pengaruh penerapan model pembelajaran reciprocal teaching
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of pengaruh penerapan model pembelajaran reciprocal teaching
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 10 TAPUNG
OLEH
WALIA DINANTI
NIM. 11315200114
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1442 H/2021 M
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING
TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
DITINJAU DARI PENGETAHUAN AWAL SISWA
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NEGERI 10 TAPUNG
Skripsi
diajukan untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh
WALIA DINANTI
NIM. 11315200114
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
1442 H/2021 M
iii
PENGHARGAAN
Alhamdulillah, tiada kata yang patut diucapkan kecuali puji syukur
kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah memberikan nikmat Islam,
nikmat iman, nikmat sehat, nikmat waktu, dan nikmat kesehatan serta berbagai
nikmat lainnya yang tidak terhitung banyaknya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam tidak lupa penulis curahkan atas
junjungan Baginda Nabi besar Muhammad SAW, bersama keluarganya,
sahabatnya yang telah membawa umatnya dari alam yang gelap gulita menuju
alam yang terang benderang, dari zaman jahiliyyah menuju zaman yang penuh
dengan cahaya keimanan dan ilmu pengetahuan. Semoga di Yaumil akhir kita
tergolong sebagai umatnya yang memperoleh syafaatnya.
Rasa cinta yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Hamdani Hasibuan
yang telah melimpahkan segenap kasih sayang, dukungan moril dan materil dan
Ibunda Ratna yang juga selalu melimpahkan kasih sayang dan memberi semangat
serta selalu mendoakan penulis hingga terkabullah salah satu do’anya ini yaitu
telah selesainya penulis menjajaki pendidikan S1. Terima kasih atas segala
hantaran do’a yang tiada henti, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Usaha yang dilakukan penulis tidak berarti apa-apa tanpa do’a hajat dan kasih
sayang Ayah dan Ibu. Semoga Allah SWT memberikan kesempatan kepada
penulis untuk membahagiakan Ayah dan Ibu. Aamiin.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran
Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Ditinjau dari Pengetahuan Awal Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri
10 Tapung” merupakan hasil karya ilmiah yang ditulis untuk memenuhi salah
satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Jurusan
Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari begitu banyak bantuan
dari berbagai pihak yang telah memberikan uluran tangan dan kemurahan hati
kepada penulis. Terutama keluarga besar penulis, khususnya yang penulis cintai
iv
dan sayangi sepanjang hayat, yaitu ayahanda Tri Nurbana dan ibunda tercinta
Tina Warni Panggabean yang tidak henti-hentinya berdo’a dan telah memberikan
kasih sayang yang tak terkira serta banyak memberikan dukungan baik moril
maupun material. Selain itu, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyatakan
dengan penuh hormat ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Suyitno, M.Ag. selaku Pelaksana Tugas (Plt) Rektor
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau beserta seluruh stafnya.
2. Bapak Dr. H. Muhammad Syaifuddin, S.Ag., M.Ag. selaku Dekan Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Bapak Dr. Drs. Alimuddin, M.Ag. selaku Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kaim Riau.
4. Ibu Dr. Dra. Rohani, M.Pd. selaku Wakil Dekan II Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kaim Riau.
5. Bapak Dr. Drs. Nursalim, M.Pd. selaku Wakil Dekan III Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
6. Ibu Dr. Granita, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau.
7. Bapak Hasanuddin, S.Si, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika.
8. Bapak Darto, M.Pd. selaku dosen Penasehat Akademik yang memberikan
bimbingan, pengarahan dan nasehat kepada penulis selama perkuliahan.
9. Ibu Noviarni, S.Pd.I, M. Pd., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
membagi ilmunya dengan sabar, meluangkan waktu, tenaga dalam
membimbing penulis dalam membuat skripsi.
10. Bapak dan Ibu Dosen, yang telah memberi bekal ilmu yang tidak ternilai
harganya selama mengikuti perkuliahan di Jurusan Pendidikan Matematika.
11. Bapak Drs. Muhamad Hatta, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 10 Tapung
yang telah memberikan izin penelitian.
12. Ibu Indah Pujo Pratiwi, S.Pd. selaku Guru bidang studi Matematika SMP
Negeri 10 Tapung yang telah telah membantu terlaksananya penelitian ini.
13. Bapak dan Ibu guru serta karyawan SMP Negeri 10 Tapung.
v
14. Saudara-saudara dan keluarga besar yang telah memberi semangat, motivasi,
dan doa sehingga penelitian ini dapat selesai.
15. Kakak dan adik-adikku yang tercinta: Ismi Ratna Ningsih.S.H, Tuti
Alawiyah,S.E, Eka Rukmana Hrp, S.Pd, Khoiriah, S.Ag, Ulfa Maria Aini,
Ahmad Ghazali, Aulia, Yusro.
16. Sahabat-sahabatku yang tersayang: Munawir Alhamidi S.Pd, Fadhilatul
Hasanah Hasibuan, S.Pd, Novia Permata Barti,S.Pd, Putri Ana Deswita, S.Pd,
Gusmilawati, S.Pd, Dewi Afrianti, S.Pd.I, Erwin Wahyudi, S.T, dan
Muhammad Riduan yang selalu memberi motivasi menjelang selesainya
skripsi in
17. Sahabat-sahabat penulis di Jurusan Pendidikan Matematika khususnya PMT
B dan teman-teman angkatan 2013 yang membantu serta memberikan
motivasi selama kuliah di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
18. Sahabat-sahabat di lingkungan perumahan Asta Regency yang telah memberi
semangat selama ini.
19. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.
20. Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
karena keterbatasan kemampuan penulis sendiri disegala bidang, sehingga
segala bentuk kritik dan saran sangat diharapkan dan diterima dengan senang
hati. Semoga Allah SWT memberikan balasan terbaik atas segala bantuan
yang telah diberikan. Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Pekanbaru, 09 Januari 2021
WALIA DINANTI
NIM. 11315200114
vi
PERSEMBAHAN
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah
selesai ( dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya
kamu berharap. (Q.S Al Insyirah: 6 – 8)
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah,
Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
(Q.S Al Alaq: 3 – 5)
Karya Ini Ku Persembahkan Untuk
Kedua orang tuaku tercinta: Tri Nurbana dan Tina Wari P
Kakakku tercinta: Ismi Ratna Ningsih
Keluarga terdekat: Pakcik Rahmat dan Bucik Nur
Atas semangat, motivasi dan doanya yang tak pernah putus untuk penulis
vii
ABSTRAK
Walia Dinanti, (2021): Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal
Teaching terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Siswa ditinjau dari Pengetahuan Awal
Siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Tapung
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model
pembelajaran reciprocal teaching terhadap kemampuan berpikir kritis matematis
siswa ditinjau dari pengetahuan awal siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 10
Tapung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 10 Tapung tahun ajaran 2017/2018. Sampel dalam penelitian ini adalah
kelas VIII-B sebagai kelas eksperimen dan kelas VIII-E sebagai kelas kontrol
yang berjumlah 26 siswa setiap masing-masing kelas. Teknik analisis data
menggunakan uji anova dua arah (two way anova). Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: (1) terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang
belajar menggunakan model pembelajaran reciprocal teaching dengan siswa yang
belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung = dan Ftabel = 4,03. Pada
taraf signifikan 5%, maka nilai Fhitung Ftabel; (2) terdapat perbedaan kemampuan
berpikir kritis matematis antara siswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi,
sedang dan rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai Fhitung = dan Ftabel = 3,18.
Pada taraf signifikan 5%, maka nilai Fhitung Ftabel (3) Tidak adanya interaksi yang di berikan pengetahuan awal terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa
terlihat dari Fhitung Ftabel yang mana nilai Fhitung = dan Ftabel = 3,18.
Dengan demikian secara umum model pembelajaran reciprocal teaching
berpengaruh terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP Negeri 10
Tapung yang ditinjau berdasarkan pengetahuan awal matematis.
Kata kunci : Reciprocal Teaching, Kemampuan Berpikir Kritis Matematis,
Pengetahuan Awal.
viii
ABSTRACT
Walia Dinanti, (2021): The Effect of Implementing Reciprocal Teaching
Learning Model toward Students’ Mathematical Critical
Thinking Ability Derived from Their Prior Knowledge
at Junior High School 10 in Tapung
This research aimed at knowing the effect of implementing Reciprocal Teaching
learning model toward students’ mathematical critical thinking ability derived from
their prior knowledge at Junior High School 10 in Tapung. All the eighth-grade
students of State Junior High School 10 Tapung in the Academic Year of 2017/2018
were the population of this research. The samples were the eighth-grade students of
class B as the experimental group and the students of class E as the control group,
and 26 students were in each class. Two-way ANOVA was the technique of
analyzing the data. The research findings showed that (1) there was a difference on
mathematical critical thinking ability between students taught by using Reciprocal
Teaching learning model and those who were taught by using conventional learning;
the hypothesis test showed that there was a difference between control and
experimental groups, it could be seen from the scores of Fobserved 4.4445 and Ftable 4.03
at 5% significant level, so Fobserved was higher than Ftable; (2) there was a difference on
mathematical critical thinking ability among students having high, medium, and low
prior knowledge; it could be seen from the scores of Fobserved 4.6311 and Ftable 3.18 at
5% significant level, so Fobserved was higher than Ftable; (3) there was no interaction of
students’ prior knowledge to their mathematical critical thinking ability; it could be
seen from Fobserved -6.9165 that was lower than Ftable 3.18. Therefore, Reciprocal
Teaching learning model affected students’ mathematical critical thinking ability
derived from their prior knowledge in mathematics at State Junior High School 10
Tapung.
Keywords: Reciprocal Teaching, Mathematical Critical Thinking Ability, Prior
Knowledge
ix
ملخص
النقديالتفكري على مهارةاملتيادل التعلم طبيي ومذج ريثأت(: 0202) ،واليا دينانيتيف املدرسة األولية تهممن حيث معرفلدى التالميذ الرايضي املتذسبة
ري التفك على مهارةاملتبادل التعلم طببق ومذج ريثأتمعرفة إىل بحث ال اهدف ىذياجملتمع . يف املدرسة املتذسبة كمفراألولقة تهممن حقث معرفلدى التالمقذ النقدي الرايضي
يف العام الدراسي اتفذنج 01املدرسة املتذسبة احلكذمقة الثامن يف صلالفطالمقذ مجقع كل ل، و كفصل ضاببيه -2فصل جترييب و كفصل ب-2 صل. العقنة ف7102/7102وأظهرت .ثنائي االجتاهالتباين ل. استخدمت طقنقة حتلقل البقاانت اختبار طلمقذا 72الفصل االتفكري النقدي الرايضي لدى البالب الذين طعلمذ ةاختالف مهار ىناك ( 0: )أن النتائج
ابستخدام التعلم التقلقدي. أظهر اختبار االذين طعلمذ و ابستخدام ومذج التعلم املتبادل حسابFجلك من ققمة يعرف جترييب. صلوف يضاببفصل بني فا ختالاأن ىناك الفرضقات
( 7؛ )جدولF< حسابFفققمة ٪، 4أمهقة . عند مستذى 14،،= جدولFو 4،،،،،=املعرفة األولقة العالقة لدى التالمقذ الذين هلم التفكري النقدي الرايضي ةمهار ختالف اىناك
. عند 4،02= جدول Fو 2400،،= حسابFجلك من ققمة يعرف واملتذسبة واملنخفضة. املعرفة الذي طؤثر علقو التفاعلال يذجد (4) .جدولF< حسابFققمة ف٪، 4أمهقة مستذى > حسابFمن لدى التالمقذ، ويعرف جلك التفكري النقدي الرايضي ةمهار على األولقة
F ،ققمة كانت حقث جدولFو - 2،1024= حسابF بشكل عام، ،. وابلتايل4،02 =جدولاملدرسة يف لدى التالمقذ التفكري النقدي الرايضي يؤثر على مهارةاملتبادل التعلمومذج فإن
.الرايضقة األولقة ةعرفاملمن حقث اتفذنج، 01املتذسبة احلكذمقة
األولية التفكري النقدي الرايضي، املعرفةمهارة التدريس املتيادل، : األساسية الكلمات
x
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ......................................................................................... i
PENGESAHAN .......................................................................................... ii
PENGHARGAAN ...................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL....................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Definisi Istilah ......................................................................... 7
C. Permasalahan ........................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 9
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori ........................................................................ 12
B. Penelitian yang Relevan .......................................................... 27
C. Konsep Operasional ................................................................ 29
D. Hipotesis .................................................................................. 31
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian ..................................................... 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 34
C. Populasi dan Sampel ............................................................... 34
D. Variabel Penelitian .................................................................. 36
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37
F. Prosedur Penelitian.................................................................. 38
G. Pengembangan Instrumen ....................................................... 40
H. Teknik Analisis Data ............................................................... 51
xi
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian ................................................... 56
B. Penyajian Data ......................................................................... 61
C. Analisis Data ........................................................................... 72
D. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................. 77
E. Keterbatasan Penelitian ........................................................... 100
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan.............................................................................. 102
B. Saran ........................................................................................ 103
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 104
LAMPIRAN
SURAT-SURAT
RIWAYAT HIDUP PENULIS
xii
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Pedoman Penskoran Berpikir Kritis Matematis Siswa .................. 17
Tabel III.1 Rancangan Penelitian .................................................................... 34
Tabel III.2 Uji Homogenitas Barlett Data Menentukan Sampel ..................... 35
Tabel III.3 Kriteria Validitas Butir Soal .......................................................... 44
Tabel III.4 Validitas Soal PAM ....................................................................... 44
Tabel III.5 Validitas Soal Posttest ................................................................... 44
Tabel III.6 Proporsi Reliabilitas Test .............................................................. 45
Tabel III.7 Tingkat Kesukaran Soal ................................................................ 48
Tabel III.8 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal PAM ....................................... 48
Tabel III.9 Hasil Uji Tingkat Kesukaran Soal Postest..................................... 49
Tabel III.10 Klasifikasi Daya Pembeda ............................................................. 50
Tabel III.11 Hasil Uji Daya Pembeda PAM ...................................................... 50
Tabel III.12 Hasil Uji Daya Pembeda Posttest .................................................. 51
Tabel III.13 Uji Barlett ...................................................................................... 53
Tabel III.14 Analisis Ragam Klarifikasi Dua Arah ........................................... 55
Tabel IV.1 Kepala Sekolah yang Pernah Menjabat di SMP
Negeri 10 Tapung ........................................................................ 58
Tabel IV.2 Jumlah dan Status Guru ................................................................. 59
Tabel IV.3 Latar Belakang Pendidikan Guru .................................................. 59
Tabel IV.4 Tenaga Kependidikan .................................................................... 60
Tabel IV.5 Data Ruang Belajar........................................................................ 60
Tabel IV.6 Data Ruang Kantor ........................................................................ 61
Tabel IV.7 Data Ruang Penunjang .................................................................. 61
Tabel IV.8 Aktivitas Guru Di Kelas Eksperimen ............................................ 69
Tabel IV.9 Aktivitas Siswa Di Kelas Eksperimen ........................................... 71
Tabel IV.10 Hasil Uji Normalitas PAM ........................................................... 72
Tabel IV.11 Hasil Uji Normalitas Postest ......................................................... 73
Tabel IV.12 Hasil Uji Homogenitas PAM ........................................................ 74
Tabel IV.13 Hasil Uji Homogenitas Postest ...................................................... 74
Tabel IV.14 Hasil Uji Anova Dua Arah ............................................................ 75
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A Silabus Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10
Tapung ........................................................................... 108
LAMPIRAN B1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model
Pembelajaran Reciprocal Teaching Pertemuan 1 ........... 110
LAMPIRAN B2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model
Pembelajaran Reciprocal Teaching Pertemuan 2 ......... 115
LAMPIRAN B3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model
Pembelajaran Reciprocal Teaching Pertemuan 3 .......... 120
LAMPIRAN B4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) model
Pembelajaran Reciprocal Teaching Pertemuan 4 .......... 125
LAMPIRAN B5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Konvensional Pertemuan 1 ............................................ 130
LAMPIRAN B6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Konvensional Pertemuan 2 ............................................ 133
LAMPIRAN B7 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Konvensional Pertemuan 3 ............................................ 136
LAMPIRAN B8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP
Konvensional Pertemuan 4 ............................................ 139
LAMPIRAN C1 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 1 ...................... 142
LAMPIRAN C2 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 2 ...................... 146
LAMPIRAN C3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 3 ...................... 152
LAMPIRAN C4 Lembar Kerja Siswa (LKS) Pertemuan 4 ...................... 157
LAMPIRAN D Kunci Jawaban Lembar Kerja Siswa (LKS) ................... 159
LAMPIRAN E Lembar Observasi Guru ................................................. 168
LAMPIRAN F Lembar Observasi Siswa ................................................ 172
LAMPIRAN G1 Kisi-kisi Uji Coba Soal PAM ......................................... 176
LAMPIRAN G2 Soal Uji Coba PAM ....................................................... 177
LAMPIRAN G3 Kunci Jawaban Uji Coba PAM ...................................... 179
LAMPIRAN H1 Uji Validitas dan Reliabilitas PAM ............................... 180
LAMPIRAN H2 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda PAM ............... 200
xiv
LAMPIRAN I1 Kisi-kisi Uji Coba Soal Berpikir Kritis .......................... 202
LAMPIRAN I2 Soal Uji Coba Berpikir Kritis ......................................... 203
LAMPIRAN I3 Kunci Jawaban Uji Coba Berpikir Kritis ....................... 205
LAMPIRAN J1 Uji Validitas Soal Berpikir Kritis .................................. 210
LAMPIRAN J2 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Berpikir Kritis.. 222
LAMPIRAN K1 Kisi-kisi Soal PAM ........................................................ 224
LAMPIRAN K2 Soal PAM ....................................................................... 225
LAMPIRAN K3 Kunci Jawaban PAM...................................................... 226
LAMPIRAN L1 Kisi-kisi Soal Berpikir Kritis ......................................... 227
LAMPIRAN L2 Rubrik Penilaian Soal Berpikir Kritis ............................ 228
LAMPIRAN L3 Soal Berpikir Kritis ........................................................ 229
LAMPIRAN L4 Kunci Jawaban Soal Berpikir Kritis ............................... 231
LAMPIRAN M Uji Bartlett ...................................................................... 235
LAMPIRAN N1 Uji Normalitas PAM ...................................................... 241
LAMPIRAN N2 Uji Homogenitas PAM ................................................... 251
LAMPIRAN O Pengelompokkan PAM .................................................. 256
LAMPIRAN P1 Uji Normalitas Posttest .................................................. 259
LAMPIRAN P2 Uji Homogenitas Posttest ............................................... 263
LAMPIRAN Q Uji Anova Dua Arah ...................................................... 265
LAMPIRAN R Dokumentasi .................................................................. 270
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang berkembang pesat
di dunia pendidikan dan mempunyai peranan penting dalam kehidupan
manusia, karena hampir semua ilmu pengetahuan dan teknologi memerlukan
matematika sebagai dasar ataupun bagian dari pembelajarannya. Selain
matematika sebagai alat yang dapat membantu untuk memecahkan berbagai
masalah kehidupan manusia, matematika juga mampu meningkatkan
kemampuan untuk berpikir dengan jelas, logis, teratur dan sistematis.
Kemampuan berpikir kritis dalam matematika seseorang terkait dengan
kemampuan pemahamannya. Materi matematika tidak dapat dipahami dengan
baik dan benar bila tidak dipelajari dengan kemampuan berpikir kritis yang
benar. Agar siswa dapat berpikir kritis dalam matematika maka siswa harus
memahami matematika dengan baik. Kemampuan berpikir kritis dalam
matematika itu hanya dapat dipahami dan dilatihkan melalui belajar
matematika, tidak dapat diajarkan tersendiri.1 Oleh karena itu matematika
harus dipelajari dan dikuasai oleh segenap warga negara sebagai sarana untuk
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka mampu
bertahan dalam era globalisasi yang berteknologi maju disaat sekarang
maupun yang akan datang.
1 Yulianti, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Peluang Berbasis Reciprocal Teaching
Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Negeri Lubuk Linggau, Jurnal
Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya, Vol. 4, No. 1, Juli 2010, h. 98-99.
1
2
Pentingnya kemampuan berpikir kritis juga ditunjukkan oleh PISA
(Programme for International Student Assessment). PISA merupakan studi
internasional tentang prestasi literasi membaca, matematika, dan sains siswa
sekolah berusia 15 tahun. Studi ini dilakukan oleh OECD, salah satu tujuan
dari PISA adalah untuk menilai pengetahuan matematika siswa dalam
menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun
kemampuan matematis yang digunakan sebagai penilaian proses matematika
dalam PISA adalah kemampuan untuk merumuskan dan menafsirkan
matematika dalam berbagai konteks serta kemampuan penalaran. Pada survey
yang dilakukan 3 tahun sekali oleh PISA, pada tahun 2015 Indonesia
menempati peringkat 69 dari 76 negara. Hasil survei tersebut dapat dikatakan
bahwa kemampuan siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal-soal dalam
kategori rendah dan hampir tidak ada yang dapat menjawab soal-soal yang
menuntut pemikiran tingkat tinggi (berpikir kritis).2 Menurut penelitian
Syahbana, menunjukkan bahwa masih rendahnya kemampuan berpikir kritis
siswa, nilai siswa tergolong dalam kategori rendah dengan rata-rata
kemampuan berpikir kritis siswa SMP hanya 68 dalam skala 0-100 nilai ini
termasuk ke dalam kategori cukup. Dari survey dan penilitian di atas diketahui
bahwa kemampuan berpikir kritis matematis siswa SMP tergolong masih
rendah.3
2 Alfianti, Jekti Prihatin, Sulifah Aprilya, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model
Reciprocal Teaching Dengan Teknik Example Non Example Terhadap Berpikir Kritis Dan Hasil
Belajar Siswa (Siswa Kelas Xi Man 2 Jember), Jurnal Pendidikan 2013, Vol. 2, No. 3, h. 187 3 T. Jumaisyaroh, E. E. Napitupulu dan Hasratuddin, Peningkatan Kemampuan Bepikir
Kritis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah, Jurnal
Kreano, Vol, 5 No 02, Desember 2014, h. 158
3
Berkaitan dengan pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam
pembelajaran matematika, maka peneliti melakukan observasi pada kelas VIII
di SMP Negeri 10 Tapung dengan dibimbing salah satu guru matematika,
yaitu Ibu Dra. Indah Pujo Pratiwi pada tanggal 25 Maret 2017. Dari hasil
observasi tersebut diperoleh fakta bahwa masih banyak siswa mengalami
kesulitan dalam belajar matematika. Kemudian pada kemampuan bepikir kritis
matematis siswa juga masih tergolong rendah, hal tersebut dilihat dari hasil
pengamatan peneliti terhadap tugas harian siswa pada materi segitiga, dari 24
siswa hanya 2 orang yang dapat menjawab soal dengan benar dan lengkap,
sedangkan yang lainnya masih melakukan kesalahan dalam mengidentifikasi
asumsi, menjawab pertanyaan disertai alasan dan konsep, teorema, prinsip,
aturan, sifat yang mendasari jawaban tersebut, serta menentukan solusi dari
soal yang ada. Hal ini terlihat pada Gambar 1.1:
Gambar 1.1
Pada Gambar 1.1, siswa diminta memberikan asumsi apakah jika
kedua segitiga mempunyai keliling yang sama akan menghasilkan luas yang
sama pula. Dalam penyelesaiannya siswa masih belum tepat dalam
mengidentifikasi asumsi dalam penyelesaian soal tersebut, serta siswa belum
4
menjawab pertanyaan disertai alasan dan konsep, teorema, prinsip, aturan,
sifat yang mendasari jawaban tersebut yang berhubungan dengan segitiga.
Siswa hanya mampu menyelesaikan masalah menurut pendapat mereka
sendiri, hal ini dipengaruhi oleh karakter siswa yang senang berkelompok,
namun dalam diskusi kelompok tidak semua siswa ikut berpartisipasi dalam
proses pembelajaran di kelas. Adapun gejala-gejala lain yang dapat dilihat dari
hasil pengamatan pada proses pembelajaran di kelas adalah sebagai berikut:
1. Sebagian besar siswa belum bisa untuk menyampaikan pendapat atau
idenya.
2. Sebagian besar siswa belum bisa mengubah suatu masalah kontekstual
ke dalam kalimat matematika.
3. Sebagian besar siswa belum bisa menyikapi setiap pernyataan yang
diberikan orang lain dan membuktikan apakah pernyataan tersebut
benar sesuai dengan konsep dan fakta yang ada.
4. Sebagian besar siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi
asumsi-asumsi yang terjadi dalam mengerjakan soal yang
berhubungan dengan matematika dalam hal berpikir kritis serta siswa
mengalami kesulitan dalam merumuskan pokok-pokok permasalahan
yang bertujuan untuk mencari, menyaring dan memanfaatkan
informasi yang jelas dari setiap pernyataan, sehingga mampu
menentukan solusi masalah atau mengambil keputusan, meliputi
merumuskan masalah atau mengambil keputusan.
5
Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, diketahui bahwa kemampuan
berpikir kritis matematis siswa masih tergolong rendah, padahal guru telah
memberikan pembelajaran yang maksimal untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis. Namun usaha guru tersebut belum mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa, hal ini disebabkan kurangnya
minat dan kegairahan siswa dalam belajar matematika.
Maka petanyaan yang muncul adalah model pembelajaran apa yang
tepat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Kemampuan
berpikir kritis matematis siswa akan berjalan dengan baik apabila diberikan
suasana pembelajaran yang kondusif sehingga akan mengoptimalkan
kemampuan siswa dalam bertanya, menjelaskan dan mengungkapkan ide
matematika serta pemikiran yang kritis kritis dengan guru, teman maupun
orang lain.
Salah satu model pembelajaran yang mempunyai karakteristik tersebut
adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching. Model pembelajaran
Reciprocal Teaching merupakan jenis pembelajaran yang mengarahkan siswa
untuk saling bertukar ide dan mengungkapkan pemikiran yang kritis. Model
pembelajaran Reciprocal teaching adalah model pembelajaran konstruktivistik
yang berdasar pada prinsip-prinsip pembuatan atau pengajuan pertanyaan”.4
Model Pengajaran terbalik (Reciprocal Teaching) mengacu pada sekumpulan
kondisi belajar dimana siswa pertama-tama mengalami sekumpulan kegiatan
kognitif tertentu. “Selain pemantauan kognitif, ada dua kegiatan kognitif
4 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, (Surabaya:
Prestasi Pustaka. 2007), h. 96
6
lainnya yang amat penting dalam kaitan dengan keterampilan kognitif sehari-
hari, yaitu pengambilan keputusan dan berpikir kritis.”5 Sehingga dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif metode pembelajaran yang cukup
dianggap menarik dan diharapkan dapat mendorong dan meningkatkan siswa
untuk berpikir kritis dalam pembelajaran matematika.
Faktor yang juga menentukan keberhasilan siswa dalam menerima
pelajaran adalah pengetahuan awal. Dengan melihat pengetahuan awal siswa,
dapat diketahui sejauh mana pengetahuan siswa terhadap pelajaran yang akan
dipelajari dan pengalaman yang lalu itu.6 Pengetahuan awal siswa merupakan
salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa karena
pengetahuan awal menggambarkan kesiapan siswa dalam mengikuti suatu
pelajaran. Menurut jurnal pendidikan oleh Lilyanti M. Payung, dkk
pengetahuan awal yang dimiliki seseorang sangat berperan penting dalam
pembentukan pengetahuan ilmiah selama proses pembelajaran berlangsung.7
Oleh karena itu, pengetahuan awal perlu digali oleh guru guna memunculkan
pengetahuan yang dibentuk oleh siswa.
Dengan pemahaman terhadap kondisi kognitf anak dan kemampuan
belajar mereka yang tinggi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan untuk
berpikir kritis secara bertahap hendaknya sudah diberikan pada anak sejak
masih sangat muda. Selain untuk mempersiapkan mereka di masa dewasa
5 Santrock, Adolescence Perkembangan Remaja, (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 140 6 Sitti Atika, Identitikasi Pengetahuan Awal Dengan Menggunakan Peta Konsep Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Makassar, Skripsi tidak diterbitkan, (Makassar: FMIPA
Universitas Negeri Makassar. 2010), h. 6 7 Lilyanti M. Payung, dkk, Pengaruh Pengetahuan Awal , Kecerdasan Emosional, dan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP 3 Parigi, e-JournalMitra
Sains, Vol. 4 No. 3, ISSN: 2302-2027, h. 59-60.
