif. Berlakunya perdagangan bebas pada wilayah ASEAN (kesepakatan Masyarakat Ekonomi ASEAN - MEA) yang diharapkan menumbuhkan tingkat konsumsi dan produksi pada wilayah DIY umumnya dan Kabupaten Gunungkidul pada khususnya yang mengedepankan pertumbuhan wisata dan budaya serta memantapkan perekonomian daerah melalui peningkatan daya saing, peningkatan ketahanan ekonomi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi negara-negara yang tergabung dalam ASEAN sehingga pada prakteknya terbentuk sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. MEA ini telah disepakati oleh negara-negara di ASEAN dan mulai diberlakukan pada tanggal 31 Desember 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal sehingga ASEAN akan bersifat lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang menerapkan inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. MEA memberikan peluang kepada negara-negara anggota ASEAN dalam hal meningkatkan kecepatan perpindahan sumber daya manusia dan modal yang merupakan dua faktor produksi yang sangat penting.

4. Belum optimalnya pengelolaan dan daya saing pariwisata.

Mempertahankan momentum pertumbuhan dan perkembangan

pariwisata Gunungkidul agar dapat dikelola secara lebih profesional

sehingga mampu bersaing dan menjadi daerah tujuan wisata terkemuka.

Kondisi ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kunjungan

wisatawan dan lama tinggal wisatawan (length of stay) di Gunungkidul.

Perkembangan kunjungan wisatawan yang meningkat 256% dalam kurun

waktu 5 (lima) tahun terakhir belum diikuti dengan peningkatan lama

tinggal wisawatan yang signifikan. Masih banyak obyek dan daya tarik

wisata potensial di Gunungkidul termasuk potensi Geopark dalam satu

kesatuan Gunungsewu UNESCO Global Geopark, untuk dikembangkan

menjadi destinasi wisata unggulan. Event wisata untuk menarik

wisatawan mancanegara perlu diintensifkan dan ditingkatkan dengan

prioritas pada event wisata yang mendunia dan berkelas internasional.

IV - 28

5. Percepatan pembangunan infrastruktur strategis daerah untuk mewujudkan konektivitas dan akses antar wilayah untuk mendukung pariwisata Infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul belum seluruhnya dalam kondisi baik. Hal ini disebabkan oleh beban penggunaan prasarana infrastruktur yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan penggunaan sarana lalu lintas serta ketidakseimbangan antara penyediaan prasarana sarana publik sesuai rencana tata ruang terhadap desakan pemanfaatan ruang. Kondisi infrastruktur ini disertai dengan belum optimalnya layanan transportasi umum yang disebabkan minimnya minat pengguna dan terbatasnya sarana dan prasarana. Dalam kaitannya dengan peningkatan perekonomian masyarakat, infrastruktur perekonomian khususnya penunjang pariwisata juga masih perlu ditingkatkan kualitas dan jangkauan pelayanannya. Permasalahan infrastruktur dapat diatasi dengan meningkatkan proporsi jalan dan jembatan dalam kondisi baik, sarana perhubungan, ruang terbuka publik, pemenuhan sarana prasarana dasar masyarakat dan peningkatan sarana prasarana perekonomian untuk mengembangkan perekonomian dan pariwisata.

6. Percepatan pembangunan kawasan pesisir pantai selatan secara terintegrasi dengan pengembangan pariwisata dan mewujudkan orientasi pembangunan “Among Tani Dagang Layar”. Mewujudkan orientasi pembangunan “Among Tani Dagang Layar” yaitu menjadikan laut sebagai halaman muka dan bidang pertanian sebagai tulang punggung (back bone) pembangunan sekaligus dalam rangka mengisi keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat. Sebagai bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Gunungkidul berupaya untuk mengisi dan merealisasikan keistimewaan melalui pembangunan daerah di segala bidang secara terpadu dan sinergis.

7. Belum optimalnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Kondisi kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup memerlukan upaya peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup agar tetap lestari dan berkelanjutan. Inti dari permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Gunungkidul adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang masih rendah, ditandai dengan penurunan kualitas tanah, kualitas air, dan kualitas udara. Penurunan kualitas air, terutama air permukaan, disebabkan oleh pembuangan limbah yang tidak melalui pengolahan serta sistem sanitasi yang buruk. Selain itu, kurangnya pengendalian pemanfaatan alih fungsi lahan juga memacu kerusakan lingkungan disamping belum mencukupinya kajian daya tampung dan daya dukung lingkungan sebagai acuan pengelolaan dan pengendalian lingkungan. Peningkatan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, rendahnya kualitas pengelolaan sampah, rendahnya luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH), masih adanya lahan kritis merupakan permasalahan yang lain di bidang lingkungan hidup. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup adalah meningkatkan kualitas lingkungan dengan meningkatkan pengelolaan air limbah, cakupan layanan persampahan, meminimalkan alih fungsi lahan dan penanganan lahan kritis dan sumber daya alam.

V - 1

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Penentuan arah pembangunan di Kabupaten Gunungkidul

didasarkan pada filosofi atau sesanti yang adiluhung dari leluhur serta sebagai perspektif ke depan, maka penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 dijiwai filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul yaitu: “DHAKSINARGHA BUMIKARTA” yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi pedoman bagi daerah dalam menentukan visi, misi, dan arah pembangunan. Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul tersebut sesuai dengan Filosofi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu: “HAMEMAYU HAYUNING BAWANA”.

Penjabaran dari filosofi “DHAKSINARGHA BHUMIKARTA” tersebut adalah sebagai berikut:

Dhaksinarga berasal dari kata-kata dhaksina dan argha yang berarti :

Dhaksina : Selatan

Argha : Gunung

Dirangkai menjadi satu kata Dhaksinarga yang artinya Gunungkidul

Bhumi : Bumi, tanah, daerah

Karta : Subur, makmur, rahayu, damai, sejahtera

Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul DHAKSINARGHA BHUMIKARTA merupakan tekad masyarakat Gunungkidul untuk senantiasa ingin mewujudkan semboyan yang mengandung harapan agar Gunungkidul menjadi Daerah yang subur dan makmur dengan cara melaksanakan pembangunan di segala bidang berlandaskan “Hastha Dharma”.

Adapun Hastha Dharma merupakan amanah yang harus dilaksanakan oleh setiap pemimpin dan aparatur daerah yaitu : 1. Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan agama, aliran, dan

golongan. 2. Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada rakyat menuju ketertiban

dan keamanan umum. 3. Penyuluh di dalam gelap dan penolong di dalam penderitaan bagi

seluruh lapisan masyarakat, sehingga tercapai ketenangan dan ketenteraman lahir batin.

4. Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga terjelma sifat dan sikap dinamis, konstruktif, dan korektif.

5. Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah kesejahteraan masyarakat.

6. Bersifat sabar, tekun, ulet, dan bijaksana agar dapat menampung dan mencarikan pemecahan segala persoalan hidup dan kehidupan rakyat sehari-hari.

7. Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju tercapainya masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha Esa.

8. Pemberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jelas bertindak tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan harus menjadi teladan didalam kebaikan lahir, batin, dan masyarakat. Implementasi dari filosofi luhur tersebut di atas menjiwai dan

memaknai visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan Kabupaten

V - 2

Gunungkidul jangka panjang dalam kerangka pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

Konsep pembangunan Kabupaten Gunungkidul juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta “Hamemayu Hayuning Bawana”, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya. Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan bermanfaat.Demikian pula budaya Jawa, yang diyakini oleh masyarakat DIY sebagai salah satu acuan dalam hidup bermasyarakat, baik ke dalam maupun ke luar.Ini berarti bahwa budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan masyarakat gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi, tentrem, kerta raharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, baik ke dalam maupun ke luar.

Enam nilai dasar budaya (Hamemayu Hayuning Bawana, Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti, Tahta Untuk Rakyat, Golong-Gilig Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, Catur Gatra Tunggal dengan Sumbu Tugu-Krapyak, dan Pathok Negara) dalam konteks keistimewaan Yogyakarta perlu didudukkan sebagai nilai rujukan deskriptif dan preskriptif, serta perlu dijabarkan sebagai pemandu gerak nyata kehidupan di Yogyakarta.

Demikian juga halnya dengan konsep Tahta Untuk Rakyat dan Manunggaling Kawulo Gusti sangat dekat dan mirip dengan konsep-konsep demokrasi dan partisipatori. Konsep Pathok Nagara memiliki pesan yang mirip dengan konsep green belt dalam pembangunan kota moderen. Konsep Catur Gatra Tunggal dan Sumbu Kraton-Tugu mirip dengan kota-kota Teokrasi di Eropa yang dibangun pada abad pertengahan yang menyimbolkan centrum dan identitas dan sampai saat ini masih dirawat dengan sangat baik sehingga menjadi bagian penting bagi kegiatan pariwisata. Konsep Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, mirip dengan spirit atau semangat Bushido yang telah menjadi acuan mental manusia Jepang moderen dalam membangun negara dan bangsanya.

Filosofi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul yang juga dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta selanjutnya menjadi ruh atau jiwa dalam Visi pembangunan daerah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi dari citra, nilai arah, dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan kekuatan, semangat, dan komitmen serta memiliki daya tarik yang dapat dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan organisasi.

5.1. Visi

Dengan berdasarkan pada arah kebijakan dan sasaran pembangunan jangka panjang, memperhatikan Visi dan Misi RPJMN, Visi dan Misi RPJMD DIY, serta visi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih Hj.Badingah,S.Sos. dan Dr.H. Immawan Wahyudi,M.Hum dirumuskan visi RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 :

“Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang

terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera

tahun 2021”.

V - 3

Daerah tujuan wisata yang terkemuka dimaknai sebagai sebuah kondisi Kabupaten Gunungkidul mampu menjadi salah satu tujuan wisata utama dalam skala regional, nasional, dan internasional. Kondisi ini ditandai dengan: 1. Obyek wisata dengan sarana dan prasarana yang memenuhi standar :

a. Fasilitas umum (tempat ibadah, parkir, ruang terbuka publik);

b. Sarana penyediaan air bersih, pengelolaan sanitasi, dan

persampahan;

c. Pos terpadu (Layanan Informasi,Kesehatan,SAR);

d. Jaringan listrik;

e. Sarana telekomunikasi.

2. Akses menuju obyek wisata dalam kondisi baik;

3. Manajemen pengelolaan obyek wisata yang berkualitas;

4. Manajemen pelayanan kepariwisataan yang berkualitas;

5. Penyelenggaraan event yang modern dan professional serta mendukung

peningkatan daya tarik wisata.

6. Ketersediaan penginapan, hotel, restoran, dan akomodasi yang memadai.

Daerah tujuan wisata yang berbudaya dimaknai bahwa dalam pengembangan pariwisata yang juga mengoptimalkan potensi dan kekayaan budaya lokal dengan konsep mengembangkan dan mempertahankan budaya, adat istiadat, serta nilai-nilai luhur budaya (keistimewaan). Berbudaya juga dimaknai sebagai kondisi dimana budaya lokal juga mampu menyerap dan menyaring budaya asing namun tetap mempertahankan identitas budaya lokal. Kondisi ini antara lain ditunjukkan dengan : 1. Perilaku masyarakat yang ramah dan sopan;

2. Perilaku hidup bersih;

3. Budaya jujur,tertib, dan disiplin;

4. Penggunaan pakaian yang menunjukkan budaya daerah;

5. Arsitektur dan ornamen bangunan bercirikhas lokal.

Dengan terwujudnya Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya, maka masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera akan tercapai.

Masyarakat yang berdaya saing adalah kondisi masyarakat Gunungkidul dengan tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik, mempunyai kemampuan dan keterampilan memadai untuk bersaing dalam berbagai bidang dengan berlandaskan pada keunggulan komparatif dan kompetitif.

Masyarakat yang maju adalah kondisi masyarakat Gunungkidul yang tumbuh dan berkembang secara ekonomi dan dan politik. Ditinjau dari aspek ekonomi masyarakat yang maju diukur dari tingkat pendapatan yang lebih baik dan distribusi yang lebih merata. Proses produksi telah berkembang dengan keterpaduan antar sektor, terutama sektor industri, sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa terutama pariwisata, didukung pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efisien, dan berwawasan lingkungan. Dalam aspek politik, masyarakat yang maju adalah masyarakat yang mampu mengembangkan sistem dan kelembagaan politik yang demokratis, hak-hak politik masyarakat terjamin, dan peran serta masyarakat dalam berbagai bidang tinggi.

Masyarakat yang mandiri adalah kondisi masyarakat Gunungkidul yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfatkan potensi dan kemampuan yang dimiliki sendiri dengan baik, efektif, dan efisien untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya, tanpa harus

V - 4

meninggalkan kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan pembangunan daerah.

Masyarakat yang sejahtera adalah kondisi masyarakat Gunungkidul yang telah terpenuhi kebutuhan dasar hidup lahir dan batin, yang ditandai oleh kecukupan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, situasi keamanan yang kondusif, suasana kehidupan yang religius, rukun, saling menghormati dan menghargai, serta menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan.

Sinkronisasi Visi Pembangunan daerah antara RPJMD Kabupaten Gunungkdul, RPJMD DIY dan RPJMN dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 5.1. Sinkronisasi Visi RPJMN, RPJMD DIY, dan

RPJMD Kabupaten Gunungkidul

RPJMN Tahun 2015-2019

RPJMD DIY Tahun 2012-2017

RPJMD Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2016-2021

Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong

Daerah Istimewa Yogyakarta yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri, dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru

Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021

Kata Kunci : Berdaulat, Mandiri, Berkepribadian

Kata Kunci : Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri, Sejahtera

Kata Kunci : Berbudaya, Berdaya Saing, Maju, Mandiri, Sejahtera

Selanjuntnya mengingat saat ini Pemerintah Daerah DIY juga sedang

menyusun RPJMD DIY Tahun 2017-2021, juga perlu melihat korelasi dan sinkronisasi antara Visi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022 sebgai berikut :

V - 5

Tabel 5.2.

Sinkronisasi Visi Rancangan RPJMD DIY, dan RPJMD Kabupaten Gunungkidul

Rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022

RPJMD Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2016-2021 Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja

Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021

Kata Kunci : Kemuliaan Martabat Manusia Jogja

Kata Kunci : Masyarakat Berbudaya, Berdaya Saing, Maju, Mandiri, Sejahtera

5.2. Misi

Misi merupakan penjabaran dari Visi dan disusun dalam rangka mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mewujudkan visi tersebut. Rumusan misi merupakan penggambaran visi yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.

Untuk mencapai Visi Kabupaten Gunungkidul tahun 2021,

ditetapkan misi pembangunan sebagai berikut : 1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing. 3. Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional. 4. Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan

perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah. 5. Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi

yang kondusif. 6. Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara

berkelanjutan.

Penjelasan misi sebagai berikut: Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan tata pemerintahan dengan berlandaskan asas prinsip good governance melalui sinergisme antar stakeholders pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam rangka pengelolaan dan manajemen pembangunan daerah. Prinsip yang menjadi landasan good governance adalah:

1. Akuntabilitas yaitu meningkatkan akuntabilitas para pengambil kebijakan daerah dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat.

2. Pengawasan yaitu meningkatkan upaya pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan mengefektifkan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.

V - 6

3. Daya tanggap yaitu meningkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.

4. Profesionalisme yaitu meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggaraan pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.

5. Efisiensi dan efektifitas yaitu menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan bertanggung jawab.

6. Transparansi yaitu mampu menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.

7. Kesetaraan yaitu mampu memberi peluang yang sama bagi setiap anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.

8. Wawasan ke depan (strategic vision) yaitu Pemerintah Daerah berupaya membangun daerah berdasarkan visi strategis yang jelas dan mengikuti-sertakan warga dalam seluruh proses pembangunan, sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap kemajuan daerahnya.

9. Partisipasi yaitu Pemerintah Daerah mendorong setiap warga untuk mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat, baik secara langsung mapun tidak langsung.

10. Penegakan hukum adalah mewujudkan penegakan hukum yang adil bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing. Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk membangun sumberdaya manusia yang berkualitas dan berdaya saing di segala bidang melalui human investment sebagai pilar pokok pembangunan daerah. Upaya tersebut sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia Gunungkidul seutuhnya dan masyarakat Gunungkidul seluruhnya yaitu mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sumber daya pembangunan manusia. Sebagai insan memberikan tekanan pada harkat, martabat, hak, dan kewajiban manusia yang tercermin dalam nilai-nilai yang terkandung dalam diri manusia baik segi etika, estetika, maupun logika yang meliputi nilai-nilai rohaniah, kepribadian dan kejuangan.

Misi 3 : Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.

Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan berbagai macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Perguruan tinggi, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah yang berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia sebagai makhluk budaya, baik yang bersifat berwujud (tangible) maupun tidak berwujud (intangible) dengan didukung sumber daya manusia yang dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian yang tangguh, sementara kepribadian yang tangguh tersebut merupakan prasyarat dalam membentuk profesionalisme.

Misi 4 : Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.

Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah dalam membangun konektivitas antar wilayah melalui peningkatan kondisi jalan dan jembatan, sarana-prasarana transportasi dan telekomunikasi dalam rangka percepatan pembangunan dan dukungan bagi pengembangan potensi pariwisata, serta

V - 7

penyediaan infrastruktur pelayanan dasar berupa air bersih, irigasi, dan sanitasi yang merata di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

Misi 5 : Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif.

Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan daya saing sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif yang menjadi penggerak dan penguat bagi perekonomian daerah yang meliputi bidang pertanian dalam arti luas, industri kecil, usaha mikro kecil dan menengah, koperasi, serta investasi yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif. Peran Pemerintah adalah sebagai fasilitator yang mendampingi masyarakat dengan meningkatkan akses bagi masyarakat agar lebih mudah berusaha, sehingga kemampuan ekonomi rakyat lebih berkembang dan semakin kuat.

Misi 6 : Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Misi ini adalah upaya Pemerintah daerah untuk meningkatkan pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup yang lestari berorientasi pada pelestarian fungsi lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan memperhatikan daya dukung sumber daya alam dan lingkungan hidup.

Sinkronisasi Misi pembangunan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 dengan Agenda Prioritas RPJMN Tahun 2015-2019 serta Misi Pembangunan RPJMD DIY Tahun 2013-2017 dapat dilihat dalam tabel 5.3. dan 5.4. berikut :

Tabel 5.3.

Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan Agenda Prioritas RPJMN (Nawacita)

RPJMD Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2016-2021

Agenda Prioritas RPJMN Tahun 2015-2019

(Nawacita)

Misi 1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Agenda Prioritas 1 : Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. Agenda Prioritas 2 : Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.

Agenda Prioritas 4 : Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

Misi 2

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.

Agenda Prioritas 5 :

Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.

V - 8

RPJMD Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2016-2021

Agenda Prioritas RPJMN Tahun 2015-2019

(Nawacita)

Agenda Prioritas 6 :

Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

Agenda Prioritas 8 :

Melakukan revolusi karakter bangsa.

Agenda Prioritas 9 :

Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Misi 3 Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.

Agenda Prioritas 7 : Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

Misi 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif.

Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.

Agenda Prioritas 3 : Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

V - 9

Tabel 5.4.

Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan RPJMD DIY

RPJMD Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2016-2021

RPJMD DIY Tahun 2012-2017

Misi 1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Misi 3 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik

Misi 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.

Misi 1 Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai kemanusiaan

Misi 3 Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.

Misi 2 Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif

Misi 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif.

Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.

Misi 4 Memantapkan prasarana dan sarana daerah.

Selanjutnya perlu juga dilakukan sinkronisasi Misi RPJMD

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 dan Rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022 sebagai berikut :

Tabel 5.5.

Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan Rancangan RPJMD DIY

RPJMD Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2016-2021

Rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022

Misi 1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).

Misi 2 Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan yang Demokratis

Misi 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.

Misi 1 Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan dan Penghidupan Masyarakat Yang Berkeadilan dan Berkeadaban

Misi 3 Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.

V - 10

RPJMD Kabupaten Gunungkidul

Tahun 2016-2021

Rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022

Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah. Misi 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif.

Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan.

5.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu tertentu, dalam kerangka rencana pembangunan jangka menengah jangka waktu tersebut antara satu sampai dengan lima tahun ke depan. Rumusan tujuan menunjukkan tahapan-tahapan dalam mencapai visi yang telah ditetapkan, melaksankan misi dan menjawab masalah serta isu strategis yang dihadapi. Tujuan selanjutnya dijabarkan dalam sasaran- sasaran pembangunan yang lebih operasional dan terukur.

Rumusan tujuan dan sasaran pembangunan berdasarkan misi pembangunan daerah lima tahun ke depan ditetapkan sebagai berikut : 1. Misi 1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good

Governance) Tujuan : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk

meningkatkan pelayanan publik Sasaran : 1. Akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah meningkat

2. Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat 3. Ketaatan masyarakat terhadap hukum meningkat

2. Misi 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing

Tujuan : Mewujudkan peningkatan karakter dan mental sumber daya manusia yang berkualitas

Sasaran : 1. Kapasitas Sumber Daya Manusia meningkat 2. Jumlah Penduduk Miskin menurun 3. Angka Pengangguran menurun

3. Misi 3 Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional

Tujuan : 1. Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata 2. Mewujudkan perlindungan, pemeliharaan,

pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan Sasaran : 1. Daya saing pariwisata Meningkat

2. Pelestarian budaya berbasis pemberdayaan meningkat

V - 11

4. Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah

Tujuan : Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan pertumbuhan ekonomi daerah

Sasaran : Infrastruktur publik wilayah meningkat

5. Misi 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif

Tujuan : Memperkuat perekonomian daerah berbasis potensi sektor unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif daerah untuk membangun struktur perekonomian daerah yang tangguh

Sasaran : 1. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat. 2. Pendapatan masyarakat meningkat. 3. Ketahanan pangan meningkat.

6. Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam

secara berkelanjutan. Tujuan : Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam sesuai daya

dukung dan daya tampung Sasaran : 1. Kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup

meningkat 2. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

Keterkaitan antara visi, misi, tujuan, dan sasaran daerah dapat

dilihat dalam tabel berikut : Tabel 5.6.

Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Visi /Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Visi : Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021

Misi 1:

Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang baik untuk meningkatkan pelayanan publik

Indikator tujuan : Indeks Reformasi Birokrasi

1. Akuntabilitas

kinerja Pemerintah Daerah meningkat

Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

2. Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat

Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

3. Ketaatan Masyarakat terhadap hukum meningkat

Indeks ketenteraman

dan ketertiban

masyarakat

Misi 2

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing

Mewujudkan Peningkatan karakter dan mental sumber daya manusia yang berkualitas.

Indikator tujuan : Indeks Pembangunan Manusia

1. Kapasitas Sumber Daya Manusia meningkat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

2. Jumlah Penduduk Miskin Menurun

Angka Kemiskinan

3. Angka Pengangguran menurun

Angka penganguran

V - 12

Visi /Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Misi 3

Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional

Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata.

Indikator tujuan : 1. Jumlah Kunjungan

Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

2. Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

Daya saing pariwisata Meningkat

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

2. Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

Mewujudkan perlindungan, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan

Indikator tujuan : Indeks Pelestarian Budaya

Pelestarian budaya berbasis pemberdayaan meningkat

Indeks Pelestarian Budaya

Misi 4

Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah

Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan pertumbuhan ekonomi daerah

Indikator tujuan : Indeks Infrastruktur wilayah

Infrastruktur publik wilayah meningkat

Indeks Infrastruktur wilayah

Misi 5

Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif

Memperkuat perekonomian daerah berbasis potensi sektor unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif daerah untuk membangun struktur perekonomian daerah yang tangguh

Indikator tujuan : Angka Pertumbuhan Ekonomi

1. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat

Angka pertumbuhan ekonomi

2. Pendapatan masyarakat meningkat

Pendapatan Perkapita Penduduk

3. Ketahanan Pangan Meningkat

Jumlah desa rawan pangan

Misi 6

Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan

Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung

Indikator tujuan : Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

1. Kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup meningkat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

2. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

Persentase desa tangguh bencana

Untuk memberikan gambaran kondisi pada tahun 2016-2021,

berikut ini target kinerja tujuan pembangunan tahun 2016-2021 :

V - 13

Tabel 5.7 Target Pencapaian Tujuan Jangka Menengah

Tujuan Indikator Tujuan Kondisi

Awal (Th. 2016)

Kondisi Akhir

(Th. 2021) 1. Mewujudkan Tata kelola

Pemerintahan yang baik untuk meningkatkan pelayanan publik.

Indeks Reformasi Birokrasi

75,33 82,00

2. Mewujudkan Peningkatan karakter dan mental sumber daya manusia yang berkualitas.

Indeks Pembangunan Manusia

69,01 71,98

3. Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata.

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara danWisatawan Mancanegara

2.815.225 3.780.388

2. Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

1,41 1,61

4. Mewujudkan perlindungan, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan

Indeks Pelestarian Budaya

92,24 100

5. Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan pertumbuhan ekonomi daerah

Indeks Infrastruktur wilayah

58,14 71,76

6. Memperkuat perekonomian daerah berbasis potensi sektor unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif daerah untuk membangun struktur perekonomian daerah yang tangguh

Angka Pertumbuhan Ekonomi

4,89 5,24

7. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung

Indeks Kualitas lingkungan Hidup

50,47 55,47

Selanjutnya target kinerja sasaran jangka menengah daerah tersebut dijabarkan dalam tabel berikut :

V - 14

Tabel 5.8

Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran Jangka Menengah Kabupaten Gunungkidul

Visi : “Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021”

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Satuan Kondisi

Awal

Target Capaian Kondisi akhir 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1

Misi 1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang baik untuk meningkatkan pelayanan publik

Indikator tujuan : Indeks Reformasi Birokrasi

Akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah meningkat

Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

- B

(64,33)

B

(66,91)

B

(69,89)

BB

(72,88)

BB

(75,86)

BB

(78,84)

BB

(78,84)

Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat

Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

- WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP

Ketaatan Masyarakat terhadap hukum meningkat

Indeks ketenteraman dan ketertiban masyarakat

Indeks 19,35 19,57 19,78 20,00 20,22 20,43 20,43

2

Misi 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing

Mewujudkan Peningkatan karakter dan mental sumber daya manusia yang berkualitas.

Indikator tujuan :

Indeks Pembangunan Manusia

Kapasitas Sumber Daya Manusia meningkat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Indeks 69,01 69,60 70,20 70,79 71,39 71,98 71,98

Jumlah Penduduk Miskin Menurun

Angka Kemiskinan Persen 19,34 19,25 18,58 17,91 17,24 16,52 16,52

Angka Pengangguran menurun

Angka penganguran Persen 1,42 1,33 1,25 1,22 1,20 1,16 1,16

V - 15

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Satuan Kondisi

Awal

Target Capaian Kondisi akhir 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

3 Misi 3 Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional

1. Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata.

Indikator tujuan : a. Jumlah

Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

b. Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

Daya saing pariwisata Meningkat

Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

Orang 2.815.225 3.112.958 3.361.995 3.563.714 3.706.263 3.780.388 3.780.388

Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

Hari 1,41 1,45 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61

2. Mewujudkan perlindungan, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan Indikator tujuan: Indeks Pelestarian Budaya

Pelestarian budaya berbasis pemberdayaan meningkat

Indeks Pelestarian Budaya

Indeks 92,24 93,3 95,54 97,36 98,64 100 100

4 Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah

Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan pertumbuhan ekonomi daerah

Infrastruktur publik wilayah meningkat

Indeks Infrastruktur wilayah

Indeks 58,14 61,91 65,34 68,57 70,22 71,76 71,76

Indikator tujuan : Indeks Infrastruktur wilayah

V - 16

No Misi Tujuan Sasaran Indikator Satuan Kondisi

Awal

Target Capaian Kondisi akhir 2017 2018 2019 2020 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

5 Misi 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif

Memperkuat perekonomian daerah berbasis potensi sektor unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif daerah untuk membangun struktur perekonomian daerah yang tangguh

Indikator tujuan : Angka Pertumbuhan Ekonomi

1. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat

Angka pertumbuhan ekonomi

persen 4,89 4,96 5,03 5,10 5,17 5,24 5,24

2. Pendapatan masyarakat meningkat

Pendapatan Perkapita Penduduk

Juta Rupiah

18,42 19,33 20,23 21,14 22,05 22,95 22,95

3. Ketahanan Pangan Meningkat

Jumlah desa rawan pangan

Desa 7 6 6 5 5 4 4

6

Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan

Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung

Indikator tujuan :

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

1. Kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup meningkat

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Indeks 50,47 51,47 52,47 53,47 54,47 55,47 55,47

2. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

Persentase desa tangguh bencana

Persen 58,70 65,22 71,74 78,26 84,78 91,30 91,30

VI - 1

BAB VI

STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Tahapan pembangunan lima tahunan yang akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tahapan pembangunan lima tahunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Tahun 2005-2025. Dalam tahapan pembangunan lima tahunan sebagaimana tertuang dalam RPJPD Tahun 2005-2025, saat ini memasuki tahapan Lima Tahunan III Tahun 2015-2020, sehingga arah kebijakan pembangunan lima tahun kedepan disesuaikan dengan arah kebijakan Lima Tahun III tersebut. Gambaran arah kebijakan tahapan lima tahunan dalam RPJPD Tahun 2005-2025 dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 6.1 Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahunan

dalam RPJPD Tahun 2005-2025

Lima Tahun I

(2005-2010)

Lima Tahun II

(2010-2015)

Lima Tahun III (2015-2020)

Lima Tahun IV (2020-2025)

Titik Berat Pembangunan

Pembangunan daerah dititikberatkan pada bidang pertanian dalam arti luas yang didukung oleh penyediaan berbagai jenis pelayanan kebutuhan dasar masyarakat dengan akses dan kualitas yang memadai baik di bidang perumahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukung yang merata ke seluruh wilayah. Pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan yang mampu menciptakan kondisi masyarakat yang cerdas, sehat, produktif, dan berakhlak mulia serta memiliki daya saing secara bertanggung jawab dalam memanfaatkan peluang dan menghadapi tantangan globalisasi.

Titik Berat Pembangunan

Pembangunan daerah dititikberatkan pada bidang industri kecil dan menengah berbasis pertanian serta pariwisata yang unggul dan mampu menjadi basis aktivitas ekonomi dan menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing menjadi penggerak perekonomian daerah yang didukung oleh masyarakat yang maju. Pada lima tahun kedua masyarakat yang diwujudkan adalah masyarakat yang maju.

Titik Berat Pembangunan

Pembangunan dititikberatkan pada pembangunan masyarakat yang mandiri yang didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi dan basis ekonomi daerah yang kuat yaitu masyarakat yang mampu mengembangkan potensinya dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatannya sendiri, mempunyai semangat kuat dalam menghadapi tantangan serta kelangsungan proses dan hasil-hasil pembangunan.

Titik Berat Pembangunan

Pembangunan dititikberatkan pada masyarakat yang mandiri dan sejahtera berupa peningkatan kualitas hidup yang merata di seluruh wilayah.

VI - 2

Berdasarkan arah pembangunan tahapan 5 tahunan dalam RPJPD tersebut dapat dilihat bahwa pada tahap Lima Tahun Ketiga pembangunan Kabupaten Gunungkidul diarahkan pada pembangunan masyarakat yang mandiri yang didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi dan basis ekonomi yang kuat. Ini berarti bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri, pada tahap lima tahunan harus dapat diciptakan basis ekonomi yang kuat serta suberdaya manusia yang berkualitas. Untuk itu perlu dipilih potensi daerah yang dipandang akan mampu mendorong dan mempercepat penguatan ekonomi daerah.

