KEUTAMAAN TAUHID DALAM ISLAM KEUTAMAAN TAUHID DALAM ISLAM

41
KEUTAMAAN TAUHID DALAM ISLAM KEUTAMAAN TAUHID DALAM ISLAM Oleh Aboe Zaid Romadhoni Muroja’ah oleh Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin Saudaraku pembaca, sebagai seorang muslim, pasti tidak asing lagi mendengar kataTauhid. Sebuah kata yang sangat penting dan urgen di dalam agama Islam. Tetapi, betapa banyak kaum muslimin yang meremehkan kata tersebut. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita akan sedikit mengulang dan membahas tentang kedudukan dan keutaman tauhid dalam agama Islam, dengan harapan kita semakin cinta akan agama ini dan semakin bersemangat dalam memahami, mengamalkan, dan kemudian mendakwahkanya. Atau minimal dapat menyegarkan kembali ingatan kita akan pentingnya kalimat At- Tauhid dalam diri kita. Tujuan Diciptakannya Jin dan Manusia Adalah untuk Menauhidkan Allah

Transcript of KEUTAMAAN TAUHID DALAM ISLAM KEUTAMAAN TAUHID DALAM ISLAM

KEUTAMAAN TAUHID DALAM ISLAM

KEUTAMAAN TAUHID DALAM ISLAM

Oleh Aboe Zaid Romadhoni

Muroja’ah oleh Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin

Saudaraku pembaca, sebagai seorang muslim, pasti tidak asing lagi mendengar kataTauhid. Sebuah kata yang sangat penting dan urgen di dalam agama Islam. Tetapi, betapa banyak kaum muslimin yang meremehkan kata tersebut. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika kita akan sedikit mengulang dan membahas tentang kedudukan dan keutaman tauhid dalam agama Islam, dengan harapan kita semakin cinta akan agama ini dan semakin bersemangat dalam memahami, mengamalkan, dan kemudian mendakwahkanya. Atauminimal dapat menyegarkan kembali ingatan kita akan pentingnya kalimat At-Tauhid dalam diri kita.

Tujuan Diciptakannya Jin dan Manusia Adalah untuk Menauhidkan Allah

Sesungguhnya, Allah menciptakan seluruh alam semesta termasuk di dalamnya jin dan manusia adalah hanya untuk beribadah kepada-Nya. Allah Ta’ala telah berfirman dalam Al-Qur’an Al-Karim, “Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia, melainkan hanya untuk beribadah kepada-Ku” (Adz-Dzariyat: 56). Inilah hakikat diciptakannya jin dan manusia, yaitu hanya untuk beribadah kepada Allah saja tanpa mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Sebab, tauhid hanya kepada Allah saja, karena syarat diterimanya suatu ibadah/ amalan adalah ikhlas kepada Allah merupakan hak Allah yang harus ditunaikan oleh setiap manusia. Setiap manusia harus mengikhlaskan ibadahnya kepada Allah dan mengikuti tuntunan Rasulullah. Jika seseorang beribadah kepada selain Allah, maka ia telah berbuat syirik kepada Allah dan hal itu mengeluarkannya dari Dienul Islam. Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku hanya menyembah tuhanku dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya.” (Al-Jin: 20).Maka, perhatikanlah wahai kaum Muslimin!

Tauhid, Merupakan Inti Dakwah Para Rasul

Allah mengutus setiap rasul kepada setiap ummatnya untuk memulai dakwahnya kepada tauhid. Karena hal ini merupakan perintah Allah yang harus mereka sampaikan kepada ummatnya. Allah berfirman, “Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya, ‘Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang benar untuk disembah) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku’.” (Al-Anbiyaa’: 25). Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ketika berdakwah di Makah selama tiga belas tahun beliau mengajak kaumnya untuk mengesakan Allah saja (tauhid), tidak kepada yang lain. Di antara wahyu yang diturunkan kepada beliau ketika itu adalah firman Allah dalam Surah Al-Jinayat 20 yang telah disebutkan di atas. Selain itu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallammendidik para Shahabat agar senantiasa memulai dakwahnya dengan tauhid. Ketika Rasul mengutus shahabat Mu’adz bin Jabal Radhiallahu ‘anhu berdakwah ke Yaman, beliauShallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Hendaknya yang pertama kali kamu serukan kepada mereka adalah bersaksi, ‘Sesungguhnya tidak ada Ilah/ sesembahan (yang benar untuk disembah) kecuali Allah’, Dalam riwayat lain disebutkan, ‘Agar mereka mengesakan Allah’.”(Muttafaq ‘alaih). Jadi, setiap rasul memulai dakwahnya dengan tauhid, memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah saja, danmenjauhi syirik. Maka, wajib bagi siapapun untuk memulai dan

memprioritaskan dakwahnya dengan tauhid, tanpa menafikan (meniadakan) dakwah kepada syari’at yang lainnya.

Sumber Keamanan Manusia dan Ketenteraman dengan Bertauhid

Para Ahli Tauhid hatinya selalu tenang dan aman, sebab mereka tidakpernah takut kecuali kepada Allah saja. Ahli Tauhid merasa aman ketika manusia ketakutan dan merasa tenang ketika mereka kalut. Allah berfirman, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan imam mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-An’am: 82). Ayat ini memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang menauhidkan Allah. Mereka yang tidak mencampuradukkan antara keimanan dengan kesyirikan, sungguh mereka akan mendapatkan keamanan yang sempurna dari Allah. Keamanan ini bersumber daridalam jiwa, bukan oleh penjagaan manusia atau pihak keamanan. Dan keamananyang dimaksud adalah keamanan di dunia dan akhirat. Sebab, Ahli Tauhid mengetahui bahwa kezholiman yang terbesar adalah syirik kepada Allah sebagaimana penjelasan Rasulullah ketika para shahabat bertanya tentang maksud dari ayat di atas dalam hadits dari shahabat Abdullah bin Mas’udradhiallahu ‘anhuma. Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan, “Ketika ayat ini turun (Al-An’am: 82), banyak umat Islam yang merasa sedih dan berat. Mereka berkata siapa di antara kita yang tidak berlaku zhalim kepada dirinya sendiri? Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam menjawab:“Yang dimaksud bukan (kezhaliman) itu, tetapi syirik. Belumkah kalian mendengar nesihat Luqman kepada puteranya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah (syirik) benar- benar suatu kezhaliman yang besar’.(Luqman: 13)”. (Muttafaq ‘alaih). Sungguh, para Shahabat Nabi sangat takut jika diri mereka berbuat zhalim (syirik) kepada Allah, maka pakah kita tidak merasa takut jika kita berbuat syirik kepada Allah?? Ayat ini merupakan kabar gembira bagi setiap orang yang selalu meninggikan Kalimatut Tauhid, yang tidak mencampuradukkan antara keimanan dan kesyirikan, sungguh mereka akanmendapat pertolongan dan keamanan dari siksa Allah di akhirat.

Sebagai Pembawa Kebahagiaan dan Pelebur Dosa

Seorang ahli tauhid yang memurnikan ibadahnya hanya kepada Allah saja dan menjauhi segala praktik kesyirikan, maka ia akan mendapatkan kebahagiaan yang sejati bagi dirinya, dan menjadi penyebab bagi penghapusan segala dosanya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang benar untuk disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya lepada Maryam serta ruh daripada-Nya, dan (bersaksi pula bahwa) surga hádala benar adanya dan Neraka pun benar adanya maka Allah pasti memasukkannya ke dalam surga, apapun amalan yang diperbuatnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim). Oleh karena itu, siapa saja yang murni aqidah dan tauhidnya, tanpa mengotorinya dengan kesyirikan, maka Allah menjanjikan Surga kepadanya. Walaupun, sebagian amalannya terdapat dosa dan maksiat. Dalam sebuah hadits Qudsi, Allah berfirman: “Hai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau tidak menemui-Ku dalam keadaan tidakmenyekutukan-Ku sedikitpun, niscaya Aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.” (H.R. Tirmidzi dan adh-Dhayya’, hadits hasan). Wahai kaum Muslimin, seandainya kita menemui Allah dengan membawa dosa dan maksiat sepenuh bumi, tetapi kita meninggal dalam keadaan bertauhid, insya Allah, segala dosa kita akan diampuni oleh Allah, dan pasti masuk surga dan tidak akan kekal di neraka.

Hak Allah yang Pertama dan Terakhir yang Harus Ditunaikan Hamba-Nya

Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Allah mengampuni dosa selain itu bagi orang-orang yang Dia kehendaki” (An Nisaa’: 116). Sehingga syirikmenjadi larangan yang terbesar. Maka, tauhid merupakan perintah yang paling besar, sebab tauhid merupakan lawan dari tauhid. Oleh karena itu, setiap manusia wajib menauhidkan Allah. Allah menyebutkan kewajiban ini sebelum kewajiban lainnya yang harus ditunaikan oleh hamba. Allah Ta’ala berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah pada kedua orang tua” (An Nisaa’: 36). Kewajiban ini lebih wajib daripada semua kewajiban, bahkan lebih wajib daripada berbakti kepada orang tua. Allah berfirman, “Dan jika keduanya (orang tua) memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya…” (Luqman : 15). Sehingga seandainya orang tua memaksa anaknya untuk berbuat syirik maka tidak bolehditaati dengan cara yang baik dan lemah lembut.

