MAKALAH KEPEMIMPINAN 2

21
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikan dengan baik. I.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain : v Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin? v Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik? v Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?

Transcript of MAKALAH KEPEMIMPINAN 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalamhidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta denganlingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besarmaupun dalam kelompok kecil.

Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk menciptakan kondisikehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah saling menghormati& menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga. Hidup yangteratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga kehidupanyang harmonis adalah tugas manusia.

Manusia adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi disbanding makhlukTuhan lainnya. Manusia di anugerahi kemampuan untuk berpikir,kemampuan untuk memilah & memilih mana yang baik & mana yang buruk.Dengan kelebihan itulah manusia seharusnya mampu mengelolalingkungan dengan baik.

Tidak hanya lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupansocial manusiapun perlu dikelola dengan baik. Untuk itulahdibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya yangberjiwa pemimpin, paling tidak untuk memimpin dirinya sendiri.

Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat mengelola diri, kelompok& lingkungan dengan baik. Khususnya dalam penanggulangan masalahyang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan seorangpemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat terselesaikandengan baik.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :

v Bagaimana hakikat menjadi seorang pemimpin?

v Adakah teori – teori untuk menjadi pemimpin yang baik?

v Apa & bagaimana menjadi pemimpin yang melayani?

v Apa & bagaimana menjadi pemimpin sejati?

v Bagaimana hubungan kearifan lokal dengan kepemimpinan?

I.3 TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan karya tulis ini adalah

· Melatih mahasiswa menyusun paper dalam upaya lebih meningkatkanpengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.

· Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasankhususnya tentang kepemimpinan dan kearifan lokal.

I.4 METODE PENULISAN

Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metodekepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanyaberarti pergi ke perpustakaan tapi dapat pula dilakukan dengan pergike warung internet (warnet). Penulis menggunakan metode ini karenajauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untukmencari bahan dan data – data tentang topik ataupun materi yangpenulis gunakan untuk karya tulis ini.

I.5 RUANG LINGKUP

Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki makaruang lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenaikepemimpinan dan kearifan lokal

.BAB II

PEMBAHASAN

II.1 HAKIKAT KEPEMIMPINAN

Dalam kehidupan sehari – hari, baik di lingkungan keluarga,organisasi, perusahaan sampai dengan pemerintahan sering kita dengarsebutan pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan. Ketiga kata tersebutmemang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan lainnya.

Beberapa ahli berpandapat tentang Pemimpin, beberapadiantaranya :

· Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, Pemimpin adalah seseorangdengan wewenang kepemimpinannya mengarahkan bawahannya untukmengerjakan sebagian dari pekerjaannya dalam mencapai tujuan.

· Menurut Robert Tanembaum, Pemimpin adalah mereka yang menggunakanwewenang formal untuk mengorganisasikan, mengarahkan, mengontrolpara bawahan yang bertanggung jawab, supaya semua bagian pekerjaandikoordinasi demi mencapai tujuan perusahaan.

· Menurut Prof. Maccoby, Pemimpin pertama-tama harus seorang yangmampu menumbuhkan dan mengembangkan segala yang terbaik dalam diripara bawahannya. Pemimpin yang baik untuk masa kini adalah orangyang religius, dalam artian menerima kepercayaan etnis dan moraldari berbagai agama secara kumulatif, kendatipun ia sendirimungkin menolak ketentuan gaib dan ide ketuhanan yang berlainan.

· Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantumengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagimemerlukan pemimpinnya itu.

· Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang mendudukisuatu posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatupekerjaan memimpin.

· Sedangakn menurut Pancasila, Pemimpin harus bersikap sebagaipengasuh yang mendorong, menuntun, dan membimbing asuhannya.Dengan kata lain, beberapa asas utama dari kepemimpinan Pancasilaadalah :

v Ing Ngarsa Sung Tuladha : Pemimpin harus mampu dengansifat dan perbuatannya menjadikan dirinya pola anutan danikutan bagi orang – orang yang dipimpinnya.

v Ing Madya Mangun Karsa : Pemimpin harus mampumembangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi padaorang – orang yang dibimbingnya.

v Tut Wuri Handayani : Pemimpin harus mampu mendorong orang– orang yang diasuhnya berani berjalan di depan dansanggup bertanggung jawab.

Seorang pemimpin boleh berprestasi tinggi untuk dirinya sendiri,tetapi itu tidak memadai apabila ia tidak berhasil menumbuhkan danmengembangkan segala yang terbaik dalam diri para bawahannya. Daribegitu banyak definisi mengenai pemimpin, dapat penulis simpulkanbahwa : Pemimpin adalah orang yang mendapat amanah serta memilikisifat, sikap, dan gaya yang baik untuk mengurus atau mengatur oranglain.

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang mempengaruhi danmemotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama.Kepemimpinan meliputi proses mempengaruhi dalam menentukan tujuanorganisasi, memotivasi perilaku pengikut untuk mencapai tujuan,mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok dan budayanya. Sedangkankekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk maumelakukan pap yang diinginkan pihak lainnya.”The art of influencing anddirecting meaninsuch away to abatain their willing obedience, confidence, respect, and loyalcooperation in order to accomplish the mission”. Kepemimpinan adalah seni untukmempengaruhidan menggerakkan orang – orang sedemikian rupa untukmemperoleh kepatuhan, kepercayaan, respek, dan kerjasama secararoyal untuk menyelesaikan tugas – Field Manual 22-100.

