PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT CITIZEN ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT CITIZEN ...
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT CITIZEN
UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA SMP NEGERI 7 PALOPO
JULISA PATANDUNG
1601401062
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT CITIZEN UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA SMP
NEGERI 7 PALOPO
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo
JULISA PATANDUNG
1601401062
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
PENGESAHAN SKRIPSI
Judul : Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 7
Palopo
Nama : Julisa Patandung
NIM : 1601401062
Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Tanggal Ujian : 27 Juli 2020
Menyetujui,
Pembimbing II, Pembimbing I,
Muslim Andi Yusuf, S.H., M.H Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A.
Mengesahkan,
Ketua Program Studi, Dekan FKIP,
Jusrianto, S.Pd., M.Pd. Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., M.A.
Tanggal: Tanggal:
v
ABSTRAK
Julisa Patandung. 2020. Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 7 Palopo (dibimbing oleh
Rusdiana Junaid dan Muslim Andi Yusuf).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar
siswa setelah dilaksanakan model pembelajaran Project Citizen. Penelitian ini
dilaksanakan di SMP Negeri 7 Palopo, Jalan Imam Bonjol, Luminda, Wara Utara.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan
kelas (PTK) dengan desain penelitian mengadopsi model Kurt Lewin. Sampel
dalam Penelitian ini adalah siswa kelas VIIa SMP Negeri 7 Palopo yang diperoleh
setelah dilakukan pengampilan sample menggunakan metode random sampling.
Data dianalisi dengan menggunakan analisis deskriptif dengan membandingkan
tingkat motivasi siswa setiap siklus. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 1,99% persiklus yang telah
dilakukan dengan rincian pra siklus 74,96, siklus I 78,08, siklus II 77,00, siklus III
79,01 dan siklus IV 82,91. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran project citizen mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada
siswa kelas VIIa SMPN 7 Palopo.
Kata Kunci: motivasi belajar, Project Citizen. PPKn
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana berkat
rahmat dan taufiq serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan proposal ini banyak sekali
kendala yang dihadapi, namun karena bantuan dari semua pihak maka kendala
tersebut dapat diselesaikan. Di samping itu penulis mengucapkan syukur kepada
Allah SWT. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih terhadap kedua orang
tuaku yang telah memberikan motivasi dan dukungan selama ini.
Pada kesempatan ini juga penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., selaku Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo
2. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M.Hum., MA., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo sekaligus
pembimbing I yang telah memberikan bimbingan.
3. Bapak Jusrianto, S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Cokroaminoto Palopo.
4. Bapak Muslim Andi Yusuf, S.H.,M.H. selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan.
5. Segenap dosen dan staf Universitas Cokroaminoto Palopo atas bimbingannya
dan jasa- jasanya selama ini yang sangat berarti bagi masa depan penulis
6. Rekan-rekan mahasiswa atas kerjasamanya selama ini mudah mudahan
harapan dan impian kita dapat terwujud dikemudian hari.
Seperti pepatah “tak ada gading yang tak ada retaknya” sehingga skripsi
ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran dari para khalayak untuk membantu menyempurnakan karya penulis di
kemudian hari.
Palopo, 25 April 2020
Julisa Patandung
vii
RIWAYAT PENULIS
Julisa Patandung, Lahir di Palopo anak kesembilan dari
sembilan bersaudara buah pernikahan Patandung dan Rita.
Penulis memulai pendidikan di SDN 106 Pongsamelung pada
tahun 2003 dan lulus tahun 2009. Penulis selanjutnya
melanjutkan pendidikan ke SMPN Satap Pongsamelung pada
tahun 2009 dan lulus tahun 2012. Penulis kemudian
melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Lamasi pada tahun 2012 dan lulus tahun
2015.
Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi tepatnya di
Universitas Cokroaminoto Palopo pada tahun 2016 dan menyelesaikan tugas
skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Project Citizen Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP Negeri 7 Palopo”.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
RIWAYAT PENULIS ..................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 4
2.1 Kajian Teori ....................................................................................... 4
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 19
2.3 Kerangka Pikir ................................................................................... 20
2.4 Hipotesis ............................................................................................ 21
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 22
3.1 Jenis dan Desaian Penelitian .............................................................. 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 22
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................. 22
3.4 Definisi Operasional Variabel............................................................ 22
3.5 Populasi dan Sampel .......................................................................... 23
3.6 Tehnik Pengumpulan Data ................................................................. 23
3.7 Instrumen Penelitian .......................................................................... 23
3.8 Tehnik Analisis Data.......................................................................... 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 26
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 26
ix
4.2 Pembahasan ........................................................................................ 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 40
5.1 Kesimpulan ........................................................................................ 40
5.1 Saran ................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 41
LAMPIRAN ..................................................................................................... 43
x
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Kisi-Kisi Angket Motivasi belajar....................................................... 24
2. Kriteria Motivasi Belajar ..................................................................... 25
3. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Prasiklus............................................ 26
4. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus I.............................................. 28
5. Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................................. 29
6. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus II ............................................ 31
7. Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus II................................................. 31
8. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus III ........................................... 33
9. Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus III............................................... 34
10. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Siklus IV .......................................... 36
11. Keterlaksanaan Pembelajaran Siklus IV.............................................. 36
12. Tingkat Motivasi Belajar Siswa Tiap Siklus....................................... 39
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Skema kerangka pikir............................................................................. 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)....................................... 43
2. Angket Motivasi Belajar................................................................... 56
3. Analisis Data Motivasi Siswa........................................................... 62
4. Analisis Keterlaksanaan Pembelajaran ............................................ 63
5. Daftar Hadisr Siswa.......................................................................... 64
6. Dokumentasi..................................................................................... 65
7. Surat Keterangan Penelitian.............................................................. 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rasa nasionalisme dan patriotisme merupakan sebuah hal yang sangat
penting bagi sebuah bangsa. Hal ini dikarenakan dengan nasionalisme dan
patriotisme bangsa menjadi kuat untuk menghadapi tantangan dari luar maupun
dari dalam. Kondisi ini dibuktikan dengan kemerdekaan negara Indonesia yang
dicapai karena rasa nasionalisme dan patriotisme bangsa Indonesia yang besar.
Akan tetapi, akhir-akhir ini rasa nasionalisme dan patriotisme mulai memudar
dalam bangsa Indonesia sehingga banyak terjadi gejolak yang terjadi dan bisa
mengancam keberlangsungan hidup berbangsa dan negara. Oleh karena itu,
diperlukan perhatian khusus untuk menjaga rasa nasionalisme dan patriotisme
dalam diri bangsa Indonesia.
Berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan
kembali rasa nasionalisme dan patriotisme dalam diri bangsa yaitu dengan
pengadaan mata pelajaran yang berorientasi dalam meningkatkan rasa
nasionalisme dan patriotisme. Mata pelajaran yang berorientasi dalam
meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme adalah Pendidikan Pancasila
Kewarganegaan (PPKn). Sebagaimana disebutkan dalam Permendiknas Nomor 22
Tahun 2006 (Indriani, 2015) yaitu: Mata pelajaran PKn merupakan mapel yang
memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara Indonesia
yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan Undang-
Undang 1945.
Namun, dalam penerapannya pembelajaran PPKn di Indonesia masih
kurang maksimal karena motivasi belajar siswa masih kurang. Padahal motivasi
belajar menjadi salah satu faktor penting keberhasilan dalam proses belajar. Hal
ini sejalan dengan pendapat Sardiman (Widiarti, 2018) mengemukakan bahwa
dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin
kelangsungan dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
2
belajar itu dapat tercapai. Jadi motivasi belajar harus diperhatikan agar
pembelajaran berjalan dengan baik.
Kurangnya motivasi belajar siswa yang terjadi dikarenakan pembelajaran
hanya berfokus pada aspek kognitif sehingga terkesan membosankan. Kondisi ini
sejalan dengan pendapat Santoso, Almuchtar, dan Abdulkarim (Wibowo dan
Wahono, 2017) yang meyatakan bahwa kelemahan Pendidikan Kewarganegaraan
di Indonesia ada pada sisi pengajaran yang bersifat monoton tidak inovatif
(overload and overlapping content) dan lebih menitik beratkan hanya pada
kognitif, sedangkan afektif dan psikomotorik ditiadakan serta tidak dimasukan
pada ujian nasional. Oleh sebab itu, diperlukan model pembelajaran yang mampu
meningkatkan kemampuan kognitif, psikomotorik dan Afektif sehingga motivasi
belajar siswa dapat meningkat.
Model pembelajaran yang dapat meningkatkan aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif adalah Model Pembelajaran Project Citizen. Model
Pembelajaran Project Citizen adalah model pembelajaran yang mernbina
pembelajaran yang multi M3SE (materi, media, metode, sumber dan evaluasi)
karena didalamnya mencakup berbagai ragam jenis kegiatan, media dan sumber
serta pola evaluasinya diperuntukan untuk suatu tema/bahasan yang sama atau
sejenis (Widodo, Renggani dan Sukarjo, 2018). Model tersebut membutuhkan
kemampuan kognitif psikomotorik dan afektif sehingga pembelajarannya lebih
menarik.
Inilah yang melatar belakangi penulis tertarik untuk meneliti “Penerapan
Model Pembelajaran Project Citizen untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, dalam penelitian ini dikemukakan rumusan
masalah yaitu:
a. Bagaimana peningkatan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah
diterapkan model pembelajaran project citizen?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
3
1. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah diterapkan
model pembelajaran project citizen.
2. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan
model pembelajaran project citizen.
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka manfaat dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi tentang ada tidaknya peningkatan motivasi belajar
siswa setelah diterapkan model pembelajaran Project Citizen
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memberikan informasi salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat
digunakan untuk proses belajar mengajar.
b. Bagi Peneliti
Memberikan pengalaman dalam pengelolaan pembelajaran inovatif dan
efektif sebagai calon guru sehingga dapat mengembangkan pembelajaran lebih
baik lagi kedepan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Belajar
Menurut Suyono dan Haryanto (2014) belajar adalah suatu aktivitas atau
proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki
perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian. Hal ini sejalan dengan pendapat
Pane dan Dasopang (2017) belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan
perubahan pemahaman, yang pada mulanya seorang anak tidak dibekali dengan
potensi fitrah, kemudian dengan terjadinya proses belajar maka seorang anak
beubah tingkah laku dan pemahamannya semakin betambah.
Belajar dapat berjalan ketika unsur-unsur belajar saling mendukung.
Unsur-unsur belajar menurut Gagne (Khusnahwati, 2015) adalah sebagai
berikut:
1) Peserta didik, sebagai warga belajar dan peserta pelatihan yang sedang
melakukan kegiatan belajar.
2) Rangsangan, stimulus yang berasal dari suara, sinar, warna, panas, dingin,
tanaman, gedung, dan orang.
3) Memori, berbagai kemampuan berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dihasilkan dari kegiatan belajar sebelumnya.
4) Respon, tindakan hasil aktualisasi memori.
Faktor lain yang mempengaruhi proses belajar selain unsur-unsur belajar
adalah faktor intern dan faktor eksternal. Menurut Slameto (Nurmayasari, 2017)
faktor intern dan eksternal dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, meliputi:
a. Faktor jasmaniyah, adalah faktor yang berkaitan dengan kondisi fisik
individu, yaitu kesehatan dan cacat tubuh. Seseorang dapat belajar dengan
baik jika kesehatan badannya tetap terjamin, sedangkan cacat tubuh juga
5
dapat memengaruhi belajar yang diakibatkan karena kurang sempurnanya
tubuh.
b. Faktor psikologis, adalah faktor yang berkaitan dengan psikologis individu
yang sedang belajar. Ada tujuh faktor yang termasuk dalam faktor
psikologis, antara lain: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan, dan kesiapan.
c. Faktor kelelahan, dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani dapat dilihat dengan
tubuh
yang lemas dan kecenderungan tubuh untuk sering beristirahat. Kelelahan
rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga tidak
ada minat dan dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, meliputi:
a. Faktor keluarga, siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari orang
tua
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana
rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang
kebudayaan. Cara orang tua mendidik mempunyai pengaruh yang besar.
