penerapan metode pembelajaran guided discovery

153
β€œPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI MIA 4 SMAN 9 MAKASSAR” SKRIPSI Oleh RISMAN NIM: 10539134515 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA APRIL, 2020

Transcript of penerapan metode pembelajaran guided discovery

1

β€œPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA

DIDIK KELAS XI MIA 4 SMAN 9 MAKASSAR”

SKRIPSI

Oleh

RISMAN

NIM: 10539134515

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

APRIL, 2020

i

β€œPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY

TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA

DIDIK KELAS XI MIA 4 SMAN 9 MAKASSAR”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

RISMAN

NIM: 10539134515

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

APRIL, 2020

iv

v

vi

vii

vii

ABSTRAK

Risman 2019. Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9

Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: Dr.Nurlina

S.Si.,M.Pd. dan pembimbing II: Riskawati S.Pd,. M.Pd.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu seberapa besar tingkat

peningkatan hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

sebelum dan setelah diajar dengan metode pembelajaran Guided Discovvery.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya hasil belajar Fisika

peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar sebelum diajar menggunakan

metode pembelajaran Guided Discovvery, (2) besarnya hasil belajar Fisika peserta

didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar setelah diajar menggunakan metode

pembelajaran Guided Discovvery, (3) besarnya peningkatan hasil belajar Fisika

peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar sebelum dan setelah diajar

menggunakan metode pembelajaran Guided Discovvery.

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen dengan menggunakan

One Group pretest-posttest design yang terdiri dari tiga tahap yaitu pretest,

pemberi perlakuan, dan posttest selama 7 kali pertemuan. Dalam penelitian ini

terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Sampel dalam

penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar tahun ajaran

2019/2020 yang berjumlah sebanyak 34 peserta didik yang ditentukan dengan

cara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil

belajar Fisika yang telah divalidasi oleh 2 orang validator dalam bentuk soal

pilihan ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pretest hasil belajar peserta

didik dengan skor rata-rata sebesar 10,82 dan pada posttest skor rata-rata sebesar

15,06. Hasil analisis uji N-gain sebesar 0,46 (kategori sedang) sehingga, dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9

Makassar mengalami peningkatan setelah diterapkan metode pembelajaran

Guided Discovvery.

Kata kunci: Metode Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar.

viii

KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya

milik Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan

Hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Peningkatan

Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA 4 SMAN 9 Makassar.

Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah

Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh

ummat beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera

kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.

Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa

adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang

Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung

maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur

kehadirat Allah SWT, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi

ini.

ix

Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada

kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Sudirman dan Ibunda Nurhayati atas

segala jerih payah, pengorbanan dalam mendidik, membimbing, dan mendoakan

penulis dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga selesainya studi

(S1) penulis. Juga terima kasih buat adikku Sulfiati S.E dan Astuti atas semangat,

dukungan, perhatian, kebersamaan dan doanya untuk penulis.

Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis

mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulusnya

kepada Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing I dan Ibunda

Riskawati, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan

waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan

bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan

ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini maupun selama

menempuh kuliah. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kesehatan dan

pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada

penulis selama ini.

Selain itu ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mereka yang telah berjasa di antaranya

adalah: Ayahanda Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor

Universitas Muhammadiyah Makassar, dan juga terimakasih kepada Ayahanda

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. dimana beliau selaku Dekan Fakultas Keguruan

x

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan juga kepada

Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Ayahanda

Ma’ruf, S.Pd., M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak dan

Ibu dosen Prodi Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah

membagikan ilmunya kepada penulis selama ini.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada

Drs. Supardin, M.Pd selaku Kepala sekolah SMAN 9 Makassar, Bapak

Drs.H.Kasimuddin, selaku guru bidang studi Pendidikan Fisika SMAN 9

Makassar yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis selama

mengadakan penelitian. Juga kepada saudara-saudariku, KINEMATIKA A 2015

yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya

selama ini, semogah kita senantiasa berbahagiah dan selalu dalam lindungan Nya.

Juga kepada peserta didik kelas XI Mia 4 SMA Negeri 9 Makassar yang telah

menjadi teman, adik dan sekaligus sebagai subjek penelitian penulis, terima kasih

atas segala bantuan, partisipasi dan kerjasamanya.

xi

Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia

yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa,

mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya

yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan doa

penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu

khususnya di bidang pendidikan Fisika. Amin Yaa Rabbal Alamin.

Wassalam,

Makassar, Juli 2020

Penulis

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii

SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

C. Tujun Penelitian ................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 6

1. Metode Pembelajaran ...................................................................... 6

2. Metode Pembelajaran Guided Discovery ........................................ 7

3. Metode Pembelajaran Guided Discovery dalam Fisika ................... 10

xiii

4. Hasil Belajar .................................................................................... 11

5. Hasil Belajar Fisika ......................................................................... 13

B. Kerangka Pikir ...................................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................. 16

B. Variabel dan Desain Penelitian ............................................................ 16

C. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 17

D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 17

E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 18

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 21

G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 22

H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ................................................................................... 26

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 26

2. Hasil Analisis Uji N-Gain................................................................ 32

B. Pembahasan .......................................................................................... 33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................. 37

B. Saran ..................................................................................................... 37

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38

LAMPIRAN .................................................................................................... 40

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Guided Discovery .................. 8

3.1 Kategori Relialibitas Instrumen ............................................................... 20

3.2 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik ...................................................... 24

3.3 Kategori Tingkat N-gain ......................................................................... 25

4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Pesrta Didik Sebelum Dan

Setelah Diajar Dengan Metode Pembelajaran Guided Discovery Pada

Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar…………………….. 26

4.2 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Belajar

Fisika Pada Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9

Makassar Pada Pretest ........................................................................... 27

4.3 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Belajar Fisika

Pada Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

Pada Posttest .......................................................................................... 29

4.4 Distribusi Interval Skor/Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta

Didik Pada Pretest Dan Posttest ............................................................ 30

4.5 Distribusi Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta Didik ...................... 32

A.1.1 Hasil Validasi Perangkatg Pembelajaran ................................................ 46

D.1.1 Skor Dan Ketuntasan Pretest Hasil Belajar Peserta Didik .....................121

D.1.2 Presentase Distribusi Frekuensi Skor Peserta Didik Kelas

XI Mia 4 SMAN 9 Makassar Pada Saat Pretest .....................................124

D.2.1 Skor Dan Ketuntasan Posttest Hasil Belajar Peserta Didik ...................125

D.2.2 Presentase Distribusi Frekuensi Skor Peserta Didik Kelas XI Mia 4

SMAN 9 Makassar Pada Saat Posttest ...................................................127

D.3.1 Perolehan Skor Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar .........129

D.3.2 Kriteria Indeks Gain .................................................................................130

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Karangka Pikir Penelitian ............................................................................. 15

4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Skor Hasil

Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4

SMAN 9 Makassar Pada Pretest ................................................................... 28

4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Skor Hasil

Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4

SMAN 9 Makassar Pada Posttest ................................................................. 30

4.3 Diagram Kategori Dan Frekuensi Hasil Belajar Fisika Peserta

Didik Saat Pretest Dan Posttest .................................................................... 32

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

Lampiran A ....................................................................................................... 40

Lampiran A.1 Uji Gregory .................................................................................. 41

Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 47

Lampiran A.3 Bahan Ajar ................................................................................... 55

Lampiran A.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .......................................... 78

Lampiran B ........................................................................................................ 82

Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ......................................... 83

Lampiran B.2 Soal-Soal Pretest .......................................................................... 99

Lampiran B.3 Soal-Soal Posttest ........................................................................ 106

Lampiran C ....................................................................................................... 113

Lampiran C.1 Analisis Validitas Item ................................................................. 115

Lampiran C.2 Analisis Realibitas Item ............................................................... 119

Lampiran D .......................................................................................................120

Lampiran D.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Pretest .......................121

Lampiran D.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Posttest .....................125

Lampiran D.3 Analisis N-gain ............................................................................ 129

Lampiran E ........................................................................................................132

Lampiran E.1 Daftar Hadir Peserta Didik ...........................................................133

Lampiran E.2 Dokumentasi ................................................................................135

Lampiran F. Persuratan ....................................................................................136

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah segala kegiatan yang dilakukan secara sadar berupa

pembinaan (pengajaran) pikiran jasmani peserta didik yang berlangsung

sepanjang hayat untuk meningkatkan kepribadiannya, agar dapat memainkan

peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang selaras

dengan alam dan masyarakatnya. Kualitas pendidikan sampai saat ini masih tetap

merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha-usaha

pembaharuan sistem pendidikan. Kualitas pendidikan pada hakikatnya merupakan

kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara optimal. Oleh sebab itu

berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagai tujuan belajar, hanya

dimungkinkan oleh pengalaman belajar yang optimal itu (Purwanto 2014:20 ).

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian

peserta didik karena terdapat berbagai macam rumus dan membutuhkan analisis

yang cermat maka guru juga harus pandai memilih model pembelajaran yang

tepat. Model pembelajaran secara langsung berpengaruh terhadap aktivitas,

perilaku dan hasil belajar peserta didik, sehingga pemilihan model harus

disesuaikan juga dengan tingkat kemampuan perkembangan dan psikologis

peserta didik, hal ini bertujuan agar peserta didik dapat berinteraksi dengan model

pembelajaran yang ada serta mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil

belajar Fisika. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama dan partisipasi peserta

2

didik serta model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik aktif secara

langsung dalam proses pembelajaran.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SMAN 9 Makassar ditemukan

berbagai masalah diantaranya, yaitu (1) selama proses pembelajaran metode

mengajar masih kurang bervariasi. (2) peserta didik kurang aktif dalam proses

pembelajaran. (3) peserta didik kurang terbiasa mendiskusikan suatu

permasalahan padahal dengan adanya diskusi akan memunculkan ide-ide yang

dapat menyelesaikan masalah yang diberikan. (4) peserta didik hanya duduk dan

mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan tidak ada yang bertanya kepada

guru selama proses pembelajaran berlangsung, dan sangat jarang ada peserta didik

yang berani maju kedepan ketika diminta oleh guru untuk menyelesaikan soal

pada papan tulis. (5) hasil belajar peserta didik rendah atau tidak memenuhi

standar KKM.

Disini guru lebih menggunakan model ceramah, sehingga peserta didik sangat

jarang melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membuat peserta didik berpikir

kreatif seperti praktikum, dalam hal ini peserta didik hanya melihat gambar

(menghayalkan), sedangkan yang kita ketahui bahwa akan lebih mudah

memahami suatu materi Fisika ketika kita melakukan praktikum atau

membuktikan teori yang diajarkan. Dari masalah diatas, peneliti merasa perlu

melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda

dari sebelumnya yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

3

Berawal dari hal diatas, penulis berkeinginan untuk turut berperan dengan

memberikan solusi dalam jangkauan populasi yang diteliti. Solusi ini berupa

penerapan metode pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik dalam

menciptakan situasi belajar yang secara aktif dikelasnya. Adapun metode

pembelajaran yang dimaksud adalah Guided Discovery. Metode pembelajaran ini

merupakan suatu metode pembelajaraan dimana peserta didik belajar secara aktif

dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori, pemahaman, dan

pemecahan masalah (Priansa, Donni Juni 2015:264).

Berdasarkan latar belakang diatas yang mencakup tentang permasalahan

pendidikan dan model yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran

maka penulis mengangkat judul β€œPenerapan Metode Pembelajaran Guided

Discovery Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Pada Kelas

XI MIA 4 SMAN 9 Makassar”.

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik sebelum diajar dengan metode

Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9 Makassar ?

2. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar dengan metode

Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9 Makassar?

3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik dari sebelum dan

setelah diterapkan metode Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9

Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mendeskripsikan besarnya hasil belajar fisika peserta didik sebelum

diajar dengan metode Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9

Makassar.

2. Untuk mendeskripsikan besarnya hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar

dengan metode Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9 Makassar.

5

3. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar fisika peserta didik dari

sebelum dan setelah diterapkan metode Guided Discovery di kelas X1 MIA 4

SMAN 9 Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi peserta didik diharapkan untuk lebih mudah memahami materi yang

disajikan oleh pendidik kepada peserta didik. Selain itu, peserta didik juga

diharapkan akan menyukai pelajaran fisika sehingga mampu meningkatkan

pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia fisika sehingga mampu

berkompetensi dan bersaing dengan Negara lain utamanya dalam hal fisika.

2. Bagi guru yaitu agar memvariasi model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan

peserta didik. Pendidik juga diharapkan akan mampu menciptakan suasana

belajar fisika yang tidak hanya sekedar ceramah, mencatat dan menulis

sehingga peserta didik mampu mengembangkan daya pikirannya.

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

1. Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat

penting dalam proses pembelajaran, guna mencapai tujuan pembelajaran yang

diinginkan. Selain itu metode sendiri merupakan salah satu komponen yang ikut

ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran

yang digunakan diharapkan sesuai dengan pembelajaran yang hendak dicapai.

Sudjana (2013:107) memaparkan bahwa metode pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman peserta didik untuk mencapai tujuan belajar

tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru

dalam merencanakan dan melaksakan aktivitas mengajar.

Selanjutnya oleh Trianto (2010:132) menjelaskan bahwa metode

pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran

berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan

memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap

metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran

tertentu, Prastowo (2013:69) menyatakan bahwa :

7

Metode pembelajaran adalah cara teratur yang digunakan untuk

melaksanakan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran, sehingga

kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dengan tujuan untuk membatu

siswa ataupun guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan

sebelumnya.

2. Metode Pembelajaran Guided Discovery

Guided Discovery merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara

belajar aktif. Siswa menyelidiki berdasarkan pengalaman dan pengetahuan awal

mereka, untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan baru yang harus

dipelajari.

Hasfari,Amalia (2011) memaparkan bahwa pembelajaran guided discovery

adalah suatu kegiatan penyelidikan melalui tukar pendapat, dengan diskusi,

membaca sendiri, mencoba sendiri sehingga menemukan konsep sendiri, guru

bertugas untuk memberikan bimbingan dan mengawasi proses yang dilakukan

peserta didik. Model pembelajaran guided discovery ini dapat menjadikan siswa

aktif selama proses pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator

yang bertugas mengatur jalannya pembelajaran.

Menurut Priansa (2015:264) pembelajaran guided discovery merupakan

model pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta

didik belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori,

8

pemahaman, dan pemecahan masalah. Proses penemuan tersebut membutuhkan

guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang diberikan guru

mempengaruhi peserta didik untuk menemukan penemuan sendiri.

Guided discovery melibatkan peserta didik dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan guru. Peserta didik melakukan penemuan sedangkan guru

membimbing mereka kearah yang benar.

Tabel 2.1 Langkah-Langkah Metode Guided Discovery

Langkah

kegiatan

Deskripsi pembelajaran Langkah-langkah

Metode Guided

Discovery Kegiatan guru Kegiatan peserta didik

Kegiatan

Awal

Memberi salam dan

berdoa.

Menyampaikan tujuan

pembelajaran

Motivasi awal dengan

memperlihatkan

fenomena/film/analisa

gambar atau cerita yang

terkait dengan materi

yang dibahas.

Menjawab salam dan

berdoa.

Menyimak penyampaian

guru tentang tujuan pem

belajaran.

Memperhatikan apa

yang ditampilkan guru.

Menyampaikan

tujuan,motivasi dan

memberikan

rangsangan

Memberikan

kesempatan kepada

peserta didik didik

untuk bertanya.

Membuat pertanyaan

terkait dengan apa yang

ditampilkan.

Kegiatan

inti

Mengelompokkan

peserta didik antara 4-5

orang.

Mengevaluasi

perencanaan praktikum

Membagikan LKPD

kepada setiap kelompok

.

Membimbing peserta

Peserta didik duduk

berdasarkan kelompok

yang telah dibagikan.

Bersama dengan

anggota kelompok ber

diskusi untuk

merencanakan

praktikum.

Memperhatikan

rancangan praktikum

Identifikasi masalah

9

didik dari kelompok ke

kelompok yang lain.

yang akan dikerjakan

pada lembar LKPD yang

dibagikan.

Bertanya pada guru jika

kurang paham dengan

praktkum yang akan

dikerjakan pada lembar

LKPD.

Menyuruh peserta didik

untuk menyiapk

an alat dan bahan yang

akan digunakan.

Memfasilitasi peserta

didik yang kesulitan

dalam praktikum.

