FUNGSI MANAJEMEN TAMBANG DAN FUNGSI ORGANISASI DALAM SUATU USAHA PERTAMBANGAN
Transcript of FUNGSI MANAJEMEN TAMBANG DAN FUNGSI ORGANISASI DALAM SUATU USAHA PERTAMBANGAN
MAKALAH
FUNGSI MANAJEMEN TAMBANG DAN FUNGSI
ORGANISASI DALAM SUATU USAHA PERTAMBANGAN
Disusun untuk memenuhi Tugas Manajemen Tambang
Disusun Oleh :
Ayu Octaviani Kuleh Putri
12.11.108.701602.000727
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA
TENGGARONG
i
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT karena
atas rahmat, karunia dan hidayah yang diberikan kepada
saya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dengan judul ”Fungsi Manajemen Tambang dan
Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan”.
Dengan terselesaikannya penyusunan makalah ini,
tidak lupa saya ucapkan Terima Kasih kepada pihak-pihak
yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah
ini. Ucapan terima kasih itu saya sampaikan kepada:
1. Ayah dan Bunda tercinta yang telah memberikan doa
serta semangat lahir dan batin yang tiada hentinya.
2. Bapak Ir. Ibnu Hasyim, M.T selaku Dosen mata kuliah
Manajemen Tambang.
3. Teman-teman dan pihak-pihak lainnya yang telah
banyak memberi masukan dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari bahwa di dalam penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna, terdapat kekurangan dan
kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja, untuk
itu saya memohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan saya
juga mengharapkan kritik serta saran yang membangun
untuk menyempurnakan makalah yang saya buat ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi
positif dan bermakna dalam proses pembelajaran khusunya
ii
mata kuliah Manajemen Tambang dan dapat digunakan
sebagaimana mestinya. Terima Kasih dan semoga
bermanfaat.
Tenggarong, 14 Mei
2013
Ayu Octaviani KulehPutriNpm:
12.11.108.701602.000727
DAFTAR ISI
URAIAN HALAMAN
HALAMAN JUDUL....................................... i
KATA PENGANTAR...................................... ii
DAFTAR ISI..........................................
...............................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
iii
1.1 Latar Belakang............................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................ 2
1.3 Tujuan Penulisan........................... 2
1.4 Manfaat Penulisan.......................... 2
1.5 Metode Pembuatan Makalah................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Manajemen Tambang............... 4
2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang.............. 4
2.3 Tingkatan Manajemen........................ 5
2.4 Proses Manajemen........................... 6
2.4.1
.......................................
Penetapan Tujuan....................... 7
2.4.2
.......................................
Perencanaan............................ 8
2.4.3
.......................................
Staffing............................... 9
2.4.4
.......................................
Pengaturan............................. 11
2.4.5
.......................................
Pengawasan............................. 11
iv
2.4.6
.......................................
Pengendalian........................... 12
2.5 Sifat Manajemen Tambang.................... 13
2.6 Fungsi Manajemen Tambang................... 13
2.7 Tujuan Manajemen Tambang................... 13
2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan. . 14
2.8.1
.......................................
Kebutuhan Personel..................... 15
2.8.2
.......................................
Job Description........................ 16
2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha
Pertambangan............................... 20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................. 22
3.2 Saran...................................... 24
DAFTAR PUSTAKA...................................... 25
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indikator keberhasilan perusahaan pertambangan
(Accredited Mining Enterprise) menyangkut indikator
keberhasilan manajemen usaha pertambangan. Indikator
keberhasilan manajemen usaha pertambangan dapat
meliputi dari kegiatan hulu (manajemen cadangan),
vi
manajemen kegiatan produksi, sampai dengan kegiatan
hilir (manajemen pasar) serta masalah yang
berhubungan dengan pengembangan wilayah dan
lingkungan termasuk CSR (corporate social
responsibity).
Pada akhirnya indikator keberhasilan dalam usaha
pertambangan di tandai oleh kemampuan internal dalam
hal mengkoordinir tenaga kerja pada suatu
perusahaan, sehingga diperlukanlah manajemen dalam
uasaha pertambangan. Oleh sebagian orang manajemen
dikatakan sebagai suatu seni (art), ada pula yang
mengatakan sebagai suatu ilmu (science), dan ada yang
menyatakan sebagai suatu profesi (profession).
Kaitannya dengan pertambangan atau biasa disebut
dengan Manajemen Tambang adalah penerapan prinsip –
prinsip ekonomi/manajemen dalam masalah pengusahaan
mineral. Biasanya hal ini berkaitan dengan
keterdapatan bahan galian; faktor supply-demand
regional, nasional & internasional; fungsi
eksplorasi, pengembangan, produksi dan pengolahan/
pemurnian; analisis komoditi mineral; metode
keuangan, struktur dan komponen kapital dari
industri; analisis kebijakan mineral, kebijakan
pemerintah, peraturan & perundangan; perumusan
kebijakan mineral; pemasaran dan penggunaan
komoditas mineral; faktor-faktor bahan pengganti,
sekunder, daur ulang, dan saingannya; metode dan
vii
ongkos; dampak-dampak perubahan teknologi dan
ekonomi; kualitas lingkungan; dan sebagainya.