Sebagaimana telah dijelaskan di awal risalah ini, Rasul memerintahkan para utusan dakwahnya agar menyampaikan tauhid terlebih dahulu sebelum yang lainnya. Yaitu, Nabi Shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Mu’adz bin Jabal rodhiyallohu ta’ala ‘anhu, “Jadikanlah perkara yang pertama kali kamu dakwahkan ialah agar mereka menauhidkan Allah.” (riwayat Bukhari dan Muslim).Selain itu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda, “Barang siapa yang perkataan terakhirnya Laa ilaaha illallah niscaya masuk surga”(riwayat Abu Dawud, Ahmad dan Hakim dihasankan Al Albani dalam Irwa’ul Gholil). Dua hadits di atasmenjadi dalil bahwa tauhid merupakan kewajiban yang paling pertama yang harus ditunaikan oleh setiap manusia pun menjadi kewajiban yang terakhir bagi setiap umat. Oleh karena itu, bersyukurlah bagi siapa saja yang senantiasa menauhidkan Allah, dan semoga kita semua mati dalam keadaan bertauhid kepada Allah, tanpa syirik sedikitpun.

Bagaimana cara menauhidkan Allah?

Setelah kita mengetahui bahwa tauhid memiliki keutamaan dan kedudukan yang tinggi di dalam Islam, maka wajib bagi kita untuk selalu menauhidkan Allah, memurnikan syahadatain Laa ilaaha illallah Muhammadar Rasuulullah, dengan cara mempelajari atau mengilmuinya, yaitu dengan mempelajari Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah (Hadits) Rasulullah sesuai dengan pemahaman para Shahabat Nabi. Mengapa harus pemahaman Shahabat Nabi, dan bukan yang lainya?? Karena Allah ‘Azza wa Jalla telah berfirman, “Orang-orang yang terdahulu (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah telah ridha kepada mereka dan merekapun telah ridha kepada Allah. Allah telah menyiapkan bagi mereka surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” (At Taubah: 100). Para Shahabat Radhiallahu ‘anhum yang telah dijanjikan Surga oleh Allah, menjadikan aqidah sebagai ruh dalam menjalankan segala aktivitas mereka, termasuk ketika jihad melawan orang kafir. Kemenangan selelu diraih oleh pasukan Islam ketika berperang meninggikan kalimat Tauhid melawan orang kafir. Sebab, para Shahabat hanyamenjadikan Allah saja sebagai penolong mereka. Maka, beruntunglah orang-orang yang mengikuti Muhajirin dan Anshar (para Shahabat) dalam segala haltermasuk masalah aqidah. Semoga Allah mengumpulkan kita di Jannah-Nya bersama para nabi dan rasul, dan ahli tauhid (umat Islam).

Sedangkan dalil untuk mengilmui/ mempelajari tauhid (Laa ilaaha illallah) sebagaimana firman Allah, “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada sesembahan (yang benar untuk disembah) selain Allah, dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.”(Muhammad: 19). Juga firman-Nya, “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buatkan untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang yang berilmu.” (Al-‘Ankabut: 43). Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Barangsiapa mati dalam keadaan berilmu tentang Laa ilaaha Illallah, maka dia pasti masuk Surga.” (H.R. Ahmad, Shahih). Maka, kita wajib mengilmui makna yang diinginkan dari kalimat tersebut, baik yang dinafikan (ditolak) maupun yang ditetapkan, dan kemudian berusaha mengamalkannya.

Namun, sangat disayangkan betapa banyak ummat Islam di zaman ini yang meremehkan dan lalai, bahkan bodoh dalam masalah aqidah!! Ini merupakan suatu musibah besar bagi Ummat Islam!! Sehingga, pantaslah kekalahan selalu diderita oleh umat Islam pada saat ini. Semoga hal ini menjadi pelajaran bagi mereka yang mau berpikir. Wallaahu A’lam bish-Shawab.

~ PERBEDAAN ‘TAUHID’ & ‘SYIRIK’. (Oleh AgusMustofa)28 September 2010 pukul 5:22

Agama Islam adalah agama TAUHID ~ agama yang menyembah SATU Tuhan. Bukan agama SYIRIK yang menyembah BANYAK Tuhan. Jadi keislaman seseorang itu BERIMPIT dengan tauhid-tidaknya dia dalammenyembah Allah. Orang-orang yang menjadikan Allah sebagai TUJUANsatu-satunya seluruh aktivitas hidupnya, itulah yang disebut sebagai orang yang sudah ISLAM. Karena sudah bertauhid. Sedangkan, yang menjadikan hal-hal lain sebagai tujuan hidupnya, mereka belum bisa disebut ‘Islam’.

 

Ada orang yang baru Islam NAMA-nya. Ada yang baru Islam keturunannya. Ada yang baru Islam KTP-nya. Ada yang baru aksesori-aksesori yang menempel di badannya. Atau baru Islam pendidikannya. Islam ’materi hafalannya’. Pun, ’kalimat-kalimat’ yang diucapkannya. Tetapi, dia belum BERSERAH DIRI kepada Allah ~menjadikan Allah sebagai TUJUAN satu-satunya hidupnya. Maka, ia SEJATINYA belum muslim.

 

Makna MUSLIM adalah: Orang yang berserah diri kepada Allah saja ...

 

Apanya yang diserahkan kepada Allah? Ya, segala-galanya.

Maka, perhatikanlah beberapa perbedaan di bawah ini yang mengambarkan cara beragamanya orang yang bertauhid kepada Allah, dengan yang syirik.

1. Orang yang bertauhid adalah orang yang MENIATKAN seluruh aktifitas ibadahnya hanya untuk Allah. Sedangkan orang yang syirik, meniatkan aktifitas ibadanya untuk selain Allah, termasuk untuk DIRI SENDIRI.

2. Orang yang bertauhid, menjadikan Allah sebagai TUHAN dalam hidupnya. Dia menyembah, memuja dan memuji, mengagungkan Allah, mengagumi-Nya, mendekatkan diri dan merasa bahagia karenanya. Ia menjadikan Allah sebagai SUBYEK dalam proses beragamanya. Sedangkan orang yang syirik, menjadikan Allah sebagai OBYEK dalam hidupnya. Allah tidak dijadikan sebagai SESUATU yang menguasai segala-gala yang ada pada dirinya danalam semesta, melainkan Allah DIPERALAT untuk menyenangkan dirinya. Bahkan, tak jarang Allah diajak berdagang, diperintah dan disuruh-suruh untuk memenuhi segala keinginannya. Orang yang begini pada dasarnya tidak bertuhankepada Allah, melainkan bertuhan kepada DIRINYA sendiri. Sedangkan Allah hanya dijadikannya sebagai PELENGKAP PENDERITA. Pemuas segala keinginannya.

3. Orang-orang yang bertauhid, mengorientasikan pembelajaran dalam hidupnya untuk lebih MENGENAL Allah, dan kemudian terus berusaha MENDEKATKAN DIRI. Sedangkan yang syirik, terus mencari dan berusaha mendapatkan FASILITAS-FASILITAS yang disediakan oleh Allah untuk kesenangannya. Dia lebih INGAT fasilitas daripada ingat Allah.

4. Orang-orang yang bertauhid akan ’memosisikan’ Allah sebagai ’Sesuatu’ yang TIDAK ADA BANDINGNYA. Sedangkan yang syirik, akan menempatkan hal-hal selain Allah SEBANDING dengan-Nya. Misalnya, mengatakan makhluk itu KEKAL. Padahal sifat kekal itu hanya MILIK Allah saja. Tidak ada di alam semesta ini yang kekal. Apalagi cuma ENERGI. Sejumlah Ilmuwan Fisika Klasik memang berpendapat bahwa energi tidak bisa diciptakandan dimusnahkan, sehingga disebut sebagai ’hukum kekekalan energi’, itu semata-mata karena mereka belum memahami ilmu Fisika Modern. Bagi ilmuwan modern yang JUJUR dalam memahamialam semesta ini, maka dengan sangat yakinnya dia akan mengatakan bahwa energi itu TIDAK KEKAL. Ia pernah tidak ada, dan satu ketika akan tidak ada lagi. Yaitu, saat alam semesta ini belum diciptakan, dan ketika kelak dilenyapkan oleh Sang Pencipta. Karena, teori KOSMOLOGI yang paling bisaditerima saat ini adalah yang berkesimpulan bahwa semua yangADA ini ternyata muncul dari KETIADAAN. Dan kelak akan kembali kepada ketiadaan.

