Kepemimpinan dalam ISLAM

48
BAB I PENDAHULUAN I. Pendahuluan Konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki dasar yang sangat kuat dan kokoh. Ia dibangun tidak saja oleh nilai-nilai transendental, namun telah dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi Muhammad SAW, para Shahabat dan Al-Khulafa’ Al- Rosyidin.Pijakan kuat yang bersumber dari Al-Qur’an dan Assunnah serta dengan bukti empiriknya telah menempatkan konsep kepemimpinan Islam sebagai salah satu model kepemimpinan yang diakui dan dikagumi oleh dunia internasional. Namun dalam perkembangannya, aplikasi kepemimpinan Islam saat ini terlihat semakin jauh dari harapan masyarakat.Para tokohnya terlihat dengan mudah kehilangan kendali atas terjadinya siklus konflik yang terus terjadi. Harapan masyarakat (baca: umat) akan munculnya seorang tokoh muslim yang mampu dan bisa diterima oleh semua lapisan dalam mewujudkan Negara yang terhormat, kuat dan sejahtera nampaknya masih harus melalui jalan yang panjang. II. Tinjauan Umum Mengenai Kepemimpinan Kepemimpinan dalam Islam Page 1

Transcript of Kepemimpinan dalam ISLAM

BAB I

PENDAHULUAN

I. Pendahuluan

Konsep kepemimpinan dalam Islam sebenarnya memiliki

dasar yang sangat kuat dan kokoh. Ia dibangun tidak

saja oleh nilai-nilai transendental, namun telah

dipraktekkan sejak berabad-abad yang lalu oleh nabi

Muhammad SAW, para Shahabat dan Al-Khulafa’ Al-

Rosyidin.Pijakan kuat yang bersumber dari Al-Qur’an dan

Assunnah serta dengan bukti empiriknya telah

menempatkan konsep kepemimpinan Islam sebagai salah

satu model kepemimpinan yang diakui dan dikagumi oleh

dunia internasional.

Namun dalam perkembangannya, aplikasi kepemimpinan

Islam saat ini terlihat semakin jauh dari harapan

masyarakat.Para tokohnya terlihat dengan mudah

kehilangan kendali atas terjadinya siklus konflik yang

terus terjadi. Harapan masyarakat (baca: umat) akan

munculnya seorang tokoh muslim yang mampu dan bisa

diterima oleh semua lapisan  dalam mewujudkan Negara

yang terhormat, kuat dan sejahtera nampaknya masih

harus melalui jalan yang panjang.

II. Tinjauan Umum Mengenai Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam Islam Page 1

Secara etimologi kepemimpinan berarti Khilafah, Imamah,

Imaroh, yang mempunyai makna daya memimpin atau

kualitas seorang pemimpin atau tindakan dalam memimpin.

Sedangkan secara terminologinya  adalah suatu kemampuan

untuk mengajak orang lain agar mencapai tujuan-tujuan

tertentu yang telah ditetapkan.Tugas dan tanggungjawab

seorang pemimpin adalah menggerakkan dan mengarahkan,

menuntun, memberi motivasi serta mendorong orang yang

dipimpin untuk berbuat sesuatu guna mencapai

tujuan.Sedangkan tugas dan tanggungjawab yang dipimpin

adalah mengambil peran aktif dalam mensukseskan

pekerjaan yang dibebankannyatanpa adanya kesatuan

komando yang didasarkan atas satu perencanaan  dan

kebijakan yang jelas.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Kepemimpinan Menurut Islam

Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh

berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya,

karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang

digunakan terdapat beberapa kesamaan.Kepemimpinan

dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh Rasulullah

SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa dipisahkan

dengan fungsi kehadirannya sebagai pemimpin

spiritual dan masyarakat.Prinsip dasar kepemimpinan

Kepemimpinan dalam Islam Page 2

beliau adalah keteladanan.Dalam kepemimpinannya

mengutamakan uswatun hasanah pemberian contoh kepada

para sahabatnya yang dipimpin. Rasulullah memang

mempunyai kepribadian yang sangat agung, hal ini

seperti yang digambarkan dalam al-Qur'an:

Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-

benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. al-

Qalam: 4)

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah

memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak yang

mulia, sehingga dalam hal memimpin dan memberikan

teladan memang tidak lagi diragukan.Kepemimpinan

Rasullullah memang tidak dapat ditiru sepenuhnya,

namun setidaknya sebagai umat Islam harus berusaha

meneladani kepemimpinan-Nya.

kepemimpinan adalah setiap tindakan yang dilakukan

oleh individu untuk mengkoordinasi dan memberi arah

kepada individu atau kelompok lain yang tergabung

dalam wadah tertentu untuk mencapai suatu tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

B. Prinsip Dasar Kepemimpinan

Impian dan harapan besar umat terhadap pemimpin,

mengantarkan betapa penting dan berartinya peran

seorang pemimpin dalam mendesain sebuah masyarakat,

bangsa dan negara. Sejarah membuktikan, kejayaan dan

Kepemimpinan dalam Islam Page 3

keemasan sebuah bangsa sangat ditentukan oleh kualitas

dan kapasitas para pemimpinnya.

Sebaliknya sebuah bangsa yang sebelumnya besar

dan beradab hancur dan tak berarti karena kerakusan,

keserakahan dan buruknya sikap mental para

pemimpinnya. Suatu contoh, hancurnya Daulah Umayyah dan

Daulah Abbasiyah, lebih disebabkan oleh karena penerus

tahta mahkota kekhalifahan berada di tangan-tangan

pemimpin yang lemah dan tak bermoral. Hubbuddunnya

(cinta dunia) lebih kentara dan lebih lekat dibanding

dengan hubbul-akhirah (cinta akhirat).

Islam memberikan dasar-dasar normatif dan

filosofis tentang kepemimpinan yang bersifat

komprehensip dan universal. Tidak hanya untuk umat

Islam tapi juga untuk seluruh umat manusia. Prinsip-

prinsip kepemimpinan dalam Islam adalah sebagai

berikut:

Pertama, hikmah, ajaklah manusia ke jalan Tuhan-

mu d engan hikmah dan nasehat yang baik lagi bijaksana

(QS. al-Nahl:125).

Kedua, qudwah, kepemimpinan menjadi efektif

apabila dilakukan tidak hanya dengan nasihat tapi juga

dengan ketauladanan yang baik dan bijaksana (QS. al-

Ahdzab:21). Pepatah mengatakan, satu ketauladanan yang

baik lebih utama dari seribu satu nasehat. Memang kesan

dari sebuah keteladanan lebih melekat dan membekas

dibanding hanya sekedar nasehat seorang pemimpin.

Kepemimpinan dalam Islam Page 4

Ketiga, musyawarah diskusi, adalah suatu bentuk

pelibatan seluruh komponen masyarakat secara

proporsional dalam keikutsertaan dalam pengambilan

sebuah keputusan atau kebijaksanaan (QS. Ali

Imran:159, QS. As-Syura:38). Dengan musyawwarah diskusi

dan bertukar pikiran, maka tidak ada suatu permasalahan

yang tak dapat diselesaikan. Tentu dengan prinsip-

prinsip bilhikmah wamauidhatil khasanah yang harus dipegang

teguh oleh setiap komponen pemerintah atau imamah.

Keempat, adil, tidak memihak pada salah satu

pihak. Pemimpin yang berdiri pada semua kelompok dan

golongan, (QS.al-Nisa’:58&135, QS. al-Maidah:8) Dalam

memimpin pegangannya hanya pada kebenaran, shirathal

mustaqim (jalan yang lurus). Timbangan dan ukurannya

bersumber pada al-Qur’an dan al-Hadits. Kecintaannya

hanya karena Allah dan kebencian pun hanya karena

Allah. Hukum menjadi kuat tidak hanya saat berhadapan

dengan orang lemah, tapi juga menjadi kuat saat

berhadap-hadapan dengan orang kuat.

Kelima, kelembutan hati dan saling mendoakan.

Kesuksesan dan keberhasilan Rasulallah dan para sahabat

dalam memimpin umat, lebih banyak didukung oleh faktor

performa pribadi Rasul dan para sahabat yang lembut

hatinya, halus perangainya dan santun perkataannya.

Maka Allah SWT menempatkan Muhammad Rasulallah sebagai

rujukan dalam pembinaan mental dan moral sebagaimana

firmannya, ”Laqad kana lakum fi Rasulillahi uswatun

Kepemimpinan dalam Islam Page 5

hasanah” (Sungguh ada pada diri Rasul suri tauladan

yang baik), (QS. al-Ahdzab:21 dan al-Qalam:10).

Keenam, dari prinsip dasar kepemimpinan Islami

adalah kebebasan berfikir, kreativitas dan berijtihad.