7
kelak. juga untuk membiasakan keterbukaan pada berbagai informasi sejak
dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas terlihat bahwa siswa
perlu diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya
menggunakan pemikiran dalam tingkatan yang lebih tinggi disetiap tingkat
kelas yang pada akhirnya mereka akan terbiasa membedakan antara fakta dan
opini ataupun pengetahuan dan keyakinan. Oleh karena itu, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Penerapan
Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Ditinjau dari Pengetahuan Awal Siswa Sekolah Menengah
Pertama di Kampar”.
B. Definisi Istilah
1. Pengertian Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang
berfokus untuk memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.8
2. Model Reciprocal Teaching (Pengajaran Terbalik)
Reciprocal teaching atau pengajaran terbalik “merupakan suatu
pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar.
Pengajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivistik yang berdasar pada
prinsip-prinsip pembuatan/pengajuan pertanyaan”.9
8 Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta : Erlangga, 2008), hlm. 4
9 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, (Surabaya:
Prestasi Pustaka. 2007), h. 96
8
3. Pengetahuan Awal
Pengetahuan awal adalah pengetahuan yang telah dimiliki dan telah
siap digunakan seseorang.10
C. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah
dikemukakan, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai
berikut :
1. Kemampuan siswa dalam memahami materi masih tergolong rendah.
2. Rendahnya kemampuan komunikasi matematis siswa.
3. Rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
4. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru belum efektif dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
5. Tingkat keberhasilan atau hasil belajar siswa juga dipengaruhi oleh
pengetahuan awal.
2. Batasan Masalah
Mengingat banyaknya cangkupan permasalahan yang ada, maka
peneliti membatasi masalah tersebut yakni terfokus pada Pengaruh
Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Ditinjau dari Pengetahuan
Awal Siswa Sekolah Menengah Pertama di Kampar.
10
Hadi Sumarto, Efektifitas Pengetahuan Awal (Prior Knowledge) dalam Pengajaran
Membaca (Reading) Bahasa Inggris, h. 19.
9
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan
sebelumnya, dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran
konvensional?
2. Apakah terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis
antara siswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi, sedang, dan
rendah?
3. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran Reciprocal
Teaching dengan pengetahuan awal terhadap kemampuan berpikir
kritis matematis siswa?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berpedoman pada rumusan masalah maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui:
1. Untuk menyelidiki ada tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kirits
matematis siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran
Reciprocal Teahing dengan siswa yang belajar menggunakan
pembelajaran konvensional.
10
2. Untuk menyelidiki ada tidaknya perbedaan kemampuan berpikir kritis
matematis antara siswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi,
sedang, dan rendah
3. Untuk menyelidiki ada atau tidaknya interaksi antara model
pembelajaran dengan pengetahuan awal terhadap kemampuan berpikir
kritis matematis siswa.
2. Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat, antara lain sebagai
berikut:
1. Manfaat teoritis
Secara umum penelitian ini diharapkan secara teoritis memberikan
sumbangan dalam pembelajaran matematika.
2. Manfaat praktis
a. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam rangka perbaikan
pembelajaran untuk meningkatkan mutu pendidikan
b. Bagi guru, sebagai informasi dan juga sebagai salah satu alternatif
model pembelajaran di SMP Negeri 10 Tapung untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
c. Bagi peneliti, sebagai sumbangan pada dunia pendidikan dan
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan perkuliahan di UIN
Sultan Syarif Kasim Riau.
11
d. Bagi siswa, sebagai masukan untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematis dan mampu memberikan sikap positif
terhadap mata pelajaran matematika.
12
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
Berpikir diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-sehari.
Melalui berpikir manusia dapat mengenali masalah, memahami, dan
memecahkannya. Menurut Kartono, berpikir adalah kemampuan
meletakkan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita.1 Sedangkan
menurut Vincent yang dikutip oleh Elaine, berpikir sebagai segala
aktivitas mental yang membantu merumuskan atau memecahkan masalah,
membuat keputusan, atau memenuhi keinginan untuk memahami; bеrpikir
adalah sebuah pencarian jawaban, sebuah pencapaian makna.2
Salah satu tujuan dari kegiatan berpikir adalah berpikir kritis.
Terdapat beberapa definisi tentang berpikir kritis yang dikemukakan oleh
para ahli, di antanya Dacey dan Kenny yang dikutip oleh Desmita
mendefinisikan pemikiran kritis adalah “The ability to think logically, to
apply this logical thinking to the assessment of situation, and to make
good judgments and decision”.3 Hal ini berarti kemampuan berpikir secara
logis, dan menerapkannya untuk menilai sesuatu dan membuat keputusan
yang baik. Menurut Robert Ennis yang dikutip oleh Alee Fisher, berpikir
1 Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju,1996), h. 69
2 Johnson, Ctl, Contextual Teaching & Learning Menjadikan Kegiatan Belajar-Mengajar
Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: Mizan Media Utama, 2012), h.187 3 Dacey, John dan Maureen, Adolescent Development, (USA: Times Mirror Higher
Education Group Inc: 1997); Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2010), h. 153
12
13
kritis adalah pemikiran yang masuk akal dan reflektif yang berfokus untuk
memutuskan apa yang mesti dipercaya atau dilakukan.4 Sedangkan
menurut John W. Santrock berpikir kritis adalah memanipulasi atau
mengelola dan mentransformasikan informasi dalam memori. Ini sering
dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar dan berpikir secara kritis,
membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah.5 Tujuan
dari berpikir kritis akhirnya memungkinkan kita untuk membuat
keputusan.6
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa
kemampuan berpikir kritis matematis merupakan kemampuan
memecahkan masalah dengan mencari informasi, menganalisis,
mengevaluasi, mengidentifikasi dan mengambil keputusan dalam
memecahkan masalah matematika.
Terdapat empat proses yang dilewati dalam berpikir yaitu: (1)proses
pembentukan pengertian, yaitu menghilangkan ciri-ciri umum dari sesuatu
sehingga timbul ciri khasnya; (2) pembentukan pendapat, yaitu pikiran
yang menggabungkan (menguraikan) beberapa pengertian sehingga
menjadi suatu tanda masalah; (3) pembentukan keputusan, yaitu pikiran
yang menggabung-gabungkan tanda masalah tersebut; dan
(4) pembentukan kesimpulan, yaitu pikiran yang menarik keputusan-
4 Ennis, Critical Thingkig New Jersey, (Prentice-Hall Inc, 1996), h. 179; Alee Fisher,
Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, (Jakarta : Erlangga, 2008) , hlm. 4 5 Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011) h. 357
6 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006), h.
54
14
keputusan dari keputusan lainnya.7 Menurut Browne dan Keley yang
dikutip Paul Eggen, pemikiran kritis merujuk pada karakteristik-
karakteristik siswa, sebagai berikut: (1) kesadaran akan sederet
pertanyaan-pertanyaan kritis yang saling berhubungan, (2) kemampuan
bertanya dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis pada saat yang tepat,
dan (3) keinginan untuk secara aktif mengajukan pertanyaan-pertanyaan
kritis.8
Sedangkan menurut Desti Haryani yang dikutip oleh Ahmad
Susanto, indikator berpikir kritis adalah sebagai berikut:9
a. Keterampilan menganalisis, yaitu keterampilan menguraikan sebuah
struktur ke dalam komponen-komponen agar mengetahui
pengorganisasian struktur tersebut.
b. Keterampilan mensintesis, keterampilan menggabungkan bagian-
bagian menjadi susunan yang baru.
c. Keterampilan mengenal dan memecahkan masalah, yaitu kemampuan
aplikatif konsep kepada beberapa pengertian.
d. Keterampilan menyimpulkan, yaitu kegiatan akal pikiran manusia
berdasarkan pengertian/pengetahuan yan dimilikinya untuk mencapai
pengetahuan baru.
7 Abu Ahmadi & Widodo Supriyono, Psikogi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004),
h. 31 8 Browne dan Keeley, Asking The Right Question A Guide to Critical Thingking, (USA:
Bowling Green State University, 2007; Eggen, dkk, Method for Teaching, (Yoyakarta: Pustaka
Pelajar, 2009), h. 186-187 9 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembejaran di Sekolah Dasar, (Jakarta:Kencana
Prenada Media Group, 2013), h. 65
15
e. Keterampilan mengevaluasi/menilai, yaitu kemampuan menentukan
nilai sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
Menurut Jayadipura yang dikutip oleh Heris Hendriana, dkk.
Terdapat lima indikator kemampuan berpikir kritis, yaitu sebagai berikut:
(1) mengidentifikasi asumsi yang diberikan, (2) mengidentifikasi
kecukupan unsur untuk mnyelesaikan masalah, (3) mengevaluasi argumen
yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah, (4) mengidentifikasi
data/konsep/defenisi/teorema yang mendasari penyelesaian masalah,
(5) menjawab pertanyaan disertai alasan dan konsep, prinsip, aturan, sifat
yang mendasari jawaban tersebut.10
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, dirumuskan indikator
kemampuan berpikir kritis matematis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
a. Indikator 1: mengidentifikasi asumsi yang diberikan
Arti ansumsi ialah dugaan yang diterima sebagai dasar atau landasan
berpikir yang dianggap benar. Mengidentifikasi asumsi digunakan
untuk menghindari penyesatan pemikiran dan terjebak dalam
prasangka. Berpikir kritis menuntut kita untuk selalu sadar akan setiap
pemikiran kita, termasuk asumsi.
b. Indikator 2: mengidentifikasi kecukupan unsur untuk mnyelesaikan
masalah
10
Jayadipura, Yadi, Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis Matematik, Bandung:
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Program Pasca Sarjana STKIP Siliwangi,
2014, h. 197; Heris Hendriana, dkk, Hard Skill dan Soft Skill Matematik Siswa, Bandung: PT
Refika Aditama, 2017, h. 96
16
Dalam hal ini, siswa diminta untuk mengidentifikasi atau merumuskan
kecukupan unsur atau informasi yang diketahui untuk mencari,
menyaring dan memanfaatkan informasi yang jelas dari setiap
pernyataan, sehingga mampu menentukan solusi masalah.
c. Indikator 3: mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian
suatu masalah
Artinya, siswa membuat dan menilai pengambilan keputusan yang
logis dan relevan, membuat generalisasi, mempertimbangkan
kredibilitas dari suatu sumber dan mampu menginterpretasikan suatu
pernyataan. Dalam hal ini siswa diminta untuk menyeimbangkan,
menimbang dan membuat keputusan.
d. Indikator 4: mengidentifikasi data/konsep/defenisi/teorema yang
mendasari penyelesaian masalah
Dalam hal ini, siswa diminta untuk membangun keterampilan dasar,
mengatur strategi dan taktik dalam mempertimbangkan solusi yang
mungkin.
e. Indikator 5: menjawab pertanyaan disertai alasan dan konsep, prinsip,
aturan, sifat yang mendasari jawaban tersebut
Dalam hal ini, siswa diminta untuk bisa memberikan alasan yang
mendasari jawabannya berdasarkan konsep yang relevan.
Adapun pedoman penskoran kemampuan berpikir kritis yang
diambil dari indikator-indikator kemampuan berpikir kritis dapat dilihat
pada Tabel II.1:
17
TABEL II.1
PEDOMAN PENSKORAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS SISWA Indikator Skor Keterangan
Mengidentifikasi
asumsi yang
diberikan
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Mengidentifikasi asumsi yang diberikan dan sebagian
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi asumsi yang diberikan dan hampir seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi asumsi yang diberikan dan seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi
kecukupan unsur
untuk
menyelesaikan
masalah.
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Mengidentifikasi kecukupan data dan sebagian penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi kecukupan data dan hampir seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi kecukupan data dan seluruh penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengevaluasi
argumen yang
relevan dalam
penyelesaian suatu
masalah
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Mengevaluasi argumen yang relevan dan sebagian penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengevaluasi argumen yang relevan dan hampir seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengevaluasi argumen yang relevan dan seluruh penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi
data/konsep/defeni
si/teorema yang
mendasari
penyelesaian
masalah
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Menjawab pertanyaan yang diberikan disertai alasan dan sebagian
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Menjawab pertanyaan yang diberikan disertai alasan dan hampir
seluruh penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Menjawab pertanyaan yang diberikan disertai alasan dan seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Menjawab
pertanyaan disertai
alasan dan konsep,
prinsip, aturan,
sifat yang
mendasari
jawaban tersebut
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Mengungkapkan konsep yang diberikan dan sebagian
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengungkapkan konsep yang diberikan dan hampir seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengungkapkan konsep yang diberikan dan seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Sumber: Heris Hendriana 2017
18
2. Model Pembelajaran Reciprocal Teaching (Pengajaran Terbalik)
a. Pengertian Reciprocal Teaching
Reciprocal teaching atau pengajaran terbalik “merupakan suatu
pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar.
Pengajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivistik yang berdasar
pada prinsip-prinsip pembuatan atau pengajuan pertanyaan”.11
Pengajaran terbalik mengacu pada sekumpulan kondisi belajar dimana
siswa pertama-tama mengalami sekumpulan kegiatan kognitif tertentu
dan perlahan-lahan baru melakukan fungsi-fungsi itu sendiri.
Menurut Palinscar dan Brown yang dkutip oleh Alfianti dkk
terdapat empat prinsip kegiatan pembelajaran model Reciprocal
Teaching, yaitu:
1. Menyusun pertanyaan (question generating): Kegiatan menyusun
pertanyaan dapat melatih keterampilan berpikir kritis. Kegiatan
menyusun pertanyaan merupakan usaha mengembangkan rasa
ingin tahu siswa untuk memperoleh beberapa informasi.
2. Memprediksi (prediction): Kegiatan memprediksi dapat melatih
siswa dalam mengambil keputusan dalam menghadapi
permasalahan yang dihadapi siswa misalnya dalam menjawab
pertanyaan.
3. Mengklarifikasi (clarifying): Kegiatan mengklarifikasi, melatih
siswa mengidentifikasi informasi. Seperti menjawab pertanyaan,
bila siswa tidak dapat menjawab maka akan mencari sumber lain
yang mendukung, misalnya membaca kembali bacaan yang ada
atau bacaan dari sumber lain. Kegiatan ini selain mengembangkan
kemampuan berpikir reflektif yang dapat mengembangkan
kemampuan keterampilan metakognisi.
11
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme, (Surabaya:
Prestasi Pustaka. 2007), h. 96
19
4. Merangkum (summarizing): Kegiatan merangkum, melatih siswa
dalam mengelola informasi. Kegiatan merangkum diperlukan
aktivitas membaca, memunculkan ide dan merangkum ide. Selain
itu kegiatan merangkum meliputi juga proses mengevaluasi dan
merevisi agar tulisan menjadi bermakna. Pembelajaran model
Reciprocal Teaching akan lebih baik apabila diikuti dengan teknik
pembelajaran.12
b. Tahapan Kegiatan Reciprocal Teaching
1) Prosedur Umum
Pada awal pengajaran terbalik guru memperagakan semua
langkah pengajaran terbalik, kemudian siswa bergantian menjadi
guru, sedangkan guru kelas bertindak sebagai anggota kelompok
membantu “siswa/guru” (siswa yang berperan menjadi guru) jika
mereka mengalami kesulitan pada langkah-langkah tertentu. Guru
meminta siswa membaca buku pelajaran (paket) dan membuat
jawaban terhadap keempat langkah pengajaran terbalik (membuat
pertanyaan/soal yang berkaitan dengan topik, merangkum.
menjelaskan kata atau wacana yang sulit dan memprediksi) sebagai
persiapan menjadi guru. Selanjutnya guru memilih seorang siswa
untuk bertindak sebagai guru memperagakan keempat langkah
Reciprocal Teaching secara lisan dan memberikan kesempatan
kepada siswa lain bila perlu.13
12
Palinscar dan Brown, Reciprocal Teaching of Compheresion-fostering and
Copheresion-monitorng, Cogniting and Instruction, (USA: Unversity of Michigan, 1984), h. 117;
Alfianti, Jekti Prihatin, Sulifah Aprilya, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Model Reciprocal
Teaching Dengan Teknik Example Non Example Terhadap Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar
Siswa (Siswa Kelas Xi Man 2 Jember), Jurnal Pendidikan 2013, Vol. 2, No. 3, h. 188 13
Sufina Nurhasanah, Pengaruh Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa Dalam Belajar Matematika, Skripsi Tidak Diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah. 2010, h. 37-38
20
2) Prosedur Harian
Berikut contoh kegiatan belajar-mengajar menggunakan
reciprocal teaching:
a) Disediakan teks bacaan sesuai materi yang hendak
diselesaikan.
b) Dijelaskan bahwa pada segmen pertama guru bertindak sebagai
guru (model)
c) Siswa diminta membaca dalam hati bagian teks yang
ditetapkan. Untuk memudahkan mula-mula bekerja paragraf
demi paragraf.
d) Guru memperagakan empat keterampilan setelah semua siswa
selesai membaca.
e) Siswa diminta memberikan komentar tentang pengajaran yang
baru berlangsung.
f) Segmen berikutnya dilanjutkan dengan bagian bacaan/paragraf
berikutnya dan akan dipilih satu siswa yang akan berperan
sebagai “guru/siswa”
g) Siswa dilatih/diarahkan berperan sebagal “guru/siswa”
sepanjang kegiatan itu. Mendorong siswa lain untuk berperan
serta dalam dialog, namun selagi memberi “guru-siswa” itu
untuk kesempatan memimpin dialog. Memberikan banyak
umpan balik dan pujian kepada “guru-siswa” untuk peran
sertanya.
21
h) Pada hari-hari berikutnya, semakin lama guru mengurangi
peran dalam dialog, sehingga “guru-siswa” dan siswa lain
berinisiatif sendiri menangani kegiatan itu. Peran guru
selanjutnya sebagai moderator, menjaga agar siswa tetap
berada dalam jalur dan membantu mengatasi kesulitan.14
Kegiatan di atas diadopsi dari kegiatan mandiri untuk
pengajaran bahasa, sehingga untuk kepentingan pengajaran
matematika kegiatan di atas tidak sepenuhnya dipakai. Pada
pembelajaran matematika, siswa hanya dituntut untuk bisa
melakukan keterampilan merangkum (summarizing),
menjelaskan/klarifikasi (clarifying), membuat pertanyaan
(questioning), dan memprediksi (predicting).
c. Kelebihan dan Kelemahan Reciprocal Teaching
1. Kelebihan Reciprocal Teaching antara lain:
1) Mengembangkan kreatifitas siswa
2) Memupuk kerja sama antar siswa
3) Menumbuhkan bakat siswa terutama dalam berbicara
mengembangkan sikap
4) Siswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati
sendiri
5) Memupuk keberanian berpendapat dan berbicara di depan
kelas
14
Ibid., h. 38-39.
22
6) Melatih siswa untuk menganalisis masalah dan mengambil
kesimpulan dalam waktu singkat
7) Menumbuhkan sikap menghargai guru karena siswa akan
merasakan perasaan guru ketika mengadakan pembelajaran
terutama pada saat siswa ramai atau kurang memperhatikan
8) Dapat digunakan untuk materi pelajaran yang banyak dan
alokasi waktu yang terbatas.
2. Kelemahan Reciprocal Teaching antara lain:
1) Adanya kurang kesungguhan para siswa yang berperan sebagai
guru menyebabkan tujuan tak tercapai
2) Pendengar (siswa yang tak berperan) sering menertawakan
tingkah laku siswa yang menjadi guru sehingga merusak
suasana.
3) Kurangnya perhatian siswa kepada pelajaran dan hanya
memperhatikan aktivitas siswa yang berperan sebagai guru
membuat kesimpulan akhir sulit tercapai.
Untuk mengatasi dan mengurangi dampak kelamahan
penggunaan model pembelajaran Reciprocal Teaching peliti dan
guru selalu memberikan bimbingan dan pengarahan dalam berbagai
kesempatan. Motivasi menjadi bagian paling penting untuk
menumbuhkan kesadaran pada diri siswa terhadap keseriusan
pembelajaran.
23
3. Hubungan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Reciprocal teaching atau pengajaran terbalik “merupakan suatu
pendekatan terhadap pengajaran siswa akan strategi-strategi belajar.
Pengajaran terbalik adalah pendekatan konstruktivistik yang berdasar pada
prinsip-prinsip pembuatan atau pengajuan pertanyaan”.15
Model
Reciprocal Teahing bertujuan melatih siswa untuk berpikir kritis. Berpikir
kritis berarti mempertanyakan apa yang dipahami. Berpikir kritis dapat
membimbing kepada suatu kepastian di atas landasan yang lebih kokoh.
Aktivitas berpikir kritis dipandang sebagai wadah tugas akademik.
Aktivitas tugas berpikir kritis bisa meliputi pemerolehan dan mengingat
kembali informasi serta pemahaman secara mendalam. Pernyataan di atas
sesuai dengan model pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching
yang mana di dalam pembelajaran ini terdapat langkah membuat dan
menjawab pertanyaan, langkah tersebut dapat melatih siswa untuk
mengingat dan memahami materi lebih luas dan mendalam.
Selain itu dalam berpikir kritis siswa juga harus diberi cukup waktu
untuk berpikir, menanggapi, atau mengajukan pendapat. Kondisi yang
kondusif untuk mengajukan pertanyaan siswa merasa lebih aman mencoba
bertanya. Pembelajaran kooperatif model reciprocal teaching dapat
memberikan siswa rasa aman dalam bertanya karena pertanyaan yang
dibuat oleh siswa ditulis di dalam lembar kerja siswa yang kemudian
15
Trianto, Op.Cit, h. 96
24
teman satu kelompok siswa tersebut yang menjawab pertanyaan. Dalam
satu kelompok terdiri dari empat siswa yang kemampuannya berbeda-beda
sehingga siswa yang berkemampuan rendah merasa aman apabila siswa
yang berkemampaun lebih tinggi dapat membimbing siswa yang
berkemampuan rendah dalam menjawab pertanyaan. Pembelajaran
kooperatif model reciprocal teaching merupakan model pembelajaran baru
dibandingkan model ceramah. Selain itu, pemilihan model pembelajaran
yang sesuai dapat memberdayakan penalaran berpikir siswa.
Menurut jurnal yang diteliti oleh Alfianti dkk, model pembelajaran
Reciprocal Teaching merupakan salah satu model yang dapat
memberdayakan penalaran berpikir siswa karena setiap siswa dituntut
untuk membuat dan menjawab pertanyaan.16
4. Pengetahuan Awal
Pengetahuan awal adalah kombinasi sikap, pengalaman,
keterampilan, dan pengetahuan yang dimiliki siswa sebagai modal dalam
aktivitas pembelajaran yang memiliki kontribusi signifikan terhadap
perolehan hasil (prestasi) belajar.17
Menurut Kadir dan La Masi,
pengetahuan awal didefenisikan sebagai pengetahuan siswa mengenai
materi matematika yang akan dipelajari dan menjadi prasyarat untuk
16
Alfianti dkk, Op.Cit, h. 192-193 17
Dochy, F.J.R.C, Prior knowledge and learning, Dalam Corte, E.D., & Weinert, F
(eds.): International Encyclopedia of Developmental and Instructional Psychology, (New York:
Pergamon, 1996), h. 89
25
mencapai materi selanjutnya.18
Sedangkan menurut Hadi Sumarto,
pengetahuan awal adalah pengetahuan yang telah dimiliki dan telah siap
digunakan seseorang.19
Pengetahuan ini dapat berupa pengetahuan siswa
mengenai materi matematika yang akan dipelajarinya. Setiap siswa
memiliki pengetahuan yang berbeda-beda, begitupun ketika mereka
memperoleh suatu informasi daya tangkap dan daya serap terhadap
informasi itu pun juga berbeda. Ada siswa yang memiliki daya pikir yang
tinggi ada pula siswa yang memiliki daya pikir rendah ataupun sedang. Hal
ini juga berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan awal yang dimilikinya.
Berdasarkan beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa Pengetahuan awal merupakan pengetahuan yang dapat
menjadi dasar untuk menerima pengetahuan baru. Pengetahuan awal siswa
merupakan kumpulan pengetahuan yang telah dimiliki siswa yang di
peroleh sepanjang hidup mereka yang akan digunakan untuk menghadapi
pengalaman baru. Guru dapat menetapkan dari mana pembelajaran harus
dimulai dengan mengetahui pengetahuan awal siswa.
Tingkat pengetahuan awal dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkatan yaitu sebagai berikut20
:
a. Tahu (Know)
Tahu adalah kemampuan untuk mengingat suatu materi yang telah
dipelajari, dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
18
Kadir dan La Masi, Penggunaan Konteks dan Pengetahuan Awal Matematika Dalam
Pembelajaran Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa, Jurnal Pendikan Matematika Vol. 5 No. 1,
No ISSN: 2086-8235 Januari 2014, (Kendari: Universitas Halu Oleo), h. 56 19
Hadi Sumarto, Efektifitas Pengetahuan Awal (Prior Knowledge) dalam Pengajaran
Membaca (Reading) Bahasa Inggris, h. 19. 20
A.M Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011), h. 23.
26
diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Cara kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang
apa yang dipelajari antara lain: mampu menyebutkan, menguraikan,
mengidentifikasi, dan mengatakan.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi
tersebut secara benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (real). Aplikasi
disini dapat diartikan sebagai pengguna hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip-prinsip dan sebagainya.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek
ke dalam suatu komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian
dalam bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-
formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap
suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
kriteria-kriteria yang ada.
Jadi, dari pemaparan diatas seorang siswa diharapkan memiliki ke
enam kemampuan diatas, dalam aktivitas belajar mereka. Namun secara
psikologis kemampuan siswa berbeda-beda. Sehingga guru harus mampu
mengenal dan mengetahui sejauh mana kemampuan anak didik di dalam
menghadapi situasi belajar. Dengan mengetahui pengetahuan awal dan
pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusun srtategi memilih metode
pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.
Berdasarkan uraian tersebut jelas bahwa pengetahuan awal sangat
mempengaruhi proses pembelajaran matematika di dalam kelas. Oleh
sebab itu setiap guru harus mengetahui pengetahuan awal yang dimiliki
27
masing-masing siswa untuk mempermudah terjadi proses pembelajaran
yang baik. Pada penelitian ini pengetahuan awal berperan sebagai variabel
moderator. Tujuan diperhatikan pengetahuan awal sebagai variabel
moderator adalah untuk melihat penerapan model pembelajaran
Reciprocal Teaching lebih baik digunakan ditinjau dari pengetahuan awal.
B. Penelitian yang Relevan
Hasil penelitian ini yang mendukung direkomendasinya model
pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis siswa ditinjau dari pengetahuan awal :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Yulianti tahun 2010 dengan judul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Peluang Berbasis Reciprocal
Teaching Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI
SMK Negeri 3 Lubuk Linggau”. Adapun hasil penelitian Yulianti
terdapat peningkatan hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa untuk
kategori sangat kritis 23%, kategori kritis 65%, cukup kritis 7% dan
kurang kritis 4%. Sehingga dapat dikatakan penelitian dilakukan Yulianti
untuk melatih kemampuan berpikir kritis siswa berhasil dengan
persentase 88%.21
2. Penelitian yang dilakukan oleh Rahman Haryadi, Mardiyana, dan Dewi
Retno Sari Saputro tahun 2014 dengan judul “Eksperimentasi Model
Pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) dan Problem Based Learning
21
Yulianti, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Peluang Berbasis Reciprocal
Teaching Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK Negeri Lubuk
Linggau. Jurnal Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya, Vol. 4, No. 1, Juli 2010, h. 110-
111
28
(PBL) Pada Materi Peluang Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Siswa Kelas
XI SMA 1 Ketapang Provinsi Kalimantan Barat”. Adapun hasil
penelitian Rahman Haryadi dkk tersebut mendapatkan hasil bahwa
Model Pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) memberikan efek yang
berbeda dibandingkan dengan Pembelajaran Konvensional terhadap hasil
belajar siswa yaitu 73,60%, sedangkan untuk model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) tidak memiliki efek yang berbeda
dibandingkan dengan Pembelajaran Konvesional terhadap hasil belajar
siswa yaitu dari Pembelajaran konvensional sebesar 49,46% ke model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sebesar 50,55%.22
Adapun perbedaan antara peneliti dengan Yulianti adalah peneliti
menggunakan penelitian eksperimen sedangkan Yulianti menggunakan
penelitian pengembangan (R&D).
