Kepemimpinan Ohio, Michigan & Managerial Grid

14
TUGAS “MANAJEMEN KEPERAWATAN” Dosen Pembimbing: RUSMEGAWATI, S.KEP, NS, M.KEP Disusun Oleh: Nama : ISMA’UL NIKMAH NIM : 11.20.1638 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CAHAYA BANGSA BANJARMASIN 2014

Transcript of Kepemimpinan Ohio, Michigan & Managerial Grid

TUGAS “MANAJEMEN KEPERAWATAN”

Dosen Pembimbing:

RUSMEGAWATI, S.KEP, NS, M.KEP

Disusun Oleh:

Nama : ISMA’UL NIKMAHNIM : 11.20.1638

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANCAHAYA BANGSA BANJARMASIN

2014

STUDI KEPEMIMPINAN OHIO STATE UNIVERSITYMenurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Universitas

OHIO, Model kajian kepemimpinan ini memberikan informasitentang tipe-tipe tingkah laku (types of behaviours) parapemimpin yang efektif. Hasil studi kepemimpinan Ohio StateUniversity menjelaskan : Tingkah laku para pemimpin dapatdikatagorikan menjadi dua dimensi, yaitu struktur kelembagaan(initiating structure) dan konsiderasi (consideration).

Dimensi struktur kelembagaan: menggambarkan sampai sejauhmana para pemimpin mendefinisikan dan menyusun interaksikelompok dalam rangka pencapaian tujuan organisasi sertasampai sejauh mana para pemimpin mengorganisasikankegiatan-kegiatan kelompok mereka. Dimensi ini dikaitkandengan usaha para pemimpin mencapai tujuan organisasi.

Dimensi konsiderasi: menggambarkan sampai sejauh manatingkat hubungan kerja antara pemimpin dan bawahannya,dan sampai sejauh mana pemimpin memperhatikan kebutuhansosial dan emosi bagi bawahan seperti misalnya kebutuhanakan pengakuan, kepuasan kerja dan penghargaan yangmempengaruhi kinerja mereka dalam organisasi.

Perilaku kepemimpinan struktur kelembagaan mengandung ciri-ciri sebagai berikut: 1. Mengutamakan tercapainya tujuan 2. Mementingkan produksi yang tinggi 3. Mengutamakan penyelesaian tugas menurut jadwal yangditetapkan 4. Lebih banyak melakukan pengarahan 5. Melaksanakan tugas dengan melalui prosedur kinerja ketat 6. Melakukan pengawasan secara ketat 7. Penilaian terhadap pejabat semata-mata berdasarkan hasilkerja

Perilaku kepemimpinan konsiderasi mengandung ciri-ciri sebagai berikut : 1. Memperhatikan kebutuhan bawahan 2. Berusaha menciptakan suasana saling percaya 3. Berusaha menciptakan suasana saling harga-menghargai 4. Simpati terhadap perasaan bawahan 5. Memiliki sifat bersahabat

6. Menumbuhkan peran serta bawahan dalam pembuatan keputusandan kegiatan lain 7. Lebih mengutamakan pengarahann diri, mendisiplin diri,mengontrol diri.

Perilaku kepemimpinan struktur kelembagaan dan perilakukepemimpinan konsiderasi tidak saling tergantung. Artinyapelaksanaan perilaku yang satu tidak mempengaruhi pelaksanaanperilaku yang lain.

Dalam studinya lebih lanjut, Fleisman dan Harrismenemukan bahwa keluhan yang timbul dari para pegawai sangatsedikit apabila pemimpin sekaligus berperilaku strukturkelembagaan dan konsiderasi dengan derajat yang sama-samatinggi. Sebaliknya keluhan yang muncul dari para pegawaisangat banyak apabila pemimpin sekaligus berperilaku strukturkelembagaan dan konsiderasi dengan derajat yang sama-samarendah. Kesimpulan

Perilaku kepemimpinan initiating structure dan consideration tidaksaling tergantung. Artinya pelaksanaan perilaku yang satutidak mempengaruhi pelaksanaan perilaku yang lain. Dengandemikian seorang pemimpin dapat sekaligus berperilakukepemimpinan initiating structure dan consideration dalam derajat yangsama-sama tinggi, atau sama-sama rendah. Atau dapat jugaseorang pemimpin berperilaku initiating structure dengan derajattinggi dan consideration dengan derajat rendah ataupunsebaliknya. Dengan kata lain, para peneliti dari UniversitasOhio ini, mengidentifikasikan empat gaya kepemimpinan utama.

