Penerapan Strategi QAR secara Online pada Komunitas Guru Bahasa Inggris: Variasi Pemberdayaan Forum...

17

Transcript of Penerapan Strategi QAR secara Online pada Komunitas Guru Bahasa Inggris: Variasi Pemberdayaan Forum...

Iskandarwassid & Sunendar (2009) menjelaskan teknik pembelajaran

menjadi suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan

serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Studi ini menyampaikan suatu kiat

penulis dalam mengembangkan kiat penyelesaian tujuan pembelajaran membaca

Bahasa Inggris untuk kalangan guru yang tergabung dalam komunitas jejaring

sosial facebook. Hal ini sejalan dengan isu yang diangkat oleh Grabe (2009)

mengenai konteks sosial pada ketrampilan membaca. Dia menyatakan bahwa

pembelajar bahasa terpengaruh oleh ekspektasi politik, religi, etnik, ekonomi, dan

institusi yang bersifat sosial dan kultural yang lebih luas. Hal ini sejalan dengan

ide Brown (2007) pada pembahasan peranan kultur pada ketrampilan membaca.

Brown menjelaskan bahwa kultur dan konteks memainkan peranan aktif dalam

memotivasi dan menghargai orang berliterasi. Pada kedua tataran tersebut dapat

diketahui bahwa dengan konteks dan kultur tertentu dalam membaca yang

memiliki unsur ekspektasi dan motivasi dapat menjadi kiat yang efektif dalam

menstimulasi pembaca meningkatkan kemampuan membacanya.

Pada studi yang didasarkan pada e-learning yang dilaksanakan oleh penulis,

penulis melakukan penerapan pembelajaran berbasis jaringan (Sumardiono,

2012a), pengembangan multimedia Flow Chart (Sumardiono, 2012b), dan

penggunaa macromedia Flash Mx (Sumardiono, 2012c). Melihat hasil wawancara

yang dilakukan oleh penulis pada 10 (sepuluh) guru di SMP Negeri di Kota Blitar

seperti pada Tabel 1 dibawah ini,

Tabel 1. Hasil Wawancara Guru Bahasa Inggris SMP Negeri Kota Blitar

No Pandangan Tanggapan Guru

Setuju Tidak Setuju Tidak

Menjawab

1 Perlunya info baru pada komunitas

guru

10 - -

2 Pengunggahan info baru pada segi

teori dan praktik

8 2 -

3 Perlunya dilaksanakan sharing pada

lapangan

10 - -

4 Perlunya pembuktian dengan

penelitian di sekolah

9 1 -

5 Pemakaian teknologi dalam unggah

info baru

10 - -

(Hasil Wawancara, Agustus 2014)

pada Tabel 1 nampak bahwa info baru sangat perlu diunggah dan diterapkan pada

forum jejaring sosial yang dibuat oleh penulis untuk guru-guru. Info baru yang

berkenaan dengan ketrampilan membaca yang diangkat pada studi ini adalah

penerapan strategi QAR (Question-Answer Relationships) yang dikembangkan

oleh Raphael (1984) untuk membantu pembelajar membaca pada pemahaman

membaca (reading comprehension).

Pada konteks ini, penulis berperan sebagai pendidik yang memberikan

wawasan dan latihan kepada guru-guru yang berperan sebagai peserta didik

dalam mengulas dan melaksanakan praktik memahami bacaan menggunakan

strategi QAR. Oleh karena pengajaran menggunakan forum jejaring sosial

facebook ini dikategorikan sebagai e-learning (Munir, 2009), maka materi berupa

penerapan strategi QAR tersebut menjadi variasi pemberdayaa facebook sebagai

dasar e-learning dengan strategi QAR pada latihan pemahaman membaca.

Rumusan masalah yang diformulasi pada studi ini adalah „Bagaimana

penerapan strategi QAR (Question-Answer Relationships) pada guru-guru SMP

Kota Blitar dalam forum jejaring sosial facebook?‟. Tujuan dari studi ini adalah

memberikan gambaran penerapan strategi QAR (Question-Answer Relationships)

pada guru-guru SMP/MTs Kota Blitar dalam forum jejaring sosial facebook.

