Penelitian Etnografi

16
TUGAS MAKALAH KELOMPOK III “PENELITIAN ETNOGRAFI” DOSEN : Drs. SYAFRUDDIN POHAN, M.Si, Ph.D. MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI II O L E H : 1. MARLINA NAIBAHO : 147045026 2. EVA JULIETA TAMBA : 147045027 3. DONNA CLARA BUTAR-BUTAR : 147045028 4. KANA RISHKY : 147045030 5. MUHAMMAD FAISAL : 147045031 6. JAN NOPEMLY SIANIPAR : 147045034 7. TM. SADDAM AMAR : 147045035 8. DAVID NELSON C. SITOMPUL : 147045036 9. DESSIE SILVIANI PUTRI : 147045037 MAGISTER ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015

Transcript of Penelitian Etnografi

TUGAS MAKALAH KELOMPOK III

“PENELITIAN ETNOGRAFI”

DOSEN : Drs. SYAFRUDDIN POHAN, M.Si, Ph.D.

MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI II

O L E H :

1. MARLINA NAIBAHO : 147045026

2. EVA JULIETA TAMBA : 147045027

3. DONNA CLARA BUTAR-BUTAR : 147045028

4. KANA RISHKY : 147045030

5. MUHAMMAD FAISAL : 147045031

6. JAN NOPEMLY SIANIPAR : 147045034

7. TM. SADDAM AMAR : 147045035

8. DAVID NELSON C. SITOMPUL : 147045036

9. DESSIE SILVIANI PUTRI : 147045037

MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Manusia pada hakikatnya memiliki kedudukan sebagai makhluk sosial dan

makhluk individu. Kaitannya dengan kedudukan manusia sebagai makhluk sosial maka

dalam menjalankan aktivitas sehari – harinya manusia tidak akan pernah terlepas dari

manusia yang lainnya, sehingga dalam prosesnya akan terjadi suatu interaksi yang dapat

menimbulkan suatu dampak , baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

itulah yang pada akhirnya akan menimbulkan berbagai fenomena – fenomena yang

terjadi dilingkungan manusia, baik fenomena dalam bentuk skala kecil maupun

fenomena dalam bentuk skala besar. Karena manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai

makhluk yang senantiasa terus berfikir maka manusia senantiasa meneliti setiap

fenomena yang berada di sekitar dirinya dan lingkungannya. Dalam proses penelitian

tersebut perlu adanya suatu prosedur serta ketetapan yang jelas dengan begitu proses

penelaahan tersebut akan menghasilkan suatu informasi yang dapat memberikan

manfaat bahkan memberikan kontribusi yang besar bagi setiap permasalahan atau

kendala yang sedang dihadapi.

Pada awal kemunculannya etnografi tidak dapat dipisahkan dengan ilmu

antropologi. Pada mulanya para antropolog berusaha membangun tingkat

perkembangan evolusi budaya manusia dari awal kemunculannya di muka bumi hingga

sekarang, namun dalam proses membangun perkembangan evolusi budaya ini para

antropolog tidak terjun langsung ke lapangan, tetapi mereka membangun kerangka

evolusi ini dengan tidak didukung oleh fakta-fakta dari lapangan. Pada awal abad ke 20

mereka mulai menyadari perlunya pergi ke lapangan untuk mengadakan penelitian

tentang budaya, kesadaran untuk pergi ke lapangan inilah yang menjadi cikal bakal dari

kemunculan penelitian etnografi.

Etnografi diperkenalkan oleh B. Malinowski dengan mempublikasikan

penelitian pertamanya yang berjudul Argonuts of the Western Pacific, pada tahun 1922

dengan menggunakan metode lapangan dan observasi partisipan. Penggunaan metode

lapangan ini oleh Malinowski ini dapat dikatakan sebagai perpaduan antara ilmu

antropologi dan ilmu sosiologi. (Engkus Kuswarno, 2008, 32-33). Fokus utama dari

penelitian Mallinowski adalah kehidupan masa kini yang dijalani oleh masyarakat dan

cara hidup suatu masyarakat (society’s way of life) dan untuk memberikan deskripsi

2

tentang struktur sosial dan budaya suatu masyarakat dengan melakukan wawancara

dengan beberapa informan dan observasi pasrtipasi dalam kelompok yang diteliti.

