BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
Transcript of BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
1 SMA Negeri 1 Karanganom
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Alam menyediakan begitu banyak kebutuhan manusia. Mulai dari kebutuhan untuk
bangunan, makan, minum, dan lain sebagainya. Tak henti-hentinya manusia menggunakan
kekayaan alam tersebut. Setelah menggunakannya, pasti ada bagian atau ampas dari bahan
tersebut yang dibuang. Bagian yang dibuang tersebut antara lain adalah kulit, biji, bonggol
dan bagian lain yang dianggap tidak dapat dimanfaatkan lagi.
Tanpa disadari, bagian yang dianggap tidak berguna tersebut ternyata menyimpan
begitu banyak potensi untuk dimanfaatkan menjadi sesuatu yang bernilai lebih. Jika saja
manusia mau sedikit lebih kreatif, semua bahan yang disediakan oleh alam ini tidak akan ada
yang terbuang. Semua bagian dari bahan tersebut tentu akan berguna dan dapat lebih
menunjang kehidupan.
Sebagai makhluk yang paling cerdas di antara makhluk lain, hendaknya manusia dapat
lebih maksimal dalam memanfaatkan segala yang telah diberikan oleh alam. Dengan semakin
majunya zaman dan semakin canggihnya teknologi akan lebih mempermudah manusia dalam
melakukan berbagai penelitian.
Semua barang tak berguna jika diolah menjadi barang berguna tentunya akan
mendatangkan banyak sekali keuntungan. Tidak hanya keuntungan pada diri sendiri namun
juga terhadap sekitar. Antara lain dapat menambah pendapatan, membuka lapangan kerja
baru, dan mengurangi pengangguran. Maka dari itu mulai sekarang barang-barang yang
dianggap tak berguna harus lebih diperhatikan lagi. Karena tidak ada yang tidak berguna di
dunia ini.
Salah satu bahan yang berpotensi untuk dimanfaatkan lagi adalah kulit pisang karena
di dalam kulit pisang terdapat banyak sekali zat yang berguna, antara lain vitamin B, C,
kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup . Hasil analisis kimia menunjukkan bahwa komposisi
kulit pisang banyak mengandung air yaitu 68,9% dan karbohidrat sebesar 18,5%
(http://himdikafkippuntan.blogspot.com, 2008).
Adanya kandungan karbohidrat pada kulit pisang seperti yang disebutkan di atas,
maka dapat diperkirakan bahwa kulit pisang dapat dijadikan sebagai bahan baku pembuatan
bioetanol. Bioetanol adalah energi masa depan untuk bahan bakar bensin yang sangat aman
digunakan. Pemanfaatan bioetanol sangatlah luas. Tak heran permintaannya pun sangat tinggi.
Diantaranya sebagai bahan bakar kendaraan bermotor hingga kompor ramah lingkungan.
Selain itu, “bioetanol juga diperlukan industri kosmetik, minuman, farmasi, dan parfum.”
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
2 SMA Negeri 1 Karanganom
(http://bioetanol-seno.blogspot.com, 2008). Maka dari itu perlu adanya sebuah penelitian
untuk mengkaji secara ilmiah tentang sampah organik seperti kulit pisang yang dapat
dijadikan sebagai bahan baku bioetanol.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses pembuatan bioetanol dengan bahan dasar dari kulit pisang susu?
2. Apakah kulit pisang susu dapat dijadikan bioetanol?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui proses pembuatan bioetanol dari kulit pisang susu.
2. Untuk mengetahui apakah kulit pisang susu dapat dijadikan bioetanol.
D. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Pemanfaatan kulit pisang susu agar mempunyai nilai ekonomis yang tinggi.
2. Sebagai penelitian awal untuk penelitian selanjutnya misalnya bioetanol dari kulit
pisang susu dapat dijadikan sumber energi (bahan bakar) alternatif.
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
3 SMA Negeri 1 Karanganom
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Bioetanol
“Bioetanol (C2H5OH) merupakan cairan biokimia yang diperolah dari proses
fermentasi gula dari sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme”
(http://baharudin26wordpress.com/2010/11/21/bioethanol). Bioetanol sering ditulis dengan
EtOH dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
“Rumus empiris bioetanol adalah C2H6O atau rumus bangunnya adalah CH3-CH2-OH.
Bioetanol bersifat tidak berwarna, memiliki bau yang khas, dan mudah menguap. Bahan ini
dapat memabukkan jika diminum” (http://energibio.wordpress.com/bioetanol/agustus2008).