TCR

RIS

T

Keterangan : IS = Initiating StructureC = ConsiderationR = RendahT = Tinggi

IS = RC = T

IS = TC = T

IS = RC = R

IS = TC = R

Kesimpulannya adalah penelitian yang dilakukan olehUniversitas Ohio menyatakan bahwa gaya pemimpin dengan tingkatinitiating structure dan consideration yang sama-sama tinggi biasanyamenghasilkan hal-hal yang positif.(perilaku organisasional, 1999:99)

Sumber:http://www.mediafire.com/download/d7rbc5j23hy0m9q/TEORI+KEPEMIMPINAN+OHIO.pdfhttp://edufordummies.files.wordpress.com/2012/06/studi-kepemimpinan-2.docx

STUDI KEPEMIMPINAN UNIVERSITY OF MICHIGANStudi kepemimpinan Universitas Michigan yang dipelopori

oleh Gibson dan Ivancevich, mengidentitikasi dua bentukperilaku pemimpin yaitu : Perilaku kepemimpinan yangberorientasi pada pekerjaan/tugas (The Job Centered) danbentuk Perilaku kepemimpinan terpusat pada pegawai/bawahan(The Employee centered).

Menurut Robbins (2003) studi kepemimpinan yang dilakukanoleh Pusat Riset dan Survei Universitas Michigan pada waktuyang kira-kira bersamaan dengan yang dilakukan di Ohio,mempunyai sasaran penelitian yang serupa: mencarikarakteristik perilaku pemimpin yang tampaknya dikaitkandengan ukuran keefektifan kinerja. Kelompok Michigan jugasampai pada dua dimensi perilaku kepimipinan yang mereka sebutberoriantasi bawahan dan berorientasi produksi.

Pemimpin yang berorientasi-bawahan dideskripsikan sebagaimenekankan hubungan antarpribadi; mereka berminat secarapribadi pada kebutuhan bawahan mereka dan menerima perbedaanindividual di antara anggota-anggota. Sebaliknya pemimpin yangberorientasi-produksi, cenderung menekankan aspek teknis atautugas dari pekerjaan – perhatian utama mereka aalah padapenyelesaian tugas kelompok mereka, dan anggota-anggotakelompok adalah alat untuk tujuan akhir itu.

Pusat Riset Micihigan University melakukan suatupenelitian. Penelitian ini mengidentifikasikan dua konsepyakni orientasi produksi (production orientastion) danorientasi bawahan (employee orientation). Pemimpin yangmenekankan pada orientasi bawahan sangat memperhatikanbawahan, di mana mereka merasa bahwa setiap karyawan itupenting, dan menerima karyawan sebagai pribadi. Sedangkanpemimpin yang berorientasi pada produksi sangat memperhatikanhasil dan aspek-aspek kerja untuk kepentingan organisasi,dengan tanpa menghiraukan apakah bawahan senang atau tidak.Kedua ini hampir sama dengan tipe otoriter dan tipedemokrtatis. (Wahjo Sumidjo, Kepemimpinan dan Motivasi,Jakarta: Ghalia, 1987:66.)

Dalam mengadakan penelitian pusat riset surveiuniversitas Michigan bekerjasama dengan riset angkatan lautyang tujannya untuk menentukan prinsip-prinsip produktivitaskelompok, dan kepuasan anggota kelompokyang diperoleh daripartisipasi mereka. Untuk mencapai tujuan ini maka pada tahun1947, dilakukan penelitian di Newark, new Jersey, padaperusahaan asuransi Prudental. Pada penelitian Newark, NewJersey tersebut pengukuran yang sistematis dibuat berdasarkanpersepsi dan sikap para pekerja. Variabel-variabel inikemudian dihubungkan dengan pengukuran-pengukuran pelaksanaankerja. Hasil menunjukkan bahwa pengawas-pengawas pada seksiproduksi tinggi lebih menyukai:

1. Menerima pengawasan dari pengawas-pengawas mereka yang bersifat terbuka di banding yang terlalu ketat.2. Menyukai sejumlah otoritas dan tanggungjawab yang ada pada pekerjaan mereka3. Menggunakan sebagian besar waktunya dalam pengawasan4. Memberikan pengawasan terbuka kepada bawahannya dari pada pengawasan yang ketat5. Berorientasi pada pekerja dari pada berorientasi pada produksi.