Pada dasarnya manajemen tambang diperlukan untuk
mengatur sumber daya mineral & sumber daya manusia
agar suatu perusahaan dapat terorganisir dengan
sempurna dan mendapatkan hasil yang optimal.
Dari uraian latar belakang diatas, maka penyusun
akan menyusun makalah dengan judul “Fungsi Manajemen
Tambang dan Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha
Pertambangan”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Pengertian Manajemen Tambang
2. Unsur-unsur Manajemen Tambang
3. Tingkatan Manajemen
4. Proses Manajemen
5. Sifat Manajemen Tambang
6. Fungsi Manajemen Tambang
7. Tujuan Manajemen Tambang
8. Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
9. Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
1.3 Tujuan Penulisan
1.Menginformasikan mengenai Manajemen Tambang secara
lebih detail
2.Mengetahui unsur dan tingkatan pada Manajemen
Tambang
viii
3.Mengetahui proses serta sifat pada Manajemen
Tambang
4.Mengetahui fungsi dan tujuan Manajemen Tambang
5.Mengetahui fungsi organisasi dalam suatu usaha
pertambangan
1.4 Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini di buat agar bermanfaat untuk:
1) Bagi Mahasiswa dan Penulis :
Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fungsi
manajemen tambang dan organisasi dalam suatu
uasaha pertambangan secara lebih terperinci
2) Bagi Tenaga pengajar :
Sebagai bahan referensi terhadap mata kuliah yang
bersangkutan dan materi yang di ajarkan
3) Bagi Masyarakat dan Pembaca :
Agar masyarakat dapat mengetahui lebih detail
mengenai batubara dan dapat memanfaatkan sebaik-
baiknya untuk kehidupan sehari-hari.
1.5 Metode Pembuatan Makalah
Metode yang digunakan dalam pembuatan makalah
ini adalah metode sekunder, yaitu metode
berdasarkan data dari buku, internet atau artikel-
artikel terkait lainnya dan pemahaman yang dilihat
dari sudut pandang penulis.
ix
Kata Manajemen berasaldari bahasa Prancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur.
Pengertian manajemen menurut para ahli, yaitu :
Menurut Stoner & Wankel, manajemen adalah proses
merencanakan, mengorganisasikan, memimpin,
mengendalikan usaha-usaha anggota organisasi dan
proses penggunaan sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang sudah
ditetapkan.
Menurut Terry, manajemen adalah proses tertentu
yang terdiri dari kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, menggerakkan sumberdaya manusia
dan sumber daya lain untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Manajemen secara umum dapat diartikan sebagai
“suatu proses merencana, mengorganisasi,
mengarahkan, mengkoordinasi secara efisien dan
efektif”.
Manajemen tambang adalah sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan segala sumber daya yang berkaitan
dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
2.2 Unsur-Unsur Manajemen Tambang
1.Manusia (man)
xi
2.Bahan (materials)
3.Mesin (machines)
4.Metode/cara kerja (methods)
5.Modal uang (money)
Unsur-unsur ini dikenal pula sebagai 5 m, bila
dinyatakan dalam bahasa Inggris. Bahan (materials)
tidak harus diartikan sebagai logam seperti dalam
industri manufaktur logam misalnya. Ia juga bisa
berarti material dalam artian mineral non-logam.
Berkenaan dengan unsur-unsur atau sumber daya
ini harus diingat bahwa semua itu tidak tersedia
secara berlimpah. Ada keterbatasan yang
mengakibatkan pemanfaatannya harus dilakukan sehemat
dan secermat mungkin. Dengan demikian proses
manajemen yang baik harus bisa memanfaatkan
keterbatasan tersebut untuk pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan.
2.3 Tingkatan Manajemen
Suatu organisasi mempunyai tingkatan-tingkatan
tertentu yang berbeda satu sama lain. Ada tingkatan
organisasi yang bersifat operasional atau
pelaksanaan misalkan dalam suatu kegiatan industri
adalah operator-operator mesin, ada tingkatan yang
bersifat strategis misalkan direksi.
Berdasarkan tingkatan-tingkatan organisasi
inilah dapat dibedakan pula tingkatan manajemen.
xii
Pada dasarnya terdapat tiga tingkatan manajemen,
yaitu :
1. Manajemen tingkat terbawah (first line
management) yaitu tingkatan manajemen pada tingkat
bawah dari suatu organisasi. Pada tingkatan ini
manajemen berfungsi mengarahkan pekerja-pekerja
operasional. Jika dilihat dari segi perencanaan
yang dibuat pada tingkatan ini maka jangkauan
perencanaan yang dibuat biasanya hanya melingkupi
jangka waktu harian. Mandor-mandor berada dalam
tingkatan manajemen ini.
2.Manajemen tingkat menengah (middle management)
adalah tingkatan manajemen yang berfungsi
mengarahkan kegiatan dari manajemen terbawah.
Perencanaan yang dibuat di sini jangkauan waktunya
bersifat menengah.
3.Manajemen tingkat atas (top management) adalah
tingkatan paling tinggi dari manajemen yang
biasanya terdiri atas beberapa orang saja.
