SKRIPSI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of SKRIPSI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ...
SKRIPSI
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE
EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN
KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA
(Penelitian Tindakan Kelas di SMA Triguna Utama)
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi
syarat mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh :
CICI SUKARSIH
106017000509
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul ”Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Kemampuan Matematik
Siswa” disusun oleh CICI SUKARSIH Nomor Induk Mahasiswa 106017000509,
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah.
Jakarta,09 Desember 2011
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dra. Afidah Mas’ud Syamsuri, M.Si
NIP : 196109261986032004 NIP : 198005072008121003
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini
Nama : Cici Sukarsih
NIM : 106017000509
Jurusan : Pendidikan Matematika
Angkatan Tahun : 2006
Alamat : Kp. Sibanteng RT 01/03, Desa Sibanteng Kab. Bogor. Jawa
Barat 16640
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:
1. Nama : Dra. Afidah Mas’ud,
NIP : 196109261986032004
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
2. Nama : Syamsuri, M.Si
NIP : 198005072008121003
Dosen Jurusan : Pendidikan Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.
Jakarta, Desember 201I
Yang Menyatakan
Cici Sukarsih
i
ABSTRAK
CICI SUKARSIH (106017000509). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Everyone Is A Teacher Here Untuk Meningkatkan Komunikasi Matematik Siswa,
Pada Materi dimensi tiga. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika. Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitan ini bertujuan meningkatkan komunikasi matematik siswa melalui
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here dan
mengetahui bagaimana respon siswa dalam menerima materi pembelajaran
dengan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here. Subyek
dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Triguna Utama.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) yang terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi
kemampuan komunikasi matematik, jurnal harian siswa, wawancara, dan tes
kemampuan komunikasi matematik.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan Strategi Pembelajaran
Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa. Hal ini terlihat dari hasil rata – rata kemampuan
komunikasi matematik dari 62,89 pada siklus I menjadi 76,11 pada siklus II.
Selain itu, penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here
dapat memberikan respon positif dari siswa. penelitian ini menyimpulkan bahwa
melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dan memberikan
respon yang positif terhadap pembelajaran matematika.
Kata kunci: Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here dan
Kemampuan Komunikasi Matematik
ii
ABSTRACT
Cici Sukarsih (106017000509). Application of Active Learning Strategies type
Everyone Here Is A Teacher to Improve Mathematical Communication of
Students, on three-dimensional materials. A skripsi of Mathematics Education
Department. Education and Teaching Faculty. State Islamic University of Syarif
Hidayatullah Jakarta.
This aim of research is improve mathematical communication of students through
the application of active learning strategies of Everyone Here Is A Teacher type
and to know the response of student in receiving material learning with that type.
The subjects of research are high school students of TRIGUNA in grade X.
The method of this research is Classroom Action Research which consists of four
stages: planning, implementation, observation and reflection. The instruments are
observation sheet of mathematical communication skills, daily student journals,
interviews, and mathematical communication skills test.
The result of research are the application of Active Learning Strategies type
Everyone Here Is a Teacher can improve mathematical communication skills.
Chouis that the average of the result of mathematical communication skills from
62, 89 at first cycles and up to 76,11 at the second cycles. Besides that, the
application of Active Learning Strategies of Everyone Here Is a Teacher Type can
increase student’s mathematical communication skills and provide positive
responses towards learning mathematics.
Key words: Active Learning of Everyone Here Is a Teacher Type and
Mathematics Communication Ability
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa Allah
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya
yang senantiasa mengikuti ajarannya sampai akhir zaman.
Skripsi ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan matematika.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan hambatan dalam penulisan
skripsi ini. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
penulis, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan
tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan moril dan materil, sehingga skripsi ini dapat selesai. Ucapan terima
kasih penulis sampaikan kepada:
1. Ibu Maifalinda Fatra, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Matematika, yang
telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi.
2. Bapak Otong Suhyanto, M.Si., Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika.
3. Ibu Dra. Afidah Mas’ud, Dosen Pembimbing I yang dengan kesabaran,
bimbingan, masukan serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Syamsuri, M.Si, Dosen Pembimbing II yang dengan kesabaran,
bimbingan, masukan serta mengarahkan penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis beserta staff
jurusan yang selalu membantu penulis dalam proses administrasi.
6. Bapak Sajiko, S. Pd Kepala Sekolah SMA Triguna Utama yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini. Serta Siti
Mustasyrifah S. Pd guru matematika SMA Triguna Utama yang telah
membimbing dan membantu penulis dalam penelitian skripsi ini.
iv
7. Teristimewa untuk kedua orang tuaku tercinta, Ibunda Maemunah dan
Alm ayah handa yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, selalu
mendoakan, serta memberikan dukungan moril dan materil kepada
penulis. Keempat kakakku tersayang A Daday, A Didin, A Budi, Teh
Iyan, adikku tersayang Evi Masviah dan Sri Helvayani yang telah
memberikan motivasi, dukungan moril, serta doanya kepada penulis.
8. Teman-teman seperjuangan dakwahku di UIN Jakarta terutama teman-
temanku di Mustanir (Athe, Evi, K. Qq, Anahe, dll), Sahabatku Eely, Ana
antaziruka yang selalu memberikan motovasi dan tak lupa K. Nazilah
yang selalu memberikan bantuan materil dan motivasi kepada penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman seperjuanganku dibangku kuliah yang selalu memberikan
semangat dan doa kepada penulis, khususnya kelas A di Jurusan
Pendidikan Matematika 2006.
10. Dan kepada semua pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Akhir kata
semoga skripsi ini dapat berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
pada umumnya.
Jakarta, Desember 2011
Penulis
Cici Sukarsih
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
DAFTAR BAGAN ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ....................................................... 6
C. Pembatasan Fokus Penelitian ...................................................................... 6
D. Perumusan Masalah Penelitian ................................................................... 7
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ....................................................... 7
BAB II Deskripsi Teoritik, Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis
A. Pembelajaran Matematika .......................................................................... 9
B. Kemampuan Komunikasi Matematik ....................................................... 14
1. Definisi Komunikasi ............................................................................. 14
2. Komunikasi Matematik......... ............................................................... 16
3. Indikator dalam Kemampuan Komunikasi Matematik ........................ 20
C. Strategi Pembelajaran Aktif… .................................................................. 22
D. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher Here
1. Prinsip Pokok Pembelajaran Aktif Tipe Everyone Is A Teacher
Here............................................. ......................................................... 25
2. Aplikasi Pembelajaran Aktif tipe Everyone Is A Teacher Here
dalam Pembelajaran ......................................................................... ..26
3. Langkah – langkah Pembelajaran Aktif tipe Everyone Is A
Teacher Here ...................................................................................... 27
E. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................. 28
F. Pengajuan Konseptual Perencanaan Tindakan.......................................... 28
G. Hipotesis Tindakan.................................................................................... 30
vi
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................... 31
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan................................................... 31
1. Metode Penelitian ................................................................................. 31
2. Desain Penelitian .................................................................................. 32
C. Subyek Penelitian/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian .................. 32
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ............................................... 34
E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................................... 34
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................................. 37
G. Data dan Sumber Data .............................................................................. 37
H. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 37
I. Instrumen- instrument Pengumpulan Data yang Digunakan .................... 38
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi ................................................... 39
1. Uji Validitas .......................................................................................... 39
2. Uji Reliabilitas ...................................................................................... 40
3. Tingkat Kesukaran ................................................................................ 41
4. Daya Pembeda ...................................................................................... 41
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisi ................................. 42
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ..................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 45
1. Survei Pendahuluan ............................................................................. 45
2. Data Hasil Tindakan ............................................................................ 46
A. Siklus I .......................................................................................... 46
B. Siklus II ......................................................................................... 67
B. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................................... 82
C. Interpretasi Hasil Analisis ......................................................................... 83
D. Pembahasan Temuan Penelitian ................................................................ 84
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 86
B. Saran .......................................................................................................... 86
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 87
LAMPIRAN ........................................................................................................ 90
vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I ................................................... 90
2. Rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II ................................................ 102
3. Ringkasan materi pembelajaran siklus I ....................................................... 107
4. Ringkasan materi pembelajaran siklus II ...................................................... 123
5. Kisi-kisi instrument kemampuan komunikasi matematika siklus I .............. 127
6. Soal tes akhir siklus I .................................................................................... 128
7. Deskriptor tes kemampuan komunkasi matematik siklus I........................... 129
8. Kunci jawaban tes akhir siklus I ................................................................... 130
9. Kisi-kisi instrument kemampuan komunikasi matematika siklus II ............. 134
10. Soal tes akhir siklus II ................................................................................... 135
11. Deskriptor tes kemampuan komunkasi matematik siklus II ......................... 136
12. Kunci jawaban tes akhir siklus II .................................................................. 137
13. Catatan Lapangan .......................................................................................... 140
14. Kartu indeks .................................................................................................. 141
15. Pedoman wawancara ..................................................................................... 142
16. Lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siswa ...................... 144
17. Lembar jurnal harian siswa .......................................................................... 146
18. Hasil wawancara guru ................................................................................... 147
19. Hasil tes kemampuan awal komunikasi matematik ...................................... 150
20. Nilai tes kemampuan komunikasi matematika siklus I ................................. 152
21. Nilai tes kemampuan komunikasi matematika siklus II ............................... 154
22. Uji validitas siklus I ...................................................................................... 156
23. Uji reliabilitas siklus I ................................................................................... 158
24. Daya pembeda butir soal siklus I .................................................................. 159
25. Uji taraf kesukaran soal siklus I .................................................................... 160
26. Uji validitas siklus II ..................................................................................... 161
27. Uji reliabilitas siklus II .................................................................................. 163
28. Daya pembeda butir soal siklus II ................................................................. 165
29. Uji taraf kesukaran soal siklus II ................................................................... 167
30. Hasil lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siklus I ........... 169
31. Hasil lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siklus I ........... 171
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tahapan kegiatan pendahuluan ............................................................. 34
Tabel 3.2 Klasifikasi indeks reliabilitas ............................................................. 40
Tabel 3.3 Kriteria pemberian skor dengan menggunakan rubric ......................... 43
Tabel 4.4 Rekapitulasi kemampuan komunikasi matematik siswa siklus I ......... 60
Tabel 4.5 Hasil tes kemampuan komunikasi matematik siklus I ......................... 64
Tabel 4.6 Rekapitulasi respon siswa siklus I ....................................................... 66
Tabel 4.7 Rekapitulasi kemampuan komunikasi matematik siswa siklus II ........ 75
Tabel 4.8 Hasil tes kemampuan komunikasi matematik siklus II ........................ 79
Tabel 4.9 Rekapitulasi respon siswa siklus II ...................................................... 80
Table 4.10 Rekapitulasi observasi kemampuan komunikasi matematika siswa ... 81
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tidak tepat ................ 49
Gambar 4.2 Contoh Pertanyaan dalam membuat soal tidak tepat ....................... 51
Gambar 4.3 Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal kurang tepat ............. 54
Gambar 4.4 Siswa mempresentasikan kartu indeks ............................................. 55
Gambar 4.5 Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal kurang tepat ............. 56
Gambar 4.6 Siswa sedang membuat pertanyaan atau soal didalam kartu indeks 57
Gambar 4.7 Siswa sedang mengerjakan soal tes akhir siklus I ............................ 59
Gambar 4.8 Merefleksikan gambar kedalam kalimat matematika ....................... 70
Gambar 4.9 Memodelkan situasi secara aljabar ................................................... 72
Gambar 4.10 Siswa belum dapat mengubah gambar kedalam bentuk aljabar ...... 74
x
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1 Desain Penelitian Tindakan Kelas ...................................................... 33
Bagan 3.2 Tahap Penelitian Siklus I ................................................................... 35
Bagan 3.3 Tahap Penelitian Siklus II ................................................................... 36
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
kehidupan, maju mundurnya kualitas manusia dapat dilihat dari kualitas
pendidikannya. Adapun tujuan pendidikan seyogyanya harus menyiapkan
individu agar dapat membentuk manusia berwawasan luas, sehingga
mampu memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi serta
dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut.
Hambali Ali mengatakan pendidikan dalam arti umum mencakup
segala usaha dan perbuatan dari generasi tua untuk mengalihkan
pengalaman, pengetahuan, kecakapan serta keterampilan kepada generasi
muda untuk melakukan fungsi hidup dalam kehidupan bersama dengan
sebaik-baiknya.
Islam memandang bahwa pendidikan salah satu peranan yang
sangat penting dalam kehidupan. Karena Allah SWT, telah membekali
manusia akal dengan pemikiran dan ide-ide yang sehat, kreatif agar dapat
digunakan untuk berfikir dan mempelajari alam semesta. Islam selalu
memberikan dorongan bagi orang–orang yang mencari ilmu, sebagaimana
firman Allah dalam Surat Az zumar Ayat 9 yang berbunyi :1
قل هل يستوي الذيه يعلمون والذيه ال يعلمون إوما
يتذكر أولو األلب
Artinya :
“Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang
yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakalah yang dapat
menerima pelajaran.”
1 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Syaamil Cipta
Media, 2005), h. 459
2
Ayat diatas menjelaskan bahwa terdapat perbedaan orang yang
mencari Ilmu dengan orang yang tidak mencari ilmu. Masing–masing
mempunyai kedudukan dan martabat di sisi masyarakat dan di sisi Allah
SWT.
Setiap pendidikan diarahkan kepada terbinanya manusia Indonesia
yang dengan kualifikasi seperti yang tercantum dalam UU. RI. no 20 tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional yang berbunyi:2
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan tersebut, maka
diselenggarakanlah rangkaian kependidikan. Diantaranya pendidikan
formal seperti sekolah, mulai dari tingkat kanak-kanak, sekolah dasar,
sekolah menengah sampai perguruan tinggi. Dalam keseluruhan proses
pendidikan di sekolah, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan
kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana
proses belajar dan pembelajaran di sekolah.
Di sekolah, proses belajar dan pembelajaran meliputi berbagai
bidang ilmu pengetahuan diantaranya ilmu agama, sains, sosial, bahasa
dan matematika. Dalam sistem pendidikan, matematika merupakan bidang
studi yang menduduki peranan penting. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya jam pelajaran matematika di sekolah yang lebih banyak di banding
dengan jam mata pelajaran lainnya. Selain itu, matematika merupakan
mata pelajaran yang diberikan di semua jenjang pendidikan mulai dari
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan sebagian di perguruan tinggi
(PT).
2Sistem Pendidikan Nasional.Undang-undang Republik Indonesia no.20 thn 2003tentang
sistem pendidikan Nasional.(Jakarta: Sistem Pendidikan Nasional, 2003). h. 3
3
Atas dasar pentingnya peranan matematika dalam pendidikan,
maka sampai batas tertentu matematika hendaknya dapat dikuasai oleh
setiap individu. Namun, dibalik pentingnya peranan yang dimiliki
matematika, matematika juga merupakan momok yang masih ditakuti oleh
sebagian besar siswa. Banyak siswa di setiap jenjang pendidikan
menganggap matematika sebagai pelajaran yang sulit dan sering
menimbulkan berbagai masalah yang sulit untuk dipecahkan, sehingga
berdampak pada rendahnya prestasi belajar siswa.
Rendahnya prestasi belajar matematika bukan hanya disebabkan
pelajaran matematika yang sulit, melainkan disebabkan oleh beberapa
faktor yang meliputi berbagai hal seperti siswa itu sendiri, guru, Strategi,
pembelajaran, maupun lingkungan belajar yang saling berhubungan satu
sama lain. Faktor dari siswa yaitu kurangnya pemahaman konsep siswa
terhadap materi yang diajarkan. Faktor lain yaitu adanya anggapan/asumsi
yang keliru dari guru-guru yang menganggap bahwa pengetahuan itu dapat
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran siswa. Dengan
adanya asumsi tersebut, guru memfokuskan pembelajaran matematika
pada upaya penuangan pengetahuan tentang matematika sebanyak
mungkin kepada siswa. Akan tetapi, dalam perkembangan seperti sekarang
ini, guru dituntut agar tugas dan peranannya tidak lagi sebagai pemberi
informasi melainkan sebagai pendorong belajar agar siswa dapat
mengkonstruksi sendiri pengetahuannya melalui berbagai aktifitas seperti
komunikasi matematis.
Kemampuan komunikasi matematik merupakan salah satu
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang dikembangkan dalam
pembelajaran matematika. Kemampuan komunikasi matematik dibagi
menjadi dua bentuk yaitu komunikasi matematika tulisan dan lisan.
Komunikasi matematik tulisan yaitu mengkomunikasikan gagasan atau
ide-ide matematik kedalam bentuk simbol, tabel, grafik, atau diagram dan
sebaliknya, untuk memperjelas keadaan atau masalah serta pemecahannya.
Sedangkan komunikasi matematik lisan adalah mengkomunikasikan ide-
4
ide atau gagasan matematikanya dengan cara berdiskusi, sharing dan
menjelaskan ide-ide matematikanya kepada orang lain.
Kemampuan komunikasi perlu diperhatikan dalam pembelajaran
matematika sebab kemampuan komunikasi sangat diperlukan dalam
menghadapi berbagai masalah, khususnya masalah yang berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Dengan berkomunikasi, siswa dapat lebih
memahami simbol-simbol dan informasi yang ada di dalam pelajaran
tersebut. Ironisnya dalam pelaksanaan pembelajaran matematika di
sekolah, jarang sekali siswa diberi kesempatan untuk mengkomunikasikan
ide-idenya. Hal ini berdampak pada rendahnya kemampuan komunikasi
matematis siswa.
Rendahnya kemampuan komunikasi matematik tidak terlepas dari
proses pembelajaran. Pembelajaran matematika masih banyak
menggunakan rumus-rumus yang sudah baku. Hal ini menyebabkan proses
pembelajaran masih cenderung pasif dan peserta didik kurang kreatif.
Siswa yang tidak dilibatkan untuk aktif dalam pembelajaran, dapat
menyebabkan siswa sulit untuk berekplorasi, berkreatifitas terhadap ide-
ide yang mereka miliki khususnya ide-ide matematika. Proses
pembelajaran seperti ini menjadikan siswa tidak komunikatif dan tidak
mempunyai keterampilan dalam mengembangkan dirinya.
Terdapat fakta di lapangan yang menunjukan siswa mempunyai
kemampuan komunikasi matematik yang sangat rendah, seperti SMA
Triguna Utama. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti tepatnya
di kelas X diperoleh data bahwa tingkat kemampuan komunikasi
matematik siswa sangat rendah. Hal ini dibuktikan dengan dilakukan tes
awal, Peneliti memberikan 5 soal trigonometri kepada siswa, untuk
mengukur kemampuan awal komunikasi matematik siswa, dan rata-rata
hasil tes awal tersebut adalah 41,43 (terlampir). Selain itu hasil wawancara
dengan guru matematika pada kelas tersebut juga mengatakan hal yang
sama bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa untuk kelas tesebut
yang bervariasi dan lebih dominan relatif rendah.
5
Atas dasar permasalahan tersebut maka kemampuan komunikasi
matematis siswa harus ditingkatkan. Peningkatan kemampuan komunikasi
matematis siswa dapat dilakukan dengan mengadakan perubahan-
perubahan dalam pembelajaran. Dalam hal ini, perlu dirancang suatu
pembelajaran yang membiasakan siswa untuk mengkonstruksi
pemikirannya baik dengan guru, teman maupun terhadap materi
matematika itu sendiri. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran yang tepat.
Strategi pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki siswa yaitu siswa secara aktif
mengemukakan ide pokok dari materi belajar, memecahkan persoalan,
atau mengaplikasikan pelajaran yang sudah dipelajari kedalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang
tidak hanya berdasarkan pada proses mendengarkan atau mencatat.
Pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa agar
tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran aktif adalah salah satu alternatif untuk
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri sehingga siswa lebih mudah untuk memahami
konsep-konsep yang diajarkan dan mengkomunikasikan ide-idenya dalam
bentuk lisan maupun tulisan. Karena strategi pembelajaran aktif
merupakan strategi pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk
berinteraksi satu sama lain, baik interaksi dengan sesama siswa maupun
dengan guru dan memungkinkan membantu siswa dalam mengingat
pelajaran yang sudah dipelajari.
Strategi pembelajaran aktif memiliki beberapa tipe diantaranya
adalah Student Teams Achievement Divisions (STAD), Cooperatif script,
Picture and Picture, Everyone is a teacher here dan lain sebagainya.
Strategi pembelajaran aktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tipe everyone is a teacher here. Digunakan tipe tersebutb karena dapat
melatih kemampuan komunikasi matematik siswa secara lisan dan tulisan.
6
Selain itu, merupakan jenis pembelajaran yang memberi kesempatan
kepada siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya. Melalui
strategi ini siswa ikut serta dalam pembelajaran secara aktif.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika
siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti dalam bentuk karya
ilmiah yang berjudul “Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe
Everyone is a Teacher Here Untuk Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa”.
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas, maka
didentifikasikan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan komunikasi matematika siswa yang masih rendah.
2. Siswa masih menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang
sulit dan menakutkan.
3. Pembelajaran matematika dikelas masih berpusat pada guru bukan
siswa sehingga siswa cenderung pasif.
C. Pembatasan Fokus Penelitian
Mengingat luasnya permasalahan yang berhubungan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, maka
penulis membatasi masalah yang akan diteliti sesuai dengan judul skipsi
sebagai berikut:
1. Rancangan pembelajaran matematika yang akan diterapkan dengan
strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here atau semua
bisa jadi guru.
2. Kemampuan komunikasi matematik yang dimaksud yaitu:
a. Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam
ide-ide matematika
b. Mengkomunikasikan ide-ide matematis mereka secara koheren
(tersusun logis) dan jelas kepada teman-temannya dan guru
7
c. Memodelkan situasi dengan, tertulis, gambar, grafik, dan secara
aljabar.
d. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-
gagasan matematika dalam berbagai situasi.
e. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis
untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika.
3. Materi adalah geometri (dimensi tiga).
4. Penelitian ini di laksanakan di sekolah SMA Triguna kelas X
D. Perumusan Masalah Penelitian
Dari perumusan masalah tersebut, maka dijabarkan beberapa
pertanyaan yang akan dicari jawabannya dalam penelitian ini, yaitu:
1. Apakah penerapan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a
teacher here dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik
siswa?
2. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher
here?
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian
1. Tujuan Hasil Penelitian
Berdasarkan perumusan permasalahan diatas, maka tujuan dari
penelitian ini bertujuan:
1) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematik
siswa melalui penerapan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is
a teacher here.
2) Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran matematik
dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a
teacher here.
8
2. Kegunaan Hasil Penelitian
1) Dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dalam upaya
peningkatan kualitas pembelajaran matematika untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi matematika dan strategi pembelajaran aktif
tipe everyone is teacher here dijadikan alternatif dalam
pembelajaran matematika dikelas
2) Menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam
memahami peningkatan kemampuan komunikasi matematika
dengan diterapkannya strategi Pembelajaran aktif tipe everyone is a
teacher here.
3) Menambah ilmu pengetahuan, menjadi bahan referensi dan
pertimbangan pengembangan penelitian yang sejenis bagi peneliti
lainnya.
9
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang
relatif menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif.1 Perubahan-perubahan yang dihasilkan akibat proses belajar
merupakan hasil pengalaman yang dilakukan dengan sadar dan bukan
kebetulan karena melibatkan kognitif seseorang. Dalam hal ini, seseorang
yang belajar menyadari adanya perubahan dalam dirinya. Perubahan yang
diakibatkan oleh mabuk, gila dan sebagainya tidak dapat dikatakan belajar
karena individu yang bersangkutan tidak menyadarinya.
Lebih dari sekedar melibatkan kemampuan kognitif, proses belajar
juga melibatkan kemampuan afektif (sikap) dan psikomotorik
(keterampilan) yang dimiliki seseorang. Hal ini dimaksudkan agar
perubahan akibat proses belajar bersifat positif dan berguna sehingga lebih
baik dari yang sebelumnya. Hal ini senada dengan yang dikemukakan oleh
Djamarah dalam bukunya Psikologi Belajar yang mengatakan bahwa
“belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan
psikomotorik”.2 Perubahan dan kemampuan untuk berubah merupakan
batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Disebabkan oleh
kemampuan berubah karena belajarlah, maka manusia dapat berkembang
1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2006), h. 90 2Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), h. 13
10
lebih jauh daripada makhluk-makhluk lainnya, sebagai khalifah Tuhan di
muka bumi.
Beberapa pendapat yang mengemukakan tentang pengertian belajar
sebagai berikut:
1. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri seseorang,
sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku.3
2. Cronbach berpendapat bahwa :”learning is shown by a change in
behavior as a result of experieence”. Belajar sebagai suatu aktivitas
yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman.4 Pengalaman tersebut diperoleh individu dalam interaksi
dengan lingkungannya baik yang menyangkut ranah kognitif, afektif
maupun psikomotor.
3. Morgan dan kawan-kawan mendefinisikan belajar sebagai perubahan
tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi dari sebuah pengalaman.5
Belajar menurut pandangan konstruktivis merupakan hasil konstuksi
kognitif melalui kegiatan seseorang. Pandangan ini memberikan penekanan
bahwa pengetahuan kita adalah bentukan kita sendiri.6Menurut Wasti
Soemanto dalam buku psikologi pendidikan dituliskan belajar adalah suatu
proses, dan bukan hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan
integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk
mencapai suatu tujuan.7 Dengan demikian belajar adalah kegiatan yang
berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti, bahwa
berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
3 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
(Kencana Prenada Media Grup, 2005), Cet. 3, Ed. 1, h. 89 4Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2008), Ed. 2, h. 13
5 Udin S. Wiranataputra, dkk, Prinsip Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1994), h. 10 6 Triyanto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Prestasi
Pustaka, 2007), h. 28 7 Wasti Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), Cet. 5, h.
104-105
11
pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Berdasarkan perbedaan-perbedaan pendapat mengenai belajar, namun
prinsipnya sama, yakni adanya perubahan tingkah laku, hanya berbeda cara
atau usaha pencapaiannya. Sehingga penulis dapat menyimpulkan bahwa
belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu sebagai
hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif, afektif maupun psikomotor. Segala aktivitas dan prestasi hidup
manusia tidak lain adalah hasil dari belajar hanya berbeda cara dan usaha
pencapaiannya.
Sedangkan proses yang terjadi yang membuat seseorang melakukan
proses belajar disebut pembelajaran. Kata “pembelajaran” adalah
terjemahan dari “instruction” yang banyak dipakai dalam dunia pendidikan
Amerika Serikat. Istilah ini bayak dipengaruhi oleh aliran psikologi
kognitif-wholistik, yang menempatkan siswa sebagai sumber dari kegiatan.8
Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi antara
guru dengan siswa, secara hakikatnya pembelajaran adalah proses
komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antara peserta didik
dalam rangka perubahan sukap.9
Istilah pembelajaran merupakan istilah baru yang digunakan untuk
menunjukkan kegiatan guru dan siswa. Kata belajar sengaja dipakai sebagai
padanan kata dari kata intruction, karena kata intruction mempunyai
pengertian yang lebih luas dari kata pengajaran.10
Oleh karena itu, mengajar
atau “teaching” merupakan bagian dari pembelajaran (instruction), dimana
peran guru lebih ditekankan kepada bagaimana merancang atau
8 Wina Sanjaya, 2005. Kurikulum dan pembelajaran Tori dan Praktek Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, . (Jakarta : Kencana Prenada Grup), h. 213 9 Asep Jihad, 2008. Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo), Cet, 1 h. 11
10 Yudhi Munadi, 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta : Gaung
Persada Press),h. 4
12
mengaransemen berbagai sumber dan fasilitas yang tersedia untuk
digunakan atau dimanfaatkan siswa dalam mempelajari sesuatu. 11
Menurut Fontana (dalam Suherman) pembelajaran merupakan upaya
penataan lingkungan yang memberi nuansa agar program belajar tumbuh
dan berkembang secara optimal.12
Dengan demikian proses pembelajaran
bersifat eksternal yang sengaja direncanakan dan bersifat rekayasa perilaku.
Untuk itu, agar kegiatan pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta
didik, maka harus diciptakan lingkungan yang nyaman dan memberikan
rasa aman bagi peserta didik.
“pembelajaran berarti upaya membelajarkan siswa (Degeng, 1989)”.13
Dari penjelasan pembelajaran diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang dengan tujuan untuk
menciptakan suasana lingkungan yang memungkinkan seseorang atau
pelajar melaksanakan kegiatan belajar, adanya perubahan tingkah laku dan
proses tersebut dirancang oleh guru sebagai fasilitator sementara siswa
diposisikan sebagai subjek belajar yang memegang peranan utama dalam
proses belajar.
Setelah membahas tentang belajar dan pembelajaran, penulis dapat
mengambil kesimpulan bahwa proses belajar bersifat internal dalam diri
siswa, maksudnya proses belajar merupakan peningkatan memori siswa itu
sendiri sebagai hasil belajar terdahulu. Sedangkan, pembelajaran bersifat
eksternal yaitu kegiatan yang sengaja direncanakan dan dirancang oleh guru
dalam proses belajar.
2. Pembelajaran matematika
Matematika berasal dari bahasa latin mathematica yang mulanya
diambil dari kata mathematike yang berarti relating to learning. kata itu
11
Wina Sanjaya. 2005. Kurikulum dan pembelajaran Teori dan Praktek…, h. 213 12
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung:
JICA UPI, 2001), h. 8 13
Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, (Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2009), h.2
13
mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu
(knowledge, science). Kata mathematike berhubungan erat dengan kata
lainnya yang hampir sama, yaitu mathenein yang artinya belajar (berpikir).
Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu
pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar). 14
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari
tentang bilangan-bilangan dengan operasinya dan dengan aturan tertentu.