Sedangkan perbedaan antara peneliti dengan Rahman Haryadi adalah
peneliti hanya menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching
sedangkan Rahman Haryadi menggunakan Reciproal Teachingn dan Problem
Based Learning. Dari segi variabel kemampuan, peneliti menggunakan
kemampuan berpikir kritis matematis ditinjau dari pengetahuan awal siswa
sedangkan Rahman Haryadi dkk tidak menggunakan variabel pengetahuan
tetapi ditinjau dari kreativitas belajar siswa.
22
Rahman Haryadi, Mardiyana, dan Dewi Retno Sari Saputro, Eksperimentasi Model
Pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) dan Problem Based Learning (PBL) Pada Materi Peluang
Ditinjau Dari Kreativitas Belajar Siswa Kelas XI SMA 1 Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika Vol. 2 No 8. No ISSN: 2339-1685, (Surakarta:
Universitas Sebelas Maret. 2014), h. 891
29
C. Konsep Operasional
1. Model Reciprocal Teaching
Langkah-langkah pembelajaran Reciprocal Teaching yang dilakukan oleh
guru adalah sebagai berikut:
a) Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Memilih suatu pokok bahasan
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran (silabus, RPP, dan
lembar kegiatan).
b) Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini kegiatan dilakukan dengan kegiatan awal,
kegiatan inti dan kegiatan akhir.
1) Kegiatan Awal
(a) Membuka pelajaran
(b) menjelaskan tujuan, indikator pembelajaran dan langkah-
langkah pembelajaran Reciprocal Teaching
(c) Guru membagi siswa dalam kelompok Reciprocal
Teaching
(d) Guru membagikan bahan materi bacaan kepada siswa
2) Kegiatan inti
(a) Guru memberikan uraian kepada siswa tentang materi
secara umum
30
(b) Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada segmen
pertama, guru akan bertindak sebagai guru (model)
(c) Siswa diminta untuk membaca materi pelajaran yang telah
disediakan oleh guru.
(d) Jika siswa telah selesai membaca materi pelajaran yang
disediakan, maka siswa dapat melakukan pemodelan
selanjutnya, yaitu:
1. Memprediksi pertanyaan yang mungkin ditanyakan
oleh guru.
2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jika
mengalami kesulitan, siswa boleh mengacu pada
materi pelajaran yang telah disediakan oleh guru.
3. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengajukan pendapat atau bertanya ketika
menemukan hal yang kurang jelas dalam materi
pelajaran yang telah disediakan.
4. Merangkum pokok pikiran yang terdapat dalam materi
pelajaran yang telah disediakan. Dalam hal ini, guru
menunjuk salah satu siswa secara acak untuk
membacakan rangkumannya.
(e) Siswa dilatih/diarahkan berperan sebagal “guru/siswa”
sepanjang kegiatan itu. Mendorong siswa lain untuk
31
berperan serta dalam dialog, namun selagi memberi “guru-
siswa” itu untuk kesempatan memimpin dialog.
Memberikan banyak umpan balik dan pujian kepada
“guru-siswa” untuk peran sertanya.
(f) Pada pertemuan berikutnya, guru mengurangi peran dalam
dialog, sehingga “guru-siswa” dan siswa lain berinisiatif
sendiri menangani kegiatan itu sesuai yang diperagakan
oleh guru pada pertemuan pertama. Peran guru selanjutnya
hanya sebagai moderator, menjaga agar siswa tetap berada
dalam jalur dan membantu mengatasi kesulitan.
(g) Guru mengawasi kegiatan diskusi di setiap kelompok dan
memberikan bantuan seperlunya.
(h) Guru memberikan latihan dari Lembar Kerja Siswa (LKS)
3) Kegiatan Akhir
(a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan materi
pelajaran
(b) Guru menutup pembelajaran dan memberi tahu pelajaran
pada pertemuan berikutnya
D. Hipotesis
Berdasarkan permasalahan dan kajian teori yang telah diuraikan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ha:
Terdapat perbedaan Kemampuan berpikir kritis matematis siswa
yang belajar menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran
konvensional.
32
H0:
2. Ha:
H0:
3. Ha:
H0:
Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara
siswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi, sedang, dan rendah.
Tidak terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis
antara siswa yang memiliki pengetahuan awal tinggi, sedang, dan
rendah.
Terdapat interaksi antara model pembelajaran Reciprocal Teaching
terhadap pengetahuan awal siswa dalam meningkatkan kemampuan
berpikir kritis matematis siswa.
Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Reciprocal
Teaching terhadap pengetahuan awal siswa dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
Tidak terdapat perbedaan Kemampuan berpikir kritis matematis
siswa yang belajar menggunakan model pembelajaran Reciprocal
Teaching dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran
konvensional.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya dan tujuan
yang ingin dicapai, maka jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen dilakukan dengan tujuan untuk meneliti pengaruh
variabel bebas dari suatu perlakuan tertentu terhadap variabel terikat atau
gejala suatu kelompok tertentu dibanding dengan kelompok lain dengan
menggunakan perlakuan yang berbeda.1
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah factorial
experimental design, yaitu dengan memperhatikan kemungkinan adanya
variabel moderator yang mempengaruhi perlakuan terhadap hasil.2 Pada
pelaksanaan desain ini sebelum diberikan perlakuan, kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol terlebih dahulu diberikan pretest sebagai tes awal.
Penelitian ini dilakukan pada 2 (dua) kelas yang dipilih secara acak yaitu
kelas pertama dijadikan sebagai kelas ekperimen yang diberikan perlakuan
yaitu menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dan kelas
kedua dijadikan sebagai kelas kontrol. Rancangan desain penelitian dapat
dilihat pada Tabel III.1 berikut:
1 Hartono, Metodologi Penelitian, (Pekanbaru: Zanafa Publishing, 2011), h. 64
2 Ibid., h. 70
33
34
Tabel III.1
Rancangan Penelitian
Sumber: Hartono, Metodolodi Penelitian.
Keterangan :
Random : Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
O1,3,5,7,9,11 : Pretest
O2,4,6,8,10,12 : Postest
Y1 : Pengetahuan Awal Tinggi
Y2 : Pengetahuan Awal Sedang
Y3 : Pengetahuan Awal Rendah
X : Perlakuan/Treatment
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dikelas VIII SMP Negeri 10 Tapung.
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 14 November – 6 Desember 2017
pada semester ganjil tahun ajaran 2017/2018.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
Sampel Pretest Perlakuan Moderator Posttest
Random O1 X Y1 O2
Random O3 - Y1 O4
Random O5 X Y2 O6
Random O7 - Y2 O8
Random O9 X Y3 O10
Random O11 - Y3 O12
35
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 10
Tapung
2. Sampel
Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan
atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian. Data yang diberikan
oleh sampel dapat digunakan untuk menaksir data keseluruhan pada
populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik
sampling bertujuan (purposive sampling) yaitu pengambilan sampel
berdasarkan tujuan tertentu, bukan atas dasar strata random dan wilayah
penelitian.4 Pengambilan sampel dilakukan setelah ketujuh kelas di uji
homogenitasnya menggunakan uji Bartlett berdasarkan nilai pretest siswa.
Hasil uji barlet dapat dilihat pada lampiran M1 dan terangkum pada Tabel
III.2:
TABEL III.2
UJI HOMOGENITAS BARTLETT DATA MENENTUKAN
SAMPEL
No Sampel Db = (n-1) Si Log Si (db) Log Si
1 VIII-A (X1) 23 1,0137 23,32
2 VIII-B (X1) 25 1,1247 27,12
3 VIII-C (X1) 24 1,0502 25,20
4 VIII-D (X1) 22 1,0986 24,17
5 VIII-E (X1) 25 1,0997 26,49
6 VIII-F (X1) 22 1,0633 23,39
7 VIII-G (X1) 24 1,0021 24,05
Jumlah 7 165 81,619 7,452 173,74
S =
3Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 117
4 Hartono, Op. Cit, h. 5
36
B = 176,06
Untuk dan derajat kebebasan (db) = k -1 = 7 – 1 = 6, maka pada
Tabel Chi Kuadrat diperoleh nilai = 12,59
12,59 atau
, maka varians-varians adalah
Homogen.
Kesimpulan:
Karena varians-varians homogen maka dapat disimpulkan bahwa ke tujuh
kelas tersebut adalah homogen, Sehingga dalam pengambilan sampel
dapat menggunakan teknik Random Sampling dan direkomendasikan
oleh guru matematika untuk mengambil kelas VIII.B sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII.E sebagai kelas kontrol.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model Reciprocal Teaching.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis
matematis siswa.
3. Variabel Moderator
Variabel moderator dalam penelitian ini adalah pengetahuan awal siswa.
37
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yang dilakukan adalah untuk menemukan permasalahan yang
terdapat pada populasidan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
matematika model Reciprocal Teaching. Observasi ini dilakukan berupa
pengamatan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran pada
setiap pertemuan.
2. Tes
Teknik tes ini digunakan untuk memperoleh data siswa untuk mengetahui
variansi homogenitas kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari
hasil tes pretest yang dilakukan uji homogenitas barlett. Selanjutnya, untuk
mendapatkan data kemampuan awal siswa sebelum menggunakan model
Reciprocal Teaching dapat dilihat dari hasil tes pengetahuan awal
matematika yang dilakukan peneliti terhadap siswa, sedangkan data untuk
kemampuan berpikir kritis matematis siswa setelah menggunakan model
Reciprocal Teaching akan diperoleh dari hasil tes yang dilakukan pada
akhir pertemuan atau disebut juga posttest.
3. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu sebagai
informasi secara langsung dari guru mata pelajaran matematika untuk
mengetahui materi yang akan diajarkan dan.untuk memperoleh informasi
secara lisan tentang permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
38
matematikadi lokasi penelitian dan sebagai studi pembelajaran bagi peneliti
untuk melakukan penelitian guna memberikan solusi kepada permasalahan
yang didapatkan.
4. Dokumentasi
Teknik ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data nama-
nama siswa yang diteliti serta Dokumentasi ini digunakan untuk
mengetahui sejarah sekolah, sarana dan prasarana sekolah, kurikulum yang
digunakan, keadaan siswa dan guru serta masalah-masalah yang terkait
dengan administrasi sekolah.
Begitu pula dengan bahan ajar serta dokumen lainnya seperti
Rencana Perencanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS yang digunakan guru
di sekolah dikumpulkan oleh peneliti untuk referensi dalam pembuatan
RPP dan LKS yang dibuat peneliti. Agar nampak perbandingan dan
seberapa jauh perbedaan pengaruh model pembelajaran konvensional
dengan model pembelajaran Reciprocal Teaching dalam meningkatkan
kemampuan berpikir kritis matematis siswa. Selain itu peneliti juga
mendokumentasikan kegiatan pembelajaran seperti foto sebagai bukti
penelitian telah berlangsung.
F. Posedur Penelitian
Prosedur penelitian dapat dibagi atas tiga bagian yaitu: tahap
persiapan, pelaksanaan, dan penyelesaian.
1. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut
39
a. Mengidentifikasi permasalahan yang akan diteliti.
b. Mengajukan judul penelitian yang akan dilaksanakan.
c. Menyusun proposal penelitian.
d. Membuat RPP, LKS dan instrumen penelitian.
e. Mengkonsultasikan RPP, LKS dan instrumen penelitian kepada dosen
pembimbing.
f. Melaksanakan seminar proposal.
g. Merevisi proposal penelitian berdasarkan hasil seminar.
h. Mengurus perizinan ke sekolah yang akan dijadikan tempat uji coba
instrumen dan tempat penelitian di SMP Negeri 10 Tapung.
i. Menguji instrumen penelitian.
j. Menganalisis hasil uji coba instrumen.
2. Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan beberaoa kegiatan sebagai berikut:
a. Memberikan pretest pada seluruh kelaas VIII untuk menentukan dua
kelas yang akan dijadikan sampel dalam penelitian dengan uji
barlett, kemudian diambil dua kelas sampel secara acak yaitu kelas
VIII B sebagai eksperimen dan kelas VIII E sebagai kelas kontrol.
b. Setelah mendapatkan kelas, lalu menguji pengetahuan awal siswa
dengan memberikan tes pengetahuan awal untuk mengukur
pengetahuan awal siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Sehingga peneliti mengetahui pengetahuan awal siswa.
40
c. Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model
Reciprocal Teaching pada kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol.
d. Melaksanakan observasi pada kelas eksperimen.
e. Melaksanakan tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol.
3. Tahap Penyelesaian
Pada tahap penyelesaian dilakukan beberapa kegiatan berikut:
a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
b. Mengolah dan menganalisis hasil data kuantitatif berupa soal
pretest, pengetahuan awal, dan posttest.
c. Mengolah dan menganalisis data kualitatif berupa lembar observasi.
d. Mengkonsultasikan hasil pengolahan dengan dosen pembimbing.
e. Membuat kesimpulan hasil penelitian berdasarkan hipotesis yang
telah dirumuskan.
f. Menyusun laporan hasil penelitian.
g. Merevisi laporan setelah melakukan bimbingan dengan dosen
pembimbing.
G. Pengembangan Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes ada tiga
jenis tes yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pretest, tes pengetahuan
41
awal dan tes akhir dilakukan tes kemampuan berpikir krtis siswa. Untuk lebih
jelasnya, ada pada penjelasan berikut.
1. Pretest yaitu tes yang di berikan kepada siswa untuk mengetahui variansi
homogenitas sebelum dipilih kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Tes pengetahuan awal yaitu tes berupa soal pengetahuan awal yang
diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran untuk mengukur
pengetahuan awal siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sebelum
soal pengetahuan awal diberikan pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol, terlebih dahulu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat kisi-kisi tes pengetahuan awal. Kisi-kisi soal tes
pengetahuan awal dirancang dan disusun berdasarkan kepada
indikator pembelajaran yang telah dipelajari siswa.
b. Menyusun butir soal pengetahuan awal sesuai dengan kisi-kisi soal
yang dibuat.
c. Uji coba tes pengetahuan awal.
Sebelum diberikan kepada kelas eksperimen dan kontrol,
terlebih dahulu di uji cobakan di sekolah yang sama SMP Negeri 10
Tapung pada kelas IX.
d. Analisis soal uji coba tes pengetahuan awal
Analisis soal uji coba tes pengetahuan awal didapatkan
kriteria valid setelah dianalisis. Lalu diuji cobakan di kelas
eksperimen dan kontrol
42
3. Tes akhir atau posttest berupa kemampuan berpikir krtis matematis siswa
yaitu tes yang diberikan setelah semua materi diajarkan kepada siswa,
yang bertujuan untuk mengukur kemampuan berpikir krtis matematis
siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Soal pretest, PAM dan posttest diujikan untuk melihat validitas,
reabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal. Adapun cara untuk
menganalisis tes sehingga menghasilkan tes yang baik adalah sebagai
berikut:
a) Uji Validitas butir tes
Validitas butri tes dapat diketahui dengan mengetahui analisis
faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen
dengan skor totalnya yang diperolah siswa. Hal ini bisa dilakukan
dengan korelasi Product Moment5
∑ ∑ ∑
√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑
}
Keterangan :
: koefisien korelasi
∑ : jumlah skor item
∑ : jumlah skor total
: banyaknya siswa atau jumlah responden
5Hartono, Analisis Item Instrumen, Pekanbaru: Zanafa Publising, 2010, h. 85
43
Setelah setiap butir instrumen dihitung besarnya koefisien dengan
skor totalnya, maka langkah selanjutnya yaitu menghitung ujit t
dengan rumus:6
√
√
Keterangan:
: nilai t hitung
: koefisien korelasi
: jumlah responden
Kriteria yang digunakan untuk menentukan validitas butir soal
dengan membandingkan nilai dengan dalam hal ini pada
taraf dan derajat kebebasan , kaidah keputusan:
Jika maka butir soal tersebut valid.
Jika maka butir soal tersebut invalid.
Setelah diketahui apakah butir soal tersebut invalid atau valid,
maka langkah selanjutnya kita dapat memberikan penafsiran terhadap
koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka
dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada Tabel III.3.7
6Ibid., h. 87
7Hartono., Loc.Cit.
44
TABEL III.3
KRITERIA VALIDITAS BUTIR SOAL
Besarnya “r” product moment Interpretasi
0,800 1,000
0,600 0,799
0,400 0,599
0,200 0,399
0,000 0,199
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup tinggi
Rendah
Sangat rendah (Tidak valid)
Sumber: Riduwan 2010
Hasil Uji Validitas soal pengetahuan awal dan posttest dapat
dilihat pada lampiran H1 dan J1 dan disajikan secara singkat pada
Tabel berikut:
TABEL III.4
VALIDITAS SOAL PAM
No. Item
Soal
Harga
Harga
Keputusan Interprestasi Keterangan
1 4,4086 2,05 Valid Tinggi Digunakan
2 2,05 Valid Tinggi Digunakan
3 2,05 Valid Tinggi Digunakan
4 2,05 Tidak valid Rendah Tidak
Digunakan
5 2,05 Valid Cukup tinggi Digunakan
6 2,05 Tidak valid Rendah Tidak
Digunakan
7 2,05 Valid Tinggi Digunakan
8 2,05 Valid Cukup tinggi Digunakan
TABEL III.5
VALIDITAS SOAL POSTTEST
No. Item
Soal Harga
Harga
Keputusan Interprestasi Keterangan
1 4,7897 2,05 Valid Tinggi Digunakan
2 2,05 Tidak valid Rendah Tidak
Digunakan
3 2,05 Valid Tinggi Digunakan
4 2,05 Valid Tinggi Digunakan
5 2,05 Valid Cukup tinggi Digunakan
6 2,05 Tidak valid Rendah Tidak
Digunakan
7 2,05 Valid Tinggi Digunakan
45
Berdasarkan kriteria validitas soal, diperoleh bahwa pada soal
PAM terdapat 6 butir soal yang valid dan 2 butir soal tidak valid.
Sedangkan pada soal Posttest terdapat 5 butir soal yang valid dan 2
butir soal tidak valid seperti tampak pada Tabel III.4 dan Tabel III.5
di atas. Oleh karena itu, terdapat 5 butir soal PAM dan 5 butir soal
posttest yang layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
b) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketetapan atau ketelitian suatu alat evaluasi,
sejauh mana tes atau alat tersebut dapat dipercaya kebenarannya.
Untuk menghitung reliabilitas tes ini digunakan metode Alpha
Cronbach. Reabilitas menunjukkan apakah instrumen tersebut secara
konsisten memberi hasil ukuran yang sama tentang suatu yang diukur
pada waktu yang berlainan. Untuk mengetahui apakah suatu tes
memiliki reliabilitas tinggi, sedang atau rendah dapat dilihat dari nilai
koefisien reliabilitasnya. Proporsi daya pembeda soal dapat dilihat
pada Tabel III.6;
TABEL III.6
PROPORSI RELIABILITAS TEST
Reliabilitas Tes Evaluasi
0,80 < ri1 1.00 Sangat Tinggi
0,60< ri1 0,80 Tinggi
0,40< ri1 0,60 Sedang
0,20< ri1 0,40 Rendah
0,00< ri1 0,20 Sangat Rendah
Metode Alpha Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas
instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal
46
bentuk uraian.8 Karena soal peneliti berupa soal uraian maka dipakai
Alpha Cronbach. Proses perhitungannya adalah sebagai berikut:9
1) Menghitung varians skor setiap butir soal dengan rumus:
2) Mencari jumlah varians skor item secara keseluruhan dengan
menggunakan rumus berikut
∑
3) Menghitung varians total dengan menggunakan rumus
berikut:
4) Mencari koefisien reliabilitas tes menggunakan rumus alpha:10
(
)(
∑
)
Keterangan:
= Varians skor butir soal (item)
= Skor butir soal
= Skor total
= Jumlah testee
= Varians total
= Banyaknya butir soal yang dikeluarkan dalam tes
8Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010, h. 239. 9Riduwan, Dasar-dasar Statistik , Bandung : Alfabeta, 2003,h. 115
10 Suharsimi Arikunto., Op. Cit, h.109
47
= Koefisien reliabilitas tes
Untuk mengetahui apakah suatu tes memiliki reliabilitas sangat
tinggi, tinggi, sedang, rendah atau sangat rendah dapat dilihat dari nilai
koefisien reliabilitasnya. Setelah mendapat nilai r11, bandingkan r11
dengan rtabel.Dengan kaidah keputusan :
Jika berarti Reliabel dan
Jika berarti Tidak Reliabel.
Hasil Uji reliabiltas soal pengetahuan awal dan posttest: karena r11
= rtabel = 0,355 maka semua soal yang dianalisis dengan
metode Alpha adalah Reliabel.
Dengan koefisien reliabilitas sebesar , dapat
dinyatakan bahwa instrumen penelitian bentuk tes uraian dengan
menyajikan delapan butir soal dan diikuti oleh 30 testee tersebut sudah
memiliki reliabilitas tes, sehingga dapat dinyatakan pula bahwa
instrumen penelitian yang digunakan sudah memiliki kualitas yang
baik.
c) Indeks Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau soal
yang tidak terlalu sukar. Proporsi untuk tingkat kesukaran dapat dilihat
pada Tabel III.7 berikut:11
11
Hartono, Op. Cit, h. 39
48
TABEL III.7
TINGKAT KESUKARAN SOAL
Tingkat kesukaran Evaluasi
TK 0,70 Mudah
00,30 TK 0,70 Sedang
TK 0,30 Sukar
Tingkat kesukaran soal adalah besaran yang digunakan untuk
menyatakan apakah suatu soal termasuk ke dalam kategori mudah,
sedang atau sukar. Untuk mengetahui indeks kesukaran dapat
digunakan rumus:
Keterangan:
TK = Tingkat Kesukaran Soal
Hasil Uji tingkat kesukaran soal pengetahuan awal dan postest
dapat dilihat pada lampiran H2 dan J2 dan disajikan secara singkat pada
Tabel berikut:
TABEL III.8
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL PAM
No
Soal
Tingkat
Kesukaran Kriteria
1. Mudah
2. Mudah
3. Mudah
4. Sedang
5. Sedang
6. Sedang
7. Sedang
8. Sedang
49
TABEL III.9
HASIL UJI TINGKAT KESUKARAN SOAL POSTEST
d) Uji Daya Pembeda Soal
Daya pembeda soal dapat didefinisikan sebagai kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara siswa kelompok tinggi dan siswa
kelompok rendah. Soal yang baik adalah soal yang mampu
membedakan antara kelompok tinggi dan kelompok rendah. Daya
pembeda soal ditentukan dengan mencari indeks pembeda soal. Untuk
menghitung indeks daya pembeda caranya yaitu data diurutkan dari
nilai tertinggi sampai terendah, kemudian diambil 50% dari kelompok
yang mendapat nilai tinggi dan 50% dari kelompok yang mendapat
nilai rendah. Menentukan daya pembeda soal dengan rumus:
Keterangan:
DP = Daya Pembeda
SA = Jumlah skor atas
SB = Jumlah skor bawah
No
Soal
Tingkat
Kesukaran Kriteria
1. Sedang
2. Sedang
3. Sedang
4. Sedang
5. Sedang
6. Sedang
7. Sedang
50
T = Jumlah siswa pada kelompok atas dan bawah
Smax = Skor maksimum
Smin = Skor minimum
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka harga tersebut
diinterpretasikan pada kriteria daya pembeda sesuai dengan Tabel
III.7;12
Tabel III.10
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
DP 0 Sangat Jelek
0,00 < DP 0,20 Jelek
0,20 < DP 0,40 Cukup
0,40 < DP 0,70 Baik
0,70 DP 1,00 Sangat Baik
Daya pembeda untuk uji soal PAM dan Posttest dapat dilihat pada
lampiran H2 dan J2 dan terangkum pada Tabel III.11 dan Tabel III.12
berikut:
TABEL III.11
HASIL UJI DAYA PEMBEDA PAM
12
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, h. 319
No
Soal
Daya
Pembeda Kriteria
1. Cukup
2. 333 Cukup
3. Cukup
4. Baik
5. Cukup
6. Jelek
7. Jelek
8. Cukup
51
TABEL III.12
HASIL UJI DAYA PEMBEDA POSTTEST
Dari Tabel III.12 dapat disimpulkan bahwa dari delapan soal
PAM mempunyai 2 daya beda yang jelek, 1 daya beda yang baikdan 5
daya beda yang cukup . Sedangkan soal posttest mempunyai 2 daya
beda yang jelek, 3 daya beda yang baik dan 2 daya beda yang cukup.
Oleh karena itu, terdapat 7 butir soal PAM dan 5 butir soal tes yang
layak digunakan sebagai instrumen penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Pengolahan data tes dimulai dengan menganalisa hasil tes
kemampuan berpikir kritis. Untuk mengetahui kemampuan tersebut antara
siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama atau tidak,
dilakukan uji perbedaan dua rata-rata. Sebelum menggunakan uji perbedaan
dua rata-rata, harus diperiksa terlebih dahulu normalitas dan homogenitas
data tes kemampuan berpikir kritis kedua kelompok tersebut. Semua uji
statistik pada analisis data peneliti lakukan secara manual. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah anova dua arah (two
factorial design). Anova dua arah (two factorial design) digunakan bila
dalam analisis data ingin mengetahui ada atau tidak perbedaan dari dua
No
Soal
Daya
Pembeda Kriteria
1. Cukup
2. Jelek
3. Baik
4. Baik
5. Cukup
6. Jelek
7. Baik
52
variabel bebas, sedangkan masing-masing variabel bebasnya dibagi dalam
beberapa kelompok.13
Analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Uji Prasyarat
a. Uji normalitas
Uji normalitas merupakan langkah awal dalam menganalisis
data secara spesifik.Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah
data sampel berdistribusi normal atau tidak. Statistika yang digunakan
dalam uji normalitas sebagai berikut:14
1) Uji Chi-Kuadrat
∑
Keterangan :
: Nilai normalitas hitung
: frekuensi yang diperoleh dari data penelitian
: frekuensi yang diharapkan
Menentukan dengan dk= k-1 dan taraf signifikan 5%
kaidah keputusan:
Jika
maka data distribusi tidak normal.
Jika
maka data distribusi normal.
b. Uji homogenitas variansi
Uji homogenitas ini juga diperlukan sebelum kita
membandingkan beberapa kelompok data. Uji ini sangat perlu
13
Hartono, SPSS 16.0 Analisis Data Statistik dan Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka
Belajar, 2014), h. 176 14
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2010, h. 107
53
terlebih untuk menguji homogenitas variansi dalam membandingkan
dua kelompok atau lebih.Uji homogenitas yang akan digunakan pada
penelitian ini adalah Uji F dan uji Bartlett.
1) Uji F rumusnya yaitu:15
Menentukan dengan dk pembilang = dan dk
penyebut = dengan taraf signifikan 5%.
2) Uji Bartlett rumusnya yaitu:16
X2 = (log 10 ) x (B - ∑ )
Keterangan :
ln 10 : bilangan tetap yang bernilai 2,3026
B : harga yang harus dihitung sebelumnya
Rumus diatas baru dapat disubtitusikan setelah kita
menghitung dua hitungan berikut :
1.) S (varians gabungan) dihitung dengan rumus
S =
2.) Harga Barlet dengan rumus
TABEL III.13
UJI BARLET
No Sampel Db = (n-1) Si Log Si (db) Log Si
1 VIII-A (X1) 23 1,0137 23,32
2 VIII-B (X1) 25 1,1247 27,12
3 VIII-C (X1) 24 1,0502 25,20
4 VIII-D (X1) 22 1,0986 24,17
15
Retno Widyaningrum, Statistika. Yogyakarta : Pustaka Felicha. 2011. h.214 16
Ibid, h. 220
54
No Sampel Db = (n-1) Si Log Si (db) Log Si
5 VIII-E (X1) 25 1,0997 26,49
6 VIII-F (X1) 22 1,0633 23,39
7 VIII-G (X1) 24 1,0021 24,05
Jumlah 7 165 81,619 7,452 173,74
S =
B = 176,06
Pada Tabel Chi Kuadrat, nilai x2 dengan dk = 6 (7-1) untuk 5% =
12,59. Karena nilai <12,59 maka data dari 7 kelas di atas
terbukti homogen. Untuk pengambilan kelas eksperimen dan kontrol
dilakukan secara Random.
