kepemimpinan dalam organisasi

42
TUGAS INDIVIDU ARTI PENTING KEPEMIMPINAN DALAM BERORGANISASI Dosen : Drs. H. Agus Eka, M.SI OLEH ANDRIANO ANTONIUS E01112155 JURUSAN ILMU ADMINITRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK 2015 1

Transcript of kepemimpinan dalam organisasi

TUGAS INDIVIDU

ARTI PENTING KEPEMIMPINAN DALAM BERORGANISASI

Dosen : Drs. H. Agus Eka, M.SI

OLEH

ANDRIANO ANTONIUSE01112155

JURUSAN ILMU ADMINITRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2015

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas

berkah dan rahmatnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Makalah dengan judul Arti Penting

Kepemimpinan Dalam Berorganisasi.

Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa Makalah

ini tidak mungkin dapat terselesaikan dengan baik.

Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari berbagi pihak,

akhirnya Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.

Dan tidak lupa saya mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Drs.H.Agus Eka, M.SI.selaku

dosen kepemimpinan .Tugas kepemimpinan ini dibuat

sebagai syarat memperoleh nilai dalam tugas akhir.

Sebagai manusia, penulis manyadari bahwa masih

banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan dan

pengerjaan tugas makalah ini. Oleh karena itu, penulis

sangat mengharapkan masukan berupa kritikan dan saran

2

yang bersifat membangun bagi penulis dari para pembaca

untuk memperbaiki tugas ini. Akhir kata penulis ucapkan

terima kasih.

Pontianak , 14 Januari

2015

ANDRIANO ANTONIUS

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul

Halaman Judul Lembar Kedua

Kata Pengantar …….………………………………..……………….….................i

Daftar isi………………...…....…............................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

3

A. Latar Belakang ……………………………………..…...…..............................1B. Rumusan Masalah ………………………………………...……………..........2C. Tujuan Penulisan ….…………………………………….....…………..…........3D. Manfaat Penulisan …………………………………….....….…..……..............3

BAB II KERANGKA TEORI

A. KonsepEtika.......................................................................................................5B. KonsepBirokrasi.................................................................................................7C. KonsepKorupsi...................................................................................................9D. Konsep PenyalahgunaanWewenang................................................................11

BAB III PEMBAHASAN

A. Penyebab Terjadi Tindakan Korupsi DiBirokrasi............................................13

B. Upaya – Upaya Dalam Mengatasi Tindakan Korupsi Di LingkuganBirokrasi...........................................................................................19

BAB IV PENUTUP

A Kesimpulan………………………………....…………….………….25

B. Penutup……………………………….......………....……………….26

4

Daftar Pustaka………………....………………………,,,,,,,,………...…….……27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.

Kepemimpinan dan organisasi merupakan dua konsep

yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang

lainnya. Istilah kepemimpinan sesungguhnya telah lama

menjadi bahan perbincangan oleh banyak orang ilmuan

dan praktisi. Kepemimpinan seringkali diasosiasikan

dengan orang-orang yang dinamis dan kuat yang

memimpin bala tentara, mrngendalikan perusahaan

besar, atau menentukan arah suatu bangsa dan

masyarakat. Agar terciptanya suatu organisasi yang

harmonis, maka manusia harus memiliki kelompok dalam

suatu organisasi tertentu. Kepemimpinan merupakan hal

yang selalu menarik dibicarakan. Lebih dari itu,

kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan

5

kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian

organisasi. Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan

dalam pengarahan adalah faktor penting efektifitas

pemimpin. Bila organisasi dapat mengidentifikasikan

kualitas-kualitas yang berhubungan dengan

kepemimpinan, kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-

pemimpin yang efektif maka organisasi tersebut akan

maju dan mendapatkan simatik dari masyarakat.

Terdapat pengertian yang lain yaitu; kepemimpinan

merupakan lokomotif organisasi yang selalu menarik

dibicarakan. Daya tarik ini didasarkan pada latar

historis yang menunjukkan arti penting keberadaan

seorang pemimpin dalam setiap kegiatan kelompok dan

kenyataan bahwa kepemimpinan merupakan sentrum dalam

pola interaksi antar komponen organisasi Lebih dari

itu, kepemimpinan dan peranan pemimpin menentukan

kelahiran, pertumbuhan dan kedewasaan serta kematian

organisasi.Kemampuan dan ketrampilan kepemimpinan dalam

pengarahan adalah faktor penting effektifitas manajer.

B. Rumusan Masalah

6

Dengan latar belakang yang telah dijabarkan di

atas, maka dapat di katakan bahwa rumusan masalah

adalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian dari Organisasi, Pemimpin dan

Kepemimpinan ?