Studi ini hanya dilaksanakan pada komunitas guru pada facebook dengan

keterbatasan pada materi Bahasa Inggris untuk SMP/MTs kelas VIII yakni pada

teks deskriptif, recount, dan naratif.

Strategi QAR (Question-Answer Relationships)

QAR (Question-Answer Relationships) merupakan strategi memahami

bacaan yang bisa diterapkan untuk mengetahu struktur teks baik pada bacaan

fiksi maupun non-fiksi. Strategi ini membantu pembaca menghubungkan ilmu

dasar yang mereka miliki dengan informasi yang terdapat dalam teks. Pada

strategi ini, pembaca akan sadar akan pentingnya menghubungkan pertanyaan

dan jawaban pada teks yang mereka baca. Berdasarkan Pearson dan Johnson

(1978), QAR dapat diterapkan untuk mengetahui struktur teks pada teks baik

secara implisit, eksplisit, dan implisit skrip dengan jawaban pada ketiga jenis

pertanyaan. Pertanyaan implisit teks adalah pertanyaan yang jawabannya tersirat

dari teks dengan menggunakan informasi yang terdapat pada kalimat-kalimat atau

paragraf. Pertanyaan eksplisit teks adalah pertanyaan yang jawabannya

disuratkan secara eksplist di dalam teks. Sedangkan pertanyaan implisit skrip

adalah pertanyaan yang mana informasi diperoleh dari pemikiran dasar seorang

pembaca.

Raphael (1986) menjelaskan sintak dari QAR dengan dua istilah penting

yang digeneralisasi sebagai dasar strategi QAR yakni „in the book‟ (dalam buku)

yang terdiri langkah „right there‟ dan „think and search‟. Sedangkan pada

pembaca, „in the head‟ dibagi menjadai dua lagkah yakni „author and me‟ dan „on

my own‟. Kedua hal tersebut, „in the book‟ dan „in the head‟ adalah untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan literal dan inferensial dalam teks. Figur 1

dibawah ini menunjukkan kerangka kerja (framework) dari QAR.

Figur 1 Kerangka Kerja Strategi QAR

Karena kedua taksonomi yang disatukan pada strategi QAR, pertanyaan

pada „right there‟ adalah eksplisit teks. Pertanyaan – pertanyaan „think and search‟

dapat berupa eksplisit teks dan implisit teks. Sedangkan pertanyaan –pertanyaan

„author and me‟ berupa implisit teks dan pada „on my own‟ berupa implisit skrip.

Bentuk

‘In the book’ ‘In the head’

„Right there’ ‘Think & Search’ ‘Author & me’ ‘On my own’

Informasi detail Penghubung

Daftar, Grafik, Skema

Deskripsi

Eksplanasi

Urutan (sequence)

Teks dengan pembaca

Teks dengan tema/topik

Teks dengan

lingkungan

Keuntungan dari menggunakan strategi QAR sebagai sebuah kerangka

kerja untuk memahami bacaan pada berbagai jenis teks. Untuk guru, penerapan

QAR adalah sebagai kerangka aktivitas bertanya dalam siklus membaca yang

menunjukkan contoh dari guru pada latihan bertanya dalam proses pra-membaca,

selama membaca, dan pasca-membaca. Penerapan strategi QAR dalam

merencanakan instruksi pemahaman bacaan dapat membantu bahwa tidak aka

nada penekanan yang berlebih dari ketrampilan dan pertanyaan yang lebih rendah

yang mana hanya membutuhkan pembaca untuk mengalihkan dan merekam

informasi saja.

Hal yang penting adalah bahwa QAR (Raphael, 1986) mengajarkan pada

pembaca tiga strategi pemahaman yaitu; a) mengalihkan informasi, b)

menentukan struktur teks dan mengetahui teks tersebut menyampaikan

informasinya, c) menentukan waktu ketika inferensi diperlukan. Menerapkan

QAR, pembaca akan mampu mempertimbangkan tempat jawaban yang tepat

dengan mengelompokkan pertanyaan berdasarkan tipe-tipenya dan memonitor

pemahaman terhadap teks yang dibaca.