Menurut Fred Luthans pengawasan seksi produksi rendahmemiliki karakteristik dan teknik-teknik yang berlawananan.Mereka dijumpai menyukai pengawasan-pengawasan yang ketat yangberorientasi pada produksi. Penemuan lain yang penting tapikadang-kadang di abaikan adalah bahwa kepuasan karyawan tidaksecara langsung berhubungan dengan produktivitas.

Pada umumnya orientasi pengawasan karyawan seperti yangdiuraikan di atas telah memberikan patokan untuk pendekatanhubungan kemanusiaan seacra tradisional bagi kepemimpinan.Hasil-hasil dari penemuan prudential diatas telah banyakdikutib untk membuktikan teori-teori dalam hubungankemanusiaan. Penemuan ini kemudian banyak diikuti oleh ratusanpenemuan-penemuan berikutnya dibidang yang luas padapemerintahan, industri, rumah sakit dan organisasi lainnya.

Sebagai bukti pada tahun 1961, Rensis Likert, direkturdari penelitian ilmu-ilmu sosial, Universitas Michigan,mengeluarkan hasil penelitan tahunannya yang berjudul New

Pattern of Management, walaupun dalam penelitian tersebutbanyak terdapat variasi dan penyempurnaan dari hasil penemuanyang lalu namun dalam New Pattern tersebut secara esensialmasih banyak dijumpai kesamaan dengan penelitian diperusahaanPrudential diatas (Miftah Toha, 2001,21)

Berdasarkan penelitian universitas michigan tersebut ada dua macam tipe perilaku kepemimpinan yang telah kami sebutkan diatas. Rensis leinkert memberikan uraian karaktesitik dari masing-masing tipe kepemimpinan tersebut.

Dalam tipe kepemimpinan yang berorientasi pada tugas ditandai oleh beberapa hal sebagai berikut :1. Pemimpin memberikan petunjuk kepada bawahan. 2. Pemimpin selalu mengadakan pengawasan secara ketat terhadapbawahan.3. Pemimpin meyakinkan kepada bawahan bahwa tugas-tugas harus dilaksanakan sesuai dengan keinginannya.4. Pemimpin lebih menekankan kepada pelaksanaan tugas daripadapembinaan dan pengembangan bawahan.

Sedangkan tipe kepemimpinan yang berorientasi kepada karyawan atau bawahan ditandai dengan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pemimpin lebih memberikan motivasi daripada memberikan pengawasan kepada bawahan.2. Pemimpin melibatkan bawahan dalam pengambilan keputusan. 3. Pemimpin lebih bersifat kekeluargaan, saling percaya dan kerja sama, saling menghormati di antara sesama anggota kelompok.

Sebagai pengembangan, maka para ahli berusaha dapat menentukan mana di antara kedua gaya kepemimpinan itu yang paling efektif untuk kepentingan organisasi atau perusahaan. Salah satu pendekatan yang dikenal dalam menjalankan gaya kepemimpinan adalah ada empat sistem manajemen yang dikembangkan oleh Rensis Likert. Empat system tersebut terdiridari:

1. Sistem 1, otoritatif dan eksploitif: pemimpin membuatsemua keputusan yang berhubungan dengan kerja danmemerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standardan metode pelaksanaan juga secara kaku ditetapkan oleh

pemimpin. Manajemen menggunakan rasa takut dan ancaman;komunikasi atas ke bawah dengan kebanyakan keputusandiambil di atas; atasan dan bawahan memiliki jarak yangjauh;