Matematika sangat berkaitan dengan simbol-simbol, konsep-konsep, pola
bilangan dan sebagainya, yang semuanya menyertakan logika dan pola pikir
untuk bisa menganalisa dan dapat dibuat kesimpulan. Seperti yang
dikemukakan oleh James dan James bahwa “matematika adalah ilmu
tentang logika mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep-konsep yang
berhubungan satu dengan yang lainnya dengan jumlah yang banyak yang
terbagi ke dalam tiga bidang, yaitu aljabar, analisis, dan geometri”.15
Cockrof (1982), mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan
pada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi
kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan
matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang
kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan
informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan
berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; (6)
memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang
menantang.16
Aliran konstruktivisme memandang bahwa untuk belajar matematika,
yang dipentingkan adalah bagaimana membentuk pengertian pada anak. Ini
berarti bahwa ”belajar matematika penekanannya adalah pada proses anak
belajar, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator”.17
Untuk belajar matematika dalam aliran konstruktivisme diperlukan
alasan argumentatif sehingga terbentuk pola pikir seseorang dalam belajar
14
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran..., h. 17 15
Erman Suherman, dkk, Strategi Pembelajaran..., h. 18 16
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2009), Cet. 2, h. 253 17
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar yang
Kreatif dan Efektif. (Jakarat: Bumi Aksara, 2010) h. 127
14
matematika. Dalam pandangan konstruktivisme, ”belajar matematika
memerlukan penalaran. Dengan penalaran atau logika tersebut siswa dapat
membentuk pengetahuan matematikanya dengan baik”.18
Anak yang belajar
matematika dianggap sebagai subjek yang memiliki potensi untuk
dikembangkan sesuai dengan penalarannya sendiri.
Terdapat beberapa definisi lain mengenai matematika. Paling
mendefinisikan matematika sebagai “suatu cara untuk menemukan jawaban,
menggunakan informasi, menggunakan pengetahuan tentang bentuk dan
ukuran, serta menggunakan pengetahuan tentang menghitung dan
memikirkan dalam diri manusia itu sendiri dalam melihat dan menggunakan
hubungan-hubungan.”19
Berdasarkan definisi-definisi yang telah dipaparkan dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan matematika adalah ilmu pengetahuan
mengenai logika, bentuk, susunan, besaran dan konsep yang saling
berhubungan satu sama lain dan diatur secara logis, yang diperoleh melalui
penalaran, serta dapat digunakan sebagai cara untuk menyelesaikan
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan.
B. Kemampuan Komunikasi Matematika
1. Definisi Komunikasi
Komunikasi merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan
manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa apabila tidak ada
komunikasi. Dengan adanya komunikasi berarti ada interaksi antar manusia.
Komunikasi itu tidak timbul dengan sendirinya, namun komunikasi itu
dapat diperoleh melalui belajar, yakni melalui komunikasi dengan orang lain
maupun melalui membaca dan lain-lain.
Kata komunikasi atau communication dalam dalam bahasa inggris
berasal dari bahasa Latin communis yang berarti ”sama,”communico,
communication, atau communicare yang berarti “membuat sama”(to
18
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar yang …
h. 127 19
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2003), h. 252.
15
make common). Istilah pertama (Communis) paling sering disebut
sebagai kata kominikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin
lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran,
suatu makna, atau sustu pesan dianut secara sama. Akan tetapi
definisi-definisi kontemporer menyarankan bahwa komunikasi
merunjukan pada cara berbagai hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat
“kita berbagi pikiran,” “kita berdiskusi makna.” Dan “kita mengirim
pesan”. 20
Sebagai sesuatu yang abstrak, setiap orang dapat mendefinisikan
komunikasi menurut sudut pandang masing-masing, hal ini disebabkan
karena banyaknya disipilin ilmu yang telah memberi masukan terhadap
perkembangan ilmu komunikasi, adapaun definisi komunikasi dari beberapa
ahli antara lain:
a. Effendy, mengatakan komunikasi adalah proses penyampaian pesan
oleh kominikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan
efek.21
b. Carl I. Hovland, mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana
seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang-perangsang
(biasanya lambang-lambang dalam bentuk kata-kata) untuk merubah
tingkah laku orang-orang lain (komunikate).22
c. Everett M. Rogers menyatakan bahwa komunikasi adalah proses di
mana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih,
dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.23
Dari beberapa definisi komunikasi yang telah dipaparkan, maka dapat
disimpulkan bahwa komunikasi merupakan interaksi antara manusia dengan
20
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja
Rosdakarya,2009) Cet. 13, h. 46
21 Kadir dan Nana Sumarna, kemampuan Komunikasi Matematik dan keterampilan Sosial
Siswa dalam Pembelajaran Matematika,( Kendari, Jurusan Pendidikan MIPA Universitas
Haluoleo kendari, 2009), h. 63
22 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu… Cet. 13, h. 68
23 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu… Cet. 13, h. 69
16
bentuk bahasa verbal, tulisan, dan sebagainya untuk mentransfer suatu
informasi.
2. Komunikasi Matematika
Komunikasi merupakan bagian yang penting dari pendidikan
matematika sebab komunikasi merupakan sebuah jalan untuk berbagi ide
dan mengklarifikasi pemahaman. Menggunakan komunikasi, ide-ide
matematik dapat dibentuk menjadi simbol-simbol, notasi-notasi, grafik, dan
istilah.
Kitcher mengklaim bahwa matematika terdiri atas komponen-komponen:
“(1) bahasa (language) yang dijalankan oleh para matematikawan, (2) pernyataan
(statements) yang digunakan oleh para matematikawan, (3) pertanyaan
(questions) penting yang hingga kini belum terpecahkan, (4) alasan (reason)
yang digunakan untuk menjelaskan pertanyaan, dan (5) ide matematika itu
sendiri.”24
Mengacu pada pandangan Kitcher, komponen bahasa dalam
matematika bisa diwujudkan dalam bentuk simbol atau lambang yang
memiliki makna tersendiri. Penggunaan lambang dalam matematika lebih
efisien, dan dalam proses pembelajaran menjadi alat untuk
mengkomunikasikan ide-ide matematika. Hal ini senada dengan yang
diungkapkan oleh Nesher, bahwa mengonsepsikan karakteristik matematika
terletak pada kekhususannya dalam mengomunikasikan ide matematika
melalui bahasa numerik.25
Salah satu standar kurikulum yang dikemukakan NCTM (2000) adalah
komunikasi matematik atau mathematical communication yang bertujuan
membantu siswa untuk mengatur dan mengaitkan mathematical thinking
mereka secara koheren (tersusun logis) dan jelas kepada teman-temannya,
guru dan orang lain, menganalisis dan menilai mathematical thinking dan
24
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar …,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 128 25
Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan Proses… h. 128
17
strategi yang dipakai orang lain, dan menggunakan bahasa matematika
untuk mengekspresikan ide-ide matematik secara benar.26
Pada pembelajaran matematika di kelas ketika guru memberikan
sebuah konsep informasi matematika kepada siswa atau siswa
mendapatkannya sendiri melalui bahan bacaan, maka saat itu sedang terjadi
transformasi informasi matematika. Respon yang diberika si penerima
informasi merupakan interpretasi si penerima tentang informasi tadi.
“Dalam matematika, kualitas interpretasi dan respon itu seringkali menjadi
masalah istimewa. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik
matematika itu sendiri yang sarat dengan istilah dan simbol.” Karena itu,
kemampuan berkomunikasi dalam matematika menjadi tuntutan
khusus. Kemampuan berkomunikasi dalam matematika merupakan
kemampuan yang dapat menyertakan dan memuat berbagai kesempatan
untuk berkomunikasi dalam bentuk:27
a. merefleksikan benda-benda nyata, gambar, atau ide-ide matematika.
b. membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode oral,
tertulis, konkrit, grafik, dan aljabar.
c. menggunakan keahlian membaca, menulis, dan menelaah, untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide, simbol, istilah, serta
informasi matematika.
d. merespon suatu pernyataan/persoalan dalam bentuk argumen yang
meyakinkan.
Pada proses pembelajaran di kelas, ketika siswa mencoba memecahkan
permasalahan matematika, komunikasi merupakan bentuk yang penting
pada siswa untuk mengemukakan jawaban dari apa yang mereka pikirkan
26
Gusni Satriawati, “Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-ended untuk
Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP.(Jakarta:
CeMED,2006) h. 109 27
Bambang, Aryan, Membangun Keterampilan Komunikasi
Matematik dan Nilai Moral Siswa Melalui Model Pembelajaran Benteng
Pangajen, dari http://rbaryans.wordpress.com, 15 Maret 2011
18
baik secara lisan maupun tulisan. Komunikasi merupakan cara untuk
mengubah ide-ide matematik yang bersifat abstrak ke dalam model
matematika, sehingga memudahkan untuk dipahami oleh siswa lain.
Ketika siswa ditantang untuk berpikir dan bernalar tentang matematika
dan mengkomunikasikan hasil-hasil pikiran mereka kepada yang lain, maka
siswa belajar menjelaskan dan meyakinkan yang lain, mendengarkan
penjelasan siswa lain, berarti memberikan kesempatan siswa untuk
mengembangkan pemahamannya sendiri. “Siswa perlu didorong untuk
berbicara, menulis, membaca, dan mendengarkan. Di kelas, siswa
berkomunikasi untuk belajar matematika dan mereka belajar untuk
berkomunikasi secara matematik.”28
Guru memiliki peranan yang penting dalam membangun kemampuan
komunikasi matematik siswa karena guru merupakan perancang kegiatan
pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran matematika di kelas harus
dapat merangsang/mengasah kemampuan komunikasi matematika siswa
sehingga menghasilkan suatu pembelajaran yang bermakna. Selain itu guru
dapat menggunakan komunikasi lisan maupun tulisan untuk memberikan
kesempatan siswa dalam, think through problems (berpikir memecahkan
masalah), formulate explanations (menyususun penjelasan), try out new
vocabulary or notation (menemukan kata-kata atau notasi-notasi baru),
experiment with forms of argumentation (bereksperimen dalam bentuk
argumentasi), justify conjuctures (menggunakan konjektur), critique
justifications (meninjau kebenaran), dan reflect on thier own understanding
and the ideas of others (merefleksikan pemahaman mereka dengan ide-ide
orang lain).29
28
Prof. Wahyudin, Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran (Perlengkap Untuk
Meningkatkan Kopetensi Pedagogis Para Guru dan Calon guru Profesional). (Jakarta: CV. Ipa
Abong, 2008). h. 38-39 29
NCTM. 2000. Principles and Standart for School Mathematics. Reston, VA : NCTM, p.
228-229
19
Komunikasi matematik menurut National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM, 1996) memberikan manfaat pada siswa berupa:30
a. Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik, dan secara
aljabar.
b. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-
gagasan matematika dalam berbagai situasi.
c. Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan-gagasan matematika
termasuk peranan definisi-definisi dalam matematika.
d. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika.
e. Mengkaji gagasan matematika melalui konjektur dan alasan yang
meyakinkan
f. Memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam
pengembangan gagasan matematika.
Adapun beberapa faktor yang berkaitan dengan komunikasi
matematik, antara lain :31
a. Pengetahuan prasyarat (Prior Knowledge)
Pengetahuan prasyarat merupakan pengetahuan yang telah dimiliki
siswa sebagai akibat proses belajar sebelumnya. Hasil belajar siswa
tentu saja bervariasi sesuai dengan kemampuan siswa itu sendiri. Jenis
kemampuan yang dimiliki siswa sangat menentukan pembelajaran
selanjutnya.
b. Kemampuan membaca, diskusi, dan menulis
Dalam komunikasi matematik, kemampuan membaca, diskusi, dan
menulis dapat membantu siswa memperjelas pemikiran dan dapat
mempertajam pemahaman (NCTM, 1989). Diskusi dan menulis
30
Bambang, Aryan, Membangun Ketrampilan Komunikasi Matematika dan Nilai Moral
Siswa Melaui Model Pembelajaran Bentang Pangajen, dari http://rbaryans.wordpress.com,
15 maret 2011
31 Gusni Satriawati, “Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-ended untuk
Meningkatkan ……. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,vol. 1, tahun 2006, h. 111
20
adalah dua aspek penting dari komunikasi untuk semua level (NCTM,
2000)
c. Pemahaman matematik (Mathematical knowledge)
Merujuk pada pengertian kemampuan komunikasi matematika di atas,
maka dapat disimpulkan komunikasi matematika sebagai kemampuan untuk
berkomunikasi dalam matematika secara lisan maupun tulisan berupa
aktivitas membaca, berdiskusi, sharing, mengevalusi ide, simbol, istilah
yang berkaitan dengan matematika. Selain itu proses berkomunikasi
hendaknya perlu diperhatikan sehingga siswa dapat secara optimal
mengembangkan kemampuan kominikasi matematik. Aspek penting
tersebut adalah representasi, membaca, menulis, diskusi dan
mendengarkan.32
3. Indikator Dalam Kemampuan Komunikasi Matematik
Untuk melihat bagaimana kemampuan komunikasi matematik siswa
dalam proses pembelajaran di kelas, maka perlu ada indikator-indikator
yang menunjukkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Adapun
indikator-indikator kemapuan komunikasi matematik siswa menurut
beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Sumarmo (2003) mengatakan bahwa kemampuan komunikasi
matematika merupakan kemampuan yang dapat kesempatan untuk
berkomunikasi dalam bentuk:33
a. Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-ide
matematika.
b. Membuat model situasi atau persoalan menggunakan metode lisan,
tulisan, kongkrit, grafik, dan aljabar.
32
Kadir dan Nana Sumarna, kemampuan Komunikasi Matematika…. h. 65
33 Gusni Satriawati, “Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-ended untuk
Meningkatkan ……. Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika,vol. 1, tahun 2006, h. 110
21
c. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
matematika.
d. Mendengarkan, mendiskusikan, dan menulis tentang matematika.
e. Membaca dengan pemahaman suatu presentasi matematika tertulis.
f. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan
generalisasi.
g. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari.
Prof. Wahyudin (2008) mengemukakan dalam buku pembelajaran dan
model-model pembelajaran bahwa Standar matematika sebagai komunikasi
matematik yaitu:34
a. Memodelkan situasi dengan lisan, tertulis, gambar, grafik, dan secara
aljabar.
b. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-
gagasan matematika dalam berbagai situasi.
c. Mengembangkan pemahaman terhadap gagasan-gagasan matematika
termasuk peranan definisi-definisi dalam matematika.
d. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika.
e. Mengkaji gagasan matematika melalui konjektur dan alasan yang
meyakinkan
f. Memahami nilai dari notasi dan peran matematika dalam
pengembangan gagasan matematika.
Berdasarkan indikator-indikator yang telah dikemukakan para ahli,
indikator kemampuan komunikasi yang digunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:
34
Prof. Wahyudin, Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran (Perlengkap Untuk
Meningkatkan Kopetensi Pedagogis Para Guru dan Calon guru Profesional). (Jakarta: CV. Ipa
Abong, 2008). h. 64
22
a. Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-
ide matematika.
b. Memodelkan situasi dengan tertulis, gambar, dan aljabar.
c. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika.
d. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-
gagasan matematika dalam berbagai situasi.
e. Mengkomunikasikan ide-ide matematis mereka secara koheren
(tersusun logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru, dan yang
lainnya.
C. Strategi Pembelajaran Aktif (Aktive Learning Strategy)
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plant method or
series of actifities designed to acheaves a particular educati anal goal J.R
david (1976). Jadi dengan demikian strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang di desain
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.35
Ada dua hal yang perlu kita cermati dari pengertian diatas, pertama
strategi pembelajaran merupakan rencana atau tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk dalam pengunaan metode dan pemamfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti penyusunan
suatu strategi baru sampai penyusunan rencana kerja belum sampai pada
tindakan.kedua stategi digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, artinya
arah dari semua keputusan penyusunan stategi adalah pencapaian tujuan
dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran, pwmanfaatan,
sebagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam upaya
mencapai tujuan.
35
Wina, Sanjaya, Strategi Pembelajaran “Berorientasi Standar Proses Pendidikan”,
(Jakarta:Kencana, 2006), h. 126
23
Adapun strategi pembelajaran aktif adalah segala bentuk pembelajaran
yang memungkinkan mahasiswa berperan secara aktif dalam proses
pembelajaran itu sendiri baik dalam bentuk interaksi antar mahasiswa
maupun mahasiswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran tersebut.36
Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan
penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua
anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan
karakteristik pribadi yang mereka miliki. Disamping itu pembelajaran aktif
(active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa (didik)
didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.37
Pembelajaran aktif merujuk kepada kaedah dimana siswa melakukan
sesuatu termasuk memproses, menggunakan, dan membuat refleksi terhadap
apa yang diberikan. Dengan menggunakan kaedah pembelajaran aktif bukan
berarti guru tidak perlu lagi memberikan arahan, guru tetap memberikan
arahan karne pemberian arahan merupakan suatu yang penting untuk
disampaikan.
Menurut Bonwell (1995), pembelajaran aktif memiliki karakteristik-
karakteristik sebagai berikut:38
1) Penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi
oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran
analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas,
2) Mahasiswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi
mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi kuliah,
3) Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan
dengan materi kuliah,
4) Mahasiswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa
dan melakukan evaluasi,
5) Umpan-balik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
36
Ari, Samadhi,”Pembelajaran Aktif (Active Learning)”, dari Engineering Education
Development Projek,h. 47
37 Dra. Umi machmudah, MA.”Active Learning dalam pembelajaran B. Arab”.
(Malang:UIN Malang Press,2008). h.63
38 Ari, Samadhi,”Pembelajaran Aktif (Active Learning)”, dari Engineering Education
Development Projek,h. 47
24
Adapun konsep belajar aktif, sebagaimana yang diungkapkan
Confusius:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham
Ketiga pernyataaan ini menekankan pada pentingnya belajar aktif agar
apa yang dipelajari dikursi sekolah tidak menjadi suatu hal yang sia-sia.
Ungkapan di atas sekaligus menjawab permasalahan yang sering dihadapi
dalam proses pembelajaran, yaitu tuntasnya penguasaan anak didik terhadap
materi pembelajaran.
Mel Silberman telah memodifikasikan dan memperluas pernyataan
Confusius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif
What I hear, I forget.
What I hear and see, I remember a little.
What I hear and see, and ask questions about or whit someone
Else, I begin to understand.
What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge.
What I teach to another, I master.39
Pembelajaran aktif pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus dan respon siswa dalam pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal
yang membosankan bagi mereka. Dengan memberikan strategi pembelajaran
aktif pada siswa dapat membantu ingata mereka, sehingga mereka dapat
dihantarkan kepada tujuan pembelajaran dengan sukses. Hal ini kurang
diperhatikan dalam pembelajaran konvensional.
Dalam strategi pembelajaran aktif setiap materi pelajaran yang baru
harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada
39
Mel Silberman, Active Learning,101Strategi pembelajaran aktif (Yogyakarta: Pustaka
Insan Madani, 2005),h. 1-2
25
sebelumnya. Materi pelajaran yang baru yang disediakan secara aktif guru
perlu menciptakan strategi yang tepat guna sedemikian rupa, sehingga siswa
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Beberapa tipe pembelajaran aktif adalah sebagai berikut :
1. Student Teams Achievement division (STAD)
2. Picture and Picture (Gambar dan Gambar)
3. Cooperative Skript
4. Example non Exsample (Contoh bukan Contoh)
D. Strategi Pembelajaran Aktif tipe Everyone Is A Teacher Here
Everyone is a teacher here yaitu metode setiap orang bisa jadi guru
disini. Metode everyone is a teacher here yaitu metode yang dapat
digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat
disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pembelajaran pada
berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi
aspek: kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa
masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya (kelompoknya)
setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain40
Everyone is teacher here merupakan sebuah metode yang mudah, guna
memperoleh partisipasi kelas yang keseluruhan dan tanggung jawab secara
individu. Strategi ini memberikan kesempatan pada setiap siswa untuk
bertindak sebagai seorang pengajar terhadap peserta didik lain.
1. Prinsip Pokok Pembelajaran Aktif tipe Everyone Is A Teacher Here
Dalam hal metode evaryone is teacher here, dikemukakan oleh Asy
Syaibany yang dikutip oleh Muhamad Nurdin menjelaskan bahwa terdapat
tujuh prinsip pokok yang harus diterapkan oleh guru dalam hal strategi
pengajaran, yaitu:41
40
Siswandi. Pembelajaran Every One is a Teacher Here dalam
http://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/09/30/pembelajaran-every-one-is-a-teacher-here. 21
januari 2011. Pkl 07.00
41
Siswandi. Pembelajaran Every One is a Teacher Here …, 13 Januari 2011. Pkl 07.00
26
1) mengetahui motivasi, kebutuhan, dan minat anak didiknya
2) mengetahui tujuan pendidikan yang sudah diterapkan sebelum
pelaksanaan pendidikan
3) mengetahui tahap kematangan (maturity), perkembangan, serta
perubahan anak didik
4) mengetahui perbedaan-perbedaan individu anak didik;
5) memperhatikan pemahaman dan mengetahui hubungan-hubungan,
dan kebebasan berfikir
6) menjadikan proses pendidikan sebagai pengalaman yang
menggembirakan bagi anak didik dan
7) menegakkan contoh yang baik (uswatun hasanah).
2. Aplikasi Pembelajaran Aktif tipe Everyone Is A Teacher Here Dalam
Pembelajaran
Penerapan metode everyone is a teacher here dimulai dari guru untuk
mempersiapkan bahan pengajaran, berupa bacaan sesuai dengan Pokok
Bahasan atau materi yang akan diajarkan. Penerapan metode tersebut
digunakan model atau strategi pembelajaran yang digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.1
Proses Pembelajaran Siswa
Masing-
masing Siswa
membaca
pertanyaan
dan
jawabannya
Siswa lain
diberi
kesempatan
memberi
tanggapannya
Siswa
membaca
sebentar
Masing-masing
siswa membuat
sebuah
pertanyaan
dalam sebuah
kartu (card
quest)
Guru
Membuat
Resume
Bacaan
sesuai
dengan
materi
pokok
bahasan
Card quest
Pertanyaan
dan Jawaban
Kartu
dibagikan
kepada siswa
secara acak
27
Gambar di atas, menjelaskan bahwa penerapan dari metode everyone is a
teacher here yaitu dimulai guru memberikan bahan/sumber bacaan yang
sesuai dengan pokok bahasan yang akan diajarkan. Siswa kemudian
ditugaskan untuk membaca dan membuat sebuah pertanyaan dari
materi/bahan yang sedang akan diajarkan. Pertanyaan tersebut dibuat dalam
suatu kartu yang sebelumnya telah kartu tersebut dituliskan nomor absensi
siswa yang dipersiapkan oleh guru. Setelah selesai siswa membuat
pertanyan, kartu pertanyaan (card quest) tersebut dikumpulkan untuk
kemudian dibagikan kembali kepada siswa secara acak.
Selanjutnya, yaitu siswa dari masing-masing kelompok diberi tugas untuk
melakukan presentasi dengan membaca pertanyaan dan menjawabnya,
ditunjuk yang disesuaikan dengan nomor absensinya dan siswa lain diberi
kesempatan untuk memberikan tanggapan. Guru pada tahapan ini dapat
mengevaluasi.
3. Langkah - langkah Pembelajaran Aktif tipe Everyone Is A Teacher
Here
Adapun langkah-langkah strategi everyone is a teacher here adalah
sebagai berikut :42
1) Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa. Guru meminta
para peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang
materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik
khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.
2) Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan satu pada
setiap siswa. Guru meminta siswa membaca diam-diam pertanyaan
atau topik pada kartu dan pikirkan satu jawaban.
3) Guru memanggil sukarelawan yang akan membaca dengan keras
kartu yang mereka dapat dan memberi respon.
42
Mel Silberman, Aktive Learning , 101 Strategi Pembelajaran Aktif (Yogyakarta:Pustaka
Insan Madani, 2005)h.171-172
28
4) Setelah diberi respon, guru meminta pada yang lain di dalam kelas
untuk menambahkan apa yang telah di sumbang oleh sukarelawan ter
sebut.
5) Guru melanjutkan proses itu selama masih ada sukarelawan.
E. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan komunikasi matematik
diantaranya yaitu Ramdani Miftah, dalam penelitiannya yang berjudul
“Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Melalui
Penerapan Model Pembelajaran Terbalik (Reciprocal Teaching)”,
memberikan kesimpulan bahwa pembelajaran terbalik dapat meningkatkan
komunikasi matematika siswa dan dapat memberikan respon positif bagi
siswa.
Selain itu, Cory eka budiarti (2010), melakukan penelitian tentang
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Metode Inside-Outside
Circle (IOC) untuk meningkatkan komunikasi matematika siswa. Hasil dari
penelitiannya menunjukkan bahwa Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif tipe Inside-Outside Circle Dapat Meningkatkan Kemampuan
Komunikasi Matematik Siswa”.
F. Pengajuan Konseptual Tindakan
Matematika merupakan suatu bahasa dan dalam pembelajarannya
menggunakan simbol, lambang, grafik, dan bagan. Simbol – simbol, atau
lambang – lambang, grafik, tabel tersebut hendaknya diinterpretasikan lebih
dalam sehingga siswa mampu mengkomunikasikan makna yang terkandung
dalam lambang, simbol, grafik dan tabel tersebut. Dari makna yang implisit
tersebut siswa dapat memberikan suatu ide atau gagasan terkait dengan hasil
dari merefleksikan simbol tersebut.
Oleh karena itu, seorang guru ketika melakukan pembelajaran
matematika hendaknya mengajak siswa untuk berinteraksi secara aktif
29
dengan temannya di kelas. Interaksi ini memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menyampaikan dan mengembangkan kemampuan siswa dalam
mengkomunikasikan ide-idenya dan gagasan – gagasannya. Selain itu siswa
dapat mengevaluasi dan mendiskusikan hasil dari tiap-tiap gagasan yang
diberikan oleh temannya.
Dalam pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here setiap siswa
memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide – idenya,
mengutarakan apa yang ada difikirannya dengan mengkomunikasikannya
secara lisan dan tulis. Pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here
adalah salah satu jenis pembelajaran aktif yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bisa bekerjasama dengan siswa
lain dalam kelompok, dan memberikan siswa waktu lebih banyak untuk
berpikir, menjawab dan saling membantu satu sama lain. Dalam kelompok
yang dibentuk secara homogen, siswa dilatih untuk mengkomunikasikan
ide-ide atau gagasan-gagasan matematika yang telah dipikirkannya baik
secara lisan dan tulisan.
Pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here menstimulus
kemampuan komunikasi matematik siswa baik secara lisan maupun tulis.
Kemampuan komunikasi matematik adalah kemampuan siswa dalam
merefleksikan gambar, tabel, grafik, atau situasi matematika dengan bahasa
sendiri dalam bentuk penulisan secara tematik dan menyatakan peristiwa
sehari – hari dalam bahasa dan simbol matematika. Kemampuan
komunikasi matematik merupakan bagian dari kemampuan dasar yang harus
dimiliki siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here yang dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa.
30
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan teori yang telah diuraikan maka peneliti mengajukan
hipotesis tindakan sebagai berikut: ”Dengan penerapan srategi pembelajaran
aktif tipe everyone is a teacher here dapat meningkatkan kemampuan
komsunikasi matematik siswa”.
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Triguna
Utama, Jl. Ir. H. Juanda km 2 Ciputat, Tanggerang Selatan kelas X tahun
ajaran 2010/2011. Waktu penelitian dilaksanakan mulai 29 April sampai
bulan 02 Juni 2011.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan penulis lakukan adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian ini lebih menekankan kepada proses atau
tindakan penelitian, oleh karena itu berhasil atau tidaknya penelitian dapat
dilihat dari proses tindakan penelitian.
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
desain PTK. Model ini terdiri dari beberapa siklus, yang setiap siklus
berupa satu perangkat yang terdiri dari empat komponen yaitu:
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan
3) Pengamatan
4) Refleksi
Adapun rancangan dari setiap aspek pokok yang akan menjadi
gambaran dari proses penelitian adalah sebagai berikut:
1) Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah tentang proses belajar siswa
b. Melakukan wawancara terhadap guru bidang studi matematika
c. Data yang telah diidentifikasi, dianalisis berdasarkan hasil
wawancara dam disimpulkan
d. Merencanakan tindakan yang lebih tepat berdasarkan asal penyebab
masalah-masalah itu dengan menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) dan instrument penelitian berupa pedoman
32
wawancara, pedoman observasi terhadap guru dan siswa, catatan
lapangan yang disusun bersama kolaborator.
2) Pelaksanaan
Dalam pelakasanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan
guru bidang studi matematika. Pelaku tindakan adalah peneliti
sedangkan guru bidang studi matematika sebagai observer. Pada tahap
ini rancangan strategi dan RPP ( Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran)
yang sudah didiskusikan pada tahap perencanaan.
3) Pengamatan dan Analisis
Pada tahap ini observer melakukan mentoring terhadap proses
tindakan kelas, situasi kelas, dan aktivitas belajar siswa di kelas dengan
menggunakan pedoman observasi yang telah disiapkan. Selain itu
peneliti juga mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung. Data-data pada saat observasi,
dikumpulkan dan disanalisis secara menyeluruh.
4) Refleksi
Pada tahapan refleksi, data yang telah dianalisis dilakukan evaluasi
dan refleksi dengan tujuan untuk menyempurnakan tindakan berikutnya
dan memperbaiki kegiatan penelitian sebelumnya.
2. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Desain penelitian tindakan kelas dapat dilihat dari bagan 3.1.
C. Subyek Penelitian/Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian
Adapun kelas yang dijadikan subyek penelitian adalah kelas X
dengan jumlah 45 siswa yang terdiri dari 25 laki-laki dan 20 Perempuan.
Pertimbangan dipilihnya kelas tersebut adalah berdasarkan hasil
pengamatan yang dilakukan sebelum penelitian yang dirundingkan dengan
guru kelas bahwa kemampuan komunikasi matematik di kelas tersebut
sangat rendah.