Kekuasaan adalah kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untukmau melakukan apa yang diinginkan pihak lainnya. Ketiga kata yaitupemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan yang dijelaskan sebelumnyatersebut memiliki keterikatan yang tak dapat dipisahkan. Karenauntuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan suka satu samalainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknyamemiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang ataupendekatan yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan,bakat, sifat – sifatnya, atau kewenangannya yang dimiliki yang mananantinya sangat berpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinanyang akan diterapkan.

Fungsi pemimpin dalam suatu organisasi tidak dapat dibantahmerupakan sesuatu fungsi yang sangat penting bagi keberadaan dankemajuan organisasi yang bersangkutan. Pada dasarnya fungsikepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu :

- Fungsi administrasi, yakni mengadakan formulasi kebijaksanakanadministrasi dan menyediakan fasilitasnya.

- Fungsi sebagai Top Mnajemen, yakni mengadakan planning,organizing, staffing, directing, commanding, controling, dsb.

II.2 TEORI KEPEMIMPINAN

Memahami teori-teori kepemimpinan sangat besar artinya untukmengkaji sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapatdilaksanakan secara efektif serta menunjang kepada produktifitasorganisasi secara keseluruhan. Dalam karya tulis ini akan dibahastentang teori dan gaya kepemimpinan.

Seorang pemimpin harus mengerti tentang teori kepemimpinanagar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuahorganisasi. Beberapa teori tentang kepemimpinan antara lain :

Ø Teori Kepemimpinan Sifat ( Trait Theory )

Analisis ilmiah tentang kepemimpinan berangkat daripemusatan perhatian pemimpin itu sendiri. Teori sifatberkembang pertama kali di Yunani Kuno dan Romawi yangberanggapan bahwa pemimpin itu dilahirkan, bukandiciptakan yang kemudian teori ini dikenal dengan ”TheGreatma Theory”. Dalam perkembanganya, teori ini mendapatpengaruh dari aliran perilaku pemikir psikologi yangberpandangan bahwa sifat – sifat kepemimpinan tidakseluruhnya dilahirkan akan tetapi juga dapat dicapaimelalui pendidikan dan pengalaman. Sifat – sifat ituantara lain : sifat fisik, mental, dan kepribadian.

Keith Devis merumuskan 4 sifat umum yang berpengaruhterhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antaralain :

o Kecerdasan

Berdasarkan hasil penelitian, pemimpin yangmempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasanrata – rata dari pengikutnya akan mempunyaikesempatan berhasil yang lebih tinggi pula. Karenapemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasanyang lebih tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

o Kedewasaan dan Keluasan Hubungan Sosial

Umumnya di dalam melakukan interaksi sosial denganlingkungan internal maupun eksternal, seorangpemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matangdan stabil. Hal ini membuat pemimpin tidak mudahpanik dan goyah dalam mempertahankan pendirian yangdiyakini kebenarannya.

o Motivasi Diri dan Dorongan Berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memilikimotivasi diri yang tinggi serta dorongan untukberprestasi. Dorongan yang kuat ini kemudiantercermin pada kinerja yang optimal, efektif danefisien.

o Sikap Hubungan Kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatansehingga para pengikutnya mampu berpihak kepadanya

Ø Teori Kepemimpinan Perilaku dan Situasi

Berdasarkan penelitian, perilaku seorang pemimpin yangmendasarkan teori ini memiliki kecendrungan kearah 2 hal.

o Pertama yang disebut dengan Konsiderasi yaitukecendrungan seorang pemimpin yang menggambarkanhubungan akrab dengan bawahan. Contoh gejala yangada dalam hal ini seperti : membela bawahan, memberimasukan kepada bawahan dan bersedia berkonsultasidengan bawahan.

o Kedua disebut Struktur Inisiasi yaitu Kecendrunganseorang pemimpin yang memberikan batasan kepadabawahan. Contoh yang dapat dilihat , bawahan

mendapat instruksi dalam pelaksanaan tugas, kapan,bagaimana pekerjaan dilakukan, dan hasil yang akandicapai.

Jadi, berdasarkan teori ini, seorang pemimpin yang baikadalah bagaimana seorang pemimpin yang memiliki perhatianyang tinggi kepada bawahan dan terhadap hasil yang tinggipula.

Ø Teori Kewibawaan Pemimpin

Kewibawaan merupakan faktor penting dalam kehidupankepemimpinan, sebab dengan faktor itu seorang pemimpinakan dapat mempengaruhi perilaku orang lain baik secaraperorangan maupun kelompok sehingga orang tersebutbersedia untuk melakukan apa yang dikehendaki olehpemimpin.

Ø Teori Kepemimpinan Situasi

Seorang pemimpin harus merupakan seorang pendiagnosa yangbaik dan harus bersifat fleksibel, sesuai dengan perkembangan dan tingkat kedewasaan bawahan.

Ø Teori Kelompok

Agar tujuan kelompok (organisasi) dapat tercapai, harusada pertukaran yang positif antara pemimpin denganpengikutnya.

