ANALISA DAN PENERAPAN METODE C4.5 UNTUK PREDIKSI LOYALITAS PELANGGAN
penerapan metode pembelajaran guided discovery
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of penerapan metode pembelajaran guided discovery
1
βPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY
TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA
DIDIK KELAS XI MIA 4 SMAN 9 MAKASSARβ
SKRIPSI
Oleh
RISMAN
NIM: 10539134515
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
APRIL, 2020
i
βPENERAPAN METODE PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY
TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA PESERTA
DIDIK KELAS XI MIA 4 SMAN 9 MAKASSARβ
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
RISMAN
NIM: 10539134515
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
APRIL, 2020
vii
ABSTRAK
Risman 2019. Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9
Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I: Dr.Nurlina
S.Si.,M.Pd. dan pembimbing II: Riskawati S.Pd,. M.Pd.
Masalah utama dalam penelitian ini yaitu seberapa besar tingkat
peningkatan hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
sebelum dan setelah diajar dengan metode pembelajaran Guided Discovvery.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) besarnya hasil belajar Fisika
peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar sebelum diajar menggunakan
metode pembelajaran Guided Discovvery, (2) besarnya hasil belajar Fisika peserta
didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar setelah diajar menggunakan metode
pembelajaran Guided Discovvery, (3) besarnya peningkatan hasil belajar Fisika
peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar sebelum dan setelah diajar
menggunakan metode pembelajaran Guided Discovvery.
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen dengan menggunakan
One Group pretest-posttest design yang terdiri dari tiga tahap yaitu pretest,
pemberi perlakuan, dan posttest selama 7 kali pertemuan. Dalam penelitian ini
terdapat dua variabel yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Sampel dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar tahun ajaran
2019/2020 yang berjumlah sebanyak 34 peserta didik yang ditentukan dengan
cara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil
belajar Fisika yang telah divalidasi oleh 2 orang validator dalam bentuk soal
pilihan ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pretest hasil belajar peserta
didik dengan skor rata-rata sebesar 10,82 dan pada posttest skor rata-rata sebesar
15,06. Hasil analisis uji N-gain sebesar 0,46 (kategori sedang) sehingga, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9
Makassar mengalami peningkatan setelah diterapkan metode pembelajaran
Guided Discovvery.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Guided Discovery, Hasil Belajar.
viii
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya
milik Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan
Hidayah-Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Peningkatan
Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI MIA 4 SMAN 9 Makassar.
Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah
Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh
ummat beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera
kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.
Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa
adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang
Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung
maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur
kehadirat Allah SWT, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus
kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi
ini.
ix
Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada
kedua orang tuaku tercinta, Ayahanda Sudirman dan Ibunda Nurhayati atas
segala jerih payah, pengorbanan dalam mendidik, membimbing, dan mendoakan
penulis dalam setiap langkah menjalani hidup selama ini hingga selesainya studi
(S1) penulis. Juga terima kasih buat adikku Sulfiati S.E dan Astuti atas semangat,
dukungan, perhatian, kebersamaan dan doanya untuk penulis.
Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis
mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,
akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setulusnya
kepada Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. selaku pembimbing I dan Ibunda
Riskawati, S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan
waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan
bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan
ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini maupun selama
menempuh kuliah. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan, kesehatan dan
pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah dicurahkan kepada
penulis selama ini.
Selain itu ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, mereka yang telah berjasa di antaranya
adalah: Ayahanda Prof. Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. selaku Rektor
Universitas Muhammadiyah Makassar, dan juga terimakasih kepada Ayahanda
Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. dimana beliau selaku Dekan Fakultas Keguruan
x
dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, dan juga kepada
Ibunda Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Prodi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Ayahanda
Maβruf, S.Pd., M.Pd. selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Fisika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak dan
Ibu dosen Prodi Fisika Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah
membagikan ilmunya kepada penulis selama ini.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada
Drs. Supardin, M.Pd selaku Kepala sekolah SMAN 9 Makassar, Bapak
Drs.H.Kasimuddin, selaku guru bidang studi Pendidikan Fisika SMAN 9
Makassar yang telah memberikan bimbingan dan bantuan kepada penulis selama
mengadakan penelitian. Juga kepada saudara-saudariku, KINEMATIKA A 2015
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas kebersamaannya
selama ini, semogah kita senantiasa berbahagiah dan selalu dalam lindungan Nya.
Juga kepada peserta didik kelas XI Mia 4 SMA Negeri 9 Makassar yang telah
menjadi teman, adik dan sekaligus sebagai subjek penelitian penulis, terima kasih
atas segala bantuan, partisipasi dan kerjasamanya.
xi
Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia
yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa,
mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya
yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan doa
penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu
khususnya di bidang pendidikan Fisika. Amin Yaa Rabbal Alamin.
Wassalam,
Makassar, Juli 2020
Penulis
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
C. Tujun Penelitian ................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
A. Kajian Pustaka ...................................................................................... 6
1. Metode Pembelajaran ...................................................................... 6
2. Metode Pembelajaran Guided Discovery ........................................ 7
3. Metode Pembelajaran Guided Discovery dalam Fisika ................... 10
xiii
4. Hasil Belajar .................................................................................... 11
5. Hasil Belajar Fisika ......................................................................... 13
B. Kerangka Pikir ...................................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian .................................................................. 16
B. Variabel dan Desain Penelitian ............................................................ 16
C. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 17
D. Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 17
E. Instrumen Penelitian ............................................................................. 18
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 21
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 22
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 22
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 26
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif ................................................... 26
2. Hasil Analisis Uji N-Gain................................................................ 32
B. Pembahasan .......................................................................................... 33
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 37
B. Saran ..................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38
LAMPIRAN .................................................................................................... 40
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Guided Discovery .................. 8
3.1 Kategori Relialibitas Instrumen ............................................................... 20
3.2 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik ...................................................... 24
3.3 Kategori Tingkat N-gain ......................................................................... 25
4.1 Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Pesrta Didik Sebelum Dan
Setelah Diajar Dengan Metode Pembelajaran Guided Discovery Pada
Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassarβ¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦β¦.. 26
4.2 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Belajar
Fisika Pada Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9
Makassar Pada Pretest ........................................................................... 27
4.3 Distribusi Frekuensi Dan Presentase Skor Hasil Belajar Fisika
Pada Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
Pada Posttest .......................................................................................... 29
4.4 Distribusi Interval Skor/Nilai Hasil Belajar Fisika Peserta
Didik Pada Pretest Dan Posttest ............................................................ 30
4.5 Distribusi Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta Didik ...................... 32
A.1.1 Hasil Validasi Perangkatg Pembelajaran ................................................ 46
D.1.1 Skor Dan Ketuntasan Pretest Hasil Belajar Peserta Didik .....................121
D.1.2 Presentase Distribusi Frekuensi Skor Peserta Didik Kelas
XI Mia 4 SMAN 9 Makassar Pada Saat Pretest .....................................124
D.2.1 Skor Dan Ketuntasan Posttest Hasil Belajar Peserta Didik ...................125
D.2.2 Presentase Distribusi Frekuensi Skor Peserta Didik Kelas XI Mia 4
SMAN 9 Makassar Pada Saat Posttest ...................................................127
D.3.1 Perolehan Skor Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar .........129
D.3.2 Kriteria Indeks Gain .................................................................................130
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Karangka Pikir Penelitian ............................................................................. 15
4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Skor Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4
SMAN 9 Makassar Pada Pretest ................................................................... 28
4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentasi Skor Hasil
Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4
SMAN 9 Makassar Pada Posttest ................................................................. 30
4.3 Diagram Kategori Dan Frekuensi Hasil Belajar Fisika Peserta
Didik Saat Pretest Dan Posttest .................................................................... 32
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
Lampiran A ....................................................................................................... 40
Lampiran A.1 Uji Gregory .................................................................................. 41
Lampiran A.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ................................. 47
Lampiran A.3 Bahan Ajar ................................................................................... 55
Lampiran A.4 Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .......................................... 78
Lampiran B ........................................................................................................ 82
Lampiran B.1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ......................................... 83
Lampiran B.2 Soal-Soal Pretest .......................................................................... 99
Lampiran B.3 Soal-Soal Posttest ........................................................................ 106
Lampiran C ....................................................................................................... 113
Lampiran C.1 Analisis Validitas Item ................................................................. 115
Lampiran C.2 Analisis Realibitas Item ............................................................... 119
Lampiran D .......................................................................................................120
Lampiran D.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Pretest .......................121
Lampiran D.1 Analisis Statistik Deskriptif Hasil Belajar Posttest .....................125
Lampiran D.3 Analisis N-gain ............................................................................ 129
Lampiran E ........................................................................................................132
Lampiran E.1 Daftar Hadir Peserta Didik ...........................................................133
Lampiran E.2 Dokumentasi ................................................................................135
Lampiran F. Persuratan ....................................................................................136
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah segala kegiatan yang dilakukan secara sadar berupa
pembinaan (pengajaran) pikiran jasmani peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat untuk meningkatkan kepribadiannya, agar dapat memainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang selaras
dengan alam dan masyarakatnya. Kualitas pendidikan sampai saat ini masih tetap
merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha-usaha
pembaharuan sistem pendidikan. Kualitas pendidikan pada hakikatnya merupakan
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung secara optimal. Oleh sebab itu
berkembangnya tingkah laku peserta didik sebagai tujuan belajar, hanya
dimungkinkan oleh pengalaman belajar yang optimal itu (Purwanto 2014:20 ).
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh sebagian
peserta didik karena terdapat berbagai macam rumus dan membutuhkan analisis
yang cermat maka guru juga harus pandai memilih model pembelajaran yang
tepat. Model pembelajaran secara langsung berpengaruh terhadap aktivitas,
perilaku dan hasil belajar peserta didik, sehingga pemilihan model harus
disesuaikan juga dengan tingkat kemampuan perkembangan dan psikologis
peserta didik, hal ini bertujuan agar peserta didik dapat berinteraksi dengan model
pembelajaran yang ada serta mampu meningkatkan pemahaman konsep dan hasil
belajar Fisika. Oleh karena itu perlu adanya kerjasama dan partisipasi peserta
2
didik serta model pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik aktif secara
langsung dalam proses pembelajaran.
Dari hasil observasi yang telah dilakukan di SMAN 9 Makassar ditemukan
berbagai masalah diantaranya, yaitu (1) selama proses pembelajaran metode
mengajar masih kurang bervariasi. (2) peserta didik kurang aktif dalam proses
pembelajaran. (3) peserta didik kurang terbiasa mendiskusikan suatu
permasalahan padahal dengan adanya diskusi akan memunculkan ide-ide yang
dapat menyelesaikan masalah yang diberikan. (4) peserta didik hanya duduk dan
mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru dan tidak ada yang bertanya kepada
guru selama proses pembelajaran berlangsung, dan sangat jarang ada peserta didik
yang berani maju kedepan ketika diminta oleh guru untuk menyelesaikan soal
pada papan tulis. (5) hasil belajar peserta didik rendah atau tidak memenuhi
standar KKM.
Disini guru lebih menggunakan model ceramah, sehingga peserta didik sangat
jarang melakukan aktivitas-aktivitas yang dapat membuat peserta didik berpikir
kreatif seperti praktikum, dalam hal ini peserta didik hanya melihat gambar
(menghayalkan), sedangkan yang kita ketahui bahwa akan lebih mudah
memahami suatu materi Fisika ketika kita melakukan praktikum atau
membuktikan teori yang diajarkan. Dari masalah diatas, peneliti merasa perlu
melakukan penelitian dengan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda
dari sebelumnya yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
3
Berawal dari hal diatas, penulis berkeinginan untuk turut berperan dengan
memberikan solusi dalam jangkauan populasi yang diteliti. Solusi ini berupa
penerapan metode pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik dalam
menciptakan situasi belajar yang secara aktif dikelasnya. Adapun metode
pembelajaran yang dimaksud adalah Guided Discovery. Metode pembelajaran ini
merupakan suatu metode pembelajaraan dimana peserta didik belajar secara aktif
dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori, pemahaman, dan
pemecahan masalah (Priansa, Donni Juni 2015:264).
Berdasarkan latar belakang diatas yang mencakup tentang permasalahan
pendidikan dan model yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran
maka penulis mengangkat judul βPenerapan Metode Pembelajaran Guided
Discovery Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Pada Kelas
XI MIA 4 SMAN 9 Makassarβ.
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik sebelum diajar dengan metode
Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9 Makassar ?
2. Seberapa besar hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar dengan metode
Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9 Makassar?
3. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar fisika peserta didik dari sebelum dan
setelah diterapkan metode Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mendeskripsikan besarnya hasil belajar fisika peserta didik sebelum
diajar dengan metode Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9
Makassar.
2. Untuk mendeskripsikan besarnya hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar
dengan metode Guided Discovery di kelas X1 MIA 4 SMAN 9 Makassar.
5
3. Untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar fisika peserta didik dari
sebelum dan setelah diterapkan metode Guided Discovery di kelas X1 MIA 4
SMAN 9 Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peserta didik diharapkan untuk lebih mudah memahami materi yang
disajikan oleh pendidik kepada peserta didik. Selain itu, peserta didik juga
diharapkan akan menyukai pelajaran fisika sehingga mampu meningkatkan
pemahaman dan pengetahuannya mengenai dunia fisika sehingga mampu
berkompetensi dan bersaing dengan Negara lain utamanya dalam hal fisika.
2. Bagi guru yaitu agar memvariasi model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
peserta didik. Pendidik juga diharapkan akan mampu menciptakan suasana
belajar fisika yang tidak hanya sekedar ceramah, mencatat dan menulis
sehingga peserta didik mampu mengembangkan daya pikirannya.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dalam proses pembelajaran, guna mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Selain itu metode sendiri merupakan salah satu komponen yang ikut
ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran
yang digunakan diharapkan sesuai dengan pembelajaran yang hendak dicapai.
Sudjana (2013:107) memaparkan bahwa metode pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman peserta didik untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru
dalam merencanakan dan melaksakan aktivitas mengajar.
Selanjutnya oleh Trianto (2010:132) menjelaskan bahwa metode
pembelajaran merupakan bagian dari strategi pembelajaran, metode pembelajaran
berfungsi sebagai cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan
memberi latihan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, tetapi tidak setiap
metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu, Prastowo (2013:69) menyatakan bahwa :
7
Metode pembelajaran adalah cara teratur yang digunakan untuk
melaksanakan pembelajaran. Metode pembelajaran adalah cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan pembelajaran, sehingga
kompetensi dan tujuan pembelajaran dapat tercapai
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dengan tujuan untuk membatu
siswa ataupun guru dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah direncanakan
sebelumnya.
2. Metode Pembelajaran Guided Discovery
Guided Discovery merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara
belajar aktif. Siswa menyelidiki berdasarkan pengalaman dan pengetahuan awal
mereka, untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan baru yang harus
dipelajari.
Hasfari,Amalia (2011) memaparkan bahwa pembelajaran guided discovery
adalah suatu kegiatan penyelidikan melalui tukar pendapat, dengan diskusi,
membaca sendiri, mencoba sendiri sehingga menemukan konsep sendiri, guru
bertugas untuk memberikan bimbingan dan mengawasi proses yang dilakukan
peserta didik. Model pembelajaran guided discovery ini dapat menjadikan siswa
aktif selama proses pembelajaran, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator
yang bertugas mengatur jalannya pembelajaran.
Menurut Priansa (2015:264) pembelajaran guided discovery merupakan
model pembelajaran yang menciptakan situasi belajar yang melibatkan peserta
didik belajar secara aktif dan mandiri dalam menemukan suatu konsep atau teori,
8
pemahaman, dan pemecahan masalah. Proses penemuan tersebut membutuhkan
guru sebagai fasilitator dan pembimbing. Banyaknya bantuan yang diberikan guru
mempengaruhi peserta didik untuk menemukan penemuan sendiri.
Guided discovery melibatkan peserta didik dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan guru. Peserta didik melakukan penemuan sedangkan guru
membimbing mereka kearah yang benar.
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Metode Guided Discovery
Langkah
kegiatan
Deskripsi pembelajaran Langkah-langkah
Metode Guided
Discovery Kegiatan guru Kegiatan peserta didik
Kegiatan
Awal
Memberi salam dan
berdoa.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Motivasi awal dengan
memperlihatkan
fenomena/film/analisa
gambar atau cerita yang
terkait dengan materi
yang dibahas.
Menjawab salam dan
berdoa.
Menyimak penyampaian
guru tentang tujuan pem
belajaran.
Memperhatikan apa
yang ditampilkan guru.
Menyampaikan
tujuan,motivasi dan
memberikan
rangsangan
Memberikan
kesempatan kepada
peserta didik didik
untuk bertanya.
Membuat pertanyaan
terkait dengan apa yang
ditampilkan.
Kegiatan
inti
Mengelompokkan
peserta didik antara 4-5
orang.
Mengevaluasi
perencanaan praktikum
Membagikan LKPD
kepada setiap kelompok
.
