PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ...
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN PETA KONSEP
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X
SMAN 1 PADANG GANTING
SKRIPSI
Diajukan Kepada Jurusan Tadris Biologi untuk Memenuhi Syarat Penulisan
Skripsi dalam Bidang Pendidikan Biologi
Oleh:
RAHMI TAUFIKA
T.BIO. 13 106 058
JURUSAN TADRIS BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
BATUSANGKAR
2018M/1439 H
BIODATA
Nama : RAHMI TAUFIKA
Nama Panggilan : Rahmi
Tempat/Tanggal Lahir : Koto Baru/ 19 Juni 1995
Alamat : Jl. Lampayo, Jor. Simpang
Sawah Baliak, Nag. Koto
Baru, Kec. Kubung, Kab.
Solok
No HP : 0853 5536 9143
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan
1. Taman Pendidikan Anak-anak Aisyiyah
2. SD Muhammadiyah 1 Koto Baru
3. MTs Muhammadiyah Bukit Kili Koto
Baru
4. SMAN 1 Kubung
: 2000 s/d 2001
: 2001 s/d 2007
: 2007 s/d 2010
: 2010 s/d 2013
Riwayat Organisasi
1. IMS (Ikatan Mahasiswa Solok)
2. KSR (Kops Suka Rela) IAIN Batusangkar
Nama Orang Tua
1. Ayah : Martison
2. Ibu : Nurhasmi, A. Ma
Anak ke- : 2 dari 2 bersaudara
Motto : βKatak dalam Tempurung
Tak akan Tau Betapa
Luasnya Duniaβ
KATA PERSEMBAHAN
βDan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi menjadi pena dan laut (menjadi tinta).
Ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-
habisnya (dituliskan) kalimat Allah SWT, sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksanaβ. (Q.S Al- Luqman: 27)
Ya Allah....
Terima kasih atas nikmat dan rahmat-Mu yang agung ini, hari ini hamba bahagia. Sebuah
perjuangan yang panjang dan gelap telah engkau berikan secercah cahaya terang.
Meskipun hari esok penuh dengan teka-teki dan tanda tanya yang aku sendiri tidak tau
jawabnnya.
Ditengah malam aku bersujud, kupinta kepada-Mu di saat aku kehilangan arah, memohon
petunjuk-Mu. Aku sering tersandung, terjatuh, terluka dan terkadang harus kutelan antara
keringat dan air mata. Namun, aku tak pernah takut, aku tak akan pernah menyerah karena
aku tak mau kalah, aku akan terus melangkah berusah dan berdoβa tanpa mengenal putus
asa.
Syukur Alhamdulillah....
Kini aku tersenyum dalam iradat-Mu. Kini baru kumengerti arti kesabaran dalam
penantian. Sungguh tak kusangka ya..Allah. Kau menyimpan sejuta makna dan rahasia,
sungguh berarti hikmah yang engkau beri.
Ibunda tersayang...
Kau kirim aku kekuatan lewat untaian kata dan iringan doβa. Tak ada keluh kesah
diwajahmu dalam mengantar anakmu ke gerbang masa depan yang cerah tuk raih
segenggam harapan dan impian menjadi kenyataan. Bunda...kau besarkan aku dalam
dekapan hangatmu. Cintamu hiasin jiwaku dan restumu temani kehidupanku.
Ayahanda tercinta...
Kau begitu kuat dan tegar dalam hadapi hidup ini. Kau jadikan setiap tetes keringatmu
sebagai semangat meraih cita-cita. Hari-harimu penuh tantangan dan pengorbanan. Tak
kau hiraukan terik matahari membakar kulitmu. Tak kau pedulikan hujan deras
mengguyur tubuhmu. Oh...ayahanda dirimu adalah pelita dalam hidupku.
Ibunda dan ayahanda...inilah kata-kata yang mewakili seluruh rasa, sungguh aku tak
mampu menggantikan kasihmu dengan apapun, tiada yang dapat kuberikan agar setara
dengan pengorbananmu, kasih sayangmu yang tiada henti dan tak pernah berujung. Tiada
kasih seindah kasihmu, tiada cinta seindah cintamu, kepadamu ananda persembahkan
salam yang harumnya seharum kasturi, yang sejuknya melebihi embun pagi, hangatnya
seperti mentari di waktu dhuha, salam suci sesuci air telaga kautsar yang jika diteguk akan
menghilangkan dahaga selalu menjadi penghormatan kasih dan cinta yang tidak pernah
pudar dan berubah dalam segala musim dan peristiwa.
Kini... sambutkah aku anakmu di depan pintu tempat dimana dulu anakmu mencium
tanganmu dan terimalah keberhasilan berwujud gelar persembahanku sebagai bukti cinta
dan tanda baktiku.
Dengan ridho Allah SWT.
Kupersembahkan karya kecilku ini kepada...Ayahanda & Ibundaku (Terima kasih atas
Doβa, semangat, motivasi, kasih sayang yang tiada pernah putus). Kakakku (Terima kasih
atas doβa, semangat, tawa & canda yang selalu menguatkan).
kakakku yang memberi
tawa & canda
ABSTRAK
RAHMI TAUFIKA, NIM. 13 106 058 judul skripsi βPengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray
dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN
I Padang Gantingβ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Tadris
Biologi Institut Agama Islam Negeri Batusangkar, 2017, 237 halaman.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh: 1) proses pembelajaran masih
bersifat konvesional yang berpusat pada guru, 2) model pembelajaran cukup
bervariasi karena sudah menggunakan metode diskusi tapi hasil belajar belum
meningkat, 3) minat siswa kurang saat mengikuti pembelajaran, 4) siswa
kurang aktif dalam pembelajaran dikarenakan pembelajaran yang bersifat
monoton, 5) sehingga hasil belajar siswa masih rendah. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hasil belajar Biologi siswa dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan peta konsep.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semu
(Quasi Experiment) dengan rancangan penelitian control group post test only
design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X SMAN I
Padang Ganting yang terdaftar pada tahun pelajaran 2017/2018 yang berjumlah
123 orang siswa. Sampel dalam penelitian adalah kelas X.2 berjumlah 22 orang
siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas X.5 bejumlah 22 orang siswa sebagai
kelas kontrol. Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil tes akhir pada kedua
kelas sampel, dan tes akhirnya berupa tes objektif sebanyak 20 butir soal.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen yaitu
78,86 lebih tinggi bila dibandingkan dengan nilai rata-rata siswa kelas kontrol
yaitu 66,81. Sedangkan pada uji tβ didapatkan tHitung = 1,93 dan t tabel = 1,68
maka H0 ditolak karena thitung > ttabel atau 68,193,1 , dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan peta konsep lebih baik dari hasil
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran konvesional pada
siswa kelas X SMAN I Padang Ganting.
Keyword: Pembelajaran Kooperatif, Two Stay Two Stray, Peta Konsep, Hasil
Belajar
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur penulis kehadirat Allah SWT
karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat
menyelesaian skripsi yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X SMAN I Padang
Gantingβ sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Jurusan Tadris Biologi, IAIN Batusangkar.
Teristimewa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua
tercinta yaitu Ayahanda Martison dan Ibunda Nurhasmi, serta saudara laki-
laki tercinta yaitu Rahmat Fadhli yang tiada henti-hentinya mendoβakan dan
memberikan dukungan berupa materil maupun moril sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Selain dari pada itu masih banyak
yang berperan penting dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa
penulisan skripsi ini tidak akan selesai dengan baik tanpa adanya bantuan
bimbingan dan semangat dari berbagai pihak untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dosen pembimbing I Bapak Dr. M. Haviz, M.SI dan pembimbing II ibuk
Rina Delfita, M.SI yang telah meluangkan waktu dan memberikan
bimbingan serta mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Dosen penguji I bapak Dr. Ridwal Trisoni, S.Ag. M. Pd dan ibuk Maya
Sari, M.SI selaku penguji II yang telah memberikan masukan yang
berarti demi selesainya skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Tadris Biologi Bapak Aidhya Irhash Putra, S.Si., M.P.
4. Penasehat akademik Ibu Rina Delfita, M.SI yang telah banyak membantu
penulis dalam menyelesaikan perkuliahan.
iv
5. Validator perangkat pembelajaran Najmiatul Fajar, M.Pd, Ibu Diyyan
Masneli, M.Pd dan Ibuk Mulyanis, S.Pd yang telah membimbing penulis
demi kelacaran dalam penelitian.
6. Kepala sekolah SMAN I Padang Ganting Bapak Drs. H. Darisman, MM
dan guru biologi Ibuk Mulyanis, S.Pd yang telah member izin penulis
untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Batusangkar Bapak
Dr. Sirajul Munir, M.Pd
8. Bapak Dr. Kasmuri Selamat, M.A selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Batusangkar yang telah memberikan segala fasilitas kepada
penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama
mengikuti proses perkuliahan di IAIN Batusangkar.
10. Buat teman-teman Biologi angkatan 2013 .
11. Serta kepada semua pihak yang telah ikut membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhirnya, kepada Allah jualah penulis berserah diri dan bersyukur
atas semua nikmat yang telah diberikan. Semoga bantuan, motivasi dan
bimbingan serta nasehat dari berbagai pihak menjadi amal ibadah yang
terus mengalir, dan hanya Allah lah yang mampu membalas ini semua
dengan balasan yang berlipat ganda dan sebagai amal jariyah yang tidak
pernah terputus dan sebagai penolong di akhirat kelak.Semoga skripsi ini
dapat member manfaat kepada kita semua terutama bagi adik-adik biologi
yang membutuhkan skripsi ini sebagai panduan dalam penyelesaian
skripsinya. Amiin.
Batusangkar, Februari 2018
Penulis,
RahmiTaufika
NIM. 13 106 058
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
BIODATA PENULIS
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBIN ................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ................................................ ii
ABSTRAK ......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6
C. Batasan Masalah ........................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
F. Manfaat dan Luaran Penelitian ..................................................... 7
G. Defenisi Operasional .................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................................ 11
A. Hakikat Proses Pembelajaran ...................................................... 11
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ................................... 11
2. Tujuan Pembelajaran ............................................................ 13
B. Karakteristik Pembelajaran Biologi ............................................ 13
1. Karakteristik Pembelajaran Biologi ..................................... 13
2. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Biologi .......................... 14
vi
C. Model Pembelajaran Kooperatif.................................................. 15
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ......................... 15
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif ........................................... 17
3. Prinsip Pembelajaran Kooperatif ........................................... 18
4. Unsur-unsur Pembelajaran Kooperatif .................................. 19
5. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ........................................ 19
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray ........ 21
1. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay
Two Stray .............................................................................. 21
2. Langkah-langkah Model Tipe Two Stay Two Stray ............. 22
3. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray ...................................................................................... 24
4. Kelebihan Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray ...................................................................................... 24
E. Peta Konsep ................................................................................. 26
F. Pembelajaran Konvesional .......................................................... 28
G. Hasil Belajar ................................................................................ 29
1. Pengertian Hasil Belajar ....................................................... 29
2. Domain Hasil Belajar ........................................................... 30
3. Bentuk-bentuk Evaluasi Hasil Belajar ................................. 33
H. Kajian Penelitian Relevan ........................................................... 34
I. KerangkaBerpikir ........................................................................ 37
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 39
A. Jenis Penelitian ............................................................................ 39
B. Rancangan Penelitian .................................................................. 39
C. Populasi dan Sampel.................................................................... 40
1. Populasi ................................................................................. 40
2. Sampel ................................................................................... 40
D. Variabel, Data, dan Sumber Data ................................................ 44
1. Variabel ................................................................................. 44
2. Data........................................................................................ 45
vii
3. Sumber Data .......................................................................... 45
4. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 45
E. Prosedur Penelitian ...................................................................... 45
1. Tahapan Persiapan ................................................................. 45
2. Tahapan Pelaksanaan............................................................. 46
3. Tahapan Penyelesaian ........................................................... 49
F. Instrument Penelitian ................................................................... 50
G. Teknik Analisis Data ................................................................... 56
1. Uji Normalitas ....................................................................... 56
2. Uji Homogenitas .................................................................... 57
3. Uji Hipotesis .......................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 60
A. Deskripsi Data ............................................................................ 60
B. Analisis Data ............................................................................... 64
C. Pembahasan ................................................................................. 66
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 74
A. Kesimpulan .................................................................................. 74
B. Saran ............................................................................................ 75
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 76
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Siswa SMAN 1 Padang Ganting
Materi Keanekaragaman Hayati .................................................. 3
Tabel 2.1 Langkah- langkah Model Pembelajaran Kooperatif .................... 20
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian .................................................................. 39
Tabel 3.2 Jumlah Siswa Kelas X SMAN I Padang Ganting
Tahun Ajaran 2017/2018 ............................................................. 40
Tabel 3.3 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 42
Tabel 3.4 Uji Kesamaan Rata-rata ............................................................... 44
Tabel 3.5 Pelaksanaan Penelitian ................................................................ 46
Tabel 3.6 Validitas Butir Soal ..................................................................... 52
Tabel 3.7 Klasifikasi Daya Beda Soal ......................................................... 54
Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 60
Tabel 4.2 Nilai Rata-Rata Simpangan Baku, dan Variansi
Kelas Sampel .............................................................................. 62
Tabel 4.3 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas Sampel SMAN I Padang Ganting
Kabupaten Tanah Datar Tahun Ajaran 2017/2018 ..................... 63
Tabel 4.4 Data Uji Normalitas Kelas Sampel .............................................. 64
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Kelas Sampel ......................................... 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Kela Eksperiment dan
Kelas Kontrol .............................................................................. 66
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa...................................................................... 66
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bagan proses Pembelajaran Two Stay Two Stray ............ 22
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................ 38
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai Mentah Siswa Kelas VIII SMPN I
Tanjung Emas Tahun Ajaran 2017/2018 ................................ 79
Lampiran 2. Uji Normalitas Populasi .......................................................... 80
Lampiran 3. Uji Homogenitas Populasi ...................................................... 89
Lampiran 4. Uji Kesamaan Rata-Rata ......................................................... 91
Lampiran 5. Silabus ..................................................................................... 94
Lampiran 6. RPP Kelas Eksperimen ........................................................... 96
Lampiran 7. RPP Kelas Kontrol ................................................................ 108
Lampiran 8. Kisi-Kisi Soal Uji Coba ....................................................... 119
Lampiran 9. Soal Uji Coba ....................................................................... 121
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Uji Coba ............................................. 126
Lampiran 11. Bahan Ajar ............................................................................ 127
Lampiran 12. LembarValidasi RPP Eksperimen ....................................... 137
Lampiran 13. Lembar Validasi RPP Kontrol ............................................. 161
Lampiran 14. Lembar Validasi Tes Tertulis .............................................. 185
Lampiran 15. Proporsi Jawaban Soal Uji Coba .......................................... 194
Lampiran 16. Validitas Soal ........................................................................ 196
Lampiran 17. Indeks Kesukaran Soal Uji Coba .......................................... 203
Lampiran 18. Indeks Pembeda Soal Uji Coba ............................................ 205
Lampiran 19. Reliabilitas Soal Uji Coba .................................................... 207
Lampiran 20. Klasifikasi Soal Uji Coba ..................................................... 209
Lampiran 21. Soal Tes Akhir ...................................................................... 210
Lampiran 22. Kunci Jawaban Soal Tes Akhir ............................................. 213
Lampiran 23. Nilai Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol ............................................. 214
Lampiran 24. Uji Normalitas Kelas Sampel ............................................... 216
Lampiran 25. Uji Homogenitas Kelas Sampel ............................................ 219
Lampiran 26. Uji Hipotesis Kelas Sampel .................................................. 220
Lampiran 27. Persentase Ketuntasan Hasil Belajar
xi
Kelas Sampel .............................................................. 222
Lampiran 28. Variansi dan Standar Deviasi ................................................ 223
Lampiran 29. Nilai Kritik L Untuk Uji Liliefors ......................................... 224
Lampiran 30. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal...................... 225
Lampiran 31. Tabel Nilai Kritik Sebaran F ................................................. 226
Lampiran 32 Tabel Nilai r Product Moment ............................................. 227
Lampiran 33. Nilai Persentil Untuk Distribusi T ....................................... 228
Lampiran 34. Nilai Kritik Sebaran Khi-Kuadrat ........................................ 229
Lampiran 35. Surat Izin Penelitian (LPPM) ............................................... 230
Lampiran 36. Surat Izin Penelitian (Kesbangpol) ..................................... 231
Lampiran 37. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............. 232
Lampiran 38. Dokumentasi ........................................................................ 233
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Dahama & Bhatnagar (dalam Ahmadi, 2014, p.35) pendidikan
merupakan proses membawa perubahan yang diinginkan dalam perilaku
manusia. Pendidikan juga dapat didefenisikan sebagai proses perolehan
pengetahuan dan kebiasaan-kebiasaan melalui pembelajaran. Perubahan
perilaku merupakan merupakan hasil dari proses pendidikan yang diarahkan
pada tujuan yang hendak dicapai oleh masing-masing individu atau
masyarakat. Perubahan-perubahan itu hendaknya diterima dalam lingkungan
sosial, kultural, ekonomis, dan menghasilkan suatu pengetahuan, keterampilan
dan pemahaman.
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan
dan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) dalam kehidupan sehari-
hari. Seiring dengan perkembangan dunia pendidikan yang ada, menuntut
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal untuk dapat menyesuaikan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
pendidikan adalah dengan mengembangkan sistem pembelajaran yang lebih
baik.
Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003 bahwa tujuan pendidikan nasional adalah
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (Fadillah, 2014, p.13).
Banyak faktor yang mempengaruhi ketercapaiannya tujuan pendidikan
nasional, salah satunya strategi dan metode pembelajaran. Metode mengajar
adalah cara yang dipergunakan guru dengan mengadakan hubungan dengan
siswa pada saat berlangsungnya pengajaran, oleh karena itu, peranan metode
1
2
sebagai alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar siswa sehubungan
dengan kegiatan mengajar guru, proses interaksi ini akan berjalan dengan baik
kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru, oleh karenanya metode
mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar
siswa (Sudjana, 1987, p.76).
Dalam proses belajar mengajar akan terjadi interaksi antara peserta
didik dan pendidik. Salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam
proses belajar mengajar adalah seorang guru mampu mengkondisikan proses
belajar mengajar berlangsung menyenangkan dan menarik perhatian siswa
(Sanjaya, 2009, p. 99). Untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran yang berkualitas dan menyenangkan dengan mengadakan inovasi
dalam metode pembelajaran. Guru harus mampu memilih metode yang tepat
yang disesuaikan dengan materi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai (Mulyono, 2011, p. 164). Pada kenyataannya penggunaan model
pembelajaran akan mempengaruhi hasil belajar siswa.
Berdasarkan pengamatan penulis selama melakukan pengalaman
praktek lapangan (PPL) di SMAN 1 Padang Ganting sebagian besar guru
dalam menyampaikan atau memberi materi pelajaran hanya menggunakan
metode ceramah atau diskusi saja serta tidak bervariasinya model pembelajaran
sehingga proses pembelajaran masih berpusat pada guru. Hal ini menyebabkan
siswa menjadi jenuh dan bosan serta menganggap pelajaran biologi adalah
pelajaran yang membosankan, pelajaran yang isinya hanya hafalan, tidak
menarik, dan sulit dipahami sehingga hasil belajar siswa masih rendah.
Berdasarkan observasi juga diketahui bahwa guru sudah cukup baik dalam
menguasai materi pelajaran tersebut, akan tetapi dalam pembelajaran, guru
belum menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang telah
dirancang sebelumnya dan penggunakan media pembelajaran yang kurang
menarik hanya menggunakan buku teks, sehingga pembelajaran terlihat
monoton. Dari segi iklim kelas terlihat kurangnya keterlibatan siswa dalam
pembelajaran maupun saat diskusi kelompok, seperti kerjasama siswa dalam
diskusi masih kurang, siswa kurang memperhatikan guru/temannya, siswa
3
sibuk dengan kegiatan lainnya. Akibatnya guru terlalu sering menegur siswa
dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran juga terlihat saat guru memberikan
kesempatan untuk bertanya, siswa cenderung kurang berani untuk bertanya
kepada guru. Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Hasil Siswa SMAN 1 Padang Ganting Materi
Keanekaragaman Hayati.
No Kelas Jumlah
Siswa
Rata-
rata
Ketuntasan Presentase
Tuntas Tidak
Tuntas Tuntas
Tidak
Tuntas
1 X.1 21 66,81 5 16 24 % 76%
2 X.2 20 79,25 13 7 65 % 35%
3 X.3 20 63,55 6 14 30 % 70%
4 X.4 23 62,48 5 18 24 % 76%
5 X.5 21 66.90 3 18 14% 86%
6 X.6 21 80,05 12 9 57% 43%
7 X.7 21 64,95 6 15 29% 31%
8 X.8 22 69,00 7 15 32% 68%
Sumber: Guru Mata Pelajaran Biologi SMAN 1 Padang Ganting
Berdasarkan tabel di atas, terlihat banyaknya siswa yang belum tuntas
atau banyaknya nilai siswa yang berada dibawah KKM. Dimana KKM yang
ditetapkan oleh sekolah untuk mata pelajaran biologi adalah 78. Hasil ini
membuktikan bahwa tujuan pembelajaran belum tercapai. Saat observasi
kegiatan pembelajaran metode yang digunakan oleh guru kurang cocok dengan
materi. Selain dengan metode ceramah juga dilaksanakan metode diskusi.
Ketika guru menerapkan metode diskusi, diskusi terkesan berlangsung lepas,
guru juga kurang memberikan penguatan atau penjelasan. Dalam diskusi juga
siswa terlihat kurang aktif, kurangnya kerjasama dalam kelompok diskusi dan
pertanyaan yang muncul kurang menggali pokok bahasan diskusi. Kurangnya
penjelasan dari guru dan keaktifan siswa untuk bertanya tentang materi yang
disampaikan menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
4
Berdasarkan hasil observasi penulis berpendapat bahwa model yang
digunakan dalam pembelajaran biologi adalah model ceramah dan diskusi
bersifat konvesional, sehingga kurang adanya variasi model pembelajaran.
Pembelajaran konvesional pada umumnya memiliki kekhasan tertentu, yaitu
lebih mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran berpusat pada guru.
Jadi, pembelajaran konvesional merupakan kegiatan belajar yang bersifat
menerima atau menghafal pada umumnya diberikan secara klasikal, pada
waktu yang sama menerima bahan yang sama, dan umumnya kegiatan
pembelajaran diberikan dalam bentuk ceramah (Ibrahim, 2003. P. 40). Untuk
itu, penulis ingin melakukan penelitian dengan melakukan variasi model
pembelajaran yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dimana
terdapat banyak variasi pembelajaran yang dapat digunakan.
Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
dimana siswa belajar dalam kelompok kelompok kecil yang memiliki tingkat
kemampuan berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
saling kerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran
(Ismawati dan Hindarto, 2011, p.2).
Menurut Slavin (dalam Rulam, 2011), pembelajaran kooperatif
menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok
menyebabkan adanya pertukaran ide dan pemeriksaan ide sendiri dalam
suasana yang tidak terancam. Dengan demikian, pendidikan hendaknya mampu
mengondisikan dan memberikan dorongan untuk dapat mengoptimalkan dan
membangkitkan potensi siswa. Menumbuhkan aktifitas serta daya cipta
(kreatifitas), sehingga akan menjamin terjadinya dinamika di dalam proses
pembelajaran.
Banyaknya variasi pembelajaran kooperatif, salah satunya yang dapat
dilakukan untuk mendukung keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah
model kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS). Menurut Lie (dalam
Listiyani, 2014, p.3). Model kooperatif tipe Two Stay Two Stray meningkatkan
kerja sama siswa dalam kelompok berkaitan dengan kehidupan nyata bahwa
manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain.
5
Struktur Two Stay Two Stray memberikan kesempatan kepada kelompok untuk
membagi hasil informasi dengan kelompok lain. Pembelajaran model ini
diawali dengan membentuk kelompok dan mendiskusikan jawaban dari soal
yang diberikan. Kemudian dua dari anggota kelompok bertamu ke kelompok
lain. Kelompok yang didatangi tamu dari kelompok lain bertugas membagi apa
yang mereka pelajari, sementara anggota tamu mendengarkan. Setelah selesai
bertamu, anggota kelompok tamu kembali ke kelompok asal dan bertugas
membagi apa yang mereka dapatkan dan mereka dengar dari bertamu ke
kelompok lain. Model pembelajaran ini bertujuan untuk mendukung
komunikasi antar siswa yang satu dengan siswa lainnya. Dengan model ini,
siswa dapat belajar untuk berbicara ataupun menjelaskan tentang materi yang
sudah didiskusikan bersama teman-teman kelompok dan juga kepada
kelompok yang lainnya. Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray (TSTS) adalah siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar karena
setiap siswa mempunyai aktifitas dan tanggung jawab masing-masing dalam
kelompok. Pembelajaran menjadi lebih bermakna memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membentuk konsep secara mandiri dengan cara-cara
mereka sendiri, sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar (Mahyuni, 2014,
p. 4). Selain itu siswa lebih berani mengungkapkan pendapatnya didalam
kelompok belajar, siswa saling bertukar informasi sekaligus dari kelompok
yang berbeda dan menumbuhkan rasa percaya diri siswa. Penelitian yang
dilakukan oleh Rena, Nurul, dan Enny (2015, p. 2) berdasarkan hasil
penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray lebih baik dari pada model
konvesional, dikarenakan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray membuat siswa lebih aktif, pembelajaran tidak membosankan dan semua
siswa terlibat aktifitas saat pembelajaran (2015, p.3).
Agar memudahkan siswa dalam memahami materi pembelajaran maka
metode Two Stay Two Stray yang digunakan dibantu dengan peta konsep. Peta
konsep adalah salah satu strategi yang digunakan guru untuk mengetahui
konsep siswa dengan memilih satu konsep utama pokok bahasan baru yang
6
akan dibahas, para siswa diminta untuk menyusun peta konsep untuk
memperlihatkan semua konsep yang mereka kaitkan pada konsep utama, serta
hubungan-hubungan antar konsep-konsep yang mereka gambar. Strategi
belajar peta konsep merupakan salah satu strategi untuk membantu siswa
mengorganisasikan konsep pembelajaran yang telah dipelajari berdasarkan arti
dan hubungan antara komponennya (Nia, 2012, p. 698). Penggunaan peta
konsep ini untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray sebagai salah satu inovasi dalam pembelajaran biologi dan
diharapkan proses pembelajaran nantinya akan menjadi lebih menarik,
menyenangkan serta dapat meningkatkan sikap, motivasi belajar, dan
partisipasi siswa dalam belajar biologi sehingga kualitas pembelajaran di kelas
menjadi lebih baik.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan penelitian
tentang pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dengan judul penelitian sebagai berikut: βPENGARUH PENERAPAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (TSTS)
DENGAN PETA KONSEP TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
KELAS X SMAN 1 PADANG GANTINGβ
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah yang
ditemukan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa masih rendah.
2. Proses pembelajaran masih bersifat konvesional yang berpusat pada guru.
3. Model pembelajaran cukup bervariasi karena sudah menggunakan metode
diskusi tapi hasil belajar belum meningkat.
4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran dikarenakan pembelajaran yang
bersifat monoton.
7
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dapatkah masalah tersebut
dikembangkan untuk diteliti? Agar penelitian ini lebih fokus, maka dibatasi
pada pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dengan peta konsep pada materi Virus di Kelas X Tahun Ajaran
2016/2017.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, permasalah yang ada dapat
dirumuskan sebagai berikut βApakah hasil belajar dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray menggunakan peta konsep
lebih baik dari hasil belajar pembelajaran konvesional pada kelas X di SMAN
1 Padang Gantingβ
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui apakah hasil belajar dengan
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
menggunakan peta konsep lebih baik dari hasil belajar pembelajaran
konvesional pada kelas X di SMAN 1 Padang Ganting.
F. Manfaat dan Luaran Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber
referensi oleh pihak yang berkepentingan untuk penelitian lebih lanjut
mengenai hasil belajar siswa.
8
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Membentuk siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar
dan tidak monoton.
2) Memberikan hal baru bagi siswa dalam proses belajar mengajar agar
siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran
Biologi
b. Bagi Guru
Model pembelajaran kooperatif TSTS (Two Stay Two Stray)
dengan peta konsep dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar
dalam proses pembelajaran serta sebagai sarana untuk meningkatkan
profesionalisme guru dengan segala upaya dan kemandirian untuk
mengembangkan model-model pembelajaran yang sudah ada.
c. Bagi Sekolah:
1) Dapat sebagai masukan dalam upaya mewujudkan keberhasilan
belajar setelah penelitian ini dilakukan.
2) Dapat memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam usaha
perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan keberhasilan
belajar siswa khususnya pada mata pelajaran biologi.
d. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman, wawasan dan pengetahuan tentang
penggunaan Model Pembelajaran TSTS (Two Stay Two Stray) dengan
peta konsep dalam pelajran biologi serta dapat kita jadikan sebagai
salah satu tolak ukur, supaya keberhasilan belajar juga dapat meningkat.
Diharapkan peneliti sebagai calon guru siap melaksanakan tugas sesuai
dengan kebutuhan dan perkembangan zaman.
Luaran dari penelitian ini adalah berhubungan dengan target yang ingin
dicapai yakni meningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMAN 1 Padang
Ganting dengan penggunaaan model pembelajaran kooperatif yang akan
membentuk pembelajaran dengan cara belajar siswa dalam berkelompok
9
sehingga siswa mampu mewujudkan pemahaman bersama antara peserta
belajar itu sendiri. Kemudian dalam belajar kelompok tersebut mereka
mamiliki tanggung jawab, yakni belajar untuk dirinya sendiri dan membantu
sesama anggota kelompok lainnya untuk belajar.
G. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalahpahaman dan memperjelas terhadap
penelitian ini, maka perlulah peneliti memberikan penjelasan tentang:
1. Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
Menurut Suyatno (2009, p. 660) pembelajaran model Two Stay Two
Stray adalah dengan cara siswa berbagi pengetahuan dan pengalaman
dengan kelompok lain. Sintaknya adalah kerja kelompok dua siswa bertamu
kekelompok lain dan dua siswa lainnya tetap dikelompoknya untuk
menerima dua orang dari kelompok lain, kerja kelompok, kembali
kekelompok asal, kerja kelompok dan laporan kelompok.
Model pembelajaran Two Stay Two Stray adalah salah satu model
pembelajaran yang dapat memberikan siswa untuk saling membagi dan
menerima informasi, menerima dan menyikapi pendapat serta dapat
beriteraksi dengan siswa lainnya sehingga siswa diharapkan dapat lebih
aktif dan dapat berpikir kreatif dalam membagi ataupun menerima
informasi.
2. Peta Konsep
Peta konsep merupakan sebagai alat grafis untuk mengorganisir dan
mewakili pengetahuan. Hal ini sependapat dengan Coffey yang menyatakan
bahwa peta konsep adalah garafik representative dari pengetahuan yang
terdiri atas konsep-konsep dan hubungan diantara konsep-konsep tersebut
(Nurkhasanah, 2013, p. 14).
Salah satu pendekatan yang digunakan guru untuk mengetahui
konsep siswa dengan memilih satu konsep utama pokok bahasan baru yang
akan dibahas. Para siswa diminta untuk menyusun peta konsep untuk
memperlihatkan semua konsep yang mereka kaitkan pada konsep utama,
10
serta hubunganβhubungan antar konsep-konsep yang mereka gambar
(Dahar, 2011, p. 106). Dengan hasil peta konsep guru dapat mengetahui
sampai berapa jauh pengetahuan para siswa mengenai pokok bahasan yang
diajarkan dan dijadikan titik tolak pengembangan selanjutnya.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan
perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh
usaha pendidikan. Hasil belajar yang peneliti maksud adalah kemampuan
kognitif siswa.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakikat Proses Pembelajaran
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
a. Konsep Belajar
Belajar adalah kunci yang paling penting dari setiap usaha
pendidikan, tanpa belajar tidak akan ada namanya pendidikan. Bukti dari
seseorang telah melakukan kegiatan belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku pada orang tersebut. Tingkah laku pada manusia terdiri dari
sejumlah aspek yakni pengetahuan, pemahaman, kebiasaan, ket-
erampilan, emosional, apresiasi dan lain-lain. Hasil belajar akan tampak
pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut.
Perubahan dari aspek-aspek ini jugalah, manusia dapat berkembang
lebih baik dari makhluk-makhluk lainnya, sehingga ia terpilih menjadi
khalifah dimuka bumi ini. Dikarenakan kemampuan berkembang dari
proses belajar itu lah manusia dapat secara bebas mengeksplorasi,
memilih, dan menetapkan keputusan-keputusan yang penting dalam
kehidupannya.
Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang
kompleks. Sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh peserta
didik sendiri. Peserta didik adalah penentu terjadinya atau tidaknya
proses belajar. Proses belajar terjadi berkat peserta didik yang
memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar (Dimyati dan
Mudjiono, 2006, p.7). Pendapat lainnya menurut Abu Ahmadi dan
Widodo Supriyono, belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
11
12
secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungan (2004, p. 128).
Berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut, dapat disimpulkan
bahwa belajar adalah suatu proses perolehan pengetahuan yang dilakukan
oleh peserta didik itu sendiri yang besifat komplek. Peserta didik
merupakan subjek dalam proses belajar tersebut, penentu terjadinya atau
tidaknya proses belajar. Hasil dari proses belajar berupa perubahan
tingkah laku pada peserta didik tersebut.
b. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20 tahun
2003 tentang sisdiknas). Proses belajar mengajar merupakan
implementasi dari serangkaian perencanaan yang telah dilakukan oleh
guru dalam bentuk proses interaksi dengan siswa di dalam maupun di
luar kelas untuk mencapai tujuan. Dalam kondisi ini terdapat serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik dan terpadu
yang berlangsung dalam situasi edukatif. Artinya, dalam proses belajar
mengajar ini tidak sekedar guru menyampaikan pesan berupa materi
pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai serta keterampilan pada
diri siswa yang sedang belajar.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, prosedur yang
saling, mempengaruhi mencapai tujuan. Pembelajaran merupakan proses
pembelajaran yang terarah pada tujuan yang direncanakan. Pembelajaran
merupakan upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik
disekolah (Oemar, 2014, p. 13).
13
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan adalah sangat esensial, baik dalam ranagka perencanana,
pelaksanaan maupun penilaian. Tujuan memberikan petunjuk untuk
memilih isi mata pelajaran, memilih alat bantu belajar, menentukan
prosedur pembelajaran, serta menyediakan penilaian untuk mengukur
prestasi belajar siswa.
Tujuan belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukkan
bahwa sisiwa telah melakukan pembelajaran, meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap-sikap yang baru, yang diharapkan oleh siswa
(Oemar, 2014, p. 7).
Tujuan penting dalam sistem pembelajaran merupakan suatu
komponen sistem pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang
sistem yang efektif. Untuk merancang system pembelajaran. tujuan-tujuan
menjadi dasar dan kriteria dalam upaya guru memilih materi pelajaran,
mnentukan kegiatan pembelajaran, menentukan kegiatan belajar mengajar,
memilih alat dan sumber, serta merancang prosedur penilaian.
Kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa, mata pelajaran, dan guru itu sendiri. Kebutuhan siswa
dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan, dan
diapresiasikan. Berdasarkan mata pelajaran dalam kurikulum dapat
ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Sedangkan guru sendiri
adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis
dan memilih tujuan-tujuan pendidikan yang bermakna dan dapat diukur.
B. Karakteristik Pembelajaran Biologi
1. Karakteristik Pembelajaran Biologi
Berbicara tentang biologi, berarti berkaitan dengan cara mencari tahu
dan memahami alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan saja yang berupa fakta,
konsep dan prinsip, namun juga merupakan suatu proses penemuan nyata.
14
Pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung. Karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah
keterampilan proses supaya mereka mampu mengeksplorasi cara
berinteraksi dengan lingkungan. Keterampilan proses ini meliputi
keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan pertanyaan,
menggolongkan, menafsirkan, dan mengkomunikasikan hasil pembahasan
belajar secara beragam, menggali dan memilah informasi factual yang
relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-
hari. Disamping itu kemungkinan untuk mengembangkan teknologi relevan
dari konsep-konsep biologi yang dipelajari sangat dianjurkan dalam
kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, siswa dapat merasakan manfaat
pembelajaran biologi itu sendiri (Depdiknas, 2001, p 6-7).
Biologi adalah ilmu alam tentang mahluk hidup atau kajian saintifik
tentang kehidupan (Cambell, 2003, p. 4). Sebagai ilmu biologi mengkaji
berbagai persoalan yang berkaitan dengan berbagai fenomena kehidupan
makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan tingkat
interaksinya dengan faktor lingkunganya pada dimensi ruang dan waktu.
Biologi merupakan bagian dari sains yang pembelajaranya dilaksanakan
secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) guna untuk menumbuhkan
kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikanya sebagai aspek penting dalam kecakapan hidup. Oleh
karna itu pembelajaran biologi di SMA/MA/SMK menekankan pada
pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilam proses dan sikap ilmiah (Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2014, p. 18 ).
2. Fungsi dan Manfaat Pembelajaran Biologi
Fungsi dari pembelajaran biologi adalah untuk menanamkan
kesadaran pada siswa terhadap keindahan dan keteraturan alam semesta
sehingga siswa dapat meningkatkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa sebagai warga negara yang menguasai sains dan teknologi untuk
15
meningkatkan mutu kehidupan dan melanjutkan pendidikan untuk tingkat
selanjutnya.
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari benda hidup. Benda hidup
itu mencakup tumbuhan, hewan dan manusia. Memperlajari ilmu biologi
mencakup berbagai ilmu fisika dan kimia. Menurut Campbell biologi adalah
ilmu yang paling sulit dari semua bidang sains, dikarenakan biologi
mengkaji system makhluk hidup, system makhluk hidup itu sangatlah
kompleks (2003).
Dalam kehidupan biologi banyak memberikan manfaat bagi
kehidupan manusia. Dalam bidang kesehatan seperti memperlajari struktur
tubuh manusia baik secara anatomi (bentuk luar), fisiologi (bentuk dan
fungsinya), histologi (jaringan tubuh) dan lainnya. Semua ini merupakan
dasar bagi manusia untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Dalam bidang
lingkungan (Ekologi) yang mempelajari hubungan mahluk hidup dengan
lingkungan dan alam sekitar. Dengan memahami biologi maka manusia
dapat hidup lebih harmonis dan selaras denag lingkungan sekitar. Manfaat
mempelajari biologi dalam bidang lainnya yakni dalam bidang farmasi
(obat-obatan) untu menunjang penerapan obat dan penyembuhan penyakit.
Dalam bidang bioteknologi misalnya dalam hal rekayasa genetika berupa
cloning seperti layaknya mesin foto copy yang memciptakan individu sama
dengan induknya atau hal lainnya kultur jaringan yang bermanfaat untu
melestarikan tumbuhan yang sulit untuk dikembangan dibudidayakan
dengan menggunakan cara konvensional.
C. Model Pembelajaran Kooperatif
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
16
sampai enam orang denga struktur kelompok yang bersifat heterogen
(Rusman, 2011).
Menurut Slavin pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai
macam metode pengajaran diamna para siswa bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam
mempelajari materi pelajaran. Sependapat dengan Arsyad (2011, p. 87)
menyebutkan bahwa pembelajaran koperatif menciptakan tim-tim maupun
kelompok-kelompok yang saling bertanggungjawab untuk saling
mengajarkan pengetahuan atau keterampilan khusus. Pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama (Trianto, 2007, p. 42) Berdasarkan defenisi yang telah dipaparkan
maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu
pembelajaran dalam kelompok kecil dalam rangka mengkonstruksi
pengetahuan bersama-sama denga cara saling membantu dalam penguasaan
suatu materi pelajaran demi tercapainya tujuan belajar bersama.
Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja
sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi
kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok,
siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa
lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota
kelompo bersikap kooperatif dengan sesame anggota kelompok (Rusman,
2011).
Sanjaya (dalam Rulam, 2011) Pembelajaran kooperatif akan efektif
bila digunakan apabila: (1) guru menekankan pentingnyausaha bersama
disamping usaha secara individual, (2) guru menghendaki pemerataan
perolehan hasil dalam belajar, (3) guru ingin menanamkan tutor sebaya atau
belajar melalui teman sendiri, (4) guru menghendaki adanya pemerataan
partisipasi aktif siswa, (5) guru menghendaki kemampuan siswa dalam
memecahkan berbagai permasalahan.
17
Pembelajaran kooperatif dikenal sebagai strategi pembelajaran yang
efektif dalam meningkatkan prestasi belajar dan keterlibatan siswa secara
aktif dalam pembelajaran. seperti yang dipaparkan Slavin (2008),
pembelajaran kooperatif dinilai sebagai solusi untuk masalah pendidikan
karena dapat meningkatkan prestasi akademik siswa dan kemampuan
berpikir, meningkatkan sikap belajar positif dan motivasi belajar,
meningkatkan tingkat tinggi belajar, berfungsi sebagai alternative untuk
pengelompokan, perbaikan, atau pendidikan khusus, meningkatkan
hubungan interpersonal, dan mempersiapkan siswa untuk pekerjaan
kolaboratif.
2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Tujuan utama yang ingin dicapai dalam pembelajaran kooperatif
adalah ketika siswa belajar dalam kelompok mereka mampu saling
menghargai pendapat orang lain, member kesempatan kepada orang lain
untuk mengemukakan pendapat dan menyampaikan pendapat mereka secara
berkelompok sehingga melatih siswa untuk mampu berpartisipasi aktif dan
berkomunikasi. Sependapat dengan Isjoni, yang dikutip (dalam Taru, 2015,
p. 24) tujuan penerapan model pembelajaran kooperatif adalah agar peserta
didik dapat belajar secara berkelompok bersam teman-temannya dengan
cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang
lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat
mereka secara berkelompok.
Menurut Rusman (2012) Model Pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran,
yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap perbedaan individu, dan
pengembangan keterampilan sosial. Oslen dan Kagan (dalam Isjoni, 2010)
mengatakan bahwa ada tiga ketentuan yang berhubungan dalam kooperatif,
yaitu:
18
a. Memberi pengayaan struktur interaksi antar siswa
b. Berhubungan dengan ruang lingkup pokok pembelajaran dan
kebutuhan pengembangan bahsa dan kerangka organisasi
c. Meningkatkan kerangka-kerangka bagai individu untuk
menyebutkan saran-saran
Dari uraian diatas tujuan pembelaajran kooperatif merupakan model
pembelajaran yang menciptakan saling kerjasama dalam kelompok dan
pembelajaran kooperatif dinilai sebagai solusi untuk masalah pendidikan
karena dapat meningkatkan prestasi siswa dan kemampuan berpikir,
meningkatkan sikap belajar positif dan motivasi belajar, meningkatkan
hubungan interpersonal, dan mempersiapkan siswa untuk saling
bekerjasama.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson (Lie, 2008) ada lima unsur dasar
dalam pembelajaran kooperatif (cooperative learning), yaitu sebagai berikut:
a. Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence), yaitu
dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian
tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok
tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja
masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota
dalam kelompok akan merasakan saling ketergantunagan.
b. Tanggung jawab perseorangan (indivvidual accountability), yaitu
keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing
anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan
dalam kelompok tersebut.
c. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu
memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota
kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi
19
untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota
kelompok lain.
d. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu
melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi
dalam kegiatan pembelajaran.
e. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil
kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan
lebih efektif (Rusman, 2011, p. 212).
4. Unsur-Unsur Pembelajaran Kooperatif Learning
Unsur-unsur dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut: 1)
siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup
sepenanggungan bersama, 2) siswa bertanggung jawab atas segala sesutau di
dalam kelompoknya, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di
dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi
tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya, 5)
siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompok, 6) siswa berbagi kepemimpinan
dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama
proses belajarnya, dan 7) siswa akan diminta mempertanggung jawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif
(Tukirman, 2011, p. 59).
5. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Learning
Terdapat enam langkah utama untuk atau tahapan di dalam pelajaran
yang menggunakan pembelajaran kooperatif, pelajaran dimulai dengan guru
menyampaikan tujuan pelajaran dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase
ini diikuti oleh penyajian informsi, sering kali dengan bahan bacaan dari
pada secara verbal. Selanjutnya, siswa dikelompokkan kedalam tim belajar.
Tahapan ini diikuti bimbingan guru pada saat siswa bekerja bersama untuk
20
menyelesaikan tugas bersama mereka. Fase terakhir pembelajaran
kooperatif meliputi presentasi hasil akhir kerja kelompok, atau evaluasi
tentang apa yang telah mereka pelajari dan memberi penghargaan terhadap
usaha-usaha kelompok maupun individu.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif (dalam
Rusman, 2011, p. 211).
TAHAPAN TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan tujuan pelajaran
yang akan dicapai pada kegiatan
pelajaran dan menekankan pentingnya
topik yang akan dipelajari dan
memotivasi siswa belajar.
Tahap 2
Menyajikan informasi
Guru menyajikan informasi atau
materi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau melalui bahan
bacaan.
Tahap 3
Mengorganisasikan siswa ke
dalam kelompok-kelompok
belajar
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membimbing
setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efektif dan efesien.
Tahap 4
Membimbing kelompok bekerja
dan belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka.
Tahap 5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi yang materi yang telah
dipelajari atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Tahap 6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompok`
21
D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
Kegiatan belajar mengajar di sekolah didominasi dengan kegiatan
individu. Dalam kondisi ini siswa belajar sendiri dan jarangnya kegiatan
bekerjasama dalam kelompok. Jika dilihat dalam kehidupan nyata, siswa
dituntut untuk berinteraksi dengan orang lain. Oleh karena itu, hal ini dapat
dilatih melalui struktur pembelajaran teknik Two Stay Two Stray. Struktur
Two Stay Two Stray merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang memberikan kesempatan kepada kelompok membagikan hasil dan
informasi kepada kelompok lainnya.
Menurut Lin (dalam Nurkhasanah, 2014, p. 10) pembelajaran
TSTS sebagai teknik pembelajaran yang memberi kesempatan kepada
kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok
lainnya. Pembelajaran dilakukan dengan cara saling mengunjungi atau
bertamu antar kelompok untuk berbagi informasi.
Pembagian kelompok dalam pembelajaran kooperatif TSTS
memperhatikan kemampuan akademis siswa. Guru membuata kelompok
yang heterogen dengan alasan member kesempatan siswa untuk saling
mengajarkan dan saling mendukung, meningkatkan relasi dan interaksi antar
siswa seta memudahkan pengelolaan kelas karena masing-masing kelompok
memiliki siswa berkemampuan tinggi untuk dapat membantu teman lainnya
dalam memecahka masalah dalam kelompok tersebut (Isjoni, 2010).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan model TSTS adalah
siswa bekerja dalam kelompok, kemudian diberikan permasalahan uyang
harus mereka kerjakan dengan cara kerjasama, setelah kerjasama dlam
kelompok, separuh dari kelompok tersebut bertamu/pindah ke kelompok
lainnya. Dimana anggota kelompok yang tidak bertugas untuk pindah,
tetapa berada dalam kelompok untuk menerima tamu dari kelompok lain.
Anggota kelompok yang bertamu wajib datang untuk setiap kelompok.
Setelah bsemua selesai. Mereka kembalai ke kelompok masing-masing
untuk mencoba dan membahas hasil yang diperoleh. Diharapkan dengan
22
aktivitas bertamu dan menerima tamu dapat menambah minat siswa untuk
mengikuti pelajaran IPA sehingga pembelajaran lebih bermakna dan mudah
diingat oleh siswa.
Bagan 2.1: Bagan Proses Pembelajaran TSTS
Sumber: (Adaptasi dari Nurkhasanah, 2014, p.11)
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif TipeTwo Stay Two
Stray
Langkah-Langkah model Two Stay Two Stray menurut Lie (dalam
Hanny, 2015, p. 29), yaitu:
a. Persiapan
Pada saat persiapan, hal yang dilakukan adalah membuat
silabus dan system penilaian, desain pembelajaran, menyiapkan
tugas siswa dan membagi siswa menjadi beberapa kelompok
dengan masing-masing anggota 4 siswa dan setiap anggota
kelompok harus heterogen.
b. Presentasi guru
Pada tahap ini, guru menyampaikan indikator pembelajaran,
mengenalkan dan menjelaskan materi sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah dibuat.
C1 Kelompok 1 A1 B1 C1 D1
C2
B3 B1
C3 Kelompok 3 A3 B3 C3 D3
Kelompok 2 A2 B2 C2 D2
B2
23
c. Kegiatan kelompok
Pada kegiatan ini pembelajaran menggunakan lember
kegiatan berisi tugas-tugas yang harus dipelajari oleh tiap-tiap
siswa dalam satu kelompok. Setelah menerima lembar kegiatan
yang berisi indikator yang berkaitan dengan konsep materi, siswa
mempelajarinya dalam kelompok kecil dan mendiskusikan
bersama-sama anggota kelompoknya. Masing-masing kelompok
menyelesaikan atau memecahkan masalah yang diberikan dengan
cara mereka sendiri.
Setelah itu, 2 dari 4 anggota dari masing-masing kelompok
meninggalkan kelompoknya dan bertamu dalam kelompok yang
lain, sementara 2 anggota yang tinggal dalam kelompok bertugas
menyampaikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu. Setelah
memperoleh informasi dari 2 anggota yang tinggal, tamu mohon
diri dan kembali ke kelompok masing-masing dan melaporkan
temuannya derta mencocokkan dan membahas kerja mereka.
d. Formalitas
Setelah belajar dalam kelompok dan menyelesaikan per-
masalahan yang diberikan, salah satu kelompok mempresentasikan
hasil diskusi kelompok untuk dikomunikasikan atau didiskusikan
dengan kelompok lainnya. Kemudian guru membahas dan
mengarahkan siswa ke bentuk formal.
e. Evalusi kelompok dan penghargaan
Tahap evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan siswa dalam memahami materi-materi yang telah
diperoleh dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay
Two Stray, yang selanjutnya dengan pemberian penghargaan
kepada kelompok yang mendapatkan skor rata-rata tertinggi.
24
3. Ciri-ciri Model Pembelajaran Kooperatif tipe Two Stay Two Stray
Rusman (dalam Hanny,2015,p.33) menyebutkan bahwa karakteristik
atau cirri-ciri pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pembelajaran secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen memiliki tiga fungsi yaitu fungsi manajemen sebagai
perencaan pelaksanaan, fungsi manajemen sebagai organisasi, dan
fungsi manajemen sebagain kontrol.
c. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secar kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerja sama
perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sam yang
baik pembelajaran kooperatif tidak akan mencapainhasil yang optimal.
d. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktifitas dalam
kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa
perlu didiorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
4. Kelebihan Model Pembelajaran Tipe Two Stay Two Stray
Menurut Lie (2004), kelebihan dari model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray adalah sebagai berikut:
1) Dapat diterapkan pada semua kelas/tingkatan
2) Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna
3) Lebih berorientasi pada keaktifan
4) Diharapkan siswa akan berani mengungkapkan pendapatnnya
5) Menambah kekompakan dan rasa percaya diri siswa
25
6) Kemampuan berbicara siswa dapat ditingkatkan
7) Membantu meningkatkan minat dan prestasi belajar
1) Belajar bermakna
Kecenderungan belajar siswa menjadi lebih bermakna
memberikan kesempatan terhadap siswa untuk membentuk konsep
secara mandiri dengan cara-cara mereka sendiri dan melalui metoddee-
metode pemecahan masalah.
2) Siswa aktif
Implementasi model pembelajaran koopreatif dapat membuata
siswa aktif. Bila siswa belum terbiasa, maka pembelajaran akan lebih
lambat, tetapi jika beberapa kali dilaksanakan maka akan lebih mudah,
karena setiap siswa mempunyai aktifitas dan tanggung jawab masing-
masing untuk kelompok.
3) Meningkatkan motivasi belajar
Dengan penggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe Two
Stay Two Stray guru dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, karena
setiapa siswa mempunyai tanggung jwab belajar, baik untuk dirinya
sendiri maupun kelompoknya. Hal ini tampak pada saat mereka
bertukar informasi.
4) Bertukar informasi
Saat siswa berpencar, maka setiap anggota kelompok akan
saling betukar informasi sekaligus daru dua kelompok yang berbeda
(karena dua orang ynag berpencar pergi ke kelompok lain yang
berbeda), begitupun bagi siswa yang tinggal, juga akan mendapatkan
informasi dari dua tamu yang datamg dari kelompok yang berbeda.
5) Prestasi belajar dan daya ingat
Karena semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan
semua anggota kelompok diharuskan melaporkan hasil-hasil
kunjungannya ke kelompok lain dan hasil yang diperoleh saat
26
kunjungan tamu di kelompok mereka, maka dapat memberikan efek
peningkatan prestasi belajar dan daya ingat.
6) Kreativitas
Siswa yang tinggal di dalam kelompok mempunyai kesempatan
untuk mningkatkan kreativitas, misalnya berkaitan dengan bagaimana
meraka menyajikan hasil kerja kelompok mereka kepada tamu (anggota
kelompok lain) yang berkunjung ke kelompoknya.
7) Melatih berpikir kritis
Dengan membandingkan hasil pekerjaan kelompoknya dengan
kelompok lain, guru telah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis, dimana mereka akan
mencoba mencermati pekerjaan orang lain dan pekerjaan kelompoknya.
Model pembelajaran ini baik digunakan dalam rangka meningkatkan:
a. Kerjasama di dalam kelompok maupun diluar kelompok dalam
proses belajar mengajar.
b. Kemampuan siswa dalam memberikan informasi kepada temannya
yang lain diluar kelompok dan begitu juga sebaliknya ketika siswa
balik ke kelompoknya masing-masing.
c. Keberanian siswa dalam menyampaikan materi kepada temannya.
d. Melatih kemandirian siswa dalam belajar (Isjoni, 2012, h. 202).
E. Peta Konsep
Konsep dalam mata pelajaran biologi merupakan suatu hal yang sangat
penting, namun bukan terletak pada konsep itu sendiri tetapi terletak pada
bagaimana konsep itu dipahami oleh siswa. Pentingnya pemahaman konsep
dalam proses belajar mengajar sangat mempengaruhi sikap, keputusan, dan
cara-cara memecahkan masalah.
Lemahnya kemampuan siswa untuk membangun pemahaman mereka
sendiri terhadap materi pelajaran biologi juga berkaitan dengan pendekatan
yang dianut dalam proses belajar. Sutomo (dalam Fathiyah, 2014, p. 692)
27
Berdasarkan teori konstruktivis, terdapat dua pendekatan belajar yaitu belajar
bermakna (meaningful learning) dan belajar hafalan (rote learning). Belajar
bermakna, maka pengetahuan yang baru dikaitkan pada konsep-konsep relevan
yang sudah ada dalam struktur kognitif seseorang. Sebaliknya apabila dalam
struktur kognitif seseorang tidak terdapat konsep-konsep yang relevan, maka
pengetahuan baru tersebut dipelajari secara hafalan (rote learning). Oleh
karena itu sangat diperlukan suatu kondisi belajar bermakna di kelas yang
dapat menjadikan siswa dapat menguasai konsep-konsep pelajaran biologi
dengan baik.
Salah satu cara untuk mengembangkan strategi belajar mengajar
bermakna kepada siswa adalah menggunakan strategi peta konsep. Dahar
(dalam Fathiyah, 2014, p. 693) menyatakan peta konsep diperkenalkan oleh
Novak pada tahun 1985 dalam bukunya Learning How to Learn merupakan
suatu alat yang efektif untuk menghadirkan secara visual hirarki generalisasi-
generalisasi dan untuk mengekspresikan keterkaitan dalam sistem konsep-
konsep yang saling berhubungan.
Model pembelajaran dengan peta konsep yang melibatkan anak didik
berpartisipasi secara aktif dan berpikir secara kritis diduga model/strategi
belajar ini dapat memberdayakan keterampilan berpikir kritis siswa dan
selanjutnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Menurut Coffey (dalam Nurkhasanah, p.15) peran peta konsep dalam
pendidikan antara lain: (1) perancah/ tangga-tangga dari pemahaman; (2)Alat
untuk menggabungkan pengalaman pendidikan; (3) Alat untuk memperbaiki
kondisi afektif dari pembelajaran; (4) Bantuan untuk tugas menulis; (5) Alat
untuk belajar berpikir kritis; (6) Media representasi untuk mendukung interaksi
diantara siswa; dan (7) Bantuan dalam proses pembelajaran. selain itu
keuntungan-keuntungan dari peta konsep antara lain:
a. Peta konsep dapat digunakan sebagai advanced organizer untuk
meningkatkan prestasi siswa.
b. Menyediakan suatu pendekatan praktis dan bermakna yang
terstruktur bagi guru.
28
c. Membantu perkembangan peralihan dari pembelajaran bermakna
yang lebih dalam menuju berpikir kritis.
d. Peta konsep juga memberikan kesempatan siswa untuk merefleksi
kesalahpahaman mereka dan menyimpan pengetahuan yang mereka
miliki.
e. Mengorganisasi pemikiran siswa dan menggambarkan hubungan
diantara kunci konsep dalam cara semantik.
F. Pembelajaran Konvesional
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang sering
dilakukan oleh para guru. Pembelajaran ini pada umumnya memiliki kekhasan
tertentu, misalnya lebih mengutamakan hafalan dari pada pengertian,
menekankan pada keterampilan berhitung, mengutamakan hasil dari pada
proses dan pengajaran berpusat pada guru. βpembelajaran konvensional
merupakan kegiatan belajar yang bersifat menerima atau menghafal pada
umunya diberikan secara klasikal, siswa yang berjumlah banyak, pada waktu
yang sama menerima bahan yang sama, umumnya kegiatan ini diberikan dalam
bentuk ceramahβ. (Ibrahim, 2003, p. 40).
Ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah :
a. Tujuan tidak dirumuskan secara spesifik dalam bentuk kelakuan yang
dapat diamati dan diukur.
b. Bahan pembelajaran disajikan kepada kolompok, kepada kelas
sebagai keseluruhan tanpa memperhatikan murid-murid secara
individual.
c. Pembelajaran diberikan pada jam-jam tertentu menurut jadwal
pelajaran.
d. Bahan pelajaran kebanyakan berbentuk ceramah, kuliah, tugas tertulis
dan media lain menurut pertimbangan guru.
e. Pengalaman belajar berorientasi pada kegiatan guru dan
mengutamakan proses mengajar.
f. Partisipasi kurang, murid-murid bersikap pasif karena harus
mendengarkan uraian guru.
29
g. Penguatan atau (reinforcement). Penguatan biasanya baru diberikan
setelah diadakan ulangan atau ujian
h. Murid semuanya harus belajar menurut kecepatan yang kebanyakan
ditentukan oleh kecepatan guru mengajar.
i. Keberhasilan belajar kebenyakan dinilai oleh guru secara objektif.
j. Hanya sebagian kecil saja yang akan menguasai bahan pelajaran
sepenuhnya, sebagian lagi akan mengasai sebagian saja dan ada lagi
yang akan gagal (Subakti, 2010, p. 8)
G. Hasil Belajar
1. Definisi hasil belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu: hasil dan belajar. Hasil
berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha-usaha, sedangkan pengertian
belajar adalah merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk
memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi belajar ialah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu, berlatih: berubah tingkah laku atau tanggapan yang
disebabkan oleh pengalaman. Jadi hasil belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya.
Proses pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar
dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi sadar akan tujuan, artinya
interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu setidaknya
adalah pencapaian tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran yang telah
di rumuskan pada satuan pembelajaran (Isjoni, 2009 h. 62-63).
Hasil belajar merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-
kecakapan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Penguasaan hasil belajar
oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilakudalam bentuk
penguasaan, pengetahuan, keterampilan berfikirmaupun keterampilan
motorik. Hampir dari sebagian tersebar dari kegiatan atau perilaku yang
diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Disekolah hasil
30
belajar dapat di lihat dari penguasaan siswa akan mata pleajaran yang
ditempuhnya. Tingkat penguasaan pembelajaran atau hasil belajar dalam
mata pelajaran dilambangkan dengan angka atau huruf. Sebenarnya hampir
seluruh perkembangan atau kemajuan hasil belajar karya juga merupakan
hasil belajar, sebab proses belajar tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi
di tempat kerja dan di masyarakat.
Yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar
dianggap berhasil adalah sebagai berikut:
a. Daya serap terhadap pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi
tinggi, baik secara individu maupun secara kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dengan tujuan pembelajaran telah dicapai oleh
siswa baik secara individu maupun secara kelompok.
2. Domain Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar merupakan perwujudan kemampuan akibat
perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Kemampuan
tersebut menyangkut domain kognitif, afektif, dan psikomotorik
(Purwanto,2009,p. 49).
Sudjana (1989:22) domain hasil belajar dibagi tiga ranah yaitu:
a) Ranah Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri atas enam
aspek yaitu pengetahuan/ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
dan evaluasi.
b) Ranah afektif
Berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaitu
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi dan internalisasi.
c) Ranah psikomotorik
Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek psikomotorik, yaitu gerakan refleks, kete-
rampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonis-
31
an/ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan
interpretative (Sudjana, 1989, p.22).
Ketiga ranah tersebut menjadi penilaian hasil belajar. Diantara
ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para
guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi pengajaran. Menurut Bloom (dalam Anam, 2015, p.32)
menjelaskan, ranah kognitif yang telah disempurnakan oleh Anderson
terdiri dari enam aspek/kategori proses kognitif yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta. Masing-masing dari aspek tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Mengingat (remembering)
Mengingat merupakan kemampuan paling rendah dalam
ranah kognitif, dikarenakan mengingat yaitu pemanggilan kembali
informasi yang telah berlalu.
b. Memahami (understanding)
Pemahaman selalu berhubungan dengan menjelaskan ide
atau konsep. Pada aspek ini, siswa dapat memahami maksud dari
informasi dengan cara menafsirkan dan mengartikan apa yang telah
dipelajari.
c. Mengaplikasikan/menerapkan (applying)
Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi
pelajarn dalam situasi yang baru dan nyata yang meliputi aplikasi
suatu peraturan, metode, konsep, prinsip, hukum, dan teori.
d. Menganalisis (analyzing)
Analisis tergolong kemampuan berpikir kritis. menganalisis
merupakan kemampuan siswa memecahkan informasi menjadi
bagian-bagian untuk mengeksplorasi pemahaman dan
hubungannya.
32
e. Mencipta (creating)
Penciptaan berhubungn dengna kemampuan menciptakan
ide baru atau sudut pandang. Siswa diharapkan mampu untuk
mencipta ide dan informasi baru menggunakan apa yang telah
dipelajari sebelumnya.
Menurut Bloom (Kuswana, 2012, p.32) untuk mendapatkan
hasil belajar kognitif seseorang harus memiliki enam tingkatan kognitif,
yaitu: (1) pengetahuan, yaitu perilaku yang menekankan pada ingatan
atau daya ingat dari ide-ide, materi, atau fakta dan telah dikenali, (2)
pemahaman, yaitu ketika siswa dihadapkan pada komunikasi,
diharapkan mangetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
menggunakan ide yang terkandung di dalamnya, (3) penerapan, yaitu
penerapan yang mengacu pada kemampuan menggunakan pembelajaran
yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan konkrit. Hal ini
mencakup penerapan seperti aturan, metode, konsep, prinsip dan teori,
(4) analisis yaitu penggolongan yang tingkatannya lebih tinggi setelah
pemahamn dan penerapan. Penekanan pada pemahaman adalah
memahami maksud dari arti dan tujuan materi. Penerapannya
memusatkan pada ingatan terhadap materi yang berisikan prinsip-
prinsip dan generalisasi yang relevan untuk diterapkan, (5) sintesis,
yaitu kumpulan dari bagian dan unsure kelas, ktegori, dan subkategori
secara bersama-sama menjadi landasan yang membentuk keutuhan. Hal
ini merupakan aktifitas yang mengkombinasikan tingkat berpikir
sebelumnya sedemikian rupa menjadi suatu pola atau struktur, (6)
evaluasi, yaitu digambarkan sebagai pembuatan keputusandan
pertimbangan sekitar nilai untuk beberapa tujuan, dari ide-ide,
pengerjaan, pemecahan masalah, metode, dan bahan-bahan, hal ini
menyangkut criteria ukuran-ukuran sebagai patokan untuk menilai
tingkat pencapaian, seluk-beluk dari proses yang bersifat efektif, hemat
dan memuaskan.
33
3. Bentuk-bentuk Evaluasi Hasil Belajar
Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak
dapat dipisahkan dari komponen lainnya khususnya pembelajaran. Penilaian
hasil Belajar oleh pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual
dan sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan
yang dilakukan secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses
pembelajaran (Permen, 2014).
Banyak definisi evaluasi dapat diperoleh dari buku-buku yang ditulis
oleh ahlinya, antara lain definisi yang ditulis oleh Ralph Tyler, yaitu
evaluasi ialah proses yang menentukan sampai sejauh mana tujuan
pendidikan dapat dicapai (Yusuf, 2008, p. 3).
Beberapa evaluasi hasil belajar yang dapat dilakukan adalah:
1) Tes Essay
Tes essay yaitu tes yang jawabannya berupa uraian kalimat yang
relative panjang atau berupa karangan. Ada dua macam tes essay yaitu
extended response (jawaban luas) dan restricted response (jawaban
terbatas) (Yusuf, 2008, p. 3).