Dari adanya berbagai teori kepemimpinan di atas, dapat diketahuibahwa teori kepemimpinan tertentu akan sangat mempengaruhi gayakepemimpinan (Leadership Style), yakni pemimpin yang menjalankanfungsi kepemimpinannya dengan segenap filsafat, keterampilan dansikapnya. Gaya kepemimpinan adalah cara seorang pemimpan bersikap,berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain dalam mempengaruhiorang untuk melakukan sesuatu.Gaya tersebut bisa berbeda – beda atasdasar motivasi , kuasa ataupun orientasi terhadap tugas atau orangtertentu. Diantara beberapa gaya kepemimpinan, terdapat pemimpinyang positif dan negatif, dimana perbedaan itu didasarkan pada caradan upaya mereka memotivasi karyawan. Apabila pendekatan dalampemberian motivasi ditekankan pada imbalan atau reward (baikekonomis maupun nonekonomis) berartitelah digunakan gayakepemimpinan yang positif. Sebaliknya jika pendekatannya menekankanpada hukuman atau punishment, berarti dia menerapkan gayakepemimpinan negatif. Pendekatan kedua ini dapat menghasilakan

prestasi yang diterima dalam banyak situasi, tetapi menimbulkankerugian manusiawi.

Selain gaya kepemimpinan di atas masih terdapat gaya lainnya.

ü Otokratis

Kepemimpinan seperti ini menggunakan metode pendekatankekuasaan dalam mencapai keputusan dan pengembanganstrukturnya. Kekuasaan sangat dominan digunakan. Memusatkankekuasaan dan pengambilan keputusan bagi dirinya sendiri, danmenata situasi kerja yang rumit bagi pegawai sehingga maumelakukan apa saja yang diperintahkan. Kepemimpinan ini padaumumnya negatif, yang berdasarkan atas ancaman dan hukuman.Meskipun demikian, ada juga beberapa manfaatnya antaranyamemungkinkan pengambilan keputusan dengan cepat sertamemungkinkan pendayagunaan pegawai yang kurang kompeten.

ü Partisipasif

Lebih banyak mendesentrelisasikan wewenang yang dimilikinyasehingga keputusan yang diambil tidak bersifat sepihak.

ü Demokrasi

Ditandai adanya suatu struktur yang pengembangannyamenggunakan pendekatan pengambilan keputusan yang kooperatif.Di bawah kepemimpinan pemimpin yang demokrasis cenderungbermoral tinggi dapat bekerjasama, mengutamakan mutu kerja dandapat mengarahkan diri sendiri.

ü Kendali Bebas

Pemimpin memberikan kekuasaan penuh terhadap bawahan,strukturorganisasi bersifat longgar dan pemimpin bersifatpasif. Yaitu Pemimpin menghindari kuasa dan tanggung – jawab,kemudian menggantungkannya kepada kelompok baik dalammenetapkan tujuan dan menanggulangi masalahnya sendiri.

Dilihat dari orientasi si pemimpin, terdapat dua gayakepemimpinan yang diterapkan, yaitu gaya konsideral dan struktur,atau dikenal juga sebagai orientasi pegawai dan orientasi tugas.Beberapa hasil penelitian para ahli menunjukkan bahwa prestasi dankepuasan kerja pegawai dapat ditingkatkan apabila konsiderasimerupakan gaya kepemimpinan yang dominan. Sebaliknya, para pemimpinyang berorientasi tugas yang terstruktur, percaya bahwa mereka

memperoleh hasil dengan tetap membuat orang – orang sibuk danmendesak mereka untuk berproduksi.

Pemimpin yang positif, partisipatif dan berorientasikonsiderasi,tidak selamanya merupakan pemimpinyan terbaik.fiedlertelah mengembakan suatumodel pengecualian dari ketiga gayakepemimpinan diatas,yakni model kepemimpinankontigennis.model ininyatakan bahwa gaya kepemimpinan yang paling sesuai bergantung padasituasi dimana pemimpin bekerja.dengan teorinya ini fiedler inginmenunjukkan bahwa keefektifan ditunjukkan oleh interaksi antaraorientasi pegawai dengan 3 variabel yang berkaitan dengan pengikut,tugas dan organisasi. Ketiga variabel itu adalah hubungan antarapemimpin dengan anngota ( Leader – member rolations), struktur tugas(task strukture), dan kuasa posisi pemimpin (Leader position power).Variabel pertama ditentukan oleh pengakuan atau penerimaan(akseptabilitas) pemimpin oleh pengikut, variabel kedua mencerminkankadar diperlukannya cara spesifik untuk melakukan pekerjaan,variabel ketiga menggambarkan kuasa organisasi yang melekat padaposisi pemimpin.

Model kontingensi Fieldler ini serupa dengan gaya kepemimpinansituasional dari Hersey dan Blanchard. Konsepsi kepemimpinansituasional ini melengkapi pemimpin dengan pemahaman dari hubunganantara gaya kepemimpinan yang efektif dengan tingkat kematangan(muturity) pengikutnya.perilaku pengikut atau bawahan ini amatpenting untuk mengetahui kepemimpinan situasional, karena bukan sajapengikut sebagai individu bisa menerima atau menolak pemimpinnya,akan tetapi sebagai kelompok , pengikut dapat menemukan kekuatanpribadi apapun yang dimiliki pemimpin.

Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Ludlow dan Panton,1996 :18 dst), masing – masing gaya kepemimpinan ini hanya memadai dalmsituasi yang tepat meskipun disadari bahwa setiap orang memilikigaya yang disukainya sendiri dan sering merasa sulit untukmengubahnya meskipun perlu.

Banyak studi yang sudah dilakukan untuk melihat gayakepemimpinan seseorang. Salah satunya yang terkenal adalah yangdikemukakan oleh Blanchard, yang mengemukakan 4 gaya dari sebuahkepemimpinan. Gaya kepemimpinan ini dipengaruhi oleh bagaimana caraseorang pemimpin memberikan perintah, dan sisi lain adalah caramereka membantu bawahannya. Keempat gaya tersebut adalah

~ Directing

Gaya tepat apabila kita dihadapkan dengan tugas yang rumit danstaf kita belum memiliki pengalaman dan motivasi untuk mengerjakantugas tersebut. Atau apabila anda berada di bawah tekanan waktupenyelesaian. Kita menjelaskan apa yang perlu dan apa yang harusdikerjakan. Dalam situasi demikian, biasanya terjadi over-communicating (penjelasan berlebihan yang dapat menimbulkankebingungan dan pembuangan waktu). Dalam proses pengambilankeputusan, pemimpin memberikan aturan –aturan dan proses yangdetil kepada bawahan.Pelaksanaan di lapangan harus menyesuaikandengan detil yang sudah dikerjakan.

~ Coaching

Pemimpin tidak hanya memberikan detil proses dan aturan kepadabawahan tapi juga menjelaskan mengapa sebuah keputusan itudiambil, mendukung proses perkembangannya, dan juga menerimabarbagai masukan dari bawahan. Gaya yang tepat apabila staf kitatelah lebih termotivasi dan berpengalaman dalam menghadapi suatutugas. Disini kita perlu memberikan kesempatan kepada mereka untukmengerti tentang tugasnya, dengan meluangkan waktu membangunhubungan dan komunikasi yang baik dengan mereka.

~ Supporting

Sebuah gaya dimana pemimpin memfasiliasi dan membantu upayabawahannya dalam melakukan tugas. Dalam hal ini, pemimpin tidakmemberikan arahan secara detail, tetapi tanggung jawab dan prosespengambilan keputusan dibagi bersama dengan bawahan. Gaya ini akanberhasil apabila karyawan telah mengenal teknik – teknik yangdituntut dan telah mengembangkan hubungan yang lebih dekat dengananda. Dalam hal ini kita perlumeluangkan waktu untuk berbincang –bincang, untuk lebih melibatkan mereka dalam penganbilan keputusankerja, serta mendengarkan saran – saran mereka mengenaipeningkatan kinerja.

~ Delegating

Sebuah gaya dimana seorang pemimpin mendelegasikan seluruhwewenang dan tanggung jawabnya kepada bawahan. Gaya Delegatingakan berjalan baik apabila staf kita sepenuhnya telah paham danefisien dalm pekerjaan, sehingga kita dapat melepas merekamenjalankan tugas atau pekerjaan itu atas kemampuan daninisiatifnya sendiri.

Keempat gaya ini tentu saja mempunyai kelemahan dan kelebihan, sertasangat tergantung dari lingkungan di mana seorang pemimpin berada,

dan juga kesiapan dari bawahannya. Maka kemudian timbul apa yangdisebut sebagai ”situational leadership”. Situational leadershipmengindikasikan bagaimana seorang pemimpin harus menyesuaikankeadaan dari orang – orang yang dipimpinnya.

Ditengah – tengah dinamika organisasi (yang antara laindiindikasikan oleh adanya perilaku staf / individu yang berbeda –beda), maka untuk mencapai efektivitas organisasi, penerapan keempatgaya kepemimpinan diatas perlu disesuaikan dengan tuntutan keadaan.Inilah yang dimaksud dengan situasional lesdership,sebagaimana telahdisinggung di atas. Yang perlu diperhatikan adalah bahwa untuk dapatmengembangkan gaya kepemimpinan situasional ini, seseorang perlumemiliki tiga kemampuan khusus yakni :

Q Kemampuan analitis (analytical skills) yakni kemampuan untukmenilai tingkat pengalaman dan motivasi bawahan dalam melaksanakantugas.

Q Kemampuan untuk fleksibel (flexibility atau adaptability skills)yaitu kemampuan untuk menerapkan gaya kepemimpinan yang palingtepat berdasarkan analisa terhadap situasi.

Q Kemampuan berkomunikasi (communication skills) yakni kemampuanuntuk menjelaskan kepada bawahan tentang perubahan gayakepemimpinan yang kita terapkan.

Ketiga kemampuan di atas sangat dibutuhkan bagi seorangpemimpin, sebab seorang pemimpin harus dapat melaksanakan tiga peranutamanya yakni peran interpersonal, peran pengolah informasi(information processing), serta peran pengambilan keputusan(decision making) (Gordon, 1996 : 314-315).

Peran pertama meliputi :

ü Peran Figurehead ® Sebagai simbol dari organisasi

ü Leader® Berinteraksi dengan bawahan, memotivasi danmengembangkannya

ü Liaison ® Menjalin suatu hubungan kerja dan menangkap informasiuntuk kepentingan organisasi.

