pengaruh kepemimpinan transformasional,komunikasi

10
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL,KOMUNIKASI INTERNAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. TUNAS TUMBUH BERSAMA Prio Pambudi 1 , Sri Wahyuningsih 2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa Emai: [email protected] 1 ; [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel kepemmpinan kinerja, komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Tunas Tumbuh Bersama.Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan mengunakan teknik sampel jenuh yaitu dari total karyawan sebanyak 50 populasi atau responden semuanya di jadikan sampel.Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji regresi sederhana dengan tarah signifikasi 5 pesen dengan menggunakan kuesioner sebagai data primer.Dari hasil pengujian melalui uji t variabel kepemimpinan transformasional, komunikasi internal dan motivasi kerja secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan sehingga dinyatakan H1 diterima.Dari hasil pengujian koefisien determinasi di peroleh nila R square variabel kepemimpinan transformasional, komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan memiliki pengaruh sebesar 80.9 persen dan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain.Dengan masih rendahnya pengaruh variabel bebas atau variabel independen maka diharapkan karyawan dapat meningkatkan dan memaksimalkan variabel bebas tersebut sehingga kedepanyaakan menghasilkan semakin memingkatkan kinerja karyawan pada PT. Tunas Tumbuh Bersama. Kata kunci : kepemimpinan trasformasional, komunikasi internal, motivasi kerja, kinerja karyawan. 1. PENDAHULUAN Dalam menghadapi persaingan di era saat ini perusahaan sangat menuntun karyawanya agar bekerja secara efisien dan efektif agar memiliki daya saing untuk menjaga kelangsungan perusahaan itu sendiri.Kelangsungan hidup perusahaan juga di tentukan dalam organisasi didalam perusahaan yang menghimpun orang- orang didalamnya yaitu karyawan perusahaan tersebut. Berorganisasi sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki.kualitas SDM dalam suatu organisasi yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan kinerja organisasi. Karyawan perusahaan merupakan unsure terpenting dalam kelangsunga perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan maka perusahaan akan selalu meningkatkan kinerja karyawanya, dengan harapan mencapai tujuan yang diharapkan perusahaan.Kinerja karyawan sangat penting dibutuhkan dalam kemajuan dan kesuksesan perusahaan dimana karyawan tersebut bekerja, agar tercapainya tujuan bersama yaitu menyelasaikan pekerjaan karyawan tersebut dengan baik dan benar.Menurut siagian (2002:168). Menyatakan bahwa kinerja karyawan adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan.ukuran kinerja dapat dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai standar organisasi atau perusahaan. Dikutip dari jurnal studi mengenai pengaruh komunikasi,kepemimpinan dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan.(Susanto dan Anisah2013). Surbakti (2013) menyatakan Gaya kepemimpinantransformasional merupakan seorang agen perubahan yang berusaha keras melakukan transformasi ulang organisasi secara menyeluruh sehingga organisasi bisa mencapai kinerja yang lebih maksimal di masa depan.Dikutip dari junal studi mengenai pengaruh kepemimpinan transformasional dan budaya kerja terhadap kinerja pegawai (purnamasari, Bagia&Suwendra, 2016) Komunikasi internal yaitu suatu bentuk komunikasi yang terjadi antar karyawan baik itu atasan terhadap bawahan maupun sebaliknya, yaitu antara bawahan terhadap atasanya.Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang dapat dimengerti dan diterima

Transcript of pengaruh kepemimpinan transformasional,komunikasi

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL,KOMUNIKASI

INTERNAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.

TUNAS TUMBUH BERSAMA

Prio Pambudi1, Sri Wahyuningsih2

Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

Emai: [email protected] 1 ; [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel kepemmpinan kinerja,

komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Tunas Tumbuh Bersama.Metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan mengunakan teknik sampel jenuh yaitu dari total

karyawan sebanyak 50 populasi atau responden semuanya di jadikan sampel.Teknik yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji regresi sederhana dengan tarah signifikasi 5 pesen dengan menggunakan kuesioner

sebagai data primer.Dari hasil pengujian melalui uji t variabel kepemimpinan transformasional, komunikasi

internal dan motivasi kerja secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan sehingga dinyatakan H1

diterima.Dari hasil pengujian koefisien determinasi di peroleh nila R square variabel kepemimpinan

transformasional, komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan memiliki pengaruh sebesar

80.9 persen dan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain.Dengan masih rendahnya pengaruh variabel bebas atau

variabel independen maka diharapkan karyawan dapat meningkatkan dan memaksimalkan variabel bebas

tersebut sehingga kedepanyaakan menghasilkan semakin memingkatkan kinerja karyawan pada PT. Tunas

Tumbuh Bersama.

Kata kunci : kepemimpinan trasformasional, komunikasi internal, motivasi kerja, kinerja karyawan.

