Penelitian kausal komparatif

25
MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF DISUSUN O L E H KELOMPOK VI EVI FEBRIANNE NAIBAHO/4123321018 HANA DAFOROSA R SIAGIAN/4123321021 KELAS : PEND.FISIKA EKSTENSI A 2012 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Transcript of Penelitian kausal komparatif

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN KAUSAL KOMPARATIF

DISUSUN

O

L

E

H

KELOMPOK VI

EVI FEBRIANNE NAIBAHO/4123321018

HANA DAFOROSA R SIAGIAN/4123321021

KELAS : PEND.FISIKA EKSTENSI A 2012

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat rahmat dan kasih-Nyalah makalah ini dapat

penulis selesaikan tepat pada waktunya. Ada pun makalah ini

disusun, untuk dapat memenuhi tugas mata kuliah Metodologi

Penelitian. Makalah ini diberi  judul “Penelitian Kausal

Komparatif”. Penulis berharap dengan disusunnya makalah ini

dapat bermanfaat mengetahui pengetahuan tentang Penelitian

Kausal Komparatif dan dampaknya bagi pendidikan dalam

kehidupan .

Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna,

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu

Dr.Betty M. Turnip selaku dosen "Metodologi Penelitian" yang

telah membimbing penulis, serta pihak yang telah membantu

penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini

bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2014

i

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................... i

DAFTAR ISI............................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.................................... 1

1.3 Tujuan ............................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Penelitian Kausal Komparatif.............. 3

2.2 Tujuan Penelitian Kausal Komparatif............... 4

2.3 Perbedaan Penelitian Kausal Komperatif dan Penelitian

Korelasi............................................... 4

ii

2.4 Persamaan dan Perbedaan utama Penelitian Kausal Komperatif

dengan

Penelitian Eksperimen............................. 5

2.5 Gambaran Desain Penelitian Kausal Komparatif ...... 5

2.6 Prosedur Pengendalian Penelitian Kausal Komparatif 6

2.6.1 Matching/ pemasangan........................ 6

2.6.2Membandingkan kelompok homogen atau subkelompok.......................................................7

2.6.3 Analisis Kovarian........................... 8

2.7 Interpretasi Hasil Penelitian Kausal Komperatif.... 8

2.8 Langkah-Langkah Penelitian Kausal Komparatif....... 10

BAB III PENUTUP........................................ 11

3.1 Kesimpulan......................................... 11

3.2 Saran.............................................. 12

DAFATAR PUSTAKA........................................ 13

iii

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan adalah dunia yang dinamis dalam arti terus

berkembang. Perkembangan tersebut berhulu dan bermuara pada

ilmu pengetahuan dalam arti ilmu pengetahuan sebagai bahan

pijakan pendidikan dan pendidikan menghasilkan perkembangan

ilmu pendidikan. Salah satu jalan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dalam dunia pendidikan dikenal sebuah kegiatan

yang namanya penelitian. Menurut Sukardi yang menyimpulkan

pendapat beberapa ahli, menyatakan bahwa, “penelitian adalah

usaha seseorang yang dilakukan secara sistematis mengikuti

aturan-aturan metodologi misalnya observasi secara sistematis,

dikontrol dan mendasarkan pada teori yang ada dan diperkuat

dengan gejala yang ada.”

Berdasarkan bidangnya, Narbuko dan Achmadi (2003) mengutip

pendapat Prof. Sutrisno Hadi, MA menyatakan bahwa salah satu

penelitian yang ada disebut dengan penelitian pendidikan.

Sedangkan di buku yang sama, berdasarkan pedoman dari dirjen

dikti menyebutkan bahwa salah satu bentuk penelitian

berdasarkan sifat-sifat masalahnya adalah penelitian kausal

komperatif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari penelitian kausal komparatif ?

1

2. Apa tujuan penelitian kausal komparatif ?

3. Apa perbedaan penelitian korelasi dan penelitian kausal

komparatif ?

4. Apa kesamaan dan perbedaan utama antara penelitian kausal

komparatif dan penelitian eksperimen ?

5. Bagaimana gambaran atau bagan penelitian kausal

komparatif ?

6. Apa saja prosedur kontrol dalam penelitian kausal

komparatif ?