Raphael dan Au (2005) Perluasan pada penggunaan QAR untuk membuat

kerangka instruksi strategi pemahaman dapat membantu pembaca mengetahui

hubungan (relationship) diantara strategi yang mereka pelajari dan tugas-tugas

yang diminta yang direpresentasikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang

beragam. Hal ini membuktikan bahwa menyediakan pembaca sebuah cara yang

sistematik dari menganalisis permintaan tugas yang diberikan dalam forum.

Dengan memperluas penggunaan instruksi QAR dalam bingkai pemahaman

strategi pengajaran membaca dapat membantu guru dalam komunitas sosial untuk

melihat 'hubungan antara strategi yang mereka pelajari dan tugas menuntut

diwakili oleh pertanyaan yang berbeda' (Raphael & Au, 2005). Hal ini diyakini

bahwa memberikan peserta didik cara sistematis menganalisis tuntutan tugas

dengan ragam pertanyaan yang berbeda dapat meningkatkan pemahaman bacaan.

Lebih penting lagi, taksonomi menyediakan baik guru dan murid 'bahasa

bersama untuk membuat terlihat proses sebagian besar tidak terlihat mendasari

pemahaman membaca dan mendengarkan' (Raphael & Au, 2005). Ini bahasa

umum memberikan guru dan murid sarana untuk membahas dan menganalisis

pertanyaan serta mengeksplorasi dan membenarkan penggunaan strategi yang

tepat.

Namun, Readence (2006) menekankan dua masalah dengan menggunakan

QAR. Pertama, QAR dimaksudkan untuk menjelaskan beragam jenis pertanyaan-

jawaban bukan untuk memfasilitasi penentuan respon yang benar. Oleh karena itu,

tidak dianjurkan untuk memberitahu pembaca bahwa jawaban untuk pertanyaan

'adalah datang dari kategori diskrit seperti teks atau pembaca'. Kedua, dia

berpendapat bahwa menentukan sifat hubungan tanya jawab secara logis

mengikuti jawaban dari pertanyaan, bukan mendahuluinya. Dia mengartikan

bahwa QAR hanya bisa menjadi yang terbaik dianggap sebagai alat monitoring

untuk membantu pembaca mencapai umpan balik tentang tanggapan mereka

daripada membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan. Meskipun ada

kekhawatiran itu, Readence (2006) menunjukkan bahwa Panel Membaca

Nasional (2000) telah mengesahkan QAR sebagai sarana yang efektif untuk

meningkatkan pemahaman.

Forum Jejaring Sosial Facebook

Jejaring sosial seperti facebook memiliki fungsi kolektif contohnya dalam

membuat grup atau akun pribadi dengan tujuan kolektivitas antarakun. „Online

Teachers‟ Association of Blitar‟ (TAB) atau Asosiasi Online Guru di Blitar

dengan dasar Bahasa Inggris dalam meningkatka kualitasnya. Grup ini telah

memiliki 248 anggota (terhitung Maret 2014) dengan keaktivan lebih dari 100

anggota.

Pemberdayaan penggunaan forum jejaring ini meliputi kapasitas anggota

yang banyak, pengunggahan foto, pamflet, brosur, dsb, pengunggahan dokumen

(format word doc, pdf, dsb), pengingat acara, kegiatan, dan jadwal, serta

informasi deskripsi forum. Penulis memberdayakan fasilitas yang disediakan oleh

facebook untuk kepentingan berbagi ilmu dan belajar Bahasa Inggris secara

online. Berbagai info dan penyambungan secara otomatis dengan berbagai links

dapat diakses secara mudal melalui warnet (warung internet), laptop dengan

fasilitas internet, maupun handphone dengan fasilitas browser.

Uno & Lamatenggo (2010) mencontohkan bahwa kegunaan forum diskusi

internet seperti grup facebook ini dapat dimanfaatkan sebagai bentuk layanan

pendidikan pada komunitas pendidikan tertentu. Mereka menambahkan bahwa

layanan situs dapat menyajikan kegiatan sistem pendidikan juga merangkum

informasi yang berhubungan dengan perkembangan pendidikan yang terjadi dan

untuk menyajikan sumber umum serta jaringan komunikasi (forum) bagi

pendidik dan peserta didik. Hal ini sejalan dengan opini Amri dan Ahmadi (2010)

yang menyatakan bahwa dala diskusi merupakan sebuah interaksi komunikasi

antara dua orang atau lebih (sebagai suatu kelompok). Diskusi dapat membahas

topik apapun yang dikembangkan dan dibahas sehingga menghasilkan

pemahaman dari topik tersebut. Forum diskusi seperti grup facebook ini juga

menerapkan hal yang sama pada bahasan dan topik untuk memperoleh suatu

pemahaman.

