PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG ...
PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG KARDUS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL ITTIHAD
SKRIPSI
Ira Yanti
TPG.151685
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
PENERAPAN METODE BERCERITA DAN MEDIA WAYANG KARDUS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
DALAM PEMBELAJARAN AQIDAH AKHLAK PADA SISWA KELAS IV MADRASAH IBTIDAIYAH
NURUL ITTIHAD
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1)
Ira Yanti
TPG 151685
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2019
vi
MOTTO HIDUP
م و ي ال و جو هللا ر ان ي ن ك م ة ل ن س ة ح و س أ ول هللا س م في ر ك ان ل د ك ق ال ير ث ك ر هللا ك ذ ر و خ اآل
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
vii
PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. Taburan cinta dan kasih saying-MU telah memberikanku kekuatan. Dan yang telah memberkahi setiap langkah, mengabulkan setiap
do’a dan memberikan karunia yang luar biasa. Hingga sampai pada hari ini
Hari dimana ujung pendakian telah ku lalui dimana kuraih seberkas harapan untuk menuju masa depan
Telah kuperoleh rasa yang pernah ku harapkan, ini bukanlah akhir dari perjuanganku, dan akan ada seribu mimpi lagi yang akan ku raih.
Untuk keluargaku tercinta, Kupersembahkan karya kecil ini…….
Terimakasih untuk Ayah tercinta Ahmad Basri dan Ibu tercinta Poniah atas segala pengorbanannya, dan telah memberikan dukungan morif maupun materi serta do’a yang luar biasa tiada hentinya demi meraih Kesuksesanku, karna tiada kata setelah do’a yang terucap
dari kedua orang tuaku. Sehingga mimpi dan harapan ini dapat terwujud.
Terimakasih juga untuk Adek tercinta Salvia dan Fajrina Khumairah yang selalu memberi do’a dan semangat agar dapat menyelesaikan pendidikan ini, kalian adalah obat pelipur lara
hatiku, yang selalu menghiburku dalam keadaan apapun.
Terimakasih kepada sahabatku Sumasti Agus Tina S.Pd, Uswatun Chasanah, Rini Ade Fitria, Nadia Yeni Fatmala, Septiya Nur, Nurharida yang selalu menemani ketika suka dan duka
selalu memberi semangat ketika jatuh, dan untuk tulusnya persahabatan yang terjalin. “Tanpamu teman aku tak pernah berarti”
Ucapan terimakasih ini saya persembahkan juga untuk PGMI B 2015 atas solidaritas yang luar biasa, sehingga 4 tahun ini menjadi lebih berarti, tak lupa pula kepada sahabat seperjuangan Posko 3 mandiangin dan sahabat PPL MI Nurul Ittihad kota jambi.
Buat seseorang yang masih menjadi rahasia Illahi,
Semoga keyakinan dan takdir ini terwujud, insya allah jika jodohnya kita bisa bertemu di waktu yang tepat atas ridho dan izin Allah SWT.
Untuk ribuan tujuan yang harus di capai, untuk jutaan impian yang akan di kejar,
Untuk sebuah pengharapan, agar hidup jauh lebih bermakna.
Hidup tanpa mimpi ibarat arus sungai mengalir tanpa tujuan.
Teruslah belajar, berusaha dan berdo’a untuk menggapainya.
Jatuh berdiri lagi. Kalah mencoba lagi. Gagal bangkit lagi.
Never Give Up !!
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berkat Rahmat dan Ridho-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Laporan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) ini dengan baik. Pelaksanaan penulisan ini merupakan salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam bidang Ilmu Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi, penelitian ini berjudul “Penerapan Metode Bercerita dan Media Wayang
Kardus Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Sswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak
Kelas IV MI Nurul Ittihad”.
Penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat terwujud berkat bantuan dan
jasa dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr.H. Hadri Hasan, M.A, Selaku Rektor UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dra. Hj. Armida, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Drs. Mahluddin, M.Pd.I selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sultan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Dr.H. Lukman Hakim M.Pd.I, dan Ibu Nasyriah Siregar M.Pd.I selaku
pembimbing I dan II yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing saya
dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi yang telah memberikan pengetahuan penulis.
6. Bapak Samsul Qamar S.Pd.I Kepala Sekolah MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
7. Bapak Toni Kausari S.Pd.I selaku wali kelas IV di MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
8. Majelis guru dan karyawan serta para siswa kelas IV MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
9. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan motivasi yang tiada henti-hentinya hingga
menjadi kekuatan pendorong bagi penulis dalam penyelesaian Skripsi ini.
10. Sahabat-sahabat seangkatan dan senasib seperjuangan dengan peneliti, semangat dan
motivasi dari kalian semua sangat membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.
x
ABSTRAK
Nama :Ira Yanti
Jurusan :Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul :Penerapan Metode Bercerita Dan Media Wayang Kardus Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Ittihad Skripsi ini membahas tentang Penerapan Metode Bercerita dan Wayang Kardus untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa Kelas IV MI Nurul Ittihad.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar anak dalam pembelajaran Aqidah Akhlak did kelas IV Nurul Ittihad dengan penerapan menggunakan metode bercerita dan media wayang. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Clasroom Action Research). Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV MI Nurul Ittihad, sedangkan objek penelitian adalah menerapkan metode bercerita menggunakan media wayang kardus untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus dan melalui empat tahapan 1) perncanaan 2) pelaksanaan 3) observasi 4) refleksi. Data diperoleh dari observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif yang diperkuat dengan pendekatan kuantitatif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode bercerita menggunakan media wayang kardus dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran Aqidah Akhlak. Peningkatan aktifitas belajar siswa dapat di ukur dari siklus 1 dan siklus 2, nilai aktifitas belajar siswa pada siklus 1 sebesar 66%, siklus 2 sebesar 80%. Sedangkan observasi guru siklus 1 sebesar 63,3%, siklus 2 sebesar 75% ( Sudah Mencapai KKM). Dan hasil motivasi belajar siswa siklus 1 sebesar 73%, sedangkan siklus 2 sebesar 75%. Dengan demikian hasil penelitian MI Nurul Ittihad telah tercapai dengan baik.
Kata Kunci : Metode bercerita dan media wayang kardus
xi
ABSTRACT
Name : Ira Yanti
Department : Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education (PGMI)
Title :Application of Storytelling Method and Cardboard Puppet Media to Increase Learning Motivation in Aqidah Akhlak Learning in Class IV Students of MI Nurul Ittihad
This thesis discusses the Application of Storytelling and Cardboard Puppet Methods to Increase Student Learning Motivation in Aqidah Akhlak Learning in Class IV Students of MI Nurul Ittihad.
The purpose of this study was to determine the increase in children's learning motivation in learning Aqidah Akhlak in class IV Nurul Ittihad by applying using storytelling methods and puppet media. This research is Clasroom Action Research. The subject of this study was fourth grade students of M I Nurul Ittihad, while the object of t he research was applying the method of storytelling using puppet cardboard media to increase students' learning motivation in learning Aqidah Akhlak. This research was conducted in 2 cycles and through four stages 1) planning 2) implementation 3) observation 4) reflection. Data obtained from observation, interviews and documentation. Data analysis was carried out using a qualitative approach that was reinforced by a q uantitative approach consisting of data reduction, data presentation, conclusion drawing or verification. The results of the study show that the method of storytelling using puppet cardboard media can increase students' learning motivation in learning Aqidah Akhlak. Increased student learning activities can be measured from cycle 1 and cycle 2, the value of student learning activities in cycle 1 is 66%, cycle 2 is 80%. While the first cycle teacher observation is 63.3%, cycle 2 is 75% (Already Achieved KKM). And the results of cycle 1 student motivation were 73%, while cycle 2 was 75%. Thus the results of MI Nurul Ittihad's research have been achieved well.
Keyword : Strorytelling method and carboard puppet media
xii
DAFTAR ISI
NOTA DINAS ......................................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... v
MOTTO ................................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
ABSTRACT ........................................................................................................... xi
DAFTAR ISI......................................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 3
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 3
D. Perumusan Masalah ..................................................................................... 3
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II KAJIAN TEORI
A. Metode Bercerita .......................................................................................... 6
1. Pengertian Metode Bercerita.................................................................. 6
2. Tujuan Metode Bercerita ....................................................................... 7
3. Fungsi Metode Bercerita ........................................................................ 8
4. Teknik-teknik Bercerita ......................................................................... 8
5. Pelaksanaan Metode Bercerita ............................................................... 9
6. Karakteristik Metode Bercerita ............................................................ 10
B. Media Pembelajaran dengan Media Wayang Kardus ................................ 11
xiii
C. Motivasi Belajar ......................................................................................... 13
1. Pengertian Motivasi ............................................................................. 13
2. Jenis-Jenis Motivasi ............................................................................. 15
D. Pembelajaran Aqidah Akhlak .................................................................... 16
E. Ruang Lingkup Aqidah Akhlak ................................................................. 19
F. Kerangka Berfikir ...................................................................................... 21
G. Studi Relevan ............................................................................................. 22
H. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian........................................................................................... 24
B. Setting dan Subjek Penelitian .................................................................... 25
C. Prosedur Umum Penelitian ........................................................................ 26
D. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 26
E. Teknik Analisis Data.................................................................................. 30
F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)........................... 31
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambar Umum Lokasi Penelitian .............................................................. 32
1. Sejarah Sekolah/Madrasah ................................................................... 32
2. Data Umum Madrasah ......................................................................... 33
3. Visi dan Misi Sekolah/Madrasah ......................................................... 33
4. Kurikulum Madrasah ........................................................................... 34
5. Struktur Organisasi MIS Nurul Yaqin ................................................. 36
6. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ..................................... 37
7. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................................ 41
B. Deskripsi Data ............................................................................................ 44
1. Kegiatan Prasiklus ............................................................................... 44
2. Hasil Siklus I ....................................................................................... 46
a. Tahap Perencanaan ........................................................................ 46
b. Tahap Pelaksanaan ......................................................................... 47
c. Tahap Observasi............................................................................. 55
d. Refleksi Siklus I ............................................................................. 61
xiv
3. Hasil Siklus II ...................................................................................... 62
a. Tahap Perencanaan ........................................................................ 62
b. Tahap Pelaksanaan ......................................................................... 63
c. Tahap Observasi............................................................................. 67
d. Refleksi Siklus II............................................................................ 72
C. Analisis Data .............................................................................................. 73
D. Interprestasi Hasil Analisis Data ................................................................ 74
E. Pembahasan....................................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 80
B. Saran .......................................................................................................... 80
C. Penutup ..................................................................................................... 81
JADWAL PENELITIAN .................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Hasil aktivitas belajar siswa ...................................... 76
Gambar 4.2 Diagram hasil observasi guru................................................... 77
Gambar 4.3 Diagram hasil observasi motivasi siswa .................................. 78
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1Identitas Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad ............................................38
Table 4.2 Daftar Keadaan siswa MI Nurul Ittihad Kota Jambi ..............................41
Tabel 4.3 Data siswa MI NUrul Ittihad ..................................................................45
Tabel 4.4 Observasi Terhadap Aktivitas siswa pada siklus I..................................56
Table 4.5 Observasi Terhadap Lembar Observasi Guru pada siklus I ...................58
Table 4.6 Lembar Observasi motivasi belajar Siswa Siklus I ................................60
Table 4.7 Observasi Terhadap Aktivitas siswa pada siklus II ................................68
Table 4.8 Observasi Terhadap Lembar Observasi Guru pada siklus II ..................69
Table 4.9 Lembar Observasi motivasi belajar Siswa siklus II ................................71
Table 4.10 Presentasi hasil aktivitas belajar siswa .................................................75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang No 20 t ahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan
kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu
manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan. Guru
merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Baik atau
buruknya prilaku atau cara mengajar guru akan sangat mempengaruhi
citra pendidikan oleh sebab itu sumber daya guru ini harus di kembangkan
baik melalui pendidikan dan pelatihan dan kegiatan lain agar
kemampuannya lebih meningkat.
Pengertian umum seorang guru adalah seseorang yang berdiri di
depan kelas, mengajar mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan
tertentu kepada siswa yang datang untuk belajar. Guru memiliki peranan
yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran
yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar
bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya dalam pembelajran,
khususnya pembelajaran Aqidah Akhlak.
Pembelajaran Akidah Akhlak merupakan bagian dari
pembelajaran agama Islam yang mampu mengarahkan dan
menghantarkan peserta didik ke fitrah yang benar. Seseorang baru bisa
dikatakan memiliki kesempurnaan iman apabila dia memiliki budi pekerti
atau akhlak yang mulia. Oleh karena itu masalah akhlak merupakan salah
satu pokok ajaran Islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agam
Islam untuk diajarkan kepada anak didik. Hal tersebut mendapat perhatian
penuh dari guru, orang tua, serta pihak-pihak yang berkecimpung di
dalamnya. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam hendaknya
ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak-kanak
2
merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya. Banyak
sekali macam-macam metode yang dipergunakan guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Salah satu diantaranya adalah
metode bercerita. Metode bercerita adalah salah satu metode atau cara
yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi atau pesan yang di
sesuaikan dengan kondisi anak didik. Guru yang mampu memberi
informasi dalam penyampaian cerita akan menimbulkan semangat dan
minat belajar pada diri anak didik. Karena penggunaan metode yang
monoton akan menumbuhkan kebosanan pada anak didik, oleh sebab itu
metode bercerita salah satu variasi metode yang membantu guru dalam
menyampaikan materi pembelajaran dan dapat memberikan motivasi.
Motivasi adalah kekuatan yang menjadi pendorong/prilaku
individu, menunjukkan situasi dalam diri individu yang mendorong atau
menggerakkan individu untuk melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan. Motivasi terbentuk dari tenaga-tenaga yang bersumber dari dalam
dan luar individu, motivasi mempunyai dua fungsi yaitu untuk
mengarahkan prilaku dan mengaktifkan prilaku.
Fakta dilapangan menunjukkan bahwa banyak siswa Kelas IV
bersikap pasif ketika berlangsung pembelajaran dikelas, Selama
pembelajaran berlangsung siswa menjadi pendengar yang baik. Ketika
guru mejelaskan materi pelajaran kebanyakan mereka diam. Demikianpun
ketika guru memberikan pertanyaan, sebagian besar siswa diam tanpa
komentar. Apalagi ketika guru meminta agar siswa bertanya, merekapun
diam. Fakta ini dilatar belakangi karena siswa kurang diberikan strategi
pembelajaran yang memadai. Dan kurangnya guru memakai metode yang
menarik dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran yang sering digunakan
oleh guru kelas IV justru sering membuat siswa terlihat bingung dan
kurang memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru, oleh sebab
itu dalam proses pembelajaran di sekolah dibutuhkan kreativitas dan
keaktifan seorang pengajar dalam membuat strategi belajar mengajar
3
semenarik mungkin sehingga menimbulkan motivasi belajar siswa
khususnya materi aqidah akhlak.
Sebagaimana dijelaskan diatas bahwa proses belajar yang menarik
dan aktif adalah keinginan setiap praktisi pendidikan. Seorang guru dalam
sebuah proses belajar mengajar dituntut untuk menggunakan berbagai
metode yang menarik untuk menciptakan proses belajar yang kondusif.,
Dengan pembelajaran yang lebih menekankan pada keaktifan siswa
(Student Activity) diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar dan
dapat mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan
sebuah penelitian tindakan kelas dengan berfokus pada peningkatan
motivasi belajar siswa dalam bidang aqidah akhlak melalui kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode bercerita & media wayang
kardus.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, selanjutnya
dapat diidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut :
1. Guru selalu menggunakan metode ceramah setiap pembelajaran Aqidah
Akhlak.
2. Hasil belajar kurang maksimal karna pada pembelajaran kurang adanya
strategi dan metode yang menarik
C. Batasan Masalah
Untuk memenuhi penelitian dan membuat penelitian itu menjadi
efektif terarah dan dapat dikaji, maka perlu adanya pembatasan masalah.
Pembatasan masalah itu adalah Materi pelajaran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah materi pelajaran Aqidah Akhlak kelas IV dan
Penelitian di lakukan di MI Nurul Ittihad Kota Jambi.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang tersebut , maka dalam penelitian
ini penetiti da pat merumuskan fokus penelitian, yaitu Apakah penerapan
4
metode bercerita & media wayang kardus dapat meningkatkan motivasi
belajar d alam pembelajaran aqidah akhlak pada siswa Kelas IV MI
Nurul Ittihad?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, maka tujuan
penelitian tindakan kelas ini adalah: Mendeskripsikan penerapan metode
bercerita & media wayang kardus untuk meningkatkan motivasi belajar
dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada siswa Kelas IV did MI Nurul
Ittihad.
F. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi khazanah keilmuan :
1. Secara teoritis, penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
menghasilkan temuan-temuan mengenai strategi pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan metode bercerita & media wayang kardus pada
mata pelajaran Aqidah akhlak khususnya pada pokok bahasan meneladani
sifat terpuji Nabi dan Rosul pada siswa Kelas IVpada semester II tahun
pelajaran.