Istilah etnografi berasal dari kata ethno (bangsa) dan grafhy (menguraikan).

Etnografi yang akarnya antropologi pada dasarnya adalah kegiatan penelitian untuk

memahami cara orang-orang berinteraksi dan bekerjasama melalui fenomena teramati

kehidupan sehari-hari. Jadi etnografi lazimnya bertujuan mengurai suatu budaya secara

menyeluruh, yakni semua aspek budaya, baik yang bersifat material seperti artefak

budaya (alat-alat, pakaian, bangunan, dan sebagainya) dan yang bersifat abstrak, seperti

pengalaman, kepercayaan, norma, dan sistem nilai kelompok yang teliti.

Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding &

Voegtle, Etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos dan graphos. Yang berarti tulisan

mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le Clompte dan Schensul etnografi

adalah metode penelitian yang berguna untuk menemukan pengetahuan yang terdapat

atau terkandung dalam suatu budaya atau komunitas tertentu. [2] Menurut Gay, Mills

dan Airasian, penelitian etnografi adalah suatu studi mengenai pola budaya dan

perspektif partisipan dalam latar alamiah.[3].

Menurut Roger M Keesing dalam (1989;250) etnografi sebagai pembuatan

dokumentasi dan analisis budaya tertentu dengan mengadakan penelitian lapangan,

artinya dalam mendefinisikan suatu kebudayaan seorang etnografer (peneliti etnografi)

juga menganalisis.

Penelitian etnografi diidentikan dengan kerja antropologi, dengan dasar selain

sebagai Founding Father, penentu cikal bakal lahirnya antropologi, juga karena

karakter penelitian etnografi yang mengkaji secara alamiah individu dan masyarakat

yang hidup dalam situasi budaya tertentu. Karena itu pula etnografi dikenal sebagai

Naturalistic Inquiry (Guba& Lincoln, 1995).

Menurut Haris (dalam Cresswell, 2003) etnografi adalah suatu desain kualitatif

dimana seorang peneliti menggambarkan dan menginter-pretasikan pola nilai, perilaku,

kepercayaan dan bahasa yang dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya.

Menurut Cresswell (2003) etnografi berfokus pada keseluruhan kelompok. Seorang

etnografer meneliti pola yang diikuti satu kelompok misalnya oleh sejumlah lebih dari

20 orang, jumlah yang lebih besar daripada yang biasa diteliti dalam grounded theory.

Namun bisa juga lebih sedikit misalnya sejumlah guru dalam suatu sekolah namun tetap

dalam lingkup ke-seluruhan kelompok besar.

3

Menurut Creswell (2003) walau tidak ada satu cara saja dalam meneliti

etnografi namun secara umum prosedur penelitian etnografi adalah :

1. Menentukan apakah masalah penelitian ini adalah paling cocok didekati dengan studi

etnogafi.

2. Meng-identifikasi dan menentukan lokasi dari kelompok budaya yang akan diteliti.

3. Pilihlah tema kultural atau isu yang yang akan dipelajari dari suatu kelompok..

4. Tentukan tipe etnografi yang cocok digunakan untuk mempelajari konsep budaya

tersebut.

5. Mengumpulkan informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut.

Metode pengumpulan data adalah cara memperoleh data dalam suatu kegiatan

penelitian (Arikunto, 2002). Data yang dikumpulkan bisa berupa pengamatan,

pengukuran, survei, wawancara, analisa konten, audiovisual, pemetaan dan penelitian

jaringan.

4

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Etnografi

Etnografi adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok sosial.

Peneliti menguji kelompok tersebut dan mempelajari pola perilaku, kebiasaan dan cara

hidup. Etnografi adalah sebuah proses dan hasil dari sebuah penelitian. Etnografi adalah

suatu bentuk penelitian yang terfokus pada makna sosiologi melalui observasi lapangan

tertutup dari fenomena sosiokultural. Menurut Haris seperti yang dikutip oleh

Cresswell, etnografi adalah suatu desain kualitatif dimana seorang peneliti

menggambarkan dan menginterpretasikan pola nilai, perilaku, kepercayaan dan bahasa

yang dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya.

