2. LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan Kristen 2.1.1 ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 2. LANDASAN TEORI 2.1 Kepemimpinan Kristen 2.1.1 ...
6 Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI
2.1 Kepemimpinan Kristen
2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Kristen
Menurut Kristus, Jenis kepemimpinan yang paling sejati dan benar adalah
yang mengutamakan pelayanan, pengorbanan, dan sikap tidak mementingkan diri
sendiri. Orang yang sombong dan mengagungkan diri sendiri, jauh dari citra
pemimpin yang berdasar pada Yesus Kristus, tidak peduli seseorang itu memiliki
kekuatan politik atau memegang wewenang kekuasaan yang besar. Pemimpin yang
memandang Yesus Kristus sebagai pemimpin dan teladan utama kepemimpinan akan
memiliki hati pelayan. Mereka akan menunjukkan keteladanan dalam bentuk
pengorbanan (MacArthur, 2009).
Menurut Engstrom dan Dayton (1998) kepemimpinan Kristen ialah
kepemimpinan yang dimotivasi oleh kasih dan disediakan khusus untuk melayani. Itu
merupakan kepemimpinan yang telah diserahkan kepada kekuasaan Yesus Kristus
dan teladan-Nya. Para pemimpin Kristen yang terbaik memperlihatkan sifat-sifat
yang penuh dengan dedikasi tanpa pamrih, keberanian, ketegasan, belas kasihan, dan
kepandaian yang persuasif yang menjadi ciri pemimpin agung.
Sedangkan menurut Y. Gunawan, Pr (2014) kepemimpinan Kristiani adalah
model kepemimpinan yang universal. Model kepemimpinan Kristiani dilandasi oleh
nilai-nilai dan prinsip-prinsip kasih yang tulus ikhlas dan berkesinambungan kepada
sesama dan semesta alam. Model kepemimpinan ini juga meyakini dan mengimani
akan adanya kekuatan, tuntunan, pertolongan, campur tangan, dan kehendak Yesus
Kristus penyelenggaraan kepemimpinan organisasional dan individual. Suka-duka,
kesuksesan-kegagalan, kejayaan atau kemuliaan yang dicapai oleh suatu korporasi,
organisasi, entitas keluarga atau individual pemimpin hanyalah merupakan
konsekuensi dari internalisasi model kepemimpinan yang dijiwai oleh nilai-nilai
kasih dan keyakinan akan kehendak Yesus Kristus.
7 Universitas Kristen Petra
2.2 Kepemimpinan
2.2.2 Pengertian Kepemimpinan
Joseph C. Rost mengungkapkan “Leadership is an influence relationship
among leaders and followers who intend real changes that reflect their mutual
purposes” Kepemimpinan adalah hubungan saling mempengaruhi yang terjadi antara
pemimpin dengan para pengikut, yang bersama-sama ingin mengadakan perubahan
yang merupakan wujud dari cita-cita mereka (Y.Gunawan, Pr 2014).
Sedangkan menurut Nelson (2002) Pemimpin adalah orang yang mampu
melihat dan mengemukakan visi, melakukan perubahan dengan cara menyelaraskan
orang-orang dengan sumber daya, dan mengatur orang-orang maupun sistem-sistem
untuk mencapai sasaran tersebut. Kepemimpinan adalah pengaruh tapi tidak semua
pengaruh adalah kepemimpinan. Pemimpin diberi otoritas untuk menggerakkan para
pengikut mencapai tujuan yang sama. Pemimpin adalah katalisator- pengantar
perubahan yang menggerakkan dan memudahkan penggunaan talenta serta sumber
daya setiap anggota kelompok.Para pemegang kekuasaan yang sebenarnya dalam
kepemimpinan adalah para pengikut dan mitra kerja, bukan para pemimpin. Apabila
pemegang kekuasaan tidak memperoleh kekuasaan itu dengan sukarela, maka itu
bukan kepemimpinan. Apabila orang-orang tidak membiarkan para pemimpin
memiliki pengaruh, pemimpin itu sama sekali bukan pemimpin. Pemimpin semacam
itu hanyalah boneka. Seseorang yang menganggap dirinya sedang memimpin padahal
para pengikutnya sudah keluar untuk berjalan sendiri-sendiri.
Wiyono (2013) Tugas operasional utama pemimpin adalah memotivasi dan
memberi pencerahan agar seluruh organisasi dapat mencapai sasaran bersama-sama.
Dengan kata lain, kepemimpinan adalah kemampuan seorang individu
untuk mempengaruhi, memotivasi, dan mengatur sebuah kelompok agar dapat
mengerjakan hal-hal yang sudah ditentukan demi mencapai tujuan bersama, baik itu
dalam kelompok, organisasi, dan sebagainya. Kepemimpinan dapat terjadi dalam
kelompok kecil maupun kelompok besar dan didapatkan bukan dengan kekuasaan,
8 Universitas Kristen Petra
tapi karena karisma, kemampuan memimpin, pengambilan keputusan, dan
berwawasan luas.
