MODUL BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING ...

251
PENGEMBANGAN E- MODUL BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA KELAS V SDN 114 PEKANBARU SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Serjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: WIDIA TITA NILA NPM 186910881 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU PEKANBARU 2022

Transcript of MODUL BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING ...

PENGEMBANGAN E- MODUL BERBASIS MODEL PROBLEM BASED

LEARNING PADA MATERI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA

KELAS V SDN 114 PEKANBARU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar

Serjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

WIDIA TITA NILA

NPM 186910881

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2022

HALAMAN PENGESA}IAN SKRIPSI

PENGEMBANGAN E-MODAL BERBASIS MODEL PROBLEM EASEDLEARNING PAI}A MATEBI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSL{

KELAS V SBN IT4 FEKANBARU

Dipersembahkan dan disasun oleh

NarnaNPMProgram Studi

: Widia TitaNila: I86910881: Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Pemhimbing

Dea s.Pd., M.Pd.

Ketua Studi

'lI Ramadan, S.Pd., M.Pd.

NIDN.10I5109001 1

Skripsi rr: telah drterrma sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan Gr-ru Sekolah Dasar Falkultas Keguruan dan llmu Pendidikan

Universitas Islam Riar"r

Pekanbaru. 20 Juli 2022

Bidang Akademik

M.Ed.005068201

Nama

NptnJudul Skripsi

LEMBAR PERN!'ATAAN ORISINALITAS DAN PERSETUJUANPI,tsLIKASI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Prograrn Studi

: Widia Tita Nila:186910881: Pengenrbangan E*rodrl Berbasis Model Problem Ba"sed

Learning Parla Materi Organ Gerak Helvan dan Manusia

Kelas Y SDN i14 Pekanbanr

: PGSD

Menyatakan dengan sesungguhnl'a bahwa Skripsi ini merupakan liasil penelitiarr,

pemikiran, dan pemaparan asli saya sendiri. Skripsi ini asli pemikiran saya sendiri dan

belLrm pernah di ajukan r-rnhrk rnendapatkan gelar akadernik Sariana yang ditulis oleh

orang lain,baik yang ada di Universitas Islarn Riau atan Perguruan tilggi lairnya.

Apatrila dikernudian liari terdapat pen-vimpangan dan ketidak benaran dalam pertanyaan

ini, rnaka saya bersedia sanki akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku di

Universitas Islarn Riau.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa paksaan dari pihak

maflapLlll.

Pekanbar"u. 2l Aprii 2022

pertafiyaar,

NilaNPI\{.1 86910881

t \t,

Y/rYir.:;lqi'\i Lilf!,.1{J&fif,tr. FHtri*E*f t{*iq ESg".st[''."4 iYi-fii !:j-i;ii-fE. i i's F V 9.. gqSi 6-g'A$ 6ri E-.q &,E Eio E.\ E.

i

$ i,iui 1 i 1.-.*sl.{,['i{.8 .tH #.eia* E}.&lI E]E'.\'1E!EC]i]s i":'.F.A.4.11

*i{..}{"1.1 *'"\l i,r i t l}i ['i..\!]El.rl$q,LR. €,;ErFa{] 3il,i*.{.}l. iriE {} 1r' i"Et i',i,,,_,

l(*i':arildeiin l*a:uticn No. .1"13 P. S.{arp*yan Fekanbnr* Biau lnd**esia* l{ode Fos: 282liri

?*lB. +S? ?61 *7/ri$.74 Fax. +EZ ?S1 674S34 tiYabsfrs': E,wlgl.UG-!j-{ 5rntri/: i*fr:r,g)uir.ar.ici

BERTTA ACARA T]JIAI{ SKRIPSI

Berdasarkan Surat Keputusan Dekan Fakultas Keguman dan lhnu Pendidikan UniversitasIslam Riau, Pekalbaru, tanggal30 Juni 2022, Nomor: /FKIP-UIR/Kpts/2021, maka pada hariKamis tanggal 30 Juni 2022, telah dilaksanakan Ujian Sknpsi Program Studi PendidikanGuru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan lhnu Pendidikan Universitas lslarnRiau, Jenjang Studi Sl, Tahun Akademik 202112022 berikut ini.

1. Nama2. NPM3. Judul Skripsi

4. Waktu Ujian5. Tempat Pelaksanaan Ujian

Tirn Penguji Skripsi.

007 199803 2 002NIDN.0007107005

Widia Tita Nila186910881Pengembangan E-modul Berbasis Problem BasedLearning Materi Organ Gerak Hewan dan ManusiaKelas V SDN 114 Pekanbaru11.00 * 12.00 wIBRuang Sidang PCSD

Nilai Uiian:Nilai Ujian Angka =..!,?:??... .. Nitoi Huruf : ..4

Dengan keputusan Hasil IJjian Skripsi:Lulus*/ Lulus dengan Perbaikan*/ Tidak L,ulus*

30 Jrni2022

.€:,i

02602e001

.Iabatan TandaTanganNo Nama

1 Dea Mustika, S.Pd,, M.Pd Kefira II&t

2 Siti Quratul Ain, S.Pd., M.Pd Anggota

3 Febrina Da{it, S.Pd., M.Pd Anggota 3

* Coretyang tidak perlu.

HALAMAN PERSETU.ILTAN pF]TIIAIKAN (REVISI)UJIAN AKHII{ SKRIPSI

Nama IVIahasisri,a

Npnr-l'anggal

LJjian AkhirProgranr Studi

.luclLrl Skripsi

: Widia l-ita n-ila

: l86el088l: 30 Juni 2022

: Pendiclikan (luru Sekolah Dasur

: Pengettt[rattsan /:-rirarlrrl []r:rbasis l\4oclel l>rutblent l]ctsctlLcurning Pacla Nlateri (irean Cerak I lervan dan N4anirsia

Kelas V SDN I l-l I'el<anharu

7'eluh Diperbetiki Dun Di,yetuiui Oleh'l'int l'anguruh l)un l)iperkenunkun (intuk

D i c c k,\e r I u D i pc r lt tt n.t'er k

['ckanharu. .luli 2022

lVlengetah Lri

Ketua P

No. TINI PENGARAH TANDA TANGAN

nfiI Dea M Lrsti ka.S. Pd.. N4. Pd \42 Siti (lr"rratLrl Ain. S.f'}cl..M.f'}cl

\ I ----'<--N'J Febrirra Dafrt S. Pd."M.Pd 4d-

NIDN.1Ramldan

PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS MODEL PRPBLEM BASED

LEARNING PADA MATERI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA

KELAS V SDN 114 PEKANBARU

WIDIA TITA NILA

NPM.186910881

Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. FKIP Universitas Islam

Riau

Pembimbing: Dea Mustika, S.Pd.,M.Pd

ABSTRAK

Bahan ajar merupakan segala bentuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar

mengajar, di kelas,baik itu informasi, alat, maupun teks yang digunakan. Maka dari itu

penelitian bertujuan untuk menghasilkan E-modul berbasis model Problem Based Learning

(PBL) materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SDN 114 Pekanbaru. Mengetahui

penelitian dari enam ahli. Penelitian ini menggunakan metode R&D yang mengadopsi

model ADDIE (Analysis, Desaign, Development, Implementation, Evaluation). Instrument

pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli

desan, dan ahli bahasa untuk menguji kelayakan, jenis data yang diperoleh dari hasil

penelitian adalah data kuantitatif berupa data angka dan diinterpretasikan dengan pedoman

kriteria kategori penelitian untuk menentukan kualitas produk. Hasil dari penelitian ini,

menghasilkan produk e-modul berbasis model problembased learning yang dapat digunakan

pada jenjang SD sebagai bahan ajar atau pegangan buku ajar peserta didik. Teknik analisis

data yang digunakan berupa data kualitatif dan data kuantitatif yaitu analisis data tahap

pendahuluan dan analisis data validasi. Kesimpulan penelitian ini adalah Hasil validasi

terhadap bahan ajar pembelajaran e-modul berbasis problem based learning materi Organ

Gerak Hewan dan Manusia untuk satu tema dan di bagi menjadi tiga pemetaan pembelajaran

sudah mencapai tingkat kevalidan sangat valid. Dengan rincian penilaian sebagai berikut:

(1) Hasil validasi ahli materi memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 91,7% dengan tingkat

kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli desain memperoleh nilai rata-rata skor

sebesar 92,5% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli bahasa

memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 89,9% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi.

Kata kunci: E-modul, Model Problem Based Learning, Sekolah Dasar.

DEVELOPMENT OF E-MODULES BASED ON PROBLEM BASED

LEARNING PADA MATERI ORGAN GERAK HEWAN DAN MANUSIA

KELAS V SDN 114 PEKANBARU

WIDIA TITA NILA

NPM.186910881

A Thesis. Primary School Teacher Education Study Program. Fkip, Riau Islamic

University

Advisor: Dea Mustika, S.Pd.,M.Pd

ABSTRACT

This study aims to determine the development of E-modules based on Problem Based

Learning (PBL) models of animal and human movement organs for class V SDN 114

Pekanbaru. The method used in this research is the R&D approach. The type of data in this

development research is in the form of quantitative data. This type of research and

development with a research model using ADDIE (Analysis, Design, Development,

Implementation, Evaluation). Research data obtained from primary data and secondary data.

Primary data used in the form of notes from interviews, observations, and document review.

While secondary data in the form of screenshots, photos, videos and recordings. Sources of

data in the study are teaching materials used by educators, testing product feasibility and

suggestions given by educators and students regarding Problem Based Learning (PBL)-

based e-module teaching materials. Research subjects using a limited scale the number of

students is 4 people with the characteristics of the level of ability consisting of medium,

medium and high. The technique used to collect data is a questionnaire (questionnaire). The

instrument used is a Likert scale. The validation questionnaire sheets used were design

expert validation questionnaire sheets, material expert validation questionnaire sheets,

linguist validation questionnaire sheets. The data analysis technique used is in the form of

qualitative data and quantitative data, namely preliminary data analysis and validation data

analysis. The conclusion of this study is that the validation results of the problem-based e-

module learning teaching materials for Animal and Human Movement Organs for one

theme and divided into three learning mappings have reached a very valid level of validity.

With the details of the assessment as follows: (1) The results of the material expert

validation obtained an average score of 91.7% with the category level not needing to be

revised. (2) The results of the validation by design experts obtained an average score of

92.5% with the category level not needing to be revised. (2) The results of the validation of

linguists obtained an average score of 89.9% with the category level not needing to be

revised.

Keywords: E-module, Problem Based Learning Model, Elementary Sch

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadiaran Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan nikmat dan rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian

dengan judul” Pengembangan e-modul berbasis model problem based learning pada

materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SDN 114 Pekanbaru”. Penulisan

skripsi ini merupakan salah satu persyaratan bagi penulis untuk menyelesaikan

pendidikan pada program studi pendidikan guru sekolah dasar, falkultas keguruan

dan ilmu pendidiksn, Universitas Islam Riau.

Penulis menyadiri bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, niscaya penelitian

ini tidak dapat penulis selesaikan menurut semstinya. Oleh karena itu, sudah pada

tempatnyalah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ibu Dr. Hj.Sri Amnah, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Islam Riau yang telah memberikan izin kepada

peneliti untuk di Universitas Islam Riau dan mmengikuti ujian proposal.

2. Bapak Zaka Hadikusuma Ramadan S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua Prodi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

yang telah berjasa dalam penentuan judul dan pembimbing proposal

peneliti.

3. Ibu Dea Mustika, S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

membimbing dan memberikan dukungan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Karyawan/I Tata Usaha Falkultas Keguruan dan Ilmu

pendidikan Universitas Islam Riau yang telah membantu peneliti dalam

urusan untuk menyelesaikan proposal ini.

5. Teristimewa Ayahanda Syafrianto, Ibunda tercinta Kasrianti, Nenek

Tercinta dasni, dan Acik Liza yang penyang dan Adik tersayangi Aldi dan

Alliya dan Mas Angga Wisnu sebagai penyemangat yang selalu

mendukung dan mendoakan penulis serta terima ksih untuk semua kasih

sayang, jasa, dan pengorbanan kepeda peneliti, dan saya sangat berterima

viii

kasih kepada diri sendiri sudah mau berjuang dan gigih menyelesaiakn

skripsi ini.

6. Kepada sahabat Nadia Rizkianti , Dea Putri Anandari, Agustia Ningsih

yang telah menyemangati dan memotivasi peneliti dalam melaksanakan

penelitian ini.

7. Kepada seluruh teman-teman pendidikan Guru Sekolah Dasar Angkatan

2018 yang telah menyemangati peneliti.

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu memberikan dukungan.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan karunia-

nya dan membalas segala kebaikan pihak-pihak yang telah membantu penulis

dalam menyusun skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Pekanbaru,13 April 2022

Widia Tita Nila

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN ORISINALITAS & PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRAK

ABSTRACK

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang .................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 3

1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 4

1.4 RumusanMasalah ............................................................................... 4

1.5 TujuanPenulisan ................................................................................. 4

1.6 ManfaatPenulisan ............................................................................... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat penelitian Pengembangan .................................................... 6

2.2 Model-model Peneitian Pengembangan ............................................ 7

2.3 Bahan Ajar ......................................................................................... 10

2.4 E-modul.............................................................................................. 13

2.5 Model problem based Learning ......................................................... 18

2.6 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia ......................................... 23

2.7 Kerangka Berfikir .............................................................................. 27

BAB III KAJIAN PUSTAKA

3.1 Pendekatan , Jenis dan Desain Penelitian .......................................... 28

3.2 Tempat dan Waktu ............................................................................ 30

3.3 Prosedur Penelitian ............................................................................ 30

3.4 Data dan Sumber Data ....................................................................... 34

x

3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 34

3.6 Teknik Analisis data .......................................................................... 39

BAB IV KAJIAN PUSTAKA

4.1 Deskripsi Penelitian............................................................................ 41

4.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 42

4.3 Pembahasan ........................................................................................ 84

BAB V DAFTAR PUSTAKA

5.1 Kesimpulan......................................................................................... 90

5.2 Saran ................................................................................................... 91

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 92

LAMPIRAN .................................................................................................... 97

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jenis – Jenis Instrument ................................................................... 35

Tabel 3.2 Skala Likert ...................................................................................... 36

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrument Angket Validasi Ahli Desain ......................... 37

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrument Angket Validasi Ahli Materi .......................... 38

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrument Angket Validasi Ahli Bahasa ......................... 38

Tabel 3.6 Skala Likert ...................................................................................... 40

Tabel 4.1 Komperensi Dasar dan Indikator Pemetaan 1 .................................. 43

Tabel 4.2 Komperensi Dasar dan Indikator Pemetaan 2 .................................. 44

Tabel 4.3 Komperensi Dasar dan Indikator Pemetaan 3 .................................. 45

Tabel 4.4 Nama Validator ............................................................................... 61

Tabel 4.5 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama ................................. 61

Tabel 4.6 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama ................................. 62

Tabel 4.7 Hasil Revisi Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama ....... 63

Tabel 4.8 Hasil Revisi Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama ....... 63

Tabel 4.9 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama ................................. 67

Tabel 4.10 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Desain Kedua ................................ 68

Tabel 4.11 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Desain Kedua ................... 69

Tabel 4.12 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Desain Kedua ................... 69

Tabel 4.13 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga................................. 76

Tabel 4.14 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga................................. 76

Tabel 4.15 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga .................. 77

Tabel 4.16 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga .................. 77

Tabel 4.17 Hasil Validasi Aspek Bahan Ajar E-modul Berbasis Model Problem

Based Learning Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia ........ 84

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Macam-Macam Organ Gerak Manusia ....................................... 25

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir ........................................................................ 27

Gambar 2.3 Skema Tahapan Model ADDIE ................................................... 29

Gambar 2.4 Alur Prosedur Pengembangan E-modul Berbasis PBL ................ 31

Gambar 4.1 Cover Depan E-modul .................................................................. 49

Gambar 4.2 Cover Belakang E-modul ............................................................. 50

Gambar 4.3 Kata Pengantar ............................................................................. 51

Gambar 4.4 Daftar Isi ....................................................................................... 52

Gambar 4.5 Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti & Tujuan Pembelajaran ..... 53

Gambar 4.6 Tahapan Orientasi Siswa Pada Masalah ..................................... 54

Gambar 4.7 Mengorganisasikan Peserta Didik ................................................ 55

Gambar 4.8 Tahapan Membimbing Penyelidikan ........................................... 56

Gambar 4.9 Lembar Kegiatan Mengembangkan Hasil Karya ......................... 57

Gambar 4.10 Tes Formatif ............................................................................... 58

Gambar 4.11 Kunci Jawaban ........................................................................... 59

Gambar 4.12 Sebelum Melakukan Revisi KD &Tujuan Pembelajaran ........... 64

Gambar 4.13 Setelah Melakukan Revisi Mata Pelajaran ................................ 65

Gambar 4.14 Sebelum Melakukan Revisi Materi ............................................ 66

Gambar 4.15 Setelah Melakukan Revisi Materi .............................................. 67

Gambar 4.16 Sebelum Melakukan Revisi Cover Depan ................................. 70

Gambar 4.17 Setelah Melakukan Revisi Cover Depan .................................... 71

Gambar 4.18 Sebelum Revisi Tampilan Gambar Pada E-modul ..................... 72

Gambar 4.19 Setelah Revisi Tampilan Gambar pada E-modul ....................... 73

Gambar 4.20 Sebelum Melakukan Revisi Warna ............................................ 74

Gambar 4.21 Setelah Melakukan Revisi Warna .............................................. 75

Gambar 4.22 Sebelum Melakukan Revisi Penulisan Kedua ............................ 78

Gambar 4.23 Setelah Melakukan Revisi Penulis Kata..................................... 79

Gambar 4.24 Setelah Melakukan Penggunaan Huruf Pada Objektif ............... 80

Gambar 4.25 Setelah Melakukan Revisi Pengunaan Huruf pada Objektif ...... 81

xiii

Gambar 4.26 Sebelum Melakukan Revisi Pertanyaan ..................................... 82

Gambar 4.27 Setelah Melakukan Revisi Pertanyaan ....................................... 83

xiv

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1 Hasil Penelitian Seluruh Aspek E-modul .................................... 87

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Teks Wawancara Awal Dengan Guru Kelas ................................ 98

Lampiran 2 Nilai Ulangan Harian (UH) Semester 1 ....................................... 100

Lampiran 3 Teks Wawancara Awal Dengan Peserta Didik ............................ 101

Lampiran 4 Analisis Kebutuhan Guru ............................................................ 102

Lampiran 5 Analisis Kebutuhan Siswa ........................................................... 104

Lampiran 6 Analisis Buku Ajar Peserta Didik ................................................ 109

Lampiran 7 Instrumen Angket Validasi Ahli Materi ...................................... 114

Lampiran 8 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama............................. 117

Lampiran 9 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama............................. 119

Lampiran 10 Hasil Analisis Validasi Ahli Materi Sebelum Revisi ................ 121

Lampiran 11 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama ............. 122

Lampiran 12 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama ............. 124

Lampiran 13 Hasil Analisis Validasi Ahli Materi Sesudah Revisi .................. 126

Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi ..................................... 127

Lampiran 15 Instrumen Angket Validasi Ahli Desain ..................................... 128

Lampiran 16 Hasil Revisi Validator 1 Ahli 1 Desain Kedua ........................... 131

Lampiran 17 Hasil Revisi Validator 2 Ahli 2 Desain Kedua ........................... 132

Lampiran 18 Hasil Analisis Validasi Ahli Desain Sebelum Revisi ................. 133

Lampiran 19 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Desain Kedua ............... 134

Lampiran 20 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Desain Kedua ............... 136

Lampiran 21 Hasil Analisis Validasi Ahli Desain Sesudah Revisi.................. 138

Lampiran 22 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Desain .................................... 139

Lampiran 23 Instrumen Angket Validasi Ahli Bahasa .................................... 140

Lampiran 24 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Materi ..................................... 143

Lampiran 25 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga ............................. 145

Lampiran 26 Hasil Analisis Validasi Ahli Bahasa Sebelum Revisi ............... 147

Lampiran 27 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga ............... 148

Lampiran 28 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga ............... 150

Lampiran 29 Hasil Analisis Validasi Ahli Bahasa Sesudah Revisi ................ 152

xvi

Lampiran 30 Rekapitulasi Hasil Validasi Ahli Bahasa ................................... 153

Lampiran 31 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .......................................... 154

Lampiran 32 Bukti Dokumentasi Pada Saat Penelitian .................................. 166

Lampiran 33 Surat Izin Riset Dari TU FKIP .................................................. 170

Lampiran 34 Surat Rekomendasi Dari DPMPTSP ........................................ 171

Lampiran 35 Surat Keterangan Penelitian Kesatuan Bangsa Dan Politik ....... 172

Lampiran 36 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ..................... 173

Lampiran 37 Surat Tugas Validasi .................................................................. 174

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi sudah berkembang luas sehingga dapat

mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perkembangan teknologi dalam

bidang pendidikan telah mengubah gaya belajar seseorang. Selain itu,

pendidik juga harus menyesuaikan diri dengan menggabungkan teknologi

tersebut ke dalam proses pembelajaran maupun bahan ajarnya. Salah satu

media belajar yang menggunakan perkembangan teknologi dengan interaksi

pengguna yang sedang dikembangkan adalah modul digital atau dikenal

dengan electronic modul (e-modul).

E-modul adalah modul dalam bentuk digital yang terdiri dari teks, gambar

atau video, yang dihasilkan dan dipublikasikan melalui computer, kemudian

hasilnya dapat diakses melalui telepon seluler dan computer. Perpaduan modul

digital serta tuntutan adanya multimedia maka e-modul membantu keberhasilan

proses pembelajaran, sehingga harapannya pembelajaran di sekolah

menggunakan e-modul. Menurut Hussein (dalam Permana dkk, 2021:37)

modul elektronik merupakan pembelajaran berbentuk interaktif, yang dapat

digunakan yaitu dengan memanfaatkan e-modul seperti smartphone. Salah satu

kelebihan dari e-modul adalah lebih menarik, karena dilengkapi dengan

fasilitas berbentuk (gambar, audio, dan video) sehingga dapat menciptakan

pengalaman belajar peserta didik, meningkatkan motivasi belajar peserta didik

dan meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, tidak

terkecuali dalam pembelajaran IPA.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pembelajaran

yang berupaya membangkitkan minat peserta didik agar mau meningkatkan

kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya. Menurut Trianto

(2015:36) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan

tersusun secara sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas

pada gejala-gejala alam. IPA di SD hendaknya juga membuka kesempatan

meningkatkan rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan

2

membantu mereka mengembangkan cara berfikir kognitif. Fokus program

pengajaran IPA di SD diarahkan untuk memupuk minat dan pengembangan

anak didik terhadap dunia pendidikan di mana mereka berkembang.

Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi

oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 114 Pekanbaru

pada tanggal 04 Juni 2021, guru mengatakan bahwa proses pembelajaran saat

ini dilakukan secara daring. Salah satunya dengan memanfaatkan aplikasi

pembelajaran yang mendukung khususnya berupa google classroom, dengan

adanya media google classroom guru dapat mengajar dimana saja dan kapan

saja. Berdasarkan pengakuan guru pembelajaran yang sulit yang dipelajari

adalah pembelajaran IPA pada materi “Organ Gerak Hewan dan Manusia”

dikarenakan pembelajaran IPA membutuhkan ketersediaan bahan ajar yang

mendukung. Sedangkan pengakuan guru selama ini hanya membagikan bahan

ajar dari buku teks yang tersedia dan belum ada bahan ajar elektronik yang di

gunakan untuk peserta didik. Hal ini berdampak dari hasil belajar peserta didik

yang rendah, dari 33 orang peserta didik hanya 11 orang peserta didik yang

tuntas mencapai nilai KKM yaitu 77.

Atmaji (2018:29) menyatakan kekurangan bahan ajar menjadi peserta

didik merasakan jenuh mengikuti proses pembelajaran yang hanya berpusat

kepada guru. hal ini berdampak kepada hasil nilai di bawah KKM. Selain itu

menurut Permatasari dkk (2017:58) bahan ajar yang digunakan terlalu banyak

pokok pembahasan dan bahan ajar yang kurang menarik Sehingga membuat

peserta didik kesulitan memahami materi tersebut. Hal ini berdampak kepada

keefektifan dalam proses pembelajaran.

Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengembangkan bahan ajar

e-modul perlu adanya model dalam proses pembelajaran yaitu Model problem

based learning . Model problem based learning adalah model pembelajaran

yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama

dalam kelompok dalam pemecahan masalah dunia nyata. Terdapat salah satu

kelebihan problem based learning (PBL) menurut Warsono dan Harianto

3

(dalam Nur 2016:135) antara lain:(a) peserta didik akan terbiasa menghadapi

masalah dan merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah, tidak hanya

terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan sehari-

hari (b) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-

teman sekelompok kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya.

Kelebihan e-modul dari bahan ajar cetak adalah lengkap dengan media

interaktif seperi video, audio, dan terdapat kuis didalam e-modul yang dapat

mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam

pemecahan masalah dunia nyata. Harapan penulis dengan adanya

pengembangan e-modul ini memberikan solusi kepada peserta didik untuk

dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara bijak dan

membuat peserta didik lebih tertarik dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan

penelitian dengan judul “ Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem

Based Learning (PBL) materi Organ Gerak Hewan dan Manusia kelas V

SDN 114 Pekanbaru” dengan harapan dapat membantu guru mempermudah

peserta didik belajar dimanapun mereka belajar dan dengan siapapun.

1.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti

mengidentifikasi adanya beberapa permasalahan, di antara yaitu:

1. Guru kesulitan dalam mengajarkan materi pembelajaran salah satunya

adalah materi IPA

2. Materi yang sulit dipahami adalah materi organ gerak hewan dan manusia

3. Guru dan siswa hanya menggunakan bahan ajar berupa buku teks

4. Pada buku teks tidak ada menjelaskan bahan dan alat diperlukan dalam

pembelajaran IPA materi “Organ Gerak Hewan Manusia”

5. Guru belum pernah mengembangkan e-modul dalam proses pembelajaran

6. Proses pembelajaran peserta didik dituntut untuk menghafal pembelajaran

membuat peserta didik menjadi jenuh dan bosan sehingga mengakibatkan

hasil belajar peserta didik rendah.

4

7. Hasil belajar peserta didik rendah di karenakan bahan ajar yang kurang

bervariasi dalam proses pembelajaran.

1.2 Batasan Masalah

Dari Identifikasi masalah masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah ini

pada nomor 1, 2, 4, 5, dan 7 dengan mengembangkan e-modul berbasis model

problem based learning Materi IPA “Organ Gerak Hewan dan Manusia” di

Kelas VD SDN Pekanbaru.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan batasan masalah, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana proses pengembangan e-modul berbasis model Problem

Based Learning?

2. Bagaimana validitas dari pengembangan e-modul berbasis model

Problem Based Learning?

1.4 Tujuan Peneliti

Dari batasan masalah dan rumusan yang telah di paparkan di atas maka tujuan

peneliti yaitu:

1. Menghasilkan e-modul berbasis model Problem Based Learning.

2. Menghasilkan e-modul berbasis model Problem Based Learning yang

valid

1.5 Manfaat Peneliti

Setelah melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan bermanfaat

dari berbagai pihak, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi pendidik agar

menggunakan bahan ajar, media, serta metode pembelajaran yang

5

bervariasi dalam proses pembelajaran sehingga mengusir kejenuhan dan

kurang pahamnya peserta didik dalam materi yang diajarkan pendidik, dan

pendidik bisa melihat kondisi hari demi hari semakin berkembang dengan

memanfaatkan keadaan seperti membuat mengembangkan bahan ajar

sesuai kebutuhan peserta didik. Dari hasil penelitian ini dapat memberikan

manfaat bagi seperti untuk meneruskan penelitian ini.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Guru

E-modul yang merupakan produk penelitian ini dapat dijadikan sebagai

instrument untuk membantu kegiatan proses pembelajaran siswa.

Menambah wawasan dalam mengembangkan bahan ajar, media, serta

metode pembelajaran bisa memanfaatkan media yang ada di sekolah

dalam proses pembelajaran.

b. Bagi Peserta Didik

Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi sumber belajar yang

bervariasi dan bermakna bagi peserta didik sehingga dapat memotivasikan

peserta didik dalam belajar secara mandiri dan kreatif dalam proses

pembelajaran untuk mencapai penguasaan kompetensi. Memudahkan

peserta didik dalam proses belajar dengan guru atau siapapun yang ada

disekitar peserta didik dan peserta didik bisa belajar mandiri karena

terdapat petunjuk dalam menggunakan e-modul.

c. Bagi Peneliti

Menambah wawasan tentang bahan ajar, media, serta metode

pembelajaran sehingga menjadikan bahan ajar bisa di kembangkan sesuai

dengan keadaan zaman yang terus berkembang. Menambah wawasan

peneliti dengan membuat bahan ajar sesuai dengan kebutuhan peserta

didik yang ada di lapangan.

d. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan bahan ajar untuk pembelajaran yang

bervariasi, guna untuk meningkatkan kualitas pendidik agar bisa

memanfaatkan alat bantu pengajaran yang sudah difasilitasi di sekolah.

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Hakikat Penelitian Pengembangan

2.1.1 Pengertian penelitian pengembangan

Pengertian penelitian pengembangan adalah suatu proses yang dipakai

untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Selain itu

Menurut pendapat Bord & Gall (dalam setyosari 2010:215) menyatakan

penelitian pengembangan merupakan suatu proses yang di pakai untuk

mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Penelitian ini

mengikuti suatu langkah-langkah secara siklus. Penelitain pengembangan

pendidikan itu sendiri dilakukan berdasarkan suatu model pengembangan

berbasis industry yang di pakai untuk mendesain produk dan prosedur,

kemudian dilakukan uji lapangan, di evalusi, disempurnakan untuk

memahami kriteria keefektifan, kualitas, dan standar tertentu. Menurut Seels

& Richey (dalam setyosari 2010:216) menyatakan bahwa penelitian

pengembanagan merupakan sebagai kajian secara sistematik untuk

merancang, mengembangkan, dan mengevaluasi, program-program, proses

dan hasil-hasil pembelajaran yang harus memenuhi kriteria konsistensi dan

keefektifan secara internal. Sukmadinata (2015:164) menyatakan bahwa :

“penelitian pengembanagan merupakan suatu proses atau

langkah-langkah dalam mengembangkan suatu produk baru atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat di

pertanggung jawabkan”

Selain itu menurut Sujadi (dalam Sutarti dan Irawan 2017:15)

menyatakan bahwa penelitian pengembangan adalah suatu proses atau

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau

menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat di pertanggung

jawabkan. Dari beberapa pendapat ahli diatas, dapat di tarik kesimpulan

bahwa penelitian pengembangan adalah suatu tahapan mengembangkan

suatu produk yang disebut siklus pengerjaannya dan menghasilkan produk

yang bisa digunakan melalui tahapan pengujian.

7

2.2 Model-model penelitian pengembangan

Penelitian pengembangan dalam suatu konteks pendidikan suatu model

dapat didefinisikan sebagai suatu representasi baik visual maupun verbal.

Model menyajikan sesuatu atau informasi yang kompleks menjadi suatu

yang lebih sederhana atau mudah. Menurut Sugiono (2019:35) ada beberapa

model-model penelitian pengembangan yaitu:

2.2.1 Model R&D

Mengemukakan Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai

siklus R&D, yang terdiri dari mempelajari temuan-temuan penelitian yang

berkaitan dengan produk yang akan dikembangkan, mengembangkan

produk yang berdasarkan temuan-temuan ini, mengujinya di lapangan dalam

pengaturan di mana produk itu akan di gunakan pada akhirnya. Selanjutnya

ada 10 langkah dalam R&D yang di kembangkan oleh pendidik yang

bertujuan meningkatkan keterampilan pendidik.

a) Research and Informasion Collecting Penelitian dan pengumpulan

informasi meliputi analisis kebutuhan, review literature, penelitian dalam

skala kecil.

b) Planning Melakukan perencanaan yang meliputi, pendefinisian

keterampilan yang harus dipelajari, perumusan tujuan, penentuan urutan

pembelajaran, dan uji coba kelayakan.

c) Develop Preliminary Form a Product mengembangkan produk awal

yang meliputi, penyiapan materi pembelajaran prosedur/penyusunan

buku pegangan, dan instrument evaluasi.

d) Preliminary Field Tesing pengujian lapangan awal yang di mana

dilakukan pada 1 sampai dengan 3 sekolah menggunakan 6 sampai

dengan 12 subjek.

e) Main Product Revision melakukan revisi utama terhadap produk

didasarkan pada saran-saran pada uji coba.

f) Main Field Testing melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan pada

5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 hasil dinilai

sesuai dengan tujuan pelatihan dan dibidingkan dengan data kelompok.

8

g) Operational Product Revision melakukan revisi terhadap produk yang

siap dioperasionalkan, berdasarkan saran-saran dari uji coba.

h) Operasional Field Testing melakukan uji lapangan operasional,

dilakukan pada 10 sampai dengan 30 sekolah dengan 40 sampai dengan

400 subjek. Data wawancara, observasi, dan kuesioner dikumpulkan data

analisis.

i) Final Product Revision revisi produk akhir yang berdasarkan saran dari

ujian lapangan

j) Dissemination and Implementation membuat laporan mengenai produk

pada pertemuan profesional penerbit melakukan distribusi secara

komersional, memonitor produk yang telah didistribusikan untuk

membantu kendali mutu.

2.2.2 Model 4D

Mengemukakan bahwa, langkah-langkah penelitian dan pengembangan

disingkat dengan 4D, yang merupakan perpanjangan dari Define, Design,

Development, Dissemination. Define (pendefinisian) berisi kegiatan untuk

menetapkan produk apa yang akan dikembangkan. Tahap ini merupakan

kegiatan analisis kebutuhan yang dilakukan melalui penelitian dan studi

literature. Design (perancangan) berisi suatu kegiatan untuk membuat

rancangan terhadap produk yang telah ditetapkan. Development

(pengembangan) membuat suatu rancangan menjadi produk dan menguji

validitas produk secara berulang-ulang sampai dihasilkan produk sesuai

dengan spesifikasi yang ditetapkan. Dissemination (diseminasi) berisi

kegiatan menyebar luaskan produk yang telah teruji untuk dimanfaatkan

orang lain.

2.2.3 Model ADDIE

Mengembangkan Instructional Design (Desain Pembelajaran) dengan

pendekatan ADDIE, yang merupakan perpanjangan dari Analysis, Design,

Development, Implementation dan Evaluation. Analysis, berkaitan dengan

kegiatan analisis terhadap situasi kerja dan lingkungan sehingga dapat

9

ditemukan produk apa yang perlu di kembangkan. Design merupakan

kegiatan perencangan produk sesuai dengan yang dibutuhkan. Development

adalah kegiatan pembuatan dan pengujian produk. Implementation adalah

kegiatan menggunakan produk, dan Evaluation adalah kegiatan menilai

apakah setiap langkah kegiatan dan produk yang telah dibuat sudah selesai

dengan Spesifikasi atau belum

2.2.4 Model PPE

Dalam hal ini Richey and Klien menyatakan dari perancangan dan

penelitian pengembangan yang bersifat analisis dari awal sampai akhir,

yang meliputi perancangan, produksi dan evaluasi. Dapat dijelaskan

Planning (perancangan) berarti kegiatan membuat rencana produk yang

akan dibuat untuk tujuan tertentu. Perencanaan diawali dengan analisis

kebutuhan yang dilakukan melalui penelitian dan studi literature.