Membimbing peserta
Peserta didik duduk
berdasarkan kelompok
yang telah dibagikan.
Bersama dengan
anggota kelompok ber
diskusi untuk
merencanakan
praktikum.
Memperhatikan
rancangan praktikum
Identifikasi masalah
9
didik dari kelompok ke
kelompok yang lain.
yang akan dikerjakan
pada lembar LKPD yang
dibagikan.
Bertanya pada guru jika
kurang paham dengan
praktkum yang akan
dikerjakan pada lembar
LKPD.
Menyuruh peserta didik
untuk menyiapk
an alat dan bahan yang
akan digunakan.
Memfasilitasi peserta
didik yang kesulitan
dalam praktikum.
Menyiapkan alat dan
bahan yang telah di beri
tahukan pada pertemuan
sebelumnya.
Melaksanakan pengerjaa
an praktikum
Membagi kelom
pok dan pengum
pulan data.
Melakukan penilaian.
Memberikan
kesempatan kepada
kelompok lain untuk
mengemukakan
pertanyaan.
Mempresentasikan hasil
praktikum yang telah
dilakukan.
Mengemukakan
pertanya
an kepada kelompok
yang mempresentasikan.
Kelompok yang mempre
sentasikan praktikum
menjawab pertanyaan
kelompok yang lain.
Pengolahan data
Kegiatan
penutup
Memberikan pertanya
an ke peserta didik
mengenai pelajaran yang
telah dipelajari tadi.
Menjawab pertanyaan
guru.
Pembuktian
Membimbing peserta
didik dalam menyimpu
lkan pembelajaran.
Menyampaikan pem
belajaran pada perte
muan berikutnya dan
menginformasikan pada
peserta didik per
lengkapan yang akan
dibawa pada pertemu
an berikutnya. .
Menyampaikan pesan-
pesan moral sesuai
materi yang dipelajari.
Membuat kesimpulan
pembelajaran.
Mendengarkan gurunya.
Menyimak pesan moral
yang disampaikan oleh
guru.
Menarik kesimpulan
Evaluasi
Sumber : (Nurhaedah , 2017:10-12).
10
3. Metode Pembelajaran Guided Discovery Dalam Pembelajaran Fisika
Mata pelajaran fisika sekolah menengah atas (SMA) sebagai bagian dari
mata pelajaran ipa di SMA merupakan kelanjutan dari pelajaran fisika di SMP
yang mempelajari sifat materi, gerak, dan fenomena lain yang ada hubungannya
dengan energi selain itu juga mempelajari keterkaitan konsep-konsep fisika
dengan kehidupan nyata dan pengembangan sikap dan kesadaran terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi beserta dampaknya. Mata
pelajaran fisika di SMA berfungsi sebagai :
1. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi
2. Mengembangkan dan menggunakan keterampilan proses untuk
memperoleh, menghayati, mengembangkan dan menerapkan konsep dan
hukum-hukum serta asas-asas fisika
3. Melatih siswa menggunakan metode ilmiah dalam memecahkan masalah
yang dihadapinya
4. Meningkatkan kesadaran peserta didik tentang keteraturan alam dan
keindahannya sehingga peserta didik terdorong untuk mencintai dan
mengagungkkan Tuhan Yang Maha Esa
5. Memupuk daya kreasi dan kemampuan bernalar
Bahan kajian mata pelajaran fisika d SMA di kembangkan dari bahan
kajian fisika di SMP yang diperluas sampai kepada bahan kajian yang
mengandung konsep-konsep yang abstrak dan dibahas secara kuantitatif analitis.
11
Konsep dan subkonsep fisika tersebut diperoleh dari berbagai kegiatan yang
menggunakan keterampilan proses. Mata pelajaran fisika di SMA bertujuan agar
peserta didik mampu menguasai konsep-konsep fisika dan saling berkaitan dan
mampu menggunakan metode ilmiah yang dilandasi sikap ilmiah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.
Hasil pengamatan dilapangan dalam proses pembelajaran fisika
menunjukan beberapa kendala, antara lain kurangnya partisipasi guru dalam
merancang dan menggunakan berbagai metode yang relevan dengan situasi kelas,
sistem evaluasi yang tidak berdimensi diagnostik untuk mencari penyebab
sulitnya peserta didik memahami mata pelajaran fisika, adanya motivasi rendah
dalam diri peserta didik karna metode pembelajaran yang selama ini
dikembangkan tidak membuat peserta didik itu sendiri tertarik dan merasa takjub
bahwa fenomena fisika disekitarnya begitu mempesona untuk dipelajari. Dengan
demikian, melalui pendidikan fisika peserta didik terlatih untuk menemukan dan
memahami apa yang terjadi dialam sekitar.
4. Hasil Belajar
Menurut Suprijono (2015:5) hasil belajar peserta didik adalah kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Hasil belajar adalah pola-
pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Merujuk dari pendapat Suprijono (2015: 5-6) hasil belajar berupa:
1. Informasi verbal yaitu kepabilitas mengungkap pengetahuan dalam
bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan merespons
12
secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut
tidak memerlukan manipulasi symbol.
2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep
dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan
mengaterogasi, kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan
mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual
merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif.
3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan
konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak
jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme
gerak jasmani.
5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan
penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa kemampuan
menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan
kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar perilaku.
Menurut Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan),
comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis
(mengorganisasikan, merancang, membentuk bangunan baru), evaluation
(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding
13
(memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization
(karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initiatory (inisiasi), pre-routine (pra
rutin), dan rountinized (rutunitas). Psikomotor juga mencakup keterampilan
produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual. Sementara, menurut
Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan
sikap.
Yang harus diingat, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara
keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya,
hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh para pakar pendidikan sebagaimana
tersebut diatas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah, melainkan
komprehensif.
5. Hasil Belajar Fisika
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya yaitu, βHasilβ dan βBelajarβ. Pengertian hasil (product) menunjuk
pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional, Purwanto (2016:44).
Menurut Hanna (2016: 23) mengemukakan bahwa fisika merupakan
proses dan produk. Proses artinya prosedur untuk menemukan produk fisika
(fakta, konsep, prinsip, teori, atau hukum) yang dilakukan melalui langkah-
langkah ilmiah. Menurut Riskawati (93:2017) mengatakan bahwa pengukuran
atau pdenilaian secara garis besar dibagi menjadi penilaian proses belajar
mengajar dan penilaian hasil belajar. Fisika terdiri atas konsep-konsep. Konsep
pada dasarnya mengategorisasikan sesuatu kedalam penyajian non-verbal,
14
sehingga konsep cenderung bersifat abstrak sehingga kemampuan gambaran
mental diperlukan. Konsep merupakan bayangan mental dan proses. Suatu konsep
memiliki suatu organisasi kognitif yang berguna untuk memecahkan masalah baru
yang ditemukan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar fisika adalah ukuran yang diperoleh akibat proses belajar peserta didik
pada mata pelajaran fisika yang mencakup beberapa aspek seperti aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Ketiga aspek ini dapat mengukur kemampuan peserta
didik dalam memahami konsep fisika dan menyelesaikan atau memecahkan
masalah-masalah yang diberikan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
B. Kerangka Pikir
Rendahnya hasil belajar Fisika peserta didik salah satunya disebabkan oleh
rendahnya kemampuan peserta didik dalam menemukan konsep baru. Sehingga
peserta didik mendapatkan pengetahuan baru cenderung berasal dari guru tanpa
terlatih untuk menemukan sendiri pengetahuannya yang berkaitan dengan materi.
Untuk meningkatkan keingintahuan peserta didik menemukan sendiri
konsep atau pengetahuan tentang materi pembelajaran maka salah satu model
pembelajaran yang dapat diterapkan yakni metode pembelajaran guided discovery.
Dalam pembelajaran guided discovery diharapkan peserta didik mampu
menemukan sendiri konsep baru yang sesuai dengan materi pembelajaran
sehingga dengan mudah mereka memahami materi pembelajaran dan hasil belajar
Fisika bisa mengikat.
15
Gambar 2.1 Kerangka Pikir.
Permasalahan Pembelajaran Fisika
Pendidik: Pembelajaran
terpusat pada pendidik
(menggunakan metode)
Peserta Didik:
Kurangnya peran aktif peserta didik
sehingga pembelajaran kurang efektif
yang mengakibatkan rendahnya hasil
belajar
Penerapan Metode Pembelajaran Guided Discovery
Terciptanya pembelajaran efektif
yang mengaktifkan peserta didik
Peningkatan hasil belajar peserta didik di SMAN 9 Makassar
16
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Lokasi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini yaitu Pre-Eksperimenta Design (Pra-Eksperimen)
2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di SMAN 9 Makassar Kelas XI MIA 4
B. Variabel dan Desain Penelitian
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Bebas :Metode Pembelajaran Guided Discovery
b. Variabel Terikat : Hasil Belajar Fisika
2. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain pretest-posttest.
(Sugiyono, 2014:112).
dengan :
ππ = Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
ππ = Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
π = Perlakuan yang diberikan
O1 X O2
17
C. Definisi Oprasional Variabel
1. Variabel Bebas
Guided Discovery yaitu salah satu bentuk metode mengajar yang
memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan daya kreativitas dan
keinginan-keinginan yang bergerak lebih luas dan bebas sehingga peran guru
dibatasi seminim mungkin sedangkan peranan peserta didik diberi kebebasan
semaksimal mungkin.
2. Variabel Terikat
Hasil belajar yaitu kemampuan peserta didik menyelesaikan soal-soal yang
dilihat dari skor perolehan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas X1 MIA SMAN
9 Makassar Tahun ajaran 2019-2020 yang berjumlah 307 orang yang terdiri dari
9 kelas.
2. Sampel
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan penunjukan secara
langsung, yakni kelas XI Mia 4 yang berjumlah 34 orang.
18
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini hanya menggunakan satu jenis instrument berupa tes
hasil belajar fisika dengan ranah kognitif yang meliputi ingatan (C1), pemahaman
(C2), penerapan (C3), dan analisis (C4).Langkah-langkah yang ditempuh dalam
pengembangan tes tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap Pertama
Menyusun 30 item tes hasil belajar fisika peserta didik pada pokok
bahasan Temodinamika yang ada dalam semester genap dalam bentuk pilihan
ganda.
b. Tahap Kedua
Semua item yang telah disusun dikonsultasikan ke dosen pembimbing
untuk selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui validitas dan reabilitas sebelum
digunakan dalam penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk melihat apakah tes
kemampuan valid dan dapat dipercaya.
Kemudian instrument penelitian sebelum digunakan sebagai hasil tes
belajar, terlebih dahulu diuji cobakan untuk menentukan validitas dan reabilitas
tes. Untuk pengujian validasi digunakan rumus sebagai berikut:
πΎπππ=
ππβππ‘ππ‘
βπ
π
Ananda dan Muhammad Fadhil (2018:114).
19
dengan :
πΎπππ = Koefisien korelasi biseral
ππ = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul item
ππ‘ = Rerata skor total
ππ‘ = Standar deviasi dari skor total
p = Proporsi peserta didik yang menjawab benar
q = Proporsi peserta didik yang menjawab salah (q= 1-p)
Valid tidaknya item ke-i ditunjukkan dengan membandingkan nilai πΎπππ (i)
dengan nilai ππ‘ππππ pada taraf signifikan πΌ = 0,05 dengan kriteria sebagai berikut:
Jika nilai πΎπππ (i) β₯ ππ‘ππππ, item dinyatakan valid
Jika nilai πΎπππ (i) < ππ‘ππππ, item dinyatakan invalid
Item yang memahami kriteria valid dan mempunyai reabilitas tes yang
tinggi selanjutnya digunakan untuk tes hasil belajar fisika pada kelas eksperimen.
c. Tahap Ketiga
Untuk mengetahui apakah instrument yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dipercaya sebagai alat pengumpulan data, maka harus ditentukan
reabilitasnya. Untuk perhitungan reabilitas didekati dengan rumus Kuder dan
Richardson (KR-20) yang dirumuskan :
π11=[
ππβ1
][π2 ββ ππ
π 2 ]
Ananda dan Muhammad Fadhil (2018:114).
20
dengan :
π11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan
βpq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
n = banyaknya butir pertanyaan
s = standar deviasi tes
Untuk kategori relialibitas instrument, berdasarkan pada kategori berikut
ini:
Tabel 3.1 Kategori Relialibitas Instrumen
Rentang Nilai Kategori
> 0,800-1,000 Tinggi
> 0,600- 0,800 Cukup Tinggi
> 0,400- 0,600 Sedang
> 0,200- 0,400 Rendah
>0,000 - 0,200 Sangat Rendah
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah (2013:77)
Item yang memenuhi kriteria valid yang memenuhi reliabilitas tes yang
tinggi dan selanjutnya digunakan tes hasil belajar fisika pada kelas eksperimen.
21
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Pada penelitian ini prosedurnya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan guru bidang studi fisika
SMAN 9 Makassar untuk meminta izin melaksanakan penelitian.
b. Menentukan materi yang akan dijadikan sebagai materi penelitian
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
d. Menyusun instrument penelitian dalam bentuk pilihan ganda untuk tes
hasil belajar dengan penerapan metode Guided Discovery
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini mulai dilaksanakan proses pembelajaran pada kelas sesuai
dengan prosedur yang telah direncanakan. Proses mengajar dilaksanakan sendiri
oleh peneliti dengan menerapkan metode Guided Discovery.
3. Tahap Akhir
Setelah proses pembelajaran dilaksanakan dengan metode pembelajaran
Guided Discovery, maka dilakukan tes hasil belajar fisika sebagai hasil observasi.
22
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan untuk
memperoleh data yang mendukung pencapaian penelitian. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik sebelum dan setelah diajar
menggunakan metode pembelajaran Guided Discovery berbentuk pilihan ganda.
H. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan
teknik analisis deskriptif dan uji N-Gain. Analisis deskriptif ini digunakan untuk
mendeskripsikan nilai hasil belajar fisika peserta didik kelas XI MIA 4 SMAN 9
Makassar yang diajar dengan menggunakan metode Guided Discovery.
Sedangkan analisis uji N-Gain digunakan untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diajar dengan metode pembelajaran
Guided Discovery.
1. Analisis Deskriptif
Dalam hal ini digunakan skor rata-rata, standar deviasi,
skor tertinggi (maksimum), skor terendah (minimum), serta distribusi
frekuensi hasil belajar peserta didik dalam ketiga aspek hasil belajar.
a. Skor rata-rata diperoleh dari persamaan:
οΏ½Μ οΏ½= βπππ₯π
βππ
Purwanto (2016: 201)
23
dengan:
οΏ½Μ οΏ½ = skor rata-rata
π₯i = tanda kelas interval
πi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas π₯i
b. Standar deviasi, dengan rumus:
s = ββπππ₯π
2 β (βπππ₯π)
2
π
πβ1
Sugiyono (2016: 58)
dengan:
s = standar deviasi
xi = titik tengah kelas
fi = skor rata-rata
n = banyaknya subjek penelitian
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh peserta didik, maka skor
dikonversi dalam bentuk nilai dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
π =ππ
ππΌΓ 100
Sugiyono (2016: 35)
dengan:
N = Nilai peserta didik
SS = Skor hasil belajar peserta didik
SI = Skor ideal
24
Tabel 3.2 Kategori Hasil Belajar Peserta Didik
Interval Skor Kategori
0 β 3 Sangat Rendah
4 β 8 Rendah
9 β 12 Cukup
13 β 16 Tinggi
17 β 20 Sangat Tinggi
Riduwan (2003: 48)
c. Analisis Uji N-Gain
Uji gain dilakukan untuk mengetahui kategori peningkatan hasil
belajar fisika peserta didik sebelum dan setelah diterapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dalam pembelajaran
Fisika. Dengan menggunakan rumus:
π = ππππ π‘βπ‘ππ π‘ β ππππβπ‘ππ π‘
π(ππππ ) β ππππβπ‘ππ π‘
dengan :
π = Gain
Smaks = Skor maksimum ideal
Spost = Skor tes akhir
Spre = Skor tes awal
25
Dengan Kategori tingkat indeks gain yang dikemukakan oleh Meltzer,
yaitu:
Tabel 3.3 Kategori Tingkat N-gain
Meltzer (2003:153)
Disini dijelaskan bahwa g adalah gain yang dinormalisasi (N-gain),
Smaks adalah skor maksimum (ideal) dari tes awal dan tes akhir, Spost adalah
skor tes akhir, sedangkan Spre adalah skor tes awal. Tinggi rendahnya gain yang
dinormalisasi (N-gain) dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Jika g > 0,7, (kategori tinggi).
2. Jika 0,7 β₯ g β₯ 0,3, (kategori sedang).
3. Jika g < 0,3, (kategori rendah).
Batasan Kategori
g > 0,7 Tinggi
0,3 β€ g β€ 0,7 Sedang
g < 0,3 Rendah
26
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini menyajikan proses pengolahan data yang menggunakan hasil
analisis statistik deskriptif dan hasil analisis uji N-Gain. Pengolahan statistik
deskriptif digunakan untuk menyatakan karakteristik distribusi nilai responden
dan analisis uji N-Gain untuk mengetahui peningkatan dari nilai pretest ke nilai
posttest.
