2. LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan Kristen 2.1.1 ...

19
6 Universitas Kristen Petra 2. LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan Kristen 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kristen Menurut Kristus, Jenis kepemimpinan yang paling sejati dan benar adalah yang mengutamakan pelayanan, pengorbanan, dan sikap tidak mementingkan diri sendiri. Orang yang sombong dan mengagungkan diri sendiri, jauh dari citra pemimpin yang berdasar pada Yesus Kristus, tidak peduli seseorang itu memiliki kekuatan politik atau memegang wewenang kekuasaan yang besar. Pemimpin yang memandang Yesus Kristus sebagai pemimpin dan teladan utama kepemimpinan akan memiliki hati pelayan. Mereka akan menunjukkan keteladanan dalam bentuk pengorbanan (MacArthur, 2009). Menurut Engstrom dan Dayton (1998) kepemimpinan Kristen ialah kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Yesus Kristus dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan kepandaian yang persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung. Sedangkan menurut Y. Gunawan, Pr (2014) kepemimpinan Kristiani adalah model kepemimpinan yang universal. Model kepemimpinan Kristiani dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip kasih yang tulus ikhlas dan berkesinambungan kepada sesama dan semesta alam. Model kepemimpinan ini juga meyakini dan mengimani akan adanya kekuatan, tuntunan, pertolongan, campur tangan, dan kehendak Yesus Kristus penyelenggaraan kepemimpinan organisasional dan individual. Suka-duka, kesuksesan-kegagalan, kejayaan atau kemuliaan yang dicapai oleh suatu korporasi, organisasi, entitas keluarga atau individual pemimpin hanyalah merupakan konsekuensi dari internalisasi model kepemimpinan yang dijiwai oleh nilai-nilai kasih dan keyakinan akan kehendak Yesus Kristus.

Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan Kristen 2.1.1 ...

6 Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI

2.1 Kepemimpinan Kristen

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kristen

Menurut Kristus, Jenis kepemimpinan yang paling sejati dan benar adalah

yang mengutamakan pelayanan, pengorbanan, dan sikap tidak mementingkan diri

sendiri. Orang yang sombong dan mengagungkan diri sendiri, jauh dari citra

pemimpin yang berdasar pada Yesus Kristus, tidak peduli seseorang itu memiliki

kekuatan politik atau memegang wewenang kekuasaan yang besar. Pemimpin yang

memandang Yesus Kristus sebagai pemimpin dan teladan utama kepemimpinan akan

memiliki hati pelayan. Mereka akan menunjukkan keteladanan dalam bentuk

pengorbanan (MacArthur, 2009).

Menurut Engstrom dan Dayton (1998) kepemimpinan Kristen ialah

kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu

merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Yesus Kristus

dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat

yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan

kepandaian yang persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.

Sedangkan menurut Y. Gunawan, Pr (2014) kepemimpinan Kristiani adalah

model kepemimpinan yang universal. Model kepemimpinan Kristiani dilandasi oleh

nilai-nilai dan prinsip-prinsip kasih yang tulus ikhlas dan berkesinambungan kepada

sesama dan semesta alam. Model kepemimpinan ini juga meyakini dan mengimani

akan adanya kekuatan, tuntunan, pertolongan, campur tangan, dan kehendak Yesus

Kristus penyelenggaraan kepemimpinan organisasional dan individual. Suka-duka,

kesuksesan-kegagalan, kejayaan atau kemuliaan yang dicapai oleh suatu korporasi,

organisasi, entitas keluarga atau individual pemimpin hanyalah merupakan

konsekuensi dari internalisasi model kepemimpinan yang dijiwai oleh nilai-nilai

kasih dan keyakinan akan kehendak Yesus Kristus.

7 Universitas Kristen Petra

2.2 Kepemimpinan

2.2.2 Pengertian Kepemimpinan

Joseph C. Rost mengungkapkan “Leadership is an influence relationship

among leaders and followers who intend real changes that reflect their mutual

purposes” Kepemimpinan adalah hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antara

pemimpin dengan para pengikut, yang bersama-sama ingin mengadakan perubahan

yang merupakan wujud dari cita-cita mereka (Y.Gunawan, Pr 2014).

Sedangkan menurut Nelson (2002) Pemimpin adalah orang yang mampu

melihat dan mengemukakan visi, melakukan perubahan dengan cara menyelaraskan

orang-orang dengan sumber daya, dan mengatur orang-orang maupun sistem-sistem

untuk mencapai sasaran tersebut. Kepemimpinan adalah pengaruh tapi tidak semua

pengaruh adalah kepemimpinan. Pemimpin diberi otoritas untuk menggerakkan para

pengikut mencapai tujuan yang sama. Pemimpin adalah katalisator- pengantar

perubahan yang menggerakkan dan memudahkan penggunaan talenta serta sumber

daya setiap anggota kelompok.Para pemegang kekuasaan yang sebenarnya dalam

kepemimpinan adalah para pengikut dan mitra kerja, bukan para pemimpin. Apabila

pemegang kekuasaan tidak memperoleh kekuasaan itu dengan sukarela, maka itu

bukan kepemimpinan. Apabila orang-orang tidak membiarkan para pemimpin

memiliki pengaruh, pemimpin itu sama sekali bukan pemimpin. Pemimpin semacam

itu hanyalah boneka. Seseorang yang menganggap dirinya sedang memimpin padahal

para pengikutnya sudah keluar untuk berjalan sendiri-sendiri.

