penerapan model pembelajaran problem
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of penerapan model pembelajaran problem
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM
BASED LEARNING (PBL) TERHADAP KEMAMPUAN
PENALARAN MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN
BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 1 ADIMULYO
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
RINA DWI KURNIASIH
122140187
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO
2016
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTO
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah (bersungguh-
sungguhlah) kamu dan kuatkanlah kesabaranmu (tingkatkan kesabaranmu) dan
tetaplah bersiap-siaga (kuatlah berpegang pada ilmu-ilmumu) dan bertaqwalah
kepada Allah, supaya kamu menang (beruntung).” (Q.S. Ali Imran, 200).
PERSEMBAHAN
Karya skripsi ini penulis persembahkan untuk:
1. Bapak dan Ibuku tercinta (Bapak Miswan
dan Ibu Umi Maryani) yang selalu
mendidik dan membimbing dengan penuh
kasih sayang, memberikan dorongan
semangat, serta mendoakan tiada henti;
dan
2. Kakakku tersayang Uky Nurwanto (Alm.).
3. Sahabat-sahabatku yang selalu
memberikan semangat dan membantu
selama ini.
v
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini.
Nama : Rina Dwi Kurniasih
NIM : 122140187
Program Studi : Pendidikan Matematika
menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan plagiat karya orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Apabila terbukti/dapat dibuktikan bahwa skripsi ini adalah hasil plagiat, saya
bersedia bertanggung jawab secara hukum yang diperkarakan oleh Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Purworejo, Juli 2016
Yang membuat pernyatan,
Rina Dwi Kurniasih
vi
PRAKATA
Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas lim-
pahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyu-
sunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian
Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Adimulyo Tahun Pelajaran 2015/2016“.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Keberhasilan pelaksanaan penelitian ini tidak lepas dari bantuan berbagai pi-
hak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima
kasih kepada:
1. Drs. H. Supriyono, M. Pd., Rektor Universitas Muhammadiyah Purworejo,
yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi;
2. Yuli Widiyono, M.Pd., Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo
yang telah memberikan izin mengadakan penelitian;
3. Riawan Yudi Purwoko, S.Si., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika sekaligus dosen Pembimbing I yang telah memberikan arahan,
saran, dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
vii
4. Isnaeni Maryam, M.Pd., dosen Pembimbing II yang telah memberikan
arahan, saran, dan bimbingan dengan penuh kesabaran dan keikhlasan
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini;
5. Heru Kurniawan, M.Pd., dan Prasetyo Budi Darmono, M.Pd. yang telah
memvalidasi instrumen penelitian;
6. Akhmad Mitrawan, S.Pd. M.Pd., Kepala SMP Negeri 1 Adimulyo yang
telah memberikan izin penelitian dan kemudahan dalam penelitian ini;
7. Edi Supratman, S.Pd., Guru Matematika SMP Negeri 1 Adimulyo yang
telah memberikan izin penelitian dan kemudahan dalam penelitian ini;
8. Aminah, S.Pd. M.M., Kepala SMP Negeri 3 Karanganyar yang telah
memberikan izin uji coba instrumen di sekolah yang dipimpinnya;
9. Bapak dan Ibu yang telah memberikan doa dan dukungan;
10. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Matematika angkatan
tahun 2012, atas kebersamaan dan motivasinya; dan
11. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penyusunan skripsi ini
yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis hanya berdoa semoga Allah SWT memberikan balasan yang ber-
lipat ganda atas budi baik yang telah diberikan. Semoga skripsi ini berman-
faat bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Purworejo, Juli 2016
Penulis,
Rina Dwi Kurniasih
viii
ABSTRAK
Rina Dwi Kurniasih. 122140187. 2016. “Penerapan Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) Terhadap Kemampuan Penalaran Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII SMP N 1 Adimulyo Tahun Pelajaran
2015/2016”. Skripsi. Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) apakah kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian belajar siswa dengan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa dengan model pembelajaran ekspositori, (2) apakah
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif jika diterapkan dalam
pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP N 1
Adimulyo tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 6 kelas. Pengambilan
sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengambilan data
yang digunakan adalah metode dokumentasi, angket dan tes. Instrumen penelitian
berupa tes kemampuan penalaran matematis dan angket kemandirian belajar
siswa. Teknik analisis data menggunakan uji multivariat dan uji-t untuk uji
efektifitas.
Penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa dengan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis dan kemandirian
belajar siswa dengan model pembelajaran ekspositori. Sedangkan hasil dari uji
efektifitas terhadap model PBL menunjukkan bahwa model PBL tidak efektif jika
diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo.
Kata kunci: model pembelajaran Problem Based Learning, kemampuan
penalaran matematis, kemandirian belajar, keefektifan
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN........................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
ABSTRAK ............................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 4
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6 11
BAB II KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR,
DAN HIPOTESIS ........................................................................... 8
A. Kajian Teori ................................................................................... 8
B. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 24
C. Kerangka Pikir ............................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian ....................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 30
B. Desain Penelitian .......................................................................... 30
C. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel ....................................... 31
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 32
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 33
F. Instrumen Penelitian ...................................................................... 35
G. Teknik Analisis Data ..................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................... 58
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 58
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 71
BAB V PENUTUP ............................................................................................ 75
A. Simpulan ........................................................................................ 75
B. Saran .............................................................................................. 75
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Rata-rata Nilai UTS mata pelajaran matematika Siswa Kelas VIII
SMP N 1 Adimulyo ........................................................................... 3
Tabel 2.1 Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah ......................................... 19
Tabel 3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 31
Tabel 3.2 Kriteria Taraf Kesukaran ................................................................... 36
Tabel 3.3 Kriteria Validitas Butir Soal .............................................................. 39
Tabel 3.4 Kriteria Realiabilitas Butir Soal ......................................................... 40
Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Siswa dan Kemandirian Belajar Siswa 62
Tabel 4.2 Rangkuman Uji Normalitas Data Sebelum Perlakuan ....................... 63
Tabel 4.3 Rangkuman Uji Homogenitas Variansi Data Sebelum Perlakuan ..... 64
Tabel 4.4 Rangkuman Uji Keseimbangan Data Sebelum Perlakuan ................. 65
Tabel 4.5 Rangkuman Uji Normalitas Data Kemampuan Penalaran Matematis
Setelah Perlakuan ............................................................................... 66
Tabel 4.6 Rangkuman Uji Normalitas Data Kemandirian Belajar Siswa Setelah
Perlakuan ............................................................................................ 66
Tabel 4.7 Rangkuman Uji Homogenitas Variansi Data Kemampuan Penalaran
Matematis Setelah Perlakuan ............................................................. 67
Tabel 4.8 Rangkuman Uji Homogenitas Variansi Data Kemandirian Belajar
Siswa Setelah Perlakuan..................................................................... 68
Tabel 4.9 Rangkuman Uji Multivariat ............................................................... 69
Tabel 4.10 Rangkuman Uji Univariat .................................................................. 70
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ............................................................... 28
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing......................... 81
Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Observasi ............................................... 82
Lampiran 3. Surat Permohonan Izin Penelitian ............................................... 83
Lampiran 4. Surat Permohonan Izin Uji Instrumen ......................................... 84
Lampiran 5. Surat Jawaban Permohonan Izin Uji Instrumen .......................... 85
Lampiran 6. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Uji Instrumen ................ 86
Lampiran 7. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ...................... 87
Lampiran 8. Silabus ......................................................................................... 88
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen .. 91
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol..........113
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Pertama Kelas
Eksperimen ..................................................................................130
Lampiran 12. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Kedua Kelas
Eksperimen ..................................................................................135
Lampiran 13. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Ketiga Kelas
Eksperimen ..................................................................................136
Lampiran 14. Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan Ketiga Kelas
Eksperimen .................................................................................144
Lampiran 15. Kisi-kisi Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Matematis .......149
Lampiran 16. Kisi-kisi Instrumen Angket Kemandirian Belajar Siswa
(Sebelum Uji Coba) ....................................................................151
Lampiran 17. Kisi-kisi Instrumen Angket Kemandirian Belajar Siswa
(Setelah Uji Coba) .......................................................................152
Lampiran 18. Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Matematis ......................153
Lampiran 19. Kunci Jawaban Istrumen Tes Kemampuan Penalaran
Matematis ...................................................................................154
Lampiran 20. Rubrik Penskoran Istrumen Tes Kemampuan Penalaran
Matematis ....................................................................................156
Lampiran 21. Instrumen Angket Kemandirian Belajar Siswa (Sebelum Uji
Coba) ...........................................................................................157
Lampiran 22. Instrumen Angket Kemandirian Belajar Siswa (Setelah Uji
Coba) ...........................................................................................159
Lampiran 23. Lembar Validasi Istrumen Tes Kemampuan Penalaran
Matematis ....................................................................................161
Lampiran 24. Lembar Validasi Istrumen Angket Kemandirian Belajar
Siswa ...........................................................................................165
Lampiran 25. Contoh Lembar Jawaban Tes Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa (Sebelum Uji Coba) ........................................177
Lampiran 26. Contoh Lembar Jawaban Tes Kemampuan Penalaran
Matematis Siswa (Setelah Uji Coba) ...........................................180
Lampiran 27. Contoh Lembar Jawaban Angket Kemandirian Belajar Siswa
(Sebelum Uji Coba) .....................................................................184
xiii
Lampiran 28. Contoh Lembar Jawaban Angket Kemandirian Belajar Siswa
(Setelah Uji Coba) .......................................................................186
Lampiran 29. Kisi-kisi Lembar Keterlaksanaan Model PBL .............................190
Lampiran 30. Lembar Keterlaksanaan Model PBL ...........................................191
Lampiran 31. Analisis Nilai Instrumen Tes Kemampuan Penalaran
Matematis Kelas Uji Coba ...........................................................215
Lampiran 32. Analisis Nilai Instrumen Angket Kemandirian Belajar Siswa
Kelas Uji Coba ............................................................................216
Lampiran 33. Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda Instrumen Tes
Kemampuan Penalaran Matematis ..............................................218
Lampiran 34. Tabel Bantu Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Tes
Kemampuan Penalaran Matematis ..............................................219
Lampiran 35. Uji Validitas Instrumen Tes Kemampuan Penalaran
Matematis ....................................................................................220
Lampiran 36. Uji Reliabilitas Instrumen Tes Kemampuan Penalaran
Matematis ....................................................................................221
Lampiran 37. Uji Validitas Konstruk Instrumen Angket Kemandirian
Belajar Siswa ...............................................................................222
Lampiran 38. Uji Reliabilitas Instrumen Angket Kemandirian Belajar
Siswa ............................................................................................223
Lampiran 39. Daftar Nilai Ulangan Akhir Semester Gasal Siswa (Sebelum
Perlakuan) ....................................................................................224
Lampiran 40. Daftar Nilai Awal Kelas Eksperimen ..........................................230
Lampiran 41. Daftar Nilai Awal Kelas Kontrol .................................................231
Lampiran 42. Analisis Instrumen Tes Kemampuan Penalaran Matematis
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ..........................................232
Lampiran 43. Analisis Instrumen Tes Kemandirian Belajar Siswa Kelas
Eksperimen ..................................................................................233
Lampiran 44. Analisis Instrumen Tes Kemandirian Belajar Siswa Kelas
Kontrol .........................................................................................234
Lampiran 45. Daftar Nilai Akhir Kelas Eksperimen .........................................235
Lampiran 46. Daftar Nilai Akhir Kelas Kontrol ................................................236
Lampiran 47. Uji Normalitas Data Sebelum Perlakuan .....................................237
Lampiran 48. Uji Homogenitas Variansi Data Sebelum Perlakuan ...................241
Lampiran 49. Uji Keseimbangan Data Sebelum Perlakuan ...............................243
Lampiran 50. Uji Normalitas Data Kemampuan Penalaran Matematis
Setelah Perlakuan ........................................................................245
Lampiran 51. Uji Normalitas Data Kemandirian Belajar Siswa Setelah
Perlakuan .....................................................................................249
Lampiran 52. Uji Homogenitas Variansi Data Kemampuan Penalaran
Matematis Setelah Perlakuan ......................................................253
Lampiran 53. Uji Homogenitas Variansi Data Kemandirian Belajar Siswa
Setelah Perlakuan ........................................................................255
Lampiran 54. Uji Hipotesis ................................................................................257
Lampiran 55. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ...........................................265
Lampiran 56. Tabel Distribusi Normal Baku .....................................................266
xiv
Lampiran 57. Tabel Nilai Kritik Uji Lilliefors ..................................................267
Lampiran 58. Tabel Nilai Chi Kuadrat ..............................................................268
Lampiran 59. Tabel Distribusi F ........................................................................269
Lampiran 60. Tabel Distribusi t .........................................................................270
Lampiran 61. Kartu Kendali Bimbingan Skripsi ...............................................271
Lampiran 62. Daftar Hadir Siswa ......................................................................273
Lampiran 63. Foto Kegiatan ..............................................................................277
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan
bangsa, karena kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas
pendidikannya. Pendidikan berperan penting dalam menciptakan masyarakat yang
cerdas, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, selalu ada pembaharuan dalam
bidang pendidikan, baik itu dari segi kurikulum, sistem penilaian, pengembangan
model pembelajaran, dan lain sebagainya.
Matematika merupakan ilmu yang sangat sarat dengan materi-materi yang
dapat memicu berkembangnya kemampuan penalaran. Hal ini dikarenakan
matematika adalah ilmu yang memiliki karakteristik deduktif, yang memerlukan
kemampuan berpikir dan bernalar untuk memahaminya. Dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tertuang jelas kemampuan-kemampuan yang
harus dimiliki siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika, salah satunya
yaitu kemampuan penalaran.
Hal tersebut diperkuat oleh National Council of Teacher of Mathematics atau
NCTM (2000) yang menyatakan bahwa standar matematika sekolah meliputi
standar isi (mathematical content) dan standar proses (mathematical processes).
Standar proses meliputi pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan
pembuktian (reasoning and proof), keterkaitan (connections), komunikasi
(communications), dan representasi (representation).
2
Selain pembelajaran matematika diarahkan untuk mengembangkan
kemampuan berpikir matematis yang meliputi pemahaman, pemecahan masalah,
penalaran, dan komunikasi, pembelajaran matematika juga diarahkan untuk
mengembangkan kebiasaan dan sikap belajar yang berkualitas. Salah satunya
yaitu pada karakteristik utama kemandirian belajar matematika. Kemandirian
belajar merupakan salah satu unsur penting dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti pada bulan
November 2015 di SMP N 1 Adimulyo proses pembelajaran siswa masih berpusat
pada guru. Siswa cenderung pasif dan kurang mandiri dalam belajar matematika.
Hal itu terlihat ketika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
sebagian besar siswa cenderung diam, bahkan seringkali terjadi seorang siswa
meminta temannya untuk bertanya pada guru. Selain itu apabila siswa diberikan
pekerjaan rumah oleh guru banyak siswa yang hanya mencontoh pekerjaan
temannya tanpa memperdulikan hasil pekerjaanya. Sebagian siswa tidak terlalu
menyukai pelajaran matematika dengan berbagai alasan. Ada yang mengatakan
matematika pelajaran yang sulit dipahami, terlalu banyak rumus, dan sebagainya.
Banyak juga siswa yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang
sulit. Hal-hal tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa masih rendah, seperti
terlihat pada tabel rata-rata nilai Ulangan Tengah Semester Siswa SMP N 1
Adimulyo Kelas VIII, sebagai berikut:
3
Tabel 1
Rata-rata Nilai Ulangan Tengah Semester Siswa Kelas VIII
SMP N 1 Adimulyo
Kelas Rata-Rata Nilai
A 53
B 46
C 49
D 49
E 50
F 43
Dari tabel rata-rata nilai UTS Matematika siswa kelas VIII tersebut terlihat
bahwa rata-rata nilai masing-masing kelas VIII di SMP N 1 Adimulyo masih di
bawah KKM yaitu 75. Disamping itu dari hasil wawancara dengan guru
matematika kelas VIII menyatakan bahwa kemampuan penalaran matematis siswa
masih rendah. Rendahnya kemampuan matematis siswa terlihat dari sebagian
besar siswa belum mampu mengajukan dugaan, melakukan manipulasi
matematika, memberikan bukti atau alasan serta menarik kesimpulan, memeriksa
kesahihan suatu argumen dan menemukan pola atau sifat dari gejala matematis
untuk membuat generalisasi. Sedangkan kemampuan siswa untuk menyajikan
pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram sudah
tergolong cukup.
Untuk mengatasi masalah tersebut, banyak strategi, metode, pendekatan atau
model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu
model pembelajaran yang memungkinkan terjadinya pembelajaran yang inovatif
dan kreatif adalah pembelajaran berbasis masalah (problem based learning).
Problem Based Learning (PBL) menggunakan konsep pembelajaran yang
membantu guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan
4
masalah yang penting dan relevan bagi siswa dan memungkinkan siswa
memperoleh pengalaman belajar yang lebih realistik.
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di sini adalah
penyelesaian soal melalui beberapa tahapan yaitu dengan masalah-masalah yang
telah disusun sehingga dapat membantu siswa dalam menemukan solusi
penyelesaiannya secara mandiri. Hal ini yang menjadi alasan peneliti untuk
bereksperimen dengan inovasi pembelajaran yang berbeda yang didasarkan pada
permasalahan pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Kurangnya kemandirian belajar siswa dilihat dari adanya sikap
ketergantungan terhadap guru maupun temannya sehingga perlu adanya
pembaharuan dalam proses pembelajaran yang dapat menumbuhkan niat
setiap siswa untuk ikut serta dalam proses pembelajaran.
2. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran matematika karena banyak siswa
beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit sehingga perlu
adanya penggunaan model pembelajaran yang dapat membuat siswa lebih
menyukai pelajaran matematika dan menganggap matematika sebagai
pelajaran yang mudah dipahami.
3. Rendahnya kemampuan penalaran matematis siswa yang mungkin
disebabkan kurang tepatnya model pembelajaran yang digunakan guru. Dari
5
hal tersebut timbul pertanyaan apakah jika model pembelajarannya diubah,
akan berpengaruh terhadap kemampuan penalaran matematis siswa.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari pembahasan masalah yang terlalu luas, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Model pembelajaran dibatasi pada model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dan model pembelajaran ekspositori.
2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah bangun ruang sisi datar
dalam pokok bahasan kubus dan balok.
3. Ruang lingkup penelitian akan dilakukan pada siswa-siswi kelas VIII SMP N
1 Adimulyo.
4. Waktu pelaksanaan penelitian akan dilakukan pada tahun pelajaran
2015/2016.
Berdasarkan pembatasan masalah diatas maka peneliti mengambil judul
“Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Terhadap
Kemampuan Penalaran Matematis dan Kemandirian Belajar Siswa Kelas VIII
SMP N 1 Adimulyo Tahun Pelajaran 2015/2016”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa
yang dikenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih baik
6
jika dibandingkan dengan kemampuan penalaran matematis dan kemandirian
belajar siswa yang dikenai model ekspositori?
2. Apakah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif jika
diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah kemampuan penalaran matematis dan kemandirian
belajar siswa yang dikenai model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) lebih baik jika dibandingkan dengan kemampuan penalaran matematis
dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model ekspositori.
2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) efektif jika diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMP N 1
Adimulyo.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam pembelajaran
matematika khususnya pada peningkatan kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar matematika siswa, serta nantinya diharapkan dapat
memberikan manfaat serta referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat
memberikan penelitian yang lebih baik.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru, memberikan informasi khusunya bidang studi matematika tentang
penerapan model pembelajaran PBL,
b. Bagi siswa, diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai pentingnya
penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa,
c. Bagi sekolah, sebagai wacana dalam rangka memperbaiki model
pembelajaran matematika,
d. Bagi peneliti yang akan datang, diharapkan dapat dijadikan acuan atau
pedoman pada penelitian sejenis.
8
BAB II
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA
BERPIKIR DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori
1. Kemampuan Penalaran Matematis
Pada dasarnya setiap penyelesaian soal matematika memerlukan kemampuan
pemahaman dan penalaran. Melalui penalaran siswa dapat melihat bahwa matematika
merupakan kajian yang masuk akal tanpa bergantung pada cara-cara yang instan dalam
menyelesaikan persoalan matematika. Siswa dapat berpikir dan bernalar suatu
persoalan matematika apabila telah memahami persoalan tersebut. Dengan demikian
siswa merasa yakin bahwa matematika dapat dipahami, dipikirkan, dibuktikan dan
dievaluasi.
Istilah penalaran (reasoning) dijelaskan oleh Copi dalam Fadjar Shadiq
(2007: 3) sebagai berikut : “Reasoning is a special kind of thinking in which
inference takes place, in which conclusions are drawn from premises”. Dari
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa penalaran merupakan kegiatan,
proses atau aktivitas berpikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu
pernyataan baru berdasar pada beberapa pernyataan yang diketahui benar ataupun
yang dianggap benar yang disebut premis.
Pendapat lain oleh Surajiyo, dkk (2014: 20) menyatakan bahwa penalaran
merupakan konsep yang paling umum menunjuk pada salah satu proses pemikiran
untuk sampai pada suatu kesimpulan sebagai pernyataan baru dari beberapa
pernyataan lain yang diketahui.
9
Dijelaskan pada dokumen Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004
dalam Fadjar Shadiq (2009: 14), indikator yang menunjukan penalaran antara lain
adalah:
a. Menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan
diagram.
b. Mengajukan dugaan (conjectures).
c. Melakukan manipulasi matematika.
d. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti
terhadap beberapa solusi.
e. Menarik kesimpulan dari pernyataan.
f. Memeriksa kesahihan suatu argumen.
g. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat
generalisasi.
Kemampuan penalaran berlangsung ketika seorang berpikir tentang sesuatu
masalah atau menyelesaikan masalah. Bila objeknya berupa masalah atau ide
matematik maka penalaran tersebut dinamakan penalaran matematik.
Penalaran matematis berperan penting untuk mengetahui dan mengerjakan
matematika. Kemampuan bernalar menjadikan siswa dapat memecahkan masalah-
masalah dalam kehidupan sehari-hari baik di dalam maupun di luar sekolah.
Menurut Al Krismanto dalam Hudaedah, Dodoh (2014: 361), di dalam
mempelajari matematika kemampuan penalaran dapat dikembangkan pada saat
siswa memahami suatu konsep (pengertian), atau menemukan dan membuktikan
suatu prinsip.
Menurut Sumarmo dalam Hudaedah, Dodoh (2014: 361) memberikan
indikator kemampuan yang termasuk pada kemampuan penalaran matematik
yaitu:
a. Menarik kesimpulan logis
b. Memberikan penjelasan terhadap mode, fakta, sifat, hubungan, dan pola
c. Memperkirakan jawaban dan proses solusi
10
d. Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi, atau membuat
analogi, generalisasi, dan menyusun konjektur
e. Mengajukan lawan contoh
f. Mengikuti aturan inferensi, memeriksa validitas argumen, membuktikan dan
menyusun argumen yang valid
g. Menyusun pembuktian langsung, tak langsung, dan pembuktian dengan
induksi matematika.
Menurut Sumarmo dalam Hudaedah, Dodoh (2014: 361) secara garis besar
penalaran matematik (mathematical reasoning) dapat diklasifikasikan dalam dua
jenis yaitu penalaran induktif dan deduktif.
a. Penalaran deduktif
Penalaran induktif diartikan sebagai penarikan kesimpulan yang bersifat
umum atau khusus berdasarkan data yang teramati. Nilai kebenaran dalam
penalaran induktif dapat bersifat benar atau salah. Kegiatan-kegiatan yang
termasuk penalaran induktif antara lain :
1) Transduktif, menarik kesimpulan dari suatu kasus/sifat khusus diterapkan
pada kasus/sifat khusus lainnya
2) Analogi, penarikan kesimpulan berdasarkan keserupaan data atau proses
3) Generalisasi, penarikan kesimpulan umum berdasarkan sejumlah data yang
teramati
4) Memperkirakan jawaban, solusi atau kecenderungan, interpolasi dan
ekstrapolasi
5) Memberi penjelasan terhadap model, fakta, sifat, hubungan atau pola yang
ada
6) Menggunakan pola hubungan untuk menganalisis situasi dan menyusun
konjektur.
b. Penalaran induktif
Penalaran deduktif adalah penarikan kesimpulan berdasarkan aturan yang
disepakati. Nilai kebenaran dalam penalaran deduktif bersifat mutlak benar atau
salah dan tidak keduanya bersama-sama. Beberapa kegiatan yang termasuk
penalaran deduktif yaitu :
1) Melaksanakan perhitungan berdasarkan aturan atau rumus tertentu
2) Menarik kesimpulan logis berdasarkan aturan inferensi, memeriksa validitas
argumen, membuktikan, dan menyusun argumen yang valid.
3) Menyusun pembuktian langsung, pembuktian tak langsung, dan pembuktian
dengan induksi matematika.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran
matematis adalah cara menggunakan nalar atau proses mental dalam
11
mengembangkan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip dalam menyelesaikan
persoalan matematika.
2. Kemandirian Belajar
Kemandirian belajar merupakan tuntutan bagi setiap siswa. Kemandirian
belajar bukan berarti belajar sendiri. Seringkali orang menyalahartikan
kemandirian belajar sebagai belajar sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2018: 872) “Kemandirian adalah hal atau keadaan dapat berdiri sendiri
tanpa bergantung pada orang lain”. Kondisi aktivitas belajar mandiri tidak
tergantung pada orang lain, memiliki kemampuan serta bertanggungjawab dalam
menyelesaikan masalah sendiri.
Menurut James O. Whittaker dalam Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono
(2013: 126), belajar dapat didefinisikan sebagai proses di mana tingkah laku
ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. Definisi yang tidak jauh
berbeda dikemukakan oleh Cronbach dalam Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono
(2013: 127) menyatakan bahwa learning is shown by change in behavior as a
result of experience. Dari pernyataan tersebut belajar yang efektif adalah melalui
pengalaman. Dalam proses belajar, seseorang berinteraksi langsung dengan objek
belajar dengan menggunakan semua alat inderanya.
Howard L. Kingsley dalam Djamarah, Syaiful Bahri (2011: 13) mengatakan
bahwa learning is the process by which behavior (in the broader sense) is
originated or changed throught practice or training. Dari pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti
luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan. Slameto dalam
12
Djamarah, Syaiful Bahri (2011: 13) mengungkapkan belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Dari pengertian diatas, maka belajar dapat
diartikan sebagai usaha manusia mengubah sesuatu menjadi lebih baik dari
sebelumnya.
Haris Mujiman (2012: 1) menyatakan bahwa “Belajar mandiri adalah
kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh motif untuk menguasai sesuatu
kompetensi, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah
dimiliki ”. Dengan demikian belajar mandiri lebih mengarah pada pembentukan
kemandirian dalam cara-cara belajar.
Beberapa ciri kemandirian belajar menurut Haris Mujiman (2011: 14-15)
adalah sebagai berikut :
a. Sumber dan media belajar: Belajar mandiri dapat menggunakan berbagai
sumber dan media belajar.
b. Tempat belajar: Belajar mandiri dapat dilakukan di sekolah, di rumah, di
perpustakaan, di warnet, dan di mana pun yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar.
c. Waktu belajar: Belajar mandiri dapat dilaksanakan di setiap waktu yang
dikehendaki pembelajar, di antara waktu yang digunakan untuk kegiatan-
kegiatan lain.
d. Tempo dan irama belajar: Kecepatan belajar dan intensitas kegiatan belajar
ditentukan sendiri oleh pembelajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan
kesempatan yang tersedia.
e. Cara belajar: Pembelajar memiliki cara belajar mandiri dilakukan oleh
pembelajar sendiri.
f. Refleksi: Refleksi merupakan penilaian terhadap proses pembelajaran yang
telah dijalani.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar
adalah sikap dan kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan
13
belajar secara mandiri atau sendiri sehingga bertanggungjawab sepenuhnya dalam
proses belajar. Setiap siswa mempunyai kekuatan untuk mencari sendiri,
mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Kemandirian dalam
belajar perlu diberikan kepada siswa agar mereka mampu tanggungjawab dalam
mengatur dan mendisiplinkan dirinya dan mengembangkan kemampuan belajar
atas kemampuan sendiri. Kemandirian belajar akan terwujud apabila siswa aktif
mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, mengevaluasi, dan selanjutnya
merencanakan sesuatu dalam pembelajaran yang dilalui dan siswa juga memiliki
kemauan untuk aktif dalam proses pembelajaran.
Kemandirian belajar tidak hanya belajar sendiri melainkan harus dapat
mengakomodasi caranya belajar dalam kehidupan sehari-hari. Haris Mujiman
(2011: 20) mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar diakomodasikan dalam
pelatihan kemandirian belajar adalah sebagai berikut:
a. Adanya kompetensi-kompetensi antara yang diterapkan sendiri oleh
partisipan untuk menuju pencapaian tujuan-tujuan akhir yang diterapkan oleh
program pelatihan untuk setiap mata pelajaran.
b. Adanya proses pembelajaran yang ditetapkan sendiri oleh partisipan untuk
mencapai tujuan-tujuan antara.
c. Adanya input beljar yang ditetapkan dan dicari sendiri oleh partisipan untuk
mencapai tujuan-tujuan antara.
d. Adanya kegiatan evaluasi diri yang dilakukan oleh partisipan sendiri.
e. Adanya kegiatan refleksi terhadap proses pembelajaran yang telah
dijalaninya.
f. Adanya review terhadap pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki peserta,
melalui kegiatan bicara bebas untuk meningkatkan partisipan bahwa mereka
telah memiliki pengalaman itu, dan perlu menggunakan untuk belajar yang
lebih lanjut dalam pelatihan.
g. Adanya upaya-upaya khusus untuk membuat partisipan tahu manfaat
penelitian, membutuhkan pelatihan, serta mampu mengikuti pelatihan hal-hal
ini semua akan menumbuhkan motivasi belajar yang lebih lanjut.
h. Adanya kegiatan belajar aktif.