2. Apa kriteria pemimpin yang baik ?

3. Bagaimana teori munculnya seorang pemimpin ?

4. Apa saja tipe – tipe kepemimpinan itu dan cirri

khusus yang dimilikinya ?

Contoh kasus apa yang terjadi saat ini dengan

pembahasan makalah ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan ini terbagi atas 2 tujuan :

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui secara jelas definisi kepemimpinan

dan organisasi serta fungsi dan teori-teori yang

terdapat di dalam kepemimpinan.

2. Tujuan Khusus

Adapun Tujuan Khusus dari penulisan ini adalah

untuk :

1. Bagi penulis :

7

Untuk penyelesaian tugas kepemimpinan dan sebagai

syarat mendapatkan nilai pada ujian akhir.

2. Bagi Mahasiswa :

Menambah wawasan mahasiswa tentang pentingnya

kepemimpinan dalam berorganisasi dan sebagai

pedoman bagi mahasiswa.

3. Bagi Fakultas :

Menambah referensi bacaan mengenai arti penting

kepemimpinan dalam berorganisasi yang dapat

berguna bagi seluruh aparatur proses belajar

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

D. Manfaat Penulisan

Dalam penulisan arti penting kepemimpinan dalam

berorganisasi, diharapkan dapat memberikan guna dan

manfaat, adapun guna dan manfaat yang diharapkan

dapat diambil dari penulisan ini adalah :

1 . Manfaat Teoritis

1.1. Hasil penulisan ini diharapkan dapat

dijadikan sebagai sumber informasi tentang arti

penting kepemimpinan dalam berorganisasi.

8

1.2. Hasil penulisan ini juga diharapkan dapat

menambah wawasan, dan dipakai sebagai

referensi bagi penulisan selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

1. Bagi Fakultas, meningkatkan arti penting

kepemimpinan dalam berorganisasi

2. Bagi Penulis, untuk lebih meningkatkan

pengetahun dan kejelasan dalam arti penting

kepemimpinan dalam berorganisasi .

3. Bagi Pihak Luar, untuk menanmbah pengetahuan

akan arti penting kepemimpinan dalam

berorganisasi bila di perlukan.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Organisasi dan Kepemimpinan

9

Organisasi adalah alat dari suatu kegiatan yang

dilakukan oleh beberapa orang atau lebih yang bekerja

sama untuk mencapai tujuan tertentu. Untuk mencapai

tujuan tersebut maka dipilihlah seorang pemimpin

sebagai penggerak atau motivator dalam organisasi.

Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi

seseorang, baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak

mangerjakan sesuatu.

Terdapat dua hal penting dari kepemimpianan yaitu :

a. Kepemimpinan sangat berkaitan erat dengan hal

mempengaruhi.

b. kepemimpinan adalah bagaimana mempengaruhi orang

lain tanpa paksaan

tetapi dalam hal merumuskan pengertian dari

kepemimpinan ini, tentu berbeda tergantung dari sudut

mana seseorang melihatnya. berikut beberapa definisi

dari kepemimpinan:

1. Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan

sebagai proses mempengaruhi sekelompok orang

10

sehingga mau bekerja dengan sungguh-sungguh untuk

meraih tujuan kelompoknya.

2. Wexley & Yuki [1977], kepemimpinan mengandung arti

mempengaruhi orang lain untuk lebih berusaha

mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau merubah

tingkah laku mereka.

3. Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan

mempengaruhi orang-orang untuk bersedia berusaha

mencapai tujuan bersama.

4. Pendapat lain, kepemimpinan merupakan suatu proses

dengan berbagai cara mempengaruhi orang atau

sekelompok orang.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya para ahli tersebut melihat dari sudut

pandang bagaimana mempengaruhi orang lain untuk

mencapai tujuan. namun ada pendapat para ahli lain

yang melihat kepemimpinan dari sudut pandang yang

berbeda, seperti :

11

1. Fiedler [1967], kepemimpinan pada dasarnya

merupakan pola hubungan antara individu-individu

yang menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap

kelompok orang agar bekerja bersama-sama untuk

mencapai tujuan

2. John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan

mengkoordinasikan dan memotivasi orang-orang dan

kelompok untuk mencapai tujuan yang di kehendaki.

3. Davis [1977], mendefinisikan kepemimpinan adalah

kemampuan untuk mengajak orang lain mencapai tujuan

yang sudah ditentukan dengan penuh semangat .

4. Ott [1996], kepemimpinan dapat didefinisikan

sebagai proses hubungan antar pribadi yang di

dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan,

dan khususnya perilaku orang lain.