33
Bagan 3.1
Alur Prosedur Pelaksanaan PTK
Kemampuan Komunikasi
Matematik Rendah Perencanaan
Siklus I
Pelaksanaan
Siklus I
(Pembelajaran
dilakukan
secara
individual) Pengamatan/
Pengumpulan
data siklus I
Refleksi Siklus I
Kemampuan komunikasi
matematika siswa belum
mencapau hasil yang
diharapkan
Perencanaan
siklus II
Pelaksanaan
Siklus II
Pembelajaran
dilakukan
secara
kelompok
Pengamatan/
Pengumpulan data
siklus II
II
Refleksi
Siklus II
Kemampuan Komunikasi
Matematika siswa
Belum mencapai hasil yang
diharapkan, dilanjutkan
kesiklus berikutnya
Sudah mencapai hasil yang
diharapkan, penelitian
dihentikan
34
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai perencana dan
pelaksana kegiatan. Peneliti merencanakan kegiatan, melaksanakan
kegiatan, melakukan pengamatan, mengumpulkan dan menganalisis data
serta melaporkan hasil penelitian. Dalam melaksanakn penelitian, peneliti
dibantu oleh seorang guru. Guru tersebut adalah guru mata pelajaran
matematika kelas X yang bertindak sebagai observer (pengamat)
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini direncanakan dalam 2 siklus. Hal ini
dibuktikan untuk melihat bagaimana kemampuan komunikasi matematik
siswa pada setiap siklus setelah diberi tindakan. Jika pada penelitian siklus
I terdapat kekurangan maka penelitian siklus II lebih diarahkan pada
perbaikan dan jika siklus I terdapat keberhasilan maka pada siklus II lebih
diarahkan pada perkembangan.
Adapun tahapan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Tahapan Kegiatan Pendahuluan
Kegiatan Pendahuluan
Observasi ke SMA Triguna Utama
Mengurus surat penelitian
Membuat intrumen penelitian
Berkoordinasi dengan kepala sekolah
Wawancara dengan guru mata pelajaran matematika
Menentukan kelas subyek penelitian
Observasi proses pembelajaran di kelas penelitian
Mensosialisasikan pembelajaran matematika dengan Strategi
Pembelajaran Aktif tipe everyone is a teacher here
35
Bagan 3.2
Tahap Penilaian Siklus I
Tahap Perncanaan
1. Menyiapkan kelas Penelitian
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
4. Menyiapkan ringkasan materi siklus 1
5. Membuat latihan Soal
6. Membuat cars quest yang akan dibagikan kepada siswa
7. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
8. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang
studi
9. Menyiapkan soal tes akhir siklus 1
10. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
Peneliti mulai melaksanakan tindakan. Rencana pelaksanaan
pembelajaran dan skenario yang sudah disiapkan akan diterapkan ditahap
ini. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here secara individu.
Tahap Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan bersama terhadap kegiatan siswa
berdasarkan lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siswa
dan peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa.
Tahap Refleksi
Identifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan siklus I
untuk menemukan keberhasilan atau ketidakberhasilan dari tindakan
tersebut. Jika belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus II
Siklus 1
36
Bagan 3.3
Tahap Penilaian Siklus I
Tahap Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan bersama terhadap kegiatan siswa
berdasarkan lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siswa
dan peneliti mengumpulkan data hasil observasi untuk dianalisa.
Tahap Perencanaan
1. Menyiapkan kelas penelitian
2. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
3. Mendiskusikan RPP dengan guru kolaborator
4. Menyiapkan ringkasan materi siklus II
5. Membuat cars quest yang akan dibagikan kepada siswa
6. Menyiapkan pedoman angket untuk menilai aktivitas belajar siswa
7. Menyiapkan pedoman observasi proses pembelajaran siswa
8. Menyiapkan format observasi bebas catatan lapangan
9. Menentukan indikator keberhasilan siklus dengan guru bidang studi
10. Menyiapkan soal tes akhir siklus II
11. Menyiapkan alat dokumentasi
Tahap Pelaksanaan
Peneliti mulai melaksanakan tindakan. Rencana pelaksanaan
pembelajaran dan skenario yang sudah disiapkan akan diterapkan ditahap
ini. Pembelajaran dilaksanalan dengan menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here secara kelompok.
Tahap Refleksi
Identifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan siklus II
untuk menemukan keberhasilan atau ketidakberhasilan dari tindakan
tersebut. Jika belum berhasil maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya
dan jika berhasil maka penelitian dihentikan.
Siklus II
37
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil penelitian yang diharapkan peneliti adalah meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa melalui strategi pembelaaran
aktif tipe everyone is a teacher here. Penelitian ini akan dihentikan jika:
1. Hasil tes kemampuan komunikasi matematik yang diberikan pada
setiap akhir siklus menunjukan bahwa nilai rata – rata siswa mencapai
7.
2. Nilai matematika siswa pada akhir siklus lebih atau sama dengan
standar kriteria ketuntasan minimal yaitu 70.
3. 65% Siswa memiliki respon positif terhadap pembelajaran
matematika dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
everyone is a teacher here.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif
1. Data kualitatif: hasil observasi proses pembelajan, catatan lapangan,
wawancara terhadap guru, hasil jurnal harian siswa, dan hasil
dokumentasi
2. Data kuantitatif: hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa
setiap siklus
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru kelas dan peneliti.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Tes kemampuan komunikasi matematik siswa yang diperoleh dari
hasil tes siswa pada setiap akhir siklus.
2. Observasi proses pembelajaran; data hasil observasi data dalam
penelitian ini ada dua. Pertama, data observasi terhadap tindakan
pembelajaran peneliti yang diisi oleh observer. Kedua, data dari hasil
38
observasi proses pembelajaran siswa yang diisi oleh peneliti dan
observer.
3. Jurnal harian; siswa mengisi jurnal harian pada setiap akhir proses
pembelajaran.
4. Wawancara; peneliti melakukan wawancara kepada guru bidang studi
di awal dan diakhir penelitian. Wawancara di awal penelitian
dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran, kesulitan belajar
matematika siswa, tingkat kemampuan komunikasi matematika siswa,
dan strategi belajar yang digunakan guru, sedangkan wawancara di
akhir penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap
penggunaan strategi pembelajaran aktif everyone is a teacher here
5. Catatan lapangan; catatan lapangan ini dilakukan ketika proses
pembelajaran berlangsung untuk merekam kejadian-kejadian selama
proses pembelajaran yang tidak teramati dengan lembar observasi.
6. Dokumentasi; dokumentasi yang dimaksu adalah berupa foto-foto
yang diambil pada saat pembelajaran berlangsung.
I. Instrumen-instrumen Pengumpul Data yang Digunakan
1. Instrumen Tes
Lembar soaL ini digunakan untuk mengukur kemampuan
komunikasi matematik siswa setelah diberi pelakuan.
2. Instrumen Non Tes
a. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran
Pedoman observasi proses pembelajaran ada dua, yaitu pedoman
observasi pada peneliti dan siswa. Pedoman observasi pada peneliti
digunakan untuk menilai proses mengajar peneliti dan pedoman
observasi pada siswa untuk mengetahui aktivitas dan tingkat
kemampuan komunikasi matematik.
b. Jurnal harian Siswa
Jurnal harian pada siswa digunakan untuk mengetahui respon siswa
terhadap proses pembelajaran pada setiap pengamatan.
39
c. Pedoman Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian.
Wawancara di awal penelitian dilakukan untuk mengetahui kesulitan
belajar matematika siswa dan metode belajar yang digunakan guru.
Sedangkan wawancara terakhir penelitian dilakukan untuk mengetahui
tanggapan guru terhadap penggunaan strategi pembelajaran aktif
everyone is a teacher here .
d. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk merekam kejadian-kejadian
selama proses pembelajaran berlangsung yang tidak dapat diamati oleh
lembar observasi.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Studi
Agar dapat diperoleh data yang valid instrumen tes diuji cobakan
untuk mengetahui validitas, reabilitas, daya pembeda dan taraf kesukaran.
Instrument tes ini di coba bersamaan dengan pemberian tes disetiap siklus.
1. Uji Validitas
Pengambilan validitas ini untuk mengetahui apakah soal itu valid
atau tidak, dan tentunya tes disesuaikan dengan materi yang sudah
diajarkan dan tujuan pembelajaran.
Untuk pengujiannya menggunakan rumus product moment sebagai
berikut: 1
Keterangan:
: Koefisien kolerasi
n : Banyaknya subyek
: Jumlah nilai setiap butir soal
: Jumlah nilai total
1 Suharsimi Arikunto, Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010).
Cet ke-11, h. 72
40
: Jumlah Hasil perkalian tiap –tiap skor asli dari x dan y
Perhitungan validitas menggunakan program Microsorf Excel.
Setelah diperoleh harga kemudian dikembalikan dengan r kritik
product moment dengan taraf = 5 %. Jika , maka soal
dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Guna mengukur reliabilitas, peneliti melakukan pengukuran
reabilitas dengan menggunakan rumus Alpha:2
dengan
Keterangan:
11r = reliabilitas yang dicari
n = banyaknya butir pernyataan yang valid
2
i = jumlah varians skor tiap-tiap item
2
t = varians total
Tabel 3.2
Indeks reliabilitas diklasifikasikan sebagai berikut: 3
11r Keterangan
r < 0,20 Sangat rendah
0,20 ≤ r < 0,40 Rendah
0,40 ≤ r < 0,70 Sedang
0,70 ≤ r < 0,90 Tinggi
0,90 ≤ r < 1,00 Sangat tinggi
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi …, h.109.
3 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo, 2008), Cet, 1 h. 181
2
2
11 11 t
i
n
nr
n
n
XX
2
2
2
41
3. Tingkaf Kesukaran
Taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui bobot soal yang
sesuai dengan kriteria perangkat soal yang diharuskan untuk mengukur
taraf kesukaran digunakan rumus :4
TK =
Keterangan :
TK = Tingkat kesukaran
SA = Jumlah skor kelompok atas
SB = Jumlah skor kelompok bawah
n = Jumlah siswa seluruhnya
Skor maks = Skor maksimal soal tersebut
Untuk mengetahui penilaian taraf kesukaran tiap-tiap soal
indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut 5:
0,71 – 1,000 soal tersebut mudah
0,31 – 0,700 soal tersebut sedang
0,10 - 0,30 soal tersebut sukar.
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan kemampuan siswa. Angka yang menunjukan besarnya
daya pembeda disebut indeks diskriminan yang berkisar antara 0,000 –
1,000. Pada indeks diskriminan ini dikenal tanda negatif yang berarti
4 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo, 2008), Cet, 1 h. 181
5Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi …, h.210
42
bahwa suatu soal itu terbalik dalam mengukur kemampuan siswa.
Rumus indeks diskriminan adalah :6
Keterangan :
DP = Daya pembeda soal
SA = Jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah
SB = Jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah
n = banyaknya siswa kelompok atas dan kelompok bawah
Skor maks = skor maksimal soal yang bersangkutan.
Untuk mengetahui penilaian daya pembeda tiap-tiap soal,
indeks diskriminan menurut Russefendi diklasifikasikan sebagai
berikut:7
0,40 atau lebih : Sangat baik
0,30 – 0,39 : Cukup baik
0,20 – 0,29 : Cukup
0,19 ke bawah : Jelek, dibuang atau dirombak
K. Teknik Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Sebelum menganalisis data, peneliti memeriksa kembali
perlengkapan dari berbagai sumber. Kemudian analisis data dilakukan
pada semua data yang sudah terkumpul, yaitu berupa hasil wawancara,
hasil observasi, hasil jurnal harian siswa, hasil tes kemampuan komunikasi
matematik siswa dan catatan lapangan. Semua data dianalisis dengan
menggunakan analisis deskriptif.
6 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran,…h. 189
7 Asep Jihad, Evaluasi Pembelajaran …h. 181
43
Tahap menganalisis data dimulai dengan membaca keseluruhan
data yang ada dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data,
penyajian data, dan penarik kesimpulan dilakukan dalam bentuk interaktif
dengan mengumpulkan data sebagai suatu proses siklus. Data yang
diperoleh berupa kalimat–kalimat dan aktivitas–aktivitas siswa diubah
menjadi kalimat yang bermakna dan memiliki nilai ilmiah yang tinggi.
Menganalisis kemampuan komunikasi matematik secara tertulis
yaitu dengan cara jawaban–jawaban siswa terhadap berbagai tipe soal
uraian analisis dengan berpatokan pada system rubrics. Adapun rentang
skor yang digunakan adalah 0, 1, 2, 3, 4 dengan kriteria seperti dijelasakan
pada tabel 3.3 berikut: 8
Tabel 3.3
Kriteria Pemberian Skor dengan Menggunakan Rubrics
Skor Kriteria
4 Menuliskan apa yang diketahui dari soal, menyusun argumen
lengkap dan benar, serta jawaban benar
3 Menuliskan apa yang diketahui dari soal, menyusun argumen
lengkap dan benar, serta jawaban salah
2 Menuliskan apa yang diketahui dari soal, menyusun argumen
kurang lengkap, serta jawaban salah
1 Menuliskan apa yang diketahui dari soal
0 Tidak ada jawaban atau tidak menginterpretasikan soal
Menganalisis hasil observasi proses pembelajaran yaitu hasil
observasi terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa secara lisan.
Setiap katagori pengamatan diinterpretasikan dengan : sangat baik (5),
baik (4), sedang (3), kurang (2), sangat kurang (1). Kemudian dari hasil
pengamatan tersebut dihitung persentase total skornya menggunakan
rumus sebagai berikut:
8 Achmad Nizar, Kontribusi Matematika dalam membangun Daya Nalar dan Komunikasi
Siswa, ( Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2 Maret, 2007).
44
Presentase total skor =
Menganalisis jurnal harian yaitu dengan mengelompokkan respon
siswa kedalam komentar yang sama atau hampir sama. Kemudian dihitung
presentasenya.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan
kemampuan komunikasi matematik siswa dalam pembelajaran matematika
maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai
rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Setelah melakukan
analisi dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum
tercapai maka penelitian dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini akan
berakhir, apabila penelitian ini berhasil mengiji penerapan strategi
pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi matematik siswa.
Untuk keperluan ini, penulis mempesiapkan instrument penelitian
seperti lembar observasi kemampuan komunikasi matematik, lembar
catatan lapangan, lembar jurnal harian, dan tes kemampuan komunikasi
matematik siswa. Selain itu guru bidang studi dapat berkolaborasi dengan
observer yang dalam hal ini adalah teman sepropesi yang dapat membantu
kelancaran penelitian serta dapat berdiskusi untuk merencanakan siklus
berikutnya.
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Survei Pendahuluan
Pada tanggal 15 dan 16 April 2011 peneliti melakukan observasi
pembelajaran matematika di kelas X. kegiatan ini dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran matematika di kelas
tersebut. Adapun hasil observasi pembelajaran di kelas adalah sebagai
berikut:
a. Metode yang digunakan guru lebih banyak adalah ekspositori, ceramah
dan penugasan, Guru menjelaskan materi.
b. Selama proses pembelajaran matematika, siswa terlihat kurang
mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru, kebanyakan siswa
malah mengobrol dengan teman sebangku atau teman belakang tempat
duduknya oleh sebab itu dikelas terdengar cukup berisik.
c. Siswa masih merasa takut untuk bertanya dan mengajukan pendapat
tentang materi pelajaran yang tidak dipahami atau belum dipahami dan
banyak yang hanya diam saja.
d. Dari 45 siswa hanya 15 siswa yang mencatat materi yang disampaikan
guru, sisanya ada yang mencatat tetapi tidak lengkap bahkan ada yang
tidak mencatat sedikitpun.
e. Ekspresi muka siswa yang menunjukan bosan dan mengantuk ketika
pembelajaaran matematika sedang berlangsung karena selama
pembelajaran siswa hanya duduk dan memperhatikan guru menjelaskan
didepan kelas.
46
Pada tanggal 06 Mei Peneliti memberikan soal tes kemampuan
komunikasi matematik pada pokok bahasan Trigonometri. Materi ini
merupakan materi yang telah diajarkan sebelumnya. Kegiatan ini bertujuan
untuk mengukur kemampuan komunikasi matematik siswa. setelah siswa
selesai mengerjakan tes kemampuan awal komunikasi matematik, peneliti
mensosialisasikan tentang pembelajaran matematika dengan menggunakan
strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dan bagaimana
langkah-langkahnya.
Hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa pada materi
trigonometri diperoleh nilai rata- rata kelas sebesar 41,43 dengan nilai
terendah 20 serta nilai tertinggi 70 (terlampir). Berdasarkan data tersebut,
kemampuan komunikasi matematik siswa pada aspek Mereflesikan benda-
benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika,
mengkomunikasikan ide-ide matematis mereka secara koheren (tersusun
logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru, memodelkan situasi dengan,
tertulis, gambar, grafik, dan secara aljabar, merefleksi dan mengklarifikasi
dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan matematika dalam berbagai
situasi, dan menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis
untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika.terlihat
masih rendah.
Peneliti mengambil materi dimensi tiga sebagai materi untuk
penelitian, kerana materi tersebut telah siswa pelajari di SMP. Materi ini
cocok untuk diajarkan dengan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a
teacher here, karena siswa sudah memiliki pengetahuan awal untuk materi
tersebut.
2. Data Hasil Tindakan
A. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat
instrumen-instrumen penelitian, yang terdiri dari lembar observasi guru
47
pada kegiatan belajar mengajar, lembar observasi kemampuan komunikasi
matematik siswa, jurnal harian siswa, alat dokumentasi, membuat lembar
latihan soal siswa untuk setiap pertemuan dan soal tes kemampuan
komunikasi matematik siklus I.
Lembar latihan soal siswa dibuat sendiri oleh peneliti sebagai
evaluasi proses pembelajaran agar peneliti mengetahui sejauh mana
kemampuan komunikasi matematik siswa. Lembar soal tes siklus I dibuat
untuk mengetahui perkembangan kemampuan komunikasi matematik
siswa selama proses pembelajaran barlangsung yang menggunakan strategi
pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here. Jurnal harian siswa
digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap proses pembelajaran
matematika yang dilakukan pada setiap pertemuan.
b. Tahap Pelaksanaan dan Observasi
1) Pertemuan pertama/ Kamis, 12 Mei 2011
Pokok bahasan yang dipelajari adalah kedudukan titik terhadap
garis, titik terhadap bidang, dan kedudukan antara dua garis dalam
ruang.. Pada pertemuan ini ada 2 siswa yang tidak hadir tanpa
keterangan. Pada pertemuan ini siswa belum terkondisikan dengan
baik, dikarenakan terjadi perubahan strategi dari pertemuan
sebelumnya. Adanya strategi pembelajaran baru kondisi kelas menjadi
ramai, siswa saling menanyakan bagaimana cara belajarnya.
Selanjutnya peneliti menjelaskan strategi pembelajaran yang akan
digunakan pada setiap pertemuan, peneliti memberikan apersepsi
dengan cara mengingatkan siswa tentang bangun ruang yang sudah
dipelajari di kelas 9 dan menyampaikan tujuan mempelajari bangun
ruang atau dimensi tiga.
Guru memulai pembelajaran dengan membagikan ringkasan materi
untuk dibaca dalam waktu 15 menit. Ketika siswa diberi tugas
membaca terdapat 20 siswa (46,5 %) yang tidak membaca. Setelah
waktu membaca sudah habis guru bertanya kepada siswa pembahasan
48
mana yang kurang di mengerti, ada 3 orang siswa yang bertanya. Siswa
pertama menanyakan”bu… maksud kedudukan titik terhadap bidangi
apa”, siswa kedua bertanya “ kedudukan titik terhadap garis juga
bu… ” dan siswa yang ketiga menanyakan” apakah dua garis yang
sejajar itu seperti rel kereta api bu...” guru menjawab dengan cara
menjelaskan materi yang belum dipahami.
Setelah guru menjelasakan dan menjawab pertanyaan dari siswa,
guru dan observer membagikan kartu indeks dan memberi tugas kepada
siswa untuk membuat satu soal yang berkaitan dengan materi yang
dipelajari dan peneliti meminta siswa untuk membaca dulu petunjuk
yang ada dalam kartu tersebut.
Dari kegiatan tersebut siswa masih merasa sulit untuk membuat
soal sehingga guru dan observer harus memberikan contoh cara
membuat soal, ketika siswa telah selesai membuat soal, kartu indeks
dikumpulkan ke peneliti untuk diacak atau dikocok dan dibagikan
kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu indeks
dalam waktu 10 menit. Ketika siswa sedang menjawab pertanyaan ada
5 siswa (11,6 %) yang tidak mengerti soal yang ada di kartu indeksnya
dikarena soal dalam kartu indeks kurang jelas, peneliti menjelaskan
maksud dari pertanyaan di dalam kartu indeks tersebut.
Dalam waktu 10 menit siswa sudah selesai menjawab pertanyaan
yang ada di dalam kartu indeks masing-masing. guru dan observer
memanggil siswa satu persatu untuk membaca dan menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks, peneliti
memberikan peluang kepada siswa lain untuk memberikan tanggapan
dan menambahkan penjelasan temannya yang presentasi. Pertemuan
pertama 3 siswa( 7 %) yang presentasi untuk menjelaskan pertanyaan
dan jawaban yang ada di kartu indeks dan 2 siswa (4,7%) memberi
tanggapan dan menambahkan penjelasan temannya yang sedang
presentasi.
49
Dari 43 siswa yang hadir 10 siswa yang menjawab pertanyaan
dalam kartu indeks kurang tepat. Berikut ini contoh soal dan jawaban
di dalam kartu indeks yang dipresentasikan dan jawaban kurang tepat.
Gambar 4.1
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal tidak tepat
Dari kartu indeks terlihat bahwa masih ada siswa yang memiliki
kemampuan komunikasi matematik kurang baik, karena masih ada
siswa terlihat bingung dengan menuliskan simbol titik dengan dua
huruf, sehingga membingungkan siswa lain ketika memdapatkan
penjelasan dari siswa yang presentasi.
Pada pertemuan pertama ini siswa masih terlihat 20 siswa (46,5%)
yang bercanda, 23 siswa (53,4%) membaca ringkasan meteri dengan
tenang, focus dan berusaha memahami materi yang sedang dipelajari,
27 siswa (62,8%) memperhatikan penjelasan guru, 38 siswa (58,1%)
memperhatikan penjelasan temannya ketika presentasi. 7 siswa
mencatat materi yang disampaikan oleh guru dan temannya ketika
presentasi, siswa lain hanya memperhatikan penjelasan guru dan
temannya. 25 siswa (34,9%) menulis materi pelajaran, soal dan
jawaban yang dipresentasikan temannya, 39 siswa (88,4%) membuat
pertanyaan yang sesuai dengan materi yang dipelajari.
50
Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi mana
yang belum dipahami dan mengajukan pertanyaan seputar materi yang
dipelajari. Kemudian siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah
dipelajari. guru memberikan tugas pada siswa untuk membaca materi
selanjutnya tentang kedudukan garis dan bidang dalam ruang,
kedudukan antara dua bidang dalam ruang. Kemudian guru
memberikan jurnal kepada siswa untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.
2) Pertemuan kedua/ Jum’at, 13 Mei 2011
Materi pelajaran pada pertemuan ini adalah kedudukan garis dan
bidang dalam ruang, kedudukan antara dua bidang dalam ruang. Pada
pertemuan ini terdapat 5 siswa yang tidak hadir, 1 siswa sakit dan 4
siswa tanpa keterangan. Kegiatan pembelajaran diawali membuka
kegiatan pembelajaran dengan cara mengulang sedikit materi
sebelumnya yaitu tentang kedudukan titik terhadap garis, Titik terhadap
bidang dan kedudukan antara dua garis dalam ruang.
Guru memulai pembelajaran dengan membagikan ringkasan materi
tentang kedudukan garis dan bidang dalam ruang dan kedudukan antara
dua bidang dalam ruang. Pada pertemuan yang kedua ini siswa sudah
mengerti bahwa kertas yang dibagikan adalah ringkasan materi yang
harus dibaca selama 15 menit. Ketika siswa membaca ringkasan
materi, guru bersama observer berkeliling memperhatikan siswa yang
sedang membaca dan memberi teguran dan motivasi kepada siswa
yang masih bercanda, guru dan observer hanya menemukan 14 siswa
tidak membaca. terdapat 2 orang siswa yang bertanya. Siswa pertama
menanyakan”bu… dua bidang yang berhimpitan itu seperti apa”,
siswa kedua bertanya “ apakah dua bidang yang tegak lurus itu sama
dengan dua bidang yang berpotongan”, Peneliti menjawab dengan
cara menjelaskan materi yang belum dipahami.
51
Setelah guru menjelaskan dan menjawab pertanyaan dari siswa,
guru dan observer membagikan kartu indeks dan memberi tugas
kepada siswa untuk membuat satu soal yang berkaitan dengan materi
yang dipelajari dalam waktu 10 menit. guru dan observer berkeliling
memperhatikan cara siswa membuat soal dan 3 siswa belum bisa
berkomunikasi metematik lewat tulisan seperti membuat pertanyaan
atau soal, dan ini menyebabkan 2 siswa tidak mengerti soal atau
pertanyaan yang ada di kartu indeks. Berikut adalah soal yang dibuat
oleh siswa.
Gambar 4.2
Contoh pertanyaan siswa dalam membuat soal tidak tepat
Dari kartu indeks di atas terlihat bahwa masih terdapat siswa belum
mampu menulis simbol garis dalam matematik dan belum mampu
berkomunikasi matematik dalam tulisan, sehingga membuat siswa yang
mejawab soal menjadi bingung.
Pada pertemuan ini 4 siswa yang presentasi untuk menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada didalam kartu indeks, dan 3 siswa
yang menambahkan dan memberikan tanggapan dan menambahkan
penjelasan temannya. Cara menjelaskan materi siswa masih sama
seperti pertemuan pertama, siswa tersebut ketika menjelaskan masih
52
belum jelas, sehingga masih banyak siswa yang bertanya. Setelah siswa
selesai menjelaskan yang ada di dalam kartu indeks, guru memberikan
latihan soal.
Pada pertemuan kedua, siswa masih terlihat banyak bercanda dalam
belajar, hanya 26 siswa (65%) membaca ringkasan meteri dengan
tenang, fokus dan berusaha memahami materi yang sedang dipelajari,
30 siswa (75%) memperhatikan penjelasan guru dengan serius focus
dan 32 siswa (80%) memperhatikan penjelasan temannya ketika
presentasi. Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru dan
temannya ketika presentasi hanya 27 siswa (67,5%) dan 39 siswa
(97,5%) yang membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi yang
dipelajari tetapi kemampuan komunikasi matematiknya dalam
memberikan simbol-simbol matematik tidak cukup baik, karena masih
ada siswa yang salah dalam memberikan simbol – simbol matematik
dan gambar – gambar yang tidak jelas.
Pada akhir pembelajaran, guru memberikan pertanyaan materi
mana yang belum dipahami dan mengajukan pertanyaan seputar materi
yang dipelajari. Dari 5 orang yang ditunjuk guru secara acak 4 siswa
dapat menjawab pertanyaan dari guru dan 1 orang siswa tidak
menjawab. Selain itu guru juga memberikan tugas pada siswa untuk
membaca materi selanjutnya tentang jarak antara dua titik dan jarak
titik ke garis dalam bangun ruang. Setelah itu guru memberikan jurnal
harian kepada siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran pada pertemuan ini.
3) Pertemuan ketiga. Kamis, 19 Mei 2011
Pokok bahasan pada pertemuan kali ini adalah jarak antara dua titik
dan jarak titik ke garis dalam bangun ruang. Pada pertemuan yang
ketiga ini terdapat 1 siswa yang tidak ada keterangan. Kegiatan
pembelajaran ini diawali dengan mengulang materi mengenai
kedudukan garis dan bidang dalam ruang, kedudukan antara dua bidang
53
dalam ruang. Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan kali ini serta bertanya kepada siswa tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari.
pertemuan kali ini, setelah siswa membaca ringkasan materi
terdapat satu orang siswa yang bertanya:”bu... saya belum mengerti
cara menghitung jarak antara titik dengan garis”. Selama 10 menit
didepan kelas guru menjelaskan materi tentang jarak antara titik
dengan garis.
Setelah guru memberikan penjelasan jarak antara titik dengan garis,
guru membagikan kartu indeks kepada siswa untuk membuat satu
pertanyaan (soal) dan jika sudah selesai dikumpulkan di meja guru,
guru memberikan waktu membuat pertanyaan selama 5 menit. Semua
kartu indeks terkumpul semua, guru membagikan lagi kepada siswa
secara acak untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu indeks
selama 10 menit.
Ketika semua siswa sudah selesai menjawab pertanyaan yang ada
dalam kartu indeks. Guru memanggi siswa secara acak untuk
mempresentasikan kartu indeks yang dipegang siswa. Pada pertemuan
ini 9 siswa (20,5%) mempresentasikan kartu indeks akan tetapi
kemampuan komunikasi matematiknya masih terlihat bingung ketika
menjelaskan gambar dan menjelaskan simbol-simbol matematika, 5
siswa (11,4%) yang menambahkan penjelasan dengan membenarkan
simbol-simbol matematika yang salah, dan 2 siswa (4,5%) menanggapi
pertanyaan dari temannya. Terdapat 10 siswa (22,7%) belum mampu
menuliskan simbol-simbol matematik dengan baik. Berikut adalah
kartu indeks yang dipresentasikan.
54
Gambar 4.3
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal kurang tepat
Dari kartu indeks diatas terlihat bahwa siswa belum mampu
memberikan simbol matematik dengan baik. Seperti soal yang dibuat
oleh siswa ketika memberikan simbol pada gambar kubus tidak semua
huruf kapital dan siswa yang menjawab soal no 2, siswa tersebut
mampu merefleksikan gambar ke dalam bentuk aljabar namun tidak
menuliskan simbol ukurannya.
Pada pertemuan kali ini 30 siswa (68,2%) membaca ringkasan
materi, dan memahami materi yang sedang dipelajari, 31 siswa (70,5%)
memperhatikan presentasi siswa dengan fokus, 32 siswa (72,7%)
memperhatikan penjelasan guru, dan 35 siswa mencatat materi
penting dijelaskan guru dan siswa yang mempresentasikan kartu
indeks, 44 siswa (100%) yang membuat pertanyaan dan menjawab
pertanyaan yang ada dalam kartu indeks. Akan tetapi masih terdapat
siswa yang kemampuan komunikasi matematiknya kurang baik karena
dalam menuliskan simbol-simbol matematik masih ada kekeliruan.
Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi mana
yang belum dipahami dan mengajukan pertanyaan seputar materi yang
dipelajari. Dari 7 orang yang ditunjuk guru secara acak, 2 siwa tidak
dapat menjawab pertanyaan dari guru dengan jelas, dan guru juga
55
memberikan tugas pada siswa untuk membaca materi selanjutnya
tentang jarak titik ke bidang dan jarak antara dua garis pada bangun
ruang. Setelah itu guru memberikan jurnal harian kepada siswa untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.
4) Pertemuan keempat. Jum’at, 20 Mei 2011
Pada pertemuan ini terdapat satu siswa yang tidak hadir tanpa
keterangan. Materi yang dibahas pada pertemuan keempat ini adalah
jarak titik ke bidang dan jarak antara dua garis pada bangun ruang.
Seperti pembelajaran sebelumnya guru mengawali pembelajaran
dengan memberikan pertanyaan, mengulang materi sebelumnya,
memberitahu materi yang akan dipelajari serta menanyakan manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari.
Setelah siswa menjawab pertanyaan yang ada di kartu indeks, guru
mengocok nama siswa untuk menjelaskan kartu indeks. Pada
penrtemuan kali ini, siswa yang berpresentasi sebanyak 7 siswa
(27,5%) dan kemampuan komunikasi matematiknya sangat baik karena
kelima siswa ini membenarkan simbol-simbol matematik yang benar
dan terlihat sudah paham dalam memberikan simbol – simbol
matematika, 5 siswa (11,4%) yang menambahkan penjelasan
temannya dan 4 siswa (9,1%) yang bertanya karena tidak paham cara
mengerjakannya soal yang ada di dalam kartu indeks.
Gambar 4.4
Siswa mempresentasikan kartu indeks
56
Pada pertemuan kali ini, 33 siswa (75%) membaca ringkasan
materi dengan baik, tidak bercanda dan berusaha untuk memahami
materi, 30 siswa (68,2%) memperhatikan presentasi kartu indeks oleh
temannya, 38 siswa (86,4%) yang memperhatikan penjelasan guru, dan
35 siswa (79,4%) yang mencatat materi penting yang dijelaskan guru
dan siswa yang mempresentasikan kartu indeks.
Berdasarkan pengamatan kartu indeks yang dikumpulkan diperoleh
44 siswa (91%) yang dapat menjawab soal dikartu indeks dengan benar
dan kemampuan komunikasi matematiknya sangat baik karena hampir
semua siswa benar dalam memberikan simbol-simbol matematika dan
dalam menggambar, namun ada 11 siswa yang menjawab soal kurang
lengkap dalam memberikan simbol-simbol matematik. Hal ini dapat
dilihat dari kartu indeks dibawah ini.
Gambar 4.5
Contoh jawaban siswa dalam menjawab soal kurang tepat
Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi mana
yang belum dipahami dan mengajukan pertanyaan seputar materi yang
dipelajari. Dari 9 orang yang ditunjuk guru secara acak, 6 siwa
menjawab pertanyaan dari guru dengan jelas, dan 3 siswa tidak bisa
menjawab pertanyaan. Selain itu guru juga memberikan tugas pada
siswa untuk membaca materi selanjutnya tentang jarak garis ke bidang
57
dan jarak antara dua bidang pada bangun ruang. Setelah itu guru
memberikan jurnal harian kepada siswa untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.
5) Pertemuan kelima. Kamis, 26 Mei 2011
Pada pertemuan kali ini terdapat 4 siswa yang tidak hadir, 3 siswa
tanpa keterangan dan 1 siswa sakit. Materi yang akan dipelajari kali ini
adalah jarak garis ke bidang dan jarak antara dua bidang pada bangun
ruang. Guru memulai pelajaran dengan bertanya kepada siswa materi
pada pertemuan keempat dan materi yang akan dipelajari serta
manfaatnya.
Terdapat satu siswa yang bertanya ”bu... saya kurang mengerti
materi kali ini dan minta tolong ijelasakan secara detail”. Selama 15
menit didepan kelas guru menjelaskan materi pembelajaran. Setelah
peneliti selesai menjelaskan, peneliti membagikan kartu indeks kepada
siswa untuk membuat satu pertanyaan (soal) dan jika sudah selesai
dikumpulkan di meja peneliti. Semua kartu indeks terkumpul semua,
peneliti membagikan lagi kepada siswa secara acak untuk menjawab
pertanyaan.
Gambar 4.6
Siswa sedang membuat pertanyaan atau soal di dalam kartu indeks
Ketika semua siswa sudah selesai menjawab pertanyaan yang ada
dalam kartu indeks. Guru memanggil siswa secara acak untuk
mempresentasikan kartu indeks yang dipegang siswa. Pada pertemuan
yang ketiga, 13 siswa (31,6%) mempresentasikan kartu indeks dengan
58
baik dan komunikasi matematiknya sangat baik ketika menjelaskan
kepada teman - temannya, 2 siswa yang menambahkan penjelasan dan
1 orang yang menanggapi pertanyaan dari temannya.
Pada pertemuan kali ini semua siswa membaca ringkasan materi
dengan baik, fokus, tidak ada yang bercanda dan terlihat sangat
berusaha memahami materi yang dipelajari. 35 siswa (95,1%) yang
memperhatikan presentasi temanya, tidak ada siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru, dan 35 siswa (95,1%) yang mencatat
materi penting yang dijelaskan guru dan siswa yang mempresentasikan
kartu indeks.
Berdasarkan pengamatan kartu indeks yang dikumpulkan diperoleh
20 siswa (48,9%) sudah mampu merefleksikan gambar ke dalam
kalimat matematik, 25 siswa (61%) sudah mampu mengubah kalimat
matematik ke dalam gambar dan 23 siswa (56,1%) sudah mampu
memodelkan situasi ke dalam bentuk aljabar.
Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi mana
yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari, dan guru juga memberikan tugas pada siswa untuk
mengulang materi yang sudah dipelajari dan mengumumkan bahwa
minggu depan akan diadakan ulangan harian. Setelah itu guru
memberikan jurnal harian kepada siswa untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.
6) Pertemuan keenam. Jum’at, 27 Mei 2011
Pada pertemuan kali ini diadakan tes siklus I. Terdapat 3 siswa
yang tidak hadir, 1 siswa sakit dan 2 siswa tanpa keterangan. Tes ini
berbentuk essay (uraian). Soal berjumlah 5 butir yang terdiri dari
menjelaskan kedudukan titik, garis dan bidang pada bangun ruang,
jarak antar dua titik dalam bangun ruang, jarak titik ke bidang dalam
bangun ruang, panjang proyeksi titik dan garis pada bidang, jarak
bidang ke bidang dalam bangun ruang. Tes ini dilaksanakan selama 80
59
menit. Selama proses berlangsung, suasana menjadi sepi, beberapa
siswa yang terlihat kebingungan dan peneliti masih melihat ada
beberapa siswa yang menyontek kepada teman sebangkunya dan
peneliti segera menegurnya.
Gambar 4.7
Siswa sedang mengerjakan soal tes akhir siklus I
Setelah waktu mengerjakan soal sudah selesai, siswa segera
mengumpulkan lembar jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak
diberikan jurnal harian siswa.
Diakhir waktu sebelum siswa pulang, peneliti membuat kelompok
untuk pertemuan selanjutnya. Peneliti membagi kelompok menjadi 8
kelompok dari 45 siswa, dan siswa yang tidak hadir akan dimasukan ke
kelompok 6, 7 dan 8, setiap kelompol terdiri dari 5 sampai 6 siswa.
Pembagian kelompok ini dilakukan secara acak.
c. Analisis Data
Tahap observasi berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Observer dan peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dan
kemampuan komunikasi matematik siswa selama proses pembelajaran.
1) Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa
Hasil pengamatan kemampuan komunikasi matematik siswa
melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
60
Tabel 4.4
Rekapitulasi Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa Siklus I
Aspek
Kemampuan
Komunikasi
Matematik
Skor
Total
Rata-rata Presentase kemampuan
Komunikasi matematik siswa
pertemuan ke - Rata2
(%) 1 2 3 4 5
Menggunakan
keterampilan
membaca,
mendengar, dan
menulis untuk
menginterpretasik
an dan
mengevaluasi
gagasan
matematika
24
70.8 83,3 83,3 87,5 95,8 84,1
Merefleksi dan
mengklarifikasi
dalam berpikir
mengenai
gagasan-gagasan
matematika dalam
berbagai situasi.
8 25,0 25,0 25,0 37,5 50,0 32,5
Mengkomunikasi
kan ide-ide
matematis mereka
secara koheren
(tersusun logis)
dan jelas kepada
teman-temannya,
guru, dan yang
lainnya.
12 25,0 25,0 25,0 41,7 41,7 31,7
Mereflesikan
benda-benda nyata,
gambar, dan
diagram ke dalam
ide-ide matematika
4 50,0 50,0 50,0 62,5 62,5 55,0
Memodelkan situasi
dengan tertulis,
gambar, grafik, dan
secara aljabar
4 25,0 50,0 50,0 50,0 50,0 45,0
Rata-rata(%) 32,6 38,9 38,9 46,5 50,0
Rata2 KKM Siswa
siklus I 41,4%
Skor normal 26 50%
61
Berdasarkan Tabel 4.4, diperoleh informasi bahwa kemampuan
komunikasi matematik siswa pada siklus I melalui observasi adalah
sebagai berikut:
a) Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis
untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan
matematika.
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata – rata persentase
kemampuan menggunakan keterampilan membaca, mendengar,
memperhatikan dan menulis untuk menginterpretasikan dan
mengevaluasi gagasan matematika siswa hanya 84,1%. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menggunakan
keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika siswa
sangat baik, karena persentase tersebut jauh diatas rata – rata
persentase.
Masalah yang terjadi yaitu ketika siswa harus menjawab soal dan
menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu indeks, karena siswa yang
membuat pertanyaan menggunakan komunikasi matematik lewat
tulisan masih sangat kurang baik. Siswa juga merasa kesulitan
menjawab latihan soal yang diberikan oleh guru, karena siswa kurang
memperhatikan penjelasan peneliti, temannya yang sedang presentasi,
tidak membaca ringkasan materi dengan teliti dan tidak menulis materi
yang penting yang ditulis oleh peneliti dan temannya di papan tulis.
Hal ini menunjukan bahwa sebagian besar kemampuan siswa
menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika pada tiap
pertemuan meningkat. Namun, masih perlu diadakan perbaikan pada
siklus dua dengan membuat suasana belajar yang lebih menyenangkan,
aktif dan peneliti memberikan motivasi yang lebih baik.
62
b) Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-
gagasan matematika dalam berbagai situasi.
Indikator kemampuan komunikasi matematik yang dapat dilatih
adalah bagaimana siswa bisa mereflesikan dan mengklarifikasi dalam
berpikir mengenai gagasan-gagasan matematika dalam berbagai situasi,
seperti siswa mampu menyebutkan manfaat dari materi yang dipelajari
dan menyebutkan aplikasi dari materi yang dipelajari. Hal ini bisa
terlihat pada saat siswa menanggapi pertanyaan peneliti. Rata – rata
pada indikator kemampuan komunikasi matematik ini adalah 32, 5%,
rata – rata pada indikator ini sangatlah rendah persentase rata –rata
dibawah standar normal. Kemampuan siswa pada indikator ini masih
sangat rendah kerena siswa belum bisa merefleksikan dan
mengklarifikasikan dengan baik dan hanya beberapa siswa yang
mampu memberikan contoh manfaat dari matri yang dipelajari dan
dapat menanggapi pertanyaan dari guru (peneliti), siswa lain bingung
dan ragu untuk mengajukan pendapat mereka.
c) Mengkomunikasikan ide-ide matematis mereka secara koheren
(tersusun logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru, dan yang
lainnya.
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata– rata kemampuan
komunikasi matematik siswa pada indikator ini sebesar 31,7% , dan ini
termasuk rendah karena masih dibawah standar normal. Pada indikator
ini yang dilihat adalah bagaimana siswa mengkomunikasikan ide
matematisnya pada temannya dan guru dengan cara menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
Kemampuan komunikasi matematik siswa pada indikator ini masih
terlihat sangat rendah kerena siswa belum bisa menjelaskan dengan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Hanya sebagian siswa
siswa yang berani menjelaskan pertanyaan dan jawaban di dalam kartu
indeks.
63
d) Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam
ide-ide matematika
Rata – rata persentase kemampuan siswa mereflesikan benda-benda
nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika adalah
55,0%. Persentase ini terbilang baik, karena sudah mencapai diatas
presentase skor normal.
Indikator ini dilihat pada saat mengerjakan soal latihan dan
menjawab soal yang ada dalam kartu indeks. 50% lebih siswa mampu
menuliskan apa yang diketahui dan ditanya dari gambar ke dalam ide –
ide matematika atau simbol matematika.
e) Memodelkan situasi dengan tertulis, gambar, grafik, dan secara
aljabar
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata– rata kemampuan
komunikasi matematik siswa pada indikator ini sebesar 45,0% , dan ini
termasuk kurang baik karena masih di bawah standar normal. Pada
indikator ini yang dilihat adalah bagaimana siswa membaca apa yang
diketahui dari soal aplikasi di kehidupan sehari – hari, gambar dan
dalam bentuk tertulis secara aljabar.
Kemampuan komunikasi matematik siswa pada indikator ini masih
terlihat sangat rendah, siswa belum bisa menyelesaikan secara aljabar,
karena siswa masih bingung dalam membaca gambar dan belum
memahami apa yang ditanyakan dalam soal. Selain itu siswa juga
masih belum lengkap ketika mengerjakan soal, simbol – simbol
matematik ketika dalam menghitung tidak di pakai, contohnya siswa
tidak menuliskan satuan panjang pada saat menghitung soal.
Hasil pengamatan kemampuan komunikasi matematik siswa
melalui lembar tes dengan indikator mereflesikan benda-benda nyata,
gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika, Klarifikasi dan
mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan matematika
dalam berbagai situasi, memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
64
Tabel 4.5
Hasil tes kemampuan komunikasi matematik siklus I
Interval F F% Keterangan
91,00 1 2,6 Sangat baik
81,00 – 90,00 7 18,4 Baik
61,00 – 80,00 21 55,2 Cukup
41,00 – 60,00 6 15,8 Kurang
40,00 3 7,9 Sangat kurang
Nilai tertinggi = 95,00 Jumlah siswa = 38
Nilai terendah = 35,00 Rata – rata = 62,89
Berdasarkan tabel 4.5, terlihat bahwa hasil tes kemampuan
komunikasi matematik siswa siklus I ini mencapai 62,89. Hal ini
menunjukan bahwa hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa
pada siklus I ini cukup baik dan mengalami peningkatan dari tes
kemampuan awal. Namun masih ada 9 siswa yang masih dibawah
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), artinya hanya 68,4 % siswa yang
sudah mencapai KKM. Hasil tes kemampuan komunikasi matematik
siswa pada siklus ini masih belum mencapai KKM. Sehingga tindakan
siklus I ini masih perlu perbaikan untuk siklus selanjutnya.
Sedangkan berdasarkan hasil observasi kemampuan komunikasi
matematik siswa pada saat pembelajaran siklus I rata – rata persentase
kemampuan komunikasi matematik siswa diperoleh sebesar 41,4%.
Namun masih banyak perbaikan dalam pembelajaran siklus I ini dalam
aspek kemampuan komunikasi, seperti menjelaskan dan bertanya tentang
materi yang dipelajari, kemampuan menyelesaikan soal yang berkaitan
dengan kehidupan sehari- hari. Hal ini perlu diperhatikan sebagai bahan
perbaikan pada sikus II. Pembelajaran masih harus dilanjutkan karena
65
kemampuan komunikasi matematik siswa belum mencapai hasil yang
diharapkan yaitu persentasenya diatas 65%
Selain menggunakan lembar observasi, penelitian mengunakan
jurnal harian siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
aktif tipe everyone is a teacher here pada siklus I ini. Beberapa siswa
terhadap tindakan pembelajaran pada setiap pertemuan siklus I yang
diperoleh dari jurnal harian siswa.
Dari jurnal harian siswa selama pembelajaran siklus I, pendapat
siswa sangat bervariasi. Sebagian besar siswa menyatakan respon positif
terhadap pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here di kelas. Hal
ini dapat dilihat dari komentar-komentar mereka di jurnal harian. Ada yang
menuliskan seru, gaya belajarnya menyenangkan, menarik, seneng gaya
belajarnya tidak seperti biasanya. Komentar positif ini didapat karena pada
pembelajaran biasanya mereka hanya duduk, mendengarkan penjelasan
guru dan menjawab tugas yang diberikan oleh guru, sehingga pembelajaran
jadi membosankan. Dengan mengajak siswa untuk aktif belajar suasana
belajar jadi menyenangkan. Apalagi ketika siswa yang menjelaskan kartu
indeksnya dengan gaya yang lucu, itu menjadi hiburan bagi siswa. selain
itu ada juga beberapa siswa yang berkomentar biasa saja bahkan ada yang
tidak memberikan komentar apapun. Namun ada juga siswa yang
berangkapan negatif. Komentar mereka anatara lain, agak sulit, ribet harus
baca sendiri dulu materinya, pusing buat pertanyaan/soal. Komentar ini
didapat karena biasa belajar dengan cara mendengarkan penjelasan guru
langsung dan siswa yang tidak mau berfikir.
Pengelompokan respon siswa dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher
here pada siklus I dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut:
66
Tabel 4.6
Rekapitulasi respon siswa
Komentar Alternatif
Jawaban
Pertemuan ke- Rata2
1 2 3 4 5
Positif
Seru
dan
Menyenang
kan
7% 25% 20,5% 22,7% 24,4% 19,9%
menarik 7% 15% 13,6% 15,9%
21,9%
14,7%
Jumlah 34,6%
Negatif
Sulit dan
Ribet
46,5% 47,5% 36,4% 40,9%
36,6%
41,6%
Kurang asik
dan tidak
seru
-
2,5% 4,5% -
2,4% 1,9%
Pusing 58,1% 47,5% 13,6% 36,4%
34,1%
37,9%
Jumlah 90,4%
Netral
Biasa saja 11,6% 17,5% 9,1% 11,4%
24,4%
14,8%
Jumlah 14,8%
Tidak
komentar
23,2% 20% 15,9% 22,7% 24,4% 21,2%
Jumlah 21,2%
Berdasarkan tabel 4.6, pada siklus I sebagian besar siswa masih
memberikan respon negatif terhadap pembelajaran aktif tipe everyone is a
teacher here. Siswa masih memberikan respon yang negatif karena siswa
belum terbiasa belajar menggunakan metode ini dan siswa terbiasa belajar
dengan metode ceramah atau pemberian tugas.
67
d. Tahap Refleksi
Pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran aktif tipe
everyone is a teacher here menunjukan perbaikan yang cukup berarti
dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran yang selama ini dilakukan di
kelas. Namun perbaikan itu belum maksimal, hal ini terlihat dari siswa
yang kurang mengerti tentang strategi pembelajaran yang dipakai, kurang
aktif, tidak serius ketika belajar dan terlebih utama tingkat kemampuan
komunikasi matematik siswa belum mencapai keberhasilan di karenakan
masih banyak siswa yang masing bingung dalam memakai simbol-simbol
matematik dan berkomunikasi lewat tulisan ketika membuat soal
dikarnakan tidak mengerti apa yang diperintahkan oleh guru.
Setelah ditelusuri, terdapat beberapa kekurangan pada kemampuan
komunikasi matematik siswa. dilihat dari hasil observasi pembelajaran
siswa, kemampuan komunikasi matematik lisan dan tulisan masih kurang
baik sehingga belum mencapai keberhasilan. Selain itu respon siswa
terhadap proses pembelajaran pada setiap pertemuan masih belum merasa
asik menyenangkan.
Dengan demikian, bahwa aktivitas belajar matematik siswa pada
siklus I ini belum mencapai keberhasilan yang telah ditentukan. Oleh
karena itu, penelitian dilanjutkan pada siklus selanjutnya.
B. Siklus II
Kegiatan siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I yang
didasarkan pada hasil refleksi peneliti dan guru kolaborator terhadap
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran
aktif tipe everyone is a teacher here.
a. Tahap Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah
menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), menyiapkan
lembar observasi kemampuan komunikasi matematik siswa, Jurnal harian
siswa, latihan soal, kartu indeks, instrument siklus II dan ringkasan materi
yang akan diberikan pada siklus II.
68
Berdasarkan hasil refleksi dari siklus I, pada siklus II ini proses
pembelajaran harus lebih diarahkan. Peneliti harus mampu
mengoptimalkan waktu yang digunakan agar strategi pembelajaran aktif
tipe everyone is a teacher here dapat selesai sesuai waktu yang diinginkan
seperti mengelola kelas lebih baik sehingga waktu tidak terbuang untuk
mengatur siswa. Peneliti harus lebih tegas dalam mengkondisikan kelas,
memberikan pengarahan kepada siswa secara detail dan dapat menjadikan
suasana kelas menjadi santai, tidak tegang dan tidak terburu – buru.
Memberikan rewerd kepada siswa yang mampu menjelaskan yang ada
dalam kartu indeks.
Pada siklus II, siswa dibagi jadi 8 kelompok setiap kelompok terdiri
dari 5 sampai 6 orang. Materi yang akan dibahas pada siklus II ini adalah
sudut antara dua garis yang bersilangan, sudut antara garis dan bidang,
sudut antar dua bidang dalam ruang.
Target pada siklus II ini adalah siswa semakin baik dalam
nenerapkan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dan
kemampuan komunikasi matematik siswa semakin meningkat melalui
lembar observasi pada siklus I. Tes kemampuan komunikasi matematik
siswa semakin meningkat dengan target pencapaian peneliti siswa bisa
menjelaskan ide-ide matematik dengan jelas, baik kepada guru dan teman-
temanya, menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan menulis
untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika, bisa
mengetahui manfaat materi yang dipelajari diberbagai situasi. Selain itu
siswa bisa meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa dengan
mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal 70 dan sebesar 65% dari jumlah
siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal.
b. Tahap Pelaksanaan dan Observasi
Tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dengan alokasi
waktu 2x40 menit tiap pertemuannya. Kegiatan ini dilakukan dari tanggal
30 mei sampai 3 juni 2011 sebanyak 4 kali pertemuan.
69
1) Pertemuan ketujuh. Senin, 30 Mei 2011
Materi yang dibahas pada pertemuan ke tujuh adalah sudut antara
dua garis yang bersilangan. Pertemuan ketujuh ini siswa yang tidak
hadir 3 siswa, 1 siswa sakit dan 2 siswa tanpa keterangan.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dari materi siklus II dan
memberikan penjelasan dan pengarahan agar proses pembelajaran lebih
baik lagi dan siswa semakin aktif dalam menerapkan strategi
pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here. Sebelum proses
pembelajaran dilaksanakan, guru meminta siswa untuk duduk bersama
kelompok yang sudah dibagi pada pertemuan sebelumnya.
Guru dan observer membagikan ringkasan materi ” sudut antara
dua garis yang bersilangan” kepada setiap kelompok. Tanpa intruksi
dari peneliti siswa langsung membaca ringkasan materi dan berdiskusi
dengan kelompokmya tentang materi yang belum dimengerti, siswa
lebih aktif berdiskusi dengan anggota kelompoknya.
Setelah selesai membaca dan diskusi, guru memberikan waktu
bertanya kepada siswa materi mana yang belum dipahami. Ada dua
kelompok yang bertanya, kelompok 2 dan kelompok 7. Kelompok 2
meminta guru untuk menjelaskan contoh soal dan kelompok 7
meminta untuk dijelaskan materinya karena belum paham.
Semua kelompok membaca ringkasan materi akan tetapi ada 2
anggota kelompok 7 tidak membaca dan ikut berdiskusi dengan baik, 4
kelompok mempresentasikan kartu indeksnya, hanya ada 2 kelompok
yang memberikan tanggapan dan 1 kelompok yang bertanya. Semua
siswa mendengarkan penjelasan guru dan kelompok yang sedang
presentasi.
Pada pertemuan kali ini terlihat sebagian besar siswa terlihat kurang
kompak dalam bekerja sama. Suasana kelas menjadi ribut karena ada
beberapa siswa yang masih belum mengerti materinya sehingga siswa
yang pintar merasa bosen untuk menjelaskannya. Ketika kelompok
ditugaskan membuat dan menjawab soal hanya siswa yang pintar yang
membuat dan menjawab soal, siswa lain cenderung diam.
70
Dari 8 kelompok hanya ada 4 kelompok yang mampu mereflesikan
gambar ke dalam kalimat matematik, merefleksi kalimat matematik ke
gambar dan memodelkan situasi ke dalam bentuk aljabar. Berikut ini
kartu indeks yang dipresentasikan dan sudah mampu berkomunikasi
matematik dengan baik.
Gambar 4.8
Merefleksikan gambar ke dalam kalimat matematika
Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi mana
yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari, dan guru juga memberikan tugas pada siswa untuk
membaca materi selanjutnya tentang sudut antara garis dan bidang.
Setelah itu guru memberikan jurnal harian kepada siswa untuk
mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada pertemuan ini.
2) Pertemuan kedelapan. Selasa, 31 Mei 2011
Pada pertemuan kedelapan ini siswa akan mempelajari sudut antara
garis dan bidang. Pertemuan ini terdapat 2 siswa yang tidak hadir, 1
siswa izin dan 1 siswa tanpa keterngan. Kegiatan pembelajaran ini
diawali dengan membuka pelajaran memberikan permainan. Guru
mereview pembahasan pertemuan ketujuh yang belum dimengerti
untuk megingatkan siswa agar menjadi paham dan mengkondisikan
kelas dengan lebih tegas agar siswa lebih disiplin.
71
Pada pertemuan kali ini sama seperti pertemuan ketujuh semua
kelompok membaca ringkasan materi akan tetapi ada 1 anggota
kelompok 3 tidak membaca dan ikut berdiskusi dengan baik, semua
kelompok mempresentasikan kartu indeksnya, hanya ada 3 kelompok
yang memberikan tanggapan dan 3 kelompok yang bertanya. semua
anggota kelompok mencatat materi yang dianggap penting dan
mendengarkan penjelasan guru dan kelompok yang sedang presentasi.
Beberapa kelompok mulai terlihat sibuk untuk membaca ringkasan
materi dan berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing dan saling
memberikan argumentasi serta terlihat lebih efektif. Ketika kelompok
membuat soal dan menjawab pertanyaan yang ada dalam kartu indeks,
terlihat setiap anggotanya saling melengkapi jawaban soal, namun
masih ada siswa dari kelompok yang bercanda dan fokus dengan tugas
yang menjadi bagiannya.
Dari 8 kelompok hanya ada 5 kelompok yang mampu mereflesikan
gambar ke dalam kalimat matematik, merefleksi kalimat matematik ke
gambar dan memodelkan situasi ke dalam bentuk aljabar, dan 2
kelompok sudah mampu mereflesikan gambar ke dalam kalimat
matematik, merefleksi kalimat matematik ke gambar akan tetapi dalam
memodelkan situasi ke dalam bentuk aljabar kurang dan tidak teliti
dalam menghitung, sehingga hasilnya tidak tepat . Berikut ini adalah
kartu indeks kelompok 3 yang membuat soal dan kelompok 5 yang
menjawab soal.
72
Gambar 4.9
Memodelkan situasi secara aljabar
Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi mana
yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari, dan guru juga memberikan tugas pada siswa untuk
membaca materi selanjutnya tentang sudut antar dua bidang dalam
ruang dan memberikan pekerjaan rumah 1 soal yang ada di lembar
kerja siswa (LKS) . Setelah itu guru memberikan jurnal harian kepada
siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada
pertemuan ini dan memberikan ringkasan materi untuk pertemuan
selanjutnya.
3) Pertemuan Kesembilan. Rabu, 01 Juni 2011
Pada pertemuan kali ini terdapat 4 siswa yang tidak hadir tanpa
keterangan. Pokok pembahasan yang akan dipelajari pada pertemuan
kali ini adalah sudut antar dua bidang dalam ruang. Kegiatan
pembelajan diawali dengan membuka pelajaran dan apersepsi yaitu
guru menanyakan tujuan dari materi yang akan dipelajari oleh siswa,
serta mereview materi pertemuan kedelapan dengan cara tanya jawab
secara lisan. Kelas sudah terlihat rapih karena siswa sudah duduk
dengan kelompoknya, dan sudah terlihat bersemangat untuk belajar.
Guru mengingatkan siswa membuka kertas ringkasan materi yang
diberikan pada pertemuan ketujuh untuk mengulang apa yang dibaca
73
dirumah dan didiskusikan dengan anggota kelompoknya. Guru
meminta setiap siswa harus menulis hasil diskusinya. Pertemuan kali
ini sama seperti pertemuan kedelapan tidak ada yang bertanya,
walaupun tidak ada yang bertanya peneliti tetap menjelaskan materi
secara singkat.
Setelah guru memberikan penjelasan, peneliti dan observer
membagikan kartu indek kepada setiap kelompok untuk membuat
pertanyaan sebanyak 3 pertanyaaan yang berkaitan dengan materi yang
sedang dipelajari. Ketika sudah selesai peneliti mengambil kartu
indeks, dikocok dan dibagikan kesetiap kelompok secara acak. Siswa
sudah mengerti bahwa didalam kartu indeks ada pertanyaan yang harus
dikerjakan dan dipresentasikan oleh setiap kelompok. Kelompok lain
yang tidak presentasi diberi kesempatan untuk memberikan tanggapan
dan pertanyaan kepada kelompok yang sedang presetasi.
Pada pertemuan kali ini semua kelompok membaca ringkasan
materi, semua kelompok mempresentasikan kartu indeksnya, hanya ada
3 kelompok yang memberikan tanggapan dan 3 kelompok yang
bertanya.