5. Bagi orang-orang yang bertauhid, mereka memosisikan Allah sebagai Zat yang meliputi segala sesuatu, termasuk alam semesta. Sehingga segala yang ada ini sebenarnya adalah TUNGGAL, yaitu eksistensi DIRI-Nya belaka. Sedangkan bagi yang syirik, mereka menganggap Allah berada di DALAM alam semesta, ataupun bagian dari eksistensi alam semesta. Atau berada di dalam akhirat. Atau malah ada yang berpendapat Allah di dalam surga. Sehingga mereka mempersepsi segala sesuatu ini tidak tunggal. Padahal segala KEANEKA RAGAMAN ini hanyalah PENAMPAKAN dari Sesuatu yang Tunggal belaka, yaitu Allah. Laa ilaha illallah ~ tidak ada eksistensi selain Diri-Nya.

 

Maka, sungguh layak diprihatinkan jika kita memberikan label SIFAT ALLAH kepada makhluk. Siapa pun makhluk itu: termasuk akhirat, surga dan neraka. Karena, sesungguhnya TIDAK ADA satu ayat pun di dalam al Qur’an yang mengatakan AKHIRAT itu KEKAL. Yang ada, ialah: khalidina fiha, hum fiha khalidun, dsb. Itu bukan bercerita tentang kekalnya TEMPAT ~ surga dan neraka ~ melainkan cerita tentang ORANG yang masuk surga/ neraka, mereka TIDAK bisa KELUAR dari dalamnya sampai lenyapnya langit dan bumi, QS. 11: 106-108. Diterjemahkan ke bahasa Indonesia sebagai ’kekal’ di dalamnya, selama-lamanya. Dan kemudian dipersepsi secara distortif, bahwa akhirat itu kekal.

 

Justru, yang dijelaskan Allah secara eksplisit itu bukanlah kekalnya segala makhluk selain Diri-Nya. Malah sebaliknya, berbagai ayat di dalam al Qur’an mengatakan yang SELAIN Allah bakal BINASA.

 

Maka, kawan-kawan, jika kita ingin berislam secara baik, yang nomer satu harus dibenahi adalah TAUHID. Jangan MENDUAKAN Allah dalam seluruh tataran kehidupan kita. Mulai dari niat, praktek, sampai kepada harapan-harapan atas kebahagiaan. DIA Maha Tahu tanpa harus kita suruh-suruh. Dan Maha Pemurah tanpa harus didikte-dikte.

 

Siapa saja yang baik akan memperoleh kebaikan. Siapa saja yang ikhlas akan disayang Allah. Siapa yang sabar, akan selalu didampingi-Nya. Siapa yang bertakwa kepada-Nya akan selalu diberisolusi dalam hidupnya. Siapa saja yang menjadikan Allah sebagai tujuan, maka ia akan sampai di TUJUAN itu, sebagai SUMBER segala kebahagiaan yang tiada putus-putusnya.

 

Jangan menjadikan yang ’selain Allah’ sebagai tujuan. Seperti seorang karyawan yang kualitas bekerjanya hanya SEBATAS ingin memperoleh gaji. Karyawan yang demikian ini pasti karyawan bawahan. Apakah tidak boleh? Oh boleh saja, siapa yang melarang. Itu memang hak setiap individu dan dijamin secara alamiah.

 

Tetapi, kalau ingin yang berkualitas tinggi, tirulah para EKSEKUTIF, yang bekerjanya bukan dikarenakan gaji lagi, melainkansudah ingin MENGAKTUALISASIKAN dirinya. Kemampuannya. Kualitasnya. Maka, ia akan BEKERJA sebaik-baiknya. Dia senang melakukan semua pekerjaannya tanpa terpaksa, karena ia paham dan bahkan 'hobi' melakukannya, sehingga ia bisa menjalaninya dengan penuh keikhlasan. Hasilnya: pekerjaannya sangat BERKUALITAS. Sedangkan bayaran atas pekerjaannya, DENGAN SENDIRINYA akan mengalir kepadanya, seiring kualitas yang dihasilkannya. Tidak seperti karyawan yang orientasi hidupnya hanya mengejar gaji. Bekerjanya berat, tertekan, terpaksa, sering protes, mencak-mencak kalau tidak sesuai dengan keinginannya, dlsb. Mereka itu sulit untuk berprestasi, dan gajinya pun sulit untuk naik, dikarenakan kualitasnya yang memang rendah.

 

Saya, sebagai owner dari sebuah perusahaan justru tidak respek kepada karyawan-karyawan yang tuntutannya hanya gaji dan fasilitas yang ingin dinikmatinya. Saya tidak akan  pernah memberikan kepercayaan lebih besar kepadanya, karena orang yang seperti ini pasti SEMPIT cara berpikirnya, dan hanya memikirkan diri sendiri. Sebaliknya, saya akan memberikan promosi kepada mereka yang bekerja dengan ikhlas demi kemajuan bersama, karena karyawan yang seperti itu TIDAK PANTAS menerima GAJI KECIL. Ia pantasnya menjadi eksekutif yang BERGAJI BESAR..!

 

QS. Luqman (31): 22

Dan barangsiapa BERSERAH DIRI kepada Allah, sedang dia adalah orang yang BERBUAT kebajikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah KESUDAHAN segala URUSAN.

 

QS. Ar Rahman (55): 60

Tidak ada balasan KEBAIKAN kecuali kebaikan (pula).

 

QS. Al Muzzammil (73): 20

... Dan kebajikan apa saja yang kamu perbuat PASTI kamu memperoleh (balasan) nya di sisi Allah sebagai BALASAN yang paling baik dan yang paling besar...

 

QS. Al Qashash (28): 88

Janganlah kamu SEMBAH di samping Allah, tuhan APA PUN yang lain. Tidak ada Tuhan melainkan Dia. Segala SESUATU bakal BINASA, kecuali ALLAH (saja). Bagi-Nya-lah segala penentuan, dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan.

 

Wallahu a’lam bishshawab

~ salam ~

Betet Liee innalillahiwainnailaihirojiuun27 Mei 2013 pukul 2:33

Anto Tanjuang semoga allah memberi petunjuk..10 Juni 2013 pukul 21:54

Yuswar Effendi Laa Maujuda ilallaah (tiada yang wujud kecuali hanya Allah); Semua makluk adalah manifestasi keberadaan dan perwujudan dari Dzat sang Kholiq Allah Ajawazallah. Sehingga bagiseorang hamba yang telah masuk kedalam sifat WujudNya (sifat bukanlah sejatinya Dzat) maka si hamba akan melihat, mendengar dan bahkan merasakan bahwa semua yang tercipta dan semua yang terjadi adalah Mutlak Qudrot dan Iradat Allah Azawajallah. Bukan dari makluk ataupun dirinya sendiri. HAKEKAT telah melekat pada diri sang hamba bahwa dirinya adalah Manifestasi dari Sang Pemilik Kemaha-agungan dan Kemaha-kuasaan serta meletakkan semua yang terjadi atas dirinya dan usahanya pada Allah semata tidak pada yang selain dariNya.11 Juni 2013 pukul 18:33

Fosil Prayitno Bung YE@.. sebetulnya ulasan anda hanya mengulang apa yg sdh diulas sang penulis jadinya ya sia2 siapapun bisa klo cuma jadi pengikut11 Juni 2013 pukul 19:16

Yuswar Effendi @Cak Prayit makasih atas responnya, ngak apa2, itusebetulnya ulasan yang singkat tapi padat. Walaupun pengikut tapingikut yang bener, yaa toh..., Laa ma'suda ilallaah, laa laya'lamuna bilhaqi ilallah. sikakeh cak nek gelem diulas kabeh umure sampean karo umurku gak bakalan ganep/gaduk meskipun diparingi umur soko masyriky sampai maghgribi.11 Juni 2013 pukul 20:36

Yuswar Effendi @Saudara Agus Mustofa, sy pernah berdiskusi tentang Ilmu Usuluddin yang berkenaan dengan ke-Tauhid-an, saya pernah ditanya tentang ulasan yang seperti anda tulis diatas, yaitu tentang Sifat "WAHID" / Wahdaniyah"/"ESA"/Tunggal.; Pada saat itusaya sependapat bahwa semua yang tercipta pada hakekatnyaadalah Tunggal, Contohnya saya sendiri atau anda sendiri, dimana didunia ini yang namanya Yuswar/Agus M hanya satu/esa/tunggal. Tapi Allah Maha Esa /Wahdaniyah, lalu apa perbedaan ESA/Tunggalnya kami semua ini dengan Esa/Tunggalnya Allah SWT. Mohon pencerahannya..,Tq.

11 Juni 2013 pukul 20:58

Jon Rit bismillah saudaraku,ada tiga hal yg menurut,hamba allah yg doip ini ya itu,bukankah adam muhammat allah itu sesuatu yg menjadi sebab ya itu,esa tunggalnya kita itu dari sipat nya sedang esanya allah itu dari jat nya,menurut hamba,adam adalah sipat nya muhammad adalah rasanya sedang allah adalah jatnya,menurut hamba sesungguhnya secb napi dan isbat itu lah tujuan yg kita bicarakan,maapin hamba yg doip ini jika kuran berkenan buat saudara2ku 13 Juni 2013 pukul 2:54 · 1

Muhamad Hadi Prasetio saya sangat setuju14 Juni 2013 pukul 21:22

Asmar Geshiedenis begitu Indahnya dalam Islam ini, sempurnah sekali yang diberikan pada umat islam.Ya Allah semoga Islam tetapjaya dan tegak di Muka bumi ini,,,,18 Juni 2013 pukul 14:24

Imay Imnut alhmdllahi robbil alamin.... semoga ALLAH sllu mmberi petunjuk bg orang2 yg brfikir, amin.....11 Juli 2013 pukul 7:03

Samsudin Samat benar apa yg kamu sampaikan , namun kalau ilmu Tauhid ini di ajarkan di masjid2 dan di amalkan oleh setiap org muslim pasti mreka jadi org yg berserah diri dan Islam di sisi ALLAH. amin14 Juli 2013 pukul 2:19

Yus Fidzz Alhamdulillah 25 Juli 2013 pukul 6:45

Reizalalfian Ramliali Shifarokensuka Eizanaihara Alhamdulillah..