14
Berdasarkan uraian tentang kegiatan-kegiatan dalam pelatihan belajar diatas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa siswa yang memiliki kemandirian belajar
adalah siswa yang mampu menerapkan kompetensi-kompetensi belajarnya
sendiri, mampu mencari input belajar sendiri, dan mengevaluasi diri serta refleksi
terhadap proses pembelajaran aktif yang dijalani siswa.
Kemandirian bukan merupakan suatu pembawaan yang melekat pada diri
individu sejak lahir melainkan banyak faktor yang mempengaruhi
perkembangannya. Menurut Mohammad Ali dan Mohammad Asrori (2014: 118-
119) ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan kemandirian, antara
lain:
a. Gen atau keturunan orang tua
b. Pola asuh orang tua
c. Sistem pendidikan di sekolah
d. Sistem kehidupan di masyarakat
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemandirian
belajar dipengaruhi oleh faktor gen, pola asuh orang tua, sistem pendidikan di
sekolah, dan sistem kehidupan di masyarakat.
Menurut Tiktik Gantinah (2014: 415) yang merangkum beberapa pendapat
dari para pakar, menyatakan bahwa indikator kemandirian belajar diantaranya
adalah:
a. Inisiatif dan motivasi belajar intrinsik
b. Kebiasaan mendiagnosa kebutuhan belajar
c. Menetapkan tujuan/target belajar
d. Memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar
e. Memandang kesulitan sebagai tantangan
f. Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan
g. Memilih, dan menerapkan strategi belajar
h. Mengevaluasi proses dan hasil belajar
i. Konsep diri/kemampuan diri
15
3. Model Pembelajaran
Pemilihan dan penentuan model pembelajaran yang tepat dapat menjunjung
keberhasilan siswa dalam belajar. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan belajar,
siswa harus berperan aktif dalam belajar karena makna belajar ada pada diri siswa.
Menurut Hamdani (2011:80) model pembelajaran adalah “cara yang digunakan
guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa”. Model pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan
dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Dengan demikian, model
pembelajaran merupakan alat untuk menciptakan proses mengajar.
Sedangkan Agus Suprijono (2015:65) menyatakan bahwa model
pembelajaran adalah “ pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial”. Dalam hal ini berarti
melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan
informasi, ide, ketrampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Dalam
sebuah model pembelajaran biasanya terdapat langkah-langkah atau tahapan-
tahapan yang tetap untuk menyampaikan suatu materi pelajaran agar matei
pelajaran tersebut dapat dipelajari atau dipahami oleh siswa dengan mudah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah
rencana atau pola mengajar yang disusun sedemikian rupa untuk membimbing
aktivitas pembelajaran di kelas guna mencapai tujuan pengajaran.
4. Model Pembelajaran Ekspositori
Menurut Wina Sanjaya (2006: 179) “Model pembelajaran ekspositori adalah
model pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara
16
verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa
dapat menguasai materi pelajaran secara optimal”. Dalam model ini materi
pelajaran disampaikan langsung oleh guru. Karena model ekspositori lebih
menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan model “chalk
and talk”.
Ada beberapa langkah dalam penerapan model pembelajaran ekspositori
menurut Wina Sanjaya (2006: 185) yaitu:
a. Persiapan
b. Penyajian
c. Menghubungkan
d. Menyimpulkan
e. Penerapan
Keberhasilan penggunaan model pembelajaran ekspositori sangat tergantung
pada kemampuan guru untuk bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
Model pembelajaran ekspositori merupakan model pembelajaran yang banyak
dan sering digunakan. Hal ini disebabkan model ini memiliki beberapa
keunggulan antara lain (Wina Sanjaya, 2006: 190-191):
a. Dengan model pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sampai
mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
b. Model pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
c. Melalui model pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar
melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa
melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
d. Keuntungan lain adalah model pembelajaran ekspositori ini bisa digunakan
untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
Disamping memiliki keunggulan, model pembelajaran ekspositori juga
memiliki kelemahan yaitu (Wina Sanjaya, 2006: 191):
17
a. Model pembelajaran ekspositori hanya mungkin dapat dilakukan terhadap
siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
b. Model ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, perbedaan pengetahuan, minat, bakat, serta
perbedaan gaya belajar.
c. Karena model lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d. Keberhasilan model pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa
yang dimiliki guru.
e. Oleh karena gaya komunikasi model pembelajaran ekspositori lebih banyak
terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan
materi pembelajaran akan sangat terbatas pula.
Melihat beberapa kelemahan di atas, maka sebaiknya dalam melaksanakan
model pembelajaran ekspositori guru perlu persiapan yang matang, baik mengenai
materi pelajaran yang akan disampaikan maupun mengenai hal-hal lain yang
dapat mempengaruhi kelancaran proses pembelajaran.
5. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Menurut Arends dalam Warsono dan Hariyanto (2014: 147) pembelajaran
berbasis masalah adalah model pembelajaran yang berlandaskan kontruktivisme
dan mengakomodasikan keterlibatan siswa dalam belajar serta terlibat dalam
pemecahan masalah yang kontekstual. Untuk memperoleh informasi dan
mengembangkan konsep, siswa belajar tentang bagaimana membangun kerangka
masalah, mencermati, mengumpulkan data dan mengorganisasikan masalah,
menyusun fakta, menganalisis data, dan menyusun argumentasi terkait pemecahan
masalah, kemudian memecahkan masalah, baik secara individual maupun dalam
kelompok.
Dalam Aris Shoimin (2014: 130), Duck menyatakan bahwa “PBL adalah
model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks
18
untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan
masalah serta memperoleh pengetahuan”.
Sedangkan menurut Finkle dan Torp dalam Aris Shoimin (2014: 130), PBM
merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan
secara simultan strategi pemecahan masalah dan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai
pemecah permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
Dua definisi diatas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan suasana
pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.
Dukungan teoretis Jerome Bruner dalam Suprijono, Agus (2014: 71) pada
pengembangan model pembelajaran berbasis masalah memberikan arti penting
belajar konsep dan belajar menggeneralisasi. Pembelajaran ini berorientasi pada
kecakapan peserta didik memproses informasi. Pemrosesan informasi mengacu pada
cara-cara orang menangani stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data, melihat
masalah, mengembangkan konsep dan memecahkan masalah dan menggunakan
lambing-lambang verbal dan non-verbal.
Hasil belajar dari pembelajaran berbasis masalah adalah peserta didik memiliki
keterampilan penyelidikan dan mengatasi masalah serta kemampuan mempelajari
peran orang dewasa. Peserta didik dapat menjadi pembelajar yang mandiri dan
independen.
Sintaks suatu pembelajaran berisi langkah-langkah praktis yang harus dilakukan
oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Dalam pembelajaran berbasis masalah, ada
5 langkah utama yaitu (Budiyanto A.M., 2014: 406):
19
Tabel 2
Tahapan Pembelajaran Berbasis Masalah
TAHAP TINGKAH LAKU GURU
Tahap 1 :
Orientasi siswa pada masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,
mengajukan fenomena/demonstrasi/cerita
untuk memunculkan masalah, memotivasi
siswa untuk terlibat dalam pemecahan
masalah yang dipilih.
Tahap 2 :
Mengorganisasi siswa untuk
belajar
Guru membantu siswa untuk mendefinisikan
dan mengorganisasi tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
Tahap 3 :
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah.
Tahap 4 :
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu siswa dalam merencanakan
dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta membantu
mereka untuk membagi tugas dengan
temannya.
Tahap 5 :
Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah
Guru membantu siswa untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses-proses yang mereka
gunakan.
Menurut Sri Mari Indarti (2014: 122-123), model pembelajaran berbasis
masalah ini bukan hanya metode berpikir, sebab dalam pemecahan masalah
menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai
menarik kesimpulan. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses
informasi yang sudah ada dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka
sendiri untuk memecahkan masalah yang sedang dipikirkannya itu. Sedangkan Sri
Puji Astuti (2014: 163) menyatakan bahwa dengan adanya masalah yang dapat
dimunculkan oleh siswa dan guru, siswa dapat memperdalam pengetahuannya
tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa yang perlu diketahui untuk
memecahkan masalah tersebut. Fokus masalah dalam pembelajaran berbasis
20
masalah ini adalah masalah yang dapat diselesaikan siswa dan mampu
mengembangkan kemampuan penalaran matematis siswa.
Dari kedua pendapat tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran berbasis masalah ini dapat meningkatkan kemampuan penalaran
matematis siswa dan kemandirian belajar siswa.
Menurut Warsono dan Hariyanto (2012: 152) secara umum dapat
dikemukakan bahwa kelebihan dari penerapan model PBL antara lain :
a. Siswa akan terbiasa menghadapi masalah (problem posing) dan merasa
tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan
pembelajaran dalam kelas, tetapi juga menghadapi masalah yang ada dalam
kehidupan sehari-hari (real word).
b. Memupuk solidaritas social dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman
sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.
c. Makin mengakrabkan guru dengan siswa.
d. Karena ada kemungkinan suatu masalah harus diselesaikan siswa melalui
eksperimen halini juga akan membiasakan siswa dalam menerapkan metode
eksperimen.
Sementara itu kelemahan dari penerapan model PBL ini antara lain :
a. Tidak banyak guru mampu mengantarkan sisa kepada pemecahan masalah.
b. Seringkali memerlukan biaya mahal dan waktu yang panjang.
c. Aktivitas siswa yang dilaksanakan di luar sekolah sulit dipantau guru.
Dari beberapa kelemahan model pembelajaran PBL di atas, peneliti
melakukan beberapa cara untuk mengantisipasi kelemahan tersebut yaitu:
a. Agar guru mampu mengantarkan siswa kepada pemecahan masalah yang
dilakukan yaitu dengan membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisiskan
masalah kontekstual yang dapat mengantarkan kepada konsep sesuai dengan
materi yang akan disampaikan.
21
b. Dengan menggunakan LKS yang pengerjaanya dilakukan secara
berkelompok juga dapat membantu efisiensi biaya dan juga waktu, karena
dalam penyusunan LKS tersebut juga diperhitungkan berapa lama waktu yang
dibutuhkan untuk penyelesaiannya.
c. Dalam penelitian ini pembelajaran tidak dilakukan di luar sekolah.
6. Keefektifan Model Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 374) keefektifan berarti
keadaan berpengaruh, hal berkesan, keberhasilan (tentang usaha-usaha, tindakan)
(berjenis kata kerja) berasal dari bahasa efektif (berjenis kata sifat) berarti ada
efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya); dapat membawa hasil; berhasil guna
(tentang usaha, tindakan). Keefektifan dapat dikatakan keterkaitan antara tujuan
dan hasil yang dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang
dinyatakan dengan hasil yang dicapai. E. Mulyasa (2007: 82) “menyebutkan
masalah keefektifan biasanya terkait erat dengan perbandingan antara tingkat
pencapaian tujuan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya atau
perbandingan hasil nyata dengan rencana yang telah disusun sebelumnya atau
perbandingan hasil nyata dengan hasil yang direncanakan”. Dalam konteks
pembelajaran, untuk melaksanakan pembelajaran efektif menurut Slameto (2010:
92-93) diperlukan syarat-syarat antara lain:
a. Guru perlu mempertimbangkan perbedaan individual,
b. Guru selalu membuat perencanaan sebelum belajar,
c. Guru harus dapat menciptakan bahan, guru perlu memberikan masalah-
masalah yang merangsang untuk berpikir,
d. Pelajaran yang diberikan di sekolah perlu dihubungkan dengan kehidupan
nyata di masyarakat.
22
e. Dalam interaksi belajar mengajar, guru harus banyak memberikan kebiasaan
kepada siswa untuk dapat menyelidiki sendiri, mengamati sendiri, belajar
sendiri, dan mencapai pemecahan masalah sendiri.
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa keefektifan
pembelajaran adalah suatu kondisi pembelajaran yang menunjukan tingkat
tercapainya suatu rencana pembelajaran yang telah ditetapkan dengan kriteria
tercapainya keberhasilan tujuan pembelajaran. Kemmis dan Mc Taggart
menyatakn bahwa “terdapat 4 cara untuk menguji keefektifan pembelajaran yaitu:
(1) through measure of student achievement or success, (2) through observation
of teaching, (3) through of student evaluation of teaching, (4) through formal and
specially designed program evaluation”. Maknanya adalah cara menguji
keefektifan yang pertama dilakukan dengan mengukur prestasi dan keberhasilan
siswa. Kedua, melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang
dilakukan oleh guru, pengamatan dapat dilakukan oleh kepala sekolah, penyelidik,
maupun teman sejawat. Ketiga, melalui evaluasi siswa, dapat dilakukan dengan
pemberian kuesioner dengan pertanyaan-pertanyaan yang berisi standar
pembelajaran. Keempat, evaluasi program yang dirancang secara resmi dan
khusus oleh spesialis ahli dari luar lembaga, misalnya tim akreditasi sekolah.
Dalam penelitian ini, pengujian keefektifan dilakukan dengan cara mengukur
prestasi atau keberhasilan siswa. Prestasi atau keberhasilan siswa yang dimaksud
adalah nilai tes prestasi pada pokok bahasan kubus dan balok. Model
pembelajaran dinyatakan efektif jika dari segi kompetensi, siswa dapat mencapai
ketuntasan. Siswa dianggap tuntas apabila Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
telah tercapai. Di SMP N 1 Adimulyo siswa dinyatakan tuntas jika presentase
23
daya serapnya atau mencapai nilai 75 dan suatu kelas dinyatakan tuntas
secara klasikal jika minimal 75% siswa yang bersangkutan tuntas secara individu.
Selain itu terjadi peningkatan rerata prestasi siswa.
B. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini peneliti mengacu pada penelitian sebelumnya yang
relevan. Juwita Rini, Budiyono, dan Imam Sujadi melakukan penelitian berjudul
“Eksperimentasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Problem Posing
Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari Kemampuan Penalaran Siswa
Kelas VIII SMP Negeri Di Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Hasil penelitiannya menunjukan bahwa model Problem Based Learning
memberikan prestasi belajar yang sama baiknya dengan model Problem Posing,
tetapi model Problem Based Learning memberikan prestasi belajaryang lebih baik
dibandingkan dengan model pembelajaran langsung. Selain itu pada model PBL,
siswa dengan kemampuan penalaran tinggi mempunyai prestasi lebih baik
dibandingkan siswa dengan kemampuan penalaran sedang dan rendah, sedangkan
siswa dengan kemampuan penalaran sedang dan rendah mempunyai prestasi
belajar yang sama. Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Juwita Rini,dkk ditinjau dari kemampuan penalaran siswa, sedangkan
penelitian yang dilakukan peneliti terhadap kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa. Kesamaannya adalah kedua penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen dengan model Problem Based Learning.
24
Penelitian lain yang relevan dilakukan oleh Wahyu Andista (2014) dengan
judul “Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Model Problem Based
Learning Pada siswa Kelas VII B SMP N 43 Purworejo”. Hasil dari penelitian ini
menunjukan bahwa kemandirian belajar dan hasil belajar dalam pembelajaran
matematika siswa kelas VII B SMP N 43 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014
meningkat setelah dikenai pembelajaran dengan Problem Based Learning.
Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Wahyu
Andista merupakan penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian yang
dilakukan peneliti adalah penelitian eksperimen. Persamaannya adalah model
pembelajaran yang digunakan adalah model Problem Based Learning.
Ibrahim Bilgin, Erdal Senocak, dan Mustafa Sozbilir (2008) melakukan
penelitian dengan judul “The Effects of Problem Based Learning Instruction on
University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problem in Gas
Concepts”. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa yang dikenai model PBL
memiliki kinerja yang lebih baik dari masalah konseptual, sementara tidak ada
perbedaan dalam pertunjukan siswa dalam masalah kuantitatif. Perbedaan dari
penelitian yang dilakukan Ibrahim Bilgin, Erdal Senocak, dan Mustafa Sozbilir
adalah terhadap kinerja siswa dalam pembelajaran kimia sedangkan dalam
penelitian ini terhadap kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar
siswa dalam pembelajaran matematika. Kesamaannya adalah penelitian ini
merupakan penelitian eksperimentasi dan menggunakan model Problem Based
Learning.
25
Berdasarkan penelitian-penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran sangat berpengaruh terhadap kemampuan
penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa. Sehingga dirasa perlu untuk
mengembangkan penelitian-penelitian yang ada, maka peneliti menjadi tertarik
untuk melakukan eksperimentasi model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran merupakan kegiatan yang bertujuan secara sistematis dan
terarah pada terjadinya proses belajar. Pembelajaran matematika dalam setiap
satuan pendidikan sering dianggap membosankan oleh sebagian besar siswa.
Anggapan tersebut muncul dikarenakan proses pembelajaran yang berlangsung
kurang efektif dan kurang menyenangkan. Oleh karena itu perlu adanya inovasi
baru dalam pembelajaran, misalnya penggunaan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan gairah siswa untuk belajar. Namun demikian, keberhasilan
pembelajaran tidak hanya berasal dari model pembelajaran saja, melainkan dari
banyak faktor diantaranya adalah kemampuan penalaran dan kemandirian belajar
siswa.
Dalam pembelajaran matematika kemampuan penalaran matematis sangat
dibutuhkan oleh para siswa. Selain itu, matematika berarti ilmu pengetahuan yang
diperoleh dengan bernalar. Salah satu tujuan dari pembelajaran matematika adalah
agar siswa mampu menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Tetapi pada kenyataannya
26
masih banyak siswa yang mampu menyajikan tingkat hafalan yang baik terhadap
materi ajar yang diterimanya, tetapi mereka tidak memahami makna pembelajaran
yang diperoleh. Serta masih sedikitnya siswa yang mampu memberikan alasan
atas jawaban dan menarik kesimpulan dari suatu permasalahan matematika.
Selain permasalahan diatas masih ada lagi permasalahan lain yang dihadapi
siswa, yaitu kurangnya kemandirian belajar yang menyebabkan siswa cenderung
bergantung pada kehadiran guru padahal guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu
sehingga dapat menggunakan berbagai sumber dan media untuk belajar. Selain itu
siswa terlalu bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas dan
permasalahan belajarnya sehingga materi yang dipelajari tidak dapat dipahami
dengan baik yang menyebabkan prestasi belajar matematika menjadi rendah.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan penalaran matematis
dan kemandirian belajar siswa masih rendah, sehingga perlu adanya pemilihan
model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi kelas yaitu dengan
menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Model PBL merupakan
model yang bercirikan permasalahan nyata yang menuntut siswa untuk
mendapatkan pengetahuan penting, membuat mereka mahir dalam memecahkan
masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki kecakapan
berpartisipasi dalam tim.
Dalam penelitian ini, model PBL diasumsikan lebih baik dalam meningkatkan
kemampuan penalaran matematis siswa dibandingkan dengan model ekspositori.
Karena model PBL terfokus pada masalah yang dapat memberikan rangsangan
27
kepada siswa untuk berfikir dan bernalar dalam menyikapi setiap permasalahan
yang dihadapi terutama dalam proses pembelajaran.
Disamping itu, pembelajaran berbasis masalah juga membantu siswa untuk
memproses informasi yang sudah ada dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan sendiri untuk memecahkan masalah yang sedang dipikirkannya
secara mandiri. Oleh karena itu, dalam penelitian ini juga diasumsikan bahwa
model PBL akan lebih meningkatkan kemandirian belajar siswa jika dibandingkan
dengan model ekspositori.
Berikut ini adalah bagan kerangka berpikir yang menunjukan alur pikir
peneliti serta keterkaitan antar variabel yang diteliti.
Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir
D. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2015: 96) “Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan”. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah:
Model PBL membantu siswa
untuk memproses informasi yang
sudah ada dalam benaknya dan
menyusun pengetahuan sendiri
untuk memecahkan masalah yang
sedang dipikirkannya itu.
Model PBL terfokus pada
masalah yang dapat memberikan
rangsangan kepada siswa untuk
berfikir, yaitu masalah yang dapat
mengembangkan kemampuan
penalaran matematis siswa.
Model PBL
Kemampuan Penalaran
Matematis Kemandirian Belajar
28
1. “Pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dapat memberikan kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar
siswa yang lebih baik daripada pembelajaran dengan model pembelajaran
ekspositori”.
2. “Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) efektif jika diterapkan
dalam pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo”.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat dan Subyek Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 1 Adimulyo, Kecamatan
Adimulyo, Kabupaten Kebumen. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII A dan
VIII F semester II tahun pelajaran 2015/2016.
2. Waktu Penelitian
Waktu Penelitian dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
a) Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi pengajuan dan penyusunan proposal, mengajukan
ijin penelitian, serta menyusun instrumen dan perangkat penelitian, tahap ini
dilaksanakan pada bulan November 2015 sampai bulan April 2016.
b) Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data.
Tahap ini dilaksanakan pada bulan April 2016 sampai bulan Mei 2016.
c) Tahap Penyelesaian
Tahap penyelesaian meliputi analisis data dan penyusunan laporan. Tahap ini
dilaksanakan pada bulan Mei 2016 sampai bulan Juli 2016.
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model penelitian eksperimental
semu (quasi experimental), yaitu penelitian yang dilakukan dengan sengaja untuk
mengusahakan timbulnya variabel-variabel. Dalam Sugiyono (2015: 107)
29
30
“Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendalikan”. Dalam penelitian ini, peneliti akan membandingkan
dua perlakuan, yaitu antara model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
sebagai kelas eksperimen dan model ekspositori sebagai kelas kontrol.
Tabel 3.1
Desai Penelitian
Kelompok Kondisi Awal Perlakuan Tes
Eksperimen Hasil Ulangan Tengah
Semester 1
Model Problem Based
Learning (PBL) Tes Akhir
Kontrol Hasil Ulangan Tengah
Semester 1 Model Ekspositori Tes Akhir
C. Populasi, Teknik Sampling, dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 2013:
173). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Adimulyo semester II tahun pelajaran 2015/2016.
2. Sampel
Sugiyono (2015:118) berpendapat bahwa “sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Menurut Suharsimi
Arikunto (2013: 174) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Dalam penelitian ini diambil sampel dua kelas, yaitu satu kelas sebagai kelas
eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol dari siswa kelas VIII semester II
di SMP Negeri 1 Adimulyo.
31
3. Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2015: 121), teknik sampling adalah teknik pengambilan
sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster random
sampling. Karena populasi dari penelitian ini seluruh siswa kelas VIII semester II
SMP Negeri 1 Adimulyo, dan terdapat 5 kelas, maka sampel diambil 2 kelas
sebagai subjek penelitian. Berikut ini langkah-langkah pengambilan sampelnya :
a. Mengundi dengan membuat potongan kertas sebanyak jumlah kelas yang ada
dan masing-masing kertas berisikan nama kelas yang ada.
b. Kertas tersebut diundi dan diambil 2 kelas sebagai sampel.
c. Setelah terpilih 2 kelas sebagai subjek penelitian, kemudian peneliti
melakukan pengundian kembali untuk memilih satu kelas sebagai eksperimen
yang dikenai model Problem Based Learning (kelas VIII A), satu kelas
sebagai kelas kontrol yang dikenai model ekspositori sesuai pembelajaran
yang digunakan guru sekolah yang bersangkutan (kelas VIII F).
D. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2015: 60) “variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. Pada
penelitian ini melibatkan dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
32
1. Variabel Bebas
Menurut Sugiyono (2015: 61) “variabel bebas adalah merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Problem Based Learning yang dikenakanpada kelas eksperimen dan
model pembelajaran ekspositori yang dikenakan pada kelas kontrol.
2. Variabel Terikat
Menurut Sugiyono (2015: 61) “variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa setelah menempuh pembelajaran matematika dengan
model Problem Based Learning, serta kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa setelah menempuh pembelajaran matematika dengan
model ekspositori.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini penulis
menentukan metode yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti. Dalam
penelitian ini, metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode
dokumentasi, metode tes, dan metode angket.
1. Metode Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 274), dalam metode dokumentasi yaitu
“mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
33
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya”. Dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi untuk
mengumpulkan data mengenai prestasi belajar siswa sebelum perlakuan yaitu nilai
ulangan akhir semester 1 siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Adimulyo tahun
pelajaran 2015/2016. Data nilai tersebut akan digunakan untuk melihat apakah
kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam keadaan seimbang atau tidak.
2. Metode Tes
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 193) “Tes adalah serentetan pertanyaan
atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pegetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individu atau
kelompok”. Instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Suharsimi Arikunto, 2013: 266).
Metode tes ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai kemampuan
penalaran matematis siswa. Bentuk tes yang digunakan yaitu tes objektif yang
berbentuk uraian dalam pokok bahasan kubus dan balok. Tes ini diberikan setelah
peneliti melakukan pembelajaran pada kedua kelas dengan soal yang sama. Hasil
pengerjaan tes digunakan untuk pengujian hipotesis.
3. Metode Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau
hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2013: 194). Dalam penelitian ini
metode angket digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang
kemandirian belajar. Angket yang digunakan adalah angket persepsi siswa yang
34
memiliki kemandirian belajar sesuai dengan indikator pembentuk kemandirian
belajar. Angket ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan
pertanyaan yang sama setelah diberikan perlakuan. Hasil dari angket digunakan
untuk pengujian hipotesis.
F. Instrumen Penelitian
1. Instrumen untuk mengukur kemampuan penalaran matematis
Instrumen penelitian atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Suharsimi
Arikunto, 2013: 203). Sebelum pengumpulan data, terlebih dahulu harus
dilakukan uji coba terhadap instrumen tersebut. Instrumen dalam penelitian ini
berupa tes kemampuan penalaran. Uji coba yang dilakukan adalah analisis
instrumen yaitu uji validitas dan reliabilitas yang bertujuan untuk mengetahui
apakah soal tes sudah memenuhi syarat untuk digunakan dalam pengambilan data
penelitian.
a. Taraf Kesukaran
Untuk menghitung taraf kesukaran soal dari suatu tes dipergunakan rumus
sebagai berikut:
Keterangan:
TK : indeks TK atau tingkat/taraf kesukaran yang dicari
35
U : jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) yang
menjawab benar untuk tiap soal
L : jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group) yang
menjawab benar untuk tiap soal
T : jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok kurang (jumlah upper
group dan lower group)
(Ngalim Purwanto, 2009: 119)
Menurut Ngalim Purwanto (2009: 124), taraf kesukaran diklasifikasikan
sebagai berikut:
Tabel 3.2
Kriteria Taraf Kesukaran
Koefisien Kriteria
Sukar
Sedang
Mudah
Berdasarkan perhitungan tingkat kesukaran dari 5 soal tes uraian didapat 5
butir soal sedang artinya tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Butir
soal nomor 1 mempunyai tingkat kesukaran 0,59, butir soal nomor 2 mempunyai
tingkat kesukaran 0,54, butir soal nomor 3 mempunyai tingkat kesukaran 0,38,
butir soal nomor 4 mempunyai tingkat kesukaran 0,42, butir soal nomor 5
mempunyai tingkat kesukaran0,57. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 33.
b. Daya Pembeda
Daya pembeda suatu tes ialah bagaimana kemampuan soal itu untuk
membedakan siswa-siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) dengan
36
siswa-siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group). Daya pembeda suatu
soal tes dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan:
DP : indeks DP atau daya pembeda yang dicari
U : jumlah siswa yang termasuk kelompok pandai (upper group) yang
menjawab benar untuk tiap soal
L : jumlah siswa yang termasuk kelompok kurang (lower group) yang
menjawab benar untuk tiap soal
T : jumlah siswa dari kelompok pandai dan kelompok kurang (jumlah upper
group dan lower group)
(Ngalim Purwanto, 2009: 119)
Menurut Ngalim Purwanto (2009:124), daya pembeda akan memenuhi jika
bernilai positif sedangkan 0 atau negatif tidak memenuhi. Dengan demikian soal
dikatakan baik jika daya pembeda dari soal tersebut lebih dari 0 (nol). Dari hasil
perhitungan uji daya pembeda diperoleh 5 soal yang daya pembedanya berfungsi
dengan baik, sebab indek deskriminasi dari 5 soal tersebut bernilai positif. Butir
soal nomor 1 mempunyai daya pembeda 0,11, butir soal nomor 2 mempunyai
daya pembeda 0,11, butir soal nomor 3 mempunyai daya pembeda 0,27, butir soal
nomor 4 mempunyai daya pembeda 0,13, dan butir soal nomor 5 mempunyai daya
pembeda 0,17. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 33.
37
c. Validitas
Suatu tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriterium,
dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium. Cara
menghitung validitas suatu tes dapat dilakukan antara lain dengan teknik korelasi
product moment yang dikemukakan oleh Pearson dengan angka kasar sebagai
berikut.
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Keterangan :
= koefisien korelasi
N = banyaknya responden
X = nilai tes siswa
Y = nilai siswa terdahulu (kriterium)
XY = perkalian antar soal dengan skor kriterium
∑ = jumlah kuadrat skor item
∑ = jumlah kuadrat skor kriterium
(Suharsimi Arikunto, 2012: 87)
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 319) interpretasi nilai dapat
dikategorikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kriteria Validitas Butir Soal
Koefisien Validitas Interpretasi
Tinggi
Cukup
Agak Rendah
Rendah
Sangat Rendah (tidak berkorelasi)
38
Berdasarkan tabel kriteria validitas butir soal hasil perhitungan
tergolong tinggi. Dari hasil perhitungan di atas, instrumen tes kemampuan
penalaran matematis yang dapat digunakan untuk penelitian sebanyak 5 butir soal.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 35.
d. Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 221) reliabilitas menunjuk pada satu
pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas
berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika tes dapat memberikan hasil yang tetap. Maka
pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau
seandainya berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti
(Suharsimi Arikunto, 2012: 100). Dalam penelitian ini uji reliabilitas soal tes
dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha, sebab soal yang akan diuji
berbentuk soal uraian. Adapun rumus Alpha menurut Suharsimi Arikunto (2012:
122) adalah sebagai berikut:
(
( )) .