Jangkauan perencanaan yang dibuat di sini bersifat
strategis dan meliputi kurun waktu rencana jangka
panjang.
2.4 Proses Manajemen
Setiap organisasi dapat dipastikan memiliki satu
atau beberapa tujuan yang memberikan arah dan
menyatukan pandangan unsur yang terdapat di dalam
xiii
organisasi tersebut. Sudah barang tentu tujuan yang
akan dicapai di masa yang akan datang tersebut
adalah suatu keadaan yang lebih baik dari pada
keadaan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan-
tujuan inilah diperlukan serangkaian kegiatan
seperti yang telah dikemukakan di atas yang lebih
dikenal sebagai proses manajemen.
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan
menjadi :
1.Penetapan Tujuan (Goal Setting)
2.Perencanaan (Planning)
3.Staffing
4.Pengaturan (Directing)
5.Pengawasan (Supervising)
6.Pengendalian (Controlling)
Rangkaian proses manajemen ini merupakan proses
yang bersifat dinamis. Dengan kata lain, proses
tersebut tidak dapat dilihat sebagai suatu tahapan-
tahapan yang berdiri sendiri melainkan sebagai
proses yang berkait yang memungkinkan adanya
pengulangan kembali suatu tahapan proses yang telah
dilakukan sebelumnya, terutama dalam kaitannya
dengan hubungan antara perencanaan dan pengendalian.
Untuk melaksanakan proses-proses manajemen di
atas, manajer memerlukan prasarana dan sarana, di
antaranya memerlukan kekuasaan, tujuan orientasi,
manusia, serta sumber daya lainnya. Kekuasaan
xiv
dibutuhkan oleh seorang manager untuk mempengaruhi
orang lain. Terdapat beberapa jenis kekuasaan yang
mungkin diperlukan, di antaranya adalah :
1.Kekuasaan formal yang terjadi karena suatu posisi
atau jabatan tertentu (Legitimate).
2.Kekuasaan untuk memaksa atau menghukum (Coercive
power).
3.Kekuasaan untuk memberikan penghargaan (Reward
power).
4.Kekuasaan/kekuatan yang bisa menyebabkan orang
lain mengikuti atau melakukan peniruan (Reference
power).
5.Kekuasaan yang ditimbulkan oleh keunggulan
pengetahuan, pengalaman, kemampuan, dan
keterampilan (Expert power).
2.4.1 Penetapan Tujuan
Penetapan tujuan merupakan tahapan paling
awal dari suatu proses manajemen. Tujuan
merupakan misi sasaran yang ingin dicapai oleh
suatu organisasi di masa yang akan datang dan
manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi
untuk mencapai tujuan tersebut. Effektifitas
pencapaian tujuan tersebut, selain ditentukan
oleh kemampuan manajer, juga ditentukan oleh
sifat-sifat dari tujuan itu sendiri. Tujuan yang
baik harus memenuhi sifat-sifat sebagai
berikut :
xv
1. Spesifik, jelas apa yang ingin dicapai atau
diperoleh.
2. Realistis, bisa dicapai dan bukan sekedar
angan-angan.
3. Terukur, memiliki ukuran-ukuran tertentu
untuk menentukan keberhasilannya.
4. Terbatas waktu, mempunyai batas waktu sebagai
target kapan tujuan tersebut harus bisa
dicapai.
Dalam penetapan tujuan ini terdapat dua
pendekatan yang dapat dilakukan yaitu apa yang
disebut dengan pendekatan puncak-bawah (top-down)
atau pendekatan dari atas dan pendekatan bawah-
puncak (bottom-up) atau pendekatan dari bawah.
Dengan menggunakan pendekatan dari atas
puncak-bawah (top-down), tujuan dibuat terlebih
dahulu oleh manajemen lapisan atas. Tujuan yan
telah dirumuskan di sini kemudian dikaji dan
dijabarkan lagi oleh lapisan manajemen di
bawahnya untuk kemudian dirumuskan lagi. Begitu
seterusnya sampai ke lapisan manajemen paling
bawah sehingga memungkinkan didapatkannya
konsistensi tujuan akhir.
Berbeda dengan pendekatan dari atas, maka
pendekatan dari bawah merupakan kebalikan dari
pendekatan tersebut. Penetapan tujuan dimulai
dari individu-individu pada lapisan manajemen
xvi
bawah. Kemudian dilakukan pengkajian terhadap
tujuan-tujuan tersebut pada lapisan manajemen di
atasnya untuk dirumuskan dalam suatu tujuan
tertentu. Begitu seterusnya sampai akhirnya
mencapai lapisan manajemen puncak (top
management), tujuan tersebut akhirnya terumuskan
sebagai kesepakatan bersama.
Salah satu hal yang harus diperhatikan dalam
tujuan ini berkenaan dengan tingkatan dalam
organisasi adalah tujuan memiliki hirarki atau
tingkatan tertentu pula. Pada tingkatan
organisasi paling atas, dengan kata lain tingkat
manajemen puncak, tujuan bersifat sangat global.