Sedangkan peran kedua terdiri dari 3 peran juga yakni :

ü Monitior ® Memimpin rapat dengan bawahan, mengawasi publikasiperusahaan, atau berpartisipasi dalam suatu kepanitiaan.

ü Disseminator ® Menyampaikan informasi, nilai – nilai baru danfakta kepada bawahan.

ü Spokeman ® Juru bicara atau memberikan informasi kepada orang –orang di luar organisasinya.

Peran ketiga terdiri dari 4 peran yaitu :

ü Enterpreneur ® Mendesain perubahan dan pengembangan dalamorganisasi.

ü Disturbance Handler ® Mampu mengatasi masalah terutama ketikaorganisasi sedang dalam keadaan menurun.

ü Resources Allocator ® Mengawasi alokasi sumber daya manusia,materi, uang dan waktu dengan melakukan penjadwalan,memprogram tugas – tugas bawahan, dan mengesahkan setiapkeputusan.

ü Negotiator ® Melakukan perundingan dan tawar – menawar.

Dalam perspektif yang lebih sederhana, Morgan ( 1996 : 156 )mengemukakan 3 macam peran pemimpin yang disebut dengan 3A, yakni :

ü Alighting ® Menyalakan semangat pekerja dengan tujuanindividunya.

ü Aligning ® Menggabungkan tujuan individu dengan tujuanorganisasi sehingga setiap orang menuju ke arah yang sama.

ü Allowing ® Memberikan keleluasaan kepada pekerja untukmenantang dan mengubah cara kerja mereka.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguhtentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantungpada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpinsudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidakmau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantungkualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuatpula yang dipimpin.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpinbukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi darikekuatanpribadinya. Maka jika ingin menjadi pemimpin yang baikjangan pikirkan orang lain, pikirkanlah diri sendiri dulu. Tidakakan bisa mengubah orang lain dengan efektif sebelum merubah dirisendiri. Bangunan akan bagus, kokoh, megah, karena ada pondasinya.

Maka sibuk memikirkan membangun umat, membangun masyarakat, merubahdunia akan menjadi omong kosong jika tidak diawali dengan dirisendiri. Merubah orang lain tanpa merubah diri sendiri adalah mimpimengendalikan orang lain tanpa mengendalikan diri.

II.3 KEPEMIMPINAN YANG MELAYANI

Merenungkan kembali arti makna kepemimpinan, sering diartikankepemimpinan adalah jabatan formal, yang menuntut untuk mendapatfasilitas dan pelayanan dari konstituen yang seharusnya dilayani.Meskipun banyak di antara pemimpin yang ketika dilantik mengatakanbahwa jabatan adalah sebuah amanah, namun dalam kenyataannya sedikitsekali atau bisa dikatakan hampir tidak ada pemimpin yang sungguh –sungguh menerapkan kepemimpinan dari hati, yaitu kepemimpinan yangmelayani.

A. Karakter Kepemimpinan

Hati Yang Melayani

Kepemimpianan yang melayani dimulai dari dalam diri kita.Kepemimpinan menuntut suatu transformasi dari dalam hati danperubahan karakter. Kepemimpinan yang melayani dimulai dari dalamdan kemudian bergerak keluar untuk melayani mereka yangdipimpinnya. Disinilah pentingnya karakter dan integritas seorangpemimpin untuk menjadi pemimpin yang diterima oleh rakyat yangdipimpinnya. Kembali kita saksikan betapa banyak pemimpin yangmengaku wakil rakyat ataupun pejabat publik, justru tidakmemiliki integritas sama sekali, karena apa yang diucapkan dandijanjikan ketika kampanye dalam pemilu tidak sama dengan yangdilakukan ketika sudah duduk nyaman di kursinya.

Paling tidak menurut Ken Blanchard dan kawan – kawan, adasejumlah ciri –ciri dan nilai yang muncul dari seorang pemimpinyang memiliki hati yang melayani,yaitu tujuan utama seorangpemimpin adalah melayanikepentingan mereka yang dipimpinnya.Orientasinya adalah bukan untuk kepentingan diri pribadi maupungolongan tapi justru kepentingan publik yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin memiliki kerinduan untuk membangun danmengembangkan mereka yang dipimpinnya sehingga tumbuh banyakpemimpin dalam kelomponya. Hal ini sejalan dengan buku yangditulis oleh John Maxwell berjudul Developing the Leaders AroundYou. Keberhasilan seorang pemimpin sangat tergantung darikemampuannya untuk membangun orang – orang di sekitarnya, karenakeberhasilan sebuah organisasi sangat tergantung pada potensi

sumber daya manusia dalam organisasi tersebut. Jika sebuahorganisasi atau masyarakat mempunyai banyak anggota dengankualitas pemimpin, organisasi atau bangsa tersebut akanberkembang dan menjadi kuat.

Pemimpin yang melayani memiliki kasih dan perhatian kepadamereka yang dipimpinnya. Kasih itu mewujud dalam bentukkepedulian akan kebutuhan, kepentingan, impian da harapan darimereka yang dipimpinnya.

Seorang pemimpin yang memiliki hati yang melayani adalahakuntabilitas ( accountable ). Istilah akuntabilitas adalahberarti penuh tanggung jawab dan dapat diandalkan. Artinyaseluruh perkataan,pikiran dan tindakannya dapatdipertanggungjawabkan kepada public atau kepada setiap anggotaorganisasinya.

Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang mau mendengar. Maumendengar setiap kebutuhan, impian, dan harapan dari mereka yangdipimpin. Pemimpin yang melayani adalah pemimpin yang dapatmengendalikam ego dan kepentingan pribadinya melebihi kepentinganpublic atau mereka yang dipimpinnya. Mengendalikan ego berartidapat mengendalikan diri ketika tekanan maupun tantangan yangdihadapi menjadi begitu berat,selalu dalam keadaan tenang, penuhpengendalian diri, dan tidak mudah emosi.

B. Metode Kepemimpinan

Kepala Yang Melayani

Seorang pemimpin tidak cukup hanya memiliki hati ataukarakter semata, tapi juga harus memiliki serangkaian metodekepemimpinan agar dapat menjadi pemimpin yang efektif. Banyaksekali pemimpin memiliki kualitas sari aspek yang pertama yaitukarakter dan integritas seorang pemimpin, tetapi ketika menjadipimpinan formal, justru tidak efektif sama sekali karena tidakmemiliki metode kepemimpinan yang baik. Contoh adalah parapemimpin yang diperlukan untuk mengelola mereka yang dipimpinnya.

Tidak banyak pemimpin yang memiliki metode kepemimpinanini. Karena hal ini tidak pernah diajarkan di sekolah – sekolahformal. Keterampilan seperti ini disebut dengan Softskill atauPersonalskill. Dalam salah satu artikel di economist.com adasebuah ulasan berjudul Can Leadership Be Taught, dibahas bahwakepemimpinan (dalam hal ini metode kepemimpinan) dapat diajarkan

sehingga melengkapi mereka yang memiliki karakter kepemimpinan.Ada 3 hal penting dalam metode kepemimpinan, yaitu :

v Kepemimpinan yang efektif dimulai dengan visi yang jelas. Visiini merupakan sebuah daya atau kekuatan untuk melakukanperubahan, yang mendorong terjadinya proses ledakankreatifitas yang dahsyat melalui integrasi maupun sinergiberbagai keahlian dari orang – orang yang ada dalamorganisasi tersebut. Bahkan dikatakan bahwa nothing motivateschange more powerfully than a clear vision. Visi yang jelasdapat secara dahsyat mendorong terjadinya perubahan dalamorganisasi. Seorang pemimpin adalah inspirator perubahan danvisioner yaitu memiliki visi yang jelas kemana organisasinyaakan menuju. Kepemimpinan secara sederhana adalah prosesuntuk membawa orang – orang atau organisasi yang dipimpinmenuju suatu tujuan yang jelas. Tanpa visi, kepemimpinantidak ada artinya sama sekali. Visi inilah yang mendorongsebuah organisasi untuk senantiasa tumbuh dan belajar sertaberkembang dalam mempertahankan survivalnya sehingga biasbertahan sampai beberapa generasi. Ada 2 aspek mengenai visi,yaitu visionary role dan implementation role. Artinya seorangpemimpin tidak hanya dapat membangun atau menciptakan visibagi organisasinya tapi memiliki kemampuan untukmengimplementasikan visi tsb ke dalam suatu rangkaiantindakan atau kegiatan yang diperlukan untuk mencapai visiitu.

v Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang yang responsive.Artinya dia selalu tanggap terhadap setiap persoalan,kebutuhan, harapan, dan impian dari mereka yang dipimpin.Selain itu selalu aktif dan proaktif dalam mencari solusidari setiap permasalahan ataupun tantangan yang dihadapi.

v Seorang pemimpin yang efektif adalah seorang pelatih ataupendamping bagi orang – orang yang dipimpinnya (performancecoach). Artinya dia memiliki kemempuan untuk menginspirasi,mendorong dan memampukan anak buahnya dalam menyusunperencanaan (termasuk rencana kegiatan, target atau sasaran,rencana kebutuhan sumber daya, dsb), melakukan kegiatansehari – hari seperti monitoring dan pengendalian, sertamengevaluasi kinerja dari anak buahnya.

C. Perilaku Kepemimpinan

Tangan Yang Melayani

Pemimpin yang melayani bukan sekedar memperlihatkan karakterdan integritas, serta memiliki kemampuan metode kepemimpinan,tapi dia harus menunjukkan perilaku maupun kebiasaan seorangpemimpin. Dalam buku Ken Blanchard disebutka perilaku seorangpemimpin, yaitu :

Ø Pemimpin tidak hanya sekedar memuaskan mereka yang dipimpin,tapi sungguh – sungguh memiliki kerinduan senantiasa untukmemuaskan Tuhan. Artinya dia hidup dalam perilaku yangsejalan dengan firman Tuhan. Dia memiliki misi untuksenantiasa memuliakan Tuhan dalam setiap apa yang dipikirkan,dikatakan, dan diperbuatnya.

Ø Pemimpin focus pada hal – hal spiritual dibandingkan dengansekedar kesuksesan duniawi. Baginya kekayaan dan kemakmuranadalah untuk dapat memberi dan beramal lebih banyak. Apapunyang dilakukan bukan untuk mendapat penghargaan, tapimelayani sesamanya. Dan dia lebih mengutamakan hubungan ataurelasi yang penuh kasih dan penghargaan, dibandingkan denganstatus dan kekuasaan semata.