Pemahaman Teks Deskriptif, Recount, dan Naratif

Pada studi ini, materi yang dibahas pada laman grup guru Bahasa Inggris

adalah beberapa jenis teks yang terdapat dalam standar kompetensi kurikulum

2013 pada kelas VIII SMP/MTs yakni teks deskriptif, recount, dan naratif.

Berikut ini merupakan ulasan teoritis dari ketiga jenis teks tersebut secara

singkat:

Teks deskriptif merupakan teks penggambaran sesuatu dan karakteristiknya.

Derewianka (1991) mendefinisikan teks deskriptif dengan teks penggambarang

dengan fungsi sosial penulisannya untuk menggambarkan figur, tempat, ataupun

benda. Struktur umum teks ini meliputi; 1) identifikasi; mengidentifikasi

fenomena yag digambarkan, dan 2) deskripsi; penggambaran secara detail

mengenai bagian, syarat, ataupun karakteristik yang digambarkan.

Derewianka (1991) mendefinisikan teks recount sebagai teks yang

memiliki tujuan sosial untuk memberitahukan kembali kejadian di masa lampau.

Bentuk teks recount dapat berupa recount personal, recount faktual, dan recount

imajinatif. Struktur umum dari teks ini adalah; 1) orientasi; pengenalan seting dan

partisipan dalam teks, 2) serangkaian kejadian, dan 3) re-orientasi; dapat berupa

komentar personal.

Sedangkan teks naratif adalah teks narasi berupa cerita untuk

menyenangkan pembaca atau pendengar. Beberapa tipe teks ini antara lain berupa

fabel, legenda, mitos, misteri, dongeng, dsb. Struktur umum dari teks ini antara

lain; 1) orientasi; pengenalan seting dan partisipan, 2) komplikasi; masalah yang

timbul dalam cerita biasanya dialami oleh tokoh utama, dan 3) resolusi;

penyelesaian masalah.

Dengan menggunakan QAR, struktur dan unsur – unsur yang ada alam

ketiga jenis teks tersebut diharapkan dapat dipahami dengan merelasikan

pertanyaan dalam pikiran dan imajinasi pembaca dengan jawaban yang ada dalam

teks. Penerapan tersebut adalah dengan memberika tiga jenis teks pada pembaca

(20 guru) untuk memahami teks dengan strategi QAR.

Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran

bahasa Inggris pada ketrampilan membaca sebagai implementasi pembelajaran

jarak jauh (distance learning). Artikel ini merupakan penelitian deskriptif

kualitatif dalam bentuk best practice yang mana subyek penelitian ini adalah 20

guru Bahasa Inggris yang aktif dalam jejaring sosial facebook dari 248 anggota.

Obyek penelitian ini adalah penerapan kurikulum 2006, kegiatan belajar

mengajar menggunakan strategi QAR dalam mempelajari teks deskriptif, recount,

dan naratif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang diberikan kepada 20 guru Bahasa Inggris untuk mengetahui tingkat

pemahaman, ketertarikan, dan keterlaksanaan strategi ini.

Temuan Penelitian

Pengajaran Teks Deskriptif, Recount, dan Naratif dengan QAR

Setelah menjelaskan definisi, fungsi, dan kajian teoritis tentang QAR di

dalam forum facebook TAB, penulis memberikan tes pemahaman dengan

memberikan tiga jenis teks (deskriptif, recount, dan naratif) kepada 20 guru. Teks

tersebut antara lain:

Teks 1 Teks Deskriptif

Penataran Temple

Penataran is a Hinduism temple. It is located abaout 15 km of Blitar city. It is an ancient

temple which was built during Majapahit kingdom. It is the biggest temple in east java but it is

not as big as Borobudur temple.