3 Agustus 2013 pukul 7:29

Mamah Shoffa Affandia penerangannya msh setengah2. yg full dong.3 September 2013 pukul 8:19 · 1

Ba'ong Sadewa Ibunya Syakila@klo tau full kenapa tdk ditambahkan?....3 September 2013 pukul 10:06

Hasan Badri Ma'af saudara2ku.. TAUHID tdk akn dpt dipelajari ataud kaji, sama saja kt mengkaji & mempelajari ALLAH.. Tauhid dpt ktdapat dgn AMALAN NYA.. Sangat jarang yg mengajarkn AMALAN TAUHID skrg ini.8 September 2013 pukul 11:01 · 2

Hasan Badri ISLAM kacau BALAU skrg karna TAUHID nya RAPUH, ILMU Tauhid itu milik ALLAH.. Hanya ALLAH yg mengajarkan ttg TAUHID ( DiriNYA ) kpd yg IA Kehendaki.. Coba saudara/i ku CARI d gogle dgn Key MUTIARA TERINDAH.. Salam...8 September 2013 pukul 11:05 · 2

Hasan Badri Dalam TAUHID.. Kalimat, Ucapan, bacaan, perbuatan TIDAK akn menjamin SYURGA, mlh bs jadi NERAKA yg d dapat.. Dlm TAUHID yg terutama adlh HATI ( QHOLBI ) yg tdk LALAI sedetikpun dari menyebut ALLAH, ini lah awal pengenalan kpd NYA... 8 September 2013 pukul 11:09 · 1

Hasan Badri ALLAH tiada memandang PERBUATAN hambanya, melainkan SELALU MENILIK HATI Hambanya.. Hati yg tiada LALAI dri menyebut Nama ALLAH stiap detik...8 September 2013 pukul 11:12 · 2

Akingg Gokiel salam akmaliah12 September 2013 pukul 4:50

Rini Ighonne Aan tdk ada ilmu yg tinggi nya melebihi ilmu tauhid/ilmu ma'rifat... smua Sdah jelas.. Tiada tuhan selain allah... Tiada makhluk selain tuhan sendiri yg berperan di dlm nya..... 22 September 2013 pukul 15:47

Budi Borezz apa kita sudah merasakan ada allah bersama kita........allah sudah menyiapkan 99 nama2 yg baik.hati adalah tempat nya asma allah.maka perbanyaklah zikir hati kl kita penginmerasakan ada allah bersama kita.allah itu lebih dekat dari urat nadi mu.25 September 2013 pukul 4:51

Rini Ighonne Aan allah itu tdk hnya bersama kita.. Tpi kita itu adlh allah sendiri.. Tubuh mu itu milik allah... Nafas mu milik allah.. Tiada dzat kecuali allah... Smakin paham dngn ilmu ma'rifat smakin takut sm diri sendiri.... 27 September 2013 pukul 22:09 · Telah disunting · 1

Budi Komandantaliban Dariitimur Hay all jangan kalian berkomentarterlalu jauh tentang allah......,?karna barang siapa yg menyiarkan rahasia allah maka dia adalah kufur( ihya umuludin)29 September 2013 pukul 3:18 · 1

Yaman Abd Hamid tingkatkan lah lagi sifat ingin mendalami islam diri dan jati tuhan yakni Allah,A,amiin10 Oktober 2013 pukul 7:32

ي� ت� Perbaiki smua Syari'at kita masing2 saudara/iQu. Thoriqt itu س�ي�tdk akn prnah trlepas dr Syar'i.. Kita sma2 tau, Tanpa Syari'at, Ma'rifatny Batal. n Sbalikny.. Khilafiyyh berakibat Kerasny Hati krn mrasa Fahm.. trkadang Kpintaran itu mnjadi Hijab. Smakin Pintar kita smakin Harus Hati2, krn Iblis itu Pintar.. 'Afwan, Wallah A'lam.. Smoga hati kita slalu lembut..

20 Oktober 2013 pukul 19:37 · 1

DjJoky Saputra Mulai dalam perut smpai lahir sampai mati napa yg kita cari ayo jwb ya teman....?1 November 2013 pukul 23:32

Nanae Fals y betul15 November 2013 pukul 16:36

Mardi Yono salam ukuwiyah.....wahai saudaraku amin amin amin semua benar tpi alangkah baiknya kta dpt mengaplikasikan dlm kehidupan kta dan berteguh dlm syariat agama biar nanti tidak kosong aja dan syariat adalah perjlanan menuju kestu biar tdk di enggok2 kan dlm pikiran mhon maaf bila salah 27 November 2013 pukul 3:58

Afdillah Putra Islam maaf saudaraku ,janagn berbicara tentang allah yg tidak kita ketahui karna allah melarang perbuatan itu ,27 November 2013 pukul 6:28

Indra Dimz Sac Crew assalamuallaikum...wahai saudaraku semua alangkah indahnya jika kita saling bertukar fikiran dan berlajar bersama akan ilmu yg Allah S.W.T berikan 28 November 2013 pukul 22:39

Indra Dimz Sac Crew assalamuallaikum...wahai saudaraku semua alangkah indahnya jika kita saling bertukar fikiran dan berlajar bersama akan ilmu yg Allah S.W.T berikan kepada seluruh makhluk hdup d bumi agar kita semua tentram damai dan sentosa tanpa ada perdebatan permungsuhan n sling benar...wahai saudaraku kita manusia n manusia tempat salah n dosa hanya Allah yg maha sempurna,mari saudara kita saling bertukar ilmu pengetahuan saudara tapi ingat saudara tidak ada saudara yg mencela saudara sesama muslim kalo salah di luruskan,ditanya dgn baik makna dri saudara perbincangkan....assalamuallaikum wr wb....salam rahayu

28 November 2013 pukul 22:46 · 2

Riz Q Afi saya kini sudah tidak bingung lg. Thx infonya. Lain x tag aq dong om.3 Desember 2013 pukul 0:00 · 1

Sendal Jepit mantep ....kang agus....15 Desember 2013 pukul 15:57 · 1

Klantung Aja jADIKANLAH Dunia SEBAGAI Jembatan,BUKAN Sebagai Tujuan.31 Desember 2013 pukul 0:05

Isneldi Anen Mdh2an Allah memudahkan kita smua menuju kpd Nya.....5 Februari pukul 22:12 · 1

Termiex Aicucence sip9 Februari pukul 4:15

Oneher Bullgear ini sudah level penafsir al'Quran..tapi kenapa tampa referennsi dari para ulama..kalo alQur'an dtafsirkan sendiri" niscaya bakal trus terjadi perdebatan seperti tulisan diatas yg merasa paling tau tauhid..hehe..waduh..harusnya jdulnya "PERBEDAAN TAUHID DAN SYIRIK MENURUT SAYA" ... Kebenaran hanya milik 4JJI 1 Maret pukul 22:55 · 1

Deni Riswandi Kalau Allah memberitakan bahwa Akhirat itu kekal bukan berarti kekalnya itu sama dengan kekalnya zat Allah. Krn kekalnya surga dan neraka itu kekal "bersebab" yakni karena Allahyg menjadikannya kekal. Sedangkan kekalnya Allah adalah kekal "dzati" yakni kekal dengan dirinya sendiri.2 Maret pukul 4:08 · 2

Deni Riswandi Tauhid wajib dipelajari oleh setiap muslim sebagai pintu mengenal Allah. AWWALUDDIN MA'RIFATULLAH. Kl tidak dapat dikenali bagaimana bisa diyakini. Kalau tidak bisa diyakini bagaomana bisa diamalkan????2 Maret pukul 4:13

Khairul Anwar Assalamu'alaikum..maaf mau bagi tambahan pemahaman Tauhid.. nih ada disinihttp://www.akuislam.co.vu/.../keutamaan-tauhid-dalam...15 Maret pukul 8:12

Yuswardi Adie saya cuma mau naanya sama temen2 untuk apa kita diciptakan di dunia ini ?15 Maret pukul 21:27

Abah Anom Kita umat manusia hanya untuk menyebah alloh swt.24 Maret pukul 16:23

Abah Anom Dunia hanyalah sarana bkn tujuan'dunia sarana tuk mencapai aherat yg abadi24 Maret pukul 16:26

Yenni YjsForever jdi tauhid intix ini10 April pukul 17:39

PEMBAGIAN TAUHID MENJADI TIGA adalah TRINITAS? Kategori: Aqidah

Diterbitkan pada 15 March 2013 Klik: 41425

Share on facebook Share on twitter Share on google Share on favorites More Sharing Services 71

Merupakan perkara yang konyol dan lucuadalah perkataan sebagian ASWAJA atau sebagian Jahmiyahbahwasanya pembagian tauhid menjadi tiga, (1) Tauhid Ar-Rububiyah, (2) Tauhid Al-'Uluhiyah/al-'Ubudiyah, dan (3) Tauhidal-Asmaa' wa as-Sifaat, adalah sama dengan aqidah TRINITAS kaumNasrani yang meyakini Allah terdiri dari 3 oknum.