Suatu penelitian etnografi adalah penelitian kualitatif yang melakukan studi

terhadap kehidupan suatu kelompok masyarakat secara alami untuk mempelajari dan

menggambarkan pola budaya satu kelompok tertentu dalam hal kepercayaan, bahasa,

dan pandangan yang dianut bersama dalam kelompok itu.

Sebagai sebuah proses, etnografi melibatkan pengamatan yang cukup panjang

terhadap suatu kelompok, sehingga peneliti memahami betul bagaimana kehidupan

keseharian subjek penelitian tersebut (Participant observation, life history), yang

kemudian diperdalam dengan indepth interview terhadap masing-masing individu

dalam kelompok tersebut. Penelitian etnografi khusus menggunakan tiga macam

metode pengumpulan data: wawancara, observasi, dan dokumen dan menghasilkan tiga

jenis data: kutipan, uraian, dan kutipan dokumen tergabung dalam satu produk yaitu

uraian naratif.

Pemilihan informan dilakukan kepada mereka yang mengetahui yang memiliki

sudut pandang/pendapat tentang berbagai kegiatan masyarakat. Para informan tersebut

diminta untuk mengidentifikasi informan - informan lainnya yang mewakili masyarakat

tersebut. Informan - informan tersebut diwawancarai berulang - ulang, menggunakan

informasi dari informan - informan sebelumnya untuk memancing klarifikasi dan

tanggapan yang lebih mendalam terhadap wawancara ulang. Proses ini dimaksudkan

untuk melahirkan pemahaman–pemahaman kultur umum yang berhubungan dengan

fenomena yang sedang diteliti.

5

Dengan demikian penelitian etnografi menghendaki etnografer /peneliti : (1)

mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok

dalam situasi budaya tertentu, (2) memahami budaya atau aspek budaya dengan

memaksimalkan observasi dan interpretasi perilaku manusia yang berinteraksi dengan

manusia lainnya, (3) menangkap secara penuh makna realitas budaya berdasarkan

perspektif subjek penelitian ketika menggunakan simbol-simbol tertentu dalam konteks

budaya yang spesifik.

2.2 Asumsi-asumsi penelitian Etnografi :

1. Etnografi mengasumsikan kepentingan penelitian yang prinsip terutama

dipengaruhi oleh pemahaman kultural masyarakat. Metodologi secara sungguh-

sungguh menjamin bahwa pemahaman kultural umum akan diidentifikasi untuk

kepentingan peneliti. Interpretasi menempatkan tekanan besar pada kepentingan

kausal dari pemahaman kultual seperti itu. Fokus etnografi mempertimbangkan

secara berlebihan peran persepsi budaya dan tidak mempertimbangkan peran

kausal kekuatan-kekuatan objektif.

2. Etnografi mengasumsikan suatu kemampuan mengidentifikasi masyarakat secara

relevan dari kepentingan. Masyarakat, organisasi formal, kelompok non formal

dan persepsi tingkat lokal semuanya mungkin memainkan peran dalam banyak

subjek yang diteliti, dan kepentingan ini mungkin bervariasi menurut waktu, tempat

dan masalah.

3. Etnografi mengasumsikan peneliti mampu memahami kelebihan kultural dari

masyarakat yang diteliti, menguasai bahasa atau jargon teknis dari kebudayaan

tersebut, dan memiliki temuan yang didasarkan pada pengetahuan komprehensif

dari budaya tersebut.

4. Penelitian etnografi lintas budaya menghindari risiko asumsi yang keliru bahwa

pengukuran yang ada memiliki makna yang sama lintas budaya.

2.3 Ciri-ciri penelitian Etnografi

Penelitian etnografi memiliki ciri khas yaitu penelitian bersifat holistik,

integrative, thick description dan menggunakan analisis kualitaif dalam mencari sudut

pandang yang semula (native’s point of view). Teknik pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan obeservasi-partisipasi dan wawancara secara terbuka dan

mendalam, sehingga penelitian etnografi memerlukan waktu yang lama.