The temple faces to the west. On backside of the gate, there are two big statues, called”

“Dwarapala”. Dwara means the gate and Phala means the Guard. So Dwarapala means the

guard oh the gate.

There is a group of temples in this area. One of them is Angka Tahun temple. In it, we can

see the time when the temple was built. Inside Angka Tahun temple, there is a statue called

“ Wigneswara”. It is a statue of human being having elephant head. Wigneswara comes from the

word Wignes and Swara. Wignes means science and Swara means the God. So Wigneswara

means The God of science.

Teks 2 Teks Recount

My Unforgettable Experience

When I was still in Univercity, I joined broadcaster contest in a government radio. It is

called Mahardhika Fm. I hoped that I would get a prize. Total of the participants were about 50

persons. In the first selection, I became the best ten. And in the second selection, from the ten

winners must join in two kinds of tests. They were making a news and broadcasting with a certain

theme. Luckily, I was to be the best three.

So, I expected the prize. But I was surprised when the prize was not a material but a job

offering. It was a broadcaster on Mahardhika Fm. I received the offering. From that time on, I am

a broadcaster in Mahardhika Radio station.

Teks 3 Teks Naratif Legend of Mount Kelud

Mount Kelud is located in Kediri regency attention lately become diverse print and

electronic media, because the activity of many puzzling. Here is one of the legends of most active

volcanoes on the island of Java. A part from this, the existence of the mountain there is the legend

that narrates the origin of a mountain muasal. Perhaps it is not the mountain come natural

process, but the result of a betrayal of love. Dewi is Kilisuci, child daughter Jenggolo Manik had

a beauty that seemed extraordinary. Not a few noble of heart crumpled to make Kilisuci as his

wife.

The beauty that appeared to touch the heart even though the two views of the king were not

a physical human being king. Both the king was oxen-headed each named King Mahesa and

Lembu Sura. They infatuated because the love of the Goddess Kilisuci and finally stated desires to

make her to be his wife.

For the daughter of the Jenggolo Manik, it was difficult to reject, but to express directly,

he did not have a way. Finally, the idea emerged as an effort to deny the love of both was

brilliantly found. She made a brilliant thought that the contest was not reasonable, because the

demand was not possibly done by ordinary people.

That was, creating two wells on the summit of Mount Kelud, one must be fishy smell and a

more fragrant. The two wells that must be completed in just one night, and it should be finished

before dawn. However, because Lembu Sura was very sacred, Goddess of Kilisuci requested him

to complete well quickly.

Having not been satisfied over the results, Dewi Kilisuci again made a contest. Both kings

had to prove first that the two wells was really fishy fragrant smell, and the way they both must

enter the pit. Because both were in love to her in a great affection, without considering the risk

then that contest was also held although the well was made in. Not to be presumed, in the time

they were in their respective wells, Dewi Kilisuci asked the soldiers of Jenggala to stockpile them

with stones that they died. The soldiers stockpiled them with the stones until they were sure that

they died. Before Lembu Sura died, he promised directly to the Kediri. "Yoh, Kediri mbesuk wong

bakal pethuk piwalesku sing makaping kaping yaiku Kediri bakal dadi kali, Blitar dadi latar,

Tulungagung bakal dadi Kedung" (Javanese red.). It means that one day Lembu Sura will make

Kediri as the river, Blitar as the ground, and Tulungagung as river too.

Finally, to avoid that promise, Kediri people always hold „selamatan‟ or thanksgiving

party to the Mount Kelud. Up to now, selamatan „larung sesaji‟ are still running many years

which is always conducted in date of 23 of Sura month.

Setelah membaca teks tersebut, peneliti menyediakan graphic organizer

untuk memahami dengan merelasikan langkah-langkah QAR di dalam teks.

Figur 1 Graphic Organizer dalam Strategi QAR

In-the –book Questions In-my-head Questions

Right There Questions

Jawaban ada di dalam teks.

Kata-kata yang digunakan

untuk membuat pertanyaan

dan kata-katauntuk jawaban

pertanyaan dapat ditemukan

dalam kalimat atau paragraph yang sama.

Author & Me Questions

Jawaban tidak ada di

dalam cerita sehingga

perlu dipikirkan apa yang

elah diketahui tentang isi

cerita pada apa yang

penulis sampaikan dan

gabungan pemikiran dan

cerita penulis secara bersamaan.