Menyiapkan alat dan

bahan yang telah di beri

tahukan pada pertemuan

sebelumnya.

Melaksanakan pengerjaa

an praktikum

Membagi kelom

pok dan pengum

pulan data.

Melakukan penilaian.

Memberikan

kesempatan kepada

kelompok lain untuk

mengemukakan

pertanyaan.

Mempresentasikan hasil

praktikum yang telah

dilakukan.

Mengemukakan

pertanya

an kepada kelompok

yang mempresentasikan.

Kelompok yang mempre

sentasikan praktikum

menjawab pertanyaan

kelompok yang lain.

Pengolahan data

Kegiatan

penutup

Memberikan pertanya

an ke peserta didik

mengenai pelajaran yang

telah dipelajari tadi.

Menjawab pertanyaan

guru.

Pembuktian

Membimbing peserta

didik dalam menyimpu

lkan pembelajaran.

Menyampaikan pem

belajaran pada perte

muan berikutnya dan

menginformasikan pada

peserta didik per

lengkapan yang akan

dibawa pada pertemu

an berikutnya. .

Menyampaikan pesan-

pesan moral sesuai

materi yang dipelajari.

Membuat kesimpulan

pembelajaran.

Mendengarkan gurunya.

Menyimak pesan moral

yang disampaikan oleh

guru.

Menarik kesimpulan

Evaluasi

Sumber : (Nurhaedah , 2017:10-12).

10

3. Metode Pembelajaran Guided Discovery Dalam Pembelajaran Fisika

Mata pelajaran fisika sekolah menengah atas (SMA) sebagai bagian dari

mata pelajaran ipa di SMA merupakan kelanjutan dari pelajaran fisika di SMP

yang mempelajari sifat materi, gerak, dan fenomena lain yang ada hubungannya

dengan energi selain itu juga mempelajari keterkaitan konsep-konsep fisika

dengan kehidupan nyata dan pengembangan sikap dan kesadaran terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi beserta dampaknya. Mata

pelajaran fisika di SMA berfungsi sebagai :

1. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi

2. Mengembangkan dan menggunakan keterampilan proses untuk

memperoleh, menghayati, mengembangkan dan menerapkan konsep dan

hukum-hukum serta asas-asas fisika

3. Melatih siswa menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah

yang dihadapinya

4. Meningkatkan kesadaran peserta didik tentang keteraturan alam dan

keindahannya sehingga peserta didik terdorong untuk mencintai dan

mengagungkkan Tuhan Yang Maha Esa

5. Memupuk daya kreasi dan kemampuan bernalar

Bahan kajian mata pelajaran fisika d SMA di kembangkan dari bahan

kajian fisika di SMP yang diperluas sampai kepada bahan kajian yang

mengandung konsep-konsep yang abstrak dan dibahas secara kuantitatif analitis.

11

Konsep dan subkonsep fisika tersebut diperoleh dari berbagai kegiatan yang

menggunakan keterampilan proses. Mata pelajaran fisika di SMA bertujuan agar

peserta didik mampu menguasai konsep-konsep fisika dan saling berkaitan dan

mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

Hasil pengamatan dilapangan dalam proses pembelajaran fisika

menunjukan beberapa kendala, antara lain kurangnya partisipasi guru dalam

merancang dan menggunakan berbagai metode yang relevan dengan situasi kelas,

sistem evaluasi yang tidak berdimensi diagnostik untuk mencari penyebab

sulitnya peserta didik memahami mata pelajaran fisika, adanya motivasi rendah

dalam diri peserta didik karna metode pembelajaran yang selama ini

dikembangkan tidak membuat peserta didik itu sendiri tertarik dan merasa takjub

bahwa fenomena fisika disekitarnya begitu mempesona untuk dipelajari. Dengan

demikian, melalui pendidikan fisika peserta didik terlatih untuk menemukan dan

memahami apa yang terjadi dialam sekitar.

4. Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2015:5) hasil belajar peserta didik adalah kemampuan

yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar adalah pola-

pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan

keterampilan. Merujuk dari pendapat Suprijono (2015: 5-6) hasil belajar berupa:

1. Informasi verbal yaitu kepabilitas mengungkap pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons

12

secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut

tidak memerlukan manipulasi symbol.

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengaterogasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan

aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan

konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak

jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme

gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan

menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.

Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),

comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application

(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merancang, membentuk bangunan baru), evaluation

(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding

13

(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization

(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory (inisiasi), pre-routine (pra

rutin), dan rountinized (rutunitas). Psikomotor juga mencakup keterampilan

produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara, menurut

Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan

sikap.

Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara

keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya,

hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana

tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan

komprehensif.

5. Hasil Belajar Fisika

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya yaitu, β€œHasil” dan β€œBelajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk

pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang

mengakibatkan berubahnya input secara fungsional, Purwanto (2016:44).

Menurut Hanna (2016: 23) mengemukakan bahwa fisika merupakan

proses dan produk. Proses artinya prosedur untuk menemukan produk fisika

(fakta, konsep, prinsip, teori, atau hukum) yang dilakukan melalui langkah-

langkah ilmiah. Menurut Riskawati (93:2017) mengatakan bahwa pengukuran

atau pdenilaian secara garis besar dibagi menjadi penilaian proses belajar

mengajar dan penilaian hasil belajar. Fisika terdiri atas konsep-konsep. Konsep

pada dasarnya mengategorisasikan sesuatu kedalam penyajian non-verbal,

14

sehingga konsep cenderung bersifat abstrak sehingga kemampuan gambaran

mental diperlukan. Konsep merupakan bayangan mental dan proses. Suatu konsep

memiliki suatu organisasi kognitif yang berguna untuk memecahkan masalah baru

yang ditemukan.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar fisika adalah ukuran yang diperoleh akibat proses belajar peserta didik

pada mata pelajaran fisika yang mencakup beberapa aspek seperti aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek ini dapat mengukur kemampuan peserta

didik dalam memahami konsep fisika dan menyelesaikan atau memecahkan

masalah-masalah yang diberikan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

B. Kerangka Pikir

Rendahnya hasil belajar Fisika peserta didik salah satunya disebabkan oleh

rendahnya kemampuan peserta didik dalam menemukan konsep baru. Sehingga

peserta didik mendapatkan pengetahuan baru cenderung berasal dari guru tanpa

terlatih untuk menemukan sendiri pengetahuannya yang berkaitan dengan materi.

Untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik menemukan sendiri

konsep atau pengetahuan tentang materi pembelajaran maka salah satu model

pembelajaran yang dapat diterapkan yakni metode pembelajaran guided discovery.

Dalam pembelajaran guided discovery diharapkan peserta didik mampu

menemukan sendiri konsep baru yang sesuai dengan materi pembelajaran

sehingga dengan mudah mereka memahami materi pembelajaran dan hasil belajar

Fisika bisa mengikat.

15

Gambar 2.1 Kerangka Pikir.

Permasalahan Pembelajaran Fisika

Pendidik: Pembelajaran

terpusat pada pendidik

(menggunakan metode)

Peserta Didik:

Kurangnya peran aktif peserta didik

sehingga pembelajaran kurang efektif

yang mengakibatkan rendahnya hasil

belajar

Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery

Terciptanya pembelajaran efektif

yang mengaktifkan peserta didik

Peningkatan hasil belajar peserta didik di SMAN 9 Makassar

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu Pre-Eksperimenta Design (Pra-Eksperimen)

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian bertempat di SMAN 9 Makassar Kelas XI MIA 4

B. Variabel dan Desain Penelitian

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas :Metode Pembelajaran Guided Discovery

b. Variabel Terikat : Hasil Belajar Fisika

2. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest.

(Sugiyono, 2014:112).

dengan :

𝐎𝟏 = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

𝐎𝟐 = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)

𝐗 = Perlakuan yang diberikan

O1 X O2

17

C. Definisi Oprasional Variabel

1. Variabel Bebas

Guided Discovery yaitu salah satu bentuk metode mengajar yang

memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan

keinginan-keinginan yang bergerak lebih luas dan bebas sehingga peran guru

dibatasi seminim mungkin sedangkan peranan peserta didik diberi kebebasan

semaksimal mungkin.

2. Variabel Terikat

Hasil belajar yaitu kemampuan peserta didik menyelesaikan soal-soal yang

dilihat dari skor perolehan.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X1 MIA SMAN

9 Makassar Tahun ajaran 2019-2020 yang berjumlah 307 orang yang terdiri dari

9 kelas.

2. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan penunjukan secara

langsung, yakni kelas XI Mia 4 yang berjumlah 34 orang.

18

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu jenis instrument berupa tes

hasil belajar fisika dengan ranah kognitif yang meliputi ingatan (C1), pemahaman

(C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).Langkah-langkah yang ditempuh dalam

pengembangan tes tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Pertama

Menyusun 30 item tes hasil belajar fisika peserta didik pada pokok

bahasan Temodinamika yang ada dalam semester genap dalam bentuk pilihan

ganda.

b. Tahap Kedua

Semua item yang telah disusun dikonsultasikan ke dosen pembimbing

untuk selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reabilitas sebelum

digunakan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah tes

kemampuan valid dan dapat dipercaya.

Kemudian instrument penelitian sebelum digunakan sebagai hasil tes

belajar, terlebih dahulu diuji cobakan untuk menentukan validitas dan reabilitas

tes. Untuk pengujian validasi digunakan rumus sebagai berikut:

𝛾𝑝𝑏𝑖=

π‘€π‘βˆ’π‘€π‘‘π‘†π‘‘

βˆšπ‘

π‘ž

Ananda dan Muhammad Fadhil (2018:114).

19

dengan :

𝛾𝑝𝑏𝑖 = Koefisien korelasi biseral

𝑀𝑝 = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul item

𝑀𝑑 = Rerata skor total

𝑆𝑑 = Standar deviasi dari skor total

p = Proporsi peserta didik yang menjawab benar

q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q= 1-p)

Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai 𝛾𝑝𝑏𝑖 (i)

dengan nilai π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:

Jika nilai 𝛾𝑝𝑏𝑖 (i) β‰₯ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, item dinyatakan valid

Jika nilai 𝛾𝑝𝑏𝑖 (i) < π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™, item dinyatakan invalid

Item yang memahami kriteria valid dan mempunyai reabilitas tes yang

tinggi selanjutnya digunakan untuk tes hasil belajar fisika pada kelas eksperimen.

c. Tahap Ketiga

Untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan dalam penelitian ini

dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka harus ditentukan

reabilitasnya. Untuk perhitungan reabilitas didekati dengan rumus Kuder dan

Richardson (KR-20) yang dirumuskan :

π‘Ÿ11=[

π‘›π‘›βˆ’1

][𝑆2 βˆ’βˆ‘ π‘π‘ž

𝑠2 ]

Ananda dan Muhammad Fadhil (2018:114).

20

dengan :

π‘Ÿ11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

βˆ‘pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q

n = banyaknya butir pertanyaan

s = standar deviasi tes

Untuk kategori relialibitas instrument, berdasarkan pada kategori berikut

ini:

Tabel 3.1 Kategori Relialibitas Instrumen

Rentang Nilai Kategori

> 0,800-1,000 Tinggi

> 0,600- 0,800 Cukup Tinggi

> 0,400- 0,600 Sedang

> 0,200- 0,400 Rendah

>0,000 - 0,200 Sangat Rendah

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah (2013:77)

Item yang memenuhi kriteria valid yang memenuhi reliabilitas tes yang

tinggi dan selanjutnya digunakan tes hasil belajar fisika pada kelas eksperimen.

21

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Pada penelitian ini prosedurnya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi fisika

SMAN 9 Makassar untuk meminta izin melaksanakan penelitian.

b. Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi penelitian

c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

d. Menyusun instrument penelitian dalam bentuk pilihan ganda untuk tes

hasil belajar dengan penerapan metode Guided Discovery

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini mulai dilaksanakan proses pembelajaran pada kelas sesuai

dengan prosedur yang telah direncanakan. Proses mengajar dilaksanakan sendiri

oleh peneliti dengan menerapkan metode Guided Discovery.

3. Tahap Akhir

Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dengan metode pembelajaran

Guided Discovery, maka dilakukan tes hasil belajar fisika sebagai hasil observasi.

22

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk

memperoleh data yang mendukung pencapaian penelitian. Teknik pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah diajar

menggunakan metode pembelajaran Guided Discovery berbentuk pilihan ganda.

H. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan

teknik analisis deskriptif dan uji N-Gain. Analisis deskriptif ini digunakan untuk

mendeskripsikan nilai hasil belajar fisika peserta didik kelas XI MIA 4 SMAN 9

Makassar yang diajar dengan menggunakan metode Guided Discovery.

Sedangkan analisis uji N-Gain digunakan untuk mengetahui seberapa besar

peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diajar dengan metode pembelajaran

Guided Discovery.

1. Analisis Deskriptif

Dalam hal ini digunakan skor rata-rata, standar deviasi,

skor tertinggi (maksimum), skor terendah (minimum), serta distribusi

frekuensi hasil belajar peserta didik dalam ketiga aspek hasil belajar.

a. Skor rata-rata diperoleh dari persamaan:

οΏ½Μ…οΏ½= βˆ‘π‘“π‘–π‘₯𝑖

βˆ‘π‘“π‘–

Purwanto (2016: 201)

23

dengan:

οΏ½Μ…οΏ½ = skor rata-rata

π‘₯i = tanda kelas interval

𝑓i = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas π‘₯i

b. Standar deviasi, dengan rumus:

s = βˆšβˆ‘π‘“π‘–π‘₯𝑖

2 βˆ’ (βˆ‘π‘“π‘–π‘₯𝑖)

2

𝑛

π‘›βˆ’1

Sugiyono (2016: 58)

dengan:

s = standar deviasi

xi = titik tengah kelas

fi = skor rata-rata

n = banyaknya subjek penelitian

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor

dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑁 =𝑆𝑆

𝑆𝐼× 100

Sugiyono (2016: 35)

dengan:

N = Nilai peserta didik

SS = Skor hasil belajar peserta didik

SI = Skor ideal

24

Tabel 3.2 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik

Interval Skor Kategori

0 – 3 Sangat Rendah

4 – 8 Rendah

9 – 12 Cukup

13 – 16 Tinggi

17 – 20 Sangat Tinggi

Riduwan (2003: 48)

c. Analisis Uji N-Gain

Uji gain dilakukan untuk mengetahui kategori peningkatan hasil

belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah diterapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dalam pembelajaran

Fisika. Dengan menggunakan rumus:

𝑔 = π‘†π‘π‘œπ‘ π‘‘βˆ’π‘‘π‘’π‘ π‘‘ βˆ’ π‘†π‘π‘Ÿπ‘’βˆ’π‘‘π‘’π‘ π‘‘

𝑆(π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ ) βˆ’ π‘†π‘π‘Ÿπ‘’βˆ’π‘‘π‘’π‘ π‘‘

dengan :

𝑔 = Gain

Smaks = Skor maksimum ideal

Spost = Skor tes akhir

Spre = Skor tes awal

25

Dengan Kategori tingkat indeks gain yang dikemukakan oleh Meltzer,

yaitu:

Tabel 3.3 Kategori Tingkat N-gain

Meltzer (2003:153)

Disini dijelaskan bahwa g adalah gain yang dinormalisasi (N-gain),

Smaks adalah skor maksimum (ideal) dari tes awal dan tes akhir, Spost adalah

skor tes akhir, sedangkan Spre adalah skor tes awal. Tinggi rendahnya gain yang

dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Jika g > 0,7, (kategori tinggi).

2. Jika 0,7 β‰₯ g β‰₯ 0,3, (kategori sedang).

3. Jika g < 0,3, (kategori rendah).

Batasan Kategori

g > 0,7 Tinggi

0,3 ≀ g ≀ 0,7 Sedang

g < 0,3 Rendah

26

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan hasil

analisis statistik deskriptif dan hasil analisis uji N-Gain. Pengolahan statistik

deskriptif digunakan untuk menyatakan karakteristik distribusi nilai responden

dan analisis uji N-Gain untuk mengetahui peningkatan dari nilai pretest ke nilai

posttest.