Sungguh amat luar biasa, sepeninggal Rasulallaht para

sahabat dapat menunjukkan diri sebagai sosok pemimpin

yang mandiri, kuat, kreatif dan fleksibel.

Kelembutan pribadi Abu Bakar (khalifah ke-1) tak

menjadikan dirinya menjadi sosok pemimpin yang lemah,

malah sebaliknya ia menjadi pemimpin yang kuat dan

tangguh. Tak gentar menghadapi musuh-musuh Islam.

Ketegasan beliau dibuktikan dengan kesungguhan

memerangi para pemberontak, nabi palsu dan kaum yang

tak mau membayar zakat.

Kebalikannya ketegaran Khalifah Umar bin Khattab

(khalifah ke-2) akhirnya menjadi sosok yang lembut,

sederhana dan bersahaja. Sekalipun ia seorang khalifah

dan menyandang gelar amirul mu’minin, tak menjadikan

kehidupan diri dan keluarganya berubah drastis,

bergelimang harta dan tahta atau menampilkan diri

sebagai sosok pembesar yang suka ”petentang-petenteng” dan

pamer kekuasaan.

Yang terjadi justru sebaliknya, Umar bin Khattab

lebih menampakkan diri sebagai sosok yang low profil high

produc. Tak salah kiranya bila banyak rakyatnya dan

pejabat negara lain yang terkecoh dengan penampilan

fisiknya dan tak mengira bahwa yang berdiri

Kepemimpinan dalam Islam Page 6

dihadapannya adalah seorang khalifah yang disegani dan

dicintai rakyatnya.

Dua sosok pemimpin penerus Rasulallah yang

berbeda karakter tersebut, disaat sama-sama diberi

amanah untuk memimpin umat dan mengelola roda

pemerintahan yang tampak adalah sosok pemimpin yang

banyak dipengaruhi dan diwarnai oleh nilai-nilai al-

Qur’an dan al-Hadits. Tidak sebagai pemimpin yang

dipengaruhi dan dikuasai oleh karakter pribadi dan

hawa nafsu.

Ketujuh, sinergis membangun kebersamaan.

Mengoptimalkan sumber daya insani yang ada. Hebatnya

Rasulullah salah satunya adalah kemampuan beliau dalam

mensinergikan dan membangun kekuatan dan potensi yang

dimiliki umatnya. Para sahabat dioptimalkan

keberadaannya. Keberbedaan potensi yang dimiliki

sahabat dan umat dikembangkan sedemikian rupa, sehingga

menjadi pribadi-pribadi yang tangguh baik mental maupun

spritualnya.

Berbagai misi kenegaraan dipercayakan Rasulallah kepada

para sahabatnya seperti misi ke Habasyah, Yaman, Persia

dan Rumawi. Muncullah sosok-sosok sahabat seperti Abu

Dzar Al-Ghifari, Mu’adz bin Jabal, Salman al-Farisi dan

Amr bin Ash. Dalam usia yang relatif muda, mereka sudah

memimpin berbagai ekspedisi kenegaraan dan berbagai

pertempuran penting.

Kepemimpinan dalam Islam Page 7

C. Kriteria Pemimpin Menurut Pandangan Islam

Setiap manusia yang terlahir dibumi dari yang

pertama hingga yang terakhir adalah seorang pemimpin,

setidaknya ia adalah seorang pemimpin bagi dirinya

sendiri. Bagus tidaknya seorang pemimpin pasti berimbas

kepada apa yang dipimpin olehnya. Karena itu menjadi

pemimpin adalah amanah yang harus dilaksanakan dan

dijalankan dengan baik oleh pemimpin tersebut,karena

kelak Allah akan meminta pertanggung jawaban atas

kepemimpinannya itu,kreteria pemimpin menurut agama

islam adalah sbb;

1. Beriman dan Beramal Shaleh

Kita harus memilih pemimpin orang yang beriman,

bertaqwa, selalu menjalankan perintah Allah dan

rasulnya.Karena ini merupakan jalan kebenaran yang

membawa kepada kehidupan yang damai, tentram, dan

bahagia dunia maupun akherat.Disamping itu juga harus

bisa mengamalkan keimanannya dalam bentuk amal soleh.

2. Niat Yang Tulus

Menerima suatu tanggung jawab harus lah di landasi

dengan niat sesuai dengan apa yang telah Allah

perintahkan. Karena suatu amalan itu bergantung pada

niatnya, itu semua telah ditulis dalam H.R bukhari-

muslim.

Kepemimpinan dalam Islam Page 8

Karena itu hendaklah menjadi seorang pemimpin haruslah

kita tanamkan dalam lubuk hati kita hanya karena

mencari ridho ALLAH semata, dan sesungguhnya

kepemimpinan atau jabatan itu adalah tanggung jawab dan

sebuah beban, bukan kesempatan dan kemuliaan yang nanti

akan di permintai tanggung jawabannya kelk nanti.

Akan tetapi seorang hamba yang mampumpu mengemban

amanah (kepemimpinan) itu ALLAH pasti akan mengakat

derajat seorang hamba tersebut setinggi-tingginya.

3.Laki-Laki

Telah diterangkan dalam Al Qur’an bahwa laki laki

adalah pemimpin dari kaum wanita.

"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,

oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka

(laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan

karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian

dari harta mereka.Sebab itu maka wanita yang soleh

ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri

(maksudnya tidak berlaku serong ataupun curang serta

memelihara rahasia dan harta suaminya) ketika suaminya

tidak ada, karena Allah maha memelihara.

Ayat ini menegaskan tentang kaum lelaki adalah pemimpin

atas kaum wanita. Menurut Imam Ibnu Katsir, lelaki itu

adalah pemimpin wanita, hakim atasnya, dan pendidiknya.

Kepemimpinan dalam Islam Page 9

.Karena lelaki itu lebih utama dan lebih baik, sehingga

kenabian dikhususkan pada kaum lelaki, dan demikian

pula kepemimpinan tertinggi. Karena Nabi shallallahu

"alaihi wa sallam bersabda:

"Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan

urusan (kepemimpinan) mereka kepada seorang

wanita."(Hadits Riwayat Al-Bukhari)

4.Tidak Meminta Jabatan

Rasullullah bersabda kepada Abdurrahman bin Samurah

Radhiyallahu"anhu,

"Wahai Abdul Rahman bin samurah! Janganlah kamu meminta

untuk menjadi pemimpin.Sesungguhnya jika kepemimpinan

diberikan kepada kamu karena permintaan, maka kamu akan

memikul tanggung jawab sendirian, dan jika kepemimpinan

itu diberikan kepada kamu bukan karena permintaan, maka

kamu akan dibantu untuk menanggungnya." (Riwayat

Bukhari dan Muslim)

5. Berpegang pada Hukum Allah

Ini salah satu kewajiban utama seorang pemimpin,apabila

memutuskan suatu hukum haruslah berlandaskan atas

hukum-hukum ALLAH (alqur an dan hadist)dan haruslah

mengesampingkan urusan duniawi dan hawa nafsu karna

itulah kuncinya.

Allah berfirman,Kepemimpinan dalam Islam Page 10

"Dan hendaklah kamu memutuskan perkara diantara mereka

menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu

mengikuti hawa nafsu mereka." (al-Maaidah:49).

6. Memutuskan Perkara Dengan Adil

Dalam hal ini di maksudkan bahwa pemutusan suatu

masalah haruslah sesuai dengan adil maksudnya apabila

hal tersebut haq maka harus di putuskaN (di katakan)

haq dan apabila hal itu batil maka haruslah di

putuskan(dikatakan) batil, seperti halnya syarat-syarat

menjadi seorang hakim,dan tanpa adanya campur tangan

hawa nafsu di dalamnya.

7. Menasehati Rakyat

Dalam suatu kisah rasulallah SAW dalam bermasyarakat

beliau menasehati rakyatnya di tunjukksn dengan

kepribadiannya tersebut lalu beliau menyuruh umatnya

untuk mengikuti apa yang telah rasuallah perbuat,karna

salah satu wahyu allah kepada rasulallah adalah LIMA

KARIMAL AHLAK(yaitu menyempurnakan ahlak)yang kini

setiap tindakan dan ucapannya menjadi sunnah nya.Dan

niat bersungguh sungguh mengemban amanahnya.

8. Tidak Menerima Hadiah

Seorang rakyat yang memberikan hadiah kepada seorang

pemimpin pasti mempunyai maksud tersembunyi, entah

ingin mendekati atau mengambil hati.Oleh karena itu,

Kepemimpinan dalam Islam Page 11

hendaklah seorang pemimpin menolak pemberian hadiah

dari rakyatnya,agar dalam pelaksanaan dalam

kepemimpinnaya tidak lah memandang sebelah mata atau

pun berat sebelah dalam pemutusan suatu perkara yang

mungkin ada sangkut pautnya dengan salah satu pihak

tertentu.