2) Tes Objektif
Tes objektif (obyektif test) dibagi menjadi dua macam yaitu:
supply type dan select type.
a) Supply type dibagi menjadi tiga macam yaitu question type,
completion type, dan association type.
b) Select type juga dibagi menjadi tiga macam yaitu true false,
matching, dan multiple choice.
34
H. Kajian Penelitian Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah
penelitian:
1. Penelitian yang dilakukan Hanny Anggita Taru oleh yang berjudul β
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray
(TSTS) dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas X-
F pada Materi Hewan Invertebrata di SMAN 1 Depok, Slemanβ
dengan hasil penelitian menunjukkan bahawa rata-rata hasil belajar
siswa kelas X-F mengalami peningkatan dari rata-rata di siklus 1
yaitu 74,31 dengan ketuntasan klasikal sebesar 62, 5 % menjadi 84,68
denagn ketuntasa klasikal sebesar 87,5 % dengan target ketuntasan 70
%. Afektif siswa yang awalnya 65,62% meningkat menjadi 96,88%
yang masuk dalam kategori tinggi serta minat belajar siswa awalnya
78,12% meningkat menjadi 100% yang masuk dalam kategori tinggi
dengan target ketuntasan sebesar 70%. Perbedaannya dengan
penelitian yang akan dilakukan adalah peneliti melakukan strategi
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dipadukan
dengan peta konsep dengan tujuan untuk lebih memahami konsep
materi pelajaran.
2. Penelitian yang dilakukan Anesti Pratiwi dengan judul Penerapan
Strategi Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dengan Menggunakan
Motode Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi Kelas XI
IPA SMAN 7 Padang Tahun 2012-2013. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kelas kedua kelas sampel berdistribusi normal
dan mempunyai varians yang homogen. Perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan oleh peneliti adalah peneliti menerapkan motode peta
konsep dalam pembelajaran.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Sulastri Eka Putri Sari dengan judul
penelitian βPembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams
Achievement Division) yang Dipadukan dengan Peta Konsep dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa di SMAN 1 Sungai Tarap
35
Kelas X Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012β. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif
tipe STAD lebih baik dari hasil belajar biologi siswa dengan
menggunakan pembelajaran konvesional. Perbedaan dengan peneliti
adalah peneliti menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe
Tipe Two Stay Two Stray dengan Peta Konsep.
4. Penelitian yang dilakukan oleh K. Darmika, K. Suma, dan I.W.
Suastra dengan judul penelitian βModel Pembelajaran Kooperatif
Murder Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar
IPA Siswa SMPβ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan motivasi belajar dan prestasi belajar IPA antara siswa
yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
MURDER dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvesional.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Nia R. Fathiyah dengan judul
penelitian βImplementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah
dipadu dengan Strategi Belajar Peta Konsep Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Biologiβ Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran berdasarkan
masalah dipadu dengan strategi belajar peta konsep dapat
meningkatkan aktivitas, kemampuan berpikir kritis, dan hasil belajar
siswa.
6. Penelitian yang dilakukan oleh N. Ismawati dan N. Hindarto dengan
judul penelitianβ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAβ. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan
Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray meningkatkan hasil
belajar fisika siswa kelas X-3 SMAN 1 Boja.
7. Penelitian yang dilakukan oleh Yulnita dengan judul penelitian
βPengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two
36
Stay Two Stray (TSTS) terhadap Pemahaman Konsep Matematika
Siswa Kelas VII SMPN 1 Tanah Putih Kecamatan Tanah Putih
Kabupaten Rokan Hilirβ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi daripada
pemahaman konsep kelas kontrol.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Lina Nurkhasanah dengan judul
penelitian βEfektifitas Pembelajaran kooperatif Two Stay Two Stray
(TSTS) dan Think Pair Square (TPSq) melalui Pemanfaatan Peta
Konsep terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sisten
Koloid Kelas XI SMAN 4 Magelangβ. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa pokok bahasan sistem koloid pembelajaran kooperatif
dilengkapi peta konsep tipe TSTS lebih efektif meningkatkan prestasi
belajar siswa dibandingkan dengan tipe TPSq.
9. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Komang Astri Mahyuni, I Gede
Meter dan I Made Suara dengan judul penelitian βPengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) terhadap
Prestasi Belajar IPA siswa Kelas V SDN 8 Padangsembilan
Kecamatan Denpasar Barat Tahun Ajaran 2013/2014β Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Two Stay Two Stray (TSTS) berpengaruh terhadap
hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 8 Padangsembilan, Kecematan
Denpasar barat tahun ajaran 2013/2014.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Irma Yuniar Wardhani, Sajidan dan
Maridi dengan judul penelitian βPenerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray disertai Media Audio-Visual
untuk Siswa Kelas XI IPA 5 SMAN 7 Surakarta Tahun Pelajaran
2011/2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray disertai media
audio-visual mampu meningkatkan kualitas pembelajaran biologi
siswa.
37
I. Kerangka Berpikir
Selama ini pembelajaran Biologi yang dilakukan guru masih berfokus
pada model ceramah dan diskusi, metode yang digunakan oleh guru kurang
bervariasi dan pembelajaran masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang
aktif dalam pembelajaran dan hasil belajar siswa masih rendah. Oleh karena
itu, perlu tindakan untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Tipe Two Stay Two Stray dengan Peta
Konsep diharapkan siswa aktif dalam pembelajaran dan pembelajaran jadi
lebih menyenangkan dan mudah dipahami dan nantinya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Kerangka berpikir adalah alat berpikir peneliti yang dituangkan secara
ringkas dan jelas berdasarkan kajian teori tentang permasalahan atau variabel
yang digunakan peneliti. Jadi, dalam penelitian ini terdapat dua kelas sampel
yang terbagi atas kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas kontrol diberi
perlakuan dengan pembelajaran konvesional sedangkan kelas model
pembelajaran kooperatif tipe Tipe Two Stay Two Stray dengan Peta Konsep
kemudian kedua kelas tersebut akan dilihat hasil belajarnya. Secara singkat
kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan berikut ini:
38
Pembelajaran Biologi
Siswa
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pembelajaran dengan
konvesional (Diskusi)
Pebelajaran menggunakan
Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Tipe Two
Stay Two Stray dengan Peta
Konsep
Hasil Belajar
Gambar 2.2. Kerangka berpikir
Dibandingkan
Hasil Belajar
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi
Experiment (eksperimen semu). Penelitian eksperimen semu bertujuan untuk
memprediksi keadaan yang dapat dicapai melalui eksperimen yang sebenarnya,
tetapi tidak ada pengontrolan atau manipulasi terhadap seluruh variabel yang
releva (Arifin, 2011, p.74).
B. Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group
post test only design dimana kelompok eksperimen dan kontrol dipilih secara
random (Ghony dan Almanshur, 2009, p.146). Perlakuan yang diberikan pada
kelompok eksperimen adalah model pembelajaran kooperatif tipe two stay two
straydengan peta konsep, sedangkan pada kelompok kontrol menggunakan
metode ceramah atau konvensional. Pada akhir penelitian ini kelas eksperimen
dan kelas kontrol diberikan tes (post test) yang samauntuk melihat hasil
belajar.Menurut Sumadi (2003, p. 104) rancangan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada tabel :
Tabel 3.1Rancangan Penelitian
Kelompok Perlakuan Test
Kelompok Eksperimen X T
Kelompok Kontrol O T
Ket :
X : perlakuan dengan penerapan model pembelajaran two stay two
stray
O : perlakuan dengan metode ceramah/ konvesional
T : Tes akhir (Post Test) ( Sumadi, 2003, p. 104)
39
40
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,
2007, p. 117). Jadi dalam penelitian ini populasinya adalah seluruh siswa
kelas X SMAN 1 Padang Ganting, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 3.2 : Jumlah Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Ganting
Tahun Ajaran 2016/2017
No Kelas Jumlah Siswa
1. X 1 21
2. X 2 20
3. X 3 20
4. X 4 23
5 X 5 21
6 X 6 21
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari anggota populasi yang diteliti (Lufri,
2005, p.80). Berdasarkan permasalahan yang akan diteliti dan metode-
metode penelitian yang digunakan, maka dibutuhkan dua kelas sebagai
sampel yaitu untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Agar sampel yang
diambil representatif artinya benar-benar mencerminkan populasi, maka
pengambilan sampel dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengumpulkan nilai ujian UHkelas X SMAN 1 Padang Ganting
b. Melakukan uji normalitas populasi terhadap nilai UHmateri hakikat
biologi sebagai ilmu di kelas X SMAN 1 Padang Ganting. Uji ini
bertujuan untuk mengetahui apakah populasi tersebut berdistribusi
normal atau tidak. Langkah-langkah dalam menentukan uji normalitas
adalah ini yaitu :
1) Menyususn skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel skor,
disusun dari yang terkecil sampai yang terbesar
41
2) Pengamatan x1, x2, x3,.....xn, kemudian dijadikan bilangan baku
Z1,Z2, ....ZN, dengan menggunakan rums sebagai berikut :
Z1π1βπ
π
Ket :
S = simpangan baku
X = skor rata-rata
X1 = skor dari tiap siswa
3) Untuk tiap bilangan baku ini dengan menggunakan daftar dari
distribusi normal baku dihitung peluang :
F(Z1) = P (Zβ€ Z1)
4) Menghitung jumlah proporsi Z1,Z2, ....ZN, yang lebih kecil atau
sama z1, jika proporsi dinyatakan dengan S(z1) dengan
menggunakan rumus maka :
S(Z1)= ππππ¦ππππ¦ππ 1,π2,....ππ π¦πππ β€π§1
π
5) Menghitung selisih F(Z1) β S(Z1) kemudian tentukan harga
mutlaknya
6) Ambil harga mutlak yang terbesar dan harga mutlak selisih
diberi simbol LO,
LO = Maks F(Z1) β S(Z1)
7) Kemudian bandingkan LO dengan nilai kritis L yang diperoleh
dalam tabel uji Liliefors dan taraf Ξ± yang dipilih :
Kriteria pengujiannya :
a) Jika Lo< Ltabel berarti data populasi berdistrubusi normal
b) Jika Lo> Ltabel berarti data populasi berdistribusi tidak
normal. (Sudjana, 2005, p. 466)
42
Tabel 3.3: Hasil Uji Normalitas Populasi
No Kelas N A LO Ltabel Keterangan
1 X.1 21 0.05 0.044 0.193 Normal
2 X.2 20 0.05 0.128 0.198 Normal
3 X.3 20 0.05 0.112 0.198 Normal
4 X.4 23 0.05 0.056 0.184 Normal
5 X.5 21 0.05 0.065 0.189 Normal
6 X.6 21 0.05 0.146 0.189 Normal
c. Melakukan uji homogenitas variansi dilakukan dengan cara uji
Bartlett. Uji bertujuan untuk melihat apakah populasi mempunyai
variansi yang homogen atau tidak. Uji Bartlett dilakukan dengan
variansi populasi besar sama dua (k β₯ 2). Dengan pengujiannya
sebagai berikut :
1. Tulislah hipotesis statistik yang diajukan
2. Hitung k buah ragam contoh S1, S2, ....Sk dari contoh-contoh
berukuran n1, n2, ...nk dengan
N = π1kπβ1
3. Gabungkan semua ragam contoh sehingga menghasilkan
dugaan gabungan :
π 2 = ππ. π π
2ππ=1
π β 1ππ=1
π 2 = 264,834
121=2,1887
4. Dari dugaan gabungan tentukan nilai perubah acak yang
mempunyai sebaran Bartlett :
π΅ = log π 2 ππ β 1
π΅ = log 2,1887 π₯ 121 =0,3401 π₯ 121 =41,1521
π2 = ππ 10 π΅ β ππ . πππ π π2
π2 = 2,303 x {41,1521 β 19,937} = 21,2151
43
dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
jika bβ₯bk (Ξ±;n), H0 diterima berarti data homogen
jika b<bk (Ξ±;n),H0 ditolak berarti data tidak homogen.
Dengan taraf nyata =0,05 dari tabel distribusi chi
kuadrat dengan dk = nβ1,diterima jika π2 > π 1βπΌ (πβ1)2 .
π2 > π 0,95 5 2
21,2151>11,070. Maka π»0 terima dan
populasi memiliki variansi yang homogenuntuk lebih rinci
dapat dilihat pada lampiran 3.
d. Melakukan analisis variansi untuk melihat kesamaan rata-rata
populasi. Analisis ini bertujuan untuk melihat apakah populasi
mempunyai kesamaan rata-rata atau tidak. Uji ini menggunakan
teknik ANOVA satu arah dengan langkah sebagai berikut :
Langkah-langkah untuk melihat kesamaan rata-rata populasi yaitu :
1) Tuliskan hipotesis statistik yang diajukan
2) Tentukan taraf nyatanya (Ξ±)
3) Tentukan wilayah kritiknya dengan menggunakan rumus
f >fΞ±[k-1, k(n-1)]
4) Perhitunggannya dengan menggunakan rumus :
Jumlah kuadrat total
(JKT) = π₯ππ β
π2
ππ
2π1π=1
ππ=1
5) Jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom
(JKK) = ππ
2ππ=1
π
π2
ππ
6) Jumlah kuadrat galat
(JKG) = JKT- JKK
7) Keputusannya :
DiterimaHO jika f >fΞ±[k-1, k(n-1)]
Tolak HO jika f >fΞ±[k-1, k(n-1)](Ronald, 1993, p. 383-391).
44
Tabel 3.4 Uji Kesamaan Rata-rata
Sumber variasi Dk JK KT hitungf
Rata-rata 1 639,148 639,148 110,311
9.541,787
=0.011
Antar kelompok 5 551,559 110,311
Dalam kelompok 121 1.154 9.541
Total 127 2.345,263
Berdasarkan tabel diatas keputusan dari uji kesamaan rata-rata
H0 Terima karena ),)(1( 21 vvff atau2.29>0.011. Dapat
disimpulkan bahwasemua rata-rata kelas pada populasi tersebut adalah
sama, untuk lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 4.
e. Pada kelas populasi berdistribusi normal, mempunyai variansi yang
homogen serta memiliki kesamaan rata-rata, maka diambil sampel dua
kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan caralotting. Pada kertas
lotting diberi kode kelas, selanjutnya kelas diacak. Kelas yang
terambil pertama, kelas X.2 sebagai Kelas eksperimen, dan kelas
yang terambil kedua kelas X.5 ditetapkan sebagai kelas kontrol.
D. Variabel, Data dan Sumber Data
1. Variabel
Variabel secara sederhana dapat diartikan ciri dari individu, objek,
gejala, peristiwa yang dapat diukur secara kuantitaf ataupun secara
kualitatif. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah :
a. Variabel bebas adalah proses pembelajaran Biologi dengan model
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dengan peta konsep, pada
kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.
Maksud dari variabel disini adalah variabel yang diberikan perlakuan.
b. Variabel terikat adalah hasil belajar siswa kelas X setelah diberikan
perlakuan melalui pembelajaran kooperatif tipe two stay two straydengan
peta konsep.
45
2. Data
Data adalah hasil pencatatan yang dilakukan peneliti, baik berupa fakta
atau angka-angka. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data
kuantitatif. Menurut Sudjana (2004, p.126) data kuantitatif adalah data yng
bersifat numerikal. Maknanya belum menggambarkan apa adanya sebelum
dilakukan pengolahan data dan analisis lebih lanjut. Data kuantitatif dapat
diperoleh dalam penelitian ini data adalah data siswa yang menjadi populasi dan
sampel serta nilai Ulang Harian siswakelas X SMA N 1 Padang Ganting.
3. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah :
a. Seluruh siswa kelas X SMAN 1 Padang GantingTahun Ajaran 2016-
2017 yang terpilih sebagai sampel untuk memperoleh data primer.
b. Guru bidang studi Biologi untuk memperoleh data siswa kelas X
SMAN 1 Padang GantingTahun Ajaran 2016-2017.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah kegiatan pembelajaran.Pengumpulan data dilaksanakan dengan
pemberian tes dikelas eksperimen dan kelas kontrol.Alat pengumpulan data
berupa tes hasil belajar soal objektif.
E. Prosedur Penelitian
1. Tahapan persiapan
Adapun beberapa tahap persiapan dalam penelitian ini, yaitu sebagai
berikut :
a) Melakukan observasi awal di SMAN 1 Padang Ganting
b) Menetapkan tempat dan jadwal kegiatan penelitian
c) Mengajukan surat permohonan penelitian
d) Memilih dua kelas sampel serta menentukan kelas eksperimen dan
kelas kontrol
46
e) Menentukan materi yang diajarkan
f) Mempersiapkan silabus, RPPuntuk kedua kelas
g) Menyusun kisi-kisi soal dan soal uji coba
h) Mempersiapkan instrument penelitian berupa soal test akhir yang
diberikan pada akhir materi dalam pembelajaran
i) Mempersiapkan lembar penilaian
j) Mengumpulkan hasil dari evaluasi siswa
2. Tahap pelaksanaan
Pelaksanaan proses pembelajaran dalam penelitian ini pada kedua
sampel adalah sama, namun yang berbeda hanyalah dalam cara
penyampaian materi yaitu pada kelas eksperimen diajar dengan
menggunakanmodel pembelajaran two stay two straydenganstartegi peta
konsep, sedangkan pada kelas kontrol dengan menggunakan pembelajaran
konvensional.
Tabel 3.5 Pelaksanaan Penelitian
No Kelas Kontrol
(Diskusi)
Kelas Eksperimen
(Model TSTS dengan Peta
Konsep)
1. Pendahuluan (10 menit) Pendahuluan (10 menit)
a. Guru membuka pelajaran serta
menyuruh siswa berdoβa yang
dipimpin oleh ketua kelas.
b. Guru mengambil absensi siswa
c. Guru melakukan apersepsi
d. Guru memotivasi agar siswa
lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
e. Guru menyampaikan topik
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan indikator
dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai setelah
mempelajari materi tersebut.
a. Guru membuka pelajaran serta
menyuruh siswa berdoβa yang
dipimpin oleh ketua kelas.
b. Guru mengambil absensi siswa
c. Guru melakukan apersepsi
d. Guru memotivasi agar siswa
lebih aktif dalam proses
pembelajaran.
e. Guru menyampaikan topik
pembelajaran.
f. Guru menyampaikan indikator
dan tujuan pembelajaran yang
akan dicapai setelah
mempelajari materi tersebut
(tahap presentasi guru).
47
2. Kegiatan Inti (65 menit) Kegiatan Inti (65 menit)
a. Eksplorasi
1) Peserta didik memperoleh
penjelasan tentang materi
yang akan dipelajari
dengan metode tanya
jawab.
2) Peserta didik dengan
bantuan guru memahami
materi yang akan
dipelajari.
3) Peserta didik menemukan
konsep tentang materi
pelajaran tersebut.
4) Siswa duduk dalam
kelompok masing-masing
b. Elaborasi
1) Guru menjelaskan
kegiatan pembelajaran dan
memberikan kesempatan
kepada siswa untuk
membaca dan memahami
materi pembelajaran.
2) Guru mengarahkan siswa
untuk membuat
rangkuman tentang
informasi penting dari
a. Eksplorasi
1) Peserta didik memperoleh
penjelasan tentang materi
yang akan dipelajari dengan
model tanya jawab(tahap
presentasi guru). 2) Peserta didik dengan
bantuan guru memahami
materi yang akan
dipelajari(tahap presentasi
guru). 3) Peserta didik menemukan
konsep tentang materi
pelajaran tersebut (tahap
kegiatan kelompok). 4) Peserta didik dibagi
menjadi beberapa kelompok
yang terdiridari 4 peserta
didik dengan kemampuan
yang heterogen (tahap
persiapan).
5) Peserta didik diberi
penjelasan tentang tugas
yang harus mereka lakukan
dalam kelompok (tahap
kegiatan kelompok). 6) Guru membagikan indikator
yang akan dibahas dalam
kelompok terkait dengan
materi pembelajaran yang
akan didiskusikan(tahap
kegiatan kelompok).
b. Elaborasi
1) Peserta didik mulai
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan
berdiskusi teman
sekelompok (tahap
kegiatan kelompok). 2) Guru mengamati jalannya
diskusi dan memberikan
bantuan seperlunya.
3) Setelah siswa memahami
48
bahan bacaan yang telah
dibaca mengenai materi
pembelajaran tersebut
3) Guru meminta salah satu
kelompok untuk maju
mempresentasikan hasil
diskusi mereka sedangkan
kelompok lain memberi
tanggapan.
4) Guru menjelaskan materi
pembelajaran didepan
kelas
c. Konfirmasi
1) Guru membimbing siswa
menjelaskan serta
menyimpulkan jawaban
tepat.
2) Guru memberikan
penguatan terhadap
jawaban siswa.
materi, siswa diminta
untuk :
Merangkum materi
tersebut dalam bentuk
peta konsep masing-
masing siswa (tahap
kegiatan kelompok).
Dua orang dari
kelompok awal
bertamu ke kelompok
lainnya untuk berbagi
informasi (tahap
kegiatan kelompok).
Anggota kelompok
tamu kembali ke
kelompok awal dan
membagi informasi
yang didapat dari
bertamu ke kelompok
lain (tahap kegiatan
kelompok).
Guru meminta salah
satu kelompok untuk
maju
mempresentasikan hasil
diskusi mereka
sedangkan kelompok
lain memberi
tanggapan(tahap
formalitas).
Guru menjelaskan
materi pembelajaran
didepan kelas (tahap
formalitas).
c. Konfirmasi
1) Setelah diskusi selesai
guru menunjuk secara
acak salah satu perwakilan
dari kelompok untuk
menjelaskan didepan
kelas(tahap evaluasi dan
penghargaan). 2) Guru memberi reword
bagi kelompok yang telah
mempresentasikan hasil
49
diskusinya kelompoknya
(tahap evaluasi dan
penghargaan). 3) Guru membenarkan jika
ada jawaban yang kurang
tepat.
4) Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang
materi yang belum
dipahami(tahap evaluasi).
5) Guru memberi penguatan,
menanggapi pertanyaan
peserta didik.
3. Kegiatan Penutup (15 menit) Kegiatan Penutup (15 menit)
a. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan apa yang
telah dipelajari hari ini
b. Memberikan tes akhir (post
test) untuk mengetahui hasil
belajar siswa.
a. Guru meminta siswa untuk
membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
c. Guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan
hamdalah.
a. Guru membimbing siswa
untuk menyimpulkan apa yang
telah dipelajari.
b. Memberikan tes akhir (post
test) untuk mengetahui hasil
belajar siswa(tahap evaluasi).
c. Guru meminta siswa untuk
membaca materi yang akan
dipelajari pada pertemuan
selanjutnya.
d. Guru menutup pelajaran
dengan mengucapkan
hamdalah.
Sumber: (modifikasi dari Amnesti Pratiwi, 2013)
3. Tahap penyelesaian
Untuk mengetahui hasil belajar yang diperoleh siswa pada kedua kelas
sampel, guru memberikan post test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Setelah itu mengelolah data yang telah didapatkan pada kelas sampel
tersebut lalu mengambil kesimpulan dari yang didapat sesuai dengan
analisis yang digunakan.
50
F. Instrumen Penelitian
1. Test Hasil Belajar
Materi yang diujikan dalam test adalah materi yang berkaitan dengan
penelitian. Bentuk test yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal
objektif. Maka dari itu, agar didapatkan test yang baik, dilakukan langkah
berikut :
a. Menentukan tujuan mengadakan test, yaitu untuk mendapatkan hasil
belajar siswa.
b. Membatasi pokok bahasan yang akan ditestkan
c. Membuat kisi-kisi test
d. Menyusun butir-butir test berdasarkan kisi-kisi tersebut
e. Butir-butir soal yang diujikan dalam objektif
f. Validasi soal test
g. Uji coba test.
Soal uji coba berjumlah 30 butir soal objektif.
h. Analisis butir soal divalidasi oleh validator
Test yang sudah diuji coba dihitung :
a. Validitas Butir Soal
Validitas tes adalah suatu ukuran yang menunjukkak tingkatan-
tingkatan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Suharsimi, 2003,
p.144). Tes yang valid adalah tes yang benar-benar mengukur apa yang
hendak diukur. Validitas item soal dari suatu tes adalah ketepatan
mengukur yang dililiki oleh sebutir item dalam mengukur apa yang
seharusnya diukur lewat butir item tersebut. untuk mengetahui validitas
ite dari suatu tes dapat menggunakan suatu teknik Product Moment ,
adapun rumusnya sebgai berikut:
rxy =N XY β ( X)( Y)
β(N X2 β ( X)2)(N XY2 β ( Y)2)
51
Keterangan:
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang
dikorelasikan.
X : Skor tiap butir soal
Y : Skor total tiap butir soal
N : Jumlah Siswa
Hasil pengukuran dengan menggunakan rumus tersebut
selanjutnya diuji signifikasi, yaitu harga r hitung dikonsultasikan
dengan r tabel product moment dengan kriteria kelayakan sebagai
berikut: βharga r hitung β₯ r tabel berarti valid atau sebaliknyaβ.
R x. y =π. ( XY) β ( X) ( Y)
[π. X2 β ( X)2] [π. Y2 β ( Y)
2]
R x . y =13720 β 21 (343)
630 β 441 ( 13720 β ( 343)2]
R x1 . y =6517
[189][109511)
R x1 . y =6517
β20697579
R x1. y =6517
4549,459 =1,432
Db=N-nr
Db= 21-2
Db=19
Dengan menggunakan Db 19 maka kita perolah rtabel= 0,456 jika
fhitung (1,432) β₯ rtabel(0,456) pada taraf signifikan 5% maka valid.
52
Tabel 3.6: Validitas Butir Soal
No
DIAKARKAN
{(NβX2-(βX)
2)
(NβY2-(βY)
2}
Jumlah/bagi r Hitung KET
1 0 0 0,456 Tidak Valid
2 4549,459 1,432 0,456 Valid
3 4919,545 1,123 0,456 Valid
4 4952,823 0,928 0,456 Valid
5 4963,866 0,929 0,456 Valid
6 4549,459 1,484 0,456 Valid
7 4952,823 0,855 0,456 Valid
8 4919,545 0,833 0,456 Valid
9 4549,459 1,432 0,456 Valid
10 4784,119 0,758 0,456 Valid
11 4919,545 0,866 0,456 Valid
12 4863,576 0,806 0,456 Valid
13 2978,320 0,326 0,456 Tidak Valid
14 1782,082 0,076 0,456 Tidak Valid
15 1782,082 0,189 0,456 Tidak Valid
16 4952,823 0,984 0,456 Valid
17 4963,866 0,905 0,456 Valid
18 3971,093 0,458 0,456 Valid
19 4863,576 0,872 0,456 Valid
20 4784,119 1,229 0,456 Valid
21 4952,823 0,975 0,456 Valid
22 4919,545 1,123 0,456 Valid
23 1782,082 0,211 0,456 Tidak Valid
24 4919,545 0,882 0,456 Valid
25 4863,576 1,189 0,456 Valid
26 2978,320 0,326 0,456 Tidak Valid
27 4963,866 0,994 0,456 Valid
28 3971,093 0,509 0,456 Valid
29 3374,780 0 0,456 Tidak Valid
30 4784,119 1,246 0,456 Valid
Berdasarkan tabel 3.5 diatas dari 30 butir soal uji coba diperoleh
23 butir soal yang valid dan 7 butir soal yang tidak valid. Soal yang
valid terdapat pada nomor soal 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9.10, 11, 12, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 24, 25, 27, 28, dan 30. Sedangkan nomor soal yang
tidak valid terdapat pada nomor soal 1, 13, 4, 15, 23, 26, dan nomor 29
untuk lebih rincinya dapat dilihar pada lampiran 16.
53
b. Indeks kesukaran soal
Indeks kesukaran digunakan untuk melihat apakah soal tersebut
soal yang mudah, sedang atau sukar. Untuk menentukan indeks
kesukaran soal untuk soal objektif digunakan rumus: (Suharsimi, 2006,
h. 207-210)
P= π΅
π½π
Dimana :
P = indeks kesukaran soal
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta test
P= JS
B
= 121
21
Berdasarkan hasil di atas, indeks kesukaran antara 0.70 β€ P β€ 1,
maka tingkat kesukaran soal tersebut mudah.Dengan demikian dari 30
butir soal yang diuji coba ada soal yang dibuang dan ada soal yang
dipakaiuntuk lebih rincinya dapat dilihar pada lampiran 17.
c. Daya pembeda soal
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan yang
lemah (berkemampuan rendah).
Untuk menentukan daya pembeda soal untuk soal objektif, dapat
digunakan rumus :
D= π΅π΄
π½π΄β
π΅π΅
π½π΅= ππ΄βππ΅
Dimana :
D = daya pembeda soal
54
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
JA = banyaknya peserta kelompok atas
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Berdasarkan hasil uji indeks pembeda soal diperoleh kriteria soal
yang baik, cukup, dan jelek dari 23 butir soal yang valid. Jumlah soal
yang kriteria baik adalah 1 yaitu terdapat pada butir soal 17, maka soal
yang baik akan dipakai. Kriteria soal yang cukup berjumlah 19 butir
soal, maka soal yang cukup dapat dipakai, sedangkan soal yang jelek
berjumlah 3 butir soal, maka kriteria soal jelek akan dibuang untuk lebih
rincinya dapat dilihar pada lampiran 18.
Tabel 3.7: Daya Pembeda Soal
No soal Klasifikasi Kesimpulan
1 Cukup Dipakai
2 Cukup Dipakai
3 Cukup Dipakai
4 Cukup Dipakai
5 Jelek Dibuang
6 Jelek Dibuang
7 Jelek Dibuang
8 Cukup Dipakai
9 Cukup Dipakai
10 Cukup Dipakai
11 Cukup Dipakai
12 Cukup Dipakai
13 Baik Dipakai
14 Cukup Dipakai
15 Cukup Dipakai
55
No soal Klasifikasi Kesimpulan
16 Cukup Dipakai
17 Cukup Dipakai
18 Cukup Dipakai
19 Cukup Dipakai
20 Cukup Dipakai
21 Cukup Dipakai
22 Cukup Dipakai
23 Cukup Dipakai
d. Reliabilitas Test
Reliabilitas adalah ukuran ketetapan (keajegan, konsistensi) alat
penilain dalam mengukur suatu yang diukur (Suharsimi, 2006, h. ) Jadi
dalam reliabilitas terkandung nilai kebenaran, konsistensi dan
ketetapan. Faktor-faktor yang mempengaruhi reliabilitas adalah
banyaknya julah soal, taraf kesukaran soal dan obyektifitas. Untuk
menentukan reliabilitas dipakai rumus Kuder-Richarson yang
dikemukakan oleh Robert-L. Ebel yang dikutip dalam Suharsimi
Arikunto sebagai berikut :
r11 = π
πβ1(1 β
π12
π12)
Dimana :
r11 = reliabilitas soal
n = banyak soal
s1 = standar deviasi
St = standar deviasi skor total
Berdasarkan hasil uji reabilitas uji soal diperoleh reliabilitas soal
Tinggi. Hasil perhitungan Product Moment adalah 0,516. Dan hasil
menghitung seluruh soal tes adalah 0,680. Maka dapat disimpulkan
bahwa 0,60 β€ r11 <0,80 klasifikasinya adalah Tinggi. Karena 0,60β€
0,68<0,80 : Tinggi. r11 = 0.680 maka reliabilitas soal tinggi untuk lebih
rincinya dapat dilihat pada lampiran 19.
56
e. Klasifikasi soal
Setelah dilakukan perhitungan indeks daya beda (IP) dan indeks
kesukaran soal (IK) maka ditentukan soal yang akan digunakan.
Klasifikasi soal peritem adalah :
1) Item tetap dipakai jika IP signifikan 0% <IK < 100%
2) Item diperbaiki jika IP signifikan dan IK = 0% atau IK = 100%
Ip tidak signifikan dan 0% <IK< 100%
3) Item diganti jika Ip tidak signifikan dan IK= 0% atau IK =
100%.
Setelah dilakukan langkah-langkah untuk menguji tes, mulai
dari validasi oleh dosen dan guru biologi sampai pada reliabilitas,
indeks kesukaran dan daya beda, maka diperoleh data klasifikasi soal.
Berdasarkan klasifikasi soal dengan menggunakan rumus di atas, maka
ada soal yang dipakai dan beberapa soal yang dibuang. Soal yang
dipakai sebanyak 20 butir soal untuk lebih rincinya dapat dilihat pada
lampiran 20.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji
hipotesis dengan menggunakan uji-t. Sebelum menggunakan uji-t dilakukan
uji normalitas dan uji homogenitas setalah itu dilakukan uji hipotesis.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menentukan apakah masing-masing
kelas berdistribusi normal atau tidak. Prosedur untuk uji normalitas dapat
dilakukan dengan uji lillifors. Membandingkan nilai Lo dengan nilai kritis
L yang terdapat dalam tabel pada taraf nyata Ξ± = 0.05. Kriteria terima
hipotesis yaitu populasi terdistribusi normal jika Lo lebih kecil dari L
tabel, lain dari itu ditolak.