2.2.2 Perbedaan Kepemimpinan dengan Kepemimpinan Kristen
Menurut Malphrus (2003) ada beberapa keunggulan dari kepemimpinan
Kristen :
1. Pemimpin Kristen adalah seorang yang beragama Kristen. Inti dari
kepemimpinan Kristen adalah pertobatan pribadinya dengan Yesus Kristus.
Pemimpin Kristen haruslah seorang Kristen. Seorang Kristen adalah dia yang
telah mengakui dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, dan juga
telah menyadari bahwa mereka adalah orang yang berdosa (Roma 3:23)yang
telah memisahkan mereka dari Tuhan(Roma 6:23). Karena itu dengan menjadi
seorang Kristen yang telah bertobat dan mengakui Yesus Kristus sebagai
Juruselamat berarti mereka menaruh pengharapan mereka pada Yesus Kristus,
karena Yesus Kristus yang telah menjadi manusia rela mati diatas kayu salib
dan menebus dosa setiap manusia.
2. Pemimpin Kristen adalah pengikut Kristen yang berkomitmen. Hanya
menjadi seorang pemimpin Kristen tidak cukup, karena tidak semua orang
Kristen menjadi pemimpin, pemimpin Kristen harus mengambil langkah lain.
setelah mereka beriman dalam Yesus Kristus, mereka harus menempatkan diri
mereka di bawah ke Tuhanan Kristus, juga termasuk membuat komitmen
yang kuat dalam diri sendiri kepada Yesus Kristus.
3. Sumber kebenaran dari pemimpin Kristen adalah Wahyu Ilahi. Kelebihan dari
kepemimpinan Kristen yang ketiga, memiliki sumber kebenaran dari Wahyu
Ilahi. Yesus Kristus yang kaya akan kemurahan dan anugerah, telah memilih
untuk menyatakan dirinya kepada manusia. Wahyu Ilahi terbagi atas dua,
yaitu :
a.Wahyu Khusus terdiri dari Alkitab dan Kehidupan Yesus Kristus. Wahyu
khusus ini berdasarkan pada anugerah dari Yesus Kristus dan memberikan
kepada kita kebenaran khusus dari Yesus Kristus. Aplikasi pada
9 Universitas Kristen Petra
kepemimpinan yaitu bahwa pemimpin Kristen mendapatkan informasi utama
tentang kepemimpinan dari Alkitab. Apa yang Alkitab katakan tentang
kepemimpinan adalah benar karena itu berdasarkan pada wahyu khusus dari
Yesus Kristus.
b.Wahyu Umum adalah kebenaran Yesus Kristus yang ditemukan pada
alam, sejarah, dan sumber-sumber lainnya. Wahyu umum berdasarkan pada
anugerah umum dan wahyu umum memberikan kepada orang-orang
kebenaran umum dari Yesus Kristus karena Ia adalah sumber dari segala
kebenaran. Meskipun semua isi Alkitab adalah kebenaran, tetapi tidak semua
kebenaran ditemukan didalam Alkitab. Kebenaran dapat ditemukan dalam
disiplin yang lain, karena semua kebenaran pada akhirnya berasal dari Dia.
4. Pemimpin Kristen Menekankan pada Karakter Ilahi. Karakter Ilahi meliputi
kualitas-kualitas yang diidentifikasi oleh Alkitab dengan ke Tuhanan dan
ketetapan Yesus Kristus. Karakter Ilahi adalah bahan yang penting untuk
pemimpin Kristen memimpin orang lain. Alkitab telah banyak mengatakan
tentang karakter Kristen secara umum dan karakter pemimpin secara khusus.
Sebagai contoh, dalam 1 Timotius 3:1-10 dan Titus 1:5-9, Paulus
memperlengkapi Timotius dan Titus, dan seluruh gereja, dengan kualifikasi
karakter untuk orang yang sudah tua, yang menjadi pemimpin di gereja mula-
mula.
5. Pemimpin Kristen memahami pentingnya maksud/motif. Motif/maksud
menjelaskan mengapa pemimpin bertingkah laku dalam cara tertentu atau
melakukan apa yang dia lakukan. Pada akhirnya, motif seseorang baik secara
langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada karakternya. Dalam
Matius 18:1, murid-murid Yesus datang dan bertanya kepadaNya “siapakah
yang terbesar dalam Kerajaan Sorga?” pertanyaan ini diangggap sebagai
pertanyaan yang sedikit berlebihan. Akan tetapi, ini bisa menjadi pertanyaan
yang sah. Dalam 1 Tesalonika 2:2-9, Paulus menyampaikan apa yang harus
menjadi motif dasar pemimpin yaitu :
10 Universitas Kristen Petra
Motif Pertama adalah menyebarkan injil. Paulus berkata “Jika aku
memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri.
Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak
memberitakan injil” (1 Korintus 9:16).
Motif Kedua Paulus adalah ingin Menyenangkan Tuhan. Perhatian utama
Paulus adalah untuk menyenangkan Yesus Kristus dan bukan manusia. Dia
lebih memberi perhatian tentang bagaimana Yesus Kristus melihat
kepemimpinannya daripada manusia yang melihat.