9. Tegas

Ini merupakan sikap seorang pemimpin yang harus ada dan

menjadisalah satu hal yang di idam-idamkan oleh semua

rakyatnya.Tegas bukan berarti otoriter, tapi tegas

maksudnya adalah yang benar katakan benar dan yang

salah katakan salah serta melaksanakan aturan hukum

yang sesuai dengan Allah, SWT dan rasulnya.

10. Teladan

Selain poin- poin yang ada di atas seorang pemimpin

dapat dikatakan baik bila ia memiliki sifat STAF,yang

dimaksud adalah Siddiq (jujur), Tablig (menyampaikan),

Amanah (dapat dipercaya) dan Fatonah (cerdas).

Sidiq itu berarti jujur yang hal ini ada dan tertanam

dalam diri baginda nabi Muhammad SAW.

*)SIDDIQ

Bila seorang pemimpin itu jujur maka tidak adalagi KPK

karena tidak adalagi korupsi yang terjadi karna jujur

itu membawa ketenangan dan kedamaian,

Kepemimpinan dalam Islam Page 12

“Berkatalah jujur walaupun itu menyakitkan”karna buah

kejujuranj adalaah manis tsk ternislis adanya”

*)TABLIG

Tablig adalah menyampaikan,yaitu menyampaikan sesuatu

informasi dengan apa adanya tanpa adanya suatu hal yang

menjadi hal yang menimbulkan kesimpang siuran yang

ahirnya menimbulkan fitnah. Dan seorang pemimpin juga

tidak boleh menutup diri saat diperlukan terhadap

kebutuhan atau hajat dari rakyatnya.

*)AMANAH

Amanah berarti dapat dipercaya, bermula daripada

kedudukan manusia sebagai hamba Allah SWT. Dan fungsi

sebagai khalifahNya. Tanggungjawab manusia baik kepada

Allah maupun atas sesama manusia karena “sebaik-baik

insan adalah insan yang bermanfaat kepada sesamanya”

*)FATONAH

Selain itu pemimpin juga harus memiliki sifat fatonah

(cerdas) Karena itu jika seorang pemimpin tidak cerdas

maka ia tidak dapat menyelesaikan masalah-masalah

rakyatnya dan ia tidak dapat memajukan apa yang

dipimpinnya,dan lincah dalam berbagai strategi dalam

hal permasalahan yang dia hadapi dalam kepemimpinannya.

D. Hakekat Kepemimpinan

Kepemimpinan dalam Islam Page 13

Hakikat kepemimpinan dalam pandangan Islam yang secara

garis besar dalam lima lingkup. 

1. Tangung Jawab, Bukan Keistimewaan

Ketika seseorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin

suatu lembaga atau institusi, maka ia sebenarnya

mengemban tanggung jawab yang besar sebagai seorang

pemimpin yang harus mampu

mempertanggungjawabkannya,.Bukan hanya dihadapan

manusia tapi juga dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu,

jabatan dalam semua level atau tingkatan bukanlah suatu

keistimewaan sehingga seorang pemimpin atau pejabat

tidak boleh merasa menjadi manusia yang istimewa

sehingga ia merasa harus diistimewakan dan ia sangat

marah bila orang lain tidak mengistimewakan dirinya.

2. Pengorbanan, Bukan Fasilitas

Menjadi pemimpin atau pejabat bukanlah untuk menikmati

kemewahan atau kesenangan hidup dengan berbagai

fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia

harus mau berkorban dan menunjukkan pengorbanan,

apalagi ketika masyarakat yang dipimpinnya berada dalam

kondisi sulit dan sangat sulit. Karenanya dalam suatu

riwayat diceritakan bahwa Umar bin Abdul Aziz sebelum

menjadi khalifah menghabiskan dana untuk membeli

pakaian yang harganya 400 dirham, tapi ketika ia

menjadi khalifah ia hanya membeli pakaian yang harganya

Kepemimpinan dalam Islam Page 14

10 dirham, hal ini ia lakukan karena kehidupan yang

sederhana tidak hanya harus dihimbau, tapi harus

dicontohkan langsung kepada masyarakatnya.

3. Kerja Keras, Bukan Santai.

Para pemimpin mendapat tanggung jawab yang besar untuk

menghadapi dan mengatasi berbagai persoalan yang

menghantui masyarakat yang dipimpinnya untuk

selanjutnya mengarahkan kehidupan masyarakat untuk bisa

menjalani kehidupan yang baik dan benar serta mencapai

kemajuan dan kesejahteraan.Untuk itu, para pemimpin

dituntut bekerja keras dengan penuh kesungguhan dan

optimisme.

Saat menghadapi krisis ekonomi, Khalifah Umar bin

Khattab membagikan sembako (bahan pangan) kepada

rakyatnya. Meskipun sore hari ia sudah menerima laporan

tentang pembagian yang merata, pada malam hari, saat

masyarakat sudah mulai tidur, Umar mengecek langsung

dengan mendatangi lorong-lorong kampung, Umar mendapati

masih ada rakyatnya yang masuk batu sekedar untuk

memberi harapan kepada anaknya yang menangis karena

lapar akan kemungkinan mendapatkan makanan. Meskipun

malam sudah semakin larut, Umar pulang ke rumahnya dan

ternyata ia memanggul sendiri satu karung bahan makanan

untuk diberikan kepada rakyatnya yang belum

memperolehnya.

Kepemimpinan dalam Islam Page 15

4. Kewenangan Melayani, Bukan Sewenang-Wenang

Pemimpin adalah pelayan bagi orang yang dipimpinnya,

karena itu menjadi pemimpin atau pejabat berarti

mendapatkan kewenangan yang besar untuk bisa melayani

masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari

pemimpin sebelumnya, Rasulullah Saw bersabda: Pemimpin

suatu kaum adalah pelayan mereka (HR. Abu Na'im)

Oleh karena itu, setiap pemimpin harus memiliki visi

dan misi pelayanan terhadap orang-orang yang

dipimpinnya guna meningkatkan kesejahteraan hidup, ini

berarti tidak ada keinginan sedikitpun untuk menzalimi

rakyatnya apalagi menjual rakyat, berbicara atas nama

rakyat atau kepentingan rakyat padahal sebenarnya untuk

kepentingan diri, keluarga atau golongannya. Bila

pemimpin seperti ini terdapat dalam kehidupan kita,

maka ini adalah pengkhianat yang paling

besar, Rasulullah Saw bersabda: Khianat yang paling

besar adalah bila seorang penguasa memperdagangkan

rakyatnya (HR. Thabrani).

5. Keteladanan dan Kepeloporan, Bukan Pengekor

Dalam segala bentuk kebaikan, seorang pemimpin

seharusnya menjadi teladan dan pelopor, bukan malah

menjadi pengekor yang tidak memiliki sikap terhadap

nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketika seorang

pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang

Kepemimpinan dalam Islam Page 16

dipimpinnya, maka ia telah menunjukkan kejujuran itu.

Ketika ia menyerukan hidup sederhana dalam soal materi,

maka ia tunjukkan kesederhanaan bukan malah kemewahan.

Masyarakat sangat menuntut adanya pemimpin yang bisa

menjadi pelopor dan teladan dalam kebaikan dan

kebenaran.

Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah Saw tunjukkan

keteladanan dan kepeloporan dalam banyak

peristiwa. Ketika Rasulullah Saw membangun masjid

Nabawi di Madinah bersama para sahabatnya, beliau tidak

hanya menyuruh dan mengatur atau tunjuk sana tunjuk

sini, tapi beliau turun langsung mengerjakan hal-hal

yang bersifat teknis sekalipun. Beliau membawa batu

bata dari tempatnya ke lokasi pembangunan sehingga

ketika para sahabat yang lebih muda dari beliau sudah

mulai lelah dan beristirahat, Rasul masih terus saja

membawanya meskipun ia juga nampak lelah. Karena itu

seorang sahabat bermaksud mengambil batu yang dibawa

oleh nabi agar ia yang membawanya, tapi nabi justeru

menyatakan: "kalau kamu mau membawa batu bata, disana

masih banyak batu yang bisa engkau bawa, yang ini biar

tetap aku yang membawanya". Karenanya para sahabat

tetap dan terus bersemangat dalam proses penyelesaian

pembangunan masjid Nabawi.

E. Sumber Hukum Kepemimpinan Dalam Islam

Kepemimpinan dalam Islam Page 17

Kepemimpinan dalam islam adalah

kepemimpinan yang berdasarkan Kitabullah dan Sunnah

Rasulullah saw, oleh karena itu sosok pemimpin yang

disyariatkan adalah pemimpin yang beriman sehingga

hukum-hukum allah SWT dapat ditegakkan dan diterapkan.

Hukum-hukum Allah harus ditegakkan agar keadilan dan

kebenaran dapat terjamah oleh orang-orang yang

tertindas dan terdzalimi baik itu dari kalangan muslim

maupun non muslim karena pada hakekatnya islam itu

adalah rahmat bagi seluruh alam.