Wiyono (2013) Tugas operasional utama pemimpin adalah memotivasi dan

memberi pencerahan agar seluruh organisasi dapat mencapai sasaran bersama-sama.

Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan seorang individu

untuk mempengaruhi, memotivasi, dan mengatur sebuah kelompok agar dapat

mengerjakan hal-hal yang sudah ditentukan demi mencapai tujuan bersama, baik itu

dalam kelompok, organisasi, dan sebagainya. Kepemimpinan dapat terjadi dalam

kelompok kecil maupun kelompok besar dan didapatkan bukan dengan kekuasaan,

8 Universitas Kristen Petra

tapi karena karisma, kemampuan memimpin, pengambilan keputusan, dan

berwawasan luas.

2.2.2 Perbedaan Kepemimpinan dengan Kepemimpinan Kristen

Menurut Malphrus (2003) ada beberapa keunggulan dari kepemimpinan

Kristen :

1. Pemimpin Kristen adalah seorang yang beragama Kristen. Inti dari

kepemimpinan Kristen adalah pertobatan pribadinya dengan Yesus Kristus.

Pemimpin Kristen haruslah seorang Kristen. Seorang Kristen adalah dia yang

telah mengakui dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, dan juga

telah menyadari bahwa mereka adalah orang yang berdosa (Roma 3:23)yang

telah memisahkan mereka dari Tuhan(Roma 6:23). Karena itu dengan menjadi

seorang Kristen yang telah bertobat dan mengakui Yesus Kristus sebagai

Juruselamat berarti mereka menaruh pengharapan mereka pada Yesus Kristus,

karena Yesus Kristus yang telah menjadi manusia rela mati diatas kayu salib

dan menebus dosa setiap manusia.

2. Pemimpin Kristen adalah pengikut Kristen yang berkomitmen. Hanya

menjadi seorang pemimpin Kristen tidak cukup, karena tidak semua orang

Kristen menjadi pemimpin, pemimpin Kristen harus mengambil langkah lain.

setelah mereka beriman dalam Yesus Kristus, mereka harus menempatkan diri

mereka di bawah ke Tuhanan Kristus, juga termasuk membuat komitmen

yang kuat dalam diri sendiri kepada Yesus Kristus.

3. Sumber kebenaran dari pemimpin Kristen adalah Wahyu Ilahi. Kelebihan dari

kepemimpinan Kristen yang ketiga, memiliki sumber kebenaran dari Wahyu

Ilahi. Yesus Kristus yang kaya akan kemurahan dan anugerah, telah memilih

untuk menyatakan dirinya kepada manusia. Wahyu Ilahi terbagi atas dua,

yaitu :

a.Wahyu Khusus terdiri dari Alkitab dan Kehidupan Yesus Kristus. Wahyu

khusus ini berdasarkan pada anugerah dari Yesus Kristus dan memberikan

kepada kita kebenaran khusus dari Yesus Kristus. Aplikasi pada

9 Universitas Kristen Petra

kepemimpinan yaitu bahwa pemimpin Kristen mendapatkan informasi utama

tentang kepemimpinan dari Alkitab. Apa yang Alkitab katakan tentang

kepemimpinan adalah benar karena itu berdasarkan pada wahyu khusus dari

Yesus Kristus.

b.Wahyu Umum adalah kebenaran Yesus Kristus yang ditemukan pada

alam, sejarah, dan sumber-sumber lainnya. Wahyu umum berdasarkan pada

anugerah umum dan wahyu umum memberikan kepada orang-orang

kebenaran umum dari Yesus Kristus karena Ia adalah sumber dari segala

kebenaran. Meskipun semua isi Alkitab adalah kebenaran, tetapi tidak semua

kebenaran ditemukan didalam Alkitab. Kebenaran dapat ditemukan dalam

disiplin yang lain, karena semua kebenaran pada akhirnya berasal dari Dia.

4. Pemimpin Kristen Menekankan pada Karakter Ilahi. Karakter Ilahi meliputi

kualitas-kualitas yang diidentifikasi oleh Alkitab dengan ke Tuhanan dan

ketetapan Yesus Kristus. Karakter Ilahi adalah bahan yang penting untuk

pemimpin Kristen memimpin orang lain. Alkitab telah banyak mengatakan

tentang karakter Kristen secara umum dan karakter pemimpin secara khusus.

Sebagai contoh, dalam 1 Timotius 3:1-10 dan Titus 1:5-9, Paulus

memperlengkapi Timotius dan Titus, dan seluruh gereja, dengan kualifikasi

karakter untuk orang yang sudah tua, yang menjadi pemimpin di gereja mula-

mula.