Dalam pembuatan bioetanol dibutuhkan bahan baku sebagai berikut:
1. Nira bergula (sukrosa): nira tebu, nira nipah, nira sorkum manis, nira kelapa, nira
aren, nira siwalan, sari buah mete.
2. Bahan berpati antara lain tepung-tepung sorgum biji (jagung cantel), sagu,
singkong/gaplek, ubi jalar, ganyong, garut, umbi dahlia.
3. Bahan berselulosa: kayu, jerami, batang pisang, bagas, dll.
Dalam kehidupan ini bioetanol memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Sebagai bahan bakar subtitusi BBM pada motor berbahan bakar bensin, digunakan
dalam bentuk murni 100% (B100) atau dicampur dengan premium (EXX).
2. Gasohol s/d E10 bisa digunakan langsung pada mobil bensin biasa (tanpa
mengharuskan mesin dimodifikasi).
3. Bioetanol juga diperlukan dalam industri kosmetik, minuman, farmasi, dan
parfum (http://bioetanol-seno.blogspot.com, 2008).
B. Teknologi Pembuatan Bioetanol
1. Persiapan Bahan Baku
Bahan baku pembuatan bioetanol dapat berasal dari tanaman yang
menghasilkan gula sederhana (tebu dan gandum manis) atau nama yang menghasilkan
tepung (jagung, singkong, dan gandum). Proses dalam mengolah bahan baku sebagai
berikut:
a. Tebu dan gandum harus digiling untuk mengekstrak gula.
b. Tepung dan material selulosa harus dihancurkan untuk memecahkan susunan
tepungnya agar bisa berinteraksi secara baik dengan air.
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
4 SMA Negeri 1 Karanganom
c. Pemasakan: tepung dikonversi menjadi gula melalui proses pemecahan menjadi
gula kompleks (liquefaction) dan sakarifikasi (Saccaharification) dengan
penambahan air, enzim, dan panas.
Tahap pemecahan menjadi gula kompleks memerlukan beberapa penanganan, yaitu:
a. Tepung dicampur dengan air secara merata sampai menjadi bubur.
b. pH diatur sehingga sesuai dengan kondisi kerja enzim.
c. Menambahkan enzim (alpha-amilase) dengan perbandingan yang sesuai.
d. Memanaskan bubur hingga suhu 80o s/d 90
oC, dimana tepung-tepung yang bebas
akan mengental seperti jelly seiring dengan naiknya suhu, sampai suhu optimum
enzim bekerja memecahkan struktur tepung secara kimiawi menjadi gula
kompleks. Proses ini dikatakan selesai jika bubur yang diproses menjadi lebih cair
seperti sup.
Tahap pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana melibatkan beberapa proses
di bawah ini:
a. Bubur didinginkan hingga suhu optimum enzim sakarifikasi bekerja .
b. Pengaturan pH optimum enzim.
c. Enzim harus ditambahkan secara tepat.
d. pH dan temperatur harus dijaga pada rentang 50o
s/d 60oC hingga proses
pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana selesai.
2. Proses Fermentasi
Sebelum dilakukan fermentasi, kulit pisang susu yang telah dicincang harus
ditambahkan air. Saat pencampuran tersebut terjadi reaksi hidrolisis. “Hidrolisis adalah
reaksi kimia antara air dengan suatu zat lain yang menghasilkan satu zat baru atau lebih
dan juga dikomposisi suatu larutan dengan menggunakan air”
(http://repository.upnyk.ac.id/352/1/Pembuatan_Bioetanol_dari_Kulit_Pisang). Reaksi
hidrolisis pati berlangsung menurut persamaan reaksi sebagai berikut:
(C6H10O5)n + nH2O n(C6H12O6)
Pati + Air Glukosa
Pada tahap fermentasi, tepung berubah menjadi gula sederhana dimana pada proses
selanjutnya akan melibatkan enzim yang nantinya akan diletakkan pada ragi agar dapat
bekerja pada suhu optimum. Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO2.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan
produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
5 SMA Negeri 1 Karanganom
sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi
ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Proses fermentasi dapat dirumuskan dalam reaksi kimia sebagai berikut:
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP (Energi yang dilepaskan:118 kJ per mol)
Bubur kemudian dialirkan ke dalam gelas ukur dan didinginkan pada suhu optimum
antara 27o
s/d 32o C, dan dibutuhkan ketelitian agar bubur tidak terkontaminasi mikroba lain.