Makin ke bawah tingkatan tujuan tersebut makin
terjabarkan sehingga bersifat sangat spesifik
dan operasional. Misalkan sebuah perusahaan
bertujuan meningkatkan jumlah keuntungan pada
tahun produksi mendatang. Bagi bagian pemasaran,
tujuan tersebut dapat dirumuskan lagi dalam
bentuk sasaran penjualan (misalkan dalam rupiah)
tahun mendatang yang harus dicapai. Pada
tingkatan di bawahnya lagi tujuan tersebut
dijabarkan lagi dalam penentuan strategi promosi
yang harus dilakukan.
2.4.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan proses pemilihan
informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai
xvii
keadaan di masa yang akan datang untuk
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Terdapat berbagai bentuk rencana yang pada
dasarnya dibedakan menjadi :
1. Kebijaksanaan (policy),adalah rencana yang
menerangkan keseluruhan batasan kegiatan
secara umum dan komprehensif yang menjadi
pegangan dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan.
2. Prosedur,adalah rencana yang menerangkan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk
menjalankan suatu kegiatan.
3. Metode,adalah rencana yang menerangkan
tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk
menjalankan suatu kegiatan.
4. Standard, yaitu suatu gambaran pencapaian
yang diharapkan dari kegiatan-kegiatan yang
direncanakan.
5. Anggaran, yaitu rencana mengenai penerimaan
dan pengeluaran uang dalam suatu kegiatan.
6. Program, adalah rencana komprehensif yang
menyangkut pemakaian sumber daya secara
integratif termasuk jadwal pelaksanaan
kegiatan-kegiatan.
Di samping itu perencanaan juga dapat
dilihat dari sudut jangkauan waktu atau kurun
xviii
(horizon) perencanaannya. Ada rencana yang
jangkauan waktunya panjang atau lebih dikenal
lagi dengan sebutan rencana janka panjang
(strategis), misalkan rencana untuk 5 tahun
mendatang. Di lain pihak ada rencana yag
jangkauan waktunya lebih pendek, misalkan
rencana untuk satu tahun bahkan satu bulan
mendatang, yang disebut sebagai rencana
operasional (taktis).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
menyusun perencanaan secara umum adalah sebagai
berikut :
1. Mendefinisikan persoalan yang direncanakan
dengan jelas dan baik sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan.
2. Mengumpulkan informasi-informasi yang
berkenaan dengan kegiatan-kegiatan yang
mungkin akan terjadi dalam rangka pencapaian
tujuan tersebut.
3. Melakukan analisis terhadap informasi yang
dapat dikumpulkan dan mengklasifikasikannya
atas kepentingannya.
4. Menetapkan batasan-batasan perencanaan.
5. Menetapkan alternatif-alternatif rencana.
6. Memilih rencana yang akan dipakai dari
alternatif-alternatif yang ada.
xix
7. Menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan yang
lebih rinci serta penjadwalan pelaksanaannya.
8. Melakukan pemeriksaan ulang (review) terhadap
rencana yang diusulkan sebelum rencana
dilaksanakan.
2.4.3 Staffing
Staffing adalah proses manajemen yang
berkenaan dengan pengerahan (recruitment),
penempatan, pelatihan, dan pengembangan tenaga
kerja dalam organisasi. Pada dasarnya prinsip
dari tahapan proses manajemen ini adalah
menempatkan orang yang sesuai pada tempat yang
sesuai dan pada saat yang tepat (right people, right
position, right time).
Sebelum mencari orang untuk ditempatkan
dalam satu posisi tertentu maka terlebih dahulu
ditetapkan struktur organisasi yang akan
dipakai. Masing-masing posisi pada organisasi
tersebut kemudian harus dijelaskan lingkup
tugas, tanggung jawab, dan keahlian serta
keterampilan yang diisyaratkan yang dikenal
sebagai uraian jabatan (job description) dan
persyaratan jabatan (job requirement). Berdasarkan
kedua hal inilah baru dilakuan proses staffing
tersebut.
xx
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam
tahapan staffing ini pada dasarnya adalah
sebagai berikut :
1. Perencanaan sumber daya manusia, yaitu
tahapan penentuan akan kebutuhan tenaga kerja
dalam suatu organisasi dengan mempertimbangkan
rencana organisasi seperti pengembangan yang
akan dilakukan di samping juga
mempertimbangkan faktor luar seperti kondisi
pasar tenaga kerja.
2. Pengerahan tenaga kerja (recruitment), yang
dapat berasal dari pasar tenaga kerja maupun
berasal dari promosi dalam organisasi itu
sendiri.
3. Seleksi, yaitu proses pemilihan tenaga kerja
yang sesuai dengan posisi yang akan diisi dari
sekumpulan orang yang didapat dari proses
pengerahan tenaga kerja.
4. Pelatihan (training), setelah didapatkan orang
yang sesuai untuk satu posisi tertentu, maka
langkah berikutnya adalah melakukan pelatihan
bagi orang tersebut sehingga memenuhi
kualifikasi persyaratan jabatannya.
5. Penilaian kinerja (performance appraisal) setiap
tenaga kerja yang ada untuk melihat
kemungkinan promosi, mutasi, atau bahkan
xxi
mungkin pemberian hukuman, setelah jangka
waktu tertentu (secara berkala).