5. Pemimpin Kristen memahami pentingnya maksud/motif. Motif/maksud

menjelaskan mengapa pemimpin bertingkah laku dalam cara tertentu atau

melakukan apa yang dia lakukan. Pada akhirnya, motif seseorang baik secara

langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada karakternya. Dalam

Matius 18:1, murid-murid Yesus datang dan bertanya kepadaNya “siapakah

yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” pertanyaan ini diangggap sebagai

pertanyaan yang sedikit berlebihan. Akan tetapi, ini bisa menjadi pertanyaan

yang sah. Dalam 1 Tesalonika 2:2-9, Paulus menyampaikan apa yang harus

menjadi motif dasar pemimpin yaitu :

10 Universitas Kristen Petra

Motif Pertama adalah menyebarkan injil. Paulus berkata “Jika aku

memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri.

Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak

memberitakan injil” (1 Korintus 9:16).

Motif Kedua Paulus adalah ingin Menyenangkan Tuhan. Perhatian utama

Paulus adalah untuk menyenangkan Yesus Kristus dan bukan manusia. Dia

lebih memberi perhatian tentang bagaimana Yesus Kristus melihat

kepemimpinannya daripada manusia yang melihat.

Motif Ketiga adalah untuk memberitahu orang-orang apa yang harus

mereka dengar, bukan apa yang mereka ingin dengar. Paulus sangat teliti

mengenai hal ini. Galatia 2:11, dia menentang Petrus karena dia goyah dengan

persekutuan dengan orang-orang percaya yang bukan yahudi.

Motif keempat dari kepemimpinan adalah untuk melayani Yesus Kristus,

tidak mencari keuntungan pribadi. Ketika Petrus bertanya dalam Matius 19:27

“Jadi apakah yang akan kami peroleh?” perihal pelayanannya, Sang

Juruselamat menjawab bahwa Bapa paling disenangkan ketika orang-orang

melayani Dia tanpa memperhatikan keuntungan pribadi.

6. Pemimpin Kristen Melayani Melalui Kekuatan Roh Kudus. Kelebihan

pemimpin Kristen berikutnya adalah karena mereka melayani dengan

kekuatan yang datang dari Roh Kudus, sedangkan orang non Kristen bekerja

dan memimpin dengan kekuatannya sendiri, yang pada dasarnya adalah

kekuatan daging. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak dapat melakukan hal-

hal yang baik dalam dunia, seperti berkontribusi pada badan amal atau

sukarelawan untuk melakukan pelayanan masyarakat. Pemimpin Kristen

maupun orang Kristen secara umum juga dapat berjalan dengan kekuatan

daging. Perbedaannya adalah bahwa orang Kristen tidak harus. Ini adalah

maksud Paulus dalam Roma 6 dan 8. Perbedaannya adalah kekuatan Roh

Kudus. Orang tidak percaya dan juga pemimpin yang tidak percaya tidak

mempunyai Roh Kudus yang tetap tinggal dalam hidup mereka dan tidak

mempunyai pilihan selain untuk memimpin dengan kekuatan manusianya.

11 Universitas Kristen Petra

Akan tetapi, ketika orang Kristen menerima Yesus Kristus sebagai

Juruselamat, Roh Kudus tinggal didalam mereka dan mempunyai kekuatan

Roh untuk memimpin pada kehidupan yang melayani dan memuliakan-Nya.

Sebagai Contoh Nabi Zakaria telah mencatat apa prinsip kekuatan pemimpin

Kristen, yang dalam kehidupannya berbeda dengan non Kristen. Dia menulis

“Inilah Firman Tuhan kepada Zerubabel bunyinya : Bukan dengan

keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, Firman

Tuhan semesta alam”( Zakaria 4:6). Alkitab meneguhkan bahwa Roh Kudus

memiliki semua kualitas karakter yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus

adalah Tuhan, dan jika Pemimpin mengerti sifat dan maksud Tuhan maka

pemimpin juga akan mengerti sifat Roh Kudus. Roh lah yang memfasilitasi

kita dalam mengalami kehendak, pimpinan, kualitas, dan kerajaan Allah

dalam berbagai cara. (George Barna, 2006).

7. Pemimpin Kristen Mempraktekkan Kepemimpinan Berhati Hamba yang Ilahi.

Dalam Matius 20:26-28 dan Yohanes 13:1-17, Yesus Kristus mendefinisikan

pemimpin berhati hamba sebagai mereka yang dengan rendah hati melayani

orang lain karena mereka mengasihinya. Kerendahan hati menjelaskan cara

kepemimpinan atau bagaimana cara memimpin. Pelayanan adalah esensi dari

kepemimpinan Kristen, dimana orang lain memperoleh manfaatnya. Orang

Kristen tidak berada di dunia hanya untuk melayani diri mereka sendiri, tetapi

juga untuk melayani orang lain. Itulah maksud dari kepemimpinan Kristen.