2. Secara praktis, penelitian tindakan kelas ini bisa bermanfaat bagi :
a. Guru Madrasah Ibtidaiyah
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam meningkatkan
kualitas pendidikan bidang aqidah akhlak pada siswa kelas IV melalui
implementasi strategi pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
metode bercerita & media wayang kardus, dan pada MI umumnya.
b. Siswa Madrasah Ibtidaiyah
Untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dan dapat
mempraktekkan dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan
metode bercerita & media wayang kardus khususnya materi Aqidah
Akhlak
c. Lembaga Madrasah Ibtidaiyah
5
Sebagai satu masukan atau solusi untuk mengetahui hambatan dan
kelemahan penyelenggaraan pembelajaran serta sebagai upaya untuk
memperbaiki dan mengatasi masalah-masalah pembelajaran yang
dihadapi di kelas, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
dengan harapan akan diperoleh hasil prestasi yang optimal demi kemajuan
lembaga sekolah.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Bercerita
1. Pengertian Metode Cerita
Depdiknas (2004: 12) m endefinisikan bahwa Metode bercerita
adalah cara bertutur kata penyampaian cerita atau memberikan penjelasan
kepada anak secara lisan, dalam upaya mengenalkan ataupun memberikan
keterangan hal baru pada anak. Metode bercerita ini cenderung lebih
banyak digunakan, karena anak anak didik biasanya senang jika
mendengarkan cerita dari guru. Agar bisa menarik minat anak untuk
mendengarkan, tentunya cerita yang dibawakan harus tepat sesuai dengan
usia anak dan memuat nilai-nilai moral yang hendak disampaikan oleh
guru kepada anak. Penerapan metode bercerita pada anak, berdasarkan
kemampuan yang diharapkan mencapai beberapa pengembangan seperti
bahasa, moral, social emosional dan dapat memberikan pengetahuan atau
informasi baru bagi anak setelah anak mendengarkan cerita.
Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya
suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan
dalam mencapai suatu tujuan hal ini dikemukakan oleh Fadillah
(2012:161). Metode pembelajaran ialah suatu cara atau sistem yang
digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar anak didik dapat
mengetahui, memahami, mempergunakan dan menguasai bahan pelajaran
tertentu. Dalam pendidikan penggunaan m etode pembelajaran sangat
diperlukan, sebab dapat berpengaruh dalam mencapai keberhasilan
pembelajaran.
Tarigan (1981:35) menyatakan bahwa cerita merupakan salah satu
keterampilan berbicara yang bertujuan untuk memberikan informasi
kepada orang lain. Dikatakan demikian karena bercerita termasuk dalam
situasi informatif yang ingin membuat pengertian atau makna dengan
jelas. Dengan bercerita seseorang dapat menyampaikan suatu informasi
kepada orang lain.
7
Tokoh lain berpendapat bercerita adalah sesuatu yang
mengisahkan tentang perbuatan atau kejadian dan disampaikan secara
lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada
orang lain menurut Bachtiar (2005:10). Dari beberapa pendapat di atas
penulis dapat menyimpulkan metode bercerita merupakan salah satu
pemberian rangsangan pengalaman belajar bagi anak dengan
membawakan cerita secara lisan. Metode yang penulis pakai disini metode
cerita yang menceritakan tentang kisah atau kejadian dan disampaikan
secara langsung menggunakan media agar anak dapat mencontoh
perbuatan baik yang terdapat dalam cerita tersebut, dan bisa dgunakan
dalam kehidupan anak sehari-hari.
2. Tujuan Metode Bercerita
Kegiatan bercerita merupakan salah satu cara yang ditempuh guru
untuk memberikan pengalaman belajar agar anak memperoleh penguasaan
isi cerita yang disampaikan lebih baik.
Menurut Moeslichatoen (2004:170) tujuan kegiatan bercerita bagi anak
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan informasi atau menanamkan nilai-nilai sosial, moral dan
keagamaan, pemberian informasi tentang lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Anak menyerap pesan-pesan yang dituturkan
melalui kegiatan bercerita.
2. Anak mampu mendengarkan dengan seksama terhadap apa yang
disampaikan oleh orang lain. Anak dapat bertanya apabila tidak
memahaminya.
3. Anak dapat menjawab pertanyaan.
4. Anak dapat menceritakan dan mengekspresikan terhadap apa yang
didengarkan dan diceritakannya,sehingga hikmah dari isi cerita dapat
dipahami dan lambat laun didengarkan, diperhatikan, dilaksanakan dan
diceritakannya pada orang lain.
8
3. Fungsi Metode Bercerita
Metode bercerita dapat menjadikan suasana belajar menyenangkan
dan menggembirakan dengan penuh dorongan dan motivasi sehingga
pembelajaran yang disampaikan dapat dengan mudah dipahami oleh anak.
Tampubolon (1991:50) menjelaskan bahwa bercerita kepada anak
memainkan peranan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan
kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan
pikiran anak. Dengan demikian, fungsi kegiatan bercerita bagi anak
adalah memberikan stimulasi pada aspek perkembangan anak. Pendapat
diatas menegaskan bahwa metode bercerita dapat membantu
mengoptimalkan kemampuan mengungkapkan bahasa, dengan menambah
perbendaharaan kosa kata, kemampuan mengucapkan kata-kata, melatih
merangkai kalimat sesuai tahap perkembangannya, dan selanjutnya anak
dapat mengekspresikan dirinya.
4. Teknik-teknik Bercerita
Suatu kisah sebaiknya diberikan secara menarik dan membuka
kesempatan bagi anak untuk bertanya dan memberikan tanggapan setelah
guru selesai bercerita. Cerita akan lebih bermanfaat jika dilaksanakan
sesuai dengan minat, kemampuan dan kebutuahan anak. Ada beberapa
teknik bercerita yang dapat dipergunakan antara lain dapat membaca
langsung dari buku, m enggunakan ilustrasi dari buku, g ambar,
menggunakan papan flanel, menggunakan boneka, bermain peran dalam
suatu cerita.
a. Membaca Langsung Dari Buku Cerita, Teknik bercerita dengan
membacakan langsung itu sangat bagus bila guru mempunyai puisi
atau prosa itu di bacakan kepada anak didik. Ukuran kebagusan puisi
atau prosa itu terutama ditekankan pada pesan-pesan yang
disampaikan yang dapat ditangkap anak: memahami perbuatan itu
salah dan perbuatan ini benar, atau hal ini bagus dan hal itu jelek, atau
kejadian itu lucu, kejadian itu menarik, dan sebagainya.
9
b. Bercerita dengan Menggunakan Ilustrasi Gambar dari Buku, Bila cerita
yang disampaikan kepada anak selalu panjang dan terinci dengan
menambahkan ilustrasi gambar dari buku yang dapat menarik perhatian
anak, maka teknik bercerita ini akan berfungsi dengan baik.
Mendengarkan cerita tanpa ilustrasi gambar menuntut pemusatan
perhatian yang lebih besar dibandingkan bila anak mendengarkan cerita
dari buku be rgambar.Untuk menjadi seorang yang dapat bercerita
dengan baik guru memerlukan persiapan dan latihan. Penggunaan
ilustrasi gambar dalam bercerita dimaksudkan untuk memperjelas
pesan-pesan yang dituturkan, dan untuk mengikat perhatian anak pada
jalannya cerita.
Bercerita yang penulis terapkan dalam penelitian ini yakni
bercerita menggunakan ilustrasi gambar, supaya anak lebih cepat
dalam memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan
menarik minat siswa dalam mengikuti pembelajaran khususnya pada
materi meneladani sifat terpuji nabi & rosul.
5. Pelaksanaan Metode Bercerita
Sesuai dengan tema dan tujuan langkah pelaksanaan dalam bercerita
yaitu:
a) Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan anak.
b) Mengatur tempat duduk agar dapat mendengarkan dengan intonasi
yang jelas.
c) Pembukaan kegiatan bercerita, guru menggali pengalaman-pengalaman
anak sesuai dengan tema cerita.
d) Menggunakan alat peraga/media untuk menarik perhatian dan
menetapkan rancangan cara-cara bertutur yang dapat menggetarkan
perasaan anak.
e) Penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang berkaitan dengan isi cerita.
10
6. Karakteristik Metode Cerita
Membacakan cerita memiliki peran besar dalam menarik perhatian
anak dan kesadaran otaknya, karena didalam cerita ada kesenangan
sehingga cerita bisa menjadi salah satu media sekaligus metode yang
penting bagi pendidikan akhlak. Baik itu yang berbentuk buku, k aset
ataupun film.Semua itu bisa dijadikan sarana untuk menanamkan akhlak
mulia bagi anak. Para ahli psikologi anak sering menganjurkan para ibu
untuk bercerita sebelum tidur kepada anak.Karena bercerita sebelum tidur
membuat ingatan anak menjadi kuat, cerita tersebut terekam kuat dalam
memorinya, dan tertanam disana saat anak sedang tidur. Pernyataan ini
semakin membuktikan bahwa membacakan cerita bisa dijadikan sarana
dan metode dalam pendidikan akhlak. Satu hal yang harus diperhatikan,
yaitu dalam memilih cerita yang tepat yang sesuai dengan usia anak, dan
waktu saat diceritakannya. Tinggalkan cerita-cerita yang tidak
mengandung manfaat. Buku cerita bergambar sangat berpengaruh pada
jiwa anak, bahkan lebih berpengaruh dari pada buku cerita tanpa gambar.
Cerita mendorong anak bukan saja senang menyimak cerita, tetapi
juga senang bercerita atau berbicara. Anak belajar tentang cara berdialog
dan bernarasi dan terangsang untuk menirukannya. Kemampuan untuk
mempraktekkan terdorong karena cerita dan negosiasi, pola tindak dan
tutur yang baik seperti menyuruh, melarang, berjanji, mematuhi larangan
dan memuji. Anak membutuhkan cerita karena beberapa hal :
1. Anak membangun gambaran-gambaran mental pada saat guru
mendengarkan kata-kata yang melukiskan kejadian.
2. Anak memperoleh gambaran yang beragam sesuai dengan latar
belakang masing-masing.
3. Anak memperoleh kesempatan menangkap imajenasi. Ada
beberapa alasan mengapa metode cerita dianggap efektif dalam
memberikan pendidikan kepada anak. Cerita pada umumnya lebih
berkesan daripada nasehat, sehingga pada umumnya cerita terekam
jauh lebih kuat dalam memori manusia. Melalui metode cerita &
11
media wayang kardus anak di ajarkan mengambil hikmah yang ada
dalam cerita. Penggunaan metode bercerita akan membuat anak
lebih nyaman daripada di ceramahi dengan nasehat.
B. Media Pembelajaran Dengan Wayang Kardus
Salah satu kriteria yang sebaiknya digunakan dalam pemilihan
media adalah dukungan terhadap isi bahan pembelajaran dan kemudahan
memperolehnya. Apabila media yang sesuai belum tersedia maka guru
berupaya untuk mengembangkannya sendiri (Arsyad, 2011: 105).
Menurut Daryanto (2010: 19) media pembelajaran dapat diklasifikasikan
berdasarkan karakteristik jenis media, yaitu sebagai berikut.
1. Media pembelajaran dua dimensi
Media dua dimensi, adalah sebutan umum untuk alat peraga yang
hanya memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang
datar. Media pembelajaran dua dimensi meliputi grafis, media bentuk
papan, dan media cetak yang penampilan isinya tergolong dua dimensi.
2. Media pembelajaran tiga dimensi.
Media pembelajaran t iga dimensi ialah sekelompok media
proyeksi yang penyajiannya secara visual tiga dimensional yang dapat
berwujud sebagai benda asli baik hidup maupun benda mati, dan dapat
pula berwujud sebagai tiruan yang mewakili aslinya, yang termasuk
dalam media pembelajaran tiga dimensi adalah belajar be nda
sebenarnya m elalui widya wisata, belajar benda sebenarnya melalui
specimen, belajar melalui media tiruan, peta timbul, dan boneka. Hingga
saat ini, telah banyak media pembelajaran yang diciptakan dan kemudian
dikembangkan guna meningkatkan keberhasilan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti memilih media
wayang kardus sebagai salah satu media pembelajaran khususnya
pelajaran bahasa Prancis. Pemilihan media ini dinilai mengandung unsur
seni budaya yang sudah melekat pada kesenian tradisional di Indonesia,
khususnya di pulau Jawa. Selain itu pemilihan media ini dimodifikasi
12
sedemikian rupa agar tetap menarik siswa dan memotivasi siswa dalam
pembelajaran.
Seni pewayangan merupakan salah satu bentuk seni budaya klasik
tradisional bangsa Indonesia yang telah berkembang sejak dahulu dan
merupakan salah satu warisan budaya bagi bangsa Indonesia.
Pertunjukkan wayang juga dahulunya merupakan salah satu cara para wali
menyebarkan pengaruh Islam di Indonesia. Para wali menciptakan
wayang dan alat-alat pewayangan dengan maksud mendakwahkan Islam.
Dalam hal ini dapat diartikan bahwa wayang adalah salah satu media para
wali mengajarkan ajaran islam melalui cerita-cerita dari tokoh-tokoh yang
diangkat dalam pewayangan sebagai penggambaran tokoh yang dapat
dijadikan tauladan yang baik bagi para pendengarnya. Di Indonesia
wayang dikenal dengan macam-macam bentuknya, seperti wayang kulit,
wayang wong, wayang Purwa, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, wayang
kardus merupakan media yang dibuat dengan konsep wayang dan
menggunakan kardus.
Media wayang kardus merupakan salah satu contoh media
pembelajaran dua dimensi dalam kategori media tradisional yang
berbentuk media visual karena bentuknya merupakan gambar atau foto
sebagai wujud tokoh wayang. Selain itu media wayang kertas termasuk
dalam media permainan karena terdapat simulasi atau pemeragaan dalam
memainkan wayang kertas. Media wayang kardus juga merupakan media
yang digunakan dengan tujuan untuk sebuah demonstrasi (pada kerucut
pengalaman Dale), yaitu percontohan atau untuk sebuah pertunjukan.
Pada pembelajaran bahasa, guru dihadapkan pula pada suatu kompetensi
yang memerlukan suatu peragaan. Misalnya pada kompetensi “bercerita
dengan alat peraga” dapat dikembangkan melalui kegiatan peragaan
dengan menghadirkan wayang atau boneka yang digunakan untuk
menceritakan suatu kisah sebagai medianya. Cara tersebut merupakan
wujud dari cara demonstrasi (Suryaman, 2012: 130).
13
Berdasarkan kajian teori yang ada media wayang kardus yang di
padukan dalam metode cerita yang penulis gunakan yaitu bercerita
tentang kisah sifat terpuji Nabi dan Rosul yang akan di gunakan dalam
pembelajaran Akidah Akhlak dan dapat memberikan motivasi anak dalam
mengikuti pembelajaran, karna dengan adanya metode dan media akan
membuat minat anak dalam belajar sangat meningkat.
Media wayang yang akan penulis tampilkan pada kelas IV yaitu
media dua dimensi, wayang yang terbuat dari kardus menggunakan bahan
yang sudah tidak terpakai lagi. Cerita tersebut berisi tentang kisah-kisah
terpuji dari nabi Muhammad SAW disini akan menceritakan tentang
kesabaran nabi.
C. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi berasal dari kata latin "movere" yang artinya
bergerak. Adapun pengertian mengenai motivasi menurut para ahli, antara
lain : menurut Teaven dan Smith konstruksi yang mengaktifkan dan
mengarahkan prilaku dengan memberi dorongan atau daya pada
organisme untuk melakukan suatu aktivitas. Menurut Chauhan motivasi
adalah suatu proses yang menimbulkan aktivitas pada organisme sehingga
terjadi suatu prilaku. Wordworth mengggunakan istilah Drive atau
mativasi adalah suatu kanstruksi dengan tiga karakteristik yaitu intensitas,
arah dan persisten. Artinya motivasi dengan intensitas yang cukup akan
memberikan arah kepada individu untuk melakukan sesuatu secara tekun
dan secara terus menerus. Menurutnya motivasi digolongkan menjadi dua
hagian, pertama, Orgcrraik needs (kebutuhan vital, seperti : makan,
minum, dan lain lain). Kedua, Emergency motives, ditirnbulkan karena
suatu kebutuhan yang harus terpenuhi dan tergantung pula pada keadaan
lingkungan.
Menurut Eysenk dan kazvankatuan motivasi dirumuskan sebagai
suatu proses yang menentukan suatu tingkatan kegiatan, intensitas,
14
konsistensi, serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan
konsep yang rumit dan berkaitan dengan konsep-konsep seperti minat,
bakat, konsep diri, sikap dan sebagainya. Menurut Maslow motivasi suatu
proses tingkah laku manusia yang dibangkitkan dan diarahkan oleh
kebutuhan tertentu seperti harga diri diantaranya. David McClelland,
Abraham Maslow, Wan dan Brown seperti dikutip oleh Wahjosumidjo
(1983), bahwa motivasi adalah suatu proses psikologis yang
mencerminkan interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi dan kepuasan
yang terjadi pada diri seseorang (Kosasih, 2004).
Menurut McDonald motivasi ialah suatu perubahan energy di
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afek-tif dan
reaksi untuk mencapai tujuan. Dilihat dari komponennya motivasi
memiliki dua komponen, yaitu : komponen dalam (Inner Component) dan
komponen luar (Outer Component). Komponen dalam ialah perubahan di
dalam diri seseorang, keadaan tidak puas, ketegangan atau kecemasan
psikologis (Anxiety Of Psychology). Komponen luar adalah apa yag di
inginkan seseorang, tujuan yang menjadi arah perbuatannya (Hamalik,
2002).
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli diatas penulis
menyimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu kekuatan (Power),
tenaga (Forces), serta daya (Energy), atau suatu keadaan yang sangat
kompleks (A Complex State) dan kesiapsedian (Preparatory Set), dalam
diri individu untuk bergerak (To A-love, Alotion, Motive) kearah tujuan
tertentu, baik disadari atau tidak disadari dan dalam hal ini mengenai
semua aspek. Motivasi tersebut timbul dan tumbuh dari dalam diri
individu (Instrinsik) dan dari luar diri individu (Ekstrinsik). Maka
motivasi belajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak
yang ada dalam diri siswa untuk melakukan perubahan prilaku. Artinya
dalam kegiatan belajar, siswa akan menganggap belajar adalah sebuah
keseluruhan dan mencapai tujuan.