F. Tugas dan Peran Seorang Pemimpin

Tugas utama seorang pemimpin adalah :

1. Pemimpin bekerja dengan orang lain : Seorang

pemimpin bertanggung jawab untukbekerja dengan

orang lain, salah satu dengan atasannya, staf,

teman sekerja atau atasan lain dalam organjsasi

sebaik orang diluar organisasi.

2. Pemimpin adalah tanggung jawab dan

mempertanggungjawabkan (akontabilitas):Seorang

pemimpin bertanggungjawab untuk menyusun tugas

menjalankantugas,mengadakan evaluasi, untuk

mencapai outcome yang terbaik. Pemimpin

bertanggungjawab untuk kesuksesan stafhya tanpa

kegagalan.

Kepemimpinan dalam Islam Page 18

3. Pemimpin menyeimbangkan pencapaian tujuan dan

prioritas : Proses kepemimpinandibatasi sumber,

jadi pemimpin hanya dapat menyusun tugas

denganmendahulukanprioritas. Dalam upaya

pencapaian tujuan pemimpin harus dapat

mendelegasikan tugas-tugasnya kepada staf.

Kemudian pemimpin harus dapat mengatur waktu

secara efektif, dan menyelesaikan masalah secara

efektif.

4. Pemimpin harus berpikir secara analitis dan

konseptual : Seorang pemimpin harus menjadi

seorang pemikir yang analitis dan konseptual.

Selanjutnya dapat mengidentifikasi masalah dengan

akurat. Pemimpin harus dapat menguraikan seluruh

pekerjaan menjadf lebih jelas dan kaitannya dengan

pekerjaan lain.

5. Manajer adalah forcing mediator : Konflik selalu

terjadi pada setiap tim dan organisasi. Oleh

karena itu, pemimpin harus dapat menjadi seorang

mediator (penengah).

6. Pemimpin adalah politisi dan diplomat: Seorang

pemimpin harus mampu mengajak dan melakukan

kompromi. Sebagai seorang diplomat, seorang

pemimpin harus dapat mewakili tim atau

organisasinya.

Kepemimpinan dalam Islam Page 19

7. Pemimpin membuat keputusan yang sulit : Seorang

pemimpin harus dapat memecahkanmasalah.

Menurut Henry Mintzberg, Peran Pemimpin adalah :

1. Peran huhungan antar perorangan, dalam kasus ini

fungsinya sebagai pemimpin yang dicontoh,

pembangun tim, pelatih, direktur, mentor

konsultasi.

2. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar

informasi dan juru bicara.

3. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai

pengusaha, penanganan gangguan, sumber alokasi,

dan negosiator.

G. Alasan Larangan Dalam Islam Pilih Pemimpin Non

Muslim

Dari jaman Rasulullah, hidup berdampingan/berbaur

dengan kaum non muslim sudah biasa terjadi. Pada jaman

moderen sekarang ini pun hidup berdampingan dengan non

muslim, merupakan suatu hal yang tidak bisa

dihindari . Dan itu bukanlah suatu masalah, karena

islam mengakui kebebasan setiap manusia untuk memilih

agamanya dan mengajarkan bahwa tidak ada paksaan dalam

beragama, namun dengan konsekuensi bahwa kelak di

akherat setiap manusia akan mempertanggung  jawabkan

Kepemimpinan dalam Islam Page 20

pilihannya tersebut di hadapan ALLAH pencipta alam

semesta ini.

Di dalam Al Qur’an  dengan tegas, ALLAH

SWT  melarang  kaum mukmin untuk menjadikan orang kafir

sebagai wali, pemimpin ataupun orang kepercayaan, yang

dikarenakan dikhawatirkan mereka akan berkhianat dan

membuat kerusakan dengan berbuat dosa di muka bumi.

Larangan tersebut tercantum dalam surah

AL MAIDAH : 51, “Hai orang-orang yang beriman,

janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani

menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka

adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa

di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka

sesungguhnya orang itu termasuk golongan

mereka.Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada

orang-orang yang zalim.”

Jadi dalam hal ini apabila masih ada  orang islam

sebagai pilihan, maka orang islam itulah yang lebih

baik dipilih sebagai wali / pemimpin ataupun orang

kepercayaan.

H. Pemimpin Wanita Menurut Kacamata Islam

Emansipasi wanita adalah prospek pelepasan diri

wanita dari kedudukan sosial ekonomi yang rendah, serta

pengekangan hukum yang membatasi kemungkinan untuk

berkembang dan maju. Dalam Bahasa Arab, istilah ini di

Kepemimpinan dalam Islam Page 21

kenal dengan tahrir al-marah. Tuntutan persamaan hak

(emansipasi) tidak ada di dalam islam. Islam tidak

pernah mempertentangkan hak pria dan wanita.Islam

sangat memuliakan wanita. Al-Qur’an dan sunnah

memberikan perhatian yang sangat besar serta kedudukan

yang terhormat kepada wanita, baik dia sebagai anak,

istri, ibu, saudara maupun peran yang lainnya. Begitu

pentingnya hal ini, Allah SWT mewahyukan sebuah surat

dalam Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yaitu surat

An-Nisa’ yang sebagian besar ayat dalam surat ini

membicarakan persoalan yang berhubungan dengan

kedudukan, peranan dan perlindungan hukum terhadap hak-

hak wanita.

Dalam bidang kepemimpinan, islam bertolak dari

status manusia sebagai khalifah di muka bumi. Akhir

surat Al-Ahzab mempertegas kekhalifahan manusia ini di

muka bumi sebagai pengemban amanat Allah SWT untuk

mengolah, memelihara, serta mengembangkan bumi. Inilah

tugas pokok manusia-tidak berbeda antara perempuan

dengan laki-laki. Di dalam hukum islam disebut juga

taqlidiyyah, yang menjelaskan setiap orang adalah

mukallaf (penerima amanat).

Mengenai status kekhalifahan tadi, Rasulullah SAW

menegaskan bahwa semua manusia adalah pemimpin.Islam

mengangkat derajat manusia dan memberikan kepercayaan

yang tinggi karena setiap manusia secara fungisional

Kepemimpinan dalam Islam Page 22

dan sosial adalah pemimpin.Di antara masalah yang kerap

terjadi bahan perbincangan seputar kesetaraan antara

kaum laki-laki dan perempuan ini yaitu masalah

“kepemimpinan”.Islam menegaskan bahwa kepemimpinan ada di

tangan kaum pria. Q.S An-Nisa ayat 34:

“kaum laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena Allah telah

melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain, dan karena

mereka menafkahkan sebagian dari kekeyaan mereka.”

Dalam hal ini perkataan “qawwamum” bukan berarti

penguasa atau majikan, tetapi dalam pengertian bahwa

suami adalah kepala keluarga.Sedangkan perempuan adalah

pemimpin rumah tangga.Ini jika kita berbicara tentang

kepemimpinan di dalam lembaga perkawinan.Namun jika

berbicara tentang kepemimpinan dalam dunia politik,

maka kepemimpinan perempuan biasanya hal yang sering di

persoalkan bahkan di tolak pada beberapa kalangan.

Sebagai seorang muslim sudah selayaknya menjadikan

islam sebagai cara pandang menghadapi dan menyelesaikan

segala persoalan. Dimana cara pandang islam

mengharuskan untuk menjadikan dalil – dalil syara’

sebagai sandaran atau acuan dalam menyelesaikan segala

persoalan, termasuk persoalan kepemimpinan wanita.

Pengkajian yang mendalam terhadap khazanah islam,

akan ditemukan bahwa para ulama mujtahid empat mazhab

telah bersepakat mengangkat kepala negara seorang

Kepemimpinan dalam Islam Page 23

wanita adalah haram. Imam Al-Qurthubi dalam tafsir Al-

Jami’liahkamil Qur’an,mengatakan:

“Khalifah (kepala negara) haruslah seorang laki-laki dan para fuqoha

telah bersepakat bahwa wanita tidak boleh menjadi Imam

(khalifah/kepala negara).”

Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat yang mewajibkan kita

taat kepada pemimpin(kepala negara), Q.S An-Nisa’ ayat

59 yang artinya:

“Hai orang – orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya

dan ulil amri di antara kamu.”

Dalam ayat ini terdapat perintah untuk taat kepada

pemimpin dengan menggunakan lafaz ulil amri.Berdasarkan

kaidah bahasa Arab maka bisa di pahami bahwa perintah

untuk taat kepada pemimpin yang di maksud dalam ayat

tersebut adalah pemimpin laki – laki.Sebab apabila

pemimpin wanita maka seharusnya menggunakan lafaz

Uulatul Amri.