Yang lebih lucu lagi mereka masih terus menganggap bahwapernyataan mereka ini adalah hujjah yang sangat kuat untukmembantah salafiyin, padahal ini adalah hujjah yang sangat konyoldan sangat…sangat…sangat…tidak nyambung. Apakah semua yang dibagimenjadi tiga sama dengan trinitas??. Akan tetapi begitulahsebagian ASWAJA yang mencari dalil apa saja yang penting bisamembantah salafiyin (Aswaja yang sesungguhnya) !!!

Pernyataan ini (bahwasanya pembagian tauhid menjadi tiga samadengan trinitas) digembar-gemborkan oleh seorang yang bernamaHasan 'Alawi As-Saqqoof, seorang pengikut faham Jahmiyah dalam

kitabnya ة� ي� لام� س������ دة� الا� ي������ عق� د وال� ����� ي� وح� ي� ال�ت� ف# ث% لي� ي% ال�ي� ة� اول����� ح ال م� ط����� ب23 د، ا� ����� ي� وح� د ال�ت� د من8 ع������ د ب�2 ي�3����� د ي# : artinya) ال�ي�Pengungkapan kebatilan orang yang membagi tauhid, pembatalanusaha trinitas dalam tauhid dan aqidah Islamiyah)

Beliau ini dikenal tukang dusta, terlalu banyak dusta yang ia sampaikan, bahkan berdusta dihadapan khalayak ramai (di stasiun televisi), silahkan baca (http://www.saaid.net/Doat/Zugail/303.htm), demikian juga tidak amanahnya Hasan As-Saqqoof terhadap kitab-kitab para ulama sebagaimana dibongkar oleh Muhammad Sa'id Al-Katsiiri dalam

kitabnya اف# ق� لي� ال�س ع� ن8 سن8 ب�2 ي�ث2 ح� ي� ك� ة� ف# ي� ق� ي� Gب ط رة� ب�� Jظ ا ب�# ي# L3ئ لما ي� ع� هم ف# عت� ي� ووق�� ة� م Vالا ت�راث% واء ب�2 ه� Vل الا ه� Vث% ا ي2 ع�(inti  buku ini adalah menunjukkan contoh praktek-praktek nyata ketidakamanahan Hasan As-Saqqof terhadap buku-buku para ulama, dan sikapnya yang menjatuhkan para ulama : silahkan di download di http://ia700302.us.archive.org/22/items/waq85152/85152.pdf), buku ini diberi pengantar oleh Syaikh yang alim yang juga berasaldari satu suku dengan Hasan As-Saqqoof, yaitu syaikh yang bernamaAbdul Qoodir 'Alawi As-Saqqoof hafizohulloh)

Adapun buku At-Tandiid tersebut maka telah dibantah secara khusus

oleh Syaikh Abdurrozzaq Al-Badr hafizohulloh dalam kitabnya ول ق� ال�د ي� وح� م ال�ت� سي� ق� ر ت�� ك efي Vن8 ا لي م� د ع� ي� ال�ر د ف# ي�3 د yang artinya : Perkataan yang Tepat dalam) ال�سMembantah Orang yang Mengingkari Pembagian Tauhid,  silahkan didownload di http://ia701206.us.archive.org/24/items/waq34288/34288.pdf)

Untuk membantah hujjah konyol ini maka ada beberapa perkara yang perlu diperhatikan :

 

PERTAMA : Maksud dari pembagian Tauhid menjadi tiga, yaitu mentauhidkan Allah dalam (1) Rububiyahnya, dalam (2) Uluhiyahnya,dan dalam (3) Asmaa dan SifaatNya.

-         Tauhid ar-Rubuubiyah artinya Mengesakan Allah dalam hal penciptaan, pemilikan dan pengaturan. Yaitu meyakini bahwa Allah Maha Esa dan tidak ada dzat lain yang ikut nimbrung membantu Allah dalam hal penciptaan, penguasaan, dan pengaturan.

-         Tauhid al-Uluhiyah : Mengesakan Allah dalam peribadatan hamba kepadaNya. Artinya Allah Maha Esa dalam penyembahan, maka tidak ada dzat lain yang boleh untuk ikut serta disembah disamping penyembahan terhadap Allah

-         Tauhid al-Asmaa wa as-Sifaat : Mengesakan Allah dalam nama-nama dan sifat-sifatnya. Artinya tidak ada dzat lain yang

menyamai sifat-sifat Allah yang maha sempurna.

Jika kita bertanya kepada kaum muslimin secara umum tentang tiga makna tauhid di atas, maka secara umum tidak ada yang menolak, karena Allah memang Maha Esa dalam ketiga hal di atas. Lantas kenapa harus ada pengingkaran jika maknanya disetujui dan disepakati..??

 

KEDUA : Tauhid asalnya tidaklah diterima kecuali tauhid yang satu. Karena asalnya (1) Rob yang berhak disembah adalah (2) Rob yang maha Esa dalam penciptaan, dan juga (3) Maha sempurna sifat-sifatnya. Jika ada Rob yang tidak maha esa dalam penciptaan atau tidak sempurna sifat-sifatnya maka dia tidak berhak untuk disembah. Karenanya asalnya bahwa tauhid tidaklah menerima pembagian. Ketiga makna tauhid di atas harus terkumpulkan menjadisatu. Lantas kenapa ada pembagian??!!

Makhluklah (yaitu kaum musyrikin) yang telah melakukan pembagian,sehingga mereka hanya mengimani dan mengerjakan sebagian dari makna tauhid.

Allah berfirman :

ون8 رك� ش% م م� لا وه� ا� اهلل م ي�2 ت%ره� qك Vن8 ا م� Vو ا ي�� وم�"Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam Keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain)" (QS Yusuf :106)

Para salaf dan para ahli tafsir telah sepakat bahwa makna ayat ini adalah kaum musyrikin arab mengakui dan mengimani bahwasanya Allah Maha Esa dalam penciptaan dan pengaturan, akan tetapi mereka berbuat kesyirikan dengan beribadah juga kepada selain Allah. (Silahkan baca kembali penjelasan panjang lebar disertai nukilan-nukilan dari salaf dan para mufassir di artikel ini "Persangkaan Abu Salafy Al-Majhuul Bahwasanya Kaum Musyrikin Arab

Tidak Mengakui Rububiyyah Allah"

Ayat ini menunjukkan bahwa kaum musyrikin Arablah yang membagi tauhid kepada Allah, sehingga hanya mengimani sebagian tauhid (yaitu tauhid rububiyah) dan berbuat syirik dalam tauhid al-uluhiyah.

Allah juga berfirman

ون8 رك� ش% م ي�� ا ه� د# ر ا� لى الت2 م ا� اه� ح2 ا ن�# لم ن8 ف�# �fب ن8 لة ال�د ي� لص ح# م� ك~ دعوا اهلل ل ق# ي� ال� وا ف# ت2 ا رك� د# ا� ف�#Maka apabila mereka naik kapal mereka mendoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya, Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali) mempersekutukan (Allah) (QS Al-'Ankabuut : 65)

Ayat ini menjelaskan bahwasanya dalam kondisi gawat kaum musyrikin mengesakan (tidak membagi) tauhid mereka sehingga ikhlas berdoa kepada Allah, akan tetapi tatkala mereka diselamatkan di daratan mereka kembali lagi melakukan pembagian tauhid dan menyimpang dalam tauhid al-uluhiyah.

Dan dalil-dalil yang menunjukkan akan keimanan kaum musyrikin terhadap tauhid ar-rububiyah sangatlah banyak, sebagaimana telah saya sampaikan pada link diatas.

