pengaruh kepemimpinan transformasional,komunikasi
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of pengaruh kepemimpinan transformasional,komunikasi
PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL,KOMUNIKASI
INTERNAL DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT.
TUNAS TUMBUH BERSAMA
Prio Pambudi1, Sri Wahyuningsih2
Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa
Emai: [email protected] 1 ; [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel kepemmpinan kinerja,
komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan di PT. Tunas Tumbuh Bersama.Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif dengan mengunakan teknik sampel jenuh yaitu dari total
karyawan sebanyak 50 populasi atau responden semuanya di jadikan sampel.Teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah uji regresi sederhana dengan tarah signifikasi 5 pesen dengan menggunakan kuesioner
sebagai data primer.Dari hasil pengujian melalui uji t variabel kepemimpinan transformasional, komunikasi
internal dan motivasi kerja secara parsial memiliki pengaruh yang positif dan signifikan sehingga dinyatakan H1
diterima.Dari hasil pengujian koefisien determinasi di peroleh nila R square variabel kepemimpinan
transformasional, komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan memiliki pengaruh sebesar
80.9 persen dan sisanya di pengaruhi oleh variabel lain.Dengan masih rendahnya pengaruh variabel bebas atau
variabel independen maka diharapkan karyawan dapat meningkatkan dan memaksimalkan variabel bebas
tersebut sehingga kedepanyaakan menghasilkan semakin memingkatkan kinerja karyawan pada PT. Tunas
Tumbuh Bersama.
Kata kunci : kepemimpinan trasformasional, komunikasi internal, motivasi kerja, kinerja karyawan.
1. PENDAHULUAN Dalam menghadapi persaingan di era saat ini
perusahaan sangat menuntun karyawanya agar
bekerja secara efisien dan efektif agar memiliki
daya saing untuk menjaga kelangsungan
perusahaan itu sendiri.Kelangsungan hidup
perusahaan juga di tentukan dalam organisasi
didalam perusahaan yang menghimpun orang-
orang didalamnya yaitu karyawan perusahaan
tersebut. Berorganisasi sangat tergantung pada
kualitas sumber daya manusia yang
dimiliki.kualitas SDM dalam suatu organisasi
yang tinggi diharapkan mampu meningkatkan
kinerja organisasi. Karyawan perusahaan
merupakan unsure terpenting dalam kelangsunga
perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan
maka perusahaan akan selalu meningkatkan
kinerja karyawanya, dengan harapan mencapai
tujuan yang diharapkan perusahaan.Kinerja
karyawan sangat penting dibutuhkan dalam
kemajuan dan kesuksesan perusahaan dimana
karyawan tersebut bekerja, agar tercapainya tujuan
bersama yaitu menyelasaikan pekerjaan karyawan
tersebut dengan baik dan benar.Menurut siagian
(2002:168). Menyatakan bahwa kinerja karyawan
adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara
terencana pada waktu dan tempat dari karyawan
serta organisasi bersangkutan.ukuran kinerja dapat
dilihat dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai
standar organisasi atau perusahaan. Dikutip dari
jurnal studi mengenai pengaruh
komunikasi,kepemimpinan dan motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan.(Susanto dan
Anisah2013).
Surbakti (2013) menyatakan Gaya
kepemimpinantransformasional merupakan
seorang agen perubahan yang berusaha keras
melakukan transformasi ulang organisasi secara
menyeluruh sehingga organisasi bisa mencapai
kinerja yang lebih maksimal di masa
depan.Dikutip dari junal studi mengenai pengaruh
kepemimpinan transformasional dan budaya kerja
terhadap kinerja pegawai (purnamasari,
Bagia&Suwendra, 2016) Komunikasi internal
yaitu suatu bentuk komunikasi yang terjadi antar
karyawan baik itu atasan terhadap bawahan
maupun sebaliknya, yaitu antara bawahan terhadap
atasanya.Komunikasi yang baik adalah
komunikasi yang dapat dimengerti dan diterima
oleh orang lain, komunikasi juga bisa dilakukan
dengan bahasa tubuh atau menggunakan gesture
untuk tujuan tertentu. Komunikasi berperan
sebagai alat interaksi antara pimpinan dan
bawahan dalam sebuah perusahaan untuk
mencapai tujuan kinerja bersama,selain itu
motivasi juga dibutuhkan dalam upaya tercapainya
hasil kinerja yang baik,karena karyawan yang
memiliki motivasi kinerja yang tinggi akan
membawa dampak positif bagi perusahaan itu
sendiri. Muhamad (2001) menyatakan komunikasi
iternal adalah komunikasi yang terjadi antara
atasan dengan bawahan, bawahan dengan atasan
dan antara sesame karyawan. Dikutip dari jurnal
studi tentang pengaruh komunikasi internal dan
budaya organisasi terhadap kepuasan kerja
karyawan (Astuti, Bagia& susila,2016)
Gitosudarmo, (2001) meyatakan Motivasi
bekerja sangat penting bagi tinggi rendahnya
produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi
dari para karyawan untuk bekerja sama bagi
kepentingan perusahaan, maka tujuan yang telah
ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya, apabila
terdapat motivasi yang tinggi dari para karyawan,
maka hal ini merupakan suatu jaminan atas
keberhasilan perusahaan dalam mencapai
tujuanya.Dikutip dari buku MSDM karya Prof. Dr.