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif

Ada pun gambaran hasil belajar fisika peserta didik sebelum diajar dengan

menerapkan metode pembelajaran Guided Discovery dan setelah diajar dengan

menerapkan metode pembelajaran Guided Discovery yaitu:

Tabel 4.1. Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Dan

Setelah Diajar Dengan Metode Pembelajaran Guided Discovery

Pada Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

Statistik Skor Statistik

Pretest Posttest

Ukuran sampel 34 34

Skor tertinggi 16,00 19,00

Skor terendah 5,00 9,00

Skor ideal 20,00 20,00

Rentang skor 10,00 10,00

Skor rata-rata 10,82 15,06

Standar deviasi 3,94 2,52

Variansi 15,52 6,35

27

a. Hasil Penelitian Data Pretest

Dari Tabel 4.1 peserta didik yang menjadi sampel penelitian (Kelas XI

Mia 4 SMAN 9 Makassar) memiliki jumlah peserta didik sebanyak 34 orang.

Dilihat dari skor tertinggi dari hasil belajar Fisika peserta didik pada Pretest

dicapai sebesar 16,00 dan skor terendah yang dicapai peserta didik sebesar 5,00

dari skor ideal 20,00, dan skor rata-rata peserta didik sebesar 10,82 dengan

standar deviasi 3,94.

Jika skor hasil belajar peserta didik kelas Kelas XI Mia 4 SMAN 9

Makassar dianalisis menggunakan persentase pada distribusi frekuensi, maka

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika

Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar Pada Pretest

Skor Frekuensi Presentase

5 - 6 5 15,00

7 - 8 8 24,00

9 – 10 6 18,00

11 – 12 2 5,00

13 – 14 1 3,00

15 – 16 12 35,00

Ζ© 34 100,00

28

Data distribusi Frekuensi Pretest pada Tabel 4.2 dapat disajikan dalam diagram

batang sebagai berikut:

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar

Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar pada Pretest

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik diagram distribusi frekuensi dan

persentase skor hasil belajar fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9

Makassar pada pretest terlihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh peserta

didik sebelum tindakan yaitu 16 dan skor terendahnya yaitu 5 dan skor rata-

rata nya yaitu 10,82 dari skor ideal 20.

b. Hasil Penelitian Data Posttest

Adapun data yang diperoleh dari hasil belajar Fisika peserta didik Kelas

XI Mia 4 SMAN 9 Makassar setelah diajar dengan metode pembelajaran Guided

Discovery selama 6 kali pertemuan dengan materi Termodinamika, maka dapat

dilihat pada Tabel 4.1. Skor tertinggi dari hasil belajar Fisika peserta didik

pada Posttest dicapai sebesar 19,00 dan skor terendah yang dicapai yaitu 09,00

0

2

4

6

8

10

12

14

5--6 7--8 9--10 11--12 13--14 15--16

Fre

ku

ensi

Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik

Diagram Distribusi Frekuensi Pre-Test

29

dari skor ideal 20,00 dan skor rata-rata peserta didik sebesar 15,06 dengan standar

deviasi yang diperoleh sebesar 2,52.

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik setelah diajar

dengan metode pembelajaran Guided Discovery dengan menggunakan analisis

distribusi Frekuensi dan persentase skor hasil belajar Fisika, maka dapat dilihat

dari Tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika

Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar pada Posttest

Skor Frekuensi Persentase

9 – 10 3 6,25

11 – 12 2 9,38

13 – 14 3 37,50

15 – 16 17 25,00

17 – 18 7 15,62

19 – 20 2 6,25

Jumlah 34 100,00

Data distribusi Frekuensi Posttest pada Tabel 4.3 dapat disajikan dalam diagram

batang sebagai berikut:

30

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar

Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar pada

Posttest

Gambar 4.2 menunjukkan bahwa grafik diagram distribusi frekuensi

dan persentase skor hasil belajar fisika peserta didik kelas XI Mia 4

SMAN 9 Makassar pada posttest terlihat bahwa skor tertinggi yang

diperoleh peserta didik setelah tindakan yaitu 19 dan skor terendahnya

yaitu 9 dari skor ideal 20.

Tabel 4.4 Distribusi Interval Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Pada

Pretest dan Posttest

Interval

Skor

Pretest Posttest Kategori

Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

0 – 3 0 0 0 0 Sangat Rendah

4 – 8 13 38,24 0 0 Rendah

9 – 12 8 26,47 5 17,65 Sedang

13 – 16 13 35,29 20 64,70 Tinggi

17 – 20 0 0,00 9 17,65 Sangat Tinggi

Jumlah 34 100,00 34 100,00

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

9--10 11--12 13--14 15--16 17--18 19--20

Fre

ku

ensi

Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik

Diagram Distribusi Frekuensi Posttest

31

Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa hasil belajar Fisika peserta didik sebelum

diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Guided Discovery terdapat 13

peserta didik dalam kategori Rendah, dan terdapat 8 peserta didik yang memenuhi

kategori Sedang, sedangkan pada kategori Tinggi terdapat 13 peserta didik.

Sedangkan hasil belajar Fisika peserta didik setelah diajar dengan menerapkan

metode pembelajaran Guided Discovery tidak terdapat peserta didik dalam

kategori Sangat Rendah juga dalam kategori Rendah, 5 peserta didik dalam

kategori Sedang, dan 20 peserta didik dalam kategori Tinggi dan 9 peserta didik

dalam kategori Sangat Tinggi. Jadi frekuensi yang lebih banyak pada Pretest

berada pada interval 4 – 8 dengan kategori Rendah dan 13-16 dengan kategori

tinggi sedangkan pada Posttest frekuensi yang lebih banyak juga berada pada

interval 13 - 16 dengan kategori Tinggi, namun persentase kategori Tinggi

posttest lebih besar dari pretest. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram

berikut ini:

32

Gambar 4.3 Diagram Kategorisasi dan Frekuensi Hasil Belajar Fisika Peserta

didik saat Pretest dan Posttest

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik diagram kategorisasi dan

frekuensi hasil belajar peserta didik saat pretest dan posttest terlihat

bahwa Kategori paling tinggi berada pada frekunsi posttest dan

kategori rendah berada frekuensi pretest.

2. Hasil Analisis Uji N-Gain

Tabel 4.5 Distribusi Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta Didik

Rentang Kategori Frekuensi Presentase (%) Rata-rata

N-Gain

g > 0,7 Tinggi 2 6,00

0,46

0,3 ≀ g ≀

0,7 Sedang 19 56,00

g < 0,3 Rendah 13 38,00

Jumlah 34 100

0

5

10

15

20

25

Sangat

Rendah

Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi

Fre

ku

ensi

Kategori

Diagram Kategori dan Frekuensi Hasil Belajar Fisika

Peserta Didik saat Pretest dan Posttest

Pretest

Posttest

33

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa peserta didik dikelas XI Mia 4 SMAN 9

Makassar tahun ajaran 2019/2020 sebagai sampel penelitian sebelum dan setelah

menerapkan metode pembelajaran Guided Discovery memiliki skor rata-rata gain

ternormalisasi sebesar 0,46 yang merupakan kategori sedang.

B. Pembahasan

Dalam penelitian ini merupakan bentuk penelitian pra eksperimen dengan

desain yang digunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam proses

pembelajaran setiap pertemuan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran

yang telah disusun dalam prosedur penelitian dan menggunakan perangkat

pembelajaran yang telah disiapkan. Penelitian ini membandingkan skor hasil

belajar Fisika peserta didik sebelum dan setelah diajar dengan metode

pembelajaran Guided Discovery pada satu kelas sebagai sampel.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil belajar peserta

didik dapat diperoleh dengan melakukan Pretest dan Posttest. Hasil dari Pretest

dan Posttest tersebut di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji

N-Gain. Dapat dikemukakan bahwa hasil belajar peserta didik terjadi peningkatan

terhadap materi yang diberikan pada Teori Termodinamika yang diajar dengan

menggunakan metode pembelajaran Guided Discovery.

Dalam proses pembelajaran, peneliti menerapkan metode pembelajaran

Guided Discovery dimana peserta didik terlihat aktif dalam proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran, peserta didik membaca teks soal dimulai dengan

soal yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari atau kontekstual. Pada

34

tahap ini peserta didik secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi

penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan,

dan hal-hal yang tidak dipahami dengan menggunakan bahasanya sendiri.

Selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk membicarakan hasil

penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini peserta didik merefleksikan,

menyusun, serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi

kelompok. Kemajuan komunikasi peserta didik akan terlihat pada dialognya

dalam berdiskusi, baik dalam bertukar ide dengan orang lain ataupun refleksi

mereka sendiri yang diungkapkannya kepada orang lain. Kemudian peserta didik

menuliskan ide-ide yang diperolehnya dari kegiatan tahap pertama dan kedua.

Tulisan ini terdiri atas landasan konsep yang digunakan, berkaitan dengan materi

sebelumnya, strategi penyelesaian, dan solusi yang diperoleh. Kegiatan akhir

pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang

dipelajari. Sebelum itu, ditunjuk satu atau beberapa peserta didik sebagai

perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok lain

diminta memberikan tanggapan.

Hasil analisis deskriptif yang didapat pada Posttest lebih besar daripada

Pretest, hal ini dapat terlihat pada skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada

pretest 10,82 dan standar deviasi 3,94 sedangkan Posttest rata-rata skor yang

diperoleh peserta didik 15,06 dan standar deviasi 2,52. Hal ini menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar fisika kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

sebelum dan setelah diterapkan metode pembelajaran Guided Discovery

35

Dari hasil analisis N-gain diperoleh kategori peningkatan hasil belajar

fisika peserta didik dari 34 peserta didik terdapat 2 peserta didik atau

(5,88%) yang memperoleh kategori tinggi, 19 peserta didik atau (55,88%) yang

memperoleh kategori sedang dan 13 peserta didik atau (38,24%) yang

memperoleh kategori rendah. Adapun indeks gain adalah 0,46 yang berada pada

kategori sedang, hasil analisis ini menggambarkan bahwa setelah diterapkan

metode pembelajaran Guided Discovery dikelas tersebut terjadi peningkatan hasil

belajar.

Peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan Metode

pembelajaran Guided Discovery merupakan alternatif untuk lebih mengefektifkan

peserta didik karena dengan metode pembelajaran ini peserta didik dapat

mengungkapkan pendapatnya, berdikusi dan bertukar pendapat dengan teman atau

guru, bertanya pada guru, menanggapi pertanyaan dan mengungkapkan apa yang

diketahui semaksimal mungkin.

Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa skor hasil belajar

fisika peserta didik yang diajar dengan metode pembelajaran Guided Discovery

lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan menggunakan metode

ceramah. Beberapa factor penyebabnya adalah peserta didik lebih tertarik belajar

dengan metode Guided Discovery karna membantu peserta didik kebenaran yang

pasti. Selain itu, metode Guided Discovery peserta didik lebih mudah dalam

memahaami materi yang disajikan. Pembelajaran dengan metode Guided

Discovery juga membuat peserta didik merasa proses belajar lebih nyata serta

36

lebih bermakna karna peserta didik menemukan suatu konsep dan melibatkan

peserta didik secara aktif dan mandiri.

Motivasi peserta didik juga meningkat, hal ini terlihat antusias peserta

didik saat pembelajaran berlangsung. Sebelum diajar dengan metode Guided

Discovery, pembelajaran yang berlangsung yaitu peserta didik cenderung

menunggu penyampaian informasi dari pendidik, sehingga menyebabkan hasil

belajar peserta didik tidak sesuai dengan KBM yang ada. Tetapi dengan diajar

dengan metode Guided Discovery peserta didik aktif dan menemukan sendiri,

menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh tahan lama dalam ingatan, serta

posisi pendidik sebagai fasilitator atau pembimbing dan mengarahkan

pembelajaran sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini tujuannya merubah

kegiatan belajar mengajar yang aktif selama pembelajaran.

37

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9

Makassar sebelum diajar dengan metode pembelajaran Guided Discovery

diperoleh skor rata-rata 10,82 dan standar deviasi 3,94.

2. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

setelah diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Guided

Discovery diperoleh skor rata 15,06 dan standar deviasi 2,52.

3. Terdapat peningkatan hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI Mia 4

SMAN 9 Makassar setelah diajar dengan metode pembelajaran Guided

Discovery dalam hal ini hasil belajar fisika berada pada kategori sedang

dengan indeks Gain sebesar 0,46.

B. Saran

1. Adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan maka disarankan

kepada guru Fisika hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran

Guided Discovery yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses

pembelajaran yang lebih baik untuk yang akan datang.

2. Diharapkan kepada para peneliti selanjutnya dibidang pendidikan

khususnya pada pembelajaran Fisika apabila ingin melakukan penelitian

dengan judul yang sama agar penelitian lebih disempurnakan lagi dengan

sampel yang berbeda.

38

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi dan Muhammad Fadhli. 2018. Statistik Pendidikan (Teori dan

Praktik dalam Pendidikan). CV. Widya Puspita: Medan.

Hanna, D dkk. 2016. Model Pembelajaran Tema Konsep Disertai Media Gambar

Pada Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika,

(Online), Vol 5. No 1. (https://media.neliti.com/media/publications/138422

-ID-modelpembelajaran-tema-konsep-disertai.pdf, diakses 1 Mei 2019).

Haspari, Amalia 2011. Pengaruh Pembejaran Guided Discovery Terhadap

Pemahaman Konsep Siswa Kelas X Pada Materi Kalor di SMA Negeri 3

Mojokerto.

Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuntitatif.

Alfabeta. Bandung.

Meltzer, E David. 2003. The Relationship Between Mathemathics Preparation

And Conceptual Learning Gains: A Possible ”Hidden Variable” In

Diagnostic Pretest Scores. Jurnal Departement Of Physics And Astronomy,

Lowa State University, Ames, Lowa 50011.

Nurhaedah, 2017. Penerapan Metode Discovery Learning Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 8 Makassar.

Skripsi Tidak Diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah

Makassar

Priansa, Donni J 2015.Manajemen peserta Didik dan Model Pembelajaran

Bandung: Alfabeta

Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

39

Riskawati, R. (2017). Pengaruh Pemberian Kuis Pada Proses Pembelajaran Fisika

Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI SMKN 4 Bulukumba.

Jurnal Pendidikan Fisika, 5 (1), 90-98

Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta: Bandung.

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar

Baru Algensindo

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methode). Alfabeta:

Bandung

Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D Bandung:

Alfabeta

Suprijono, Agus.2015. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif, Konsep,

Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.

Jakarta : Kencana Perdana Media Group

40

LAMPIRAN A

A.1 UJI GREGORY

A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

A.3 BAHAN AJAR

A.4 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD

41

A.1 UJI GREGORY

1. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No

Aspek yang Dinilai

Validator Ket

1 2

1. Format

a. Kejelasan pembagian materi pembelajaran,

langkah-langkah pembelajaran dan alokasi

waktu

3

4

D

b. Pengaturan ruang/tata letak 4 4 D

c. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 4 D

2. Bahasa

a. Kebenaran tata Bahasa

4

3

D

b. Kesederhanaan struktur kalimat 4 4 D

c. Kejelasan petunjuk atau arahan 4 3 D

d. Bersifat komunikatif 4 4 D

3. Isi

a. Kejelasan kompetensi yang harus dicapai

4

4

D

b. Tujuan pembelajran dirumuskan dengan

jelas dan operasional

4 4 D

c. Kejelasan materi yang akan disampaikan 3 4 D

d. Kejelasan skenario pembelajaran 4 3 D

e. Kesesuaian instrument penelitan yang akan

42

digunakan dengan kompetensi yang ingin

diukur

4 3 D

f. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 4 3 D

2. Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

No

Aspek yang Dinilai

Validator Ket

1 2

1. Format

a. Kejelasan pembagian materi pembelajaran

3

4

D

b. Sistem penomoran jelas 3 4 D

c. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 4 D

d. Kesesuaian tata letak gambar, grafik,

maupun table

3

3

D

e. Teks dan ilustrasi seimbang 3 4 D

2. Isi

a. Kesesuaian dengan RPP dan bahan ajar

4

4

D

b. Isi LKPD mudah dipahami dan kontekstual 4 4 D

c. Aktivitas peserta didik dirumuskan dengan

jelas dan operasional

4

4

D

d. Kesesuaian isi materi dan tugas-tugas

dengan alokasi waktu yang ada

4

3

D

3. Bahasa

43

a. Bahasa dan istilah yang digunakan dalam

LKPD mudah dipahami

4

4

D

b. Bahasa yang digunakan benarsesuai EYD

dan menggunakan arahan/petunjuk yang

jelas sehingga tidak menimbulkan

penafsiran ganda

4

4

D

4. Manfaat/Kegunaan

a. Pengunaan LKPD sebagai bahan ajar bagi

guru

3

4

D

b. Penggunaan LKPD sebagai pedoman

belajar bagi peserta didik

3

4

D

3. Validasi Bahan Ajar Peserta Didik

No

Aspek yang Dinilai

Validator Ket

1 2

1. Format

a. Kejelasan pembagian materi pembelajaran

4

4

D

b. Sistem penomoran jelas 3 4 D

c. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai 4 3 D

d. Kesesuaian ruang/tata letak 4 4 D

e. Teks dan ilustrasi seimbang 4 4 D

f. Jenis dan ukuran huruf sesuai 3 4 D

44

2. Isi

a. Kebenaran konsep materi

4

3

D

b. Sesuai dengan K13 4 3 D

c. Dukungan ilustrasi untuk memperjelas

konsep

4 3 D

d. Mudah dipahami 4 3 D

e. Kontekstual, artinya ilustrasi/gambar yang

dimuat berdasarkan konteks daerah/tempat

tinggal/lingkungan peserta didik dan

seringdijumpai dalam kehidupan sehari-hari

3

3

D

3.