∑
/
Keterangan :
: reliabilitas yang dicari
∑ : jumlah varians skor tiap-tiap item
: varians total
39
Adapun kriteria korelasi koefisien reliabilitas menurut Sugiyono (2015: 257)
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
Sangat Rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Hasil perhitungan reliabilitas tes kemampuan penalaran matematis diperoleh
. Ini menunjukan bahwa instrumen soal tes yang akan digunakan untuk
mengukur kemampuan penalaran matematis mempunyai tingkat reliabilitas yang
kuat. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 36.
2. Instrumen untuk mengukur kemandirian belajar siswa
Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mengetahui tingkat kemandirian
belajar siswa antara kelas yang diberikan perlakuan dengan model PBL dan kelas
yang diberikan model ekspositori. Angket merupakan instrumen penelitian yang
digunakan dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada siswa
untuk menjawabnya. Dalam penelitian ini angket berisikan pernyataan-pernyataan
yang berkaitan dengan kemandirian belajar siswa. Siswa diminta untuk mengisi
angket yang berbentuk objektif dengan 2 alternatif pilihan jawaban. Banyaknya
kuesioner 31 item. Kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitas yang
bertujuan untuk mengetahui apakah angket sudah memenuhi syarat untuk
digunakan dalam pengambilan data. Sedangkan prosedur pemberian skor
berdasarkan kemandirian belajar siswa yaitu:
40
i. Pernyataan positif
1. Jawaban YA mendapat skor 1
2. Jawaban TIDAK mendapat skor 0
ii. Pernyataan negatif
1. Jawaban YA mendapat skor 0
2. Jawaban TIDAK mendapat skor 1
a. Validitas
1) Validitas Isi
Menurut Suharsimi Arikunto (2013: 211) validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu
instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang
diteliti secara tepat.
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan khusus
tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang diberikan (Suharsimi
Arikunto, 2012: 82). Validitas isi pada umumnya ditentukan melalui
pertimbangan para ahli. Dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah instrumen
angket telah mempunyai validitas isi yang baik atau belum yang dilakukan oleh
pakar atau validator yang dilakukan oleh dosen Universitas Muhammadiyah
Purworejo yaitu Heru Kurniawan, M.Pd. dan Prasetyo Budi Darmono, M.Pd..
Penjelasan selengkapnya pada lampiran 24.
2) Validitas Konstruksi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal
yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir (Suharsimi
41
Arikunto, 2012: 83). Konstruksi dalam pengertian ini bukanlah susunan seperti
yang sering dijumpai dalam teknik, tetapi merupakan rekaan psikologis, yaitu
suatu rekaan yang dibuat oleh para ahli ilmu jiwa dengan suatu cara tertentu
memerinci isi jiwa atas beberapa aspek seperti, ingatan (pengetahuan),
pemahaman, aplikasi, dan seterusnya.
Sebelum digunakan, instrumen penelitian di uji coba terlebih dahulu di SMP
N 3 Karanganyar Kelas VIII B. Teknik uji validitas yang digunakan adalah teknik
korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
Keterangan :
= koefisien korelasi
N = banyaknya responden
X = nilai tes siswa
Y = nilai siswa terdahulu (kriterium)
XY = perkalian antar soal dengan skor kriterium
∑ = jumlah kuadrat skor item
∑ = jumlah kuadrat skor kriterium
(Suharsimi Arikunto, 2012: 87)
Hasil perhitungan hitung di konsultasikan pada tabel product moment
yang terdapat pada lampiran 55. Dengan taraf kesalahan 5% dan n= 30 diperoleh
rtabel = 0,361. Instrumen dikatakan valid jika harga hitung > rtabel. Dari hasil
perhitungan diatas, instrumen kemandirian belajar yang dapat digunakan untuk
42
penelitian sebanyak 20 butir. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 37.
b. Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukan pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik (Suharsimi Arikunto, 2010: 221). Uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui apakah soal tes yang digunakan reliabel atau tidak. Soal tes dikatakan
reliabel apabila pengukuran pada objek yang sama yang dilakukan pada waktu
yang berbeda, hasil pengukuran dengan soal tersebut sama atau hamper sama.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 230) untuk mengukur reliabilitas suatu
instrumen digunakan rumus K-R.20:
(
). ∑
/
Keterangan:
= reliabilitas instrumen
= banyak butir soal
= proporsi subjek yang menjawab benar
= proporsi subjek yang menjawab salah
= variansi total
∑ = jumlah hasil perkalian antara p dan q
Hasil perhitungan reliabilitas angket kemandirian belajar diperoleh r11= 0,913.
Ini menunjukan bahwa instrumen angket yang akan digunakan untuk mengukur
43
kemandirian belajar mempunyai tingkat reliabilitas yang sangat kuat. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 38.
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Sebelum Perlakuan
Setelah sampel diberikan perlakuan lalu dianalisis menggunakan uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji keseimbangan. Hal ini dilakukan sampel
berangkat dari awal yang sama. Analisis data sebelum perlakuan ini meliputi:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode
Lilliefors. Menurut Budiyono (2004: 171-172) langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut.
1) Merumuskan H0 dan H1
H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2) Menentukan taraf signifikansi ()
Dalam penelitian ini diambil = 0,05
3) Menentukan statistik ujinya
Menurut Budiyono (2004: 151) rumusnya adalah:
L = Maks |f(zi) s(zi)|, dimana zi=
Keterangan :
f(zi) : P(Z zi), ZN(0,1)
44
s(zi) : proporsi cacah Z zi terhadap seluruh zi
Xi : skor responden
: rata-rata dari skor responden
: deviasi baku dari skor responden
4) Menentukan nilai kritik dan daerah kritik
Nilai kritik = , dengan n adalah banyaknya sampel
Daerah kritiknya = { }
5) Menentukan keputusan uji
H0 ditolak jika Lhitung terletak di daerah kritik ( )
6) Kesimpulan
a) Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0 diterima.
b) Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal jika H0
ditolak.
b. Uji Homogenitas
Digunakan untuk menguji apakah sampel-sampel tersebut berasal dari
populasi yang homogen atau tidak. Dengan kata lain, populasi tersebut apakah
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Dalam penelitian ini, uji homogenitas
menggunakan statistik uji Bartlett dengan statistik uji Chi Kuadrat dengan
prosedur sebagai berikut.
1) Hipotesis
a)
(variansi populasi homogen)
b) tidak semua variansi sama (variansi populasi tidak homogen)
2) Tingkat signifikan:
45
3) Statistik uji:
( ∑
) ( )
Keterangan:
banyaknya populasi = banyaknya sampel
∑ derajat kebebasan untuk
Derajat kebebasan untuk
Dengan
banyaknya seluruh nilai (ukuran)
banyaknya nilai (ukuran) sampel ke-j
ukuran sampel ke-j
( )(∑
)
RKG rataan kuadrat galat
∑
∑
S ∑
(∑ )
( )
4) Daerah Kritik:
{ }
5) Keputusan Uji: ditolak jika
6) Kesimpulan
a) Populasi-populasi homogen jika diterima.
b) Populasi-populasi homogen jika ditolak.
(Budiyono, 2004: 176-177)
46
c. Uji Keseimbangan
Uji keseimbangan dilakukan untuk mengukur keseimbangan kemampuan
awal antara kelas ekpserimen dan kelas kontrol. Untuk mengetahui keadaan kelas
yang seimbang peneliti memperoleh data dari nilai Ulangan Akhir Semester
(UAS) matematika kelas VIII. Teknik yang digunakan peneliti untuk mengetahui
keseimbangan antara dua kelas eksperimen yaitu menggunakan uji keseimbangan.
Uji keseimbangan di sini menggunakan uji hipotesis dua ekor. Adapun langkah-
langkah untuk menguji keseimbangan adalah sebagai berikut:
1) Hipotesis
H0: (kedua kelas berasal dari populasi yang memilikii kemampuan
awal yang sama)
H1: 1 2 (kedua kelas berasal dari populasi yang memiliki kemampuan
awal yang tidak sama)
2) Taraf signifikan,
3) Statistik uji yang digunakan:
Karena variansi-variansi sampel tidak mewakili populasi maka digunakan uji-
t sebagai uji statistiknya.
( )
√
( )
dengan
( )
( )
Keterangan:
47
: rata-rata kelas eksperimen
: rata-rata kelas kontrol
: standar deviasi untuk kelas eksperimen
: standar deviasi untuk kelas kontrol
: jumlah siswa kelas eksperimen
: jumlah siswa kelas kontrol
4) Daerah kritik:
DK = , ( )
( )
-
5) Keputusan uji:
H0 diterima jika tobs bukan anggota daerah anggota kritik
6) Kesimpulan uji:
a) Jika H0 diterima maka berarti kedua kelas seimbang.
b) Jika H0 ditolak maka berarti kedua kelas tidak seimbang.
(Budiyono, 2004 : 157)
2. Analisis Data Setelah Perlakuan
Setelah sampel diberikan perlakuan lalu dianalisis melalui uji normalitas, uji
homogenitas, dan dilanjutkan uji hipotesis. Sebelum data dianalisis yaitu
menggunakan uji-t data tersebut harus memenuhi syarat normalitas dan
homogenitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas ini digunakan metode
48
Lilliefors. Langkah-langkahnya sama dengan uji normalitas pada analisis data
sebelum perlakuan.
b. Uji Homogenitas
Digunakan untuk menguji apakah sampel-sampel tersebut berasal dari
populasi yang homogen atau tidak. Dengan kata lain, populasi tersebut apakah
mempunyai variansi yang sama atau tidak. Langkah-langkah uji homogenitas
pada analisis data setelah perlakuan sama dengan langkah-langkah analisis data
sebelum perlakuan yaitu dengan uji Bartlett.
c. Uji hipotesis
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji hipotesis
mengenai rataan dengan uji statistikanya adalah uji-t. Teknik ini merupakan salah
satu uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji hipotesis mengenai
perbedaan pada variabel penelitian. Dalam penelitian ini, untuk mengetahui
apakah kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan model PBL
lebih baik daripada kemampuan penalaran matematis siswa yang menggunakan
model ekspositori, dan untuk mengetahui apakah kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian belajar siswa yang menggunakan model PBL lebih
baik daripada kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa
yang menggunakan model ekspositori maka dilakukan dengan analisis uji beda
rataan multivariat (Teguh Wibowo, 2010: 38). Langkah-langkahnya sebagai
berikut:
49
1) Menentukan hipotesis H0 dan H1
( ) (
) (rerata kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa yang dikenai model PBL
sama dengan rerata kemampuan penalaran matematis
dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model
ekspositori)
( ) (
) (rerata kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa yang dikenai model PBL
tidak sama dengan rerata kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian belajar siswa yang
dikenai model ekspositori)
2) Menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi adalah ( )
3) Statistik uji yang digunakan
( )
( ) ( )
(
)
50
SSCP kelompok ke I adalah:
∑
(∑ )
∑
(∑ )
∑ (∑ )(∑ )
*
+
Dengan cara yang sama, SSCP kelompok ke II adalah:
∑
(∑ )
∑
(∑ )
∑ (∑ )(∑ )
*
+
Dari dan diperoleh
4) Menentukan daerah kritik
{ }
5) Keputusan uji
H0 ditolak jika atau H0 diterima jika
51
6) Kesimpulan
(a) Rerata kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa
yang dikenai model PBL sama dengan kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model
ekspositori.
(b) Rerata kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa
yang dikenai model PBL tidak sama dengan kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model
ekspositori.
Jika dalam kesimpulan ditolak atau terdapat perbedaan, maka untuk
mengetahui apakah perbedaan terletak pada kemampuan penalaran matematis atau
kemandirian belajar siswa, dilanjutkan dengan uji univariat secara terpisah
sebagai berikut:
a) Untuk menguji kemampuan penalaran matematis siswa dengan model PBL
dan model ekspositori.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Merumuskan H0 dan H1
H0: b a (kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model
Problem Based Learning tidak lebih baik daripada
kemandirian belajar siswa yang dikenai model ekspositori)
H1: b a (kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model
Problem Based Learning baik daripada kemandirian belajar
siswa yang dikenai model ekspositori)
52
2) Taraf signifikansi ( = 0,05)
3) Menentukan statistik ujinya
Karena variansi-variansi sampel tidak bisa mewakili variansi populasi
maka menggunakan uji-t sebagai uji statistiknya. Menurut Budiyono (2004:
151) rumusnya adalah:
( )
√
( )
√( )
( )
Keterangan:
= mean kelas eksperimen 1
= mean kelas kontrol
s12 = standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan
s22
= standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
d0 = selisih rataan
4) Menentukan nilai kritik dan daerah kritik
Daerah kritiknya = { }
5) Menentukan keputusan uji
H0 ditolak jika atau H0 diterima jika
53
6) Kesimpulan
a) Kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model
Problem Based learning (PBL)tidak lebih baik daripada kemampuan
penalaran matematis siswa yang dikenai model ekspositori.
b) Kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model
Problem Based learning (PBL) lebih baik daripada kemampuan
penalaran matematis siswa yang dikenai model ekspositori.
b) Untuk menguji kemandirian belajar siswa dengan model PBL dan model
ekspositori.
1) Merumuskan H0 dan H1
H0: b a (kemandirian belajar siswa yang dikenai model Problem
Based Learning tidak lebih baik daripada kemandirian
belajar siswa yang dikenai model ekspositori)
H1: b a (kemandirian belajar siswa yang dikenai model Problem
Based Learning baik daripada kemandirian belajar siswa
yang dikenai model ekspositori)
2) Taraf signifikansi ( = 0,05)
3) Menentukan statistik ujinya
Karena variansi-variansi sampel tidak bisa mewakili variansi populasi
maka menggunakan uji-t sebagai uji statistiknya. Menurut Budiyono (2004:
151) rumusnya adalah:
( )
√
( )
54
√( )
( )
Keterangan:
= rata-rata kelas eksperimen 1
= rata-rata kelas kontrol
s12 = standar deviasi kelas eksperimen yang dikuadratkan
s22
= standar deviasi kelas kontrol yang dikuadratkan
n1 = jumlah siswa kelas eksperimen
n2 = jumlah siswa kelas kontrol
d0 = selisih rataan
4) Menentukan nilai kritik dan daerah kritik
Nilai kritik =
Daerah kritiknya = { }
5) Menentukan keputusan uji
H0 ditolak jika atau H0 diterima jika
6) Kesimpulan
a) Kemandirian belajarsiswa yang dikenai model Problem Based
learning (PBL) tidak lebih baik daripada kemandirian belajar siswa
yang dikenai model ekspositori.
b) Kemandirian belajar siswa yang dikenai model Problem Based
learning (PBL) lebih baik daripada kemandirian belajar siswa yang
dikenai model ekspositori.
55
c) Untuk menguji efektivitas model Problem Based Learning
Dalam penelitian ini uji efektivitas model PBL dilakukan dengan dua cara.
Cara yang pertama yaitu dengan mengukur prestasi atau keberhasilan siswa, dan
yang kedua melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran. Pengujian
efektivitas ini dilakukan apabila dalam hipotesis menghasilkan keputusan uji
H0ditolak yang artinya model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik
daripada model ekspositori.
1) Mengukur prestasi atau keberhasilan siswa
Penggunaan model pembelajaran dinyatakan efektif jika segi kompetensi,
siswa dapat mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Uji yang dilakukan
nantinya mengambil rerata nilai 75, karena syarat KKM matematika di SMP N 1
Adimulyo adalah 75. Uji hipotesis lanjut dilakukan untuk menguji efektivitas
penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji-t satu sampel. Langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Mengukur keberhasilan siswa dilihat dari kemampuan penalaran matematis
a) Hipotesis
H0: 1 75 (rataan nilai kemampuan penalaran matematis siswa tidak lebih
dari 75)
H1: 1 75 (rataan nilai kemampuan penalaran matematis siswa lebih dari 75)
b) Taraf Signifikansi ( )
56
c) Statistik uji
√
Keterangan:
: rata-rata sampel
: rata-rata penelitian (KKM)
: standar deviasi
n : jumlah sampel
d) Daerah Kritik
DK = { }
e) Keputusan uji
H0 ditolak jika atau H0 diterima jika
f) Kesimpulan
1) Rataan nilai kemampuan penalaran matematis siswa lebih dari 75 jika H0
ditolak.
2) Rataan nilai kemampuan penalaran matematis siswa tidak lebih dari 75
jika H0 diterima.
(Budiyono, 2004: 152)
2. Mengukur keberhasilan siswa dilihat dari kemandirian belajar siswa
a) Hipotesis
H0: 1 75 (rataan nilai kemandirian belajar siswa tidak lebih dari 75)
H1: 1 75 (rataan nilai kemandirian belajar siswa lebih dari 75)
b) Taraf Signifikansi ( )
57
c) Statistik uji
√
Keterangan:
: rata-rata sampel
: rata-rata penelitian (KKM)
: standar deviasi
n : jumlah sampel
d) Daerah Kritik
DK = { }
e) Keputusan uji
H0 ditolak jika atau H0 diterima jika
f) Kesimpulan
3) Rataan nilai kemandirian belajar siswa lebih dari 75 jika H0 ditolak.
4) Rataan nilai kemandirian belajar siswa tidak lebih dari 75 jika H0
diterima.
(Budiyono, 2004: 152)
2) Pengamatan terhadap proses pembelajaran
Dalam uji efektifitas model PBL yang kedua adalah melakukan
pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
keterlaksanaan pembelajaran. Pengamatan akan dilakukan oleh guru
matematika dan teman sejawat ketika proses pembelajaran berlangsung.
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen semu yang dilaksanakan
di SMP Negeri 1 Adimulyo. Penelitian berlangsung mulai dari bulan April sampai
dengan Mei 2016 pada kelas VIII A sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII F
sebagai kelas kontrol. Dalam pelaksanaan penelitian ini waktu yang digunakan
adalah 3 kali pertemuan untuk tiap-tiap kelas. Pembelajaran yang dilakukan pada
kelas eksperimen yaitu pembelajaran menggunakan model Problem Based
Learning, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan model ekspositori.
Pertemuan pertama dalam pembelajaran dengan model PBL terlebih dahulu
dilakukan pembagian kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4-5 siswa. Setelah
dilakukan pembagian kelompok peneliti menjelaskan secara singkat mengenai
materi bangun datar kubus dan balok. Selanjutnya peneliti memberikan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS) dan alat peraga berbentuk kubus dan balok sebagai alat
bantu pembelajaran yang telah disediakan untuk didiskusikan dan dikerjakan oleh
siswa secara berkelompok. Setelah selesai berdiskusi, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dan ditanggapi oleh kelompok lainnya. Setelah
selesai presentasi masing-masing siswa diberikan soal oleh peneliti. Saat siswa
mengerjakan soal-soal peneliti berkeliling untuk mengamati dan menfasilitasi
siswa dalam belajar. Setelah selesai mengerjakan soal peneliti meminta siswa
untuk mepresentasikan jawaban dari soal tersebut di depan kelas, sedangkan siswa
59
lainnya menanggapi. Kemudian siswa dan peneliti bersama-sama mebahas
penyelesaian dari soal-soal tersebut. Setelah itu peneliti dan siswa membuat
kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari. Peneliti memberikan PR untuk
semua siswa.
Pada pertemuan kedua dan ketiga, pembelajaran di kelas eksperimen
dilakukan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Namun ada
beberapa langkah pembelajaran yang tidak terlaksana dikarenakan keterbatasan
waktu. Dalam proses pembelajaran peneliti mengalami beberapa hambatan,
diantaranya banyak siswa yang gaduh dalam melaksanakan diskusi kelompok
sehingga sedikit menyita waktu untuk pembelajaran berikutnya.
Adapun pembelajaran dengan model ekspositori, peneliti menjelaskan materi
pembelajaran secara keseluruhan, sambil sesekali memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya. Peneliti memberikan beberapa soal penguat materi
untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami materi yang telah dipelajari.
Peneliti juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal
tersebut kemudian meminta siswa untuk maju ke depan kelas mengerjakan soal
tersebut dan dikoreksi bersama-sama. Pada akhir pembelajaran menyampaikan
kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari dan memberikan tugas individu
kepada siswa untuk dikerjakan di rumah.
2. Deskripsi Data
Deskripsi data yang disajikan adalah berupa data awal dan data akhir hasil
penelitian. Data awal, yaitu data sebelum dilakukannya perlakuan model
pembelajaran pada masing-masing kelompok sampel. Sedangkan data akhir yaitu
60
data yang diperoleh setelah dilakukannya perlakuan model pembelajaran pada
kedua kelompok sampel. Data awal pada kedua kelompok sampel diambil dari
nilai UAS kelas VIII semester 1 dan data akhir diperoleh dari hasil tes siswa yang
sudah dikenai perlakuan model pembelajaran. Kelas VIII A sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII F sebagai kelas kontrol. Adapun datanya sebagai
berikut:
a. Data Hasil Kemampuan Awal Kelas Eksperimen
Data hasil kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen berasal dari kelas
VIII A yang berjumlah 30 siswa. Dari siswa tersebut diperoleh nilai mean
68,33, median 71, modus 64, nilai maksimum 81, nilai minimum 60, dan
standar deviasi 7,98.
b. Data Hasil Kemampuan Awal Kelas Kontrol
Data hasil kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen berasal dari kelas
VIII A yang berjumlah 30 siswa. Dari siswa tersebut diperoleh nilai mean
64,9, median 68, modus 71, nilai maksimum 73, nilai minimum 59, dan
standar deviasi 6,32.
c. Data Hasil Kemampuan Akhir Kelas Eksperimen
Data hasil kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen berasal dari kelas
VIII A yang berjumlah 30 siswa. Dari siswa tersebut diperoleh nilai mean
57,87, median 57, modus 46, nilai maksimum 81, nilai minimum 46, dan
standar deviasi 13,07.
61
d. Data Hasil Kemampuan Akhir Kelas Kontrol
Data hasil kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen berasal dari kelas
VIII A yang berjumlah 30 siswa. Dari siswa tersebut diperoleh nilai mean
50,20, median 50, modus 54, nilai maksimum 77, nilai minimum 39, dan
standar deviasi 10,29.
e. Data Hasil Kemandirian Belajar Kelas Eksperimen
Data hasil kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen berasal dari kelas
VIII A yang berjumlah 30 siswa. Dari siswa tersebut diperoleh nilai mean
80,67, median 80, modus 85, nilai maksimum 90, nilai minimum 75, dan
standar deviasi 6,53.
f. Data Hasil Kemandirian Belajar Kelas Kontrol
Data hasil kemampuan awal siswa untuk kelas eksperimen berasal dari kelas
VIII A yang berjumlah 30 siswa. Dari siswa tersebut diperoleh nilai mean
75,67, median 75, modus 80, nilai maksimum 90, nilai minimum 65, dan
standar deviasi 8,68.
Tabel 4.1
Deskripsi Data Kemampuan Siswa dan Kemandirian Belajar Siswa
No Kelompok Mean Median Modus Maks Min S
1. Eksperimen sebelum
perlakuan 68,33 71 64 81 60 7,98
2. Kontrol sebelum
perlakuan 64,9 68 71 73 59 6,32
3. Eksperimen setelah
perlakuan 57,58 57 46 81 46 13,07
4. Kontrol setelah
perlakuan 50,20 50 54 77 39 10,29
5. Kemandirian Belajar
Kelas Eksperimen 80,67 80 85 90 75 6,53
6. Kemandirian Belajar
Kelas Kontrol 75,67 75 80 90 65 8,68
62
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 40, lampiran 45 dan
lampiran 46.
B. Hasil Analisis Data
Hasil penelitian disini adalah hasil eksperimen untuk memperoleh data
dengan motode tes setelah dilakukan suatu pembelajaran yang berbeda antara
kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Variabel yang diteliti adalah
kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa kelas VIII SMP
N 1 Adimulyo pada materi kubus dan balok. Alat yang digunakan untuk
mengukur berupa soal tes dan angket. Tes dan angket diberikan setelah
penyampaian materi selesai. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan
diperoleh data hasil penelitian. Analisis data pada penelitian ini terdiri dari dua
tahap, yaitu analisis data sebelum perlakuan dan analisis data setelah perlakuan.
1. Analisis Data Sebelum Perlakuan
a) Uji Normalitas
Uji normalitas sebelum perlakuan digunakan untuk mengetahui apakah
sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
data awal meliputi kemampuan awal siswa kelompok kelas eksperimen dan
kelompok kelas kontrol. Berdasarkan data nilai UAS semester ganjil kelas VIII,
uji normalitas sebelum perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji Lilliefors
dengan taraf signifikansi .
Rangkuman hasil uji normalitas data sebelum perlakuan disajikan pada tabel
berikut:
63
Tabel 4.2
Rangkuman Uji Normalitas Data Sebelum Perlakuan
Kelas Lhitung N Ltabel Kep.Uji Ket.
Eksperimen 0,083 30 0,161 H0 diterima Normal
Kontrol 0,100 30 0,161 H0 diterima Normal
Dari hasil analisis uji normalitas data sebelum perlakuan di atas tampak
bahwa untuk kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0,083, sedangkan untuk kelas
kontrol diperoleh Lhitung = 0,100. Dengan mengambil taraf signifikansi 5% dan
jumlah siswa sebanyak 30 diperoleh Ltabel = 0,161. Dengan demikian Lhitung dari
masing-masing kelompok kelas kurang dari Ltabel, sehingga H0 diterima. Berarti
data sebelum perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi
yang berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran
47.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas variansi sebelum perlakuan ini digunakan untuk mengetahui
apakah sampel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi-
variansi yang sama atau tidak sebelum diberikan perlakuan pada masing-masing
kelas. Dalam penelitian ini uji homogenitas variansi data sebelum perlakuan
menggunakan uji Barlett dengan statistik uji Chi Kuadrat dan taraf signifikansi
.
Rangkuman hasil uji homogenitas variansi data sebelum perlakuan disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 4.3
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi Data Sebelum Perlakuan
Kelas Kep.Uji Kesimpulan
Eksperimen
dan Kontrol
1,528 3,841 H0
diterima
Kedua kelompok mempunyai
variansi yang sama
64
Dari analisis uji homogenitas variansi data sebelum perlakuan di atas, dengan
taraf signifikansi tampak bahwa nilai untuk setiap
kelompok kurang dari Tabel di atas menunjukan bahwa
kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 48.
c) Uji Keseimbangan
Uji keseimbanagan dilakukan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
pada kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan awal
yang sama atau tidak. Uji keseimbangan dalam penelitian menggunakan uji-t dua
pihak dengan taraf signifikansi .
Rangkuman hasil penelitian untuk uji keseimbangan disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.4
Rangkuman Hasil Uji Keseimbangan Data Sebelum Perlakuan
Uji-t ∑ N (s) Sp
Eksperimen 2050 30 68,33 7,98 7,196 1.848 1,960
Kontrol 1947 30 64,90 6,32
Dari hasil analisis uji keseimbangan pada tabel di atas, diperoleh nilai =
1,848 dengan nilai tabel
= 1,960 dengan DK = * +. Karena
bukan anggota DK, maka H0 diterima. Hal ini berarti kelas eksperimen
dan kelas kontrol sebelum diberi perlakuan dalam keadaan seimbang. Perhitungan
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 49.
65
2. Analisis Data Setelah Perlakuan
a) Uji Normalitas
Uji normalitas setelah dilakukan perlakuan digunakan untuk mengetahui
apakah data kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa
setelah dilakukannya penelitian berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas
data setelah perlakuan menggunakan uji Lilliefors dengan taraf signifikansi
.
Rangkuman hasil uji normalitas data setelah perlakuan disajikan pada tabel
berikut:
Tabel 4.5
Rangkuman Uji Normalitas Data Kemampuan Penalaran
Matematis Setelah Perlakuan
Kelas Lhitung N Ltabel Kep.Uji Ket.
Eksperimen 0,126 30 0,161 H0 diterima Normal
Kontrol 0,122 30 0,161 H0 diterima Normal
Dari hasil analisis uji normalitas data kemampuan penalaran matematis siswa
setelah perlakuan di atas tampak bahwa untuk kelas eksperimen diperoleh Lhitung =
0,126, sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh Lhitung =0,122. Dengan mengambil
taraf signifikansi 5% dan jumlah siswa sebanyak 30 diperoleh Ltabel =0,161.
Dengan demikian Lhitung dari masing-masing kelompok kelas kurang dari Ltabel,
sehingga H0 diterima. Berarti data kemampuan penalaran matematis siswa setelah
perlakuan kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang
berdistribusi normal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 50.
66
Tabel 4.6
Rangkuman Uji Normalitas Data Kemandirian Belajar
Siswa Setelah Perlakuan
Kelas Lhitung N Ltabel Kep.Uji Ket.
Eksperimen 0,141 30 0,161 H0 diterima Normal
Kontrol 0,091 30 0,161 H0 diterima Normal
Dari hasil analisis uji normalitas data kemandirian belajar siswa setelah
perlakuan di atas tampak bahwa untuk kelas eksperimen diperoleh Lhitung = 0,141,
sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh Lhitung =0,091. Dengan mengambil taraf
signifikansi 5% dan jumlah siswa sebanyak 30 diperoleh Ltabel =0,161. Dengan
demikian Lhitung dari masing-masing kelompok kelas kurang dari Ltabel, sehingga
H0 diterima. Berarti data kemandirian belajar siswa setelah perlakuan kelas
eksperimen dan kelas kontrol berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 51.
b) Uji Homogenitas
Uji homogenitas setelah perlakuan ini digunakan untuk mengetahui apakah
kedua kelompok sampel yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah
dilakukan penelitian mempunyai variansi-variansi yang sama atau tidak. Dalam
penelitian ini uji homogenitas variansi data kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa setelah perlakuan menggunakan uji Barlett dengan
statistik uji Chi Kuadrat dan taraf signifikansi .