Orang tua yang memperhatikan pendidikan anaknya maka hasil belajar
yang
didapatkan bisa maksimal. Hubungan keluarga yang harmonis dan penuh
pengertian serta kasih sayang pada anak juga dapat mensukseskan belajar
anak. Suasana rumah yang tenang dan tenteram membuat anak betah
tinggal
di rumah dan dapat belajar dengan baik. Selanjutnya kondisi ekonomi
keluarga juga berpengaruh, sebab dalam belajar membutuhkan
fasilitasfasilitas belajar yang memadai. Selain itu juga dorongan dan
pengertian orang tua dalam membantu anaknya ketika mengalami
kesulitan belajar.
6
b. Faktor sekolah, apa yang siswa lihat dan dapatkan dari sekolah akan
membawa pengaruh terhadap kehidupannya di lingkungan keluarga.
Faktor
sekolah yang memengaruhi belajar siswa antara lain: metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran,
keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.
c. Faktor Masyarakat, lingkungan masyarakat yang baik akan membentuk
perilaku dan sikap anak yang baik. Faktor masyarakat yang memengaruhi
belajar antara lain: kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman
bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat
Proses belajar dapat diamati secara langsung melalui ciri-cirinya. Menurut
Sugihartono (Arifah, 2013) ciri seseorang sedang melakukan proses belajar adalah
sebagai berikut:
1) Perubahan yang terjadi pada diri seseorang bersifat kontinu dan tidak
statis. Maksudnya suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan
perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar
selanjutnya.
2) Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif.
Maksudnya perubahan yang terjadi pada seorang individu senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
sebelumnya, perubahan tersebut terjadi karena usaha aktif dari si individu.
3) Perubahan yang terjadi karena belajar bersifat permanen, maksudnya
kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu karena proses tidak akan
hilang begitu saja melainkan akan terus dimiliki bahkan akan semakin
berkembang jika terus dipergunakan dan dilatih.
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam proses belajar memiliki maksud
tertentu sesuai dengan tujuan belajar yang hendak dicapai.
Nidawati (2013) menambahkan empat istilah yang esensial dan perlu
disoroti untuk memahami prosess belajar, yakni:
1) Relatively Permanent yang artinya yang secara umum menetapResponse
2) Potentiality yang artinya kemampuan bereaksi
7
3) Reinforcel yang artinya diperkuat
4) Practice yang artinya latihan
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan maupun
perkembangan pada diri sendiri baik secara sikap maupun pengetahuan.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut Ulfah dan Hamid (2017) Pendidikan kewarganegaraan
merupakan salah satu mata pelajaran yang berperan penting dalam menciptakan
dan mewujudkan smart and good citizenship. Pengerian pendidikan
kewarganegaraan lebih jelas dipaparkan dalam UU No. 2 Tahun 1999 entang
Sistem Pendidikan Nasional (Kusumawati, 2016) Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan mata pelajaran yang memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar
hubungan warga negara dengan pemerintah agar menjadi warga negara yang
dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. Hal senada juga diungkapkan oleh
Soemantri (Kusumawati, 2016) Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan
antara warga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara,
agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Menurut Suwarto, (Kusumawati, 2016) mata pelajaran PPKn memiliki tiga
misi besar yaitu :
1) Conservation Education: yakni mengemban dan melestarikan nilai
luhur Pancasila.
2) Social and moral development: yakni mengembangkan dan mebina
siswa yang sadar akan hak dan kewajibanya, taat pada peraturan hokum
yang berlaku, serta berbudi pekerti luhur.
3) Socio civic development : yakni membina siswa agar memahami dan
menyadari hubungan antar sesama anggota keluarga, sekolah dan
masyarakat, serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adapun untuk tujuan dari pendidikan kewarganegaraan dipaparkan pada
Permendiknas, No. 22 tahun 2006 (Khusnahwati, 2015) tentang standar isi, tujuan
PKn meliputi: (1) berfikir secara kritis dan rasional dalam menanggapi isu
8
kewarganegaraan; (2) berpartisipasi secara aktif, bertanggungjawab, dan bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasysrakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi; (3) berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan
bangsa lain; dan (4) berinteraksi dengan bangsabangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan ilmu teknologi
Ruang lingkup materi PKn sesuai Permendiknas Nomor 22 Tahun
2006 (Khusnahwati, 2015), meliputi:
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, sumpah pemuda,
keutuhan NKRI, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap
NKRI, keterbukaan dan jaminan keadilan.
2) Norma, Hukum, dan Peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata
tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan
daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim
hukum dan peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional.
3) Hak Asasi Manusia (HAM),meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM,
kemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4) Kebutuhan Warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan rnengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan
kedudukan warga negara.
5) Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kemerdekaañ dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
6) Kekuasan dan Politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
7) Kedudukan Pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
9
pengamalan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari, pancasila
sebagai ideologi terbuka.
8) Globalisasi, meliputi globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi.
Berdasarkan penpemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kewarganegaraan adalah suatu mata pelajaran yang berfokus pada pembinaan
peserta didik menjadi masyarakat yang dapat diandalkan dalam mengelola bangsa
dan negara.
3. Model Pembelajaran
Pembelajaran pada hakikatnya merupakan suatu proses interaksi
antara guru dengan siswa, baik interaksi secara langsung seperti
kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu dengan
menggunakan berbagai media pembelajaran (Nurdyansyah dan Fahyuni, 2016).
Hal ini sejalan dengan pendapat Nurmayasari (2017) yang menyatakan bhawa
pembelajaran adalah suatu upaya sistematis yang dilakukan oleh guru dalam
membuat perubahan pada siswa melalui interaksi antara guru dan siswa, serta
antar siswa yang bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan belajar
siswa.
Pada kegiatan pembelajaran terdapat beberapa prinsip prinsip yang
digunakan sebagaimana pendapat Susanto (Nurmayasari, 2017) sebagai berikut:
1) Prinsip motivasi adalah upaya guru untuk menumbuhkan dorongan belajar,
baik dari dalam diri anak atau dari luar doiri anak, sehingga anak belajar
seoptimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
2) Prinsip latar belakang adalah upaya guru dalam proses belajar mengajar
memperhatikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dimiliki
anak agar tidak terjadi pengulangan yang membosankan.
3) Prinsip pemusatan perhatian adalah usaha untuk memusatkan perhatian anak
dengan jalan mengajukan masalah yang hendak dipecahkan lebih terarah
untuk mencpai tujuan yang hendak dicapai.
10
4) Prinsip keterpaduan adalah guru menyampaikan matri hendaknya mengaitkan
suatu pokok bahasan dengan pokok bahasan lain, atau subpokok bahasan
dengan subpokok bahasan lain agar anak mendapat gambaran keterpaduan
dalam proses perolehan hasil belajar.
5) Prinsip pemecahan masalah adalah situasi belajar yang dihadapkan dengan
masalah-masalah. Hal ini dimaksudkan agar anak peka dan jga mendorong
mereka untuk mencari, memilih dan menentukan pemecahan masalah sesuai
dengan kemampuannya.
6) Prinsip menemukan adalah kegiatan menggali potensi yang dimiliki anak
untuk mencari, mengembangkan hasil perolehannya dalam bentuk fakta dan
informasi. Untuk itu proses belajar mengajar yang mengembangkan potensi
anak tidak akan menyebabkan kebosanan.
7) Prinsip belajar sambil bekerja yaitu suatu kegiatan yang dilakukan
berdasarkan pengalaman untuk mengembangkan dan memperoleh
pengalaman
baru.
8) Prinsip belajar sambil bermain merupakan kegiatan yang dapat menimbulkan
suasana menyenangkan bagi siswa dalam belajar, karena dengan bermain
pengetahuan , keterampilan, sikap, dn daya fantasi anak berkembang. Suasana
demikian akan mendorong anak aktif dalam belajar.
9) Prinsip perbedaan individu, yakni upaya guru dalam proses belajar mengajar
yang memperhatikan perbedaan individu dari tingkat kecerdasan, sifat, dan
kebiasaan atau latar belakang keluarga.
10) Prinsip hubungan sosial adalah sosialisasi pada masa anak yang sedang
tumbuh yang banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Kegiatan belajar
hendaknya dilakukan secara berkelompok untuk melatih anak menciptakan
suasana kerja sama dan saling menghargai satu sama lainnya.
Ada beberapa istilah yang berhubungan erat dalam ruang lingkup
pembelajaran yaitu strategi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode
pembelajaran dan teknik mengajar. Definisi istilah tersebut menurut Sofan Amri
(Nurdyansyah dan Fahyuni, 2016) sebagai berikut:
11
1) Strategi pembelajaran adalah seperangkat kebijaksanaan yang terpilih, yang
telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut,
yaitu: a) pemilihan materi pelajaran (guru dan siswa); b) penyaji materi
pelajaran (perorangan atau kelompok); c) cara menyajikan materi pelajaran
(induktif atau deduktif, analitis atau sintesis, formal atau non formal); dan d)
sasaran penerima materi pelajaran (kelompok, perorangan, heterogen atau
homogen)
2) Pendekatan pembelajaran adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru
atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi itu
disajikan.
3) Metode pembelajaran adalah cara mengajar secara umum yang dapat
diterapkan pada semua mata pelajaran, misalnya mengajar dengan metode
ceramah, ekspositori, tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.
4) Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus atau metode pembelajaran
yang telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan
media pembelajaran serta kesiapan siswa. Misalnya teknik mengajarkan
perkalian dengan penjumlahan berulang dan atau dengan teknik yang lainnya
Menurut Sri Anitah (Widodo, Renggani dan Sukarjo, 2018.) menyatakan
bahwa model pembelajaran merupakan suatu kerangka berpikir yang dipakai
sebagai panduan untuk melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Milis (Suprijono, 2014) berpendapat
bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan
model tersebut. Pengertian model pembelajaran lebih rinci dikemukakan Sagala
(Kusumawati, 2016) Model pembelajaran adalah suatu kerangka konseptual yang
berisi prosedur sistematik dan mengorganisasikan pengalaman belajar siswa untuk
mencapai tujuan belajar tertentu yang befungsi sebagai pedoman bagi guru dalam
proes belajar mengajar.
Menurut Trianto (Royani, 2016) model pengajaran mempunyai empat ciri
khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri tersebut
adalah:
1) rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
12
2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai);
3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat di
laksanakan dengan berhasil;
4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
Ciri- ciri model pembelajaran lebih jelas diungkapkan oleh Nurdyansyah
dan Fahyuni (2016) sebagai berikut:
1) Mempunyai misi atau tujuan pendidikan tertentu, misalnya model berpikir
induktif dirancang untuk mengembangkan proses berpikir induktif
2) Dapat dijadikan pedoman untuk perbaikan kegiatan belajar mengajar di kelas,
misalnya model synectic dirancang untuk memperbaiki kreativitas dalam
pelajaran mengarang.
3) Memiliki bagian–bagian model yang dinamakan: (1) urutan langkah–langkah
pembelajaran (syntax), (2) adanya prinsip– prinsip reaksi, (3) sistem sosial, dan
(4) sistem pendukung. Keempat bagian tersebut merupakan pedoman praktis
bila guru akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
4) Memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran. Dampak
tersebut meliputi : (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil belajar yang dapat
diukur, (2) dampak pengiring, yaitu hasil belajr jangka panjang.
5) Membuat persipan mengajar (desain instruksional) dengan pedoman model
pembelajaran yang dipilihnya.
Menurut Nurdyansyah dan Fahyuni (2016) ada beberapa hal yang harus
dipertimbangkan guru dalam memilihnya, yaitu sebagai berikut:
1) Pertimbangan terhadap tujuan yang hendak dicapai. Pertanyaan–pertanyaan
yang dapat diajukan adalah : a) Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
berkenaan dengan kompetensi akademik, kepribadian, sosial dan kompetensi
vokasional atau yang dulu diistilahkan dengan domain kognitif, afektif atau
psikomotor? b) Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai? Dan c) Apakah untuk mencapai tujuan itu memerlukan keterampilan
akademik?