2.4.4 Pengaturan
Pengaturan (directing) adalah usaha untuk
memobilisasi sumber-sumber daya yang dimiliki
oleh organisasi agar dapat bergerak dalam satu
kesatuan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat. Dalam tahapan proses ini terkandung
usaha-usaha bagaimana memotivasi orang agar
dapat bekerja dengan baik, bagaimana proses
kepemimpinan yang memungkinkan pencapaian tujuan
serta dapat memberikan suasana hubungan kerja
yang baik, dan bagaimana mengkoordinasi orang-
orang dan kegiatan-kegiatan dalam suatu
organisasi.
Pada dasarnya dalam bekerja orang memiliki
motivasi yang berbeda-beda. Apabila motivasi ini
dapat dikenali dan kemudian dirangsang dengan
tepat maka bisa diharapkan orang tersebut akan
memiliki kinerja yang baik. Proses kepemimpinan
yang baik harus memperhatikan aspek motivasi
tersebut.
Aspek lain yang sangat penting dalam
pengaturan adalah koordinasi. Beberapa hal yang
xxii
perlu diperhatikan dalam melakukan koordinasi
antara lain adalah sebagai berikut :
1. Rentang kendali (span of control) yaitu
banyaknya orang yang masih dapat dikendalikan
oleh seseorang secara efektif. Pada dasarnya
makin banyak bawahan yang harus dikendalikan
maka koordinasi yang semakin sulit. namun
harus pula diingat bahwa jenis pekerjaan dan
tingkat manajemen juga mempengaruhi kemampuan
tersebut.
2. Hirarki organisasi sesedikit mungkin sehingga
perintah atau informasi jangan sampai
terlambat atau menyimpang.
3. Adanya kesatuan komando.
2.4.5 Pengawasan
Pengawasan (supervising) didefinisikan sebagai
interaksi langsung antar individu-individu dalam
suatu organisasi untuk mencapai kinerja serta
tujuan organisasi tersebut.
Berkenaan dengan tahapan proses ini perlu
dikenal adanya suatu kondisi tertentu dalam
organisasi yaitu fenomena kelompok formal dan
informal dalam suatu organisasi. Kelompok formal
adalah kelompok yang dapat dilihat pada struktur
organisasi resmi yang dibentuk oleh manajemen
untuk melaksanakan suatu tugas atau kegiatan
tertentu. Namun demikian dapat timbul suatu
xxiii
kelompok informal yang berbeda dengan kelompok
formal. Kelompok ini bisa membentuk struktur
yang kuat dengan pemimpin sendiri serta mungkin
aturan-aturan sendiri pula.
Kelompok informal ini bisa mendukung
organisasi tetapi juga bisa menghambat
organisasi. Tahapan pengawsan ini harus bisa
mengatasi kemungkinan hambatan dari kelompok
informal ini. Bagaimana menjaga hubungan antar
individu dan juga antar kelompok formal-informal
harus dilakukan dengan baik.
2.4.6 Pengendalian
Pengendalian adalah proses penetapan apa
yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi
kinerja, dan jika diperlukan dilakukan perbaikan
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Kegiatan ini sangat erat kaitannya dengan
kegiatan perencanaan sebab pada kegiatan
pengendalian inilah dilihat apakah yag
direncanakan tersebut dapat dicapai atau tidak.
Proses pengendalian tersebut dapat diterangkan
sebagai berikut :
1. Sebagai langkah pertama dilakukan pengukuran
terhadap kinerja yang telah ditampilkan dalam
selang waktu pengendalian tertentu.
2. Kemudian hasil yang dicapai tersebut
dibandingkan dengan standard yang telah
xxiv
ditetapkan dalam rencana untuk menentukan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.
3. Apabila penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi masih berada dalam batasan-batasan
yang diijinkan dalam rencana maka proses
manajemen terus dilakukan, jika tidak maka
harus dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap
rencana yang telah dibuat sehingga proses
manajemen berulang kembali.
2.5 Sifat Manajemen Tambang
a.Seni
Perbedaan keahlian dan sifat para Manajer (keras,
lemah lembut, ulet santai, dan lain-lain).
b.Ilmu
Akumulasi pengetahuan organisasi untuk mencari /
menguasai kebenaran umum.
2.6 Fungsi Manajemen Tambang
a.Perencanaan
Langkah / tahapan awal untuk mencapai tujuan.
b.Pengorganisasian
Suatu tim / lelompok yang solid untuk capai
tujuan.
xxv
c.Pengarahan
Seorang Manajer harus memberi arahan agar
pekerjaan sesuai yang direncanakan.
d.Pemotivasian
Motivasi yang diberikan dapat meningkatkan
kinerja.
e.Pengendalian
Seluruh kegiatan harus diawasi dan dikontrol baik
terhadap orang atau mekanisme pekerjaan.