1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Ada pun gambaran hasil belajar fisika peserta didik sebelum diajar dengan
menerapkan metode pembelajaran Guided Discovery dan setelah diajar dengan
menerapkan metode pembelajaran Guided Discovery yaitu:
Tabel 4.1. Statistik Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Sebelum Dan
Setelah Diajar Dengan Metode Pembelajaran Guided Discovery
Pada Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
Statistik Skor Statistik
Pretest Posttest
Ukuran sampel 34 34
Skor tertinggi 16,00 19,00
Skor terendah 5,00 9,00
Skor ideal 20,00 20,00
Rentang skor 10,00 10,00
Skor rata-rata 10,82 15,06
Standar deviasi 3,94 2,52
Variansi 15,52 6,35
27
a. Hasil Penelitian Data Pretest
Dari Tabel 4.1 peserta didik yang menjadi sampel penelitian (Kelas XI
Mia 4 SMAN 9 Makassar) memiliki jumlah peserta didik sebanyak 34 orang.
Dilihat dari skor tertinggi dari hasil belajar Fisika peserta didik pada Pretest
dicapai sebesar 16,00 dan skor terendah yang dicapai peserta didik sebesar 5,00
dari skor ideal 20,00, dan skor rata-rata peserta didik sebesar 10,82 dengan
standar deviasi 3,94.
Jika skor hasil belajar peserta didik kelas Kelas XI Mia 4 SMAN 9
Makassar dianalisis menggunakan persentase pada distribusi frekuensi, maka
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar Pada Pretest
Skor Frekuensi Presentase
5 - 6 5 15,00
7 - 8 8 24,00
9 β 10 6 18,00
11 β 12 2 5,00
13 β 14 1 3,00
15 β 16 12 35,00
Ζ© 34 100,00
28
Data distribusi Frekuensi Pretest pada Tabel 4.2 dapat disajikan dalam diagram
batang sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar pada Pretest
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa grafik diagram distribusi frekuensi dan
persentase skor hasil belajar fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9
Makassar pada pretest terlihat bahwa skor tertinggi yang diperoleh peserta
didik sebelum tindakan yaitu 16 dan skor terendahnya yaitu 5 dan skor rata-
rata nya yaitu 10,82 dari skor ideal 20.
b. Hasil Penelitian Data Posttest
Adapun data yang diperoleh dari hasil belajar Fisika peserta didik Kelas
XI Mia 4 SMAN 9 Makassar setelah diajar dengan metode pembelajaran Guided
Discovery selama 6 kali pertemuan dengan materi Termodinamika, maka dapat
dilihat pada Tabel 4.1. Skor tertinggi dari hasil belajar Fisika peserta didik
pada Posttest dicapai sebesar 19,00 dan skor terendah yang dicapai yaitu 09,00
0
2
4
6
8
10
12
14
5--6 7--8 9--10 11--12 13--14 15--16
Fre
ku
ensi
Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Diagram Distribusi Frekuensi Pre-Test
29
dari skor ideal 20,00 dan skor rata-rata peserta didik sebesar 15,06 dengan standar
deviasi yang diperoleh sebesar 2,52.
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil belajar peserta didik setelah diajar
dengan metode pembelajaran Guided Discovery dengan menggunakan analisis
distribusi Frekuensi dan persentase skor hasil belajar Fisika, maka dapat dilihat
dari Tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Skor Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar pada Posttest
Skor Frekuensi Persentase
9 β 10 3 6,25
11 β 12 2 9,38
13 β 14 3 37,50
15 β 16 17 25,00
17 β 18 7 15,62
19 β 20 2 6,25
Jumlah 34 100,00
Data distribusi Frekuensi Posttest pada Tabel 4.3 dapat disajikan dalam diagram
batang sebagai berikut:
30
Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Dan Persentase Skor Hasil Belajar
Fisika Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar pada
Posttest
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa grafik diagram distribusi frekuensi
dan persentase skor hasil belajar fisika peserta didik kelas XI Mia 4
SMAN 9 Makassar pada posttest terlihat bahwa skor tertinggi yang
diperoleh peserta didik setelah tindakan yaitu 19 dan skor terendahnya
yaitu 9 dari skor ideal 20.
Tabel 4.4 Distribusi Interval Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Pada
Pretest dan Posttest
Interval
Skor
Pretest Posttest Kategori
Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
0 β 3 0 0 0 0 Sangat Rendah
4 β 8 13 38,24 0 0 Rendah
9 β 12 8 26,47 5 17,65 Sedang
13 β 16 13 35,29 20 64,70 Tinggi
17 β 20 0 0,00 9 17,65 Sangat Tinggi
Jumlah 34 100,00 34 100,00
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
9--10 11--12 13--14 15--16 17--18 19--20
Fre
ku
ensi
Skor Hasil Belajar Fisika Peserta Didik
Diagram Distribusi Frekuensi Posttest
31
Dari Tabel 4.4 terlihat bahwa hasil belajar Fisika peserta didik sebelum
diajar dengan menerapkan metode pembelajaran Guided Discovery terdapat 13
peserta didik dalam kategori Rendah, dan terdapat 8 peserta didik yang memenuhi
kategori Sedang, sedangkan pada kategori Tinggi terdapat 13 peserta didik.
Sedangkan hasil belajar Fisika peserta didik setelah diajar dengan menerapkan
metode pembelajaran Guided Discovery tidak terdapat peserta didik dalam
kategori Sangat Rendah juga dalam kategori Rendah, 5 peserta didik dalam
kategori Sedang, dan 20 peserta didik dalam kategori Tinggi dan 9 peserta didik
dalam kategori Sangat Tinggi. Jadi frekuensi yang lebih banyak pada Pretest
berada pada interval 4 β 8 dengan kategori Rendah dan 13-16 dengan kategori
tinggi sedangkan pada Posttest frekuensi yang lebih banyak juga berada pada
interval 13 - 16 dengan kategori Tinggi, namun persentase kategori Tinggi
posttest lebih besar dari pretest. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram
berikut ini:
32
Gambar 4.3 Diagram Kategorisasi dan Frekuensi Hasil Belajar Fisika Peserta
didik saat Pretest dan Posttest
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa grafik diagram kategorisasi dan
frekuensi hasil belajar peserta didik saat pretest dan posttest terlihat
bahwa Kategori paling tinggi berada pada frekunsi posttest dan
kategori rendah berada frekuensi pretest.
2. Hasil Analisis Uji N-Gain
Tabel 4.5 Distribusi Perolehan Gain Ternormalisasi Peserta Didik
Rentang Kategori Frekuensi Presentase (%) Rata-rata
N-Gain
g > 0,7 Tinggi 2 6,00
0,46
0,3 β€ g β€
0,7 Sedang 19 56,00
g < 0,3 Rendah 13 38,00
Jumlah 34 100
0
5
10
15
20
25
Sangat
Rendah
Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi
Fre
ku
ensi
Kategori
Diagram Kategori dan Frekuensi Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik saat Pretest dan Posttest
Pretest
Posttest
33
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa peserta didik dikelas XI Mia 4 SMAN 9
Makassar tahun ajaran 2019/2020 sebagai sampel penelitian sebelum dan setelah
menerapkan metode pembelajaran Guided Discovery memiliki skor rata-rata gain
ternormalisasi sebesar 0,46 yang merupakan kategori sedang.
B. Pembahasan
Dalam penelitian ini merupakan bentuk penelitian pra eksperimen dengan
desain yang digunakan One-Group Pretest-Posttest Design. Dalam proses
pembelajaran setiap pertemuan disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran
yang telah disusun dalam prosedur penelitian dan menggunakan perangkat
pembelajaran yang telah disiapkan. Penelitian ini membandingkan skor hasil
belajar Fisika peserta didik sebelum dan setelah diajar dengan metode
pembelajaran Guided Discovery pada satu kelas sebagai sampel.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, hasil belajar peserta
didik dapat diperoleh dengan melakukan Pretest dan Posttest. Hasil dari Pretest
dan Posttest tersebut di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan uji
N-Gain. Dapat dikemukakan bahwa hasil belajar peserta didik terjadi peningkatan
terhadap materi yang diberikan pada Teori Termodinamika yang diajar dengan
menggunakan metode pembelajaran Guided Discovery.
Dalam proses pembelajaran, peneliti menerapkan metode pembelajaran
Guided Discovery dimana peserta didik terlihat aktif dalam proses pembelajaran.
Pada proses pembelajaran, peserta didik membaca teks soal dimulai dengan
soal yang berhubungan dengan permasalahan sehari-hari atau kontekstual. Pada
34
tahap ini peserta didik secara individu memikirkan kemungkinan jawaban (strategi
penyelesaian), membuat catatan kecil tentang ide-ide yang terdapat pada bacaan,
dan hal-hal yang tidak dipahami dengan menggunakan bahasanya sendiri.
Selanjutnya peserta didik diberi kesempatan untuk membicarakan hasil
penyelidikannya pada tahap pertama. Pada tahap ini peserta didik merefleksikan,
menyusun, serta menguji (negosiasi, sharing) ide-ide dalam kegiatan diskusi
kelompok. Kemajuan komunikasi peserta didik akan terlihat pada dialognya
dalam berdiskusi, baik dalam bertukar ide dengan orang lain ataupun refleksi
mereka sendiri yang diungkapkannya kepada orang lain. Kemudian peserta didik
menuliskan ide-ide yang diperolehnya dari kegiatan tahap pertama dan kedua.
Tulisan ini terdiri atas landasan konsep yang digunakan, berkaitan dengan materi
sebelumnya, strategi penyelesaian, dan solusi yang diperoleh. Kegiatan akhir
pembelajaran adalah membuat refleksi dan kesimpulan atas materi yang
dipelajari. Sebelum itu, ditunjuk satu atau beberapa peserta didik sebagai
perwakilan kelompok untuk menyajikan jawaban, sedangkan kelompok lain
diminta memberikan tanggapan.
Hasil analisis deskriptif yang didapat pada Posttest lebih besar daripada
Pretest, hal ini dapat terlihat pada skor rata-rata yang diperoleh peserta didik pada
pretest 10,82 dan standar deviasi 3,94 sedangkan Posttest rata-rata skor yang
diperoleh peserta didik 15,06 dan standar deviasi 2,52. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan hasil belajar fisika kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
sebelum dan setelah diterapkan metode pembelajaran Guided Discovery
35
Dari hasil analisis N-gain diperoleh kategori peningkatan hasil belajar
fisika peserta didik dari 34 peserta didik terdapat 2 peserta didik atau
(5,88%) yang memperoleh kategori tinggi, 19 peserta didik atau (55,88%) yang
memperoleh kategori sedang dan 13 peserta didik atau (38,24%) yang
memperoleh kategori rendah. Adapun indeks gain adalah 0,46 yang berada pada
kategori sedang, hasil analisis ini menggambarkan bahwa setelah diterapkan
metode pembelajaran Guided Discovery dikelas tersebut terjadi peningkatan hasil
belajar.
Peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan Metode
pembelajaran Guided Discovery merupakan alternatif untuk lebih mengefektifkan
peserta didik karena dengan metode pembelajaran ini peserta didik dapat
mengungkapkan pendapatnya, berdikusi dan bertukar pendapat dengan teman atau
guru, bertanya pada guru, menanggapi pertanyaan dan mengungkapkan apa yang
diketahui semaksimal mungkin.
Berdasarkan pernyataan diatas menunjukkan bahwa skor hasil belajar
fisika peserta didik yang diajar dengan metode pembelajaran Guided Discovery
lebih tinggi dibandingkan dengan yang diajar dengan menggunakan metode
ceramah. Beberapa factor penyebabnya adalah peserta didik lebih tertarik belajar
dengan metode Guided Discovery karna membantu peserta didik kebenaran yang
pasti. Selain itu, metode Guided Discovery peserta didik lebih mudah dalam
memahaami materi yang disajikan. Pembelajaran dengan metode Guided
Discovery juga membuat peserta didik merasa proses belajar lebih nyata serta
36
lebih bermakna karna peserta didik menemukan suatu konsep dan melibatkan
peserta didik secara aktif dan mandiri.
Motivasi peserta didik juga meningkat, hal ini terlihat antusias peserta
didik saat pembelajaran berlangsung. Sebelum diajar dengan metode Guided
Discovery, pembelajaran yang berlangsung yaitu peserta didik cenderung
menunggu penyampaian informasi dari pendidik, sehingga menyebabkan hasil
belajar peserta didik tidak sesuai dengan KBM yang ada. Tetapi dengan diajar
dengan metode Guided Discovery peserta didik aktif dan menemukan sendiri,
menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh tahan lama dalam ingatan, serta
posisi pendidik sebagai fasilitator atau pembimbing dan mengarahkan
pembelajaran sesuai dengan tujuan. Kondisi seperti ini tujuannya merubah
kegiatan belajar mengajar yang aktif selama pembelajaran.
37
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9
Makassar sebelum diajar dengan metode pembelajaran Guided Discovery
diperoleh skor rata-rata 10,82 dan standar deviasi 3,94.
2. Hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
setelah diajar dengan menggunakan metode pembelajaran Guided
Discovery diperoleh skor rata 15,06 dan standar deviasi 2,52.
3. Terdapat peningkatan hasil belajar Fisika peserta didik kelas XI Mia 4
SMAN 9 Makassar setelah diajar dengan metode pembelajaran Guided
Discovery dalam hal ini hasil belajar fisika berada pada kategori sedang
dengan indeks Gain sebesar 0,46.
B. Saran
1. Adanya peningkatan hasil belajar yang signifikan maka disarankan
kepada guru Fisika hendaknya dapat menggunakan metode pembelajaran
Guided Discovery yang menjadi acuan dalam pelaksanaan proses
pembelajaran yang lebih baik untuk yang akan datang.
2. Diharapkan kepada para peneliti selanjutnya dibidang pendidikan
khususnya pada pembelajaran Fisika apabila ingin melakukan penelitian
dengan judul yang sama agar penelitian lebih disempurnakan lagi dengan
sampel yang berbeda.
38
DAFTAR PUSTAKA
Ananda, Rusydi dan Muhammad Fadhli. 2018. Statistik Pendidikan (Teori dan
Praktik dalam Pendidikan). CV. Widya Puspita: Medan.
Hanna, D dkk. 2016. Model Pembelajaran Tema Konsep Disertai Media Gambar
Pada Pembelajaran Fisika Di SMA, Jurnal Pembelajaran Fisika,
(Online), Vol 5. No 1. (https://media.neliti.com/media/publications/138422
-ID-modelpembelajaran-tema-konsep-disertai.pdf, diakses 1 Mei 2019).
Haspari, Amalia 2011. Pengaruh Pembejaran Guided Discovery Terhadap
Pemahaman Konsep Siswa Kelas X Pada Materi Kalor di SMA Negeri 3
Mojokerto.
Kasmadi dan Nia Siti Sunariah. 2013. Panduan Modern Penelitian Kuntitatif.
Alfabeta. Bandung.
Meltzer, E David. 2003. The Relationship Between Mathemathics Preparation
And Conceptual Learning Gains: A Possible βHidden Variableβ In
Diagnostic Pretest Scores. Jurnal Departement Of Physics And Astronomy,
Lowa State University, Ames, Lowa 50011.
Nurhaedah, 2017. Penerapan Metode Discovery Learning Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Fisika Peserta Didik Kelas XI SMA Negeri 8 Makassar.
Skripsi Tidak Diterbitkan. Makassar: Universitas Muhammadiyah
Makassar
Priansa, Donni J 2015.Manajemen peserta Didik dan Model Pembelajaran
Bandung: Alfabeta
Purwanto. 2014. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
39
Riskawati, R. (2017). Pengaruh Pemberian Kuis Pada Proses Pembelajaran Fisika
Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI SMKN 4 Bulukumba.
Jurnal Pendidikan Fisika, 5 (1), 90-98
Riduwan. 2003. Dasar-Dasar Statistika. Alfabeta: Bandung.
Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensindo
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methode). Alfabeta:
Bandung
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R D Bandung:
Alfabeta
Suprijono, Agus.2015. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inofatif-Progresif, Konsep,
Landasan, dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta : Kencana Perdana Media Group
40
LAMPIRAN A
A.1 UJI GREGORY
A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)
A.3 BAHAN AJAR
A.4 LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD
41
A.1 UJI GREGORY
1. Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No
Aspek yang Dinilai
Validator Ket
1 2
1. Format
a. Kejelasan pembagian materi pembelajaran,
langkah-langkah pembelajaran dan alokasi
waktu
3
4
D
b. Pengaturan ruang/tata letak 4 4 D
c. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 4 D
2. Bahasa
a. Kebenaran tata Bahasa
4
3
D
b. Kesederhanaan struktur kalimat 4 4 D
c. Kejelasan petunjuk atau arahan 4 3 D
d. Bersifat komunikatif 4 4 D
3. Isi
a. Kejelasan kompetensi yang harus dicapai
4
4
D
b. Tujuan pembelajran dirumuskan dengan
jelas dan operasional
4 4 D
c. Kejelasan materi yang akan disampaikan 3 4 D
d. Kejelasan skenario pembelajaran 4 3 D
e. Kesesuaian instrument penelitan yang akan
42
digunakan dengan kompetensi yang ingin
diukur
4 3 D
f. Kesesuaian alokasi waktu yang digunakan 4 3 D
2. Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
No
Aspek yang Dinilai
Validator Ket
1 2
1. Format
a. Kejelasan pembagian materi pembelajaran
3
4
D
b. Sistem penomoran jelas 3 4 D
c. Jenis dan ukuran huruf sesuai 4 4 D
d. Kesesuaian tata letak gambar, grafik,
maupun table
3
3
D
e. Teks dan ilustrasi seimbang 3 4 D
2. Isi
a. Kesesuaian dengan RPP dan bahan ajar
4
4
D
b. Isi LKPD mudah dipahami dan kontekstual 4 4 D
c. Aktivitas peserta didik dirumuskan dengan
jelas dan operasional
4
4
D
d. Kesesuaian isi materi dan tugas-tugas
dengan alokasi waktu yang ada
4
3
D
3. Bahasa
43
a. Bahasa dan istilah yang digunakan dalam
LKPD mudah dipahami
4
4
D
b. Bahasa yang digunakan benarsesuai EYD
dan menggunakan arahan/petunjuk yang
jelas sehingga tidak menimbulkan
penafsiran ganda
4
4
D
4. Manfaat/Kegunaan
a. Pengunaan LKPD sebagai bahan ajar bagi
guru
3
4
D
b. Penggunaan LKPD sebagai pedoman
belajar bagi peserta didik
3
4
D
3. Validasi Bahan Ajar Peserta Didik
No
Aspek yang Dinilai
Validator Ket
1 2
1. Format
a. Kejelasan pembagian materi pembelajaran
4
4
D
b. Sistem penomoran jelas 3 4 D
c. Jenis dan ukuran huruf yang sesuai 4 3 D
d. Kesesuaian ruang/tata letak 4 4 D
e. Teks dan ilustrasi seimbang 4 4 D
f. Jenis dan ukuran huruf sesuai 3 4 D
44
2. Isi
a. Kebenaran konsep materi
4
3
D
b. Sesuai dengan K13 4 3 D
c. Dukungan ilustrasi untuk memperjelas
konsep
4 3 D
d. Mudah dipahami 4 3 D
e. Kontekstual, artinya ilustrasi/gambar yang
dimuat berdasarkan konteks daerah/tempat
tinggal/lingkungan peserta didik dan
seringdijumpai dalam kehidupan sehari-hari
3
3
D
3.
Bahasa
a. Menggunakan Bahasa Indonesia yang
baikdan benar
3
4
D
b. Menggunakan tulisan dan tanda baca sesuai
dengan EYD
4 4 D
c. Mengunakan istilah-istilah secara tepat dan
mudah dipahami
4 3 D
d. Menggunakan Bahasa yang komunikatif
dan struktur kalimat yang sederhana, sesuai
dengan taraf berpikir dan kemampuan
membaca dan usia peserta didik
4
4
D
e. Menggunakan arahan dan petunjuk yang
jelas, sehingga tidak menimbulkan
3
4
D
45
penafsiran ganda
4. Manfaat/Kegunaan
a. Dapat mengubah kebiasaan pembelajaran
yang tidak terarah menjadi terarah dengan
jelas
4
4
D
b. Dapat digunakan sebagai pegangan bagi
guru dan peserta didik dalam pembelajaran
4
3
D
1. Hasil Analisis Validasi RPP
π =π·
π΄+π΅+πΆ+π·
π =13
0+0+0+13
π = 13
13= 1 (πΏππ¦ππ ππππ’πππππ)
π β₯ 0,75 β πππππ¦ππππ
2. Hasil Analisis Validasi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
π =π·
π΄+π΅+πΆ+π·
π =13
0+0+0+13
π = 13
13= 1 (πΏππ¦ππ ππππ’πππππ)
π β₯ 0,75 β πππππ¦ππππ
3. Hasil Anlisis Validasi Bahan Ajar Peserta Didik
π =π·
π΄+π΅+πΆ+π·
46
π =18
0+0+0+18
π = 18
18= 1 (πΏππ¦ππ ππππ’πππππ)
π β₯ 0,75 β πππππ¦ππππ
A.1.1 Hasil Analisis Perangkat Pembelajaran
Kesimpulan dari validasi instrumen penelitian oleh dua orang validator
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel A.1.1 Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran
No Perangkat Uji Gregory ( r ) Ket
1 RPP 1.00 Layak digunakan
2 LKPD 1.00 Layak digunakan
3 Buku Peserta Didik 1.00 Layak digunakan
4 Instrumen Tes Hasil Belajar 1.00 Layak digunakan
Dari tabel di atas berdasarkan uji Gregory dengan syarat r β₯ 0,75, maka
semua perangkat layak digunakan dalam penelitian.
47
LAMPIRAN A.2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SMAN 9 Makassar
Mata Pelajaran : FISIKA
Kelas / Semester : XI MIA 4 / 2
Materi : Termodinamika
Sub Pokok Bahasan : Sistem dan Proses Usaha Gas
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 dan KI 2 :Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang
dianutnya. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam
berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan
anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional,
dan kawasan internasionalβ.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
48
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar
4.3 Menganalisis perubahan keadaan gas ideal dengan menerapkan hukum
Termodinamika
C. Indikator
1) Mengidentifikasi pengertian system dan Proses
2) Mendeskripsikan dan memformulasikan usaha pada gas dengan berbagai
proses
3) Mendeskripsikan dan memformulasikan energy dalam
D. Tujuan Pembelajaran
1) Peserta didik dapat mendeskripsikan pengertian system dan proses untuk
menganalisis konsep termodinamika
2) Peserta didik dapat mendeskripsikan dan memformulasikan usaha pada
gas dalam berbagai proses
3) Peserta didik dapat mendeskripsikan dan memformulasikan energy dalam
E. Materi Pembelajaran
Hukum Termodinamika (Sistem dan Proses Usaha Gas)
F. Pendekatan, Model dan Metode
1.Pendekatan : Saintifik
2. Metode : Guided Discovery
49
G. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Media : Worksheet atau lembar kerja (siswa)
Sumber Belajar : Buku Fisika Siswa Kelas XI, Kemendikbud, Tahun 2016
Buku refensi yang relevan, Lingkungan setempat
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi
Alokasi
Waktu
Guru Peserta Didik
Pendahuluan Menanya
Apersepsi dan Motivasi
a) Memberi salam dan
mengecek kehadiran peserta
didik
b) Menanyakan kesiapan
peserta didik dalam
melakukan pembelajaran
c) Menyampaikan
pembelajaran yang akan
dilakukan
d) Memberikan informasi yang
disertai Tanya jawab untuk
mengungkap kembali konsep
kalor
a) Menjawab salam dan
memberitahukan kepaada
pendidik apabila ada
peserta didik yang tidak
hadir
b) Mempersiapkan diri untuk
menerima pembelajaran
c) Mendengarkan penjelasan
pendidik
d) Melakukan diskusi kelas
untuk mengidentifikasi
konsep system, proses, dan
siklus
15 Menit
Fase 1 (Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik)
a) Menyampaikan tujuan
pembelajaran
a) Mendengarkan tujuan
pembelajaran yang
disampaikan oleh pendidik
Inti
Fase 2 ( Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan) 60 Menit
50
a.) Pendidik menjelaskan usaha
yang dilakukan oleh
lingkungan kepada gas untuk
tekanan tetap
b.) Pendidik memberikan
informasi yang disertai
Tanya jawab untuk
menjelaskan usaha pada
beberapa proses
termodinamika yaitu proses
ishotermal, proses ishobarik,
proses ishorik, dan proses
adiabatic beserta
persamaannya
a.) Peserta didik
memperhatikan penjelasan
yang disampaikan oleh
pendidik
b.) Peserta didik melakukan
pengamatan peragaan
(demonstrasi) yang disertai
dengantanya jawab untuk
menunjukan proses
termodinamika
Fase 3 ( Membimbing Pelatihan)
Mengeksplorasi
a.) Pendidik memberikan
beberapa contoh soal yang
berhubungan dengan usaha
pada gas tertutup dan usaha
pada beberapa proses
termodinamika
b.) Pendidik membimbing
peserta didik untuk
mengerjakan soal ditempat
duduknya masing-masing
a.) Memperhatikan contoh
soal yang diberikan oleh
pendidik
b.) Mengerjakan soal yang
telah diberikan oleh
pendidik
Fase 4 ( Mengecek pemahaman dan memberi umpan balik)
a.) Pendidik meminta salah satu
peserta didik untuk
a.) Peserta didik teliti dalam
mengerjakan soal di depan
51
mengerjakan soal di depan
kelas
b.) Pendidik mengecek jawaban
di depan kelas dengan
jawaban peserta didik yang
lain
c.) Memberikan tugas kepada
peserta didik
kelas
b.) Peserta didik jujur apabila
ada jawaban yang berbeda.
Agar bisa dijelaskan
bersama-sama
c.) Peserta didik
mendengarkan dan
mencatat tugas yang
diberikan oleh guru
Fase 5 ( Memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan)
Mengasosiasi
a.) Pendidik membagi peserta
didik kedalam beberapa
kelompok
b.) Pendidik meminta peserta
didik untuk melakukan
didkusi kelas untuk
menjelaskan konsep usaha
dalam energy dalam dan
usaha luar
c.) Pendidik meminta peserta
didik melakukan diskusi
kelas untuk menjelaskan
konsep cp dan cv, serta
hubungan keduanya
a.) Peserta didik melakukan
diskusi kelas untuk
menjelaskan konsep usaha
dalam (energy dalam) dan
usaha luar
b.) Peserta didik melakukan
diskusi kelas untuk
menjelaskan konsep cp dan
cv, serta hubungan
keduanya
Penutup
Mengkomunikasikan
a.) Pendidik bersama peserta
didik menyimpulkan terkait
konsep usaha pada beberapa
proses termodinamika serta
Peserta didik
menyimpulkan bersama-
sama mengenai konsep
usaha pada beberapa proses
15 Menit
52
I. Penilaian
Metode dan Bentuk Instrumen
No Metode Bentuk Instrumen
1 Sikap Lembar Pengamatan Sikap dan Rubrik
2 Keterampilan Tes Penilaian Kinerja LKPD
3 Pengetahuan Tes Uraian
Lembar Pengamatan Sikap
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Kejujuran mengerjakan Tes.
2 Ketelitian percobaan.
3 Bekerja Sama dalam berkelompok
Rubrik Penilaian Sikap
No Aspek yang
dinilai Rubrik
usaha dalam dan usaha luar
b.) Pendidik menutup pelajaran
dengan meminta peserta
didik mencari tahu tentang
Hukum Termodinamika 1
c.) Pendidik mengucapkan
salam
termodinamika serta usaha
dalam dan usaha luar yang
telah dijelaskan oleh
pendidik
53
1 Kejujuran 1. Menunjukkan sikap jujur dalam pengambilan data
pada percobaan.
2. Menunjukan sikap kurang jujur dalam
pengambilan data pada percobaaan
3. Tidak menunjukkan sikap jujur dalam
pengambilan data pada percobaan.
2 Ketelitian 1. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, teliti
dalam melakukan percobaan
2. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur,
kurang teliti dalam melakukan percobaan
3. Mengamati hasil percobaan sesuai prosedur, tidak
teliti dalam melakukan percobaan
3 Bekerja Sama 1. Aktif dalam bekerjasama dalam berkelompok
dalam melakukan percobaan
2. Kurang aktif dalam bekerjasama dalam
berkelompok dalam melakukan percobaan
3. Tidak aktif dalam bekerjasama dalam
berkelompok dalam melakukan percobaan.
Lembar Pengamatan Kinerja Eksperimen.
No Aspek yang dinilai 3 2 1 Keterangan
1 Merangkai alat
2 Pengamatan.
3 Data yang diperoleh.
4 Kesimpulan
54
Rubrik penilaian pengamatan
No Keterampilan
yang dinilai Skor Rubrik Penilaian
1 Merangkai
peralatan
3 Rangkaian sesuai dengan gambar pada panduan
2 Rangkaian kurang sesuai dengan gambar pada
panduan
1 Rangkaian tidak sesuai dengan gambar pada
panduan
2 Pengamatan 3 Pengamatan cermat dan bebas interpretasi.
2 Pengamatan cermat,tetapi mengandung
interpretasi.
1 Pengamatan tidak cermat.
3 Data yang
diperoleh
3 Data lengkap, terorganisir, dan ditulis dengan
benar.
2 Data lengkap, tetapi tidak terorganisir, atau ada
yang salah tulis.
1 Data tidak lengkap
4 Kesimpulan
3 Semua benar atau sesuai dengan tujuan.
2 Sebagian kesimpulan ada yang salah atau tidak
sesuai tujuan.
1 Tidak benar atau tidak sesuai tujuan.
Makassar , Februari 2020
Guru Pamong Peneliti
Drs.H.Kasimuddin RISMAN
NIP.1960123119871018 NIM.10539134515
55
LAMPIRAN A.3
BAHAN AJAR
RISMAN
SMAN 9 MAKASSAR
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
56
Kehadiran mesin sebagai alat pengubah energi kalor menjadi energi
mekanik atau usaha telah mengubah kehidupan manusia menjadi lebih mudah,
lebih cepat, dan lebih efisien. Mesin pabrik, mesin kapal, mesin kereta api, mesin
mobil serta mesin motor telah meringankan usaha yang dibutuhkan manusia untuk
beraktivitas dan membuat suatu produk. Tahukah Anda peralatan lain yang
menggunakan mesin pengubah energi kalor menjadi usaha dalam prinsip
kerjanya? Mesin-mesin kalor tersebut ada yang menggunakan bahan bakar solar
dan dikenal sebagai mesin diesel serta ada pula yang menggunakan bahan bakar
bensin. Khusus untuk mesin berbahan bakar bensin, dikenal mesin dua tak dan
mesin empat tak. Bagaimanakah cara mesin kalor bekerja? Tahukah Anda jenis
usaha yang dilakukan mesin kalor dalam proses kerjanya? Prinsip yang mendasari
cara kerja mesin kalor secara umum dapat Anda pelajari dalam pembahasan
tentang termodinamika ini.
( Mesin )
57
Pada bab ini, Anda akan ditunutun untuk dapat menerapkan konsep
termodinamika dalam mesin kalor dengan cara menganalisis perubahan keadaan
gas ideal dengan menerapkan hukum termodinamika.
A. Usaha dan Proses dalam Termodinamika
Termodinamika adalah cabang ilmu Fisika yang membahas tentang
hubungan antara panas (kalor) dan usaha yang dilakukan oleh kalor tersebut.
Dalam melakukan pengamatan mengenai aliran energi antara panas dan usaha ini
dikenal dua istilah, yaitu sistem dan lingkungan. Apakah yang dimaksud sistem
dan lingkungan dalam termodinamika? Untuk memahami penggunaan kedua
istilah tersebut dalam termodinamika, perhatikanlah Gambar 1. berikut.
Gambar 1. Bola besi dan air merupakan sistem yang diamati. Adapun, udara luar
merupakan lingkungannya.
Misalkan, Anda mengamati aliran kalor antara bola besi panas dan air dingin.
Ketika bola besi tersebut dimasukkan ke dalam air. Bola besi dan air disebut
sistem karena kedua benda tersebut menjadi objek pengamatan dan perhatian
58
Anda. Adapun, wadah air dan udara luar disebut lingkungan karena berada di luar
sistem, tetapi dapat memengaruhi sistem tersebut. Dalam pembahasan
termodinamika, besaran yang digunakan adalah besaran makroskopis suatu
sistem, yaitu tekanan, suhu, volume, entropi, kalor, usaha, dan energi
dalam.Usaha yang dilakukan oleh sistem (gas) terhadap lingkungannya
bergantung pada proses -proses dalam termodinamika, di antaranya proses
isobarik, isokhorik, isotermal, dan adiabatik.
1. Usaha Sistem terhadap Lingkungannya
Pada pembahasan sebelumnya, Anda telah mempelajari definisi usaha (W) yang
dilakukan pada benda tegar, yaitu
W = F x s
Bagaimanakah cara menghitung usaha pada gas? Tinjaulah suatu gas yang berada
dalam tabung dengan penutup berbentuk piston yang dapat bergerak bebas, seperti
terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Ketika gas ideal di dalam tabung dipanaskan,gas tersebut memuai
sehingga piston berpindah sejauh Ξs.