2. Sistem 2, otoritatif dan benevolent: pemimpin tetapmenentukan perintah-perintah, tetapi memberi bawahankebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah tersebut. berbagai fleksibilitas untukmelaksanakan tugas-tugas mereka dalam batas-batas danprosedur-prosedur yang telah ditetapkan. Manajemenmenggunakan penghargaan;, informasi mengalir ke atasdibatasi untuk manajemen apa yang ingin didengar dankeputusan kebijakan sementara datang dari atas beberapakeputusan yang ditetapkan dapat dilimpahkan ke tingkatyang lebih rendah, atasan mengharapkan kepatuhan bawahan

3. Sistem 3, konsultatif: pemimpin menetapkan tujuan-tujuandan memberikan perintah-perintah setelah hal-hal itudidiskusikan dahulu dengan bawahan. Bawahan dapat membuatkeputusan – keputusan mereka sendiri tentang carapelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untukmemotivasi bawahan daripada ancaman hukuman. Manajemenmenawarkan hadiah, kadang-kadang hukuman; keputusan besardatang dari atas sementara ada beberapa yang lebih luasketerlibatan dalam pengambilan keputusan dan komunikasirincian ke bawah ke atas sementara komunikasi pentinghati-hati.

4. Sistem 4, partisipatif: adalah sistem yang paling idealmenurut Likert tentang cara bagaimana organisasiseharusnya berjalan. Tujuan-tujuan ditetapkan dankeputusan-keputusan kerja dibuat oleh kelompok. Bilapemimpin secara formal yang membuat keputusan, merekamelakukan setelah mempertimbangkan saran dan pendapatdari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan,pemimpin tidak hanya mempergunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga mencoba memberikankepada bawahan perasaan yang dibutuhkan dan penting.Manajemen kelompok mendorong partisipasi dan keterlibatandalam menetapkan tujuan kinerja yang tinggi denganbeberapa penghargaan ekonomi; komunikasi mengalir kesegala arah dan terbuka dan jujur dengan pengambilankeputusan melalui proses kelompok dengan masing-masingkelompok terkait dengan orang lain dengan orang-orang

yang menjadi anggota lebih dari satu kelompok yangdisebut menghubungkan pin; dan bawahan dan atasan dekat.Hasilnya adalah produktivitas yang tinggi dan lebih baikhubungan industrial.

Kesimpulan yang diberikan oleh para peneliti dariuniversitas Michigan adalah pemimpin yang berorientasi padakaryawan lebih disukai karena perilaku pemimpin seperti iniberasosiasi dengan produktivitas kelompok dan kepuasan kerjaysng tinggi, sedangkan pemimpin yang berorientasi produksicnderung berasosiasi dengan produktivitas kelompok dankepuasan kerja yang rendah. (Robbins : 2003)

Sumber:http://havidzulloh.blogspot.com/2010/08/studi-kepemimpinan-michigan.htmlhttp://edufordummies.files.wordpress.com/2012/06/studi-kepemimpinan-2.docx

Gaya Kepemipinan Managerial GridSalah satu usaha yang terkenal dalam rangka

mengidentifikasikan gaya kepemimpinan yang diterapkan dalammanagement ahíla managerial gris. Usaha ini dilakukan olehRobert R. Blake dan Jane S. Mouton. Dalam pendekatanmanagerial grid  ini, manager berhubungan dengan dua hal,yakni produksi di satu pihak dan orang-orang dipihak lain.Sebagaimana dikehendaki oleh Blake dan Mouton, managerialgrids disini ditekankan bagaimana manager memikirkan mengenaiproduksi dan hubungan verja dengan manusianya.

Menurut Blake dan Mouton, ada empat gaya kepemimpinanyang dikelompokkan sebagai gaya yang ekstrim, sedangkanlainnya hanya satu gaya yang dikatakan ditengah-tengah gayaekstrims tersebut. Gaya kepemimpinan dalam managerial gris ituantara lain sebagai berikut:

a. Gris 1. manager sedikit sekali usahanya untuk memikirkanorang-orang yang bekerja dengan dirinya, dan produksinyayang seharusnya dihasilkan oleh organisasinya. Dalammenjalankan tugas manager dalam gris ini menganggapdirinya sebagai perantara yang hanya mengkominikasikaninformasi dari atasan lepada bawahan.