Rangkuman hasil uji homogenitas variansi data sebelum perlakuan disajikan
pada tabel berikut:
67
Tabel 4.7
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi Data Kemampuan
Penalaran Matematis Setelah Perlakuan
Kelas Kep.Uji Kesimpulan
Eksperimen
dan Kontrol
1,615 3,841 H0 diterima Kedua kelompok mempunyai
variansi yang sama
Dari analisis uji homogenitas variansi data kemampuan penalaran matematis
setelah perlakuan di atas, dengan taraf signifikansi tampak bahwa nilai
untuk setiap kelompok kurang dari . Tabel di
atas menunjukan bahwa kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai variansi yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 52.
Tabel 4.8
Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi Data Kemandirian Belajar
Siswa Setelah Perlakuan
Kelas Kep.Uji Kesimpulan
Eksperimen
dan Kontrol
2,285 3,841 H0 diterima Kedua kelompok mempunyai
variansi yang sama
Dari analisis uji homogenitas variansi data kemandirian belajar siswa setelah
perlakuan di atas, dengan taraf signifikansi tampak bahwa nilai
untuk setiap kelompok kurang dari . Tabel di
atas menunjukan bahwa kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol
mempunyai variansi yang sama. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 53.
c) Uji Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji multivariat antar kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Uji F yang digunakan dalam uji hipotesis ini adalah
68
uji multivariat. Rangkuman hasil penelitian untuk uji multivariat disajikan dalam
tabel berikut ini:
Tabel 4.9
Rangkuman Uji Multivariat
Kelas Keputusan Kesimpulan
Eksperimen
dan Kontrol 20,122 3,15 H0 ditolak
Rerata kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian
belajar siswa yang dikenai model
PBL tidak sama dengan
kemampuan penalaran matematis
dan kemandirian belajar siswa
yang dikenai model ekspositori.
Berdasarkan perhitungan hasil penelitian diperoleh
dan =3,15. Kriteria pengujian H0 diterima jika
. Karena pada penelitian ini maka H1 diterima dan H0 ditolak,
artinya rerata kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa
yang dikenai model PBL tidak sama dengan rerata kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model ekspositori.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 54.
Untuk lebih mengetahui perbedaan antara model pembelajaran PBL dan
model pembelajaran ekspositori, maka dilanjutkan dngan melakukan uji univariat
secara terpisah untuk masing-masing variabel yaitu, kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian belajar siswa. Rangkuman hasil penelitian untuk uji
univariat disajikan dalam tabel berikut:
69
Tabel 4.10
Rangkuman Uji Univariat
Variabel
Terikat Keputusan Kesimpulan
Kemampuan
Penalaran
Matematis
2,527 1,960 H0 ditolak
Kemampuan penalaran
matematis siswa yang dikenai
model pembelajaran PBL lebih
baik daripada kemampuan
penalaran matematis siswa yang
dikenai model pembelajaran
ekspositori
Kemandirian
Belajar 2,523 1,960 H0 ditolak
Kemandirian belajar siswa yang
dikenai model pembelajaran PBL
lebih baik daripada kemandirian
belajar siswa yang dikenai model
pembelajaran ekspositori
Selanjutnya dilakukan uji efektifitas model pembelajaran PBL untuk
mengetahui apakah model PBL efektif jika diterapkan dalam pembelajaran
matematika di SMP N 1 Adimulyo. Uji efektifitas dilakukan dengan menguji
keberhasilan siswa dan melakukan pengamatan proses pembelajaran. Dalam
menguji keberhasilan siswa menggunakan statistik uji-t dengan taraf signifikansi
( ) mengahasilkan dan . Karena ,
maka disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL tidak efektif jika diterapkan
dalam pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo. Sedangkan dalam
melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh
observer menunjukan bahwa model PBL efektif dilakukan dalam pembelajaran
matematika di SMP N 1 Adimulyo.
70
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan uji hipotesis menggunakan uji multivariat
diperoleh dan = 3,15. Karena pada penelitian ini
maka H1 diterima dan H0 ditolak, artinya rerata kemampuan penalaran
matematis dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model PBL tidak sama
dengan kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa yang
dikenai model ekspositori. Karena terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan
uji univariat secara terpisah untuk variabel kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa. Uji univariat ini dilakukan untuk mengetahui apakah
perbedaan terletak pada kemampuan penalaran matematis atau pada kemandirian
belajar siswa. Hasil perhitungan uji univariat untuk variabel kemampuan
penalaran matematis diperoleh , sedangkan untuk variabel
kemandirian belajar diperoleh dengan . Dari hasil
perhitungan tersebut disimpulkan (1) kemampuan penalaran matematis siswa
yang dikenai model Problem Based Learning (PBL) lebih baik daripada
kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model ekspositori, (2)
kemandirian belajar siswa yang dikenai model Problem Based Learning (PBL)
lebih baik daripada kemandirian belajar siswa yang dikenai model ekspositori.
Penelitian ini dilaksanakan 4 kali pertemuan untuk masing-masing kelas.
Pada pembelajaran dengan model PBL terdapat beberapa hambatan. Hambatan-
hambatan tersebut yaitu siswa merasa sulit untuk memahami permasalahan yang
disajikan oleh guru dalam bentuk Lembar Kerja Siswa (LKS). Selanjutnya
71
munculnya kegaduhan siswa yang saling bertanya karena sulit dalam
menyelesaikan masalah yang terdapat di LKS.
Pada pertemuan selanjutnya kendala-kendala tersebut berkurang. Hal tersebut
dilihat dari siswa yang sudah dapat menyesuaikan dengan model PBL. Bahkan
siswa merasa senang karena penerapan model PBL ini dilaksanakan dengan cara
diskusi kelas. Penggunaan kelompok membuat siswa lebih aktif dalam kelompok
tersebut, karena siswa tidak merasa malu untuk bertanya kepada teman
sekelompoknya. Adanya pembelajaran secara berkelompok tersebut juga
mempengaruhi motivasi belajar siswa untuk bersaing dengan kelompok lain demi
memperoleh hasil yang terbaik. Persaingan tersebut membuat siswa tergerak
untuk aktif dalam kegiatan diskusi dan berusaha untuk dapat menyelesaikan
masalah yang ada di dalam LKS secara tuntas.
Pada pembelajaran dengan model ekspositori yang diterapkan pada kelas
kontrol dilaksanakan selama 4 pertemuan. Pada setiap pertemuan guru
menjelaskan materi dan contoh soal, kemudian memberi soal latihan untuk siswa.
Siswa meringkas atau mencatat dan mengerjakan soal yang diberikan guru serta
menanyakan materi yang belum jelas.
Pada kenyataannya di lapangan menunjukkan bahwa model PBL banyak
memberikan pengetahuan baru dan pengalaman kepada siswa. Siswa lebih aktif
bertanya dan mencari penyelesaian masalah dari buku-buku yang mereka bawa.
Dari uraian di atas maka kemampuan penalaran matematis dan kemandirian
belajar siswa yang dikenai model Problem Based Learning (PBL) terbukti lebih
baik daripada kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa
72
yang dikenai model pembelajaran ekspositori. Hal tersebut didukung dengan
adanya penelitian yang dilakukan oleh Ari Pranantyo dengan judul
“Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem Based Learning dan
Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 24
Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil dari penelitian tersebut
menunjukkan bahwa prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning lebih baik daripada siswa yang
menggunakan model pembelajaran Problem Posing. Model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan penalaran dan kemandirian belajar siswa karena model
tersebut terfokus pada masalah-masalah kontekstual dan juga mengarahkan siswa
untuk belajar dan berpikir secara mandiri.
Selanjutnya dilakukan uji efektifitas model PBL. Uji efektifitas yang
dilakukan adalah dengan menguji keberhasilan siswa dan melakukan pengamatan
terhadap proses pembelajaran. Dari hasil uji keberhasilan siswa dilihat dari
kemampuan penalaran matematis diperoleh , yang artinya model
PBL tidak efektif untuk pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo.
Sedangkan hasil uji keberhasilan siswa dilihat dari kemandirian belajar siswa
diperoleh , yang artinya model PBL efektif untuk pembelajaran
matematika di SMP N 1 Adimulyo. Hal tersebut didukung dengan adanya
pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan lembar
keterlaksanaan model PBL menunjukan bahwa model PBL efektif untuk
pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo. Dari perbedaan hasil uji
73
keberhasilan siswa terlihat bahwa model PBL terbukti efektif untuk meningkatkan
kemandirian belajar siswa tapi tidak efektif untuk mengembangkan kemampuan
penalaran matematis siswa. Dapat disimpulkan bahwa model PBL tidak efektif
jika diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMP N 1 Adimulyo. Hal ini
bukan dikarenakan model PBL yang tidak baik, akan tetapi banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kegagalan dalam penelitian ini, diantaranya:
1. Kondisi jasmani siswa pada saat melakukan posttest.
2. Suasana lingkungan sekolah saat diadakan posttest kurang mendukung.
3. Waktu penelitian yang terlalu singkat.
75
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Dari analisis dan pembahasan data, maka penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa:
1. Kemampuan penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa yang
dikenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) lebih baik jika
dibandingkan dengan kemampuan penalaran matematis dan kemandirian
belajar siswa yang dikenai model pembelajaran ekspositori pada materi
bangun datar di SMP Negeri 1 Adimulyo.
2. Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) tidak efektif jika
diterapkan dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 1 Adimulyo,
karena dilihat dari tingkat kemampuan penalaran matematis siswa dianggap
belum dapat mencapai ketuntasan.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang telah diperoleh dalam penelitian ini, maka
untuk meningkatkan kemampuan penalaran matematis siswa peneliti memberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a) Guru diharapkan dapat menumbuhkan rasa semangat belajar siswa dengan
memberikan strategi, metode, model, dan media yang menyenangkan
sehingga siswa dapat belajar dengan rasa nyaman dan senang.
76
b) Guru diharapkan dapat memahami keadaan siswa, mengetahui kondisi siswa
saat belajar dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa diharapkan lebih aktif, kreatif, dan dapat mengembangkan diri dalam
pelajaran karena guru bukan satu-satunya sumber informasi untuk
mengetahui segala sesuatu.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Widodo S. 2013. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ali, Muhammad dan Muhammad Asrori. 2014. Psikologi Remaja Perkembangan
Peserta Didik. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Andista, Wahyu. 2014. Meningkatkan Kemandirian Belajar Melalui Problem
Based Learning Pada Siswa Kelas VII B SMPN 43 Purworejo. Tersedia
dalam http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/ekuivalen/article/download/
2253/2115 (diakses pada tanggal 3 Maret 2016).
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, Sri Puji. 2014. Pengaruh Kemampuan Koneksi Matematika Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah. Prosiding Vol. 1, ISSN2355-0473 (161-
164).
Bilgin, Ibrahim, dkk. 2008. The Effects of Problem Based Learning Instruction on
University Students’ Performance of Conceptual and Quantitative Problem
in Gas Concepts. Tersedia dalam
http://ejmste.com/v5n2/EURASIA_v5n2_Bilgin_etal.pdf (diakses pada
tanggal 7 April 2016).
Budiyanto A.,M. 2014. Meningkatkan Kemampuan Berpikir Logis Dan Kreatif
Matematis Serta Kemandirian Belajar Siswa SMA Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah. Prosiding Vol. 1, ISSN2355-0473 (398-407).
Budiyono. 2004. Statistika Untuk Penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University
Pres.
77
78
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Gantinah, Titik. 2014. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi dan Koneksi
Matematis serta Kemandirian Belajar Siswa SMA Melalui Pembelajaran
Berbasis Masalah. Prosiding Vol. 1, ISSN2355-0473 (408-418).
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Hudaedah, Dodoh. 2014. Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematik Siswa
Melalui Pembelajaran Kontekstual. Prosiding Vol. 1, ISSN2355-0473 (360-
363).
Indarti, Sri Mari. 2014. Peran Kemampuan Komunikasi dan Berpikir Kritis
Matematis Serta Kemandirian Belajar Siswa SMA Menggunakan
Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah. Prosiding Vol. 1,
ISSN23550473 (119-124).
Mujiman, Haris. 2011. Manajemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa, E. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
NCTM. 2000. Principles and Standards for School Mathematics. Tersedia dalam
www.standard.nctm.org (diakses pada tanggal 3 November 2015).
Ngadnan. 2014. Keefektifan Model Pembelajaran PMRI dan Make A Match
dalam Pembelajaran Matematika Pada Pokok Bahasan Letak Bilangan
Pada Garis Bilangan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Se-Gugus
Budi Utomo Kecamatan Sruweng Tahun Pelajaran 2013/2014. Universitas
Muhammadiyah Purworejo.
Pranantyo, Ari. 2013. Eksperimentasi Pembelajaran Dengan Model Problem
Based Learning dan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 24 Purworejo Tahun Pelajaran 2012/2013. Tersedia
dalam http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/ekuivalen/article/download/
839/805 (diakses pada tanggal 3 Maret 2016).
79
Purwanto, Ngalim. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. 2014. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rini, Juwita, dkk. 2014. Eksperimentasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Dan Problem Posing Pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar Ditinjau Dari
Kemampuan Penalaran Siswa Kelas VIII SMP Negeri Di Kabupaten
Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014. Tersedia dalam
http://jurnal.fkip.uns.ac.id (diakses pada tanggal 3 Maret 2016).
Sanjaya, Wina. 2013. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Shadiq, Fadjar. 2009. Kemahiran Matematika. Tersedia dalam
http://p4tkmatematika.org/file/SMALanjut/smalanjut-kemahiran-fadjar.pdf
(diakses pada tanggal 7 Desember 2015).
Shadiq, Fadjar. 2007. Penalaran dan Reasoning: Mengapa Perlu Dipelajari Para
Siswa di Sekolah?. Tersedia dalam http://fadjarp3g.files.wordpress.com/
2007/09/ok-penalaran_gerbang_pdf (diakses pada tanggal 7 Desember
2015).
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto . 2010. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sugiyono . 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono . 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suprijono, Agus. 2014. Cooperative Learning-Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
80
Surajiyo, dkk. 2014. Dasar-dasar Logika. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Tim Penyusun. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa Edisi
Keempat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Warsono dan Hariyanto. 2014. Pembelajaran Aktif-Teori dan Asesmen. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
Wibowo, Teguh. 2010. Modul Kuliah Statistik Multivariat. Program Studi
Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Purworejo.
1
SILABUS PEMBELAJARAN
Sekolah : SMP N 1 Adimulyo
Kelas : VIII
Mata Pelajaran : Matematika
Semester : II (Dua)
Standar Kompetensi : 5. Memahami sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas, dan bagian-bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi
Dasar
Materi
Pembelajaran
Kegiatan
Pembelajaran
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian Alokasi
Waktu
Sumber
Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen
5.1
Mengidentifikasi
sifat-sifat kubus,
balok, prisma,
dan limas, serta
bagian-
bagiannya
Kubus dan
Balok
Mendiskusikan
unsur-unsur kubus
dan balok.
Menyebutkan
unsur-unsur
kubus dan balok:
rusuk,
bidang/sisi,
diagonal bidang,
diagonal ruang,
bidang diagonal
Tes
tertulis
Uraian
Berdasarkan gambar
kubus ABCD-EFGH
diatas, sebutkan:
a. Diagonal ruang
b. Bidang diagonal
2 x 40
menit
Buku teks,
lingkungan,
bangun
ruang sisi
datar (padat
dan
kerangka)
Lam
piran
8
88
2
5.2 Membuat
jarring-jaring
kubus, balok,
prisma, dan
limas
Kubus dan
Balok
Merancang jaring-
jaring kubus dan
balok.
Membuat jaring-
jaring kubus dan
balok.
Tes
tertulis
Uraian
Jika alas kubus dari
gambar diatas adalah
persegi yang di arsir,
manakah yang
merupakan sisi atas dari
kubus tersebut?
2 x 40
menit
5.3 Menghitung
luas permukaan
dan volume
kubus, balok,
prisma, dan
limas
Kubus dan
Balok
Mencari rumus
luas permukaan
kubus dan balok.
Menentukan
rumus luas
permukaan kubus
dan balok.
Tes
tertulis
Uraian Suatu kubus mempunyai
panjang rusuk a cm,
berapakah luas
permukaan kubus
tersebut?
2 x 40
menit
Menggunakan
rumus untuk
menghitung luas
permukaan kubus
dan balok.
Menghitung luas
permukaan kubus
dan balok.
Tes
tertulis
Uraian Suatu balok mempunyai
panjang 5 cm, lebar 3 cm,
dan tinggi 4 cm,
berapakah luas
permukaan balok
tersebut?
Mencari rumus
volume kubus dan
balok.
Menentukan
rumus volume
kubus dan balok.
Tes
tertulis
Uraian Jika suatu balok
mempunyai panjang a
cm, lebar b cm, dan tinggi
c cm, berapakah volume
balok tersebut?
2 x 40
menit
Menggunakan Menghitung Tes Uraian Suatu balok
89
91
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP N 1 Adimulyo
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
5. Menentukan sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya.
5.2 Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok.
C. Indikator
5.1.1 Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok: rusuk, bidang alas, bidang
sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal.
5.2.1 Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
5.3.1 Menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
5.3.2 Menghitung luas permukaan kubus dan balok.
5.3.3 Menentukan rumus volume kubus dan balok.
5.3.4 Menghitung volume kubus dan balok.
Lampiran 9
92
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok: rusuk,
bidang alas, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal.
2. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok.
3. Peserta didik dapat menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
4. Peserta didik dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok.
5. Peserta didik dapat menentukan rumus volume kubus dan balok.
6. Peserta didik dapat menghitung volume kubus dan balok.
E. Model Pembelajaran
Model Problem Based Learning (PBL)
F. Materi Pembelajaran
1. Kubus
a. Pengertian Kubus
Gambar diatas menunjukkan sebuah bangun ruang yang semua sisinya
berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang. Bangun ruang
seperti itu dinamakan kubus. Gambar tersebut menunjukkan sebuah
kubus ABCD.EFGH yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
1) Sisi/Bidang
Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari gambar
terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semuanya
berbentuk persegi, yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas),
ABFE (sisi depan), CDHG (sisi belakang), BCGF (sisi samping
kiri), dan ADHE (sisi samping kanan).
2) Rusuk
Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan
terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus. Kubus
93
ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF,
FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.
3) Titik Sudut
Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Dari gambar,
terlihat kubus ABCD. EFGH memiliki 8 buah titik sudut, yaitu titik
A, B, C, D, E, F, G, dan H.
Selain ketiga unsur di atas, kubus juga memiliki diagonal.
Diagonal pada kubus ada tiga, yaitu diagonal bidang, diagonal
ruang, dan bidang diagonal.
4) Diagonal Bidang
Pada kubus ABCD.EFGH terdapat garis AF yang menghubungkan
dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Ruas
garis tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang.
5) Diagonal Ruang
Pada kubus ABCD.EFGH, terdapat ruas garis HB yang
menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu
ruang. Ruas garis tersebut disebut diagonal ruang.
6) Bidang Diagonal
94
Pada gambar tersebut, terlihat dua buah diagonal bidang pada kubus
ABCD.EFGH yaitu AC dan EG. Ternyata, diagonal bidang AC dan
EG beserta dua rusuk kubus yang sejajar, yaitu AE dan CG
membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus bidang ACGE pada
kubus ABCD. Bidang ACGE disebut sebagai bidang diagonal.
b. Sifat-sifat Kubus
Selain mempunyai 7 unsur, kubus juga mempunyai 5 sifat sebagai
berikut:
1) Semua sisi kubus berbentuk persegi.
2) Semua rusuk kubus berukuran sama panjang.
3) Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang sama
panjang.
4) Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang.
5) Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk
persegipanjang.
c. Jaring-jaring Kubus
Ada beberapa macam jaring-jaring kubus diantaranya adalah:
d. Luas Permukaan Kubus
Luas permukaan kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
Luas Permukaan Kubus = 6s2
95
e. Volume Kubus
Volume kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
dengan s merupakan rusuk kubus
2. Balok
a. Pengertian Balok
Bangun ruang ABCD.EFGH pada gambar tersebut memiliki tiga
pasang sisi berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya, di mana
setiap sisinya berbentuk persegipanjang. Bangun ruang seperti ini
disebut balok. Berikut ini adalah unsur-unsur yang dimiliki oleh balok
ABCD.EFGH.
1) Sisi/Bidang
Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Dari gambar
diatas, terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi
berbentuk persegipanjang. Keenam sisi tersebut adalah ABCD (sisi
bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), DCGH (sisi
belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping
kanan). Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan
yang sama bentuk dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut
adalah ABFE dengan DCGH, ABCD dengan EFGH, dan BCGF
dengan ADHE.
2) Rusuk
Sama seperti dengan kubus, balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk.
Rusuk-rusuk balok ABCD. EFGH adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG,
GH, HE, AE, BF, CG, dan HD.
3) Titik Sudut
Volume Kubus = s3 3
96
Dari gambar diatas, terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 8
titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.
Sama halnya dengan kubus, balok pun memiliki istilah
diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal. Berikut ini
adalah uraian mengenai istilah-istilah berikut.
4) Diagonal Bidang
Ruas garis AC yang melintang antara dua titik sudut yang saling
berhadapan pada satu bidang, yaitu titik sudut A dan titik sudut C,
dinamakan diagonal bidang balok ABCD.EFGH.
5) Diagonal Ruang
Ruas garis CE yang menghubungkan dua titik sudut C dan E pada
balok ABCD.EFGH seperti pada gambar diatas disebut diagonal
ruang balok tersebut. Jadi, diagonal ruang terbentuk dari ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan di
dalam suatu bangun ruang.
6) Bidang Diagonal
Dari gambar tersebut terlihat dua buah diagonal bidang yang
sejajar, yaitu diagonal bidang HF dan DB. Kedua diagonal bidang
tersebut beserta dua rusuk balok yang sejajar, yaitu DH dan BF
97
membentuk sebuah bidang diagonal. Bidang BDHF adalah bidang
diagonal balok ABCD.EFGH.
b. Sifat-sifat Balok
Selain mempunyai 7 unsur, kubus juga mempunyai 5 sifat sebagai
berikut:
1) Sisi-sisi balok berbentuk persegipanjang.
2) Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang.
3) Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran
sama panjang.
4) Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang.
5) Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegipanjang.
c. Jaring-jaring Balok
Ada beberapa macam jaring-jaring kubus diantaranya adalah:
d. Luas Permukaan Balok
Luas permukaan balok dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
e. Volume Balok
Luas Permukaan Balok = 2(pl + lt + pt)
98
Volume balok diperoleh dengan cara mengalikan ukuran panjang,
lebar, dan tinggi balok tersebut.
G. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan : White board, spidol, penghapus.
2. Sumber Belajar :
a. Buku Mudah Belajar Matematika 2 Untuk Kelas VIII SMP/MTs,
karangan Nuniek Avianti Agus, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2007.
b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
c. Referensi lain
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
Tahap orientasi siswa pada masalah
1. Guru memberi salam pembuka dan mengarahkan siswa untuk
berdo’a.
2. Guru memantau kehadiran siswa, keterlibatan dan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir
kritis, siswa diajak mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok.
10 menit
Kegiatan Inti 60 menit
Volume Balok = panjang x lebar x tinggi
= 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
99
Tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar
5. Guru mengajukan masalah tentang sifat-sifat kubus, balok, dan
bagian-bagiannya yang ada di LKS tak berstruktur yang berisi sedikit
petunjuk, tertulis atau lisan untuk mengarahkan kerja siswa dan
mempercepat pembelajaran.
6. Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa heterogen.
Tahap membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
7. Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah
yang ada di LKS secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum
dipahami terkait masalah yang berkaitan dengan sifat-sifat kubus,
balok, dan bagian-bagiannya.
8. Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari
masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa sendiri.
9. Siswa diarahkan untuk mempelajari materi yang sama dari sumber
lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan dengan sungguh-
sungguh dan teliti.
10. Guru berkeliling mencermati siswa yang bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
11. Guru memberikan informasi-informasi dengan tujuan memberikan
umpan berkaitan dengan apa yang dialami siswa secara individu,
kelompok atau klasikal agar siswa mampu menyelesaikan masalah.
Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya
12. Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok
secara rinci dan sistematis tentang sifat-sifat kubus, balok, dan
bagian-bagiannya.
13. Guru mencermati dan memberi arahan kepada siswa dalam
menyelesaikan laporan hasil diskusi.
100
14. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas secara bergantian.
15. Pada saat salah satu kelompok selesai presentasi, guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok penyaji.
16. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang
mempunyai jawaban yang berbeda dengan kelompok penyaji
pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusinya. Apabila ada
lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah
menentukan urutan penyajian.
Kegiatan Akhir
Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
17. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi secara
keseluruhan mengenai sifat-sifat kubus, balok serta bagian-
bagiannya.
18. Guru memberi soal latihan secara individu yang ada di LKS kepada
siswa.
19. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
20. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
10 menit
Pertemuan ke 2
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
Tahap orientasi siswa pada masalah
1. Guru memberi salam pembuka dan mengarahkan siswa untuk
berdo’a.
2. Guru memantau kehadiran siswa, keterlibatan dan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran.
10 menit
101
3. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir
kritis, siswa diajak mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan membuat jaring-jaring kubus dan balok.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
membuat jaring-jaring kubus dan balok.
Kegiatan Inti
Tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar
5. Guru mengajukan masalah tentang jaring-jaring kubus dan balok
yang ada di LKS tak berstruktur yang berisi sedikit petunjuk, tertulis
atau lisan untuk mengarahkan kerja siswa dan mempercepat
pembelajaran.
6. Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa heterogen.
Tahap membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
7. Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah
yang ada di LKS secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum
dipahami terkait masalah yang berkaitan dengan jaring-jaring kubus
dan balok.
8. Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari
masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa sendiri.
9. Siswa diarahkan untuk mempelajari materi yang sama dari sumber
lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan dengan sungguh-
sungguh dan teliti.
10. Guru berkeliling mencermati siswa yang bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
11. Guru memberikan informasi-informasi dengan tujuan memberikan
umpan berkaitan dengan apa yang dialami siswa secara individu,
kelompok atau klasikal agar siswa mampu menyelesaikan masalah.
60 menit
102
Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya
12. Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok
secara rinci dan sistematis tentang jaring-jaring kubus dan balok.
13. Guru mencermati dan memberi arahan kepada siswa dalam
menyelesaikan laporan hasil diskusi.
14. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas secara bergantian.
15. Pada saat salah satu kelompok selesai presentasi, guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok penyaji.
16. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang
mempunyai jawaban yang berbeda dengan kelompok penyaji
pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusinya. Apabila ada
lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah
menentukan urutan penyajian.
Kegiatan Akhir
Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
17. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi secara
keseluruhan tentang jaring-jaring kubus dan balok.
18. Guru memberi soal latihan secara individu yang ada di LKS kepada
siswa.
19. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
20. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
10 menit
103
Pertemuan ke 3
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
Tahap orientasi siswa pada masalah
1. Guru memberi salam pembuka dan mengarahkan siswa untuk
berdo’a.
2. Guru memantau kehadiran siswa, keterlibatan dan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir
kritis, siswa diajak mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan luas permukaan kubus dan balok.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
menentukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus dan balok
.
10 menit
Kegiatan Inti
Tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar
5. Guru mengajukan masalah tentang luas permukaan kubus dan balok
yang ada di LKS tak berstruktur yang berisi sedikit petunjuk, tertulis
atau lisan untuk mengarahkan kerja siswa dan mempercepat
pembelajaran.
6. Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa heterogen.
Tahap membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
7. Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah
yang ada di LKS secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum
dipahami terkait masalah yang berkaitan dengan luas permukaan
kubus dan balok.
8. Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari
masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa sendiri.
60 menit
104
9. Siswa diarahkan untuk mempelajari materi yang sama dari sumber
lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan dengan sungguh-
sungguh dan teliti.
10. Guru berkeliling mencermati siswa yang bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
11. Guru memberikan informasi-informasi dengan tujuan memberikan
umpan berkaitan dengan apa yang dialami siswa secara individu,
kelompok atau klasikal agar siswa mampu menyelesaikan masalah.
Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya
12. Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok
secara rinci dan sistematis tentang luas permukaan kubus dan balok.
13. Guru mencermati dan memberi arahan kepada siswa dalam
menyelesaikan laporan hasil diskusi.
14. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas secara bergantian.
15. Pada saat salah satu kelompok selesai presentasi, guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok penyaji.
16. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang
mempunyai jawaban yang berbeda dengan kelompok penyaji
pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusinya. Apabila ada
lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah
menentukan urutan penyajian.
Kegiatan Akhir
Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
17. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi secara
keseluruhan mengenai luas permukaan kubus dan balok.
18. Guru memberi soal latihan secara individu yang ada di LKS kepada
siswa.
10 menit
105
19. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
20. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
Pertemuan ke 4
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
Tahap orientasi siswa pada masalah
1. Guru memberi salam pembuka dan mengarahkan siswa untuk
berdo’a.
2. Guru memantau kehadiran siswa, keterlibatan dan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa ingin tahu dan berpikir
kritis, siswa diajak mencermati masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan volume kubus dan balok.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
menentukan rumus dan menghitung volume kubus dan balok.
10 menit
Kegiatan Inti
Tahap mengorganisasikan siswa untuk belajar
5. Guru mengajukan masalah tentang volume kubus dan balok yang ada
di LKS tak berstruktur yang berisi sedikit petunjuk, tertulis atau lisan
untuk mengarahkan kerja siswa dan mempercepat pembelajaran.
6. Guru meminta siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4
siswa heterogen.
Tahap membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
7. Guru meminta siswa mengamati (membaca) dan memahami masalah
yang ada di LKS secara individu dan mengajukan hal-hal yang belum
dipahami terkait masalah yang berkaitan dengan volume kubus dan
balok.