H. EdySutrisno, M. Si (2017: 111)
Menurut ibu Devi selaku karyawan PT.
Tunas Tumbuh Bersama mengatakan bahwa
“semangat yang kurang, susah diatur kurangnya
disiplin dan masih tingginya produk gagal atau
rusak yang diakibatkan dari gaya kepemimpinan
yang dilakukan pimpinan,buruknya komunikasi
yang terjadi antara pimpinan dan bawahan dan
kurangnya motivasi yang diberikan oleh pimpinan
terhadap bawahan”.
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN
HIPOTESIS
Gaya Kepeminpinan Transformasi
Ratnamiasih (2014: 121) kepemimpinan
transformasional adalah model model
kepemimpinan dimana seorang pemimpin
cenderung memberikan arahan kepada bawahan,
serta memberikan imbalan dan hukuman atas
kinerja mereka. Purnamasari, Bagia, Suwendra
(2016). Jadi pengertian kepemimpinan
trasformasional dapat disimpulakan bahwa
kepemimpinatransformasional yaitu suatu bentuk
atau cara seorang dalam memimpin harus
dilandaskan berdasakan nilai agama, system,
budaya dan seorang pemimpin harus bisa memberi
arahan,imbalan dan hukuman terhadap
bawahanya.
Komunikasi Internal
Muhamad (2001) menyatakan bahwa
komunikasi internal adalah komunikasi yang
dikirimkan kepada anggota dalam suatu organisasi
dengan kata lain penerima pesan dalam
komunikasi internal adalah orang-orang dalam
organisasi. Astuti, Bagia& Susila, (2016)
BoveeDnThill (2002: 7) menyatakan
bahwa komunikasi internal sebagai pertukaran
informasi dan gagasan didalam organisasi. Astuti,
Bagia& Susila, (2016). Jadi pengertian
komunikasi internal dapat simpulkan bahwa
komunikasi internal adalah suatu komunikasi
timbal-balik yang dilakukan atara individu
maupun organisasi untuk menyampaikan
informasi, pesan maupun gagasan.
Motivasi Kerja
Marihot AMH Manulang (2006: 165),
Menyatakan Motivasi atau motivation berarti
pemberian motif, penimbulan motive atau hal
yang menimbulkan dorongan atau keadaan yang
menimbulkan dorongan. Motivasi dapat pula
diartikan faktor yang mendorong orang untuk
bertindak dengan cara tertentu. Setyaningsih Sri
Utami dan Agus Hartanto (2012).
George and Jones (2005), menjelaskan
bahwa motivasi adalah suatu kekuatan psikologis
di dalam diri seseorang yang menentukan arah
perilaku seseorang di dalam organisasi, tingkat
usaha, dan kegigihan di dalam menghadapi
rintangan. H.Tamzil Yusuf (2014).
Kinerja Karyawan
H.Tamzil Yusuf (2014). Kinerja adalah
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-
masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral
ataupun etika. Mangkuprawira (2007) dalam
jurnalnya Andi Susanto dan Hastin Umi Anisah
(2013). Kinerja karyawan adalah hasil dari proses
pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu
dan tempat dari karyawan serta organisasi
bersangkutan.
HIPOTESIS
H1 :kepemimpinan transformasional memiliki
pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan
di PT. Tunas Tumbuh Bersama.
H2 :Secara parsial komunikasi internal memiliki
pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan
di PT. Tunas Tumbuh Bersama.
H3 :Secara parsial motivasi kerja memilki
pengaruh positif terhadap kinerja karyawan di PT.
Tunas Tumbuh Bersama.
GAMBAR 1.