15
2. Jenis - Jenis Motivasi
Salah satu fungsi pengajaran adalah memberikan motivasi kepada
siswa agar mereka bisa melaksanakan tugas - tugasnya dengan sebaik
mungkin secara efektif dan produktif. Adapun mengenai motivasi terbagai
menjadi dua macam, yaitu : motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
a. Motivasi Instrinsik (Instrinsic Motivation
Motivasi Instrinsik adalah motif- motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dengan kata
lain motivasi intrinsik adalah motivasi atau dorongan yang timbul dari
dalam diri siswa sendiri, misalnya keinginan untuk mendapatkan
keterampilan tertentu, keinginan untuk beramal, keinginan untuk
menguasai nilai - nilai yang terkandung dalam pelajaran yang
diajarkan, bukan karena keinginan lain seperti mendapat pujian,
hadiah, nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
b. Motivasi Ekstrinsik (Ekstrinsic Motivation)
Motivasi ekstrinsik merupakan kebalikan dari motivsi instrinsik.
Motivsi ekstrinsik adalah dorongan yang aktif yang muncul karena
adanya faktor perangsang dari luar, misalnya diakui, dipuji, diberi
hadiah, dicela, dan sebagainya semuanya berpengaruh terhadap sikap
dan prilaku siswa dalam proses belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik
bukan berarti motivsi yang tidak diperlukan dan tidak baik dalam
pendidikan. Motivsi ekstrinsik diperlukan agar anak didik mau belajar.
Berbagai macam cara bisa dilakukan agar anak didik termotivasi untuk
belajar. Guru yang berhasil adalah guru yang bisa membangkitkan
minat siswa. Karena itu, guru harus bisa dan pandai menggunakan
motivasi ekstrinsik ini dengan akurat dan benar dalam menunjang
proses interaksi edukatif di kelas (Djamarah, 2002).
Bila seseorang telah memiliki motivasi instrinsik dalam dirinya,
maka ia secara sadar akan melakukan suatu kegiatan yang tidak
memerlukan motivsi dari luar dirinya. Dalam aktivitas belajar, motivasi
16
instrinsik sangat dibutuhkan.Seseorang yang tidak memiliki motivasi
instrinsik sulit sekali melakukan ak-tivits belajar secara terus menerus.
Perlu ditegaskan, bahwa anak didik yang memiliki motivasi instrinsik
cenderung akan menjadi orang yang terdidik, berpengetahuan,
memiliki keahlian tertentu dan gemar belajar.
Sesuatu dapat menjadi penguat belajar seseorang apabila dia,
benar-benar mempunyai, motivasi untuk belajar sesuatu. Dengan kata
lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa di lingkungan anak yang
dapat memperkuat perbuatan belajar. Peran motivasi dalam
memperjelas tujuan belajar erat kaitannya, dengan kemaknaan belajar.
Anak akan tertarik belajar sesuatu, jika yang di pelajari itu sedikitnya
sudah dapat di ketahui atau dinikmati manfaatnya bagi anak.
Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu, akan
berusaha mempelajarinya dengan baik. Dalam hal itu, tampak bahwa
motivasi untuk belajar menyebabkan seseorang tekun belajar.
D. Pembelajaran Aqidah akhlak
Pembelajaran Akidah Akhlak Pembelajaran merupakan proses
komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai
pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid.
Konsep pembelajaran menurut Corey adalah suatu proses dimana
lingkungan seseorang disengaja dikelola unt uk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan
subset khusus dari pendidikan. Peranan guru bukan semata-mata
memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan memberi
fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai.
Proses pembelajaran merupakan proses yang mendasar dalam
aktivitas pendidikan disekolah. Dari proses pembelajaran tersebut siswa
memperoleh hasil belajar yang merupakan hasil dari suatu interaksi tindak
belajar yaitu mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan
17
mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa.
Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guruuntuk
mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningkatkan
kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Proses
pembelajaran aktivitasnya dalam bentuk interaksi belajar mengajar dalam
suasana interaksi edukatif , yaitu interaksi yang sadar akan tujuan, artinya
interaksi yang telah dicanangkan untuk suatu tujuan tertentu setidaknya
adalah pencapaian tujuan intruksional atau tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan pada suatu pelajaran.
Menurut bahasa, aqidah berasal dari bahasa arab, ‘aqada-ya qidu-
uqdatan wa ‘aqidatan , artinya ikatan atau perjanjian, maksudnya susuatu
yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani terikat kepadanya. Akidah
biasanya dirumbuhkan dengan istilah iman yaitu “ sesuatu yang diyakini
dalam hati, diucapkan dengan lisan dan diamalkan dengan anggota
tubuh”.
Akhlak adalah sifat yang ada dalam jiwa seseorang yang berkaitan
dengan perbuatan manusia dan dapat disifati baik buruknya untuk
kemudian memilih melakukan atau meninggalkannya. Dengan demikian,
dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan manifestasi iman, islam, dan
ihsan yang merupakan refleksi sifat dan jiwa secara spontan yang terpola
pada diri seseorang sehingga dapat melahirkan prilaku secara konsisten
dan tidak tergantung pada pertimbangan tertentu Allah SWT sang
pencipta dan pengatur alam semesta dengan kemaha kuasaannya.
E. Ruang Lingkup Ajaran Akhak
Menurut Moh Rifai Ruang lingkup ajaran akhlak adalah sama
dengan ruang lingkup ajaran islam itu sendiri,khususnya yang berkaitan
dengan pola hubungan. Akhlak dalam ajaran islam mencakup berbagai
aspek, dimulai akhlak terhadap Allah, hingga sesama makhluk (manusia,
18
binatang, tumbuh tumbuhan, dan benda-benda tak bernyawa). Lebih
jelasnya dapat disimak paparan berikut :
a. Akhlak terhadap Allah
Akhlak terhadap Allah Swt dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk,
kepada Tuhan sebagai Khaliq. Sikap atau perbuatan tersebut memiliki
ciri ciri perbuatan akhlaki sebagaimana telah dijelaskan diatas. Abudin
Nata Menyebutkan sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa
manusia perlu berakhlak kepada Allah, yaitu:
Pertama karena Allah yang telah menciptakan manusia. Dia
menciptakan manusia dari air yang ditumpahkan ke luar antara tulang
punggung dan tulang rusuk. Dalam ayat lain Allah mengatakan manusia
diciptakan dari tanah yang kemudian diproses menjadi benih yang
disimpan dalam tempat yang kokoh. Setelah itu menjadi segumpal darah,
segumpal daging, dijadikan tulang dan dibalut dengan daging, dan
selanjutnya diberi roh. Dengan demikian, sudah sepantasnya manusia
berterima kasih kepada yang menciptakannya.
Kedua, karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca
indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari,
disamping anggota badan yang kokoh d an sempurna. Perlengkapan itu
diberikan kepada manusia agar manusia mampu mengembangkan ilmu
pengetahuan. Penglihatan dan pendengaran adalah sarana observasi,yang
dengan bantuan akal mampu untuk mengamati dan mengartikan
kenyataan empiris ini akan mengarahkan manusia bersyukur kepada
pencipta-Nya. Bersyukur berarti memanfaatkan perlengkapan panca
indera tersebut menurut ketentuan-ketentuan yang telah digariskan Allah
Swt.
Ketiga, karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan
sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan
makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara binatang ternak
dan sebagainya.
19
Keempat, Allah yang telah memuliakan manusia dengan
diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan. Maka, dengan
kemampuan yang Allah Swt berikan kepada manusia, seharusnya dapat
dimanfaatkan untuk kemaslahatan umat manusia, bukan untuk melakukan
kerusakan dan menimbulkan mudharat (bahaya) kesemua orang. Meski
Allah telah memberikan berbagai kenikmatan kepada manusia
sebagaimana disebutkan diatas, bukan lah menjadi alasan Allah perlu
dihormati, bagi Allah, dihormati atau tidak, tidak akan mengurangi
kemuliaan-Nya. Akan tetapi sebagai makhluk ciptaan-Nya, sudah
sewajarnya manusia menunjukkan sikap akhlak yang pantas kepada Allah.
b. Akhlak terhadap Sesama Manusia
Banyak sekali rincian yang dikemukakan Al Qur’an berkaitan
dengan perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal ini
bukan hanya dalam bentuk larangan melakukan hal hal negatif seperti
membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang
benar, melainkan juga kepada sikap tidak menyakiti hati dengan jalan
menceritakan aib seseorang di belakangnya, tidak peduli aib itu benar atau
salah.
Disisi lain Al qur’an menekankan bahwa setiap orang hendaknya
melakukan perbuatan secara wajar. Tidak masuk kerumah orang lain
tanpa izin, jika bertemu saling mengucapkan salam, dan ucapan yang
dikeluarkan adalah yang baik. Setiap ucapan yang diucapkan adalah
ucapan yang benar, jangan mengucilkan seseorang atau kelompok lain,
tidak wajar pula berprasangka buruk tanpa alasan, atau menceritakan
keburukan seseorang, dan menyapa atau memanggilnya dengan sebutan
buruk. Selanjutnya yang melakukan kesalahan hendaknya dimaafkan,
pemaafan ini hendaknya disertai dengan kesadaran bahwa yang
dimaafkan berpotensi pula melakukan kesalahan. Selain itu pula
dianjurkan agar menjadi orang yang pandai mengendalikan nafsu amarah.
c. Akhlak Terhadap Lingkungan yang dimaksud dengan lingkungan
disini adalah segala sesuatu yang disekitar manusia, baik binatang,
20
tumbuh-tumbuhan atau pun benda-benda tak bernyawa. Pada dasarnya
akhlak yang diajarkan Al Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari
fungsi manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan menuntut adanya
interaksi manusia dengan sesamanya dan terhadap alam. Kekhalifahan
mengandung arti pengayoman, pemeliharaan, serta bimbingan, agar
setiap makhluk mencapai tujuan penciptanya. Karena pada dasarnya,
Allah Swt menciptakan manusia sebagai khalifah dimuka bumi, untuk
mengelola dan mengambil manfaat dari segala sesuatu yang
dianugrahkan (diberikan) Allah Swt dimuka bumi ini. Hal ini sesuai
dengan firman Allah swt dalam al qur’an:
Artinya: Dan Di a-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah
di bumi dan Dia mengangkat (derajat) sebagian kamu diatas yang
lain,untuk mengujimu atas (karunia) yang diberikan-Nya kepadamu.
Sesungguhnya Tuhanmu sangat cepat memberi hukuman dan sungguh,
Dia Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Al An’am :165). Dalam
pandangan islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum
matang, atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak
memberi kesempatan kepada makhluk untuk mencapai tujuan
penciptanya. Hal ini berarti manusia dituntut untuk mampu menghormati
proses-proses yang sedang berjalan, dan terhadap semua proses yang
sedang terjadi. Yang demikian menghantarkan manusia bertanggung
jawab, sehingga ia tidak melakukan pengrusakan, bahkan dengan kata
lain, setiap pengrusakan terhadap lingkungan harus dinilai sebagai
pengrusakan pada diri manusia sendiri.
21
1. Kerangka Berfikir
Kondisi Awal Guru belum memakai menggunakan metode
bercerita & media wayang kardus
1. Kurangnya motivasi yang diberikan
2. Guru tidak memakai metode yang menarik
Tindakan Siklus 1
Pembelajaran menggunakan
metode bercerita & media wayang
kardus
Siklus II
Pembelajaran menggunakan
metode bercerita & media wayang
kardus
Kondisi Akhir Melalui metode bercerita dan
menggunakan media wayang kardus dapat meningkatkan motivasi dan
keaktifan siswa dalam belajar
22
2. Studi Relevan
a. Della Rahmah (2006), Skripsi. Efektifitas Metode Bercerita pada
proses pembelajaran Aqidah Akhlak. Dalam pelaksanaan nya metode
bercerita ternyata efektif di gunakan dalam pembelajaran Aqidah
Akhlak terutama pada materi kitab suci Al-Qur’an dan prilaku
sahabat. Akan tetapi metode bercerita ini pun pada saat-saat tertentu
membutuhkan dukungan metode lainnnya seperti Tanya jawab,
ceramah, dan sebagainya. Dan pemilihan atau penempatan metode
tersebut juga harus di sesuaikan dengan materi pelajaran yang akan di
sampaikan, tujuan pembelajaran yang akan di capai juga kondisi
siswa. Hal ini juga di maksudkan agar siswa tidak merasa bosan dan
jenuh, karena penggunaan variatif metode akan menimbulkan
semangat dan motivasi siswa untuk belajar. Dan pada pelaksanaan nya
metode bercerita yang di terapkan ternyata sangat mendapatkan
perhatian baik dari peserta didik dan siswa siswi. Hal ini terlihat dari
perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar dengan
menggunakan metode bercerita tersebut.
b. Arian Mawardi (2017), Skripsi. Upaya Guru Akidah Akhlak
Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa. Upaya guru Akidah
Akhlak dalam meningkatkan motivasi belajar siswa siswi kelas V
Tahun ajaran 2016/2017. Hal ini terbukti dari, guru Akidah Akhlak
berupaya meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Akidah Akhlak dengan menerapkan metode, metode
pembelajaran aktif, metode ceramah, metode diskusi, metode
cerita selama pembelajaran dilakukan di dalam kelas.
c. Desi Rahmawati, (2017), S kripsi. Pengaruh Penerapan Metode
Bercerita Terhadap Keterampilan Anak. Berdasarkan hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan antara nilai
hasil keterampilan berbicara anak sebelum menggunakan
penerapan metode bercerita dan sesudah menggunakan penerapan
metode bercerita. Skor rata-rata keterampilan berbicara sesudah
23
diterapkan metode bercerita lebih tinggi dibandingkan dengan skor
rata-rata sebelum diterapkan metode bercerita
d. Sri mahmudah, (2011), Skripsi. Penerapan metode bercerita untuk
meningkatkan prestasi belajar pai materi akhlak terpuji. Setelah
digunakan metode cerita dalam proses pembelajaran PAI materi
akhlak terpuji, prestasi belajar anak didik kelompok A Ketunggeng
Magelang Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada tahap prasiklus nilai
rata-rata kelas PAI materi akhlak terpuji sebesar 64,14, sedangkan
pada siklus I setelah penerapan metode bercerita pada proses
pembelajaran PAI materi akhlak terpuji prestasi belajar anak didik
nilai rata-rata kelasnya menjadi 68,41, dan pada siklus II yang
tetap menggunakan penerapan metode bercerita pada proses
pembelajaran PAI materi akhlak terpuji prestasi belajar anak didik
menjadi 78,64.
e. Anggraini Dora Tri Astutik (2016), S kripsi. Efektifitas media
wayang kertas dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
Pembelajaran keterampilan berbicara yang diajar dengan
menggunakan media wayang kertas ternyata lebih baik
dibandingkan siswa yang diajar tanpa menggunakan media
wayang kertas.
Dari pengamatan saya yang dapat di bedakan adalah
bahwasannya penelitian diatas tidak menggunakan media dalam
proses pembelajaran, jika dalam pembelajaran tidak menggunakan
media anak akan cepat bosan karna anak didik menyukai hal yang
baru, sedangkan dalam penelitian saya menggunakan media yang
berbentuk wayang kardus. Persamaan nya yaitu sama-sama
menggunakan metode bercerita dalam pembelajaran Akidah
Akhlak. Sedangkan dari skripsi yang menggunakan wayang kertas
itu hanya dapat memberikan keterampilan berbicara pada anak
sedangkan pada penelitian saya wayang kardus dapat memberikan
motivasi kepada anak dalam pembelajaran Akidah Akhlak.
24
3. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan pada permasalahan dalam penelitian tindakan yang
berjudul "Penerapan Metode bercerita Untuk Meningkatkan Motivasi
Belajar Aqidah Akhlak dengan Media Wayang Kardus Pokok Bahasan
Meneladani sifat terpuji Nabi dan Rosul Siswa Kelas IV Semester II"
yang dilakukan oleh peneliti, dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut : Jika strategi pembelajaran yang selama ini digunakan
oleh guru Madrasah Ibtidaiyah dalam kegiatan belajar mengajar siswa
Kelas IV semester II, diganti dengan Metode bercerita menggunakan
media wayang kardus, maka dimungkinkan akan berpengaruh terhadap
peningkatan motivasi belajar dan diikuti dengan prestasi belajar aqidah
akhlak pokok bahasan Meneladani sifat terpuji Nabi dan Rosul.
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Menurut Kurt lewin, yaitu yang menyatakan bahwa
dalam satu siklus terdiri dari empat langkah pokok yaitu: Perencanaan,
Tindakan, Pengamatan, Refleksi.
Berdasarkan pengertian diatas maka dapat di ambil kesimpulan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap
kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja di munculkan dan
terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Ciri dari PTK adalah perbaikan
terus menerus sehingga tolak ukur berhasil tidaknya suatu tindakan yang
diberikan, kemudian setelah tindakan dilakukan, selanjutnya diadakan
evaluasi hasil tindakan penelitian kelas. Dengan melaksanakan PTK, para
guru dapat melihat, merasakan, dan menghayati apakah praktek-praktek
yang selama ini di ajarkan memiliki efektivitas yang tinggi, kalau tidak
maka guru dapat memakai cara yang berbeda untuk memperbaiki keadaan
tersebut dengan melakukan prosedur PTK.
Gambar 3.1: (Model PTK Kurt Levwin )
26
B. Setting & Subyek Penelitian
Lokasi penelitian tindakan ini adalah MI NURUL ITTIHAD Kota
Jambi, Kelas IV smester II. Dengan fentilasi pencahayaan ruangan cukup
standar. Lama penelitian kurang lebih tiga bulan, dalam penelitian ini
ditentukan berdasarkan faktor perbedaan kemampuan belajar antar siswa,
dan kondisi lingkungan lokasi penelitian. Subjek penelitian adalah siswa
kelas IV MI Nurul Ittihad Kota Jambi pada mata pelajaran Aqidah Akhlak.