Motif Ketiga adalah untuk memberitahu orang-orang apa yang harus
mereka dengar, bukan apa yang mereka ingin dengar. Paulus sangat teliti
mengenai hal ini. Galatia 2:11, dia menentang Petrus karena dia goyah dengan
persekutuan dengan orang-orang percaya yang bukan yahudi.
Motif keempat dari kepemimpinan adalah untuk melayani Yesus Kristus,
tidak mencari keuntungan pribadi. Ketika Petrus bertanya dalam Matius 19:27
“Jadi apakah yang akan kami peroleh?” perihal pelayanannya, Sang
Juruselamat menjawab bahwa Bapa paling disenangkan ketika orang-orang
melayani Dia tanpa memperhatikan keuntungan pribadi.
6. Pemimpin Kristen Melayani Melalui Kekuatan Roh Kudus. Kelebihan
pemimpin Kristen berikutnya adalah karena mereka melayani dengan
kekuatan yang datang dari Roh Kudus, sedangkan orang non Kristen bekerja
dan memimpin dengan kekuatannya sendiri, yang pada dasarnya adalah
kekuatan daging. Ini tidak berarti bahwa mereka tidak dapat melakukan hal-
hal yang baik dalam dunia, seperti berkontribusi pada badan amal atau
sukarelawan untuk melakukan pelayanan masyarakat. Pemimpin Kristen
maupun orang Kristen secara umum juga dapat berjalan dengan kekuatan
daging. Perbedaannya adalah bahwa orang Kristen tidak harus. Ini adalah
maksud Paulus dalam Roma 6 dan 8. Perbedaannya adalah kekuatan Roh
Kudus. Orang tidak percaya dan juga pemimpin yang tidak percaya tidak
mempunyai Roh Kudus yang tetap tinggal dalam hidup mereka dan tidak
mempunyai pilihan selain untuk memimpin dengan kekuatan manusianya.
11 Universitas Kristen Petra
Akan tetapi, ketika orang Kristen menerima Yesus Kristus sebagai
Juruselamat, Roh Kudus tinggal didalam mereka dan mempunyai kekuatan
Roh untuk memimpin pada kehidupan yang melayani dan memuliakan-Nya.
Sebagai Contoh Nabi Zakaria telah mencatat apa prinsip kekuatan pemimpin
Kristen, yang dalam kehidupannya berbeda dengan non Kristen. Dia menulis
“Inilah Firman Tuhan kepada Zerubabel bunyinya : Bukan dengan
keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, Firman
Tuhan semesta alam”( Zakaria 4:6). Alkitab meneguhkan bahwa Roh Kudus
memiliki semua kualitas karakter yang menunjukkan bahwa Yesus Kristus
adalah Tuhan, dan jika Pemimpin mengerti sifat dan maksud Tuhan maka
pemimpin juga akan mengerti sifat Roh Kudus. Roh lah yang memfasilitasi
kita dalam mengalami kehendak, pimpinan, kualitas, dan kerajaan Allah
dalam berbagai cara. (George Barna, 2006).
7. Pemimpin Kristen Mempraktekkan Kepemimpinan Berhati Hamba yang Ilahi.
Dalam Matius 20:26-28 dan Yohanes 13:1-17, Yesus Kristus mendefinisikan
pemimpin berhati hamba sebagai mereka yang dengan rendah hati melayani
orang lain karena mereka mengasihinya. Kerendahan hati menjelaskan cara
kepemimpinan atau bagaimana cara memimpin. Pelayanan adalah esensi dari
kepemimpinan Kristen, dimana orang lain memperoleh manfaatnya. Orang
Kristen tidak berada di dunia hanya untuk melayani diri mereka sendiri, tetapi
juga untuk melayani orang lain. Itulah maksud dari kepemimpinan Kristen.
8. Pemimpin Kristen Mungkin Memiliki Karunia Kepemimpinan. Dalam Roma
12:8, Paulus menulis kepemimpinan sebagai salah satu karunia dari Yesus
Kristus untuk gereja-Nya. Akan tetapi Paulus tidak mendefinisikan atau
menjelaskan bagaimana fungsi kepemimpinan itu dalam gereja mula-mula.
Bagaimanapun juga , yang perlu digaris bawahi adalah bahwa orang-orang
dengan karunia kepemimpinan secara alamiah menarik pengikut. Tidak
seperti beberapa keistimewaan lainnya, bukanlah suatu keharusan bahwa
orang percaya harus mempunyai karunia kepemimpinan untuk memimpin,
seperti halnya orang-orang tidak perlu memiliki karunia penginjilan untuk
12 Universitas Kristen Petra
membagikan imannya. Namun, apabila berbicara secara teoritis, mereka
dengan karunia kepemimpinan harus membuktikan dirinya menjadi pemimpin
yang lebih baik, memiliki keunggulan dibandingkan pemimpin yang tidak
memiliki karunia kepemimpinan.