Hasil perhitungan uji normalitas data hasil belajar biologi pada kelas
eksperimen dengan uji lilliefeors berdasarkan tabel distribusi = 0,05,
57
diperoleh Lhitung= 0,162 dan Ltabel = 0,188 maka data hasil belajar Biologi
untuk kelas eksperimen berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji normalitas data hasil belajar Biologi pada kelas
kontrol dengan uji lilliefeors berdasarkan tabel distribusi = 0,05,
diperoleh Lhitung= 1700, dan Ltabel = 0,188 maka data hasil belajar Biologi
untuk data berdistribusi normal untuk lebih rinci dapat dilihat pada
lampiran 24.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat kedua kelas sampel
mempunyai kesamaan variansi homogen atau tidak. Salah satu teknik
statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok adalah
dengan varians.
2
2
2
11 : ssH maka wilayah kritiknya adalah:
21
21
,vvff
atau 21
2
,vvff
21,212
1,01
ff = 95,0f (21, 21) = )21,21(
1
05,0f=
08.2
1= 0.48
08.221,21, 05.021
2
fvvff
nilai f bagi pengujian 2
2
2
10 : ssH
186.8507 2
1 s dan 201.2987 2
2 s
928.0201.2987
186.85072
2
2
1 s
sf
Kemudian bandingan harga F yang terdapat pada tabel
distribusi dengan derajat kebebasan pembilang (n1-1) dan derajat
kebebasan penyebut (n2-1) kriteria pengjiannya adalah jika Fhitung β€
Ftabel maka distribusi data memiliki varians yang sama.
58
Setelah dilakukan uji homogenitas maka diterimaH0
karena,
21
21
,vvf
<f< 21
2
,vvf atau 0,48 < 0,928 < 2.08. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa data sampel memiliki variansi yang
Homogen unruk lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 25.
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah prosedur untuk menghasilkan suatu keputusan,
yaitu keputusan menerima atau menolak hipotesis yang telah ditentukan.
Kriteria pengujian :
210 : H
211 : H
2
tt 68,195,0
2
1,0
2
ttt
68.1t atau 68.1t
1x 78.863 s12 = 56.980
2x 66.81 s22 = 201.2987
Sp= (π1β1)π 1
2 + (π2β1)π 22
π1+ π2β 2 =
22β1 56,980+ 22β1 201.2987
22+22β2
Sp= 1196,58+4227.2727
42=
5423,8527
42 =11.36394
hitungt =
21
21
11
nns
xx
p
=
22
1
22
111.36394
68.8178,863
=
3,011.36394
12.053
= 1.936
Kriteria pengujian adalah tolak Ho jika t hitung> t tabel dengan derajat
kebebasan (dk) = n1+ n2. Dengan tarafnya nyata Ξ± = 0.05.
59
Berdasarkan hasil hipotesis dapat disimpulkan bahwa
tolakdiH0 karenat hitung> ttabel, t hitung = 1,93 ttabel 68,1 atau
( 68,11,93 ). Maka dapat disimpukan bahwa: "Hasil belajar siswa
menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dengan
strategi Peta Konsep lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode konvesionalβ untuk lebih rinci dapat dilihat pada
lampiran 26.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 1 Padang Ganting, Kabupaten Tanah
Datar mulai pada tanggal 7 September 2017 sampai 23 September 2017. Sampel
dalam penelitian ini adalah kelas X.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.5
sebagai kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan
pada kelas eksperimen dan tiga kali pertemuan pada kelas kontrol. Sebelum
penelitian ini dilakukan, maka peneliti terlebih dahulu menentukan materi dan
mempersiapkan instrumen penelitian. Materi dalam penelitian ini adalah Virus.
Materi ini diberikan pada kedua kelas sampel. Pada kelas eksperimen dengan
menerapkan model kooperatif tipe two stay two stray dengan peta konsep,
sementara pada kelas kontrol dengan model pembelajaran konvesional (diskusi
biasa). Instrumen yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil
belajar barupa soal objektif yang telah divalidasi oleh validator untuk diberikan
pada kedua kelas sampel.
Adapun jadwal pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 : Jadwal Pelaksanaan Pembelajaran
No Kegiatan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
1 Pertemuan I 7 September 2017 9 September 2017
2 Pertemuan II 14 September 2017 7 September 2017
4 Tes Akhir 23 September 2017 23 September 2017
60
61
Hasil pengamatan terhadap hasil belajar siswa pada pertemuan I
menunjukkan bahwa motivasi sangat mempengaruhi proses pembelajaran dimana
motivasi yang ditujukan kepada siswa mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal ini ditunjukkan dari siswa yang awalnya kurang berminat mengikuti pelajaran,
kurang bersemangat mengikuti pelajaran, kurang tertantang dalam mengerjakan
tugas yang diberikan oleh guru menjadi lebih bersemangat dan lebih aktif dalam
mengikuti pelajaran. Meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang berminat
mengikuti proses pembelajaran, kurang fokus dalam memperhatikan instruksi dari
guru, dan kurang tekun dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru.
Dengan demikian proses pembelajaran masih kurang efektif, dikarenakan masih
adanya siswa yang kurang memahami skenario pembelajaran dan belum
menguasai konsep dan kurang berperan serta dalam kelompok.
Kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat dilihat dari keterampilan
bertanya dan menjawab pada waktu pelaksanaan diskusi kelas. Hal ini bisa dilihat
pada saat diskus kelas. Pertanyaan yang diajukan secara umum ada pada tingkat
kognitif yang rendah demikian juga dengan jawaban yang diberikan masih kurang
dari yang diharapkan. Namun pada diskusi selanjutnya mengalami peningkatan.
Pada pertemuan II motivasi siswa meningkat dibandingkan pada pertemuan I
dan menjapai target yang diinginkan. Hai ini dapat ditunjukkan dengan siswa telah
mampu melakukan diskusi dengan baik dan paham dengan pola atau instruksi
yang diberikan oleh guru sebelumnya sehingga siswa denagan leluasa berpindah
dari kelompok asal ke kelompok lain dan mampu memberikan penjelasan yang
tepat sesuai dengan yang dibahas sebelumnya di kelompok masing-masing. Siswa
juga lebih percaya diri dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, sehingga
tampak minat dan motivasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dengan
meningkatnya motivasi dan minat belajar siswa, maka meningkat pula hasil belajar
siswa.
62
Kemampuan berpikir kritis siswa juga dapat dilihat dari keterampilan
bertanya dan menjawab pada waktu pelaksanaan diskusi kelas. Kemampuan
bertanya dan menjawab siswa mengalami peningkatan, siswa menjadi lebih aktif
dalam bertanya. Hal ini bisa ditunjukkan pada saat diskusi kelas, pertanyaan yang
diajukan secara umum ada pada tingkat kognitif yang lebih tinggi dibandingkan
dengan diskusi kelas sebelumnya. Demikian juga dengan jawaban yang diberikan
sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.
1. Data Hasil Tes Akhir
Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes akhir belajar siswa kedua
kelas sampel. Tes akhir yang diberikan berupa soal objektif yang terdiri dari 20
butir soal yang dikerjakan selama 40 menit pada pertemuan ketiga. Siswa yang
mengikuti tes akhir adalah sebanyak 22 siswa dari kelas eksperimen dan 22
orang siswa dari kelas kontrol. Dari perhitungan statistik di peroleh nilai rata-
rata (π₯ ), simpangan baku (S) dan varians π2 untuk kedua kelas sampel. Dapat
dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2: Nilai Rata-Rata, Simpangan Baku, dan Variansi Kelas Sampel
No Kelas N π S πΊπ xmaks xmin
1 Eksperimen 22 78.86 7.54 56.98 90 65
2 Kontrol 22 66.81 14.18 201.29 85 35
Keterangan: N = Banyak sampel
x = Rata-rata
s2 = Variansi
s = Standar deviasi
xmaks= Nilai skor tertinggi
xmin = Nilai skor terendah
63
Berdasarkan tabel 4.2 terlihat bahwa ada perbedaaan nilai rata-rata,
simpangan baku, dan varians antara kelas ekperimen dan kelas kontrol. Nilai
rata-rata yang diperoleh pada kelas eksperimen adalah 78.86 sedangkan pada
kelas kontrol 66.81. Jadi nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol. Sedangkan untuk simpangan baku kelas eksperimen lebih kecil
dibandingkan kelas kontrol yaitu 7.54 untuk kelas eksperimen dan 14.187
untuk kelas kontrol. Begitu juga dengan variansi, kelas eksperimen memiliki
variansi yang lebih kecil dibandingkan dengan kelas kontrol yaitu 56.980
pada kelas eksperimen dan 201.29 pada kelas kontrol. Dan terlihat bahwa skor
kelas eksperimen didapatkan skor tertinggi 90 dan skor terendah 65,
sedangkan pada kelas kontrol skor tetinggi 85 dan skor terendah 35. Dengan
demikian, dapat dikemukakan bahwa hasil belajar biologi kelas eksperimen
lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa pada kelas kontrol. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran 23.
Tabel 4.3: Persentase Ketuntasan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas
Sampel SMAN 1 Padang Ganting Kabupaten Tanah Datar
Tahun Ajaran 2017/2018.
No Kelas KKM
Jumlah
Sisw
a
(orang)
Rata-
Ra
ta
Ke
las
Jumlah siswa /
orang
Persentase
(%)
Tuntas Tidak
Tuntas Tuntas
Tidak
Tuntas
1 Eksperimen 78 22 78.86 17 5 77.27 22.72
2 Kontrol 78 22 66.81 12 10 54.54 45.45
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, terlihat dari nilai hasil belajar biologi
siswa kelas X sebagai sampel. Diketahui persentase ketuntasan hasil belajar
siswa pada kelas X.2 sebagai kelas eksperimen adalah jumlah siswa 22 orang
siswa, jumlah siswa yang tuntas 17 orang siswa dan tidak tuntas 5 orang siswa
dengan persentase ketuntasan, tuntas 77.27% dan tidak tuntas 22.72%.
Sedangkan kelas X.5 sebagai kelas kontrol adalah jumlah siswa 22 orang
siswa, jumlah siswa yang tuntas 12 orang siswa dan tidak tuntas 10 orang
64
siswa dengan persentase ketuntasan, tuntas 54.54% dan tidak tuntas 45.45%.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan kelas eksperimen lebih
tinggi dari persentase ketuntasan kelas kontrol dapat dilihat pada lampiran
27.
2. Analisis Data
Analisis data hasil belajar siswa bertujuan untuk menarik kesimpulan
tentang data yang telah yang diperoleh dari tes hasil belajar dilakukan analisis
secara statistik. Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas dan uji homogenitas pada kedua sampel. Setelah sampel
berdistribusi normal dan mempunyai varians yang homogen, pada tahap akhir
dilakukan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas sampel
berdistribusi normal atau tidak. Untuk melakukkan uji normalitas digunakan
uji lilifors.
Dari uji normalitas yang dilakukan, maka didapatkan L0 dan Ltabel pada
taraf nyata Ξ± = 0,05 seperti pada Tabel 4.4
Tabel 4.4: Data Uji Normalitas Kelas Sampel
No Kelas N Ξ L0 Ltabel Keterangan
1 Eksperimen 22 0.05 0.189 0.162 Normal
2 Kontrol 22 0.05 0.189 0.170 Normal
Berdasarkan tabel 4.4 terlihat bahwa L0 kelas eksperimen adalah 0,189
dan kelas kontrol 0,189 lebih kecil dari Ltabel kedua kelas yaitu 0,162 dan
0,170. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kedua kelas
65
sampel berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya cara mencari uji
normalitas dapat dilihat pada lampiran 24.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk melihat kedua kelas sampel apakah
memiliki varians yang homogen atau tidak. Dalam hal ini akan dilakukan uji
F. Hasil uji homogenitas sampel dapat dilihat pada tabel 4.5 dengan taraf
nyata Ξ± = 0,05.
Tabel 4.5: Hasil Uji Homogenitas Kelas Sampel
No Kelas Fhitung Ftabel Keterangan
1 Eksperimen
0,92
2.08
Homogen 2 Kontrol
Dari Tabel 4.5 terlihat bahwa, f yang diperoleh adalah 0,48,
berdasarkan tabel f, diperoleh nilai f hitung adalah 0,92 dan nilai ftabel adalah
2,08 karena 21
21
,vvf
<f< 21
2
,vvf atau 0,48 < 0,92 < 2,08. Dengan
demikian dapat dikemukakan bahwa data sampel memiliki variansi yang
Homogen. Untuk lebih jelasnya proses uji homogenitas sampel dapat dilihat
pada lampiran 25.
d. Uji hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk melihat apakah hasil belajar biologi
siswa dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dengan peta konsep lebih baik daripada hasil belajar biologi siswa
dengan pembelajaran konvesional. Berdasarkan uji normalitas dan uji
homogenitas ternyata kedua kelas sampel berdistribusi normal dan
mempunyai variansi yang homogen. Oleh karena itu untuk uji hipotesis
dilakukan uji-t. Hasil uji-t dapat dilihat pada tabel 4.6
66
Tabel 4.6: Hasil Uji Hipotesis Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas thitung ttabel Keterangan
1 Eksperimen
1,93
1,68 Hipotesis Diterima 2 Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji-t didapat thitung = 1,93
sedangkan ttabel = 1,68 pada taraf nyata Ξ± = 0,05. Berarti thitung > ttabel dimana
1,93 > 1,68 maka hipotesis diterima. Dengan demikian dapat dikemukakan
bahwa βhasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray dengan peta konsep lebih baik dari hasil
belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran model pembelajaran
konvesional pada kelas X SMAN I Padang Gantingβ dapat dilihat pada
Lampiran 26.
3. Pembahasan
Hasil belajar siswa diukur dengan mengunakan tes hasil belajar kognitif
berbentuk tes objektif. Analisis data mengenai hasil belajar dilakukan baik
untuk tingkat ketuntasan individu dengan menghitung jumlah siswa yang tuntas
pada akhir tes. Siswa dikatakan tuntas secara individu apabila mendapatkan
nilai β₯ 78. Batas nilai ketuntasan individu ditentukan sesuai dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah disepakati oleh sekolah SMAN 1
Padang Ganting.
Adapun ringkasan hasil perhitungan kemampuan kognitif siswa pada tes
akhir tampak pada tabel berikut:
Tabel 4.7: Hasil Belajar Siswa
No Kelas Rata-Rata
Kelas
Persentase
(%)Tuntas
1 Eksperimen 78.86 77.27
2 Kontrol 66.81 54.54
67
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa dari nilai hasil belajar biologi
siswa kelas X sebagai sampel. Diketahui persentase ketuntasan hasil belajar
siswa pada kelas X.2 sebagai kelas eksperimen dengan persentase ketuntasan,
77.27% Sedangkan kelas X.5 sebagai kelas kontrol dengan persentase
ketuntasan 54.54%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan kelas
eksperimen lebih tinggi dari persentase ketuntasan kelas kontrol.
Peningkatan hasil belajar kognitif disebabkan karena dengan penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe two stray two stay denagan Peta Konsep,
maka pembelajaran menjadi lebih bermakna karena siswa belajar bukan hanya
memahami konsep namun mampu mengkaitkan dan mengorganisasikan antara
konsep yang satu dengan yang lainnya. Dengan demikian akan meningkatkan
pemahaman siswa.
Berdasarkan deskripsi data di atas, bahwa pelaksanaan pembelajaran
biologi untuk pokok bahasan βVirusβ pada siswa kelas X SMAN I Padang
Ganting dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe two stray two
stay, mengajarkan siswa untuk saling bekerja sama dan saling bertukar
informasi dari siswa yang satu dengan siswa yang lainnya dalam kelompok.
Menurut Kagan (dalam Miftachudin, Budiono, dan Riyadi, 2015, p. 235) model
pembelajaran kooperatif tipe two stray two stay (dua tinggal dua tamu) dapat
digunakan dalam semua pelajaran dan untuk semua tingkat usia peserta didik.
Struktur dua tinggal dua tamu memberikan kesempatan untuk membeagikan
hasil dan informasi dengan kelompok lain. Sehingga pembelajaran, siswa dapat
saling membantu, saling berdiskusi, dan berargumentasi untui mengasah
khasanah ilmu pengetahuan yang mereka kuasai dan menutup kesenjangan
dalam pemahaman masing-masing.
Pembelajaran dirancang sedemikian rupa memungkinkan siswa dapat
belajar lebih santai, disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama,dan
rasa percaya diri pada siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Miftachudin, Budiono, dan Riyadi, 2015 p. 236) bahwa strategi two stay two
68
stray memfasilitasi siswa untuk mengekspresikan keinginan mereka untuk
menjadi aktif dalam memahami materi. Dalam pembelajaran biologi
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stray two stay siswa
dapat bekerja sama dengan teman kelompoknya dimana siswa saling
bekerjasama dalam mempelajari materi yang dihadapi. Dalam pembelajaran
juga siswa dilatih untuk mempresentasikan kepada teman sekelas apa yang
telah mereka kerjakan. Dari ini siswa memperoleh pengetahuan serta
pengalaman yang berasal dari sesama teman dan guru. Dengan ini terdapat
perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe two stray two stay yaitu mempunyai pengalaman belajar dalam
kelompoknya tanpa rasa canggung dan mampu mempresentasikan pendapatnya.
Sehingga siswa tidak mudah lupa dengan apa yang disampaikan oleh teman
sekelompoknya, dan hasil belajar menjadi lebih baik dibandingkan dengan
siswa yang diberi pembelajaran konvesional.
Model pembelajaran kooperatif tipe two stray two stay dengan adanya
peta konsep siswa lebih memahami materi dalam pembelajaran, serta siswa
lebih mudah mengingat materi untuk disampaikan kepada teman kelompoknya
dan kelompok lainnya. Dan dapat menciptakan peran guru sabagai fasilitator,
memberikan nuansa yang baru dalam pembelajaran biologi, kondusif dan gaya
belajar siswa tidak monoton saja, pemahaman siswa terhadap konsep biologi
menjadi lebih meningkat. Hal ini disebabkan pengaruh perlakukan yang
diberikan pada siswa yang menunjukan bahwa penggunaan pembelajaran
kooperatif tipe two stay two stray berpengaruh tehadap hasil belajar biologi
siswa. Kondisi belajar siswa di kelas eksperimen dengan menerapkan metode
pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dengan peta konsep siswa
terlihat lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran khusunya pada materi
pengelompokan mahkluk hidup βVirusβ. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Fathiyah (2012, h. 4) bahwa penerapan model pembelajaran
dengan peta konsep menjadikan pembelajaran lebih bermakna karena siswa
69
belajar bukan hanya memahami konsep namun mampu mengkaitkan dan
mengorganisasikan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya,
dengan demikian akan meningkatkan pemahaman siswa. Untuk lebih jelasnya
lagi, peneliti akan membahas mengenai hasil belajar siswa kelas X SMAN I
Padang Ganting sebagai berikut:
Hasil belajar adalah hasil yang dicapai dari proses belajar mengajar
sesuai dengan tujuan pendidikan. Hasil belajar diukur untuk mengetahui
pencapaian tujuan pendidikan sehingga hasil belajar harus sesuai dengan tujuan
pendidikan (Purwanto, 2009, h. 54) Hasil belajar merupakan indikator
keberhasilan suatu proses pembelajaran, banyak faktor yang mempengaruhi
hasil belajar, diantaranya faktor intern dan faktor ekstern. Salah satu faktor
pendukung keberhasilan belajar yaitu dengan memanfaatkan atau menggunakan
metode belajar dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran yang diharapkan adalah pembelajaran yang melibatkan
siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat meningkatkan
sikap siswa, keterampilan sosial, dan membantu siswa untuk memahami
konsep-konsep pembelajaran. Menurut Sugiyanto (dalam Ismawati,dkk, 2009,
p. 40 salah satu model model pembelajaran yang bertujuan mengembangkan
aspek keterampilan siswa baik aspek kognitif maupun aspek sikap siswa.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif
dengan pendekatan tipe Two Stay Two Stray.
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Two Stay Two Stray dan siswa yang menggunakan model konvesional. Hal
ini disebabkan karena model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray
dengan peta konsep merupakan model pembelajaran yang melibatkan aktivitas
seluruh siswa atau siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran.
menempatkan siswa belajar secara berkelompok kecil untuk saling membantu
satu sama lain dalam mempelajari materi pelajaran. Sehingga dalam
70
pembelajaran, siswa dapat saling membantu, saling berdiskusi dan
berargumentasi untuk memecahkan suatu persoalan. Dengan demikian
pembelajaran berlangsung lebih santai, disamping itu juga menumbuhkan rasa
tanggung jawab, kerjasama, dan rasa percaya diri siswa. Hal ini didukung oleh
penelitian Rediarta, I,W, I Komang, I Nyoman (2014, h. 8) yang menyatakan
bahwa dengan adanya tamu, akan terbentuk interaksi dan komunikasi yang
positif antara siswa. Kegiatan bertamu juga menjadikan siswa dalam masing-
masing kelompok mendapat tanggung jawab untuk menyelesaikan tugas
bertamu dan menerima tamu dengan baik sehingga akan dituntut
pertanggungjawaban individu yang mengakibatkan siswa tidak akan melalaikan
dan mengabaikan tugasnya dalam bertamu dan menerima tamu.
Model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan peta
konsep dapat membuat prestasi belajar siswa lebih baik dari pada kelas kontrol.
Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Two
Stay Two Stray dengan peta konsep lebih baik daripada model konvesional,
dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan
peta konsep siswa menjadi lebih aktif, pembelajaran tidak membosankan, dan
semua siswa terlibat aktifitas saat pembelajaran, serta dengan adanya peta
konsep siswa lebih mudah memahami konsep materi pembelajaran yang
diajarkan, dan membantu siswa mengingat materi pembelajaran dengan mudah
dan cepat, sehingga saat menerangkan kembali materi kepada teman
sekelompoknya dan teman kelompok lainnya mampu menjelaskan dengan
mudah dan mampu mengorganisasikan konsep pembelajaran yang telah
dipelajari berdasarkan hubungan antar komponennya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Fathiyah (2012, h.9) menyatakan bahwa respons siswa positif
terhadap kegiatan pembelajaran peta konsep dan membuat siswa senang. Peta
konsep mempermudah siswa dalam menerima dan memahami materi yang
dipelajari. Dengan demikian akan mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa.
71
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two Stray dengan
peta konsep dapat mempengaruhi hasil belajar biologi siswa kelas X SMAN 1
Padang Ganting. Dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe Two Stay Two
Stray dengan peta konsep memiliki dampak positif bagi siswa yang hasil
belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang
signifikan. Hal ini ditunjukkan tingginya nilai siswa kelas eksperimen daripada
kelas kontrol dan model pembelajaran ini cocok diberikan kepada siswa dalam
membantu memperoleh hasil belajar yang maksimal disamping untuk
mengembangkan kemampuan sosial yang dimiliki siswa (Rediarta, I, W. 2014,
h 5).
Secara nyata kondisi pembelajaran kelas kontrol dengan metode
konvesional jarang melibatkan pengaktifan siswa untuk memproses
pengetahuannya. Pembelajaran konvesional masih didasarkan atas asumsi
pembelajaran yang masih bersumber dari guru. Peran guru dalam pembelajaran
konvesional disini adalah sebagai sumber pengetahun dan siswa adalah orang
yang diberi pengetahuan tersebut. Pembelajaran konvesional diawali dengan
penyajian materi pelajaran yang terkait oleh guru kepada siswa. Guru
mengharapkan siswa menguasai teori, konsep, ataupun prinsip-prinsip
pembelajaran terlebih dahulu. Setelah itu, barulah siswa diwajibkan untuk
bekerja dalam kelompok dalam menyelesaikan suatu persoalan yang diberikan
oleh guru sehingga tanggung jawab siswa terhadap pembelajaran dirinya sendiri
menjadi kecil, sebab siswa belajar semata-mata tugas yang diberikan oleh guru.
Hal ini juga mengurangi kemandirian siswa dalam belajar untuk membentuk
pengetahuannya sendiri sehingga berdampak pada kemampuan berpikir siswa
rendah dan hasil belajar siswa juga rendah.
Dengan demikian hasil belajar siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor.
Faktor yang mempengaruhi dan faktor yang menentukan hasil belajar sangat
komplek. Faktor-faktor tersebut menentukan tinggi rendahnya hasil belajar
72
siswa. Menurut Syah (dalam Mahyuni, 2014, h. 6) Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa antara lain: faktor eksternal yakni kondisi
lingkungan di luar siswa; faktor internal yakni keadaan dari siswa, baik jasmani
maupun rohaninya; dan faktor pendekatam belajar yakni jenis upaya belajar
siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
melakukan mempelajari materi-materi pembelajaran.
Belajar akan lebih berhasil apabila berhubungan dengan minat,
keinginan, dan tujuan siswa. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan pembelajaran
yang dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertukar pendapat,
bekerjasama dengan teman untuk tujuan yang sama sehingga dapat
menumbuhkan minat dan keinginan siswa untuk belajar. Hal lain yang
membuat pembelajaran dalam kelompok eksperimen lebih berhasil adalah
adanya pembagian tugas yang jelas bagi seluruh siswa. Melalui pembagian
tugas yang jelas, siswa akan belajar dengan susngguh-sungguh dan akan
mampu menimalisirkan kegiatan siswa yang bersifat mengganggu pembelajaran
(Rediarta, I, W. 2014, h 2). Hasil pencapaian siswa setelah melakukan proses
belajar berupa perubahan baik dari segi aspek kognitif amupun aspek afektif,
diukur dengan menggunakan tes prestasi belajar pada akhir pembelajaran yang
hasilnya ditunjukkan dengan skor atau angka (Lina, 2013, h. 17).
4. Kendala Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini peneliti menemukan beberapa kendala,
hal ini terjadi disebabkan karena peneliti belum memiliki pengalaman yang
cukup dalam mengajar, adapun kendala yang ditemukan peneliti sebagai
berikut:
1) Sulitnya mengorganisasikan pola diskusi, karena pola pembelajaran
melibatkan peran penuh siswa dalam proses pembelajaran. hal ini
disebabkan siswa masih asing dengan pola pembelajaran seperti ini.
73
2) Penerapan Model Pembelajaran TSTS membutuhkan banyak waktu, waktu
yang diberikan untuk berdiskusi dan berpindah dari kelompok ahli ke
kelompok lainnya kurang efektif dan efisien. Sehingga banyak siswa yang
mengeluh belum memahami materi lebih dalam dan meminta pertambahan
waktu (Pertemuan I).
74
74
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian di SMAN 1 Padang Ganting tentang Pengaruh
Penggunaan Model Pembelajaran Koopertif Tipe Two Stray Two Stay dengan Peta
Konsep dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar siswa yang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe TSTS dengan stategi peta konsep lebih baik
dibandingkan hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvesional
pada materi βVirusβ di SMAN 1 Padang Ganting. Hal ini dapat dilihat dimana
persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas X2 sebagai kelas eksperimen
adalah jumlah siswa 22 orang siswa, tuntas 17 orang siswa, tidak tuntas 5 orang
siswa dengan persentase ketuntasan, tuntas 77.27%, tidak tuntas 22.72%,
sedangkan kelas X5 sebagai kelas kontrol adalah jumlah siswa 22 orang siswa,
tuntas 12 orang siswa, tidak tuntas 10 orang siswa dengan persentase ketuntasan,
tuntas 54.54%, tidak tuntas 45.45%.
Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol dan
persentase ketuntasan hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen juga lebih
tinggi dari kelas kontrol. Berdasarkan hasil perhitungan dengan uji-t didapat thitung
= 1,93 sedangkan ttabel = 1,68 pada taraf nyata Ξ± = 0,05. Berarti thitung > ttabel
dimana 1,93 > 1,68, maka dapat dikemukakan hasil belajar siswa yang
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray dengan
Peta Konsep lebih baik dari hasil belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran
Model Pembelajaran Konvesional pada kelas X SMAN I Padang Ganting.
75
75
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti jelaskan diatas, maka
peneliti mengemukakan beberapa saran antara lain:
1. Penerapan model two stay two sray membutuhkan waktu yang lama, sehingga
perlu mengatur dan mengelola waktu secara lebih efektif dan efisien.
2. Sebelum menerapakan model ini, alangkah baiknya peneliti lebih memahami
tentang penerapan metode ini agar siswa tidak rebut saat mencari kelompok
awal maupun saat mencari kelompok bertamu sehingga kegiatan diskusi
dengan penerapan metode ini dapat terlaksana dengan maksimal.
3. Sebaiknya guru selalu mengontrol siswa selama diskusi berlangsung
sehuingga seluruh siswa sapat bekerja sama dengan baik tanpa membedakan
tingkat kemampuan teman sekelompoknya.
76
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahmadi, Abu & Widodo Supriyono. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ahmadi, Rulam. (2014). Pengantar Pendidikan Asas & Filsafat Pendidikan,
Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Anam, Muhammad Chairil. (2015). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran TSTS
(Two Stay Two Stray) Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran IPS pada
Materi Sejarah Siswa Kelas X SMK NU 01 Kendal Tahun Ajaran 2014/2015.
Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Arifin, Zainal. (2011). Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Cambell, N.A., Reec, J.B., & Mitchel, L.G. (2003). Biologi. Jilid II. Edisi Kelima.
Alih Bahasa: Wasmen. Jakarta: Erlangga.
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-teori dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.
Darmika, K. K. Suma, I.W. Suastra. (2014). Model Pembelajaran Kooperatif Murder
untuk Meningkatkan Motivasi Belajar dan Prestasi Belajar IPA Siswa SMP.
Prosiding Seminar Nasional Forum Pimpinan Pascasarjana LPTKN Se-
Indonesia. ISSN 2356-0754. hal 389-398.
Depdiknas. (2001). Kurikulum berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi.
Depdiknas: Badan Penelitian dan Pusat Pengembangan Kurikulum.
Dimyati & Mudjiono. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Fadillah, M. (2014). Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/Mts, & SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz.
Fathiyah, Nia. R. (2012). Implementasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Dipadu dengan Strategi Belajar Peta Konsep untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Biologi. Prosiding Jilid 2
Seminar Nasional MIPA dan Pembelajaran. ISBN 978-602-97895-6-0. hal.
629-672 diakses tanggal 7 Juni 2017.
77
Fitri, Rena, Nurul Afifah. Enny Afniyanti. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas XI MIA SMA Negeri 1 Bangun Tahun Pembelajaran 2014/2015. e-
Jurnal Mahasiswa Prodi Biologi 1(1).
Ghony, Djunaidi dan Fauzan Almanshur. (2009). Petunjuk Praktis Penelitian
Pendidikan. Yogyakarta: UIN- Malang Press.
Hamalik, Oemar. (2014). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Ibrahim dan Nana Syodih. (2003). Perencanan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi
Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ismawati, N dan Hindaro, N. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
dengan Pendekatan Struktural Two Stay Two Stray untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Kelas X SMA. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia. 7(1): 38-
41 ISSN 1693-1246.
Kuswana, Wowo Sunaryo. (2012). Taksonomi Kognitif Perkembangan Ragam
Berpikir. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Listiyani, Nita. (2014). Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Two Stay Two Stray terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas X MA
Ali Maksum Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.
Miftachudin, Budiyono, Riyadi. (2015). Efektifitas Model Pembelajaran Two Stay
Twon Stray Dengan Tutor Sebaya Dalam Pembelajaran Matematika Pada
Materi Bangun Datar Ditinjau Dari Kecerdasan Majemuk Peserta Didik Kelas
VII SMP Negeri Di Kebumen Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Elektronik
Pembelajaran Matematika. Universitas sebelas maret Surakarta. 3(3) hal. 233-
241
Mulyono. (2011). Strategi Pembelajaran Menuju Efektifitas Pembelajaran di Abad
Global. Malang: UIN-Maliki Press.
Nurkhasanah, Lina. (2013). Efektifitas Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two
Stray (TSTS) dan Think Pair Squere (TPSq) melalui Pemanfaatan Peta
Konsep terhadap Prestasi Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sistem
Koloid Kelas XI SMA N 4 Magelang Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi.
Universitas Sebelasa Maret.
Purwanto. (2009). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
78
Rediarta,I.W, I. Komang Sudarma, I Nyoman Murda. (2014). Pengaruh Model
Pembelajaran Two Stay Two Stray Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal
Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD 2(1) hal. 1-8.
Rusman. (2011). Model-model Pembelajaran, Mengembangkan Profesionalisme
Guru.Jakarta: Rajawali Press.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan Penelitian Pendidikan. Bandung:
Sinar Baru Algesindo Offset.
Sudjana, Nana. (1989). Penilaian Hasil Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sukardi. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Akasara.