Desain Penelitian
3. METODE PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
Dalam penelitian karya ilmiah ini penulis
menggunakan metode penelitian Kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2016:8), metode kuantitatif
adalah metode penelitian yang yang berlandaskan
pada filsafat positivime, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrument penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan
untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Metode ini juga disebut metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah
ilmiah yaitu konkrit, obyektif, terukur, rasional,
dan sistematis. Bintarti (2015:4) menyatakan
penelitian kuantitatif adalah Penelitian yang
digunakan untuk menjawab permasalahan melalui
teknik pengukuran yang cermat terhadap variabel–
variabel tertentu, sehingga menghasilhan
kesimpulan yang dapat digeneralisasikan, lepas
dari konteks waktu dan situasi serta jenis data
yang dikumpulkan terutama data kuantitatif
POPULASI DAN SAMPEL
Sugiyono (2016:215), menyatakan populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.Pengambilan sampel ini harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga sampel yang
benar-benar dapat mewakili (Representative) dan
dapat menggambarkan populasi sebenarnya.
1. Populasi
Dalam hal ini populasinya adalah karyawan
PT. TUNAS TUMBUH BERSAMAyang
berjumlah 50 orang perusahaan ini beralamat
di Kawasan Industri Jababeka Tahap 2,
JL.Industri Selatan VIII Blok EE6-E,
Cikarang 17530, Jawa barat.
2. Sampel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
metode sampling jenuh yaitu semua populasi
yang berjumlah 50 orang dijadikan objek
penelitian semuanya.
METODE PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner
beberapa cara yaitu :
1. Observasi
Teknik Observasi dimana peneliti akan
mendapatkan data berupa data di
lapangan, untuk menyerap berbagai
informasi yang ada di lapangan, melihat
actual kondisi dilapangan dan mengamati
proses-proses atau kegiatan yang ada
pada pada obyek penelitian, yaitu di PT.
Tunas Tumbuh Bersama.
2. Penelitian Kepustakaan (library research)
yaitu segala usaha yang dilakukan oleh
peneliti untuk menghimpun informasi
yang relevan dengan topik atau masalah
yang akan atau sedang diteliti.
3. Kuesioner
Kami menggunakan bentuk Kuesioner
yang telah disusun dan dirangkai seputar
peyataantentang variable-variabel yang
ada pada karya tulis ilmiah ini
menggunakan skala likert. Selanjutnya
dilakukan wawancara terhadap responden
yaitu karyawan PT. Tunas Tumbuh
Bersama untuk dilakukan pendataan.
METODE ANALISIS DATA
Pengolahan data atau disebut juga proses pra-
analisa mempunyai tahap-tahap sebagai berikut :
1. Editing
Editing merupakan proses pengecekan
dan penyesuain yang diperoleh
terhadap data penelitian untuk
memudahakan proses pemberian kode
dan pemrosesan data dengan teknik
statistik.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan
pemberian tanda berupa angka pada
jawaban dari kuesioner untuk
kemudian dikelompokkan ke dalam
kategori yang sama. Tujuannya adalah
menyederhanakan jawaban.
3. Scoring
Scoring yaitu mengubah data yang
bersifat kualitatif kedalam bentuk
kuantitatif.Dalam penentuan skor ini
digunakan skala likert dengan lima
kategori penilaian, yaitu:
a. Skor 5 diberikan untuk jawaban
sangat setuju
b. Skor 4 diberikan untuk jawaban
setuju
c. Skor 3 diberikan untukjawaban
netral
d. Skor 2 diberikan untuk jawaban
tidak setuju
e. Skor 1 diberilkan untuk jawaban
sangat tidak setuju.
4. Tabulating
Tabulating yaitu menyajikan data-data
yang diperoleh dalam tabel, sehingga
diharapkan pembaca dapat melihat
hasil penelitian dengan jelas.Setelah
proses tabulating selesai dilakukan,
kemudian diuji dengan program
komputer SPSS.
Uji Validitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan
alat pengukur sama. Uji reliabilitas dilakukan
untuk mengetahui apakah alat ukur yang dirancang
dalam bentuk kuesioner dapat diandalkan, suatu
alat ukur dapat diandalkan jika alat ukur tersebut
digunakan berulangkali akan memberikan hasil
yang relatif sama (tidak berbeda jauh).
Suatu kontruk atau variabel dikatakan
realiabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,6 (Ghozali,2016). Dalam pengukuran reliabilitas
ini digunakan rumus Croanboach’s Alpha (α)
adalah sebagai berikut :
keterangan :
r11 = Nilai reliabilitas
∑Si = Jumlah varians skor tiap-tiap
item
St = Varians total
k = Jumlah item
Uji Realibilitas
Uji validitas adalah uji yang
digunakan untuk menunjukkan sejauh mana
alat ukur yang digunakan dalam suatu
mengukur apa yang diukur.Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah, atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner
tersebut. Rumusan yang digunakan menguji
validitas tiap item atau butir soal adalah
korelasi product moment dengan rumus:
keterangan :
X= Skor masing-masing variabel yang
ada dikuesioner.