Ø Pemimpin sejati senantiasa mau belajar dan bertumbuh dalamberbagai aspek , baik pengetahuan, kesehatan, keuangan,relasi, dsb. Setiap harinya senantiasa menyelaraskan(recalibrating ) dirinya terhadap komitmen untuk melayaniTuhan dan sesame. Melalui solitude (keheningan), prayer(doa), dan scripture (membaca Firman Tuhan ).

Demikian kepemimpinan yang melayani menurut Ken Blanchardyang sangat relevan dengan situasi krisis kepemimpinan yangdialami oleh bangsa Indonesia. Bahkan menurut Danah Zohar,penulis buku Spiritual Intelligence: SQ the UltimateIntelligence, salah satu tolak ukur kecerdasan spiritual adalahkepemimpinan yang melayani (servant leadership). Bahkan dalamsuatu penelitian yang dilakukan oleh Gay Hendrick dan KateLuderman, menunjukkan pemimpin – pemimpin yang berhasil membawaperusahaannya ke puncak kesuksesan biasanya adalah pemimpin yangmemiliki SQ yang tinggi. Mereka biasanya adalah orang –orangyang memiliki integritas, terbuka, mampu menerima kritik, rendahhati, mampu memahami spiritualitas yang tinggi, dan selalumengupayakan yang terbaik bagi diri mereka sendiri maupun bagiorang lain.

II.4 KEPEMIMPINAN SEJATI

Kepemimpinan adalah sebuah keputusan dan lebih merupakan hasildari proses perubahan karakter atau tranformasi internal dalam diriseseorang. Kepemimpinan bukanlah jabatan atau gelar, melainkansebuah kelahiran dari proses panjang perubahan dalam diri seseorang.Ketika seseorang menemukan visi dan misi hidupnya, ketika terjadikedamaian dalam diri (inner peace) dan membentuk bangunan karakteryang kokoh, ketika setiap ucapan dan tindakannya mulai memberikanpengaruh kepada lingkungannya, dan ketika keberadaannya mendorongperubahan dalam organisasinya, pada saat itulah seseorang lahirmenjadi pemimpin sejati. Jadi pemimpin bukan sekedar gelar ataujabatan yang diberikan dari luar melainkan sesuatu yang tumbuh danberkembang dari dalam diri seseorang. Kepemimpinan lahir dari prosesinternal (leadership from the inside out ).

Kepemimpinan sesungguhnya tidak ditentukan oleh pangkat ataujabatan seseorang. Kepemimpinan adalah sesuatu yang muncul daridalam dan merupakan buah dari keputusan seseorang untuk mau menjadipemimpin, baik bagi dirinya sendiri, bagi keluarga, bagi lingkunganpekerjaan, maupun bagi lingkungan sosial dan bahkan bagi negerinya.” I don’t think you have to be waering stars on your shoulders or atitle to be leadar. Anybody who want to raise his hand can be aleader any time”,dikatakan dengan lugas oleh General RonalFogleman,Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat yang artinya Sayatidak berpikir anda menggunakan bintang di bahu anda atau sebuahgelar pemimpin. Orang lainnya yang ingin mengangkat tangan dapatmenjadi pemimpin di lain waktu.

Sering kali seorang pemimpin sejati tidak diketahuikeberadaannya oleh mereka yang dipimpinnya. Bahkan ketika misi atautugas terselesaikan, maka seluruh anggota tim akan mengatakan bahwamerekalah yang melakukannya sendiri. Pemimpin sejati adalah seorangpemberi semangat (encourager), motivator, inspirator, dam maximizer.

Konsep pemikiran seperti ini adalah sesuatu yang baru danmungkin tidak bisa diterima oleh para pemimpin konvensional yangjustru mengharapkan penghormatan dan pujian (honor & praise) darimereka yang dipimpinnya. Semakin dipuji bahkan dikultuskan, semakintinggi hati dan lupa dirilah seorang pemimpin. Justru kepemimpinansejati adalah kepemimpinan yang didasarkan pada kerendahan hati(humble).

Pelajaran mengenai kerendahan hati dan kepemimpinan sejatidapat kita peroleh dari kisah hidup Nelson Mandela. Seorang pemimpinbesar Afrika Selatan, yang membawa bangsanya dari negara yangrasialis menjadi negara yang demokratis dan merdeka.Selamapenderitaan 27 tahun penjara pemerintah Apartheid, justru melahirkan

perubahan dalam diri Beliau. Sehingga Beliau menjadi manusia yangrendah hati dan mau memaafkan mereka yang telah membuatnya menderitaselam bertahun – tahun.

Seperti yang dikatakan oleh penulis buku terkenal, KennethBlanchard, bahwa kepemimpinan dimulai dari dalam hati dan keluaruntuk melayani mereka yang dipimpinnya. Perubahan karakter adalahsegala – galanya bagi seorang pemimpin sejati. Tanpa perubahan daridalam, tanpa kedamaian diri, tanpa kerendahan hati, tanpa adanyaintegritas yang kokoh, daya tahan menghadapi kesulitan dantantangan, dan visi serta misi yang jelas, seseorang tidak akanpernah menjadi pemimpin sejati.