Producation (memproduksi) adalah kegiatan membuat produk berdasarkan

rancangan yang telah di buat. Evaluation (evaluasi) merupakan kegiatan

menguji, menilai seberapa tinggi produk memenuhi spesifikasi yang telah

ditentukan.

Sedangkan menurut Sutarti (2017:15) dalam model ADDIE Reise dan

Mollenda ada beberapa tahapan sebagai berikut: ADDIE merupakan suatu

akronim dari (Analysis, Design, Develop, Implementation, Evaluate).

Berdasarkan tahapan pada penelitian pengembangan ADDIE.

a) Tahapan Analysis model, mencakup: penelitian kebutuhan, identifikasi

tujuan, item tes, dan strategi pembelajaran.

b) Tahapan Design mencakup pengembangan tujuan, item, tes, dan strategi

pembelajaran.

c) Tahapan Implementation meliputi kegiatan dalam mendukung

pengiriman Instruksi.

d) Tahapan Evaluation mencakup formatif dan evaluasi sumatif.

10

Selain itu, menurut Solikin dan Rahayu (2017:327) dalam 4D model

pengembangan perangkat pembelajaran ada beberapa tahapan sebagai

berikut:

a) Define, tahapan ini untuk mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran

antara materi mata pelajaran, waktu belajar, lokasi belajar.

b) Design, tahapan ini dilakukan proses perencanaan media pembelajaran

yang digambarkan menggunakan Flowchart dan desain interface.

c) Develop, tahapan ini menghasilkan produk pengembangan melalui dua

tahapan, yaitu expert appraisal, and developmental testing.

d) Disseminate (penyebaran), tahapan ini merupakan tahapan akhir dari

sebuah pengembangan aplikasi yang di gunakan dalam menyebarkan

produk yang dikembangkan agar diterima pengguna (individu atau

kelompok).

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

model penelitian pengembangan ada empat kelompok yaitu: a) model Borg

and Gall; b) model 4D; c) model ADDIE; d) model PPE. Berdasarkan

uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan model

ADDIE. Alasannya model ADDIE dapat mengembangkan pedagogik

pendidik dalam suatu pembelajaran serta dapat mengatasi kendala interaksi

dalam suatu kegiatan proses belajar mengajar. dengan harapan dapat

membantu pendidik mempermudah dalam mengembangkan elektronik

modul (e-modul).

2.3 Bahan Ajar

2.3.1 Pengertian bahan ajar

Bahan ajar merupakan salah satu faktor yang paling penting dalam

keefektifan sebuah pembelajaran. Menurut Depdiknas (dalam Arsanti

2018:74) bahan ajar adalah segala bentuk membantu guru/instruktur dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar, di kelas, baik berupa bahan tertulis

seperti hand out, buku, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet,wallchart,

maupun bahan tidak tertulis seperti video/film, VCD, radio, kaset, CD

11

interaktif berbasis computer dan bahan internet. Bahan ajar dalam bentuk

tertulis berupa materi yang harus dipelajari siswa sebagai sarana untuk

mencapai standar kompetensi dasar. Materi pembelajaran tersebut berupa

pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh pendidik.

Selain itu menurut Panggabean (2020:3) “Bentuk bahan, informasi, alat dan

teks yang digunakan untuk membantu guru atau instruktur dalam

melaksanakan kegiatan belajar mengajar. bahan yang dimaksud bisa berupa

tertulis maupun bahan yang tidak tertulis”. Selain itu menurut Kimianti

(2019:93) yaitu

”bahan ajar adalah salah satu unsur penting dalam terbentuknya

sebuah pembelajaran. Keberadaan bahan ajar akan membantu

guru mendesain pembelajaran, sedangkan bagi peserta didik,

bahan ajar akan membantu mereka dalam menguasai kompetensi

pembelajaran”

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bahan ajar

merupakan segala bentuk bahan yang digunakan untuk mambantu guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahan yang

dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Bahan ajar

suatu alat bantu sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-

batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan

menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

2.3.2 Jenis-Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar di kelompokkan menjadi empat menurut Majid (dalam Nana

2019:2) yaitu:

1) Bahan ajar cetak merupakan bahan ajar yang proses pembuatannya

peserta didik, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, dan model atau

mockup. Ada Sembilan bahan ajar cetak, diantara lain: a) hondout; b)

buku; c) model; d) lembar kerja; e) brosur; f) leaflet; g) wallchart; h) foto

atau gambar

2) Bahan Ajar Dengar (Audio), bahan ajar dapat merupakan bahan ajar yang

berbentuk audio, diantaranya: keset, radio, keset, dan CD audio.

12

3) Bahan Ajar untuk Pandang Dengar (Audio Visual), Bahan ajar dengar

merupakan bahan ajar yang dapat dipandang dan dilihat, misalnya media

video dan film.

4) Bahan Ajar Interaktif, Bahan ajar interaktif adalah bahan ajar yang

mengkombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks,

atau grafik) yang bersifat interaktif untuk mengendalikan suatu perintah

atau perilaku alami dari suatu presentasi maka terjadi hubungan dua arah

antara bahan ajar dan siswa. Bahan ajar interaktif merupakan bahan ajar

yang mendorong peserta didik untuk aktif.

Selain itu menurut, Amri dan Ahmadi (dalam Purwanto dkk 2015:68) yaitu:

1) Bahan ajar pandang (visual) terdiri dari bahan cetak (printed) seperti

hand out, buku, modul, lembar kerja peserta didik, brosur, leaflet,

wallchart, foto/gambar, dan non cetak (non printed), seperti

model/maket.

2) Bahan ajar dengar (audio) seperti keset, radio, piringan hitam, dan

compact disk audio.

3) Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti compact disk, film.

4) Bahan ajar multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assisted

Instruction), compact disk (CD) multimedia pembelajaran interaktif, dan

bahan ajar berbasis web (web based learning materials).Berdasarkan

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis bahan ajar ada

empat kelompok yaitu: a) Bahan ajar cetak; b) bahan ajar dengar; c)

bahan ajar pandang dengar; d) bahan ajar interaktif. Berdasarkan uraian

di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan jenis bahan

ajar interaktif. Alasannya bahan ajar interaktif ini yang

mengombinasikan beberapa media pembelajaran (audio, video, teks, atau

grafik). dengan harapan dapat membantu pendidik mempermudah dalam

mengembangkan elektronik modul (e-modul).

13

2.4 E-MODUL

2.4.1 Pengertian E-modul

E-modul secara etimologis terdiri dari dua kata, yakni singkatan dari

“e” yaitu “electronic” dan “modul”. Menurut Permatasari dkk (2017:58)

modul elektronik (e-modul) merupakan inovasi dari modul cetak sehingga

dapat diakses melalui computer yang sudah terhubung dengan perangkat

lunak dan telah terintegrasi serta mendukung untuk mengakses E-modul.

Selain itu menurut Presetyowati (dalam Budiarti dkk 2021:98) menyatakan

bahwa modul elektronik (e-modul) merupakan suatu bahan ajar yang

disusun secara sisitematis ke dalam pembelajaran terkecil demi mencapai

tujuan pembelajaran tertentu digunakan secara mandiri dan disajikan

dalam betuk elektronik yang bersifat Self Instruction, Self Contained,

Stand Alone, Adaptif, dan User Frindly didalamnya memuat suatu materi

pembelajaran. Sedangkan menurut wati dkk (2021:112)

“modul elektronik (e-modul) merupakan modul dalam bentuk

digital yang terdiri dari teks, gambar atau video, yang diproduksi

dan dipublikasikan melalui computer, yang hasilnya dapat diakses

melalui telepon seluler dan computer. sehingga harapannya

pembelajaran di sekolah menggunakan e-modul berbasis problem

based learning bahwa seorang pendidik dalam bidang IPA harus

mampu menguasai berbagai media serta strategi mengajar agar

ilmu yang di sampaikan mudah diterima oleh peserta didik”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa e-modul

adalah bahan ajar yang berbentuk elektronik sehingga tidak perlu di cetak

bahkan bisa digunakan dimana saja, e-modul yang dikembangkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. E-modul berisi materi, metode, batasan-

batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis untuk

mencapai tujuan pembelajaran.

2.4.2 Karakteristik e-modul

Ada beberapa karakteristik menurut Anwar (dalam Faisih 2015:4)

menyatakan bahwa karakteristik sebagai berikut:

14

1) Self instructional (siswa mampu membelajarankan di isi sendiri, tidak

tergantung pada pihak lain). Maksudnya adalah peserta didik dianggap

dapat mandiri dalam mempelajari pelajaran dengan memperoleh

bantuan yang minimal dari pihak guru.

2) Self contained (seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi

yang dipelajari terdapat di dalam satu modul utuh). Maksudnya adalah

isi di dalam satu modul membuat seluruh materi (ada materi, LKS,

Evaluasi) dari satu kompotensi yang harus dipelajari siswa.

3) Stand alone (modul yang dikembangkan tidak tergantung pada media

lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain).

Maksudnya adalah dalam penggunaan modul dapat digunakan sendiri

sebagai media lengkap tanpa menggunakan media lainnya sebagai

pelengkap.

4) Adaptif (modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap

perkembangan ilmu dan teknologi). Maksudnya adalah modul

disesuaikan dengan karakteristik siswa.

5) User friendly (modul hendaknya memenuhi kaidah akrab/bersahabat

dengan pemakainya)

6) Konsistensi (konsisten dalam penggunaan font, spasi, dan tata letak).

Maksudnya adalah dalam penulisan huruf, penggunaan spasi, dan

pengaturan tata letak antara satu dengan yang lain harus sama dan

seimbang.

Selain itu, Ada beberapa Karakteristik e-modul menurut Hertiansyah

(2017:18) Karakteristik yang dimilki modul cetak kemudian diterapkan ke

dalam modul elektronik (e-modul). Ada beberapa ciri-ciri modul

elektronik yang di terapkan dari modul cetak.

1) Belajar mandiri (self-instuction) merupakan karakteristik penting

dalam e-modul dengan adanya karakter memungkinkan seseorang

belajar secara mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

15

2) Utuh (Self- contained) dikatakan bila seluruh materi pembelajaran

yang dibutuhkan dalam e-modul tersebut. Bertujuan memberikan

kesempatan peserta didik mempelajari materi pembelajaran secara

tuntas.

3) Berdiri sendiri (Stand Alone) merupakan karakteristik modul yang

tidak tergantung pada bahan ajar yang tersedia /media lain.

4) Dapat disesuaikan (Adaptif) dikatakan adaptif apabila e-modul

tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi.

5) Akrab dengan pemakainya (User Frindly) merupakan suatu informasi

yang bersifat membantu dengan pemakainya, termasuk pemakaian

dalam merespon dan mengakses sesuai dengan keinginan.

Karakteristik e-modul di atas merupakan suatu karakteristik dari

modul cetak, namun karakteristik tersebut dapat diaplikasikan dalam e-

modul. Dari beberapa pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

pada dasarnya sebuah e-modul memiliki karakteristik dapat dipelajari di

manapun dan kapanpun oleh peserta didik, peserta didik tidak bergantung

pada orang lain (self instructional), Memanfaatkan berbagai fungsi media

elektronik sehingga disebut sebagai multimedia. E-modul memberikan

kesempatan pada peserta didik untuk aktif dalam proses kegiatan belajar

mengajar, memanfaatkan berbagai fungsi bahan ajar sehingga disebut

media elektronik (e-modul).

2.4.3 Kelebihan e-modul

Ada beberapa kelebihan e-modul menurut Sutanto (2017:3) yaitu :

1) Meningkatkan motivasi peserta didik, karena setiap kali mengerjakan

tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan

kemampuan.

2) Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada

modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang

mana mereka belum berhasil.

3) Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester.

16

4) Pendidikan lebih berguna, karena bahan pelajaran disusun menurut

jenjeng akademik.

5) Penyajian yang bersifat statis pada modul cetak dapat diubah menjadi

lebih interaktif dan lebih dinamis.

6) Unsur verbalisme yang terlalu tinggi pada modul cetak dapat dikurangi

dengan menyajikan unsur visual dengan penggunaan video tutorial.

Selain itu menurut Suarsana dan Mahayuki (dalam sugihartini dkk

2017:222) menyatakan kelebihan e-modul dibandingkan dengan modul

cetak adalah sifatnya yang interaktif memudahkan dalam navigasi,

memungkinkan menampilkan/memuat gambar, audio, video, dan animasi

serta dilengkapi teks/kuis formatif yang memungkinkan umpan balik

otomatis dengan segera. Dan keunggulan e-modul dalam proses

pembelajaran terletak pada tahapan pembelajaran berdasarkan masalah,

mengorganisasi peserta didik untuk belajar, membimbing individual

maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan sebuah hasil karya,

serta mengenalisi dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Selain itu

menurut Laili dkk (2019:309) menyatakan ada beberapa kelebihan

penggunaan e-modul diantaranya, yaitu:

a)Mampu menumbuhkan motivasi bagi peserta didik; b) adanya

evaluasi memungkinkan guru dan peserta didik mengetahui di

bagian mana belum tuntas atau sudah tuntas; c) bahan pelajaran

dapat dipecah agar lebih merata dalam satu semester; d) bahan

belajar disusun sesuai dengan tingkatan akademik; e) dapat

membuat modul lebih interaktif dan dinamis dibanding modul

cetak yang lebih statis; f) dapat menggunakan modul cetak dan

modul elektronik yaitu penggunaan modul elektronik lebih

memberi banyak kelebihan dari pada modul cetak terutama

untuk mata pelajaran IPA.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan kelebihan dari

penggunaan e-modul adalah:

1) Mampu mengembangkan suatu yang bervariasi serta menumbuhkan

motivasi dan minat belajar peserta didik.

2) Memberikan motivasi peserta didik dengan memberikan suatu

pengalaman belajar dan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.

17

3) Peserta didik mampu mengakses suatu informasi berbasis multimedia

dalam bentuk video, audio, gambar maupun animasi.

4) Peserta didik bebas memberikan ungkapan, terutama bagi peserta didik

yang cendrung pemalu karena lebih nyaman memiliki waktu sendiri.

Dan pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja.

5) Memberikan pengalaman belajar yang bervariasi yang tidak tersedia di

lingkungan kelas yang normal. Misalnya dalam proses pembelajaran

terjadinya permasalahan yang mengakibatkan tidak bisa belajar di ruang

kelas.

2.4.4 Kelemahan E-modul

Adapun kelemahan e-modul menurut Sutanto (2017:4) diantaranya yaitu:

1) Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.

2) Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki

oleh peserta didik pada umumnya dan peserta didik yang belum matang

pada khususnya.

3) Membutuhkan ketentuan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus

menerus memantau proses belajar peserta didik, memberi motivasi dan

konsultasi secara individu setiap waktu peserta didik membutuhkan.

Selain itu, adapun kelemahan e-modul menurut Arsyad (dalam Hafsah

dkk 2016:107) diantaranya yaitu:

Menyatakan salah satu kelemahan dari media elektronik e-modul, bahwa

hanya efektif bila digunakan oleh satu orang atau beberapa orang dalam

kelompok kecil. Akan tetapi untuk kelompok yang besar diperlukan

adanya tambahan peralatan lain yang mampu memproyeksikan pesan-

pesan di monitor ke layar lebih lebar.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat di simpulakan kelemahan

dari penggunaan e-modul yaitu: membutuhkan aplikasi yang mendukung,

harus memiliki smarthphone atau laptop, dan memerlukan bahan ajar yang

lainnya dan hal ini berdampak kepada orang tubuh terutama pada mata

yang terlalu cepat lelah.

18

2.5 Model Problem Based Learning

2.5.1 Pengertian model Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) merupakan salah satu berbasis masalah

yang terdiri dari petunjuk pemecahan masalah, pengamatan video,

merumuskan masalah, memunculkan hipotesis masalah dibantu dengan

informasi presentasi hasil analisis data, evaluasi proses, evaluasi hasil dan

rangkuman belajar Problem Based Learning adalah pembelajaran dimana

peserta didik dihadapkan pada berbagai masalah dalam kehidupan nyata

(kontekstual) dari lingkungan sehingga meningkatkan kemampuan

pemahaman konsep dan berfikir kritis peserta didik. Menurut Sani (dalam

Winoto 2020:230) Problem Based Learning adalah pembelajaran yang

penyampaian dengan cara menyajikan suatu permasalahan, mengajukan

pertanyaan, membuka dialog, dan menyediakan penyelidikan.

Bahwa model Problem Based Learning dapat menstimulasi

kemampuan peserta didik untuk berpikir kreatif, sistematis, dan logis

dalam menemukan alternative pemecah masalah melalui eksplorasi data

secara empiris untuk menumbuhkan sikap ilmiah. Selain itu menurut

Arends (dalam Maharani 2015:734) menyatakan Problem Based Learning

merupakan salah satu model pemebelajaran yang proses pembelajarannya

dihadapkan pada suatu permasalahan autentik untuk menuntut peserta

didik memecahkan masalah yang ada di lingkungan dan diharapkan akan

menambah keterampilan atau menggunakan kemampuan berfikirnya untuk

menyelesaikan masalah dalam pembelajaran. Sedangkan menurut

Kemendikbud (dalam Stefani 2019:347) yaitu

“Problem Based Learning (PBL) adalah pembelajaran

berbasis masalah merupakan kontekstual sehingga

merangsang peserta didik untuk belajar dimana peserta didik

bekerjasama dalam kelompok untuk memecahkan masalah

dunia nyata”

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran problem based learning adalah menghasilkan karya nyata

yang dimana PBL ini menghasilkan suatu produk dalam bentuk karya

19

nyata. Bahwa PBL adalah salah satu metode yang menantang peserta didik

agar belajar bekerja sama dalam kelompok untuk mencari solusi bagi

masalah yang nyata, PBL mempersiapkan peserta didik untuk berfikir

kritis dan analistis dan untuk mencari menggunakan sumber pembelajaran

yang sesuai pada masalah pembelajaran tentu solusi yang melibatkan

banyak mata pelajaran.

2.5.2 Karakteristik model Problem Based Learning

Disamping memiliki kelebihan dan kekurangan, model ini mepunyai

karakteristik Menurut wulandari (2013:181) di antaranya:

1) Pembelajaran di mulai dengan pemberian masalah yang kurang jelas

yang berhubungan dengan kehidupan nyata.

2) Masalah yang dipilih sesuai dengan tujuan pembelajaran.

3) Peserta didik menyelesaikan masalah dengan penyelidikan auntetik.

4) Secara bersama-sama dalam kelompok kecil, peserta didik mencari

solusi untuk memecahkan masalah yang diberikan.

5) Guru bertindak sebagai tutor dan fasilitator.

6) Peserta didik bertanggung jawab dalam memperoleh pengetahuan dan

informasi yang bervariasi, tidak dari satu sumber saja.

7) Peserta didik mempresentasikan hasil penyelesaian masalah dalam

dalam produk tertentu.

Selain itu menurut Seng (dalam Ashari 2017:102) karakteristik dari model

ini yaitu:

1) Masalah pada titik awal pembelajaran, berpusat pada

peserta didik; 2) permasalahan biasanya berkaiatan dengan

situasi nyata; 3) permasalahan biasanya memunculkan

banyak pandangan atau perspektif; 4) permasalahan

menentang menantang pengetahuan terkini, perilaku dan

kompetensi peserta didik; 5) mementingkanself regulated

learning; 6) memanfaatkan berbagai macam sumber;

7)pembelajaran bersifat kolaboratif, komunikatif, dan

kooperatif; 8)mengembangkan kemampuan pemecahan

masalah peserta didik; 9) elaborasi di akhir pembelajaran; 10)

evaluasi pengalaman belajar peserta didik serta proses

pembelajaran.

20

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pada

model pembelajaran problem based learning yaitu:

1) Pembelajaran di mulai dengan pemberian masalah yang di dapat pada

peserta didik

2) Masalah yang dipilih sesuai dengan permasalahan yang ada

3) Peserta didik menyelesaikan masalah dengan penilaian yang nyata

Mampu berfikir kritis terhadap permasalan yang ada.

2.5.3 Kelebihan model Problem Based Learning

Menurut Sanjaya (dalam Nuraini 2017:372) model problem based learning

memiliki beberapa keunggulan sebagai berikut:

1) PBL merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami

pelajaran.

2) PBL dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan

kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik.

3) PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar.

4) Melaui PBL bisa memperlihatkan kepada peserta didik setiap mata

pelajaran salah satunya pembelajaran IPA , pada dasarnya merupakan

cara berfikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik,

bukan hanya sekedar belajar dari guru atau buku-buku saja.

5) PBL dapat mengembangkan kemampuan berfikir kritis.

6) PBL dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka milik dalam dunia nyata.

7) PBL dapat mengembangkan minat pesera didik untuk belajar secara

terus-menerus sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Selain itu menurut Aulia dan Andromeda (2019:96) keunggulan dari

model ini yaitu:

1) E-modul dapat meningkatkan efektifitas dan

fleksibilitas, pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan

dimana saja, tidak terikat ruang dan waktu; 2) dapat

meningkatkan motivasi peserta didik dapat menyajikan lebih

interaktif dan lebih dinamis dibandingkan dengan media cetak,

menyajikan unsure visual dengan penggunaan video tutorial.

21

Berdasarkan pendapat di atas maka pendapat disimpulkan kelebihan dari

model Problem Based Learning:

1) pemecahan masalah dalam PBL cukup bagus untuk memahami isi

pelajaran.

2) PBL dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran.

3) Pemecahan masalah berlangsung selama proses pembelajaran

menentang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan kepada

peserta didik.

4) Membantu proses peserta didik untuk memahami masalah-masalah

dalam kehidupan sehari-hari.

5) PBL menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan disukai

peserta didik.

6) Membantu peserta untuk memahami hakikat belajar sebagai cara

berfikir bukan hanya sekedar mengerti pembelajaran yang di berikan

oleh guru berdasarkan buku teks.

2.5.4 Kekurangan model Problem Based Learning

Disamping memiliki keunggulan, model ini mepunyai kelemahan Menurut

Sanjaya (dalam Nuraini 2017:372) di antaranya:

1) Peserta didik tidak mempunyai minat atau tidak mempunyai

kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,

maka mereka akan merasa ragu untuk mencoba.

2) Keberhasilan model pembelajaran PBL membutuhkan cukup waktu

memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan

belajar apa yang ingin mereka pelajari.

Selain itu menurut Shoimin (dalam Rerung dkk 2017:49) kekurangan dari

model ini diantaranya:

a) Pembelajaran berbasis masalah tidak dapat diterapkan untuk

setiap materi pelajaran, ada beberapa bagian buku sangat

berperan aktif dalam menyajikan suatu materi; b) dalam kelas

yang memiliki tingkat keragaman peserta didik yang tinggi akan

terjadi kesulitan dalam pembagian tugas.

22

Berdasarkan pendapat di atas maka pendapat disimpulkan kekurangan dari

model Problem Based Learning:

1) Apabila peserta didik mengalami suatu kegagalan atau kurang percaya

diri dengan minat yang rendah maka siswa akan enggan untuk mencoba

lagi.

2) Pemahaman yang kurang tentang mengapa masalah yang dipecahkan

maka siswa kurang termotivasi untuk belajar.

3) PBL juga membutuhkan waktu yang cukup untuk persiapan.

2.5.5 Tahap-tahap model Problem Based Learning

Ada beberapa tahap-tahap Problem Based Learning menurut menurut

Shofia (2018:35) di antara lain yaitu:

1) Mengorientasikan peserta didik pada masalah, guru menginformasikan

tujuan-tujuan mendiskripsikan kebutuhan-kebutuhan logistik penting,

dan memotivasi agar terlibat dalam kegiatan pemecahan masalah

mereka yang pilih sendiri.

2) Mengorganisasikan untuk belajar, guru membantu siswa menemukan

dan mengatur tugas-tugas belajar yang berhubungan dengan masalah

itu.

3) Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, guru mendorong

peserta didik mengumpulkan informasi yang sesuai melaksanakan

eksperime, mencari penjelasandan solusi.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya,

guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyampaikan

hasil karya siswa yang sesuai seperti laporan.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah, guru

membantu peserta didik melakukan refleksi atau penyelidikan dan

proses-proses yang mereka gunakan.

Selain itu ada beberapa tahap-tahap Problem Based Learning menurut

Sugiyanto (dalam Nuraini 2017:370) di antara lain yaitu:

23

1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada

peserta didik; 2) mengorganisasikan peserta didik untuk meneliti;

3)membantu invesigasi mandiri dan kelompok;

4)mengembangkan dan mempresentasikan hasil; 5)menganalisis

dan mengevalusi proses mengatasi masalah.

Berdasarkan pendapat di atas maka disimpulkan tahap-tahap dari model

Problem Based Learning yaitu :

1) Orientasi siswa pada masalah

2) Mengorganisasikan peserta didik

3) Membimbing penyelidikan

4) Mengembangkan hasil karya

5) Analisis dan evaluasi

2.6 Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia

Materi organ gerak hewan dan manusia dibahas pada anak kelas V tentang

kompetensi umum, kompetensi disini maksudnya adalah pengetahuan,

keterampilan dan nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir

dan birtindak. Salah satu pada materi yang dibahas adalah mengenai

“Organ Gerak Hewan dan Manusia”

Menurut Chaisar (2019:21) organ gerak pada hewan dan manusia

memiliki kesamaan alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan

ada dua macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif

berupa otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat

bergerak dengan sendirinya. Selain itu, tulang mempunyai peranan yang

besar dalam “sistem gerak manusia dan hewan”

Selain itu, menurut Maryono (dalam Kromin 2018:35) salah satu

ciri dari makhluk hidup adalah bergerak makhluk hidup akan bergerak

apabila ada rangsangan yang mengenai sebagian atau seluruh bagian

tubuhnya. Gerak pada manusia dan hewan menggunakan organ gerak yang

tersusun dalam sistem gerak. organ gerak pada manusia dan hewan ada dua

macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa

24

otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak

dengan sendirinya.

Pembahasan menurut Irene dkk (2016:3) pada muatan pembelajaran

IPA materi Organ Gerak Hewan dan Manusia dapat di jelaskan sebagai

berikut. Pada materi ini dijelaskan beberapa sub pokok materi yang terdiri

dari alat gerak hewan dan manusia.

2.6.1 Materi Organ Gerak Hewan

1. Alat Gerak Hewan

Salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Alat gerak terdiri atas dua

macam, yaitu alat gerak aktif dan alat gerak pasif. Alat gerak aktif berupa

otot dan alat gerak pasif berupa tulang.

2. Alat Gerak Pada Hewan Vertebrata dan hewan invertebrate

Hewan dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu vertebrata dan

invertebrate. Pengelompokan tersebut dilakukan berdasarkan ada atau

tidaknya tulang belakang di dalam tubuhnya. Hewan vertebrata memiliki

tulang belakang di tubuhnya. Hewan vertebrata memiliki tulang belakang

di tubuhnya.

2.6.2 Materi organ gerak manusia

1. Tulang sebagai alat gerak manusia

Kamu telah mempelajari bahwa tulang merupakan alat gerak pasif yang

dimiliki oleh makhluk hidup, termasuk manusia. Selain untuk alat gerak,

tulang berfungsi untuk menopang tubuh, memberi bentuk tubuh, dan

tempat melekatnya otot-otot. Alat gerak manusia, berupa lengan dan kaki

tersusun dari tulang-tulang.

2. Jenis-jenis otot manusia dan fugsinya

Otot merupakan alat gerak pada manusia. Otot terdapat di hampir

seluruh tubuh manusia, termasuk kaki dan tangan. Saat bekerja, otot akan

melakukan kontraksi dengan cara memanjang dan memendek untuk dapat

25

menggerakkan tulang. Secara umum, otot terdiri atas tiga jenis, yaitu otot

polos, otot jantung, dan otot lurik, otot polos mampu menggerakkan organ

tubuh tanpa kita kendalikan, misalnya, gerakan lambung menghancurkan

makanan. Otot jantung menggerakkan jantung. Otot lurik menggerakkan

anggota tubuh sesuai keinginan kita, misalnya menggerakkan tangan dan

kaki.

Pembahasan menurut Rahmawati (2013:1) pada muatan pembelajaran

IPA materi Organ Gerak Hewan dan Manusia dapat di jelaskan sebagai

berikut. Pada materi ini dijelaskan beberapa sub pokok materi yang terdiri

dari alat gerak hewan dan manusia.

2.6.3 Organ Gerak Hewan dan Manusia

Hewan dan manusia tidak dapat bergerak tanpa adanya organ gerak. Gerak

pada hewan dan manusia menggunakan organ gerak yang tersusun dalam

sistem gerak. Anggota tubuh yang sangat berperan dalam gerak adalah

tulang dan otot. Salah satu Organ Gerak yaitu:

1) Tulang sebagai Alat Gerak Pasif

2) Otot sebagai Alat Gerak Aktif

2.6.4 Macam-macam Organ Gerak Manusia

Ada beberapa macam Organ Gerak Manusia sebagai gambar berikut di

bawah ini:

Gambar 2.1 Macam-macam Organ Gerak Manusia

1) Otot polos adalah otot yang bekerja tanpa kesadaran kita yang

dipengaruhi oleh sistem saraf tak sadar atau saraf otomon

2) Otot Lurik Otot yang menempel pada rangka tubuh manusia yang

digunakan dalam pergerakan.

26

3) Otot jantung Otot yang bekerja secara terus-menerus tanpa istirahat atau

berhenti.

2.6.5 Macam-macam kelainan pada organ gerak pasif (Tulang)

1) Fraktura/Patah Tulang (Kelainan pada tulang akibat kecelakaan)

2) Osteoporosis (Kelainan pada tulang yang disebabkan karena adanya

pengeroposan tulang)

3) Fisura/Retak Tulang (Kelainan tulang menimbulkan keretakan pada

tulang akibat kecelakaan)

4) Lordosis (Kelainan tulang karena sikap duduk yang salah sehingga

tulang belakang melengkung pada daerah lumnalis)

5) Skoliosis (Kelainan tulang Karena sikap duduk yang salah sehingga

tulang melengkung kea rah samping.)

6) Kifosis (Kelainan tulang karena sikap duduk membungkuk sehingga

tulang belakang membengkok ke belakang.

2.7 Kerangka Berfikir

Berdasarkan penelitian yang di lakukan di SDN 114 Pekanbaru di

ketahui bahwa peserta didik sulit memahami pembelajaran karena bahan

ajar yang digunakan guru pada saat proses pembelajaran menuntut peserta

didik menghafal materi pembelajaran, sehingga mengakibatkan rendahnya

nilai yang di peroleh peserta didik. Dari buku ajar terdapat bahwa pada saat

awal pembelajaran guru tidak mengemukakan permasalahan ataupun

pertanyaan untuk membahas materi pembelajaran, padahal untuk

membangkitkan minat peserta didik sangat lah penting. Berdasarkan uraian

di atas, maka penulis mengambarkan kerangka berfikir penelitian ini

dengan:

27

Gambar 2.2 Kerangka Berfikir

Guru :

Belum menggunakan bahan ajar

yang inovatif dan kreatif serta awal

pembelajaran belum menimbulkan

minat peserta didik pada saat proses

pembelajaran

Peserta didik:

Proses pembelajaan yang

dilakukan menghafal menjadikan

peserta didik bosan dan jenuh

pengembangan bahan ajar e-modul berbasis Problem Based learning

(PBL)

Validitas

Desain Bahasa

Tahap-tahap Model Problem Based learning

1. Orientasi siswa pada masalah

2. Mengorganisasikan peserta didik

3. Membimbing penyelidikan

4. Mengembangkan hasil karya

5. Analisis dan evaluasi

Menghasilkan e-modul yang teruji

Masalah yang di

Temukan

Materi

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan, Jenis & Desain Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan R&D. Menurut

Sukmadinata (2015:164) penelitain dan pengembangan atau Research and

Development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang

mencakup ampuh untuk memperbaiki praktik. Penelitian dan pengembangan

adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangan suatu produk

baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggung

jawab. Jenis data pada penelitian pengembangan ini berupa data kuantitatif.

Jenis penelitian dan pengembangan dengan model penelitian menggunakan

ADDIE (Analysis, Desaign, Development, Implementation, Evaluation).

Desain merupakan kegiatan kreatif untuk merancang dalam membuat

suatu benda atau bahan yang berfungsi sebagai menyelesaikan suatu masalah

tertentu sehingga memiliki nilai dan bermanfaat bagi penggunanya maka dari

itu peneliti berancana akan mengembangkan sebuah bahan ajar e-modul

berbasis Problem Based Learning karena dilihat dari permasalahan yang

ditemukan dilapangan peneliti berupa menghadirkan sebuah alternativ yang di

rasa efektif dan inovatif. Untuk mengembangkan e-modul berbasis Problem

Based Learning, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE.

Menurut Sugiono (2019:35) ADDIE, yang merupakan perpanjangan

dari Analysis, Design, Development, Implementation dan Evaluation.

(Analysis) berkaitan dengan kegiatan analisis terhadap situasi kerja dan

lingkungan sehingga dapat ditemukan produk apa yang perlu di kembangkan.

(Design) merupakan kegiatan perencangan produk sesuai dengan yang

dibutuhkan. (Development) adalah kegiatan pembuatan dan pengujian produk.

Implementation adalah kegiatan menggunakan produk, dan (Evaluatio) adalah

kegiatan menilai apakah setiap langkah kegiatan dan produk yang telah dibuat

sudah selesai dengan Spesifikasi atau belum. Skema tahapan medel ADDIE

dapat dapat dilihat pada Menurut Branch (dalam Janna 2020:38) gambar 3.

Skema tahapan model ADDIE

29

Gambar 2.3 Skema tahapan model ADDIE

Untuk lebih rincinya Branch (dalam Janna 2020:38) menjabarkan tahap-tahap

model ADDIE, diantaranya yaitu:

Analisis (Analysis) Pada di tahap ini dilakukan analisis kebutuhan melalui

observasi lapangan dan studi literature. Analisis media pembelajaran yang sesuai

dengan sasaran peserta didik, tujuan, mengidentifikasi materi, mengidentifikasi

lingkungan belajar dan strategi penyampaian dalam proses pembelajaran.

1) Desain/perencanaan (Design) Pada tahap ini Desain/perencanaan adalah

pengembangan produk baru. Membuat desain program, membuat ketentuan

bahan ajar (buku), membuat pengembangan media pembelajaran berdasarkan

KI&KD.

2) Pengembangan (Development) Pada tahap ini dilakukan pengembangan

perangkat media pembelajaran pada tahap selanjutnya produk ini akan

divalidasi oleh para ahli. Validasi yang dilakukan dalam hal ini yaitu validasi

materi, validasi media, dan validasi oleh ahli pembelajaran. Validasi

Analysis, Analisis kebutuhan untuk menentukan masalah dan

solusi terhadap lingkungan belajar dan strategi penyampaian

dalam proses pembelajaran.

A

Design, Menentukan pengembangan produk baru, membuat

pengembangan media pembelajaran berdasarkan KI&KD.

.

Implementation, melaksanakan program

pembelajaran dengan menerapkan desain atau

spesifikasi program pembelajaran.

Evaluation, melakukan evaluasi program

pembelajaran dan evaluasi hasil belajar untuk

melihat kelayakan bahan ajar.

Development, Memproduksi program dan bahan ajar

yang akan digunakan dalam program pembelajaran.

A

D

D

I

E

30

dilakukan oleh seorang ahli dibidang tersebut. Validasi dilakukan bertahap,

jika validasi belum valid maka dilakukan revisi sehingga produk e-modul

dinyatakan valid dan layak digunakan.

3) Implementasi (Implementation) Tahap implementasi merupakan tahap uji

coba produk yang telah divalidasi oleh tim ahli dan direvisi. Data tersebut

digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media pembelajaran.

4) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi merupakan tahapan untuk melihat sistem

pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan harapan awal dan akhir.

Evaluasi media pembelajaran berfungsi memperbaiki produk. Evaluasi

bertujuan untuk melihat kelayakan bahan ajar berbasis e-modul yang akan

dikembangkan sebelum diaplikasikan lebih luas.

3.2 Tempat dan Waktu

Peneliti melakukan penelitian ini di SDN 114 Pekanbaru pada kelas V

yang beralamat Jl. Cempedak, Wonoreco, Kec, Marpoyan Damai, kota

Pekanbaru, Riau. Bertepatan pada bulan April 2021 pada tahun ajaran

semester genap 2020/2021.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini mengembangkan suatu produk bahan ajar e-modul berbasis

model Problem Based Learning, untuk mengembangkan e-modul ada tahap-

tahap yang harus di lalui agar bahan ajar e-modul layak digunakan untuk

peserta didik kelas V, adapun tahap-tahapnya yaitu:

31

Gambar 2.4 Alur Prosedur pengembangan E-modul Berbasis PBL

Pendidik Peserta

didik

Tujuan dan Materi

Pembelajaran

Merancang

RPP

Merancang

Modul

Konvensional PDF E-Modul

Mengembangkan

Bahan Ajar (E-Modul)

Uji Validasi ahli desain,

ahli materi dan ahli

bahasa

Bahan Ajar E-modul Berbasis PBL Untuk Peserta

Didik Kelas V Sekolah Dasar yang Valid

Analysis

Tahap –tahap Analysis, Desigh dan Development

Desigh

Development

Validitas

Iya Validitas

Tidak

Revisi

32

Untuk lebih rincinya peneliti menjalbarkan tahapan untuk mengembangkan e-

modul berbasis Problem Based Learning, dengan menggunakan model ADDIE

yaitu:

1. Analysis, dalam tahap ini kegiatan utama adalah menganalisa yang perlu

dilakukan sebagai berikut:

a) Analisis pendidik (Wawancara) Pada tahap ini mulai munculnya suatu

permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran,

masalah yang di maksud yaitu bahan ajar yang digunakan guru menuntut

peserta didik menghafal materi pembelajaran yang menjadikan pembelajaran

membosankan dan jenuh dan berdampak dari hasil belajar peserta didik yang

rendah.

b) Analisis peserta didik (wawancara) Dalam tahapan ini menganalisis

karakteristik peserta didik berdasarkan pengetahuan, keterampilan, dan

perkembangannya. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

kemampuan peserta didik yang beragam. Beberapa hal yang perlu didapatkan

dalam tahapan ini yaitu:1) karakteristik peserta didik berkaitan dengan

pembelajaran; 2) pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki peserta didik

dalam pembelajaran; 3) kemampuan kompetensi yang perlu dimilki oleh

peserta didik dalam pembelajaran; 4) bentuk pengembangan bahan ajar yang

diperlukan oleh peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berfikir.

c) Analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi pembelajaran. Dalam

tahap ini, analisis dilakukan dengan metode yang berkaitan dengan materi

pembelajaran. Tujuan dari analisis fakta, konsep, prinsip dan prosedur materi

pembelajaran adalah untuk mengidentifikasi materi yang akan diajarkan dan

di susun secara sistematik, sehingga analisis dapat dijadikan dasar untuk

menyusun rumusan tujuan dari pembelajaran yang akan dikembangkan.

d) Analisis tujuan pembelajaran, analisis tujuan pembelajaran merupakan awal

untuk menentukan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, pada tahap

ini, ada beberapa hal yang perlu di perhatikan adalah: tujuan pembelajaran

dan ketercapaian tujuan pembelajaran, tahap ini dijadikan sebagai acuan

untuk mengembangkan bahan ajar.

33

2. Design

pada tahap ini desain meliputi beberapa perencanaan untuk mengembangkan

bahan ajar e-modul diantaranya meliputi beberapa kegiatan sebagai berikut:

a) Merancang pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada materi “Organ Gerak

Hewan dan Manusia”. Dalam membuat rpp ini menggunakan pendekatan

model Problem Based Learning.

b) Merancang modul konvensional di word dengan menganalisis buku ajar

peserta didik serta materi yang berkaitan dengan “Organ Gerak Hewan dan

Manusia” yang meliputi : a) cover berisi judul dan gambar yang berkaitan

dengan materi: b) kata pengantar dan daftar isi: c) Glosarium; d) petunjuk

belajar yang meliputi petunjuk pendidik dan peserta didik: e) kompetensi

yang dicapai berupa KD dan tujuan pembelajaran f) materi pembelajaran

menggunakan tahapan model PBL; g) lembaran kegiatan untuk kegiatan

pembelajaran; h)lembaran evaluasi yang berisi soal yang telah dipelajari serta

dengan adanya kunci jawaban.

c) Word di ubah ke pdf ketika ingin mengubah modul ke e-modul gambar

ataupun animasinya agar tidak berpindah-pindah.

d) Mengubah modul konvensional ke e-modul memerlukan aplikasi tambahan

yaitu flip PDF Propesional; yang bisa di instal di leptop ataupun di computer.

3. Development

Dalam melakukan hahapan pengembangan e-modul, ada tujuan yang perlu

divapai agar e-modul dapat valid, yaitu:

a) Melakukan revisi e-modul yang akan digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah dirumuskan.

b) Melakukan valadasi pada ahli materi, ahli desain dan ahli bahasa.

c) Merevisi sesuai dengan saran yang di berikan oleh para ahli.

d) Memilih e-modul yang akan digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran, uji coba produk dilakukan untuk memperoleh gambaran

tentang tingkat kelayakan untuk evaluasi awal. Dilihat dari karakteristik

kemampuan rendah, sedang dan tinggi.

34

3.4 Data, Sumber Data dan Subjek Penelitian

3.4.1 Data

Dalam penelitian ini data terbagi menjadi 2, yaitu data primer dan data

sekunder.

a) Menurut Handayani (2020:401) data primer mengacu pada data yang telah

di kumpulkan secara langsung. Pada penelitian ini data primer yang

digunakan berupa catatan dari hasil wawancara, observasi, dan telaah

dokumen.

b) Menurut Sugiono (dalam Dycres 2019:244) data sekunder adalah data

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam

penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah dalam bentuk

screenshoot, foto-foto, video dan rekaman yang dapat mendukung dalam

pemerolehan suatu informasi penelitian mengenai pengembangan e-modul.

3.4.2 Sumber Data

a) Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kelas V SDN 114

Pekanbaru, telah melakukan wawancara menemukan permasalahan

mengenai bahan ajar yang digunakan pendidik yaitu terdapat banyak teks

dalam bahan ajar sehingga menuntut peserta didik menghafal dan

mengakibatkan hasil belajar peserta didik yang rendah.

b) Menguji kelayakan produk ini, menggunakan validasi ahli yaitu: ahli

materi, Ibu yunita.,S.Pd dan Ibu Yeni Misyeti.,S.Pd ahli desain, Bapak

Eddy Noviana,S.Pd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I.Kom dan ahli

bahasa Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM dan Ibu Syamsimar, S.Pd.,MM.

c) Saran yang diberikan oleh pendidik dan peserta didik mengenai bahan ajar

e-modul berbasis Problem Based Learning (PBL).

3.5 Teknik dan Instrumen pengumpulan Data

Pada penelitian ini teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

yaitu angket (kuisoner). Kuisoner merupakan teknik atau cara yang dikirim

35

kepada responden baik secara langsung maupun tidak langsung. Menurut

Waluya (2007:95) Angket adalah teknik pengumpulan data untuk

kepentingan penelitian. Angket digunakan dengan memberikan formulir yang

berisi beberapa pertanyaan kepada beberapa subjek (responden) untuk

mendapatkan tanggapan secara tertulis.

Untuk mengumpulkan data, instrument yang akan digunakan

penelitian adalah 1) angket validasi (ahli desain, ahli materi dan ahli bahasa);

2) angket responden guru; 3) angket responden peserta didik; 4) bukti dalam

dokumen berupa foto atau gambar.

Tabel 3.1 Jenis-jenis instrumen

No Instrumen Tujuan Sumber

1 Angket validasi

ahli desain

Mengetahui penilaian terhadap

kelayakan produk yang

dikembangkan dalam bidang

media.

Ahli desain

2 Angket validasi

ahli materi

Mengetahui penilaian

kelayakan materi pembelajaran

terhadap produk yang

dikembangkan.

Ahli materi

3 Angket validasi

ahli bahasa

Mengetahui penilaian

kelayakan bahasa yang dipakai

dalam produk yang

dikembangkan

Ahli bahasa

4 Dokumentasi Sebagai bukti dalam penelitian

ini bentuknya yaitu foto atau

gambar

Semua yang

berkaitan

dengan

penelitian.

Untuk menilai layaknya bahan ajar e-modul penulis harus memberikan

lembar angket yang ditambahkan beberapa kolom saran dan pendapat dari para

validator. Angket ahli yang telah dibuat diberikan kepada para validator,

angket tanggapan peserta didik diberikan kepada sampel peserta didik yang

telah dipilih, angket tanggapan guru diberikakan kepada pendidik disekolah

yang ingin diteliti. Selain itu, instrument dokumentasi dalam hal ini digunakan

sebagai barang dan bukti selama proses penelitain berlangsung.

36

3.5.1 Teknik Angket

Angket validasi ini dinilai oleh validator ahli bertujuan untuk

mengetuhi kualitas dan kesesuaian materi dengan strategi dan konsep

pembelajaran. Dalam mengisi angket validasi, validator hanya diminta untuk

memilih salah satu jawaban yang telah disediakan sesuai dengan nilai yang

akan diberikan. Instrument yang digunanakan menggunakan skala likert.

Tabel 3.2 Sklala likert

Skor penilaian Kategori penilaian

5 Sangat baik/sangat setuju

4 Baik/setuju

3 Cukup/ Ragu-ragu

2 Kurang Baik/kurang setuju

1 Tidak baik/Tidak setuju

Sumber: Sugiyono (2019:165)

Untuk penilaian valid atau tidaknya bahan ajar e-modul, penulis

memberikan lembar angket yang ditambahkan dengan beberapa saran dan

komentar dari pada validator. Angket ahli yang dibuat kemudian diberikan

kepada para validator. Angket ahli yang dibuat kemudian diberikan kepada

para validator. Angket respon guru diberikan kepada pendidik disekolah yang

akan di teliti, dan angket respon peserta didik diberikan kepada sampel

peserta didik yang telah dipilih. Dan selain itu, ada beberapa lembar angket

validasi sebagai berikut .

a. Lembar angket validasi ahli desain

Dari Angket diberikan kepada ahli di bidang pengembangan desain yang

terdiri dari dua orang ahli. Sehingga data yang diperoleh dari angket akan

dihitung dan dianalisis serta digunakan dalam memperbaiki produk

pengembangan bahan ajar e-modul berbasis Probelem Based Learning.

Berikut ini adalah kisi-kisi untuk instrument angket validasi ahli desain dapat

dilihat pada tabel 3.

37

Tabel 3.3 kisi-kisi instrument angket validasi ahli desain

No ASPEK INDIKATOR NOMOR

1 Tampilan Visual Tampilan e-modul menarik 1,2

Layar dan tata letak tampilan e-

modul

3

Kesesuaian pemilihan warna 4,5

Kesesuaian pemilihan background 6

Kesesuaian pemilihan backsound 7

Kesesuaian pemilihan foto 8,9

Kesesuaian pemilihan gambar 10,11

Kemenarikan desain 12

2 Penggunaan

huruf

Kesesuaian pemilihan jenis huruf 13

Kesesuaian pemilihan ukuran

huruf

14

Ketepatan warna huruf yang

digunakan

15

Kejelasan tampilan huruf pada e-

modul

16

3 Kriteria Fisik Jenjang judul utama dan sub judul

jelas dan propesional

17

Mempu mengungkap arti/makna

dari suatu objek

18

Kreativitas dalam desain 19

4 Suara Kualitas suara 20,21

5 Kemudahan

kegunaan

Pengoperasian menggunkan e-

modul

22,23

Jumlah 23

Sumber : Dimodifikasikan dari Nurida dalam Violadini (2021:56)

b. Lembar angket validasi ahli materi

Angket validasi ahli diberikan kepada para ahli dibidang materi

pembelajaran yang terdiri dari dua orang ahli. Sehingga data yang diperoleh

dari lembaran angket akan dihitung dan dianalisis serta digunakan dalam

memperbaiki produk pengembangan bahan ajar e-modul berbasis Problem

Based Learning. Berikut adalah kisi-kisi untuk Instrument angket Validasi

ahli materi dapat dilihat pada tabel 4.

38

Tabel 3.4 Kisi-kisi instrument angket validasi ahli materi

No ASPEK INDIKATOR NOMOR

1 Kesesuaian Materi Kesesuaian materi dengan KI&KD 1,2,3

Kesesuaian KD dengan tujuan

pembelajaran

4

Konsitensi antara materi dan

evaluasi

5

2 Ketepatan dan

kejelasan materi

Ketepatan cakupan materi 6,7

Daya tari materi 8

Kesesuaian keabsrakkan konsep

dengan perkembangan kognitif

peserta didik

9,10

3 Penggunaan model

PBL

Penggunaan model PBL ( Problem

Based Learning) dalam

pembelajaran

11,12,13

14,15,16.

17

4 Evaluasi atau

latihan soal

Kesesuai soal evaluasi dengan KD,

tujuan dan materi pembelajaran

18,19,20

Petunjuk mengerjakan soal mudah

di pahami

21

Mengukur kemampuan peserta

didik

22,23

Jumlah 23

Sumber : Dimodifikasikan dari Nurida dalam Violadini (2021:57)

c. Lembar angket validasi ahli bahasa

Angket validasi ahli diberikan kepada para ahli dibidang bahasa

pembelajaran yang terdiri dari dua orang ahli. Sehingga data yang diperoleh

dari lembaran angket akan dihitung dan dianalisis serta digunakan dalam

memperbaiki produk pengembangan bahan ajar e-modul berbasis Problem

Based Learning. Berikut adalah kisi-kisi untuk Instrument angket Validasi

ahli bahasa dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 3.5 Kisi-kisi instrument angket validasi ahli bahasa

No ASPEK INDIKATOR NOMOR

1 Lugas Kaidah bahasa yang baku 1

Penggunaan kalimat tidak

berbelit-belit

2,3

2 Interaktif Kemampuan mendorong berfikir

kritis peserta didik

4,5

3 Kesesuaian dengan Ketepatan penggunaan huruf 6,7,8

39

kaidah bahasa dalam tulisan

4 Penggunaan istilah

syimbol, icon dan

istilah

Konsitensi penggunaan symbol,

icon, dan istilah

9,10,11

Jumlah 11

Sumber : Dimodifikasikan dari Violadini (2021:58)

3.6 Teknik Analisis data

Teknik analisis data dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data

kuantitatif, diantaranya yaitu:

3.6.1 Analisis Data Tahap Pendahuluan

Angket kebutuhan dalam perkembangan produk ini dianalisis

menggunakan deskriptif kualitatif dengan cara penyajian data mulai

beberapa pertanyaan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pada saat

penelitian tanpa adanya perhitungan didalamnya semua di jabarkan

dalam bentuk deskriptif.

3.6.2 Analisis Data validasi

Angket validasi (ahli materi, bahasa, serta desain) dan angket guru

pada penelitain pengembangan ini menggunakan Skala Likert

pengukuran yang merujuk pada buku Ridwan (2016:39). Penelitian

pengembangan ini menggunakan skala likert yang terdiri dari lima

kriteria yaitu: sangat setutu, setuju, cukup, kurang setuju dan sangat

kurang setuju. Rumus presentase yang digunakan, mencari tau rata-rata

validitas adalah menggunakan rumus sebagai berikut :

SA = ∑

Keterangan :

SA = Presentase

∑SP = jumlah keseluruhan jawaban responden

∑SM = jumlah keseluruhan nilai ideal 1 item

Sumber : Arikunto (dalam Rahmawati 2019:64)

40

Rumus presentase rata-rata, yaitu sebagai berikut:

SA = ∑

Keterangan :

SA Presentase validasi rata-rata

∑Ptotal = Jumlah presentase total semua aspek

n = banyak aspek

Kategori penilaian berdasarkan Skala Likert sebagai berikut :

Berdasarkan data yang telah diperoleh, data yang sebelumnya

presentase penilaian kuantitatif kemudian selanjutnya diubah menjadi

data kualitatif deskriptif. Kualitas produk e-modul berbasis Problem

Based Learning yang dibuat dapat dilihat dari criteria kelayakan hasil

validasi sebagai berikut:

Tabel 3.6 Sklala Likert

Tingkat

pencapaian

Kualifikasi Keterangan

85%-100% Sangat Baik Tidak perlu Direvisi

75%-84% Baik Tidak perlu Direvisi

65%-74% Cukup Direvisi

55%-64% Kurang Direvisi

0-54% Kurang Sekali Direvisi

Sumber: Arikunto (dalam Rahmawati 2019:65)

Dengan adanya tabel skala likert tersebut, penulis dapat melihat

presentase dengan nilai 75%-100% dan tidak ada perbaikan atau revisi

lagi. Maka e-modul berbasis model problem based learning yang

dikembangkan dapat di katakana telah teruji validitasnya hasil penelitian

baik atau tidak produk untuk di jadikan sebagai bahan ajar dalam

pembelajaran.

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yaitu pengembangan e-

modul berbasis problem based learning pada materi organ gerak hewan dan

manusia kelas V SD. Penelitian pengembangan ini dilakukan selama 5 bulan

dihitung dari proses awal penelitian sampai media e-modul dinyatakan valid oleh

ahli media, ahli materi dan ahli bahasa. Adapun proses awal yang harus di

lakukan yaitu dengan menentukan tempat waktu penelitian, selanjutnya saya

peneliti yang bernama Widia Tita Nila, penelitian dilakukan di Pekanbaru, 27

Januari 2022 pada pukul 09.30 pm. Selanjutnya dilakukan kegiatan wawancara

dengan guru kelas VD SDN 114 Pekanbaru, untuk mengetahui bahan ajar pada

aspek bahan ajar yang digunakan, kemudian aspek kurikulum, dan permasalahan

peserta didik dan guru. selanjutnya peneliti membuat bahan ajar e-modul, bahan

ajar e-modul di buat oleh peneliti menggunakan website.issu.com

Penelitian ini menggunakan model ADDIE yang terdiri dari lima tahapan

yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Pada

penelitian ini dalam mengembangkan bahan ajar e-modul dilakukan beberapa

tahapan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian. Disini peneliti hanya

melakukan tahapan analisis, desain, dan pengembangan. Hal ini dikarenakan

masih dalam masa pendemi covid-19, sehingga tahapan implementasi dan

evaluasi tidak dilaksanakan.

4.2 Hasil Penelitian

Pengembangan bahan ajar e-modul dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai

berikut :

1. Tahap Analisis

Tahap analisis adalah tahap pengumpulan data dengan mengidentifikasi

permasalahan yang ada di SDN 114 Pekanbaru. Tahap analisis yang

42

dilakukan peneliti mencakup tiga hal yaitu analisis kurikulum, analisis

guru dan peserta didik dan analisis bahan ajar.

a. Analisis pendidik

Analisis pendidik dilakukan dengan kegiatan wawancara dengan guru

kelas V untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar yang seperti apa yang

guru inginkan dengan peserta didik inginkan. Berdasarkan wawancara

yang peneliti lakukan, guru menginginkan bahan ajar yang dapat membuat

siswa fokus dalam proses pembelajaran berlangsung. Bahwasannya guru

juga telah menggunakan bahan ajar , seperti modul dan LKS agar peserta

didik bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang

berlangsung tetapi sama saja peserta didik kurang fokus dalam mengikuti

kegiatan proses pembelajaran saat berlangsung didalam kelas. Disini guru

menginginkan bahan ajar yang dapat membuat peserta didik fokus dalam

belajar.

b. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik kelas V SD dilakukan untuk mengetahui kriteria

bahan ajar yang dibutuhkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Disampaikan oleh peserta didik, bahwasannya bahan ajar yang dapat

membuat peserta didik fokus dalam belajar adalah bahan ajar yang dapat

melibatkan peserta didik aktif didalamnya, seperti penjelasan dan gambar

yang hanya di tuntut peserta didik untuk menghafal. Peserta didik juga

menginginkan bahan ajar yang ada desain yang menarik didalamnya,

karena untuk usia anak sekolah dasar sangat menyukai warna-warna yang

terang karena dapat menarik perhatian peserta didik.

c. Analisis Materi Pembelajaran

Tujuan tahap ini untuk menentukan materi yang digunakan dalam bahan

ajar e-modul berbasis problem based learning. Dimana peneliti memilih

materi yang terkait hanya pada satu materi saja, yaitu pada pembelajaran

IPA yang terkait pada tema 1 pada materi “Organ Gerak Hewan dan

43

Manusia”. Berikut kompetensi inti pada pada tema 1 kelas V Sekolah

Dasar. (sumber:Buku Guru,2017).

1. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan

kegiatannya, dan benda-beda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

2. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas,sitematis,

dan logis, dalam karya yang estetik, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.

Adapun kompetensi dasar dan indikator pada Tema 1 pada materi

Organ Gerak Hewan dan Manusia model problem based learning

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pemetaan 1

IPA

Kompetensi Dasar Indikator

3.1 Menjelaskan alat gerak dan

fungsinya pada hewan dan

manusia serta cara memelihara

kesehatan alat gerak manusia.

3.3.1 Siswa mampu

mengimplementasikan konsep

organ gerak hewan.

4.1 Membuat model sederhana

alat gerak pada manusia dan

hewan

4.4.1 Siswa mampu membuat

model sederhana kerangka tubuh

pada hewan dengan menggunakan

kertas karton dan menjelaskan

konsep sederhana darai kerangka

tubuh pada hewan

Sumber : Buku Guru Tematik Kurikulum 2013

Tujuan pembelajaran Pemetaan 1 :

1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara

ringkas dan jelas. Dengan membaca teks tentang organ gerak hewan

dan manusia, siswa dapat menyebutkan alat gerak hewan secara

benar.

44

2. Siswa mampu menjelaskan konsep organ gerak hewan dalam poses

pembelajaran.

3. Siswa mampu menentukan penjelasan hewan vertebrata dan

invertebrata serta jenis perbedaan hewan vertebrata dan

invertebrata.

4. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat model

kerangka tubuh pada hewan dengan menggunakan kertas karton dan

menjelaskan konsep sederhana dari kerangka tubuh pada hewan.

Pada tabel 4.1 merupakan kompetensi dasar, indikator dan Tujuan

pembelajaran untuk pemetaan 1 sub tema 1 terdapat PB1, PB2,

PB5 dan PB6 terpadat pembelajaran IPA materi Organ Gerak

Hewan dan Manusia.

Tabel 4.2 Kompetensi Dasar dan Indikator Pemetaan 2

IPA

Kompetensi Dasar Indikator

3.1 Menjelaskan alat gerak dan

fungsinya pada hewan dan

manusia serta cara memelihara

kesehatan alat gerak manusia.

3.3.1 Siswa mampu

mengimplementasikan konsep

organ gerak manusia.

3.3.2 Siswa mampu menentukan

fungsi pada bagian pada tulang.

3.3.3 Siswa mampu menganalisis

perbedaan organ-organ alat gerak

manusia.

4.1 Membuat model sederhana

alat gerak pada manusia dan

hewan

4.4.1 Siswa mampu mengambar

kerangka tubuh manusia secara

model sederhana.

Sumber : Buku Guru Tematik Kurikulum 2013

Tujuan pembelajaran Pemetaan 2 :

1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara

ringkasan dan jelas. Dengan membaca teks tentang organ gerak

manusia, siswa dapat menyebutkan alat gerak hewan dan manusia

secara benar.

45

2. Siswa mempu menjelaskan konsep organ manusia dalam proses

pembelajaran.

3. Siswa mampu menentukan fungsi pada bagian tulang.

4. Siswa mampu membandingkan macam-macam bagian otot

manusia, perbedaan organ-organ alat gerak manuia.

5. Dengan kegiatan secara mandiri, siswa mampu mengambar

kerangka manusia secara model sederhana. Pada tabel 4.2

merupakan kompetensi dasar dan indikator untuk pemetaan 1 sub

tema 1 terdapat PB 1, PB2, PB5 dan PB6 terpadat pembelajaran

IPA materi Organ Gerak Hewan dan Manusia.

Tabel 4.3 Kompetensi Dasar dan Indikator Pemetaan 3

IPA

Kompetensi Dasar Indikator

3.1 Menjelaskan alat gerak dan

fungsinya pada hewan dan

manuisa serta cara memelihara

kesehatan alat gerak manusia.

3.3.1 Siswa mampu

mengimplementasikan konsep

organ gerak manusia.

3.3.2 Siswa mampu menentukan

macam-macam kelainan,

gangguan, atau penyakit otot

manusia.

3.3.3 Siswa mampu menganalisis

tentang cara mencegah kelainan,

gangguan, atau penyakit otot

manusia.

4.1 Membuat model sederhana

alat gerak pada manusia dan

hewan

4.4.1 Siswa mampu membuat

kelainan tulang dengan

menggunkan platisin dengan

model sederhana.

Sumber : Buku Guru Tematik Kurikulum 2013

Tujuan pembelajaran Pemetaan 3 :

1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara

ringkasan dan jelas. Dengan membaca teks kelainan pada organ

gerak pasif (tulang)

46

2. Siswa mampu menentukan konsep organ manusia dalam proses

pembelajaran.

3. Siswa mampu membandingkan macam-macam kelainan,

gangguan, atau penyakit otot manusia.

4. Siswa dapat menguraikan tentang cara mencegah kelainan otot

pada organ gerak.

5. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa mempu membuat kelainan

tulang dengan menggunkan platisin dan menjelaskan konsep

sederhana dari kelainan tulang tersebut. Pada tabel 4.3 merupakan

kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran untuk

pemetaan 1 sub tema 1 terdapat PB1, PB2, PB5 dan PB6 terpadat

pembelajaran IPA materi Organ Gerak Hewan dan Manusia.

Materi dilakukan untuk mengetahui pada materi IPA bagaian mana

peserta didik yang masih kesulitan dalam mempelajarinya serta

menentukan materi-materi yang harus dipelajari pada organ gerak hewan

dan manusia berdasarkan kurikulum 2013.

Pada penelitian ini, peneliti memilih materi organ gerak hewan dan

manusia karena berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang

dilakukan oleh peneliti terhadap buku ajar yang digunakan oleh peserta

didik masih banyak terdapat materi pembelajaran yang mengharuskan

peserta didik untuk menghafal sehingga membuat peserta didik merasa

bosan, belum terdapat adanya pengintegrasian model pembelajaran dalam

buku ajar yang digunakan oleh peserta didik serta belum adanya

pengintegrasian model problem based learning yaitu belum terlihat adanya

tahapan orientasi seperti menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai oleh peserta didik, belum terlihat adnya tahapan

mengorganisasikan peserta didik padahal tahapan ini sangat penting untuk

merancang pengetahuan peserta didik terhadap materi yang hendak di

pelajari, belum terlihat adanya tahapan membimbing penyelidikan padahal

tahap ini penting di lakukan untuk mencari tingkat keyakinan dari suatu

47

permasalahan, terakhir belum terlihat adanya tahapan mengembangkan

hasil karya dan evaluasi padahal seperti yang di ketahui bahwasannya hasil

karya itu sesuai dengan individu bukan kelompok, karena agar peserta

didik terlibat di dalamnya.

Berdasarkan observasi dengan guru kelas V SDN 114 Pekanbaru maka

harus adanya inovasi baru dalam pembelajaran IPA salah satunya dengan

mengkaitkan model Problem Based Learning yang dapat diintegrasikan

dalam bahan ajar e-modul. Peneliti memilih materi organ gerak dan

manusia karena berdasarkan observasi dengan guru kelas V dari 33 orang

peserta didik hanya 11 orang peserta didik dan 22 peserta didik lagi tidak

tuntas dalam ulangan harian IPA, pada materi ini hanya mempelajari

kerangka tubuh hewan dan manusia seputar macam-macam alat gerak

pada hewan dan manusia, bagian organ gerak hewan yaitu, vertebata dan

invertebrata ada pula bagaian organ manusia yaitu, tulang, otot dan sendi.

2. Tahap Desain

Dalam mengembangkan bahan ajar e-modul ada tahapan-tahapan untuk

menghasilkan e-modul berbasis Problem based learning, diantaranya

yaitu:

a. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada tahap ini peneliti mengembangkan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) yang digunakan oleh guru dan peserta didik

dalam proses pembelajaran. RPP yang dirancang oleh peneliti ini

terdiri dua belas RPP karena dalam satu subtema terdiri dari empat

pembelajaran yang terkait pada pembelajaran IPA. lebih lanjutnya

peneliti melampirkan dua belas RPP yang ada dilampiran 31. Pada

RPP pemetaan pertama subtema1 terkait 4 pembelajaran dan terdapat

dua kompetensi dasar yaitu mata pelajaran IPA serta terdapat 4 tujuan

pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KI dan KD guna untuk

dijadikan panduan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan membantu peserta didik agar mencapai tujuan

48

tersebut. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31 halaman 61-

64. Pada RPP pemetaan kedua subtema 2 terkait 4 pembelajaran dan

terdapat dua kompetensi dasar yaitu mata pelajaran IPA serta terdapat

5 tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KI dan KD guna

untuk dijadikan panduan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan membantu peserta didik agar mencapai tujuan

tersebut. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 31 halaman 65-

68. Pada RPP pemetaan ketiga subtema 3 terkait 4 pembelajaran dan

terdapat dua kompetensi dasar yaitu mata pelajaran IPA serta terdapat

5 tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KI dan KD guna

untuk dijadikan panduan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran dan membantu peserta didik agar mencapai tujuan

tersebut. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran halaman 69-

72.

b. Penelitian komponen yang terdapat dalam e-modul

Terdapat 9 komponen-komponen e-modul yaitu meliputi: cover,kata

pengantar, daftar isi, kompetensi dasar, materi, lembar kegiatan,

rangkuman, tes formatif, kunci jawaban. Komponen tersebut

mengikuti tahapan-tahapan model Problem based learning. Untuk

merancang komponen-komponen e-modul dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Pada cover depan peneliti merancang dengan menampilkan gambar

orang dan hewan, pada lingkungan alam yang terlihat ditumbuhi

beberapa pohon hijau. Kalimat yang terdapat pada cover

menggunakan tulisan alegreya bold dan open sans extra bold

dengan ukuran bervariasi. Gambar cover depan yang peneliti

rancang dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini:

49

Gambar 4.1 Cover Depan E-modul

Pada gambar 4.1 dapat dilihat terdapat judul organ gerak

hewan dan manusia. Jenis huruf yang gunakan pada cover open

sans extra bold dengan ukuran 27pt. Cover e-modul yang dirancang

dengan gambar 4.1 bertujuan agar dapat menarik perhatian peserta

didik untuk mempelajari isi e-modul. Selanjutnya peneliti

merancang cover belakang e-modul yang dapat dilihat pada gambar

4.2 dibawah ini :

50

Gambar 4.2 Cover Belakang E-modul

Pada gambar 4.2 terdapat rancangan gambar cover belakang

e-modul. Cover belakang dirancang dengan gambar hewan yang

sangat aktif. Gambar ini bertujuan agar peserta didik merasa senang

sampai akhir pembelajaran, dan gambar ini terkait dalam proses

pembelajaran.

2. Kata pengantar merupakan ucapan terimakasih atas terseleksinya e-

modul, alasan peneliti dalam membuat e-modul secara singkat, dan

manfaat yang bisa diperoleh dengan membaca e-modul pada

gambar 4.3

51

Gambar 4.3 Kata Pengantar

Dari gambar 4.3 dapat dilihat terdapat kalimat yang

komunikatif yaitu “peserta didik” diharapkan ketika peserta didik

membaca kata pengantar mereka merasa bahwa sedang

berkomunikasi langsung dengan perancang bahan ajar. Kata

pengantar didukung dengan desain warna hijau putih agar terlihat

lebih cerah dan sesuai dengan anak kelas tinggi yang tidak suka

terlalu banyak warna. Kalimat pengantar ditulis mengunakan jenih

huruf Calibri, ukuran 12pt. serta terdapat tahun terbit dan nama

perancang bahan ajar pada sudut kanan bawah.

52

3. Daftar isi adalah menginformasikan kepada peserta didik apa saja pokok

yang ditampilkan dalam e-modul sehingga peserta didik dengan mudah

melacak materi yang diinginkan tanpa harus memblok balikkan halaman

satu persatu. Jadi peserta didik ketika ingin menggunakan e-modul bisa

melihat gambaran materi pada daftar pustaka terlebih dahulu. Contoh

daftar isi pada e-modul berbasis model problem based learning bisa dilihat

pada gambar 4.4

Gambar 4.4 Daftar Pustaka

Pada gambar 4.4 terdapat daftar isi yang peneliti buat dari

pembelajaran pertama sampai pembelajaran ketiga, lengkap dengan

komponen-komponen yang ada didalam e-modul sehingga memudahkan

peserta didik untuk mencapai pembelajaran yang hendak dipelajarinya.

Untuk memudahkan peserta didik ketika ingin mencari materi

53

pembelajaran. Peneliti mencantumkan halaman pada sudut kanan serta

mengguakan jenis huruf Calibri, ukuran 12pt.

4. Kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran merupakan target yang akan

dicapai peserta didik. Pada tahap ini guru berupaya memfokuskan

perhatian peserta didik. Agar fokus dalam pembelajaran sebelum

memasuki materi selanjutnya, maka dari itu guru mrnyampaikan

kompetensi secara tujuan pembelajaran yang harus dicapai oleh Peserta

didik, seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.5 dibawah ini:

Gambar 4.5 Kompetensi Dasar, Kompetensi Inti dan Tujuan

Pembelajaran

Dari gambar 4.5 dapat dilihat terdapat pencantuman pemetaan satu terkait

empat pembelajaran yang terintegrasi lima tahapan model problem based

54

learning petunjuk pementaan terletak pada bagian tengah bertujuan agar

memudahkan guru untuk mengetahui pergantian setiap tahapan model

problem based learning. Gambar 4.5 memberikan kotak pada kompetensi

dasar, kompetensi inti dan tujuan pembelajaran bertujuan agar terlihat rapi

dan lebih jelas, pada pemetaan pertama peneliti menggunakan desain

warna hijau, pemetaan kedua warna biru, pemetaan ketiga warna orange.

Hal ini bertujuan agar memudahkan guru dan peserta didik untuk

mengetahui pergantian pembelajaran. Kalimat pada kompetensi dasar,

kompetensi inti dan tujuan pembelajaran menggunakan jenis huruf calibri

(body), ukuran 12pt.