Perkembangan sektor pariwisata selama kurun waktu lima tahun yang ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata yang secara riil telah memberikan peningkatan PAD menjadi pilihan Bupati dan Wakil Bupati terpilih untuk dikembangkan dan didorong untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi daerah dengan tetap memperhatikan aspek pemerataan (pertumbuhan ekonomi berkeadilan). Hal ini berarti bahwa pengembangan sektor pariwisata harus didukung oleh pengembangan sektor yang lain yang terkait baik secara langsung maupun tidak langsung. Sektor pertanian misalnya, harus diarahkan agar mampu mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan yang dapat mengakses pasar pariwisata dan demikian halnya dengan sektor- sektor yang lain. Untuk itu, proses perwujudan visi dan misi lima tahun kedepan memerlukan strategi dan arah kebijakan yang tepat sehingga semua sektor dapat bersinergi, saling mendukung, dan menguatkan.

Proses perumusan strategi pembangunan lima tahun ke depan dilakukan dengan melihat faktor eksternal dan internal yang berdasarkan hasil analisis dipandang memiliki nilai stategis dalam proses pembangunan daerah.

6.1. Analisis Eksternal Analisis eksternal dilakukan untuk memetakan peluang dan ancaman

yang dihadapi oleh Kabupaten Gunungkidul dalam kurun waktu lima tahun kedepan. Melalui analisis eksternal diharapkan dapat diketahui posisi Kabupaten Gunungkidul dalam lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta, regional, nasional, maupun internasional.

a. Peluang (Opportunities)

1. Terbukanya akses pasar internasional dan perdagangan bebas melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan kedudukan Kabupaten Gunungkidul yang semakin prospektif dalam lingkup regional.

2. Meningkatnya peluang kerjasama pembangunan antar daerah dan lembaga ilmiah nasional maupun luar negeri, seperti jaringan dan kerjasama dalam pengembangan Geopark.

3. Dibangunnya jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang akan meningkatkan aksesibilitas Kabupaten Gunungkidul.

4. Adanya persepsi bahwa Gunungkidul sebagai alternatif destinasi wisata baru yang menarik untuk dikunjungi.

5. Terbukanya peluang usaha di berbagai sektor. 6. Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten

Gunungkidul.

b. Ancaman (Threats)

1. Persaingan antar daerah yang semakin meningkat. 2. Tuntutan masyarakat atas pelayanan publik yang berkualitas. 3. Globalisasi, perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

pariwisata yang potensial mengakibatkan persaingan bebas, perubahan budaya masyarakat, penyakit masyarakat, gesekan/konflik sosial, munculnya masalah kesehatan baru, serta bahaya perdagangan orang (trafficking).

VI - 3

4. Fluktuasi harga pangan dan kebutuhan bahan pokok yang tinggi mengikuti mekanisme pasar.

6.2. Analisis Internal Analisis faktor internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan, potensi, dan sumber daya yang dimiliki daerah sebagai modal pembangunan. Disisi lain juga untuk mengetahui kelemahan dan kekuragan daerah dalam menghadapi ancaman serta peluang pembangunan. a. Kekuatan (Strenghts)

1. Potensi unggulan daerah yaitu pariwisata meliputi wisata pantai, geosite, perbukitan karst, gua, hutan pendidikan, wisata spiritual, dan kebudayaan serta pertanian dalam arti luas, termasuk di dalamnya perikanan tangkap/kelautan.

2. Kewenangan dalam bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan Perlindungan masarakat

3. Potensi industri kecil, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) antara lain pengolahan batu, kayu, bambu, logam dan tembaga, serta kerajinan berbasis hasil pertanian antara lain makanan olahan.

4. Masyarakat Gunungkidul mempunyai sikap dan perilaku yang ulet, pekerja keras, gotong royong dan tingkat hubungan sosial dan kebudayaan masyarakat yang kondusif.

5. Penduduk Gunungkidul didominasi kelompok usia produktif. 6. Penerapan sistem Layanan BPJS dan BLUD Kesehatan

b. Kelemahan (Weaknesses)

1. Pendayagunaan dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik belum optimal.

2. Daya saing dan kualitas layanan pendidikan belum otimal 3. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah 4. Jumlah penduduk miskin yang masih tinggi 5. Kondisi geografis yang rentan terhadap ancaman rawan bencana

gempa, tanah longsor, dan kekeringan. 6. Sarana dan prasarana perekonomian daerah serta sarana dan

prasarana penunjang pembangunan yang masih terbatas dan belum sesuai kebutuhan.

7. Kurangnya penguasaan teknologi sehingga pasar tenaga kerja lebih banyak hanya pada sektor informal (unskilled labour).

8. Pendapatan asli daerah (PAD) yang relatif masih rendah dan manajemen pengelolaan keuangan daerah yang belum optimal.

9. Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup belum optimal.

10. Infrastruktur publik belum memadai dan belum merata 11. Pelestarian budaya masih rendah 12. Masih adanya kerawanan pangan

VI - 4

Tabel 6.2 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman

KEKUATAN 1. Potensi unggulan daerah yaitu

pariwisata meliputi wisata pantai, geosite, perbukitan karst, gua, hutan pendidikan, wisata spiritual, dan kebudayaan serta pertanian dalam arti luas, termasuk di dalamnya perikanan tangkap/kelautan.

2. Kewenangan dalam bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan Perlindungan masarakat

3. Potensi industri kecil, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) antara lain pengolahan batu, kayu, bambu, logam dan tembaga, serta kerajinan berbasis hasil pertanian antara lain makanan olahan.

4. Masyarakat Gunungkidul mempunyai sikap dan perilaku yang ulet, pekerja keras, gotong royong dan tingkat hubungan sosial dan kebudayaan masyarakat yang kondusif.

5. Penduduk Gunungkidul didominasi kelompok usia produktif.

6. Penerapan sistem Layanan BPJS dan BLUD Kesehatan

KELEMAHAN 1. Pendayagunaan dan kinerja aparatur

dalam pelayanan publik belum optimal.

2. Daya saing dan kualitas layanan pendidikan belum otimal

3. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah

4. Jumlah penduduk miskin yang masih tinggi

5. Kondisi geografis yang rentan terhadap ancaman rawan bencana gempa, tanah longsor, dan kekeringan.

6. Sarana dan prasarana perekonomian daerah serta sarana dan prasarana penunjang pembangunan yang masih terbatas dan belum sesuai kebutuhan.

7. Kurangnya penguasaan teknologi sehingga pasar tenaga kerja lebih banyak hanya pada sektor informal (unskilled labour).

8. Pendapatan asli daerah (PAD) yang relatif masih rendah dan manajemen pengelolaan keuangan daerah yang belum optimal.

9. Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup belum optimal.

10. Infrasruktur publik belum memadai dan belum merata

11. Pelestarian Budaya masih rendah 12. Masih adanya kerawanan pangan

PELUANG

1. Terbukanya akses pasar internasional dan perdagangan bebas melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan kedudukan Kabupaten Gunungkidul yang semakin prospektif dalam lingkup regional.

2. Meningkatnya peluang kerjasama pembangunan antar daerah dan lembaga ilmiah nasional maupun luar negeri, seperti jaringan dan kerjasama dalam pengembangan Geopark.

3. Dibangunnya jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang akan meningkatkan aksesibilitas Kabupaten Gunungkidul.

4. Adanya persepsi bahwa Gunungkidul sebagai alternatif destinasi wisata baru yang menarik untuk dikunjungi

5. Terbukanya peluang usaha di berbagai sektor

6. Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Gunungkidul

ANCAMAN 1. Persaingan antar daerah yang semakin

meningkat. 2. Tuntutan masyarakat atas pelayanan

publik yang berkualitas. 3. Globalisasi, perkembangan teknologi

informasi dan perkembangan pariwisata yang potensial mengakibatkan persaingan bebas, perubahan budaya masyarakat, penyakit masyarakat, gesekan/konflik sosial, munculnya masalah kesehatan baru, serta bahaya perdagangan orang (trafficking).

4. Fluktuasi harga pangan dan kebutuhan bahan pokok yang tinggi mengikuti mekanisme pasar.

VI - 5

Tabel 6.3 Analisis SWOT

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

KEKUATAN (S)

1. Potensi unggulan daerah yaitu pariwisata meliputi wisata pantai, geosite, perbukitan karst, gua, hutan pendidikan, wisata spiritual dan kebudayaan serta pertanian dalam arti luas, termasuk di dalamnya perikanan tangkap/kelautan.

2. Kewenangan dalam bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan Perlindungan masarakat

3. Potensi industri kecil, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) antara lain pengolahan batu, kayu, bambu, logam dan tembaga serta kerajinan berbasis hasil pertanian antara lain makanan olahan.

4. Masyarakat Gunungkidul mempunyai sikap dan perilaku yang ulet, pekerja keras, gotong royong dan tingkat hubungan sosial dan kebudayaan masyarakat yang kondusif.

5. Penduduk Kabupaten Gunungkidul didominasi kelompok usia produktif

6. Penerapan sistem Layanan BPJS dan BLUD Kesehatan

KELEMAHAN (W)

1. Pendayagunaan dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik belum optimal.

2. Daya saing dan kualitas layanan pendidikan belum otimal

3. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah

4. Jumlah penduduk miskin yang masih tinggi

5. Kondisi geografis yang rentan terhadap ancaman rawan bencana gempa, tanah longsor, dan kekeringan.

6. Sarana dan prasarana perekonomian daerah serta sarana dan prasarana penunjang pembangunan yang masih terbatas dan belum sesuai kebutuhan.

7. Kurangnya penguasaan teknologi sehingga pasar tenaga kerja lebih banyak hanya pada sektor informal (unskilled labour).

8. Pendapatan asli daerah (PAD) yang relatif masih rendah dan manajemen pengelolaan keuangan daerah yang belum optimal.

9. Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup belum optimal.

10. Infrasruktur publik belum memadai dan belum merata

11. Pelestarian Budaya masih rendah

12. Masih adanya kerwanan pangan

PELUANG (O) 1. Terbukanya akses pasar

internasional dan perdagangan bebas melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan kedudukan Kabupaten Gunungkidul yang semakin prospektif dalam lingkup regional.

2. Meningkatnya peluang kerjasama pembangunan antar daerah dan lembaga ilmiah nasional maupun luar negeri, seperti jaringan dan kerjasama dalam pengembangan Geopark.

3. Dibangunnya jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang akan meningkatkan aksesibilitas Kabupaten Gunungkidul.

4. Adanya persepsi bahwa Gunungkidul sebagai alternatif destinasi wisata baru yang menarik untuk dikunjungi

5. Terbukanya peluang usaha di berbagai sektor

6. Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten Gunungkidul

Strategi (S-O) 1. Peningkatan produktivitas

masyarakat 2. Peningkatan kompetensi dan

daya saing generasi muda dan Prestasi di bidang Olahraga

3. Peningkatan produktivitas industri dan perdagangan sebagai penggerak perekonomian daerah.

4. Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata berbasis ekonomi kreatif, dan meningkatkan fasilitas destinasi pariwisata

Strategi (W-O) 1. Peningkatan pemenuhan

kebutuhan dasar penduduk miskin

2. Pengembangan penghidupan berkelanjutan

3. Peningkatan kapasitas pencari kerja dan kesempatan kerja

4. Peningkatan aksesibilitas, ketersediaan dan pemerataan infrastruktur publik untuk mengatasi disparitas antar wilayah.

5. Memberikan kepastian investasi dan penciptaan iklim usaha yang kondusif

6. Optimalisasi pendapatan daerah, Meningkatkan Profesionalisme Pengelolaan Keuangan Daerah, optimalisasi pengeloalaan aset daerah dan kinerja BUMD.

VI - 6

ANCAMAN (T) 1. Persaingan antar daerah yang

semakin meningkat. 2. Tuntutan masyarakat atas

pelayanan publik yang berkualitas.

3. Globalisasi, perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pariwisata yang potensial mengakibatkan persaingan bebas, perubahan budaya masyarakat, penyakit masyarakat, gesekan/konflik sosial, munculnya masalah kesehatan baru, serta bahaya perdagangan orang (trafficking).

4. Fluktuasi harga pangan dan kebutuhan bahan pokok yang tinggi mengikuti mekanisme pasar..

Strategi (S-T) 1. Peningkatan Upaya-upaya

penegakan Perda dan Optimalisasi Pemberantasan Penyakit Masyarakat

2. Penguatan Promotif dan Preventif menuju "Gerakan Masyarakat Sehat"serta Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan.

3. Peningkatan dan penguatan pengarusutamaan Gender dalam perumusan kebijakan

Strategi (W-T) 1. Peningkatan akses dan mutu

pendidikan 2. Peningkatan efektifitas kinerja

birokrasi dan layanan publik yang responsif, transparan dan akuntabel

3. Melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan kekayaan dan keragaman budaya

4. Menurunkan kerawanan pangan, meningkatkan ketahanan pangan menuju kemandirian dan kedaulatan pangan

5. Meningkatkan pelestarian fungsi lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan

6. Peningkatan kesiapsiagaan dan ketahanan dalam menghadapi bencana

6.3. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi yang telah ditetapkan selanjutnya diterjemahkan dalam arah

kebijakan yang lebih bersifat operasional dan mengarah pada rumusan

program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksankan. Keterkaitan

antara sasaran, strategis dan arah kebijakan pembangunan daerah dapat

dilihat dalam tabel berikut :

VI - 7

Tabel 6.4 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pembangunan

Kabupaten Gunungkidul

VISI : Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021

MISI 1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang baik untuk meningkatkan pelayanan publik

1. Akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah meningkat

1. Peningkatan efektifitas kinerja birokrasi dan layanan publik yang responsif, transparan dan akuntabel

1. Meningkatkan kualitas sistem perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah

2. Meningkatkan integritas, profesionalisme dan kompetensi aparatur pemerintah daerah

3. Mengembangkan pelayanan prima dalam pelayanan publik

4. Meningkatkan penyusunan, penetapan dan pelaksanaan kerangka regulasi daerah

2. Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat

1. Optimalisasi pendapatan daerah, peningkatan Profesionalisme Pengelolaan Keuangan Daerah, optimalisasi pengeloalaan aset daerah dan kinerja BUMD.

1. Meningkatkan tata kelola keuangan daerah, penatausahaan, pemanfaatan, dan evaluasi serta pelaporan barang/asset daerah yang semakin efisien dan efektif

VI - 8

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

3. Ketaatan masyarakat terhadap hukum meningkat

1. Peningkatan Upaya-upaya penegakan Perda dan Optimalisasi Pemberantasan Penyakit Masyarakat

1. Mengoptimalkan Operasi Penegakan Perda dan Pemberantasan Penyakit Masyarakat Secara Terpadu, serta Peningkatan Kualitas dan Kinerja PPNS

2. Peningkatan partisipasi aktif masyarakat dalam pemilu, peningkatan kondusifitas dalam kehidupan sosial masyarakat

1. Meningkatkan kesadaran berpolitik masyarakat

MISI 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

Mewujudkan Peningkatan karakter dan mental sumber daya manusia yang berkualitas

1. Kapasitas Sumber Daya Manusia meningkat

1. Penguatan Promotif dan Preventif menuju "Gerakan Masyarakat Sehat"serta Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan.

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu , Bayi dan status gizi masyarakat

2. Menyediakan dan meningkatkan infrastruktur layanan kesehatan yang memadai

3. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

4. Meningkatkan gerakan hidup bersih dan sehat

2. Peningkatan dan penguatan pengarusutamaan gender dalam perumusan kebijakan

1. Meningkatkan pemenuhan hak anak serta meningkatkan Perlindungan terhadap perempuan dan anak korban tindak kekerasan

VI - 9

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

2. Meningkatkan kualitas pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera

3. Peningkatan kompetensi dan daya saing generasi muda dan prestasi di bidang olahraga

1. Meningkatkan kapasitas Pemuda, Lembaga Kepemudaan serta pembibitan Atlit Usia Dini

4. Peningkatan akses dan mutu pendidikan

1. Memantapkan Penerapan SPM menuju Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini sampai Jenjang Pendidikan Dasar

2. Meningkatkan akses pendidikan bagi semua penduduk

3. Meningkatkan cakupan layanan pendidikan bagi semua penduduk

2. Jumlah Penduduk Miskin Menurun

1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk miskin

1. Mengoptimalkan sistem perlindungan sosial serta keberpihakan kepada penyandang PMKS dan disabilitas

2. Pengembangan penghidupan berkelanjutan

1. Mengembangkan potensi penghidupan berkelanjutan menuju keberdayaan masyarakat

3. Angka Pengangguran Menurun

1. Peningkatan kapasitas pencari kerja dan kesempatan kerja

1. Mengembangkan pelatihan berbasis potensi lokal dan pengembangan lapangan kerja

VI - 10

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

MISI 3: Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional

Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan

Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata

1. Daya saing pariwisata Meningkat

1. Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata berbasis ekonomi kreatif, peningkatan kualitas SDM, dan peningkatan fasilitas destinasi pariwisata

1. Mengembangkan event wisata dan budaya skala regional, nasional, dan internasional, meningkatkan penyebarluasan informasi kepariwisataan, meningkatkan Kualitas kelembagaan dan SDM, setra memelihara, merehabilitasi dan membangun destinasi pariwisata

Mewujudkan perlindungan, pemeliharaan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan

1. Pelestarian budaya berbasis pemberdayaan meningkat

1. Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kekayaan dan keragaman budaya

1. Meningkatkan kualitas pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya

MISI 4: Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan pertumbuhan ekonomi daerah

1. Infrastruktur publik wilayah meningkat

1. Peningkatan aksesibilitas, ketersediaan dan pemerataan infrastruktur publik

1. Meningkatkan pemerataan pembangunan dan revitalisasi infrastruktur wilayah

VI - 11

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

MISI 5: Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

Memperkuat perekonomian daerah berbasis potensi sektor unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif daerah untuk membangun struktur perekonomian daerah yang tangguh

1. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat

1. Peningkatan produktivitas industri dan perdagangan sebagai penggerak perekonomian daerah.

1. Mengembangkan industri, perdagangan, dan koperasi untuk mendukung sektor pariwisata

2. Peningkatan kepastian investasi dan iklim usaha yang kondusif

2. Meningkatkan promosi investasi dan optimalisasi pelayanan terpadu satu pintu

2. Pendapatan masyarakat meningkat

Peningkatan produktivitas masyarakat

Mengembangkan agribisnis pertanian

3. Ketahanan Pangan Meningkat

Penurunan kerawanan pangan, peningkatan ketahanan pangan menuju kemandirian dan kedaulatan pangan

Memantapkan cadangan pangan, meningkatkan produksi, stabilisasi pasokan dan akses bahan pangan, serta memperbaiki pola konsumsi pangan masyarakat

MISI 6: Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan

Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan

Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung

1. Kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup meningkat

1. Peningkatan pelestarian fungsi lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan.

1. Meningkatkan Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

2. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

1. Peningkatan kesiapsiagaan dan ketahanan dalam menghadapi bencana

1. Meningkatkan Jumlah Desa Tangguh Bencana (Destana)

VI - 12

Untuk memberikan gambaran tahapan pembangunan yang akan dilalui sebagai penduan perwujudan strategi dan arah kebijakan pembangunan, perlu disusun roadmap (peta jalan) RPJMD Tahun 2016-2021 yang diwujudkan dalam Indikasi Tema pembangunan tahunan. Mengingat visi pembangunan daerah lima tahun kedepan dititik beratkan pada upeya pengembangan pariwisata sebagai basis ekonomi daerah dan Sumber daya manusia yang berkualitas, maka tema pembangunan daerah juga diarahkan untuk mendorong pembangunan kedua hal tersebut. Gambaran roadmap pembangunan lima tahun kedepan dapat dilihat dalam gambar berikut :

Gambar 6.1.

Indikasi Tema Pembangunan Tahun 2016-2021

Tahun pertama RPJMD Tahun 2016-2021, yaitu tahun 2017 merupakan awal proses perwujudan visi pembangunan jangka menegah daerah. Untuk itu tema pembangunan diarahkan untuk mengembangkan idustri pariwisata, menyiapkan sumber daya manusia yang berbudaya dan berkualitas. Pada tahun pertama ini pembangunan difokuskan pada upaya menyiapkan dan meletakkan dasar yang diperlukan pada periode selanjutnya, meliputi : 1. Penyiapan data dan penyusunan dokumen-dokumen perencanaan baik

yang bersifat kebijakan maupun teknis. 2. Penyiapan peraturan-peraturan yang akan menjadi dasar proses

penyelenggaran pembangunan yang telah direncanakan menyesuaikan dinamika perubahan peraturan perundangan.

3. Penyiapan kelembagaan di semua lini dan sektor yang sesuai dengan kebutuhan untuk mendukung pengembangan idustri pariwisata.

4. Pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana pariwisata serta pembangunan infrastruktur dasar.

5. Penyiapan lahan untuk pelaksanaan pembangunan. 6. Penyiapan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan dan

keterampilan yang lebih baik. Pada tahun kedua, diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan

industri pariwisata yang telah dilakukan pada tahun pertama. Pembangunan infrastruktur dasar dan sarana prasarana pariwisata yang perencanaannya telah disiapkan pada tahun pertama mulai dilaksanakan. Pada tahun ini juga masih didorong pemenuhan kebutuhan lahan untuk pelaksanaan pembangunan. Untuk peningkatan kualitas SDM di semu sektor didorong untuk dapat memperluas jangkauan pelatihan dan juge meningkatkan

Mengembangkan

Meningkatkan

Mengoptimalkan

Menguatkan

Memantapkan

VI - 13

kualitas peltihan keterampilan yang diberikan. Pada tahun kedua juga harus terus didorong inovasi dalam pengelollaan daya tarik wisata dalam bentuk event serta promosi pariwisata yang lebih baik. Dari sisi investasi, juga harus didorong kemudahan perijinan dalam berinvestasi serta perlunya dilakukan promosi investasi yang lebih inovatif.

Pada tahun ketiga pembangunan didorong untuk mengoptimalkan kondisi pengelolaan dan industri pariwisata serta kualitas SDM yang telah dicapai pada tahun sebelumnya. Pembangunan infrastruktur dasar masih tetap dilakukan untuk menjamin pemerataan infrastruktur wilayah. Dalam pebngelolan pariwisata telah dapat dilaksankan event-event yang berskala lebih luas dengan jadwal yang lebih jelas dan pasti. Pada tahun ketiga ini diharapkan investasi juga sudah dapat terealiasi sehingga mampu mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Tahun keempat arah pembangunan didorong untuk menguatkan kondisi pengelolaan pariwisata dan penyiapan SDM yang telah dicapai pada tahun ketiga. Infrastrukdur dasar diharapkan sudah tersedia secara memadai.

Tahun kelima atau tahun terakhir diarahkan untuk memantapkankan kondisi industri pariwisata dan sumber daya manusia. Pembangunan diarahkan pada melengkapi kebutuhan sarana-prasaran penunjang untuk meningkatkan layanan di berbagai sektor. Pada tahun terakhir ini diharapkan kondisi pengelolaan pariwisata dan industri pariwisata telah terlaksanan dengan baik dan profesional. Indikator Sumber Daya Manusia juga semakin membaik.

Strategi dan arah kebijakan disusun untuk mencapai tujuan dan

sasaran pembangunan selanjutya diterjemahkan dalam program pembangnan daerah. Program pembangunan daerah dimaknai sebagai interkoneksi antar rogram perangkat daerah yang diarahkan pada sasaran tertentu. Berikut ini rancangan program pembangunan daerah berdasarkan sasaran pembangunan daerah :

VI - 14

Tabel 6.5 Program Pembangunan Daerah

No Misi Tujuan Daerah Indikator Tujuan

Daerah Sasaran Daerah

Indikator Sasaran Daerah

Program Pembangunan Daerah

1 Misi 1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang baik untuk meningkatkan pelayanan publik

Indeks Reformasi Birokrasi

1. Akuntabilitas kinerja pemerintah daerah meningkat

1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP)

1 Program Reformasi Birokrasi

2. Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat

2. Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

2 Program Peningkatan Tata Kelola Keuangan

3. Ketaatan masyarakat terhadap hukum meningkat

3. Indeks ketenteraman dan ketertiban masyarakat

3 Program Peningkatan Kesadaran Hukum

2 Misi 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing

Mewujudkan Peningkatan karakter dan mental sumber daya manusia yang berkualitas

Indeks Pembangunan Manusia

4. Kapasitas Sumber Daya Manusia meningkat

4. Indeks Pembangunan Manusia

4 Program Pengembangan Sumber Daya Manusia

VI - 15

No Misi Tujuan Daerah Indikator Tujuan

Daerah Sasaran Daerah

Indikator Sasaran Daerah

Program Pembangunan Daerah

5. Jumlah penduduk miskin menurun

5. Angka Kemiskinan 5 Program Penanggulangan Kemiskinan

6. Angka Pengangguran Menurun

6. Angka Pengangguran

6 Program Pengurangan Pengangguran

3 Misi 3 Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional

1. Mewujudkan Peningkatan Daya Saing Pariwisata

Jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara

7. Daya Saing Pariwisata Meningkat

7. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara

7 Program Peningkatan Daya Saing Pariwisata

Lama tinggal wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara

8. Lama tinggal wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara

2. Mewujudkan Perlindungan, Pemeliharaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Kebudayaan

Indeks Pelestarian Budaya

8. Pelestarian Budaya Berbasis Pemberdayaan Meningkat

9. Indeks Pelestarian Budaya

8 Program Pelestarian dan Pengembangan Budaya

VI - 16

No Misi Tujuan Daerah Indikator Tujuan

Daerah Sasaran Daerah

Indikator Sasaran Daerah

Program Pembangunan Daerah

4 Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah

Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan pertumbuhan ekonomi daerah

Indeks Infrastruktur wilayah

9. Infrastruktur publik wilayah meningkat

10. Indeks Infrastruktur wilayah

9 Program Pembangunan Infrastruktur

MISI 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yg kondusif

Memperkuat perekonomian berbasis potensi sektor unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif untuk membangun struktur perekonomian daerah yang tangguh

Angka Pertumbuhan Ekonomi

10. Pendapatan Masyarakat Meningkat

11. Pendapatan Perkapita Penduduk

10 Program Pemberdayaan dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat

11. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat

12. Angka Pertumbuhan Ekonomi

11 Program Pembangunan Ekonomi Daerah

12. Ketahanan Pangan meningkat

13. Jumlah desa rawan pangan

12 Program Pemenuhan Kebutuhan Pangan masyarakat

Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan SDA secara berkelanjutan

Mewujudkan pegelolaan SDA sesuai daya dukung dan daya tampung

Indeks Kualitas lingkungan Hidup

13. Kualitas Sumber daya alam dan lingkungan Hidup meningkat

14. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

13 Program Peningkatan Kualitas Lingkungan Hidup

14. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

15 Persentase desa tangguh bencana

14 Program Penaggulangan Bencana

VII - 1

BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN

PROGRAM PERANGKAT DAERAH

Upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan diwujudkan dalam rumusan kebijakan umum sesuai strategi yang yang telah dipilih dan diterjemahkan secara operasional dalam bentuk program pembangunan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah sesuai urusan pemerintahan dan kewenangan daerah. Program- program pembangunan yang disusun telah diarahkan untuk mendukung perwujudan masing-masing misi pembangunan sesuai dengan masing- masing strategi dan arah kebijakan yang telah ditetapkan.

1. Misi1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

Tujuan : Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang baik untuk meningkatkan pelayanan publik

Sasaran : 1. Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Meningkat 2. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Meningkat 3. Ketaatan Masyarakat Terhadap Hukum Meningkat

Program-program pembangunan pada Misi 1 : 1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah 2. Program Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah 3. Program Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana 4. Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Sosial, dan

Budaya 5. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 6. Program Pengangkatan, Pemindahan, dan Pensiun PNS 7. Program Pengelolaan Data dan Pengembangan Pegawai 8. Program Pembinaan dan Kesejahteraan Aparatur 9. Program Optimalisasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah

10. Program Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah 11. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 12. Program Pembinaan Penyelenggaraan Pelayanan Publik 13. Program Peningkatan Kesejahteraan Rakyat 14. Program Peningkatan Pelayanan Terpadu 15. Program Pengendalian Perizinan dan Penanaman Modal 16. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan 17. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil

Kepala Daerah 18. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah 19. Program Pengembangan Otonomi Desa 20. Program Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Kecamatan 21. Program Pembinaan Wilayah 22. Program Penataan, Penguasaan, dan Pengendalian Pertanahan 23. Program Pengelolaan Administrasi Kependudukan 24. Program Pengelolaan Data dan Penyebarluasan Informasi 25. Program Peningkatan Pelayanan Pencatatan Sipil 26. Program Peningkatan Pelayanan Kearsipan 27. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah 28. Program Penelitian dan Pengembangan 29. Program Pengembangan Statistik Daerah 30. Program Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah 31. Program Peningkatan Kualitas Penyusunan APBD 32. Program Peningkatan Kualitas Penatausahaan Keuangan Daerah

VII - 2

33. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Aset Daerah 34. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan

Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah 35. Program Penegakan Peraturan Daerah 36. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan 37. Program Pemeliharaan Keamanan, Ketentraman, Ketertiban, dan

Pencegahan Tindak Kriminal 38. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan dan Penanganan

Konflik Sosial 39. Program Pendidikan Politik, Penguatan Organisasi Politik, dan

Penguatan Organisai Kemasyarakatan dan LSM 40. Program Persandian dan Pengamanan Informasi 41. Program Pembangunan Komunikasi, Informasi dan Media Massa 42. Program Pemanfaatan Data dan Inovasi 43. Program Pengelolaan Pendapatan Pajak Daerah 44. Program Pengembangan Pendapatan Daerah

2. Misi 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya

saing Tujuan : Mewujudkan Peningkatan karakter dan mental sumber daya

manusia yang berkualitas

Sasaran : 1. Kapasitas Sumber Daya Manusia Meningkat 2. Jumlah Penduduk Miskin Menurun 3. Angka Pengangguran Menurun

Program- program pembangunan pada Misi 2 : 1. Program Kesehatan Keluarga 2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat 3. Program Pencegahan Penyakit 4. Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana

Pelayanan Kesehatan 5. Program Peningkatan Sumberdaya Kesehatan 6. Program Pelayanan Jaminan Kesehatan 7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan 8. Program Peningkatan Penyelenggaraan BLUD Puskesmas 9. Program Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit

10. Program Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan 11. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 12. Program Perlindungan Perempuan, Anak, dan Pengarusutamaan

Gender 13. Program Pembinaan Keluarga Berencana dan Sejahtera 14. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 15. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan dan Kewirausahaan

Pemuda 16. Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat 17. Program Pendidikan Dasar SD 18. Program Pendidikan Dasar SMP 19. Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan 20. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan

Perpustakaan 21. Program Peningkatan Rehabilitasi Sosial 22. Program Peningkatan Kesejahteraan Sosial 23. Program Peningkatan Partisipasi dan Keberdayaan Masyarakat

Perdesaan 24. Program Pendidikan Pelatihan Tenaga Kerja 25. Program Peningkatan Kesempatan Kerja 26. Program Perlindungan Ketenagakerjaan

VII - 3

27. Program Pengembangan Transmigrasi

3. Misi 3 Memantapkan Pengelolaan Pariwisata yang Profesional Tujuan : 1. Mewujudkan Peningkatan Daya Saing Pariwisata

2. Mewujudkan Perlindungan, Pemeliharaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Kebudayaan

Sasaran : 1. Daya Saing Pariwisata Meningkat 2. Pelestarian Budaya Berbasis Pemberdayaan Meningkat

Program-program pembangunan pada Misi 3 : 1. Program Peningkatan Pemasaran Pariwisata 2. Program Peningkatan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata 3. Program Peningkatan dan Pengembangan Industri dan

Kelembagaan Pariwisata 4. Program Peningkatan Pelestarian dan Pengembangan Adat, Seni

dan Tradisi 5. Program Peningkatan Pelestarian dan Pengembangan Warisan dan

Nilai Budaya 6. Program Peningkatan Pelestarian Sejarah, Bahasa dan Sastra

4. Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah

Tujuan :Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan pertumbuhan ekonomi daerah

Sasaran : Infrastruktur publik wilayah meningkat

Program- program pembangunan pada Misi 4 : 1. Program Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi dan

Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 2. Program Penyehatan Lingkungan Permukiman 3. Program Peningkatan Kualitas Perumahan dan Kawasan

Permukiman 4. Program Pengelolaan dan Peningkatan pelayanan Rumah Susun 5. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi dan

Jaringan Pengairan Lainnya 6. Program Pelayanan Laboratorium dan Peralatan Berat 7. Program Penyelenggaraan Pembangunan Gedung 8. Program Pengaturan dan pembinaan Penataan Ruang 9. Program Pelaksanaan dan Pengawasan Pertanahan dan Penataan

Ruang 10. Program Pembangunan dan Pembinaan Jaringan Komunikasi Data

dan Informatika 11. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan 12. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum dan Barang 13. Program Uji Kelayakan Sarana Transportasi 14. Program Pengelolaan Perparkiran dan Penerangan Jalan Umum

5. Misi 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim

investasi yang kondusif Tujuan : Memperkuat perekonomian berbasis potensi sektor

unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif untuk membangun struktur perekonomian daerah yang tangguh

Sasaran : 1. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat. 2. Pendapatan masyarakat meningkat. 3. Ketahanan pangan meningkat.