5. Locke et.al. [1991], mendefinisikan kepemimpinan

merupakan proses membujuk orang lain untuk

mengambil langkah menuju suatu sasaran bersama

12

B. Kriteria Pemimpin.

Pemimpin sendiri adalah seseorang yang bertanggung

jawab atas suatu organisasi dalam mencapai tujuan

tertentu. Pimpinan yang dapat dikatakan sebagai

pemimpin yang baik setidaknya memenuhi beberapa

kriteria,yaitu :

1. Pengaruh : Seorang pemimpin adalah seorang yang

memiliki orang-orang yang mendukungnya yang turut

membesarkan nama sang pimpinan.

2. Kekuasaan/power : Seorang pemimpin umumnya diikuti

oleh orang lain karena dia memiliki kekuasaan/power

yang membuat orang lain menghargai keberadaannya.

3. Wewenang : Wewenang di sini dapat diartikan sebagai

hak yang diberikan kepada pemimpin untuk fnenetapkan

sebuah keputusan dalam melaksanakan suatu

hal/kebijakan.

4.Pengikut : Seorang pemimpin yang memiliki pengaruh,

kekuasaaan/power, dan wewenang tidak dapat

dikatakan sebagai pemimpin apabila dia tidak

memiliki pengikut yang berada di belakangnya yang

13

memberi dukungan dan mengikuti apa yang dikatakan

sang pemimpin.

Dalam hal ini pemimpin pun harus memiliki

pengetahuan yang luas dan berpendidikan, Bertanggung

jawab, dapat dipercaya, tertib dan teratur, dapat

mengatur waktunya dengan baik, keputusan dan dapat

memberi contoh terhadap suatu golongan atau organisasi

tertentu dikarenakan adanya kekuasaan untuk mencapai

suatu tujuan bersama.

C. Teori-Teori Kepemimpinan

Beberapa ahli mungkin sudah mekemukakan bagaimana

timbulnya seorang pemimpin dalam suatu organisasi.

Dan isi dari teori yang satu dengan lainnya pun tidak

sama. Dari bebrapa teori yang dikemukakan ada 3 yang

sering dipelajari yaitu:

14

1. Teori Genetie -> bahwa penganut teori ini

mengatakan bahwa seorang pemimpin akan karena ia

telah dilahirkan dengan bakat pemimpin

2. Teori Sosial -> Jika teori genetis mengatakan

bahwa “leaders are born and not made”, make

penganut-penganut sosial mengatakan sebaliknya

yaitu : “Leaders are made and not born”. Penganut-

penganut teori ini berpendapat bahwa setiap orang

akan dapat menjadi pemimpin apabila diberi

pendidikan dan kesempatan untuk itu.

3. Teori Ekologis -> Teori ini merupakan

penyempurnaan dari kedua teori genetis dan teori

sosial. Penganut-ponganut teori ini berpendapat

bahwa seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang

baik apabila pada waktu lahirnya telah memiliki

bakat-bakat kepemimpinan, bakat mana kemudian

dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan

pangalaman-pengalaman yang memungkinkannya untuk

15

mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang

telah dimilikinya itu.

Didalam Teori Kepemimpinan terdapat :

1. Teori Sifat Kepemimpinan (Traist Theory)

Teori ini bertitik tolak dari asumsi bahwa

keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh

sisfat-sifatnya. Sifat tersebut dapat berupa sifat

fisik maupun sifat psikologis. Dari hasil penelitian

Charles dan David disimpulkan bahwa, ada Lima sifat

yang dapat menyebabkan keberhasilan kepemimpinan,

yaitu :

a) Intelegensia : Para pemimpin pada umumnya relatif

harus lebih cerdas dari orang-orang yang

dipimpinya.

b) Visioner : Pemimpin harus memiliki kematangag dan

keluasan pandangan sosial. Secara emosional para

pemimpin harus mampu melihat suatu masalah secara

utuh dan memiliki control yang baik dalam

mengendalikan kondisi yang kritis.

16

c) Percaya Diri : Pemimpin harus memiliki kepercayaan

diri dan keyakinan terhadap diri sendiri yang

didukung oleh kemampuan untuk menganalisis potensi,

kekuatan, kelemahan dan yang dimiliki sehingga dapat

memaksimalkan potensi dalam dirinya dan

mengantisipasi kekurangan yang dimiliki.

d) Motivasi : Pemimpin memiliki dorongan semangat

yang sangat kuat dari dalam dirinya untuk

senantiasa tampil sebagai solusi dari setiap

permasalahan yang ada, dan memiliki konsep problem

solving yang jelas terhadap suatu masalah yang

dihadapi. 

e) Komunikatif : Pemimpin harus memiliki kemampuan

melakukan hubungan dan komunikasi dengan setiap

orang dengan tipe apapun. Hal yang harus difahami

bahwa untuk mencapai suatu tujuan harus didukung

oleh orang lain sehingga seorang pemimpin harus

memiliki kemampuan memahami individu yang

dipimpinnya.