2.3 Karakter Pemimpin Kristen
Dalam kepemimpinan Kristen, seorang pemimpin yang ideal adalah seorang
yang memiliki hidup dan karakter yang dapat memotivasi orang lain untuk
mengikuti pemimpin tersebut terlebih lagi dalam meneladani Yesus Kristus, untuk
menjadi seorang pemimpin Kristen harus memiliki karakter-karakter dan ciri-ciri
pemimpin Kristen, Menurut John MacArthur (2009) dan George Barna ( 2006)
Karakter pemimpin Kristen adalah :
2.3.1 Pemimpin Harus dapat di Percaya
Seseorang tidak mungkin menjadi pemimpin sejati jika motivasi utamanya
hanya untuk memenuhi kebutuhan atau mencari keuntungan pribadi. Pemimpin yang
egois tidak akan punya pengikut; semua orang akan menjauhinya. Pemimpin
semacam ini tidak dapat dipercaya. Seseorang yang berada dalam posisi
kepemimpinan hanya akan berhasil jika orang lain memercayakan masa depan, uang,
atau bahkan nyawa mereka ke tangannya. Seorang pemimpin yang tidak dapat
dipercaya bukanlah pemimpin yang sejati. Kepercayaan terhadap pemimpin
berpangkal dari sikap kepemimpinan yang saleh, yang mengerahkan segenap tenaga
dan kemampuan demi kepentingan para pengikut.
2.3.2 Pemimpin Harus bisa Mengambil Keputusan yang Baik
Seorang pemimpin Kristen selalu mempertimbangkan baik atau buruknya
sebuah keputusan yang akan diambil, dan sadar bahwa memang ada resiko yang
mungkin timbul, namun dengan cermat menghitung seberapa besar risikonya.
Pemimpin yang baik juga menyiapkan rencana cadangan, seandainya ada perubahan
mendadak. Jika ada ancaman dan tidak ada jalan keluar, mereka tidak akan
memaksakan diri untuk terus maju.
2.3.3 Pemimpin memupuk Kesetiaan para Pengikutnya
13 Universitas Kristen Petra
Kesetiaan merupakan suatu karakter yang sangat mulia. Orang sering kali
melupakan kenyataan sederhana dalam dunia yang sinis di mana kita hidup sekarang
ini. Masyrakat kita digerogoti oleh para pemimpin yang korup, oleh pikiran yang
bobrok karena menentang prinsip kesetiaan mereka. Kesetiaan sangat dibutuhkan
dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin yang bijak memupuk kesetiaan dengan
bersikap setia, setia kepada Yesus Kristus, setia kepada kebenaran, dan setia kepada
orang-orang yang dipimpinnya. Tidak ada yang lebih menghancurkan dalam suatu
kepemimpinan dibanding seorang pemimpin yang melecehkan kesetiannya sendiri.
2.3.4 Pemimpin harus Jelas dan Tegas
Pemimpin yang baik harus mampu mengambil keputusan dengan pikiran
yang jernih, dilandasi sikap proaktif, dan mengacu pada penyelesaian masalah. Ia
juga harus cakap menyampaikan sasaran program kerjanya secara baik dan benar,
penuh empati terhadap perasaan orang lain, dan jelas hingga kerincian yang
diperlukan. Intinya, pemimpin adalah seseorang yang memimpin orang lain.setiap
orang bebas berkata sembarangan, bernyali tipis dan tidak jelas. Namun seorang
pemimpin harus memberi arah yang jelas kepada orang lain. Pemimpin tidak akan
diikuti jika banyak orang tidak yakin apakah pemimpin mereka sudah yakin dengan
dirinya sendiri.
2.3.5 Pemimpin harus memiliki Hikmat
Untuk menjadi pemimpin Kristen yang baik, harus memiliki hikmat yang
dapat membantu agar pemimpin Kristen memiliki hubungan dan kebergantungan
yang sehat, berakar kuat, dan bertumbuh kepada Yesus Krisuts untuk mendapat
pimpinan, memelihara kehidupan doa yang sehat, juga keseimbangan yang baik
antara hikmat dunia dengan jalan-jalan Yesus Kristus.
2.3.6 Pemimpin harus Optimis dan Semangat
Semangat dan optimistis dapat mengilhami para pengikut. Manusia secara
alamiah mengikuti seorang pemimpin yang dapat membangkitkan pengharapan.
Sebaliknya, manusia akan menjauhi orang yang senantiasa bersikap pesimis.
2.3.7 Pemimpin harus Disiplin
14 Universitas Kristen Petra
Pengendalian diri mutlak diperlukan agar seseorang dapat mencapai
keberhasilan dalam setiap perjuangan hidup. Banyak orang meraih prestasi dengan
mengandalkan bakat alamiah semata. Pada kenyataannya, para pemimpin yang
memiliki pengaruh besar sepanjang sejarah adalah orang-orang yang mengarahkan
diri pada kedisiplinan pribadi dan memanfaatkan potensi bakatnya semaksimal
mungkin. Mereka yang kurang mengendalikan diri pasti akan jatuh, karena tidak bisa
menjadi teladan yang sebenarnya itulah yang dibutuhkan untuk dapat menjadi
panutan pemimpin sejati. Contoh tokoh Alkitab yang tidak disiplin terhadap diri
sendiri adalah Simson yang kehilangan kekuatan karena tidak mampu mengendalikan
diri, Hikmat Salomo yang tercemar oleh hawa nafsu. Daud seorang manusia yang
sangat dekat dengan Yesus Kristus, dapat tersungkur akibat keinginan mata, malah
melakukan perzinahan dan pembunuhan.