13
2) Pertimbangan yang berhubungan dengan bahan atau materi pembelajaran: a)
Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hukum atau teori tertentu? b)
Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan prasyarat atau
tidak? c) Apakah tersedia bahan atau sumber–sumber yang relevan untuk
mempelajari materi itu?
3) Pertimbangan dari sudut peserta didik atau siswa: a) Apakah model
pembelajaran sesuai dengan tingkat kematangan peserta didik? b) Apakah
model pembelajaran sesuai dengan minat, bakat, dan kondisi peserta didik? c)
Apakah model pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar peserta didik?
4) Pertimbangan lainnya yang bersifat nonteknis: a) Apakah untuk mencapai
tujuan cukup dengan satu model saja? b) Apakah model pembelajaran yang
kita tetapkan dianggap satu–satunya model yang dapat digunakan? c) Apakah
model pembelajaran itu memiliki nilai efektivitas atau efisiensi?
Berdasarkan pemaparan para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran adalah suatu kerangka berbentuk konseptual yang digunakan
sebagai panduan melaksanakan pembelajaran guna mencapai suatu tujuan
pembelajaran.
4. Model pembelajaran Project Citizen
Menurut Budimansyah (Fajri dan Ruslan, 2019) Model Project Citizen
merupakan salah satu model pembelajaran dengan pendekatan instructional
treatment yang berbasis masalah untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan
dan watak kewarganegaraan demokratis yang memungkinkan dan mendorong
keikutsertaan dalam berbagai kegiatan pemerintah pemerintah dan masyarakat
sipil. Sedangkan, menurut Royani (2016) Model pembelajaran praktik belajar
kewarganegaraan (project citizen) merupakan model yang mampu
mengintegrasikan nilai karakter pada peserta didik melalui metode pembelajaran
yang bermakna (meaningful), terintegrasi (integrated), berbasis nilai (valuebased),
menantang (challenging), dan mengaktifkan (activating).
Model project citizen juga memiliki beberapa prinsip dalam
implementasinya. Prinsip model project citizen menurut Budimansyah (Royani,
2016) adalah sebagai berikut:
14
1) Prinsip belajar peserta didik aktif, proses pembelajaran berbasis praktik
belajar kewarganegaraan berpusat pada peserta didik. Dalam setiap proses
seluruh aktivitas peserta didik terlibat penuh mulai dari mengidentifikasi
masalah sampai pada penampilan (show case). Guru hanya mengarahkan
peserta didik supaya mereka terlibat dalam seluru proses.
2) Kelompok belajar kooperatif, dalam pembelajaran praktik belajar
kewarganegaraan kewarganegaraan setiap proses berbasis kerjasama baik
antara peserta didik, sekolah, orang tua, lembaga-lembaga terkait serta
dengan masyarakat. Pembelajaran ini menggunakan proses kerjasama yang
harmonis baik di dalam kelas maupun di luar kelas/sekolah.
3) Pembelajaran partisipatorik, proses dalam pembelajaran ini menganut
partisipatorik sebab peserta didik diarahkan untuk terlibat secara langsung
dalam kehidupan nyata agar mereka dapat peka terhadap seluruh masalah
yang ada di masyarakat sesuai dengan kemampuannya. Dalam hal ini guru
harus dapat membangkitkan minat peserta didik agar belajar aktif.
Sifat-sifat dari model project citizen menurut Djahiri (Royani, 2016)
adalah sebagai berikut:
1) Aktif dan Meaningfull, melalui pembelajaran ini seluruh potensi peserta didik
(cognitive, afektif dan psikomotor) peserta didik terlibat secara utuh bulat.
Pembelajaran ini juga diharapkan meaningfull dalam arti berguna, bermanfaat
dan menjadi milik peserta didik sepenuhnya (self concept).
2) Inquiry learning atau problem solving, pembelajaran ini melatih dan
membiasakan peserta didik untuk mahir memecahkan masalah dengan
pelaksanaan langkah-langkah yang sistematis. Lingkungan belajar sekitar
peserta didik menjadikan fenomena hidup yang menarik sehingga
menimbulkan rasa ingin tahu yang tinggi sehingga mereka terdorong untuk
bertanya dan mencari jawabannya.
3) Integrated learning, pembelajaran ini bersifat komprehensif dan utuh, karena
bahan ajar dan kegiatan belajar bersifat multidimensional yang utuh. Dimensi
keilmuan dipadukan dengan dimensi kehidupan.
4) Cooperative learning, seluruh proses belajar merupakan satu kesatuan yang
penuh solidaritas, saling menolong dan membantu keberhasilan belajar
15
peserta didik. Segala pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah
dan votting (suara terbanyak).
5) Student based, seluruh kemampuan peserta didik fisik dan non fisik serta
lingkungan belajarnya akan menjadi acuan mulai dari bahan ajar sampai
penilaian.
6) Factual base, pembelajarannya menggunakan multi sumber, media dan
evaluasi. Pembelajaran mulai dari realita kehidupan kemarin, kini dan esok,
untuk dilakoninya.
7) Democratic, humanistic dan Terbuka, seluruh peserta didik dihargai sebagai
manusia yang memiliki potensi diri yang memiliki berbagai pilihan dan
aktivitas yang berbeda-beda. Hubungan antara guru dan peserta didik terjalin
harmonis sebagai partner belajar dengan menjungjung prinsip keadilan dan
keterbukaan
Budimansyah dan Suryadi (Indriani, 2019) menjelaskan bahwa model
citizen memiliki langkah-langkah sebagai berikut
1) Mengidentifikasi masalah kebijakan publik yang ada dalam masyarakat.
Pada tahap ini, guru dan siswa secara bersama-sama mendiskusikan
mencari masalah yang akan dijadikan masalah kelas untuk kemudian dicari dan
disusun kebijakan kelas sebgai cara yang dapat dilakukan dan diusulkan oleh
kelas dalam rangka menyelesaikan masalah tersebut.
2) Pemilihan masalah yang akan dibahas dikelas
Pada tahap ini, siswa diajak untuk menetukan satu masalah dari sekian
banyak masalah yang telah mereka temukan dan ajukan pada langkah pertama.
3) Mengumpulkan masalah yang relevan dengan masalah
Pada tahap ini, siswa diajak untuk mengumpulkan segala informasi yang
menunjang tentang masalah yang dipilih.
4) Mengembangkan portofolio di kelas
Pada tahap ini, siswa hendaknya sudah menyelesaikan penelitian yang
memadai untuk membuat portofolio kelas.
5) Menyajikan portofolio
Pada tahap ini siswa diminta untuk mempersentasekan hasil kajiannya di
depan kelas
16
6) Refleksi terhadap pengalaman belajar
Pada tahap ini guru mengajak siswa untuk mengevaluasi proses
pembelajaran yang telah dilaksanakan agar kesalahn yang dialkukan tidak
dilakukan kembali pada pembelajaran berikutnya.
Penerapan model project citizen tidak terlepas dari kelemahan dan
kekurangan sehingga perlu menjadi perhatian agar pembelajaran menjadi lebih
baik. Adapun kelebihan model pembelajaran project citizen menurut Indriani
(2019) adalah sebagai berikut: 1) penggunaan project citizen memungkinkan
siswa dapat terhubung dengan peristiwa dan masalah yang terjadi dimasyarakat;
2) penerapan project citizen memungkinkan siswa mengintegrasikan berbagai
konsep dan ide-ide yang terkait dengan masalah-masalah yang menjadi kajian
project citizen; 3) penerapan Project citizen mendorong siswa untuk dapat berfikir
secara kontekstual, sistematis dan kolaboratif untuk bekerja sama dengan rekan-
rekan dalam suatu kelompok terutama dalam upaya memecahkan suatu
permasalahan yang dihadapi; 4) melalui penerapan project citizen memungkinkan
siswa mengevaluasi kemajuan mereka sendiri melalui evaluasi diri.
Sedangkan, untuk kelemahan dari model project citizen menurut Indriani
(2019) adalah sebagi berikut: 1) dalam menerapkan project citizen diperlukan
waktu yang relatif lama. Waktu ideal untuk menerapkan project citizen adalah 4-6
pekan; 2) penerapan project citizen memerlukan biaya yang lebih banyak
dibandingkan dengan model konvensional; 3) penerapan project citizen
memerlukan kesiapan guru.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran project citizen adalah suatu model pembelajaran intruksional yang
menekankan pada pengembangn kemampuan siswa dalam menghadapi
permasalahan kontekstual yang dihadapi baik dari masyarakat maupun dari
pemerintah.
3. Motivasi Belajar
Menurut Hanafiah dan Suhana (Lestari dan Suprayitno, 2013), motivasi
merupakan aspek penting dalam proses pembelajaran peserta didik. Menurut
Widiarti (2018) motivasi belajar merupakan suatu dorongan di dalam dan luar diri
siswa yang dapat menjamin keberlangsungan aktivitas belajar sehingga terjadi
17
perubahan dalam dirinya baik pengetahuan, keterampilan, maupun sikap, dan
tingkah lakunya, serta tercapainya tujuan yang dikehendaki. Hal ini sejalan
dengan pendapat Uno (Widiarti, 2018) bahwa motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur
yang mendukung
Motivasi belajar siswa memiliki beberapa fungsi penting. Fungsi motivasi
belajar menurut Sardiman (Adiana, 2015) adalah sebagai berikut
1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan
motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan yakni kearah suatu yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan
kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
Keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh motivasi belajar siswa.
Siswa dikatakan memiliki motivasi yang baik apabila menunjukkan indikator dari
motivasi belajar. Menurut Uno (Adiana, 2015) indikator motivasi belajar dapat
diklasifikasikan sebagai
berikut
1) Adanya hasrat dan keinginan belajar. Hasrat dan keinginan untuk berhasil
dalam belajar dan dalam kehidupan sehari-hari pada umumnya disebut motif
berprestasi, yaitu motif untuk berhasil dalam melakukan suatu tugas dan
pekerjaan atau motif untuk memperolah kesempurnaan. Motif semacam ini
merupakan unsur kepribadian dan prilaku manusia, sesuatu yang berasal dari
„‟dalam‟‟ diri manusia yang bersangkutan.
2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Penyelesaian suatu tugas
tidak selamanya dilatar belakangi oleh motif berprestasi atau keinginan untuk
berhasil, kadang kala seorang individu menyelesaikan suatu pekerjaan sebaik
18
orang yang memiliki motif berprestasi tinggi, justru karena dorongan
menghindari kegagalan yang bersumber pada ketakutan akan kegagalan itu.
3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan. Harapan didasari pada keyakinan
bahwa orang dipengaruhi oleh perasaan mereka tantang gambaran hasil
tindakan mereka contohnya orang yang menginginkan kenaikan pangkat akan
menunjukkan kinerja yang baik kalau mereka menganggap kinerja yang
tinggi diakui dan dihargai dengan kenaikan pangkat.
4) Adanya penghargaan dalam belajar. Pernyataan verbal atau penghargaan
dalam bentuk lainnya terhadapprilaku yang baik atau hasil belajar anak didik
yang baik merupakancara paling mudah dan efektif untuk meningkatkan
motif belajar anak didik kepada hasil belajar yang lebih baik. Pernyataan
seperti
„‟bagus‟‟, „‟hebat‟‟ dan lain-lain disamping akan menyenangkan siswa,
pernyataan verbal seperti itu juga mengandung makna interaksi dan
pengalaman pribadi yang langsung antara siswa dan guru, dan
penyampaiannya konkret, sehingga merupakan suatu persetujuan
pengakuan sosial, apalagi kalau penghargaan verbal itu diberikan
didepan orang banyak.
5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar baik simulasi maupun
permainan merupakan salah satu proses yang sangat menarik bagi siswa.
Suasana yang menarik menyebabkan proses belajar menjadi bermakna.
Sesuatu yang bermakna akan selalu diingat, dipahami, dan dihargai. Seperti
kegiatan belajar seperti diskusi, brainstorming, pengabdian masyarakat dan
sebagainya.