17

2. Teori Situasional (Situasional Theory)

Teori ini berpendapat bahwa keberhasilan seorang

pemimpin disebabkan oleh situasi yang ada

disekitarnya, bukan karena sifat-sifatnya, bole

dikatakan bahwa teori ini mengamsusikan bahwa

seorang pemimpin dapat berhasil karena “ kebetulan”

situasi disekitarnya mendukung. Menurut teori ini,

ada beberapa faktor yang menjadikan seorang pemimpin

berhasil secara kebetulan :

a) Sejarah organisasi : seorang pemimpin berhasil

karena dia kebetulan memimpin organisasi yang

awalnya sudah berhasil dan memiliki nama besar,

bukan karena prestasi dia sebagai pimpinan di

organisasi tersebut.

b) Umur dari Pejabat lama : seorang pemimpin menjadi

berhasil karena adanya “warisan” dari pemimpin

sebelumnya yang kebetulan menjadi seniornya dan

karena masa kepemimpinan pimpinan yang lama telah

usai, maka dialah yang berhak mewarisi

18

kepemimpinan tersebut dengan segala nama besar

pemimpin sebelumnya.

c) Masyarakat Sekitar : Secara kebetulan masyarakat

yang dipimpinnya adalah masyarakat yang turut dan

patuh terhadap apapun yang menjadi keputusannya.

d) Beban Kerja : Seorang pemimpin dinilai berhasil

karena kebetulan beban kerja yang menjadi

tanggungjawabnya sangat ringan dan tidak memiliki

tantangan sedikit pun sehingga dengan mudah

diselesaikan tanpa halangan sedikitpun.

e) Susana Psikologis : Pemimpin juga biasanya secara

kebetulan diuntungkan oleh bawahan yang dipimpin,

ada kalanya seorang pemimpin hanya membawahi

orang-orang “biasa “ yang menerima segala sesuatu

apa adanya dan sama sekali tidak memiliki daya

kritis sedikit pun terhadap kebijakan yang ada

dalam organisasi,

f) Jenis Organisasi : Keberhasilan Pemimpin juga

karena kebetulan organisasi yang dipimpin hanya

dalam skala kecil sehingga masalah yang dihadapi

19

tidak kompleks, bahkan hampir dikatakan

organisasi yang dipimpinnya tidak pernah menemui

kendala sedikitpun.

g) Ketersediaan Waktu : Kepemimpinan seseorang

dianggap berhasil karena kebetulan dia mengambil

keputusan yang tepat, ini karena waktu yang

digunakan untuk memutuskan sesuatu sangat luas

dan tidak mendesak sehingga keputusan yang

diambil dapat dipikirkan dengan tenang, lain

halnya bila waktu yang dibutuhkan untuk

memutuskan sesuatu sangat sempit dan mendesak,

pasti hasilnya tidak maksimal.

D. Tipe-Tipe Kepemimpinan

Dalam berorganisasi tentu kita mempunyai seorang

pemimpin, dan tentunya mempunyai cara kepemimpinan

yang khas. Berikut tipe-tipe kepemimpinan tersebut:

1. Tipe Kepemimpinan Kharismatis

Tipe kepemimpinan karismatis memiliki kekuatan

energi, daya tarik dan pembawaan yang luar biasa

untuk mempengaruhi orang lain, sehingga ia mempunyai

20

pengikut yang sangat besar jumlahnya dan pengawal-

pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan

kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib

(supernatural power) dan kemampuan-kemampuan yang

superhuman, yang diperolehnya sebagai karunia Yang

Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik memiliki

inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada

pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan

kharismatik memancarkan pengaruh dan daya tarik yang

amat besar.