7. Mengapa hasil penelitian kausal komparatif yang ditafsirkan

secara hati-hati ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mendefinisikan penelitian kausal komparatif

2. Menyatakan tujuan dari penelitian kausal komparatif.

3. Menyebutkan perbedaan utama antara penelitian korelasi dan

penelitian kausal komparatif

4. Menyebutkan satu kesamaan dan perbedaan antara penelitian

kausal komparatif dan penelitian eksperimen

5. Menggambarkan dan menjelaskan gambaran dasar kausal

komperatif

6. Menyebutkan dan menjabarkan tiga prosedur pengendalian yang

digunakan dalam kausal komparatif

7. Menjelaskan mengapa hasil penelitian kausal komparatif

harus ditafsirkan sangat hati-hati.

2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi Penelitian Kausal Komparatif

3

Seperti penelitian korelasional, penelitian kausal

komparatif kadang-kadang diperlakukan sebagai jenis penelitian

deskriptif karena terlalu menggambarkan kondisi yang sudah

ada. Penelitian kausal komparatif, bagaimanapun, juga mencoba

untuk menentukan alasan, atau sebab-sebab, untuk kondisi saat

ini. Dengan demikian kausal komparatif merupakan jenis

penelitian yang unik, dengan prosedur penelitian itu sendiri.

Dalam penelitian kausal komparatif peneliti mencoba untuk

menentukan penyebab atau alasan, perbedaan yang ada dalam

perilaku atau status kelompok atau individu. Dengan kata lain,

kelompok yang didirikan sudah berbeda pada beberapa variabel,

dan upaya peneliti untuk mengidentifikasi faktor utama yang

menyebabkan perbedaan ini. Penelitian tersebut kadang-kadang

disebut ex post facto, yaitu, bahasa Latin untuk "after the

fact," karena kedua efek dan dugaan penyebab telah terjadi dan

harus dipelajari dalam retrospeksi. Sebagai contoh, seorang

peneliti mungkin berhipotesa bahwa partisipasi dalam

pendidikan prasekolah adalah faktor utama yang berkontribusi

terhadap perbedaan dalam penyesuaian sosial siswa kelas

pertama. Untuk menguji hipotesis ini, peneliti akan memilih

sampel dari siswa kelas pertama yang telah berpartisipasi

dalam pendidikan prasekolah dan sampel siswa kelas pertama

yang tidak dan kemudian akan membandingkan penyesuaian sosial

dari dua kelompok. Jika anak-anak yang berpartisipasi dalam

pendidikan prasekolah menunjukkan tingkat yang lebih tinggi

dari penyesuaian sosial, hipotesis peneliti akan didukung.

Dengan demikian, penyebab dasar - komparatif pendekatan

melibatkan dimulai dengan efek (yaitu, penyesuaian sosial) dan

4

mencari kemungkinan penyebab (yaitu, apakah prasekolah

mempengaruhi itu).

Sebuah variasi dari pendekatan dasar dimulai dengan

penyebab dan menyelidiki efeknya pada beberapa variabel;

Penelitian tersebut berkaitan dengan pertanyaan "apa efek dari

X?" misalnya, seorang peneliti dapat menyelidiki efek panjang

berbagai kegagalan yang akan dipromosikan ke kelas tujuh pada

konsep diri anak-anak. Peneliti dapat berhipotesis bahwa anak-

anak yang dipromosikan secara sosial (yaitu, dipromosikan

meski nilai gagal) memiliki tinggi konsep diri pada akhir

kelas tujuh dari anak-anak yang ditahan atau menahan diri

untuk mengulang kelas enam. Pada akhir tahun ajaran, peneliti

akan mengidentifikasi kelompok siswa kelas tujuh yang telah

dipromosikan secara sosial untuk kelas tujuh tahun sebelumnya

dan sekelompok anak kelas enam yang telah mengulangi kelas

enam (yaitu, penyebabnya). Konsep diri dari kedua kelompok

(yaitu, efek) akan dibandingkan. Jika kelompok dipromosikan

secara sosial menunjukkan nilai yang lebih tinggi pada ukuran

konsep diri, hipotesis peneliti akan didukung. Pendekatan

dasar, yang melibatkan dimulai dengan efek dan penyebab

menyelidiki, kadang-kadang disebut sebagai retrospektif kausal

- penelitian komparatif. Variasi, yang dimulai dengan penyebab

dan menyelidiki efek, disebut penelitian kausal komparatif-

calon. Kausal retrospektif - komparatif studi jauh lebih umum

dalam penelitian pendidikan.