Y = Skor total semua variabel kuesioner.
Rxy= Korelasi antara variabel X dan Y
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk
menguji apakah nilai residual yang
dihasilkan dari regresi terdistribusi
secara normal atau tidak. Model regresi
yang baik adalah yang memiliki nilai
residual yang terdistribusi secara normal.
Beberapa metode uji normalitas yaitu
dengan melihat penyebaran data pada
sumber diagonal pada grafik normal P-O
plot of Regression atau dengan uji One
Sample Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Multikoloniearitas
Uji multikolonieritas digunakan untuk
menguji apakah pada model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel independen. Untuk
mengetahui multikolonieritas adalah dengan
melihat nilai tolerance dan nilai variance inflation
factor (VIF), dimana variabel bermasalah apabila
nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai VIF
lebih besar dari 10. (Ghozali,2016)
3. Uji Heteroskedestisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi atau terdapat ketidak
samaan varians dari residual dari suatu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians
dari nilai residual dari suatu pengamatan ke suatu
pengamatan yang lain tetap, maka disebut dengan
Homokedastisitas. Dan jika varians berbeda dari
suatu pengamatan ke pengamatan yang lainya,
maka disebut Heteroskedastisitas. Ada beberapa
cara untuk mengetahui atau mendeteksi ada atau
tidaknya Heteroskedestisitas yaitu dengan melihat
grafik plot tersebut menyebar tidak membentuk
pola tertentu dengan jelas maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali,2016).
Uji Korelasi dan Regresi
Uji korelasi dan regresi digunakan untuk
mengukur ketepatan dari model analisis yang telah
dibuat. Nilai koefisien determinasi digunakan
sebagai alat untuk mengukur besarnya sumbangan
dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Dalam uji ini nilai R menunjukkan adanyan
hubungan antara variabel bebas terhadap variabel
terikat dan R square menunjukkan adanya
pengaruh langsung antara variabel bebas terhadap
variabel terikat dalam bentuk persentase.
Uji Regresi Sederhana
Menurut Iswadi (2017:85) analisis regresi
liniersederhanaadalah metode statistik yang
berfungsi untuk menguji sejauh mana hubungan
sebab akibat antara variabel independent (X)
terhadap variabel dependent (Y).
Rumus regresi linier sederhana sebagai berikut:
Y = a + bX
Y = variabel dependen (nilai yang
diprediksikan)
X = variabel independen
b = koefisien regresi (nilai peningkatan
atau penurunan)
Uji Hipotesis
Uji Parsial (T)
Menurut Priyatno (2016:96) Uji T dalam
analisis regresi linear sederhana bertujuan untuk
mengetahui apakah variabel bebas (X) secara
parsial (sendiri) berpengaruh signifikan terhadap
variabel (Y). Dasar pengambilan keputusan untuk
uji t parsial dalam analisis regresi berdasarkan t
hitung dan t tabel :
Jika nilai t hitung > t tabel maka
variabel bebas berpengaruh
terhadapvariabel terikat.
Jika nilai t hitung < t tabel maka
variabel bebas tidak berpengaruh
terhadapvariabel terikat.
Berdasarkan nilai signifikansi hasil output SPSS :
Menentukan derajat kepercayaan 95%
(α =0,05).
Nilai signifikasi (P Value) < 0,05
maka H0 ditolak dan Ha diterima,
maka variabel bebas berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
Nilai signifikasi (P Value) > 0,05
maka H0 diterima dan Ha ditolak,
maka variabel bebas tidak
berpengaruh signifikan terhadap
variabel terikat.
Membuat kesimpulan :
Bila (P Value) < 0,05 maka H0
ditolak dan Ha diterima. Artinya
variabel independent secara parsial
mempengaruhi variabel dependent.
Bila (P Value) > 0,05 maka H0
diterima dan Ha ditolak. Artinya
variabel independent secara parsial
tidak mempengaruhi variabel
dependen.
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen, nilai
koefisien determinasi adalah antara nol dan
satu.Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen amat terbatas.Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen. Secara umum koefisien
determinasi untuk data silang (crossection) relatif
rendah karena adanya variasi yang besar antara
masing – masing pengamatan, sedangkan untuk
data runtun waktu (time series) biasanya
mempunyai nilai koefisien determinasi tinggi
(Priyatno, 2016:97).
