PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG ...

119
PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG KARDUS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH NURUL ITTIHAD SKRIPSI Ira Yanti TPG.151685 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2019

Transcript of PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG ...

PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG KARDUS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH

NURUL ITTIHAD

SKRIPSI

Ira Yanti

TPG.151685

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG KARDUS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH

NURUL ITTIHAD

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Ira Yanti

TPG 151685

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2019

vi

MOTTO HIDUP

م و ي ال و جو هللا ر ان ي ن ك م ة ل ن س ة ح و س أ ول هللا س م في ر ك ان ل د ك ق ال ير ث ك ر هللا ك ذ ر و خ اآل

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak

menyebut Allah.

vii

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih saying-MU telah memberikanku kekuatan. Dan yang telah memberkahi setiap langkah, mengabulkan setiap

do’a dan memberikan karunia yang luar biasa. Hingga sampai pada hari ini

Hari dimana ujung pendakian telah ku lalui dimana kuraih seberkas harapan untuk menuju masa depan

Telah kuperoleh rasa yang pernah ku harapkan, ini bukanlah akhir dari perjuanganku, dan akan ada seribu mimpi lagi yang akan ku raih.

Untuk keluargaku tercinta, Kupersembahkan karya kecil ini…….

Terimakasih untuk Ayah tercinta Ahmad Basri dan Ibu tercinta Poniah atas segala pengorbanannya, dan telah memberikan dukungan morif maupun materi serta do’a yang luar biasa tiada hentinya demi meraih Kesuksesanku, karna tiada kata setelah do’a yang terucap

dari kedua orang tuaku. Sehingga mimpi dan harapan ini dapat terwujud.

Terimakasih juga untuk Adek tercinta Salvia dan Fajrina Khumairah yang selalu memberi do’a dan semangat agar dapat menyelesaikan pendidikan ini, kalian adalah obat pelipur lara

hatiku, yang selalu menghiburku dalam keadaan apapun.

Terimakasih kepada sahabatku Sumasti Agus Tina S.Pd, Uswatun Chasanah, Rini Ade Fitria, Nadia Yeni Fatmala, Septiya Nur, Nurharida yang selalu menemani ketika suka dan duka

selalu memberi semangat ketika jatuh, dan untuk tulusnya persahabatan yang terjalin. “Tanpamu teman aku tak pernah berarti”

Ucapan terimakasih ini saya persembahkan juga untuk PGMI B 2015 atas solidaritas yang luar biasa, sehingga 4 tahun ini menjadi lebih berarti, tak lupa pula kepada sahabat seperjuangan Posko 3 mandiangin dan sahabat PPL MI Nurul Ittihad kota jambi.

Buat seseorang yang masih menjadi rahasia Illahi,

Semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insya allah jika jodohnya kita bisa bertemu di waktu yang tepat atas ridho dan izin Allah SWT.

Untuk ribuan tujuan yang harus di capai, untuk jutaan impian yang akan di kejar,

Untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna.

Hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai mengalir tanpa tujuan.

Teruslah belajar, berusaha dan berdo’a untuk menggapainya.

Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal bangkit lagi.

Never Give Up !!

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat Rahmat dan Ridho-

Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah satu persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Ilmu Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Bercerita dan Media Wayang

Kardus Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak

Kelas IV MI Nurul Ittihad”.

Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat bantuan dan

jasa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, M.A, Selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dra. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan

Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Drs. Mahluddin, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Dr.H. Lukman Hakim M.Pd.I, dan Ibu Nasyriah Siregar M.Pd.I selaku

pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya

dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.

6. Bapak Samsul Qamar S.Pd.I Kepala Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi.

7. Bapak Toni Kausari S.Pd.I selaku wali kelas IV di MI Nurul Ittihad Kota Jambi.

8. Majelis guru dan karyawan serta para siswa kelas IV MI Nurul Ittihad Kota Jambi.

9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-hentinya hingga

menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti, semangat dan

motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

x

ABSTRAK

Nama :Ira Yanti

Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Judul :Penerapan Metode Bercerita Dan Media Wayang Kardus Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Ittihad Skripsi ini membahas tentang Penerapan Metode Bercerita dan Wayang Kardus untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Ittihad.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar anak dalam pembelajaran Aqidah Akhlak did kelas IV Nurul Ittihad dengan penerapan menggunakan metode bercerita dan media wayang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Nurul Ittihad, sedangkan objek penelitian adalah menerapkan metode bercerita menggunakan media wayang kardus untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan melalui empat tahapan 1) perncanaan 2) pelaksanaan 3) observasi 4) refleksi. Data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif yang diperkuat dengan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bercerita menggunakan media wayang kardus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Peningkatan aktifitas belajar siswa dapat di ukur dari siklus 1 dan siklus 2, nilai aktifitas belajar siswa pada siklus 1 sebesar 66%, siklus 2 sebesar 80%. Sedangkan observasi guru siklus 1 sebesar 63,3%, siklus 2 sebesar 75% ( Sudah Mencapai KKM). Dan hasil motivasi belajar siswa siklus 1 sebesar 73%, sedangkan siklus 2 sebesar 75%. Dengan demikian hasil penelitian MI Nurul Ittihad telah tercapai dengan baik.

Kata Kunci : Metode bercerita dan media wayang kardus

xi

ABSTRACT

Name : Ira Yanti

Department : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)

Title :Application of Storytelling Method and Cardboard Puppet Media to Increase Learning Motivation in Aqidah Akhlak Learning in Class IV Students of MI Nurul Ittihad

This thesis discusses the Application of Storytelling and Cardboard Puppet Methods to Increase Student Learning Motivation in Aqidah Akhlak Learning in Class IV Students of MI Nurul Ittihad.

The purpose of this study was to determine the increase in children's learning motivation in learning Aqidah Akhlak in class IV Nurul Ittihad by applying using storytelling methods and puppet media. This research is Clasroom Action Research. The subject of this study was fourth grade students of M I Nurul Ittihad, while the object of t he research was applying the method of storytelling using puppet cardboard media to increase students' learning motivation in learning Aqidah Akhlak. This research was conducted in 2 cycles and through four stages 1) planning 2) implementation 3) observation 4) reflection. Data obtained from observation, interviews and documentation. Data analysis was carried out using a qualitative approach that was reinforced by a q uantitative approach consisting of data reduction, data presentation, conclusion drawing or verification. The results of the study show that the method of storytelling using puppet cardboard media can increase students' learning motivation in learning Aqidah Akhlak. Increased student learning activities can be measured from cycle 1 and cycle 2, the value of student learning activities in cycle 1 is 66%, cycle 2 is 80%. While the first cycle teacher observation is 63.3%, cycle 2 is 75% (Already Achieved KKM). And the results of cycle 1 student motivation were 73%, while cycle 2 was 75%. Thus the results of MI Nurul Ittihad's research have been achieved well.

Keyword : Strorytelling method and carboard puppet media

xii

DAFTAR ISI

NOTA DINAS ......................................................................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii

PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... v

MOTTO ................................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii

ABSTRAK .............................................................................................................. x

ABSTRACT ........................................................................................................... xi

DAFTAR ISI......................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3

C. Batasan Masalah .......................................................................................... 3

D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 3

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 4

F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Metode Bercerita .......................................................................................... 6

1. Pengertian Metode Bercerita.................................................................. 6

2. Tujuan Metode Bercerita ....................................................................... 7

3. Fungsi Metode Bercerita ........................................................................ 8

4. Teknik-teknik Bercerita ......................................................................... 8

5. Pelaksanaan Metode Bercerita ............................................................... 9

6. Karakteristik Metode Bercerita ............................................................ 10

B. Media Pembelajaran dengan Media Wayang Kardus ................................ 11

xiii

C. Motivasi Belajar ......................................................................................... 13

1. Pengertian Motivasi ............................................................................. 13

2. Jenis-Jenis Motivasi ............................................................................. 15

D. Pembelajaran Aqidah Akhlak .................................................................... 16

E. Ruang Lingkup Aqidah Akhlak ................................................................. 19

F. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 21

G. Studi Relevan ............................................................................................. 22

H. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian........................................................................................... 24

B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................................... 25

C. Prosedur Umum Penelitian ........................................................................ 26

D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 26

E. Teknik Analisis Data.................................................................................. 30

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)........................... 31

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambar Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 32

1. Sejarah Sekolah/Madrasah ................................................................... 32

2. Data Umum Madrasah ......................................................................... 33

3. Visi dan Misi Sekolah/Madrasah ......................................................... 33

4. Kurikulum Madrasah ........................................................................... 34

5. Struktur Organisasi MIS Nurul Yaqin ................................................. 36

6. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ..................................... 37

7. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................................ 41

B. Deskripsi Data ............................................................................................ 44

1. Kegiatan Prasiklus ............................................................................... 44

2. Hasil Siklus I ....................................................................................... 46

a. Tahap Perencanaan ........................................................................ 46

b. Tahap Pelaksanaan ......................................................................... 47

c. Tahap Observasi............................................................................. 55

d. Refleksi Siklus I ............................................................................. 61

xiv

3. Hasil Siklus II ...................................................................................... 62

a. Tahap Perencanaan ........................................................................ 62

b. Tahap Pelaksanaan ......................................................................... 63

c. Tahap Observasi............................................................................. 67

d. Refleksi Siklus II............................................................................ 72

C. Analisis Data .............................................................................................. 73

D. Interprestasi Hasil Analisis Data ................................................................ 74

E. Pembahasan....................................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 80

B. Saran .......................................................................................................... 80

C. Penutup ..................................................................................................... 81

JADWAL PENELITIAN .................................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Hasil aktivitas belajar siswa ...................................... 76

Gambar 4.2 Diagram hasil observasi guru................................................... 77

Gambar 4.3 Diagram hasil observasi motivasi siswa .................................. 78

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1Identitas Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad ............................................38

Table 4.2 Daftar Keadaan siswa MI Nurul Ittihad Kota Jambi ..............................41

Tabel 4.3 Data siswa MI NUrul Ittihad ..................................................................45

Tabel 4.4 Observasi Terhadap Aktivitas siswa pada siklus I..................................56

Table 4.5 Observasi Terhadap Lembar Observasi Guru pada siklus I ...................58

Table 4.6 Lembar Observasi motivasi belajar Siswa Siklus I ................................60

Table 4.7 Observasi Terhadap Aktivitas siswa pada siklus II ................................68

Table 4.8 Observasi Terhadap Lembar Observasi Guru pada siklus II ..................69

Table 4.9 Lembar Observasi motivasi belajar Siswa siklus II ................................71

Table 4.10 Presentasi hasil aktivitas belajar siswa .................................................75

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang No 20 t ahun 2003 tentang sistem pendidikan

nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang Maha Esa dan

berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Guru

merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Baik atau

buruknya prilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi

citra pendidikan oleh sebab itu sumber daya guru ini harus di kembangkan

baik melalui pendidikan dan pelatihan dan kegiatan lain agar

kemampuannya lebih meningkat.

Pengertian umum seorang guru adalah seseorang yang berdiri di

depan kelas, mengajar mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan

tertentu kepada siswa yang datang untuk belajar. Guru memiliki peranan

yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran

yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat

perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar

bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya dalam pembelajran,

khususnya pembelajaran Aqidah Akhlak.

Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan bagian dari

pembelajaran agama Islam yang mampu mengarahkan dan

menghantarkan peserta didik ke fitrah yang benar. Seseorang baru bisa

dikatakan memiliki kesempurnaan iman apabila dia memiliki budi pekerti

atau akhlak yang mulia. Oleh karena itu masalah akhlak merupakan salah

satu pokok ajaran Islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agam

Islam untuk diajarkan kepada anak didik. Hal tersebut mendapat perhatian

penuh dari guru, orang tua, serta pihak-pihak yang berkecimpung di

dalamnya. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam hendaknya

ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak

2

merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya. Banyak

sekali macam-macam metode yang dipergunakan guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah

metode bercerita. Metode bercerita adalah salah satu metode atau cara

yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi atau pesan yang di

sesuaikan dengan kondisi anak didik. Guru yang mampu memberi

informasi dalam penyampaian cerita akan menimbulkan semangat dan

minat belajar pada diri anak didik. Karena penggunaan metode yang

monoton akan menumbuhkan kebosanan pada anak didik, oleh sebab itu

metode bercerita salah satu variasi metode yang membantu guru dalam

menyampaikan materi pembelajaran dan dapat memberikan motivasi.

Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong/prilaku

individu, menunjukkan situasi dalam diri individu yang mendorong atau

menggerakkan individu untuk melakukan kegiatan untuk mencapai

tujuan. Motivasi terbentuk dari tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam

dan luar individu, motivasi mempunyai dua fungsi yaitu untuk

mengarahkan prilaku dan mengaktifkan prilaku.

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa banyak siswa Kelas IV

bersikap pasif ketika berlangsung pembelajaran dikelas, Selama

pembelajaran berlangsung siswa menjadi pendengar yang baik. Ketika

guru mejelaskan materi pelajaran kebanyakan mereka diam. Demikianpun

ketika guru memberikan pertanyaan, sebagian besar siswa diam tanpa

komentar. Apalagi ketika guru meminta agar siswa bertanya, merekapun

diam. Fakta ini dilatar belakangi karena siswa kurang diberikan strategi

pembelajaran yang memadai. Dan kurangnya guru memakai metode yang

menarik dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang sering digunakan

oleh guru kelas IV justru sering membuat siswa terlihat bingung dan

kurang memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru, oleh sebab

itu dalam proses pembelajaran di sekolah dibutuhkan kreativitas dan

keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi belajar mengajar

3

semenarik mungkin sehingga menimbulkan motivasi belajar siswa

khususnya materi aqidah akhlak.

Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa proses belajar yang menarik

dan aktif adalah keinginan setiap praktisi pendidikan. Seorang guru dalam

sebuah proses belajar mengajar dituntut untuk menggunakan berbagai

metode yang menarik untuk menciptakan proses belajar yang kondusif.,

Dengan pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa

(Student Activity) diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan

dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tujuan

pendidikan.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan

sebuah penelitian tindakan kelas dengan berfokus pada peningkatan

motivasi belajar siswa dalam bidang aqidah akhlak melalui kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita & media wayang

kardus.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, selanjutnya

dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Guru selalu menggunakan metode ceramah setiap pembelajaran Aqidah

Akhlak.

2. Hasil belajar kurang maksimal karna pada pembelajaran kurang adanya

strategi dan metode yang menarik

C. Batasan Masalah

Untuk memenuhi penelitian dan membuat penelitian itu menjadi

efektif terarah dan dapat dikaji, maka perlu adanya pembatasan masalah.

Pembatasan masalah itu adalah Materi pelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah materi pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV dan

Penelitian di lakukan di MI Nurul Ittihad Kota Jambi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut , maka dalam penelitian

ini penetiti da pat merumuskan fokus penelitian, yaitu Apakah penerapan

4

metode bercerita & media wayang kardus dapat meningkatkan motivasi

belajar d alam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa Kelas IV MI

Nurul Ittihad?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan

penelitian tindakan kelas ini adalah: Mendeskripsikan penerapan metode

bercerita & media wayang kardus untuk meningkatkan motivasi belajar

dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa Kelas IV did MI Nurul

Ittihad.

F. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat

bagi khazanah keilmuan :

1. Secara teoritis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat

menghasilkan temuan-temuan mengenai strategi pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan metode bercerita & media wayang kardus pada

mata pelajaran Aqidah akhlak khususnya pada pokok bahasan meneladani

sifat terpuji Nabi dan Rosul pada siswa Kelas IVpada semester II tahun

pelajaran.

2. Secara praktis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi :

a. Guru Madrasah Ibtidaiyah

Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan

kualitas pendidikan bidang aqidah akhlak pada siswa kelas IV melalui

implementasi strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

metode bercerita & media wayang kardus, dan pada MI umumnya.

b. Siswa Madrasah Ibtidaiyah

Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dan dapat

mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan

metode bercerita & media wayang kardus khususnya materi Aqidah

Akhlak

c. Lembaga Madrasah Ibtidaiyah

5

Sebagai satu masukan atau solusi untuk mengetahui hambatan dan

kelemahan penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya untuk

memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang

dihadapi di kelas, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa

dengan harapan akan diperoleh hasil prestasi yang optimal demi kemajuan

lembaga sekolah.