2.3.8 Pemimpin Menguatkan Orang Lain
Tujuan seorang pemimpin sejati adalah untuk membuat orang-orang
disekitarnya lebih baik. Ia membuat mereka lebih kuat, lebih efektif, lebih
termotivasi. Itulah yang dilakukan Paulus. Ia merangkum kata-kata pembangkit
semangat dalam Kis 27:25 “Sebab itu tabahkanlah hatimu, saudara-saudara! Karena
aku percaya pada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan
kepadaku.” Keyakinannya mengalirkan kekuatan atas orang lain. Paulus menguatkan
mereka, menyemangati agar mereka percaya bahwa masih ada masa depan. Paulus
memberi mereka alasan untuk berharap ketika tak seorangpun memiliki harapan lagi.
2.3.9 Pemimpin harus memiliki Empati dan Kasih
Para pemimpin harus berlapang dada atas kegagalan orang-orang yang
dipimpinnya. Saat mereka mau berjuang untuk bangkit, mereka memerlukan
dukungan dan semangat, bukan cercaan. Orang-orang akan menanggapi pemimpin
yang memiliki empati yang tulus dan mendalam terhadap pergumulan dukacita dan
kekecewaan mereka. Para pengikut perlu dibantu untuk bangkit saat mereka jatuh dan
gagal, bukan malah diinjak-injak. Juga pemimpin harus berusaha untuk
menyenangkan hati Yesus Kristus, mengampuni dan melayani orang lain, melalui
penderitaan pribadi atau kerugian pribadi untuk dapat mengasihi apa yang benar.
15 Universitas Kristen Petra
2.3.10 Pemimpin Harus menyerupai Kristus
Kepemimpinan selalu berkaitan dengan karakter, yaitu kehormatan,
kepatutan, integritas, kesetiaan, kesucian, kemurnian moral, dan sifat-sifat lainnya.
Semua karakter tersebut dapat ditemukan dalam sosok Yesus Kristus sang Gembala
Agung yang menjadi model teladan sempurna dari Kepemimpinan yang sejati.
Menurut Y, Gunawan Pr (2014) kepemimpinan Kristiani tidak bisa dilepaskan dari
gaya kepemimpinan sang Guru Utama, yaitu Yesus Kristus. Kepemimpinan Krsitiani
berpusat pada pribadi Yesus. Pribadi Yesus Selalu memberikan inspirasi dan tetap
relevan untuk dijadikan figure sang pemimpin lintas zaman.
2.4 Ciri-Ciri Kepemimpinan Kristen
Dalam kepemimpinan Kristen, seorang pemimpin merupakan kunci untuk
dapat membuat agar sekelompok orang tetap mempunyai motivasi dan semangat
juang yang tinggi dalam bekerja. Menurut Leroy Eims (1996) Ciri-Ciri pemimpin
Kristen adalahsebagai berikut:
2.4.1 Pemimpin yang bertanggung jawab
Dalam kepemimpinan, seringkali banyak pemimpin yang tidak bertanggung
jawab, banyak pemimpin yang tergoda untuk melemparkan tanggung jawab kepada
orang lain ketika melakukan kesalahan. Alkitab mengatakan sesuatu tentang sikap
mencari-cari dalih atau alasan yang masuk akal atau usaha untuk menghalalkan
kesalahan kita. Yesus Kristus menuntut pertanggung jawab dari setiap orang atas
tindakan yang mereka lakukan, Yesus Kristus menuntut pertanggungan jawab dari
seorang pemimpin atas apa yang terjadi dalam bidang tanggung jawabnya. Beberapa
cara untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab :
a. Motivasi dan semangat juang, ada beberapa faktor yang mempengaruhi
motivasi dan semangat juang, dan salah satu faktor kunci adalah
kepemimpinan yang bertanggung jawab. Pemimpin yang bertanggung
jawab penuh atas tindakannya sendiri, dan atas tindakan orang-orang
16 Universitas Kristen Petra
bawahannya (yang telah dipercayakan Yesus Kristus kepadanya),akan
dihormati bawahannya dan mereka akan setia kepadanya.
b. Jangan menjadi pemimpin yang membenarkan diri dan melempar
tanggung jawab.