VII - 4

Program- program pembangunan pada Misi 5 : 1. Program Peningkatan, Pengembangan, dan Efisiensi Perdagangan 2. Program Peningkatan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 3. Program Analisis Kebijakan Pembangunan 4. Program Peningkatan Kualitas Pengelolaan UMKM 5. Program Peningkatan Pengelolaan Pasar dan Pembinaan Pedagang 6. Program Peningkatan Kapasitas Koperasi 7. Program Peningkatan Promosi dan Penanaman Modal Daerah 8. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan 9. Program Pengembangan Agribisnis Perikanan 10. Program Pemberdayaan Nelayan 11. Program Peningkatan Agribisnis Pertanian 12. Program Peningkatan Perekonomian dan Sumber Daya Alam 13. Program Peningkatan Produksi Perkebunan dan Hortikultura 14. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan 15. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 16. Program Peningkatan Produksi Peternakan 17. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya

6. Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Tujuan : Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam sesuai daya dukung dan daya tampung

Sasaran : 1. Kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup meningkat

2. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

Program- program pembangunan pada Misi 6 : 1. Program Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup 2. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengembangan Kapasitas

Kelembagaan Lingkungan Hidup 3. Program Peningkatan Pengelolaan Persampahan 4. Program Pengelolaan Sampah Mandiri 5. Program Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemya 6. Program Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 7. Program Kesiapsiagaan, Pencegahan, Mitigasi, dan Penanganan

Bahaya Kebakaran 8. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana Hubungan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program

pembangunan secara lengkap dalam tabel kebijakan umum dan program jangka menengah tahun 2016-2021 pada masing- masing Misi berikut ini:

VII - 5

Tabel 7.1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 1 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan

Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja

Program Perangkat Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab

Kondisi Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 1 Akuntabilitas

kinerja Pemerintah Daerah Meningkat

Peningkatan efektifitas kinerja birokrasi dan layanan publik yang responsif, transparan dan akuntabel

1. Meningkatkan kualitas sistem perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring, evaluasi dan pelaporan pembangunan daerah

Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

B BB Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah

Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana

Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Sosial, dan Budaya

Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Perencanaan Pembangunan Ekonomi

Perencanaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

VII - 6

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan

Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja

Program Perangkat Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab

Kondisi Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11

2. Meningkatkan integritas, profesionalisme dan kompetensi aparatur pemerintah daerah

Pengangkatan, Pemindahan, dan Pensiun PNS

Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan

Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah

Pengelolaan Data dan Pengembangan Pegawai

Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan

Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah

Pembinaan dan kesejahteraan aparatur

Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan

Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan Daerah

Optimalisasi akuntabilitas kinerja pemerintahan daerah

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah (Bagian Organisasi)

Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah (Bag. Pem. Umum)

Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah (Bagian Organisasi)

3. Mengembangkan pelayanan prima dalam pelayanan publik

Pembinaan Penyelenggaraan Pelayanan Publik

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah (Bagian Organisasi)

Persandian dan Pengamanan Informasi

Persandian Dinas Komunikasi dan Informatika

VII - 7

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan

Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja

Program Perangkat Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab

Kondisi Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11

Peningkatan Pelayanan

Terpadu Penanaman Modal

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Pengendalian Perizinan dan Penanaman Modal

Penanaman Modal

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

Pembangunan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

Komunikasi dan Informatika

Dinas Komunikasi dan Informatika

4. Meningkatkan penyusunan, penetapan dan pelaksanaan kerangka regulasi daerah

Penataan Peraturan Perundang-undangan

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah, (Bagian Hukum)

Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala daerah

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah, (Bagian Rumah Tangga dan Protokol)

Peningkatan Kesejahteraan Rakyat

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah, (Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat)

Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah, (Bagian Administrasi . Pemerintahan Umum dan Kerjasama)

VII - 8

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan

Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja

Program Perangkat Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab

Kondisi Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11

Pengembangan Otonomi Desa

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Kecamatan

Kecamatan Kecamatan

Pembinaan Wilayah Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah, (Bagian Administrasi Pemerintahan Umum)

Penataan, Penguasaan, dan Pengendalian Pertanahan

Tata Ruang dan Pertanahan

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Pengelolaan Administrasi Kependudukan

Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Pengelolaan Data dan Penyebarluasan Informasi

Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

VII - 9

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan

Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja

Program Perangkat Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab

Kondisi Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11

Peningkatan Pelayanan Pencatatan Sipil

Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Pemanfaatan Data dan Inovasi

Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Peningkatan Pelayanan Kearsipan

Kearsipan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Peningkatan Kapasitas Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Sekretariat DPRD

Sekretariat DPRD

Penelitian dan Pengembangan

Penelitian dan Pengembangan

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Pengembangan Statistik Daerah

Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika

VII - 10

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan

Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja

Program Perangkat Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab

Kondisi Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 2 Akuntabilitas

pengelolaan keuangan daerah meningkat

Optimalisasi pendapatan daerah, Peningkatan Profesionalisme Pengelolaan Keuangan Daerah, optimalisasi pengeloalaan aset daerah dan kinerja BUMD.

1. Meningkatkan tata kelola keuangan daerah, penatausahaan, pemanfaatan, dan evaluasi serta pelaporan barang/asset daerah yang semakin efisien dan efektif

Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

WTP WTP Peningkatan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah

Keuangan Badan Keuangan dan Aset Daerah

Peningkatan Kualitas Penyusunan APBD

Keuangan Badan Keuangan dan Aset Daerah

Peningkatan Kualitas Penatausahaan Keuangan Daerah

Keuangan Badan Keuangan dan Aset Daerah

Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Aset Daerah

Keuangan Badan Keuangan dan Aset Daerah

Pengelolaan

Pendapatan Pajak Daerah

Keuangan Badan Keuangan dan Aset Daerah

Pengambangan Pendapatan Daerah

Keuangan Badan Keuangan dan Aset Daerah

Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan Kepala Daerah

Inspektorat Inspektorat Daerah

VII - 11

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan

Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja

Program Perangkat Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab

Kondisi Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 7 8 9 10 11 3 Ketaatan

masyarakat terhadap hukum meningkat

Peningkatan Upaya-upaya penegakan Perda dan Optimalisasi Pemberantasan Penyakit Masyarakat

Mengoptimalkan Operasi Penegakan Perda dan Pemberantasan Penyakit Masyarakat Secara Terpadu, serta Peningkatan Kualitas dan Kinerja PPNS

Indeks ketenteraman dan ketertiban masyarakat

19,35 20,43 Penegakan Peraturan Daerah

Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat

Satpol PP

Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan

Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat

Satpol PP

Pemeliharaan Keamanan, Ketentraman, Ketertiban, dan Pencegahan Tindak Kriminal

Ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat

Satpol PP

Pengembangan Wawasan Kebangsaan dan Penanganan Konflik Sosial

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Pendidikan Politik, Penguatan Organisasi Politik, dan Penguatan Organisasi Kemasyarakatan dan LSM

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

VII - 12

Tabel 7.2. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 2 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah Bidang Urusan

PD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Kapasitas

Sumber Daya Manusia Meningkat

1.Penguatan Promotif dan Preventif menuju "Gerakan Masyarakat Sehat"serta Peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan.

1). Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu , bayi, dan status gizi masyarakat

2). Menyediakan dan

meningkatkan infrastruktur layanan kesehatan yang memadai

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

69,01 71,98 Kesehatan Keluarga

Kesehatan Dinas Kesehatan

Perbaikan Gizi Masyarakat

Kesehatan Dinas Kesehatan

Pencegahan Penyakit

Kesehatan Dinas Kesehatan

Pembangunan dan Peningkatan Sarana Prasarana Pelayanan Kesehatan

Kesehatan Dinas Kesehatan

Peningkatan Sumberdaya Kesehatan

Kesehatan Dinas Kesehatan

VII - 13

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah Bidang Urusan

PD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 3). Meningkatkan

mutu pelayanan kesehatan

Pelayanan Jaminan Kesehatan

Kesehatan Dinas Kesehatan

Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Kesehatan Dinas Kesehatan

Peningkatan Penyelenggaraan BLUD Puskesmas

Kesehatan Dinas Kesehatan

Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit

Kesehatan RSUD

Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan

Kesehatan Dinas Kesehatan

4). Meningkatkan gerakan hidup bersih dan sehat

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

Kesehatan Dinas Kesehatan

2. Peningkatan dan penguatan pengarusutama-an gender dalam perumusan kebijakan pembangunan

1) Meningkatkan pemenuhan hak anak serta meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak korban tindak kekerasan

Perlindungan Perempuan, Anak, dan Pengarusutamaan Gender

Pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

VII - 14

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah Bidang Urusan

PD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2) Meningkatkan

kualitas pelayanan keluarga berencana dan keluarga sejahtera

Pembinaan Keluarga Berencana dan Sejahtera

Pengendalian penduduk dan keluarga berencana

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

3. Peningkatan kompetensi dan daya saing generasi muda dan prestasi di bidang olahraga

Meningkatkan kapasitas Pemuda, Lembaga kepemudaan serta pembibitan atlit usia dini

Pembinaan dan pemasyarakatan olahraga

Kepemudaan dan Olahraga

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Peningkatan peran serta kepemudaan dan kewirausahaan pemuda

Kepemudaan dan Olahraga

Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

4. Peningkatan akses dan mutu pendidikan

1).Memantapkan Penerapan SPM menuju Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini sampai Jenjang Pendidikan Dasar

Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

Pendidikan Dasar SD

Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

VII - 15

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah Bidang Urusan

PD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pendidikan Dasar SMP

Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

2) Meningkatkan akses pendidikan bagi semua penduduk

Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan

Pendidikan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga

3) Meningkatkan cakupan Layanan Pendidikan Bagi semua Penduduk

Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

2 Jumlah Penduduk Miskin Menurun

1. Peningkatan pemenuhan kebutuhan dasar penduduk miskin

Mengoptimalkan sistem perlindungan sosial serta keberpihakan kepada penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan disabilitas

Angka Kemiskinan 19,34% 16,52% Peningkatan Rehabilitasi Sosial

Sosial Dinas Sosial

Peningkatan Kesejahteraan Sosial

Sosial Dinas Sosial

2.Pengembangan penghidupan berkelanjutan

Mengembangkan potensi penghidupan berkelanjutan menuju keberdayaan masyarakat

Peningkatan Partisipasi dan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

VII - 16

No Sasaran Daerah

Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(Outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah Bidang Urusan

PD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3 Angka Pengangguran Menurun

Peningkatan kapasitas pencari kerja dan kesempatan kerja

Mengembangkan pelatihan berbasis potensi lokal dan pengembangan lapangan kerja

Angka Pengangguran

1,42% 1,16% Pendidikan Pelatihan Tenaga Kerja

Ketenagakerjaan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Peningkatan Kesempatan Kerja

Ketenagakerjaan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Perlindungan Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Pengembangan Transmigrasi

Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

VII - 17

Tabel 7.3.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 3 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 3 : Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah

Bidang Urusan PD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal 2016

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 Daya saing

pariwisata Meningkat

Peningkatan promosi dan pemasaran pariwisata berbasis ekonomi kreatif, dan peningkatan fasilitas destinasi pariwisata

Mengembangkan event wisata dan budaya skala regional, nasional, dan internasional serta meningkatkan penyebarluasan informasi kepariwisataan, memelihara, merehabilitasi dan membangun destinasi pariwisata

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara danWisatawan Mancanegara

2.815.225 orang

3.780.388 orang

Peningkatan Pemasaran Pariwisata

Pariwisata Dinas Pariwisata

2. Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

1,41 hari 1,61 hari Peningkatan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata

Pariwisata Dinas Pariwisata

Peningkatan dan Pengembangan Industri Pariwisata

Pariwisata Dinas Pariwisata

2 Pelestarian budaya Berbasis Pemberdayaan Masyarakat Meningkat

Perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kekayaan dan keragaman budaya

Meningkatkan kualitas pengelolaan kekayaan dan keragaman budaya

Indeks Pelestarian Budaya

92,24 100 Peningkatan Pelestarian dan Pengembangan Adat, Seni, dan Tradisi

Kebudayaan Dinas Kebudayaan

VII - 18

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah

Bidang Urusan PD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal 2016

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Peningkatan

Pelestarian dan pengembangan Warisan dan Nilai Budaya

Kebudayaan Dinas Kebudayaan

Peningkatan Pelestarian Sejarah, Bahasa dan Sastra

Kebudayaan Dinas Kebudayaan

VII - 19

Tabel 7.4.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 4 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 4 : Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah

Bidang Urusan PD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Infrastruktur publik wilayah meningkat

Peningkatan aksesibilitas, ketersediaan dan pemerataan infrastruktur publik

Meningkatkan pemerataan pembangunan dan revitalisasi infrastruktur wilayah

Indeks Infrastruktur Wilayah

58,14 71,76 Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan jalan dan jembatan

Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman

Penyehatan Lingkungan Permukiman

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman

Peningkatan Kualitas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman

Pengelolaan dan peningkatan Pelayanan Rumah Susun

Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman

VII - 20

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah

Bidang Urusan PD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi dan jaringan pengairan lainnya

Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman

Penyelenggaraan Pembangunan Gedung

Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman

Pelayanan Laboratorium dan Peralatan berat

Pekerjaan Umum

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman

Pelaksanaan dan Pengawasan Pertanahan dan Penataan Ruang

Pertanahan dan Penataan Ruang

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Pengaturan dan Pembinaan Penataan Ruang

Penataan Ruang

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Pembangunan dan Pembinaan Jaringan Komunikasi Data dan Informatika

Komunikasi dan Informattika

Dinas Komunikasi dan Informatika

VII - 21

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program

Perangkat Daerah

Bidang Urusan PD Penanggung

Jawab Kondisi

Awal 2015

Kondisi Akhir 2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pengembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan

Perhubungan Dinas Perhubungan

Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum dan Barang

Perhubungan Dinas Perhubungan

Uji kelayakan sarana transportasi

Perhubungan Dinas Perhubungan

Pengelolaan Perparkiran dan Penerangan Jalan Umum

Perhubungan Dinas Perhubungan

VII - 22

Tabel 7.5. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 5 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 5: Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program Perangkat

Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat

1. Peningkatan produktivitas industri dan perdagangan sebagai penggerak perekonomian daerah.

1. Mengembangkan industri, perdagangan, dan koperasi untuk mendukung sektor pariwisata

Angka pertumbuhan ekonomi

4,89 4,91 Peningkatan, Pengembangan, dan Efisiensi Perdagangan

Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Peningkatan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah

Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan

2. Peningkatan kepastian investasi dan iklim usaha yang kondusif

2. Meningkatkan promosi investasi dan optimalisasi pelayanan terpadu satu pintu

Analisis Kebijakan Pembangunan

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah

Peningkatan Kualitas Pengelolaan UMKM

Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Peningkatan Pengelolaan Pasar dan Pembinaan Pedagang

Perdagangan Dinas Perindustrian dan Perdaganagn

VII - 23

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program Perangkat

Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Peningkatan Kapasitas Koperasi

Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah

Peningkatan Promosi dan Penanaman Modal Daerah

Penanaman Modal

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

2 Pendapatan masyarakat meningkat

Peningkatan produktivitas masyarakat

Mengembangkan agribisnis pertanian

Pendapatan Perkapita Penduduk

18,42 juta 22,95 juta Peningkatan Agribisnis Pertanian

Pertanian

Dinas Pertanian dan Pangan

Peningkatan Kualitas Penyuluhan

Pertanian

Dinas Pertanian dan Pangan

Pengembangan Agribisnis Perikanan

Kelautan dan Perikanan

Dinas Pertanian dan Pangan

Pemberdayaan Nelayan

Kelautan dan Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan

Peningkatan Perekonomian dan Sumber Daya Alam

Sekretariat Daerah

Sekretariat Daerah,

VII - 24

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program Perangkat

Daerah

Bidang Urusan

PD Penanggung

Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3 Ketahanan Pangan Meningkat

Penurunan kerawanan pangan, peningkatan ketahanan pangan menuju kemandirian dan kedaulatan pangan

Memantapkan cadangan pangan, meningkatkan produksi, stabilisasi pasokan dan akses bahan pangan, serta memperbaiki pola konsumsi pangan masyarakat

Jumlah desa rawan pangan

7 desa 4 desa Peningkatan Ketahanan Pangan

Pangan Dinas Pertanian dan Pangan

Peningkatan produksi tanaman pangan

Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan

Peningkatan produksi perikanan budidaya

Kelautan dan Perikanan

Dinas Kelautan dan Perikanan

Peningkatan produksi peternakan

Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan

Peningkatan produksi perkebunan dan hortikultura

Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan

VII - 25

Tabel 7.6.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 6 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 6 : Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program Perangkat

Daerah Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup meningkat

Peningkatan pelestarian fungsi lingkungan hidup menuju pembangunan yang berkelanjutan

Meningkatkan Nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

50,47 55,47 Pengendalian pencemaran dan pengembangan kapasitas kelembagaan lingkungan hidup

Lingkungan hidup

Dinas Lingkungan Hidup

Pengendalian pelaksanaan kebijakan lingkungan hidup

Lingkungan hidup

Dinas Lingkungan Hidup

Peningkatan Pengelolaan Persampahan

Lingkungan hidup

Dinas Lingkungan Hidup

Pengelolaan Sampah Mandiri

Lingkungan hidup

Dinas Lingkungan Hidup

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya

Lingkungan hidup

Dinas Lingkungan Hidup

Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Lingkungan hidup

Dinas Lingkungan Hidup

VII - 26

No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Indikator Kinerja Sasaran Daerah

(outcome)

Capaian Kinerja Program Perangkat

Daerah Bidang Urusan

PD Penanggung Jawab Kondisi Awal

2016 Kondisi Akhir

2021

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2 Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

Peningkatan kesiapsiagaan dan ketahanan dalam menghadapi bencana

Meningkatkan Jumlah Desa Tangguh Bencana (Destana)

Persentase desa tangguh bencana

58,70 91,30 Kesiapsiagaan, pencegahan, mitigasi, dan penanganan bahaya kebakaran

Penanggulangan Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

Pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana

Penanggulangan Bencana

Badan Penanggulangan Bencana Daerah

VII - 27

Upaya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan diwujudkan dalam bentuk rencana program prioritas pembangunan yang disertai kebutuhan pendanaan indikatif. Program- program prioritas juga disusun untuk pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pelayanan Perangkat Daerah (PD) dalam melaksanakan ususan pemerintahan daerah. Pagu indikatif menunjukkan perkiraan dan perhitungan kebutuhan pendanaan untuk penyusunan dan penyelenggaraan program pembangunan prioritas tersebut. Pagu indikatif yang ditetapkan untuk mencapai sasaran program (outcome) hanya merupakan potensi pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Gunungkidul saja sesuai dengan proyeksi keuangan selama lima tahun masa RPJMD Tahun 2016-2021. Meskipun sebenarnya dalam upaya pencapaian target sasaran tersebut juga perlu dukungan pendanaan dari sumber- suber yang lain, baik APBN, APBD DIY, APBDesa, dan bahkan dari pihak swasta dan masyarakat.

Dalam rangka optimalisasi penggunaan potensi keuangan daerah, maka setelah dilakukan penghitungan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka alokasi dana diarahkan sesuai dengan prioritas daerah antara lain : Prioritas I merupakan program pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan Kepala daerah sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen). Selain itu juga ketentuan pemenuhan anggaran kesehatan minimal 10 % (sepuluh persen), alokasi anggaran untuk Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar minimal 10 % (sepuluh persen) dari total Dana Perimbangan dikurangi DAK. Prioritas II merupakan program prioritas OPD yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan dan merupakan program/kegiatan unggulan Perangkat Daerah (PD) yang paling berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan layanan dasar serta tugas dan fungsi Perangkat Daerah (PD) termasuk peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu. Prioritas III merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga.

Penentuan prioritas tersebut selanjutnya akan mendasari dalam penyusunan pagu indikatif program sebagaimana diamanatkan dalam Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Sebagaimana arahan Presiden Republik Indonesia pada sidang Kabinet pada tanggal 10 Februari 2016, bahwa penyusunan perencanaan dan penganggaran harus merubah dari paradigma “money follow function” menjadi “money follow program”. Hal ini berarti bahwa pengalokasian anggaran atau dana tidak lagi sekedar mengikuti fungsi struktur kelembagaan yang ada, tetapi anggaran harus dioptimalkan untuk mendukung pencapaian program-program prioritas yang terkait langsung dengan pencapaian visi misi dan pelayanan masyarakat. Konsep “money follow function” selama ini mengandung kelemahan, anggaran justru diorientasikan untuk membiayai fungsi atau organisasi birokrasi yang mahal untuk menjalankan kegiatannya. Akibatnya program-program strategis dan prioritas belum mendapatkan porsi anggaran yang memadai sebagai program unggulan daerah.

Ada beberapa kendala yang menyebabkan penyusunan pagu indikatif tidak bisa secara ideal dilakukan, sehingga konsep “money follow program” belum mampu diaplikasikan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal antara lain :

1) Banyaknya kewajiban dari Pemerintah Pusat yang harus dipenuhi oleh daerah dalam bentuk belanja wajib dan diarahkan, seperti : pemenuhan kewajiban alokasi dana untuk bidang pendidikan minimal 20%, bidang kesehatan 10%, Alokasi Dana Desa (ADD) minimal 10% dari Total dana

VII - 28

perimbangan dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK). Kondisi tersebut menyebabkan sangat terbatasnya potensi dana yang bisa diarahkan secara ideal untuk mendanai program-program prioritas daerah.

2) Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan salah satu potensi dana yang besarannya cukup signifikan untuk mendanai program-program pembangunan di Kabupaten Gunungkidul. Sesuai dengan petunjuk teknis dari kementerian, maka Dana DAK tersebut harus dijabarkan sesuai bidang-bidang DAK dan melekat pada Perangkat Daerah masing-masing. Konsekuensinya dana tersebut harus dijabarkan ke PD pengampu DAK masing-masing, meskipun belum tentu menjadi program prioritas daerah. Terlebih lagi dalam perjalanan dana DAK terkadang harus mengalami “self blocking”, sehingga dana yang ada mengalami pemotongan dan berdampak pada penurunan capaian target kinerja.

3) Potensi dana yang bisa cukup leluasa diarahkan untuk pendanaan program prioritas bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi Umum (DAU), namun jumlahnya tidak terlalu signifikan untuk mendesain pagu indikatif secara ideal. PAD Kabupaten Gunungkidul hanya berkontribusi sebesar +12% dari total pendapatan daerah. Sedangkan DAU sebagai sumber keuangan yang paling dominan pada struktur keuangan daerah, namun peruntukannya masih sebagian besar terserap untuk memenuhi kewajiban pemenuhan Belanja Pegawai.

Namun demikian penyusunan pagu indikatif tersebut tetap diupayakan mengacu ketentuan yang ada, namun karena berbagai keterbatasan tersebut ada beberapa kebijakan daerah yang harus dilakukan untuk mensikapinya sehingga diperoleh solusi yang lebih realistis dan rasional. Secara umum beberapa pertimbangan yang dipergunakan sebagai penghitung pagu indikatif antara lain : pemenuhan kewajiban belanja wajib mengikat, prioritas-prioritas daerah terkait pencapaian visi misi jangka menengah, belanja untuk membiayai urusan wajib bersifat pelayanan dasar, dan belanja-belanja prioritas yang sifatnya mendukung pencapaian kinerja daerah.

Sebelum disajikan rencana program dan kerangka pendanaan program perangkat daerah tahun tahun 2017-2021, sesuai dengan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 050/795/Sj, tanggal 4 Maret 2016 tentang Penyusunan RPJMD dan RKPD 2017, disebutkan pada poin b bahwa bagi daerah yang periodisasi RPJMD-nya berakhir pada tahun 2015, maka daerah tersebut dalam penyusunan RPJMD Tahun 2016-2021, selain memuat perencanaan pembangunan sampai dengan tahun 2021, juga harus memasukkan program Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016. Untuk itu berikut ini disajikan program pada RKPD Tahun 2016 :

Tabel 7.7 Program Pembangunan Tahun 2016

No. Nama Program Anggaran

(Rp) Perangkat

Daerah (PD)

1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

49,021,164,050 Semua PD

2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

22,976,219,050 Semua PD

3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 900,168,000 Semua PD

4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

1,205,587,500 Semua PD

5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

2,923,577,400 Semua PD

6 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

6,447,899,150 Semua PD

7 Program Peningkatan Kualitas Perencanaan 2,348,495,200 Semua PD

8 Program Pendidikan Anak Usia Dini 4,219,629,400 Dikpora

9 Program Pendidikan Dasar SD 20,382,668,950 Dikpora

10 Program Pendidikan Dasar SMP 13,340,595,200 Dikpora

VII - 29

No. Nama Program Anggaran

(Rp) Perangkat

Daerah (PD)

11 Program Pendidikan Menengah 2,670,354,600 Dikpora

12 Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Tingkat SD

281,594,600 Dikpora

13 Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Tingkat SMP

159,173,000 Dikpora

14 Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Tingkat Menengah

182,960,000 Dikpora

15 Program Pendidikan Non Formal 3,583,705,500 Dikpora

16 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 5,253,682,500 Dikpora

17 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 4,716,975,000 Dinkes

18 Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan perorangan

358,737,500 Dinkes

19 Program Kesehatan Ibu 96,075,000 Dinkes

20 Program Kesehatan Bayi dan Anak 114,337,500 Dinkes

21 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat

963,435,000 Dinkes

22 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1,100,113,000 Dinkes

23 Program Pencegahan Penyakit 140,170,000 Dinkes

24 Program Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit Menular

723,120,000 Dinkes

25 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 401,382,500 Dinkes

26 Program Pengawasan Makanan dan Bahan Berbahaya

87,457,500 Dinkes

27 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Pelayanan Kesehatan

14,758,616,310 Dinkes

28 Program Pelayanan Jaminan Kesehatan 6,597,237,000 Dinkes

29 Program Peningkatan Mutu Layanan Kesehatan

341,282,500 Dinkes

30 Program Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan

415,200,000 Dinkes

31 Program Peningkatan BLUD Puskesmas 38,247,731,879 Dinkes

32 Program Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit

73,237,205,690 Dinkes/RSUD

33 Program Pembangunan, Peningkatan dan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan

66,923,645,000 Dinas PU

34 Program Pembangunan dan Rehabiltasi Saluran Drainase/Gorong-gorong

709,670,000 Dinas PU

35 Program Pembangunan dan Rehabilitasi Turap/Talud/Bronjong

508,650,000 Dinas PU

36 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya

13,136,055,000 Dinas PU

37 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum

4,494,025,000 Dinas PU

38 Program Lingkungan Sehat Perumahan 2,802,510,000 Dinas PU

39 Program Pengendalian Banjir 454,260,000 Dinas PU

40 Program Penyelenggaraan Penerbitan Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK)

43,600,000 Dinas PU

41 Program Pengelolaan Persampahan dan Kebersihan

2,299,168,300 Dinas PU

42 Program Peningkatan Bangunan Gedung Pemerintah

21,269,947,500 Dinas PU

43 Program Peningkatan Kinerja UPT Bengkel dan Laboratorium

283,650,000 Dinas PU

44 Program Penataan Rumah dan Permukiman

72,875,000 Dinas PU

45 Program Penataan Ruang 249,992,500 Dinas PU

VII - 30

No. Nama Program Anggaran

(Rp) Perangkat

Daerah (PD)

46 Program Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana

907,749,000 Bappeda

47 Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Sosial, dan Budaya

461,507,900 Bappeda

48 Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi

592,413,200 Bappeda

49 Program Perencanaan Pembangunan Daerah

708,740,000 Bappeda statren

50 Program Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah

294,381,000 Bappeda Litbangdal

51 Program Penelitian dan Pengembangan 182,275,500 Bappeda

52 Program Optimalisasi Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan

824,230,000 Dishubkominfo

53 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum dan Barang

6,754,104,500 Dishubkominfo

54 Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan

306,100,000 Dishubkominfo

55 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu Lintas

1,702,207,500 Dishubkominfo

56 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan

254,205,000 Kapedal

57 Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

701,075,800 Kapedal

58 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam

449,697,750 Kapedal

59 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup

17,765,000 Kapedal

60 Program Peningkatan Pengendalian Polusi 219,007,500 Kapedal

61 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

1,684,403,500 Kapedal

62 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

21,023,017,500 Setda

63 Program Penyelesaian Konflik-konflik Pertanahan

11,551,000 Setda

64 Program Penataan Administrasi Kependudukan

1,055,364,200 Dukcapil

65 Program Peningkatan Pelayanan Pencatatan Sipil

350,457,300 Dukcapil

66 Program Pengelolaan Data dan Penyebarluasan Informasi

498,666,400 Dukcapil

67 Program Peningkatan Kualitas dan Perlindungan Anak

128,620,000 BPMPKB

68 Program Penguatan Pengarusutamaan Gender

379,310,000 BPMPKB

69 Program Penguatan Perlindungan Perempuan

49,942,500 BPMPKB

70 Program Keluarga Berencana 1,100,637,250 BPMPKB

71 Program Pelayanan Kontrasepsi 34,640,000 BPMPKB

72 Program Pemberdayaan Fakir Miskin 758,907,500 Dinsosnakertrans

73 Program Pembinaan dan Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)

1,190,523,000 Dinsosnakertrans

74 Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

258,175,000 Dinsosnakertrans

75 Program Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemasyarakatan

2,917,757,500 Dinsosnakertrans

76 Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial 821,275,000 Dinsosnakertrans