Kd = r2 x 100%
Dimana :
Kd = Koefisien Determinasi
r2 = Koefisien korelasi
Kriteria untuk anasisis koefisien
determinasi adalah :
a. Jika Kd mendeteksi nol (0), maka
pengaruh variabel independent terhadap
variabel dependent lemah.
Jika Kd mendeteksi satu (1), maka pengaruh
variabel independent terhadap variabel dependent
kuat.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Validitas
Tabel 1. Hasil Uji Validitas (X1)
Pernyataan r hitung
r tabel
Keterangan
1 0,875 0,284 Valid
2 0,901 0,284 Valid
3 0,754 0,284 Valid
4 0,569 0,284 Valid
5 0,646 0,284 Valid
6 0,872 0,284 Valid
7 0,715 0,284 Valid
Berdasarkan data diatas dapat diketahui
bahwa 7 butir instrument (X1) dapat dinyatakan
valid, karena r hitung > r tabel sehingga uji
validitas ini dinyatakan valid.
Tabel 2. Hasil Uji Validitas (X2)
Pernyataan
r hitung
r tabe
l
Keterangan
1 0,460 0,28
4 Valid
2 0,772 0,28
4 Valid
3 0,669 0,28
4 Valid
4 0,548 0,28
4 Valid
5 0,672 0,28
4 Valid
6 0,843 0,28
4 Valid
Berdasarkan data diatas dapat diketahui
bahwa 6 butir instrument (X2) dapat
dinyatakan valid, karena r hitung > r tabel
sehingga uji validitas ini dinyatakan valid.
Tabel 3. Hasil Uji Validitas (X3)
Pernyataan
r hitung
r tabel
Keterangan
1 0,426 0,284 Valid
2 0,329 0,284 Valid
3 0,712 0,284 Valid
4 0,482 0,284 Valid
5 0,731 0,284 Valid
6 0,696 0,284 Valid
7 0,733 0,284 Valid
Berdasarkan data diatas dapat diketahui
bahwa 7 butir instrument (X3) dapat dinyatakan
valid, karena r hitung > r tabel sehingga uji
validitas ini dinyatakan valid.
Tabel 4. Hasil Uji Validitas (Y)
Pernyataan
r hitung
r tabe
l
Keterangan
1 0,871 0,28
4 Valid
2 0,687 0,28
4 Valid
3 0,850 0,28
4 Valid
4 0,516 0,28
4 Valid
5 0,879 0,28
4 Valid
6 0,780 0,28
4 Valid
7 0,759 0,28
4 Valid
8 0,713 0,28
4 Valid
9 0,682 0,28
4 Valid
10 0,739 0,28
4 Valid
Berdasarkan data diatas dapat diketahui
bahwa 10 butir instrument (Y) dapat dinyatakan
valid, karena r hitung > r tabel sehingga uji
validitas ini dinyatakan valid.
Uji Reabilitas
Variabel Cronba
ch’s
alpha
Reliabi
litas
minimu
m
Keteran
gan
Kepemimpinan
transformasional
0,875 0,60 Reliabe
l
Komunikasi internal
0,735 0,60 Reliabe
l
Motivasi kerja
0,701 0,60 Reliabe
l
Kinerja karyawan
0,912 0,60 Reliabe
l
Hasil pengujian reliabilitas terhadap
variabel Kepemimpinan transformasional (X1),
Komunikasi Internal (X2), dan Motivasi Kerja
(X3), terhadap Kinerja Karyawan (Y) diperoleh
hasil bahwa nilai alfa atau cronchbach’s Alpha
untuk semua variabel adalah > 0,6 sehingga dapat
disimpulkan bahwa semua variabel telah reliable.
Uji Hipotesis
VARIABEL T
hitun
g
T sig T
tabel
Kepemimpinan
Trasformasioan
al
5.619
.000
1.676.
Komunikasi
Internal
2.663
.011
Motivasi Kerja 4.590
.000
Berdasarkan hasil tersebut maka
hipotesis menyatakan berpengaruh positif
secara parsial antara variabel bebas
kepemimpinan transformasional (X1),
komunikasi internal (X2) dan Motivasi kerja
(X3) terhadap variabel terikat kepemimpinan
transformasional (Y) dinyatakan diterima.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh kepemimpinan transformasional
Secara Parsial Terhadap kinerja karyawan
Bedasarkan pengujian yang telah
dilakukan tentang kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja karyawan
hasil pengujian pada tabel t adalah t hitung
sebesar 5.619 dengan tingkat signifikan
sebesar 0.000 berarti t hitung lebih besar dari t
tabel sebesar1.676 dan nilai sig lebih kecil dari
0,05. Maka hipotesis yang di ajukan peneliti
diterima dikarenakan terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara kepemimpinan
transformasional terhadap kinerja karyawan di
PT. Tunas Tumbuh Bersama. Nilai R squer
sebesar 0.675 hal ini menunjukan adanya
pengaruh sebesar 67.5 % dan sisanya di
pengaruhi oleh varabel lain.
