Kepemimpinan dalam ISLAM
Transcript of Kepemimpinan dalam ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
I. Pendahuluan
Konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki
dasar yang sangat kuat dan kokoh. Ia dibangun tidak
saja oleh nilai-nilai transendental, namun telah
dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi
Muhammad SAW, para Shahabat dan Al-Khulafa’ Al-
Rosyidin.Pijakan kuat yang bersumber dari Al-Qur’an dan
Assunnah serta dengan bukti empiriknya telah
menempatkan konsep kepemimpinan Islam sebagai salah
satu model kepemimpinan yang diakui dan dikagumi oleh
dunia internasional.
Namun dalam perkembangannya, aplikasi kepemimpinan
Islam saat ini terlihat semakin jauh dari harapan
masyarakat.Para tokohnya terlihat dengan mudah
kehilangan kendali atas terjadinya siklus konflik yang
terus terjadi. Harapan masyarakat (baca: umat) akan
munculnya seorang tokoh muslim yang mampu dan bisa
diterima oleh semua lapisan dalam mewujudkan Negara
yang terhormat, kuat dan sejahtera nampaknya masih
harus melalui jalan yang panjang.
II. Tinjauan Umum Mengenai Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam Islam Page 1
Secara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah,
Imaroh, yang mempunyai makna daya memimpin atau
kualitas seorang pemimpin atau tindakan dalam memimpin.
Sedangkan secara terminologinya adalah suatu kemampuan
untuk mengajak orang lain agar mencapai tujuan-tujuan
tertentu yang telah ditetapkan.Tugas dan tanggungjawab
seorang pemimpin adalah menggerakkan dan mengarahkan,
menuntun, memberi motivasi serta mendorong orang yang
dipimpin untuk berbuat sesuatu guna mencapai
tujuan.Sedangkan tugas dan tanggungjawab yang dipimpin
adalah mengambil peran aktif dalam mensukseskan
pekerjaan yang dibebankannyatanpa adanya kesatuan
komando yang didasarkan atas satu perencanaan dan
kebijakan yang jelas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kepemimpinan Menurut Islam
Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh
berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya,
karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang
digunakan terdapat beberapa kesamaan.Kepemimpinan
dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah
SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan
dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin
spiritual dan masyarakat.Prinsip dasar kepemimpinan
Kepemimpinan dalam Islam Page 2
beliau adalah keteladanan.Dalam kepemimpinannya
mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada
para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang
mempunyai kepribadian yang sangat agung, hal ini
seperti yang digambarkan dalam al-Qur'an:
Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-
benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. al-
Qalam: 4)
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah
memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak yang
mulia, sehingga dalam hal memimpin dan memberikan
teladan memang tidak lagi diragukan.Kepemimpinan
Rasullullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya,
namun setidaknya sebagai umat Islam harus berusaha
meneladani kepemimpinan-Nya.
kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan
oleh individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah
kepada individu atau kelompok lain yang tergabung
dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Prinsip Dasar Kepemimpinan
Impian dan harapan besar umat terhadap pemimpin,
mengantarkan betapa penting dan berartinya peran
seorang pemimpin dalam mendesain sebuah masyarakat,
bangsa dan negara. Sejarah membuktikan, kejayaan dan
Kepemimpinan dalam Islam Page 3
keemasan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas
dan kapasitas para pemimpinnya.
Sebaliknya sebuah bangsa yang sebelumnya besar
dan beradab hancur dan tak berarti karena kerakusan,
keserakahan dan buruknya sikap mental para
pemimpinnya. Suatu contoh, hancurnya Daulah Umayyah dan
Daulah Abbasiyah, lebih disebabkan oleh karena penerus
tahta mahkota kekhalifahan berada di tangan-tangan
pemimpin yang lemah dan tak bermoral. Hubbuddunnya
(cinta dunia) lebih kentara dan lebih lekat dibanding
dengan hubbul-akhirah (cinta akhirat).
Islam memberikan dasar-dasar normatif dan
filosofis tentang kepemimpinan yang bersifat
komprehensip dan universal. Tidak hanya untuk umat
Islam tapi juga untuk seluruh umat manusia. Prinsip-
prinsip kepemimpinan dalam Islam adalah sebagai
berikut:
Pertama, hikmah, ajaklah manusia ke jalan Tuhan-
mu d engan hikmah dan nasehat yang baik lagi bijaksana
(QS. al-Nahl:125).
Kedua, qudwah, kepemimpinan menjadi efektif
apabila dilakukan tidak hanya dengan nasihat tapi juga
dengan ketauladanan yang baik dan bijaksana (QS. al-
Ahdzab:21). Pepatah mengatakan, satu ketauladanan yang
baik lebih utama dari seribu satu nasehat. Memang kesan
dari sebuah keteladanan lebih melekat dan membekas
dibanding hanya sekedar nasehat seorang pemimpin.
Kepemimpinan dalam Islam Page 4
Ketiga, musyawarah diskusi, adalah suatu bentuk
pelibatan seluruh komponen masyarakat secara
proporsional dalam keikutsertaan dalam pengambilan
sebuah keputusan atau kebijaksanaan (QS. Ali
Imran:159, QS. As-Syura:38). Dengan musyawwarah diskusi
dan bertukar pikiran, maka tidak ada suatu permasalahan
yang tak dapat diselesaikan. Tentu dengan prinsip-
prinsip bilhikmah wamauidhatil khasanah yang harus dipegang
teguh oleh setiap komponen pemerintah atau imamah.
Keempat, adil, tidak memihak pada salah satu
pihak. Pemimpin yang berdiri pada semua kelompok dan
golongan, (QS.al-Nisa’:58&135, QS. al-Maidah:8) Dalam
memimpin pegangannya hanya pada kebenaran, shirathal
mustaqim (jalan yang lurus). Timbangan dan ukurannya
bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits. Kecintaannya
hanya karena Allah dan kebencian pun hanya karena
Allah. Hukum menjadi kuat tidak hanya saat berhadapan
dengan orang lemah, tapi juga menjadi kuat saat
berhadap-hadapan dengan orang kuat.
Kelima, kelembutan hati dan saling mendoakan.
Kesuksesan dan keberhasilan Rasulallah dan para sahabat
dalam memimpin umat, lebih banyak didukung oleh faktor
performa pribadi Rasul dan para sahabat yang lembut
hatinya, halus perangainya dan santun perkataannya.
Maka Allah SWT menempatkan Muhammad Rasulallah sebagai
rujukan dalam pembinaan mental dan moral sebagaimana
firmannya, ”Laqad kana lakum fi Rasulillahi uswatun
Kepemimpinan dalam Islam Page 5
hasanah” (Sungguh ada pada diri Rasul suri tauladan
yang baik), (QS. al-Ahdzab:21 dan al-Qalam:10).