Ketika gas tersebut dipanaskan, piston akan berpindah sejauh Ξs karena gas di
dalam tabung memuai dari volume awal V1 menjadi volume akhir V2. Gaya yang
bekerja pada piston adalah F = pA. Jika luas penampang piston (A) dan tekanan
59
gas dalam tabung (P) berada dalam keadaan konstan, usaha yang dilakukan oleh
gas dinyatakan dengan persamaan
W = pA Ξs
Oleh karena A Ξs = ΞV, persamaan usaha yang dilakukan gas dapat ditulis
menjadi
W = p ΞV
atau
W = p(V2 β V1)
dengan:
p = tekanan gas (N/m2),
ΞV = perubahan volume (m3), dan
W = usaha yang dilakukan gas (joule).
Nilai W dapat berharga positif atau negatif bergantung pada ketentuan berikut.
a. Jika gas memuai sehingga perubahan volumenya berharga positif, gas (sistem)
tersebut dikatakan melakukan usaha yang menyebabkan volumenya bertambah.
Dengan demikian, usaha W sistem berharga positif.
60
b. Jika gas dimampatkan atau ditekan sehingga perubahan volumenya berharga
negatif, pada gas (sistem) diberikan usaha yang menyebabkan volume sistem
berkurang. Dengan demikian, usaha W pada tersebut sistem ini bernilai negatif.
Usaha yang dilakukan oleh sistem dapat ditentukan melalui metode grafik.
Pada Gambar 3a dapat dilihat bahwa proses bergerak ke arah kanan (gas memuai).
Hal ini berarti V2 > V1 atau ΞV > 0 sehingga W bernilai positif (gas melakukan
usaha terhadap lingkungan). W sama dengan luas daerah di bawah kurva yang
diarsir (luas daerah di bawah kurva p βV dengan batas volume awal dan volume
akhir).Selanjutnya perhatikan Gambar 3b. Jika proses bergerak ke arah kiri (gas
memampat), V2 < V1 atau ΞV < 0 sehingga W bernilai negatif (lingkungan
melakukan usaha terhadap gas). W = β luas daerah di bawah kurva pβV yang
diarsir.
Gambar 3. (a) Grafik PβV suatu gas yang mengalami pemuaian (melakukan
61
ekspansi) (b) Grafik PβV suatu gas yang mengalami pemampatan (diberi
kompresi)
Cobalah Anda tinjau kembali Persamaan (1β1). Dari persamaan tersebut dan
grafik hubungan tekanan (p) terhadap (V) pada Gambar 3, Anda dapat
menyimpulkan bahwa suatu sistem dikatakan melakukan usaha (W berharga
positif) atau sistem diberi usaha (W berharga negatif), jika pada sistem tersebut
terjadi perubahan volume ( ΞV).
Contoh Soal 1 :
Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada
gambar.
Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2)
Jawab:
Dik : p = 2 atm
V1 = 0,3 L
V2 = 0,5 L.
62
Dit : W = β¦β¦.?
Penye :
W= p (V2 β V1)
W = 2 Γ 105 N/m2 (0,5 L β 0,2 L) Γ 10
β3 m
3 = 60 Joule.
Contoh Soal 2 :
Gambar berikut menunjukkan suatu siklus termodinamika dari suatu gas ideal.
Tentukanlah usaha yang dilakukan gas:
a. dari keadaan A ke B,
b. dari B ke C,
c. dari C ke D,
d. dari D ke A, dan
e. dari A kembali ke A melalui B, C, dan D
Jawab :
Dik : p = pB = 2 N/m2
pD = pC = 1 N/m2
VA = VD = 2 m3
VB = VC = 3 m3
Dit : a.) WAB ?
63
b.) WBC ?
c.) WCD ?
d.) WDA ? dan e.) WABCDA ?
Peny :
a. WAB = p (VB β VA)
= (2 Γ 105 N/m2) (3 β 2) Γ 10
β3 m
3 = 200 joule
b. WBC = p (VC β VB) = 0
c. WCD = p (VD β VC)
= (1 Γ 105 N/m2) (2 β 3) Γ 10
β3 m
3 = -100 joule
d. WDA= p (VA β VD) = 0
e. WABCDA = Wsiklus
= 200 Joule + 0 β 100 Joule + 0 = 100 joule
2. Proses dalam Termodinamika
Terdapat empat proses dalam gas pada bahasan termodinamika. Proses yang
keempat adalah proses adiabatik. Usaha yang terdapat pada gas yang mengalami
proses-proses termodinamika tersebut akan diuraikan sebagai berikut.
a. Proses Isotermal
Proses isotermal adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
64
Gambar 4. AβB merupakan proses isotermal.
Menurut Hukum Boyle, proses isotermal dapat dinyatakan dengan persamaan :
pV = konstan
atau
p1V1 = p2V2
Dalam proses ini, tekanan dan volume sistem berubah sehingga persamaan W = p
ΞV tidak dapat langsung digunakan. Untuk menghitung usaha sistem dalam
proses isotermal ini digunakan cara integral. Misalkan, pada sistem terjadi
perubahan yang sangat kecil sehingga persamaan usahanya dapat dituliskan
sebagai:
dW = pdV
Jika Persamaan (1β3) diintegralkan maka dapat dituliskan :
Γ² dW = Γ² pdV
65
Dari persamaan keadaan gas ideal diketahui bahwa p = nRT/V. Oleh karena itu,
integral dari Persamaan (9β3)dapat dituliskan menjadi :
Γ² dW = Γ² (nRT / V)
Jika konstanta n R, dan besaran suhu (T) yang nilainya tetap dikeluarkan dari
integral, akan diperoleh :
W = nR T (lnV2 β lnV1)
W = n RT ln (V2/V1)
atau
W = n RT ln (p2/p1)
Contoh Soal 3 :
Sepuluh mol gas helium memuai secara isotermal pada suhu 47 Β°C sehingga
volumenya menjadi dua kali volume mula-mula. Tentukanlah usaha yang
dilakukan oleh gas helium.
Jawab :
Dik: T = 47 Β°C = (47 + 273)
K = 320 K
V2 = 2V1.
Dit : W =β¦β¦.?
66
Penye:
W = n RT ln (V2/V1)
= (10 mol) ( 8,31 J/mol)(320 K) ln (2V2/V1)
= 26.592 ln 2 = 18.428 joule
b. Proses Isokhorik
Proses isokhorik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada volume tetap.
Gambar 5. AβB merupakan proses isokhorik.
Menurut Hukum Gay-Lussac proses isokhorik pada gas dapat dinyatakan dengan
persamaan :
p/T = konstan
atau
p1/T1 = p2/T2
Oleh karena perubahan volume dalam proses isokhorik ΞV = 0 maka usahanya W
= 0.
67
c. Proses Isobarik
Proses isobarik adalah suatu proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Gambar 6. CβD adalah proses isobarik.
Menurut Hukum Charles, persamaan keadaan gas pada proses isobarik dinyatakan
dengan persamaan :
V/T = konstan
atau
V1/T1 = V2/T2
Oleh karena volume sistem berubah, sedangkan tekanannya tetap, usaha
yang dilakukan oleh sistem dinyatakan dengan persamaan
W = pΞV = p (V2 β V1)
Contoh Soal 4 :
Suatu gas yang volumenya 1,2 liter perlahan-lahan dipanaskan pada tekanan tetap
1,5 Γ 105 N/m2 hingga volumenya menjadi 2 liter. Berapakah usaha yang
dilakukan gas?
Jawab :
68
Dik : V1 = 1,2 L
V2 = 2 L
p = 1,5 Γ 105 N/m
2.
1 liter = 1 dm3 = 10
β3 m
3
Dit : Usaha yang dilakukan gas pada tekanan tetap (isobarik) ?
Penye:
W = p (V2 β V1)
= (1,5 Γ 105 N/m
2) (2 β 1,2) Γ 10
β3 m
3
= 120 joule
Contoh Soal 5 :
Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti grafik p β V berikut.
Tentukanlah:
a. usaha gas dari A ke B,
b. usaha gas dari B ke C,
c. usaha gas dari C ke A, dan
d. usaha netto gas dalam satu siklus.
Jawab :
Dik : pA = pB = 3 Γ 105 Pa
pC = 1 Γ 105 Pa
69
VA = 2 L
VB = VC = 6 L
Dit :
a.) Proses A ke B adalah proses isobarik. Usaha dari A ke B ?
b.) Proses B ke C adalah proses isokhorik ?
c.) Proses dari C ke A adalah isothermal ?
d.) Usaha netto gas dalam satu siklus ABCA ?
Penye :
a.) WAB = p(VB β VA)
= 3 Γ 105 Pa (6 β 2) Γ 10
β3 m
3
= 1.200 joule
b.) Oleh karena VC = VB, usaha yang dilakukan gas WBC = 0
c.) Proses dari C ke A adalah isotermal. Oleh karena pC:VC = pA:VA,
usaha dari C ke A adalah :
WCA = nRT ln (VA/VC)
= pCVC ln (VA/VC)
= pAVA ln (VA/VC) (ingat: pV = nRT)
= (1 Γ 105 N/m
2)(6 Γ 10
β3 m
3)ln 3/6
= β 415,8 joule
d.) Usaha netto gas dalam satu siklus ABCA :
Wsiklus = WAB + WBC + WCA
= 1.200 joule + 0 + (β415,8 joule)
= 784,2 joule
d. Proses Adiabatik
Proses adiabatik adalah suatu proses perubahan keadaan gas di mana tidak
ada kalor (Q) yang masuk atau keluar dari sistem (gas). Proses ini dapat dilakukan
70
dengan cara mengisolasi sistem menggunakan bahan yang tidak mudah
menghantarkan kalor atau disebut juga bahan adiabatik. Adapun, bahan-bahan
yang bersifat mudah menghantarkan kalor disebut bahan diatermik
Proses adiabatik ini mengikuti persamaan Poisson sebagai berikut
p VΞ³ = konstan
atau
p1 V1Ξ³ = p2 V2
Ξ³
Oleh karena persamaan gas ideal dinyatakan sebagai pV = nRT maka Persamaan
(9β4) dapat ditulis :
T1V1(Ξ³ β1)
= T2 V2(Ξ³ β1)
dengan Ξ³ = CP/CV = konstanta Laplace, dan CP/CV > 1. CP adalah kapasitas kalor
gas pada tekanan tetap dan CV adalah kalor gas pada volume tetap. Perhatikan
diagram p β V pada Gambar 7.
Gambar 7. Pada proses adiabatik, kurva pβV lebih curam dibandingkan dengan
71
kurva pβV pada proses isotermal.
Dari kurva hubungan p β V tersebut, Anda dapat mengetahui bahwa:
1) Kurva proses adiabatik lebih curam daripada kurva proses isotermal.
2) Suhu, tekanan, maupun volume pada proses adiabatik tidak tetap.
Oleh karena sistem tidak melepaskan atau menerima kalor, pada kalor sistem
proses adiabatik Q sama dengan nol. Dengan demikian, usaha yang dilakukan
oleh sistem hanya mengubah energi dalam sistem tersebut. Besarnya usaha pada
proses adiabatik tersebut dinyatakan dengan persamaan berikut.
W= 3/2 nRTβT = 3/2 (p1 V1 β p2 V2)
B. Hukum I Termodinamika
Dari pembahasan materi ini, Anda telah mengetahui bahwa suhu gas
berhubungan dengan energi kinetik yang dimiliki oleh gas tersebut. Anda juga
telah mempelajari hubungan antara energi kinetik dan energi dalam yang dimiliki
oleh gas. Perubahan energi dalam dapat terjadi jika terjadi perubahan suhu (energi
dalam akan meningkat jika suhu gas (sistem) meningkat atau pada gas diberikan
kalor). Apakah perubahan energi dalam dapat terjadi pada gas yang diberi atau
melakukan usaha mekanik?
Hubungan antara kalor yang diterima atau dilepaskan suatu sistem, usaha
yang dilakukan pada sistem, serta perubahan energi dalam sistem yang
72
ditimbulkan oleh kalor dan usaha tersebut dijelaskan dalam Hukum Pertama
Termodinamika.
Hukum Pertama Termodinamika adalah perluasan bentuk dari Hukum
Kekekalan Energi dalam mekanika. Hukum ini menyatakan bahwa: "Jumlah kalor
pada suatu sistem sama dengan perubahan energi dalam sistem tersebut ditambah
usaha yang dilakukan oleh sistem."Dengan demikian, meskipun energi kalor
sistem telah berubah menjadi energi mekanik (usaha) dan energi dalam, jumlah
seluruh energi tersebut selalu tetap. Secara matematis, Hukum Pertama
Termodinamika dituliskan sebagai berikut.
Q = ΞU + W
dengan:
Q = kalor yang diterima atau dilepaskan oleh sistem,
ΞU = U2 β U1 = perubahan energi dalam sistem, dan
W = usaha yang dilakukan sistem.
Perjanjian tanda yang berlaku untuk Persamaan tersebut adalah sebagai berikut.
1. Jika sistem melakukan kerja maka nilai W berharga positif.
2. Jika sistem menerima kerja maka nilai W berharga negatif
3. Jika sistem melepas kalor maka nilai Q berharga negatif
4. Jika sistem menerima kalor maka nilai Q berharga positif
73
Contoh Soal 6 :
Delapan mol gas ideal dipanaskan pada tekanan tetap sebesar 2
Γ 105 N/m
2 sehingga volumenya berubah dari 0,08 m
3 menjadi 0,1 m
3. Jika gas
mengalami perubahan energi dalam gas sebesar 1.500 J, berapakah kalor yang
diterima gas tersebut.
Jawab :
Dik : p = 2 Γ 105 N/m
2
V1 = 0,08 m3
V2 = 0,1 m3
ΞU = 1.500 J.
Dit :
Q = β¦..?
Penye:
Q = ΞU+ W
Q = ΞU + p(V2 β V1)
Q = 1.500 joule + 2 Γ 105 N/m
2 (0,1 β 0,08) m
3
= 1.500 joule + 4.000 joule
= 5.500 J
C. Hukum II Termodinamika
74
Hukum II Termodinamika menyatakan bahwa :
β Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas kebenda yang dingin;
kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas tan
pa dilakukan usahaβ.
Penjelasan hukum II Termodinamika ialah sebagai berikut ini :
Tidaklah mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus,
menerima kalor dari satu reservoir dan mengubah kalor seluruhnya
menjadi usaha.
Tidaklah mungkin membuat mesin yang bekerja dalam satu siklus dengan
mengambil kalor dari reservoir yang mempunyai suhu rendah dan
memberikannya ke reservoir suhu tinggi tanpa usaha dari luar.
Mesin yang bekerja di antara reservoir suhu Tt dan reservoir suhu Tt(Tt >
Tr), mempunyai efisiensi maksimum.
Pengertian Entropi
Entropi dapat kita diartikan sebagai ukuran ketidakteraturan. Dalam sistem
tertutup peningkatan entropi disertai oleh penurunan jumlah energi yang tersedia.
Semakin tinggi entropi, semakin tinggi pula ketakteraturannya.
Entropi pada Proses Temperatur Konstan
Jika suatu sistem pada suhu mutlak T mengalami proses reversibel dengan
75
menyerap sejumlah kalor Q maka kenaikan entropi βS dapat dituliskan
sebagai berikut ini :
βS = S2 β S1 = Q/T
Keterangan :
βS : perubahan entropi (J/K)
S1 : entropi mula-mula (J/K)
S2 : entropi akhir (J/K)
Entropi pada Proses Temperatur Berubah
Pada proses yang mengalami perubahan temperatur, entropi dituliskan
sebagai berikut ini
βs = mc In ( π2
π1 )
Keterangan :
βS : perubahan entropi (J/K)
S1 : entropi mula-mula (J/K)
S2 : entropi akhir (J/K)
c : kalor jenis (J/kg K)
m : massa (kg)
T1 : suhu mula-mula (K)
T2 : suhu akhir (K)
76
Contoh Soal 7:
Suatu mesin mempunyai suhu reservoir tinggi 400Β°C dan suhu reservoir rendah
70Β°C. Hitunglah efisiensi pada mesin tersebut!
Jawab :
Dik : Tt = 400Β°C atau 673 k
Tr = 70Β°C atau 343 K
Dit : Ξ· = β¦..?
Peny
α΅ = (1- ππ‘
ππ‘) x 100%
= ( 1-343
673 x 100%
= 330
673 x 100%
= 49%
Maka, efisiensi mesin sebesar 49%
77
Daftar Pustaka
Saripudin, A.D.Rustiawan K. 2009. Praktis Belajar Fisika 1: untuk kelas XI
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan
Alam. Pusat Pembukuan Departemen Nasional Jakarta.