2.7 Tujuan Manajemen Tambang
Tujuan manajemen tambang adalah sesuatu yang
ingin direalisasikan dengan menggambarkan cakupan
tertentu dan menyarankan pengarahan kepada usaha
seorang Manajer.
a.Sasaran
Misalnya dalam pemasaran mencari negara dengan
tingkat kebutuhan batu bara yang tinggi.
b.Maksud
Maksud yang dicapai agar ditentukan misalnya untuk
menjadikan bahan jadi.
c.Misi
Komitmen untuk mencapai tujuan.
d.Batas Waktu
Waktu yang direncanalan dengan batas akhir agar
pekerjaan tidak terhambat.
e.Standard
xxvi
Untuk mencapai tujuan disesuaikan kemampuan dan
bidang masing – masing.
f.Target
Agar tujuan terapai harus mempunyai target baik
produksi / waktu.
g.Jatah
Batasan agar tujuan dapat terapai sesuai harapan.
Penggolongn Tujuan secara Umum :
1.Tujuan Organisasi Secara Macro
Berhubungan dengan nilai / value dari aktivitas
organisasi tertentu
2 Tujuan Manajer pada Seluruh Hirarki / Lapisan
Organisasi
Berhubungan dengan kwalitas & Kuantitas yang harus
diralisasikan
3.Tujuan Individu
Berhubungan dengan kepuasan ekonomi (penghasilan
yang baik), Psikologis (kejiwaan), Sosial (lebih
dihormati)
2.8 Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
Organisasi dalam dunia tambang tidak berbeda
jauh proses pembentukannya, akan tetapi yang
membedakannya adalah strukturalnya, yaitu dalam
organisasi tambang lebih dominan pada bidang
operasional lapangan.
xxvii
Keragaman jenis perusahaan di dunia pertambangan
mengakibatkan konsumsi terhadap sumberdaya manusia
yang dibutuhkan beragam, tergantung daripada jenis
perusahaan yang ada. Pembagian jenis perusahaan dari
segi bidang usaha adalah :
a. Perusahaan jasa, suatu perusahaan yang
bergerak di bidang penyediaan jasa berupa
pelayanan keahlian, kemudahan, hiburan, dll.
Contoh : Radio, video rental, biro perjalanan,
dsb.
b. Perusahaan dagang, suatu perusahaan yang
bergerak dalam bidang pembelian barang untuk
kemudian dijual dalam bentuknya yang semula tanpa
diadakan perubahan atau pengolahan lebih lanjut.
Kalaupun dilakukan perubahan, maka perubahan
tersebut tidak cukup berarti/terbatas. Contoh :
Toko, Supermarket, Grossir, dsb.
c. Perusahaan produksi barang (pabrik),
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolah-an,
produksi, atau pembuatan barang dengan menggunakan
bahan baku tertentu. Ditinjau dari proses
pembuatan barang dalam perusahaan produksi barang,
maka ada beberapa golongan jenis kegiatan produksi
antara lain :
Pabrikasi (pengolahan dalam pabrik)
Pertambangan
Kerajinan (mis: sepatu, konveksi)
xxviii
Preservasi (pengawetan makanan)
Perakitan (Assembling)
2.8.1 Kebutuhan Personel
Secara umum dapat digambarkan kebutuhan
personel perusahaan dapat diurut mulai dari
dewan komisaris, direksi, sekretaris, keuangan,
divisi / bagian beserta staff, superintenden /
supervisor / seksi beserta staff, pengawas /
mandor / kepala lapangan, operator, dan lain-
lain. Sementara untuk tenaga staff, jumlah
tenaga kerja cukup dengan memeriksa jabatan-
jabtan yang masih kosong, (belum ada
pejabatnya). Untuk tenaga operasional, perlu
dihitung terlebih dahulu berdasarkan beban kerja
yang ada. Dengan memperhitungkan absensi dan
perputaran tenaga kerja yang ada (sebagai
cadangan ) maka akan diperoleh angka jumlah
tenaga kerja operasional yang diperlukan.
2.8.2 Job Description
Job description/deskripsi jabatan merupakan
hasil dari analisis jabatan. Manfaat deskripsi
jabatan dalam organisasi tambang adalah
memberikan pedoman bagi setiap pejabat akan
fungsi jabatannya, perincian tugas, wewenang,
xxix
tanggung jawab, maupun hubungan-hubungan antar
jabatan.
Pada sebuah perusahaan tambang besar
biasanya sudah menggunakan sistem management
modern yang antara lain strukturalnya (urutan
dari paling bawah hingga keatas), adalah :
Dewan Direksi
Dewan direksi adalah merupakan beberapa orang
pemegang saham perusahaan yang biasanya di
pimpin oleh seorang Presiden Direktur. Dan
mereka berkoordinasi kebawah melalui seorang
General Manager untuk meminta laporan jalannya
perusahaan.
General Manager
General manager adalah merupakan pimpinan
perusahaan yang menentukan arah, strategi
perusahaan, dan membawahi beberapa Senior
Manager.
Senior Manager
Senior manager membawahi beberapa manager.