8. Pemimpin Kristen Mungkin Memiliki Karunia Kepemimpinan. Dalam Roma

12:8, Paulus menulis kepemimpinan sebagai salah satu karunia dari Yesus

Kristus untuk gereja-Nya. Akan tetapi Paulus tidak mendefinisikan atau

menjelaskan bagaimana fungsi kepemimpinan itu dalam gereja mula-mula.

Bagaimanapun juga , yang perlu digaris bawahi adalah bahwa orang-orang

dengan karunia kepemimpinan secara alamiah menarik pengikut. Tidak

seperti beberapa keistimewaan lainnya, bukanlah suatu keharusan bahwa

orang percaya harus mempunyai karunia kepemimpinan untuk memimpin,

seperti halnya orang-orang tidak perlu memiliki karunia penginjilan untuk

12 Universitas Kristen Petra

membagikan imannya. Namun, apabila berbicara secara teoritis, mereka

dengan karunia kepemimpinan harus membuktikan dirinya menjadi pemimpin

yang lebih baik, memiliki keunggulan dibandingkan pemimpin yang tidak

memiliki karunia kepemimpinan.

2.3 Karakter Pemimpin Kristen

Dalam kepemimpinan Kristen, seorang pemimpin yang ideal adalah seorang

yang memiliki hidup dan karakter yang dapat memotivasi orang lain untuk

mengikuti pemimpin tersebut terlebih lagi dalam meneladani Yesus Kristus, untuk

menjadi seorang pemimpin Kristen harus memiliki karakter-karakter dan ciri-ciri

pemimpin Kristen, Menurut John MacArthur (2009) dan George Barna ( 2006)

Karakter pemimpin Kristen adalah :

2.3.1 Pemimpin Harus dapat di Percaya

Seseorang tidak mungkin menjadi pemimpin sejati jika motivasi utamanya

hanya untuk memenuhi kebutuhan atau mencari keuntungan pribadi. Pemimpin yang

egois tidak akan punya pengikut; semua orang akan menjauhinya. Pemimpin

semacam ini tidak dapat dipercaya. Seseorang yang berada dalam posisi

kepemimpinan hanya akan berhasil jika orang lain memercayakan masa depan, uang,

atau bahkan nyawa mereka ke tangannya. Seorang pemimpin yang tidak dapat

dipercaya bukanlah pemimpin yang sejati. Kepercayaan terhadap pemimpin

berpangkal dari sikap kepemimpinan yang saleh, yang mengerahkan segenap tenaga

dan kemampuan demi kepentingan para pengikut.

2.3.2 Pemimpin Harus bisa Mengambil Keputusan yang Baik

Seorang pemimpin Kristen selalu mempertimbangkan baik atau buruknya

sebuah keputusan yang akan diambil, dan sadar bahwa memang ada resiko yang

mungkin timbul, namun dengan cermat menghitung seberapa besar risikonya.

Pemimpin yang baik juga menyiapkan rencana cadangan, seandainya ada perubahan

mendadak. Jika ada ancaman dan tidak ada jalan keluar, mereka tidak akan

memaksakan diri untuk terus maju.

2.3.3 Pemimpin memupuk Kesetiaan para Pengikutnya

13 Universitas Kristen Petra

Kesetiaan merupakan suatu karakter yang sangat mulia. Orang sering kali

melupakan kenyataan sederhana dalam dunia yang sinis di mana kita hidup sekarang

ini. Masyrakat kita digerogoti oleh para pemimpin yang korup, oleh pikiran yang

bobrok karena menentang prinsip kesetiaan mereka. Kesetiaan sangat dibutuhkan

dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang bijak memupuk kesetiaan dengan

bersikap setia, setia kepada Yesus Kristus, setia kepada kebenaran, dan setia kepada

orang-orang yang dipimpinnya. Tidak ada yang lebih menghancurkan dalam suatu

kepemimpinan dibanding seorang pemimpin yang melecehkan kesetiannya sendiri.

2.3.4 Pemimpin harus Jelas dan Tegas

Pemimpin yang baik harus mampu mengambil keputusan dengan pikiran

yang jernih, dilandasi sikap proaktif, dan mengacu pada penyelesaian masalah. Ia

juga harus cakap menyampaikan sasaran program kerjanya secara baik dan benar,

penuh empati terhadap perasaan orang lain, dan jelas hingga kerincian yang

diperlukan. Intinya, pemimpin adalah seseorang yang memimpin orang lain.setiap

orang bebas berkata sembarangan, bernyali tipis dan tidak jelas. Namun seorang

pemimpin harus memberi arah yang jelas kepada orang lain. Pemimpin tidak akan

diikuti jika banyak orang tidak yakin apakah pemimpin mereka sudah yakin dengan

dirinya sendiri.

2.3.5 Pemimpin harus memiliki Hikmat

Untuk menjadi pemimpin Kristen yang baik, harus memiliki hikmat yang

dapat membantu agar pemimpin Kristen memiliki hubungan dan kebergantungan

yang sehat, berakar kuat, dan bertumbuh kepada Yesus Krisuts untuk mendapat

pimpinan, memelihara kehidupan doa yang sehat, juga keseimbangan yang baik

antara hikmat dunia dengan jalan-jalan Yesus Kristus.