Think and Search

Jawaban ditemukan dengan

penyeleksian namun

pembaca perlu

menggabungkan informasi-

informasi yang diperoleh

untuk menjawabnya. Jawaba

pertanyaan bisa ditemukan

pada tempat, kalimat, atau paragraph yang

berbeda.

On My Own

Jawaban tidak ada di dalam

teks. Jawaban untuk

pertanyaan ini bahkan bisa

dijawab tapa membaca teks.

Jawan ini biasanya

berdasarkan pengalaman atau

pengetahuan pembaca.

Criteria Points

The students accurately identifies each of the four question types (1 point each)

______ Right There

______ Think & Search

______ On My Own

______ Author & Me

The student‟s responses demonstrate a close, careful reading. (4 points)

Note:

The student makes appropriate links to the text for “In the book” questions. (4 points)

Note:

The student makes appropriate connections for “In my head” questions. (4 points)

Note:

The students demonstrates reflective reading habits during group conversation. (4 points)

Note:

(Diadaptasi dari Santa, et. al, 2004)

Dari hasil implementasi pemahaman pada ketiga jenis teks, respon 20 guru

sebagai anggota grup facebook TAB sudah sangat bagus dengan ditunjukkannya

50% atau 10 guru sudah paham dengan penerapan QAR.

Tabel 2 Respon Guru dalam Penerapan QAR

Penerapan QAR secara Online Frekuensi %

1. 100 %

2. 75 %

3. 50 %

4. Less than 50 % English

0

2

16

2

0

10 %

80 %

10 %

T O T A L 20 100 %

Dari kuesioner respon guru yang diberikan seperti pada Tabel 2, dapat

diketahui bahwa guru telah paham akan materi online yakni pengajaran membaca

jenis teks deskriptif, recount, dan naratif dengan Strategi QAR. Hasil pemahaman

dari ketiga teks yang diberikan kepada 20 guru dinilai dan dikategorikan menjadi

sangat mudah, mudah, sedang, dan sulit. Sebanyak 10 orang menyatakan

pemahaman membaca dianggap pada tingkat sedang, dan dengan QAR sebanyak

5 orang merasa mudah memahami bacaan dengan strategi ini. Secara detail

gambaran tingkat pemahama 20 guru tersebut seperti digambarkan pada Figur 2

dibawah ini.

Figur 2 Pemahaman Guru pada Tiga Teks dengan Menggunakan QAR

Penulis juga menyebarkan kuesioner pada guru pada ranah ketertarikan

mereka dalam menerapkan strategi QAR ini dalam mengajar Bahasa Inggris di

SMP/MTs yang mereka ajar. Figur 3 menggambarkan tingkat ketertaikan subjek

penelitian ini dalam menerapkan QAR di sekolah mereka setelah diadakan

penerapan secara online.

Figur 3 Ketertarikan Guru dalam Implementasi QAR di Kelas

2

5

10

3

0

2

4

6

8

10

12

Very easy Easy Fair Difficult

Fre

qu

ency

The Understanding of The Teachers

87

4

1

0123456789

Very interesting Interesting Just the same Not interesting

Fre

qu

ency

The Teachers' Interest in Implementing QAR

Dari Figur 3 dapat disimpulkan bahwa tingkat ketertarikan guru dalam

menerapkan QAR di kelas masuk dalam kategori tinggi karena terdapat 8 orang

menyatakan sangat menari, 7 orang menyatakan strategi QAR tersebut menarik,

oleh karena itu, penerapan QAR secara online ini dapat dikategorikan bermanfaat

dan menginspirasi guru Bahasa Inggris di SMP/MTs di Kota Blitar.

Figur 2 Teks Bacaan dalam Komunitas Guru di Facebook

(diakses pada Agustus 2014)

Selain hal tersebut, penulis juga menyoroti keterlaksanaan penerapan

strategi QAR secara online kepada 20 guru khususnya. Hal ini penting karena

pemberian treatment oleh penulis kepada 20 guru juga berpengaruh pada

beberapa poin yang telah didiskusikan. Tabel 3 menggambarkan keterlaksanaan

atau tingkat penerapan QAR yag dilaksanakan oleh penulis dalam grup facebook

Teachers‟ Association of Blitar.