 

Perhatikan : Syari'at tidak ingin tauhid dipisah-pisahkan, bahkaningin agar tauhid merupakan seusatu yang satu kesatuan. Hanya saja timbul penyimpangan dari kaum musyrikin yang memecah dan membagi tauhid, dimana mereka beriman kepada sebagian makna tauhid dan mengingkari sebagian yang lain. Maka datanglah syari'at untuk meluruskan mereka sehingga menjelaskan dengan caramembagi antara keimanan mereka yang benar (tauhid ar-rububiyah) dan keimanan mereka yang salah dalam tauhid (yaitu tauhid al-uluhiyah). Sehingga sering kita dapati bahwasanya Al-Qur'an berhujjah dengan keimanan mereka terhadap tauhid ar-rububiyah agar mereka meluruskan tauhid mereka yang salah dalam tauhid al-

uluhiyah. Seperti firman Allah

ون8 ) ق� ي� م ئ�� ك عل م ل� لك ي2 ن8 ق�� ن8 م� �fب د# م وال� ك لق� ي� خ�# د# م ال� ك ي23 دوا ر ي2 اس اع� ها ال�ي# ي�3 Vا ا اء ٢١ي�� ي# ماء ئ�2 ا وال�س #راس�% رض# ف� Vم الا ك عل ل� ي� ج�2 د# (ال�علمون8 م ت�� ي� ئ#3 Vدادا وا ي#3 Vا علوا هلل ج2 لا ن�� م ف�# ك ا ل� ف�� رر# مراث� ن8 ال�ث% ة م� ب�2 رج8 خ�# Vا اء ف�# ماء م� ن8 ال�س ل م� eر ن�# VواHai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkandengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui." (QS Al-Baqoroh : 21-22)

Dalam ayat ini Allah berhujjah dengan pengakuan kaum musyrikin dan keimanan mereka terhadap Rububiyah Allah agar mereka juga mentauhidkan Allah dalam uluhiyah/peribadatan.

Intinya : Pembagian tauhid nampak dan muncul pada makhluk lalu datanglah syari'at berusaha memperbaiki dan meluruskan pemahaman mereka yang keliru tentang tauhid. Jadilah timbul pembagian tauhid dalam syari'at yang memiliki 2 fungsi, (1) dalam rangka penjelasan dan (2) dalam rangka menjaga tauhid dari kesalahpahaman

 

KETIGA : Karenanya pembagian tauhid ini bukanlah penimbulan/pemunculan suatu makna baru yang tidak ada di zaman salaf, akan tetapi hanyalah pembaharuan dalam istilah atau metodepenjelasan dan pemahaman. Karena kalau pembagian ini dikatakan bid'ah maka terlalu banyak penamaan dan pembagian yang kita hukumi sebagai bid'ah juga. Sebagai contoh misalnya  pembagian para ulama bahwasanya hukum taklifi terbagi menjadi 5 (wajib, mustahab, mubah, makruh, dan haram). Tentunya pembagian ini tidakterdapat dalam pembicaraan sahabat. Akan tetapi setelah diteliti dalil-dalil yang ada jelas bahwa kesimpulan hukum-hukum taklifi tidaklah keluar dari 5 hukum tersebut.

 

KEEMPAT : Pembagian tauhid adalah perkara ijtihadiah, tergantung cara seorang mujtahid dalam meng "istiqroo' dalil-dalil, sehinggaberkesimpulan bahwa tauhid terbagi menjadi berapa?.

Karenanya kita dapati :

-         Sebagian ulama membagi tauhid menjadi dua saja, yaitu :

اث� ي2 �fئ والا� ة� معرف# د ال� ي� وح� د dan ي�� ص ق� لب2 وال� د ال�ط ي� وح� .ي��-         Ada juga yang membagi dua dengan ibarat yang lain,

yaitu : ري� ت2 خ# علمي� ال� د ال� ي� وح� رادي� dan  ال�ت� ي� الا� لت2 د ال�ط ي� وح� ال�ت�-         Ada juga yang mengungkapkan dengan ibarat yang lain,

yaitu : اد ق� ي� ع� د الا� ي� وح� عمل dan  ي�� د ال� ي� وح� ي��-         Kita dapati juga ada sebagian orang yang membagi tauhidmenjadi 4, seperti Ibnu Mandah yang membagi tauhid menjadi : (1) Tauhid Al-Uluhiyah, (2) Tauhid Ar-Tububiyah, (3) Tauhid al-Asmaa', dan (4) Tauhid As-Sifaat.

-         Demikian juga ada yang membagi tauhid menjadi empat dengan menambahkan  tauhid yang ke (4) Tauhid Al-Haakimiyah.

Yang menjadi permasalahan bukanlah pembagian, akan tetapi content/isi dan kandungan dari pembagian tersebut, apakah benar menurut syari'at atau tidak??!! Inilah yang menjadi permasalahan,bukan masalah pembagian tauhid menjadi dua atau tiga atau empat, atau lebih dari itu.

 

KELIMA : Ternyata kita dapati para ulama terdahulu –jauh sebelum Ibnu Taimiyyah- telah membagi tauhid menjadi tiga. Hal ini jelas membantah pernyataan mereka bahwa pembagian tauhid menjadi tiga

adalah kreasi Ibnu Taimiyyah rahimahullah di abad ke 8 hijriyah. Syaikh Abdurrozzaq hafizohulloh telah menukil perkataan para ulama salaf jauh sebelum Ibnu Taimiyyah yang membagi tauhid menjadi tiga. Diantara para ulama tersebut adalah :

(1) Al-Imam Abu Abdillah 'Ubaidullahi bin Muhammad bin Batthoh al-'Akburi yang wafat pada tahun 387 H, dalam kitabnya Al-Ibaanah.

(2) Al-Imam Ibnu Mandah yang wafat pada tahun 395 Hijriyah dalam kitabnya "At-Tauhid".

(3) Al-Imam Abu Yusuf yang wafat pada tahun 182 H (silahkan merujuk kembali kitab al-qoul as-sadiid)

 

KEENAM : Ternyata kita juga dapati ahlul bid'ah juga telah membagi tauhid

Pertama : Kaum Asyaa'roh juga membagi tauhid menjadi 3, mereka menyatakan bahwa wahdaniah (keesaan) Allah mencakup tiga perkara,  ungkapan mereka adalah:

ك~ لة �fي ر عالة لا ش% ف�# Vي� ا ر لة، وواخ�د ف# ت� Jظ ة لا ب�# اب�3 ي� ص�ق# م لة وواخ�د ف# سي� ة لا ق�� اب�3 ي� د# ن8 ال�لة واخ�د ف# ا�"Sesungguhnya Allah (1) maha satu pada dzatnya maka tidak ada pembagian dalam dzatNya, (2) Maha esa pada sifat-sifatNya maka tidak ada yang menyerupai sifat-sifatnya, dan (3) Maha esa pada perbuatan-perbuatanNya maka tidak ada syarikat bagiNya.

Salah seorang ulama terkemukan dari Asyaa'iroh yang bernama Ibrahim Al-Laqqooni berkata :

"Keesaan (ketauhidan) Allah meliputi tiga perkara yang dinafikan :

… "Keesaan" dalam istilah kaum (Asyaa'iroh) adalah ungkapan dari tiga perkara yang dinafikan :

"(1) Dinafikannya berbilang dari Dzat Allah, artinya Dzat Allah tidak menerima pembagian….

(2) Dinafikannya sesuatu yang serupa dengan Allah, maksudnya tidak ada perbilangan dalam dzat atau salah satu sifat dari sifat-sifatNya…

(3) Dinafikannya penyamaan Allah dengan makhluk-makhluk yang baru…"

(Hidaayatul Muriid Li Jauharot At-Tauhiid, Ibraahim Al-Laqqooni. 1/336-338)

Ulama besar Asya'iroh yang lain yaitu Al-Baajuuri rahimahullah berkata :

"Kesimpulannya bawhasanya wahdaniah/keesaan/ketauhidan Allah yangmencakup (1) Keesaan pada Dzat, (2) Keesaan pada sifat-sifat Allah, dan (3) Keesaan pada perbuatan-perbuatanNya…"

(Hasyiat Al-Imam Al-Baijuuri 'alaa Jauharot At-Tauhiid, hal 114)

 

Kedua : Abu Hamid Al-Gozali menyatakan bahwa tauhid yang berkaitan dengan kaum muslimin ada 3 tingakatan, karena beliau membagi tauhid menjadi 4 tingkatan, dan tingkatan pertama adalah tingkatan tauhidnya orang-orang munafik.

Adapun tingkatan-tingakatan yang berikutnya :

(1) Tauhidul 'awaam ام عو د ال� ي� وح� (Tauhidnya orang-orang awam) ي��(2) Tauhidul Khoosoh ة� اص ح# د ال� ي� وح� ام ,Tauhidnya orang-orang khusus) ي�� ق� م�

ي³ن8 ي23 مق�ر dan (ال�(3) Tauhid Khoosotil Khooshoh ة� اص ح# ال� ة� اص د خ�# ي� وح� Tauhidnya orang-orang) ي��super khusus 8ن ي� ق� ت�³ د دة� ال�ص اه� س% (م�Beliau rahimahullah berkata :

ع مرات��ب2 2qب ر Vد ا وح�ي� ... ل�لت�

ن8 ي� ق� اف�# د ال�مي# وح�ي� كر لة ك�ت� و م�ي# Vة ا ل ع�ي# اف�# ة ع�# لي2 لا ال�لة وف�� لة ا� ة لا ا� لساب�# سان8 ي�2 ي�# ول الا� ق� ن8 ت�� Vد هي� ا وح�ي� ولى م�ن8 ال�ت� Vة� الا ي2 ال�رئ�3 ف�#"Tauhid memiliki 4 tingkatan…tingkatan pertama dari tauhid adalahseseorang mengucapkan dengan lisannya laa ilaah illallah akan tetapi hatinya lalai darinya atau mengingkarinya, sebagaimana tauhidnya orang-orang munafiq"