2.3.6 Pemimpin harus Optimis dan Semangat

Semangat dan optimistis dapat mengilhami para pengikut. Manusia secara

alamiah mengikuti seorang pemimpin yang dapat membangkitkan pengharapan.

Sebaliknya, manusia akan menjauhi orang yang senantiasa bersikap pesimis.

2.3.7 Pemimpin harus Disiplin

14 Universitas Kristen Petra

Pengendalian diri mutlak diperlukan agar seseorang dapat mencapai

keberhasilan dalam setiap perjuangan hidup. Banyak orang meraih prestasi dengan

mengandalkan bakat alamiah semata. Pada kenyataannya, para pemimpin yang

memiliki pengaruh besar sepanjang sejarah adalah orang-orang yang mengarahkan

diri pada kedisiplinan pribadi dan memanfaatkan potensi bakatnya semaksimal

mungkin. Mereka yang kurang mengendalikan diri pasti akan jatuh, karena tidak bisa

menjadi teladan yang sebenarnya itulah yang dibutuhkan untuk dapat menjadi

panutan pemimpin sejati. Contoh tokoh Alkitab yang tidak disiplin terhadap diri

sendiri adalah Simson yang kehilangan kekuatan karena tidak mampu mengendalikan

diri, Hikmat Salomo yang tercemar oleh hawa nafsu. Daud seorang manusia yang

sangat dekat dengan Yesus Kristus, dapat tersungkur akibat keinginan mata, malah

melakukan perzinahan dan pembunuhan.

2.3.8 Pemimpin Menguatkan Orang Lain

Tujuan seorang pemimpin sejati adalah untuk membuat orang-orang

disekitarnya lebih baik. Ia membuat mereka lebih kuat, lebih efektif, lebih

termotivasi. Itulah yang dilakukan Paulus. Ia merangkum kata-kata pembangkit

semangat dalam Kis 27:25 “Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena

aku percaya pada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan

kepadaku.” Keyakinannya mengalirkan kekuatan atas orang lain. Paulus menguatkan

mereka, menyemangati agar mereka percaya bahwa masih ada masa depan. Paulus

memberi mereka alasan untuk berharap ketika tak seorangpun memiliki harapan lagi.

2.3.9 Pemimpin harus memiliki Empati dan Kasih

Para pemimpin harus berlapang dada atas kegagalan orang-orang yang

dipimpinnya. Saat mereka mau berjuang untuk bangkit, mereka memerlukan

dukungan dan semangat, bukan cercaan. Orang-orang akan menanggapi pemimpin

yang memiliki empati yang tulus dan mendalam terhadap pergumulan dukacita dan

kekecewaan mereka. Para pengikut perlu dibantu untuk bangkit saat mereka jatuh dan

gagal, bukan malah diinjak-injak. Juga pemimpin harus berusaha untuk

menyenangkan hati Yesus Kristus, mengampuni dan melayani orang lain, melalui

penderitaan pribadi atau kerugian pribadi untuk dapat mengasihi apa yang benar.

15 Universitas Kristen Petra

2.3.10 Pemimpin Harus menyerupai Kristus

Kepemimpinan selalu berkaitan dengan karakter, yaitu kehormatan,

kepatutan, integritas, kesetiaan, kesucian, kemurnian moral, dan sifat-sifat lainnya.

Semua karakter tersebut dapat ditemukan dalam sosok Yesus Kristus sang Gembala

Agung yang menjadi model teladan sempurna dari Kepemimpinan yang sejati.

Menurut Y, Gunawan Pr (2014) kepemimpinan Kristiani tidak bisa dilepaskan dari

gaya kepemimpinan sang Guru Utama, yaitu Yesus Kristus. Kepemimpinan Krsitiani

berpusat pada pribadi Yesus. Pribadi Yesus Selalu memberikan inspirasi dan tetap

relevan untuk dijadikan figure sang pemimpin lintas zaman.

2.4 Ciri-Ciri Kepemimpinan Kristen

Dalam kepemimpinan Kristen, seorang pemimpin merupakan kunci untuk

dapat membuat agar sekelompok orang tetap mempunyai motivasi dan semangat

juang yang tinggi dalam bekerja. Menurut Leroy Eims (1996) Ciri-Ciri pemimpin

Kristen adalahsebagai berikut:

2.4.1 Pemimpin yang bertanggung jawab

Dalam kepemimpinan, seringkali banyak pemimpin yang tidak bertanggung

jawab, banyak pemimpin yang tergoda untuk melemparkan tanggung jawab kepada

orang lain ketika melakukan kesalahan. Alkitab mengatakan sesuatu tentang sikap

mencari-cari dalih atau alasan yang masuk akal atau usaha untuk menghalalkan

kesalahan kita. Yesus Kristus menuntut pertanggung jawab dari setiap orang atas

tindakan yang mereka lakukan, Yesus Kristus menuntut pertanggungan jawab dari

seorang pemimpin atas apa yang terjadi dalam bidang tanggung jawabnya. Beberapa

cara untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab :

a. Motivasi dan semangat juang, ada beberapa faktor yang mempengaruhi

motivasi dan semangat juang, dan salah satu faktor kunci adalah

kepemimpinan yang bertanggung jawab. Pemimpin yang bertanggung

jawab penuh atas tindakannya sendiri, dan atas tindakan orang-orang

16 Universitas Kristen Petra

bawahannya (yang telah dipercayakan Yesus Kristus kepadanya),akan

dihormati bawahannya dan mereka akan setia kepadanya.

b. Jangan menjadi pemimpin yang membenarkan diri dan melempar

tanggung jawab.

2.4.2 Pemimpin yang Efisien

Langkah pertama yang harus diambil seorang pemimpin adalah

mendapatkan tanda yang jelas dari Yesus Kristus tentang apa yang diinginkan agar

dilakukan oleh pengikut-Nya. Jika seorang pemimpin melaksanakan kehendak Yesus

Kristus, dengan cara yang diinginkan Yesus Kristus, maka pemimpin itu akan

tergugah untuk melakukan tugas tersebut. Beberapa cara menjadi pemimpin yang

efisien:

a. Berkomunikasi dengan orang-orang anda, pada saat pemimpin

mengetahui apa yang diinginkan Yesus Kristus agar dilakukannya, ia

harus dengan jelas mengkomunikasikan petunjuk atau pimpinan Yesus

Kristus itu kepada orang-orangnya dan menolong mereka dalam proyek

atau usaha itu.”Lalu Musa menyuruh berkumpul segenap jemaah Israel

dan berkata kepada mereka: ‘inilah firman yang diperintahkan Tuhan

untuk dilakukan’(Keluaran 35:1).

b. Membagikan tanggung jawab. Setelah Musa memimpin bangsa Israel

keluar dari Mesir, ia merasa sangat letih karena bekerja seorang diri, jadi

ia memberikan tanggung jawab kepada bangsa-bangsanya yang cakap

dan takut akan Tuhan untuk membantunya mengurus bangsa Israel yang

sangat banyak.

c. Siap sedia, seorang pemimpin harus menjadi seorang sahabat yang siap

sedia pada saat dibutuhkan.

d. Menilai secara teratur, apabila seorang pemimpin menilai pekerjaan

orang-orangnya, ia harus mengetahui fakta-faktanya, dan ia harus

mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Pemimpin dapat

mengambil hikmah dari kebenaran yang tertera dalam Amsal 10:31

17 Universitas Kristen Petra

”Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah yang bercabang

akan dikerat”.

2.4.3 Pemimpin yang berkomunikasi

Suatu organisasi yang efektif membutuhkan sasaran-sasaran yang jelas dan

dapat di komunikasikan, sumber-sumber yang memadai, orang-orang yang

bermotivasi, dan komunikasi yang baik. Bila tujuan-tujuan dari kelompok tersebut

dimengerti dan diterima oleh semua anggotanya,dan bila mereka memiliki sumber-

sumber bersama untuk mencapai tujuan-tujuan mereka, maka apa yang dibutuhkan

oleh setiap anggota kelompok tersebut adalah informasi mengenai apa yang harus

dilakukan,bagaimana melakukannya, kapan harus melakukannya. (Engstrom &

Dayton ,1998) Pemimpin harus tetap mengingat bahwa orang-orangnya itu haus akan

informasi, dan senang apabila kepada mereka diberitahukan perkembangan yang

terbaru. ”Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati

dan obat bagi tulang-tulang (Amsal 16:24)”. Daft (2011) tentang komunikasi

yaitu proses pertukaran dan pemahaman informasi yang dilakukan oleh dua orang

atau lebih, biasanya dengan tujuan memotivasi atau mempengaruhi perilaku. Siapa

pun yang ingin mengemukakan ide atau konsep kepada orang lain, mencari informasi,

maupun mengungkapkan pikiran atau emosi.

2.4.4 Pemimpin yang Mempersatukan

Sebagai pemimpin Kristen yang mempersatukan Yesus Kristus

menginginkan terjadi kerukunan dalam sebuah kelompok. “Semoga Allah, yang

adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu,

sesuai dengan kehendak Yesus Kristus, sehingga dengan satu hati dan satu suara

kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus”(Roma 15:5-6).

Salomo mengemukakan banyak hal yang dapat mempengaruhi kebersamaan dan

kesatuan dalam kelompok.

a.Tiga hal yang membina persatuan

1. Kasih, Salomo berkata “Kebencian menimbulkan

pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran”

(Amsal 10:12). Kasih itu berdaya cipta, kreatif, imajinatif,

18 Universitas Kristen Petra

dan berusaha untuk berlaku sebaik-baiknya. Kasih

merupakan kekuasaan yang tertinggi. Kasih tidak pernah

gagal.