2. Uji Hipotesis
Berdasakan rumusan masalah penelitian, maka teknik yang
digunakan dalam menganalisis data untuk menguji hipotesis 1, 2, dan 3
menggunakan uji anova dua arah. Anova Dua Arah ini digunakan bila
sumber keragaman yang terjadi tidak hanya karena satu faktor
(perlakuan). Faktor lain yang mungkin menjadi sumber keragaman
respon juga harus diperhatikan. Faktor lain ini bisa perlakuan lain atau
faktor yang sudah dikondisikan. Tujuan dari pengujian ANOVA dua arah
ini adalah untuk mengetahui apakah ada dari berbagai kriteria yang diuji
terhadap hasil yang diinginkan. Dalam pengujian ANOVA ini,
55
dipergunakan rumus hitung dapat dilihat pada Tabel III.14 sebagai
berikut.17
TABEL III.14
ANALISI RAGAM KLARIFIKASI DUA ARAH
Sumber
Keragaman Jumlah Kuadrat Df Varians F hitung
Baris (
∑
) R-1
Kolom (
∑
) C-1
Interaksi
(∑∑
∑
∑
)
C-1
Galat ∑∑∑
∑∑
(R-1) *
(C-1)
Keterangan : JKT : Jumlah Kuadat Total R = jumlah baris
JKB : Jumlah Kuadrat Baris C = Jumlah Kolom
JKK : Jumlah Kuadrat Kolom JKG : Jumlah Kuadrat Galat
Kriteria pengujian hipotesis, jika pada taraf signifikan 5%
maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika , maka H0
ditolak dan Ha diterima. Setelah dilakukan perhitungan, kemudian hasilnya
disimpulkan untuk menjawab hipotesis yang telah dirumuskan.
17
Ferguson, Statistical Anlysisi in Psychology & Education Fourth Edition, (Amazon :
McGraw-Hill, 1976), h. 240
102
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis siswa yang belajar
menggunakan model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan siswa
yang belajar dengan pembelajaran konvensional. Hal ini dapat dilihat dari
nilai Fhitung 4,4445 dan Ftabel 4,03 pada taraf signifikan 5%. Maka nilai
Fhitung ≥ Ftabel yang berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dari hasil tersebut,
terlihat adanya perbedaan kemampuan berpikir kritis yang menggunakan
model pembelajaran Reciprocal Teaching. Maka dapat disimpulkan
bahwa, penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching dapat
meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
2. Terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa
yang memiliki pengetahuan awal tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dapat
dilihat dari nilai Fhitung 4,6311dan Ftabel 3,18 pada taraf signifikan 5%.
Maka nilai Fhitung > Ftabel yang berarti Ha ditolak dan Ho diterima.
3. Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran Reciprocal Teaching
terhadap pengetahuan awal dalam meningkatkan kemampuan berpikir
kritis matematis, hal ini berdasarkan perhitungan anova dua jalur diperoleh
nilai: Fhitung = -6,9165 dan Ftabel = 3,18. Maka nilai Fhitung < Ftabel yang
berarti Ho diterima dan Ha ditolak.
103
Berdasarkan hasil tersebut dapat menjawab dari judul yang diangkat oleh
peneliti yaitu Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal Teaching
terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Pengetahuan
Awal Siswa SMP.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari penelitian, dapat dikemukakan saran-
saran sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini masih terdapat siswa yang sulit berkerja sama baik
dalam kelompok berpengetahuan awal tinggi, sedang dan rendah saat
pembelajaran berlangsung. Sebaiknya guru memberikan soal sebanyak
anggota kelompok agar tiap siswa dapat mengerjakan soal dan saling
membantu jika terdapat angota kelompok yang mengalami kesulitan.
2. Penelitian ini hanya difokuskan pada kemampuan berpikir kritis matematis
siswa. Fakta di lapangan diketahui bahwa kemampuan bepikir kritis
matematis siswa tergolong rendah, hal tersebut dilihat dari hasil
pengamatan peneliti terhadap tugas harian siswa yang mana siswa masih
melakukan kesalahan dalam mengerjakan soal latihan maka peneliti
menyarankan untuk peneliti yang lain agar dapat meneliti terhadap
kemampuan lain dari siswa, seperti kemampuan pemecahan masalah,
penalaran, komunikasi dan sebagainya
3. Dikarenakan penelitian ini hanya diterapkan pada materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), diharapkan untuk penelitian
serupa dapat dilakukan pada materi matematika yang lain.
104
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmad & Widodo Supriyono, 2014, Psikologi Belajar, Jakarta: PT. Rineka
Cipta
Ahmad Santoso, 2013, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar,
Jakarta: Kencana Persada Media Grup
Alec Fisher, 2008, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar, Jakarta : Erlangga
Alfianti, 2013, Jekti Prihatin, dan Sulifah Aprilya, Pengaruh Pembelajaran
Kooperatif Model Reciprocal Teaching Dengan Teknik Example Non
Example Terhadap Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar Siswa (Siswa Kelas
Xi Man 2 Jember), Jurnal Pendidikan, Vol. 2, No. 3.
Desmita, 2010, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Dochy, F.J.R.C. 1996. Prior knowledge and learning. Dalam Corte, E.D., &
Weinert, F (eds.): International Encyclopedia of Developmental and Instructional
Psychology. New York: Pergamon
Elaine B. Johnson, 2012, Ctl, Contextual Teaching & Learning Menjadikan
Kegiatan Belajar-Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna, Bandung:
Mizan Media Utama
George A. Ferguson, 1976, Statistical Anlysisi in Psychology & Education Fourth
Edition, Amazon : McGraw-Hill,
Hartono, 2010, .Analisis Item Instrumen, Pekanbaru:Zanafa Publising.
Hartono, 2011, Statistik Untuk Penelitian.cetakan ke-4, Pekanbaru: Zanafa
Publishing
Hartono, 2014, SPSS 16.0 Analisis Data Statistik dan Penelitian, (Yogyakarta:
Pustaka Belajar
105
Heris Hendriana, dkk, 2017, Hard Skill dan Soft Skill Matematik Siswa, Bandung:
PT Refika Aditama.
Jhon W. Santrock, 2003, Adolescence Perkembangan Remaja, Jakarta: Erlangga
Jhon W. Santrock, 2011, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Kencana Predana Media
Group, Cet. 2
Jumaisyaroh, T. E. E, 2014, Napitupulu dan Hasratuddin, Peningkatan
Kemampuan Bepikir Kritis dan Kemandirian Belajar Siswa SMP Melalui
Pembelajaran Berbasis Masalah, Jurnal ‘Kreano, Vol, 5 No 02.
Kartini Kartono, 1996, Psikologi Umum, Bandung: Mandar Maju,
Lilyanti M. Payung, dkk, Pengaruh Pengetahuan Awal , Kecerdasan Emosional,
dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VIII SMP 3
Parigi, e-JournalMitra Sains, Vol. 4 No. 3, ISSN: 2302-2027.
Mega Achdisty Noordyana, Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
Siswa Melalui Pendekatan Metacognitive Instruction Untuk Siswa SMPN
2 Tarogong Kidul Garut, Jurnal Pendidikan Matematika STKIP Garut, No
ISSN: 2086 4280, Vol. 8 No. 2
Paul Egged, dkk, 2009, Method for Teaching, Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Rahman Haryadi, Mardiyana, dan Dewi Retno Sari Saputro, Eksperimentasi
Model Pembelajaran Reciprocal Teaching (RT) dan Problem Based
Learning (PBL) Pada Materi Peluang Ditinjau Dari Kreativitas Belajar
Siswa Kelas XI SMA 1 Ketapang Provinsi Kalimantan Barat, Jurnal
Elektronik Pembelajaran Matematika 2014, Vol. 2 No 8, Surakarta:
Universitas Sebelas Maret, No ISSN: 2339-1685
Retno Widyaningrum, 2011, Statistika. Yogyakarta : Pustaka Felicha.
106
Sardiman, A. M, 2011, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rajawali Pers.
Sitti Atika, Identitikasi Pengetahuan Awal Dengan Menggunakan Peta Konsep
Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Makassar, Skripsi tidak
diterbitkan, (Makassar: FMIPA Universitas Negeri Makassar. 2010)
Sufina Nurhasanah, 2010, Pengaruh Pendekatan Reciprocal Teaching Terhadap
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Dalam Belajar Matematika, Skripsi
Tidak Diterbitkan. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D), Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2010, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2011, metode penelitian pendidikan, Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2014, Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Bandung:
Alfabeta
Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto, 2011, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara.
Sumadi Suryabrata, 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada
Sumber Data: Tata Usaha SMP Negeri 10 Tapung Tahun 2018/2019
Trianto, 2007, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme,
Surabaya: Prestasi Pustaka
107
Tri Dyah Prastisi, Pengaruh Pendekatan Pembelajaran RME dan Pengetahuan
Awal Terhadap Kemampuan Komunikasi dan Pemahaman Matematika
Siswa SMP Kelas VII, Jurnal Didaktika, Vol. 2 No. 1 Maret 2007
Yulianti, Pengembangan Perangkat Pembelajaran Peluang Berbasis Reciprocal
Teaching Untuk Melatih Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas XI SMK
Negeri Lubuk Linggau, Jurnal Pendidikan Matematika Universitas
Sriwijaya 2010, Vol. 4, No. 1
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Reciprocal Teaching I
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Tapung
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Pertemuan ke : 1 (Satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
5. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
5.1. Menyelesaikan sistem persamaan linerar dua variabel
Indikator :
5.1.1. Menjelaskan perbedaan PLDV dan SPLDV.
5.1.2. Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat membedakan PLDV dan SPLDV
b. Pesertadidik dapat menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk
Karakter Siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responbility)
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Metode dan Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
Model Pembelajaran : Reciprocal Teaching
Lampiran B1
111
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan mengabsen
siswa.
2. Apersepsi :
Guru menjelaskan indikator, tujuan
pembelajaran, dan langkah-langkah
pembelajaran Reciprocal Teaching.
3. Motivasi :
Guru memotivasi siswa dengan
memerintahkan untuk mengingat kembali
mengenai variabel, koefisien dan konstanta
yang akan dikaitkan dengan materi yang akan
dipelajari.
4. Guru membagi kelompok belajar, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang siswa dengan
kemampuan heterogen
5. Guru membagikan bahan materi ajar kepada
siswa berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
10
menit
Kegiatan Inti Mengamati
1. Guru menjelaskan kepada siswa bahwa pada
segmen pertama, guru akan bertindak sebagai
guru (model)
Mengumpulkan informasi
2. Guru meminta siswa untuk mendengarkan
dan menyimak uraian materi umum yang
berkaitan dengan perbedaan PLDV dan
SPLDV serta menjelaskan SPLDV dalam
berbagai bentuk dan variabel. Setelah selesai,
guru mengarahkan siswa untuk melakukan
pemodelan selanjutnya, yaitu:
60
menit
112
Memprediksi pertanyaan yang mungkin
ditanyakan oleh guru.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Jika mengalami kesulitan, siswa
boleh mengacu pada materi pelajaran
yang telah disediakan oleh guru.
Mengajukan pendapat atau bertanya
ketika menemukan hal yang kurang jelas
dalam materi pelajaran yang telah
disediakan.
Merangkum pokok pikiran yang terdapat
dalam materi pelajaran yang telah
disediakan. Dalam hal ini, guru
menunjuk salah satu siswa secara acak
untuk membacakan rangkumannya.
Mengkomunikasikan
3. Guru meminta siswa untuk mengamati soal-
soal yang tertera dalam LKS
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan yang ada di LKS
5. Guru memilih siswa secara acak dalam
perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka. Pada
segmen ini guru melatih serta mengarahkan
siswa untuk berperan sebagal “guru/siswa”
dan siswa diharapkan menggunakan tahap
pemodelan sesuai yang diarahkan guru
sebelumnya. Sepanjang kegiatan itu guru
juga mendorong siswa lain untuk berperan
113
serta dalam dialog, namun selagi memberi
“guru-siswa” itu untuk kesempatan
memimpin dialog. Memberikan banyak
umpan balik dan pujian kepada “guru-siswa”
untuk peran sertanya.
6. Guru mengawasi kegiatan diskusi di setiap
kelompok dan memberikan bantuan
seperlunya
7. Guru mempersilahkan siswa yang telah
mepresentasikan hasil diskusinya untuk
kembali ke kelompoknya.
Menalar
8. Guru mengarahkan siswa untuk merangkum
kesimpulan tentang materi yang dipelajari
9. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang aktif dalam diskusi
tanya/jawab.
Penutup 1. Guru memberikan tugas individu
2. Siswa diberi informasi tentang materi yang
akan diberikan selanjutnya.
10
menit
E. Alat, Sumber Belajar dan Bahan Ajar
1. Alat : Spidol dan papan tulis.
2. Sumber Belajar : Buku Matematika Kelas VIII semester 1 karangan
Eddy Sudarmanta.
3. Bahan ajar : Lembar Kerja Siswa berupa materi dan soal-soal
permasalahan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
114
F. Penilaian hasil belajar
1. Instrumen tes : Latihan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Teknik : Tes Tertulis
3. Bentuk Instrumen : Uraian
Tapung, 21 November 2017
115
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Reciprocal Teaching II
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Tapung
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Pertemuan ke : 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
5. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
5.1. Menyelesaikan sistem persamaan linerar dua variabel
Indikator :
5.1.1. Menyelesaikan akar SPLDV dengan cara subsitusi dan eliminasi
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat Menyelesaikan akar SPLDV dengan cara subsitusi dan
eliminasi
Karakter Siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responbility)
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Metode dan Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
Model Pembelajaran : Reciprocal Teaching
Lampiran B2
116
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan mengabsen
siswa.
2. Apersepsi :
Guru menjelaskan indikator dan tujuan
pembelajaran, serta guru menjelaskan pada
pertemuan hari ini menggunakan
pembelajaran Reciprocal Teaching sesuai
dengan arahan pada pertemuan sebelumnya.
3. Motivasi :
Guru memotivasi siswa dengan
memerintahkan untuk mengingat kembali
mengenai materi yang dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
4. Guru membagi kelompok belajar, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang siswa dengan
kemampuan heterogen
5. Guru membagikan bahan materi ajar kepada
siswa berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
10
menit
Kegiatan Inti Mengamati
1. Guru meminta siswa untuk mendengarkan
dan menyimak uraian materi umum yang
yang berkaitan dengan penyelesaian SPLDV
dengan metode substitusi dan eliminasi.
Mengumpulkan informasi
2. Guru meminta siswa untuk mengamati soal-
soal yang tertera dalam LKS
3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mendiskusikan dan menyelesaikan
permasalahan yang ada di LKS
60
menit
117
Mengkomunikasikan
4. Guru memilih siswa secara acak dalam
perwakilan kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusi mereka.
Pada segmen ini guru mengarahkan siswa
untuk berperan sebagal “guru/siswa” dan
guru mengarahkan siswa untuk
menggunakan tahap pemodelan, yaitu:
Memprediksi pertanyaan yang mungkin
ditanyakan oleh guru (siswa yang
berperan sebagai guru).
Siswa lain menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari temannya yang berperan
sebagai guru di depan kelas. Jika
mengalami kesulitan, siswa boleh
mengacu pada materi pelajaran yang
telah disediakan oleh guru.
Siswa lain yang berperan sebagai siswa
mengajukan pendapat atau bertanya
ketika menemukan hal yang kurang jelas
dalam permasalahan yang telah
dijelaskan.
Siswa yang berperan sebagai guru
mengajak temannya untuk merangkum
pokok pikiran yang terdapat dalam materi
pelajaran yang telah dijelaskan. Dalam
hal ini, siswa (guru) menunjuk salah satu
siswa (temannya) secara acak untuk
membacakan rangkumannya.
5. Guru mengawasi kegiatan diskusi di setiap
118
kelompok dan memberikan bantuan
seperlunya.
6. Guru mempersilahkan siswa yang telah
mepresentasikan hasil diskusinya untuk
kembali ke kelompoknya
Menalar
7. Guru mengarahkan siswa untuk merangkum
kesimpulan tentang materi yang dipelajari
8. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang aktif dalam diskusi
tanya/jawab.
Penutup 1. Guru memberikan tugas individu
2. Siswa diberi informasi tentang materi yang
akan diberikan selanjutnya.
10
menit
E. Alat, Sumber Belajar dan Bahan Ajar
1. Alat : Spidol dan papan tulis.
2. Sumber Belajar : Buku Matematika Kelas VIII semester 1 karangan
Eddy Sudarmanta.
3. Bahan ajar : Lembar Kerja Siswa berupa materi dan soal-soal
permasalahan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
119
F. Penilaian hasil belajar
1. Instrumen tes : Latihan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Teknik : Tes Tertulis
3. Bentuk Instrumen : Uraian
Tapung, 24 November 2017
120
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Reciprocal Teaching III
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Tapung
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Pertemuan ke : 3 (Tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
5. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
5.2.1. Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV
Indikator :
5.2.2. Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat Membuat model matematika dari masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan SPLDV
Karakter Siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responbility)
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Metode dan Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
Model Pembelajaran : Reciprocal Teaching
Lampiran B3
121
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan mengabsen
siswa.
2. Apersepsi :
Guru menjelaskan indikator dan tujuan
pembelajaran, serta guru menjelaskan pada
pertemuan hari ini menggunakan
pembelajaran Reciprocal Teaching sesuai
dengan arahan pada pertemuan sebelumnya.
3. Motivasi :
Guru memotivasi siswa dengan
memerintahkan untuk mengingat kembali
mengenai materi yang dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
4. Guru membagi kelompok belajar, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang siswa dengan
kemampuan heterogen
5. Guru membagikan bahan materi ajar kepada
siswa berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
10
menit
Kegiatan Inti Mengamati dan Mengumpulkan informasi
1. Guru menjelaskan pada segmen ini siswa
akan berperan sebagai guru dan memilih
siswa secara acak untuk menjelaskan uraian
materi umum yang yang berkaitan dengan
model matematika dari masalah sehari-hari
yang berkaitan dengan SPLDV. Setelah
selesai, siswa yang berperan sebagai guru
melakukan pemodelan selanjutnya, yaitu:
Siswa yang berperan sebagai guru
60
menit
122
mengarahkan temannya untuk
memprediksi pertanyaan yang mungkin
ditanyakan oleh guru.
Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan temannya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah
ditanyakan temannya yang berperan
sebagai guru. Jika mengalami kesulitan,
siswa boleh mengacu pada materi
pelajaran yang telah disediakan oleh
guru.
Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan temannya untuk
mengajukan pendapat atau bertanya
ketika menemukan hal yang kurang jelas
dalam materi pelajaran yang telah
disediakan.
Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan temannya untuk
merangkum pokok pikiran yang terdapat
dalam materi pelajaran yang telah
disediakan. Dalam hal ini, guru
menunjuk salah satu siswa secara acak
untuk membacakan rangkumannya.
Mengkomunikasikan
2. Siswa yang berperan sebagai guru meminta
siswa lainnya untuk mengamati soal-soal
yang tertera dalam LKS
3. Siswa yang berperan sebagai guru
memberikan kesempatan kepada siswa
123
lainnya untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan permasalahan yang ada di
LKS
4. Siswa yang berperan sebagai guru memilih
siswa lainnya secara acak dalam perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka dan siswa yang berperan
sebagai guru mengarahkan siswa lainnya
untuk menggunakan tahap pemodelan yang
telah dilakukan sebelumnya.
5. Siswa yang berperan sebagai guru
mempersilahkan siswanya yang telah
mepresentasikan hasil diskusinya untuk
kembali ke kelompoknya.
6. Guru yang hanya sebagai pembimbing
mengawasi kegiatan diskusi di setiap
kelompok dan memberikan bantuan
seperlunya.
Menalar
7. Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan siswa lainnya untuk
merangkum kesimpulan tentang materi yang
dipelajari.
8. Guru mempersilahkan siswa yang telah
berperan sebagai guru untuk kembali ke
kelompoknya.
9. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang aktif dalam diskusi
tanya/jawab.
Penutup 1. Guru memberikan tugas individu
2. Siswa diberi informasi tentang materi yang
10
menit
124
akan diberikan selanjutnya.
E. Alat, Sumber Belajar dan Bahan Ajar
1. Alat : Spidol dan papan tulis.
2. Sumber Belajar : Buku Matematika Kelas VIII semester 1 karangan
Eddy Sudarmanta.
3. Bahan ajar : Lembar Kerja Siswa berupa materi dan soal-soal
permasalahan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
F. Penilaian hasil belajar
1. Instrumen tes : Latihan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Teknik : Tes Tertulis
3. Bentuk Instrumen : Uraian
Tapung, 28 November 2017
125
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Reciprocal Teaching IV
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Tapung
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Pertemuan ke : 4 (Empat)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi :
5. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar :
5.3. Menyelesaikan model matematika matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.
Indikator :
5.3.1. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.
A. Tujuan Pembelajaran
a. Peserta didik dapat Menyelesaikan model matematika dari masalah yang
berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya.
Karakter Siswa yang diharapkan : Disiplin (Discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responbility)
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Metode dan Model Pembelajaran
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, dan pemberian tugas
Model Pembelajaran : Reciprocal Teaching
D. Langkah-langkah Kegiatan
Lampiran B4
126
Pendahuluan 1. Guru mengucapkan salam dan mengabsen
siswa.
2. Apersepsi :
Guru menjelaskan indikator dan tujuan
pembelajaran, serta guru menjelaskan pada
pertemuan hari ini menggunakan
pembelajaran Reciprocal Teaching sesuai
dengan arahan pada pertemuan sebelumnya.
3. Motivasi :
Guru memotivasi siswa dengan
memerintahkan untuk mengingat kembali
mengenai materi yang dipelajari pada
pertemuan sebelumnya.
4. Guru membagi kelompok belajar, setiap
kelompok terdiri dari 4 orang siswa dengan
kemampuan heterogen
5. Guru membagikan bahan materi ajar kepada
siswa berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
10
menit
Kegiatan Inti Mengamati dan Mengumpulkan informasi
1. Guru menjelaskan pada segmen ini siswa
akan berperan sebagai guru dan memilih
siswa secara acak untuk menjelaskan uraian
materi umum yang yang berkaitan dengan
model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel dan
penafsirannya. Setelah selesai, siswa yang
berperan sebagai guru melakukan pemodelan
selanjutnya, yaitu:
Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan temannya untuk
memprediksi pertanyaan yang mungkin
60
menit
127
ditanyakan oleh guru.
Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan temannya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang telah
ditanyakan temannya yang berperan
sebagai guru. Jika mengalami kesulitan,
siswa boleh mengacu pada materi
pelajaran yang telah disediakan oleh
guru.
Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan temannya untuk
mengajukan pendapat atau bertanya
ketika menemukan hal yang kurang jelas
dalam materi pelajaran yang telah
disediakan.
Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan temannya untuk
merangkum pokok pikiran yang terdapat
dalam materi pelajaran yang telah
disediakan. Dalam hal ini, guru
menunjuk salah satu siswa secara acak
untuk membacakan rangkumannya.
Mengkomunikasikan
2. Siswa yang berperan sebagai guru meminta
siswa lainnya untuk mengamati soal-soal
yang tertera dalam LKS
3. Siswa yang berperan sebagai guru
memberikan kesempatan kepada siswa
lainnya untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan permasalahan yang ada di
128
LKS
4. Siswa yang berperan sebagai guru memilih
siswa lainnya secara acak dalam perwakilan
kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi mereka dan siswa yang berperan
sebagai guru mengarahkan siswa lainnya
untuk menggunakan tahap pemodelan yang
telah dilakukan sebelumnya.
5. Siswa yang berperan sebagai guru
mempersilahkan siswanya yang telah
mepresentasikan hasil diskusinya untuk
kembali ke kelompoknya.
6. Guru yang hanya sebagai pembimbing
mengawasi kegiatan diskusi di setiap
kelompok dan memberikan bantuan
seperlunya.
Menalar
7. Siswa yang berperan sebagai guru
mengarahkan siswa lainnya untuk
merangkum kesimpulan tentang materi yang
dipelajari.
8. Guru mempersilahkan siswa yang telah
berperan sebagai guru untuk kembali ke
kelompoknya.
9. Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang aktif dalam diskusi
tanya/jawab.
Penutup 1. Guru memberikan tugas individu
2. Siswa diberi informasi tentang materi yang
akan diberikan selanjutnya.
10
menit
129
F. Alat, Sumber Belajar dan Bahan Ajar
1. Alat : Spidol dan papan tulis.
2. Sumber Belajar : Buku Matematika Kelas VIII semester 1 karangan
Eddy Sudarmanta.
3. Bahan ajar : Lembar Kerja Siswa berupa materi dan soal-soal
permasalahan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
G. Penilaian hasil belajar
1. Instrumen tes : Latihan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Teknik : Tes Tertulis
3. Bentuk Instrumen : Uraian
Tapung, 01 Desember 2017
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL I
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Tapung
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Pertemuan ke : 1 (satu)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi:
5. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar:
5.1. Menyelesaikan sistem persamaan linerar dua variabel
Indikator:
5.1.1. Menjelaskan perbedaan PLDV dan SPLDV.
5.1.2. Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran peserta didik diharap dapat :
1) Menjelaskan perbedaan PLDV dan SPLDV
2) Menjelaskan SPLDV dalam berbagai bentuk
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin (Discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Metode dan Model Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Konvensional
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas
Lampiran B5
131
D. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Berdoa dan menjawab salam serta memeriksa
absensi siswa.
2. Memberikan motivasi kepada siswa berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
3. Memberikan apersepsi.
4. Memberikan informasi tentang materi yang
akan dipelajari dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
10
menit
Kegiatan Inti 1. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan
buku siswa dan bersiap untuk menerima
materi.
2. Guru menjelaskan tentang perbedaan PLDV
dan SPLDV serta menjelaskan SPLDV dalam
berbagai bentuk dan variabel.
3. Mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada
materi yang kurang dipahami.
4. Mengintruksikan kepada siswa untuk mencatat
penjelasan guru dibuku catatan masing-
masing.
5. Memberikan soal dari materi yang telah
dipelajari dan dikerjakan siswa secara mandiri
dan teliti.
60
menit
Penutup 3. Mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
4. Menginformasikan materi untuk pertemuan
berikutnya.
5. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
10
menit
132
E. Alat, Sumber Belajar dan Bahan Ajar
4. Alat : Spidol dan papan tulis.
5. Sumber Belajar : Buku Matematika Kelas VIII semester 1 karangan
Eddy Sudarmanta.
6. Bahan ajar : Lembar Kerja Siswa berupa materi dan soal-soal
permasalahan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
F. Penilaian hasil belajar
1. Instrumen tes : Latihan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Teknik : Tes Tertulis
3. Bentuk Instrumen : Uraian
Tapung, 22 November 2017
133
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL II
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Tapung
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Pertemuan ke : 2 (dua)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi:
5. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar:
5.1. Menyelesaikan sistem persamaan linerar dua variabel
Indikator:
5.1.1. Menyelesaikan akar SPLDV dengan cara substitusi dan eliminasi.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran peserta didik diharap dapat :
1) Menyelesaikan akar SPLDV dengan cara substitusi dan eliminasi
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin (Discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Metode dan Model Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Konvensional
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas
Lampiran B6
134
D. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Berdoa dan menjawab salam serta memeriksa
absensi siswa.
2. Memberikan motivasi kepada siswa berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
3. Memberikan apersepsi.
4. Memberikan informasi tentang materi yang
akan dipelajari dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
10
menit
Kegiatan Inti 1. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan
buku siswa dan bersiap untuk menerima
materi.
2. Guru menjelaskan tentang perbedaan PLDV
dan SPLDV serta menjelaskan SPLDV dalam
berbagai bentuk dan variabel.
3. Mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada
materi yang kurang dipahami.
4. Mengintruksikan kepada siswa untuk mencatat
penjelasan guru dibuku catatan masing-
masing.
5. Memberikan soal dari materi yang telah
dipelajari dan dikerjakan siswa secara mandiri
dan teliti.
60
menit
Penutup 1. Mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
2. Menginformasikan materi untuk pertemuan
berikutnya.
3. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
10
menit
135
E. Alat, Sumber Belajar dan Bahan Ajar
1. Alat : Spidol dan papan tulis.
2. Sumber Belajar : Buku Matematika Kelas VIII semester 1 karangan
Eddy Sudarmanta.
3. Bahan ajar : Lembar Kerja Siswa berupa materi dan soal-soal
permasalahan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
F. Penilaian hasil belajar
1. Instrumen tes : Latihan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Teknik : Tes Tertulis
3. Bentuk Instrumen : Uraian
Tapung, 25 November 2017
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL III
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Tapung
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Pertemuan ke : 3 (tiga)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi:
5. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar:
5.2. Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV
Indikator:
5.2.1. Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran peserta didik diharap dapat :
1) Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan
dengan SPLDV
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin (Discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Metode dan Model Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Konvensional
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas
Lampiran B7
137
D. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Berdoa dan menjawab salam serta memeriksa
absensi siswa.