1. PENDAHULUAN Dalam menghadapi persaingan di era saat ini

perusahaan sangat menuntun karyawanya agar

bekerja secara efisien dan efektif agar memiliki

daya saing untuk menjaga kelangsungan

perusahaan itu sendiri.Kelangsungan hidup

perusahaan juga di tentukan dalam organisasi

didalam perusahaan yang menghimpun orang-

orang didalamnya yaitu karyawan perusahaan

tersebut. Berorganisasi sangat tergantung pada

kualitas sumber daya manusia yang

dimiliki.kualitas SDM dalam suatu organisasi

yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan

kinerja organisasi. Karyawan perusahaan

merupakan unsure terpenting dalam kelangsunga

perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan

maka perusahaan akan selalu meningkatkan

kinerja karyawanya, dengan harapan mencapai

tujuan yang diharapkan perusahaan.Kinerja

karyawan sangat penting dibutuhkan dalam

kemajuan dan kesuksesan perusahaan dimana

karyawan tersebut bekerja, agar tercapainya tujuan

bersama yaitu menyelasaikan pekerjaan karyawan

tersebut dengan baik dan benar.Menurut siagian

(2002:168). Menyatakan bahwa kinerja karyawan

adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara

terencana pada waktu dan tempat dari karyawan

serta organisasi bersangkutan.ukuran kinerja dapat

dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai

standar organisasi atau perusahaan. Dikutip dari

jurnal studi mengenai pengaruh

komunikasi,kepemimpinan dan motivasi kerja

terhadap kinerja karyawan.(Susanto dan

Anisah2013).

Surbakti (2013) menyatakan Gaya

kepemimpinantransformasional merupakan

seorang agen perubahan yang berusaha keras

melakukan transformasi ulang organisasi secara

menyeluruh sehingga organisasi bisa mencapai

kinerja yang lebih maksimal di masa

depan.Dikutip dari junal studi mengenai pengaruh

kepemimpinan transformasional dan budaya kerja

terhadap kinerja pegawai (purnamasari,

Bagia&Suwendra, 2016) Komunikasi internal

yaitu suatu bentuk komunikasi yang terjadi antar

karyawan baik itu atasan terhadap bawahan

maupun sebaliknya, yaitu antara bawahan terhadap

atasanya.Komunikasi yang baik adalah

komunikasi yang dapat dimengerti dan diterima

oleh orang lain, komunikasi juga bisa dilakukan

dengan bahasa tubuh atau menggunakan gesture

untuk tujuan tertentu. Komunikasi berperan

sebagai alat interaksi antara pimpinan dan

bawahan dalam sebuah perusahaan untuk

mencapai tujuan kinerja bersama,selain itu

motivasi juga dibutuhkan dalam upaya tercapainya

hasil kinerja yang baik,karena karyawan yang

memiliki motivasi kinerja yang tinggi akan

membawa dampak positif bagi perusahaan itu

sendiri. Muhamad (2001) menyatakan komunikasi

iternal adalah komunikasi yang terjadi antara

atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan

dan antara sesame karyawan. Dikutip dari jurnal

studi tentang pengaruh komunikasi internal dan

budaya organisasi terhadap kepuasan kerja

karyawan (Astuti, Bagia& susila,2016)

Gitosudarmo, (2001) meyatakan Motivasi

bekerja sangat penting bagi tinggi rendahnya

produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi

dari para karyawan untuk bekerja sama bagi

kepentingan perusahaan, maka tujuan yang telah

ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila

terdapat motivasi yang tinggi dari para karyawan,

maka hal ini merupakan suatu jaminan atas

keberhasilan perusahaan dalam mencapai

tujuanya.Dikutip dari buku MSDM karya Prof. Dr.

H. EdySutrisno, M. Si (2017: 111)

Menurut ibu Devi selaku karyawan PT.

Tunas Tumbuh Bersama mengatakan bahwa

“semangat yang kurang, susah diatur kurangnya

disiplin dan masih tingginya produk gagal atau

rusak yang diakibatkan dari gaya kepemimpinan

yang dilakukan pimpinan,buruknya komunikasi

yang terjadi antara pimpinan dan bawahan dan

kurangnya motivasi yang diberikan oleh pimpinan

terhadap bawahan”.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Gaya Kepeminpinan Transformasi

Ratnamiasih (2014: 121) kepemimpinan

transformasional adalah model model

kepemimpinan dimana seorang pemimpin

cenderung memberikan arahan kepada bawahan,

serta memberikan imbalan dan hukuman atas

kinerja mereka. Purnamasari, Bagia, Suwendra

(2016). Jadi pengertian kepemimpinan

trasformasional dapat disimpulakan bahwa

kepemimpinatransformasional yaitu suatu bentuk

atau cara seorang dalam memimpin harus

dilandaskan berdasakan nilai agama, system,

budaya dan seorang pemimpin harus bisa memberi

arahan,imbalan dan hukuman terhadap

bawahanya.