Contoh :
1. Senior Manager Produksi
Membawahi :
a. Manajer Penambangan
b. Manajer Preparasi dan Pengolahan
c. Manajer Penunjang Tambang
d. Manajer Pemasaran
xxx
e. Manajer Kesehatan, Keselamatan Kerja dan
Lingkungan
f. Manajer Geologi & Eksplorasi
2. Senior Manager Administrasi Perusahaan
Membawahi :
a. Manajer Keuangan
b. Manajer Pelatihan dan Pengembangan
c. Manajer Hubungan Masyarakat
d. Manajer Sarana Prasarana Umum
e. Manajer Dokumentasi dan Pengarsipan
f. Manajer Informasi dan Teknologi
MANAJER
Manager adalah merupakan orang yang
memimpin pada bidang-bidang tertentu dan
fungsi utamanya adalah manyusun rencana dalam
pengelolaan faktor-faktor operasional yang
manjadi tanggung jawabnya.
Manajer membawahi beberapa orang Assisten
Manajer (Super Intendent), yang diberi
kewenangan pada setiap unitnya.
Contoh :
1. Manajer Penambangan
Membawahi :
a.Ass.Man. PIT A
b.Ass.Man. PIT B
c.Ass.Man. Disposal
d.Ass.Man. Perencanaan
xxxi
e.Ass.Man. Pusat Kendali Tambang
f.Dan seterusnya
2. Manajer Penunjang Tambang
Membawahi :
a. Ass.Man. Peledakan
b. Ass.Man. Dewatering
c. Ass.Man. Alat Berat
d. Ass.Man. Perawatan Elekrik dan Mekanik
e. Dan seterusnya
3. Manajer Geologi dan Eksplorasi
Membawahi :
a. Ass.Man Geologi dan Topografi
b. Ass.Man Geotek
c. Ass.Man Explorasi
d. Dan seterusnya
Assisten Manajer
Assisten Manajer adalah sebagai wakil dari
manajer sehingga tugasnya adalah menguraikan
gagasan dan garis-garis dasar kebijaksanaan
dan teknik-teknik pengusahaan kedalam suatu
rencana kerja dan pelaksanaannya. Kemudian
juga memberikan instruksi kepada pengawas
(supervisor) dan memantau operasional
penambangan secara tidak langsung. Sebagai
bawahannya adalah supervisor.
Contoh :
1. Ass.Man. PIT A
xxxii
Membawahi :
a. Supervisor Bench 1,2,3: PIT. A
b. Supervisor Bench 4,5,6; PIT. A
c. Dan seterusnya
2. Ass.Man Perencanaan
Membawahi :
a. Tim Perencanaan Tambang
b. Tim Surveyor
c. Tim Gambar Teknik
d. Dan seterusnya
3. Ass. Man. Peledakan
Membawahi :
a. Supervisor Gudang Handak
b. Supervisor Pemboran Lubang Ledak
c. Supervisor Pelaksanaan Peledakan
d. Dan seterusnya
Supervisor
Supervisor adalah sebagai pengawas
langsung atau inspeksi pada jangka waktu
berkala dan sebagai perantara antara pelaksana
dan pimpinan sehingga harus mampu secara rinci
teknik pelaksanaan. Bawahan dari pada
Supervisor adalah para foreman (mandor)
Contoh :
1. Supervisor Bench 1,2,3 ; PIT. A
Membawahi :
xxxiii
a. Foreman Backhoe, untuk penggarukan dan
pemuatan
b. Foreman Dumptruck, untuk pengangkutan.
c. Dan seterusnya
2. Tim Perencanaan
Membawahi :
a. Perencanaan operasi Mingguan
b. Perencanaan operasi bulanan
c. Perencanaan operasi Tahunan.
d. Dan seterusnya
Foreman
Forman adalah sebagai mandor yang selalu
berada di lapangan untuk mengawasi operasi
produksi.
Contoh :
Foreman backhoe
Membawahi :
a. Operator Backhoe 1
b. Operator Backhoe 2
Operator
Operator adalah sebagai tenaga terlatih
yang mampu mengoperasikan alat tertentu dengan
efektif serta efisien. Biasanya dari mulai
assisten manajer hingga ke bagian direksi juga
memiliki jajaran staff pada masing-masing
bagiannya yang terdiri dari sekertaris, juru
ketik, keuangan, pesuruh dan lain-lain.
xxxiv
Secara singkat manajemen organisasi
tambang adalah seperti diuraikan di atas namun
pada setiap pembentukan struktur pelaksana
perusahaan tambang harus disesuaikan dengan
besar kecilnya perusahaan itu sendiri,
sehingga akumulasi personil yang dibutuhkan
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan
perusahaan.
2.9 Fungsi Organisasi dalam Suatu Usaha Pertambangan
Organisasi penambangan di pimpin oleh seorang
manajer tambang yang bertanggung jawab kepada
direksi. Manajer tambang atau kepala teknik tambang
merupakan pimpinan tertinggi di lokasi penambangan,
yang membawahi 5 divisi organisasi yaitu: divisi
perencanaan, divisi operasi tambang, divisi
pengolahan, divisi perawatan dan lingkungan serta
divisi administrasi dan keuangan. Setiap divisi akan
didukung oleh beberapa staff untuk kelancaraan
pekerjaan. Struktur organisasi alternatif pola kerja
pertama dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
xxxv
Fungsi tiap bagian Secara garis besar adalah sebagi
berikut :
a.Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer
dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang
baik jangka pendek maupun jangka panjang, laporan
produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan
sasaran produksi dan kualitas produk.