77 Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas tenaga Kerja

637,275,000 Dinsosnakertrans

78 Program Peningkatan Kesempatan Kerja 4,080,180,000 Dinsosnakertrans

VII - 31

No. Nama Program Anggaran

(Rp) Perangkat

Daerah (PD)

79 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan

273,701,000 Dinsosnakertrans

80 Program Pengembangan Kewirausahaan, Keunggulan Kompetitif dan Sistem Pendukung Usaha Koperasi dan UMKM

93,785,000 Disperindagkop ESDM

81 Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi

585,401,500 Disperindagkop ESDM

82 Program Peningkatan Pelayanan Terpadu 136,540,000 KPMPT

83 Program Peningkatan Promosi, dan Investasi Daerah

192,000,000 KPMPT

84 Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan

2,176,951,500 Dikpora

85 Program Peningkatan Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup Pemuda

363,750,000 Dikpora

86 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga

4,788,182,500 Dikpora

87 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

6,000,000 Dikpora

88 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan

1,943,855,000 Sat Pol PP

89 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal

259,657,500 Sat Pol PP

90 Program Penegakan Peraturan Daerah 110,920,000 Sat Pol PP

91 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana

517,910,000 BPBD

92 Program Kesiapsiagaan, Pencegahan, Mitigasi dan Penanganan Bahaya Kebakaran

378,540,000 BPBD

93 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan

377,862,000 Kesbangpol

94 Program Penanganan Gangguan dan Konflik Sosial

454,072,500 Kesbangpol

95 Program Pendidikan Politik Masyarakat 184,927,500 Kesbangpol

96 Program Penguatan Ormas dan LSM 67,670,000 Kesbangpol

97 Program Peningkatan Ketenteraman, Ketertiban, dan Kenyamanan Lingkungan

622,896,000 Sat Pol PP

98 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga DPRD

23,967,514,750 Setwan

99 Program Pengembangan Otonomi Daerah 1,288,729,250 Setda

100 Program Optimalisasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah

243,215,000 Setda Bag. Orgn

101 Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

389,300,000 Setda Bagian Organisasi

102 Program Peningkatan Kinerja Penyelenggara Pelayanan Publik

170,205,000 Setda Bagian Organisasi

103 Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

843,477,500 Setda Bag Hukum

104 Program Peningkatan Keterbukaan Informasi Publik

456,341,800 Setda Bagian Humas dan Protokol

105 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah

753,433,500 Setda Bagian Humas dan Protokol

106 Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah

270,217,350 Setda

107 Program Pengembangan Otonomi Desa 2,092,632,900 Setda Bag. Pemdes

108 Program Analisis Kebijakan Pembangunan 263,715,000 Setda Bag. AP

109 Program Peningkatan Perekonomian dan Sumber Daya Alam

300,735,000 Setda

110 Program Peningkatan Kesejahteraan Rakyat 1,477,799,000 Setda

111 Program Peningkatan Wawasan Nasionalisme dan Kedaerahan

845,565,000 Setda

VII - 32

No. Nama Program Anggaran

(Rp) Perangkat

Daerah (PD)

112 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan KDH

1,197,767,500 Inspektorat

113 Program Optimalisasi Kinerja Perekonomian Daerah

173,586,500 Setda

114 Program Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

942,939,500 DPPKAD Akuntansi

115 Program Peningkatan Kualitas Penyusunan APBD

933,155,000

116 Program Peningkatan Kualitas Penatausahaan Keuangan Daerah

1,312,617,000 DPPKAD Perbend

117 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Aset Daerah

1,028,182,500 DPPKAD Aset

118 Program Peningkatan Pendapatan Asli Daerah

3,667,401,500

119 Program Peningkatan Kapasitas Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan dan Desa

678,061,500 Semua Kecamatan

120 Program Pembinaan dan Kesejahteraan Aparatur

2,900,439,000 BKD

121 Program Pengelolaan Data dan Pengembangan Pegawai

1,162,815,000 BKD

122 Program Pengangkatan, Pemindahan, dan Pensiun PNS

706,982,900 BKD

123 Program Pendidikan Kedinasan 879,130,000 BKD

124 Program Pengembangan Agribisnis Terpadu 343,012,500 TPH

125 Program Peningkatan Ketahanan Pangan 348,275,000 TPH

126 Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan 1,541,990,000 TPH

127 Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan

689,768,500 BPMPKB

128 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Pedesaan

177,127,500 BPMPKB

129 Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa

650,010,000 BPMPKB

130 Program Peningkatan Partisipasi dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

628,673,500 Semua Kecamatan

131 Program Pengembangan Statistik Daerah 274,866,500 Bappeda

132 Program Perbaikan Sistem Administrasi dan Peningkatan Pelayanan Kearsipan

295,200,000 KPAD

133 Program Pembangunan Komunikasi, Informasi dan Media Massa

1,296,725,000 Dishubkominfo

134 Program Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi

10,755,000 Dishubkominfo

135 Program Kerjasama Informasi dengan Mas Media

321,180,000 Dishubkominfo

136 Program Pengembangan Pos dan Telekomunikasi

102,675,000 Dishubkominfo

137 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan

565,719,000 KPAD

138 Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura

4,821,010,000 TPH

139 Program Pengembangan Agribisnis, Tanaman Pangan dan Hortikultura

130,040,000 TPH

140 Program Peningkatan Produksi Peternakan 1,556,887,000 Disnak

141 Program Pengembangan Agribisnis Peternakan

189,071,900 Disnak

142 Program Pengembangan Agribisnis Perkebunan

113,797,500 Dishutbun

143 Program Peningkatan Produksi Perkebunan 1,019,675,850 Dishutbun

144 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 721,305,500 Dishutbun

145 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan

90,502,500 Dishutbun

VII - 33

No. Nama Program Anggaran

(Rp) Perangkat

Daerah (PD)

146 Program Pengembangan Agrobisnis Kehutanan

514,735,000 Dishutbun

147 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata

1,083,502,500 Disbudpar

148 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata

8,547,170,000 Disbudpar

149 Program Pengembangan Kemitraan 263,870,000 Disbudpar

150 Program Pengembangan Agribisnis Perikanan

1,126,972,500 DKP

151 Program Pemberdayaan Nelayan dan Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan

1,345,747,500 DKP

152 Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya

718,020,000 DKP

153 Program Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengawasan dan Pengendalian Sumber Daya Kelautan

54,435,000 DKP

154 Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan Asongan

146,277,500 KP Pasar

155 Program Peningkatan Sarana Prasarana Perdagangan dan Pengelolaan Pasar

7,653,202,300 KP Pasar

156 Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor

293,902,500 Disperindagkop ESDM

157 Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri

2,277,267,500 Disperindagkop ESDM

158 Program Pengembangan Industri Kecil Menengah

1,159,114,000 Disperindagkop ESDM

159 Program Pengembangan Transmigrasi 556,695,000 Dinsosnakertrans

JUMLAH 546,910,521,079

Selanjutnya, berikut ini disajikan rencana program prioritas disertai kebutuhan pendanaan selama 5 (lima) tahun ke depan :

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1. Urusan wajib

pelayanan dasar1.01. Pendidikan

Pembinaan dan

pemasyarakatan

olahraga

Jumlah prestasi

olahraga di tingkat

provinsi, regional,

nasional dan

internasional

Jumlah Prestasi

Olahraga di tingkat

Nasional dan

Internasional

prestasi 10 10 3,500,104,000 10 4,259,957,600 10 4,572,272,500 10 4,625,350,500 10 4,666,365,000 50 21,624,049,600 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

Peningkatan peran

serta kepemudaan

dan kewirausahaan

pemuda

Jumlah pemuda yang

berprestasi non

akademis di tingkat

provinsi, regional,

nasional dan

internasional.

Jumlah pemuda

yang berprestasi non

akademis di tingkat

provinsi

orang 18 3 3,169,667,500 3 3,043,347,520 3 2,281,951,500 3 2,350,250,000 3 2,388,500,000 15 13,233,716,520 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

Pendidikan Anak

Usia Dini dan

Pendidikan

Masyarakat

Persentase PAUD

yang memenuhi

Standar Nasional

Pendidikan.

Persentase peringkat

akreditasi lembaga

PAUD meningkat

persen 17% 19% 7,415,524,200 21% 9,266,754,700 24% 4,379,414,850 27% 4,379,414,850 29% 4,379,414,850 29% 29,820,523,450 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

Persentase kelulusan

Anak Putus Sekolah

yang Terlayani dalam

Pendidikan

Kesetaraan.

persen 59% 67% 75% 83% 2,825,084,300 92% 2,911,904,500 100% 2,998,120,900 100% 8,735,109,700 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

Pendidikan Dasar SD Persentase SD yang

memenuhi Standar

Nasional Pendidikan.

Angka partisipasi

murni SD

persen 3.79 4 59,838,647,819 4.21 17,519,430,460 4.43 26,743,284,816 4.64 26,798,915,417 4.83 26,824,546,018 4.83 157,724,824,530 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

Angka Partisipasi

Murni (APM) usia SD

90.4 90.5 90.6 90.7 90.8 90.9 90,90 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

Pendidikan Dasar

SMP

Persentase SMP yang

memenuhi Standar

Nasional Pendidikan.

persen 9.01 11.71 42,443,953,454 14.41 16,901,200,500 17.12 5,895,050,000 18.92 5,899,007,000 21.62 5,998,750,100 21,62 77,137,961,054 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

Angka partisipasi

murni (APM) usia SMP

79.97 80 80.05 80.1 80.15 80.2 80,20 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

Peningkatan Kualitas

Tenaga Kependidikan

Persentase guru

PAUD yang

Bersertifikat

persentase

peningkatan

akreditasi lembaga

PAUD meningkat

persen 63.43 66.99 2,453,614,000 68.77 3,841,457,500 69.46 993,567,200 71.25 99,500,500 73.03 99,880,850 73.03 7,488,020,050 Dinas Pendidikan,

Pemuda dan

Olahraga

1.02. Kesehatan

Kesehatan Keluarga Jumlah Kematian Ibu cakupan ibu hamil

dengan K4

kasus 5 5 1,538,159,500 5 1,552,727,000 52,865,495,000.00

43,013,020,000.00

43,336,455,157.00

4 12,305,856,657 Dinas Kesehatan

Angka Kematian Bayi

(AKB)

8 8 7.5 7.5 7,2 7 7 Dinas Kesehatan

Perbaikan Gizi

Masyarakat

Presentasi balita

wasting (kurus dan

sangat kurus)

pravelensi wasting

(sangkat kurus dan

kurus)

persen 3.19 3.00 1,584,476,000 2.80 1,074,488,400 2.80 2,932,759,280.00 2.30 3,226,035,208.00 1.60 3,548,638,728.80 1.60% 12,366,397,617 Dinas Kesehatan

Pencegahan Penyakit Angka keberhasilan

pengobatan TBC

persentase

pemenuhan

kebutuhan

pengendalian

penyakit menular

persen 85 86 2,307,902,000 87 4,351,577,500 88 2,006,602,369.00 89 2,106,932,487.00 90 2,212,279,112.00 90.00% 12,985,293,468 Dinas Kesehatan

Prevalensi penderita

Hipertensi yang

berkunjung ke

puskesmas

persen 17 17 16.60 16.20 1,200,000,000.00 15.80 1,350,000,000.00 15 1,423,000,000.00 15.00% 3,973,000,000 Dinas Kesehatan

Pembangunan dan

Peningkatan Sarana

dan Prasarana

Pelayanan Kesehatan

Persentase Cakupan

kunjungan rawat

jalan dan rawat inap

di sarana pelayanan

kesehatan

cakupan penduduk

yang terlayani

fasilitas kesehatan

tingkat pertama

persen 77 79 27,025,739,100 81 15,904,217,500 83 35,031,503,931.00 84 34,918,141,989.79 85 55,940,156,229.00 85.00% 168,819,758,750 Dinas Kesehatan

Peningkatan

Sumberdaya

Kesehatan

Persentase

ketersediaan obat

generik esensial dan

vaksin di Puskesmas

persen 92.30 92.30 4,828,753,017 92.40 6,592,282,500 92.50 6,157,976,265.00 92.60 6,465,875,078.00 92.70 6,789,168,832.00 92.70% 30,834,055,692 Dinas Kesehatan

Tabel 7.8INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN TAHUN 2016-2021

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

VII - 34

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Pelayanan Jaminan

Kesehatan

Persentase Pelayanan

Kesehatan

masyarakat Peserta

jaminan Kesehatan

dalam Sistem

Jaminan Sosial

Nasional (SJSN)

Kesehatan

persentase

penduduk menjadi

peserta jaminan

kesehatan nasional

persen 75.97 75.97 124,670,000 80.00 72,290,000 85.00 100,000,000.00 90.00 120,000,000.00 95.00 135,000,000.00 95.00% 551,960,000 Dinas Kesehatan

Peningkatan

Pelayanan Kesehatan

Persentase

Puskesmas yang

terakreditasi

pelayanan

kegawatdaruratan di

gunungkidul

persen 33.30 66.00% 2,250,002,400 100 2,615,860,000 100 871,498,688.00 100 915,073,622.00 100 960,827,303.00 100% 7,613,262,013 Dinas Kesehatan

Peningkatan

Penyelenggaraan

BLUD Puskesmas

Indeks kepuasan

masyarakat terhadap

pelayanan kesehatan

Puskesmas

persentase

pemenuhan

kebutuhan program

peningkatan BLUD

puskesmas

Indeks 77 78,60 68,987,373,047 80,20 60,365,574,168 81,80 40,100,000,000.00 83,40 45,305,000,000.00 85 48,620,250,000.00 85 263,378,197,215 Dinas Kesehatan

Peningkatan

Pelayanan

Laboratorium

Kesehatan

Persentase

penyelesaian

Pemeriksaan LAB

sesuai standard

waktu

hasil pemeriksaan

laboraturium

kualitas air keluar di

bawah 10 hari

persen 60.00 68.00 428,387,500 76.00 404,200,000 84 523,014,975.00 92.00 549,165,724.00 100.00 576,624,010.00 100.00% 2,481,392,209 Dinas Kesehatan

Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan

Masyarakat

Persentase IKS

(Indikator Keluarga

Sehat)

Cakupan PHBS

tatanan rumah

tangga

persen 24 30 5,780,243,980 31 3,085,636,000 33 2,047,295,800.00 35 2,252,025,380.00 36 2,477,227,918.00 15,642,429,078 Dinas Kesehatan

Pelayanan Kesehatan

BLUD Rumah Sakit

Indek kepuasan

pelayanan kesehatan

RSUD

cakupan layanan

pasien rumah sakit

Indeks 77.52 75 74,901,065,470 77.6 58,398,741,000 77.9 60,700,000,000.00 78 65,600,000,000.00 79 75,800,000,000.00 79 335,399,806,470 RSUD Wonosari

Indeks Keselamatan

pasien

Indeks 82.74 100 100 100 100 100 100 - RSUD Wonosari

-

1.03. Pekerjaan Umum -

Pembangunan,

Peningkatan,

Rehabilitasi dan

Pemeliharaan jalan

dan jembatan

Persentase Panjang

jalan kabupaten

dalam kondisi baik

Bertambahnya

jumlah jembatan

dan panjang jalan

dalam kondisi baik

persen 68.34% 40 146,081,312,015 45 95,006,770,000 50 110,962,064,900 55 114,615,782,519 60 105,391,090,654 60 572,057,020,089 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Persentase jembatan

dalam kondisi baik

persen 68.34% 95.34% 96.51% 97.67% 98.83% 100% 100% - Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Penyehatan

Lingkungan

Permukiman

Persentase cakupan

rumah tangga yang

memiliki akses sistem

pengelolaan air

limbah

persen 49.11% 70% 13,178,072,300 75% 18,231,180,000 100% 19,616,749,680 100% 21,107,622,656 100% 22,711,801,978 100% 94,845,426,613 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Persentase terlayani

air minum layak

persen 73% 79% 83% 100% 100% 100% 100% - Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Peningkatan Kualitas

Perumahan dan

Kawasan

Permukiman

Persentase luas

kawasan kumuh

tertangani

Jumlah data rumah

tidak layak huni

tervalidasi

persen NA 35% 18,952,538,799 65% 1,634,200,000 100% 1,758,399,200 100% 1,892,037,539 100% 2,035,832,392 100% 26,273,007,930 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Persentase Rumah

Tidak Layak Huni

(RTLH) Tertangani

persen 10.40 22.01 32.34 43.95 59.43 71.04 - Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Persentase Kawasan

Perumahan Formal

yang tertangani

persen 20

(3 unit)

40

(6 unit)

60

(9 unit)

80

(12 unit)

100

(15 unit)

100

(15 unit)

- Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Pengelolaan dan

Peningkatan

Pelayanan Rumah

Susun

Indeks Kepuasan

Masyarakat Penghuni

Rumah Susun

Indeks NA 70 363,525,000 72 620,485,000 74 667,641,860 76 718,382,641 80 772,979,722 80 3,143,014,223 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

VII - 35

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Tingkat Hunian

Rumah Susun

persen NA 43.87% 50% 75% 80% 100% 100% - Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Pengembangan dan

pengelolaan jaringan

irigasi dan jaringan

pengairan lainnya

Persentase tertangani

infrastruktur irigasi

Persentase

ketersediaan air

untuk lahan

pertanian secara

kontinyu

persen 64% 72% 21,748,288,000 74 11,895,485,000 76 8,188,958,216 78 8,598,406,127 80 9,028,326,433 80 59,459,463,776 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Pelayanan

Laboratorium dan

Peralatan berat

Persentase kondisi

peralatan berat dan

Laboratorium

berfungsi baik

Meningkatnya

pelayanan UPT

laboratorium dan

alat berat

persen 70% 70% 333,825,000 75% 850,825,000 80% 347,287,500 85% 364,651,875 90 382,884,469 90 2,279,473,844 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

Penyelenggaraan

Pembangunan

Gedung

Persentase keandalan

bangunan gedung

pemerintahan

persen 80% 82% 46,119,332,000 84 37,618,745,000 86 49,717,237,500 88 51,203,099,375 90 58,813,254,343 90 243,471,668,218 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Rakyat dan

Kawasan

Pemukiman

-

1.05. Ketentraman,

Ketertiban Umum

dan Perlindungan

Masyarakat

-

Penegakan Peraturan

Daerah

Persentase penegakan

peraturan

perundangan yang

mengandung sanksi

Pidana

persen 60 60 252,182,500 65 246,090,000 70 308,550,000 75 339,405,000 80 373,345,500 80 1,519,573,000 Satuan Polisi

Pamong Praja

Peningkatan

Keamanan dan

Kenyamanan

Lingkungan

Persentase jumlah

anggota satuan

Linmas yang handal

dan tangguh

persentase

penanganan

gangguan keamanan

persen 84 84 978,392,500 85 792,492,000 86 2,161,600,000 87 1,377,760,000 89 2,515,536,000 89 7,825,780,500 Satuan Polisi

Pamong Praja

Pemeliharaan

Keamanan,

Ketentraman,

Ketertiban, dan

Pencegahan Tindak

Kriminal

Persentase gangguan

ketentraman

masyarakat dan

ketertiban umum

terselesaikan

persen 91 91 1,474,452,500 92 1,473,222,500 93 3,472,300,000 94 2,319,530,000 95 3,651,483,000 95 12,390,988,000 Satuan Polisi

Pamong Praja

-

1.06. Sosial -

Peningkatan

Rehabilitasi Sosial

persentase

penyandang

disabilitas yang

terlayani

Prosentase

meningkatnya

kesejahteraan

masyarakat

persen 100 825,970,000 100 1,785,201,250 100 1,750,000,000 100 2,150,000,000 100 2,450,000,000 100 8,961,171,250 Dinas Sosial

Peningkatan

Kesejahteraan Sosial

Persentase PMKS

telah menerima

jaminan sosial

Prosentase PMKS

yang memperoleh

bantuan sosial

untuk pemenuhan

kebutuhan dasar

persen 75 1,194,112,500 75 2,483,207,000 80 2,845,000,000 85 3,125,000,000 90 3,415,000,000 90 13,062,319,500 Dinas Sosial

-

2. Urusan Wajib Non

Pelayanan Dasar-

2.01. Tenaga Kerja -

Pendidikan pelatihan

tenaga kerja

Persentase peserta

pelatihan tenaga kerja

yang terserap di pasar

kerja

persen 100% 838,970,500 30% 739,650,000 32% 933,240,000 32% 1,026,564,000 33% 1,129,220,400 33% 4,667,644,900 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Peningkatan

kesempatan kerja

Persentase pencari

kerja yang terdaftar

dan ditempatkan

persen 100% 1,701,857,500 32% 421,030,000 33% 2,906,228,000 33% 3,196,850,800 34% 3,516,535,880 34% 11,742,502,180 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Perlindungan

Ketenagakerjaan

1,Persentase Kasus

ketenagakerjaan yang

diselesaikan dengan

Perjanjian Bersama

(PB)

persen 100 280,867,500 100% 173,845,000 100% 268,567,500 100% 295,424,250 100% 324,966,675 100% 1,343,670,925 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

2,persentase tenaga

kerja yg mendapat

jaminan

ketenagakerjaan

persen 2% 2% 3% 3% 3% - Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Pengembangan

Transmigrasi

Persentase

Penempatan

transmigrasi sesuai

dengan Kesepakatan

Kerja Antar Daerah

(KSAD)

Terwujudnya

pengembangan

wilayah transmigrasi

persen 100% 570,335,000 100% 570,160,000 100% 997,308,000 100% 1,140,040,000 100% 1,209,050,000 100% 4,486,893,000 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

VII - 36

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

-

2.02. Pemberdayaan

Perempuan dan

Perlindungan Anak

-

Pengembangan

Otonomi Desa

Persentase

Penyusunan LPP Desa

Tepat Waktu

persentase

pengelolaah aset

desa tepat waktu

persen 40 50 1,246,835,000 60 1,474,841,500 65 2,000,000,000 70 2,400,000,000 80 2,250,000,000 80 9,371,676,500 DP3AKBPMD

Perlindungan

Perempuan, Anak

dan

Pengarusutamaan

Gender

Persentase

perempuan dan anak

korban kekerasan

yang mendapatkan

layanan rehabilitasi

indeks

pengembangan

gender meningkat

persen 87.50 87.50 646,315,000 88.00 695,610,000 88.50 650,000,000 89.00 675,000,000 90.00 690,000,000 90.00 3,356,925,000 DP3AKBPMD

Pembinaan Keluarga

Berencana dan

Sejahtera

Cakupan PUS yang

usia istrinya < 20

tahun

cakupan sarana PUS

menjadi peserta KB

aktif

70 71 2,153,080,500 72 5,706,460,000 73 2,000,000,000 74 2,000,000,000 75 2,000,000,000 75 13,859,540,500 DP3AKBPMD

Peningkatan

Partisipasi dan

Keberdayaan

Masyarakat

Perdesaan

peningkatan jumlah

alokasi APBDesa

untuk pemberdayaan

masyarakat

persentase cakupan

desa memiliki data

dasar keluarga dan

tingkat

perkembangan desa

persen 90.09 91.1 528,827,500 93.5 1,033,684,450 95 995,000,000 96 1,100,000,000 97.01 1,200,000,000 97.01 4,857,511,950 DP3AKBPMD

-

2.04. Pertanahan -

Penataan,

Penguasaan, dan

Pengendalian

Pertanahan

Jumlah luasan lahan

yang dibutuhkan

untuk kepentingan

publik

Persentase

pemenuhan

kebutuhan lahan

untuk kepentingan

publik

m2 54,765 41,853,523,516 60,000 44,890,276,500 65,000 30,000,000,000 70,000 32,000,000,000 60,000 35,000,000,000 183,743,800,016 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

Pengaturan dan

Pembinaan Penataan

Ruang

Persentase kawasan

memiliki dokumen

rinci

Persentase

perencanaan tat

ruang wilayah, tata

ruang rinci, dan

kawasan strategi di

kabupaten

gunungkidul

persen 100% 100% 357,630,000 100% 1,690,874,500 100% 1,418,746,450 100% 1,560,621,095 100% 1,716,683,205 100% 6,744,555,250 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

Pelaksanaan dan

Pengawasan

Pertanahan dan

Penataan Ruang

Persentase

Rekomendasi yang

sesuai dengan tata

ruang

Persentase

pengendalian

pertanahan

persen 100% 100% 315,662,400 100% 1,080,945,000 100% 1,351,152,000 100% 1,486,267,200 100% 1,634,893,920 100% 5,868,920,520 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

2.05. Lingkungan

Pengendalian

Pelaksanaan

Kebijakan

Lingkungan Hidup

Persentase

perusahaan yang taat

terhadap Peraturan

Perundang-undangan

Lingkungan Hidup

Persentase kegiatan

yang taat terhadap

peraturan

perundang-

undangan

persen 30% 22% 1,550,268,000 24% 262,780,000 26% 221,669,000 28% 258,703,000 30% 292,588,000 30% 2,586,008,000 Dinas Lingkungan

Hidup

Pengendalian

Pencemaran dan

pengembangan

kapasitas

kelembagaan

lingkungan hidup

Indeks Kualitas Air 50

14 parameter

52

14 parameter

- 52

14 parameter

722,779,000 56

14 Parmeter

1,119,652,000 58

14 parameter

1,166,219,000 60

14 parameter

1,215,114,000 60

14 parameter

4,223,764,000 Dinas Lingkungan

Hidup

Indeks Kualitas Udara 85

7 parameter

87

7 parameter

89

7 parameter

81

7 parameter

93

7 parameter

95

7 parameter

95 %

7 parameter

- Dinas Lingkungan

Hidup

Persentase kelompok

masyarakat peduli

lingkungan yang aktif

5 klp. 5 klp 5 klp. 5 klp. 5 klp 5 klp. 5 klp. - Dinas Lingkungan

Hidup

Peningkatan

Pengelolaan

Persampahan

Persentase Kecamatan

yang terlayani

pengangkutan

sampah

Persentase cakupan

pelayanan sistem

persampahan

persen 30 22 3,460,049,700 24 4,809,856,800 26 4,810,078,469 28 4,810,337,172 30 4,810,629,760 30% 22,700,951,901 Dinas Lingkungan

Hidup

Pengelolaan Sampah

Mandiri

Persentase kecamatan

yang memiliki

Kelompok Mandiri

pengelola sampah

persen 16,67%

3 kec.

16,67%

3 kec.

- 16,67%

3 kec.

198,190,000 16,67%

3 kec.

150,000,000 16,67%

3 kec.

150,000,000 16,67%

3 kec.

150,000,000 83,33%

15 kec.

648,190,000 Dinas Lingkungan

Hidup

Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati

dan Ekosistemnya

Penurunan luasan

lahan kritis

Perlindungan dan

konservasi SDA

meningkat

8012 ha 7900 ha 3,118,667,000 7800 ha 465,690,000 7700 ha 2,594,864,000 7600 ha 2,810,087,000 7500 ha 3,044,597,000 7500 ha 12,033,905,000 Dinas Lingkungan

Hidup

Persentase geosite

yang tertanganipersen 0 geosite 7.69

(1 geosite)

30.77

(4 geosites)

46.15

(6 geosite)

61.54

(8 geosite)

69.23

(9 geosite)

69.23

(9 geosite)

- Dinas Lingkungan

Hidup

Pengembangan

Ruang Terbuka Hijau

(RTH)

Persentase RTH

Publik Perkotaan

persen 0% 1% - 1% 3,882,337,000 1% 1,000,000,000 1% 1,000,000,000 1% 1,000,000,000 1% 6,882,337,000 Dinas Lingkungan

Hidup

-

VII - 37

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

2.06. Administrasi

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

-

Pengelolaan

Administrasi

Kependudukan

Cakupan penerbitan

KTP, KK dan Surat

Keterangan Mutasi

Penduduk

cakupan pelayanan

dan pembangunan

sistem aplikasi SIAK

kependudukan di

tingkat desa yang

terintegrasi dengan

kabupaten

desa - 0 2,319,331,050 0 1,479,816,500 14 Desa 2,024,440,000 30 Desa 2,130,063,000 56 Desa 2,343,069,450 100 Desa 10,296,720,000 Dinas

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

Pengelolaan Data dan

Penyebarluasan

Informasi

Persentase desa yang

memiliki data base

kependudukan dan

pencatatan sipil

jumlah desa yang

memiliki database

kependudukan dan

pencatatan sipil

persen 12,05%

(18 Desa)

12,05%

(18 Desa)

483,045,400 12,05%

(18 Desa)

405,261,800 12,05%

(18 Desa)

466,153,000 12,05%

(18 Desa)

522,768,200 12,05%

(18 Desa)

564,046,500 62,50%

90 Desa

2,441,274,900 Dinas

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

Peningkatan

Pelayanan

Pencatatan Sipil

Cakupan penerbitan

akta-akta catatan sipil

cakupan layanan

akta-akta catatan

sipil

persen 36% 37% 545,414,150 39% 547,198,850 41% 723,794,000 43% 796,173,800 45% 875,791,950 45% 3,488,372,750 Dinas

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

Pemanfaatan Data

dan Inovasi

Jumlah OPD yang

memanfaatkan data

OPD 6 OPD 6 OPD - 6 OPD 325,107,300 6 OPD 387,132,400 6 OPD 406,481,350 6 OPD 420,393,125 30 OPD 1,539,114,175 Dinas

Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

-

2.09. Perhubungan -

Pengembangan

Sarana dan

Prasarana

Perhubungan

Persentase fasilitas

perlengkapan jalan

(rambu, APILL, paku

jalan, patok

pengaman jalan, dan

cermin tikungan)

pada jalan Kabupaten

Persentase

ketersediaan fasilitas

lalu lintas dan

simpul transportasi

persen 20% 25% 4,509,577,000 30% 447,161,000.00 35% 750,921,160.00 40 826,013,276.00 45 908,614,603.60 45 7,442,287,040 Dinas Perhubungan

Uji Kelayakan Sarana

Transportasi

Persentase kendaraan

wajib uji laik jalan

Persentase angkutan

umum dan barang

yang laik jalan

persen 90% 91 819,861,000 92 557,700,000.00 93 736,677,040.00 94 810,344,744.00 95 891,379,218.40 95 3,815,962,002 Dinas Perhubungan

Pengelolaan

Penerangan Jalan

Umum dan

Perparkiran

Jumlah pendapatan

retribusi kawasan

parkir

- 2,569,710,500.00 3,293,149,310.00 3,622,464,241.00 3,984,710,665.10 13,470,034,716 Dinas Perhubungan

Jumlah kawasan

rawan kecelakaan dan

kejahatan

20 25 30 35 1,585,980,000.00 40 2,130,660,000.00 45 2,675,340,000.00 45 6,391,980,000 Dinas Perhubungan

Peningkatan

Pelayanan Angkutan

Umum dan Barang

Pesentase tingkat

ketaatan perijinan

angkutan umum

persen 51% 56 3,063,535,500 61 1,143,749,500.00 66 1,885,153,380.00 71 2,073,668,718.00 76 2,281,035,589.80 76 10,447,142,688 Dinas Perhubungan

