MODUL BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of MODUL BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING ...
PENGEMBANGAN E- MODUL BERBASIS MODEL PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATERI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA
KELAS V SDN 114 PEKANBARU
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Serjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
WIDIA TITA NILA
NPM 186910881
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2022
HALAMAN PENGESA}IAN SKRIPSI
PENGEMBANGAN E-MODAL BERBASIS MODEL PROBLEM EASEDLEARNING PAI}A MATEBI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSL{
KELAS V SBN IT4 FEKANBARU
Dipersembahkan dan disasun oleh
NarnaNPMProgram Studi
: Widia TitaNila: I86910881: Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Pemhimbing
Dea s.Pd., M.Pd.
Ketua Studi
'lI Ramadan, S.Pd., M.Pd.
NIDN.10I5109001 1
Skripsi rr: telah drterrma sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Gr-ru Sekolah Dasar Falkultas Keguruan dan llmu Pendidikan
Universitas Islam Riar"r
Pekanbaru. 20 Juli 2022
Bidang Akademik
M.Ed.005068201
Nama
NptnJudul Skripsi
LEMBAR PERN!'ATAAN ORISINALITAS DAN PERSETUJUANPI,tsLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Prograrn Studi
: Widia Tita Nila:186910881: Pengenrbangan E*rodrl Berbasis Model Problem Ba"sed
Learning Parla Materi Organ Gerak Helvan dan Manusia
Kelas Y SDN i14 Pekanbanr
: PGSD
Menyatakan dengan sesungguhnl'a bahwa Skripsi ini merupakan liasil penelitiarr,
pemikiran, dan pemaparan asli saya sendiri. Skripsi ini asli pemikiran saya sendiri dan
belLrm pernah di ajukan r-rnhrk rnendapatkan gelar akadernik Sariana yang ditulis oleh
orang lain,baik yang ada di Universitas Islarn Riau atan Perguruan tilggi lairnya.
Apatrila dikernudian liari terdapat pen-vimpangan dan ketidak benaran dalam pertanyaan
ini, rnaka saya bersedia sanki akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Universitas Islarn Riau.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari pihak
maflapLlll.
Pekanbar"u. 2l Aprii 2022
pertafiyaar,
NilaNPI\{.1 86910881
t \t,
Y/rYir.:;lqi'\i Lilf!,.1{J&fif,tr. FHtri*E*f t{*iq ESg".st[''."4 iYi-fii !:j-i;ii-fE. i i's F V 9.. gqSi 6-g'A$ 6ri E-.q &,E Eio E.\ E.
i
$ i,iui 1 i 1.-.*sl.{,['i{.8 .tH #.eia* E}.&lI E]E'.\'1E!EC]i]s i":'.F.A.4.11
*i{..}{"1.1 *'"\l i,r i t l}i ['i..\!]El.rl$q,LR. €,;ErFa{] 3il,i*.{.}l. iriE {} 1r' i"Et i',i,,,_,
l(*i':arildeiin l*a:uticn No. .1"13 P. S.{arp*yan Fekanbnr* Biau lnd**esia* l{ode Fos: 282liri
?*lB. +S? ?61 *7/ri$.74 Fax. +EZ ?S1 674S34 tiYabsfrs': E,wlgl.UG-!j-{ 5rntri/: i*fr:r,g)uir.ar.ici
BERTTA ACARA T]JIAI{ SKRIPSI
Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguman dan lhnu Pendidikan UniversitasIslam Riau, Pekalbaru, tanggal30 Juni 2022, Nomor: /FKIP-UIR/Kpts/2021, maka pada hariKamis tanggal 30 Juni 2022, telah dilaksanakan Ujian Sknpsi Program Studi PendidikanGuru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan lhnu Pendidikan Universitas lslarnRiau, Jenjang Studi Sl, Tahun Akademik 202112022 berikut ini.
1. Nama2. NPM3. Judul Skripsi
4. Waktu Ujian5. Tempat Pelaksanaan Ujian
Tirn Penguji Skripsi.
007 199803 2 002NIDN.0007107005
Widia Tita Nila186910881Pengembangan E-modul Berbasis Problem BasedLearning Materi Organ Gerak Hewan dan ManusiaKelas V SDN 114 Pekanbaru11.00 * 12.00 wIBRuang Sidang PCSD
Nilai Uiian:Nilai Ujian Angka =..!,?:??... .. Nitoi Huruf : ..4
Dengan keputusan Hasil IJjian Skripsi:Lulus*/ Lulus dengan Perbaikan*/ Tidak L,ulus*
30 Jrni2022
.€:,i
02602e001
.Iabatan TandaTanganNo Nama
1 Dea Mustika, S.Pd,, M.Pd Kefira II&t
2 Siti Quratul Ain, S.Pd., M.Pd Anggota
3 Febrina Da{it, S.Pd., M.Pd Anggota 3
* Coretyang tidak perlu.
HALAMAN PERSETU.ILTAN pF]TIIAIKAN (REVISI)UJIAN AKHII{ SKRIPSI
Nama IVIahasisri,a
Npnr-l'anggal
LJjian AkhirProgranr Studi
.luclLrl Skripsi
: Widia l-ita n-ila
: l86el088l: 30 Juni 2022
: Pendiclikan (luru Sekolah Dasur
: Pengettt[rattsan /:-rirarlrrl []r:rbasis l\4oclel l>rutblent l]ctsctlLcurning Pacla Nlateri (irean Cerak I lervan dan N4anirsia
Kelas V SDN I l-l I'el<anharu
7'eluh Diperbetiki Dun Di,yetuiui Oleh'l'int l'anguruh l)un l)iperkenunkun (intuk
D i c c k,\e r I u D i pc r lt tt n.t'er k
['ckanharu. .luli 2022
lVlengetah Lri
Ketua P
No. TINI PENGARAH TANDA TANGAN
nfiI Dea M Lrsti ka.S. Pd.. N4. Pd \42 Siti (lr"rratLrl Ain. S.f'}cl..M.f'}cl
\ I ----'<--N'J Febrirra Dafrt S. Pd."M.Pd 4d-
NIDN.1Ramldan
PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS MODEL PRPBLEM BASED
LEARNING PADA MATERI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA
KELAS V SDN 114 PEKANBARU
WIDIA TITA NILA
NPM.186910881
Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. FKIP Universitas Islam
Riau
Pembimbing: Dea Mustika, S.Pd.,M.Pd
ABSTRAK
Bahan ajar merupakan segala bentuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, di kelas,baik itu informasi, alat, maupun teks yang digunakan. Maka dari itu
penelitian bertujuan untuk menghasilkan E-modul berbasis model Problem Based Learning
(PBL) materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SDN 114 Pekanbaru. Mengetahui
penelitian dari enam ahli. Penelitian ini menggunakan metode R&D yang mengadopsi
model ADDIE (Analysis, Desaign, Development, Implementation, Evaluation). Instrument
pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli
desan, dan ahli bahasa untuk menguji kelayakan, jenis data yang diperoleh dari hasil
penelitian adalah data kuantitatif berupa data angka dan diinterpretasikan dengan pedoman
kriteria kategori penelitian untuk menentukan kualitas produk. Hasil dari penelitian ini,
menghasilkan produk e-modul berbasis model problembased learning yang dapat digunakan
pada jenjang SD sebagai bahan ajar atau pegangan buku ajar peserta didik. Teknik analisis
data yang digunakan berupa data kualitatif dan data kuantitatif yaitu analisis data tahap
pendahuluan dan analisis data validasi. Kesimpulan penelitian ini adalah Hasil validasi
terhadap bahan ajar pembelajaran e-modul berbasis problem based learning materi Organ
Gerak Hewan dan Manusia untuk satu tema dan di bagi menjadi tiga pemetaan pembelajaran
sudah mencapai tingkat kevalidan sangat valid. Dengan rincian penilaian sebagai berikut:
(1) Hasil validasi ahli materi memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 91,7% dengan tingkat
kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli desain memperoleh nilai rata-rata skor
sebesar 92,5% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli bahasa
memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 89,9% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi.
Kata kunci: E-modul, Model Problem Based Learning, Sekolah Dasar.
DEVELOPMENT OF E-MODULES BASED ON PROBLEM BASED
LEARNING PADA MATERI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA
KELAS V SDN 114 PEKANBARU
WIDIA TITA NILA
NPM.186910881
A Thesis. Primary School Teacher Education Study Program. Fkip, Riau Islamic
University
Advisor: Dea Mustika, S.Pd.,M.Pd
ABSTRACT
This study aims to determine the development of E-modules based on Problem Based
Learning (PBL) models of animal and human movement organs for class V SDN 114
Pekanbaru. The method used in this research is the R&D approach. The type of data in this
development research is in the form of quantitative data. This type of research and
development with a research model using ADDIE (Analysis, Design, Development,
Implementation, Evaluation). Research data obtained from primary data and secondary data.
Primary data used in the form of notes from interviews, observations, and document review.
While secondary data in the form of screenshots, photos, videos and recordings. Sources of
data in the study are teaching materials used by educators, testing product feasibility and
suggestions given by educators and students regarding Problem Based Learning (PBL)-
based e-module teaching materials. Research subjects using a limited scale the number of
students is 4 people with the characteristics of the level of ability consisting of medium,
medium and high. The technique used to collect data is a questionnaire (questionnaire). The
instrument used is a Likert scale. The validation questionnaire sheets used were design
expert validation questionnaire sheets, material expert validation questionnaire sheets,
linguist validation questionnaire sheets. The data analysis technique used is in the form of
qualitative data and quantitative data, namely preliminary data analysis and validation data
analysis. The conclusion of this study is that the validation results of the problem-based e-
module learning teaching materials for Animal and Human Movement Organs for one
theme and divided into three learning mappings have reached a very valid level of validity.
With the details of the assessment as follows: (1) The results of the material expert
validation obtained an average score of 91.7% with the category level not needing to be
revised. (2) The results of the validation by design experts obtained an average score of
92.5% with the category level not needing to be revised. (2) The results of the validation of
linguists obtained an average score of 89.9% with the category level not needing to be
revised.
Keywords: E-module, Problem Based Learning Model, Elementary Sch
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadiaran Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan nikmat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
dengan judul” Pengembangan e-modul berbasis model problem based learning pada
materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SDN 114 Pekanbaru”. Penulisan
skripsi ini merupakan salah satu persyaratan bagi penulis untuk menyelesaikan
pendidikan pada program studi pendidikan guru sekolah dasar, falkultas keguruan
dan ilmu pendidiksn, Universitas Islam Riau.
Penulis menyadiri bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, niscaya penelitian
ini tidak dapat penulis selesaikan menurut semstinya. Oleh karena itu, sudah pada
tempatnyalah penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Hj.Sri Amnah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Islam Riau yang telah memberikan izin kepada
peneliti untuk di Universitas Islam Riau dan mmengikuti ujian proposal.
2. Bapak Zaka Hadikusuma Ramadan S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua Prodi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang telah berjasa dalam penentuan judul dan pembimbing proposal
peneliti.
3. Ibu Dea Mustika, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh Dosen dan Karyawan/I Tata Usaha Falkultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Islam Riau yang telah membantu peneliti dalam
urusan untuk menyelesaikan proposal ini.
5. Teristimewa Ayahanda Syafrianto, Ibunda tercinta Kasrianti, Nenek
Tercinta dasni, dan Acik Liza yang penyang dan Adik tersayangi Aldi dan
Alliya dan Mas Angga Wisnu sebagai penyemangat yang selalu
mendukung dan mendoakan penulis serta terima ksih untuk semua kasih
sayang, jasa, dan pengorbanan kepeda peneliti, dan saya sangat berterima
viii
kasih kepada diri sendiri sudah mau berjuang dan gigih menyelesaiakn
skripsi ini.
6. Kepada sahabat Nadia Rizkianti , Dea Putri Anandari, Agustia Ningsih
yang telah menyemangati dan memotivasi peneliti dalam melaksanakan
penelitian ini.
7. Kepada seluruh teman-teman pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan
2018 yang telah menyemangati peneliti.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu memberikan dukungan.
Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-
nya dan membalas segala kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis
dalam menyusun skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
Pekanbaru,13 April 2022
Widia Tita Nila
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN ORISINALITAS & PERSETUJUAN PUBLIKASI
ABSTRAK
ABSTRACK
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang .................................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 4
1.4 RumusanMasalah ............................................................................... 4
1.5 TujuanPenulisan ................................................................................. 4
1.6 ManfaatPenulisan ............................................................................... 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat penelitian Pengembangan .................................................... 6
2.2 Model-model Peneitian Pengembangan ............................................ 7
2.3 Bahan Ajar ......................................................................................... 10
2.4 E-modul.............................................................................................. 13
2.5 Model problem based Learning ......................................................... 18
2.6 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia ......................................... 23
2.7 Kerangka Berfikir .............................................................................. 27
BAB III KAJIAN PUSTAKA
3.1 Pendekatan , Jenis dan Desain Penelitian .......................................... 28
3.2 Tempat dan Waktu ............................................................................ 30
3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 30
3.4 Data dan Sumber Data ....................................................................... 34
x
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 34
3.6 Teknik Analisis data .......................................................................... 39
BAB IV KAJIAN PUSTAKA
4.1 Deskripsi Penelitian............................................................................ 41
4.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 42
4.3 Pembahasan ........................................................................................ 84
BAB V DAFTAR PUSTAKA
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 90
5.2 Saran ................................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92
LAMPIRAN .................................................................................................... 97
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jenis – Jenis Instrument ................................................................... 35
Tabel 3.2 Skala Likert ...................................................................................... 36
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Angket Validasi Ahli Desain ......................... 37
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Angket Validasi Ahli Materi .......................... 38
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Angket Validasi Ahli Bahasa ......................... 38
Tabel 3.6 Skala Likert ...................................................................................... 40
Tabel 4.1 Komperensi Dasar dan Indikator Pemetaan 1 .................................. 43
Tabel 4.2 Komperensi Dasar dan Indikator Pemetaan 2 .................................. 44
Tabel 4.3 Komperensi Dasar dan Indikator Pemetaan 3 .................................. 45
Tabel 4.4 Nama Validator ............................................................................... 61
Tabel 4.5 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama ................................. 61
Tabel 4.6 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama ................................. 62
Tabel 4.7 Hasil Revisi Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama ....... 63
Tabel 4.8 Hasil Revisi Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama ....... 63
Tabel 4.9 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama ................................. 67
Tabel 4.10 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Desain Kedua ................................ 68
Tabel 4.11 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Desain Kedua ................... 69
Tabel 4.12 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Desain Kedua ................... 69
Tabel 4.13 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga................................. 76
Tabel 4.14 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga................................. 76
Tabel 4.15 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga .................. 77
Tabel 4.16 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga .................. 77
Tabel 4.17 Hasil Validasi Aspek Bahan Ajar E-modul Berbasis Model Problem
Based Learning Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia ........ 84
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Macam-Macam Organ Gerak Manusia ....................................... 25
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ........................................................................ 27
Gambar 2.3 Skema Tahapan Model ADDIE ................................................... 29
Gambar 2.4 Alur Prosedur Pengembangan E-modul Berbasis PBL ................ 31
Gambar 4.1 Cover Depan E-modul .................................................................. 49
Gambar 4.2 Cover Belakang E-modul ............................................................. 50
Gambar 4.3 Kata Pengantar ............................................................................. 51
Gambar 4.4 Daftar Isi ....................................................................................... 52
Gambar 4.5 Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti & Tujuan Pembelajaran ..... 53
Gambar 4.6 Tahapan Orientasi Siswa Pada Masalah ..................................... 54
Gambar 4.7 Mengorganisasikan Peserta Didik ................................................ 55
Gambar 4.8 Tahapan Membimbing Penyelidikan ........................................... 56
Gambar 4.9 Lembar Kegiatan Mengembangkan Hasil Karya ......................... 57
Gambar 4.10 Tes Formatif ............................................................................... 58
Gambar 4.11 Kunci Jawaban ........................................................................... 59
Gambar 4.12 Sebelum Melakukan Revisi KD &Tujuan Pembelajaran ........... 64
Gambar 4.13 Setelah Melakukan Revisi Mata Pelajaran ................................ 65
Gambar 4.14 Sebelum Melakukan Revisi Materi ............................................ 66
Gambar 4.15 Setelah Melakukan Revisi Materi .............................................. 67
Gambar 4.16 Sebelum Melakukan Revisi Cover Depan ................................. 70
Gambar 4.17 Setelah Melakukan Revisi Cover Depan .................................... 71
Gambar 4.18 Sebelum Revisi Tampilan Gambar Pada E-modul ..................... 72
Gambar 4.19 Setelah Revisi Tampilan Gambar pada E-modul ....................... 73
Gambar 4.20 Sebelum Melakukan Revisi Warna ............................................ 74
Gambar 4.21 Setelah Melakukan Revisi Warna .............................................. 75
Gambar 4.22 Sebelum Melakukan Revisi Penulisan Kedua ............................ 78
Gambar 4.23 Setelah Melakukan Revisi Penulis Kata..................................... 79
Gambar 4.24 Setelah Melakukan Penggunaan Huruf Pada Objektif ............... 80
Gambar 4.25 Setelah Melakukan Revisi Pengunaan Huruf pada Objektif ...... 81
xiii
Gambar 4.26 Sebelum Melakukan Revisi Pertanyaan ..................................... 82
Gambar 4.27 Setelah Melakukan Revisi Pertanyaan ....................................... 83
xiv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Penelitian Seluruh Aspek E-modul .................................... 87
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Teks Wawancara Awal Dengan Guru Kelas ................................ 98
Lampiran 2 Nilai Ulangan Harian (UH) Semester 1 ....................................... 100
Lampiran 3 Teks Wawancara Awal Dengan Peserta Didik ............................ 101
Lampiran 4 Analisis Kebutuhan Guru ............................................................ 102
Lampiran 5 Analisis Kebutuhan Siswa ........................................................... 104
Lampiran 6 Analisis Buku Ajar Peserta Didik ................................................ 109
Lampiran 7 Instrumen Angket Validasi Ahli Materi ...................................... 114
Lampiran 8 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama............................. 117
Lampiran 9 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama............................. 119
Lampiran 10 Hasil Analisis Validasi Ahli Materi Sebelum Revisi ................ 121
Lampiran 11 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama ............. 122
Lampiran 12 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama ............. 124
Lampiran 13 Hasil Analisis Validasi Ahli Materi Sesudah Revisi .................. 126
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi ..................................... 127
Lampiran 15 Instrumen Angket Validasi Ahli Desain ..................................... 128
Lampiran 16 Hasil Revisi Validator 1 Ahli 1 Desain Kedua ........................... 131
Lampiran 17 Hasil Revisi Validator 2 Ahli 2 Desain Kedua ........................... 132
Lampiran 18 Hasil Analisis Validasi Ahli Desain Sebelum Revisi ................. 133
Lampiran 19 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Desain Kedua ............... 134
Lampiran 20 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Desain Kedua ............... 136
Lampiran 21 Hasil Analisis Validasi Ahli Desain Sesudah Revisi.................. 138
Lampiran 22 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Desain .................................... 139
Lampiran 23 Instrumen Angket Validasi Ahli Bahasa .................................... 140
Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi ..................................... 143
Lampiran 25 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga ............................. 145
Lampiran 26 Hasil Analisis Validasi Ahli Bahasa Sebelum Revisi ............... 147
Lampiran 27 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga ............... 148
Lampiran 28 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga ............... 150
Lampiran 29 Hasil Analisis Validasi Ahli Bahasa Sesudah Revisi ................ 152
xvi
Lampiran 30 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Bahasa ................................... 153
Lampiran 31 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 154
Lampiran 32 Bukti Dokumentasi Pada Saat Penelitian .................................. 166
Lampiran 33 Surat Izin Riset Dari TU FKIP .................................................. 170
Lampiran 34 Surat Rekomendasi Dari DPMPTSP ........................................ 171
Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian Kesatuan Bangsa Dan Politik ....... 172
Lampiran 36 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................... 173
Lampiran 37 Surat Tugas Validasi .................................................................. 174
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi sudah berkembang luas sehingga dapat
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perkembangan teknologi dalam
bidang pendidikan telah mengubah gaya belajar seseorang. Selain itu,
pendidik juga harus menyesuaikan diri dengan menggabungkan teknologi
tersebut ke dalam proses pembelajaran maupun bahan ajarnya. Salah satu
media belajar yang menggunakan perkembangan teknologi dengan interaksi
pengguna yang sedang dikembangkan adalah modul digital atau dikenal
dengan electronic modul (e-modul).
E-modul adalah modul dalam bentuk digital yang terdiri dari teks, gambar
atau video, yang dihasilkan dan dipublikasikan melalui computer, kemudian
hasilnya dapat diakses melalui telepon seluler dan computer. Perpaduan modul
digital serta tuntutan adanya multimedia maka e-modul membantu keberhasilan
proses pembelajaran, sehingga harapannya pembelajaran di sekolah
menggunakan e-modul. Menurut Hussein (dalam Permana dkk, 2021:37)
modul elektronik merupakan pembelajaran berbentuk interaktif, yang dapat
digunakan yaitu dengan memanfaatkan e-modul seperti smartphone. Salah satu
kelebihan dari e-modul adalah lebih menarik, karena dilengkapi dengan
fasilitas berbentuk (gambar, audio, dan video) sehingga dapat menciptakan
pengalaman belajar peserta didik, meningkatkan motivasi belajar peserta didik
dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, tidak
terkecuali dalam pembelajaran IPA.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pembelajaran
yang berupaya membangkitkan minat peserta didik agar mau meningkatkan
kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya. Menurut Trianto
(2015:36) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan
tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas
pada gejala-gejala alam. IPA di SD hendaknya juga membuka kesempatan
meningkatkan rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan
2
membantu mereka mengembangkan cara berfikir kognitif. Fokus program
pengajaran IPA di SD diarahkan untuk memupuk minat dan pengembangan
anak didik terhadap dunia pendidikan di mana mereka berkembang.
Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi
oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 114 Pekanbaru
pada tanggal 04 Juni 2021, guru mengatakan bahwa proses pembelajaran saat
ini dilakukan secara daring. Salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi
pembelajaran yang mendukung khususnya berupa google classroom, dengan
adanya media google classroom guru dapat mengajar dimana saja dan kapan
saja. Berdasarkan pengakuan guru pembelajaran yang sulit yang dipelajari
adalah pembelajaran IPA pada materi “Organ Gerak Hewan dan Manusia”
dikarenakan pembelajaran IPA membutuhkan ketersediaan bahan ajar yang
mendukung. Sedangkan pengakuan guru selama ini hanya membagikan bahan
ajar dari buku teks yang tersedia dan belum ada bahan ajar elektronik yang di
gunakan untuk peserta didik. Hal ini berdampak dari hasil belajar peserta didik
yang rendah, dari 33 orang peserta didik hanya 11 orang peserta didik yang
tuntas mencapai nilai KKM yaitu 77.
Atmaji (2018:29) menyatakan kekurangan bahan ajar menjadi peserta
didik merasakan jenuh mengikuti proses pembelajaran yang hanya berpusat
kepada guru. hal ini berdampak kepada hasil nilai di bawah KKM. Selain itu
menurut Permatasari dkk (2017:58) bahan ajar yang digunakan terlalu banyak
pokok pembahasan dan bahan ajar yang kurang menarik Sehingga membuat
peserta didik kesulitan memahami materi tersebut. Hal ini berdampak kepada
keefektifan dalam proses pembelajaran.
Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengembangkan bahan ajar
e-modul perlu adanya model dalam proses pembelajaran yaitu Model problem
based learning . Model problem based learning adalah model pembelajaran
yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama
dalam kelompok dalam pemecahan masalah dunia nyata. Terdapat salah satu
kelebihan problem based learning (PBL) menurut Warsono dan Harianto
3
(dalam Nur 2016:135) antara lain:(a) peserta didik akan terbiasa menghadapi
masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya
terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-
hari (b) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-
teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.
Kelebihan e-modul dari bahan ajar cetak adalah lengkap dengan media
interaktif seperi video, audio, dan terdapat kuis didalam e-modul yang dapat
mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam
pemecahan masalah dunia nyata. Harapan penulis dengan adanya
pengembangan e-modul ini memberikan solusi kepada peserta didik untuk
dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara bijak dan
membuat peserta didik lebih tertarik dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian dengan judul “ Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem
Based Learning (PBL) materi Organ Gerak Hewan dan Manusia kelas V
SDN 114 Pekanbaru” dengan harapan dapat membantu guru mempermudah
peserta didik belajar dimanapun mereka belajar dan dengan siapapun.
1.1 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
mengidentifikasi adanya beberapa permasalahan, di antara yaitu:
1. Guru kesulitan dalam mengajarkan materi pembelajaran salah satunya
adalah materi IPA
2. Materi yang sulit dipahami adalah materi organ gerak hewan dan manusia
3. Guru dan siswa hanya menggunakan bahan ajar berupa buku teks
4. Pada buku teks tidak ada menjelaskan bahan dan alat diperlukan dalam
pembelajaran IPA materi “Organ Gerak Hewan Manusia”
5. Guru belum pernah mengembangkan e-modul dalam proses pembelajaran
6. Proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk menghafal pembelajaran
membuat peserta didik menjadi jenuh dan bosan sehingga mengakibatkan
hasil belajar peserta didik rendah.
4
7. Hasil belajar peserta didik rendah di karenakan bahan ajar yang kurang
bervariasi dalam proses pembelajaran.
1.2 Batasan Masalah
Dari Identifikasi masalah masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah ini
pada nomor 1, 2, 4, 5, dan 7 dengan mengembangkan e-modul berbasis model
problem based learning Materi IPA “Organ Gerak Hewan dan Manusia” di
Kelas VD SDN Pekanbaru.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan batasan masalah, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana proses pengembangan e-modul berbasis model Problem
Based Learning?
2. Bagaimana validitas dari pengembangan e-modul berbasis model
Problem Based Learning?
1.4 Tujuan Peneliti
Dari batasan masalah dan rumusan yang telah di paparkan di atas maka tujuan
peneliti yaitu:
1. Menghasilkan e-modul berbasis model Problem Based Learning.
2. Menghasilkan e-modul berbasis model Problem Based Learning yang
valid
1.5 Manfaat Peneliti
Setelah melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan bermanfaat
dari berbagai pihak, yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi pendidik agar
menggunakan bahan ajar, media, serta metode pembelajaran yang
5
bervariasi dalam proses pembelajaran sehingga mengusir kejenuhan dan
kurang pahamnya peserta didik dalam materi yang diajarkan pendidik, dan
pendidik bisa melihat kondisi hari demi hari semakin berkembang dengan
memanfaatkan keadaan seperti membuat mengembangkan bahan ajar
sesuai kebutuhan peserta didik. Dari hasil penelitian ini dapat memberikan
manfaat bagi seperti untuk meneruskan penelitian ini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Guru
E-modul yang merupakan produk penelitian ini dapat dijadikan sebagai
instrument untuk membantu kegiatan proses pembelajaran siswa.
Menambah wawasan dalam mengembangkan bahan ajar, media, serta
metode pembelajaran bisa memanfaatkan media yang ada di sekolah
dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Peserta Didik
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber belajar yang
bervariasi dan bermakna bagi peserta didik sehingga dapat memotivasikan
peserta didik dalam belajar secara mandiri dan kreatif dalam proses
pembelajaran untuk mencapai penguasaan kompetensi. Memudahkan
peserta didik dalam proses belajar dengan guru atau siapapun yang ada
disekitar peserta didik dan peserta didik bisa belajar mandiri karena
terdapat petunjuk dalam menggunakan e-modul.
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan tentang bahan ajar, media, serta metode
pembelajaran sehingga menjadikan bahan ajar bisa di kembangkan sesuai
dengan keadaan zaman yang terus berkembang. Menambah wawasan
peneliti dengan membuat bahan ajar sesuai dengan kebutuhan peserta
didik yang ada di lapangan.
d. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan bahan ajar untuk pembelajaran yang
bervariasi, guna untuk meningkatkan kualitas pendidik agar bisa
memanfaatkan alat bantu pengajaran yang sudah difasilitasi di sekolah.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Hakikat Penelitian Pengembangan
2.1.1 Pengertian penelitian pengembangan
Pengertian penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Selain itu
Menurut pendapat Bord & Gall (dalam setyosari 2010:215) menyatakan
penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang di pakai untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini
mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Penelitain pengembangan
pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan
berbasis industry yang di pakai untuk mendesain produk dan prosedur,
kemudian dilakukan uji lapangan, di evalusi, disempurnakan untuk
memahami kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu. Menurut Seels
& Richey (dalam setyosari 2010:216) menyatakan bahwa penelitian
pengembanagan merupakan sebagai kajian secara sistematik untuk
merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi, program-program, proses
dan hasil-hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan
keefektifan secara internal. Sukmadinata (2015:164) menyatakan bahwa :
“penelitian pengembanagan merupakan suatu proses atau
langkah-langkah dalam mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat di
pertanggung jawabkan”
Selain itu menurut Sujadi (dalam Sutarti dan Irawan 2017:15)
menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses atau
langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau
menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat di pertanggung
jawabkan. Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat di tarik kesimpulan
bahwa penelitian pengembangan adalah suatu tahapan mengembangkan
suatu produk yang disebut siklus pengerjaannya dan menghasilkan produk
yang bisa digunakan melalui tahapan pengujian.
7
2.2 Model-model penelitian pengembangan
Penelitian pengembangan dalam suatu konteks pendidikan suatu model
dapat didefinisikan sebagai suatu representasi baik visual maupun verbal.
Model menyajikan sesuatu atau informasi yang kompleks menjadi suatu
yang lebih sederhana atau mudah. Menurut Sugiono (2019:35) ada beberapa
model-model penelitian pengembangan yaitu:
2.2.1 Model R&D
Mengemukakan Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai
siklus R&D, yang terdiri dari mempelajari temuan-temuan penelitian yang
berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan
produk yang berdasarkan temuan-temuan ini, mengujinya di lapangan dalam
pengaturan di mana produk itu akan di gunakan pada akhirnya. Selanjutnya
ada 10 langkah dalam R&D yang di kembangkan oleh pendidik yang
bertujuan meningkatkan keterampilan pendidik.
a) Research and Informasion Collecting Penelitian dan pengumpulan
informasi meliputi analisis kebutuhan, review literature, penelitian dalam
skala kecil.
b) Planning Melakukan perencanaan yang meliputi, pendefinisian
keterampilan yang harus dipelajari, perumusan tujuan, penentuan urutan
pembelajaran, dan uji coba kelayakan.
c) Develop Preliminary Form a Product mengembangkan produk awal
yang meliputi, penyiapan materi pembelajaran prosedur/penyusunan
buku pegangan, dan instrument evaluasi.
d) Preliminary Field Tesing pengujian lapangan awal yang di mana
dilakukan pada 1 sampai dengan 3 sekolah menggunakan 6 sampai
dengan 12 subjek.
e) Main Product Revision melakukan revisi utama terhadap produk
didasarkan pada saran-saran pada uji coba.
f) Main Field Testing melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan pada
5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 hasil dinilai
sesuai dengan tujuan pelatihan dan dibidingkan dengan data kelompok.
8
g) Operational Product Revision melakukan revisi terhadap produk yang
siap dioperasionalkan, berdasarkan saran-saran dari uji coba.
h) Operasional Field Testing melakukan uji lapangan operasional,
dilakukan pada 10 sampai dengan 30 sekolah dengan 40 sampai dengan
400 subjek. Data wawancara, observasi, dan kuesioner dikumpulkan data
analisis.
i) Final Product Revision revisi produk akhir yang berdasarkan saran dari
ujian lapangan
j) Dissemination and Implementation membuat laporan mengenai produk
pada pertemuan profesional penerbit melakukan distribusi secara
komersional, memonitor produk yang telah didistribusikan untuk
membantu kendali mutu.
2.2.2 Model 4D
Mengemukakan bahwa, langkah-langkah penelitian dan pengembangan
disingkat dengan 4D, yang merupakan perpanjangan dari Define, Design,
Development, Dissemination. Define (pendefinisian) berisi kegiatan untuk
menetapkan produk apa yang akan dikembangkan. Tahap ini merupakan
kegiatan analisis kebutuhan yang dilakukan melalui penelitian dan studi
literature. Design (perancangan) berisi suatu kegiatan untuk membuat
rancangan terhadap produk yang telah ditetapkan. Development
(pengembangan) membuat suatu rancangan menjadi produk dan menguji
validitas produk secara berulang-ulang sampai dihasilkan produk sesuai
dengan spesifikasi yang ditetapkan. Dissemination (diseminasi) berisi
kegiatan menyebar luaskan produk yang telah teruji untuk dimanfaatkan
orang lain.
2.2.3 Model ADDIE
Mengembangkan Instructional Design (Desain Pembelajaran) dengan
pendekatan ADDIE, yang merupakan perpanjangan dari Analysis, Design,
Development, Implementation dan Evaluation. Analysis, berkaitan dengan
kegiatan analisis terhadap situasi kerja dan lingkungan sehingga dapat
9
ditemukan produk apa yang perlu di kembangkan. Design merupakan
kegiatan perencangan produk sesuai dengan yang dibutuhkan. Development
adalah kegiatan pembuatan dan pengujian produk. Implementation adalah
kegiatan menggunakan produk, dan Evaluation adalah kegiatan menilai
apakah setiap langkah kegiatan dan produk yang telah dibuat sudah selesai
dengan Spesifikasi atau belum
2.2.4 Model PPE
Dalam hal ini Richey and Klien menyatakan dari perancangan dan
penelitian pengembangan yang bersifat analisis dari awal sampai akhir,
yang meliputi perancangan, produksi dan evaluasi. Dapat dijelaskan
Planning (perancangan) berarti kegiatan membuat rencana produk yang
akan dibuat untuk tujuan tertentu. Perencanaan diawali dengan analisis
kebutuhan yang dilakukan melalui penelitian dan studi literature.