Ragi akan menghasilkan etanol mencapai 8 s/d 12% dan selanjutnya ragi akan menjadi tidak
aktif. Itu dikarenakan kelebihan etanol menyebabkan racun bagi ragi.
3. Pemurnian / Distilasi
Sebelum melakukan distilasi, harus dilakukan proses pemerasan terlebih dahulu agar
padatan dan cairan terpisah dan untuk menghindari terjadinya penyumbatan selama proses
distilasi.
Distilasi ini berguna untuk memisahkan etanol dari bir (sebagian besar merupakan air
dan etanol). Etanol memiliki titik didih murni 78o
C sedangkan air adalah 100o C. Dengan
memanaskan larutan pada suhu 78o – 100
oC akan mengakibatkan sebagian besar etanol
menguap. Kemudian melalui unit kondensasi akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi
95% volume.
C. Kandungan Kulit Pisang
Buah banyak mengandung karbohidrat baik isinya maupun kulitnya. Di dalam kulit
pisang ternyata memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak yang
cukup. Hasil analisa kimia menunjukkan bahwa komposisi kulit pisang banyak mengandung
air yaitu 68,90% dan karbohidrat sebesar 18,50%. “Karbohidrat adalah suatu zat gizi yang
berfungsi sebagai asupan energi utama, dimana tiap gramnya menghasilkan 4 kalori (17
kilojoule) energi pangan per gram” (Leyla, Agustina. http://himdikafkippuntan.blogspot.com,
2008). Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung atom karbon, hidrogen, dan
oksigen.
Klasifikasi karbohidrat yang paling sering dipakai dalam ilmu gizi berdasarkan jumlah
molekulnya:
1. Monosakarida, seperti Heksosa, Glukosa, Fruktosa, Galaktosa, Pentosa, Arabinosa,
Xylosa
2. Disakarida, seperti Sukrosa, Maltosa, Laktosa
3. Polisakarida, seperti Amilum, Dekstrin, Glikogen, Selulosa
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
6 SMA Negeri 1 Karanganom
Karbohidrat atau hidrat arang yang terkandung dalam kulit pisang adalah pati. Amilum
atau pati ialah jenis polisakarida karbohidrat (karbohidrat kompleks). Pati tidak larut dalam
air, berwujud bubuk putih, dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan
oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam
jangka panjang. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin dalam
komposisi yang berbeda-beda yaitu 10-20% amilosa dan 80-90% amilopektin. Amilosa
tersusun dari molekul-molekul α-glukosa dengan ikatan glikosida α (1-4) membentuk rantai
linier. Sedangkan amilopektin terdiri dari rantai-rantai amilosa (ikatan α (1-4)) yang saling
terikat membentuk cabang dengan ikatan glikosida α (1-6). Amilosa memberikan sifat keras
(pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilum adalah jenis polisakarida
(karbohidrat komplek). Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat kompleks, dapat
mengandung lebih dari 60.000 molekul monosakarida yang tersususn membentuk rantai lurus
ataupun bercabang. Polisakarida rasanya tawar (tidak manis), tidak seperti monosakarida dan
disakarida. Pemecahan karbohidrat (misalnya pati) menghasilkan monosakarida dan
disakarida, terutama glukosa. (http://himdikafkimputan.blogspot.com/2008/05/pemnfaatan-
limbah-kulit-pisang-sebagai.html). Kandungan pati pada pisang disajikan dalam Tabel 2.1
sebagai berikut:
Tabel 2.1 Kriteria Kematangan Pisang
Tingkat
Kematangan Warna Kulit Buah
Persen
Pati
Persen
Gula Keterangan
1 Hijau 20 0.5 Keras
2 Hijau Mulai Kuning 18 2.5 -
3 Hijau lebih banyak
dari Kuning 16 4.5 -
4 Kuning lebih banyak
dari Hijau 13 7.5 -
5
Kuning lebih banyak
namun ujung buah
masih hijau
7 13.5 -
6 Seluruhnya kuning 2.5 18.0 Mudah dikupas
7 Kuning
sedikit bintik coklat 1.5 19.0
Masak penuh
aroma
8 Kuning dengan
banyak bintik coklat 1.0 19.0
Lewat masak,
daging buah gelap,
aroma tinggi sekali
Berdasarkan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa semakin matang buah pisang semakin
besar kandungan gulanya. (www.situshijau.co.id/tanaman/buah/p.htm)
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
7 SMA Negeri 1 Karanganom
D. Distilasi Sederhana
“Distilasi atau penyulingan adalah proses pemisahan zat kimia berdasarkan perbedaan
titik didih atau berdasarkan perbedaan kecenderungan menguap (volatilitas) dari suatu cairan”
(http://id.wikipedia.org/wiki/distilasi). Dalam proses distilasi, campuran zat dididihkan hingga
menguap, kemudian uap tersebut didinginkan kembali dalam bentuk cairan. Zat yang terlebih
dahulu menguap adalah zat yang memiliki titik didih lebih rendah. Uap tersebut bergerak
menuju kondenser yaitu pendingin (perhatikan Gambar 2.1). Proses pendinginan terjadi
karena air dialirkan kedalam dinding (bagian luar kondenser), sehingga uap yang dihasilkan
akan kembali cair. Proses ini berjalan terus menerus hingga akhirnya seluruh senyawa-
senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut dapat dipisahkan. Atas dasar tersebut
maka perangkat peralatan distilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin (Gambar
2.1). Penerapan proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing
komponen akan menguap pada titik didihnya. Model ideal distilasi didasarkan pada Hukum
Raoult dan Hukum Dalton.