-

2.10. Komunikasi dan Informasi -

Pembangunan

Komunikasi,

Informasi dan Media

Massa

Persentase PD yang

memiliki Layanan

Informasi yang

dikelola secara aktif

Persentase

peningkatan

penyebaran

informasi publik

persen 32% 21.73% 1,069,873,300 32.60% 1,389,435,500 43.47% 1,232,847,600 54.34% 1,479,417,120 65.21% 1,775,300,544 65.21% 6,946,874,064 Dinas Komunikasi

dan Informatika

Persandian dan

Pengamanan

Informasi

Persentase layanan

keamanan

informatika

Persentase PD yang

memperoleh

informasi

40% 40% 151,550,000 50% 273,450,000 60% 332,475,000 70% 415,595,000 75% 519,500,000 75% 1,692,570,000 Dinas Komunikasi

dan Informatika

Pengembangan

Statistik Daerah

Persentase data dasar

yang tersedian untuk

perencanaan

Jenis data yang

terpublikasi

persen 80% 80% 110,939,000 85% 278,910,000 90% 342,384,000 95% 376,622,400 95% 414,284,640 95% 1,523,140,040 Dinas Komunikasi

dan Informatika

Pembangunan dan

Pembinaan Jaringan

Komunikasi Data dan

Informatika

Persentase

peningkatan kualitas

layanan jaringan

komunikasi data dan

informatika

Persentase

peningkatan kualitas

layanan jaringan

internet pemerintah

persen 75% 70% 1,830,492,000 75% 2,408,503,500 80% 1,700,000,000 83% 1,500,000,000 87% 1,500,000,000 87% 8,938,995,500 Dinas Komunikasi

dan Informatika

-

2.11. Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah-

Peningkatan kualitas

pengelolaan UMKM

Persentase UMKM

dibina yang mampu

mengimplementasika

n pengelolaan UMKM

Prosentase UMKM yg

berkembang

Persen NA 19.30 518,301,500 21.91 1,354,563,500 23.41 1,900,365,200 24.75 2,410,474,700 25.46 2,984,140,900 25.46 9,167,845,800 Dinas Koperasi,

Usaha Kecil dan

Menengah

Peningkatan

Kapasitas Koperasi

Jumlah pertambahan

koperasi sehat

Jumlah koperasi

aktif

NA 2 (pertambahan

koperasi sehat)

582,937,500 2 706,370,000 3 1,221,041,000 3 1,629,457,400 4 2,129,767,400 4 6,269,573,300 Dinas Koperasi,

Usaha Kecil dan

Menengah

-

2.12. Penanaman Modal -

VII - 38

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Peningkatan Promosi

dan Penanaman

Modal Daerah

Realisasi investasi

nasional dan lokal

Rp. 63 M 83 M 500,583,205 110 M 433,770,000 147 M 697,620,000 195 M 976,668,000 261 M 1,367,335,200 261 M 3,975,976,405 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Peningkatan

Pelayanan Terpadu

Persentase Perizinan

dan Non Perizinan

Terlayani tepat waktu

Persen 80% 80% 256,089,900 80% 631,337,000 85% 565,241,250 90% 593,503,313 95% 623,178,479 95% 2,669,349,942 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Pengendalian

Perizinan dan

Penanaman Modal

Persentase ijin

investasi yang

tertindaklanjuti

realisasi

penyelesaian

pengaduan

masyarakat

Persen 100% 100% 65,260,000 80% 176,049,000 80% 200,000,000 85% 245,520,000 90% 294,624,000 90% 981,453,000 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

-

2.16. Kebudayaan -

Peningkatan

Pelestarian dan

Pengembangan Adat,

Seni, dan Tradisi

Jumlah rintisan desa

budaya

tercapainya

sosialisasi dan

pembinaan bagi

pelaku budaya di

kab. Gunungkidul

desa 14 0 332,270,000 2 596,350,000 2 550,000,000 2 600,000,000 2 650,000,000 8 2,728,620,000 Dinas Kebudayaan

Peningkatan

Pelestarian dan

Pengembangan

Warisan dan Nilai

Budaya

Jumlah obyek

warisan budaya yang

direkomendasikan

menjadi cagar budaya

tercapainya

sosialisasi dan

pembinaan bagi

pelaku budaya di

kab. Gunungkidul

rekomenda

si

6 10 75,945,000 10 280,381,500 10 305,550,000 10 321,000,000 10 340,000,000 50 1,322,876,500 Dinas Kebudayaan

Peningkatan

Pelestarian Sejarah,

Bahasa dan Sastra

Jumlah Desa yang

telah memiliki

dokumen sejarah

desa dalam Bahasa

Jawa.

tercapainya

sosialisasi dan

pembinaan bagi

pelaku budaya di

kab. Gunungkidul

desa 0 0 123,440,000 25 679,520,000 25 700,000,000 25 750,000,000 25 800,000,000 100 3,052,960,000 Dinas Kebudayaan

-

2.17. Perpustakaan -

Peningkatan

Pelayanan Kearsipan

Persentase PD yang

menerapkan

Pengelolaan Arsip

Secara Baku

arsip daerah yang

terdata

persen 45% 280,207,500 50% 302,907,500 60% 281,731,925 70% 284,549,244 80% 287,394,737 80% 1,436,790,906 Dinas Perpustakaan

Dan Kearsipan

Pengembangan

Budaya Baca dan

Pembinaan

Perpustakaan

Persentase

Perpustakaan dengan

Kategori baik

meningkatnya minat

dan budaya baca

masyarakat secara

umum

persen 10,75 1,046,960,000 11.67 506,599,000 12.41% 557,269,900 13,29 612,996,890 14,59 674,296,579 14,59 3,398,122,369 Dinas Perpustakaan

Dan Kearsipan

-

3. Urusan Pilihan -

3.01. Kelautan dan Perikanan -

Pengembangan

Agribisnis Perikanan

Nilai pendapatan

perikanan budidaya

nilai produksi

perikanan budidaya

Rp/Th 3,363,552 4,675,920.37 1,566,466,500 4,380,033.00 1,318,255,800 4,403,906.00 1,384,168,590.00 4,469,136.00 1,453,377,019.50 4,534,103.00 1,526,045,870.48 4,534,103.00 7,248,313,780 Dinas Kelautan dan

Perikanan

Pemberdayaan

Nelayan

Nilai pendapatan

nelayan

Nilai pendapatan

nelayan

Rp/Th 26,710,912 23,613,271 837,600,000 23,794,712 564,310,700 24,494,557 592,526,235.00 25,717,989 622,152,546.75 27,003,629 653,260,174.09 27,003,629 3,269,849,656 Dinas Kelautan dan

Perikanan

Peningkatan

Produksi Perikanan

Budidaya

Produksi perikanan

budidaya (kg)

nilai produksi

perikanan budidaya

kg/th 9,611,335.85 15,210,761.00 1,126,590,000 12,550,010.00 805,255,000 12,650,300.00 1,138,091,918.83 12,870,115.00 1,287,793,637.50 13,090,200.00 1,332,183,319.38 13,090,200.00 5,689,913,876 Dinas Kelautan dan

Perikanan

-

-

3.02. Pariwisata -

Peningkatan

pemasaran

pariwisata

Jumlah promosi

pariwisata dan jumlah

usaha pariwisata yang

berizin

Terlaksananya

pemanfaatan TI

dalam promosi

pariwiata;

Pengembangan

jaringan kerjasama

promosi pariwisata;

Koordinasi dengan

sektor pendukung

pariwisata; dan

promosi pariwisata

nusantara di dalam

dan luar negeri

34 Promosi 2,062,155,000 40 Promosi

25 TDUP

2,642,733,500 40 Promosi

25 TDUP

2,780,000,000 40 Promosi

25 TDUP

3,008,680,000 40 Promosi

25 TDUP

3,250,000,000 204 Promosi

120 TDUP

13,743,568,500 Dinas Pariwisata

Peningkatan dan

pengembangan

destinasi pariwisata

Jumlah destinasi

wisata dengan

prasarana dan sarana

lengkap

40 44 15,145,780,000 48 9,175,894,500 52 10,000,000,000 56 11,000,000,000 60 13,500,000,000 60 58,821,674,500 Dinas Pariwisata

Peningkatan dan

pengembangan

industri dan

kelembagaan

pariwisata

Jumlah lembaga

pariwisata yang

memenuhi legalitas,

usaha pariwisata dan

pelaku usaha

pariwisata yang

memenuhi standar

sertifikasi

Pembinaan,

sosialisasi dan

peningkatan SDM

pelaku pariwisata

20 Pokdarwis,

0 Desa Wisata,

0 Sertifikasi Usaha

Pariwisata dan

236 Pelaku Usaha

Pariwisata

4 Pokdarwis,

2 Desa Wisata,

2 Sertifikasi Usaha

Pariwisata,

40 Sertifikasi

Pelaku Usaha

Pariwisata

435,760,000 4 Pokdarwis,

2 Desa Wisata,

2 Sertifikasi Usaha

Pariwisata,

40 Sertifikasi

Pelaku Usaha

Pariwisata

1,973,209,400 4 Pokdarwis,

2 Desa Wisata,

10 Sertifikasi

Usaha Pariwisata,

100 Sertifikasi

Pelaku Usaha

Pariwisata

1,400,000,000 4 Pokdarwis,

2 Desa Wisata,

10 Sertifikasi

Usaha Pariwisata,

100 Sertifikasi

Pelaku Usaha

Pariwisata

1,500,000,000 4 Pokdarwis,

2 Desa Wisata,

10 Sertifikasi

Usaha Pariwisata,

50 Sertifikasi

Pelaku Usaha

Pariwisata

1,600,000,000 20 Pokdarwis,

10 Desa Wisata,

34 Sertifikasi

Usaha Pariwisata,

290 Sertifikasi

Pelaku Usaha

Pariwisata

6,908,969,400 Dinas Pariwisata

3.03. Pertanian

VII - 39

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Peningkatan

Agribisnis Pertanian

Nilai pendapatan

subsektor tanaman

pangan

peningkatan

agribisnis pertanian

358,252,500 458,043,500 711,073,125 760,848,244 829,324,586 3,117,541,954 Dinas Pertanian dan

Pangan

padi Rp/ha 20.28 20.36 20.46 20.56 20.66 102.81 102.81 -

jagung Rp/ha 16.35 16.44 16.52 16.60 16.67 82.98 82.98 -

kedelai Rp/ha 8.29 8.33 8.37 8.41 8.46 42.07 42.07 -

kakao Rp/ha 22.00 23.10 24.26 25.47 26.74 127.65 127.65 -

kelapa Rp/ha 28.80 30.24 31.75 33.34 35.01 167.10 167.10 -

mete Rp/ha 30.00 31.50 33.08 34.73 36.47 174.07 174.07 -

tembakau Rp/ha 60.00 63.00 66.15 69.46 42.93 318.12 318.12 -

bawang merah Rp/ha 136.80 144.00 151.20 158.76 166.70 795.69 795.69 -

cabe besar Rp/ha 188.10 198.00 207.90 218.30 229.21 1,094.08 1,094.08 -

pengiriman ternak

keluar (sapi,

kambing, DOC)

Rp (ekor) 33,060.00 31,742 32,953 33,379 33,808 166,549.00 166,549.00 -

Hasil ternak /daging

sapi, kambing ayam

dan telur

Rp (kg) 238,722.00 245,267 251,997 258,916 266,029 1,295,552.00 1,295,552.00 -

2017

padi 20,280,000 20,280,000

jagung 16,350,000 16,350,000

kedelai 8,290,000 8,330,000

ubi kayu 16,282,350

bawang merah 136,800,000 144,000,000

cabe 188,100,000 198,000,000Nilai pendapatan

peternakan238,722,000,000 245,267,000,000

Nilai pendapaan

perkebunan

kakao 22,000,000 23,100,000

mete 28,800,000 30,240,000

tembakau 60,000,000 63,000,000

Ubi kayu 16,282,350

Peningkatan Kualitas

Penyuluhan

Persentase

rekomendasi teknologi

pertanian spesifik

lokalita yang

diterapkan

jumlah kelompok

tani kelas utama

kelompok 104 107 1,556,608,500 110 2,135,882,500 113 1,127,203,000 114 1,151,284,155 117 1,254,899,729 117 7,225,877,884 Dinas Pertanian dan

Pangan

Peningkatan

Ketahanan Pangan

Ketersediaan,

distribusi, dan

konsumsi pangan

skor pola pangan

harapan

ketersediaan; jumlah

kelompok yang

difasilitasi gudang

lumbung pangan

620,702,500 982,980,000 1,078,660,000 1,259,100,833 1,372,419,907 5,313,863,240 Dinas Pertanian dan

Pangan

1) Ketersediaan Beras

(Pangan Pokok)

ton 105,612 123,685 123,821 123,959 124,096 125,157 620,718 - Dinas Pertanian dan

Pangan

2) Harga pangan yang

terjangkau dan

terkendali

Rp 10,776 10,383 10,500 10,712 10,765 10,815 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Beras IR I 10,776 10,383 10,500 10,712 10,765 10,815 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Beras IR II 9,598 9,500 9,550 9,620 9,751 9,810 -

Jagung Pipil Kering 5,100 5,100 5,100 5,150 5,200 5,250 -

Kedelai Lokal 10,423 8,000 8,100 8,200 8,300 8,400 -

3) Nilai PPH (Pola

Pangan Harapan)

81.70 84.40 85.80 87.20 90.00 92.20 -

4) Nilai NBM (Neraca

Bahan Makanan)

92.70 90.30 91.30 92.70 95.00 95.70 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Peningkatan

produksi perkebunan

dan hortikultura

Jumlah produksi

hasil perkebunan dan

hortikultura produk

unggulan

- 2,118,386,000 1,627,170,300 1,741,072,221 1,897,768,721 7,384,397,242 Dinas Pertanian dan

Pangan

kakao Kakao Kg 430,310 318,000 364,000 413,000 465,000 520,000 520,000 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Mete Kg 262,913 522,087 548,191 575,600 604,380 634,600 634,600 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Tembakau Kg 222,932 445,864 468,157 491,565 516,143 541,950 541,950 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Kelapa ton 19,662,720 20,697,600 21,732,480 22,819,104 23,960,059 25,158,062 25,158,062 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Bawang Merah ton 481 457 463.60 470.56 477.61 484.78 484.78 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Cabe ton 427 473 480.08 487.29 494.60 502.01 502.01 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Peningkatan

produksi peternakan

Jumlah Populasi

ternak :

Jumlah populasi

ternak sapi potong,

kambing dan ayam

buras

1,194,429,375 1,665,279,500 1,612,160,000 1,646,601,600 1,794,795,744 7,913,266,219 Dinas Pertanian dan

Pangan

VII - 40

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

1. Sapi potong (ekor) Ekor 150,331 151,573 153,008 154,619 156,165 156,165 - Dinas Pertanian dan

Pangan

2. Kambing (ekor) Ekor 182,448 191,094 195,528 199,438 203,427 203,427 - Dinas Pertanian dan

Pangan

3. Ayam buras (ekor) Ekor 1,169,540 1,150,109 1,161,610 1,173,263 1,184,956 1,184,956 - Dinas Pertanian dan

Pangan

4. Daging Kg 4,582,847 4,618,031 4,664,211 4,710,854 4,757,962 4,757,962 - Dinas Pertanian dan

Pangan

5. Telur Kg 3,382,929 3,417,314 3,451,487 3,486,002 3,520,862 3,520,862 - Dinas Pertanian dan

Pangan

Peningkatan

Produksi tanaman

Pangan

Jumlah produksi

tamanan pangan

- 3,327,497,500 3,493,872,375 3,668,565,994 3,851,994,293 14,341,930,162

- Padi ton 260,787 290,441 290,817 291,195 291,572 292,488 -

- Jagung ton 238,322 205,887 206,500 207,500 208,500 209,500 -

- Kedelai ton 11,079 4,000 6,000 6,500 7,000 7,500 -

- Ubi Kayu ton 1,029,196 876,319 878,510 880,706 882,908 891,737 -

2017

Program Peningkatan

Produksi Tanaman

Pangan dan

Holtikultura

4,590,980,800 4,590,980,800

Program Peningkatan

Produksi Perkebunan

2,260,561,500 2,260,561,500

Program Peningkatan

Pelayanan UPT

Pertanian

128,145,000 128,145,000

3.06. Perdagangan

Peningkatan,

pengembangan, dan

efisiensi perdagangan

Nilai tambah sektor

perdagangan

Nilai kesepakatan

transaksi produk

UMKM yang

terfasilitasi

Rp 69,528,565,880 1,685,705,000 70,501,745,000 2,073,460,000 71,193,008,000 2,280,806,000 71,842,401,000 2,508,886,600 72,590,090,000 2,759,775,260 72,590,090,000 11,308,632,860 Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Peningkatan

Pengelolaan Pasar

dan Pembinaan

Pedagang

1.Nilai tambah

pedagang pasar yang

dibina

Persentase pedagang

yang terbina dan

tertata

persen 24.53 9.25% 15,232,487,200 46% 15,070,458,000 68% 16,577,503,800 85% 17,235,254,180 100% 19,665,050,975 100% 83,780,754,155 Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

2.Jumlah pasar

pemerintah dengan

daya dukung

kelengkapan fasilitas

memadai

2 pasar 5 pasar 8 pasar 10 pasar 12 pasar 14 pasar 14 pasar - Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

Pengembangan

Industri Kecil dan

Menengah

Nilai tambah sektor

Industri

21,025 21,025 2,722,689,000 21,048 3,442,475,000 21,097 3,786,722,500 21,124 4,165,394,750 21,152 4,581,934,225 21,152 18,699,215,475 Dinas Perindustrian

dan Perdagangan

-

4. Penunjang Urusan -

4.01. Inspektorat -

Peningkatan sistem

pengawasan internal

dan pengendalian

pelaksanaan

kebijakan Kepala

Daerah

1,Jumlah temuan

audit BPK atas LKPD

yang materialitasnya

menyebabkan tidak

tercapainya opini WTP

persentase

penurunan nilai

temuan

Temuan 0 0 1,551,311,500 0 1,626,517,500 0 325,000,000 0 417,900,000 0 438,795,000 0 4,359,524,000 Inspektorat Daerah

2,Persentase PD yang

sudah melakukan

penilaian risiko

terhadap kegiatan

utama

persen 100 100 100 100 1,710,180,000 100 1,253,700,000 100 1,316,385,000 100 4,280,265,000 Inspektorat Daerah

-

4.02. Perencanaan -

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Persentase

kesesuaian Program

dalam RKPD terhadap

RPJMD

kesesuaian antar

waktu dalam

dokumen

perencanaan

pembangunan

daerah

persen 100% 100% 927,431,000 100% 1,074,565,500 100% 1,100,000,000 100% 1,120,000,000 100% 1,200,000,000 100% 5,421,996,500 Badan Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Pengendalian dan

Evaluasi Rencana

Pembangunan

Daerah

Persentase

kesesuaian capaian

dengan target kinerja

dalam perencanaan

pembangunan jangka

menengah dan

tahunan daerah

kesenjangan capaian

target dalam

perencanaan

pembangunan

daerah jangka

menengah dan

tahuanan

persen 12% 10% 281,080,400 100% 291,280,500 100% 325,000,000 100% 350,000,000 100% 370,000,000 100% 1,617,360,900 Badan Perencanaan

Pembangunan

Daerah

VII - 41

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Perencanaan

Pembangunan Fisik

dan Prasarana

Persentase

kesesuaian program

dalam Renja PD

Bidang Fisik dan

Prasarana terhadap

RKPD dan APBD,

serta Program dalam

Renstra PD terhadap

RPJMD

kesesuaian antar

lembaga dalam

dokumen

perencanaan

pembangunan

daerah bidang fisik

dan prasarana

persen Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

106,12%

Renstra/RPJMD =

102,08%

Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

506,062,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

717,015,500 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

750,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

770,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

790,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

3,533,077,500 Badan Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Perencanaan

Pembangunan

Pemerintahan,

Sosial, dan Budaya

Persentase

kesesuaian program

dalam Renja PD

Bidang Pemerintahan,

Sosial dan Budaya

terhadap RKPD dan

APBD, serta Program

dalam Renstra PD

terhadap RPJMD

kesesuaian antar

lembaga dalam

dokumen

perencanaan

pembangunan

daerah bidang

pemerintahan, sosial

dan budaya

persen Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

516,936,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

498,998,500 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

540,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

560,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

590,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

2,705,934,500 Badan Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Perencanaan

Pembangunan

Ekonomi

Persentase

kesesuaian program

dalam Renja PD

Bidang Perekonomian

terhadap RKPD dan

APBD, serta Program

dalam Renstra PD

terhadap RPJMD

kesesuaian antar

lembaga dalam

dokumen

perencanaan

pembangunan

daerah bidang

perekonomian

persen Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

912,992,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

549,275,500 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

550,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

580,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

600,000,000 Renja/RKPD =

100%

Renja/APBD =

100%

Renstra/RPJMD =

100%

3,192,267,500 Badan Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Penelitian dan

Pengembangan

Jumlah pelaksanaan

kerjasama penelitian

persentase

kerjasama penelitian

yang dilaksanakan

Penelitian 4 penelitian 4 penelitian 384,987,000 6 penelitian 483,109,000 8 penelitian 390,000,000 10 penelitian 420,000,000 12 penelitian 450,000,000 40 penelitian 2,128,096,000 Badan Perencanaan

Pembangunan

Daerah

-

4.03. Keuangan -

Peningkatan

akuntabilitas

pengelolaan

keuangan daerah

Persentase PD yang

menyampaikan

Laporan Keuangan

dengan benar dan

tepat waktu

Persentase laporan

keuangan yang

disusun tepat waktu

persen 100 100 856,847,500 100 1,018,008,500 100 976,771,000 100 996,771,000 100 996,771,000 100 4,845,169,000 Badan Keuangan

Dan Aset Daerah

Peningkatan Kualitas

Penyusunan APBD

Tingkat Ketepatan

Waktu Penyampaian

RAPBD (Minggu

pertama bulan

oktober tahun

sebelumnya)

Persentase proses

penyusunan

dokumen

penganggaran secara

benar dan tepat

waktu

100 100 1,081,005,000 100 1,130,000,000 100 1,130,000,000 100 1,130,000,000 100 1,130,000,000 100 5,601,005,000 Badan Keuangan

Dan Aset Daerah

Peningkatan Kualitas

Penatausahaan

Keuangan Daerah

Persentase

penyelesaian SP2D

secara tepat waktu

Persentase

penyediaan

anggaran kas SKPD

secara baik dan

tepat waktu

Persen 100 100 1,307,907,000 100 1,465,200,000 100 1,397,480,000 100 1,482,480,000 100 1,580,480,000 100 7,233,547,000 Badan Keuangan

Dan Aset Daerah

Peningkatan dan

Pengembangan

Pengelolaan Aset

Daerah

Persentase Aset yang

dilaporkan ke neraca

Persentase aset yang

dikelola secara

efektif, efisien

berdasar pada

regulasi

persen 100 100 12,281,698,000 100 5,716,627,500 100 5,332,838,000 100 5,367,035,000 100 5,280,334,000 100 33,978,532,500 Badan Keuangan

Dan Aset Daerah

Pengelolaan

pendapatan pajak

daerah

Persentase Kenaikan

Pendapatan Pajak

Daerah

Jumlah penerimaan

PAD

Persen 69,932,706,161 73,661,034,236 2,587,021,500 10 2,720,682,000 10 2,743,102,000 10 2,743,102,000 10 2,743,102,000 10 13,537,009,500 Badan Keuangan

Dan Aset Daerah

Pengembangan

Pendapatan Daerah

Persentase desa di

wilayah perkotaan

yang memiliki data

obyek pajak yang

valid

Persentase

kepatuhan wajib

pajak dan kenaikan

PAD

Persen 10 10 2,135,883,650 8 1,176,075,500 8 2,100,000,000 8 2,100,000,000 8 2,100,000,000 8 9,611,959,150 Badan Keuangan

Dan Aset Daerah

-

4.04. Kepegawaian -

Pengangkatan,

Pemindahan, dan

Pensiun PNS

Persentase kenaikan

pangkat dan pensiun

PNS tepat waktu serta

pengangkatan dan

pemindahan PNS

yang sesuai formasi.

Terwujudnya

aparatur yang

profesional

Persen 100 100 1,182,710,000 100 814,078,400 100 909,562,500 100 955,040,625 100 1,002,792,656 100 4,864,184,181 Badan Kepegawaian

Pendidikan

Pelatihan Daerah

Pengelolaan Data dan

Pengembangan

Pegawai

Persentase

Pengiriman Peserta

Diklat dan Tugas

Belajar sesuai

kebutuhan

Terwujudnya SDM

aparatur yang

profesional

Persen 100 100 2,290,971,500 100 2,992,765,100 100 3,908,241,225 100 4,103,653,286 100 4,308,835,951 100 17,604,467,062 Badan Kepegawaian

Pendidikan

Pelatihan Daerah

Pembinaan dan

kesejahteraan

aparatur

Persentase

Pelanggaran dan

Kasus PNS yang

terselesaikan

Persen 100 100 368,955,500 100 368,141,200 100 667,294,788 100 800,659,527 100 940,692,503 100 3,145,743,518 Badan Kepegawaian

Pendidikan

Pelatihan Daerah

VII - 42

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

-

4.07 Bencana -

Kesiapsiagaan,

Pencegahan, Mitigasi

dan Penanganan

Bahaya Kebakaran

Tingkat Waktu

Tanggap

Daerah Layanan

Wilayah Manajemen

Kebakaran (WMK)

persentase kejadian

kebakaran

tertangani dengan

cepat

menit 19 19 422,686,300 18 517,755,000 17 612,000,000 15 505,071,788 15 530,325,377 15 2,587,838,465 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

Pencegahan dan

Kesiapsiagaan

Penanggulangan

Bencana

Persentase Desa

rawan bencana

memiliki kemampuan

manajemen

penanggulangan

bencana

persen 65,30 65,30 1,559,284,600 71,90 1,956,005,000 78,51 2,859,500,000 85,20 2,859,000,000 91,31 2,859,500,000 91,31 12,093,289,600 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

-

5. Pendukung -

5.01. Sekretariat Daerah -

Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah

Nilai Capaian Kinerja

Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah

Sangat Tinggi Sangat Tinggi 888,660,000 Sangat Tinggi 765,930,000 Sangat Tinggi 1,008,329,963 Sangat Tinggi 1,058,746,461 Sangat Tinggi 1,111,683,784 Sangat Tinggi 4,833,350,207 Sekretariat Daerah

Optimalisasi

Akuntabilitas Kinerja

Pemerintah Daerah

Nilai AKIP Pemerintah

Daerah

Nilai AKIP B B 232,783,000 B 184,925,000 BB 165,813,795 BB 174,104,485 BB 182,809,709 BB 940,435,989 Sekretariat Daerah

Pembinaan Wilayah Persentase

permasalahan

Perbatasan yang

tertangani

55% 183,810,000 58% 243,890,000 62% 125,000,000 66% 120,000,000 70% 120,000,000 70% 792,700,000 Sekretariat Daerah

Peningkatan

Kerjasama Antar

Pemerintah Daerah

Persentase kerjasama

yang ditindaklanjuti

100% 100% 281,515,000 100% 226,590,000 100% 292,162,500 100% 306,770,625 100% 322,109,156 100% 1,429,147,281 Sekretariat Daerah

Penataan Peraturan

Perundang-

undangan

Persentase Produk

Hukum daerah yang

ditetapkan

jumlah produk

hukum yangdi

tetapkan

100% 90% 881,750,000 90% 515,495,000 90% 1,127,339,325 90% 1,183,706,291 95% 1,242,891,606 95% 4,951,182,222 Sekretariat Daerah

Peningkatan

Pelayanan Kedinasan

Kepala Daerah/Wakil

Kepala daerah

Persentase ketugasan

Kepala Daerah yang

terfasilitasi dengan

Baik

100% 100% 1,433,343,000 100% 846,915,000 100% 292,162,500 100% 306,770,625 100% 322,109,156 100% 3,201,300,281 Sekretariat Daerah

Peningkatan

Kesejahteraan

Rakyat

Jumlah rumusan

kebijakan Pemda

bidang kesejahteraan

rakyat yang

dihasilkan

Jumlah rumusan

kebijakan Pemda

bidang

kesejahteraan rakyat

yang terlaksana

28 rumusan

kebijakan

15 2,309,310,500 15 1,194,521,000 15 1,549,012,500 15 1,626,463,125 15 1,707,786,282 15 8,387,093,407 Sekretariat Daerah

Pembinaan

Penyelenggaraan

Pelayanan Publik

Persentase PD

Penyelenggara

Pelayanan yang

terbina

Nilai IKM kabupaten 76.85 78.25 243,075,000 78.5 190,050,000 79 148,830,000 79.5 163,713,000 80 180,084,300 80 925,752,300 Sekretariat Daerah

Penataan

Kelembagaan dan

Ketatalaksanaan

Persentase PD yang

sudah melaksanakan

tugas dan fungsinya

92% 305,580,000 94% 325,230,000 96% 518,175,000 98% 544,083,750 100% 571,287,938 100% 2,264,356,688 Sekretariat Daerah

Peningkatan

Perekonomian dan

Sumber Daya Alam

Jumlah rumusan

kebijakan Pemda

bidang perekonomian

dan Sumberdaya

Alam

Jumlah rumusan

kebijakan Pemda

bidang

perekonomian dan

Sumberdaya Alam

yang terlaksana

2 rumusan

kebijakan

6 675,627,500 8 365,032,500 10 rumusan

kebijakan

525,892,500 12 rumusan

kebijakan

552,187,125 15 rumusan

kebijakan

579,796,481 15 rumusan

kebijakan

2,698,536,106 Sekretariat Daerah

Analisis Kebijakan

Pembangunan

Persentase serapan

anggaran program

dan kegiatan

terwujudnya

efektifitas

pelaksanaan

pembangunan di

kabupaten

gunungkidul

91.34% 94% 492,165,000 88% 702,740,000 90% 629,235,338 92% 660,697,104 94% 693,731,960 94% 3,178,569,401 Sekretariat Daerah

-

5.02. Sekretariat DPRD -

Peningkatan

Kapasitas Lembaga

Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah

Persentase anggota

DPRD yang puas

terhadap layanan

administrasi dan

keuangan

Persentase Prolegda

yang terselesaikan

menjadi Perda

72.70% 91% 32,453,810,000 92% 36,568,680,500 93% 38,000,000,000 94% 41,000,000,000 95% 45,000,000,000 95% 193,022,490,500 Sekretariat DPRD

35,781,890,000 -

6. Kesatuan Bangsa dan Politik -

6.01 Kesatuan Bangsa dan Politik -

Pengembangan

Wawasan

Kebangsaan dan

Penanganan Konflik

Sosial

Persentase konflik

sosial yang

diselesaikan dalam

wilayah

76% 2,859,625,000 85% 1,575,000,000 87% 1,605,000,000 90% 1,665,000,000 90% 7,704,625,000 Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

VII - 43

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Program

Pengembangan

Wawasan

Kebangsaan,

Penanganan Konflik

Sosial, dan

Penguatan

Organisasi

Kemasyarakatan

75% 75% 952,125,000 952,125,000

Pendidikan Politik,

Penguatan

Organisasi Politik,

dan Penguatan

Organisasi

Kemasyarakatan dan

LSM

Persentase ormas dan

LSM yg aktif dalam

kegiatan

pemerintahan dan

pembangunan

50% 503,600,000 55% 365,000,000 60% 375,000,000 65% 385,000,000 65% 1,628,600,000 Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Pendidikan Politik