2.4.2 Pemimpin yang Efisien
Langkah pertama yang harus diambil seorang pemimpin adalah
mendapatkan tanda yang jelas dari Yesus Kristus tentang apa yang diinginkan agar
dilakukan oleh pengikut-Nya. Jika seorang pemimpin melaksanakan kehendak Yesus
Kristus, dengan cara yang diinginkan Yesus Kristus, maka pemimpin itu akan
tergugah untuk melakukan tugas tersebut. Beberapa cara menjadi pemimpin yang
efisien:
a. Berkomunikasi dengan orang-orang anda, pada saat pemimpin
mengetahui apa yang diinginkan Yesus Kristus agar dilakukannya, ia
harus dengan jelas mengkomunikasikan petunjuk atau pimpinan Yesus
Kristus itu kepada orang-orangnya dan menolong mereka dalam proyek
atau usaha itu.”Lalu Musa menyuruh berkumpul segenap jemaah Israel
dan berkata kepada mereka: ‘inilah firman yang diperintahkan Tuhan
untuk dilakukan’(Keluaran 35:1).
b. Membagikan tanggung jawab. Setelah Musa memimpin bangsa Israel
keluar dari Mesir, ia merasa sangat letih karena bekerja seorang diri, jadi
ia memberikan tanggung jawab kepada bangsa-bangsanya yang cakap
dan takut akan Tuhan untuk membantunya mengurus bangsa Israel yang
sangat banyak.
c. Siap sedia, seorang pemimpin harus menjadi seorang sahabat yang siap
sedia pada saat dibutuhkan.
d. Menilai secara teratur, apabila seorang pemimpin menilai pekerjaan
orang-orangnya, ia harus mengetahui fakta-faktanya, dan ia harus
mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Pemimpin dapat
mengambil hikmah dari kebenaran yang tertera dalam Amsal 10:31
17 Universitas Kristen Petra
”Mulut orang benar mengeluarkan hikmat, tetapi lidah yang bercabang
akan dikerat”.
2.4.3 Pemimpin yang berkomunikasi
Suatu organisasi yang efektif membutuhkan sasaran-sasaran yang jelas dan
dapat di komunikasikan, sumber-sumber yang memadai, orang-orang yang
bermotivasi, dan komunikasi yang baik. Bila tujuan-tujuan dari kelompok tersebut
dimengerti dan diterima oleh semua anggotanya,dan bila mereka memiliki sumber-
sumber bersama untuk mencapai tujuan-tujuan mereka, maka apa yang dibutuhkan
oleh setiap anggota kelompok tersebut adalah informasi mengenai apa yang harus
dilakukan,bagaimana melakukannya, kapan harus melakukannya. (Engstrom &
Dayton ,1998) Pemimpin harus tetap mengingat bahwa orang-orangnya itu haus akan
informasi, dan senang apabila kepada mereka diberitahukan perkembangan yang
terbaru. ”Perkataan yang menyenangkan adalah seperti sarang madu, manis bagi hati
dan obat bagi tulang-tulang (Amsal 16:24)”. Daft (2011) tentang komunikasi
yaitu proses pertukaran dan pemahaman informasi yang dilakukan oleh dua orang
atau lebih, biasanya dengan tujuan memotivasi atau mempengaruhi perilaku. Siapa
pun yang ingin mengemukakan ide atau konsep kepada orang lain, mencari informasi,
maupun mengungkapkan pikiran atau emosi.
2.4.4 Pemimpin yang Mempersatukan
Sebagai pemimpin Kristen yang mempersatukan Yesus Kristus
menginginkan terjadi kerukunan dalam sebuah kelompok. “Semoga Allah, yang
adalah sumber ketekunan dan penghiburan, mengaruniakan kerukunan kepada kamu,
sesuai dengan kehendak Yesus Kristus, sehingga dengan satu hati dan satu suara
kamu memuliakan Allah dan Bapa Tuhan kita, Yesus Kristus”(Roma 15:5-6).
Salomo mengemukakan banyak hal yang dapat mempengaruhi kebersamaan dan
kesatuan dalam kelompok.
a.Tiga hal yang membina persatuan
1. Kasih, Salomo berkata “Kebencian menimbulkan
pertengkaran, tetapi kasih menutupi segala pelanggaran”
(Amsal 10:12). Kasih itu berdaya cipta, kreatif, imajinatif,
18 Universitas Kristen Petra
dan berusaha untuk berlaku sebaik-baiknya. Kasih
merupakan kekuasaan yang tertinggi. Kasih tidak pernah
gagal.
2. Kendali, Salomo berkata “Siapa mengumpat, membuka
rahasia, tetapi siapa yang setia menutupi perkara” (Amsal
11:13). “Janganlah engkau pergi kian ke mari
menyebarkan fitnah di antara orang-orang sebangsamu”
(Imamat 19:16). Dalam menjadi pemimpin Kristen
haruslah bisa menjaga dan menyimpan sebuah informasi
yang akan melukai seseorang apabila diketahui oleh
umum.
3. Kebaikan, Salomo berkata, “Lidah lembut adalah pohon
kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati” (Amsal 15:4).
“Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman
pedang, tetapi lidah orang bijak mendatangkan
kesembuhan” (Amsal 12:18). Kata-kata yang baik
mendatangkan hal yang baik, seorang pemimpin Kristen
harus mengucapkan kata-kata yang baik, karena apa bila
suasana sedang kacau, kata-kata yang baik itu
mendatangkan kedamaian pada laut yang bergelora itu.