Taru, Hanny Anggita. (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two
Stay Two Stray (TSTS) dalam Meningkatkan Minat dan Hasil Belajar Siswa
Kelas X-F pada Materi Hewan Invertebrata di SMA Negeri 1 Depok, Sleman,
Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Tayibnapis, Farida Yusuf. (2008). Evaluasi Program dan Instrumen Evaluasi untuk
Program Pendidikan dan Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto.(2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Wardhani, Irma Yuniar, Sajidan, Maridi. (2012). Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray Disertai Media Audio-Visual Untuk
Meningkatkan Kualitas Pebelajaran Biologi Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri
7 Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Pendidikan Biologi. 4(1): 40-
55.
YR. Subakti. 2010. Pradigma Pembelajaran Sejarah, (online), tersedia:
http://pradigma pembelajaran sejarah YR Subakti WWW.usd.ac.id...jurnal%20
historia% 20vitae...pradigma%20sejarah%20YR%subakti.pd.pdf. (20 Januari
2017).
Yulnita. (2013). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Two
Stay Two Stray Terhadap Pemahaman Konsep Matematika Siswa Kelas VII
SMPN 1 Tanah Putih Kecamatan Tanah Putih Kabupaten Rokan Hilir.
Skripsi. UIN Sultan Syarif Kasim. Pakanbaru.
79
LAMPIRAN 1
Data Nilai Ulangan Harian siswa kelas X SMA Negeri 1 Padang Ganting
Tahun Ajaran 2016/2017
No X1 X
2 X
3 X
4 X
5 X
6
1 43 39 33 41 47 63
2 47 62 36 45 48 67
3 48 67 38 47 50 70
4 53 67 40 48 57 70
5 58 67 53 49 61 70
6 58 72 58 51 62 73
7 59 74 58 52 62 75
8 60 80 60 53 63 75
9 63 80 62 56 64 76
10 64 85 63 58 65 78
11 69 85 71 60 67 80
12 69 85 72 60 67 83
13 72 87 72 63 68 84
14 73 90 73 65 70 88
15 74 90 75 68 70 88
16 77 90 80 69 71 88
17 80 90 82 71 75 88
18 80 90 85 72 77 90
19 83 90 85 78 81 90
20 85 95 85 81 85 90
21 88 82 95 95
22 43 83
23 85
β 1403 1585 1281 1437 1405 1681
Β΅ 66.81 79.25 64.05 62.50 66.9 80.05
80
LAMPIRAN 2
Uji Normalitas Populasi
1. Uji Normalitas VIIIA
Seperti yang dijelaskan pada BAB III Uji Normalitas yang digunakan
dalam uji Liliefors, adapun langkah-langkahnya sebagai berikut :
a. Nilai awal siswa kelas VIIIA, yaitu
1x , 2x , 3x ...... nx , kemudian dijadikan
bilangan baku ,1z nzz ........2 , dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: s
xxz i
i
1) Menyusun skor hasil belajar siswa dalam suatu tabel skor, disusun
dari yang terkecil sampai yang terbesar.
2) Mencari nilai rata-rata kelas X1 dengan rumus :
π₯ = π₯π
21π1
π=
43+47+48+β―+88
21=66.80
3) Mencari nilai keragaman (variansi) dari kelas VIIIAdengan rumus
sΒ² = (π₯πβx )Β²
nβ1
21
π=1
= 43 β 66.80 2 + 47 β 66.80 2 + 48 β 66.80 2 + β― + (88 β 66.80)Β²
21 β 1
= 162.9708
s = 12.7660
Mencari nilai baku masing-masing nilai siswa:
Ξ§1= z1= x1βx
s =
43β66.80
12.7660 =-1.86
Untuk x2, x3,...,x21dapat di lihat pada tabel.
81
b. Setiap bilangan baku masing-masing nilai siswadi hitung peluang
ii zzPzF dengan menggunakan Daftar Distribusi Normal Baku
(Wilayah Luas Di Bawah Kurva Normal).
F(z1) = F(-1.86) =0.0310
Untuk F(z2),F(z3),...,F(z21)dapat di lihat pada tabel.
c. Menghitung nilai proposi masing-masing nilai siswa dengan:
0.047621
1,,.,,)( 1321
1
n
zyangzzzbanyaknyazzS n
Untuk S(z2),S(z3),...,S(z21) dapat di lihat pada tabel.
d. Menghitung selisih nilai ii zSzF , di mana hasil yang diperoleh
dimutlakan.
11 zSzFzSzF ii 0.0310β 0.0476 = -0.0165
Untuk 21213322 ,,, zSzFzSzFzSzF dapat di lihat
pada dalam tabel. Ambil harga )()( ii zSzF yang tertinggi, yaitu 0L
0.0443
82
Tabel
Uji Normalitas kelas X1
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) β£ F(Zi) - S(Zi) β£
1 43 -1.86 0.0310 0.0476 -0.0165
2 47 -1.55 0.0603 0.0952 -0.0348
3 48 -1.47 0.0703 0.1428 -0.0725
4 53 -1.08 0.1396 0.1904 -0.0507
5 58 -0.69 0.2450 0.2380 0.0069
6 58 -0.69 0.2450 0.2857 -0.0406
7 59 -0.61 0.2703 0.3333 -0.0629
8 60 -0.53 0.2968 0.3809 -0.0840
9 63 -0.29 0.3826 0.4285 -0.0458
10 64 -0.22 0.4129 0.4761 -0.0632
11 69 0.17 0.5681 0.5238 0.0443
12 69 0.17 0.5681 0.5714 -0.0033
13 72 0.40 0.6578 0.6190 0.0387
14 73 0.48 0.6861 0.6667 0.0194
15 74 0.56 0.7133 0.7142 -0.0009
16 77 0.79 0.7876 0.7619 0.0257
17 80 1.03 0.8492 0.8095 0.0397
18 80 1.03 0.8492 0.8571 -0.0078
19 83 1.26 0.8976 0.9047 -0.0071
20 85 1.42 0.9229 0.9523 -0.0294
21 88 1.65 0.9515 1 -0.0484
Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk = 0,05
dengan jumlah siswa 21 orang diperoleh tabelL0.193341
Karena
193341.00.04430 tabelLL , maka dapat disimpulkan bahwa kelas
X1berdistribusi normal.
83
2. Uji Normalitas X2
Untuk melakukan Uji Normalitas pada kelas X2
dilakukan hal yang sama
dengan Uji Normalitas pada kelas VIIIA
Sehingga diperoleh data sebagai
berikut:
x 79.25 2s 177.4875 s 13.322
Tabel
Uji Normalitas kelas X2
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) β£ F(Zi) - S(Zi) β£
1 39 -3.02 0.001259 0.05 -0.04874
2 62 -1.29 0.097693 0.1 -0.00231
3 67 -0.91 0.178916 0.15 0.02891
4 67 -0.91 0.178916 0.2 -0.02108
5 67 -0.91 0.178916 0.25 -0.07108
6 72 -0.54 0.293153 0.3 -0.00685
7 74 -0.39 0.346764 0.35 -0.00324
8 80 0.05 0.522447 0.4 0.12244
9 80 0.05 0.522447 0.45 0.07244
10 85 0.43 0.666985 0.5 0.16698
11 85 0.43 0.666985 0.55 0.11698
12 85 0.43 0.666985 0.6 0.06698
13 87 0.58 0.719625 0.65 0.06962
14 90 0.80 0.790141 0.7 0.09014
15 90 0.80 0.790141 0.75 0.04014
16 90 0.80 0.790141 0.8 -0.00986
17 90 0.80 0.790141 0.85 -0.05986
18 90 0.80 0.790141 0.9 -0.10986
19 90 0.80 0.790141 0.95 -0.15986
20 95 1.18 0.881441 1 -0.11856
Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk = 0,05
dengan jumlah siswa 20 orang diperoleh tabelL 0.198116. Karena
84
198116.00.12870 tabelLL , maka dapat disimpulkan bahwa kelas
X2berdistribusi normal.
3. Uji Normalitas X3
Untuk melakukan Uji Normalitas pada kelas X3
dilakukan hal yang sama
dengan Uji Normalitas pada kelas X3
Sehingga diperoleh data sebagai berikut:
x 64.05 2s 274.6475 s 16.57
Tabel
UjiNormalitaskelasX3
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) β£ F(Zi) - S(Zi) β£ 1 33 -1.87 0.030493 0.05 -0.01951
2 36 -1.69 0.045268 0.1 -0.05473
3 38 -1.57 0.057988 0.15 -0.09201
4 40 -1.45 0.073361 0.2 -0.12664
5 53 -0.67 0.252459 0.25 0.00245
6 58 -0.36 0.357532 0.3 0.05753
7 58 -0.36 0.357532 0.35 0.00753
8 60 -0.24 0.403467 0.4 0.00346
9 62 -0.12 0.450777 0.45 0.00077
10 63 -0.06 0.474741 0.5 -0.02526
11 71 0.41 0.662528 0.55 0.11252
12 72 0.47 0.684284 0.6 0.08428
13 72 0.48 0.684284 0.65 0.03424
14 73 0.54 0.70542 0.7 0.00542
15 75 0.66 0.74561 0.75 -0.00439
16 80 0.96 0.832087 0.8 0.03208
17 82 1.08 0.860624 0.85 0.01062
18 85 1.26 0.896912 0.9 -0.00309
19 85 1.26 0.896912 0.95 -0.05309
20 85 1.26 0.896912 1 -0.10309
85
Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk = 0,05
dengan jumlah siswa 20 orang diperoleh tabelL 0.198116. Karena
198116.00.11250 tabelLL , maka dapat disimpulkan bahwa kelas X3
berdistribusi normal.
4. Uji Normalitas X4
Untuk melakukan Uji Normalitas pada kelas X4
dilakukan hal yang sama
dengan Uji Normalitas pada kelas X4
Sehinggadiperoleh data sebagai berikut:
x 62.4 2s 171.293 s 13.08
Tabel
Uji Normalitas kelas X4
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) β£ F(Zi) - S(Zi) β£ 1 41 -1.64 0.050391 0.0434 0.006912
2 45 -1.33 0.090864 0.0869 0.003908
3 47 -1.18 0.118476 0.1304 -0.01196
4 48 -1.10 0.134313 0.1739 -0.0396
5 49 -1.02 0.151546 0.2173 -0.06585
6 51 -0.87 0.19024 0.2608 -0.07063
7 52 -0.80 0.21168 0.3043 -0.09267
8 53 -0.72 0.234471 0.3478 -0.11335
9 56 -0.50 0.310307 0.3913 -0.081
10 58 -0.34 0.366112 0.4347 -0.06867
11 60 -0.19 0.424907 0.4782 -0.05335
12 60 -0.19 0.424907 0.5217 -0.09683
13 63 0.04 0.515899 0.5652 -0.04932
14 65 0.19 0.576394 0.6086 -0.0323
15 68 0.42 0.66345 0.6521 0.011276
16 69 0.50 0.690865 0.6956 -0.00479
17 71 0.65 0.742514 0.7391 0.003384
18 72 0.72 0.766547 0.7826 -0.01606
86
19 78 1.18 0.882181 0.8260 0.056094
20 81 1.41 0.921492 0.8695 0.051927
21 82 1.50 0.932096 0.9130 0.019053
22 83 1.56 0.941559 0.9565 -0.01496
23 85 1.72 0.957357 1 -0.04264
Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk = 0,05
dengan jumlah siswa 23 orang diperoleh tabelL.0.184744. Karena
0.1847440.0560 tabelLL , maka dapat disimpulkan bahwa kelas
X4berdistribusi normal.
5. Uji Normalitas X5
Untuk melakukan Uji Normalitas pada kelas X5
dilakukan hal yang sama
dengan Uji Normalitas pada kelas X5
Sehinggadiperoleh data sebagai berikut:
x 66.9 2s 131.80 s 11.48
Tabel
Uji Normalitas kelas X5
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) β£ F(Zi) - S(Zi) β£ 1 47 -1.73 0.041476 0.0476 -0.0061
2 48 -1.64 0.04981 0.0952 -0.0454
3 50 -1.47 0.070444 0.1428 -0.0724
4 57 -0.86 0.194136 0.1904 0.0036
5 61 -0.51 0.303509 0.2380 0.0654
6 62 -0.42 0.334606 0.2857 0.0488
7 62 -0.42 0.334606 0.3333 0.0012
8 63 -0.34 0.366881 0.3809 -0.0140
9 64 -0.25 0.400127 0.4285 -0.0284
10 65 -0.16 0.434112 0.4761 -0.0420
11 67 0.008 0.503309 0.5238 -0.0205
12 67 0.008 0.503309 0.5714 -0.0681
87
13 68 0.095 0.538002 0.6190 -0.0810
14 70 0.27 0.60627 0.6667 -0.0604
15 70 0.27 0.60627 0.7142 -0.1080
16 71 0.35 0.639348 0.7619 -0.1225
17 75 0.70 0.759637 0.8095 -0.0498
18 77 0.87 0.810393 0.8571 -0.0467
19 81 1.22 0.890232 0.9047 -0.0145
20 85 1.57 0.942508 0.9523 -0.0098
21 95 2.44 0.992802 1 -0.0072
Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk = 0,05
dengan jumlah siswa 21 orang diperoleh tabelL.0.188896Karena
0.1888960.0650 tabelLL , maka dapat disimpulkan bahwa kelas
X5berdistribusi normal.
6. Uji Normalitas X6
Untuk melakukan Uji Normalitas pada kelas X6
dilakukan hal yang sama
dengan Uji Normalitas pada kelas X6
Sehingga diperoleh data sebagai berikut:
x 80.04 2s 80.14 s 8.95
Tabel
Uji Normalitas kelas X6
No Xi Zi F(Zi) S(Zi) β£ F(Zi) - S(Zi) β£ 1 63 -1.90 0.028435 0.047619 -0.01918
2 67 -1.45 0.07249 0.095238 -0.02275
3 70 -1.12 0.130851 0.142857 -0.01201
4 70 -1.12 0.130851 0.190476 -0.05962
5 70 -1.12 0.130851 0.238095 -0.10724
6 73 -0.78 0.215565 0.285714 -0.07015
7 75 -0.56 0.286429 0.333333 -0.0469
8 75 -0.56 0.286429 0.380952 -0.09452
88
9 76 -0.45 0.325583 0.428571 -0.10299
10 78 -0.22 0.409539 0.47619 -0.06665
11 80 -0.005 0.497878 0.52381 -0.02593
12 83 0.32 0.629224 0.571429 0.057795
13 84 0.44 0.670576 0.619048 0.051528
14 88 0.88 0.812817 0.666667 0.146151
15 88 0.88 0.812817 0.714286 0.098532
16 88 0.88 0.812817 0.761905 0.050912
17 88 0.88 0.812817 0.809524 0.003293
18 90 1.11 0.866874 0.857143 0.009732
19 90 1.11 0.866874 0.904762 -0.03789
20 90 1.11 0.866874 0.952381 -0.08551
21 95 1.67 0.952567 1 -0.04743
Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk = 0,05
dengan jumlah siswa 21 orang diperoleh tabelL.0.188896Karena
0.1888960.1460 tabelLL , maka dapat disimpulkan bahwa kelas
X6berdistribusi normal.
89
Lampiran 3
UJI HOMOGENITAS POPULASI
a. Menghitung variansi masing-masing kelas
Kelas Banyak Siswa (n) ππ2
X1
21 162,9707
X2
20 177,4863
X3
20 274,6444
X4
23 171,2931
X5 21 131,7995
X6 21 80,140
b. Tabel uji bartllet
Sampel dk 1/dk Si2 log(si
2) (dk)log si
2 dk*si
2
1 20 0,05 162,97075 2,212109 3.259,41512 44,24219
2 19 0,052631579 177,48634 2,249164 3.372,240493 42,73413
3 19 0,052631579 274,64444 2,438770 5.218,244393 46,33664
4 22 0,045454545 171,29312 2,233739 3.768,448781 49,14227
5 20 0,05 131,79958 2,119914 2.635,991683 42,39828
6 21 0,047619048 80,140094 1,903849 1.682,941983 39,98084
Jumlah 121 0,298336751 998,33434 13,157549 19.937,28245 264,83437
c. Menghitung variansi gabungan, yaitu π 2 = ππ . π π
2ππ=1
πβ1ππ=1
π 2 = 264,834
121=2,1887
d. Menghitung harga satuan B dengan rumus : π΅ = log π 2 ππ β 1
π΅ = log 2,1887 π₯ 121 =0,3401 π₯ 121 = 41,1521
e. Untuk uji barttlet digunakan statistik Chi-Kuadrat
π2 = ππ 10 π΅ β ππ . πππ π π2
π2 = 2,303 x {41,1521 β 19,937} = 21,2151
90
f. Dengan taraf nyata =0,05 dari tabel distribusi chi kuadrat dengan dk = nβ1,
diterima jika π2 > π 1βπΌ (πβ1)2 . π2 > π 0,95 5
2 21,2151 > 11,070. Maka π»0
terima dan populasi memiliki variansi yang homogen.
91
LAMPIRAN 4
UJI KESAMAAN RATA-RATA POPULASI
Langkah-langkah untuk melihat kesamaan rata-rata populasi yaitu:
1. Hipotesis yang diajukan, yaitu:
0H : 2
2
2
1
1H : Sekurang-kurangnya terdapat dua rata-rata kelas yang tidak sama
2. Taraf nyatanya 05,0
3. Wilayah kritiknya dengan menggunakan rumus:
),)(1( 21 vvff
kNkff ,1
f Λf 0.05 [6-1, (126-6)]
f Λf 0.05 (5.120)
f Λ2.29
92
Uji Kesamaan Rata-Rata
Populasi
No X.1
X.2 X.3
X.4
X.5 X.6
1 43 39 33 41 47 63
2 47 62 36 45 48 67
3 48 67 38 47 50 70
4 53 67 40 48 57 70
5 58 67 53 49 61 70
6 58 72 58 51 62 73
7 59 74 58 52 62 75
8 60 80 60 53 63 75
9 63 80 62 56 64 76
10 64 85 63 58 65 78
11 69 85 71 60 67 80
12 69 85 72 60 67 83
13 72 87 72 63 68 84
14 73 90 73 65 70 88
15 74 90 75 68 70 88
16 77 90 80 69 71 88
17 80 90 82 71 75 88
18 80 90 85 72 77 90
19 83 90 85 78 81 90
20 85 95 85 81 85 90
21 88 82 95 95
22 43 83
23 85
Total 1403 1585 1281 1437 1405 1681
Rata-rata 66.81 79.25 64.05 62.50 66.9 80.05
Perhitungan dengan menggunakan rumus:
1. Variasi rata-rata
π π¦ =π2
ππ
=(1403 + 1585 + 1281 + 1437 + 1405 + 1681)2
22 + 20 + 20 + 23 + 21 + 21
=( 8974)2
126=639.148
93
2. Variasi antar kelompok
(π΄π¦ ) = ππ
2
ππ β π π¦ =
1403 2
22+
1585 2
20+
12812
20+
1437 2
23+
1405 2
21+
16812
21 β 63.9148
(π΄π¦ ) = 615.474 β 63.9148 = 551.559
3. Jumlah kuadrat Total
Y2 = 332 + 392 + 402 β¦ + 952 = 183.966
4. Variasi dalam kelompok
Dy = Y2 β Ry β Ay = 183.966 β 639.148 β 551.559
= 1154.556
Hasil perhitungan yang telah didapatkan masukan datanya ke dalam tabel
berikut:
Tabel :
Uji Kesamaan Rata-Rata
Sumber
variasi Dk JK KT hitungf
Rata-rata 1 639.148 639.148
110.311
9541.787 =0.011
Antar
kelompok 5 551.559 110.311
Dalam
kelompok 121 1154.556 9541.787
Total 127 2345.263
4. Keputusannya:
Terima H0 karena ),)(1( 21 vvff atau 2.29 > 0.011. Dapat disimpulkan
bahwa semua rata-rata kelas pada populasi tersebut sama.
94
LAMPIRAN 5
SILABUS
Sekolah : SMAN 1 Padang Ganting
Kelas : X (Sepuluh)
Mata Pelajaran : Biologi
Semester : 1 (Satu)
Standar Kompetensi : 1.Memahami Prinsip-prinsip Pengelompokan Makhluk Hidup
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
pembelajaran Indikator
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Karakter
Teknik Bentuk
Instrumen
Contoh
Instrumen
1.1Mendeskripsikan ciri-
ciri, replikasi, dan
peran virus dalam
kehidupan
Ciri β ciri virus
Replikasi virus
Peranan virus
dalam
kehidupan
sehari β hari
Membaca materi
tentang sejarah
virus.
Mendiskusikan
beda virus dengan
makhluk
hiduplainnya.
Mempelajari materi
tentang cirri-
ciridanstrukturtubu
h virus.
Presentasi tentang
virus beserta
replikasinya
Mengidentifikasi
ciri β ciri virus
Membedakan
struktur virus
dengan makhluk
lainnya
Menggambarkan
struktur tubuh virus
Mendeskripsikan
cara replikasi virus
Mengklasifikasikan
virus yang
menguntungkan
dan yang
Testertulis
Testertulis
Testertulis
Tesuraian
Tesisian
TesTertulis
Tuliskan ciri-ciri
virus dan sifat
virus!
Jelaskan replikasi
virus berdasarkan
daur litik dan
lisogenik!
Jelaskanmanfaatda
nkerugian
virus
dalamkehidup
an?
4 x 45β BukuKerja
Biologi IA,
Esis
BukuBiolog
i SMA
Kelas X,
Esis, Bab II
dan III
Fotoultrami
kroskopis
virus
Teliti,
cermat,
kerja sama.
96
LAMPIRAN 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Padang Ganting
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x Pertemuan)
Standar Kompetensi : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk
hidup
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi dan peran virus dalam
kehidupan
Indikator :
Menjelaskan sejarah penemuan virus
Menentukan ciri-ciri dan sifat virus
Menentukan struktur virus berdasarkan gambar
Menentukan bentuk-bentuk virus
Mengemukakan tahapan-tahapan replikasi virus
Mengidentifikasi virus yang berbahaya dan merugikan
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca buku dan diskusi, diharapkan Peserta didik mampu untuk:
1. Siswa mampu menjelaskan sejarah penemuan virus
2. Siswa mampu menentukan ciri-ciri dan sifat virus
3. Siswa mampu menentukan struktur virus berdasarkan gambar
4. Siswa mampu menentukan bentuk-bentuk virus
5. Siswa mampu mengemukakan tahapan-tahapan replikasi virus
6. Siswa mampu mengidentifikasi virus yang berbahaya dan merugikan
7. Siswa mampu menjelaskan peran virus yang menguntungkan dan merugikan
97
II. MATERI
A. Fakta
1. Berbagai gambar orang penderita penyakit AIDS, hepatitis, cacar, polio
2. Data penderita AIDS di Indonesia
B. Konsep
1. Ciri-ciri virus
Virus mempunyai ciri aselular , dapat dikristalkan, dan hanya dapat
berkembang biak pada sel-sel hidup.
2. Struktur tubuh virus
a. Kepala, berisi ADN atau ARN dengan bagian luar diselubungi kapsid
(selubung protein).
b. Pada beberapa jenis virus, dibagian luar kapsid masih terdapat
selubung dari lipid dan karbohidrat yang disebut sampul (envelope).
Keberadaan sampul ada kaitannya dengan keganasan virus.
c. Isi tubuh, tersusun atas materi genetik atau molekul pembawa sifat
keturunan yang terdiri dari ADN atau ARN.
d. Ekor, sebagai alat uuntuk menempelkan diri ke sel hospes yang
diserangnya. Ekor virus berupa tabung bersumbat yang dilengkapi
benang/serabut
98
3. Tahapan-tahapan replikasi virus
Virus hanya dapat berkembangbiak pada sel atau jaringan hidup, antara
lain pada bakter,jaringan embrio, hewan, tumbuhan, maupun manusia.
Proses replikasi virus berlangsung pada saat virus menempel pada sel inang
hingga terbentuknya virus baru melalui daur lisis atau lisogenik
a. Infeksi secara Litik
Fase Absorpsi
Fase Penetrasi
Fase Replikasi dan Sintesis
Fase Perakitan
Fase Pembebasan
b. Infeksi secara Lisogenik
Fase Absorpsi dan Infeksi
Fase Penetrasi
Fase Penggabungan
Fase Replikasi
99
C. Prinsip
1. Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup karena memiliki asam
nukleat dan dapat memperbanyak diri
2. Virus dikatakan bukan makhluk hidup karena dapat dikristalkan dan hanya
dapat hidup dalam sel hidup
3. Berdasarkan jenis asam nukleatnya, virus dibedakan atas virus DNA dan
virus RNA
4. Replikasi virus dapat terjadi melalui dua cara, yaitu litik dan lisogenik
5. Virus bersifat parasit intraseluler obligat sehingga aktivitas virus
menyebabkan penyakit pada sel inang
D. Prosedur
1. Langkah-langkah mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus
2. Langkah-langkah menanggulangi penyakit yang disebabkan oleh virus
Peran virus yang menguntungkan :
Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk:
1. Membuat antitoksin
2. Melemahkan bakteri
3. Memproduksi vaksin
4. Menyerang pathogen
100
Peran virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus
antara lain:
1. Pada tumbuh-tumbuhan
Mozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic Virus
Mozaik pada kentang Potato Mozaic Virus
Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic Virus
Kerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration
2. Pada hewan
Tetelo pada Unggas New Castle Disease Virus
Cacar pada sapi Vicinia Virus
Lidah biru pada biri-biri Orbivirus
Tumor kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor Viru
3. Pada manusia
Influensa Influenzavirus
AIDS Retrovirus
SARS Coronavirus
Flu burung Avianvirus
III. Metode Pembelajaran:
A. Jenis model : Kooperatif
B. Metode : Diskusi dan Two Stay Two Stray
IV. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
NO KEGIATAN WAKTU
1 A. Pendahuluan 15 menit
1. Guru membuka pelajaran serta menyuruh peserta
didik berdoβa yang dipimpin oleh ketua kelas.
2. Guru mengambil absensi peserta didik
3. Guru melakukan apersepsi
101
NO KEGIATAN WAKTU
Apersepsi :
Guru bertanya kepada peserta didik, βPernahkah
kalian mengalami flu? Tahukah kalian apa
penyebabnya? β
4. Guru memotivasi agar peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran.
Motivasi :
Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
karakteristik virus. Dengan mempelajarinya kita
akan mengetahui bagaimana bentuk virus yang
menginfeksi tubuh kita.
5. Guru menyampaikan judul pembelajaran (tahap
presentasi guru).
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (tahap
presentasi guru).
2 B. Inti 60 menit
1. Eksplorasi
a. Peserta didik memperoleh penjelasan tentang
materi yang akan dipelajari dengan metode
tanya jawab.
b. Peserta didik dengan bantuan guru memahami
materi yang akan dipelajari.
c. Peserta didik menemukan konsep tentang
materi pelajaran tersebut.
d. Guru membagi kelompok peserta didik yang
terdiri dari 4 siswa masing-masing kelompok
(tahap persiapan).
e. Peserta didik diberi penjelasan tentang tugas
yang harus mereka lakukan dalam kelompok.
15 menit
102
NO KEGIATAN WAKTU
f. Guru membagikan indikator yang akan dibahas
dalam kelompok terkait dengan materi
pembelajaran yang akan didiskusikan (tahap
persiapan).
g. Peserta didik duduk dalam kelompok masing-
masing.
2. Elaborasi
a. Peserta didik mulai mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan berdiskusi teman
sekelompok (tahap kegiatan kelompok).
b. Guru mengamati jalannya diskusi dan
memberikan bantuan seperlunya.
c. Setelah peserta didik memahami materi,
peserta didik akan diminta untuk :
Merangkum materi tersebut dalam bentuk
peta konsep masing-masing peserta didik
(tahap kegiatan kelompok).
Dua orang dari kelompok awal akan
bertamu ke kelompok lainnya untuk berbagi
informasi (tahap kegiatan kelompok).
Anggota kelompok tamu kembali ke
kelompok awal dan membagi informasi
yang didapat dari bertamu ke kelompok lain
(tahap kegiatan kelompok).
Guru meminta salah satu kelompok
mempresentasikan kelompok lain memberi
tanggapan (tahap formalitas).
30 menit
3. Konfirmasi
a. Setelah diskusi selesai guru menunjuk secara
15 menit
103
NO KEGIATAN WAKTU
acak salah satu perwakilan dari kelompok
untuk menjelaskan didepan kelas.
b. Guru memberi reword bagi kelompok yang
telah mempresentasikan hasil diskusinya
kelompoknya.
c. Guru membenarkan jika ada jawaban yang
kurang tepat.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami (tahap evaluasi Kelompok).
e. Guru memberi penguatan, menanggapi
pertanyaan peserta didik.
3 C. Penutup 15 menit
a. Guru membimbing peserta didik untuk
menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari ini.
b. Memberikan tes akhir (post test) untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik
c. Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
hamdalah.
104
Pertemuan 2 (2 x 45 Menit)
NO KEGIATAN WAKTU
1 A. Pendahuluan 15 menit
1. Guru membuka pelajaran serta menyuruh peserta
didik berdoβa yang dipimpin oleh ketua kelas.
2. Guru mengambil absensi peserta didik
3. Guru melakukan apersepsi
Apersepsi :
Guru bertanya kepada peserta didik, βPernahkah
kalian mengalami flu? Tahukah kalian apa
penyebabnya? β
4. Guru memotivasi agar peserta didik lebih aktif
dalam proses pembelajaran.
Motivasi :
Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
karakteristik virus. Dengan mempelajarinya kita
akan mengetahui bagaimana bentuk virus yang
menginfeksi tubuh kita.
5. Guru menyampaikan judul pembelajaran (tahap
presentasi guru)..
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (tahap
presentasi guru).
2 B. Inti 60 menit
1. Eksplorasi
a. Peserta didik memperoleh penjelasan tentang
materi yang akan dipelajari dengan metode
tanya jawab.
b. Peserta didik dengan bantuan guru memahami
materi yang akan dipelajari.
c. Peserta didik menemukan konsep tentang
15 menit
105
NO KEGIATAN WAKTU
materi pelajaran tersebut.
d. Guru membagi kelompok peserta didik yang
terdiri dari 4 siswa masing-masing kelompok
(tahap persiapan).
e. Peserta didik diberi penjelasan tentang tugas
yang harus mereka lakukan dalam kelompok.
f. Guru membagikan indikator yang akan dibahas
dalam kelompok terkait dengan materi
pembelajaran yang akan didiskusikan (tahap
persiapan).
g. Peserta didik duduk dalam kelompok masing-
masing.
2. Elaborasi
a. Peserta didik mulai mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan berdiskusi teman
sekelompok (tahap kegiatan kelompok).
b. Guru mengamati jalannya diskusi dan
memberikan bantuan seperlunya.
c. Setelah peserta didik memahami materi,
peserta didik akan diminta untuk :
Merangkum materi tersebut dalam bentuk
peta konsep masing-masing peserta didik
(tahap kegiatan kelompok).
Dua orang dari kelompok awal akan
bertamu ke kelompok lainnya untuk berbagi
informasi (tahap kegiatan kelompok).
Anggota kelompok tamu kembali ke
kelompok awal dan membagi informasi
yang didapat dari bertamu ke kelompok lain
30 menit
106
NO KEGIATAN WAKTU
(tahap kegiatan kelompok).
Guru meminta salah satu kelompok
mempresentasikan kelompok lain memberi
tanggapan (tahap formalitas).
3. Konfirmasi
a. Setelah diskusi selesai guru menunjuk secara
acak salah satu perwakilan dari kelompok
untuk menjelaskan didepan kelas.
b. Guru memberi reword bagi kelompok yang
telah mempresentasikan hasil diskusinya
kelompoknya.
c. Guru membenarkan jika ada jawaban yang
kurang tepat.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami (tahap evaluasi Kelompok).
e. Guru memberi penguatan, menanggapi
pertanyaan peserta didik.
15 menit
3 C. Penutup 15 menit
a. Guru membimbing peserta didik untuk
menyimpulkan apa yang telah dipelajari hari ini.
b. Memberikan tes akhir (post test) untuk
mengetahui hasil belajar peserta didik
108
LAMPIRAN 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Padang Ganting
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Semester : X (Sepuluh)/ 1
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 x Pertemuan)
Standar Kompetensi : 2. Memahami prinsip-prinsip pengelompokan makhluk
hidup
Kompetensi Dasar : 2.1 Mendeskripsikan ciri-ciri, replikasi dan peran virus dalam
kehidupan
Indikator :
Menjelaskan sejarah penemuan virus
Menentukan ciri-ciri dan sifat virus
Menentukan struktur virus berdasarkan gambar
Menentukan bentuk-bentuk virus
Mengemukakan tahapan-tahapan replikasi virus
Mengidentifikasi virus yang berbahaya dan merugikan
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah membaca buku dan diskusi, diharapkan Peserta didik mampu untuk:
1. Siswa mampu menjelaskan sejarah penemuan virus
2. Siswa mampu menentukan ciri-ciri dan sifat virus
3. Siswa mampu menentukan struktur virus berdasarkan gambar
4. Siswa mampu menentukan bentuk-bentuk virus
5. Siswa mampu mengemukakan tahapan-tahapan replikasi virus
6. Siswa mampu mengidentifikasi virus yang berbahaya dan merugikan
7. Siswa mampu menjelaskan peran virus yang menguntungkan dan merugikan
109
II. MATERI
A. Fakta
1. Berbagai gambar orang penderita penyakit AIDS, hepatitis, cacar, polio
2. Data penderita AIDS di Indonesia
B. Konsep
1. Ciri-ciri virus
Virus mempunyai ciri aselular , dapat dikristalkan, dan hanya dapat
berkembang biak pada sel-sel hidup.