Dibawah ini merupakan contoh teknik pemisahan dengan cara distilasi yang
dipergunakan oleh kalangan industri. Pada skala industri, alkohol dihasilkan melalui proses
fermentasi dari sisa nira (tebu) yang tidak dapat diproses menjadi gula pasir. Hasil dari proses
fermentasi adalah alkohol dan tentunya masih bercampur secara homogen dengan air. Atas
dasar perbedaan titik didih air (100 oC) dan titik didih alkohol (78
oC), sehingga yang akan
menguap terlebih dahulu adalah alkohol karena titik didih alkohol lebih rendah dari air.
Dengan menjaga distilasi maka hanya komponen alkohol saja yang akan menguap. Uap
tersebut akan melalui pendingin dan akan kembali cair, proses distilasi alkohol merupakan
distilasi yang sederhana, dan mempergunakan alat seperti pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Alat Distilasi Modern
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/distilasi/
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
8 SMA Negeri 1 Karanganom
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Karanganom dan
waktu penelitian dapat dijabarkan dalam Tabel 3.1 sebagai berikut:
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
No. Tanggal Penelitian Kegiatan
1. 11 April 2011 Proses pencampuran bahan
2. 11 s/d 14 April 2011 Proses fermentasi dan pemerasan
3. 15 April 2011 Proses distilasi
4. Mei s/d Juni 2011 Pembuatan laporan penelitian
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan untuk pembuatan distilator sederhana:
1. Botol plastik bekas (1 buah dibagi 2)
2. Selang plastik (1,7 m, dibagi menjadi 2 yaitu 80cm, 90cm)
3. Sandal jepit bekas (1 pasang)
4. Malam/Plastisin (6 buah)
5. Labu (2 buah)
6. Kaki tiga
7. Kompor spirtus
8. Termometer
9. Es Batu secukupnya
Alat dan bahan untuk pembuatan bioetanol:
1. Kulit pisang susu(400 ml)
2. NPK(0,2 gr) dan Urea(0,5 gr) untuk makanan ragi
3. Ragi(0,5 gr) sebagai enzim untuk proses kimiawi dalam fermentasi
4. Aquades (200 ml) sebagai bahan pengencer kulit pisang saat dihancurkan/diblender.
5. Blender untuk menghancurkan kulit pisang susu menjadi bubur.
6. Alat pengaduk untuk mengaduk campuran NPK, Urea, Ragi, dan bubur kulit pisang.
7. Pisau untuk mengiris kulit pisang susu.
8. Gelas ukur (2 buah) untuk mengukur banyaknya bahan yang diperlukan dan sebagai
wadah proses fermentasi.