Keenam, dari prinsip dasar kepemimpinan Islami
adalah kebebasan berfikir, kreativitas dan berijtihad.
Sungguh amat luar biasa, sepeninggal Rasulallaht para
sahabat dapat menunjukkan diri sebagai sosok pemimpin
yang mandiri, kuat, kreatif dan fleksibel.
Kelembutan pribadi Abu Bakar (khalifah ke-1) tak
menjadikan dirinya menjadi sosok pemimpin yang lemah,
malah sebaliknya ia menjadi pemimpin yang kuat dan
tangguh. Tak gentar menghadapi musuh-musuh Islam.
Ketegasan beliau dibuktikan dengan kesungguhan
memerangi para pemberontak, nabi palsu dan kaum yang
tak mau membayar zakat.
Kebalikannya ketegaran Khalifah Umar bin Khattab
(khalifah ke-2) akhirnya menjadi sosok yang lembut,
sederhana dan bersahaja. Sekalipun ia seorang khalifah
dan menyandang gelar amirul mu’minin, tak menjadikan
kehidupan diri dan keluarganya berubah drastis,
bergelimang harta dan tahta atau menampilkan diri
sebagai sosok pembesar yang suka ”petentang-petenteng” dan
pamer kekuasaan.
Yang terjadi justru sebaliknya, Umar bin Khattab
lebih menampakkan diri sebagai sosok yang low profil high
produc. Tak salah kiranya bila banyak rakyatnya dan
pejabat negara lain yang terkecoh dengan penampilan
fisiknya dan tak mengira bahwa yang berdiri
Kepemimpinan dalam Islam Page 6
dihadapannya adalah seorang khalifah yang disegani dan
dicintai rakyatnya.
Dua sosok pemimpin penerus Rasulallah yang
berbeda karakter tersebut, disaat sama-sama diberi
amanah untuk memimpin umat dan mengelola roda
pemerintahan yang tampak adalah sosok pemimpin yang
banyak dipengaruhi dan diwarnai oleh nilai-nilai al-
Qur’an dan al-Hadits. Tidak sebagai pemimpin yang
dipengaruhi dan dikuasai oleh karakter pribadi dan
hawa nafsu.
Ketujuh, sinergis membangun kebersamaan.
Mengoptimalkan sumber daya insani yang ada. Hebatnya
Rasulullah salah satunya adalah kemampuan beliau dalam
mensinergikan dan membangun kekuatan dan potensi yang
dimiliki umatnya. Para sahabat dioptimalkan
keberadaannya. Keberbedaan potensi yang dimiliki
sahabat dan umat dikembangkan sedemikian rupa, sehingga
menjadi pribadi-pribadi yang tangguh baik mental maupun
spritualnya.
Berbagai misi kenegaraan dipercayakan Rasulallah kepada
para sahabatnya seperti misi ke Habasyah, Yaman, Persia
dan Rumawi. Muncullah sosok-sosok sahabat seperti Abu
Dzar Al-Ghifari, Mu’adz bin Jabal, Salman al-Farisi dan
Amr bin Ash. Dalam usia yang relatif muda, mereka sudah
memimpin berbagai ekspedisi kenegaraan dan berbagai
pertempuran penting.
Kepemimpinan dalam Islam Page 7
C. Kriteria Pemimpin Menurut Pandangan Islam
Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang
pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin,
setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya
sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas
kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi
pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan
dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena
kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya itu,kreteria pemimpin menurut agama
islam adalah sbb;
1. Beriman dan Beramal Shaleh
Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman,
bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan
rasulnya.Karena ini merupakan jalan kebenaran yang
membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan
bahagia dunia maupun akherat.Disamping itu juga harus
bisa mengamalkan keimanannya dalam bentuk amal soleh.
2. Niat Yang Tulus
Menerima suatu tanggung jawab harus lah di landasi
dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah
perintahkan. Karena suatu amalan itu bergantung pada
niatnya, itu semua telah ditulis dalam H.R bukhari-
muslim.
Kepemimpinan dalam Islam Page 8
Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin haruslah
kita tanamkan dalam lubuk hati kita hanya karena
mencari ridho ALLAH semata, dan sesungguhnya
kepemimpinan atau jabatan itu adalah tanggung jawab dan
sebuah beban, bukan kesempatan dan kemuliaan yang nanti
akan di permintai tanggung jawabannya kelk nanti.
Akan tetapi seorang hamba yang mampumpu mengemban
amanah (kepemimpinan) itu ALLAH pasti akan mengakat
derajat seorang hamba tersebut setinggi-tingginya.
3.Laki-Laki
Telah diterangkan dalam Al Qur’an bahwa laki laki
adalah pemimpin dari kaum wanita.
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,
oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka
(laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian
dari harta mereka.Sebab itu maka wanita yang soleh
ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri
(maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta
memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya
tidak ada, karena Allah maha memelihara.
Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin
atas kaum wanita. Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu
adalah pemimpin wanita, hakim atasnya, dan pendidiknya.
Kepemimpinan dalam Islam Page 9
.Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga
kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian
pula kepemimpinan tertinggi. Karena Nabi shallallahu
"alaihi wa sallam bersabda:
"Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan
urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang
wanita."(Hadits Riwayat Al-Bukhari)
4.Tidak Meminta Jabatan
Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah
Radhiyallahu"anhu,
"Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta
untuk menjadi pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan
diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan
memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan
itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka
kamu akan dibantu untuk menanggungnya." (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
5. Berpegang pada Hukum Allah
Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin,apabila
memutuskan suatu hukum haruslah berlandaskan atas
hukum-hukum ALLAH (alqur an dan hadist)dan haruslah
mengesampingkan urusan duniawi dan hawa nafsu karna
itulah kuncinya.
Allah berfirman,Kepemimpinan dalam Islam Page 10
"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka
menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu mereka." (al-Maaidah:49).
6. Memutuskan Perkara Dengan Adil
Dalam hal ini di maksudkan bahwa pemutusan suatu
masalah haruslah sesuai dengan adil maksudnya apabila
hal tersebut haq maka harus di putuskaN (di katakan)
haq dan apabila hal itu batil maka haruslah di
putuskan(dikatakan) batil, seperti halnya syarat-syarat
menjadi seorang hakim,dan tanpa adanya campur tangan
hawa nafsu di dalamnya.
7. Menasehati Rakyat
Dalam suatu kisah rasulallah SAW dalam bermasyarakat
beliau menasehati rakyatnya di tunjukksn dengan
kepribadiannya tersebut lalu beliau menyuruh umatnya
untuk mengikuti apa yang telah rasuallah perbuat,karna
salah satu wahyu allah kepada rasulallah adalah LIMA
KARIMAL AHLAK(yaitu menyempurnakan ahlak)yang kini
setiap tindakan dan ucapannya menjadi sunnah nya.Dan
niat bersungguh sungguh mengemban amanahnya.