2.2 Tujuan Penelitian Kausal Komparatif

5

Tujuan penelitian kausal komparatif adalah untuk

menemukan kemungkinan hubungan antara sebab yang menjadi

variabel bebas, dengan akibat yang muncul sebagai variabel

terikatnya berdasarkan pengamatan peneliti. Kesimpulan ini

dikuatkan dengan pendapat Narbuko dan Achmadi (2003) yang

menyebutkan, “Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki

kemungkinan hubungan sebab akibat berdasarkan pengamatan

terhadap akibat yang ada, mencari kembali fakta yang mungkin

menjadi penyebab melalui data tertentu”.

2.3 Perbedaan Penelitian Kausal Komperatif dan Penelitian

Korelasi

Berdasarkan definisi dan tujuan penelitian kausal

komperatif seperti dijelaskan di atas, perbedaannya dengan

penelitian korelasi adalah :

a. penelitian kausal komperatif berusaha untuk

mengidentifikasi hubungan sebab-akibat, sedangkan penelitian

korelasi tidak. Dengan kata lain bahwa penelitian korelasi

hanya meneliti hubungan variabel bukan pada sebab-akibatnya

b. penelitian kausal komperatif biasanya melibatkan dua (atau

lebih) kelompok dan satu variabel independen, sedangkan

penelitian korelasional melibatkan dua (atau lebih) variabel

dan satu kelompok

6

2.4 Persamaan dan Perbedaan utama Penelitian Kausal Komperatif

dengan Penelitian Eksperimen

Penelitian kausal komparatif dan eksperimen pada awalnya

sulit dibedakan; baik upaya untuk membangun menimbulkan efek

-, dan keduanya melibatkan perbandingan kelompok. Perbedaan

utama adalah bahwa dalam penelitian eksperimental variabel

independen, dugaan penyebabnya, dimanipulasi oleh peneliti,

sedangkan dalam penelitian kausal komparatif-variabel tidak

dimanipulasi karena telah terjadi (sebagai hasilnya,

reseachers lebih memilih istilah variabel pengelompokan, bukan

variabel independen). Dengan kata lain, dalam sebuah studi

eksperimental, peneliti memilih sampel acak dari suatu

populasi dan kemudian secara acak membagi sampel menjadi dua

atau lebih kelompok. Dengan cara ini, peneliti memanipulasi

variabel independen; yaitu, peneliti menentukan siapa yang

akan mendapatkan apa pengobatan. Tugas kelompok Setiap peserta

tidak tergantung pada karakteristik ia mungkin miliki. Dalam

penelitian kausal komparatif-Sebaliknya, individu tidak secara

acak ditugaskan untuk kelompok perlakuan karena mereka berada

dalam kelompok yang didirikan (misalnya, pria / wanita,

lulusan perguruan tinggi / non - lulusan) sebelum penelitian

dimulai. Dalam kausal - penelitian komparatif kelompok sudah

berbeda dalam hal variabel kunci dalam pertanyaan. Perbedaan

itu tidak dibawa oleh peneliti tersebut; itu tidak terlepas

dari karakteristik peserta.

a. Persamaan :

7

Antara penelitian kausal komperatif dan penelitian eksperimen,

sama-sama melibatkan dan membandingkan sebab-akibat dua

variabel

b. Perbedaan

Pada penelitian kausal komperatif peneliti tidak boleh/ dapat

memberikan perlakuan kepada variabel independen sedangkan pada

penelitian eksperimen peneliti memberikan perlakuan.

2.5 Gambaran Desain Penelitian Kausal Komparatif

Sebagai contoh seorang peneliti berhipotesis bahwa

partisipasi di pendidikan anak usia dini merupakan faktor

utama dalam penyesuaian dengan lingkungan sosial di sekolah

dasar. Untuk melakukan penelitian ini maka peneliti harus

memilih sampel kelompok siswa yang malalui PAUD dan satu

sampel kelompok siswa yang tidak melalui PAUD kemudian

membandingkan kemampuan adaptasi sosial mereka. Jika kemampuan

adaptasi siswa yang melalui PAUD lebih baik maka hipotesis

peneliti terbukti dan begitu juga sebaliknya.