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
9 SMA Negeri 1 Karanganom
9. Baskom untuk wadah kulit pisang sebelum diproses.
10. Plastik untuk menutup campuran bubur kulit pisang susu dalam proses fermentasi.
11. Karet dan isolasi untuk mempererat tutup gelas ukur.
12. Neraca timbang untuk menimbang bahan yang diperlukan.
13. Kain saring untuk menyaring hasil fermentasi.
C. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Alat Distilasi Sederhana
a. Menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan alat
distilasi sederhana.
b. Memotong selang menjadi dua bagian dengan ukuran 80 cm dan 90 cm.
c. Memotong botol bekas air mineral menjadi dua bagian. Bagian yang atas
dilubangi tutupnya sampai diameternya sama dengan diameter selang. Begitu juga
bagian bawah dibuat dua lubang sejajar seukuran diameter selang.
d. Membuat lingkaran dari sandal bekas sampai diameternya sama dengan diameter
potongan bagian bawah botol bekas air mineral. Kemudian membuat dua lubang
pada karet sandal seukuran diameter selang.
e. Merangkai alat dengan langkah-langkah berikut:
1) Memasang sandal yang sudah dilubangi pada botol air mineral bagian bawah
dari potongan tadi, sehingga tertutup rapat. Memasukkan selang yang
berukuran 90 cm sebagai selang pengembunan ke lubang 1 dilanjutkan
sampai lubang 2, kemudian diteruskan ke lubang 3, diteruskan ke lubang 5.
Kemudian untuk selang ukuran 80 cm dimasukkan pada lubang 4 yang
digunakan sebagai saluran pembuangan.
2) Meletakkan labu untuk menampung hasil proses distilasi tepat dibawah
selang pengembunan.
Gambar 3.1 Alat Distilasi Sederhana
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
10 SMA Negeri 1 Karanganom
2. Pembuatan Bioetanol Dari Kulit Pisang Susu
a. Mengiris kulit pisang susu dengan menggunakan pisau.
Gambar 3.2. Kulit Pisang Susu
b. Menghancurkan kulit pisang susu ditambah aquades dengan blender, dengan
perbandingan 2:1.
c. Menuang kulit pisang yang sudah hancur kedalam gelas ukur.
d. Menambah NPK, urea, dan ragi kedalam gelas ukur.
Gambar 3.3. Proses pencampuran
e. Mengaduk semua bahan hingga merata.
f. Menutup gelas ukur dengan plastik yang diikat dengan karet dan isolasi.
Gambar 3.4 Penutupan Gelas Ukur Dengan Plastik
g. Memfermentasi selama 3 hari.
h. Menyaring hasil fermentasi dengan kain saring.
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
11 SMA Negeri 1 Karanganom
i. Menuang filtrat kedalam labu.
j. Menyiapkan alat distilasi.
k. Melakukan proses distilasi terhadap filtrat pada suhu antara 78° C - 100° C
secara berulang.
Gambar 3.5 Proses Distilasi Terhadap Filtrat
l. Menunggu proses uap mengalir melalui selang hingga diperoleh cairan hasil distilasi.
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
12 SMA Negeri 1 Karanganom
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan Dan Hasil Penelitian
Dalam proses pembuatan bioetanol harus melalui fermentasi. Fermentasi dalam
penelitian ini menggunakan urea dan NPK untuk makanan ragi tape. Proses kimiawi
berlangsung saat proses fermentasi yaitu mengubah glukosa menjadi alkohol atau etanol,
karbon dioksida, dan energi. Hasil fermentasi bubur kulit pisang susu dapat disajikan dalam
Tabel 4.1 dan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Fermentasi Ekstrak Kulit Pisang Susu
Komposisi Hasil Fermentasi Hasil Filtrasi
Kulit Pisang Susu 400 ml
Bau menyengat,
warnanya coklat
tua, padat
Warnanya coklat,
baunya menyengat,
berupa cairan
Aquades 200 ml
Urea 0,5 gr
NPK 0,2 gr
Ragi 0,5 gr
Gambar 4.1 Hasil Fermentasi
Setelah fermentasi dilakukan proses distilasi untuk memisahkan alkohol dan air pada
hasil fermentasi karena pada proses distilasi setelah suhu mencapai 78 oC alkohol akan mulai
menguap. Hasil distilasi dari penelitian ini dapat disajikan dalam Tabel 4.2
Tabel 4.2 Hasil Distilasi Dari Fermentasi Ekstrak Kulit Pisang Susu
Bahan Hasil Distilasi
Hasil filtrasi dari
fermentasi kulit
pisang susu
1. Jernih/ tidak berwarna
2. Bau menyengat
3. Setelah didiamkan beberapa hari tanpa ditutup menguap
sehingga kering wadahnya
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
13 SMA Negeri 1 Karanganom
B. Analisis Hasil Penelitian
Proses pertama dari pembuatan bioetanol adalah hidrolisis pada kulit pisang susu yang
sudah dicincang. Tahap hidrolisis ini dimaksudkan untuk memecah senyawa kimia (dari pati
menjadi glukosa dan untuk memudahkan dalam proses penghancuran kulit pisang susu. Pada
tahap kedua dilakukan fermentasi untuk mengubah glukosa menjadi etanol/alkohol,
karbondioksida dan energi. Dalam proses fermentasi menggunakan ragi, urea dan NPK. Pada
tahap terakhir yaitu tahap distilasi dimaksudkan untuk memisahkan alkohol dan air yang ada
pada hasil filtrasi.