Producation (memproduksi) adalah kegiatan membuat produk berdasarkan
rancangan yang telah di buat. Evaluation (evaluasi) merupakan kegiatan
menguji, menilai seberapa tinggi produk memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan.
Sedangkan menurut Sutarti (2017:15) dalam model ADDIE Reise dan
Mollenda ada beberapa tahapan sebagai berikut: ADDIE merupakan suatu
akronim dari (Analysis, Design, Develop, Implementation, Evaluate).
Berdasarkan tahapan pada penelitian pengembangan ADDIE.
a) Tahapan Analysis model, mencakup: penelitian kebutuhan, identifikasi
tujuan, item tes, dan strategi pembelajaran.
b) Tahapan Design mencakup pengembangan tujuan, item, tes, dan strategi
pembelajaran.
c) Tahapan Implementation meliputi kegiatan dalam mendukung
pengiriman Instruksi.
d) Tahapan Evaluation mencakup formatif dan evaluasi sumatif.
10
Selain itu, menurut Solikin dan Rahayu (2017:327) dalam 4D model
pengembangan perangkat pembelajaran ada beberapa tahapan sebagai
berikut:
a) Define, tahapan ini untuk mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran
antara materi mata pelajaran, waktu belajar, lokasi belajar.
b) Design, tahapan ini dilakukan proses perencanaan media pembelajaran
yang digambarkan menggunakan Flowchart dan desain interface.
c) Develop, tahapan ini menghasilkan produk pengembangan melalui dua
tahapan, yaitu expert appraisal, and developmental testing.
d) Disseminate (penyebaran), tahapan ini merupakan tahapan akhir dari
sebuah pengembangan aplikasi yang di gunakan dalam menyebarkan
produk yang dikembangkan agar diterima pengguna (individu atau
kelompok).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
model penelitian pengembangan ada empat kelompok yaitu: a) model Borg
and Gall; b) model 4D; c) model ADDIE; d) model PPE. Berdasarkan
uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan model
ADDIE. Alasannya model ADDIE dapat mengembangkan pedagogik
pendidik dalam suatu pembelajaran serta dapat mengatasi kendala interaksi
dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. dengan harapan dapat
membantu pendidik mempermudah dalam mengembangkan elektronik
modul (e-modul).
2.3 Bahan Ajar
2.3.1 Pengertian bahan ajar
Bahan ajar merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam
keefektifan sebuah pembelajaran. Menurut Depdiknas (dalam Arsanti
2018:74) bahan ajar adalah segala bentuk membantu guru/instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar, di kelas, baik berupa bahan tertulis
seperti hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,wallchart,
maupun bahan tidak tertulis seperti video/film, VCD, radio, kaset, CD
11
interaktif berbasis computer dan bahan internet. Bahan ajar dalam bentuk
tertulis berupa materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk
mencapai standar kompetensi dasar. Materi pembelajaran tersebut berupa
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh pendidik.
Selain itu menurut Panggabean (2020:3) “Bentuk bahan, informasi, alat dan
teks yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar. bahan yang dimaksud bisa berupa
tertulis maupun bahan yang tidak tertulis”. Selain itu menurut Kimianti
(2019:93) yaitu
”bahan ajar adalah salah satu unsur penting dalam terbentuknya
sebuah pembelajaran. Keberadaan bahan ajar akan membantu
guru mendesain pembelajaran, sedangkan bagi peserta didik,
bahan ajar akan membantu mereka dalam menguasai kompetensi
pembelajaran”
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk mambantu guru
dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang
dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar
suatu alat bantu sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-
batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
2.3.2 Jenis-Jenis Bahan Ajar
Bahan ajar di kelompokkan menjadi empat menurut Majid (dalam Nana
2019:2) yaitu:
1) Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang proses pembuatannya
peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau
mockup. Ada Sembilan bahan ajar cetak, diantara lain: a) hondout; b)
buku; c) model; d) lembar kerja; e) brosur; f) leaflet; g) wallchart; h) foto
atau gambar
2) Bahan Ajar Dengar (Audio), bahan ajar dapat merupakan bahan ajar yang
berbentuk audio, diantaranya: keset, radio, keset, dan CD audio.
12
3) Bahan Ajar untuk Pandang Dengar (Audio Visual), Bahan ajar dengar
merupakan bahan ajar yang dapat dipandang dan dilihat, misalnya media
video dan film.
4) Bahan Ajar Interaktif, Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang
mengkombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks,
atau grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah
atau perilaku alami dari suatu presentasi maka terjadi hubungan dua arah
antara bahan ajar dan siswa. Bahan ajar interaktif merupakan bahan ajar
yang mendorong peserta didik untuk aktif.
Selain itu menurut, Amri dan Ahmadi (dalam Purwanto dkk 2015:68) yaitu:
1) Bahan ajar pandang (visual) terdiri dari bahan cetak (printed) seperti
hand out, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet,
wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti
model/maket.
2) Bahan ajar dengar (audio) seperti keset, radio, piringan hitam, dan
compact disk audio.
3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disk, film.
4) Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assisted
Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan
bahan ajar berbasis web (web based learning materials).Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis bahan ajar ada
empat kelompok yaitu: a) Bahan ajar cetak; b) bahan ajar dengar; c)
bahan ajar pandang dengar; d) bahan ajar interaktif. Berdasarkan uraian
di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan jenis bahan
ajar interaktif. Alasannya bahan ajar interaktif ini yang
mengombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks, atau
grafik). dengan harapan dapat membantu pendidik mempermudah dalam
mengembangkan elektronik modul (e-modul).
13
2.4 E-MODUL
2.4.1 Pengertian E-modul
E-modul secara etimologis terdiri dari dua kata, yakni singkatan dari
“e” yaitu “electronic” dan “modul”. Menurut Permatasari dkk (2017:58)
modul elektronik (e-modul) merupakan inovasi dari modul cetak sehingga
dapat diakses melalui computer yang sudah terhubung dengan perangkat
lunak dan telah terintegrasi serta mendukung untuk mengakses E-modul.
Selain itu menurut Presetyowati (dalam Budiarti dkk 2021:98) menyatakan
bahwa modul elektronik (e-modul) merupakan suatu bahan ajar yang
disusun secara sisitematis ke dalam pembelajaran terkecil demi mencapai
tujuan pembelajaran tertentu digunakan secara mandiri dan disajikan
dalam betuk elektronik yang bersifat Self Instruction, Self Contained,
Stand Alone, Adaptif, dan User Frindly didalamnya memuat suatu materi
pembelajaran. Sedangkan menurut wati dkk (2021:112)
“modul elektronik (e-modul) merupakan modul dalam bentuk
digital yang terdiri dari teks, gambar atau video, yang diproduksi
dan dipublikasikan melalui computer, yang hasilnya dapat diakses
melalui telepon seluler dan computer. sehingga harapannya
pembelajaran di sekolah menggunakan e-modul berbasis problem
based learning bahwa seorang pendidik dalam bidang IPA harus
mampu menguasai berbagai media serta strategi mengajar agar
ilmu yang di sampaikan mudah diterima oleh peserta didik”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa e-modul
adalah bahan ajar yang berbentuk elektronik sehingga tidak perlu di cetak
bahkan bisa digunakan dimana saja, e-modul yang dikembangkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. E-modul berisi materi, metode, batasan-
batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
2.4.2 Karakteristik e-modul
Ada beberapa karakteristik menurut Anwar (dalam Faisih 2015:4)
menyatakan bahwa karakteristik sebagai berikut:
14
1) Self instructional (siswa mampu membelajarankan di isi sendiri, tidak
tergantung pada pihak lain). Maksudnya adalah peserta didik dianggap
dapat mandiri dalam mempelajari pelajaran dengan memperoleh
bantuan yang minimal dari pihak guru.
2) Self contained (seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi
yang dipelajari terdapat di dalam satu modul utuh). Maksudnya adalah
isi di dalam satu modul membuat seluruh materi (ada materi, LKS,
Evaluasi) dari satu kompotensi yang harus dipelajari siswa.
3) Stand alone (modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media
lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain).
Maksudnya adalah dalam penggunaan modul dapat digunakan sendiri
sebagai media lengkap tanpa menggunakan media lainnya sebagai
pelengkap.
4) Adaptif (modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap
perkembangan ilmu dan teknologi). Maksudnya adalah modul
disesuaikan dengan karakteristik siswa.
5) User friendly (modul hendaknya memenuhi kaidah akrab/bersahabat
dengan pemakainya)
6) Konsistensi (konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak).
Maksudnya adalah dalam penulisan huruf, penggunaan spasi, dan
pengaturan tata letak antara satu dengan yang lain harus sama dan
seimbang.
Selain itu, Ada beberapa Karakteristik e-modul menurut Hertiansyah
(2017:18) Karakteristik yang dimilki modul cetak kemudian diterapkan ke
dalam modul elektronik (e-modul). Ada beberapa ciri-ciri modul
elektronik yang di terapkan dari modul cetak.
1) Belajar mandiri (self-instuction) merupakan karakteristik penting
dalam e-modul dengan adanya karakter memungkinkan seseorang
belajar secara mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.
15
2) Utuh (Self- contained) dikatakan bila seluruh materi pembelajaran
yang dibutuhkan dalam e-modul tersebut. Bertujuan memberikan
kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara
tuntas.
3) Berdiri sendiri (Stand Alone) merupakan karakteristik modul yang
tidak tergantung pada bahan ajar yang tersedia /media lain.
4) Dapat disesuaikan (Adaptif) dikatakan adaptif apabila e-modul
tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5) Akrab dengan pemakainya (User Frindly) merupakan suatu informasi
yang bersifat membantu dengan pemakainya, termasuk pemakaian
dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.
Karakteristik e-modul di atas merupakan suatu karakteristik dari
modul cetak, namun karakteristik tersebut dapat diaplikasikan dalam e-
modul. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pada dasarnya sebuah e-modul memiliki karakteristik dapat dipelajari di
manapun dan kapanpun oleh peserta didik, peserta didik tidak bergantung
pada orang lain (self instructional), Memanfaatkan berbagai fungsi media
elektronik sehingga disebut sebagai multimedia. E-modul memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk aktif dalam proses kegiatan belajar
mengajar, memanfaatkan berbagai fungsi bahan ajar sehingga disebut
media elektronik (e-modul).
2.4.3 Kelebihan e-modul
Ada beberapa kelebihan e-modul menurut Sutanto (2017:3) yaitu :
1) Meningkatkan motivasi peserta didik, karena setiap kali mengerjakan
tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan
kemampuan.
2) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada
modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang
mana mereka belum berhasil.
3) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.
16
4) Pendidikan lebih berguna, karena bahan pelajaran disusun menurut
jenjeng akademik.
5) Penyajian yang bersifat statis pada modul cetak dapat diubah menjadi
lebih interaktif dan lebih dinamis.
6) Unsur verbalisme yang terlalu tinggi pada modul cetak dapat dikurangi
dengan menyajikan unsur visual dengan penggunaan video tutorial.
Selain itu menurut Suarsana dan Mahayuki (dalam sugihartini dkk
2017:222) menyatakan kelebihan e-modul dibandingkan dengan modul
cetak adalah sifatnya yang interaktif memudahkan dalam navigasi,
memungkinkan menampilkan/memuat gambar, audio, video, dan animasi
serta dilengkapi teks/kuis formatif yang memungkinkan umpan balik
otomatis dengan segera. Dan keunggulan e-modul dalam proses
pembelajaran terletak pada tahapan pembelajaran berdasarkan masalah,
mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing individual
maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan sebuah hasil karya,
serta mengenalisi dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Selain itu
menurut Laili dkk (2019:309) menyatakan ada beberapa kelebihan
penggunaan e-modul diantaranya, yaitu:
a)Mampu menumbuhkan motivasi bagi peserta didik; b) adanya
evaluasi memungkinkan guru dan peserta didik mengetahui di
bagian mana belum tuntas atau sudah tuntas; c) bahan pelajaran
dapat dipecah agar lebih merata dalam satu semester; d) bahan
belajar disusun sesuai dengan tingkatan akademik; e) dapat
membuat modul lebih interaktif dan dinamis dibanding modul
cetak yang lebih statis; f) dapat menggunakan modul cetak dan
modul elektronik yaitu penggunaan modul elektronik lebih
memberi banyak kelebihan dari pada modul cetak terutama
untuk mata pelajaran IPA.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan kelebihan dari
penggunaan e-modul adalah:
1) Mampu mengembangkan suatu yang bervariasi serta menumbuhkan
motivasi dan minat belajar peserta didik.
2) Memberikan motivasi peserta didik dengan memberikan suatu
pengalaman belajar dan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.
17
3) Peserta didik mampu mengakses suatu informasi berbasis multimedia
dalam bentuk video, audio, gambar maupun animasi.
4) Peserta didik bebas memberikan ungkapan, terutama bagi peserta didik
yang cendrung pemalu karena lebih nyaman memiliki waktu sendiri.
Dan pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.
5) Memberikan pengalaman belajar yang bervariasi yang tidak tersedia di
lingkungan kelas yang normal. Misalnya dalam proses pembelajaran
terjadinya permasalahan yang mengakibatkan tidak bisa belajar di ruang
kelas.
2.4.4 Kelemahan E-modul
Adapun kelemahan e-modul menurut Sutanto (2017:4) diantaranya yaitu:
1) Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
2) Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki
oleh peserta didik pada umumnya dan peserta didik yang belum matang
pada khususnya.
3) Membutuhkan ketentuan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus
menerus memantau proses belajar peserta didik, memberi motivasi dan
konsultasi secara individu setiap waktu peserta didik membutuhkan.
Selain itu, adapun kelemahan e-modul menurut Arsyad (dalam Hafsah
dkk 2016:107) diantaranya yaitu:
Menyatakan salah satu kelemahan dari media elektronik e-modul, bahwa
hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam
kelompok kecil. Akan tetapi untuk kelompok yang besar diperlukan
adanya tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-
pesan di monitor ke layar lebih lebar.
Berdasarkan pendapat di atas maka dapat di simpulakan kelemahan
dari penggunaan e-modul yaitu: membutuhkan aplikasi yang mendukung,
harus memiliki smarthphone atau laptop, dan memerlukan bahan ajar yang
lainnya dan hal ini berdampak kepada orang tubuh terutama pada mata
yang terlalu cepat lelah.
18
2.5 Model Problem Based Learning
2.5.1 Pengertian model Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu berbasis masalah
yang terdiri dari petunjuk pemecahan masalah, pengamatan video,
merumuskan masalah, memunculkan hipotesis masalah dibantu dengan
informasi presentasi hasil analisis data, evaluasi proses, evaluasi hasil dan
rangkuman belajar Problem Based Learning adalah pembelajaran dimana
peserta didik dihadapkan pada berbagai masalah dalam kehidupan nyata
(kontekstual) dari lingkungan sehingga meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep dan berfikir kritis peserta didik. Menurut Sani (dalam
Winoto 2020:230) Problem Based Learning adalah pembelajaran yang
penyampaian dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan
pertanyaan, membuka dialog, dan menyediakan penyelidikan.
Bahwa model Problem Based Learning dapat menstimulasi
kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif, sistematis, dan logis
dalam menemukan alternative pemecah masalah melalui eksplorasi data
secara empiris untuk menumbuhkan sikap ilmiah. Selain itu menurut
Arends (dalam Maharani 2015:734) menyatakan Problem Based Learning
merupakan salah satu model pemebelajaran yang proses pembelajarannya
dihadapkan pada suatu permasalahan autentik untuk menuntut peserta
didik memecahkan masalah yang ada di lingkungan dan diharapkan akan
menambah keterampilan atau menggunakan kemampuan berfikirnya untuk
menyelesaikan masalah dalam pembelajaran. Sedangkan menurut
Kemendikbud (dalam Stefani 2019:347) yaitu
“Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran
berbasis masalah merupakan kontekstual sehingga
merangsang peserta didik untuk belajar dimana peserta didik
bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah
dunia nyata”
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran problem based learning adalah menghasilkan karya nyata
yang dimana PBL ini menghasilkan suatu produk dalam bentuk karya
19
nyata. Bahwa PBL adalah salah satu metode yang menantang peserta didik
agar belajar bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi
masalah yang nyata, PBL mempersiapkan peserta didik untuk berfikir
kritis dan analistis dan untuk mencari menggunakan sumber pembelajaran
yang sesuai pada masalah pembelajaran tentu solusi yang melibatkan
banyak mata pelajaran.
2.5.2 Karakteristik model Problem Based Learning
Disamping memiliki kelebihan dan kekurangan, model ini mepunyai
karakteristik Menurut wulandari (2013:181) di antaranya:
1) Pembelajaran di mulai dengan pemberian masalah yang kurang jelas
yang berhubungan dengan kehidupan nyata.
2) Masalah yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran.
3) Peserta didik menyelesaikan masalah dengan penyelidikan auntetik.
4) Secara bersama-sama dalam kelompok kecil, peserta didik mencari
solusi untuk memecahkan masalah yang diberikan.
5) Guru bertindak sebagai tutor dan fasilitator.
6) Peserta didik bertanggung jawab dalam memperoleh pengetahuan dan
informasi yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.
7) Peserta didik mempresentasikan hasil penyelesaian masalah dalam
dalam produk tertentu.
Selain itu menurut Seng (dalam Ashari 2017:102) karakteristik dari model
ini yaitu:
1) Masalah pada titik awal pembelajaran, berpusat pada
peserta didik; 2) permasalahan biasanya berkaiatan dengan
situasi nyata; 3) permasalahan biasanya memunculkan
banyak pandangan atau perspektif; 4) permasalahan
menentang menantang pengetahuan terkini, perilaku dan
kompetensi peserta didik; 5) mementingkanself regulated
learning; 6) memanfaatkan berbagai macam sumber;
7)pembelajaran bersifat kolaboratif, komunikatif, dan
kooperatif; 8)mengembangkan kemampuan pemecahan
masalah peserta didik; 9) elaborasi di akhir pembelajaran; 10)
evaluasi pengalaman belajar peserta didik serta proses
pembelajaran.
20
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pada
model pembelajaran problem based learning yaitu:
1) Pembelajaran di mulai dengan pemberian masalah yang di dapat pada
peserta didik
2) Masalah yang dipilih sesuai dengan permasalahan yang ada
3) Peserta didik menyelesaikan masalah dengan penilaian yang nyata
Mampu berfikir kritis terhadap permasalan yang ada.
2.5.3 Kelebihan model Problem Based Learning
Menurut Sanjaya (dalam Nuraini 2017:372) model problem based learning
memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:
1) PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami
pelajaran.
2) PBL dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.
3) PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar.
4) Melaui PBL bisa memperlihatkan kepada peserta didik setiap mata
pelajaran salah satunya pembelajaran IPA , pada dasarnya merupakan
cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik,
bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku saja.
5) PBL dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis.
6) PBL dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang mereka milik dalam dunia nyata.
7) PBL dapat mengembangkan minat pesera didik untuk belajar secara
terus-menerus sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.
Selain itu menurut Aulia dan Andromeda (2019:96) keunggulan dari
model ini yaitu:
1) E-modul dapat meningkatkan efektifitas dan
fleksibilitas, pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan
dimana saja, tidak terikat ruang dan waktu; 2) dapat
meningkatkan motivasi peserta didik dapat menyajikan lebih
interaktif dan lebih dinamis dibandingkan dengan media cetak,
menyajikan unsure visual dengan penggunaan video tutorial.
21
Berdasarkan pendapat di atas maka pendapat disimpulkan kelebihan dari
model Problem Based Learning:
1) pemecahan masalah dalam PBL cukup bagus untuk memahami isi
pelajaran.
2) PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran.
3) Pemecahan masalah berlangsung selama proses pembelajaran
menentang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan kepada
peserta didik.
4) Membantu proses peserta didik untuk memahami masalah-masalah
dalam kehidupan sehari-hari.
5) PBL menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan disukai
peserta didik.
6) Membantu peserta untuk memahami hakikat belajar sebagai cara
berfikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran yang di berikan
oleh guru berdasarkan buku teks.
2.5.4 Kekurangan model Problem Based Learning
Disamping memiliki keunggulan, model ini mepunyai kelemahan Menurut
Sanjaya (dalam Nuraini 2017:372) di antaranya:
1) Peserta didik tidak mempunyai minat atau tidak mempunyai
kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa ragu untuk mencoba.
2) Keberhasilan model pembelajaran PBL membutuhkan cukup waktu
memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan
belajar apa yang ingin mereka pelajari.
Selain itu menurut Shoimin (dalam Rerung dkk 2017:49) kekurangan dari
model ini diantaranya:
a) Pembelajaran berbasis masalah tidak dapat diterapkan untuk
setiap materi pelajaran, ada beberapa bagian buku sangat
berperan aktif dalam menyajikan suatu materi; b) dalam kelas
yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi akan
terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.
22
Berdasarkan pendapat di atas maka pendapat disimpulkan kekurangan dari
model Problem Based Learning:
1) Apabila peserta didik mengalami suatu kegagalan atau kurang percaya
diri dengan minat yang rendah maka siswa akan enggan untuk mencoba
lagi.
2) Pemahaman yang kurang tentang mengapa masalah yang dipecahkan
maka siswa kurang termotivasi untuk belajar.
3) PBL juga membutuhkan waktu yang cukup untuk persiapan.
2.5.5 Tahap-tahap model Problem Based Learning
Ada beberapa tahap-tahap Problem Based Learning menurut menurut
Shofia (2018:35) di antara lain yaitu:
1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah, guru menginformasikan
tujuan-tujuan mendiskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting,
dan memotivasi agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah
mereka yang pilih sendiri.
2) Mengorganisasikan untuk belajar, guru membantu siswa menemukan
dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah
itu.
3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, guru mendorong
peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai melaksanakan
eksperime, mencari penjelasandan solusi.
4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya,
guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyampaikan
hasil karya siswa yang sesuai seperti laporan.
5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru
membantu peserta didik melakukan refleksi atau penyelidikan dan
proses-proses yang mereka gunakan.
Selain itu ada beberapa tahap-tahap Problem Based Learning menurut
Sugiyanto (dalam Nuraini 2017:370) di antara lain yaitu:
23
1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada
peserta didik; 2) mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti;
3)membantu invesigasi mandiri dan kelompok;
4)mengembangkan dan mempresentasikan hasil; 5)menganalisis
dan mengevalusi proses mengatasi masalah.
Berdasarkan pendapat di atas maka disimpulkan tahap-tahap dari model
Problem Based Learning yaitu :
1) Orientasi siswa pada masalah
2) Mengorganisasikan peserta didik
3) Membimbing penyelidikan
4) Mengembangkan hasil karya
5) Analisis dan evaluasi
2.6 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia
Materi organ gerak hewan dan manusia dibahas pada anak kelas V tentang
kompetensi umum, kompetensi disini maksudnya adalah pengetahuan,
keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir
dan birtindak. Salah satu pada materi yang dibahas adalah mengenai
“Organ Gerak Hewan dan Manusia”
Menurut Chaisar (2019:21) organ gerak pada hewan dan manusia
memiliki kesamaan alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan
ada dua macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif
berupa otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat
bergerak dengan sendirinya. Selain itu, tulang mempunyai peranan yang
besar dalam “sistem gerak manusia dan hewan”
Selain itu, menurut Maryono (dalam Kromin 2018:35) salah satu
ciri dari makhluk hidup adalah bergerak makhluk hidup akan bergerak
apabila ada rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian
tubuhnya. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang
tersusun dalam sistem gerak. organ gerak pada manusia dan hewan ada dua
macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa
24
otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak
dengan sendirinya.
Pembahasan menurut Irene dkk (2016:3) pada muatan pembelajaran
IPA materi Organ Gerak Hewan dan Manusia dapat di jelaskan sebagai
berikut. Pada materi ini dijelaskan beberapa sub pokok materi yang terdiri
dari alat gerak hewan dan manusia.
2.6.1 Materi Organ Gerak Hewan
1. Alat Gerak Hewan
Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Alat gerak terdiri atas dua
macam, yaitu alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak aktif berupa
otot dan alat gerak pasif berupa tulang.
2. Alat Gerak Pada Hewan Vertebrata dan hewan invertebrate
Hewan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu vertebrata dan
invertebrate. Pengelompokan tersebut dilakukan berdasarkan ada atau
tidaknya tulang belakang di dalam tubuhnya. Hewan vertebrata memiliki
tulang belakang di tubuhnya. Hewan vertebrata memiliki tulang belakang
di tubuhnya.
2.6.2 Materi organ gerak manusia
1. Tulang sebagai alat gerak manusia
Kamu telah mempelajari bahwa tulang merupakan alat gerak pasif yang
dimiliki oleh makhluk hidup, termasuk manusia. Selain untuk alat gerak,
tulang berfungsi untuk menopang tubuh, memberi bentuk tubuh, dan
tempat melekatnya otot-otot. Alat gerak manusia, berupa lengan dan kaki
tersusun dari tulang-tulang.
2. Jenis-jenis otot manusia dan fugsinya
Otot merupakan alat gerak pada manusia. Otot terdapat di hampir
seluruh tubuh manusia, termasuk kaki dan tangan. Saat bekerja, otot akan
melakukan kontraksi dengan cara memanjang dan memendek untuk dapat
25
menggerakkan tulang. Secara umum, otot terdiri atas tiga jenis, yaitu otot
polos, otot jantung, dan otot lurik, otot polos mampu menggerakkan organ
tubuh tanpa kita kendalikan, misalnya, gerakan lambung menghancurkan
makanan. Otot jantung menggerakkan jantung. Otot lurik menggerakkan
anggota tubuh sesuai keinginan kita, misalnya menggerakkan tangan dan
kaki.
Pembahasan menurut Rahmawati (2013:1) pada muatan pembelajaran
IPA materi Organ Gerak Hewan dan Manusia dapat di jelaskan sebagai
berikut. Pada materi ini dijelaskan beberapa sub pokok materi yang terdiri
dari alat gerak hewan dan manusia.
2.6.3 Organ Gerak Hewan dan Manusia
Hewan dan manusia tidak dapat bergerak tanpa adanya organ gerak. Gerak
pada hewan dan manusia menggunakan organ gerak yang tersusun dalam
sistem gerak. Anggota tubuh yang sangat berperan dalam gerak adalah
tulang dan otot. Salah satu Organ Gerak yaitu:
1) Tulang sebagai Alat Gerak Pasif
2) Otot sebagai Alat Gerak Aktif
2.6.4 Macam-macam Organ Gerak Manusia
Ada beberapa macam Organ Gerak Manusia sebagai gambar berikut di
bawah ini:
Gambar 2.1 Macam-macam Organ Gerak Manusia
1) Otot polos adalah otot yang bekerja tanpa kesadaran kita yang
dipengaruhi oleh sistem saraf tak sadar atau saraf otomon
2) Otot Lurik Otot yang menempel pada rangka tubuh manusia yang
digunakan dalam pergerakan.
26
3) Otot jantung Otot yang bekerja secara terus-menerus tanpa istirahat atau
berhenti.
2.6.5 Macam-macam kelainan pada organ gerak pasif (Tulang)
1) Fraktura/Patah Tulang (Kelainan pada tulang akibat kecelakaan)
2) Osteoporosis (Kelainan pada tulang yang disebabkan karena adanya
pengeroposan tulang)
3) Fisura/Retak Tulang (Kelainan tulang menimbulkan keretakan pada
tulang akibat kecelakaan)
4) Lordosis (Kelainan tulang karena sikap duduk yang salah sehingga
tulang belakang melengkung pada daerah lumnalis)
5) Skoliosis (Kelainan tulang Karena sikap duduk yang salah sehingga
tulang melengkung kea rah samping.)
6) Kifosis (Kelainan tulang karena sikap duduk membungkuk sehingga
tulang belakang membengkok ke belakang.
2.7 Kerangka Berfikir
Berdasarkan penelitian yang di lakukan di SDN 114 Pekanbaru di
ketahui bahwa peserta didik sulit memahami pembelajaran karena bahan
ajar yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran menuntut peserta
didik menghafal materi pembelajaran, sehingga mengakibatkan rendahnya
nilai yang di peroleh peserta didik. Dari buku ajar terdapat bahwa pada saat
awal pembelajaran guru tidak mengemukakan permasalahan ataupun
pertanyaan untuk membahas materi pembelajaran, padahal untuk
membangkitkan minat peserta didik sangat lah penting. Berdasarkan uraian
di atas, maka penulis mengambarkan kerangka berfikir penelitian ini
dengan:
27
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Guru :
Belum menggunakan bahan ajar
yang inovatif dan kreatif serta awal
pembelajaran belum menimbulkan
minat peserta didik pada saat proses
pembelajaran
Peserta didik:
Proses pembelajaan yang
dilakukan menghafal menjadikan
peserta didik bosan dan jenuh
pengembangan bahan ajar e-modul berbasis Problem Based learning
(PBL)
Validitas
Desain Bahasa
Tahap-tahap Model Problem Based learning
1. Orientasi siswa pada masalah
2. Mengorganisasikan peserta didik
3. Membimbing penyelidikan
4. Mengembangkan hasil karya
5. Analisis dan evaluasi
Menghasilkan e-modul yang teruji
Masalah yang di
Temukan
Materi
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan, Jenis & Desain Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan R&D. Menurut
Sukmadinata (2015:164) penelitain dan pengembangan atau Research and
Development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang
mencakup ampuh untuk memperbaiki praktik. Penelitian dan pengembangan
adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangan suatu produk
baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung
jawab. Jenis data pada penelitian pengembangan ini berupa data kuantitatif.
Jenis penelitian dan pengembangan dengan model penelitian menggunakan
ADDIE (Analysis, Desaign, Development, Implementation, Evaluation).
Desain merupakan kegiatan kreatif untuk merancang dalam membuat
suatu benda atau bahan yang berfungsi sebagai menyelesaikan suatu masalah
tertentu sehingga memiliki nilai dan bermanfaat bagi penggunanya maka dari
itu peneliti berancana akan mengembangkan sebuah bahan ajar e-modul
berbasis Problem Based Learning karena dilihat dari permasalahan yang
ditemukan dilapangan peneliti berupa menghadirkan sebuah alternativ yang di
rasa efektif dan inovatif. Untuk mengembangkan e-modul berbasis Problem
Based Learning, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE.
Menurut Sugiono (2019:35) ADDIE, yang merupakan perpanjangan
dari Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation.
(Analysis) berkaitan dengan kegiatan analisis terhadap situasi kerja dan
lingkungan sehingga dapat ditemukan produk apa yang perlu di kembangkan.
(Design) merupakan kegiatan perencangan produk sesuai dengan yang
dibutuhkan. (Development) adalah kegiatan pembuatan dan pengujian produk.
Implementation adalah kegiatan menggunakan produk, dan (Evaluatio) adalah
kegiatan menilai apakah setiap langkah kegiatan dan produk yang telah dibuat
sudah selesai dengan Spesifikasi atau belum. Skema tahapan medel ADDIE
dapat dapat dilihat pada Menurut Branch (dalam Janna 2020:38) gambar 3.
Skema tahapan model ADDIE
29
Gambar 2.3 Skema tahapan model ADDIE
Untuk lebih rincinya Branch (dalam Janna 2020:38) menjabarkan tahap-tahap
model ADDIE, diantaranya yaitu:
Analisis (Analysis) Pada di tahap ini dilakukan analisis kebutuhan melalui
observasi lapangan dan studi literature. Analisis media pembelajaran yang sesuai
dengan sasaran peserta didik, tujuan, mengidentifikasi materi, mengidentifikasi
lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam proses pembelajaran.
1) Desain/perencanaan (Design) Pada tahap ini Desain/perencanaan adalah
pengembangan produk baru. Membuat desain program, membuat ketentuan
bahan ajar (buku), membuat pengembangan media pembelajaran berdasarkan
KI&KD.
2) Pengembangan (Development) Pada tahap ini dilakukan pengembangan
perangkat media pembelajaran pada tahap selanjutnya produk ini akan
divalidasi oleh para ahli. Validasi yang dilakukan dalam hal ini yaitu validasi
materi, validasi media, dan validasi oleh ahli pembelajaran. Validasi
Analysis, Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan
solusi terhadap lingkungan belajar dan strategi penyampaian
dalam proses pembelajaran.
A
Design, Menentukan pengembangan produk baru, membuat
pengembangan media pembelajaran berdasarkan KI&KD.
.
Implementation, melaksanakan program
pembelajaran dengan menerapkan desain atau
spesifikasi program pembelajaran.
Evaluation, melakukan evaluasi program
pembelajaran dan evaluasi hasil belajar untuk
melihat kelayakan bahan ajar.
Development, Memproduksi program dan bahan ajar
yang akan digunakan dalam program pembelajaran.
A
D
D
I
E
30
dilakukan oleh seorang ahli dibidang tersebut. Validasi dilakukan bertahap,
jika validasi belum valid maka dilakukan revisi sehingga produk e-modul
dinyatakan valid dan layak digunakan.
3) Implementasi (Implementation) Tahap implementasi merupakan tahap uji
coba produk yang telah divalidasi oleh tim ahli dan direvisi. Data tersebut
digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media pembelajaran.
4) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi merupakan tahapan untuk melihat sistem
pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan harapan awal dan akhir.
Evaluasi media pembelajaran berfungsi memperbaiki produk. Evaluasi
bertujuan untuk melihat kelayakan bahan ajar berbasis e-modul yang akan
dikembangkan sebelum diaplikasikan lebih luas.