Dan Penguatan

Organisasi Politik

44% 45% 234,912,500 234,912,500

-

7. Kewilayahan -

7.01 Kecamatan -

Peningkatan

Penyelenggaraan

Pelayanan

Kecamatan

Persentase desa yang

menetapkan APBDesa

tepat waktu dan

benar

-

Wonosari Persentase jumlah

desa yang

menetapkan APBdes

tepat waktu, produk

hukum desa,

monografi desa

secara benar

persen 70 100 178,685,000 100 336,450,000 100 351,970,000 100 370,270,000 100 389,570,000 100 1,626,945,000 Wonosari

Paliyan Meningkatkan

kinerja aparatur

pemerintah desa dan

lembaga

kemasyarakatan

persen 100 84 214,375,000 100 332,867,500 100

338,175,000

100

352,000,000

100

367,000,000

100 1,604,417,500 Paliyan

Panggang persentase desa

yang menetapkan

APB Desa tepat

waktu dan benar

persen 100 100 281,449,000 100 580,077,500 100 550,000,000 100 555,000,000 100 560,000,000 100 2,526,526,500 Panggang

Tepus Presentase desa

yang menetapkan

APB Desa dengan

tepat waktu dan

benar

persen 70 70 314,300,000 100 294,317,000 100 329,500,000 100 338,500,000 100 344,750,000 100 1,621,367,000 Tepus

Rongkop persentase desa

yang menyusun

siklus tahunan desa

dengan benar dan

tepat waktu

persen 100 100 255,415,000 100 260,030,000 100 257,800,000 100 270,000,000 100 283,000,000 100 1,326,245,000 Rongkop

Semanu Presentase desa

yang menetapkan

APB Desa dengan

tepat waktu dan

benar

persen 53,33 100 491,438,500 100 617,654,800 100 619,940,000 100 649,000,000 100 670,000,000 100 3,048,033,300 Semanu

Ponjong Persentase Desa

yang Menetapkan

APBDesa Tepat

Waktu dan Benar

persen 90 70 342,710,000 100 385,125,000 100 389,500,000 100 405,145,000 100 405,145,000 100 1,927,625,000 Ponjong

Karangmojo persentase desa

yang menyusun

siklus tahunan desa

dengan benar dan

tepat waktu

persen 100 100 222,555,000 100 916,364,500 100 1,150,947,000 100 282,605,000 100 308,105,000 100 2,880,576,500 Karangmojo

Playen Persentase

peningkatan

penyelenggaraan

pelayanan

Kecamatan

persen 90 70% 163,957,500 100 291,847,500 100 178,000,000 100 184,500,000 100 195,000,000 100 1,013,305,000 Playen

Nglipar Presentase desa

yang menetapkan

APB Desa dengan

tepat waktu dan

benar

persen 60 60 281,790,000 100 436,800,000 100 425,000,000 100 425,000,000 100 445,000,000 100 2,013,590,000 Nglipar

Ngawen Persentase Desa

yang menetapkan

APB Desa tepat

waktu dan benar

persen 70 70 184,262,500 100 745,211,500 100 184,370,000 100 196,470,000 100 205,715,000 100 1,516,029,000 Ngawen

VII - 44

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan

Program Prioritas

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome)

2017 hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target KinerjaKondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Semin Persentase desa

yang menetapkan

APB Des tepat waktu

dan benar

persen 90 90 235,675,000 100 320,002,000 100 329,500,000 100 334,000,000 100 336,500,000 100 1,555,677,000 Semin

Patuk Presentase desa

yang menetapkan

APB Desa dengan

tepat waktu dan

benar

persen 80 80 276,020,000 100 722,548,000 100 447,200,000 100 451,950,000 100 456,200,000 100 2,353,918,000 Patuk

Saptosari Persentase desa

yang menetapkan

APBDesa tepat

waktu dan benar

persen 100 100 319,562,500 100 216,625,000 100 395,000,000 100 403,000,000 100 419,000,000 100 1,753,187,500 Saptosari

Gedangsari Persentase desa

yang menetapkan

APBDesa tepat

waktu dan benar

persen 73 75 274,496,000 100 392,935,000 100 305,586,000 100 309,659,000 100 313,259,000 100 1,595,935,000 Gedangsari

Girisubo Presentase desa

yang menetapkan

APB Desa dengan

tepat waktu dan

benar

persen 75 85 204,450,000 100 388,167,500 100 385,764,000 100 402,000,000 100 419,000,000 100 1,799,381,500 Girisubo

Tanjungsari Presentase desa

yang menetapkan

APB Desa dengan

tepat waktu dan

benar

persen 100 100 222,834,000 100 246,017,500 100 225,000,000 100 226,000,000 100 256,829,399 100 1,176,680,899 Tanjungsari

Purwosari Presentase desa

yang menetapkan

APB Desa dengan

tepat waktu dan

benar

persen 100 100 237,525,000 100 705,150,000 100 787,520,000 100 787,520,000 100 787,520,000 100 3,305,235,000 Purwosari

766,339,438,047 594,752,142,198 611,768,644,691 641,431,131,498 701,548,571,981 3,315,839,928,415

VII - 45

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

SEMUA URUSAN

Pelayanan Administrasi

Perkantoran

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan

Administrasi

Perkantoran

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100 100 19,041,005,350 100 17,044,216,201 100 16,912,023,000 100 17,200,000,000 100 17,400,000,000 100 87,597,244,551 Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan

Olahraga

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 1,003,435,000 100 961,755,000 100 816,585,000 100 820,000,000 100 820,000,000 100 4,421,775,000 Dinas Kesehatan

Persentase pemenuhan

kebutuhan jasa,

peralatan dan

perlengkapan kantor

persen 100 100 587,080,000 100 635,260,000 100 376,228,125 100 395,039,531 100 414,791,508 100 2,408,399,164 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Ralyat, dan

Kawasan

Permukiman

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 194,969,000 100 203,583,500 100 235,950,000 100 259,545,000 100 285,499,500 100 1,179,547,000 Satuan Polisi

Pamong Praja

Prosentase Penyediaan

jasa, peralatan dan

perlengkapan

perkantoran

persen 0 100 266,850,000 100 495,540,350 100 525,000,000 100 575,000,000 100 675,000,000 100 2,537,390,350 Dinas Sosial

Pelayanan kualitas

administrasi

perkantoran

persen 0 100 300,377,500 100 292,577,500 100 224,277,500 100 250,000,000 100 260,000,000 100 1,327,232,500 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 194,555,800 100 337,313,000 100 255,000,000 100 260,000,000 100 275,000,000 100 1,321,868,800 DP3AKBPMD

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100 100% 275,104,600 100 435,300,000 100 438,460,000 100 482,306,000 100 530,536,600 100 2,161,707,200 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 392,470,100 100 433,113,800 100 384,615,000 100 403,946,000 100 424,243,000 100 2,038,387,900 Dinas Lingkungan

Hidup

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 580,480,400 100 845,318,650 100 929,850,515 100 653,000,000 100 663,000,500 100 3,671,650,065 Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100% 572,605,900 100 705,570,000 100 719,400,000 100 791,340,000 100 870,474,000 100 3,659,389,900 Dinas

Perhubungan

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 716,608,000 100 345,839,000 100 402,894,800 100 423,039,540 100 465,343,494 100 2,353,724,834 Dinas Komunikasi

dan Informatika

Tabel 7.9INDIKASI RENCANA PROGRAM PENDUKUNG TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DAERAH YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN TAHUN 2016-2021

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

VII - 46

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 124,480,500 100 451,027,500 100 391,176,000 100 489,411,200 100 593,293,400 100 2,049,388,600 Dinas Koperasi,

Usaha Kecil, dan

Menengah

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 580,670,550 100 810,042,000 100 862,854,600 100 919,538,880 100 980,411,529 100 4,153,517,559 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 0% 100% 426,076,250 100 407,245,000 100 427,607,250 100 448,987,613 100 471,436,993 100 2,181,353,106 Dinas Kebudayaan

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 872,078,000 100 949,823,500 100 994,691,935 100 1,004,638,854 100 1,014,685,242 100 4,835,917,531 Dinas

Perpustakaan dan

Kearsipan

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 97.96 100 535,167,500 100 605,032,000 100 635,283,600 100 667,047,780 100 700,400,169 100 3,142,931,050 Dinas Kelautan

dan Perikanan

Persentase pemenuhan

kebutuhan penyediaan

jasa, peralatan dan

perlengkapan

perkantoran

persen 100 100 703,790,000 100 969,562,000 100 1,030,000,000 100 1,070,000,000 100 1,150,000,000 100 4,923,352,000 Dinas Pariwisata

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100 100 1,926,620,000 100 1,599,340,000 100 2,331,173,900 100 2,564,291,290 100 2,820,720,419 100 11,242,145,609 Dinas Pertanian

dan Pangan

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100% 100% 659,290,000 100 531,660,000 100 791,463,420 100 870,609,762 100 957,670,738 100 3,810,693,920 Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 476,253,500 100 332,773,500 100 432,300,000 100 359,000,000 100 376,950,000 100 1,977,277,000 Inspektorat Daerah

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100% 100% 492,816,000 100 609,998,500 100 645,000,000 100 650,000,000 100 675,000,000 100 3,072,814,500 Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 14,103,534,850 100 14,135,322,131 100 14,758,700,000 100 14,823,500,000 100 14,904,000,000 100 72,725,056,981 Badan Keuangan

dan Aset Daerah

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 668,741,500 100 555,933,400 100 623,145,000 100 635,608,000 100 654,676,000 100 3,138,103,900 Badan

Kepegawaian,

Pendidikan, dan

pelatihan Daerah

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 211,356,000 100 332,680,000 100 130,000,000 100 130,000,000 100 130,000,000 100 934,036,000 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 2,939,670,000 100 5,324,540,000 100 2,500,000,000 100 2,750,000,000 100 3,025,000,000 100 16,539,210,000 Sekretatiat Daerah

VII - 47

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Prosentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

kantor

persen 82.25% 85% 3,230,520,000 100 2,842,355,000 100 6,000,000,000 100 6,500,000,000 100 7,000,000,000 100 25,572,875,000 Sekretariat DPRD

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100% 100% 227,526,000 100 306,272,000 100 224,254,000 100 229,254,000 100 234,254,000 100 1,221,560,000 Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 109,857,500 100 111,450,000 100 123,915,000 100 131,885,000 100 138,000,000 100 615,107,500 Wonosari

Tersedianya jasa

peralatan dan

perlengkapan kantor

persen 100 100 86,887,500 100 76,160,000 100 100,430,000 100 115,280,000 100 131,190,000 100 509,947,500 Paliyan

presentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100% 100% 54,799,200 100 68,349,500 100 68,150,000 100 70,150,000 100 73,150,000 100 334,598,700 Panggang

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100 100 82,150,000 100 119,940,000 100 129,355,000 100 129,655,000 100 130,155,000 100 591,255,000 Tepus

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100 100 91,742,000 100 89,237,500 100 111,200,000 100 112,500,000 100 114,200,000 100 518,879,500 Rongkop

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 90% 92% 93,706,000 100 102,106,200 100 113,350,000 100 125,500,000 100 130,000,000 100 564,662,200 Semanu

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100% 100% 114,440,000 100 130,506,000 100 117,850,000 100 104,940,000 100 104,940,000 100 572,676,000 Ponjong

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100% 100% 83,620,000 100 86,605,000 100 123,505,000 100 132,105,000 100 132,105,000 100 557,940,000 Karangmojo

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100% 100% 132,700,000 100 138,027,500 100 147,000,000 100 149,000,000 100 154,000,000 100 720,727,500 Playen

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100% 100% 100,625,000 100 115,084,000 100 120,000,000 100 125,000,000 100 130,000,000 100 590,709,000 Nglipar

Persentase Pemenuhan

kebutuhan administrasi

Perkantoran

persen 100 100 78,460,000 100 106,805,000 100 106,805,000 100 106,805,000 100 106,805,000 100 505,680,000 Ngawen

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 100,255,000 100 88,050,000 100 104,000,000 100 105,500,000 100 106,000,000 100 503,805,000 Semin

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100% 100% 109,710,000 100 127,280,000 100 125,000,000 100 130,000,000 100 135,000,000 100 626,990,000 Patuk

VII - 48

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100 100 105,630,000 100 98,063,000 100 114,000,000 100 117,000,000 100 121,500,000 100 556,193,000 Saptosari

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

perkantoran

persen 100% 100% 53,754,000 100 54,726,000 100 51,590,000 100 52,590,000 100 53,590,000 100 266,250,000 Gedangsari

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100 100 66,655,000 100 124,895,000 100 110,000,000 100 112,000,000 100 115,000,000 100 528,550,000 Girisubo

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100 100 122,003,000 100 146,703,000 100 127,500,000 100 130,500,000 100 135,000,000 100 661,706,000 Tanjungsari

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100 100 120,500,000 100 103,500,000 100 115,500,000 100 130,500,000 100 145,500,000 100 615,500,000 Purwosari

Peningkatan Sarana dan

Prasarana Perkantoran

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana perkantoran

-

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 6,194,436,750 100 10,791,828,560 100 2,422,544,000 100 2,550,000,000 100 2,700,000,000 100 24,658,809,310 Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan

Olahraga

Persentase pemenuhan

kebutuhan Sarana dan

Prasarana Aparatur

persen 100 100 1,400,095,000 100 1,129,485,000 100 1,101,649,510 100 1,120,000,000 100 1,130,000,000 100 5,881,229,510 Dinas Kesehatan

Persentase sarana dan

prasarana dalam kondisi

baik

persen 100 100 261,100,000 100 261,100,000 100 376,228,125 100 395,039,531 100 414,791,508 100 1,708,259,164 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Ralyat, dan

Kawasan

Permukiman

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 91 91 336,300,000 100 172,800,000 100 254,100,000 100 279,510,000 100 307,461,000 100 1,350,171,000 Satuan Polisi

Pamong Praja

Prosentase Pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana perkantoran

persen 0 100 201,170,000 100 410,586,400 100 375,000,000 100 412,000,000 100 765,000,000 100 2,163,756,400 Dinas Sosial

Tersedianya sarana dan

prasarana perkantoran

persen 0 100 326,179,500 100 231,897,500 100 250,000,000 100 260,000,000 100 270,000,000 100 1,338,077,000 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan sarana

prasarana aparatur

persen 100 100 332,250,000 100 423,850,000 100 350,000,000 100 360,000,000 100 375,000,000 100 1,841,100,000 DP3AKBPMD

- persen 100% 91% 345,750,000 100 332,580,000 100 897,050,000 100 986,755,000 100 1,085,430,500 100 3,647,565,500 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 90 90 440,350,000 100 187,499,900 100 89,303,000 100 93,768,000 100 98,456,000 100 909,376,900 Dinas Lingkungan

Hidup

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 882,123,050 100 352,950,000 100 388,245,000 100 715,005,000 100 764,650,350 100 3,102,973,400 Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil

VII - 49

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 90 90% 592,150,000 100 1,067,680,000 100 604,730,500 100 665,203,550 100 731,723,905 100 3,661,487,955 Dinas

Perhubungan

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana

persen 100 100 511,950,000 100 433,216,000 100 442,283,600 100 464,397,780 100 510,837,558 100 2,362,684,938 Dinas Komunikasi

dan Informatika

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana

prasarana aparatur

persen 100 100 254,925,000 100 180,212,500 100 334,382,000 100 495,258,400 100 598,310,000 100 1,863,087,900 Dinas Koperasi,

Usaha Kecil, dan

Menengah

Persentase pemenuhan

kebutuhan administrasi

aparatur

persen 100% 100% 560,130,000 100 237,100,000 100 260,810,000 100 286,891,000 100 315,580,100 100 1,660,511,100 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Sarana

Prasarana Aparatur

persen 0% 100% 106,720,000 100 260,774,000 100 283,812,700 100 298,003,335 100 312,903,502 100 1,262,213,537 Dinas Kebudayaan

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana

prasarana dan

perlengkapan aparatur

persen 100 100 301,850,000 100 293,548,500 100 297,932,830 100 300,912,158 100 303,921,279 100 1,498,164,767 Dinas

Perpustakaan dan

Kearsipan

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana perkantoran

persen 96.8 100 175,450,000 100 180,154,000 100 189,161,700 100 198,619,785 100 208,550,774 100 951,936,259 Dinas Kelautan

dan Perikanan

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarpras dan

sarana aparatur

persen 100 100 514,340,000 100 363,060,000 100 400,000,000 100 440,000,000 100 500,000,000 100 2,217,400,000 Dinas Pariwisata

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Sarana

Prasarana, dan

perlengkapan Aparatur

persen 100 100 1,053,950,000 100 1,241,555,000 100 1,275,279,500 100 1,402,807,450 100 1,543,088,195 100 6,516,680,145 Dinas Pertanian

dan Pangan

Prosentase pemenuhan

kebutuhan sarana

prasarana aparatur

persen 100% 100% 323,200,000 100 142,650,000 100 266,200,000 100 292,820,000 100 322,102,000 100 1,346,972,000 Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 151,880,000 100 294,455,000 100 175,000,000 100 315,525,000 100 331,300,000 100 1,268,160,000 Inspektorat Daerah

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100% 100% 575,570,000 100 227,300,000 100 250,000,000 100 300,000,000 100 350,000,000 100 1,702,870,000 Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana

prasarana aparatur

persen 100 100 1,349,320,000 100 808,144,000 100 910,000,000 100 700,000,000 100 700,000,000 100 4,467,464,000 Badan Keuangan

dan Aset Daerah

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 90 90 957,817,500 100 294,700,000 100 637,200,000 100 656,316,000 100 676,100,000 100 3,222,133,500 Badan

Kepegawaian,

Pendidikan, dan

pelatihan Daerah

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100% 100% 121,485,000 100 165,804,000 100 130,000,000 100 130,000,000 100 130,000,000 100 677,289,000 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100% 91% 4,561,385,000 100 586,000,000 100 1,714,152,000 100 1,885,567,200 100 2,074,123,920 100 10,821,228,120 Sekretatiat Daerah

Prosentase Pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana perkantoran

persen 80.30% 81% 1,710,300,000 100 919,550,000 100 2,400,000,000 100 2,700,000,000 100 3,000,000,000 100 10,729,850,000 Sekretariat DPRD

VII - 50

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen NA 100 71,227,200 100 136,835,000 100 56,550,000 100 71,550,000 100 68,550,000 100 404,712,200 Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 90 100 52,050,000 100 61,600,000 100 70,000,000 100 73,000,000 100 76,100,000 100 332,750,000 Wonosari

persen 100 109,150,000 100 93,152,000 100 102,650,000 100 104,000,000 100 104,000,000 100 512,952,000 Paliyan

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 80% 90% 52,900,000 100 46,720,000 100 50,200,000 100 50,200,000 100 50,200,000 100 250,220,000 Panggang

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 54,700,000 100 57,990,000 100 66,535,000 100 73,585,000 100 82,085,000 100 334,895,000 Tepus

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 54,500,000 100 77,872,000 100 122,000,000 100 122,000,000 100 122,000,000 100 498,372,000 Rongkop

Persentase PNS /

Aparatur Sipil taat

aturan

persen 90% 91% 107,670,000 100 58,170,000 100 80,500,000 100 89,500,000 100 98,000,000 100 433,840,000 Semanu

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Sarana

Prasarana Aparatur

persen 100% 90% 27,325,000 100 35,645,000 100 75,000,000 100 50,000,000 100 50,000,000 100 237,970,000 Ponjong

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100% 100% 78,910,000 100 101,150,000 100 1,106,500,000 100 114,050,000 100 124,450,000 100 1,525,060,000 Karangmojo

Persentase pemenuhan

kebutuhan sarana

prasaran aparatur

persen 100% 100% 64,800,000 100 70,110,000 100 70,000,000 100 72,500,000 100 76,000,000 100 353,410,000 Playen

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100% 133,900,000 100 60,000,000 100 100,000,000 100 110,000,000 100 120,000,000 100 523,900,000 Nglipar

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Sarana dan

Prasarana Aparatur

persen 100% 100% 104,202,500 100 52,522,500 100 94,920,000 100 107,120,000 100 112,520,000 100 471,285,000 Ngawen

Persentase pemenuhan

kebutuhan aparatur

persen 100 100 86,932,500 100 112,800,000 100 115,000,000 100 105,500,000 100 108,500,000 100 528,732,500 Semin

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Administrasi

Perkantoran

persen 100% 100% 47,150,000 100 42,270,000 100 50,000,000 100 55,000,000 100 60,000,000 100 254,420,000 Patuk

Persentase Pemenuhan

Kebutuhan Sarana dan

Prasarana Aparatur

persen 100% 100% 253,640,000 100 80,174,000 100 125,000,000 100 128,000,000 100 140,000,000 100 726,814,000 Saptosari

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100% 100% 81,010,000 100 91,810,000 100 59,000,000 100 57,500,000 100 53,000,000 100 342,320,000 Gedangsari

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 90 100 104,955,000 100 78,506,500 100 85,000,000 100 86,000,000 100 87,000,000 100 441,461,500 Girisubo

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 50,010,000 100 56,369,500 100 59,000,000 100 64,500,000 100 75,000,000 100 304,879,500 Tanjungsari

VII - 51

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 87,700,000 100 71,055,000 100 90,000,000 100 95,000,000 100 100,000,000 100 443,755,000 Purwosari

Peningkatan

Ketatalaksanaan dan

Kapasitas Aparatur

Presentase PNS yang

memiliki kompetensi

sesuai bidang tugas

-

Persentase Aparatur

Sipil Tata Aturan

persen 100 100 963,987,500 100 1,188,863,600 100 1,140,158,000 100 1,200,000,000 100 1,300,000,000 100 5,793,009,100 Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan

Olahraga

Persentase

PNS/Aparatur Sipil taat

kode aturan

persen 100 100 167,320,000 100 71,225,000 100 10,000,000 100 15,700,000 100 20,600,000 100 284,845,000 Dinas Kesehatan

Persentase pemenuhan

kebutuhan pakaian

dinas khusus

persen 100 100 50,500,000 100 50,500,000 100 223,421,625 100 234,592,706 100 246,322,342 100 805,336,673 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Ralyat, dan

Kawasan

Permukiman

Persentase ASN taat

aturan

99 99 477,835,000 100 131,062,500 100 326,700,000 100 359,370,000 100 395,307,000 100 1,690,274,500 Satuan Polisi

Pamong Praja

Prosentase peningkatan

kualitas sumberdaya

aparatur

persen 0 100 9,140,000 100 24,281,500 100 25,000,000 100 32,500,000 100 42,000,000 100 132,921,500 Dinas Sosial

Ketatalaksanaan dan

pengelolaan

kepegawaian

terselenggara

persen 100 100 12,370,000 100 15,743,000 100 15,936,800 100 16,733,640 100 18,407,004 100 81,864,763 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Persentase Aparatur

Sipil Tata Aturan

persen 100 100 8,337,500 100 14,000,000 100 25,000,000 100 35,000,000 100 50,000,000 100 132,337,500 DP3AKBPMD

persen 100% 100% - 100 5,000,000 100 5,500,000 100 6,050,000 100 6,655,000 100 23,205,000 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

Persentase aparatur sipil

taat kode etik

persen 100 100 27,500,000 100 27,500,000 100 31,421,000 100 32,992,000 100 34,642,000 100 154,055,000 Dinas Lingkungan

Hidup

persentase pemenuhan

kebutuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 36,539,000 100 26,600,000 100 34,224,000 100 42,350,500 100 47,950,000 100 187,663,500 Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil

Persentase

PNS/aparatur sipil taat

aturan

persen 100 100% 181,285,300 100 97,295,000 100 137,957,600 100 151,753,360 100 166,928,696 100 735,219,956 Dinas

Perhubungan

Persentase ASN yang

terfasilitasi dengan baik

persen 99% 100% 8,630,000 100 29,488,000 100 15,936,800 100 16,733,640 100 18,407,004 100 89,195,444 Dinas Komunikasi

dan Informatika

Prosentase aparatur sipil

taat aturan

persen 100 100 18,701,000 100 18,000,000 100 25,000,000 100 30,000,000 100 35,000,000 100 126,701,000 Dinas Koperasi,

Usaha Kecil, dan

Menengah

persentase PNS/aparat

sipil taat aturan

persen 100% 100% 10,700,000 100 6,850,000 100 7,535,000 100 8,288,500 100 9,117,350 100 42,490,850 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

Persentase PNS/

aparatur sipil taat

aturan

persen 0% 100% 17,960,000 100 30,000,000 100 36,500,000 100 38,325,000 100 40,241,250 100 163,026,250 Dinas Kebudayaan

persentase PNS yang

memiliki kompetensi

sesuai bidang tugasnya

persen 100 100 46,950,000 100 55,312,500 100 47,785,625 100 48,263,481 100 48,746,116 100 247,057,722 Dinas

Perpustakaan dan

Kearsipan

persentase aparatur sipil

taat aturan dan memiliki

kompetensi sesuai

bidang tugas

persen 100 100 10,062,500 100 15,050,000 100 15,802,500 100 16,592,625 100 17,422,256 100 74,929,881 Dinas Kelautan

dan Perikanan

Peningkatan

kedisiplinan dan

kapasitas aparatur

persen 100 100 43,850,000 100 123,100,000 100 150,000,000 100 157,000,000 100 165,000,000 100 638,950,000 Dinas Pariwisata

persentase peningkatan

kapasitas aparatur

persen 100 62,255,000 100 65,780,000 100 75,328,550 100 82,861,405 100 91,147,546 100 377,372,501 Dinas Pertanian

dan Pangan

VII - 52

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase aparatur sipil

taat aturan

persen 100% 100% 23,667,500 100 6,025,000 100 9,075,000 100 9,982,500 100 10,980,750 100 59,730,750 Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

persentase PNS yg

memiliki kompetensi

sesuai bidang tugas

persen 90 100 255,160,000 100 170,560,000 100 121,160,000 100 188,000,000 100 197,400,000 100 932,280,000 Inspektorat Daerah

jumlah aparatur sipil

taat aturan dan memiliki

kompetensi sesuai tugas

persen 100% 100% 21,630,000 100 24,954,000 100 32,000,000 100 35,000,000 100 40,000,000 100 153,584,000 Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Persentase aparatur sipil

taat aturan

persen 100 100 70,415,000 100 64,540,000 100 69,540,000 100 52,540,000 100 52,540,000 100 309,575,000 Badan Keuangan

dan Aset Daerah

persentase PNS yang

taat aturan

persen 100 100 77,070,000 100 25,620,000 100 100,300,000 100 106,400,000 100 112,500,000 100 421,890,000 Badan

Kepegawaian,

Pendidikan, dan

pelatihan Daerah

persentase apatur sipil

taat kode etik

persen 100% 100% 5,500,000 100 5,500,000 100 7,000,000 100 7,000,000 100 7,000,000 100 32,000,000 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

persentase

PNS/aparatur sipil taat

aturan

persen 100% 100% 350,465,000 100 234,170,000 100 257,229,500 100 282,952,450 100 311,247,695 100 1,436,064,645 Sekretatiat Daerah

Prosentase aparatur sipil

taat aturan

persen 96.21% 97% 342,125,000 100 512,175,000 100 375,000,000 100 385,000,000 100 385,000,000 100 1,999,300,000 Sekretariat DPRD

persentase PNS/aparat

sipil taat aturan

persen 100 10,800,000 100 6,800,000 100 29,500,000 100 39,500,000 100 44,500,000 100 131,100,000 Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Persentase PNS/

aparatur sipil yang taat

aturan

persen 100 100 2,100,000 100 3,000,000 100 3,300,000 100 3,500,000 100 4,000,000 100 15,900,000 Wonosari

persen 100 1,777,500 100 2,375,000 100 2,975,000 100 3,575,000 100 4,175,000 100 14,877,500 Paliyan

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100% 99% 2,000,000 100 2,000,000 100 14,600,000 100 2,000,000 100 2,000,000 100 22,600,000 Panggang

Persentase PNS /

Aparatur Sipil taat

aturan

persen 100 100 2,000,000 100 2,000,000 100 3,500,000 100 3,500,000 100 3,500,000 100 14,500,000 Tepus

Persentase PNS /

Aparatur Sipil taat

aturan

persen 100 100 2,520,000 100 2,265,000 100 2,000,000 100 2,000,000 100 2,000,000 100 10,785,000 Rongkop

Persentase PNS /

Aparatur Sipil taat

aturan

persen 90% 92% 1,500,000 100 3,245,000 100 2,000,000 100 2,500,000 100 3,000,000 100 12,245,000 Semanu

Persentase

PNS/Aparatur Sipil Taat

Aturan

persen 100% 99% 2,770,000 100 2,740,000 100 2,770,000 100 2,770,000 100 2,770,000 100 13,820,000 Ponjong

Persentase PNS /

Aparatur Sipil taat

aturan

persen 100% 100% 2,850,000 100 2,850,000 100 4,235,000 100 5,250,000 100 6,850,000 100 22,035,000 Karangmojo

Persentase

PNS/aparatur sipil taat

aturan

persen 100% 100% 3,000,000 100 3,270,000 100 45,000,000 100 47,500,000 100 51,500,000 100 150,270,000 Playen

persen 70% 2,225,000 100 3,000,000 100 5,000,000 100 6,000,000 100 7,000,000 100 23,225,000 Nglipar

Persentase

PNS/aparatur sipil taat

aturan

persen 99% 100% 1,020,000 100 1,000,000 100 3,000,000 100 3,250,000 100 3,400,000 100 11,670,000 Ngawen

Persentase PNS /

Aparatur Sipil taat

aturan

persen 100 100 2,952,500 100 3,000,000 100 5,650,000 100 5,850,000 100 6,300,000 100 23,752,500 Semin

Persentase PNS /

Aparatur Sipil taat

aturan

persen 100% 100% 3,500,000 100 4,300,000 100 3,500,000 100 3,750,000 100 4,000,000 100 19,050,000 Patuk

Persentase PNS/

aparatur sipil taat

aturan

persen 100 100 2,080,000 100 3,000,000 100 43,000,000 100 47,500,000 100 51,500,000 100 147,080,000 Saptosari

Persentase

PNS/aparatur sipil taat

aturan

persen 100 100 1,080,000 100 15,600,000 100 960,000 100 1,100,000 100 1,100,000 100 19,840,000 Gedangsari

Persentase PNS /

Aparatur Sipil taat

aturan

persen 100 100 1,500,000 100 5,280,000 100 12,000,000 100 13,000,000 100 14,000,000 100 45,780,000 Girisubo

VII - 53

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 2,500,000 100 2,500,000 100 4,000,000 100 6,000,000 100 6,000,000 100 21,000,000 Tanjungsari

Persentase kebutuhan

pemenuhan sarana dan

prasarana aparatur

persen 100 100 2,500,000 100 3,000,000 100 7,000,000 100 8,000,000 100 9,000,000 100 29,500,000 Purwosari

Peningkatan Kualitas

Perencanaan

Persentase kesesuaian

program dalam Renja

PD terhadap RKPD, dan

Renstra PD terhadap

RPJMD

-

Persentase kesesuaian

program dalam Renja

SKPD terhadap RKPD,

dan Renstra PD

terhadap RPJMD

100 100 9,404,733,750 100 7,834,633,040 100 9,742,210,000 100 9,850,000,000 100 10,000,000,000 100 46,831,576,790 Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan

Olahraga

Persentase Dokumen

Perencanaan dan

Pelaporan SKPD yang

disusun tepat waktu

100 100 233,305,000 100 129,910,000 100 100,000,000 100 103,500,000 100 105,700,000 100 672,415,000 Dinas Kesehatan