2.6 Prosedur Pengendalian Penelitian Kausal Komparatif

Kurangnya pengacakan, manipulasi, dan kontrol adalah

sumber kelemahan dalam studi santai-komparatif. dalam desain

studi lain, assigments acak dari peserta untuk kelompok

mungkin adalah cara terbaik untuk mencoba untuk memastikan

kesetaraan kelompok, tetapi assigment acak tidak mungkin dalam

studi banding kausal karena kelompok yang terbentuk secara

8

alami sebelum dimulainya penelitian. tanpa assigment acak,

kelompok lebih cenderung berbeda pada beberapa variabel

penting (misalnya, jenis kelamin, pengalaman, umur) selain

variabel yang diteliti. Variabel lain ini mungkin sebenarnya

penyebab perbedaan yang diamati antara kelompok thethr.

Misalnya seorang peneliti yang hanya membandingkan sekelompok

mahasiswa yang telah menerima pendidikan prasekolah untuk

kelompok yang belum dapat disimpulkan bahwa hasil prasekolah

adeucation prestasi membaca kelas pertama. Namun, jika semua

program yang presschool di daerah di mana penelitian ini

dilakukan adalah pribadi dan diperlukan pendidikan tinggi,

peneliti benar-benar akan menyelidiki efek dari pendidikan

presschool dikombinasikan dengan keanggotaan dalam sebuah

keluarga baik-to-do.

Mungkin orang tua dalam keluarga tersebut memberikan

instruksi membaca awal informal bagi anak-anak mereka. Dalam

hal ini, sangat sulit untuk mengurai dampak pendidikan

presschool dari efek keluarga kaya membaca kelas satu. Seorang

peneliti menyadari situasi bisa mengendalikan variabel ini

dengan mempelajari hanya chidren dari baik-to-do orang tua.

Dengan demikian, kedua kelompok dapat dibandingkan akan

disamakan sehubungan dengan variabel asing dari tingkat

pendapatan orang tua. Contoh ini hanyalah salah satu gambaran

dari sejumlah metode statistik dan nonstatistical yang dapat

diterapkan dalam attemp untuk mengendalikan variabel

extranenous.

9

Bagian berikut menjelaskan tiga teknik kontrol; matching,

membandingkan kelompok homogen atau subkelompok, dan analisis

kovarians.

2.6.1 Matching/ pemasangan

Matching adalah tehnik untuk menyamakan kelompok pada

satu atau lebih variabel. Jika peneliti mengidentifikasi

variabel mungkin kinerja berpengaruh terhadap variabel

dependen, mereka mungkin mengendalikan variabel dengan matcing

berpasangan peserta. Dengan kata lain, untuk setiap peserta

dalam satu kelompok, peneliti f INDS peserta dalam kelompok

lain dengan skor yang sama atau sangat mirip pada variabel

kontrol. Jika peserta pada kedua kelompok tidak memiliki

pasangan yang cocok, peserta tereliminasi dari penelitian.

Dengan demikian, kelompok yang dihasilkan cocok identik atau

sangat mirip sehubungan dengan variabel extrancous

diidentifikasi. Misalnya, jika seorang peneliti cocok peserta

dalam setiap kelompok pada IQ, peserta dalam satu kelompok

dengan IQ 140 akan dicocokkan dengan peserta dengan IQ di atau

dekat 140 pada kelompok lain. Masalah utama dengan pencocokan

pasangan-bijaksana adalah yang selalu beberapa peserta

memiliki tidak cocok dan harus ada kedepan dihilangkan dari

penelitian. Masalahnya menjadi lebih serius ketika peneliti

attemps untuk mencocokkan peserta pada dua atau lebih variabel

secara bersamaan.

2.6.2Membandingkan kelompok homogen atau subkelompok

Cara lain untuk mengontrol variabel extrancous adalah

untuk membandingkan kelompok yang hamogeneous dengan resspect

10

terhadap variabel extrancous. Dalam studi tentang prasekolah

pada tendance kelas-kelas prestasi, dicision untuk

membandingkan anak-anak hanya dari sumur-to-do keluarga adalah

upaya untuk mengontrol variabel extrancous dengan

membandingkan kelompok homogen. Jika, dalam situasi lain, IQ

yang variabel asing diidentifikasi, peneliti dapat membatasi

kelompok hanya untuk participantswith IQS antara 85 dan 115

(yaitu, IQ .average). Prosedur ini dapat menurunkan jumlah

peserta dalam penelitian dan juga membatasi generalisasi

temuan karena sampel peserta meliputi seperti yang terbatas

IQ.