Didalam islam, tidak ada pemisahan antara agama dan

negara, agama dan politik atau agama dan kepemimpinan,

semuanya satu kesatuan. Karena hidup kita ini di atur

oleh agama dari hal yang paling kecil sampai pada hal

yang terbesar. Hidup adalah tingkah laku, dan tingkah

laku di batasi oleh norma agama termasuk tingkah laku

dalam berpolitik.

Kepemimpinan dalam Islam Page 24

Berikut ini sedikit penjelasan seputar ketentuan

pemimpin wanita:

1. Tidak ada Nabi dan Rasul wanita

Nabi dan Rasul adalah refleksi dari pemimpin, baik

dalam skala besar maupun dalam skala kecil, dan suka

atau tidak suka, mereka adalah contoh, pedoman atau

acuan bagi manusia lainnya.

Beberapa firman Allah SWT yang menjelaskan tentang

ini:

“Dan kalau Kami bermaksud menjadikan Rasul itu dari

golongan malaikat, tentulah Kami jadikan dia berupa

laki-laki”.(Qs. Al-an’am 6:9)

“Kami tidak mengutus kamu, melainkan orang laki-laki

yang kami berikan wahyu kepadanya di antara penduduk

suatu negeri”.(Qs. Yusuf 12:109)

“Kami tiada mengutus rasul-rasul sebelum kamu,

melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri

wahyu kepada mereka.” (Qs. Al-Anbiyaa’ 21:7)

2. Imam dalam sholat tidak boleh wanita, kecuali

makmumnya juga wanita (berdasrkan Imam Hanafi, Imam

Syafi’i, Imam Hambali dan Ja’fari/Imammiah)

3. Laki-laki sudah di tetapkan sebagai pemimpin wanita.

Di jelaskan pada Qs.An-Nisaa’ ayat 34:

Kepemimpinan dalam Islam Page 25

“kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum

wanita.”

Ayat ini memang konteksnya berbicara seputar rumah

tangga, akan tetapi secara logikanya, seorang kepala

rumah tangga saja haruslah laki-laki, apa lagi

seorang kepala negara yang notabene sebagai kepala

atau pemimpin dari banyak kepala keluarga lain, maka

tidak lain dia haruslah laki-laki.

“Dan anak laki-laki tidaklah sama dengan anak

wanita”(Qs. Ali Imron 3:36)

4. Hadist

Musnad Ahmad 19603: Abu Bakrah berkata;Nabi Muhammad

SAW telah bersabda: “Siapakah yang memimpin urusan

penduduk Persi? Mereka menjawab ; “seorang wanita”.

Beliau bersabda: “ tidak akan beruntung kaum yang

menyerahkan urusannya kepada mereka.”

Hadist di atas memang di ucapkan oleh Rasul ketika

menanggapi kabar di pilihnya seorang wanita, puteri

Anusyirwan dari Persi, menjadi pemimpin.Akan tetapi

coba perhatikan konteks sabda tersebut tidak

menyebut bahwa ucapan tersebut hanya berlaku bagi

kerajaan Persi, namun suatu gambaran umum tentang

tidak layaknya wanita dijadikan pemimpin dalam suatu

bangsa.

Kepemimpinan dalam Islam Page 26

5. Wanita mengalami haid, hamil, melahirkan dan

menyusui

Allah SWT berfirman:

“dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi

(monopause) di antara perempuan-perempuanmu jika

kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), maka masa

iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula)

perempuan-perempuan yang tidak haid. Dan perempuan-

perempuan hamil, waktu iddah mereka ialah sampai

mereka melahirkan kandungannya.Dan barang siapa yang

bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan

baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath

Tholaq : 4)

Jika datang waktu seperti ini, maka dimana

tanggungjawab wanita sebagai pemimpin?

Untuk memimpin suatu organisasi atau kenegaraan,

orang harus benar-benar total, baik dalam waktu,

pikiran maupun resiko dan tanggungjawabnya bahkan

terkadang harus rela disibukkan olehh aktifitasnya,

menghadiri rapat di berbagai kesempatan, melakukan

perjalanan dinas dan seterusnya yang tentu saja sulit

di lakukan oleh seorang wanita, karena ia juga harus

melayani suami dan anak-anaknya sebagai tugas utamanya.

“Bagi para wanita, mereka punya hak yang seimbang

dengan kewajibannya menurut cara yang benar. Tapi para

Kepemimpinan dalam Islam Page 27

suami memiliki satu tingkat kelebihan dari istrinya.”

(Qs. Al-Baqarah 2:228)

“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu

bertanggung jawab atas kepemimpinanmu.Laki-laki adalah

pemimpin dlm keluarganya, dan dia harus mempertanggung

jawabkan kepemimpinannya itu.Perempuan adalah pemimpin

dlm rumah suaminya dan diapun bertanggung jawab thd

kepemimpinannya.” (Hadist Riwayat Ahmad, Bukhari,

Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dari Ibnu Umar)

Dalam sejarah, Nabi Saw mengikut sertakan wanita

dalam medan perang, namun mereka bukan dijadikan umpan

peluru, tetapi sebagai prajurit yang bertugas

memberikan pertolongan bagi mereka yg terluka seperti

dicontohkan oleh Fatimah az-Zahrah puteri Beliau

sendiri, kemudian wanita juga mempersiapkan konsumsi

seperti dilakukan oleh aisyah istri beliau.

Bahkan Khadijah istri Nabi yang pertama adalah seorang

saudagar (pengusaha).Sesudah Nabi wafat, Khalifah Umar,

sahabatnya, mengangkat Ummu As-syifa’ al-Ansyoriah

sebagai pengawas dan pengontrol pasar Madinah (kalau

sekarang ini mungkin bisa disetarakan dengan kedudukan

menteri ekonomi).Patut dicatat bahwa tugas seorang

menteri tidak seberat dan sebesar tanggung jawab tugas

kepala negara. Disisi lain, menteri tetap harus

bertanggung jawab kepada pemimpinnya, yaitu presiden

Kepemimpinan dalam Islam Page 28

(dlm istilah agamanya, isteri memiliki tanggung jawab

atas kepemimpinannya dalam rumah tangga suaminya).

I. Beberapa Sosok Teladan Pemimpin Islam

Dalam Hal keteladan seorang pemimpin, pasti kita

akan berkiblat pada seorang yang mampu membawa suri

tauladan yang baik dan tentunya bermanfaat bagi

masyarakat maupun rakyatnya. Banyak tokoh pemimpin

islam yang mampu memberi pengaruh besar terhadap

rakyatnya, Deawasa ini kita akan membahas, masa

kepemimpinan para khalifah khuususnya “khulfaur

Rasidin” yang banyak memberikan contoh keteladanan bagi

umatnya.

1. Abu Bakar as Siddiq

Abu Bakar As Siddiq lahir pada tahun 568 M atau 55

tahun sebelum hijrah. Dia merupakan khalifah pertama

dari Al-Khulafa'ur Rasyidin , sahabat Nabi Muhammad SAW

yang terdekat dan termasuk di antara orang-orang yang

pertama masuk Islam (as-sabiqun al-awwalun). Nama

lengkapnya adalah Abdullah bin Abi Kuhafah at-Tamini.

Pada masa kecilnya Abu Bakar bernama Abdul

Ka'bah.Nama ini diberikan kepadanya sebagai realisasi

nazar ibunya sewaktu mengandungnya. Kemudian nama itu

ditukar oleh Nabi Muhammad SAW menjadi Abdullah bin

Kuhafah at-Tamimi. Gelar Abu Bakar diberikan Rasulullah

SAW karena ia seorang yang paling cepat masuk Islam,

sedang gelar as-Siddiq yang berarti 'amat membenarkan'

Kepemimpinan dalam Islam Page 29

adalah gelar yang diberikan kepadanya karena ia amat

segera memberiarkan Rasulullah SAW dalam berbagai macam

peristiwa, terutama peristiwa "Isra Mikraj".

Ayahnya bernama Usman (juga disebut Abi Kuhafah)

bin Amir bin Amr bin Saad bin Taim bin Murra bin Kaab

bin Luayy bin Talib bin Fihr bin Nadr bin Malik. Ibunya

bernama Ummu Khair Salma binti Sakhr. Garis keturunan

ayah dan ibunya bertemu pada neneknya bernama Kaab bin

Sa'd bin Taim bin Muarra. Kedua orang tuanya berasal

dari suku Taim, suku yang melahirkan banyak tokoh

terhormat.

Sejak kecil ia dikenal sebagai anak yang baik dan

sabar, jujur, dan lemah lembut, dia merupakan lambang

kesucian dan ketulusan hati. Sifat-sifat yang mulia itu

membuat ia disenangi oleh masyarakat. la menjadi

sahabat Nabi Muhammad SAW semenjak keduanya masih

remaja. Setelah dewasa ia mencari nafkah dengan jalan

berdagang dan ia dikenal sebagai pedagang yang jujur,

berhati suci dan sangat dermawan, dan ia dikenal

sebagai pedagang yang sukses.