b. Gris 2. Manager mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggiuntuk memikirkan baik produksinya maupun orang-orang yangbekerja dengannya. Dia mencoba merencanakan semua usaha-usahanya dengan senantiasa memikirkan dedikasinya padaproduksi dan nasib orang-orang yang bekerja dalamorganisasinya. Manager yang termasuk gris ini dapatdikatakan sebagai “manager tim” yang riel (the real teammanager). Dia mampu untuk memadukan kebutuhan-kebutuhanproduksi dengan kebutuhan=kebutuhan orang-orang diorganisasinya.

c. Grid 3. Ini gaya kepemimpinan dari manager, ahílamempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi untuk selalumemikirkan orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.Tetapi pemikirannya mengenai produksi rendah. Managersemacam ini sering dinamakan pemimpin club (the Countryclub management), Manajer ini berusaha menciptakansuasana lingkungan yang semua orang bias bekerja rilek,bersahabat, dan bahagia bekerja dalam organisasinya.

Dalam suasana seperti ini tidak ada satu orang punyangmau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasi gunamencapai tujuan organisasi.

d. Grid 4. Ini kadangkala manajer disebut sebagai manajeryang menjalankan tugas secara otokratis (autocratictaskmanagers). Manager semacamini hanya maua memikirkantentang usah peningkatan efisiensi pelaksanaan verja,tidak mempunyai atau hanya sedikit rasa tanggung jawabnyapada orang-orang yang bekerja dalam organisasinya.danlebih dari itu gaya kepemimpinannya lebih menonjolkanotokratisnya.

e. Gris 5. Dalam hal ini manager mempunyai pemikiran yangmédium baik pada produksi maupun pada orang-orang. Diaberusaha mencoba menciptakan danmembina moral orang-orangyang bekerja dalam organisasi yang di pimpinnya, danproduksi dalam tingkat yang memadai, tidak terlampaumencolok. Dia tidak menciptakan target terlampau tinggisehingga sulit dicapai, dan berbaik hati mendorong orang-orang untuk bekerja lebih baik.

Kelima gris tersebut Amat bermanfaat untuk mengetahui danmengenal macam-macam gaya kepemimpinan seorang manager.

Kepemimpinan adalah suatu proses dimana pimpinan/pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya / orang lain, agarbawahan/ orang lain tersebut mau melakukan apa yang diinginkanoleh pimpinan/ pemimpin tersebut. Gaya kepemimpinan adalahcara yang digunakan oleh pimpinan /pemimpin dalam mempengaruhibawahan/orang lain, agar tercapai apa yang diinginkan.Kisi Manajemen (Manajemen Grid)

Kisi-kisi manajerial Blake dan Mouton atau Blake and Moutonmanagerial grid, kadang-kadang disebut jaringan kepemimpinandikemukakan oleh Robert K. Blake dan Jane S. Mouton diUniversity of Michigan dan Ohio State University.

Mereka memilah dua dimensi yaitu orientasi pada orang(concern for people) dan orientasi pada tugas (concern for production)sebagai dua dimensi independen dalam teori kepemimpinan. Halini merupakan langkah besar dalam studi kepemimpinan yangdilakukan pada tahun 1950an.

Penekanan kepada bagaimana para manajer memikirkanmengenai dimensi perilaku pemimpin yang concern dengan aspekproduksi dan hubungan kerja dengan manusianya kemudian diuraioleh Robert Blake dan Jane Mouton dalam gambaran grafis darigaya kepemimpinan melalui kisi-kisi (grid) manajerial (orang-orang yang akomodatif, kebutuhan dan memberi mereka prioritas)pada y-axis dan kepedulian untuk produksi (menjaga jadwal yangketat) pada x-axis, dengan setiap dimensi mulai dari rendah (1)ke tinggi (9), sehingga menciptakan 81 posisi yang berbedadimana gaya kepemimpinan mungkin terjadi.