60 menit
106
8. Guru meminta siswa menuliskan informasi yang terdapat dari
masalah tersebut secara teliti dengan menggunakan bahasa sendiri.
9. Siswa diarahkan untuk mempelajari materi yang sama dari sumber
lain yang sesuai dengan materi yang diajarkan dengan sungguh-
sungguh dan teliti.
10. Guru berkeliling mencermati siswa yang bekerja, mencermati dan
menemukan berbagai kesulitan yang dialami siswa, serta
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal
yang belum dipahami.
11. Guru memberikan informasi-informasi dengan tujuan memberikan
umpan berkaitan dengan apa yang dialami siswa secara individu,
kelompok atau klasikal agar siswa mampu menyelesaikan masalah.
Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya
12. Guru meminta siswa menyiapkan laporan hasil diskusi kelompok
secara rinci dan sistematis tentang volume kubus dan balok.
13. Guru mencermati dan memberi arahan kepada siswa dalam
menyelesaikan laporan hasil diskusi.
14. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya di
depan kelas secara bergantian.
15. Pada saat salah satu kelompok selesai presentasi, guru memberikan
kesempatan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan
terhadap hasil diskusi kelompok penyaji.
16. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang
mempunyai jawaban yang berbeda dengan kelompok penyaji
pertama untuk mengkomunikasikan hasil diskusinya. Apabila ada
lebih dari satu kelompok, maka guru meminta siswa bermusyawarah
menentukan urutan penyajian.
Kegiatan Akhir
Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
17. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi secara
keseluruhan mengenai volume kubus dan balok.
10 menit
107
18. Guru memberi soal latihan secara individu yang ada di LKS kepada
siswa.
19. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
20. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
I. Penilaian
1. Jenis tes : Tes Tertulis
2. Bentuk tes : Uraian
J. Tes Formatif
Pekerjaan Rumah untuk Pertemuan Pertama
Pertanyaan:
a. Gambar 4 buah jaring-jaring dari gambar di atas!
b. Sebutkan unsur-unsurnya!
c. Apa rumus untuk menghitung panjang diagonal BE pada kubus?
d. Apa rumus untuk menghitung luas bidang diagonal EBCH?
Jawaban:
a.
b. Unsur-unsurnya:
108
1) Rusuk
a) Tegak: AE, BF, CG, DH
b) Miring: AB, CD, EF, HG
2) Bidang: ABCD, ABEF, BCFG, ADEH, CDHG, EFGH
3) Diagonal bidang: AF, BE, AC, BD, CF, BG, AH, DE, DG, CH, EG, FH
4) Diagonal ruang: AG, CE, BH, DF
5) Bidang diagonal: AEGC, CHFB, EHCB, ADFG, ABGH, CDEF
c. Cara menghitung panjang BE
𝐵𝐸2 = 𝐴𝐵2 + 𝐴𝐸2
𝐵𝐸 = √𝐴𝐵2 + 𝐴𝐸2
d. Cara menghitung luas bidang diagonal EBCH
Karena bidang diagonal EBCH berbentuk persegi panjang maka:
Panjang: EB
Lebar: BC
Sehingga luas bidang diagonal EBCH adalah 𝑝 × 𝑙 = 𝐸𝐵 × 𝐵𝐶
Skor Penilaian
Setiap item bernilai benar diberi point 25 = (4 x 25) = 100
Pekerjaan Rumah untuk Pertemuan Kedua
1. Hitunglah volume kubus, jika luas sebuah bidangnya 64 cm2!
Diketahui: luas bidang = 64 cm2
Ditanyakan: volume?
Jawab:
109
Luas bidang = 𝑠2
64𝑐𝑚2 = 𝑠2
8 𝑐𝑚 = 𝑠
Maka volumenya = 𝑠2
= (8 𝑐𝑚)3
= 5123
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Sebutkan unsur-unsur yang terdapat dalam bangun diatas!
b. Buatlah 3 buah jarring-jaringnya!
Jawab:
a. Unsur-unsurnya:
1) Rusuk
a) Tegak: AE, BF, CG, DH
b) Miring: AB, CD, EF, HG
2) Bidang: ABCD, ABEF, BCFG, ADEH, CDHG, EFGH
3) Diagonal bidang: AF, BE, AC, BD, CF, BG, AH, DE, DG, CH,
EG, FH
4) Diagonal ruang: AG, CE, BH, DF
5) Bidang diagonal: AEGC, CHFB, EHCB, ADFG, ABGH, CDEF
b. Jaring-jaringnya:
110
Skor Penilain
Sol no.1 bernilai benar diberi point 50
Soal no 2a dan 2b bernilai benar diberi point 25 untuk setiap item
Sehingga = 50 + (2 x 25) = 100
Pekerjaan Rumah untuk Pertemuan Ketiga
1. Sebuah balok berukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm. Jika luas
permukaan balok tersebut 550 cm2, tentukan tingginya!
Diketahui: panjang = 15 cm
lebar = 10 cm
luas permukaan balok = 550 cm2
Ditanyakan: tinggi balok?
Jawab:
Luas permukaan balok = 2(𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡)
550𝑐𝑚2 = 2{(15 × 10) + (15 × 𝑡) + (10 × 𝑡)}
550 = 2( 150 + 15𝑡 + 10𝑡)
550 = 300 + 30𝑡 + 20𝑡
550 = 300 + 50𝑡
550 − 300 = 50𝑡
111
250 = 50𝑡
5 = 𝑡
Jadi, tinggi balok tersebut adalah 5 cm.
2. Sebuah balok berukuran panjang 6 cm, lebar 5cm, dan tinggi 4 cm.
Tentukan besar perubahan volume balok tersebut jika panjang dan lebarnya
diperbesar 2 kali dan tingginya diperbesar 11
2 kali!
Diketahui: 𝑝 = 6 𝑐𝑚, setelah diperbesar 2 kali maka 𝑝 = 12 𝑐𝑚
𝑙 = 5 𝑐𝑚, setelah diperbesar 2 kali maka 𝑙 = 10 𝑐𝑚
𝑡 = 4 𝑐𝑚, setelah diperbesar 11
2 kali maka 𝑙 = 6 𝑐𝑚
Ditanyakan: volume balok setelah diperbesar?
Jawab:
Volume balok sebelum diperbesar = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
= 6 × 5 × 4
= 120 𝑐𝑚2
Volume balok setelah diperbesar = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
= 12 × 10 × 6
= 720 𝑐𝑚2
Besar perubahan = V. balok sebelum diperbesar −
V. balok setelah diperbesar
= 720 𝑐𝑚2 − 120 𝑐𝑚2
= 600 𝑐𝑚2
Jadi, besar perubahan volume balok setelah diperbesar adalah 600 𝑐𝑚2
Skor Penilaian
Soal no.1 bernilai benar diberi point 50
Soal no.2 bernilai benar diberi point 50
Sehingga = 50 + 50 = 100
113
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP N 1 Adimulyo
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Bangun Ruang Sisi Datar
Kelas/Semester : VIII/2
Alokasi Waktu : 8 x 40 menit (4 x pertemuan)
A. Standar Kompetensi
5. Menentukan sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagiannya, serta
menentukan ukurannya.
B. Kompetensi Dasar
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya.
5.2 Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok.
C. Indikator
5.1.1 Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok: rusuk, bidang alas, bidang
sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal.
5.2.1 Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
5.3.1 Menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
5.3.2 Menghitung luas permukaan kubus dan balok.
5.3.3 Menentukan rumus volume kubus dan balok.
5.3.4 Menghitung volume kubus dan balok.
Lampiran 10
114
D. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok: rusuk,
bidang alas, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal.
2. Peserta didik dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok.
3. Peserta didik dapat menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
4. Peserta didik dapat menghitung luas permukaan kubus dan balok.
5. Peserta didik dapat menentukan rumus volume kubus dan balok.
6. Peserta didik dapat menghitung volume kubus dan balok.
E. Model Pembelajaran
Model Ekspositori
F. Materi Pembelajaran
1. Kubus
a. Pengertian Kubus
Gambar diatas menunjukkan sebuah bangun ruang yang semua sisinya
berbentuk persegi dan semua rusuknya sama panjang. Bangun ruang
seperti itu dinamakan kubus. Gambar tersebut menunjukkan sebuah
kubus ABCD.EFGH yang memiliki unsur-unsur sebagai berikut.
1) Sisi/Bidang
Sisi kubus adalah bidang yang membatasi kubus. Dari gambar
terlihat bahwa kubus memiliki 6 buah sisi yang semuanya
berbentuk persegi, yaitu ABCD (sisi bawah), EFGH (sisi atas),
ABFE (sisi depan), CDHG (sisi belakang), BCGF (sisi samping
kiri), dan ADHE (sisi samping kanan).
2) Rusuk
Rusuk kubus adalah garis potong antara dua sisi bidang kubus dan
terlihat seperti kerangka yang menyusun kubus. Kubus
115
ABCD.EFGH memiliki 12 buah rusuk, yaitu AB, BC, CD, DA, EF,
FG, GH, HE, AE, BF, CG, dan DH.
3) Titik Sudut
Titik sudut kubus adalah titik potong antara dua rusuk. Dari gambar,
terlihat kubus ABCD. EFGH memiliki 8 buah titik sudut, yaitu titik
A, B, C, D, E, F, G, dan H.
Selain ketiga unsur di atas, kubus juga memiliki diagonal.
Diagonal pada kubus ada tiga, yaitu diagonal bidang, diagonal
ruang, dan bidang diagonal.
4) Diagonal Bidang
Pada kubus ABCD.EFGH terdapat garis AF yang menghubungkan
dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu sisi/bidang. Ruas
garis tersebut dinamakan sebagai diagonal bidang.
5) Diagonal Ruang
Pada kubus ABCD.EFGH, terdapat ruas garis HB yang
menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan dalam satu
ruang. Ruas garis tersebut disebut diagonal ruang.
6) Bidang Diagonal
116
Pada gambar tersebut, terlihat dua buah diagonal bidang pada kubus
ABCD.EFGH yaitu AC dan EG. Ternyata, diagonal bidang AC dan
EG beserta dua rusuk kubus yang sejajar, yaitu AE dan CG
membentuk suatu bidang di dalam ruang kubus bidang ACGE pada
kubus ABCD. Bidang ACGE disebut sebagai bidang diagonal.
b. Sifat-sifat Kubus
Selain mempunyai 7 unsur, kubus juga mempunyai 5 sifat sebagai
berikut:
1) Semua sisi kubus berbentuk persegi.
2) Semua rusuk kubus berukuran sama panjang.
3) Setiap diagonal bidang pada kubus memiliki ukuran yang sama
panjang.
4) Setiap diagonal ruang pada kubus memiliki ukuran sama panjang.
5) Setiap bidang diagonal pada kubus memiliki bentuk
persegipanjang.
c. Jaring-jaring Kubus
Ada beberapa macam jaring-jaring kubus diantaranya adalah:
d. Luas Permukaan Kubus
Luas permukaan kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut:
e. Volume Kubus Luas Permukaan Kubus = 6s2
117
Volume kubus dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
dengan s merupakan rusuk kubus
2. Balok
a. Pengertian Balok
Bangun ruang ABCD.EFGH pada gambar tersebut memiliki tiga
pasang sisi berhadapan yang sama bentuk dan ukurannya, di mana
setiap sisinya berbentuk persegipanjang. Bangun ruang seperti ini
disebut balok. Berikut ini adalah unsur-unsur yang dimiliki oleh balok
ABCD.EFGH.
1) Sisi/Bidang
Sisi balok adalah bidang yang membatasi suatu balok. Dari gambar
diatas, terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah sisi
berbentuk persegipanjang. Keenam sisi tersebut adalah ABCD (sisi
bawah), EFGH (sisi atas), ABFE (sisi depan), DCGH (sisi
belakang), BCGF (sisi samping kiri), dan ADHE (sisi samping
kanan). Sebuah balok memiliki tiga pasang sisi yang berhadapan
yang sama bentuk dan ukurannya. Ketiga pasang sisi tersebut
adalah ABFE dengan DCGH, ABCD dengan EFGH, dan BCGF
dengan ADHE.
2) Rusuk
Sama seperti dengan kubus, balok ABCD.EFGH memiliki 12 rusuk.
Rusuk-rusuk balok ABCD. EFGH adalah AB, BC, CD, DA, EF, FG,
GH, HE, AE, BF, CG, dan HD.
3) Titik Sudut
Volume Kubus = s2
𝑠3
118
Dari gambar diatas, terlihat bahwa balok ABCD.EFGH memiliki 8
titik sudut, yaitu A, B, C, D, E, F, G, dan H.
Sama halnya dengan kubus, balok pun memiliki istilah
diagonal bidang, diagonal ruang, dan bidang diagonal. Berikut ini
adalah uraian mengenai istilah-istilah berikut.
4) Diagonal Bidang
Ruas garis AC yang melintang antara dua titik sudut yang saling
berhadapan pada satu bidang, yaitu titik sudut A dan titik sudut C,
dinamakan diagonal bidang balok ABCD.EFGH.
5) Diagonal Ruang
Ruas garis CE yang menghubungkan dua titik sudut C dan E pada
balok ABCD.EFGH seperti pada gambar diatas disebut diagonal
ruang balok tersebut. Jadi, diagonal ruang terbentuk dari ruas garis
yang menghubungkan dua titik sudut yang saling berhadapan di
dalam suatu bangun ruang.
6) Bidang Diagonal
Dari gambar tersebut terlihat dua buah diagonal bidang yang
sejajar, yaitu diagonal bidang HF dan DB. Kedua diagonal bidang
tersebut beserta dua rusuk balok yang sejajar, yaitu DH dan BF
119
membentuk sebuah bidang diagonal. Bidang BDHF adalah bidang
diagonal balok ABCD.EFGH.
b. Sifat-sifat Balok
Selain mempunyai 7 unsur, kubus juga mempunyai 5 sifat sebagai
berikut:
1) Sisi-sisi balok berbentuk persegipanjang.
2) Rusuk-rusuk yang sejajar memiliki ukuran sama panjang.
3) Setiap diagonal bidang pada sisi yang berhadapan memiliki ukuran
sama panjang.
4) Setiap diagonal ruang pada balok memiliki ukuran sama panjang.
5) Setiap bidang diagonal pada balok memiliki bentuk persegipanjang.
c. Jaring-jaring Balok
Ada beberapa macam jaring-jaring kubus diantaranya adalah:
d. Luas Permukaan Balok
Luas permukaan balok dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:
e. Volume Balok
Luas Permukaan Balok = 2(pl + lt + pt )
120
Volume balok diperoleh dengan cara mengalikan ukuran panjang,
lebar, dan tinggi balok tersebut.
G. Alat, Bahan dan Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan : White board, spidol, penghapus.
2. Sumber Belajar :
a. Buku Mudah Belajar Matematika 2 Untuk Kelas VIII SMP/MTs,
karangan Nuniek Avianti Agus, Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, 2007.
b. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
c. Referensi lain
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam pembuka dan mengarahkan siswa untuk
berdo’a.
2. Guru memantau kehadiran siswa, keterlibatan dan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Guru memberikan apersepsi tentang sifat-sifat kubus, balok, dan
bagian-bagiannya.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok.
10 menit
Kegiatan Inti
5. Guru menjelaskan materi mengenai pengertian, bagian-bagian, dan
sifat-sifat kubus dan balok.
60 menit
Volume Balok = panjang x lebar x tinggi
= 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
121
6. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang
telah dijelaskan.
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
tentang materi yang telah dijelaskan.
8. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kejelasan materi.
9. Guru memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diberikan
siswa.
10. Guru memberikan latihan soal sesuai dengan materi yang telah
dijelaskan.
11. Guru mencermati dan memandu siswa yang mengalami kesulitan.
Kegiatan Akhir
12. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran
secara keseluruhan mengenai sifat-sifat kubus, balok serta bagian-
bagiannya.
13. Guru memberi soal latihan untuk dikerjakan di rumah.
14. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
15. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
10 menit
Pertemuan ke 2
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam pembuka dan mengarahkan siswa untuk
berdo’a.
2. Guru memantau kehadiran siswa, keterlibatan dan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Guru memberikan apersepsi tentang jaring-jaring kubus dan balok.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
membuat jaring-jaring kubus dan balok.
10 menit
122
Kegiatan Inti
5. Guru menjelaskan materi tentang jaring-jaring kubus dan balok.
6. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang
telah dijelaskan.
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
tentang materi yang telah dijelaskan.
8. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kejelasan materi.
9. Guru memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diberikan
siswa.
10. Guru memberikan latihan soal sesuai dengan materi yang telah
dijelaskan.
11. Guru mencermati dan memandu siswa yang mengalami kesulitan.
60 menit
Kegiatan Akhir
12. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran
secara keseluruhan mengenai jaring-jaring kubus dan balok.
13. Guru memberi soal latihan untuk dikerjakan di rumah.
14. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
15. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
10 menit
Pertemuan ke 3
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam pembuka dan mengarahkan siswa untuk
berdo’a.
2. Guru memantau kehadiran siswa, keterlibatan dan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Guru memberikan apersepsi tentang luas permukaan kubus dan
balok.
10 menit
123
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
menentukan rumus dan menghitung luas permukaan kubus dan
balok.
Kegiatan Inti
5. Guru menjelaskan materi tentang bagaimana menentukan rumus dan
menghitung luas permukaan kubus dan balok.
6. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang
telah dijelaskan.
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
tentang materi yang telah dijelaskan.
8. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kejelasan materi.
9. Guru memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diberikan
siswa.
10. Guru memberikan latihan soal sesuai dengan materi yang telah
dijelaskan.
11. Guru mencermati dan memandu siswa yang mengalami kesulitan.
60 menit
Kegiatan Akhir
12. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran
secara keseluruhan mengenai luas permukaan kubus dan balok.
13. Guru memberi soal latihan untuk dikerjakan di rumah.
14. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
15. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
10 menit
Pertemuan ke 4
Kegiatan Pembelajaran Alokasi
waktu
Kegiatan Awal
1. Guru memberi salam pembuka dan mengarahkan siswa untuk
berdo’a.
10 menit
124
2. Guru memantau kehadiran siswa, keterlibatan dan kesiapan siswa
untuk melaksanakan pembelajaran.
3. Guru memberikan apersepsi tentang volume kubus dan balok.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai yaitu
menentukan rumus dan menghitung volume kubus dan balok.
Kegiatan Inti
5. Guru menjelaskan materi tentang bagaimana menentukan rumus dan
menghitung volume kubus dan balok
6. Guru memberikan contoh soal yang berkaitan dengan materi yang
telah dijelaskan.
7. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi
tentang materi yang telah dijelaskan.
8. Guru menanyakan kepada siswa mengenai kejelasan materi.
9. Guru memberikan penjelasan terhadap pertanyaan yang diberikan
siswa.
10. Guru memberikan latihan soal sesuai dengan materi yang telah
dijelaskan.
11. Guru mencermati dan memandu siswa yang mengalami kesulitan.
60 menit
Kegiatan Akhir
12. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil pembelajaran
secara keseluruhan mengenai volume kubus dan balok.
13. Guru memberi soal latihan untuk dikerjakan di rumah.
14. Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan berikutnya.
15. Guru mengarahkan siswa untuk berdo’a dan mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan salam penutup.
10 menit
I. Penilaian
1. Jenis tes : Tes Tertulis
2. Bentuk tes : Uraian
125
J. Tes Formatif
Pekerjaan Rumah untuk Pertemuan Pertama
Pertanyaan:
a. Gambar 4 buah jaring-jaring dari gambar di atas!
b. Sebutkan unsur-unsurnya!
c. Apa rumus untuk menghitung panjang diagonal BE pada kubus?
d. Apa rumus untuk menghitung luas bidang diagonal EBCH?
Jawaban:
a.
b. Unsur-unsurnya:
1) Rusuk
a) Tegak: AE, BF, CG, DH
b) Miring: AB, CD, EF, HG
2) Bidang: ABCD, ABEF, BCFG, ADEH, CDHG, EFGH
126
3) Diagonal bidang: AF, BE, AC, BD, CF, BG, AH, DE, DG, CH, EG, FH
4) Diagonal ruang: AG, CE, BH, DF
5) Bidang diagonal: AEGC, CHFB, EHCB, ADFG, ABGH, CDEF
c. Cara menghitung panjang BE
𝐵𝐸2 = 𝐴𝐵2 + 𝐴𝐸2
𝐵𝐸 = √𝐴𝐵2 + 𝐴𝐸2
d. Cara menghitung luas bidang diagonal EBCH
Karena bidang diagonal EBCH berbentuk persegi panjang maka:
Panjang: EB
Lebar: BC
Sehingga luas bidang diagonal EBCH adalah 𝑝 × 𝑙 = 𝐸𝐵 × 𝐵𝐶
Skor Penilaian
Setiap item bernilai benar diberi point 25 = (4 x 25) = 100
Pekerjaan Rumah untuk Pertemuan Kedua
1. Hitunglah volume kubus, jika luas sebuah bidangnya 64 cm2!
Diketahui: luas bidang = 64 cm2
Ditanyakan: volume?
Jawab:
Luas bidang = 𝑠2
64𝑐𝑚2 = 𝑠2
8 𝑐𝑚 = 𝑠
Maka volumenya = 𝑠2
= (8 𝑐𝑚)3
= 5123
127
2. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Sebutkan unsur-unsur yang terdapat dalam bangun diatas!
b. Buatlah 3 buah jarring-jaringnya!
Jawab:
a. Unsur-unsurnya:
1) Rusuk
a) Tegak: AE, BF, CG, DH
b) Miring: AB, CD, EF, HG
2) Bidang: ABCD, ABEF, BCFG, ADEH, CDHG, EFGH
3) Diagonal bidang: AF, BE, AC, BD, CF, BG, AH, DE, DG, CH,
EG, FH
4) Diagonal ruang: AG, CE, BH, DF
5) Bidang diagonal: AEGC, CHFB, EHCB, ADFG, ABGH, CDEF
b. Jaring-jaringnya:
128
Skor Penilain
Sol no.1 bernilai benar diberi point 50
Soal no 2a dan 2b bernilai benar diberi point 25 untuk setiap item
Sehingga = 50 + (2 x 25) = 100
Pekerjaan Rumah untuk Pertemuan Ketiga
1. Sebuah balok berukuran panjang 15 cm dan lebar 10 cm. Jika luas
permukaan balok tersebut 550 cm2, tentukan tingginya!
Diketahui: panjang = 15 cm
lebar = 10 cm
luas permukaan balok = 550 cm2
Ditanyakan: tinggi balok?
Jawab:
Luas permukaan balok = 2(𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡)
550𝑐𝑚2 = 2{(15 × 10) + (15 × 𝑡) + (10 × 𝑡)}
550 = 2( 150 + 15𝑡 + 10𝑡)
550 = 300 + 30𝑡 + 20𝑡
550 = 300 + 50𝑡
550 − 300 = 50𝑡
250 = 50𝑡
5 = 𝑡
Jadi, tinggi balok tersebut adalah 5 cm.
2. Sebuah balok berukuran panjang 6 cm, lebar 5cm, dan tinggi 4 cm.
Tentukan besar perubahan volume balok tersebut jika panjang dan lebarnya
diperbesar 2 kali dan tingginya diperbesar 11
2 kali!
Diketahui: 𝑝 = 6 𝑐𝑚, setelah diperbesar 2 kali maka 𝑝 = 12 𝑐𝑚
𝑙 = 5 𝑐𝑚, setelah diperbesar 2 kali maka 𝑙 = 10 𝑐𝑚
𝑡 = 4 𝑐𝑚, setelah diperbesar 11
2 kali maka 𝑙 = 6 𝑐𝑚
129
Ditanyakan: volume balok setelah diperbesar?
Jawab:
Volume balok sebelum diperbesar = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
= 6 × 5 × 4
= 120 𝑐𝑚2
Volume balok setelah diperbesar = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡
= 12 × 10 × 6
= 720 𝑐𝑚2
Besar perubahan = V. balok sebelum diperbesar −
V. balok setelah diperbesar
= 720 𝑐𝑚2 − 120 𝑐𝑚2
= 600 𝑐𝑚2
Jadi, besar perubahan volume balok setelah diperbesar adalah 600 𝑐𝑚2
Skor Penilaian
Soal no.1 bernilai benar diberi point 50
Soal no.2 bernilai benar diberi point 50
Sehingga = 50 + 50 = 10
Kebumen, April 2016
Guru Mata Pelajaran Guru Praktikan
Edi Supratman, S.Pd. Rina Dwi Kurniasih
NIP. 19610409 198301 1004 NIM. 122140187
Mengetahui,
Kepala Sekolah,
Akhmad Mitrawan, S.Pd. M.Pd.
NIP. 19720506 199412 1 002
130
Kelompok :
Kelas :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KUBUS DAN BALOK
Standar Kompetensi :
5. Menentukan sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagiannya,
serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar :
5.1 Mengidentifikasi sifat-sifat kubus, balok, dan bagian-bagiannya.
Indikator :
5.1.1 Menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok: rusuk, bidang alas,
bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang diagonal.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat menyebutkan unsur-unsur kubus dan balok: rusuk,
bidang alas, bidang sisi, diagonal bidang, diagonal ruang, bidang
diagonal.
Lampiran 11
131
Perhatikan gambar-gambar berikut!
1. Berbentuk bangun ruang apakah gambar-gambar tersebut?
Gambar 1 :
Gambar 2 :
Gambar 3 :
Gambar 4 :
2. Menurut kelompok kalian apakah yang dimaksud dengan kubus dan balok?
Jawab :
Kubus adalah
Balok adalah
3. Sisi
a. Berbentuk bangun ruang apakah ruang kelasmu?
b. Bagian dalam dan luar ruang kelasmu dibatasi oleh beberapa dinding,
bukan?
Dinding itu merupakan batas yang memisahkan bagian dalam dan bagian
luar ruang kelas. Berapa banyaknya dinding itu?
Kerjakanlah kegiatan ini secara berkelompok dengan percaya diri, penuh
kerja keras dan toleransi selama 20 menit. Hargailah temanmu ketika
mereka berpendapat! Jangan lupa selalu semangat dan berdo’a terlebih
dahulu!
PETUNJUK
Gambar 1 Gambar 4 Gambar 3 Gambar 2
132
Bagaimanakah bentuknya?
c. Apakah ruang kelasmu hanya dibatasi dinding-dinding saja?
d. Apakah langit-langit dan lantai kelasmu merupakan batas ruang kelasmu?
e. Bila ruang kelasmu dianggap sebagai balok atau kubus, maka dinding serta
langit-langit dan lantai ruang yang membatasi bagian dalam dan luar
kelasmu dapat dipandang sebagai bidang. Berapa
banyak bidang yang membatasi kubus atau balok?
f. Menurut kelompokmu,
Sisi adalah
4. Rusuk
a. Perhatikan pertemuan (perpotongan) antara dinding dengan dinding,
dinding dengan langit-langit dan dinding dengan lantai ruang kelasmu.
Apakah yang terjadi? Jelaskan!
b. Bila ruang kelasmu dianggap merupakan bangun kubus atau balok, dan
dinding-dinding, langit-langit serta lantai ruang kelasmu merupakan sisi-
sisinya, maka perpotongan sisi-sisi itu membentuk sebuah garis. Berapa
banyak garis yang terjadi?
c. Menurut kelompokmu,
Rusuk adalah
5. Titik sudut
a. Perhatikan kembali ruang kelasmu yang merupakan model bangun ruang.
Coba amati, adakah tiga rusuk yang berpotongan di satu titik?
b. Titik perpotongan ini disebut titik sudut. Menurut kelompokmu,
Titik sudut adalah
133
6. Diagonal sisi
a. Perhatikan gambar kubus ABCD.EFGH pada gambar (a) di atas. Apakah
yang terjadi bila dua titik sudut yang terletak pada rusuk- rusuk yang
berbeda pada sisi ABCD, contohnya yaitu titik sudut A dan C
dihubungkan?
b. Apakah masih ada pasangan-pasangan titik sudut lain yang bila
dihubungkan akan membentuk ruas garis, seperti pada permasalahan di
atas? Ruas garis yang terjadi itu dinamakan diagonal sisi kubus.
c. Pada balok PQRS.TUVW seperti pada gambar (b), ruas garis PU, TQ, QS,
PR, dan seterusnya juga dinamakan diagonal sisi balok. Sebutkan diagonal
sisi lainnya dan berapa banyak diagonal sisi balok itu?
d. Menurut kelompok kalian,
Diagonal sisi adalah
7. Diagonal ruang
a. Perhatikan gambar di bawah!
b. Ruas garis EC dan ruas garis HB adalah salah satu diagonal ruang balok
dan kubus. Coba berikan contoh yang lain?
c. Menurut kelompok kalian,
Diagonal ruang adalah
134
8. Bidang Diagonal
a. Bidang yang diarsir yaitu bidang ABGH, disebut bidang diagonal kubus
ABCD.EFGH. Sedang pada balok PQRS.TUVW, bidang yang diarsir
yaitu bidang TQRW, disebut bidang diagonal balok PQRS.TUVW. Coba
berikan contoh yang lain!
b. Menurut kelompok kalian,
Bidang diagonal adalah
Unsur-Unsur balok dan Kubus yaitu :
1. .......................................... 4. ........................................
2. .......................................... 5. ........................................
3. .......................................... 6. ........................................
KESIMPULAN
135
Kelompok :
Kelas :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KUBUS DAN BALOK
Standar Kompetensi :
5. Menentukan sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagiannya,
serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar :
5.2 Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
Indikator :
5.2.1 Membuat jaring-jaring kubus dan balok.
Tujuan Pembelajaran :
Peserta didik dapat membuat jaring-jaring kubus dan balok.
Lampiran 12
136
1.
Kegiatan 1
Perhatikan ilustrasi berikut !
Untuk membantu permasalahan di atas, pilihlah salah satu dari empat rancangan
berikut yang dapat digunakan untuk membuat kubus tertutup.