5. Materi pembelajaran merupakan uraian materi yang akan di pelajari oleh

peserta didik. Sebelum memasuki pembelajaran, guru hendaknya memberi

suatu permasalahan yang mengandung teka-teki untuk peserta didik dalam

proses pembelajaran, sehingga peserta didik berfikir untuk menentukan

suatu solusi yang akan di pecahkannya atau menetukan jawaban dari suatu

permasalahan yang di ajukan kepadanya. Seperti yang padat dilihat pada

gambar 4.6 dibawah ini

Gambar 4.6 Tahapan Orientasi Siswa pada Masalah

55

Dari gambar 4.6 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem

based learning yang pertama yaitu tahapan orientasi siswa pada masalah yang

terletak pada bagian tengah dengan mengunakan jenis huruf calibri (body),

ukuran 12pt. pada tahapan orientasi siswa pada masalah peneliti memberi suatu

permasalahan melalui berbagai penjelasan yang terkait pada materi organ gerak

pada hewan dan manusia, kemudian peneliti mengajukan suatu pertanyaan yang

berkaitan dengan materi tersebut, maka dari itu peserta didik diharapkan

mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan melalui tanya jawab ataupun

diskusi, peserta didik diharapkan menjawab pertanyaan tentang materi yang

terkait. Selain itu, ada kegiatan mengorganisasikan peserta didik bertujuan agar

guru membantu peserta didik menemukan dan mengatur tugas-tugas belajar yang

berhubungan dengan masalah. Seperti pada gambar 4.7 dibawah ini:

Gambar 4.7 Mengorganisasikan Peserta Didik

56

Dari gambar 4.7 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem

based learning kedua yaitu mengorganisasikan peserta didik yang terletak pada

bagaian tengah mengunakan jenis huruf calibri (body), ukuran 12pt. pada tahapan

ini peneliti memberi suatu permasalahan melaui dua gambar yaitu, gambar

pertama hewan kanguru yang termasuk hewan vertebrata, gambar kedua hewan

porifera (Spons) yang termasuk hewan invertebrate, kemudian peneliti

mengajukan pertanyaan yang terkait dengan gambar yang diamati oleh peserta

didik yaitu gambar berhubungan dengan organ gerak pada hewan, maka dari itu

peserta didik diharapkan mendapatkan jawaban dari pertanyaan yang diajukan

melalui Tanya jawab ataupun diskusi, peserta didik diharapkan menjawab

pertanyaan tentang perbandingan hewan vertebrata dan invertebrate dalam

kehidupan sehari-hari. Sehingga peserta didik mendapatkan jawaban dari kegiatan

membimbing penyelidikan dari pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik.

Seperti gambar 4.8 dibawah ini:

Gambar 4.8 Tahapan Membimbing Penyelidikan

57

Dari gambar 4.8 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem

based learning yang ketiga yaitu tahapan membimbing penyelidikan yang

terletak pada bagian tengah dengan mengunakan jenis huruf calibri (body),

ukuran 12pt. pada tahapan peneliti memberikan sedikit materi yang terkait pada

penjelasan sebelumnya yang dimana penelti memberikan penjelasan mengenai

perbedaan hewan vertebrata dan invertebrata dan selanjutnya peneliti memberikan

link video yang terkait pada materi pembelajaran, bertujuan membantu

penyelidikan mandiri dan kelompok, dan guru mendorong peserta didik

mengumpulkan informasi yang sesuai melaksanakan eksperime, mencari

penjelasan solusi. Setelah peserta didik mendapat penguatan jawaban kemudian

peserta didik mengerjakan lembar kegiatan seperti gambar 4.9 dibawah ini:

6. Lembar kegiatan merupakan latihan yang akan di kerjakan oleh peserta didik

setelah menguasai materi pembelajaran. Untuk mengerjakan latihan peserta

didik bisa menggunakan buku tulis untuk menjawab pertanyaan yang ada

pada gambar 4.9 dibawah ini:

Gambar 4.9 Lembar kegiatan mengembangkan hasil karya

58

Dari gambar 4.9 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem

based learning yang empat yaitu tahapan mengembangkan hasil karya yang

terletak pada bagian tengah dengan mengunakan jenis huruf calibri (body), ukuran

12pt. dapat dilihat terdapat kegiatan mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

guru membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyampaikan hasil karya

siswa yang sesuai dengan laporan.

7. Tes formatif merupakan soal yang akan diberikan untuk peserta didik,

dimana mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai materi

pembelajaran seperti pada gambar 4.10 dibawah ini :

Gambar 4.10 Tes Formatif

Dari gambar 4.9 dapat dilihat terdapat pencantuman tahapan model problem

based learning yang lima yaitu tahapan analisis dan evaluasi yang terletak pada

bagian tengah dengan mengunakan jenis calibri (body), ukuran 12pt. pada tahapan

ini peneliti membuat tes formatif yang akan di kerjakan oleh peserta didik

59

bertujuan untuk mengukur pemahaman peserta didik terhadap materi yang telah

dipelajari. Kalimat tes formatif terletak di tengah menggunakan namun pada soal

jenis huruf calibri (body),ukuran 14pt namun pada soal menggunakan jenis huruf

calibri (body), berukuran 12pt, berjumlah 10 soal pada setiap pembelajaran.

8. Kunci jawaban untuk mengetahui kebenaran jawaban dari pertanyaan yang

telah dijawab oleh peserta didik. Kunci jawabn terdapat pada akhir

pembelajaran bertujuan untuk memudahkan peserta didik dan guru dalam

menilai jawabn yang telah ditentukan.

Gambar 4.11 Kunci Jawaban

Dari gambar 4.10 dapat dilihat terdapat kunci jawaban yang akan digunakan untuk

mengetahui kebenaran dari jawaban peserta didik. Kalimat kunci jawaban terletak

ditengah dengan menggunakan jenis huruf calibri (body), ukuran 12pt. Terdapat

kunci jawaban dari pemetaan 1 sampai 3 yang terkaat 4 pembelajaran di

dalamnya.

60

C. Tahap Development (Pengembangan)

Tahap pengembangan produk bertujuan untuk merealisasikan rancangan

yang sudah dibuat. Rancangan tersebut dikembangkan dengan langkah-langkah

dibawah ini:

a. Penulisan draft

1. Penulisan draft e-modul disesuaikan dengan komponen/kerangka e-modul

dan kebutuhan peneliti serta memperhatikan spesifikasi sebagai berikut:

Bentuk media cetak yang terdiri atas komponen halaman judul, kata

pengantar, daftar isi, KD, tujuan pembelajaran, kegiatan belajar,

rangkuman materi, tes formatif, kunci jawaban.

2. Di desain dengan menerapkan komponen-komponen model problem

based learning. Dan maksud gambar-gambar disesuaikan dengan materi

yang telah ditetapkan.

3. Ditampilkan dengan e-modul (tampilan) sesuai dengan desain tampilan e-

modul yang telah ditentukan pada tahap desain.

Selama proses penyusunan e-modul dosen pembimbing membarikan saran

dan masukan, sehingga e-modul tersebut dinyatakan siap untuk divalidasi

oleh materi, ahli desain dan ahli bahasa.

b. Memvalidasi e-modul kepada ahli materi, desain dan bahasa

E-modul harus dinyatakan valid dan layak oleh ahli-ahli tersebut sebelum

diimplementasikan dalam pembelajaran. Data hasil evaluasi dari ahli materi,

ahli desain dan ahli bahasa selanjutnya dianalisis untuk mengetahui tingkat

kevalitan e-modul dan revisi yang perlu dilakukan, berdasarkan masukan dan

saran dari ahli-ahli tersebut. E-modul yang telah disusun dikonsultasikan

secara berkala dan kemudian dilanjutkan dengan penelitian oleh tim ahli

materi, ahli desain dan ahli bahasa. Adapun nama-nama validator adalah

sebagai berikut:

61

Tabel 4.4 Nama Validator

No Ahli Nama Validasi Instansi

1. Materi Yunita, S.Pd

Yeni Misyeti, S.Pd

Guru Kelas SDN 144

Pekanbaru

Guru Kelas SDN 114

Pekanbaru

2. Desain Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd

Ivan Taufiq, M.I.Kom

Dosen Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah

Dasar (PGSD) FKIP

Universitas Riau (UNRI)

Dosen Fakultas Ilmu

Komunikasi di Universitas

Islam Riau (UIR)

3. Bahasa Bibit Santosa,S.Pd.,M.Pd

Syamsimar, S.Pd.,MM

Dosen Pendidikan Bahasa

dan Sasra Indonesia di

Universitas Muhamadiyah

Riau.

Kepala Sekolah SDN 83

Pekanbaru

1. Ahli Materi

Validasi ahli materi ini dilakukan untuk melihat kelayakan materi yang

digunakan peneliti, ketetapan, dan kejelasan materi pada bahan ajar e-modul.

Validitas ini dilakukan oleh dua Guru kelas SDN 114 Pekanbaru, Ibu Yunita, S.Pd

dan Ibu Yeni Misyeti, S.Pd sehingga memperoleh hasil yaitu:

Tabel 4.5 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Materi Pertama

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Kesesuaian materi 64% Direvisi

2. Ketetapan dan kejelasan materi 60% Direvisi

3. Penggunaan model problem

based learning

60% Direvisi

4. Evaluasi atau latihan soal 60% Direvisi

Rata-rata 61,8% Direvisi

Pada tabel 4.5 diatas adalah hasil uji validasi pertama (Sebelum Revisi) Ibu

Yunita, S.Pd pada aspek penyajian persentase pertama memperoleh nilai rata-rata

sebesar 61,8% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu “Direvisi” maka perlu

62

dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu menambahkan

kompetensi inti yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan penilaian

kedua oleh validator kedua yaitu:

Tabel 4.6 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Materi Pertama

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Kesesuaian materi 64% Direvisi

2. Ketetapan dan kejelasan materi 64% Direvisi

3. Penggunaan model problem

based learning

73,3% Direvisi

4. Evaluasi atau latihan soal 73,3% Direvisi

Rata-rata 68,6% Direvisi

Pada tabel 4.6 diatas adalah hasil uji validasi pertama (Sebelum Revisi) Ibu

Yeni Miayeti, S.Pd pada aspek penyajian persentase kedua memperoleh nilai rata-

rata sebesar 68,6% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu “Direvisi” maka

perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu menambahkan

tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran dan bunyikan kegiatan model

sederhananya.

Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 penilaian pertama dan kedua validasi ahli

materi dengan ibu Yunita, S.Pd dan Yeni Misyeti,S.Pd pada aspek penyajian

persentase validator ahli materi pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 61,8%

dan 68,6% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu “ Baik”. maka perlu

dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu menambahkan

kompetensi inti, tujuan pembelajaran dan materi sesuai dengan tujuan

pembelajaran dan bunyikan model sederhananya. Sedangkan penilaian setelah

dilakukan revisi sebagai berikut:

63

Tabel 4.7 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Materi pertama

No Kriteria Penilaian Persentase

Kedua

Kriteria

1. Kesesuaian materi 84% Tidak perlu Direvisi

2. Ketetapan dan kejelasan materi 92% Tidak perlu Direvisi

3. Penggunaan model problem

based learning

80% Tidak perlu Direvisi

4. Evaluasi atau latihan soal 90% Tidak perlu Direvisi

Rata-rata 86,5% Tidak perlu Direvisi

Pada tabel 4.7 diatas adalah hasil uji validasi petama (Sesudah Revisi)

validator ahli materi Ibu Yunita, S.Pd memperoleh hasil persentase pertama

sebesar 86,5% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang digunakan pada

bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning memiliki kriteria

“Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali. Sedangkan

penilaian kedua oleh validator kedua yaitu:

Tabel 4.8 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Materi pertama

No Kriteria Penilaian Persentase

Kedua

Kriteria

1. Kesesuaian materi 92% Tidak perlu Direvisi

2. Ketetapan dan kejelasan materi 96% Tidak perlu Direvisi

3. Penggunaan model problem

based learning

100% Tidak perlu Direvisi

4. Evaluasi atau latihan soal 100% Tidak perlu Direvisi

Rata-rata 97% Tidak perlu Direvisi

Pada tabel 4.8 diatas adalah hasil uji validasi pertama (Sesudah Revisi)

validator ahli materi Ibu Yeni Misyeti, S.Pd memperoleh hasil persentase kedua

sebesar 97% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang digunakan pada

bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning memiliki kriteria

“Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali. Sedangkan

penilaian kedua oleh validator kedua yaitu:

Berdasarkan tabel 4.7 dan 4.8 penilaian kedua validasi ahli materi dengan

ibu Yunita, S.Pd dan Yeni Misyeti, S.Pd pada aspek penyajian persentase

validator ahli materi pertama dan kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 86,5%

64

dan 97% sehingga dapat disimpulkan bahwa materi yang digunakan pada bahan

ajar e-modul berbasis problem based learning memiliki kriteria “ Sangat Baik”

Sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.

Adapun tampilan e-modul berbasis problem based learning sebelum dan

sesudah melakukan revisi dengan ahli materi, sebagai berikut:

a. Sebelum melakukan revisi pada kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran,

dapat dilihat pada gambar 4.11 dibawah ini:

Gambar 4.12 Sebelum Melakukan Revisi Kompetensi Dasar dan Tujuan

Pembelajaran

Setelah melakukan revisi ahli memberi saran untuk menambahkan kompetensi

inti dan bunyikan model sederhana di tujuan pembelajaran. Saran perbaikan

validator pertama diperbaiki bagian kompetensi inti dan sesuaikan dengan

kompetensi dasar dan sesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dapat dilihat

pada gambar 4.12 dibawah ini:

65

Gambar 4.13 Setelah Melakukan Revisi Mata Pelajaran

Berdasarkan saran validator maka peneliti menambahkan kompetensi inti

sesuai dengan kompetensi dasar, sehingga pada pembelajaran sesuai dengan

tujuan pembelajaran, dan peneliti sudah menyebutkan model sederhana pada

tujuan pembelajaran.

b. Sebelum melakukan revisi materi pada pemetaan kedua sangat tidak

beraturan yang berkaitan pada model problem based learning, seperti yang

dilihat pada gambar 4.13 dibawah ini:

66

Gambar 4.14 Sebelum Melakukan Revisi Materi

Setelah melakukan revisi materi pada pemetaan kedua sudah beraturan dan

jelas dan sudah terlihat model problem based learning sehingga peserta didik

lebih mudah memahami dan mengerjakan pertanyaan yang di berikan seperti

yang dapat dilihat pada gambar 4.15 dibawah ini:

67

Gambar 4.15 Setelah Melakukan Revisi Materi

Setelah melakukan revisi penjelasan pada materi sudah beraturan dan jelas

sehingga peserta didik mudah memahami dan mengerjakan pertanyaan yang

sudah di berikakan.

2. Ahli Desain

Validasi ahli desain ini dilakukan untuk melihat kelayakan pada bagian

warna pada e-modul yang digunakan peneliti, tampilan visual, penggunaan

huruf, kriteria fisik, suara dan Kemudahan Kegunaan pada bahan ajar e-modul.

Validitas ini dilakukan oleh dua Dosen UNRI dan UIR yaitu : Bapak Eddy

Noviana, Spd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I. Kom sehingga memperoleh

hasil yaitu

Tabel 4.9 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Desain Kedua

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Tampilan Visual 71,6% Direvisi

2. Penggunaan huruf 60% Direvisi

3. Kriteria Fisik 60% Direvisi

4. Suara 40% Direvisi

5. Kemudahan Kegunaan 60% Direvisi

Rata-rata 58,3% Direvisi

68

Pada tabel 4.9 diatas adalah hasil uji validasi kedua (Sebelum Revisi) Bapak

Eddy Noviana, Spd.,M.Pd pada aspek penyajian persentase pertama memperoleh

nilai rata-rata sebesar 58,3% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu

“Direvisi” maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran

yaitu gambar dalam e-modul sebaiknya original dan jika diambil dari internet

maka cantumkan link pada gambar yang terkait. Sedangkan penilaian kedua oleh

validator kedua yaitu:

Tabel 4.10 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Desain Kedua

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Tampilan Visual 80% Tidak perlu Direvisi

2. Penggunaan huruf 80% Tidak perlu Direvisi

3. Kriteria Fisik 80% Tidak perlu Direvisi

4. Suara 60% Direvisi

5. Kemudahan Kegunaan 80% Tidak perlu Direvisi

Rata-rata 76% Direvisi

Pada tabel 4.10 diatas adalah hasil uji validasi kedua (Sebelum Revisi)

Bapak Ivan Taufiq, M.I. Kom .Pada aspek penyajian persentase pertama

memperoleh nilai rata-rata sebesar 76% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan

yaitu “Direvisi” maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan

saran yaitu penggunaan warna diperbarui.

Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 penilaian validasi ahli desain dengan Bapak

Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I.Kom Pada aspek penyajian

persentase validator ahli desain pertama dan kedua memperoleh nilai rata-rata

sebesar 58,3% dan 76% sehingga dilihat dari criteria kevalidan yaitu “ Cukup”.

maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu

menambahkan gambar dalam e-modul sebaiknya original/bukan download dan saat

mengambil gambar setidaknya cantumkan link pada gambar yang terkait, video

/suara perubahan dalam e-modul sebaiknya di cantumkan di e-modulnya.

Sedangkan penilaian setelah dilakukan revisi sebagai berikut:

69

Adapun tampilan e-modul berbasis problem based learning sebelum dan

sesudah melakukan revisi dengan ahli desain, sebagai berikut:

Tabel 4.11 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Desain Kedua

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Tampilan Visual 95% Tidak perlu Direvisi

2. Penggunaan huruf 90% Tidak perlu Direvisi

3. Kriteria Fisik 80% Tidak perlu Direvisi

4. Suara 80% Tidak perlu Direvisi

5. Kemudahan Kegunaan 80% Tidak perlu Direvisi

Rata-rata 85% Tidak perlu Direvisi

Pada tabel 4.11 diatas adalah hasil uji validasi kedua (Sesudah Revisi).

Bapak Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd validator ahli desain memperoleh hasil

persentase pertama sebesar 85% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang

digunakan pada bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning

memiliki kriteria “Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi

kembali. Sedangkan penilaian kedua oleh validator kedua yaitu:

Tabel 4.12 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 ahli desain kedua

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Tampilan Visual 100% Tidak perlu Direvisi

2. Penggunaan huruf 100% Tidak perlu Direvisi

3. Kriteria Fisik 100% Tidak perlu Direvisi

4. Suara 100% Tidak perlu Direvisi

5. Kemudahan Kegunaan 100% Tidak perlu Direvisi

Rata-rata 100% Tidak perlu Direvisi

Pada tabel 4.12 diatas adalah hasil uji validasi kedua (Sesudah Revisi)

validator ahli desain Bapak Ivan Taufiq, M.I.Kom memperoleh hasil persentase

kedua sebesar 100% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang digunakan

pada bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning memiliki kriteria

“Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.

Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12 penilaian kedua validasi ahli desain dengan

Bapak Eddy Noviana, Spd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I.Kom. Pada aspek

70

penyajian persentase validator ahli desain kedua memperoleh nilai rata-rata

sebesar 85% dan 100% sehingga dapat disimpulkan bahwa desain yang digunakan

pada bahan ajar e-modul berbasis problem based learning memiliki kriteria “

Sangat Baik” Sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.

a. Cover depan E-modul sebelum melakukan revisi dapat dilihat pada gambar

4.16 adapun validator memberi beberapa saran untuk merubah tampilan cover

mulai dari memilih warna, peletakan tulisan serta tata letak identitas.

Gambar 4.16 Sebelum Melakukan Revisi Cover Depan

71

Setelah melakukan revisi tampilan warna dasar tampilan warna cover atas e-

modul berwarna biru tosca, tulisan kalimat “berbasis pendekatan model problem

based learning” tidak sejajar, warna dasar kalimat “kelas V” berwarna biru toska,

pada judul tidak dipermasalahkan karna tulisan sudah bagus, dan peneliti

menggunkan tulisan calibri, selain itu, tidak ada kolom untuk menulis identitas

peserta didik. Adapun tampilan e-modul setelah melakukan revisi dapat dilihat

pada gambar 4.17 dibawah ini :

Gambar 4.17 Setelah Melakukan Revisi Cover Depan

72

Berdasarkan saran perbaikan dari validator maka tampilan cover e-modul di

perbaiki sesuai saran yaitu warna dasar pada e-modul berubah menjadi warna biru

terang, kalimat “berbasis pendekatan model berbasis problem based learning”

menjadi sejajar, warna dasar pada kalimat “kelas V”menjadi warna biru terang

serta adanya penambahan kolom untuk menulis identitas peserta didik.

b. Tampilan gambar pada e-modul sebelum revisi penampilan tidak diberi link

dapat dilihat pada gambar 4.18 di bawah ini . oleh karena itu validator memberi

saran agar menambahkan link pada gambar yang telah dicantumkan jika tidak

berkaitan silahkan ganti atau dihapuskan saja dan pemberian warna nya kurang

cocok di terapkan warna yang di berikan harus sesuai dengan dasarnya.

Gambar 4.18 Sebelum Revisi Tampilan Gambar Pada e-modul

73

Sebelum melakukan revisi ketika sudah berbentuk bahan ajar elektronik

maka tampilan pada link tidak ada, seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.18.

serta tidak ada pencantum link pada gambar. Setelah melakukan revisi mendapat

saran perbaikan agar mencantumkan link atau sumber yang di kutip dan

memberikan warna pada e-modul agar tampilan e-modul lebih tertarik .

Gambar 4.19 Setelah Revisi Tampilan Gambar Pada e-modul

74

Setelah melakukan perbaikan sesuai dengan saran yang diberikan oleh

validator maka tampilan gambar pada e-modul sudah terlihat menarik dan rapi.

c. Sebelum melakukan revisi pada pembelajaran kedua warna pada proses

pembelajaran tidak sesuai dengan warna header seperti yang dapat dilihat pada

gambar 4.20 dibawah ini:

Gambar 4.20 Sebelum Melakukan Revisi warna

Sebelum melakukan revisi warna dengan validator warna pada proses

pembelajaran tidak sesuai dengan warna header. Sebelumnya warna pada

proses pembelajaran ping muda dan warna pada header hijau dan biru., oleh

karena itu validator memberi saran untuk menyamakan kedua agar lebih

menarik dan menyatu. Setelah melakukan revisi dapat dilihat pada gambar 4.23

dibawah ini:

75

Gambar 4.21 Setelah Melakukan Revisi Warna

Setelah melakukan revisi maka warna pada proses pembelajaran sesuai dengan

wana header yaitu sama-sama berwarna hujau seperti yang dapat dilihat pada

gambar 4.21.

3. Ahli Bahasa

Validasi ahli bahasa ini dilakukan untuk melihat kelayakan pada bagian

bahasa pada e-modul yang digunakan peneliti, lugas, interaktif, kesesuaian dengan

kaidah bahasa, dan penggunaan istilah symbol, icon dan istilah. Validasi ahli

bahasa dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Muhamammadiah Riau

falkultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan Bahasa dan sastra

Indonesia. Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM. Dan validasi bahasa dilakukan oleh

kepala sekolah SDN 83 Pekanbaru. Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM sehingga

memperoleh hasil yaitu:

76

Tabel 4.13 Hasil Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Lugas 60% Direvisi

2. Interaktif 60% Direvisi

3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa 73,3% Direvisi

4. Penggunaan symbol,icon dan

istilah

73,3% Direvisi

Rata-rata 66,6% Direvisi

Pada tabel 4.13 diatas adalah hasil uji validasi ketiga (Sebelum Revisi)

validator ahli bahasa Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM pada aspek penyajian

persentase pertama memperoleh nilai rata-rata sebesar 66,6% sehingga dilihat dari

kriteria kevalidan yaitu “Direvisi” maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang

berkaitan dengan saran yaitu penggunaan huruf pada soal objektif diberi tanda

seperti pada titik tiga dan perhatikan tanda baca perintah. Sedangkan penilaian

kedua oleh validator kedua yaitu:

Tabel 4.14 Hasil Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Ketiga

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Lugas 80% Tidak perlu Direvisi

2. Interaktif 80% Tidak perlu Direvisi

3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa 73,3% Direvisi

4. Penggunaan symbol,icon dan

istilah

80% Tidak perlu Direvisi

Rata-rata 78,3% Direvisi

Pada tabel 4.14 diatas adalah hasil uji validasi ketiga (Sebelum Revisi)

validator ahli Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM pada aspek penyajian persentase kedua

memperoleh nilai rata-rata sebesar 78,3% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan

yaitu “Direvisi” maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan

saran yaitu penggunaan huruf kapital tidak sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia, penggunaan symbol dan kata umum dalam pemgajaran materi.

77

Berdasarkan tabel 4.15 dan 4.16 penilaian validasi ahli bahasa dengan

Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM dan Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM. Pada aspek

penyajian persentase validator ahli bahasa pertama dan kedua memperoleh nilai

rata-rata sebesar 66,6% dan 78,3% sehingga dilihat dari kriteria kevalidan yaitu “

Cukup”. maka perlu dilakukan revisi perbaikan yang berkaitan dengan saran yaitu

penggunaan huruf pada soal objektif diberi tanda spasi pada titik tiga, perhatikan

tanda baca perintah yang di berikan kepada peserta didik selanjutnyapenggunaan

huruf capital tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan symbol di

perhatikan kembali. Sedangkan penilaian setelah dilakukan revisi sebagai berikut:

Adapun tampilan e-modul berbasis problem based learning sesudah

melakukan revisi dengan ahli bahasa, sebagai berikut:

Tabel 4.15 Hasil Sesudah Revisi Validator 1 Ahli Bahasa Ketiga

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Lugas 100% Tidak perlu Direvisi

2. Interaktif 80% Tidak perlu Direvisi

3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa 86,6% Tidak perlu Direvisi

4. Penggunaan symbol,icon dan

istilah

80% Tidak perlu Direvisi

Rata-rata 86,6% Tidak perlu Direvisi

Pada tabel 4.15 diatas adalah hasil uji validasi ketiga (Sesudah Revisi)

validator ahli bahasa Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM memperoleh hasil

persentase pertama sebesar 86,6% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi

yang digunakan pada bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning

memiliki kriteria “Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi

kembali. Sedangkan penilaian kedua oleh validator kedua yaitu:

Tabel 4.16 Hasil Sesudah Revisi Validator 2 Ahli Bahasa Kedua

No Kriteria Penilaian Persentase

Pertama

Kriteria

1. Lugas 100% Tidak perlu Direvisi

2. Interaktif 80% Tidak perlu Direvisi

3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa 93,3% Tidak perlu Direvisi

4. Penggunaan symbol,icon dan

istilah

100% Tidak perlu Direvisi

Rata-rata 93,3% Tidak perlu Direvisi

78

Pada tabel 4.16 diatas adalah hasil uji validasi ketiga (Sesudah Revisi)

validator ahli bahasa Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM memperoleh hasil persentase

kedua sebesar 93,3% sehingga dapat di simpulkan bahwa materi yang digunakan

pada bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning memiliki kriteria

“Tidak perlu Direvisi” sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.

Berdasarkan tabel 4.15 dan 4.16 penilaian kedua validasi ahli desain dengan

Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,MM dan Ibu Syamsimar,S.Pd.,MM. Pada aspek

penyajian persentase validator ahli desain kedua memperoleh nilai rata-rata

sebesar 86,6% dan 93,3% sehingga dapat disimpulkan bahwa bahasa yang

digunakan pada bahan ajar e-modul berbasis problem based learning memiliki

kriteria “ Sangat Baik” Sehingga tidak perlu dilakukan revisi kembali.

a. Sebelum melakukan revisi terdapat kesalahan pada penulisan seperti yang

dapat dilihat pada gambar 4.22 dibawah ini:

Gambar 4.22 Sebelum Melakukan Revisi Penulisan Kedua

79

Pada gambar 4.22 terdapat kesalahan pada penulis kata avertebtara yaitu

kata yang tidak konsisten dalam penulisan yang awal “vertebrata” oleh karena

itu validator member saran untuk mengubah penulisannya.

Gambar 4.23 Setelah Melakukan Revisi Penulis Kata

Setelah melakukan revisi kemudian peneliti memperbaiki penulisan kata yang

awal “ Vertebrata” seperti yang dilihat pada gambar 4.24

80

b. Sebelum melakukan revisi penggunaan huruf pada soal objektif di beri tanda

yang sesuai seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.24 dibawah ini:

Gambar 4.24 Sebelum Melakukan Revsisi Penggunaan Huruf Pada Objektif

Validator memberi saran untuk memperbaiki penggunaan huruf pada soal objektif

tanda sepasi.

81

Gambar 4.25 Setelah Melakukan Revisi Penggunaan Huruf Pada Objektif

Setelah melakukan revisi kemudian peneliti memperbaiki penggunaan huruf pada

objektif sehingga dapat efektif dalam proses pembelajaran.

c. Sebelum melakukan revisi terdapat berbagai pertanyaan konsep yaitu “jelaskan

persamaan organ gerak pada hewan dan manusia ?” dan “mengapa antara

hewan satu dan hewan yang lain sistem tulangnya berbeda-beda ? “ yang dapat

dilihat pada gambar 4.26 dibawah ini :

82

Gambar 4.26 Sebelum Melakukan Revisi Pertanyaan

Validator memberi saran perbaikan untuk tidak mencantumkan pertanyaan

konsep dengan cara menghapus atau mengubah menjadi pertanyaan yang

lain hanya saja berilah pertanyaan yang sesuai dengan bahasa peserta didik,

disederhanakan kembali. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 4.27

dibawah ini:

83

Gambar 4.27 Setelah Melakukan Revisi Pertanyaan

Setelah melakukan revisi kemudian peneliti mengubah pertanyaan konsep

menjadi pertanyaan yang lebih terfokus agar peserta didik lebih berlatih dalam

mengerjakan soal dan lebih memahami materi yang telah dipelajari.

Setelah keseluruhan hasil validasi bahan ajar e-modul berbasis problem based

learning untuk dua kali validasi direkap, maka peneliti mendapatkan nilai rata-

rata keseluruhan untuk 6 validator pada validasi pertama 86,6% dengan kategori

tidak perlu direvisi. Dan untuk hasil validasi kedua yaitu mendapatkan hasil

validasi 93,3% dengan kategori tidak perlu direvisi.

Adapun hasil validasi dari keseluruhan aspek yang diperoleh dari 6 validator

dapat dilihat pada tabel 4. 18 dibawah ini:

84

Tabel 4.17 Hasil validasi aspek bahan ajar e-modul berbasis model problem based

lerning materi Organ Gerak Hewan Manusia Tema 1

Aspek yang

dinilai

Validator 1 Validator 2

Presentase Kategori Presentase Kategori

Materi 65,2% Cukup 91,7% Sangat Baik

Desain 67,1% Cukup 92,5% Sangat Baik

Bahasa 72,4% Cukup 89,9% Sangat Baik

Rata-Rata

keseluruhan

68,2% Cukup 91,3% Sangat Baik

Sumber : (Data Olahan Peneliti)

Tabel 4.18 diatas adalah hasil validasi dari keseluruhan aspek bahan ajar e-

modul berbasis model problem based learning yaitu aspek materi, desain, dan

bahasa yang doperoleh dari 6 orang validator untuk 2 kali validasi. Dapat dilihat

pada validator 1 yang memperoleh nilai rata-rata tertinggi terdapat pada aspek

bahasa dengan presentase 72,4% dengan kategori Cukup namun masih perlu

adanya perbaikan, sedangkan pada validasi II yang memperoleh nilai rata-rata

tertinggi terdapat pada aspek desain dengan presentase 92,5% dengan kategori

sangat baik.

4.3 Pembahasan

Untuk menjawab dua rumusan masalah yang telah peneliti tetapkan yaitu

proses pengembangan bahan ajar yang dimana dilakukan validasi e-modul

berbasis model problem based learning materi organ gerak hewan dan manusia

kelas V sehingga peneliti dapat menjelaskan sebagai berikut:

4.3.1 Proses Mengembangkan E-modul berbasis Problem Based Learning

Dalam mengembangkan e-modul berbasis model problem based learning

terdapat tiga proses yang peneliti lalui yaitu, Namun pada penelitian ini peneliti

membatasi tahapan pengembangan sampai pada tahapan development atau

pengembangan saja, ini dikarenakan sekarang masih dalam masa pendemi covid-

19. Adapun langkah-langkah yang digunakan yaitu Analysis, Design dan

Development.:

Tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap Analisis, Menurut Wibowo

(2018:44) Langkah pengembangan bahan ajar pertama yaitu analisis kebutuhan

yang dilakukan untuk mengumpulkan informasi, dalam hal ini peneliti melakukan

85

analisis kebutuhan dengan wawancara. Pada tahap analisis peneliti , Menentukan

suatu permasalahan melalui wawancara dan observasi dengan guru kelas V SDN

114 Pekanbaru. Analisis yang dilakukan adalah: (1) Analisis guru dan sisiwa yaitu

untuk mengetahui kebutuhan bahan ajar yang sepertii apa yang diinginkan guru

dan siswa (2) Analsisi materi pembelajaran yang terkait KI dan KD kurikulum

2013 dan tujuan pembelajaran pada materi organ gerak hewan dan manusia

berbasis model problem based learning. Berdasarkan hasil wawancara dengan

guru hanya menggunakan bahan ajar yang tersedia disekolah seperti buku ajar dan

LKS. Hal ini berdampak pada hasil belajar yang diperoleh peserta didik, (3)

Analisis bahan ajar yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menganalisis bahan ajar

yang selama ini digunakan oleh guru dan peserta didik saat melaksanakan

kegiatan proses pembelajaran. Saat melakukan wawancara pada tanggal 4 juni

2021 guru mengatakan bahwa bahan ajar yang digunakan saat pembelajaran

berupa bahan ajar dari buku teks yang tersedia.

Selanjutnya tahap desain, menurut Atmaji (2018:33) Tahap desain

merupakan tahap pengumpulan bahan-bahan yang akan dimasukkan dan

disesuaikan dengan materi. Pada tahap ini peneliti merancang bahan ajar e-modul

berbasis model problem based learning materi organ gerak hewan dan manusia.

Adapun proses pembuatan bahan ajar e-modul berbasis model problem based

learning yaitu: (1) Peneliti merancang bahan ajar e-modul dengan membuat RPP

(2) kemudian merancang e-modul meliputi cover, kata pengantar, daftar isi,

kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, lembar kegiatan,

tes formatif, dan kunci jawaban yang diintegrasikan dengan tahapan model

problem based learning (3) selanjutnya membuat desain di word di ubah ke pdf

dan ketika ingin mengubah modul ke e-modul dan, (4) mengubah modul

konvensional ke e-modul memerlukan aplikasi tambahan yaitu flip FDF

Propesional.

Selanjutnya tahap pengembangan, menurut Febrianto & Puspitaningsih

(2020:4) pengembangan proses mewujudkan blue-print alis desain menjadi

kenyataan. Tahap ujicoba pada tahap ini melibatkan ahli-ahli dibidang keilmuan

yang diperlukan sehingga produk pengembangan sesuai yang diharapkan. Setelah

86

bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning selesain desain

selanjutnya dikembangkan, kemudia divalidasi oleh para ahli. Tujuan

dilakukannya validasi untuk mengetahui kekurangan dan kesalahan pada produk

media yang telah dibuat untuk menjadi layak digunakan pada proses

pembelajaran. Uji validasi dilakukan oleh enam orang orang ahli untuk tiga

bidang keahlian, yaitu ahli materi, ahli desain dan ahli bahasa. Setiap bidang

keahlian akan dinilai oleh dua orang ahli menggunakan lembar validasi yang telah

disediakan peneliti dengan menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban.

Uji validasi dilakukan sebanyak dua kali untuk mencapai tingkat kevalidan

produk sampai sangat valid. Peneliti melakukan pengolahan data untuk setiap

media pembelajaran agar mendapatkan nilai rata-rata untuk setiap bahan ajar

pembelajaran agar mendapat nilai rata-rata untuk setiap media serta mengetahui

tingkat kevalidan dari masing-masing bahan ajar e-modul.

4.3.2 Validasi E-modul Berbasis Model Problem Based Learning Materi

Organ Gerak Hewan dan Manusia

E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan dan

Manusia dinilai oleh 6 ahli yang terdiri dari 2 orang ahli materi, 2 orang ahli

desain dan 2 orang ahli bahasa untuk menilai kevalidan e-modul yang

dikembangakan peneliti. Sehingga memperoleh rata-rata dari para ahli yaitu 1) E-

modul berbasis problem based learning Organ Gerak Hewan dan Manusia yang

divalidasi oleh ahli materi memperoleh rata-rata 91,7% dengan kategori sangat

baik, 2) E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan

dan Manusia yang divalidasi oleh ahli desain memperoleh rata-rata 92,5% sangat

baik, 3) E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan

dan Manusia yang divalidasi oleh ahli bahasa memperoleh rata-rata 89,9% sangat

baik.