Bahasa

a. Menggunakan Bahasa Indonesia yang

baikdan benar

3

4

D

b. Menggunakan tulisan dan tanda baca sesuai

dengan EYD

4 4 D

c. Mengunakan istilah-istilah secara tepat dan

mudah dipahami

4 3 D

d. Menggunakan Bahasa yang komunikatif

dan struktur kalimat yang sederhana, sesuai

dengan taraf berpikir dan kemampuan

membaca dan usia peserta didik

4

4

D

e. Menggunakan arahan dan petunjuk yang

jelas, sehingga tidak menimbulkan

3

4

D

45

penafsiran ganda

4. Manfaat/Kegunaan

a. Dapat mengubah kebiasaan pembelajaran

yang tidak terarah menjadi terarah dengan

jelas

4

4

D

b. Dapat digunakan sebagai pegangan bagi

guru dan peserta didik dalam pembelajaran

4

3

D

1. Hasil Analisis Validasi RPP

𝑅 =𝐷

𝐴+𝐡+𝐢+𝐷

𝑅 =13

0+0+0+13

𝑅 = 13

13= 1 (πΏπ‘Žπ‘¦π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘–π‘”π‘’π‘›π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›)

𝑅 β‰₯ 0,75 β†’ π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›

2. Hasil Analisis Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

𝑅 =𝐷

𝐴+𝐡+𝐢+𝐷

𝑅 =13

0+0+0+13

𝑅 = 13

13= 1 (πΏπ‘Žπ‘¦π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘–π‘”π‘’π‘›π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›)

𝑅 β‰₯ 0,75 β†’ π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›

3. Hasil Anlisis Validasi Bahan Ajar Peserta Didik

𝑅 =𝐷

𝐴+𝐡+𝐢+𝐷

46

𝑅 =18

0+0+0+18

𝑅 = 18

18= 1 (πΏπ‘Žπ‘¦π‘Žπ‘˜ π‘‘π‘–π‘”π‘’π‘›π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›)

𝑅 β‰₯ 0,75 β†’ π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘¦π‘Žπ‘˜π‘Žπ‘›

A.1.1 Hasil Analisis Perangkat Pembelajaran

Kesimpulan dari validasi instrumen penelitian oleh dua orang validator

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel A.1.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran

No Perangkat Uji Gregory ( r ) Ket

1 RPP 1.00 Layak digunakan

2 LKPD 1.00 Layak digunakan

3 Buku Peserta Didik 1.00 Layak digunakan

4 Instrumen Tes Hasil Belajar 1.00 Layak digunakan

Dari tabel di atas berdasarkan uji Gregory dengan syarat r β‰₯ 0,75, maka

semua perangkat layak digunakan dalam penelitian.

47

LAMPIRAN A.2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMAN 9 Makassar

Mata Pelajaran : FISIKA

Kelas / Semester : XI MIA 4 / 2

Materi : Termodinamika

Sub Pokok Bahasan : Sistem dan Proses Usaha Gas

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti

KI 1 dan KI 2 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang

dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,

disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,

damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam

berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan

anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan

lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,

dan kawasan internasional”.

KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik

sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah

48

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret

dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang

dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara

efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode

sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar

4.3 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum

Termodinamika

C. Indikator

1) Mengidentifikasi pengertian system dan Proses

2) Mendeskripsikan dan memformulasikan usaha pada gas dengan berbagai

proses

3) Mendeskripsikan dan memformulasikan energy dalam

D. Tujuan Pembelajaran

1) Peserta didik dapat mendeskripsikan pengertian system dan proses untuk

menganalisis konsep termodinamika

2) Peserta didik dapat mendeskripsikan dan memformulasikan usaha pada

gas dalam berbagai proses

3) Peserta didik dapat mendeskripsikan dan memformulasikan energy dalam

E. Materi Pembelajaran

Hukum Termodinamika (Sistem dan Proses Usaha Gas)

F. Pendekatan, Model dan Metode

1.Pendekatan : Saintifik

2. Metode : Guided Discovery

49

G. Media, Alat, dan Sumber Belajar

Media : Worksheet atau lembar kerja (siswa)

Sumber Belajar : Buku Fisika Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016

Buku refensi yang relevan, Lingkungan setempat

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan

Deskripsi

Alokasi

Waktu

Guru Peserta Didik

Pendahuluan Menanya

Apersepsi dan Motivasi

a) Memberi salam dan

mengecek kehadiran peserta

didik

b) Menanyakan kesiapan

peserta didik dalam

melakukan pembelajaran

c) Menyampaikan

pembelajaran yang akan

dilakukan

d) Memberikan informasi yang

disertai Tanya jawab untuk

mengungkap kembali konsep

kalor

a) Menjawab salam dan

memberitahukan kepaada

pendidik apabila ada

peserta didik yang tidak

hadir

b) Mempersiapkan diri untuk

menerima pembelajaran

c) Mendengarkan penjelasan

pendidik

d) Melakukan diskusi kelas

untuk mengidentifikasi

konsep system, proses, dan

siklus

15 Menit

Fase 1 (Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik)

a) Menyampaikan tujuan

pembelajaran

a) Mendengarkan tujuan

pembelajaran yang

disampaikan oleh pendidik

Inti

Fase 2 ( Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan) 60 Menit

50

a.) Pendidik menjelaskan usaha

yang dilakukan oleh

lingkungan kepada gas untuk

tekanan tetap

b.) Pendidik memberikan

informasi yang disertai

Tanya jawab untuk

menjelaskan usaha pada

beberapa proses

termodinamika yaitu proses

ishotermal, proses ishobarik,

proses ishorik, dan proses

adiabatic beserta

persamaannya

a.) Peserta didik

memperhatikan penjelasan

yang disampaikan oleh

pendidik

b.) Peserta didik melakukan

pengamatan peragaan

(demonstrasi) yang disertai

dengantanya jawab untuk

menunjukan proses

termodinamika

Fase 3 ( Membimbing Pelatihan)

Mengeksplorasi

a.) Pendidik memberikan

beberapa contoh soal yang

berhubungan dengan usaha

pada gas tertutup dan usaha

pada beberapa proses

termodinamika

b.) Pendidik membimbing

peserta didik untuk

mengerjakan soal ditempat

duduknya masing-masing

a.) Memperhatikan contoh

soal yang diberikan oleh

pendidik

b.) Mengerjakan soal yang

telah diberikan oleh

pendidik

Fase 4 ( Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik)

a.) Pendidik meminta salah satu

peserta didik untuk

a.) Peserta didik teliti dalam

mengerjakan soal di depan

51

mengerjakan soal di depan

kelas

b.) Pendidik mengecek jawaban

di depan kelas dengan

jawaban peserta didik yang

lain

c.) Memberikan tugas kepada

peserta didik

kelas

b.) Peserta didik jujur apabila

ada jawaban yang berbeda.

Agar bisa dijelaskan

bersama-sama

c.) Peserta didik

mendengarkan dan

mencatat tugas yang

diberikan oleh guru

Fase 5 ( Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan)

Mengasosiasi

a.) Pendidik membagi peserta

didik kedalam beberapa

kelompok

b.) Pendidik meminta peserta

didik untuk melakukan

didkusi kelas untuk

menjelaskan konsep usaha

dalam energy dalam dan

usaha luar

c.) Pendidik meminta peserta

didik melakukan diskusi

kelas untuk menjelaskan

konsep cp dan cv, serta

hubungan keduanya

a.) Peserta didik melakukan

diskusi kelas untuk

menjelaskan konsep usaha

dalam (energy dalam) dan

usaha luar

b.) Peserta didik melakukan

diskusi kelas untuk

menjelaskan konsep cp dan

cv, serta hubungan

keduanya

Penutup

Mengkomunikasikan

a.) Pendidik bersama peserta

didik menyimpulkan terkait

konsep usaha pada beberapa

proses termodinamika serta

Peserta didik

menyimpulkan bersama-

sama mengenai konsep

usaha pada beberapa proses

15 Menit

52

I. Penilaian

Metode dan Bentuk Instrumen

No Metode Bentuk Instrumen

1 Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik

2 Keterampilan Tes Penilaian Kinerja LKPD

3 Pengetahuan Tes Uraian

Lembar Pengamatan Sikap

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan

1 Kejujuran mengerjakan Tes.

2 Ketelitian percobaan.

3 Bekerja Sama dalam berkelompok

Rubrik Penilaian Sikap

No Aspek yang

dinilai Rubrik

usaha dalam dan usaha luar

b.) Pendidik menutup pelajaran

dengan meminta peserta

didik mencari tahu tentang

Hukum Termodinamika 1

c.) Pendidik mengucapkan

salam

termodinamika serta usaha

dalam dan usaha luar yang

telah dijelaskan oleh

pendidik

53

1 Kejujuran 1. Menunjukkan sikap jujur dalam pengambilan data

pada percobaan.

2. Menunjukan sikap kurang jujur dalam

pengambilan data pada percobaaan

3. Tidak menunjukkan sikap jujur dalam

pengambilan data pada percobaan.

2 Ketelitian 1. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, teliti

dalam melakukan percobaan

2. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur,

kurang teliti dalam melakukan percobaan

3. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, tidak

teliti dalam melakukan percobaan

3 Bekerja Sama 1. Aktif dalam bekerjasama dalam berkelompok

dalam melakukan percobaan

2. Kurang aktif dalam bekerjasama dalam

berkelompok dalam melakukan percobaan

3. Tidak aktif dalam bekerjasama dalam

berkelompok dalam melakukan percobaan.

Lembar Pengamatan Kinerja Eksperimen.

No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan

1 Merangkai alat

2 Pengamatan.

3 Data yang diperoleh.

4 Kesimpulan

54

Rubrik penilaian pengamatan

No Keterampilan

yang dinilai Skor Rubrik Penilaian

1 Merangkai

peralatan

3 Rangkaian sesuai dengan gambar pada panduan

2 Rangkaian kurang sesuai dengan gambar pada

panduan

1 Rangkaian tidak sesuai dengan gambar pada

panduan

2 Pengamatan 3 Pengamatan cermat dan bebas interpretasi.

2 Pengamatan cermat,tetapi mengandung

interpretasi.

1 Pengamatan tidak cermat.

3 Data yang

diperoleh

3 Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan

benar.

2 Data lengkap, tetapi tidak terorganisir, atau ada

yang salah tulis.

1 Data tidak lengkap

4 Kesimpulan

3 Semua benar atau sesuai dengan tujuan.

2 Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak

sesuai tujuan.

1 Tidak benar atau tidak sesuai tujuan.

Makassar , Februari 2020

Guru Pamong Peneliti

Drs.H.Kasimuddin RISMAN

NIP.1960123119871018 NIM.10539134515

55

LAMPIRAN A.3

BAHAN AJAR

RISMAN

SMAN 9 MAKASSAR

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

PENDIDIKAN

56

Kehadiran mesin sebagai alat pengubah energi kalor menjadi energi

mekanik atau usaha telah mengubah kehidupan manusia menjadi lebih mudah,

lebih cepat, dan lebih efisien. Mesin pabrik, mesin kapal, mesin kereta api, mesin

mobil serta mesin motor telah meringankan usaha yang dibutuhkan manusia untuk

beraktivitas dan membuat suatu produk. Tahukah Anda peralatan lain yang

menggunakan mesin pengubah energi kalor menjadi usaha dalam prinsip

kerjanya? Mesin-mesin kalor tersebut ada yang menggunakan bahan bakar solar

dan dikenal sebagai mesin diesel serta ada pula yang menggunakan bahan bakar

bensin. Khusus untuk mesin berbahan bakar bensin, dikenal mesin dua tak dan

mesin empat tak. Bagaimanakah cara mesin kalor bekerja? Tahukah Anda jenis

usaha yang dilakukan mesin kalor dalam proses kerjanya? Prinsip yang mendasari

cara kerja mesin kalor secara umum dapat Anda pelajari dalam pembahasan

tentang termodinamika ini.

( Mesin )

57

Pada bab ini, Anda akan ditunutun untuk dapat menerapkan konsep

termodinamika dalam mesin kalor dengan cara menganalisis perubahan keadaan

gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika.

A. Usaha dan Proses dalam Termodinamika

Termodinamika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas tentang

hubungan antara panas (kalor) dan usaha yang dilakukan oleh kalor tersebut.

Dalam melakukan pengamatan mengenai aliran energi antara panas dan usaha ini

dikenal dua istilah, yaitu sistem dan lingkungan. Apakah yang dimaksud sistem

dan lingkungan dalam termodinamika? Untuk memahami penggunaan kedua

istilah tersebut dalam termodinamika, perhatikanlah Gambar 1. berikut.

Gambar 1. Bola besi dan air merupakan sistem yang diamati. Adapun, udara luar

merupakan lingkungannya.

Misalkan, Anda mengamati aliran kalor antara bola besi panas dan air dingin.

Ketika bola besi tersebut dimasukkan ke dalam air. Bola besi dan air disebut

sistem karena kedua benda tersebut menjadi objek pengamatan dan perhatian

58

Anda. Adapun, wadah air dan udara luar disebut lingkungan karena berada di luar

sistem, tetapi dapat memengaruhi sistem tersebut. Dalam pembahasan

termodinamika, besaran yang digunakan adalah besaran makroskopis suatu

sistem, yaitu tekanan, suhu, volume, entropi, kalor, usaha, dan energi

dalam.Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) terhadap lingkungannya

bergantung pada proses -proses dalam termodinamika, di antaranya proses

isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik.

1. Usaha Sistem terhadap Lingkungannya

Pada pembahasan sebelumnya, Anda telah mempelajari definisi usaha (W) yang

dilakukan pada benda tegar, yaitu

W = F x s

Bagaimanakah cara menghitung usaha pada gas? Tinjaulah suatu gas yang berada

dalam tabung dengan penutup berbentuk piston yang dapat bergerak bebas, seperti

terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Ketika gas ideal di dalam tabung dipanaskan,gas tersebut memuai

sehingga piston berpindah sejauh Ξ”s.

Ketika gas tersebut dipanaskan, piston akan berpindah sejauh Ξ”s karena gas di

dalam tabung memuai dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2. Gaya yang

bekerja pada piston adalah F = pA. Jika luas penampang piston (A) dan tekanan

59

gas dalam tabung (P) berada dalam keadaan konstan, usaha yang dilakukan oleh

gas dinyatakan dengan persamaan

W = pA Ξ”s

Oleh karena A Ξ”s = Ξ”V, persamaan usaha yang dilakukan gas dapat ditulis

menjadi

W = p Ξ”V

atau

W = p(V2 – V1)

dengan:

p = tekanan gas (N/m2),

Ξ”V = perubahan volume (m3), dan

W = usaha yang dilakukan gas (joule).

Nilai W dapat berharga positif atau negatif bergantung pada ketentuan berikut.

a. Jika gas memuai sehingga perubahan volumenya berharga positif, gas (sistem)

tersebut dikatakan melakukan usaha yang menyebabkan volumenya bertambah.

Dengan demikian, usaha W sistem berharga positif.

60

b. Jika gas dimampatkan atau ditekan sehingga perubahan volumenya berharga

negatif, pada gas (sistem) diberikan usaha yang menyebabkan volume sistem

berkurang. Dengan demikian, usaha W pada tersebut sistem ini bernilai negatif.

Usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan melalui metode grafik.

Pada Gambar 3a dapat dilihat bahwa proses bergerak ke arah kanan (gas memuai).

Hal ini berarti V2 > V1 atau Ξ”V > 0 sehingga W bernilai positif (gas melakukan

usaha terhadap lingkungan). W sama dengan luas daerah di bawah kurva yang

diarsir (luas daerah di bawah kurva p –V dengan batas volume awal dan volume

akhir).Selanjutnya perhatikan Gambar 3b. Jika proses bergerak ke arah kiri (gas

memampat), V2 < V1 atau Ξ”V < 0 sehingga W bernilai negatif (lingkungan

melakukan usaha terhadap gas). W = – luas daerah di bawah kurva p–V yang

diarsir.

Gambar 3. (a) Grafik P–V suatu gas yang mengalami pemuaian (melakukan

61

ekspansi) (b) Grafik P–V suatu gas yang mengalami pemampatan (diberi

kompresi)

Cobalah Anda tinjau kembali Persamaan (1–1). Dari persamaan tersebut dan

grafik hubungan tekanan (p) terhadap (V) pada Gambar 3, Anda dapat

menyimpulkan bahwa suatu sistem dikatakan melakukan usaha (W berharga

positif) atau sistem diberi usaha (W berharga negatif), jika pada sistem tersebut

terjadi perubahan volume ( Ξ”V).

Contoh Soal 1 :

Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada

gambar.

Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)

Jawab:

Dik : p = 2 atm

V1 = 0,3 L

V2 = 0,5 L.

62

Dit : W = …….?

Penye :

W= p (V2 – V1)

W = 2 Γ— 105 N/m2 (0,5 L – 0,2 L) Γ— 10

–3 m

3 = 60 Joule.

Contoh Soal 2 :

Gambar berikut menunjukkan suatu siklus termodinamika dari suatu gas ideal.

Tentukanlah usaha yang dilakukan gas:

a. dari keadaan A ke B,

b. dari B ke C,

c. dari C ke D,

d. dari D ke A, dan

e. dari A kembali ke A melalui B, C, dan D

Jawab :

Dik : p = pB = 2 N/m2

pD = pC = 1 N/m2

VA = VD = 2 m3

VB = VC = 3 m3

Dit : a.) WAB ?

63

b.) WBC ?

c.) WCD ?

d.) WDA ? dan e.) WABCDA ?

Peny :

a. WAB = p (VB – VA)

= (2 Γ— 105 N/m2) (3 – 2) Γ— 10

–3 m

3 = 200 joule

b. WBC = p (VC – VB) = 0

c. WCD = p (VD – VC)

= (1 Γ— 105 N/m2) (2 – 3) Γ— 10

–3 m

3 = -100 joule

d. WDA= p (VA – VD) = 0

e. WABCDA = Wsiklus

= 200 Joule + 0 – 100 Joule + 0 = 100 joule

2. Proses dalam Termodinamika

Terdapat empat proses dalam gas pada bahasan termodinamika. Proses yang

keempat adalah proses adiabatik. Usaha yang terdapat pada gas yang mengalami

proses-proses termodinamika tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

a. Proses Isotermal

Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.

64

Gambar 4. A–B merupakan proses isotermal.

Menurut Hukum Boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan :

pV = konstan

atau

p1V1 = p2V2

Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga persamaan W = p

Ξ”V tidak dapat langsung digunakan. Untuk menghitung usaha sistem dalam

proses isotermal ini digunakan cara integral. Misalkan, pada sistem terjadi

perubahan yang sangat kecil sehingga persamaan usahanya dapat dituliskan

sebagai:

dW = pdV

Jika Persamaan (1–3) diintegralkan maka dapat dituliskan :

Γ² dW = Γ² pdV

65

Dari persamaan keadaan gas ideal diketahui bahwa p = nRT/V. Oleh karena itu,

integral dari Persamaan (9–3)dapat dituliskan menjadi :

Γ² dW = Γ² (nRT / V)

Jika konstanta n R, dan besaran suhu (T) yang nilainya tetap dikeluarkan dari

integral, akan diperoleh :

W = nR T (lnV2 – lnV1)

W = n RT ln (V2/V1)

atau

W = n RT ln (p2/p1)

Contoh Soal 3 :

Sepuluh mol gas helium memuai secara isotermal pada suhu 47 Β°C sehingga

volumenya menjadi dua kali volume mula-mula. Tentukanlah usaha yang

dilakukan oleh gas helium.

Jawab :

Dik: T = 47 Β°C = (47 + 273)

K = 320 K

V2 = 2V1.

Dit : W =…….?

66

Penye:

W = n RT ln (V2/V1)

= (10 mol) ( 8,31 J/mol)(320 K) ln (2V2/V1)

= 26.592 ln 2 = 18.428 joule

b. Proses Isokhorik

Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap.

Gambar 5. A–B merupakan proses isokhorik.

Menurut Hukum Gay-Lussac proses isokhorik pada gas dapat dinyatakan dengan

persamaan :

p/T = konstan

atau

p1/T1 = p2/T2

Oleh karena perubahan volume dalam proses isokhorik Ξ”V = 0 maka usahanya W

= 0.

67

c. Proses Isobarik

Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.

Gambar 6. C–D adalah proses isobarik.

Menurut Hukum Charles, persamaan keadaan gas pada proses isobarik dinyatakan

dengan persamaan :

V/T = konstan

atau

V1/T1 = V2/T2

Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya tetap, usaha

yang dilakukan oleh sistem dinyatakan dengan persamaan

W = pΞ”V = p (V2 – V1)

Contoh Soal 4 :

Suatu gas yang volumenya 1,2 liter perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap

1,5 Γ— 105 N/m2 hingga volumenya menjadi 2 liter. Berapakah usaha yang

dilakukan gas?

Jawab :

68

Dik : V1 = 1,2 L

V2 = 2 L

p = 1,5 Γ— 105 N/m

2.

1 liter = 1 dm3 = 10

–3 m

3

Dit : Usaha yang dilakukan gas pada tekanan tetap (isobarik) ?

Penye:

W = p (V2 – V1)

= (1,5 Γ— 105 N/m

2) (2 – 1,2) Γ— 10

–3 m

3

= 120 joule

Contoh Soal 5 :

Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti grafik p – V berikut.

Tentukanlah:

a. usaha gas dari A ke B,

b. usaha gas dari B ke C,

c. usaha gas dari C ke A, dan

d. usaha netto gas dalam satu siklus.

Jawab :

Dik : pA = pB = 3 Γ— 105 Pa

pC = 1 Γ— 105 Pa

69

VA = 2 L

VB = VC = 6 L

Dit :

a.) Proses A ke B adalah proses isobarik. Usaha dari A ke B ?

b.) Proses B ke C adalah proses isokhorik ?

c.) Proses dari C ke A adalah isothermal ?

d.) Usaha netto gas dalam satu siklus ABCA ?

Penye :

a.) WAB = p(VB – VA)

= 3 Γ— 105 Pa (6 – 2) Γ— 10

–3 m

3

= 1.200 joule

b.) Oleh karena VC = VB, usaha yang dilakukan gas WBC = 0

c.) Proses dari C ke A adalah isotermal. Oleh karena pC:VC = pA:VA,

usaha dari C ke A adalah :

WCA = nRT ln (VA/VC)

= pCVC ln (VA/VC)

= pAVA ln (VA/VC) (ingat: pV = nRT)

= (1 Γ— 105 N/m

2)(6 Γ— 10

–3 m

3)ln 3/6

= – 415,8 joule

d.) Usaha netto gas dalam satu siklus ABCA :

Wsiklus = WAB + WBC + WCA

= 1.200 joule + 0 + (–415,8 joule)

= 784,2 joule

d. Proses Adiabatik

Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak

ada kalor (Q) yang masuk atau keluar dari sistem (gas). Proses ini dapat dilakukan

70

dengan cara mengisolasi sistem menggunakan bahan yang tidak mudah

menghantarkan kalor atau disebut juga bahan adiabatik. Adapun, bahan-bahan

yang bersifat mudah menghantarkan kalor disebut bahan diatermik

Proses adiabatik ini mengikuti persamaan Poisson sebagai berikut

p VΞ³ = konstan

atau

p1 V1Ξ³ = p2 V2

Ξ³

Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka Persamaan

(9–4) dapat ditulis :

T1V1(Ξ³ –1)

= T2 V2(Ξ³ –1)

dengan Ξ³ = CP/CV = konstanta Laplace, dan CP/CV > 1. CP adalah kapasitas kalor

gas pada tekanan tetap dan CV adalah kalor gas pada volume tetap. Perhatikan

diagram p – V pada Gambar 7.

Gambar 7. Pada proses adiabatik, kurva p–V lebih curam dibandingkan dengan

71

kurva p–V pada proses isotermal.

Dari kurva hubungan p – V tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa:

1) Kurva proses adiabatik lebih curam daripada kurva proses isotermal.

2) Suhu, tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak tetap.

Oleh karena sistem tidak melepaskan atau menerima kalor, pada kalor sistem

proses adiabatik Q sama dengan nol. Dengan demikian, usaha yang dilakukan

oleh sistem hanya mengubah energi dalam sistem tersebut. Besarnya usaha pada

proses adiabatik tersebut dinyatakan dengan persamaan berikut.

W= 3/2 nRTβˆ’T = 3/2 (p1 V1 βˆ’ p2 V2)

B. Hukum I Termodinamika

Dari pembahasan materi ini, Anda telah mengetahui bahwa suhu gas

berhubungan dengan energi kinetik yang dimiliki oleh gas tersebut. Anda juga

telah mempelajari hubungan antara energi kinetik dan energi dalam yang dimiliki

oleh gas. Perubahan energi dalam dapat terjadi jika terjadi perubahan suhu (energi

dalam akan meningkat jika suhu gas (sistem) meningkat atau pada gas diberikan

kalor). Apakah perubahan energi dalam dapat terjadi pada gas yang diberi atau

melakukan usaha mekanik?

Hubungan antara kalor yang diterima atau dilepaskan suatu sistem, usaha

yang dilakukan pada sistem, serta perubahan energi dalam sistem yang

72

ditimbulkan oleh kalor dan usaha tersebut dijelaskan dalam Hukum Pertama

Termodinamika.

Hukum Pertama Termodinamika adalah perluasan bentuk dari Hukum

Kekekalan Energi dalam mekanika. Hukum ini menyatakan bahwa: "Jumlah kalor

pada suatu sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem tersebut ditambah

usaha yang dilakukan oleh sistem."Dengan demikian, meskipun energi kalor

sistem telah berubah menjadi energi mekanik (usaha) dan energi dalam, jumlah

seluruh energi tersebut selalu tetap. Secara matematis, Hukum Pertama

Termodinamika dituliskan sebagai berikut.

Q = Ξ”U + W

dengan:

Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,

Ξ”U = U2 β€” U1 = perubahan energi dalam sistem, dan

W = usaha yang dilakukan sistem.

Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif.

2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif

3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif

4. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif

73

Contoh Soal 6 :

Delapan mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 2

Γ— 105 N/m

2 sehingga volumenya berubah dari 0,08 m

3 menjadi 0,1 m

3. Jika gas

mengalami perubahan energi dalam gas sebesar 1.500 J, berapakah kalor yang

diterima gas tersebut.

Jawab :

Dik : p = 2 Γ— 105 N/m

2

V1 = 0,08 m3

V2 = 0,1 m3

Ξ”U = 1.500 J.

Dit :

Q = …..?

Penye:

Q = Ξ”U+ W

Q = Ξ”U + p(V2 – V1)

Q = 1.500 joule + 2 Γ— 105 N/m

2 (0,1 – 0,08) m

3

= 1.500 joule + 4.000 joule

= 5.500 J

C. Hukum II Termodinamika

74

Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa :

” Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas kebenda yang dingin;

kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tan

pa dilakukan usaha”.

Penjelasan hukum II Termodinamika ialah sebagai berikut ini :

Tidaklah mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus,

menerima kalor dari satu reservoir dan mengubah kalor seluruhnya

menjadi usaha.

Tidaklah mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus dengan

mengambil kalor dari reservoir yang mempunyai suhu rendah dan

memberikannya ke reservoir suhu tinggi tanpa usaha dari luar.

Mesin yang bekerja di antara reservoir suhu Tt dan reservoir suhu Tt(Tt >

Tr), mempunyai efisiensi maksimum.

Pengertian Entropi

Entropi dapat kita diartikan sebagai ukuran ketidakteraturan. Dalam sistem

tertutup peningkatan entropi disertai oleh penurunan jumlah energi yang tersedia.

Semakin tinggi entropi, semakin tinggi pula ketakteraturannya.

Entropi pada Proses Temperatur Konstan

Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami proses reversibel dengan

75

menyerap sejumlah kalor Q maka kenaikan entropi βˆ†S dapat dituliskan

sebagai berikut ini :

βˆ†S = S2 – S1 = Q/T

Keterangan :

βˆ†S : perubahan entropi (J/K)

S1 : entropi mula-mula (J/K)

S2 : entropi akhir (J/K)

Entropi pada Proses Temperatur Berubah

Pada proses yang mengalami perubahan temperatur, entropi dituliskan

sebagai berikut ini

βˆ†s = mc In ( 𝑇2

𝑇1 )

Keterangan :

βˆ†S : perubahan entropi (J/K)

S1 : entropi mula-mula (J/K)

S2 : entropi akhir (J/K)

c : kalor jenis (J/kg K)

m : massa (kg)

T1 : suhu mula-mula (K)

T2 : suhu akhir (K)

76

Contoh Soal 7:

Suatu mesin mempunyai suhu reservoir tinggi 400Β°C dan suhu reservoir rendah

70Β°C. Hitunglah efisiensi pada mesin tersebut!

Jawab :

Dik : Tt = 400Β°C atau 673 k

Tr = 70Β°C atau 343 K

Dit : Ξ· = …..?

Peny

α΅‘ = (1- 𝑇𝑑

𝑇𝑑) x 100%

= ( 1-343

673 x 100%

= 330

673 x 100%

= 49%

Maka, efisiensi mesin sebesar 49%

77

Daftar Pustaka

Saripudin, A.D.Rustiawan K. 2009. Praktis Belajar Fisika 1: untuk kelas XI

Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan

Alam. Pusat Pembukuan Departemen Nasional Jakarta.

Tim Readaksi Dorling Kindersley.1997. Jendela Iptek Jakarta : Balai Pustaka

78

LAMPIRAN A.4

Lembar Kerja Peserta Didik

Hukum I Termodinamika

Hari / Tanggal Percobaan :

Alokasi Waktu :

Kelompok :

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tujuan Percobaan : Untuk membuktikan Hukum I Termodinamika

Alat dan Bahan :

Balon

Lilin

Gelas

Korek

Langkah Percobaan

Percobaan 1

1) Tiup balon yang sudah dipersiapkan

2) Nyalakan lilin yang ada dalam gelas

3) Balon yang berisi udara didekatkan pada api

4) Apakah yang terjadi

Percobaan 2

1) Masukkan air dan tiup balon

01

79

2) Nyalakan kembali lilin yang ada didalam gelas

3) Lalu masukkan balon yang brisi air kedalam gelas yang berisi air

4) Amati nyala lilin

5) Catat hasil pengamatan

Tabel Pengamatan

Percobaan Benda Perlakuan Hasil pengamatan

1

2

Analisis

1. Mengapa percobaan pertama, balon tersebut pecah sementara pada

percobaan kedua balon tidak pecah?

2. Apa kaitan percobaan ini dengan hukum I Termodinamika?

3. Buatlah kesimpulan terhadap percobaan diatas ?

80

Pertanyaan

1. Kedalam sejumlah gas dialirkan kalor sebesar 300 joule. Kemudian gas

dikenai kerja sebesar 120 joule. Berapa perubahan energy dalam gas ?