Subjek penelitian lainya adalah guru dan peneliti sendiri. Adapun siswa
yang akan menjadi subjek penelitian berjumlah 29 orang.
C. Prosedur Umum Penelitian
1. Siklus 1
Siklus pertama dalam penelitian kelas ini terdiri dari tiga
pertemuan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan atau
observasi dan refleksi sebagai berikut :
a) Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan secara kritis
untuk meningkatkan apa yang telah terjadi, perencanaan merupakan
bagian awal dari rancangan penelitian tindakan yang berisi tentang
persiapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah.
b) Pelaksanaan tindakan yang dilakukan, skenario kerja tindakan
perbaikan dan prosedur tindakan yang diterapkan. Tahap pelaksanaan
merupakan pembelajaran yang telah disiapkan pada tahap perencanaan.
c) Pengamatan (observasi) terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung di tunjukan untuk mengenali, merekam dan
mendokumentasikan aktivitas yang terjadi apabila masukan baik atau
feedback dilakukan dengan cermat pengamatan yang dilakukan oleh
penelitian adalah: Situasi kegiatan pembelajaran, Keaktifan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran, Hasil belajar siswa dan Refleksi.
d) Refleksi adalah memikirkan sesuatu yaitu hasil dari kegiatan
sebelumnya direfleksikan untuk melihat apakah hasil yang tercapai
sudah memenuhi kriteria keberhasilan penelitian atau belum. Dan akan
27
dilakukan tindakan perbaikan atas kekurangan-kekurangan pada siklus
selanjutnya.
2. Siklus II
Pada siklus II ini juga terdiri tiga kali pertemuan melalui tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi sebagai berikut :
a) Perencanaan dimana peneliti membuat rencana pembelajaran
berdasarkan hasil refleksi pada siklus pertama.
b) Pelaksanaan tindakan dimana guru melaksanakan pembelajaran
berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi berdasarkan siklus
pertama dengan pelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode
bercerita.
c) Pengamatan dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas
pembelajaran.
d) Refleksi adalah upaya melihat kembali mengorganisasi, kembali
menganalisis, kembali mengklarifikasi dan kembali mengevaluasi hal-
hal yang telah dipelajari.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan ini peneliti menggunakan beberapa
prosedur pengumpulan data agar memperoleh data yang objektif.
Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
antara lain:
1. Observasi
Obsevasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara
sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Zuriah,
2003).Pengamatan dan pencatatan yang dilakukan terhadap objek ditempat
terjadi atau berlangsungnya peristiwa.Ada dua observasi yang dilakukan
oleh peneliti dalam penelitian tindakan ini, diantaranya :
a) Obsevasi langsung, adalah pengamatan yang dilakukan dimana
observer berada bersama dengan objek yang selidiki. Artinya peneliti
ikut berpartisipasi secara langsung saat peristiwa terjadi.
28
b) Obsevasi tidak langsung, adalah observasi yang dilakukan dimana
observer tidak berada bersama dengan objek yang selidiki. Tetapi,
peneliti menggunakan daftar cek (Check List) dalam menggali atau
mengumpulkan data ketika menggunakan terknik ini.
2. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, sebab banyak informasi
yang diperoleh peneliti melalui wawancara.Wawancara dilakukan peneliti
untuk memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat peneliti
melakukan wawancara.Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada
siswa Kelas IV dan guru - guru Kelas IV MI NURUL ITTIHAD.
Darmadi menyatakan bahwa wawancara adalah
pengadministrasian angket secara lisan dan langsung terhadap masing-
masing anggota sample. Apabila wawancara dilakukan dengan baik, ini
dapat menghasilkan data yang mendalam yang tidak mungkin di dapat
dengan angket, pewawancara dapat menanyakan lagi untuk jawaban-
jawaban yang tidak jelas/kurang lengkap.Akan tetapi wawancara cukup
memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit meskipun hanya
melibatkan sampel yang lebih kecil. Lagi pula, respon yang diberikan oleh
objek bisa-bisa terpengaruh oleh reaksi terhadap pewawancara.
3. Dokumentasi
Zuriah (2003), menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan salah
satu cara untuk mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, terutama
berupa arsip arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori,
dalil, atau hukum-hukum lain yang berhubungan dengan masalah
penelitian.
E. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi teknik
kualitatif digunakan untuk mendeskripsikan ketrlaksanaan renncana
tindakan, menggambarkan hambatan-hambatan yang muncul dalam
29
pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan motivasi siswa dalam
kegiatan pembelajaran serta kemampuan berfikir siswa sesuai dengan
pengamatan. Sedangkan teknik kuantitatif di gunakan untuk
mendeskripsikan tentang motivasi dari pembelajaran yang meliputi hasil
belajar dan motivasi siswa .
Tahapan setelah pengumpulan data adalah analisis data.Dalam
penelitian ini analisis dilakukan peneliti dari awal pada setiap aspek
kegiatan penelitian. Metode pembelajaran yang digunakan dalam proses
belajar mengajar juga membutuhkan data yakni hasil, adakah peningkatan
minat masing-masing siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Oleh
peneliti pada data kualitatif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman
yang terdiri dari beberapa komponen yaitu:
Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan
1. Reduksi data merupakan proses menyeleksi, menentukan, fokus,
menyederhanakan, meringkas dan mengubah bentuk data mentah y ang
ada dalam catatan lapangan. Dalam proses ini dilakukan penajaman,
pemilihan, pemfokusan, penyelisihan data yang kurang bermakna dan
menatanya sedemikian rupa, sehingga kesimpulan akhir dapat ditarik dan
diverifikasikan
2. Penyajian data setelah direduksi, data siap dibeberkan. Artinya analisis
sampai pada pembeberan data, berbagai macam data perlu diteliti tindakan
yang telah direduksikan perlu dibeberkan dengan tertata rapi dalam bentuk
narasi+matrik grafik atau diagram.
3. Penarikan kesimpulan, peningkatan atau perubahan yang terjadi dilakukan
secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara yang ditarik pada akhir
siklus 1 dan terevisi pada siklus II dan kesimpulan akhir pada siklus III.
(Sugiyono, 2013, hal. 338-341).
30
Pada data kuantitatif dan kualitatif yang merupakan hasil observasi
memotivasi siswa dapat dihitung melalui :
Persentase respon siswa= AB
x 100%
Dimana:
A = Proporsi siswa yang termotivasi
B = Jumlah siswa (keseluruhan)
Dengan penilaian:
0 – 19 = Tidak aktif
20 – 59 = Kurang aktif
60 – 69 = Cukup aktif
70 – 79 = Aktif
80 – 100 = Aktif sekali
Sedangkan hasil observasi motivasi guru diberikan nilai sebagai berikut
(Trianto, 2011, hal. 63) :
1 = kurang baik
2 = cukup baik
3 = baik
4 = baik sekali
Data kuantitatif merupakan proses perhitungan hasil belajar siswa pada
masing masing siklus yang dilakukan dengan perhitungan yang dikemukakan oleh
Asep Jihad dan Abdul Haris (Asep Jihad dan Abdul Haris, 2008: 166):
Keterangan:
B = Jumlah Butiran dijawab dengan Benar
N = Banyak Butiran Soal Nilai.
Nilai rata-rata hasil belajar siswa dapat dihitung menggunakan rumus (Nana
Sudjana, 2009: 109):
Skor = B x 100 N
31
Keterangan:
∑x : Jumlah semua nilai siswa
∑n : Jumlah siswa
X : Nilai rata-rata
Nilai ketuntasan hasil belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan
(Almiati dkk, 2008: 208):
∑ (siswa yang tuntas belajar), dengan penilaian:
a. 0 – 2 : Sangat Rendah
b. 2 - 4 : Rendah
c. 4 - 6 : Cukup Tinggi
d. 6 - 8 : Tinggi
e. 8 – 10 : Sangat Tinggi.
F. Kriteria Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas PTK
Penelitian tindakan kelas ini dikatakan berhasil apabila telah
terdapat sedikitnya 60% siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran akidah
akhlak. Keberhasilan atau ketuntasan belajar dilihat berdasarkan hasil tes
yang diperoleh siswa. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan
di MI Nurul Ittihad Kota Jambi. Siswa di katakan berhasil atau tuntas
apabila setiap siswa mencapai skor 75% - 100% atau nilai 75. Sedangkan
KKM yang digunakan peniliti dalam meningkatkan keaktifan dalam
proses pembelajaran dikatakan berhasil atau tuntas apabila setiap siswa
mencapai skor 75% - 100% atau nilai 75.
∑X = X ∑n
P =∑ (siswa yang tuntas belajar) x 100%
∑n
32
BAB IV
TEMUAN & PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
1. Sejarah Sekolah / Madrasah
Madrasah Ibtidaiyah (MI) adalah Sekolah Dasar (SD) yang berciri khas
Agama Islam. Dalam operasionalnya, penyelenggaraan MI jauh lebih berat
dibanding penyelenggaraan sekolah reguler lain yang sejenjang (setara)
dengannya. Sebab MI menyelenggarakan pendidikan umum dan agama secara
simultan. Dengan penyelenggaraan pendidikan umum dan pendidikan agama
secara simultan ini maka pada hakikatnya MI menyelenggarakan 100%
pendidikan umum tingkat dasar dan 100% pendidikan agama tingkat dasar.
Dengan demikian, maka konsekuensinya beban penyelenggaraan MI menjadi
lebih berat daripada beban penyelenggaraan SD reguler. Beban ini tidak hanya
meliputi beban belajar anak, beban mengajar guru, biaya operasional Kegiatan
Belajar Mengajar, tapi juga meliputi sarana dan prasarana pendidikan.
Berangkat dari beratnya beban penyelenggaraan pendidikan ini, maka
Madrasah Ibtidaiyah ( MI) Nurul ittihad Kelurahan Rawasari, kecamatan Kota
baru yang baru mulai tahun ajaran 2008/2009 menyelenggarakan progam wajib
belajar pendidikan dasar (wajar diknas). Mempunyai beban yang jauh lebih
berat lagi, khususnya dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan.
Termasuk penyediaan ruang kelas yang kondusif dan refresentatif yang mampu
menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan putra putrinya di MI ini.
Beban yang sangat berat ini bukan semata-mata karena MI ini di selenggarakan
oleh yayasan milik masyarakat. Tetapi juga karena MI ini masih sangat baru
didirikan.
Dengan latar belakang ini, maka kami mengajukan permohonan kepada
pemerintah, dalam hal ini Departemen Agama, kiranya dapat membantu kami
dalam memenuhi kebutuhan ruang kelas yang kondusif dan refresentatifini.
Dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai, diharapkan pada
33
masa-masa yang akan datang madrasah pada umumnya menjadi sekolah
masyarakat.
Berdirinya MI ini diawali dari keinginan masyarakat untuk adanya
lembaga pendidikan formal dengan basis pendidikan keagamaan (dalam hal ini
agama Islam) dilingkungan tempat tinggal mereka. Untuk mewujudkan
keinginan ini masyarakat melakukan beberapa upaya:
1. Pada tahun 2006 masyarakat mendirikan Yayasan Al-Ittihad dengan
Akta Notaris M,Zen,SH Nomor 54 tanggal 15 Februari 2006 sebagai
yayasan yang akan menyelenggarakan pendidikan tersebut .
2. Pada tanggal 12 April 2006 Pengurus Yayasan Al-Itihad m endirikan
MI Nurul Ittihad. Pendirian MI Nurul Ittihad ini dikukuhkan dengan
Surat Keputusan Kepala Kantor Departemen Agama Kota Jambi
Nomor Kd.05.10/6-a/PP.00.4/1015/2006, tanggal 26 S eptember
2006, tentang Persetujuan Pendirian dan Pemberian Status Izin
Operasional Madrasah Ibtidaiyah Swasta di Lingkungan Kantor
Kementerian Agama Kota Jambi, dengan Nomor Statistik Madrasah
(NSM) 112157101113, dan Nomor Pokok Sekolah Nasional (NPSN)
10504938. Dan mulai Tahun Ajaran 206/2007 MI Nurul Ittihad telah
mulai menyelenggarakan Kegiatan Belajar Mengajar pada sore hari.
3. Mulai tahun ajaran 2008/2009 MI Nurul Ittihad menyelenggarakan
Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar (Wajar Dikdas) dengan
waktu belajar pagi hari. Status MI Nurul Ittihad sebagai madrasah
yang menyelenggarakan program Wajar Dikdas ini dikukuhkan
dengan SK Kepala Kantor Kementerian Agamaa Kota Jambi Nomor
Kd.05.10/6/pp.00/241/2010 Tanggal 4 maret 2010,tentang Pendirian
RA dan Madrasah di Lingkungan Kantor Kementerian Agama Kota
Jambi, dengan NSM 111215710027 dan NPSN 60704787.
4. Pada tahun 2016, Y ayasan Al-Ittihad memperbaharui Akta Notaris
Pendiriannya, yaitu dengan menerbitkan Akta Notaris Dwi Andri
Afiani, SH., M.Kn; Nomor 02 ; Tanggal 15 Februari 2016; dan
disahkan oleh Kemenkumham dengan SK Pengesahan
34
Kemenkumham Nomor: AHU-0009122.AH.01.04;Tahun 2016
Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Yayasan Al-Ittihad
Kota Jambi.
5. Pada tahun 2016 MI Nurul Ittihad sudah terakreditasi, berdasarkan
SK Ketua Badan Akreditasi Provinsi (BAP) S/M Provinsi Jambi
Nomor : 349/BAP-SM/XI/Jbi/2016; Tanggal 14 Nopember
2016;tentang Penetapan Hasil Akreditasi Sekolah/Madrasah ( MI,
MTs & MA) tahun 2016; dengan nilai 77; predikat B.
2. Visi Dan Misi Madrasah/Sekolah
a. Visi
Mewujudkan peserta didik yang beriman dan bertakwa kepada allah,
memiliki kecerdasan dan kreativitas tinggi, berakhlakul karimah dan sikap
untuk memajukan bangsa dan Negara.
b. Misi
1. Menjadikan peserta didik yang teguh dalam keimanan dan ketaqwaan
kepada allah.
2. Memotifasi peserta didik agar lebih kreatif, disiplin, terampil,
professional dalam pengembangan diri.
3. Mewujudkan peserta didik menjadi generasi yang berakhlak mulia dan
mampu bersosialisasi dengan masyarakat.
4. Membangkitkan semangat kebangsaan dan cinta tanah air dan bangsa.
c. Tujuan
Ingin menghasilkan manusia yang ta’at beriman dan bertaqwa
kepada allah, berbudi pekerti luhur berkepribadian mandiri, tangguh,
cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional,
bertanggung jawab, produktif, sehat rohani, memiliki semangat
kebangsaan, cinta tanah air, kesetiakawanan social, kesadaranakan
sejarah bangsa dan sikap menghargai pahlawan, serta berorientasi pada
masa depan.
35
3. Kurikulum MI NURUL ITTIHAD Kota Jambi
Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat dipertanggung
jawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran di MI Nurul Ittihad Jambi
mengacu pada standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP
sebagai berikut:
1. Berperilaku sesuai dengan nilai dan norma ajaran islam secara
kaffah.
2. Mampu mengembangkan diri secara optimal dengan
memanfaatkan kelebihan diri dan memperbaiki kekurangannya.
3. Mampu menunjukkan sikap percaya diri dan bertanggung jawab
atas perilaku, perbuatan, dan pekerjaannya.
4. Berpartisipasi dalam menegakkan aturan social
5. Menghargai keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan strata
social ekonomi dalam tatanan global.
6. Membangun dan mengembangkan system informasi yang logis,
kritis, kreatif, dan inovatif.
7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan
inovatif dalam memacahkan masalah dan pengambilan keputusan.
8. Menunjukkan kemampuan mengembangkan budaya belajar untuk
pemberdayaan diri.
9. Menunjukkan sikap kompetitif dan sportif untuk mendapatkan
hasil yang terbaik.
10. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan
masalah kompleks.
11. Memanfaatkan lingkungan secara produktif dan bertanggung
jawab.
12. Berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara secara demokratis dalam wadah Negara
13. Kesatuan Republik Indonesia.
36
14. Mengapresiasi karya seni dan budaya dan mampu
mengekspresikan diri melalui kegiatan seni dan budaya sesuai
dengan budaya dan norma-norma Islam.
15. Menghasilkan karya kreatif baik individu maupun kelompok.
16. Menjaga kesehatan dan keamanan diri, kebugaran jasmani, serta
kebersihan lingkunagan.
17. Berkomunikasi lisan dan tulisan secara efektif dan santun.
18. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan
masyarakat.
19. Menunjukkan kemampuan berbahasa yang efektif baik secara
lisan maupun tulisan dalam bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab.
20. Selalu mengikuti perkembangan informasi dan ilmu pengetahuan
dan teknologi terkini, serta mengembangkannya untuk kepentingan
diri sendiri, masyarakat, bangsa, dan Negara.
21. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk melanjutkan
pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi.
4. Struktur Organisasi MI NURUL ITTIHAD Kota Jambi
Suatu lembaga pendidikan yang formal dan tentunya mempunyai suatu
struktur organisasi. Di dalam menjalankan roda pendidikan, begitu juga dengan
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kecamatan Kota Baru Kota Jambi juga
memiliki struktur organisasi kerja sebagaimana layaknya sekolah formal
lainnya, hal ini diperuntuhkan bagi kemudahan dalam penyelenggaraan suatu
pendidikan itu sendiri baik bagi jalinan kerja kedalam ataupun keluar
masyarakat atau pemerintah.