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Metode Bercerita

1. Pengertian Metode Cerita

Depdiknas (2004: 12) m endefinisikan bahwa Metode bercerita

adalah cara bertutur kata penyampaian cerita atau memberikan penjelasan

kepada anak secara lisan, dalam upaya mengenalkan ataupun memberikan

keterangan hal baru pada anak. Metode bercerita ini cenderung lebih

banyak digunakan, karena anak anak didik biasanya senang jika

mendengarkan cerita dari guru. Agar bisa menarik minat anak untuk

mendengarkan, tentunya cerita yang dibawakan harus tepat sesuai dengan

usia anak dan memuat nilai-nilai moral yang hendak disampaikan oleh

guru kepada anak. Penerapan metode bercerita pada anak, berdasarkan

kemampuan yang diharapkan mencapai beberapa pengembangan seperti

bahasa, moral, social emosional dan dapat memberikan pengetahuan atau

informasi baru bagi anak setelah anak mendengarkan cerita.

Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya

suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan

dalam mencapai suatu tujuan hal ini dikemukakan oleh Fadillah

(2012:161). Metode pembelajaran ialah suatu cara atau sistem yang

digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat

mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran

tertentu. Dalam pendidikan penggunaan m etode pembelajaran sangat

diperlukan, sebab dapat berpengaruh dalam mencapai keberhasilan

pembelajaran.

Tarigan (1981:35) menyatakan bahwa cerita merupakan salah satu

keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi

kepada orang lain. Dikatakan demikian karena bercerita termasuk dalam

situasi informatif yang ingin membuat pengertian atau makna dengan

jelas. Dengan bercerita seseorang dapat menyampaikan suatu informasi

kepada orang lain.

7

Tokoh lain berpendapat bercerita adalah sesuatu yang

mengisahkan tentang perbuatan atau kejadian dan disampaikan secara

lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada

orang lain menurut Bachtiar (2005:10). Dari beberapa pendapat di atas

penulis dapat menyimpulkan metode bercerita merupakan salah satu

pemberian rangsangan pengalaman belajar bagi anak dengan

membawakan cerita secara lisan. Metode yang penulis pakai disini metode

cerita yang menceritakan tentang kisah atau kejadian dan disampaikan

secara langsung menggunakan media agar anak dapat mencontoh

perbuatan baik yang terdapat dalam cerita tersebut, dan bisa dgunakan

dalam kehidupan anak sehari-hari.

2. Tujuan Metode Bercerita

Kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru

untuk memberikan pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan

isi cerita yang disampaikan lebih baik.

Menurut Moeslichatoen (2004:170) tujuan kegiatan bercerita bagi anak

adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan

keagamaan, pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan

lingkungan sosial. Anak menyerap pesan-pesan yang dituturkan

melalui kegiatan bercerita.

2. Anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang

disampaikan oleh orang lain. Anak dapat bertanya apabila tidak

memahaminya.

3. Anak dapat menjawab pertanyaan.

4. Anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang

didengarkan dan diceritakannya,sehingga hikmah dari isi cerita dapat

dipahami dan lambat laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan

diceritakannya pada orang lain.

8

3. Fungsi Metode Bercerita

Metode bercerita dapat menjadikan suasana belajar menyenangkan

dan menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi sehingga

pembelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh anak.

Tampubolon (1991:50) menjelaskan bahwa bercerita kepada anak

memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan

kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan

pikiran anak. Dengan demikian, fungsi kegiatan bercerita bagi anak

adalah memberikan stimulasi pada aspek perkembangan anak. Pendapat

diatas menegaskan bahwa metode bercerita dapat membantu

mengoptimalkan kemampuan mengungkapkan bahasa, dengan menambah

perbendaharaan kosa kata, kemampuan mengucapkan kata-kata, melatih

merangkai kalimat sesuai tahap perkembangannya, dan selanjutnya anak

dapat mengekspresikan dirinya.

4. Teknik-teknik Bercerita

Suatu kisah sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka

kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah

guru selesai bercerita. Cerita akan lebih bermanfaat jika dilaksanakan

sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuahan anak. Ada beberapa

teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain dapat membaca

langsung dari buku, m enggunakan ilustrasi dari buku, g ambar,

menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, bermain peran dalam

suatu cerita.

a. Membaca Langsung Dari Buku Cerita, Teknik bercerita dengan

membacakan langsung itu sangat bagus bila guru mempunyai puisi

atau prosa itu di bacakan kepada anak didik. Ukuran kebagusan puisi

atau prosa itu terutama ditekankan pada pesan-pesan yang

disampaikan yang dapat ditangkap anak: memahami perbuatan itu

salah dan perbuatan ini benar, atau hal ini bagus dan hal itu jelek, atau

kejadian itu lucu, kejadian itu menarik, dan sebagainya.

9

b. Bercerita dengan Menggunakan Ilustrasi Gambar dari Buku, Bila cerita

yang disampaikan kepada anak selalu panjang dan terinci dengan

menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik perhatian

anak, maka teknik bercerita ini akan berfungsi dengan baik.

Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi gambar menuntut pemusatan

perhatian yang lebih besar dibandingkan bila anak mendengarkan cerita

dari buku be rgambar.Untuk menjadi seorang yang dapat bercerita

dengan baik guru memerlukan persiapan dan latihan. Penggunaan

ilustrasi gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas

pesan-pesan yang dituturkan, dan untuk mengikat perhatian anak pada

jalannya cerita.

Bercerita yang penulis terapkan dalam penelitian ini yakni

bercerita menggunakan ilustrasi gambar, supaya anak lebih cepat

dalam memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan

menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran khususnya pada

materi meneladani sifat terpuji nabi & rosul.

5. Pelaksanaan Metode Bercerita

Sesuai dengan tema dan tujuan langkah pelaksanaan dalam bercerita

yaitu:

a) Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan anak.

b) Mengatur tempat duduk agar dapat mendengarkan dengan intonasi

yang jelas.

c) Pembukaan kegiatan bercerita, guru menggali pengalaman-pengalaman

anak sesuai dengan tema cerita.

d) Menggunakan alat peraga/media untuk menarik perhatian dan

menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat menggetarkan

perasaan anak.

e) Penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang berkaitan dengan isi cerita.

10

6. Karakteristik Metode Cerita

Membacakan cerita memiliki peran besar dalam menarik perhatian

anak dan kesadaran otaknya, karena didalam cerita ada kesenangan

sehingga cerita bisa menjadi salah satu media sekaligus metode yang

penting bagi pendidikan akhlak. Baik itu yang berbentuk buku, k aset

ataupun film.Semua itu bisa dijadikan sarana untuk menanamkan akhlak

mulia bagi anak. Para ahli psikologi anak sering menganjurkan para ibu

untuk bercerita sebelum tidur kepada anak.Karena bercerita sebelum tidur

membuat ingatan anak menjadi kuat, cerita tersebut terekam kuat dalam

memorinya, dan tertanam disana saat anak sedang tidur. Pernyataan ini

semakin membuktikan bahwa membacakan cerita bisa dijadikan sarana

dan metode dalam pendidikan akhlak. Satu hal yang harus diperhatikan,

yaitu dalam memilih cerita yang tepat yang sesuai dengan usia anak, dan

waktu saat diceritakannya. Tinggalkan cerita-cerita yang tidak

mengandung manfaat. Buku cerita bergambar sangat berpengaruh pada

jiwa anak, bahkan lebih berpengaruh dari pada buku cerita tanpa gambar.

Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita, tetapi

juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang cara berdialog

dan bernarasi dan terangsang untuk menirukannya. Kemampuan untuk

mempraktekkan terdorong karena cerita dan negosiasi, pola tindak dan

tutur yang baik seperti menyuruh, melarang, berjanji, mematuhi larangan

dan memuji. Anak membutuhkan cerita karena beberapa hal :

1. Anak membangun gambaran-gambaran mental pada saat guru

mendengarkan kata-kata yang melukiskan kejadian.

2. Anak memperoleh gambaran yang beragam sesuai dengan latar

belakang masing-masing.

3. Anak memperoleh kesempatan menangkap imajenasi. Ada

beberapa alasan mengapa metode cerita dianggap efektif dalam

memberikan pendidikan kepada anak. Cerita pada umumnya lebih

berkesan daripada nasehat, sehingga pada umumnya cerita terekam

jauh lebih kuat dalam memori manusia. Melalui metode cerita &

11

media wayang kardus anak di ajarkan mengambil hikmah yang ada

dalam cerita. Penggunaan metode bercerita akan membuat anak

lebih nyaman daripada di ceramahi dengan nasehat.

B. Media Pembelajaran Dengan Wayang Kardus

Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan

media adalah dukungan terhadap isi bahan pembelajaran dan kemudahan

memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru

berupaya untuk mengembangkannya sendiri (Arsyad, 2011: 105).

Menurut Daryanto (2010: 19) media pembelajaran dapat diklasifikasikan

berdasarkan karakteristik jenis media, yaitu sebagai berikut.

1. Media pembelajaran dua dimensi

Media dua dimensi, adalah sebutan umum untuk alat peraga yang

hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang

datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk

papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.

2. Media pembelajaran tiga dimensi.

Media pembelajaran t iga dimensi ialah sekelompok media

proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional yang dapat

berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun benda mati, dan dapat

pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya, yang termasuk

dalam media pembelajaran tiga dimensi adalah belajar be nda

sebenarnya m elalui widya wisata, belajar benda sebenarnya melalui

specimen, belajar melalui media tiruan, peta timbul, dan boneka. Hingga

saat ini, telah banyak media pembelajaran yang diciptakan dan kemudian

dikembangkan guna meningkatkan keberhasilan dalam proses

pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti memilih media

wayang kardus sebagai salah satu media pembelajaran khususnya

pelajaran bahasa Prancis. Pemilihan media ini dinilai mengandung unsur

seni budaya yang sudah melekat pada kesenian tradisional di Indonesia,

khususnya di pulau Jawa. Selain itu pemilihan media ini dimodifikasi

12

sedemikian rupa agar tetap menarik siswa dan memotivasi siswa dalam

pembelajaran.

Seni pewayangan merupakan salah satu bentuk seni budaya klasik

tradisional bangsa Indonesia yang telah berkembang sejak dahulu dan

merupakan salah satu warisan budaya bagi bangsa Indonesia.

Pertunjukkan wayang juga dahulunya merupakan salah satu cara para wali

menyebarkan pengaruh Islam di Indonesia. Para wali menciptakan

wayang dan alat-alat pewayangan dengan maksud mendakwahkan Islam.

Dalam hal ini dapat diartikan bahwa wayang adalah salah satu media para

wali mengajarkan ajaran islam melalui cerita-cerita dari tokoh-tokoh yang

diangkat dalam pewayangan sebagai penggambaran tokoh yang dapat

dijadikan tauladan yang baik bagi para pendengarnya. Di Indonesia

wayang dikenal dengan macam-macam bentuknya, seperti wayang kulit,

wayang wong, wayang Purwa, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, wayang

kardus merupakan media yang dibuat dengan konsep wayang dan

menggunakan kardus.

Media wayang kardus merupakan salah satu contoh media

pembelajaran dua dimensi dalam kategori media tradisional yang

berbentuk media visual karena bentuknya merupakan gambar atau foto

sebagai wujud tokoh wayang. Selain itu media wayang kertas termasuk

dalam media permainan karena terdapat simulasi atau pemeragaan dalam

memainkan wayang kertas. Media wayang kardus juga merupakan media

yang digunakan dengan tujuan untuk sebuah demonstrasi (pada kerucut

pengalaman Dale), yaitu percontohan atau untuk sebuah pertunjukan.

Pada pembelajaran bahasa, guru dihadapkan pula pada suatu kompetensi

yang memerlukan suatu peragaan. Misalnya pada kompetensi “bercerita

dengan alat peraga” dapat dikembangkan melalui kegiatan peragaan

dengan menghadirkan wayang atau boneka yang digunakan untuk

menceritakan suatu kisah sebagai medianya. Cara tersebut merupakan

wujud dari cara demonstrasi (Suryaman, 2012: 130).

13

Berdasarkan kajian teori yang ada media wayang kardus yang di

padukan dalam metode cerita yang penulis gunakan yaitu bercerita

tentang kisah sifat terpuji Nabi dan Rosul yang akan di gunakan dalam

pembelajaran Akidah Akhlak dan dapat memberikan motivasi anak dalam

mengikuti pembelajaran, karna dengan adanya metode dan media akan

membuat minat anak dalam belajar sangat meningkat.

Media wayang yang akan penulis tampilkan pada kelas IV yaitu

media dua dimensi, wayang yang terbuat dari kardus menggunakan bahan

yang sudah tidak terpakai lagi. Cerita tersebut berisi tentang kisah-kisah

terpuji dari nabi Muhammad SAW disini akan menceritakan tentang

kesabaran nabi.

C. Motivasi Belajar

1. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata latin "movere" yang artinya

bergerak. Adapun pengertian mengenai motivasi menurut para ahli, antara

lain : menurut Teaven dan Smith konstruksi yang mengaktifkan dan

mengarahkan prilaku dengan memberi dorongan atau daya pada

organisme untuk melakukan suatu aktivitas. Menurut Chauhan motivasi

adalah suatu proses yang menimbulkan aktivitas pada organisme sehingga

terjadi suatu prilaku. Wordworth mengggunakan istilah Drive atau

mativasi adalah suatu kanstruksi dengan tiga karakteristik yaitu intensitas,

arah dan persisten. Artinya motivasi dengan intensitas yang cukup akan

memberikan arah kepada individu untuk melakukan sesuatu secara tekun

dan secara terus menerus. Menurutnya motivasi digolongkan menjadi dua

hagian, pertama, Orgcrraik needs (kebutuhan vital, seperti : makan,

minum, dan lain lain). Kedua, Emergency motives, ditirnbulkan karena

suatu kebutuhan yang harus terpenuhi dan tergantung pula pada keadaan

lingkungan.

Menurut Eysenk dan kazvankatuan motivasi dirumuskan sebagai

suatu proses yang menentukan suatu tingkatan kegiatan, intensitas,

14

konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan

konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep seperti minat,

bakat, konsep diri, sikap dan sebagainya. Menurut Maslow motivasi suatu

proses tingkah laku manusia yang dibangkitkan dan diarahkan oleh

kebutuhan tertentu seperti harga diri diantaranya. David McClelland,

Abraham Maslow, Wan dan Brown seperti dikutip oleh Wahjosumidjo

(1983), bahwa motivasi adalah suatu proses psikologis yang

mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan kepuasan

yang terjadi pada diri seseorang (Kosasih, 2004).

Menurut McDonald motivasi ialah suatu perubahan energy di

dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afek-tif dan

reaksi untuk mencapai tujuan. Dilihat dari komponennya motivasi

memiliki dua komponen, yaitu : komponen dalam (Inner Component) dan

komponen luar (Outer Component). Komponen dalam ialah perubahan di

dalam diri seseorang, keadaan tidak puas, ketegangan atau kecemasan

psikologis (Anxiety Of Psychology). Komponen luar adalah apa yag di

inginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah perbuatannya (Hamalik,

2002).

Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas penulis

menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu kekuatan (Power),

tenaga (Forces), serta daya (Energy), atau suatu keadaan yang sangat

kompleks (A Complex State) dan kesiapsedian (Preparatory Set), dalam

diri individu untuk bergerak (To A-love, Alotion, Motive) kearah tujuan

tertentu, baik disadari atau tidak disadari dan dalam hal ini mengenai

semua aspek. Motivasi tersebut timbul dan tumbuh dari dalam diri

individu (Instrinsik) dan dari luar diri individu (Ekstrinsik). Maka

motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak

yang ada dalam diri siswa untuk melakukan perubahan prilaku. Artinya

dalam kegiatan belajar, siswa akan menganggap belajar adalah sebuah

keseluruhan dan mencapai tujuan.