Rancangan mana yang paling tepat? nomor (…..)
Rancangan tersebut dinamakan jaring-jaring kubus.
Kerjakanlah Kegiatan ini secara berkelompok dengan percaya diri, penuh
kerja keras dan toleransi selama 20 menit. Hargailah temanmu ketika
mereka berpendapat! Jangan lupa selalu semangat dan berdo’a terlebih
dahulu!
PETUNJUK
Andri diundang untuk datang pada acara ulang tahun seorang temannya. Untuk
itu dia mempersiapkan segala sesuatunya sehari sebelum acara tersebut dimulai,
yaitu membeli kado dan juga bungkus kadonya. Bungkus kadonya direncanakan
akan berbentuk kubus, dan dibuat menggunakan kertas karton. Bantulah Andri
untuk mensketsa rancangan tersebut pada kertas karton agar rancangan tersebut
dapat dibuat menjadi kubus!
137
Kegiatan 2
Perhatikan model bangun ruang
1. Apakah model bangun ruang yang kalian punya?
Jawab :
2. Guntinglah model bangun ruang yang kalian punya seperti petunjuk pada
gambar!
3. Gambarlah hasil guntingan kalian!
Gambar yang kalian buat adalah gambar jaring-jaring balok atau kubus.
139
Kelompok :
Kelas :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KUBUS DAN BALOK
Standar Kompetensi :
5. Menentukan sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan
bagiannya, serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar :
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok.
Indikator :
5.3.1 Menentukan rumus luas permukaan kubus dan balok.
5.3.2 Menghitung luas permukaan kubus dan balok.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menentukan rumus luas permukaan kubus
dan balok.
2. Peserta didik dapat menghitung luas permukaan kubus dan
balok.
Lampiran 13
140
Kegiatan 1: Menemukan rumus Luas Permukaan Kubus
Perhatikan gambar-gambar berikut!
1. Gambar apakah gb. 1 di atas?
2. Gambar apakah gb. 2 di atas?
3. Berbentuk bangun ruang apakah gb. 1 dan gb. 2 di atas?
Perhatikan ilustrasi di bawah ini !
Ilustrasi di atas adalah salah satu manfaat kita menemukan rumus luas kubus.
Kerjakanlah Kegiatan 1 dan kegiatan 2 ini secara berkelompok dengan percaya
diri, penuh kerja keras dan toleransi selama 20 menit. Hargailah temanmu
ketika mereka berpendapat! Jangan lupa selalu semangat dan berdo’a terlebih
dahulu!
PETUNJUK
Afika ingin pergi ke acara ulang tahun temannya. Sebelum dia
berangkat ke acara tersebut dia membeli kado untuk hadiah
temannya. Kardus hadiahnya itu berbentuk kubus, kemudian dia
ingin membungkus kadonya dengan kertas kado agar terlihat rapi
dan cantik. Dia ingin meminta kertas kado pada kakaknya tapi dia
tidak tahu berapa ukuran kertas kado yang ingin dimintanya.
Bagaimana caranya agar kita tahu ukuran kertas yang bisa dipakai
untuk membungkus kado tersebut?
Gambar 1 Gambar 2
141
Sekarang, mari kita temukan bagaimana rumus luas kubus!
Perhatikan gambar kubus dan jaring-jaring di bawah ini!
1. Berbentuk apakah sisi kubus?
2. Berapakah sisi yang membentuk persegi ?
3. Apakah ukuran sisi dari persegi itu sama?
4. Bagaimanakah rumus luas persegi?
L = ..... x .....
5. Luas Permukaan Kubus = 6 × luas …………..
= 6 x ..... x .....
= ..........
Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah dari luas daerah yang ada di samping (tegak) ditambah luas daerah dasar
142
Kegiatan 2 Menemukan rumus Luas Balok
Perhatikan gambar berikut!
1. Gambar apakah gambar di atas?
2. Berbentuk bangun ruang apakah gambar di atas?
Apakah kalian tahu berapa ukuran luas kertas yang bisa dibuat menjadi bungkus
korek api yang berbentuk balok seperti gambar di atas?
Agar kita bisa mengetahui berapakah luasnya, kita akan menemukan rumus
menghitung luas balok.
Perhatikan gambar balok dan jaring-jaring balok di bawah ini!
1. Berbentuk bangun datar apakah sisi yang membentuk balok?
2. Apakah ukuran sisi-sisi balok itu sama?
3. Ada berapa jenis ukuran sisi-sisi pada balok?
4. Apakah rumus luas persegipanjang?
L = ........ x ........
Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah dari luas daerah yang ada di samping (tegak) ditambah luas daerah dasar
143
5. L balok = L sisi depan + L sisi belakang + L ............................... +
L ............................... + L ....................................... +
L...........................
= (p x t ) + (p x t) +( ... x ... ) + ( ... x ... ) + ( ... x ... ) + ( ... x ... )
= 2 (p x t ) + 2 ( ... x ... ) + ... ( ... x ... )
= 2 ((p x t) + ( ... x ... ) + (... x ...))
= 2 ( .... + .... + .... )
144
Kelompok :
Kelas :
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
LEMBAR KEGIATAN PESERTA
DIDIK
KUBUS DAN BALOK
Standar Kompetensi :
5. Menentukan sifat-sifat kubus, balok, prisma, limas dan bagiannya,
serta menentukan ukurannya.
Kompetensi Dasar :
5.3 Menghitung luas permukaan dan volume kubus dan balok.
Indikator :
5.3.3 Menentukan rumus volume kubus dan balok.
5.3.4 Menghitung volume kubus dan balok.
Tujuan Pembelajaran :
1. Peserta didik dapat menentukan rumus volume kubus dan balok.
2. Peserta didik dapat menghitung volume kubus dan balok.
Lampiran 14
145
Perhatikan gambar-gambar di atas!
Berdasarkan ilustrasi diatas maka timbul beberapa pertanyaan.
Berbentuk apakah bak mandi dan kolam renang yang ada pada gambar?
Tahukah kalian berapa liter air yang bisa diisikan ke dalam bak mandi atau kolam
tersebut?
Untuk mengetahui volume air, maka kita harus tahu dulu bagaimana cara
menghitung volume kubus dan balok. Mari kita temukan rumus volume kubus
dan balok !
Kerjakanlah Kegiatan 1 dan kegiatan 2 ini secara berkelompok dengan
percaya diri, penuh kerja keras dan toleransi selama 20 menit. Hargailah
temanmu ketika mereka berpendapat! Jangan lupa selalu semangat dan
berdo’a terlebih dahulu!
PETUNJUK
Gambar 1 Gambar 2
Hasan mempunyai sebuah bak mandi dan kolam renang di rumahnya. Hari
ini dia berencana untuk membersihkan bak mandi dan kolam renang tersebut.
Setelah selesai membersihkan bak mandi dan kolam renang miliknya, Hasan
ingin mengisinya dengan air sampai penuh. Berapa banyak air yang
dibutuhkan Hasan untuk mengisi bak mandi dan kolam renangnya hingga
penuh?
147
Perhatikan balok-balok satuan di atas!
Setelah kalian isi kolom-kolom yang kosong
1. Berapakah nilai isi masing-masing balok satuan tersebut.
a. Balok satuan pertama = .....
b. Balok satuan kedua = .....
c. Balok satuan ketiga = .....
2. Berapakah nilai dari p x l x t?
a. Balok satuan pertama = .....
b. Balok satuan kedua = .....
c. Balok satuan ketiga = .....
3. Apakah nilai isi dari maisng-masing balok satuan sama dengan nilai p x l x t?
4. Jadi dapat disimpulkan bahwa isi/volume balok = ..... x ..... x .....
KUBUS
1. Berapakah jumlah kubus satuan yang diisikan ke dalam kubus besar? …..
2. Berbentuk apakah alas kubus? …..
3. Rumus luas alasnya adalah L = ..... x .....
4. Berapakah luas alasnya? …..
5. Berapakah tinggi kubus? …..
Kesimpulan :
Jika diketahui sebuah balok memiliki panjang p, lebar l,
dan tinggi t, maka volume balok tersebut adalah
V = ..... x ..... x .....
148
6. Apakah ukuran panjang, lebar dan tingginya sama? …..
7. Seperti terlihat pada gambar, kubus tersebut memiliki panjang rusuk 3 satuan,
maka dapat disimpulkan bahwa isi kubus tersebut adalah = ..... x ..... x ....
8. Berapakah jumlah kubus satuan yang diisikan ke dalam kubus besar? .....
9. Berbentuk apakah alas kubus? .....
10. Rumus luas alasnya adalah L = ….. x …..
11. Berapakah luas alasnya? .....
12. Berapakah tinggi kubus? .....
13. Apakah ukuran panjang, lebar dan tingginya sama? .....
14. Seperti terlihat pada gambar, kubus tersebut memiliki panjang rusuk 4 satuan,
maka dapat disimpulkan bahwa isi kubus tersebut adalah = ….. x ….. x .....
Kesimpulan :
Jika diketahui sebuah kubus memiliki panjang rusuk s,
maka volume kubus tersebut adalah
V = ..... x ..... x .....
149
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIS
No Indikator Kemampuan
Penalaran Matematis
No.
Soal Soal
1. Menyajikan pernyataan
matematika secara lisan,
tertulis, gambar, dan
diagram.
2.a
4.c
2. Sketsalah balok ABCD.EFGH!
a. Gambarlah salah satu bidang
diagonal pada balok tersebut!
4. Lima buah kayu berbentuk balok
yang masing-masing berukuran
panjang 55 cm, lebar 55 cm dan
tinggi 11 cm disusun bertumpuk ke
atas.
c. Gambarkan skemanya!
2. Mengajukan dugaan. 2.b
2.c
2.d
4.a
4.b
2. Sketsalah balok ABCD.EFGH!
a. Berbentuk apakah bidang
diagonal pada balok tersebut?
b. Sebutkan nama-nama bidang
diagonalnya!
c. Ada berapa banyak bidang
diagonal pada balok tersebut?
4. Lima buah kayu berbentuk balok
yang masing-masing berukuran
panjang 55 cm, lebar 55 cm dan
tinggi 11 cm disusun bertumpuk ke
atas.
a. Berbentuk apakah tumpukan
kelima kayu tersebut?
b. Hitung luas permukaan bangun
ruang yang terbentuk!
3. Melakukan manipulasi
matematika.
3.c Perhatikan
gambar
disamping!
Diketahui kolam
berbentuk balok
tanpa tutup
dengan ukuran panjang 6 m, lebar 5 m
dan tinggi 2 m.
c. Jika panjang, lebar dan tinggi balok
tersebut bertambah x m, berapakah
volume kolam sekarang? Berapa
pertambahan volumenya?
Lampiran 15
150
4. Menarik kesimpulan,
menyusun bukti,
memberikan alasan atau
bukti terhadap beberapa
solusi.
3.a
3.b
3.d
Perhatikan
gambar
disamping!
Diketahui kolam
berbentuk balok
tanpa tutup
dengan ukuran panjang 6 m, lebar 5 m
dan tinggi 2 m.
a. Berapakah volume kolam tersebut?
b. Jika panjang, lebar dan tinggi balok
tersebut bertambah 2 m, berapakah
volume kolam sekarang? Berapa
pertambahan volumenya?
d. Apa yang dapat kamu simpulkan!
5. Menarik kesimpulan
dari pernyataan.
1.b Simaklah pernyataan berikut!
“Suatu bidang diagonal pada kubus
berbentuk persegi”
b. Apa yang dapat kamu simpulkan
dari pernyataan tersebut?
6. Memeriksa kesahihan
suatu argumen.
1.a Simaklah pernyataan berikut!
“Suatu bidang diagonal pada kubus
berbentuk persegi”
a. Benarkah pernyataan tersebut?
Jelaskan!
7. Menemukan pola atau
sifat dari gejala
matematis untuk
membuat generalisasi.
5 Perhatikan gambar kubus di samping!
a. Berapakah volume yang terjadi jika
ada empat kubus yang disusun?
b. Berapakah volume yang terjadi jika
ada n kubus yang disusun?
1
KISI-KISI ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Variabel Penelitian Indikator No Item
Jumlah Item Positif (+) Negatif (-)
Kemandirian Belajar
a. Inisiatif dan motivasi belajar intrinsik 3,4 1,2,5 5
b. Kebiasaan mendiagnosa kebutuhan belajar 6,8 7,9 4
c. Menetapkan tujuan/target belajar 10 11 2
d. Memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar 12,13,14, 15,16 5
e. Memandang kesulitan sebagai tantangan 17 18 2
f. Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan 20,21 19 3
g. Memilih, dan menerapkan strategi belajar 23,25 22,24 4
h. Mengevaluasi proses dan hasil belajar 27 26,28 3
i. Konsep diri/kemampuan diri 30 29,31 3
JUMLAH 15 16 31
Lam
piran
16
151
1
KISI-KISI ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Variabel Penelitian Indikator No Item
Jumlah Item Positif (+) Negatif (-)
Kemandirian Belajar
a. Inisiatif dan motivasi belajar intrinsik 3,4 1,2 4
b. Kebiasaan mendiagnosa kebutuhan belajar 5,7 6,8 4
c. Menetapkan tujuan/target belajar 9 - 1
d. Memonitor, mengatur, dan mengontrol belajar 10 11,12 3
e. Memandang kesulitan sebagai tantangan 13 - 1
f. Memanfaatkan dan mencari sumber yang relevan 15 14 2
g. Memilih, dan menerapkan strategi belajar 16 - 1
h. Mengevaluasi proses dan hasil belajar 18 17 2
i. Konsep diri/kemampuan diri 19 20 2
JUMLAH 11 9 20
152
Lam
piran
17
153
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Materi : Kubus dan Balok
Kelas/Semester : VIII/2
Waktu : 80 menit
Petunjuk :
Kerjakanlah soal-soal di bawah ini secara mandiri, percaya diri, tangguh dan penuh
kerja keras! Jangan lupa selalu semangat dan berdo’a terlebih dahulu! Boleh
dikerjakan tidak urut.
1. Simaklah pernyataan berikut!
“Suatu bidang diagonal pada kubus berbentuk persegi”
a. Benarkah pernyataan tersebut? Jelaskan!
b. Apa yang dapat kamu simpulkan dari pernyataan tersebut?
2. Sketsalah balok ABCD.EFGH!
a. Gambarlah salah satu bidang diagonal pada balok tersebut!
b. Berbentuk apakah bidang diagonal pada balok tersebut?
c. Sebutkan nama-nama bidang diagonalnya!
d. Ada berapa banyak bidang diagonal pada balok tersebut?
3. Perhatikan gambar disamping!
Diketahui kolam berbentuk balok tanpa tutup dengan ukuran panjang 6 m,
lebar 5 m dan tinggi 2 m.
a. Berapakah volume kolam tersebut?
b. Jika panjang, lebar dan tinggi balok tersebut
bertambah 2 m, berapakah volume kolam sekarang?
Berapa pertambahan volumenya?
c. Jika panjang, lebar dan tinggi balok tersebut
bertambah x m, berapakah volume kolam sekarang?
Berapa pertambahan volumenya?
d. Apa yang dapat kamu simpulkan!
4. Lima buah kayu berbentuk balok yang masing-masing berukuran panjang 55
cm, lebar 55 cm dan tinggi 11 cm disusun bertumpuk ke atas.
a. Berbentuk apakah tumpukan kelima kayu tersebut?
b. Hitung luas permukaan bangun ruang yang terbentuk!
c. Gambarkan skemanya!
5. Perhatikan gambar kubus di samping!
a. Berapakah volume yang terjadi jika ada empat
kubus yang disusun?
b. Berapakah volume yang terjadi jika ada n kubus
yang disusun?
Lampiran 18
154
KUNCI JAWABAN INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIS
NO JAWABAN SKOR
1. a. Salah. Bidang diagonal pada kubus jelas
berbentuk persegi panjang, karena
panjang sisi-sisinya tidak sama.
b. Kesimpulan : setiap bidang diagonal pada
bangun ruang kubus berbentuk persegi
panjang.
10
2. a.
b. Bidang diagonal pada balok berbentuk persegi panjang.
c. Bidang diagonal pada balok ABCD.EFGH antara lain: BDHF,
ACGE, BCHE, ADGF, EFGH, dan ABGH.
d. Balok ABCD.EFGH memiliki 6 buah bidang diagonal.
15
3. Diketahui : kolam berbentuk balok dengan ukuran p = 6 m, l = 5
m, t = 2 m.
Ditanyakan : Volume kolam?
Volume dan pertambahan volumenya setelah
ukuran ditambah 2 m?
Volume dan pertambahan volumenya setelah
ukuran ditambah 3 m?
Volume dan pertambahan volumenya setelah
ukuran ditambah x m?
Kesimpulan?
Jawab:
𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 = 6 × 5 × 2 = 60
Jadi Volume kolam adalah 60 m3
𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 = 8 × 7 × 4 = 224
Jadi Volume kolam setelah ukuran ditambah 2 m adalah 224 m3
Pertambahan volumenya (224 – 60) m3 = 164 m3
𝑉 = 𝑝 × 𝑙 × 𝑡 =(6 + x)(5 + x)(2 + x)= 60 + 52x + 13x2 + x3
Jadi Volume kolam setelah ukuran ditambah x m adalah
(60 + 52x + 13x2 + x3) m3
15
Lampiran 19
155
Pertambahan volumenya (52x + 13x2 + x3) m3
Jika ukuran balok ditambah x cm, maka pertambahan
volumnenya dapat dicari dengan
(𝑝𝑙 + 𝑝𝑡 + 𝑙𝑡)𝑥 + (𝑝 + 𝑙 + 𝑡)𝑥2 + 𝑥3
4. Diketahui : p = 55 cm
l = 55 cm
t = 11 cm
Ditanyakan : Jika ditumpuk ke atas, berbentuk apakah kayu
tersebut? Hitung luas bangun yang terbentuk!
Jawab :
Karena ditumpuk ke atas maka,
p = 55 cm (tetap)
l = 55 cm (tetap)
t = 55 cm (ditumpuk ke atas jadi tinggi dikalikan 5)
Lima buah kayu yang ditumpuk tersebut berbentuk kubus, maka
𝐿 = 6𝑠2 = 6(55) 2 = 18.150
Jadi luas kubus yang terbentuk dari tumpukan kayu adalah 18.150
𝑐𝑚2.
15
5. Diketahui : V satu kubus = 8 satuan kubik
V dua kubus = 16 satuan kubik
V tiga kubus = 24 satuan kubik.
Ditanyakan : Volume 4 kubus?
Volume n kubus?
Jawab :
Cara 1
Dari Volume kubus-kubus yang sudah diketahui, volume itu
kelipatan 8 maka volume 4 kubus adalah 32 satuan kubik.
Cara 2
V kubus = 8
𝑠3 = 8
𝑠 = √83
= 2
Maka volume 4 kubus = 4(𝑠3) = 4(23) = 32
Jadi volume 4 kubus adalah 32 satuan kubik.
Volume n kubus = n.8 = 8n atau 8(𝑠3).
15
Jumlah Skor 70
Nilai = Jumlah Skor
7× 10 = 100
156
RUBRIK PENSKORAN TES KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
Untuk skor maksimal 15
15 : siswa menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan, siswa
menuliskan proses pengerjaan dengan benar, siswa menuliskan jawaban
dengan benar, siswa menuliskan kesimpulan.
13 : siswa menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan, siswa
menuliskan proses pengerjaan dengan benar, tapi siswa tidak menuliskan
jawaban dengan benar atau tidak lengkap.
10 : siswa menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan dan siswa
hanya menuliskan jawaban tapi tidak ada prosesnya atau jawaban salah. Siswa
tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, siswa hanya menuliskan
jawaban yang benar dengan prosesnya.
5 : siswa hanya menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan atau
siswa hanya menuliskan jawaban tanpa ada proses atau proses salah.
Untuk skor maksimal 10
10 : siswa menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan, siswa
menuliskan proses pengerjaan dengan benar, siswa menuliskan jawaban
dengan benar, siswa menuliskan kesimpulan.
8 : siswa menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan, siswa
menuliskan proses pengerjaan dengan benar, tapi siswa tidak menuliskan
jawaban dengan benar atau tidak lengkap.
5 : siswa menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan dan siswa
hanya menuliskan jawaban tapi tidak ada prosesnya atau jawabannya salah.
Siswa tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, siswa hanya
menuliskan jawaban yang benar dengan prosesnya.
2 : siswa hanya menuliskan secara lengkap apa yang diketahui dan ditanyakan atau
siswa hanya menuliskan jawaban tanpa ada proses atau proses salah.
Lampiran 20
157
ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Biodata Siswa:
Nama : ………………………………
Kelas : ………………………………
Petunjuk Pengisian Angket:
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Isilah angket ini dengan
membubuhkan tanda ceklist (√) pada salah satu kolom jawaban yang tersedia.
Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda.
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya tidak merasa senang saat menerima materi pembelajaran
baru yang diajarkan oleh guru.
2. Saya belajar jika ada yang menyuruh.
3. Saya merasa bahwa semua pelajaran itu penting.
4. Ketika jam istirahat di sekolah saya mengunjungi
perpustakaan.
5.
Ketika jam pelajaran kosong, saya menggunakan waktu
tersebut untuk bersenda gurau dan bermain dengan teman-
teman.
6. Sebelum belajar saya menyiapkan buku-buku, alat tulis, atau
peralatan belajar lain yang saya butuhkan.
7. Saya tidak membaca materi pelajaran yang belum diajarkan
oleh guru.
8.
Ketika saya tidak masuk sekolah, agar tidak ketinggalan, saya
meminjam buku catatan milik teman untuk disalin di rumah
ketika sudah sembuh.
9. Saya belajar ketika akan diadakan ulangan saja.
10. Saya ingin mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dari
teman-teman.
11. Saya tidak yakin pada ulangan semester yang akan datang akan
memperoleh prestasi yang lebih baik daripada semester lalu.
12. Saya sampai di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
13. Saya belajar di rumah sesuai jadwal yang saya buat sendiri.
14. Setiap hari saya belajar di rumah selama 1 jam, meskipun hari
libur.
Lampiran 21
158
15. Jika ada pekerjaan rumah (PR) saya mengerjakan tugas
tersebut sewaktu-waktu atau kapanpun sesuka hati saya.
16. Saya mengumpulkan pekerjaan rumah (PR) sewaktu-waktu
atau kapanpun yang penting mengumpulkan.
17. Ketika menemukan banyak soal-soal yang menantang, saya
termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
18. Jika ada soal-soal atau tugas yang sulit, saya berhenti dan tidak
berusaha menyelesaikannya.
19. Saya tidak membaca buku dan referensi lain yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
20.
Jika ada materi pelajaran yang belum saya pahami, saya
berusaha mencari referensi buku-buku perpustakaan atau
bertanya kepada guru.
21. Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sangat membantu
saya untuk memahami materi pelajaran.
22.
Saya tidak menyelesaikan soal-soal yang ada di dalam buku
pelajaran atau di Lembar Kegiatan Siswa (LKS), kecuali yang
diperintahkan oleh guru.
23.
Ketika saya belum memahami suatu materi, saya membaca
catatan atau buku pelajaran tentang materi tersebut berkali-
kali.
24. Sesudah ulangan, saya tidak mencoba mengulangi kembali
untuk menjawab soal tersebut di rumah.
25. Agar mendapat prestasi yang lebih baik, saya berusaha meniru
cara belajar teman-teman yang prestasinya lebih baik dari saya.
26. Ketika selesai mengerjakan soal ujian saya langsung
mengumpulkan jawaban tanpa memeriksanya terlebih dahulu.
27. Saya mengetahui sejuh mana keberhasilan saya dalam belajar.
28. Saya tidak dapat menemukan penyebab kegagalan saya dalam
belajar.
29.
Saya tidak tahu bagaimana menggunakan pengetahuan
matematika yang sudah saya miliki untuk memahami konsep
matematika yang baru dipelajari.
30. Saya menyadari jika saya memiliki kelemahan dalam
penguasaan materi pelajaran tertentu yang menurut saya sulit.
31 Saya kurang percaya pada kemampuan saya sendiri bahwa
saya akan berhasil dalam belajar.
159
ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
Biodata Siswa:
Nama : ………………………………
Kelas : ………………………………
Petunjuk Pengisian Angket:
Baca dan pahami baik-baik setiap pernyataan. Isilah angket ini dengan
membubuhkan tanda ceklist (√) pada salah satu kolom jawaban yang tersedia.
Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda.
No Pernyataan Ya Tidak
1. Saya tidak merasa senang saat menerima materi pembelajaran
baru yang diajarkan oleh guru.
2. Saya belajar jika ada yang menyuruh.
3. Saya merasa bahwa semua pelajaran itu penting.
4. Ketika jam istirahat di sekolah saya mengunjungi
perpustakaan.
5. Sebelum belajar saya menyiapkan buku-buku, alat tulis, atau
peralatan belajar lain yang saya butuhkan.
6. Saya tidak membaca materi pelajaran yang belum diajarkan
oleh guru.
7.
Ketika saya tidak masuk sekolah, agar tidak ketinggalan, saya
meminjam buku catatan milik teman untuk disalin di rumah
ketika sudah sembuh.
8. Saya belajar ketika akan diadakan ulangan saja.
9. Saya ingin mendapatkan prestasi belajar yang lebih baik dari
teman-teman.
10. Saya sampai di sekolah 15 menit sebelum pelajaran dimulai.
11. Jika ada pekerjaan rumah (PR) saya mengerjakan tugas
tersebut sewaktu-waktu atau kapanpun sesuka hati saya.
12. Saya mengumpulkan pekerjaan rumah (PR) sewaktu-waktu
atau kapanpun yang penting mengumpulkan.
13. Ketika menemukan banyak soal-soal yang menantang, saya
termotivasi untuk belajar lebih giat lagi.
14. Saya tidak membaca buku dan referensi lain yang berkaitan
dengan materi pembelajaran.
15. Penggunaan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) sangat membantu
saya untuk memahami materi pelajaran.
Lampiran 22
160
16.
Ketika saya belum memahami suatu materi, saya membaca
catatan atau buku pelajaran tentang materi tersebut berkali-
kali.
17. Ketika selesai mengerjakan soal ujian saya langsung
mengumpulkan jawaban tanpa memeriksanya terlebih dahulu.
18. Saya mengetahui sejuh mana keberhasilan saya dalam belajar.
19. Saya menyadari jika saya memiliki kelemahan dalam
penguasaan materi pelajaran tertentu yang menurut saya sulit.
20. Saya kurang percaya pada kemampuan saya sendiri bahwa
saya akan berhasil dalam belajar.