Hasil penelitian seluruh aspek e-modul oleh ahli materi, desain, dan bahasa

pada validasi pertama dan validasi kedua dapat disajikan dalam bentuk diagram

berikut ini :

87

Diagram 4.1 Diagram Hasil Penelitian Seluruhan Aspek Bahan Ajar E-modul Berbasis

Model Problem Based Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia

Berdasarkan diagram 4.1 dapat dilihat pengembangan bahan ajar e-modul

berbasis model problem based learning mengalami peningkatan pada saat

validasi, validasi dilakukan melalui serangkaian revisi dari validator seperti

berdasarkan penilian oleh ahli materi pada validasi pertama memperoleh 65,2%

adapun komentar dan saran dari ahli materi antara lain: menambah satu mata

pelajaran pada pembelajaran pertama dan, perbaiki penulisan pada tes formatif.

Setelah bahan ajar e-modul berbasis problem based learning diperbaiki sesuai

masukan yang diberikan oleh ahli materi maka selanjutnnya dilakukan validasi

kedua dan memperoleh rata-rata 91,7% dengan validasi sangat baik tidak perlu

direvisi. Dan hasil presentase oleh ahli materi pertama dan kedua adalah

Sedangkan penilaian dari validator ahli desain yang pertama yaitu

memperoleh nilai rata-rata 67,1% dengan kriteria cukup. adapun komentar dan

saran dari ahli desain yaitu : mengubah cover, menyesuaikan warna pada setiap

pembelajaran, menyesuaikan ukuran dan penempatan gambar, serta memberi

jarak pada kalimat yang terdapat didalam kolom atau tabel. Setelah bahan ajar e-

modul berbasis problem based lerning diperbaiki selanjutnya dilakukan validasi

65,2

91,7

67,1

92,5

72,4

89,9

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Validasi 1 Validasi 2

HASIL VALIDASI ASPEK E-MODUL

Materi Desain Bahasa

88

kedua dan memperoleh hasil nilai rata-rata 92,5% dengan kriteria sangat baik

tidak peru direvisi.

Selanjutnya penilaian bahan ajar e-modul berbasis model problem based

lerning dengan ahli bahasa memperoleh nilai rata-rata 72,4% dengan kategori

cukup , adapun komentar dan saran yang diberikan adalah terdapat kesalahan

penulisan objektif dan tanda symbol, pertanyaan di sederhanakan kembali dan

disesuaikan. Setelah e-modul berbasis problem based lerning di perbaiki

selanjutnya dilakukan validasi kedua memperoleh nilai rata-rata 93,3% dengan

kriteria sangat baik tidak perlu direvisi.

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh Oktapianti (2021:39) yaitu

mengembangkan bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning

materi Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup, hasil penilaian kelayakan

bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning dari ahli, guru kelas.

dengan memperoleh rata-rata presentase hasil uji kelayakan bahan ajar 83,16%

yang artinya layak digunakan atau sangat baik. Pada uji coba terbatas dan uji coba

pemakaian mendapat respon yang sangat baik dari peserta didik. Dan kekurangan

dari bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah (1) mebutuhkan jaringan internet

untuk dapat mengakses atau mengunduhnya, sehingga membutuhkan jaringan

yang stabil, (2) kurangnya segi kenyaman mata dalam membaca e-modul

dibangdingkan dengan membaca buku cetak. kalebihan yang peneliti

kembangkan adalah cara mengakses link agar memudahkan peserta didik dalam

proses pembelajaran.

Hasil penelitian produk oleh e-modul (modul digital) dalam pembelajaran

tematik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Isnia, dkk (2020:314) dengan

memperoleh rata-rata presentase hasil uji kelayakan bahan ajar 82,4% yang

artinya layak digunakan atau sangat baik. Berdasarkan kesimpulan yang di uji

oleh peneliti di atas adalah, perkembangan e-modul sejalan akan tetapi

kekurangan dari e-modulnya tidak terlihat berbasis model problem based

learning, dan kalebihan yang peneliti kembangkan adalah cara memberikan soal

kepada peserta didik menggunakan akses internet.

89

Sehingga dapat di kesimpulan diatas dapat dilihat perkembangan bahan ajar

yang peneliti kembangkan banyak kelebihan dan kekurangan. kelebihan pada e-

modul yang peneliti kembangkan tedapat link video pada e-modul yang

dikembangkan dan pada saat menekan link akan mengakses video pembelajaran di

dalamnya dan sudah terlihat berbasis model problem based learningnya. Dan

kelemahan pada e-modul yang peneliti kembangkan adalah pada penelitian ini

dibatasi hingga tahapan uji validasi sehingga tidak dilakukan uji coba kepada

siswa di Sekolah Dasar.

90

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan bahan ajar e-modul berbasis

model problem based learning materi Organ Gerak Hewan dan Manusia, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut : Pengembangan bahan ajar e-modul berbasis

model problem based learning dilakukan dengan 3 tahapan yaitu: (1)Tahap

Analisis, tahapan analisis terdiri dari analisis pendidik, peserta didik dan materi

pembelajaran, (2)Tahapan Desain, merupakan tahapan dimana peneliti akan

membuat bahan ajar pembelajaran dengan menentukan desain dan penentuan

komponen bahan ajar, (3)Tahapan pengembangan, merupakan tahapan

memperoduksi bahan ajar yang telah dibuat untuk melakukan uji validasi terhadap

para ahi materi, ahli desain dan ahli bahasa.

Hasil validasi terhadap bahan ajar pembelajaran e-modul berbasis problem

based learning materi Organ Gerak Hewan dan Manusia untuk satu tema dan di

bagi menjadi tiga pemetaan pembelajaran sudah mencapai tingkat kevalidan

sangat valid. Dengan rincian penilaian sebagai berikut : (1) Hasil validasi ahli

materi memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 91,7% dengan tingkat kategori

tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli desain memperoleh nilai rata-rata skor

sebesar 92,5% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli

bahasa memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 89,9% dengan tingkat kategori

tidak perlu direvisi.

91

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan

oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1) Bagi sekolah, memberikan pelatihan mengenai penggunaan bahan ajar e-modul

berbasis model problem based learning kepada guru.

2) Bagi guru, agar dapat menjadikan bahan ajar e-modul berbasis model problem

based learning yang dikembangkan peneliti sebagai bahan ajar pembelajaran di

SDN 114 Pekanbaru.

3) Bagi siswa, diharapkan dapat memanfaatkan sebagai masukan pengetahuan,

serta dapat menerapkannnya di sekolah dasar.

4) Bagi peneliti lain, agar dapat mengembangkan media pembelajaran berupa e-

modul berbasis model problem based learning lebih lanjut yang memiliki

ruang lingkup lebih luas perlu penelitian lanjutan untuk menguji keefektifan

dengan melanjutkan penelitian ke tahap selanjutnya dengan harapan dapat

menguji efektif atau tidaknya e-modul yang digunakan untuk mendapatkan

hasil bahan ajar lebih baik lagi.

92

DAFTAR PUSTAKA

Arsanti, Meilan. (2018).Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan

Kreatif Bermuatan nilai-Nilai Pendidikan karakter Religius bagi

Mahasiswa Prodi PBSI,FKIP,UNISSULA.. Jurnal Kredo. Vol. 1, No. 2.

Ashari, Nur Wahidin dan Salwah. (2017). Problem Based Learning (PBL) Dalam

Meningkatkan Kecakapan Pembuktian Matematis Mahasiswa Calon Guru.

Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. Vol. 2, No. 2.

Atmaji, Dwi Rizan dan Maryani. (2018). Pengembangan E-modul Literasi Sains

Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia Kelas V SD. Jurnal

Fundadiknas. Vol. 1, No. 1.

Aulia, Annisatul dan Andromeda. (2019). Pengembanfan E-modul Berbasis

Inkuiri Terbimbing Terintegrasi Multirepresensi dan Virtual Laboratory

pada Materi Larutan Elektronit dan Nonelektronik untuk kelas X

SMA/MA. Jurnal Edukimia . Vol. 1, No. 1.

Budiarti, Wahyu Nuning dan Riwanto. (2021). Pengembangan Modul Elektronik

(E-modul) Keterampilan Berbahasa dan Sastra Indonesia SD untuk

Meningkatkan Keterampilan Menyimak Mahasiswa Pgsd. Jurnal

Elementry School. Vol. 8, No. 1.

Chaisar, Renaldo. (2019). Perbandingan Model Pembelajaran Mind Mapping

Dengan Snowball Throwing Terhadap hasil Belajar Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA) Siswa Kelas V SD Negri 66 Kota Bengkulu. Skripsi.

Bengkulu: Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.Institut

Agama Islam Negri (IAIN) Bengkulu.

Dycres. (2019). Komplikasi Karya Ilmiah UKM- Dycres 2019. Jawa Tengah: PT

Nasya Expading Management.

Fausih, Moh dan Danang T. (2015). Pengembangan Media E-modul Pelajaran

Produktif Pokok Bahasan “Instalasi Jaringan Lan (Local Area Network)”

untuk Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Komputer Jaringan di SMK NEGRI

1 Labang Bangkalan Maura. Vol. 1, No. 1.

93

Febrianto, Rohmat dan Flora P. (2020). Pengembangan Buku ajar Evaluasi

Pembelajaran. Jurnal Education Research and Development. Vol. 4, No.

1.

Hafsah R. J, Nandya dkk. (2016). Penerapan Media Pembelajaran Modul

Elektronik untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Teknik Mekanik. Jurnal of Mechanical Enginnering Education. Vol. 3,

No. 1.

Hardani, dkk. (2020). Metode Penelitain Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta:

Pustaka Ilmu.

Haryati, Sri. (2012). Research And Develompment (R&D) Sebagai Salah Satu

Model Penelitian Dalam Bidang pendidikan. Vol. 37, No. 1.

Hertiansyah, Hervina Kiruna. (2018). Pengembangan Modul Elektronik Berbasis

Lectora Inspire pada Mata Pembelajaran Instalasi Motor Listrik. Skripsi.

Jakarta: Program Studi S1 Pendidikan Vokasional Teknik Elektro,

Universitas Negri Jakarta.

Irene dkk. (2016). Buku Penilaian Bupena Tema organ Gerak Hewan dan

manusia, Udara Bersih bagi Kesehatan, Serta Makanan Sehat Jilid 5A.

Jakarta: Erlangga.

Isnia Heni Widia Ayu, Wahyuningtyas dan Yulianti. (2020). Pengembangan E-

modul Berbasis Tema 6 Subtema 1 Berbasis Inkuiri Untuk Siswa Kelas III

Sekolah Dasar. Jurnal Seminar ansional PGSD UNIKAMA. Vol. 4, No. 1.

Janna, Nadiatul. (2020). Pengembangan E-modul Keanekaragaman Tumbuhan

Mangrove di Kecamatan sungai Apit Sebagai Bahan Pengayaan Materi

Keanekaragaman Hayati ddan Upaya Pelestariannya Untuk Kelas X SMA.

Pekanbaru: Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Islam Riau.

Kimianti, Febyrni dan Prasetyo. (2019). Pengembangan E-modul IPA Berbasis

Problem Based Learning untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa. Jurnal

Teknologi Pendidikan. Vol. 7, No. 2.

Kromin, Muh. (2018) Peningkatakan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Subtema

Organ Gerak Hewan Materi Ide Pokok Menerapkan Model Cretchen dan

Kartu Paragraf pada Siswa Kelas V MI Negri Salatiga Kecandran Kec.

94

Sidomukti Kota Salagita. Skripsi. Salatiga: Program Studi Pendidikan

Guru Madrsah Ibtidaiyah.Institut Agama Islam Negri(IAIN) Salatiga.

Laili, Ismi dkk. (2019). Evektifitas Pengembangan E-modul Project Based

Learning pada Mata Pelajaran Instalisi Motor Listrik. Jurnal Ilmiah

pendidikan dan Pembelajaran. Vol. 3, No. 3.

Maharani, Luki dkk. (2015). Pengembangan Buku Ajar Berorientasi Problem

Based Learning Pada Materi Invertebrata Kelas X SMA. Jurnal BioEdu.

Vol. 4, No. 1.

Nana. (2020). Pengembangan Bahan Ajar. Jawa Tengah. Lakeisha.

Nur, Syamsiara dkk. (2016). Evektifitas Model Problem Based Learning (Pbl)

Terhadap hasil Belajar Mahassiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas

Sulawesi Barat. Jurnal Saintifik. Vol. 2, No. 2.

Nuraini, Fivi dan Kristin. (2017). Penggunaan Model Problem Based Learning

(PBL) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 5 SD. Jurnal

Mitra Pendidikan. Vol. 1, No. 4.

Oktapianti, Disni. (2021). Pengembangan E-modul Berbasis Problem Based

Learning Materi Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup. Skripsi.

Bengkulu: Jurusan Pendidikan Sains dan Sosial, Institut agama Islam

Negri Bengkulu.

Pangabean, Nurul Huda dan Danis. (2020). Desain Pengembangan Bahan Ajar

Berbasis Sains. Jakarta. Yayasan Kita Menulis.

Permana, Irvan dkk. (2021). Efektivitas E-modul Sistem Perencanaan Berbasis

Problem Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal IPA

dan Pembelajaran IPA. Vol. 5, No. 1.

Permatasari, Elma ayu dkk. (2017). Pengembangan E-modul Berbasis Adobe

Flash pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi untuk Kelas IX MIPA SMA.

Jurnal Saintifika. Vol. 19, No. 2.

Purwanto, Yulis dan Rizki.(2015). Pengembangan Bahan ajar Berbasis

Kontekstual Pasa Materi Himpunan Berbantu Video Pembelajaran. Jurnal

Pendidikan Matematika FKIP Univ. muhammadiyah Metro. Vol 4. No 1.

95

Rahmawati, Nanda Diyah. (2019). Pengembangan E-modul Berbasis Problem

Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Pada

Pembelajaran Sejarah, Di Kelas XI SMA Dengan Model 4D. Skripsi.

Jember: Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Jember.

Rahmawati, Noviana dan Hastuti. (2013). Tematik Terpadu Organ Gerak Hewan

dan Manusia. Jawa Tengah. CV VIVA PAKARINDO.

Rerung , Nensy.(2017). Peranan Model Pembelajaran Problem Based Learning

(PBL) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik SMA pada Materi

Usaha dan Energi. Jurnal Ilmiah Fisika Al-Biruni. Vol.6, No.1.

Riduwan. (2016). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: ALFABETA.

Setyosari, Punaji. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta. Kencana.

Shofiyah, Noly dan Wulandari. (2018). E-modul Problem Based Learning (PBL)

Dalam Melatih Scientific Reasoning Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan

IPA. Vol. 3, No. 1.

Solikin, Imam dan Amalia. (2019). Materi Digital Berbasis web Mobile

Menggunakan model 4D. Jurnal Sistem Informasi. Vol. 8, No. 3.

Stefani dan Abidin. (2019). Penggunaan Model PBL Untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Kelas V SD Negeri

05 Bandar Buat Kota Padang. School Education Jurnal. Vol. 9, No. 4.

Sugihartini, Nyoman dan Jayanta. (2017). Pengembangan E-modul Mata Kuliah

strategi Pembelajaran. Jurnal Saintifika. Vol. 14, No. 2.

Sugiono. (2019). Metode Penelitian & Pengembangan Research and

Development. Bandung. Alfabeta .

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung.

Remaja Rosdakarya .

96

Sutanto, Purwadi. (2017). Panduan Praktis Penyusunan E-modul Pembelajaran.

Jakarta. Direktorat Pembinaan SMA. Ditjen Pendidikan Dasar dan

Menengah.

Sutatri, Tatik dan Edi Irawan. (2017). Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian

Pengembangan. Yogyakarta. CV Budi Utami.

Trianto. (2015). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta. PT Bumi Aksara.

Violadini, Ririn. (2021). Pengembangan E-modul Berbasis Metode Inkuiri Pada

Pembelajaran Tema 6 Subtema 2 di Kelas V SD Muhamadiyah 6

Pekanbaru. Skripsi. Pekanbaru: Pendidikan Guru Sekolah dasar,

Universitas Islam Riau.

Waluya, Bagja. (2007). Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat.

Bandung.PT Setia Purna Inves.

Wati, Mustika dkk. (2021). Pengembangan E-Modul Suhu dan Kalor Bermatan

Kearifan Lokal Melalui Aplikasi Sigil. Jurnal Inovasi dan Pembelajaran

Fisika. Vol. 08, No. 1.

Winoto, Yudi Cahyo dan Prastyo. (2020). Efektifitas Model Problame Based

Learning dan Discoveri Learning Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis

Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu Vol. 4, No. 2.

Wibowo,Edi. (2021). Pengembangan Bahan Ajar E-modul Dengan Menggunakan

Aplikasi KVISOFT FLIPBOOK MAKER. Skripsi. Lampung: Pendidikan

Matematika, Universitas Islam Negri (UIN).

Wulandari, Bekti dan Surjono. (2013). Pengaruh Problam BEserd Learning

Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Motivasi BElajar PLC di SMA

Jurnal Pendidikan Fokasi. Vol. 3, No. 2.

97

LAMPIRAN

98

Lampiran 1

TEKS WAWANCARA AWAL DENGAN GURU KELAS V

SDN 114 PEKANBARU

Penulis Assalamualaikum buk, perkenalkan saya Widia Tita Nila, Izin minta

waktunya sebentar ya buk, disini saya ingin menyanyakan tentang hal-

hal yang terkait dalam proses pembelajaran yang telak dilaksanakan di

SDN 114 Pekanbaru.

Guru Iya Boleh Mbak

Penulis Bagaimana strategi pembelajaran saat ini buk?

Guru Strategi pembelajaran saat ini dilakukan secara daring (dalam

jaringan) dan dibantu dengan salah satu aplikasi yang emndukung

yaitu Google Classroom.

Saya sebagai guru sudah mengaplikasikan Google Classroom ini

selama daring, dengan aplikasi ini dapat mengajar dimana saja dan

kapan saja, dan ketika pemberian tugas ataupun pengumpulan tugas,

maka ruang penyimpanan tindakan tersimpan di dalam Smartphone

hanya di dalam aplikasi tersebut, dan pembelajaran sebelumnya bisa

diulang kembali,

Penulis Menurut ibuk, pembelajaran dan materi apa yang sulit untuk dipahami

oleh peserta didik ?

Guru Pembelajaran IPA salah satunya pada materi “ Organ Gerak Hewan

dan manusia” karena, pembelajaran IPA membutuhkan ketersediaan

bahan ajar yang mendukung peserta didik ajar yang mendukung

peserta didik dalam pembelajan yang nyata sesuai dengan tujuan

pembelajaran IPA.

Penulis Apakah ibuk pernah mengembangkan bahan ajar?

Guru Untuk saat ini Ibu belum pernah mengembangkan bahan ajar, alasanya

untuk mengembangkan bahan ajar terus memerlukan waktu yang

panjang.

99

Penulis Pada saat menggunakan buku ajar yang di pegang oleh peerta didik,

apakah ada pengaruh terhadap hasil belajar buk?

Guru Untuk hasil pembelajaran, kembali lagi kepada peserta didiknya

bagaimana dia menguasai materi pembelajaran. Dan di lihat dari hasil

belajar peserta didik yang rendah, dari 33 peserta didik hanya 11

peserta didik yang tuntas mencapai bilai KKM.

Penulis Menurut ibuk, apa saja kekurangan dari bahan ajar yang digunakan

peserta didik?

Guru Kekurangan dan bahan ajar yang digunakan oleh peserta didik, terlalu

banyak teks bacaan atau materi pembelajaran, yang akan menuntut

peserta didik untuk menghafal materi pembelajaran.

Penulis Dilihat dari permasalahan yang dihadapi peserta didik, penulis ingin

mengajukan solusi untuk mengembangkan bahan ajar e-modul. E-

modul ini sama halnya dengan biasa tetapi di lengkapi dengan video,

gambar, dan animasi serta bentuknya seperti e-book yang akan

menarik perhatian peserta didik untuk belajar. Dalam

mengembangkan e-modul ini penulis menambahkan model PBL

karena pada tahap awal model PBL ini mengorientasikan peserta didik

kepada masalah dan memotivasikan peserta didik agar terlibat dalam

kegiatan pemecahan maslah. Jadi bisa membuat peserta didik

memecahkan permaslahan yang ada dan membangkitkan rasa ingin

tahu dalam materi pembelajaran .

Guru Boleh, bagus sekali.

Penulis Apakah sekolah memiliki alat pendukung proyektor buk?

Guru Di SDN 114 pekanbaru sudah dilengkapi alat pendukung seperti

infokus.

100

Lampiran 2

NILAI ULANGAN HARIAN (UH) SEMESTER I TAHUN PELAJARAN

2020/2021 KELAS V SDN 114 PEKANBARU

NO NAMA KKM NILAI UH KET

1 ADITIYA PRATAMA

RAMADHAN. S 77 75 TIDAK TUNTAS

2 FATIMAH ZAHRA 77 75 TIDAK TUNTAS 3 PANJI ARYO SAPUTRO

BASUKI 77 80 TUNTAS

4 ABIT ALWIRA PRTAMA 77 75 TIDAK TUNTAS 5 AINA ALMARDHIYAH 77 75 TIDAK TUNTAS 6 ALIF RUSYDAN HAMDI 77 85 TUNTAS 7 AURA CINTYA PUTRI 77 75 TIDAK TUNTAS 8 BINTANG LUTFI SAPUTRA 77 75 TIDAK TUNTAS 9 FAJRI LUKMANUL HAKIM 77 80 TUNTAS

10 FATHAYA ILMI 77 75 TIDAK TUNTAS 11 HANIFA LUVENA

MAHARDANI 77 75 TIDAK TUNTAS

12 IBNATY KAYLA REZQITA 77 85 TUNTAS 13 IKHSAN FADINIL 77 75 TIDAK TUNTAS 14 KAIRA DWI KAYLANI 77 76 TIDAK TUNTAS 15 LIDYA NAILA KAMAL 77 75 TIDAK TUNTAS 16 M. ALVISWAN LARRE

PRAWIRO 77 87 TUNTAS

17 M. RAKHA PRADITYA 77 75 TIDAK TUNTAS 18 MOECH RIEZKY AJIE . B 77 85 TUNTAS 19 M. REZQY AL FATIH 77 76 TIDAK TUNTAS 20 NABILA RANIA PUTRI 77 85 TUNTAS 21 OXELYA CHANTIKA

GAFINDRA 77 85 TUNTAS

22 PUTRA PRASETYO 77 75 TIDAK TUNTAS 23 RADITYA ZULHENDRI 77 75 TIDAK TUNTAS 24 RAFA AL YAHDI 77 87 TUNTAS 25 RAFIFAH SALSABILA 77 75 TIDAK TUNTAS 26 RAHMA AULIA 77 75 TUNTAS 27 RANGGA PRASETYO 77 75 TIDAK TUNTAS 28 ZHAHIRAH NAYLA 77 75 TIDAK TUNTAS 29 INDAH RAMADANI 77 75 TIDAK TUNTAS 30 NUR RISKI ANTANI POHAN 77 75 TIDAK TUNTAS 31 NARALISA KHAIRA. F 77 87 TUNTAS 32 ZAFIRA KHANZA KODIJAH 77 75 TIDAK TUNTAS 33 GEOLOVAN AQUINO 77 70 TIDAK TUNTAS RATA-RATA NILAI :77, 8

RATA-RATA KETUNTASAN : 33%

101

Lampiran 3

TEKS WAWANCARA AWAL DENGAN PESERTA DIDIK KELAS V

SDN 114 PEKANBARU

Penulis Pada saat pembelajaran di kelas, bahan ajar apa yang ananda

gunakan?

Peserta didik Modul

Penulis Apakah bahan ajar tersebut membuat ananda memahami materi

yang diajarkan ?

Peserta didik Ada yang faham ada yang tidak, karena materinya terlalu banyak

yang mau di hafal.

Penulis Menurut ananda, apakah belajar menggunakan bahan ajar buku

cetak membuat ananda bersemangat pada saat belajar ?

Peserta didik Kurang bersemangat, saya bosan karena materinya terlalu banyak

dan belajarnya begitu-gitu saja.

Penulis Bahan ajar seperti apa yang ananda sukai dan membuat ananda

bersemangat dalam belajar?

Peserta didik Bahan ajar yang ada gambarnya, Bahan ajar yang tidak banyak teks

dan di tuntut untuk menghafal.

102

Lampiran 4

ANALISIS HASIL WAWANCARA TERHADAP GURU

(ANALISIS KEBUTUHAN GURU)

Teks Percakapan Wawancara peneliti dan guru

Peneliti Saat Proses Pembelajaran bahan ajar seperti apa yang Ibu gunakan ?

Guru Dalam bahan ajar kita beragam sesuai dengan materi yang kita

ajarkan, ada bahan ajar yang digunakan itu seperti Modul dan LKS.

Peneliti Apakah Ibu pernah menggunakan bahan ajar selain Modul dan LKS ?

Guru Belum sepertinya, hanya modul dan LKS yang digunakan dalam

proses pembelajaran.

Peneliti Bagaimana respon peserta didik pada saat proses pembelajaran jika

Ibu menggunakan Modul dan LKS ?

Guru Tergantung bahan ajar yang di gunakan, kalau menarik tentu peserta

didik semangat dalam proses pembelajaran. Kalau dari buku pegangan

peserta didik itu kurang menarik dan membosankan.

Peneliti Apakah berdampak dengan hasil yang diperoleh peserta didik ?

Guru Sangat berdampak, karna untuk menumbuhkan minat belajar peserta

didik supaya mereka respon dengan materi-materi kita ajarkan, kita

pun harus bagaimana caranya yang kita sampaikan itu menyenangkan

menarik bagi peserta didik. Nah tanpa di sadari peserta didik sudah

memahami materi tanpa harus mambaca seperti yang mereka

bayangkan.

Peneliti Menurut Ibu E-modul seperti apa yang menarik dan menyenangkan

bagi peserta didik ?

Guru E-modul yang menarik peserta didik itu berupa gambar dan Video

karena pada dasarnya peserta didik akan sulit untuk di suruh membaca

dan memahami. Apabila ada gambar dan video, di dalam video ada

berbentuk cerita yang terkait materi pembelajaran.

Peneliti Menurut Ibu, video dan gambar seperti apa yang dikembangkan bu?

103

Guru Gambar yang terkait itu sperti adanyanya penjelasan organ gerak

hewan dan manusia dan ada gambar apa itu kerangka atas dan bawah,

perbedaan hewan vertebrata dan invertebrta, organ sendi. Maksudnya

disini apa pun penjelasan itu di dasari dengan gambar . Videonya

seperti yang terkait pada pembelajaran ya minimal 2 video lah yang

terkait.

Peneliti Pada pengembangan sebuah e-modul pada cover depan dan belakang

seperti desain apa yang ibuk inginkan ?

Guru Di sesuaikan saja dengan materi yang terkait.

Peneliti Pada bagaian pemetaan warna apa yang cocok untuk di terapkan

dalam E-modul Bu ?

Guru Warnanya yang cerah, ya bervariasi saja.

Peneliti Pada bagian tujuan pembelajaran kata yang di ajukan ke peserta didik

itu seperti apa Bu ?

Guru Disesuaikan dengan bahasa yang logis saja.

Peneli Menurut Ibu, bagaimana dengan model PBL pada e-modul, apakah

sudah bisa di terapkan pada proses pembelajaran?

Guru Sudah bisa.

Peneliti Bagaimana pendapat Ibu mengenai pembelajaran E-modul yang saya

kembangkan ?

Guru Untuk hasil pembelajaran pada E-modul yang peneliti kembangkan itu

sudah bagus. Sangat bevariasi untuk peserta didik, jadi peserta didik

tidak monoton dengan hanya itu-itu saja bahan ajar bagi mereka. Dan

pada E-modul ini peserta didik tidak monoton semua alat indranya

berfungsi mata, telinga dan meraka bisa berinteraksi dengan kita.

Peneliti Pada bahan ajar yang saya kembangkan yaitu E-modul, apakah bahan

ajar tersebut sudah bisa terapkan sebagai bahan ajar pendukung

peserta didik Bu ?

Guru Sudah bisa, semua berkaitan pada materi.

104

Lampiran 5

ANALISIS HASIL WAWANCARA TERHADAP

PENELITI & PESERTA DIDIK

(ANALISIS KEBUTUHAN SISWA)

Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (1)

Nama Fatimah Zahra

Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.30)

Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan

bahan ajar selain Modul & LKS?

Peserta didik Ya

Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?

Peserta didik Rangkuman, Video, gambar dan dijelaskan

Peneliti Gambar dan Video sepertia apa yang ananda inginkan ?

Peserta didik gambar organ gerak manusia, gambar perbedaan hewan

vertebrata dan invertebrate seperti kangguru dan porifera

(Spons) karna gambar tersebut sangat unik, jarang di temukan

dalam bahan ajar kami. Dan video yang saya suka kayak ada

cara menjelaskan bagaimana organ gerak hewan dan manusia

tersebut.

Peneliti Dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?

Peserta didik warna yang cerah, ya seperti warna hujau dan biru.

Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?

Peserta didik Sangat suka.

105

Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (2)

Nama Kayra Dwi Kaylani

Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.35)

Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan

bahan ajar selain Modul & LKS?

Peserta didik Ya

Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?

Peserta didik Ringkasan, petunjuk gambarnya dan video.

Peneliti Gambar dan Video seperti apa yang ananda inginkan ?

Peserta didik Gambarnya seperti kerangka tubuh manusia, Dan video yang

saya suka kayak ada cara menjelaskan bagaimana organ gerak

hewan dan manusia tersebut.

Peneliti Dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?

Peserta didik warna yang cerah, ya seperti warna hujau bagus juga.

Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?

Peserta didik Suka sekali.

Peneliti E-modul Seperti apa yang ananda inginkan?

Peserta didik penjelsan yang lengkap dan menarik.

Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (3)

Nama Putra Prasetyo

Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.40)

Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan

bahan ajar selain Modul & LKS?

Peserta didik Ya

Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?

Peserta didik Ringkasan dan mudah dipahami

Peneliti E-modul Seperti apa yang ananda inginkan?

Peserta didik Seperti ada Video dan gambarnya.

Peneliti Gambar dan Video seperti apa yang ananda inginkan ?

106

Peserta didik Gambarnya seperti kerangka tubuh manusia perbedaan hewan

vertebrata dan invertebrate dan gambar seperti kelaianan pada

organ gerak pasif (Tulang), Dan video yang saya suka kayak ada

cara menjelaskan bagaimana organ gerak hewan dan manusia

tersebut.

Peneliti Dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?

Peserta didik Warna yang cerah, ya seperti warna hujau dan orange.

Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?

Peserta didik Suka sekali.

Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (4)

Nama Rafifah Salsabila

Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.45

Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan

bahan ajar selain Modul & LKS?

Peserta didik Ya

Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?

Peserta didik Penjelasan dan gambar

Peneliti Penjelasan, gambar dan video seperti apa yang ananda inginkan

?

Peserta didik Penjelasan kerangka hewan vertenrata dan ada gambarnya dan

penjelasan perbedaan hewan vertebrata dan invertebrate dan

gambar. Vedio nya seperti kayak ada orang yang menjelasankan

seperti guru.

Peneliti Dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?

Peserta didik Warna yang cerah

Peneliti E-modul Seperti apa yang ananda inginkan?

Peserta didik gambar yang menarik dan penjelasan yang lengkap.

Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?

Peserta didik Sangat Suka

107

Teks Percakapan Wawancara peneliti dan peserta didik (5)

Nama Indah Ramadani

Alokasi Pekanbaru,28 Januari 2022 (09.50)

Peneliti Pada proses pembelajaran, apakah ananda & guru menggunakan

bahan ajar selain Modul & LKS?

Peserta didik Ya

Peneliti Bahan ajar seperti apa yang ananda inginkan ?

Peserta didik Ringkasan

Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?

Peserta didik Sangat Suka

Peneliti E-modul Seperti apa yang ananda inginkan?

Peserta didik Gambar dan Video.

Peneliti Gambar dan Video seperti apa yang ananda inginkan ?

Peserta didik Gambarnya seperti kerangka tubuh manusia perbedaan hewan

vertebrata dan invertebrate dan gambar seperti kelaianan pada

organ gerak pasif (Tulang), Dan video yang saya suka kayak ada

cara menjelaskan bagaimana organ gerak hewan dan manusia

tersebut.

Peneliti dalam e-modul warna apa yang kamu suka ?

Peserta didik Warna yang cerah, ya seperti wana biru.

Peneliti Apakah ananda suka pembelajaran menggunakan E-modul?

Peserta didik Suka sekali.

108

Lampiran 6

ANALISIS BUKU AJAR PESERTA DIDIK

Analisis materi peneliti dapatkan dari telaah buku guru dan siswa, berikut peneliti

lampiran sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap bahan ajar yang digunakan, terdapat

banyak teks bacaan yang menuntut peserta didik untuk menghafal materi

pembelajaran yang akan mengakibatkan pada saat proses pembelajaran peserta

didik bosan dan jenuh sehingga berdampak pada rendahnya nilai yang diperoleh

peserta didik. Maka dari itu penulis berupaya menghadirkan sebuah solusi yang

dirasa kreatif dan inovatif, solusi yang di maksud adalah mengembangkan bahan

ajar e-modul lengkap dengan model Problem Based Learning. Tahapan model

Problem Based Learning ada lima, tahapan yang harus dilalui peserta didik pada

saat proses pembelaajaran, adapun tahapannya yaitu pertama tahapan orientasi

siswa pada masalah, kedua tahapan mengorganisasi siswa, ketiga tahapan

mebimbing penyelididkan, keempat mengembangkan hasil karya, kelima tahapan

analisis dan evaluasi. Ada lima tahapan dari model Problem Based Learning,

sehingga penulis menganalisis tahapan model Probem Based Learning pada buku

ajar yang di pegang oleh peserta didik seperti yang ada di bawah ini:

1. Pada tahapan pertama yaitu orientasi siswa pada masalah dimana tahapan

ini seharusnya memberikan tujuan pembelajaran apa yang hendak dicapai

oleh peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Pada buku

ajar yang di pegang oleh peserta didik belum tedapat tujuan pembelajaran

yang jelas dan bisa dilihat pada gambar 1.

109

Gambar 1 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (buku siswa)

Pada gambar1 dalam buku peserta didik diawal pembelajaran belum

menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai oleh peserta

didik pada saat proses pembelajaran. Padahal menyampaikan tujuan

pembelajaran yang kan di capai oleh peserta didik dalam proses

pembelajaran sangat penting dilakukan, agar peserta didik mengetahui

proses pembelajaran apa yang harus dilalui sehingga muncul harapan

kepada peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran yang akan

dilalui, sedangkan materi yang di sampaikan hanya berpatokan pada teks

bacaan saja sehingga peserta didik bosan dan jenuh.

110

2. Pada tahapan kedua yaitu mengorganisasikan siswa dimana pada awal

pembelajaran penting dilakukan, permasalahan bisa dilakukan dalam

bentuk pertanyaan yang akan di ajukan oleh peserta didik. Pertanyaan

yang akan di ajukan kepada peserta didik bertujuan untuk memecahkan

masalah dan berani mengeluarkan pendapat dalam kelompok. Pada buku

ajar yang dipegang oleh peserta didik belum terlihat adanya

mengorganisasi siswa di awal pembelajaran yang bisa dilihat pada gambar

2.