15

2. Jenis - Jenis Motivasi

Salah satu fungsi pengajaran adalah memberikan motivasi kepada

siswa agar mereka bisa melaksanakan tugas - tugasnya dengan sebaik

mungkin secara efektif dan produktif. Adapun mengenai motivasi terbagai

menjadi dua macam, yaitu : motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.

a. Motivasi Instrinsik (Instrinsic Motivation

Motivasi Instrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau

berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri

individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata

lain motivasi intrinsik adalah motivasi atau dorongan yang timbul dari

dalam diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapatkan

keterampilan tertentu, keinginan untuk beramal, keinginan untuk

menguasai nilai - nilai yang terkandung dalam pelajaran yang

diajarkan, bukan karena keinginan lain seperti mendapat pujian,

hadiah, nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.

b. Motivasi Ekstrinsik (Ekstrinsic Motivation)

Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari motivsi instrinsik.

Motivsi ekstrinsik adalah dorongan yang aktif yang muncul karena

adanya faktor perangsang dari luar, misalnya diakui, dipuji, diberi

hadiah, dicela, dan sebagainya semuanya berpengaruh terhadap sikap

dan prilaku siswa dalam proses belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik

bukan berarti motivsi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam

pendidikan. Motivsi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar.

Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk

belajar. Guru yang berhasil adalah guru yang bisa membangkitkan

minat siswa. Karena itu, guru harus bisa dan pandai menggunakan

motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam menunjang

proses interaksi edukatif di kelas (Djamarah, 2002).

Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya,

maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak

memerlukan motivsi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi

16

instrinsik sangat dibutuhkan.Seseorang yang tidak memiliki motivasi

instrinsik sulit sekali melakukan ak-tivits belajar secara terus menerus.

Perlu ditegaskan, bahwa anak didik yang memiliki motivasi instrinsik

cenderung akan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan,

memiliki keahlian tertentu dan gemar belajar.

Sesuatu dapat menjadi penguat belajar seseorang apabila dia,

benar-benar mempunyai, motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan kata

lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang

dapat memperkuat perbuatan belajar. Peran motivasi dalam

memperjelas tujuan belajar erat kaitannya, dengan kemaknaan belajar.

Anak akan tertarik belajar sesuatu, jika yang di pelajari itu sedikitnya

sudah dapat di ketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan

berusaha mempelajarinya dengan baik. Dalam hal itu, tampak bahwa

motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.

D. Pembelajaran Aqidah akhlak

Pembelajaran Akidah Akhlak Pembelajaran merupakan proses

komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai

pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.

Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana

lingkungan seseorang disengaja dikelola unt uk memungkinkan ia turut

serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau

menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan

subset khusus dari pendidikan. Peranan guru bukan semata-mata

memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi

fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai.

Proses pembelajaran merupakan proses yang mendasar dalam

aktivitas pendidikan disekolah. Dari proses pembelajaran tersebut siswa

memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak

belajar yaitu mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan

17

mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa.

Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guruuntuk

mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan

kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Proses

pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam

suasana interaksi edukatif , yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya

interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu setidaknya

adalah pencapaian tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan pada suatu pelajaran.

Menurut bahasa, aqidah berasal dari bahasa arab, ‘aqada-ya qidu-

uqdatan wa ‘aqidatan , artinya ikatan atau perjanjian, maksudnya susuatu

yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani terikat kepadanya. Akidah

biasanya dirumbuhkan dengan istilah iman yaitu “ sesuatu yang diyakini

dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota

tubuh”.

Akhlak adalah sifat yang ada dalam jiwa seseorang yang berkaitan

dengan perbuatan manusia dan dapat disifati baik buruknya untuk

kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. Dengan demikian,

dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan manifestasi iman, islam, dan

ihsan yang merupakan refleksi sifat dan jiwa secara spontan yang terpola

pada diri seseorang sehingga dapat melahirkan prilaku secara konsisten

dan tidak tergantung pada pertimbangan tertentu Allah SWT sang

pencipta dan pengatur alam semesta dengan kemaha kuasaannya.

E. Ruang Lingkup Ajaran Akhak

Menurut Moh Rifai Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama

dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri,khususnya yang berkaitan

dengan pola hubungan. Akhlak dalam ajaran islam mencakup berbagai

aspek, dimulai akhlak terhadap Allah, hingga sesama makhluk (manusia,

18

binatang, tumbuh tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa). Lebih

jelasnya dapat disimak paparan berikut :

a. Akhlak terhadap Allah

Akhlak terhadap Allah Swt dapat diartikan sebagai sikap atau

perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,

kepada Tuhan sebagai Khaliq. Sikap atau perbuatan tersebut memiliki

ciri ciri perbuatan akhlaki sebagaimana telah dijelaskan diatas. Abudin

Nata Menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa

manusia perlu berakhlak kepada Allah, yaitu:

Pertama karena Allah yang telah menciptakan manusia. Dia

menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan ke luar antara tulang

punggung dan tulang rusuk. Dalam ayat lain Allah mengatakan manusia

diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi benih yang

disimpan dalam tempat yang kokoh. Setelah itu menjadi segumpal darah,

segumpal daging, dijadikan tulang dan dibalut dengan daging, dan

selanjutnya diberi roh. Dengan demikian, sudah sepantasnya manusia

berterima kasih kepada yang menciptakannya.

Kedua, karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca

indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari,

disamping anggota badan yang kokoh d an sempurna. Perlengkapan itu

diberikan kepada manusia agar manusia mampu mengembangkan ilmu

pengetahuan. Penglihatan dan pendengaran adalah sarana observasi,yang

dengan bantuan akal mampu untuk mengamati dan mengartikan

kenyataan empiris ini akan mengarahkan manusia bersyukur kepada

pencipta-Nya. Bersyukur berarti memanfaatkan perlengkapan panca

indera tersebut menurut ketentuan-ketentuan yang telah digariskan Allah

Swt.

Ketiga, karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan

sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan

makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara binatang ternak

dan sebagainya.

19

Keempat, Allah yang telah memuliakan manusia dengan

diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan. Maka, dengan

kemampuan yang Allah Swt berikan kepada manusia, seharusnya dapat

dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia, bukan untuk melakukan

kerusakan dan menimbulkan mudharat (bahaya) kesemua orang. Meski

Allah telah memberikan berbagai kenikmatan kepada manusia

sebagaimana disebutkan diatas, bukan lah menjadi alasan Allah perlu

dihormati, bagi Allah, dihormati atau tidak, tidak akan mengurangi

kemuliaan-Nya. Akan tetapi sebagai makhluk ciptaan-Nya, sudah

sewajarnya manusia menunjukkan sikap akhlak yang pantas kepada Allah.

b. Akhlak terhadap Sesama Manusia

Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al Qur’an berkaitan

dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini

bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal hal negatif seperti

membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang

benar, melainkan juga kepada sikap tidak menyakiti hati dengan jalan

menceritakan aib seseorang di belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau

salah.

Disisi lain Al qur’an menekankan bahwa setiap orang hendaknya

melakukan perbuatan secara wajar. Tidak masuk kerumah orang lain

tanpa izin, jika bertemu saling mengucapkan salam, dan ucapan yang

dikeluarkan adalah yang baik. Setiap ucapan yang diucapkan adalah

ucapan yang benar, jangan mengucilkan seseorang atau kelompok lain,

tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan

keburukan seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan

buruk. Selanjutnya yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan,

pemaafan ini hendaknya disertai dengan kesadaran bahwa yang

dimaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan. Selain itu pula

dianjurkan agar menjadi orang yang pandai mengendalikan nafsu amarah.

c. Akhlak Terhadap Lingkungan yang dimaksud dengan lingkungan

disini adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik binatang,

20

tumbuh-tumbuhan atau pun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya

akhlak yang diajarkan Al Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari

fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya

interaksi manusia dengan sesamanya dan terhadap alam. Kekhalifahan

mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar

setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya. Karena pada dasarnya,

Allah Swt menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi, untuk

mengelola dan mengambil manfaat dari segala sesuatu yang

dianugrahkan (diberikan) Allah Swt dimuka bumi ini. Hal ini sesuai

dengan firman Allah swt dalam al qur’an:

Artinya: Dan Di a-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah

di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu diatas yang

lain,untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu.

Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh,

Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al An’am :165). Dalam

pandangan islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum

matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak

memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan

penciptanya. Hal ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati

proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang

sedang terjadi. Yang demikian menghantarkan manusia bertanggung

jawab, sehingga ia tidak melakukan pengrusakan, bahkan dengan kata

lain, setiap pengrusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai

pengrusakan pada diri manusia sendiri.

21

1. Kerangka Berfikir

Kondisi Awal Guru belum memakai menggunakan metode

bercerita & media wayang kardus

1. Kurangnya motivasi yang diberikan

2. Guru tidak memakai metode yang menarik

Tindakan Siklus 1

Pembelajaran menggunakan

metode bercerita & media wayang

kardus

Siklus II

Pembelajaran menggunakan

metode bercerita & media wayang

kardus

Kondisi Akhir Melalui metode bercerita dan

menggunakan media wayang kardus dapat meningkatkan motivasi dan

keaktifan siswa dalam belajar

22

2. Studi Relevan

a. Della Rahmah (2006), Skripsi. Efektifitas Metode Bercerita pada

proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Dalam pelaksanaan nya metode

bercerita ternyata efektif di gunakan dalam pembelajaran Aqidah

Akhlak terutama pada materi kitab suci Al-Qur’an dan prilaku

sahabat. Akan tetapi metode bercerita ini pun pada saat-saat tertentu

membutuhkan dukungan metode lainnnya seperti Tanya jawab,

ceramah, dan sebagainya. Dan pemilihan atau penempatan metode

tersebut juga harus di sesuaikan dengan materi pelajaran yang akan di

sampaikan, tujuan pembelajaran yang akan di capai juga kondisi

siswa. Hal ini juga di maksudkan agar siswa tidak merasa bosan dan

jenuh, karena penggunaan variatif metode akan menimbulkan

semangat dan motivasi siswa untuk belajar. Dan pada pelaksanaan nya

metode bercerita yang di terapkan ternyata sangat mendapatkan

perhatian baik dari peserta didik dan siswa siswi. Hal ini terlihat dari

perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan

menggunakan metode bercerita tersebut.

b. Arian Mawardi (2017), Skripsi. Upaya Guru Akidah Akhlak

Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Upaya guru Akidah

Akhlak dalam meningkatkan motivasi belajar siswa siswi kelas V

Tahun ajaran 2016/2017. Hal ini terbukti dari, guru Akidah Akhlak

berupaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata

pelajaran Akidah Akhlak dengan menerapkan metode, metode

pembelajaran aktif, metode ceramah, metode diskusi, metode

cerita selama pembelajaran dilakukan di dalam kelas.

c. Desi Rahmawati, (2017), S kripsi. Pengaruh Penerapan Metode

Bercerita Terhadap Keterampilan Anak. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai

hasil keterampilan berbicara anak sebelum menggunakan

penerapan metode bercerita dan sesudah menggunakan penerapan

metode bercerita. Skor rata-rata keterampilan berbicara sesudah

23

diterapkan metode bercerita lebih tinggi dibandingkan dengan skor

rata-rata sebelum diterapkan metode bercerita

d. Sri mahmudah, (2011), Skripsi. Penerapan metode bercerita untuk

meningkatkan prestasi belajar pai materi akhlak terpuji. Setelah

digunakan metode cerita dalam proses pembelajaran PAI materi

akhlak terpuji, prestasi belajar anak didik kelompok A Ketunggeng

Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada tahap prasiklus nilai

rata-rata kelas PAI materi akhlak terpuji sebesar 64,14, sedangkan

pada siklus I setelah penerapan metode bercerita pada proses

pembelajaran PAI materi akhlak terpuji prestasi belajar anak didik

nilai rata-rata kelasnya menjadi 68,41, dan pada siklus II yang

tetap menggunakan penerapan metode bercerita pada proses

pembelajaran PAI materi akhlak terpuji prestasi belajar anak didik

menjadi 78,64.

e. Anggraini Dora Tri Astutik (2016), S kripsi. Efektifitas media

wayang kertas dalam pembelajaran keterampilan berbicara.

Pembelajaran keterampilan berbicara yang diajar dengan

menggunakan media wayang kertas ternyata lebih baik

dibandingkan siswa yang diajar tanpa menggunakan media

wayang kertas.

Dari pengamatan saya yang dapat di bedakan adalah

bahwasannya penelitian diatas tidak menggunakan media dalam

proses pembelajaran, jika dalam pembelajaran tidak menggunakan

media anak akan cepat bosan karna anak didik menyukai hal yang

baru, sedangkan dalam penelitian saya menggunakan media yang

berbentuk wayang kardus. Persamaan nya yaitu sama-sama

menggunakan metode bercerita dalam pembelajaran Akidah

Akhlak. Sedangkan dari skripsi yang menggunakan wayang kertas

itu hanya dapat memberikan keterampilan berbicara pada anak

sedangkan pada penelitian saya wayang kardus dapat memberikan

motivasi kepada anak dalam pembelajaran Akidah Akhlak.

24

3. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang

berjudul "Penerapan Metode bercerita Untuk Meningkatkan Motivasi

Belajar Aqidah Akhlak dengan Media Wayang Kardus Pokok Bahasan

Meneladani sifat terpuji Nabi dan Rosul Siswa Kelas IV Semester II"

yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan

sebagai berikut : Jika strategi pembelajaran yang selama ini digunakan

oleh guru Madrasah Ibtidaiyah dalam kegiatan belajar mengajar siswa

Kelas IV semester II, diganti dengan Metode bercerita menggunakan

media wayang kardus, maka dimungkinkan akan berpengaruh terhadap

peningkatan motivasi belajar dan diikuti dengan prestasi belajar aqidah

akhlak pokok bahasan Meneladani sifat terpuji Nabi dan Rosul.

25

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas. Menurut Kurt lewin, yaitu yang menyatakan bahwa

dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu: Perencanaan,

Tindakan, Pengamatan, Refleksi.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat di ambil kesimpulan

bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap

kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja di munculkan dan

terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Ciri dari PTK adalah perbaikan

terus menerus sehingga tolak ukur berhasil tidaknya suatu tindakan yang

diberikan, kemudian setelah tindakan dilakukan, selanjutnya diadakan

evaluasi hasil tindakan penelitian kelas. Dengan melaksanakan PTK, para

guru dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktek-praktek

yang selama ini di ajarkan memiliki efektivitas yang tinggi, kalau tidak

maka guru dapat memakai cara yang berbeda untuk memperbaiki keadaan

tersebut dengan melakukan prosedur PTK.

Gambar 3.1: (Model PTK Kurt Levwin )

26

B. Setting & Subyek Penelitian

Lokasi penelitian tindakan ini adalah MI NURUL ITTIHAD Kota

Jambi, Kelas IV smester II. Dengan fentilasi pencahayaan ruangan cukup

standar. Lama penelitian kurang lebih tiga bulan, dalam penelitian ini

ditentukan berdasarkan faktor perbedaan kemampuan belajar antar siswa,

dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Subjek penelitian adalah siswa

kelas IV MI Nurul Ittihad Kota Jambi pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.

Subjek penelitian lainya adalah guru dan peneliti sendiri. Adapun siswa

yang akan menjadi subjek penelitian berjumlah 29 orang.

C. Prosedur Umum Penelitian

1. Siklus 1

Siklus pertama dalam penelitian kelas ini terdiri dari tiga

pertemuan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau

observasi dan refleksi sebagai berikut :

a) Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan secara kritis

untuk meningkatkan apa yang telah terjadi, perencanaan merupakan

bagian awal dari rancangan penelitian tindakan yang berisi tentang

persiapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah.

b) Pelaksanaan tindakan yang dilakukan, skenario kerja tindakan

perbaikan dan prosedur tindakan yang diterapkan. Tahap pelaksanaan

merupakan pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap perencanaan.

c) Pengamatan (observasi) terhadap pembelajaran yang sedang

berlangsung di tunjukan untuk mengenali, merekam dan

mendokumentasikan aktivitas yang terjadi apabila masukan baik atau

feedback dilakukan dengan cermat pengamatan yang dilakukan oleh

penelitian adalah: Situasi kegiatan pembelajaran, Keaktifan siswa dan

guru dalam proses pembelajaran, Hasil belajar siswa dan Refleksi.

d) Refleksi adalah memikirkan sesuatu yaitu hasil dari kegiatan

sebelumnya direfleksikan untuk melihat apakah hasil yang tercapai

sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian atau belum. Dan akan

27

dilakukan tindakan perbaikan atas kekurangan-kekurangan pada siklus

selanjutnya.