Komunikasi Internal

Muhamad (2001) menyatakan bahwa

komunikasi internal adalah komunikasi yang

dikirimkan kepada anggota dalam suatu organisasi

dengan kata lain penerima pesan dalam

komunikasi internal adalah orang-orang dalam

organisasi. Astuti, Bagia& Susila, (2016)

BoveeDnThill (2002: 7) menyatakan

bahwa komunikasi internal sebagai pertukaran

informasi dan gagasan didalam organisasi. Astuti,

Bagia& Susila, (2016). Jadi pengertian

komunikasi internal dapat simpulkan bahwa

komunikasi internal adalah suatu komunikasi

timbal-balik yang dilakukan atara individu

maupun organisasi untuk menyampaikan

informasi, pesan maupun gagasan.

Motivasi Kerja

Marihot AMH Manulang (2006: 165),

Menyatakan Motivasi atau motivation berarti

pemberian motif, penimbulan motive atau hal

yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang

menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula

diartikan faktor yang mendorong orang untuk

bertindak dengan cara tertentu. Setyaningsih Sri

Utami dan Agus Hartanto (2012).

George and Jones (2005), menjelaskan

bahwa motivasi adalah suatu kekuatan psikologis

di dalam diri seseorang yang menentukan arah

perilaku seseorang di dalam organisasi, tingkat

usaha, dan kegigihan di dalam menghadapi

rintangan. H.Tamzil Yusuf (2014).

Kinerja Karyawan

H.Tamzil Yusuf (2014). Kinerja adalah

hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau

sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai

dengan wewenang dan tanggung jawab masing-

masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan

organisasi bersangkutan secara legal, tidak

melanggar hukum dan sesuai dengan moral

ataupun etika. Mangkuprawira (2007) dalam

jurnalnya Andi Susanto dan Hastin Umi Anisah

(2013). Kinerja karyawan adalah hasil dari proses

pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu

dan tempat dari karyawan serta organisasi

bersangkutan.

HIPOTESIS

H1 :kepemimpinan transformasional memiliki

pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan

di PT. Tunas Tumbuh Bersama.

H2 :Secara parsial komunikasi internal memiliki

pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan

di PT. Tunas Tumbuh Bersama.

H3 :Secara parsial motivasi kerja memilki

pengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PT.

Tunas Tumbuh Bersama.

GAMBAR 1.

Desain Penelitian

3. METODE PENELITIAN

JENIS PENELITIAN

Dalam penelitian karya ilmiah ini penulis

menggunakan metode penelitian Kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2016:8), metode kuantitatif

adalah metode penelitian yang yang berlandaskan

pada filsafat positivime, digunakan untuk meneliti

pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

data menggunakan instrument penelitian, analisis

data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Metode ini juga disebut metode

ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah

ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional,

dan sistematis. Bintarti (2015:4) menyatakan

penelitian kuantitatif adalah Penelitian yang

digunakan untuk menjawab permasalahan melalui

teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel–

variabel tertentu, sehingga menghasilhan

kesimpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas

dari konteks waktu dan situasi serta jenis data

yang dikumpulkan terutama data kuantitatif

POPULASI DAN SAMPEL

Sugiyono (2016:215), menyatakan populasi

adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.Pengambilan sampel ini harus

dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel yang

benar-benar dapat mewakili (Representative) dan

dapat menggambarkan populasi sebenarnya.

1. Populasi

Dalam hal ini populasinya adalah karyawan

PT. TUNAS TUMBUH BERSAMAyang

berjumlah 50 orang perusahaan ini beralamat

di Kawasan Industri Jababeka Tahap 2,

JL.Industri Selatan VIII Blok EE6-E,

Cikarang 17530, Jawa barat.

2. Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

metode sampling jenuh yaitu semua populasi

yang berjumlah 50 orang dijadikan objek

penelitian semuanya.

METODE PENGUMPULAN DATA

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan kuesioner

beberapa cara yaitu :

1. Observasi

Teknik Observasi dimana peneliti akan

mendapatkan data berupa data di

lapangan, untuk menyerap berbagai

informasi yang ada di lapangan, melihat

actual kondisi dilapangan dan mengamati

proses-proses atau kegiatan yang ada

pada pada obyek penelitian, yaitu di PT.

Tunas Tumbuh Bersama.

2. Penelitian Kepustakaan (library research)

yaitu segala usaha yang dilakukan oleh

peneliti untuk menghimpun informasi

yang relevan dengan topik atau masalah

yang akan atau sedang diteliti.

3. Kuesioner

Kami menggunakan bentuk Kuesioner

yang telah disusun dan dirangkai seputar

peyataantentang variable-variabel yang

ada pada karya tulis ilmiah ini

menggunakan skala likert. Selanjutnya

dilakukan wawancara terhadap responden

yaitu karyawan PT. Tunas Tumbuh

Bersama untuk dilakukan pendataan.

METODE ANALISIS DATA

Pengolahan data atau disebut juga proses pra-

analisa mempunyai tahap-tahap sebagai berikut :

1. Editing

Editing merupakan proses pengecekan

dan penyesuain yang diperoleh

terhadap data penelitian untuk

memudahakan proses pemberian kode

dan pemrosesan data dengan teknik

statistik.

2. Coding

Coding merupakan kegiatan

pemberian tanda berupa angka pada

jawaban dari kuesioner untuk

kemudian dikelompokkan ke dalam

kategori yang sama. Tujuannya adalah

menyederhanakan jawaban.