8. Tidak Menerima Hadiah
Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang
pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah
ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu,
Kepemimpinan dalam Islam Page 11
hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah
dari rakyatnya,agar dalam pelaksanaan dalam
kepemimpinnaya tidak lah memandang sebelah mata atau
pun berat sebelah dalam pemutusan suatu perkara yang
mungkin ada sangkut pautnya dengan salah satu pihak
tertentu.
9. Tegas
Ini merupakan sikap seorang pemimpin yang harus ada dan
menjadisalah satu hal yang di idam-idamkan oleh semua
rakyatnya.Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas
maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang
salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum
yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.
10. Teladan
Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin
dapat dikatakan baik bila ia memiliki sifat STAF,yang
dimaksud adalah Siddiq (jujur), Tablig (menyampaikan),
Amanah (dapat dipercaya) dan Fatonah (cerdas).
Sidiq itu berarti jujur yang hal ini ada dan tertanam
dalam diri baginda nabi Muhammad SAW.
*)SIDDIQ
Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK
karena tidak adalagi korupsi yang terjadi karna jujur
itu membawa ketenangan dan kedamaian,
Kepemimpinan dalam Islam Page 12
“Berkatalah jujur walaupun itu menyakitkan”karna buah
kejujuranj adalaah manis tsk ternislis adanya”
*)TABLIG
Tablig adalah menyampaikan,yaitu menyampaikan sesuatu
informasi dengan apa adanya tanpa adanya suatu hal yang
menjadi hal yang menimbulkan kesimpang siuran yang
ahirnya menimbulkan fitnah. Dan seorang pemimpin juga
tidak boleh menutup diri saat diperlukan terhadap
kebutuhan atau hajat dari rakyatnya.
*)AMANAH
Amanah berarti dapat dipercaya, bermula daripada
kedudukan manusia sebagai hamba Allah SWT. Dan fungsi
sebagai khalifahNya. Tanggungjawab manusia baik kepada
Allah maupun atas sesama manusia karena “sebaik-baik
insan adalah insan yang bermanfaat kepada sesamanya”
*)FATONAH
Selain itu pemimpin juga harus memiliki sifat fatonah
(cerdas) Karena itu jika seorang pemimpin tidak cerdas
maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah
rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang
dipimpinnya,dan lincah dalam berbagai strategi dalam
hal permasalahan yang dia hadapi dalam kepemimpinannya.
D. Hakekat Kepemimpinan
Kepemimpinan dalam Islam Page 13
Hakikat kepemimpinan dalam pandangan Islam yang secara
garis besar dalam lima lingkup.
1. Tangung Jawab, Bukan Keistimewaan
Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin
suatu lembaga atau institusi, maka ia sebenarnya
mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang
pemimpin yang harus mampu
mempertanggungjawabkannya,.Bukan hanya dihadapan
manusia tapi juga dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu,
jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu
keistimewaan sehingga seorang pemimpin atau pejabat
tidak boleh merasa menjadi manusia yang istimewa
sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat
marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya.
2. Pengorbanan, Bukan Fasilitas
Menjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati
kemewahan atau kesenangan hidup dengan berbagai
fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia
harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan,
apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada dalam
kondisi sulit dan sangat sulit. Karenanya dalam suatu
riwayat diceritakan bahwa Umar bin Abdul Aziz sebelum
menjadi khalifah menghabiskan dana untuk membeli
pakaian yang harganya 400 dirham, tapi ketika ia
menjadi khalifah ia hanya membeli pakaian yang harganya
Kepemimpinan dalam Islam Page 14
10 dirham, hal ini ia lakukan karena kehidupan yang
sederhana tidak hanya harus dihimbau, tapi harus
dicontohkan langsung kepada masyarakatnya.
3. Kerja Keras, Bukan Santai.
Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk
menghadapi dan mengatasi berbagai persoalan yang
menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk
selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa
menjalani kehidupan yang baik dan benar serta mencapai
kemajuan dan kesejahteraan.Untuk itu, para pemimpin
dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan
optimisme.
Saat menghadapi krisis ekonomi, Khalifah Umar bin
Khattab membagikan sembako (bahan pangan) kepada
rakyatnya. Meskipun sore hari ia sudah menerima laporan
tentang pembagian yang merata, pada malam hari, saat
masyarakat sudah mulai tidur, Umar mengecek langsung
dengan mendatangi lorong-lorong kampung, Umar mendapati
masih ada rakyatnya yang masuk batu sekedar untuk
memberi harapan kepada anaknya yang menangis karena
lapar akan kemungkinan mendapatkan makanan. Meskipun
malam sudah semakin larut, Umar pulang ke rumahnya dan
ternyata ia memanggul sendiri satu karung bahan makanan
untuk diberikan kepada rakyatnya yang belum
memperolehnya.
Kepemimpinan dalam Islam Page 15
4. Kewenangan Melayani, Bukan Sewenang-Wenang
Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya,
karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti
mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa melayani
masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari
pemimpin sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda: Pemimpin
suatu kaum adalah pelayan mereka (HR. Abu Na'im)
Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki visi
dan misi pelayanan terhadap orang-orang yang
dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini
berarti tidak ada keinginan sedikitpun untuk menzalimi
rakyatnya apalagi menjual rakyat, berbicara atas nama
rakyat atau kepentingan rakyat padahal sebenarnya untuk
kepentingan diri, keluarga atau golongannya. Bila
pemimpin seperti ini terdapat dalam kehidupan kita,
maka ini adalah pengkhianat yang paling
besar, Rasulullah Saw bersabda: Khianat yang paling
besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan
rakyatnya (HR. Thabrani).
5. Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan Pengekor
Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin
seharusnya menjadi teladan dan pelopor, bukan malah
menjadi pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap
nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang
pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang
Kepemimpinan dalam Islam Page 16
dipimpinnya, maka ia telah menunjukkan kejujuran itu.
Ketika ia menyerukan hidup sederhana dalam soal materi,
maka ia tunjukkan kesederhanaan bukan malah kemewahan.
Masyarakat sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa
menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan
kebenaran.
Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah Saw tunjukkan
keteladanan dan kepeloporan dalam banyak
peristiwa. Ketika Rasulullah Saw membangun masjid
Nabawi di Madinah bersama para sahabatnya, beliau tidak
hanya menyuruh dan mengatur atau tunjuk sana tunjuk
sini, tapi beliau turun langsung mengerjakan hal-hal
yang bersifat teknis sekalipun. Beliau membawa batu
bata dari tempatnya ke lokasi pembangunan sehingga
ketika para sahabat yang lebih muda dari beliau sudah
mulai lelah dan beristirahat, Rasul masih terus saja
membawanya meskipun ia juga nampak lelah. Karena itu
seorang sahabat bermaksud mengambil batu yang dibawa
oleh nabi agar ia yang membawanya, tapi nabi justeru
menyatakan: "kalau kamu mau membawa batu bata, disana
masih banyak batu yang bisa engkau bawa, yang ini biar
tetap aku yang membawanya". Karenanya para sahabat
tetap dan terus bersemangat dalam proses penyelesaian
pembangunan masjid Nabawi.