3.2 Tempat dan Waktu
Peneliti melakukan penelitian ini di SDN 114 Pekanbaru pada kelas V
yang beralamat Jl. Cempedak, Wonoreco, Kec, Marpoyan Damai, kota
Pekanbaru, Riau. Bertepatan pada bulan April 2021 pada tahun ajaran
semester genap 2020/2021.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini mengembangkan suatu produk bahan ajar e-modul berbasis
model Problem Based Learning, untuk mengembangkan e-modul ada tahap-
tahap yang harus di lalui agar bahan ajar e-modul layak digunakan untuk
peserta didik kelas V, adapun tahap-tahapnya yaitu:
31
Gambar 2.4 Alur Prosedur pengembangan E-modul Berbasis PBL
Pendidik Peserta
didik
Tujuan dan Materi
Pembelajaran
Merancang
RPP
Merancang
Modul
Konvensional PDF E-Modul
Mengembangkan
Bahan Ajar (E-Modul)
Uji Validasi ahli desain,
ahli materi dan ahli
bahasa
Bahan Ajar E-modul Berbasis PBL Untuk Peserta
Didik Kelas V Sekolah Dasar yang Valid
Analysis
Tahap –tahap Analysis, Desigh dan Development
Desigh
Development
Validitas
Iya Validitas
Tidak
Revisi
32
Untuk lebih rincinya peneliti menjalbarkan tahapan untuk mengembangkan e-
modul berbasis Problem Based Learning, dengan menggunakan model ADDIE
yaitu:
1. Analysis, dalam tahap ini kegiatan utama adalah menganalisa yang perlu
dilakukan sebagai berikut:
a) Analisis pendidik (Wawancara) Pada tahap ini mulai munculnya suatu
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran,
masalah yang di maksud yaitu bahan ajar yang digunakan guru menuntut
peserta didik menghafal materi pembelajaran yang menjadikan pembelajaran
membosankan dan jenuh dan berdampak dari hasil belajar peserta didik yang
rendah.
b) Analisis peserta didik (wawancara) Dalam tahapan ini menganalisis
karakteristik peserta didik berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan
perkembangannya. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
kemampuan peserta didik yang beragam. Beberapa hal yang perlu didapatkan
dalam tahapan ini yaitu:1) karakteristik peserta didik berkaitan dengan
pembelajaran; 2) pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik
dalam pembelajaran; 3) kemampuan kompetensi yang perlu dimilki oleh
peserta didik dalam pembelajaran; 4) bentuk pengembangan bahan ajar yang
diperlukan oleh peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berfikir.
c) Analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran. Dalam
tahap ini, analisis dilakukan dengan metode yang berkaitan dengan materi
pembelajaran. Tujuan dari analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi
pembelajaran adalah untuk mengidentifikasi materi yang akan diajarkan dan
di susun secara sistematik, sehingga analisis dapat dijadikan dasar untuk
menyusun rumusan tujuan dari pembelajaran yang akan dikembangkan.
d) Analisis tujuan pembelajaran, analisis tujuan pembelajaran merupakan awal
untuk menentukan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, pada tahap
ini, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah: tujuan pembelajaran
dan ketercapaian tujuan pembelajaran, tahap ini dijadikan sebagai acuan
untuk mengembangkan bahan ajar.
33
2. Design
pada tahap ini desain meliputi beberapa perencanaan untuk mengembangkan
bahan ajar e-modul diantaranya meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:
a) Merancang pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi “Organ Gerak
Hewan dan Manusia”. Dalam membuat rpp ini menggunakan pendekatan
model Problem Based Learning.
b) Merancang modul konvensional di word dengan menganalisis buku ajar
peserta didik serta materi yang berkaitan dengan “Organ Gerak Hewan dan
Manusia” yang meliputi : a) cover berisi judul dan gambar yang berkaitan
dengan materi: b) kata pengantar dan daftar isi: c) Glosarium; d) petunjuk
belajar yang meliputi petunjuk pendidik dan peserta didik: e) kompetensi
yang dicapai berupa KD dan tujuan pembelajaran f) materi pembelajaran
menggunakan tahapan model PBL; g) lembaran kegiatan untuk kegiatan
pembelajaran; h)lembaran evaluasi yang berisi soal yang telah dipelajari serta
dengan adanya kunci jawaban.
c) Word di ubah ke pdf ketika ingin mengubah modul ke e-modul gambar
ataupun animasinya agar tidak berpindah-pindah.
d) Mengubah modul konvensional ke e-modul memerlukan aplikasi tambahan
yaitu flip PDF Propesional; yang bisa di instal di leptop ataupun di computer.
3. Development
Dalam melakukan hahapan pengembangan e-modul, ada tujuan yang perlu
divapai agar e-modul dapat valid, yaitu:
a) Melakukan revisi e-modul yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan.
b) Melakukan valadasi pada ahli materi, ahli desain dan ahli bahasa.
c) Merevisi sesuai dengan saran yang di berikan oleh para ahli.
d) Memilih e-modul yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pembelajaran, uji coba produk dilakukan untuk memperoleh gambaran
tentang tingkat kelayakan untuk evaluasi awal. Dilihat dari karakteristik
kemampuan rendah, sedang dan tinggi.
34
3.4 Data, Sumber Data dan Subjek Penelitian
3.4.1 Data
Dalam penelitian ini data terbagi menjadi 2, yaitu data primer dan data
sekunder.
a) Menurut Handayani (2020:401) data primer mengacu pada data yang telah
di kumpulkan secara langsung. Pada penelitian ini data primer yang
digunakan berupa catatan dari hasil wawancara, observasi, dan telaah
dokumen.
b) Menurut Sugiono (dalam Dycres 2019:244) data sekunder adalah data
yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam
penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah dalam bentuk
screenshoot, foto-foto, video dan rekaman yang dapat mendukung dalam
pemerolehan suatu informasi penelitian mengenai pengembangan e-modul.
3.4.2 Sumber Data
a) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V SDN 114
Pekanbaru, telah melakukan wawancara menemukan permasalahan
mengenai bahan ajar yang digunakan pendidik yaitu terdapat banyak teks
dalam bahan ajar sehingga menuntut peserta didik menghafal dan
mengakibatkan hasil belajar peserta didik yang rendah.
b) Menguji kelayakan produk ini, menggunakan validasi ahli yaitu: ahli
materi, Ibu yunita.,S.Pd dan Ibu Yeni Misyeti.,S.Pd ahli desain, Bapak
Eddy Noviana,S.Pd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I.Kom dan ahli
bahasa Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM dan Ibu Syamsimar, S.Pd.,MM.
c) Saran yang diberikan oleh pendidik dan peserta didik mengenai bahan ajar
e-modul berbasis Problem Based Learning (PBL).
3.5 Teknik dan Instrumen pengumpulan Data
Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data
yaitu angket (kuisoner). Kuisoner merupakan teknik atau cara yang dikirim
35
kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut
Waluya (2007:95) Angket adalah teknik pengumpulan data untuk
kepentingan penelitian. Angket digunakan dengan memberikan formulir yang
berisi beberapa pertanyaan kepada beberapa subjek (responden) untuk
mendapatkan tanggapan secara tertulis.
Untuk mengumpulkan data, instrument yang akan digunakan
penelitian adalah 1) angket validasi (ahli desain, ahli materi dan ahli bahasa);
2) angket responden guru; 3) angket responden peserta didik; 4) bukti dalam
dokumen berupa foto atau gambar.
Tabel 3.1 Jenis-jenis instrumen
No Instrumen Tujuan Sumber
1 Angket validasi
ahli desain
Mengetahui penilaian terhadap
kelayakan produk yang
dikembangkan dalam bidang
media.
Ahli desain
2 Angket validasi
ahli materi
Mengetahui penilaian
kelayakan materi pembelajaran
terhadap produk yang
dikembangkan.
Ahli materi
3 Angket validasi
ahli bahasa
Mengetahui penilaian
kelayakan bahasa yang dipakai
dalam produk yang
dikembangkan
Ahli bahasa
4 Dokumentasi Sebagai bukti dalam penelitian
ini bentuknya yaitu foto atau
gambar
Semua yang
berkaitan
dengan
penelitian.
Untuk menilai layaknya bahan ajar e-modul penulis harus memberikan
lembar angket yang ditambahkan beberapa kolom saran dan pendapat dari para
validator. Angket ahli yang telah dibuat diberikan kepada para validator,
angket tanggapan peserta didik diberikan kepada sampel peserta didik yang
telah dipilih, angket tanggapan guru diberikakan kepada pendidik disekolah
yang ingin diteliti. Selain itu, instrument dokumentasi dalam hal ini digunakan
sebagai barang dan bukti selama proses penelitain berlangsung.
36
3.5.1 Teknik Angket
Angket validasi ini dinilai oleh validator ahli bertujuan untuk
mengetuhi kualitas dan kesesuaian materi dengan strategi dan konsep
pembelajaran. Dalam mengisi angket validasi, validator hanya diminta untuk
memilih salah satu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan nilai yang
akan diberikan. Instrument yang digunanakan menggunakan skala likert.
Tabel 3.2 Sklala likert
Skor penilaian Kategori penilaian
5 Sangat baik/sangat setuju
4 Baik/setuju
3 Cukup/ Ragu-ragu
2 Kurang Baik/kurang setuju
1 Tidak baik/Tidak setuju
Sumber: Sugiyono (2019:165)
Untuk penilaian valid atau tidaknya bahan ajar e-modul, penulis
memberikan lembar angket yang ditambahkan dengan beberapa saran dan
komentar dari pada validator. Angket ahli yang dibuat kemudian diberikan
kepada para validator. Angket ahli yang dibuat kemudian diberikan kepada
para validator. Angket respon guru diberikan kepada pendidik disekolah yang
akan di teliti, dan angket respon peserta didik diberikan kepada sampel
peserta didik yang telah dipilih. Dan selain itu, ada beberapa lembar angket
validasi sebagai berikut .
a. Lembar angket validasi ahli desain
Dari Angket diberikan kepada ahli di bidang pengembangan desain yang
terdiri dari dua orang ahli. Sehingga data yang diperoleh dari angket akan
dihitung dan dianalisis serta digunakan dalam memperbaiki produk
pengembangan bahan ajar e-modul berbasis Probelem Based Learning.
Berikut ini adalah kisi-kisi untuk instrument angket validasi ahli desain dapat
dilihat pada tabel 3.
37
Tabel 3.3 kisi-kisi instrument angket validasi ahli desain
No ASPEK INDIKATOR NOMOR
1 Tampilan Visual Tampilan e-modul menarik 1,2
Layar dan tata letak tampilan e-
modul
3
Kesesuaian pemilihan warna 4,5
Kesesuaian pemilihan background 6
Kesesuaian pemilihan backsound 7
Kesesuaian pemilihan foto 8,9
Kesesuaian pemilihan gambar 10,11
Kemenarikan desain 12
2 Penggunaan
huruf
Kesesuaian pemilihan jenis huruf 13
Kesesuaian pemilihan ukuran
huruf
14
Ketepatan warna huruf yang
digunakan
15
Kejelasan tampilan huruf pada e-
modul
16
3 Kriteria Fisik Jenjang judul utama dan sub judul
jelas dan propesional
17
Mempu mengungkap arti/makna
dari suatu objek
18
Kreativitas dalam desain 19
4 Suara Kualitas suara 20,21
5 Kemudahan
kegunaan
Pengoperasian menggunkan e-
modul
22,23
Jumlah 23
Sumber : Dimodifikasikan dari Nurida dalam Violadini (2021:56)
b. Lembar angket validasi ahli materi
Angket validasi ahli diberikan kepada para ahli dibidang materi
pembelajaran yang terdiri dari dua orang ahli. Sehingga data yang diperoleh
dari lembaran angket akan dihitung dan dianalisis serta digunakan dalam
memperbaiki produk pengembangan bahan ajar e-modul berbasis Problem
Based Learning. Berikut adalah kisi-kisi untuk Instrument angket Validasi
ahli materi dapat dilihat pada tabel 4.
38
Tabel 3.4 Kisi-kisi instrument angket validasi ahli materi
No ASPEK INDIKATOR NOMOR
1 Kesesuaian Materi Kesesuaian materi dengan KI&KD 1,2,3
Kesesuaian KD dengan tujuan
pembelajaran
4
Konsitensi antara materi dan
evaluasi
5
2 Ketepatan dan
kejelasan materi
Ketepatan cakupan materi 6,7
Daya tari materi 8
Kesesuaian keabsrakkan konsep
dengan perkembangan kognitif
peserta didik
9,10
3 Penggunaan model
PBL
Penggunaan model PBL ( Problem
Based Learning) dalam
pembelajaran
11,12,13
14,15,16.
17
4 Evaluasi atau
latihan soal
Kesesuai soal evaluasi dengan KD,
tujuan dan materi pembelajaran
18,19,20
Petunjuk mengerjakan soal mudah
di pahami
21
Mengukur kemampuan peserta
didik
22,23
Jumlah 23
Sumber : Dimodifikasikan dari Nurida dalam Violadini (2021:57)
c. Lembar angket validasi ahli bahasa
Angket validasi ahli diberikan kepada para ahli dibidang bahasa
pembelajaran yang terdiri dari dua orang ahli. Sehingga data yang diperoleh
dari lembaran angket akan dihitung dan dianalisis serta digunakan dalam
memperbaiki produk pengembangan bahan ajar e-modul berbasis Problem
Based Learning. Berikut adalah kisi-kisi untuk Instrument angket Validasi
ahli bahasa dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 3.5 Kisi-kisi instrument angket validasi ahli bahasa
No ASPEK INDIKATOR NOMOR
1 Lugas Kaidah bahasa yang baku 1
Penggunaan kalimat tidak
berbelit-belit
2,3
2 Interaktif Kemampuan mendorong berfikir
kritis peserta didik
4,5
3 Kesesuaian dengan Ketepatan penggunaan huruf 6,7,8
39
kaidah bahasa dalam tulisan
4 Penggunaan istilah
syimbol, icon dan
istilah
Konsitensi penggunaan symbol,
icon, dan istilah
9,10,11
Jumlah 11
Sumber : Dimodifikasikan dari Violadini (2021:58)
3.6 Teknik Analisis data
Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data
kuantitatif, diantaranya yaitu:
3.6.1 Analisis Data Tahap Pendahuluan
Angket kebutuhan dalam perkembangan produk ini dianalisis
menggunakan deskriptif kualitatif dengan cara penyajian data mulai
beberapa pertanyaan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pada saat
penelitian tanpa adanya perhitungan didalamnya semua di jabarkan
dalam bentuk deskriptif.
3.6.2 Analisis Data validasi
Angket validasi (ahli materi, bahasa, serta desain) dan angket guru
pada penelitain pengembangan ini menggunakan Skala Likert
pengukuran yang merujuk pada buku Ridwan (2016:39). Penelitian
pengembangan ini menggunakan skala likert yang terdiri dari lima
kriteria yaitu: sangat setutu, setuju, cukup, kurang setuju dan sangat
kurang setuju. Rumus presentase yang digunakan, mencari tau rata-rata
validitas adalah menggunakan rumus sebagai berikut :
SA = ∑
∑
Keterangan :
SA = Presentase
∑SP = jumlah keseluruhan jawaban responden
∑SM = jumlah keseluruhan nilai ideal 1 item
Sumber : Arikunto (dalam Rahmawati 2019:64)
40
Rumus presentase rata-rata, yaitu sebagai berikut:
SA = ∑
Keterangan :
SA Presentase validasi rata-rata
∑Ptotal = Jumlah presentase total semua aspek
n = banyak aspek
Kategori penilaian berdasarkan Skala Likert sebagai berikut :
Berdasarkan data yang telah diperoleh, data yang sebelumnya
presentase penilaian kuantitatif kemudian selanjutnya diubah menjadi
data kualitatif deskriptif. Kualitas produk e-modul berbasis Problem
Based Learning yang dibuat dapat dilihat dari criteria kelayakan hasil
validasi sebagai berikut:
Tabel 3.6 Sklala Likert
Tingkat
pencapaian
Kualifikasi Keterangan
85%-100% Sangat Baik Tidak perlu Direvisi
75%-84% Baik Tidak perlu Direvisi
65%-74% Cukup Direvisi
55%-64% Kurang Direvisi
0-54% Kurang Sekali Direvisi
Sumber: Arikunto (dalam Rahmawati 2019:65)
Dengan adanya tabel skala likert tersebut, penulis dapat melihat
presentase dengan nilai 75%-100% dan tidak ada perbaikan atau revisi
lagi. Maka e-modul berbasis model problem based learning yang
dikembangkan dapat di katakana telah teruji validitasnya hasil penelitian
baik atau tidak produk untuk di jadikan sebagai bahan ajar dalam
pembelajaran.
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan e-
modul berbasis problem based learning pada materi organ gerak hewan dan
manusia kelas V SD. Penelitian pengembangan ini dilakukan selama 5 bulan
dihitung dari proses awal penelitian sampai media e-modul dinyatakan valid oleh
ahli media, ahli materi dan ahli bahasa. Adapun proses awal yang harus di
lakukan yaitu dengan menentukan tempat waktu penelitian, selanjutnya saya
peneliti yang bernama Widia Tita Nila, penelitian dilakukan di Pekanbaru, 27
Januari 2022 pada pukul 09.30 pm. Selanjutnya dilakukan kegiatan wawancara
dengan guru kelas VD SDN 114 Pekanbaru, untuk mengetahui bahan ajar pada
aspek bahan ajar yang digunakan, kemudian aspek kurikulum, dan permasalahan
peserta didik dan guru. selanjutnya peneliti membuat bahan ajar e-modul, bahan
ajar e-modul di buat oleh peneliti menggunakan website.issu.com
Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang terdiri dari lima tahapan
yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Pada
penelitian ini dalam mengembangkan bahan ajar e-modul dilakukan beberapa
tahapan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Disini peneliti hanya
melakukan tahapan analisis, desain, dan pengembangan. Hal ini dikarenakan
masih dalam masa pendemi covid-19, sehingga tahapan implementasi dan
evaluasi tidak dilaksanakan.
4.2 Hasil Penelitian
Pengembangan bahan ajar e-modul dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai
berikut :
1. Tahap Analisis
Tahap analisis adalah tahap pengumpulan data dengan mengidentifikasi
permasalahan yang ada di SDN 114 Pekanbaru. Tahap analisis yang
42
dilakukan peneliti mencakup tiga hal yaitu analisis kurikulum, analisis
guru dan peserta didik dan analisis bahan ajar.
a. Analisis pendidik
Analisis pendidik dilakukan dengan kegiatan wawancara dengan guru
kelas V untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar yang seperti apa yang
guru inginkan dengan peserta didik inginkan. Berdasarkan wawancara
yang peneliti lakukan, guru menginginkan bahan ajar yang dapat membuat
siswa fokus dalam proses pembelajaran berlangsung. Bahwasannya guru
juga telah menggunakan bahan ajar , seperti modul dan LKS agar peserta
didik bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung tetapi sama saja peserta didik kurang fokus dalam mengikuti
kegiatan proses pembelajaran saat berlangsung didalam kelas. Disini guru
menginginkan bahan ajar yang dapat membuat peserta didik fokus dalam
belajar.
b. Analisis Peserta Didik
Analisis peserta didik kelas V SD dilakukan untuk mengetahui kriteria
bahan ajar yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Disampaikan oleh peserta didik, bahwasannya bahan ajar yang dapat
membuat peserta didik fokus dalam belajar adalah bahan ajar yang dapat
melibatkan peserta didik aktif didalamnya, seperti penjelasan dan gambar
yang hanya di tuntut peserta didik untuk menghafal. Peserta didik juga
menginginkan bahan ajar yang ada desain yang menarik didalamnya,
karena untuk usia anak sekolah dasar sangat menyukai warna-warna yang
terang karena dapat menarik perhatian peserta didik.
c. Analisis Materi Pembelajaran
Tujuan tahap ini untuk menentukan materi yang digunakan dalam bahan
ajar e-modul berbasis problem based learning. Dimana peneliti memilih
materi yang terkait hanya pada satu materi saja, yaitu pada pembelajaran
IPA yang terkait pada tema 1 pada materi “Organ Gerak Hewan dan
43
Manusia”. Berikut kompetensi inti pada pada tema 1 kelas V Sekolah
Dasar. (sumber:Buku Guru,2017).
1. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan
kegiatannya, dan benda-beda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
2. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,sitematis,
dan logis, dalam karya yang estetik, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
Adapun kompetensi dasar dan indikator pada Tema 1 pada materi
Organ Gerak Hewan dan Manusia model problem based learning
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pemetaan 1
IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia.
3.3.1 Siswa mampu
mengimplementasikan konsep
organ gerak hewan.
4.1 Membuat model sederhana
alat gerak pada manusia dan
hewan
4.4.1 Siswa mampu membuat
model sederhana kerangka tubuh
pada hewan dengan menggunakan
kertas karton dan menjelaskan
konsep sederhana darai kerangka
tubuh pada hewan
Sumber : Buku Guru Tematik Kurikulum 2013
Tujuan pembelajaran Pemetaan 1 :
1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara
ringkas dan jelas. Dengan membaca teks tentang organ gerak hewan
dan manusia, siswa dapat menyebutkan alat gerak hewan secara
benar.
44
2. Siswa mampu menjelaskan konsep organ gerak hewan dalam poses
pembelajaran.
3. Siswa mampu menentukan penjelasan hewan vertebrata dan
invertebrata serta jenis perbedaan hewan vertebrata dan
invertebrata.
4. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat model
kerangka tubuh pada hewan dengan menggunakan kertas karton dan
menjelaskan konsep sederhana dari kerangka tubuh pada hewan.
Pada tabel 4.1 merupakan kompetensi dasar, indikator dan Tujuan
pembelajaran untuk pemetaan 1 sub tema 1 terdapat PB1, PB2,
PB5 dan PB6 terpadat pembelajaran IPA materi Organ Gerak
Hewan dan Manusia.
Tabel 4.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pemetaan 2
IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manusia serta cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia.
3.3.1 Siswa mampu
mengimplementasikan konsep
organ gerak manusia.
3.3.2 Siswa mampu menentukan
fungsi pada bagian pada tulang.
3.3.3 Siswa mampu menganalisis
perbedaan organ-organ alat gerak
manusia.
4.1 Membuat model sederhana
alat gerak pada manusia dan
hewan
4.4.1 Siswa mampu mengambar
kerangka tubuh manusia secara
model sederhana.
Sumber : Buku Guru Tematik Kurikulum 2013
Tujuan pembelajaran Pemetaan 2 :
1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara
ringkasan dan jelas. Dengan membaca teks tentang organ gerak
manusia, siswa dapat menyebutkan alat gerak hewan dan manusia
secara benar.
45
2. Siswa mempu menjelaskan konsep organ manusia dalam proses
pembelajaran.
3. Siswa mampu menentukan fungsi pada bagian tulang.
4. Siswa mampu membandingkan macam-macam bagian otot
manusia, perbedaan organ-organ alat gerak manuia.
5. Dengan kegiatan secara mandiri, siswa mampu mengambar
kerangka manusia secara model sederhana. Pada tabel 4.2
merupakan kompetensi dasar dan indikator untuk pemetaan 1 sub
tema 1 terdapat PB 1, PB2, PB5 dan PB6 terpadat pembelajaran
IPA materi Organ Gerak Hewan dan Manusia.
Tabel 4.3 Kompetensi Dasar dan Indikator Pemetaan 3
IPA
Kompetensi Dasar Indikator
3.1 Menjelaskan alat gerak dan
fungsinya pada hewan dan
manuisa serta cara memelihara
kesehatan alat gerak manusia.
3.3.1 Siswa mampu
mengimplementasikan konsep
organ gerak manusia.
3.3.2 Siswa mampu menentukan
macam-macam kelainan,
gangguan, atau penyakit otot
manusia.
3.3.3 Siswa mampu menganalisis
tentang cara mencegah kelainan,
gangguan, atau penyakit otot
manusia.
4.1 Membuat model sederhana
alat gerak pada manusia dan
hewan
4.4.1 Siswa mampu membuat
kelainan tulang dengan
menggunkan platisin dengan
model sederhana.
Sumber : Buku Guru Tematik Kurikulum 2013
Tujuan pembelajaran Pemetaan 3 :
1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara
ringkasan dan jelas. Dengan membaca teks kelainan pada organ
gerak pasif (tulang)
46
2. Siswa mampu menentukan konsep organ manusia dalam proses
pembelajaran.
3. Siswa mampu membandingkan macam-macam kelainan,
gangguan, atau penyakit otot manusia.
4. Siswa dapat menguraikan tentang cara mencegah kelainan otot
pada organ gerak.
5. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa mempu membuat kelainan
tulang dengan menggunkan platisin dan menjelaskan konsep
sederhana dari kelainan tulang tersebut. Pada tabel 4.3 merupakan
kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk
pemetaan 1 sub tema 1 terdapat PB1, PB2, PB5 dan PB6 terpadat
pembelajaran IPA materi Organ Gerak Hewan dan Manusia.
Materi dilakukan untuk mengetahui pada materi IPA bagaian mana
peserta didik yang masih kesulitan dalam mempelajarinya serta
menentukan materi-materi yang harus dipelajari pada organ gerak hewan
dan manusia berdasarkan kurikulum 2013.
Pada penelitian ini, peneliti memilih materi organ gerak hewan dan
manusia karena berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang
dilakukan oleh peneliti terhadap buku ajar yang digunakan oleh peserta
didik masih banyak terdapat materi pembelajaran yang mengharuskan
peserta didik untuk menghafal sehingga membuat peserta didik merasa
bosan, belum terdapat adanya pengintegrasian model pembelajaran dalam
buku ajar yang digunakan oleh peserta didik serta belum adanya
pengintegrasian model problem based learning yaitu belum terlihat adanya
tahapan orientasi seperti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai oleh peserta didik, belum terlihat adnya tahapan
mengorganisasikan peserta didik padahal tahapan ini sangat penting untuk
merancang pengetahuan peserta didik terhadap materi yang hendak di
pelajari, belum terlihat adanya tahapan membimbing penyelidikan padahal
tahap ini penting di lakukan untuk mencari tingkat keyakinan dari suatu
47
permasalahan, terakhir belum terlihat adanya tahapan mengembangkan
hasil karya dan evaluasi padahal seperti yang di ketahui bahwasannya hasil
karya itu sesuai dengan individu bukan kelompok, karena agar peserta
didik terlibat di dalamnya.
Berdasarkan observasi dengan guru kelas V SDN 114 Pekanbaru maka
harus adanya inovasi baru dalam pembelajaran IPA salah satunya dengan
mengkaitkan model Problem Based Learning yang dapat diintegrasikan
dalam bahan ajar e-modul. Peneliti memilih materi organ gerak dan
manusia karena berdasarkan observasi dengan guru kelas V dari 33 orang
peserta didik hanya 11 orang peserta didik dan 22 peserta didik lagi tidak
tuntas dalam ulangan harian IPA, pada materi ini hanya mempelajari
kerangka tubuh hewan dan manusia seputar macam-macam alat gerak
pada hewan dan manusia, bagian organ gerak hewan yaitu, vertebata dan
invertebrata ada pula bagaian organ manusia yaitu, tulang, otot dan sendi.
2. Tahap Desain
Dalam mengembangkan bahan ajar e-modul ada tahapan-tahapan untuk
menghasilkan e-modul berbasis Problem based learning, diantaranya
yaitu:
a. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada tahap ini peneliti mengembangkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru dan peserta didik
dalam proses pembelajaran. RPP yang dirancang oleh peneliti ini
terdiri dua belas RPP karena dalam satu subtema terdiri dari empat
pembelajaran yang terkait pada pembelajaran IPA. lebih lanjutnya
peneliti melampirkan dua belas RPP yang ada dilampiran 31. Pada
RPP pemetaan pertama subtema1 terkait 4 pembelajaran dan terdapat
dua kompetensi dasar yaitu mata pelajaran IPA serta terdapat 4 tujuan
pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KI dan KD guna untuk
dijadikan panduan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan membantu peserta didik agar mencapai tujuan
48
tersebut. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31 halaman 61-
64. Pada RPP pemetaan kedua subtema 2 terkait 4 pembelajaran dan
terdapat dua kompetensi dasar yaitu mata pelajaran IPA serta terdapat
5 tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KI dan KD guna
untuk dijadikan panduan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan membantu peserta didik agar mencapai tujuan
tersebut. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31 halaman 65-
68. Pada RPP pemetaan ketiga subtema 3 terkait 4 pembelajaran dan
terdapat dua kompetensi dasar yaitu mata pelajaran IPA serta terdapat
5 tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KI dan KD guna
untuk dijadikan panduan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran dan membantu peserta didik agar mencapai tujuan
tersebut. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 69-
72.
b. Penelitian komponen yang terdapat dalam e-modul
Terdapat 9 komponen-komponen e-modul yaitu meliputi: cover,kata
pengantar, daftar isi, kompetensi dasar, materi, lembar kegiatan,
rangkuman, tes formatif, kunci jawaban. Komponen tersebut
mengikuti tahapan-tahapan model Problem based learning. Untuk
merancang komponen-komponen e-modul dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Pada cover depan peneliti merancang dengan menampilkan gambar
orang dan hewan, pada lingkungan alam yang terlihat ditumbuhi
beberapa pohon hijau. Kalimat yang terdapat pada cover
menggunakan tulisan alegreya bold dan open sans extra bold
dengan ukuran bervariasi. Gambar cover depan yang peneliti
rancang dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:
49
Gambar 4.1 Cover Depan E-modul
Pada gambar 4.1 dapat dilihat terdapat judul organ gerak
hewan dan manusia. Jenis huruf yang gunakan pada cover open
sans extra bold dengan ukuran 27pt. Cover e-modul yang dirancang
dengan gambar 4.1 bertujuan agar dapat menarik perhatian peserta
didik untuk mempelajari isi e-modul. Selanjutnya peneliti
merancang cover belakang e-modul yang dapat dilihat pada gambar
4.2 dibawah ini :
50
Gambar 4.2 Cover Belakang E-modul
Pada gambar 4.2 terdapat rancangan gambar cover belakang
e-modul. Cover belakang dirancang dengan gambar hewan yang
sangat aktif. Gambar ini bertujuan agar peserta didik merasa senang
sampai akhir pembelajaran, dan gambar ini terkait dalam proses
pembelajaran.
2. Kata pengantar merupakan ucapan terimakasih atas terseleksinya e-
modul, alasan peneliti dalam membuat e-modul secara singkat, dan
manfaat yang bisa diperoleh dengan membaca e-modul pada
gambar 4.3
51
Gambar 4.3 Kata Pengantar
Dari gambar 4.3 dapat dilihat terdapat kalimat yang
komunikatif yaitu “peserta didik” diharapkan ketika peserta didik
membaca kata pengantar mereka merasa bahwa sedang
berkomunikasi langsung dengan perancang bahan ajar. Kata
pengantar didukung dengan desain warna hijau putih agar terlihat
lebih cerah dan sesuai dengan anak kelas tinggi yang tidak suka
terlalu banyak warna. Kalimat pengantar ditulis mengunakan jenih
huruf Calibri, ukuran 12pt. serta terdapat tahun terbit dan nama
perancang bahan ajar pada sudut kanan bawah.
52
3. Daftar isi adalah menginformasikan kepada peserta didik apa saja pokok
yang ditampilkan dalam e-modul sehingga peserta didik dengan mudah
melacak materi yang diinginkan tanpa harus memblok balikkan halaman
satu persatu. Jadi peserta didik ketika ingin menggunakan e-modul bisa
melihat gambaran materi pada daftar pustaka terlebih dahulu. Contoh
daftar isi pada e-modul berbasis model problem based learning bisa dilihat
pada gambar 4.4
Gambar 4.4 Daftar Pustaka
Pada gambar 4.4 terdapat daftar isi yang peneliti buat dari
pembelajaran pertama sampai pembelajaran ketiga, lengkap dengan
komponen-komponen yang ada didalam e-modul sehingga memudahkan
peserta didik untuk mencapai pembelajaran yang hendak dipelajarinya.
Untuk memudahkan peserta didik ketika ingin mencari materi
53
pembelajaran. Peneliti mencantumkan halaman pada sudut kanan serta
mengguakan jenis huruf Calibri, ukuran 12pt.
4. Kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran merupakan target yang akan
dicapai peserta didik. Pada tahap ini guru berupaya memfokuskan
perhatian peserta didik. Agar fokus dalam pembelajaran sebelum
memasuki materi selanjutnya, maka dari itu guru mrnyampaikan
kompetensi secara tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh Peserta
didik, seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah ini:
Gambar 4.5 Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti dan Tujuan
Pembelajaran
Dari gambar 4.5 dapat dilihat terdapat pencantuman pemetaan satu terkait
empat pembelajaran yang terintegrasi lima tahapan model problem based
54
learning petunjuk pementaan terletak pada bagian tengah bertujuan agar
memudahkan guru untuk mengetahui pergantian setiap tahapan model
problem based learning. Gambar 4.5 memberikan kotak pada kompetensi
dasar, kompetensi inti dan tujuan pembelajaran bertujuan agar terlihat rapi
dan lebih jelas, pada pemetaan pertama peneliti menggunakan desain
warna hijau, pemetaan kedua warna biru, pemetaan ketiga warna orange.
Hal ini bertujuan agar memudahkan guru dan peserta didik untuk
mengetahui pergantian pembelajaran. Kalimat pada kompetensi dasar,
kompetensi inti dan tujuan pembelajaran menggunakan jenis huruf calibri
(body), ukuran 12pt.