5 kelompok yang mampu mereflesikan gambar ke dalam kalimat
matematik, merefleksi kalimat matematik ke gambar dan memodelkan
situasi ke dalam bentuk aljabar, 1 kelompok sudah mampu
mereflesikan gambar ke dalam kalimat matematik, memodelkan situasi
ke dalam bentuk aljabar tidak bisa, dan 1 kelompok sudah mampu
mereflesikan gambar ke dalam kalimat matematik, merefleksi kalimat
matematik ke gambar akan tetapi dalam memodelkan situasi ke dalam
bentuk aljabar kurang dan tidak teliti dalam menghitung, sehingga
hasilnya tidak tepat . Berikut ini adalah kartu indeks kelompok yang
belum bisa mengubah ke bentuk aljabar.
74
Ganbar 4.10
Siswa belum dapat mengubah gambar ke dalam bentuk aljabar
Pada akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa materi mana
yang belum dipahami. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang
sudah dipelajari, dan guru juga memberikan tugas pada siswa untuk
membaca materi yang sudah dipelajari tentang sudut bangun ruang dan
memberi tahu kepada siswa bahwa pertemuan terakhir besok akan
diadakan tes akhir. Setelah itu guru memberikan jurnal harian kepada
siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran pada
pertemuan ini.
4) Pertemuan Kesepuluh. Jum’at, 03 Juni 2011
Pertemuan kesepuluh sama halnya dengan pertemuan sebelumnya
berlangsung 2 x 40 menit. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan
membuka pelajaran dan memeriksa absensi siswa, pada pertemuan ini
siswa hadir semua.
Pertemuan ini tidak dibagi kelompok karena akan dilaksanakan tes
akhir siklus II. Tes ini berbentuk essay, soal berjumlah 5 butir. Tes ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan komunikasi
matematik siswa.
Tes ini dilaksanakan selama 80 menit. Selama proses berlangsung
terdapat ada perbedaan dengan tes siklus I. pada saat ini hampir siswa
seluruhnya mengerjakan sendiri meskipun masih ada sebagian kecil
yang belum percaya diri untuk mengerjakan soal-soal yang dianggap
75
sulit. Dan ada beberapa siswa yang masih bercanda dan guru segera
menegurnya. Setelah waktu ujian habis siswa segera mengumpulkan
lembar jawaban tes dan pada pertemuan ini siswa tidak diberi lembar
jurnal harian siswa.
c. Analisis Data.
1. Kemampuan Komunikasi Matematik
Hasil pemgamatan kemampuan komunikasi matematik siswa secara
lisan melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Rekapitulasi kemampuan komunikasi matematik siswa
pada siklus II
Aspek kemampuan
komunikasi matematik Skor
total
Rata-rata Presentase
kemampuan Komunikasi
matematik pertemuan ke
Rata2
(%) 7 8 9
Menggunakan
keterampilan membaca,
mendengar, dan menulis
untuk menginterpretasikan
dan mengevaluasi gagasan
matematika
24 95,8 95,8 95,8 95,8
Merefleksi dan
mengklarifikasi dalam
berpikir mengenai
gagasan-gagasan
matematika dalam
berbagai situasi.
8 50,0 75,0 75,0 66,7
Mengkomunikasikan ide-
ide matematis mereka
secara koheren (tersusun
logis) dan jelas kepada
teman-temannya, guru,
dan yang lainnya.
12 41,7 41,7 50,0 44,5
Mereflesikan benda-benda
nyata, gambar, dan
diagram ke dalam ide-ide
matematika
4 66,7 71,4 85,4 74,5
Memodelkan situasi
dengan tertulis, gambar,
grafik, dan secara aljabar
4 47,6 57,1 61,0 55,2
Rata – rata (%) 60,4 68,2 73,4
Rata – rata KKM siswa
siklus II
67,3%
Skor Normal 26 50%
76
Berdasarkan tabel 4.7, diperoleh informasi bahwa kemampuan
komunikasi matematik siswa pada siklus II adalah sebagai berikut:
a) Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan
menulis untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan
matematika.
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata – rata persentase
kemampuan menggunakan keterampilan membaca, mendengar,
memperhatikan dan menulis untuk menginterpretasikan dan
mengevaluasi gagasan matematika siswa hanya 95,8%. Hal ini
menunjukan bahwa kemampuan siswa dalam menggunakan
keterampilan membaca, mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan matematika siswa
sangat baik, karena persentase tersebut jauh diatas rata – rata
persentase normal dan pada siklus I ke siklus II meningkat sebesar
11,4%.
Pada saat siswa menjelaskan kartu indeks yang sudah di isi
oleh mereka pada kelompok lain terlihat lebih percaya diri karena
sebelumnya mereka diskusi terlebih dahulu dan mereka lebih
percaya diri karena mempresentasikannya bersama-sama, akan
tetapi masih ada dari anggota yang kurang jelas menjelaskannya
dan masih ada yang tidak mau membantu kelompoknya presentasi.
Kemudian kelompok yang lain sudah terlihat baik karena
memperhatikan dan mendengarkan kelompok yang sedang
presentasi dan guru yang sedang menjelaskan, ini terjadi karena
guru memberikan motivasi kepada siswa.
Pada siklus I masih banyak siswa yang tidak memcatat maeri
yang penting, maka pada siklus II ini jauh lebih baik karena siswa
mencatat hasil diskusi dengan teman kelompoknya, mencatat hasil
presentasi kelompok dan mencatat materi tambahan yang diberikan
oleh peneliti.
77
b) Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai
gagasan-gagasan matematika dalam berbagai situasi.
Indikator kemampuan komunikasi matematik yang dapat
dilatih adalah bagaimana siswa bisa merefleksikan dan
mengklarifikasi dalam berpikir mengenai gagasan-gagasan
matematika dalam berbagai situasi, seperti siswa mampu
menyebutkan manfaat dari materi yang dipelajari dan menyebutkan
aplikasi dari materi yang dipelajari. Hal ini bisa terlihat pada saat
siswa menanggapi pertanyaan peneliti.
Rata – rata pada indikator kemampuan komunikasi matematik
ini adalah 66, 7%, rata – rata pada indikator ini lebih baik dari
siklus I yang hanya mencapai 32,1 % , jadi pada siklus I ke siklus II
meningkat sebesar 24,6% dan persentase rata –rata diatas standar
normal. Kemampuan siswa pada indikator ini baik kerena siswa
sudah mampu memberikan contoh manfaat dari materi yang
dipelajari.
c) Mengkomunikasikan ide-ide matematis mereka secara koheren
(tersusun logis) dan jelas kepada teman-temannya, guru, dan
yang lainnya.
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata – rata
kemampuan komunikasi matematik siswa pada indikator ini lebih
baik dari siklus I, yaitu sebesar 44,5% , dan ini termasuk rendah
karena masih dibawah standar normal. Pada indikator ini yang
dilihat adalah bagaimana siswa mengkomunikasikan ide
matematisnya pada temannya dan peneliti dengan cara menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
Kemampuan komunikasi matematik siswa pada indikator ini
masih terlihat sangat rendah kerena siswa belum bisa menjelaskan
dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dan hanya
beberapa siswa yang berani menjelaskan kartu indeks. Selain itu
siswa belum bisa menjelaskan sebagian simbol – simbol matematik
kepada siswa lain.
78
Berdasarkan hasil observasi kemampuan komunikasi
matematik siswa pada saat pembelajaran siklus II rata – rata
persentase kemampuan komunikasi matematik siswa diperoleh
sebesar 69,0%. Kemampuan komunikasi matematik pada siklus I
ke siklus II meningkat sebesar 19,6 %, dan rata – rata siklus II ini
sudah melebihi dari yang diharapkan yaitu persentasenya diatas
50%.
d) Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke
dalam ide-ide matematika
Rata – rata persentase kemampuan siswa mereflesikan benda-
benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam ide-ide matematika
adalah 70,8%. Persentase ini terbilang baik, karena sudah mencapai
diatas presentase skor normal.
Pada saat mengerjakan soal latihan secara kelompok dan
individu, siswa mampu memahami yang diketahui dan ditanya dari
gambar ke dalam ide – ide matematika atau simbol matematika.
Sehingga siswa mampu menuliskan apa yang diketahui dari soal
dan ditanyakankan dari soal. Ini menunjukan bahwa siswa sudah
mampu berkomunikasi dengan baik.
e) Memodelkan situasi dengan tertulis, gambar, grafik, dan
secara aljabar
Berdasarkan pengamatan, terlihat bahwa rata– rata kemampuan
komunikasi matematik siswa pada indikator ini sebesar 66,7% ,
dan ini termasuk baik karena masih di atas standar normal. Pada
indikator ini yang dilihat adalah bagaimana siswa memahami apa
yang diketahui dari soal aplikasi di kehidupan sehari – hari, gambar
dan dalam bentuk tertulis secara aljabar.
Kemampuan komunikasi matematik siswa pada indikator ini
masih terlihat sangat rendah, siswa belum bisa menyelesaikan
secara aljabar, karena siswa masih bingung dalam membaca
gambar dan belum memahami apa yang ditanyakan dalam soal.
Selain itu siswa juga masih belum lengkap ketika mengerjakan
79
soal, simbol – simbol matematik ketika dalam menghitung tidak di
pakai, contohnya satuan panjang tidak ditulis.
Hasil tes kemampuan komunikasi matematik selama siklus II
diperoleh dari nilai tes akhir kemampuan komunikasi matematik
siklus II pada pertemuan kesepuluh. Hasil tes akhir kemampuan
komunikasi matematik siklus II tersebut dapat dilihat pada tabel
4.8 berikut:
Tabel 4.8
Hasil tes kemampuan komunikasi matematik siklus II
Interval F F% Keterangan
91,00 4 8,9 Sangat baik
81,00 – 90,00 15 33,3 Baik
61,00 – 80,00 14 31,1 Cukup
50,00 – 60,00 10 22,2 Kurang
50,00 2 4,4 Sangat kurang
Nilai tertinggi = 95,00 Jumlah siswa = 45
Nilai terendah = 45,00 Rata – rata = 76,11
Berdasarkan tabel 4.8, terlihat bahwa hasil belajar siswa pada
siklus II ini mencapai rata – rata 76,11. Hal ini menunjukan hasil
belajar siswa pada siklus II ini cukup baik, dan sebesar 73,3%
siswa sudah mencapai nilai diatas kriteria ketuntasan minimal,
sehingga penelitian dapat dihentikan.
Dari jurnal harian siswa selama pembelajaran pada siklus II,
pendapat siswa bervariasi. Sebagian besar siswa menyatakan respon
positif terhadap pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here di
kelas. Hal ini dapat dilihat dari komentar-komentar mereka di jurnal
harian. Ada yang menuliskan seru, gaya belajarnya menyenangkan,
menarik, seneng gaya belajarnya tidak seperti biasanya, asik, ada yang
berkomentar seru karena bisa belajar berbicara di depan kelas, akrab
sama teman, bisa saling mengajarkan sesama teman. Komentar positif
ini didapat karena pada pembelajaran biasanya mereka hanya duduk
dan tidak berdiskusi dengan teman, mendengarkan penjelasan guru dan
80
menjawab tugas yang diberikan oleh guru, sehingga pembelajaran jadi
membosankan. Dengan mengajak siswa untuk aktif belajar suasana
belajar jadi menyenangkan. Apalagi ketika siswa yang menjelaskan
kartu indeksnya dengan gaya yang lucu, itu menjadi hiburan bagi
siswa. selain itu ada juga beberapa siswa yang beerkomentar biasa saja
bahkan ada yang tidak memberikan komenta apapun. Namun ada juga
siswa yang berangkapan negatif. Komentar mereka antara lain, agak
sulit, ribet harus baca sendiri dulu materinya, enak tapi bosen, pusing
buat pertanyaan/soal. Komentar ini didapat karena biasa belajar dengan
cara mendengarkan penjelasan guru langsung dan siswa yang tidak
mau berfikir. Namun dapat disimpulkan untuk siklus II ini sebagian
besar siswa berkomentar positif terhadap pembelajaran aktif tipe
everyone is a teacher here.
Pengelompokan respon siswa dalam pembelajaran matematika
dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a
teacher here pada siklus II dapat dilihat dari tabel 4.9 berikut:
Tabel 4.9
Rekapitulasi respon siswa siklus II
Komentar Alternatif
Jawaban
Pertemuan Rata-
rata 7 8 9
Positif
Seru dan
menyenangkan 42,9% 46,5% 41,5% 43,6%
Menarik 47,6% 37,2% 51,2% 45,3%
Negatif
Sulit dan ribet 14,3% 18,6% 24,4% 19,1%
Tidak asik
dan tidak seru 23,8% 18,6% - 14,1%
pusing 14,3% 20,9% 24,4% 19,9%
Netral Biasa saja 7,1% 9,3% 12,2% 9,5%
Tidak
berkomentar
4,8% 4,6% 12,2% 7,2%
81
Dari tabel 4.9, dapat dilihat bahwa pada siklus II ini respon siswa
positif terhadap strategi pembelajaran aktif tipe ever one is a teacher
here. Respon ini terjadi karena siswa sudah mengenal strategi
pembelajaran yang digunakan serta siswa memahami bagaimana
langkah-langkah strategi pembelajaran yang digunakan.
d. Tahap Refleksi
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran metode yang digunakan
oleh peneliti telah sesuai yaitu strategi pembelajaran aktif tipe everyone
is a teacher here walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat
banyak kekurangan tetapi hal tersebut dapat teratasi pada tindakan
pembelajaran selanjutnya dengan kegiatan refleksi pada setiap akhir
siklus.
Berdasarkan pengamatan selama proses pembelajaran melalui
lembar observasi dan tes akhir siklus II, strategi pembelajaran aktif tipe
everyone is a teacher here dapat meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa. selain itu pada akhir siklus II telah
mencapai hasil yang diinginkan, sehingga tidak dilanjutkan pada siklus
selanjutnya.
Meningkatnya kemampuan komunikasi matematik siswa dapat
dilihat dari rekapitulasi hasil observasi dibawah ini.
Tabel 4.10
Rekapittulasi hasil observasi kemampuan komunikasi
matematik siswa
Aspek Kemampuan
Komunikasi Matematik Skor
Tingkat kemampuan
Komunikasi Matematik
Rata – rata
Siklus I
Rata – Rata
Siklus II
Menggunakan keterampilan
membaca, mendengar, dan
menulis untuk
menginterpretasikan dan
mengevaluasi gagasan
matematika.
24 84,1% 95,8%
82
Merefleksi dan
mengklarifikasi dalam
berpikir mengenai gagasan-
gagasan matematika dalam
berbagai situasi.
8 32,5% 66,7%
Mengkomunikasikan ide-ide
matematis mereka secara
koheren (tersusun logis) dan
jelas kepada teman-temannya,
guru, dan yang lainnya.
12 31,7% 44,5%
Mereflesikan benda-benda
nyata, gambar, dan
diagram ke dalam ide-ide
matematika
4 55,0% 74,5%
Memodelkan situasi
dengan tertulis, gambar,
grafik, dan secara aljabar
4 45,0% 55,2%
B. Pemeriksaan Keabsahan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
penelitian ini diantaranya adalah tes akhir kemampuan komunikasi
matematik, lembar observasi, wawancara dan jurnal harian. Untuk
mendapatkan data yang absah dilakukan teknik triangulasi terhadap
instrument wawancara, lembar observasi dan jurnal harian. Sedangkan tes
akhir kemampuan komunikasi dilakukan dengan uji validitas dan
reliabilitasnya dengan menggunakan program Microsof Excel.
Wawancara dilakukan kepada guru pada awal dan akhir penelitian.
Wawancara di awal penelitian bertujuan untuk mengetahui kesulitan
belajar matematika siswa kemampuan awal komunikasi matematik dan
metode pembelajaran yang digunakan guru. Sedangkan wawancara akhir
penelitian dilakukan untuk mengetahui tanggapan guru terhadap
penggunaan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here.
Dari hasil wawancara guru memberikan tanggapan bahwa kemampuan
komunikasi siswa meningkat, siswa bisa lebih aktif dan dalam menjawab
soal, siswa terlebih dahulu menguraikan apa yang diketahui dan ditanya
dalam soal.
83
Lembar observasi dan jurnal harian dilakukan kepada siswa pada
saat penelitian berlangsung. Tujuan dari lembar observasi untuk
mengetahui tingkat kemampuan siswa pada setiap pertemuan. Kemampuan
komunikasi matematik setelah penelitian mengalami peningkatan.
Sedangkan jurnal harian untuk mengetahui respon siswa terhadap proses
pembelajaran, respon siswa pada saat penelitian sangat baik dan
memberikan respon positif, contohnya siswa merasa seru dan
menyenangkan ketika proses pembelajaran dilakukan.
Data hasil tes kemampuan komunikasi matematik siswa yang
diperoleh dari tes akhir siklus, setelah itu dilakukan penskoran dengan
ditentukan terlebih dahulu langkah-langkah kesistematisan jawaban dan
skor maksimal. Kemudian dilakukan proses perhitugan berdasarkan
nomor soal, agar tidak keliru dan untuk menyakinkan peneliti mengulang
proses perhitungannya. Dari intrumen ini kemampuan komunikasi
matematik siswa mengalami peningkatan dan nilai siswa diatas kriteria
ketuntasan minimal.
Dari ke empat instrument diatas dapat disimpulkan bahwa melalui
instrument tersebut dapat memberikan keterangan meningkatnya
kemampuan komunikasi matematik siswa dan siswa merespon positif
terhadap pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here.
C. Interpretasi Hasil Analisis
Pemberian tindakan ini mampu meningkatkan kemampuan
komunikasi matematik siswa serta mampu merubah strategi pembelajaran
yang selama ini digunakan. Selain itu, strategi pembelajaran ini dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Kemampuan komunikasi matematik siswa pada siklus I masih belum
mencapai keberhasilan, misalnya masih terdapat siswa yang belum mampu
menuliskan simbol – simbol matematik dengan baik, seperti menuliskan
simbol titik dengan dua huruf dan menulis garis dengan menggunakan
tanda setrif, menggambar belum jelas dan menghitung hasil masih salah
karena kurangnya memahami soal aplikasi. Hal ini mungkin dikarenakan
84
siswa belum terbiasa dengan strategi pembelajaran yang baru. Selain itu
siswa kurang mampu menyatakan pendapat, ide, dan pertanyaan baik
kepada guru maupun sesama teman.
Peningkatan kemampuan komunikasi matematik dapat dilihat dari
rata-rata skor kemampuan komunikasi matematik siswa di siklus I sebesar
62,89. Sedangkan setelah tindakan siklus II diperoleh skor rata-rata
kemampuan komunikasi matematik siswa sebesar 76,11. Sedangkan hasil
observasi kemampuan komunikasi matematik siswa dengan menggunakan
lembar observasi menunjukan persentasi rata-rata kemampuan komunikasi
matematik siswa pada siklus I yaitu 49,4% sedangkan pada siklus II
mencapai 69,0%. ini artinya terjadi peningkatan skor kemampuan
komunikasi matematik siswa. selain meningkatnya kemampuan
komunikasi matematik, persentase siswa yang memberikan respon positif
terhadap strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here juga
meningkat pada siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian kemampuan komunikasi matematik,
jurnal harian siswa, wawancara guru dan hasil tes kemampuan komunikasi
matematik di setiap akhir siklus terlihat bahwa pembelajaran dengan
strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. semakin pandai
siswa memahami materi sendiri, berdiskusi, bertanya menjelaskan kepada
temannya dan menulis materi yang penting. Hal ini sesuai dengan teori
bahwa dalam strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa.
D. Pembahasan Temuan Penelitian.
Selama penelitian berlangsung, peneliti mencatat semua kegiatan-
kegiatan siswa yang terjadi selama pembelajaran. Hal ini terjadi tentu
sangant banyak, namun ada beberapa temuan peneliti yang unik ditemukan
selama penelitian.
Temuan yang beda dari sebelunnya adalah, pada saat peneliti
melakukan kegiatan pra penelitian, terlihat cenderung berkelompok dalam
85
bergaul. Hal ini terbukti ketika peneliti membagi siswa kedalam beberapa
kelompok secara acak banyak sekali siswa yang keberatan karena tidak
satu kelompok dengan teman dekatnya. Namun setelah pembelajaran
dengan cara ini siswa terlihat lebih akrab satu sama lainnya dengan baik,
selama pembelajaran maupun diluar jam pelajaran. Selama proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe
everyone is a teacher here siswa-siswa yang pasif selama peneliti
melakukan penelitian observasi dikelas, menjadi lebih aktif berbicara
seperti banyak bertanya dan ada keberanian menjelaskan ke depan
walaupun hanya beberapa siswa, dan lebih akrab dengan teman-teman
yang lain. Hal ini dapat dilihat dari lembar observasi kemampuan
komunikasi matematik siswa yang pada setiap pertemuan relatif
meningkat.
Selain itu, ketika siswa presentasi pada pertemuan pertama dan ke
dua yaitu pada saat materi kedudukan titik, garis, dan bidang pada bangun
ruang, ada beberapa siswa yang menggunakan alat peraga yang ada
disekitar kelas. Mereka menggunakan alat peraga karena mereka ingin
lebih jelas dan melihar nyata bukan hanya membayangkan saja dan melihat
gambar. Hal ini berarti mereka sedang melatih kemampuan komunikasi
matematiknya.
86
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
penerapan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. kesimpulan tersebut
secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Diterapkannya strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa. Kemampuan
komunikasi matematik, selama penelitian menunjukan bahwa siswa dapat
mengajukan gagasan atau ide-idenya, simbol, gambar, aljabar baik dalam bentuk
permasalahan matematik. Selain itu, siswa dapat merefleksikan gambar, dapat
menyelesaikan masalah matematik dan masalah kehidupan sehari-hari yang
berkaitan dengan konsep dimensi tiga.
2. Dari lima indikator kemampuan komunikasi matematik yang diukur ada dua
indikator yang tidak mencapai kriteria yang ditentukan peneliti, yaitu
mengkomunikasikan ide matematis secara koheren, jelas kepada teman-temannya,
guru, dan memodelkan situasi dengan tertulis, gambar, grafik dan secara aljabar.
3. Siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika dengan
menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here.
B. Saran
Berdasarkan temuan, pembahasan dan kesimpulan, peneliti mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Penelitian ini membuktikan bahwa penerapan strategi pembelajaran aktif tipe
everyone is a teacher here dapat meningkatkan kemampuan komunikasi
matematika siswa sehingga dapat dijadikan strategi pembelajaran alternatif yang
dapat dilaksanakan di dalam kelas.
2. Guru dapat memaksimalkan sarana yang ada di sekolah sebagai pendukung dalam
proses pembelajaran.
3. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat mengembangka strategi pembelajaran
aktif tipe everyone is a teacher here terhadap aspek lain, misalnya berpikir kritis,
penalaran induktif dan lain sebagainya.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mulyono 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belaja.
Jakarta: PT. Rineka Cipta
Abdurrahman, Mulyono 2009. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. 2
Achmad Nizar, Kontribusi Matematika dalam membangun Daya Nalar dan Komunikasi
Siswa, (Jurnal Pendidikan Inovatif Volume 2 Maret, 2007).
Ari, Samadhi,”Pembelajaran Aktif (Active Learning)”, dari Engineering
Education Development Projek, [online] Error! Hyperlink reference not
valid., tgl 12 Januari 2011 Pkl. 16.34
Arikunto, Suharsimi 2010. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Cet ke-11
Aryan, Bambang, Membangun Ketrampilan Komunikasi Matematika dan Nilai
Moral Siswa Melaui Model Pembelajaran Bentang Pangajen, [online]dari
http://rbaryans.wordpress.com, tgl 15 maret 2011 Pkl 10.00
B. Uno, Hamzah 2010. Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara
Bahri Djamarah, Syaiful 2008. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ed. 2
Departemen 2005. Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT
Syaamil Cipta Media
Jihad, Asep 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo. Cet, 1
Kadir dan Nana Sumarna,2009. kemampuan Komunikasi Matematik dan
keterampilan Sosial Siswa dalam Pembelajaran Matematika. Kendari:
Jurusan Pendidikan MIPA Universitas Haluoleo kendari
Machmudah, Umi 2008. Active Learning dalam pembelajaran B. Arab. Malang:
UIN Malang Pres
88
Mulyana Deddy 2009, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja
Rosdakarya. Cet. 13
Munadi Yudhi, 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta :
Gaung Persada Press
NCTM. 2000. Principles and Standart for School Mathematics. Reston, VA :
NCTM
Sanjaya, Wina 2005. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Kencana: Prenada Media Grup. Cet. 3
Sanjaya, Wina 2010. Strategi Pembelajaran “Berorientasi Standar Proses
Pendidikan”.Jakarta:Kencana
Sanjaya, Wina. 2005. Kurikulum dan pembelajaran Tori dan Praktek
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Kencana
Prenada Grup
Satriawati, Gusni 2006 “Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Open-
ended untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Komunikasi
Matematik siswa SMP. Jakarta: CeMED
Silberman, Mel 2005. Aktive Learning, 101 Strategi pembelajaran aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani
Sistem Pendidikan Nasional 2003. Undang - undang Republik Indonesia no.20
thn 2003 tentang system pendidikan Nasional. Jakarta: Sistem Pendidikan
Nasional
Siswandi. Pembelajaran Every One is a Teacher Here
dalamhttp://nazwadzulfa.wordpress.com/2009/09/30/pembelajaran-every-
one-is-a-teacher-here. 21 januari 2011 Pkl 07.00
Soemanto, Wasti .2006 Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Cet. 5
89
Suherman Erman, dkk 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.
Bandung: JICA UPI
Syah, Muhibbin 2006. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : PT.
Remaja Rosda Karya
Trianto 2007, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka
Wahyudin 2008, Pembelajaran dan Model-model Pembelajaran (Perlengkap
Untuk Meningkatkan Kopetensi Pedagogis Para Guru dan Calon guru
Profesional). Jakarta: CV. Ipa Abong
Wena, Made 2009, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: PT.
Bumi Aksara
Wiranataputra, Udin S. dkk 2007, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka. h. 1.6
90
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Triguna Utama
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Genap
Tahun Ajaran :2010-2011
Alokasi Waktu : 4 x 45
A. Standar Kompetensi
Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,
garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. Kompetensi dasar
Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga
C. Indikator
1. Menentukan kedudukan titik dan garis dalam ruang
2. Menentukan kedudukan titik dan bidang dalam ruang
3. Menentukan kedudukan antara dua garis dalam ruang
4. Menentukan kedudukan garis dan bidang dalam bangun ruang
5. Menentukan kedudukan antara dua bidang dalam bangun ruang
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pelaksanaan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. Menentukan titik di dalam garis dan titik di luar garis
2. Menentukan titik di dalam bidang dan titik di luar bidang
3. Menentukan kedudukan garis dengan garis
4. Menentukan garis yang terletak pada bidang
5. Menentukan garis yang sejajar dengan bidang
6. Menentukan garis yang tegak lurus dengan bidang
7. Menentukan bidang yang sejajar, berpotongan dan berimpit dengan
bidang lain
E. Materi Pokok
91
Kedudukan Titik Terhadap Garis dan Titik Terhadap Bidang, kedudukan
antara dua garis dalam ruang. (terlampir)
F. Strategi/ Metode Pebelajaran
Strategi : Pembelajaran akti Tipe Everyone Is A Heacher Here
Metode : Pemberian tugas
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kelas.
b. Guru mengabsen siswa.
c. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran matematika.
d. Guru mengingatkan kembali tentang materi bangun ruang.
5 menit
2 Kegiatan Inti
a. Siswa diberi ringkasan materi kedudukan titik terhadap
garis, titik terhadap bidang dan garis terhadap garis.
b. Siswa membaca ringkasan materi yang sudah diberikan
oleh guru selama 15 menit.
c. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait materi
yang belum dipahami.
d. Guru memberikan penjelasan materi selama 15 menit
e. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa dan
meminta para siswa membuat sebuah pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
f. Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan
satu kartu kepada siswa. Kemudian meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam sebuah kartu indeks
g. Guru memanggil siswa satu persatu untuk menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
h. Setelah diberi respon, guru meminta kepada siswa yang
lain di dalam kelas untuk menambahkan penjelasan
temannya.
i. Guru melanjutkan proses itu selama masih ada siswa yang
presentasi.
j. Siswa latihan Soal yang diberikan oleh guru.
75 menit
3 Penutup
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang sudah.
Dipelajari.
b. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca
materi pelajaran yang selanjutnya tentang kedudukan garis
dan bidang dalam bengun ruang.
c. Siswa mengisi jurnal harian
10 menit
92
Pertemuan kedua
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kelas
b. Guru Mengabsen siswa
c. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang
kedudukan titik terhadap garis dan titik terhadap bidang,
kedudukan antara dua garis dalam ruang
5 menit
2 Kegiatan Inti
a. Siswa diberi ringkasan materi kedudukan garis dan bidang
dalam ruang, kedudukan antara dua bidang dalam ruang.
b. Siswa menbaca ringkasan materi yang sudah diberikan
oleh guru selama 15 menit.
c. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait materi
yang belum dipahami.
d. Guru memberikan penjelasan materi selama 15 menit
e. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa dan
meminta para siswa membuat sebuah pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
f. Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan
satu kartu kepada siswa. Kemudian meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam sebuah kartu
indeks.
g. Guru memanggil siswa satu persatu untuk menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
h. Setelah diberi respon, guru meminta kepada siswa yang
lain di dalam kelas untuk menambahkan penjelasan
temannya.
i. Guru melanjutkan proses itu selama masih ada siswa yang
presentasi/
j. Siswa latihan Soal yang diberikan oleh guru.
75 menit
3 Penutup
d. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menyimpulkan
materi yang sudah dipelajari
e. Siswa diberi tugas untuk membaca materi selanjutnya
tentang jarak antara dua titik dan jarak titik ke garis.
f. Siswa mengisi jurnal harian
10 menit
H. Media dan Sumber pembelajaran Media : white board, penghapus, penggaris, dan spidol, kerangka
kubus
93
Sumber Belajar : Buku paket sekolah (Sukino, Matematika untuk
SMAkelas X, Jakarta: Erlangga, 2006).
Sartono Wirodikrowo, Matematika untuk SMA kelas X, Erlangga, 2007.