2. Tipe Kepemimpinan Paternalistis/Maternalistik

Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan

dengan kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-

sifat sebagai berikut:

a. Mereka menganggap bawahannya sebagai manusia yang

tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu

dikembangkan

b. Mereka bersikap terlalu melindungi

21

c. Mereka jarang memberikan kesempatan kepada

bawahan untuk mengambil keputusan sendiri

d. Mereka hampir tidak pernah memberikan kesempatan

kepada bawahan untuk berinisiatif

e. Mereka memberikan atau hampir tidak pernah

memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan

untuk mengembangkan imajinasi dan daya

kreativitas mereka sendiri

f. Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak

jauh beda dengan tipe kepemimpinan paternalistik,

yang membedakan adalah dalam kepemimpinan

maternalistik terdapat sikap over-protective atau

terlalu melindungi yang sangat menonjol disertai

kasih sayang yang berlebih lebihan.

3. Tipe Kepemimpinan Militeristik

22

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip

dengan tipe kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat

dari tipe kepemimpinan militeristik adalah:

a. lebih banyak menggunakan sistem

perintah/komando, keras dan sangat otoriter, kaku

dan seringkali kurang bijaksana

b. menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan

c. sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara

ritual dan tanda-tanda kebesaran yang berlebihan

d. menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku

dari bawahannya

e. tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan

kritikan-kritikan dari bawahannya

f. komunikasi hanya berlangsung searah.

4. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Outhoritative,

Dominator)

Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara

lain:

a. mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan

mutlak yang harus dipatuhi

23

b. pemimpinnya selalu berperan sebagai pemain

tunggal

c. berambisi untuk merajai situasi

d. setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan

sendiri

e. bawahan tidak pernah diberi informasi yang

mendetail tentang rencana dan tindakan yang akan

dilakukan

f. semua pujian dan kritik terhadap segenap anak

buah diberikan atas pertimbangan pribadi

g. adanya sikap eksklusivisme

h. selalu ingin berkuasa secara absolute

i.sikap dan prinsipnya sangat konservatif, kuno,

ketat dan kaku

j. pemimpin ini akan bersikap baik pada bawahan

apabila mereka patuh.

5. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak

memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap

orang berbuat semaunya sendiri. Pemimpin tidak

24

berpartisipasi sedikit pun dalam kegiatan

kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab

harus dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin

hanya berfungsi sebagai simbol, tidak memiliki

keterampilan teknis, tidak mempunyai wibawa, tidak

bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan

koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana

kerja yang kooperatif. Kedudukan sebagai pemimpin

biasanya diperoleh dengan cara penyogokan, suapan

atau karena sistem nepotisme. Oleh karena itu

organisasi yang dipimpinnya biasanya morat marit dan

kacau balau.

6.Tipe Kepemimpinan Populistis

Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-

nilai masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai

dukungan kekuatan serta bantuan hutang luar negeri.

Kepemimpinan jenis ini mengutamakan penghidupan

kembali sikap nasionalisme.

7. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

25

Kepemimpinan tipe administratif ialah

kepemimpinan yang mampu menyelenggarakan tugas-

tugas administrasi secara efektif. Pemimpinnya

biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan

administratur-administratur yang mampu menggerakkan

dinamika modernisasi dan pembangunan. Oleh karena

itu dapat tercipta sistem administrasi dan

birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada

tipe kepemimpinan ini diharapkan adanya

perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri,

manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah

masyarakat.

8.Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia

dan memberikan bimbingan yang efisien kepada para

pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada

semua bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung

jawab internal (pada diri sendiri) dan kerjasama

yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak

26

terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada

partisipasi aktif dari setiap warga kelompok.

Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap

individu, mau mendengarkan nasehat dan sugesti

bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis

dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan

kapasitas setiap anggota seefektif mungkin pada

saat-saat dan kondisi yang tepat.

a. Syarat-syarat Pemimpin yang Baik dan Benar

Pengembangan kemampuan itu adalah suatu proses

yang berlangsung terus menerus dengan maksud agar

yang bersangkutan semakin memiliki ciri-ciri

kepemimpinan.

Walaupun belum ada kesatuan pendapat antara para

ahli mengenai syarat-syarat ideal yang harus

dimiliki oleh seorang pemimpin, akan tetapi

beberapa di antaranya yang terpenting adalah

sebagai berikut :

1. Pendidikan umum yang luas.

27

2. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang

genoralist yang baik juga.

3. Kemampuan berkembang secara mental

4. Ingin tahu

5. Kemampuan analistis

6. Memiliki daya ingat yang kuat

7. Mempunyai kapasitas integratif

8. Keterampilan berkomunikasi

9. Keterampilan mendidik

10. Personalitas dan objektivitas

11. Pragmatismo

12. Mempunyai naluri untuk prioritas

13. Sederhana

b. Karakteristik Seorang Pemimpin

Didasarkan kepada prinsip-prinsip (Stephen R.