2. Struktur tubuh virus
a. Kepala, berisi ADN atau ARN dengan bagian luar diselubungi kapsid
(selubung protein).
b. Pada beberapa jenis virus, dibagian luar kapsid masih terdapat
selubung dari lipid dan karbohidrat yang disebut sampul (envelope).
Keberadaan sampul ada kaitannya dengan keganasan virus.
c. Isi tubuh, tersusun atas materi genetik atau molekul pembawa sifat
keturunan yang terdiri dari ADN atau ARN.
d. Ekor, sebagai alat uuntuk menempelkan diri ke sel hospes yang
diserangnya. Ekor virus berupa tabung bersumbat yang dilengkapi
benang/serabut
110
3. Tahapan-tahapan replikasi virus
Virus hanya dapat berkembangbiak pada sel atau jaringan hidup, antara
lain pada bakter,jaringan embrio, hewan, tumbuhan, maupun manusia.
Proses replikasi virus berlangsung pada saat virus menempel pada sel inang
hingga terbentuknya virus baru melalui daur lisis atau lisogenik
a. Infeksi secara Litik
Fase Absorpsi
Fase Penetrasi
Fase Replikasi dan Sintesis
Fase Perakitan
Fase Pembebasan
b. Infeksi secara Lisogenik
Fase Absorpsi dan Infeksi
Fase Penetrasi
Fase Penggabungan
Fase Replikasi
111
C. Prinsip
1. Virus dapat dikatakan sebagai makhluk hidup karena memiliki asam
nukleat dan dapat memperbanyak diri
2. Virus dikatakan bukan makhluk hidup karena dapat dikristalkan dan hanya
dapat hidup dalam sel hidup
3. Berdasarkan jenis asam nukleatnya, virus dibedakan atas virus DNA dan
virus RNA
4. Replikasi virus dapat terjadi melalui dua cara, yaitu litik dan lisogenik
5. Virus bersifat parasit intraseluler obligat sehingga aktivitas virus
menyebabkan penyakit pada sel inang
D. Prosedur
1. Langkah-langkah mencegah penyakit yang disebabkan oleh virus
2. Langkah-langkah menanggulangi penyakit yang disebabkan oleh virus
Peran virus yang menguntungkan :
Virus yang menguntungkan, berfungsi untuk:
1. Membuat antitoksin
2. Melemahkan bakteri
3. Memproduksi vaksin
4. Menyerang pathogen
112
Peran virus yang merugikan, penyakit-penyakit yang disebabkan virus
antara lain:
1. Pada tumbuh-tumbuhan
Mozaik pada daun tembakau Tobacco Mozaic Virus
Mozaik pada kentang Potato Mozaic Virus
Mozaik pada tomat Tomato Aucuba Mozaic Virus
Kerusakan floem pada jeruk Citrus Vein Phloem Degeneration
2. Pada hewan
Tetelo pada Unggas New Castle Disease Virus
Cacar pada sapi Vicinia Virus
Lidah biru pada biri-biri Orbivirus
Tumor kelenjar susu monyet Monkey Mammary Tumor Viru
3. Pada manusia
Influensa Influenzavirus
AIDS Retrovirus
SARS Coronavirus
Flu burung Avianvirus
III. Metode Pembelajaran:
C. Jenis model : Diskusi Biasa
D. Metode : Diskusi, Tanya Jawab dan Presentasi
IV. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 Menit)
NO KEGIATAN WAKTU
1 A. Pendahuluan 15 menit
1. Guru membuka pelajaran serta menyuruh siswa
berdoβa yang dipimpin oleh ketua kelas.
2. Guru mengambil absensi siswa
3. Guru melakukan apersepsi
113
NO KEGIATAN WAKTU
Apersepsi :
Guru bertanya kepada siswa, βPernahkah kalian
mengalami flu? Tahukah kalian apa
penyebabnya? β
4. Guru memotivasi agar siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran.
Motivasi :
Guru memberikan gambaran manfaat mempelajari
karakteristik virus. Dengan mempelajarinya kita
akan mengetahui bagaimana bentuk virus yang
menginfeksi tubuh kita.
5. Guru menyampaikan judul pembelajaran.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 B. Inti 60 menit
1. Eksplorasi
a. Peserta didik memperoleh penjelasan penting
tentang materi yang akan dipelajari dengan
metode tanya jawab.
b. Peserta didik dengan bantuan guru memahami
materi yang akan dipelajari.
c. Peserta didik menemukan konsep tentang
materi pelajaran tersebut.
d. Guru membagi kelompok siswa yang terdiri
dari 4 siswa masing-masing kelompok.
e. Peserta didik diberi penjelasan tentang tugas
yang harus mereka lakukan dalam kelompok.
f. Siswa duduk dalam kelompok masing-masing.
15 menit
114
NO KEGIATAN WAKTU
g. Siswa bekerjasama dalam kelompok masing-
masing untuk memperdalam materi yang telah
dijelaskan oleh guru berdasarkan pendapat
mereka miliki.
2. Elaborasi
a. Masing-masing kelompok memahami materi
pembelajaran dan mendiskusikan dengan
kelompoknya.
b. Setelah siswa memahami materi, siswa akan
diminta untuk :
Merangkum materi tersebut.
Guru meminta bebarapa kelompok
mempresentasikan kelompok lain memberi
tanggapan.
Guru memberikan motivasi berupa reward
kepada siswa dan memberikan penghargaan
pada kelompok yang tampil dan yang
memberi tanggapan.
30 menit
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
b. Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan terhadap diskusi dan pembelajaran
yang sudah dilakukan.
15 menit
115
NO KEGIATAN WAKTU
3 C. Penutup 15 menit
a. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
apa yang telah dipelajari hari ini.
b. Memberikan tes akhir (post test) untuk
mengetahui hasil belajar siswa
c. Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
d. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
hamdalah.
Pertemuan 2 ( 2 x 45 Menit)
NO KEGIATAN WAKTU
1 A. Pendahuluan 15 menit
1. Guru membuka pelajaran serta menyuruh
siswa berdoβa yang dipimpin oleh ketua kelas.
2. Guru mengambil absensi siswa
3. Guru melakukan apersepsi
Apersepsi :
Guru bertanya kepada siswa, βPernahkah
kalian mengalami flu? Tahukah kalian apa
penyebabnya? β
4. Guru memotivasi agar siswa lebih aktif dalam
proses pembelajaran.
Motivasi :
Guru memberikan gambaran manfaat
mempelajari karakteristik virus. Dengan
mempelajarinya kita akan mengetahui
bagaimana bentuk virus yang menginfeksi
tubuh kita.
116
NO KEGIATAN WAKTU
5. Guru menyampaikan judul pembelajaran.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2 B. Inti 60 menit
1. Eksplorasi
1. Peserta didik memperoleh penjelasan penting
tentang materi yang akan dipelajari dengan
metode tanya jawab.
2. Peserta didik dengan bantuan guru memahami
materi yang akan dipelajari.
3. Peserta didik menemukan konsep tentang
materi pelajaran tersebut.
4. Guru membagi kelompok siswa yang terdiri
dari 4 siswa masing-masing kelompok.
5. Peserta didik diberi penjelasan tentang tugas
yang harus mereka lakukan dalam kelompok.
6. Siswa duduk dalam kelompok masing-masing.
7. Siswa bekerjasama dalam kelompok masing-
masing untuk memperdalam materi yang telah
dijelaskan oleh guru berdasarkan pendapat
mereka miliki.
15 menit
2. Elaborasi
a. Masing-masing kelompok memahami materi
pembelajaran dan mendiskusikan dengan
kelompoknya.
b. Setelah siswa memahami materi, siswa akan
diminta untuk :
Merangkum materi tersebut.
Guru meminta bebarapa kelompok
30 menit
117
NO KEGIATAN WAKTU
mempresentasikan kelompok lain memberi
tanggapan.
Guru memberikan motivasi berupa reward
kepada siswa dan memberikan penghargaan
pada kelompok yang tampil dan yang
memberi tanggapan.
3. Konfirmasi
a. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum
dipahami.
b. Guru memberikan umpan balik positif dan
penguatan terhadap diskusi dan pembelajaran
yang sudah dilakukan.
15 menit
3 C. Penutup 15 menit
1. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
apa yang telah dipelajari hari ini.
2. Memberikan tes akhir (post test) untuk
mengetahui hasil belajar siswa
3. Guru menyebutkan materi yang akan dipelajari
pada pertemuan selanjutnya.
4. Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan
hamdalah.
V. Sumber Belajar : Buku Paket, Bahan Ajar
Alat : OHP/Komputer/LCD, Papan tulis.
Bahan :Bahan Presentasi, Gambar/film virus.
119
LAMPIRAN 8
KISI-KISI SOAL TES HASIL BELAJAR
JenisSekolah : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/ Program : X
Waktu : 90 Menit
No SK/ KD Materi Indikator
pencapaian
Indikator
soal
Ranah
kognitif
Nomor
Soal
1 StandarKompetensi:
1. Memahami Prinsip-
prinsip
pengelompokan
(Klasifikasi) Makhluk
Hidup.
KompetensiDasar:
2.2 Mendeskripsikan cirri-
ciri, replikasi dan
peranan virus dalam
kehidupan
Sejarah
penemuan
virus
Ciri-ciri dan
sifat virus
Menjelaskan
Sejarah
penemuan virus
Menentukan ciri-
ciri dan sifat
virus
Menyebutkan
ahli yang
menemukan virus
Mengemukakan
cabang ilmu
Biologi tentang
virus
Mencirikan
pengelompokan
virus kedalam
organism aseluler
Perbedakan
struktur virus
dengan makhluk
lain
C1
C1
C3
C2
1
2
3,5,7, 8,
29
13
120
No SK/ KD Materi Indikator
pencapaian
Indikator
soal
Ranah
kognitif
Nomor
Soal
2
Struktur
tubuh virus
Menentukan
struktur tubuh
virus berdasarkan
gambar
Penyusun tubuh
virus
Menggambarkan
struktur tubuh
virus berdasarkan
foto
ultramikroskopis
C2
C2
4, 6,
9,10,11,
12, 30
Replikasi
virus
Mengemukakan
tahapan-tahapan
replika virus
Menjelaskan cara
replikasi virus
C2
14, 15, 16,
17, 18, 19
Peranan
virus
Mengidentifikasi
virus yang
berbahaya dan
merugikan
Mengidentifikasi
peran virus bagi
manusia/ hewan
Mengidentifikasi
peran virus bagi
tumbuhan
C1
C1
20, 21, 23,
24, 27, 28
25, 26,
121
LAMPIRAN 9
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : Biologi
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/program : X
Hari/Tanggal :
Waktu : 90 Menit
PETUNJUK UMUM:
1. Mulailah dengan membaca Bismillah
2. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas dan mata ujian Anda pada lembar
jawaban yang disediakan.
3. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawabnya.
4. Dahulukan menjawab soal-soal yang Anda anggap mudah.
Petunjuk Khusus
Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling benar dengan menyilangi (X) salah
satu huruf a, b, c, d atau e pada lembar jawaban!
1. llmuwan yang mengemukakan
bahwa virus tembakau dapat
dikristalkan adalah β¦. a. Iwanovski
b. M. Beijerinck
c. Wendell
d. Louis P.
e. Robert Hook
2. Cabang ilmu Biologi yang
mempelajari tentang virus adalah
β¦β¦
a. Anatomi virus
b. Morfologi virus
c. Virology
d. Struktur hewan
e. Serologi
3. Dasar penggolongan virus ke
dalam kelompok organisme
aseluler karena virus...
a. tubuhnya hanya terdiri dari
asam nukleat yang berselaput
protein.
b. selalu merugikan manusia
c. ukuran tubuhnya
ultramikroskopis.
d. tidak memiliki inti yang
berselaput
e. pola hidupnya parasit obligat
4. Asam nukleat pada virus
diselubungi oleh kapsid yang
disebut β¦..
a. DNA
b. RNA
c. Selubung membrane
d. Nukleokapsid
e. Kapsomer
5. Berikut ini tidak termasuk struktur
virus adalah ....
a. Tubuh tersusun dari asam
nukleat
122
b. Virus bersifta aseluler
c. Virus hanya memiliki RNA
dan DNA saja
d. Virus berukuran lebih kecil
dari bakteri
e. Bisa di kristalkan
6. Yang termasuk sifat dari virus
yaitu ....
a. Sel berbentuk bola
b. Inti sel eukariotik
c. Sel berbentuk batang
d. Inti sel prokariotik
e. Tidak memilki protoplasma
7. Senyawa yang menyusun kapsid
virus adalah ...
a. Protein
b. Lipoprotein
c. Glikoprotein
d. Kolesterol
e. Lipid
8. Perhatikan ciri jasad renik berikut:
1. Bersifat uniseluler
2. Inti prokarion
3. Reproduksi terjadi dalam sel
hidup
4. Dapat menembus saringan
bakteri
5. Mempunyai selubung dari
protein
6. Bergerak dengan menggunakan
pseupodia
Yang termasuk ciri-ciri dari virus
adalah β¦
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 5, dan 6
c. 2, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
e. 4, 5, dan 6
Soal no. 9-11
bagian yang ditunjuk oleh anak
panah adalahβ¦.
9. Virus pada gambar di atas yang
ditunjuk oleh anak panah pada
bagian a adalah β¦..
a. Kepala
b. Ekor virus
c. Serabut ekor
d. Leher
e. DNA
10. Virus pada gambar di atas yang
ditunjuk oleh anak panah pada
bagian b adalah β¦..
a. kepala
b. ekor virus
c. serabut ekor
d. leher
e. DNA
11. Virus pada gambar di atas yang
ditunjuk oleh anak panah pada
bagian c adalah β¦..
a. kepala
b. ekor virus
c. serabut ekor
d. leher
e. DNA
12. Pada bakteriofag, kaki serabutnya
merupakan perpanjangan ekor
yang berfungsi untukβ¦.
a. Menancapkan diri ke bakteri
b. Menancapkan diri ke
berbagai substrat
c. Bergeraknya bakteri
d. Bergeraknya virus
e. Reproduksi virus
123
13. Sifat virus yang menunjukkan ciri
sebagai makhluk hidup adalah
kemampuannya untukβ¦.
a. Memasuki jaringan
b. Mengikat oksigen
c. Dapat dikristalkan
d. Menduplikasi diri
e. Menularkan penyakit
14. "Virus akan menghancurkan sel
induk setelah melakukan
reproduksi".
Pernyataan diatas termasuk dalam
infeksi secara β¦.
a. Litik
b. Lisogenik
c. Fase absorpsi dan infeksi
d. Fase penggabungan
e. Replika
15. Fase pembiakan virus yang materi
genetiknya (DNA) menempel
pada bakteri (sel inang), karena
bakteri memiliki daya tahan dan
tidak terbentuk bagian-bagiannya
disebut faseβ¦..
a. Litik
b. Konjugasi
c. Lisogenik
d. Transduksi
e. Trasnformasi
16. Tujuan virus mengambil alih
fungsi DNA bakteri adalahβ¦..
a. membuat virus mengalami
lisis
b. mengadakan sintesis protein
dan membuat struktur tubuh
virus yang baru
c. mengaktifkan inti sel bakteri
agar dapat memproduksi
enzim baru
d. agar DNA bakteri melakukan
replikasi untuk persiapan
dalam pembelahan sel
e. memperbanyak sel bakteri
17. Berdasarkan gambar daur hidup
virus berikut ini: tahap 1, 2, 3, dan
4 menunjukkan fase β¦..
a. penetrasi, lisis, sintesis,
replikasi
b. penetrasi, adsorpsi, sintesis,
lisis
c. sintesis, replikasi, adsorpsi,
lisis
d. adsorpsi, penetrasi, replikasi,
lisis
e. penetrasi, adsorpsi, sintesis,
lisis
18. Enzim yang di hasilkan oleh virus
yang dapat memecahkan dinding
sel bakteri disebut β¦..
a. Lismin
b. Neuraminidase
c. Lisogenik
d. Litik
e. Lisozim
19. Saat DNA virus masuk ke dalam
sel bakteri terjadi pada tahap β¦.
a. sintesis
b. injeksi
c. perakitan
d. adsorpsi
e. melebur
20. Berikut ini jenis penyakit yang
disebabkan oleh virus, yaitu β¦.
a. Influenza dan flu burung
b. Cacar dan malaria
c. Cacar dan TBC
124
d. Demam berdarah dan malaria
e. Diare dan flu burung
21. Virus yang dapat menyerang
bakteri dinamakan ....
a. bakteri saprofit
b. Bakteriofage
c. virus ARN
d. virus TMV
e. virus ADN
22. Medium yang bisa dipakai untuk
menumbuhkan virus adalah β¦.
a. selai yang dibuat dari agar-
agar, vitamin, dan mineral
b. agar-agar diberi vitamin dan
mineral
c. air steril yang diberi mineral
dan pupuk
d. embrio telur ayam yang hidup
e. agar-agar yang diberi glukosa,
karbohidrat, dan lemak
23. Virus HIV sangat berbahaya
karena menyerang β¦..
a. Otak
b. System pertahanan tubuh
manusia
c. Otot
d. Hati
e. Sel darah
24. Flu burung adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh
virus yang biasanya menjangkit
unggas. Penyebab penyakit ini
termasuk golongan virus influenza
β¦..
a. Tipe A
b. Tipe B
c. Tipe C
d. Jawaban A dan B benar
e. Semua jawaban benar
25. Di bawah ini penyakit yang
disebabkan oleh virus:
1. New Castle Diseases
2. Citrus Vein Phloem
Degeneration
3. Foot and Mouth Diseases
4. Tobacco Mozaik Virus
5. Tungro
Penyakit yang menyerang
tumbuhan adalah....
a. 1, 4, dan 5
b. 2, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
26. Jenis virus yang mengakibatkan
pertumbuhan tanaman padi
menjadi terhambat sehingga padi
menjadi kerdil yaitu β¦..
a. Virus yellow
b. Rabdovirus
c. CVPD
d. TMV
e. Tungro
27. Vaksin yang bisa diberikan per
oral adalah vaksin untuk
mencegah wabah penyakit β¦..
a. Cacar
b. Demam berdarah
c. Rabies
d. Trakom
e. Polio
28. Penularan penyakit yang
disebabkan oleh virus dengan
perantara nyamuk Aedes aegypty
adalahβ¦.
a. Malaria
b. Cacar
c. Trakom
d. Demam Berdarah
e. Kaki gajah
125
29. Bagian yang tidak dimiliki oleh
virus adalah β¦.
a. selubung protein
b. membran sel
c. sitoplasma
d. organel sel
e. inti sel
30. Virus yang menginfeksi bakteri
disebut β¦.
a. mikrobakteri
b. bakteriofag
c. profag
d. makrobakteri
e. mikroprofag
126
LAMPIRAN 10
KUNCI JAWABAN
SOAL ULANGAN HARIAN MATERI VIRUS
No KUNCI No KUNCI
1. C 16 D
2. C 17 B
3 A 18 E
4 A 19 B
5 D 20 A
6 D 21 B
7 A 22 D
8 D 23 E
9 A 24 A
10 B 25 B
11 C 26 E
12 A 27 E
13 C 28 A
14 A 29 A
15 C 30 B
127
LAMPIRAN 11
Standar Kompetensi :
2. Memahami prinsip-prinsip
pengelompokan makhluk hidup
Kompetensi Dasar :
2.1 Mendeskripsikanciri-ciri,
replikasidanperan virus
dalamkehidupan
Indikator :
Menjelaskansejarahpenemuan virus
Menentukanciri-ciridansifat virus
Menentukanstruktur virus
berdasarkangambar
Menentukanbentuk-bentuk virus
Mengemukakantahapan-
tahapanreplikasi virus
Mengidentifikasi virus yang
berbahayadanmerugikan
128
A. Sejarah Penemuan Virus
Virus adalah kata latin untuk racun. Sebelum berkembangnya ilmu
pengetahuan, segala penyebab penyakit yang misterius pada manusia
disebut virus. Sejarah penemuan virus dimulai pada tahun 1883 oleh
A. Mayer, dari Jerman. Ia melakukan penelitian tentang penyebab
penyakit mosaic pada tembakau.
Penyakit ini menyebabkan pertumbuhan tembakau menjadi
terhambat dan daunnya berwarna belang belang. Mayer menemukan
bahwa penyakit mosaic tersebut menular ketanaman tembakau yang
lain ketika ia menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang
berpenyakit ketanaman tembakau yang sehat. Mayer berkesimpulan
bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang sangat kecil.
Bakteri ini tidak dapat dilihat meskipun menggunakan mikroskop.
Percobaan A. Mayer padapenelitian virus
Kesimpulan Mayer diuji kembali pada tahun 1892 oleh ilmuan
Rusia bernama Dmitri Ivanowski. Ia menyaring ekstrak daun tembakau
dengan saringan yang dirancang sedemikian rupa agar bakteri tidak
lolos saring dan diperoleh filtrate daun tembakau. Ia mendapatkan
hasil diluar dugaannya. Ekstrak daun tembakau sudah disaring, namun
begitu filtrate disemprotkan ketanaman tembakau yang sehat maka
tanaman tersebut tertular oleh penyakit mosaik. Ivanowski
berkesimpulan bahwa penyebab penyakit mosaic pada tanaman
tembakau adalah bakteri.
129
Percobaan Dmitri Ivanowski pada penelitian virus
Wendell Stanley
Wendell Stanley mengkristalkan partikel mikroskopis yang
menyerang tanaman tembakau yang kemudian diberi namaTobacco Mosaic Virus (TMV)
Perkembangan ilmu pengetahuan selanjutnya member kita pemahaman
bahwa berbagai jenis virus merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan,
hewan dan manusia. Istilah virus lolos saring kemudian disingkat menjadi
virus. Iwanowski dan Beijerinck dinobatkan sebagai penemu virus. Ilmu
yang mempelajari virus disebutVIROLOGI.
B. Ciri-ciri Virus
1. Bersifata seluler (tidak mempunyai sel). Berupa
2. Partikel yang disebut virion
3. Berukuran 20-300 milimikron
4. Memiliki salah satu macam asam nukleat
5. (RNA atau DNA)
6. Berupa hablur atau kristal (dianggap sebagai benda mati)
7. Bentuknya beragam, antara lain oval, silinder, polihedral,
dan kompleks
8. Tersusun atas asam nukleat yang diselubungi kapsid
9. Dapat bereproduksi pada benda hidup (parasitobligat)
130
Struktur Tubuh Virus
Virus bukan berupa sel (aseluler). Virus berupa partikel yang
disebut virion. Virus tersusun dari asam nukleat dan selubung protein
(kapsid). Gabungan dari asam nukleat dan selubung protein (kapsid)
disebut nukleokapsid. Kapsid tersusun dari kapsomer-kapsomer.
Kapsomer-kapsomer tersusun dari molekul protein.
Bentuk-bentukSelubung Protein (Kapsid) Virus
C. Virus PemakanBakteri (Bakteriofag)
Bakteriofag (fag) adalah virus pemakan bakteri yang ditemukan
oleh Frederick Twort dan Felix dβHerelle. Bakteriofag menyebabkan
sel bakteri pecah.
131
D. Perkembangbiakan Virus
Virus menunjukkan satu cirri kehidupan, yaitu reproduksi.
Namun reproduksi virus hanya terjadi jika berada dalam organisme
lain. Reproduksi bakteriogafe (fage) dibedakan menjadi siklus litik dan
lisogenik.
Daurlitik:
Ciri-ciri daur litik:
Waktu relative singkat
Menonaktofkan bakteri
Berproduksi dengan bebas tanpa terikat pada kromosom bakteri
Tahap-tahap reproduksi pada virus sebagai berikut:
1. Tahap pelekatan/Adsorpsi
Saat partikel virus melekat pada sel yang diinfeksi.
Tempat pelekatan virus pada selinang terjadi pada reseptor
(protein khusus pada membran plasma selinang yang mengenali
virus.
2. Tahap penetrasi
Tahap virus atau materi genetik virus masuk kedalam
sitoplasma selinang.
3. Tahap replikasi dan sintesis
Tahap terjadinya perbanyakan partikel virus didalam
selinang. Sel inang akan dikendalikan oleh materi genetic virus
sehingga sel dapat membuat komponen virus, yaitu asam nukleat
dan protein untuk kapsid.
4. Tahap pematangan
Tahap penyusunan asam nukleat dan protein virus menjadi
partikel virus yang utuh.
132
5. Tahap perakitan
Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri
akan dirakit menjadi virus sempurna.
6. Tahap pelepasan/ Litik
Tahap partikel virus keluar dari selinang dengan
memecahkan sel tersebut.
Daur lisogenik
Ciri-ciri siklus lisogenik:
Waktu relatif lama
Mengkombinasikan materi genetic bakteri dengan virus
Terikat pada kromosom bakteri
Terjadijika bakteri diserang virus mempunyai ketahanan (imun), tapijika
ketahanan tubuhnya lemah, akan terjadi daur litik. Melalui fase:
1. Fase absorpsi dan infeksi
Virus menempel dan melakukan penetrasi pada bakteri, kemudian
memasukkan DNA nya kedalam tubuh bakteri.
2. Fase penggabungan
DNA virus bersatu dengan DNA bakteri membentuk propage. Dalam
bentuk sebagian besar gen berada dalam keadaan tidak aktif.
3. Fase pembelahan
Jika bakteri membelah diri, tentu propage ikut membelah sebingga
terbentuk 2 sel anak bakteri yang menggandung propage (virus yang
menyerang bakteri).
133
Klasifikasi
Klasifikasi virus tidak mengikuti sistem Linnaeus, melain kansistem
ICTV
(International Committe on Taxonomy of Viruses= Komite internasional
untuk taksonomi virus )
Klasifikasi virus terbagi dalam tiga tingkat takson yaitu familia, genus dan
species.
Contoh :
Familia : Retroviridae
Genus : Lentivirus
Species : Human immunodeficiency virus (HIV)
Peran Virus
Didalamkehidupan, virus memiliki 2 peran, yaituperan virus
sebagaimikroorganismeyang menguntungkan, maupun yang merugikan.
134
Virus yang menguntungkan: Virus berperan penting dalam bidang
rekayasa genetika. Karena dapat digunakan untuk cloning gen (reproduksi
DNA yang secaragenetis identik). Sebagai contoh adalah virus yang
membawa gen untuk mengendalikan pertumbuhan serangga. Virus juga
digunakan untuk terapi gen manusia sehingga diharapkan penyakit genetis,
seperti diabetes dan kanker dapat disembuhkan.
Virus yang merugikan: Virus yang dapat merugikan karena menyebabkan
berbagai
Jenis penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan
Berdasarkan jenis selinangnya, virus diklasifikasikan dalam empat
kelompok yaitu virus bakteri, virus organisme eukariotik, virus tumbuhan
dan virus hewan termasuk manusia.
1. Virus bakteri
Virus yang menyerang bakteri disebut bakteriofage/fage. Virus
bakteri mengandung materi genetic berupa DNA.
Contoh : T4 virus yang menyerang bakteri E. Coli.
2. Virus mikroorganisme eukariotik
Virus yang hidupnya pada protozoa dan jamur. Virus ini mengandung
DNA. Virus yang menyerang jamur disebut Mycovirus.
3. Virus tumbuhan
Virus yang menyerang tumbuhan materi genetinya RNA
Penyakit pada Tumbuhan yang Disebabkan oleh Virus
TMV (Tobacco mozaic virus ) menyerang tanaman tembakau
Citrus leprosis virus (CiLV), penyebab penyakit pada jeruk
Virus tungro pada tanaman padi yang menyebabkan tanaman padi
menjadi kerdil.
4. Virus Hewan
Virus yang menyeranghewandanmanusiamaterigenetiknya DNA
atau RNA.
135
Virus yang menyerang manusia menyebabkan penyakit :
Influenza virus penyebab penyakit influenza
Human immunodeficiency virus (HIV) penyebab AIDS ( Acquired
immuno
deficiency Syndrome ), virus ini menyerang sel darah putih limfosit.
Hepatitis virus penyebab penyakit hepatitis B. Virus ini menyerang
sel hati dengan gejala perut membesar
Dan tubuh penderita berwarna kuning.
Ebola virus, virus ini menyerang pertahanan tubuh. Gejalanya
demam yang disertai pendarahan.
Meales virus penyebab penyakit cacar. Virus ini menyerang sel kulit
dan menimbulkan gejala awal demam,
batuk, pilek , kemudian muncul luka cacar dari mulai wajah kemudian
keseluruh tubuh
Polio virus, penyebab penyakit polio.
Mumps virus, penyebab penyakit gondong
Herpes simplex virus, penyebab penyakit herpes
Human papillomavirus penyebab kutil pada kulit.
Virus yang menyerang hewan menyebabkan penyakit :
Rous sarcoma virus (RSV), penyebab tumor pada ayam.
Virus penyebab mulut dan kaki pada sapi dengan gejala melepuh dan
berlendir disekitar mulut dan kaki sapi.
Virus penyebab tetelo pada ayam (new castle disease) dengan
gejala mencret dan batuk-batuk
Rhabdovirus, penyebab rabies pada anjing, kucing, monyet dan juga
manusia.
136
Daun menggulung akibat Turnip Yellow Mosaic Virus Mosaik pada
daun tanaman tembakau
Pencegahan terhadap virus :
Tindakan pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus adalah
dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah suatu zat yang mengandung
mikroorganisme patogen yang sudah dilemahkan. Pemberian vaksin
memberikan kekebalan secara aktif. Contoh vaksin yang diberikan
contohnya :
OPV (Oral Polio Vaccine) atau vaksin polio
Vaksin rabies
Vaksin hepatitis B
Vaksin influenza
Vaksin cacar
Vaksin MMR (Measles, Mumps, rubella) untuk cacar, gondong dan
campak.
E. Vaksin
Metode konvensional dalam pembuatan vaksin memiliki efek samping
Vaksin dibuat dengan rekayasa genetika dengan cara-cara berikut.
Mengisolasi (memisahkan) gen-gen penyebab sakit dari
virus/patogen.
Menyisipkan gen-gen kedalam sel bakteri atau kultur sel hewan. Sel
bakteri atau sel hewan yang telah disisipi gen itu disebut
rekombinan.
Rekombinan akan menghasilkan antigen. Rekombinan akan dikultur
agar menghasilkan antigen yang banyak.
Antigen diekstraksi untuk digunakan sebagai vaksin.
137
LAMPIRAN 12
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Aspek Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Format Angket Memenuhi bentuk baku penulisan
sebuah angket
1
2. Bahasa yang
Digunakan
a. Kebenaran tata bahasa
b. Kesederhanaan struktur kalimat
2
3. Butir Pertanyaan
Aspek
a. Pernyataan aspek mudah dipahami
b. Pernyataan angket mudah diukur
c. Kesesuaian butir pertanyaan angket
terhadap aspek yang dinilai
3
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
138
LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar uji validitas untuk lembar uji validitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen
berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan
pendapat tentang kelayakan angket lembar validitas RPP ini. Data hasil lembar
validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti pada
Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
lembar validitas RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju (Bobot 4)
S = Setuju (Bobot 3)
TS = Tidak Setuju (Bobot 2)
STS = SangatTidak Setuju (Bobot 1)
140
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Kriteria RPP Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Syarat
Didaktik
a. RPP yang dikembangkan mengacu pada
KTSP
b. RPP yang dikembangkan ini sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ingin
dicapai pada materi Pengelompokan
makhluk hidup.
c. RPP ini dapat menjadi pedoman bagi
guru untuk membangun pemahaman
konsep peserta didik secara terarah.
d. Penerapan RPP ini dapat mengatasi
perbedaan- perbedaan yang terdapat
pada peserta didik.
1
2
3
4
. Syarat
Konstruksi
a. Kesesuaian Format RPP
b. Perumusan Indikator Pembelajaran
c. Perumusan Tujuan Pembelajaran
d. Pengorganisasian Materi Pelajaran
e. Model/Metode Pembelajaran
f. Penilaian sumber belajar/media
pembelajaran
g. Langkah-langkah pembelajaran
h. Penilaian
5
6
7
8
9
10
11
12
3. Syarat
Kebahasaan
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
b. Menggunakan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
c. Menggunakan struktur kalimat yang
sederhana.