6

Penelitian etnografi secara umum dilakukan secara bertahap dengan dimulai

tahap perkenalan yang meliputi mempelajari bahasa penduduk yang sedang diteliti.

Selanjutnya pembelajaran terhadap bahasa asli dipakai untuk membantu dalam

menganilis permasalahan-permasalahan yang muncul dari aktivitas sehari-hari.

Elemen-elemen inti dari penelitian etnografi oleh Creswell (dalam. Engkus,

2008, 34) dijabarkan:

1. Penggunaan penjelasan yang detail.

2. Gaya laporan bersifat cerita (story telling)

3. Menggali tema-tema kultural, seperi tema-tema tentang peran dan perilaku

masyarakat.

4. Menjelaskan kehidupan keseharian orang-orang (everyday life of persons) bukan

peristiwa khusus yang menjadi pusat perhatian.

5. Laporan keseluruhan perbaduan antara deskriptif, analitis dan interpretatif.

6. Hasil penelitian memfokuskan bukan pada apa yang menjadi agen perubahan tetapi

pada pelopor untuk berubah yang bersifat terpaksa.

Beberapa karakteristik penelitian etnografi baik yang dirangkum dari Wolcott

dan Gay, Mills dan Airasian.

1. Berlatar alami bukan eksperimen di laboratorium

2. Peneliti meneliti tema-tema budaya tentang peran dan kehidupan sehari-hari

seseorang

3. Interaksi yang dekat dan tatap muka dengan partisipan

4. Mengambil data utama dari pengalaman di lapangan

5. Menggunakan berbagai metode pengumpulan data seperti wawancara, pengamatan,

dokumen, artifak dan material visual.

6. Peneliti menggunakan deskripsi dan detail tingkat tinggi

7. Peneliti menyajikan ceritanya secara informal seperti seorang pendongeng

8. Menekankan untuk mengekplorasi fenomena sosial bukan untuk menguji hipotesis.

9. Format keseluruhannya adalah deskriptif, analisis dan interpretasi

10.Artikel diakhir dengan sebuah pertanyaan.

Ciri-ciri penelitian etnografi menurut Nur Syam, yaitu :

1. Deskripsi etnografis sepenuhnya disusun sesuai dengan pandangan, pengalaman

warga pribumi (emic view)

7

2. Memanfaatkan metode wawancara mendalam dan observasi terlibat.

3. Peneliti tinggal di lapangan untuk belajar tentang budaya yang dikajinya.

4. Analisis datanya bercorak menyeluruh (holistik) yaitu menghubungkan antara suatu

fenomena budaya dengan fenomena budaya lainya atau menghubungkan antara

suatu konsep dengan konsep lainnya.

2.4 Prinsip-prinsip penelitian Etnografi

Dalam penelitian etnografi ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan.

Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan adalah meliputi:

1. Mempertimbangkan tentang informan. Artinya peneliti harus secara selektif dalam

meimilih informan yang akan diwawancarai dan diteliti. Peneliti harus melindungi

informan dan akibat-akibat yang ditimbulkan bila memilih mereka.

2. Mengerti informan. Mengerti di sini memiliki arti bahwa peniliti harus

memperhatikan hak-hak asasi, kepentingan dan sensivitas. Seorang peneliti

memiliki tanggung jawab untuk melindungi mereka terhadap konsekuensi yang

akan muncul.

3. Menyampaikan tujuan penelitian. Peneliti harus menympaikan kepada informan

sehingga mereka dapat membantu penelitian yang ada.

4. Melindungi privasi informan. Setiap kerahasiaan informan harus dilindungi, bila

mereka tidak mau disebutkan identitas mereka maka kitapun harus menjaga

kerahasiaan mereka (prinsip anonimitas) dan peneliti juga harus memperhatikan

keberatan-keberatan dari pihak informan.

5. Jangan mengeksploitasi informan. Peniliti tidak boleh hanya menfaatkan informan

untuk mencapai tujuan penelitian, tetapi setelah penelitian selesai harus memberikan

balas jasa kepadanya karena telah menjadi informan yang membantu selama

penelitian berlangsung sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.

6. Memberikan laporan kepada informan. Setelah penelitian selesai etnografer harus

memperlihatkan (melaporkan kepada informan).

