PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

25
PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI DAN MENDESKRIPSIKAN SISWA TERHADAP MATERI SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL PENYUSUN KEHIDUPAN DI KELAS X.3 SMAN 1 BLITAR PENELITIAN TINDAKAN KELAS OLEH: RICKY ANGGA PRATAMA NIM 13034103378

Transcript of PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI DAN MENDESKRIPSIKAN SISWA TERHADAP MATERI SEL SEBAGAI UNIT TERKECIL PENYUSUN

KEHIDUPAN DI KELAS X.3 SMAN 1 BLITAR

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH:

RICKY ANGGA PRATAMA

NIM 13034103378

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIAGUSTUS 2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa

terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk

hidup di kelas X.3 SMAN 1 Blitar kurang bagus ditandai dengan

siswa kurang mampu untuk Membuat preparat pengamatan

mikroskopis sel hewan dan sel tumbuhan; menggambar struktur

sel berdasarkan hasil pengamatan mikroskopis; membandingkan

struktur sel hidup dan sel mati; membandingkan struktur sel

hewan dan sel tumbuhan; menjelaskan struktur dan fungsi

membran sel, sitoplasma, dan inti sel; mendeskripsikan

perbedaan struktur sel prokariotik dan eukariotik;

menyebutkan nama-nama organel sel pada gambar sel;

menjelaskan fungsi organel-organel sel.

Menurut analisis kurangnya kemampuan mengidentifikasi

dan mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai unit

terkecil penyusun mahluk hidup di kelas X.3 SMAN 1 Blitar

karena metode pembelajaran yang membosankan. Metode yang

pernah dipakai sebelumnya adalah metode ceramah.

Metode yang akan dilakukan pada kelas X.3 SMAN 1 Blitar

adalah model Problem Based Learning dengan media animasi. Metode

tersebut memiliki kelebihan sebagai berikut.

Dengan PBL akan terjadi pembelajaran  bermakna. Peserta

didik/mahapeserta didik yang belajar memecahkan suatu

masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang

dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang

diperlukan. Belajar dapat semakin bermakna dan dapat

diperluas ketika peserta didik/mahapeserta didik

berhadapan dengan situasi di mana konsep diterapkan

Dalam situasi PBL, peserta     didik/mahapeserta didik

mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara

simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang

relevan

PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis,

menumbuhkan inisiatif peserta didik/mahapeserta didik

dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan

dapat mengembangkan hubungan interpersonal dalam

bekerja kelompok.

PBL dipadu dengan media animasi lebih meningkatkan

pemahaman siswa dibandingkan metode ceramah.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penelitian

dengan judul Penerapan Model Problem Based Learning dengan Media

Animasi untuk Meningkatkan Kemampuan Mengidentifikasi dan

Mendeskripsikan Siswa terhadap Materi Sel sebagai Unit

Terkecil Penyusun Kehidupan di Kelas X.3 Sman 1 Blitar perlu

dilakukan.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah

penerapan model problem based learning dengan media animasi dapat

meningkatkan kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan

siswa terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun

kehidupan di kelas x.3 sman 1 blitar?

Secara lebih rinci rumusan masalah penelitian ini

dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning dengan

media animasi dapat meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi siswa terhadap materi sel sebagai

unit terkecil penyusun kehidupan di kelas X.3 SMAN 1

Blitar?

2. Bagaimanakah penerapan model Problem Based Learning dengan

media animasi dapat meningkatkan kemampuan

mendeskripsikan siswa terhadap materi sel sebagai

unit terkecil penyusun kehidupan di kelas X.3 SMAN 1

Blitar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan

kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa

terhadap materi sel sebagai unit terkecil kehidupan melalui

penerapan model Problem Based Learning dengan media animasi di

kelas X.3 SMAN 1 Blitar.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dijaarkan sebagai berikut.

1. Bagi siswa:

a. mendapatkan model pembelajaran yang efektif dan

menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan

mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa pada

materi sel sebagai uni terkecil penyusun mahluk

hidup.

b. meningkatkan pemahaman siswa dengan media animasi

terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun

mahluk hidup.

2. Bagi guru:

a. mendapatkan model pembelajaran yang baru untuk

memperkaya metode pendidikan.

3. Bagi sekolah:

a. mempunyai siswa yang memiliki kemampuan dalam

mengidentifikasi dan mendeskripsikan dalam materi

sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk hidup.

4. Bagi pemerintah:

a. pemerintah mendapatkan satu lagi model

pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan dalam

dunia pendidikan.

E. Ruang Lingkup Penelitian

No

.