13
14
15
4. Syarat Teknis a. Font (Jenis dan ukuran Huruf) yang
digunakan pada RPP sudah sesuai.
b. Dapat menggunakan skenario
pembelajaran dengan jelas dan terarah
16
17
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
141
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMENT
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disampaikan
kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran
Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan pendapat tentang kelayakan RPP
ini. Data hasil lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian
skripsi peneliti pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang
Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validasi yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validasi
RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X semester I. Pilihlah
alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembar
validasi dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
145
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Aspek Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Format Angket Memenuhi bentuk baku penulisan
sebuah angket
1
2. Bahasa yang
Digunakan
a. Kebenaran tata bahasa
b. Kesederhanaan struktur kalimat
2
3. Butir Pertanyaan
Aspek
a. Pernyataan aspek mudah dipahami
b. Pernyataan angket mudah diukur
c. Kesesuaian butir pertanyaan angket
terhadap aspek yang dinilai
3
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
146
LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar uji validitas untuk lembar uji validitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen
berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan
pendapat tentang kelayakan angket lembar validitas RPP ini. Data hasil lembar
validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti pada
Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
lembar validitas RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju (Bobot 4)
S = Setuju (Bobot 3)
TS = Tidak Setuju (Bobot 2)
STS = SangatTidak Setuju (Bobot 1)
148
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Kriteria RPP Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Syarat
Didaktik
a. RPP yang dikembangkan mengacu
pada KTSP
b. RPP yang dikembangkan ini sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ingin
dicapai pada materi Pengelompokan
makhluk hidup.
c. RPP ini dapat menjadi pedoman bagi
guru untuk membangun pemahaman
konsep peserta didik secara terarah.
d. Penerapan RPP ini dapat mengatasi
perbedaan- perbedaan yang terdapat
pada peserta didik.
1
2
3
4
2. Syarat
Konstruksi
a. Kesesuaian Format RPP
b. Perumusan Indikator Pembelajaran
c. Perumusan Tujuan Pembelajaran
d. Pengorganisasian Materi Pelajaran
e. Model/Metode Pembelajaran
f. Penilaian sumber belajar/media
pembelajaran
g. Langkah-langkah pembelajaran
h. Penilaian
5
6
7
8
9
10
11
12
3. Syarat
Kebahasaan
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
b. Menggunakan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
c. Menggunakan struktur kalimat yang
sederhana.
13
14
15
4. Syarat Teknis a. Font (Jenis dan ukuran Huruf) yang
digunakan pada RPP sudah sesuai.
b. Dapat menggunakan skenario
pembelajaran dengan jelas dan terarah
16
17
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
149
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMENT
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disampaikan
kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran
Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan pendapat tentang kelayakan RPP
ini. Data hasil lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian
skripsi peneliti pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang
Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validasi yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validasi
RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X semester I. Pilihlah
alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembar
validasi dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
153
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Aspek Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Format Angket Memenuhi bentuk baku penulisan
sebuah angket
1
2. Bahasa yang
Digunakan
a. Kebenaran tata bahasa
b. Kesederhanaan struktur kalimat
2
3. Butir Pertanyaan
Aspek
a. Pernyataan aspek mudah dipahami
b. Pernyataan angket mudah diukur
c. Kesesuaian butir pertanyaan angket
terhadap aspek yang dinilai
3
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
154
LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar uji validitas untuk lembar uji validitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen
berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan
pendapat tentang kelayakan angket lembar validitas RPP ini. Data hasil lembar
validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti pada
Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
lembar validitas RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju (Bobot 4)
S = Setuju (Bobot 3)
TS = Tidak Setuju (Bobot 2)
STS = SangatTidak Setuju (Bobot 1)
156
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Kriteria RPP Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Syarat
Didaktik
a. RPP yang dikembangkan mengacu
pada KTSP
b. RPP yang dikembangkan ini sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ingin
dicapai pada materi Pengelompokan
makhluk hidup.
c. RPP ini dapat menjadi pedoman bagi
guru untuk membangun pemahaman
konsep peserta didik secara terarah.
d. Penerapan RPP ini dapat mengatasi
perbedaan- perbedaan yang terdapat
pada peserta didik.
1
2
3
4
2. Syarat
Konstruksi
a. Kesesuaian Format RPP
b. Perumusan Indikator Pembelajaran
c. Perumusan Tujuan Pembelajaran
d. Pengorganisasian Materi Pelajaran
e. Model/Metode Pembelajaran
f. Penilaian sumber belajar/media
pembelajaran
g. Langkah-langkah pembelajaran
h. Penilaian
5
6
7
8
9
10
11
12
3. Syarat
Kebahasaan
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
b. Menggunakan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
c. Menggunakan struktur kalimat yang
sederhana.
13
14
15
4. Syarat Teknis a. Font (Jenis dan ukuran Huruf) yang
digunakan pada RPP sudah sesuai.
b. Dapat menggunakan skenario
pembelajaran dengan jelas dan terarah
16
17
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
157
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMENT
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disampaikan
kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran
Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan pendapat tentang kelayakan RPP
ini. Data hasil lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian
skripsi peneliti pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang
Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validasi yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validasi
RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X semester I. Pilihlah
alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembar
validasi dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
161
LAMPIRAN 13
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Aspek Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Format Angket Memenuhi bentuk baku penulisan
sebuah angket
1
2. Bahasa yang
Digunakan
c. Kebenaran tata bahasa
d. Kesederhanaan struktur kalimat
2
3. Butir Pertanyaan
Aspek
d. Pernyataan aspek mudah dipahami
e. Pernyataan angket mudah diukur
f. Kesesuaian butir pertanyaan angket
terhadap aspek yang dinilai
3
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
162
LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
C. Pengantar
Lembar uji validitas untuk lembar uji validitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen
berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan
pendapat tentang kelayakan angket lembar validitas RPP ini. Data hasil lembar
validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti pada
Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
D. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
lembar validitas RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju (Bobot 4)
S = Setuju (Bobot 3)
TS = Tidak Setuju (Bobot 2)
STS = SangatTidak Setuju (Bobot 1)
164
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Kriteria RPP Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Syarat
Didaktik
e. RPP yang dikembangkan mengacu pada
KTSP
f. RPP yang dikembangkan ini sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ingin
dicapai pada materi Pengelompokan
makhluk hidup.
g. RPP ini dapat menjadi pedoman bagi
guru untuk membangun pemahaman
konsep peserta didik secara terarah.
h. Penerapan RPP ini dapat mengatasi
perbedaan- perbedaan yang terdapat
pada peserta didik.
1
2
3
4
2. Syarat
Konstruksi
i. Kesesuaian Format RPP
j. Perumusan Indikator Pembelajaran
k. Perumusan Tujuan Pembelajaran
l. Pengorganisasian Materi Pelajaran
m. Model/Metode Pembelajaran
n. Penilaian sumber belajar/media
pembelajaran
o. Langkah-langkah pembelajaran
p. Penilaian
5
6
7
8
9
10
11
12
3. Syarat
Kebahasaan
d. Menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
e. Menggunakan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
f. Menggunakan struktur kalimat yang
sederhana.
13
14
15
4. Syarat Teknis c. Font (Jenis dan ukuran Huruf) yang
digunakan pada RPP sudah sesuai.
d. Dapat menggunakan skenario
pembelajaran dengan jelas dan terarah
16
17
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
165
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
C. Pengantar
Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disampaikan
kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran
Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan pendapat tentang kelayakan RPP
ini. Data hasil lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian
skripsi peneliti pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang
Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validasi yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
D. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validasi
RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X semester I. Pilihlah
alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembar
validasi dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
169
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Aspek Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Format Angket Memenuhi bentuk baku penulisan
sebuah angket
1
2. Bahasa yang
Digunakan
a. Kebenaran tata bahasa
b. Kesederhanaan struktur kalimat
2
3. Butir Pertanyaan
Aspek
a. Pernyataan aspek mudah dipahami
b. Pernyataan angket mudah diukur
c. Kesesuaian butir pertanyaan angket
terhadap aspek yang dinilai
3
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
170
LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar uji validitas untuk lembar uji validitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen
berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan
pendapat tentang kelayakan angket lembar validitas RPP ini. Data hasil lembar
validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti pada
Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
lembar validitas RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju (Bobot 4)
S = Setuju (Bobot 3)
TS = Tidak Setuju (Bobot 2)
STS = SangatTidak Setuju (Bobot 1)
172
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Kriteria RPP Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Syarat
Didaktik
a. RPP yang dikembangkan mengacu
pada KTSP
b. RPP yang dikembangkan ini sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ingin
dicapai pada materi Pengelompokan
makhluk hidup.
c. RPP ini dapat menjadi pedoman bagi
guru untuk membangun pemahaman
konsep peserta didik secara terarah.
d. Penerapan RPP ini dapat mengatasi
perbedaan- perbedaan yang terdapat
pada peserta didik.
1
2
3
4
2. Syarat
Konstruksi
a. Kesesuaian Format RPP
b. Perumusan Indikator Pembelajaran
c. Perumusan Tujuan Pembelajaran
d. Pengorganisasian Materi Pelajaran
e. Model/Metode Pembelajaran
f. Penilaian sumber belajar/media
pembelajaran
g. Langkah-langkah pembelajaran
h. Penilaian
5
6
7
8
9
10
11
12
3. Syarat
Kebahasaan
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
b. Menggunakan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
c. Menggunakan struktur kalimat yang
sederhana.
13
14
15
4. Syarat Teknis a. Font (Jenis dan ukuran Huruf) yang
digunakan pada RPP sudah sesuai.
b. Dapat menggunakan skenario
pembelajaran dengan jelas dan terarah
16
17
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
173
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disampaikan
kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran
Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan pendapat tentang kelayakan RPP
ini. Data hasil lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian
skripsi peneliti pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang
Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validasi yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validasi
RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X semester I. Pilihlah
alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembar
validasi dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
177
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Aspek Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Format Angket Memenuhi bentuk baku penulisan
sebuah angket
1
2. Bahasa yang
Digunakan
c. Kebenaran tata bahasa
d. Kesederhanaan struktur kalimat
2
3. Butir Pertanyaan
Aspek
d. Pernyataan aspek mudah dipahami
e. Pernyataan angket mudah diukur
f. Kesesuaian butir pertanyaan angket
terhadap aspek yang dinilai
3
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
178
LEMBAR UJI VALIDITAS UNTUK LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar uji validitas untuk lembar uji validitas Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) ini disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen
berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan
pendapat tentang kelayakan angket lembar validitas RPP ini. Data hasil lembar
validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti pada
Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
lembar validitas RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
SS = Sangat Setuju (Bobot 4)
S = Setuju (Bobot 3)
TS = Tidak Setuju (Bobot 2)
STS = SangatTidak Setuju (Bobot 1)
180
KISI-KISI LEMBAR UJI VALIDITAS
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
No. Kriteria RPP Indikator Nomor
Pertanyaan
1. Syarat
Didaktik
a. RPP yang dikembangkan mengacu
pada KTSP
b. RPP yang dikembangkan ini sesuai
dengan Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang ingin
dicapai pada Pertumbuhan dan
Perkembangan pada Makhluk Hidup.
c. RPP ini dapat menjadi pedoman bagi
guru untuk membangun pemahaman
konsep peserta didik secara terarah.
d. Penerapan RPP ini dapat mengatasi
perbedaan- perbedaan yang terdapat
pada peserta didik.
1
2
3
4
2. Syarat
Konstruksi
a. Kesesuaian Format RPP
b. Perumusan Indikator Pembelajaran
c. Perumusan Tujuan Pembelajaran
d. Pengorganisasian Materi Pelajaran
e. Model/Metode Pembelajaran
f. Penilaian sumber belajar/media
pembelajaran
g. Langkah-langkah pembelajaran
h. Penilaian
5
6
7
8
9
10
11
12
3. Syarat
Kebahasaan
a. Menggunakan bahasa Indonesia yang
baik dan benar
b. Menggunakan ejaan yang
disempurnakan (EYD).
c. Menggunakan struktur kalimat yang
sederhana.
13
14
15
4. Syarat Teknis a. Font (Jenis dan ukuran Huruf) yang
digunakan pada RPP sudah sesuai.
b. Dapat menggunakan skenario
pembelajaran dengan jelas dan terarah
16
17
(Modifikasi dari Yanti, 2014)
181
LEMBAR VALIDASI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disampaikan
kepada Bapak/Ibu sebagai salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran
Biologi yang dimaksudkan untuk memberikan pendapat tentang kelayakan RPP
ini. Data hasil lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian
skripsi peneliti pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS)
dengan Peta Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang
Gantingβ.
Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validasi yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validasi
RPP yang dirancang untuk pembelajaran Biologi siswa kelas X semester I. Pilihlah
alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu pada lembar
validasi dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
185
LAMPIRAN 14
LEMBAR UJI VALIDITAS SOAL TES TERTULIS
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar uji validitas soal tes tertulis disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai
salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan
untuk memberikan pendapat tentang kelayakan soal tes tertulis ini. Data hasil
lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti
pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ. Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
Soal Tes Tertulis yang dirancang untuk pembelajaran IPA siswa kelas VIII
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
188
LEMBAR UJI VALIDITAS SOAL TES TERTULIS
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar uji validitas soal tes tertulis disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai
salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan
untuk memberikan pendapat tentang kelayakan soal tes tertulis ini. Data hasil
lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti
pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ. Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
Soal Tes Tertulis yang dirancang untuk pembelajaran IPA siswa kelas VIII
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
191
LEMBAR UJI VALIDITAS SOAL TES TERTULIS
Satuan Pendidikan : SMA Peneliti : Rahmi Taufika
Mata Pelajaran : Biologi NIM : 13 106 058
Kelas/ Semester : X/1
Materi Pokok : Virus
A. Pengantar
Lembar uji validitas soal tes tertulis disampaikan kepada Bapak/Ibu sebagai
salah satu dosen berpengalaman dalam pembelajaran Biologi yang dimaksudkan
untuk memberikan pendapat tentang kelayakan soal tes tertulis ini. Data hasil
lembar validitas ini dibutuhkan oleh peneliti sebagai data penelitian skripsi peneliti
pada Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Batusangkar, yang berjudul βPengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray (TSTS) dengan Peta
Konsep terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMAN 1 Padang Gantingβ. Peneliti sangat mengharapkan bantuan Bapak/Ibu berupa pendapat, kritik, dan
saran dalam bentuk pengisian lembar validitas yang sesuai dengan keadaan
sebenarnya. Atas bantuan dan kerja sama Bapak/Ibu, peneliti ucapkan terima
kasih.
B. Petunjuk Pengisian
Berikut ini dikemukakan sejumlah pernyataan sehubungan dengan validitas
Soal Tes Tertulis yang dirancang untuk pembelajaran IPA siswa kelas VIII
semester I. Pilihlah alternatif jawaban yang paling sesuai dengan pendapat
Bapak/Ibu pada lembar validitas dengan cara memberi tanda (β) pada kolom yang
tersedia.
Keterangan :
Skala
Penilaian
Kriteria
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
194
LAMPIRAN 15
Proporsi Jawaban Test Uji Coba Soal SMAN 1 Padang Ganting
Mata Pelajaran : BIOLOGI Kelas : IX IPA 1
Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Aulia Rahmi 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
Ana Nurul Falah 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Afrinaldo Putra 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
Aditya Alhaqqi 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Citra Vlowrentino 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Fitri Ningsih 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0
Chairatunisa 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Kevin Faradila 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
Laura Fitrona 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
Meilani Sania Putri 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0
Melly Sebtia Dewi 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
M. Fajri 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
Putri Bunga Gettalia 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0
Putri Sri Mulia Ningsih 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0
Restu Habibullah 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
Rizki Mulia Abdilla 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
Setrio Eka Suandri 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
Suci Maharani 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0
Synta Yulisma 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1
Tommy Dirgantara 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
Wahyu Maulana 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
Ξ£ 0 21 17 9 9 6 12 7 21 1 8 6 3 1 1
195
Nama Siswa 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Skor
Aulia Rahmi 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 13
Ana Nurul Falah 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 12
Afrinaldo Putra 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 15
Aditya Alhaqqi 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 14
Citra Vlowrentino 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 14
Fitri Ningsih 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 9
Chairatunisa 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 12
Kevin Faradila 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 13
Laura Fitrona 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 13
Meilani Sania Putri 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 13
Melly Sebtia Dewi 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 10
M. Fajri 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 13
Putri Bunga Gettalia 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 12
Putri Sri Mulia Ningsih 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 14
Restu Habibullah 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 14
Rizki Mulia Abdilla 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 14
Setrio Eka Suandri 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 14
Suci Maharani 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 12
Synta Yulisma 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 11
Tommy Dirgantara 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 14
Wahyu Maulana 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 10
Ξ£ 11 7 2 6 19 16 17 1 8 18 3 14 3 0 19 266
196
LAMPIRAN 16
VALIDITAS SOAL
No NamaSiswa Item Soal (X)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 AuliaRahmi 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0
2 Ana NurulFalah 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
3 Afrinaldo Putra 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
4 AdityaAlhaqqi 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0
5 Citra Vlowrentino 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
6 FitriNingsih 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
7 Chairatunisa 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
8 Kevin Faradila 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0
9 Laura Fitrona 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
10 MeilaniSaniaPutri 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0
11 MellySebtiaDewi 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0
12 M. Fajri 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
13 PutriBungaGettalia 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0
14 Putri Sri MuliaNingsih 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0
15 RestuHabibullah 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0
16 RizkiMuliaAbdilla 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
17 SetrioEkaSuandri 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0
18 Suci Maharani 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0
19 SyntaYulisma 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
20 Tommy Dirgantara 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0
21 WahyuMaulana 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0
βX 0 21 17 14 15 9 14 13 21 11 13 12 3 1 1
(βX) kuadrat 0 441 289 196 225 81 196 169 441 121 169 144 9 1 1
197
Item Soal (X) βY (βY) Kuadrat
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 1 17 289
1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 16 256
1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 18 324
0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 15 225
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 19 361
0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 13 169
1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 17 289
0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 17 289
1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 18 324
1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 18 324
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 14 196
1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 17 289
0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15 225
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 19 361
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 18 324
0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 15 225
1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 16 256
0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 14 196
1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 17 289
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 18 324
0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 12 144
14 15 6 12 19 16 17 1 13 18 3 15 6 4 19 343 117649
196 225 36 144 361 256 289 1 169 324 9 225 36 16 361 117649 13841287201
5679
198
No XY1 XY2 XY3 XY4 XY5 XY6 XY7 XY8 XY9 XY10 XY11 XY12 XY13 XY14 XY15
1 0 17 17 17 17 17 17 0 17 0 17 17 0 0 0
2 0 16 16 16 0 16 16 16 16 0 0 16 0 0 0
3 0 18 18 0 18 0 0 0 18 18 18 18 0 0 0
4 0 15 15 15 0 0 15 15 15 15 0 0 0 0 0
5 0 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 19 0 0 0
6 0 13 0 0 13 13 0 0 13 0 13 13 0 0 0
7 0 17 17 17 0 17 17 17 17 17 0 0 0 0 0
8 0 17 17 17 17 0 0 0 17 17 17 17 0 0 0
9 0 18 18 18 0 18 18 18 18 18 0 0 0 0 0
10 0 18 18 18 0 18 18 18 18 0 18 0 18 0 0
11 0 14 0 0 14 14 14 0 14 0 14 0 0 0 0
12 0 17 17 17 17 0 0 17 17 17 17 17 0 0 0
13 0 15 0 0 0 0 15 15 15 15 0 0 15 0 0
14 0 19 19 19 19 0 19 19 19 0 19 0 0 0 0
15 0 18 18 18 18 0 0 18 18 18 0 18 0 0 0
16 0 15 15 0 15 0 15 0 15 0 15 15 0 0 0
17 0 16 16 0 16 0 0 16 16 0 16 16 0 0 0
18 0 14 14 14 14 14 14 14 14 14 0 0 0 0 0
19 0 17 0 0 17 0 17 0 17 17 17 17 17 0 17
20 0 18 18 18 18 0 0 0 18 0 18 18 0 0 0
21 0 12 12 12 12 0 12 12 12 0 0 0 0 12 0
Jumlah 0 343 284 235 244 146 226 214 343 185 218 201 50 12 17
No XY16 XY17 XY18 XY19 XY20 XY21 XY22 XY23 XY24 XY25 XY26 XY27 XY28 XY29 XY30
199
1 17 17 0 0 17 0 17 0 17 17 0 17 0 0 17
2 16 16 0 0 0 16 0 0 16 16 0 16 16 0 16
3 18 18 18 18 18 18 18 18 0 0 0 18 0 18 18
4 0 15 0 0 15 15 15 0 15 15 0 15 0 0 15
5 19 0 0 19 19 19 19 0 19 19 0 0 0 0 19
6 0 13 13 0 13 13 13 0 0 13 0 0 0 0 13
7 17 0 17 17 0 17 0 0 17 17 0 17 17 0 17
8 0 17 17 0 17 17 17 0 17 17 0 17 0 0 17
9 18 0 18 18 18 0 18 0 18 18 0 18 18 0 18
10 18 18 0 18 18 0 18 0 0 18 0 18 0 18 18
11 14 14 14 14 14 14 14 0 0 0 0 0 14 0 0
12 17 17 0 17 17 17 17 0 0 17 0 0 0 0 17
13 0 0 0 0 15 15 15 0 15 15 15 15 0 15 15
14 19 19 0 19 19 19 19 0 19 19 0 19 19 0 19
15 18 18 0 18 18 18 18 0 18 18 0 18 0 0 18
16 0 15 0 0 15 15 15 0 15 15 0 15 0 0 15
17 16 0 0 16 16 16 16 0 16 16 0 0 0 16 16
18 0 14 0 0 14 0 0 0 0 14 0 14 0 0 14
19 17 0 0 17 17 17 17 0 0 17 17 17 0 0 0
20 18 18 0 18 18 0 18 0 18 18 18 18 18 0 18
21 0 12 0 0 12 12 0 0 0 0 0 0 0 0 12
Jumlah 242 241 97 209 310 258 284 18 220 299 50 252 102 67 312
200
BUTIR
SOAL βXY NβXY βX βY NβX2 (βX)2 NβY2 (Ξ£Y)2
1 0 0 0 343 0 0 227160 117649
2 343 13720 21 343 630 441 227160 117649
3 284 11360 17 343 510 289 227160 117649
4 235 9400 14 343 420 196 227160 117649
5 244 9760 15 343 450 225 227160 117649
6 246 9840 9 343 270 81 227160 117649
7 226 9040 14 343 420 196 227160 117649
8 214 8560 13 343 390 169 227160 117649
9 343 13720 21 343 630 441 227160 117649
10 185 7400 11 343 330 121 227160 117649
11 218 8720 13 343 390 169 227160 117649
12 201 8040 12 343 360 144 227160 117649
13 50 2000 3 343 90 9 227160 117649
14 12 480 1 343 30 1 227160 117649
15 17 680 1 343 30 1 227160 117649
16 242 9680 14 343 420 196 227160 117649
17 241 9640 15 343 450 225 227160 117649
18 97 3880 6 343 180 36 227160 117649
19 209 8360 12 343 360 144 227160 117649
20 310 12400 19 343 570 361 227160 117649
21 258 10320 16 343 480 256 227160 117649
22 284 11360 17 343 510 289 227160 117649
23 18 720 1 343 30 1 227160 117649
24 220 8800 13 343 390 169 227160 117649
25 299 11960 18 343 540 324 227160 117649
26 50 2000 3 343 90 9 227160 117649
27 252 10080 15 343 450 225 227160 117649
201
28 102 4080 6 343 180 36 227160 117649
29 67 2680 4 343 120 16 227160 117649
30 312 12480 19 343 570 361 227160 117649
βX)(βY) NβXY-
(βX)(βY)
{NβX2-
(βX)2}
{NβY2-
(βY)2}
{(NβX2-(βX)
2)
(NβY2-
(βY)2}
DIAKARKAN
{(NβX2-(βX)
2) (NβY
2-
(βY)2}
JUMLAH/DIBAGI r HITUNG KET
0 0 0 109511 0 0 0 0,456 TIDAK VALID
7203 6517 189 109511 20697579 4549,459199 1,432477953 0,456 VALID
5831 5529 221 109511 24201931 4919,545812 1,123884239 0,456 VALID
4802 4598 224 109511 24530464 4952,823841 0,928359285 0,456 VALID
5145 4615 225 109511 24639975 4963,86694 0,929718716 0,456 VALID
3087 6753 189 109511 20697579 4549,459199 1,48435225 0,456 VALID
4802 4238 224 109511 24530464 4952,823841 0,855673478 0,456 VALID
4459 4101 221 109511 24201931 4919,545812 0,83361354 0,456 VALID
7203 6517 189 109511 20697579 4549,459199 1,432477953 0,456 VALID
3773 3627 209 109511 22887799 4784,119459 0,758133243 0,456 VALID
4459 4261 221 109511 24201931 4919,545812 0,866136868 0,456 VALID
4116 3924 216 109511 23654376 4863,576462 0,806813675 0,456 VALID
1029 971 81 109511 8870391 2978,320164 0,326022706 0,456 TIDAK VALID
343 137 29 109511 3175819 1782,08277 0,076876339 0,456 TIDAK VALID
343 337 29 109511 3175819 1782,08277 0,189104572 0,456 TIDAK VALID
4802 4878 224 109511 24530464 4952,823841 0,984892691 0,456 VALID
5145 4495 225 109511 24639975 4963,86694 0,905544015 0,456 VALID
2058 1822 144 109511 15769584 3971,093552 0,458815683 0,456 VALID
4116 4244 216 109511 23654376 4863,576462 0,872608878 0,456 VALID
6517 5883 209 109511 22887799 4784,119459 1,229693374 0,456 VALID
5488 4832 224 109511 24530464 4952,823841 0,97560506 0,456 VALID
5831 5529 221 109511 24201931 4919,545812 1,123884239 0,456 VALID
343 377 29 109511 3175819 1782,08277 0,211550219 0,456 TIDAK VALID
202
4459 4341 221 109511 24201931 4919,545812 0,882398531 0,456 VALID
6174 5786 216 109511 23654376 4863,576462 1,189659512 0,456 VALID
1029 971 81 109511 8870391 2978,320164 0,326022706 0,456 TIDAK VALID
5145 4935 225 109511 24639975 4963,86694 0,994184586 0,456 VALID
2058 2022 144 109511 15769584 3971,093552 0,509179644 0,456 VALID
1372 1308 104 109511 11389144 3374,780585 0 0,456 TIDAK VALID
6517 5963 209 109511 22887799 4784,119459 1,246415365 0,456 VALID
203
LAMPIRAN 17
Perhitungan Indeks
Kesukaran Soal
Untuk Soal Nomor 2:
P= JS
B
= 121
21
Kesimpulan: indeks kesukaran di atas antara 0.70 β€ P β€ 1, maka tingkat
kesukaran soal tersebut mudah
Dengan rumus yang sama kita peroleh:
No
Buti
r
Soal
Banyak
Siswa
yang Betul
(B)
Jumlah
Siswa (JS)
Indeks
Kesukaran
(P)
Klasifikasi
Soal
Kesimpulan
Soal
1 0 21 0 Sukar Dibuang
2 21 21 1 Mudah Dibuang
3 17 21 0,809 Mudah Dibuang
4 14 21 0,667 Sedang Dipakai
5 15 21 0,714 Mudah Dipakai
6 9 21 0,428 Sedang Dipakai
7 14 21 0,667 Sedang Dipakai
8 13 21 0,619 Mudah Dipakai
9 21 21 1 Mudah Dibuang
10 11 21 0,523 Sukar Dibuang
11 13 21 0,619 Sedang Dipakai
12 12 21 0,571 Sedang Dipakai
13 3 21 0,142 Sukar Dibuang
14 1 21 0,047 Sukar Dibuang
15 1 21 0,047 Sukar Dibuang
204
16 14 21 0,667 Sedang Dipakai
17 15 21 0,714 Sedang Dipakai
18 6 21 0,285 Sukar Dibuang
19 12 21 0,571 Sedang Dipakai
20 19 21 0,904 Mudah Dibuang
21 16 21 0,761 Sedang Dibuang
22 17 21 0,809 Sedang Dibuang
23 1 21 0,047 Sukar Dibuang
24 13 21 0,619 Sedang Dipakai
25 18 21 0,857 Sedang Dipakai
26 3 21 0,142 Sukar Dibuang
27 15 21 0,714 Sedang Dipakai
28 6 21 0,285 Sukar Dibuang
29 4 21 0,190 Sukar Dibuang
30 19 21 0,904 Sedang Dipakai
205
LAMPIRAN 18
Perhitungan Indeks Pembeda
Soal Uji Coba Tes Akhir
Rumus yang digunakanuntukmenentukan D:
BA
B
B
A
A PPJ
B
J
BD
Dengan Menggunakan rumus diatas dapat kita peroleh;
Butir
Soal
Kelompok
Atas (JA)
Kelompok
Bawah(JB)
Banyaknya
JA
yang Betul
(BA)
Banyaknya
JB
yang Betul
(BB)
Proporsi BA
(PA=BA/JA)
Proporsi BB
(PB=BB/JB)
Daya
Pembeda
(D)
Klasifikasi
Kesimpulan
1 10 10 10 8 1 0,8 0,2 Cukup Dipakai
2 10 10 9 7 0,9 0,7 0,2 Cukup Dipakai
3 10 10 6 4 0,6 0,4 0,2 Cukup Dipakai
4 10 10 5 3 0,5 0,3 0,2 Cukup Dipakai
5 10 10 3 3 0,3 0,3 0 Jelek Dibuang
6 10 10 6 5 0,6 0,5 0,1 Jelek Dibuang
7 10 10 3 3 0,3 0,3 0 Jelek Dibuang
8 10 10 10 8 1 0,8 0,2 Cukup Dipakai
9 10 10 2 0 0,2 0 0,2 Cukup Dipakai
10 10 10 5 3 0,5 0,3 0,2 Cukup Dipakai
11 10 10 4 2 0,4 0,2 0,2 Cukup Dipakai
206
12 10 10 6 4 0,6 0,4 0,2 Cukup Dipakai
13 10 10 6 1 0,6 0,1 0,5 Baik Dipakai
14 10 10 2 0 0,2 0 0,2 Cukup Dipakai
15 10 10 4 2 0,4 0,2 0,2 Cukup Dipakai
16 10 10 10 8 1 0,8 0,2 Cukup Dipakai
17 10 10 8 6 0,8 0,6 0,2 Cukup Dipakai
18 10 10 10 8 1 0,8 0,2 Cukup Dipakai
19 10 10 2 0 0,2 0 0,2 Cukup Dipakai
20 10 10 10 8 1 0,8 0,2 Cukup Dipakai
21 10 10 8 6 0,8 0,6 0,2 Cukup Dipakai
22 10 10 3 1 0,3 0,1 0,2 Cukup Dipakai
23 10 10 10 8 1 0,8 0,2 Cukup Dipakai
207
LAMPIRAN 19
Perhitungan Reliabilitas
Soal Uji Coba Tes Akhir
1. Memilah dan menghitung item awal dan item akhir
NO NAMA
SKOR
TOT
AL
X Y X2 Y
2 XY
1 Aulia Rahmi 32 16 17 256 289 272
2 Ana Nurul Falah 28 15 13 225 169 195
3 Afrinaldo Putra 27 15 12 225 144 180
4 Aditya Alhaqqi 26 15 11 225 121 165
5 Citra Vlowrentino 25 12 13 144 169 156
6 Fitri Ningsih 24 13 11 168 121 143
7 Chairatunisa 24 14 10 196 100 140
8 Kevin Faradila 20 11 9 121 81 99
9 Laura Fitrona 19 9 10 81 100 90
10 Meilani Sania Putri 20 12 8 144 64 96
11 Melly Sebtia Dewi 19 11 8 121 64 88
12 M. Fajri 18 9 9 81 81 81
13 Putri Bunga Gettalia 18 10 8 100 64 80
14 Putri Sri Mulia Ningsih 18 6 12 36 225 72
15 Restu Habibullah 18 9 9 81 81 81
16 Rizki Mulia Abdilla 15 6 10 36 100 66
17 Setrio Eka Suandri 15 7 8 49 64 56
18 Suci Maharani 15 7 8 49 64 56
19 Synta Yulisma 13 8 5 64 25 40
20 Tommy Dirgantara 12 7 5 49 25 35
21 Wahyu Maulana 13 11 8 121 64 88
Ξ£ 273 223 204 2572 2215 2279
2. Menghitung korelasi Product Moment
})(}{)({
))(()(r
22222
12
1
YYNXXN
YXXYN
516,0
204221521223257221
204223227921
222
12
1
r
208
3. Menghitung reabilitas seluruh tes dengan cara:
Kesimpulan:
0,60 β€ r11 <0,80 klasifikasinya adalah Tinggi.