Keberhasilannya dalam perdagangan itu disebabkan

oleh pribadinya dan wataknya, berperawakan kurus,

putih, dengan sepasang bahu yang kecil dan muka lancip

dengan mata yang cekung disertai dahi yang agak

menonjol dan urat-urat tangannya yang tampak jelas,

begitulah dilukiskan oleh putrinya Aisyah

Ummulmukminin.Begitu damai perangnya, sangat lemah

Kepemimpinan dalam Islam Page 30

lembut dan sikapnya yang tenang sekali. Tak mudah ia

terdorong oleh hawa nafsu. Ia memiliki pandangan yang

jernih serta pikiran yang tajam dan juga cara bicaranya

sedap dan pandai bergaul.

Selain itu, Abu Bakar adalah seorang pemikir Makkah

yang memandang penyembahan berhala itu suatu kebodohan

dan kepalsuan belaka, ia adalah orang yang menerima

dakwah tanpa ragu dan ia adalah orang pertama yang

memperkuat agama Islam serta menyiarkannya. Di samping

itu ia suka melindungi golongan lemah dengan hartanya

sendiri dan kelembutan hatinya.

Di samping itu, Abu Bakar dikenal mahir dalam ilmu

nasab (pengetahuan mengenai silsilah keturunan).la

menguasai dengan baik berbagai nasab kabilah dan suku-

suku arab, bahkan ia juga dapat mengetahui ketinggian

dan kerendahan masing-masing dalam bangsa arab.

Abu Bakar masuk Islam pada hari-hari pertama Islam

didakwahkan. Tidak sulit baginya meyakini ajaran-ajaran

yang disampaikan Nabi Muhammad SAW, karena sejak usia

muda ia sudah kenal betul akan keagungan Nabi Muhammad

SAW. Setelah masuk Islam, ia menumpahkan seluruh

perhatiannya untuk pengembangan Islam. Sebagai orang

yang disegani di kalangan bangsawan Arab, keislaman Abu

Bakar membuat banyak orang tertarik masuk Islam,

seperti Usman bin Affan, Abdur Rahman bin Aufdan Zubair

bin Awwam.

Kepemimpinan dalam Islam Page 31

Perjuangan Abu Bakar dan darmabaktinya bagi

pertumbuhan dan perkembangan Islam banyak sekali yang

dapat disebutkan. Di antaranya ia sangat menaruh

perhatian kepada penderitaan yang dialami kaum yang

lemah, khususnya para budak yang menerima dakwah Nabi

Muhammad SAW. Sejumlah budak yang disiksa oleh tuannya

karena mereka memeluk Islam ditebus oleh Abu Bakar

dengan hartanya kemudian dimerdekakan. Salah satu dari

budak yang dimerdekakan seperti Bilal bin Rabah.

Peran yang dimainkan Abu Bakar ketika di Makkah banyak

sekali, seperti di bidang materi segala kekayaan yang

dimilikinya digunakan untuk perjuangan dan kejayaan

Islam dan demi kebenaran ajaran yang dibawa Nabi

Muhammad SAW dalam waktu suka maupun duka.

Dalam pertempuran yang terjadi pada masa Nabi

Muhammad SAW Abu Bakar tidak pemah absen, melainkan

selalu berada di dekat Nabi Muhammad SAW.Contoh dalam

perang Tabuk, bukan hanya jiwa yang dipertaruhkannya,

namun seluruh harta bendanya habis dikorbankan untuk

memenangkan perjuangan Islam.

Pengorbanan dan jasanya ketika di Makkah di samping

harta benda ia selalu berusaha mendampingi dan

melindungi Nabi Muhammad SAW ketika banyak orang kafir

yang mengejeknya, bahkan ia adalah yang mendampingi

Nabi Muhammad SAW pada saat hijrah ke Madinah.

Pada saat di Madinah Abu Bakar selalu mendampingi,

melindungi dan membantu Nabi Muhammad SAW dalam proses

Kepemimpinan dalam Islam Page 32

penyebaran Islam. Di samping itu banyak peperangan yang

diikuti Abu Bakar selama di Madinah, seperti perang

Badar, perang Uhud, perang Khandak dan sebagainya.

Karena kesibukan Nabi Muhammad SAW di Madinah, maka

pada saat kota Makkah berhasil ditundukkannya dan umat

Islam akan menunaikan ibadah haji , maka untuk memimpin

jamaah haji dipercayakan kepada Abu Bakar. Dalam banyak

kesempatan Abu Bakar sering mendapatkan kepercayaan

untuk mewakili dirinya, seperti pada saat Rasulullah

SAW uzur (berhalangan) tidak dapat mengimami shalat di

Masjidil Haram Madinah, Nabi Muhammad SAW menunjuk Abu

Bakar untuk menggantikannya sebagai imam shalat.

Sebagai khalifah Abu Bakar mengalami dua kali

baiat.Pertama di Saqifa Bani Saidah yang dikenal dengan

Bai 'at Khassah dan kedua di Masjid Nabi (Masjid

Nabawi) di Madinah yang dikenal dengan Bai’at A 'mmah.

Seusai acara pembaitan di Masjid Nabawi, Abu Bakar

sebagai khalifah yang baru terpilih berdiri dan

mengucapkan pidato.la memulai pidatonya dengan

menyatakan sumpah kepada Allah SWT dan menyatakan

ketidakberambisiannya untuk menduduki jabatan khalifah

tersebut. Abu Bakar selanjutnya mengucapkan "Saya telah

terpilih menjadi pemimpin kamu sekalian meskipun saya bukan orang

yang terbaik di antara kalian. Karena itu, bantulah saya seandainya saya

berada di jalan yang benar dan bimbinglah saya seandainya saya

berbuat salah.Kebenaran adalah kepercayaan dan kebohongan adalah

pengkhianatan.Orang yang lemah di antara kalian menjadi kuat dalam

Kepemimpinan dalam Islam Page 33

pandangan saya hingga saya menjamin hak-haknya seandainya Allah

menghendaki dan orang yang kuat di antara kalian adalah lemah dalam

pandangan saya hingga saya dapat merebut hak daripadanya.Taatilah

saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan bila saya

mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, janganlah ikuti saya".

Di masa awal pemerintahan Abu Bakar, diwarnai

dengan berbagai kekacauan dan pemberontakan, seperti

munculnya orang-orang murtad, aktifnya orang-orang yang

mengaku diri sebagai nabi (nabi palsu), pemberontakan

dari beberapa kabilah Arab dan banyaknya orang-orang

yang ingkar membayar zakat.

Munculnya orang-orang murtad disebabkan oleh keyakinan

mereka terhadap ajaran Islam belum begitu mantap, dan

wafatnya Rasulullah SAW menggoyahkan keimanan mereka.

Mereka beranggapan bahwa kaum Quraisy tidak akan bangun

lagi setelah Nabi Muhammad SAW wafat. Dan mereka merasa

tidak terikat lagi dengan agama Islam lalu kembali

kepada ajaran agama sebelumnya. Tentang orang-orang

yang mengaku diri nabi sebenarnya telah ada sejak masa

rasulullah SAW, tetapi kewibawaan Rasulullah SAW

menggetarkan hati mereka untuk melancarkan

aktivitasnya.

Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada

tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat itu

habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri

terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku

bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada

Kepemimpinan dalam Islam Page 34

pemerintahan Madinah. Karena sikap keras kepala dan

penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan

pemerintahan, Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini

dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan

kemurtadan) dan pahlawan yang banyak berjasa dalam

perang tersebut adalah Khalid bin Walid.

Bahwa kekuasaan yang dijalankan oleh Abu Bakar adalah

sebagaimana yang dijalankan pada masa Rasulullah Saw

yaitu bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif

dan yudikatif terpusat di tangan khalifah.Meskipun

demikian, Abu bakar selalu mengajak para sahabat untuk

bennusyawarah.

Kemajuan yang telah dicapai pada masa pemerintahan Abu

Bakar selama kurang lebih dua tahun, antara lain:

- Perbaikan sosial (masyarakat)

- Perluasan dan pengembangan wilayah Islam

- Pengumpulan ayat-ayat Al Qur'an

- Sebagai kepala negara dan pemimpin umat Islam

- Meningkatkan kesejahteraan umat.

2. Umar bin Khattab

Umar bin Khattab dilahirkan 12 tahun setelah

kelahiran Rasulullah saw. Ayahnya bernama Khattab dan

ibunya bernama Khatmah. Perawakannya tinggi besar dan

tegap dengan otot-otot yang menonjol dari kaki dan

tangannya, jenggot yang lebat dan berwajah tampan,

serta warna kulitnya coklat kemerah-merahan.Beliau

Kepemimpinan dalam Islam Page 35

dibesarkan di dalam lingkungan Bani Adi, salah satu

kaum dari suku Quraisy.