Lalu Al-Gozali menyebutkan 3 tingkatan tauhidnya kaum muslimin, ia berkata :

اد ال�عوام ق� ن8 وه�و اع�ي� ة ع�موم ال�مسلمي� ة ك�ما ص�دق� ب�2 لي2 ظJ ف�� ي ال�لق# معت# صدق� ب�2 ن8 ب�� Vة� ا ي� ئ#3 ا وال�ي%(1) Yang kedua : Yaitu ia membenarkan makna lafal laa ilaaha illallahu dalam hatinya sebagaimana pembenaran orang-orang awam kaum muslimin, dan ini adalah aqidahnya orang-orang awam

ت�رة� ول�كن8 ن��راه�ا ع�لي اء ك�ث% ي� ش�% Vن8 ن��ري ا Vا ل�ك~ ي�2 ي³ن8 ود# ام ال�مق�ري�2 ور ال�جق� وه�و م�ق� واس�ظة� ي�# ف# ي�2 ق� ال�كس% �qي ظر ل�ك~ ب�2 اه�د د# ن8 ي��س% Vة� ا ال�ي% وال�ي%هار ها ص�ادرة� ع�ن8 ال�واخ�د ال�ق� ك�ت%ري�3(2) Yang Ketiga : Yaitu dengan metode Kasyf (pengungkapan) denganperantara cahaya Allah, dan ini adalah orang-orang muqorrobin (yang didekatkan), yaitu jika ia melihat sesuatu yang banyak akantetapi ia melihatnya –meskipun banyak- timbul dari dzat Yang MahaSatu Yang Maha Kuasa

لا   ث% لا ن��ري ا� ة م�ن8 ح�ي� ب�# Vد لا وح�ي� ي� ال�ت� اء ف# ي# ة� ال�ق# ي� ة ال�صوق�# سمي� ن8 وي�� ي� ق� اه�دة� ال�صدت�� لا واخ�دا وهي� م�س% ود ا� ي� ال�وج�2 ن8 لا ن��ري ف# Vعة� ا وال�رات�2سة ق# ة� ت�# ب�� Vي ع�ن8 رو ت# ة ق�# ب�# Vي ا معت# دة ب�2 وح�ي� ي� ي�� سة ف# ق# ا ع�ن8 ت�# ي� ئ#3 ا د ك�ان8 ف�# وح�ي� ال�ت� ا ي�2 ع#رف�� ة م�سي� سة ل�كوب�# ق# ا ل�م ن��ر ت�# د# ا وا� ص# ب�� Vسة ا ق# لا ن��ري ت�# واخ�دا ف�#

لق� وال�ح#(3) Yang Keempat : yaitu ia tidak melihat di alam wujud ini (alamnyata) ini kecuali hanya satu, dan ini adalah pengamatan orang-orang as-siddiqin. Dan kaum sufiah menamakannya al-fanaa dalam tauhid, karena ia tidaklah melihat kecuali satu, maka iapun

bahkan tidak melihat dirinya sendiri. Dan jika ia tidak melihat dirinya dikarenakan tenggelam dalam tauhid maka ia telah sirna dari dirinya dalam mentauhidkan Allah, yaitu maknanya ia telah sirna tidak melihat dirinya dan tidak melihat makhluk" (Ihyaa 'Ulumiddiin 4/245)

 

KETUJUH :Ternyata sebagian ulama Ahlul Kalaam juga mengenal istilah tauhid ar-rububiyah dan tauhid al-uluhiyah,

Abu Mansuur Al-Maturidi (pendiri madzhab Al-Maturidiyah, wafat 333 H) dalam kitabnya At-Tauhid beliau berkata :

(Kitaab At-Tauhid, Abu Manshuur Al-Maturidi, tahqiq : DR MuhammadAruusi, Terbitan Daar Shoodir, Beirut,  hal 86)

 

KEDELAPAN : Kenapa harus pengingkaran besar-besaran terhadap pembagian tauhid menjadi tiga?. Rahasianya karena pembagian ini menjelaskan akan bedanya antara tauhid Ar-Rububiyah dengan tauhidAl-Uluhiyah. Dan barangsiapa yang mengakui tauhid Ar-rububiyah akan tetapi beribadah kepada selain Allah maka ia adalah seorang musyrik. Inilah pembagian yang mereka ingkari, mereka hanya inginpembicaraan tauhid hanya pada dua model tauhid saja, yaitu tauhidar-rububiyah dan tauhid al-asmaa wa as-sifaat.

Karena dengan dibedakannya antara tauhid ar-rububiyah dan tauhid al-uluhiyah semakin memperjelas bahwa aqidah mereka tentang bolehnya berdoa kepada mayat-mayat penghuni kubur dan

beristighotsah kepada para wali yang telah meninggal adalah kesyirikan yang nyata !!!

Mereka tidak mempermasalahkan jika seandainya tauhid dibagi menjadi dua, yaitu tauhid rububiyah dan tauhid al-asmaa wa as-sifaat, karena dalam buku-buku aqidah mereka ternyata memfokuskanpembicaraan pada dua model tauhid ini. Jika kita setuju pembagiantauhid hanya dua saja, maka bisa saja dikatakan ini adalah dualisme ketuhanan, sebagaimana penyembah dua dewa atau dua tuhan, dan ini juga kesyirikan. Sebagaimana trinitas adalah kesyirikan demikian juga dualisme ketuhanan  juga terlarang

 

KESEMBILAN : Pembicaraan kaum Asya'iroh hanya terfokus dalam masalah tauhid Ar-Rububiyah, bahwasanya Allahlah satu-satunya pencipta.

Hal ini sangat nampak dari sikap mereka berikut ini

-         Sebagian ulama mereka menafsirkan laa ilaah illallah

pada makna rububiyah لا ال�لة راع ا� ت� لي الاخ# ادر ع� Tidak ada yang mampu untuk) لا ف��menciptakan kecuali Allah).

Padahal yang benar dalam hal ism ahsan ال�لة adalah bukanlah ism jamid (yaitu kata benda yang tidak berasal dari kata masdar yang

bermakna), akan tetapi pendapat yang benar bawhasanya lafal ال�لة adalah ism musytaq berasal dari kata لة ل�وة yang artinya الا� Vال�ما (sebagaimana 2اث وثyang bermakna 2  ك�ي� ل�وة dan ,(م�كت� Vال�ما maknanya adalah ود ال�معت2"yang di sembah". Sehingga makna yang benar dari laa ilaah illallah adalah "Tidak ada yang berhak untuk disembah kecuali Allah"

-         Kita dapati kaum asyairoh dalam buku-buku aqidah mereka

menyatakan bahwa ر Jظ و ال�ن# ه� ف# ل مك لي ال� ث2 ع� ل واح�2 و Vا (Yang pertama wajib bagi seorang mukallaf adalah pengamatan untuk meyakini adanya pencipta). Sehingga konsentrasi mereka adalah tentang penetapan akan adanya Tuhan Pencipta Yang Maha Esa dalam Penciptaan

Akibat dari salah penafsiran tentang laa ilaaha illahllahu ini akhirnya seseorang yang beristighotsah dan berdoa kepada selain Allah tidaklah terjerumus dalam kemusyrikan selama meyakini bahwapencipta satu-satunya adalah Allah.

Karenanya kita dapati sebagian orang alim mereka (sebagian kiyai)terjerumus dalam kesyirikan atau membolehkan kesyirikan. Menurut mereka hal-hal berikut bukanlah kesyirikan :

-         Berdoa kepada mayat, meminta pertolongan dan beristighotsah kepada mayat bukanlah kesyirikan, selama meyakini bahwa mayat-mayat tersebut hanyalah sebab dan Allahlah satu-satunya yang menolong

-         Jimat-jimat bukanlah kesyirikan selama meyakini itu hanyalah sebab, dan yang menentukan hanyalah Allah. Karenanya kita dapati sebagian kiyai menjual jimat-jimat

-         Bahkan kita dapati sebagian kiyai mengajarkan ilmu-ilmukanuragan atau ilmu-ilmu sihir. Karena selama meyakini itu hanyalah sebab dan Allah yang merupakan sumber kekuatan maka hal ini bukanlah kesyirikan.

-         Sebagian mereka juga membolehkan memberikan sesajen atau tumbal kepada lumpur lapindo atau kepada gunung yang akan meletus, karena menurut mereka hal itu bukanlah bentuk kesyirikankepada Allah.

Kota Nabi -shallallahu 'alaihi wa sallam-, 03-04-1434 H / 15 Maret 2013 MAbu Abdil Muhsin Firandawww.firanda.com

Comments      

# aswaja 2013-03-15 19:09

Heheheheh kalo istinbatnya. Gitu apa bedanya anda dengan aswaja?. Tapianehnya aswaja sesat anda benar? Apa bukan kebalik? Hmmmmm mujassimah ngaku ahlusunnah. Pinter tapi jangan keminter, dlollun jgn mudlillun mas....baru hapal hadist dikit aja berlagak mujtahid. Ck ck ck.... mari pulang ke indo buktikan taringmu di depan ulama indo. Ingat mas kata imam ibnu kholdun mayoritas cendekiawan muslim BUKAN ORANG ARAB. camkan itu.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Darma 2013-03-16 02:13

Pak aswaja (asal wani jawab), Nabi nya ahlussunnah orang Arab. Kalo Nabi anda orang mana?