E. Sumber Hukum Kepemimpinan Dalam Islam
Kepemimpinan dalam Islam Page 17
Kepemimpinan dalam islam adalah
kepemimpinan yang berdasarkan Kitabullah dan Sunnah
Rasulullah saw, oleh karena itu sosok pemimpin yang
disyariatkan adalah pemimpin yang beriman sehingga
hukum-hukum allah SWT dapat ditegakkan dan diterapkan.
Hukum-hukum Allah harus ditegakkan agar keadilan dan
kebenaran dapat terjamah oleh orang-orang yang
tertindas dan terdzalimi baik itu dari kalangan muslim
maupun non muslim karena pada hakekatnya islam itu
adalah rahmat bagi seluruh alam.
F. Tugas dan Peran Seorang Pemimpin
Tugas utama seorang pemimpin adalah :
1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang
pemimpin bertanggung jawab untukbekerja dengan
orang lain, salah satu dengan atasannya, staf,
teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi
sebaik orang diluar organisasi.
2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan
mempertanggungjawabkan (akontabilitas):Seorang
pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas
menjalankantugas,mengadakan evaluasi, untuk
mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin
bertanggungjawab untuk kesuksesan stafhya tanpa
kegagalan.
Kepemimpinan dalam Islam Page 18
3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan
prioritas : Proses kepemimpinandibatasi sumber,
jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas
denganmendahulukanprioritas. Dalam upaya
pencapaian tujuan pemimpin harus dapat
mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf.
Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu
secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara
efektif.
4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan
konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi
seorang pemikir yang analitis dan konseptual.
Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan
akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh
pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan
pekerjaan lain.
5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu
terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh
karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang
mediator (penengah).
6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang
pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan
kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang
pemimpin harus dapat mewakili tim atau
organisasinya.
Kepemimpinan dalam Islam Page 19
7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang
pemimpin harus dapat memecahkanmasalah.
Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :
1. Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini
fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh,
pembangun tim, pelatih, direktur, mentor
konsultasi.
2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar
informasi dan juru bicara.
3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai
pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi,
dan negosiator.
G. Alasan Larangan Dalam Islam Pilih Pemimpin Non
Muslim
Dari jaman Rasulullah, hidup berdampingan/berbaur
dengan kaum non muslim sudah biasa terjadi. Pada jaman
moderen sekarang ini pun hidup berdampingan dengan non
muslim, merupakan suatu hal yang tidak bisa
dihindari . Dan itu bukanlah suatu masalah, karena
islam mengakui kebebasan setiap manusia untuk memilih
agamanya dan mengajarkan bahwa tidak ada paksaan dalam
beragama, namun dengan konsekuensi bahwa kelak di
akherat setiap manusia akan mempertanggung jawabkan
Kepemimpinan dalam Islam Page 20
pilihannya tersebut di hadapan ALLAH pencipta alam
semesta ini.
Di dalam Al Qur’an dengan tegas, ALLAH
SWT melarang kaum mukmin untuk menjadikan orang kafir
sebagai wali, pemimpin ataupun orang kepercayaan, yang
dikarenakan dikhawatirkan mereka akan berkhianat dan
membuat kerusakan dengan berbuat dosa di muka bumi.
Larangan tersebut tercantum dalam surah
AL MAIDAH : 51, “Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani
menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka
adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa
di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka
sesungguhnya orang itu termasuk golongan
mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang zalim.”
Jadi dalam hal ini apabila masih ada orang islam
sebagai pilihan, maka orang islam itulah yang lebih
baik dipilih sebagai wali / pemimpin ataupun orang
kepercayaan.
H. Pemimpin Wanita Menurut Kacamata Islam
Emansipasi wanita adalah prospek pelepasan diri
wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah, serta
pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk
berkembang dan maju. Dalam Bahasa Arab, istilah ini di
Kepemimpinan dalam Islam Page 21
kenal dengan tahrir al-marah. Tuntutan persamaan hak
(emansipasi) tidak ada di dalam islam. Islam tidak
pernah mempertentangkan hak pria dan wanita.Islam
sangat memuliakan wanita. Al-Qur’an dan sunnah
memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan
yang terhormat kepada wanita, baik dia sebagai anak,
istri, ibu, saudara maupun peran yang lainnya. Begitu
pentingnya hal ini, Allah SWT mewahyukan sebuah surat
dalam Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surat
An-Nisa’ yang sebagian besar ayat dalam surat ini
membicarakan persoalan yang berhubungan dengan
kedudukan, peranan dan perlindungan hukum terhadap hak-
hak wanita.
Dalam bidang kepemimpinan, islam bertolak dari
status manusia sebagai khalifah di muka bumi. Akhir
surat Al-Ahzab mempertegas kekhalifahan manusia ini di
muka bumi sebagai pengemban amanat Allah SWT untuk
mengolah, memelihara, serta mengembangkan bumi. Inilah
tugas pokok manusia-tidak berbeda antara perempuan
dengan laki-laki. Di dalam hukum islam disebut juga
taqlidiyyah, yang menjelaskan setiap orang adalah
mukallaf (penerima amanat).
Mengenai status kekhalifahan tadi, Rasulullah SAW
menegaskan bahwa semua manusia adalah pemimpin.Islam
mengangkat derajat manusia dan memberikan kepercayaan
yang tinggi karena setiap manusia secara fungisional
Kepemimpinan dalam Islam Page 22
dan sosial adalah pemimpin.Di antara masalah yang kerap
terjadi bahan perbincangan seputar kesetaraan antara
kaum laki-laki dan perempuan ini yaitu masalah
“kepemimpinan”.Islam menegaskan bahwa kepemimpinan ada di
tangan kaum pria. Q.S An-Nisa ayat 34:
“kaum laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena Allah telah
melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena
mereka menafkahkan sebagian dari kekeyaan mereka.”
Dalam hal ini perkataan “qawwamum” bukan berarti
penguasa atau majikan, tetapi dalam pengertian bahwa
suami adalah kepala keluarga.Sedangkan perempuan adalah
pemimpin rumah tangga.Ini jika kita berbicara tentang
kepemimpinan di dalam lembaga perkawinan.Namun jika
berbicara tentang kepemimpinan dalam dunia politik,
maka kepemimpinan perempuan biasanya hal yang sering di
persoalkan bahkan di tolak pada beberapa kalangan.