Coney):

1.Seorang yang belajar seumur hidup

Tidak hanya melalui pendidikan formal, tetapi

juga diluar sekolah. Contohnya, belajar melalui

membaca, menulis, observasi, dan mendengar.

Mempunyai pengalaman yang baik maupun yang buruk

sebagai sumber belajar.

2. Berorientasi pada pelayanan

28

Seorang pemimpin tidak dilayani tetapi melayani,

sebab prinsip pemimpin dengan prinsip melayani

berdasarkan karir sebagai tujuan utama. Dalam

memberi pelayanan, pemimpin seharusnya lebih

berprinsip pada pelayanan yang baik.

3.Membawa energi yang positif

Setiap orang mempunyai energi dan semangat.

Menggunakan energi yang positif didasarkan pada

keikhlasan dan keinginan mendukung kesuksesan

orang lain. Untuk itu dibutuhkan energi positif

untuk membangun hubungan baik.

c Perilaku Pemimpin

1. Kepemimpinan Suportif

Melibatkan perilaku pemimpin yang menunjukkan

perhatian terhadap kesejahteraan dan kebutuhan

pribadi para bawahan.Perilaku kepemimpinan tersebut

terbuka, bersahabat, dan ramah.

2. Kepemimpinan Direktif

Muncul ketika pemimpin memberi tahu para bawahan

apa yang harus mereka kerjakan.perilaku pemimpin

29

meliputi perencanaan,pembuatan jadwal,panentuan

tujuan-tujuan kerja dan standar-standar

perilaku serta penekanan ketaatan pada

peraturan-peraturan.

3. Kepemimpinan Partisipatif

Berarti pemimpin berkonsultasi dengan para

bawahannya tentang keputusan-keputusan. Perilaku

pemimpin terdiri atas menanyakan opinidan

saran,mendorong partisipasi dalam pembuatan

keputusan ,dan menemui para bawahan di

lingkungan kerja.

4. Kepemimpinan yang Berorientasi pada Pencapaian

Muncul ketika pemimpin menentukan tujuan yang

jelas dan menantang bagi para bawahan. Perilaku

pemimpin menekankan kinerja kualitas tinggi dan

peningkatan kinerja saat ini.

d. Pendekatan Perilaku Pemimpin

Perilaku utama seorang pemimpin itu terbagi dua

yaitu:

30

1.Pertimbangan

Yaitu tipe perilaku yang mendeskripsikan sejauh

mana pemimpin sensitif thd para

bawahan,menghormati ide-ide dan perasaan

mereka,serta membangun kepercayaan mutual.

2. Struktur awal

Yaitu tipe perilaku pemimpin yang mendeskripsikan

sejauh mana pemimpin berorientasi pada tugas dan

mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja bawahan

untuk mencapai tujuan.

e. Fungsi Pemimpin dalam Organisasi

Tugas pokok seorang pemimpin pada dasarnya adalah

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang terdiri

dari: merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,

dan mengawasi. Terlaksananya tugas-tugas tersebut

tidak dapat dicapai hanya oleh pimpinan seorang

diri, tetapi dengan menggerakan orang-orang yang

dipimpinnya. Agar orang-orang yang dipimpin mau

bekerja secara erektif seorang pemimpin di samping

harus  memiliki inisiatif dan kreatif harus selalu

31

memperhatikan hubungan manusiawi. Secara lebih

terperinci tugas-tugas seorang pemimpin dalam sebuah

organisasi meliputi: pengambilan keputusan,

menetapkan sasaran dan menyusun kebijaksanaan,

mengorganisasikan dan menempatkan pekerja,

mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan baik secara

vertikal (antara bawahan dan atasan) maupun secara

horisontal (antar bagian atau unit), serta memimpin

dan mengawasi pelaksanaan pekerjaan.

f. Fungsi Pemimpin dalam Pengambilan Keputusan

Salah satu fungsi pemimpin dalam manajemen

adalah mengambil keputusan secara efektif.

Keberadaan sumber-sumber, biaya, bahan, keahlian,

tenaga, pengetahuan, waktu dan ruang sangat

terbatas, oleh karena itu timbulah pengambilan

keputusan.

Fungsi kepemimpinan pada dasarnya menyangkut dua

hal pokok, yakni:

(1) fungsi yang berkaitan dengan tugas yang

berfungsi pemecahan masalah

32

(2) fungsi pemeliharaan kelompok yang disebut

fungsi sosial

Langkah pengambilan keputusan bervariasi, demikiansecara umum meliputi :

1. Merumuskan masalah

2. Merumuskan hasil yang diharapkan

3. Mengembangkan pilihan penyelesaian

4. Mengetahui apa yang harus dilaksnakan setelah

keputusan diambil.