6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif Pada umumnya motif dasar yang
bersifat pribadi muncul dalam tindakan individu setelah dibentuk oleh
lingkungan. Oleh karena itu motif individu untuk melakukan sesuatu
misalnya untuk belajar dengan baik, dapat dikembangkan, diperbaiki, atau
diubah melalui belajar dan latihan, dengan perkataan lain melalui pengaruh
lingkungan Lingkungan belajar yang kondusif salah satu faktor
pendorong belajar anak didik, dengan demikian anak didik mampu
19
memperoleh bantuan yang tepat dalam mengatasi kesulitan atau
masalah dalam belajar.
Menurut Lestari dan Suprayitno (2013) mengukur motivasi belajar dapat
diamati dari sisi-sisi berikut: (1) Durasi belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi
belajar dapat diukur dari seberapa lama penggunaan waktu peserta didik untuk
melakukan belajar, (2) Sikap terhadap belajar, yaitu motivasi belajar siswa dapat
diukur dengan kecenderungan perilakunya terhadap belajar apakah senang, ragu,
atau tidak senang, (3) Frekuensi belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar
dapat diukur dari seberapa sering kegiatan belajar itu dilakukan peserta didik
dalam periode tertentu, lalu (4) Konsistensi terhadap belajar, yaitu tinggi
rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari ketetapan dan kelekatan
peserta didik terhadap pencapaian tujuan pembelajaran, (5) Kegigihan dalam
belajar, yaitu tinggi rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dari
keuletan dan kemampuannya dalam mensiasati dan memecahkan masalah dalam
rangka mencapai tujuan pembelajaran, (6) Loyalitas terhadap belajar, yaitu tinggi
rendahnya motivasi belajar peserta didik dapat diukur dengan kesetiaan dan berani
mempertaruhkan biaya, tenaga, dan pikirannya secara optimal untuk mencapai
tujuan pembelajaran, (7) Visi dalam belajar, yaitu motivasi belajar siswa dapat
diukur dengan target belajar yang kreatif, inovatif, efektif, dan menyenangkan, (8)
Achievement dalam belajar, yaitu motivasi belajar peserta didik dapat dengan
prestasi belajarnya.
Siswa bermotivasi belajar tinggi memiliki beberapa ciri ciri yang dapat
diamati sebagaimana diungkapkan oleh Sardiman (Adiana, 2015) sebagai berikut
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa). Tidak memerlukan
dorongan dari luar untuk berprestasi setinggi mungkin (tidak cepat puas
dengan prestasi yang dicapainya) menunjukkan minat terhadap bermacam-
macam masalah
3) Lebih senang bekerja mandiri
4) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
20
5) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu)
6) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
7) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
Menurut De Decce dan Grawford (Lestari dan Suprayitno, 2013) ada
empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan
dan penigkatan motivasi belajar anak didik, yaitu guru harus dapat menggairahkan
anak didik, memberikan harapan yang realistis, memberikan insentif, dan
mengarahkan perilaku anak didik kearah yang menunjang tercapainya tujuan
pengajaran.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar
siswa adalah keinginan yang tumbuh untuk mengikuti pembelajaran secara baik
karena adnya rasa nyaman dalam pembelajaran yang dibuktikan dengan keaktivan
dan prestasi dalam pembelajaran.
2.2 Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang semisal dengan penerapan model pembelajaran project
citizen telah banyak diteliti sehingga memudahkan penulis dalam penyusunan
karya tulis ini. Beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penulisan ini
adalah :
1. Berdasarkan penelitian Sudrajat (2016) menyatakan bahwa partisipasi dan
antusias siswa setelah diajar dengan model project citizen yang secara tersirat
menunjukkan peningkatan motivasi belajar siswa yang didukung dengan
peningkatan hasil belajar sebesar 18,7%.
2. Berdasarkan hasil penelitian Faridi dan Fajar (2014) menyatakan bahwa
model pembelajaran project citizen dapat dijadikan solusi alternatif dalam
pembelajaran PPKn karena mampu meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Berdasarkan hasil penelitian Fajri dan Ruslan (2019) menyatakan bahwa
siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang menunjjukkan adanya
motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran
2.3 Kerangka Pikir
21
Pembelajaran PPKn merupakan mata pelajaran yang dapat mengarahkan
masyarakat memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme yang sangat dibutuhkan
oleh suatu negara agar tetap bertahan dalam menghadapi banyak gejolak. Akan
tetapi, dalam penerapannya mata pelajaran PPKn kurang maksimal karena
pembelajaran monoton dan membosankan akibatnya motivasi belajar siswa
menjadi rendah yang berujung pada rendahnya hasil belajar siswa. Upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan menggunakan model yang kreatif dan inovatif.
Salah satu model yang dapat digunakan adalah model pembelajaran
project citizen. Model pembelajaran project citizen merupakan model
pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran serta mengasah apek
kognitif, psikomotorik dan afektif siswa sehingga siswa bisa lebih termotivasi
dalam pembelajaran. Model ini juga menggunakan fenomena yang ada disekitar
siswa sehingga memudahkan pemahaman siswa.
Berdasarkan kondisi tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang peningkatan motivasi belajar siswa setelah mempelajari mode
pembelajaran project citizen.
Gambar 1. Skema kerangka pikir
2.4 Hipotesis
Penerapan model pembelajaran
project citizen dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa
Pembelajaran PPKn
Motivasi Belajar
Hasil Belajar
22
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis
dari penelitian tindakan kelas ini adalah: Motivasi belajar PPKn siswa kelas
VII SMP Negeri 7 Palopo akan meningkat dengan menggunakan model
pembelajaran project citizen.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas ( PTK) yang bertujuan
untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model
project citizen. Adapun desain penelitian ini mengadopsi design penelitian
tindakan model kelas Kurt Lewin. Penelitian tindakan kelas model Kurt Lewin
yang terdiri atas 4 langkah yaitu: a) perencanaan (planning); b) tindakan (acting);
c) pengamatan (observing) dan d) refleksi (reflecting) (Ilyas, 2015).
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 7 Palopo yang berada di Jalan Imam
Bonjol, Luminda, Wara Utara. Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada
23
semester genap tahun ajaran 2019/2020. Objek penelitiannya adalah siswa kelas
VII.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan terikat. Variabel
bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan.
Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang mengalami perubahan akibat
adanya variabel bebas.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran project
citizen. Sedangkan variabel terikatnya yaitu hasil belajar PPKn siswa kelas VII
SMP Negeri 7 Palopo.
3.4 Defenisi Operasional Variabel
Berdasarkan tentang apa yang hendak diteliti maka peneliti menyusun
defenisi sebagai berikut:
1. Model Pembelajaran Project Citizen
Model pembelajaran project citizen adalah suatu model pembelajaran
intruksional yang menekankan pada pengembangn kemampuan siswa dalam
menghadapi permasalahan kontekstual yang dihadapi baik dari masyarakat
maupun dari pemerintah.
2. Motivasi Belajar Siswa
Motivasi belajar siswa adalah keinginan yang tumbuh untuk mengikuti
pembelajaran secara baik karena adanya rasa nyaman dalam pembelajaran yang
dibuktikan dengan keaktivan dan prestasi dalam pembelajaran.
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 7 Palopo
tahun ajaran 2019/2020. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VII a yang
terdiri atas 23 siswa dengan rincian 7 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan,
Sedangkan, penentuan sampel digunakan teknik random sampling.
3.6 Tehnik Pengumpulan Data
24
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara
lain:
1. Observasi
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (dalam Sutarniyati, 2016) Observasi
atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Jenis
observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi langsung atau
pengamatan langsung dimana terjadi peristiwa berlangsunya kegiatan. Observasi
dilakukan oleh peneliti dengan tujuan untuk mengamati segala aktivitas siswa dan
guru selama proses pembelajaran PPKn dengan menggunakan model
pembelajaran Project citizen. Pengamatan ini dilakukan berdasarkan lembar
observasi yang telah
disiapkan oleh peneliti.
2. Angket
Menurut Sugiyono (dalam Sutarniyati, 2016) Angket merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan
atau atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya, Angket ini
akan diberikan oleh peneliti pada setiap akhir siklus untuk mengetahui
peningkatan motivasi belajar PPKn dengan menggunakan model pembelajaran
Project citizen.
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk melihat sejauh mana keterlaksanaan
model project citizen dalam pembelajaran. lembar observasi ini memuat tentang
aktivitas siswa dan guru di dalam kelas sesuai langkah-langkah dalam RPP.
Aspek-aspek yang termuat dalam lembar observasi adalah sebagai berikut
:
a. Kegiatan awal pembelajaran
b. Penguatan materi pembelajaran
c. Pelaksanaan diskusi
25
d. Pelaksanaan refleksi
e. Kegiatan penutup pembelajaran
2. Angket
Angket digunakan untuk mengukur tingkat motivasi siswa selama
menggunakan model project citizen. Angket ini diberikan setiap akhir
pembelajaran untuk melihat perkembangan motivasi belajar siswa. Angket
motivasi belajar
berisi 20 butir pernyataan. Berikut kisi-kisi dari angket motivasi belajar.
Tabel 1. Kisi-kisi angket motivasi belajar
No Sub Variabel Indikator Jumlah No
butir
1. Tekun Mengerjakan tugas 2 1, 2
2. Ulet Tidak mudah putus asa dan
cepat puas 3 3, 4, 5
3. Minat terhadap
bermacam masalah
Memperhatikan dengan
antusias 3 6, 7, 8
4. Berani berpendapat Aktif berpendapat 3 9, 10,
11
5. Kerjasama Bekerja dalam kelompok 2 12, 13
6. Senang belajar PPKn Belajar dengan semangat 3 14,
15, 16
7. Mencari dan
memecahkan soal Senang mengerjakan soal 2 17, 18
8.
Tidak mudah
melepas hal yang
diyakini
Tidak mudah terpengaruh
dengan teman. 2 19, 20
Sumber: diadabtasi dari Sutarniyati (2016)
3.8 Tehnik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik
analisis statistik deskriptif dengan membandingkan motivasi siswa setiap siklus
yang digunakan. Analisis statistik deskriptif yang diakukan adaah sebagai berikut:
1. Analisis hasil observasi
Analisis hasil observasi digunakan untuk melihat aktivitas guru dan siswa
saat melaksanakan proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model
pembelajaran project citizen.
2. Analisis hasil angket
26
Analisis hasil angket dilakukan dengan menghitung skor jawaban siswa
pada angket yang diperoleh kemudian menghitung persentase motivasi belajar
siswa menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
NP : nilai persen yang dicari atau diharapkan
R : skor mentah yang diperoleh siswa
SM : skor maksimum ideal dari angket yang bersangkutan
100 : bilangan tetap
Sumber: Purwanto (dalam Sutarniyati, 2016)
Adapun kriteria tingkat motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kriteria Motivasi belajar
Tingkat Motivasi Kriteria
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Kurang Sekali
Sumber: diadabtasi dari Sutarniyati (2016)
Penelitian ini dikatakan berhasil ketika persentase motivasi belajar PPKn
siswa SMP Negeri 7 Palopo dalam kategori baik .
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam 4 siklus yang terdiri dari 4 langkah
yaitu: a) perencanaan (planning); b) tindakan (acting); c) pengamatan (observing)
27
dan d) refleksi (reflecting). Berikut adalah hasil penelitian tindakan kelas yang
telah peneliti lakukan:
1. Kondisi Awal
Data awal tingkat motivasi belajar siswa kelas VIIa SMPN 7 Palopo
didapat dari penyebaran angket motivasi belajar. Hasil penyebaran adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. Tingkat motivasi belajar siswa prasiklus
No Aspek yng dinilai Jumlah skor Skor rata-rata Skor Maksimum
1 Motivasi belajar siswa 1739 59,9 80
Sumber : data primer setelah diolah
Berdasarkan pemaparan diatas menunjukkan bahwa persentase tingkat
motivasi belajar siswa adalah 74,96 % dan termasuk kategori cukup. Belum
optimalnya motivasi belajar siswa dikarenakan belum adanya model yang tepat
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Peneliti juga melakukan konsultasi
dengan guru mapel untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang tingkat
motivasi belajar dan kendala yang dialami. Hasil dari konsultasi tersebut yaitu
tingkat motivasi belajar siswa dalam kelas bersifat heterogen sehingga dibutuhkan
kejelian guru dalam mengolah sehingga motivasi belajar bisa seimbang atau
perbedaan motivasi tidak terpaut jauh.