Hal ini sesuai dengan hipotesis dan
didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Dewi, N. L., Gunawan, Y.,
&Vira, S. A. (2018) yang menyatakan
Terdapat pengaruh kepemimpinan
trasformasional terhadap kinerja karyawan di
kota Bandung dengan Organizational
Citizenship Behaviour sebagai variable
moderasi (Studi PT. Kimia Farma (Persero)
Tbk dan PT. Bio Farma (Persero). SOSIO-
DIDAKTIKA: Social Science Education
Journal, 1(1), 87-103, begitu juga penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh GITA, S.,
&Yuniawan, A. (2016) yang menyatakan
bahwa gaya kepemimpinan transformasional
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja karyawan (Studi Pada PT. Bpr Arta
Utama Pekalongan) (Doctoral dissertation,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis).
2. Pengaruh komunikasi internal Secara
Parsial Terhadap kinerja karyawan.
Bedasarkan pengujian yang telah
dilakukan tentang komunikasi internal
terhadap kinerja karyawan hasil pengujian
pada tabel t adalah t hitung sebesar 2.663
dengan tingkat signifikan sebesar 0.011 berarti
t hitung lebih kecil dari t tabel sebesar 1.676
dan nilai sig lebih kecil dari 0,05. Maka
hipotesis yang di ajukan peneliti diterima dan
memiliki pengaruh antara komunikasi internal
terhadap kinerja karyawan di PT. Tunas
Tumbuh Bersam di karenakan nilai t hitung
lebih kecil dari t tabel. Nilai R squer sebesar
0.478 hal ini menunjukan adanya pengaruh
sebesar 47.8 % dan sisanya di pengaruhi oleh
varabel lain.
Hal ini sesuai dengan hipotesis dan
didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Febrian, R., Nuraeni, R.,
&Aprianti, A. (2016) yang Menyatakan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan antara
komunikasi internal terhadap kinerja karyawan
(studi Pada Hotel Horisson Ultima Bandng
Bagian Room Division). eProceedings of
Management, 3(2), begitu juga penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Udayanto, R.
R., Bagia, I. W., Si, M., Yulianthini, N. N., &
SE, M. (2015) yang menyatakan bahwa
komunikasi internal berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT
Coca-Cola. Jurnal Jurusan Manajemen, 3(1).
3. Pengaruh motivasi kerja Secara Parsial
Terhadap kinerja karyawan.
Bedasarkan pengujian yang telah
dilakukan tentang motivasi kerja terhadap
kinerja karyawan hasil pengujian pada tabel t
adalah t hitung sebesar 4.590 dengan tingkat
signifikan sebesar 0.000 berarti t hitung lebih
besar dari t tabel sebesar 1.676 dan nilai sig
lebih kecil dari 0,05. Maka hipotesis yang di
ajukan peneliti diterima dikarenakan terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan antara
kepemimpinan transformasional terhadap
kinerja karyawan di PT. Tunas Tumbuh
Bersama. Nilai R squer sebesar 0.513 hal ini
menunjukan adanya pengaruh sebesar 51.3 %
dan sisanya di pengaruhi oleh varabel lain.
Hal ini sesuai dengan hipotesis dan
didukung oleh penelitian terdahulu yang
dilakukan olehSusanto, A., &Anisah, H. U.
(2019) yang menyatakan Pengaruh Motivasi
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Studi Pada
Kantor Wilayah XII Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) Banjarmasin. Jurnal
Wawasan Manajemen, 1(2), begitu juga
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Rukhyati, R. (2018) yang menyatakanbahwa
secara parsial memiliki pengaruh yang positif
dan signifkan antara fariabelMotivasi terhadap
Kinerja Karyawan Di Puskesmas
Talise. Jurnal SinarManajemen, 5(2),98-104.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan interprestasi data, pembahasan
dan ttujuan peneliti untuk mengetahui pengaruh
antara variabel kepemimpinan transformasional,
komunikasi internal dan motivasi kerja terhadap
knerja karyawan di PT. Tunas Tumbuh Bersama,
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Kepemimpinan trasformasional yang baik
memiliki pengaruh terhadap kinerja
karyawan PT. Tunas Tumbuh Bersama.