2. Memberikan motivasi kepada siswa berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
3. Memberikan apersepsi.
4. Memberikan informasi tentang materi yang
akan dipelajari dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
10
menit
Kegiatan Inti 1. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan
buku siswa dan bersiap untuk menerima
materi.
2. Guru menjelaskan tentang perbedaan PLDV
dan SPLDV serta menjelaskan SPLDV dalam
berbagai bentuk dan variabel.
3. Mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada
materi yang kurang dipahami.
4. Mengintruksikan kepada siswa untuk mencatat
penjelasan guru dibuku catatan masing-
masing.
5. Memberikan soal dari materi yang telah
dipelajari dan dikerjakan siswa secara mandiri
dan teliti.
60
menit
Penutup 1. Mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
2. Menginformasikan materi untuk pertemuan
berikutnya.
3. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
10
menit
138
E. Alat, Sumber Belajar dan Bahan Ajar
1. Alat : Spidol dan papan tulis.
2. Sumber Belajar : Buku Matematika Kelas VIII semester 1 karangan
Eddy Sudarmanta.
3. Bahan ajar : Lembar Kerja Siswa berupa materi dan soal-soal
permasalahan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
F. Penilaian hasil belajar
1. Instrumen tes : Latihan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Teknik : Tes Tertulis
3. Bentuk Instrumen : Uraian
Tapung, 29 November 2017
139
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL IV
(RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 10 Tapung
Kelas/Semester : VIII / Ganjil
Pertemuan ke : 4 (empat)
Alokasi Waktu : 2 x 40 menit
Standar Kompetensi:
5. Memahami Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan Menggunakannya dalam
pemecahan masalah
Kompetensi Dasar:
5.3. Menyelesaikan sistem persamaan linerar dua variabel
Indikator:
5.3.1. Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirannya.
A. Tujuan Pembelajaran
Setelah selesai pembelajaran peserta didik diharap dapat :
1) Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirannya.
Karakter siswa yang diharapkan: Disiplin (Discipline)
Rasa hormat dan perhatian (respect)
Tekun (diligence)
Tanggung jawab (responsibility)
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
C. Metode dan Model Pembelajaran
Model Pembelajaran : Pembelajaran Konvensional
Metode Pembelajaran : Ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas
Lampiran B8
140
D. Kegiatan Pembelajaran
Pendahuluan 1. Berdoa dan menjawab salam serta memeriksa
absensi siswa.
2. Memberikan motivasi kepada siswa berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.
3. Memberikan apersepsi.
4. Memberikan informasi tentang materi yang
akan dipelajari dan menyampaikan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
10
menit
Kegiatan Inti 1. Guru meminta siswa untuk mempersiapkan
buku siswa dan bersiap untuk menerima
materi.
2. Guru menjelaskan tentang model matematika
dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV
dan penafsirannya.
3. Mempersilahkan siswa untuk bertanya jika ada
materi yang kurang dipahami.
4. Mengintruksikan kepada siswa untuk mencatat
penjelasan guru dibuku catatan masing-
masing.
5. Memberikan soal dari materi yang telah
dipelajari dan dikerjakan siswa secara mandiri
dan teliti.
60
menit
Penutup 1. Mengarahkan siswa untuk membuat
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.
2. Menginformasikan materi untuk pertemuan
berikutnya.
3. Menutup pelajaran dan mengucapkan salam.
10
menit
141
E. Alat, Sumber Belajar dan Bahan Ajar
1. Alat : Spidol dan papan tulis.
2. Sumber Belajar : Buku Matematika Kelas VIII semester 1 karangan
Eddy Sudarmanta.
3. Bahan ajar : Lembar Kerja Siswa berupa materi dan soal-soal
permasalahan sesuai dengan materi yang akan
dipelajari.
F. Penilaian hasil belajar
1. Instrumen tes : Latihan pada Lembar Kerja Siswa (LKS)
2. Teknik : Tes Tertulis
3. Bentuk Instrumen : Uraian
Pekanbaru, 2 Desember 2017
142
RINGKASAN MATERI
1. Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)
Lengkapilah tabel berikut yang menunjukkan kemungkinan jawabannya!
LEMBAR KERJA SISWA
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPDLV)
Petunjuk: 1. Kerjakanlah LKS ini dengan
teman sekelompokmu! 2. Jika kurang mengerti,
segerakan tanya kepada gurumu dan pastikan semua memahami materi LKS
Kelompok:
Nama: 1.
2.
3.
4.
Pertemuan ke- 1
Ayo Berdiskusi !
Apersepsi
Sindy ingin membeli pensil dan pena.
Ia berencana membeli sebanyak 13
buah. Berapa banyaknya masing-
masing pena dan pensil yang mungkin
dibeli Sindy?
Lampiran C1
143
Pensil 0 1 2 3 4 . . . . .
Pena 13 12 11 . 9 11 . . .
Persamaan yang menggambarkan berapa banyak masing-masing pena dan pensil yang
dibeli Sindy adalah:
x + y = 13
Tabel di atas menunjukkan banyak pena dan pensil yang mungkin dibeli oleh Sindy.
Dia bisa membeli 13 untuk semua pensil, atau 8 pensil dan 5 pena, atau yang lainnya.
Banyak pensil dan pena dapat bervariasi.
Contoh persamaan linear dua variabel.
3x + 6y = 12
5x - 2y = 11
Bentuk umum persamaan linear dengan dua variabel dalam x dan y
dapat dituliskan sebagai berikut:
ax + by = c; dengan a, b, dan c bilangan real.
Berdasarkan penyelesaian masalah diatas,
Persamaan linear dua variabel adalah
144
Apersepsi
2. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Perhatikan masalah berikut!!!
Dari persoalan di atas, mari kita tabelkan persoalan tersebut!
Nama
Pembeli
Jenis Barang Harga
Buku Tulis Pensil
Rini …. …. …………
Seno …. …. …………
Selanjutnya kita misalkan harga buku tulis adalah B rupiah dan pensil adalah P rupiah,
dari tabel yang di atas, tuliskan model matematikanya!
Persamaan di atas merupakan jenis dari Sistem Persaman Linear Dua Variabel dengan
menggunakan variabel B sebagai buku tulis dan variabel P sebagai pensil.
3. Bentuk dari Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Rini dan Seno pergi ketoko buku bersama-
sama. Rini membeli 2 buku tulis dan 1 pensil
dengan harga Rp 7.500,00, sedangkan Seno
membeli 2 buku tulis dan 2 pensil dengan
harga Rp 9.000,00.
Berdasarkan penyelesaian masalah diatas,
Sistem Persamaan linear dua variabel adalah
145
Perhatikan gambar berikut!
1)
Gambar di atas merupakan gambar kemeja dan dres. Jika Kemeja dimisalkan dengan m
dan dress n. Maka dapat ditulis persamaanya menjadi….
Rp 340.0000,-
Rp 230.0000,-
Jawaban:
……………………………………
…..………………………………..
146
Cara Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
a. Metode Substitusi
Cara penyelesaian sistem persamaan linear adalah dengan metode substitusi.
Substitusi artinya mengganti, yaitu menggantikan variabel yang kita pilih pada
persamaan pertama dan digunakan untuk mengganti variabel sejenis pada persamaan
kedua.
Metode Substitusi dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Mengubah salah satu variabel menjadi fungsi terhadap variabel lainnya pada salah
satu persamaan dan
2. Variabel yang sudah menjadi fungsi disubstitusikan kepersamaan lainnya.
Contoh:
Tentukan himpunan penyelesaian dari persamaan dan
Cara 1: menggantikan (mensubtitusi) x
a. Untuk mengganti , kita nyatakan salah satu persamaan dalam bentuk dalam .
Dalam kegitan ini diambil persamaan nyatakan dalam bentuk
LEMBAR KERJA SISWA
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPDLV)
Petunjuk: 1. Kerjakanlah LKS ini dengan
teman sekelompokmu! 2. Jika kurang mengerti, segerakan
tanya kepada gurumu dan pastikan semua memahami materi LKS
Kelompok:
Nama: 1.
2.
3.
4.
Pertemuan ke- 2
Lampiran C2
147
b. Substitusikan nilai dari hasil butir a pada persamaan untuk
mendapatkan nilai .
( )
c. Untuk mendapatkan nilai , nilai yang didapat pada butir b disustitusikan pada
persamaan .
Jadi, penyelesaiannya adalah dan
Cara 2: menggantikan (mensubtitusi) y
a. Untuk mengganti , kita nyatakan salah satu persamaan dalam bentuk dalam .
Dalam kegitan ini diambil persamaan nyatakan dalam bentuk
b. Substitusikan nilai dari hasil butir a pada persamaan untuk
mendapatkan nilai .
( )
c. Untuk mendapatkan nilai , nilai yang didapat pada butir b disustitusikan pada
persamaan .
148
KEGIATAN 1
Jadi, penyelesaiannya adalah dan
Dapat kita simpulkan, bahwa dengan kedua cara tersebut penyelesaian yang kita
peroleh ternyata sama. Karena itu cukup pilih salah satu cara saja!
Carilah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan dan
dengan metode Substitusi!
Jawab:
menggantikan (mensubtitusi) x
a. Untuk mengganti , kita nyatakan salah satu persamaan dalam bentuk dalam .
Dalam kegitan ini diambil persamaan nyatakan dalam bentuk
........................
b. Substitusikan nilai dari hasil butir a pada persamaan untuk
mendapatkan nilai .
( )
( )
c. Untuk mendapatkan nilai , nilai yang didapat pada butir b disustitusikan pada
persamaan .
( )
( )
149
b. Metode Eliminasi
Mengeliminasi artinya menghilangkan sementara atau menyembunyikan salah satu
variabel sehingga dari dua variabel menjadi hanya satu variabel dan sistem
persamaannya dapat diselesaikan.
Langkah-langkah untuk menyelesaikan sistem persamaan linear dengan metode
eliminasi adalah sebagai berikut:
1. Samakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan pada suatu sistem persamaan
dengan cara mengalikan suatu bilangan pada kedua persamaan tersebut. Lalu lakukan
operasi penjumlahan ataupun penggurangan.
2. Jika salah satu variabel dari suatu sistem persamaan mempunyai koefisien yang
sama, maka kurangkan kedua persamaan tersebut. Jika satu variabel mempunyai
koefisien yang berlawanan, maka jumlahkanlah kedua persamaan tersebut, sehingga
diperoleh persamaan linear dengan satu variabel.
3. Selesaikan persamaan linear dengan satu variabel tersebut.
4. Ulangi langkah 1, 2, dan 3 untuk mendapatkan nilai variabel lainnya.
Contoh:
Carilah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut ini.
{
Jawab:
Menghilangkan variabel , diperoleh:
x 4
x 3
Menghilangkan variabel , diperoleh:
x 1
x 2
jadi, himpunan penyelesaiannya adalah {(2, -1)}
150
KEGIATAN 2
1.
Carilah himpunan penyelesaian dari sistem persamaan berikut dengan metode Eliminasi:
{
Jawab:
Langkah pertama: menghilangkan salah satu variabel.
Menghilangkan variabel
x ..... ...........................
x ..... ...........................
............................
.......... ..........
..........
Menghilangkan variabel y
x ..... ..........................
x ..... ..........................
...........................
.......... ..........
..........
Jadi, Himpunan penyelesaian dari persamaan tersebut adala {( ... , ... )}
c. Metode Gabungan Eliminasi dan Substitusi
Metode gabungan eliminasi dan substitusi dilakukan dengan cara mengeliminasi salah
satu variabel kemudian dilanjutkan dengan mensubstitusikan hasil dari eliminasi tersebut.
Contoh:
Selesaikan SPLDV berikut ini dengan metode eliminasi dan substitusi (gabungan).
{
Jawab:
Mula-mula kedua persamaan diubah dalam bentuk . Kedua persamaan terdiri
dari koefisien yang berlawanan tanda pada variabel . Dengan cara mengalikan persamaan
kedua dengan 2, kita dapat mengeliminasi koefisien .
151
x 1
x 2
Substitusikan ke salah satu persamaan awal untuk meemperoleh nilai .
( )
Jadi, solusi SPLDVadalah (2, 6)
1. Apakah dalam suatu persamaan dan dapat menggunakan
dua atau lebih metode dalam waktu bersamaan? Jika mungkin berikan alasan. Jika
tidak, jelaskan alasannya!
LATIHAN
152
Penerapan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel di Kehidupan Sehari-hari
Perhatikan Permasalahan berikut!!!
Nurul membeli dua pensil dan dua buku
dengan harga Rp. 14.000,00, sedangkan Mimi
membeli satu pensil dan tiga buku dengan
harga Rp 17.000,00
Jawab :
Kita misalkan : Harga sebuah pensil = p rupiah
Harga sebuah buku = b rupiah
Diperoleh model matematika :
LEMBAR KERJA SISWA
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPDLV)
Petunjuk: 1. Kerjakanlah LKS ini dengan
teman sekelompokmu! 2. Jika kurang mengerti, segerakan
tanya kepada gurumu dan pastikan semua memahami materi LKS
Kelompok:
Nama: 1.
2.
3.
4.
Pertemuan 3
Lampiran C3
153
Kita selesaikan sistem persamaan di atas dengan mengeleminasi p
x 1
x 2
Subtitusikan ke
Jadi, harga sebuah pensil adalah Rp. 2.000,00 dan harga sebuah buku adalah Rp. 5.000,00
KEGIATAN 6
1. Harga 2 koper dan 5 tas adalah Rp.
450.000,00. Harga 3 koper dan 4 jenis
tas yang sama adalah Rp. 500.000,00.
Tentukan harga sebuah koper dan sebuah
tas!
Tahapan- tahapan pengerjaan soal cerita :
1. Menentukan pemisalan dengan variabel yang sesuai, misal x dan y,
atau yang lain.
2. Membuat model matematika ( di sini berupa SPLDV ).
3. Menyelesaikan model matematika ( SPLDV).
4. Menyimpulkan himpunan penyelesaian yang diperoleh.
Hasil Diskusi
http//Google.com
154
Jawab:
Diketahui: dimisalkan
Variabel = .................................................................
Variabel = .................................................................
Ditanya: ...............................................................................
Dijawab:...................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
2. Harga 2 celana panjang dan 4 kemeja
adalah Rp. 320.000,00. Harga 3 celana
panjang dan 2 kemeja adalah Rp.
240.000,00. Misal harga celana
panjang dan harga kemeja .
Tentukan harga sebuah celana panjang
dan sebuah kemeja tersebut!
Jawab:
Diketahui: dimisalkan
Variabel = .................................................................
Variabel = .................................................................
Ditanya: ...............................................................................
Dijawab:...................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
http//Google.com
155
3. Jumlah uang Pablo ditambah 3 kali uang
Umar adalah Rp. 64.500,00. Sedangkan
2 kali uang Pablo ditambah 4 kali uang
Umar adalah Rp. 100.000,00. Tentukan
besar masing-masing uang Pablo dan
Umar!
Jawab:
Diketahui: dimisalkan
Variabel = .................................................................
Variabel = .................................................................
Ditanya: ...............................................................................
Dijawab:...................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
............................................................................................................
http//Google.com
156
1. Yuda bersepeda dari kota A ke kota B. jika dalam satu jam ia dapat
menempuh perjalanan sebanyak
km lebih cepat, maka ia hanya
memerlukan
dari waktu yang digunakannya. Jika ia berjalan
jam lebih
lama dalam satu jam, mungkinkah jarak yang ia tempuh akan sama dari kota
A ke kota B? Jika mungkin berikan alasan. Jika tidak, jelaskan alasannya!
2. Setengah bilangan pertama ditambah dengan dua kali bilangan kedua adalah 8.
Sementara 2 kali bilangan pertama dikurangi bilangan kedua adalah 6.
Berapakah hasil bilangan pertama ditambah 2 kali bilangan kedua?
LATIHAN
157
s
Menyelesaikan Model Matematika Dari Masalah Yang Berkaitan Dengan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel
Selesaikan SPLDV berikut!
{
Jawab :
Kita selesaikan sistem persamaan di atas dengan mengeleminasi x
x 4
x 2
Subtitusikan ke
LEMBAR KERJA SISWA
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPDLV)
Petunjuk: 1. Kerjakanlah LKS ini dengan
teman sekelompokmu! 2. Jika kurang mengerti, segerakan
tanya kepada gurumu dan pastikan semua memahami materi LKS
Kelompok:
Nama: 1.
2.
3.
4.
Pertemuan 4
Lampiran C4
158
KEGIATAN 1
Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah
Selesaikan SPLDV berikut menggunakan metode substitusi dan eliminasi!
1. {
2. {
3. {
159
KUNCI JAWABAN LKS 1
Materi 1: PLDV
Pensil 0 1 2 3 4 2 5 6 7 8
Pena 13 12 11 10 9 11 8 7 6 5
Materi 2: SPLDV
Dari persoalan cerita, mari kita tabelkan persoalan tersebut!
Nama
Pembeli
Jenis Barang Harga
Buku Tulis Pensil
Rini 2 1 Rp 7.500,-
Seno 2 2 Rp 9.000,-
Selanjutnya kita misalkan harga buku tulis adalah B rupiah dan pensil adalah P
rupiah, dari tabel yang di atas, tuliskan model matematikanya!
75
9
Persamaan di atas merupakan jenis dari Sistem Persaman Linear Dua Variabel
dengan menggunakan variabel B sebagai buku tulis dan variabel P sebagai
pensil.
Berdasarkan penyelesaian masalah diatas,
Persamaan linear dua variabel adalah persamaan yang mengandung dua
variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan satu
Berdasarkan penyelesaian masalah diatas,
Sistem Persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear dua
variable yang mempunyai hubungan diantara ke duanya dan mempunyai
satu penyelesaian.
Lampiran D
160
1. Bentuk dari Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Perhatikan gambar berikut!
1)
Gambar di atas merupakan gambar kemeja dan dres. Jika Kemeja dimisalkan
dengan m dan dress n. Maka dapat ditulis persamaanya menjadi….
Rp 340.0000,-
Rp 230.0000,-
Jawaban:
𝑚 3𝑛 34
3𝑚 𝑛 3
161
KUNCI JAWABAN LKS 2
1. Penyelesaian persamaan 8 dan 6
Metode substitusi
Nyatakan salah satu persamaan dalam bentuk dalam . Dalam kegitan
ini diambil persamaan 6 nyatakan dalam bentuk
6
o Substitusikan nilai pada persamaan 6 ke persamaan
8
6 8
4 8
4 8
6 6
o Substitusikan nilai ke persamaan 6
6
6
6
8
Jadi, penyelesaiannya adalah 8 dan
Metode Eliminasi
Menghilangkan variabel , diperoleh:
8 x 1 8
6 x 2 4 -
6 6
Menghilangkan variabel , diperoleh
8
6 +
3 = 4
8
Jadi, penyelesaiannya adalah 8 dan
162
Metode Gabungan
Eliminasi persamaan 1 dan persamaan 2, diperoleh:
8 x 1 8
6 x 2 4 -
6 6
Substitusikan ke salah satu persamaan, diperoleh:
Dipilih persamaan:
6
6
6
6
8
Jadi, penyelesaiannya adalah 8 dan
2. Perhatikan persamaan berikut
8 4 6 5
Menyelesaikan persamaan di atas menggunakan metode substitusi, eliminasi dan
gabungan.
Kesimpulan: Persamaan di atas bisa menggunakan dua metode atau lebih.
Karena memiliki unsur yang lengkap.
Metode substitusi
Jawab:
Menghilangkan variabel , diperoleh:
4 3 x 1 4 3
3 x 2 4 6 -
7
7
Menghilangkan variabel , diperoleh:
164
KUNCI JAWABAN LKS 3
1. Misalkan jarak A ke B adalah s, waktu yang digunakan adalah t, dan
kecepatannya adalah v, maka :
Jadi jarak kota A ke kota B adalah 165 km.
2. Diketahui: Setengah bilangan pertama ditambah dengan dua kali bilangan
kedua adalah -8. Sementara 2 kali bilangan pertama dikurangi
bilangan kedua adalah 6.
Ditanya: Bilangan pertama ditambah 2 kali bilangan kedua?
Penyelesaian:
Bilangan pertama=
Bilangan kedua=
Persamaan linear dua variabelnya adalah sebagai berikut :
166
KUNCI JAWABAN LKS 4
1. { 8
4 6
Penyelesaian:
Metode substitusi
Nyatakan salah satu persamaan dalam bentuk dalam . Dalam kegitan
ini diambil persamaan 8 nyatakan dalam bentuk
8
o Substitusikan nilai pada persamaan 8 ke persamaan 4
6
8 4 6
6 4 6
4 6 6
o Substitusikan nilai ke persamaan 8
6
6
6
7
Jadi, penyelesaiannya adalah 7 dan
2. { 3 9 4 6
Penyelesaian:
Metode Eliminasi
o Ubah persamaan 3 9 menjadi 3 9
o Menghilangkan variabel , diperoleh:
3 9 x 2 6 8
4 6 x 1 4 6 -
6
167
Menghilangkan variabel , diperoleh:
3 9 x 4 4 36
4 6 x 3 6 6 -
3
5
Jadi, penyelesaiannya adalah 6dan 5
3. {4 6 4
Penyelesaian:
Metode Gabungan
o Ubah persamaan 4 6 menjadi 2 4 6 dan
Ubah persamaan 4 menjadi 2 4
Eliminasi persamaan 1 dan persamaan 2, diperoleh:
2 4 6
2 4
3
Substitusikan
ke salah satu persamaan, diperoleh:
Dipilih persamaan:
2 4
4
4
Jadi, penyelesaiannya adalah
dan
176
KISI-KISI UJI COBA SOAL TES PENGETAHUAN AWAL
No Indikator Materi Butir Soal
1
Menjelaskan pengertian dari
variabel, koofisien, dan konstanta
Aljabar 1
2 Menentukan variabel, koofisien, dan
konstanta
PLSV 2
3 Membedakan bentuk PLSV PLSV 3
4 Menentukan bentuk setara dari
PLSV
PLSV 4
5 Menentukan penyelesaian PLSV PLSV 5
6 Membuat bentuk PTLSV dari soal
cerita yang dibuat ke dalam model
matematika.
PTLSV 6, 7, 8
Lampiran G1
177
UJI COBA SOAL PENGETAHUAN AWAL SISWA
Petunjuk :
1. Tulislah jawabanmu dengan rapi!
2. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya!
3. Bekerjalah sendiri dengan sungguh-sungguh semaksimal
mungkin!
4. Alokasi Waktu : 80 Menit
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Variabel
b. Koefisien
c. Konstanta
2. Dari soal
sebutkan yang mana variabel, Koefisien dan Konstanta!
3. Tentukan apakah soal di bawah ini termasuk PLSV atau bukan!
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4. Manakah yang setara dengan -5x + 2 = 4?
a. 5x – 2 = 4
b. 10x + 4 = 8
c. -10x – 4 = 8
d. 10x +4 = -8
5. Tentukan himpunan penyelesaian dari !
6. Sebuah mobil dapat memuat penumpang seberat-beratnya 750 kg. Pada
suatu hari mobil tersebut digunakan untuk berpiknik dengan berat
penumpang mencapai 500 kg. Agar muatannya tidak lebih dari 750 kg,
maka berat barang (B) harus dibatasi. Butlah bentuk pertidaksamaan yang
paling sederhana dari pernyataan tersebut!
Lampiran G2
178
7. Umur (U) anak kelas VII pada sebuah SMP ditentukan paling muda
berusia 12 tahun dan paling tua 18 tahun. Buatlaah pernyataan tersebut
dalam kalimat matematika!
8. Gaji lima orang karyawan suatu pabrik tidak lebih dari Rp. 4.000.000. Jika
gaji setiap karyawan sama yaitu x
179
KUNCI JAWABAN UJI COBA SOAL PAM
Jawaban:
1. a. Variabel merupakan suatu lambang pengganti pada suatu bilangan yang
belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel pada umumnya
dilambangkan dengan huruf kecil seperti a, b, c, … z.
b. Koofisien merupaan bilangan yang memuat variabel dari sebuah suku
pada bentuk aljabar.
c. Konstanta merupakan suku dari suatu bentuk aljabar yang berwujud
bilangan serta tidak memuat variabel
2. Variabel =
Koofisien =
Konstanta = 4
3. PLSV atau bukan
a. → PLSV
b. → PLSV
c. → Bukan
d.
→ Bukan
e. → Bukan
f. → PLSV
4. Setara dengan -5x + 2 = 4 →
a. 5x – 2 = 4 →
b. 10x + 4 = 8
c. -10x – 4 = 8
d. 10x +4 = -8
Jadi, Nilai yang setara dengan -5x + 2 = 4 adalah poin a dan poin d
5. Penyelesaian dari
→
→
6.
7.
8.
Lampiran G3
180
PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA SOAL PAM
SKOR HASIL UJI COBA
NO KODE
RESPONDEN
NOMOR SOAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8
1 UC-01 10 10 6 6 8 0 4 0 44
2 UC-02 7 6 6 0 7 3 5 3 37
3 UC-03 10 10 10 10 7 5 5 6 63
4 UC-04 0 7 10 5 8 3 4 3 40
5 UC-05 0 5 8 7 7 4 6 0 37
6 UC-06 5 7 6 5 0 7 5 3 38
7 UC-07 9 8 10 7 5 0 8 10 57
8 UC-08 10 10 8 6 10 10 4 8 66
9 UC-09 10 10 10 8 8 3 3 7 59
10 UC-10 6 8 0 5 3 3 5 5 35
11 UC-11 8 5 6 3 4 0 6 3 35
12 UC-12 10 8 7 10 8 4 7 5 59
13 UC-13 5 6 7 7 6 0 3 0 34
14 UC-14 8 8 10 5 5 6 6 4 52
15 UC-15 10 10 9 9 10 0 4 6 58
16 UC-16 8 10 9 7 8 6 5 3 56
17 UC-17 10 8 9 8 10 7 5 10 67
18 UC-18 8 10 10 8 4 4 8 6 58
19 UC-19 10 8 10 10 7 4 5 5 59
20 UC-20 10 9 8 10 8 10 0 4 59
21 UC-21 10 10 9 8 9 4 3 0 53
22 UC-22 6 8 5 0 5 3 3 6 36
23 UC-23 10 8 10 7 9 0 6 6 56
24 UC-24 8 0 8 3 8 5 0 0 32
25 UC-25 10 5 5 4 8 0 3 7 42
26 UC-26 10 10 8 9 10 5 10 0 62
27 UC-27 8 9 8 9 10 5 0 5 54
28 UC-28 8 6 5 5 0 4 4 5 37
29 UC-29 7 10 5 3 5 5 7 4 46
30 UC-30 10 8 8 10 10 4 7 8 65
Lampiran H1
181
Item pertanyaan nomor 1.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 10 44 100 1936 440
2 7 37 49 1369 259
3 10 63 100 3969 630
4 0 40 0 1600 0
5 0 37 0 1369 0
6 5 38 25 1444 190
7 9 57 81 3249 513
8 10 66 100 4356 660
9 10 59 100 3481 590
10 6 35 36 1225 210
11 8 35 64 1225 280
12 10 59 100 3481 590
13 5 34 25 1156 170
14 8 52 64 2704 416
15 10 58 100 3364 580
16 8 56 64 3136 448
17 10 67 100 4489 670
18 8 58 64 3364 464
19 10 59 100 3481 590
20 10 59 100 3481 590
21 10 53 100 2809 530
22 6 36 36 1296 216
23 10 56 100 3136 560
24 8 32 64 1024 256
25 10 42 100 1764 420
26 10 62 100 3844 620
27 8 54 64 2916 432
28 8 37 64 1369 296
29 7 46 49 2116 322
30 10 65 100 4225 650
Jumlah 241 1496 2149 78378 12592
Butir 1
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
182
√* +* +
√( )( )
√
√
√
√
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = > 2,05 berarti valid.