2.5 Jenis-jenis penelitian etnografi

1. Etnografi realis

Etnografi realis mengemukakan suatu kondisi objektif suatu kelompok dan

laporannya biasa ditulis dalam bentuk sudut pandang sebagai orang ke-3.

2. Etnografi kritis

8

Pendekatan etnografi kritis ini penelitian yang mencoba merespon isu-isu sosial

yang sedang berlangsung misalnya dalam masalah jender/emansipasi, kekuasaan,

status quo, ketidaksamaan hak, pemerataan dan lain sebagainya.

3. Etnografi Konfensional

Laporan mengenai pengalaman pekerjaan lapangan yang dilakukan etnografer.

4. Autoetnografi

Refleksi dari seseorang mengenai konteks budayanya sendiri.

5. Mikroetnografi

Studi yang memfokuskan pada aspek khusus dari latar dan kelompok budaya.

6. Etnografi feminis

Studi mengenai perempuan dalam praktek budaya yang yang merasakan

pengekangan akan hak-haknya.

7. Etnografi postmodern

Suatu etnografi yang ditulis untuk menyatakan keprihatinan mengenai masalah-

masalah sosial terutama mengenai kelompok marginal.

8. Studi kasus etnografi

Analisis kasus dari seseorang, kejadian, kegiatan dalam perspektif budaya.

2.6 Kekuatan dan Kelemahan Etnografi

1. Kekuatan

Penelitian etnografi memiliki keunggulan dibandingkan dengan penelitian yang

lain Kekuatan etnografi oleh Anne Suryani (2008, 124) dijelaskan bahwa etnografi

menyediakan kesempatan yang lebih dalam mengumpulkan data yang komplet dan

relevan dalam menjawab permasalahan karena penelitian etnografi ini mengadakan

penelitian secara mendalam dan bersifat partisipan. Etnografi juga

mempertimbangkan data dari sumber terbaik untuk studi perbandingan dan analisis.

Seorang etnografer dapat berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari dengan

memperhatikan, mendengar, bertanya dan mengumpulkan data.

2. Kelemahan

Dalam research etnografi hanya dapat meneliti sedikit atau bahkan hanya satu

kasus, dan hasil dari penelitian etnografi tidak dapat digeneralisasi ke dalam

konteks sosial yang lain. Kelemahan lainnya adalah peneliti sebagai instrumen

primer dalam mengumpulkan data.

9

2.7 Prosedur penelitian Etnografi

Penelitian etnografi secara umum mempunyai kesamaan dengan seseorang

penjelajah yang mencoba memetakkan suatu wilayah hutan belantara. Penjelajah

memulai dengan sesuatu masalah umum, mengidentifiksi ciri-ciri utama dari wilayah

tersebut, peneliti etnografi ingin mendeskripsikan wilayah kultural. Kemudian

penjelajah mulai mengumpulkan informasi, menapak rute tersebut, selanjutnya memulai

menyelidiki satu arah baru. Pada sebuah penemuan sebuah danau di tengah sebuah

hutan berpohon-pohon besar, penjelajah mungkin berjalan melewati daerah yang sudah

dikenalnya untuk mengukur jarak danau dari tepi hutan tersebut. Penjelajah akan sering

membaca kompas, memeriksa arah matahari, membuat catatan tentang tanda-tanda

yang menonjol, dan menggunakan umpan balik dari setiap pengamatan dari setiap

pengamatan untuk dimodifikasi informasi awal. Setelah beberapa minggu penyelidikan,

penjelajahan mungkin mengalami kesulitan menjawab pertanyaan “apa yang telah

kamu temukan?” seperti seseorang peneliti etnografi, penjelajah mencari untuk

mendeskripsikan suatu area hutan belantara daripada berusaha menemuakan sesuatu

Menurut Spradley (1980:26) dalam praktiknya penelitian nyata berbedaan ini

dapat diungkapkan dalam dua pola penelitian. Sementara para peneliti ilmu sosial

cenderung mengikuti penyelidikan pola “linear”, peneliti etnografi cenderung

mengikuti pola “siklus”.

a. Siklus penelitian etnografi

Menurut Spradley (1980:22-35) prosedur penelitian etnografi bersifat siklus,

bukan bersifat urutan linear dalam penelitian ilmu sosial. Prosedur siklus penelitian

etnografi mencakup enam langkah yaitu pemilihan suatu proyek etnografi, pengajuan

pertanyaan etnografi, pengumpulan data etnografi, pembuatan suatu rekaman etnografi,

analisis data etnografi, dan penulisan sebuah etnografi.