Variabel kepemimpinan tranformasional
memiliki tingkat signifikan sebesar 0,000 Dari
hasil uji t pada variabel kepemimpinan
transformasional menyatakan bahwa
signifikan uji t lebih kecil dari 0,05 dan
koefisien regresi mempunyai nilai positif
sebesar 5.619. Sedangkan nilai t hitung yang
diperoleh yaitu 5.619 lebih besar dari t tabel
yaitu1.676. Selain itu hasil perhitungan nilai
signifikan lebih kecil dari nilai signifikan
standar yang sebelumnya telah ditentukan
oleh peneliti sebesar 0,05 ( 0,000 <0,05 ).
Maka peneliti dapat membutikan adanya
pengaruh dari variabel kepemimpinan
transformasional terhadap knerja karyawan
PT. Tunas Tumbuh Bersama. Hasil uji
koeufisien determinasi variabel
kepemimpinan menunjukan pengaruh sebesar
67.5% terhadap kinerja karyawan.
Komunikasi internal yang baik akan memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan PT.
Tunas Tumbuh Bersam variabel komunikasi.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka dalam
hal ini peneliti mencoba memberikan saran
sebagai masukan bagi pembaca karya tulis ilmiah
ini.
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa
kepemimpinan transformasional di PT.
Tunas Tumbuh Bersama perlu adanya
perbaikan cara kepemimpinan
dikarenakan pemipin merupakan seorang
agen perubahan yang berusaha keras
melakukan transformasi atau perubahan
ulang organisasi secara menyeluruh
sehingga organisasi bisa mencapai
kinerja yang lebih maksimal di masa
depan.
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa
komunikasi internal di PT. Tunas
Tumbuh Bersama harus ditingkatkan dan
perusahaan harus lebih memperhatikan
komunikasi yang terjadi di lapangan
dikarenakan masih redahnya tingkat
komunikasi karyawan. Dengan
komunikasi yang baik maka akan lebih
paham dalam pekerjaan yang diberikan
oleh pimpinan bagian.
3. Dalam hal ini penelitian menunjukan
bahwa motivasi kerja di PT. Tunas
Tumbuh Bersama juga harus lbih di
tingkatkan, mengingat motivasi kerja
memiliki andil yang lumayan cukup
besar dalam pengaruh kinerja karyawan.
Perusahaan dapat meningkatkan
motivasi kerja karyawanya dengan cara
memenuhi kebutuhanya seperti
kebutuhan prestasi, kebutuhan
kekuasaan atau jabatan
DAFTAR PUSTAKA
Agung, M. Y. A. I. G., Bagia, I. W., Si, M., &
Susila, G. P. A. J. (2016).Pengaruh
Komunikasi Internal dan Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan. Jurnal Jurusan
Manajemen, 4(1).
Brahmasari, I. A., &Suprayetno, A.
(2009).Pengaruh motivasi kerja,
kepemimpinan dan budaya
organisasi terhadap kepuasan kerja
karyawan serta dampaknya pada
kinerja perusahaan (Studi kasus
pada PT. Pei Hai International
Wiratama Indonesia). Jurnal
Manajemen dan
kewirausahaan, 10(2), 124-135.
Dapu, V. A. W. (2015). The Influence Of Work
Discipline, Leadership, And
Motivation On Employee
Performance At Pt. Trakindo Utama
Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 3(3).
Dewi, N. L., Gunawan, Y., &Vira, S. A.
(2018).Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional Terhadap Kinerja
Karyawan BUMN di Kota Bandung
dengan Organizational Citizenship
Behaviour sebagai Variabel
Moderasi (Studi PT. Kimia Farma
(Persero) Tbk dan PT. Bio Farma
(Persero). SOSIO-DIDAKTIKA:
Social Science Education
Journal, 1(1), 87-103.
Edy. S. 2017. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Kencana
Febrian, R., Nuraeni, R., &Aprianti, A.
(2016).Pengaruh Komunikasi
Internal Terhadap Kinerja
Karyawan (studi Pada Hotel
Horisson Ultima Bandng Bagian
Room Division). eProceedings of
Management, 3(2).
Garini, A. P. P., Bagia, I. W., Si, M., & Cipta, W.
(2016).Pengaruh Kepemimpinan
Transformasional dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja
Pegawai Pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM). Jurnal Jurusan
Manajemen, 4(1).
GITA, S., &Yuniawan, A. (2016). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional,
Motivasi Kerja, Dan Budaya
Organisasi Terhadap Kinerja
Karyawan (Studi Pada PT. Bpr Arta
Utama Pekalongan) (Doctoral
dissertation, Fakultas Ekonomika
dan Bisnis).