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# abu luqman al madiun 2013-03-16 03:44

silahkan "aswaja" mengomtari dengan dengan dalil dan penjelasan para Ulama sebagaimana pemaparan Ustadz Firanda. jika engkau berkomentar kayak gitu malah akan kelihatan betapa awam (kalau enggan disebut bodoh, kasihanilah dirimu "aswaja"... dahulu ada syair, "Hai orang yang hendak menanduk gunung yang tinggi, Jangan kau kasihi gunung itu,tapi kasihanilah kepalamu"

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Ibnu Abi Irfan 2013-03-16 11:09

ASWAJA (ASy'ariyah WAl JAhmiyah)sekedar mengingatkan saja sebagai sesama saudara muslim bahwa telah terkumpul 2 ciri sifat sombong (Al Kibr) pada diri antum :1) merendahkan orang lain (dengan perkataan antum "baru hapal hadist dikit aja berlagak mujtahid")2) menolak kebenaran

ketakutan Imam Asy Syaukani kepada amal dan ilmunya lebih besar ketimbang harapannya (kepada amal dan ilmunya), karena beliau takut bahwa amal dan ilmunya nanti lebih mendekatkannya kepada neraka daripada ke surga.

itu Imam Asy Syaukani lho. masak antum tidak takut dengan amal dan ilmu antum?

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Abu Amr 2013-03-16 13:46

Mas Aswaja, Ibnu Kholdun iku sopo? Ulama apa filosof? Urusan agama kokngikut patokan pikiran wong Yunani....

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# paderi muda 2013-08-29 11:16

syahwat ASWAJA berkata : Ingat mas kata imam ibnu kholdun mayoritas cendekiawan muslim BUKAN ORANG ARAB. masalahnya nggak ada cendekiawan ASWAJA berkelas internasional. kita belum pernah denger buku tulisan jamaah ASWAJA (Asli Warisan Jawa) jadi best seller. paling muter2 disekitar pesantren doang.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Abu Nabilah 2013-03-16 04:21

@ASWAJAKomentar anda adalah cermin dari tingkat keilmuan anda.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Andra 2013-03-16 13:30

@ASWAJA tolong berikan bantahan dengan dalil2 dan ilmu dong.....

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# abu royhan 2013-03-16 06:27

buat mas aswaja elingo,sampeyan iki kliru [musrik] tapi kok sek nggeyel

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# abu royhan 2013-03-16 06:45

dasar aswaja gak nduwe ilmu

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# abukhonsah 2013-03-16 09:58

Aswaja@,kenapa dibelakang antum mau dialog,keluar di forum tampakan jati diri,jangan bawak sifat setan, setan itu dia bisa melihat kita tapi kita tidak bisa melihat dia,

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Royhan awalu 2013-03-16 11:39

mas aswaja klau ngomong pakai dalil dongggg

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# abuhasan 2013-03-16 13:41

bahkan,mereka ada yang membolehkan mendatangi dukun sebagai ikhtiar untuk berobat dan mencari kesembuhan asalkan menyakini tetap Allah yang menyembuhkan.. perbuatan tersebut katanya bukan syirik.. sedangkan syirik itu adalah adalah ketika kita meminta dan meyakini sang dukun adalah yang menyembuhkan ...

barakallahu fik ustadz ...

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Partono 2013-03-16 15:19

sebenarnya kalau ASWAJA mau mikir dikit aja dia bisa tau kok bahwa Aqidah dia (asy'ariah itu batil) Allah tak pernah menetapkan bahwa dirinya punya 20 sifat wajib lha kok sebagai manusia bisa menetapkan Allah punya sifat 20 itu kan seperti kelakuan orang Musyrikin yang mensifati tuhan tuhan mereka berdasarkan akal mereka sendiri tidak berdasarkan petunjuk dari Allah

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# muhammad ali 2013-03-18 05:53

Seperti komentar Aswaja, dia belum dapat memahami dengan iman tentang penjelasan nash dan sunnah dalam tulisan Ustadz, semoga Allah memberi hidayah kepada Aswaja.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# ibnshafiee 2013-03-18 10:27

kenapa kita layan sang BODOH SOMBONG aswaja ini. kok buang masa aje. Bodoh karena menulis tanpa ilmu tapi merasakan banyak ilmunya. Sombongkarena ngak mau terima ajaran yang kebalik kepada Bodohnya tadi yang nyangka banyak ilmu. Pusingnya ngak kemana. sombong ke bodoh, bodoh kesombong, pusing balik ke situ juga.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Rachim 2013-03-19 10:06

Assalamu'alaiku m, @aswaja:Islam itu aslinya penuh hikmah dan lemah lembut, kok kata-katanya kasar ya. Nabi Musa saja diperintah Oleh Allah Azza wa Jalla untuk

berdakwah kepada Fir'aun yang nyata2nya sudah keluar dari Aqidah Islammasih diperintahkan untuk berlemah lembut agar nasehatnya dapat diterima. Kok antum yang notabene bukan nabi kasar begitu jalan sunnahmana yang antum tempuh.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# rama 2013-03-21 09:17

UNTUK ASWAJA :subhanallah kenapa ya sebagian saudara kita kok sulit yanerima kebenaran katanya ngaku aswaja tapi tuturkatanya ndak aswaja banget,ingat ya akhi innama buista li utammima makarimal akhlak

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# musa husin 2013-03-21 18:34

barakallahfik ustad

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Abu Nisa Al-Ghuroba 2013-04-25 20:43

Jazakallahu khaier Ustadz,Ilmu yg sangat bermanfaat..Sebagai refrensi tambahan..Baca disini..!

http://bantahansalafytobat.wordpress.com/2011/08/11/apakah-pembagian-tauhid-adalah-bidah/

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Ana Yusuf 2013-04-30 08:57

Pembagian tauhid spt ini Bidah karena gak pernah di ajarkan Nabi SAW.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# abu habib 2013-04-30 16:40

loh kemana akh aswaja??? kok menghilang begitu saja????

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Abu sofyan 2013-05-04 06:19

syuqron ustad

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Abu Yahya 2013-05-09 08:45

Mereka yang mengatakan bahwa pembagian tauhid menjadi 3 itu sebagai "seorang ahlul bid'ah sesungguhnya yang bertasyabuh dengan kaum nashara dengan akidah trinitasnya" pada umumnya adalah para habibers aswaja (ahlus sufi wal jahmiyyah). Mungkin video berikut bakal membuat"geger" dunia perhabiban indonesia, karena seorang habib yang dikenal getol menyerang "wahhabi" dengan statement-state mentnya dan disegani pula oleh para fanatikusnya ternyata mengajarkan 3 tauhid tersebut (i.e yang menurut klaim mereka adalah trinitas)...

http://www.youtube.com/watch?v=t0Sncs3B3PM

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Syahrun 2013-07-25 09:17

barakallahu fik ustadz,

kalo mau konsultasi lewat email kemana ya ustadz.

ibnu kholdun>?Ibnu Khaldun, nama lengkap: Abu Zayd 'Abd al-Rahman ibn Muhammad ibn

Khaldun al-Hadrami ( د لدون8 ب�2ن8 م�حمد ب�2ن8 ال�رح�من8 ع�ي2 رمي� خ�# ال�حض# ) lahir 27 Mei 1332/732H, wafat 19 Maret 1406/808H) adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisiadan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologidan ekonomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (Pendahuluan).

ini yg mau di jadiin dasar oleh aswaja? aduuuh

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# saud 2013-09-10 16:17

si ibnu wahab dapet sogokan berapa dr iblis ampe kalam iblis bertauhid?

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# abu yardan 2013-09-18 12:15

@saud: Ibnu Wahab siapa sih? pusing ah sama yang asal komen..

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# hadi ipoenk 2013-09-19 06:56

Izin share ustadz,barakallahu fiik..

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# SuroDiro 2013-09-21 17:52

Izin share ustadz.. sangat bermanfaat.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# Suro Diro 2013-09-21 17:54

Syukron barakallohu fik, izin share.

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# ARIF RAHMANI 2013-09-23 05:31

HATI!

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# yana agni 2013-10-08 07:46

Pada intinya penyampaian firman Alloh yg dijelaskantidak ada keterkaitan dengan dengan tauhiid tebagi 3, itu tidak nyambung. coba perdalam lagi sipat 20 (Asya'irah) danpembagiannya dan hubungkan dengaketetapan kafir yahudi dan nasrani itu tidak saa

Reply | Reply with quote | Quote

 

 

# zaki ahmad 2013-12-21 21:17

bukankah sifat 20 juga adalah summary daripada alquran dan hadis2 soheh juga sebagaimana tiga bagian tauhid? jadi kenapa perlu dipanggilahlul bid'ah? follower2 byk yg sesat tp why semua sekali dipanggil ahli bid'ah