Berikut ini uraian masing - masing siklus penelitian :

1. Pemilihan suatu objek etnografi

Siklus dimulai dengan pemilihan suatu proyek etnografi. Barangkali yang

pertama peneliti etnografi mempertimbangkan ruang lingkup dari penyelidikan

mereka.

2. Pengajuan pertanyaan etnografi

Pekerjaan lapangan etnografi dimulai ketika mulai mengajukan pertanyaan

etnografi. Itu memperlihatkan bukti yang cukup ketika pelaksanaan wawancara,

10

tetapi observasi yang sangat sederhana dan entri catatan lapangan pun melibatkan

pengajuan pertannyaan.

Terdapat tiga jenis utama pertanyaan etnografi, masing – masing mengarah

pada jenis observasi yang berbeda dilapangan. Semua jenis etnografi mulai dengan

“pertanyaan deskriptif” umum / luas seperti “siapa orang yang ada disini ?’’ “ apa

yang mereka lakukan?” dan “apa latar fisik dari situasi sosial ini?”

Kemudian setelah penggunaan jenis pertanyaan ini untuk menuntun

observasi, dan setelah analisis data awal, dilanjutkan dengan menggunakan

“pertanyaan struktural” dan “pertanyaan kontras” untuk penemuan. Ini akan

membimbing observasi agar lebih terfokus.

Dalam sebuah etnografi, seseorang dapat mengajukan sub - sub pertanyaan

yang berhubungan dengan : a) suatu deskriptif tentang konteks; b) analisis tentang

tema - tema utama; dan c) interprestasi perilaku kultural.

3. Pengumpulan data etnografi

Dengan cara observasi partisipan dapat mengamati aktivitas seseorang,

karakteristik fisik situasi sosial, dan apa yang akan menjadi bagian dari tempat

kejadian. Anda akan memulai dengan melakukan observasi deskriptif secara

umum, mencoba memperoleh suatu tinjauan terhadap situasi sosial dan yang

terjadi disana.

Kemudian setelah perekaman dan analisis data awal anda, anda akan

mempersempit penelitian dan mulai melakukan observasi ulang dilapangan, anda

akan mampu mempersempit penyelidikan anda untuk melakukan observasi selektif.

Walaupun observasi anda semakin terfokus anda akan selalu melakukan observasi

deskriftif umum hingga akhir studi lapangan anda.

4. Pembuatan suatu rekaman etnografi

Tahap ini mencakup pengambilan catatan lapangan, pengambilan foto,

pembuatan peta, dan penggunaan cara – cara lain untuk merekam observasi anda.

Rekaman ini akan membantu membangun sebuah jembatan antara observasi

dengan analisis. Sebagian analisis anda akan tergantung pada apa yang telah anda

rekam.

5. Analisis data etnografi

Langkah berikutnya dalam siklus tidak perlu perlu menunggu hingga

terkumpul banyak data. Peneliti etnografi menganalisis data lapangan yang

dikumpulkan dari observasi partisipan untuk menemukan pertanyaan.

11

Anda perlu menganalisis catatan - catatan lapangan anda setelah setiap

periode pekerjaan lapangan untuk mengetahui apa yang akan dicari dalam

observasi periode berikutnya dari observasi partisipan. Terdapat empat jenis

analisis, yaitu analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponen, dan analisis

tema.

Analisis domain yaitu memperoleh gambaran umum dan menyeluruh dari objek

penelitian atau situasi sosial. Melalui pertanyaan umum dan pertanyaan rinci

peneliti menemukan berbagai kategori atau domain tertentu sebagai pijakan

penelitian selanjutnya.

Analisis taksonomi yaitu menjabarkan domain - domain yang dipilih menjadi

lebih rinci untuk mengetahui struktur internalnya.