2.4.5 Pemimpin yang Bertumbuh
Seorang pemimpin harus yakin bahwa ia selalu bertumbuh. Pertumbuhan
yang terus menerus adalah kunci kepemimpinan yang efektif, dan Yesus Kristus
adalah kunci pertumbuhan. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan seorang
pemimpin untuk mengaktifkan proses pertumbuhan itu. Salah satu kunci
pertumbuhan seorang pemimpin adalah firman Tuhan (Kisah Para Rasul 20:32) ”Dan
sekarang aku menyerahkan kamu kepada Tuhan dan kepada firman kasih karunia-
Nya, yang berkuasa membangun kamu dan menganugerahkan kepada kamu bagian
yang ditentukan bagi semua orang yang telah dikuduskannya’. Tetapi untuk menjadi
pemimpin yang bertumbuh pemimpin harus meluangkan waktu untuk firman Tuhan.
19 Universitas Kristen Petra
a. Yang menghambat pertumbuhan adalah
1. Kecongkakan atau kesombongan, Salomo menulis, “Kecongkakan
mendahului kehancuran dan tinggi hati mendahului kejatuhan”
(Amsal 16:18) salah satu bahaya terbesar dari kesombongan
adalah bahwa orang menjadi terlalu percaya pada diri sendiri dan
yang pada waktunya berkembang menjadi sikap yang
mengabaikan atau menyepelekan hal-hal rohani. Jika seorang
pemimpin mulai meletakkan kepercayaan pada diri sendiri, sama
saja dia berapa di tepi jurang kehancuran. Karena kesombongan
bertentangan langsung dengan firman Tuhan “Setiap orang yang
tinggi hati adalah kekejian bagi TUHAN; sungguh, ia tidak akan
luput dari hukuman”(Amsal 16:5).
2. Kemalasan, jika seorang pemimpin terlalu malas untuk berdoa,
untuk belajar, untuk mencari Tuhan, dia sekali lagi berada di tepi
jurang kehancuran. Salomo mengatakan perkataan yang jelas
mengenai hal ini. “orang yang bermalas-malas dalam
pekerjaannya sudah menjadi saudara dari si perusak” (Amsal
18:9). Dalam Amsal yang lain, Salomo membicarakan
bahayanya kemalasan dan upah bagi yang rajin. “Janganlah
menyukai tidur, supaya engkau tidak jatuh miskin, bukalah
matamu dan engkau akan makan sampai kenyang”(Amsal
20:13).
b. Yang mendukung Pertumbuhan
1. Kerendahan hati. “Takut akan Tuhan adalah didikan yang
mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului
kehormatan” (Amsal 15:33). ”Ganjaran kerendahan hati dan
takut akan TUHAN adalah kekayaan, kehormatan dan
kehidupan” (Amsal 22:4). Dalam ayat ini menyatakan bahwa
hidup dengan rendah hati di hadapan Allah sangatlah perlu bagi
20 Universitas Kristen Petra
pertumbuhan rohani. Kerendahan hati yang seperti ini
memuliakan Yesus Kristus dan mentaati Firman-Nya.
2. Kesalehan, orang yang hidup didalam dosa jelas tidak dapat
tumbuh dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Yesus
Kristus. Pertumbuhan terjadi pada saat pemimpin mengetahui
perintah Tuhan dan dengan kuasa Roh Kudus menerapkannya
dalam hidup. Kesalehan dan pertumbuhan saling bergantung,
jadi yang satu meningkatkan yang lain. Yesus Kristus
memerintahkan para pengikut-Nya agar mereka belajar dan
mengikuti teladan-Nya. Belajar tentang Yesus Kristus berarti
tumbuh agar makin serupa dengan Yesus Kristus. Mengikut
Yesus berarti hidup saleh, hidup sebagaimana Yesus Kristus
hidup.
3. Kebijaksanaan, “Orang yang tak berpengalaman mendapat
kebodohan, tetapi orang yang bijak bermahkotakan
pengetahuan” (Amsal 14:18). Pertumbuhan dikaitkan dengan
kebijaksanaan. Kebijaksanaan adalah kemampuan untuk
memerintah dan mendisiplin diri sendiri dengan menggunakan
akal. Kebijaksanaan juga berkaitan dengan sikap pemimpin
terhadap pengetahuan, Salomo banyak berkata tentang
kebijaksaan. “ Hati orang berpengertian mencari pengetahuan,
tetapi mulut orang bebal sibuk dengan kebodohan” (Amsal
15:14). “Orang yang mengarahkan telinga kepada teguran yang
membawa kepada kehidupan akan tinggal di tengah-tengah
orang bijak. Siapa mengabaikan didikan membuang dirinya
sendiri, tetapi siapa mendengarkan teguran memperoleh akal
budi” (Amsal 15:31-32).