Tim Readaksi Dorling Kindersley.1997. Jendela Iptek Jakarta : Balai Pustaka
78
LAMPIRAN A.4
Lembar Kerja Peserta Didik
Hukum I Termodinamika
Hari / Tanggal Percobaan :
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tujuan Percobaan : Untuk membuktikan Hukum I Termodinamika
Alat dan Bahan :
Balon
Lilin
Gelas
Korek
Langkah Percobaan
Percobaan 1
1) Tiup balon yang sudah dipersiapkan
2) Nyalakan lilin yang ada dalam gelas
3) Balon yang berisi udara didekatkan pada api
4) Apakah yang terjadi
Percobaan 2
1) Masukkan air dan tiup balon
01
79
2) Nyalakan kembali lilin yang ada didalam gelas
3) Lalu masukkan balon yang brisi air kedalam gelas yang berisi air
4) Amati nyala lilin
5) Catat hasil pengamatan
Tabel Pengamatan
Percobaan Benda Perlakuan Hasil pengamatan
1
2
Analisis
1. Mengapa percobaan pertama, balon tersebut pecah sementara pada
percobaan kedua balon tidak pecah?
2. Apa kaitan percobaan ini dengan hukum I Termodinamika?
3. Buatlah kesimpulan terhadap percobaan diatas ?
80
Pertanyaan
1. Kedalam sejumlah gas dialirkan kalor sebesar 300 joule. Kemudian gas
dikenai kerja sebesar 120 joule. Berapa perubahan energy dalam gas ?
2. Suatu gas menerima kalor sebesar 4000 kalori, menghasilakan usaha
sebesar 8000 J. Berapa perubahan energy dalam pada gas ? ( 1 kalori =
4,18 joule)
81
Lembar Kerja Peserta Didik
Hukum II Termodinamika
Hari / Tanggal Percobaan :
Alokasi Waktu :
Kelompok :
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Tujuan Percobaan : Untuk membuktikan Hukum II Termodinamika
Alat dan Bahan :
Botol bekas
Sendok
Baking soda
Balon 2 buah
Cuka
Langkah Percobaan
1) Tuang cuka secukupnya kedalam botol plastik kosong
2) Masukkan baking soda secukupnya kedalam balon yang sudah disiapkan
3) Tempelkan balon yang sudah diisi baking soda ke bibir botol plastik
4) Tuang baking soda yang ada didalam balon kedalam botol yang berisi
cuka
5) Amati apa yang terjadi
Analisis
1) Mengapa cuka yang dicampur baking soda dapat bereaksi menghasilkan
udara yang membuat balon menjadi menggelembung!
2) Buatlah kesimpulan berdasarkan percobaan di atas!
02
83
LAMPIRAN B.1
KISI-KISI INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR
Indikator Soal Ranah Kognitif Kunci
Jawaban C1 C2 C3 C4
Mengidentifikasi
perubahan keadaan
gas ideal dengan
menerapkan Hukum
Termodinamika
1. Sejumlah zat dalam suatu
wadah yang menjadi pusat
perhatian kita untuk
dianalisis disebutβ¦..
a. Lingkungan
b. Sistem
c. Batas Sistem
d. Panas
e. Termodinamika
β B
2. Pernyataan yang benar
tentang peroses
termodinamika adalahβ¦β¦
a. Pada proses isokhorik,
gas tidak melakukan
usaha
b. Pada proses isobarik,
gas tidak menerima
usaha
c. Pada proses isotermik,
energi dalam gas
berubah
d. Pada proses adiabatik,
gas selalu melakukan
usaha
e. Pada proses adiabatik,
gas tidak melakukan
usaha
β A
84
3. Proses yang dialami gas
dalam ruangan tertutup pada
suhu tetap disebutβ¦β¦
a. Proses isokhorik
b. Proses isotermik
c. Proses isobarik
d. Proses adiabatik
e. Proses asilimasi
β B
4. Siklus carnot menggunakan
proses-proses yaituβ¦β¦
a. Adiabatik dan isotermik
b. Adiabatik dan isokhorik
c. Isotrmik dan iskhorik
d. Isotermik dan isobarik
e. Isokhorik dan isobaric
β A
5. Proses mesin kalor terdiri
dari β¦β¦ tahap
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
β D
6. Suatu gas ideal dapat
dikatakan mengalami proses
isobarik apabilaβ¦..
a. Suhu dan jumlah
partikel gas tetap
b. Suhu dan tekanan gas
tetap
c. Jumlah partikel dan
β C
85
tekanan gas tetap
d. Volume gas tetap
e. Adanya proses adiabatic
7. Hukum I Termodinamika
menyatakan bahwa β¦..
a. Kalor tidak dapat masuk
kedalam
dan keluar dari suatu
system
b. Energi adalah kekal
c. Energi dalam adalah
kekal
d. Suhu adalah tetap
e. System tidak mendapa
usaha dari luar
β B
8. Bagaimana bunyi hukum
Termodinamika II tentang
aliran kalor ?
a. Apabila sistem gas
menyerap kalor dari
lingkungan sebesar Q1,
maka oleh sistem
mungkin akan diubah
b. βmembatasi perubahan
energi mana yg dapat
terjadi dan yg tidak
dapat terjadiβ
c. βKalor mengalir secara
spontan dari benda
bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah dan
β C
86
tidak mengalir secara
spontan dalam arah
kebalikannyaβ
d. βEnergi tidak dapat
diciptakan ataupun
dimusnahkan, melainkan
hanya bisa diubah
bentuknya saja.
e. βTotal entropi semesta
tidak berubah ketika
proses reversible terjadi
dan bertambah ketika
proses ireversibel
terjadiβ.
9. Semua gas ideal mengalami
proses isokhorik
sehinggaβ¦β¦.
a. semua molekul
kecepatannya sama
b. pada suhu tinggi
kecepatan rata-rata
molekul lebih besar
c. tekanan gas menjadi
tetap
d. gas akan melakukan
usaha
e. tidak memiliki energi
dalam
β B
Memahami 10. Proses adiabatic adalahβ¦.. β B
87
perubahan keadaan
gas ideal dengan
menerapkan Hukum
Termodinamika
a. Proses perubahan
system dengan adanya
kalor yang masuk dan
keluar dari system
b. Proses perubahan
system tanpa adanya
kalor yang masuk dan
keluar dari system
c. Proses perubahan
system dengan adanya
kalor yang masuk dan
keluar dari lingkungan
d. Proses perubahan
system tanpa adanya
kalor yang masuk dan
keluar dari system
e. Proses perubahan
dengan adanya kalor
yang masuk dari
lingkungan
11. Perhatikan gambar berikut !
Gambar diatas menunjukkan
prinsip kerja dariβ¦β¦
β B
88
a. Mesin pendingin
b. Mesin kalor
c. Mesin carnot
d. Refrigerator
e. Mesin uap
12. Suatu gas ideal dapat
dikatakan mengalami proses
isobaric apabilaβ¦..
a. Suhu dan jumlah
partikel gas tetap
b. Suhu dan tekanan gas
tetap
c. Jumlah partikel dan
tekanan gas tetap
d. Volume gas tetap
e. Adanya proses adiabatic
β C
13. Pernyataan berikut yang
benar adalahβ¦..
a. Proses reversibel
merupakan proses tak
terbalikkan, sedangkan
irreversible merupakan
proses terbalikkan
b. Proses reversibel
merupakan proses
terbalikkan, sedangkan
proses irreversibel
merupakan proses tak
terbalikkan
β B
89
c. Proses reversibel dan
irreversibel merupakan
proses terbalikkan
d. Proses reversibel dan
irreversibel merupakan
proses tak terbalikkan
e. Proses reversibel dan
irreversibel bukan
proses dalam
termodinamika
Memformulasikan
perubahan keadaan
gas ideal dengan
menerapkan Hukum
Termodinamika
14. Sejenis gas ideal dalam
wadah yang memiliki
volume 2 m3 dan tekanan 4
atm. Jika 1 atm = 105 N/m2.
Gas memuai pada tekanan
tetap sehingga volumenya
menjadi dua kali volume
semula. Usaha luar yang
dilakukan gas tersebut
adalahβ¦..
a. 5 x 105 J
b. 6 x 105 J
c. 7 x 105 J
d. 8 x 105 J
e. 9 x 105 J
β D
15. Gas helium 1,5 m3 bersuhu
270C dipanaskan secara
isobaric sampai 870C. Jika
tekanan gas helium 2 x 105
β A
90
N/m2, gas helium melakukan
usaha luar sebesarβ¦..
a. 60 kJ
b. 120 kJ
c. 180 kJ
d. 360 kJ
e. 660 kJ
16. Suatu system menyerap
kalor Q dari lingkungan
sebesar 1500 J. Perubahan
energy dalam jika system
melakukan usaha sebesar 220
J terhadap lingkungan
adalahβ¦..
a. 650 J
b. 700 J
c. 750 J
d. 800 J
e. 850 J
β B
17. Gas oksigen sebanyak 0,2
liter didalam tabung
dipanaskan hingga memuai
menjadi 0,3 liter. Jika tekanan
gas 1 atm, berapakah usaha
yang dilakukan gas oksigen
tersebutβ¦β¦
a. 5 J
b. 0,5 J
c. 0,05 J
β A
91
d. 0,005 J
e. 0,0005 J
18. Dalam satu siklus, sebuah
mesin menyerap 300 J kalor
dari reservoir suhu tinggi
dan membuang 1000 J kalor
pada reservoir suhu rendah.
Efisiensi mesin kalor
tersebut adalahβ¦..
a. 66,7 %
b. 53,5 %
c. 55,0 %
d. 80,0 %
e. 59,6 %
β A
19. 2000/ 693 mol gas helium
pada suhu tetap 27oC
mengalami perubahan
volume dari 2,5 liter
menjadi 5 liter. Jika R =
8,314 J/mol K dan ln 2 =
0,693 usaha yang dilakukan
gas helium adalah
a. 4988,4 J
b. 4980,9 J
c. 2180,5 J
d. 4080,5 J
e. 6600 J
β A
20. 1,5 m3 gas helium yang
bersuhu 27oC dipanaskan
β A
92
secara isobarik sampai 87oC.
Jika tekanan gas helium 2 x
105 N/m
2 , gas helium
melakukan usaha luar
sebesarβ¦β¦
a. 60 KJ
b. 120 KJ
c. 280 KJ
d. 480 KJ
e. 660 KJ
21. Mesin Carnot bekerja pada
suhu tinggi 600 K, untuk
menghasilkan kerja
mekanik. Jika mesin
menyerap kalor 600 J
dengan suhu rendah 400 K,
maka usaha yang dihasilkan
adalahβ¦β¦.
a. 120 J
b. 124 J
c. 135 J
d. 148 J
e. 200 J
β E
22.Sebuah mesin Carnot yang
menggunakan reservoir suhu
tinggi bersuhu 800 K
mempunyai efisiensi sebesar
40%. Agar efisiensinya naik
β B
93
menjadi 50%, maka suhu
reservoir suhu tinggi
dinaikkan menjadiβ¦β¦
a. 900 K
b. 960 K
c. 1000K
d. 1180 K
e. 1600 K
23. Sebuah mesin Carnot
bekerja pada pada suhu
tinggi 627Β°C memiliki
efisiensi 50%. Agar efisiensi
maksimumnya naik menjadi
70% pada suhu rendah yang
tetap, maka suhu tingginya
harus dinaikkan
menjadiβ¦β¦
a. 1500Β°C
b. 1227Β°C
c. 1127Β°C
d. 1073Β°C
e. 927Β°C
β A
24. Bongkahan es terapung di
atas permukaan laut dengan
setengah bagian yang
muncul di permukaan. Jika
massa jenis air laut 1,03
g/cmΒ³ dan volume seluruh es
adalah 1 mΒ³, besar gaya ke
β A
94
atas es tersebut adalah....
a. 5150 N
b. 3890 N
c. 4000 N
d. 5678 N
e. 5151 N
Menganalisis
perubahan keadaan
gas ideal dengan
menerapkan hukum
termodinamika
25. Sejumlah gas ideal
mengalami proses seperti
gambar beriku
Proses yang menggambarkan
adiabatis dan isokhorik
berturut-turut ditunjukkan
pada nomorβ¦β¦
a. 1-2 dan 3-4
b. 1-2 dan 4-5
c. 2-3 dan 1-2
d. 2-4 dan 1-2
e. 2-3 dan 3-4
β E
26. Prinsip kerja suatu mesin
kalor yaituβ¦..
β A
95
a. Kalor yang masuk
kedalam system lebih
besar daripada kalor
yang keluar system dan
usaha yang dilakukan
system
b. Kalor yang masuk
kedalam system lebih
kecil daripada kalor
yang keluar system dan
usaha yang dilakukan
system
c. Kalor yang masuk
kedalam system lebih
besar daripada kalor
yang keluar system dan
usaha yang dilakukan
lingkungan
d. Kalor yang masuk
kedalam system lebih
kecil daripada kalor
yang keluar system dan
usaha yang dilakukan
lingkungan
e. Kalor yang masuk
kedalam system sama
dengan kalor yang
keluar system dan usaha
yang dilakukan system
27. Perhatikan gambar dibawah
ini
β B
96
Suatu gas ideal mengalami
proses siklus seperti pada
gambar P β V di atas. Kerja
yang dihasilkan pada
proses siklus ini adalahβ¦..
a. 200 KJ
b. 400 KJ
c. 600 KJ
d. 800 KJ
e. 1000 KJ
28. Diagram PβV dari gas
helium yang mengalami
proses termodinamika
ditunjukkan seperti gambar
berikut!
Usaha yang dilakukan gas
helium pada proses ABC
sebesar....
a. 660 KJ
b. 400 KJ
c. 550 KJ
β B
97
d. 410 KJ
e. 850 KJ
29. Suatu pesawat pendingin
Carnot mempunyai
koefisien kinerja 6,5. Jika
reservoir yang tinggi 27Β°C,
maka reservoir yang bersuhu
rendah adalah
a. β5 Β°C
b. β8 Β°C
c. β10 Β°C
d. β12 Β°C
e. β13 Β°C
β E
30. Perhatikan gambar berikut
ini!
Jika kalor yang diserap
reservoir suhu tinggi adalah
1200 joule, berapa nilai
efesiensi mesin
carntnyaβ¦β¦.
a. 35%
b. 40%
c. 45%
β B
99
B.2 SOAL PRE-TEST
TES HASIL BELAJAR
Mata Pelajaran : Fisika
Waktu : 90 Menit
Petunjuk 1. Tuliskan Nama dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. Bacalah soal dengan teliti dan kerjaka n soal yang dianggap paling mudah
3. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dan memberi tanda silang
(X) pada lembar jawaban yang telah disediakan
4. Jika anda akan mengganti jawaban berilah garis datar double (=) jawaban yang
telah disilang kemudian gantilah jawaban anda
5. Kerjakanlah semua soal dengan jujur, bertanggung jawab dan percaya diri
6. Lembar soal tidak boleh di coret-coret
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar
1. Pernyataan yang benar tentang peroses termodinamika adalah
a. Pada proses isokhorik, gas tidak melakukan usaha
b. Pada proses isobarik, gas tidak menerima usaha
c. Pada proses isometric, energy dalam gas berubah
d. Pada proses adiabatik, gas selalu melakukan usaha
e. Pada proses adiabatik, gas tidak melakukan usaha
2. Proses yang dialami gas dalam ruangan tertutup pada suhu tetap
disebutβ¦β¦
a. Proses isokhorik
b. Proses isotermik
c. Proses isobaric
d. Proses adiabatic
e. Proses asimilasi
3. Siklus carnot menggunakan proses-proses yaituβ¦β¦
a. Adiabatik dan Isometrik
b. Adiabatik dan Isokhorik
c. Isometrik dan Isokhorik
100
d. Isometrik dan Isobarik
e. Isokhorik dan Isobarik
4. Proses mesin kalor terdiri dari β¦β¦ tahap
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
5. Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa β¦..
a. Kalor tidak dapat masuk kedalam dan keluar dari suatu system
b. Energi adalah kekal
c. Energi dalam adalah kekal
d. Suhu adalah tetap
e. System tidak mendapa usaha dari luar
6. Bagaimana bunyi hukum Termodinamika II tentang aliran kalor ?
a. Apabila sistem gas menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q1,
maka oleh sistem mungkin akan diubah
b. βmembatasi perubahan energi mana yg dapat terjadi dan yg tidak
dapat terjadiβ
c. Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannyaβ
d. βEnergi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan
hanya bisa diubah bentuknya saja.
e. βTotal entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible
terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel terjadiβ.