Karena 0,60β€ 0,68<0,80 : Tinggi
r11 = 0.680 maka reliabilitas soal Tinggi
680,0
516,01
516,02
1
2
21
21
21
21
11
r
rr
209
LAMPIRAN 20
KLASIFIKASI SOAL
Setelah dilakukan langkah-langkah untuk menguji tes, mulai dari validasi oleh
dosen dan guru Biologi sampai pada reliabilitas, indek kesukaran dan daya beda, maka
diperoleh data sebagai berikut:
Tabel Klasifikasi Soal Uji Coba Tes
No
S
o
a
l
Indeks
Kesukaran
(P)
Klasifikasi Daya Pembeda
(D) Klasifikasi Kesimpulan
1 0 Sukar 0 Jelek Dibuang
2 1 Mudah 0,2 Cukup Dipakai
3 0,8 Mudah 0,2 Cukup Dipakai
4 0,4 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
5 0,4 Mudah 0,2 Cukup Dipakai
6 0,3 Sedang 0 Jelek Dibuang
7 0,6 Sedang 0,1 Jelek Dibuang
8 0,3 Mudah 0 Jelek Dibuang
9 1 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
10 0,04 Sukar 0,2 Cukup Dipakai
11 0,4 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
12 0,3 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
13 0,2 Sukar 0,1 Jelek Dibuang
14 0,04 Sukar 0 Jelek Dibuang
15 0,04 Sukar 0,1 Jelek Dibuang
16 0,5 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
17 0,3 Sedang 0,5 Baik Dipakai
18 0,1 Sukar 0,2 Cukup Dipakai
19 0,3 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
20 0,1 Sukar 0,2 Cukup Dipakai
21 0,7 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
22 0 Sukar 0,2 Cukup Dipakai
23 1 Mudah 0,2 Cukup Dipakai
24 0,8 Mudah 0,1 Jelek Dibuang
25 0,4 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
26 0,4 Mudah 0,1 Jelek Dibuang
27 0,3 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
28 0,6 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
29 0,3 Mudah 0 Jelek Dibuang
30 1 Sedang 0,2 Cukup Dipakai
Berdasarkan klasifikasi soal di atas, maka ada soal yang dipakai dan beberapa soal
yang dibuang.
210
LAMPIRAN 21
ULANGAN HARIAN BIOLOGI SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
LEMBAR SOAL
Mata Pelajaran : Biologi
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas/program : X
Hari/Tanggal :
Waktu : 90 Menit
PETUNJUK UMUM:
5. Mulailah dengan membaca Bismillah
6. Tulislah terlebih dahulu nama, kelas dan mata ujian Anda pada lembar jawaban yang
disediakan.
7. Periksa dan bacalah soal dengan teliti sebelum Anda menjawabnya.
8. Dahulukan menjawab soal-soal yang Anda anggap mudah.
Petunjuk Khusus
Pilihlah jawaban yang Anda anggap paling benar dengan menyilangi (X) salah satu huruf
a, b, c, d atau e pada lembar jawaban!
1. Cabang ilmu Biologi yang mempelajari
tentang virus adalah β¦β¦
a. Anatomi virus
b. Morfologi virus
c. Virology
d. Struktur hewan
e. Serologi
2. Dasar penggolongan virus ke dalam
kelompok organisme aseluler karena
virus...
f. tubuhnya hanya terdiri dari asam
nukleat yang berselaput protein.
g. selalu merugikan manusia
h. ukuran tubuhnya ultramikroskopis.
i. tidak memiliki inti yang berselaput
j. pola hidupnya parasit obligat
3. Asam nukleat pada virus diselubungi
oleh kapsid yang disebut β¦..
a. DNA
b. RNA
c. Selubung membrane
d. Nukleokapsid
e. Kapsomer
4. Berikut ini tidak termasuk struktur virus
adalah ....
a. Tubuh tersusun dari asam nukleat
b. Virus bersifta aseluler
c. Virus hanya memiliki RNA dan
DNA saja
d. Virus berukuran lebih kecil dari
bakteri
e. Bisa di kristalkan
Soal no. 5-7
bagian yang ditunjuk oleh anak panah
adalahβ¦.
211
5. Virus pada gambar di atas yang ditunjuk
oleh anak panah pada bagian a adalah
β¦..
a. Kepala
b. Ekor virus
c. Serabut ekor
d. Leher
e. DNA
6. Virus pada gambar di atas yang ditunjuk
oleh anak panah pada bagian b adalah
β¦..
a. kepala
b. ekor virus
c. serabut ekor
d. leher
e. DNA
7. Virus pada gambar di atas yang ditunjuk
oleh anak panah pada bagian c adalah
β¦..
a. kepala
b. ekor virus
c. serabut ekor
d. leher
e. DNA
8. Pada bakteriofag, kaki serabutnya
merupakan perpanjangan ekor yang
berfungsi untukβ¦.
a. Menancapkan diri ke bakteri
b. Menancapkan diri ke berbagai
substrat
c. Bergeraknya bakteri
d. Bergeraknya virus
e. Reproduksi virus
9. Tujuan virus mengambil alih fungsi
DNA bakteri adalahβ¦..
f. membuat virus mengalami lisis
g. mengadakan sintesis protein dan
membuat struktur tubuh virus yang
baru
h. mengaktifkan inti sel bakteri agar
dapat memproduksi enzim baru
i. agar DNA bakteri melakukan
replikasi untuk persiapan dalam
pembelahan sel
j. memperbanyak sel bakteri
10. Berdasarkan gambar daur hidup virus
berikut ini: tahap 1, 2, 3, dan 4
menunjukkan fase β¦..
f. penetrasi, lisis, sintesis, replikasi
g. penetrasi, adsorpsi, sintesis, lisis
h. sintesis, replikasi, adsorpsi, lisis
i. adsorpsi, penetrasi, replikasi, lisis
j. penetrasi, adsorpsi, sintesis, lisis
11. Enzim yang di hasilkan oleh virus yang
dapat memecahkan dinding sel bakteri
disebut β¦..
a. Lismin
b. Neuraminidase
c. Lisogenik
d. Litik
e. Lisozim
12. Saat DNA virus masuk ke dalam sel
bakteri terjadi pada tahap β¦.
a. sintesis
b. injeksi
c. perakitan
d. adsorpsi
e. melebur
13. Berikut ini jenis penyakit yang
disebabkan oleh virus, yaitu β¦.
a. Influenza dan flu burung
b. Cacar dan malaria
c. Cacar dan TBC
212
d. Demam berdarah dan malaria
e. Diare dan flu burung
14. Virus yang dapat menyerang bakteri
dinamakan ....
a. bakteri saprofit
b. Bakteriofage
c. virus ARN
d. virus TMV
e. virus ADN
15. Medium yang bisa dipakai untuk
menumbuhkan virus adalah β¦.
a. selai yang dibuat dari agar-agar,
vitamin, dan mineral
b. agar-agar diberi vitamin dan
mineral
c. air steril yang diberi mineral dan
pupuk
d. embrio telur ayam yang hidup
e. agar-agar yang diberi glukosa,
karbohidrat, dan lemak
16. Virus HIV sangat berbahaya karena
menyerang β¦..
a. Otak
b. System pertahanan tubuh manusia
c. Otot
d. Hati
e. Sel darah
17. Di bawah ini penyakit yang disebabkan
oleh virus:
1. New Castle Diseases
2. Citrus Vein Phloem Degeneration
3. Foot and Mouth Diseases
4. Tobacco Mozaik Virus
5. Tungro
Penyakit yang menyerang tumbuhan
adalah....
a. 1, 4, dan 5
b. 2, 4, dan 5
c. 2, 3, dan 4
d. 3, 4, dan 5
e. 1, 2, dan 3
18. Vaksin yang bisa diberikan per oral
adalah vaksin untuk mencegah wabah
penyakit β¦..
a. Cacar
b. Demam berdarah
c. Rabies
d. Trakom
e. Polio
19. Penularan penyakit yang disebabkan
oleh virus dengan perantara nyamuk
Aedes aegypty adalahβ¦.
f. Malaria
g. Cacar
h. Trakom
i. Demam Berdarah
j. Kaki gajah
20. Virus yang menginfeksi bakteri disebut
β¦.
a. mikrobakteri
b. bakteriofag
c. profag
d. makrobakteri
e. mikroprofag
213
LAMPIRAN 22
KUNCI JAWABAN
SOAL ULANGAN HARIAN BIOLOGI
VIRUS
NO KUNCI
JAWABAN
NO KUNCI
JAWABAN
1 C 11 E
2 A 12 B
3 A 13 A
4 D 14 B
5 A 15 D
6 B 16 E
7 C 17 B
8 A 18 E
9 D 19 A
10 B 20 B
214
LAMPIRAN 23
PROPORSI NILAI TES HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA MATERI
PENGELOMPOKAN MAKHLUK HIDUP
βVIRUSβ
1. Kelas Eksperimen (Kelas X2)
No.
Eksperimen Ketuntasan
Nama Nilai
1 Adil Perdana 70 Tidak Tuntas
2 Ani Afriadi 85 Tuntas
3 Anisa Fitri 70 Tidak Tuntas
4 Ardila Sari 65 Tidak Tuntas
5 Afif Rahman 75 Tuntas
6 Aziza 80 Tuntas
7 Bella Sri Ulandari 80 Tuntas
8 Bukhari 60 Tidak Tuntas
9 Deni Maldini 70 Tidak Tuntas
10 Farik Darul Hikmah 90 Tuntas
11 Husna Anisa 85 Tuntas
12 Nadia Safira 80 Tuntas
13 Nadia Yulianda 85 Tuntas
14 Peggi Delfiani 85 Tuntas
15 Putri Dahlia Sari 80 Tuntas
16 Rahmi Suci Illahi 85 Tuntas
17 Rika Perdana Putri 80 Tuntas
18 Syara Usuma Putri 80 Tuntas
19 Tanto Hiyayah 85 Tuntas
20 Teddy Arifandi 85 Tuntas
21 Vani Okta Saifah 80 Tuntas
22 Yasni Idul Irfan 80 Tuntas
βx 1735
π 78,863
S 7,548
πΊπ 56,980
X max 90
X min 65
N 22
215
2. Kelas Kontrol (Kelas X.5)
No. Kontrol Ketuntasan
Nama Nilai
1 Abdul Ravi 65 Tuntas
2 Al Hafiz Syarent 75 Tuntas
3 Asrul Ramadhani 35 Tidak Tuntas
4 Desfi Ramadhani 85 Tuntas
5 Diko Alanfchan 50 Tidak Tuntas
6 Dimas Arief Putra Rizki 65 Tidak Tuntas
7 Elsa Yunita 80 Tuntas
8 Ficky Hendra Saputra 65 Tidak Tuntas
9 Gilang Surya Ramadhan 75 Tuntas
10 Hasna Utari 50 Tidak Tuntas
11 Intan Volina 65 Tidak Tuntas
12 Kevin Roza 60 Tidak Tuntas
13 Marlisa Febiola 75 Tuntas
14 Monalisa 80 Tuntas
15 Novia Puspita Sari 75 Tuntas
16 Rizki Ananda 50 Tidak Tuntas
17 Silvina Dwi Gusni 85 Tuntas
18 Sri Putri Ananda 75 Tuntas
19 Tari Zilffitri Septin 80 Tuntas
20 Teguh Akbar 75 Tuntas
21 Vina Okta Dela 45 Tidak Tuntas
22 Yona Oktaviana 55 Tidak Tuntas
βx 1470
π 66.81
S 14.187
πΊπ 201.2987
X max 85
X min 35
N 22
216
LAMPIRAN 24
UJI NORMALITAS SAMPEL
1. Uji Normalitas Kelas Eksperimen
Untuk melakukan Uji Normalitas pada kelas eksperimen dilakukan hal yang sama
dengan Uji Normalitas pada kelas populasi pada lampiran. Sehingga diperoleh data sebagai
berikut:
x 66.81 2s 201.2987 s 14.187
TABEL
UJI NORMALITAS EKSPERIMEN
No ix iz
izF izS )()( ii zSzF
1 60 -2,49897674 0,00622762 0,04545455 -0,03922692
2 65 -1,83659736 0,03313468 0,09090909 -0,05777441
3 70 -1,17421799 0,12015386 0,13636364 -0,01620977
4 70 -1,17421799 0,12015386 0,18181818 -0,06166432
5 70 -1,17421799 0,12015386 0,22727273 -0,10711887
6 75 -0,51183861 0,30438198 0,27272727 0,031654711
7 80 0,150540767 0,55983101 0,31818182 0,241649187
8 80 0,150540767 0,55983101 0,36363636 0,196194642
9 80 0,150540767 0,55983101 0,40909091 0,150740096
10 80 0,150540767 0,55983101 0,45454545 0,105285551
11 80 0,150540767 0,55983101 0,5 0,059831005
12 80 0,150540767 0,55983101 0,54545455 0,01437646
13 80 0,150540767 0,55983101 0,59090909 -0,03107809
14 80 0,150540767 0,55983101 0,63636364 -0,07653263
15 85 0,812920144 0,79186808 0,68181818 0,110049896
16 85 0,812920144 0,79186808 0,72727273 0,064595351
217
17 85 0,812920144 0,79186808 0,77272727 0,019140805
18 85 0,812920144 0,79186808 0,81818182 -0,02631374
19 85 0,812920144 0,79186808 0,86363636 -0,07176829
20 85 0,812920144 0,79186808 0,90909091 -0,11722283
21 85 0,812920144 0,79186808 0,95454545 -0,16267738
22 90 1,47529952 0,92993398 1 -0,07006602
Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk = 0,05 dengan
jumlah siswa 22 orang diperoleh Ltabel = 0,188896. Jika 0,188896 0,162680 tabelLL ,
maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen berdistribusi normal.
2. Uji Normalitas Kelas Kontrol
Untuk melakukan Uji Normalitas pada kelas Kontrol dilakukan hal yang sama
dengan Uji Normalitas pada kelas eksperimen. Sehingga diperoleh data sebagai berikut:
x 66,81 2s 201.2987714 s 14.187
TABEL
UJI NORMALITAS KELAS KONTROL
No ix iz
izF izS )()( ii zSzF
1 35 -2.24 0.0125 0.0454
-0.0329
2 45 -1.53 0.0630 0.0909
-0.0279
3 50 -1.18 0.1190 0.1363
-0.0173
4 50 -1.18 0.1190 0.1818
-0.0628
5 50 -1.18 0.1190 0.2272
-0.1082
6 55 -0.83 0.2033 0.2727
-0.0694
7 60 -0.48 0.3156 0.3181
-0.0025
8 60 -0.48 0.3156 0.3636
-0.048
9 65 -0.12 0.4522 0.4090
0.0432
218
10 65 -0.12 0.4522 0.4545
-0.0023
11 65 0.57 0.4522 0.5
-0.0478
12 75 0.57 0.7157 0.5454
0.1703
13 75 0.57 0.7157 0.5909
0.1248
14 75 0.57 0.7157 0.6363
0.0794
15 75 0.57 0.7157 0.6818
0.0339
16 75 0.57 0.7157 0.7272
-0.0115
17 75 0.57 0.7157 0.7727
-0.057
18 80 0.92 0.8212 0.8181
0.0031
19 80 0.92 0.8212 0.8636
-0.0424
20 80 0.92 0.8212 0.9090
-0.0878
21 85 1.28 0.8997 0.9545
-0.0548
22 85 1.28 0.8997 1
-0.1003
Berdasarkan tabel Nilai Kritik L Untuk Uji Lilliefeors untuk = 0,05 dengan jumlah
siswa 22 orang diperoleh 0,188896tabelL . Jika 0,18889617030,0 tabelLL , maka dapat
disimpulkan bahwa kelas kontrol berdistribusi Normal.
219
LAMPIRAN 25
UJI HOMOGENITAS
KELAS SAMPEL
Uji Homogenitas dilakukan dengan cara Uji f dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Hipotesis yang diajukan, yaitu:
2
2
2
10 : ssH
2
2
2
11 : ssH
2. Tentukan nilai sebaran F dengan 111 nv, dan 122 nv
211221 v , dan, 221222 v
3. Tetapkan taraf nyata 1,0
4. Tentukan wilayah kritiknya jika2
2
2
11 : ssH maka wilayah kritiknya adalah:
21
21
,vvff
atau 21
2
,vvff
21,212
1,01
ff = 95,0f (21, 21) = )21,21(
1
05,0f=
08.2
1= 0.48
08.221,21, 05.021
2
fvvff
5. Tentukan nilai f bagi pengujian 2
2
2
10 : ssH
186.8507 2
1 s dan 201.2987 2
2 s
928.0201.2987
186.85072
2
2
1 s
sf
6. Keputusannya:
diterimaH0 karena, 21
21
,vvf
<f< 21
2
,vvf atau 0.48 < 0.928 < 2.08. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data sampel memiliki variansi yang Homogen.
220
LAMPIRAN 26
UJI HIPOTESIS
KELAS SAMPEL
Uji hipotesis dilakukan dengan cara Uji t dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Hipotesis yang diajukan, yaitu:
210 : H
211 : H
2. Tetapkan taraf nyata 1,0
3. Tentukan wilayah kritiknya:
42222222
22
22
21
2
1
nnv
n
n
Wilayah kritik t dari v = 42 dengan 1,0 adalah:
2
tt 68.195,0
2
1,0
2
ttt
68.1t atau 68.1t
4. Tentukan nilai t
1x 78.863 s12 = 56.980
2x 66.81 s22
= 201.2987
Sp= (π1β1)π 1
2 + (π2β1)π 22
π1+ π2β 2 =
22β1 56,980+ 22β1 201.2987
22+22β2
Sp= 1196,58+4227 .2727
42=
5423,8527
42 =11.36394
hitungt =
21
21
11
nns
xx
p
=
22
1
22
111.36394
68.8178,863
=
3,011.36394
12.053
= 1.936
221
5. Keputusannya:
tolakdiH0 karena 68,1t atau ( 68.1936.1 ). Maka dapat disimpukan bahwa:
"Hasil belajar siswa menggunakan metode pembelajaran Two Stay Two Stray dengan
strategi Peta Konsep lebih baik dari pada hasil belajar siswa dengan menggunakan metode
konvesionalβ.
222
LAMPIRAN 27
PERSENTASE KETUNTASAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS
SAMPEL SMAN 1 PADANG GANTING
TAHUN AJARAN 2017/2018
No Kelas KKM
Jumlah
Sisw
a
(orang)
Rata-
Rat
a
Kel
as
Jumlah siswa /
orang
Persentase
(%)
Tuntas Tidak
Tuntas
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Eksperimen 75 22 78.86 17 5 77.27 22.72
2 Kontrol 75 22 66.81 12 10 54.54 45.45
Berdasarkan tabel di atas, terlihat dari nilai hasil belajar biologi siswa kelas X
sebagai sampel. Dimana persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada kelas X2 sebagai
kelas eksperimen adalah jumlah siswa 22 orang siswa, tuntas 17 orang siswa, tidak tuntas
5 orang siswa dengan persentase ketuntasan, tuntas 77.27%, tidak tuntas 22.72%,
sedangkan kelas X5 sebagai kelas kontrol adalah jumlah siswa 22 orang siswa, tuntas 12
orang siswa, tidak tuntas 10 orang siswa dengan persentase ketuntasan, tuntas 54.54%,
tidak tuntas 45.45%.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol dan persentase ketuntasan hasil belajar biologi siswa kelas eksperimen juga
lebih tinggi dari kelas kontrol.
223
Lampiran 28
HASIL TES AKHIR PADA KELAS SAMPEL
(Varians dan Standar Deviasi)
1. Varians Kelas Sampel
a. Kelas Eksperimen
22
1
2
2
1i
i
n
xxs
S2 =
60β78.86 2+ 65β78.86 2+β―+ 85β78.86 2+ 90β78.86 2
22β1
S2 =
3246.7204
21
S2 = 56.98
b. Kelas Konrol
22
1
2
2
1i
i
n
xxs
S2
= 35β66.81 2+ 45β66,81 2+β―+ 85β66.81 2+ 85β66.81 2
22β1
S2 =
4227.2742
21
S2 = 201.2987
2. Standar Deviasi
a. Kelas Eksperimen b. Kelas Kontrol
S = πΒ² S = βπ2
S = 56,98 S = β201.2987
S = 7.548 S = 14.187
224
LAMPIRAN 29
Nilai Kritis L Untuk Uji Liliefors
Ukuran
Sampel
Taraf Nyata ()
0,01 0,05 0,10 0,15 0,20
n = 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
25
30
0,417
0,405
0,364
0,348
0,331
0,311
0,294
0,284
0,275
0,268
0,261
0,257
0,250
0,245
0,239
0,235
0,231
0,200
0,187
0,381
0,337
0,319
0,300
0,285
0,271
0,258
0,249
0,242
0,234
0,227
0,220
0,213
0,206
0,200
0,195
0,190
0,173
0,161
0,352
0,315
0,294
0,276
0,261
0,249
0,239
0,230
0,223
0,214
0,207
0,201
0,195
0,189
0,184
0,179
0,174
0,158
0,144
0,319
0,299
0,277
0,258
0,244
0,233
0,224
0,217
0,212
0,202
0,194
0,187
0,182
0,177
0,173
0,169
0,166
0,147
0,136
0,300
0,285
0,265
0,247
0,233
0,223
0,215
0,206
0,199
0,190
0,183
0,177
0,173
0,169
0,166
0,163
0,160
0,142
0,131
n > 30 n
031,1
n
886,0
n
805,0
n
768,0
n
736,0
Sumber : Conover, W.J. Practical nonparametric statistic, John Wiley&sons.Inc.1973
(Dalam sudjana.2005:467)
225
LAMPIRAN 30
KURVA NORMAL
Sumber: Elem
Sumber: Elemetary Statistic, Hoel. P.G.John Wiley & Sons.Inc.New York. 1960 (Dalam
Sudjana. 2005:493-494)
226
LAMPIRAN 31
TABEL NILAI KRITIK SEBARAN F
f0,05 (Ο 1, Ο 2)
Ο 2 Ο 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
2
3
4
16
1,
4
18,51
10,13
7,71
19
9,
5
19,00
9,55
6,94
21
5,
7
19,16
9,28
6,59
22
4,
6
19,25
9,12
6,39
23
0,
2
19,30
9,01
6,26
23
4,
0
19,33
8,94
6,16
23
6,
8
19,35
8,89
6,09
23
8,
9
19,37
8,85
6,04
24
0,
5
19,38
8,81
6,00
5
6
7
8
9
6,61
5,99
5,59
5,32
5,12
5,79
5,14
4,74
4,46
4,26
5,41
4,76
4,35
4,07
3,86
5,19
4,53
4,12
3,84
3,63
5,05
4,39
3,97
3,69
3,48
4,95
4,28
3,87
3,58
3,37
4,88
4,21
3,79
3,50
3,29
4,82
4,15
3,73
3,44
3,23
4,77
4,10
3,68
3,39
3,18
10
11
12
13
14
4,96
4,84
4,75
4,67
4,60
4,10
3.98
3,89
3,81
3,74
3,71
3,59
3,49
3,41
3,34
3,48
3,36
3,26
3,18
3,11
3,33
3,20
3,11
3,03
2,96
3,22
3,09
3,00
2,92
2,85
3,14
3,01
2,91
2,83
2,76
3,07
2,95
2,85
2,77
2,70
3,02
2,90
2,80
2,71
2,65
15
16
17
18
19
4,54
4,49
4,45
4,41
4,38
3,68
3,63
3,59
3,55
3,52
3,29
3,24
3,20
3,16
3,13
3,06
3,01
2,96
2,93
2,90
2,90
2,85
2,81
2,77
2,74
2,79
2,74
2,70
2,66
2,63
2,71
2,66
2,61
2,58
2,54
2,64
2,59
2,55
2,51
2,48
2,59
2,54
2,49
2,46
2,42
20
21
22
23
24
4,35
4,32
4,30
4,28
4,26
3,49
3,47
3,44
3,42
3,40
3,10
3,07
3,05
3,03
3,01
2,87
2,84
2,82
2,80
2,78
2,71
2,68
2,66
2,64
2,62
2,60
2,57
2,55
2,53
2,51
2,51
2,49
2,46
2,44
2,42
2,45
2,42
2,40
2,37
2,36
2,39
2,37
2,34
2,32
2,30
25
26
27
28
29
4,24
4,23
4,21
4,20
4,18
3,39
3,37
3,35
3,34
3,33
2,99
2,98
2,96
2,95
2,93
2,76
2,74
2,73
2,71
2,70
2,60
2,59
2,57
2,56
2,55
2,49
2,47
2,46
2,45
2,43
2,40
2,39
2,37
2,36
2,35
2,34
2,32
2,31
2,29
2,28
2,28
2,27
2,25
2,24
2,22
227
30
40
60
120
4,17
4,08
4,00
3,92
3,84
3,32
3,23
3,15
3,07
3,00
2,92
2,84
2,76
2,68
2,60
2,69
2,61
2,53
2,45
2,37
2,53
2,45
2,37
2,29
2,21
2,42
2,34
2,25
2,17
2,10
2,33
2,25
2,17
2,09
2,01
2,27
2,18
2,10
2,02
1,94
2,21
2,12
2,04
1,96
1,88
f0,05 (Ο 1, Ο 2)
Ο 2
Ο 1
10 12 15 20 24 30 40 60 120
1
2
3
4
241,9
19,40
8,79
5,96
243,9
19,41
8,74
5,91
245,9
19,43
8,70
5,86
248,0
19,45
8,66
5,80
249,1
19,45
8,64
5,77
250,1
19,46
8,62
5,75
251,1
19,47
8,59
5,72
252,2
19,48
8,57
5,69
253,3
19,49
8,55
5,66
254,3
19,50
8,53
5,63
5
6
7
8
9
4,74
4,06
3,64
3,35
3,14
4,68
4,00
3,57
3,28
3,07
4,62
3,94
3,51
3,22
3,01
4,56
3,87
3,44
3,15
2,94
4,52
3,84
3,41
3,12
2,90
4,50
3,81
3,38
3,08
2,86
4,46
3,77
3,34
3,04
2,83
4,43
3,74
3,30
3,01
2,79
4,40
3,70
3,27
2,97
2,75
4,36
3,67
3,23
2,93
2,71
10
11
12
13
14
2,98
2,85
2,75
2,67
2,60
2,91
2,79
2,69
2,60
2,53
2,85
2,72
2,62
2,53
2,46
2,77
2,65
2,54
2,46
2,39
2,74
2,61
2,51
2,42
2,35
2,70
2,57
2,47
2,38
2,31
2,66
2,53
2,43
2,34
2,27
2,62
2,49
2,38
2,30
2,22
2,58
2,45
2,34
2,25
2,18
2,54
2,40
2,30
2,21
2,13
15
16
17
18
19
2,54
2,49
2,45
2,41
2,38
2,48
2,42
2,38
2,34
2,31
2,40
2,35
2,31
2,27
2,23
2,33
2,28
2,23
2,19
2,16
2,29
2,24
2,19
2,15
2,11
2,25
2,19
2,15
2,11
2,07
2,20
2,15
2,10
2,06
2,03
2,16
2,11
2,06
2,02
1,98
2,11
2,06
2,01
1,97
1,93
2,07
2,01
1,96
1,92
1,88
228
20
21
22
23
24
2,35
2,32
2,30
2,27
2,25
2,28
2,25
2,23
2,20
2,18
2,20
2,18
2,15
2,13
2,11
2,12
2,10
2,07
2,05
2,03
2,08
2,05
2,03
2,01
1,98
2,04
2,01
1,98
1,96
1,94
1,99
1,96
1,94
1,91
1,89
1,95
1,92
1,89
1,86
1,84
1,90
1,87
1,84
1,81
1,79
1,84
1,81
1,78
1,76
1,73
25
26
27
28
29
2,24
2,22
2,20
2,19
2,18
2,16
2,15
2,13
2,12
2,10
2,09
2,07
2,06
2,04
2,03
2,01
1,99
1,97
1,96
1,94
1,96
1,95
1,93
1,91
1,90
1,92
1,90
1,88
1,87
1,85
1,87
1,85
1,84
1,82
1,81
1,82
1,80
1,79
1,77
1,75
1,77
1,75
1,73
1,71
1,70
1,71
1,69
1,67
1,65
1,64
30
40
60
120
2,16
2,08
1,99
1,91
1,83
2,09
2,00
1,92
1,83
1,75
2,01
1,92
1,84
1,75
1,67
1,93
1,84
1,75
1,66
1,57
1,89
1,79
1,70
1,61
1,52
1,84
1,74
1,65
1,55
1,46
1,79
1,69
1,59
1,50
1,39
1,74
1,64
1,53
1,43
1,32
1,68
1,58
1,47
1,35
1,22
1,62
1,51
1,39
1,25
1,00
Sumber : Elementary Statistic, Hoel. P.G.John Wiley & Sons.Inc.New York.1960 (Dalam Sudjana.
2005:493-494)
230
LAMPIRAN 33
NILAI PERSENTIL UNTUK DISTRIBUSI T
Ξ₯ t0,995 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55
1
2
3 4
63,66
9,92
5,84 4,60
31,82
6,96
4,54 3,75
12,71
4,30
3,18 2,78
6,31
2,92
2,35 2,13
3,08
1,89
1,64 1,53
1,376
1,961
0,978 0,941
1,000
0,816
0,765 0,741
0,727
0,617
0,584 0,569
0,325
0,289
0,277 0,271
0,158
0,142
0,137 0,134
5
6
7 8
9
4,03
3,71
3,50 3,36
3,25
3,36
2,14
3,00 2,90
2,82
2,57
2,45
2,36 2,31
2,26
2,02
1,94
1,90 1,86
1,83
1,48
1,44
1,42 1,40
1,38
0,920
0,906
0,896 0,889
0,883
0,727
0,718
0,711 0,706
0,703
0,559
0,553
0,549 0,546
0,543
0,267
0,265
0,263 0,262
0,261
0,132
0,131
0,130 0,130
0,129
10
11
12 13
14
3,17
3,11
3,06 3,01
2,98
2,76
2,72
2,68 2,65
2,62
2,23
2,20
2,18 2,16
2,14
1,81
1,80
1,78 1,77
1,76
1,37
1,36
1,36 1,35
1,34
0,879
0,876
0,873 0,870
0,868
0,700
0,697
0,695 0,694
0,692
0,542
0,540
0,539 0,538
0,537
0,260
0,260
0,259 0,259
0,258
0,129
0,129
0,128 0,128
0,128
15
16
17 18
19
2,95
2,92
2,90 2,88
2,86
2,60
2,58
2,57 2,55
2,54
2,13
2,12
2,11 2,10
2,09
1,75
1,75
1,74 1,73
1,73
1,34
1,34
1,33 1,33
1,33
0,866
0,865
0,864 0,862
0,861
0,691
0,690
0,689 0,688
0,688
0,536
0,535
0,534 0,534
0,533
0,258
0,258
0,257 0,257
0,257
0,128
0,128
0,128 0,127
0,127
20
21
22 23
24
2,84
2,83
2,82 2,81
2,80
2,53
2,52
2,51 2,50
2,49
2,09
2,08
2,07 2,07
2,06
1,72
1,72
1,72 1,71
1,71
1,32
1,32
1,32 1,32
1,32
0,860
0,859
0,858 0,858
0,857
0,687
0,686
0,686 0,685
0,685
0,533
0,532
0,532 0,532
0,531
0,257
0,257
0,256 0,256
0,256
0,127
0,127
0,127 0,127
0,127
25
26
27 28
29
2,79
2,78
2,77 2,76
2,76
2,48
2,48
2,47 2,47
2,46
2,06
2,06
2,05 2,05
2,04
1,71
1,71
1,70 1,70
1,70
1,32
1,32
1,31 1,31
1,31
0,856
0,856
0,855 0,855
0,854
0,684
0,684
0,684 0,683
0,683
0,531
0,531
0,531 0,530
0,530
0,256
0,256
0,256 0,256
0,256
0,127
0,127
0,127 0,127
0,127
30
40
60 120
2,75
2,70
2,66 2,62
2,58
2,46
2,42
2,39 2,36
2,33
2,04
2,02
2,00 1,98
1,96
1,70
1,68
1,67 1,66
1,645
1,31
1,30
1,30 1,29
1,28
0,854
0,853
0,848 0,845
0,842
0,683
0,681
0,679 0,677
0,674
0,530
0,529
0,527 0,526
0,524
0,256
0,255
0,254 0,254
0,253
0,127
0,126
0,126 0,126
0,126
Sumber: Statistical Tables for Biological, Agricultural and Medical Research, Fisher, R. A. dan Yates,
Table III, Oliver & Boyd Ltd, Edinburgh. (Dalam Sudjana.2005: 491)
Nilai Persentil
Untuk Distribusi t
Ο = dk
(Bilangan Dalam Badan Daftar Menyatakan
tp)
231
LAMPIRAN 34
NILAI KRITIK SEBARAN Khi-Kuadrat
Sumber: Ronald E. Walpole (472)
Sumber: Ronald E. Walpole (472)