37
STRUKTUR ORGANISASI MI NURUL ITTIHAD KOTA JAMBI
Pengurus Yayasan
KEPALA Drs,H Samsul Qamar
Wakil Kepala HJ. Patiah, S.POJ
Operator Madrasah
Toni Kausari, S.PD.I
Bendahara
Taslimah S.PD.I
GURU KELAS 5
SUMITRA S.PD.I
GURU KELAS 4
TONI KAUSARI
GURU KELAS 6
DRA. NUR ASIAH
GURU KELAS 3
NAZIAH, S.AG
GURU KELAS 1A
HJ. PATIAH, S.PD.I
GURU KELAS 2
NURMI, S.PD.I
GURU KELAS
1B
GURU KELAS
TASLIMAH, S.PD.I
GURU MAPEL PAI
MIRZA, S.PD.I
GURU MAPEL
HALIMAH, S.KOM.I
PENJAGA MADRASAH
SYARMI
38
5. Keadaan Tenaga Pendidik Dan Kependidikan MI Nurul Ittihad
a. Keadaan Guru
Tenaga pengajar di sekolah Nurul Ittihad Kecamatan Kota Baru
mempunyai tugas utama selama mengelola pelajaran umum dan agama untuk
di sampaikan kepada para siswa. Guru merupakan orang yang bertanggung
jawab atas keberhasilan anak didiknya dalam membimbing untuk membentuk
manusia Indonesia yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara.
Dari itu, jelaslah bahwa guru yang professional dan ahli dalam bidangnya
sangat menentukan keberhasilan anak didiknya, di samping itu latar belakang
pendidikan juga menentukan daripada berlangsungnya proses pembelajaran
yang baik dan lancar, dalam usaha menarik minat masyarakat untuk
menyekolahkan anaknya di lingkungan lembaga pendidikan itu, karena dengan
melihat kualitas dan tamatan para guru yang mengajar di lembaga pendidikan
itu tersebut. Maka masyarakat Mmemandang bahwa sekolah itu berkualitas
dengan adanya pandangan masyarakat yang demikian maka ia akan tertarik dan
tidak merasa lagi kalau anaknya di sekolahkan di lembaga pendidikan agama
yang para tenaga pengajarnya adalah mempunyai kualitas dan tamatan sekolah
yang berkualitas.
Guru yayasan MI Nurul Ittihad Kecamatan Kota Baru berjumlah 12 orang
yang terdiri dari guru tetap yayasan dan pegawai negeri tetap yayasan MI
Nurul Ittihad Kota Baru. Berikut daftar nama-nama guru dan pegawai MI
Nurul Ittihad Kec.Kota Baru :
Tabel 4.1
Identitas Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad
NO Nama Jabatan Pendidikan Jurusan
1. Drs. Samsul Qamar Kepala sekolah S1 IAIN B. Arab
2. Hj. Patiah S.Pd.I Guru Kelas 1A S1 IAIN PAI
3. Taslimah S.Pd.I Guru Kelas IIB S1 IAIN PAI
4. Saril S.Pd.I Guru Kelas 1B S1 IAIN PAI
5. Toni Kausari S.Pd.I Guru Kelas IV S1 IAIN B. Arab
39
6. Dra. Nur Asiah Guru Kelas VI S1 IAIN PAI
7. Sumitra S.Pd.I Guru Kelas V S1 IAIN PAI
8. Nurmi S.Pd.I Guru Kelas IIA S1 IAIN PAI
9. Naziah S.Ag Guru Kelas III S1 IAIN PAI
10. Syarmi Penjaga Madrasah SAME
11. Mirza Guru Mapel S1 IAIN PAI
12. Halimah S.Kom.I Guru Mapel S1 IAIN Dakwah
Sumbe:Bagian TU MIS Nurul Ittihad
Daftar nama-nama guru piket
Imam Sholat Dzuhur
Senin Selasa Rabu Kamis
Sumistra S.Pd.I
Saril S.Pd. I Toni kausari S.Pd.I
Mirza S.Pd. I
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad
Jadwal pengawas dan pengatur Anak pada sholat dzuhur
Senin Selasa Rabu Kamis
Dra. Nur Asiah Sumistra S.Pd.I Saril S.Pd.I Mirza S.Pd.I
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad
Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler
No Nama Koordinator Dan
Pengasuh Kegiatan Hari/Jam
1 Sumistra S.Pd.I Pramuka
Sabtu, 14:15-
16:15
MI Nurul
Ittihad
2
Mirza S.Pd.I
Koord. Tahfidz dan
Pengasuh Tahfidz
Senin &
selasa 14.15-
16.15
40
MI Nurul
Ittihad
3 Dra. Nur Asiah Koord. dan Pelatih
Cerdas Cermat
Kamis,
14.15- 16.15
MI Nurul
Ittihad
4
Drs. H. Samsul
Qamar M.Pd.I
Dra. Nur Asiah
Sumistra S.Pd.I
Saril S.Pd. I
Pembina Pramuka dan
Upacara
Pembina Pramuka dan
Upacara
Pelatih
Pelatih
MI Nurul
Ittihad
5 Halimah S.Pd.I Koord. dan Pelatih Seni
Tari
Kamis,
14.15- 16.15
MI Nurul
Ittihad
6 Saril S.Pd.I Koord. dan Pelatih
Olahraga
Menyesuaika
n
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad
Daftar Nama Guru Wali Kelas
No Kelas Nama
1 I.A Hj. Patiah S.Pd. I
2 I.B Sari S.Pd.I
3 IIA Nurmi S.Pd.I
IIB Taslimah S.Pd.I
4 III Naziah S.Ag
IV Toni Kausari S.Pd.I
5 V Sumistra S.Pd.I
6 VI Dra. Nur Asiah
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad
41
b. Keadaan siswa
Suatu lembaga pendidikan dimanapun berada dan apapun jenisnya tentu
akan membutuhkan didik. Tanpa akan anak didik belum bisa dikatakan sebagai
suatu lembaga pendidikan, karena belum lengkap syarat-syaratnya untuk suatu
lembaga pendidikan. Anak didik memegang peranan penting pada suatu
lembaga pendidikan. Anak didik merupakan suatu hal yang sangat
smenentukan kemajuan suatu lembaga pendidikan untuk maju dan dikenal
orang. Maju mundurnya, berkualitas atau tidaknya siswa tergantung
kemampuan yang di miliki oleh siswa serta kemampuan guru dalam
mengungkapkan pengetahuannya. Kalau orang yang berkompetensi atau
mempunyai kompetensi, sikap dan keterampilan yang khusus dalam mendidik,
maka siswa yang akan menjadi anak didiknya akan dapat mengembangkan
bakat dan kompetensi yang terpendam seoptimal mungkin.
Tenaga pendidikan itu merupakan pola panutan dari anak didiknya, oleh
karena latar belakang pendidikan dan keahlian seorang guru dalam disiplin
ilmu untuk di ajarkan sangatlah berpengaruh terhadap murid yang menjadi
anak didiknya, seorang guru bila berada di depan menjadi panutan bagi
muridnya dan bila berada di belakang menjadi motivasi bagi muridnya.
Keadaan seluruh siswa Yayasan MIS Nurul Ittihad Kec. Baru berjumlah 111
siwa dan terdiri dari 8 ruangan belajar.
Table 4.2
Daftar Keadaan siswa MI Nurul Ittihad Kota Jambi tahun 2019-2020
Kelas
Bln
I II III IV V VI JUMLAH K
E
T L P L P L P L P L P L P L P
TOTA
L
Juli 2
5
2
0
1
8
1
6
1
3
1
0
1
8
1
2
1
4 8 8 8
9
6
7
4 170
Agustus 2
5
2
0
1
8
1
6
1
3
1
0
1
8
1
2
1
4 9 8 8
9
6
7
5 171
September 2
4
1
9
1
7
1
7
1
3
1
0
1
8
1
2
1
5 8 8 8
7
4
9
5 169
42
Oktober 2
6
1
9
1
7
1
7
1
3
1
0
1
8
1
3
1
5 8 8 8
9
7
7
5 172
November
Desember
JUMLAH
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad
6. Keadaan Sarana Dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang dimiliki sampai saat ini antara lain :
1. Sebidang tanah milik yayasan seluas 2917 m persegi
2. Dua unit gedung ruang kelas masing-masing terdiri dari 2 ruang
jumlah 4 ruang
3. Satu unit bangunan kantor satu ruang, dua lantai.
Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran
No Jenis Sarpras
Jumlah Sarpras
Menurut
Kondisi
Jumlah
Ideal
Sarpras
Status
Kepemilikan
Baik Rusak
1 Kursi siswa 225 0 225 1
2 Meja Siswa 225 0 225 1
3 Loker Siswa 0 0 0 0
4 Kursi Guru di ruang kelas 9 0 9 1
5 Meja guru di ruang kelas 9 0 9 1
6 Papan tulis 9 0 9 1
43
7 Lemari di ruang kelas 0 0 0
8 Komputer/laptop di lab.
Komputer 1 0 0 1
9 Alat peraga PAI 0 0
10 Alat peraga IPA (sains) 0 0 0 1
11 Bola sepak 1 0 0 1
12 Bola Voli 1 0 0 1
13 Bola Basket 0 0 0 1
14 Meja Pingpong (Tenis
Meja) 0 0 0 0
15 Lapangan
Sepakbola/futsal 0 0 0
16 Lapangan Bulu tangkis 0 0
17 Lapangan Basket 0 0 0
18 Lapangan Bola Voli 1 0 1
Sumber : Dokumentasi Bagian TU MIS Nurul Ittihad
Jumlah dan Kondisi Bangunan
No Jenis Sarpras
Jumlah Sarpras Menurut Kondisi
Status
Kepemilikan Baik
Rusak
Ringa
n
Rusak
sedang
Rusak
Berat
1 Ruang Kelas 9 0 0 0 1
44
2 Ruang Kepala
Madrasah 1 0 0 0 1
3 Ruang guru 1 0 0 0 1
4 Ruang tata
usaha 0 0 0 0 0
5 Laboraorium
IPA (Sains) 0 0 0 0 0
6 Laboratoriium
Komputer 0 0 0 0 0
7 Laboratorium
Bahasa 0 0 0 0 0
8 Laboratorium
PAI 0 0 0 0 0
9 Ruang
Perpustakaan 1 0 0 0 1
10 Ruang UKS 1 0 0 0 1
11 Ruang
Keterampilan 0 0 0 0 0
12 Ruang
Kesenian 0 0 0 0 0
13 Toilet Guru
1 0 0 0 1
14 Toilet siswa
2 0 0 0 1
B. Tujuan Penelitian
1. Kondisi Awal Motivasi Belajar siswa
Kondisi awal motivasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Ittihad masih
rendah hal ini dapat dilihat pada observasi awal peneliti.
Peneliti Tindakan Kelas dengan judul “Penerapan Metode Bercerita Dan
Media Wayang Kardus Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam
45
Pembelajaran Aqidah AkhlakPada Siswa Kelas IV MI Nurul Ittihad” di awali
dengan mengurus perizinan kepada pihak sekolah yang bersangkutan yaitu MI
Nurul Ittihad Kota Jambi. Setelah memperoleh izin dari pihak sekolah, peneliti
melalukan observasi untuk mengidentifikasi masalah dengan mengamati
kegiatan pembelajaran di kelas, situasi dan kondisi sekolah.
NO Tanggal Kegiatan
1. 19 Maret 2019 Meminta izin penelitian kepada
pihak sekolah
2. 29 Maret 2019
Wawancara dan observasi
3. 5 April – 06 juni 2019
Pelaksanaan siklus I dan II
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas IV MI
Nurul Ittihad Kota Jambi di ketahui terdapat beberapa siswa yang kurang
termotivasi dalam melakukan pembelajaran Aqidah Akhlak. Hal tersebut karna
kurangnya media dan metode yang digunakan dalam pembelajaran. Berikut
data awal dalam pembelajaran Aqidah Akhlak pada kelas IV.
Tabel 4.3 Data siswa MI NUrul Ittihad
NO
NAMA Hasil Observasi Prasiklus
Keterangan
1. Abdullah Ali 75 Sangat Baik
2. Ahmad Rammadhan 70 Baik
3. Ahmad Harekat 50 Belum Baik
4. Ajeng Sekar 50 Belum Baik
5. Aldo Fira Yoga 70 Baik
6. Aurelia Try R 65 Cukup Baik
7. Ayu Kirana Larasati 55 Belum Baik
8. Bayu Alif Arrazaq 50 Belum Baik
46
9. Bayu Habibullah 65 Cukup Baik
10. Caurelia 75 Sangat Baik
11. Didan Idwansyah 50 Belum Baik
12. Joris Alexander Siddiq 50 Belum Baik
13. Marwatul Mubarokah 75 Sangat Baik
14. M. Alief Adzzikri 50 Belum Baik
15. M. Bayu Agustiawan 65 Cukup Baik
16. M. Fahri Alfarizi 50 Belum Baik
17. M. Fahrurrozi Saputra 60 Cukup Baik
18. M. Rizky Saputra 55 Belum Baik
19. M. Zikri Ramadhan 50 Belum Baik
20. Nu r Sri Rahayu 50 Belum Baik
21. Ocha Aulya Ramadani 75 Sangat Baik
22. Quin Tantria Maulidia 80 Sangat Baik
23. Rafiqi Rafif Zalsi 50 Belum Baik
24. Raisyah Alya Maharani 60 Cukup Baik
25. Rafli Nur Fajri 50 Belum Baik
26. Rio Febrian 75 Sangat Baik
27. Salwa Hilva Salsabila 55 Belum Baik
28. Siti Tunnisa 80 Sangat Baik
29. Sonia Sentia Bella 55 Belum Baik
Jumlah 1760
Rendah
Skor Rata-rata 60,6
Dari data tersebut, dapat diperoleh bahwa skor rata-rata s iswa
adalah 60,6 ( Re ndah ). S edangkan yang dapat memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM) Hanya 7 siswa dari 29 siswa yang ada di
kelas IV, hal ini menandakan bahwa kurangnya motivasi yang diberikan
saat pembelajaran. Guru selalu menerapkan metode ceramah dalam
47
pembelajaran yang dapat membuat anak bosan dalam mengikuti
pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka dari itu guru harus lebih
kreatif dalam menggunakan media dan metode dalam pembelajaran yang
dapat menumbuhkan motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran dalam
kelas, sehingga dapat menarik minat dan menarik perhatian siswa untuk
mengikuti pelajaran khususnya dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
2. Hasil Siklus 1
Pelaksanaan siklus pertama dilakukan selama 3 kali pertemuan
pembelajaran yang di mulai pada tanggal 18 april 2019, 19 april 2019 dan
25 april 2019 dengan memberikan pembelajaran melalui cerita, adanya
pemusatan perhatian, perasaan, dan pikiran dari siswa karna ketertarikan
pada kegiatan belajar, kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 1 yaitu
meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
a. Tahap Perencanaan siklus I
Pada tahap perencanaan peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang tema Mengenal Rosul dan Nabi Allah yang
akan di pelajari dengan menggunakan media wayang dan metode bercerita.
NO Hari/Tanggal Pertemuan Materi
48
1. Kamis
18 April 2019
Pertemuan I · Menulis 25 nama nabi.
· Bercerita tentang
meneladani sifat nabi
dan rosul.
· Bermain smartballs
· Mengerjakan soal
2. Jum,at
19 April 2019
Pertemuan II · Bercerita tentang
meneladani sifat nabi
dan rosul.
· Berdiskusi dengan
menggunakan Number
head together
· Mengerjakan soal
3. Sabtu
20 April 2019
Pertemuan
III
· Membaca kisah rasul
· Bermain sambil
berdiskusi
· Mengerjakan soal
b. Tahap Pelaksanaan Siklus I
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan
yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun RPP tahap pelaksanaan siklus I.
Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan dalam tiga kali pertemuan
pemberian tindakan,
Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan
pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita serta media
wayang.
49
1) Pertemuan I
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari kamis tanggal 18
April 2019 selama 1 jam (1 x 30 Menit) dengan tema Mengenal Rosul
dan Nabi Allah. Materi yang akan disampaikan yakni cerita tentang
nabi muhammad dan pengemis buta melalui metode bercerita
menggunakan media wayang.
Berdasarkan pertemuan pertama ini ada beberapa kegiatan
yang dilakukan yaitu :
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru member salam kepada siswa
dan siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas
siswa untuk memimpin doa bersama sebelum pelajaran di mulai. Guru
memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa
menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian. Posisi dan tempat
duduk di sesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru
mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Guru membuka pembelajaran d engan mengajak siswa
untuk bertepuk semangat supaya lebih senang dalam mengikuti
pembelajaran, lalu guru menginforrmasikan tentang tema cerita yang
akan di sampaikan dengan memberikan apersepsi tanya jawab yang
berkaitan dengan tema cerita, setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Mengamati
Ø Peserta didik menyimak guru yang sedang bercerita di
depan kelas menggunakan media wayang kardus yang
berjudul kisah sang Rosululloh dan pengemis buta
50
Ø Guru meminta siswa untuk mendengarkan dengan baik
cerita yang akan di bawakam dengan menggunkan wayang
kardus
(2) Menanya
Ø Melalui motivasi yang disampaikan guru dalam cerita
tersebut, guru mengajak siswa untuk mengemukakan apa
yang mereka pahami dalam cerita tersebut
Ø Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang cerita yang di bawakan oleh guru
(3) Eksplorasi/eksperimen
Ø Guru menulis 25 nama-nama nabi dan menjelaskan kembali
tentang pengertian Nabi dan Rosul
Ø Lalu guru mengajak siswa untuk bernyanyi tentang 25
nama-nama nabi yang sudah ada did papan tulis
(4) Mengasosiasi
Ø Siswa diajak bermain game smart ball, permainan dimana
akan dimulai dari ujung sebelah kiri ataupun sebelah kanan
yang di iringi “lagu balonku ada lima” jika bola berhenti
pada salah satu siswa maka siswa tersebut maju kedepan
Ø Guru memberikan pertanyaan seputar cerita yang dibawakan
oleh guru trntang kisah Rosululloh dan Pengemis Buta
(5) Mengkomunikasikan
Ø Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok
Ø Setelah membagi kelompok siswa diminta untuk
mendiskusikan tentang cerita Rosululloh dan nama-nama
nabi yang sudah di sampaikan oleh guru did depan kelas
Ø Masing-masing kelompok menyampaikan hasil diskusinya
dan kelompok lain memberikan tanggapan atau pertanyaan.
c) Kegiatan Penutup
51
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
yang sudah di pelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan
penguatan berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang
guru dan siswaa berdoa bersama-sama mengucap salam kepada siswa
sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan I,
sebagian siswa belum terlihat lumayan antusias dalam melaksanakan
pembelajaran menggunakan metode berceritan dan media wayang
kardus, dan masih ada sedikit yang berkeliaran dan sibuk sendiri.