Gambar 2 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013(buku siswa)

Pada gambar ke 2 yang ada dalam buku ajar pesrta didik hanya

memberikan sedikit perbandingan dan penjelasannya saja, belum terdapat

mengorganisasikan untuk membangkitkan peserta didik berfikir dalam

menyelesaikan suatu permasalahan.

3. Pada tahapan ketiga yaitu membimbing penyelidikan dimana tahapan ini

dilakukan penyelidikan mandiri dan kelomok, guru mendorong peserta

didik mengumpulkan informasi yang sesuai melaksanakan ekperime,

mencari penjelasan solusi. Pada buku ajar yang dipegang oleh peserta

111

didik belum terlihat adanya membimbing penyelidikan dalam kelompok,

yang bisa dilihat pada gambar 3.

Gambar 3 Buku Tematik Kurikulum 2013 (buku siswa)

4. Pada tahapan keempat yaitu mengembangkan hasil karya dimana peserta

didik mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dalam buku ajar yang

dipegang oleh peserta didik sudah terlihat peserta didik bisa

mengembankan hasil karya dari suatu materi yang telah di sampaikan yang

bisa dilihat pada gambar 4.

112

Gambar 4 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (buku siswa)

Pada gambar 4 dalam buku ajar yang dipegang oleh peserta didik terdapat

materi pembelajaran yang bisa digunakan peserta didik untuk mancari

bukti dari suatu permasalahan yang diajukan kepadanya.

5. Pada tahap kelima yaitu analisis dan evaluasi dimana tahapan ini

membuktikan suatu permaslahan yang telah diajukan kepada peserta didik

serta membuktikan jawaban yang telah diperoleh oleh peserta didik. Pada

buku ajar yang dipegang oleh peserta didik, belum terlihat adanya analisis

dan evaluasi, yang bisa dilihat pada gambar 5.

113

Gambar 5 Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 (buku siswa)

Pada gambar 5 dalam buku ajar peserta didik berisi penugasan yang

dikerjakan oleh peserta didik guna untuk melatih pemahaman peserta didik

terhadap materi yang dipelajari, buku ajar peserta didik hanya

menyampaikan kerja sama dengan orang tua, tidak ada analisis dan

evaluasi dalam buku ajar peserta didik.

114

Lampiran 7

INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI MATERI

Komponen : Bahan Ajar E-modul Berbasis Model Problem Based

Learning (PBL)

Sasaran : Peserta didik

Peneliti : Widia Tita Nila

Judul penelitian : Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem Based

Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia

kelas V SDN 114 Pekanbaru.

A. TUJUAN

Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang

bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning pada Materi

Organ Gerak Hewan dan Manusia.

B. PETUNJUK PENILAIAN

1. Mohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap

bahan ajar e-modul berbasis Problem Based Learning.

2. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (√) pada skala penelitian yang

dianggap sesuai. Rentang skala penelitian adalah 1,2,3,4 dan 5 dengan

Kriteria bahwa semakin besar bilangan yang dirujuk, maka semakin

baik/sesuai dengan skala penelitian, yaitu:

1 = Sangat Kurang Setuju 4 = Setuju

2 = Kurang Setuju 5 = Sangat Setuju

3 = Cukup

3. Mohon Bapak /Ibu memberikan saran revisi/ komentar pada tempat yang

telah disediakan.

4. Peneliti mengucapkan terimakasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk

mengatasi lembar validasi ini. Masukan yang Bapak/Ibu berikan menjadi

bahan perhatian berikutnya.

115

No BUTIR PERTANYAAN SKOR

5 4 3 2 1

SS S C KS SKS

Kesesuaian Materi

1 Materi dalam e-modul telah sesuai

dengan kompetensi inti

2 Materi dalam e-modul telah sesuai

dengan kompetensi dasar

3 Materi dalam e-modul telah sesuai

dengan tujuan pembelajaran

4 Kesesuaian kompetensi dasar dengan

tujan pembelajaran

5 Saling berkaitan antara materi

pembelajaran dengan evaluasi

Ketepatan dan Kejelasan Materi

6 Materi pembelajaran yang ada dalam e-

modul sesuai dengan karakteristik siswa

kelas V sekolah dasar

7 Materi yang disampaikan dalam e-modul

dapat mudah di pahami oleh siswa kelas

V sekolah dasar

8 Materi pembelajaran yang disampiankan

dalam e-modul dapat menarik siswa

untuk belajar

9 Materi pembelajaran yang di sampaikan

dalam e-modul memiliki konsep yang

sesuai dengan perkembangan kognitif

siswa

10 Materi pembelajaran yang disampaikan

dalam e-modul memiliki konsep yang

sesuai dengan kehidupan sehari-hari

siswa.

Penggunaan model Problem Based Learning

11 Tahapan orientasi tergambar dalam

e-modul

12 Tahapan mengorganisasikan tergambar

dari e-modul

13 Tahapan membimbing hipotesis

tergambar dalam e-modul

14 Tahapan mengambil hasil data gambar

15 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan

tergambar dari e-modul

116

KOMENTAR DAN SARAN PERBAIKAN

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………

KESIMPULAN

1. Layak digunakan tanpa revisi

2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak digunakan

Pekanbaru 2022

Ahli Materi

_______________________

16 Kelebihan dari penggunaan model

Problem Based Learning tergambar pada

e-modul

Evaluasi atau latihan soal

17 Soal evaluasi sesuai dengan kompetensi

dasar

18 Soal evaluasi sesuai dengan tujuan

pembelajaran

19 Soal evaluasi sesuai dengan materi

pembelajaran

20 Petunjuk latihan soal evaluasi mudah

dimengerti oleh siswa

21 Pemberian latihan soal evalusi dapat

mengukur kemampuan siswa

22 Siswa dapat melihat sejauh mana

pemahamannya dengan soal evaluasi

yang dikerjakannya

117

Lampiran 8

HASIL REVISI VALIDATOR 1 AHLI MATERI PERTAMA

118

119

Lampiran 9

HASIL REVISI VALIDATOR 2 AHLI MATERI PERTAMA

120

121

Lampiran 10

HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI MATERI

SEBELUM REVISI

No Indikator Validator Rata-

Rata

Kriteria

1 2

Kesesuaian Materi

1 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi inti 3 3 60% Direvisi

2 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi dasar 3 3 60% Direvisi

3 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 3 60% Direvisi

4 Kesesuaian kompetensi dasar dengan tujan pembelajaran 3 3 60% Direvisi

5 Saling berkaitan antara materi pembelajaran dengan evaluasi 4 4 80% Tidak perlu

Revisi

Ketetapan dan Kejelasan Materi

6 Materi pembelajaran yang ada dalam e-modul sesuai dengan

karakteristik siswa kelas V sekolah dasar 3 4 70% Direvisi

7 Materi yang disampaikan dalam e-modul dapat mudah di pahami oleh

siswa kelas V sekolah dasar 3 3 60% Direvisi

8 Materi pembelajaran yang disampiankan dalam e-modul dapat menarik

siswa untuk belajar 3 3 60% Direvisi

9 Materi pembelajaran yang di sampaikan dalam e-modul memiliki konsep

yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa 3 3 60% Direvisi

10 Materi pembelajaran yang disampaikan dalam e-modul memiliki konsep

yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. 3 3 60% Direvisi

Penggunaan model Problem Based Learning

11 Tahapan orientasi tergambar dalam e-modul 3 3 60% Direvisi

12 Tahapan mengorganisasikan tergambar dari e-modul 3 3 60% Direvisi

13 Tahapan mengambil hasil data gambar 3 4 70 % Direvisi

14 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 3 4 70% Direvisi

15 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 3 4 70% Direvisi

16 Kelebihan dari penggunaan model Problem Based Learning tergambar

pada e-modul 3 4 70% Direvisi

Evaluasi atau latihan soal

17 Soal evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar 3 4 70% Direvisi

18 Soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 4 70% Direvisi

19 Soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran 3 3 60% Direvisi

20 Petunjuk latihan soal evaluasi mudah dimengerti oleh siswa 4 4 90% Tidak perlu

Revisi

21 Pemberian latihan soal evalusi dapat mengukur kemampuan siswa 3 4 70% Direvisi

22 Siswa dapat melihat sejauh mana pemahamannya dengan soal evaluasi

yang dikerjakannya

3 3 60% Direvisi

Jumlah 68 76

Rata-Rata 61,8% 68,6% 65,2% Di Revisi

Keterangan :

Validator Materi pertama yaitu Ibu Yunita, S.Pd

Validator Materi kedua yaitu Ibu Yeni Misyeti, S.P

122

Lampiran 11

HASIL SESUDAH REVISI VALIDATOR 1 AHLI MATERI PERTAMA

123

124

Lampiran 12

HASIL SESUDAH REVISI VALIDATOR 2 AHLI MATERI PERTAMA

125

126

Lampiran 13

HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI MATERI

SESUDAH REVISI

No Indikator Validator Rata-

Rata

Kriteria

1 2

Kesesuaian Materi

1 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi inti 5 5 100% Tidak perlu Revisi

2 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi dasar 4 5 90% Tidak perlu Revisi

3 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan tujuan pembelajaran 4 4 80% Tidak perlu Revisi

4 Kesesuaian kompetensi dasar dengan tujan pembelajaran 3 4 70% Direvisi

5 Saling berkaitan antara materi pembelajaran dengan evaluasi 5 5 100% Tidak perlu Revisi

Ketetapan dan Kejelasan Materi

6 Materi pembelajaran yang ada dalam e-modul sesuai dengan

karakteristik siswa kelas V sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Revisi

7 Materi yang disampaikan dalam e-modul dapat mudah di pahami

oleh siswa kelas V sekolah dasar 4 5 90% Tidak Perlu Revisi

8 Materi pembelajaran yang disampiankan dalam e-modul dapat

menarik siswa untuk belajar 5 5 100% Tidak perlu Revisi

9 Materi pembelajaran yang di sampaikan dalam e-modul memiliki

konsep yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa 5 5 100% Tidak perlu Revisi

10 Materi pembelajaran yang disampaikan dalam e-modul memiliki

konsep yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. 4 4 80% Tidak perlu Revisi

Penggunaan model Problem Based Learning

11 Tahapan orientasi tergambar dalam

e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi

12 Tahapan mengorganisasikan tergambar dari e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi

13 Tahapan mengambil hasil data gambar 4 5 90% Tidak perlu Revisi

14 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi

15 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi

16 Kelebihan dari penggunaan model Problem Based Learning

tergambar pada e-modul 4 5 90% Tidak perlu Revisi

Evaluasi atau latihan soal

17 Soal evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar 4 5 90% Tidak perlu Revisi

18 Soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran 4 5 90% Tidak perlu Revisi

19 Soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran 4 5 90% Tidak perlu Revisi

20 Petunjuk latihan soal evaluasi mudah dimengerti oleh siswa 5 5 100% Tidak perlu Revisi

21 Pemberian latihan soal evalusi dapat mengukur kemampuan siswa 5 5 100% Tidak perlu Revisi

22 Siswa dapat melihat sejauh mana pemahamannya dengan soal

evaluasi yang dikerjakannya

5 5 100% Tidak perlu Revisi

Jumlah 95 107

Rata-Rata 86,5% 97% 91,7% Tidak perlu Revisi

Keterangan :

Validator Materi pertama yaitu Ibu Yunita, S.Pd

Validator Materi kedua yaitu Ibu Yeni Misyeti, S.Pd

127

Lampiran 14

REKAPITULASI HASIL VALIDASI AHLI MATERI

SEBELUM REVISI/SESUDAH REVISI

No Indikator Validator 1

Sebelum Revisi

Validator II

Sesudah Revisi

1 2 1 2

Kesesuaian Materi

1 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi inti 3 3 5 5

2 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan kompetensi dasar 3 3 4 5

3 Materi dalam e-modul telah sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 3 4 4

4 Kesesuaian kompetensi dasar dengan tujan pembelajaran 3 3 3 4

5 Saling berkaitan antara materi pembelajaran dengan evaluasi 4 4 5 5

Ketetapan dan Kejelasan Materi

6 Materi pembelajaran yang ada dalam e-modul sesuai dengan

karakteristik siswa kelas V sekolah dasar 3 4 5 5

7 Materi yang disampaikan dalam e-modul dapat mudah di pahami

oleh siswa kelas V sekolah dasar 3 3 4 5

8 Materi pembelajaran yang disampiankan dalam e-modul dapat

menarik siswa untuk belajar 3 3 5 5

9 Materi pembelajaran yang di sampaikan dalam e-modul memiliki

konsep yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa 3 3 5 5

10 Materi pembelajaran yang disampaikan dalam e-modul memiliki

konsep yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. 3 3 4 4

Penggunaan model Problem Based Learning

11 Tahapan orientasi tergambar dalam e-modul 3 3 4 5

12 Tahapan mengorganisasikan tergambar dari e-modul 3 3 4 5

13 Tahapan mengambil hasil data gambar 3 4 4 5

14 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 3 4 4 5

15 Tahapan analisis dan evaluasi kesimpulan tergambar dari e-modul 3 4 4 5

16 Kelebihan dari penggunaan model Problem Based Learning

tergambar pada e-modul 3 4 4 5

Evaluasi atau latihan soal

17 Soal evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar 3 4 4 5

18 Soal evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaran 3 4 4 5

19 Soal evaluasi sesuai dengan materi pembelajaran 3 3 4 5

20 Petunjuk latihan soal evaluasi mudah

dimengerti oleh siswa

4 4 5 5

21 Pemberian latihan soal evalusi dapat mengukur kemampuan siswa 3 4 5 5

22 Siswa dapat melihat sejauh mana pemahamannya dengan soal

evaluasi yang dikerjakannya 3 3 5 5

Jumlah 68 76 96 107

Rata-Rata 61,8% 68,6,% 86,5% 97%

Rata-Rata Presentase 65,2% 91,7%

Direvisi Tidak perlu

Revisi

Validator Materi pertama yaitu Ibu Yunita, S.Pd

Validator Materi kedua yaitu Ibu Yeni Misyeti, S.Pd

128

Lampiran 15

INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI DESAIN

Komponen : Bahan Ajar E-modul Berbasis Model Problem Based

Learning (PBL)

Sasaran : Peserta didik

Peneliti : Widia Tita Nila

Judul penelitian : Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem Based

Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia

kelas V SDN 114 Pekanbaru.

A. TUJUAN

Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang

bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning pada Materi

Organ Gerak Hewan dan Manusia.

B. PETUNJUK PENILAIAN

1. Mohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap bahan

ajar e-modul berbasis Problem Based Learning.

2. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (√) pada skala penelitian yang

dianggap sesuai. Rentang skala penelitian adalah 1,2,3,4 dan 5 dengan

Kriteria bahwa semakin besar bilangan yang dirujuk, maka semakin

baik/sesuai dengan skala penelitian, yaitu:

1 = Sangat Kurang Setuju 4 = Setuju

2 = Kurang Setuju 5 = Sangat Setuju

3 = Cukup

3. Mohon Bapak /Ibu memberikan saran revisi/ komentar pada tempat yang

telah disediakan.

4. Peneliti mengucapkan terimakasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk

mengatasi lembar validasi ini. Masukan yang Bapak/Ibu berikan menjadi

bahan perhatian berikutnya.

129

No BUTIR PERTANYAAN SKOR

5 4 3 2 1

SS S C KS SKS

Tampilan Visual :

1 Tampilan e-modul (cover) menarik

menarik

2 Tampilan e-modul (cover) belakang

e-modul menarik

3 Layar dan tata letak tampilan e-modul

tersusun rapi

4 Pemilihan warna e-modul sesuai untuk

siswa sekolah dasar

5 Pemilihan warna membuat siswa sekolah

dasar tertarik untuk belajar

6 Pemilihan background (latar) sesuai

untuk tingkat siswa sekolah dasar

7 Pemilihan backsound (suara) sesuai

untuk tingkat siswa sekolah dasar

8 Pemilihan gambar sesuai untuk tingkat

siswa sekolah dasar

9 Pemilihan gambar sesuai dengan materi

pembelajaran

10 Pemilihan video pada link sesuai untuk

tingkat siswa sekolah dasar

11 Pemilihan video pada link sesuai dengan

materi pembelajaran

12 Desain pada e-modul membuat siswa

tertarik untuk belajar

Penggunaan Huruf :

13 Penggunaan huruf yang dipilih untuk e-

modul telah sesuai untuk siswa sekolah

dasar

14 Ukuran huruf pada e-modul telah sesuai

untuk siswa sekolah dasar

15 Warna huruf pada e-modul manarik

untuk siswa sekolah dasar

16 Huruf yang di tampilkan dalam e-modul

dapat dibaca dengan jelas

Kriteria fisik :

17 Jenjang judul uatama dan sub judul jelas

professional

18 E-modul dapat mengungkapkan makna

dari materi yang di pelajari oleh siswa

19 E-modul menampilkan bahan ajar yang

kreatif

130

Suara :

20 Suara yang di tampilkan dalam video

terdengar dengan jelas

21 Suara menjelaskan materi pembelajaran

dalam video sudah jelas

Kemudahan Kegunaan :

22 E-modul dapat digunakan dengan mudah

oleh guru

23 E-modul dapat digunakan dengan mudah

oleh siswa

KOMENTAR DAN SARAN PERBAIKAN

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………..

KESIMPULAN

1. Layak digunakan tanpa revisi

2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak digunakan

Pekanbaru 2022

Ahli Desain

_______________________

131

Lampiran 16

HASIL REVISI VALIDATOR 1 AHLI DESAIN KEDUA

132

Lampiran 17

HASIL REVISI VALIDATOR 2 AHLI DESAIN KEDUA

133

Lampiran 18

HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI DESAIN

SEBELUM REVISI

No Indikator Validator Rata-

Rata

Kriteria

1 2

Tampilan Visual :

1 Tampilan e-modul (cover) menarik menarik 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

2 Tampilan e-modul (cover) belakang e-modul menarik 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

3 Layar dan tata letak tampilan e-modul tersusun rapi 3 4 70% Direvisi

4 Pemilihan warna e-modul sesuai untuk siswa sekolah dasar 3 4 70% Direvisi

5 Pemilihan warna membuat siswa sekolah dasar tertarik untuk belajar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

6 Pemilihan background (latar) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

7 Pemilihan backsound (suara) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 2 4 60% Direvisi

8 Pemilihan gambar sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 3 4 70% Direvisi

9 Pemilihan gambar sesuai dengan materi pembelajaran 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

10 Pemilihan video pada link sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

11 Pemilihan video pada link sesuai dengan materi pembelajaran 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

12 Desain pada e-modul membuat siswa tertarik untuk belajar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

Penggunaan Huruf :

13 Penggunaan huruf yang dipilih untuk e-modul telah sesuai untuk siswa

sekolah dasar 3 4 70% Direvisi

14 Ukuran huruf pada e-modul telah sesuai untuk siswa sekolah dasar 3 4 70% Direvisi

15 Warna huruf pada e-modul manarik untuk siswa sekolah dasar 3 4 70% Direvisi

16 Huruf yang di tampilkan dalam e-modul dapat dibaca dengan jelas 3 4 70% Direvisi

Kriteria fisik :

17 Jenjang judul uatama dan sub judul jelas professional 3 4 70% Direvisi

18 E-modul dapat mengungkapkan makna dari materi yang di pelajari oleh

siswa

3 4 70% Direvisi

19 E-modul menampilkan bahan ajar yang kreatif 3 4 70% Direvisi

Suara :

20 Suara yang di tampilkan dalam video terdengar dengan jelas 2 3 50% Direvisi

21 Suara menjelaskan materi pembelajaran dalam video sudah jelas 2 3 50% Direvisi

Kemudahan Kegunaan :

22 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh guru 3 4 70% Direvisi

23 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh siswa 3 4 70% Direvisi

Jumlah 74 90

Rata-Rata 61,2% 76% 68,6 Direvisi

Keterangan :

Validator Materi pertama yaitu Bapak Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd

Validator Materi kedua yaitu Bapak Ivan Taufiq,M.I.Kom

134

Lampiran 19

HASIL SESUDAH REVISI VALIDATOR 1 AHLI DESAIN KEDUA

135

136

Lampiran 20

HASIL SESUDAH REVISI VALIDATOR 2 AHLI DESAIN KEDUA

137

138

Lampiran 21

HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI DESAIN

SESUDAH REVISI

No Indikator Validator Rata-

Rata

Kriteria

1 2

Tampilan Visual :

1 Tampilan e-modul (cover) menarik menarik 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

2 Tampilan e-modul (cover) belakang e-modul menarik 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

3 Layar dan tata letak tampilan e-modul tersusun rapi 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

4 Pemilihan warna e-modul sesuai untuk siswa sekolah dasar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

5 Pemilihan warna membuat siswa sekolah dasar tertarik untuk belajar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

6 Pemilihan background (latar) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

7 Pemilihan backsound (suara) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

8 Pemilihan gambar sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

9 Pemilihan gambar sesuai dengan materi pembelajaran 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

10 Pemilihan video pada link sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

11 Pemilihan video pada link sesuai dengan materi pembelajaran 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

12 Desain pada e-modul membuat siswa tertarik untuk belajar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

Penggunaan Huruf :

13 Penggunaan huruf yang dipilih untuk e-modul telah sesuai untuk siswa

sekolah dasar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

14 Ukuran huruf pada e-modul telah sesuai untuk siswa sekolah dasar 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

15 Warna huruf pada e-modul manarik untuk siswa sekolah dasar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

16 Huruf yang di tampilkan dalam e-modul dapat dibaca dengan jelas 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

Kriteria fisik :

17 Jenjang judul uatama dan sub judul jelas professional 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

18 E-modul dapat mengungkapkan makna dari materi yang di pelajari

oleh siswa 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

19 E-modul menampilkan bahan ajar yang kreatif 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

Suara :

20 Suara yang di tampilkan dalam video terdengar dengan jelas 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

21 Suara menjelaskan materi pembelajaran dalam video sudah jelas 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

Kemudahan Kegunaan :

22 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh guru 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

23 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh siswa 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

Jumlah 103 115

Rata-Rata 85%% 100% 92,5% Tidak perlu Direvisi

Keterangan :

Validator Materi pertama yaitu Bapak Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd

Validator Materi kedua yaitu Bapak Ivan Taufiq,M.I.Kom

139

Lampiran 22

REKAPITULASI HASIL VALIDASI AHLI DESAIN

SEBELUM REVISI/SESUDAH REVISI

No Indikator Validator 1

Sebelum Revisi

Validator 2

Sesudah Revisi

1 2 1 2

Tampilan Visual :

1 Tampilan e-modul (cover) menarik menarik 4 4 5 5

2 Tampilan e-modul (cover) belakang e-modul menarik 4 4 5 5

3 Layar dan tata letak tampilan e-modul tersusun rapi 3 4 5 5

4 Pemilihan warna e-modul sesuai untuk siswa sekolah dasar 3 4 4 5

5 Pemilihan warna membuat siswa sekolah dasar tertarik untuk belajar 4 4 4 5

6 Pemilihan background (latar) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 4 4 5

7 Pemilihan backsound (suara) sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 2 4 5 5

8 Pemilihan gambar sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 3 4 5 5

9 Pemilihan gambar sesuai dengan materi pembelajaran 4 4 5 5

10 Pemilihan video pada link sesuai untuk tingkat siswa sekolah dasar 4 4 5 5

11 Pemilihan video pada link sesuai dengan materi pembelajaran 4 4 5 5

12 Desain pada e-modul membuat siswa tertarik untuk belajar 4 4 5 5

Penggunaan Huruf :

13 Penggunaan huruf yang dipilih untuk e-modul telah sesuai untuk siswa

sekolah dasar 3 4 4 5

14 Ukuran huruf pada e-modul telah sesuai untuk siswa sekolah dasar 3 4 4 5

15 Warna huruf pada e-modul manarik untuk siswa sekolah dasar 3 4 5 5

16 Huruf yang di tampilkan dalam e-modul dapat dibaca dengan jelas 3 4 5 5

Kriteria Fisik :

17 Jenjang judul uatama dan sub judul jelas professional 3 4 4 5

18 E-modul dapat mengungkapkan makna dari materi yang di pelajari oleh

siswa 3 4 4 5

19 E-modul menampilkan bahan ajar yang kreatif 3 4 4 5

Suara :

20 Suara yang di tampilkan dalam video terdengar dengan jelas 2 3 4 5

21 Suara menjelaskan materi pembelajaran dalam video sudah jelas 2 3 4 5

Kemudahan Kegunaan :

22 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh guru 3 4 4 5

23 E-modul dapat digunakan dengan mudah oleh siswa 3 4 4 5

Jumlah 74 90 103 115

Rata-Rata 68,3% 76% 85% 100%

Rata-Rata Presentase 67,1% 92,5%

Direvisi Tidak perlu Direvisi

Keterangan :

Validator Materi pertama yaitu Bapak Eddy Noviana, S.Pd.,M.Pd

Validator Materi kedua yaitu Bapak Ivan Taufiq,M.I.Kom

140

Lampiran 23

INSTRUMEN ANGKET VALIDASI AHLI BAHASA

Komponen : Bahan Ajar E-modul Berbasis Model Problem Based

Learning (PBL)

Sasaran : Peserta didik

Peneliti : Widia Tita Nila

Judul penelitian : Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem Based

Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia

kelas V SDN 114 Pekanbaru.

A. TUJUAN

Lembar validasi ini bertujuan untuk mengetahui pendapat Bapak/Ibu tentang

bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning pada Materi

Organ Gerak Hewan dan Manusia.

B. PETUNJUK PENILAIAN

1. Mohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk memberikan penilaian terhadap

bahan ajar e-modul berbasis Problem Based Learning.

2. Mohon Bapak/Ibu memberikan tanda (√) pada skala penelitian yang

dianggap sesuai. Rentang skala penelitian adalah 1,2,3,4 dan 5 dengan

Kriteria bahwa semakin besar bilangan yang dirujuk, maka semakin

baik/sesuai dengan skala penelitian, yaitu:

1 = Sangat Kurang Setuju 4 = Setuju

2 = Kurang Setuju 5 = Sangat Setuju

3 = Cukup

3. Mohon Bapak /Ibu memberikan saran revisi/ komentar pada tempat yang

telah disediakan.

4. Peneliti mengucapkan terimakasih atas ketersediaan Bapak/Ibu untuk

mengatasi lembar validasi ini. Masukan yang Bapak/Ibu berikan menjadi

bahan perhatian berikutnya.

141

No BUTIR PERTANYAAN SKOR

5 4 3 2 1

SS S C KS SKS

Lugas

1 Kalimat e-modul sesuai dengan kaidah

bahasa yang baku

2 Kalimat e-modul sesuai tanda baca yang

tepat

3 Kalimat e-modul jelas dan mudah

dipahami

Interaktif

4 Kalimat yang ditampilkan dapat

mendorong siswa untuk berfikir kritis

5 Kalimat yang ditampilkan dapat

mendorong siswa untuk berfikir kreatif

Kesesuaian dengan kaidah bahasa

6 Huruf yang digunakan dalam e-modul

sesuai dengan kaidah bahasa yang baku

7 Huruf yang digunakan menarik perhatian

siswa untuk belajar

8 Huruf yang digunakan beraturan dari

penemuan judul serta sub materi

pembelajaran

Penggunaan istilah simbol , icon dan istilah

9 Konsistensi pengunaan symbol

10 Konsistensi penggunaan icon

11 Konsitensi penggunaan istilah

142

KOMENTAR DAN SARAN PERBAIKAN

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

……………

KESIMPULAN

1. Layak digunakan tanpa revisi

2. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran

3. Tidak layak digunakan

Pekanbaru 2022

Ahli Bahasa

_____________________________

143

Lampiran 24

HASIL REVISI VALIDATOR 1 AHLI BAHASA KETIGA

144

145

Lampiran 25

HASIL REVISI VALIDATOR 2 AHLI BAHASA KETIGA

146

147

Lampiran 26

HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI BAHASA

SEBELUM REVISI

No Indikator Validator Rata-

Rata

Kriteria

1 2

Lugas :

1 Kalimat e-modul sesuai dengan kaidah bahasa yang baku 3 4 70% Direvisi

2 Kalimat e-modul sesuai tanda baca yang tepat 3 4 70% Direvisi

3 Kalimat e-modul jelas dan mudah dipahami 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

Interaktif:

4 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis 3 4 70% Direvisi

5 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir

kreatif 3 4 70% Direvisi

Kesesuaian dengan kaidah bahasa :

6 Huruf yang digunakan dalam e-modul sesuai dengan kaidah bahasa

yang baku

3 3 60% Direvisi

7 Huruf yang digunakan menarik perhatian siswa untuk belajar 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

8 Huruf yang digunakan beraturan dari penemuan judul serta sub materi

pembelajaran 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

Penggunaan istilah symbol , icon dan istilah

9 Konsistensi pengunaan symbol 3 4 60% Direvisi

10 Konsistensi penggunaan icon 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

11 Konsistensi penggunaan istilah 4 4 80% Tidak Perlu Direvisi

Jumlah 38 43

Rata-Rata 66,6% 78,3% 72,4% Direvisi

Keterangan :

Validator Materi pertama yaitu Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,M.Pd

Validator Materi kedua yaitu Ibu Syamsimar, S.Pd.,MM

148

Lampiran 27

HASIL SESUDAH REVISI VALIDATOR 1 AHLI BAHASA KETIGA

149

150

Lampiran 28

HASIL SESUDAH REVISI VALIDATOR 2 AHLI BAHASA KETIGA

151

152

Lampiran 29

HASIL ANALISIS VALIDASI AHLI BAHASA

SESUDAH REVISI

No Indikator Validator Rata-

Rata

Kriteria

1 2

Lugas :

1 Kalimat e-modul sesuai dengan kaidah bahasa yang baku 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

2 Kalimat e-modul sesuai tanda baca yang tepat 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

3 Kalimat e-modul jelas dan mudah dipahami 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

Interaktif:

4 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis 4 4 80% Tidak perlu Direvisi

5 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir

kreatif 4 4 90% Tidak perlu Direvisi

Kesesuaian dengan kaidah bahasa :

6 Huruf yang digunakan dalam e-modul sesuai dengan kaidah bahasa

yang baku

4 4 90% Tidak perlu Direvisi

7 Huruf yang digunakan menarik perhatian siswa untuk belajar 5 5 100% Tidak perlu Direvisi

8 Huruf yang digunakan beraturan dari penemuan judul serta sub materi

pembelajaran 4 5 100% Tidak perlu Direvisi

Penggunaan istilah simbol , icon dan istilah

9 Konsistensi pengunaan symbol 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

10 Konsistensi penggunaan icon 4 5 90% Tidak perlu Direvisi

11 Konsistensi penggunaan istilah 4 5 90% Tidak Perlu Direvisi

Jumlah 48 52

Rata-Rata 86,6% 93,3% 89,9% Tidak perlu Direvisi

Keterangan :

Validator Materi pertama yaitu Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,M.Pd

Validator Materi kedua yaitu Ibu Syamsimar, S.Pd.,MM

153

Lampiran 30

REKAPITULASI HASIL VALIDASI AHLI BAHASA

SEBELUM REVISI/SESUDAH REVISI

No Indikator Validator 1

Sebelum Revisi

Validator 2

Sesudah Revisi

1 2 1 2

Lugas :

1 Kalimat e-modul sesuai dengan kaidah bahasa yang baku 3 4 5 5

2 Kalimat e-modul sesuai tanda baca yang tepat 3 4 5 5

3 Kalimat e-modul jelas dan mudah dipahami 4 4 5 5

Interaktif :

4 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir kritis 3 4 4 4

5 Kalimat yang ditampilkan dapat mendorong siswa untuk berfikir

kreatif 3 4 4 4

Kesesuaian dengan Kaidah bahasa :

6 Huruf yang digunakan dalam e-modul sesuai dengan kaidah bahasa

yang baku 3 3 4 4

7 Huruf yang digunakan menarik perhatian siswa untuk belajar 4 4 5 5

8 Huruf yang digunakan beraturan dari penemuan judul serta sub materi

pembelajaran

4 4 4 5

Penggunaan Istilah symbol, icon dan Istilah

9 Konsistensi pengunaan symbol 3 4 4 5

10 Konsistensi penggunaan icon 4 4 4 5

11 Konsistensi penggunaan istilah 4 4 4 5

Jumlah 38 43 48 52

Rata-Rata 66,6% 78,3% 86,6% 93,3%

72,4% 89,9 %

Direvisi Tidak perlu Direvisi

Keterangan :

Validator Materi pertama yaitu Bapak Bibit Santosa, S.Pd.,M.Pd

Validator Materi kedua yaitu Ibu Syamsimar, S.Pd.,MM

154

Lampiran 31

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (DARING)

155

156

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

157

158

159

160

161

162

163

164

165

Lampiran 32

BUKTI DOKUMENTASI PADA SAAT PENELITIAN

Gambar 1. DokumentasiValidator Ahli Materi

166

Gambar 2. DokumentasiValidator Ahli Desain

167

Gambar 3. DokumentasiValidator Ahli Bahasa

168

Gambar 4. Dokumentasi Analisis Kebutuhan Guru dan Analisis Kebutuhan

Peserta Didik)

169

Lampiran 33

SURAT IZIN RISET DARI TU FKIP

170

Lampiran 34

SURAT REKOMENDASI DARI DPMPTSP

171

Lampiran 35

SURAT KETERANGAN PENELITIAN KESATUAN BANGSA DAN

POLITIK

172

Lampiran 36

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

173

Lampiran 37

SURAT TUGAS VALIDASI

174

175

176

177

178

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

KATA PENGANTAR

E-modul ini di susun berdasarkan kurikulum 2013 berbasis model

Problem Based Learning yang bertujuan untuk melatih penalaran,

mengembangkan aktivitas yang melibatkan imajinasi dalam memecahkan

masalah dan membangun kemampuan menyampaikan informasi yang di

sampaikan pada e-modul ini. E-modul ini merupakan bahan ajar pendukung

yang memudahkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

Untuk memudahkan peserta didik dalam memehami materi, e-modul

ini di rancang berbasis tatap muka, jarak jauh, tutorial, dan mandiri. Dalam

e-modul ini, materi yang diberikan disertai dengan evalusi beserta

penyelesaian termasuk soal-soal yang diberikan dengan kehidupan sehari-

hari. Bukan hanya itu, peseta didik juga diberikan latihan mandiri yaitu soal

latihan yang disertai kunci jawaban untuk menguji pemahaman peserta didik

mengenai materi yang dipelajari.

Semoga kehadiran e-modul ini dapat memudahkan peserta didik

dalam mempelajari materi pembelajaran sehingga menganggap pelajaran

tidak sulit, melainkan pelajaran yang mudah, menyenangkan, dan aplikatif.

Selamat Belajar !

Pekanbaru, 31 Januari 2022

Widia Tita Nila

iii

DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR .......................................................................................................... iii

DAFTAR ISI...................................................................................................................... iv

PEMBELAJARAN 1 .......................................................................................................... 1

Kompetensi Dasar .................................................................................................... 1

Tujuan ...................................................................................................................... 1

Materi ..................................................................................................................... 2

Rangkuman ...................................................................................... 7

Tes Formatif ............................................................................................................ 11

PEMBELAJARAN 2 .......................................................................................................... 13

Kompetensi Dasar .................................................................................................... 13

Tujuan ...................................................................................................................... 13

Materi ..................................................................................................................... 16

Rangkuman .............................................................................................................. 24

Tes Formatif ............................................................................................................ 26

PEMBELAJARAN 3 .......................................................................................................... 28

Kompetensi Dasar .................................................................................................... 28

Tujuan ...................................................................................................................... 28

Materi ..................................................................................................................... 30

Rangkuman .............................................................................................................. 33

Tes Formatif ............................................................................................................ 36

KUNCI JAWABAN .......................................................................................................... 38

iv

IPA

Kompetensi Inti

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

3.1 Menjelasan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.

4.1 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.