3. Scoring

Scoring yaitu mengubah data yang

bersifat kualitatif kedalam bentuk

kuantitatif.Dalam penentuan skor ini

digunakan skala likert dengan lima

kategori penilaian, yaitu:

a. Skor 5 diberikan untuk jawaban

sangat setuju

b. Skor 4 diberikan untuk jawaban

setuju

c. Skor 3 diberikan untukjawaban

netral

d. Skor 2 diberikan untuk jawaban

tidak setuju

e. Skor 1 diberilkan untuk jawaban

sangat tidak setuju.

4. Tabulating

Tabulating yaitu menyajikan data-data

yang diperoleh dalam tabel, sehingga

diharapkan pembaca dapat melihat

hasil penelitian dengan jelas.Setelah

proses tabulating selesai dilakukan,

kemudian diuji dengan program

komputer SPSS.

Uji Validitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui

seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten

apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dengan menggunakan

alat pengukur sama. Uji reliabilitas dilakukan

untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang

dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu

alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut

digunakan berulangkali akan memberikan hasil

yang relatif sama (tidak berbeda jauh).

Suatu kontruk atau variabel dikatakan

realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >

0,6 (Ghozali,2016). Dalam pengukuran reliabilitas

ini digunakan rumus Croanboach’s Alpha (α)

adalah sebagai berikut :

keterangan :

r11 = Nilai reliabilitas

∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap

item

St = Varians total

k = Jumlah item

Uji Realibilitas

Uji validitas adalah uji yang

digunakan untuk menunjukkan sejauh mana

alat ukur yang digunakan dalam suatu

mengukur apa yang diukur.Uji validitas

digunakan untuk mengukur sah, atau valid

tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner

dikatakan valid jika pertanyaan pada

kuesioner mampu untuk mengungkapkan

sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Rumusan yang digunakan menguji

validitas tiap item atau butir soal adalah

korelasi product moment dengan rumus:

keterangan :

X= Skor masing-masing variabel yang

ada dikuesioner.

Y = Skor total semua variabel kuesioner.

Rxy= Korelasi antara variabel X dan Y

Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk

menguji apakah nilai residual yang

dihasilkan dari regresi terdistribusi

secara normal atau tidak. Model regresi

yang baik adalah yang memiliki nilai

residual yang terdistribusi secara normal.

Beberapa metode uji normalitas yaitu

dengan melihat penyebaran data pada

sumber diagonal pada grafik normal P-O

plot of Regression atau dengan uji One

Sample Kolmogorov-Smirnov.

2. Uji Multikoloniearitas

Uji multikolonieritas digunakan untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Untuk

mengetahui multikolonieritas adalah dengan

melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation

factor (VIF), dimana variabel bermasalah apabila

nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF

lebih besar dari 10. (Ghozali,2016)

3. Uji Heteroskedestisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi atau terdapat ketidak

samaan varians dari residual dari suatu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians

dari nilai residual dari suatu pengamatan ke suatu

pengamatan yang lain tetap, maka disebut dengan

Homokedastisitas. Dan jika varians berbeda dari

suatu pengamatan ke pengamatan yang lainya,

maka disebut Heteroskedastisitas. Ada beberapa

cara untuk mengetahui atau mendeteksi ada atau

tidaknya Heteroskedestisitas yaitu dengan melihat

grafik plot tersebut menyebar tidak membentuk

pola tertentu dengan jelas maka tidak terjadi

heteroskedastisitas (Ghozali,2016).

Uji Korelasi dan Regresi

Uji korelasi dan regresi digunakan untuk

mengukur ketepatan dari model analisis yang telah

dibuat. Nilai koefisien determinasi digunakan

sebagai alat untuk mengukur besarnya sumbangan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dalam uji ini nilai R menunjukkan adanyan

hubungan antara variabel bebas terhadap variabel

terikat dan R square menunjukkan adanya

pengaruh langsung antara variabel bebas terhadap

variabel terikat dalam bentuk persentase.

Uji Regresi Sederhana

Menurut Iswadi (2017:85) analisis regresi

liniersederhanaadalah metode statistik yang

berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan

sebab akibat antara variabel independent (X)

terhadap variabel dependent (Y).

Rumus regresi linier sederhana sebagai berikut:

Y = a + bX

Y = variabel dependen (nilai yang

diprediksikan)

X = variabel independen

b = koefisien regresi (nilai peningkatan

atau penurunan)

Uji Hipotesis

Uji Parsial (T)

Menurut Priyatno (2016:96) Uji T dalam

analisis regresi linear sederhana bertujuan untuk

mengetahui apakah variabel bebas (X) secara

parsial (sendiri) berpengaruh signifikan terhadap

variabel (Y). Dasar pengambilan keputusan untuk

uji t parsial dalam analisis regresi berdasarkan t

hitung dan t tabel :

Jika nilai t hitung > t tabel maka

variabel bebas berpengaruh

terhadapvariabel terikat.

Jika nilai t hitung < t tabel maka

variabel bebas tidak berpengaruh

terhadapvariabel terikat.

Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS :

Menentukan derajat kepercayaan 95%

(α =0,05).

Nilai signifikasi (P Value) < 0,05

maka H0 ditolak dan Ha diterima,

maka variabel bebas berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikat.

Nilai signifikasi (P Value) > 0,05

maka H0 diterima dan Ha ditolak,

maka variabel bebas tidak

berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat.

Membuat kesimpulan :

Bila (P Value) < 0,05 maka H0

ditolak dan Ha diterima. Artinya

variabel independent secara parsial

mempengaruhi variabel dependent.

Bila (P Value) > 0,05 maka H0

diterima dan Ha ditolak. Artinya

variabel independent secara parsial

tidak mempengaruhi variabel

dependen.

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) intinya mengukur

seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variabel dependen, nilai

koefisien determinasi adalah antara nol dan

satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan

variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang

mendekati satu berarti variabel-variabel

independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi

variabel dependen. Secara umum koefisien

determinasi untuk data silang (crossection) relatif

rendah karena adanya variasi yang besar antara

masing – masing pengamatan, sedangkan untuk

data runtun waktu (time series) biasanya

mempunyai nilai koefisien determinasi tinggi

(Priyatno, 2016:97).

Kd = r2 x 100%

Dimana :

Kd = Koefisien Determinasi

r2 = Koefisien korelasi

Kriteria untuk anasisis koefisien

determinasi adalah :

a. Jika Kd mendeteksi nol (0), maka

pengaruh variabel independent terhadap

variabel dependent lemah.

Jika Kd mendeteksi satu (1), maka pengaruh

variabel independent terhadap variabel dependent

kuat.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Uji Validitas

Tabel 1. Hasil Uji Validitas (X1)

Pernyataan r hitung

r tabel

Keterangan

1 0,875 0,284 Valid

2 0,901 0,284 Valid

3 0,754 0,284 Valid

4 0,569 0,284 Valid

5 0,646 0,284 Valid

6 0,872 0,284 Valid

7 0,715 0,284 Valid

Berdasarkan data diatas dapat diketahui

bahwa 7 butir instrument (X1) dapat dinyatakan

valid, karena r hitung > r tabel sehingga uji

validitas ini dinyatakan valid.

Tabel 2. Hasil Uji Validitas (X2)

Pernyataan

r hitung

r tabe

l

Keterangan

1 0,460 0,28

4 Valid

2 0,772 0,28

4 Valid

3 0,669 0,28

4 Valid

4 0,548 0,28

4 Valid

5 0,672 0,28

4 Valid

6 0,843 0,28

4 Valid

Berdasarkan data diatas dapat diketahui

bahwa 6 butir instrument (X2) dapat

dinyatakan valid, karena r hitung > r tabel

sehingga uji validitas ini dinyatakan valid.

Tabel 3. Hasil Uji Validitas (X3)

Pernyataan

r hitung

r tabel

Keterangan

1 0,426 0,284 Valid

2 0,329 0,284 Valid

3 0,712 0,284 Valid

4 0,482 0,284 Valid

5 0,731 0,284 Valid

6 0,696 0,284 Valid

7 0,733 0,284 Valid

Berdasarkan data diatas dapat diketahui

bahwa 7 butir instrument (X3) dapat dinyatakan

valid, karena r hitung > r tabel sehingga uji

validitas ini dinyatakan valid.

Tabel 4. Hasil Uji Validitas (Y)

Pernyataan

r hitung

r tabe

l

Keterangan

1 0,871 0,28

4 Valid

2 0,687 0,28

4 Valid

3 0,850 0,28

4 Valid

4 0,516 0,28

4 Valid

5 0,879 0,28

4 Valid

6 0,780 0,28

4 Valid

7 0,759 0,28

4 Valid

8 0,713 0,28

4 Valid

9 0,682 0,28

4 Valid

10 0,739 0,28

4 Valid

Berdasarkan data diatas dapat diketahui

bahwa 10 butir instrument (Y) dapat dinyatakan

valid, karena r hitung > r tabel sehingga uji

validitas ini dinyatakan valid.

Uji Reabilitas

Variabel Cronba

ch’s

alpha

Reliabi

litas

minimu

m

Keteran

gan

Kepemimpinan

transformasional

0,875 0,60 Reliabe

l

Komunikasi internal

0,735 0,60 Reliabe

l

Motivasi kerja

0,701 0,60 Reliabe

l

Kinerja karyawan

0,912 0,60 Reliabe

l

Hasil pengujian reliabilitas terhadap

variabel Kepemimpinan transformasional (X1),

Komunikasi Internal (X2), dan Motivasi Kerja

(X3), terhadap Kinerja Karyawan (Y) diperoleh

hasil bahwa nilai alfa atau cronchbach’s Alpha

untuk semua variabel adalah > 0,6 sehingga dapat

disimpulkan bahwa semua variabel telah reliable.

Uji Hipotesis

VARIABEL T

hitun

g

T sig T

tabel

Kepemimpinan

Trasformasioan

al

5.619

.000

1.676.