2) Pertemuan 2
Pertemuan 2 pada siklus I dilaksanakan pada hari jum’at
tanggal 19 April 2019 pada pukul 7:30 – 8:00 WIB. Materi yang akan
di sampaikan adalah tentang bercerita seperti pertemuan 1, p ada
pertemuan 2 yang membedakan adalah dari segi strategi yang di
gunakan dalam pembelajaran supaya anak tidak bosan, karna pada
pertemuan 1 anak sudah lumayan antusias dalam mendengarkan cerita.
Tetapi, masih sedikit rebut karna strategi yang saya pakai membuat
bingung para siswa.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa
dan siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas
siswa untuk memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru
memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa
menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai
pembelajaran guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya
guru mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Guru membuka pelajaran dan menginformasikan
tentang tema yang akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan
apresepsi tanya jawab yang berkaitan dengan sub tema yang akan
52
diajarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1) Mengamati
Ø Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan anak.
Ø Guru menceritakan tentang tema Meneladani Sifat Nabi dan
Rosul
Ø Mengatur tempat duduk agar anak dapat mendengarkan
cerita dengan intonasi yang jelas
Ø Guru bercerita menggunakan media wayang kardus, dan
meminta siswa untuk mengamati cerita tersebut
(2) Menanya
Ø setelah guru selesai bercerita
Ø Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila cerita tersebut masih ada yang belum mereka pahami
(3) Mengeksplorasi
Ø Guru memberikan motivasi setelah bercerita, dan mengajak
siswa untuk mengulas kembali cerita apa yang sudah di
bawakan oleh guru
Ø Siswa di bombing untuk selalu mensyukuri berbagai
peristiwa yang telah di alami, baik menyenangkan maupun
kurang menyenangkan.
(4) Mengasosiasi
Ø Guru mengajak mereka untuk bernyanyi bersama tentang 25
nama-nama Nabi
Ø Setelah anak hafal tentang lagu tersebut, guru meminta salah
satu siswa yang berani untuk maju dan menyanyikan lagu
tersebut
Ø Peserta didik yang berani maju kedepan akan did berikan
bintang
(5) Mengkomunikasikan
53
Ø Setelah selesai bernyanyi bersama, guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok untuk berdiskusi
Ø Nama lain dari strategi tersebut yaitu Number Head
Together di sebut juga sebagai kepala bernomor
Ø Siswa akan di bagi kedalam 4 kelompok setiap kelompok
berisi ada yang 7 orang dan 6 orang
Ø Kemudian akan di berikan kepala bernomor sesuai
kelompoknya masing-masing
Ø Siswa berdiskusi tentang apa sifat apa saja yang harus kita
teladani dari sifat Nabi dan Rosul, setelah semua selesai
berdiskusi setiap kelompok menyampaikan hasil diskusi dan
kelompok lain berhak memberikan pertanyaan dan saran.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
yang sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru
memberikan penguatan berupa kesimpulan dari hasil
pembelajaran. Sebelum pulang guru dan siswa berdoa bersama-
sama dan guru mengucap salam kepada siswa sebelum keluar
kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan 2, sebagian
anak sudah lumayan antusias dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus,
walaupun masih ada yang berkeliaran dan sibuk sendiri.
3. Pertemuan Ke 3
Pertemuan 3 pada siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 20
April 2019 pada pukul 7:30 – 8:00 WIB. Materi yang akan di sampaikan
adalah tentang bercerita seperti pertemuan 1, pada pertemuan 2 yang
membedakan adalah dari segi strategi yang di gunakan dalam pembelajaran
supaya anak tidak bosan, karna pada pertemuan 1 anak sudah lumayan
antusias dalam mendengarkan cerita. Tetapi, masih sedikit ribut karna
strategi yang saya pakai membuat bingung para siswa.
54
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa
dan siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas
siswa untuk memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru
memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa
menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai
pembelajaran guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya
guru mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Guru membuka pelajaran dan menginformasikan
tentang tema yang akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan
apresepsi tanya jawab yang berkaitan dengan sub tema yang akan
diajarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(a) Mengamati
Ø Mengkomunikasikan tujuan dan tema dalam kegiatan anak.
Ø Guru menceritakan tentang tema Meneladani Sifat Nabi dan
Rosul
Ø Mengatur tempat duduk agar anak dapat mendengarkan cerita
dengan intonasi yang jelas
Ø Guru bercerita menggunakan media wayang kardus, dan
meminta siswa untuk mengamati cerita tersebut
(b) Menanya
Ø setelah guru selesai bercerita guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk bertanya apabila cerita tersebut masih ada
yang belum mereka pahami
55
(c) Mengeksplorasi
Ø Guru memberikan motivasi setelah bercerita, dan
mengajak siswa untuk mengulas kembali cerita apa
yang sudah di bawakan oleh guru
Ø Siswa di bombing untuk selalu mensyukuri berbagai
peristiwa yang telah di alami, baik menyenangkan
maupun kurang menyenangkan.
(d) Mengasosiasi
Ø Guru mengajak mereka untuk bernyanyi bersama
tentang 25 nama-nama Nabi dan kisah sang rosululloh
SAW
Ø Setelah anak hafal tentang lagu tersebut, guru meminta
salah satu siswa yang berani untuk maju dan
menyanyikan lagu tersebut
Ø Peserta didik yang berani maju kedepan akan did
berikan bintang
(e) Mengkomunikasikan
Ø Setelah selesai bernyanyi bersama, guru membagi siswa
kedalam beberapa kelompok untuk berdiskusi
Ø Siswa akan di bagi kedalam 4 kelompok setiap
kelompok berisi ada yang 7 orang atau 8 orang masing-
masing kelompok
Ø Siswa berdiskusi tentang apa sifat apa saja yang harus
kita teladani dari sifat Nabi dan Rosul, setelah semua
selesai berdiskusi setiap kelompok menyampaikan hasil
diskusi dan kelompok lain berhak
memberikan pertanyaan dan saran.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran
yang sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan
penguatan berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum
56
pulang guru dan siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap
salam kepada siswa sebelum keluar kelas. Selama kegiatan
berlangsung pada pertemuan 2, s ebagian anak sudah lumayan
antusias dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode
bercerita dan media wayang kardus, walaupun masih ada yang
berkeliaran dan sibuk sendiri
c. Hasil Observasi Siklus I
Tabel 4.4 Observasi Terhadap Aktivitas siswa pada siklus I menggunakan
Metode Bercerita dan Media Wayang Kardus
No Aktivitas yang diamati Skor
Jumlah Rata-
rata % P1 P2 P3 Pendahuluan
1 Siswa memasuki ruangan tepat
waktu
5 5 5 15 100
2 Siswa duduk dengan rapi 4 5 5 14 93
3 Siswa siap untuk memulai pelajaran 5 5 5 15 100
4 Siswa berpartisipasi dalam menjawab
pertanyaan motivasi yang di berikan
oleh guru
4 5 5 14 93
5 Siswa memperhatikan penjelasan
guru tentang indicator dan tujuan
pembelajaran
5 5 4 14 93
Kegiatan inti
6 Siswa membaca buku sebelum
memulai pelajaran
4 5 5 14 93
7 Siswa memperhatikan cerita yang di
bawakan oleh guru
5 5 5 15 100
8 Siswa aktif bertanya jawab 4 4 5 14 93
9 Siswa berpartisipasi aktif dalam 4 5 5 14 93
57
belajar
10 Siswa mengerjakan tugas dengan
kemampuanya sendiri
4 5 4 12 80
11 Siswa berdiskusi secara aktif dengan
kelompoknya masing-masing
4 5 5 14 93
Penutup
12 Siswa berpartisipasi dalam
merangkum materi pembelajaran
4 5 5 14 93
13 Siswa mencatat tugas rumah 4 5 5 14 93
14 Siswa mampu mengumpulkan dan
mengerjakan tugas rumah tepat
waktu
5 5 5 15 100
Jumlah 57 64 68 198
Rata-rata keseluruhan (%) 66%
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
58
3 : Cukup Baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan di atas sebagaimana ditunjukkan dapat
diketahui bahwa hasil aktivitas belajar siswa dengan menggunakan metode
bercerita dan media wayang kardus masih kurang baik yaitu dengan persentase
rata-ratanya sebesar 66%.
Table 4.5 Observasi Terhadap Lembar Observasi Guru pada siklus I
menggunakan Metode Bercerita dan Media Wayang Kardus
N
o
Aktivitas yang dilakukan Guru Skor Jumlah Rata-
rata %
P1 P2 P3
1 Guru memasuki kelas tepat waktu 4 4 5 13 86.6
2 Guru Mengkondisikan siswa (salam,
doa)
5 4 5 14 93
3 Guru Melakukan kegiatan apersepsi 3 5 5 14 93
4 Guru memberikan motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran
4 5 5 14 93
5 Guru menyampaiakan materi sesuai
buku panduan
4 4 5 13 86.6
6 Menyampaikan media pembelajaran
yang akan dilakukan
5 4 5 14 93
7 Guru mempraktekkan metode bercerita dan media wayang kardus
4 5 5 14 93
8 Guru membagikan bahan ajar yang
akan dipelajari
3 4 4 11 73
9 Guru menjelaskan materi terkait
dengan bahan ajar yang telah
3 3 4 10 66.6
59
dibagikan
1
0
Guru menjelaskan metode cerita dan
media wayang kardus kata yang
akan diterapkan
4 4 5 13 86.6
1
1
Guru bercerita menggunakan metode
cerita dan media wayang kardus
3 3 5 11 73
1
2
Guru menanyakan kepada siswa
tentang materi yang belum
paham/kurang dimengerti.
4 3 5 12 70
1
3
Guru memberikan apresiasi kepada
siswa yang berani maju kedepan
3 4 5 11 70
1
4
Guru bersama siswa melakukan
refleksi
4 4 5 13 86.6
1
5
Guru bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran
4 4 5 13 86.6
Jumlah 57 60 68 190
Rata-rata keseluruhan (%) 63.3%
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3 : Cukup Baik P3 : Pertemuan ketiga
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa aktifitas
guru pada proses pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita
dan media wayang kardus siklus 1 sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari
60
persentase setiap hasil itemnya 63.3% . Tetapi masih ada terlihat beberapa
kekurangan yaitu pada saat guru bercerita di depan siswa masih ada yang
kurang fokus memperhatikan guru, guru juga belum sepenuhnya menegur
siswa yang ramai ketika guru memberikan penjelasan. Hal ini menyebabkan
suasana kelas menjadi tidak kondusif
Table 4.6 Lembar Observasi motivasi belajar Siswa Menggunakan Metode
bercerita dan Media Wayang Kardus (siklus I)
NO Indikator Skor Jumlah P1 P2 P3
1 Siswa mndengarkan guru bercerita
saat pembelajran yang sedang
berlangsung
4 4 5 13
2 Siswa memperhatikan pembelajaran
yang sedang berlangsung
4 5 5 14
3 Perasaan akan ketertarikan siswa
terhadap pembelajaran yang sedang
berlangsung
3 4 5 12
4 Pikiran siswa yang bertujuan pada
pembelajaran yang berlangsung
4 5 5 14
5 Siswa menjawab pertanyaan dari guru
dengan sepontan
3 4 4 11
6 Siswa bertanya kepada guru tentang
pembelajaran yang sedang
berlangsung
4 4 5 13
7 Siswa berpartisipasi dalam diskusi
kelompok
3 4 5 12
8 Siswa dapat menceritakan dan
mengekspresikan terhadap apa yang
didengarkan dan diceritakannya
4 4 5 13
9 Siswa dapat menyerap pesan-pesan 4 5 5 14
61
yang dituturkan melalui kegiatan
bercerita.
10 Siswa mendapat pengetahuan atau
informasi baru bagi anak setelah anak
mendengarkan cerita
4 5 5 14
11 Dapat mengubah nilai-nilai social,
moral dan keagamaan siswa
4 5 5 14
12 Anak dapat mengambil hikmah dari isi cerita dapat dipahami
3 4 5 12
13 Adanya stimulasi pada aspek
perkembangan anak
5 5 5 15
14 Menambah minat baca anak 5 5 5 15
15 Anak membangun gambaran-
gambaran mental pada saat guru
mendengarkan kata-kata yang
melukiskan kejadian
5 5 5 15
Jumlah 59 68 74 201
Rata-rata 67
%
Adapun hasil observasi motivasi siwa pada siklus I pada aspek
pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita dan
media wayang kardus nilai siswa dengan rata-rata 67% belum
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), . Tetapi lembar
observasi motivasi belajar siswa pada siklus II sudah ada peningkatan
dibandingkan pada siklus I.
d. Refleksi
Refleksi Siklus 1 (Pertama)
Berdasarkan hasil refleksi dari peneliti, hasil pengamatan observer,
dan didukung oleh data dokumentasi berupa foto pada pembelajaran siklus
1 dengan menggunakan metode bercerita dan media wayang, aktifitas
62
siswa yang masih berada pada kriteria rendah dan hasil belajar siswa yang
belum mencapai ketuntasan klasikal. Setelah tindakan observasi siklus I,
maka terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
1) Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu ditingkatkan karena
masih ada siswa yang ramai dan tidak konsentrasi saat guru
menjelaskan.
2) Pada saat guru bercerita dalam pembelajran masih terlalu cepat dan
masih belum menjelaskan secara tuntas sehingga siswa banyak yang
belum mengerti.
3) Guru juga masih membatasi siswa yang bertanya dan berpartisipasi
dalam pembelajaran.
4) Mobilitas guru masih kurang karena guru hanya bergerak di depan
kelas sehingga belum mampu mengakodimir seluruh siswa maupun
kelompok.
5) Masih banyak terdapat beberapa siswa masih jalan-jalan di kelas saat
pembelajaran berlangsung
6) Ada beberapa siswa yang maju di depan kelas sehingga beberapa
siswa kurang maksimal menerima materi yang sedang disampaikan
guru.
7) Masih terdapat beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru dalam
bercerita, untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada pada
siklus I dan
Agar dapat memberikan motivasi kepada anak-anak maka perlu
dilanjutkan pada siklus II dengan melalukan perbaikan pada hal-hal
berikut:
1) Guru perlu memperbaiki keterampilan dalam mengelola kelas agar
siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
2) Untuk penggunaan metode bercerita dan media wayang lebih
menekankan intonasi supaya anak lebih tertarik dalam mendengarkan
cerita.
63
3) Menggunakan cerita yang membuat anak tertarik dalam belajar
4) Media wayang yang bisa di lihat oleh seluruh kelas
2. Hasil observasi Siklus II
Pelaksanaan siklus kedua di lakukan selama 2 kali pertemuan
pembelajaran yang di mulai pada tanggal 29 a pril 2019, 10 M ei 2019
dengan memberikan pembelajaran melalui cerita, adanya Pemusatan
perhatian, perasaan, dan pikiran dari siswa karna ketertarikan pada kegiatan
belajar, kegiatan yang dilaksanakan pada siklus 1 y aitu meliputi
perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan peneliti dan guru berkolaborasi menyusun
rancangan yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) tentang tema Mengenal Rosul dan Nabi Allah yang
akan did pelajari dengan menggunakan media wayang dan metode
bercerita.
NO Hari/Tanggal Pertemuan Materi
1. Kamis
25 April 2019
Pertemuan I · Membaca kisah rasul
· Bermain sambil berdiskusi
2. Jum,at
10 Mei 2019
Pertemuan II · Bercerita tentang
meneladani sifat nabi dan
rosul.
· Berdiskusi dengan
menggunakan peta konsep
b. Tahap Pelaksanaan Siklus II
Pada tahap ini peneliti dan guru berkolaborasi menyusun rancangan
yang akan dilaksanakan, yaitu menyusun RPP tahap pelaksanaan siklus
64
II. Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakukan dalam dua kali
pertemuan pemberian tindakan,
Berikut ini deskripsi pelaksanaan dan pengamatan kegiatan
pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita serta
media wayang.