Pendekatan serupa tetapi lebih memuaskan adalah dari sub

kelompok dalam masing-masing kelompok untuk reprensent semua

tingkat variabel kontrol. Misalnya, setiap kelompok dapat

dibagi menjadi subkelompok berdasarkan IQ: tinggi (misalnya,

0,116 dan di atas), rata-rata (misalnya, 85-115), dan rendah

(misalnya, 0,84 dan di bawah). Keberadaan sub kelompok

sebanding dalam setiap kelompok kontrol untuk IQ. Pendekatan

ini juga memungkinkan peneliti untuk menentukan apakah target

pengelompokan variabel mempengaruhi variabel dependen berbeda

pada tingkat IQ, variabel kontrol. Artinya, peneliti dapat

menguji apakah efek pada variabel dependen berbeda untuk

setiap sub-kelompok.

Jika subkelompok perbandingan begitu menarik, pendekatan

terbaik adalah untuk tidak melakukan analisis terpisah untuk

masing-masing sub-kelompok tetapi untuk membangun variabel

kontrol ke dalam desain penelitian dan menganalisis hasil

dengan tecnique statistik yang disebut analisis faktor11

varians. Sebuah analisis faktor varians (dibahas lebih lanjut

dalam Bab 13) memungkinkan peneliti untuk menentukan dampak

dari variabel pengelompokan (untuk desain kausal-komparatif)

atau variabel bebas (untuk desain eksperimental) dan kontrol

baik secara terpisah dan dalam kombinasi. Dengan kata lain,

analisis faktor tes varians untuk interaksi antara independen

/ pengelompokan variabel dan variabel kontrol sehingga

independen / variabel pengelompokan beroperasi secara berbeda

pada setiap tingkat variabel kontrol. Sebagai contoh, sebuah

studi kausal-komparatif efek yang metode yang berbeda dari

fraksi pembelajaran saya termasuk IQ sebagai variabel kontrol.

Satu interaksi potensial antara pengelompokan dan variabel

kontrol akan bahwa metode yang melibatkan manipulasi blok

lebih efektif dibandingkan metode lain untuk siswa dengan Iqs

lebih rendah, tetapi metode manipulasi tidak lebih efektif

daripada metode lain bagi siswa dengan IQ yang lebih tinggi.

2.6.3 Analisis Kovarian

Analisis kovarians adalah teknik statistik yang digunakan

untuk menyesuaikan perbedaan kelompok awal pada variabel yang

digunakan dalam penelitian kausal-komparatif dan

eksperimental. Dalam assence, analisis kovarians menyesuaikan

nilai pada variabel dependen perbedaan awal pada beberapa

variabel variabel lain yang berkaitan dengan kinerja pada

variabel dependen. Sebagai contoh, misalkan kita palned

penelitian untuk membandingkan dua metode, X dan Y, mengajar

anak kelas lima untuk memecahkan kemampuan matematika sebelum

intriducing metode pengajaran baru, kami menemukan bahwa

kelompok yang akan diajarkan dengan metode X. Perbedaan ini12

menunjukkan bahwa metode kelompok Y akan unggul kepada

kelompok X metode pada akhir penelitian karena anggota

kelompok dimulai dengan kemampuan matematika yang lebih tinggi

daripada anggota kelompok lainnya. Analisis kovarians

statistik menyesuaikan nilai dari metode kelompok Y untuk

menghapus keuntungan awal sehingga pada akhir penelitian

hasilnya bisa cukup dibandingkan, seolah-olah kedua kelompok

mulai sama.

2.7 Interpretasi Hasil Penelitian Kausal Komperatif

Analisis data dalam penelitian kausal komparatif-

melibatkan berbagai statistik deskriptif dan inferensial.

Semua statistik yang dapat digunakan dalam studi kausal-

komparatif juga dapat digunakan digunakan dalam penelitian

eksperimental dan sejumlah dari mereka yang dijelaskan dalam

Chapter12 dan 13 Secara singkat, namun statistik deskriptif

paling umum digunakan adalah mean. Yang menunjukkan kinerja

rata-rata dari kelompok pada ukuran beberapa variabel, dan

standar deviasi. Yang indivates penyebaran seperangkat skor

sekitar adalah, apakah nilai yang relatif dekat bersama-sama

dan berkerumun di sekitar mean atau banyak tersebar di sekitar

mean (lihat Bab 12)-yang berarti. Yang paling umum digunakan

statistik inferensial adalah uji t, digunakan untuk menentukan

apakah nilai dari dua kelompok secara signifikan berbeda satu

sama lain, analisis varians jika, digunakan untuk menguji

perbedaan yang signifikan antara skor untuk tiga atau lebih

kelompok; dan chi persegi, digunakan untuk membandingkan13

kelompok frekuensi-yaitu, untuk melihat apakah suatu peristiwa

terjadi lebih sering pada satu kelompok dari yang lain.