2. Siklus pertama
1) Perencanaan
Pada siklus I dimulai dengan tahap perencanaan. Tahap perencanaan pada
siklus I adalah sebagai berikut
a. Diawali dengan diskusi terlebih dahulu dengan guru mapel, yaitu tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan selama penelitian.
b. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pembelajaran PPKn kelas
VII.
2) Tindakan
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan pada tanggal 27 Februari 2020 di kelas
VIIa SMPN 7 Palopo. Pertemuan dilaksanakan dengan alokasi 2 X 45 menit.
28
Pembelajaran yang dilaksanakan dalam siklus ini berdasarakan skenario RPP
yang telah didiskusikan antara guru dan peneliti sendiri. Disini peneliti
mengambil alih pemimpin pembelajaran yang dibantu dengan 1 orang mahasiswa
Universitas Cokroaminoto Palopo yang bertugas mengamati kesesuaian proses
pembelajaran dengan rancangan RPP yang dibuat.
Materi yang dibahas dalam siklus ini adalah materi tentang “Keberagaman
Masyarakat Indonesia Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika”. Tindakan yang
dilakukan dalam siklus I ini adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal dimulai dengan peneliti mengucapkan salam serta
dilanjutkan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Setelah itu
menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran serta mempersiapkan alat
tulis. Peneliti memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “ apakah yang
anda ketahui tentang Bhineka Tunggal Ika? Bagaimana pendapat kalian tentang
keberagaman?“
b. Kegiatan inti
Siswa memperhatikan penjelasan dari peneliti mengenai kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan. Peneliti menjelaskan kepada siswa bahwa
akan ada tugas diskusi secara berkelompok, dilanjutkan dengan setiap kelompok
mempersentasekan hasil diskusi di depan kelas yang diwakili oleh salah satu
anggota kelompok dan dilanjutkan dengan tanya jawab antara kelompok yang
melakukan persentase dengan kelompok lain.
Siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan mengikuti susunan bangku yang
sudah ada agar tidak terjadi kegaduhan untuk mengatur posisi siswa. Masing-
masing kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Setiap kelompok diberikan masalah
dengan pokok bahasan yang berbeda sesuai dengan materi yang ada di buku paket
kemudian siswa melakukan diskusi dan menuliskan hasil diskusi mereka untuk
dipersentasekan di depan kelas.
Setelah itu setiap perwakilan kelompok mempersentasekan hasil diskusi
kelompok sedang kelompok lainnya menyimak. Tanya jawab yang diberikan
dalam setiap persentase adalah 1 pertanyaan agar setiap kelompok dapat
29
mempersentasekan materinya. Dalam proses tanya jawab peneliti memberikan
penguatan penguatan dari hasil tanya jawab.
c. Kegiatan akhir
Peneliti membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan dan memberikan penguatan berupa upaya yang perlu dilakukan agar
keberagaman dapat terus terjaga dimasyarakat. Peneliti kemudian memotivasi
siswa untuk lebih giat lagi belajar. Kemudian peneliti mengucapkan salam
3) Pengamatan
Observasi dilakukan bersamaan dengan proses tindakan. Observer dalam
penelitian ini bertindak sebagai pegamat proses pembelajaran untuk melihat
kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran sehingga tingkat keterlaksanaan
model Project Citizen dapat diketahui.
Deskripsi observasi pada pembelajaran di siklus I terdiri atas dua hal
deskripsi motivasi belajar siswa dari angket yang diberikan di akhir pembelajaran
dan deskripsi keterlaksanaan pembelajaran sebagai berikut
a. Motivasi belajar siswa
Tingkat motivasi siswa pada siklus I dapat di paparkan sebagai berikut:
Tabel 4. Tingkat motivasi belajar siswa siklus I
No Aspek yng dinilai Jumlah skor Skor rata-rata Skor Maksimum
1 Motivasi belajar siswa 1624 62,5 80
Sumber : data primer setelah diolah
Bedasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa
setelah pelaksanaan siklus I adalah 78,08 %. Hal ini menunjukkan adanya
peningkatan tingkat motivasi siswa dibanding sebelum diadakannya tindakan
siklus I.
b. Keterlaksanaan pembelajaran
Hasil pengamatan observer dengan berdasarkan lembar observasi adalah
sebagai berikut
Tabel 5 Keterlaksanaan pembelajaran siklus I
No Keterlaksanaan Aspek Pembelajaran Jumlah Aspek
1 Kegiatan Terlaksana 11
30
2 Kegiatan Tidak Terlaksana 2
tingkat keterlaksanaan Pembelajaran 85% Sumber :data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa persentase keterlaksanaan
model pembelajaran Project Citizen pada siklus I adalah 85%. Hal ini
menunjjukkan bahwa model model pembelajaran Project Citizen pada
pembelajaran siklus I dalam kategori terlaksana.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi siklus I, guru berdiskusi untuk mencari tahu penyebab
terjadinya kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pembelajaran. Refleksi
terhadap proses dan hasil pelaksanaan tindakan didasarkan dari data hasil
pengamatan selama proses pembelajaran.
Hasil dari refleksi yang dilakukan oleh guru menunjuukan kekurangan-
kekurangan yang terjadi selama pembelajaran sebagai berikut.
a) Pada saat diskusi kelompok hanya beberapa siswa saja yang aktif
berdiskusi selebihnya hanya bermain sendiri, diam, mengganggu temannya,
dan membuat keributan. Hal itu disebabkan karena jumlah anggota kelompok
dalam diskusi yang masih terlalu banyak
b) Siswa kurang aktif untuk mengkomunikasikan jawaban kelompoknnya di
depan kelas ataupun menanggapi jawaban dari kelompok penyaji dengan
jawabannya ataupun jawaban kelompoknya. Hal tersebut disebabkan karena
mereka takut salah dengan jawaban kelompoknya dan malu kepada teman yang
lain.
3. Siklus kedua
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus II adalah sebagai berikut
a. Membuat strategi atau rencana untuk mengatasi masalah dan kekurangn yang
terjadi pada siklus I sehingga tidak terulang kembali pada sisklus II.
b. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pembelajaran PPKn kelas
VII.
31
2) Tindakan
Materi yang dibahas dalam siklus ini adalah materi tentang “Keberagaman
Masyarakat Indonesia Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika”. Merupakan Materi
lanjutan dari materi pada siklus I. Tindakan yang dilakukan dalam siklus II ini
adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal dimulai dengan peneliti mengucapkan salam serta
dilanjutkan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Setelah itu
menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran serta mempersiapkan alat
tulis. Peneliti memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang
pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya.
b. Kegiatan inti
Peneliti menjelaskan kembali kepada siswa tentang skema pembelajaran
yang akan digunakan. Pada pertemuan kedua peneliti menggunakan kelompok
yang telah dibuat pada pertemuan disiklus 1 yaitu 5 kelompok. Peneliti kembali
memberikan masalah berdasarkan materi pada buku paket yang ada. Setiap siswa
mendiskusikan masalah yang diberikan bersama teman kelompoknya dan
menuliskan hasil diskusi kelompoknya. Saat diskusi kelompok peneliti menjadi
vasilitator dan memberikan penguatan pada materi yang diberikan
Setelah itu setiap perwakilan kelompok mempersentasekan hasil diskusi
kelompok sedang kelompok lainnya menyimak. Perwakilan yang
mempersentasekan hasil diskusi adalah siswa yang tidak mendapatkan
kesempatan persentase pada pertemuan siklus II sehingga setiap siswa punya
kesempatan persentase. Penanya dalam proses tanya jawab adalah siswa yang
belum punya kesempatan bertanya pada pertemuan di siklus II. Pada pertemuan
ketiga ini diakhir persentase setiap kelompok peneliti memberikan penguatan
tentang materi yang dibahas melalui kelompok dan bagaimana melakukan
dimasyarakat.
c. Kegiatan akhir
Peneliti membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan dan memberikan penguatan berupa upaya yang perlu dilakukan agar
32
keberagaman dapat terus terjaga dimasyarakat. Peneliti kemudian memotivasi
siswa untuk lebih giat lagi belajar. Kemudian peneliti mengucapkan salam.
3) Pengamatan
Deskripsi observasi pada pembelajaran di siklus II terdiri atas dua hal
deskripsi motivasi belajar siswa dari angket yang diberikan di akhir pembelajaran
dan deskripsi keterlaksanaan pembelajaran sebagai berikut
a. Motivasi belajar siswa
Hasil tingkat motivasi belajar siswa pada siklus II adalah sebagai berikut
Tabel 6. Tingkat motivasi belajar siswa siklus II
No Aspek yng dinilai Jumlah skor Skor rata-rata Skor Maksimum
1 Motivasi belajar siswa 1725 61,6 80
Sumber : data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel dan perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat
motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan siklus II adalah 77,00 %. Hal ini
menunjukkan adanya penurunan tingkat motivasi siswa dibanding pembelajaran
pada siklus I.
b. Keterlaksanaan pembelajaran
Hasil pengamatan observer dengan berdasarkan lembar observasi adalah
sebagai berikut
Tabel 7. Keterlaksanaan pembelajaran siklus II
No Keterlaksanaan Aspek Pembelajaran Jumlah Aspek
1 Kegiatan Terlaksana 12
2 Kegiatan Tidak Terlaksana 1
tingkat keterlaksanaan Pembelajaran 92% Sumber Data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa persentase keterlaksanaan
model pembelajaran Project Citizen pada siklus II adalah 92%. Hal ini
menunjjukkan bahwa model model pembelajaran Project Citizen pada
pembelajaran siklus I dalam kategori terlaksana.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi siklus II, guru mencari tahu penyebab terjadinya
kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pembelajaran. Refleksi terhadap
33
proses dan hasil pelaksanaan tindakan didasarkan dari data hasil pengamatan
selama proses pembelajaran.
Hasil dari refleksi yang dilakukan oleh guru menunjuukan kekurangan-
kekurangan yang terjadi selama pembelajaran sebagai berikut.
a. Guru terlalu fokus kepada beberapa siswa sehingga banyak siswa yang
kurang mengikuti pelajaran dengan baik sehingga tingkat motivasi terjadi
penurunan.
4. Siklus Ketiga
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus III adalah sebagai berikut
a. Membuat rencana pengelolaan pembelajaran sehingga model Project citizen
dapat lebih menarik dan motivasi siswa bisa meningkat.
b. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pembelajaran PPKn kelas
VII.
2) Tindakan
Materi yang dibahas dalam siklus ini adalah materi tentang Kerja sama
dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat. Tindakan yang dilakukan dalam
tahap ini adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal dimulai dengan peneliti mengucapkan salam serta
dilanjutkan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Setelah itu
menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran serta mempersiapkan alat
tulis. Peneliti memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa “ apa yang
kamu ketahui tentang kerjasama? Sebutkan contoh kerjasama dalam kehidupan
kalian?”
b. Kegiatan inti
Peneliti menjelaskan kembali kepada siswa tentang skema pembelajaran
yang akan digunakan. Pada pertemuan siklus III peneliti menggunakan kelompok
yang telah dibuat pada pertemuan disiklus II yaitu 5 kelompok. Peneliti kembali
memberikan masalah berdasarkan materi pada buku paket yang ada. Setiap siswa
mendiskusikan masalah yang diberikan bersama teman kelompoknya dan
34
menuliskan hasil diskusi kelompoknya. Saat diskusi kelompok peneliti menjadi
vasilitator dan memberikan penjelasan seperlunya pada siswa tentang masalah
yang diberikan
Setelah itu setiap perwakilan kelompok mempersentasekan hasil diskusi
kelompok sedang kelompok lainnya menyimak. Perwakilan yang
mempersentasekan hasil diskusi adalah siswa yang tidak mendapatkan
kesempatan persentase pada pertemuan siklus I dan II sehingga setiap siswa
punya kesempatan persentase. Penanya dalam proses tanya jawab adalah siswa
yang belum punya kesempatan bertanya pada pertemuan di siklus I dan II.
c. Kegiatan akhir
Peneliti membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan dan memberikan penguatan siswa selalu ikut serta bergotong royong
dimasyarakat. Peneliti kemudian memotivasi siswa untuk lebih giat lagi belajar.