190
KISI-KISI LEMBAR KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN DENGN
MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)
No Tahap Pembelajaran No. Langkah Jumlah
1. Orientasi siswa pada masalah 1,2,3,4 4
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar 5,6 2
3. Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok 7,8,9,10,11 5
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya 12,13,14,15,16 5
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah 17,18,19,20 4
Jumlah 20
Lampiran 29
215
ANALISIS INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIS KELAS UJI COBA
No Nama Item Soal Skor
Total Nilai
1 2 3 4 5
1 Ade Setiawan 5 5 10 5 13 38 54
2 Adi AgusTriono 8 10 5 10 0 33 47
3 Alamsah Gustiawan 8 10 5 0 10 33 47
4 Alfiah Nur Dewi Angraheni 10 13 10 10 10 53 76
5 Amanda Oktaviani Arifin 5 5 0 5 10 25 36
6 Angga Budi Hargo 8 10 5 5 0 28 40
7 Annisa Wahyu Nur Syarifah 10 13 10 5 10 48 69
8 Ardhiarta Priadi 8 5 5 5 10 33 47
9 Candra Ahmad Latif Pratama 0 10 5 10 5 30 43
10 Dika Angki Prasetya 8 13 10 10 13 54 77
11 Dina Kamala 5 5 0 10 10 30 43
12 Djoko Suranto 5 10 5 5 10 35 50
13 Dyas Fikri Abdillah 8 10 5 0 5 28 40
14 Fajar Arfianto 2 5 0 5 10 22 31
15 Irsyad Maulana Khanafi 8 5 10 5 10 38 54
16 Jhon Eduward Firdaus P.T. 5 10 0 10 5 30 43
17 Meli Agustina 8 0 5 5 10 28 40
18 Mely Yuliana 2 10 10 5 5 32 46
19 Muhammad Muslih 5 10 10 5 10 40 57
20 Nur Khasanah 8 0 5 10 10 33 47
21 Nuri Anggun Safitri 5 10 5 5 13 38 54
22 Putri Setiyaningsih 8 5 10 10 0 33 47
23 Rendi Sabastian 2 10 5 5 10 32 46
24 Rizki Setianingrum 8 10 10 10 13 51 73
25 Sigit Nurbiyantoro 2 10 5 5 0 22 31
26 Sisilia Mutiara Allanda 8 10 0 10 13 41 59
27 Sri Purba Cahyani 5 5 5 0 10 25 36
28 Tri ErfanYudilianto 0 5 10 10 10 35 50
29 Tri Helmi Faozan 8 10 0 5 10 33 47
30 Trian Iskandar 5 10 5 5 13 38 54
∑ 177 244 170 190 258 1039
Lampiran 31
ANALISIS NILAI INSTRUMEN ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
No. Soal/Item Total
Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 27 87
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 25 81
3 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 26 84
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 30 97
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27 87
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 97
7 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 87
8 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 24 77
9 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 25 81
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 29 94
11 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 25 81
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 28 90
13 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 23 74
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 29 94
15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 24 77
16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 28 90
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 28 90
18 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22 71
19 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 18 58
20 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 27 87
21 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 18 58
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 27 87
23 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 16 52
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 25 81
25 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 17 55
26 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 18 58
27 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 16 52
28 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 18 58
29 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 17 55
30 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 20 65
Lam
piran
32
216
217
ANALISIS NILAI INSTRUMEN ANGKET
KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
No. Soal/Item Total
Skor Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85
2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 15 75
3 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 90
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100
7 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80
8 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85
9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 18 90
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 19 95
11 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16 80
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 19 95
13 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100
15 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 14 70
16 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 95
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90
18 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 14 70
19 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 12 60
20 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 85
21 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 9 45
22 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 19 95
23 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 9 45
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 18 90
25 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 10 50
26 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 11 55
27 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 7 35
28 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 11 55
29 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 11 55
30 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 13 65
218
TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA INSTRUMEN TES
KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
No Item Soal Skor
Total
Nomor Item Skor
Total 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 5 5 10 5 13 38 2 10 5 5 0 22
2 8 10 5 10 0 33 2 5 0 5 10 22
3 8 10 5 0 10 33 5 5 5 0 10 25
4 10 13 10 10 10 53 5 5 0 5 10 25
5 5 5 0 5 10 25 8 10 5 0 5 28
6 8 10 5 5 0 28 8 0 5 5 10 28
7 10 13 10 5 10 48 8 10 5 5 0 28
8 8 5 5 5 10 33 5 5 0 10 10 30
9 0 10 5 10 5 30 5 10 0 10 5 30
10 8 13 10 10 13 54 0 10 5 10 5 30
11 5 5 0 10 10 30 2 10 5 5 10 32
12 5 10 5 5 10 35 2 10 10 5 5 32
13 8 10 5 0 5 28 8 10 5 0 10 33
14 2 5 0 5 10 22 8 0 5 10 10 33
15 8 5 10 5 10 38 8 10 0 5 10 33
16 5 10 0 10 5 30 8 5 5 5 10 33
17 8 0 5 5 10 28 8 10 5 10 0 33
18 2 10 10 5 5 32 8 5 10 10 0 33
19 5 10 10 5 10 40
0 5 10 10 10 35
20 8 0 5 10 10 33 5 10 5 5 10 35
21 5 10 5 5 13 38 5 5 10 5 13 38
22 8 5 10 10 0 33 5 10 5 5 13 38
23 2 10 5 5 10 32 5 10 5 5 13 38
24 8 10 10 10 13 51 8 5 10 5 10 38
25 2 10 5 5 0 22 5 10 10 5 10 40
26 8 10 0 10 13 41 8 10 0 10 13 41
27 5 5 5 0 10 25 10 13 10 5 10 48
28 0 5 10 10 10 35 8 10 10 10 13 51
29 8 10 0 5 10 33 10 13 10 10 10 53
30 5 10 5 5 13 38 8 13 10 10 13 54
JML 177 244 170 190 258 1039 JML 76 110 55 80 110
RATA 5.90 8.13 5.67 6.33 8.60 34.63 JML 101 134 115 110 148
TK 0.59 0.54 0.38 0.42 0.57
DP 0.11 0.11 0.27 0.13 0.17
L
O
W
E
R
U
P
P
E
R
Lampiran 33
219
TABEL BANTU UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
Item Soal Nilai
Hasil Kuadrat Nilai
XY
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
5 5 10 5 13 54 25 25 100 25 169 2947 271 271 543 271 706
8 10 5 10 0 47 64 100 25 100 0 2222 434 543 271 543 0
8 10 5 0 10 47 64 100 25 0 100 2222 434 543 271 0 543
10 13 10 10 10 76 100 169 100 100 100 5733 543 706 543 543 543
5 5 0 5 10 36 25 25 0 25 100 1276 271 271 0 271 543
8 10 5 5 0 40 64 100 25 25 0 1600 434 543 271 271 0
10 13 10 5 10 69 100 169 100 25 100 4702 543 706 543 271 543
8 5 5 5 10 47 64 25 25 25 100 2222 434 271 271 271 543
0 10 5 10 5 43 0 100 25 100 25 1837 0 543 271 543 271
8 13 10 10 13 77 64 169 100 100 169 5951 434 706 543 543 706
5 5 0 10 10 43 25 25 0 100 100 1837 271 271 0 543 543
5 10 5 5 10 50 25 100 25 25 100 2500 271 543 271 271 543
8 10 5 0 5 40 64 100 25 0 25 1600 434 543 271 0 271
2 5 0 5 10 31 4 25 0 25 100 988 109 271 0 271 543
8 5 10 5 10 54 64 25 100 25 100 2947 434 271 543 271 543
5 10 0 10 5 43 25 100 0 100 25 1837 271 543 0 543 271
8 0 5 5 10 40 64 0 25 25 100 1600 434 0 271 271 543
2 10 10 5 5 46 4 100 100 25 25 2090 109 543 543 271 271
5 10 10 5 10 57 25 100 100 25 100 3265 271 543 543 271 543
8 0 5 10 10 47 64 0 25 100 100 2222 434 0 271 543 543
5 10 5 5 13 54 25 100 25 25 169 2947 271 543 271 271 706
8 5 10 10 0 47 64 25 100 100 0 2222 434 271 543 543 0
2 10 5 5 10 46 4 100 25 25 100 2090 109 543 271 271 543
8 10 10 10 13 73 64 100 100 100 169 5308 434 543 543 543 706
2 10 5 5 0 31 4 100 25 25 0 988 109 543 271 271 0
8 10 0 10 13 59 64 100 0 100 169 3431 434 543 0 543 706
5 5 5 0 10 36 25 25 25 0 100 1276 271 271 271 0 543
0 5 10 10 10 50 0 25 100 100 100 2500 0 271 543 543 543
8 10 0 5 10 47 64 100 0 25 100 2222 434 543 0 271 543
5 10 5 5 13 54 25 100 25 25 169 2947 271 543 271 271 706
JML 177 244 170 190 258 1484 1273 2332 1350 1500 2714 77529 9609 13246 9229 10314 14006
Lampiran 34
230
DAFTAR NILAI AWAL KELAS EKSPERIMEN (VIII A)
NO NAMA SISWA NILAI
1 Agil Prihandoko 69
2 Anas Tarom 69
3 Aris Sujatmiko 64
4 Arti Swastika Diah S. 78
5 Choirul Adriawan 76
6 Dede Widianto 78
7 Fiki Anwar 70
8 Heru Setiawan 71
9 Ika Sri Wulandari 60
10 Irwan Ardiya 73
11 Livia Setiani 61
12 Luqdina Aprilia Hapsari 71
13 Mufied Dyn Samsudin 63
14 Muhamad Putra Fajar 65
15 Mustofa 74
16 Naufal Taufik Hendra 73
17 Nofi Safitri 74
18 Nur Alam Mahmud Kamil 64
19 Ovan Syafarudin 52
20 Pramono 74
21 Reni Riska Mutia 81
22 Rijeki Agus Triyanto 72
23 Septi Sri Haryanti 64
24 Siti Nur Hofifah 54
25 Sri Purwati 77
26 Taufik Kurniawan 59
27 Taufik Nur Hidayat 66
28 Wasful Khasin 76
29 Watini 72
30 Wulan Suciati 50
JUMLAH 2050
MEAN 68.33
MEDIAN 70.5
MODUS 64
MAXIMUM 81
MINIMUM 50
S 7.98
Lampiran 40
231
DAFTAR NILAI AWAL KELAS KONTROL (VIII F)
NO NAMA SISWA NILAI
1 Agies Prasetiyo 71
2 Ais Kurnianti 59
3 Andes Sunarya 60
4 Aprillia Ayu Nurkhaeni 63
5 Bekti Cahyo Ningrum 72
6 Deny Supriyadi 50
7 Dian Tri Julianto Gunawan 61
8 Diyan Timur Pramudiya 65
9 Dwi Esti Rahmawati 59
10 Dwi Romadhona 70
11 Hardi Dwi Isnanto 73
12 Kartika Dwi Safitri 65
13 Lucky Nur Fitriani 69
14 Mahmud Zamroni 71
15 Mufid Murtaki 70
16 Mukaromah 69
17 Nur Soleh 68
18 Nurul Huda 61
19 Oldy Widyanarko 58
20 Putri Indah Lestari 71
21 Ramadhan Syah Dewatri 60
22 Reza Nur Anisa 62
23 Ridho Haryanto 50
24 Robi Pangestu 58
25 Slamet Supriyadi 70
26 Suhartitah 68
27 Tedy Sutara 68
28 Trisna Krisnadi 63
29 Viska Prihatina Arifin 71
30 Yulianto Wibowo 72
JUMLAH 1947
MEAN 64.90
MEDIAN 66.5
MODUS 71
MAXIMUM 73
MINIMUM 50
S 6.32
Lampiran 41
232
ANALISIS INSTRUMEN TES KEMAMPUAN PENALARAN
MATEMATIS KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
KelasEkpserimen (VIII A) KelasKontrol (VIII F)
No 1 2 3 4 5 Skor Nilai
No 1 2 3 4 5 Skor Nilai
1 2 10 5 10 10 37 53
1 8 13 10 10 13 54 77
2 5 5 5 10 5 30 43
2 5 5 5 5 13 33 47
3 2 5 5 5 10 27 39
3 5 10 5 5 10 35 50
4 8 5 10 13 10 46 66
4 2 10 5 5 10 32 46
5 8 10 10 13 13 54 77
5 8 5 10 5 10 38 54
6 8 10 10 13 13 54 77
6 2 5 5 5 13 30 43
7 5 5 5 10 13 38 54
7 8 5 5 5 5 28 40
8 5 10 5 10 13 43 61
8 5 10 5 5 0 25 36
9 2 5 5 5 10 27 39
9 2 5 5 10 5 27 39
10 5 10 10 10 13 48 69
10 5 10 5 0 5 25 36
11 2 5 5 5 10 27 39
11 5 10 10 10 5 40 57
12 2 10 5 10 13 40 57
12 5 5 0 5 10 25 36
13 2 10 5 5 10 32 46
13 8 5 5 10 0 28 40
14 2 5 5 10 13 35 50
14 5 10 13 5 10 43 61
15 5 10 10 10 13 48 69
15 8 10 0 10 5 33 47
16 5 10 10 10 13 48 69
16 2 5 5 5 10 27 39
17 5 13 10 13 13 54 77
17 8 10 5 5 10 38 54
18 2 5 5 10 10 32 46
18 8 5 5 10 5 33 47
19 2 10 5 5 10 32 46
19 5 10 5 5 10 35 50
20 2 10 5 10 13 40 57
20 5 10 10 5 10 40 57
21 8 10 13 13 13 57 81
21 8 5 5 10 10 38 54
22 8 13 10 10 13 54 77
22 5 5 10 10 13 43 61
23 5 5 5 10 10 35 50
23 2 5 5 10 10 32 46
24 5 10 5 5 13 38 54
24 5 5 10 10 5 35 50
25 5 13 10 10 13 51 73
25 5 10 5 10 10 40 57
26 2 5 5 10 10 32 46
26 8 10 10 10 0 38 54
27 2 5 5 10 13 35 50
27 5 5 10 5 10 35 50
28 5 10 10 5 13 43 61
28 8 10 0 5 10 33 47
29 2 10 10 10 13 45 64
29 5 10 5 5 13 38 54
30 2 5 5 10 10 32 46
30 8 13 10 10 13 54 77
Lampiran 42
233
ANALISIS INSTRUMENANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
KELAS EKSPERIMEN (VIII A)
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Skor Nilai
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 15 75
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85
3 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 14 70
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
5 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85
6 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 75
7 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 15 75
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 16 80
9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 16 80
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 15 75
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 18 90
12 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85
13 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 80
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85
15 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 16 80
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 16 80
17 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 75
18 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 14 70
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 17 85
20 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 16 80
21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
22 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 17 85
24 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 14 70
25 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 16 80
27 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 15 75
28 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 14 70
29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 90
30 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 17 85
-
Lampiran 43
234
ANALISIS INSTRUMEN ANGKET KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
KELAS EKSPERIMEN (VIII F)
N
o 1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
0
1
1
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9 20
Sko
r
Nila
i
1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 12 60
2 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 13 65
3 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 12 60
4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 15 75
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 18 90
6 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 75
7 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 13 65
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 16 80
9 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14 70
10 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 13 65
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 17 85
12 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 14 70
13 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 15 75
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 17 85
15 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16 80
16 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 14 70
17 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 14 70
18 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 12 60
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 17 85
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 16 80
21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 15 75
22 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 16 80
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 16 80
24 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 15 75
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 16 80
26 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 17 85
27 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 16 80
28 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 15 75
29 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 17 85
30 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 90
Lampiran 44
235
DAFTAR NILAI AKHIR KELAS EKSPERIMEN (VIII A)
NO NAMA SISWA
DAFTAR NILAI
KEMAMAMPUAN
PENALARAN
MATEMATIS
KEMANDIRIAN
BELAJAR
1 Agil Prihandoko 53 75
2 Anas Tarom 43 85
3 Aris Sujatmiko 39 70
4 Arti Swastika Diah S. 66 90
5 Choirul Adriawan 77 85
6 Dede Widianto 77 75
7 Fiki Anwar 54 75
8 Heru Setiawan 61 80
9 Ika Sri Wulandari 39 80
10 Irwan Ardiya 69 75
11 Livia Setiani 39 90
12 Luqdina Aprilia Hapsari 57 85
13 Mufied Dyn Samsudin 46 80
14 Muhamad Putra Fajar 50 85
15 Mustofa 69 80
16 Naufal Taufik Hendra 69 80
17 Nofi Safitri 77 75
18 Nur Alam Mahmud Kamil 46 70
19 Ovan Syafarudin 46 85
20 Pramono 57 80
21 Reni Riska Mutia 81 90
22 Rijeki Agus Triyanto 77 85
23 Septi Sri Haryanti 50 85
24 Siti Nur Hofifah 54 70
25 Sri Purwati 73 90
26 Taufik Kurniawan 46 80
27 Taufik Nur Hidayat 50 75
28 Wasful Khasin 61 70
29 Watini 64 90
30 Wulan Suciati 46 85
JUMLAH 1736 2420
MEAN 57.87 80.67
MEDIAN 55.5 80
MODUS 46 85
MAXIMUM 81 90
MINIMUM 39 70
S 13.07 6.53
Lampiran 45
236
DAFTAR NILAI AKHIR KELAS KONTROL (VIII F)
NO NAMA SISWA
DAFTAR NILAI
KEMAMAMPUAN
PENALARAN
MATEMATIS
KEMANDIRIAN
BELAJAR
1 Agies Prasetiyo 77 60
2 Ais Kurnianti 47 65
3 Andes Sunarya 50 60
4 Aprillia Ayu Nurkhaeni 46 75
5 Bekti Cahyo Ningrum 54 90
6 Deny Supriyadi 43 75
7 Dian Tri Julianto Gunawan 40 65
8 Diyan Timur Pramudiya 36 80
9 Dwi Esti Rahmawati 39 70
10 Dwi Romadhona 36 65
11 Hardi Dwi Isnanto 57 85
12 Kartika Dwi Safitri 36 70
13 Lucky Nur Fitriani 40 75
14 Mahmud Zamroni 61 85
15 Mufid Murtaki 47 80
16 Mukaromah 39 70
17 Nur Soleh 54 70
18 Nurul Huda 47 60
19 Oldy Widyanarko 50 85
20 Putri Indah Lestari 57 80
21 Ramadhan Syah Dewatri 54 75
22 Reza Nur Anisa 61 80
23 Ridho Haryanto 46 80
24 Robi Pangestu 50 75
25 Slamet Supriyadi 57 80
26 Suhartitah 54 85
27 Tedy Sutara 50 80
28 Trisna Krisnadi 47 75
29 Viska Prihatina Arifin 54 85
30 Yulianto Wibowo 77 90
JUMLAH 1506 2270
MEAN 50.20 75.67
MEDIAN 50 75
MODUS 54 80
MAXIMUM 77 90
MINIMUM 36 60
S 10.29 8.68
Lampiran 46
237
UJI NORMALITAS DATA SEBELUM PERLAKUAN
(KELAS EKSPERIMEN)
1. H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. = 0,05
3. Statistik uji yang digunakan:
L = Maks |f(zi) s(zi)|, dimana zi= 𝑋𝑖−��
𝑠
Dengan f(zi) = P(Zzi); ZN(0,1);
Dan s(zi) = proporsi cacah Z zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi:
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒁𝒊 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊)
𝑭(𝒁𝒊)− 𝑺(𝒁𝒊)
1 50 2500 -2.30 0.0107 0.033 0.023
2 52 2704 -2.05 0.0202 0.067 0.046
3 54 2916 -1.80 0.0359 0.100 0.064
4 59 3481 -1.17 0.121 0.133 0.012
5 60 3600 -1.04 0.1492 0.167 0.017
6 61 3721 -0.92 0.1788 0.200 0.021
7 63 3969 -0.67 0.2514 0.233 0.018
8 64 4096 -0.54 0.2946 0.333 0.039
9 64 4096 -0.54 0.2946 0.333 0.039
10 64 4096 -0.54 0.2946 0.333 0.039
11 65 4225 -0.42 0.3372 0.367 0.029
12 66 4356 -0.29 0.3859 0.400 0.014
13 69 4761 0.08 0.5319 0.467 0.065
14 69 4761 0.08 0.5319 0.467 0.065
15 70 4900 0.21 0.5832 0.500 0.083
16 71 5041 0.33 0.6293 0.567 0.063
17 71 5041 0.33 0.6293 0.567 0.063
18 72 5184 0.46 0.6772 0.633 0.044
Lampiran 47
238
19 72 5184 0.46 0.6772 0.633 0.044
20 73 5329 0.59 0.7224 0.700 0.022
21 73 5329 0.59 0.7224 0.700 0.022
22 74 5476 0.71 0.7611 0.800 0.039
23 74 5476 0.71 0.7611 0.800 0.039
24 74 5476 0.71 0.7611 0.800 0.039
25 76 5776 0.96 0.8315 0.867 0.035
26 76 5776 0.96 0.8315 0.867 0.035
27 77 5929 1.09 0.8621 0.900 0.038
28 78 6084 1.21 0.8869 0.967 0.080
29 78 6084 1.21 0.8869 0.967 0.080
30 81 6561 1.59 0.9441 1.000 0.056
∑ 2050 141928
�� 68.33
S 7.98
𝑳𝒐𝒃𝒔 0.083
𝑳𝟎,𝟎𝟓;𝟑𝟎 0.161
5. Daerah Kritik:
𝐿0,05;32 = 0,161; 𝐷𝐾 = {𝐿|𝐿 > 𝐿0,05;30}
𝐿max𝑜𝑏𝑠 = 0,083 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
239
UJI NORMALITAS DATA SEBELUM PERLAKUAN
(KELAS KONTROL)
1. H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. = 0,05
3. Statistik uji yang digunakan:
L = Maks |f(zi) s(zi)|, dimana zi= 𝑋𝑖−��
𝑠
Dengan f(zi) = P(Z zi); ZN(0,1);
Dan s(zi) = proporsi cacah Z zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi:
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒁𝒊 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊)
𝑭(𝒁𝒊)− 𝑺(𝒁𝒊)
1 50 2500 -2.36 0.0091 0.067 0.058
2 50 2500 -2.36 0.0091 0.067 0.058
3 58 3364 -1.09 0.1379 0.133 0.005
4 58 3364 -1.09 0.1379 0.133 0.005
5 59 3481 -0.93 0.1762 0.200 0.024
6 59 3481 -0.93 0.1762 0.200 0.024
7 60 3600 -0.78 0.2177 0.267 0.049
8 60 3600 -0.78 0.2177 0.267 0.049
9 61 3721 -0.62 0.2676 0.333 0.066
10 61 3721 -0.62 0.2676 0.333 0.066
11 62 3844 -0.46 0.3228 0.367 0.044
12 63 3969 -0.30 0.3821 0.433 0.051
13 63 3969 -0.30 0.3821 0.433 0.051
14 65 4225 0.02 0.508 0.500 0.008
15 65 4225 0.02 0.508 0.500 0.008
16 68 4624 0.49 0.6879 0.600 0.088
17 68 4624 0.49 0.6879 0.600 0.088
18 68 4624 0.49 0.6879 0.600 0.088
19 69 4761 0.65 0.7422 0.667 0.076
240
20 69 4761 0.65 0.7422 0.667 0.076
21 70 4900 0.81 0.791 0.767 0.024
22 70 4900 0.81 0.791 0.767 0.024
23 70 4900 0.81 0.791 0.767 0.024
24 71 5041 0.97 0.834 0.900 0.066
25 71 5041 0.97 0.834 0.900 0.066
26 71 5041 0.97 0.834 0.900 0.066
27 71 5041 0.97 0.834 0.900 0.066
28 72 5184 1.12 0.8686 0.967 0.098
29 72 5184 1.12 0.8686 0.967 0.098
30 73 5329 1.28 0.8997 1.000 0.100
∑ 1947 127519
�� 64.90
S 6.32
𝑳𝒐𝒃𝒔 0.100
𝑳𝟎,𝟎𝟓;𝟑𝟎 0.161
5. Daerah Kritik:
𝐿0,05;32 = 0,161; 𝐷𝐾 = {𝐿|𝐿 > 𝐿0,05;30}
𝐿max𝑜𝑏𝑠 = 0,100 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
241
UJI HOMOGENITAS VARIANSI
DATA SEBELUM PERLAKUAN
1. H0: sampel berasal dari populasi yang homogen
H1: sampel berasal dari populasi yang tidak homogen
2. = 0,05 dan = 0,01
3. Statistik uji yang digunakan:
𝜒2 =2,303
𝑐(𝑓𝑙𝑜𝑔𝑅𝐾𝐺 −∑𝑓𝑗𝑙𝑜𝑔𝑠𝑗
2
𝑘
𝑗=1
)~𝜒2(𝑘 − 1)
Dengan 𝑐 = 1 +1
3(𝑘−1)(∑
1
𝑓𝑗−1
𝑓)
4. Komputasi:
KelasEksperimen KelasKontrol
NO 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 NO 𝑿𝒊 𝑿𝒊
𝟐
1 50 2500 1 50 2500
2 52 2704 2 50 2500
3 54 2916 3 58 3364
4 59 3481 4 58 3364
5 60 3600 5 59 3481
6 61 3721 6 59 3481
7 63 3969 7 60 3600
8 64 4096 8 60 3600
9 64 4096 9 61 3721
10 64 4096 10 61 3721
11 65 4225 11 62 3844
12 66 4356 12 63 3969
13 69 4761 13 63 3969
14 69 4761 14 65 4225
15 70 4900 15 65 4225
16 71 5041 16 68 4624
17 71 5041 17 68 4624
Lampiran 48
242
18 72 5184 18 68 4624
19 72 5184 19 69 4761
20 73 5329 20 69 4761
21 73 5329 21 70 4900
22 74 5476 22 70 4900
23 74 5476 23 70 4900
24 74 5476 24 71 5041
25 76 5776 25 71 5041
26 76 5776 26 71 5041
27 77 5929 27 71 5041
28 78 6084 28 72 5184
29 78 6084 29 72 5184
30 81 6561 30 73 5329
∑ 2050 141928 ∑ 1947 127519
Sampel 𝒇𝒋 𝑺𝑺𝒋 𝑺𝒋𝟐 𝒍𝒐𝒈 𝑺𝒋
𝟐 𝒇𝒋 ∙ 𝒍𝒐𝒈 𝑺𝒋
𝟐
Eksperimen 29 1844.667 63.609 1.804 52.302
Kontrol 29 1158.700 39.955 1.602 46.446
∑ 58 3003.367 103.564 3.405 98.748
∑𝑺𝑺𝒋 3003.367
∑𝒇𝒋 58.000
RKG 51.782
𝒇 𝒍𝒐𝒈 𝑹𝑲𝑮 99.422
C 1.017
𝑿𝟐 1.528
𝑿𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 3.841
5. Daerah Kritik:
Untuk tingkat signifikansi 5%
𝐷𝐾 = {𝑋2|𝑋2 > 3,841}
𝑋2𝑜𝑏𝑠 = 1,528 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang homogen.
243
UJI KESEIMBANGAN
DATA SEBELUM PERLAKUAN
1. H0: sampel berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal yang sama
H1: sampel berasal dari populasi yang memiliki kemampuan awal yang tidak
sama
2. = 0,05
3. Statistik uji yang digunakan:
t = (X1−X2)
sp√1
n1+2
n2
~ t(n1 + n2 − 2); dengan
sp2=(n1 − 1)S1
2 + (n2 − 2)S22
n1 + n2 − 2
4. Komputasi:
KelasEksperimen KelasKontrol
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 No 𝑿𝒊 𝑿𝒊
𝟐
1 50 2500 1 50 2500
2 52 2704 2 50 2500
3 54 2916 3 58 3364
4 59 3481 4 58 3364
5 60 3600 5 59 3481
6 61 3721 6 59 3481
7 63 3969 7 60 3600
8 64 4096 8 60 3600
9 64 4096 9 61 3721
10 64 4096 10 61 3721
11 65 4225 11 62 3844
12 66 4356 12 63 3969
13 69 4761 13 63 3969
14 69 4761 14 65 4225
15 70 4900 15 65 4225
16 71 5041 16 68 4624
17 71 5041 17 68 4624
18 72 5184 18 68 4624
Lampiran 49
244
19 72 5184 19 69 4761
20 73 5329 20 69 4761
21 73 5329 21 70 4900
22 74 5476 22 70 4900
23 74 5476 23 70 4900
24 74 5476 24 71 5041
25 76 5776 25 71 5041
26 76 5776 26 71 5041
27 77 5929 27 71 5041
28 78 6084 28 72 5184
29 78 6084 29 72 5184
30 81 6561 30 73 5329
∑ 2050 141928 ∑ 1947 127519
�� 68.33 �� 64.90
s 7.98 s 6.32
n 30 n 30
𝒔𝒑𝟐 51.782
Sp 7.196
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 1.848
𝒕𝟎,𝟎𝟐𝟓;𝟔𝟐 1.960
5. Daerah Kritik:
𝑡0,025;58; DK = {𝑡|𝑡 < −1,960 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑡 > 1,960}dan 𝑡𝑜𝑏𝑠 = 1,848 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan: Sampel berasa dari populasi yang memiliki kemampuan awal
yang sama (kedua kelas seimbang).