Sebagai seorang muslim sudah selayaknya menjadikan
islam sebagai cara pandang menghadapi dan menyelesaikan
segala persoalan. Dimana cara pandang islam
mengharuskan untuk menjadikan dalil – dalil syara’
sebagai sandaran atau acuan dalam menyelesaikan segala
persoalan, termasuk persoalan kepemimpinan wanita.
Pengkajian yang mendalam terhadap khazanah islam,
akan ditemukan bahwa para ulama mujtahid empat mazhab
telah bersepakat mengangkat kepala negara seorang
Kepemimpinan dalam Islam Page 23
wanita adalah haram. Imam Al-Qurthubi dalam tafsir Al-
Jami’liahkamil Qur’an,mengatakan:
“Khalifah (kepala negara) haruslah seorang laki-laki dan para fuqoha
telah bersepakat bahwa wanita tidak boleh menjadi Imam
(khalifah/kepala negara).”
Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mewajibkan kita
taat kepada pemimpin(kepala negara), Q.S An-Nisa’ ayat
59 yang artinya:
“Hai orang – orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya
dan ulil amri di antara kamu.”
Dalam ayat ini terdapat perintah untuk taat kepada
pemimpin dengan menggunakan lafaz ulil amri.Berdasarkan
kaidah bahasa Arab maka bisa di pahami bahwa perintah
untuk taat kepada pemimpin yang di maksud dalam ayat
tersebut adalah pemimpin laki – laki.Sebab apabila
pemimpin wanita maka seharusnya menggunakan lafaz
Uulatul Amri.
Didalam islam, tidak ada pemisahan antara agama dan
negara, agama dan politik atau agama dan kepemimpinan,
semuanya satu kesatuan. Karena hidup kita ini di atur
oleh agama dari hal yang paling kecil sampai pada hal
yang terbesar. Hidup adalah tingkah laku, dan tingkah
laku di batasi oleh norma agama termasuk tingkah laku
dalam berpolitik.
Kepemimpinan dalam Islam Page 24
Berikut ini sedikit penjelasan seputar ketentuan
pemimpin wanita:
1. Tidak ada Nabi dan Rasul wanita
Nabi dan Rasul adalah refleksi dari pemimpin, baik
dalam skala besar maupun dalam skala kecil, dan suka
atau tidak suka, mereka adalah contoh, pedoman atau
acuan bagi manusia lainnya.
Beberapa firman Allah SWT yang menjelaskan tentang
ini:
“Dan kalau Kami bermaksud menjadikan Rasul itu dari
golongan malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa
laki-laki”.(Qs. Al-an’am 6:9)
“Kami tidak mengutus kamu, melainkan orang laki-laki
yang kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk
suatu negeri”.(Qs. Yusuf 12:109)
“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu,
melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri
wahyu kepada mereka.” (Qs. Al-Anbiyaa’ 21:7)
2. Imam dalam sholat tidak boleh wanita, kecuali
makmumnya juga wanita (berdasrkan Imam Hanafi, Imam
Syafi’i, Imam Hambali dan Ja’fari/Imammiah)
3. Laki-laki sudah di tetapkan sebagai pemimpin wanita.
Di jelaskan pada Qs.An-Nisaa’ ayat 34:
Kepemimpinan dalam Islam Page 25
“kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita.”
Ayat ini memang konteksnya berbicara seputar rumah
tangga, akan tetapi secara logikanya, seorang kepala
rumah tangga saja haruslah laki-laki, apa lagi
seorang kepala negara yang notabene sebagai kepala
atau pemimpin dari banyak kepala keluarga lain, maka
tidak lain dia haruslah laki-laki.
“Dan anak laki-laki tidaklah sama dengan anak
wanita”(Qs. Ali Imron 3:36)
4. Hadist
Musnad Ahmad 19603: Abu Bakrah berkata;Nabi Muhammad
SAW telah bersabda: “Siapakah yang memimpin urusan
penduduk Persi? Mereka menjawab ; “seorang wanita”.
Beliau bersabda: “ tidak akan beruntung kaum yang
menyerahkan urusannya kepada mereka.”
Hadist di atas memang di ucapkan oleh Rasul ketika
menanggapi kabar di pilihnya seorang wanita, puteri
Anusyirwan dari Persi, menjadi pemimpin.Akan tetapi
coba perhatikan konteks sabda tersebut tidak
menyebut bahwa ucapan tersebut hanya berlaku bagi
kerajaan Persi, namun suatu gambaran umum tentang
tidak layaknya wanita dijadikan pemimpin dalam suatu
bangsa.
Kepemimpinan dalam Islam Page 26
5. Wanita mengalami haid, hamil, melahirkan dan
menyusui
Allah SWT berfirman:
“dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi
(monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika
kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa
iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula)
perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-
perempuan hamil, waktu iddah mereka ialah sampai
mereka melahirkan kandungannya.Dan barang siapa yang
bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath
Tholaq : 4)
Jika datang waktu seperti ini, maka dimana
tanggungjawab wanita sebagai pemimpin?
Untuk memimpin suatu organisasi atau kenegaraan,
orang harus benar-benar total, baik dalam waktu,
pikiran maupun resiko dan tanggungjawabnya bahkan
terkadang harus rela disibukkan olehh aktifitasnya,
menghadiri rapat di berbagai kesempatan, melakukan
perjalanan dinas dan seterusnya yang tentu saja sulit
di lakukan oleh seorang wanita, karena ia juga harus
melayani suami dan anak-anaknya sebagai tugas utamanya.
“Bagi para wanita, mereka punya hak yang seimbang
dengan kewajibannya menurut cara yang benar. Tapi para
Kepemimpinan dalam Islam Page 27
suami memiliki satu tingkat kelebihan dari istrinya.”
(Qs. Al-Baqarah 2:228)
“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu
bertanggung jawab atas kepemimpinanmu.Laki-laki adalah
pemimpin dlm keluarganya, dan dia harus mempertanggung
jawabkan kepemimpinannya itu.Perempuan adalah pemimpin
dlm rumah suaminya dan diapun bertanggung jawab thd
kepemimpinannya.” (Hadist Riwayat Ahmad, Bukhari,
Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar)
Dalam sejarah, Nabi Saw mengikut sertakan wanita
dalam medan perang, namun mereka bukan dijadikan umpan
peluru, tetapi sebagai prajurit yang bertugas
memberikan pertolongan bagi mereka yg terluka seperti
dicontohkan oleh Fatimah az-Zahrah puteri Beliau
sendiri, kemudian wanita juga mempersiapkan konsumsi
seperti dilakukan oleh aisyah istri beliau.