Analisis komponensial yaitu mencari ciri spesifik pada setiap strukur internal

dengan cara mengontraskan antar elemen. Hal ini dilakukan melalui observasi

dan wawancara terseleksi melalui pertanyaan yang mengontraskan.

Analisis tema budaya, yaitu mencari hubungan diantara domain dan hubungan

dengan keseluruhan, yang selanjutnya dinyatakan kedalam tema - tema sesuai

dengan fokus dan subfokus penelitian.

Seorang peneliti etnografi yang berpengalaman dapat melakukan bentuk -

bentuk analisis berbeda secara simultan selama periode penelitian. Sedangkan

peneliti pemula dapat melakukannya dengan cara berurutan, belajar melakukan

masing - masing dalam putaran sebelum bergerak ke analisis berikutnya. Observasi

partisipan dan perekaman catatan lapangan selalu diikuti oleh pengumpulan data,

yang mengarah pada penemuan pertanyaan etnografi baru, pengumpulan data,

catatan lapangan, dan analisis data lebih lanjut.

6. Penulisan sebuah etnografi

Penulisan sebuah etnografi memaksa penyelidik ke dalam suatu jenis analisis

yang lebih intensif. Peneliti etnografi hanya dapat merencanakan dari awal

perjalanan penyelidikan mereka dalam pengertian yang paling umum. Setiap tugas

utama dalam tindakan siklus penelitian dianggap sebagai kompas untuk memlihara

diperjalanan. Kesadaran terhadap siklus penelitian etnografi dapat memelihara dari

kehilangan jalan bahkan dalam proyek penelitian yang sangat kecil. Peneliti

etnografi yang menghabiskan beberapa jam sehari melakukan observasi partisipan

secara proporsional akan memiliki sejumlah besar data lapangan

12

BAB III

CONTOH PENELITIAN

Ada beberapa contoh penelitian etnografi yang dilakukan oleh peneliti-peneliti

sebelumnya yang akan kami uraikan dalam makalah ini. Salah satunya diambil dari

penelitian etnografi karya Donald W. Ball yang berjudul Sebuah Etnografi Klinik

Aborsi.

Latar Balakang Penelitian dilakukan di California-Meksiko dengan latar

belakang adanya pemberitaan surat kabar lokal dan nasional (Amerika Serikat) yang

memberitakan tentang budaya aborsi yang menjamur di Amerika, namun pemberitaan

itu di dasarkan atas data-data statistic yang bersifat positivist. Peneliti (Donald W. Ball)

tergerak untuk mengadakan penelitian terhadap budaya yang menyimpang ini dari

persepektif etnografis yang bersifat kualitatif dan studi lapangan (filed study).

Prosedur Penelitian etnografis yang dilakukan oleh Donald W Ball ini dilakukan

dengan:

mengadakan pengamatan yang cukup lama terhadap aktifitas rutin sebuah klinik

(yang terdiri dari prosedur medis yang sebenarnya tidak terlalu relevan dengan

masalah penelitian ini) untuk membangun pola-pola aktivitas keseharian.

Wawancara yang ekstensif dengan sejumlah kecil pasien, yang senagaimana juga

diamati dalam klinik.

Diskusi terbatas dengan staff non medisklinik.

Wawancara-wawancara dengan orang-orang yang pernha menikmati jaya

pelayanan klinik tersebut. (Semua nara sumber di jaga anonimitasnya untuk

menjaga kerahasiaan mereka.

Selain dengan wawancara-wawancara terhadap nara sumber di atas peneliti juga

memperhatikan setting dari tempat aborsi tesebut secara mendetail, yang

meliputisuasana ruangan, detail-detail ruangan, transaksi-transaksi yang muncul,

symbol-simbol yang ada dan lain-lain untuk mendapatkan gambaran yang

mendalam.

Hasil penelitian etnografi yang dihasilkan oleh Donald W. Ball disimpulkan

dalam dua tema besar yaitu:

13

kemewahan dan biaya: hal ini mengandung arti bahwa praktek aborsi yang

dilakukan memberikan pelayanan yang mewah dan nyaman dengan biaya yang

disepakati oleh kedua pihak. Praktek ini dilakukan secara ekslusif.