5. Materi pembelajaran merupakan uraian materi yang akan di pelajari oleh
peserta didik. Sebelum memasuki pembelajaran, guru hendaknya memberi
suatu permasalahan yang mengandung teka-teki untuk peserta didik dalam
proses pembelajaran, sehingga peserta didik berfikir untuk menentukan
suatu solusi yang akan di pecahkannya atau menetukan jawaban dari suatu
permasalahan yang di ajukan kepadanya. Seperti yang padat dilihat pada
gambar 4.6 dibawah ini
Gambar 4.6 Tahapan Orientasi Siswa pada Masalah
55
Dari gambar 4.6 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem
based learning yang pertama yaitu tahapan orientasi siswa pada masalah yang
terletak pada bagian tengah dengan mengunakan jenis huruf calibri (body),
ukuran 12pt. pada tahapan orientasi siswa pada masalah peneliti memberi suatu
permasalahan melalui berbagai penjelasan yang terkait pada materi organ gerak
pada hewan dan manusia, kemudian peneliti mengajukan suatu pertanyaan yang
berkaitan dengan materi tersebut, maka dari itu peserta didik diharapkan
mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui tanya jawab ataupun
diskusi, peserta didik diharapkan menjawab pertanyaan tentang materi yang
terkait. Selain itu, ada kegiatan mengorganisasikan peserta didik bertujuan agar
guru membantu peserta didik menemukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah. Seperti pada gambar 4.7 dibawah ini:
Gambar 4.7 Mengorganisasikan Peserta Didik
56
Dari gambar 4.7 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem
based learning kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik yang terletak pada
bagaian tengah mengunakan jenis huruf calibri (body), ukuran 12pt. pada tahapan
ini peneliti memberi suatu permasalahan melaui dua gambar yaitu, gambar
pertama hewan kanguru yang termasuk hewan vertebrata, gambar kedua hewan
porifera (Spons) yang termasuk hewan invertebrate, kemudian peneliti
mengajukan pertanyaan yang terkait dengan gambar yang diamati oleh peserta
didik yaitu gambar berhubungan dengan organ gerak pada hewan, maka dari itu
peserta didik diharapkan mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan
melalui Tanya jawab ataupun diskusi, peserta didik diharapkan menjawab
pertanyaan tentang perbandingan hewan vertebrata dan invertebrate dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik mendapatkan jawaban dari kegiatan
membimbing penyelidikan dari pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik.
Seperti gambar 4.8 dibawah ini:
Gambar 4.8 Tahapan Membimbing Penyelidikan
57
Dari gambar 4.8 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem
based learning yang ketiga yaitu tahapan membimbing penyelidikan yang
terletak pada bagian tengah dengan mengunakan jenis huruf calibri (body),
ukuran 12pt. pada tahapan peneliti memberikan sedikit materi yang terkait pada
penjelasan sebelumnya yang dimana penelti memberikan penjelasan mengenai
perbedaan hewan vertebrata dan invertebrata dan selanjutnya peneliti memberikan
link video yang terkait pada materi pembelajaran, bertujuan membantu
penyelidikan mandiri dan kelompok, dan guru mendorong peserta didik
mengumpulkan informasi yang sesuai melaksanakan eksperime, mencari
penjelasan solusi. Setelah peserta didik mendapat penguatan jawaban kemudian
peserta didik mengerjakan lembar kegiatan seperti gambar 4.9 dibawah ini:
6. Lembar kegiatan merupakan latihan yang akan di kerjakan oleh peserta didik
setelah menguasai materi pembelajaran. Untuk mengerjakan latihan peserta
didik bisa menggunakan buku tulis untuk menjawab pertanyaan yang ada
pada gambar 4.9 dibawah ini:
Gambar 4.9 Lembar kegiatan mengembangkan hasil karya
58
Dari gambar 4.9 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem
based learning yang empat yaitu tahapan mengembangkan hasil karya yang
terletak pada bagian tengah dengan mengunakan jenis huruf calibri (body), ukuran
12pt. dapat dilihat terdapat kegiatan mengembangkan dan menyajikan hasil karya,
guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyampaikan hasil karya
siswa yang sesuai dengan laporan.
7. Tes formatif merupakan soal yang akan diberikan untuk peserta didik,
dimana mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai materi
pembelajaran seperti pada gambar 4.10 dibawah ini :
Gambar 4.10 Tes Formatif
Dari gambar 4.9 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem
based learning yang lima yaitu tahapan analisis dan evaluasi yang terletak pada
bagian tengah dengan mengunakan jenis calibri (body), ukuran 12pt. pada tahapan
ini peneliti membuat tes formatif yang akan di kerjakan oleh peserta didik
59
bertujuan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah
dipelajari. Kalimat tes formatif terletak di tengah menggunakan namun pada soal
jenis huruf calibri (body),ukuran 14pt namun pada soal menggunakan jenis huruf
calibri (body), berukuran 12pt, berjumlah 10 soal pada setiap pembelajaran.
8. Kunci jawaban untuk mengetahui kebenaran jawaban dari pertanyaan yang
telah dijawab oleh peserta didik. Kunci jawabn terdapat pada akhir
pembelajaran bertujuan untuk memudahkan peserta didik dan guru dalam
menilai jawabn yang telah ditentukan.
Gambar 4.11 Kunci Jawaban
Dari gambar 4.10 dapat dilihat terdapat kunci jawaban yang akan digunakan untuk
mengetahui kebenaran dari jawaban peserta didik. Kalimat kunci jawaban terletak
ditengah dengan menggunakan jenis huruf calibri (body), ukuran 12pt. Terdapat
kunci jawaban dari pemetaan 1 sampai 3 yang terkaat 4 pembelajaran di
dalamnya.
60
C. Tahap Development (Pengembangan)
Tahap pengembangan produk bertujuan untuk merealisasikan rancangan
yang sudah dibuat. Rancangan tersebut dikembangkan dengan langkah-langkah
dibawah ini:
a. Penulisan draft
1. Penulisan draft e-modul disesuaikan dengan komponen/kerangka e-modul
dan kebutuhan peneliti serta memperhatikan spesifikasi sebagai berikut:
Bentuk media cetak yang terdiri atas komponen halaman judul, kata
pengantar, daftar isi, KD, tujuan pembelajaran, kegiatan belajar,
rangkuman materi, tes formatif, kunci jawaban.
2. Di desain dengan menerapkan komponen-komponen model problem
based learning. Dan maksud gambar-gambar disesuaikan dengan materi
yang telah ditetapkan.
3. Ditampilkan dengan e-modul (tampilan) sesuai dengan desain tampilan e-
modul yang telah ditentukan pada tahap desain.
Selama proses penyusunan e-modul dosen pembimbing membarikan saran
dan masukan, sehingga e-modul tersebut dinyatakan siap untuk divalidasi
oleh materi, ahli desain dan ahli bahasa.
b. Memvalidasi e-modul kepada ahli materi, desain dan bahasa
E-modul harus dinyatakan valid dan layak oleh ahli-ahli tersebut sebelum
diimplementasikan dalam pembelajaran. Data hasil evaluasi dari ahli materi,
ahli desain dan ahli bahasa selanjutnya dianalisis untuk mengetahui tingkat
kevalitan e-modul dan revisi yang perlu dilakukan, berdasarkan masukan dan
saran dari ahli-ahli tersebut. E-modul yang telah disusun dikonsultasikan
secara berkala dan kemudian dilanjutkan dengan penelitian oleh tim ahli
materi, ahli desain dan ahli bahasa. Adapun nama-nama validator adalah
sebagai berikut:
61
Tabel 4.4 Nama Validator
No Ahli Nama Validasi Instansi
1. Materi Yunita, S.Pd
Yeni Misyeti, S.Pd
Guru Kelas SDN 144
Pekanbaru
Guru Kelas SDN 114
Pekanbaru
2. Desain Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd
Ivan Taufiq, M.I.Kom
Dosen Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah
Dasar (PGSD) FKIP
Universitas Riau (UNRI)
Dosen Fakultas Ilmu
Komunikasi di Universitas
Islam Riau (UIR)
3. Bahasa Bibit Santosa,S.Pd.,M.Pd
Syamsimar, S.Pd.,MM
Dosen Pendidikan Bahasa
dan Sasra Indonesia di
Universitas Muhamadiyah
Riau.
Kepala Sekolah SDN 83
Pekanbaru
1. Ahli Materi
Validasi ahli materi ini dilakukan untuk melihat kelayakan materi yang
digunakan peneliti, ketetapan, dan kejelasan materi pada bahan ajar e-modul.
Validitas ini dilakukan oleh dua Guru kelas SDN 114 Pekanbaru, Ibu Yunita, S.Pd
dan Ibu Yeni Misyeti, S.Pd sehingga memperoleh hasil yaitu:
Tabel 4.5 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Kesesuaian materi 64% Direvisi
2. Ketetapan dan kejelasan materi 60% Direvisi
3. Penggunaan model problem
based learning
60% Direvisi
4. Evaluasi atau latihan soal 60% Direvisi
Rata-rata 61,8% Direvisi
Pada tabel 4.5 diatas adalah hasil uji validasi pertama (Sebelum Revisi) Ibu
Yunita, S.Pd pada aspek penyajian persentase pertama memperoleh nilai rata-rata
sebesar 61,8% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu “Direvisi” maka perlu
62
dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu menambahkan
kompetensi inti yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan penilaian
kedua oleh validator kedua yaitu:
Tabel 4.6 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Kesesuaian materi 64% Direvisi
2. Ketetapan dan kejelasan materi 64% Direvisi
3. Penggunaan model problem
based learning
73,3% Direvisi
4. Evaluasi atau latihan soal 73,3% Direvisi
Rata-rata 68,6% Direvisi
Pada tabel 4.6 diatas adalah hasil uji validasi pertama (Sebelum Revisi) Ibu
Yeni Miayeti, S.Pd pada aspek penyajian persentase kedua memperoleh nilai rata-
rata sebesar 68,6% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu “Direvisi” maka
perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu menambahkan
tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran dan bunyikan kegiatan model
sederhananya.
Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 penilaian pertama dan kedua validasi ahli
materi dengan ibu Yunita, S.Pd dan Yeni Misyeti,S.Pd pada aspek penyajian
persentase validator ahli materi pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 61,8%
dan 68,6% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu “ Baik”. maka perlu
dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu menambahkan
kompetensi inti, tujuan pembelajaran dan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan bunyikan model sederhananya. Sedangkan penilaian setelah
dilakukan revisi sebagai berikut:
63
Tabel 4.7 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Materi pertama
No Kriteria Penilaian Persentase
Kedua
Kriteria
1. Kesesuaian materi 84% Tidak perlu Direvisi
2. Ketetapan dan kejelasan materi 92% Tidak perlu Direvisi
3. Penggunaan model problem
based learning
80% Tidak perlu Direvisi
4. Evaluasi atau latihan soal 90% Tidak perlu Direvisi
Rata-rata 86,5% Tidak perlu Direvisi
Pada tabel 4.7 diatas adalah hasil uji validasi petama (Sesudah Revisi)
validator ahli materi Ibu Yunita, S.Pd memperoleh hasil persentase pertama
sebesar 86,5% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang digunakan pada
bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning memiliki kriteria
“Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali. Sedangkan
penilaian kedua oleh validator kedua yaitu:
Tabel 4.8 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Materi pertama
No Kriteria Penilaian Persentase
Kedua
Kriteria
1. Kesesuaian materi 92% Tidak perlu Direvisi
2. Ketetapan dan kejelasan materi 96% Tidak perlu Direvisi
3. Penggunaan model problem
based learning
100% Tidak perlu Direvisi
4. Evaluasi atau latihan soal 100% Tidak perlu Direvisi
Rata-rata 97% Tidak perlu Direvisi
Pada tabel 4.8 diatas adalah hasil uji validasi pertama (Sesudah Revisi)
validator ahli materi Ibu Yeni Misyeti, S.Pd memperoleh hasil persentase kedua
sebesar 97% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang digunakan pada
bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning memiliki kriteria
“Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali. Sedangkan
penilaian kedua oleh validator kedua yaitu:
Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.8 penilaian kedua validasi ahli materi dengan
ibu Yunita, S.Pd dan Yeni Misyeti, S.Pd pada aspek penyajian persentase
validator ahli materi pertama dan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 86,5%
64
dan 97% sehingga dapat disimpulkan bahwa materi yang digunakan pada bahan
ajar e-modul berbasis problem based learning memiliki kriteria “ Sangat Baik”
Sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.
Adapun tampilan e-modul berbasis problem based learning sebelum dan
sesudah melakukan revisi dengan ahli materi, sebagai berikut:
a. Sebelum melakukan revisi pada kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran,
dapat dilihat pada gambar 4.11 dibawah ini:
Gambar 4.12 Sebelum Melakukan Revisi Kompetensi Dasar dan Tujuan
Pembelajaran
Setelah melakukan revisi ahli memberi saran untuk menambahkan kompetensi
inti dan bunyikan model sederhana di tujuan pembelajaran. Saran perbaikan
validator pertama diperbaiki bagian kompetensi inti dan sesuaikan dengan
kompetensi dasar dan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dapat dilihat
pada gambar 4.12 dibawah ini:
65
Gambar 4.13 Setelah Melakukan Revisi Mata Pelajaran
Berdasarkan saran validator maka peneliti menambahkan kompetensi inti
sesuai dengan kompetensi dasar, sehingga pada pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran, dan peneliti sudah menyebutkan model sederhana pada
tujuan pembelajaran.
b. Sebelum melakukan revisi materi pada pemetaan kedua sangat tidak
beraturan yang berkaitan pada model problem based learning, seperti yang
dilihat pada gambar 4.13 dibawah ini:
66
Gambar 4.14 Sebelum Melakukan Revisi Materi
Setelah melakukan revisi materi pada pemetaan kedua sudah beraturan dan
jelas dan sudah terlihat model problem based learning sehingga peserta didik
lebih mudah memahami dan mengerjakan pertanyaan yang di berikan seperti
yang dapat dilihat pada gambar 4.15 dibawah ini:
67
Gambar 4.15 Setelah Melakukan Revisi Materi
Setelah melakukan revisi penjelasan pada materi sudah beraturan dan jelas
sehingga peserta didik mudah memahami dan mengerjakan pertanyaan yang
sudah di berikakan.
2. Ahli Desain
Validasi ahli desain ini dilakukan untuk melihat kelayakan pada bagian
warna pada e-modul yang digunakan peneliti, tampilan visual, penggunaan
huruf, kriteria fisik, suara dan Kemudahan Kegunaan pada bahan ajar e-modul.
Validitas ini dilakukan oleh dua Dosen UNRI dan UIR yaitu : Bapak Eddy
Noviana, Spd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I. Kom sehingga memperoleh
hasil yaitu
Tabel 4.9 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Desain Kedua
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Tampilan Visual 71,6% Direvisi
2. Penggunaan huruf 60% Direvisi
3. Kriteria Fisik 60% Direvisi
4. Suara 40% Direvisi
5. Kemudahan Kegunaan 60% Direvisi
Rata-rata 58,3% Direvisi
68
Pada tabel 4.9 diatas adalah hasil uji validasi kedua (Sebelum Revisi) Bapak
Eddy Noviana, Spd.,M.Pd pada aspek penyajian persentase pertama memperoleh
nilai rata-rata sebesar 58,3% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu
“Direvisi” maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran
yaitu gambar dalam e-modul sebaiknya original dan jika diambil dari internet
maka cantumkan link pada gambar yang terkait. Sedangkan penilaian kedua oleh
validator kedua yaitu:
Tabel 4.10 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Desain Kedua
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Tampilan Visual 80% Tidak perlu Direvisi
2. Penggunaan huruf 80% Tidak perlu Direvisi
3. Kriteria Fisik 80% Tidak perlu Direvisi
4. Suara 60% Direvisi
5. Kemudahan Kegunaan 80% Tidak perlu Direvisi
Rata-rata 76% Direvisi
Pada tabel 4.10 diatas adalah hasil uji validasi kedua (Sebelum Revisi)
Bapak Ivan Taufiq, M.I. Kom .Pada aspek penyajian persentase pertama
memperoleh nilai rata-rata sebesar 76% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan
yaitu “Direvisi” maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan
saran yaitu penggunaan warna diperbarui.
Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 penilaian validasi ahli desain dengan Bapak
Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I.Kom Pada aspek penyajian
persentase validator ahli desain pertama dan kedua memperoleh nilai rata-rata
sebesar 58,3% dan 76% sehingga dilihat dari criteria kevalidan yaitu “ Cukup”.
maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu
menambahkan gambar dalam e-modul sebaiknya original/bukan download dan saat
mengambil gambar setidaknya cantumkan link pada gambar yang terkait, video
/suara perubahan dalam e-modul sebaiknya di cantumkan di e-modulnya.
Sedangkan penilaian setelah dilakukan revisi sebagai berikut:
69
Adapun tampilan e-modul berbasis problem based learning sebelum dan
sesudah melakukan revisi dengan ahli desain, sebagai berikut:
Tabel 4.11 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Desain Kedua
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Tampilan Visual 95% Tidak perlu Direvisi
2. Penggunaan huruf 90% Tidak perlu Direvisi
3. Kriteria Fisik 80% Tidak perlu Direvisi
4. Suara 80% Tidak perlu Direvisi
5. Kemudahan Kegunaan 80% Tidak perlu Direvisi
Rata-rata 85% Tidak perlu Direvisi
Pada tabel 4.11 diatas adalah hasil uji validasi kedua (Sesudah Revisi).
Bapak Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd validator ahli desain memperoleh hasil
persentase pertama sebesar 85% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang
digunakan pada bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning
memiliki kriteria “Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi
kembali. Sedangkan penilaian kedua oleh validator kedua yaitu:
Tabel 4.12 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 ahli desain kedua
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Tampilan Visual 100% Tidak perlu Direvisi
2. Penggunaan huruf 100% Tidak perlu Direvisi
3. Kriteria Fisik 100% Tidak perlu Direvisi
4. Suara 100% Tidak perlu Direvisi
5. Kemudahan Kegunaan 100% Tidak perlu Direvisi
Rata-rata 100% Tidak perlu Direvisi
Pada tabel 4.12 diatas adalah hasil uji validasi kedua (Sesudah Revisi)
validator ahli desain Bapak Ivan Taufiq, M.I.Kom memperoleh hasil persentase
kedua sebesar 100% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang digunakan
pada bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning memiliki kriteria
“Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.
Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12 penilaian kedua validasi ahli desain dengan
Bapak Eddy Noviana, Spd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I.Kom. Pada aspek
70
penyajian persentase validator ahli desain kedua memperoleh nilai rata-rata
sebesar 85% dan 100% sehingga dapat disimpulkan bahwa desain yang digunakan
pada bahan ajar e-modul berbasis problem based learning memiliki kriteria “
Sangat Baik” Sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.
a. Cover depan E-modul sebelum melakukan revisi dapat dilihat pada gambar
4.16 adapun validator memberi beberapa saran untuk merubah tampilan cover
mulai dari memilih warna, peletakan tulisan serta tata letak identitas.
Gambar 4.16 Sebelum Melakukan Revisi Cover Depan
71
Setelah melakukan revisi tampilan warna dasar tampilan warna cover atas e-
modul berwarna biru tosca, tulisan kalimat “berbasis pendekatan model problem
based learning” tidak sejajar, warna dasar kalimat “kelas V” berwarna biru toska,
pada judul tidak dipermasalahkan karna tulisan sudah bagus, dan peneliti
menggunkan tulisan calibri, selain itu, tidak ada kolom untuk menulis identitas
peserta didik. Adapun tampilan e-modul setelah melakukan revisi dapat dilihat
pada gambar 4.17 dibawah ini :
Gambar 4.17 Setelah Melakukan Revisi Cover Depan
72
Berdasarkan saran perbaikan dari validator maka tampilan cover e-modul di
perbaiki sesuai saran yaitu warna dasar pada e-modul berubah menjadi warna biru
terang, kalimat “berbasis pendekatan model berbasis problem based learning”
menjadi sejajar, warna dasar pada kalimat “kelas V”menjadi warna biru terang
serta adanya penambahan kolom untuk menulis identitas peserta didik.
b. Tampilan gambar pada e-modul sebelum revisi penampilan tidak diberi link
dapat dilihat pada gambar 4.18 di bawah ini . oleh karena itu validator memberi
saran agar menambahkan link pada gambar yang telah dicantumkan jika tidak
berkaitan silahkan ganti atau dihapuskan saja dan pemberian warna nya kurang
cocok di terapkan warna yang di berikan harus sesuai dengan dasarnya.
Gambar 4.18 Sebelum Revisi Tampilan Gambar Pada e-modul
73
Sebelum melakukan revisi ketika sudah berbentuk bahan ajar elektronik
maka tampilan pada link tidak ada, seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.18.
serta tidak ada pencantum link pada gambar. Setelah melakukan revisi mendapat
saran perbaikan agar mencantumkan link atau sumber yang di kutip dan
memberikan warna pada e-modul agar tampilan e-modul lebih tertarik .
Gambar 4.19 Setelah Revisi Tampilan Gambar Pada e-modul
74
Setelah melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh
validator maka tampilan gambar pada e-modul sudah terlihat menarik dan rapi.
c. Sebelum melakukan revisi pada pembelajaran kedua warna pada proses
pembelajaran tidak sesuai dengan warna header seperti yang dapat dilihat pada
gambar 4.20 dibawah ini:
Gambar 4.20 Sebelum Melakukan Revisi warna
Sebelum melakukan revisi warna dengan validator warna pada proses
pembelajaran tidak sesuai dengan warna header. Sebelumnya warna pada
proses pembelajaran ping muda dan warna pada header hijau dan biru., oleh
karena itu validator memberi saran untuk menyamakan kedua agar lebih
menarik dan menyatu. Setelah melakukan revisi dapat dilihat pada gambar 4.23
dibawah ini:
75
Gambar 4.21 Setelah Melakukan Revisi Warna
Setelah melakukan revisi maka warna pada proses pembelajaran sesuai dengan
wana header yaitu sama-sama berwarna hujau seperti yang dapat dilihat pada
gambar 4.21.
3. Ahli Bahasa
Validasi ahli bahasa ini dilakukan untuk melihat kelayakan pada bagian
bahasa pada e-modul yang digunakan peneliti, lugas, interaktif, kesesuaian dengan
kaidah bahasa, dan penggunaan istilah symbol, icon dan istilah. Validasi ahli
bahasa dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Muhamammadiah Riau
falkultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan Bahasa dan sastra
Indonesia. Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM. Dan validasi bahasa dilakukan oleh
kepala sekolah SDN 83 Pekanbaru. Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM sehingga
memperoleh hasil yaitu:
76
Tabel 4.13 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Lugas 60% Direvisi
2. Interaktif 60% Direvisi
3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa 73,3% Direvisi
4. Penggunaan symbol,icon dan
istilah
73,3% Direvisi
Rata-rata 66,6% Direvisi
Pada tabel 4.13 diatas adalah hasil uji validasi ketiga (Sebelum Revisi)
validator ahli bahasa Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM pada aspek penyajian
persentase pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 66,6% sehingga dilihat dari
kriteria kevalidan yaitu “Direvisi” maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang
berkaitan dengan saran yaitu penggunaan huruf pada soal objektif diberi tanda
seperti pada titik tiga dan perhatikan tanda baca perintah. Sedangkan penilaian
kedua oleh validator kedua yaitu:
Tabel 4.14 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Lugas 80% Tidak perlu Direvisi
2. Interaktif 80% Tidak perlu Direvisi
3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa 73,3% Direvisi
4. Penggunaan symbol,icon dan
istilah
80% Tidak perlu Direvisi
Rata-rata 78,3% Direvisi
Pada tabel 4.14 diatas adalah hasil uji validasi ketiga (Sebelum Revisi)
validator ahli Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM pada aspek penyajian persentase kedua
memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,3% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan
yaitu “Direvisi” maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan
saran yaitu penggunaan huruf kapital tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia, penggunaan symbol dan kata umum dalam pemgajaran materi.
77
Berdasarkan tabel 4.15 dan 4.16 penilaian validasi ahli bahasa dengan
Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM dan Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM. Pada aspek
penyajian persentase validator ahli bahasa pertama dan kedua memperoleh nilai
rata-rata sebesar 66,6% dan 78,3% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu “
Cukup”. maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu
penggunaan huruf pada soal objektif diberi tanda spasi pada titik tiga, perhatikan
tanda baca perintah yang di berikan kepada peserta didik selanjutnyapenggunaan
huruf capital tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan symbol di
perhatikan kembali. Sedangkan penilaian setelah dilakukan revisi sebagai berikut:
Adapun tampilan e-modul berbasis problem based learning sesudah
melakukan revisi dengan ahli bahasa, sebagai berikut:
Tabel 4.15 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Lugas 100% Tidak perlu Direvisi
2. Interaktif 80% Tidak perlu Direvisi
3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa 86,6% Tidak perlu Direvisi
4. Penggunaan symbol,icon dan
istilah
80% Tidak perlu Direvisi
Rata-rata 86,6% Tidak perlu Direvisi
Pada tabel 4.15 diatas adalah hasil uji validasi ketiga (Sesudah Revisi)
validator ahli bahasa Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM memperoleh hasil
persentase pertama sebesar 86,6% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi
yang digunakan pada bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning
memiliki kriteria “Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi
kembali. Sedangkan penilaian kedua oleh validator kedua yaitu:
Tabel 4.16 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Kedua
No Kriteria Penilaian Persentase
Pertama
Kriteria
1. Lugas 100% Tidak perlu Direvisi
2. Interaktif 80% Tidak perlu Direvisi
3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa 93,3% Tidak perlu Direvisi
4. Penggunaan symbol,icon dan
istilah
100% Tidak perlu Direvisi
Rata-rata 93,3% Tidak perlu Direvisi
78
Pada tabel 4.16 diatas adalah hasil uji validasi ketiga (Sesudah Revisi)
validator ahli bahasa Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM memperoleh hasil persentase
kedua sebesar 93,3% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang digunakan
pada bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning memiliki kriteria
“Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.
Berdasarkan tabel 4.15 dan 4.16 penilaian kedua validasi ahli desain dengan
Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM dan Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM. Pada aspek
penyajian persentase validator ahli desain kedua memperoleh nilai rata-rata
sebesar 86,6% dan 93,3% sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa yang
digunakan pada bahan ajar e-modul berbasis problem based learning memiliki
kriteria “ Sangat Baik” Sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.
a. Sebelum melakukan revisi terdapat kesalahan pada penulisan seperti yang
dapat dilihat pada gambar 4.22 dibawah ini:
Gambar 4.22 Sebelum Melakukan Revisi Penulisan Kedua
79
Pada gambar 4.22 terdapat kesalahan pada penulis kata avertebtara yaitu
kata yang tidak konsisten dalam penulisan yang awal “vertebrata” oleh karena
itu validator member saran untuk mengubah penulisannya.
Gambar 4.23 Setelah Melakukan Revisi Penulis Kata
Setelah melakukan revisi kemudian peneliti memperbaiki penulisan kata yang
awal “ Vertebrata” seperti yang dilihat pada gambar 4.24
80
b. Sebelum melakukan revisi penggunaan huruf pada soal objektif di beri tanda
yang sesuai seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.24 dibawah ini:
Gambar 4.24 Sebelum Melakukan Revsisi Penggunaan Huruf Pada Objektif
Validator memberi saran untuk memperbaiki penggunaan huruf pada soal objektif
tanda sepasi.
81
Gambar 4.25 Setelah Melakukan Revisi Penggunaan Huruf Pada Objektif
Setelah melakukan revisi kemudian peneliti memperbaiki penggunaan huruf pada
objektif sehingga dapat efektif dalam proses pembelajaran.
c. Sebelum melakukan revisi terdapat berbagai pertanyaan konsep yaitu “jelaskan
persamaan organ gerak pada hewan dan manusia ?” dan “mengapa antara
hewan satu dan hewan yang lain sistem tulangnya berbeda-beda ? “ yang dapat
dilihat pada gambar 4.26 dibawah ini :
82
Gambar 4.26 Sebelum Melakukan Revisi Pertanyaan
Validator memberi saran perbaikan untuk tidak mencantumkan pertanyaan
konsep dengan cara menghapus atau mengubah menjadi pertanyaan yang
lain hanya saja berilah pertanyaan yang sesuai dengan bahasa peserta didik,
disederhanakan kembali. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.27
dibawah ini:
83
Gambar 4.27 Setelah Melakukan Revisi Pertanyaan
Setelah melakukan revisi kemudian peneliti mengubah pertanyaan konsep
menjadi pertanyaan yang lebih terfokus agar peserta didik lebih berlatih dalam
mengerjakan soal dan lebih memahami materi yang telah dipelajari.
Setelah keseluruhan hasil validasi bahan ajar e-modul berbasis problem based
learning untuk dua kali validasi direkap, maka peneliti mendapatkan nilai rata-
rata keseluruhan untuk 6 validator pada validasi pertama 86,6% dengan kategori
tidak perlu direvisi. Dan untuk hasil validasi kedua yaitu mendapatkan hasil
validasi 93,3% dengan kategori tidak perlu direvisi.
Adapun hasil validasi dari keseluruhan aspek yang diperoleh dari 6 validator
dapat dilihat pada tabel 4. 18 dibawah ini:
84
Tabel 4.17 Hasil validasi aspek bahan ajar e-modul berbasis model problem based
lerning materi Organ Gerak Hewan Manusia Tema 1
Aspek yang
dinilai
Validator 1 Validator 2
Presentase Kategori Presentase Kategori
Materi 65,2% Cukup 91,7% Sangat Baik
Desain 67,1% Cukup 92,5% Sangat Baik
Bahasa 72,4% Cukup 89,9% Sangat Baik
Rata-Rata
keseluruhan
68,2% Cukup 91,3% Sangat Baik
Sumber : (Data Olahan Peneliti)
Tabel 4.18 diatas adalah hasil validasi dari keseluruhan aspek bahan ajar e-
modul berbasis model problem based learning yaitu aspek materi, desain, dan
bahasa yang doperoleh dari 6 orang validator untuk 2 kali validasi. Dapat dilihat
pada validator 1 yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi terdapat pada aspek
bahasa dengan presentase 72,4% dengan kategori Cukup namun masih perlu
adanya perbaikan, sedangkan pada validasi II yang memperoleh nilai rata-rata
tertinggi terdapat pada aspek desain dengan presentase 92,5% dengan kategori
sangat baik.
4.3 Pembahasan
Untuk menjawab dua rumusan masalah yang telah peneliti tetapkan yaitu
proses pengembangan bahan ajar yang dimana dilakukan validasi e-modul
berbasis model problem based learning materi organ gerak hewan dan manusia
kelas V sehingga peneliti dapat menjelaskan sebagai berikut:
4.3.1 Proses Mengembangkan E-modul berbasis Problem Based Learning
Dalam mengembangkan e-modul berbasis model problem based learning
terdapat tiga proses yang peneliti lalui yaitu, Namun pada penelitian ini peneliti
membatasi tahapan pengembangan sampai pada tahapan development atau
pengembangan saja, ini dikarenakan sekarang masih dalam masa pendemi covid-
19. Adapun langkah-langkah yang digunakan yaitu Analysis, Design dan
Development.:
Tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap Analisis, Menurut Wibowo
(2018:44) Langkah pengembangan bahan ajar pertama yaitu analisis kebutuhan
yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi, dalam hal ini peneliti melakukan
85
analisis kebutuhan dengan wawancara. Pada tahap analisis peneliti , Menentukan
suatu permasalahan melalui wawancara dan observasi dengan guru kelas V SDN
114 Pekanbaru. Analisis yang dilakukan adalah: (1) Analisis guru dan sisiwa yaitu
untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar yang sepertii apa yang diinginkan guru
dan siswa (2) Analsisi materi pembelajaran yang terkait KI dan KD kurikulum
2013 dan tujuan pembelajaran pada materi organ gerak hewan dan manusia
berbasis model problem based learning. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru hanya menggunakan bahan ajar yang tersedia disekolah seperti buku ajar dan
LKS. Hal ini berdampak pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik, (3)
Analisis bahan ajar yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis bahan ajar
yang selama ini digunakan oleh guru dan peserta didik saat melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran. Saat melakukan wawancara pada tanggal 4 juni
2021 guru mengatakan bahwa bahan ajar yang digunakan saat pembelajaran
berupa bahan ajar dari buku teks yang tersedia.
Selanjutnya tahap desain, menurut Atmaji (2018:33) Tahap desain
merupakan tahap pengumpulan bahan-bahan yang akan dimasukkan dan
disesuaikan dengan materi. Pada tahap ini peneliti merancang bahan ajar e-modul
berbasis model problem based learning materi organ gerak hewan dan manusia.
Adapun proses pembuatan bahan ajar e-modul berbasis model problem based
learning yaitu: (1) Peneliti merancang bahan ajar e-modul dengan membuat RPP
(2) kemudian merancang e-modul meliputi cover, kata pengantar, daftar isi,
kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, lembar kegiatan,
tes formatif, dan kunci jawaban yang diintegrasikan dengan tahapan model
problem based learning (3) selanjutnya membuat desain di word di ubah ke pdf
dan ketika ingin mengubah modul ke e-modul dan, (4) mengubah modul
konvensional ke e-modul memerlukan aplikasi tambahan yaitu flip FDF
Propesional.
Selanjutnya tahap pengembangan, menurut Febrianto & Puspitaningsih
(2020:4) pengembangan proses mewujudkan blue-print alis desain menjadi
kenyataan. Tahap ujicoba pada tahap ini melibatkan ahli-ahli dibidang keilmuan
yang diperlukan sehingga produk pengembangan sesuai yang diharapkan. Setelah
86
bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning selesain desain
selanjutnya dikembangkan, kemudia divalidasi oleh para ahli. Tujuan
dilakukannya validasi untuk mengetahui kekurangan dan kesalahan pada produk
media yang telah dibuat untuk menjadi layak digunakan pada proses
pembelajaran. Uji validasi dilakukan oleh enam orang orang ahli untuk tiga
bidang keahlian, yaitu ahli materi, ahli desain dan ahli bahasa. Setiap bidang
keahlian akan dinilai oleh dua orang ahli menggunakan lembar validasi yang telah
disediakan peneliti dengan menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban.
Uji validasi dilakukan sebanyak dua kali untuk mencapai tingkat kevalidan
produk sampai sangat valid. Peneliti melakukan pengolahan data untuk setiap
media pembelajaran agar mendapatkan nilai rata-rata untuk setiap bahan ajar
pembelajaran agar mendapat nilai rata-rata untuk setiap media serta mengetahui
tingkat kevalidan dari masing-masing bahan ajar e-modul.