1. Pertemuan 1
Pertemuan ke 1 siklus II dilakukan pada hari kamis tanggal 25
April 2019 pada pukul 07:30 – 08:00 WIB materi yang akan di sampaikan
yaitu dengan metode bercerita menggunakan media wayang kardus. Pada
pertemuan ke 1 siklus II ini anak mulai antusias dalam mendengarkan
cerita yang di bawakan dalam pembelajaran.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa dan
siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas siswa untuk
memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru memeriksa
kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa menurut absen dan
memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan
dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai pembelajaran guru
memberi motivasi kepada siswa agar semangat dalam mengikuti
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru mengaitkan
pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Guru membuka pelajaran dan menginformasikan tentang tema yang akan
diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan apresepsi tanya jawab yang
berkaitan dengan sub tema yang akan diajarkan untuk menggali
pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(a) Mengamati
Ø Siswa di ajak untuk mencermati dan mendengarkan cerita
tentang Nabi dan Rosul yang akan di bawakan oleh guru di
depan kelas
65
(b) Menanya
Ø Guru mendorong siswa agar dapat bertanya seputar cerita
yang di sampaikan oleh guru di depan kelas
(c) Mengeksplorasi
Ø Guru membagikan kertas kepada siswa dan meminta mereka
untuk menuliskan sebuah petanyaan tentang materi pokok
yang sedang di pelajari
Ø Guru mengumpulkan kertas-kertas tersebut, di kocok dan di
bagikan kembali secara acak kepada masing-masing siswa
dan di usahakan pertanyaan tidak kembali kepada yang
bersangkutan.
(d) Mengasosiasi
Ø Siswa di minta untuk membacakan pertanyaan yang ada di
tangannya dan memberikan jawaban/penjelasan atas
pertanyaan tersebut, kemudian mintalah kepada teman
sekelasnya untuk memberikan tanggapan
(e) Mengkomunikasikan
Ø Siswa dengan bantuan guru diajak untuk membuat
kesimpulan berkaitan dengan materi Meneladani Sifat Terpuji
Nabi dan Rosul
Ø Guru member penekanan kepada siswa agar senantiasa
membiasakan Sifat terpuji Nabi dan Rosul
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan penguatan
berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum pulang guru dan
siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap salam kepada siswa
sebelum keluar kelas. Selama kegiatan berlangsung pada pertemuan 1,
sebagian anak sudah antusias dalam melaksanakan pembelajaran
menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus, walaupun
masih ada yang berkeliaran.
66
2. Pertemuan 1I
Pertemuan ke 2 siklus II dilakukan pada hari jum’at tanggal 10
Mei 2019 pa da pukul 07:30 – 08:00 WIB materi yang akan di
sampaikan yaitu dengan metode bercerita menggunakan media
wayang kardus. Pada pertemuan ke 2 siklus II ini anak sangat antusias
dalam mendengarkan cerita yang di bawakan dalam pembelajaran.
a) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru memberi salam kepada siswa
dan siswa menjawab salam. Selanjutnya guru meminta ketua kelas
siswa untuk memimpin doa bersama sebelum pelajaran dimulai. Guru
memeriksa kehadiran siswa dengan memanggil nama-nama siswa
menurut absen dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Sebelum memulai
pembelajaran guru memberi motivasi kepada siswa agar semangat
dalam mengikuti pembelajaran yang akan dilaksanakan. Selanjutnya
guru mengaitkan pembelajaran yang lalu dengan pembelajaran yang
akan dilaksanakan. Guru membuka pelajaran dan menginformasikan
tentang tema yang akan diajarkan, dilanjutkan dengan memberikan
apresepsi tanya jawab yang berkaitan dengan sub tema yang akan
diajarkan untuk menggali pengetahuan awal siswa dan setelah itu guru
menyampaikan tujuan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(a) Mengamati
Ø Peserta didik menyimak guru bercerita tentang nabi dan rasul
Ulul Azmi
Ø Peserta didik membacas ifat-sifat nabi dan rasul Allah SWT
67
(b) Menanya
Ø Melalui stimulus guru, peserta didik menanyakan tentang
sebab mengucapkan kalimat thayyibah hauqalah
Ø Peserta didik memberi umpan balik tentang sifat-sifat nabi
dan rasul Allah SWT
(c) Eksplorasi/eksperimen
Ø Peserta didik melalui kelompoknya, berdiskusi tentang
makna nabi dan rasulUlul Azmi dari sumber lain
(d) Mengasosiasi
Ø Masing-masing kelompok merumuskan makna, manfaat
dan makna nabi dan rasul, dan sifat-sifat nabi dan U lul
Azmi
(e) Mengkomunikasikan
Ø Secara bergantian, masing-masing kelompok menempelkan
hasil peta kesap dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil
diskusinya.
c) Kegiatan Penutup
Guru meminta siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang
sudah dipelajari bersama-sama, selanjutnya guru memberikan
penguatan berupa kesimpulan dari hasil pembelajaran. Sebelum
pulang guru dan siswa berdoa bersama-sama dan guru mengucap
salam kepada siswa sebelum keluar kelas. Selama kegiatan
berlangsung pada pertemuan 2, sebagian anak sudah sangat antusias
dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan metode bercerita
dan media wayang kardus, walaupun masih ada yang berkeliaran.
c. Hasil Observasi Siklus II
Table 4.7 Observasi Terhadap Aktivitas siswa pada siklus II
menggunakan Metode Bercerita dan Media Wayang Kardus
68
No Aktivitas yang diamati Skor
Jumlah Rata-rata
% P1 P2
Pendahuluan
1 Siswa memasuki ruangan tepat waktu 5 5 10 100
2 Siswa duduk dengan rapi 5 5 10 90
3 Siswa siap untuk memulai pelajaran 5 5 10 100
4 Siswa berpartisipasi dalam menjawab
pertanyaan motivasi yang di berikan
oleh guru
5 5 10 100
5 Siswa memperhatikan penjelasan guru
tentang indicator dan tujuan
pembelajaran
5 5 10 100
Kegiatan inti
6 Siswa membaca buku sebelum
memulai pelajaran
5 5 10 100
7 Siswa memperhatikan cerita yang di
bawakan oleh guru
5 5 10 100
8 Siswa aktif dalam tanya jawab 5 5 10 100
9 Siswa berpartisipasi aktif dalam
belajar
5 5 10 100
10 Siswa mengerjakan tugas dengan
kemampuanya sendiri
5 5 10 100
11 Siswa berdiskusi secara aktif dengan
kelompoknya masing-masing
5 5 10 100
Penutup
12 Siswa berpartisipasi dalam
merangkum materi pembelajaran
5 5 10 100
69
13 Siswa mencatat tugas rumah 5 5 10 100
14 Siswa mampu mengumpulkan dan
mengerjakan tugas rumah tepat waktu
5 5 10 100
15 Mengerjakan tugas tepat waktu 5 5 10 100
16 Mendapat nilai yang baik 5 5 10 100
Jumlah 80 80 160
Rata-rata keseluruhan (%) 80%
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3 : Cukup Baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan di atas sebagaimana ditunjukkan
dapat diketahui bahwa hasil aktivitas belajar siswa dengan menggunakan
metode bercerita dan media wayang kardus masih cukup baik yaitu dengan
persentase rata-ratanya sebesar 80%.
Table 4.8 Observasi Terhadap Lembar Observasi Guru pada siklus II
menggunakan Metode Bercerita dan Media Wayang Kardus
No Aktivitas yang dilakukan Guru Skor Jumlah Rata-rata
%
P1 P2
1 Guru memasuki kelas tepat waktu 5 5 10 100
2 Guru Mengkondisikan siswa (salam,
doa)
5 5 10 100
70
3 Guru Melakukan kegiatan apersepsi 5 5 10 100
4 Guru memberikan motivasi dan
menyampaikan tujuan pembelajaran
5 5 9 90
5 Guru menyampaiakan materi sesuai
buku panduan
5 5 10 100
6 Menyampaikan media pembelajaran
yang akan dilakukan
5 5 10 100
7 Guru mempraktekkan metode bercerita dan media wayang
5 5 10 100
8 Guru membagikan bahan ajar yang
akan dipelajari
5 5 10 100
9 Guru menjelaskan materi terkait
dengan bahan ajar yang telah dibagikan
5 5 10 100
10 Guru menjelaskan metode cerita dan
media wayang kardus kata yang akan
diterapkan
5 5 10 100
11 Guru bercerita menggunakan metode
cerita dan media wayang kardus
5 5 10 100
12 Guru menanyakan kepada siswa
tentang materi yang belum
paham/kurang dimengerti.
5 5 10 100
13 Guru memberikan apresiasi kepada
siswa yang berani maju kedepan
5 5 10 100
14 Guru bersama siswa melakukan
refleksi
5 5 10 100
15 Guru bersama siswa menyimpulkan
pembelajaran
5 5 10 100
Jumlah 75 75 150
Rata-rata keseluruhan (%) 75%
71
Keterangan:
1 : Sangat Kurang Baik P1 : Pertemuan Pertama
2 : Kurang Baik P2 : Pertemuan Kedua
3 : Cukup Baik
4 : Baik
5 : Sangat Baik
Berdasarkan hasil pengamatan di atas, sebagaimana ditunjukkan
dapat diketahui bahwa aktifitas guru pada proses pembelajaran Aqidah
Akhlak menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus sudah
aktif, hal ini dapat dilihat dari persentase setiap hasil itemnya. Guru sudah
membuat siswa aktif dan termotivasi yang membuat keberhasilan pada
pembelajaran in. Pada saat menjelaskan materi cukup jelas karena bagian-
bagian yang belum dipahami siswa diulang dan diulas kembali oleh guru.
Guru telah memberikan kesempatan bagi siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami siswa, guru membimbing siswa dalam kelompok
ataupun individu.
Table 4.9 Lembar Observasi motivasi belajar Siswa Menggunakan Metode
bercerita dan Media Wayang Kardus (siklus II)
NO Indikator Skor Jumlah P1 P2
1 Siswa mndengarkan guru bercerita saat
pembelajran yang sedang berlangsung
5 5 10
2 Siswa memperhatikan pembelajaran yang
sedang berlangsung
5 5 10
3 Perasaan akan ketertarikan siswa terhadap
pembelajaran yang sedang berlangsung
5 5 10
4 Pikiran siswa yang bertujuan pada
pembelajaran yang berlangsung
5 5 10
5 Siswa menjawab pertanyaan dari guru
dengan sepontan
5 5 10
72
6 Siswa bertanya kepada guru tentang
pembelajaran yang sedang berlangsung
5 5 10
7 Siswa berpartisipasi dalam diskusi kelompok 5 5 10
8 Siswa dapat menceritakan dan
mengekspresikan terhadap apa yang
didengarkan dan diceritakannya
5 5 10
9 Siswa dapat menyerap pesan-pesan yang
dituturkan melalui kegiatan bercerita.
5 5 10
10 Siswa mendapat pengetahuan atau informasi
baru bagi anak setelah anak mendengarkan
cerita
5 5 10
11 Dapat mengubah nilai-nilai social, moral dan
keagamaan siswa
5 5 10
12 Anak dapat mengambil hikmah dari isi cerita
dapat dipahami
5 5 10
13 Adanya stimulasi pada aspek perkembangan
anak
5 5 10
14 Menambah minat baca anak 5 5 10
15 Anak membangun gambaran-gambaran
mental pada saat guru mendengarkan kata-
kata yang melukiskan kejadian
5 5 10
Jumlah 74 75 150
Rata-rata 75%
Adapun hasil lembar observasi motivasi siswa pada siklus II pada
pembelajaran Aqidah Akhlak nilai siswa dengan rata-rata 75% sudah
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), untuk siswa kelas IV
dinyatakan cukup baik dalam memberi motivasi belajar pada siklus II ini
dengan nilainya mencapai KKM yang telah ditetapkan. Hasil lembar
motivasi belajar siswa yang dilakukan siswa sangat meningkat dari siklus
I yang sebelumnya hanya mencapai rata-rata 67%.
73
d. Refleksi
Tahapan refleksi dilakukan setelah melewati tahap pelaksanaan
tindakan dan tahap observasi. Kegiatan refleksi dimaksudkan u ntuk
mengetahui apakah tindakan yang dilakukan pada siklus II sudah
mengalami peningkatan dari siklus I. Hal ini terlihat dari hasil belajar
Aqidah Akhlak siswa telah memenuhi indicator yang telah ditetapkan,
setelah peneliti dan guru berkolaborasi berdiskusi dengan menggunakan
data-data yamg diperoleh dari kegiatan pelaksanaan tindakan dan
observasi, diketahui hasil belajar Aqidah Akhlak menggunakan metode
bercerita dan media wayang pada siklus II dalam kategori sudah baik.
Berdasarkan hasil refleksi tersebut penelitian pada siklus II dikatakan
sudah berhasil karena sudah memenuhi KKM dan indikator keberhasilan
tindakan yang telah ditetapkan, yaitu adanya peningkatan hasil belajar
siswa kedalam kategori baik, maka pemberian tindakan pada penelitian
diakhiri pada siklus II.
1. Guru mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta
memberikan apersepsi kepada peserta didik sehingga peserta didik
tidak mengalami kesulitan dalam mengikuti belajar mengajar.
2. Peserta didik sudah mampu menjelaskan secara rinci tentang materi
sifat terpuji nabi dan rosul
3. Peserta didik aktif bertanya ketika tidak faham dengan pembelajaran.
4. Siklus II dipandang sudah cukup karena hasil belajar pada materi
tersebut sudah mengalami peningkatan, secara garis besar
pelaksanaan siklus II berlangsung lebih baik dan ada peningkatan
motivasi belajar dan hasil belajar Akidah Akhlak.
C. Analisis Data
Tahap analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul, data
tersebut berupa hasil observasi aktivitas belajar siswa, hasil observasi
aktivitas mengajar guru, dan tes hasil evaluasi siswa. Hasil data yang
74
diperoleh dari pengumpulan data dengan teknik observasi adalah sebagai
berikut:
1. Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 66%, pada siklus II diperoleh rata-rata persentase
sebesar 80%, Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas
belajar siswa dalam proses pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan
metode bercerita dan media wayang kardus.
2. Hasil observasi guru mengajar pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 63.3%, pada siklus II diperoleh rata-rata persentase
sebesar 75%, ini pun m enunjukkan adanya peningkatan kemampuan
guru dalam mengelola kelas dan memnggunakan metode bercerita dan
media wayang dan memotivasi siswa dalam belajar.
3. Hasil observasi motivasi belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata
persentase sebesar 67%, sedangkan pada siklus II diperoleh rata-rata
persentase sebesar 75%, hal ini menunjukkan hasil tes siklus I ke
siklus II.
D. Interpretasi Hasil Analisis Data
Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan maka di peroleh
informasi bahwa pada pelaksanaan siklus I dari hasil observasi yang
dilakukan selama proses pembelajaran menunjukkan aktivitas belajar,
motivasi belajar dan hasil belajar siswa belum optimal. Namun terjadi
peningkatan setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada siklus II dengan
hasil sangat baik. Adapun data yang did peroleh adalah sebagai
berikut:
1. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan sebagai pedoman bagi
observer dalam melakukan pengamatan terhadap motivasi belajar
dan aktivitas mengajar guru selama proses pembelajaran
berlangsung. Hasil yang diperoleh dari lembar observasi
digunakan peneliti dan observer sebagai bahan untuk melakukan
75
refleksi terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan dan
sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya.
Hasil observasi yang diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Table 4.10 Presentasi hasil aktivitas belajar siswa menggunakan
metode bercerita dan media wayang kardus
Skor Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan III
Rata-
Rata
Siklus I 57% 64% 68% 66%
Siklus II 80% 80% - 80%
Peningkatan
Keseluruhan
21% 20% 20%
Sebagaimana di tunjukkan pada table diatas terjadi
peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I, ke siklus II. Hal ini
menunjukkan bahwa metode bercerita dan media wayang kardus
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di MI Nurul
Ittihad selama pembelajaran.
Adapun presentasi hasil aktivitas belajar siswa pada siklus I
ke siklus II disajikan pada diagram berikut
.
0%10%20%30%40%50%60%70%80%90%
Siklus I Siiklus II
pertemuan I
Pertemuan II
pertemuan III
76
Gambar 4.1 Diagram Hasil aktivitas belajar siswa menggunakan
metode bercerita dan media wayang kardus
Sedangkan hasil lembar observasi guru yang diperoleh pada
penelitian ini sebagai berikut:
Skor Pertemuan
I
Pertemuan
II
Pertemuan III
Rata-
Rata
Siklus I 57% 60% 68% 68%
Siklus II 75% 75% - 75%
Peningkatan
Keseluruhan
22% 21% - 20%
Sebagaimana di tunjukkan pada table diatas terjadi
peningkatan hasil observasi guru dai siklus I ke siklus II. Hal ini
menunjukkan bahwa guru mengalami peningkatan dan perbaikan
dalam menciptakan kegiatan pembelajaran Aqidah Akhlak
menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus sebagai
upaya meningkatkan motivasi belajar siswa MI Nurul Ittihad.
Adapun presentase hasil observasi guru pada siklus ke I dan
siklus 2 disajikan pada diagram berikut:
60%
62%
64%
66%
68%
70%
72%
74%
76%
siklus I siklus II
Pertemuan I
pertemuan II
pertemuan III
77
Gambar 4.2 Diagram hasil observasi guru menggunakan metode
bercerita dan media wayang kardus
Lembar observasi motivasi siswa menggunakan metode bercerita
dan media wayang kardus
Skor Nilai rata-rata Kriteria
Siklus I 67% Belum mencapai
KKM
Siklus II 75% Sudah mencapai
KKM
Sebagaimana ditunjukkan pada table diatas dapat dilihat
adanya peningkatan nilai rata-rata siswa dari rata-rata prasiklus,
siklus I, dan siklus II.
Rata-rata hasil observasi motivasi siswa
Gambar 4.3 Diagram hasil observasi motivasi siswa
menggunakan metode bercerita dan media wayang kardus.
E. Pembahasan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV MI Nurul Ittihad.
Pelaksanaan penelitian pada metode bercerita dan media wayang kardus
62%
64%
66%
68%
70%
72%
74%
76%
Siklus II Siklus II
Nilai rata-rata
Nilai rata-rata
78
yang masih rendah dilakukan dengan tindakan pembelajaran dengan
menggunakan metode bercerita dan media wayang.