Tabel 3 Tingkat Penerapan QAR dalam Grup Facebook

The Teachers who say Frequency %

1. Always

2. Often

3. Ever

4. Never

0

16

4

0

0

80 %

20 %

0

T O T A L 20 100 %

Dari 20 anggota grup yang dilatih, 16 guru menyatakan penulis sering

memantau dan memberikan umpan balik pada guru dala memahami strategi QAR

secara online. Selajutnya, hanya 4 orang yag menyatakan pernah saja. Dari Tabel

3 dapat diketahui bahwa tingkat keterlaksanaan penerapan strategi QAR secara

online sangatlah tinggi. Jadi, penerapan strategi QAR pada pembelajaran

membaca teks untuk tingkat SMP/MTs dinilai sangat berguna dan applicable

untuk pengajaran Bahasa Inggris pada pertemuan tata muka dengan siswa.

Simpulan dan Saran

Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa mempelajari dan memahami

bacaan (di tingkat SMP/MTs kelas VIII) dengan jenis teks deskriptif, recount,

dan naratif dapat diterapkan dengan menggunakan penerapan strategi QAR

(Question Answer Relationship). Hal ini ditunjukkan dengan hasil pemahaman 20

guru yag dilatih penerapan QAR ini secara online pada pemahaman, ketertarikan,

dan opini mereka terhadap penerapan QAR di kelas mereka serta keterlaksanaan

model web-based learning yang dilakukan penulis yang dikategorikan pada level

tinggi atau baik.

Adapun saran yang disampaikan pada penelitian selanjutnya yakni tingkat

keterlaksanaan penerapan strategi seperti ini akan lebih baik dilakukan dengan

melibatkan model blended learning (model kombinasi pembelajaran berbasis web

dan tatap muka) sehingga konfirmasi tingkat pemahaman dan ketertarikan dapat

secara nyata diketahui dan dirasakan.

Daftar Rujukan

Amri, S. & Ahmadi, I. K. 2010. Proses Pembelajaran: Kreatif dan Inovatif dalam

Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.

Brown, H. D. 2007. Teaching by Principles: An Interactive Approach to

Language Pedagogy. New York: Pearson Education Inc.

Derewianka, B. 1991. Exploring How Texts Work (Revised impression). Sydney:

Primary English Teaching Association.

Grabe, W. 2009. Reading in a Second Language: Moving from Theory to

Practice. New York: Cambridge University Press.

Iskandarwassid,. & Sunendar, D. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Munir,. 2009. Pembelajaran Jarak jauh Berbasis Teknologi Informasi dan

Komunikasi. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung.

Pearson, P.D. & Johnson, D.D. 1978. Teaching reading comprehension. New

York: Holt, Rinehart, and Winston.

Raphael, T. E. 1984. Teaching learners about sources of information for

answering comprehension questions. Journal of Reading, 27, 303-311.

Raphael, T.E. & Au, K. H. 2005. QAR: Enhancing comprehension and test taking

across grades and content areas. The Reading Teaching, 59(3), 206-221.

Santa, C., Havens, L., Valdes, B. 2004. Project CRISS: Creating independence

for student-owned strategies. Dubuque, Iowa: Kendall/Hunt Publishing

Company.

Sumardiono. 2012a. Penggunaan Media Internet dalam E-learning: Web Based

Learning pada Pembelajaran Jarak Jauh. Jurnal Penelitian Komunikasi

dan Opini Publik Vol. 16. No. 1. Manado: BPPKI Manado.

Sumardiono. 2012b. Pengembangan Media Pembelajaran dengan Memanfaatkan

Multimedia Komunikasi Interaktif: Flow Chart CAI dan Strategi

Instruksional. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 16. No.

2. Manado: BPPKI Manado.

Sumardiono. 2012c. Penerapan Macromedia Flash MX Model Drill and Practice

sebagai Media Pembelajaran Grammar 4; Klausa Kata Benda di STKIP

PGRI Blitar. Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 16. No.

3. Manado: BPPKI Manado.

Uno, H. B. & Lamatenggo, N. 2010. Teknologi Komunikasi dan Informasi

Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.