2. Siklus II

Pada siklus II ini juga terdiri tiga kali pertemuan melalui tahap

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :

a) Perencanaan dimana peneliti membuat rencana pembelajaran

berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.

b) Pelaksanaan tindakan dimana guru melaksanakan pembelajaran

berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi berdasarkan siklus

pertama dengan pelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode

bercerita.

c) Pengamatan dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas

pembelajaran.

d) Refleksi adalah upaya melihat kembali mengorganisasi, kembali

menganalisis, kembali mengklarifikasi dan kembali mengevaluasi hal-

hal yang telah dipelajari.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian tindakan ini peneliti menggunakan beberapa

prosedur pengumpulan data agar memperoleh data yang objektif.

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,

antara lain:

1. Observasi

Obsevasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara

sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah,

2003).Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat

terjadi atau berlangsungnya peristiwa.Ada dua observasi yang dilakukan

oleh peneliti dalam penelitian tindakan ini, diantaranya :

a) Obsevasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan dimana

observer berada bersama dengan objek yang selidiki. Artinya peneliti

ikut berpartisipasi secara langsung saat peristiwa terjadi.

28

b) Obsevasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakukan dimana

observer tidak berada bersama dengan objek yang selidiki. Tetapi,

peneliti menggunakan daftar cek (Check List) dalam menggali atau

mengumpulkan data ketika menggunakan terknik ini.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi

yang diperoleh peneliti melalui wawancara.Wawancara dilakukan peneliti

untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti

melakukan wawancara.Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada

siswa Kelas IV dan guru - guru Kelas IV MI NURUL ITTIHAD.

Darmadi menyatakan bahwa wawancara adalah

pengadministrasian angket secara lisan dan langsung terhadap masing-

masing anggota sample. Apabila wawancara dilakukan dengan baik, ini

dapat menghasilkan data yang mendalam yang tidak mungkin di dapat

dengan angket, pewawancara dapat menanyakan lagi untuk jawaban-

jawaban yang tidak jelas/kurang lengkap.Akan tetapi wawancara cukup

memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit meskipun hanya

melibatkan sampel yang lebih kecil. Lagi pula, respon yang diberikan oleh

objek bisa-bisa terpengaruh oleh reaksi terhadap pewawancara.

3. Dokumentasi

Zuriah (2003), menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan salah

satu cara untuk mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama

berupa arsip arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,

dalil, atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah

penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik

kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan ketrlaksanaan renncana

tindakan, menggambarkan hambatan-hambatan yang muncul dalam

29

pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan motivasi siswa dalam

kegiatan pembelajaran serta kemampuan berfikir siswa sesuai dengan

pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif di gunakan untuk

mendeskripsikan tentang motivasi dari pembelajaran yang meliputi hasil

belajar dan motivasi siswa .

Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data.Dalam

penelitian ini analisis dilakukan peneliti dari awal pada setiap aspek

kegiatan penelitian. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses

belajar mengajar juga membutuhkan data yakni hasil, adakah peningkatan

minat masing-masing siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Oleh

peneliti pada data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman

yang terdiri dari beberapa komponen yaitu:

Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan

1. Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan, fokus,

menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah y ang

ada dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman,

pemilihan, pemfokusan, penyelisihan data yang kurang bermakna dan

menatanya sedemikian rupa, sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan

diverifikasikan

2. Penyajian data setelah direduksi, data siap dibeberkan. Artinya analisis

sampai pada pembeberan data, berbagai macam data perlu diteliti tindakan

yang telah direduksikan perlu dibeberkan dengan tertata rapi dalam bentuk

narasi+matrik grafik atau diagram.

3. Penarikan kesimpulan, peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan

secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir

siklus 1 dan terevisi pada siklus II dan kesimpulan akhir pada siklus III.

(Sugiyono, 2013, hal. 338-341).

30

Pada data kuantitatif dan kualitatif yang merupakan hasil observasi

memotivasi siswa dapat dihitung melalui :

Persentase respon siswa= AB

x 100%

Dimana:

A = Proporsi siswa yang termotivasi

B = Jumlah siswa (keseluruhan)

Dengan penilaian:

0 – 19 = Tidak aktif

20 – 59 = Kurang aktif

60 – 69 = Cukup aktif

70 – 79 = Aktif

80 – 100 = Aktif sekali

Sedangkan hasil observasi motivasi guru diberikan nilai sebagai berikut

(Trianto, 2011, hal. 63) :

1 = kurang baik

2 = cukup baik

3 = baik

4 = baik sekali

Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada

masing masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh

Asep Jihad dan Abdul Haris (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 166):

Keterangan:

B = Jumlah Butiran dijawab dengan Benar

N = Banyak Butiran Soal Nilai.

Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus (Nana

Sudjana, 2009: 109):

Skor = B x 100 N

31

Keterangan:

∑x : Jumlah semua nilai siswa

∑n : Jumlah siswa

X : Nilai rata-rata

Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan

(Almiati dkk, 2008: 208):

∑ (siswa yang tuntas belajar), dengan penilaian:

a. 0 – 2 : Sangat Rendah

b. 2 - 4 : Rendah

c. 4 - 6 : Cukup Tinggi

d. 6 - 8 : Tinggi

e. 8 – 10 : Sangat Tinggi.

F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas PTK

Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah

terdapat sedikitnya 60% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran akidah

akhlak. Keberhasilan atau ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil tes

yang diperoleh siswa. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan

di MI Nurul Ittihad Kota Jambi. Siswa di katakan berhasil atau tuntas

apabila setiap siswa mencapai skor 75% - 100% atau nilai 75. Sedangkan

KKM yang digunakan peniliti dalam meningkatkan keaktifan dalam

proses pembelajaran dikatakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa

mencapai skor 75% - 100% atau nilai 75.

∑X = X ∑n

P =∑ (siswa yang tuntas belajar) x 100%

∑n

32

BAB IV

TEMUAN & PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Sekolah / Madrasah

Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah Sekolah Dasar (SD) yang berciri khas

Agama Islam. Dalam operasionalnya, penyelenggaraan MI jauh lebih berat

dibanding penyelenggaraan sekolah reguler lain yang sejenjang (setara)

dengannya. Sebab MI menyelenggarakan pendidikan umum dan agama secara

simultan. Dengan penyelenggaraan pendidikan umum dan pendidikan agama

secara simultan ini maka pada hakikatnya MI menyelenggarakan 100%

pendidikan umum tingkat dasar dan 100% pendidikan agama tingkat dasar.

Dengan demikian, maka konsekuensinya beban penyelenggaraan MI menjadi

lebih berat daripada beban penyelenggaraan SD reguler. Beban ini tidak hanya

meliputi beban belajar anak, beban mengajar guru, biaya operasional Kegiatan

Belajar Mengajar, tapi juga meliputi sarana dan prasarana pendidikan.

Berangkat dari beratnya beban penyelenggaraan pendidikan ini, maka

Madrasah Ibtidaiyah ( MI) Nurul ittihad Kelurahan Rawasari, kecamatan Kota

baru yang baru mulai tahun ajaran 2008/2009 menyelenggarakan progam wajib

belajar pendidikan dasar (wajar diknas). Mempunyai beban yang jauh lebih

berat lagi, khususnya dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.

Termasuk penyediaan ruang kelas yang kondusif dan refresentatif yang mampu

menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di MI ini.

Beban yang sangat berat ini bukan semata-mata karena MI ini di selenggarakan

oleh yayasan milik masyarakat. Tetapi juga karena MI ini masih sangat baru

didirikan.

Dengan latar belakang ini, maka kami mengajukan permohonan kepada

pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama, kiranya dapat membantu kami

dalam memenuhi kebutuhan ruang kelas yang kondusif dan refresentatifini.

Dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, diharapkan pada

33

masa-masa yang akan datang madrasah pada umumnya menjadi sekolah

masyarakat.

Berdirinya MI ini diawali dari keinginan masyarakat untuk adanya

lembaga pendidikan formal dengan basis pendidikan keagamaan (dalam hal ini

agama Islam) dilingkungan tempat tinggal mereka. Untuk mewujudkan

keinginan ini masyarakat melakukan beberapa upaya:

1. Pada tahun 2006 masyarakat mendirikan Yayasan Al-Ittihad dengan

Akta Notaris M,Zen,SH Nomor 54 tanggal 15 Februari 2006 sebagai

yayasan yang akan menyelenggarakan pendidikan tersebut .

2. Pada tanggal 12 April 2006 Pengurus Yayasan Al-Itihad m endirikan

MI Nurul Ittihad. Pendirian MI Nurul Ittihad ini dikukuhkan dengan

Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kota Jambi

Nomor Kd.05.10/6-a/PP.00.4/1015/2006, tanggal 26 S eptember

2006, tentang Persetujuan Pendirian dan Pemberian Status Izin

Operasional Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Lingkungan Kantor

Kementerian Agama Kota Jambi, dengan Nomor Statistik Madrasah

(NSM) 112157101113, dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)

10504938. Dan mulai Tahun Ajaran 206/2007 MI Nurul Ittihad telah

mulai menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar pada sore hari.

3. Mulai tahun ajaran 2008/2009 MI Nurul Ittihad menyelenggarakan

Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dengan

waktu belajar pagi hari. Status MI Nurul Ittihad sebagai madrasah

yang menyelenggarakan program Wajar Dikdas ini dikukuhkan

dengan SK Kepala Kantor Kementerian Agamaa Kota Jambi Nomor

Kd.05.10/6/pp.00/241/2010 Tanggal 4 maret 2010,tentang Pendirian

RA dan Madrasah di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota

Jambi, dengan NSM 111215710027 dan NPSN 60704787.

4. Pada tahun 2016, Y ayasan Al-Ittihad memperbaharui Akta Notaris

Pendiriannya, yaitu dengan menerbitkan Akta Notaris Dwi Andri

Afiani, SH., M.Kn; Nomor 02 ; Tanggal 15 Februari 2016; dan

disahkan oleh Kemenkumham dengan SK Pengesahan

34

Kemenkumham Nomor: AHU-0009122.AH.01.04;Tahun 2016

Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Al-Ittihad

Kota Jambi.

5. Pada tahun 2016 MI Nurul Ittihad sudah terakreditasi, berdasarkan

SK Ketua Badan Akreditasi Provinsi (BAP) S/M Provinsi Jambi

Nomor : 349/BAP-SM/XI/Jbi/2016; Tanggal 14 Nopember

2016;tentang Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah ( MI,

MTs & MA) tahun 2016; dengan nilai 77; predikat B.

2. Visi Dan Misi Madrasah/Sekolah

a. Visi

Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada allah,

memiliki kecerdasan dan kreativitas tinggi, berakhlakul karimah dan sikap

untuk memajukan bangsa dan Negara.

b. Misi

1. Menjadikan peserta didik yang teguh dalam keimanan dan ketaqwaan

kepada allah.

2. Memotifasi peserta didik agar lebih kreatif, disiplin, terampil,

professional dalam pengembangan diri.

3. Mewujudkan peserta didik menjadi generasi yang berakhlak mulia dan

mampu bersosialisasi dengan masyarakat.

4. Membangkitkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air dan bangsa.

c. Tujuan

Ingin menghasilkan manusia yang ta’at beriman dan bertaqwa

kepada allah, berbudi pekerti luhur berkepribadian mandiri, tangguh,

cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional,

bertanggung jawab, produktif, sehat rohani, memiliki semangat

kebangsaan, cinta tanah air, kesetiakawanan social, kesadaranakan

sejarah bangsa dan sikap menghargai pahlawan, serta berorientasi pada

masa depan.

35

3. Kurikulum MI NURUL ITTIHAD Kota Jambi

Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggung

jawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di MI Nurul Ittihad Jambi

mengacu pada standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP

sebagai berikut:

1. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma ajaran islam secara

kaffah.

2. Mampu mengembangkan diri secara optimal dengan

memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki kekurangannya.

3. Mampu menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab

atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.

4. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan social

5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan strata

social ekonomi dalam tatanan global.

6. Membangun dan mengembangkan system informasi yang logis,

kritis, kreatif, dan inovatif.

7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan

inovatif dalam memacahkan masalah dan pengambilan keputusan.

8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk

pemberdayaan diri.

9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan

hasil yang terbaik.

10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan

masalah kompleks.

11. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung

jawab.

12. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara secara demokratis dalam wadah Negara

13. Kesatuan Republik Indonesia.

36

14. Mengapresiasi karya seni dan budaya dan mampu

mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sesuai

dengan budaya dan norma-norma Islam.

15. Menghasilkan karya kreatif baik individu maupun kelompok.

16. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta

kebersihan lingkunagan.

17. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.

18. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan

masyarakat.

19. Menunjukkan kemampuan berbahasa yang efektif baik secara

lisan maupun tulisan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.

20. Selalu mengikuti perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan

dan teknologi terkini, serta mengembangkannya untuk kepentingan

diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan Negara.

21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk melanjutkan

pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.

4. Struktur Organisasi MI NURUL ITTIHAD Kota Jambi

Suatu lembaga pendidikan yang formal dan tentunya mempunyai suatu

struktur organisasi. Di dalam menjalankan roda pendidikan, begitu juga dengan

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kecamatan Kota Baru Kota Jambi juga

memiliki struktur organisasi kerja sebagaimana layaknya sekolah formal

lainnya, hal ini diperuntuhkan bagi kemudahan dalam penyelenggaraan suatu

pendidikan itu sendiri baik bagi jalinan kerja kedalam ataupun keluar

masyarakat atau pemerintah.

37

STRUKTUR ORGANISASI MI NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI

Pengurus Yayasan

KEPALA Drs,H Samsul Qamar

Wakil Kepala HJ. Patiah, S.POJ

Operator Madrasah

Toni Kausari, S.PD.I

Bendahara

Taslimah S.PD.I

GURU KELAS 5

SUMITRA S.PD.I

GURU KELAS 4

TONI KAUSARI

GURU KELAS 6

DRA. NUR ASIAH

GURU KELAS 3

NAZIAH, S.AG

GURU KELAS 1A

HJ. PATIAH, S.PD.I

GURU KELAS 2

NURMI, S.PD.I

GURU KELAS

1B

GURU KELAS

TASLIMAH, S.PD.I

GURU MAPEL PAI

MIRZA, S.PD.I

GURU MAPEL

HALIMAH, S.KOM.I

PENJAGA MADRASAH

SYARMI

38

5. Keadaan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan MI Nurul Ittihad

a. Keadaan Guru

Tenaga pengajar di sekolah Nurul Ittihad Kecamatan Kota Baru

mempunyai tugas utama selama mengelola pelajaran umum dan agama untuk

di sampaikan kepada para siswa. Guru merupakan orang yang bertanggung

jawab atas keberhasilan anak didiknya dalam membimbing untuk membentuk

manusia Indonesia yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.

Dari itu, jelaslah bahwa guru yang professional dan ahli dalam bidangnya

sangat menentukan keberhasilan anak didiknya, di samping itu latar belakang

pendidikan juga menentukan daripada berlangsungnya proses pembelajaran

yang baik dan lancar, dalam usaha menarik minat masyarakat untuk

menyekolahkan anaknya di lingkungan lembaga pendidikan itu, karena dengan

melihat kualitas dan tamatan para guru yang mengajar di lembaga pendidikan

itu tersebut. Maka masyarakat Mmemandang bahwa sekolah itu berkualitas

dengan adanya pandangan masyarakat yang demikian maka ia akan tertarik dan

tidak merasa lagi kalau anaknya di sekolahkan di lembaga pendidikan agama

yang para tenaga pengajarnya adalah mempunyai kualitas dan tamatan sekolah

yang berkualitas.