2. Suatu gas menerima kalor sebesar 4000 kalori, menghasilakan usaha

sebesar 8000 J. Berapa perubahan energy dalam pada gas ? ( 1 kalori =

4,18 joule)

81

Lembar Kerja Peserta Didik

Hukum II Termodinamika

Hari / Tanggal Percobaan :

Alokasi Waktu :

Kelompok :

Nama Anggota :

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Tujuan Percobaan : Untuk membuktikan Hukum II Termodinamika

Alat dan Bahan :

Botol bekas

Sendok

Baking soda

Balon 2 buah

Cuka

Langkah Percobaan

1) Tuang cuka secukupnya kedalam botol plastik kosong

2) Masukkan baking soda secukupnya kedalam balon yang sudah disiapkan

3) Tempelkan balon yang sudah diisi baking soda ke bibir botol plastik

4) Tuang baking soda yang ada didalam balon kedalam botol yang berisi

cuka

5) Amati apa yang terjadi

Analisis

1) Mengapa cuka yang dicampur baking soda dapat bereaksi menghasilkan

udara yang membuat balon menjadi menggelembung!

2) Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan di atas!

02

82

LAMPIRAN B

B.1 KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN

B.2 SOAL PRETEST

B.3 SOAL POSTTEST

83

LAMPIRAN B.1

KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR

Indikator Soal Ranah Kognitif Kunci

Jawaban C1 C2 C3 C4

Mengidentifikasi

perubahan keadaan

gas ideal dengan

menerapkan Hukum

Termodinamika

1. Sejumlah zat dalam suatu

wadah yang menjadi pusat

perhatian kita untuk

dianalisis disebut…..

a. Lingkungan

b. Sistem

c. Batas Sistem

d. Panas

e. Termodinamika

√ B

2. Pernyataan yang benar

tentang peroses

termodinamika adalah……

a. Pada proses isokhorik,

gas tidak melakukan

usaha

b. Pada proses isobarik,

gas tidak menerima

usaha

c. Pada proses isotermik,

energi dalam gas

berubah

d. Pada proses adiabatik,

gas selalu melakukan

usaha

e. Pada proses adiabatik,

gas tidak melakukan

usaha

√ A

84

3. Proses yang dialami gas

dalam ruangan tertutup pada

suhu tetap disebut……

a. Proses isokhorik

b. Proses isotermik

c. Proses isobarik

d. Proses adiabatik

e. Proses asilimasi

√ B

4. Siklus carnot menggunakan

proses-proses yaitu……

a. Adiabatik dan isotermik

b. Adiabatik dan isokhorik

c. Isotrmik dan iskhorik

d. Isotermik dan isobarik

e. Isokhorik dan isobaric

√ A

5. Proses mesin kalor terdiri

dari …… tahap

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

√ D

6. Suatu gas ideal dapat

dikatakan mengalami proses

isobarik apabila…..

a. Suhu dan jumlah

partikel gas tetap

b. Suhu dan tekanan gas

tetap

c. Jumlah partikel dan

√ C

85

tekanan gas tetap

d. Volume gas tetap

e. Adanya proses adiabatic

7. Hukum I Termodinamika

menyatakan bahwa …..

a. Kalor tidak dapat masuk

kedalam

dan keluar dari suatu

system

b. Energi adalah kekal

c. Energi dalam adalah

kekal

d. Suhu adalah tetap

e. System tidak mendapa

usaha dari luar

√ B

8. Bagaimana bunyi hukum

Termodinamika II tentang

aliran kalor ?

a. Apabila sistem gas

menyerap kalor dari

lingkungan sebesar Q1,

maka oleh sistem

mungkin akan diubah

b. β€œmembatasi perubahan

energi mana yg dapat

terjadi dan yg tidak

dapat terjadi”

c. β€œKalor mengalir secara

spontan dari benda

bersuhu tinggi ke benda

bersuhu rendah dan

√ C

86

tidak mengalir secara

spontan dalam arah

kebalikannya”

d. β€œEnergi tidak dapat

diciptakan ataupun

dimusnahkan, melainkan

hanya bisa diubah

bentuknya saja.

e. β€œTotal entropi semesta

tidak berubah ketika

proses reversible terjadi

dan bertambah ketika

proses ireversibel

terjadi”.

9. Semua gas ideal mengalami

proses isokhorik

sehingga…….

a. semua molekul

kecepatannya sama

b. pada suhu tinggi

kecepatan rata-rata

molekul lebih besar

c. tekanan gas menjadi

tetap

d. gas akan melakukan

usaha

e. tidak memiliki energi

dalam

√ B

Memahami 10. Proses adiabatic adalah….. √ B

87

perubahan keadaan

gas ideal dengan

menerapkan Hukum

Termodinamika

a. Proses perubahan

system dengan adanya

kalor yang masuk dan

keluar dari system

b. Proses perubahan

system tanpa adanya

kalor yang masuk dan

keluar dari system

c. Proses perubahan

system dengan adanya

kalor yang masuk dan

keluar dari lingkungan

d. Proses perubahan

system tanpa adanya

kalor yang masuk dan

keluar dari system

e. Proses perubahan

dengan adanya kalor

yang masuk dari

lingkungan

11. Perhatikan gambar berikut !

Gambar diatas menunjukkan

prinsip kerja dari……

√ B

88

a. Mesin pendingin

b. Mesin kalor

c. Mesin carnot

d. Refrigerator

e. Mesin uap

12. Suatu gas ideal dapat

dikatakan mengalami proses

isobaric apabila…..

a. Suhu dan jumlah

partikel gas tetap

b. Suhu dan tekanan gas

tetap

c. Jumlah partikel dan

tekanan gas tetap

d. Volume gas tetap

e. Adanya proses adiabatic

√ C

13. Pernyataan berikut yang

benar adalah…..

a. Proses reversibel

merupakan proses tak

terbalikkan, sedangkan

irreversible merupakan

proses terbalikkan

b. Proses reversibel

merupakan proses

terbalikkan, sedangkan

proses irreversibel

merupakan proses tak

terbalikkan

√ B

89

c. Proses reversibel dan

irreversibel merupakan

proses terbalikkan

d. Proses reversibel dan

irreversibel merupakan

proses tak terbalikkan

e. Proses reversibel dan

irreversibel bukan

proses dalam

termodinamika

Memformulasikan

perubahan keadaan

gas ideal dengan

menerapkan Hukum

Termodinamika

14. Sejenis gas ideal dalam

wadah yang memiliki

volume 2 m3 dan tekanan 4

atm. Jika 1 atm = 105 N/m2.

Gas memuai pada tekanan

tetap sehingga volumenya

menjadi dua kali volume

semula. Usaha luar yang

dilakukan gas tersebut

adalah…..

a. 5 x 105 J

b. 6 x 105 J

c. 7 x 105 J

d. 8 x 105 J

e. 9 x 105 J

√ D

15. Gas helium 1,5 m3 bersuhu

270C dipanaskan secara

isobaric sampai 870C. Jika

tekanan gas helium 2 x 105

√ A

90

N/m2, gas helium melakukan

usaha luar sebesar…..

a. 60 kJ

b. 120 kJ

c. 180 kJ

d. 360 kJ

e. 660 kJ

16. Suatu system menyerap

kalor Q dari lingkungan

sebesar 1500 J. Perubahan

energy dalam jika system

melakukan usaha sebesar 220

J terhadap lingkungan

adalah…..

a. 650 J

b. 700 J

c. 750 J

d. 800 J

e. 850 J

√ B

17. Gas oksigen sebanyak 0,2

liter didalam tabung

dipanaskan hingga memuai

menjadi 0,3 liter. Jika tekanan

gas 1 atm, berapakah usaha

yang dilakukan gas oksigen

tersebut……

a. 5 J

b. 0,5 J

c. 0,05 J

√ A

91

d. 0,005 J

e. 0,0005 J

18. Dalam satu siklus, sebuah

mesin menyerap 300 J kalor

dari reservoir suhu tinggi

dan membuang 1000 J kalor

pada reservoir suhu rendah.

Efisiensi mesin kalor

tersebut adalah…..

a. 66,7 %

b. 53,5 %

c. 55,0 %

d. 80,0 %

e. 59,6 %

√ A

19. 2000/ 693 mol gas helium

pada suhu tetap 27oC

mengalami perubahan

volume dari 2,5 liter

menjadi 5 liter. Jika R =

8,314 J/mol K dan ln 2 =

0,693 usaha yang dilakukan

gas helium adalah

a. 4988,4 J

b. 4980,9 J

c. 2180,5 J

d. 4080,5 J

e. 6600 J

√ A

20. 1,5 m3 gas helium yang

bersuhu 27oC dipanaskan

√ A

92

secara isobarik sampai 87oC.

Jika tekanan gas helium 2 x

105 N/m

2 , gas helium

melakukan usaha luar

sebesar……

a. 60 KJ

b. 120 KJ

c. 280 KJ

d. 480 KJ

e. 660 KJ

21. Mesin Carnot bekerja pada

suhu tinggi 600 K, untuk

menghasilkan kerja

mekanik. Jika mesin

menyerap kalor 600 J

dengan suhu rendah 400 K,

maka usaha yang dihasilkan

adalah…….

a. 120 J

b. 124 J

c. 135 J

d. 148 J

e. 200 J

√ E

22.Sebuah mesin Carnot yang

menggunakan reservoir suhu

tinggi bersuhu 800 K

mempunyai efisiensi sebesar

40%. Agar efisiensinya naik

√ B

93

menjadi 50%, maka suhu

reservoir suhu tinggi

dinaikkan menjadi……

a. 900 K

b. 960 K

c. 1000K

d. 1180 K

e. 1600 K

23. Sebuah mesin Carnot

bekerja pada pada suhu

tinggi 627Β°C memiliki

efisiensi 50%. Agar efisiensi

maksimumnya naik menjadi

70% pada suhu rendah yang

tetap, maka suhu tingginya

harus dinaikkan

menjadi……

a. 1500Β°C

b. 1227Β°C

c. 1127Β°C

d. 1073Β°C

e. 927Β°C

√ A

24. Bongkahan es terapung di

atas permukaan laut dengan

setengah bagian yang

muncul di permukaan. Jika

massa jenis air laut 1,03

g/cmΒ³ dan volume seluruh es

adalah 1 mΒ³, besar gaya ke

√ A

94

atas es tersebut adalah....

a. 5150 N

b. 3890 N

c. 4000 N

d. 5678 N

e. 5151 N

Menganalisis

perubahan keadaan

gas ideal dengan

menerapkan hukum

termodinamika

25. Sejumlah gas ideal

mengalami proses seperti

gambar beriku

Proses yang menggambarkan

adiabatis dan isokhorik

berturut-turut ditunjukkan

pada nomor……

a. 1-2 dan 3-4

b. 1-2 dan 4-5

c. 2-3 dan 1-2

d. 2-4 dan 1-2

e. 2-3 dan 3-4

√ E

26. Prinsip kerja suatu mesin

kalor yaitu…..

√ A

95

a. Kalor yang masuk

kedalam system lebih

besar daripada kalor

yang keluar system dan

usaha yang dilakukan

system

b. Kalor yang masuk

kedalam system lebih

kecil daripada kalor

yang keluar system dan

usaha yang dilakukan

system

c. Kalor yang masuk

kedalam system lebih

besar daripada kalor

yang keluar system dan

usaha yang dilakukan

lingkungan

d. Kalor yang masuk

kedalam system lebih

kecil daripada kalor

yang keluar system dan

usaha yang dilakukan

lingkungan

e. Kalor yang masuk

kedalam system sama

dengan kalor yang

keluar system dan usaha

yang dilakukan system

27. Perhatikan gambar dibawah

ini

√ B

96

Suatu gas ideal mengalami

proses siklus seperti pada

gambar P βˆ’ V di atas. Kerja

yang dihasilkan pada

proses siklus ini adalah…..

a. 200 KJ

b. 400 KJ

c. 600 KJ

d. 800 KJ

e. 1000 KJ

28. Diagram Pβˆ’V dari gas

helium yang mengalami

proses termodinamika

ditunjukkan seperti gambar

berikut!

Usaha yang dilakukan gas

helium pada proses ABC

sebesar....

a. 660 KJ

b. 400 KJ

c. 550 KJ

√ B

97

d. 410 KJ

e. 850 KJ

29. Suatu pesawat pendingin

Carnot mempunyai

koefisien kinerja 6,5. Jika

reservoir yang tinggi 27Β°C,

maka reservoir yang bersuhu

rendah adalah

a. βˆ’5 Β°C

b. βˆ’8 Β°C

c. βˆ’10 Β°C

d. βˆ’12 Β°C

e. βˆ’13 Β°C

√ E

30. Perhatikan gambar berikut

ini!

Jika kalor yang diserap

reservoir suhu tinggi adalah

1200 joule, berapa nilai

efesiensi mesin

carntnya…….

a. 35%

b. 40%

c. 45%

√ B

98

d. 50%

e. 55%

99

B.2 SOAL PRE-TEST

TES HASIL BELAJAR

Mata Pelajaran : Fisika

Waktu : 90 Menit

Petunjuk 1. Tuliskan Nama dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan

2. Bacalah soal dengan teliti dan kerjaka n soal yang dianggap paling mudah

3. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dan memberi tanda silang

(X) pada lembar jawaban yang telah disediakan

4. Jika anda akan mengganti jawaban berilah garis datar double (=) jawaban yang

telah disilang kemudian gantilah jawaban anda

5. Kerjakanlah semua soal dengan jujur, bertanggung jawab dan percaya diri

6. Lembar soal tidak boleh di coret-coret

Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar

1. Pernyataan yang benar tentang peroses termodinamika adalah

a. Pada proses isokhorik, gas tidak melakukan usaha

b. Pada proses isobarik, gas tidak menerima usaha

c. Pada proses isometric, energy dalam gas berubah

d. Pada proses adiabatik, gas selalu melakukan usaha

e. Pada proses adiabatik, gas tidak melakukan usaha

2. Proses yang dialami gas dalam ruangan tertutup pada suhu tetap

disebut……

a. Proses isokhorik

b. Proses isotermik

c. Proses isobaric

d. Proses adiabatic

e. Proses asimilasi

3. Siklus carnot menggunakan proses-proses yaitu……

a. Adiabatik dan Isometrik

b. Adiabatik dan Isokhorik

c. Isometrik dan Isokhorik

100

d. Isometrik dan Isobarik

e. Isokhorik dan Isobarik

4. Proses mesin kalor terdiri dari …… tahap

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

5. Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa …..

a. Kalor tidak dapat masuk kedalam dan keluar dari suatu system

b. Energi adalah kekal

c. Energi dalam adalah kekal

d. Suhu adalah tetap

e. System tidak mendapa usaha dari luar

6. Bagaimana bunyi hukum Termodinamika II tentang aliran kalor ?

a. Apabila sistem gas menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q1,

maka oleh sistem mungkin akan diubah

b. β€œmembatasi perubahan energi mana yg dapat terjadi dan yg tidak

dapat terjadi”

c. Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda

bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah

kebalikannya”

d. β€œEnergi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan

hanya bisa diubah bentuknya saja.

e. β€œTotal entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible

terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel terjadi”.