Variable Indikator

1. PBL dengan media

animasi

a. Pendefinisian Masalah (Defining

the Problem)

Dalam langkah ini fasilitator

menyampaikan skenario atau

permasalahan dan peserta didik

melakukan berbagai kegiatan

brainstorming dan semua anggota

kelompok mengungkapkan

pendapat, ide, dan tanggapan

terhadap skenario secara bebas,

sehingga dimungkinkan muncul

berbagai macam alternatif

pendapat

b. Pembelajaran Mandiri (Self

Learning)

Peserta didik mencari berbagai

sumber yang dapat memperjelas

isu yang sedang diinvestigasi.

Sumber yang dimaksud dapat

dalam bentuk artikel tertulis

yang tersimpan di perpustakaan,

halaman web, atau bahkan pakar

dalam bidang yang relevan. 

c. Tahap investigasi

(investigation)

Tahap investigasi memiliki dua

tujuan utama, yaitu: (1) agar

peserta didik mencari informasi

dan mengembangkan pemahaman

yang relevan dengan

permasalahan yang telah

didiskusikan di kelas, dan (2)

informasi dikumpulkan dengan

satu tujuan yaitu

dipresentasikan di kelas dan

informasi tersebut haruslah

relevan dan dapat dipahami. 

d. Pertukaran

Pengetahuan (Exchange knowledge)

Setelah mendapatkan sumber

untuk keperluan pendalaman

materi dalam langkah

pembelajaran mandiri,

selanjutnya pada pertemuan

berikutnya peserta didik

berdiskusi dalam kelompoknya

untuk mengklarifikasi

capaiannya dan merumuskan

solusi dari permasalahan

kelompok. Pertukaran

pengetahuan ini dapat dilakukan

dengan cara peserrta didik

berkumpul sesuai kelompok dan

fasilitatornya. Dalam tahap ini

dibantu dengan media animasi

agar mempermudah pemahaman

siswa.

e. Penilaian (Assessment) 

Penilaian dilakukan dengan

memadukan tiga aspek

pengetahuan (knowledge),

kecakapan (skill), dan sikap

(attitude). Penilaian terhadap

penguasaan pengetahuan yang

mencakup seluruh kegiatan

pembelajaran yang dilakukan

dengan ujian akhir semester

(UAS), ujian tengah semester

(UTS), kuis, PR, dokumen, dan

laporan.Penilaian terhadap

kecakapan dapat diukur dari

penguasaan alat bantu

pembelajaran, baik software,

hardware, maupun kemampuan

perancangan dan pengujian.

(Savoi & Andrew, 1994).2. Kemampuan

mengidentifikasi

siswa

Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Jujur

Kerja keras

Toleransi

Rasa ingin tahu

Komunikatif

Menghargai prestasi

Tanggung Jawab

Peduli lingkungan

Indikator Pencapaian Kompetensi

Menyebutkan nama-nama organel

sel pada gambar sel

Menjelaskan fungsi organel-

organel sel

3. Kemampuan

mendeskripsikan

siswa

Nilai Budaya Dan Karakter Bangsa

Jujur

Kerja keras

Toleransi

Rasa ingin tahu

Komunikatif

Menghargai prestasi

Tanggung Jawab

Peduli lingkungan

Indikator Pencapaian Kompetensi

Membuat preparat pengamatan

mikroskopis sel hewan dan sel

tumbuhan

Menggambar struktur sel

berdasarkan hasil pengamatan

mikroskopis

Membandingkan struktur sel

hidup dan sel mati

Membandingkan struktur sel

hewan dan sel tumbuhan

Menjelaskan struktur dan fungsi

membran sel, sitoplasma, dan

inti sel

Mendeskripsikan perbedaan

struktur sel prokariotik dan

eukariotik

F. Hipotesis Tindakan

Hipotesis penelitian adalah penerapan model Problem

Based Learnig dipadu dengan media animasi dapat meningkatkan

kemampuan mengidentifikasi dan mendeskripsikan siswa

terhadap materi sel sebagai unit terkecil penyusun mahluk

hidup di kelas X.3 SMAN 1 Blitar.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. PBLMenurut Jodion Siburian, dkk dalam Panduan Materi

Pembelajaran Model Pembelajaran Sains (2010:174) sebagai

berikut: Pembelajaran berbasis masalah (problem based

learning) merupakan salah satu model pembelajaran yang

berasosiasi dengan pembelajaran kontekstual.

Pembelajaran artinya dihadapkan pada suatu masalah, yang

kemudian dengan melalui pemecahan masalah, melalui

masalah tersebut siswa belajar keterampil-keterampilan

yang lebih mendasar.

Pembelajaran berdasarkan masalah (problem based

learning) adalah suatu pendekatan untuk membelajarkan

siswa untuk mengembangkan keterampilan berfikir dan

keterampilan memecahkan masalah, belajar peranan orang

dewasa yang otentik serta menjadi pelajar mandiri.

Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk

membantu guru memberikan informasi yang sebanyak-

banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran

berbasis masalah dikembangkan untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan

keterampilan intelektual, belajar berbagai peran orang

dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata

dan menjadi pembelajaran yang mandiri.

Model pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah

model pembelajaran yang dilakukan dengan adanya

pemberian rangsangan berupa masalah-masalah yang

kemudian dilakukan pemecahan masalah oleh siswa yang

diharapkan dapat menambah keterampilan siswa dalam

pencapaian materi pembelajaran (Savoi & Andrew, 1994).

B. Kemampuan Mengidentifikasi Siswa

Kemampuan mengidentifikasi siswa adalah kemampuan

yang bisa didapatkan siswa apabila memenuhi indikator

nilai budaya dan karakter bangsa: jujur, kerja keras,

toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai

prestasi, tanggung jawab, peduli lingkungan. Sedangkan

indikator pencapaian kompetensinya adalah: siswa dapat

menyebutkan nama-nama organel sel pada gambar sel, dan

menjelaskan fungsi organel-organel sel (Hermawan,

2006).

C. Kemampuan Mendeskripsikan Siswa

Kemampuan mendeskripsikan siswa adalah kemampuan

yang bisa didapatkan siswa apabila memenuhi indikator

nilai budaya dan karakter bangsa: jujur, kerja keras,

toleransi, rasa ingin tahu, komunikatif, menghargai

prestasi, tanggung jawab, peduli lingkungan. Sedangkan

indikator pencapaian kompetensinya adalah: siswa dapat

membuat preparat pengamatan mikroskopis sel hewan dan

sel tumbuhan, menggambar struktur sel berdasarkan hasil

pengamatan mikroskopis, membandingkan struktur sel

hidup dan sel mati, membandingkan struktur sel hewan

dan sel tumbuhan, menjelaskan struktur dan fungsi

membran sel, sitoplasma, dan inti sel, dan

mendeskripsikan perbedaan struktur sel prokariotik dan

eukariotik (Hermawan, 2006).

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini tergolong Penelitian Tindakan Kelas

dengan tiga siklus, masing-masing siklus terdiri atas

tahap-tahap planning, implementing, observing, dan reflecting.

Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif-kuantitatif.

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X.3

SMAN 1 Blitar dengan jumlah 33 siswa, terdiri atas 22

siswa perempuan dan 11 siswa laki-laki.

C. Waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan mulai September 2014

sampai Oktober 2014. Secara rinci jadwal penelitian dapa

diliha pada tabel 3.1

No. Kegiatan Waktu1. PLANNING I

2. IMPLEMENTING I

3. OBSERVING I

4. REFLECING I

5. PLANNING II

6. IMPLEMENTING II

7. OBSERVING II

8. REFLECING II

9. REPORTING

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

meliputi catatan lapangan, Performance Assesment, dan Pencil and

Paper test seperti tertera pada tabel 3.2

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

No

.

Variable Indikator Instrumen

1. PBL dengan

media animasi

Defining the ProblemSelf LearninginvestigationExchange knowledgeAssessment

Catatan

Lapangan

2. Kemampuan

mengidentifik

asi siswa

Nilai Budaya Dan Karakter

Bangsa

Jujur

Kerja keras

Toleransi

Rasa ingin tahu

Komunikatif

Menghargai

prestasi

Tanggung Jawab

Peduli

lingkungan

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Menyebutkan nama-

nama organel sel pada

gambar sel

Menjelaskan fungsi

organel-organel sel

Performance

Assesment

Pencil and

Paper test

Performance

Assesment

3. Kemampuan

mendeskripsik

Nilai Budaya Dan Karakter Performance

an siswa Bangsa

Jujur

Kerja keras

Toleransi

Rasa ingin tahu

Komunikatif

Menghargai

prestasi

Tanggung Jawab

Peduli lingkungan

Indikator Pencapaian

Kompetensi

Membuat preparat

pengamatan

mikroskopis sel hewan

dan sel tumbuhan

Menggambar struktur

sel berdasarkan hasil

pengamatan

mikroskopis

Membandingkan

struktur sel hidup

dan sel mati

Membandingkan

struktur sel hewan

dan sel tumbuhan

Assesment

Pencil and

Paper test

Performance

Assesment

Menjelaskan struktur

dan fungsi membran

sel, sitoplasma, dan

inti sel

Mendeskripsikan

perbedaan struktur

sel prokariotik dan

eukariotik

E. Data dan Sumber Data

N

oVariabel Indikator

Jenis

Data

Sum

ber

Data

Teknik

Pengum

pulan

data

Alat

Pengumpu

lan Data

1

.

Model PBL

dengan

media

animasi

Pendefinisian

Masalah

(Defining the

Problem)

Pembelajaran

Mandiri (Self

Learning)

Tahap

investigasi

(investigation)

Pertukaran

Nomina

l

Sisw

a

dan

Guru

Pengamat

an

- Obs

er

vasi

proses

pembela

jaran.