Praktik-praktik konvensial kedokteran. Dalam praktek aborsi yang dilakukan

mengikuti gaya konvensial dari klinik atau Rumah Sakit pada umumnya. Symbol-

simbol dalam klinik aborsi itu yang meliputi peralatan, setting ruangan hingga

istilah-istilah yang dipakai meniru prosedur rumah sakit pada umum.

Laporan Penelitian Etnografis yang ditulis oleh Donald W. Ball ini lebih

menyerupai suatu cerita yang di susun berdasarkan sequensinya secara detail yang

memberikan gambaran jelas tentang budaya praktik aborsi yang berlangsung selama ini.

Sangat jelas bahwa laporan etnografis ini sangat bersifat subjektif.

Contoh yang kedua adalah penelitian yang dilakukan oleh Megan L. Comfort

pada tahun 2002 dengen judul “Papa’s House” : The Prison as Domestic and Social

Satellite. Comfort melakukan pengamatan perilaku interaksi antara napi dengan anggota

keluarga, kerabat dan temannya di ruang berkunjung di California s San Quentin State

Prison. Dengan mewawancarai secara mendalam (indepth interview) pada 50 perempuan

pengunjung, Comfort berkesimpulan, ruang berkunjung menjadi semacam ruang privat

untuk melakukan aktivitas yang bersifat pribadi, karena ada permakluman . Aktivitas

pribadi meliputi perkawinan, peringatan kelahiran, melepas kerinduan suami-istri, atau

aktivitas-aktivitas yang biasa dilakukan di rumah (ruang domestic). Penjara tidak ubahnya

seperti rumah ayah yang menjadi satelit domestic dan sosial (papas house as domestic and

social satellite). Sikap maklum antara napi, pengunjung dan sipir penjara, secara sosiologis

dapat dipahami sebagai bentuk permisifisme di dalam institusi total.

14

BAB IV

KESIMPULAN

Etnografi merupakan jenis penelitian yang bersifat kualitatif yang bertolak dari

ilmu antropologi yang berkembang pada awal abad 20. Penelitian ini menggunakan

pendekatan dalam perspektif budaya sebagai way of life dalam mengkaji suatu

permasalahan. Penelitian ini bersifat mendalam dan peneliti langsung bersinggungan

dengan permasalahan yang diteliti dengan mencari informan dari lingkungan yang

terlibat dengan masalah yang ada.

Metode etnografi digunakan untuk melihat orang menggunakan kebudayaannya.

Kedua kelompok anggota masyarakat melihat realitas yang sama, namun

menginterpretasikannya dengan berbeda. Etnografi menjadi metode untuk menggali

pemaknaan terhadap suatu realitas. Etnografer tidak hanya berhenti pada mengamati

tingkah laku, tetapi lebih dari itu dia juga menyelidiki makna dari tingkah laku itu.

15

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. (2007). Analisis Data Penelitian Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo

Persada.

Kuswarno, Engkus. (2008). Suatu Pengantar dan Contoh Penelitiannya. Bandung :

Widya Padjadjaran.

Mulyana, Deddy. (2001). Metodologi Penelitian Kualitataif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Mulyana, Deddy dan Solatun. (2008). Metode Penelitian Komunikasi: Contoh-Contoh

Penelitian Kualitatif Dengan Pendekatan Praktis. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Muriel Sabille-Troike. (1982). The Ethonography Of Communication: An Intrduction.

Southampton: Basil Blackwell Publisher Limited.

Sukidin, Basrowi. (2002). Metode Penelitian Kualitatif Perspektif Mikro. Surabaya:

Insan Cendekia.

Suryani, Anne. (2008). Comparing Case Stury and Ethnography as Qualitative

Research Approaches. Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol. 5, No. 1. September 2008.

Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

http://agustocom.blogspot.com/2010/04/etnografi-dan-contoh-penelitian-sebuah.html

http://dwipur_sastra.staff.uns.ac.id/2009/06/03/etnografi-komunikasi-dan-register/

http://cyberticket.blogspot.com/2011/11/metode-penelitian-komunikasi-

kualitatif.html#ixzz3VKDTGPch