Bahkan Khadijah istri Nabi yang pertama adalah seorang
saudagar (pengusaha).Sesudah Nabi wafat, Khalifah Umar,
sahabatnya, mengangkat Ummu As-syifa’ al-Ansyoriah
sebagai pengawas dan pengontrol pasar Madinah (kalau
sekarang ini mungkin bisa disetarakan dengan kedudukan
menteri ekonomi).Patut dicatat bahwa tugas seorang
menteri tidak seberat dan sebesar tanggung jawab tugas
kepala negara. Disisi lain, menteri tetap harus
bertanggung jawab kepada pemimpinnya, yaitu presiden
Kepemimpinan dalam Islam Page 28
(dlm istilah agamanya, isteri memiliki tanggung jawab
atas kepemimpinannya dalam rumah tangga suaminya).
I. Beberapa Sosok Teladan Pemimpin Islam
Dalam Hal keteladan seorang pemimpin, pasti kita
akan berkiblat pada seorang yang mampu membawa suri
tauladan yang baik dan tentunya bermanfaat bagi
masyarakat maupun rakyatnya. Banyak tokoh pemimpin
islam yang mampu memberi pengaruh besar terhadap
rakyatnya, Deawasa ini kita akan membahas, masa
kepemimpinan para khalifah khuususnya “khulfaur
Rasidin” yang banyak memberikan contoh keteladanan bagi
umatnya.
1. Abu Bakar as Siddiq
Abu Bakar As Siddiq lahir pada tahun 568 M atau 55
tahun sebelum hijrah. Dia merupakan khalifah pertama
dari Al-Khulafa'ur Rasyidin , sahabat Nabi Muhammad SAW
yang terdekat dan termasuk di antara orang-orang yang
pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Nama
lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamini.
Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul
Ka'bah.Nama ini diberikan kepadanya sebagai realisasi
nazar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian nama itu
ditukar oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah bin
Kuhafah at-Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah
SAW karena ia seorang yang paling cepat masuk Islam,
sedang gelar as-Siddiq yang berarti 'amat membenarkan'
Kepemimpinan dalam Islam Page 29
adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat
segera memberiarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam
peristiwa, terutama peristiwa "Isra Mikraj".
Ayahnya bernama Usman (juga disebut Abi Kuhafah)
bin Amir bin Amr bin Saad bin Taim bin Murra bin Kaab
bin Luayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin Malik. Ibunya
bernama Ummu Khair Salma binti Sakhr. Garis keturunan
ayah dan ibunya bertemu pada neneknya bernama Kaab bin
Sa'd bin Taim bin Muarra. Kedua orang tuanya berasal
dari suku Taim, suku yang melahirkan banyak tokoh
terhormat.
Sejak kecil ia dikenal sebagai anak yang baik dan
sabar, jujur, dan lemah lembut, dia merupakan lambang
kesucian dan ketulusan hati. Sifat-sifat yang mulia itu
membuat ia disenangi oleh masyarakat. la menjadi
sahabat Nabi Muhammad SAW semenjak keduanya masih
remaja. Setelah dewasa ia mencari nafkah dengan jalan
berdagang dan ia dikenal sebagai pedagang yang jujur,
berhati suci dan sangat dermawan, dan ia dikenal
sebagai pedagang yang sukses.
Keberhasilannya dalam perdagangan itu disebabkan
oleh pribadinya dan wataknya, berperawakan kurus,
putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip
dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak
menonjol dan urat-urat tangannya yang tampak jelas,
begitulah dilukiskan oleh putrinya Aisyah
Ummulmukminin.Begitu damai perangnya, sangat lemah
Kepemimpinan dalam Islam Page 30
lembut dan sikapnya yang tenang sekali. Tak mudah ia
terdorong oleh hawa nafsu. Ia memiliki pandangan yang
jernih serta pikiran yang tajam dan juga cara bicaranya
sedap dan pandai bergaul.
Selain itu, Abu Bakar adalah seorang pemikir Makkah
yang memandang penyembahan berhala itu suatu kebodohan
dan kepalsuan belaka, ia adalah orang yang menerima
dakwah tanpa ragu dan ia adalah orang pertama yang
memperkuat agama Islam serta menyiarkannya. Di samping
itu ia suka melindungi golongan lemah dengan hartanya
sendiri dan kelembutan hatinya.
Di samping itu, Abu Bakar dikenal mahir dalam ilmu
nasab (pengetahuan mengenai silsilah keturunan).la
menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-
suku arab, bahkan ia juga dapat mengetahui ketinggian
dan kerendahan masing-masing dalam bangsa arab.
Abu Bakar masuk Islam pada hari-hari pertama Islam
didakwahkan. Tidak sulit baginya meyakini ajaran-ajaran
yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, karena sejak usia
muda ia sudah kenal betul akan keagungan Nabi Muhammad
SAW. Setelah masuk Islam, ia menumpahkan seluruh
perhatiannya untuk pengembangan Islam. Sebagai orang
yang disegani di kalangan bangsawan Arab, keislaman Abu
Bakar membuat banyak orang tertarik masuk Islam,
seperti Usman bin Affan, Abdur Rahman bin Aufdan Zubair
bin Awwam.
Kepemimpinan dalam Islam Page 31
Perjuangan Abu Bakar dan darmabaktinya bagi
pertumbuhan dan perkembangan Islam banyak sekali yang
dapat disebutkan. Di antaranya ia sangat menaruh
perhatian kepada penderitaan yang dialami kaum yang
lemah, khususnya para budak yang menerima dakwah Nabi
Muhammad SAW. Sejumlah budak yang disiksa oleh tuannya
karena mereka memeluk Islam ditebus oleh Abu Bakar
dengan hartanya kemudian dimerdekakan. Salah satu dari
budak yang dimerdekakan seperti Bilal bin Rabah.
Peran yang dimainkan Abu Bakar ketika di Makkah banyak
sekali, seperti di bidang materi segala kekayaan yang
dimilikinya digunakan untuk perjuangan dan kejayaan
Islam dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi
Muhammad SAW dalam waktu suka maupun duka.
Dalam pertempuran yang terjadi pada masa Nabi
Muhammad SAW Abu Bakar tidak pemah absen, melainkan
selalu berada di dekat Nabi Muhammad SAW.Contoh dalam
perang Tabuk, bukan hanya jiwa yang dipertaruhkannya,
namun seluruh harta bendanya habis dikorbankan untuk
memenangkan perjuangan Islam.
Pengorbanan dan jasanya ketika di Makkah di samping
harta benda ia selalu berusaha mendampingi dan
melindungi Nabi Muhammad SAW ketika banyak orang kafir
yang mengejeknya, bahkan ia adalah yang mendampingi
Nabi Muhammad SAW pada saat hijrah ke Madinah.
Pada saat di Madinah Abu Bakar selalu mendampingi,
melindungi dan membantu Nabi Muhammad SAW dalam proses
Kepemimpinan dalam Islam Page 32
penyebaran Islam. Di samping itu banyak peperangan yang
diikuti Abu Bakar selama di Madinah, seperti perang
Badar, perang Uhud, perang Khandak dan sebagainya.