Komunikasi

Internal

2.663

.011

Motivasi Kerja 4.590

.000

Berdasarkan hasil tersebut maka

hipotesis menyatakan berpengaruh positif

secara parsial antara variabel bebas

kepemimpinan transformasional (X1),

komunikasi internal (X2) dan Motivasi kerja

(X3) terhadap variabel terikat kepemimpinan

transformasional (Y) dinyatakan diterima.

PEMBAHASAN

1. Pengaruh kepemimpinan transformasional

Secara Parsial Terhadap kinerja karyawan

Bedasarkan pengujian yang telah

dilakukan tentang kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja karyawan

hasil pengujian pada tabel t adalah t hitung

sebesar 5.619 dengan tingkat signifikan

sebesar 0.000 berarti t hitung lebih besar dari t

tabel sebesar1.676 dan nilai sig lebih kecil dari

0,05. Maka hipotesis yang di ajukan peneliti

diterima dikarenakan terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara kepemimpinan

transformasional terhadap kinerja karyawan di

PT. Tunas Tumbuh Bersama. Nilai R squer

sebesar 0.675 hal ini menunjukan adanya

pengaruh sebesar 67.5 % dan sisanya di

pengaruhi oleh varabel lain.

Hal ini sesuai dengan hipotesis dan

didukung oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Dewi, N. L., Gunawan, Y.,

&Vira, S. A. (2018) yang menyatakan

Terdapat pengaruh kepemimpinan

trasformasional terhadap kinerja karyawan di

kota Bandung dengan Organizational

Citizenship Behaviour sebagai variable

moderasi (Studi PT. Kimia Farma (Persero)

Tbk dan PT. Bio Farma (Persero). SOSIO-

DIDAKTIKA: Social Science Education

Journal, 1(1), 87-103, begitu juga penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh GITA, S.,

&Yuniawan, A. (2016) yang menyatakan

bahwa gaya kepemimpinan transformasional

berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan (Studi Pada PT. Bpr Arta

Utama Pekalongan) (Doctoral dissertation,

Fakultas Ekonomika dan Bisnis).

2. Pengaruh komunikasi internal Secara

Parsial Terhadap kinerja karyawan.

Bedasarkan pengujian yang telah

dilakukan tentang komunikasi internal

terhadap kinerja karyawan hasil pengujian

pada tabel t adalah t hitung sebesar 2.663

dengan tingkat signifikan sebesar 0.011 berarti

t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar 1.676

dan nilai sig lebih kecil dari 0,05. Maka

hipotesis yang di ajukan peneliti diterima dan

memiliki pengaruh antara komunikasi internal

terhadap kinerja karyawan di PT. Tunas

Tumbuh Bersam di karenakan nilai t hitung

lebih kecil dari t tabel. Nilai R squer sebesar

0.478 hal ini menunjukan adanya pengaruh

sebesar 47.8 % dan sisanya di pengaruhi oleh

varabel lain.

Hal ini sesuai dengan hipotesis dan

didukung oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan oleh Febrian, R., Nuraeni, R.,

&Aprianti, A. (2016) yang Menyatakan bahwa

terdapat pengaruh yang signifikan antara

komunikasi internal terhadap kinerja karyawan

(studi Pada Hotel Horisson Ultima Bandng

Bagian Room Division). eProceedings of

Management, 3(2), begitu juga penelitian

terdahulu yang dilakukan oleh Udayanto, R.

R., Bagia, I. W., Si, M., Yulianthini, N. N., &

SE, M. (2015) yang menyatakan bahwa

komunikasi internal berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT

Coca-Cola. Jurnal Jurusan Manajemen, 3(1).

3. Pengaruh motivasi kerja Secara Parsial

Terhadap kinerja karyawan.

Bedasarkan pengujian yang telah

dilakukan tentang motivasi kerja terhadap

kinerja karyawan hasil pengujian pada tabel t

adalah t hitung sebesar 4.590 dengan tingkat

signifikan sebesar 0.000 berarti t hitung lebih

besar dari t tabel sebesar 1.676 dan nilai sig

lebih kecil dari 0,05. Maka hipotesis yang di

ajukan peneliti diterima dikarenakan terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara

kepemimpinan transformasional terhadap

kinerja karyawan di PT. Tunas Tumbuh

Bersama. Nilai R squer sebesar 0.513 hal ini

menunjukan adanya pengaruh sebesar 51.3 %

dan sisanya di pengaruhi oleh varabel lain.

Hal ini sesuai dengan hipotesis dan

didukung oleh penelitian terdahulu yang

dilakukan olehSusanto, A., &Anisah, H. U.