7. Perhatikan gambar berikut !
101
Gambar diatas menunjukkan prinsip kerja dariβ¦β¦
a. Mesin Pendingin
b. Mesin Kalor
c. Mesin Carnot
d. Refrigerator
e. Mesin Uap
8. Suatu gas ideal dapat dikatakan mengalami proses isobaric apabilaβ¦..
a. Suhu dan jumlah partikel gas tetap
b. Suhu dan tekanan gas tetap
c. Jumlah partikel dan tekanan gas tetap
d. Volume gas tetap
e. Adanya proses adiabatic
9. Sejenis gas ideal dalam wadah yang memiliki volume 2 m3 dan tekanan 4
atm. Jika 1 atm = 105 N/m2. Gas memuai pada tekanan tetap sehingga
volumenya menjadi dua kali volume semula. Usaha luar yang dilakukan
gas tersebut adalahβ¦..
a. 5 x 105 J
b. 6 x 105 J
c. 7 x 105 J
d. 8 x 105 J
e. 9 x 105 J
102
10. Gas helium 1,5 m3 bersuhu 270C dipanaskan secara isobaric sampai
870C. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2, gas helium melakukan
usaha luar sebesarβ¦..
a. 60 kJ
b. 120 kJ
c. 180 kJ
d. 360 kJ
e. 660 kJ
11. Suatu system menyerap kalor Q dari lingkungan sebesar 1500 J.
Perubahan energy dalam jika system melakukan usaha sebesar 220 J
terhadap lingkungan adalahβ¦..
a. 650 J
b. 700 J
c. 750 J
d. 800 J
e. 850 J
12. Gas oksigen sebanyak 0,2 liter didalam tabung dipanaskan hingga memuai
menjadi 0,3 liter. Jika tekanan gas 1 atm, berapakah usaha yang dilakukan
gas oksigen tersebutβ¦β¦
a. 5 J
b. 0,5 J
c. 0,05 J
d. 0,005 J
e. 0,0005 J
13. Dalam satu siklus, sebuah mesin menyerap 300 J kalor dari reservoir suhu
tinggi dan membuang 1000 J kalor pada reservoir suhu rendah. Efisiensi
mesin kalor tersebut adalahβ¦..
a. 66,7 %
b. 53,5 %
c. 55,0 %
d. 80,0 %
103
e. 59,6 %
14. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27
oC dipanaskan secara isobarik sampai
87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 10
5 N/m
2 , gas helium melakukan usaha
luar sebesarβ¦β¦
a. 60 KJ
b. 120 KJ
c. 280 KJ
d. 480 KJ
e. 660 KJ
15. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu
800 K mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi
50%, maka suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadiβ¦β¦
a. 900 K
b. 960 K
c. 1000 K
d. 1180 K
e. 1600 K
16. Sebuah mesin Carnot bekerja pada pada suhu tinggi 627Β°C memiliki
efisiensi 50%. Agar efisiensi maksimumnya naik menjadi 70% pada suhu
rendah yang tetap, maka suhu tingginya harus dinaikkan menjadiβ¦β¦
a. 1500Β°C
b. 1227Β°C
c. 1127Β°C
d. 1073Β°C
e. 927Β°C
17. Bongkahan es terapung di atas permukaan laut dengan setengah bagian
yang muncul di permukaan. Jika massa jenis air laut 1,03 g/cmΒ³ dan
volume seluruh es adalah 1 mΒ³, besar gaya ke atas es tersebut adalah....
a. 5150 N
b. 3890 N
c. 4000 N
104
d. 5678 N
e. 5151 N
18. Perhatikan gambar dibawah ini
Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P β V di
atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalahβ¦..
a. 200 KJ
b. 400 KJ
c. 600 KJ
d. 800 KJ
e. 1000 KJ
19. Suatu pesawat pendingin Carnot mempunyai koefisien kinerja 6,5. Jika
reservoir yang tinggi 27Β°C, maka reservoir yang bersuhu rendah adalah
a. β5 Β°C
b. β8 Β°C
c. β10 Β°C
d. β12 Β°C
e. β13 Β°C
20. Perhatikan gambar berikut ini!
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, berapa
nilai efesiensi mesin carntnyaβ¦β¦.
a. 35%
106
B.3 SOAL POST-TEST
TES HASIL BELAJAR
Mata Pelajaran : Fisika
Waktu : 90 Menit
Petunjuk 1. Tuliskan Nama dan Kelas pada lembar jawaban yang telah disediakan
2. Bacalah soal dengan teliti dan kerjaka n soal yang dianggap paling mudah
3. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar dan memberi tanda silang
(X) pada lembar jawaban yang telah disediakan
4. Jika anda akan mengganti jawaban berilah garis datar double (=) jawaban yang
telah disilang kemudian gantilah jawaban anda
5. Kerjakanlah semua soal dengan jujur, bertanggung jawab dan percaya diri
6. Lembar soal tidak boleh di coret-coret
Jawablah soal-soal dibawah ini dengan benar
1. Suatu system menyerap kalor Q dari lingkungan sebesar 1500 J.
Perubahan energy dalam jika system melakukan usaha sebesar 220 J
terhadap lingkungan adalahβ¦..
a. 650 J
b. 700 J
c. 750 J
d. 800 J
e. 850 J
2. Gas oksigen sebanyak 0,2 liter didalam tabung dipanaskan hingga memuai
menjadi 0,3 liter. Jika tekanan gas 1 atm, berapakah usaha yang dilakukan
gas oksigen tersebutβ¦β¦
a. 5 J
b. 0,5 J
c. 0,05 J
d. 0,005 J
e. 0,0005 J
3. Dalam satu siklus, sebuah mesin menyerap 300 J kalor dari reservoir suhu
tinggi dan membuang 1000 J kalor pada reservoir suhu rendah. Efisiensi
mesin kalor tersebut adalahβ¦..
107
a. 66,7 %
b. 53,5 %
c. 55,0 %
d. 80,0 %
e. 59,6 %
4. 1,5 m3 gas helium yang bersuhu 27
oC dipanaskan secara isobarik sampai
87oC. Jika tekanan gas helium 2 x 10
5 N/m
2 , gas helium melakukan usaha
luar sebesarβ¦β¦
a. 60 KJ
b. 120 KJ
c. 280 KJ
d. 480 KJ
e. 660 KJ
5. Sebuah mesin Carnot yang menggunakan reservoir suhu tinggi bersuhu
800 K mempunyai efisiensi sebesar 40%. Agar efisiensinya naik menjadi
50%, maka suhu reservoir suhu tinggi dinaikkan menjadiβ¦β¦
a. 900 K
b. 960 K
c. 1000 K
d. 1180 K
e. 1600 K
6. Sebuah mesin Carnot bekerja pada pada suhu tinggi 627Β°C memiliki
efisiensi 50%. Agar efisiensi maksimumnya naik menjadi 70% pada suhu
rendah yang tetap, maka suhu tingginya harus dinaikkan menjadiβ¦β¦
a. 1500Β°C
b. 1227Β°C
c. 1127Β°C
d. 1073Β°C
e. 927Β°C
108
7. Bongkahan es terapung di atas permukaan laut dengan setengah bagian
yang muncul di permukaan. Jika massa jenis air laut 1,03 g/cmΒ³ dan
volume seluruh es adalah 1 mΒ³, besar gaya ke atas es tersebut adalah....
a. 5150 N
b. 3890 N
c. 4000 N
d. 5678 N
e. 5151 N
8. Perhatikan gambar dibawah ini
Suatu gas ideal mengalami proses siklus seperti pada gambar P β V di
atas. Kerja yang dihasilkan pada proses siklus ini adalahβ¦..
a. 200 KJ
b. 400 KJ
c. 600 KJ
d. 800 KJ
e. 1000 KJ
9. Suatu pesawat pendingin Carnot mempunyai koefisien kinerja 6,5. Jika
reservoir yang tinggi 27Β°C, maka reservoir yang bersuhu rendah adalah
a. β5 Β°C
b. β8 Β°C
c. β10 Β°C
d. β12 Β°C
e. β13 Β°C
10. Perhatikan gambar berikut ini!
109
Jika kalor yang diserap reservoir suhu tinggi adalah 1200 joule, berapa
nilai efesiensi mesin carntnyaβ¦β¦.
a. 35%
b. 40%
c. 45%
d. 50%
e. 55%
11. Pernyataan yang benar tentang peroses termodinamika adalah
a. Pada proses isokhorik, gas tidak melakukan usaha
b. Pada proses isobarik, gas tidak menerima usaha
c. Pada proses isometric, energy dalam gas berubah
d. Pada proses adiabatik, gas selalu melakukan usaha
e. Pada proses adiabatik, gas tidak melakukan usaha
12. Proses yang dialami gas dalam ruangan tertutup pada suhu tetap
disebutβ¦β¦
a. Proses isokhorik
b. Proses isotermik
c. Proses isobaric
d. Proses adiabatic
e. Proses asimilasi
13. Siklus carnot menggunakan proses-proses yaituβ¦β¦
a. Adiabatik dan Isometrik
b. Adiabatik dan Isokhorik
110
c. Isometrik dan Isokhorik
d. Isometrik dan Isobarik
e. Isokhorik dan Isobarik
14. Proses mesin kalor terdiri dari β¦β¦ tahap
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
15. Hukum I Termodinamika menyatakan bahwa β¦..
a. Kalor tidak dapat masuk kedalam dan keluar dari suatu system
b. Energi adalah kekal
c. Energi dalam adalah kekal
d. Suhu adalah tetap
e. System tidak mendapa usaha dari luar
16. Bagaimana bunyi hukum Termodinamika II tentang aliran kalor ?
a. Apabila sistem gas menyerap kalor dari lingkungan sebesar Q1,
maka oleh sistem mungkin akan diubah
b. βmembatasi perubahan energi mana yg dapat terjadi dan yg tidak
dapat terjadiβ
c. Kalor mengalir secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda
bersuhu rendah dan tidak mengalir secara spontan dalam arah
kebalikannyaβ
d. βEnergi tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, melainkan
hanya bisa diubah bentuknya saja.
e. βTotal entropi semesta tidak berubah ketika proses reversible
terjadi dan bertambah ketika proses ireversibel terjadiβ.
17. Perhatikan gambar berikut !
111
Gambar diatas menunjukkan prinsip kerja dariβ¦β¦
a. Mesin Pendingin
b. Mesin Kalor
c. Mesin Carnot
d. Refrigerator
e. Mesin Uap
18. Suatu gas ideal dapat dikatakan mengalami proses isobaric apabilaβ¦..
a. Suhu dan jumlah partikel gas tetap
b. Suhu dan tekanan gas tetap
c. Jumlah partikel dan tekanan gas tetap
d. Volume gas tetap
e. Adanya proses adiabatic
19. Sejenis gas ideal dalam wadah yang memiliki volume 2 m3 dan tekanan 4
atm. Jika 1 atm = 105 N/m2. Gas memuai pada tekanan tetap sehingga
volumenya menjadi dua kali volume semula. Usaha luar yang dilakukan
gas tersebut adalahβ¦..
a. 5 x 105 J
b. 6 x 105 J
c. 7 x 105 J
d. 8 x 105 J
e. 9 x 105 J
112
20. Gas helium 1,5 m3 bersuhu 270C dipanaskan secara isobaric sampai
870C. Jika tekanan gas helium 2 x 105 N/m2, gas helium melakukan
usaha luar sebesarβ¦..
a. 60 kJ
b. 120 kJ
c. 180 kJ
d. 360 kJ
e. 660 kJ
114
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 βX βX^2
1 A 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 17 289
2 B 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 22 484
3 C 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 361
4 D 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 19 361
5 E 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 21 441
6 F 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 289
7 G 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 14 196
8 H 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 12 144
9 I 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 10 100
10 J 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 14 196
11 K 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 19 361
12 L 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 17 289
13 M 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 22 484
14 N 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 21 441
15 O 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 19 361
16 P 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 12 144
17 Q 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 15 225
18 R 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 20 400
19 S 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 21 441
20 T 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 15 225
21 U 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 13 169
22 V 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 8 64
23 W 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 13 169
24 X 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 13 169
25 Y 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 25 625
26 Z 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 22 484
27 AA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 8 64
28 BB 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
29 CC 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 6 36
30 DD 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 13 169
31 EE 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 23 529
32 FF 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 22 484
33 GG 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 10 100
34 HH 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 6 36
6.00 19.00 17.00 20.00 17.00 15.00 18.00 18.00 20.00 16.00 17.00 21.00 24.00 19.00 20.00 19.00 16.00 18.00 17.00 17.00 21.00 20.00 17.00 19.00 16.00 13.00 17.00 15.00 19.00 18.00 529 9331
p 0.18 0.56 0.50 0.59 0.50 0.44 0.53 0.53 0.59 0.47 0.50 0.62 0.71 0.56 0.59 0.56 0.47 0.53 0.50 0.50 0.62 0.59 0.50 0.56 0.47 0.38 0.50 0.44 0.56 0.53
q 0.82 0.44 0.50 0.41 0.50 0.56 0.47 0.47 0.41 0.53 0.50 0.38 0.29 0.44 0.41 0.44 0.53 0.47 0.50 0.50 0.38 0.41 0.50 0.44 0.53 0.62 0.50 0.56 0.44 0.47
p/q 0.21 1.27 1.00 1.43 1.00 0.79 1.13 1.13 1.43 0.89 1.00 1.62 2.40 1.27 1.43 1.27 0.89 1.13 1.00 1.00 1.62 1.43 1.00 1.27 0.89 0.62 1.00 0.79 1.27 1.13
p.q 0.15 0.25 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25 0.25 0.24 0.25 0.25 0.24 0.21 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25 0.25 0.25 0.24 0.24 0.25 0.25 0.25 0.24 0.25 0.25 0.25 0.25
Ξ£ benar 95.00 341.00 318.00 354.00 310.00 264.00 326.00 316.00 342.00 263.00 320.00 373.00 402.00 341.00 355.00 337.00 293.00 324.00 297.00 318.00 356.00 363.00 307.00 336.00 260.00 219.00 305.00 239.00 340.00 317.00
Mp 15.83 17.95 18.71 17.70 18.24 17.60 18.11 17.56 17.10 16.44 18.82 17.76 16.75 17.95 17.75 17.74 18.31 18.00 17.47 18.71 16.95 18.15 18.06 17.68 16.25 16.85 17.94 15.93 17.89 17.61
Mt
Mp - Mt 0.27 2.39 3.15 2.14 2.68 2.04 2.55 2.00 1.54 0.88 3.26 2.20 1.19 2.39 2.19 2.18 2.75 2.44 1.91 3.15 1.39 2.59 2.50 2.13 0.69 1.29 2.38 0.37 2.34 2.05
St
(Mp - Mt) /st 0.05 0.41 0.54 0.37 0.46 0.35 0.44 0.35 0.27 0.15 0.57 0.38 0.21 0.41 0.38 0.38 0.48 0.42 0.33 0.54 0.24 0.45 0.43 0.37 0.12 0.22 0.41 0.06 0.40 0.36
Ι£ pbhis 0.02 0.47 0.54 0.44 0.46 0.31 0.47 0.37 0.32 0.14 0.57 0.48 0.32 0.47 0.45 0.42 0.45 0.45 0.33 0.54 0.31 0.54 0.43 0.41 0.11 0.18 0.41 0.06 0.46 0.38
sqrt p/q 0.46 1.13 1.00 1.20 1.00 0.89 1.06 1.06 1.20 0.94 1.00 1.27 1.55 1.13 1.20 1.13 0.94 1.06 1.00 1.00 1.27 1.20 1.00 1.13 0.94 0.79 1.00 0.89 1.13 1.06
r tabel
Ξ±
Status Buang Valid Valid Valid Valid Buang Valid Valid Buang Buang Valid Valid Buang Valid Valid Valid Valid Valid Buang Valid Buang Valid Valid Valid Buang Buang Valid Buang Valid Valid
Nomor ItemNama Peserta DidikNo
Jumlah
V
A
L
I
D
I
T
A
S
Jumlah
15.56
5.77
0.34
0.05
115
LAMPIRAN C.1
Analisis Validitas Item
Dalam pengujian validitas item tes pemahaman konsep fisika digunakan
persamaan berikut:
q
p
St
MtMppbi
Keterangan:
Ξ³pbi = koefisien korelasi biseral
Mp = rerata skor dari subjek yang menjawab betul bagi item yang
dicari validitasnya.