4.3.2 Validasi E-modul Berbasis Model Problem Based Learning Materi
Organ Gerak Hewan dan Manusia
E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan dan
Manusia dinilai oleh 6 ahli yang terdiri dari 2 orang ahli materi, 2 orang ahli
desain dan 2 orang ahli bahasa untuk menilai kevalidan e-modul yang
dikembangakan peneliti. Sehingga memperoleh rata-rata dari para ahli yaitu 1) E-
modul berbasis problem based learning Organ Gerak Hewan dan Manusia yang
divalidasi oleh ahli materi memperoleh rata-rata 91,7% dengan kategori sangat
baik, 2) E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan
dan Manusia yang divalidasi oleh ahli desain memperoleh rata-rata 92,5% sangat
baik, 3) E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan
dan Manusia yang divalidasi oleh ahli bahasa memperoleh rata-rata 89,9% sangat
baik.
Hasil penelitian seluruh aspek e-modul oleh ahli materi, desain, dan bahasa
pada validasi pertama dan validasi kedua dapat disajikan dalam bentuk diagram
berikut ini :
87
Diagram 4.1 Diagram Hasil Penelitian Seluruhan Aspek Bahan Ajar E-modul Berbasis
Model Problem Based Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia
Berdasarkan diagram 4.1 dapat dilihat pengembangan bahan ajar e-modul
berbasis model problem based learning mengalami peningkatan pada saat
validasi, validasi dilakukan melalui serangkaian revisi dari validator seperti
berdasarkan penilian oleh ahli materi pada validasi pertama memperoleh 65,2%
adapun komentar dan saran dari ahli materi antara lain: menambah satu mata
pelajaran pada pembelajaran pertama dan, perbaiki penulisan pada tes formatif.
Setelah bahan ajar e-modul berbasis problem based learning diperbaiki sesuai
masukan yang diberikan oleh ahli materi maka selanjutnnya dilakukan validasi
kedua dan memperoleh rata-rata 91,7% dengan validasi sangat baik tidak perlu
direvisi. Dan hasil presentase oleh ahli materi pertama dan kedua adalah
Sedangkan penilaian dari validator ahli desain yang pertama yaitu
memperoleh nilai rata-rata 67,1% dengan kriteria cukup. adapun komentar dan
saran dari ahli desain yaitu : mengubah cover, menyesuaikan warna pada setiap
pembelajaran, menyesuaikan ukuran dan penempatan gambar, serta memberi
jarak pada kalimat yang terdapat didalam kolom atau tabel. Setelah bahan ajar e-
modul berbasis problem based lerning diperbaiki selanjutnya dilakukan validasi
65,2
91,7
67,1
92,5
72,4
89,9
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Validasi 1 Validasi 2
HASIL VALIDASI ASPEK E-MODUL
Materi Desain Bahasa
88
kedua dan memperoleh hasil nilai rata-rata 92,5% dengan kriteria sangat baik
tidak peru direvisi.
Selanjutnya penilaian bahan ajar e-modul berbasis model problem based
lerning dengan ahli bahasa memperoleh nilai rata-rata 72,4% dengan kategori
cukup , adapun komentar dan saran yang diberikan adalah terdapat kesalahan
penulisan objektif dan tanda symbol, pertanyaan di sederhanakan kembali dan
disesuaikan. Setelah e-modul berbasis problem based lerning di perbaiki
selanjutnya dilakukan validasi kedua memperoleh nilai rata-rata 93,3% dengan
kriteria sangat baik tidak perlu direvisi.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Oktapianti (2021:39) yaitu
mengembangkan bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning
materi Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup, hasil penilaian kelayakan
bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning dari ahli, guru kelas.
dengan memperoleh rata-rata presentase hasil uji kelayakan bahan ajar 83,16%
yang artinya layak digunakan atau sangat baik. Pada uji coba terbatas dan uji coba
pemakaian mendapat respon yang sangat baik dari peserta didik. Dan kekurangan
dari bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah (1) mebutuhkan jaringan internet
untuk dapat mengakses atau mengunduhnya, sehingga membutuhkan jaringan
yang stabil, (2) kurangnya segi kenyaman mata dalam membaca e-modul
dibangdingkan dengan membaca buku cetak. kalebihan yang peneliti
kembangkan adalah cara mengakses link agar memudahkan peserta didik dalam
proses pembelajaran.
Hasil penelitian produk oleh e-modul (modul digital) dalam pembelajaran
tematik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnia, dkk (2020:314) dengan
memperoleh rata-rata presentase hasil uji kelayakan bahan ajar 82,4% yang
artinya layak digunakan atau sangat baik. Berdasarkan kesimpulan yang di uji
oleh peneliti di atas adalah, perkembangan e-modul sejalan akan tetapi
kekurangan dari e-modulnya tidak terlihat berbasis model problem based
learning, dan kalebihan yang peneliti kembangkan adalah cara memberikan soal
kepada peserta didik menggunakan akses internet.
89
Sehingga dapat di kesimpulan diatas dapat dilihat perkembangan bahan ajar
yang peneliti kembangkan banyak kelebihan dan kekurangan. kelebihan pada e-
modul yang peneliti kembangkan tedapat link video pada e-modul yang
dikembangkan dan pada saat menekan link akan mengakses video pembelajaran di
dalamnya dan sudah terlihat berbasis model problem based learningnya. Dan
kelemahan pada e-modul yang peneliti kembangkan adalah pada penelitian ini
dibatasi hingga tahapan uji validasi sehingga tidak dilakukan uji coba kepada
siswa di Sekolah Dasar.
90
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan bahan ajar e-modul berbasis
model problem based learning materi Organ Gerak Hewan dan Manusia, maka
dapat disimpulkan sebagai berikut : Pengembangan bahan ajar e-modul berbasis
model problem based learning dilakukan dengan 3 tahapan yaitu: (1)Tahap
Analisis, tahapan analisis terdiri dari analisis pendidik, peserta didik dan materi
pembelajaran, (2)Tahapan Desain, merupakan tahapan dimana peneliti akan
membuat bahan ajar pembelajaran dengan menentukan desain dan penentuan
komponen bahan ajar, (3)Tahapan pengembangan, merupakan tahapan
memperoduksi bahan ajar yang telah dibuat untuk melakukan uji validasi terhadap
para ahi materi, ahli desain dan ahli bahasa.
Hasil validasi terhadap bahan ajar pembelajaran e-modul berbasis problem
based learning materi Organ Gerak Hewan dan Manusia untuk satu tema dan di
bagi menjadi tiga pemetaan pembelajaran sudah mencapai tingkat kevalidan
sangat valid. Dengan rincian penilaian sebagai berikut : (1) Hasil validasi ahli
materi memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 91,7% dengan tingkat kategori
tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli desain memperoleh nilai rata-rata skor
sebesar 92,5% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli
bahasa memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 89,9% dengan tingkat kategori
tidak perlu direvisi.
91
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1) Bagi sekolah, memberikan pelatihan mengenai penggunaan bahan ajar e-modul
berbasis model problem based learning kepada guru.
2) Bagi guru, agar dapat menjadikan bahan ajar e-modul berbasis model problem
based learning yang dikembangkan peneliti sebagai bahan ajar pembelajaran di
SDN 114 Pekanbaru.
3) Bagi siswa, diharapkan dapat memanfaatkan sebagai masukan pengetahuan,
serta dapat menerapkannnya di sekolah dasar.
4) Bagi peneliti lain, agar dapat mengembangkan media pembelajaran berupa e-
modul berbasis model problem based learning lebih lanjut yang memiliki
ruang lingkup lebih luas perlu penelitian lanjutan untuk menguji keefektifan
dengan melanjutkan penelitian ke tahap selanjutnya dengan harapan dapat
menguji efektif atau tidaknya e-modul yang digunakan untuk mendapatkan
hasil bahan ajar lebih baik lagi.
92
DAFTAR PUSTAKA
Arsanti, Meilan. (2018).Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan
Kreatif Bermuatan nilai-Nilai Pendidikan karakter Religius bagi
Mahasiswa Prodi PBSI,FKIP,UNISSULA.. Jurnal Kredo. Vol. 1, No. 2.
Ashari, Nur Wahidin dan Salwah. (2017). Problem Based Learning (PBL) Dalam
Meningkatkan Kecakapan Pembuktian Matematis Mahasiswa Calon Guru.
Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Vol. 2, No. 2.
Atmaji, Dwi Rizan dan Maryani. (2018). Pengembangan E-modul Literasi Sains
Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia Kelas V SD. Jurnal
Fundadiknas. Vol. 1, No. 1.
Aulia, Annisatul dan Andromeda. (2019). Pengembanfan E-modul Berbasis
Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Multirepresensi dan Virtual Laboratory
pada Materi Larutan Elektronit dan Nonelektronik untuk kelas X
SMA/MA. Jurnal Edukimia . Vol. 1, No. 1.
Budiarti, Wahyu Nuning dan Riwanto. (2021). Pengembangan Modul Elektronik
(E-modul) Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia SD untuk
Meningkatkan Keterampilan Menyimak Mahasiswa Pgsd. Jurnal
Elementry School. Vol. 8, No. 1.
Chaisar, Renaldo. (2019). Perbandingan Model Pembelajaran Mind Mapping
Dengan Snowball Throwing Terhadap hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) Siswa Kelas V SD Negri 66 Kota Bengkulu. Skripsi.
Bengkulu: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut
Agama Islam Negri (IAIN) Bengkulu.
Dycres. (2019). Komplikasi Karya Ilmiah UKM- Dycres 2019. Jawa Tengah: PT
Nasya Expading Management.
Fausih, Moh dan Danang T. (2015). Pengembangan Media E-modul Pelajaran
Produktif Pokok Bahasan “Instalasi Jaringan Lan (Local Area Network)”
untuk Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Komputer Jaringan di SMK NEGRI
1 Labang Bangkalan Maura. Vol. 1, No. 1.
93
Febrianto, Rohmat dan Flora P. (2020). Pengembangan Buku ajar Evaluasi
Pembelajaran. Jurnal Education Research and Development. Vol. 4, No.
1.
Hafsah R. J, Nandya dkk. (2016). Penerapan Media Pembelajaran Modul
Elektronik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Teknik Mekanik. Jurnal of Mechanical Enginnering Education. Vol. 3,
No. 1.
Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitain Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:
Pustaka Ilmu.
Haryati, Sri. (2012). Research And Develompment (R&D) Sebagai Salah Satu
Model Penelitian Dalam Bidang pendidikan. Vol. 37, No. 1.
Hertiansyah, Hervina Kiruna. (2018). Pengembangan Modul Elektronik Berbasis
Lectora Inspire pada Mata Pembelajaran Instalasi Motor Listrik. Skripsi.
Jakarta: Program Studi S1 Pendidikan Vokasional Teknik Elektro,
Universitas Negri Jakarta.
Irene dkk. (2016). Buku Penilaian Bupena Tema organ Gerak Hewan dan
manusia, Udara Bersih bagi Kesehatan, Serta Makanan Sehat Jilid 5A.
Jakarta: Erlangga.
Isnia Heni Widia Ayu, Wahyuningtyas dan Yulianti. (2020). Pengembangan E-
modul Berbasis Tema 6 Subtema 1 Berbasis Inkuiri Untuk Siswa Kelas III
Sekolah Dasar. Jurnal Seminar ansional PGSD UNIKAMA. Vol. 4, No. 1.
Janna, Nadiatul. (2020). Pengembangan E-modul Keanekaragaman Tumbuhan
Mangrove di Kecamatan sungai Apit Sebagai Bahan Pengayaan Materi
Keanekaragaman Hayati ddan Upaya Pelestariannya Untuk Kelas X SMA.
Pekanbaru: Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Islam Riau.
Kimianti, Febyrni dan Prasetyo. (2019). Pengembangan E-modul IPA Berbasis
Problem Based Learning untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa. Jurnal
Teknologi Pendidikan. Vol. 7, No. 2.
Kromin, Muh. (2018) Peningkatakan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Subtema
Organ Gerak Hewan Materi Ide Pokok Menerapkan Model Cretchen dan
Kartu Paragraf pada Siswa Kelas V MI Negri Salatiga Kecandran Kec.
94
Sidomukti Kota Salagita. Skripsi. Salatiga: Program Studi Pendidikan
Guru Madrsah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negri(IAIN) Salatiga.
Laili, Ismi dkk. (2019). Evektifitas Pengembangan E-modul Project Based
Learning pada Mata Pelajaran Instalisi Motor Listrik. Jurnal Ilmiah
pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 3, No. 3.
Maharani, Luki dkk. (2015). Pengembangan Buku Ajar Berorientasi Problem
Based Learning Pada Materi Invertebrata Kelas X SMA. Jurnal BioEdu.
Vol. 4, No. 1.
Nana. (2020). Pengembangan Bahan Ajar. Jawa Tengah. Lakeisha.
Nur, Syamsiara dkk. (2016). Evektifitas Model Problem Based Learning (Pbl)
Terhadap hasil Belajar Mahassiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas
Sulawesi Barat. Jurnal Saintifik. Vol. 2, No. 2.
Nuraini, Fivi dan Kristin. (2017). Penggunaan Model Problem Based Learning
(PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD. Jurnal
Mitra Pendidikan. Vol. 1, No. 4.
Oktapianti, Disni. (2021). Pengembangan E-modul Berbasis Problem Based
Learning Materi Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup. Skripsi.
Bengkulu: Jurusan Pendidikan Sains dan Sosial, Institut agama Islam
Negri Bengkulu.
Pangabean, Nurul Huda dan Danis. (2020). Desain Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Sains. Jakarta. Yayasan Kita Menulis.
Permana, Irvan dkk. (2021). Efektivitas E-modul Sistem Perencanaan Berbasis
Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal IPA
dan Pembelajaran IPA. Vol. 5, No. 1.
Permatasari, Elma ayu dkk. (2017). Pengembangan E-modul Berbasis Adobe
Flash pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi untuk Kelas IX MIPA SMA.
Jurnal Saintifika. Vol. 19, No. 2.
Purwanto, Yulis dan Rizki.(2015). Pengembangan Bahan ajar Berbasis
Kontekstual Pasa Materi Himpunan Berbantu Video Pembelajaran. Jurnal
Pendidikan Matematika FKIP Univ. muhammadiyah Metro. Vol 4. No 1.
95
Rahmawati, Nanda Diyah. (2019). Pengembangan E-modul Berbasis Problem
Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Pada
Pembelajaran Sejarah, Di Kelas XI SMA Dengan Model 4D. Skripsi.
Jember: Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Jember.
Rahmawati, Noviana dan Hastuti. (2013). Tematik Terpadu Organ Gerak Hewan
dan Manusia. Jawa Tengah. CV VIVA PAKARINDO.
Rerung , Nensy.(2017). Peranan Model Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA pada Materi
Usaha dan Energi. Jurnal Ilmiah Fisika Al-Biruni. Vol.6, No.1.
Riduwan. (2016). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: ALFABETA.
Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta. Kencana.
Shofiyah, Noly dan Wulandari. (2018). E-modul Problem Based Learning (PBL)
Dalam Melatih Scientific Reasoning Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan
IPA. Vol. 3, No. 1.
Solikin, Imam dan Amalia. (2019). Materi Digital Berbasis web Mobile
Menggunakan model 4D. Jurnal Sistem Informasi. Vol. 8, No. 3.
Stefani dan Abidin. (2019). Penggunaan Model PBL Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V SD Negeri
05 Bandar Buat Kota Padang. School Education Jurnal. Vol. 9, No. 4.
Sugihartini, Nyoman dan Jayanta. (2017). Pengembangan E-modul Mata Kuliah
strategi Pembelajaran. Jurnal Saintifika. Vol. 14, No. 2.
Sugiono. (2019). Metode Penelitian & Pengembangan Research and
Development. Bandung. Alfabeta .
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung.
Remaja Rosdakarya .
96
Sutanto, Purwadi. (2017). Panduan Praktis Penyusunan E-modul Pembelajaran.
Jakarta. Direktorat Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan
Menengah.
Sutatri, Tatik dan Edi Irawan. (2017). Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta. CV Budi Utami.
Trianto. (2015). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta. PT Bumi Aksara.
Violadini, Ririn. (2021). Pengembangan E-modul Berbasis Metode Inkuiri Pada
Pembelajaran Tema 6 Subtema 2 di Kelas V SD Muhamadiyah 6
Pekanbaru. Skripsi. Pekanbaru: Pendidikan Guru Sekolah dasar,
Universitas Islam Riau.
Waluya, Bagja. (2007). Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.
Bandung.PT Setia Purna Inves.
Wati, Mustika dkk. (2021). Pengembangan E-Modul Suhu dan Kalor Bermatan
Kearifan Lokal Melalui Aplikasi Sigil. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran
Fisika. Vol. 08, No. 1.
Winoto, Yudi Cahyo dan Prastyo. (2020). Efektifitas Model Problame Based
Learning dan Discoveri Learning Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis
Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Vol. 4, No. 2.
Wibowo,Edi. (2021). Pengembangan Bahan Ajar E-modul Dengan Menggunakan
Aplikasi KVISOFT FLIPBOOK MAKER. Skripsi. Lampung: Pendidikan
Matematika, Universitas Islam Negri (UIN).
Wulandari, Bekti dan Surjono. (2013). Pengaruh Problam BEserd Learning
Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi BElajar PLC di SMA
Jurnal Pendidikan Fokasi. Vol. 3, No. 2.
98
Lampiran 1
TEKS WAWANCARA AWAL DENGAN GURU KELAS V
SDN 114 PEKANBARU
Penulis Assalamualaikum buk, perkenalkan saya Widia Tita Nila, Izin minta
waktunya sebentar ya buk, disini saya ingin menyanyakan tentang hal-
hal yang terkait dalam proses pembelajaran yang telak dilaksanakan di
SDN 114 Pekanbaru.
Guru Iya Boleh Mbak
Penulis Bagaimana strategi pembelajaran saat ini buk?
Guru Strategi pembelajaran saat ini dilakukan secara daring (dalam
jaringan) dan dibantu dengan salah satu aplikasi yang emndukung
yaitu Google Classroom.
Saya sebagai guru sudah mengaplikasikan Google Classroom ini
selama daring, dengan aplikasi ini dapat mengajar dimana saja dan
kapan saja, dan ketika pemberian tugas ataupun pengumpulan tugas,
maka ruang penyimpanan tindakan tersimpan di dalam Smartphone
hanya di dalam aplikasi tersebut, dan pembelajaran sebelumnya bisa
diulang kembali,
Penulis Menurut ibuk, pembelajaran dan materi apa yang sulit untuk dipahami
oleh peserta didik ?
Guru Pembelajaran IPA salah satunya pada materi “ Organ Gerak Hewan
dan manusia” karena, pembelajaran IPA membutuhkan ketersediaan
bahan ajar yang mendukung peserta didik ajar yang mendukung
peserta didik dalam pembelajan yang nyata sesuai dengan tujuan
pembelajaran IPA.
Penulis Apakah ibuk pernah mengembangkan bahan ajar?
Guru Untuk saat ini Ibu belum pernah mengembangkan bahan ajar, alasanya
untuk mengembangkan bahan ajar terus memerlukan waktu yang
panjang.
99
Penulis Pada saat menggunakan buku ajar yang di pegang oleh peerta didik,
apakah ada pengaruh terhadap hasil belajar buk?
Guru Untuk hasil pembelajaran, kembali lagi kepada peserta didiknya
bagaimana dia menguasai materi pembelajaran. Dan di lihat dari hasil
belajar peserta didik yang rendah, dari 33 peserta didik hanya 11
peserta didik yang tuntas mencapai bilai KKM.
Penulis Menurut ibuk, apa saja kekurangan dari bahan ajar yang digunakan
peserta didik?
Guru Kekurangan dan bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik, terlalu
banyak teks bacaan atau materi pembelajaran, yang akan menuntut
peserta didik untuk menghafal materi pembelajaran.
Penulis Dilihat dari permasalahan yang dihadapi peserta didik, penulis ingin
mengajukan solusi untuk mengembangkan bahan ajar e-modul. E-
modul ini sama halnya dengan biasa tetapi di lengkapi dengan video,
gambar, dan animasi serta bentuknya seperti e-book yang akan
menarik perhatian peserta didik untuk belajar. Dalam
mengembangkan e-modul ini penulis menambahkan model PBL
karena pada tahap awal model PBL ini mengorientasikan peserta didik
kepada masalah dan memotivasikan peserta didik agar terlibat dalam
kegiatan pemecahan maslah. Jadi bisa membuat peserta didik
memecahkan permaslahan yang ada dan membangkitkan rasa ingin
tahu dalam materi pembelajaran .
Guru Boleh, bagus sekali.
Penulis Apakah sekolah memiliki alat pendukung proyektor buk?
Guru Di SDN 114 pekanbaru sudah dilengkapi alat pendukung seperti
infokus.
100
Lampiran 2
NILAI ULANGAN HARIAN (UH) SEMESTER I TAHUN PELAJARAN
2020/2021 KELAS V SDN 114 PEKANBARU
NO NAMA KKM NILAI UH KET
1 ADITIYA PRATAMA
RAMADHAN. S 77 75 TIDAK TUNTAS
2 FATIMAH ZAHRA 77 75 TIDAK TUNTAS 3 PANJI ARYO SAPUTRO
BASUKI 77 80 TUNTAS
4 ABIT ALWIRA PRTAMA 77 75 TIDAK TUNTAS 5 AINA ALMARDHIYAH 77 75 TIDAK TUNTAS 6 ALIF RUSYDAN HAMDI 77 85 TUNTAS 7 AURA CINTYA PUTRI 77 75 TIDAK TUNTAS 8 BINTANG LUTFI SAPUTRA 77 75 TIDAK TUNTAS 9 FAJRI LUKMANUL HAKIM 77 80 TUNTAS
10 FATHAYA ILMI 77 75 TIDAK TUNTAS 11 HANIFA LUVENA
MAHARDANI 77 75 TIDAK TUNTAS
12 IBNATY KAYLA REZQITA 77 85 TUNTAS 13 IKHSAN FADINIL 77 75 TIDAK TUNTAS 14 KAIRA DWI KAYLANI 77 76 TIDAK TUNTAS 15 LIDYA NAILA KAMAL 77 75 TIDAK TUNTAS 16 M. ALVISWAN LARRE
PRAWIRO 77 87 TUNTAS
17 M. RAKHA PRADITYA 77 75 TIDAK TUNTAS 18 MOECH RIEZKY AJIE . B 77 85 TUNTAS 19 M. REZQY AL FATIH 77 76 TIDAK TUNTAS 20 NABILA RANIA PUTRI 77 85 TUNTAS 21 OXELYA CHANTIKA
GAFINDRA 77 85 TUNTAS
22 PUTRA PRASETYO 77 75 TIDAK TUNTAS 23 RADITYA ZULHENDRI 77 75 TIDAK TUNTAS 24 RAFA AL YAHDI 77 87 TUNTAS 25 RAFIFAH SALSABILA 77 75 TIDAK TUNTAS 26 RAHMA AULIA 77 75 TUNTAS 27 RANGGA PRASETYO 77 75 TIDAK TUNTAS 28 ZHAHIRAH NAYLA 77 75 TIDAK TUNTAS 29 INDAH RAMADANI 77 75 TIDAK TUNTAS 30 NUR RISKI ANTANI POHAN 77 75 TIDAK TUNTAS 31 NARALISA KHAIRA. F 77 87 TUNTAS 32 ZAFIRA KHANZA KODIJAH 77 75 TIDAK TUNTAS 33 GEOLOVAN AQUINO 77 70 TIDAK TUNTAS RATA-RATA NILAI :77, 8
RATA-RATA KETUNTASAN : 33%
101
Lampiran 3
TEKS WAWANCARA AWAL DENGAN PESERTA DIDIK KELAS V
SDN 114 PEKANBARU
Penulis Pada saat pembelajaran di kelas, bahan ajar apa yang ananda
gunakan?
Peserta didik Modul
Penulis Apakah bahan ajar tersebut membuat ananda memahami materi
yang diajarkan ?
Peserta didik Ada yang faham ada yang tidak, karena materinya terlalu banyak
yang mau di hafal.
Penulis Menurut ananda, apakah belajar menggunakan bahan ajar buku
cetak membuat ananda bersemangat pada saat belajar ?
Peserta didik Kurang bersemangat, saya bosan karena materinya terlalu banyak
dan belajarnya begitu-gitu saja.
Penulis Bahan ajar seperti apa yang ananda sukai dan membuat ananda
bersemangat dalam belajar?
Peserta didik Bahan ajar yang ada gambarnya, Bahan ajar yang tidak banyak teks
dan di tuntut untuk menghafal.
102
Lampiran 4
ANALISIS HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU
(ANALISIS KEBUTUHAN GURU)
Teks Percakapan Wawancara peneliti dan guru
Peneliti Saat Proses Pembelajaran bahan ajar seperti apa yang Ibu gunakan ?
Guru Dalam bahan ajar kita beragam sesuai dengan materi yang kita
ajarkan, ada bahan ajar yang digunakan itu seperti Modul dan LKS.
Peneliti Apakah Ibu pernah menggunakan bahan ajar selain Modul dan LKS ?
Guru Belum sepertinya, hanya modul dan LKS yang digunakan dalam
proses pembelajaran.
Peneliti Bagaimana respon peserta didik pada saat proses pembelajaran jika
Ibu menggunakan Modul dan LKS ?
Guru Tergantung bahan ajar yang di gunakan, kalau menarik tentu peserta
didik semangat dalam proses pembelajaran. Kalau dari buku pegangan
peserta didik itu kurang menarik dan membosankan.
Peneliti Apakah berdampak dengan hasil yang diperoleh peserta didik ?
Guru Sangat berdampak, karna untuk menumbuhkan minat belajar peserta
didik supaya mereka respon dengan materi-materi kita ajarkan, kita
pun harus bagaimana caranya yang kita sampaikan itu menyenangkan
menarik bagi peserta didik. Nah tanpa di sadari peserta didik sudah
memahami materi tanpa harus mambaca seperti yang mereka
bayangkan.
Peneliti Menurut Ibu E-modul seperti apa yang menarik dan menyenangkan
bagi peserta didik ?
Guru E-modul yang menarik peserta didik itu berupa gambar dan Video
karena pada dasarnya peserta didik akan sulit untuk di suruh membaca
dan memahami. Apabila ada gambar dan video, di dalam video ada
berbentuk cerita yang terkait materi pembelajaran.
Peneliti Menurut Ibu, video dan gambar seperti apa yang dikembangkan bu?
103
Guru Gambar yang terkait itu sperti adanyanya penjelasan organ gerak
hewan dan manusia dan ada gambar apa itu kerangka atas dan bawah,
perbedaan hewan vertebrata dan invertebrta, organ sendi. Maksudnya
disini apa pun penjelasan itu di dasari dengan gambar . Videonya
seperti yang terkait pada pembelajaran ya minimal 2 video lah yang
terkait.
Peneliti Pada pengembangan sebuah e-modul pada cover depan dan belakang
seperti desain apa yang ibuk inginkan ?
Guru Di sesuaikan saja dengan materi yang terkait.
Peneliti Pada bagaian pemetaan warna apa yang cocok untuk di terapkan
dalam E-modul Bu ?
Guru Warnanya yang cerah, ya bervariasi saja.
Peneliti Pada bagian tujuan pembelajaran kata yang di ajukan ke peserta didik
itu seperti apa Bu ?
Guru Disesuaikan dengan bahasa yang logis saja.
Peneli Menurut Ibu, bagaimana dengan model PBL pada e-modul, apakah
sudah bisa di terapkan pada proses pembelajaran?
Guru Sudah bisa.
Peneliti Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran E-modul yang saya
kembangkan ?
Guru Untuk hasil pembelajaran pada E-modul yang peneliti kembangkan itu
sudah bagus. Sangat bevariasi untuk peserta didik, jadi peserta didik
tidak monoton dengan hanya itu-itu saja bahan ajar bagi mereka. Dan
pada E-modul ini peserta didik tidak monoton semua alat indranya
berfungsi mata, telinga dan meraka bisa berinteraksi dengan kita.
Peneliti Pada bahan ajar yang saya kembangkan yaitu E-modul, apakah bahan
ajar tersebut sudah bisa terapkan sebagai bahan ajar pendukung
peserta didik Bu ?
Guru Sudah bisa, semua berkaitan pada materi.
104
Lampiran 5
ANALISIS HASIL WAWANCARA TERHADAP
PENELITI & PESERTA DIDIK
(ANALISIS KEBUTUHAN SISWA)
Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (1)
Nama Fatimah Zahra
Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.30)
Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan
bahan ajar selain Modul & LKS?
Peserta didik Ya
Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?
Peserta didik Rangkuman, Video, gambar dan dijelaskan
Peneliti Gambar dan Video sepertia apa yang ananda inginkan ?
Peserta didik gambar organ gerak manusia, gambar perbedaan hewan
vertebrata dan invertebrate seperti kangguru dan porifera
(Spons) karna gambar tersebut sangat unik, jarang di temukan
dalam bahan ajar kami. Dan video yang saya suka kayak ada
cara menjelaskan bagaimana organ gerak hewan dan manusia
tersebut.
Peneliti Dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?
Peserta didik warna yang cerah, ya seperti warna hujau dan biru.
Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?
Peserta didik Sangat suka.
105
Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (2)
Nama Kayra Dwi Kaylani
Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.35)
Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan
bahan ajar selain Modul & LKS?
Peserta didik Ya
Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?
Peserta didik Ringkasan, petunjuk gambarnya dan video.
Peneliti Gambar dan Video seperti apa yang ananda inginkan ?
Peserta didik Gambarnya seperti kerangka tubuh manusia, Dan video yang
saya suka kayak ada cara menjelaskan bagaimana organ gerak
hewan dan manusia tersebut.
Peneliti Dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?
Peserta didik warna yang cerah, ya seperti warna hujau bagus juga.
Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?
Peserta didik Suka sekali.
Peneliti E-modul Seperti apa yang ananda inginkan?
Peserta didik penjelsan yang lengkap dan menarik.
Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (3)
Nama Putra Prasetyo
Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.40)
Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan
bahan ajar selain Modul & LKS?
Peserta didik Ya
Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?
Peserta didik Ringkasan dan mudah dipahami
Peneliti E-modul Seperti apa yang ananda inginkan?
Peserta didik Seperti ada Video dan gambarnya.
Peneliti Gambar dan Video seperti apa yang ananda inginkan ?
106
Peserta didik Gambarnya seperti kerangka tubuh manusia perbedaan hewan
vertebrata dan invertebrate dan gambar seperti kelaianan pada
organ gerak pasif (Tulang), Dan video yang saya suka kayak ada
cara menjelaskan bagaimana organ gerak hewan dan manusia
tersebut.
Peneliti Dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?
Peserta didik Warna yang cerah, ya seperti warna hujau dan orange.
Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?
Peserta didik Suka sekali.
Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (4)
Nama Rafifah Salsabila
Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.45
Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan
bahan ajar selain Modul & LKS?
Peserta didik Ya
Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?
Peserta didik Penjelasan dan gambar
Peneliti Penjelasan, gambar dan video seperti apa yang ananda inginkan
?
Peserta didik Penjelasan kerangka hewan vertenrata dan ada gambarnya dan
penjelasan perbedaan hewan vertebrata dan invertebrate dan
gambar. Vedio nya seperti kayak ada orang yang menjelasankan
seperti guru.
Peneliti Dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?
Peserta didik Warna yang cerah
Peneliti E-modul Seperti apa yang ananda inginkan?
Peserta didik gambar yang menarik dan penjelasan yang lengkap.
Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?
Peserta didik Sangat Suka
107
Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (5)
Nama Indah Ramadani
Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.50)
Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan
bahan ajar selain Modul & LKS?
Peserta didik Ya
Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?
Peserta didik Ringkasan
Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?
Peserta didik Sangat Suka
Peneliti E-modul Seperti apa yang ananda inginkan?
Peserta didik Gambar dan Video.
Peneliti Gambar dan Video seperti apa yang ananda inginkan ?
Peserta didik Gambarnya seperti kerangka tubuh manusia perbedaan hewan
vertebrata dan invertebrate dan gambar seperti kelaianan pada
organ gerak pasif (Tulang), Dan video yang saya suka kayak ada
cara menjelaskan bagaimana organ gerak hewan dan manusia
tersebut.
Peneliti dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?
Peserta didik Warna yang cerah, ya seperti wana biru.
Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?
Peserta didik Suka sekali.
108
Lampiran 6
ANALISIS BUKU AJAR PESERTA DIDIK
Analisis materi peneliti dapatkan dari telaah buku guru dan siswa, berikut peneliti
lampiran sebagai berikut :
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bahan ajar yang digunakan, terdapat
banyak teks bacaan yang menuntut peserta didik untuk menghafal materi
pembelajaran yang akan mengakibatkan pada saat proses pembelajaran peserta
didik bosan dan jenuh sehingga berdampak pada rendahnya nilai yang diperoleh
peserta didik. Maka dari itu penulis berupaya menghadirkan sebuah solusi yang
dirasa kreatif dan inovatif, solusi yang di maksud adalah mengembangkan bahan
ajar e-modul lengkap dengan model Problem Based Learning. Tahapan model
Problem Based Learning ada lima, tahapan yang harus dilalui peserta didik pada
saat proses pembelaajaran, adapun tahapannya yaitu pertama tahapan orientasi
siswa pada masalah, kedua tahapan mengorganisasi siswa, ketiga tahapan
mebimbing penyelididkan, keempat mengembangkan hasil karya, kelima tahapan
analisis dan evaluasi. Ada lima tahapan dari model Problem Based Learning,
sehingga penulis menganalisis tahapan model Probem Based Learning pada buku
ajar yang di pegang oleh peserta didik seperti yang ada di bawah ini:
1. Pada tahapan pertama yaitu orientasi siswa pada masalah dimana tahapan
ini seharusnya memberikan tujuan pembelajaran apa yang hendak dicapai
oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Pada buku
ajar yang di pegang oleh peserta didik belum tedapat tujuan pembelajaran
yang jelas dan bisa dilihat pada gambar 1.