I. Evaluasi Pembelajaran
Teknik : tes tulis (uraian)
Bentuk Instrumen : daftar pertanyaan
Latihan : Individu
Instrumen
Pertemuan Pertama
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH, BC mewakili garis k, DE mewakili garis l
dan AG mewakili garis m, tuliskan titik-titik sudut kubus yang :
a. terletak pada garis k d. berada di luar garis k
b. terletak pada garis l e. berada di luar garis l
2. Diketahui kubus KLMN.PQRS. Bidang KLMN mewakili bidang α,
bidang KLQP mewaliki bidang β, dan bidang KMRP mewakili bidang γ.
Gambar kubus tersebut dan sebutkan titik – titik kubus yang ;
a. terletak pada bidang α d. berada di luar bidang α
b. terletak pada bidang β e. berada di luar bidang β
3. Pada gambar dibawah ini menunjukan kubus PQRS.TUVW.
4. Al Fath mempunyai sebuah tempat pensil dengan ukuran panjang, lebar
dan tinggi masing-masing 5cm, 3cm dan 2cm.
a. gambarlah tempat pensil Al Fath!
b. beri nama titik pada setiap garis yang berpotongan
c. sebutkan rusuk-rusuk yang berpotongan, sejajar dan bersilangan!
d. sebutkan diagonal sisi yang berpotongan dan bersilangan!
a. Tentukan mana yang dimaksud titik sudut pada
gambar di samping!
b. Tentukan mana yang dmaksud garis pada gambar
diatas, sebutkan!
c. Sebutkan titik–titik limas yang terletak rusuk-rusuk
alas!
d. Adakah titik sudut limas yang berada diluar bidang
alas?jika ada sebutkan!
94
Pertemuan Kedua
Perhaikan gambar dibawah ini
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan memperhatikan gambar diatas
1. Sebutkan rusuk rusuk pada kubus yang
a. Terletak pada bidang EFGH
b. Sejajar pada bidang EFGH
c. Memotong atau menembus bidang EFGH
2. Sebutkan bidang-bidang sisi kubus yang
a. Sejajar dengan rusuk EF
b. Memotong ruruk EF
3. Gambarlah sebuah kubus yang titikk-titik sudut ABCD. EFGH
a. Sebutkan bidang yang berimpit dengan bidang ADHE
b. Tuliskan bidang-bidang yang sejajar dengan bidang ADHE
c. Tuliskan bidang-bidang yang berpotongan dengan bidang ADHE
4. Abdullah mempunyai sebuah aquarium PQRS. TUVW dengan panjang
PQ = 5 cm, lebar PS = 4 cm dan tinggi PT = 3 cm. Tentukan bidang yang
saling berpotongan dan sejajar.
Jakarta,…………………2011
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Mustasyrifah, S.Pd Cici Sukarsih
NIP. NIM.
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Triguna Utama
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Genap
Tahun Ajaran :2010-2011
Alokasi Waktu : 6 x 45
A. Standar Kompetensi
Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,
garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. Kompetensi dasar
Menentukan jarak dari titik ke garis dan dari titik ke bidang dalam ruang
dimensi tiga.
C. Indikator
1. Menentukan jarak antar dua titik dan jarak titik ke garis pada bangun
ruang
2. Menentukan jarak titik ke bidang dan jarak garis ke garis pada bangun
ruang
3. Menentukan jarak garis ke bidang dan jarak bidang ke bidang pada
bangun ruang.
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pelaksanaan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. Menghitung panjang diagonal ruang dan diagonal bidang
2. Menentukan jarak antar dua titik dalam bangun ruang
3. Menentukan jarak titik ke garis pada bangun ruang
4. Menghitung jarak titik ke bidang dalam bangun ruang
96
5. Menghitung jarak garis ke garis dalam bangun ruang
6. Menentukan panjang proyeksi titik dan garis pada bidang
7. Menghitung jarak garis ke bidang dalam bangun ruang
8. Menghitung jarak bidang ke bidang dalam bangun ruang
E. Materi Pokok
Jarak pada bangun ruang
F. Strategi / metode pembelajaran
Strategi : Pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here
Metode : Pemberian tugas
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Ketiga
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Pendahuluan
e. Guru mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
f. Guru mengingatkan kembali teorema phytagoras
5 menit
2 Kegiatan Inti
k. Siswa diberi ringkasan materi jarak antara dua titik dan
jarak titik ke garis dalam bangun ruang.
l. Siswa menbaca ringkasan materi yang sudah diberikan
oleh guru selama 30 menit.
m. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa dan
meminta para siswa membuat sebuah pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
n. Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan
satu kartu kepada siswa. Kemudian meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam sebuah kartu
indeks.
o. Guru memanggil siswa satu persatu untuk menjelaskan
75 menit
97
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
p. Setelah diberi respon, guru meminta kepada siswa yang
lain di dalam kelas untuk menambahkan penjelasan
temannya.
q. Guru melanjutkan proses itu selama masih ada siswa yang
presentasi.
r. Guru memberikan penjelasan materi jarak antara dua titik
dan jarak titik ke garis dalam bangun ruang.
s. Siswa latihan Soal yang diberikan oleh guru.
3 Penutup
g. Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan
materi yang sudah dipelajari.
h. Guru memberikan pekerjaan rumah(PR).
i. Siswa mengisi jurnal harian.
10 menit
Pertemuan keempat
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
b. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya tentang
jarak antara dua titik dan jarak titik ke garis
5 menit
2 Kegiatan Inti
a. Siswa diberi ringkasan materi jarak titik ke bidang dan
jarak garis ke garis dalam bangun ruang
b. Siswa menbaca ringkasan materi yang sudah diberikan
oleh guru selama 30 menit
c. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa dan
meminta para siswa membuat sebuah pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
98
d. Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan
satu kartu kepada siswa. Kemudian meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam sebuah kartu
indeks.
e. Guru memanggil siswa satu persatu untuk menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
f. Setelah diberi respon, guru meminta kepada siswa yang
lain di dalam kelas untuk menambahkan penjelasan
temannya.
g. Guru melanjutkan proses itu selama masih ada siswa yang
presentasi.
h. Guru memberikan penjelasan materi yang belum dikuasai.
Siswa latihan Soal yang diberikan oleh guru.
75 menit
3 Penutup
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari.
b. Guru memberikan pekerjaan rumah(PR).
c. Siswa mengisi jurnal harian.
10 menit
Pertemuan Kelima
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa.
b. Siswa dan guru mengingat kembali materi sebelumnya
tentang jarak titik ke bidang dan jarak antara dua garis pada
bangun ruang.
5 menit
2 Kegiatan Inti
a. Siswa diberi ringkasan materi jarak garis ke bidang dan
jarak bidang ke bidang pada bangun ruang
99
b. Siswa menbaca ringkasan materi yang sudah diberikan oleh
guru selama 15 menit
c. Guru menjelasakan materi ketika ada pertanyaan dari siswa
d. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa dan
meminta para siswa membuat sebuah pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
e. Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan
satu kartu kepada siswa. Kemudian meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam sebuah kartu indeks.
f. Guru memanggil siswa satu persatu untuk menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
g. Setelah diberi respon, guru meminta kepada siswa yang
lain di dalam kelas untuk menambahkan penjelasan
temannya.
h. Guru melanjutkan proses itu selama masih ada siswa
presentasi.
i. Guru memberikan penjelasan materi yang belum dikuasai
siswa.
j. Siswa latihan Soal yang diberikan oleh guru.
75 menit
3 Penutup
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang sudah
dipelajari
b. Guru memberikan tugas kepada siswa menbaca materi
yang sudah dipelajari untuk mempersiapkan ulangan
harian
c. Siswa mengisi jurnal harian
10 menit
H. Media dan Sumber pembelajaran
Media : Penghapus, spidol, penggaris dan papan tulis
100
Sumber Belajar :
Buku paket sekolah ( Sukino, Matematika untuk SMA
kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006).
Sartono Wirodikrowo, Matematika untuk SMA kelas X, Erlangga, 2007.
I. Evaluasi Pembelajaran
Teknik : tes tulis (uraian)
Bentuk Instrumen : daftar pertanyaan
Latihan : Individu
Intrumen
Pertemuan ketiga
1. Diketahui kubus STUV.WXYZ dengan panjang rusuk 12 cm dan titik P
pertengahan rusuk UY. Hitunglah jarak
a. antara titik S dan Z
b. antara titik S dan Y
c. antara titik S dan P
d. titik T ke garis TU
e. titik T ke garis FE
2. Diketahui limas segi empat beraturan dengan panjang rusuk bidang alas
AB = 8 cm dan panjang rusuk sisi TA = 9 cm.
a. Gambarlah limas segi empat beraturan
b. Hitunglah panjang diagonal bidang alas
c. Hitunglah jarak titik T ke rusuk alas
3. Pak Ahmad membuat kolam renang dengan ukuran panjang, lebar dan
tinggi masing-masing adalah 10cm, 8cm, dan 6cm. tentukanlah panjang
diagonal alas kolam renang pak Ahmad.
101
Pertemuan keempat
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 6 cm. gambar dan Hitunglah
jarak dari:
a. Titik E ke bidang AFH
b. Titik A ke bidang EFGH
c. Jarak garis AE ke BF
d. Jarak AE ke CG
e. Panjang proyeksi AG pada ABCD
2. Toko murah hati menjual kerangka miniatur piramida yang panjang
rusuknya 6cm. tentukanlah jarak titik puncak piramida ke bidang alas.
Pertemuan kelima
Budi membeli aquarium yang berukuran 5cm, 4cm, dan 3 cm di toko suka
maju dengan harga yang sangat ringan.gambar dan hitunglah
a. Jarak bidang alas aquariumdengan bidang atas Aquarium
b. Jarak bidang depan aquarium dengan bidang belakang aquarium
Jakarta,…………………2011
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Mustasyrifah, S.Pd Cici Sukarsih
NIP. NIM.
102
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Sekolah : SMA Triguna
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : X (Sepuluh)
Semester : Genap
Tahun Ajaran :2010-2011
Alokasi Waktu : 6 x 45
Pertemuan ketujuh
A. Standar Kompetensi
Menentukan kedudukan, jarak, dan besar sudut yang melibatkan titik,
garis, dan bidang dalam ruang dimensi tiga.
B. Kompetensi dasar
Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dan antara dua bidang
dalam ruang dimensi tiga
C. Indikator
1. Menentukan besar sudut antara dua garis dalam ruang
2. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dalam ruang
3. Menentukan besar sudut antar dua bidang dalam ruang
D. Tujuan Pembelajaran
Setelah pelaksanaan pembelajaran diharapkan siswa dapat:
1. Menggambar sudut antara dua garis dalam bangun ruang
2. Menentukan besar sudut antara dua garis dalam ruang
3. Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dalam bangun ruang
4. Menggambar sudut antara garis dan bidang dalam bangun ruang
5. Menggambar sudut antara dua bidang dalam bangun ruang
6. Menentukan besar sudut antara dua bidang dalam bangun ruang
E. Materi Pokok
Sudut pada bangun ruang (Terlampir)
103
F. Strategi/ metode Pembelajaran
Strategi : Pembelajaran aktif tipe Everyone Is A Teacher Here
Metode : Pemberian tugas dan diskusi
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ketujuh
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kelas.
b. Guru mengabsen siswa.
c. Guru memberikan motivasi dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran matematika.
5 menit
2 Kegiatan Inti
a. Siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5
orang
b. Setiap kelompok diberi ringkasan materi tentang sudut
antara dua garis yang bersilangan
c. Setiap kelompok diberi waktu untuk membaca ringkasan
materi yang sudah diberikan oleh guru selama 15 menit dan
mendiskusikannya.
d. Guru bertanya kepada siswa, materi mana yang belum
dipahami.
e. Guru memberikan penjelasan materi selama 15 menit
f. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa dan
meminta para siswa membuat sebuah pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
g. Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan
satu kartu kepada siswa. Kemudian meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam sebuah kartu indeks
h. Guru memanggil siswa satu persatu untuk menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
i. Setelah diberi respon, guru meminta kepada siswa yang
lain di dalam kelas untuk menambahkan penjelasan
temannya.
j. Guru melanjutkan proses itu selama masih ada siswa yang
ingin mempresentasikan kartu indeksnya
k. Siswa latihan Soal yang diberikan oleh guru.
75 menit
3 Penutup
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang sudah.
Dipelajari.
b. Guru meminta membaca materi pelajaran yang selanjutnya
tentang sudut antara garis dengan bidang
c. Siswa mengisi jurnal harian
10 menit
104
Pertemuan Kedelapan
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
b. Guru mengingatkan kembali tentang pelajaran sebelumnya
tentang sudut antara dua garis yang bersilangan
5 menit
2 Kegiatan Inti
a. Siswa berkumpul dengan anggota kelompok yang sudah
ditetapkan pada pertemuan sebelumnya.
b. Setiap kelompok diberi ringkasan materi tentang sudut
antara garis dan bidang
c. Setiap kelompok diberi waktu untuk membaca ringkasan
materi yang sudah diberikan oleh guru selama 15 menit dan
mendiskusikannya.
d. Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa terkait materi
yang belum dipahami.
e. Guru memberikan penjelasan materi selama 10 menit
f. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa dan
meminta para siswa membuat sebuah pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
g. Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan
satu kartu kepada siswa. Kemudian meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam sebuah kartu indeks
h. Guru memanggil siswa satu persatu untuk menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
i. Setelah diberi respon, guru meminta kepada siswa yang
lain di dalam kelas untuk menambahkan penjelasan
temannya.
j. Guru melanjutkan proses itu selama masih ada siswa yang
ingin mempresentasikan kartu indeksnya.
k. Siswa latihan Soal yang diberikan oleh guru.
75 menit
3 Penutup
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang sudah.
Dipelajari.
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi selanjutnya
tengan sudut antara dua bidang
c. Siswa mengisi jurnal harian
10 menit
105
Pertemuan kesembilan
No Kegiatan Alokasi waktu
1 Pendahuluan
a. Guru mengkondisikan kelas dan mengabsen siswa
b. Guru mengingatkan kembali tentang besar sudut antara
garis dan bidang
5 menit
2 Kegiatan Inti
a. Siswa membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 5
orang
b. Setiap kelompok diberi ringkasan materi tentang sudut
antar dua bidang dalam ruang
c. Setiap kelompok diberi waktu untuk membaca ringkasan
materi yang sudah diberikan oleh guru selama 15 menit
dan mendiskusikannya.
d. Guru bertanya kepada siswa, materi mana yang belum
dipahami.
e. Guru memberikan penjelasan materi selama 15 menit
f. Guru membagikan kartu indeks kepada setiap siswa dan
meminta para siswa membuat sebuah pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari.
g. Guru mengumpulkan kartu, mengocok dan membagikan
satu kartu kepada siswa. Kemudian meminta siswa untuk
menjawab pertanyaan yang ada dalam sebuah kartu indeks
h. Guru memanggil siswa satu persatu untuk menjelaskan
pertanyaan dan jawaban yang ada dalam kartu indeks.
i. Setelah diberi respon, guru meminta kepada siswa yang
lain di dalam kelas untuk menambahkan penjelasan
temannya.
j. Guru melanjutkan proses itu selama masih ada siswa yang
ingin mempresentasikan kartu indeksnya.
k. Siswa latihan Soal yang diberikan oleh guru.
70 menit
3 Penutup
a. Siswa dan guru menyimpulkan materi yang sudah.
Dipelajari.
b. Guru memberikan tugas untuk membaca materi tentang
sudut bangun ruang.
c. Siswa mengisi jurnal harian
5 menit
H. Media dan Sumber pembelajaran
Media : karton, penggaris, papan tulis, penghapus, karton dan
spidol
Sumber Belajar : Buku paket sekolah ( Sukino, Matematika untuk SMA
kelas X, Jakarta: Erlangga, 2006) dan LKS Tuntas
106
I. Evaluasi Pembelajaran
Teknik : tes tulis (uraian)
Bentuk Instrumen : daftar pertanyaan
Latihan : Individu
Intrumen
Pertemuan ketujuh
1. Diketahui kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 𝑎 cm. carilah besar
sudut antara garis AD dan BG.
2. Tentukan besar sudut antara diagonal BG dan FH pada kubus
ABCD.EFGH.
Pertemuan kedelapan
1. Diketahui kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk a cm. Tentukanlah
besar sudut AH ke dan bidang BDHF.
2. Diketahui limas segitiga beraturan T.ABC. Panjang rusuk AB= 6 cm, dan
TA= 6 3 cm. Sudut antara TC daN bidang ABC adalah α , maka tan α=
Pertemuan kesembilan
1. Pada bangun D.ABC diketahui bahwa bidang ABC sama sisi. DC tegak
lurus ABC. Panjang DC = 1 dan sudut DBC = 300 . Bila α menyatakan
sudut antara bidang DAB dengan CAB maka tentukan tan α!
2. Diketahui pada kubus ABCD. EFGH dengan panjang rusuk 4 cm.
Tentukanlah besar sudut antara bidang ABCD dan ABGH
Jakarta,…………………2011
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Siti Mustasyrifah, S.Pd Cici Sukarsih
NIP. NIM.
107
Lampiran 3
Ringkasan MATERI PEMBELAJARAN siklus i
Pertemuan 1
1. Dasar Unsur –Unsur dalam Ruang
a. Titik
Titik biasanya dilukiskan dengan noktah (.), dan ditulis dengan huruf
besar, seperti A, B, C, dan seterusnya. Titik tidak menpunyai ukuran,
dan sering di sebut benda berdimensi nol.
b. Garis (garis lurus)
Garis sering dijumpai sebagai rusuk dari benda ruang, sebuah garis
panjangnya tak hingga. Pemberian nama pada garis dapat dilakukan
dengan melukiskan wakilnya atau titik-titik ujung garis itu.
Garis dapat dilukiskan dengan huruf kecil l,m,n. dan garis juga
merupakan benda berdimensi satu.
Contoh :
garis m atau A B
garis AB
c. Bidang
Bidang yang dimaksud disini adalah bidang datar dan dapat dijumapi
sebagai permukaan atau sisi dari bangun ruang. Bidang mempunyai
ukuran panjang dan lebar, lebar dengan tinggi dan tinggi dengan lebar
bidang bisa berbentuk persegi, jajaran genjang dll. Sebuah bidang diberi
nama dengan melukiskannya pasa satu pojok bidang itu dengan huruf
latin : v, w, x,…. Dan seterusnya. Atau dengan menuliskan titik-titik
sudut pada bidang tersebut
Contoh:
2. Kedudukan Titik, Garis dan Bidang dalam Ruang
a. Kedudukan titik dan garis
1) Sebuah titik dikatakan terletak pada sebuah garis, jika titik itu dapat
dilalui garis
2) Sebuah titik terletak diluar garis, jika titik itu tidak dapat dilalui
garis.
Contoh:
.
(1) (2)
108
b. Kedudukan titik dan bidang
1) Sebuah titik dikatakan terletak pada sebuah bidang, jika titik itu
dapat dilalui bidang
2) Sebuah titik dikatakan di luar bidang, jika titik itu tidak dapat dilalui
bidang
.
c. Kedudukan garis dengan garis
1) Dua garis yang saling berpotongan, jika kedua garis itu mempunyai
satu titik persekutuan. Titik persekutuan itu disebut titik potong.
Pada gambar dibawah ini, garis m dan n berpotongan dititik P
P
Garis m Garis n
2) Dua garis dikatakan sejajar, jika dua garis itu sebidang dan tidak
mempunyai titik persekutuan. Pada gambar dibawah garis m dan
garis n sejajar
n
m
3) Dua garis dikatakan bersilangan , jika kedua garis itu tidak sebidang
atau melalui kedua garis itu dapat dibuat sebuah bidang datar.
A. Contoh
Diketahui kubus ABCD. EFGH, titik P adalah perpotongan diagram AC
dan BD
a. Titik P terletak pada garis AC
b. Titik F terletak diluar garis AC
c. Titik P terletak pada bidang ABCD
d. Titik E terletak di luar bidang ABCD
e. Garis BD dan AC berpotongan P
f. Garis AE dan EF berpotongan di E
g. Garis AB sejajar dengan garis EF
h. Garis BF dan EH adalah bersilnagan
109
Pertemuan 2
A. Kedudukan garis dengan bidang
1) Sebuah garis dikatakan terletak pada bidang, jika setiap titik pada garis
terletak juga pada bidang seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
2) Sebuah garis dikatakan memotong (menembus) bidang, jika garis dan
bidang mempunyai satu titik persekutuan dan titik itu disebut titik
potong atu titik tembus
3) Sebuah garis dikatakan sejajar dengan bidang, jika garis dan bidang
tidak bersekutu dengan satu titik pun
4) Sebuah garis tegak lurus dengan bidang, jika garis tegak lurus dengan
setiap garis yang terletak pada bidang
Contoh:
1) Garis AB terletak pada bidang
ABCD
2) Garis EF sejajar dengan bidang
atas ABCDa
3) Garis AE memotong bidang
ABCD di titik A dan tegak
lurus 4) Garis AG memotong bidang
ABCD di titik A
110
B. Melukis titik tembus garis terhadap bidang
Untuk membuat titik temus garis CE pada bidang BDHF dari kubus
ABCD. EFGH
C. Kedudukan antara kedua bidang
1) Dua bidang dikatakan sejajar, jika kedua bidang itu tidak bersekutu
pada satu titik pun
2) Dua bidang dikatakan berpotongan, jika kedua bidang itu mempunyai
sebuah garis persekutuan atau garis perpotongan
3) Dua bidang dikatakan berimpit, jika bidang bidang p terletak ada
bidang g
Bidang KLMN sejajar( //) bidang
OPQR
Bidang LMPQ berpotongan
bidang KLMN
Bidang LNRP berpotongan
bidang OPQR
Langkah-langkah:
1) Buat garis CE
2) Buat budang BDHF
3) Buat bidang yang memuat garis CE
yaitu bidang ACGE
4) Bidang BDHF dan ACGE berpotongan
menurus garis PQ
5) CE berpotongan dengan garis PQ di T
111
Contoh
Pertemuan ke 3
1. Jarak titik ke titik (jarak antara dua titik)
Jarak antara kedua titik adalah panjang garis yang menghubungkan kedua
titik itu.
Formula untuk menentukan jarak antara dua titik dalam ruang dapat
dilakukan sebagai berikut:
1. Jika kedua titik telah diketahui atau dapat ditentukan A
(𝑥1,𝑦1) 𝑑𝑎𝑛 𝐵(𝑥2,𝑦2) maka jjarak AB adalah
𝐴𝐵 = (𝑥2 − 𝑥1)2 + (𝑦2 − 𝑦1)2
2. Jika kedua titik tidak diketahui atau sulit ditentukan, maka digunakan
rumus trigonometri pada segitiga yang dibentuk oleh kedua titik
tersebut dan satu titik lainnya.
misalnya segitiga sama sisi yang mempunyai besar sudut sama besar.
Maka jarak CC’ dan C’B adalah 𝐶𝐶′ = 𝐵𝐶 sin 𝛼 𝑑𝑎𝑛 𝐴𝐶′ =
𝐵𝐶 cos 𝛼
Perhatikanlah gambar diatas dan tentukannlah sisi
kubus yang sejajar dengan bidang ABEF, sisi
kubus yang berpotongan dengan bidang ABCD
Jawab:
1) Bidang ABEF sejajar dengan bidang CDGH
2) ABCD berpotongan dengan
ABFE, garis potongnya AB
BCGF, garis potongnya BC
CDGH, garis potongnya CD
ADHE, garis potongnya AD
C
A B
x
X
A
(
(
B
Y
112
Contoh:
1. Pada kubus ABCD. EFGH yang berusuk 6 cm, gambar kubus tersebut
dan tentukan jarak titik G ke titik P yang setengah dari garis AB dan
jarak titil A ke garis FC.
Jawab:
Perhatikan kubus di atas!
a. Jarak titik H ke titik P
Cari panjang BG (diagonal bidang), dengan menggunakan rumus
phytagoras
BG = 𝐵𝐶 2 + 𝐶𝐺 2
6 𝑐𝑚 2 + 6𝑐𝑚 2 = 36 𝑐𝑚2 × 2 = 6 2 cm
Cari CP = ½ x 6 cm = 3 cm
Gambar yang diperbesar
Panjang segitiga PCH, siku-siku di C. berdasarkan teorema Phytagoras,
diperoleh:
PG = 𝐵𝐺 2 + 𝐵𝑃 2 = 6 2𝑐𝑚 2
+ 3𝑐𝑚 2 = 62. 2𝑐𝑚2 + 32 =
81𝑐𝑚2= 9cm
Jadi jarak titk H ke titik P adalah 9 cm
A B
D C
E F
G H
P
P B
G
113
b. Jarak titik A ke garis FC
Gambar yang diperbesar
Cara trigonometri
Jarak titik A ke garis CF adalah AR.
AR =𝐴𝐹 sin 600
=6 2𝑐𝑚 × 1
2 3 = 3 6𝑐𝑚
2. Diketahui balok ABCD.EFGH dengan ukuran 4 cm, 3cm dan 5 cm.
Hitunglah:
a. Jarak titik A ke titik C
b. Jarak titik A ke titik G
Jawab:
a. Cara phytagoras
AC2=AB
2 + BC
2
=(4cm)2 + (3cm)
2
=16 cm2 + 9 cm
2
AC = 25𝑐𝑚2 = 5𝑐𝑚
b. AG2 = AC
2 + CG
2
= (5 cm)2 + (5cm)
2
= 25 cm2 + 25cm
2
AG = 25𝑐𝑚2 × 2 = 5 2𝑐
A
F R C
114
2. Jarak titik ke garis
Jarak titik P ke garis g adalah panjang garis tegak lurus titik P ke garis g
atau panjang garis lurus dari titik P ke titik proyeksinya pada garis g. pada
gambar dibawah, jarak titik P ke garis g adalah garis PP’.
p
g
cara mencari jarak titik ke garis, kita gunakan rumus trigonometri pada
segitiga yang dibentuk oleh titik proyeksinya dan dua titk lain pada garis
seperti pada contoh berikut.
Contoh:
Dengan menggunakan kubus ABCD EFGH dengan panjang rusuk 5 cm,
gambar dnn hitunglah jarak :
a. Titik A ke garis BC
b. Titik A ke garis FG
Jawab:
a.
Jarak titik A ke garis BC adalah AB = 5 cm
b.
Jarak titik A ke garis FG adalah = 5 2 𝑐𝑚
P’
’
Jarak titik A ke garis FG adalah garis AF yang
merupakan diagonal bidang ABEF.
𝐴𝐹 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐹2= (5𝑐𝑚)2 + 5 𝑐𝑚 2
= 25𝑐𝑚2 + 25𝑐𝑚2= 50𝑐𝑚2
= 25𝑐𝑚2 × 2=5 2 𝑐𝑚
123
Lampiran 4
RINGKASAN MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS II
Pertemuan ke 7
Sudut antara dua garis yang bersilangan
Sudut antara dua garis bersilangan didefinisikan sebagai sudut lancip atau
siku – siku yang dibentuk oleh dua garis berpotongan yang masing – masing
sejajar dengan garis bersilangan tersebut.
Contoh:
Diketahui kubus ABCD. EFGH yang panjang rusuknya 6 cm.
a. Tunjukan sudut antara garis CF dengan garis EG.
b. Hitunglah besar sudut antara garis CF dengan garis EG
Jawab
a. Garis yang sejajar EG dan memotong CF adalah garis AC. Sehingga sudut
antara garis CF dengan garis EG diwakilkan oleh sudut ACF.
a. Garis g dan h besilangan
b. Garis g1 // g
c. Garis h1 // h
d. Sudut ABC adalah sudut antara g dan h
e. Sudut antara garis g dan h dituis ∠(𝑔, ℎ)
f. Jika besar sudut (g,h) = 900, maka garis g dan
h dikatakan bersilangan tegak lurus
124
b. Pada segitiga ACF, AC =CF = AF (diagonal sisi), sehingga segitiga tersebut
merupakan segitiga sama sisi, oleh sebab itu sudut antara garis CF dengan garis
EG adalah 600.
Pertemuan ke 8
Sudut antara garis dan bidang
Kedudukan garis dengan bidang dimana garis menembus bidang dapat
ditentukan sudut antara garis dengan bidang.
Misalnya, garis g menembus bidang V di titik A. Maka untuk menentukan
sudut antara garis dengan bidang dapat dilakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Tetapkan satu titik sembarang pada garis g di luar bidang V, misalkan titik B
2. Proyeksikan titik B pada bidang V, misalkan titik B
3. Hubungkan titik A dengan titik B’
4. Sudut BAB’ merupakan sudut antara garis g dan bidang V
Contoh: Diketahui kubus ABCD.EFGH. Tunjukan dan tentukan besar cos C
antara CE dengan bidang ABCD, jika panjang rusuknya a cm
125
Jawab:
• Tetapkan satu titik pada garis CE di luar bidang ABCD, yaitu titik E
• Proyeksikan titik E pada bidang ABCD yaitu titik A
• Hubungkan titik A dengan titik C
• Sudut ECA merupakan sudut antara garis CE dengan bidang ABCD
Cari nilai AC : 𝐴𝐶 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2 = 𝑎2 + 𝑎2 = 𝑎 2
Cari nilai CE : 𝐴𝐶 = 𝐴𝐶2 + 𝐴𝐸2 = (𝑎 2)2
+ 𝑎2 = 2𝑎2 + 𝑎2 =
3𝑎2 = 𝑎 3
cos C = 𝑠𝑎
𝑚𝑖=𝑎 2
𝑎 3= 2
3=
2
3× 3
3=
1
3 3
jadi besar sudut cosC adalah 𝟏
𝟑 𝟑
126
Pertemuan ke 9
Sudut antara dua bidang
Sudut yang di bentuk dua bidang berpotongan adalah sudut lancip atau siku-
siku yang dibentuk oleh dua garis berpotongan yang masing – masing terletak
pada kedu bidang tersebut dan tegak lurus pada kedua bidang itu.
Contoh :
Sebuah balok ABCD. EFGH dengan AB = 5 cm, BC = 8 cm, dan CG = 2 cm.
hitunglah sudut antar bidang BCHE dan EFGH.
Perhatikan gambar disamping!