Mt = rerata skor total
St = standar deviasi dari skor total
p = proporsi peserta didik yang menjawab benar
p
= π΅πππ¦ππππ¦π πππ πππ‘π πππππ π¦πππ ππππππ€ππ πππππ
π½π’πππβ π πππ’ππ’β πππ πππ‘π πππππ
q = proporsi peserta didik yang menjawab salah
(q = 1 - p)
Untuk validasi soal no 2 dari 30 soal yang telah diberikan kepada 34
peserta didik
a. Menentukan proporsi menjawab benar (p) dengan persamaan:
p = βπ
π =
19
34 = 0,55882 β 0,559
b. Menentukan nilai q yang merupakan selisih bilangan 1 dengan p yaitu:
q = 1 - p
= 1 β 0,559 = 0,441
116
c. Menentukan rerata skor total dengan persamaan:
Mt = βπ₯
π =
529
34 = 15,55882 β 15,559
d. Menentukan rerata skor peserta tes yang menjawab benar:
Mp
= ππ’πππβ π πππ πππ πππ‘π πππππ π¦πππ ππππππ€ππ πππππ
π½π’πππβ πππ πππ‘π πππππ π¦πππ ππππππ€ππ πππππ
= 341
19
= 17,95
e. Menentukan standar deviasi dengan persamaan:
S =
1
2
2
n
n
xfxf
ii
ii
= β9.331 β
(529)2
34
34β1
= β9.331 β 8.230,618
33
= β33,34491
= 5,77
f. Menentukan validitas dengan persamaan:
q
p
SD
MM
t
tp
pb
1
= 17,60β15,56
5,77Γ β
0,56
0,44
= 0,41 x 1,13
117
= 0,46
ππ‘ππππ = 0,34, oleh karena itu item nomor 2 dinyatakan valid sebab
πβππ‘π’ππ > ππ‘ππππ = 0,46 > 0,34
Untuk validasi soal no 6 dari 30 soal yang telah diberikan kepada 34 peserta didik
a. Menentukan proporsi menjawab benar (p) dengan persamaan:
p = βπ
π =
15
34 = 0,44
b. Menentukan nilai q yang merupakan selisih bilangan 1 dengan p yaitu:
q = 1 - p
q = 1 β 0,44
= 0,56
c. Menentukan rerata skor total dengan persamaan:
Mt = βπ₯
π =
529
34 = 17,0645 β 17,06
d. Menentukan rerata skor peserta tes yang menjawab benar:
Mp = ππ’πππβ π πππ πππ πππ‘π πππππ π¦πππ ππππππ€ππ πππππ
π½π’πππβ πππ πππ‘π πππππ π¦πππ ππππππ€ππ πππππ
= 264
15
= 17,60
e. Menentukan standar deviasi dengan persamaan:
S =
1
2
2
n
n
xfxf
ii
ii
118
= β9.331β
(529)2
34
34β1
= β9.331β8.230,618
33
= β33,34
= 5,77
f. Menentukan validitas dengan persamaan:
q
p
SD
MM
t
tp
pb
1
= 17,60β15,56
5,77Γ β
0,44
0,56
= 0,353553 x 0,785714
= 0,27779
= 0,28
ππ‘ππππ = 0,34, oleh karena itu item nomor 6 dinyatakan tidak valid sebab
πβππ‘π’ππ < ππ‘ππππ = 0,28< 0,34
119
LAMPIRAN C.2
Analisis Reliabilitas Item
Uji reliabilitas tes instrumen penelitian dilakukan dengan menggunakan
rumus Kuder β Richardson (KR-20) sebagai berikut:
N = 20
s = 5,77
s2
= 33,30
βpq = 7,25
2
2
111 s
pqs
n
nr
Keterangan:
r11 : reabilitas tes secara keseluruhan
βpq : jumlah hasil perkalian antara p dan q
n : banyaknya butir pertanyaan
s : standar deviasi tes
π11 = (π
πβ1) (
π 2ββ ππ
π 2 )
= (20
20 β 1) (
33,30 β 7,25
33,30)
= (20
19) (
26,05
33,30)
= (1,05263158) Γ (0,78228228)
= 0,82345503
= 0,823
karena r11hitung >rtabel atau (0,82 > 0,34 , maka tes instrumen dinyatakan reliabel.
Jadi realibitas tes hasil belajar fisika hasil uji coba adalah 0,82 dan masuk dalam
kategori tinggi.
120
LAMPIRAN D
D.1 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF HASIL
BELAJAR PRETEST
D.2 ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF HASIL
BELAJAR POSTTEST
D.3 ANALISIS N-GAIN
121
LAMPIRAN D.1
SKOR DAN KETUNTASAN PRETEST HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS XI Mia 4 SMAN 9 Makassar Untuk mengetahui nilai yang diperoleh oleh peserta didik, digunakan
rumus berikut:
π =π π
π πΓ 100
dengan :
N = nilai peserta didik
SS = skor hasil belajar peserta didik
Si = skor ideal
Tabel D.1.1 Skor dan Ketuntasan Pretest Hasil Belajar Peserta Didik
No. Nama Siswa Skor Nilai
1 Abila Safira 15 75
2 Adam Refansyah 5 25
3 Afif Bintang Bagaskara D 15 75
4 Ahmad Fairuzi 7 35
5 Ahmad Ramadhan Ardhan 15 75
6 Amelia Safhira 6 30
7 Ananda Arjen 10 50
8 Andi Airsyan Putra Anugrah 13 65
9 Andi Muh Niam Maimun M 15 75
10 Andi Muh Fahriansyah 12 60
11 Andi Muhammad Raihan N 8 40
122
12 Andi Resqi Putriayani Nur 8 40
13 Andisa Putri Ayu 15 75
14 Ardhan Arifin 10 50
15 Arifuddin Irawan 8 40
16 Atika Zahra 15 75
17 Cindy Putri Arianty 15 75
18 Dhea Anggia Puspaningrum 16 80
19 Dian Ananta Mahdini 6 30
20 Dian Anugrah 15 75
21 Diva Aryanti 7 35
22 Fadhia Nabila 8 40
23 Filzah Salsabila 15 75
24 Gafrian Musfikasari 10 50
25 Gymnastiar Febriansyah 7 35
26 Kanaya Softia Ainun 10 50
27 Muh.Fahrul Alamsyah 8 40
28 Muahammad Fadhil Rizki P 6 30
29 Rahmat Fajri Ishar 10 50
30 Rana Fadila Salwah 6 30
31 Syamsul Bahri Jabir 12 60
32 Veryanto 10 50
33 Wanda Eka Saputri 15 75
34 Yaslindah Utari Kasim 15 75
Jumlah 368 1.840
Skor rata-rata 10,82 54,11
123
PENYAJIAN DATA HASIL TES HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
Analisis Statistik Deskriftif
Skor tertinggi = 16,00
Skor terendah = 5,00
Skor ideal = 20
Skor rata-rata = 10,82
Jumlah sampel (n) = 34
Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 34
= 1 + 3,3 (1,531)
= 1 + 5,0523
= 6,0523 β 6 (dibulatkan)
Rentang data (R) = Skor tertinggi β Skor terendah
= 16 β 5
= 11
Panjang kelas = π πππ‘πππ πππ‘π
π½π’πππβ πππππ πππ‘πππ£ππ =
11
6
= 11
6 = 1,83 β 2 (dibulatkan)
124
Tabel D.1.2 Presentase Distribusi Frekuensi Skor Peserta Didik Kelas XI
Mia 4 SMAN 9 Makassar pada saat Pretest
Skor Fi Xi xiΒ² fi.xi fi.xiΒ²
5 - 6 5 5,50 30,25 27,50 151,25
7 - 8 8 7,50 56,25 60,00 450,00
9 - 10 6 9,50 90,25 57,00 541,50
11 - 12 2 11,50 132,25 23,00 264,50
13 - 14 1 13,50 182,25 13,50 182,25
15 - 16 12 15,50 240,25 186,00 2.883,00
Jumlah 34 63,00 731,50 367,00 4.472,50
a. Rata-rata (οΏ½Μ οΏ½) = i if x
f
= 367,00
34= 10,79
b. Standar deviasi (S)
S = βΖ©ππ.π₯π2β
(Ζ©πππ₯π)2
π
πβ1
= β4.472,50β(367,00)2
34
34β1
= β4.472,50β3.961,44
33
= β15,49
= 3,94
c. Varians
SΒ² = (3,94)Β² = 15,52
125
LAMPIRAN D.2
SKOR DAN KETUNTASAN POSTTEST HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK KELAS XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
Untuk mengetahui nilai yang diperoleh oleh peserta didik, digunakan
rumus berikut:
π =π π
π πΓ 100
dengan :
N = nilai peserta didik
SS = skor hasil belajar peserta didik
Si = skor ideal
Tabel D.2.1 Skor dan Ketuntasan Posttest Hasil Belajar Peserta Didik
No. Nama Siswa Skor Nilai
1 Abila Safira 17 85
2 Adam Refansyah 14 70
3 Afif Bintang Bagaskara D 16 80
4 Ahmad Fairuzi 15 75
5 Ahmad Ramadhan Ardhan 16 80
6 Amelia Safhira 10 50
7 Ananda Arjen 15 75
8 Andi Airsyan Putra Anugrah 15 75
9 Andi Muh Niam Maimun M 18 90
10 Andi Muh Fahriansyah 16 80
11 Andi Muhammad Raihan N 19 95
12 Andi Resqi Putriayani Nur 11 55
126
13 Andisa Putri Ayu 18 90
14 Ardhan Arifin 13 65
15 Arifuddin Irawan 15 75
16 Atika Zahra 17 85
17 Cindy Putri Arianty 16 80
18 Dhea Anggia Puspaningrum 18 90
19 Dian Ananta Mahdini 9 45
20 Dian Anugrah 17 85
21 Diva Aryanti 15 75
22 Fadhia Nabila 10 50
23 Filzah Salsabila 16 80
24 Gafrian Musfikasari 15 75
25 Gymnastiar Febriansyah 15 75
26 Kanaya Softia Ainun 19 95
27 Muh.Fahrul Alamsyah 15 75
28 Muahammad Fadhil Rizki P 11 55
29 Rahmat Fajri Ishar 15 75
30 Rana Fadila Salwah 13 65
31 Syamsul Bahri Jabir 15 75
32 Veryanto 15 75
33 Wanda Eka Saputri 16 80
34 Yaslindah Utari Kasim 17 85
Jumlah 512 2560
Skor rata-rata 15,06 75,29
127
PENYAJIAN DATA HASIL TES HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KELAS KELAS XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
Analisis Statistik Deskriftif
Skor tertinggi = 19,00
Skor terendah = 9,00
Skor ideal = 20,00
Skor rata-rata =15,06
Jumlah sampel (n) = 34
Jumlah kelas interval (K) = 1 + 3,3 log 34
= 1 + 3,3 log 34
= 1 + 3,3 (1,531)
= 1 + 4,831
= 5,831 β 6 (dibulatkan)
Rentang data (R) = Skor tertinggi β Skor terendah
= 19 β 9
= 10
Panjang kelas = π πππ‘πππ πππ‘π
π½π’πππβ πππππ πππ‘πππ£ππ =
10
6
= 10
6 = 1,67 β 2 (dibulatkan)
Tabel D.2.2 Presentase Distribusi Frekuensi Skor Peserta Didik Kelas XI
Mia 4 SMAN 9 Makassar pada saat Posttest
Skor Fi Xi xiΒ² fi.xi fi.xiΒ²
9- 10 3 9,50 90,25 28,50 270,75
11- 12 2 11,50 132,25 23,00 264,50
13- 14 3 13,50 182,25 40,50 546,75
128
15- 16 17 15,50 240,25 263,50 4.084,25
17- 18 7 17,50 306,25 122,50 2.143,75
19- 20 2 19,50 380,25 39,00 760,50
Jumlah 34 87,00 1.331,50 517,00 8.070,50
a. Rata-rata (οΏ½Μ οΏ½) = i if x
f
= 517,00
34= 15,20
b. Standar deviasi (S)
S = βΖ©ππ.π₯π2β
(Ζ©πππ₯π)2
π
πβ1
= β8.070,50β(517,00)2
34
34β1
= β8.070,50β7.861,44
33
= β6,33
= 2,52
c. Varians
SΒ² = (2,52)Β² = 6,35
129
LAMPIRAN D.3
ANALISIS N-GAIN
Tabel D.3.1 Perolehan Skor Peserta Didik Kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassar
No. Nama Peserta Didik Pretest Posttest N-Gain Kategori
1 Abila Safira 15 17 0,40 Sedang
2 Adam Refansyah 5 14 0,60 Sedang
3 Afif Bintang Bagaskara D 15 16 0,20 Rendah
4 Ahmad Fairuzi 7 15 0,62 Sedang
5 Ahmad Ramadhan Ardhan 15 16 0,20 Rendah
6 Amelia Safhira 6 10 0,28 Rendah
7 Ananda Arjen 10 15 0,50 Sedang
8 Andi Airsyan Putra Anugrah 13 15 0,12 Rendah
9 Andi Muh Niam Maimun M 15 18 0,60 Sedang
10 Andi Muh Fahriansyah 12 16 0,50 Sedang
11 Andi Muhammad Raihan N 8 19 0,92 Tinggi
12 Andi Resqi Putriayani Nur 8 11 0,25 Rendah
13 Andisa Putri Ayu 15 18 0,20 Rendah
14 Ardhan Arifin 10 13 0,30 Rendah
15 Arifuddin Irawan 8 15 0,58 Sedang
16 Atika Zahra 15 17 0,40 Sedang
17 Cindy Putri Arianty 15 16 0,20 Rendah
18 Dhea Anggia Puspaningrum 16 18 0,14 Rendah
19 Dian Ananta Mahdini 6 9 0,21 Rendah
20 Dian Anugrah 15 17 0,40 Sedang
21 Diva Aryanti 7 15 0,62 Sedang
22 Fadhia Nabila 8 10 0,17 Rendah
23 Filzah Salsabila 15 16 0,20 Rendah
24 Gafrian Musfikasari 10 15 0,50 Sedang
25 Gymnastiar Febriansyah 7 15 0,62 Sedang
26 Kanaya Softia Ainun 10 19 0,90 Tinggi
27 Muh.Fahrul Alamsyah 8 15 0,58 Sedang
28 Muahammad Fadhil Rizki P 6 11 0,36 Sedang
29 Rahmat Fajri Ishar 10 15 0,50 Sedang
30 Rana Fadila Salwah 6 13 0,50 Sedang
31 Syamsul Bahri Jabir 12 15 0,36 Sedang
32 Veryanto 10 15 0,50 Sedang
130
33 Wanda Eka Saputri 15 16 0,20 Rendah
34 Yaslindah Utari Kasim 15 17 0,40 Sedang
Jumlah 368 512 14,03 Sedang
Rata-Rata 10,82 15,06 0,46
Analisis Perhitungan (N- Gain)
g = Sπππ π‘π‘ππ π‘βSππππ‘ππ π‘
Sππππ πππ’πβSππππ‘ππ π‘
= 15,06β10,82
20,00β10,82
= 4,24
9,18
= 0,46
Tabel D.3.2 Kriteria Indeks Gain
Rentang Kategori Frekuensi Presentase (%) Rata-rata N-
Gain
g β₯ 0,7 Tinggi 2 6,00
0,46
0,3 < g β€ 0,7 Sedang 19 56,00
g < 0,3 Rendah 13 38,00
Jumlah 34 100
Tabel D.3.2 menunjukkan bahwa 2 peserta didik memenuhi kriteria tinggi,
19 peserta didik yang memenuhi kriteria sedang, dan 13 peserta didik yang
memenuhi kriteria rendah. Terlihat juga bahwa peserta didik kelas XI Mia 4
131
sebagai sampel penelitian memiliki skor rata-rata gain ternormalisasi sebesar 0,46
yang merupakan kategori sedang. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa
peningkatan hasil belajar fisika peserta didik setelah diajar dengan Metode
Pembelajaran Guided Discovery berada pada kategori βsedangβ berdasarkan
kriteria N-Gain.
133
LAMPIRAN E.1
DAFTAR HADIR SISWA KELAS XI MIA 4 SMAN 9 MAKASSAR TAHUN
AJARAN 2019/2020
No Nama
L
/P
Pertemuan Ke
1
2
3
4
5
6 7
1 Abila Safira P
2 Adam Refansyah L
3 Afif Bintang Bagaskara D L
4 Ahmad Fairuzi L
5 Ahmad Ramadhan Ardhan L
6 Amelia Safhira P I
7 Ananda Arjen P A
8 Andi Airsyan Putra Anugrah L
9 Andi Muh Niam Maimun M L
10 Andi Muh Fahriansyah L
11 Andi Muhammad Raihan N L
12 Andi Resqi Putriayani Nur P
13 Andisa Putri Ayu P
14 Ardhan Arifin L
15 Arifuddin Irawan L
16 Atika Zahra P
17 Cindy Putri Arianty P
134
18 Dhea Anggia Puspaningrum P
19 Dian Ananta Mahdini P S
20 Dian Anugrah P
21 Diva Aryanti P
22 Fadhia Nabila P
23 Filzah Salsabila P
24 Gafrian Musfikasari P
25 Gymnastiar Febriansyah L
26 Kanaya Softia Ainun P
27 Muh.Fahrul Alamsyah L
28 Muahammad Fadhil Rizki P L
29 Rahmat Fajri Ishar L A
30 Rana Fadila Salwah P
31 Syamsul Bahri Jabir L
32 Veryanto L
33 Wanda Eka Saputri P
34 Yaslindah Utari Kasim P
Keterangan
β : Hadir
S : Sakit
I: Izin
A : Alfa
137
RIWAYAT HIDUP
Risman, lahir di Latellang, Kecamatan Patimpeng,
Kabupaten Bone pada tanggal 31 Desember 1996.
Penulis merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
dari pasangan Sudirman dan Nurhayati. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar tahun 2008 di SD Inpres
12/79 Batulappa, pendidikan menengah pertama di Mts Arrahmah Patimpeng
pada tahun 2011, dan menyelesaikan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Kahu
pada tahun 2014. Kemudian pada tahun 2015, penulis diterima dan terdaftar
sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Berkat perjuangan dan kerja keras akhirnya penulis dapat menyelesaikan studi dan
menghasilkan sebuah karya tulis dengan judul βPenerapan Metode
Pembelajaran Guided Discovery Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Fisika
Peserta Didik kelas XI Mia 4 SMAN 9 Makassarβ.