109
Gambar 1 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (buku siswa)
Pada gambar1 dalam buku peserta didik diawal pembelajaran belum
menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh peserta
didik pada saat proses pembelajaran. Padahal menyampaikan tujuan
pembelajaran yang kan di capai oleh peserta didik dalam proses
pembelajaran sangat penting dilakukan, agar peserta didik mengetahui
proses pembelajaran apa yang harus dilalui sehingga muncul harapan
kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran yang akan
dilalui, sedangkan materi yang di sampaikan hanya berpatokan pada teks
bacaan saja sehingga peserta didik bosan dan jenuh.
110
2. Pada tahapan kedua yaitu mengorganisasikan siswa dimana pada awal
pembelajaran penting dilakukan, permasalahan bisa dilakukan dalam
bentuk pertanyaan yang akan di ajukan oleh peserta didik. Pertanyaan
yang akan di ajukan kepada peserta didik bertujuan untuk memecahkan
masalah dan berani mengeluarkan pendapat dalam kelompok. Pada buku
ajar yang dipegang oleh peserta didik belum terlihat adanya
mengorganisasi siswa di awal pembelajaran yang bisa dilihat pada gambar
2.
Gambar 2 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013(buku siswa)
Pada gambar ke 2 yang ada dalam buku ajar pesrta didik hanya
memberikan sedikit perbandingan dan penjelasannya saja, belum terdapat
mengorganisasikan untuk membangkitkan peserta didik berfikir dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
3. Pada tahapan ketiga yaitu membimbing penyelidikan dimana tahapan ini
dilakukan penyelidikan mandiri dan kelomok, guru mendorong peserta
didik mengumpulkan informasi yang sesuai melaksanakan ekperime,
mencari penjelasan solusi. Pada buku ajar yang dipegang oleh peserta
111
didik belum terlihat adanya membimbing penyelidikan dalam kelompok,
yang bisa dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Buku Tematik Kurikulum 2013 (buku siswa)
4. Pada tahapan keempat yaitu mengembangkan hasil karya dimana peserta
didik mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dalam buku ajar yang
dipegang oleh peserta didik sudah terlihat peserta didik bisa
mengembankan hasil karya dari suatu materi yang telah di sampaikan yang
bisa dilihat pada gambar 4.
112
Gambar 4 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (buku siswa)
Pada gambar 4 dalam buku ajar yang dipegang oleh peserta didik terdapat
materi pembelajaran yang bisa digunakan peserta didik untuk mancari
bukti dari suatu permasalahan yang diajukan kepadanya.
5. Pada tahap kelima yaitu analisis dan evaluasi dimana tahapan ini
membuktikan suatu permaslahan yang telah diajukan kepada peserta didik
serta membuktikan jawaban yang telah diperoleh oleh peserta didik. Pada
buku ajar yang dipegang oleh peserta didik, belum terlihat adanya analisis
dan evaluasi, yang bisa dilihat pada gambar 5.
113
Gambar 5 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (buku siswa)
Pada gambar 5 dalam buku ajar peserta didik berisi penugasan yang
dikerjakan oleh peserta didik guna untuk melatih pemahaman peserta didik
terhadap materi yang dipelajari, buku ajar peserta didik hanya
menyampaikan kerja sama dengan orang tua, tidak ada analisis dan
evaluasi dalam buku ajar peserta didik.
114
Lampiran 7
INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI MATERI
Komponen : Bahan Ajar E-modul Berbasis Model Problem Based
Learning (PBL)
Sasaran : Peserta didik
Peneliti : Widia Tita Nila
Judul penelitian : Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem Based
Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia
kelas V SDN 114 Pekanbaru.
A. TUJUAN
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang
bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning pada Materi
Organ Gerak Hewan dan Manusia.
B. PETUNJUK PENILAIAN
1. Mohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap
bahan ajar e-modul berbasis Problem Based Learning.
2. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (√) pada skala penelitian yang
dianggap sesuai. Rentang skala penelitian adalah 1,2,3,4 dan 5 dengan
Kriteria bahwa semakin besar bilangan yang dirujuk, maka semakin
baik/sesuai dengan skala penelitian, yaitu:
1 = Sangat Kurang Setuju 4 = Setuju
2 = Kurang Setuju 5 = Sangat Setuju
3 = Cukup
3. Mohon Bapak /Ibu memberikan saran revisi/ komentar pada tempat yang
telah disediakan.
4. Peneliti mengucapkan terimakasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk
mengatasi lembar validasi ini. Masukan yang Bapak/Ibu berikan menjadi
bahan perhatian berikutnya.
115
No BUTIR PERTANYAAN SKOR
5 4 3 2 1
SS S C KS SKS
Kesesuaian Materi
1 Materi dalam e-modul telah sesuai
dengan kompetensi inti
2 Materi dalam e-modul telah sesuai
dengan kompetensi dasar
3 Materi dalam e-modul telah sesuai
dengan tujuan pembelajaran
4 Kesesuaian kompetensi dasar dengan
tujan pembelajaran
5 Saling berkaitan antara materi
pembelajaran dengan evaluasi
Ketepatan dan Kejelasan Materi
6 Materi pembelajaran yang ada dalam e-
modul sesuai dengan karakteristik siswa
kelas V sekolah dasar
7 Materi yang disampaikan dalam e-modul
dapat mudah di pahami oleh siswa kelas
V sekolah dasar
8 Materi pembelajaran yang disampiankan
dalam e-modul dapat menarik siswa
untuk belajar
9 Materi pembelajaran yang di sampaikan
dalam e-modul memiliki konsep yang
sesuai dengan perkembangan kognitif
siswa
10 Materi pembelajaran yang disampaikan
dalam e-modul memiliki konsep yang
sesuai dengan kehidupan sehari-hari
siswa.
Penggunaan model Problem Based Learning
11 Tahapan orientasi tergambar dalam
e-modul
12 Tahapan mengorganisasikan tergambar
dari e-modul
13 Tahapan membimbing hipotesis
tergambar dalam e-modul
14 Tahapan mengambil hasil data gambar
15 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan
tergambar dari e-modul
116
KOMENTAR DAN SARAN PERBAIKAN
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………
KESIMPULAN
1. Layak digunakan tanpa revisi
2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan
Pekanbaru 2022
Ahli Materi
_______________________
16 Kelebihan dari penggunaan model
Problem Based Learning tergambar pada
e-modul
Evaluasi atau latihan soal
17 Soal evaluasi sesuai dengan kompetensi
dasar
18 Soal evaluasi sesuai dengan tujuan
pembelajaran
19 Soal evaluasi sesuai dengan materi
pembelajaran
20 Petunjuk latihan soal evaluasi mudah
dimengerti oleh siswa
21 Pemberian latihan soal evalusi dapat
mengukur kemampuan siswa
22 Siswa dapat melihat sejauh mana
pemahamannya dengan soal evaluasi
yang dikerjakannya
121
Lampiran 10
HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI MATERI
SEBELUM REVISI
No Indikator Validator Rata-
Rata
Kriteria
1 2
Kesesuaian Materi
1 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi inti 3 3 60% Direvisi
2 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi dasar 3 3 60% Direvisi
3 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 3 60% Direvisi
4 Kesesuaian kompetensi dasar dengan tujan pembelajaran 3 3 60% Direvisi
5 Saling berkaitan antara materi pembelajaran dengan evaluasi 4 4 80% Tidak perlu
Revisi
Ketetapan dan Kejelasan Materi
6 Materi pembelajaran yang ada dalam e-modul sesuai dengan
karakteristik siswa kelas V sekolah dasar 3 4 70% Direvisi
7 Materi yang disampaikan dalam e-modul dapat mudah di pahami oleh
siswa kelas V sekolah dasar 3 3 60% Direvisi
8 Materi pembelajaran yang disampiankan dalam e-modul dapat menarik
siswa untuk belajar 3 3 60% Direvisi
9 Materi pembelajaran yang di sampaikan dalam e-modul memiliki konsep
yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa 3 3 60% Direvisi
10 Materi pembelajaran yang disampaikan dalam e-modul memiliki konsep
yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. 3 3 60% Direvisi
Penggunaan model Problem Based Learning
11 Tahapan orientasi tergambar dalam e-modul 3 3 60% Direvisi
12 Tahapan mengorganisasikan tergambar dari e-modul 3 3 60% Direvisi
13 Tahapan mengambil hasil data gambar 3 4 70 % Direvisi
14 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 3 4 70% Direvisi
15 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 3 4 70% Direvisi
16 Kelebihan dari penggunaan model Problem Based Learning tergambar
pada e-modul 3 4 70% Direvisi
Evaluasi atau latihan soal
17 Soal evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar 3 4 70% Direvisi
18 Soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 4 70% Direvisi
19 Soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran 3 3 60% Direvisi
20 Petunjuk latihan soal evaluasi mudah dimengerti oleh siswa 4 4 90% Tidak perlu
Revisi
21 Pemberian latihan soal evalusi dapat mengukur kemampuan siswa 3 4 70% Direvisi
22 Siswa dapat melihat sejauh mana pemahamannya dengan soal evaluasi
yang dikerjakannya
3 3 60% Direvisi
Jumlah 68 76
Rata-Rata 61,8% 68,6% 65,2% Di Revisi
Keterangan :
Validator Materi pertama yaitu Ibu Yunita, S.Pd
Validator Materi kedua yaitu Ibu Yeni Misyeti, S.P
126
Lampiran 13
HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI MATERI
SESUDAH REVISI
No Indikator Validator Rata-
Rata
Kriteria
1 2
Kesesuaian Materi
1 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi inti 5 5 100% Tidak perlu Revisi
2 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi dasar 4 5 90% Tidak perlu Revisi
3 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan tujuan pembelajaran 4 4 80% Tidak perlu Revisi
4 Kesesuaian kompetensi dasar dengan tujan pembelajaran 3 4 70% Direvisi
5 Saling berkaitan antara materi pembelajaran dengan evaluasi 5 5 100% Tidak perlu Revisi
Ketetapan dan Kejelasan Materi
6 Materi pembelajaran yang ada dalam e-modul sesuai dengan
karakteristik siswa kelas V sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Revisi
7 Materi yang disampaikan dalam e-modul dapat mudah di pahami
oleh siswa kelas V sekolah dasar 4 5 90% Tidak Perlu Revisi
8 Materi pembelajaran yang disampiankan dalam e-modul dapat
menarik siswa untuk belajar 5 5 100% Tidak perlu Revisi
9 Materi pembelajaran yang di sampaikan dalam e-modul memiliki
konsep yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa 5 5 100% Tidak perlu Revisi
10 Materi pembelajaran yang disampaikan dalam e-modul memiliki
konsep yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. 4 4 80% Tidak perlu Revisi
Penggunaan model Problem Based Learning
11 Tahapan orientasi tergambar dalam
e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi
12 Tahapan mengorganisasikan tergambar dari e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi
13 Tahapan mengambil hasil data gambar 4 5 90% Tidak perlu Revisi
14 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi
15 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi
16 Kelebihan dari penggunaan model Problem Based Learning
tergambar pada e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi
Evaluasi atau latihan soal
17 Soal evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar 4 5 90% Tidak perlu Revisi
18 Soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran 4 5 90% Tidak perlu Revisi
19 Soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran 4 5 90% Tidak perlu Revisi
20 Petunjuk latihan soal evaluasi mudah dimengerti oleh siswa 5 5 100% Tidak perlu Revisi
21 Pemberian latihan soal evalusi dapat mengukur kemampuan siswa 5 5 100% Tidak perlu Revisi
22 Siswa dapat melihat sejauh mana pemahamannya dengan soal
evaluasi yang dikerjakannya
5 5 100% Tidak perlu Revisi
Jumlah 95 107
Rata-Rata 86,5% 97% 91,7% Tidak perlu Revisi
Keterangan :
Validator Materi pertama yaitu Ibu Yunita, S.Pd
Validator Materi kedua yaitu Ibu Yeni Misyeti, S.Pd
127
Lampiran 14
REKAPITULASI HASIL VALIDASI AHLI MATERI
SEBELUM REVISI/SESUDAH REVISI
No Indikator Validator 1
Sebelum Revisi
Validator II
Sesudah Revisi
1 2 1 2
Kesesuaian Materi
1 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi inti 3 3 5 5
2 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi dasar 3 3 4 5
3 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 3 4 4
4 Kesesuaian kompetensi dasar dengan tujan pembelajaran 3 3 3 4
5 Saling berkaitan antara materi pembelajaran dengan evaluasi 4 4 5 5
Ketetapan dan Kejelasan Materi
6 Materi pembelajaran yang ada dalam e-modul sesuai dengan
karakteristik siswa kelas V sekolah dasar 3 4 5 5
7 Materi yang disampaikan dalam e-modul dapat mudah di pahami
oleh siswa kelas V sekolah dasar 3 3 4 5
8 Materi pembelajaran yang disampiankan dalam e-modul dapat
menarik siswa untuk belajar 3 3 5 5
9 Materi pembelajaran yang di sampaikan dalam e-modul memiliki
konsep yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa 3 3 5 5
10 Materi pembelajaran yang disampaikan dalam e-modul memiliki
konsep yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. 3 3 4 4
Penggunaan model Problem Based Learning
11 Tahapan orientasi tergambar dalam e-modul 3 3 4 5
12 Tahapan mengorganisasikan tergambar dari e-modul 3 3 4 5
13 Tahapan mengambil hasil data gambar 3 4 4 5
14 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 3 4 4 5
15 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 3 4 4 5
16 Kelebihan dari penggunaan model Problem Based Learning
tergambar pada e-modul 3 4 4 5
Evaluasi atau latihan soal
17 Soal evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar 3 4 4 5
18 Soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 4 4 5
19 Soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran 3 3 4 5
20 Petunjuk latihan soal evaluasi mudah
dimengerti oleh siswa
4 4 5 5
21 Pemberian latihan soal evalusi dapat mengukur kemampuan siswa 3 4 5 5
22 Siswa dapat melihat sejauh mana pemahamannya dengan soal
evaluasi yang dikerjakannya 3 3 5 5
Jumlah 68 76 96 107
Rata-Rata 61,8% 68,6,% 86,5% 97%
Rata-Rata Presentase 65,2% 91,7%
Direvisi Tidak perlu
Revisi
Validator Materi pertama yaitu Ibu Yunita, S.Pd
Validator Materi kedua yaitu Ibu Yeni Misyeti, S.Pd
128
Lampiran 15
INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI DESAIN
Komponen : Bahan Ajar E-modul Berbasis Model Problem Based
Learning (PBL)
Sasaran : Peserta didik
Peneliti : Widia Tita Nila
Judul penelitian : Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem Based
Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia
kelas V SDN 114 Pekanbaru.
A. TUJUAN
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang
bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning pada Materi
Organ Gerak Hewan dan Manusia.
B. PETUNJUK PENILAIAN
1. Mohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap bahan
ajar e-modul berbasis Problem Based Learning.
2. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (√) pada skala penelitian yang
dianggap sesuai. Rentang skala penelitian adalah 1,2,3,4 dan 5 dengan
Kriteria bahwa semakin besar bilangan yang dirujuk, maka semakin
baik/sesuai dengan skala penelitian, yaitu:
1 = Sangat Kurang Setuju 4 = Setuju
2 = Kurang Setuju 5 = Sangat Setuju
3 = Cukup
3. Mohon Bapak /Ibu memberikan saran revisi/ komentar pada tempat yang
telah disediakan.
4. Peneliti mengucapkan terimakasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk
mengatasi lembar validasi ini. Masukan yang Bapak/Ibu berikan menjadi
bahan perhatian berikutnya.
129
No BUTIR PERTANYAAN SKOR
5 4 3 2 1
SS S C KS SKS
Tampilan Visual :
1 Tampilan e-modul (cover) menarik
menarik
2 Tampilan e-modul (cover) belakang
e-modul menarik
3 Layar dan tata letak tampilan e-modul
tersusun rapi
4 Pemilihan warna e-modul sesuai untuk
siswa sekolah dasar
5 Pemilihan warna membuat siswa sekolah
dasar tertarik untuk belajar
6 Pemilihan background (latar) sesuai
untuk tingkat siswa sekolah dasar
7 Pemilihan backsound (suara) sesuai
untuk tingkat siswa sekolah dasar
8 Pemilihan gambar sesuai untuk tingkat
siswa sekolah dasar
9 Pemilihan gambar sesuai dengan materi
pembelajaran
10 Pemilihan video pada link sesuai untuk
tingkat siswa sekolah dasar
11 Pemilihan video pada link sesuai dengan
materi pembelajaran
12 Desain pada e-modul membuat siswa
tertarik untuk belajar
Penggunaan Huruf :
13 Penggunaan huruf yang dipilih untuk e-
modul telah sesuai untuk siswa sekolah
dasar
14 Ukuran huruf pada e-modul telah sesuai
untuk siswa sekolah dasar
15 Warna huruf pada e-modul manarik
untuk siswa sekolah dasar
16 Huruf yang di tampilkan dalam e-modul
dapat dibaca dengan jelas
Kriteria fisik :
17 Jenjang judul uatama dan sub judul jelas
professional
18 E-modul dapat mengungkapkan makna
dari materi yang di pelajari oleh siswa
19 E-modul menampilkan bahan ajar yang
kreatif
130
Suara :
20 Suara yang di tampilkan dalam video
terdengar dengan jelas
21 Suara menjelaskan materi pembelajaran
dalam video sudah jelas
Kemudahan Kegunaan :
22 E-modul dapat digunakan dengan mudah
oleh guru
23 E-modul dapat digunakan dengan mudah
oleh siswa
KOMENTAR DAN SARAN PERBAIKAN
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………..
KESIMPULAN
1. Layak digunakan tanpa revisi
2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan
Pekanbaru 2022
Ahli Desain
_______________________
133
Lampiran 18
HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI DESAIN
SEBELUM REVISI
No Indikator Validator Rata-
Rata
Kriteria
1 2
Tampilan Visual :
1 Tampilan e-modul (cover) menarik menarik 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
2 Tampilan e-modul (cover) belakang e-modul menarik 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
3 Layar dan tata letak tampilan e-modul tersusun rapi 3 4 70% Direvisi
4 Pemilihan warna e-modul sesuai untuk siswa sekolah dasar 3 4 70% Direvisi
5 Pemilihan warna membuat siswa sekolah dasar tertarik untuk belajar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
6 Pemilihan background (latar) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
7 Pemilihan backsound (suara) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 2 4 60% Direvisi
8 Pemilihan gambar sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 3 4 70% Direvisi
9 Pemilihan gambar sesuai dengan materi pembelajaran 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
10 Pemilihan video pada link sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
11 Pemilihan video pada link sesuai dengan materi pembelajaran 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
12 Desain pada e-modul membuat siswa tertarik untuk belajar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
Penggunaan Huruf :
13 Penggunaan huruf yang dipilih untuk e-modul telah sesuai untuk siswa
sekolah dasar 3 4 70% Direvisi
14 Ukuran huruf pada e-modul telah sesuai untuk siswa sekolah dasar 3 4 70% Direvisi
15 Warna huruf pada e-modul manarik untuk siswa sekolah dasar 3 4 70% Direvisi
16 Huruf yang di tampilkan dalam e-modul dapat dibaca dengan jelas 3 4 70% Direvisi
Kriteria fisik :
17 Jenjang judul uatama dan sub judul jelas professional 3 4 70% Direvisi
18 E-modul dapat mengungkapkan makna dari materi yang di pelajari oleh
siswa
3 4 70% Direvisi
19 E-modul menampilkan bahan ajar yang kreatif 3 4 70% Direvisi
Suara :
20 Suara yang di tampilkan dalam video terdengar dengan jelas 2 3 50% Direvisi
21 Suara menjelaskan materi pembelajaran dalam video sudah jelas 2 3 50% Direvisi
Kemudahan Kegunaan :
22 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh guru 3 4 70% Direvisi
23 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh siswa 3 4 70% Direvisi
Jumlah 74 90
Rata-Rata 61,2% 76% 68,6 Direvisi
Keterangan :
Validator Materi pertama yaitu Bapak Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd
Validator Materi kedua yaitu Bapak Ivan Taufiq,M.I.Kom
138
Lampiran 21
HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI DESAIN
SESUDAH REVISI
No Indikator Validator Rata-
Rata
Kriteria
1 2
Tampilan Visual :
1 Tampilan e-modul (cover) menarik menarik 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
2 Tampilan e-modul (cover) belakang e-modul menarik 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
3 Layar dan tata letak tampilan e-modul tersusun rapi 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
4 Pemilihan warna e-modul sesuai untuk siswa sekolah dasar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
5 Pemilihan warna membuat siswa sekolah dasar tertarik untuk belajar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
6 Pemilihan background (latar) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
7 Pemilihan backsound (suara) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
8 Pemilihan gambar sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
9 Pemilihan gambar sesuai dengan materi pembelajaran 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
10 Pemilihan video pada link sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
11 Pemilihan video pada link sesuai dengan materi pembelajaran 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
12 Desain pada e-modul membuat siswa tertarik untuk belajar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
Penggunaan Huruf :
13 Penggunaan huruf yang dipilih untuk e-modul telah sesuai untuk siswa
sekolah dasar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
14 Ukuran huruf pada e-modul telah sesuai untuk siswa sekolah dasar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
15 Warna huruf pada e-modul manarik untuk siswa sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
16 Huruf yang di tampilkan dalam e-modul dapat dibaca dengan jelas 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
Kriteria fisik :
17 Jenjang judul uatama dan sub judul jelas professional 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
18 E-modul dapat mengungkapkan makna dari materi yang di pelajari
oleh siswa 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
19 E-modul menampilkan bahan ajar yang kreatif 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
Suara :
20 Suara yang di tampilkan dalam video terdengar dengan jelas 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
21 Suara menjelaskan materi pembelajaran dalam video sudah jelas 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
Kemudahan Kegunaan :
22 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh guru 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
23 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh siswa 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
Jumlah 103 115
Rata-Rata 85%% 100% 92,5% Tidak perlu Direvisi
Keterangan :
Validator Materi pertama yaitu Bapak Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd
Validator Materi kedua yaitu Bapak Ivan Taufiq,M.I.Kom
139
Lampiran 22
REKAPITULASI HASIL VALIDASI AHLI DESAIN
SEBELUM REVISI/SESUDAH REVISI
No Indikator Validator 1
Sebelum Revisi
Validator 2
Sesudah Revisi
1 2 1 2
Tampilan Visual :
1 Tampilan e-modul (cover) menarik menarik 4 4 5 5
2 Tampilan e-modul (cover) belakang e-modul menarik 4 4 5 5
3 Layar dan tata letak tampilan e-modul tersusun rapi 3 4 5 5
4 Pemilihan warna e-modul sesuai untuk siswa sekolah dasar 3 4 4 5
5 Pemilihan warna membuat siswa sekolah dasar tertarik untuk belajar 4 4 4 5
6 Pemilihan background (latar) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 4 4 5
7 Pemilihan backsound (suara) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 2 4 5 5
8 Pemilihan gambar sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 3 4 5 5
9 Pemilihan gambar sesuai dengan materi pembelajaran 4 4 5 5
10 Pemilihan video pada link sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 4 5 5
11 Pemilihan video pada link sesuai dengan materi pembelajaran 4 4 5 5
12 Desain pada e-modul membuat siswa tertarik untuk belajar 4 4 5 5
Penggunaan Huruf :
13 Penggunaan huruf yang dipilih untuk e-modul telah sesuai untuk siswa
sekolah dasar 3 4 4 5
14 Ukuran huruf pada e-modul telah sesuai untuk siswa sekolah dasar 3 4 4 5
15 Warna huruf pada e-modul manarik untuk siswa sekolah dasar 3 4 5 5
16 Huruf yang di tampilkan dalam e-modul dapat dibaca dengan jelas 3 4 5 5
Kriteria Fisik :
17 Jenjang judul uatama dan sub judul jelas professional 3 4 4 5
18 E-modul dapat mengungkapkan makna dari materi yang di pelajari oleh
siswa 3 4 4 5
19 E-modul menampilkan bahan ajar yang kreatif 3 4 4 5
Suara :
20 Suara yang di tampilkan dalam video terdengar dengan jelas 2 3 4 5
21 Suara menjelaskan materi pembelajaran dalam video sudah jelas 2 3 4 5
Kemudahan Kegunaan :
22 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh guru 3 4 4 5
23 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh siswa 3 4 4 5
Jumlah 74 90 103 115
Rata-Rata 68,3% 76% 85% 100%
Rata-Rata Presentase 67,1% 92,5%
Direvisi Tidak perlu Direvisi
Keterangan :
Validator Materi pertama yaitu Bapak Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd
Validator Materi kedua yaitu Bapak Ivan Taufiq,M.I.Kom
140
Lampiran 23
INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI BAHASA
Komponen : Bahan Ajar E-modul Berbasis Model Problem Based
Learning (PBL)
Sasaran : Peserta didik
Peneliti : Widia Tita Nila
Judul penelitian : Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem Based
Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia
kelas V SDN 114 Pekanbaru.
A. TUJUAN
Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang
bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning pada Materi
Organ Gerak Hewan dan Manusia.
B. PETUNJUK PENILAIAN
1. Mohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap
bahan ajar e-modul berbasis Problem Based Learning.
2. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (√) pada skala penelitian yang
dianggap sesuai. Rentang skala penelitian adalah 1,2,3,4 dan 5 dengan
Kriteria bahwa semakin besar bilangan yang dirujuk, maka semakin
baik/sesuai dengan skala penelitian, yaitu:
1 = Sangat Kurang Setuju 4 = Setuju
2 = Kurang Setuju 5 = Sangat Setuju
3 = Cukup
3. Mohon Bapak /Ibu memberikan saran revisi/ komentar pada tempat yang
telah disediakan.
4. Peneliti mengucapkan terimakasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk
mengatasi lembar validasi ini. Masukan yang Bapak/Ibu berikan menjadi
bahan perhatian berikutnya.
141
No BUTIR PERTANYAAN SKOR
5 4 3 2 1
SS S C KS SKS
Lugas
1 Kalimat e-modul sesuai dengan kaidah
bahasa yang baku
2 Kalimat e-modul sesuai tanda baca yang
tepat
3 Kalimat e-modul jelas dan mudah
dipahami
Interaktif
4 Kalimat yang ditampilkan dapat
mendorong siswa untuk berfikir kritis
5 Kalimat yang ditampilkan dapat
mendorong siswa untuk berfikir kreatif
Kesesuaian dengan kaidah bahasa
6 Huruf yang digunakan dalam e-modul
sesuai dengan kaidah bahasa yang baku
7 Huruf yang digunakan menarik perhatian
siswa untuk belajar
8 Huruf yang digunakan beraturan dari
penemuan judul serta sub materi
pembelajaran
Penggunaan istilah simbol , icon dan istilah
9 Konsistensi pengunaan symbol
10 Konsistensi penggunaan icon
11 Konsitensi penggunaan istilah
142
KOMENTAR DAN SARAN PERBAIKAN
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………
KESIMPULAN
1. Layak digunakan tanpa revisi
2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak digunakan
Pekanbaru 2022
Ahli Bahasa
_____________________________
147
Lampiran 26
HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI BAHASA
SEBELUM REVISI
No Indikator Validator Rata-
Rata
Kriteria
1 2
Lugas :
1 Kalimat e-modul sesuai dengan kaidah bahasa yang baku 3 4 70% Direvisi
2 Kalimat e-modul sesuai tanda baca yang tepat 3 4 70% Direvisi
3 Kalimat e-modul jelas dan mudah dipahami 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
Interaktif:
4 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis 3 4 70% Direvisi
5 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir
kreatif 3 4 70% Direvisi
Kesesuaian dengan kaidah bahasa :
6 Huruf yang digunakan dalam e-modul sesuai dengan kaidah bahasa
yang baku
3 3 60% Direvisi
7 Huruf yang digunakan menarik perhatian siswa untuk belajar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
8 Huruf yang digunakan beraturan dari penemuan judul serta sub materi
pembelajaran 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
Penggunaan istilah symbol , icon dan istilah
9 Konsistensi pengunaan symbol 3 4 60% Direvisi
10 Konsistensi penggunaan icon 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
11 Konsistensi penggunaan istilah 4 4 80% Tidak Perlu Direvisi
Jumlah 38 43
Rata-Rata 66,6% 78,3% 72,4% Direvisi
Keterangan :
Validator Materi pertama yaitu Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,M.Pd
Validator Materi kedua yaitu Ibu Syamsimar, S.Pd.,MM
152
Lampiran 29
HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI BAHASA
SESUDAH REVISI
No Indikator Validator Rata-
Rata
Kriteria
1 2
Lugas :
1 Kalimat e-modul sesuai dengan kaidah bahasa yang baku 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
2 Kalimat e-modul sesuai tanda baca yang tepat 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
3 Kalimat e-modul jelas dan mudah dipahami 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
Interaktif:
4 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis 4 4 80% Tidak perlu Direvisi
5 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir
kreatif 4 4 90% Tidak perlu Direvisi
Kesesuaian dengan kaidah bahasa :
6 Huruf yang digunakan dalam e-modul sesuai dengan kaidah bahasa
yang baku
4 4 90% Tidak perlu Direvisi
7 Huruf yang digunakan menarik perhatian siswa untuk belajar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi
8 Huruf yang digunakan beraturan dari penemuan judul serta sub materi
pembelajaran 4 5 100% Tidak perlu Direvisi
Penggunaan istilah simbol , icon dan istilah
9 Konsistensi pengunaan symbol 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
10 Konsistensi penggunaan icon 4 5 90% Tidak perlu Direvisi
11 Konsistensi penggunaan istilah 4 5 90% Tidak Perlu Direvisi
Jumlah 48 52
Rata-Rata 86,6% 93,3% 89,9% Tidak perlu Direvisi
Keterangan :
Validator Materi pertama yaitu Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,M.Pd
Validator Materi kedua yaitu Ibu Syamsimar, S.Pd.,MM
153
Lampiran 30
REKAPITULASI HASIL VALIDASI AHLI BAHASA
SEBELUM REVISI/SESUDAH REVISI
No Indikator Validator 1
Sebelum Revisi
Validator 2
Sesudah Revisi
1 2 1 2
Lugas :
1 Kalimat e-modul sesuai dengan kaidah bahasa yang baku 3 4 5 5
2 Kalimat e-modul sesuai tanda baca yang tepat 3 4 5 5
3 Kalimat e-modul jelas dan mudah dipahami 4 4 5 5
Interaktif :
4 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis 3 4 4 4
5 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir
kreatif 3 4 4 4
Kesesuaian dengan Kaidah bahasa :
6 Huruf yang digunakan dalam e-modul sesuai dengan kaidah bahasa
yang baku 3 3 4 4
7 Huruf yang digunakan menarik perhatian siswa untuk belajar 4 4 5 5
8 Huruf yang digunakan beraturan dari penemuan judul serta sub materi
pembelajaran
4 4 4 5
Penggunaan Istilah symbol, icon dan Istilah
9 Konsistensi pengunaan symbol 3 4 4 5
10 Konsistensi penggunaan icon 4 4 4 5
11 Konsistensi penggunaan istilah 4 4 4 5
Jumlah 38 43 48 52
Rata-Rata 66,6% 78,3% 86,6% 93,3%
72,4% 89,9 %
Direvisi Tidak perlu Direvisi
Keterangan :
Validator Materi pertama yaitu Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,M.Pd
Validator Materi kedua yaitu Ibu Syamsimar, S.Pd.,MM
KATA PENGANTAR
E-modul ini di susun berdasarkan kurikulum 2013 berbasis model
Problem Based Learning yang bertujuan untuk melatih penalaran,
mengembangkan aktivitas yang melibatkan imajinasi dalam memecahkan
masalah dan membangun kemampuan menyampaikan informasi yang di
sampaikan pada e-modul ini. E-modul ini merupakan bahan ajar pendukung
yang memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Untuk memudahkan peserta didik dalam memehami materi, e-modul
ini di rancang berbasis tatap muka, jarak jauh, tutorial, dan mandiri. Dalam
e-modul ini, materi yang diberikan disertai dengan evalusi beserta
penyelesaian termasuk soal-soal yang diberikan dengan kehidupan sehari-
hari. Bukan hanya itu, peseta didik juga diberikan latihan mandiri yaitu soal
latihan yang disertai kunci jawaban untuk menguji pemahaman peserta didik
mengenai materi yang dipelajari.
Semoga kehadiran e-modul ini dapat memudahkan peserta didik
dalam mempelajari materi pembelajaran sehingga menganggap pelajaran
tidak sulit, melainkan pelajaran yang mudah, menyenangkan, dan aplikatif.
Selamat Belajar !
Pekanbaru, 31 Januari 2022
Widia Tita Nila
iii
DAFTAR ISI
KATAPENGANTAR .......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv
PEMBELAJARAN 1 .......................................................................................................... 1
Kompetensi Dasar .................................................................................................... 1
Tujuan ...................................................................................................................... 1
Materi ..................................................................................................................... 2
Rangkuman ...................................................................................... 7
Tes Formatif ............................................................................................................ 11
PEMBELAJARAN 2 .......................................................................................................... 13
Kompetensi Dasar .................................................................................................... 13
Tujuan ...................................................................................................................... 13
Materi ..................................................................................................................... 16
Rangkuman .............................................................................................................. 24
Tes Formatif ............................................................................................................ 26
PEMBELAJARAN 3 .......................................................................................................... 28
Kompetensi Dasar .................................................................................................... 28
Tujuan ...................................................................................................................... 28
Materi ..................................................................................................................... 30
Rangkuman .............................................................................................................. 33
Tes Formatif ............................................................................................................ 36
KUNCI JAWABAN .......................................................................................................... 38
iv
IPA
Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
3.1 Menjelasan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.
Tujuan pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara ringkas dan jelas. Dengan membaca teks tentang organ gerak hewan dan manusia, siswa dapat menyebutkan alat gerak hewan secara benar.