Bidang V dan W berpotongan menurut garis g
Garis a pada V dan a tegak lurus g
Garis b pada W dan b tegak lurus g
Sudut (a,b) sering disebut sudut yang dibentuk oleh
bidang V dan W
Sudut BAC sering disebut sudut tumpuan, jika sudut
tumpuan besarnya 900 maka bidang V tegak lrus
bidang W
Sudut antara bidang ABCD dan EFGH adalah
sudut CBG atau sudut DAH yang besarnya 450
127
Lampiran 5
KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SIKLUS I
No Indikator No Soal Aspek yang diukur
1 Menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang dalam
ruang dimensi tiga
5 Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke
dalam ide-ide matematika.
2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak antar
dua titik dalam bangun ruang
1 a. Klarifikasi dan mengklarifikasi dalam berpikir
mengenai gagasan-gagasan matematika dalam berbagai
situasi
b. Memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
3 Menghitung jarak titik ke bidang dalam bangun ruang
2 Memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
4 Menentukan panjang proyeksi titik dan garis pada bidang 3 Memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan jarak
bidang ke bidang dalam bangun ruang
4 a. Klarifikasi dan mengklarifikasi dalam berpikir
mengenai gagasan-gagasan matematika dalam berbagai
situasi
b. Memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
128
Lampiran 6
SOAL TES AKHIR SIKLUS I
Page 128
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Ruangan sebuah kamar pak joko berukuran 3 m x 4 m x 2 m. Gambar dan
hitunglah panjang garis hubung dari sebuah pojok kamar dilantai ke pojok
kamar yang berhadapan di langit-langit.
2. Limas segi empat beraturan T. ABCD dengan panjang rusuk bidang alas = 8
cm dan panjang rusuk tegak TA = 9 cm. Tentukanlah jarak titik puncak T ke
bidang alas ABCD.
3. Diketahui kubus PQRS.TUVW dengan panjang rusuk 6 cm. gambar dan
tentukanlah panjang proyeksi garis RT pada PQTU.
4. Sekumpulan siswa kelas X SMA Triguna Utama ditugaskan untuk membuat
kerangka balok yang diberi titik sudut ABCD.EFGH, berukuran 20cm x 10cm
x 15cm. Gambar dan tentukanlah jarak bidang AFH ke bidang BDG.
5.
Sebuah balok ABCD.EFGH. Tentukan:
a. 4 pasangan garis yang sejajar
b. 3 bidang yang saling sejajar
c. kedudukan titik E, D dan G terhadap bidang ABCD
129
Lampiran 7
DESKRIPTOR TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SIKLUS I
Nilai
Nomor Soal
1 2 3 4 5
0 Tidak ada jawaban atau menginterpretasikan soal
1 Jawaban tidak lengkap
dan hanya sebagian
yang benar
Hanya menulis apa yang
diketahui dari soal
Hanya menulis apa yang
diketahui dari soal
Hanya menulis apa yang
diketahui dari soal
Hanya menulis apa yang
diketahui dari soal
2 Jawaban tidak lengkap
namun semua benar
Menulis apa yang diketahui
dari soal, menyusun argument
kurang tepat, dan jawaban
salah
Menulis apa yang diketahui
dari soal, menyusun
argument kurang tepat,
gambar kurang tepat
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
kurang tepat, gambar
kurang tepat dan jawaban
salah
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
kurang tepat, dan
gambar kurang tepat
jawaban salah
3 Jawaban hampir
lengkap dan benar
Menulis apa yang diketahui
dari soal, menyusun argument
lengkap dan benar, jawaban
salah
Menulis apa yang diketahui
dari soal, menyusun
argument lengkap dan benar,
gambar salah
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar tepat jawaban
salah
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar tepat jawaban
salah
4 Jawaban lengkap dan
benar
Menulis apa yang diketahui
dari soal, menyusun argument
lengkap dan benar, jawaban
benar
Menulis apa yang diketahui
dari soal, menyusun
argument lengkap dan benar,
gambar benar
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar tepat jawaban
benar
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar tepat jawaban
benar
130
Lampiran 8
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I
1. Diketahui :
Misalkan: Ruang kamar pak Joko
Panjang = AB = 3 cm
Lebar = BC = 4 cm
Tinggi = CG = 2 cm
Ditanya: Panjang garis hubung dari pojok lantai ke pojok kamar yang
berhadapan dilangit – langit?
Penyelesaian:
Misalkan Panjang garis hubung dari pojok lantai ke pojok kamar yang
berhadapan dilangit – langit adalah AG.
AG2 = AC
2 + CG
2
AG = AC2 + CG2
= (5𝑐𝑚)2 + (2𝑐𝑚)2
= 25𝑐𝑚2 + 4𝑐𝑚2
= 29𝑐𝑚2
=5,4 cm
Jadi panjang garis hubung dari pojok kamar yang berhadapan di langit –
langit adalah 5,4 cm.
2. Diketahui:
Panjang rusuk alas = AB = 8 cm
Panjang rusuk tegak = TA = 9 cm
Ditanya: jarak titik puncak ke bidang alas?
cari panjang garis AC
AC2 = AB
2 + BC
2
AC = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2
= (3 𝑐𝑚)2 + 4 𝑐𝑚 2
= 9𝑐𝑚2 + 16𝑐𝑚2
= 25𝑐𝑚2
= 5 cm
131
Penyelesaian
Garis AC dan DB adalah diagonal bidang alas yang berpotongan di titik O.
TO = jarak titik puncak ke bidang alas.
TO = 𝑇𝐶2 −𝑂𝐶2
OC = 1
2𝐴𝐶
OC = 1
2 8 2𝑐𝑚 = 4 2𝑐𝑚
TC = TA
Cari TO
TO = 𝑇𝐶2 −𝑂𝐶2
= (9𝑐𝑚)2 − (4 2𝑐𝑚)2
= 81𝑐𝑚2 − 32𝑐𝑚2
= 49𝑐𝑚2
=7cm
Jadi panjang jarak titik punjak ke bidang alas adalah 7 cm.
3. Diketahui:
Cari AC
AC = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2
= 8𝑐𝑚 2 + 8𝑐𝑚 2
= 64𝑐𝑚2 + 64𝑐𝑚2
= 2(64𝑐𝑚2)
= 8 2𝑐𝑚
T
W V
R
P Q
U
Panjang rusuk = PQ =QR=RV= 6 cm
Ditanya:
Panjang proyeksi garis PU pada bidang
PRTV?
132
Penyelesaian:
Panjang 𝑃𝑈′ = 𝑃𝑈2 − 𝑈𝑈′2
= (6 2𝑐𝑚)2− (3 2𝑐𝑚)
2
s= 72𝑐𝑚2 − 18𝑐𝑚2
= 54𝑐𝑚2
= 9 𝑐𝑚2(6)
=3 6𝑐𝑚
Jadi panjang proyeksi garis PU pada bidang
PRVT adalah 3 6𝑐𝑚
4. Diketahui:
Kerangka balok ABCD EFGH
Panjang = AB=20 cm
Lebar = BC =10 cm
Tinggi = CG =15 cm
Ditanya: gambar sketsa balok dan jarak bidang AFH ke bidang BDG?
Penyelesaian
P
T
W V
R
P Q
U
𝑈′ U
𝑃𝑈 = 𝑃𝑄2 + 𝑄𝑈2
𝑃𝑈 = (6𝑐𝑚)2 + (6𝑐𝑚)2
𝑃𝑈 = 36𝑐𝑚2 + 36𝑐𝑚2
𝑃𝑈 = 2 (36𝑐𝑚2)
𝑃𝑈 = 6 2𝑐𝑚
𝑈𝑈′ =1
2𝑊𝑈
𝑈𝑈′ =1
26 2𝑐𝑚 = 3 2𝑐𝑚
𝑈𝑈′ =1
2𝑊𝑈
Cari panjang 𝑃𝑈
Cari panjang 𝑈𝑈′
WU = 𝑃𝑈 = 6 2𝑐𝑚
Maka
Jarak bidang AFH ke bidang BDG
diwakili oleh garis PQ.
PQ = 1
3 CE
CE = diagonal ruang
CE = 𝐴𝐶2 + 𝐴𝐸2
133
Cari AC 𝐴𝐶 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2 = (20𝑐𝑚)2 + (10𝑐𝑚)2
= 400𝑐𝑚2 + 100𝑐𝑚2
= 500𝑐𝑚2
= 100𝑐𝑚2 × 5 = 10 5𝑐𝑚
Cari CE 𝐶𝐸 = 𝐴𝑐2 + 𝐴𝐸2 = (10 5𝑐𝑚)2 + (15𝑐𝑚)2
= 500𝑐𝑚2 + 225𝑐𝑚2
= 725𝑐𝑚2
= 25𝑐𝑚2 × 29 = 5 29𝑐𝑚
Jadi jarak bidang AFG dan BDG adalah 5 29 cm.
5.
a. 4 pasangan garis yang sejajar
Garis AB // garis CD Garis AE // garis CG
Garis AD // garis BC Garis EF // garis GH
b. 3 bidang yang sejajar
Bidang ABCD // bidang EFGH Bidang ABFE // bidang CDHG
Bidang ADHE // bidang BCGF
c. kedudukan titik E, D dan G terhadap bidang ABCD
titik E adalah titik di luar bidang ABCD
titik D adalah titik di dalam bidang ABCD
titik G adalah titik di luar bidang ABCD
134
Lampiran 9
KISI-KISI INSTRUMEN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SIKLUS II
No Indikator No Soal Aspek yang diukur
1 Menentukan besar sudut antara garis dan bidang dalam
ruang 1
Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram ke
dalam ide-ide matematika.
Memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
2 Menentukan besar sudut antar dua garis dalam ruang
2
Memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
3 Menentukan besar sudut antara dua bidang dalam ruang.
3
Memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
4 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan besar sudut
antara dua bidang. 4
a. Klarifikasi dan mengklarifikasi dalam berpikir
mengenai gagasan-gagasan matematika dalam berbagai
situasi
Memodelkan situasi dengan gambar dan aljabar
5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan besar sudut
antara garis dengan bidang. 5
a. Klarifikasi dan mengklarifikasi dalam berpikir
mengenai gagasan-gagasan matematika dalam berbagai
situasi
b. Memodelkan situasi dengan dan aljabar
135
Lampiran 10
SOAL TES AKHIR SIKLUS ii
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Gambar diatas adalah gambar kubus dengan panjang rusuk
10 cm. Tunjukkan dan lukis sudut antara garis CF dengan garis EG.
2. Pak Rahmat menyimpan kerikil di sebuah pojok aguarium bawah. Dalam
aquarium dipasang tali dari kerikil ke pojok aquarium yang berhadapan di
atap. Jika ukuran aquarium tersebut 60 cm. Jika sudut antara tali ke bidang
alas aquarium adalah 𝛼. Tentukalah tan 𝛼 .
3. Rina tidak bisa mengerjakan tugas guru matematika untuk membuat gambar
kubus ABCD.EFGH dengan rusuk 4 cm dan menentukan sudut yang dibentuk
salah satu diagonal alas dengan bidang BDG. Bantulah Rina dengan cara
mengerjakan tugasnya.
4. Ani berdiri di salah satu pojok piramida, ia melihat puncak piramida dan
pojok piramida yang disebelah kanannya. Ani mempekirakan panjang sisi-
sisi alas piramida adalah 6 m dan tinggi piramida 3 m, gambar sketsa piramida
dan tentukanlah panjang sisi tegak piramida dan besar sudut antara sisi tegak
dengan alas piramida.
5. Dari puncak sebuah menara P, seseorang melihat dua buah titik, titik R dan
titik S yang terletak pada bidang lantai horizontal. Jarak antara titik R dengan
titik S adalah 15 m. titik Q adalah proyeksi titik P pada bidang lantai. Jarak
QR=8 m, QR tegak lurus RS, dan sudut PSQ = 600. Tentukanlah nilai tan
sudut dari garis PR dengan bidang lantai.
136
Lampiran 11
DESKRIPTOR TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SIKLUS II
Nilai
Nomor Soal
1 2 3 4 5
0 Tidak ada jawaban atau menginterpretasikan soal
1 Jawaban tidak
lengkap dan hanya
sebagian yang benar
Hanya menulis apa yang
diketahui dari soal
Hanya menulis apa
yang diketahui dari soal
Hanya menulis apa
yang diketahui dari
soal
Hanya menulis apa
yang diketahui dari
soal
2 Jawaban tidak
lengkap namun
semua benar
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
kurang tepat, dan
jawaban salah
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
kurang tepat, gambar
kurang tepat
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
kurang tepat, gambar
kurang tepat dan
jawaban salah
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
kurang tepat, dan
gambar kurang tepat
jawaban salah
3 Jawaban hampir
lengkap dan benar
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
jawaban salah
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar salah
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar tepat jawaban
salah
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar tepat jawaban
salah
4 Jawaban lengkap
dan benar
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
jawaban benar
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar benar
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar tepat jawaban
benar
Menulis apa yang
diketahui dari soal,
menyusun argument
lengkap dan benar,
gambar tepat jawaban
benar
137
Lampiran 13
Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II
1.
2. Diketahui : Aquarium dengan panjang sisi-sisinya 60 cm.
Ditanya : Gambar sketsa dan tentukan tan 𝛼 dari tali ke alas aquarium?
Penyelesaian
Maka besar tan 𝛼 = 𝐷𝑒𝑝𝑎𝑛
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔=
𝐶�૰𝐴𝐶
??
Cari panjang AC
AC2
= AB2 + BC
2
= ( 60cm)2 + (60cm)
2
= 3600cm2 + 3600cm
2
AC = 3600𝑐𝑚2 × 2 = 60 2 𝑐𝑚
Jadi tan 𝛼 = 𝐷𝑒𝑝𝑎𝑛
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔=
𝐶𝐺
𝐴𝐶=
60
60 2=
𝟏
𝟐
Garis yang sejajar (//) EG dan Memotong CF
adalah garis AC, sehingga sudut antara garis CF
dengan Garis EG diwakili oleh sudut ACF.
Pada segitiga ACF, AC=CF=AF (diagonal
sisi), sehingga segitiga tersebut merupakan
segitiga sama sisi, oleh sebab itu sudut antara
garis CF dengan garis EG adalah 600.
Misalkan
aquarium = Aquarium ABCD EFGH
kerikil berada di titik A
Panjang tali dari kerikil ke pojok yang berhadapan
di atap = AG
Alas aquarium adalah ABCD
138
3. Diketahui :
Penyelesaian :
Proyeksi garis AC pada bidang BDG adalah OG.
Misalkan ∠ COG = 𝛼.
AE // CG = 4 cm
OC = 1
2𝐴𝐶 =
1
2 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶2
=1
2 4𝑐𝑚 2 + 4𝑐𝑚 2 = 2 2𝑐𝑚
Tan 𝛼 =𝐶𝐺
𝑂𝐶=
4 𝑐𝑚
2 2𝑐𝑚=
2
2=
2 2
2= 2 =
𝛼 = 54,730
Jadi, sudut yang dibentuk garis AC dengan bidang BDG adalah 𝟓𝟒,𝟕𝟑𝟎
4.
Diketahui : panjang alas piramida = AB = 6 m
Tinggi piramida = FF’ = 3 m
Ditanya : gambar sketsa, tentukan panjang sisi tegak dan besar sudut
antara sisi tegak dengan alas piramida?
Misalkan
Piramida = piramida ABCDF
Ani berdiri di pojok A dan melihat ke pojok B
Sisi tegak piramida = AF=BF=CF=DF
Tinggi piramida = FF’
F’ = titik tengah dari DB
Panjang rusuk = 4 cm
Rusuk AB= rusuk BC = AE =4 cm
Ditanya : sudut yang dibentuk garis AC dengan
bidang BDG?
139
Penyelesaian
Tinggi piramida AF 2
= AF’2 + FF’
2
Cari AF’ = 1
2 AC =
1
2 3 2 𝑚 = 3 2 m
AF 2
= AF’2
+ FF’2
= (3 2 m)2
+ (3 m)2
= 18m
2 + 9 m
2
= 27 m
2
AF = 9𝑚2 × 3 = 3 3 𝑚
Jadi panjang sisi tegak adalah 𝟑 𝟑 𝒄𝒎
5. Diketahui: jarak titik R dengan titik S = 15 m
Jarak QR = 8 cm
QR ⊥ RS
∠ PSQ = 600
Titik Q proyeksi P
Ditanya: nilai tan 𝛼 , sudut dari garis PR dengan bidang lantai?
Penyelesaian:
tan 𝛼 =𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔=
𝑃𝑄
𝑄𝑅
cari PQ = QS tan 600
= 17 3
tan 𝛼 =𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛
𝑠𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔=
𝑃𝑄
𝑄𝑅=
17 3
8
Jadi tan 𝛼=17 3
8
Cari panjang diagonal alas= AC
Cari panjang AC
AC2
= AB2 + BC
2
= ( 6 m)2 + ( 6 m)
2
= 36m2 + 36 m
2
AC = 36𝑚2 × 2 = 6 2 𝑚
besar sudut antara sisi tegak dengan alas
piramida
tan 𝛼 = 𝐷𝑒𝑝𝑎𝑛
𝑆𝑎𝑚𝑝𝑖𝑛𝑔=
𝐹𝐹′
𝐴𝐹′=
3 𝑚
3 3𝑚=
𝟏
𝟐 𝟑
𝜶= 25,240
Jadi besar sudut antara sisi tegak dengan
alas piramida adalah 25,240
𝑄𝑆 = 𝑄𝑆2 + 𝑅𝑆2
Cari QS
= (8𝑐𝑚)2 + (15𝑐𝑚)2
= 64𝑐𝑚2 + 225𝑐𝑚2
= 289𝑐𝑚2 = 17cm
140
Lampiran 13
catatan lapangan
Hari : pertemuan :
Tanggal: siklus :
Materi :
No Catatan Rencana perbaikan
Observer/Peneliti
( )
141
Lampiran 14
KARTU INDEKS
KARTU INDEKs
Penanya :
No.Absen:
Petunjuk :
3. Buatlah satu pertayaan yang
berhubungan dengan materi
kedudukan titik, garis dan bidang
dalam ruang dimensi tiga.
4. Waktu membuat pertanyaan 5 menit
Pertanyaaan
Penjawab:
No.Absen:
Petunjuk :
3. Jawablah pertanyaan yang ada
disebelah kiri card quest
4. Waktu menjawab pertanyaan selama
10 menit
Jawaban
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
-------------------------------------------------
--- Penanya :
No.Absen:
Petunjuk :
1. Buatlah satu pertayaan yang
berhubungan dengan materi kedudukan
titik, garis dan bidang dalam ruang
dimensi tiga.
2. Waktu membuat pertanyaan 5 menit
Pertanyaaan
Penjawab:
No.Absen:
Petunjuk :
1. Jawablah pertanyaan yang ada
disebelah kiri card quest
2. Waktu menjawab pertanyaan selama
10 menit
Jawaban
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
--------------------------------------------------
----------------------------------------
KARTU INDEKS
142
Lampiran 15 PEDOMAN WAWANCARA
Tahap : Prapenelian
Hari/tanggal :
Narasumber : Ibu Siti Mustasyrifah S. Pd(guru bidang studi matematika)
Tujuan : untuk mengidentifikasi masalah yang dialami gurupada
proses pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan
komunikasi matematik siswa sebagai tahap awal untuk
merencanakan tindakan penelitian yang ebih tepat.
1. Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar matematika,
khususnya kelas x?
2. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam belajar matematika
selama ini?
3. Upaya apa yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar yang
dialami siswa?
4. Ketika belajar dikelas, apakah isiswa suka membaca materi yang akan
dipelajari?
5. Ketika ibu menjelasakan apakah siswa mendengarkan penjelasan ibu
dengan baik?
6. Apakah siswa menulis penjelasan atau materi yang ibu tulis di papan
tulis?
7. Bagaimana tingkat kemampuan komunikasi matematik lisan dan
tulisan siswa kelas x?
8. Apakah ibu sudah memusatkan perhatian atau kegiatan pembelajaran
untuk meningkatkan komunikasi matematik lisan dan tulisan?
9. Pernahkah ibu mendengar pembelajaran aktif? Metode apa yang
pernah ibu pake dalam pembelajaran aktif?
10. Apakah ibu pernah mendengar metode everyone is a teacher here?
143
Tahap : Setelah penelian
Hari/tanggal :
Narasumber : Ibu Siti Mustasyrifah S. Pd(guru bidang studi matematika)
Tujuan : untuk mengetahui tanggapa guru bidang studi tentang
tingkat kemampuan kominikasi matematik siswa setelah
diberikan tritmen startegi pembelajaran aktif tipe everyone
is a teacher here.
1. Bagaiman tanggapan ibu mengenai penerapan strategi pembelajaran
aktif tipe everyone is a teacher here dalam pembelajaran matematika?
2. Menurut ibu perubahan apa yang terjadi dikelas strategi pembelajaran
aktif tipe everyone is a teacher here?
3. Bagaimana penilaian ibu mengenai kemampuan komunikasi
matematik siswa selama diterapkan strategi pembelajaran aktif tipe
everyone is a teacher here?
4. Menurut ibu, apakah strategi pembelajaran aktif tipe everyone is a
teacher here sudah baik? Jika sudah, seberapa jauh kebaikannya,
jika belum apa yang harus diperbaiki?
5. Menurut ibu adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa ketika
pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe everyone
is a teacher here?
144
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE
Nama sekolah : SMA Triguna Utama
Pertemuan ke- :
Hari/ tanggal :
Pokok bahasan :
Petunjuk: Berilah tanda cek lish (√) sesuai dengan hasil
pengamatan!
A. Menggunakan keterampilan membaca, mendengar, dan
menulis untuk menginterpretasikan dan mengevaluasi
gagasan matematika.
1. Menbaca ringkasan materi yang diberikan oleh guru.
1 2 3 4
Komentar/Saran
---------------------------------------------------------------------
2. Memperhatikan penjelasan teman yang sedang presentasi.
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
3. Memperhatikan penjelasan dari guru.
1 2 3 4
Komentar/saran
---------------------------------------------------------------------
4. Membuat soal/pertanyaan di kartu indeks.
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
5. Menjawab Pertanyaan yang ada dalam kartu indeks.
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
6. Menjawab latihan yang diberikan guru.
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
B. Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir mengenai
gagasan-gagasan matematika dalam berbagai situasi.
7. Menyebutkan manfaat mempelajari materi tentang
kedudukan titik dengan garis,kedudukan titik dengan
bidang dan antara dua garis.
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
8. Menyebutkan situasi yang berhubungan dengan titik, garis
dan sudut.
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
145
Lampiran 16
LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE
C. Mengkomunikasikan ide-ide matematis mereka secara
koheren (tersusun logis) dan jelas kepada teman-
temannya, guru, dan yang lainnya.
9. Menjelaskan pertanyaan yang ada dalam kartu indeks
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
10. Menjelaskan jawaban yang ada dalam kartu indeks
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
11. Memberikan tambahan penjelasan teman yang sudah
presentasi
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
D. Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan diagram
ke dalam ide-ide matematika
12. Mereflesikan benda – benda nyata berupa gambar sketsa
kubus, balok, prisma dan limas ke dalam kalimat
matematika untuk menunjukan kedudukan titik, garis,
dan jarak.
1 2 3 4
Komentar/Saran
----------------------------------------------------------------------
E. Memodelkan situasi dengan tertulis, gambar, grafik, dan
secara aljabar
13. Memodelkan soal cerita kedalam kalimat matematik,
gambar dan menghitung secara aljabar.
1 2 3 4
Komentar/Saran
---------------------------------------------------------------------
Keterangan:
1= Kurang (1 – 10 orang siswa )
2= Sedang (11 – 25 orang siswa)
3= Baik (26 – 35 orang siswa)
4= Sangat Baik (36 – 45 orang siswa)
Jakarta, 2011
Observer
( )
147
Lampiran 18
HASIL WAWANCARA GURU
Tahap : Prapenelian
Hari/tanggal : Jum’at, 29 April 2011
Narasumber : Ibu Siti Mustasyrifah S. Pd(guru bidang studi matematika)
Tujuan : untuk mengidentifikasi masalah yang dialami gurupada
proses pembelajaran dan mengetahui tingkat kemampuan
komunikasi matematik siswa sebagai tahap awal untuk
merencanakan tindakan penelitian yang ebih tepat.
Peneliti : Bagaimana tingkat kemampuan siswa dalam belajar
matematika, khususnya kelas x?
Guru :Kemampuan siswa dalam belajar matematika khususnya di
kelas X sangat bervariasi, ada sekitar 15% siswa yang
berkemampuan tinggi, 60% siswa berkemampuan sedang dan
25% siswa dengan kemampuan rendah.
Peneliti : Kesulitan apa saja yang dialami ibu dalam belajar matematika
selama ini?
Guru :Kesulitan yag sering muncul adalah ketika mengkondisikan
siswa dlm belajr dan minat belajar matematik siswa kurang,
maka nilai dalam pelajaran matematika masih kurang
memuaskan, hasil tes saja yang mencapai KKM kurang lebih
hanya 40%, sisanya banyak yang ikut remedial.
Peneliti :Upaya apa yang ibu lakukan untuk mengatasi kesulitan belajar
yang dialami siswa?
Guru :Dengan menggunakan media, atau metode pembelajaran yang
menarik.
Peneliti :Ketika belajar dikelas, apakah siswa didahului membaca
materi yang akan dipelajari?
Guru : Tidak
Peneliti :Ketika ibu menjelasakan apakah siswa mendengarkan
penjelasan ibu dengan baik?
Guru : Cukup baik
148
Peneliti :Apakah siswa mencatat penjelasan atau materi yang ibu
terangkan di papan tulis?
Guru : ada, tapi tidak semua siswa
Peneliti :Bagaimana tingkat kemampuan komunikasi matematik lisan
dan tulisan siswa kelas x?
Guru :bervariasi, tapi lebih dominan masih rendah.
Peneliti :Apakah ibu sudah memusatkan perhatian atau kegiatan
pembelajaran untuk meningkatkan komunikasi matematik lisan
dan tulisan?
Guru :Upaya tersebut sudah dilakukan namun belum maksimal,
sehingga komunikasi yang ada saat ini lebih dominan
komunikasi tulis dari pada komunikasi lisan.
Peneliti :Pernahkah ibu mendengar pembelajaran aktif?
Guru :Pernah
Peneliti :Metode apa yang pernah ibu pake dalam pembelajaran aktif?
Guru : TGT, jigsaw dll.
Peneliti :Apakah ibu pernah mendengar metode everyone is a teacher
here?
Guru :Pernah mendengar, tetapi belum pernah menggunakan dalam
kegiatan belajar mengajar.
149
Tahap : Setelah penelian
Hari/tanggal : Senin, 06 Juni 2011
Narasumber : Ibu Siti Mustasyrifah S. Pd(guru bidang studi matematika)
Tujuan : untuk mengetahui tanggapa guru bidang studi tentang
tingkat kemampuan kominikasi matematik siswa setelah
diberikan tritmen startegi pembelajaran aktif tipe everyone
is a teacher here.
Peneliti :Bagaiman tanggapan ibu mengenai penerapan strategi
pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here dalam
pembelajaran matematika?
Guru :Strategi pembelajaran tersebut cocok diterapkan dalam
pembelajaran matematika tapi hanya cocok untuk materi-materi
tertentu saja.
Peneliti :Menurut ibu perubahan apa yang terjadi dikelas strategi
pembelajaran aktif tipe everyone is a teacher here?
Guru :Perubahan yang terjadi pada siswa dalam kelas, minat belajar
siswa meningkat, aktif, bisa mengeluarkan pendapat ketika
berdiskusi dan menjawab soal lebih rapih dan sistematis.
Peneliti :Bagaimana penilaian ibu mengenai kemampuan komunikasi
matematik siswa selama diterapkan strategi pembelajaran aktif
tipe everyone is a teacher here?
Guru :Kemampuan komunikasi matematik siswa tentunya ada
perubahan, contohnya saja siswa yang tidak aktif jadi aktif dan
cara siswa menjawab soal sudah cukup sistematis.
Peneliti :Menurut ibu, apakah strategi pembelajaran aktif tipe everyone
is a teacher here sudah baik? Jika sudah, seberapa jauh
kebaikannya, jika belum apa yang harus diperbaiki?
Guru :Sudah cukup baik.
Peneliti :Menurut ibu adakah hal yang baru yang ditemui pada siswa
ketika pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif
tipe everyone is a teacher here?