Dari analisis diatas, baik pada siklus I yang kemudian dilakukan
refleksi dengan pelaksanaan siklus II. Penelitian pada pembelajaran
Akidah Akhlak menggunakan media kartu permainan dengan metode
bercerita dapat diterapkan pada materi meneladani sifat terpuji nabi dan
rosul yang ditunjukkan dengan meningkatnya motivasi belajar peserta
didik. Keaktifan peserta didik juga mengalami peningkatan dari peserta
didik yang kurang berani bertanya kepada guru maupun teman sekelas
menjadi berani bertanya, kurang berani menjawab pertanyaan dari guru
menjadi berani menjawab.
Media wayang dengan metode bercerita dapat diterapkan pada
materi meneladani sifat terpuji nabi dan rosul karena dapat memecahkan
masalah sehingga aktivitas dan kerjasama meningkat dan dapat
mengembangkan motivasi peserta didik dalam mempelajari materi
tersebut sehingga tujuan instruksional dimana peserta didik sebagai subjek
pendidikan dapat terwujud dalam menjalankan tugas dan kewajiban
sebagai peserta didik selain itu, peranan guru sebagai fasilitator dan
sekaligus pendamping dalam proses belajar mengajar dapat terwujud. Dari
keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode bercerita dan media
wayang kardus dapat diterapkan pada materi meneladani sifat terpuji nabi
dan rosul dan dapat meningkatkan motivasi belajar di kelas IV semester
genap MI Nurul Ittihad.
80
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uraian skripsi hasil penelitian pada Penelitian Tindakan Kelas dan pembahasan pada
bab sebelumnya, yang berjudul “Penerapan Metode Bercerita Dan Media Wayang Kardus
Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran Aqidah Akhlak Pada Siswa
Kelas IV MI Nurul Ittihad” dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Penerapan metode bercerita dan media wayang kardus dalam pembelajaran materi
meneladani sifat terpuji Nabi dan Rosul dikelas IV MI Nurul Ittihad Kota Jambi
merupakan pembelajaran yang mudah untuk memperoleh aktifitas siswa didalam
kelas dan mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar dengan melalui
belajar sambil bermain. Respon siswa ketika proses pembelajaran menggunakan
metode bercerita dan media wayang kardus pada mata pelajaran Akidah Akhlak
materi meneladani sifat terpuji Nabi dan Rosul. siswa lebih aktif dan antusias dalam
pembelajaran yang ditunjukkan dengan banyaknya siswa yang berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Motivasi belajar siswa setelah diterapkan metode bercerita dan media wayang
kardus pada mata pelajaran Akidah Akhlak d apat dilihat dari hasil hasil observasi
motivasi siswa pada siklus I rata-rata hasil belajar 67% . Dan pada siklus II rata-rata
hasil belajar 75% dengan ketuntasan kelas mencapai 100%.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan dan hasil temuan penelitian ini selanjutnnya dapat diberikan
beberapa saran yang mungkin berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran maka
disarankan :
a. Bagi Guru
1. Kepada guru bidang studi Akidah Akhlak hendaknya menggunakan metode
bercerita dan media wayang kardus dalam pembelajaran Akidah Akhlak
karena dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dan apabila motivasi
belajar siswa tinggi maka hasil belajar siswa pun akan meningkat.
2. Kepada peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sama hendaknya
lebih memperhatikan model pembelajaran yang akan digunakan agar
pembelajaran lebih efektif.
81
3. dalam pembelajaran bidang studi lain, oleh sebab itu penggunaan metode
bercerita dan media wayang kardus ini dapat digunakan sesering mungkin dan
sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
b. Bagi siswa
1. Melalui pembelajaran Aqidah Akhlak menggunakan metode bercerita dan
media wayang kardus siswa lebih meningkatkan lagi semangat dalam
mengikuti pembelajaran.
C. Penutup
Dengan mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada Allah SWT,
bahwa penulis telah dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, namun
dalam penulisan karya ilmiah ini tentunya masih terdapat kekurangan-kekurangan, baik
dalam sistematika penulisan maupun bentuk kata-kata.
Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan penulis demi perbaikan penulisan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Kemudian penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah bersedia memberikan bantuan kepada penulis dalam
penulisan karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para guru di
Madrasah Ibtidaiyah Nurul Ittihad Kota Jambi.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham H. Maslow. 1994. Motivasi dan Kepribadian (Teori Motivasi dengan
Pendekatan hierarki Kebutuhan Manusia). PT PBP, Jakarta
Anggraini Dora Tri Astutik, Efektifitas Media Wayang Kertas dalam
Pembelajaran Keterampilan Berbicara, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
IAIN Banjarmasin, 2016
Annisa Romadhoni, Upaya Guru Pendidikan Islam Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Pada Pembelajaran Akidah Akhlak, Skripsi.
Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah) Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015.
Arian Mawardi, Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Meninkatkan Motivasi Belajar
Siswa, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Medan, 2017
Arikunto, Suharsimi, Suhardjono, Supardi. 2007. P enelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: Bumi Angkasa
Arsyad, Azhar. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Bachir, Bachtiar S. 2005. Pengembangan Kegiatan Bercerita did Taman Kanak-
Kanak dan Teknik Prosedurnya. Jakarta: Depdiknas
Corey, Gerald. 2009. Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung:
Rafika Aditama
Della Rahmah, Efektifitas Metode Bercerita Pada Proses Pembelajaran Akidah
Akhlak, Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2006
Depdiknas (2004). Kerangka Dasar Kurikulum 2004
Desi Rahmawati, Pengaruh Penerapan Metode Bercerita Terhadap Keterampilan
Anak, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2015
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,2006
Djamarah, Syaiful Bahri.2002. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta: Jakarta. 2005.
Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoritis
Psikologis. Rineka Cipta: Jakarta
Hawi, Akmal, Kompetensi Pendidikan Agama Isla, Jakarta : Rajawali Pers, 2014
Hermawan, R. Mujono dan Suherman, A. Metode Penelitian Pendidikan Sekolah
Dasar. Bandung: UPI Press, (2007).
Moeslichatoen R. 2004. Metode Pembelajaran did Taman Kanak-kanak. Jakarta
PT Asdi Mahasatya
Muhammad Taqiuddin, Peran guru akidah akhlak dalam meningkatkan motivasi
belajar pai kelas IV, fakultas tarbiyah dan keguruan Universitas islam
negeri sunan kalijaga Yogyakarta,2012
Mulyasa. Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : 2009
Nata, Abuddi. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000
Ratih,N.(2008). Manfaat Cerita bagi Kepribadian Anak. [online]. Tersedia:
http//www.niahidayati.net/2008/02/12/manfaat_cerita_bagi_kepribadian_a
nak 7/01/2019
Rochiati Wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung : 2014
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011).
Sardiman, Motivasi Learning, Jakarta: Rineka Cipta, 2011.
Sri Mahmudiah, Penerapan Metode Bercerita untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar PAI Materi Akidah Akhlak, Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo,
2011
Sugiono.(2011) Metode Penelitian. Bandung : Alfabeta
Sukardi M. Metode Penelitian Pendidikan Tindakan Kelas (Implementasi dan
Pengembangan), Jakarta : 2013
Suryaman, Maman. 2012. Metodologi Pembelajaran Bahasa, Yogyakarta: UNY
Press
Suyitno. Metode-Metode Pembelajaran, Bandung : CV.Wacanacipta, 2004
Tampubolon, 1991. Mengembangkan Minat dan Kebiasaan Membaca. Angkasa
Tarigan.(1981) Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa
Uhbiyati, Nur. Ilmu Pendidikan ISslam. Bandung: Pustaka Setia 2011
Wahjosumidjo, 1985. Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia Indonesia, Jakarta
Wasih Djojosoediro, Metode Pembelajaran Inovatif. Jakarta : Balai Pustaka, 2006
Winardi,J. Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta : 2004
Jurnal :
Ahyani L.N (2010). Metode Dogeng dalam Meningkatkan Perkembangan Moral
Anak Usia Sekolah Dasar, Jurnal Psikologi Universitas Kudus hal 24-32.
07 Januari 2019
Moh Rifa’I. (2008). Jurnal Manajemen Pendidikan islam. Halaman 23-28. Web
07 februari 2019
Ratmingsih (2012). Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Siswa Sekolah
Dasar Melalui Teknik Bercerita Inovatif. Jurnal Pendidikan dan
Pengajaran hal 75-87. 29 Desember 2018
SILABUS
Nama Madrasah : MI Nurul Ittihad Mata Pelajaran : Akidah-Akhlak Kelas/Semester : IV (empat)/ II Standar Kompetensi : 5. Memahami kalimat thayyibah (assalaamu’alaikum) dan Al-Asma al-Husna (As Salaam, Al Mukmin dan Al Latiif) Kompetens
i Dasar
Materi Pembelaja
ran
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
1 2 3 4 5 6 7 5.1. Menge
nal Allah melalui kalimat thayyibah assalaamu’alaikum
Pengertian kalimat thayyibah assalmu ‘alaikum
Manfaat mengucapkan kalimat thayyibah
Melafalkan kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum dibimbing guru
Bermain tepuk, siswa yang salah di-minta mengucapkan salam
Menulis arti kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum
Membuat kaligrafi Assalamu’alaikum
Mencari artik salam sesuai dengan arti kata-katanya
Berdiskusi dengan temannya tentang ucapan yang tepat ketika bertemu dengan seseorang
Melafalkan kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum
Mengartikan kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum
Menemukan pengertian Assalaamu’alaikum
Menjelaskan manfaat mengucapkan Assalaamu’alaikum
Menunjukkan contoh menggunakan lafadz kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum
Membiasakan mengucapkan kalimat thayyibah Assalaamu’alaikum ketika bertemu dengan seseorang
Jenis: Tes tulis Tes lisan Non tes Bentuk: Praktek Isian Uraian
4 jam
Buku paket Referensi lain Lingkungan sekitar
Membahas tentang penggunaan salam
Mencari beberapa contoh kalimat yang pertama kali diucapkan ketika bertemu seseorang
Membahas manfaat mengucapkan Assalaamu’alaikum secara berke-lompok
Praktek mengucapkan salam dengan temannya
5.2. Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma Al-Husna (As
Pengertian Al-Asma Al-Husna (As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif)
Manfaat membaca Al-Asma Al-
Membaca materi tentang Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif
Mencari pengertian Al-Asma Al-Husna dari buku referensi
Membaca Al-Asma
Mendefinisikan Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif
Melafalkan Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif
Mengartikan Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al
Jenis: Tes tulis Tes lisan Non tes Bentuk: Praktek Isian Uraian
4 jam
Buku paket Referensi lain Kaset/vcd tentang Al-Asma Al-Husna
Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif)
Husna Al-Husna secara keseluruhan
Membaca Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif
Latihan menulis Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif beserta artinya di buku tulis
Latihan membuat kaligrafi tentang Al-Asma Al-Husna tersebut
Berdiskusi dengan guru dan temannya tentang materi tersebut
Mencari bukti-bukti bahwa Allah bersifat As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif
Tanya jawab
Mu’min dan Al Latiif
Menulis Al-Asma Al-Husna As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif beserta artinya
Membuat kaligrafi tentang Al-Asma Al-Husna tersebut
Menunjukkan contoh atau bukti bahwa Allah bersifat As Salaam, Al Mu’min dan Al Latiif
Standar Kompetensi : 6. Beriman kepada Rosul-rosul Allah
Kompetensi
Dasar
Materi Pembelajara
n
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
1 2 3 4 5 6 7 6.1. Mengen
al Rosul dan Nabi Allah
Pengertian Nabi dan Rasul
Nama-nama Nabi dan Rasul
Perbedaan Nabi dan rasul
Mukjizat para rasul
Membaca materi tentang Nabi dan Rasul Allah dari buku panduan atau buku referensi
Tanya jawab Mengidentifik
asi jumlah Nabi dan Rasul Allah yang wajib diketahui
Menulis 25 nama nabi di buku catatan
Membahas persamaan dan perbedaan antara Nabi dan Rasul
Memahami mukjizat para Rasul
Berdiskusi/tanya jawab tentang Nabi dan Rasul
Menghafal 25 Nabi dan Rasul Allah
Menunjukkan penger-tian Nabi dan Rasul Allah
Menyebutkan jumlah Nabi dan Rasul Allah yang wajib diketahui
Menyebutkan nama-nama Nabi dan Rasul
Menunjukkan persa-maan dan perbedaan antara Nabi dan Rasul
Menunjukkan ciri-ciri atau kriteria Nabi dan Rasul Allah
Menyebutkan bebe-rapa mukjizat yang dimiliki oleh Nabi dan Rasul Allah
Menghafal 25 Nabi dan Rasul Allah
Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian
6 jam
Buku paket Referensi lain Vcd tentang kisah nabi
Standar Kompetensi : 7. Membiasakan akhlak terpuji
Kompetensi
Dasar
Materi Pembelajara
n
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar
1 2 3 4 5 6 7 7.1. Membia
sakan berakhlak Siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah dalam kehidupan sehari-hari
Pengertian sifat Siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah
Ciri-ciri orang yang bersifat Siddiq, amanah, tabligh, dan fathanah
Mencari pengertian sifat siddiq, amanah, tabligh dan fathanah dari buku paket atau referensi lain
Mencari ciri-ciri orang yang berperilaku siddiq, amanah, tabligh dan fathanah
Mengidentifikasi contoh sikap siddiq, amanah, tabligh dan fathanah
Tanya jawab Membahas
hikmah membiasakan berperilaku iddiq, amanah, tabligh dan fathanah
Membahas akibat orang yang tidak berprilaku siddiq, amanah, tabligh dan fathanah
Menyebutkan pengertian sifat siddiq, amanah, tabligh dan fathanah
Menyebutkan ciri-ciri siddiq, amanah, tabligh dan fathanah
Menunjukkan contoh sikap siddiq, amanah, tabligh, fathanah
Menyebutkan hikmah membiasakan berpe-rilaku iddiq, amanah, tabligh dan fathanah
Menunjukan contoh sikap siddiq, amanah, tabligh, fathanah dalam kehidupan sehari-hari
Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian Performance
6 jam
Buku paket Referensi lain Vcd tentang kisah nabi
7.2. Membiasakan akhlak yang baik dalam berteman dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian akhlak berteman
Contoh akhlak yang baik terhadap teman
Akibat akhlak tidak kepada teman
Mencari pengertian beradab islami kepada teman
Membaca referensi lain tentang adab berteman
Menunjukkan ciri-ciri orang yang beradap secara islami terhadap teman
mengisentifikasi contoh ciri-ciri orang yang beradap secara islami terhadap teman
Mencari beberapa contoh akibat tidak beradap secara islami terhadap teman
Menyebutkan kerugian tidak beradap secara islami
Mempraktikkan beradap secara islami terhadap teman
Menolong teman yang mendapat musibah
Memberi sedekah kepada teman yang membutuhka
Mengartikan adab islami kepada teman
Menyebutkan ciri-ciri orang yang ber-adap secara islami terhadap teman
Menyebutkan contoh ciri-ciri orang yang beradap secara islami terhadap teman
Menunjukkan akibat tidak beradap secara islami terhadap teman
Membiasakan beradap secara islami terhadap teman
Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian Performance
4 jam
Buku paket Lks Referensi lain
n 7.3. Menela
dani akhlak mulia 5 Rosul ulul azmi
Pengertian ulul azmi
5 rasul ulul azmi
Membaca kisah rasul ulul azmi dari buku cetak atau referensi lainnya
Mencari pengertian ulul azmi
Mengidentifikasi beberapa cobaan dan ujian dari Allah kepada rasul ulul azmi
Memahami sikap 5 rasul ulul ‘azmi dalam menghadapi ujian dan cobaan
Berdiskusi tentang rosul ulul azmi di depan teman-temannya
Menulis rangkuman kisah rasul ulul azmi
Menyebutkan pengertian rasul ulul azmi
Menyebutkan 5 rasul ulul azmi
Menjelaskan keteguhan iman 5 rosul ulul azmi
Menceritakan kisah 5 rosul ulul azmi
Menunjukkan contoh sikap seperti yang ada pada Rasul ulul azmi
Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian Performance
4 jam
Buku paket Referensi lain Daftar Nabi dan Rasul Vcd tentang kisah nabi
Standard Kompetensi : 8. Menghindari akhlak tercela.
Kompetensi Dasar
Materi Pembelajar
an
Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian
Alokasi
Waktu
Sumber Belajar
1 2 3 4 5 6 7 8.1. Menghi
ndari sifat munafiq dalam kehidupan sehari-hari
Pengertian sifat munafiq
Ciri-ciri orang munafiq
Dampak negatif dari sifat munafiq
Keuntungan menjauhi sifat munafiq
Membaca buku referensi atau buku paket tentang sifat munafiq
Mencari pengertian munafiq
Membahas ciri-ciri orang munafiq
Mencari beberapa contoh sikap orang munafiq
Membahas dalil tentang ciri-ciri orang munafiq
Menghafal hadits tentang ciri-ciri orang munafiq
Berdiskusi tentang akibat sifat munafiq
Berdiskusi tentang hikmah menghindari perilaku munafiq
Merangkum tentang sifat munafik
Menyebutkan pengertian munafiq
Menyebutkan ciri-ciri orang munafiq
Menunjukkan contoh prilaku munafiq
Menyebutkan dalil tentang ciri-ciri orang munafiq
Menyebutkan dampak negatif dari sifat munafiq
Menyebutkan hikmah menghindari perilaku munafiq
Jenis: Tes tulis Tes lisan Bentuk: Isian Uraian Performance
4 jam
Buku paket Lks Referensi lain