Sebuah jenis kepemimpinan yaitu Q Leader memiliki 4 maknaterkait dengan kepemimpinan sejati, yaitu :

Ø Q berarti kecerdasan atau intelligence. Seperti dalam IQ berartikecerdasan intelektual,EQ berarti kecerdasan emosional, dan SQberarti kecerdasan spiritual. Q leader berarti seorang pemimpinyang memiliki kecerdasan IQ,EQ,SQ yang cukup tinggi.

Ø Q leader berarti kepemimpinan yang memiliki kualitas(quality),baik dari aspek visioner maupun aspek manajerial.

Ø Q leader berarti seorang pemimpin yang memiliki qi ( dibaca ‘chi’dalam bahasa Mandarin yang berarti kehidupan).

Ø Q keempat adalah qolbu atau inner self. Seorang pemimpin sejatiadalah seseorang yang sungguh – sungguh mengenali dirinya(qolbunya) dan dapat mengelola dan mengendalikannya (selfmanagement atau qolbu management).

Menjadi seorang pemimpin Q berarti menjadi seorang pemimpinyang selalu belajar dan bertumbuh senantiasa untuk mencapai tingkatatau kadar Q (intelligence-quality-qi-qolbu) yang lebih tinggi dalamupaya pencapaian misi dan tujuan organisasi maupun pencapaian maknakehidupan setiap pribadi seorang pemimpin.

Rangkuman kepemimpinan Q dalam 3 aspek penting yang disingkatmenajadi 3C, yaitu :

· Perubahan karakter dari dalam diri (character chage).

· Visi yang jelas (clear vision).

· Kemampuan atau kompetensi yang tinggi (competence).

Ketiga hal tersebut dilandasi oleh suatu sikap disiplin yang tinggiuntuk senantiasa bertumbuh, belajar dan berkembang baik secarainternal (pengembangan kemampuan intrapersonal, kemampuan teknis,pengatahuan,dll) maupun dalam hubungannya dengan orang lain(pengembangan kemampuan interpersonal dan metodekepemimpinan).Seperti yang dikatakan oleh John Maxwell, ” The onlyway that I can keep leading is to keep growing. The the day I stopgrowing, somebody else takes the leadership baton. That is way italways it.” Satu-satunya cara agar saya tetap menjadi pemimpinadalah saya harus senantiasa bertumbuh. Ketika saya berhentibertumbuh, orang lain akan mengambil alih kepemimpinan tsb.

II.5 KEPEMIMPINAN DAN KEARIFAN LOKAL

Kearifan local yaitu spirit local genius yang disepadankan maknanyadengan pengetahuan, kecerdikan,kepandaian, keberilmuan, dankebijaksanaan dalam pengambilan keputusan dan berkenaan denganpenyelesaian masalah yang relative pelik dan rumit,

Dalam suatu local (daerah ) tentunya selalu diharapkan kehidupanyang selaras, serasi dan seimbang (harmonis). Kehidupan yang penuhkedamaian dan suka cita. Kehidupan yang dipimpin oleh pimpinan yangdihormati bawahannya. Kehidupan yang teratur dan terarah yangdipimpin oleh pimpinan yang mampu menciptakan suasana kondusif.

Kehidupan manusia tidak lepas dari masalah. Serangkaian masalahtidaklah boleh didiamkan. Setiap masalah yang muncul haruslahdiselesaikan. Dengan memiliki jiwa kepemimpinan, seseorang akanmampu menaggulangi setiap masalah yang muncul.

Manusia di besarkan masalah. Dalam kehidupan local masyarakat,setiap masalah yang muncul dapat ditanggulangi dengan kearifan localmasyarakat setempat. Contohnya adalah masalah banjir yang di alamimasyarakat di berbagai tempat. Khususnya di Bali, seringkali terjadibanjir di wilayah Kuta. Sebagai tempat tujuan wisata dunia tentu halini sangat tidak menguntungkan. Masalah ini haruslah segeraditangani. Dalam hal pembuatan drainase dan infrastruktur lainnya,diperlukan kematangan rencana agar pembangunan yang dilaksanakantidak berdampak buruk. Terbukti, penanggulangan yang cepat denganmembuat gorong – gorong bisa menurunkan debit air yang meluber kejalan.

Sebagai pemimpin lokal, pihak Camat Kuta, I Gede Wijaya sebelumnyatelah melakukan sosialisasi terkait pembangunan gorong – gorong.Camat Kuta secara langsung dan tertulis telah menyampaikan hal

tersebut kepada pengusaha serta pemilik bangunan dalam surat No.620/676/ke/07 , tertanggal 27 desember 2007

BAB III

PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memilikiketerikatan yang tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpinbukan hanya berdasarkan suka satu sama lainnya, tetapi banyakfaktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya memiliki beberapa kriteriayang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan yang digunakan,apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya,atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangatberpengaruh terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akanditerapkan.

Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpinbukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya. Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaikidirinya sebelum sibuk memperbaiki orang lain.

Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dariluar melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diriseseorang.Kepemimpinan lahir dari proses internal (leadership fromthe inside out).

III.2 SARAN

Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadimanusia. Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dandikembangkan. Paling tidak untuk memimpin diri sendiri.

Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguhtentu akan menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantungpada pemimpin. Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpinsudah tidak bisa memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidakmau lagi mengikuti. Oleh karena itu kualitas kita tergantungkualitas pemimpin kita. Makin kuat yang memimpin maka makin kuatpula yang dipimpin.