2.5 Penelitian Terdahulu
21 Universitas Kristen Petra
Penelitian yang pernah dilakukan adalah penelitian dari Pichan Jaiseri pada
tahun 2009 di Thailand yang berjudul “effects of Christian Leadership characteristics
and management approaches on Christian Business Success in Thailand” Pichan
Jaiseri menjabarkan keberhasilan Efek penerapan Karakter kepemimpinan Kristen
dan pendekatan manajamen di Thailand. Pichan meneliti point-point karakteristik dari
kepemimpin Kristen di Thailand menggunakan teori servant leadership (Spears,
2002: 56; Greenleaf, 1977) ada 10 point yang di teliti tapi hanya 5 point yang
menunjukkan angka yang memuaskan. Dan pada pendekatan manajemen Kristen ada
8 point yang di teliti dan hanya 5 point yang menunjukkanangka yang memuaskan.
Hasil penelitian menunjukkan: 1) lima point yang menunjukkan hasil signifikan dari
karakteristik kepemimpinan Kristen : Awareness/kesadaran, Foresight/pandangan ke
depan,Persuasion/persuasi, Building Community/membangunkomunitas,
Stewardship/pelayanan. Persamaan regresi dapat memprediksi keberhasilan eksekutif
bisnis Kristen 45,8 persen dari variasi total keberhasilan. Sedangkan 2) Lima
prediktor signifikan dari pendekatan manajemen Kristen untuk pebisnis Kristen:
penganggaran dengan kemurahan hati, mengevaluasi dengan transparansi,
perencanaan dengan berkat Tuhan, mengarahkan dengan kepercayaan, berkoordinasi
dengan kebenaran. Persamaan regresi dapat memprediksi keberhasilan eksekutif
bisnis Kristen 61,8 persen dari total variasi keberhasilan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa di Thailand terdapat banyak pebisnis Kristen yang berhasil
menerapkan kepemimpinan Kristen di bisnisnya, terbukti dengan banyaknya grup-
grup yang merupakan ikatan pebisnis Kristen di Thailand, dan setelah menerapkan
kepemimpinan Kristen dan pendekatan manajanemen, hasil penelitian ini menyatakan
bahwa Kepemimpinan Kristen memberikan dampak positif pada para pelaku bisnis
Kristen di Thailand.
Penelitian yang kedua adalah “The Four Cs of Christian Leadership” yang
di lakukan oleh Winston pada tahun 2005 di Virginia, Amerika Serikat. Penelitian ini
membahas peran empat Cs, yaitu panggilan / Calling (melakukan apa yang Tuhan
ingin untuk manusia lakukan), Kompetensi/Competence (menjadi cakap pada apa
22 Universitas Kristen Petra
yang manusia lakukan), kepercayaan diri / Confidence ( mengetahui apa yang dapat
manusia capai dalam konteks), dan karakter / character ( sifat baik ) dengan tujuan
menunjukkan karakter, kendati penting, adalah yang keempat dalam urutan empat hal
tersebut. Penelitian ini mengacu baik dari contoh keberhasilan dalam perjanjian lama
maupun perjanjian baru berdasarkan masing-masing empat Cs, Yaitu Calling,
Competence, confidence, dan character.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan setiap tingkat sukses
dari empat Cs, sukses yang lebih besar terjadi. Program pengembangan
kepemimpinan organisasi dapat di informasikan oleh penelitian ini dalam hal
pemimpin yang berkembang pertama-pertama harus disaring / dipilih oleh rasa
panggilan mereka, kemudian diikuti oleh pendidikan dan pelatihan untuk
meningkatkan kompetensi mereka. Kemudian, pemimpin yang berkembang dapat
memperoleh konseling dan pendidikan untuk meningkatkan kepercayaan diri mereka
dan akhirnya, pemimpin berkembang dapat dilatih, diukur, dikritik, dan
dikembangkan dalam karakter.
23 Universitas Kristen Petra
2.6 Kerangka Berpikir
Model penerapan kepemimpinan Kristen :
Gambar 2.6 Kerangka Berpikir
Kepemimpinan Kristen adalah sebuah gabungan antara kepemimpinan dan
Kekristenan yang bertujuan untuk mengajarkan bagaimana cara untuk menjadi
pemimpin yang memimpin dengan karakter-karakter dan ciri-ciri orang Kristen, agar
Kepemimpinan
Karakter Pemimpin Kristen :
1. Dapat Dipercaya
2. Mengambil Keputusan yang
Benar
3. Memupuk kesetiaan para
pengikut
4. Jelas dan tegas
5. Hikmat
6. Optimis dan semangat
7. Pemimpin harus disiplin
8. Menguatkan orang lain
9. Memiliki empati
10. Menyerupai Yesus Kristus
John MacArthur (2009)&
George Barna (2006)
Ciri-ciri Kepemimpin Kristen :
1. Tanggung Jawab
2. Efisien
3. Berkomunikasi
4. Mempersatukan
5. Bertumbuh
Leroy Eims (1996)
Kekristenan
Penerapan kepemimpinan Kristen di
Perusahaan Sirup HERO.