2. Kendali, Salomo berkata “Siapa mengumpat, membuka

rahasia, tetapi siapa yang setia menutupi perkara” (Amsal

11:13). “Janganlah engkau pergi kian ke mari

menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu”

(Imamat 19:16). Dalam menjadi pemimpin Kristen

haruslah bisa menjaga dan menyimpan sebuah informasi

yang akan melukai seseorang apabila diketahui oleh

umum.

3. Kebaikan, Salomo berkata, “Lidah lembut adalah pohon

kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati” (Amsal 15:4).

“Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman

pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan

kesembuhan” (Amsal 12:18). Kata-kata yang baik

mendatangkan hal yang baik, seorang pemimpin Kristen

harus mengucapkan kata-kata yang baik, karena apa bila

suasana sedang kacau, kata-kata yang baik itu

mendatangkan kedamaian pada laut yang bergelora itu.

2.4.5 Pemimpin yang Bertumbuh

Seorang pemimpin harus yakin bahwa ia selalu bertumbuh. Pertumbuhan

yang terus menerus adalah kunci kepemimpinan yang efektif, dan Yesus Kristus

adalah kunci pertumbuhan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang

pemimpin untuk mengaktifkan proses pertumbuhan itu. Salah satu kunci

pertumbuhan seorang pemimpin adalah firman Tuhan (Kisah Para Rasul 20:32) ”Dan

sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-

Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian

yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskannya’. Tetapi untuk menjadi

pemimpin yang bertumbuh pemimpin harus meluangkan waktu untuk firman Tuhan.

19 Universitas Kristen Petra

a. Yang menghambat pertumbuhan adalah

1. Kecongkakan atau kesombongan, Salomo menulis, “Kecongkakan

mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan”

(Amsal 16:18) salah satu bahaya terbesar dari kesombongan

adalah bahwa orang menjadi terlalu percaya pada diri sendiri dan

yang pada waktunya berkembang menjadi sikap yang

mengabaikan atau menyepelekan hal-hal rohani. Jika seorang

pemimpin mulai meletakkan kepercayaan pada diri sendiri, sama

saja dia berapa di tepi jurang kehancuran. Karena kesombongan

bertentangan langsung dengan firman Tuhan “Setiap orang yang

tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan

luput dari hukuman”(Amsal 16:5).

2. Kemalasan, jika seorang pemimpin terlalu malas untuk berdoa,

untuk belajar, untuk mencari Tuhan, dia sekali lagi berada di tepi

jurang kehancuran. Salomo mengatakan perkataan yang jelas

mengenai hal ini. “orang yang bermalas-malas dalam

pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak” (Amsal

18:9). Dalam Amsal yang lain, Salomo membicarakan

bahayanya kemalasan dan upah bagi yang rajin. “Janganlah

menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah

matamu dan engkau akan makan sampai kenyang”(Amsal

20:13).

b. Yang mendukung Pertumbuhan

1. Kerendahan hati. “Takut akan Tuhan adalah didikan yang

mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului

kehormatan” (Amsal 15:33). ”Ganjaran kerendahan hati dan

takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan

kehidupan” (Amsal 22:4). Dalam ayat ini menyatakan bahwa

hidup dengan rendah hati di hadapan Allah sangatlah perlu bagi

20 Universitas Kristen Petra

pertumbuhan rohani. Kerendahan hati yang seperti ini

memuliakan Yesus Kristus dan mentaati Firman-Nya.

2. Kesalehan, orang yang hidup didalam dosa jelas tidak dapat

tumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Yesus

Kristus. Pertumbuhan terjadi pada saat pemimpin mengetahui

perintah Tuhan dan dengan kuasa Roh Kudus menerapkannya

dalam hidup. Kesalehan dan pertumbuhan saling bergantung,

jadi yang satu meningkatkan yang lain. Yesus Kristus

memerintahkan para pengikut-Nya agar mereka belajar dan

mengikuti teladan-Nya. Belajar tentang Yesus Kristus berarti

tumbuh agar makin serupa dengan Yesus Kristus. Mengikut

Yesus berarti hidup saleh, hidup sebagaimana Yesus Kristus

hidup.

3. Kebijaksanaan, “Orang yang tak berpengalaman mendapat

kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan

pengetahuan” (Amsal 14:18). Pertumbuhan dikaitkan dengan

kebijaksanaan. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk

memerintah dan mendisiplin diri sendiri dengan menggunakan

akal. Kebijaksanaan juga berkaitan dengan sikap pemimpin

terhadap pengetahuan, Salomo banyak berkata tentang

kebijaksaan. “ Hati orang berpengertian mencari pengetahuan,

tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan” (Amsal

15:14). “Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang

membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah

orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya

sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran memperoleh akal

budi” (Amsal 15:31-32).