Berbagai kombinasi pada garis X dan Y kemudiandiidentifikasi oleh Blake dan Mouton dalam 5 gayakepemimpinan.Kelima gaya kepemimpinan yang dihasilkan adalah sebagai berikut:1. Impoverished Management (1, 1)

Manajer dengan pendekatan ini sifatnya rendahperhatiannya pada dimensi orang (concern for people) dan orientasipada tugas (concern for production). Pemimpin memiliki kepedulianyang rendah terhadap kepuasan karyawan dan produksi yangseharusnya dihasilkan oleh organisasi dan menggambarkan adanyaketidakharmonisan dan disorganisasi. Para pemimpin di titikini bisa dikatakan tidak efektif dimana tindakan mereka hanyaditujukan untuk melestarikan jabatan dan senioritas.2. Task management (9, 1)

Juga disebut gaya diktator atau membinasakan. Berikutpemimpin lebih peduli tentang produksi dan memiliki kepedulianyang minim bagi orang-orang. Gaya ini didasarkan pada teori Xdari McGregor. Kebutuhan karyawan tidak diperhatikan danmereka hanyalah sebuah sarana untuk mencapai tujuan. Pemimpinpercaya efisiensi dapat dihasilkan hanya melalui organisasiyang tepat dari sistem kerja dan mengeliminir keterlibatanorang sedapat mungkin. Gaya ini dengan sendirinya meningkatkanoutput dari organisasi dalam jangka pendek namun karenakebijakan dan prosedur yang ketat, maka perputaran tenagakerja yang tinggi tidak bisa dihindari.

3. Middle-of-the-Road (5, 5)

Ini pada dasarnya adalah gaya mengorbankan dimanapemimpin mencoba untuk menjaga keseimbangan antara tujuanperusahaan dan kebutuhan manusianya. Pemimpin tidak mendorongbatas-batas pencapaian menghasilkan kinerja rata-rata untukorganisasi. Pada titik ini kebutuhan karyawan dan produksisepenuhnya tidak terpenuhi.4. Country Club (1, 9)

Ini adalah gaya kolegial ditandai perhatian terhadaptugas yang rendah dan tinggi terhadap orientasi orang dimanapemimpin berusaha menciptakan suasana lingkungan yang semuaorang bekerja dengan rileks, bersahabat, dan bahagia bekerjadalam organisasinya. Dalam suasana seperti ini tidak ada satuorang pun yang mau memikirkan tentang usaha-usaha koordinasiguna mencapai tujuan organisasi. Namun, fokus pada tugas-tugasyang rendah dapat menghambat produksi dan menyebabkan hasildipertanyakan.

5. Team Management (9, 9)

Ditandai oleh perhatian yang tinggi terhadap orang-orangdan fokus pada tugas, gaya ini didasarkan pada teori YMcGregor yang berasumsi bahwa orang akan menghasilkan sesuatuapabila mereka memperoleh kesempatan untuk melakukan pekerjaanyang berarti. Selain itu, dalam gaya kepemimpinan teammanagement terdapat kesepkatan untuk melibatkan anggotaorganisasi dalam pengambilan keputusan dengan maksudmempergunakan kemampuan mereka untuk memperoleh hasil yangterbaik yang mungkin dapat dicapai dan gaya ini yang palingefektif menurut Blake dan Mouton. Pemimpin merasa bahwa

pemberdayaan, komitmen, kepercayaan, dan rasa hormat merupakanelemen kunci dalam menciptakan suasana tim yang secaraotomatis akan menghasilkan kepuasan karyawan dan produksi yangtinggi.

Implikasi kisi-kisi manjerial 

Kisi-kisi manjerial Black dan Mouton digunakan untukmembantu manajer menganalisis gaya kepemimpinan mereka sendirimelalui teknik yang dikenal sebagai pelatihan grid. Hal inidilakukan dengan pemberian kuesioner yang membantu paramanajer mengidentifikasi bagaimana menempatkan diri sehubungandengan concern mereka terhadap dimensi produksi dan manusia.Pelatihan terhadap para manajer juga bertujuan untuk membantupara pemimpin guna mencapai keadaan ideal 9, 9 atau TeamManagement.

Sumber:http://ibnunsr.wordpress.com/2012/06/05/gaya-kepemipinan-managerial-grid/http://perilakuorganisasi.com/kisi-kisi-manajerial-blake-dan-mouton.html