Umar bin Khattab bin Nafiel bin Abdul Uzza atau

lebih dikenal dengan Umar bin Khattab (581 - November

644) adalah salah seorang sahabat Nabi Muhammad yang

juga adalah khalifah kedua Islam (634-644). Umar juga

merupakan satu diantara empat orang Khalifah yang

digolongkan sebagai Khalifah yang diberi petunjuk

(Khulafaur Rasyidin).

Umar dilahirkan di kota Mekkah dari suku Bani Adi,

salah satu rumpun suku Quraisy, suku terbesar di kota

Mekkah saat itu. Ayahnya bernama Khattab bin Nufail Al

Shimh Al Quraisyi dan ibunya Hantamah binti Hasyim.

Umar memiliki julukan yang diberikan oleh Muhammad

yaitu Al-Faruk yang berarti orang yang bisa memisahkan

antara kebenaran dan kebatilan.

Keluarga Umar tergolong dalam keluarga kelas

menengah, ia bisa membaca dan menulis, yang pada masa

itu merupakan sesuatu yang langka. Umar juga dikenal

karena fisiknya yang kuat dimana ia menjadi juara gulat

di Mekkah.

Masa kekhalifahan Abu Bakar Umar Bin Khattab

Pada masa Abu Bakar menjabat sebagai khalifah, Umar

merupakan salah satu penasehat kepalanya.Ssetelah

meninggalnya Abu Bakar pada tahun 634, Umar ditunjuk

Kepemimpinan dalam Islam Page 36

untuk menggantikan Abu Bakar sebagai khalifah kedua

dalam sejarah Islam.

Menjadi khalifah

Selama pemerintahan Umar, kekuasaan Islam tumbuh dengan

sangat pesat. Islam mengambil alih Mesopotamia dan

sebagian Persia dari tangan dinasti Sassanid dari

Persia (yang mengakhiri masa kekaisaran sassanid) serta

mengambil alih Mesir, Palestina, Syria, Afrika Utara

dan Armenia dari kekaisaran Romawi (Byzantium). Saat

itu ada dua negara adi daya yaitu Persia dan

Romawi.Namun keduanya telah ditaklukkan oleh

kekhalifahan Islam dibawah pimpinan Umar.

Kematian Umar Bin Khattab

Umar bin Khattab dibunuh oleh Abu Lukluk (Fairuz),

seorang budak yang fanatik pada saat ia akan memimpin

salat Subuh. Fairuz adalah orang Persia yang masuk

Islam setelah Persia ditaklukkan Umar.Pembunuhan ini

konon dilatarbelakangi dendam pribadi Abu Lukluk

(Fairuz) terhadap Umar.Fairuz merasa sakit hati atas

kekalahan Persia, yang saat itu merupakan negara

adidaya, oleh Umar. Peristiwa ini terjadi pada hari

Rabu, 25 Dzulhijjah 23 H/644 M. Setelah kematiannya

jabatan khalifah dipegang oleh Usman bin Affan.

Semasa Umar masih hidup Umar meninggalkan wasiat yaitu:

Kepemimpinan dalam Islam Page 37

1. Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan

engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu.

Karena celamu lebih banyak darinya.

2. Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka

musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh

yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.

3. Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah

Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih

banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun

lembut kepadamu selain Allah.

4. Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka

tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila

engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.

5. Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka

bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak

bersiap untuk mati, engkau akan menderita,

rugi ,dan penuh penyesalan.

6. Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah

akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya

kecuali dengan mencarinya.

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan (sekitar 574 – 656) adalah sahabat

Nabi Muhammad SAW yang merupakan Khulafaur Rasyidin

yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah Utsman bin affan

Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir

pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun

lebih muda dari Rasullulah SAW.

Kepemimpinan dalam Islam Page 38

Nama panggilannya Abu Abdullah dan gelarnya

Dzunnurrain (yang punya dua cahaya).Sebab digelari

Dzunnuraian karena Rasulullah menikahkan dua putrinya

untuk Utsman; Roqqoyah dan Ummu Kultsum.Ketika Ummu

Kultsum wafat, Rasulullah berkata; “Sekiranya kami

punya anak perempuan yang ketiga, niscaya aku nikahkan

denganmu.”Dari pernikahannya dengan Roqoyyah lahirlah

anak laki-laki. Tapi tidak sampai besar anaknya

meninggal ketika berumur 6 tahun pada tahun 4 Hijria

Utsman adalah seorang yang saudagar yang kaya

tetapi dermawan.Beliau adalah seorang pedagang kain

yang kaya raya, kekayaan ini beliau belanjakan guna

mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan

umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan

ternak lebih banyak dari pada orang arab lainya.

Ketika kaum kafir Quarisy melakukan penyiksaan

terhadap umat islam, maka Utsman bin Affan

diperintahkan untuk berhijrah ke Habsyah (Abyssinia,

Ethiopia). Ikut juga bersama beliau sahabat Abu

Khudzaifah, Zubir bin Awwam, Abdurahman bin Auf dan

lain-lain. Setelah itu datang pula perintah Nabi SAW

supaya beliau hijrah ke Madinah.Maka dengan tidak

berfikir panjang lagi beliau tinggalkan harta kekayaan,

usaha dagang dan rumah tangga guna memenuhi panggilan

Allah dan Rasul-Nya.Beliau Hijrah bersama-sama dengan

kaum Muhajirin lainya.

Kepemimpinan dalam Islam Page 39

Semasa Nabi SAW masih hidup, Utsman pernah

dipercaya oleh Nabi untuk menjadi walikota Madinah,

semasa dua kali masa jabatan.Pertama pada perang Dzatir

Riqa dan yang kedua kalinya, saat Nabi SAW sedang

melancarkan perang Ghatfahan.

Utsman bin Affan adalah seorang ahli ekonomi yang

terkenal, tetapi jiwa sosial beliau tinggi. Beliau

tidak segan-segan mengeluarkan kekayaanya untuk

kepentingan Agama dan Masyarakat umum.

Sebagai Contoh :

1. Utsman bin Affan membeli sumur yang jernih airnya

dari seorang Yahudi seharga 200.000 dirham yang

kira-kira sama dengan dua setengah kg emas pada

waktu itu. Sumur itu beliau wakafkan untuk

kepentingan rakyat umum.

2. Memperluas Masjid Madinah dan membeli tanah

disekitarnya.

3. Beliau mendermakan 1000 ekor unta dan 70 ekor

kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk

perang Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya

ekspedisi tersebut.

4. Pada masa pemerintahan Abu Bakar,Utsman juga

pernah memberikan gandum yang diangkut dengan 1000

unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di

musim kering.

Masa Kekhalifahan

Kepemimpinan dalam Islam Page 40

Utsman bin Affan diangkat menjadi khalifah atas dasar

musyawarah dan keputusan sidang Panitia enam, yang

anggotanya dipilih oleh khalifah Umar bin khatab

sebelum beliau wafat. Keenam anggota panitia itu ialah

Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Abdurahman bin

Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah

bin Ubaidillah.

Tiga hari setelah Umar bin khatab wafat,

bersidanglah panitia enam ini. Abdurrahman bin Auff

memulai pembicaraan dengan mengatakan siapa diantara

mereka yang bersedia mengundurkan diri. Ia lalu

menyatakan dirinya mundur dari pencalonan. Tiga orang

lainnya menyusul.Tinggallah Utsman dan Ali.Abdurrahman

ditunjuk menjadi penentu.Ia lalu menemui banyak orang

meminta pendapat mereka. Namun pendapat masyarakat pun

terbelah.

Konon, sebagian besar warga memang cenderung

memilih Utsman.Sidangpun memutuskan Ustman sebagai

khalifah.Ali sempat protes.Abdurrahman adalah ipar

Ustman.Mereka sama-sama keluarga Umayah. Sedangkan Ali,

sebagaimana Muhammad, adalah keluarga Hasyim. Sejak

lama kedua keluarga itu bersaing.Namun Abdurrahman

meyakinkan Ali bahwa keputusannya adalah murni dari

nurani.Ali kemudian menerima keputusan itu.

Maka Utsman bin Affan menjadi khalifah ketiga dan

yang tertua. Pada saat diangkat, ia telah berusia 70

tahun. Peristiwa ini terjadi pada bulan Muharram tahun

Kepemimpinan dalam Islam Page 41

24 H. Pengumuman dilakukan setelah selesai Shalat

dimasjid Madinah.

Masa kekhalifannya merupakan masa yang paling

makmur dan sejahtera.Konon ceritanya sampai rakyatnya

haji berkali-kali.Bahkan seorang budak dijual sesuai

berdasarkan berat timbangannya.