Kemby, E. F., Tewal, B., &Walangitan, M. D.
(2017). PENGARUH
KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI
DAN MOTIVASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN PADA
BP2RD PROVINSI SULAWESI
UTARA. Jurnal EMBA: Jurnal
Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
dan Akuntansi, 5(3).
Lestari, G., &Kasmirudin, K. (2017).Pengaruh
Komunikasi Internal dan Motivasi
Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Industri Media PT. Riau Media
Televisi (Rtv) Pekanbaru. Jurnal
Online Mahasiswa Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau, 4(2), 1-12.
Malayu. S. P. Hasibuan. 2016. Manajemen
Sumber Daya Manusia. PT. Bumi
Aksara.
Munthe, K., &Tiorida, E. (2017).Pengaruh
Komunikasi Internal Terhadap
Kinerja Karyawan. Jurnal Riset
Bisnis dan Investasi, 3(1), 86-97.
Nuning, A. S. (2019). Pengaruh Kepemimpinan,
Motivasi Dan Disiplin Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai Pada
PT. Telkom Akses Medan (Doctoral
dissertation).
Purnamasari, G. A. N., Bagia, I. W., Si, M.,
&Suwendra, I. W.
(2016).PENGARUH
KEPEMIMPINAN
TRANSFORMASIONAL DAN
BUDAYA KERJA TERHADAP
KINERJA PEGAWAI. Jurnal
Jurusan Manajemen, 4(1).
Rahayu, S. (2017).Komunikasi Interpersonal
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Budaya Kerja Organisasi terhadap
Motivasi Kerja Dan Dampaknya
pada Kepuasan Kerja Guru Sekolah
Menengah Pertama. Manajemen
Pendidikan, 12(1), 73-84.
Rahman, M. A., &Prasetya, A. (2018).
PENGARUH KEPEMIMPINAN
DAN KOMUNIKASI
ORGANISASI TERHADAP
KINERJA KARYAWAN (Studi
pada Karyawan PT Jatim Times
Network di Kota Malang). Jurnal
Administrasi Bisnis, 63(1), 82-89.
Riyadi, S. (2011). Pengaruh kompensasi finansial,
gaya kepemimpinan, dan motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan
pada perusahaan manufaktur di Jawa
Timur. Jurnal manajemen dan
kewirausahaan, 13(1), 40-45.
Rukhyati, R. (2018). Pengaruh Motivasi Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Di Puskesmas
Talise. Jurnal Sinar
Manajemen, 5(2), 98-104.
Sembiring, R. (2018). Pengaruh Komunikasi,
Kepemimpinan, Motivasi Dan
Pelatihan Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Nipsea Paint and
Chemicals co. ltd. JURNAL
AGRICA, 8(1), 42-47.
Setyaningsih, S. U. (2010). Pengaruh
Kepemimpinan, Motivasi,
Komunikasi Dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai
Kecamatan Jumantono Kabupaten
Karangayar. Jurnal Ilmu
Komunikasi, 3447-2849
Susanto, A., &Anisah, H. U. (2019). Pengaruh
Komunikasi, Kepemimpinan dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Studi Pada Kantor
Wilayah XII Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN)
Banjarmasin. Jurnal Wawasan
Manajemen, 1(2), 233-258.
Sugiyono.2018. Metode Penelitian Kuantotatif,
Kualitatif, dan R&D, CV. Alfabeta.
Sondang, p. Siagian.2017 Teori dan Praktek
Kepemimpinan.PT. Rineka Cipta.
Tampi, B. J. (2014). Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi
terrhadap Kinerja karyawan pada
PT. Bank Negara Indonesia, tbk
(regional sales manado). ACTA
DIURNA KOMUNIKASI, 3(4).
Wahyudi, A., &Suryono, J. (2006). Analisis
Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Motivasi dan Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal
Manajemen Sumber Daya
Manusia, 1(1), 1-14.
Wardhani, A. P., Hasiholan, L. B., &Minarsih, M.
M. (2016). Pengaruh Lingkungan
Kerja, Komunikasi dan
Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Pegawai (Studi Kasus di Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Semarang). Journal of
Management, 2(2).
Yusuf, H. T. (2013). Pengaruh Kepemimpinan,
Komunikasi, Motivasi Kerja, Dan
Kedisiplinan Terhadap Kinerja
Karyawan PT. Komatsu
Remanufacturing Asia Plant
Sudirman Di Departemen Produksi
Balikpapan. Die, 10(1).