Guru yayasan MI Nurul Ittihad Kecamatan Kota Baru berjumlah 12 orang

yang terdiri dari guru tetap yayasan dan pegawai negeri tetap yayasan MI

Nurul Ittihad Kota Baru. Berikut daftar nama-nama guru dan pegawai MI

Nurul Ittihad Kec.Kota Baru :

Tabel 4.1

Identitas Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad

NO Nama Jabatan Pendidikan Jurusan

1. Drs. Samsul Qamar Kepala sekolah S1 IAIN B. Arab

2. Hj. Patiah S.Pd.I Guru Kelas 1A S1 IAIN PAI

3. Taslimah S.Pd.I Guru Kelas IIB S1 IAIN PAI

4. Saril S.Pd.I Guru Kelas 1B S1 IAIN PAI

5. Toni Kausari S.Pd.I Guru Kelas IV S1 IAIN B. Arab

39

6. Dra. Nur Asiah Guru Kelas VI S1 IAIN PAI

7. Sumitra S.Pd.I Guru Kelas V S1 IAIN PAI

8. Nurmi S.Pd.I Guru Kelas IIA S1 IAIN PAI

9. Naziah S.Ag Guru Kelas III S1 IAIN PAI

10. Syarmi Penjaga Madrasah SAME

11. Mirza Guru Mapel S1 IAIN PAI

12. Halimah S.Kom.I Guru Mapel S1 IAIN Dakwah

Sumbe:Bagian TU MIS Nurul Ittihad

Daftar nama-nama guru piket

Imam Sholat Dzuhur

Senin Selasa Rabu Kamis

Sumistra S.Pd.I

Saril S.Pd. I Toni kausari S.Pd.I

Mirza S.Pd. I

Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad

Jadwal pengawas dan pengatur Anak pada sholat dzuhur

Senin Selasa Rabu Kamis

Dra. Nur Asiah Sumistra S.Pd.I Saril S.Pd.I Mirza S.Pd.I

Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad

Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler

No Nama Koordinator Dan

Pengasuh Kegiatan Hari/Jam

1 Sumistra S.Pd.I Pramuka

Sabtu, 14:15-

16:15

MI Nurul

Ittihad

2

Mirza S.Pd.I

Koord. Tahfidz dan

Pengasuh Tahfidz

Senin &

selasa 14.15-

16.15

40

MI Nurul

Ittihad

3 Dra. Nur Asiah Koord. dan Pelatih

Cerdas Cermat

Kamis,

14.15- 16.15

MI Nurul

Ittihad

4

Drs. H. Samsul

Qamar M.Pd.I

Dra. Nur Asiah

Sumistra S.Pd.I

Saril S.Pd. I

Pembina Pramuka dan

Upacara

Pembina Pramuka dan

Upacara

Pelatih

Pelatih

MI Nurul

Ittihad

5 Halimah S.Pd.I Koord. dan Pelatih Seni

Tari

Kamis,

14.15- 16.15

MI Nurul

Ittihad

6 Saril S.Pd.I Koord. dan Pelatih

Olahraga

Menyesuaika

n

Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad

Daftar Nama Guru Wali Kelas

No Kelas Nama

1 I.A Hj. Patiah S.Pd. I

2 I.B Sari S.Pd.I

3 IIA Nurmi S.Pd.I

IIB Taslimah S.Pd.I

4 III Naziah S.Ag

IV Toni Kausari S.Pd.I

5 V Sumistra S.Pd.I

6 VI Dra. Nur Asiah

Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad

41

b. Keadaan siswa

Suatu lembaga pendidikan dimanapun berada dan apapun jenisnya tentu

akan membutuhkan didik. Tanpa akan anak didik belum bisa dikatakan sebagai

suatu lembaga pendidikan, karena belum lengkap syarat-syaratnya untuk suatu

lembaga pendidikan. Anak didik memegang peranan penting pada suatu

lembaga pendidikan. Anak didik merupakan suatu hal yang sangat

smenentukan kemajuan suatu lembaga pendidikan untuk maju dan dikenal

orang. Maju mundurnya, berkualitas atau tidaknya siswa tergantung

kemampuan yang di miliki oleh siswa serta kemampuan guru dalam

mengungkapkan pengetahuannya. Kalau orang yang berkompetensi atau

mempunyai kompetensi, sikap dan keterampilan yang khusus dalam mendidik,

maka siswa yang akan menjadi anak didiknya akan dapat mengembangkan

bakat dan kompetensi yang terpendam seoptimal mungkin.

Tenaga pendidikan itu merupakan pola panutan dari anak didiknya, oleh

karena latar belakang pendidikan dan keahlian seorang guru dalam disiplin

ilmu untuk di ajarkan sangatlah berpengaruh terhadap murid yang menjadi

anak didiknya, seorang guru bila berada di depan menjadi panutan bagi

muridnya dan bila berada di belakang menjadi motivasi bagi muridnya.

Keadaan seluruh siswa Yayasan MIS Nurul Ittihad Kec. Baru berjumlah 111

siwa dan terdiri dari 8 ruangan belajar.

Table 4.2

Daftar Keadaan siswa MI Nurul Ittihad Kota Jambi tahun 2019-2020

Kelas

Bln

I II III IV V VI JUMLAH K

E

T L P L P L P L P L P L P L P

TOTA

L

Juli 2

5

2

0

1

8

1

6

1

3

1

0

1

8

1

2

1

4 8 8 8

9

6

7

4 170

Agustus 2

5

2

0

1

8

1

6

1

3

1

0

1

8

1

2

1

4 9 8 8

9

6

7

5 171

September 2

4

1

9

1

7

1

7

1

3

1

0

1

8

1

2

1

5 8 8 8

7

4

9

5 169

42

Oktober 2

6

1

9

1

7

1

7

1

3

1

0

1

8

1

3

1

5 8 8 8

9

7

7

5 172

November

Desember

JUMLAH

Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad

6. Keadaan Sarana Dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang dimiliki sampai saat ini antara lain :

1. Sebidang tanah milik yayasan seluas 2917 m persegi

2. Dua unit gedung ruang kelas masing-masing terdiri dari 2 ruang

jumlah 4 ruang

3. Satu unit bangunan kantor satu ruang, dua lantai.

Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran

No Jenis Sarpras

Jumlah Sarpras

Menurut

Kondisi

Jumlah

Ideal

Sarpras

Status

Kepemilikan

Baik Rusak

1 Kursi siswa 225 0 225 1

2 Meja Siswa 225 0 225 1

3 Loker Siswa 0 0 0 0

4 Kursi Guru di ruang kelas 9 0 9 1

5 Meja guru di ruang kelas 9 0 9 1

6 Papan tulis 9 0 9 1

43

7 Lemari di ruang kelas 0 0 0

8 Komputer/laptop di lab.

Komputer 1 0 0 1

9 Alat peraga PAI 0 0

10 Alat peraga IPA (sains) 0 0 0 1

11 Bola sepak 1 0 0 1

12 Bola Voli 1 0 0 1

13 Bola Basket 0 0 0 1

14 Meja Pingpong (Tenis

Meja) 0 0 0 0

15 Lapangan

Sepakbola/futsal 0 0 0

16 Lapangan Bulu tangkis 0 0

17 Lapangan Basket 0 0 0

18 Lapangan Bola Voli 1 0 1

Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad

Jumlah dan Kondisi Bangunan

No Jenis Sarpras

Jumlah Sarpras Menurut Kondisi

Status

Kepemilikan Baik

Rusak

Ringa

n

Rusak

sedang

Rusak

Berat

1 Ruang Kelas 9 0 0 0 1

44

2 Ruang Kepala

Madrasah 1 0 0 0 1

3 Ruang guru 1 0 0 0 1

4 Ruang tata

usaha 0 0 0 0 0

5 Laboraorium

IPA (Sains) 0 0 0 0 0

6 Laboratoriium

Komputer 0 0 0 0 0

7 Laboratorium

Bahasa 0 0 0 0 0

8 Laboratorium

PAI 0 0 0 0 0

9 Ruang

Perpustakaan 1 0 0 0 1

10 Ruang UKS 1 0 0 0 1

11 Ruang

Keterampilan 0 0 0 0 0

12 Ruang

Kesenian 0 0 0 0 0

13 Toilet Guru

1 0 0 0 1

14 Toilet siswa

2 0 0 0 1

B. Tujuan Penelitian

1. Kondisi Awal Motivasi Belajar siswa

Kondisi awal motivasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Ittihad masih

rendah hal ini dapat dilihat pada observasi awal peneliti.

Peneliti Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Metode Bercerita Dan

Media Wayang Kardus Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam

45

Pembelajaran Aqidah AkhlakPada Siswa Kelas IV MI Nurul Ittihad” di awali

dengan mengurus perizinan kepada pihak sekolah yang bersangkutan yaitu MI

Nurul Ittihad Kota Jambi. Setelah memperoleh izin dari pihak sekolah, peneliti

melalukan observasi untuk mengidentifikasi masalah dengan mengamati

kegiatan pembelajaran di kelas, situasi dan kondisi sekolah.

NO Tanggal Kegiatan

1. 19 Maret 2019 Meminta izin penelitian kepada

pihak sekolah

2. 29 Maret 2019

Wawancara dan observasi

3. 5 April – 06 juni 2019

Pelaksanaan siklus I dan II

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV MI

Nurul Ittihad Kota Jambi di ketahui terdapat beberapa siswa yang kurang

termotivasi dalam melakukan pembelajaran Aqidah Akhlak. Hal tersebut karna

kurangnya media dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Berikut

data awal dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada kelas IV.

Tabel 4.3 Data siswa MI NUrul Ittihad

NO

NAMA Hasil Observasi Prasiklus

Keterangan

1. Abdullah Ali 75 Sangat Baik

2. Ahmad Rammadhan 70 Baik

3. Ahmad Harekat 50 Belum Baik

4. Ajeng Sekar 50 Belum Baik

5. Aldo Fira Yoga 70 Baik

6. Aurelia Try R 65 Cukup Baik

7. Ayu Kirana Larasati 55 Belum Baik

8. Bayu Alif Arrazaq 50 Belum Baik

46

9. Bayu Habibullah 65 Cukup Baik

10. Caurelia 75 Sangat Baik

11. Didan Idwansyah 50 Belum Baik

12. Joris Alexander Siddiq 50 Belum Baik

13. Marwatul Mubarokah 75 Sangat Baik

14. M. Alief Adzzikri 50 Belum Baik

15. M. Bayu Agustiawan 65 Cukup Baik

16. M. Fahri Alfarizi 50 Belum Baik

17. M. Fahrurrozi Saputra 60 Cukup Baik

18. M. Rizky Saputra 55 Belum Baik

19. M. Zikri Ramadhan 50 Belum Baik

20. Nu r Sri Rahayu 50 Belum Baik

21. Ocha Aulya Ramadani 75 Sangat Baik

22. Quin Tantria Maulidia 80 Sangat Baik

23. Rafiqi Rafif Zalsi 50 Belum Baik

24. Raisyah Alya Maharani 60 Cukup Baik

25. Rafli Nur Fajri 50 Belum Baik

26. Rio Febrian 75 Sangat Baik

27. Salwa Hilva Salsabila 55 Belum Baik

28. Siti Tunnisa 80 Sangat Baik

29. Sonia Sentia Bella 55 Belum Baik

Jumlah 1760

Rendah

Skor Rata-rata 60,6

Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata s iswa

adalah 60,6 ( Re ndah ). S edangkan yang dapat memenuhi Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) Hanya 7 siswa dari 29 siswa yang ada di

kelas IV, hal ini menandakan bahwa kurangnya motivasi yang diberikan

saat pembelajaran. Guru selalu menerapkan metode ceramah dalam

47

pembelajaran yang dapat membuat anak bosan dalam mengikuti

pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka dari itu guru harus lebih

kreatif dalam menggunakan media dan metode dalam pembelajaran yang

dapat menumbuhkan motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran dalam

kelas, sehingga dapat menarik minat dan menarik perhatian siswa untuk

mengikuti pelajaran khususnya dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.

2. Hasil Siklus 1

Pelaksanaan siklus pertama dilakukan selama 3 kali pertemuan

pembelajaran yang di mulai pada tanggal 18 april 2019, 19 april 2019 dan

25 april 2019 dengan memberikan pembelajaran melalui cerita, adanya

pemusatan perhatian, perasaan, dan pikiran dari siswa karna ketertarikan

pada kegiatan belajar, kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 1 yaitu

meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.

a. Tahap Perencanaan siklus I

Pada tahap perencanaan peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tentang tema Mengenal Rosul dan Nabi Allah yang

akan di pelajari dengan menggunakan media wayang dan metode bercerita.

NO Hari/Tanggal Pertemuan Materi

48

1. Kamis

18 April 2019

Pertemuan I · Menulis 25 nama nabi.

· Bercerita tentang

meneladani sifat nabi

dan rosul.

· Bermain smartballs

· Mengerjakan soal

2. Jum,at

19 April 2019

Pertemuan II · Bercerita tentang

meneladani sifat nabi

dan rosul.

· Berdiskusi dengan

menggunakan Number

head together

· Mengerjakan soal

3. Sabtu

20 April 2019

Pertemuan

III

· Membaca kisah rasul

· Bermain sambil

berdiskusi

· Mengerjakan soal

b. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan

yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun RPP tahap pelaksanaan siklus I.

Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan

pemberian tindakan,

Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita serta media

wayang.

49

1) Pertemuan I

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 18

April 2019 selama 1 jam (1 x 30 Menit) dengan tema Mengenal Rosul

dan Nabi Allah. Materi yang akan disampaikan yakni cerita tentang

nabi muhammad dan pengemis buta melalui metode bercerita

menggunakan media wayang.

Berdasarkan pertemuan pertama ini ada beberapa kegiatan

yang dilakukan yaitu :

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru member salam kepada siswa

dan siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas

siswa untuk memimpin doa bersama sebelum pelajaran di mulai. Guru

memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa

menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian. Posisi dan tempat

duduk di sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru

mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan

dilaksanakan. Guru membuka pembelajaran d engan mengajak siswa

untuk bertepuk semangat supaya lebih senang dalam mengikuti

pembelajaran, lalu guru menginforrmasikan tentang tema cerita yang

akan di sampaikan dengan memberikan apersepsi tanya jawab yang

berkaitan dengan tema cerita, setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

(1) Mengamati

Ø Peserta didik menyimak guru yang sedang bercerita di

depan kelas menggunakan media wayang kardus yang

berjudul kisah sang Rosululloh dan pengemis buta

50

Ø Guru meminta siswa untuk mendengarkan dengan baik

cerita yang akan di bawakam dengan menggunkan wayang

kardus

(2) Menanya

Ø Melalui motivasi yang disampaikan guru dalam cerita

tersebut, guru mengajak siswa untuk mengemukakan apa

yang mereka pahami dalam cerita tersebut

Ø Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

tentang cerita yang di bawakan oleh guru

(3) Eksplorasi/eksperimen

Ø Guru menulis 25 nama-nama nabi dan menjelaskan kembali

tentang pengertian Nabi dan Rosul

Ø Lalu guru mengajak siswa untuk bernyanyi tentang 25

nama-nama nabi yang sudah ada did papan tulis

(4) Mengasosiasi

Ø Siswa diajak bermain game smart ball, permainan dimana

akan dimulai dari ujung sebelah kiri ataupun sebelah kanan

yang di iringi “lagu balonku ada lima” jika bola berhenti

pada salah satu siswa maka siswa tersebut maju kedepan

Ø Guru memberikan pertanyaan seputar cerita yang dibawakan

oleh guru trntang kisah Rosululloh dan Pengemis Buta

(5) Mengkomunikasikan

Ø Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok

Ø Setelah membagi kelompok siswa diminta untuk

mendiskusikan tentang cerita Rosululloh dan nama-nama

nabi yang sudah di sampaikan oleh guru did depan kelas

Ø Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya

dan kelompok lain memberikan tanggapan atau pertanyaan.

c) Kegiatan Penutup

51

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

yang sudah di pelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan

penguatan berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang

guru dan siswaa berdoa bersama-sama mengucap salam kepada siswa

sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I,

sebagian siswa belum terlihat lumayan antusias dalam melaksanakan

pembelajaran menggunakan metode berceritan dan media wayang

kardus, dan masih ada sedikit yang berkeliaran dan sibuk sendiri.