Dari Tabel 4.2 dapat dikatakan bahwa hasil distilasi dari filtrat fermentasi kulit pisang
susu berupa bioetanol. Hal ini didasarkan pada hasil distilasi yang berupa cairan berwarna
jernih, berbau menyengat, dan setelah didiamkan beberapa hari tanpa ditutup dalam gelas
kimia ternyata cairan tersebut menguap. Ketiga pernyataan hasil distilasi tersebut merupakan
ciri-ciri dari bioetanol maka dapat dikatakan bahwa hasil dari distilasi merupakan bioetanol.
Dalam penelitian ini menggunakan bahan baku kulit pisang susu yang sudah berwarna
kuning kecoklatan. Berdasarkan Tabel 2.1 kulit pisang yang berwarna kuning kecoklatan
menandakan pisang tersebut mengandung kadar gula yang paling tinggi. Hal ini dapat
diperkirakan kandungan gula pada kulit pisang susu juga tinggi sehingga sangat mendukung
untuk pembuatan bioetanol. Selain itu kandungan karbohidrat sebanyak 18,50% pada kulit
pisang susu juga merupakan salah satu faktor pendukung dalam proses pembuatan bioetanol.
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
14 SMA Negeri 1 Karanganom
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Proses pembuatan bioetanol melalui tiga tahap yaitu hidrolisis, fermentasi, dan
distilasi. Cairan hasil distilasi dalam penelitian yaitu tidak berwarna, baunya khas
menyengat, dan didiamkan beberapa hari tanpa ditutup cairan menguap.
2. Kulit pisang susu dapat dijadikan bioetanol.
B. Saran
Dalam penelitian ini dapat diberikan beberapa saran yaitu:
1. Masyarakat diharapkan mampu memanfaatkan barang-barang yang tidak berguna
di lingkungan sekitar menjadi barang yang bermanfaat.
2. Bagi para peneliti diharapkan mengadakan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui apakah bioetanol dapat dijadikan bahan bakar alternatif.
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
15 SMA Negeri 1 Karanganom
DAFTAR PUSTAKA
------------. -------. Proses Produksi Bioetanol. http://www.alpensteel.com/article/51-113-
energi-lain-lain/510-proses-produksi-bioetanol.html (diakses tanggal ------------)
Leyla Noviagustin, Riin Sandra Yanti, dan Utin Febri Yantika. 2008. Pemanfaatan Limbah
Kulit Pisang Sebagai Substituen Tepung.
Seno.2008. Mengenal Alternatif Bahan Baku Bioetanol. http://bioetanol-seno.blogspot.com.
(diakses Sabtu, 4 April 2008)
http://baharudin26wordprss.com/2010/11/21/bioethanol
Ronquillo, Ulysses. ----------. http://chaacin.wordpress.com/kandungan-manfaat-pisang/
Nagtegaal, Stefan dan Wittens, Steven. --------
.http://energibio.wordpress.com/bioetanol/Agustus 2008
http://himdikafkipuntan.blogspot.com/2008/05/pemnfaatan-limbah-kulit-pisang-sebagai.html.
(diakses tanggal 12 Mei 2008)
http://repository.upnyk.ac.id/352/1/Pembuatan_Bioetanol_dari_Kulit_Pisang
www.situshijau.co.id/tanaman/buah/p.htm
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-kesehatan/pemisahan-kimia-dan-
analisis/distilasi/ (diakses Minggu, 26 Juni, 2011 pukul 7:06)
Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia Tingkat Provinsi Jawa Tengah Tahun 2011
16 SMA Negeri 1 Karanganom
Lampiran 1
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 6.1 Tim Peneliti
Gambar 6.2 Tempat Penelitian
Gambar 6.3 Mengiris Kulit Pisang Susu
Gambar 6.4 Penghancuran Kulit Pisang
Susu
Gambar 6.5 Bubur Kulit Pisang (Hasil
Hidrolisis)
Gambar 6.6 Hasil Fermentasi