7. Perhatikan gambar berikut !

101

Gambar diatas menunjukkan prinsip kerja dari……

a. Mesin Pendingin

b. Mesin Kalor

c. Mesin Carnot

d. Refrigerator

e. Mesin Uap

8. Suatu gas ideal dapat dikatakan mengalami proses isobaric apabila…..

a. Suhu dan jumlah partikel gas tetap

b. Suhu dan tekanan gas tetap

c. Jumlah partikel dan tekanan gas tetap

d. Volume gas tetap

e. Adanya proses adiabatic

9. Sejenis gas ideal dalam wadah yang memiliki volume 2 m3 dan tekanan 4

atm. Jika 1 atm = 105 N/m2. Gas memuai pada tekanan tetap sehingga

volumenya menjadi dua kali volume semula. Usaha luar yang dilakukan

gas tersebut adalah…..

a. 5 x 105 J

b. 6 x 105 J

c. 7 x 105 J

d. 8 x 105 J

e. 9 x 105 J

102

10. Gas helium 1,5 m3 bersuhu 270C dipanaskan secara isobaric sampai

870C. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2, gas helium melakukan

usaha luar sebesar…..

a. 60 kJ

b. 120 kJ

c. 180 kJ

d. 360 kJ

e. 660 kJ

11. Suatu system menyerap kalor Q dari lingkungan sebesar 1500 J.

Perubahan energy dalam jika system melakukan usaha sebesar 220 J

terhadap lingkungan adalah…..

a. 650 J

b. 700 J

c. 750 J

d. 800 J

e. 850 J

12. Gas oksigen sebanyak 0,2 liter didalam tabung dipanaskan hingga memuai

menjadi 0,3 liter. Jika tekanan gas 1 atm, berapakah usaha yang dilakukan

gas oksigen tersebut……

a. 5 J

b. 0,5 J

c. 0,05 J

d. 0,005 J

e. 0,0005 J

13. Dalam satu siklus, sebuah mesin menyerap 300 J kalor dari reservoir suhu

tinggi dan membuang 1000 J kalor pada reservoir suhu rendah. Efisiensi

mesin kalor tersebut adalah…..

a. 66,7 %

b. 53,5 %

c. 55,0 %

d. 80,0 %

103

e. 59,6 %

14. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27

oC dipanaskan secara isobarik sampai

87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 10

5 N/m

2 , gas helium melakukan usaha

luar sebesar……

a. 60 KJ

b. 120 KJ

c. 280 KJ

d. 480 KJ

e. 660 KJ

15. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu

800 K mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi

50%, maka suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadi……

a. 900 K

b. 960 K

c. 1000 K

d. 1180 K

e. 1600 K

16. Sebuah mesin Carnot bekerja pada pada suhu tinggi 627Β°C memiliki

efisiensi 50%. Agar efisiensi maksimumnya naik menjadi 70% pada suhu

rendah yang tetap, maka suhu tingginya harus dinaikkan menjadi……

a. 1500Β°C

b. 1227Β°C

c. 1127Β°C

d. 1073Β°C

e. 927Β°C

17. Bongkahan es terapung di atas permukaan laut dengan setengah bagian

yang muncul di permukaan. Jika massa jenis air laut 1,03 g/cmΒ³ dan

volume seluruh es adalah 1 mΒ³, besar gaya ke atas es tersebut adalah....

a. 5150 N

b. 3890 N

c. 4000 N

104

d. 5678 N

e. 5151 N

18. Perhatikan gambar dibawah ini

Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P βˆ’ V di

atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah…..

a. 200 KJ

b. 400 KJ

c. 600 KJ

d. 800 KJ

e. 1000 KJ

19. Suatu pesawat pendingin Carnot mempunyai koefisien kinerja 6,5. Jika

reservoir yang tinggi 27Β°C, maka reservoir yang bersuhu rendah adalah

a. βˆ’5 Β°C

b. βˆ’8 Β°C

c. βˆ’10 Β°C

d. βˆ’12 Β°C

e. βˆ’13 Β°C

20. Perhatikan gambar berikut ini!

Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, berapa

nilai efesiensi mesin carntnya…….

a. 35%

105

b. 40%

c. 45%

d. 50%

e. 55%

106

B.3 SOAL POST-TEST

TES HASIL BELAJAR

Mata Pelajaran : Fisika

Waktu : 90 Menit

Petunjuk 1. Tuliskan Nama dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan

2. Bacalah soal dengan teliti dan kerjaka n soal yang dianggap paling mudah

3. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dan memberi tanda silang

(X) pada lembar jawaban yang telah disediakan

4. Jika anda akan mengganti jawaban berilah garis datar double (=) jawaban yang

telah disilang kemudian gantilah jawaban anda

5. Kerjakanlah semua soal dengan jujur, bertanggung jawab dan percaya diri

6. Lembar soal tidak boleh di coret-coret

Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar

1. Suatu system menyerap kalor Q dari lingkungan sebesar 1500 J.

Perubahan energy dalam jika system melakukan usaha sebesar 220 J

terhadap lingkungan adalah…..

a. 650 J

b. 700 J

c. 750 J

d. 800 J

e. 850 J

2. Gas oksigen sebanyak 0,2 liter didalam tabung dipanaskan hingga memuai

menjadi 0,3 liter. Jika tekanan gas 1 atm, berapakah usaha yang dilakukan

gas oksigen tersebut……

a. 5 J

b. 0,5 J

c. 0,05 J

d. 0,005 J

e. 0,0005 J

3. Dalam satu siklus, sebuah mesin menyerap 300 J kalor dari reservoir suhu

tinggi dan membuang 1000 J kalor pada reservoir suhu rendah. Efisiensi

mesin kalor tersebut adalah…..

107

a. 66,7 %

b. 53,5 %

c. 55,0 %

d. 80,0 %

e. 59,6 %

4. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27

oC dipanaskan secara isobarik sampai

87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 10

5 N/m

2 , gas helium melakukan usaha

luar sebesar……

a. 60 KJ

b. 120 KJ

c. 280 KJ

d. 480 KJ

e. 660 KJ

5. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu

800 K mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi

50%, maka suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadi……

a. 900 K

b. 960 K

c. 1000 K

d. 1180 K

e. 1600 K

6. Sebuah mesin Carnot bekerja pada pada suhu tinggi 627Β°C memiliki

efisiensi 50%. Agar efisiensi maksimumnya naik menjadi 70% pada suhu

rendah yang tetap, maka suhu tingginya harus dinaikkan menjadi……

a. 1500Β°C

b. 1227Β°C

c. 1127Β°C

d. 1073Β°C

e. 927Β°C

108

7. Bongkahan es terapung di atas permukaan laut dengan setengah bagian

yang muncul di permukaan. Jika massa jenis air laut 1,03 g/cmΒ³ dan

volume seluruh es adalah 1 mΒ³, besar gaya ke atas es tersebut adalah....

a. 5150 N

b. 3890 N

c. 4000 N

d. 5678 N

e. 5151 N

8. Perhatikan gambar dibawah ini

Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P βˆ’ V di

atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalah…..

a. 200 KJ

b. 400 KJ

c. 600 KJ

d. 800 KJ

e. 1000 KJ

9. Suatu pesawat pendingin Carnot mempunyai koefisien kinerja 6,5. Jika

reservoir yang tinggi 27Β°C, maka reservoir yang bersuhu rendah adalah

a. βˆ’5 Β°C

b. βˆ’8 Β°C

c. βˆ’10 Β°C

d. βˆ’12 Β°C

e. βˆ’13 Β°C

10. Perhatikan gambar berikut ini!

109

Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, berapa

nilai efesiensi mesin carntnya…….

a. 35%

b. 40%

c. 45%

d. 50%

e. 55%

11. Pernyataan yang benar tentang peroses termodinamika adalah

a. Pada proses isokhorik, gas tidak melakukan usaha

b. Pada proses isobarik, gas tidak menerima usaha

c. Pada proses isometric, energy dalam gas berubah

d. Pada proses adiabatik, gas selalu melakukan usaha

e. Pada proses adiabatik, gas tidak melakukan usaha

12. Proses yang dialami gas dalam ruangan tertutup pada suhu tetap

disebut……

a. Proses isokhorik

b. Proses isotermik

c. Proses isobaric

d. Proses adiabatic

e. Proses asimilasi

13. Siklus carnot menggunakan proses-proses yaitu……

a. Adiabatik dan Isometrik

b. Adiabatik dan Isokhorik

110

c. Isometrik dan Isokhorik

d. Isometrik dan Isobarik

e. Isokhorik dan Isobarik

14. Proses mesin kalor terdiri dari …… tahap

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

15. Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa …..

a. Kalor tidak dapat masuk kedalam dan keluar dari suatu system

b. Energi adalah kekal

c. Energi dalam adalah kekal

d. Suhu adalah tetap

e. System tidak mendapa usaha dari luar

16. Bagaimana bunyi hukum Termodinamika II tentang aliran kalor ?

a. Apabila sistem gas menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q1,

maka oleh sistem mungkin akan diubah

b. β€œmembatasi perubahan energi mana yg dapat terjadi dan yg tidak

dapat terjadi”

c. Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda

bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah

kebalikannya”

d. β€œEnergi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan

hanya bisa diubah bentuknya saja.

e. β€œTotal entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible

terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel terjadi”.

17. Perhatikan gambar berikut !

111

Gambar diatas menunjukkan prinsip kerja dari……

a. Mesin Pendingin

b. Mesin Kalor

c. Mesin Carnot

d. Refrigerator

e. Mesin Uap

18. Suatu gas ideal dapat dikatakan mengalami proses isobaric apabila…..

a. Suhu dan jumlah partikel gas tetap

b. Suhu dan tekanan gas tetap

c. Jumlah partikel dan tekanan gas tetap

d. Volume gas tetap

e. Adanya proses adiabatic

19. Sejenis gas ideal dalam wadah yang memiliki volume 2 m3 dan tekanan 4

atm. Jika 1 atm = 105 N/m2. Gas memuai pada tekanan tetap sehingga

volumenya menjadi dua kali volume semula. Usaha luar yang dilakukan

gas tersebut adalah…..

a. 5 x 105 J

b. 6 x 105 J

c. 7 x 105 J

d. 8 x 105 J

e. 9 x 105 J

112

20. Gas helium 1,5 m3 bersuhu 270C dipanaskan secara isobaric sampai

870C. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2, gas helium melakukan

usaha luar sebesar…..

a. 60 kJ

b. 120 kJ

c. 180 kJ

d. 360 kJ

e. 660 kJ

113

LAMPIRAN C

C.1 ANALISIS VALIDITAS ITEM

C.2 ANALISIS REALIBITAS ITEM

114

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 βˆ‘X βˆ‘X^2

1 A 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 17 289

2 B 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 22 484

3 C 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 361

4 D 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 361

5 E 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441

6 F 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 289

7 G 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 14 196

8 H 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 12 144

9 I 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 10 100

10 J 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 14 196

11 K 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 19 361

12 L 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17 289

13 M 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 22 484

14 N 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 21 441

15 O 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 19 361

16 P 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 12 144

17 Q 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 15 225

18 R 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 20 400

19 S 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 21 441

20 T 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 15 225

21 U 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 13 169

22 V 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 8 64

23 W 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 13 169

24 X 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 13 169

25 Y 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25 625

26 Z 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 22 484

27 AA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 8 64

28 BB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1

29 CC 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 36

30 DD 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 13 169

31 EE 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 23 529

32 FF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 22 484

33 GG 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 10 100

34 HH 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 36

6.00 19.00 17.00 20.00 17.00 15.00 18.00 18.00 20.00 16.00 17.00 21.00 24.00 19.00 20.00 19.00 16.00 18.00 17.00 17.00 21.00 20.00 17.00 19.00 16.00 13.00 17.00 15.00 19.00 18.00 529 9331

p 0.18 0.56 0.50 0.59 0.50 0.44 0.53 0.53 0.59 0.47 0.50 0.62 0.71 0.56 0.59 0.56 0.47 0.53 0.50 0.50 0.62 0.59 0.50 0.56 0.47 0.38 0.50 0.44 0.56 0.53

q 0.82 0.44 0.50 0.41 0.50 0.56 0.47 0.47 0.41 0.53 0.50 0.38 0.29 0.44 0.41 0.44 0.53 0.47 0.50 0.50 0.38 0.41 0.50 0.44 0.53 0.62 0.50 0.56 0.44 0.47

p/q 0.21 1.27 1.00 1.43 1.00 0.79 1.13 1.13 1.43 0.89 1.00 1.62 2.40 1.27 1.43 1.27 0.89 1.13 1.00 1.00 1.62 1.43 1.00 1.27 0.89 0.62 1.00 0.79 1.27 1.13

p.q 0.15 0.25 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25 0.25 0.24 0.25 0.25 0.24 0.21 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.24 0.24 0.25 0.25 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25 0.25

Ξ£ benar 95.00 341.00 318.00 354.00 310.00 264.00 326.00 316.00 342.00 263.00 320.00 373.00 402.00 341.00 355.00 337.00 293.00 324.00 297.00 318.00 356.00 363.00 307.00 336.00 260.00 219.00 305.00 239.00 340.00 317.00

Mp 15.83 17.95 18.71 17.70 18.24 17.60 18.11 17.56 17.10 16.44 18.82 17.76 16.75 17.95 17.75 17.74 18.31 18.00 17.47 18.71 16.95 18.15 18.06 17.68 16.25 16.85 17.94 15.93 17.89 17.61

Mt

Mp - Mt 0.27 2.39 3.15 2.14 2.68 2.04 2.55 2.00 1.54 0.88 3.26 2.20 1.19 2.39 2.19 2.18 2.75 2.44 1.91 3.15 1.39 2.59 2.50 2.13 0.69 1.29 2.38 0.37 2.34 2.05

St

(Mp - Mt) /st 0.05 0.41 0.54 0.37 0.46 0.35 0.44 0.35 0.27 0.15 0.57 0.38 0.21 0.41 0.38 0.38 0.48 0.42 0.33 0.54 0.24 0.45 0.43 0.37 0.12 0.22 0.41 0.06 0.40 0.36

Ι£ pbhis 0.02 0.47 0.54 0.44 0.46 0.31 0.47 0.37 0.32 0.14 0.57 0.48 0.32 0.47 0.45 0.42 0.45 0.45 0.33 0.54 0.31 0.54 0.43 0.41 0.11 0.18 0.41 0.06 0.46 0.38

sqrt p/q 0.46 1.13 1.00 1.20 1.00 0.89 1.06 1.06 1.20 0.94 1.00 1.27 1.55 1.13 1.20 1.13 0.94 1.06 1.00 1.00 1.27 1.20 1.00 1.13 0.94 0.79 1.00 0.89 1.13 1.06

r tabel

Ξ±

Status Buang Valid Valid Valid Valid Buang Valid Valid Buang Buang Valid Valid Buang Valid Valid Valid Valid Valid Buang Valid Buang Valid Valid Valid Buang Buang Valid Buang Valid Valid

Nomor ItemNama Peserta DidikNo

Jumlah

V

A

L

I

D

I

T

A

S

Jumlah

15.56

5.77

0.34

0.05

115

LAMPIRAN C.1

Analisis Validitas Item

Dalam pengujian validitas item tes pemahaman konsep fisika digunakan

persamaan berikut:

q

p

St

MtMppbi

Keterangan:

Ξ³pbi = koefisien korelasi biseral

Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang

dicari validitasnya.

Mt = rerata skor total

St = standar deviasi dari skor total

p = proporsi peserta didik yang menjawab benar

p

= π΅π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘’π‘™π‘’π‘Ÿπ‘’β„Ž π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘˜

q = proporsi peserta didik yang menjawab salah

(q = 1 - p)

Untuk validasi soal no 2 dari 30 soal yang telah diberikan kepada 34

peserta didik

a. Menentukan proporsi menjawab benar (p) dengan persamaan:

p = βˆ‘π‘‹

𝑁 =

19

34 = 0,55882 β‰ˆ 0,559

b. Menentukan nilai q yang merupakan selisih bilangan 1 dengan p yaitu:

q = 1 - p

= 1 – 0,559 = 0,441

116

c. Menentukan rerata skor total dengan persamaan:

Mt = βˆ‘π‘₯

𝑛 =

529

34 = 15,55882 β‰ˆ 15,559

d. Menentukan rerata skor peserta tes yang menjawab benar:

Mp

= π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

= 341

19

= 17,95

e. Menentukan standar deviasi dengan persamaan:

S =

1

2

2

n

n

xfxf

ii

ii

= √9.331 βˆ’

(529)2

34

34βˆ’1

= √9.331 βˆ’ 8.230,618

33

= √33,34491

= 5,77

f. Menentukan validitas dengan persamaan:

q

p

SD

MM

t

tp

pb

1

= 17,60βˆ’15,56

5,77Γ— √

0,56

0,44

= 0,41 x 1,13

117

= 0,46

π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 0,34, oleh karena itu item nomor 2 dinyatakan valid sebab

π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” > π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 0,46 > 0,34

Untuk validasi soal no 6 dari 30 soal yang telah diberikan kepada 34 peserta didik

a. Menentukan proporsi menjawab benar (p) dengan persamaan:

p = βˆ‘π‘‹

𝑁 =

15

34 = 0,44

b. Menentukan nilai q yang merupakan selisih bilangan 1 dengan p yaitu:

q = 1 - p

q = 1 – 0,44

= 0,56

c. Menentukan rerata skor total dengan persamaan:

Mt = βˆ‘π‘₯

𝑛 =

529

34 = 17,0645 β‰ˆ 17,06

d. Menentukan rerata skor peserta tes yang menjawab benar:

Mp = π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘ π‘˜π‘œπ‘Ÿ π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘π‘’π‘ π‘’π‘Ÿπ‘‘π‘Ž π‘‘π‘–π‘‘π‘–π‘˜ π‘¦π‘Žπ‘›π‘” π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘€π‘Žπ‘ π‘π‘’π‘›π‘Žπ‘Ÿ

= 264

15

= 17,60

e. Menentukan standar deviasi dengan persamaan:

S =

1

2

2

n

n

xfxf

ii

ii

118

= √9.331βˆ’

(529)2

34

34βˆ’1

= √9.331βˆ’8.230,618

33

= √33,34

= 5,77

f. Menentukan validitas dengan persamaan:

q

p

SD

MM

t

tp

pb

1

= 17,60βˆ’15,56

5,77Γ— √

0,44

0,56

= 0,353553 x 0,785714

= 0,27779

= 0,28

π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 0,34, oleh karena itu item nomor 6 dinyatakan tidak valid sebab

π‘Ÿβ„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘” < π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ = 0,28< 0,34

119

LAMPIRAN C.2

Analisis Reliabilitas Item

Uji reliabilitas tes instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan

rumus Kuder – Richardson (KR-20) sebagai berikut:

N = 20

s = 5,77

s2

= 33,30

βˆ‘pq = 7,25

2

2

111 s

pqs

n

nr

Keterangan:

r11 : reabilitas tes secara keseluruhan

βˆ‘pq : jumlah hasil perkalian antara p dan q

n : banyaknya butir pertanyaan

s : standar deviasi tes

π‘Ÿ11 = (𝑛

π‘›βˆ’1) (

𝑠2βˆ’βˆ‘ π‘π‘ž

𝑠2 )

= (20

20 βˆ’ 1) (

33,30 βˆ’ 7,25

33,30)

= (20

19) (

26,05

33,30)

= (1,05263158) Γ— (0,78228228)

= 0,82345503

= 0,823

karena r11hitung >rtabel atau (0,82 > 0,34 , maka tes instrumen dinyatakan reliabel.