2. Siswa mampu menjelaskan konsep organ gerak hewan dalam proses pembelajaran.
3. Siswa mampu menentukan penjelasan hewan vertebrata dan invertebrata serta jenis perbedaan hewan vertebrata dan invertebrata.
4. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat model kerangka tubuh pada hewan dengan menggunakan kertas karton dan menjelaskan konsep sederhana dari kerangka tubuh pada hewan.
Sub Tema 1 Terdapat : PB1, PB2, PB5 dan PB6.
PEMETAAN 1
1
Kita akan mempelajari materi organ gerak hewan dan manusia, silahkan kamu baca
dan pahami materi di bawah ini !
1. Organ Gerak Hewan
Organ gerak pada hewan dan manusia memiliki kesamaan alat gerak yang digunakan
pada manusia dan hewan ada dua macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan
alat gerak aktif berupa otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak
dapat bergerak dengan sendirinya. Selain itu, tulang mempunyai peranan yang besar
dalam sistem gerak manusia dan hewan.
KEGIATAN ORIENTASI SISWA PADA MASALAH
Alat gerak
aktif
Alat gerak
pasif
2
PEMBELAJARAN 1
Alat gerak terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Alat gerak aktif
Otot di sebut alat gerak aktif karena dapat bergerak, karena dari sel-sel otot
yang mempunyai kemampuan untuk melakukan kontraksi.
b. Alat gerak pasif
Tulang di sebut alat gerak pasif karena tanpa gerakan otot, tulang tidak dapat
melakukan gerakan. Tulang dalam sistem rangka itu merupakan kumpulan
dari beberapa tulang yang saling berhubungan.
Bacalah kembali bacaan di atas dengan seksama. Lalu jawablah pertanyaan berikut
ini!
1. Sebutkan 2 macam organ gerak pada manusia dan hewan !
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Jelaskan tulang alat gerak aktif dan alat gerak pasif !
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
Setelah kamu memahami materi di atas, selanjutnya kamu jawablah pertanyaan
dibawah ini!
3
Gambar 1.1 A) Kanguru dan B) Porifera (Spons)
https://images.app.go.gl/tQVBEHvtotjoxVjU7
https://images.app.goo.gl/mm8pRcbqQdbKxHe38
KEGIATAN MENGORGANISASIKAN PESERTA DIDIK
Setelah kamu membaca teks di atas, selanjutnya kamu perhatikan gambar dan
penjelasan dibawah ini !
a b
4
PEMBELAJARAN 2
Hewan mempunyai kemampuan melakukan gerakan baik untuk kegiatan sehari-hari
maupun untuk mempertahankan dirinya. Berdasarkan gambar pada halaman 4
hewan vertebrata dan invertebrata yang memiliki berbagai jenis alat gerak. Ada
yang mempunyai sirip, ada yang berjalan dengan jenis alat gerak. Ada yang berjalan
dengan empat kaki, ada yang dapat berjalan dan terbang karena bersayap.
Gambar 1.2 Kerangka Tubuh Pada Hewan Vertebrata (Kanguru)
https://image.app.goo.gl/Hf7VVjgkkWZmueSC7
Perhatikanlah gambar kerangka tubuh pada hewan tersebut, selanjutnya kamu
perhatikan penjelasan dan gambar dibawah ini!
KANGURU
Kanguru memiliki kaki belakang yang besar, sangat kuat, dan elastik. Setiap kali kanguru melompat, otot kaki belakang menyimpan energi cadangan yang siap dipakai untuk lompatan selanjutnya. Saat melompat, kedua kaki belakangnya bekerja bersama-sama dan mendorong tubuh kanguru sehingga mencapai jarak yang jauh.
Perhatikanlah gambar 1.1 pada halaman 4, yang bagian B. Selanjutnya kamu
perhatikan penjelasan pada halaman 6 !
5
Porifera
Porifera merupakan salah satu kelompok hewan invertebrata yang hidup di laut.
Tubuhnya dipenuhi dengan pori-pori sehingga air dapat keluar masuk tubuhnya
dengan sangat mudah. Tubuhnya yang di dasar laut. Porifera tidak memiliki sistem
gerak. Contoh pada hewan porifera adalah spons.
Membandingkan alat gerak pada berbagai hewan vertebrata dan invertebrata
Perhatikan gambar 1.1 pada bagaian A dan B. Coba kamu bandingkan alat gerak
pada berbagai hewan tersebut , pada halaman 4. Bekerjalah dalam kelompok yang
sudah di bagikan.
a) Jelaskan bagaimana cara gerak dan fungsi pada hewan-hewan tersebut,
lalu susunlah dalam bentuk tabel !
b) Kemudian buatlah perbandingan antara keduanya . lakukan dengan diskusi
secara berkelompok !
c) Kesimpulan apakah yang dapat kamu peroleh berdasarkan hasil
pengamatan yang kamu temukan ?
Menurut kamu apa yang di
maksud dengan Hewan
vertebrata dan invertebrata?
Hewan vertebrata merupakan jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau bisa
di sebut tulang punggung. Sementara, hewan vertebrata atau invertebrata adalah
hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung.
6
Hewan Vertebrata Hewan Invertebrata
Vertebrata adalah hewan bertulang belang yang terdapat sum-sum tulang.
Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anotomi lebih sederhana.
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernan.
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya secara intrasel, seperti protozoa, prifera, dan coelenterata.
Sistem gerak pada hewan vertebrata di tandai dengan dengan adanya endoskeleton.
Sistem gerak pada invertebrta terdapat sistem rangka luar atau eksoskeleton.
Sistem sirkulasi pada hewan vertebrata berupa sistem peredaran darah dan sistem limfatik.
Sistem siekulasi pada bagian besar invertebrata, seluruh materi di edarkan malalui difusi dan aliran sitoplasma.
KEGIATAN MEMBIMBING PENYELIDIKAN
Setelah kita mengetahui apa itu organ gerak pada hewan, selanjutnya simak penjelasan
mengenai perbedaan hewan vertebrata dan invertebrata.
PERBEDAAN HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA
7
PEMBELAJARAN 3
Setelah kamu memahami
penjelasan di atas, selanjutnya
silahkan kamu jawab pertanyaan
pada hal 6!
Sebelum menjawab pertanyaan pada halaman 6. Simak penjelasan
video berikut ini. kamu bisa menekan link yang ada di bawah ini!
https://youtu.be/ajzfzquFC-4
8
Beberapa jenis hewan vertebrata dan invertebrata berserta organ gerak. Sekarang pilih
salah satu dari hewan tersebut kemudian buatlah model kerangka pada hewan dengan
menggunakan kertas karton. Buatlah semirip mungkin dengan bentuk aslinya.
Langkah-langkah kerja .
1) Siapkan alat dan bahan.
Kertas karton dan kardus tebal
Gunting
Pensil
Penghapus
Penggaris
KEGIATAN MENGEMBANGKAN HASIL KARYA
9
PEMBELAJARAN 4
2) Gambarlah pola pada kardus.
Buatlah pola perbagian sesuai dengan bagian-bagian tubuh hewan yang kamu
pilih. Misalnya bagian kaki sendiri, dan lain-lain. Gambar pola akan sangat
menentukan hasilnya. Jadi, gambarlah pola dengan bentuk ukuran yang tepat
antara bagiannya agar pada saat menggabungkannya nanti dapat menempel
dengan baik dan menghasilkan bentuk hewan keseluruhan yang sesuai dengan
aslinya.
3) Guntinglah kertas sesuai pola, arah guntingan harus tepat pada garis dan gambar
pola yang telah dibuat.
4) Gabungkan bagian-bagian yang telah digunting menjadi sebuah model kerangka
hewan.
10
Pilihlah dengan teliti satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A,B,C,D !
1. Contoh hewan vertebrata adalah ….
A. ikan, burung dan sapi. B. ikan, lintah dan sapi.
C. ikan, burung dan ulat. D. amoeba, burung dan sapi.
2. Selain berfungsi sebagai alat gerak, kaki pada belalang juga berfungsi untuk ….
A. memperindah tubuh B. memakan mangsa
C. melindungi diri D. alat berkembang baik
3. Yang bukan ciri-ciri mahkhluk hidup adalah ....
A. bernafas B. bergerak
C. tidak bergerak D. tidur
KEGIATAN ANALISIS DAN EVALUASI
TES FORMATIF
11
4. Fungsi cangkang pada siput adalah untuk ….
A. mencari mangsa B. melindungi dirinya
C. memudahkan bergerak D. menakuti musuhnya
5. Ikan termasuk hewan ….
A. malam B. vertebrata
C. noktural C. reptil
6. Hewan dan manusia memiliki … macam alat gerak yang digunakan
A. 4 B. 3
C. 2 D. 5
7. Hewan yang tidak memiliki tulang belakang di sebut ….
A. vertebrata B. bertulang
C. invertebrata D. bercangkang
8. Yang bukan termasuk dari perbedaan hewan invertebarata adalah …
A. Vertebrata adalah hewan bertulang belang yang terdapat sum-sum tulang.
B. Sistem gerak pada hewan vertebrata di tandai dengan dengan adanya endoskeleton.
C. Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan dan kelenjar
pencernan.
D. Sistem gerak pada invertebrta terdapat sistem rangka luar atau eksoskeleton.
9. Hewan avertebrata yang memiliki otot tubuh memanjang dan melingkar serta tebal
yaitu ….
A. lintah B. ular
C. bekicot D. cacing
10. Berikut ini yang bukan ciri hewan invertebrata, yaitu .…
A. bergerak dengan lambat B. memiliki tulang belakang
C. hewan berukuran kecil D. hewan tidak bertulang belakang
12
IPA
Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
3.1 Menjelasan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara ringkasan dan jelas. Dengan membaca teks tentang organ gerak manusia, siswa dapat menyebutkan alat gerak hewan dan manusia secara benar.
2. Siswa mampu menjelaskan konsep organ manusia dalam proses pembelajaran. 3. Siswa mampu menentukan fungsi pada bagian tulang. 4. Siswa mampu membandingkan macam-macam bagian otot manusia, perbedaan
organ-organ alat gerak manusia. 5. Dengan kegiatan secara mandiri, Ananada mampu menggambar kerangka manusia
secara model sederhana.
Sub Tema 2 Terdapat : PB1, PB2, PB5 dan PB6.
PEMETAAN 2
13
KEGIATAN ORIENTASI SISWA PADA MASALAH
Ya, sistem gerak menjadi cara tubuh manusia untuk bekerja. Sistem gerak sendiri
terdiri dari beberapa bagian, yaitu tulang, persendian, dan otot. kerangka tubuh
manusia yang tertutupi oleh kulit dan daging disebut sebagai rangka dalam.
Rangka ini berguna untuk membentuk tubuh menjadi empat melekatnya otot-otot
rangka. Peran tulang, persendian, dan otot sangat besar dalam sistem gerak
manusia. Bicara soal kerangka pada manusia. Yang mana bagian tulang, otot dan
persendian pada tubuh kamu?
Tahukah kamu, apa yang
dimaksud organ gerak pada
manusia?
14
PEMBELAJARAN 1
Gambar 1.3 Rangka Tubuh Manusia
https://imags.app.goo.gl/1HWHkGHiaT2PBJSL8 2
Apakah kamu tahu,
bagaimana kerangka pada
manusia?
Selanjutnya perhatikanlah kerangka tubuh manusia pada gambar di bawah ini !
15
2) ORGAN GERAK PADA MANUSIA
A) Alat gerak atas
Anggota gerak atas terdiri dari lengan dan tangan. Keduanya terdiri dari tulang
yang berperan sebagai alat gerak pasif.
1. Alat gerak atas terdiri dari :
Humerus (Tulang lengan atas)
Raduis ( Tulang pengumpil)
Ulna (Tulang Hasta)
Karpal ( Tulang pergelangan tangan)
Metakarpal ( Tulang telapak tangan)
Falanges (Tulang jari tangan) 2. Fungsi anggota gerak atas adalah bergerak. Salah satu karakteristik dasar
yang memiliki oleh makhluk hidup termasuk manusia. Untuk dapat
menyelesaikan segala macam aktivitas, kita membutuhkan bantuan dari
tangan dan lengan. Beberapa fungsi dari alat gerak atas adalah memegang
benda, menulis, menggambar, menunjuk arah, bermain alat musik,
berolahraga, memasak dan lain sebagiannya.
Setelah kamu memahami
penjelasan diatas, selanjutnya
perhatikan dan simaklah
penjelasan yang ada pada
video tersebut.
kamu, bisa menekan link yang ada di bawah ini!
https://youtube.com/watch?v=97Uz-nxJ3Tc&feature=share
Setelah kamu memahami materi penjelasan di atas, selanjutnya kamu pahami
penjelasan mengenai alat gerak atas pada tulang dibawah ini!
16
B) Alat gerak bawah
Anggota gerak bawah bersambungan dengan gelang pinggul.
1. Alat gerak bawah terdiri dari :
Gelang pinggul
Dua tulang paha
Dua tulang tempurung lutut
Dua tulang kering
Dua tulang betis 2. Fungsi anggota gerak bawah antara lain membantu kita berdiri, berjalan,
berlari, memanjat, menendang, dan yang lainnya.
Keterangan :
1.________________________
2.________________________
3.________________________
4.________________________
5.________________________
Setelah kamu memahami materi penjelasan di atas, selanjutnya jawablah
pertanyaan dibawah ini!
17
Setelah kamu memahami materi penjelasan di atas, selanjutnya kamu pahami
penjelasan mengenai alat gerak bawah pada tulang dibawah ini!
Keterangan :
1.__________________________
2.__________________________
3.__________________________
4.__________________________
5.__________________________
6.__________________________
7.__________________________
_________
18
Setelah kamu memahami materi penjelasan di atas, selanjutnya jawablah
pertanyaan dibawah ini!
C) Otot
Kamu telah mengetahui bahwa tulang dan otot bekerja secara bersama-sama. Ada sistem
syaraf yang menghantarkan rangsang yang dapat menyebabkan otot berkontraksi dan
mempengaruhi macam-macam cara kerja otot, yaitu:
a) Otot yang bekerja secara antagonis: yaitu jika suatu kelompok otot
berkontraksi, dan kelompok otot lainnya berelaksasi. Misalnya cara kerja dari
otot lengan atas. Jadi kerja otot berlawan. Misalnya pada lengan atas, bila otot
biseps berkontraksi, maka otot triseps akan relaksasi dan sebaliknya.
b) Otot yang bekerja secara sinergis, yaitu kerja otot yang saling mendukung.
Misalnya ketika kaki melangkah, maka otot-otot akan bekerjasecara sinergis.
KEGIATAN MENGORGANISASIKAN PESERTA DIDIK
19
Setelah kita mengetahui apa itu bagian tulang pada bagian tubuh manusia Selanjutnya
simak penjelasan mengenai macam-macam bagian otot.
Berdasarkan penjelasan di atas mengenai macam-macam cara kerja otot, selanjutnya Ada
macam-macam tipe otot sebagai berikut : otot rangka, otot polos dan otot jantung. Simak
penjelasan berikut ini!
1) Otot rangka di sebut juga otot lurik, dapat menyebabkan gerak pada tungkai,
tubuh, wajah, rahang, dan bola mata. Yang gerakannya dilakukan secara sadar.
Dalam istilah sehari-hari otot ini disedut daging.
2) Otot polos disebut juga otot saluran pencernaan, karena merupakan otot
penyusun dinding saluran pencernaan, kantung empedu dan berbagai saluran dari
alat-alat dalam. Bentuk selnya polos, memanjang dan ujungnya lancap, dari alat-
alat dalam.
3) Otot jantung, sifatnya mirip dengan otot ranngka dan otot polos. Mirip otot
rangka karena bergaris melintang (lurik) tetapi ada percabangan mirip dengan otot
polos karena kerjanya dikendalikan oleh sistem syarat otom. Perhatikanlah
jantung kita selalu berdetak karena gerak tidak sadar dari otot jantung. Bila
detaknya berhenti, maka kehidupan juga berhenti. Perhatikan gambar di bawah
ini !
Gambar 1.4 jaringan otot
20
21
Bekerjalah dengan kelompok yang sudah di berikan.
Mengelompokkan berbagai tipe otot
Perhatikanlah model rangka, kemudian kelompokkan bagian otot pada model
rangka tersebut menjadi 3 bagaian.Untuk bagaian otot polos, lurik, jantung,
seperti yang sudah di uraikan pada halaman 20.
Buatlah tabel untuk mengelompokkan bagian otot yang bekerja secara
antagonis dan sinergis.
Presentasikan didepan kelas .
D) Sendi
Tulang yang satu dengan yang lain memiliki persambungan. Persambungan tulang ini
disebut juga dengan sendi. Ada sendi yang tidak menimbulkan gerak ada yang dapat
menimbulkan gerak. Berdasarkan kemungkinan adanya gerak ini maka terdapat tiga
macam persendian yaitu:
1) Sinarthrosis : yaitu persendian antara da tulang yang tidak memungkinkan gerak.
sendi sinarthrosis disebut juga sendi mati. Contohnya adalah sendi antara tulang-
tulang tengkorak.
2) Amfiarthrosis : persendian yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan
anatara tulang yang bersendi dan permukaan dibatasi oleh jaringan tulang rawan.
Contohnya adalah sambungan antara ruas-ruas tulang belakang dan sambungan
antara tulang rusuk dengan tulang dada.
KEGIATAN MEMBIMBING PENYELIDIKAN
Setelah kita mengetahui apa itu bagian tulang pada bagian tubuh manusia selanjutnya
simak penjelasan mengenai macam-macam bagian sendi.
22
3) Diartrosis: persendian yang memungkinkan adanya gerak yang bebas antara tulang
4) yang dihubungkan oleh sendi. Oleh karena itu Ananda dapat bergerak bebas
melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Ada 6 macam persendian diarthrosis
yaitu:
Sendi geser adalah permukaan sendi umumnya dasar. Sehingga hanya
mungkin melakukan gerakan kiri-kanan atau depan belakang. Misalnya
sendi antra tulang-tulang telapak tangan. Sendi anatara tulang-tulang jari,
sendi bahu dengan tulang belikat.
Sendi engsel adalah permukaan sendi tulang pertama cekung dan tulang
kedua cembung. Persendian ini hanya memungkinkan gerakan searah
seperti engsel pintu. Misalnya sendi suku dan sendi lutut.
Sendi putar adalah permukaan tulang perta membulat, bersendi dengan
lekuk yang dangkal tulang yang lain. Persendian ini memungkinkan gerakan
memutar. Misalnya persendian antara tulang atlas (ruas tulang leher satu)
dan tulang pemutar (ruas tulang leher kedua) gerak memutar pada tulang
lengan bawah yaitu tulang radius dan ulna.
Sendi elips adalah pada persendian ini, ujung tulang berbentuk oval masuk
ke dalam tulang lain yang berbentuk elops, sehingga memungkinkan gerak
kiri-kanan dan muka-belakang. Misalnya persendian antara tulang radius
dengan tulang pergelangan tangan.
Sendi pelana adalah pada persendian ini, ujung tulang pertama berbentuk
cekung masuk kepermukaan tulang kedua yang berbentuk cembung.
Misalnya pada persendian anatara tulang ibu jari dengan tulang telapak
tangan.
Sendi peluru adalah permukan sendi pertama berbentuk bongkol (bola)
masuk ke permukaan sendi kedua yang berbentuk seperti mangkuk.
Misalnya persendian anatara tulang lengan atas dengan tulang belikat, dan
persendian anatara tulang pinggul dengan tulang paha. Adanada
perhatikan gambar berikut ini !
23
Gambar 1.5 persendian diarthrosis
Kamu, bisa menekankan link yang ada di bawah ini!
https://youtube.com/watch?v=97Uz-nxJ3Tc&feature=share
Setelah kamu memahami
penjelasan diatas, selanjutnya
perhatikanah dan simak
penjelasan yang ada pada video
tersebut.
Bekerjalah dengan kelompok yang sudah di berikan.
Memperaktekkan berbagai tipe gerakan sendi
Berdasarkan uraian tentang macam-macam gerakan sendi diarthrosis,
cobalah praktekkan gerakan pada sendi putar, sendi pelana, sendi peluru,
sendi ensel, sendi elips dan sendi geser.
Praktekkan juga gerakan pada sendi amfiarthrosis.
Presentasikan didepan kelas.
24
Kamu, dapat membuat model sederhana rangka manusia untuk menambah pemahaman
tentang tulang-tulang penyusun organ gerak manusia. Buatlah model sederhana rangka
manusia dengan langkah-langkah sebagai berikut!
1. siapkan alat dan bahan berikut!
Pensil
Pensil warna
penghapus
penggaris
buku gambar
2. Siapkanlah buku gambar yang andanya punya, lalu carilah gambar yang sesuai
dengan tulang-tulang penyusun organ gerak manusia. Dan bentuk gambar pola
menggunakan pensil.
3. Selain itu, berikan warna yang lebih agak lebih menarik.
4. Langkah terakhir, berilah bingkai pada lukisan kamu.
KEGIATAN MENGEMBANGKAN HASIL KARYA
25
Pilihlah dengan teliti satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A,B,C,D !
1. Bergerak adalah salah satu dari ….
A. ciri makhluk hidup B. makanan makhluk hidup
C. kelemahan makhluk hidup D. tugas mahkhluk hidup
2. Otot sebagai organ gerak menempel pada ….
A. kulit B. gigi
C. tulang D. darah
3. Apabila otot trisep berkontraksi, maka yang akan terjadi adalah ….
A. otot bisep kontraksi, lengan bawah turun.
B. otot bisep relaksasi, lengan bawah turun.
C. otot bisep kontraksi, lengan bawah naik.
D. otot bisep realaksasi, lengan bawah naik.
KEGIATAN ANALISIS DAN EVALUASI
TES FORMATIF
26
4. Berikut ini merupakan fungsi rangka manusia, kecuali ….
A. sebagai alat melekatnya otot rangka
B. sebagai alat gerak pasif
C. pelindung alat-alat tubuh vital
D. alat gerak aktif
5. Berikut ini yang tergolong tulang pipa adalah ….
A. tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang kepala belakang.
B. tulang paha, tulang betis dan tulang kering.
C. tulang leher, tulang punggung dan tulang rusuk.
D. tulang lengan atas, tulang hasta dan jari-jari.
6. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar tentang sifat istimewa otot jantung,
adalah ….
A. Menyusun alat-alat dalam dan bekerja di bawah kesadaran.
B. Bentuknya seperti otot polos tapi cara kerjanya seperti otot lurik.
C. Bentuknya seperti otot lurik, cara kerjanya seperti otot jantung, di luar kesadaran.
D. Bentuknya dan cara kerjanya seperti otot polos, di luar kesadaran.
7. Hubungan antara dua tulang atau lebih yang tidak memungkinkan adanya gerak sama
sekali digolongkan kedalam …
A. sendi semi gerak B. sendi mati
C. sendi gerak D. sendi kaku
8. Kegiatan mendorong meja memanfaatkan organ gerak ….
A. tulang pipi B. tulang pendek
C. tulang beraturan D. tulang pipa
9. Persendian pada tulang lutut termasuk jenis persendian ….
A. sendi peluru B. sendi pelana
C. sendi engsel D. sendi putar
10. Persendian yang terdapat pada siku adalah ….
A. sendi peluru B. sendi pelana
C. sendi engsel D. sendi putar
27
IPA
Kompetensi Inti
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah,dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.
Kompetensi Dasar
3.1 Menjelasan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.
4.1 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.
Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara ringkasan dan
jelas. Dengan membaca teks kelainan pada organ gerak pasif (tulang)
2. Siswa mampu mentukan konsep organ manusia dalam proses pembelajaran.
3. Siswa mampu membanding macam-macam kelainan, gangguan, atau penyakit otot
manusia
4. Siswa dapat menguraikan tentang cara mencegah kelainan otot pada organ gerak
5. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat kelainan tulang dengan
menggunakan platisin dan menjelaskan konsep sederhana dari kelainan tulang
tersebut.
Sub Tema 3 Terdapat : PB1,PB2, PB5 dan PB6.
PEMETAAN 3
28
KEGIATAN ORIENTASI SISWA PADA MASALAH
Tahukah kamu, apa yang di
maksud kelaianan tulang
sebagai salah satu organ
gerak manusia !
Gerak yang dilakukan manusia adanya sistem gerak yang saling berkoordinasi
antar organ-organ gerak, yang dimana pada sistem gerak bisa juga mengalami
gangguan dan kelainan yang bisa menghambat gerakan tubuh dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Namun jika salah satu anggota dari sistem gerak tersebut
mengalami cedera, tubuh kita dapat melakukan aktivitas secara maksimal. Ada
beberapa kelainan yang bisa terjadi pada organ gerak pasif (tulang) yaitu sebagai
berikut.
29
Beberapa kelainan dan gangguan pada sistem gerak diantaranya adalah:
a) Osteoporosis merupakan penyakit yang umumnya dialami oleh wanita usia lanjut,
yang disebabkan oleh berukurannya massa tulang atau jaringan tulang utamanya pada
tulang spongiosa.
b) Patah tulang terjadi akibat benturan keras. Ada patah tulang terbukadimana tulang
mencuat ke luar dari kulit, dan ada patah tulang tertutup.
c) Kyphosis yaitu punggung yang bungkuk. Keadaan ini dapat disebabkan oleh TBC tulang
belakang atau usia lanjut (osteoporosis)
d) Lordosis merupakan kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke dalam.
Keadaan ini disebabkan perut besar misalnya karena kegemukan atau pada masa
kehamilan.
e) Skoliosis bila ruas tulang belakang membengkakke arah samping membentuk huruf
“S”.
f) Arthritis. Kadang sendi, ditandai oleh yang bengkak, merah, panasdan rasa sakit pada
sendi. Gangguan ini dapat di sebabkan oleh penimbunan asam urat pada sendi.
Gangguan ini dapat di sebabkan oleh penimbunan asam urat pada sendi.
g) Rheumatik adalah rasa sakit pada alat gerak otot, tulang dan sendi. Rheaumatik sendi
dikenal sebagai arthritis.
h) Keseleo terjadi bila sendiri terpuntir yang dapat disertai dengan lepasnya sendi, tetapi
ada pula yang tidak menyebabkan lepasnya sendi.
i) Lepas sendi bila sendi terlepas dari tempatnya disertai oleh robeknya ligmen.
j) Kram disebabkan oleh kontraksi otot terus menerus yang menimbulkan rasa sakit.
Dapat terjadi karena kelelahan pada waktu berolaraga, atau kedinginan.
Coba kamu perhatikan gambar pada halaman 31.
kelainan pada organ gerak pasif (tulang)
30
Gambar 1.6 beberapa kelainan dan gangguan pada sisitem gerak pasif (tulang)
Bacalah kembali bacaan di atas dengan seksama. Lalu jawablah pertanyaan
berikut ini!
1. Apa yang di maksud dengan osteoporosis ?
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………
2. Sebutkan kelainan dan gangguan pada sistem gerak pasif (tulang) !
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
31
KEGIATAN MENGORGANISASIKAN PESERTA DIDIK
Selanjutnya perhatikanlah penjelasan di bawah ini !
Macam-macam kelainan, gangguan, atau penyakit pada otot.
1) Tetanus merupakan penyakit otot yang di sebabkan oleh infeksi bakteri.
2) Atrofi merupakan kelainan otot pada manusia, otot yang mengalami
penyusutan bentuk dan volume.
3) Hipertrofi merupakan otot yang terjadi umumnya pada atlet binaraga dan
kebugaran
4) Stiff atau kaku lehermerupakan terjadi akibat adanya peradangan otot
trapesius leher.
5) Polio merupakan adalah kelainan otot akibat infeksi virus polio.
32
Carilah informasi tentang kelainan otot selain yang telah di sebutkan di atas. kamu
bisa mencarinya di buku atau sumber referensi yang lain, kemudian tuliskan di
buku tugas kamu!
Cara me
Kelainan pada organ gerak padat disebabkan oleh kebiasaan yang salah, pola hidup yang
salah, atau pembawaan sejak lahir. Jika terjadinya gangguan pada organ gerak, aktivitas akan
terganggu. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Oleh karna itu, sebaiknya mencegah
sedini mungkin agar organ gerak kita tetap sehat. Perhatikannya penjelasan mengenai cara
mencegah terjadinya kelainan pada organ gerak kita.
1) Untuk menghindari kelaianan kaki X yang merupakan bawaan sejak lahir maka ibu hamil
dianjurkan memperbanyak mengonsumsi sayuran dan minuman susu berkalsium.
2) Artriris dapat membatasi makanan yang dapat memicu asam urat dalam tubuh. Hal ini bisa
dilakukan dengan membatasi makanan yang dapat memicu asam urat seperti jeroan dan
bayam.
KEGIATAN MEMBIMBING PENYELIDIKAN
Setelah kita mengetahui apa itu macam-macam kelainan, gangguan, atau penyakit pada
otot selanjutnya simak penjelasan mengenai cara menceggah terjadinya kelainan pada
organ gerak.
33
3) Gangguan tulang belakang seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis dapat dicegah dengan
melakukan olaraga secara teratur dan menerapkan sikap badan yang benar, misalnya pada
saat diduk tulang belakang harus dalam posisi yang benar dan saat tidur sebaiknya posisi
melentang.
4) Penyakit osteoporosis biasanya menyerang kaum lanjut usia. Penyakit osteoporosis dapat
dicegah dengan banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium seperti susu.
Selain munuman susu, sebaiknya diimbangi pula dengan olahraga secara teratur.
5) Agar terhindar dari penyakit rakitis, maka dianjurkan untuk mengomsumsi bahan makanan
yang mengandung vitamin D, misalnya telur, susu, dan minyak hati ikan. Selain itu, di pagi hari
sangat dianjurkan untuk berjemur di bawah sinar matahari.
Buatlah kelompok yang terdiri dari tiga siswa! Diskusikan tentang berbagai
kelainan atau gangguan pada tulang dan otot manusia. Gunakan patung-patung
dari tanah liat tentang kelainan tulang otot manusia yang telah kamu buat
sebagai peraganya, lakukan presentasi dan buatlah kesimpulan hasil diskusi.
34
Buatlah model sederhana salah satu kelainan otot menggunakan platisin!
A. Alat dan Bahan
Platisin
Lap
penggaris
B. Cara Kerja
Pilih warna yang Andanda ingin gunakan!
Selain itu, campurlah warna platisinnya!
Bagilah adonan platisinya menjadi beberapa Bola-bola kecil atau bentuk
lainnya , untuk membetuknya menjadi kelainan pada otot Tetanus, bentuk
lah sesuai dengan bentuk yang telah di tentukan.
Lakukan lah hal yang sama pada bola-bola kecil atau bentuk lainnya.
KEGIATAN MENGEMBANGKAN HASIL KARYA
35
Pilihlah dengan teliti satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X)
pada huruf A,B,C,D !
1. Kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan tubuh menjadi bungkuk
adalah …
A. lordosis B. skoliosis
C. kifosis D. osteoporosis
2. Gangguan pada tulang belakang dengan tulang belakang membengkok ke kiri
dan kanan di sebut ….
A. lordosis B. skoliosis
C. kifosis D. osteoporosis
3. Gambar di bawah ini yang benar mengenai sikap duduk yang benar adalah…
KEGIATAN ANALISIS DAN EVALUASI
TES FORMATIF
36
4. Orang yang memiliki penyakit rakhitis ditunjukkan pada gambar…
5. Penyakit tulang yang ditandai dengan semakin mengecilnya ukuran tulang
disebut ….
A. rakitis B. polio
C. osteoporosis D. lordosis
6. kekurangan zat kapur dan vitamin D pada orang dewasa akan mengakibatkan….
A. lordosis B. kifosis
C. osteomalasia D. rakitis
7. Yang bukan termasuk macam-macam kelainan, gangguan, atau penyakit
pada otot…
A. tetanus B. polio
C. atriofi D. lordosis
8. Apa yang di maksud dengan lordosis … ?
A. kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke dalam.
B. kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke luar.
C. kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke samping.
D. kebalikan dari kephosis, tulang pinggang melekuk ke bawah.
9. Apa yang di maksud dengan kyphosis … ?
A. punggung yang bungkuk B. tulang punggung ke luar
C. leher yang menekuk D. alat gerak otot
10. Penyakit yang menyebabkan tulang mudah retak dan patah di sebut ….
A. osteoporosis c. polio
C. atriofi d. lordosis
37
Kunci Jawaban Tes Formatif
1. A 6. B
2. B 7. B
3. B 8. D
4. C 9. C
5. C 10. C
1. A 6. D
2. C 7. C
3. B 8. B
4. B 9. B
5. B 10. B
1. B 6. B
2. C 7. D
3. D 8. A
4. C 9. C
5. C 10. A
PEMBELAJARAN 1
PEMBELAJARAN 2
PEMBELAJARAN 3
38
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 411
JPDK: Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022
Research & Learning in Primary Education
Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem Based Learning (PBL) materi Organ Gerak Hewan dan Manusia kelas V
Widia Tita Nila1*, Dea Mustika2 1,2Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Islam Riau
Email: [email protected],[email protected]
Abstrak Bahan ajar merupakan segala bentuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, di kelas,baik itu informasi, alat, maupun teks yang digunakan. Maka dari itu penelitian bertujuan untuk menghasilkan E-modul berbasis model Problem Based Learning (PBL) materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SDN 114 Pekanbaru. Mengetahui penelitian dari enam ahli. Penelitian ini menggunakan metode R&D yang mengadopsi model ADDIE (Analysis, Desaign, Development, Implementation, Evaluation). Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli desan, dan ahli bahasa untuk menguji kelayakan, jenis data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah data kuantitatif berupa data angka dan diinterpretasikan dengan pedoman kriteria kategori penelitian untuk menentukan kualitas produk. Hasil dari penelitian ini, menghasilkan produk e-modul berbasis model problembased learning yang dapat digunakan pada jenjang SD sebagai bahan ajar atau pegangan buku ajar peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan berupa data kualitatif dan data kuantitatif yaitu analisis data tahap pendahuluan dan analisis data validasi. Kesimpulan penelitian ini adalah Hasil validasi terhadap bahan ajar pembelajaran e-modul berbasis problem based learning materi Organ Gerak Hewan dan Manusia untuk satu tema dan di bagi menjadi tiga pemetaan pembelajaran sudah mencapai tingkat kevalidan sangat valid. Dengan rincian penilaian sebagai berikut: (1) Hasil validasi ahli materi memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 91,7% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli desain memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 92,5% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli bahasa memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 89,9% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. Kata kunci: E-modul, Model Problem Based Learning, Sekolah Dasar.