Kemudian Peneliti mengucapkan salam.
3) Pengamatan
Deskripsi observasi pada pembelajaran di siklus III juga terdiri atas dua
hal deskripsi motivasi belajar siswa dari angket yang diberikan di akhir
pembelajaran dan deskripsi keterlaksanaan pembelajaran sebagai berikut
c. Motivasi belajar siswa
Hasil tingkat motivasi belajar siswa pada siklus III adalah sebagai berikut
Tabel 8. Tingkat motivasi belajar siswa siklus III
No Aspek yng dinilai Jumlah skor Skor rata-rata Skor Maksimum
1 Motivasi belajar siswa 1770 63,2 80
Sumber : data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel dan perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat
motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan siklus III adalah 79,01 %. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan tingkat motivasi siswa dibanding pembelajaran
pada siklus II
d. Keterlaksanaan pembelajaran
Hasil pengamatan observer dengan berdasarkan lembar observasi adalah
sebagai berikut
35
Tabel 9 Keterlaksanaan pembelajaran siklus III
No Keterlaksanaan Aspek Pembelajaran Jumlah Aspek
1 Kegiatan Terlaksana 12
2 Kegiatan Tidak Terlaksana 1
tingkat keterlaksanaan Pembelajaran 92% Sumber Data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa persentase keterlaksanaan
model pembelajaran Project Citizen pada siklus III adalah 92%. Hal ini
menunjjukkan bahwa model model pembelajaran Project Citizen pada
pembelajaran siklus I dalam kategori terlaksana.
4) Refleksi
Pada tahap refleksi siklus III, guru mencari tahu penyebab terjadinya
kekurangan-kekurangan yang terjadi selama pembelajaran. Refleksi terhadap
proses dan hasil pelaksanaan tindakan didasarkan dari data hasil pengamatan
selama proses pembelajaran.
Hasil dari refleksi yang dilakukan oleh guru menunjukkan kekurangan-
kekurangan yang terjadi selama pembelajaran sebagai berikut.
a. Siswa masih ada yang kurang aktif ikut pembelajaran dan cuma bermain
main dan saling mengganggu temannya yang serius karena kurang
dilibatkan dalam pembelajaran walaupan jumlahnya masih sedikit
5. Siklus Keempat
1) Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus IV adalah sebagai berikut
a. Meningkatkan perhatian terhadap siswa dan memperbaiki tahapan model
project citizen yang kurang terlaksana dengan baik.
b. Meningkatkan peran siswa yang masih memiliki motivasi yang rendah
c. Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sesuai dengan
kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) pembelajaran PPKn kelas
VII.
2) Tindakan
36
Materi yang dibahas dalam siklus ini adalah materi tentang “Kerja sama
dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat” dan merupakan materi lanjutan
dari materi siklus III. Tindakan yang dilakukan pada siklus ini adalah sebagai
berikut
a. Kegiatan awal
Kegiatan awal dimulai dengan peneliti mengucapkan salam serta
dilanjutkan mengkondisikan siswa agar siap mengikuti pelajaran. Setelah itu
menyuruh siswa untuk mengeluarkan buku pelajaran serta mempersiapkan alat
tulis. Peneliti memberikan apersepsi dengan bertanya kepada siswa tentang materi
yang telah dielajari pada pertemuan sebelumnya
b. Kegiatan inti
Pada pertemuan keempat peneliti masih menggunakan kelompok yang
sudah digunakan pada pertemuan siklus sebelumnya. Peneliti kembali
memberikan masalah berdasarkan materi pada buku paket yang ada. Setiap siswa
mendiskusikan masalah yang diberikan bersama teman kelompoknya dan
menuliskan hasil diskusi kelompoknya. Saat diskusi kelompok peneliti menjadi
vasilitator dan memberikan penjelasan seperlunya pada siswa tentang masalah
yang diberikan. Pada saat diskusi Peneliti memberikan perhatian khusus untuk
siswa yang kurang aktiv dalam pembelajaran.
Setelah itu setiap perwakilan kelompok mempersentasekan hasil diskusi
kelompok sedang kelompok lainnya menyimak. Perwakilan yang
mempersentasekan hasil diskusi adalah siswa yang tidak mendapatkan
kesempatan persentase pada pertemuan siklus I-III sehingga setiap siswa punya
kesempatan persentase. Penanya dalam proses tanya jawab adalah siswa yang
belum punya kesempatan bertanya pada pertemuan di siklus I-III
c. Kegiatan akhir
Peneliti membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah
dilakukan dan memberikan penguatan berupa upaya yang perlu dilakukan agar
keberagaman dapat terus terjaga dimasyarakat. Peneliti kemudian memotivasi
siswa untuk lebih giat lagi belajar. Kemudian peneliti mengucapkan salam.
3) Pengamatan
37
Deskripsi observasi pada pembelajaran di siklus IV terdiri atas dua hal
deskripsi motivasi belajar siswa dari angket yang diberikan di akhir pembelajaran
dan deskripsi keterlaksanaan pembelajaran sebagai berikut
a. Motivasi belajar siswa
Hasil tingkat motivasi belajar siswa pada siklus IV adalah sebagai berikut
Tabel 10. Tingkat motivasi belajar siswa siklus IV
No Aspek yng dinilai Jumlah skor Skor rata-rata Skor Maksimum
1 Motivasi belajar siswa 1791 66,3 80
Sumber : data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel dan perhitungan di atas menunjukkan bahwa tingkat
motivasi belajar siswa setelah pelaksanaan siklus II adalah 82,91 %. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan tingkat motivasi siswa yang cukup tinggi
dibanding pembelajaran pada siklus IV
b. Keterlaksanaan pembelajaran
Hasil pengamatan observer dengan berdasarkan lembar observasi adalah
sebagai berikut
Tabel 11. Keterlaksanaan pembelajaran siklus II
No Keterlaksanaan Aspek Pembelajaran Jumlah Aspek
1 Kegiatan Terlaksana 12
2 Kegiatan Tidak Terlaksana 1
tingkat keterlaksanaan pembelajaran 92% Sumber Data primer setelah diolah
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa persentase keterlaksanaan
model pembelajaran Project Citizen pada siklus II adalah 92%. Hal ini
menunjjukkan bahwa model model pembelajaran Project Citizen pada
pembelajaran siklus I dalam kategori terlaksana.
4) Refleksi
Pada siklus IV ini kekurangan kekurangan sudah dapat diatasi dengan
baik. Hal ini terlihat dari peningkatan motivasi yang cukup baik dari siklus III ke
siklus IV. Peneliti juga sudah bisa mengelola kelas dan melaksanakan model
project citizen dengan baik yang berimbas pada membaiknya motivasi belajar
siswa.
4.2 Pembahasan
38
Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I, II, III, dan IV
dapat dideskripsikan bahwa motivasi belajar siswa kelas VIIa SMPN 7 Palopo
setelah diajarkan dengan model pembelajaran project citizen mengalami
peningkatan dari siklus I sampai siklus IV. Berikut adalah pemaparan hasil dan
proses penelitian:
1. Motivasi belajar siswa
Salah satu faktor untuk meningkatkan motivasi siswa adalah dengan
memperbaiki pengelolaan kelas dan penerapan model pembelajaran yang menarik.
Model pembelajaran project citizen merupakan model pembelajaran yang dapat
meningkatkan motivasi belajar. Royani (2016) Model pembelajaran praktik
belajar kewarganegaraan (project citizen) merupakan model yang mampu
mengintegrasikan nilai karakter pada peserta didik melalui metode pembelajaran
yang bermakna (meaningful), terintegrasi (integrated), berbasis nilai (valuebased),
menantang (challenging), dan mengaktifkan (activating).
Pada siklus I pembelajaran membahas tentang “Keberagaman Masyarakat
Indonesia Dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika” masih terdapat kelemahan-
kelemahan. Kelemahan itu meliputi,
Pertama, pada saat diskusi kelompok hanya beberapa siswa saja yang aktif
berdiskusi selebihnya hanya bermain sendiri, diam, mengganggu temannya, dan
membuat keributan. Hal ini terjadi karena selain jumlah anggota kelompok yang
besar juga disebabkan karena tidak adanya peran yang diberikan dalam kelompok.
Kedua, siswa kurang aktif untuk mengkomunikasikan jawaban
kelompoknnya di depan kelas ataupun menanggapi jawaban dari kelompok
penyaji dengan jawabannya ataupun jawaban kelompoknya. Hal tersebut
disebabkan karena mereka takut salah dengan jawaban kelompoknya dan malu
kepada teman yang lain.
Akibatnya tingkat motivasi siswa masih kurang maksimal. Hal ini
dibuktikan dengan skor rata-rata motivasi belajar 62,5 dengan persentase tingkat
motivasi belajarnya 78,08. Walaupun persentase bernilai baik namun masih
39
tergolong rendah dan hampir masuk kategori cukup. Setelah mengetahui
kelemahan pada siklus I maka peneliti memperbaikinya pada siklus II.
Kegiatan pada siklus II berfokus pada kelemahan yang terjadi pada siklus
I. Pada siklus ini materi sama dengan siklus sebelumnya dan merupakan lanjutan
dari materi pada siklus sebelumnya. Dengan memperbaiki kekurangan-
kekurangan pada siklus I justru malah membuat motivasi siswa jadi menurun .
kondisi ini terjadi karena peneliti terlalu fokus pada siswa yang kurang aktif pada
siklus I yang membuat siswa yang lain merasa kurang diperhatikan sementara
siswa yang diperhatikan motivasi belajarnya tidak mengalami perubahan.
Kondisi tersebut berimbas pada tingkat motivasi belajar siswa yang
mengalami penurunan dari siklus I skor rata-rata 62,5 menjadi hanya 61,1 dan
persentasew tingkat motivasi dari 78,08% turun menjadi 77,00%. Oleh karena itu,
peneliti berusaha memperbaiki dan membuat strategi pengelolaan dan penerapan
yang baik agar motivasi siswa tidak semakin merosot.
Pada siklus III pembelajaran selain berfokus pada kelemahan di siklus II
tetapi juga memperbaiki pengelolaan dan penerapan model project citizen. Pada
siklus ini materi sudah berubah dari materi pada siklus sebelumya. Materi pada
siklus ini adalah Kerja sama dalam berbagai bidang kehidupan di masyarakat.
Hasil dari perbaikan pada siklus sebelumnya cukup berpengaruh positif dengan
motivasi siswa. Hal ini dilihat dari hasil skor rata-rata motivasi belajar 63,2
dengan persentase motivasi belajar 79,01% ini menunjukkan peningkatan
pesentase yang baik dari siklus sebelumnya 77,00%.
Akan tetapi, pada siklus ini masih terdapat kelemahan walaupun sudah
tidak seburuk sebelumnya yaitu sama seperti siklus sebelumnya masih ada siswa
yang kurang aktif dalam pebelajaran walaupun jumlahnya sudah berkurang.
Kelemahan ini kemudian difokuskan untuk di atasi pada siklus IV dengan tetap
mempertahankan penggunaan model yang lebih baik lagi.
Pada siklus IV pembelajaran melanjutkan materi sebelunya. Pada siklus
inipeneliti berusaha menyelesaikan kelemahan pada siklus sebelumnya dengan
memaksimalkan penerapan model project citizen. Hasil dari memaksimalkan
model tersebut cukup berhasil terlihat dari skor rata-rata motivasi belajr siswa dari
40
63,2 menjadi 66,3 dan persentase motivasi naik dari 79,01% menjadi 82,91%.ini
menunjukkan nilai motivasi yang baik. Pada siklus ini masih ada beberapa
kelemahan namun, kelemahan tersebut tidak terlalu berpengaruh besar dalam
pembelajaran.