- Lembar

observasi

keterlaksa

-naan PBL

dengan

media

animasi

Pengetahuan (E

xchange

knowledge)

Penilaian

(Assessment)2 Kemampuan

mengident

ifikasi

siswa

Nilai Budaya

Dan Karakter

Bangsa

Jujur

Kerja

keras

Toleransi

Rasa ingin

tahu

Komunikati

f

Menghargai

prestasi

Tanggung

Jawab

Peduli

lingkungan

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Menyebutka

Interv

al dan

Ordina

l

Sisw

a

- Obs

ervasi.

- Dok

umen-

tasi

- Lembar

observasi

kemampuan

mengidenti

fikasi

siswa

- LKS

- Tes

n nama-

nama

organel

sel pada

gambar sel

Menjelaska

n fungsi

organel-

organel

sel

3

.

Kemampuan

mendeskri

psikan

siswa

Nilai Budaya

Dan Karakter

Bangsa

Jujur

Kerja

keras

Toleransi

Rasa ingin

tahu

Komunikati

f

Menghargai

prestasi

Tanggung

Jawab

Peduli

Interv

al dan

Ordina

l

Sisw

a

- Obs

ervasi

- Dok

umen-

tasi

- Lembar

observasi

kemampuan

mengidenti

fikasi

siswa

- LKS

- Tes

lingkungan

Indikator

Pencapaian

Kompetensi

Membuat

preparat

pengamat

an

mikrosko

pis sel

hewan

dan sel

tumbuhan

Menggamb

ar

struktur

sel

berdasar

kan

hasil

pengamat

an

mikrosko

pis

Membandi

ngkan

struktur

sel

hidup

dan sel

mati

Membandi

ngkan

struktur

sel

hewan

dan sel

tumbuhan

Menjelas

kan

struktur

dan

fungsi

membran

sel,

sitoplas

ma, dan

inti sel

Mendeskr

ipsikan

perbedaa

n

struktur

sel

prokario

tik dan

eukariot

ik

F. Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas

(classroom action research) yang ditandai dengan adanya siklus,

adapun dalam penelitian ini terdiri atas 2 siklus. Setiap

siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan

dan refleksi.

1. Siklus I

a. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

2) penyiapan skenario pembelajaran.

b. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

1) pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan

jadwal,

2) proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajran

kooperatif learning pada kompetensi dasar mengenal keragaman

kenampakan alam di Indonesia,

3) secara klasikal menjelaskan strategi dalam

pembelajaran kooperatif learning model team group

tournamentdilenkapi lembar kerja siswa,

4) memodelkan strategi dan langkah-langkah pembelajaran

kooperatif learning model team group tournament,

5) mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,

6) mengadakan tes tertulis,

7) penilaian hasil tes tertulis.

c. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses

pembelajaran dan menilai hasil tes sehingga diketahui

hasilnya. Atas dasar hasil tersebut digunakan untuk

merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.

d. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan

hasil tindakan pada siklus I.

2. Siklus II

1. Perencanaan (planning), terdiri atas kegiatan:

a. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP);

b. penyiapan skenario pembelajaran.

2. Pelaksanaan (acting), terdiri atas kegiatan;

a. pelaksanaan program pembelajaran sesuai dengan

jadwal,

b. pembelajaran kooperatif learning model team group

tournament pada kompetensi dasar mengenal keragaman suku

bangsa serta budaya Indonesia,

c. siswa untuk menerapkan strategi pembelajaran kooperatif

learning model team group tournament, diikuti kegiatan kuis

d. mengadakan observasi tentang proses pembelajaran,

e. mengadakan tes tertulis,

f. penilaian hasil tes tertulis.

3. Pengamatan (observing), yaitu mengamati proses

pembelajaran dan menilai hasil tes serta hasil praktek

sehingga diketahui hasilnya,

4. Refleksi (reflecting), yaitu menyimpulkan pelaksanaan

hasil tindakan pada siklus II.

Indikkator keberhasilan penelitian digunakan pedoman sebagai berikut.1. Proses belajar

Proses belajar dikatakan tercapai apabila minimal 85%siswa tuntas. Adapun kriteria ketuntasan adalah 80%

2. Hasil Belajara. Kognitif: 80%b. Afektif: 80%c. Pikomotorik: 80%

Daftar Pustaka

Asep Herry Hernawan. 2006. Pengembangan Silabus dan Satuan Pembelajaran.

Makalah Pelatihan Pengembangan Kurikulum bagi Guru. Bandung.

Savoie J.M. & Andrew S.H. 1994. Problem-Based Learning as ClassroomSolotion. Educational Leadership

Siburian, Jodion. 2010. Model Pembelajaran Sains, Jambi: Universitas Jambi