Beliau adalah khalifah kali pertama yang melakukan

perluasan masjid al-Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi

(Madinah) karena semakin ramai umat Islam yang

menjalankan rukun Islam kelima (haji).Beliau

mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya, membuat

bangunan khusus untuk mahkamah dan mengadili

perkara.Hal ini belum pernah dilakukan oleh khalifah

sebelumnya. Abu Bakar dan Umar bin Khotob biasanya

mengadili suatu perkara di masjid.

Pada masanya, khutbah Idul fitri dan adha

didahulukan sebelum sholat.Begitu juga adzhan pertama

pada sholat Jum’at.Beliau memerintahkan umat Islam pada

waktu itu untuk menghidupkan kembali tanah-tanah yang

kosong untuk kepentingan pertanian.

4. Ali Bin Abi Thalib

Ali Bin Abi Thalib lahir di Mekkah, daerah Hejaz,

Jazirah Arab, pada tanggal 13 Rajab.Menurut sejarawan,

Beliau dilahirkan 10 tahun sebelum dimulainya kenabian

Muhammad, sekitar tahun 600 Masehi. Beliau bernama asli

Haydar bin Abu Thalib. Namun Rasullullah Saw. tidak

Kepemimpinan dalam Islam Page 42

menyukainya dan memanggilnya Ali yang berarti memiliki

derajat yang tinggi di sisi Allah.

Ketika Rasullullah Saw mulai menyebarkan Islam, Ali

saat itu berusia 10 tahun. Namun ia mempercayai

Rasullullah Saw. dan menjadi orang yang pertama masuk

Islam dari golongan anak-anak. Masa remajanya banyak

dihabiskan untuk belajar bersama Rasullullah sehingga

Ali tumbuh menjadi pemuda cerdas, berani, dan bijak.

Jika Rasullullah Saw. adalah gudang ilmu, maka Ali

ibarat kunci untuk membuka gudang tersebut. Saat

Rasullullah Saw hijrah, beliau menggantikan Rasullullah

tidur di tempat tidurnya sehingga orang-orang Quraisy

yang hendak membunuh Nabi terpedaya. Setelah masa

hijrah dan tinggal di Madinah, Ali bin Abi Thalib

dinikahkan Nabi dengan putri kesayangannya Fatimah az-

Zahra. Ali tidak hanya tumbuh menjadi pemuda cerdas,

namun juga berani dalam medan perang. Bersama

Dzulfikar, pedangnya, Ali banyak berjasa membawa

kemenangan di berbagai medan perang seperti Perang

Badar, Perang Khandaq, dan Perang Khaibar.

Setelah terbunuhnya Utsman bin Affan, keadaan

politik Islam menjadi kacau. Atas dasar tersebut,

Zubair bin Awwam dan Talhah bin Ubaidillah mendesak

agar Ali segera menjadi khalifah. Ali kemudian dibaiat

beramai-ramai, menjadikannya khalifah pertama yang

dibaiat secara luas.

Kepemimpinan dalam Islam Page 43

Ali bin Abi Thalib, seseorang yang memiliki

kecakapan dalam bidang militer dan strategi perang,

mengalami kesulitan dalam administrasi negara karena

kekacauan luar biasa yang ditinggalkan pemerintahan

sebelumya. Ia meninggal di usia 63 tahun karena

pembunuhan oleh Abdrrahman bin Muljam, seseorang yang

berasal dari golongan Khawarij (pembangkang) saat

mengimami salat subuh di masjid Kufah, pada tanggal 19

Ramadhan, dan Ali menghembuskan napas terakhirnya pada

tanggal 21 Ramadhan tahun 40 Hijriyah. Ali dikuburkan

secara rahasia di Najaf, bahkan ada beberapa riwayat

yang menyatakan bahwa ia dikubur di tempat lain.

BAB III

PENUTUP

Kepemimpinan dalam Islam Page 44

I. Kesimpulan

Pada hakikatnya setiap manusia adalah seorang

pemimpin dan setiap orang akan dimintai

pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Manusia

sebagai pemimpin minimal harus mampu memimpin

dirinya sendiri.

Dalam pandangan Islam kepemimpinan tidak jauh

berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya,

karena prinsip-prinsip dan sistem-sistem yang

digunakan terdapat beberapa kesamaan.Kepemimpinan

dalam Islam pertama kali dicontohkan oleh

Rasulullah SAW, kepemimpinan Rasulullah tidak bisa

dipisahkan dengan fungsi kehadirannya sebagai

pemimpin spiritual dan masyarakat.Prinsip dasar

kepemimpinan beliau adalah keteladanan.Dalam

kepemimpinannya mengutamakan uswatun hasanah

pemberian contoh kepada para sahabatnya yang

dipimpin. Rasulullah memang mempunyai kepribadian

yang sangat agung, hal ini seperti yang

digambarkan dalam al-Qur'an:

Artinya: “Dan Sesungguhnya engkau Muhammad benar-

benar berada dalam akhlak yang agung”. (Q. S. Al-

Qalam: 4).

Dari ayat di atas menunjukkan bahwa Rasullullah

memang mempunyai kelebihan yaitu berupa akhlak

Kepemimpinan dalam Islam Page 45

yang mulia, sehingga dalam hal memimpin dan

memberikan teladan memang tidak lagi

diragukan.Kepemimpinan Rasullullah memang tidak

dapat ditiru sepenuhnya, namun setidaknya sebagai

umat Islam harus berusaha meneladani kepemimpinan-

Nya.

Kepemimpinan dalam pandangan Islam merupakan

amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya

dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggota yang

dipimpinnya, tetapi juga akan dipertanggung

jawabkan di hadapan Allah SWT. Jadi,

pertanggungjawaban kepemimpinan dalam Islam tidak

hanya bersifat horizontal-formal sesama manusia,

tetapi bersifat vertikal-moral, yakni tanggung

jawab kepada Allah SWT di akhirat.Kepemimpinan

sebenarnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan,

tetapi merupakan tanggung jawab sekaligus amanah

yang amat berat dan harus diemban sebaik-baiknya.

Hal tersebut dijelaskan dalam Al Qur’an surat Al-

Mu’minun:

Artinya: Dan orang-orang yang memelihara amanat-

amanat (yang dipikulnya) dan janji mereka dan

orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka

Itulah orang-orang yang akan mewarisi surga

Firdaus, mereka kekal di dalamnya. (Q.S. al-

Mukminun 8-11)

Kepemimpinan dalam Islam Page 46

Selain dalam Al Qur’an Rasulullah SAW juga

mengingatkan dalam Haditsnya agar dapat menjaga

amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dimintai

pertanggungjawaban baik di dunia maupun dihadapan

Allah SWT. Hal itu dijelaskan dalam Hadits

berikut:

“Kalian semua adalah pemimpin dan seluruh kalian akan dimintai

pertanggung jawaban atas yang dipimpin.Penguasa adalah

pemimpin dan seorang laki-laki adalah pemimpin, wanita juga

adalah pemimpin atas rumah dan anak suaminya.Sehingga

seluruh kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan dimintai

pertanggung jawaban atas yang dipimpin.” (Muttafaqun

‘alaihi)

Jadi kepemimpinan adalah sebuah amanah yang harus

diemban dengan sebaik-baiknya, dengan penuh

tanggung jawab, profesional dan keikhlasan.Sebagai

konsekuensinya pemimpin harus mempunyai sifat

amanah, profesional dan juga memiliki sifat

tanggung jawab.Kepemimpinan bukan kesewenang-

wenangan untuk bertindak, tetapi kewenangan

melayani untuk mengayomi dan berbuat seadil-

adilnya.Kepemimpinan adalah keteladanan dan

kepeloporan dalam bertindak yang seadil-adilnya.

Kepemimpinan semacam ini hanya akan muncul jika

dilandasi dengan semangat amanah, keikhlasan dan

nilai-nilai keadilan.

Kepemimpinan dalam Islam Page 47

II. Saran

Jika kita menjadi seorang pemimpin, maka jadilah

seorang pemimpin yang tegas, jujur, sabar, serta

bertanggung jawab atas apa yang anda pimpin.

Seorang pemimpin yang muslim harus bisa memiliki

sikap dan sifat kepemimpinan seperti Nabi Muhammad

SAW. Yaitu Sidiq, Tabligh, Amanah, Fathonah

tersebut. Seorang pemimpin itu harus bisa seperti

air yang mampu menghidupi seluruh umat manusia,

seperti api yang mampu memberikan manfaat bagi

umat manusia,seperti tanah yang mampu memberikan

pijakan bagi umat manusia, seperti pohon yang

mampu memberikan kesejukan bagi umat

manusia,seperti udara yang mampu memberikan

kehidupan bagi umat manusia, dan seperti matahari

yang mampu memberikan cahaya kehidupan bagi umat

manusia.

Kepemimpinan dalam Islam Page 48