Karena kesibukan Nabi Muhammad SAW di Madinah, maka
pada saat kota Makkah berhasil ditundukkannya dan umat
Islam akan menunaikan ibadah haji , maka untuk memimpin
jamaah haji dipercayakan kepada Abu Bakar. Dalam banyak
kesempatan Abu Bakar sering mendapatkan kepercayaan
untuk mewakili dirinya, seperti pada saat Rasulullah
SAW uzur (berhalangan) tidak dapat mengimami shalat di
Masjidil Haram Madinah, Nabi Muhammad SAW menunjuk Abu
Bakar untuk menggantikannya sebagai imam shalat.
Sebagai khalifah Abu Bakar mengalami dua kali
baiat.Pertama di Saqifa Bani Saidah yang dikenal dengan
Bai 'at Khassah dan kedua di Masjid Nabi (Masjid
Nabawi) di Madinah yang dikenal dengan Bai’at A 'mmah.
Seusai acara pembaitan di Masjid Nabawi, Abu Bakar
sebagai khalifah yang baru terpilih berdiri dan
mengucapkan pidato.la memulai pidatonya dengan
menyatakan sumpah kepada Allah SWT dan menyatakan
ketidakberambisiannya untuk menduduki jabatan khalifah
tersebut. Abu Bakar selanjutnya mengucapkan "Saya telah
terpilih menjadi pemimpin kamu sekalian meskipun saya bukan orang
yang terbaik di antara kalian. Karena itu, bantulah saya seandainya saya
berada di jalan yang benar dan bimbinglah saya seandainya saya
berbuat salah.Kebenaran adalah kepercayaan dan kebohongan adalah
pengkhianatan.Orang yang lemah di antara kalian menjadi kuat dalam
Kepemimpinan dalam Islam Page 33
pandangan saya hingga saya menjamin hak-haknya seandainya Allah
menghendaki dan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah dalam
pandangan saya hingga saya dapat merebut hak daripadanya.Taatilah
saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan bila saya
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, janganlah ikuti saya".
Di masa awal pemerintahan Abu Bakar, diwarnai
dengan berbagai kekacauan dan pemberontakan, seperti
munculnya orang-orang murtad, aktifnya orang-orang yang
mengaku diri sebagai nabi (nabi palsu), pemberontakan
dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-orang
yang ingkar membayar zakat.
Munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan
mereka terhadap ajaran Islam belum begitu mantap, dan
wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan mereka.
Mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun
lagi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Dan mereka merasa
tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali
kepada ajaran agama sebelumnya. Tentang orang-orang
yang mengaku diri nabi sebenarnya telah ada sejak masa
rasulullah SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah SAW
menggetarkan hati mereka untuk melancarkan
aktivitasnya.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada
tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu
habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri
terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku
bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
Kepemimpinan dalam Islam Page 34
pemerintahan Madinah. Karena sikap keras kepala dan
penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan
pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini
dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan
kemurtadan) dan pahlawan yang banyak berjasa dalam
perang tersebut adalah Khalid bin Walid.
Bahwa kekuasaan yang dijalankan oleh Abu Bakar adalah
sebagaimana yang dijalankan pada masa Rasulullah Saw
yaitu bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif
dan yudikatif terpusat di tangan khalifah.Meskipun
demikian, Abu bakar selalu mengajak para sahabat untuk
bennusyawarah.
Kemajuan yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu
Bakar selama kurang lebih dua tahun, antara lain:
- Perbaikan sosial (masyarakat)
- Perluasan dan pengembangan wilayah Islam
- Pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an
- Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam
- Meningkatkan kesejahteraan umat.
2. Umar bin Khattab
Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah
kelahiran Rasulullah saw. Ayahnya bernama Khattab dan
ibunya bernama Khatmah. Perawakannya tinggi besar dan
tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan
tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan,
serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.Beliau
Kepemimpinan dalam Islam Page 35
dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu
kaum dari suku Quraisy.
Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau
lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 - November
644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang
juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga
merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang
digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk
(Khulafaur Rasyidin).
Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi,
salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota
Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al
Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim.
Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad
yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan
antara kebenaran dan kebatilan.
Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas
menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa
itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal
karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat
di Mekkah.
Masa kekhalifahan Abu Bakar Umar Bin Khattab
Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar
merupakan salah satu penasehat kepalanya.Ssetelah
meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk
Kepemimpinan dalam Islam Page 36
untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua
dalam sejarah Islam.
Menjadi khalifah
Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan
sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan
sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari
Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta
mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara
dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat
itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan
Romawi.Namun keduanya telah ditaklukkan oleh
kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.
Kematian Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz),
seorang budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin
salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk
Islam setelah Persia ditaklukkan Umar.Pembunuhan ini
konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk
(Fairuz) terhadap Umar.Fairuz merasa sakit hati atas
kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara
adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari
Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya
jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.
Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu:
Kepemimpinan dalam Islam Page 37
1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan
engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu.
Karena celamu lebih banyak darinya.
2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka
musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh
yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah
Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih
banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun
lembut kepadamu selain Allah.
4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka
tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila
engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka
bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak
bersiap untuk mati, engkau akan menderita,
rugi ,dan penuh penyesalan.
6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah
akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya
kecuali dengan mencarinya.
3. Utsman bin Affan
Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat
Nabi Muhammad SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin
yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan
Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir
pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun
lebih muda dari Rasullulah SAW.
Kepemimpinan dalam Islam Page 38
Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya
Dzunnurrain (yang punya dua cahaya).Sebab digelari
Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya
untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum.Ketika Ummu
Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami
punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan
denganmu.”Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah
anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya
meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijria
Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya
tetapi dermawan.Beliau adalah seorang pedagang kain
yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna
mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan
umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan
ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.
Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan
terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan
diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia,
Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu
Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan
lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW
supaya beliau hijrah ke Madinah.Maka dengan tidak
berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan,
usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan
Allah dan Rasul-Nya.Beliau Hijrah bersama-sama dengan
kaum Muhajirin lainya.
Kepemimpinan dalam Islam Page 39
Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah
dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah,
semasa dua kali masa jabatan.Pertama pada perang Dzatir
Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang
melancarkan perang Ghatfahan.
Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang
terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau
tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk
kepentingan Agama dan Masyarakat umum.
Sebagai Contoh :
1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya
dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang
kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada
waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk
kepentingan rakyat umum.
2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah
disekitarnya.
3. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor
kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk
perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya
ekspedisi tersebut.
4. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga
pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000
unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di
musim kering.
Masa Kekhalifahan
Kepemimpinan dalam Islam Page 40
Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar
musyawarah dan keputusan sidang Panitia enam, yang
anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab
sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah
Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin
Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah
bin Ubaidillah.
Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat,
bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff
memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara
mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu
menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang
lainnya menyusul.Tinggallah Utsman dan Ali.Abdurrahman
ditunjuk menjadi penentu.Ia lalu menemui banyak orang
meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun
terbelah.
Konon, sebagian besar warga memang cenderung
memilih Utsman.Sidangpun memutuskan Ustman sebagai
khalifah.Ali sempat protes.Abdurrahman adalah ipar
Ustman.Mereka sama-sama keluarga Umayah. Sedangkan Ali,
sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak
lama kedua keluarga itu bersaing.Namun Abdurrahman
meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari
nurani.Ali kemudian menerima keputusan itu.
Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan
yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70
tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun
Kepemimpinan dalam Islam Page 41
24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat
dimasjid Madinah.
Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling
makmur dan sejahtera.Konon ceritanya sampai rakyatnya
haji berkali-kali.Bahkan seorang budak dijual sesuai
berdasarkan berat timbangannya.
Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan
perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi
(Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang
menjalankan rukun Islam kelima (haji).Beliau
mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat
bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili
perkara.Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah
sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotob biasanya
mengadili suatu perkara di masjid.
Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha
didahulukan sebelum sholat.Begitu juga adzhan pertama
pada sholat Jum’at.Beliau memerintahkan umat Islam pada
waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang
kosong untuk kepentingan pertanian.
4. Ali Bin Abi Thalib
Ali Bin Abi Thalib lahir di Mekkah, daerah Hejaz,
Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab.Menurut sejarawan,
Beliau dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian
Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi. Beliau bernama asli
Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak
Kepemimpinan dalam Islam Page 42
menyukainya dan memanggilnya Ali yang berarti memiliki
derajat yang tinggi di sisi Allah.
Ketika Rasullullah Saw mulai menyebarkan Islam, Ali
saat itu berusia 10 tahun. Namun ia mempercayai
Rasullullah Saw. dan menjadi orang yang pertama masuk
Islam dari golongan anak-anak. Masa remajanya banyak
dihabiskan untuk belajar bersama Rasullullah sehingga
Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, berani, dan bijak.
Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali
ibarat kunci untuk membuka gudang tersebut. Saat
Rasullullah Saw hijrah, beliau menggantikan Rasullullah
tidur di tempat tidurnya sehingga orang-orang Quraisy
yang hendak membunuh Nabi terpedaya. Setelah masa
hijrah dan tinggal di Madinah, Ali bin Abi Thalib
dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah az-
Zahra. Ali tidak hanya tumbuh menjadi pemuda cerdas,
namun juga berani dalam medan perang. Bersama
Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa membawa
kemenangan di berbagai medan perang seperti Perang
Badar, Perang Khandaq, dan Perang Khaibar.
Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, keadaan
politik Islam menjadi kacau. Atas dasar tersebut,
Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah mendesak
agar Ali segera menjadi khalifah. Ali kemudian dibaiat
beramai-ramai, menjadikannya khalifah pertama yang
dibaiat secara luas.
Kepemimpinan dalam Islam Page 43
Ali bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki
kecakapan dalam bidang militer dan strategi perang,
mengalami kesulitan dalam administrasi negara karena
kekacauan luar biasa yang ditinggalkan pemerintahan
sebelumya. Ia meninggal di usia 63 tahun karena
pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang
berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat
mengimami salat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19
Ramadhan, dan Ali menghembuskan napas terakhirnya pada
tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan
secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat
yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.
BAB III
PENUTUP
Kepemimpinan dalam Islam Page 44
I. Kesimpulan
Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang
pemimpin dan setiap orang akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Manusia
sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin
dirinya sendiri.
Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh
berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya,
karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang
digunakan terdapat beberapa kesamaan.Kepemimpinan
dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh
Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa
dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai
pemimpin spiritual dan masyarakat.Prinsip dasar
kepemimpinan beliau adalah keteladanan.Dalam
kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah
pemberian contoh kepada para sahabatnya yang
dipimpin. Rasulullah memang mempunyai kepribadian
yang sangat agung, hal ini seperti yang
digambarkan dalam al-Qur'an:
Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-
benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. Al-
Qalam: 4).
Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah
memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak
Kepemimpinan dalam Islam Page 45
yang mulia, sehingga dalam hal memimpin dan
memberikan teladan memang tidak lagi
diragukan.Kepemimpinan Rasullullah memang tidak
dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya sebagai
umat Islam harus berusaha meneladani kepemimpinan-
Nya.
Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan
amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya
dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang
dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung
jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi,
pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak
hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia,
tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung
jawab kepada Allah SWT di akhirat.Kepemimpinan
sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan,
tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah
yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya.
Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-
Mu’minun:
Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-
amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan
orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka
Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga
Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-
Mukminun 8-11)
Kepemimpinan dalam Islam Page 46
Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga
mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat menjaga
amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai
pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan
Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits
berikut:
“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai
pertanggung jawaban atas yang dipimpin.Penguasa adalah
pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga
adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya.Sehingga
seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai
pertanggung jawaban atas yang dipimpin.” (Muttafaqun
‘alaihi)
Jadi kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus
diemban dengan sebaik-baiknya, dengan penuh
tanggung jawab, profesional dan keikhlasan.Sebagai
konsekuensinya pemimpin harus mempunyai sifat
amanah, profesional dan juga memiliki sifat
tanggung jawab.Kepemimpinan bukan kesewenang-
wenangan untuk bertindak, tetapi kewenangan
melayani untuk mengayomi dan berbuat seadil-
adilnya.Kepemimpinan adalah keteladanan dan
kepeloporan dalam bertindak yang seadil-adilnya.
Kepemimpinan semacam ini hanya akan muncul jika
dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan
nilai-nilai keadilan.
Kepemimpinan dalam Islam Page 47
II. Saran
Jika kita menjadi seorang pemimpin, maka jadilah
seorang pemimpin yang tegas, jujur, sabar, serta
bertanggung jawab atas apa yang anda pimpin.
Seorang pemimpin yang muslim harus bisa memiliki
sikap dan sifat kepemimpinan seperti Nabi Muhammad
SAW. Yaitu Sidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah
tersebut. Seorang pemimpin itu harus bisa seperti
air yang mampu menghidupi seluruh umat manusia,
seperti api yang mampu memberikan manfaat bagi
umat manusia,seperti tanah yang mampu memberikan
pijakan bagi umat manusia, seperti pohon yang
mampu memberikan kesejukan bagi umat
manusia,seperti udara yang mampu memberikan
kehidupan bagi umat manusia, dan seperti matahari
yang mampu memberikan cahaya kehidupan bagi umat
manusia.
Kepemimpinan dalam Islam Page 48