Item pertanyaan nomor 2.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 10 44 100 1936 440
2 6 37 36 1369 222
3 10 63 100 3969 630
4 7 40 49 1600 280
5 5 37 25 1369 185
6 7 38 49 1444 266
7 8 57 64 3249 456
8 10 66 100 4356 660
183
9 10 59 100 3481 590
10 8 35 64 1225 280
11 5 35 25 1225 175
12 8 59 64 3481 472
13 6 34 36 1156 204
14 8 52 64 2704 416
15 10 58 100 3364 580
16 10 56 100 3136 560
17 8 67 64 4489 536
18 10 58 100 3364 580
19 8 59 64 3481 472
20 9 59 81 3481 531
21 10 53 100 2809 530
22 8 36 64 1296 288
23 8 56 64 3136 448
24 0 32 0 1024 0
25 5 42 25 1764 210
26 10 62 100 3844 620
27 9 54 81 2916 486
28 6 37 36 1369 222
29 10 46 100 2116 460
30 8 65 64 4225 520
Jumlah 237 1496 2019 78378 12319
Butir 2
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
184
√
√
√
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = > 2,05 berarti valid.
Item pertanyaan nomor 3.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 6 44 36 1936 264
2 6 37 36 1369 222
3 10 63 100 3969 630
4 10 40 100 1600 400
5 8 37 64 1369 296
6 6 38 36 1444 228
7 10 57 100 3249 570
8 8 66 64 4356 528
9 10 59 100 3481 590
10 0 35 0 1225 0
11 6 35 36 1225 210
12 7 59 49 3481 413
13 7 34 49 1156 238
14 10 52 100 2704 520
15 9 58 81 3364 522
16 9 56 81 3136 504
17 9 67 81 4489 603
185
18 10 58 100 3364 580
19 10 59 100 3481 590
20 8 59 64 3481 472
21 9 53 81 2809 477
22 5 36 25 1296 180
23 10 56 100 3136 560
24 8 32 64 1024 256
25 5 42 25 1764 210
26 8 62 64 3844 496
27 8 54 64 2916 432
28 5 37 25 1369 185
29 5 46 25 2116 230
30 8 65 64 4225 520
Jumlah 230 1496 1914 78378 11926
Butir 3
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
186
√
√
√
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = > 2,05 berarti valid.
Item pertanyaan nomor 4.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 6 44 36 1936 264
2 0 37 0 1369 0
3 10 63 100 3969 630
4 5 40 25 1600 200
5 7 37 49 1369 259
6 5 38 25 1444 190
7 7 57 49 3249 399
8 6 66 36 4356 396
9 8 59 64 3481 472
10 5 35 25 1225 175
11 3 35 9 1225 105
12 10 59 100 3481 590
13 7 34 49 1156 238
14 5 52 25 2704 260
15 9 58 81 3364 522
16 7 56 49 3136 392
17 8 67 64 4489 536
18 8 58 64 3364 464
19 10 59 100 3481 590
20 10 59 100 3481 590
21 8 53 64 2809 424
22 0 36 0 1296 0
23 7 56 49 3136 392
187
24 3 32 9 1024 96
25 4 42 16 1764 168
26 9 62 81 3844 558
27 9 54 81 2916 486
28 5 37 25 1369 185
29 3 46 9 2116 138
30 10 65 100 4225 650
Jumlah 194 1496 1484 78378 10369
Butir 4
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
√
√
√
√ ( )
√
188
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = > 2,05 berarti valid.
Item pertanyaan nomor 5.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 8 44 64 1936 352
2 7 37 49 1369 259
3 7 63 49 3969 441
4 8 40 64 1600 320
5 7 37 49 1369 259
6 0 38 0 1444 0
7 5 57 25 3249 285
8 10 66 100 4356 660
9 8 59 64 3481 472
10 3 35 9 1225 105
11 4 35 16 1225 140
12 8 59 64 3481 472
13 6 34 36 1156 204
14 5 52 25 2704 260
15 10 58 100 3364 580
16 8 56 64 3136 448
17 10 67 100 4489 670
18 4 58 16 3364 232
19 7 59 49 3481 413
20 8 59 64 3481 472
21 9 53 81 2809 477
22 5 36 25 1296 180
23 9 56 81 3136 504
24 8 32 64 1024 256
25 8 42 64 1764 336
26 10 62 100 3844 620
27 10 54 100 2916 540
28 0 37 0 1369 0
29 5 46 25 2116 230
30 10 65 100 4225 650
Jumlah 207 1496 1647 78378 10837
189
Butir 5
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
√
√
√
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = 2,05 berarti valid.
190
Item pertanyaan nomor 6.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 0 44 0 1936 0
2 3 37 9 1369 111
3 5 63 25 3969 315
4 3 40 9 1600 120
5 4 37 16 1369 148
6 7 38 49 1444 266
7 0 57 0 3249 0
8 10 66 100 4356 660
9 3 59 9 3481 177
10 3 35 9 1225 105
11 0 35 0 1225 0
12 4 59 16 3481 236
13 0 34 0 1156 0
14 6 52 36 2704 312
15 0 58 0 3364 0
16 6 56 36 3136 336
17 7 67 49 4489 469
18 4 58 16 3364 232
19 4 59 16 3481 236
20 10 59 100 3481 590
21 4 53 16 2809 212
22 3 36 9 1296 108
23 0 56 0 3136 0
24 5 32 25 1024 160
25 0 42 0 1764 0
26 5 62 25 3844 310
27 5 54 25 2916 270
28 4 37 16 1369 148
29 5 46 25 2116 230
30 4 65 16 4225 260
Jumlah 114 1496 652 78378 6011
Butir 6
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
191
√* +* +
√( )( )
√
√
√
√
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = < 2,05 berarti tidak valid.
Item pertanyaan nomor 7.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 4 44 16 1936 176
2 5 37 25 1369 185
3 5 63 25 3969 315
4 4 40 16 1600 160
5 6 37 36 1369 222
6 5 38 25 1444 190
7 8 57 64 3249 456
8 4 66 16 4356 264
192
9 3 59 9 3481 177
10 5 35 25 1225 175
11 6 35 36 1225 210
12 7 59 49 3481 413
13 3 34 9 1156 102
14 6 52 36 2704 312
15 4 58 16 3364 232
16 5 56 25 3136 280
17 5 67 25 4489 335
18 8 58 64 3364 464
19 5 59 25 3481 295
20 0 59 0 3481 0
21 3 53 9 2809 159
22 3 36 9 1296 108
23 6 56 36 3136 336
24 0 32 0 1024 0
25 3 42 9 1764 126
26 10 62 100 3844 620
27 0 54 0 2916 0
28 4 37 16 1369 148
29 7 46 49 2116 322
30 7 65 49 4225 455
Jumlah 141 1496 819 78378 7237
Butir 7
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
193
√
√
√
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = 2,05 berarti tidak valid.
Item pertanyaan nomor 8.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 0 44 0 1936 0
2 3 37 9 1369 111
3 6 63 36 3969 378
4 3 40 9 1600 120
5 0 37 0 1369 0
6 3 38 9 1444 114
7 10 57 100 3249 570
8 8 66 64 4356 528
9 7 59 49 3481 413
10 5 35 25 1225 175
11 3 35 9 1225 105
12 5 59 25 3481 295
13 0 34 0 1156 0
14 4 52 16 2704 208
15 6 58 36 3364 348
16 3 56 9 3136 168
194
17 10 67 100 4489 670
18 6 58 36 3364 348
19 5 59 25 3481 295
20 4 59 16 3481 236
21 0 53 0 2809 0
22 6 36 36 1296 216
23 6 56 36 3136 336
24 0 32 0 1024 0
25 7 42 49 1764 294
26 0 62 0 3844 0
27 5 54 25 2916 270
28 5 37 25 1369 185
29 4 46 16 2116 184
30 8 65 64 4225 520
Jumlah 132 1496 824 78378 7087
Butir 8
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
195
√
√
√
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = 2,05 berarti valid.
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS SOAL KEMAMPUAN AWAL
MATEMATIKA
No. Item
Soal
Harga
Harga
Keputusan Interprestasi
1 4,4086 2,05 Valid Tinggi
2 2,05 Valid Tinggi
3 2,05 Valid Tinggi
4 2,05 Valid Tinggi
5 2,05 Valid Cukup tinggi
6 2,05 Tidak valid Rendah
7 2,05 Tidak valid Rendah
8 2,05 Valid Cukup tinggi
196
REABILITAS SOAL UJI COBA KAM DENGAN ALFA CRONBACH
NO KODE
RESPONDEN
NOMOR SOAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8
1 UC-01 10 10 6 4 8 0 6 0 44
2 UC-02 7 6 6 5 7 3 0 3 37
3 UC-03 10 10 10 5 7 5 10 6 63
4 UC-04 0 7 10 4 8 3 5 3 40
5 UC-05 0 5 8 6 7 4 7 0 37
6 UC-06 5 7 6 5 0 7 5 3 38
7 UC-07 9 8 10 8 5 0 7 10 57
8 UC-08 10 10 8 4 10 10 6 8 66
9 UC-09 10 10 10 3 8 3 8 7 59
10 UC-10 6 8 0 5 3 3 5 5 35
11 UC-11 8 5 6 6 4 0 3 3 35
12 UC-12 10 8 7 7 8 4 10 5 59
13 UC-13 5 6 7 3 6 0 7 0 34
14 UC-14 8 8 10 6 5 6 5 4 52
15 UC-15 10 10 9 4 10 0 9 6 58
16 UC-16 8 10 9 5 8 6 7 3 56
17 UC-17 10 8 9 5 10 7 8 10 67
18 UC-18 8 10 10 8 4 4 8 6 58
19 UC-19 10 8 10 5 7 4 10 5 59
20 UC-20 10 9 8 0 8 10 10 4 59
21 UC-21 10 10 9 3 9 4 8 0 53
22 UC-22 6 8 5 3 5 3 0 6 36
23 UC-23 10 8 10 6 9 0 7 6 56
24 UC-24 8 0 8 0 8 5 3 0 32
25 UC-25 10 5 5 3 8 0 4 7 42
26 UC-26 10 10 8 10 10 5 9 0 62
27 UC-27 8 9 8 0 10 5 9 5 54
28 UC-28 8 6 5 4 0 4 5 5 37
29 UC-29 7 10 5 7 5 5 3 4 46
30 UC-30 10 8 8 7 10 4 10 8 65
Jumlah 241 237 230 141 207 114 194 132 1496
Jumlah Kuadrat 2149 2019 1914 819 1647 652 1484 824 78378
197
Langkah 1 : Menghitung varians skor setiap butir soal dengan rumus
∑
(∑ )
Varians Soal No. 1
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 2
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 3
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 4
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 5
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 6
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 7
∑
(∑ )
( )
198
Varians Soal No. 8
∑
(∑ )
( )
Langkah 2 : Menjumlahkan varians semua item dengan rumus
∑
∑
Langkah 3 : Menjumlahkan varians total dengan rumus
∑
(∑ )
( )
Langkah 4 : Substitusikan ∑
ke rumus Alpha Cronbach
(
) (
∑ )
(
) (
∑ ) (
) (
) (
) ( ) ( )( )
= 0,6612
Nilai tabel r Product Moment dengan dk = 30 – 1 = 29, signifikansi 5%
maka diperoleh rtabel = 0,355
Kaidah keputusan
Jika > berarti reliabel
Jika berarti tidak reliabel
199
Kesimpulan: karena r11 = rtabel = 0,355 maka semua soal yang
dianalisis dengan metode Alpha adalah Reliabel.
Dengan koefisien reliabilitas ( ) sebesar , dapat dinyatakan bahwa
instrumen penelitian bentuk tes uraian dengan menyajikan delapan butir soal dan
diikuti oleh 30 testee tersebut sudah memiliki reliabilitas tes, sehingga dapat
dinyatakan pula bahwa instrumen penelitian yang digunakan sudah memiliki
kualitas yang baik.
200
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL
PAM
N
O
KODE
RESPONDEN
KODE SOAL NILAI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 UC-17 10 8 9 8 10 7 5 10 67
2 UC-08 10 10 8 6 10 10 4 8 66
3 UC-30 10 8 8 10 10 4 7 8 65
4 UC-03 10 10 10 10 7 5 5 6 63
5 UC-26 10 10 8 9 10 5 10 0 62
6 UC-09 10 10 10 8 8 3 3 7 61
7 UC-12 10 8 7 10 8 4 7 5 59
8 UC-19 10 8 10 10 7 4 5 5 59
9 UC-20 10 9 8 10 8 10 0 4 59
10 UC-15 10 10 9 9 10 0 4 6 58
11 UC-18 8 10 10 8 4 4 8 6 58
12 UC-07 9 8 10 7 5 0 8 10 57
13 UC-16 8 10 9 7 8 6 5 3 56
14 UC-23 10 8 10 7 9 0 6 6 56
15 UC-27 8 9 8 9 10 5 0 5 54
Jumlah SA 143 136 134 128 124 67 77 89
16 UC-21 10 10 9 8 9 4 3 0 53
17 UC-14 8 8 10 5 5 6 6 4 52
18 UC-29 7 10 5 3 5 5 7 4 46
19 UC-01 10 10 6 6 8 0 4 0 44
20 UC-25 10 5 5 4 8 0 3 7 42
21 UC-04 0 7 10 5 8 3 4 3 40
22 UC-06 5 7 6 5 0 7 5 3 38
23 UC-02 7 6 6 0 7 3 5 3 37
24 UC-05 0 5 8 7 7 4 6 0 37
25 UC-28 8 6 5 5 0 4 4 5 37
26 UC-22 6 8 5 0 5 3 3 6 36
27 UC-10 6 8 0 5 3 3 5 5 35
28 UC-11 8 5 6 3 4 0 6 3 35
29 UC-13 5 6 7 7 6 0 3 0 34
30 UC-24 8 0 8 3 8 5 0 0 32
Jumlah SB 98 101 96 66 83 47 64 43
Lampiran H2
201
No
Soal
Daya
Pembeda Kriteria
1. Cukup
2. 333 Cukup
3. Cukup
4. Baik
5. Cukup
6. Jelek
7. Jelek
8. Cukup
No
Soal
Tingkat
Kesukaran Kriteria
1. Mudah
2. Mudah
3. Mudah
4. Sedang
5. Sedang
6. Sedang
7. Sedang
8. Sedang
𝑇𝐾 𝑆𝐴 𝑆𝐵 𝑇 𝑆𝑚𝑖𝑛
𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑖𝑛 𝐷𝑃
𝑆𝐴 𝑆𝐵
𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑖𝑛
202
KISI-KISI UJI COBA PRETEST DAN POSTEST SOAL BERPIKIR KRITIS
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Tapung
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Pokok Bahasan : SPLDV
Alokasi Waktu : 80 menit
Standar Kompetensi : 1.Menyelesaikan sistem persamaan linerar dua variabel.
Kompetensi Dasar : 1.1.Menjelaskan Perbedaan PLDV dan SPLDV
1.2.Menyelesaikan persamaan SPLDV dengan
menggunakan cara substitusi dan eliminasi
1.3.Membuat model matematika dari masalah sehari-
hari yang berkaitan dengan SPLDV
Indikator Berpikir Kritis
K1 : Mengidentifikasi asumsi yang diberikan
K2 : Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah.
K3 : Mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah
K4 : Mengidentifikasi data/konsep/defenisi/teorema yang mendasari
penyelesaian masalah
K5 : Menjawab pertanyaan disertai alasan dan konsep, prinsip, aturan, sifat
yang mendasari jawaban tersebut
Indikator Soal Butir
Soal
Indikator Berpikir Kritis
K1 K2 K3 K4 K5
Menyebutkan perbedaan PLDV dan
SPLDV
1
Menyelesaikan persamaan SPLDV dengan
menggunakan cara substitusi dan eliminasi
3
5
Membuat model matematika dari masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
2
4
6
7
Lampiran I1
203
UJI COBA SOAL PRETEST DAN POS TEST BERPIKIR KRITIS
MATEMATIS SISWA
Petunjuk :
1. Tulislah jawabanmu dengan rapi!
2. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya!
3. Bekerjalah sendiri dengan sungguh-sungguh semaksimal mungkin!
4. Alokasi Waktu : 80 Menit
1. Tentukan apakah soal cerita di bawah ini termasuk PDLV, SPLDV, atau
bukan?
a. Ani membeli 3kg buah mangga dan 2kg buah apeh dengan harga Rp
70.000,00
b. Sindy membeli 2 celana dengan harga Rp 120.000,00
c. Marko membeli 4 peruncing dan 2 pensil dengan harga Rp 5.000,00 dan
Reno membeli 3 peruncing dan 4 pensil dengan harga Rp 7.500,00
d. Ani membeli 5 bungkus permen dan 2 bungkus beng-beng dengan harga
Rp 4500,00 sedangkan Riko hanya membeli 8 bungkus beng-beng dengan
harga Rp 8000,00. K1
2. Umur Sani 7 tahun lebih tua dari umur Ari, sedangkan jumah umur mereka 43
tahun. Berapakah umur mereka masing-masing? K5
3. 500 lembar karcis telah terjual pada suatu pertunjukkan seni yang terdiri dari
karcis kelas ekonomi dan karcis kelas utama. Harga masing-masing karcis
diketahui Rp 12.000,00 dan Rp 16.000,00 dengan keseluruhan penjualan yaitu
Rp 6.720.000,00. Dari persoalan di atas, apakah yang harus kamu cari untuk
menentukan jumlah karcis kelas ekonomi yang terjual? Cukupkah data yang
diketahui untuk menyelesaikan masalah tersebut? K2
4. Jumlah dua bilangan adalah 150 dan selisih bilangan itu adalah 60. Jika telah
diketahui nilai kedua bilangan tersebut, berapakah bilangan yang paling besar
diantara keduanya? Berikan alasanmu dan buktikan!K5
Lampiran I2
204
5. Mungkinkah suatu bentuk persamaan memiliki dua variabel dengan hasil
yang sama? Jika mungkin berikan alasan beserta contohnya. Jika tidak,
jelaskan alasannya! K3
6. Yuda bersepeda dari kota A ke kota B. jika dalam satu jam ia dapat
menempuh perjalanan sebanyak
km lebih cepat, maka ia hanya
memerlukan
dari waktu yang digunakannya. Jika ia berjalan
jam lebih
lama dalam satu jam, mungkinkah jarak yang ia tempuh akan sama dari kota
A ke kota B? Jika mungkin berikan alasan. Jika tidak, jelaskan alasannya! K3
7. Dea dan Anton bekerja pada pabrik tas. Dea dapat menyelesaikan 3 buah tas
setiap jam dan Anton dapat menyelesaikan 4 tas setiap jam. Jumlah jam kerja
Dea dan Anton adalah 16 jam sehari, dengan jumlah tas yang dibuat oleh
keduanya adalah 55 tas. Jika jam kerja keduanya berbeda, berapakah jam
kerja yang dibutuhkan mereka masing-masing untuk menyelesaikan seluruh
tas? Pilihlah sebuah metode yang menurut kamu paling cocok untuk
mengetahui jam produksi tas masing-masing pekerja! Berikan alasan mu
dalam memilih metode tersebut! K4
205
KUNCI JAWABAN UJI COBA SOAL PRETEST DAN POSTEST
1. Membedakan PDLDV, SPLDV, ATAU BUKAN.
a. Ani membeli 3kg buah mangga dan 2kg buah apeh dengan harga Rp
70.000,00
Model matematika: PLDV
b. Sindy membeli 2 celana dengan harga Rp 120.000,00
Model matematika:
c. Marko membeli 4 peruncing dan 2 pensil dengan harga Rp 5.000,00 dan
Reno membeli 3 peruncing dan 4 pensil dengan harga Rp 7.500,00
Model matematika: 4 dan
SPLDV
d. Ani membeli 5 bungkus permen dan 2 beng-beng dengan harga Rp
4.500,00 sedangkan Riko hanya membeli 8 buah buku beng-beng dengan
harga Rp 8.000,00
Model matematika: dan
2. Diketahui:
Umur sani 7 tahun lebih tua dari umur Ari
Jumlah umur mereka 43
Ditanya: Berapakah umur mereka masing-masing?
Penyelesaian:
…..(1)
…..(2)
o Ubah bentuk persamaan menjadi
o Eliminasikan persamaan (1) dan persamaan (2), diperoleh:
Substitusikan ke persamaan (1), diperoleh:
Lampiran I3
206
, **Jadi, umur Sani adalah 25 dan umur Ari adalah 18
3. Diketahui:
Ditanya: apakah yang harus kamu cari untuk menentukan jumlah karcis
kelas ekonomi yang terjual? Cukupkah data yang diketahui untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
Penyelesaian:
Sederhanakan bentuk dengan cara
membagi seluruh ruas dengan 1000, sehingga menjadi
Untuk mencari jumlah karcis ekonomi, kita eliminasikan nilai ,
diperoleh:
x16
x1
Jadi, karcis kelas ekonomi yang terjual adalah 320.
Untuk kecukupan data dari soal di atas ialah cukup, karena sudah
bisa membentuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
4. Diketahui:
Jumlah dua bilangan adalah 150
Selisih dua bilangan adalah 60
Ditanya: Blangan yang paling besar diantara keduanya dan berikan alasan!
Penyelesaian:
Eliminasikan Kedua persamaan, diperoleh:
207
Substitusikan ke persamaan petama, diperoleh:
Jadi, bilangan pertama ( ) dan bilangan kedua ( ) . Bilangan
yang paling besar diantara keduanya adalah bilangan pertama ( )
. Alasan: karena .
5. Mungkin, jika variabel bernilai bebas dan hasil dari penjumlahan 2
persamaan akan menghasilkan nilai konstanta.
Contoh: nilai dan .
Substitusikan dan ke kedua persamaan yang akan
dibuat (bebas) membuat persamaan agar menghasilkan konstanta dan
kedua persamaan tersebut akan memiliki variabel dengan hasil yang
sama.
Substitusikan dan ke persamaan di atas
( ) ( )
( ) ( )
Maka, konstanta kedua persamaan ialah: 15 dan 7. Setelah
mendapatkan nilai konstanta masukkan nilai tersebut ke persamaan
di atas.
Kedua persamaan di atas akan memiliki hasil dan yang sama.
6. Misalkan jarak A ke B adalah s, waktu yang digunakan adalah t, dan
kecepatannya adalah v, maka :
208
Jadi jarak kota A ke kota B adalah 165 km
7. Diketahui:
Dea dapat mengerjakan tiga buah tas: (per jam)
Anton dapat mengerjakan empat buat tas: (per jam)
Jumlah tas yang dikerjakan: 55 tas
Jumlah jam kerja mereka 16 jam
Ditanya: Pilihlah sebuah metode yang menurut kamu paling cocok untuk
mengetahui jam produksi tas masing-masing pekerja! Berikan alasan mu
dalam memilih metode tersebut!
Penyelesaian:
Penggunaan metode sesuai kemampuan siswa dengan alas an metode
tersebut lebih mudah dalam pengerjaanya.
Eliminasi kedua persamaan, diperoleh:
x1
x3
Substitusikan ke slah satu persamaan, diperoleh:
210
PERHITUNGAN VALIDITAS UJI COBA SOAL BERPIKIR KRITIS
SKOR HASIL UJI COBA
NO KODE
RESPONDEN
NOMOR SOAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7
1 UC-01 3 2 4 0 4 3 3 19
2 UC-02 3 3 4 3 3 0 4 20
3 UC-03 2 3 3 4 4 1 4 21
4 UC-04 3 1 2 2 2 1 2 13
5 UC-05 3 0 2 3 2 1 2 13
6 UC-06 3 4 4 3 1 2 4 21
7 UC-07 2 2 4 4 4 2 4 22
8 UC-08 4 1 3 4 4 4 3 23
9 UC-09 1 1 1 2 2 1 1 9
10 UC-10 3 0 3 3 0 2 1 12
11 UC-11 4 4 4 4 3 4 2 25
12 UC-12 4 2 3 4 1 2 4 20
13 UC-13 0 4 3 0 1 1 2 11
14 UC-14 2 2 1 2 1 2 1 11
15 UC-15 4 1 1 4 4 0 2 16
16 UC-16 1 1 1 2 1 3 2 11
17 UC-17 3 3 1 2 3 2 1 15
18 UC-18 3 1 2 1 1 2 0 10
19 UC-19 4 4 3 4 2 1 4 22
20 UC-20 2 2 3 3 1 0 3 14
21 UC-21 4 2 4 3 4 2 4 23
22 UC-22 4 4 4 4 1 1 0 18
23 UC-23 3 3 2 0 0 3 2 13
24 UC-24 2 1 0 1 4 0 1 9
25 UC-25 2 2 4 3 3 1 3 18
26 UC-26 4 1 4 4 4 2 4 23
27 UC-27 0 2 2 1 3 1 1 10
28 UC-28 4 0 4 4 4 2 4 22
29 UC-29 2 1 2 1 1 2 1 10
30 UC-30 4 1 3 3 2 1 3 17
Lampiran J1
211
Item pertanyaan nomor 1.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 3 19 9 361 57
2 3 20 9 400 60
3 2 21 4 441 42
4 3 13 9 169 39
5 3 13 9 169 39
6 3 21 9 441 63
7 2 22 4 484 44
8 4 23 16 529 92
9 1 9 1 81 9
10 3 12 9 144 36
11 4 25 16 625 100
12 4 20 16 400 80
13 0 11 0 121 0
14 2 11 4 121 22
15 4 16 16 256 64
16 1 11 1 121 11
17 3 15 9 225 45
18 3 10 9 100 30
19 4 22 16 484 88
20 2 14 4 196 28
21 4 23 16 529 92
22 4 18 16 324 72
23 3 13 9 169 39
24 2 9 4 81 18
25 2 18 4 324 36
26 4 23 16 529 92
27 0 10 0 100 0
28 4 22 16 484 88
29 2 10 4 100 20
30 4 17 16 289 68
Jumlah 83 491 271 8797 1474
Butir 1
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
212
√
√ √
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = > 2,05 berarti valid.
Item pertanyaan nomor 2.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 2 19 4 361 38
2 3 20 9 400 60
3 3 21 9 441 63
4 1 13 1 169 13
5 0 13 0 169 0
6 4 21 16 441 84
7 2 22 4 484 44
8 1 23 1 529 23
9 1 9 1 81 9
10 0 12 0 144 0
11 4 25 16 625 100
12 2 20 4 400 40
13 4 11 16 121 44
14 2 11 4 121 22
15 1 16 1 256 16
16 1 11 1 121 11
17 3 15 9 225 45
18 1 10 1 100 10
19 4 22 16 484 88
20 2 14 4 196 28
21 2 23 4 529 46
22 4 18 16 324 72
23 3 13 9 169 39
24 1 9 1 81 9
25 2 18 4 324 36
26 1 23 1 529 23
27 2 10 4 100 20
28 0 22 0 484 0
29 1 10 1 100 10
30 1 17 1 289 17
Jumlah 58 491 158 8797 1010
Butir 2
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
213
√( )(
√
√
√ √
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = 1,8190 < 2,05 berarti tidak valid.
Item pertanyaan nomor 3.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 4 19 16 361 76
2 4 20 16 400 80
3 3 21 9 441 63
4 2 13 4 169 26
5 2 13 4 169 26
6 4 21 16 441 84
7 4 22 16 484 88
8 3 23 9 529 69
9 1 9 1 81 9
10 3 12 9 144 36
11 4 25 16 625 100
12 3 20 9 400 60
13 3 11 9 121 33
14 1 11 1 121 11
15 1 16 1 256 16
16 1 11 1 121 11
17 1 15 1 225 15
18 2 10 4 100 20
19 3 22 9 484 66
20 3 14 9 196 42
21 4 23 16 529 92
22 4 18 16 324 72
23 2 13 4 169 26
24 0 9 0 81 0
25 4 18 16 324 72
26 4 23 16 529 92
27 2 10 4 100 20
28 4 22 16 484 88
29 2 10 4 100 20
30 3 17 9 289 51
Jumlah 81 491 261 8797 1464
Butir 3
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
214
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
√
√ √
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = > 2,05 berarti valid.
Item pertanyaan nomor 4.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 0 19 0 361 0
2 3 20 9 400 60
3 4 21 16 441 84
4 2 13 4 169 26
5 3 13 9 169 39
6 3 21 9 441 63
7 4 22 16 484 88
8 4 23 16 529 92
9 2 9 4 81 18
10 3 12 9 144 36
11 4 25 16 625 100
12 4 20 16 400 80
13 0 11 0 121 0
14 2 11 4 121 22
15 4 16 16 256 64
16 2 11 4 121 22
17 2 15 4 225 30
18 1 10 1 100 10
19 4 22 16 484 88
20 3 14 9 196 42
21 3 23 9 529 69
22 4 18 16 324 72
23 0 13 0 169 0
24 1 9 1 81 9
25 3 18 9 324 54
26 4 23 16 529 92
27 1 10 1 100 10
28 4 22 16 484 88
29 1 10 1 100 10
30 3 17 9 289 51
Jumlah 78 491 256 8797 1419
215
Butir 4
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
√
√ √
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = > 2,05 berarti valid.