2) Pertemuan 2

Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada hari jum’at

tanggal 19 April 2019 pada pukul 7:30 – 8:00 WIB. Materi yang akan

di sampaikan adalah tentang bercerita seperti pertemuan 1, p ada

pertemuan 2 yang membedakan adalah dari segi strategi yang di

gunakan dalam pembelajaran supaya anak tidak bosan, karna pada

pertemuan 1 anak sudah lumayan antusias dalam mendengarkan cerita.

Tetapi, masih sedikit rebut karna strategi yang saya pakai membuat

bingung para siswa.

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa

dan siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas

siswa untuk memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru

memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa

menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat

duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai

pembelajaran guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat

dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya

guru mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Guru membuka pelajaran dan menginformasikan

tentang tema yang akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan

apresepsi tanya jawab yang berkaitan dengan sub tema yang akan

52

diajarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

(1) Mengamati

Ø Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan anak.

Ø Guru menceritakan tentang tema Meneladani Sifat Nabi dan

Rosul

Ø Mengatur tempat duduk agar anak dapat mendengarkan

cerita dengan intonasi yang jelas

Ø Guru bercerita menggunakan media wayang kardus, dan

meminta siswa untuk mengamati cerita tersebut

(2) Menanya

Ø setelah guru selesai bercerita

Ø Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

apabila cerita tersebut masih ada yang belum mereka pahami

(3) Mengeksplorasi

Ø Guru memberikan motivasi setelah bercerita, dan mengajak

siswa untuk mengulas kembali cerita apa yang sudah di

bawakan oleh guru

Ø Siswa di bombing untuk selalu mensyukuri berbagai

peristiwa yang telah di alami, baik menyenangkan maupun

kurang menyenangkan.

(4) Mengasosiasi

Ø Guru mengajak mereka untuk bernyanyi bersama tentang 25

nama-nama Nabi

Ø Setelah anak hafal tentang lagu tersebut, guru meminta salah

satu siswa yang berani untuk maju dan menyanyikan lagu

tersebut

Ø Peserta didik yang berani maju kedepan akan did berikan

bintang

(5) Mengkomunikasikan

53

Ø Setelah selesai bernyanyi bersama, guru membagi siswa

kedalam beberapa kelompok untuk berdiskusi

Ø Nama lain dari strategi tersebut yaitu Number Head

Together di sebut juga sebagai kepala bernomor

Ø Siswa akan di bagi kedalam 4 kelompok setiap kelompok

berisi ada yang 7 orang dan 6 orang

Ø Kemudian akan di berikan kepala bernomor sesuai

kelompoknya masing-masing

Ø Siswa berdiskusi tentang apa sifat apa saja yang harus kita

teladani dari sifat Nabi dan Rosul, setelah semua selesai

berdiskusi setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan

kelompok lain berhak memberikan pertanyaan dan saran.

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

yang sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru

memberikan penguatan berupa kesimpulan dari hasil

pembelajaran. Sebelum pulang guru dan siswa berdoa bersama-

sama dan guru mengucap salam kepada siswa sebelum keluar

kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan 2, sebagian

anak sudah lumayan antusias dalam melaksanakan pembelajaran

menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus,

walaupun masih ada yang berkeliaran dan sibuk sendiri.

3. Pertemuan Ke 3

Pertemuan 3 pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 20

April 2019 pada pukul 7:30 – 8:00 WIB. Materi yang akan di sampaikan

adalah tentang bercerita seperti pertemuan 1, pada pertemuan 2 yang

membedakan adalah dari segi strategi yang di gunakan dalam pembelajaran

supaya anak tidak bosan, karna pada pertemuan 1 anak sudah lumayan

antusias dalam mendengarkan cerita. Tetapi, masih sedikit ribut karna

strategi yang saya pakai membuat bingung para siswa.

54

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa

dan siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas

siswa untuk memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru

memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa

menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat

duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai

pembelajaran guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat

dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya

guru mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Guru membuka pelajaran dan menginformasikan

tentang tema yang akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan

apresepsi tanya jawab yang berkaitan dengan sub tema yang akan

diajarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

(a) Mengamati

Ø Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan anak.

Ø Guru menceritakan tentang tema Meneladani Sifat Nabi dan

Rosul

Ø Mengatur tempat duduk agar anak dapat mendengarkan cerita

dengan intonasi yang jelas

Ø Guru bercerita menggunakan media wayang kardus, dan

meminta siswa untuk mengamati cerita tersebut

(b) Menanya

Ø setelah guru selesai bercerita guru memberi kesempatan

kepada siswa untuk bertanya apabila cerita tersebut masih ada

yang belum mereka pahami

55

(c) Mengeksplorasi

Ø Guru memberikan motivasi setelah bercerita, dan

mengajak siswa untuk mengulas kembali cerita apa

yang sudah di bawakan oleh guru

Ø Siswa di bombing untuk selalu mensyukuri berbagai

peristiwa yang telah di alami, baik menyenangkan

maupun kurang menyenangkan.

(d) Mengasosiasi

Ø Guru mengajak mereka untuk bernyanyi bersama

tentang 25 nama-nama Nabi dan kisah sang rosululloh

SAW

Ø Setelah anak hafal tentang lagu tersebut, guru meminta

salah satu siswa yang berani untuk maju dan

menyanyikan lagu tersebut

Ø Peserta didik yang berani maju kedepan akan did

berikan bintang

(e) Mengkomunikasikan

Ø Setelah selesai bernyanyi bersama, guru membagi siswa

kedalam beberapa kelompok untuk berdiskusi

Ø Siswa akan di bagi kedalam 4 kelompok setiap

kelompok berisi ada yang 7 orang atau 8 orang masing-

masing kelompok

Ø Siswa berdiskusi tentang apa sifat apa saja yang harus

kita teladani dari sifat Nabi dan Rosul, setelah semua

selesai berdiskusi setiap kelompok menyampaikan hasil

diskusi dan kelompok lain berhak

memberikan pertanyaan dan saran.

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran

yang sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan

penguatan berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum

56

pulang guru dan siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap

salam kepada siswa sebelum keluar kelas. Selama kegiatan

berlangsung pada pertemuan 2, s ebagian anak sudah lumayan

antusias dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode

bercerita dan media wayang kardus, walaupun masih ada yang

berkeliaran dan sibuk sendiri

c. Hasil Observasi Siklus I

Tabel 4.4 Observasi Terhadap Aktivitas siswa pada siklus I menggunakan

Metode Bercerita dan Media Wayang Kardus

No Aktivitas yang diamati Skor

Jumlah Rata-

rata % P1 P2 P3 Pendahuluan

1 Siswa memasuki ruangan tepat

waktu

5 5 5 15 100

2 Siswa duduk dengan rapi 4 5 5 14 93

3 Siswa siap untuk memulai pelajaran 5 5 5 15 100

4 Siswa berpartisipasi dalam menjawab

pertanyaan motivasi yang di berikan

oleh guru

4 5 5 14 93

5 Siswa memperhatikan penjelasan

guru tentang indicator dan tujuan

pembelajaran

5 5 4 14 93

Kegiatan inti

6 Siswa membaca buku sebelum

memulai pelajaran

4 5 5 14 93

7 Siswa memperhatikan cerita yang di

bawakan oleh guru

5 5 5 15 100

8 Siswa aktif bertanya jawab 4 4 5 14 93

9 Siswa berpartisipasi aktif dalam 4 5 5 14 93

57

belajar

10 Siswa mengerjakan tugas dengan

kemampuanya sendiri

4 5 4 12 80

11 Siswa berdiskusi secara aktif dengan

kelompoknya masing-masing

4 5 5 14 93

Penutup

12 Siswa berpartisipasi dalam

merangkum materi pembelajaran

4 5 5 14 93

13 Siswa mencatat tugas rumah 4 5 5 14 93

14 Siswa mampu mengumpulkan dan

mengerjakan tugas rumah tepat

waktu

5 5 5 15 100

Jumlah 57 64 68 198

Rata-rata keseluruhan (%) 66%

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua

58

3 : Cukup Baik

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Berdasarkan hasil pengamatan di atas sebagaimana ditunjukkan dapat

diketahui bahwa hasil aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode

bercerita dan media wayang kardus masih kurang baik yaitu dengan persentase

rata-ratanya sebesar 66%.

Table 4.5 Observasi Terhadap Lembar Observasi Guru pada siklus I

menggunakan Metode Bercerita dan Media Wayang Kardus

N

o

Aktivitas yang dilakukan Guru Skor Jumlah Rata-

rata %

P1 P2 P3

1 Guru memasuki kelas tepat waktu 4 4 5 13 86.6

2 Guru Mengkondisikan siswa (salam,

doa)

5 4 5 14 93

3 Guru Melakukan kegiatan apersepsi 3 5 5 14 93

4 Guru memberikan motivasi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran

4 5 5 14 93

5 Guru menyampaiakan materi sesuai

buku panduan

4 4 5 13 86.6

6 Menyampaikan media pembelajaran

yang akan dilakukan

5 4 5 14 93

7 Guru mempraktekkan metode bercerita dan media wayang kardus

4 5 5 14 93

8 Guru membagikan bahan ajar yang

akan dipelajari

3 4 4 11 73

9 Guru menjelaskan materi terkait

dengan bahan ajar yang telah

3 3 4 10 66.6

59

dibagikan

1

0

Guru menjelaskan metode cerita dan

media wayang kardus kata yang

akan diterapkan

4 4 5 13 86.6

1

1

Guru bercerita menggunakan metode

cerita dan media wayang kardus

3 3 5 11 73

1

2

Guru menanyakan kepada siswa

tentang materi yang belum

paham/kurang dimengerti.

4 3 5 12 70

1

3

Guru memberikan apresiasi kepada

siswa yang berani maju kedepan

3 4 5 11 70

1

4

Guru bersama siswa melakukan

refleksi

4 4 5 13 86.6

1

5

Guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran

4 4 5 13 86.6

Jumlah 57 60 68 190

Rata-rata keseluruhan (%) 63.3%

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan ketiga

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa aktifitas

guru pada proses pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita

dan media wayang kardus siklus 1 sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari

60

persentase setiap hasil itemnya 63.3% . Tetapi masih ada terlihat beberapa

kekurangan yaitu pada saat guru bercerita di depan siswa masih ada yang

kurang fokus memperhatikan guru, guru juga belum sepenuhnya menegur

siswa yang ramai ketika guru memberikan penjelasan. Hal ini menyebabkan

suasana kelas menjadi tidak kondusif

Table 4.6 Lembar Observasi motivasi belajar Siswa Menggunakan Metode

bercerita dan Media Wayang Kardus (siklus I)

NO Indikator Skor Jumlah P1 P2 P3

1 Siswa mndengarkan guru bercerita

saat pembelajran yang sedang

berlangsung

4 4 5 13

2 Siswa memperhatikan pembelajaran

yang sedang berlangsung

4 5 5 14

3 Perasaan akan ketertarikan siswa

terhadap pembelajaran yang sedang

berlangsung

3 4 5 12

4 Pikiran siswa yang bertujuan pada

pembelajaran yang berlangsung

4 5 5 14

5 Siswa menjawab pertanyaan dari guru

dengan sepontan

3 4 4 11

6 Siswa bertanya kepada guru tentang

pembelajaran yang sedang

berlangsung

4 4 5 13

7 Siswa berpartisipasi dalam diskusi

kelompok

3 4 5 12

8 Siswa dapat menceritakan dan

mengekspresikan terhadap apa yang

didengarkan dan diceritakannya

4 4 5 13

9 Siswa dapat menyerap pesan-pesan 4 5 5 14

61

yang dituturkan melalui kegiatan

bercerita.

10 Siswa mendapat pengetahuan atau

informasi baru bagi anak setelah anak

mendengarkan cerita

4 5 5 14

11 Dapat mengubah nilai-nilai social,

moral dan keagamaan siswa

4 5 5 14

12 Anak dapat mengambil hikmah dari isi cerita dapat dipahami

3 4 5 12

13 Adanya stimulasi pada aspek

perkembangan anak

5 5 5 15

14 Menambah minat baca anak 5 5 5 15

15 Anak membangun gambaran-

gambaran mental pada saat guru

mendengarkan kata-kata yang

melukiskan kejadian

5 5 5 15

Jumlah 59 68 74 201

Rata-rata 67

%

Adapun hasil observasi motivasi siwa pada siklus I pada aspek

pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita dan

media wayang kardus nilai siswa dengan rata-rata 67% belum

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), . Tetapi lembar

observasi motivasi belajar siswa pada siklus II sudah ada peningkatan

dibandingkan pada siklus I.

d. Refleksi

Refleksi Siklus 1 (Pertama)

Berdasarkan hasil refleksi dari peneliti, hasil pengamatan observer,

dan didukung oleh data dokumentasi berupa foto pada pembelajaran siklus

1 dengan menggunakan metode bercerita dan media wayang, aktifitas

62

siswa yang masih berada pada kriteria rendah dan hasil belajar siswa yang

belum mencapai ketuntasan klasikal. Setelah tindakan observasi siklus I,

maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu ditingkatkan karena

masih ada siswa yang ramai dan tidak konsentrasi saat guru

menjelaskan.

2) Pada saat guru bercerita dalam pembelajran masih terlalu cepat dan

masih belum menjelaskan secara tuntas sehingga siswa banyak yang

belum mengerti.

3) Guru juga masih membatasi siswa yang bertanya dan berpartisipasi

dalam pembelajaran.

4) Mobilitas guru masih kurang karena guru hanya bergerak di depan

kelas sehingga belum mampu mengakodimir seluruh siswa maupun

kelompok.

5) Masih banyak terdapat beberapa siswa masih jalan-jalan di kelas saat

pembelajaran berlangsung

6) Ada beberapa siswa yang maju di depan kelas sehingga beberapa

siswa kurang maksimal menerima materi yang sedang disampaikan

guru.

7) Masih terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru dalam

bercerita, untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada

siklus I dan

Agar dapat memberikan motivasi kepada anak-anak maka perlu

dilanjutkan pada siklus II dengan melalukan perbaikan pada hal-hal

berikut:

1) Guru perlu memperbaiki keterampilan dalam mengelola kelas agar

siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

2) Untuk penggunaan metode bercerita dan media wayang lebih

menekankan intonasi supaya anak lebih tertarik dalam mendengarkan

cerita.

63

3) Menggunakan cerita yang membuat anak tertarik dalam belajar

4) Media wayang yang bisa di lihat oleh seluruh kelas

2. Hasil observasi Siklus II

Pelaksanaan siklus kedua di lakukan selama 2 kali pertemuan

pembelajaran yang di mulai pada tanggal 29 a pril 2019, 10 M ei 2019

dengan memberikan pembelajaran melalui cerita, adanya Pemusatan

perhatian, perasaan, dan pikiran dari siswa karna ketertarikan pada kegiatan

belajar, kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 1 y aitu meliputi

perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi

a. Tahap Perencanaan Siklus II

Pada tahap perencanaan peneliti dan guru berkolaborasi menyusun

rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) tentang tema Mengenal Rosul dan Nabi Allah yang

akan did pelajari dengan menggunakan media wayang dan metode

bercerita.

NO Hari/Tanggal Pertemuan Materi

1. Kamis

25 April 2019

Pertemuan I · Membaca kisah rasul

· Bermain sambil berdiskusi

2. Jum,at

10 Mei 2019

Pertemuan II · Bercerita tentang

meneladani sifat nabi dan

rosul.

· Berdiskusi dengan

menggunakan peta konsep

b. Tahap Pelaksanaan Siklus II

Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan

yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun RPP tahap pelaksanaan siklus

64

II. Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan dalam dua kali

pertemuan pemberian tindakan,

Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan

pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita serta

media wayang.

1. Pertemuan 1

Pertemuan ke 1 siklus II dilakukan pada hari kamis tanggal 25

April 2019 pada pukul 07:30 – 08:00 WIB materi yang akan di sampaikan

yaitu dengan metode bercerita menggunakan media wayang kardus. Pada

pertemuan ke 1 siklus II ini anak mulai antusias dalam mendengarkan

cerita yang di bawakan dalam pembelajaran.