Guru :ya ada, siswa sudah terbiasa mengerjakan soal dengan menulis
apa yang diketahui dari soal kemudian baru penyelesaian
150
Lampiran 19
NILAI TES KEMAMPUAN AWAL KOMINIKASI MATEMATIK
No Nama Siswa Skor Nilai Keterangan
1 S1 6 30,00
belum tuntas
2 S2 7 35,00
belum tuntas
3 S3 4 20,00
belum tuntas
4 S4 9 45,00
belum tuntas
5 S5 8 40,00
belum tuntas
6 S6 7 35,00
belum tuntas
7 S7 7 35,00
belum tuntas
8 S8 7 35,00
belum tuntas
9 S9 8 40,00
belum tuntas
10 S10 13 65,00
belum tuntas
11 S11 14 70,00
tuntas
12 S12 4 20,00
belum tuntas
13 S13 11 55,00
belum tuntas
14 S14 13 65,00
belum tuntas
15 S15 5 25,00
belum tuntas
16 S16 8 40,00
belum tuntas
17 S17 7 35,00
belum tuntas
18 S18 4 20,00
belum tuntas
19 S19 11 55,00
belum tuntas
20 S20 7 35,00
belum tuntas
21 S21 11 55,00
belum tuntas
22 S22 4 20,00
belum tuntas
23 S23 11 55,00
belum tuntas
24 S24 10 50,00
151
belum tuntas
25 S25 8 40,00
belum tuntas
26 S26 7 35,00
belum tuntas
27 S27 10 50,00
belum tuntas
28 S28 6 30,00
belum tuntas
29 S29 11 55,00
belum tuntas
30 S30 14 70,00
tuntas
31 S31 6 30,00
belum tuntas
32 S32 0 0.00
belum tuntas
33 S33 10 50,00
belum tuntas
34 S34 5 25,00
belum tuntas
35 S35 10 50,00
belum tuntas
36 S36 8 40,00
belum tuntas
37 S37 10 50,00
belum tuntas
38 S38 4 20,00
belum tuntas
39 S39 7 35,00
belum tuntas
40 S40 11 55,00
belum tuntas
41 S41 8 40,00
belum tuntas
42 S42 6 30,00
belum tuntas
43 S43 11 55,00
belum tuntas
44 S44 0 0,00
belum tuntas
45 S45 0 0,00
belum tuntas
Rata- rata
41,43
Keterangan:
Skor Tertinggi : 20
:Tidak Ikut Tes
152
Lampiran 20
NILAI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SIKLUS I
No Kode Siswa Skor Nilai Keterangan
1 S1 18 90.00 Tuntas
2 S2 7 35.00 Belum Tuntas
3 S3 15 75.00 Tuntas
4 S4 19 95.00 Tuntas
5 S5 0 0.00 Belum Tuntas
6 S6 16 80.00 Tuntas
7 S7 12 60.00 Belum Tuntas
8 S8 11 55.00 Belum Tuntas
9 S9 18 90.00 Tuntas
10 S10 18 90.00 Tuntas
11 S11 17 85.00 Tuntas
12 S12 17 85.00 Tuntas
13 S13 13 65.00 Belum Tuntas
14 S14 15 75.00 Tuntas
15 S15 0 0.00 Belum Tuntas
16 S16 14 70.00 Tuntas
17 S17 16 80.00 Tuntas
18 S18 0 0.00 Belum Tuntas
19 S19 15 75.00 Tuntas
20 S20 14 70.00 Tuntas
21 S21 0 0.00 Belum Tuntas
22 S22 14 70.00 Tuntas
23 S23 14 70.00 Tuntas
24 S24 15 75.00 Tuntas
25 S25 15 75.00 Tuntas
26 S26 16 80.00 Tuntas
27 S27 13 65.00 Tuntas
153
Keterangan:
Skor Tertinggi : 20
: Tidak Ikut Tes
28 S28 15 75.00 Tuntas
29 S29 16 80.00 Tuntas
30 S30 17 85.00 Tuntas
31 S31 13 65.00 Belum Tuntas
32 S32 16 80.00 Tuntas
33 S33 11 55.00 Belum Tuntas
34 S34 0 0.00 Belum Tuntas
35 S35 17 85.00 Tuntas
36 S36 16 80.00 Tuntas
37 S37 0 0.00 Belum Tuntas
38 S38 10 50.00 Belum Tuntas
39 S39 11 55.00 Belum Tuntas
40 S40 0 0.00 Belum Tuntas
41 S41 7 35.00 Belum Tuntas
42 S42 13 65.00 Belum Tuntas
42 S43 18 80.00 Tuntas
44 S44 7 35.00 Belum Tuntas
45 S45 10 50.00 Belum Tuntas
Rata – rata 62.89
154
Lampiran 21
NILAI TES KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SIKLUS II
No Kode Siswa Skor Nilai Keterangan
1 S1 17 85,00 Tuntas
2 S2 12 60,00 Belum Tuntas
3 S3 16 80,00 Tuntas
4 S4 18 90,00 Tuntas
5 S5 17 85,00 Tuntas
6 S6 17 85,00 Tuntas
7 S7 12 60,00 Belum Tuntas
8 S8 14 70.00 Tuntas
9 S9 19 95,00 Tuntas
10 S10 17 85,00 Tuntas
11 S11 18 90,00 Tuntas
12 S12 17 85,00 Tuntas
13 S13 19 95,00 Tuntas
14 S14 19 95,00 Tuntas
15 S15 9 45,00 Belum Tuntas
16 S16 17 85,00 Tuntas
17 S17 18 90,00 Tuntas
18 S18 12 60,00 Belum Tuntas
19 S19 18 90,00 Tuntas
20 S20 16 80,00 Tuntas
21 S21 11 55,00 Belum Tuntas
22 S22 19 95,00 Tuntas
23 S23 17 85,00 Tuntas
24 S24 18 90,00 Tuntas
25 S25 17 85,00 Tuntas
26 S26 16 80,00 Tuntas
27 S27 18 90,00 Tuntas
155
Keterangan:
Skor Tertinggi : 20
: Tidak Ikut Tes
28 S28 16 80,00 Tuntas
29 S29 15 75.00 Tuntas
30 S30 16 80,00 Tuntas
31 S31 18 90,00 Tuntas
32 S32 16 80,00 Tuntas
33 S33 14 70,00 Tuntas
34 S34 10 50,00 Belum Tuntas
35 S35 16 80,00 Tuntas
36 S36 18 90,00 Tuntas
37 S37 11 55,00 Belum Tuntas
38 S38 10 50,00 Belum Tuntas
39 S39 11 55,00 Belum Tuntas
40 S40 8 40,00 Belum Tuntas
41 S41 10 50,00 Belum Lulus
42 S42 14 70,00 Tuntas
43 S43 18 80,00 Tuntas
44 S44 14 70,00 Tuntas
45 S45 15 75,00 Tuntas
Rata – rata 76.11
156
Lampiran 22 Uji Validitas Tes Siklus I
No Nama x1 x2 x3 x4 x5 y x12 x22 x32 x42 x52 x1y x2y x3y x4y x5y y2
1 A 3 4 4 4 2 17 9 16 16 16 4 51 68 64 64 32 289
2 B 3 4 4 3 0 14 9 16 16 9 0 42 56 64 48 0 196
3 C 3 4 4 4 2 17 9 16 16 16 4 51 68 64 64 32 289
4 D 3 4 4 3 0 14 9 16 16 9 0 42 56 64 48 0 196
5 E 3 4 0 0 0 7 9 16 0 0 0 21 28 0 0 0 49
6 F 4 4 4 4 3 19 16 16 16 16 9 76 76 64 64 48 361
7 G 3 4 4 3 3 17 9 16 16 9 9 51 68 64 48 27 289
8 H 3 4 4 2 0 13 9 16 16 4 0 39 52 64 32 0 169
9 I 4 3 4 3 3 17 16 9 16 9 9 68 51 36 48 27 289
10 J 4 4 4 4 3 19 16 16 16 16 9 76 76 64 64 48 361
11 K 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 64 48 27 324
12 L 4 4 4 4 3 19 16 16 16 16 9 76 76 64 64 48 361
13 M 0 0 4 2 2 8 0 0 16 4 4 0 0 0 32 8 64
14 N 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 64 48 27 324
15 O 2 4 4 3 3 16 4 16 16 9 9 32 64 64 48 27 256
16 P 4 4 4 2 3 17 16 16 16 4 9 68 68 64 32 12 289
17 Q 3 3 0 3 2 11 9 9 0 9 4 33 33 0 0 18 121
18 R 2 4 4 4 3 17 4 16 16 16 9 34 68 64 64 48 289
19 S 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 64 48 27 324
20 T 3 4 4 0 0 11 9 16 16 0 0 33 44 64 0 0 121
21 U 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 64 48 27 324
22 V 4 4 4 3 0 15 16 16 16 9 0 60 60 64 48 0 225
23 W 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 64 48 27 324
24 X 4 4 4 3 2 17 16 16 16 9 4 68 68 64 48 18 289
25 Y 3 4 4 3 0 14 9 16 16 9 0 42 56 64 48 0 196
26 Z 4 4 4 4 3 19 16 16 16 16 9 76 76 64 64 48 361
27 AA 4 4 4 4 3 19 16 16 16 16 9 76 76 64 64 48 361
157
Lampiran 22 Uji Validitas Tes Siklus I
28 AB 4 4 4 4 3 19 16 16 16 16 9 76 76 64 64 48 361
29 AC 3 4 4 0 0 11 9 16 16 0 0 33 44 64 0 0 121
30 AD 4 4 4 3 0 15 16 16 16 9 0 60 60 64 48 0 225
31 AE 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 64 48 27 324
32 AF 4 4 0 3 0 11 16 16 0 9 0 44 44 0 0 0 121
33 AG 4 4 0 2 0 10 16 16 0 4 0 40 40 0 0 0 100
34 AJ 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 64 48 27 324
35 AK 4 4 3 3 0 14 16 16 9 9 0 56 56 48 27 0 196
36 AL 4 4 4 3 0 15 16 16 16 9 0 60 60 64 0 45 225
37 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 72 72 54 324
38 3 4 4 3 3 17 9 16 16 9 9 51 68 68 51 51 289
132 146 135 110 70 593 484 578 537 358 200 2111 2312 2080 1590 876 9651
rxy 0.51 0.41 0.63 0.74 0.74
rtabel 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288
V V V V V
158
Lampiran 23 UJI RELIABELITAS TES SIKLUS I
Nama x1 x2 x3 x4 x5 SkorTotal Kuadrat Skor Total
A 3 4 4 4 2 17 289
B 3 4 4 3 0 14 196
C 3 4 4 4 2 17 289
D 3 4 4 3 0 14 196
E 3 4 0 0 0 7 49
F 4 4 4 4 3 19 361
G 3 4 4 3 3 17 289
H 3 4 4 2 0 13 169
I 4 3 4 3 3 17 289
J 4 4 4 4 3 19 361
K 4 4 4 3 3 18 324
L 4 4 4 4 3 19 361
M 0 0 4 2 2 8 64
N 4 4 4 3 3 18 324
O 2 4 4 3 3 16 256
P 4 4 4 2 3 17 289
Q 3 3 0 3 2 11 121
R 2 4 4 4 3 17 289
S 4 4 4 3 3 18 324
T 3 4 4 0 0 11 121
U 4 4 4 3 3 18 324
V 4 4 4 3 0 15 225
W 4 4 4 3 3 18 324
X 4 4 4 3 2 17 289
Y 3 4 4 3 0 14 196
Z 4 4 4 4 3 19 361
AA 4 4 4 4 3 19 361
AB 4 4 4 4 3 19 361
AC 3 4 4 0 0 11 121
AD 4 4 4 3 0 15 225
AE 4 4 4 3 3 18 324
AF 4 4 0 3 0 11 121
AG 4 4 0 2 0 10 100
AJ 4 4 4 3 3 18 324
AK 4 4 3 3 0 14 196
AL 4 4 4 3 0 15 225
AM 4 4 4 3 3 18 324
AN 3 4 4 3 3 17 289
Jumlah 132 146 135 110 70 593 9651
Jumlah kuadrat 17424 21316 18225 12100 4900
si 0.83 0.68 1.25 1.03 1.39
si2 0.69 0.46 1.55 1.07 1.92
∑si2 5.69
St 3.28
st2 10.73
r11 0.59
159
Lampiran 24 DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL I
Kelompok Nomor Soal
Nama x1 x2 x3 x4 x5 ∑
Kelompok atas
4 4 4 4 3 19 G
4 4 4 4 3 19 AA
3 4 4 4 2 17 C
4 4 4 4 3 19 AB
4 4 4 4 3 19 AC
3 4 4 4 2 17 A
3 4 4 3 3 17 H
4 4 4 3 3 18 AF
4 3 4 3 3 17 J
4 4 4 4 3 19 K
4 4 4 3 3 18 L
4 4 4 4 3 19 M
4 4 4 3 3 18 AI
4 4 4 3 3 18 O
4 4 4 3 3 18 V
4 4 4 2 3 17 Q
4 4 4 3 3 18 AL
2 4 4 4 3 17 S
4 4 4 3 3 18 T
∑ 71 75 76 65 55 342
kelompok
bawah
3 4 4 0 0 11 U
2 4 4 3 3 16 P
4 4 4 3 0 15 W
4 4 4 3 3 18 X
4 4 4 3 2 17 Y
3 4 4 3 0 14 Z
3 4 4 3 0 14 B
3 4 4 3 0 14 D
3 4 0 0 0 7 F
3 4 4 0 0 11 AD
4 4 4 3 0 15 AE
3 4 4 2 0 13 AF
4 4 0 3 0 11 AG
4 4 0 2 0 10 AH
0 0 4 2 2 8 N
4 4 3 3 0 14 AJ
4 4 4 3 0 15 AK
3 3 0 3 2 11 R
3 4 4 3 3 17 AM
∑ 61 71 59 45 15
DP 0.13 0.05 0.22 0.26 0.53
kriteria Jelek Jelek Cukup Cukup Baik
160
Lampiran 25
UJI TARAF KESUKARAN BUTIR SOAL SIKLUS I
No Nama x1 x2 x3 x4 x5
1 A 3 4 4 4 2
2 B 3 4 4 3 0
3 C 3 4 4 4 2
4 D 3 4 4 3 0
5 E 3 4 0 0 0
6 F 4 4 4 4 3
7 G 3 4 4 3 3
8 H 3 4 4 2 0
9 I 4 3 4 3 3
10 J 4 4 4 4 3
11 K 4 4 4 3 3
12 L 4 4 4 4 3
13 M 0 0 4 2 2
14 N 4 4 4 3 3
15 O 2 4 4 3 3
16 P 4 4 4 2 3
17 Q 3 3 0 3 2
18 R 2 4 4 4 3
19 S 4 4 4 3 3
20 T 3 4 4 0 0
21 U 4 4 4 3 3
22 V 4 4 4 3 0
23 W 4 4 4 3 3
24 X 4 4 4 3 2
25 Y 3 4 4 3 0
26 Z 4 4 4 4 3
27 AA 4 4 4 4 3
28 AB 4 4 4 4 3
29 AC 3 4 4 0 0
30 AD 4 4 4 3 0
31 AE 4 4 4 3 3
32 AF 4 4 0 3 0
33 AG 4 4 0 2 0
34 AJ 4 4 4 3 3
35 AK 4 4 3 3 0
36 AL 4 4 4 3 0
37 4 4 4 3 3
38 3 4 4 3 3
132 146 135 110 70
P 0.87 0.96 0.89 0.72 0.46
Kriteria mudah mudah mudah mudah sedang
161
Lampiran 26 UJI VALIDITAS TES SIKLUS II
No Nama x1 x2 x3 x4 x5 y x1
2 x22 x32 x42 x52 x1y x2y x3y x4y x5y y2
1 S1 4 3 4 4 2 17 16 9 16 16 4 68 51 68 68 34 289
2 S2 3 3 3 2 1 12 9 9 9 4 1 36 36 36 24 12 144
3 S3 3 4 4 3 2 16 9 16 16 9 4 48 64 64 48 32 256
4 S4 3 4 4 4 3 18 9 16 16 16 9 54 72 72 72 54 324
5 S5 4 4 3 3 3 17 16 16 9 9 9 68 68 51 51 51 289
6 S6 3 4 3 4 3 17 9 16 9 16 9 51 68 51 68 51 289
7 S7 2 3 3 2 2 12 4 9 9 4 4 24 36 36 24 24 144
8 S8 3 4 4 2 1 14 9 16 16 4 1 42 56 56 28 14 196
9 S9 4 3 4 4 4 19 16 9 16 16 16 76 57 76 76 76 361
10 S10 4 2 4 4 3 17 16 4 16 16 9 68 34 68 68 51 289
11 S11 3 4 4 3 4 18 9 16 16 9 16 54 72 72 54 72 324
12 S12 4 3 3 4 3 17 16 9 9 16 9 68 51 51 68 51 289
13 S13 4 4 4 3 4 19 16 16 16 9 16 76 76 76 57 76 361
14 S14 4 4 4 3 4 19 16 16 16 9 16 76 76 76 57 76 361
15 S15 2 2 2 1 2 9 4 4 4 1 4 18 18 18 9 18 81
16 S16 3 4 3 3 4 17 9 16 9 9 16 51 68 51 51 68 289
17 S17 3 4 4 3 3 17 9 16 16 9 9 51 68 68 51 51 289
18 S18 2 4 2 2 2 12 4 16 4 4 4 24 48 24 24 24 144
19 S19 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 72 54 54 324
20 S20 3 4 4 3 2 16 9 16 16 9 4 48 64 64 48 32 256
21 S21 2 3 3 2 2 12 4 9 9 4 4 24 36 36 24 24 144
22 S22 4 3 4 4 4 19 16 9 16 16 16 76 57 76 76 76 361
23 S23 4 3 4 3 3 17 16 9 16 9 9 68 51 68 51 51 289
24 S24 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 72 54 54 324
25 S25 3 4 4 3 3 17 9 16 16 9 9 51 68 68 51 51 289
26 S26 3 3 3 4 3 16 9 9 9 16 9 48 48 48 64 48 256
27 S27 4 4 3 4 3 18 16 16 9 16 9 72 72 54 72 54 324
162
28 S28 3 4 3 3 3 16 9 16 9 9 9 48 64 48 48 48 256
29 S29 3 4 3 2 2 14 9 16 9 4 4 42 56 42 28 28 196
30 S30 4 4 4 3 1 16 16 16 16 9 0 64 64 64 48 16 256
31 S31 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 72 54 54 324
32 S32 4 4 2 3 3 16 16 16 4 9 9 64 64 32 48 48 256
33 S33 4 3 2 2 3 14 16 9 4 4 9 56 42 28 28 42 196
34 S34 1 2 2 2 3 10 1 4 4 4 9 10 20 20 20 30 100
35 S35 4 3 3 3 3 16 16 9 9 9 9 64 48 48 48 48 256
36 S36 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 72 54 54 324
37 S37 2 2 2 2 3 11 4 4 4 4 9 22 22 22 22 33 121
38 S38 2 2 2 2 2 10 4 4 4 4 4 20 20 20 20 20 100
39 4 4 4 3 3 18 16 16 16 9 9 72 72 72 54 54 324
40 2 0 2 2 2 8 4 0 4 4 4 16 0 16 16 16 64
41 2 2 0 3 3 10 4 4 0 9 9 20 20 0 30 30 100
42 3 3 2 3 3 14 9 9 4 9 9 42 42 28 42 42 196
43 4 3 3 4 4 18 16 9 9 16 16 72 54 54 72 72 324
44 2 2 3 3 4 14 4 4 9 9 16 28 28 42 42 56 196
45 3 3 2 4 3 15 9 9 4 16 9 45 45 30 60 45 225
144 148 142 133 127 694 492 522 486 419 386 2313 2364 2282 2126 2015 11100
rxy 0.83 0.69 0.75 0.74 0.53
rtabel 0.288 0.288 0.288 0.288 0.288
V V V V V
163
Lampiran 27 UJI RELIABILITAS SIKLUS II
Nama x1 x2 x3 x4 x5 Skor Total
Kuadrat skor
Total
S1 4 3 4 4 2 17 289
S2 3 3 3 2 1 12 144
S3 3 4 4 3 2 16 256
S4 3 4 4 4 3 18 324
S5 4 4 3 3 3 17 289
S6 3 4 3 4 3 17 289
S7 2 3 3 2 2 12 144
S8 3 4 4 2 1 14 196
S9 4 3 4 4 4 19 361
S10 4 2 4 4 3 17 289
S11 3 4 4 3 4 18 324
S12 4 3 3 4 3 17 289
S13 4 4 4 3 4 19 361
S14 4 4 4 3 4 19 361
S15 2 2 2 1 2 9 81
S16 3 4 3 3 4 17 289
S17 3 4 4 3 3 17 289
S18 2 4 2 2 2 12 144
S19 4 4 4 3 3 18 324
S20 3 4 4 3 2 16 256
S21 2 3 3 2 2 12 144
S22 4 3 4 4 4 19 361
S23 4 3 4 3 3 17 289
S24 4 4 4 3 3 18 324
S25 3 4 4 3 3 17 289
S26 3 3 3 4 3 16 256
S27 4 4 3 4 3 18 324
S28 3 4 3 3 3 16 256
S29 3 4 3 2 2 14 196
S30 4 4 4 3 1 16 256
S31 4 4 4 3 3 18 324
S32 4 4 2 3 3 16 256
S33 4 3 2 2 3 14 196
S34 1 2 2 2 3 10 100
S35 4 3 3 3 3 16 256
S36 4 4 4 3 3 18 324
S37 2 2 2 2 3 11 121
S38 2 2 2 2 2 10 100
4 4 4 3 3 18 324
2 0 2 2 2 8 64
164
2 2 0 3 3 10 100
3 3 2 3 3 14 196
4 3 3 4 4 18 324
2 2 3 3 4 14 196
3 3 2 4 3 15 225
Jumlah 144 148 142 133 127 694 11100
Jumlah Kuadrat 20736 21904 20164 17689 16129
Si 0.84 0.89 0.93 0.77 0.81
Si2 0.71 0.80 0.86 0.59 0.65
∑Si2 3.61
St 3.00
St2 9.02
r11 0.75
165
Lampiran 28
DAYA PEMBEDA BUTIR SOAL SIKLUS II
Kelompok x1 x2 x3 x4 x5 Skor Total
4 3 4 4 2 17
Kelompok atas
4 3 3 4 4 18
3 4 4 3 3 17
3 4 4 4 3 18
4 4 3 3 3 17
3 4 3 4 3 17
4 4 4 3 3 18
4 4 4 3 3 18
4 3 4 4 4 19
4 2 4 4 3 17
3 4 4 3 4 18
4 3 3 4 3 17
4 4 4 3 4 19
4 4 4 3 4 19
4 4 4 3 3 18
3 4 3 3 4 17
3 4 4 3 3 17
4 4 4 3 3 18
4 4 4 3 3 18
3 4 4 3 2 16
4 4 3 4 3 18
4 3 4 4 4 19
4 3 4 3 3 17
∑ 85 84 86 78 74 407
kelompok bawah
2 4 2 2 2 12
3 4 4 3 2 16
3 3 3 4 3 16
2 3 3 2 3 13
3 4 3 3 3 16
3 4 3 2 2 14
4 4 4 3 1 16
2 2 2 1 2 9
4 4 2 3 3 16
4 3 2 2 3 14
1 2 2 2 3 10
4 3 3 3 3 16
3 4 4 2 1 14
2 2 2 2 3 11
2 2 2 2 2 10
2 3 3 2 2 12
166
Lampiran 28
2 0 2 2 2 8
2 2 0 3 3 10
3 3 2 3 3 14
3 3 3 2 1 12
2 2 3 3 4 14
3 3 2 4 3 15
∑ 59 64 56 55 54 288
DP 0.32 0.26 0.37 0.29 0.25 1.49
Kriteria cuku
p cukup cukup cukup cukup
167
Lampiran 29
TARAP KESUKARAN SIKLUS II
Nama x1 x2 x3 x4 x5
S1 4 3 4 4 2
S2 3 3 3 2 1
S3 3 4 4 3 2
S4 3 4 4 4 3
S5 4 4 3 3 3
S6 3 4 3 4 3
S7 2 3 3 2 2
S8 3 4 4 2 1
S9 4 3 4 4 4
S10 4 2 4 4 3
S11 3 4 4 3 4
S12 4 3 3 4 3
S13 4 4 4 3 4
S14 4 4 4 3 4
S15 2 2 2 1 2
S16 3 4 3 3 4
S17 3 4 4 3 3
S18 2 4 2 2 2
S19 4 4 4 3 3
S20 3 4 4 3 2
S21 2 3 3 2 2
S22 4 3 4 4 4
S23 4 3 4 3 3
S24 4 4 4 3 3
S25 3 4 4 3 3
S26 3 3 3 4 3
S27 4 4 3 4 3
S28 3 4 3 3 3
S29 3 4 3 2 2
S30 4 4 4 3 1
S31 4 4 4 3 3
S32 4 4 2 3 3
S33 4 3 2 2 3
S34 1 2 2 2 3
S35 4 3 3 3 3
S36 4 4 4 3 3
S37 2 2 2 2 3
S38 2 2 2 2 2
4 4 4 3 3
2 0 2 2 2
168
Lampiran 29
2 2 0 3 3
3 3 2 3 3
4 3 3 4 4
2 2 3 3 4
3 3 2 4 3
144 148 142 133 127
P 0.80 0.82 0.79 0.74 0.70
Kriteria mudah mudah mudah mudah sedang
169
Lampiran 30
HASIL LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIK SIKLUS I
No Aspek Kemampuan Komunikasi
Matematik
Pertemuan ke-
1 2 3 4 5
Menggunakan keterampilan membaca,
mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi
gagasan matematika
a. Menbaca ringkasan materi yang diberikan
oleh guru.
2 3 3 3 3
b.Mendengarkan penjelasan teman yang
sedang presentasi.
2 3 3 3 4
c. Mendengarkan penjelasan dari guru. 3 3 3 4 4
d.Menulis materi yang diangggap penting. 2 3 3 3 4
e. Menjawab Pertanyaan yang ada dalam kartu
indeks.
4 4 4 4 4
f. Menjawab latihan yang diberikan guru. 4 4 4 4 4
Jumlah 17 20 20 21 23
Rata - rata 2,8 3,3 3,3 3,5 4,0
Rata – rata (%) 70.8 83,3 83,3 87,5 95,8
No Aspek Kemampuan Komunikasi
Matematik
Pertemuan ke-
1 2 3 4 5
Merefleksi dan mengklarifikasi dalam
berpikir mengenai gagasan-gagasan
matematika dalam berbagai situasi.
a. Menyebutkan manfaat mempelajari materi. 1 1 1 1 2
b. Menyebutkan situasi yang berhubungan
dengan materi.
1 1 1 2 2
Jumlah 2 2 2 3 4
Rata - rata 1,0 1,0 1,0 1,5 2,0
Rata –rata (%) 25 25 25 37,5 50
170
No Aspek Kemampuan Komunikasi
Matematik
Pertemuan ke-
1 2 3 4 5
1 Mengkomunikasikan ide-ide matematis
mereka secara koheren (tersusun logis) dan
jelas kepada teman-temannya, guru, dan
yang lainnya.
1.Menjelaskan pertanyaan yang ada dalam
kartu indeks.
1 1 1 2 2
2.Menjelaskan jawaban yang ada dalam kartu
indeks.
1 1 1 2 2
3.Memberikan tambahan penjelasan teman
yang sudah presentasi.
1 1 1 1 1
Jumlah 3 3 3 5 5
Rata – rata 1,0 1,0 1,0 1,7 1,7
Rata – rata (%) 25 25 25 41,7 41,7
No Aspek Kemampuan Komunikasi
Matematik
Pertemuan ke-
1 2 3 4 5
Mereflesikan benda-benda nyata, gambar,
dan diagram ke dalam ide-ide matematika
1.Mereflesikan benda – benda nyata berupa
gambar sketsa kubus, balok, prisma dan
limas dalam kalimat matematika untuk
menunjukan kedudukan titik, garis, dan
jarak.
2 2 3 3 3
2.Merefleksikan kalimat matematika pada soal
mengenai prisma dan limas untuk
menunjukan kedudukan titik, garis ke dalam
gambar.
2 2 1 2 2
Jumlah 4 4 4 4 5
Rata - rata 2,0 2,0 2,0 2,5 2,5
Rata – rata (%) 50,0 50,0 50,0 62,5 62,5
No Aspek Kemampuan Komunikasi
Matematik
Pertemuan ke-
1 2 3 4 5
Memodelkan situasi dengan tertulis,
gambar, grafik, dan secara aljabar
1. Memodelkan soal cerita kedalam kalimat
matematik, gambar dan menghitung secara
aljabar.
1 2 2 2 2
Jumlah 1 2 2 2 2
Rata - rata 1,0 2,0 2,0 2,0 2,0
Rata – rata (%) 25,0 50,0 50,0 50,0 50,0
171
Lampiran 31
HASIL LEMBAR OBSERVASI KEMAMPUAN
KOMUNIKASI MATEMATIK SIKLUS II
No Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik Pertemuan ke-
7 8 9
1 Menggunakan keterampilan membaca,
mendengar, dan menulis untuk
menginterpretasikan dan mengevaluasi gagasan
matematika
a. Menbaca ringkasan materi yang diberikan oleh
guru.
4 4 4
b. Mendengarkan penjelasan teman yang sedang
presentasi.
4 4 4
c. Mendengarkan penjelasan teman yang sedang
presentasi.
4 4 4
d. Menulis materi yang diangggap penting 3 4 4
e. Menjawab Pertanyaan yang ada dalam kartu
indeks.
4 4 4
f. Menjawab latihan yang diberikan guru. 4 3 3
Jumlah 23 23 23
Rata – rata 3,8 3,8 3,8
Rata – rata (%) 95,8 95,8 95,8
No Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik Pertemuan ke-
7 8 9
1 Merefleksi dan mengklarifikasi dalam berpikir
mengenai gagasan-gagasan matematika dalam
berbagai situasi.
a. Menyebutkan manfaat mempelajari materi. 2 3 3
b. Menyebutkan situasi yang berhubungan dengan
materi.
2 3 3
Jumlah 4 6 6
Rata – rata 2,0 3,0 3,0
Rata – rata (%) 50,0 75,0 75,0
172
No Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik Pertemuan ke-
7 8 9
1 Mengkomunikasikan ide-ide matematis mereka
secara koheren (tersusun logis) dan jelas kepada
teman-temannya, guru, dan yang lainnya.
a. Menjelaskan pertanyaan yang ada dalam kartu
indeks.
2 2 2
b. Menjelaskan jawaban yang ada dalam kartu
indeks.
2 2 2
c. Memberikan tambahan penjelasan teman yang
sudah presentasi.
1 1 2
Jumlah 5 5 6
Rata – rata 1,7 1,7 2,0
Rata – rata (%) 41,7 41,7 50,0
No Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik Pertemuan ke-
7 8 9
1 Mereflesikan benda-benda nyata, gambar, dan
diagram ke dalam ide-ide matematika
a. Mereflesikan benda – benda nyata berupa
gambar sketsa kubus, balok dalam kalimat
matematika.
3 3 3
b. Merefleksikan kalimat matematika pada soal
mengenai kubus, balok.
2 3 3
Jumlah 5 6 6
Rata – rata 2,5 3,0 3,0
Rata – rata (%) 62,5 75,0 75,0
No Aspek Kemampuan Komunikasi Matematik Pertemuan ke-
1 2 3
Memodelkan situasi dengan tertulis, gambar,
grafik, dan secara aljabar
Memodelkan soal cerita kedalam kalimat
matematik, gambar dan menghitung secara aljabar. 2 3 3
Jumlah 2 3 3
Rata-rata 2,0 3,0 3,0
Rata-rata(%) 50,0 75,0 75,0