245
UJI NORMALITAS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
SETELAH PERLAKUAN (KELAS EKSPERIMEN)
1. H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. = 0,05
3. Statistik uji yang digunakan:
L = Maks |f(zi) s(zi)|, dimana zi= 𝑋𝑖−��
𝑠
Dengan f(zi) = P(Z zi); ZN(0,1);
Dan s(zi) = proporsi cacah Z zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi:
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒁𝒊 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊)
𝑭(𝒁𝒊)− 𝑺(𝒁𝒊)
1 39 1521 -1.44 0.0749 0.100 0.025
2 39 1521 -1.44 0.0749 0.100 0.025
3 39 1521 -1.44 0.0749 0.100 0.025
4 43 1849 -1.14 0.1271 0.133 0.006
5 46 2116 -0.91 0.1814 0.300 0.119
6 46 2116 -0.91 0.1814 0.300 0.119
7 46 2116 -0.91 0.1814 0.300 0.119
8 46 2116 -0.91 0.1814 0.300 0.119
9 46 2116 -0.91 0.1814 0.300 0.119
10 50 2500 -0.60 0.2743 0.400 0.126
11 50 2500 -0.60 0.2743 0.400 0.126
12 50 2500 -0.60 0.2743 0.400 0.126
13 53 2809 -0.37 0.3557 0.433 0.078
14 54 2916 -0.30 0.3821 0.500 0.118
15 54 2916 -0.30 0.3821 0.500 0.118
16 57 3249 -0.07 0.4721 0.567 0.095
Lampiran 50
246
17 57 3249 -0.07 0.4721 0.567 0.095
18 61 3721 0.24 0.5948 0.633 0.039
19 61 3721 0.24 0.5948 0.633 0.039
20 64 4096 0.47 0.6808 0.667 0.014
21 66 4356 0.62 0.7324 0.700 0.032
22 69 4761 0.85 0.8023 0.800 0.002
23 69 4761 0.85 0.8023 0.800 0.002
24 69 4761 0.85 0.8023 0.800 0.002
25 73 5329 1.16 0.877 0.833 0.044
26 77 5929 1.46 0.9279 0.967 0.039
27 77 5929 1.46 0.9279 0.967 0.039
28 77 5929 1.46 0.9279 0.967 0.039
29 77 5929 1.46 0.9279 0.967 0.039
30 81 6561 1.77 0.9616 1.000 0.038
∑ 1736 105414
�� 57.87
S 13.07
𝑳𝒐𝒃𝒔 0.126
𝑳𝟎,𝟎𝟓;𝟑𝟎 0.161
5. Daerah Kritik:
𝐿0,05;30 = 0,161; 𝐷𝐾 = {𝐿|𝐿 > 𝐿0,05;30}
𝐿max𝑜𝑏𝑠 = 0,126 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
247
UJI NORMALITAS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
SETELAH PERLAKUAN (KELAS KONTROL)
1. H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. = 0,05
3. Statistik uji yang digunakan:
L = Maks |f(zi) s(zi)|, dimana zi= 𝑋𝑖−��
𝑠
Dengan f(zi) = P(Z zi); ZN(0,1);
Dan s(zi) = proporsi cacah Z zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi:
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒁𝒊 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊)
𝑭(𝒁𝒊)− 𝑺(𝒁𝒊)
1 36 1296 -1.38 0.0838 0.100 0.016
2 36 1296 -1.38 0.0838 0.100 0.016
3 36 1296 -1.38 0.0838 0.100 0.016
4 39 1521 -1.09 0.1379 0.167 0.029
5 39 1521 -1.09 0.1379 0.167 0.029
6 40 1600 -0.99 0.1611 0.233 0.072
7 40 1600 -0.99 0.1611 0.233 0.072
8 43 1849 -0.70 0.242 0.267 0.025
9 46 2116 -0.41 0.3409 0.333 0.008
10 46 2116 -0.41 0.3409 0.333 0.008
11 47 2209 -0.31 0.3783 0.467 0.088
12 47 2209 -0.31 0.3783 0.467 0.088
13 47 2209 -0.31 0.3783 0.467 0.088
14 47 2209 -0.31 0.3783 0.467 0.088
15 50 2500 -0.02 0.492 0.600 0.108
16 50 2500 -0.02 0.492 0.600 0.108
248
17 50 2500 -0.02 0.492 0.600 0.108
18 50 2500 -0.02 0.492 0.600 0.108
19 54 2916 0.37 0.6443 0.767 0.122
20 54 2916 0.37 0.6443 0.767 0.122
21 54 2916 0.37 0.6443 0.767 0.122
22 54 2916 0.37 0.6443 0.767 0.122
23 54 2916 0.37 0.6443 0.767 0.122
24 57 3249 0.66 0.7454 0.867 0.121
25 57 3249 0.66 0.7454 0.867 0.121
26 57 3249 0.66 0.7454 0.867 0.121
27 61 3721 1.05 0.8531 0.933 0.080
28 61 3721 1.05 0.8531 0.933 0.080
29 77 5929 2.60 0.9953 1.000 0.005
30 77 5929 2.60 0.9953 1.000 0.005
∑ 1506 78674
�� 50.20
S 10.29
𝑳𝒐𝒃𝒔 0.122
𝑳𝟎,𝟎𝟓;𝟑𝟎 0.161
5. Daerah Kritik
𝐿0,05;30 = 0,161; 𝐷𝐾 = {𝐿|𝐿 > 𝐿0,05;30}
𝐿max𝑜𝑏𝑠 = 0,122 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
249
UJI NORMALITAS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
SETELAH PERLAKUAN (KELAS EKSPERIMEN)
1. H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. = 0,05
3. Statistik uji yang digunakan:
L = Maks |f(zi) s(zi)|, dimana zi= 𝑋𝑖−��
𝑠
Dengan f(zi) = P(Z zi); ZN(0,1);
Dan s(zi) = proporsi cacah Z zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi:
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒁𝒊 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊) 𝑭(𝒁𝒊) − 𝑺(𝒁𝒊)
1 70 4900 -1.63 0.0516 0.133 0.082
2 70 4900 -1.63 0.0516 0.133 0.082
3 70 4900 -1.63 0.0516 0.133 0.082
4 70 4900 -1.63 0.0516 0.133 0.082
5 75 5625 -0.87 0.1922 0.333 0.141
6 75 5625 -0.87 0.1922 0.333 0.141
7 75 5625 -0.87 0.1922 0.333 0.141
8 75 5625 -0.87 0.1922 0.333 0.141
9 75 5625 -0.87 0.1922 0.333 0.141
10 75 5625 -0.87 0.1922 0.333 0.141
11 80 6400 -0.10 0.4602 0.567 0.106
12 80 6400 -0.10 0.4602 0.567 0.106
13 80 6400 -0.10 0.4602 0.567 0.106
14 80 6400 -0.10 0.4602 0.567 0.106
15 80 6400 -0.10 0.4602 0.567 0.106
16 80 6400 -0.10 0.4602 0.567 0.106
17 80 6400 -0.10 0.4602 0.567 0.106
Lampiran 51
250
18 85 7225 0.66 0.7454 0.833 0.088
19 85 7225 0.66 0.7454 0.833 0.088
20 85 7225 0.66 0.7454 0.833 0.088
21 85 7225 0.66 0.7454 0.833 0.088
22 85 7225 0.66 0.7454 0.833 0.088
23 85 7225 0.66 0.7454 0.833 0.088
24 85 7225 0.66 0.7454 0.833 0.088
25 85 7225 0.66 0.7454 0.833 0.088
26 90 8100 1.43 0.923 1.000 0.077
27 90 8100 1.43 0.923 1.000 0.077
28 90 8100 1.43 0.923 1.000 0.077
29 90 8100 1.43 0.923 1.000 0.077
30 90 8100 1.43 0.923 1.000 0.077
∑ 2420 196450
�� 80.67
S 6.53
𝑳𝒐𝒃𝒔 0.141
𝑳𝟎,𝟎𝟓;𝟑𝟎 0.161
5. Daerah Kritik:
𝐿0,05;30 = 0,161; 𝐷𝐾 = {𝐿|𝐿 > 𝐿0,05;30}
𝐿max𝑜𝑏𝑠 = 0,141 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
251
UJI NORMALITAS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
SETELAH PERLAKUAN (KELAS KONTROL)
1. H0: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
2. = 0,05
3. Statistik uji yang digunakan:
L = Maks |f(zi) s(zi)|, dimana zi= 𝑋𝑖−��
𝑠
Dengan f(zi) = P(Z zi); ZN(0,1);
Dan s(zi) = proporsi cacah Z zi terhadap seluruh zi
4. Komputasi:
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 𝒁𝒊 𝑭(𝒁𝒊) 𝑺(𝒁𝒊)
𝑭(𝒁𝒊)− 𝑺(𝒁𝒊)
1 60 3600 -1.80 0.0359 0.100 0.064
2 60 3600 -1.80 0.0359 0.100 0.064
3 60 3600 -1.80 0.0359 0.100 0.064
4 65 4225 -1.23 0.1093 0.200 0.091
5 65 4225 -1.23 0.1093 0.200 0.091
6 65 4225 -1.23 0.1093 0.200 0.091
7 70 4900 -0.65 0.2578 0.333 0.076
8 70 4900 -0.65 0.2578 0.333 0.076
9 70 4900 -0.65 0.2578 0.333 0.076
10 70 4900 -0.65 0.2578 0.333 0.076
11 75 5625 -0.08 0.4681 0.533 0.065
12 75 5625 -0.08 0.4681 0.533 0.065
13 75 5625 -0.08 0.4681 0.533 0.065
14 75 5625 -0.08 0.4681 0.533 0.065
15 75 5625 -0.08 0.4681 0.533 0.065
16 75 5625 -0.08 0.4681 0.533 0.065
252
17 80 6400 0.50 0.6915 0.767 0.075
18 80 6400 0.50 0.6915 0.767 0.075
19 80 6400 0.50 0.6915 0.767 0.075
20 80 6400 0.50 0.6915 0.767 0.075
21 80 6400 0.50 0.6915 0.767 0.075
22 80 6400 0.50 0.6915 0.767 0.075
23 80 6400 0.50 0.6915 0.767 0.075
24 85 7225 1.07 0.8577 0.933 0.076
25 85 7225 1.07 0.8577 0.933 0.076
26 85 7225 1.07 0.8577 0.933 0.076
27 85 7225 1.07 0.8577 0.933 0.076
28 85 7225 1.07 0.8577 0.933 0.076
29 90 8100 1.65 0.9505 1.000 0.050
30 90 8100 1.65 0.9505 1.000 0.050
∑ 2270 173950
�� 75.67
S 8.68
𝑳𝒐𝒃𝒔 0.091
𝑳𝟎,𝟎𝟓;𝟑𝟎 0.161
5. Daerah Kritik:
𝐿0,05;30 = 0,161; 𝐷𝐾 = {𝐿|𝐿 > 𝐿0,05;30}
𝐿max𝑜𝑏𝑠 = 0,091 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
253
UJI HOMOGENITAS KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS
SETELAH PERLAKUAN
1. H0: sampel berasal dari populasi yang homogen
H1: sampel berasal dari populasi yang tidak homogen
2. = 0,05 dan = 0,01
3. Statistik uji yang digunakan:
𝜒2 =2,303
𝑐(𝑓𝑙𝑜𝑔𝑅𝐾𝐺 −∑𝑓𝑗𝑙𝑜𝑔𝑠𝑗
2
𝑘
𝑗=1
)~𝜒2(𝑘 − 1)
Dengan 𝑐 = 1 +1
3(𝑘−1)(∑
1
𝑓𝑗−1
𝑓)
4. Komputasi:
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 No 𝑿𝒊 𝑿𝒊
𝟐
1 39 1521 1 36 1296
2 39 1521 2 36 1296
3 39 1521 3 36 1296
4 43 1849 4 39 1521
5 46 2116 5 39 1521
6 46 2116 6 40 1600
7 46 2116 7 40 1600
8 46 2116 8 43 1849
9 46 2116 9 46 2116
10 50 2500 10 46 2116
11 50 2500 11 47 2209
12 50 2500 12 47 2209
13 53 2809 13 47 2209
14 54 2916 14 47 2209
15 54 2916 15 50 2500
16 57 3249 16 50 2500
17 57 3249 17 50 2500
Lampiran 52
254
18 61 3721 18 50 2500
19 61 3721 19 54 2916
20 64 4096 20 54 2916
21 66 4356 21 54 2916
22 69 4761 22 54 2916
23 69 4761 23 54 2916
24 69 4761 24 57 3249
25 73 5329 25 57 3249
26 77 5929 26 57 3249
27 77 5929 27 61 3721
28 77 5929 28 61 3721
29 77 5929 29 77 5929
30 81 6561 30 77 5929
∑ 1736 105414 ∑ 1506 78674
Sampel 𝒇𝒋 𝑺𝑺𝒋 𝑺𝒋
𝟐 𝒍𝒐𝒈 𝑺𝒋
𝟐
𝒇𝒋∙ 𝒍𝒐𝒈 𝑺𝒋
𝟐
Eksperimen 29 4957.467 170.947 2.233 64.753
Kontrol 29 3072.800 105.959 2.025 58.729
∑ 58 8030.267 276.906 4.258 123.482
∑𝑺𝑺𝒋 8030.267
∑𝒇𝒋 58.000
RKG 138.453
𝒇 𝒍𝒐𝒈 𝑹𝑲𝑮 124.196
C 1.017
𝑿𝟐 1.615
𝑿𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 3.841
5. Daerah Kritik:
Untuk tingkat signifikansi 5%
𝐷𝐾 = {𝑋2|𝑋2 > 3,841}
𝑋2𝑜𝑏𝑠 = 1,615 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
255
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang homogen.
UJI HOMOGENITAS KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
SETELAH PERLAKUAN
1. H0: sampel berasal dari populasi yang homogen
H1: sampel berasal dari populasi yang tidak homogen
2. = 0,05 dan = 0,01
3. Statistik uji yang digunakan:
𝜒2 =2,303
𝑐(𝑓𝑙𝑜𝑔𝑅𝐾𝐺 −∑𝑓𝑗𝑙𝑜𝑔𝑠𝑗
2
𝑘
𝑗=1
)~𝜒2(𝑘 − 1)
Dengan 𝑐 = 1 +1
3(𝑘−1)(∑
1
𝑓𝑗−1
𝑓)
4. Komputasi
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
No 𝑿𝒊 𝑿𝒊𝟐 No 𝑿𝒊 𝑿𝒊
𝟐
1 70 4900 1 60 3600
2 70 4900 2 60 3600
3 70 4900 3 60 3600
4 70 4900 4 65 4225
5 75 5625 5 65 4225
6 75 5625 6 65 4225
7 75 5625 7 70 4900
8 75 5625 8 70 4900
9 75 5625 9 70 4900
10 75 5625 10 70 4900
11 80 6400 11 75 5625
12 80 6400 12 75 5625
13 80 6400 13 75 5625
14 80 6400 14 75 5625
15 80 6400 15 75 5625
16 80 6400 16 75 5625
17 80 6400 17 80 6400
Lampiran 53
256
18 85 7225 18 80 6400
19 85 7225 19 80 6400
20 85 7225 20 80 6400
21 85 7225 21 80 6400
22 85 7225 22 80 6400
23 85 7225 23 80 6400
24 85 7225 24 85 7225
25 85 7225 25 85 7225
26 90 8100 26 85 7225
27 90 8100 27 85 7225
28 90 8100 28 85 7225
29 90 8100 29 90 8100
30 90 8100 30 90 8100
∑ 2420 196450 ∑ 2270 173950
Sampel 𝒇𝒋 𝑺𝑺𝒋 𝑺𝒋𝟐 𝒍𝒐𝒈 𝑺𝒋
𝟐 𝒇𝒋 ∙ 𝒍𝒐𝒈 𝑺𝒋
𝟐
Eksperimen 29 1236.667 42.644 1.630 47.266
Kontrol 29 2186.667 75.402 1.877 54.444
∑ 58 3423.333 118.046 3.507 101.710
∑𝑺𝑺𝒋 3423.333
∑𝒇𝒋 58.000
RKG 59.023
𝒇 𝒍𝒐𝒈 𝑹𝑲𝑮 102.719
C 1.017
𝑿𝟐 2.285
𝑿𝟐𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 3.841
5. Daerah Kritik:
Untuk tingkat signifikansi 5%
𝐷𝐾 = {𝑋2|𝑋2 > 3,841}
𝑋2𝑜𝑏𝑠 = 2,285 ∉ 𝐷𝐾
6. Keputusan Uji: H0 diterima
257
7. Kesimpulan: Sampel berasal dari populasi yang homogen.
UJI HIPOTESIS MULTIVARIAT
1. Hipotesis:
𝐻0 ∶ (𝜇11𝜇21) = (
𝜇12𝜇22) (rerata kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa yang dikenai model PBL
sama dengan rerata kemampuan penalaran matematis
dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model
ekspositori)
𝐻1 ∶ (𝜇11𝜇21) ≠ (
𝜇12𝜇22) (rerata kemampuan penalaran matematis dan
kemandirian belajar siswa yang dikenai model PBL
sama dengan rerata kemampuan penalaran matematis
dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model
ekspositori)
2. Menentukan taraf signifikansi
Taraf signifikansi adalah (𝛼) = 5%
3. Statistik uji yang digunakan:
𝐹 =𝑛1 + 𝑛2 − 𝑝 − 1
(𝑛1 + 𝑛2 − 2)𝑝𝑇2
𝑇2 =𝑛1𝑛2𝑛1𝑛2
(��1 − ��2)′𝑠−1(��1 − ��2)
Lampiran 54
258
��1 − ��2 =
(
��11 ��12��21 ��22… …
… …��𝑝1 ��𝑝2)
SSCP Kelompok I (Kelas Eksperimen) adalah:
𝑠𝑠1 =∑𝑋12 −
(∑𝑋1)2
𝑛1= 105414 −
(1736)2
30= 4957,47
𝑠𝑠2 =∑𝑋22 −
(∑𝑋2)2
𝑛1= 196450 −
(2420)2
30= 1236,67
𝑠𝑠12 =∑𝑋1𝑋2 −(∑𝑋1)(∑𝑋2)
𝑛1= 142430 −
(1736)(2420)
30= 2392,67
𝑤1 = [𝑠𝑠1 𝑠𝑠12𝑠𝑠21 𝑠𝑠2
] = [4957,47 2392,672392,67 1236,67
]
Dengan cara yang sama, SSCP kelompok ke II (Kelas Kontrol) adalah:
𝑠𝑠1 =∑𝑋12 −
(∑𝑋1)2
𝑛1= 78674 −
(1506)2
30= 3072,8
𝑠𝑠2 =∑𝑋22 −
(∑𝑋2)2
𝑛1= 173950 −
(2270)2
30= 2186,67
𝑠𝑠12 =∑𝑋1𝑋2 −(∑𝑋1)(∑𝑋2)
𝑛1= 114765 −
(1506)(2270)
30= 811
𝑤2 = [𝑠𝑠1 𝑠𝑠12𝑠𝑠21 𝑠𝑠2
] = [3072,8 811811 2186,67
]
Dari 𝑤1dan 𝑤1diperoleh
𝑠 =𝑤
𝑛1 + 𝑛2 − 2=
𝑤1 + 𝑤2𝑛1 + 𝑛2 − 2
=1
(30 + 30 − 2)[4957,47 2392,672392,67 1236,67
] + [3072,8 811811 2186,67
]
=1
58[8030,27 3203,673203,67 3423,34
]
259
= [138,453 55,23655,236 59,023
]
𝑆−1 =1
(138,453 × 55,236)(59,023)2[138,453 55,23655,236 59,023
]
=1
(8171,911) − (3051,016)[138,453 55,23655,236 59,023
]
=1
5120,895[138,453 55,23655,236 59,023
]
= [0,027 0,0110,011 0,012
]
Dengan menggunakan S-1dan ��1 − ��2 = [57,8780,67
] − [50,2075,67
] = [7,675]
Diperoleh 𝑇2 =𝑛1𝑛2
𝑛1+𝑛2(��1 − ��2)𝑆
−1(��1 − ��2)
=30 × 30
30 + 30[7,675] [0,027 0,0110,011 0,012
] [7,675]
=900
60[0,262 0,144 [
7,675]]
=900
60(2,73)
= 40,95
𝐹𝑜𝑏𝑠 =𝑛1 + 𝑛2 − 𝑝 − 1
(𝑛1 + 𝑛2 − 2)𝑝𝑇2
=30 + 30 − 2 − 1
(30 + 30 − 2)2(40,95)
=57
116(40,95)
= 20,122
4. Menentukan daerah kritik
𝐹𝛼;𝑝,𝑛−𝑝−1 = 3,15
260
𝐷𝐾 = {𝐹 | 𝐹 > 3,15}
𝐹𝑜𝑏𝑠 = 20,122 𝐷𝐾
5. Keputusan uji: H0 ditolak
6. Kesimpulan: rerata kemampuan penalaran matematis dan kemandirian
belajar siswa yang dikenai model PBL tidak sama dengan kemampuan
penalaran matematis dan kemandirian belajar siswa yang dikenai model
ekspositori.
Karena kesimpulan ditolak atau terdapat perbedaan, maka untuk mengetahui
apakah perbedaan terletak pada kemampuan penalaran matematis atau kemandirian
belajar siswa, dilanjutkan dengan uji univariat secara terpisah.
a) Untuk menguji kemampuan penalaran matematis siswa
1) Hipotesis
H0:ba (kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model
Problem Based Learning tidak lebih baik daripada
kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model
ekspositori)
H1: ba (kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model
Problem Based Learning baik daripada kemampuan penalaran
matematis siswa yang dikenai model ekspositori)
2) Taraf signifikansi ( = 0,05)
3) Komputasi:
∑𝑋1 = 1736 ; ∑𝑋12 = 105414 ; ��1 =57,87 ; 𝑠1 = 13,07
261
∑𝑋2 = 1506 ; ∑𝑋22 = 78674 ; ��2 =50,20 ; 𝑠2 = 10,29
4) Statistik uji:
𝑆𝑝 = √(𝑛1 − 1)𝑆1
2 + (𝑛2 − 1)𝑆22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
𝑆𝑝 = √(29)(170,825) + (29)(105,884)
58
= √(4953,925) + (3070,636)
58
= √8024,561
58
= 11,762
𝑡𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 =(��1 − ��2) − 𝑑𝑜
𝑆𝑝√1
𝑛1+
1
𝑛2
~𝑡(𝑛1 + 𝑛2 − 2)
𝑡𝑜𝑏𝑠 =(57,87 − 50,20)
11,762√1
30+
1
30
=7,67
3,035= 2,527
5) Daerah kritik:
DK = {𝑡|𝑡 > 𝑡0,025;𝑛1+𝑛2−2}
𝑡0,025;𝑛1+𝑛2−2 = 𝑡0,025;58 = 1,960
DK = {𝑡|𝑡 > 1,960}
𝑡𝑜𝑏𝑠 = 2,527𝐷𝐾
6) Keputusan uji: H0 ditolak
262
7) Kesimpulan: kemampuan penalaran matematis siswa yang dikenai model
Problem Based learning (PBL) lebih baik daripada kemampuan penalaran
matematis siswa yang dikenai model ekspositori.
b) Untuk menguji kemandirian belajar siswa
1) Hipotesis
H0: b a (kemandirian belajar siswa yang dikenai model Problem
Based Learning tidak lebih baik daripada kemandirian belajar
siswa yang dikenai model ekspositori)
H1: ba (kemandirian belajar siswa yang dikenai model Problem
Based Learning baik daripada kemandirian belajar siswa yang
dikenai model ekspositori)
2) Taraf signifikansi ( = 0,05)
3) Komputasi:
∑𝑋1 = 2420 ; ∑𝑋12 = 196450 ; ��1 =80,67 ; 𝑠1 = 6,53
∑𝑋2 = 2270 ; ∑𝑋22 = 173950 ; ��2 =75,67 ; 𝑠2 = 8,68
4) Statistik uji:
𝑆𝑝 = √(𝑛1 − 1)𝑆1
2 + (𝑛2 − 1)𝑆22
𝑛1 + 𝑛2 − 2
𝑆𝑝 = √(29)(42,641) + (29)(75,342)
58
= √(1236,589) + (2184,918)
58
263
= √3421,507
58
= 7,681
𝑡𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 =(��1 − ��2) − 𝑑𝑜
𝑆𝑝√1
𝑛1+
1
𝑛2
~𝑡(𝑛1 + 𝑛2 − 2)
𝑡𝑜𝑏𝑠 =(80,67 − 75,67)
7,681√1
30+
1
30
=5
1,982= 2,523
8) Daerah kritik:
DK = {𝑡|𝑡 > 𝑡0,025;𝑛1+𝑛2−2}
𝑡0,025;𝑛1+𝑛2−2 = 𝑡0,025;58 = 1,960
DK = {𝑡|𝑡 > 1,960}
𝑡𝑜𝑏𝑠 = 2,523𝐷𝐾
9) Keputusan uji: H0 ditolak
10) Kesimpulan: kemandirian belajar siswa yang dikenai model Problem
Based learning (PBL) lebih baik daripada kemandirian belajar siswa yang
dikenai model ekspositori.
c) Untuk menguji efektifitas model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1) Mengukur keberhasilan siswa dilihat dari kemampuan penalaran
matematis
a) Hipotesis
H0: 1 75 (rataan nilai kemampuan penalaran matematis siswa
tidak lebih dari 75)
264
H1: 1 75 (rataan nilai kemampuan penalaran matematis siswa
lebih dari 75)
b) Taraf Signifikansi (𝛼 = 5%)
c) Statistik uji:
𝑡 =�� − 𝜇0
𝜎/√𝑛=57,87 − 75
13,07
√30
=−17,1313,07
5,477
=−17,13
2,386= −7,179
d) Daerah Kritik:
DK = {𝑡|𝑡 > 𝑡0,05;𝑛−1} = {𝑡|𝑡 > 1,699}
𝑡𝑜𝑏𝑠 = −7,179𝐷𝐾
e) Keputusan uji: H0 diterima
f) Kesimpulan: rataan nilai kemampuan penalaran matematis siswa tidak
lebih dari 75
2) Mengukur keberhasilan siswa dilihat dari kemandirian belajar siswa
a) Hipotesis
H0: 1 75 (rataan nilai kemandirian belajar siswa tidak lebih dari
75)
H1: 1 75 (rataan nilai kemandirian belajar siswa lebih dari 75)
b) Taraf Signifikansi (𝛼 = 5%)
c) Statistik uji:
𝑡 =�� − 𝜇0
𝜎/√𝑛=80,67 − 75
6,53
√30
=5,676,53
5,477
=5,67
1,192= 4,757
d) Daerah Kritik:
DK = {𝑡|𝑡 > 𝑡0,05;𝑛−1} = {𝑡|𝑡 > 1,699}
265
𝑡𝑜𝑏𝑠 = 4,757𝐷𝐾
e) Keputusan uji: H0 ditolak
f) Kesimpulan: rataan nilai kemandirian belajar siswa lebih dari 75
266
Tabel Distribusi Normal Baku
z .00 .01 .02 .03 .04 .05 .06 .07 .08 .09
0.0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0.8
0.9
1.0
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
2.0
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
3.0
.0000 .0040 .0080 .0120 .0160 .0199 .0239 .0279 .0319 .0359
.0398 .0438 .0478 .0617 .0557 .0596 .0636 .0675 .0714 .0753
.0793 .0832 .0871 .0910 .0948 .0987 .1026 .1064 .1103 .1141
.1179 .1217 .1255 .1293 .1331 .1368 .1406 .1443 .1480 .1517
.1554 .1591 .1628 .1664 .1700 .1736 .1772 .1808 .1844 .1879
.1915 .1950 .1985 .2019 .2054 .2088 .2123 .2157 .2190 .2224
.2257 .2291 .2324 .2357 .2389 .2422 .2454 .2486 .2517 .2549
.2580 .2611 .2642 .2673 .2704 .2734 .2764 .2794 .2823 .2852
.2881 .2910 .2939 .2967 .2995 .3023 .3051 .3078 .3106 .3133
.3159 .3186 .3212 .3238 .3264 .3289 .3315 .3340 .3365 .3389
.3413 .3438 .3461 .3485 .3508 .3531 .3554 .3577 .3599 .3621
.3643 .3665 .3686 .3708 .3729 .3749 .3770 .3790 .3810 .3830
.3849 .3869 .3888 .3907 .3925 .3044 .3962 .3980 .3997 .4015
.4032 .4049 .4066 .4082 .4099 .4115 .4131 .4147 .4162 .4177
.4192 .4207 .4222 .4236 .4251 .4265 .4279 .4292 .4306 .4319
.4332 .4345 .4357 .4370 .4382 .4394 .4406 .4418 .4429 .4441
.4452 .4463 .4474 .4484 .4495 .4505 .4515 .4525 .4535 .4545
.4554 .4564 .4573 .4582 .4591 .4599 .4608 .4616 .4625 .4633
.4641 .4649 .4656 .4664 .4671 .4678 .4686 .4693 .4699 .4706
.4713 .4619 .4726 .4732 .4738 .4744 .4750 .4756 .4761 .4767
.4772 .4778 .4783 .4788 .4793 .4798 .4803 .4808 .4812 .4817
.4821 .4826 .4830 .4834 .4838 .4842 .4846 .4850 .4854 .4857
.4861 .4864 .4868 .4871 .4875 .4878 .4841 .4884 .4887 .4890
.4893 .4896 .4898 .4901 .4904 .4906 .4909 .4811 .4913 .4916
.4918 .4920 .4922 .4925 .4927 .4929 .4931 .4832 .4934 .4936
.4938 .4940 .4941 .4943 .4945 .4946 .4948 .4949 .4951 .4952
.4953 .4955 .4956 .4957 .4959 .4960 .4961 .4962 .4963 .4964
.4965 .4966 .4967 .4968 .4969 .4970 .4971 .4972 .4973 .4974
.4974 .4975 .4976 .4977 .4977 .4978 .4979 .4979 .4980 .4981
.4981 .4982 .4982 .4983 .4984 .4984 .4985 .4985 .4986 .4986
.4987 .4987 .4987 .4988 .4988 .4989 .4989 .4989 .4990 .4990
(Budiyono, 2004: 312)
Lampiran 56
267
Tabel Nilai Kritik Uji Lilliefors
Ukuran
Sampel
(n)
Tingkat Signifikansi (α)
0.01 0.05 0.10 0.15 0.20
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
25
30
N > 30
0.417
0.405
0.364
0.348
0.331
0.311
0.294
0.284
0.275
0.268
0.261
0.257
0.250
0.245
0.239
0.235
0.231
0.200
0.187 1.031
√n
0.381
0.337
0.319
0.300
0.285
0.271
0.258
0.249
0.242
0.234
0.227
0.220
0.213
0.206
0.200
0.195
0.190
0.173
0.161 0.886
√n
0.352
0.315
0.294
0.276
0.261
0.249
0.239
0.230
0.223
0.214
0.207
0.201
0.195
0.289
0.184
0.179
0.174
0.158
0.144 0.804
√n
0.319
0.299
0.277
0.258
0.244
0.233
0.224
0.217
0.212
0.202
0.194
0.187
0.182
0.177
0.173
0.169
0.166
0.147
0.136 0.768
√n
0.300
0.285
0.265
0.247
0.233
0.223
0.215
0.206
0.199
0.190
0.183
0.177
0.173
0.169
0.166
0.163
0.160
0.142
0.131 0.736
√n
(Budiyono, 2004: 319)
Lampiran 40
Lampiran 57
270
Tabel Nilai 𝒕𝜶;𝒗
𝑣 α = .10 α = .05 α = .025 α = .01 α = .005 𝑣
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
inf.
3.078 6.314 12.706 31.821 63.657
1.886 2.920 4.303 6.965 9.925
1.638 2.353 3.182 4.541 5.841
1.533 2.132 2.776 3.747 4.604
1.476 2.015 2.571 3.365 4.032
1.440 1.943 2.447 3.143 3.707
1.415 1.895 2.305 2.998 3.499
1.397 1.860 2.306 2.896 3.355
1.383 1.833 2.262 2.821 3.250
1.372 1.812 2.228 2.764 3.169
1.363 1.796 2.201 2.718 3.106
1.356 1.782 2.179 2.681 3.055
1.350 1.771 2.160 2.650 3.012
1.345 1.761 2.145 2.624 2.977
1.341 1.753 2.131 2.602 2.947
1.337 1.746 2.120 2.583 2.921
1.333 1.740 2.110 2.567 2.898
1.330 1.734 2.101 2.552 2.878
1.328 1.729 2.093 2.539 2.861
1.325 1.725 2.086 2.528 2.845
1.323 1.721 2.080 2.518 2.831
1.321 1.717 2.074 2.508 2.819
1.319 1.714 2.069 2.500 2.807
1.318 1.711 2.064 2.492 2.797
1.316 1.708 2.060 2.485 2.787
1.315 1.706 2.056 2.479 2.779
1.314 1.703 2.052 2.473 2.771
1.313 1.701 2.048 2.467 2.763
1.311 1.699 2.045 2.462 2.756
1.282 1.645 1.960 2.326 2.576
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
inf.
(Budiyono, 2004: 313)
Lampiran 60
277
FOTO KEGIATAN
Observasi
Peneliti melakukan wawancara dengan guru mata pelajaran matematika kelas VIII
Pembelajaran dengan Model Problem Based Learning (PBL)
Siswa berdiskusi menyelesaikan permasalahan yang ada di Lembar Kerja Siswa
Lampiran 63
278
Peneliti membimbing siswa dalam menyelesaikan permasalahan di LKS
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
279
Peneliti bersama siswa membuat kesimpulan dari hasil diskusi secara keseluruhan
Pembelajaran dengan Model Ekspositori
Peneliti menjelaskan materi pembelajaran dan memberikan contoh soal