Dibawah ini merupakan beberapa contohkasus pemimpin

dalam berorganisasi :

1. Contoh Kasus Pada Prilaku Individu

ketika sedang mengikuti perkuliahan softskill,

dosen ingin menjelaskan materinya dengan

menggunakan OHP, ada seorang mahasiswa yang sadar

kemudian dia berjalan ke depan dan meminta ijin

kepada dosen untuk membantu mempersiapkan OHP dan

mematikan sebagian lampu yang menyala agar materi

33

yang berada di OHP dapat terlihat jelas dan

mahasiswa lebih nyaman dalam mengikuti perkuliahan.

2. Hubungan Peristiwa yang Terjadi

KASUS I

Contoh Peristiwa atau kasus yang berkaitan dengan

kepemimpinan dalam berorganisasi.

Dalam sebuah Partai Demokrat kocar – kacir

karena pengakuan dari salah seorang mantan

Bendahara Umumnya Muhammad Nazaruddin mantan yang

menyebutkan bahwa banyak anggota dari partai

tersebut yang terlibat kasus korupsi Wisma Atlet.

Nazaruddin yang juga terdakwa kasus dugaan suap

wisma atlet SEA Games itu mengaku tahu banyak soal

Anas Urbaningrum (Ketua Umum DPP Partai Demokrat)

tetapi tiap kali ditanya kasus apa saja yang

menjerat Anas, Nazaruddin enggan mengungkapnya

sekarang. Selama ini Nazaruddin kerap menuding Anas

terlibat sejumlah kasus dugaan korupsi. Dia

34

mengatakan Anas menerima uang Rp 50 Miliar terkait

proyek pembangunan pusat olahraga, Hambalang, Jawa

Barat dan mendapat uang Rp 80 Miliar dari dua

proyek PLN di Kalimantan dan Riau. Belakangan,

Yulianis saat bersaksi di persidangan mengungkapkan

adanya aliran dana Permai Group senilai Rp 150 juta

kepada Anas Urbaningrum saat Kongres Partai

Demokrat di Bandung pada 2010. Yulianis juga

menyebutkan adanya dana Rp 100 juta ke Ansi

Mallarangeng, yang juga mencalonkan diri sebagai

Ketua Umum DPP Partai Denokrat. Selain itu,

Yulianis mengungkapkan adanya gelontoran uang Rp 30

Miliar dan 5 Juta dollar AS ke kongres Partai

Demokrat. Dalam kongres tersebut Anas terpilih

sebagai ketua umum. Nazaruddin juga sempat

menyinggung masalah ini, katanya masalah ini adalah

masalah personal yang tidak ada kaitannya dengan

Partai.

Berdasarkan kasus di atas dapat digambarkan

jika suatu organisasi/partai memiliki anggota yang

35

terseret kasus korupsi ataupun masalah lainnya yang

merugikan partai/organisasi maka seorang pemimpin

harus tegas memberikan sanksi terhadap anggotanya

tersebut karena hal tersebut pastinya akan

menghambat tujuan dari organisasi/partai. Disini

ketegasan pemimimpin sangatlah menentukkan, jika

pemimpin tersebut memiliki tipe kepemimpinan yang

Fathernalistik bisa diperkirakan pemimimpin tersebut

tidak akan memberikan sanksi berat terhadap

anggotanya. Mungkin saja pemimpin bertipe

kepemimpinan Fathernalistik ini akan memaafkan

anggotanya dan memberikan kesempatan untuk

memperbaiki kesalahannya.

Hal ini sangatlah tidak efektif, jika anggota

yang merugikan partai/organisasi terus menerus

dimanjakan tentunya mereka sebagai anggota tidak

akan berkembang. Beda halnya jika pemimpin

organisasi/partai tersebut memiliki tipe

kepemimpinan yang demokrtis, disini mungkin pemimpin

tersebut akan melibatkan anggota lainnya dalam

36

pegambilan keputusan terhadap kasus korupsi yang

melibatkan anggota organisasi/partai. Meskipun

melibatkan anggota lainnya tentu saja andil terbesar

dalam pengambilan keputusan berada di tangan

pemimpin. Disini seharusnya pemimpin bersikap

objektif terhadap kasus yang menimpa anggotanya. Di

kasus lain jika seorang calon pemimpin melakukan

jalan pintas dalam pemilihan dirinya sebagai

pemimpin organisasi/partai ini jelas tidak benar

karena masa depan organisasi/partai berada di tangan

pemimpinnya, apabila pemimpinnya saja melakukan cara

pintas untuk mendapatkan kekuasaan bagaimana dia

bisa memberikan contoh yang baik kepada anggotanya.