Persentase dokumen

perencanaan dan

pelaporan SKPD yang

disusun tepat waktu

persen 100 100 184,940,000 100 191,890,000 100 89,976,403 100 94,475,223 100 99,198,984 100 660,480,610 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Ralyat, dan

Kawasan

Permukiman

persentase kesesuaian

program dalam renja

SKPD terhadap RKPD

dan renstra RKPD

terhadap RPJMD

persen 100 100 24,788,500 100 21,987,500 100 30,250,000 100 33,275,000 100 36,602,500 100 146,903,500 Satuan Polisi

Pamong Praja

Prosentase dokumen

perencanaan PD

tersusun

persen 0 100 74,500,000 100 267,990,000 100 250,000,000 100 275,000,000 100 325,000,000 100 1,192,490,000 Dinas Sosial

Perencanaan kinerja

perangkat daerah

terselenggara

persen 0 100 161,200,000 100 129,945,000 100 158,326,000 100 160,000,000 100 170,000,000 100 779,471,000 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

persentase kesesuaian

program dalam renja

SKPD terhadap RKPD

dan renstra RKPD

terhadap RPJMD

persen 0 100 48,110,000 100 60,078,200 100 35,000,000 100 60,000,000 100 75,000,000 100 278,188,200 DP3AKBPMD

Persentase Dokumen

Perencanaan dan

Pelaporan SKPD yang

disusun tepat waktu

persen 0 100 57,244,000 100 118,925,000 100 91,503,500 100 100,653,850 100 110,719,235 100 479,045,585 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

Persentase dokumen

perencanaan dan

pelaporan PD yang

disusun tepat waktu

persen 100 100 23,125,000 100 23,125,000 100 33,626,000 100 35,308,000 100 37,073,000 100 152,257,000 Dinas Lingkungan

Hidup

dokumen perencanaan,

pengendalian dan

evaluasi SKPD disusun

tepat waktu

persen 100 100 15,308,500 100 22,489,600 100 24,738,550 100 31,501,250 100 36,850,000 100 130,887,900 Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil

Persentase kesesuaian

program dalam Renja

SKPD terhadap RKPD,

dan Renstra SKPD

terhadap RPJMD

persen 0 100 39,290,000 100 42,639,500 100 45,890,900 100 50,479,990 100 55,527,989 100 233,828,379 Dinas

Perhubungan

Nilai IKM SKPD persen 100 100 25,179,500 100 14,397,000 100 18,450,300 100 19,372,815 100 21,310,097 100 98,709,712 Dinas Komunikasi

dan Informatika

VII - 54

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Renstra Renja, RKA,

DPA tersusun tepat

waktu, benar dan baik

persen 100 100 35,970,000 100 54,231,000 100 58,500,000 100 68,567,000 100 75,200,000 100 292,468,000 Dinas Koperasi,

Usaha Kecil, dan

Menengah

persentase kesesuaian

program dalam renja

SKPD terhadap RKPD

dan renstra RKPD

terhadap RPJMD

persen 100 100 49,746,500 100 159,900,000 100 86,341,500 100 95,675,650 100 105,843,215 100 497,506,865 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

persentase perencanaan

kinerja perangkat

daerah

persen 0 100 29,782,500 100 51,440,000 100 113,024,000 100 118,675,200 100 115,218,416 100 428,140,116 Dinas Kebudayaan

Dokumen perencanaan,

pengendalian dan

evaluasi perangkat

daerah disusun tepat

waktu

persen 100 100 6,450,000 100 8,560,000 100 9,000,000 100 9,500,000 100 10,000,000 100 43,510,000 Dinas

Perpustakaan dan

Kearsipan

persentase kesesuaian

program dalam renja

SKPD terhadap RKPD

dan renstra RKPD

terhadap RPJMD

persen 99.88 100 157,972,500 100 96,536,500 100 101,363,325 100 106,431,491 100 111,753,066 100 574,056,882 Dinas Kelautan

dan Perikanan

Persentase perencanaan

kinerja perangkat

daerah

persen 0 100 126,100,000 100 236,206,500 100 140,000,000 100 158,500,000 100 187,000,000 100 847,806,500 Dinas Pariwisata

Persentase Dokumen

Perencanaan Disusun

tepat waktu

persen 0 100 451,625,000 100 190,235,000 100 578,531,250 100 636,384,375 100 700,022,813 100 2,556,798,438 Dinas Pertanian

dan Pangan

Persentase dokumen

perencanaan dan

pelaporan SKPD yang

disusun tepat waktu

persen 100 100 318,548,900 100 70,565,000 100 229,900,000 100 252,890,000 100 278,179,000 100 1,150,082,900 Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

persentase dokumen

perencanaan dan

pelaporan SKPD yang

disusun tepat waktu

persen 100 100 63,535,000 100 29,330,000 100 29,000,000 100 36,835,000 100 38,675,000 100 197,375,000 Inspektorat Daerah

persentase dokumen

perencanaan dan

pelaporan SKPD yang

disusun tepat waktu

persen 100 100 33,857,000 100 64,880,000 100 52,000,000 100 55,000,000 100 60,000,000 100 265,737,000 Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Persentase dokumen

perencanaan dan

pelaporan SKPD disusun

benar dan tepat waktu

persen 100 100 42,737,500 100 43,612,500 100 44,987,500 100 45,487,500 100 45,987,500 100 222,812,500 Badan Keuangan

dan Aset Daerah

persentase dokumen

perencanaan dan

pelaporan tersusun

tepat waktu

persen 100 100 17,662,500 100 23,775,000 100 35,525,000 100 38,500,000 100 42,000,000 100 157,462,500 Badan

Kepegawaian,

Pendidikan, dan

pelatihan Daerah

persentase dokumen

perencanaan dan

pelaporan SKPD yang

disusun tepat waktu

persen 100 100 16,967,500 100 11,600,000 100 18,000,000 100 20,000,000 100 20,000,000 100 86,567,500 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

persentase kesesuaian

program dalam renja

SKPD terhadap RKPD

dan renstra RKPD

terhadap RPJMD

persen 100 100 58,367,500 100 74,020,000 100 97,735,000 100 107,508,500 100 118,259,350 100 455,890,350 Sekretatiat Daerah

Persentase dokumen

perencanaan perangkat

daerah yang tersusun

secara baik dan tepat

waktu

persen 92.56% 93% 47,717,000 100 53,047,000 100 62,000,000 100 65,000,000 100 78,000,000 100 305,764,000 Sekretariat DPRD

persentase kesesuaian

program dalam renja PD

thd RKPD dan restra PD

thd RPJMD

persen 100 100 17,850,000 100 33,522,000 100 33,550,000 100 44,050,000 100 54,550,000 100 183,522,000 Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

VII - 55

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase kesesuaian

program dalam renja PD

terhadap RKPD dan

Renstra PD terhadap

RPJMD

persen 100 100 12,575,000 100 17,000,000 100 18,300,000 100 20,500,000 100 22,700,000 100 91,075,000 Wonosari

Meningkatnya kualitas

program dan kegiatan

yang dilaksana-kan

persen 100 100 16,685,000 100 12,087,500 100 15,030,000 100 17,972,500 100 20,915,000 100 82,690,000 Paliyan

Persentase kesesuaian

program dalam renja PD

terhadap RKPD dan

Renstra PD terhadap

RPJMD

persen 100 100 12,490,000 100 12,500,000 100 13,000,000 100 13,500,000 100 14,000,000 100 65,490,000 Panggang

presentase kesesuaian

program dalam RENJA

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra terhadap

RPJMD

persen 100 100 17,717,000 100 14,775,000 100 19,587,000 100 20,587,000 100 21,337,000 100 94,003,000 Tepus

presentase kesesuaian

program dalam RENJA

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra terhadap

RPJMD

persen 100 100 13,547,500 100 13,547,500 100 15,340,000 100 15,340,000 100 15,340,000 100 73,115,000 Rongkop

presentase kesesuaian

program dalam RENJA

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra terhadap

RPJMD

persen 100 100 19,125,000 100 21,100,000 100 25,000,000 100 27,500,000 100 30,250,000 100 122,975,000 Semanu

Persentase Kesesuaian

Program dalam Renja

SKPD terhadap RKPD,

dan Renstra SKPD

terhadap RPJMD

persen 100 100 10,300,000 100 10,300,000 100 11,500,000 100 10,300,000 100 10,300,000 100 52,700,000 Ponjong

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 14,750,000 100 17,050,000 100 21,350,000 100 23,050,000 100 25,050,000 100 101,250,000 Karangmojo

Persentase kesesuaian

program dalam Renja

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra SKPD

terhadap RPJMD

persen 100 100 16,500,000 100 13,930,000 100 33,500,000 100 36,500,000 100 41,000,000 100 141,430,000 Playen

presentase kesesuaian

program dalam RENJA

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra terhadap

RPJMD

persen 100 100 15,925,000 100 13,500,000 100 16,000,000 100 18,000,000 100 20,000,000 100 83,425,000 Nglipar

Persentase kesesuaian

program dalam Renja

SKPD terhadap RKPD,

dan Renstra SKPD

terhadap RPJMD

persen 100 100 29,350,000 100 20,822,500 100 22,977,000 100 24,177,500 100 29,227,500 100 126,554,500 Ngawen

Persentase kesesuaian

dalam renja PD dan

renstra PD

persen 100 100 10,570,000 100 10,410,000 100 11,500,000 100 11,750,000 100 11,750,000 100 55,980,000 Semin

Persentase kesesuaian

program dalam renja

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra SKKPD

terhadap RPJMD

persen 100 100 12,500,000 100 11,665,000 100 12,500,000 100 13,000,000 100 13,500,000 100 63,165,000 Patuk

VII - 56

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase kesesuaian

program dalam Renja

SKPD terhadap RKPD,

dan Renstra SKPD

terhadap RPJMD

persen 100 100 41,565,000 100 53,500,000 100 67,000,000 100 74,000,000 100 78,000,000 100 314,065,000 Saptosari

Dokumen Perencanaan

Renstra, Renja, RKA,

DPA, dan LKjIP tersusun

tepat waktu

persen 100 100 15,041,000 100 13,425,000 100 15,650,000 100 16,200,000 100 17,000,000 100 77,316,000 Gedangsari

presentase kesesuaian

program dalam RENJA

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra terhadap

RPJMD

persen 100 100 19,200,000 100 15,775,000 100 18,000,000 100 19,000,000 100 20,000,000 100 91,975,000 Girisubo

presentase kesesuaian

program dalam RENJA

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra terhadap

RPJMD

persen 100 100 14,850,000 100 13,500,000 100 4,500,000 100 5,000,000 100 5,500,000 100 43,350,000 Tanjungsari

presentase kesesuaian

program dalam RENJA

SKPD terhadap RKPD

dan Renstra terhadap

RPJMD

persen 100 100 17,625,000 100 18,800,000 100 21,000,000 100 22,000,000 100 24,000,000 100 103,425,000 Purwosari

Peningkatan Kualitas

Pelayanan Publik

Nilai IKM PD

Nilai IKM PD 77.00 78.00 2,014,121,120 78,5 2,298,936,200 79.00 1,733,217,000 79,5 1,800,000,000 80.00 1,900,000,000 80.00 9,746,274,320.00 Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan

Olahraga

Nilai IKM PD 78.07 78,45 35,530,000 78,85 24,500,000 79,21 33,562,000 79,59 33,562,000 80.00 33,562,000 80.00 160,716,000.00 Dinas Kesehatan

Akuntabilitas kinerja

perangkat daerah

meningkat

78,45 78,83 20,000,000 79,21 20,000,000 79,59 1,024,092,956 80.00 1,075,297,604 80.00 1,129,052,484 80.00 3,268,443,044.00 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Ralyat, dan

Kawasan

Permukiman

Nilai IKM PD 78.70 78.70 7,100,000 79.10 8,400,000 79.60 9,680,000 80.00 10,648,000 80.00 11,712,800 80.00 47,540,800.00 Satuan Polisi

Pamong Praja

Nilai IKM SKPD 81.00 82.00 12,175,000 82.50 19,250,000 82.75 17,500,000 82.75 22,000,000 83.00 25,000,000 83.00 95,925,000.00 Dinas Sosial

Penyelenggaraan

pelayanan publik yang

baik

77,7 78.00 7,065,000 78.00 7,065,000 78,5 7,065,000 78,5 7,200,000 79.00 7,200,000 79.00 35,595,000.00 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Nilai IKM 78.50 7,037,500 78.50 6,987,500 79.00 7,500,000 79,75 9,000,000 80.00 15,000,000 80.00 45,525,000.00 DP3AKBPMD

Nilai IKM SKPD 78.48 79.00 5,425,000 79.22 7,850,000 79.40 5,500,000 79.60 6,050,000 80.00 6,655,000 80.00 31,480,000.00 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

77.34 78.20 - 78.75 2,000,000 79.33 2,000,000 79.80 2,000,000 80.00 2,000,000 80.00 8,000,000.00 Dinas Lingkungan

Hidup

Nilai IKM meningkat 80.26 80.50 4,413,500 81.00 17,127,000 81.25 18,839,700 79.50 20,730,225 80.50 21,250,750 80.50 82,361,175.00 Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil

Nilai IKM PD 79.00 11,939,000 79.00 12,819,500 79.50 14,101,450 80.00 15,511,595 80.50 17,063,190 80.50 71,434,735.00 Dinas

Perhubungan

Nilai IKM SKPD 79.00 79.25 3,950,000 79.50 2,450,000 79.75 2,695,000 80.00 2,829,750 80.00 3,112,725 80.00 15,037,475.00 Dinas Komunikasi

dan Informatika

Persentase pemenuhan

penyelenggaraan

pelayanan publik

78.07 78.15 1,930,000 78.25 1,800,000 78.35 5,000,000 78,50 7,000,000 78,65 9,000,000 78,65 24,730,000.00 Dinas Koperasi,

Usaha Kecil, dan

Menengah

meningkatnya kepuasan

masyarakat terhadap

penyelenggaraan

pelayanan publik

78.07 80.00 147,829,800 80.00 7,752,000 80.00 8,727,200 80.00 9,749,920 80.00 10,824,912 80.00 184,883,832.00 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

VII - 57

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Nilai IKM PD NA 79.00 - 79,25 6,470,000 79,5 6,793,500 80.00 7,133,175 80.00 7,489,834 80.00 27,886,508.75 Dinas Kebudayaan

Nilai IKM PD NA 78.00 3,000,000 78.50 3,500,000 79.00 4,000,000 79,25 4,500,000 79,50 5,000,000 79,50 20,000,000.00 Dinas

Perpustakaan dan

Kearsipan

Nilai IKM PD 81,29 84.00 83,420,000 84.50 25,332,000 85.00 26,598,600 85.50 27,928,530 86.00 29,324,957 86.00 192,604,086.50 Dinas Kelautan

dan Perikanan

Persentase

penyelenggaraan

pelayanan publik yang

lebih baik

79.00 79,25 8,490,000 79,5 13,753,500 79,75 17,500,000 80.00 23,000,000 80.00 25,000,000 80.00 87,743,500.00 Dinas Pariwisata

Nilai IKM PD 76.40 4,000,000 76.80 3,500,000 77.20 4,840,000 77.60 5,324,000 78.20 5,856,400 78.20 23,520,400.00 Dinas Pertanian

dan Pangan

Nilai IKM PD 78.90 78.46 5,250,000 78.84 1,000,000 79.23 3,025,000 79.61 3,327,500 80.00 3,660,250 80.00 16,262,750.00 Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

Nilai IKM SKPD 87.00 78.00 12,000,000 80.00 12,000,000 83.00 20,000,000 85.00 12,000,000 90.00 12,000,000 90.00 68,000,000.00 Inspektorat Daerah

Nilai IKM SKPD 78.92 79.00 865,000 79.25 1,500,000 79.50 1,000,000 79.75 1,000,000 80.00 1,500,000 80.00 5,865,000.00 Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Nilai IKM SKPD 79.00 77.00 5,000,000 77.00 5,000,000 77.00 5,000,000 78.00 5,000,000 79.00 5,000,000 79.00 25,000,000.00 Badan Keuangan

dan Aset Daerah

Nilai IKM PD 78.07 78.50 600,000 78.80 2,010,000 79.20 850,000 79,50 950,000 79,80 1,100,000 79,80 5,510,000.00 Badan

Kepegawaian,

Pendidikan, dan

pelatihan Daerah

Nilai IKM BPBD 78.15 78.25 1,450,000 78.35 1,600,000 78.45 1,000,000 78.55 1,000,000 78.65 1,000,000 78.65 6,050,000.00 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

Nilai IKM PD 78.48 79.00 9,695,000 79.20 21,750,000 79.40 7,507,500 79.60 8,258,250 80.00 9,084,075 80.00 56,294,825.00 Sekretatiat Daerah

Nilai IKM dan SOP

perangkat daerah

79.00 79.25 6,937,000 79.50 7,092,500 79.75 10,000,000 80.00 70,000,000 80.00 10,000,000 80.00 104,029,500.00 Sekretariat DPRD

Nilai IKM PD NA 75,50 1,000,000 76.00 1,600,000 76.00 3,000,000 78,75% 4,000,000 79,75% 5,000,000 79,75% 14,600,000.00 Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Nilai IKM PD 76,43 78,07 1,675,000 78,5 2,000,000 79.50 5,050,000 80.00 6,900,000 80.00 5,000,000 80.00 20,625,000.00 Wonosari

Meningkatnya kualitas

program dan kegiatan

yang dilaksana-kan

76,43 78.07 1,565,000 78,07 1,865,000 79.50 2,165,000 80.00 2,465,000 80.00 2,765,000 80.00 10,825,000.00 Paliyan

78.25 78.50 3,005,000 78.50 3,005,000 79.50 4,000,000 80.00 4,000,000 80.00 4,000,000 80.00 18,010,000.00 Panggang

Nilai IKM PD 80.00 80.00 5,000,000 80.05 5,025,000 80.10 5,000,000 80.15 5,500,000 80.20 6,000,000 80.20 26,525,000.00 Tepus

Nilai IKM SKPD 78.00 78.07 1,865,000 78.50 2,000,000 79.00 2,000,000 79.50 2,000,000 80.00 2,000,000 80.00 9,865,000.00 Rongkop

Nilai IKM SKPD 81.69 82.00 2,646,000 83.00 2,646,000 84.00 3,000,000 85.00 3,250,000 86.00 3,575,000 86.00 15,117,000.00 Semanu

Nilai IKM Perangkat

Daerah

78.07 78.07 5,000,000 78.20 10,080,000 78.30 5,000,000 79.00 11,569,000 79.05 11,569,000 79.05 43,218,000.00 Ponjong

Nilai IKM SKPD 76.29 76.72 5,450,000 77.50 2,000,000 78.00 3,000,000 79.50 4,000,000 80.00 5,000,000 80.00 19,450,000.00 Karangmojo

Nilai IKM Perangkat

Daerah

76.56 76.61 5,742,500 76.65 3,220,000 76.80 4,000,000 77.02 4,000,000 77.10 4,500,000 77.10 21,462,500.00 Playen

Nilai IKM PD 79.00 79.25 4,000,000 79.50 3,075,000 80.00 5,000,000 80.05 6,000,000 80.10 7,000,000 80.10 25,075,000.00 Nglipar

Nilai IKM Perangkat

Daerah

80.00 80.00 1,290,000 78.07 1,290,000 80.25 4,800,000 80.30 5,200,000 80.35 5,600,000 80.35 18,180,000.00 Ngawen

Pencapaian nilai Indeks

Kepuasan Masyarakat

78.00 78.07 3,500,000 78.50 3,200,000 79.00 5,000,000 79.50 6,000,000 80.00 6,000,000 80.00 23,700,000.00 Semin

Nilai IKM SKPD 78.65 79.00 2,000,000 79.00 2,000,000 79.16 3,500,000 80.00 3,500,000 80.00 3,500,000 80.00 14,500,000.00 Patuk

Nilai IKM PD 78.65 79.00 9,350,000 79.00 3,000,000 79.16 11,500,000 80.00 11,500,000 80.00 11,500,000 80.00 46,850,000.00 Saptosari

Nilai IKM PD 78.55 78.80 4,512,000 79.00 3,950,000 79.25 5,150,000 79.50 5,300,000 80.00 5,600,000 80.00 24,512,000.00 Gedangsari

Nilai IKM PD 78.00 79.00 2,340,000 79.00 4,000,000 79.00 5,000,000 80.00 6,000,000 80.00 7,000,000 80.00 24,340,000.00 Girisubo

Nilai IKM PD 77.00 78.25 3,000,000 78.50 3,000,000 79.00 3,500,000 79.50 4,000,000 80.00 4,000,000 80.00 17,500,000.00 Tanjungsari

Nilai IKM PD 78.95 78.96 4,000,000 78.98 2,000,000 78.98 3,000,000 78.99 4,000,000 80.00 5,000,000 80.00 18,000,000.00 Purwosari

Program Peningkatan

Kualitas Pelaporan

Keuangan Perangkat

Daerah

Persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

-

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 745,820,900 100 753,678,500 100 807,741,900 100 820,000,000 100 840,000,000 100 3,967,241,300 Dinas Pendidikan,

Pemuda, dan

Olahraga

VII - 58

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 250,905,000 100 228,675,000 100 244,405,350 100 256,625,618 100 269,456,898 100 1,250,067,866 Dinas Kesehatan

Persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 138,200,000 100 138,200,000 100 159,983,775 100 167,982,964 100 178,382,112 100 782,748,851 Dinas Pekerjaan

Umum, Perumahan

Ralyat, dan

Kawasan

Permukiman

persentase laporan

keuangan yg disusun

tepat waktu

persen 100 100 31,398,000 100 39,998,000 100 42,350,000 100 46,585,000 100 51,243,500 100 211,574,500 Satuan Polisi

Pamong Praja

Prosentase laporan

keuangan disusun tepat

waktu

persen 100 100 35,750,000 100 39,200,000 100 55,000,000 100 62,500,000 100 75,000,000 100 267,450,000 Dinas Sosial

Penyusunan laporan

keuangan terselenggara

dengan baik

persen 100 100 33,450,000 100 36,750,000 100 33,450,000 100 33,600,000 100 33,600,000 100 170,850,000 Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 58,657,000 100 58,050,000 100 60,000,000 100 70,000,000 100 75,000,000 100 321,707,000 DP3AKBPMD

Persentase Laporan

Keuangan yang Disusun

Tepat Waktu

persen 100 100 33,665,000 100 67,155,000 100 73,870,500 100 81,257,550 100 89,383,305 100 345,331,355 Dinas Pertanahan

dan Tata Ruang

Persentase ASN yang

memiliki kompetensi

sesuai bidang tugasnya

persen 100 100 54,670,000 100 51,821,000 100 33,902,000 100 35,597,000 100 37,377,000 100 213,367,000 Dinas Lingkungan

Hidup

persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 36,539,000 100 138,511,000 100 152,362,100 100 164,815,500 100 168,225,000 100 660,452,600 Dinas

Kependudukan

dan Pencatatan

Sipil

persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 64,824,000 100 60,000,000 100 66,000,000 100 72,600,000 100 79,860,000 100 343,284,000 Dinas

Perhubungan

Persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 31,915,000 100 43,615,000 100 34,116,500 100 35,822,325 100 39,404,558 100 184,873,383 Dinas Komunikasi

dan Informatika

Persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 30,392,000 100 38,612,000 100 48,174,400 100 57,009,200 100 68,611,000 100 242,798,600 Dinas Koperasi,

Usaha Kecil, dan

Menengah

persentase dokumen

laporan keuangan

semesteran tersusun

secara benar dan tepat

waktu

persen 100 100 28,755,000 100 37,200,000 100 40,920,000 100 45,012,000 100 49,513,200 100 201,400,200 Dinas Penanaman

Modal dan

Pelayanan Terpadu

peningkatan dan

pengembangan sistem

pelaporan capaian

kinerja dan keuangan

persen 100 100 32,672,500 100 72,962,500 100 76,610,625 100 80,441,156 100 84,463,214 100 347,149,995 Dinas Kebudayaan

persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 41,600,000 100 51,343,000 100 47,311,430 100 47,784,544 100 48,262,389 100 236,301,363 Dinas

Perpustakaan dan

Kearsipan

persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 26,680,000 100 29,040,000 100 30,492,000 100 32,016,600 100 33,617,430 100 151,846,029 Dinas Kelautan

dan Perikanan

Peningkatan dan

pengembangan sistem

pelaporan capaian

kinerja dan keuangan

persen 100 100 73,067,500 100 143,466,000 100 150,000,000 100 160,000,000 100 170,000,000 100 696,533,500 Dinas Pariwisata

persentase laporan

keuangan disusun tepat

waktu

persen 100 100 52,850,000 100 80,725,000 100 63,948,500 100 70,343,350 100 77,377,685 100 345,244,535 Dinas Pertanian

dan Pangan

Prosentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 111,900,000 100 40,325,000 100 133,100,000 100 146,410,000 100 161,051,000 100 592,786,000 Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan

persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 37,515,000 100 37,515,000 100 37,515,000 100 37,515,000 100 37,515,000 100 187,575,000 Inspektorat Daerah

VII - 59

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

persentase pelaporan

keuangan yang disusun

benar, akurat dan tepat

waktu

persen 100 100 41,756,000 100 51,998,000 100 47,000,000 100 50,000,000 100 52,000,000 100 242,754,000 Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Persentase laporan

keuangan yang disusun

benar, akurat, dan tepat

waktu

persen 100 100 170,095,500 100 209,000,000 100 225,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 1,104,095,500 Badan Keuangan

dan Aset Daerah

terlaksananya laporan

keuangan

persen 100 100 52,300,000 100 56,500,000 100 52,500,000 100 55,000,000 100 57,500,000 100 273,800,000 Badan

Kepegawaian,

Pendidikan, dan

pelatihan Daerah

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100% 100% 33,002,500 100 35,556,000 100 38,000,000 100 40,000,000 100 40,000,000 100 186,558,500 Badan

Penanggulangan

Bencana Daerah

persentase laporan

keuangan bulanan,

semesteran dan tahunan

persen 100 100 218,290,000 100 223,090,000 100 192,060,000 100 211,266,000 100 232,392,600 100 1,077,098,600 Sekretatiat Daerah

Persentase laporan

keuangan perangkat

daerah tersusun tepat

waktu, baik dan benar

persen 99,34 100 89,600,000 100 97,100,000 100 106,000,000 100 112,000,000 100 115,000,000 100 519,700,000 Sekretariat DPRD

persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 27,020,000 100 53,825,000 100 53,825,000 100 42,400,000 100 47,400,000 100 224,470,000 Badan Kesatuan

Bangsa dan Politik

Persentase laporan

keuangan yagn disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 25,097,500 100 30,000,000 100 33,000,000 100 35,000,000 100 38,000,000 100 161,097,500 Wonosari

Laporan keuangan dapat

disusun dengan benar

dan tepat waktu.

persen 100 100 16,685,000 100 34,080,000 100 35,400,000 100 36,720,000 100 38,040,000 100 160,925,000 Paliyan

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 2,000,000 100 32,715,000 100 32,000,000 100 32,000,000 100 32,000,000 100 130,715,000 Panggang

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 75 30,158,000 100 30,775,000 100 31,300,000 100 31,800,000 100 32,000,000 100 156,033,000 Tepus

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 30,210,000 100 41,760,000 100 41,760,000 100 41,760,000 100 41,760,000 100 197,250,000 Rongkop

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 86.67 100 35,268,000 100 36,268,000 100 38,500,000 100 39,000,000 100 40,000,000 100 189,036,000 Semanu

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

Tepat Waktu dan

Akuntabel

persen 100 100 30,830,000 100 31,730,000 100 32,000,000 100 30,830,000 100 30,830,000 100 156,220,000 Ponjong

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 31,935,000 100 33,277,500 100 33,535,000 100 35,000,000 100 36,500,000 100 170,247,500 Karangmojo

Persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu

persen 100 100 39,900,000 100 36,570,000 100 33,000,000 100 34,000,000 100 35,500,000 100 178,970,000 Playen

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 27,535,000 100 30,000,000 100 35,000,000 100 36,000,000 100 37,000,000 100 165,535,000 Nglipar

persen 100 100 33,665,000 100 36,897,500 100 24,400,000 100 26,950,000 100 26,950,000 100 148,862,500 Ngawen

Persentase Laporan

Kuangan tepat waktu

dan akuntabel

persen 100 100 28,440,000 100 28,500,000 100 30,000,000 100 30,000,000 100 30,000,000 100 146,940,000 Semin

VII - 60

Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kode

Bidang Urusan

Pemerintahan dan Program

Prioritas Pembangunan

Indikator Kinerja

Program (outcome)

Tahun 2018-2021

Indikator Kinerja

Program (outcome) 2017

hasil Evaluasi

Satuan

Kondisi Kinerja

Awal RPJMD

(Tahun 0/2016)

Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir

Periode RPJMDPD Penanggung

JawabTahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 29,790,000 100 34,540,000 100 35,000,000 100 36,000,000 100 37,000,000 100 172,330,000 Patuk

Persentasi laporan

keuanngan yang

disusun tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 49,247,500 100 50,000,000 100 55,000,000 100 60,000,000 100 65,000,000 100 279,247,500 Saptosari

Persentase laporan

keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 26,182,000 100 27,540,000 100 26,000,000 100 28,000,000 100 28,000,000 100 135,722,000 Gedangsari

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 30,900,000 100 30,900,000 100 30,000,000 100 31,000,000 100 32,000,000 100 154,800,000 Girisubo

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 31,600,000 100 31,625,000 100 16,500,000 100 71,000,000 100 17,500,000 100 168,225,000 Tanjungsari

Persentase Laporan

Keuangan yang disusun

tepat waktu dan

akuntabel

persen 100 100 24,500,000 100 30,000,000 100 33,000,000 100 34,000,000 100 36,000,000 100 157,500,000 Purwosari

101,197,491,270 98,356,781,232 99,626,962,324 103,142,720,645 108,293,728,623 510,620,358,414

VII - 61

VIII - 1

BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa jabatan, perlu ditetapkan indikator kinerja daerah, yang selanjutnya disebut dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Daerah. Hal ini ditunjukkan dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD dapat dicapai.

Indikator kinerja utama daerah Kabupaten Gunungkidul dirumuskan berdasarkan sasaran-sasaran pembangunan daerah Tahun 2016-2021 sebagai berikut:

Tabel 8.1.

Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Daerah

Sasaran Indikator Kinerja Utama

1. Akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah meningkat

Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

2. Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat

Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

3. Ketaatan masyarakat terhadap hukum meningkat

Indeks ketenteraman dan

ketertiban masyarakat

4. Kapasitas Sumber Daya Manusia Meningkat

Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

5. Jumlah Penduduk Miskin Menurun

Angka Kemiskinan

6. Angka Pengangguran Menurun Angka pengangguran 7. Daya saing pariwisata meningkat 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan

Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

2. Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

8. Pelestarian budaya berbasis pemberdayaan meningkat

Indeks Pelestarian Budaya

9. Infrastruktur publik wilayah meningkat

Indeks Infrastruktur wilayah

10. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat

Angka pertumbuhan ekonomi

11. Pendapatan masyarakat meningkat

Pendapatan Perkapita Penduduk

12. Ketahanan Pangan Meningkat Jumlah desa rawan pangan 13. Kualitas sumber daya alam dan

lingkungan hidup meningkat Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

14. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

Persentase desa tangguh bencana

VIII - 2

Tabel 8.2. Penetapan Indikator Kinerja Utama Daerah

Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja

padaawal periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode

RPJMD

Rumus/ Formula/ Keterangan

Thn 0/ 2016

Tahun 1/ 2017

Tahun 2/ 2018

Tahun 3/ 2019

Tahun 4/ 2020

Tahun 5/ 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

B (64,33)

B (66,91)

B (69,89)

BB (72,88)

BB (75,86)

BB (78,84)

BB (78,84)

Menunjukkan hasil penilaian Pemerintah terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah setiap tahun

2. Opini BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Menunjukkan opini hasil pemeriksaan BPK terhadap Laporan Keuangan Pemerintah Daerah setiap tahun

3. Indeks ketenteraman dan ketertiban masyarakat

19,35 19,57 19.78 20,00 20,22 20,43 20,43 Menunjukkan kondisi hasil penilaian terhadap kondisi ketenteraman dan ketertiban masyarakat, yang diukur dari indikator penyelesaian gangguan ketenteraman dan ketertiban masyarakat

VIII - 3

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja

padaawal periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode

RPJMD

Rumus/ Formula/ Keterangan

Thn 0/ 2016

Tahun 1/ 2017

Tahun 2/ 2018

Tahun 3/ 2019

Tahun 4/ 2020

Tahun 5/ 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

4. Indeks Pembangunan Manusia(IPM)

69,01 69,60 70,20 70,79 71,39 71,98 71,98 Indeks Pembangunan Manusia, dihitung sebagai rata-rata geometrik dari tiga dimensi: 1. Kesehatan melalui Indikator Angka

Harapan Hidup 2. Pendidikan melalui Indikator Lama

Sekolah dan Harapan Lama Sekolah 3. Pendapatan melalui konsumsi riil

perKapita

5. Angka Kemiskinan 19,34 19,25 18,58 17,91 17,24 16,52 16,52 Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung garis kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan (basic needs approach) dengan sumber data SUSENAS Satuan = Persen

6. AngkaPengangguran 1,42 1,33 1,25 1,22 1,20 1,16 1,16 Satuan = Persen

7. Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara danWisatawan Mancanegara

2.815.225 3.112.958 3.361.995 3.563.714 3.706.263 3.780.388 3.780.388 Menunjukkan jumlah kunjungan wisman dan wisnus dalam kurun waktu satu tahun

8. Lama Tinggal Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara

1,41 1,45 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61 Rata-rata malam tamu menginap (wisman dan wisnus) dalam kurun waktu satu tahun

VIII - 4

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja

padaawal periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode

RPJMD

Rumus/ Formula/ Keterangan

Thn 0/ 2016

Tahun 1/ 2017

Tahun 2/ 2018

Tahun 3/ 2019

Tahun 4/ 2020

Tahun 5/ 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

9. Indeks Pelestarian Budaya 92,24 93,3 95,54 97,36 98,64 100 100 Indeks pelestarian budaya, dihitung dengan pembobotan unsur-unsur: 1. Jumlah even kesenian/ budaya skala

kabupaten/provinsi /nasional denganbobot: 30%

2. Persentase kelompok kesenian yang aktif dengan bobot: 25%

3. Jumlah pelaku pelestari budaya yang aktif dengan bobot: 20%

4. Jumlah benda, situs, dan kawasan cagar yang terpelihara dan kondisi baik dengan bobot: 15%

5. Jumlah desa budaya dengan bobot: 6%

6. Persentase gedung kesenian yang aktif dengan bobot: 4%

10. Indeks Infrastruktur Wilayah 58,14 61,91 65,34 68,57 70,22 71,76 71,76

VIII - 5

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja

padaawal periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode

RPJMD

Rumus/ Formula/ Keterangan

Thn 0/ 2016

Tahun 1/ 2017

Tahun 2/ 2018

Tahun 3/ 2019

Tahun 4/ 2020

Tahun 5/ 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

11. Angka pertumbuhan ekonomi 4,89 4,96 5,03 5,10 5,17 5,24 5,24 - Rumus :

- Satuan :Persen (%)

G = PDRB1-PDRB0

X 100%

PDRB0

G = Laju pertumbuhane konomi

PDRB1= PPDRB ADHK pada suatu tahun

PDRB0= PPDRB ADHK pada tahun sebelumnya

12. Pendapatan Perkapita Penduduk

18,42 19,33 20,23 21,14 22,05 22,95 22,95 - Rumus =

- Satuan = Rupiah (dalam jutaan)

PDRB

∑ Penduduk Pertengahan tahun

VIII - 6

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja

padaawal periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode

RPJMD

Rumus/ Formula/ Keterangan

Thn 0/ 2016

Tahun 1/ 2017

Tahun 2/ 2018

Tahun 3/ 2019

Tahun 4/ 2020

Tahun 5/ 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

13. Jumlah desa rawan pangan 7 6 6 5 5 4 4 - Menunjukkan jumlah desa kategori

rawan pangan dalam kurun waktu satu

tahun

- Satuan = desa

14. Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

50,47 51,47 52,47 53,47 54,47 55,47 55,47 - Menunjukkan angka indeks dari unsur-

unsure kondisi udara, air, dan tutupan

hutan/vegetasi.

- Rumus :

IKLH =(IKU x 30%)+(IKA x 30%)+(ITH x 40%)

Ket. : IKU = Indeks Kualitas Udara

IKA = Indeks Kualitas Air

ITH = Indeks Tutupan Hutan

VIII - 7

No. Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah

Kondisi Kinerja

padaawal periode RPJMD

Target Capaian Setiap Tahun Kondisi Kinerja pada akhir periode

RPJMD

Rumus/ Formula/ Keterangan

Thn 0/ 2016

Tahun 1/ 2017

Tahun 2/ 2018

Tahun 3/ 2019

Tahun 4/ 2020

Tahun 5/ 2021

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)

15. Persentase desa tangguh bencana

58,70 65,22 71,74 78,26 84,78 91,30 91,30 - Rumus :

Jumlah Desa Sasaran x 100

Jumlah Desa Rawan Bencana

Satuan : Persen

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 10

1

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas Pendidikan Meningkat Dinas Pendidikan, Pemuda,

dan Olah Raga

1. Rata-rata lama sekolah tahun 6.62 6.63 6.65 6.66 6.68 6.69

2. Harapan rata-rata lama sekolah tahun 12.93 12.94 12.95 12.96 12.97 12.98

2 Prestasi pemuda dan olah raga meningkat Dinas Pendidikan, Pemuda,

dan Olah Raga

Jumlah Prestasi Pemuda dan olahraga di

tingkat Provinsi, Regional, Nasional dan

Internasional

53 58 59 60 61 62

Semua PD

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)

Semua PD

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen na 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 77 78 78.5 79 79.5 80

2

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Derajat Kesehatan Masyarakat Meningkat Dinas Kesehatan

Angka harapan hidup tahun 73.76 73.86 73.96 74.06 74.15 74.22

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.45 78.83 79.21 79.59 80 80 Semua PD

3

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Keselamatan pasien meningkat RSUD

2

Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga

Dinas Kesehatan

Semua PD

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)

Tabel 8.3Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Perangkat Daerah

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

VIII - 8

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

a Indeks Keselamatan pasien persen 82.74 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 77.52 75 77.6 77.9 78 79 Semua PD

4

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Layanan prasarana transportasi meningkat Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman

Indeks jalan kabupaten dan jembatan indeks 67.67 70.755 73.835 76.915 80

- Persentase jalan kondisi baik Persen NA 40 45 50 55 60

- Persentase jembatan kondisi baik persen NA 95.34 96.51 97.67 98.83 100

2 Penanganan Lingkungan Permukiman

meningkat

Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman

Indeks Penyehatan Lingkungan indeks 50.95 56.42 58.54 60.67 62.00 66.67

- Persentase cakupan rumah tangga yang

memiliki akses sistem pengelolaan air limbah

Persen

49.11 70 75 100 100 100

- Persentase terlayani air minum layak Persen 73 79 83 100 100 100

3 Penanganan infrastruktur irigasi meningkat Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman

Persentase luasan Daerah Irigasi (DI) yang

teraliri air irigasi

persen62,50 72.5 74 76 78 80

4 Penyediaan sarana dan prasarana aparatur

yang baik meningkat

Dinas Pekerjaan Umum,

Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman

Persentase Sarana dan prasarana pemerintah

baik

persen

80 82 84 86 88 90

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

Semua PD

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman

Semua PD

VIII - 9

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.45 78.83 79.21 79.59 80 80

5

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Penyelesaian Pelanggaran Peraturan Daerah

meningkat

Satpol PP

Persentase pelanggaran peraturan daerah yang

terselesaikan persen 90 91 92 93 94 95

2 Penyelesaian gangguan ketentraman dan

ketertiban masyarakat meningkat

Satpol PP

Persentase kejadian gangguan ketentraman dan

ketertiban masyarakat yang terselesaikan persen 90 91 92 93 94 95

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.3 78.7 79.1 79.6 80 80 Semua PD

6

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial

(PMKS) yang terlayani meningkat

Dinas Sosial

Persentase PMKS yang memperoleh bantuan

sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar persen 100 75 75 80 85 90

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP)

Semua OPD

Dinas Sosial

SEMUA OPD

VIII - 10

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 81 82 82.5 82.75 82.75 83

7

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Angkatan Kerja yang terserap menjadi tenaga

kerja meningkat

Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

Persentase angkatan kerja yang mendaftar yang

ditempatkanpersen 31 31 32 32 33 33

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persen100 100 100 100 100 100

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 77.7 78 78 78.5 78.5 79

8

Sasaran dan Indikator Sasaran

1Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa

meningkat

DP3AKBPMD

Persentase desa yang tertib dalam

penyelenggaraan pemerintahanPersen 40 50 60 65 70 80

2 Pembangunan gender dan anak meningkat DP3AKBPMD

Persentase perempuan dan anak korban

kekerasan yang mendapatkan layanan

rehabilitasiPersen 87,15 88 88,5 89 89,5 90

3 Peserta KB aktif meningkat DP3AKBPMD

Persentase Cakupan sasaran Pasangan Usia

Subur (PUS) menjadi peserta KB aktif Persen 70 71 72 73 74 75

4 Pemberdayaan masyarakat meningkat DP3AKBPMD

Persentase peningkatan swadaya masyarakat

dalam pembangunan desaPersen 90,09 91,10 93,50 95 96 97,01

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi

SEMUA OPD

Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlidungan

Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan

Masyarakat dan Desa

Semua PD

VIII - 11

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.07 79 79,25 79,5 79,75 80 Semua PD

9

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas Perencanaan Tata Ruang Meningkat Dinas Pertanahan dan Tata

Ruang

-Jumlah dokumen tata ruang yang sudah

ditetapkan menjadi Peraturan Daerah (PERDA)

Perda 1 - - 2 2 2

- Nilai kinerja pengaturan pembinaan dan

pelaksanaan penataan ruang

64,14 65 69 73 75 78

2 Pemenuhan kebutuhan lahan untuk

kepentingan publik

Dinas Pertanahan dan Tata

Ruang

Persentase pemenuhan kebutuhan lahan untuk

kepentingan publik

Persen 76,7 % 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.45 78.83 79.21 79.59 80 80

10

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas lingkungan Hidup meningkat Dinas Lingkungan Hidup

Indeks Kualitas Lingkungan Hidup

- kualitas udara (7 parameter) Persen 87 87 89 91 93 95

- kualitas air (14 parameter) Persen 52 52 54 56 58 60

Penurunan luasan lahan kritis yang

terehabilitasiHa 7,900 7,900 7,800 7,700 7,600 7,500

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

Dinas Lingkungan Hidup

Semua PD

Dinas Pertanahan dan Tata Ruang

Semua PD

VIII - 12

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 77.34 78.20 78.75 79.33 79.80 80.00 Semua PD

11

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Tertib Administrasi Kependudukan meningkat Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil, Disdukcapil

Cakupan masyarakat yang mendapatkan

pelayanan administrasi kependudukan

Persen 96 97 98 99 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD) Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan) Persen 100 100 100 100 100 100Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 80.26 78.17 78.5 79 79.5 80.5 Semua PD

12

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Penyediaan sarana dan prasarana perhubungan

meningkatDinas Perhubungan

Persentase ketersediaan fasilitas lalu lintas persen 20% 25% 30% 35% 40% 45%

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Semua PD

Dinas Perhubungan

Semua PD

VIII - 13

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

13

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas Pelayanan Komunikasi dan

Informatika pemerintah meningkat

Dinas Komunikasi dan

Informatika

Indeks kepuasan layanan komunikasi dan

informatika pemerintahNilai/indeks 56.75 52.93 60.65 68.43 75.59 80.55

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

14

Sasaran dan Indikator Sasaran

1

Peran koperasi dan UKM dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah meningkat Dinas Koperasi,Usaha Kecil,

dan Menengah

Persentase pertumbuhan omset wirausaha UKM

yang dibinapersen 7.21 7,74 8,38 9,94 11,06 11,76

Persentase pertumbuhan omset koperasi yang

dibinapersen 0.50 2.00 2,5 3.00 3,5 4.00

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan) persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.07 78.15 78.25 78.35 78.50 78.65 Semua PD

15

Sasaran dan Indikator Sasaran

Dinas Komunikasi dan Informatika

Semua PD

Dinas Koperasi,Usaha Kecil, dan Menengah

Semua PD

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

(DPMPT)

VIII - 14

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

1 Pertumbuhan investasi nasional dan lokal

meningkat

Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu (DPMPT)

Pertumbuhan nilai investasi nasional dan lokalPersen

18.75 32.21 32.45 32.75 33 33.25

2 Kualitas Pelayanan Perijinan Meningkat Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu (DPMPT)

Indeks ketepatan waktu pelayanan perijinan

dan non perijinan

Indeks 3,120 3,160 3,165 3,170 3,175 3,180

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.07 78.50 78.80 79.00 79.50 80 Semua PD

16

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Pengembangan Ragam Budaya Meningkat Dinas Kebudayaan

Jumlah Ragam budaya yang dikembangkan/

difasilitasi

jenis10 13 16 19 22 25

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80 Semua PD

17

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas Perpustakaan Meningkat Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan

Persentase Peningkatan pemustaka persen 10.75 11.67 12.41 13.29 14.59

Dinas Kebudayaan

Semua PD

Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

Semua PD

VIII - 15

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

2 Kualitas Kearsipan Meningkat Dinas Perpustakaan dan

Kearsipan

Persentase Penerapan Pengelolaan Arsip Secara

Baku

persen 41.3 45 50 60 70 80

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78,25 78,50 78,75 79 79,25 79,50

18

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Pendapatan Masyarakat Perikanan Meningkat Dinas Kelautan dan Perikanan

Pendapatan perkapita masyarakat perikanan

- Nilai Pendapatan Pembudidaya Ikan

Meningkat

Rp./Th 4,250,836.70 4,675,920.37 4,380,033.00 4,403,906.00 4,469,136.00 4,534,103.00

- Nilai Pendapatan Perikanan Tangkap

Meningkat

Rp./Th 22,778,641 23,613,271 23,794,712 24,494,557 25,717,989 27,003,629

2 Produksi perikanan budidaya meningkat Dinas Kelautan dan Perikanan

Produksi perikanan budidaya Kg/Th 11,700,590 15,210,761 12,550,010 12,650,300 12,870,115.00 13,090,200

3 Produksi Perikanan Tangkap Meningkat Dinas Kelautan dan Perikanan

Produksi perikanan tangkap Ton 4,555 4,590 4,725 4,961 5,209

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

Persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Meningkatnya kepuasan masayarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD

Nilai IKM Perangkat Daerah Nilai Indeks 83.5 84 84.5 85 85.5 86 Semua PD

19 Dinas Pariwisata

Semua PD

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)

Semua PD

VIII - 16

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Lama tinggal wisatawan nusantara dan

wisatawan mancanegara

Dinas Pariwisata

Lama tinggal wisatawan nusantara dan

wisatawan mancanegara

hari 1,41 1,42 1,49 1,53 1,57 1,61

2 Daya saing pariwisata meningkat Dinas Pariwisata

Jumlah Kunjungan wisatawan nusantara dan

wisatawan mancanegara

Orang 2,992,897 3,244,768 3,467,197 3,581,189 3,668,097 3,775,284

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

20

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kesejahteraan masyarakat petani meningkat Dinas Pertanian dan Pangan

- pendapatan per kapita sektor pertanian (PDRB

sektor pertanian:Jumlah penduduk di sektor

pertanian)

Pendapatan sektor pertanian (dalam juta)

padi Rp/ha 20.28 20.36 20.46 20.56 20.66 20.77

jagung Rp/ha 16.35 16.44 16.52 16.6 16.67 16.75

kedelai Rp/ha 8.29 8.33 8.37 8.41 8.46 8.5

kakao Rp/ha 22.00 23.10 24.26 25.47 26.74 28.08

kelapa Rp/ha 28.80 30.24 63.50 64.77 66.06 67.14

mete (biji) Rp/ha 30.00 31.50 20.00 21.01 22.06 23.15

tembakau Rp/ha 60.00 63.00 66.15 69.46 72.93 76.58

bawang merah Rp/ha 136.80 144.00 151.20 158.76 166.70 175.03

cabe besar Rp/ha 188.10 198.00 63.50 64.77 66.06 67.14

Hasil pengiriman ternak (sapi, kambing, DOC) Rp/tahun 33,060 31,742 32,953 33,379 33,808 34,267

Hasil ternak /daging sapi, kambing ayam dan

telur

Rp/tahun 238,722 245,267 249,568 256,396 263,440 270,683

- Jumlah kelompok tani yang telah

menerapkan Agribisnis terpadu

kelompok 104 107 110 113 114 117

2 Ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan

meningkat

Dinas Pertanian dan Pangan

Semua PD

Dinas Pertanian dan Pangan

VIII - 17

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

Pertumbuhan Ketersediaan, distribusi, dan

konsumsi pangan:

1) Ketersediaan Pangan (Beras) ton 106,099 126,816 123,169 123,705 124,240 125,111

2) ketersediaan data dan informasi harga pasar

- Beras IR I Rp 10,776 10,383 10,500 10,712 10,765 10,815

- Beras IR II Rp 9,598 9,500 9,550 9,620 9,751 9,810

- Jagung Pipil Kering Rp 5,100 5,100 5,100 5,150 5,200 5,250

Kedelai Lokal Rp 10,423 8,000 8,100 8,200 8,300 8,400

3) Nilai PPH (Pola Pangan Harapan) 81.7 84.4 85.8 87.2 88.4 89.2

4) Nilai NBM (Neraca Bahan Makanan) 92.7 90.3 88 89 90 91

 3 Produksi Tanaman Pangan Meningkat Dinas Pertanian dan Pangan

Tingkat produksi komoditas unggulan tanaman

pangan :

Padi ton 260,787 290,441 290,817 291,195 291,572 292,488

Jagung ton 238,322 205,887 206,500 207,500 208,500 209,500

Kedelai ton 11,079 4,000 6,000 6,500 7,000 7,500

Ubi Kayu ton 1,029,196 876,319 878,510 880,706 882,908 885,110

 4 Produksi hasil perkebunan dan hortikultura

unggulan meningkat

Dinas Pertanian dan Pangan

Tingkat produksi hasil perkebunan dan

hortikultura unggulan:

Kakao Kg 430,310 318,000 364,000 413,000 465,000 520,000

Mete Kg 262,913 522,087 548,191 575,600 604,380 634,600

Tembakau Kg 222,932 445,864 468,157 491,565 516,143 541,950

Kelapa butir 19,662,720 20,697,600 21,732,480 22,819,104 23,960,059 25,158,062

Bawang Merah ton 480.50 456.75 463.60 470.56 477.61 484.78

Cabe ton 427.30 472.99 480.08 487.29 494.6 502.01

 5 Produksi komoditas peternakan unggulan

meningkat

Dinas Pertanian dan Pangan

Jumlah Populasi ternak dan Produksi daging

dan telur

Sapi Potong Ekor 150,331 150,346 150,846 151,396 151,956 152,526

Kambing Ekor 182,330 182,512 186,163 189,886 193,683 197,557

Ayam Buras Ekor 1,169,540 1,150,109 1,161,610 1,173,263 1,184,956 1,196,808

Produksi daging Kg 4,582,847 4,618,031 4,604,618 4,609,282 4,613,993 4,618,751

Produksi telur Kg 3,382,929 3,417,314 3,383,837 3,384,297 3,384,762 3,385,232

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

Semua PD

VIII - 18

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkatSemua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 0 76.5 77.75 78.75 79 80

21

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Pertumbuhan sektor industri dan perdagangan

yang meningkat

Dinas Perindustrian dan

Perdagangan

Pertumbuhan nilai tambah sektor industri unit 21,025 21,048 21,072 21,097 21,124 21,152

Pertumbuhan nilai tambah Sektor Perdagangan

'- Nilai ekspor daerah rupiah 43,518,565,880 43,780,307,000 43,971,545,000 44,132,204,000 44,240,381,000 44,436,090,000

'- Nilai perdagangan daerah rupiah 26,010,000,000 26,010,000,000 26,530,200,000 27,060,804,000 27,602,020,000 28,154,000,000

2 Sarana dan Prasarana perdagangan meningkat Dinas Perindustrian dan

Perdagangan

Pertumbuhan pasar pemerintah dengan daya

dukung kelengkapan fasilitas memadai unit 2 5 7 9 11 13

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.07 78.46 78.84 79.23 79.61 80

22

Sasaran dan Indikator Sasaran

1Pengendalian internal terhadap tata kelola

keuangan Pemerintah Daerah MeningkatInspektorat Daerah

Tingkat Maturitas SPIP Nilai 1.44 2 2.5 3 3.1 3.2

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

Inspektorat Daerah

Semua PD

Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Semua PD

VIII - 19

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkatSemua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78 79 80 80.5 80.75 81

23

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kesesuaian program pembangunan daerah Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

Indeks kesesuaian program persen 100 100 100 100 100 100

2 Kerjasama Penelitian dalam Pembangunan

Daerah meningkatBadan Perencanaan

Pembangunan Daerah

Hasil kerjasama penelitian yang ditindaklanjuti

menjadi kebijakan

4 4 6 8 10 12

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

24

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Meningkat

Badan Keuangan dan Aset

Daerah

Indeks Pengelolaan Keuangan 100 100 100 100 100 100

2 Kualitas Penatausahaan Aset Daerah

meningkat

Badan Keuangan dan Aset

Daerah

Indeks Pengelolaan Aset Daerah 90 90 90 95 100 100

3 Pendapatan Asli Daerah Meningkat Badan Keuangan dan Aset

Daerah

Persentase Kontribusi PAD terhadap APBDPersen 11.90 11.90 12 12.00 12.00 12.10

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Semua PD

Badan Keuangan dan Aset Daerah

SEMUA PD

VIII - 20

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 77 77 77 78 78 79

25

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Aparatur yang kompeten dan profesional

meningkat

BKPPD

Indeks profesionalitas ASN Indeks 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkatSemua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.07 78.5 78.8 79.2 79.5 79.8

26

Sasaran dan Indikator Sasaran

1

Sistem penanggulangan bencana yang

terencana, integratif dan responsif meningkat

BPBD

Persentase penanganan bencana Persen 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkatSemua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.3 78.7 79.1 79.6 80 80

27

Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan

Daerah

Semua PD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Semua PD

SEKRETARIAT DAERAH

VIII - 21

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Nilai AKIP Pemerintah Daerah Meningkat Sekretariat Daerah

Nilai AKIP Pemerintah Daerah B B B BB BB BB

2 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan publik meningkat

Sekretariat Daerah

Nilai IKM Kabupaten 78.48 78.25 78.5 79 79.5 80

3 Pertumbuhan ekonomi meningkat Sekretariat Daerah

Angka pertumbuhan ekonomi persen 4,89 4.96 5.03 5.1 5.17 5.24

4 Penyelenggaraan Pemerintahan daerah

Meningkat

Sekretariat Daerah

Nilai Capaian Kinerja Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah

Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkatSemua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.3 79 79.2 79.4 79.6 80

28

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas layanan bidang administrasi dan

keuangan bagi Anggota DPRD meningkat

Sekretariat DPRD

Persentase anggota DPRD yang puas terhadap

layanan tentang administrasi dan keuangan

persen 90 91 92 93 94 95

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

29

SEKRETARIAT DPRD

SEMUA OPD

Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

SEMUA OPD

VIII - 22

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Masalah/kejadian terkait dengan ketahanan

bangsa menurun

Bakesbangpol

Persentase konflik sosial yang tertangani persen 75 76 85 87 90

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) persen 75.50 76.00 76.00 78.00 78.75 79.75

30

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Wonosari

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 76.43 78.07 78.5 79.5 80 80

31

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Paliyan

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 83 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

Kecamatan Paliyan

Semua PD

Semua PD

Kecamatan Wonosari

Semua PD

VIII - 23

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 76.43 78.07 78.07 79.5 80 80

32

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Panggang

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.25 78.5 78.5 79.5 80 80

33

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Tepus

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktu

persen 70 70 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 95 75 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indek 80 80 80.05 80.10 80.15 80.20

Kecamatan Panggang

Semua PD

Kecamatan Tepus

Semua PD

VIII - 24

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

34

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkat

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktuPersen

50 70 100 100 100 100Kecamatan Rongkop

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)Persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkatSemua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78 78.07 78.50 79 79.50 80

35

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Semanu

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktu

persen 53.33 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) MeningkatSemua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkatSemua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 81.69 82.00 83.00 84.00 85.00 86.00

36

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Ponjong

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 60 100 100 100 100

Kecamatan Rongkop

Semua PD

Kecamatan Semanu

Semua PD

Kecamatan Ponjong

Semua PD

VIII - 25

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.07 78.07 78.20 78.30 79 79.05

37

Tujuan dan Indikator Tujuan

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Karangmojo

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 76.29 76.72 77.5 78 79.5 80

38

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKec. Playen

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Kecamatan Karangmojo

Semua PD

Kecamatan Playen

Semua PD

VIII - 26

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 76.56 76.61 76.65 76.8 77.02 77.1

39

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Nglipar

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 80 80.05 80.1

40

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Ngawen

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 90 95 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 80 80 78.07 80,25 80,30 80,35

41

Sasaran dan Indikator Sasaran

Kecamatan Ngawen

Semua PD

Kecamatan Semin

Kecamatan Nglipar

Semua PD

VIII - 27

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Semin

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 90 90 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.00 78.07 78.50 79 79.5 80

42

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Patuk

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 80 80 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.65 79 79 79.16 80 80

43

Sasaran dan Indikator Sasaran

1Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Saptosari

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

Kecamatan Saptosari

Semua PD

Semua PD

Kecamatan Patuk

Semua PD

VIII - 28

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.65 79 79 79.16 80 80

44

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Gedangsari

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 73 75 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.55 78.8 79 79.25 79.5 80

45

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkat

Kecamatan Girisubo

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 75 85 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78 79 79 79 80 80

Kecamatan Gedangsari

Semua PD

Kecamatan Girisubo

Semua PD

VIII - 29

Data Awal

2016 2017 2018 2019 2020 2021

1 3 4 5 6 7 8 9 102

NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUANTARGET TAHUN

KETERANGAN

46

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Tanjungsari

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktu

persen 80 80 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 77 78.25 78.5 79 79.5 80

47

Sasaran dan Indikator Sasaran

1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan

kecamatan meningkatKecamatan Purwosari

Persentase desa yang menetapkan RKPDesa

dan APBDesa tepat waktupersen 100 100 100 100 100 100

1 Kesesuaian program dalam dokumen

perencanaan Perangkat Daerah (PD)Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat

Daerah (PD) Meningkat

Semua PD

Persentase laporan keuangan disusun tepat

waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)

persen 100 100 100 100 100 100

3 Kepuasan masyarakat terhadap

penyelenggaraan pelayanan PD meningkat

Semua PD

Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.95 78.96 78,98 78,98 78,99 80

Kecamatan Tanjungsari

Semua PD

Kecamatan Purwosari

Semua PD

VIII - 30

IX-1

BAB IX

PENUTUP

9.1. Pedoman Transisi

Untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi kekosongan RKPD setelah RPJMD Tahun 2016-2021 berakhir, RPJMD Tahun 2016-2021 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun pertama dibawah kepemimpinan Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah terpilih hasil pemilihan umum Kepala Daerah pada periode berikutnya. Hal ini antara lain bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru.

Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya.

9.2. Kaidah Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang selanjutnya menjadi pedoman bagi setiap Kepala Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah dan pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).

Sehubungan dengan hal tersebut, bagi semua pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Gunungkidul diharapkan dapat mendukung upaya mewujudkan visi, misi, dan sasaran pembangunan dengan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:

1. Perangkat Daerah serta masyarakat termasuk dunia usaha, berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD dengan sebaik-baiknya;

2. Perangkat Daerah berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah dan menjadi pedoman dalam menyusun Renja Perangkat Daerah setiap tahun;

3. Perangkat Daerah berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD dengan Renstra Perangkat Daerah;

4. Dalam rangka meningkatkan konsistensi dan efektivitas pelaksanaan RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap penjabaran RPJMD ke dalam Renstra Perangkat Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Gunungkidul Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Kepala Daerah terpilih yang telah melalui tahapan pembahasan dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Hal ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah yang mengamanatkan bahwa semua dokumen perencanaan harus disusun dengan menerapkan pendekatan teknokratis, partisipatif, politis, dan top-down bottom-up. Dokumen RPJMD berlaku selama 5 (lima) tahun masa jabatan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih dan harus menjadi dasar pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan selama periode tersebut.

IX-2

Dalam dokumen RPJMD tahun 2016-2021 dijabarkan tetang visi dan misi daerah yang telah ditetapkan akan dicapai dengan menetapkan tujuan dan sasaran beserta indikator yang jelas dan terukur sekaligus dengan program-program pembangunan yang akan dilakukan. Tujuan, sasaran, dan program pembangunan yang dirancanakan telah disesuaikan dengan urusan dan kewenangan pemerintah daerah yang diwujudkan dalam bentuk kelembagaan perangkat daerah. Dengan demikian semua perangkat daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing mempunyai peran dalam upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan daerah yang dituangkan dalam Rencana Strategis Perangkat Daerah.

Selanjutnya, sebagaimana dalam proses penyusunannya yang melibatkan semua pemangku kepentingan, dalam proses pelaksanaan dan pengawasan RPJMD Tahun 2016-2021 juga harus didukung oleh semua pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Gunungkidul. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tidak mungkin dapat mewujudkan visi yag telah ditetapkan apabila tidak ada peran partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan baik masyarakat, perguruan tinggi, masyarakat. Dengan demikian diharapkan semua pihak yang akan turut berperan dalam proses pembangunan di Kabupaten Gunungkidul sampai dengan tahun 2021 harus berpedoman pada dokumen RPJMD ini. Semoga dengan ditetapkannya dokumen RPJMD Tahun 2016-2021 dapat menjadi awal upaya mewujudkan visi yang telah disepakati yang pada akhirnya berujung pada peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat Kabupaten Gunungkidul.

BUPATI GUNUNGKIDUL,

BADINGAH

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAHBADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)(BAPPEDA)

Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701

Website : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idWebsite : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idE-Mail : [email protected] : [email protected]

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

(BAPPEDA)

Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701

Website : http://bappeda.gunungkidulkab.go.idE-Mail : [email protected]