Item pertanyaan nomor 5.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 4 19 16 361 76
2 3 20 9 400 60
3 4 21 16 441 84
4 2 13 4 169 26
5 2 13 4 169 26
6 1 21 1 441 21
7 4 22 16 484 88
8 4 23 16 529 92
9 2 9 4 81 18
10 0 12 0 144 0
11 3 25 9 625 75
12 1 20 1 400 20
13 1 11 1 121 11
14 1 11 1 121 11
15 4 16 16 256 64
16 1 11 1 121 11
17 3 15 9 225 45
18 1 10 1 100 10
19 2 22 4 484 44
20 1 14 1 196 14
21 4 23 16 529 92
22 1 18 1 324 18
23 0 13 0 169 0
24 4 9 16 81 36
25 3 18 9 324 54
26 4 23 16 529 92
27 3 10 9 100 30
28 4 22 16 484 88
216
29 1 10 1 100 10
30 2 17 4 289 34
Jumlah 70 491 218 8797 1250
Butir 5
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
√
√ √
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = 2,05 berarti valid.
Item pertanyaan nomor 6.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 3 19 9 361 57
2 0 20 0 400 0
3 1 21 1 441 21
4 1 13 1 169 13
5 1 13 1 169 13
6 2 21 4 441 42
7 2 22 4 484 44
8 4 23 16 529 92
9 1 9 1 81 9
10 2 12 4 144 24
11 4 25 16 625 100
12 2 20 4 400 40
13 1 11 1 121 11
14 2 11 4 121 22
15 0 16 0 256 0
16 3 11 9 121 33
17 2 15 4 225 30
18 2 10 4 100 20
19 1 22 1 484 22
20 0 14 0 196 0
21 2 23 4 529 46
22 1 18 1 324 18
23 3 13 9 169 39
24 0 9 0 81 0
25 1 18 1 324 18
217
26 2 23 4 529 46
27 1 10 1 100 10
28 2 22 4 484 44
29 2 10 4 100 20
30 1 17 1 289 17
Jumlah 49 491 113 8797 851
Butir 6
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ) ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
√
√ √
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = 2,05 berarti tidak valid.
Item pertanyaan nomor 7.
NO X Y X2 Y
2 XY
1 3 19 9 361 57
2 4 20 16 400 80
3 4 21 16 441 84
4 2 13 4 169 26
5 2 13 4 169 26
6 4 21 16 441 84
7 4 22 16 484 88
8 3 23 9 529 69
9 1 9 1 81 9
10 1 12 1 144 12
11 2 25 4 625 50
12 4 20 16 400 80
13 2 11 4 121 22
14 1 11 1 121 11
15 2 16 4 256 32
16 2 11 4 121 22
17 1 15 1 225 15
18 0 10 0 100 0
19 4 22 16 484 88
20 3 14 9 196 42
21 4 23 16 529 92
22 0 18 0 324 0
218
23 2 13 4 169 26
24 1 9 1 81 9
25 3 18 9 324 54
26 4 23 16 529 92
27 1 10 1 100 10
28 4 22 16 484 88
29 1 10 1 100 10
30 3 17 9 289 51
Jumlah 72 491 224 8797 1329
Butir 7
∑ (∑ )(∑ )
√* ∑ (∑ ) +* ∑ (∑ ) +
( ) ( )( )
√* ( ) ( ) +* ( ( ) +
√* +* +
√( )( )
√
√ √
√ ( )
√
dk= n-2 = 30 - 2 = 28, maka ttabel dengan = 0,05 adalah 2,05
Jadi: = 6,2454 > 2,05 berarti valid.
HASIL PENGUJIAN VALIDITAS SOAL BERPIKIR KRITIS
MATEMATIKA
No. Item
Soal
Harga
Harga
Keputusan Interprestasi
1 3,4467 2,05 Valid Cukup tinggi
2 2,05 Tidak valid Rendah
3 2,05 Valid Tinggi
4 2,05 Valid Tinggi
5 2,05 Valid Cukup tinggi
6 2,05 Tidak valid Rendah
7 2,05 Valid Tinggi
219
REABILITAS SOAL UJI COBA BERPIKIR KRITIS DENGAN
ALFA CRONBACH
NO KODE
RESPONDEN
NOMOR SOAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7
1 UC-01 3 2 4 0 4 3 3 19
2 UC-02 3 3 4 3 3 0 4 20
3 UC-03 2 3 3 4 4 1 4 21
4 UC-04 3 1 2 2 2 1 2 13
5 UC-05 3 0 2 3 2 1 2 13
6 UC-06 3 4 4 3 1 2 4 21
7 UC-07 2 2 4 4 4 2 4 22
8 UC-08 4 1 3 4 4 4 3 23
9 UC-09 1 1 1 2 2 1 1 9
10 UC-10 3 0 3 3 0 2 1 12
11 UC-11 4 4 4 4 3 4 2 25
12 UC-12 4 2 3 4 1 2 4 20
13 UC-13 0 4 3 0 1 1 2 11
14 UC-14 2 2 1 2 1 2 1 11
15 UC-15 4 1 1 4 4 0 2 16
16 UC-16 1 1 1 2 1 3 2 11
17 UC-17 3 3 1 2 3 2 1 15
18 UC-18 3 1 2 1 1 2 0 10
19 UC-19 4 4 3 4 2 1 4 22
20 UC-20 2 2 3 3 1 0 3 14
21 UC-21 4 2 4 3 4 2 4 23
22 UC-22 4 4 4 4 1 1 0 18
23 UC-23 3 3 2 0 0 3 2 13
24 UC-24 2 1 0 1 4 0 1 9
25 UC-25 2 2 4 3 3 1 3 18
26 UC-26 4 1 4 4 4 2 4 23
27 UC-27 0 2 2 1 3 1 1 10
28 UC-28 4 0 4 4 4 2 4 22
29 UC-29 2 1 2 1 1 2 1 10
30 UC-30 4 1 3 3 2 1 3 17
Jumlah 83 58 81 78 70 49 72 491
Jumlah Kuadrat 271 158 261 256 218 113 224 8797
220
Langkah 1 : Menghitung varians skor setiap butir soal dengan rumus
∑
(∑ )
Varians Soal No. 1
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 2
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 3
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 4
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 5
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 6
∑
(∑ )
( )
Varians Soal No. 7
∑
(∑ )
( )
Langkah 2 : Menjumlahkan varians semua item dengan rumus
∑
∑
Langkah 3 : Menjumlahkan varians total dengan rumus
∑
(∑ )
( )
221
Langkah 4 : Substitusikan ∑
ke rumus Alpha Cronbach
(
) (
∑ )
(
)(
∑ ) (
) (
) (
) ( ) ( )( )
= 0,6786
Nilai tabel r Product Moment dengan dk = 30 – 1 = 29, signifikansi 5%
maka diperoleh rtabel = 0,355
Kaidah keputusan
Jika > berarti reliabel
Jika berarti tidak reliabel
Kesimpulan: karena r11 = rtabel = 0,355 maka semua soal yang
dianalisis dengan metode Alpha adalah Reliabel.
Dengan koefisien reliabilitas ( ) sebesar , dapat dinyatakan bahwa
instrumen penelitian bentuk tes uraian dengan menyajikan tujuh butir soal dan
diikuti oleh 30 testee tersebut sudah memiliki reliabilitas tes, sehingga dapat
dinyatakan pula bahwa instrumen penelitian yang digunakan sudah memiliki
kualitas yang baik.
222
ANALISIS TINGKAT KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA SOAL
BERPIKIR KRITIS
NO KODE
RESPONDEN
KODE SOAL NILAI
1 2 3 4 5 6 7
1 UC-11 4 4 4 4 3 4 2 25
2 UC-08 4 1 3 4 4 4 3 23
3 UC-21 4 2 4 3 4 2 4 23
4 UC-26 4 1 4 4 4 2 4 23
5 UC-07 2 2 4 4 4 2 4 22
6 UC-19 4 4 3 4 2 1 4 22
7 UC-28 4 0 4 4 4 2 4 22
8 UC-03 2 3 3 4 4 1 4 21
9 UC-06 3 4 4 3 1 2 4 21
10 UC-02 3 3 4 3 3 0 4 20
11 UC-12 4 2 3 4 1 2 4 20
12 UC-01 3 2 4 0 4 3 3 19
13 UC-22 4 4 4 4 1 1 0 18
14 UC-25 2 2 4 3 3 1 3 18
15 UC-30 4 1 3 3 2 1 3 17
Jumlah SA 51 35 55 51 44 28 50
16 UC-15 4 1 1 4 4 0 2 16
17 UC-17 3 3 1 2 3 2 1 15
18 UC-20 2 2 3 3 1 0 3 14
19 UC-04 3 1 2 2 2 1 2 13
20 UC-05 3 0 2 3 2 1 2 13
21 UC-23 3 3 2 0 0 3 2 13
22 UC-10 3 0 3 3 0 2 1 12
23 UC-13 0 4 3 0 1 1 2 11
24 UC-14 2 2 1 2 1 2 1 11
25 UC-16 1 1 1 2 1 3 2 11
26 UC-18 3 1 2 1 1 2 0 10
27 UC-27 0 2 2 1 3 1 1 10
28 UC-29 2 1 2 1 1 2 1 10
29 UC-09 1 1 1 2 2 1 1 9
30 UC-24 2 1 0 1 4 0 1 9
Jumlah SB 32 23 26 27 26 21 22
Lampiran J2
223
No
Soal
Daya
Pembeda Kriteria
1. Cukup
2. Jelek
3. Baik
4. Baik
5. Cukup
6. Jelek
7. Baik
No
Soal
Tingkat
Kesukaran Kriteria
1. Sedang
2. Sedang
3. Sedang
4. Sedang
5. Sedang
6. Sedang
7. Sedang
𝑇𝐾 𝑆𝐴 𝑆𝐵 𝑇 𝑆𝑚𝑖𝑛
𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑖𝑛 𝐷𝑃
𝑆𝐴 𝑆𝐵
𝑇 𝑆𝑚𝑎𝑥 𝑆𝑚𝑖𝑛
224
KISI-KISI SOAL TES PENGETAHUAN AWAL
No Indikator Materi Butir Soal
1
Menjelaskan pengertian dari
variabel, koofisien, dan konstanta
Aljabar 1
2 Menentukan variabel, koofisien, dan
konstanta
PLSV 2
3 Membedakan bentuk PLSV PLSV 3
4 Menentukan bentuk setara dari
PLSV
PLSV 4
5 Menentukan penyelesaian PLSV PLSV 5
6 Membuat bentuk PTLSV dari soal
cerita yang dibuat ke dalam model
matematika.
PTLSV 6
Lampiran K1
225
SOAL PENGETAHUAN AWAL SISWA
Petunjuk :
1. Tulislah jawabanmu dengan rapi!
2. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya!
3. Bekerjalah sendiri dengan sungguh-sungguh semaksimal
mungkin!
4. Alokasi Waktu : 80 Menit
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan:
a. Variabel
b. Koefisien
c. Konstanta
2. Dari soal
sebutkan yang mana variabel, Koefisien dan Konstanta!
3. Tentukan apakah soal di bawah ini termasuk PLSV atau bukan!
a.
b.
c.
d.
e.
f.
4. Manakah yang setara dengan -5x + 2 = 4?
a. 5x – 2 = 4
b. 10x + 4 = 8
c. -10x – 4 = 8
d. 10x+ 4 = -8
5. Tentukan himpunan penyelesaian dari !
6. Gaji lima orang karyawan suatu pabrik tidak lebih dari Rp. 4.000.000. Jika
gaji setiap karyawan sama yaitu x
Lampiran K2
226
KUNCI JAWABAN SOAL PENGETAHUAN AWAL
Jawaban:
1. a. Variabel merupakan suatu lambang pengganti pada suatu bilangan yang
belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel pada umumnya
dilambangkan dengan huruf kecil seperti a, b, c, … z.
b. Koofisien merupaan bilangan yang memuat variabel dari sebuah suku
pada bentuk aljabar.
c. Konstanta merupakan suku dari suatu bentuk aljabar yang berwujud
bilangan serta tidak memuat variabel
2. Variabel =
Koofisien =
Konstanta = 4
3. PLSV atau bukan
a. → PLSV
b. → PLSV
c. → Bukan
d.
→ Bukan
e. → Bukan
f. → PLS
4. Setara dengan -5x + 2 = 4 →
a. 5x – 2 = 4 →
b. 10x + 4 = 8
c. -10x – 4 = 8
d. 10x +4 = -8
Jadi, Nilai yang setara dengan -5x + 2 = 4 adalah poin a dan poin d
5. Penyelesaian dari
→
→
6.
Lampiran K3
227
KISI-KISI SOAL PRETEST DAN POSTEST BERPIKIR KRITIS
Nama Sekolah : SMP Negeri 10 Tapung
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Pokok Bahasan : SPLDV
Alokasi Waktu : 80 menit
Standar Kompetensi : 1.Menyelesaikan sistem persamaan linerar dua variabel.
Kompetensi Dasar : 1.1.Menjelaskan Perbedaan PLDV dan SPLDV
1.2.Menyelesaikan persamaan SPLDV dengan
menggunakan cara substitusi dan eliminasi
1.3.Membuat model matematika dari masalah sehari-
hari yang berkaitan dengan SPLDV
Indikator Berpikir Kritis
K1 : Mengidentifikasi asumsi yang diberikan
K2 : Mengidentifikasi kecukupan unsur untuk menyelesaikan masalah.
K3 : Mengevaluasi argumen yang relevan dalam penyelesaian suatu masalah
K4 : Mengidentifikasi data/konsep/defenisi/teorema yang mendasari
penyelesaian masalah
K5 : Menjawab pertanyaan disertai alasan dan konsep, prinsip, aturan, sifat
yang mendasari jawaban tersebut
Indikator Soal Butir
Soal
Indikator Berpikir Kritis
K1 K2 K3 K4 K5
Menyebutkan perbedaan PLDV dan
SPLDV
1
Menyelesaikan persamaan SPLDV dengan
menggunakan cara substitusi dan eliminasi
2
4
Membuat model matematika dari masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
3
5
Lampiran L1
228
Rubrik Penilaian Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Indikator Skor Keterangan
Mengidentifikasi
asumsi yang
diberikan
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Mengidentifikasi asumsi yang diberikan dan sebagian penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi asumsi yang diberikan dan hampir seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi asumsi yang diberikan dan seluruh penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi
kecukupan unsur
untuk
menyelesaikan
masalah.
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Mengidentifikasi kecukupan data dan sebagian penyelesaiannya telah
dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi kecukupan data dan hampir seluruh penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi kecukupan data dan seluruh penyelesaiannya telah
dilaksanakan dengan benar
Mengevaluasi
argumen yang
relevan dalam
penyelesaian suatu
masalah
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Mengevaluasi argumen yang relevan dan sebagian penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengevaluasi argumen yang relevan dan hampir seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengevaluasi argumen yang relevan dan seluruh penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengidentifikasi
data/konsep/defeni
si/teorema yang
mendasari
penyelesaian
masalah
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Menjawab pertanyaan yang diberikan disertai alasan dan sebagian
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Menjawab pertanyaan yang diberikan disertai alasan dan hampir
seluruh penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Menjawab pertanyaan yang diberikan disertai alasan dan seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Menjawab
pertanyaan disertai
alasan dan konsep,
prinsip, aturan,
sifat yang
mendasari
jawaban tersebut
0
1
2
3
4
Tidak menjawab apapun atau menjawab tidak sesuai permasalahan
Merumuskan hal-hal yang diketahui dengan benar
Mengungkapkan konsep yang diberikan dan sebagian penyelesaiannya
telah dilaksanakan dengan benar
Mengungkapkan konsep yang diberikan dan hampir seluruh
penyelesaiannya telah dilaksanakan dengan benar
Mengungkapkan konsep yang diberikan dan seluruh
Lampiran L2
229
SOAL PRE TEST DAN POSTEST BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Petunjuk :
1. Tulislah jawabanmu dengan rapi!
2. Bacalah setiap soal dengan teliti, ikuti semua perintahnya!
3. Bekerjalah sendiri dengan sungguh-sungguh semaksimal
mungkin!
4. Alokasi Waktu : 80 Menit
1. Tentukan apakah soal cerita di bawah ini termasuk PDLV, SPLDV, atau
bukan?
a. Ani membeli 3kg buah mangga dan 2kg buah apeh dengan harga Rp
70.000,00
b. Sindy membeli 2 celana dengan harga Rp 120.000,00
c. Marko membeli 4 peruncing dan 2 pensil dengan harga Rp 5.000,00 dan
Reno membeli 3 peruncing dan 4 pensil dengan harga Rp 7.500,00
d. Ani membeli 5 bungkus permen dan 2 bungkus beng-beng dengan harga
Rp 4500,00 sedangkan Riko hanya membeli 8 bungkus beng-beng
dengan harga Rp 8000,00. K1
2. 500 lembar karcis telah terjual pada suatu pertunjukkan seni yang terdiri dari
karcis kelas ekonomi dan karcis kelas utama. Harga masing-masing karcis
diketahui Rp 12.000,00 dan Rp 16.000,00 dengan keseluruhan penjualan
yaitu Rp 6.720.000,00. Dari persoalan di atas, apakah yang harus kamu cari
untuk menentukan jumlah karcis kelas ekonomi yang terjual? Cukupkah
data yang diketahui untuk menyelesaikan masalah tersebut? K2
3. Jumlah dua bilangan adalah 150 dan selisih bilangan itu adalah 60. Jika telah
diketahui nilai kedua bilangan tersebut, berapakah bilangan yang paling
besar diantara keduanya? Berikan alasanmu dan buktikan!K5
4. Mungkinkah suatu bentuk persamaan memiliki dua variabel dengan hasil
yang sama? Jika mungkin berikan alasan beserta contohnya. Jika tidak,
jelaskan alasannya! K3
5. Dea dan Anton bekerja pada pabrik tas. Dea dapat menyelesaikan 3 buah tas
setiap jam dan Anton dapat menyelesaikan 4 tas setiap jam. Jumlah jam
kerja Dea dan Anton adalah 16 jam sehari, dengan jumlah tas yang dibuat
Lampiran L3
230
oleh keduanya adalah 55 tas. Jika jam kerja keduanya berbeda, berapakah
jam kerja yang dibutuhkan mereka masing-masing untuk menyelesaikan
seluruh tas? Pilihlah sebuah metode yang menurut kamu paling cocok untuk
mengetahui jam produksi tas masing-masing pekerja! Berikan alasan mu
dalam memilih metode tersebut! K4
231
KUNCI JAWABAN SOAL PRETEST DAN POSTEST
1. Membedakan PDLDV, SPLDV, ATAU BUKAN.
a. Ani membeli 3kg buah mangga dan 2kg buah apeh dengan harga Rp
70.000,00
Model matematika: PLDV
b. Sindy membeli 2 celana dengan harga Rp 120.000,00
Model matematika:
c. Marko membeli 4 peruncing dan 2 pensil dengan harga Rp 5.000,00 dan
Reno membeli 3 peruncing dan 4 pensil dengan harga Rp 7.500,00
Model matematika: 4 dan
SPLDV
d. Ani membeli 5 bungkus permen dan 2 beng-beng dengan harga Rp
4.500,00 sedangkan Riko hanya membeli 8 buah buku beng-beng
dengan harga Rp 8.000,00
Model matematika: dan
2. Diketahui:
Ditanya: apakah yang harus kamu cari untuk menentukan jumlah karcis
kelas ekonomi yang terjual? Cukupkah data yang diketahui untuk
menyelesaikan masalah tersebut?
Penyelesaian:
Sederhanakan bentuk dengan cara
membagi seluruh ruas dengan 1000, sehingga menjadi
Untuk mencari jumlah karcis ekonomi, kita eliminasikan nilai ,
diperoleh:
x16
x1
Lampiran L4
232
Jadi, karcis kelas ekonomi yang terjual adalah 320.
Untuk kecukupan data dari soal di atas ialah cukup, karena sudah
bisa membentuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel.
3. Diketahui:
Jumlah dua bilangan adalah 150
Selisih dua bilangan adalah 60
Ditanya: Blangan yang paling besar diantara keduanya dan berikan alasan!
Penyelesaian:
Eliminasikan Kedua persamaan, diperoleh:
Substitusikan ke persamaan petama, diperoleh:
Jadi, bilangan pertama ( ) dan bilangan kedua ( ) . Bilangan
yang paling besar diantara keduanya adalah bilangan pertama ( )
. Alasan: karena .
4. Mungkin, jika variabel bernilai bebas dan hasil dari penjumlahan 2
persamaan akan menghasilkan nilai konstanta.
Contoh: nilai dan .
Substitusikan dan ke kedua persamaan yang akan
dibuat (bebas) membuat persamaan agar menghasilkan konstanta dan
kedua persamaan tersebut akan memiliki variabel dengan hasil yang
sama.
233
Substitusikan dan ke persamaan di atas
( ) ( )
( ) ( )
Maka, konstanta kedua persamaan ialah: 15 dan 7. Setelah
mendapatkan nilai konstanta masukkan nilai tersebut ke persamaan
di atas.
Kedua persamaan di atas akan memiliki hasil dan yang sama.
5. Diketahui:
Dea dapat mengerjakan tiga buah tas: (per jam)
Anton dapat mengerjakan empat buat tas: (per jam)
Jumlah tas yang dikerjakan: 55 tas
Jumlah jam kerja mereka 16 jam
Ditanya: Pilihlah sebuah metode yang menurut kamu paling cocok untuk
mengetahui jam produksi tas masing-masing pekerja! Berikan alasan mu
dalam memilih metode tersebut!
Penyelesaian:
Penggunaan metode sesuai kemampuan siswa dengan alas an metode
tersebut lebih mudah dalam pengerjaanya.
Eliminasi kedua persamaan, diperoleh:
x1
x3
Substitusikan ke slah satu persamaan, diperoleh:
235
UJI BARTLET DATA NILAI PRETEST UNTUK MENENTUKAN
SAMPEL
Uji homogenitas yang akan dipaparkan adalah uji bartlet untuk
menentukan 2 kelas dari 7 kelas yang akan dijadikan sampel. Langkah-langkah uji
bartlet:
1. Mencari varians masing-masing kelas
a. Varians Kelas VIII-A
X F X2 fX fX
2
30 4 900 120 3600
35 2 1225 70 2450
40 4 1600 160 6400
45 3 2025 135 6075
50 4 2500 200 10000
55 3 3025 165 9075
60 2 3600 120 7200
65 1 4225 65 4225
Jumlah 23 19100 1035 49025
Varians VIII-A adalah:
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
b. Varians Kelas VIII-B
X f X2
fX fX2
30 2 900 60 1800
35 1 1225 35 1225
40 3 1600 120 4800
45 3 2025 135 6075
50 2 2500 100 5000
55 3 3025 165 9075
Lampiran M
236
X f X2
fX fX2
60 3 3600 180 10800
65 4 4225 260 16900
70 3 4900 210 14700
75 2 5625 150 11250
Jumlah 26 29625 1415 81625
Varians VIII-B adalah:
√∑
(
∑
) √
(
)
√
c. Varians Kelas VIII-C
X F X2 fX fX
2
25 3 625 75 1875
30 4 900 120 3600
35 2 1225 70 2450
40 4 1600 160 6400
45 3 2025 135 6075
50 4 2500 200 10000
55 2 3025 110 6050
60 1 3600 60 3600
65 1 4225 65 4225
Jumlah 24 19725 995 44275
Varians VIII-C adalah:
√∑
(
∑
) √
(
)
√
d. Varians Kelas VIII-D
X F X2 fX fX
2
25 4 625 100 2500
30 2 900 60 1800
35 3 1225 105 3675
40 5 1600 200 8000
45 2 2025 90 4050
237
X f X2
fX fX2
50 3 2500 150 7500
55 1 3025 55 3025
60 1 3600 60 3600
65 1 4225 65 4225
70 1 4900 70 4900
Jumlah 23 24625 955 43275
Varians VIII-D adalah:
√∑
(
∑
) √
(
)
√
e. Varians Kelas VIII-E
X F X2 fX fX
2
30 2 900 60 1800
35 3 1225 105 3675
40 3 1600 120 4800
45 3 2025 135 6075
50 2 2500 100 5000
55 3 3025 165 9075
60 3 3600 180 10800
65 5 4225 325 21125
70 2 4900 140 9800
Jumlah 26 24000 1330 72150
Varians VIII-E adalah:
√∑
(
∑
) √
(
)
√
f. Varians Kelas VIII-F
X F X2 fX fX
2
25 4 625 100 2500
30 3 900 90 2700
35 3 1225 105 3675
40 2 1600 80 3200
238
X f X2
fX fX2
45 4 2025 180 8100
50 4 2500 200 10000
55 2 3025 110 6050
60 1 3600 60 3600
65 1 4225 65 4225
Jumlah 24 19725 990 44050
Varians VIII-F adalah:
√∑
(
∑
) √
(
)
√
g. Varians Kelas VIII-G
X F X2 fX fX
2
30 3 900 90 2700
35 5 1225 175 6125
40 3 1600 120 4800
45 3 2025 135 6075
50 5 2500 250 12500
55 3 3025 165 9075
60 2 3600 120 7200
65 1 4225 65 4225
Jumlah 25 19100 1120 52700
Varians VIII-G adalah:
√∑
(
∑
) √
(
)
√
1. Masukkan masing-masing nilai varians kelas ke tabel
Nilai
Varians
Sampel
Jenis Variabel : Perbandingan Nilai Pretest
VIII-A
( )
VIII-B
( )
VIII-C
( )
VIII-D
( )
VIII-E
( )
VIII-F
( )
VIII-G
( )
S
N 24 26 25 23 26 23 25
239
2. Masukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas disusun pada
tabel Uji Bartlet berikut :
No Sampel Db = (n-1) Si Log Si (db) Log Si
1 VIII-A (X1) 23 1,0137 23,32
2 VIII-B (X1) 25 1,1247 27,12
3 VIII-C (X1) 24 1,0502 25,20
4 VIII-D (X1) 22 1,0986 24,17
5 VIII-E (X1) 25 1,0997 26,49
6 VIII-F (X1) 22 1,0633 23,39
7 VIII-G (X1) 24 1,0021 24,05
Jumlah 7 165 81,619 7,452 173,74
3. Menghitung varians gabungan dari ketiga sampel
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )
4. Menghitung Log S = Log = 1,067
5. Menghitung nilai B (Barlet) = (log S) x ∑( )
6. Menghitung nilai = (ln 10) [ B – ∑( ) log Si]
( ) ( )
( )
7. Bandingkan dengan nilai
, dengan kriteria pengujian
240
Jika :
, tidak homogen
Jika :
, homogen
Untuk dan derajat kebebasan (db) = k -1 = 7 – 1 = 6, maka pada tabel
Chi Kuadrat diperoleh nilai = 12,59
12,59 atau
, maka varians-varians adalah Homogen.
Kesimpulan:
Karena varians-varians homogen, Sehingga dalam pengambilan sampel dapat
menggunakan teknik Purposive Sampling sehingga dipilih VII.B sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII.E sebagai kelas kontrol. Dalam hal pemilihan kelas,
guru juga merekomendasikan pemilihan kelas tersebut.
241
UJI NORMALITAS NILAI PAM KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
A. Uji Normalitas Kelas Eksperimen Sebelum Perlakuan
Uji normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-Kuadrat
NO KODE NILAI
1 E-01 37
2 E-02 73
3 E-03 65
4 E-04 70
5 E-05 54
6 E-06 72
7 E-07 91
8 E-08 47
9 E-09 90
10 E-10 69
11 E-11 61
12 E-12 80
13 E-13 48
14 E-14 80
15 E-15 85
16 E-16 61
17 E-17 87
18 E-18 58
19 E-19 28
20 E-20 54
21 E-21 69
22 E-22 63
23 E-23 80
24 E-24 59
25 E-25 54
26 E-26 72
27 E-27 28
Proses Pengujian Normalitas dengan Chi Kuadrat
Langkah 1: Mencari nilai tertinggi, nilai terendah, range, banyak kelas,
panjang kelas untuk membuat tabulasi distribusi frekuensi.