(2019) yang menyatakan Pengaruh Motivasi

Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada

Kantor Wilayah XII Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara (DJKN) Banjarmasin. Jurnal

Wawasan Manajemen, 1(2), begitu juga

penelitian terdahulu yang dilakukan oleh

Rukhyati, R. (2018) yang menyatakanbahwa

secara parsial memiliki pengaruh yang positif

dan signifkan antara fariabelMotivasi terhadap

Kinerja Karyawan Di Puskesmas

Talise. Jurnal SinarManajemen, 5(2),98-104.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan interprestasi data, pembahasan

dan ttujuan peneliti untuk mengetahui pengaruh

antara variabel kepemimpinan transformasional,

komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap

knerja karyawan di PT. Tunas Tumbuh Bersama,

maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Kepemimpinan trasformasional yang baik

memiliki pengaruh terhadap kinerja

karyawan PT. Tunas Tumbuh Bersama.

Variabel kepemimpinan tranformasional

memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 Dari

hasil uji t pada variabel kepemimpinan

transformasional menyatakan bahwa

signifikan uji t lebih kecil dari 0,05 dan

koefisien regresi mempunyai nilai positif

sebesar 5.619. Sedangkan nilai t hitung yang

diperoleh yaitu 5.619 lebih besar dari t tabel

yaitu1.676. Selain itu hasil perhitungan nilai

signifikan lebih kecil dari nilai signifikan

standar yang sebelumnya telah ditentukan

oleh peneliti sebesar 0,05 ( 0,000 <0,05 ).

Maka peneliti dapat membutikan adanya

pengaruh dari variabel kepemimpinan

transformasional terhadap knerja karyawan

PT. Tunas Tumbuh Bersama. Hasil uji

koeufisien determinasi variabel

kepemimpinan menunjukan pengaruh sebesar

67.5% terhadap kinerja karyawan.

Komunikasi internal yang baik akan memiliki

pengaruh terhadap kinerja karyawan PT.

Tunas Tumbuh Bersam variabel komunikasi.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam

hal ini peneliti mencoba memberikan saran

sebagai masukan bagi pembaca karya tulis ilmiah

ini.

1. Hasil penelitian menunjukan bahwa

kepemimpinan transformasional di PT.

Tunas Tumbuh Bersama perlu adanya

perbaikan cara kepemimpinan

dikarenakan pemipin merupakan seorang

agen perubahan yang berusaha keras

melakukan transformasi atau perubahan

ulang organisasi secara menyeluruh

sehingga organisasi bisa mencapai

kinerja yang lebih maksimal di masa

depan.

2. Hasil penelitian menunjukan bahwa

komunikasi internal di PT. Tunas

Tumbuh Bersama harus ditingkatkan dan

perusahaan harus lebih memperhatikan

komunikasi yang terjadi di lapangan

dikarenakan masih redahnya tingkat

komunikasi karyawan. Dengan

komunikasi yang baik maka akan lebih

paham dalam pekerjaan yang diberikan

oleh pimpinan bagian.

3. Dalam hal ini penelitian menunjukan

bahwa motivasi kerja di PT. Tunas

Tumbuh Bersama juga harus lbih di

tingkatkan, mengingat motivasi kerja

memiliki andil yang lumayan cukup

besar dalam pengaruh kinerja karyawan.

Perusahaan dapat meningkatkan

motivasi kerja karyawanya dengan cara

memenuhi kebutuhanya seperti

kebutuhan prestasi, kebutuhan

kekuasaan atau jabatan

DAFTAR PUSTAKA

Agung, M. Y. A. I. G., Bagia, I. W., Si, M., &

Susila, G. P. A. J. (2016).Pengaruh

Komunikasi Internal dan Budaya

Organisasi Terhadap Kepuasan

Kerja Karyawan. Jurnal Jurusan

Manajemen, 4(1).

Brahmasari, I. A., &Suprayetno, A.

(2009).Pengaruh motivasi kerja,

kepemimpinan dan budaya

organisasi terhadap kepuasan kerja

karyawan serta dampaknya pada

kinerja perusahaan (Studi kasus

pada PT. Pei Hai International

Wiratama Indonesia). Jurnal

Manajemen dan

kewirausahaan, 10(2), 124-135.

Dapu, V. A. W. (2015). The Influence Of Work

Discipline, Leadership, And

Motivation On Employee

Performance At Pt. Trakindo Utama

Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset

Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan

Akuntansi, 3(3).

Dewi, N. L., Gunawan, Y., &Vira, S. A.

(2018).Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional Terhadap Kinerja

Karyawan BUMN di Kota Bandung

dengan Organizational Citizenship

Behaviour sebagai Variabel

Moderasi (Studi PT. Kimia Farma

(Persero) Tbk dan PT. Bio Farma

(Persero). SOSIO-DIDAKTIKA:

Social Science Education

Journal, 1(1), 87-103.

Edy. S. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Kencana

Febrian, R., Nuraeni, R., &Aprianti, A.

(2016).Pengaruh Komunikasi

Internal Terhadap Kinerja

Karyawan (studi Pada Hotel

Horisson Ultima Bandng Bagian

Room Division). eProceedings of

Management, 3(2).

Garini, A. P. P., Bagia, I. W., Si, M., & Cipta, W.

(2016).Pengaruh Kepemimpinan

Transformasional dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja

Pegawai Pada Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM). Jurnal Jurusan

Manajemen, 4(1).