Sekali lagi, ingatlah bahwa menafsirkan temuan dalam

kausal komparatif-studi requiresconsiderable hati-hati. Tanpa

pengacakan, manipulasi, dan faktor kontrol, sulit untuk

membangun hubungan sebab-akibat dengan gelar besar

kepercayaan. The sebab-akibat hubungan mungkin sebenarnya

cadangan dari satu hipotesis (yaitu, dugaan penyebabnya

mungkin efek dan sebaliknya). Reverse kausalitas bukanlah

alternatif yang masuk akal dalam setiap kasus, namun.

Misalnya, pelatihan prasekolah dapat mempengaruhi membaca

prestasi dalam kelas tiga tidak dapat mempengaruhi perschool

pelatihan sama, seseorang jenis kelamin dapat mempengaruhi

prestasi seseorang dalam matematika tentu tidak mempengaruhi

seseorang jender! Ketika milik kausalitas adalah plausable,

harus diselidiki. Sebagai contoh, adalah sama masuk akal bahwa

absenteelsm berlebihan menghasilkan, atau menyebabkan,

keterlibatan dalam kegiatan kriminal seperti itu adalah bahwa

keterlibatan dalam kegiatan kriminal proceduces, atau

menyebabkan, absensi yang berlebihan. Cara untuk menentukan

urutan yang benar kausalitas-variabel mana yang menyebabkan

yang-Isto menentukan mana yang terjadi lebih dulu. Jika, dalam

contoh preeding, periode ketidakhadiran berlebihan seringkali

diikuti oleh mahasiswa terlibat dalam kesulitan dengan hukum,

maka peneliti cukup bisa menyimpulkan bahwa ketidakhadiran

berlebihan menyebabkan keterlibatan dalam kegiatan kriminal.

Di sisi lain, jika keterlibatan pertama siswa dalam kegiatan

kriminal yang didahului periode kehadiran baik tetapi diikuti

14

dengan periode kehadiran yang buruk, maka kesimpulan bahwa

keterlibatan dalam kegiatan kriminal menyebabkan

ketidakhadiran yang berlebihan akan lebih masuk akal.

Kemungkinan, penjelasan umum ketiga juga masuk akal dalam

banyak situasi. Ingat contoh dari sikap orangtua yang

mempengaruhi kedua konsep diri dan prestasi, disajikan

sebelumnya dalam bab ini. Seperti disebutkan, salah satu cara

untuk mengendalikan penyebab umum potensial adalah untuk

membandingkan kelompok homogen. Misalnya, jika siswa di kedua

kelompok konsep diri yang kuat dan kelompok konsep diri yang

lemah dapat dipilih dari orang tua yang memiliki sikap serupa,

efek dari orang tua sikap akan dihapus karena kedua kelompok

akan terekspos dengan sikap orangtua yang sama . Untuk

menyelidiki atau kontrol untuk hipotesis alternatif, peneliti

harus menyadari mereka dan harus memberikan bukti bahwa mereka

tidak penjelasan yang lebih baik untuk perbedaan bahavioral

diselidiki.

2.8 Langkah-langkah dalam Penelitian Kausal-Koparatif

1. Merumuskan masalah dengan mengidentifikasi kemudian

mempertimbangkan kemungkinan penyebabnya.

2. Memilih sampel individu yang akan diteliti.

3. Tidak ada batasan pada jenis instrumen yang digunakan,

misalnya seperti tes prestasi, kuesioner, jadwal

wawancara, pengukuran sikap, dan observasi.

15

4. Dasar desain kausal-komparatif melibatkan pemilihan dua

atau lebih kelompok pada variabel tertentu yang menarik

dan mebandingkannya terhadap variabel lain.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Defenisi dan tujuan penelitian kausal komparatif

16

1. Dalam penelitian kausal komparatif-, peneliti mencoba untuk

menentukan penyebab atau alasan, perbedaan yang ada dalam

perilaku atau status kelompok.

2. Pendekatan kausal-komparatif dasar retrospektif; yaitu,

dimulai dengan efek dan mencari kemungkinan penyebabnya.