Jadi realibitas tes hasil belajar fisika hasil uji coba adalah 0,82 dan masuk dalam

kategori tinggi.

120

LAMPIRAN D

D.1 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF HASIL

BELAJAR PRETEST

D.2 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF HASIL

BELAJAR POSTTEST

D.3 ANALISIS N-GAIN

121

LAMPIRAN D.1

SKOR DAN KETUNTASAN PRETEST HASIL BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS XI Mia 4 SMAN 9 Makassar Untuk mengetahui nilai yang diperoleh oleh peserta didik, digunakan

rumus berikut:

𝑁 =𝑠𝑠

𝑠𝑖× 100

dengan :

N = nilai peserta didik

SS = skor hasil belajar peserta didik

Si = skor ideal

Tabel D.1.1 Skor dan Ketuntasan Pretest Hasil Belajar Peserta Didik

No. Nama Siswa Skor Nilai

1 Abila Safira 15 75

2 Adam Refansyah 5 25

3 Afif Bintang Bagaskara D 15 75

4 Ahmad Fairuzi 7 35

5 Ahmad Ramadhan Ardhan 15 75

6 Amelia Safhira 6 30

7 Ananda Arjen 10 50

8 Andi Airsyan Putra Anugrah 13 65

9 Andi Muh Niam Maimun M 15 75

10 Andi Muh Fahriansyah 12 60

11 Andi Muhammad Raihan N 8 40

122

12 Andi Resqi Putriayani Nur 8 40

13 Andisa Putri Ayu 15 75

14 Ardhan Arifin 10 50

15 Arifuddin Irawan 8 40

16 Atika Zahra 15 75

17 Cindy Putri Arianty 15 75

18 Dhea Anggia Puspaningrum 16 80

19 Dian Ananta Mahdini 6 30

20 Dian Anugrah 15 75

21 Diva Aryanti 7 35

22 Fadhia Nabila 8 40

23 Filzah Salsabila 15 75

24 Gafrian Musfikasari 10 50

25 Gymnastiar Febriansyah 7 35

26 Kanaya Softia Ainun 10 50

27 Muh.Fahrul Alamsyah 8 40

28 Muahammad Fadhil Rizki P 6 30

29 Rahmat Fajri Ishar 10 50

30 Rana Fadila Salwah 6 30

31 Syamsul Bahri Jabir 12 60

32 Veryanto 10 50

33 Wanda Eka Saputri 15 75

34 Yaslindah Utari Kasim 15 75

Jumlah 368 1.840

Skor rata-rata 10,82 54,11

123

PENYAJIAN DATA HASIL TES HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

Analisis Statistik Deskriftif

Skor tertinggi = 16,00

Skor terendah = 5,00

Skor ideal = 20

Skor rata-rata = 10,82

Jumlah sampel (n) = 34

Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 34

= 1 + 3,3 (1,531)

= 1 + 5,0523

= 6,0523 β‰ˆ 6 (dibulatkan)

Rentang data (R) = Skor tertinggi – Skor terendah

= 16 – 5

= 11

Panjang kelas = π‘…π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘  π‘–π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘£π‘Žπ‘™ =

11

6

= 11

6 = 1,83 β‰ˆ 2 (dibulatkan)

124

Tabel D.1.2 Presentase Distribusi Frekuensi Skor Peserta Didik Kelas XI

Mia 4 SMAN 9 Makassar pada saat Pretest

Skor Fi Xi xiΒ² fi.xi fi.xiΒ²

5 - 6 5 5,50 30,25 27,50 151,25

7 - 8 8 7,50 56,25 60,00 450,00

9 - 10 6 9,50 90,25 57,00 541,50

11 - 12 2 11,50 132,25 23,00 264,50

13 - 14 1 13,50 182,25 13,50 182,25

15 - 16 12 15,50 240,25 186,00 2.883,00

Jumlah 34 63,00 731,50 367,00 4.472,50

a. Rata-rata (οΏ½Μ…οΏ½) = i if x

f

= 367,00

34= 10,79

b. Standar deviasi (S)

S = βˆšΖ©π‘“π‘–.π‘₯𝑖2βˆ’

(Ʃ𝑓𝑖π‘₯𝑖)2

𝑛

π‘›βˆ’1

= √4.472,50–(367,00)2

34

34βˆ’1

= √4.472,50βˆ’3.961,44

33

= √15,49

= 3,94

c. Varians

SΒ² = (3,94)Β² = 15,52

125

LAMPIRAN D.2

SKOR DAN KETUNTASAN POSTTEST HASIL BELAJAR PESERTA

DIDIK KELAS XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

Untuk mengetahui nilai yang diperoleh oleh peserta didik, digunakan

rumus berikut:

𝑁 =𝑠𝑠

𝑠𝑖× 100

dengan :

N = nilai peserta didik

SS = skor hasil belajar peserta didik

Si = skor ideal

Tabel D.2.1 Skor dan Ketuntasan Posttest Hasil Belajar Peserta Didik

No. Nama Siswa Skor Nilai

1 Abila Safira 17 85

2 Adam Refansyah 14 70

3 Afif Bintang Bagaskara D 16 80

4 Ahmad Fairuzi 15 75

5 Ahmad Ramadhan Ardhan 16 80

6 Amelia Safhira 10 50

7 Ananda Arjen 15 75

8 Andi Airsyan Putra Anugrah 15 75

9 Andi Muh Niam Maimun M 18 90

10 Andi Muh Fahriansyah 16 80

11 Andi Muhammad Raihan N 19 95

12 Andi Resqi Putriayani Nur 11 55

126

13 Andisa Putri Ayu 18 90

14 Ardhan Arifin 13 65

15 Arifuddin Irawan 15 75

16 Atika Zahra 17 85

17 Cindy Putri Arianty 16 80

18 Dhea Anggia Puspaningrum 18 90

19 Dian Ananta Mahdini 9 45

20 Dian Anugrah 17 85

21 Diva Aryanti 15 75

22 Fadhia Nabila 10 50

23 Filzah Salsabila 16 80

24 Gafrian Musfikasari 15 75

25 Gymnastiar Febriansyah 15 75

26 Kanaya Softia Ainun 19 95

27 Muh.Fahrul Alamsyah 15 75

28 Muahammad Fadhil Rizki P 11 55

29 Rahmat Fajri Ishar 15 75

30 Rana Fadila Salwah 13 65

31 Syamsul Bahri Jabir 15 75

32 Veryanto 15 75

33 Wanda Eka Saputri 16 80

34 Yaslindah Utari Kasim 17 85

Jumlah 512 2560

Skor rata-rata 15,06 75,29

127

PENYAJIAN DATA HASIL TES HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK

KELAS KELAS XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

Analisis Statistik Deskriftif

Skor tertinggi = 19,00

Skor terendah = 9,00

Skor ideal = 20,00

Skor rata-rata =15,06

Jumlah sampel (n) = 34

Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log 34

= 1 + 3,3 log 34

= 1 + 3,3 (1,531)

= 1 + 4,831

= 5,831 β‰ˆ 6 (dibulatkan)

Rentang data (R) = Skor tertinggi – Skor terendah

= 19 – 9

= 10

Panjang kelas = π‘…π‘’π‘›π‘‘π‘Žπ‘›π‘” π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž

π½π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘  π‘–π‘›π‘‘π‘’π‘Ÿπ‘£π‘Žπ‘™ =

10

6

= 10

6 = 1,67 β‰ˆ 2 (dibulatkan)

Tabel D.2.2 Presentase Distribusi Frekuensi Skor Peserta Didik Kelas XI

Mia 4 SMAN 9 Makassar pada saat Posttest

Skor Fi Xi xiΒ² fi.xi fi.xiΒ²

9- 10 3 9,50 90,25 28,50 270,75

11- 12 2 11,50 132,25 23,00 264,50

13- 14 3 13,50 182,25 40,50 546,75

128

15- 16 17 15,50 240,25 263,50 4.084,25

17- 18 7 17,50 306,25 122,50 2.143,75

19- 20 2 19,50 380,25 39,00 760,50

Jumlah 34 87,00 1.331,50 517,00 8.070,50

a. Rata-rata (οΏ½Μ…οΏ½) = i if x

f

= 517,00

34= 15,20

b. Standar deviasi (S)

S = βˆšΖ©π‘“π‘–.π‘₯𝑖2βˆ’

(Ʃ𝑓𝑖π‘₯𝑖)2

𝑛

π‘›βˆ’1

= √8.070,50–(517,00)2

34

34βˆ’1

= √8.070,50βˆ’7.861,44

33

= √6,33

= 2,52

c. Varians

SΒ² = (2,52)Β² = 6,35

129

LAMPIRAN D.3

ANALISIS N-GAIN

Tabel D.3.1 Perolehan Skor Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar

No. Nama Peserta Didik Pretest Posttest N-Gain Kategori

1 Abila Safira 15 17 0,40 Sedang

2 Adam Refansyah 5 14 0,60 Sedang

3 Afif Bintang Bagaskara D 15 16 0,20 Rendah

4 Ahmad Fairuzi 7 15 0,62 Sedang

5 Ahmad Ramadhan Ardhan 15 16 0,20 Rendah

6 Amelia Safhira 6 10 0,28 Rendah

7 Ananda Arjen 10 15 0,50 Sedang

8 Andi Airsyan Putra Anugrah 13 15 0,12 Rendah

9 Andi Muh Niam Maimun M 15 18 0,60 Sedang

10 Andi Muh Fahriansyah 12 16 0,50 Sedang

11 Andi Muhammad Raihan N 8 19 0,92 Tinggi

12 Andi Resqi Putriayani Nur 8 11 0,25 Rendah

13 Andisa Putri Ayu 15 18 0,20 Rendah

14 Ardhan Arifin 10 13 0,30 Rendah

15 Arifuddin Irawan 8 15 0,58 Sedang

16 Atika Zahra 15 17 0,40 Sedang

17 Cindy Putri Arianty 15 16 0,20 Rendah

18 Dhea Anggia Puspaningrum 16 18 0,14 Rendah

19 Dian Ananta Mahdini 6 9 0,21 Rendah

20 Dian Anugrah 15 17 0,40 Sedang

21 Diva Aryanti 7 15 0,62 Sedang

22 Fadhia Nabila 8 10 0,17 Rendah

23 Filzah Salsabila 15 16 0,20 Rendah

24 Gafrian Musfikasari 10 15 0,50 Sedang

25 Gymnastiar Febriansyah 7 15 0,62 Sedang

26 Kanaya Softia Ainun 10 19 0,90 Tinggi

27 Muh.Fahrul Alamsyah 8 15 0,58 Sedang

28 Muahammad Fadhil Rizki P 6 11 0,36 Sedang

29 Rahmat Fajri Ishar 10 15 0,50 Sedang

30 Rana Fadila Salwah 6 13 0,50 Sedang

31 Syamsul Bahri Jabir 12 15 0,36 Sedang

32 Veryanto 10 15 0,50 Sedang

130

33 Wanda Eka Saputri 15 16 0,20 Rendah

34 Yaslindah Utari Kasim 15 17 0,40 Sedang

Jumlah 368 512 14,03 Sedang

Rata-Rata 10,82 15,06 0,46

Analisis Perhitungan (N- Gain)

g = Sπ‘π‘œπ‘ π‘‘π‘‘π‘’π‘ π‘‘βˆ’Sπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘

Sπ‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘šβˆ’Sπ‘π‘Ÿπ‘’π‘‘π‘’π‘ π‘‘

= 15,06βˆ’10,82

20,00βˆ’10,82

= 4,24

9,18

= 0,46

Tabel D.3.2 Kriteria Indeks Gain

Rentang Kategori Frekuensi Presentase (%) Rata-rata N-

Gain

g β‰₯ 0,7 Tinggi 2 6,00

0,46

0,3 < g ≀ 0,7 Sedang 19 56,00

g < 0,3 Rendah 13 38,00

Jumlah 34 100

Tabel D.3.2 menunjukkan bahwa 2 peserta didik memenuhi kriteria tinggi,

19 peserta didik yang memenuhi kriteria sedang, dan 13 peserta didik yang

memenuhi kriteria rendah. Terlihat juga bahwa peserta didik kelas XI Mia 4

131

sebagai sampel penelitian memiliki skor rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,46

yang merupakan kategori sedang. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa

peningkatan hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar dengan Metode

Pembelajaran Guided Discovery berada pada kategori β€œsedang” berdasarkan

kriteria N-Gain.

132

LAMPIRAN E

E.1 DAFTAR HADIR PESERTA DIDIK

E.2 DOKUMENTASI

133

LAMPIRAN E.1

DAFTAR HADIR SISWA KELAS XI MIA 4 SMAN 9 MAKASSAR TAHUN

AJARAN 2019/2020

No Nama

L

/P

Pertemuan Ke

1

2

3

4

5

6 7

1 Abila Safira P

2 Adam Refansyah L

3 Afif Bintang Bagaskara D L

4 Ahmad Fairuzi L

5 Ahmad Ramadhan Ardhan L

6 Amelia Safhira P I

7 Ananda Arjen P A

8 Andi Airsyan Putra Anugrah L

9 Andi Muh Niam Maimun M L

10 Andi Muh Fahriansyah L

11 Andi Muhammad Raihan N L

12 Andi Resqi Putriayani Nur P

13 Andisa Putri Ayu P

14 Ardhan Arifin L

15 Arifuddin Irawan L

16 Atika Zahra P

17 Cindy Putri Arianty P

134

18 Dhea Anggia Puspaningrum P

19 Dian Ananta Mahdini P S

20 Dian Anugrah P

21 Diva Aryanti P

22 Fadhia Nabila P

23 Filzah Salsabila P

24 Gafrian Musfikasari P

25 Gymnastiar Febriansyah L

26 Kanaya Softia Ainun P

27 Muh.Fahrul Alamsyah L

28 Muahammad Fadhil Rizki P L

29 Rahmat Fajri Ishar L A

30 Rana Fadila Salwah P

31 Syamsul Bahri Jabir L

32 Veryanto L

33 Wanda Eka Saputri P

34 Yaslindah Utari Kasim P

Keterangan

√ : Hadir

S : Sakit

I: Izin

A : Alfa

135

LAMPIRAN E.2

Dokumentasi

136

LAMPIRAN F

F.1 PERSURATAN

137

RIWAYAT HIDUP

Risman, lahir di Latellang, Kecamatan Patimpeng,

Kabupaten Bone pada tanggal 31 Desember 1996.

Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara

dari pasangan Sudirman dan Nurhayati. Penulis

menyelesaikan pendidikan dasar tahun 2008 di SD Inpres

12/79 Batulappa, pendidikan menengah pertama di Mts Arrahmah Patimpeng

pada tahun 2011, dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Kahu

pada tahun 2014. Kemudian pada tahun 2015, penulis diterima dan terdaftar

sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Berkat perjuangan dan kerja keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi dan

menghasilkan sebuah karya tulis dengan judul ”Penerapan Metode

Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika

Peserta Didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar”.