Tujuan pembelajaran

1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara ringkas dan jelas. Dengan membaca teks tentang organ gerak hewan dan manusia, siswa dapat menyebutkan alat gerak hewan secara benar.

2. Siswa mampu menjelaskan konsep organ gerak hewan dalam proses pembelajaran.

3. Siswa mampu menentukan penjelasan hewan vertebrata dan invertebrata serta jenis perbedaan hewan vertebrata dan invertebrata.

4. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat model kerangka tubuh pada hewan dengan menggunakan kertas karton dan menjelaskan konsep sederhana dari kerangka tubuh pada hewan.

Sub Tema 1 Terdapat : PB1, PB2, PB5 dan PB6.

PEMETAAN 1

1

Kita akan mempelajari materi organ gerak hewan dan manusia, silahkan kamu baca

dan pahami materi di bawah ini !

1. Organ Gerak Hewan

Organ gerak pada hewan dan manusia memiliki kesamaan alat gerak yang digunakan

pada manusia dan hewan ada dua macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan

alat gerak aktif berupa otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak

dapat bergerak dengan sendirinya. Selain itu, tulang mempunyai peranan yang besar

dalam sistem gerak manusia dan hewan.

KEGIATAN ORIENTASI SISWA PADA MASALAH

Alat gerak

aktif

Alat gerak

pasif

2

PEMBELAJARAN 1

Alat gerak terdiri dari dua macam, yaitu:

a. Alat gerak aktif

Otot di sebut alat gerak aktif karena dapat bergerak, karena dari sel-sel otot

yang mempunyai kemampuan untuk melakukan kontraksi.

b. Alat gerak pasif

Tulang di sebut alat gerak pasif karena tanpa gerakan otot, tulang tidak dapat

melakukan gerakan. Tulang dalam sistem rangka itu merupakan kumpulan

dari beberapa tulang yang saling berhubungan.

Bacalah kembali bacaan di atas dengan seksama. Lalu jawablah pertanyaan berikut

ini!

1. Sebutkan 2 macam organ gerak pada manusia dan hewan !

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

2. Jelaskan tulang alat gerak aktif dan alat gerak pasif !

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………

Setelah kamu memahami materi di atas, selanjutnya kamu jawablah pertanyaan

dibawah ini!

3

Gambar 1.1 A) Kanguru dan B) Porifera (Spons)

https://images.app.go.gl/tQVBEHvtotjoxVjU7

https://images.app.goo.gl/mm8pRcbqQdbKxHe38

KEGIATAN MENGORGANISASIKAN PESERTA DIDIK

Setelah kamu membaca teks di atas, selanjutnya kamu perhatikan gambar dan

penjelasan dibawah ini !

a b

4

PEMBELAJARAN 2

Hewan mempunyai kemampuan melakukan gerakan baik untuk kegiatan sehari-hari

maupun untuk mempertahankan dirinya. Berdasarkan gambar pada halaman 4

hewan vertebrata dan invertebrata yang memiliki berbagai jenis alat gerak. Ada

yang mempunyai sirip, ada yang berjalan dengan jenis alat gerak. Ada yang berjalan

dengan empat kaki, ada yang dapat berjalan dan terbang karena bersayap.

Gambar 1.2 Kerangka Tubuh Pada Hewan Vertebrata (Kanguru)

https://image.app.goo.gl/Hf7VVjgkkWZmueSC7

Perhatikanlah gambar kerangka tubuh pada hewan tersebut, selanjutnya kamu

perhatikan penjelasan dan gambar dibawah ini!

KANGURU

Kanguru memiliki kaki belakang yang besar, sangat kuat, dan elastik. Setiap kali kanguru melompat, otot kaki belakang menyimpan energi cadangan yang siap dipakai untuk lompatan selanjutnya. Saat melompat, kedua kaki belakangnya bekerja bersama-sama dan mendorong tubuh kanguru sehingga mencapai jarak yang jauh.

Perhatikanlah gambar 1.1 pada halaman 4, yang bagian B. Selanjutnya kamu

perhatikan penjelasan pada halaman 6 !

5

Porifera

Porifera merupakan salah satu kelompok hewan invertebrata yang hidup di laut.

Tubuhnya dipenuhi dengan pori-pori sehingga air dapat keluar masuk tubuhnya

dengan sangat mudah. Tubuhnya yang di dasar laut. Porifera tidak memiliki sistem

gerak. Contoh pada hewan porifera adalah spons.

Membandingkan alat gerak pada berbagai hewan vertebrata dan invertebrata

Perhatikan gambar 1.1 pada bagaian A dan B. Coba kamu bandingkan alat gerak

pada berbagai hewan tersebut , pada halaman 4. Bekerjalah dalam kelompok yang

sudah di bagikan.

a) Jelaskan bagaimana cara gerak dan fungsi pada hewan-hewan tersebut,

lalu susunlah dalam bentuk tabel !

b) Kemudian buatlah perbandingan antara keduanya . lakukan dengan diskusi

secara berkelompok !

c) Kesimpulan apakah yang dapat kamu peroleh berdasarkan hasil

pengamatan yang kamu temukan ?

Menurut kamu apa yang di

maksud dengan Hewan

vertebrata dan invertebrata?

Hewan vertebrata merupakan jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau bisa

di sebut tulang punggung. Sementara, hewan vertebrata atau invertebrata adalah

hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung.

6

Hewan Vertebrata Hewan Invertebrata

Vertebrata adalah hewan bertulang belang yang terdapat sum-sum tulang.

Invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang, serta memiliki struktur morfologi dan anotomi lebih sederhana.

Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernan.

Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya secara intrasel, seperti protozoa, prifera, dan coelenterata.

Sistem gerak pada hewan vertebrata di tandai dengan dengan adanya endoskeleton.

Sistem gerak pada invertebrta terdapat sistem rangka luar atau eksoskeleton.

Sistem sirkulasi pada hewan vertebrata berupa sistem peredaran darah dan sistem limfatik.

Sistem siekulasi pada bagian besar invertebrata, seluruh materi di edarkan malalui difusi dan aliran sitoplasma.

KEGIATAN MEMBIMBING PENYELIDIKAN

Setelah kita mengetahui apa itu organ gerak pada hewan, selanjutnya simak penjelasan

mengenai perbedaan hewan vertebrata dan invertebrata.

PERBEDAAN HEWAN VERTEBRATA DAN INVERTEBRATA

7

PEMBELAJARAN 3

Setelah kamu memahami

penjelasan di atas, selanjutnya

silahkan kamu jawab pertanyaan

pada hal 6!

Sebelum menjawab pertanyaan pada halaman 6. Simak penjelasan

video berikut ini. kamu bisa menekan link yang ada di bawah ini!

https://youtu.be/ajzfzquFC-4

8

Beberapa jenis hewan vertebrata dan invertebrata berserta organ gerak. Sekarang pilih

salah satu dari hewan tersebut kemudian buatlah model kerangka pada hewan dengan

menggunakan kertas karton. Buatlah semirip mungkin dengan bentuk aslinya.

Langkah-langkah kerja .

1) Siapkan alat dan bahan.

Kertas karton dan kardus tebal

Gunting

Pensil

Penghapus

Penggaris

KEGIATAN MENGEMBANGKAN HASIL KARYA

9

PEMBELAJARAN 4

2) Gambarlah pola pada kardus.

Buatlah pola perbagian sesuai dengan bagian-bagian tubuh hewan yang kamu

pilih. Misalnya bagian kaki sendiri, dan lain-lain. Gambar pola akan sangat

menentukan hasilnya. Jadi, gambarlah pola dengan bentuk ukuran yang tepat

antara bagiannya agar pada saat menggabungkannya nanti dapat menempel

dengan baik dan menghasilkan bentuk hewan keseluruhan yang sesuai dengan

aslinya.

3) Guntinglah kertas sesuai pola, arah guntingan harus tepat pada garis dan gambar

pola yang telah dibuat.

4) Gabungkan bagian-bagian yang telah digunting menjadi sebuah model kerangka

hewan.

10

Pilihlah dengan teliti satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X)

pada huruf A,B,C,D !

1. Contoh hewan vertebrata adalah ….

A. ikan, burung dan sapi. B. ikan, lintah dan sapi.

C. ikan, burung dan ulat. D. amoeba, burung dan sapi.

2. Selain berfungsi sebagai alat gerak, kaki pada belalang juga berfungsi untuk ….

A. memperindah tubuh B. memakan mangsa

C. melindungi diri D. alat berkembang baik

3. Yang bukan ciri-ciri mahkhluk hidup adalah ....

A. bernafas B. bergerak

C. tidak bergerak D. tidur

KEGIATAN ANALISIS DAN EVALUASI

TES FORMATIF

11

4. Fungsi cangkang pada siput adalah untuk ….

A. mencari mangsa B. melindungi dirinya

C. memudahkan bergerak D. menakuti musuhnya

5. Ikan termasuk hewan ….

A. malam B. vertebrata

C. noktural C. reptil

6. Hewan dan manusia memiliki … macam alat gerak yang digunakan

A. 4 B. 3

C. 2 D. 5

7. Hewan yang tidak memiliki tulang belakang di sebut ….

A. vertebrata B. bertulang

C. invertebrata D. bercangkang

8. Yang bukan termasuk dari perbedaan hewan invertebarata adalah …

A. Vertebrata adalah hewan bertulang belang yang terdapat sum-sum tulang.

B. Sistem gerak pada hewan vertebrata di tandai dengan dengan adanya endoskeleton.

C. Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan dan kelenjar

pencernan.

D. Sistem gerak pada invertebrta terdapat sistem rangka luar atau eksoskeleton.

9. Hewan avertebrata yang memiliki otot tubuh memanjang dan melingkar serta tebal

yaitu ….

A. lintah B. ular

C. bekicot D. cacing

10. Berikut ini yang bukan ciri hewan invertebrata, yaitu .…

A. bergerak dengan lambat B. memiliki tulang belakang

C. hewan berukuran kecil D. hewan tidak bertulang belakang

12

IPA

Kompetensi Inti

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

3.1 Menjelasan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.

4.1 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara ringkasan dan jelas. Dengan membaca teks tentang organ gerak manusia, siswa dapat menyebutkan alat gerak hewan dan manusia secara benar.

2. Siswa mampu menjelaskan konsep organ manusia dalam proses pembelajaran. 3. Siswa mampu menentukan fungsi pada bagian tulang. 4. Siswa mampu membandingkan macam-macam bagian otot manusia, perbedaan

organ-organ alat gerak manusia. 5. Dengan kegiatan secara mandiri, Ananada mampu menggambar kerangka manusia

secara model sederhana.

Sub Tema 2 Terdapat : PB1, PB2, PB5 dan PB6.

PEMETAAN 2

13

KEGIATAN ORIENTASI SISWA PADA MASALAH

Ya, sistem gerak menjadi cara tubuh manusia untuk bekerja. Sistem gerak sendiri

terdiri dari beberapa bagian, yaitu tulang, persendian, dan otot. kerangka tubuh

manusia yang tertutupi oleh kulit dan daging disebut sebagai rangka dalam.

Rangka ini berguna untuk membentuk tubuh menjadi empat melekatnya otot-otot

rangka. Peran tulang, persendian, dan otot sangat besar dalam sistem gerak

manusia. Bicara soal kerangka pada manusia. Yang mana bagian tulang, otot dan

persendian pada tubuh kamu?

Tahukah kamu, apa yang

dimaksud organ gerak pada

manusia?

14

PEMBELAJARAN 1

Gambar 1.3 Rangka Tubuh Manusia

https://imags.app.goo.gl/1HWHkGHiaT2PBJSL8 2

Apakah kamu tahu,

bagaimana kerangka pada

manusia?

Selanjutnya perhatikanlah kerangka tubuh manusia pada gambar di bawah ini !

15

2) ORGAN GERAK PADA MANUSIA

A) Alat gerak atas

Anggota gerak atas terdiri dari lengan dan tangan. Keduanya terdiri dari tulang

yang berperan sebagai alat gerak pasif.

1. Alat gerak atas terdiri dari :

Humerus (Tulang lengan atas)

Raduis ( Tulang pengumpil)

Ulna (Tulang Hasta)

Karpal ( Tulang pergelangan tangan)

Metakarpal ( Tulang telapak tangan)

Falanges (Tulang jari tangan) 2. Fungsi anggota gerak atas adalah bergerak. Salah satu karakteristik dasar

yang memiliki oleh makhluk hidup termasuk manusia. Untuk dapat

menyelesaikan segala macam aktivitas, kita membutuhkan bantuan dari

tangan dan lengan. Beberapa fungsi dari alat gerak atas adalah memegang

benda, menulis, menggambar, menunjuk arah, bermain alat musik,

berolahraga, memasak dan lain sebagiannya.

Setelah kamu memahami

penjelasan diatas, selanjutnya

perhatikan dan simaklah

penjelasan yang ada pada

video tersebut.

kamu, bisa menekan link yang ada di bawah ini!

https://youtube.com/watch?v=97Uz-nxJ3Tc&feature=share

Setelah kamu memahami materi penjelasan di atas, selanjutnya kamu pahami

penjelasan mengenai alat gerak atas pada tulang dibawah ini!

16

B) Alat gerak bawah

Anggota gerak bawah bersambungan dengan gelang pinggul.

1. Alat gerak bawah terdiri dari :

Gelang pinggul

Dua tulang paha

Dua tulang tempurung lutut

Dua tulang kering

Dua tulang betis 2. Fungsi anggota gerak bawah antara lain membantu kita berdiri, berjalan,

berlari, memanjat, menendang, dan yang lainnya.

Keterangan :

1.________________________

2.________________________

3.________________________

4.________________________

5.________________________

Setelah kamu memahami materi penjelasan di atas, selanjutnya jawablah

pertanyaan dibawah ini!

17

Setelah kamu memahami materi penjelasan di atas, selanjutnya kamu pahami

penjelasan mengenai alat gerak bawah pada tulang dibawah ini!

Keterangan :

1.__________________________

2.__________________________

3.__________________________

4.__________________________

5.__________________________

6.__________________________

7.__________________________

_________

18

Setelah kamu memahami materi penjelasan di atas, selanjutnya jawablah

pertanyaan dibawah ini!

C) Otot

Kamu telah mengetahui bahwa tulang dan otot bekerja secara bersama-sama. Ada sistem

syaraf yang menghantarkan rangsang yang dapat menyebabkan otot berkontraksi dan

mempengaruhi macam-macam cara kerja otot, yaitu:

a) Otot yang bekerja secara antagonis: yaitu jika suatu kelompok otot

berkontraksi, dan kelompok otot lainnya berelaksasi. Misalnya cara kerja dari

otot lengan atas. Jadi kerja otot berlawan. Misalnya pada lengan atas, bila otot

biseps berkontraksi, maka otot triseps akan relaksasi dan sebaliknya.

b) Otot yang bekerja secara sinergis, yaitu kerja otot yang saling mendukung.

Misalnya ketika kaki melangkah, maka otot-otot akan bekerjasecara sinergis.

KEGIATAN MENGORGANISASIKAN PESERTA DIDIK

19

Setelah kita mengetahui apa itu bagian tulang pada bagian tubuh manusia Selanjutnya

simak penjelasan mengenai macam-macam bagian otot.

Berdasarkan penjelasan di atas mengenai macam-macam cara kerja otot, selanjutnya Ada

macam-macam tipe otot sebagai berikut : otot rangka, otot polos dan otot jantung. Simak

penjelasan berikut ini!

1) Otot rangka di sebut juga otot lurik, dapat menyebabkan gerak pada tungkai,

tubuh, wajah, rahang, dan bola mata. Yang gerakannya dilakukan secara sadar.

Dalam istilah sehari-hari otot ini disedut daging.

2) Otot polos disebut juga otot saluran pencernaan, karena merupakan otot

penyusun dinding saluran pencernaan, kantung empedu dan berbagai saluran dari

alat-alat dalam. Bentuk selnya polos, memanjang dan ujungnya lancap, dari alat-

alat dalam.

3) Otot jantung, sifatnya mirip dengan otot ranngka dan otot polos. Mirip otot

rangka karena bergaris melintang (lurik) tetapi ada percabangan mirip dengan otot

polos karena kerjanya dikendalikan oleh sistem syarat otom. Perhatikanlah

jantung kita selalu berdetak karena gerak tidak sadar dari otot jantung. Bila

detaknya berhenti, maka kehidupan juga berhenti. Perhatikan gambar di bawah

ini !

Gambar 1.4 jaringan otot

20

21

Bekerjalah dengan kelompok yang sudah di berikan.

Mengelompokkan berbagai tipe otot

Perhatikanlah model rangka, kemudian kelompokkan bagian otot pada model

rangka tersebut menjadi 3 bagaian.Untuk bagaian otot polos, lurik, jantung,

seperti yang sudah di uraikan pada halaman 20.

Buatlah tabel untuk mengelompokkan bagian otot yang bekerja secara

antagonis dan sinergis.

Presentasikan didepan kelas .

D) Sendi

Tulang yang satu dengan yang lain memiliki persambungan. Persambungan tulang ini

disebut juga dengan sendi. Ada sendi yang tidak menimbulkan gerak ada yang dapat

menimbulkan gerak. Berdasarkan kemungkinan adanya gerak ini maka terdapat tiga

macam persendian yaitu:

1) Sinarthrosis : yaitu persendian antara da tulang yang tidak memungkinkan gerak.

sendi sinarthrosis disebut juga sendi mati. Contohnya adalah sendi antara tulang-

tulang tengkorak.

2) Amfiarthrosis : persendian yang masih memungkinkan adanya sedikit gerakan

anatara tulang yang bersendi dan permukaan dibatasi oleh jaringan tulang rawan.

Contohnya adalah sambungan antara ruas-ruas tulang belakang dan sambungan

antara tulang rusuk dengan tulang dada.

KEGIATAN MEMBIMBING PENYELIDIKAN

Setelah kita mengetahui apa itu bagian tulang pada bagian tubuh manusia selanjutnya

simak penjelasan mengenai macam-macam bagian sendi.

22

3) Diartrosis: persendian yang memungkinkan adanya gerak yang bebas antara tulang

4) yang dihubungkan oleh sendi. Oleh karena itu Ananda dapat bergerak bebas

melakukan berbagai kegiatan sehari-hari. Ada 6 macam persendian diarthrosis

yaitu:

Sendi geser adalah permukaan sendi umumnya dasar. Sehingga hanya

mungkin melakukan gerakan kiri-kanan atau depan belakang. Misalnya

sendi antra tulang-tulang telapak tangan. Sendi anatara tulang-tulang jari,

sendi bahu dengan tulang belikat.

Sendi engsel adalah permukaan sendi tulang pertama cekung dan tulang

kedua cembung. Persendian ini hanya memungkinkan gerakan searah

seperti engsel pintu. Misalnya sendi suku dan sendi lutut.

Sendi putar adalah permukaan tulang perta membulat, bersendi dengan

lekuk yang dangkal tulang yang lain. Persendian ini memungkinkan gerakan

memutar. Misalnya persendian antara tulang atlas (ruas tulang leher satu)

dan tulang pemutar (ruas tulang leher kedua) gerak memutar pada tulang

lengan bawah yaitu tulang radius dan ulna.

Sendi elips adalah pada persendian ini, ujung tulang berbentuk oval masuk

ke dalam tulang lain yang berbentuk elops, sehingga memungkinkan gerak

kiri-kanan dan muka-belakang. Misalnya persendian antara tulang radius

dengan tulang pergelangan tangan.

Sendi pelana adalah pada persendian ini, ujung tulang pertama berbentuk

cekung masuk kepermukaan tulang kedua yang berbentuk cembung.

Misalnya pada persendian anatara tulang ibu jari dengan tulang telapak

tangan.

Sendi peluru adalah permukan sendi pertama berbentuk bongkol (bola)

masuk ke permukaan sendi kedua yang berbentuk seperti mangkuk.

Misalnya persendian anatara tulang lengan atas dengan tulang belikat, dan

persendian anatara tulang pinggul dengan tulang paha. Adanada

perhatikan gambar berikut ini !

23

Gambar 1.5 persendian diarthrosis

Kamu, bisa menekankan link yang ada di bawah ini!

https://youtube.com/watch?v=97Uz-nxJ3Tc&feature=share

Setelah kamu memahami

penjelasan diatas, selanjutnya

perhatikanah dan simak

penjelasan yang ada pada video

tersebut.

Bekerjalah dengan kelompok yang sudah di berikan.

Memperaktekkan berbagai tipe gerakan sendi

Berdasarkan uraian tentang macam-macam gerakan sendi diarthrosis,

cobalah praktekkan gerakan pada sendi putar, sendi pelana, sendi peluru,

sendi ensel, sendi elips dan sendi geser.

Praktekkan juga gerakan pada sendi amfiarthrosis.

Presentasikan didepan kelas.

24

Kamu, dapat membuat model sederhana rangka manusia untuk menambah pemahaman

tentang tulang-tulang penyusun organ gerak manusia. Buatlah model sederhana rangka

manusia dengan langkah-langkah sebagai berikut!

1. siapkan alat dan bahan berikut!

Pensil

Pensil warna

penghapus

penggaris

buku gambar

2. Siapkanlah buku gambar yang andanya punya, lalu carilah gambar yang sesuai

dengan tulang-tulang penyusun organ gerak manusia. Dan bentuk gambar pola

menggunakan pensil.

3. Selain itu, berikan warna yang lebih agak lebih menarik.

4. Langkah terakhir, berilah bingkai pada lukisan kamu.

KEGIATAN MENGEMBANGKAN HASIL KARYA

25

Pilihlah dengan teliti satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X)

pada huruf A,B,C,D !

1. Bergerak adalah salah satu dari ….

A. ciri makhluk hidup B. makanan makhluk hidup

C. kelemahan makhluk hidup D. tugas mahkhluk hidup

2. Otot sebagai organ gerak menempel pada ….

A. kulit B. gigi

C. tulang D. darah

3. Apabila otot trisep berkontraksi, maka yang akan terjadi adalah ….

A. otot bisep kontraksi, lengan bawah turun.

B. otot bisep relaksasi, lengan bawah turun.

C. otot bisep kontraksi, lengan bawah naik.

D. otot bisep realaksasi, lengan bawah naik.

KEGIATAN ANALISIS DAN EVALUASI

TES FORMATIF

26

4. Berikut ini merupakan fungsi rangka manusia, kecuali ….

A. sebagai alat melekatnya otot rangka

B. sebagai alat gerak pasif

C. pelindung alat-alat tubuh vital

D. alat gerak aktif

5. Berikut ini yang tergolong tulang pipa adalah ….

A. tulang dahi, tulang ubun-ubun dan tulang kepala belakang.

B. tulang paha, tulang betis dan tulang kering.

C. tulang leher, tulang punggung dan tulang rusuk.

D. tulang lengan atas, tulang hasta dan jari-jari.

6. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar tentang sifat istimewa otot jantung,

adalah ….

A. Menyusun alat-alat dalam dan bekerja di bawah kesadaran.

B. Bentuknya seperti otot polos tapi cara kerjanya seperti otot lurik.

C. Bentuknya seperti otot lurik, cara kerjanya seperti otot jantung, di luar kesadaran.

D. Bentuknya dan cara kerjanya seperti otot polos, di luar kesadaran.

7. Hubungan antara dua tulang atau lebih yang tidak memungkinkan adanya gerak sama

sekali digolongkan kedalam …

A. sendi semi gerak B. sendi mati

C. sendi gerak D. sendi kaku

8. Kegiatan mendorong meja memanfaatkan organ gerak ….

A. tulang pipi B. tulang pendek

C. tulang beraturan D. tulang pipa

9. Persendian pada tulang lutut termasuk jenis persendian ….

A. sendi peluru B. sendi pelana

C. sendi engsel D. sendi putar

10. Persendian yang terdapat pada siku adalah ….

A. sendi peluru B. sendi pelana

C. sendi engsel D. sendi putar

27

IPA

Kompetensi Inti

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah,dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak bermain dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar

3.1 Menjelasan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.

4.1 Membuat model sederhana alat gerak manusia dan hewan.

Tujuan Pembelajaran

1. Siswa mampu mengidentifikasi ringkasan teks penjelasan secara ringkasan dan

jelas. Dengan membaca teks kelainan pada organ gerak pasif (tulang)

2. Siswa mampu mentukan konsep organ manusia dalam proses pembelajaran.

3. Siswa mampu membanding macam-macam kelainan, gangguan, atau penyakit otot

manusia

4. Siswa dapat menguraikan tentang cara mencegah kelainan otot pada organ gerak

5. Dengan kegiatan berdiskusi, siswa mampu membuat kelainan tulang dengan

menggunakan platisin dan menjelaskan konsep sederhana dari kelainan tulang

tersebut.

Sub Tema 3 Terdapat : PB1,PB2, PB5 dan PB6.

PEMETAAN 3

28

KEGIATAN ORIENTASI SISWA PADA MASALAH

Tahukah kamu, apa yang di

maksud kelaianan tulang

sebagai salah satu organ

gerak manusia !

Gerak yang dilakukan manusia adanya sistem gerak yang saling berkoordinasi

antar organ-organ gerak, yang dimana pada sistem gerak bisa juga mengalami

gangguan dan kelainan yang bisa menghambat gerakan tubuh dalam melakukan

aktivitas sehari-hari. Namun jika salah satu anggota dari sistem gerak tersebut

mengalami cedera, tubuh kita dapat melakukan aktivitas secara maksimal. Ada

beberapa kelainan yang bisa terjadi pada organ gerak pasif (tulang) yaitu sebagai

berikut.

29

Beberapa kelainan dan gangguan pada sistem gerak diantaranya adalah:

a) Osteoporosis merupakan penyakit yang umumnya dialami oleh wanita usia lanjut,

yang disebabkan oleh berukurannya massa tulang atau jaringan tulang utamanya pada

tulang spongiosa.

b) Patah tulang terjadi akibat benturan keras. Ada patah tulang terbukadimana tulang

mencuat ke luar dari kulit, dan ada patah tulang tertutup.

c) Kyphosis yaitu punggung yang bungkuk. Keadaan ini dapat disebabkan oleh TBC tulang

belakang atau usia lanjut (osteoporosis)

d) Lordosis merupakan kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke dalam.

Keadaan ini disebabkan perut besar misalnya karena kegemukan atau pada masa

kehamilan.

e) Skoliosis bila ruas tulang belakang membengkakke arah samping membentuk huruf

“S”.

f) Arthritis. Kadang sendi, ditandai oleh yang bengkak, merah, panasdan rasa sakit pada

sendi. Gangguan ini dapat di sebabkan oleh penimbunan asam urat pada sendi.

Gangguan ini dapat di sebabkan oleh penimbunan asam urat pada sendi.

g) Rheumatik adalah rasa sakit pada alat gerak otot, tulang dan sendi. Rheaumatik sendi

dikenal sebagai arthritis.

h) Keseleo terjadi bila sendiri terpuntir yang dapat disertai dengan lepasnya sendi, tetapi

ada pula yang tidak menyebabkan lepasnya sendi.

i) Lepas sendi bila sendi terlepas dari tempatnya disertai oleh robeknya ligmen.

j) Kram disebabkan oleh kontraksi otot terus menerus yang menimbulkan rasa sakit.

Dapat terjadi karena kelelahan pada waktu berolaraga, atau kedinginan.

Coba kamu perhatikan gambar pada halaman 31.

kelainan pada organ gerak pasif (tulang)

30

Gambar 1.6 beberapa kelainan dan gangguan pada sisitem gerak pasif (tulang)

Bacalah kembali bacaan di atas dengan seksama. Lalu jawablah pertanyaan

berikut ini!

1. Apa yang di maksud dengan osteoporosis ?

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………………

…………………………………………………………………………………………………………

2. Sebutkan kelainan dan gangguan pada sistem gerak pasif (tulang) !

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………

31

KEGIATAN MENGORGANISASIKAN PESERTA DIDIK

Selanjutnya perhatikanlah penjelasan di bawah ini !

Macam-macam kelainan, gangguan, atau penyakit pada otot.

1) Tetanus merupakan penyakit otot yang di sebabkan oleh infeksi bakteri.

2) Atrofi merupakan kelainan otot pada manusia, otot yang mengalami

penyusutan bentuk dan volume.

3) Hipertrofi merupakan otot yang terjadi umumnya pada atlet binaraga dan

kebugaran

4) Stiff atau kaku lehermerupakan terjadi akibat adanya peradangan otot

trapesius leher.

5) Polio merupakan adalah kelainan otot akibat infeksi virus polio.

32

Carilah informasi tentang kelainan otot selain yang telah di sebutkan di atas. kamu

bisa mencarinya di buku atau sumber referensi yang lain, kemudian tuliskan di

buku tugas kamu!

Cara me

Kelainan pada organ gerak padat disebabkan oleh kebiasaan yang salah, pola hidup yang

salah, atau pembawaan sejak lahir. Jika terjadinya gangguan pada organ gerak, aktivitas akan

terganggu. Lebih baik mencegah dari pada mengobati. Oleh karna itu, sebaiknya mencegah

sedini mungkin agar organ gerak kita tetap sehat. Perhatikannya penjelasan mengenai cara

mencegah terjadinya kelainan pada organ gerak kita.

1) Untuk menghindari kelaianan kaki X yang merupakan bawaan sejak lahir maka ibu hamil

dianjurkan memperbanyak mengonsumsi sayuran dan minuman susu berkalsium.

2) Artriris dapat membatasi makanan yang dapat memicu asam urat dalam tubuh. Hal ini bisa

dilakukan dengan membatasi makanan yang dapat memicu asam urat seperti jeroan dan

bayam.

KEGIATAN MEMBIMBING PENYELIDIKAN

Setelah kita mengetahui apa itu macam-macam kelainan, gangguan, atau penyakit pada

otot selanjutnya simak penjelasan mengenai cara menceggah terjadinya kelainan pada

organ gerak.

33

3) Gangguan tulang belakang seperti skoliosis, lordosis, dan kifosis dapat dicegah dengan

melakukan olaraga secara teratur dan menerapkan sikap badan yang benar, misalnya pada

saat diduk tulang belakang harus dalam posisi yang benar dan saat tidur sebaiknya posisi

melentang.

4) Penyakit osteoporosis biasanya menyerang kaum lanjut usia. Penyakit osteoporosis dapat

dicegah dengan banyak mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium seperti susu.

Selain munuman susu, sebaiknya diimbangi pula dengan olahraga secara teratur.

5) Agar terhindar dari penyakit rakitis, maka dianjurkan untuk mengomsumsi bahan makanan

yang mengandung vitamin D, misalnya telur, susu, dan minyak hati ikan. Selain itu, di pagi hari

sangat dianjurkan untuk berjemur di bawah sinar matahari.

Buatlah kelompok yang terdiri dari tiga siswa! Diskusikan tentang berbagai

kelainan atau gangguan pada tulang dan otot manusia. Gunakan patung-patung

dari tanah liat tentang kelainan tulang otot manusia yang telah kamu buat

sebagai peraganya, lakukan presentasi dan buatlah kesimpulan hasil diskusi.

34

Buatlah model sederhana salah satu kelainan otot menggunakan platisin!

A. Alat dan Bahan

Platisin

Lap

penggaris

B. Cara Kerja

Pilih warna yang Andanda ingin gunakan!

Selain itu, campurlah warna platisinnya!

Bagilah adonan platisinya menjadi beberapa Bola-bola kecil atau bentuk

lainnya , untuk membetuknya menjadi kelainan pada otot Tetanus, bentuk

lah sesuai dengan bentuk yang telah di tentukan.

Lakukan lah hal yang sama pada bola-bola kecil atau bentuk lainnya.

KEGIATAN MENGEMBANGKAN HASIL KARYA

35

Pilihlah dengan teliti satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X)

pada huruf A,B,C,D !

1. Kelainan pada tulang belakang yang menyebabkan tubuh menjadi bungkuk

adalah …

A. lordosis B. skoliosis

C. kifosis D. osteoporosis

2. Gangguan pada tulang belakang dengan tulang belakang membengkok ke kiri

dan kanan di sebut ….

A. lordosis B. skoliosis

C. kifosis D. osteoporosis

3. Gambar di bawah ini yang benar mengenai sikap duduk yang benar adalah…

KEGIATAN ANALISIS DAN EVALUASI

TES FORMATIF

36

4. Orang yang memiliki penyakit rakhitis ditunjukkan pada gambar…

5. Penyakit tulang yang ditandai dengan semakin mengecilnya ukuran tulang

disebut ….

A. rakitis B. polio

C. osteoporosis D. lordosis

6. kekurangan zat kapur dan vitamin D pada orang dewasa akan mengakibatkan….

A. lordosis B. kifosis

C. osteomalasia D. rakitis

7. Yang bukan termasuk macam-macam kelainan, gangguan, atau penyakit

pada otot…

A. tetanus B. polio

C. atriofi D. lordosis

8. Apa yang di maksud dengan lordosis … ?

A. kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke dalam.

B. kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke luar.

C. kebalikan dari kyphosis, tulang pinggang melekuk ke samping.

D. kebalikan dari kephosis, tulang pinggang melekuk ke bawah.

9. Apa yang di maksud dengan kyphosis … ?

A. punggung yang bungkuk B. tulang punggung ke luar

C. leher yang menekuk D. alat gerak otot

10. Penyakit yang menyebabkan tulang mudah retak dan patah di sebut ….

A. osteoporosis c. polio

C. atriofi d. lordosis

37

Kunci Jawaban Tes Formatif

1. A 6. B

2. B 7. B

3. B 8. D

4. C 9. C

5. C 10. C

1. A 6. D

2. C 7. C

3. B 8. B

4. B 9. B

5. B 10. B

1. B 6. B

2. C 7. D

3. D 8. A

4. C 9. C

5. C 10. A

PEMBELAJARAN 1

PEMBELAJARAN 2

PEMBELAJARAN 3

38

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 411

JPDK: Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022

Research & Learning in Primary Education

Pengembangan E-modul Berbasis Model Problem Based Learning (PBL) materi Organ Gerak Hewan dan Manusia kelas V

Widia Tita Nila1*, Dea Mustika2 1,2Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Islam Riau

Email: [email protected],[email protected]

Abstrak Bahan ajar merupakan segala bentuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, di kelas,baik itu informasi, alat, maupun teks yang digunakan. Maka dari itu penelitian bertujuan untuk menghasilkan E-modul berbasis model Problem Based Learning (PBL) materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SDN 114 Pekanbaru. Mengetahui penelitian dari enam ahli. Penelitian ini menggunakan metode R&D yang mengadopsi model ADDIE (Analysis, Desaign, Development, Implementation, Evaluation). Instrument pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang diberikan kepada ahli materi, ahli desan, dan ahli bahasa untuk menguji kelayakan, jenis data yang diperoleh dari hasil penelitian adalah data kuantitatif berupa data angka dan diinterpretasikan dengan pedoman kriteria kategori penelitian untuk menentukan kualitas produk. Hasil dari penelitian ini, menghasilkan produk e-modul berbasis model problembased learning yang dapat digunakan pada jenjang SD sebagai bahan ajar atau pegangan buku ajar peserta didik. Teknik analisis data yang digunakan berupa data kualitatif dan data kuantitatif yaitu analisis data tahap pendahuluan dan analisis data validasi. Kesimpulan penelitian ini adalah Hasil validasi terhadap bahan ajar pembelajaran e-modul berbasis problem based learning materi Organ Gerak Hewan dan Manusia untuk satu tema dan di bagi menjadi tiga pemetaan pembelajaran sudah mencapai tingkat kevalidan sangat valid. Dengan rincian penilaian sebagai berikut: (1) Hasil validasi ahli materi memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 91,7% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli desain memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 92,5% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli bahasa memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 89,9% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. Kata kunci: E-modul, Model Problem Based Learning, Sekolah Dasar.