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan

siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas siswa untuk

memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa

kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan

memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru

memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti

pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan

pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang tema yang akan

diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apresepsi tanya jawab yang

berkaitan dengan sub tema yang akan diajarkan untuk menggali

pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan

pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

(a) Mengamati

Ø Siswa di ajak untuk mencermati dan mendengarkan cerita

tentang Nabi dan Rosul yang akan di bawakan oleh guru di

depan kelas

65

(b) Menanya

Ø Guru mendorong siswa agar dapat bertanya seputar cerita

yang di sampaikan oleh guru di depan kelas

(c) Mengeksplorasi

Ø Guru membagikan kertas kepada siswa dan meminta mereka

untuk menuliskan sebuah petanyaan tentang materi pokok

yang sedang di pelajari

Ø Guru mengumpulkan kertas-kertas tersebut, di kocok dan di

bagikan kembali secara acak kepada masing-masing siswa

dan di usahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang

bersangkutan.

(d) Mengasosiasi

Ø Siswa di minta untuk membacakan pertanyaan yang ada di

tangannya dan memberikan jawaban/penjelasan atas

pertanyaan tersebut, kemudian mintalah kepada teman

sekelasnya untuk memberikan tanggapan

(e) Mengkomunikasikan

Ø Siswa dengan bantuan guru diajak untuk membuat

kesimpulan berkaitan dengan materi Meneladani Sifat Terpuji

Nabi dan Rosul

Ø Guru member penekanan kepada siswa agar senantiasa

membiasakan Sifat terpuji Nabi dan Rosul

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan penguatan

berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang guru dan

siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa

sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan 1,

sebagian anak sudah antusias dalam melaksanakan pembelajaran

menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus, walaupun

masih ada yang berkeliaran.

66

2. Pertemuan 1I

Pertemuan ke 2 siklus II dilakukan pada hari jum’at tanggal 10

Mei 2019 pa da pukul 07:30 – 08:00 WIB materi yang akan di

sampaikan yaitu dengan metode bercerita menggunakan media

wayang kardus. Pada pertemuan ke 2 siklus II ini anak sangat antusias

dalam mendengarkan cerita yang di bawakan dalam pembelajaran.

a) Kegiatan Awal

Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa

dan siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas

siswa untuk memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru

memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa

menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat

duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai

pembelajaran guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat

dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya

guru mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang

akan dilaksanakan. Guru membuka pelajaran dan menginformasikan

tentang tema yang akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan

apresepsi tanya jawab yang berkaitan dengan sub tema yang akan

diajarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru

menyampaikan tujuan pembelajaran.

b) Kegiatan Inti

(a) Mengamati

Ø Peserta didik menyimak guru bercerita tentang nabi dan rasul

Ulul Azmi

Ø Peserta didik membacas ifat-sifat nabi dan rasul Allah SWT

67

(b) Menanya

Ø Melalui stimulus guru, peserta didik menanyakan tentang

sebab mengucapkan kalimat thayyibah hauqalah

Ø Peserta didik memberi umpan balik tentang sifat-sifat nabi

dan rasul Allah SWT

(c) Eksplorasi/eksperimen

Ø Peserta didik melalui kelompoknya, berdiskusi tentang

makna nabi dan rasulUlul Azmi dari sumber lain

(d) Mengasosiasi

Ø Masing-masing kelompok merumuskan makna, manfaat

dan makna nabi dan rasul, dan sifat-sifat nabi dan U lul

Azmi

(e) Mengkomunikasikan

Ø Secara bergantian, masing-masing kelompok menempelkan

hasil peta kesap dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil

diskusinya.

c) Kegiatan Penutup

Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang

sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan

penguatan berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum

pulang guru dan siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap

salam kepada siswa sebelum keluar kelas. Selama kegiatan

berlangsung pada pertemuan 2, sebagian anak sudah sangat antusias

dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode bercerita

dan media wayang kardus, walaupun masih ada yang berkeliaran.

c. Hasil Observasi Siklus II

Table 4.7 Observasi Terhadap Aktivitas siswa pada siklus II

menggunakan Metode Bercerita dan Media Wayang Kardus

68

No Aktivitas yang diamati Skor

Jumlah Rata-rata

% P1 P2

Pendahuluan

1 Siswa memasuki ruangan tepat waktu 5 5 10 100

2 Siswa duduk dengan rapi 5 5 10 90

3 Siswa siap untuk memulai pelajaran 5 5 10 100

4 Siswa berpartisipasi dalam menjawab

pertanyaan motivasi yang di berikan

oleh guru

5 5 10 100

5 Siswa memperhatikan penjelasan guru

tentang indicator dan tujuan

pembelajaran

5 5 10 100

Kegiatan inti

6 Siswa membaca buku sebelum

memulai pelajaran

5 5 10 100

7 Siswa memperhatikan cerita yang di

bawakan oleh guru

5 5 10 100

8 Siswa aktif dalam tanya jawab 5 5 10 100

9 Siswa berpartisipasi aktif dalam

belajar

5 5 10 100

10 Siswa mengerjakan tugas dengan

kemampuanya sendiri

5 5 10 100

11 Siswa berdiskusi secara aktif dengan

kelompoknya masing-masing

5 5 10 100

Penutup

12 Siswa berpartisipasi dalam

merangkum materi pembelajaran

5 5 10 100

69

13 Siswa mencatat tugas rumah 5 5 10 100

14 Siswa mampu mengumpulkan dan

mengerjakan tugas rumah tepat waktu

5 5 10 100

15 Mengerjakan tugas tepat waktu 5 5 10 100

16 Mendapat nilai yang baik 5 5 10 100

Jumlah 80 80 160

Rata-rata keseluruhan (%) 80%

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Baik

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Berdasarkan hasil pengamatan di atas sebagaimana ditunjukkan

dapat diketahui bahwa hasil aktivitas belajar siswa dengan menggunakan

metode bercerita dan media wayang kardus masih cukup baik yaitu dengan

persentase rata-ratanya sebesar 80%.

Table 4.8 Observasi Terhadap Lembar Observasi Guru pada siklus II

menggunakan Metode Bercerita dan Media Wayang Kardus

No Aktivitas yang dilakukan Guru Skor Jumlah Rata-rata

%

P1 P2

1 Guru memasuki kelas tepat waktu 5 5 10 100

2 Guru Mengkondisikan siswa (salam,

doa)

5 5 10 100

70

3 Guru Melakukan kegiatan apersepsi 5 5 10 100

4 Guru memberikan motivasi dan

menyampaikan tujuan pembelajaran

5 5 9 90

5 Guru menyampaiakan materi sesuai

buku panduan

5 5 10 100

6 Menyampaikan media pembelajaran

yang akan dilakukan

5 5 10 100

7 Guru mempraktekkan metode bercerita dan media wayang

5 5 10 100

8 Guru membagikan bahan ajar yang

akan dipelajari

5 5 10 100

9 Guru menjelaskan materi terkait

dengan bahan ajar yang telah dibagikan

5 5 10 100

10 Guru menjelaskan metode cerita dan

media wayang kardus kata yang akan

diterapkan

5 5 10 100

11 Guru bercerita menggunakan metode

cerita dan media wayang kardus

5 5 10 100

12 Guru menanyakan kepada siswa

tentang materi yang belum

paham/kurang dimengerti.

5 5 10 100

13 Guru memberikan apresiasi kepada

siswa yang berani maju kedepan

5 5 10 100

14 Guru bersama siswa melakukan

refleksi

5 5 10 100

15 Guru bersama siswa menyimpulkan

pembelajaran

5 5 10 100

Jumlah 75 75 150

Rata-rata keseluruhan (%) 75%

71

Keterangan:

1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama

2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua

3 : Cukup Baik

4 : Baik

5 : Sangat Baik

Berdasarkan hasil pengamatan di atas, sebagaimana ditunjukkan

dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada proses pembelajaran Aqidah

Akhlak menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus sudah

aktif, hal ini dapat dilihat dari persentase setiap hasil itemnya. Guru sudah

membuat siswa aktif dan termotivasi yang membuat keberhasilan pada

pembelajaran in. Pada saat menjelaskan materi cukup jelas karena bagian-

bagian yang belum dipahami siswa diulang dan diulas kembali oleh guru.

Guru telah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal

yang belum dipahami siswa, guru membimbing siswa dalam kelompok

ataupun individu.

Table 4.9 Lembar Observasi motivasi belajar Siswa Menggunakan Metode

bercerita dan Media Wayang Kardus (siklus II)

NO Indikator Skor Jumlah P1 P2

1 Siswa mndengarkan guru bercerita saat

pembelajran yang sedang berlangsung

5 5 10

2 Siswa memperhatikan pembelajaran yang

sedang berlangsung

5 5 10

3 Perasaan akan ketertarikan siswa terhadap

pembelajaran yang sedang berlangsung

5 5 10

4 Pikiran siswa yang bertujuan pada

pembelajaran yang berlangsung

5 5 10

5 Siswa menjawab pertanyaan dari guru

dengan sepontan

5 5 10

72

6 Siswa bertanya kepada guru tentang

pembelajaran yang sedang berlangsung

5 5 10

7 Siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok 5 5 10

8 Siswa dapat menceritakan dan

mengekspresikan terhadap apa yang

didengarkan dan diceritakannya

5 5 10

9 Siswa dapat menyerap pesan-pesan yang

dituturkan melalui kegiatan bercerita.

5 5 10

10 Siswa mendapat pengetahuan atau informasi

baru bagi anak setelah anak mendengarkan

cerita

5 5 10

11 Dapat mengubah nilai-nilai social, moral dan

keagamaan siswa

5 5 10

12 Anak dapat mengambil hikmah dari isi cerita

dapat dipahami

5 5 10

13 Adanya stimulasi pada aspek perkembangan

anak

5 5 10

14 Menambah minat baca anak 5 5 10

15 Anak membangun gambaran-gambaran

mental pada saat guru mendengarkan kata-

kata yang melukiskan kejadian

5 5 10

Jumlah 74 75 150

Rata-rata 75%

Adapun hasil lembar observasi motivasi siswa pada siklus II pada

pembelajaran Aqidah Akhlak nilai siswa dengan rata-rata 75% sudah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), untuk siswa kelas IV

dinyatakan cukup baik dalam memberi motivasi belajar pada siklus II ini

dengan nilainya mencapai KKM yang telah ditetapkan. Hasil lembar

motivasi belajar siswa yang dilakukan siswa sangat meningkat dari siklus

I yang sebelumnya hanya mencapai rata-rata 67%.

73

d. Refleksi

Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan

tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan u ntuk

mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah

mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terlihat dari hasil belajar

Aqidah Akhlak siswa telah memenuhi indicator yang telah ditetapkan,

setelah peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan

data-data yamg diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan

observasi, diketahui hasil belajar Aqidah Akhlak menggunakan metode

bercerita dan media wayang pada siklus II dalam kategori sudah baik.

Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus II dikatakan

sudah berhasil karena sudah memenuhi KKM dan indikator keberhasilan

tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya peningkatan hasil belajar

siswa kedalam kategori baik, maka pemberian tindakan pada penelitian

diakhiri pada siklus II.

1. Guru mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta

memberikan apersepsi kepada peserta didik sehingga peserta didik

tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti belajar mengajar.

2. Peserta didik sudah mampu menjelaskan secara rinci tentang materi

sifat terpuji nabi dan rosul

3. Peserta didik aktif bertanya ketika tidak faham dengan pembelajaran.

4. Siklus II dipandang sudah cukup karena hasil belajar pada materi

tersebut sudah mengalami peningkatan, secara garis besar

pelaksanaan siklus II berlangsung lebih baik dan ada peningkatan

motivasi belajar dan hasil belajar Akidah Akhlak.

C. Analisis Data

Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data

tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi

aktivitas mengajar guru, dan tes hasil evaluasi siswa. Hasil data yang

74

diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi adalah sebagai

berikut:

1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 66%, pada siklus II diperoleh rata-rata persentase

sebesar 80%, Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas

belajar siswa dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan

metode bercerita dan media wayang kardus.

2. Hasil observasi guru mengajar pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 63.3%, pada siklus II diperoleh rata-rata persentase

sebesar 75%, ini pun m enunjukkan adanya peningkatan kemampuan

guru dalam mengelola kelas dan memnggunakan metode bercerita dan

media wayang dan memotivasi siswa dalam belajar.

3. Hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata

persentase sebesar 67%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata

persentase sebesar 75%, hal ini menunjukkan hasil tes siklus I ke

siklus II.

D. Interpretasi Hasil Analisis Data

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan maka di peroleh

informasi bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang

dilakukan selama proses pembelajaran menunjukkan aktivitas belajar,

motivasi belajar dan hasil belajar siswa belum optimal. Namun terjadi

peningkatan setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II dengan

hasil sangat baik. Adapun data yang did peroleh adalah sebagai

berikut:

1. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi

observer dalam melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar

dan aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Hasil yang diperoleh dari lembar observasi

digunakan peneliti dan observer sebagai bahan untuk melakukan

75

refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan

sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.

Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Table 4.10 Presentasi hasil aktivitas belajar siswa menggunakan

metode bercerita dan media wayang kardus

Skor Pertemuan

I

Pertemuan

II

Pertemuan III

Rata-

Rata

Siklus I 57% 64% 68% 66%

Siklus II 80% 80% - 80%

Peningkatan

Keseluruhan

21% 20% 20%

Sebagaimana di tunjukkan pada table diatas terjadi

peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I, ke siklus II. Hal ini

menunjukkan bahwa metode bercerita dan media wayang kardus

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di MI Nurul

Ittihad selama pembelajaran.

Adapun presentasi hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I

ke siklus II disajikan pada diagram berikut

.

0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%

Siklus I Siiklus II

pertemuan I

Pertemuan II

pertemuan III

76

Gambar 4.1 Diagram Hasil aktivitas belajar siswa menggunakan

metode bercerita dan media wayang kardus

Sedangkan hasil lembar observasi guru yang diperoleh pada

penelitian ini sebagai berikut:

Skor Pertemuan

I

Pertemuan

II

Pertemuan III

Rata-

Rata

Siklus I 57% 60% 68% 68%

Siklus II 75% 75% - 75%

Peningkatan

Keseluruhan

22% 21% - 20%

Sebagaimana di tunjukkan pada table diatas terjadi

peningkatan hasil observasi guru dai siklus I ke siklus II. Hal ini

menunjukkan bahwa guru mengalami peningkatan dan perbaikan

dalam menciptakan kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak

menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus sebagai

upaya meningkatkan motivasi belajar siswa MI Nurul Ittihad.

Adapun presentase hasil observasi guru pada siklus ke I dan

siklus 2 disajikan pada diagram berikut:

60%

62%

64%

66%

68%

70%

72%

74%

76%

siklus I siklus II

Pertemuan I

pertemuan II

pertemuan III

77

Gambar 4.2 Diagram hasil observasi guru menggunakan metode

bercerita dan media wayang kardus

Lembar observasi motivasi siswa menggunakan metode bercerita

dan media wayang kardus

Skor Nilai rata-rata Kriteria

Siklus I 67% Belum mencapai

KKM

Siklus II 75% Sudah mencapai

KKM

Sebagaimana ditunjukkan pada table diatas dapat dilihat

adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari rata-rata prasiklus,

siklus I, dan siklus II.

Rata-rata hasil observasi motivasi siswa

Gambar 4.3 Diagram hasil observasi motivasi siswa

menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus.

E. Pembahasan

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Ittihad.

Pelaksanaan penelitian pada metode bercerita dan media wayang kardus

62%

64%

66%

68%

70%

72%

74%

76%

Siklus II Siklus II

Nilai rata-rata

Nilai rata-rata

78

yang masih rendah dilakukan dengan tindakan pembelajaran dengan

menggunakan metode bercerita dan media wayang.

Dari analisis diatas, baik pada siklus I yang kemudian dilakukan

refleksi dengan pelaksanaan siklus II. Penelitian pada pembelajaran

Akidah Akhlak menggunakan media kartu permainan dengan metode

bercerita dapat diterapkan pada materi meneladani sifat terpuji nabi dan

rosul yang ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar peserta

didik. Keaktifan peserta didik juga mengalami peningkatan dari peserta

didik yang kurang berani bertanya kepada guru maupun teman sekelas

menjadi berani bertanya, kurang berani menjawab pertanyaan dari guru

menjadi berani menjawab.