Abstract
This study aims to determine the development of E-modules based on Problem Based Learning (PBL) models of animal and human movement organs for class V SDN 114 Pekanbaru. The method used in this research is the R&D approach. The type of data in this development research is in the form of quantitative data. This type of research and development with a research model using ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Research data obtained from primary data and secondary data. Primary data used in the form of notes from interviews, observations, and document review. While secondary data in the form of screenshots, photos, videos and recordings. Sources of data in the study are teaching materials used by educators, testing product feasibility and suggestions given by educators and students regarding Problem Based Learning (PBL)-based e-module teaching materials. Research subjects using a limited scale the number of students is 4 people with the characteristics of the level of ability consisting of medium, medium and high. The technique used to collect data is a questionnaire (questionnaire). The instrument used is a Likert scale. The validation questionnaire sheets used were design expert validation questionnaire sheets, material expert validation questionnaire sheets, linguist validation questionnaire sheets. The data analysis technique used is in the form of qualitative data and quantitative data, namely preliminary data analysis and validation data analysis. The conclusion of this study is that the validation results of the problem-based e-module learning teaching materials for Animal and Human Movement Organs for one theme and divided into three learning mappings have reached a very valid level of validity. With the details of the assessment as follows: (1) The results of the material expert validation obtained an average score of 91.7% with the category level not needing to be revised. (2) The results of the validation by design experts obtained an average score of 92.5% with the category level not needing to be revised. (2) The results of the validation of linguists obtained an average score of 89.9% with the category level not needing to be revised. Keywords: E-module, Problem Based Learning Model, Elementary School.
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 412
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi sudah berkembang luas sehingga dapat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan. Perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan telah mengubah gaya belajar seseorang. Selain
itu, pendidik juga harus menyesuaikan diri dengan menggabungkan teknologi tersebut ke dalam proses
pembelajaran maupun bahan ajarnya. Salah satu media belajar yang menggunakan perkembangan teknologi
dengan interaksi pengguna yang sedang dikembangkan adalah modul digital atau dikenal dengan electronic
modul (e-modul).
E-modul adalah modul dalam bentuk digital yang terdiri dari teks, gambar atau video, yang dihasilkan dan
dipublikasikan melalui computer, kemudian hasilnya dapat diakses melalui telepon seluler dan computer.
Perpaduan modul digital serta tuntutan adanya multimedia maka e-modul membantu keberhasilan proses
pembelajaran, sehingga harapannya pembelajaran di sekolah menggunakan e-modul. Menurut (Violadini &
Mustika,2021) peserta didik memiliki presepsi, minat dan motivasi yang baik setelah diperkenalkan e-modul di
dalam pembelajaran maka dari itu sangat dianjurkan bagi guru untuk menggunakan e-modul dalam proses
pembelajarannya. Menurut(Permana* et al., 2021) modul elektronik merupakan pembelajaran berbentuk
interaktif, yang dapat digunakan yaitu dengan memanfaatkan e-modul seperti smartphone. Salah satu kelebihan
dari e-modul adalah lebih menarik, karena dilengkapi dengan fasilitas berbentuk (gambar, audio, dan video)
sehingga dapat menciptakan pengalaman belajar peserta didik, meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan
meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, tidak terkecuali dalam pembelajaran IPA.
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pembelajaran yang berupaya membangkitkan
minat peserta didik agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya.
Menurut(Trianto, 2015) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. IPA di SD hendaknya juga
membuka kesempatan meningkatkan rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka
mengembangkan cara berfikir kognitif. Fokus program pengajaran IPA di SD diarahkan untuk memupuk minat
dan pengembangan anak didik terhadap dunia pendidikan di mana mereka berkembang. Perkembangannya
tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 114 Pekanbaru pada tanggal 04 Juni 2021, guru
mengatakan bahwa proses pembelajaran saat ini dilakukan secara daring. Salah satunya dengan memanfaatkan
aplikasi pembelajaran yang mendukung khususnya berupa google classroom, dengan adanya media google
classroom guru dapat mengajar dimana saja dan kapan saja. Berdasarkan pengakuan guru pembelajaran yang
sulit yang dipelajari adalah pembelajaran IPA pada materi “Organ Gerak Hewan dan Manusia” dikarenakan
pembelajaran IPA membutuhkan ketersediaan bahan ajar yang mendukung. Sedangkan pengakuan guru selama
ini hanya membagikan bahan ajar dari buku teks yang tersedia dan belum ada bahan ajar elektronik yang di
gunakan untuk peserta didik. Hal ini berdampak dari hasil belajar peserta didik yang rendah, dari 33 orang
peserta didik hanya 11 orang peserta didik yang tuntas mencapai nilai KKM yaitu 77.
menurut Panggabean (2020:3) Bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu
guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis
maupun bahan yang tidak tertulis, Selain itu menurut Kimianti (2019:93) yaitu bahan ajar adalah salah satu
unsur penting dalam terbentuknya sebuah pembelajaran. Keberadaan bahan ajar akan membantu guru
mendesain pembelajaran, sedangkan bagi peserta didik, bahan ajar akan membantu mereka dalam menguasai
kompetensi pembelajaran.
Atmaji (2018:29) menyatakan kekurangan bahan ajar menjadi peserta didik merasakan jenuh mengikuti
proses pembelajaran yang hanya berpusat kepada guru. hal ini berdampak kepada hasil nilai di bawah KKM.
Selain itu menurut(Permatasari et al., 2017)bahan ajar yang digunakan terlalu banyak pokok pembahasan dan
bahan ajar yang kurang menarik Sehingga membuat peserta didik kesulitan memahami materi tersebut. Hal ini
berdampak kepada keefektifan dalam proses pembelajaran.
Ada beberapa kelebihan e-modul menurut Sutanto (2017:3) yaitu : 1)Meningkatkan motivasi peserta didik,
karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
2)Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan
pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil. 3)Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu
semester. 4) Pendidikan lebih berguna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjeng akademik. 5) Penyajian
yang bersifat statis pada modul cetak dapat diubah menjadi lebih interaktif dan lebih dinamis. 6) Unsur
verbalisme yang terlalu tinggi pada modul cetak dapat dikurangi dengan menyajikan unsur visual dengan
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 413
penggunaan video tutorial.
Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengembangkan bahan ajar e-modul perlu adanya model
dalam proses pembelajaran yaitu Model problem based learning . Model problem based learning adalah model
pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok
dalam pemecahan masalah dunia nyata. Terdapat salah satu kelebihan problem based learning (PBL) menurut
(Nur et al., 2016) antara lain:(a) peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk
menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan
sehari-hari (b) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok
kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya. Kelebihan e-modul dari bahan ajar cetak adalah lengkap
dengan media interaktif seperi video, audio, dan terdapat kuis didalam e-modul yang dapat mendorong peserta
didik untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam pemecahan masalah dunia nyata. Harapan penulis
dengan adanya pengembangan e-modul ini memberikan solusi kepada peserta didik untuk dapat memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi secara bijak dan membuat peserta didik lebih tertarik dalam proses
pembelajaran.
Pembahasan menurut Chaisar (2019:21) organ gerak pada hewan dan manusia memiliki kesamaan alat
gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada dua macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat
gerak aktif berupa otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak dengan sendirinya.
Selain itu, tulang mempunyai peranan yang besar dalam “sistem gerak manusia dan hewan”
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan R&D. Jenis data pada penelitian pengembangan ini berupa
data kuantitatif. Jenis penelitian dan pengembangan dengan model penelitian menggunakan ADDIE (Analysis,
Desaign, Development, Implementation, Evaluation). Menurut Sukmadinata (2015:164) penelitain dan
pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang
mencakup ampuh untuk memperbaiki praktik. Desain merupakan kegiatan kreatif untuk merancang dalam
membuat suatu benda atau bahan yang berfungsi sebagai menyelesaikan suatu masalah tertentu sehingga
memiliki nilai dan bermanfaat bagi penggunanya maka dari itu peneliti berancana akan mengembangkan sebuah
bahan ajar e-modul berbasis Problem Based Learning karena dilihat dari permasalahan yang ditemukan
dilapangan peneliti berupa menghadirkan sebuah alternativ yang di rasa efektif dan inovatif.
Model ADDIE ada lima fase atau tahap yang perlu dilakukan secara sistematis dan sistem. Tahapan model
ADDIE untuk membangun E-modul berbasis model problem based learning ini modifikasi menjadi empat tahap
yaitu analisis, design,development, dan implementasi. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 114 Pekanbaru
pada kelas V yang beralamat Jl. Cempedak, Wonoreco, Kec, Marpoyan Damai, kota Pekanbaru, Riau. Bertepatan
pada bulan April 2021 pada tahuan ajaran semester genap 2020/2021. Teknik pengumpulan data ada tiga yaitu :
Angket kebutuhan dalam perkembangan produk ini dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif dengan
cara penyajian data mulai beberapa pertanyaan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pada saat penelitian
tanpa adanya perhitungan didalamnya semua di jabarkan dalam bentuk deskriptif.
Angket validasi yang akan diberikan kepada (ahli materi, bahasa, serta desain) dan angket guru pada
penelitain pengembangan ini menggunakan Skala Likert pengukuran yang merujuk pada buku Ridwan (2016:39)
Analisis kuantitatif merupakan merupakan pemberian soal yang akan di hasilkan skor dalam hal ini dapat dilihat
pada rumus yang ada dibawah ini:
Rumus presentase yang digunakan, sebagai berikut:
SA = ∑ 𝑆𝑃
∑ 𝑆𝑀 𝑥 100%
Keterangan :
SA = Presentase
∑SP = jumlah keseluruhan jawaban responden
∑SM = jumlah keseluruhan nilai ideal 1 item
Sumber : Arikunto (dalam Rahmawati 2019:64)
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 414
Untuk menentukan kriteria dalam menetukan hasil dari validasi, sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Validasi
Tingkat pencapaian Kualifikasi Keterangan
85%-100% Sangat Baik Tidak perlu Direvisi 75%-84% Baik Tidak perlu Direvisi 65%-74% Cukup Direvisi 55%-64% Kurang Direvisi
0-54% Kurang Sekali Direvisi
Sumber: Arikunto (dalam Rahmawati 2019:65)
Dengan adanya tabel skala likert tersebut, penulis dapat melihat presentase dengan nilai 75%-
100% dan tidak ada perbaikan atau revisi lagi. Maka e-modul berbasis model problem based learning
yang dikembangkan dapat di katakan telah teruji validitasnya hasil penelitian baik atau tidak produk
untuk di jadikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran.
HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN
Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini menghasilakn bahan ajar e-modul berbasis problem
based learning pada materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SD. Untuk mengembangkan e-modul
berbasis model problem based learning, peneliti menggunakan tahapan model ADDIE dengan lima tahapan yaitu
tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Pada penelitian ini dalam
mengembangkan bahan ajar e-modul dilakukan beberapa tahapan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Disini peneliti hanya melakukan tahapan analisis, desain, dan pengembangan, adapun langkah sebagai berikut:
A. Tahap Analisis
1. Analisis pendidik
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, guru menginginkan bahan ajar yang dapat membuat
siswa fokus dalam proses pembelajaran berlangsung. Bahwasannya guru juga telah menggunakan bahan ajar,
seperti modul dan LKS agar peserta didik bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung tetapi sama saja peserta didik kurang fokus dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran saat
berlangsung didalam kelas. Disini guru menginginkan bahan ajar yang dapat membuat peserta didik fokus
dalam belajar.
2. Analisis Peserta Didik
Disampaikan oleh peserta didik, bahwasannya bahan ajar yang dapat membuat peserta didik fokus
dalam belajar adalah bahan ajar yang dapat melibatkan peserta didik aktif didalamnya, seperti penjelasan
dan gambar yang hanya di tuntut peserta didik untuk menghafal. Peserta didik juga menginginkan bahan ajar
yang ada desain yang menarik didalamnya, karena untuk usia anak sekolah dasar sangat menyukai warna-
warna yang terang karena dapat menarik perhatian peserta didik.
3. Analisis Materi Pembelajaran
Peneliti memilih materi organ gerak hewan dan manusia karena berdasarkan hasil wawancara dan
observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap buku ajar yang digunakan oleh peserta didik masih banyak
terdapat materi pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk menghafal sehingga membuat
peserta didik merasa bosan, belum terdapat adanya pengintegrasian model pembelajaran dalam buku ajar
yang digunakan oleh peserta didik serta belum adanya pengintegrasian model problem based learning.
Berdasarkan observasi dengan guru kelas V SDN 114 Pekanbaru maka harus adanya inovasi baru dalam
pembelajaran IPA salah satunya dengan mengkaitkan model Problem Based Learning yang dapat
diintegrasikan dalam bahan ajare-modul. Peneliti memilih materi organ gerak dan manusia karena
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 415
berdasarkan observasi dengan guru kelas V dari 33 orang peserta didik hanya 11 orang peserta didik dan 22
peserta didik lagi tidak tuntas dalam ulangan harian IPA, pada materi ini hanya mempelajari kerangka tubuh
hewan dan manusia seputar macam-macam alat gerak pada hewan dan manusia, bagain organ gerak hewan
yaitu, vertebata dan avertebrata ada pula bagaian organ manusia yaitu, tulang, otot dan sendi.
B. Tahap Desain
1. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pada tahap ini peneliti mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan
oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. RPP yang dirancang oleh peneliti ini terdiri dua
belas RPP karena dalam satu subtema terdiri dari empat pembelajaran yang terkait pada pembelajaran
IPA.lebih lanjutnya peneliti melampirkan dua belas RPP yang ada dilampiran.
2. Penelitian komponen yang terdapat dalam e-modul
Terdapat 9 komponen-komponen e-modul yaitu meliputi: cover,kata pengantar, daftar isi,
kompetensi dasar, materi, lembar kegiatan, rangkuman, tes formatif, kunci jawaban. Komponen tersebut
mengikuti tahapan-tahapan model Problem based learning.
Untuk merancang e-modul ada tahapan yang perlu diperhatikan yang dimodifikasi menjadi delapan
tahapan , peneliti menggunakan word sebagai pengembangan bahan ajar e-modul. Pada tahap ini ada tiga
tahapan yang harus di rancang yaitu materi, desain, dan bahasa. Untuk menyusun e-modul ada delapan
tahapan dalam pengembangan yang dilengkapi dengan model problem based lerning yaitu:
1) Pada cover depan peneliti merancang dengan menampilkan gambar orang dan hewan, pada
lingkungan alam yang terlihat ditumbuhi beberapa pohon hijau. Kalimat yang terdapat pada cover
menggunakan tulisan alegreya bold dan open sans extra bold dengan ukuran bervariasi pada gambar
4.1 dan terdapat rancangan gambar cover belakang e-modul. Cover belakang dirancang dengan
gambar hewan yang sangat aktif. Gambar ini bertujuan agar peserta didik merasa senang sampai
akhir pembelajaran, dan gambar ini terkait dalam proses pembelajaran pada gambar 4.2.
2) Kata pengantar merupakan ucapan terimakasih atas terseleksinya e-modul, alasan peneliti dalam
membuat e-modul secara singkat, dan manfaat yang bisa diperoleh dengan membaca e-modul pada
gambar 4.3.
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 416
3) Daftar isi adalah menginformasikan kepada peserta didik apa saja pokok yang ditampilkan dalam e-
modul sehingga peserta didik dengan mudah melacak materi yang diinginkan tanpa harus memblok
balikkan halaman satu persatu. Jadi peserta didik ketika ingin menggunakan e-modul bisa melihat
gambaran materi pada daftar pustaka terlebih dahulu pada gambar 4.5.
4) Kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran merupakan target yang akan dicapai peserta didik. Pada
tahap ini guru berupaya memfokuskan perhatian peserta didik. Agar fokus dalam pembelajaran
sebelum memasuki materi selanjutnya, maka dari itu guru mrnyampaikan kompetensi sera tujuan
pembelajaran yang harus dicapai oleh Peserta didik pad gambar 4.5.
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 417
5) Materi pembelajaran merupakan uraian materi yang akan di pelajari oleh peserta didik. Sebelum
memasuki pembelajaran, guru hendaknya memberi suatu permasalahan yang mengandung teka-teki
untuk peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik berfikir untuk menentukan
suatu solusi yang akan di pecahkannya atau menetukan jawaban dari suatu permasalahan yang di
ajukan kepadanya pada gambar 4.7.
6) Lembar kegiatan merupakan latihan yang akan di kerjakan oleh peserta didik setelah menguasai
materi pembelajaran. Untuk mengerjakan latihan peserta didik bisa menggunakan buku tulis untuk menjawab pertanyaan pada gambar 4.8.
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 418
7) Tes formatif merupakan soal yanga akan diberikan untuk peserta didik, dimana mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran pada gambar 4.9 dan 4.10.
C. Tahap Development (Pengembangan)
1. Penulisan draft
Penulisan draft e-modul disesuaikan dengan komponen/kerangka e-modul dan kebutuhan peneliti
serta memperhatikan spesifikasi sebagai berikut: Bentuk media cetak yang terdiri atas komponen halaman
judul, kata pengantar, daftar isi, KD, tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, rangkuman materi, tes formatif,
kunci jawaban. Di desain dengan menerapkan komponen-komponen model problem based learning. Dan
maksud gambar-gambar disesuaikan dengan materi yang telah ditetapkan.Ditampilkan dengan e-modul
(tampilan) sesuai dengan desain tampilan e-modul yang telah ditentukan pada tahap desain.
2. Memvalidasi e-modul kepada ahli materi, desain dan bahasa
a. Ahli Materi
Validasi ahli materi ini dilakukan untuk melihat kelayakan materi yang digunakan peneliti,
ketetapan, dan kejelasan materi pada bahan ajar e-modul. Validitas ini dilakukan oleh dua Guru kelas SDN
114 Pekanbaru, Ibu Yunita, S.Pd dan Ibu Yeni Misyeti, S.Pd.
b. Ahli Desain
Validasi ahli desain ini dilakukan untuk melihat kelayakan pada bagian warna pada e-modul yang
digunakan peneliti, tampilan visual, penggunaan huruf, kriteria fisik, suara dan Kemudahan Kegunaan
pada bahan ajar e-modul. Validitas ini dilakukan oleh dua Dosen UNRI dan UIR yaitu : Bapak Eddy
Noviana, Spd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I. Kom.
c. Ahli Bahasa
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 419
Validasi ahli bahasa ini dilakukan untuk melihat kelayakan pada bagian bahasa pada e-modul yang
digunakan peneliti, lugas, interaktif, kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan penggunaan istilah symbol,
icon dan istilah. Validasi ahli bahasa dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Muhamammadiah Riau
falkultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia. Bapak Bibit
Santosa, S.Pd.,MM. Dan validasi bahasa dilakukan oleh kepala sekolah SDN 83 Pekanbaru. Ibu
Syamsimar,S.Pd.,MM.
1. Proses Mengembangkan E-modul berbasis Problem Based Learning
a. Tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap Analisis, Menurut(Wibowo, 2018)Langkah
pengembangan bahan ajar pertama yaitu analisis kebutuhan yang dilakukan untuk mengumpulkan
informasi, daam hal ini peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan wawancara. Pada tahap analisis
peneliti , Menentukan suatu permasalahan melalui wawancara dan observasi dengan guru kelas V SDN
114 Pekanbaru. Analisis yang dilakukan adalah: (1) Analisis guru dan sisiwa yaitu untuk mengetahui
kebutuhan bahan ajar yang sepertii apa yang diinginkan guru dan siswa (2) Analsisi materi pembelajaran
yang terkait KI dan KD kurikulum 2013 dan tujuan pembelajaran pada materi organ gerak hewan dan
manusia berbasis model problem based learning. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru hanya
menggunakan bahan ajar yang tersedia disekolah seperti buku ajar dan LKS. Hal ini berdampak pada
hasil belajar yang diperoleh peserta didik, (3) Analisis bahan ajar yaitu kegiatan yang dilakukan untuk
menganalisis bahan ajar yang selama ini digunakan oleh guru dan peserta didik saat melaksanakan
kegiatan proses pembelajaran. Saat melakukan wawancara pada tanggal 4 juni 2021 guru mengatakan
bahwa bahan ajar yang digunakan saat pembelajaran berupa bahan ajar dari buku teks yang tersedia.
Selain itu, Menurut (Annisa & Ramadan, 2021) guru bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk
membuat media pembelajaran yang menarik. Salah satu media yang memanfaatkan kecanggihan
teknologi yaitu video. Serta dikaitkan dengan bahan ajar yaitu e-modul yang mengambungan kan video
didalamnya. Menurut Duch (dalam Harapit 2018:914) PBL merupakan model pembelajaran yang
menantang siswa untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompokatau mencari solusi dari
permasalahan dunia nyata.
b. Selanjutnya tahap desain, menurut (Atmaji & Maryani, 2019) Tahap desain merupakan tahap
pengumpulan bahan-bahan yang akan dimasukkan dan disesuaikan dengan materi. Pada tahap ini
peneliti merancang bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning materi organ gerak
hewan dan manusia. Adapun proses pembuatan bahan ajar e-modul berbasis model problem based
learning yaitu: (1) Peneliti merancang bahan ajar e-modul dengan membuat RPP (2) kemudian
merancang e-modul meliputi cover, kata pengantar, daftar isi, kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, lembar kegiatan, tes formatif, dan kunci jawaban yang
diintegrasikan dengan tahapan model problem based learning (3) selanjutnya membuat desain di word
di ubah ke pdf dan ketika ingin mengubah modul ke e-modul dan, (4) mengubah modul konvensional ke
e-modul memerlukan aplikasi tambahan yaitu flip FDF Propesional. Selain itu, tahap desain menurut (
c. Selanjutnya tahap pengembangan, menurut (Febrianto & Puspitaningsih, 2020) pengembangan proses
mewujudkan blue-print alis desain menjadi kenyataan. Tahap ujicoba pada tahap ini melibatkan ahli-ahli
dibidang keilmuan yang diperlukan sehingga produk pengembangan sesuai yang diharapkan. Setelah
bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning selesain desain selanjutnya dikembangkan,
kemudia divalidasi oleh para ahli. Tujuan dilakukannya validasi untuk mengetahui kekurangan dan
kesalahan pada produk media yang telah dibuat untuk menjadi layak digunakan pada proses
pembelajaran. Uji validasi dilakukan oleh enam orang orang ahli untuk tiga bidang keahlian, yaitu ahli
materi, ahli desain dan ahli bahasa. Setiap bidang keahlian akan dinilai oleh dua orang ahli
menggunakan lembar validasi yang telah disediakan peneliti dengan menggunakan skala likert dengan 5
alternatif jawaban. Uji validasi dilakukan sebanyak dua kali untuk mencapai tingkat kevalidan produk
sampai sangat valid. Peneliti melakukan pengolahan data untuk setiap media pembelajaran agar
mendapatkan nilai rata-rata untuk setiap bahan ajar pembelajaran agar mendapat nilai rata-rata untuk
setiap media serta mengetahui tingkat kevalidan dari masing-masing bahan ajar e-modul. Selain itu,
menurut, Febrianti & Ain (2021) tahap pengembangan tahap realisasi produk, pada tahap ini
pengembangan modul dilakukan sesuai dengan tahapan perancangan.
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 420
2. Validasi E-modul Berbasis Model Problem Based Learning Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia
E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan dan Manusia dinilai oleh 6 ahli
yang terdiri dari 2 orang ahli materi, 2 orang ahli desain dan 2 orang ahli bahasa untuk menilai kevalidan e-
modul yang dikembangakan peneliti. Sehingga memperoleh rata-rata dari para ahli yaitu 1) E-modul berbasis
problem based learning Organ Gerak Hewan dan Manusia yang divalidasi oleh ahli materi memperoleh rata-
rata 91,7% dengan kategori sangat baik, 2) E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak
Hewan dan Manusia yang divalidasi oleh ahli desain memperoleh rata-rata 92,5% sangat baik, 3) E-modul
berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan dan Manusia yang divalidasi oleh ahli bahasa
memperoleh rata-rata 89,9% sangat baik.
Hasil penelitian seluruh aspek e-modul oleh ahli materi, desain, dan bahasa pada validasi pertama dan
validasi kedua dapat disajikan dalam bentuk diagram berikut ini :
Diagram 4.1 Diagram Hasil Penelitian Seluruhan Aspek Bahan AjarE-modul Berbasis Model Problem
Based Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia
Berdasarkan diagram 4.1 dapat dilihat pengembangan bahan ajar e-modul berbasis model problem
based learning mengalami peningkatan pada saat validasi, validasi dilakukan melalui serangkaian revisi dari
validator seperti berdasarkan penelian oleh ahli materi pada validasi pertama memperoleh 65,2% adapun
komentar dan saran dari ahli materi antara lain: menambah satu mata pelajaran pada pembelajaran pertama
dan, perbaiki penulisan pada tes formatif. Setelah bahan ajar e-modul berbasis problem based learning
diperbaiki sesuai masukan yang diberikan oleh ahli materi maka selanjutnnya dilakukan validasi kedua dan
memperoleh rata-rata 91,7% dengan validasi sangat baik tidak perlu direvisi. Dan hasil presentase oleh ahli
materi pertama dan kedua adalah
Sedangkan penilaian dari validator ahli desain yang pertama yaitu memperoleh nilai rata-rata 67,1%
dengan kriteria cukup. adapun komentar dan saran dari ahli desain yaitu : mengubah cover, menyesuaikan
warna pada setiap pembelajaran, menyesuaikan ukuran dan penempatan gambar, serta memberi jarak pada
kalimat yang terdapat didalam kolom atau tabel. Setelah bahan ajar e-modul berbasis problem based lerning
diperbaiki selanjutnya dilakukan validasi kedua dan memperoleh hasil nilai rata-rata 92,5% dengan kriteria
sangat baik tidak perul direvisi.
Selanjutnya penilaian bahan ajar e-modul berbasis model problem based lerning dengan ahli bahasa
memperoleh nilai rata-rata 72,4% dengan kategori cukup , adapun komentar dan asaran yang diberikan
adalah terdapat kesalahan penulisan objektif dan tanda symbol, pertanyaan di sederhanakan kembali dan
disesuaikan. Setelah e-modul berbasis problem based lerning di perbaiki selanjutnya dilakukan validasi kedua
memperoleh nilai rata-rata 93,3% dengan kriteria sangat baik tidak perlu direvisi.
Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (Amaliyyah, 2021) yaitu mengembangkan bahan ajar e-modul
65.2
91.7
67.1
92.5
72.4
89.9
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Validasi 1 Validasi 2
HASIL VALIDASI ASPEK E-MODUL
Materi Desain Bahasa
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 421
berbasis model Problem Based Learning materi Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup, hasil penilaian
kelayakan bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning dari ahli, guru kelas. dengan
memperoleh rata-rata presentase hasil uji kelayakan bahan ajar 83,16% yang artinya layak digunakan atau
sangat baik. Pada uji coba terbatas dan uji coba pemakaian mendapat respon yang sangat baik dari peserta
didik. Dan kekurangan dari bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah (1) mebutuhkan jaringan internet
untuk dapat mengakses atau mengunduhnya, sehingga membutuhkan jaringan yang stabil, (2) kurangnya segi
kenyaman mata dalam membaca e-modul dibangdingkan dengan membaca buku cetak.kalebihan yang
peneliti kembangkan adalah cara mengakses link agar memudahkan peserta didik dalam proses
pembelajaran.
Hasil penelitian produk oleh e-modul (modul digital) dalam pembelajaran tematik dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh (Heni Widia Ayu. wahyuningtyas, 2019) dengan memperoleh rata-rata
presentase hasil uji kelayakan bahan ajar 82,4% yang artinya layak digunakan atau sangat baik. Berdasarkan
kesimpulan yang di uji oleh peneliti di atas adalah, perkembangan e-modul sejalan akan tetapi kekurangan
dari e-modulnya tidak terlihat berbasis model problem based learning, dan kalebihan yang peneliti
kembangkan adalah cara memberikan soal kepada peserta didik menggunakan akses internet.
Selain itu, Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (Safitri, 2021) yaitu mengembangkan bahan ajar e-
modul interaktif materi Strategi mempertahankan indonesia untuk siswa kelas XI SMA 3 Medan hasil
penilaian kelayakan bahan ajar e-modul interaktif khususnya guru sejarah Indonesia masih dominan
menggunakan buku teks, dan slide powerpoint sebagai bahan ajar. Keterbatasan penelitian terletak pada
pengembangan e-modul interaktif hanya dilakukan sampai kelompok sedang saja, produk tidak diuji cobakan
pada kelompok besar dikarenakan keterbatasan waktu.
Sehingga dapat di kesimpulan diatas dapat dilihat perkembangan bahan ajar yang peneliti kembangkan
banyak kelebihan dan kekurangan. kelebihan pada e-modul yang peneliti kembangkan tedapat link video
pada e-modul yang dikembangkan dan pada saat menekan link akan mengakses video pembelajaran di
dalamnya dan sudah terlihat berbasis model problem based learningnya. Dan kelemahan pada e-modul yang
peneliti kembangkan adalah pada penelitian ini dibatasi hingga tahapan uji validasi sehingga tidak dilakukan
uji coba kepada siswa di Sekolah Dasar.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian pengembangan bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning
materi Organ Gerak Hewan dan Manusia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Pengembangan bahan ajar
e-modul berbasis model problem based learning dilakukan dengan 3 tahapan yaitu: (1)Tahap Analisis, tahapan
analisis terdiri dari analisis pendidik, peserta didik dan materi pembelajaran, (2)Tahapan Desain, merupakan
tahapan dimana peneliti akan membuat bahan ajar pembelajaran dengan menentukan desain dan penentuan
komponen bahan ajar, (3)Tahapan pengembangan, merupakan tahapan memperoduksi bahan ajar yang telah
dibuat untuk melakukan uji validasi terhadap para ahi materi, ahli desain dan ahli bahasa.
Hasil validasi terhadap bahan ajar pembelajaran e-modul berbasis problem based learning materi Organ
Gerak Hewan dan Manusia untuk satu tema dan di bagi menjadi tiga pemetaan pembelajaran sudah mencapai
tingkat kevalidan sangat valid. Dengan rincian penilaian sebagai berikut : (1) Hasil validasi ahli materi
memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 91,7% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli
desain memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 92,5% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil
validasi ahli bahasa memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 89,9% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi.
DAFTAR PUSTAKA
Amaliyyah, R. (2021). PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN MAKHLUK HIDUP. 6.
Atmaji, R. D., & Maryani, I. (2019). Pengembangan E-Modul Berbasis Literasi Sains Materi Organ Gerak Hewan Dan Manusia Kelas V Sd. Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar), 2(1), 28. https://doi.org/10.12928/fundadikdas.v2i1.687
Febrianto & Puspitaningsih. (2020). Pengembangan Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran. 4, 1–18. Heni Widia Ayu. wahyuningtyas, D. T. Y. I. (2019). Pengembangan e-modul tema 6 subtema 1 berbasis inkuiri
untuk siswa kelas III sekolah dasar. Seminar Nasional PGSD UNIKAMA, 53(9), 1689–1699. Nur, S., Pujiastuti, I. P., & Rahman, S. R. (2016). Efektivitas Model Problem Based Learning (Pbl) terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat. Saintifik, 2(2), 133–141.
JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 422
https://doi.org/10.31605/saintifik.v2i2.105 Permana*, I., Zulhijatiningsih, Z., & Kurniasih, S. (2021). Efektivitas E-Modul Sistem Pencernaan Berbasis Problem
Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA, 5(1), 36–47. https://doi.org/10.24815/jipi.v5i1.18372
Permatasari, E. A., Mudakir, I., & Fikri, K. (2017). Pengembangan E-Modul Berbasis Adobe Flash Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Untuk Kelas IX MIPA SMA. Saintifika, 19(1), 57–65.
Trianto. (2015). Model Pembelajaran Terpadu. 1–290. Wibowo, E. (2018). Pengembangan Bahan Ajar E-Modul Dengan Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker.
In Skripsi. http://repository.radenintan.ac.id/3420/1/SKRIPSI FIX EDI.pdf
JPDK: Jurnal Pendidikan dan KonselingUNIVERSITAS PAH LAWAN TUANKU TAMBUSAIJl. Tuanku Tambusai No 23 Bangkinang, Kampar Riau
E ma i I : knr*sa$nsis*k$gm*i}"*&tt|
SURAT PERNYATAAN
LETTER 0F AccEPTANcE {LoA}N omor: 07 I I JPDK/ UPTT I lv / 2A22
Saya yang bertandatangan di bawah ini Tim Redaksi Jurnal JPDK dengan E-ISSN:
2585-935X and P-ISSN: 2685-9351. Dengan ini menyatakan bahwa artikel dengan
judul:
Pengembangan Lembar Kerja Berbasis Komik pada Mata pelajaranMatematika di Kelas lV Sekolah Dasar
Widia Tita Nila1., Dea Mustika2Nama
Asal lnstitusi : l,2,Universitas lslam Riau
Bahwa artikel tersebut telah di proses sesuai prosedur publikasi Jurnal JPDK dan
diterbitkan pada Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022. Demikian surat keterangan ini
dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
nang, 12 April 2022
P, M.Pd