Sebuah variasi dari pendekatan dasar adalah calon - yaitu,

dimulai dengan penyebab dan menyelidiki efeknya pada

beberapa variabel.

3. Perbedaan yang penting antara penelitian kausal-komparatif

dan korelasi kausal itu - studi banding melibatkan dua

(atau lebih) kelompok peserta dan satu variabel

pengelompokan, sedangkan penelitian korelasional biasanya

melibatkan dua (atau lebih) variabel dan satu kelompok

peserta. Baik kausal - penelitian komparatif atau

korelasional menghasilkan data eksperimen yang benar.

4. Perbedaan utama antara penelitian eksperimental dan

penelitian kausal-komparatif Taht dalam penelitian

eksperimental peneliti secara acak dapat membentuk kelompok

dan memanipulasi variabel bebas. Dalam kausal - penelitian

komparatif kelompok sudah terbentuk dan sudah berbeda dalam

hal variabel yang bersangkutan.

5. variabel Pengelompokan dalam kausal - studi comaparative

tidak dapat dimanipulasi, tidak boleh dimanipulasi, atau

hanya tidak dimanipulasi tapi bisa.

6. penelitian kausal-komparatif mengidentifikasi hubungan yang

dapat menyebabkan penelitian eksperimental, tetapi hanya

jika relasi didirikan jelas. Penyebab dugaan efek kausal-

komparatif diamati mungkin sebenarnya penyebab seharusnya,

17

efek, atau variabel ketiga yang mungkin telah mempengaruhi

baik sebab yang jelas dan efeknya

7. desain kausal komparatif melibatkan memilih dua kelompok

berbeda pada beberapa variabel bunga dan membandingkan

mereka pada beberapa variabel dependen. Satu kelompok

mungkin memiliki sebuah charateristic bahwa yang lainnya

tidak, atau satu kelompok dapat memiliki lebih dari

charateristic tahn yang lain.

8 Sampel harus mewakili populasi masing-masing dan mirip

sehubungan dengan variabel penting selain variabel

pengelompokan

Prosedur kontrol

9. Kurangnya pengacakan, manipulasi, dan kontrol sumber

kelemahan dalam kausal - komparatif desain. Ada kemungkinan

bahwa kelompok kembali berbeda pada beberapa variabel utama

lain selain variabel target bunga, dan variabel lain ini

mungkin menjadi penyebab perbedaan yang diamati antara

kelompok.

10 Tiga pendekatan untuk mengatasi masalah kelompok awal

perbedaan pada variabel asing yang cocok, membandingkan

kelompok homogen atau subkelompok, dan analisis kovarians.

Analisis data dan interpretasi

18

11. statistik deskriptif yang paling umum digunakan dalam

kausal - studi banding adalah rata-rata, yang menunjukkan

kinerja rata-rata dari kelompok pada ukuran beberapa variabel,

dan standar deviasi, yang menunjukkan bagaimana menyebar

seperangkat skor adalah - yang , apakah nilai yang relatif

dekat bersama-sama dan berkerumun di sekitar mean atau banyak

tersebar di sekitar mean.

12. statistik inferensial yang paling umum digunakan dalam

kausal - studi banding adalah tes yang digunakan untuk

menentukan apakah nilai dari dua kelompok secara signifikan

berbeda satu sama lain, analisis varians, digunakan untuk

menguji perbedaan yang signifikan antara skor untuk tiga atau

kelompok lainnya; dan chi square, digunakan untuk melihat

apakah suatu peristiwa terjadi lebih sering pada satu kelompok

dari yang lain.

13 Menafsirkan temuan kausal - studi banding memerlukan

penyebab yang cukup. Diduga penyebabnya - efek hubungan

mungkin efek, dan sebaliknya, atau faktor ketiga dapat menjadi

penyebab kedua variabel. Cara untuk menentukan urutan yang

benar kausalitas adalah untuk menentukan mana yang terjadi

lebih dulu.

3.2 Saran

19

Dari makalah ini, penulis menyadari begitu banyak kekurangan

dalam makalah ini. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan

kritik dan saran untuk perbaikan yang membangun makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Gay,L.R. 2009. Educational Research Competencies For Analysis

and Aplication. Ninth Edition, New York : Macmillan Publishing

Company.

Samsudi, Prof. Dr. M.Pd, 2009, Desain Penelitian Pendidikan,

Semarang, Unnes Press

20