Media wayang dengan metode bercerita dapat diterapkan pada

materi meneladani sifat terpuji nabi dan rosul karena dapat memecahkan

masalah sehingga aktivitas dan kerjasama meningkat dan dapat

mengembangkan motivasi peserta didik dalam mempelajari materi

tersebut sehingga tujuan instruksional dimana peserta didik sebagai subjek

pendidikan dapat terwujud dalam menjalankan tugas dan kewajiban

sebagai peserta didik selain itu, peranan guru sebagai fasilitator dan

sekaligus pendamping dalam proses belajar mengajar dapat terwujud. Dari

keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dan media

wayang kardus dapat diterapkan pada materi meneladani sifat terpuji nabi

dan rosul dan dapat meningkatkan motivasi belajar di kelas IV semester

genap MI Nurul Ittihad.

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Uraian skripsi hasil penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas dan pembahasan pada

bab sebelumnya, yang berjudul “Penerapan Metode Bercerita Dan Media Wayang Kardus

Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa

Kelas IV MI Nurul Ittihad” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penerapan metode bercerita dan media wayang kardus dalam pembelajaran materi

meneladani sifat terpuji Nabi dan Rosul dikelas IV MI Nurul Ittihad Kota Jambi

merupakan pembelajaran yang mudah untuk memperoleh aktifitas siswa didalam

kelas dan mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar dengan melalui

belajar sambil bermain. Respon siswa ketika proses pembelajaran menggunakan

metode bercerita dan media wayang kardus pada mata pelajaran Akidah Akhlak

materi meneladani sifat terpuji Nabi dan Rosul. siswa lebih aktif dan antusias dalam

pembelajaran yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang berusaha menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.

Motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode bercerita dan media wayang

kardus pada mata pelajaran Akidah Akhlak d apat dilihat dari hasil hasil observasi

motivasi siswa pada siklus I rata-rata hasil belajar 67% . Dan pada siklus II rata-rata

hasil belajar 75% dengan ketuntasan kelas mencapai 100%.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan dan hasil temuan penelitian ini selanjutnnya dapat diberikan

beberapa saran yang mungkin berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka

disarankan :

a. Bagi Guru

1. Kepada guru bidang studi Akidah Akhlak hendaknya menggunakan metode

bercerita dan media wayang kardus dalam pembelajaran Akidah Akhlak

karena dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan apabila motivasi

belajar siswa tinggi maka hasil belajar siswa pun akan meningkat.

2. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya

lebih memperhatikan model pembelajaran yang akan digunakan agar

pembelajaran lebih efektif.

81

3. dalam pembelajaran bidang studi lain, oleh sebab itu penggunaan metode

bercerita dan media wayang kardus ini dapat digunakan sesering mungkin dan

sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

b. Bagi siswa

1. Melalui pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita dan

media wayang kardus siswa lebih meningkatkan lagi semangat dalam

mengikuti pembelajaran.

C. Penutup

Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT,

bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, namun

dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat kekurangan-kekurangan, baik

dalam sistematika penulisan maupun bentuk kata-kata.

Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi perbaikan penulisan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Kemudian penulis ingin mengucapkan terimakasih

kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam

penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para guru di

Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham H. Maslow. 1994. Motivasi dan Kepribadian (Teori Motivasi dengan

Pendekatan hierarki Kebutuhan Manusia). PT PBP, Jakarta

Anggraini Dora Tri Astutik, Efektifitas Media Wayang Kertas dalam

Pembelajaran Keterampilan Berbicara, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

IAIN Banjarmasin, 2016

Annisa Romadhoni, Upaya Guru Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan

Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Akidah Akhlak, Skripsi.

Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama

Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015.

Arian Mawardi, Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Meninkatkan Motivasi Belajar

Siswa, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Medan, 2017

Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2007. P enelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Angkasa

Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Bachir, Bachtiar S. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita did Taman Kanak-

Kanak dan Teknik Prosedurnya. Jakarta: Depdiknas

Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:

Rafika Aditama

Della Rahmah, Efektifitas Metode Bercerita Pada Proses Pembelajaran Akidah

Akhlak, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2006

Depdiknas (2004). Kerangka Dasar Kurikulum 2004

Desi Rahmawati, Pengaruh Penerapan Metode Bercerita Terhadap Keterampilan

Anak, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,2006

Djamarah, Syaiful Bahri.2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2005.

Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis

Psikologis. Rineka Cipta: Jakarta

Hawi, Akmal, Kompetensi Pendidikan Agama Isla, Jakarta : Rajawali Pers, 2014

Hermawan, R. Mujono dan Suherman, A. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah

Dasar. Bandung: UPI Press, (2007).

Moeslichatoen R. 2004. Metode Pembelajaran did Taman Kanak-kanak. Jakarta

PT Asdi Mahasatya

Muhammad Taqiuddin, Peran guru akidah akhlak dalam meningkatkan motivasi

belajar pai kelas IV, fakultas tarbiyah dan keguruan Universitas islam

negeri sunan kalijaga Yogyakarta,2012

Mulyasa. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : 2009

Nata, Abuddi. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000

Ratih,N.(2008). Manfaat Cerita bagi Kepribadian Anak. [online]. Tersedia:

http//www.niahidayati.net/2008/02/12/manfaat_cerita_bagi_kepribadian_a

nak 7/01/2019

Rochiati Wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : 2014

Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali

Pers, 2011).

Sardiman, Motivasi Learning, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.

Sri Mahmudiah, Penerapan Metode Bercerita untuk Meningkatkan Prestasi

Belajar PAI Materi Akidah Akhlak, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,

2011

Sugiono.(2011) Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta

Sukardi M. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas (Implementasi dan

Pengembangan), Jakarta : 2013

Suryaman, Maman. 2012. Metodologi Pembelajaran Bahasa, Yogyakarta: UNY

Press

Suyitno. Metode-Metode Pembelajaran, Bandung : CV.Wacanacipta, 2004

Tampubolon, 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca. Angkasa

Tarigan.(1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa

Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan ISslam. Bandung: Pustaka Setia 2011

Wahjosumidjo, 1985. Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia Indonesia, Jakarta

Wasih Djojosoediro, Metode Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Balai Pustaka, 2006

Winardi,J. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : 2004

Jurnal :

Ahyani L.N (2010). Metode Dogeng dalam Meningkatkan Perkembangan Moral

Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Psikologi Universitas Kudus hal 24-32.

07 Januari 2019

Moh Rifa’I. (2008). Jurnal Manajemen Pendidikan islam. Halaman 23-28. Web

07 februari 2019

Ratmingsih (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Siswa Sekolah

Dasar Melalui Teknik Bercerita Inovatif. Jurnal Pendidikan dan

Pengajaran hal 75-87. 29 Desember 2018

SILABUS

Nama Madrasah : MI Nurul Ittihad Mata Pelajaran : Akidah-Akhlak Kelas/Semester : IV (empat)/ II Standar Kompetensi : 5. Memahami kalimat thayyibah (assalaamu’alaikum) dan Al-Asma al-Husna (As Salaam, Al Mukmin dan Al Latiif) Kompetens

i Dasar

Materi Pembelaja

ran

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

1 2 3 4 5 6 7 5.1. Menge

nal Allah melalui kalimat thayyibah assalaamu’alaikum

Pengertian kalimat thayyibah assalmu ‘alaikum

Manfaat mengucapkan kalimat thayyibah

Melafalkan kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum dibimbing guru

Bermain tepuk, siswa yang salah di-minta mengucapkan salam

Menulis arti kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum

Membuat kaligrafi Assalamu’alaikum

Mencari artik salam sesuai dengan arti kata-katanya

Berdiskusi dengan temannya tentang ucapan yang tepat ketika bertemu dengan seseorang

Melafalkan kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum

Mengartikan kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum

Menemukan pengertian Assalaamu’alaikum

Menjelaskan manfaat mengucapkan Assalaamu’alaikum

Menunjukkan contoh menggunakan lafadz kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum

Membiasakan mengucapkan kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum ketika bertemu dengan seseorang

Jenis: Tes tulis Tes lisan Non tes Bentuk: Praktek Isian Uraian

4 jam

Buku paket Referensi lain Lingkungan sekitar

Membahas tentang penggunaan salam

Mencari beberapa contoh kalimat yang pertama kali diucapkan ketika bertemu seseorang

Membahas manfaat mengucapkan Assalaamu’alaikum secara berke-lompok

Praktek mengucapkan salam dengan temannya

5.2. Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma Al-Husna (As

Pengertian Al-Asma Al-Husna (As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif)

Manfaat membaca Al-Asma Al-

Membaca materi tentang Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif

Mencari pengertian Al-Asma Al-Husna dari buku referensi

Membaca Al-Asma

Mendefinisikan Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif

Melafalkan Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif

Mengartikan Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al

Jenis: Tes tulis Tes lisan Non tes Bentuk: Praktek Isian Uraian

4 jam

Buku paket Referensi lain Kaset/vcd tentang Al-Asma Al-Husna

Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif)

Husna Al-Husna secara keseluruhan

Membaca Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif

Latihan menulis Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif beserta artinya di buku tulis

Latihan membuat kaligrafi tentang Al-Asma Al-Husna tersebut

Berdiskusi dengan guru dan temannya tentang materi tersebut

Mencari bukti-bukti bahwa Allah bersifat As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif

Tanya jawab

Mu’min dan Al Latiif

Menulis Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif beserta artinya

Membuat kaligrafi tentang Al-Asma Al-Husna tersebut

Menunjukkan contoh atau bukti bahwa Allah bersifat As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif

Standar Kompetensi : 6. Beriman kepada Rosul-rosul Allah

Kompetensi

Dasar

Materi Pembelajara

n

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

1 2 3 4 5 6 7 6.1. Mengen

al Rosul dan Nabi Allah

Pengertian Nabi dan Rasul

Nama-nama Nabi dan Rasul

Perbedaan Nabi dan rasul

Mukjizat para rasul

Membaca materi tentang Nabi dan Rasul Allah dari buku panduan atau buku referensi

Tanya jawab Mengidentifik

asi jumlah Nabi dan Rasul Allah yang wajib diketahui

Menulis 25 nama nabi di buku catatan

Membahas persamaan dan perbedaan antara Nabi dan Rasul

Memahami mukjizat para Rasul

Berdiskusi/tanya jawab tentang Nabi dan Rasul

Menghafal 25 Nabi dan Rasul Allah

Menunjukkan penger-tian Nabi dan Rasul Allah

Menyebutkan jumlah Nabi dan Rasul Allah yang wajib diketahui

Menyebutkan nama-nama Nabi dan Rasul

Menunjukkan persa-maan dan perbedaan antara Nabi dan Rasul

Menunjukkan ciri-ciri atau kriteria Nabi dan Rasul Allah

Menyebutkan bebe-rapa mukjizat yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul Allah

Menghafal 25 Nabi dan Rasul Allah

Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian

6 jam

Buku paket Referensi lain Vcd tentang kisah nabi

Standar Kompetensi : 7. Membiasakan akhlak terpuji

Kompetensi

Dasar

Materi Pembelajara

n

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi

Waktu

Sumber

Belajar

1 2 3 4 5 6 7 7.1. Membia

sakan berakhlak Siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah dalam kehidupan sehari-hari

Pengertian sifat Siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah

Ciri-ciri orang yang bersifat Siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah

Mencari pengertian sifat siddiq, amanah, tabligh dan fathanah dari buku paket atau referensi lain

Mencari ciri-ciri orang yang berperilaku siddiq, amanah, tabligh dan fathanah

Mengidentifikasi contoh sikap siddiq, amanah, tabligh dan fathanah

Tanya jawab Membahas

hikmah membiasakan berperilaku iddiq, amanah, tabligh dan fathanah

Membahas akibat orang yang tidak berprilaku siddiq, amanah, tabligh dan fathanah

Menyebutkan pengertian sifat siddiq, amanah, tabligh dan fathanah

Menyebutkan ciri-ciri siddiq, amanah, tabligh dan fathanah

Menunjukkan contoh sikap siddiq, amanah, tabligh, fathanah

Menyebutkan hikmah membiasakan berpe-rilaku iddiq, amanah, tabligh dan fathanah

Menunjukan contoh sikap siddiq, amanah, tabligh, fathanah dalam kehidupan sehari-hari

Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian Performance

6 jam

Buku paket Referensi lain Vcd tentang kisah nabi

7.2. Membiasakan akhlak yang baik dalam berteman dalam kehidupan sehari-hari.

Pengertian akhlak berteman

Contoh akhlak yang baik terhadap teman

Akibat akhlak tidak kepada teman

Mencari pengertian beradab islami kepada teman

Membaca referensi lain tentang adab berteman

Menunjukkan ciri-ciri orang yang beradap secara islami terhadap teman

mengisentifikasi contoh ciri-ciri orang yang beradap secara islami terhadap teman

Mencari beberapa contoh akibat tidak beradap secara islami terhadap teman

Menyebutkan kerugian tidak beradap secara islami

Mempraktikkan beradap secara islami terhadap teman

Menolong teman yang mendapat musibah

Memberi sedekah kepada teman yang membutuhka

Mengartikan adab islami kepada teman

Menyebutkan ciri-ciri orang yang ber-adap secara islami terhadap teman

Menyebutkan contoh ciri-ciri orang yang beradap secara islami terhadap teman

Menunjukkan akibat tidak beradap secara islami terhadap teman

Membiasakan beradap secara islami terhadap teman

Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian Performance

4 jam

Buku paket Lks Referensi lain

n 7.3. Menela

dani akhlak mulia 5 Rosul ulul azmi

Pengertian ulul azmi

5 rasul ulul azmi

Membaca kisah rasul ulul azmi dari buku cetak atau referensi lainnya

Mencari pengertian ulul azmi

Mengidentifikasi beberapa cobaan dan ujian dari Allah kepada rasul ulul azmi

Memahami sikap 5 rasul ulul ‘azmi dalam menghadapi ujian dan cobaan

Berdiskusi tentang rosul ulul azmi di depan teman-temannya

Menulis rangkuman kisah rasul ulul azmi

Menyebutkan pengertian rasul ulul azmi

Menyebutkan 5 rasul ulul azmi

Menjelaskan keteguhan iman 5 rosul ulul azmi

Menceritakan kisah 5 rosul ulul azmi

Menunjukkan contoh sikap seperti yang ada pada Rasul ulul azmi

Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian Performance

4 jam

Buku paket Referensi lain Daftar Nabi dan Rasul Vcd tentang kisah nabi

Standard Kompetensi : 8. Menghindari akhlak tercela.

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajar

an

Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi

Waktu

Sumber Belajar

1 2 3 4 5 6 7 8.1. Menghi

ndari sifat munafiq dalam kehidupan sehari-hari

Pengertian sifat munafiq

Ciri-ciri orang munafiq

Dampak negatif dari sifat munafiq

Keuntungan menjauhi sifat munafiq

Membaca buku referensi atau buku paket tentang sifat munafiq

Mencari pengertian munafiq

Membahas ciri-ciri orang munafiq

Mencari beberapa contoh sikap orang munafiq

Membahas dalil tentang ciri-ciri orang munafiq

Menghafal hadits tentang ciri-ciri orang munafiq

Berdiskusi tentang akibat sifat munafiq

Berdiskusi tentang hikmah menghindari perilaku munafiq

Merangkum tentang sifat munafik

Menyebutkan pengertian munafiq

Menyebutkan ciri-ciri orang munafiq

Menunjukkan contoh prilaku munafiq

Menyebutkan dalil tentang ciri-ciri orang munafiq

Menyebutkan dampak negatif dari sifat munafiq

Menyebutkan hikmah menghindari perilaku munafiq

Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian Performance

4 jam

Buku paket Lks Referensi lain

Wawancara bersama Wali Kelas IV

Foto bersama Wali kelas dan Murid

Kelas IV

Pembelajaran Bersangsung

Menyampaikan Materi

Menggunakan media Wayang

Bercerita Menggunakan

Wayang Kardus

Murid Mendengarkan

Cerita

Dokumentasi bersama

siswa kelas IV

Wawancara Siswa Siswi

Kelas IV