Seorang yang seperti ini tidaklah pantas untuk

dijadikan seorang pemimpin karena mereka tidak akan

memimpin organisasi/partai dengan baik, mereka

cenderung mementingkan pribadinya sendiri

dibandingkan dengan kepentingan organisasi/partai.

Jelas jika organisasi/partai memiliki pemimpin

37

seperti ini organisasi/partai tersebut tidaklah

maju.

Oleh karena itu disini pemimpin yang baik

sangatlah penting untuk kemajuan partai. Bukan

mereka yang lebih mementingkan kepentingan

pribadinya tetapi mereka yang menomor satukan

kepentingan bersama untuk mencapai tujuan umum

organisasi/partai.

Bagaimana hubungannya dengan konflik dalam

kepemimpinan?

berdasarkan kutipan pada awal paragraf, selaku

penulis ingin memberikan komentar tentang kasus

yang telah ramai di perbincangkan di berita-berita

Tanah Air, semoga membangun.

1.  Pertama, menurut penulis, kasus Nazarudin kali

ini adalah kasus yang memakan banyak waktru dalam

penanganannya, artinya sama sekali tidak adanya

jelas dan lambat dalam menindak permasalahannya

dan para pelaku tindakkannya.

38

2.  Kedua, kebobrokan sebuah hukum di Indonesia

ini, apakah sesulit itu menegakkan hukum, sampai

mengurus 1 koruptor saja perlu berbulan – bulan?

Coba jika dibandingkan dengan maling sandal atau

maling – maling  kecil lainnya, kami yakin hanya

butuh beberapa hari bahkan beberapa jam saja untuk

membuat si maling sudah memelas di penjara. Apakah

ini sebuah sistem hukum yang pantas untuk dibangga

– banggakan? Dari peristiwa ini kita dapat melihat

ketidakadilannya di negara hukum kita.

3.  Ketiga, ketegasan seorang pemimpin dalam

mengatur anggotanya. Dan inilah pokok pembahasan

kelompok kami, karena menurut kami seorang

pemimpin sangat berpengaruh atas tindakan dan

kelakuan para anggotanya, baik itu dalam

organisasi kecil maupun organisasi besar

sekalipun. Jika pemimpin tidak tegas dan tidak

menerapkan hukum yang benar, maka wajar saja jika

anggota atau rakyatnya pun banyak yang menyimpang,

karena akibat dari ulah dari si pemimpin itu

39

sendiri. Oleh karena itu, pemimpin yang benar

sangatlah dibutuhkan dalam sebuah organisasi, baik

itu dalam ruang lingkup kecil atau besar sekalipun

dan pemimpin yang benar adalah pemimpin yang dapat

mengawasi anggotanya sehingga tidak akan

membiarkan anggotanya melakukan kesalahan sekecil

apapun.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

40

Berdasarkan dari pembahasan masalah yang telah

diuraikan tersebut, maka pada bagian penutup ini

dapat ditarik kesimpulan bahwa:

Pemimpin yang baik sangatlah diperlukan dalam

suatu organisasi. Jika dalam suatu organisasi tidak

adanya sosok pemimpin yang baik dan benar maka

dapat menimbulkan masalah. Tidak semua tipe

kepemimpinan itu baik dan cocok diterapkan pada

suatu organisasi tertentu. Selain di tangan anggota,

masa depan organisasi bergantung pada pemimpin itu

sendiri, dengan begitu maka dapat memajukan

organisasi tersebut. Pemimpin yang baik akan menjadi

contoh bagi para anggotanya.

B. Penutup

Terimakasih atas perhatian untuk membaca makalah

kami. Maaf atas kesalahan yang ada dalam makalah

kami. Kami menyadari masih banyak kekurangan yang

ada dalam makalah kami. Untuk itu kami memohon

kritik dan saran agar dapat diperbaiki. Terima

Kasih.

41

DAFTAR PUSTAKA

Maliki, Zainudin. 2003. “Kepemimpinan Dalam Organisasi“.Surabaya: Lembaga Pengkajian Agama dan Masyarakat(LPAM).

Supardan, Dadang. 2007. “Pengantar Ilmu Sosial: Sebuah KajianPendekatan Struktural “. Jakarta: Bumi Aksara.

http://ervinanto.blogspot.com/2013/05/pengertian-kepemimpinan.html

http://jamil15.wordpress.com/2011/05/15/teori-dan-tipe-kepemimpinan/

http://wikipedia.com

42