Hasil dari peningkatan motivasi belajar siswa dari pra siklus sampai siklus
IV adalah sebagai berikut:
Tabel 12. Motivasi belajar siswa tiap siklus
No Siklus Skor Rata-rata Persentase (%)
1 Pra siklus 59,97 74,96
2 Siklus I 62,5 78,8
3 Siklus II 61,1 77,00
4 Siklus III 63,2 79,01
5 Siklus IV 66,3 82,91 Sumber: data primer setelah diolah
Grafik diatas menunjukkan bahwa hampir semua siklus mengalami
peningkatan dan hanya pada siklus II yang mengalami penurunan. Hal ini dapat
dikatakan bahwa model pembelajaran project citizen mampu meningkatkan
motivasi belajar siswa dengan rata-rat peningkatan persentase motivasi belajar
1,99%.
2. Keterlaksanaan pembelajaran
Keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk melihat tingkat
keterlaksanaan model peject citizen. Data keterlaksanaan pembelajaran didapat
dari hasil observasi pengamat selama 4 kali siklus. Hasil dari pobservasi
keterlaksanaan tiap siklus yaitu sebagai berikut:
1) Siklus I tingkat keterlaksanaannya 85% dan termasuk dalam kategori
terlaksana
2) Siklus II tingkat keterlaksanaannya 92% dan termasuk dalam kategori
terlaksana
3) Siklus III tingkat keterlaksanaannya 92% dan termasuk dalam kategori
terlaksana
4) Siklus IV tingkat keterlaksanaannya 92% dan termasuk dalam kategori
terlaksana
41
Berdasarkan pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran project citizen dari siklus I sampai IV masuk dalam kategori
terlaksana.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model Project
Citizen dengan peningkatan persentasi rata rata 1,99 % persiklus. Hal ini terlihat
dari tingkat motivasi belajar siswa sebelum diterapkan model project citizen
memiliki skor rata rata 59,97 dengan persentase tingkat motivasi 74,96% sehingga
masuk dalam kategori cukup. Sedangkan setelah diterapkan model skor rata rata
dari tiap siklus yaitu, 62,5, 61,6, 63,2, dan 66,3 dengan persentase motivasi belajar
siwa tiap siklus adalah 78.08%, 77,00%, 79,02% dan 82,92% yang semuanya
dalam kategori baik.peningkatan motivasi belajar siswa setelah diterapkan model
Project Citizen dengan peningkatan persentasi rata rata 1,99 % persiklus.
5.2 Saran
Saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut
1. Penerapan model project citizenbisa berjalan maksimal ketika guru mampu
mengelola kelas dengan baik
2. Dalam melakukan penelitian khusunya PTK usahakan lebih banyak
konsultasi dengan orang yang lebih ahli agar bisa membantu kita dalam
refleksi PTK yang dilakukan.
42
DAFTAR PUSTAKA
Adiana, F. 2015. Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam
Pembelajaran PPKn melalui Metode Group Investigation
Di Kelas X Rpl 1 Smk N 1 Sukoharjo Wonosobo. Skripsi tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum-
UNY
Arifah, P. N. 2013. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbasis
Pemecahan Masalah pada Materi Sudut untuk Siswa Sekolah Menengah
Pertama. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan
Matematika- UNY
Fajri, I dan Ruslan. 2019. Model Pembelajaran Project Citizen sebagai Inovasi
Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan Abad 21. Makalah
disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan UNY Scientific Fair 2019.
UKM Penelitian Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 27 April
2019.
Faridli, E.M. dan Fajar, W.N.2014. Inovasi Pembelajaran Project Citizens Dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Di Universitas Muhammadiyah
Purwokerto.Makalah disajikan pada Seminar Hasil Penelitian LPPM
UMP, LPPM Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto, 6
September 2014.
Ilyas, M. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: Pustaka
Ramadhan
Indriani, D. 2019. Peranan Project Citizen terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Mahasiswa. Jurnal pancasila dan kewarganegaraan. 4(2): 20-29
Khusnahwati, L. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran PKn Melalui Model
Talking Stick Dengan Media CD Interaktif pada Siswa Kelas Vb
43
SDN Wonosari 02. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang: Program Studi
PGSD- UNNES
Kusumawati, D. 2016. Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Koopratif
Tipe
Two Stray Two Stay dan Pembelajaran Konvensional untuk
Meningkatkan Sikap Demokratis Siswa Kelas Xi Ips 1 pada Mata
Pelajaran PKn SMA Arjuna Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015/2016.
Tesis tidak diterbitkan. Lampung: Program Magister Pendidikan IPS-
UNLAM
Lestari, A.P. dan Suprayitno. 2013. Peningkatan Motivasi Belajar Siswa dengan
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think Pair Share)
dalam Pembelajaran IPS Kelas IV Sekolah Dasar. JPGSD. 1(2): 1-9
Nidawati. 2013. Belajar dalam Perspektif Psikologi dan Agama. Jurnal Pionir.
1(1): 13-28
Nurdyansyah dan Fahyuni, E. F. 2016. Inovasi Model Pembelajaran sesuai
Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center
Nurmayasari, D. 2017. Hubungan Gaya dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar PKn Siswa Kelas V SDN Gugus Sunan Ampel Kecamatan Demak. Skripsi tidak diterbikan. Semarang: Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah dasar-UNNES
Pane, A dan Dasopang M.D.2017. Belajar dan Pembelajaran. Fitrah. 3(2): 333-
352
Royani, K. 2016. Pelaksanaan Praktik Belajar Kewarganegaraan Mata
Pelajaran PPKn Kelas Ix Di SMP Negeri 3 Cilacap. Skripsi tidak
diterbikan. Semarang: Program Studi Politik dan Kewarganegaraan-
UNNES
Sudrajat, R. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Project Citizen terhadap
Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran PPKn SMA Di
Kota Semarang. Pancaran. 5(1): 29-44
Sutarniyati, P. 2016. Meningkatan Motivasi Belajar Siswa Menggunakan
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match
Pada Mata Pelajaran Ipa Kelas V SD Negeri
Surokarsan II Yogyakarta. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program
Studi PGSD-UNY.
Suyono dan Harianto. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Pt Remaja
Rosdakarya
44
Ulfah, N.S. dan Hamid, S.I. 2017. Model Project Citizen dalam Pembelajaran
Pkn untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa. Antologi
UPI. 5(1): 134-145
Wibowo, A. P. Dan Wahono, M. 2017. Pendidikan Kewarganegaraan: Usaha
Konkret untuk Memperkuat Multikulturalisme Di Indonesia. Jurnal Civis.
14(2): 196-205
Widiarti, E. 2018. Pengaruh Motivasi Belajar dan Kesiapan Belajar Siswa
terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Ekonomi Siswa
Kelas X Ilmu-Ilmu Sosial Di SMA Negeri 2 Banguntapan,
Bantul. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi pendidikan
Ekonomi-UNY.
Widodo, S.T., Renggani dan Sukarjo. 2018. Pengembangan Model Pembelajaran
Project Citizen Berorientasi Civic Knowledge, Civic Disposition, Dan
Civic Skill sebagai Inovasi dalam Mata Kuliah Pendidikan Pkn SD. PKn
Progresif. 13(1): 23-36
LAMPIRAN
45
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Negeri 7 Palopo
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.4 Mensyukuri keberagaman
norma-norma, suku,agama, ras,
1.4.1 Bersyukur atas keberagaman
yang dimiliki bangsa
46
dan antargolongan dalam bingkai
Bhineka Tunggal Ika secara adil
sebagai sesama ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa
Indonesia.
1.4.2 Menghargai keberagaman
norma, suku, agama, ras, dan
antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
2.4 Menghargai keberagaman suku,
agama, ras,dan antargolongan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika
2.4.1 Memiliki keinginan kuat
untuk mempelajari
keberagaman suku, agama,
ras, dan antargolongan dalam
bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.
2.4.2 Memiliki sikap tidak
membedakan teman yang
berbeda suku, agama,
dan ras
3.4 Mengkarakteristikkan
keberagaman suku, agama, ras,
antar golongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
3.4.3 Mendeskripsikan
keberagaman suku dalam
masyarakat Indonesia.
3.4.4 Mendeskripsikan
keberagaman ras dalam
masyarakat Indonesia.
4.4 Melaksanakan tanggung jawab
terkait keberagaman
suku,agama,ras, dan
antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
4.4.1 Menyusun laporan hasil
telaah keberagaman suku,
agama, ras, dan antargolongan
dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
4.4.2 Menyajikan laporan hasil
telaah keberagaman suku,
agama, ras, dan
antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai diharapkan peserta didik
1. mampu memahami keberagana suku, agama dan ras dalam masyarakat
Indonesia
D. Materi Pembelajaran
Keberagaman Suku, Agama , Ras dalam masyarakat Indonesia.
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model: Project Citizen
Metode: Diskusi dan Tanya Jawab
F. Sumber Pembelajaran
Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Untuk SMP/MTs Kelas VII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia 2016;
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
47
a. siswa menjawab salam dari guru
b. guru mengawali pelajaran dengan mempresensi siswa
c. siswa diberikan apersepsi mengenai pelajaran hari ini oleh guru
d. siswa dimotivasi oleh guru
e. siswa dan guru bertanya jawab tentang topik yang akan didiskusikan
Kegiatan inti
a. guru sebagai kolabolator mengingatkan kembali terkait dengan
formatformat telah dikerjakan,
b. guru memfokuskan pada aspek kemampuan mengeluarkan pendapat
ketika siswa lain menyanggah pendapat yang dikemukakannya, dan
aspek
keberanian berbicara, penguasan topik permasalahan dan pemerataan
kesempatan berbicara pada masing-masing anggota.
c. siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing,
d. siswa menyiapkan meja dan kursi untuk persiapan kursi,
e. siswa mendiskusi kembali topik permasalahan yang ada,
f. guru membimbing dan memotivasi siswa.
Kegiatan akhir
a. siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran hari ini
b. guru menutup pelajaran hari
H. Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap
a. Teknik Penilaian : Pengamatan/Observasi
b. Prosedur Penilaian :
c. Instrumen Penilaian
1) Jenis/ Teknik Penilaian : Pengamatan Sikap
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Teknik : Observasi Selama Diskusi
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Teknik : Observasi Dalam Presentasi
48
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Negeri 7 Palopo
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.4 Mensyukuri keberagaman
norma-norma, suku,agama, ras,
dan antargolongan dalam bingkai
Bhineka Tunggal Ika secara adil
sebagai sesama ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa
1.4.1 Bersyukur atas keberagaman
yang dimiliki bangsa
Indonesia.
1.4.2 Menghargai keberagaman
norma, suku, agama, ras, dan
antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
2.4 Menghargai keberagaman suku, 2.4.1 Memiliki keinginan kuat
49
agama, ras,dan antargolongan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal
Ika
untuk mempelajari
keberagaman suku, agama,
ras, dan antargolongan
dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika.
2.4.2 Memiliki sikap tidak
membedakan teman yang
berbeda suku, agama,
dan ras
3.4 Mengkarakteristikkan
keberagaman suku, agama, ras,
antar golongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
3.4.5 Menganalisis keberagaman
antargolongan dalam
masyarakat Indonesia.
4.4 Melaksanakan tanggung jawab
terkait keberagaman
suku,agama,ras, dan
antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
4.4.1 Menyusun laporan hasil
telaah keberagaman suku,
agama, ras, dan
antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
4.4.2 Menyajikan laporan hasil
telaah keberagaman suku,
agama, ras, dan
antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai diharapkan peserta didik
1. mampu menjelaskan keberadaan antargolongan dalam masyarakat
Indonesia.