b.Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi
yang bertugas melakukan ekplorasi yang dibantu
xxxvi
oleh para staff dan bagian penambangan yang
bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan,
dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu
sendiri.
c.Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai
pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisa
bahan galian yang akan diolah.
d.Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
a. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
b. Lingkungan, mencegah dampak negative yang
timbul karena operasi tambang, mengontrol,
rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
c. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat
berat.
d. Sarana penerangan daerah tambang.
e. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
e.Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer
dan bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan
yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
a. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
b. Administrasi dan surat-menyurat
c. Personalia dan umum.
d. Security / satpam
xxxvii
e. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat
setempat
f. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajemen tambang adalah sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan
pengontrolan segala sumber daya yang berkaitan
dengan usaha di bidang pertambangan untuk mencapai
sasaran (goals) secara efektif dan efesien.
Unsur-Unsur Manajemen Tambang
1.Manusia (man)
2.Bahan (materials)
3.Mesin (machines)
4.Metode/cara kerja (methods)
5.Modal uang (money)
Tingkatan Manajemen
1.Manajemen tingkat terbawah (first line management)
2.Manajemen tingkat menengah (middle management)
3.Manajemen tingkat atas (top management)
Secara umum proses manajemen dapat dikelompokkan
menjadi :
1.Penetapan Tujuan (Goal Setting)
2.Perencanaan (Planning)
xxxviii
3.Staffing
4.Pengaturan (Directing)
5.Pengawasan (Supervising)
6.Pengendalian (Controlling)
Sifat Manajemen Tambanga.Seni
b.Ilmu
Fungsi Manajemen Tambang
a.Perencanaan
b.Pengorganisasian
c.Pengarahan
d.Pemotivasian
e.Pengendalian
Tujuan Manajemen Tambanga. Sasaran
b.Maksud
c.Misi
d.Batas Waktu
e.Standard
f.Target
g.Jatah
Fungsi organisasi dalam suatu usaha pertambangan :
a. Divisi Perencanaan
Divisi Perencanaan membantu tugas-tugas manajer
dan bertanggung jawab terhadap perencanaan tambang
baik jangka pendek maupun jangka panjang, laporan
produksi harian/ mingguan/ bulanan, penentuan
sasaran produksi dan kualitas produk.
xxxix
b. Divisi Operasi Tambang
Divisi ini di bagi 2 bagian yaitu bagian ekplorasi
yang bertugas melakukan ekplorasi yang dibantu
oleh para staff dan bagian penambangan yang
bertanggung jawab pada pembongkaran, pengangkutan,
dan pemuatan serta kualitas dari bahan galian itu
sendiri.
c. Divisi Pengolahan
Tugas dari divisi pengolahan antara lain sebagai
pengendali mutu yang mempunyai fungsi menganalisa
bahan galian yang akan diolah.
d. Divisi K3 dan Lingkungan
Divisi ini bertanggung jawab terhadap:
f. Keselamatan dan Kesehatan kerja (K-3)
g. Lingkungan, mencegah dampak negative yang
timbul karena operasi tambang, mengontrol,
rekloamasi dan penghijauan daerah tambang.
h. Perawatan kendaran ringan dan alat-alat
berat.
i. Sarana penerangan daerah tambang.
j. Bangunan kantor dan pabrik pengolahan
e. Divisi Administrasi dan keuangan
Divisi administrasi dan keuangan membantu manajer
dan bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan
yangmendukung operasi tambang, anatara lain:
g. Keuangan dan Pembayaran gaji (payroll)
h. Administrasi dan surat-menyurat
xl
i. Personalia dan umum.
j. Security / satpam
k. Hubungan kepada pemerintah dan masarakat
setempat
l. Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja
3.2 Saran
Untuk makalah mengenai “fungsi manajemen tambang
dan fungsi organisasi dalam suatu usaha petambangan”
saran saya adalah Dosen, Tenaga Pengajar lainnya
maupun Mahasiswa khusunya di jurusan Teknik
Pertambangan dapat mempelajari lebih detail lagi
mengenai mata kuliah yang bersangkutan, karena dalam
materi dari fungsi manajemen tambang dan fungsi
organisasi dalam suatu usaha petambangan sendiri
tersimpan ilmu-ilmu yang tidak kalah pentingnya dari
mata kuliah lainnya. Dan juga pembahasan mengenai
makalah ini mempunyai banyak manfaat terlebih
setelah memasuki lapangan kerja nantinya. Misalnya
dapat mengetahui susunan organisasi pada suatu
perusahaan pertambangan. Saya berharap materi untuk
fungsi manajemen tambang dan fungsi organisasi dalam
suatu usaha petambangan dapat menjadi referensi
dalam proses pembelajaran di ruang perkuliahan.
xli
DAFTAR PUSTAKA
http://dennynatalian.blogspot.com/2010/11/manajemen-
tambang_30.html
http://jemyannas.blogspot.com/2011/02/manajemen-
organisasi.html
http://mheea-nck.blogspot.com/2011/01/manajemen-
tambang.html
http://www.realminers.com/2010/12/mechanism-of-rock-
fracturing-by.html
http://www.slideshare.net/vestersaragih/manajemen-
tambang-materi-1
xlii