GITA, S., &Yuniawan, A. (2016). Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Transformasional,

Motivasi Kerja, Dan Budaya

Organisasi Terhadap Kinerja

Karyawan (Studi Pada PT. Bpr Arta

Utama Pekalongan) (Doctoral

dissertation, Fakultas Ekonomika

dan Bisnis).

Kemby, E. F., Tewal, B., &Walangitan, M. D.

(2017). PENGARUH

KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI

DAN MOTIVASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN PADA

BP2RD PROVINSI SULAWESI

UTARA. Jurnal EMBA: Jurnal

Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis

dan Akuntansi, 5(3).

Lestari, G., &Kasmirudin, K. (2017).Pengaruh

Komunikasi Internal dan Motivasi

Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Industri Media PT. Riau Media

Televisi (Rtv) Pekanbaru. Jurnal

Online Mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Riau, 4(2), 1-12.

Malayu. S. P. Hasibuan. 2016. Manajemen

Sumber Daya Manusia. PT. Bumi

Aksara.

Munthe, K., &Tiorida, E. (2017).Pengaruh

Komunikasi Internal Terhadap

Kinerja Karyawan. Jurnal Riset

Bisnis dan Investasi, 3(1), 86-97.

Nuning, A. S. (2019). Pengaruh Kepemimpinan,

Motivasi Dan Disiplin Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai Pada

PT. Telkom Akses Medan (Doctoral

dissertation).

Purnamasari, G. A. N., Bagia, I. W., Si, M.,

&Suwendra, I. W.

(2016).PENGARUH

KEPEMIMPINAN

TRANSFORMASIONAL DAN

BUDAYA KERJA TERHADAP

KINERJA PEGAWAI. Jurnal

Jurusan Manajemen, 4(1).

Rahayu, S. (2017).Komunikasi Interpersonal

Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Budaya Kerja Organisasi terhadap

Motivasi Kerja Dan Dampaknya

pada Kepuasan Kerja Guru Sekolah

Menengah Pertama. Manajemen

Pendidikan, 12(1), 73-84.

Rahman, M. A., &Prasetya, A. (2018).

PENGARUH KEPEMIMPINAN

DAN KOMUNIKASI

ORGANISASI TERHADAP

KINERJA KARYAWAN (Studi

pada Karyawan PT Jatim Times

Network di Kota Malang). Jurnal

Administrasi Bisnis, 63(1), 82-89.

Riyadi, S. (2011). Pengaruh kompensasi finansial,

gaya kepemimpinan, dan motivasi

kerja terhadap kinerja karyawan

pada perusahaan manufaktur di Jawa

Timur. Jurnal manajemen dan

kewirausahaan, 13(1), 40-45.

Rukhyati, R. (2018). Pengaruh Motivasi Dan

Disiplin Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di Puskesmas

Talise. Jurnal Sinar

Manajemen, 5(2), 98-104.

Sembiring, R. (2018). Pengaruh Komunikasi,

Kepemimpinan, Motivasi Dan

Pelatihan Terhadap Kinerja

Karyawan PT. Nipsea Paint and

Chemicals co. ltd. JURNAL

AGRICA, 8(1), 42-47.

Setyaningsih, S. U. (2010). Pengaruh

Kepemimpinan, Motivasi,

Komunikasi Dan Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai

Kecamatan Jumantono Kabupaten

Karangayar. Jurnal Ilmu

Komunikasi, 3447-2849

Susanto, A., &Anisah, H. U. (2019). Pengaruh

Komunikasi, Kepemimpinan dan

Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Studi Pada Kantor

Wilayah XII Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara (DJKN)

Banjarmasin. Jurnal Wawasan

Manajemen, 1(2), 233-258.

Sugiyono.2018. Metode Penelitian Kuantotatif,

Kualitatif, dan R&D, CV. Alfabeta.

Sondang, p. Siagian.2017 Teori dan Praktek

Kepemimpinan.PT. Rineka Cipta.

Tampi, B. J. (2014). Pengaruh Gaya

Kepemimpinan dan Motivasi

terrhadap Kinerja karyawan pada

PT. Bank Negara Indonesia, tbk

(regional sales manado). ACTA

DIURNA KOMUNIKASI, 3(4).

Wahyudi, A., &Suryono, J. (2006). Analisis

Pengaruh Gaya Kepemimpinan,

Motivasi dan Lingkungan Kerja

Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal

Manajemen Sumber Daya

Manusia, 1(1), 1-14.

Wardhani, A. P., Hasiholan, L. B., &Minarsih, M.

M. (2016). Pengaruh Lingkungan

Kerja, Komunikasi dan

Kepemimpinan Terhadap Kinerja

Pegawai (Studi Kasus di Dinas

Kebudayaan dan Pariwisata Kota

Semarang). Journal of

Management, 2(2).

Yusuf, H. T. (2013). Pengaruh Kepemimpinan,

Komunikasi, Motivasi Kerja, Dan

Kedisiplinan Terhadap Kinerja

Karyawan PT. Komatsu

Remanufacturing Asia Plant

Sudirman Di Departemen Produksi

Balikpapan. Die, 10(1).