D. Materi Pembelajaran
Keberadaan antar golongan dalam masyarakat Indonesia
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model: Project Citizen
Metode: Diskusi dan Tanya Jawab
F. Sumber Pembelajaran
Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Untuk SMP/MTs Kelas VII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia 2016;
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
a. siswa menjawab salam dari guru
b. guru mengawali pelajaran dengan mempresensi siswa
c. siswa diberikan apersepsi mengenai pelajaran hari ini oleh guru
d. siswa dimotivasi oleh guru
e. siswa dan guru bertanya jawab tentang topik yang akan didiskusikan
Kegiatan inti
a. guru sebagai kolabolator mengingatkan kembali terkait dengan
formatformat telah dikerjakan,
50
b. guru memfokuskan pada aspek kemampuan mengeluarkan pendapat
ketika siswa lain menyanggah pendapat yang dikemukakannya, dan
aspek keberanian berbicara, penguasan topik permasalahan dan
pemerataan kesempatan berbicara pada masing-masing anggota.
c. siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing,
d. siswa menyiapkan meja dan kursi untuk persiapan kursi,
e. siswa mendiskusi kembali topik permasalahan yang ada,
f. guru membimbing dan memotivasi siswa.
Kegiatan akhir
a. siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran hari ini
b. guru menutup pelajaran hari
H. Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap
a. Teknik Penilaian : Pengamatan/Observasi
b. Prosedur Penilaian :
c. Instrumen Penilaian
1) Jenis/ Teknik Penilaian : Pengamatan Sikap
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Teknik : Observasi Selama Diskusi
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Teknik : Observasi Dalam Presentasi
51
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Negeri 7 Palopo
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
1.4 Mensyukuri keberagaman
norma-norma, suku,agama, ras,
dan antargolongan dalam
bingkai Bhineka Tunggal Ika
secara adil sebagai sesama
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
1.4.1 Bersyukur atas
keberagaman yang dimiliki
bangsa Indonesia.
1.4.2 Menghargai keberagaman
norma, suku, agama, ras,
dan antargolongan dalam
bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.
2.4 Menghargai keberagaman suku,
agama, ras,dan antargolongan
dalam bingkai Bhinneka
Tunggal Ika
2.4.1 Memiliki keinginan kuat
untuk mempelajari
keberagaman suku, agama,
ras, dan antargolongan
dalam bingkai Bhinneka
52
Tunggal Ika.
2.4.2 Memiliki sikap tidak
membedakan teman yang
berbeda suku, agama,
dan ras
3.4 Mengkarakteristikkan
keberagaman suku, agama, ras,
antar golongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
3.4.6 Mendeskripsikan makna
Bhinneka Tunggal Ika.
3.4.7 Menunjukkan arti penting
keberagaman dalam bingkai
Bhinneka Tunggal
Ika.
4.4 Melaksanakan tanggung jawab
terkait keberagaman
suku,agama,ras, dan
antargolongan dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika
4.4.1 Menyusun laporan hasil
telaah keberagaman suku,
agama, ras, dan
antargolongan dalam
bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.
4.4.2 Menyajikan laporan hasil
telaah keberagaman suku,
agama, ras, dan
antargolongan dalam
bingkai Bhinneka Tunggal
Ika.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai diharapkan peserta didik
1. mampu memahami makna bhineka Tunggal Ika dan arti penting
keberagaman dalam bingkai Bhinneka Tungga Ika.
D. Materi Pembelajaran
Makna bhineka Tunggal Ika dan arti penting keberagaman dalam bingkai
Bhinneka Tungga Ika.
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model: Project Citizen
Metode: Diskusi dan Tanya Jawab
F. Sumber Pembelajaran
Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Untuk SMP/MTs Kelas VII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia 2016;
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
a. siswa menjawab salam dari guru
b. guru mengawali pelajaran dengan mempresensi siswa
c. siswa diberikan apersepsi mengenai pelajaran hari ini oleh guru
53
d. siswa dimotivasi oleh guru
e. siswa dan guru bertanya jawab tentang topik yang akan didiskusikan
Kegiatan inti
a. guru sebagai kolabolator mengingatkan kembali terkait dengan format-
format telah dikerjakan,
b. guru memfokuskan pada aspek kemampuan mengeluarkan pendapat
ketika siswa lain menyanggah pendapat yang dikemukakannya, dan aspek
keberanian berbicara, penguasan topik permasalahan dan pemerataan
kesempatan berbicara pada masing-masing anggota.
c. siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing,
d. siswa menyiapkan meja dan kursi untuk persiapan kursi,
e. siswa mendiskusi kembali topik permasalahan yang ada,
f. guru membimbing dan memotivasi siswa.
Kegiatan akhir
a. siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran hari ini
b. guru menutup pembelajaran
H. Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap
a. Teknik Penilaian : Pengamatan/Observasi
b. Prosedur Penilaian :
c. Instrumen Penilaian
1) Jenis/ Teknik Penilaian : Pengamatan Sikap
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Teknik : Observasi Selama Diskusi
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Teknik : Observasi Dalam Presentasi
54
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah : SMP Negeri 7 Palopo
Mata pelajaran : Pendidikan Pancasila Kewarganegaraan
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
1.5 Menanggapi pendapat secara
jujur tentang arti penting
kerjasama dalam berbagai
bidang kehidupan di
masyarakat
1.5.1 Bersyukur kepada Tuhan atas
karunia persatuan dan
kerjasama yang dilakukan
bangsa Indonesia.
1.5.2 Berpendapat secara jujur
tentang arti pentingnya kerja
sama dalam berbagai bidang
kehidupan di masyarakat.
2.5 Mendukung pendapat tentang
arti pentingnya kerjasama
dalam berbagai bidang
kehidupan di masyarakat
2.5.1 Menghargai pendapat tentang
arti pentingnya kerja sama
dalam berbagai bidang
kehidupan di masyarakat.
2.5.2 Bersemangat dalam
mendorong kerjasama
dilingkungan sekolah.
3.5 Memahami pentingnya kerja
sama
3.5.1 Mendeskripsikan bentuk-
bentuk kerjasama dalam
55
dalam berbagai bidang
kehidupan
di masyarakat.
berbagai bidang kehidupan.
3.5.2 Memahami pentingnya
kerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
4.5 Melaksanakan tanggung jawab
dalam bekerja sama di
berbagai
bidang kehidupan masyarakat.
4.5.1 Berperilaku tanggung jawab
dalam bekerjasama di berbagai
bidang
kehidupan masyarakat.
4.5.2 Meneladani perilaku kerjasama
yang didapatkan dalam
lingkungan
kehidupan.
4.5.3 Mempresentasikan bentuk-
bentuk kerjasama yang dapat
dilakukan
siswa.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran selesai diharapkan peserta didik
1. Mampu mendeskripsikan bentuk-bentuk kerjasama dalam berbagai
bidang kehidupan.
2. Mampu memahami pentingnya kerjasama dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
D. Materi Pembelajaran
Kerjasama dalam Berbagai Bidang Kehidupan
E. Model dan Metode Pembelajaran
Model: Project Citizen
Metode: Diskusi dan Tanya Jawab
F. Sumber Pembelajaran
Buku Guru dan Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Untuk SMP/MTs Kelas VII, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia 2016;
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
a. siswa menjawab salam dari guru
b. guru mengawali pelajaran dengan mempresensi siswa
c. siswa diberikan apersepsi mengenai pelajaran hari ini oleh guru
d. siswa dimotivasi oleh guru
e. siswa dan guru bertanya jawab tentang topik yang akan didiskusikan
Kegiatan inti
a. guru sebagai kolabolator mengingatkan kembali terkait dengan format
yang telah dikerjakan,
b. guru memfokuskan pada aspek kemampuan mengeluarkan pendapat
ketika siswa lain menyanggah pendapat yang dikemukakannya, dan
aspek
56
keberanian berbicara, penguasan topik permasalahan dan pemerataan
kesempatan berbicara pada masing-masing anggota.
c. siswa berkumpul dengan kelompok masing-masing,
d. siswa menyiapkan meja dan kursi untuk persiapan kursi,
e. siswa mendiskusi kembali topik permasalahan yang ada,
f. guru membimbing dan memotivasi siswa.
Kegiatan akhir
a. siswa dan guru melakukan refleksi pelajaran hari ini
b. guru menutup pelajaran hari
H. Penilaian
1. Penilaian Kompetensi Sikap
a. Teknik Penilaian : Pengamatan/Observasi
b. Prosedur Penilaian :
c. Instrumen Penilaian
1) Jenis/ Teknik Penilaian : Pengamatan Sikap
2. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Teknik : Observasi Selama Diskusi
3. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Teknik : Observasi Dalam Presentasi
63
ANALISIS DATA MOTIVASI BELAJAR SISWA
No Nama Siswa Nilai Motivasi
Pra kondisi Siklus I Siklus II Siklus III Siklus IV
1 Reski Aulia 56 59 65 69 69 2 Setiawan Saputra Maulana Aliando 58 60 63 63 63 3 Nuraini 63 65 68 67 65 4 Andira Lestari 60 61 59 57 64 5 Izza Wafdani Khamza 64 65 66 63 67 6 Andika Sitampan 67 69 63 70 68 7 Zahra Mulki Aulia 63 65 61 60 67 8 Hera Awalia 67 69 74 77 69 9 Nur Aisyah 66 68 68 66 66 10 Cantika Rasdin 68 70 71 73 65 11 Audi 64 66 62 68 67 12 M. Ariswan Alfarizi 60 62 60 64 68 13 Nayla Ummi Kaltsum 55 60 55 52 66 14 Ikbal 60 62 63 68 - 15 M. Fawwas Hafid 61 63 51 - 66 16 Salsabila 60 62 66 62 66 17 Apriansyah 61 63 63 66 65 18 Fadly Sanggola 59 61 62 66 64 19 M. Rifansyah 52 54 43 52 - 20 Rizky Ahmad Rasya 56 58 62 61 66 21 Gathan Guntoro 53 56 - 56 67 22 Rado 61 63 56 51 62 23 Nur Azizah 54 56 59 58 66 24 Nurfadila T. R. 57 59 58 61 69 25 Ripaldi Ramadhan 63 64 66 62 67 26 Muh Aidil Adha Harman 63 64 60 63 65 27 Edwin Wijaya 53 - 57 56 68 28 Nabila Ayu Pasya 57 - 53 62 70 29 Muh Rizal Akbar 58 - 71 69 66 Jumlah Nilai 1739 1624 1725 1770 1791
Rata-Rata 59,9 62,5 61,6 63,2 66,3
Nilai Maksimum 80 80 80 80 80
Persentase Motivasi 74,96 78,08 77,00 79,01 82,91
64
ANALISI DATA KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN
No Siklus Terlaksana Tidak
Terlaksana
Jumlah
Kegiatan
Persentase(%)
1 Siklus I 11 2 13 85
2 Siklus II 12 1 13 92
3 Siklus III 12 1 13 92
4 Siklus IV 12 1 13 92
65
DAFTAR HADIR
No Nama Siswa SIKLUS
1
SIKLUS
2
SIKLUS
3
SIKLUS
4
1 Reski Aulia
2 Setiawan Saputra Maulana Aliando
3 Nuraini
4 Andira Lestari
5 Izza Wafdani Khamza
6 Andika Sitampan
7 Zahra Mulki Aulia
8 Hera Awalia
9 Nur Aisyah
10 Cantika Rasdin
11 Audi
12 M. Ariswan Alfarizi
13 Nayla Ummi Kaltsum
14 Ikbal
a
15 M. Fawwas Hafid
a
16 Salsabila
a
17 Apriansyah
18 Fadly Sanggola
19 M. Rifansyah
a
20 Rizky Ahmad Rasya
21 Gathan Guntoro
22 Rado
23 Nur Azizah
24 Nurfadila T. R.
25 Ripaldi Ramadhan
26 Muh Aidil Adha Harman
27 Edwin Wijaya
a
28 Nabila Ayu Pasya
a
29 Muh Rizal Akbar
a
66
DOKUMENTASI
Dokumentasi Siklus I
(peneliti sedang memeriksa hasil diskusi setiap kelompok sebelum persentase)
Dokumentasi Siklus II
(peneliti sedang menjelaskan skema pembelajaran yang akan digunakan)
67
Dokumentasi Siklus III
(peneliti sedang memeriksa hasil diskusi kelompok siswa)
Dokumentasi Siklus IV
(Peneliti sedang memberikan penjelasan dan perhatian khusus untuk siswa yang
kurang aktif dalam diskusi)