Nilai tertinggi = 91
Nilai terendah = 28
Lampiran N1
242
Range (R) = H – L
= 91 – 28
= 63
K = 1 + 3,3 log n I =
= 1 + 3,3 log 27 =
= 1 + 3,3 x 1,4314 = 10,5 11
= 1 + 4,7236
= 5,7236 6
Langkah 2 : Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Distribusi Frekuensi Variabel PAM
No Kelas
Interval f Xi x'
fx' x'
2 fx'
2 fXi
1 28-38 3 33 3 9 9 27 99
2 39-49 2 44 2 4 4 8 88
3 50-60 5 55 1 5 1 5 275
4 61-71 7 66 0 0 0 0 462
5 72-82 6 77 -1 -6 1 6 462
6 83-93 4 88 -2 -8 4 16 352
Jumlah 27
4 62 1738
Langkah 3 : Mencari rata-rata (mean)
∑
Langkah 4: Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
= 16,12
243
Langkah 5 : Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara
1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurang 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5. Sehingga diperoleh nilai: 27,5 ; 38,5 ; 49,5 ; 60,5 ; 71,5 ;
82,5 dan 93,5
2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
3) Mencari luas 0 – Z dari tabel Kurva Normal dari 0 – Z
No Z-score Batas luas daerah
1 -2,29 0,4890
2 -1,60 0,2257
3 -0,92 0,3212
4 -0,24 0,0948
5 0,44 0,1700
6 1,12 0,3686
7 1,81 0,4649
244
4) Mencari luas tiap kelas interval dan nilai frekuensi yang diharapkan (fe)
Luas Daerah fe = Luas daerah N
0,4890 - 0,2257 = 0,2633 0,2633 27 = 7,1091
0,2257 - 0,3212 = 0,0955 0,0955 27 = 2,5785
0,3212 - 0,0948 = 0,2264 0,2264 27 = 6,1128
0,0948 + 0,1700 = 0,2648 0,2648 27 = 7,1496
0,1700 - 0,3686 = 0,1986 0,1986 27 = 5,3622
0,3686 - 0,4649 = 0,0963 0,0963 27 = 2,6001
Frekuensi yang Diharapkan dari Hasil Pengamatan untuk Variabel PAM
Batas
Kelas Z
Luas
0 - z
Luas Tiap
Kelas
Interval
fe fo
27,5 0,4890
0,2633 7,1091 3 2,3751
38,5 0,2257
0,0955 2,5785 2 0,1298
49,5 0,3212
0,2264 6,1128 5 0,2026
60,5 0,0948
0,2648 7,1496 7 0,0031
71,5 0,1700
0,1986 5,3622 6 0,0759
82,5 1,12 0,3686
0,0963 2,6001 4 0,7537
93,5 0,4649
245
Langkah 6 : Membandingkan dengan
Kaidah Keputusan :
Jika,
maka Distribusi Data Tidak Normal
Jika,
maka Data Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel Chi-Kuadrat untuk dan derajat kebebasan (dk) = 6 – 1
= 5 diperoleh = 11,07 ternyata
, atau
KESIMPULAN : DATA BERDISTRIBUSI NORMAL
246
B. Uji Normalitas Kelas Kontrol Sebelum Perlakuan
Uji normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-
Kuadrat .
NO KODE NILAI
1 K-01 70
2 K-02 82
3 K-03 67
4 K-04 40
5 K-05 87
6 K-06 54
7 K-07 80
8 K-08 30
9 K-09 91
10 K-10 57
11 K-11 46
12 K-12 38
13 K-13 61
14 K-14 82
15 K-15 67
16 K-16 78
17 K-17 88
18 K-18 72
19 K-19 52
20 K-20 72
21 K-21 72
22 K-22 54
23 K-23 46
24 K-24 35
25 K-25 77
26 K-26 93
Proses Pengujian Normalitas dengan Chi Kuadrat
Langkah 1: Mencari nilai tertinggi, nilai terendah, range, banyak kelas,
panjang kelas untuk membuat tabulasi distribusi frekuensi.
Nilai tertinggi = 93
Nilai terendah = 30
247
Range (R) = H – L
= 93 – 30
= 63
K = 1 + 3,3 log n I =
= 1 + 3,3 log 26 =
= 1 + 3,3 x 1,4150 = 10,5 11
= 1 + 4,67
= 5,67 6
Langkah 2 : Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Distribusi Frekuensi Variabel KAM
No Kelas
Interval f Xi x'
fx' x'
2 fx'
2 fXi
1 30-40 4 35 3 12 9 36 140
2 41-51 2 46 2 4 4 8 92
3 52-62 5 57 1 5 1 5 285
4 63-73 5 68 0 0 0 0 340
5 74-84 6 79 -1 -6 1 6 474
6 85-95 4 90 -2 -8 4 16 360
Jumlah 26
7 71 1691
Langkah 3 : Mencari rata-rata (mean)
∑
Langkah 4: Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
= 17,93
248
Langkah 5 : Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara
1) Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurang 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval
ditambah 0,5. Sehingga diperoleh nilai: 30,5 ; 40,5 ; 51,5 ; 62,5 ; 73,5 ;
84,5 dan 95,5
2) Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus:
3) Mencari luas 0 – Z dari tabel Kurva Normal dari 0 – Z
No Z-score Batas luas daerah
1 -1,93 0,4732
2 -1,37 0,4147
3 -0,75 0,2734
4 -0,14 0,0557
5 0,47 0,1808
6 1,08 0,3599
7 1,70 0,4554
249
4) Mencari luas tiap kelas interval dan nilai frekuensi yang diharapkan (fe)
Luas Daerah fe = Luas daerah N
0,4732 - 0,4147 = 0,0585 0,0585 26 = 1,5210
0,4147 - 0,2734 = 0,1413 0,1413 26 = 3,6738
0,2734 - 0,0557 = 0,3291 0,3291 26 = 8,5566
0,0557 + 0,1808 = 0,1251 0,1251 26 = 3,2526
0,1808 - 0,3599 = 0,1791 0,1791 26 = 4,6566
0,3599 - 0,4554 = 0,0955 0,0955 26 = 2,4830
Frekuensi yang Diharapkan dari Hasil Pengamatan untuk Variabel KAM
Batas
Kelas z
Luas
0 - z
Luas Tiap
Kelas
Interval
fe Fo
30,5 0,4732
0,0585 1,5210 4 4,0404
40,5 0,4147
0,1413 3,6738 2 0,7626
51,5 0,2734
0,2177 5,6602 5 0,0770
62,5 0,0557
0,2365 6,1490 5 0,2147
73,5 0,1808
0,1791 4,6566 6 0,3876
84,5 1,08 0,3599
0,0955 2,4830 4 0,9268
95,5 0,4554
250
Langkah 6 : Membandingkan dengan
Kaidah Keputusan :
Jika,
maka Distribusi Data Tidak Normal
Jika,
maka Data Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel Chi-Kuadrat untuk dan derajat kebebasan (dk) = 6 – 1
= 5 diperoleh = 11,07 ternyata
, atau
KESIMPULAN : DATA BERDISTRIBUSI NORMAL
251
UJI HOMOGENITAS NILAI PAM KELAS EKSPERIMEN DAN
KONTROL
Hasil Uji Pengetahuan Awal Kelas Eksperimen dan Kontrol :
NO KODE NILAI NO KODE NILAI
1 E-01 37 1 K-01 70
2 E-02 73 2 K-02 82
3 E-03 65 3 K-03 67
4 E-04 70 4 K-04 40
5 E-05 54 5 K-05 87
6 E-06 72 6 K-06 54
7 E-07 91 7 K-07 80
8 E-08 47 8 K-08 30
9 E-09 90 9 K-09 91
10 E-10 69 10 K-10 57
11 E-11 61 11 K-11 46
12 E-12 80 12 K-12 38
13 E-13 48 13 K-13 61
14 E-14 80 14 K-14 82
15 E-15 85 15 K-15 67
16 E-16 61 16 K-16 78
17 E-17 87 17 K-17 88
18 E-18 58 18 K-18 72
19 E-19 28 19 K-19 52
20 E-20 54 20 K-20 72
21 E-21 69 21 K-21 72
22 E-22 63 22 K-22 54
23 E-23 80 23 K-23 46
24 E-24 59 24 K-24 35
25 E-25 54 25 K-25 77
26 E-26 72 26 K-26 93
27 E-27 28
Lampiran N2
252
ANALISIS HOMOGENITAS KELAS
Uji homogenitas yang digunakan adalah uji F. Langkah-langkah uji F:
Langkah 1 : Menghitung varians masing-masing kelas dengan rumus:
√∑
(
∑
)
Varians =
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI PAM SISWA KELAS EKSPERIMEN
X f X2 fX fX
2
28 2 784 56 1568
37 1 1369 37 1369
47 1 2209 47 2209
48 1 2304 48 2304
54 3 2916 162 8748
58 1 3364 58 3364
59 1 3481 59 3481
61 2 3721 122 7442
63 1 3969 63 3969
65 1 4225 65 4225
69 2 4761 138 9522
70 1 4900 70 4900
72 2 5184 144 10368
73 1 5329 73 5329
80 3 6400 240 19200
85 1 7225 85 7225
87 1 7569 87 7569
90 1 8100 90 8100
91 1 8281 91 8281
Jumlah 27 86091 1735 119173
Mean variabel X adalah:
∑
253
Standar Deviasi variabel X adalah:
√∑
(
∑
)
= √
(
)
= √
= √
16,8688
Varians kelas Eksperimen
S2 = (16,8688)
2 =
DISTRIBUSI FREKUENSI NILAI PAM SISWA KELAS KONTROL
X f X2 fX fX
2
30 1 900 30 900
35 1 1225 35 1225
38 1 1444 38 1444
40 1 1600 40 1600
46 2 2116 92 4232
52 1 2704 52 2704
54 2 2916 108 5832
57 1 3249 57 3249
61 1 3721 61 3721
67 2 4489 134 8978
70 1 4900 70 4900
72 3 5184 216 15552
77 1 5929 77 5929
78 1 6084 78 6084
80 1 6400 80 6400
82 2 6724 164 13448
87 1 7569 87 7569
88 1 7744 88 7744
91 1 8281 91 8281
93 1 8649 93 8649
Jumlah 26 91828 1691 118441
254
Mean variabel X adalah:
∑
Standar Deviasi variabel X adalah:
√∑
(
∑
)
= √
(
)
= √
= √
18,0393
Varians kelas Kontrol
S2 = (18,0393)
2 = 325,4163
Langkah 2 : Menghitung perbandingan varians kedua kelas dengan rumus:
Fhitung =
Tabel Nilai varians
Nilai Varians
Sampel
Kelas
Eksperimen Kontrol
S 325,4163
N 27 26
Fhitung =
255
Langkah 3 : Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Kriteria pengujian:
Jika : Fhitung Ftabel, maka tidak homogen
Jika : Fhitung Ftabel, maka homogen
dkpembilang = n – 1 (untuk varians terbesar)
dkpenyebut = n – 1 (untuk varians terkecil)
Varians terbesar adalah kelas kontrol, maka dkpembilang = n – 1 = 26 – 1 = 25 Dan
varians terkecil adalah kelas eksperimen, maka dkpenyebut = n – 1 = 27 – 1 = 26.
Pada taraf signifikan (α) = 0,05, diperoleh Ftabel = 1,95. Karena Fhitung=
dan Ftabel = 1,95 , maka Fhitung Ftabel atau 1,95. sehingga dapat
disimpulkan varians-varians adalah homogen.
256
PENGELOMPOKAN SAMPEL KELAS EKSPERIMEN DAN KONTROL
BERDASARKAN PAM
KRITERIA PENGELOMPOKAN PENGETAHUAN AWAL
Kriteria Pengetahuan Awal Keterangan
) Tinggi
Sedang
Rendah
A. Menentukan Mean dan SD
1. Menjumlahkan semua skor PAM kelas eksperimen dan control
No Kode Kelas
Eksperimen Kontrol
1 S-01 37 70
2 S-02 73 82
3 S-03 65 67
4 S-04 70 40
5 S-05 54 87
6 S-06 72 54
7 S-07 91 80
8 S-08 47 30
9 S-09 90 91
10 S-10 69 57
11 S-11 61 46
12 S-12 80 38
13 S-13 48 61
14 S-14 80 82
15 S-15 85 67
16 S-16 61 78
17 S-17 87 88
18 S-18 58 72
19 S-19 28 52
20 S-20 54 72
21 S-21 69 72
22 S-22 63 54
23 S-23 80 46
24 S-24 59 35
25 S-25 54 77
26 S-26 72 93
27 S-27 28
Lampiran O
257
2. Mengurutkan skor dari yang terkecil ke terbesar serta menentukan rata-rata
dan standar deviasi
X F Fx X2
Fx2
28 2 56 784 1568
30 1 30 900 900
35 1 35 1225 1225
37 1 37 1369 1369
38 1 38 1444 1444
40 1 40 1600 1600
46 2 92 2116 4232
47 1 47 2209 2209
48 1 48 2304 2304
52 1 52 2704 2704
54 5 270 2916 14580
57 1 57 3249 3249
58 1 58 3364 3364
59 1 59 3481 3481
61 3 183 3721 11163
63 1 63 3969 3969
65 1 65 4225 4225
67 2 134 4489 8978
69 2 138 4761 9522
70 2 140 4900 9800
72 5 360 5184 25920
73 1 73 5329 5329
77 1 77 5929 5929
78 1 78 6084 6084
80 4 320 6400 25600
82 2 164 6724 13448
85 1 85 7225 7225
87 2 174 7569 15138
88 1 88 7744 7744
90 1 90 8100 8100
91 2 182 8281 16562
93 1 93 8649 8649
Jumlah 53 3426 138948 237614
∑
258
√∑
(
∑
) = √
(
) = √
. = √ = 17,4573
Sehingga didapatkan kriteria dalam pengelompokan PAM sebagai berikut:
Kriteriac Pengetahuan Awal Keterangan
Tinggi
Sedang
Rendah
B. Kelompok PAM di Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
E-01 37 Rendah K-01 70 Sedang
E-02 73 Sedang K-02 82 Sedang
E-03 65 Sedang K-03 67 Sedang
E-04 70 Sedang K-04 40 Rendah
E-05 54 Sedang K-05 87 Tinggi
E-06 72 Sedang K-06 54 Sedang
E-07 91 Tinggi K-07 80 Sedang
E-08 47 Rendah K-08 30 Rendah
E-09 90 Tinggi K-09 91 Tinggi
E-10 69 Sedang K-10 57 Sedang
E-11 61 Sedang K-11 46 Rendah
E-12 80 Sedang K-12 38 Rendah
E-13 48 Sedang K-13 61 Sedang
E-14 80 Sedang K-14 82 Sedang
E-15 85 Tinggi K-15 67 Sedang
E-16 61 Sedang K-16 78 Sedang
E-17 87 Tinggi K-17 88 Tinggi
E-18 58 Sedang K-18 72 Sedang
E-19 28 Rendah K-19 52 Sedang
E-20 54 Sedang K-20 72 Sedang
E-21 69 Sedang K-21 72 Sedang
E-22 63 Sedang K-22 54 Sedang
E-23 80 Sedang K-23 46 Rendah
E-24 59 Sedang K-24 35 Rendah
E-25 54 Sedang K-25 77 Sedang
E-26 72 Sedang K-26 93 Tinggi
E-27 28 Rendah
259
UJI NORMALITAS NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
DAN KONTROL
A. Uji Normalitas Kelas Eksperimen Setelah Perlakuan
Uji normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-
Kuadrat .
NO KODE SKOR NO KODE SKOR
1 E-01 50 15 E-15 85
2 E-02 60 16 E-16 80
3 E-03 80 17 E-17 85
4 E-04 65 18 E-18 80
5 E-05 75 19 E-19 60
6 E-06 75 20 E-20 75
7 E-07 90 21 E-21 60
8 E-08 75 22 E-22 75
9 E-09 80 23 E-23 90
10 E-10 50 24 E-24 45
11 E-11 80 25 E-25 65
12 E-12 85 26 E-26 85
13 E-13 70 27 E-27 65
14 E-14 75
Proses Pengujian Normalitas dengan Chi Kuadrat
Langkah 1:
Range (R) = ( – ) = – =
Banyak kelas (K) = dibulatkan menjadi 6
Interval Kelas =
dibulatkan menjadi 8
Langkah 2 : Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Distribusi Frekuensi Variabel Posstest
No Kelas
Interval f Xi x'
fx' x'
2 fx'
2 fXi
1 45-52 3 48,5 3 9 9 27 145,5
2 53-60 3 56,5 2 6 4 12 169,5
3 61-68 3 64,5 1 3 1 3 193,5
4 69-76 7 72,5 0 0 0 0 507,5
5 77-84 5 80,5 -1 -5 1 5 402,5
6 85-92 6 88,5 -2 -12 4 24 531
Jumlah 27
1 71 1949,5
Lampiran P1
260
Langkah 3 : Mencari rata-rata (mean)
∑
Langkah 4 : Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)
√∑
(
∑
)
√
(
)
√ = 12,9694
Langkah 5 : Mencari
Nilai fo Batas Xi Nilai Z Luas Z
Batas
Luas
Z
44,5 -2,14 0,4838
45-52 3 0,0481 1,2987 2,2287
52,5 -1,52 0,4357
53-60 3 0,1198 3,2346 0,0170
60,5 -0,90 0,3159
61-68 3 0,2018 5,4486 1,1004
68,5 -0,29 0,1141
69-76 7 0,2434 6,5718 0,0279
76,5 0,33 0,1293
77-84 5 0,1996 5,3892 0,0281
84,5 0,95 0,3289
84-92 6 0,1117 3,0159 2,9526
92,5 1,56 0,4406
Langkah 6 : Membandingkan dengan
Kaidah Keputusan :
Jika,
maka Distribusi Data Tidak Normal
Jika,
maka Data Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel Chi-Kuadrat untuk dan derajat kebebasan
(dk)=6–1=5 diperoleh =11,07 ternyata
,atau
KESIMPULAN : DATA BERDISTRIBUSI NORMAL
261
B. Uji Normalitas Kelas Kontrol Setelah Perlakuan
Uji normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan Uji Chi-
Kuadrat .
NO KODE SKOR NO KODE SKOR
1 K-01 70 14 K-14 65
2 K-02 45 15 K-15 45
3 K-03 55 16 K-16 70
4 K-04 65 17 K-17 80
5 K-05 70 18 K-18 55
6 K-06 40 19 K-19 40
7 K-07 50 20 K-20 50
8 K-08 40 21 K-21 60
9 K-09 75 22 K-22 75
10 K-10 50 23 K-23 40
11 K-11 55 24 K-24 65
12 K-12 50 25 K-25 50
13 K-13 40 26 K-26 80
Proses Pengujian Normalitas dengan Chi Kuadrat
Langkah 1:
Range (R) = ( – ) = – =
Banyak kelas (K) = dibulatkan menjadi 6
Interval Kelas =
diambil 7
Langkah 2 : Membuat tabulasi dengan tabel penolong
Distribusi Frekuensi Variabel Posstest
No Kelas
Interval f Xi x'
fx' x'
2 fx'
2 fXi
1 40-46 7 43 3 21 9 63 301
2 47-53 5 50 2 10 4 20 250
3 54-60 4 57 1 4 1 4 228
4 61-67 3 64 0 0 0 0 192
5 68-74 3 71 -1 -3 1 3 213
6 75-81 4 78 -2 -8 4 16 312
Jumlah 26
24 106 1496
262
Langkah 3 : Mencari rata-rata (mean)
∑
Langkah 4 : Mencari simpangan baku (Standard Deviasi)
√∑
(
∑
)
√
(
)
√ = 14,3663
Langkah 5 : Mencari
Nilai Fo Batas Xi Nilai Z Luas Z
Batas
Luas
Z
39,5 -1,26 0,3962
40-46 7 0,1168 3,0368 5,1722
46,5 -0,77 0,2794
47-53 5 0,1691 4,3966 0,0828
53,5 -0,28 0,1103
54-60 4 0,1935 5,031 0,2113
60,5 0,21 0,0832
61-67 3 0,1717 4,4642 0,4802
67,5 0,69 0,2549
68-74 3 0,1261 3,2786 0,0237
74,5 1,18 0,3810
75-81 4 0,0715 1,859 2,4658
81,5 1,67 0,4525
Langkah 6 : Membandingkan dengan
Kaidah Keputusan :
Jika,
maka Distribusi Data Tidak Normal
Jika,
maka Data Berdistribusi Normal
Berdasarkan tabel Chi-Kuadrat untuk dan derajat kebebasan (dk)=6–
1=5 diperoleh = 11,070 ternyata
, atau
KESIMPULAN : DATA BERDISTRIBUSI NORMAL
263
UJI HOMOGENITAS SKOR POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KONTROL
Langkah 1 : Menghitung varians masing-masing kelas
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR POSTEST KELAS EKSPERIMEN
Mean variabel X adalah:
∑
Standar Deviasi variabel X adalah:
√∑
(
∑
) =√
(
) =√ = 12,12
Varians kelas Eksperimen
S2 = (12,12)
2 = 146,8944
DISTRIBUSI FREKUENSI SKOR POSTEST KELAS KONTROL
X f X2
fX f X2
40 5 1600 200 8000
45 2 2025 90 4050
50 5 2500 250 12500
55 3 3025 165 9075
60 1 3600 60 3600
65 3 4225 195 12675
70 3 4900 210 14700
75 2 5625 150 11250
80 2 6400 160 12800
Jumlah 26 33900 1480 88650
X f X2
fX f X2
45 1 2025 45 2025
50 2 2500 100 5000
60 3 3600 180 10800
65 3 4225 195 12675
70 1 4900 70 4900
75 6 5625 450 33750
80 5 6400 400 32000
85 4 7225 340 28900
90 2 8100 180 16200
Jumlah 27 44600 1960 146250
Lampiran P2
264
Mean variabel Y adalah:
∑
Standar Deviasi variabel X adalah:
√∑
(
∑
) =√
(
) =√ = 13,02
Varians kelas Kontrol
S2 = (13,02)
2 = 169,5204
Langkah 2 : Menghitung perbandingan varians kedua kelas
Nilai Varians
Sampel Kelas
Eksperimen Kontrol
S 146,8944 169,5204
N 27 26
Fhitung =
154
Langkah 3 : Membandingkan Fhitung dengan Ftabel
Varians terbesar adalah kelas kontrol, maka dkpembilang = n – 1 = 26 – 1 = 25 dan
varians terkecil adalah kelas eksperimen, maka dkpenyebut = n – 1 = 27 – 1 = 26.
Pada taraf signifikan (α) = 0,05, diperoleh Ftabel = . Karena Fhitung = 154 dan
Ftabel = , maka Fhitung Ftabel atau sehingga dapat disimpulkan
varians-varians adalah homogen.
265
ANALISIS ANOVA DUA ARAH
Model
Pembelajaran
Pengetahuan Awal Siswa
Tinggi Sedang Rendah Total Tinggi2 Sedang
2 Rendah
2 Total
Reciprocal 90 85 75
8100 7225 5625
Teaching 80 75 50
6400 5625 2500
(A1) 85 90 60
7225 8100 3600
85 60 65 7225 3600 4225
75
5625
85
7225
65
4225
50
2500
60
3600
80
6400
75
5625
80
6400
80
6400
45
2025
80
6400
75
5625
75
5625
65
4225
70
4900
340 1370 250 (A1)=
1960 28950 101350 15950
(A1)2 =
146250
Lampiran Q
266
Model
Pembelajaran
Pengetahuan Awal Siswa
Tinggi Sedang Rendah Total Tinggi2 Sedang
2 Rendah
2 Total
Pembelajaran 80 45 55
6400 2025 3025
yang
diterapkan 75 65 40 5625 4225 1600
oleh guru 80 50 65
6400 2500 4225
(A2) 70 70 50
4900 4900 2500
50 65
2500 4225
55 40
3025 1600
50
2500
60
3600
70
4900
55
3025
45
2025
40
1600
50
2500
40
1600
75
5625
40
1600
(A1)=
(A1)2 =
305 860 315 1480 23325 48150 17175 88650
JUMLAH 645 2230 565 3440 52275 149500 33125 234900
Uji Anava 2 Arah
1. Dari Tabel dapat diketahui :
N = 53 G = 3440
r = 2
c = 3
2. Menghitung rata-rata harmonik dari frekuensi sel.
⁄ ⁄ ⁄
⁄ ⁄ ⁄ ⁄ ⁄ ⁄
267
3. Menghitung rata-rata sell dan juga baris, total kolom dan rata-rata.
C1 C2 C3
R1
n = 4
T = 340
= 85
n = 19
T = 1370
= 72,11
n = 4
T = 250
= 62,5
= 219,61
R2
n = 4
T = 305
= 76,25
n = 16
T = 860
= 53,75
n = 6
T = 315
= 52,5
4. Menghitung Jumlah Kuadrat
∑
[( ) ( ) ]
∑
[( ) ( ) ( ) ]
∑∑
[( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ]
∑∑∑
( )
5. Menghitung rata-rata Kuadrat
Baris
(
∑
) ( )
Kolom
(
∑
) ( )
Interaksi
(∑∑
∑
∑
)
( )
268
Galat
∑∑∑
∑∑
[( )
( )
( )
( )
( )
( )
]
6. Menghitung F ratio
Tabel
Analysis of Variance
Sumber
Data
Jumlah
Kuadrat Df Varians Fhitung Ftabel
Baris 48245,0816 1 48245,0816 4,4445
Kolom 50270,7687 2 25135,3844 4,6311
Interaksi -75077,7769 2 -37538,8885 -6,9165
Galat 10854,9315 51 230,956
a. Faktor Model Pembelajaran
b. Faktor Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
c. Interaksi Model Pembelajaran dan Postest berdasarkan Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa
7. Mencari Ftabel ( F1 ; F2 ; F3 ) masing – masing grup dengan rumus :
F1 (tabel) = FA (a) (dk JKB ; dk JKd ) = F(0,05) (1,38) = 4,03
= F(0,01) (1,38) = 7,17
F2 (tabel) = FB (a) (dk JKK; dk JKd ) = F(0,05) (1,38) = 3,18
= F(0,01) (1,38) = 5,06
F3 (tabel) = FAB (a) (dk JK(BK) ; dk JKd ) = F(0,05) (1,38) = 3,18
269
= F(0,01) (1,38) = 5,06
8. Membandingkan F tabel
a. Untuk baris (antar penerapan model di kedua kelas), Dengan df pembilang = 1,
df penyebut = 47 dan taraf signifikan = 0,05 diperoleh nilai .
Karena , maka Ha diterima dan Ho ditolak,
yaitu terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis siswa dengan
model pembelajaran Reciprocal Teaching dengan siswa yang belajar
menggunakan pembelajaran konvensional.
b. Untuk kolom (antar pengetahuan awal),Dengan df pembilang = 2, df penyebut =
47 dan taraf signifikan = 0,05 diperoleh nilai . Karena
, maka diterima dan ditolak, yang berarti terdapat
perbedaan kemampuan berpikir kritis matematis antara siswa yang memiliki
Pengetahuan awal tinggi, sedang, dan rendah .
c. Untuk interaksi harga , Dengan df pembilang = 2, df penyebut =
47 dan taraf signifikan = 0,05 diperoleh nilai Karena
, maka Ha ditolak dan Ho diterima, yaitu
tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dengan
Pengetahuan awal terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Walia Dinanti, lahir di Bengkulu, pada tanggal 01 Februari
1995, anak kedua dari dua bersaudara, dari pasangan
ayahanda Tri Nurbana dan ibunda Tina Warni Panggabean.
Pendidikan formal yang ditempuh oleh penulis adalah SD
Negeri 081 Kota Bengkulu lulus pada tahun 2007. Kemudian
melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 08 Kota Bengkulu,
setelah menyelesaikan pendidikan di SMP Negeri 08 Kota Bengkulu pada tahun
2010, penulis melanjutkan pendidikan di SMA Muhammadiyah 04 Kota Bengkulu
dan lulus pada tahun 2013. Tidak cukup mengenyam pendidikan selama 12 tahun,
penulispun melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi Negeri dengan mengambil
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Sebagai tugas akhir perkuliahan penulis
melaksanakan penelitian eksperimen pada bulan November 2017 di SMP Negeri 10
Tapung dengan judul Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Reciprocal
Teaching Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari
Pengetahuan Awal Siswa SMP Negeri 10 Tapung. Penulis dapat menyelesaikan
studi selama 7 tahun 4 bulan 26 hari. Penulis dinyatakan lulus pada sidang
munaqasah tanggal 12 Jumadil Akhir 1442 H/ 26 Januari 2021 M dengan IPK
terakhir 3,23 dengan predikat memuaskan dan berhak menyadang gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd.)