2.5 Penelitian Terdahulu

21 Universitas Kristen Petra

Penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian dari Pichan Jaiseri pada

tahun 2009 di Thailand yang berjudul “effects of Christian Leadership characteristics

and management approaches on Christian Business Success in Thailand” Pichan

Jaiseri menjabarkan keberhasilan Efek penerapan Karakter kepemimpinan Kristen

dan pendekatan manajamen di Thailand. Pichan meneliti point-point karakteristik dari

kepemimpin Kristen di Thailand menggunakan teori servant leadership (Spears,

2002: 56; Greenleaf, 1977) ada 10 point yang di teliti tapi hanya 5 point yang

menunjukkan angka yang memuaskan. Dan pada pendekatan manajemen Kristen ada

8 point yang di teliti dan hanya 5 point yang menunjukkanangka yang memuaskan.

Hasil penelitian menunjukkan: 1) lima point yang menunjukkan hasil signifikan dari

karakteristik kepemimpinan Kristen : Awareness/kesadaran, Foresight/pandangan ke

depan,Persuasion/persuasi, Building Community/membangunkomunitas,

Stewardship/pelayanan. Persamaan regresi dapat memprediksi keberhasilan eksekutif

bisnis Kristen 45,8 persen dari variasi total keberhasilan. Sedangkan 2) Lima

prediktor signifikan dari pendekatan manajemen Kristen untuk pebisnis Kristen:

penganggaran dengan kemurahan hati, mengevaluasi dengan transparansi,

perencanaan dengan berkat Tuhan, mengarahkan dengan kepercayaan, berkoordinasi

dengan kebenaran. Persamaan regresi dapat memprediksi keberhasilan eksekutif

bisnis Kristen 61,8 persen dari total variasi keberhasilan. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa di Thailand terdapat banyak pebisnis Kristen yang berhasil

menerapkan kepemimpinan Kristen di bisnisnya, terbukti dengan banyaknya grup-

grup yang merupakan ikatan pebisnis Kristen di Thailand, dan setelah menerapkan

kepemimpinan Kristen dan pendekatan manajanemen, hasil penelitian ini menyatakan

bahwa Kepemimpinan Kristen memberikan dampak positif pada para pelaku bisnis

Kristen di Thailand.

Penelitian yang kedua adalah “The Four Cs of Christian Leadership” yang

di lakukan oleh Winston pada tahun 2005 di Virginia, Amerika Serikat. Penelitian ini

membahas peran empat Cs, yaitu panggilan / Calling (melakukan apa yang Tuhan

ingin untuk manusia lakukan), Kompetensi/Competence (menjadi cakap pada apa

22 Universitas Kristen Petra

yang manusia lakukan), kepercayaan diri / Confidence ( mengetahui apa yang dapat

manusia capai dalam konteks), dan karakter / character ( sifat baik ) dengan tujuan

menunjukkan karakter, kendati penting, adalah yang keempat dalam urutan empat hal

tersebut. Penelitian ini mengacu baik dari contoh keberhasilan dalam perjanjian lama

maupun perjanjian baru berdasarkan masing-masing empat Cs, Yaitu Calling,

Competence, confidence, dan character.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan setiap tingkat sukses

dari empat Cs, sukses yang lebih besar terjadi. Program pengembangan

kepemimpinan organisasi dapat di informasikan oleh penelitian ini dalam hal

pemimpin yang berkembang pertama-pertama harus disaring / dipilih oleh rasa

panggilan mereka, kemudian diikuti oleh pendidikan dan pelatihan untuk

meningkatkan kompetensi mereka. Kemudian, pemimpin yang berkembang dapat

memperoleh konseling dan pendidikan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka

dan akhirnya, pemimpin berkembang dapat dilatih, diukur, dikritik, dan

dikembangkan dalam karakter.

23 Universitas Kristen Petra

2.6 Kerangka Berpikir

Model penerapan kepemimpinan Kristen :

Gambar 2.6 Kerangka Berpikir

Kepemimpinan Kristen adalah sebuah gabungan antara kepemimpinan dan

Kekristenan yang bertujuan untuk mengajarkan bagaimana cara untuk menjadi

pemimpin yang memimpin dengan karakter-karakter dan ciri-ciri orang Kristen, agar

Kepemimpinan

Karakter Pemimpin Kristen :

1. Dapat Dipercaya

2. Mengambil Keputusan yang

Benar

3. Memupuk kesetiaan para

pengikut

4. Jelas dan tegas

5. Hikmat

6. Optimis dan semangat

7. Pemimpin harus disiplin

8. Menguatkan orang lain

9. Memiliki empati

10. Menyerupai Yesus Kristus

John MacArthur (2009)&

George Barna (2006)

Ciri-ciri Kepemimpin Kristen :

1. Tanggung Jawab

2. Efisien

3. Berkomunikasi

4. Mempersatukan

5. Bertumbuh

Leroy Eims (1996)

Kekristenan

Penerapan kepemimpinan Kristen di

Perusahaan Sirup HERO.

24 Universitas Kristen Petra

tercapai gaya kepemimpinan yang bisa dijadikan panutan oleh orang-orang yang

dipimpin. Dengan menggunakan kerangka diatas, peneliti akan menganalisa gaya

kepemimpinan pada Perusahaan Sirup HERO.