Abstract

This study aims to determine the development of E-modules based on Problem Based Learning (PBL) models of animal and human movement organs for class V SDN 114 Pekanbaru. The method used in this research is the R&D approach. The type of data in this development research is in the form of quantitative data. This type of research and development with a research model using ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation). Research data obtained from primary data and secondary data. Primary data used in the form of notes from interviews, observations, and document review. While secondary data in the form of screenshots, photos, videos and recordings. Sources of data in the study are teaching materials used by educators, testing product feasibility and suggestions given by educators and students regarding Problem Based Learning (PBL)-based e-module teaching materials. Research subjects using a limited scale the number of students is 4 people with the characteristics of the level of ability consisting of medium, medium and high. The technique used to collect data is a questionnaire (questionnaire). The instrument used is a Likert scale. The validation questionnaire sheets used were design expert validation questionnaire sheets, material expert validation questionnaire sheets, linguist validation questionnaire sheets. The data analysis technique used is in the form of qualitative data and quantitative data, namely preliminary data analysis and validation data analysis. The conclusion of this study is that the validation results of the problem-based e-module learning teaching materials for Animal and Human Movement Organs for one theme and divided into three learning mappings have reached a very valid level of validity. With the details of the assessment as follows: (1) The results of the material expert validation obtained an average score of 91.7% with the category level not needing to be revised. (2) The results of the validation by design experts obtained an average score of 92.5% with the category level not needing to be revised. (2) The results of the validation of linguists obtained an average score of 89.9% with the category level not needing to be revised. Keywords: E-module, Problem Based Learning Model, Elementary School.

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 412

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi sudah berkembang luas sehingga dapat mempengaruhi berbagai aspek

kehidupan. Perkembangan teknologi dalam bidang pendidikan telah mengubah gaya belajar seseorang. Selain

itu, pendidik juga harus menyesuaikan diri dengan menggabungkan teknologi tersebut ke dalam proses

pembelajaran maupun bahan ajarnya. Salah satu media belajar yang menggunakan perkembangan teknologi

dengan interaksi pengguna yang sedang dikembangkan adalah modul digital atau dikenal dengan electronic

modul (e-modul).

E-modul adalah modul dalam bentuk digital yang terdiri dari teks, gambar atau video, yang dihasilkan dan

dipublikasikan melalui computer, kemudian hasilnya dapat diakses melalui telepon seluler dan computer.

Perpaduan modul digital serta tuntutan adanya multimedia maka e-modul membantu keberhasilan proses

pembelajaran, sehingga harapannya pembelajaran di sekolah menggunakan e-modul. Menurut (Violadini &

Mustika,2021) peserta didik memiliki presepsi, minat dan motivasi yang baik setelah diperkenalkan e-modul di

dalam pembelajaran maka dari itu sangat dianjurkan bagi guru untuk menggunakan e-modul dalam proses

pembelajarannya. Menurut(Permana* et al., 2021) modul elektronik merupakan pembelajaran berbentuk

interaktif, yang dapat digunakan yaitu dengan memanfaatkan e-modul seperti smartphone. Salah satu kelebihan

dari e-modul adalah lebih menarik, karena dilengkapi dengan fasilitas berbentuk (gambar, audio, dan video)

sehingga dapat menciptakan pengalaman belajar peserta didik, meningkatkan motivasi belajar peserta didik dan

meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik, tidak terkecuali dalam pembelajaran IPA.

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan pembelajaran yang berupaya membangkitkan

minat peserta didik agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya.

Menurut(Trianto, 2015) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara

sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam. IPA di SD hendaknya juga

membuka kesempatan meningkatkan rasa ingin tahu anak didik secara alamiah. Hal ini akan membantu mereka

mengembangkan cara berfikir kognitif. Fokus program pengajaran IPA di SD diarahkan untuk memupuk minat

dan pengembangan anak didik terhadap dunia pendidikan di mana mereka berkembang. Perkembangannya

tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya metode ilmiah dan sikap ilmiah.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SDN 114 Pekanbaru pada tanggal 04 Juni 2021, guru

mengatakan bahwa proses pembelajaran saat ini dilakukan secara daring. Salah satunya dengan memanfaatkan

aplikasi pembelajaran yang mendukung khususnya berupa google classroom, dengan adanya media google

classroom guru dapat mengajar dimana saja dan kapan saja. Berdasarkan pengakuan guru pembelajaran yang

sulit yang dipelajari adalah pembelajaran IPA pada materi “Organ Gerak Hewan dan Manusia” dikarenakan

pembelajaran IPA membutuhkan ketersediaan bahan ajar yang mendukung. Sedangkan pengakuan guru selama

ini hanya membagikan bahan ajar dari buku teks yang tersedia dan belum ada bahan ajar elektronik yang di

gunakan untuk peserta didik. Hal ini berdampak dari hasil belajar peserta didik yang rendah, dari 33 orang

peserta didik hanya 11 orang peserta didik yang tuntas mencapai nilai KKM yaitu 77.

menurut Panggabean (2020:3) Bentuk bahan, informasi, alat dan teks yang digunakan untuk membantu

guru atau instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar. bahan yang dimaksud bisa berupa tertulis

maupun bahan yang tidak tertulis, Selain itu menurut Kimianti (2019:93) yaitu bahan ajar adalah salah satu

unsur penting dalam terbentuknya sebuah pembelajaran. Keberadaan bahan ajar akan membantu guru

mendesain pembelajaran, sedangkan bagi peserta didik, bahan ajar akan membantu mereka dalam menguasai

kompetensi pembelajaran.

Atmaji (2018:29) menyatakan kekurangan bahan ajar menjadi peserta didik merasakan jenuh mengikuti

proses pembelajaran yang hanya berpusat kepada guru. hal ini berdampak kepada hasil nilai di bawah KKM.

Selain itu menurut(Permatasari et al., 2017)bahan ajar yang digunakan terlalu banyak pokok pembahasan dan

bahan ajar yang kurang menarik Sehingga membuat peserta didik kesulitan memahami materi tersebut. Hal ini

berdampak kepada keefektifan dalam proses pembelajaran.

Ada beberapa kelebihan e-modul menurut Sutanto (2017:3) yaitu : 1)Meningkatkan motivasi peserta didik,

karena setiap kali mengerjakan tugas pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

2)Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul yang mana siswa telah berhasil dan

pada bagian modul yang mana mereka belum berhasil. 3)Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu

semester. 4) Pendidikan lebih berguna, karena bahan pelajaran disusun menurut jenjeng akademik. 5) Penyajian

yang bersifat statis pada modul cetak dapat diubah menjadi lebih interaktif dan lebih dinamis. 6) Unsur

verbalisme yang terlalu tinggi pada modul cetak dapat dikurangi dengan menyajikan unsur visual dengan

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 413

penggunaan video tutorial.

Salah satu upaya yang dapat digunakan untuk mengembangkan bahan ajar e-modul perlu adanya model

dalam proses pembelajaran yaitu Model problem based learning . Model problem based learning adalah model

pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam kelompok

dalam pemecahan masalah dunia nyata. Terdapat salah satu kelebihan problem based learning (PBL) menurut

(Nur et al., 2016) antara lain:(a) peserta didik akan terbiasa menghadapi masalah dan merasa tertantang untuk

menyelesaikan masalah, tidak hanya terkait dengan pembelajaran dalam kelas, tetapi juga dalam kehidupan

sehari-hari (b) memupuk solidaritas sosial dengan terbiasa berdiskusi dengan teman-teman sekelompok

kemudian berdiskusi dengan teman-teman sekelasnya. Kelebihan e-modul dari bahan ajar cetak adalah lengkap

dengan media interaktif seperi video, audio, dan terdapat kuis didalam e-modul yang dapat mendorong peserta

didik untuk mengenal cara belajar dan bekerja sama dalam pemecahan masalah dunia nyata. Harapan penulis

dengan adanya pengembangan e-modul ini memberikan solusi kepada peserta didik untuk dapat memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi secara bijak dan membuat peserta didik lebih tertarik dalam proses

pembelajaran.

Pembahasan menurut Chaisar (2019:21) organ gerak pada hewan dan manusia memiliki kesamaan alat

gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada dua macam, yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat

gerak aktif berupa otot. Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat bergerak dengan sendirinya.

Selain itu, tulang mempunyai peranan yang besar dalam “sistem gerak manusia dan hewan”

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan R&D. Jenis data pada penelitian pengembangan ini berupa

data kuantitatif. Jenis penelitian dan pengembangan dengan model penelitian menggunakan ADDIE (Analysis,

Desaign, Development, Implementation, Evaluation). Menurut Sukmadinata (2015:164) penelitain dan

pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang

mencakup ampuh untuk memperbaiki praktik. Desain merupakan kegiatan kreatif untuk merancang dalam

membuat suatu benda atau bahan yang berfungsi sebagai menyelesaikan suatu masalah tertentu sehingga

memiliki nilai dan bermanfaat bagi penggunanya maka dari itu peneliti berancana akan mengembangkan sebuah

bahan ajar e-modul berbasis Problem Based Learning karena dilihat dari permasalahan yang ditemukan

dilapangan peneliti berupa menghadirkan sebuah alternativ yang di rasa efektif dan inovatif.

Model ADDIE ada lima fase atau tahap yang perlu dilakukan secara sistematis dan sistem. Tahapan model

ADDIE untuk membangun E-modul berbasis model problem based learning ini modifikasi menjadi empat tahap

yaitu analisis, design,development, dan implementasi. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SDN 114 Pekanbaru

pada kelas V yang beralamat Jl. Cempedak, Wonoreco, Kec, Marpoyan Damai, kota Pekanbaru, Riau. Bertepatan

pada bulan April 2021 pada tahuan ajaran semester genap 2020/2021. Teknik pengumpulan data ada tiga yaitu :

Angket kebutuhan dalam perkembangan produk ini dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif dengan

cara penyajian data mulai beberapa pertanyaan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pada saat penelitian

tanpa adanya perhitungan didalamnya semua di jabarkan dalam bentuk deskriptif.

Angket validasi yang akan diberikan kepada (ahli materi, bahasa, serta desain) dan angket guru pada

penelitain pengembangan ini menggunakan Skala Likert pengukuran yang merujuk pada buku Ridwan (2016:39)

Analisis kuantitatif merupakan merupakan pemberian soal yang akan di hasilkan skor dalam hal ini dapat dilihat

pada rumus yang ada dibawah ini:

Rumus presentase yang digunakan, sebagai berikut:

SA = ∑ 𝑆𝑃

∑ 𝑆𝑀 𝑥 100%

Keterangan :

SA = Presentase

∑SP = jumlah keseluruhan jawaban responden

∑SM = jumlah keseluruhan nilai ideal 1 item

Sumber : Arikunto (dalam Rahmawati 2019:64)

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 414

Untuk menentukan kriteria dalam menetukan hasil dari validasi, sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Validasi

Tingkat pencapaian Kualifikasi Keterangan

85%-100% Sangat Baik Tidak perlu Direvisi 75%-84% Baik Tidak perlu Direvisi 65%-74% Cukup Direvisi 55%-64% Kurang Direvisi

0-54% Kurang Sekali Direvisi

Sumber: Arikunto (dalam Rahmawati 2019:65)

Dengan adanya tabel skala likert tersebut, penulis dapat melihat presentase dengan nilai 75%-

100% dan tidak ada perbaikan atau revisi lagi. Maka e-modul berbasis model problem based learning

yang dikembangkan dapat di katakan telah teruji validitasnya hasil penelitian baik atau tidak produk

untuk di jadikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran.

HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN

Pengembangan yang dilakukan pada penelitian ini menghasilakn bahan ajar e-modul berbasis problem

based learning pada materi organ gerak hewan dan manusia kelas V SD. Untuk mengembangkan e-modul

berbasis model problem based learning, peneliti menggunakan tahapan model ADDIE dengan lima tahapan yaitu

tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Pada penelitian ini dalam

mengembangkan bahan ajar e-modul dilakukan beberapa tahapan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian.

Disini peneliti hanya melakukan tahapan analisis, desain, dan pengembangan, adapun langkah sebagai berikut:

A. Tahap Analisis

1. Analisis pendidik

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan, guru menginginkan bahan ajar yang dapat membuat

siswa fokus dalam proses pembelajaran berlangsung. Bahwasannya guru juga telah menggunakan bahan ajar,

seperti modul dan LKS agar peserta didik bisa fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran yang sedang

berlangsung tetapi sama saja peserta didik kurang fokus dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran saat

berlangsung didalam kelas. Disini guru menginginkan bahan ajar yang dapat membuat peserta didik fokus

dalam belajar.

2. Analisis Peserta Didik

Disampaikan oleh peserta didik, bahwasannya bahan ajar yang dapat membuat peserta didik fokus

dalam belajar adalah bahan ajar yang dapat melibatkan peserta didik aktif didalamnya, seperti penjelasan

dan gambar yang hanya di tuntut peserta didik untuk menghafal. Peserta didik juga menginginkan bahan ajar

yang ada desain yang menarik didalamnya, karena untuk usia anak sekolah dasar sangat menyukai warna-

warna yang terang karena dapat menarik perhatian peserta didik.

3. Analisis Materi Pembelajaran

Peneliti memilih materi organ gerak hewan dan manusia karena berdasarkan hasil wawancara dan

observasi yang dilakukan oleh peneliti terhadap buku ajar yang digunakan oleh peserta didik masih banyak

terdapat materi pembelajaran yang mengharuskan peserta didik untuk menghafal sehingga membuat

peserta didik merasa bosan, belum terdapat adanya pengintegrasian model pembelajaran dalam buku ajar

yang digunakan oleh peserta didik serta belum adanya pengintegrasian model problem based learning.

Berdasarkan observasi dengan guru kelas V SDN 114 Pekanbaru maka harus adanya inovasi baru dalam

pembelajaran IPA salah satunya dengan mengkaitkan model Problem Based Learning yang dapat

diintegrasikan dalam bahan ajare-modul. Peneliti memilih materi organ gerak dan manusia karena

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 415

berdasarkan observasi dengan guru kelas V dari 33 orang peserta didik hanya 11 orang peserta didik dan 22

peserta didik lagi tidak tuntas dalam ulangan harian IPA, pada materi ini hanya mempelajari kerangka tubuh

hewan dan manusia seputar macam-macam alat gerak pada hewan dan manusia, bagain organ gerak hewan

yaitu, vertebata dan avertebrata ada pula bagaian organ manusia yaitu, tulang, otot dan sendi.

B. Tahap Desain

1. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Pada tahap ini peneliti mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan

oleh guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. RPP yang dirancang oleh peneliti ini terdiri dua

belas RPP karena dalam satu subtema terdiri dari empat pembelajaran yang terkait pada pembelajaran

IPA.lebih lanjutnya peneliti melampirkan dua belas RPP yang ada dilampiran.

2. Penelitian komponen yang terdapat dalam e-modul

Terdapat 9 komponen-komponen e-modul yaitu meliputi: cover,kata pengantar, daftar isi,

kompetensi dasar, materi, lembar kegiatan, rangkuman, tes formatif, kunci jawaban. Komponen tersebut

mengikuti tahapan-tahapan model Problem based learning.

Untuk merancang e-modul ada tahapan yang perlu diperhatikan yang dimodifikasi menjadi delapan

tahapan , peneliti menggunakan word sebagai pengembangan bahan ajar e-modul. Pada tahap ini ada tiga

tahapan yang harus di rancang yaitu materi, desain, dan bahasa. Untuk menyusun e-modul ada delapan

tahapan dalam pengembangan yang dilengkapi dengan model problem based lerning yaitu:

1) Pada cover depan peneliti merancang dengan menampilkan gambar orang dan hewan, pada

lingkungan alam yang terlihat ditumbuhi beberapa pohon hijau. Kalimat yang terdapat pada cover

menggunakan tulisan alegreya bold dan open sans extra bold dengan ukuran bervariasi pada gambar

4.1 dan terdapat rancangan gambar cover belakang e-modul. Cover belakang dirancang dengan

gambar hewan yang sangat aktif. Gambar ini bertujuan agar peserta didik merasa senang sampai

akhir pembelajaran, dan gambar ini terkait dalam proses pembelajaran pada gambar 4.2.

2) Kata pengantar merupakan ucapan terimakasih atas terseleksinya e-modul, alasan peneliti dalam

membuat e-modul secara singkat, dan manfaat yang bisa diperoleh dengan membaca e-modul pada

gambar 4.3.

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 416

3) Daftar isi adalah menginformasikan kepada peserta didik apa saja pokok yang ditampilkan dalam e-

modul sehingga peserta didik dengan mudah melacak materi yang diinginkan tanpa harus memblok

balikkan halaman satu persatu. Jadi peserta didik ketika ingin menggunakan e-modul bisa melihat

gambaran materi pada daftar pustaka terlebih dahulu pada gambar 4.5.

4) Kompetensi dasar dan tujuan pembelajaran merupakan target yang akan dicapai peserta didik. Pada

tahap ini guru berupaya memfokuskan perhatian peserta didik. Agar fokus dalam pembelajaran

sebelum memasuki materi selanjutnya, maka dari itu guru mrnyampaikan kompetensi sera tujuan

pembelajaran yang harus dicapai oleh Peserta didik pad gambar 4.5.

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 417

5) Materi pembelajaran merupakan uraian materi yang akan di pelajari oleh peserta didik. Sebelum

memasuki pembelajaran, guru hendaknya memberi suatu permasalahan yang mengandung teka-teki

untuk peserta didik dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik berfikir untuk menentukan

suatu solusi yang akan di pecahkannya atau menetukan jawaban dari suatu permasalahan yang di

ajukan kepadanya pada gambar 4.7.

6) Lembar kegiatan merupakan latihan yang akan di kerjakan oleh peserta didik setelah menguasai

materi pembelajaran. Untuk mengerjakan latihan peserta didik bisa menggunakan buku tulis untuk menjawab pertanyaan pada gambar 4.8.

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 418

7) Tes formatif merupakan soal yanga akan diberikan untuk peserta didik, dimana mengukur kemampuan peserta didik dalam menguasai materi pembelajaran pada gambar 4.9 dan 4.10.

C. Tahap Development (Pengembangan)

1. Penulisan draft

Penulisan draft e-modul disesuaikan dengan komponen/kerangka e-modul dan kebutuhan peneliti

serta memperhatikan spesifikasi sebagai berikut: Bentuk media cetak yang terdiri atas komponen halaman

judul, kata pengantar, daftar isi, KD, tujuan pembelajaran, kegiatan belajar, rangkuman materi, tes formatif,

kunci jawaban. Di desain dengan menerapkan komponen-komponen model problem based learning. Dan

maksud gambar-gambar disesuaikan dengan materi yang telah ditetapkan.Ditampilkan dengan e-modul

(tampilan) sesuai dengan desain tampilan e-modul yang telah ditentukan pada tahap desain.

2. Memvalidasi e-modul kepada ahli materi, desain dan bahasa

a. Ahli Materi

Validasi ahli materi ini dilakukan untuk melihat kelayakan materi yang digunakan peneliti,

ketetapan, dan kejelasan materi pada bahan ajar e-modul. Validitas ini dilakukan oleh dua Guru kelas SDN

114 Pekanbaru, Ibu Yunita, S.Pd dan Ibu Yeni Misyeti, S.Pd.

b. Ahli Desain

Validasi ahli desain ini dilakukan untuk melihat kelayakan pada bagian warna pada e-modul yang

digunakan peneliti, tampilan visual, penggunaan huruf, kriteria fisik, suara dan Kemudahan Kegunaan

pada bahan ajar e-modul. Validitas ini dilakukan oleh dua Dosen UNRI dan UIR yaitu : Bapak Eddy

Noviana, Spd.,M.Pd dan Bapak Ivan Taufiq, M.I. Kom.

c. Ahli Bahasa

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 419

Validasi ahli bahasa ini dilakukan untuk melihat kelayakan pada bagian bahasa pada e-modul yang

digunakan peneliti, lugas, interaktif, kesesuaian dengan kaidah bahasa, dan penggunaan istilah symbol,

icon dan istilah. Validasi ahli bahasa dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Muhamammadiah Riau

falkultas keguruan dan ilmu pendidikan jurusan pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia. Bapak Bibit

Santosa, S.Pd.,MM. Dan validasi bahasa dilakukan oleh kepala sekolah SDN 83 Pekanbaru. Ibu

Syamsimar,S.Pd.,MM.

1. Proses Mengembangkan E-modul berbasis Problem Based Learning

a. Tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap Analisis, Menurut(Wibowo, 2018)Langkah

pengembangan bahan ajar pertama yaitu analisis kebutuhan yang dilakukan untuk mengumpulkan

informasi, daam hal ini peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan wawancara. Pada tahap analisis

peneliti , Menentukan suatu permasalahan melalui wawancara dan observasi dengan guru kelas V SDN

114 Pekanbaru. Analisis yang dilakukan adalah: (1) Analisis guru dan sisiwa yaitu untuk mengetahui

kebutuhan bahan ajar yang sepertii apa yang diinginkan guru dan siswa (2) Analsisi materi pembelajaran

yang terkait KI dan KD kurikulum 2013 dan tujuan pembelajaran pada materi organ gerak hewan dan

manusia berbasis model problem based learning. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru hanya

menggunakan bahan ajar yang tersedia disekolah seperti buku ajar dan LKS. Hal ini berdampak pada

hasil belajar yang diperoleh peserta didik, (3) Analisis bahan ajar yaitu kegiatan yang dilakukan untuk

menganalisis bahan ajar yang selama ini digunakan oleh guru dan peserta didik saat melaksanakan

kegiatan proses pembelajaran. Saat melakukan wawancara pada tanggal 4 juni 2021 guru mengatakan

bahwa bahan ajar yang digunakan saat pembelajaran berupa bahan ajar dari buku teks yang tersedia.

Selain itu, Menurut (Annisa & Ramadan, 2021) guru bisa memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk

membuat media pembelajaran yang menarik. Salah satu media yang memanfaatkan kecanggihan

teknologi yaitu video. Serta dikaitkan dengan bahan ajar yaitu e-modul yang mengambungan kan video

didalamnya. Menurut Duch (dalam Harapit 2018:914) PBL merupakan model pembelajaran yang

menantang siswa untuk belajar bagaimana belajar, bekerja secara berkelompokatau mencari solusi dari

permasalahan dunia nyata.

b. Selanjutnya tahap desain, menurut (Atmaji & Maryani, 2019) Tahap desain merupakan tahap

pengumpulan bahan-bahan yang akan dimasukkan dan disesuaikan dengan materi. Pada tahap ini

peneliti merancang bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning materi organ gerak

hewan dan manusia. Adapun proses pembuatan bahan ajar e-modul berbasis model problem based

learning yaitu: (1) Peneliti merancang bahan ajar e-modul dengan membuat RPP (2) kemudian

merancang e-modul meliputi cover, kata pengantar, daftar isi, kompetensi dasar dan tujuan

pembelajaran, materi pembelajaran, lembar kegiatan, tes formatif, dan kunci jawaban yang

diintegrasikan dengan tahapan model problem based learning (3) selanjutnya membuat desain di word

di ubah ke pdf dan ketika ingin mengubah modul ke e-modul dan, (4) mengubah modul konvensional ke

e-modul memerlukan aplikasi tambahan yaitu flip FDF Propesional. Selain itu, tahap desain menurut (

c. Selanjutnya tahap pengembangan, menurut (Febrianto & Puspitaningsih, 2020) pengembangan proses

mewujudkan blue-print alis desain menjadi kenyataan. Tahap ujicoba pada tahap ini melibatkan ahli-ahli

dibidang keilmuan yang diperlukan sehingga produk pengembangan sesuai yang diharapkan. Setelah

bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning selesain desain selanjutnya dikembangkan,

kemudia divalidasi oleh para ahli. Tujuan dilakukannya validasi untuk mengetahui kekurangan dan

kesalahan pada produk media yang telah dibuat untuk menjadi layak digunakan pada proses

pembelajaran. Uji validasi dilakukan oleh enam orang orang ahli untuk tiga bidang keahlian, yaitu ahli

materi, ahli desain dan ahli bahasa. Setiap bidang keahlian akan dinilai oleh dua orang ahli

menggunakan lembar validasi yang telah disediakan peneliti dengan menggunakan skala likert dengan 5

alternatif jawaban. Uji validasi dilakukan sebanyak dua kali untuk mencapai tingkat kevalidan produk

sampai sangat valid. Peneliti melakukan pengolahan data untuk setiap media pembelajaran agar

mendapatkan nilai rata-rata untuk setiap bahan ajar pembelajaran agar mendapat nilai rata-rata untuk

setiap media serta mengetahui tingkat kevalidan dari masing-masing bahan ajar e-modul. Selain itu,

menurut, Febrianti & Ain (2021) tahap pengembangan tahap realisasi produk, pada tahap ini

pengembangan modul dilakukan sesuai dengan tahapan perancangan.

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 420

2. Validasi E-modul Berbasis Model Problem Based Learning Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia

E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan dan Manusia dinilai oleh 6 ahli

yang terdiri dari 2 orang ahli materi, 2 orang ahli desain dan 2 orang ahli bahasa untuk menilai kevalidan e-

modul yang dikembangakan peneliti. Sehingga memperoleh rata-rata dari para ahli yaitu 1) E-modul berbasis

problem based learning Organ Gerak Hewan dan Manusia yang divalidasi oleh ahli materi memperoleh rata-

rata 91,7% dengan kategori sangat baik, 2) E-modul berbasis model problem based learning Organ Gerak

Hewan dan Manusia yang divalidasi oleh ahli desain memperoleh rata-rata 92,5% sangat baik, 3) E-modul

berbasis model problem based learning Organ Gerak Hewan dan Manusia yang divalidasi oleh ahli bahasa

memperoleh rata-rata 89,9% sangat baik.

Hasil penelitian seluruh aspek e-modul oleh ahli materi, desain, dan bahasa pada validasi pertama dan

validasi kedua dapat disajikan dalam bentuk diagram berikut ini :

Diagram 4.1 Diagram Hasil Penelitian Seluruhan Aspek Bahan AjarE-modul Berbasis Model Problem

Based Learning pada Materi Organ Gerak Hewan dan Manusia

Berdasarkan diagram 4.1 dapat dilihat pengembangan bahan ajar e-modul berbasis model problem

based learning mengalami peningkatan pada saat validasi, validasi dilakukan melalui serangkaian revisi dari

validator seperti berdasarkan penelian oleh ahli materi pada validasi pertama memperoleh 65,2% adapun

komentar dan saran dari ahli materi antara lain: menambah satu mata pelajaran pada pembelajaran pertama

dan, perbaiki penulisan pada tes formatif. Setelah bahan ajar e-modul berbasis problem based learning

diperbaiki sesuai masukan yang diberikan oleh ahli materi maka selanjutnnya dilakukan validasi kedua dan

memperoleh rata-rata 91,7% dengan validasi sangat baik tidak perlu direvisi. Dan hasil presentase oleh ahli

materi pertama dan kedua adalah

Sedangkan penilaian dari validator ahli desain yang pertama yaitu memperoleh nilai rata-rata 67,1%

dengan kriteria cukup. adapun komentar dan saran dari ahli desain yaitu : mengubah cover, menyesuaikan

warna pada setiap pembelajaran, menyesuaikan ukuran dan penempatan gambar, serta memberi jarak pada

kalimat yang terdapat didalam kolom atau tabel. Setelah bahan ajar e-modul berbasis problem based lerning

diperbaiki selanjutnya dilakukan validasi kedua dan memperoleh hasil nilai rata-rata 92,5% dengan kriteria

sangat baik tidak perul direvisi.

Selanjutnya penilaian bahan ajar e-modul berbasis model problem based lerning dengan ahli bahasa

memperoleh nilai rata-rata 72,4% dengan kategori cukup , adapun komentar dan asaran yang diberikan

adalah terdapat kesalahan penulisan objektif dan tanda symbol, pertanyaan di sederhanakan kembali dan

disesuaikan. Setelah e-modul berbasis problem based lerning di perbaiki selanjutnya dilakukan validasi kedua

memperoleh nilai rata-rata 93,3% dengan kriteria sangat baik tidak perlu direvisi.

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (Amaliyyah, 2021) yaitu mengembangkan bahan ajar e-modul

65.2

91.7

67.1

92.5

72.4

89.9

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Validasi 1 Validasi 2

HASIL VALIDASI ASPEK E-MODUL

Materi Desain Bahasa

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 421

berbasis model Problem Based Learning materi Sistem Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup, hasil penilaian

kelayakan bahan ajar e-modul berbasis model Problem Based Learning dari ahli, guru kelas. dengan

memperoleh rata-rata presentase hasil uji kelayakan bahan ajar 83,16% yang artinya layak digunakan atau

sangat baik. Pada uji coba terbatas dan uji coba pemakaian mendapat respon yang sangat baik dari peserta

didik. Dan kekurangan dari bahan ajar yang peneliti kembangkan adalah (1) mebutuhkan jaringan internet

untuk dapat mengakses atau mengunduhnya, sehingga membutuhkan jaringan yang stabil, (2) kurangnya segi

kenyaman mata dalam membaca e-modul dibangdingkan dengan membaca buku cetak.kalebihan yang

peneliti kembangkan adalah cara mengakses link agar memudahkan peserta didik dalam proses

pembelajaran.

Hasil penelitian produk oleh e-modul (modul digital) dalam pembelajaran tematik dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh (Heni Widia Ayu. wahyuningtyas, 2019) dengan memperoleh rata-rata

presentase hasil uji kelayakan bahan ajar 82,4% yang artinya layak digunakan atau sangat baik. Berdasarkan

kesimpulan yang di uji oleh peneliti di atas adalah, perkembangan e-modul sejalan akan tetapi kekurangan

dari e-modulnya tidak terlihat berbasis model problem based learning, dan kalebihan yang peneliti

kembangkan adalah cara memberikan soal kepada peserta didik menggunakan akses internet.

Selain itu, Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (Safitri, 2021) yaitu mengembangkan bahan ajar e-

modul interaktif materi Strategi mempertahankan indonesia untuk siswa kelas XI SMA 3 Medan hasil

penilaian kelayakan bahan ajar e-modul interaktif khususnya guru sejarah Indonesia masih dominan

menggunakan buku teks, dan slide powerpoint sebagai bahan ajar. Keterbatasan penelitian terletak pada

pengembangan e-modul interaktif hanya dilakukan sampai kelompok sedang saja, produk tidak diuji cobakan

pada kelompok besar dikarenakan keterbatasan waktu.

Sehingga dapat di kesimpulan diatas dapat dilihat perkembangan bahan ajar yang peneliti kembangkan

banyak kelebihan dan kekurangan. kelebihan pada e-modul yang peneliti kembangkan tedapat link video

pada e-modul yang dikembangkan dan pada saat menekan link akan mengakses video pembelajaran di

dalamnya dan sudah terlihat berbasis model problem based learningnya. Dan kelemahan pada e-modul yang

peneliti kembangkan adalah pada penelitian ini dibatasi hingga tahapan uji validasi sehingga tidak dilakukan

uji coba kepada siswa di Sekolah Dasar.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian pengembangan bahan ajar e-modul berbasis model problem based learning

materi Organ Gerak Hewan dan Manusia, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Pengembangan bahan ajar

e-modul berbasis model problem based learning dilakukan dengan 3 tahapan yaitu: (1)Tahap Analisis, tahapan

analisis terdiri dari analisis pendidik, peserta didik dan materi pembelajaran, (2)Tahapan Desain, merupakan

tahapan dimana peneliti akan membuat bahan ajar pembelajaran dengan menentukan desain dan penentuan

komponen bahan ajar, (3)Tahapan pengembangan, merupakan tahapan memperoduksi bahan ajar yang telah

dibuat untuk melakukan uji validasi terhadap para ahi materi, ahli desain dan ahli bahasa.

Hasil validasi terhadap bahan ajar pembelajaran e-modul berbasis problem based learning materi Organ

Gerak Hewan dan Manusia untuk satu tema dan di bagi menjadi tiga pemetaan pembelajaran sudah mencapai

tingkat kevalidan sangat valid. Dengan rincian penilaian sebagai berikut : (1) Hasil validasi ahli materi

memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 91,7% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil validasi ahli

desain memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 92,5% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi. (2) Hasil

validasi ahli bahasa memperoleh nilai rata-rata skor sebesar 89,9% dengan tingkat kategori tidak perlu direvisi.

DAFTAR PUSTAKA

Amaliyyah, R. (2021). PENGEMBANGAN E-MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING MATERI SISTEM ORGANISASI KEHIDUPAN MAKHLUK HIDUP. 6.

Atmaji, R. D., & Maryani, I. (2019). Pengembangan E-Modul Berbasis Literasi Sains Materi Organ Gerak Hewan Dan Manusia Kelas V Sd. Jurnal Fundadikdas (Fundamental Pendidikan Dasar), 2(1), 28. https://doi.org/10.12928/fundadikdas.v2i1.687

Febrianto & Puspitaningsih. (2020). Pengembangan Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran. 4, 1–18. Heni Widia Ayu. wahyuningtyas, D. T. Y. I. (2019). Pengembangan e-modul tema 6 subtema 1 berbasis inkuiri

untuk siswa kelas III sekolah dasar. Seminar Nasional PGSD UNIKAMA, 53(9), 1689–1699. Nur, S., Pujiastuti, I. P., & Rahman, S. R. (2016). Efektivitas Model Problem Based Learning (Pbl) terhadap Hasil

Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat. Saintifik, 2(2), 133–141.

JURNAL PENDIDIKAN DAN KONSELING VOLUME 4 NOMOR 2 TAHUN 2022 422

https://doi.org/10.31605/saintifik.v2i2.105 Permana*, I., Zulhijatiningsih, Z., & Kurniasih, S. (2021). Efektivitas E-Modul Sistem Pencernaan Berbasis Problem

Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA, 5(1), 36–47. https://doi.org/10.24815/jipi.v5i1.18372

Permatasari, E. A., Mudakir, I., & Fikri, K. (2017). Pengembangan E-Modul Berbasis Adobe Flash Pada Pokok Bahasan Sistem Reproduksi Untuk Kelas IX MIPA SMA. Saintifika, 19(1), 57–65.

Trianto. (2015). Model Pembelajaran Terpadu. 1–290. Wibowo, E. (2018). Pengembangan Bahan Ajar E-Modul Dengan Menggunakan Aplikasi Kvisoft Flipbook Maker.

In Skripsi. http://repository.radenintan.ac.id/3420/1/SKRIPSI FIX EDI.pdf

JPDK: Jurnal Pendidikan dan KonselingUNIVERSITAS PAH LAWAN TUANKU TAMBUSAIJl. Tuanku Tambusai No 23 Bangkinang, Kampar Riau

E ma i I : knr*sa$nsis*k$gm*i}"*&tt|

SURAT PERNYATAAN

LETTER 0F AccEPTANcE {LoA}N omor: 07 I I JPDK/ UPTT I lv / 2A22

Saya yang bertandatangan di bawah ini Tim Redaksi Jurnal JPDK dengan E-ISSN:

2585-935X and P-ISSN: 2685-9351. Dengan ini menyatakan bahwa artikel dengan

judul:

Pengembangan Lembar Kerja Berbasis Komik pada Mata pelajaranMatematika di Kelas lV Sekolah Dasar

Widia Tita Nila1., Dea Mustika2Nama

Asal lnstitusi : l,2,Universitas lslam Riau

Bahwa artikel tersebut telah di proses sesuai prosedur publikasi Jurnal JPDK dan

diterbitkan pada Volume 4 Nomor 2 Tahun 2022. Demikian surat keterangan ini

dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

nang, 12 April 2022

P, M.Pd